pengaruh literasi keuangan dan inklusi...
TRANSCRIPT
PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI
KEUANGAN TERHADAP KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada UMKM PROVINSI DKI JAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Rossy Wulandari
NIM: 11150810000005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019M
i
PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI KEUANGAN
TERHADAP KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada UMKM PROVINSI DKI JAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-
Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Rossy Wulandari
NIM: 11150810000005
Dibawah Bimbingan:
Pembimbing I
Murdiyah Hayati, S.Kom., MM
NIP. 197410032003122001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 19 Desember 2019 telah dilakukan ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Rossy Wulandari
2. NIM : 11150810000005
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus pada UMKM DKI
Jakarta).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Desember 2019
1. Dr. Muniaty Aisyah, S.T., MM ( )
NIP. 197803072011012003 Ketua
2. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM ( )
NIP. 197410032003122001 Sekretaris
3. Faizul Mubarok, M.M ( )
NIDN. 2014058801 Penguji Ahli
4. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M ( )
NIP. 197410032003122001 Sekretaris
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jum’at, 12 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
Nama : Rossy Wulandari
NIM : 11150810000005
Jurusan : Manajemen (Keuangan)
Judul Skripsi : Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus pada UMKM DKI
Jakarta).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ketahap ujian skipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2019
1. Dr. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )
NIP. 197312212005012002 Penguji I
2. Ela Patriana, MM ( )
NIP. 196905282008012010 Penguji II
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rossy Wulandari
NIM : 11150810000005
Jurusan : Manajemen (Keuangan)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang benar
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, November 2019
Yang Menyatakan
(Rossy Wulandari)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rossy Wulandari
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Desember 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Legoso Raya RT01 RW07 No. 15
Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan
5. Agama : Islam
6. Telepon : 087889923290
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2003 – 2007 : SDN Legoso
2009 – 2012 : MTsN 2 Pamulang
2012 – 2015 : MA Pembangunan
2015 – 2019 : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Saman di MA Pembangunan 2012-2013
2. Divisi Sponsorship 3nd SEISMOGRAF (LSO Tari Saman FEB) 2016
3. Divisi Bazar Keramik 2017
4. Bendahara I 4nd SEISMOGRAF (LSO Tari Saman FEB) 2017
5. Bendahara SEISdance (LSO Tari Saman FEB) 2017-2018
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze effect of financial literacy and
financial inclusion to the performance of Micro Small and Medium Enterprises
(MSMEs) in DKI Jakarta Province. In this study, researchers also meansured the
level of financial literacy and financial inclusion MSMEs in DKI Jakarta. The
research sample is the owner and manager of MSMEs in DKI Jakarta Province.
This research using quantitative research method. Method of data collection
using non-probability sampling techniques using questionnaires. This study using
multiple linear regression analysis methods. The result of this research showed
that there is a simultaneous influence between financial literacy and financial
inclusion on MSMEs performance. And partially financial literacy and financial
inclusion variables showed a percentage of 13,9% and the remaining 86,1% was
explained by other variabels. The level of financial literacy and financial
inclusion of MSMEs in DKI Jakarta is still relatively low because <60% only
58% and 37%.
Keywords: Financial Literacy, Financial Inclusion, Performance MSMEs
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan dan
inklusi keuangan terhadap Kinerja UMKM Provinsi DKI Jakarta. Pada penelitian
ini peneliti juga mengukur tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan pada
UMKM DKI Jakarta. Sampel penelitian merupakan pemilik dan pengelola
UMKM di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Metode pengumpulan data menggunakan teknik non-probability sampling dengan
menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara
simultan antara literasi keuangan dan inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM.
Dan secara parsial variabel literasi keuangan dan inklusi keuangan menunjukan
persentase sebesar 13,9% dan sisanya 86,1% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain. Tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan UMKM di DKI Jakarta
masih tergolong rendah karena <60% yaitu hanya 58% dan 37%.
Kata Kunci: Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Kinerja UMKM
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan terhadap Kinerja
UMKM (Studi Kasus pada UMKM Provinsi DKI Jakarta”. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang seperti saat ini.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa telah
mendapat banyak dukungan, bantuan, bimbingan serta semangat dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, membimbing, dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini, yaitu:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Kedua orang tua tercinta dan tersayang Bapak Muslih dan Ibu Rohilah yang
selalu mendoakan saya dan selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materil.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA. selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Ibu Amalia, S.E., M.S.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah
membantu memberikan izin kepada penulis sehingga penulisan skripsi
berjalan dengan lancar.
6. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan waktu, ilmu, bimbingan serta arahan kepada penulis
selama penulis menyusun skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Teruntuk saudara Fathir Ruhyan Qalbi, terimakasih telah memberikan
motivasi tiada henti dan meluangkan waktu serta saran bagi penulis.
9. Keluarga yang sangat penulis cintai dan selalu memotivasi penulis, yaitu
KANSAS: Lailil Maghfiroh, Meliana Pratiwi, Nursyah Handayani, Ratna
Sari, Sarah Fauziah, Syifa Dwi Ulayya dan Sylvia Wulandari.
10. Teman MA saya yang selalu memotivasi penulis yaitu, Vinni, Nada, Gianti,
Rizqiana, Alifya, Aramitha, Nabilla, Naswah, Damara dan Alecia.
11. Seluruh teman-teman Manajemen angkatan 2015 khususnya Manajemen
Keuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dari awal perkuliahan hingga saat ini.
x
12. Semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih
penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak. Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat pahala
berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis serta pembaca.
Jakarta, November 2019
Penulis
(Rossy Wulandari)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Literasi Keuangan ..................................................................................... 14
2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan .......................................................... 14
2.1.2 Prinsip Dasar Literasi Keuangan...................................................... 15
xii
2.1.3 Tujuan Literasi Keuangan ................................................................ 16
2.1.4 Klarifikasi dan Tingkat Literasi Keuangan ...................................... 16
2.1.5 Aspek Literasi Keuangan ................................................................. 17
2.1.6 Manfaat Literasi Keuangan .............................................................. 18
2.1.7 Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan ........................................... 19
2.2 Inklusi Keuangan ....................................................................................... 21
2.2.1 Pengertian Inklusi Keuangan ........................................................... 21
2.2.2 Prinsip Dasar Inklusi Keuangan ....................................................... 22
2.2.3 Tujuan Inklusi Keuangan ................................................................. 23
2.2.4 Pilar Strategi Nasional Keuangan Inklusi ........................................ 24
2.2.5 Pengukuran Tingkat Inklusi Keuangan ............................................ 28
2.3 Kinerja UMKM .......................................................................................... 30
2.3.1 Pengertian Kinerja UMKM .............................................................. 30
2.3.2 Karakteristik UMKM ....................................................................... 32
2.3.3 Strategi Pembangunan UMKM ........................................................ 33
2.3.4 Pengukuran Kinerja UMKM ............................................................ 35
2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 37
2.5 Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................ 49
2.6 Kerangka Berfikir....................................................................................... 53
2.7 Hipotesis ..................................................................................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup ........................................................................................... 55
3.2 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel .................................................... 55
xiii
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 59
3.4 Metode Analisis Data ................................................................................. 60
3.5 Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 72
4.2 Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban ...................................... 75
4.3 Uji Kualitas Data ........................................................................................ 86
4.4 Analisis Deskriptif dan Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan dan
Inklusi Keuangan ...................................................................................... 88
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 93
4.6 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 107
5.2 Saran ........................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
Lampiran ........................................................................................................ 114
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah UMKM Berdasarkan Kab/Kota Provinsi DKI
Jakarta ........................................................................................... 9
Tabel 2.1 Penentuan Indikator Literasi Keuangan ........................................ 19
Tabel 2.2 Penentuan Indikator Inklusi Keuangan ......................................... 29
Tabel 2.3 Penentuan Indikator Kinerja ......................................................... 36
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 37
Tabel 3.1 Karakteristik Populasi ................................................................... 56
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Tiap Wilayah ....................................................... 59
Tabel 3.3 Skala Model Likert ........................................................................ 60
Tabel 3.4 Operasional Variabel Penelitian.................................................... 67
Tabel 4.1 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
kelamin, Usia Responden dan Posisi di Usaha ............................. 75
Tabel 4.2 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Posisi di Usaha .................................................... 76
Tabel 4.3 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Omset Perbulan ................................................... 77
Tabel 4.4 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Usia Bisnis ........................................................... 78
Tabel 4.5 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Bisnis
dan Posisi di Usaha ...................................................................... 79
xv
Tabel 4.6 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran
Usaha dan Omset Perbulan ........................................................... 80
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Literasi Keuangan ...... 81
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Inklusi Keuangan ....... 84
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja UMKM ......... 85
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Literasi Keuangan .......................................... 87
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Inklusi Keuangan ........................................... 88
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja UMKM .............................................. 88
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Literasi Keuangan ...................................... 89
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Inklusi Keuangan........................................ 90
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja UMKM .......................................... 90
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik Deskriprif......................................................... 91
Tabel 4.17 Hasil Uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ......................... 94
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................... 95
Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 97
Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi Berganda .......................................................... 98
Tabel 4.21 Hasil Uji t ...................................................................................... 100
Tabel 4.22 Hasil Uji F ..................................................................................... 103
Tabel 4.23 Hasil Koefisien Determinasi R ..................................................... 105
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tenaga Kerja Nasional .............................................................. 2
Gambar 1.2 Indeks Literasi Keuangan Tertinggi 2016 ................................. 5
Gambar 1.3 Indeks Inklusi Keuangan Tertinggi 2016 ................................. 7
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...................................................................... 53
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan P-plot ............................... 93
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 96
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Kuesioner Penelitian .................................................. 114
Lampiran 2: Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin, Usia Responden dan Posisi di Usaha ........................ 120
Lampiran 3: Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Posisi di Usaha ................................................ 120
Lampiran 4: Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Omset Perbulan ............................................... 121
Lampiran 5: Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Usia Bisnis ...................................................... 121
Lampiran 6: Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Bisnis dan Posisi di Usaha ........................................................ 121
Lampiran 7: Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran
Usaha dan Omset Perbulan ....................................................... 122
Lampiran 8: Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Literasi
Keuangan .................................................................................. 123
Lampiran 9: Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Inklusi
Keuangan .................................................................................. 126
Lampiran 10: Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja
UMKM ..................................................................................... 129
Lampiran 11: Hasil Uji Validitas Variabel Literasi Keuangan ....................... 132
xviii
Lampiran 12: Hasil Uji Validitas Variabel Inklusi Keuangan ........................ 135
Lampiran 13: Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja UMKM .......................... 136
Lampiran 14: Output SPSS Hasil Uji Reliabilitas .......................................... 138
Lampiran 15: Output SPSS Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................. 139
Lampiran 16: Output SPSS Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov............................................................... 140
Lampiran 17: Output SPSS Hasil Uji Multikolonieritas ................................. 141
Lampiran 18: Output SPSS Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji
Spearman .................................................................................. 142
Lampiran 19: Output SPSS Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................... 143
Lampiran 20: Output SPSS Hasil Uji t ........................................................... 144
Lampiran 21: Output SPSS Hasil Uji F .......................................................... 145
Lampiran 22: Output SPSS Hasil Uji Koefesien Determinasi R Square ......... 146
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perdagangan merupakan salah satu
hal yang harus dilakukan oleh suatu Negara untuk memajukan perekonomian
Negara itu sendiri, baik perdagangan secara mikro maupun makro. Menurut
kementerian PPN/Bappenas laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada
tahun 2018 meningkat sebanyak 0,10 persen. Menurut kepala Badan Pusat
Statistik Suhariyato menyatakan bahwa sumber pertumbuhan tertinggi berasal
dari lapangan usaha industri diikuti dengan pedagang besar maupun eceran.
Pertumbuhan ekonomi tersebut berdampak langsung pada lapangan pekerjaan
yang mengalami peningkatan. Yang berarti peran pedagang besar atau kecil
mendukung dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi (Laucereno, 2019).
Pengetian UMKM dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008
merupakan perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau
dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan
pendapatan tertentu. UMKM memiliki peran penting untuk pembangunan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan
keberadaan sektor UMKM membuat lapangan pekerjaan sehingga dapat
menyerap pengangguran (Dewi, 2018).
2
Gambar 1.1
Tenaga Kerja Nasional
Sumber: UKM Indonesia (2019)
Menurut Kementerian Koperasi dan UKM RI pada tahun 2017
melaporkan bahwa secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99
persen (62,9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia,
sementara usaha besar sebanyak 0,01 persen atau sekitar 5.400 unit. Pada
gambar 1.1 menjelaskan bahwa usaha mikro menyerap sekitar 107,2 juta
tenaga kerja (89,2 persen), usaha kecil 5,7 juta (4,74 persen), dan usaha
menengah 3,73 (3,11 persen) sementara usaha besar menyerap sekitar 3,58
juta jiwa artinya secara gabungan UMKM menyerap sekitar 97 persen tenaga
kerja nasional, sementara usaha besar hanya menyerap sekitar 3 persen dari
total tenaga kerja nasional (Haryanti dan Hidayah, 2019).
Dalam Rancangan Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen
pada tahun 2019 yaitu dengan meningkatkan akses pelayanan jasa keuangan
bagi masyarakat UMKM untuk meningkatkan perekonomian yang inklusif
dan berkeadilan. Namun kenyataannya pencapaian pertumbuhan ekonomi
89%
5% 4% 2%
Tenaga kerja nasional Usaha mikro
Usaha kecil
Usahamenengah
Usaha besar
3
Indonesia menurut laporan World Bank “East Asia and Pacific Economic
Update October 2019: Weathering Growing Risk” akan tetap tumbuh stabil
pada angka 5,2 persen pada 2019 dan berlanjut hingga 2021 dengan capaian
yang sama (Wildan, 2019).
Perkembangan UMKM juga mengharuskan pelaku UMKM untuk siap
dalam persaingan dengan UMKM lainnya. Hal ini agar pelaku UMKM
menciptakan usaha baru dan berbeda selain itu UMKM juga diharapkan
memiliki kinerja yang bagus. Meskipun UMKM mempunyai peran yang
potensial namun dalam kenyataannya masih banyak masalah yang dihadapi
dalam perkembangannya. Salah satu masalah yang dihadapi oleh UMKM saat
ini adalah masalah dengan manajemen bisnis. Menurut Abor dan Quartey,
(2010) UMKM sering mengalami keterlambatan dalam perkembangannya,
hal ini disebabkan berbagai masalah konvensional yang tidak terselesaikan
secara tuntas seperti masalah kapasitas sumber daya manusia, kepemilikan,
pembiayaan, pemasaran dan berbagai masalah lain yang berkaitan dengan
pengelolahan usaha. Oleh karena itu, perlu adanya upaya strategis untuk
meningkatkan kinerja UMKM (Aribawa, 2016).
Kinerja merupakan ukuran keberhasilan sebuah entitas usaha dalam
mencapai tujuannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan
memberikan kontribusi pada ekonomi. Namun kinerja UMKM di Indonesia
masih cenderung di bawah negara tetangga. Menurut Sanistasya (2019) dalam
laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun 2016,
4
menyatakan bahwa motivasi dalam penciptaan usaha dan kemampuan pelaku
usaha jika dilihat dari tahapan kewirausahaan sebanyak 31 persen pelaku
usaha kecil dewasa (18-64 tahun) memiliki niat untuk memulai bisnis dalam
tiga tahun kedepan, 4 persen telah mendirikan bisnis, 10 persen menjalankan
bisnis antara 3 sampai 42 bulan dan 12 persen telah memiliki dan mengelola
lebih dari 42 bulan.
Namun besarnya motivasi pelaku usaha terutama di daerah tidak
sebanding dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Karena pelaku usaha
kerap menghadapi beberapa masalah seperti persaingan bisnis, akses
pembiayaan, infrastruktur, pemasaran dan teknologi (Sanistasya, 2019).
Dalam menjalankan suatu usaha, seseorang harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan tentang keuangan untuk mengelola keuangan secara efektif,
karena itu literasi keuangan sangat penting bagi setiap pengusaha. Banyak
penelitian yang mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam mengenali
dan mengakses lembaga keuangan akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan
perusahaannya (Aribawa, 2016).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan literasi keuangan adalah pengetahuan,
keyakinan dan keterampilan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan
dalam rangka mencapai kesejahteraan. Dengan definisi tersebut diharapkan
pelaku usaha jasa keuangan, konsumen produk maupun masyarakat luas tidak
hanya mengetahui dan memahami jasa keuangan, tetapi juga dapat
meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan keuangan dan
5
mengubah sikap dan perilaku dalam mengelola keuangan sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Survei Nasional Literasi Keuangan pada tahun 2017 yang dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan memberikan gambaran bahwa kondisi literasi
keuangan Indonesia masih rendah meskipun terjadi kenaikan dari survei
sebelumnya pada tahun 2013. Tingkat literasi keuangan Indonesia mengalami
peningkatan dari 21,8 persen di tahun 2013 menjadi 29,7 persen ditahun
2016.
Gambar 1.2
Indeks Literasi Keuangan Tertinggi 2016
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)
Pada gambar 1.2 menjelaskan bahwa tingkat literasi keuangan di Provinsi
DKI Jakarta pada tahun 2016 memiliki tingkat literasi yang tinggi
dibandingkan provinsi lain di pulau jawa yaitu sebesar 40 persen. Namun
dalam rata-rata nasional hanya sekitar 22 orang dari setiap 100 penduduk
yang termasuk dalam ketegori memiliki literasi keuangan yang baik (OJK,
6
2017). Salah satu hal yang dapat mengatasi berbagai penyebab rendahnya
literasi keuangan yaitu dengan inklusi keuangan yang berguna untuk
meningkatkan akses keuangan masyarakat Indonesia. Pernyataan ini sejalan
dengan strategi Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2017 yang telah
memiliki satu pilar tentang edukasi keuangan untuk mengembangkan produk
dan layanan jasa keuangan.
Center for Financial Inclusion mendefinisikan inklusi keuangan sebagai
akses terhadap produk keuangan yang sesuai termasuk kredit, tabungan,
asuransi dan pembayaran, terjadinya akses yang berkualitas termasuk
kenyamanan, keterjangkauan, kesesuaian dengan memperhatikan
perlindungan konsumen serta ketersediaan tersebut juga diberikan kepada
semua orang. Menurut SNLKI, literasi keuangan masyarakat akan diikuti
dengan inklusi keuangan masyarakatnya. Masyarakat yang telah mengetahui
lembaga jasa keuangan, terampil memanfaatkan produk dan layanan jasa
keuangan, serta memiliki keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan perlu
didukung dengan ketersediaan akses kepada lembaga, produk dan layanan
jasa keuangan. Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2017 yang
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan menunjukan bahwa indeks inklusi
keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari
59,7 persen menjadi 67,8 persen di tahun 2016.
7
Gambar 1.3
Tingkat Indeks Inklusi Keuangan 2016
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)
Pada gambar 1.3 Provinsi DKI Jakarta memiliki tingkat inklusi sebesar
78.18 persen. Jika dibandingkan dengan tingkat literasi peningkatan tingkat
inklusi keuangan penduduk Indonesia tidak disertai dengan peningkatan
tingkat literasi keuangan secara signifikan. Hal ini menunjukan bahwa literasi
keuangan tidak mampu mengikuti inklusi keuangan yang dapat di asumsikan
bahwa masih banyak penduduk Indonesia yang mengakses dan mampu
menggunakan layanan keuangan namun tidak memiliki pengalaman dan
pengetahuan terhadap layanan tersebut.
Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 82 tahun 2016 menargetkan pencapaian indeks inklusi
keuangan 75 persen ditahun 2019. Selain itu inklusi keuangan juga menjadi
perhatian pemerintah sebab peran inklusi keuangan nasional dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, mengurangi
kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
8
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat terdapat hambatan dalam
mengakses lembaga keuangan yang unbankble (tidak memenuhi persyaratan
pinjaman bank) yang disebabkan oleh kesenjangan kemiskinan, rendahnya
pembiayaan UMKM, tingginya suku bunga kredit mikro, kurangnya
kemampuan manajemen UMKM dan terbatasnya saluran distribusi jasa
keuangan. Menurut Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Sukarela
Batunaggar mengatakan bahwa inklusi keuangan masih tergolong rendah
hanya 60 persen penduduk dewasa yang memiliki rekening bank, terlebih lagi
jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak (Hikam, 2019).
Tingginya masyarakat yang tidak mendapatkan layanan jasa keuangan di
Indonesia menurut survey yang dilakukan oleh World Bank pada tahun 2015
dapat dilihat dari dua sisi yaitu permintaan dan penawaran, dimana dari sisi
penawaran terdapat beberapa faktor yang menghambat layanan keuangan
untuk masyarakat antara lain adanya informasi asimetris yang menyebabkan
institusi keuangan terlalu selektif dalam memilih nasabah, pendirian kantor
cabang yang cenderung mahal, persepsi terhadap ibu rumah tangga yang
memiliki pendapatan rendah sehingga tidak mempunyai akses terhadap jasa
keuangan, proses pendirian yang berbentur birokrasi, formalitas yang tinggi
dan masalah yang kompleks, pandangan terhadap nasabah golongan rendah
yang dianggap tidak menguntungkan, perlunya dukungan dari sistem IT
seperti memperluas jaringan komunikasi (Sanistasya, 2019).
9
Berdasarkan catatan BUMN PT. Permodalan Nasional Madani (PNM)
pengembangan UMKM di Jabodetabek terbilang pesat. Kinerja pembiayaan
PNM cabang Jakarta mengalami peningkatan sebesar 11,5 persen untuk total
penyaluran periode maret 2014 dari Rp. 201,6 miliar menjadi Rp. 224,8
miliar pada maret 2015. Total dana yang telah diberikan cabang Jakarta bagi
pembinaan UMKM di Jabodetabek sejak pertama berdiri 2014 hingga saat ini
mencapai Rp. 1 triliun dengan total nasabah sebanyak 15.131 pelaku UMKM.
Dengan pernyataan tersebut UMKM di wilayah Jabodetabek memiliki potensi
besar sehingga perlu adanya dukungan permodalan serta pembinaan untuk
menunjang peningkatan usaha mereka (Primus, 2015).
Berdasarkan data SKPD tentang UMKM di Provinsi DKI Jakarta tahun
2016 jumlah keseluruhan UMKM yang terdaftar mencapai 5.855 unit.
Banyaknya UMKM aktif di Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di lima
wilayah Kota Administrasi maka perlu adanya pembinaan dan pemberdayaan
UMKM oleh Dinas dan Sudin koperasi, UKM dan perdagangan.
Tabel 1.1
Data Jumlah UMKM Berdasarkan Kab/Kota Provinsi DKI Jakarta
NO KOTA/KABUPATEN
UMKM
(UNIT)
KARYAWAN
(ORANG)
JUMLAH JUMLAH
1 JAKARTA PUSAT 520 1289
2 JAKARTA UTARA 1022 1876
3 JAKARTA BARAT 1233 1480
4 JAKARTA SELATAN 1470 3331
5 JAKARTA TIMUR 1610 2995
JUMLAH 5855 10971
Sumber: Laporan SKPD UMKM Provinsi DKI Jakarta (2016)
10
Peningkatan UMKM masih perlu dilakukan agar dapat menambah
jumlah UMKM di Provinsi DKI Jakarta. Dengan peningkatan jumlah UMKM
maka perlu adanya pembinaan dalam menunjang kinerja UMKM dengan cara
memberikan pemahaman literasi keuangan dan inklusi keuangan. Dalam
penelitian sebelumnya banyak indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel literasi keuangan, inklusi keuangan dan kinerja.
Penelitian yang dilakukan Sanistasya (2019) dan Ye (2019) pengukuran
literasi keuangan menggunakan indikator pengetahuan, perilaku, sikap dan
keterampilan keuangan. Penelitian Yanti (2019) pengukuran literasi keuangan
menggunakan indikator tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi.
Penelitian yang dilakukan Widiyati (2018) variabel literasi keuangan
menggunakan indikator pengetahuan, perilaku dan sikap keuangan.
Sedangkan dalam penelitian Eniola dan Entebang (2016) literasi keuangan
menggunakan indikator pengetahuan, sikap dan kesadaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2019) pengukuran inklusi
keuangan menggunakan indikator akses, kualitas, pemakaian dan
kesejahteraan. Penelitian yang dilakukan Riwayati (2017) variabel inklusi
keuangan menggunakan indikator mobile banking, banking service, dan
banking penetration. Sedangkan dalam penelitian Bongomin (2017)
pengukuran inklusi keuangan menggunakan indikator akses dan
kesejahteraan.
11
Untuk pengukuran kinerja UMKM penelitian yang dilakukan Dewi
(2018) menggunakan indikator profitabilitas, pasar, pertumbuhan usaha dan
pertumbuhan jumlah karyawan. Penelitian yang dilakukan Aribawa (2016)
variabel kinerja menggunakan indikator pertumbuhan jumlah karyawan,
proses manajemen, dan proses strategi. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Sabana (2014) variabel kinerja menggunakan indikator profitabilitas,
pertumbuhan jumlah karyawan dan entrepreneur statisfaction.
Dalam penelitian ini penentuan indikator yang digunakan peneliti dengan
cara membandingkan dari berbagai indikator yang digunakan penelitian
sebelumnya. Indikator yang paling banyak digunakan maka akan digunakan
pula dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah
dijelaskan dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan dan inklusi keuangan
dapat menjadi modal untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengatasi
resiko yang terjadi dalam pengelolaan maupun pengambilan keputusan. Oleh
karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan terhadap Kinerja UMKM
(studi kasus pada UMKM Provinsi DKI Jakarta)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja UMKM di
Provinsi DKI Jakarta?
12
2. Bagaimana pengaruh inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM di
Provinsi DKI Jakarta?
3. Bagaimana pengaruh literasi keuangan dan inklusi keuangan terhadap
kinerja UMKM di Provinsi DKI Jakarta?
4. Berapakah level tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan pada
UMKM di Provinsi DKI Jakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui:
1. Pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja UMKM di Provinsi DKI
Jakarta.
2. Pengaruh inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM di Provinsi DKI
Jakarta.
3. Pengaruh literasi keuangan dan inklusi keuangan terhadap Kinerja
UMKM di Provinsi DKI Jakarta.
4. Berapa level tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan pada
UMKM di Provinsi DKI Jakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis atas penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan dapat
menambah wawasan dan memperdalam pemahaman tentang
literasi keuangan, inklusi keuangan dan kinerja UMKM.
13
1.4.2. Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah
untuk membentuk kebijakan dan merancang strategi dalam
meningkatkan kinerja UMKM dengan literasi keuangan dan inklusi
keuangan. Serta mengevaluasi apakah upaya yang telah dilakukan
pemerintah sudah sesuai target yang ingin dicapai atau masih perlu
menambah langkah untuk meningkatkan literasi keuangan, inklusi
keuangan serta kinerja UMKM.
1.4.3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan memberikan dorongan kepada perusahaan
untuk mengedukasi para pelaku usaha agar semakin memahami
dan mampu menggunakan layanan keuangan yang ada dengan
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Literasi Keuangan
2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan Masyarakat, literasi
keuangan adalah pengetahuan, keterampilan dan keyakinan yang
dipengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam
kesejahteraan.
Dalam SNLKI (2017) mengidentifikasikan literasi keuangan
sebagai pengetahuan dan pemahaman atas konsep dan risiko keuangan,
berikut keterampilan, motivasi serta keyakinan untuk menerapkan
pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki tersebut dalam rangka
membuat keputusan yang efektif, meningkatkan kesejahteraan
keuangan individu dan masyarakat dan berpartisipasi dalam bidang
ekonomi. Tanpa memiliki literasi keuangan yang memadai, individu
tidak dapat memilih produk tabungan ataupun investasi yang sesuai
untuk dirinya dan berpotensi terkena risiko penipuan.
15
2.1.2 Prinsip Dasar Literasi Keuangan
Prinsip dasar literasi keuangan yang terdapat di dalam SNLKI
(2017) antara lain:
1. Terencana dan terukur
Kegiatan yang dilakukan memiliki konsep yang sesuai dengan
sasaran, strategi, kebijakan otoritas dan kebijakan perilaku usaha
jasa keuangan serta memiliki indikator untuk memperoleh
informasi peningkatan literasi keuangan.
2. Berorientasi pada pencapaian
Kegiatan yang dilakukan mampu mencapai tujuan peningkatan
literasi keuangan dengan mengoptimalkan sumber daya yang
ada.
3. Berkelanjutan
Kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
mencapai tujuan yang direncanakan serta memiliki aspek jangka
panjang. Dalam penerapan prinsip berkelanjutan, pelaku usaha
jasa keuangan perlu mengutamakan pemahaman terhadap
pengelolahan lembaga dan produk layanan jasa keuangan.
4. Kolaborasi
Kegiatan yang dilakukan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama.
16
2.1.3 Tujuan Literasi Keuangan
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
76/POJK.07/2017 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi
Keuangan di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan/atau
Masyarakat, tujuan dari literasi keuangan meliputi:
1. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan keuangan
individu.
2. Perubahan sikap dan perilaku individu dalam pengelolaan
keuangan menjadi lebih baik, sehingga mampu menentukan dan
memanfaatkan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen dan
masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan.
OJK menyatakan bahwa misi penting dari program literasi
keuangan adalah untuk melakukan edukasi dibidang keuangan
kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keuangan secara
cerdas, meningkatkan pengetahuan tentang industri keuangan agar
masyarakat tidak mudah tertipu pada produk-produk investasi yang
menawarkan keuntungan tinggi dalam jangka waktu pendek tanpa
mempertimbangkan risikonya.
2.1.4 Klasifikasi dan Tingkat Literasi Keuangan
Pelaksanaan edukasi tentang literasi keuangan kepada masyarakat perlu
dilakukan. Berdasarkan survey OJK (2013), bahwa tingkat literasi keuangan
penduduk Indonesia dibagi menjadi empat bagian, yakni:
17
1. Well literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang
lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk
fitur, manfaat, dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan
jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan
produk dan jasa keuangan.
2. Sufficient literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang
lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan,
termasuk fitur, manfaat, dan risiko, hak dan kewajiban terkait
produk dan jasa keuangan.
3. Less literate, hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa
keuangan, produk dan jasa keuangan.
4. Not literate, tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan
terhadap lembaga dan jasa keuangan serta produk dan jasa
keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam
menggunakan produk dan jasa keuangan.
2.1.5 Aspek Literasi Keuangan
Menurut Chen dan Volpe (1998) terdapat 4 aspek yang
termasuk dalam literasi keuangan antara lain:
1. Pengetahuan keuangan dasar, pengetahuan dasar ini biasanya
berhubung dengan pengambilan keputusan dalam melakukan
investasi atau pembiayaan yang bisa mempengaruhi perilaku
seseorang dalam mengelola uang yang dimiliki.
18
2. Simpanan dan pinjaman atau lebih dikenal sebagai tabungan dan
kredit. Tabungan merupakan sejumlah uang yang disimpan
untuk kebutuhan dimasa depan. Sedangkan pinjaman atau
disebut juga dengan kredit merupakan suatu fasilitas untuk
melakukan pinjaman uang dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
3. Asuransi merupakan suatu bentuk perlindungan secara finansial
yang bisa dilakukan dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi
properti, asuransi pendidikan dan asuransi kesehatan.
4. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana
atau aset dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di waktu
yang akan datang.
2.1.6 Manfaat Literasi Keuangan
Adapun manfaat dari literasi keuangan antara lain:
1. Mampu memilih dan memanfaatkan produk dan jasa keuangan
yang sesuai kebutuhan serta memiliki kemampuan dalam
melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik.
2. Terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang
tidak jelas.
3. Mendapatkan pemahaman mengenai manfaat dan risiko produk
dan layanan jasa keuangan.
19
Untuk lebih mengedukasi masyarakat agar semakin paham di
bidang keuangan OJK merencanakan tiga pilar utama dalam
program strategi nasional literasi. Pertama, mengedepankan program
edukasi dan kampanye nasional literasi keuangan. Kedua, berbentuk
penguatan infrastruktur literasi keuangan dan ketiga, tentang
pengembangan produk dan layanan jasa keuangan yang terjangkau.
2.1.7 Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan
Dalam menentukan indikator penulis mengklasifikasikan indikator-
indikator pada penelitian terdahulu. Setelah dijabarkan, penulis
menentukan indikator yang akan digunakan dengan cara memilih
indikator yang paling banyak digunakan untuk mengukur variabel
literasi keuangan.
Tabel 2.1
Penentuan Indikator Literasi Keuangan
Dimensi/
Peneliti Sampel
T
P
A
s
I
n
B
e
S
k
K
n
A
t
K
K
M
K
S
B
I
n
f
Ambram Rohi Bire Pengusaha
Jianmu Ye Pengusaha
Poppy Alvianolita
Sanistasya Pengusaha
Ria Yunita Sari Pengusaha
Wira Iko Putri Yanti Pengusaha
Sri Widiyati Pengusaha
Winona Kumara
Dewi Pemgusaha
Rochmi Widiyanti Pengusaha
Susie Suryani Pengusaha
Dwitya Aribawa Pemilik dan
pengelola
Tarun Agarwai Masyarakat
Beatrice M.Sabana Pengusaha
Sumber: Data primer diolah (2019)
20
Keterangan:
TP = Tabungan dan pinjaman
As = Asuransi
In = Investasi
Be = Behavior
Sk = Skill
Kn = Knowledge
At = Attitude
KK = Kinerja Keuangan
MK = Manajemen Keuangan
SB = Suku bunga
Inf = Inflasi
Menurut Ye (2019), Sanistasya (2019), Sari (2019), Widiyati
(2018), Widiyanti (2017), Suryani (2017), Agarwai (2016) dan SNLK
(2017), pengetahuan keuangan, perilaku keuangan dan sikap keuangan
merupakan indikator yang banyak dilakukan untuk mengukur tingkat
literasi keuangan. Peningkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang
dapat berdampak pada partisipasi yang aktif dalam kegiatan terkait
keuangan serta perilaku keuangan yang lebih positif pada seorang
individu.
Selain itu, kaitan antara perilaku dengan sikap seseorang terlihat
pada seseorang yang memiliki sikap positif untuk jangka panjang
kemungkinan besar akan menunjukan perilaku keuangan yang lebih
21
baik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sikap keuangan
untuk jangka pendek.
2.2 Inklusi Keuangan
2.2.1 Pengertian Inklusi Keuangan
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
76/POJK.07/2017 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan Masyarakat, inklusi
keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk,
dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Consultative Group to Assist the Poor dalam SNLKI (2017)
menjelaskan inklusi keuangan sebagai akses yang dimiliki oleh rumah
tangga bisnis terhadap pengguna produk dan layanan jasa keuangan
secara efektif. Produk dan layanan jasa keuangan tersebut harus tersedia
secara berkelanjutan dan teregulasi dengan baik. Menurut Center for
Financial Inclusion mendefinisikan inklusi keuangan sebagai akses
terhadap produk keuangan yang sesuai termasuk kredit, tabungan,
asuransi dan pembayaran, tersedianya akses yang berkualitas termasuk
kenyamanan, keterjangkauan, kesesuaian dan dengan memperhatikan
perlindungan konsumen, serta ketersediaaan tersebut juga diberikan
kepada semua orang.
22
SNLKI (2017) mendefinisikan inklusi keuangan sebagai akses
terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan
terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun usahanya
dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan kredit dan asuransi yang
digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dari definisi
yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa unsur yang berperan dalam
inklusi keuangan adalah akses, ketersediaaan produk dan layanan jasa
keuangan, penggunaan serta kualitas.
Tingkat literasi keuangan yang dimiliki seseorang dan akses pada
berbagai produk dan layanan jasa keuangan tentu akan mempengaruhi
manajemen keuangan pribadi atau keluarganya dalam kehidupan sehari-
hari maupun untuk jangka panjang seperti berinvestasi, berpendidikan
tinggi, persiapan masa pensiun. Individu harus memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan keuangannya agar dapat mengalokasikan
sumber daya keuangannya secara efesien sekaligus meningkatkan
stabilitas keuangannya baik pada level mikro ataupun makro.
2.2.2 Prinsip Dasar Inklusi Keuangan
Prinsip dasar inklusi keuangan yang terdapat di dalam SNLKI
(2017) antara lain:
a. Terukur
Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam rangka
meningkatkan inklusi keuangan dengan mempertimbangkan
keterjangkauan wilayah, biaya, waktu, sistem teknologi, dan
23
memiliki mitigasi terhadap potensi risiko yang timbul dari
transaksi produk dan layanan jasa keuangan sehingga akses
yang disediakan dan produk dan layanan jasa keuangan yang
dikembangkan memiliki karakteristik yang sesuai dengan
sasaran dari kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi
keuangan.
b. Terjangkau
Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi
keuangan dapat diakses oleh seluruh golongan masyarakat
dengan biaya murah atau tanpa biaya, serta pemanfaatan
teknologi.
c. Tepat Sasaran
Pelaksaaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi
keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen
dan masyarakat yang menjadi sasaran.
d. Berkelanjutan
Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi
keuangan dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai
target yang direncanakan serta memiliki aspek jangka panjang.
2.2.3 Tujuan Inklusi Keuangan
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
76/POJK.07/2017 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
24
di Sektor Jasa Keuangan Bagi Konsumen dan Masyarakat, tujuan dari
inklusi keuangan meliputi:
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap lembaga, produk dan
layanan jasa keuangan PUJK.
2. Meningkatkan penyediaan produk dan layanan jasa keuangan
yang disediakan oleh PUJK sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan masyarakat.
3. Meningkatnya penggunaan produk dan layanan jasa keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
4. Meningkatnya kualitas pemanfaatan produk dan layanan jasa
keuangan seuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
2.2.4 Pilar Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Dalam pengembangan inklusi keuangan, Peraturan Presiden Nomor
82 Tahun 2016 Tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi. PerPres
ini akan menjadi pedoman langkah-langkah kementrian/lembaga untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, percepatan penanggulangan
kemiskinan, pengurangan kesenjangan antarindividu dan antar daerah
dalam rangka kesejahteraan masyarakat Indonesia. 6 Pilar Strategi
Nasional Keuangan Inklusif antara lain:
1. Edukasi Keuangan
Strategi kebijakan untuk meningkatkan kapabiitas dalam
mengelola keuangan yang dimulai dengan peningkatan
25
pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai produk dan
layanan jasa keuangan. Ruang lingkup pilar ini meliputi:
a. Pengetahuan dan kesadaran tentang ragam produk dan
jasa keuangan.
b. Pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan
produk keuangan.
c. Perlindungan nasabah.
d. Keterampilan mengelola keuangan.
2. Fasilitas Keuangan Publik
Strategi pilar ini adalah mengacu pada kemampuan dan peran
pemerintah dalam menyediakan pembiayaan keuangan publik
baik secara langsung maupun bersyarat guna mendorong
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Beberapa inisiatif dalam
pilar ini meliputi:
a. Subsidi dan bantuan sosial.
b. Pemberdayaan masyarakat.
c. Pemberdayaan UMKM.
3. Pemetaan Informasi Keuangan
Tujuan pilar strategi pemetaan informasi keuangan adalah untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat, terutama yang tadinya
dikategorikan tidak layak untuk menjadi layak dalam
memperoleh layanan keuangan oleh institusi keuangan formal.
Inisiatif yang dilakukan dipilar ini meliputi:
26
a. Peningkatan kapasitas (melalui penyediaan pelatihan dan
bantuan teknis).
b. Sistem jaminan alternatif (lebih sederhana namun tetap
memperhatikan risiko terkait).
c. Penyediaan layanan kredit yang lebih sederhana.
d. Identifikasi nasabah potensial.
4. Kebijakan atau Peraturan yang Mendukung
Pelaksanaan program keuangan inklusif membutuhkan
dukungan kebijakan baik oleh pemerintah atau Bank Indonesia
guna meningkatkan akses akan layanan jasa keuangan. Inisiatif
regulasi untuk mendukung pilar ini antara lain meliputi:
a. Kebijakan mendorong sosialisasi produk jasa keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menyusun skema produk sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
c. Mendorong perubahan dengan tetap memperhatikan
prinsip kehati-hatian secara proporsional.
d. Menyusun peraturan mekanisme penyaluran dana
bantuan melalui perbankan.
e. Memperkuat landasan hukum untuk meningkatkan
perlindungan konsumen jasa keuangan.
27
f. Menyusun kajian yang berkaitan dengan keuangan
inklusif untuk menentukan arah kebijakan secara
berkelanjutan.
5. Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Pilar ini ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran lembaga
keuangan akan keberadaan segmen yang berpotensial di
masyarakat sekaligus mencari beberapa metode alternatif untuk
meningkatkan distribusi produk dan jasa keuangan. Beberapa
aspek pada pilar ini meliputi:
a. Fasilitasi forum intermediasi dengan mempertemukan
lembaga keuangan dengan kelompok masyarakat
produktif (layak dan tidak layak) untuk mengatasi
masalah informasi yang asimetris.
b. Meningkatkan kerjasama antar lembaga keuangan untuk
meningkatkan skala usaha.
c. Eksplorasi berbagai kemungkinan produk, layanan, jasa
dan saluran distribusi inovatif dengan tetap memberikan
perhatian pada prinsip kehati-hatian.
6. Perlindungan Konsumen
Pilar ini bertujuan agar masyarakat memiliki jaminan rasa aman
dalam bertransaksi dalam memanfaatkan produk dan layanan
jasa keuangan yang ditawarkkan. Komponen pada pilar ini
meliputi:
28
a. Transparansi produk.
b. Penanganan keluhan nasabah.
c. Mediasi.
d. Edukasi konsumen.
3 (tiga) fondasi yang menopang 6 pilar tersebut antara lain:
1. Kebijakan dan regulasi yang kondusif. Pelaksanaan program
keuangan inklusif membutuhkan dukungan kebijakan dan
regulasi dari Pemerintah dan otoritas regulator.
2. Infrastruktur dan teknologi informasi keuangan yang
mendukung. Fondasi ini diperlukan untuk meminimalkan
informasi asimetris yang menjadi hambatan dalam mengakses
layanan keuangan.
3. Organisasi dan mekanisme implementasi yang efektif.
Keberagaman pelaku keuangan inklusif memerlukan organisasi
dan mekanisme yang mampu mendorong pelaksanaan berbagai
kegiatan secara bersama dan terpadu.
2.2.5 Pengukuran Tingkat Inklusi Keuangan
Dalam menentukan indikator penulis mengklasifikasikan indikator-
indikator pada penelitian terdahulu. Setelah dijabarkan, penulis
menentukan indikator yang akan digunakan dengan cara memilih
indikator yang paling banyak digunakan untuk mengukur variabel
inklusi keuangan.
29
Tabel 2.2
Penentuan Indikator Inklusi Keuangan
Dimensi/
Peneliti
Sampel P
K
1
P
K
2
P
I
K
F
a
S
D
P
P
A
c
Q
u
U
s
W
e
M
B
B
S
B
P S
e
V
K
Ambram Rohi
Bire
Pengusaha
Poppy
Alvianolita
Sanistasya
Pengusaha
Wira Iko Putri
Yanti
Pengusaha
Hedwigis Esti
Riwayati
Pengusaha
George
Okello
Candiya
Bongomin
Rumah
tangga miskin
Tarun
Agarwai
Masyarakat
Sumber: Data primer diolah (2019)
Keterangan:
PK1 = Pendidikan keuangan
PK2 = Perlindungan konsumen
PIK = Pemetaan informasi keuangan
Fa = Fasilitas
SD = Saluran distribusi
PP = Peraturan pendukung
Ac = Access
Qu = Quality
Us = Usage
We = Welfare
MB = Mobile Banking
BS = Banking service
BP = Banking penetration
30
Se = Service
VK = Volume Kuantitas
Menurut Sanistasya (2019), Yanti (2019) dan Bongomin (2017),
akses keuangan dan kesejahteraan merupakan indikator yang paling
banyak dilakukan untuk mengukur tingkat inklusi keuangan.
Pemahaman tentang produk dan layanan jasa keuangan membuat
masyarakat semakin percaya menggunakan produk dan jasa keuangan
secara efektif. Semakin mudah akses keuangan dan merasa
terlindungnya bertransaksi di lembaga keuangan serta ditunjang dengan
sikap literate yang dimiliki individu, akan membuat individu tersebut
menggunakan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya untuk meningkatkan kesejahteraan.
2.3 Kinerja UMKM
2.3.1 Pengertian Kinerja UMKM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 pasal 1
mengenai UMKM, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
a) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang atau perseorang
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriterianya usaha
mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
31
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-
Undang No 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000 (tiga ratu juta rupiah).
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
32
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000
(dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).
2.3.2 Karakteristik UMKM
Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang
melekat pada aktifitas usaha maupun pelaku usaha yang bersangkutan
dalam menjalankan bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri
pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan skala usahanya. Menurut
Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokan dalam tiga jenis yaitu:
1. Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang).
2. Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang).
3. Usaha Menengah (jumlah karyawan 300 orang).
Dalam persektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu:
33
1. UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima.
2. UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat
pengrajin namun kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk
mengembangkan usahanya.
3. Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu
berwirausaha dengan menjalin kerjasama.
4. Fast Moving Entreprise merupakan UMKM yang mempunyai
kewirausahaan yang cakap dan telah siap bertransformasi
menjadi usaha besar.
2.3.3 Staregi Pembangunan UMKM
Kebijakan di bidang UMKM dan koperasi dalam periode 2015-
2019 yaitu meningkatkan daya saing UMKM dan koperasi sehingga
mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang
lebih besarmdalam rangka mendukung kemandirian perekonomian
nasional. Strategi pembangunan yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiyaan.
3. Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran.
4. Penguatan kelembagaan usaha.
5. Peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha.
Kelima strategi tersebut mencangkup beberapa upaya reformasi
kebijakan dan pencapaian cepat sebagai berikut:
34
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan
kebijakan kewirausahaan yang mencangkup pola pengembangan
kewirausahaan, penataan kurikulum kewirausahaan di lembaga
pendidikan formal, serta perluasan dukungan khususnya bagi
wirausaha berbasis teknologi dan peningkatan akses ke
pelatihan dan layanan usaha terpadu.
2. Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema
pembiayaan melalui pengembangan lembaga pembiayaan/bank
UMKM dan koperasi, serta optimaliasi sumber pembiayaan
non-bank, pengembangan credit rating bagi UMKM dan
koperasi, peningkatan kapasitas koperasi sebagai pengelola
sistem resi gudang dan advokasi pembiayaan bagi UMKM dan
koperasi.
3. Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran
melalui peningkatan kualitas dan diversifikasi produk berbasis
rantai nilai dan keunggulan lokal, peningkatan penerapan
standarisasi produk (Standar Nasional Indonesia/SNI, HaKI)
dan sertifikasi (halal, keamanan pangan dan obat), penyediaan
akses pasar bagi usaha mikro melalui revitalisasi pasar rakyat
dan integrasi fasilitasi pemasaran dan sistem distribusi baik
domestik maupun ekspor, yang didukung sistem informasi pasar
dan pengembangan trading house untuk produk-produk UMKM
dan koperasi.
35
4. Penguatan kelembagaan usaha melalui kemitraan investigasi
berbasis keterkaitan usaha dan peningkatan peran koperasi
dalam penguatan sistem bisnis pertanian dan perikanan dan
sentra industri kecil di kawasan industri.
5. Kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha melalui
harmonisasi perizinan sektoral dan daerah, pengurangan jenis,
biaya dan waktu pengurusan perizinan, penyusunan rancangan
Undang-Undang tentang perkoperasian dan pengembangan
sistem registrasi UMKM secara online, peningkatan efektivitas
penegakan regulasi persaingan usaha yang sehat, dan
peningkatan sinergi dan kerjasama pemangku kepentingan yang
didukung sistem monitoring dan evaluasi terpadu yang berbasis
data UMKM dan koperasi secara sektoral dan wilayah.
2.3.4 Pengukuran Kinerja UMKM
Menurut Ali (2003) dalam Dewi (2019) mengemukakan bahwa
kinerja UMKM dianalisis menggunakan pendekatan berdasarkan tiga
asumsi berikut, mereka adalah:
1) Pengukuran kinerja UMKM kerap sulit dilakukan secara
kuantitatif, dikarenakan terbatasnya sumber daya (pemahaman
keuangan dan tenaga kerja).
2) Pengukuran kinerja pada umumnya melihat indikator keuangan
yang kompleks, sehingga hal ini tidak secara lengkap
memperlihatkan kondisi aktual yang terjadi di bisnis tersebut.
36
3) Pengukuran kinerja yang kerap dipakai relatif hanya sesuai bila
digunakan untuk perusahaan besar yang terstruktur dalam
menejemen perusahannya.
Dalam menentukan indikator penulis mengklasifikasikan indikator-
indikator pada jurnal-jurnal terdahulu. Setelah dijabarkan, penulis
menentukan indikator yang akan digunakan dengan cara memilih
indikator yang paling banyak digunakan untuk variabel kinerja UMKM.
Tabel 2.3
Penentuan Indikator Kinerja
Dimensi/
Peneliti
Sampel Pr1 P PU TP PJK PM PS ES
Poppy Alvianolita
Sanistasya
Pengusaha
Wira Iko Putri
Yanti
Pengusaha
Winona Kumara
Dewi
Pengusaha
Dwitya Aribawa Pemilik dan
pengelola
Beatrice
M.Sabana
Pengusaha
Sumber: Data primer diolah (2019)
Keterangan:
Pr1 = Profitabilitas
P = Pasar
PU = Pertumbuhan usaha
TP = Total pendapatan
PJK = Pertumbuhan jumlah karyawan
PM = Proses menejemen
PS = Proses strategi
ES = Entrepreneur statisfaction
37
Instrument pengukuran kinerja UMKM yang digunakan dalam
penelitian didasarkan pada instrumen yang dilakukan sebelumnya yaitu
Sanistasya (2019), Dewi (2019) dan Sabana (2014) menggunakan
dimensi profitabilitas. Yanti (2019) dan Dewi (2019) menggunakan
dimensi pertumbuhan penjualan usaha dan Dewi (2019) dan Sabana
(2014) menggunakan dimensi pertumbuhan jumlah karyawan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
1 Bire, Sauw
dan Maria
(2019)
The Effect of
Financial
Literacy
towards
Financial
Inclusion
through,
Financial
Training,
International
Journal of
Social
Sciences and
Humanities,
Publisher
Universidad
Tecnica de
Manabi
Variabel
Dependen:
Financial
inclusion
Variabel
Independen:
Financial
literacy
Variabel
Moderating:
Financial
training
Populasi pada
penelitian ini
pelaku UMKM
di Kota
Kupang
dengan teknik
pengambilan
sampel
penggunakan
rumus slovin.
Metode
menggunakan
teknik path
analysis untuk
mengetahui
direct and
indirect
variabel
literasi
keuangan
dengan inklusi
keuangan
Hasil penelitian ini
menunjukan
bahwa:
1. Pelaksanaan
literasi
keuangan pada
UMKM di Kota
Kupang sudah
sangat baik
2. Literasi
keuangan
mempengaruhi
pelatihan
keuangan
3. Literasi
keuangan dan
pelatihan
keuangan secara
simultan
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap inklusi
keuangan
38
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
2 Ye dan
Kulathunga
(2019)
How Does
Financial
Literacy
Promote
Sustainability
In SMEs? A
Developing
Country
Perspective,
Journal
Sustainability,
Publisher
MDPI
Variabel
dependen:
Sustainability
Variabel
Independen:
Financial
literacy
Variabel
Moderating:
Access to
finance
Financial
risk attitude
Populasi pada
penelitian ini
merupakan
pelaku UKM
di Sri Langka,
dengan teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
convenience
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
analisis
statistik
deskriptif
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
literasi
keuangan, akses
ke keuangan
dan sikap risiko
keuangan secara
langsung
mempengaruhi
keberlanjutan
UMKM
Literasi
keuangan
adalah prediktor
penting dari
akses ke
keuangan, sikap
keuangan dan
keberlanjutan
dalam UKM
Pengaruh
langsung dari
sikap risiko
keuangan
terhadap
keberlanjutan
UKM lebih
besar daripada
literasi
keuangan dan
akses ke
keuangan
3 Sanistasya,
Rahardjo
dan
Iqbal(2019)
Pengaruh
Literasi
Keuangan dan
Inklusi
Keuangan
Terhadap
Kinerja Usaha
Kecil di
Kalimantan
Variabel
Dependen:
Kinerja usaha
Variabel
Independen:
Literasi
keuangan
Inklusi
keuangan
Populasi pada
penelitian ini
seluruh
UMKM di
Kalimantan
Timur dengan
teknik
pengambilan
sampel
Hasil penelitian ini
menunjukan
bahwa:
1. Terdapat
pengaruh positif
dan signifikan
literasi
keuangan
terhadap kinerja
39
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
Selatan,
Publisher
Jurnal
Economia
menggunakan
non-
probability
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
analisis
statistik
deskriptif
usaha kecil di
Provinsi
Kalimantan
Timur
2. Terdapat
pengaruh positif
dan signifikan
inklusi
keuangan
terhadap kinerja
usaha kecil di
Provinsi
Kalimantan
timur
4 Sari (2019) Literasi
Keuangan
Pelaku
Ekonomi
UMKM
Perempuan di
Kecamatan
Patrang
Kabupaten
Jember
Publisher The
5th
Seminar
Nasional dan
Call for Paper
2019
Variabel
Dependen:
Pelaku
ekonomi
UMKM
perempuan
Variabel
Independen:
Literasi
keuangan
Populasi pada
penelitian ini
seluruh pelaku
UMKM
perempuan di
wilayah
Kecamatan
Patrang
Kabupaten
Jember dengan
teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
simple random
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
analisis
statistik
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
dari 140 sampel
unit usaha
menunjukan bahwa
berdasarkan
Financial
knowledge,
Financial behavior
dan Financial
attitude tingkat
ekonomi UMKM
perempuan masih
tergolong rendah
yaitu <60 persen,
sedangkan
Financial skill dan
kinerja keuangan
tergolong sedang
yaitu 60 persen
sampai 70 persen.
5 Yanti
(2019)
Pengaruh
Inklusi
Keuangan dan
Literasi
Keuangan
Terhadap
Variabel
Dependen:
Kinerja
Variabel
Independen:
Inklusi
Populasi pada
penelitian ini
seluruh pelaku
UMKM di
Kecamatan
Mayo Utara
Hasil penelitian ini
menunjukan
bahwa:
Inklusi
keuangan
memberikan
40
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
Kinerja
UMKM di
Kecamatan
Moyo Utara
Jurnal
Manajemen
dan Bisnis
Vol.2
No.12019
Publisher
Jurnal
Universitas
Teknology
Sumbawa
keuangan
Literasi
keuangan
dengan teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
probability
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
penelitian
deskriptif
kuantitatif
dengan
pendekatan
asosiatif.
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
UMKM
Literasi
keuangan
memberikan
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
UMKM
6 Widiyati,
Wijayanto
dan
Prihatinings
ih (2018)
Financial
Literacy Model
at Micro Small
Medium
Entreprise
(MSMEs)
Jurnal
MIMBAR,
Vol.34 No 2th
Publisher
Indonesian
Publication
Index
Variabel
Dependen:
Demografis
dan sosial
ekonomi
UMKM
(usia,
pendidikan,
status
perkawinan,
jenis
kelamin,
pekerjaan,
omset dan
durasi bisnis)
Variabel
Independen:
Financial
literacy
Populasi pada
penelitian ini
UMKM di
Salatiga
dengan teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
penelitian
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
51 pelaku UMKM
memiliki tingkat
literasi yang
rendah, 105 pelaku
UMKM memiliki
tingkat literasi yang
sedang dan 44
pelaku UMKM
memiliki tingkat
literasi yang tinggi.
Hasil analisis juga
menunjukan bahwa
ada tiga faktor
yang membentuk
model literasi
keuangan yang
pertama adalah
sikap keuangan,
kedua pengetahuan
keuangan dan
ketiga adalah
perilaku keuangan.
41
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
7 Dewi,
Yurniwati
dan Rahman
(2018)
The Effect of
Financial
Literacy and
Financial
Access to the
Performance
of SMEs
(Small and
Medium
Enterprises) in
Trade Sector
of Padang City
International
Journal of
Progressive
Sciences and
Technologies
Variabel
Dependen:
Performance
Variabel
Independen:
Financial
literacy
Financial
access
Populasi pada
penelitian ini
UMKM di
Kota Padang
dengan teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive
sampling.
Penelitian ini
menggunakan
penelitian
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa:
Literasi
keuangan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap pelaku
keuangan usaha
kecil dan
menengah di
sektor
perdagangan di
kota Padang.
Literasi
keuangan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap pelaku
keuangan usaha
kecil dan
menengah di
sektor
perdagangan di
kota Padang.
Literasi
keuangan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap kinerja
bisnis melalui
akses keuangan
pada pelaku
usaha kecil dan
menengah di
sektor
perdangangan di
kota Padang.
42
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
8 Riwayati
(2017)
Financial
Inclusion of
Business
Players in
Mediating the
Success of
Small and
Medium
Enterprises in
Indonesia
International
Journal of
Economics and
Financial
Issues
Variabel
Dependen:
Faktor yang
mempengaru
hi
keberhasilan
UMKM
(internal dan
eksternal)
Variabel
Independen:
Financial
inclusion
Populasi pada
penelitian ini
pelaku UMKM
pengrajin batu
di Kabupaten
Magelang
sampel dalam
penelitian ini
merupakan
perusahaan
manufaktur
yang telah go
publik di pasar
saham. Objek
penelitian ini
investor dan
manajer
keuangan.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
faktor internal dan
eksternal
berpengaruh positif
signifikan terhadap
keberhasilan
UMKM pengrajin
batu di Kabupaten
Magelang. Dan
inklusi keuangan
para pelaku bisnis
mampu sebagai
perantara penentu
keberhasilan
UMKM
9 Bongomin,
Munene,
Mpeera dan
Akol (2017)
Financial
Inclusion in
Rural Uganda:
The Role of
Social Capital
and
Generational
Values
Journal
Banking and
Finance
Publisher
Cogent
Business and
Management
Variabel
Dependen:
Financial
inclusion
Variabel
Independen:
Bonding
social capital
Bridging
social capital
Trust
Collective
action
Populasi pada
penelitian ini
merupakan
orang miskin
perdesaan di
Urganda
dengan
penentuan
sampel
menggunakan
simple random
samping
dengan analisis
statistik cohen.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
variasi dalam
komponen social
capital secara
signifikan dan
positif
mempengaruhi
inklusi keuangan
kaum miskin di
rural Uganda.
10 Widiyanti,
Damayanti
dan
Marwanti
(2017)
Pengaruh
Financial
Literacy
Terhadap
Keberlangsung
an Usaha Pada
Variabel
dependen:
Keberlangsun
gan usaha
Variabel
independen:
Populasi
penelitian ini
seluruh
UMKM Desa
Jatisari
penentuan
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
financial literacy
memberikan
kontribusi terhadap
keberlangsungan
43
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
UMKM Desa
Jatisari
Jurnal Ilmiah
Manajemen
dan Bisnis
Financial
literacy
sampel
menggunakan
teknik
pengambilan
purposive
sampling. Jenis
penelitian ini
menggunakan
deskriptif
kuantitatif
dengan metode
survey dan
wawancara
yang dilakukan
terhadap
pemilik atau
pengelola
usaha.
UMKM
11 Sajuyigbe
dan S,
Ademola
(2017)
Influence of
Financial
Inclusion and
Social
Inclusion on
the
Performance
of Women
Owned
Businesses in
Lagos State,
Nigeria
Scholedge
International
Journal of
Management
and
Development
Published by
Scholedge R
and D Center
Variabel
dependen:
Women-
owned
business
performance
Variabel
independen:
Financial
inclusion
Sosial
inclusion
Populasi
penelitian ini
pelaku usaha
perempuan di
Negara bagian
Lagos,
Nigeria. Jenis
penelitian ini
menggunakan
deskriptif
kuantitatif
dengan metode
kuesioner dan
wawancara.
Metode
analisis data
menggunakan
regresi
berganda dan
koefisien
korelasi
momen produk
pearson
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
inklusi keuangan
dan sosial inklusi
adalah prediktor
bersama kinerja
bisnis yang dimiliki
oleh perempuan.
Penelitian ini juga
menegaskan bahwa
inklusi sosial
memiliki hubungan
positif dan
signifikan dengan
inklusi keuangan.
44
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
12 Suryani dan
Ramadhan
(2017)
Analisis
Literasi
Keuangan
pada Pelaku
Usaha Mikro
di Kota
Pekanbaru
Journal of
Economic,
Business and
Accounting
Variabel
dependen:
Pelaku
ekonomi
usaha mikro
Variabel
independen:
Literasi
keuangan
Populasi
penelitian ini
pelaku UMKM
di Kota
Pekanbaru
dengan
penentuan
sampel
menggunakan
rumus slovin.
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian
menggunakan
kuesioner.
Metode
analisis yang
digunakan
metode
analisis
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
tingkat literasi
keuangan pada
pelaku UMKM
adalah sedang yaitu
sebesar 57,9
persen. Variabel
yang
mempengaruhi
tingkat literasi
keuangan adalah
perbedaan
pendidikan dan
pendapatan.
Sedangkan gender
dan usia tidak
mempengaruhi
tingkat literasi
keuangan pada
pelaku UMKM
13 Aribawa
(2016)
Pengaruh
Literasi
Keuangan
Terhadap
Kinerja dan
Keberlangsung
an UMKM di
Jawa Tengah
Jurnal Siasat
Bisnis
Variabel
Dependen:
Kinerja
Keberlangsun
gan UMKM
Variabel
Independen:
Literasi
keuangan
Populasi
penelitian ini
UMKM di
Provinsi Jawa
Tengah
(Yogyakata,
Surakarta dan
Magelang).
Metode
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive
sampling.
Responden
pada penelitian
ini merupakan
pemilik
UMKM.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
terdapat pengaruh
literasi keuangan
terhadap kinerja
dan keberlanjutan
usaha pada UMKM
kreatif di Jawa
Tengah
45
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
Metode
analisis yang
digunakan
metode
analisis
deskriptif
kuantitatif
14 Eniola dan
Entebang
(2016)
Financial
Literacy and
SME firm
Performance
International
Journal of
Research
Studies in
Management
Variabel
dependen:
Firm
Performance
Variabel
independen:
Financial
Literacy
Populasi pada
penelitian ini
pelaku UMKM
di Nigeria
dengan
pendekatan
model RBV
(resources
based view).
Metode
analisis yang
digunakan
metode
analisis
deskriptif
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
literasi keuangan
merupakan hal
khusus masalah
UMKM.
Perusahaan
cenderung
memiliki tingkat
pertumbuhan
pekerjaan yang
jaug lebih tinggi
tetapi juga lebih
cenderung keluar
dari bisnis atau
terlambat karena
masalah literasi
keuangan.
Kontribusi dalam
mengarahkan
pertumbuhan
kinerja,
menciptakan
lapangan pekerjaan
dan kemajuan
sosisal sangat
penting bagi
UMKM.
15 Agarwai
(2016)
Twin Pillars of
Indian
Banking:
Financial
Literacy and
Variabel
dependen:
Deposit
Variabel
independen:
Populasi pada
penelitian ini
adalah data
sensus dari
website India
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
inklusi keuangan
berfokus pada
volume atau
46
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
Financial
Inclusion
International
Journal of
Business
Economics and
Management
Reasearch
Publisher
SKIREC
Financial
literacy
Financial
inclusion
dan sampelnya
masyarakat
pemilik akun
bank di India.
kuantitas
sedangkan literasi
keuangan
menekankan pada
menciptakan lebih
banyak rekening
untuk membuat
fasilitas perbankan
umum mudah
diakses oleh
semua.
16 Sabana
(2014)
Entrepreneur
Financial
Literacy,
Financial
Access,
Transaction
Cost and
Performance
of Micro
Enterprises in
Nairoby City
County, Kenya
Thesis School
of Business
University of
Nairobi
Variabel
dependen:
Microenterpr
ise
performance
(Financial
indicators
and non-
financial
indicator)
Variabel
independen:
Entrepreneur
financial
literacy
Variabel
Intervening:
Financial
access
Variabel
moderating:
Transaction
costs
Populasi pada
penelitian ini
usaha mikro di
Kota Nairobi,
metode
pengambilan
teknik sampel
menggunakan
simple random
sampling.
Metode
analisis yang
digunakan
metode
analisis
deskriptif
kuantitatif
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa:
Entrepreneur
financial
literacy
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap kinerja
usaha mikro
Entrepreneur
financial
literacy
berpengaruh
signifikan
terhadap akses
keuangan
Akses keuangan
memiliki
pengaruh
intervening
yang signifikan
pada hubungan
antara
Entrepreneur
financial
literacy dan
kinerja usaha
mikro
47
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
Biaya transaksi
memiliki
pengaruh mo-
derating yang
signifikan pada
hubungan antara
Entrepreneur
financial
literacy dan
kinerja usaha
mikro
Pengaruh
Entrepreneur
financial
literacy, akses
keuangan dan
biaya transaksi
pada kinerja
usaha mikro
lebih besar
daripada
pengaruh
individu mereka
17 Abor dan
Quartey
(2010)
Issues In SME
Development
in Ghana and
South Africa
International
Research
Journal of
Finance and
Economics
EuroJournals
Publishing
Variabel
dependen:
Ecomomic
development
Variabel
independen:
Small and
Medium
entrepreneur
Populasi pada
penelitian ini
merupakan
pelaku UKM
di Ghana dan
afrika selatan
dengan sampel
pegawai
perusahaan
manufaktur.
Metode
analisis yang
digunakan
metode
analisis
deskriptif
kuantitatif
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
Untuk
meningkatkan
akses kredit ke
UKM,
pengusaha harus
didorong untuk
membentuk
koperasi karena
lembaga
keuangan
percaya tekanan
teman sebaya
sering
mengurangi
risiko gagal
bayar.
Pemerintah
48
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
melalui insetif
pajak dapat
mendorong
lembaga
pelatihan
tertentu dan
LSM untuk
memberikan
pelatihan
pengusaha
tentang
pencatatan
sederhana dan
pengetahuan
manajerial.
18 Chen dan
Volpe
(1998)
An Analysis of
Personal
Financial
Literacy
Among
Collage
Students
Financial
Service Review
Variabel
dependen:
Students
Variabel
independen:
Financial
literacy
Populasi pada
penelitian ini
merupakan
mahasiswa
Youngstown
State
University
dengan metode
pengambilan
sampel
menggunakan
simple random
samping.
Metode
analisis yang
digunakan
metode
analisis
deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
mahasiswa masih
perlu
meningkatkan
pengetahuan
mereka tentang
keuangan pribadi.
Meskipun
pertanyaan yang
termasuk dalam
survei cukup
mendasar tetapi
rata-rata
keseluruhan
jawaban yang
benar untuk survei
adalah sekitar 53
persen. Tidak ada
skor rata-rata untuk
setiap bidang
pengetahuan
umum, tabungan
dan pinjaman,
asuransi dan
investasi diatas 65
persen. Sejauh ini,
49
No Nama
Peneliti
(Tahun),
Judul
Penelitian,
Nama Jurnal
dan Publisher
Variabel-
variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil dan
Kesimpulan
area terlemah
adalah investasi.
Tingkat financial
literasi paling
rendah ditemukan
diantara
subkelompok.
Selain itu peserta
dengan
pengetahuan
kurang cenderung
memiliki pendataan
yang salah dan
membuat
keputusan yang
salah dalam bidang
pengetahuan
umum, tabungan
dan pinjaman serta
investasi. Selain itu
penelitian ini
menunjukan bahwa
ada kekurangan
sistem pendidikan
yang menyebabkan
financial literacy
yang serius di
masyarakat
amerika.
2.5 Keterkaitan Antar Variabel
2.5.1 Hubungan Variabel Literasi Keuangan Terhadap Kinerja UMKM
Survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan
kontribusi sektor UMKM di Indonesia terbukti sangat signifikan bagi
perekonomian nasional dengan menyumbangkan 60 persen Produk
Domestik Bruto dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.
Pentingnya peranan sektor UMKM dalam mendukung pertumbuhan
50
perekonomian mengharuskan adanya penguatan UMKM. Salah satu
bentuk penguatan UMKM adalah dengan meningkatkan kemampuan
dalam mengelola keuangan serta memperluas akses keuangan bagi
UMKM.
Menurut Aribawa (2016) diperlukan cara strategis guna
meningkatkan kinerja salah satunya adalah dengan literasi keuangan.
Literasi keuangan adalah pengetahuan, keyakinan dan keterampilan,
yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka
kesejahteraan. Dengan definisi tersebut diharapkan pelaku usaha jasa
keuangan, konsumen produk maupun masyarakat luas tidak hanya
mengetahui dan memahami jasa keuangan tetapi juga mampu
meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Hasil
penelitian dilakukan oleh Sanistasya (2019), Sari (2019), Suryani
(2017), Dewi (2016) dan Sabana (2014), menyatakan bahwa literasi
keuangan berpengaruh positif terhadap Kinerja UMKM.
H1 : Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja
UMKM
2.5.2 Hubungan Variabel Inklusi Terhadap Kinerja UMKM
Pertumbuhan UMKM memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat karena memiliki kesempatan usaha
yang luas tetapi pengusaha UMKM masih sulit dalam
mengembangkan usaha mereka karena kesulitan modal. Untuk
51
mengatasi masalah permodalan tersebut salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menerapkan inklusi keuangan (Yanti, 2019).
Center for Financial Inclusion mendefinisikan inklusi keuangan
sebagai akses terhadap produk keuangan yang sesuai termasuk kredit,
tabungan, asuransi dan pembayaran, terjadinya akses yang berkualitas
termasuk kenyamanan, keterjangkauan, kesesuaian dan dengan
memperhatikan perlindungan konsumen, serta ketersediaan tersebut
juga diberikan kepada semua orang. Hasil penelitian dilakukan oleh
Sanistasya (2019), Yanti (2019), Riwayati (2017) menyatakan bahwa
inklusi keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H2 : Inklusi keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja
UMKM
2.5.3 Hubungan Variabel Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Terhadap Kinerja UMKM
Menurut Abor dan Quartey (2010) UMKM sering mengalami
keterlambatan dalam perkembangannya, hal ini disebabkan berbagai
masalah konvensional yang tidak terselesaikan secara tuntas seperti
masalah kapasitas SDM, kepemilikan, pembiayaan, pemasaran dan
berbagai masalah lain yang berkaitan dengan pengelolaah usaha. Oleh
karena itu, upaya strategis diperlukan untuk meningkatkan kinerja
UMKM. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperkaya
pengetahuan pelaku UMKM terhadap pengetahuan keuangan
52
sehingga pengelolaan dan akuntabilitasnya bisa dipertanggung
jawabkan dengan baik (Aribawa, 2016).
Tingkat masyarakat yang tidak mendapatkan layanan jasa
keuangan di Indonesia menurut survey yang dilakukan oleh World
Bank pada tahun 2015 dapat dilihat dari dua sisi yaitu permintaan dan
penawaran, Pada sisi penawaran terdapat beberapa faktor yang
menghambat layanan keuangan untuk masyarakat antara lain adanya
informasi asimetris yang menyebabkan institusi keuangan terlalu
selektif dalam memilih nasabah, pendirian kantor cabang yang
cenderung mahal, persepsi terhadap ibu rumah tangga yang memiliki
pendapatan rendah sehingga tidak mempunyai akses terhadap jasa
keuangan.
Hal ini dikarenakan literasi keuangan memfasilitasi penggunaan
produk secara efektif dan membantu pelaku usaha mengembangkan
keterampilan dan produk keuangan terbaik sesuai dengan kebutuhan,
kondisi tersebut sebagai syarat untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Inklusi keuangan mampu melakukan perubahan dalam pola berpikir
para pelaku ekonomi dalam melihat uang dan keuntungan. Penelitian
yang dilakukan oleh Sanistasya, (2019) dan Yanti (2019), menyatakan
bahwa literasi keuangan dan inklusi keuangan berpengaruh positif
terhadap kinerja UMKM.
H3 : Literasi keuangan dan inklusi keuangan berpengaruh positif
terhadap kinerja UMKM
53
2.6 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Literasi Keuangan
(X1)
Kinerja UMKM
(Y)
Tingkat Pengukuran
Literasi Keuangan:
1. Pengetahuan
Keuangan
2. Perilaku Keuangan
3. Sikap Keuangan
Tingkat Pengukuran
Inklusi Keuangan:
1. Akses keuangan
2. Kesejahteraan
Tingkat Pengukuran
Literasi Keuangan:
1. Profitabilitas
2. Pertumbuhan usaha
3. Pertumbuhan jumlah
karyawan
UMKM di Jakarta Selatan
Inklusi Keuangan
(X2)
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Analisis Deskriptif dan Pengukuran Tingkat Literasi dan Inklusi
Uji Asumsi Klasik:
Normalitas
Multikolinearitas
Heteroskedastisitas
Autokorelasi
Regresi Linear Berganda
Uji T
Uji F
Uji Koefisiensi Determinasi
Kesimpulan dan Saran
54
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori (Sugiyono, 2014:132). Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang telah dijabarkan dalam kerangka pemikiran, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
a. H01 : βi 0, Tidak terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap
kinerja UMKM
Ha1 : βi 0, Terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja
UMKM
b. H02 : βi 0, Tidak terdapat pengaruh inklusi keuangan terhadap
kinerja UMKM
Ha2 : βi 0, Terdapat pengaruh inklusi keuangan terhadap kinerja
UMKM
c. H03 : βi 0, Tidak terdapat pengaruh literasi keuangan dan
inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM.
Ha3 : βi 0, Terdapat pengaruh literasi keuangan dan inklusi
keuangan terhadap kinerja UMKM.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh literasi keuangan dan inklusi
keuangan terhadap kinerja UMKM di Provinsi DKI Jakarta. Dalam penelitian
ini penulis membatasi wilayah penelitian yakni hanya Provinsi DKI Jakarta
dikarenakan Provinsi DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia dan juga
sebagai pusat perekonomian. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober
2019.
3.2 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017:136) populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah UMKM yang berada di Provinsi DKI Jakarta.
3.2.1.1 Karakteristik Populasi
Dalam menentukan populasi, maka harus diketahui terlebih
dahulu karakteristik populasi yang akan dipilih dalam penelitian
ini antara lain:
56
Tabel 3.1
Karakteristik Populasi
Kategori Karakteristik
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
Usia 18-22 tahun
23-27 tahun
28-32 tahun
33-37 tahun
>38 tahun
Tingkat pendidikan SMA/MA
Diploma
S1
S2/S3
Usia bisnis Start-Up
1-3 tahun
4-5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Ukuran usaha Usaha mikro (jumlah karyawan 10
orang)
Usaha kecil (jumlah karyawan 30
orang)
Usaha menegah (jumlah karyawan
300 orang)
Posisi di usaha Owner/Pemilik
Pengelola/Manajer
Pilihan jenis usaha Retail
Wholesale
Manufacturing
Service
Dan lain-lainnya
Omset perbulan <Rp. 10.000.000
Rp.10.000.001 - Rp.25.000.000
Rp. 25.000.001 - Rp. 40.000.000
>Rp.40.000.000 Sumber: Data primer, diolah (2019)
57
3.2.2 Sampel dan Teknik Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2017:137) sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul
representative (mewakili).
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan menggunakan
teknik non-probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:142) teknik
non-probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak
memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota
(populasi) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini digunakan
karena populasi terlalu banyak dan keterbatasan waktu yang peneliti
punya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100
responden. Jumlah sampel diambil berdasarkan rumus Slovin:
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan
58
Dalam laporan kinerja UMKM di Provinsi DKI Jakarta jumlah
UMKM yang aktif di Provinsi DKI Jakarta ada sebanyak 5.855 unit.
Maka populasi N= 5.855 dengan asumsi tingkat kesalahan (e)= 10%,
maka jumlah sampel yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak
=
= 98,32 dibulatkan menjadi 100
Jadi, perhitungan diatas untuk mengetahui ukuran sampel dengan
tingkat kesalahan 10% adalah sebanyak 100 responden maka sampel
dalam penelitian ini dianggap sudah resprentative secara teknis.
Penulis menggunakan teknik menyebaran kuesioner dengan cara
convenience sampling. Menurut Asra (2015:77) convenience sampling
merupakan cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara
sederhana yaitu dengan mengambil unit pengamatan yang dijumpai
atau dengan sedapatnya saja.
Penentuan jumlah sampel disetiap wilayah:
Jumlah sampel yang ditentukan
Berdasarkan laporan kinerja pembangunan koperasi dan UMKM di
Provinsi DKI Jakarta jumlah UMKM aktif per 31 Desember 2016
adalah sebagai berikut:
1. Jakarta Selatan:
2. Jakarta Barat:
3. Jakarta Timur:
59
4. Jakarta Pusat:
5. Jakarta Utara:
Hasil diatas dapat disimpulan sesuai dengan tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Tiap Wilayah
Provinsi DKI Jakarta Jumlah Sampel (UMKM)
Jakarta Salatan 25
Jakarta Barat 21
Jakarta Timur 28
Jakarta Pusat 9
Jakarta Utara 17
Total Sampel 100 Sumber: Data primer, diolah (2019)
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer
Menurut Sugiyono (2017:219) data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam
penelitian ini penulis memperoleh data melalui hasil pengisian
kuesioner.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017:225).
Kuesioner merupakan pengumpulan data yang cocok bila digunakan
dengan jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengukuran yaitu
60
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2017:158). Jawaban setiap item
instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi yang
positif. Terdapat lima kategori pembobotan dalam skala Likert,
yaitu:
Tabel 3.3
Skala Model Likert
Skala Keterangan Pertanyaan Positif
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-Ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2017)
3.3.2 Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2017:219), data sekunder yaitu sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data sekunder ini digunakan
untuk melengkapi atau mendukung data primer. Data sekunder yang
didapatkan penulis berasal dari jurnal, artikel, media internet dan buku
yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala
Likert. Data yang terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah dan
61
dianalisis dengan tujuan dapat menjadi sebuah informasi. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana
dengan menggunakan alat pengeloahan data SPSS (Statistical Produk and
Service Solutions). Sebelum dilakukan regresi linear berganda, dilakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu.
3.4.1 Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu instrument penelitian yang dianggap
dapat menghasilkan data yang valid, apabila instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Asra,
2015:143). Untuk signifikasi dilakukan dengan membandingkan
nilai rhitung dengan rtable untuk degree of freedom (df) = n-2 dalam hal
ini “n” adalah jumlah sampel. Jika rhitung lebih besar dari rtable dan
nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan
valid (Ghozali, 2013:53).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur suatu objek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Asra, 2015:143). Menurut Sujarweni (2014:197), uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan bersama-sama terhadap seluruh
butir atau item pertanyaan dalam angket (kuesioner) penelitian.
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:
62
1. Jika nilai Cronbach Alpha >0,60 maka kuesioner atau angket
dinyatakan reliable atau konsisten.
2. Sementara, jika nilai Cronbach Alpha <0,60 maka kuesioner
atau angket dinyatakan tidak reliable atau tidak konsisten.
3.4.2 Analisis Deskriptif dan Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan
dan Inklusi Keuangan
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2017:232). Analisis ini akan mendeskripsikan karakteristik
responden dan mendeskripsikan dari variabel literasi keuangan, inklusi
keuangan dan kinerja UMKM. Selain itu juga dapat mendeskripsikan
tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Menurut Chen dan Volpe (1998) penentuan tingkat literasi dan
inklusi keuangan ditentukan dengan rumus:
Penentuan kategori =
Hasil perhitungan tersebut kemudian akan dibandingkan dengan
kriteria tingkat keuangan menurut Chen dan Volpe (1998). Kriteria
tingkat literasi dan inklusi dibagi menjadi:
1. Tinggi, jika tingkat literasi dan inklusi melebihi 70 persen.
2. Menengah, jika tingkat literasi dan inklusi antara 60 persen
sampai dengan 79 persen.
63
3. Rendah, jika tingkat literasi dan inklusi kurang dari 60 persen.
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Persamaan regresi
dikatakan baik jika mempunyai variabel bebas dan variabel terikat
berdistribusi normal (Ghozali, 2011:160). Dasar pengambilan
kepurusan dapat dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya,
yaitu:
1. Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah normal.
2. Jika probablitas 0,50 maka distribusi dari model regresi
adalah tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (bebas). Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortHogonal. Variabel ortHogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2011:105).
64
Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat besarnya Variance
Invelantions Factor (VIF) dan tolerance. Jika VIF >10 hal ini berarti
terjadi korelasi antar variabel independen dan sebaliknya jika nilai
VIF <10 hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas muncul apabila
kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki
varian yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya
(Ghozali, 2011:139). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED serta
menggunakan uji Spearman. Hipotesis dirumuskan dengan kriteria
keputusan sebagai berikut:
H0: Tidak ada heteroskedastisitas (Nilai probabilitas >0,05 H0
diterima)
Ha: Terdapat heteroskedastisitas (Nilai probabilitas <0,05 H0 ditolak)
3.4.4 Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini dilakukan analisis regresi linier berganda,
karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh literasi
keuangan (X1) dan inklusi keuangan (X2) terhadap Kinerja UMKM (Y).
Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan rumus:
65
Y= +b1X1 + b2X2 + e
Dimana
Y = Variabel terikat (Kinerja)
= Bilangan konstanta
b1 = Koefisien regresi antara literasi keuangan dengan kinerja
b2 = Koefisien regresi antara inklusi keuangan dengan kinerja
X1 = Variabel bebas (Literasi keuangan)
X2 = Variabel bebas (Inklusi keuangan)
e = Error
3.4.5 Uji T (Uji Parsial)
Uji t merupakan pengujian yang melakukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Hipotesis parsial
dijelaskan kedalam bentuk statistik sebagai berikut:
H0 : β1 0, Tidak terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja
UMKM
Ha : β1 0, Terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja
UMKM
H0 : β2 0, Tidak terdapat pengaruh inklusi keuangan terhadap
kinerja UMKM
Ha : β2 0, Terdapat pengaruh inklusi keuangan terhadap kinerja
UMKM
66
Selanjutnya, hasil hipotesis thitung dibandingkan dengan ttabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung ttabel, H0 diterima dan Ha ditolak
Jika thitung ttabel, H0 diterima dan Ha diterima
3.4.6 Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh
variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2011:98). Hipotesis simultan dikelaskan kedalam
bentuk sebagai berikut:
H0 : β1 β2 0, artinya tidak terdapat pengaruh literasi keuangan dan
inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM.
Ha : β1 β2 0, artinya terdapat pengaruh literasi keuangan dan inklusi
keuangan terhadap kinerja UMKM.
Berdasarkan tingkat signifikasi 0,05, jika signifikansi > 0,05 maka
H0 diterima artinya variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansi
<0,50, maka H0 ditolak artinya variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.4.7 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen
(Ghozali, 2013:97). Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu.
Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
67
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai mendekati
satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Rumus
koefisien determinasi simultan sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
Dimana: Kd = Koefisien determinasi
R2 = Kuadrat dari koefisien ganda
3.5 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel merupakan menjabarkan variabel penelitian mengenai
konsep dimensi dan indikator. Penelitian ini terdiri dari tiga pokok variabel
yang diteliti yaitu, Literasi Keuangan (X1), Inklusi keuangan (X2) dan Kinerja
UMKM (Y).
Tabel 3.4
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Skala
1 Literasi
Keuangan (X1)
Amram Rohi
Bire, Heni
Matelda
Sauw dan
Maria (2019)
Jianmu Ye
dan
KMMBC
Kulathunga
(2019)
Poppy
Alvianolita
Sanistasya,
Kusdi
a. Pengetahuan
1. Memiliki
pengetahuan
akuntansi
dasar
2. Dapat
memahami
manfaat
pengelolaan
keuangan
3. Dapat
mengelola
keuangan
secara efektif
4. Mengetahui
syarat yang
diperlukan
untuk
Ordinal
68
No Variabel Dimensi Indikator Skala
Rahardjo dan
Mohammad
Iqbal(2019)
Ria Yunita
Sari (2019)
Wira Iko
Putri Yanti
(2019)
Sri Widiyati,
Edi
Wijayanto
dan
Prihatiningsi
h (2018)
Winona
Kumara
Dewi,
Yurniwati
dan Annisaa
Rahman
(2018)
Rochmi
Widiyanti,
Ratna
Damayanti
dan Fithria
Marwanti
(2017)
Susie
Suryani dan
Surya
Ramadhan
(2017)
Dwitya
Aribawa
(2016)
Tarun
Agarwai
mendapatkan
pinjaman dari
bank
5. Mengetahui
manfaat dan
fasilitas yang
ditawarkan
oleh bank
6. Dapat
menganalisis
kinerja
keuangan
secara berkala
b. Perilaku 7. Membuat
pembukuan
kas perhari
8. Aktif
melakukan
bimbingan dan
binaan
terhadap
karyawan
9. Melakukan
budgeting
dalam
mendukung
planning yang
ada
10. Mampu
melakukan
penyusunan
anggaran
belanja
perbulan
11. Berhati-hati
dalam
mengambil
kredit atau
hutang
69
No Variabel Dimensi Indikator Skala
(2016)
Beatrice
M.Sabana
(2014)
c. Sikap 12. Sikap berani
mengambil
resiko dalam
pengembalian
keputusan
13. Dapat
mengatur
strategi untuk
meminimalkan
resiko
keuangan
14. Membuat
target planning
kedepan
2 Inklusi
Keuangan (X2)
Amram Rohi
Bire, Heni
Matelda
Sauw dan
Maria (2019)
Poppy
Alvianolita
Sanistasya,
Kusdi
Rahardjo dan
Mohammad
Iqbal(2019)
Wira Iko
Putri Yanti
(2019)
Hedwigis
Esti Riwayati
(2017)
George
Okello
Candiya
Bongomin,
John C.
Munene,
Joseph Ntayi
Mpeera,
Charless
Malinga
a. Akses
keuanan
1. Lembaga
keuangan
berlokasi
strategis
2. Mengetahui
layanan
keuangan yang
dimiliki bank
3. Layanan jasa
keuangan
mudah untuk
di akses
4. Mampu
menggunakan
fasilitas
lembaga
keuangan
untuk
memenuhi
kebutuhan dan
mengelola
keuangan
dalam UMKM
5. Menggunakan
internet dalam
mengakses
layanan jasa
keuangan
6. Lembaga
keuangan
membuat
Ordinal
70
No Variabel Dimensi Indikator Skala
Akol (2017)
Tarun
Agarwai
(2016)
panduan tata
cara dalam
mengakses
layanan
keuangan
b. Kesejahteraan 7. UMKM
merasa
terbantu
dengan
layanan jasa
keuangan
8. Biaya
pemeliharaan
akun
terjangkau
9. Produk atau
layanan yang
disediakan
lembaga
keuangan
meningkatkan
pendapatan
3 Kinerja
UMKM (Y)
Poppy
Alvianolita
Sanistasya,
Kusdi
Rahardjo
dan
Mohammad
Iqbal(2019)
Wira Iko
Putri Yanti
(2019)
Winona
Kumara
Dewi,
Yurniwati
dan Annisaa
Rahman
a. Profitabilitas 1. Meningkatnya
penjualan
usaha setiap
bulan
2. Keuntungan
usaha setiap
bulan
fluktuatif
Ordinal
b. Pertumbuhan
usaha
3. Peningkatan
jumlah
konsumen
setiap bulan
4. Mengembang
kan pemasaran
produk atau
jasa di dalam
negeri
5. Memiliki
konsumen dari
luar daerah
71
No Variabel Dimensi Indikator Skala
(2018)
Dwitya
Aribawa
(2016)
Beatrice
M.Sabana
(2014)
c. Pertumbuhan
jumlah
karyawan
6. Relatif calon
melamar
pekerjaan
7. Pertambahan
karyawan
karena
pekerjaan
semakin
banyak
8. Relatif
menyerap
karyawan dari
masyarakat
sekitar
72
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian
Indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara dengan
pertumbuhan ekonomi tercepat, salah satu faktor pemicunya adalah
pesatnya pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Selain
menjadi ibu kota Indonesia DKI Jakarta merupakan roda perekonomian
yang menyumbangkan Produk Domestik Bruto paling tinggi di
Indonesia.
Secara makro perekonomian Provinsi DKI Jakarta sangat baik
dengan pertumbuhan hingga akhir tahun ini diperkirakan akan tumbuh
6,0 persen hingga 6,4 persen. Sebagian besar pelaku usaha di DKI
Jakarta merupakan UMKM maka kadin DKI Jakarta berupaya untuk
meningkatkan peran industri kecil semaksimal mungkin. Dalam hal
tersebut penetrasi literasi keuangan dan inklusi keuangan sangat penting
dalam perluasan edukasi bagi pelaku bisnis.
4.1.2 Tujuan Kementrian Koperasi dan UKM
Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
07/Per/M.KUKM/VII/2015 dijabarkan tujuan Kementrian Koperasi dan
UKM yaitu:
73
“Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan
berkontibusi pada peningkatan perekonomian nasional dan
kesejahteraan rakyat berlandaskan semangat wirausaha,
kemandirian koperasi dan keterpaduan”
Untuk mencapai sasaran-sasaran Strategis Kementrian Koperasi dan
UKM, maka dilaksanakan melalui upaya-upaya antara lain:
1. Peningkatan kompetensi UMKM dalam kewirausahaan dan
inovasi, teknik produksi dan pengelolaan usaha serta pemasaran
di dalam dan diluar negeri.
2. Peningkatan kemandirian koperasi melalui penguatan jati
dirinya.
3. Peningkatan jangkauan, skema dan kualitas pelayanan sistem
pendukung koperasi dan UMKM terkait diklat, pembiayaan,
pendampingan usaha, layanan teknologi dan informasi,
intermediasi pasar dan kemitraan.
4.1.2 Potensi UMKM
Secara ringkas potensi UMKM ke depan dapat dipengaruhi oleh
sisi internal dari UMKM dan eksternal sebagai berikut:
Potensi internal:
1. Jumlah UMKM yang besar merupakan modal dasar untuk
berkontribusi lebih besar dalam perekonomian.
2. Struktur dan karakteristik organisasi, usaha dan pengelolaan
UMKM yang cukup fleksibel memberi kemudahan untuk
74
menyesuaikan dengan perubahan kapasitasnya, serta perubahan
pasar dan perekonomian.
3. UMKM menghasilkan produk dan jasa dengan harga yang
terjangkau masyarakat sehingga berkontribusi dalam penguatan
pasar domestik.
4. Produk-produk UMKM sebagian besar memiliki kaitan yang
kuat dengan sumber daya dan budaya lokal serta pengetahuan,
keterampilan tangan dan pola kerja yang diwariskan secara
turun-temurun.
5. Jumlah UMKM yang besar merupakan potensi untuk
perkembangan berterkaitan usaha dalam skema rantai nilai dan
rantai pasok sehingga efisiensi sistem produksi dan pemasaran
dapat ditingkatkan.
Potensi eksternal:
1. UU No. 20/2008 tentang UMKM dan PP No. 17/2013 tentang
Pelaksanaan dan UU No. 20/2008 memberi kepastian hukum
bagi pengembangan UMKM
2. Kemudahan mendirikan usaha secara informal di Indonesia,
khususnya pada skala mikro, menjadikan potensi penumbuhan
wirausaha baru dan UMKM sangat besar.
75
4.2 Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban
Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM di Provinsi DKI
Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian
berdasarkan hasil pengelolahan kuesioner yang terdiri dari jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan, ukuran usaha, posisi di usaha dan pilihan jenis
usaha.
4.2.1 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin, Usia Responden dan Posisi di Usaha
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4.1 berikut ini menyajikan hasil
cross tabulasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia
responden dan posisi di usaha.
Tabel 4.1
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin, Usia Responden dan Posisi di Usaha
USIA_RESPONDEN * POSISI_DI_USAHA * JENIS_KELAMIN Crosstabulation
Count
JENIS_KELAMIN
POSISI_DI_USAHA
Total Pemilik Pengelola
Laki-laki USIA_RESPONDEN 28-32Tahun 3 0 3
33-37Tahun 23 1 24
>37Tahun 19 0 19
Total 45 1 46
Perempuan USIA_RESPONDEN 23-27Tahun 1 0 1
28-32Tahun 8 1 9
33-37Tahun 20 0 20
>37Tahun 24 0 24
Total 53 1 54
Total USIA_RESPONDEN 23-27Tahun 1 0 1
28-32Tahun 11 1 12
33-37Tahun 43 1 44
>37Tahun 43 0 43
Total 98 2 100
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
76
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar
responden merupakan pemilik dari usaha yang mereka jalankan sendiri
dan hanya 2 responden yang pengelola usaha milik orang lain. Sebagian
besar responden pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan
rentang usia lebih dari 37 tahun. Responden berjenis kelamin laki-laki
paling banyak berada pada rentang usia 33-37 tahun. Dari tabel di atas
menunjukan bahwa masih sedikit para pelaku UMKM di usia muda
maka perlu adanya pembinaan dan motivasi agar kaum muda memiliki
jiwa berbisnis untuk berani membuka dan memulai usaha.
4.2.2 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Posisi di Usaha
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil
cross tabulasi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
dan posisi di usaha.
Tabel 4.2
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Posisi di Usaha
TINGKAT_PENDIDIKAN * POSISI_DI_USAHA Crosstabulation
Count
POSISI_DI_USAHA
Total Pemilik Pengelola
TINGKAT_PENDIDIKAN SMA 82 2 84
Diploma 6 0 6
S1 9 0 9
/S3 1 0 1 Total 98 2 100
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
77
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 82 responden
dan 6 responden memiliki tingkat pendidikan diploma, 9 responden
memiliki tingkat pendidikan S1 dan 1 responden memiliki tingkat
pendidikan S2/S3. Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar
pemilik usaha memiliki tingkat pendidikan SMA yang berarti bahwa
tingkat pendidikan bukan penentu seseorang mampu menjalankan
bisnis atau tidak.
4.2.3 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Omset Perbulan
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4.3 berikut ini menyajikan
hasil cross tabulasi karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dan omset perbulan.
Tabel 4.3
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Omset Perbulan
TINGKAT_PENDIDIKAN * OMSET_PERBULAN Crosstabulation
Count
OMSET_PERBULAN
Total <Rp.25.000.000 Rp.25.000.001-Rp.208.000.000
TINGKAT_PENDIDIKAN SMA 42 42 84
Diploma 2 4 6
S1 1 8 9
/S3 0 1 1 Total 45 55 100
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
78
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA dengan 42
responden memiliki omset <Rp.25.000.000 perbulan dan 42 responden
memiliki omset Rp.25.000.001-Rp.208.000.000. Hal ini menunjukan
bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA masih perlu
dukungan lebih dalam pengembangan bisnis sehingga bisa
meningkatkan kinerja UMKM karena masih banyak responden yang
memiliki omset kurang dari Rp.25.000.000.
4.2.4 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Usia Bisnis
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil
cross tabulasi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
dan usia bisnis.
Tabel 4.4
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Usia Bisnis
TINGKAT_PENDIDIKAN * USIA_BISNIS Crosstabulation
Count
USIA_BISNIS
Total Start-up 1-
3Tahun 4-
5Tahun >5Tahun
TINGKAT_PENDIDIKAN SMA 2 2 19 61 84
Diploma 0 1 1 4 6
S1 0 0 2 7 9
/S3 0 0 0 1 1 Total 2 3 22 73 100
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
79
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang memiliki usia bisnis lebih dari 5 tahun dan
berpendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 84 responden dan 19
responden memiliki usia bisnis 4-5 tahun berpendidikan terakhir SMA.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat fenomena karena
responden yang memiliki hanya tingkat pendidikan SMA mampu
menjalankan usia bisnis lebih dari 5 tahun dan seharusnya bisa bersaing
dengan respondenyang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
4.2.5 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Bisnis
dan Posisi di Usaha
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4.1 berikut ini menyajikan hasil
cross tabulasi responden berdasarkan usia bisnis dan posisi di usaha.
Tabel 4.5
Cross Tabulasi Responden Berdasarkan Usia Bisnis dan Posisi
di Usaha
USIA_BISNIS * PILIHAN_JENIS_USAHA Crosstabulation
Count
PILIHAN_JENIS_USAHA
Total Eceran Agen Jasa
USIA_BISNIS Start-Up 2 0 0 2
1-3Tahun 2 0 1 3
4-5Tahun 10 5 7 22
>5Tahun 54 8 11 73
Total 68 13 19 100
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
80
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa mayoritas
responden yang usia bisnisnya bertahan hingga lebih dari 5 tahun
merupakan pedagang retail atau eceran. Hal ini menunjukan bahwa
usaha mikro di DKI Jakarta sangat menjamur dan memiliki
prospek usia bisnis yang lama dan di semua usia bisnis yang paling
banyak menjadi pilihan jenis usaha adalah jenis usaha eceran.
4.2.6 Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran
Usaha dan Omset Perbulan
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil
cross tabulasi responden berdasarkan ukuran usaha dan omset perbulan.
Tabel 4.6
Cross Tabulasi Responden Berdasarkan Ukuran Usaha dan
Omset Perbulan.
UKURAN_USAHA * OMSET_PERBULAN Crosstabulation
Count
OMSET_PERBULAN Total
<Rp.25.000
.000
Rp.25.000.001
-
Rp.208.000.00
0
Rp.208.000.001
-
Rp.4.016.000.00
0
UKURAN_USAHA Usaha
mikro 43 35 0 78
Usaha
kecil 2 20 0 22
Total 45 55 0 100
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
81
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa mayoritas
responden yang memiliki ukuran usaha mikro (jumlah karyawan
10 orang) memiliki omset mencapai kurang dari Rp. 25.000.000
perbulannya. Namun masih banyak juga pelaku usaha mikro yang
memiliki omset antara Rp.25.000.001- Rp.208.000.000 perbulan.
Hal ini menunjukan bahwa masih banyak usaha mikro yang
memiliki omset kurang dari Rp.25.000.000 perbulan dan hanya 2
responden pemilik usaha kecil yang memiliki omset kurang dari
Rp.25.000.000.
4.2.7 Distribusi Jawaban
a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Literasi Keuangan
Variabel literasi keuangan pada penelitian ini menggunakan 19
butir pertanyaan yang disebarkan kepada responden dan peneliti
hanya mengambil jawaban dari 100 responden. Hasil jawaban
terhadap literasi keuangan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Literasi Keuangan
No Pertanyaan Dalam persen
STS S R S SS Total
1
Saya memiliki
pengetahuan
akuntansi dasar
0 0 26 45 29 100
2
Saya memahami
manfaat
pengelolaan
keuangan
0 0 18 54 28 100
3
Saya memahami
cara mengelola
keuangan secara
0 0 16 53 31 100
82
No Pertanyaan Dalam persen
STS S R S SS Total
efektif
4
Saya mengetahui
syarat yang
diperlukan untuk
mendapatkan
pinjaman dari bank
0 0 0 57 43 100
5
Saya mengetahui
manfaat dan
fasilitas yang
ditawarkan oleh
bank
0 0 22 62 16 100
6
Saya dapat
menganalisis
kinerja keuangan
secara berkala
0 0 15 51 34 100
7
Saya membuat
pembukuan kas
keluar-masuk
perhari
0 0 4 43 53 100
8
Saya melakukan
bimbingan dan
binaan terhadap
karyawan
0 3 27 54 16 100
9
Saya melakukan
budgeting dalam
mendukung
planning yang ada
0 0 33 48 19 100
10
Saya melakukan
penyusunan
anggaran belanja
perbulan
0 0 21 57 22 100
11
Saya berhati-hati
dalam mengambil
kredit atau hutang
0 0 10 64 26 100
12
Saya berani
mengambil resiko
dalam pengambilan
keputusan
0 0 18 52 30 100
13
Saya dapat
mengatur strategi
untuk
meminimalkan
0 0 14 56 30 100
83
No Pertanyaan Dalam persen
STS S R S SS Total
resiko keuangan
14
Saya melakukan
target planning
kedepan
0 0 7 59 34 100
Rata-rata 0 0,2 16,5 54 29,3 100 Sumber: Data primer diolah (2019)
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel literasi keuangan
mayoritas responden menjawab “setuju” dengan presentase sebesar
54 persen. Dari 14 pertanyaan yang mendapatkan respon positif
adalah pertanyaan nomor 11, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas
responden menjawab “setuju” dengan persentase sebesar 64 persen.
Namun beberapa responden juga masih belum dapat mengetahui
manfaat dan fasilitas yang ditawarkan bank dan manajer kurang
berperan aktif dalam melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap
karyawan.
b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Inklusi Keuangan
Variabel inklusi keuangan pada penelitian ini menggunakan 9 butir
pertanyaan yang disebarkan kepada responden dan peneliti hanya
mengambil jawaban dari 100 responden. Hasil jawaban terhadap literasi
keuangan dijelaskan pada tabel berikut:
84
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Inklusi
Keuangan
No Pertanyaan Dalam persen
STS S R S SS Total
1 Lembaga keuangan
berlokasi strategis 0 0 14 57 29 100
2
Mengetahui layanan
keuangan yang
dimiliki bank
0 0 14 62 24 100
3
Layanan jasa
keuangan mudah
untuk di akses
0 0 18 59 23 100
4
Saya mampu
menggunakan fasilitas
lembaga keuangan
untuk memenuhi
kebutuhan dan
mengelola keuangan
dalam UMKM
0 0 27 50 23 100
5
Saya menggunakan
internet dalam
mengakses layanan
jasa keuangan
0 0 22 55 23 100
6
Sebaiknya lembaga
keuangan membuat
panduan tata cara
dalam mengakses
layanan keuangannya
0 0 28 40 32 100
7
UMKM merasa
terbantu dengan
layanan jasa keuangan
0 0 1 24 75 100
8 Biaya pemeliharaan
akun terjangkau 0 0 6 65 29 100
9
Produk/layanan yang
disediakan lembaga
keuangan
meningkatkan
pendapatan
0 0 14 56 30 100
Rata-rata 0 0 16 52 32 100 Sumber: Data primer diolah (2019)
85
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel inklusi keuangan
mayoritas responden menjawab “setuju” dengan presentase sebesar 52
persen. Dari 9 pertanyaan yang mendapatkan respon positif adalah
pertanyaan nomor 8, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden
menjawab “setuju” dengan persentase sebesar 65 persen. Namun
beberapa responden juga masih kurang mengetahui tentang akses
layanan jasa keuangan, kurangnya informasi menggunakan layanan jasa
keuangan untuk memenuhi kebutuhan dan mengelola keuangan dalam
UMKM dan juga pelaku bisnis masih kurang memahami dalam
mengakses layanan keuangan menggunakan internet.
c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kinerja UMKM
Variabel kinerja UMKM pada penelitian ini menggunakan 8 butir
pertanyaan yang disebarkan kepada responden dan peneliti hanya
mengambil jawaban dari 100 responden. Hasil jawaban terhadap literasi
keuangan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja UMKM
No Pertanyaan Dalam persen
STS S R S SS Total
1 Meningkatnya penjualan
usaha setiap bulan 0 0 15 58 27 100
2 Keuntungan usaha
setiap bulan fluktuatif 0 0 18 56 26 100
3
Adanya peningkatan
jumlah konsumen setiap
bulan
0 0 12 48 40 100
86
No Pertanyaan Dalam persen
STS S R S SS Total
4
Mengembangkan
pemasaran produk/jasa
di luar daerah
0 0 6 49 45 100
5 Memiliki konsumen dari
luar daerah 0 1 17 52 30 100
6 Relatif calon karyawan
yang melamar di sini 0 0 27 55 18 100
7
Setiap tahun UMKM ini
menambah karyawan
karena pekerjaaan
semakin banyak
0 0 46 43 11 100
8
Karyawan UMKM
relatif dari masyarakat
sekitar
0 0 21 47 32 100
Rata-rata 0 0,1 20,3 51 28,6 100
Sumber: Data primer diolah (2019)
Tabel 4.9 menunjukan bahwa pada variabel kinerja UMKM
mayoritas responden menjawab “setuju” dengan persentase sebesar
51persen. Dan dari 14 pertanyaan yang paling mendapatkan respon
positif adalah pernyataan nomor 1, hal ini dapat dilihat dengan
mayoritas responden menjawab “setuju” dengan persentase sebesar 58
persen. Dari jawaban beberapa responden dapat diketahui bahwa tidak
semua UMKM menambah karyawan hal ini di berkaitan dengan omset
pendapatan UMKM tersebut karena masih banyak usaha mikro yang
memiliki omset kurang dari Rp. 10.000.000.
4.3 Uji Kualitas Data
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan
87
nilai rhitung dengan rtable, untuk degree of freedom (df) = n-2, dengan
pra uji sebanyak 30 sampel (df = 30-2 berarti table df ke-28 adalah
0,361). Berikut dalah hasil uji validitas dari variabel literasi keuangan,
inklusi keuangan dan kinerja UMKM dengan 30 responden pra uji.
a. Variabel Literasi Keuangan
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Literasi Keuangan
Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
LK1 0,376 0,361 Valid
LK2 0,615 0,361 Valid
LK3 0,427 0,361 Valid
LK4 0,562 0,361 Valid
LK5 0,685 0,361 Valid
LK6 0,561 0,361 Valid
LK7 0,541 0,361 Valid
LK8 0,648 0,361 Valid
LK9 0,582 0,361 Valid
LK10 0,535 0,361 Valid
LK11 0,364 0,361 Valid
LK12 0,409 0,361 Valid
LK13 0,433 0,361 Valid
LK14 0,572 0,361 Valid
Sumber: Data primer diolah (2019)
Tabel 4.10 menunjukan bahwa variabel literasi keuangan
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan
berdasarkan kriteria dimana rhitung lebih besar dibandingkan
rtable pada penelitian ini sebesar 0,361 hal tersebut menunjukan
bahwa masing-masing pernyataan pada variabel literasi
keuangan dapat diandalkan dan layak dalam penelitian.
88
b. Variabel inklusi keuangan
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Inklusi Keuangan
Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
IK1 0,412 0,361 Valid
IK2 0,567 0,361 Valid
IK3 0,618 0,361 Valid
IK4 0,634 0,361 Valid
IK5 0,569 0,361 Valid
IK6 0,604 0,361 Valid
IK7 0,630 0,361 Valid
IK8 0,436 0,361 Valid
IK9 0,659 0,361 Valid
Sumber: Data primer diolah (2019)
Tabel 4.11 menunjukan bahwa variabel inklusi keuangan
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan
berdasarkan kriteria dimana rhitung lebih besar dibandingkan
rtable pada penelitian ini sebesar 0,361 hal tersebut menunjukan
bahwa masing-masing pernyataan pada variabel inklusi
keuangan dapat diandalkan dan layak dalam penelitian.
c. Variabel Kinerja UMKM
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kinerja UMKM
Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
K1 0,546 0,361 Valid
K2 0,606 0,361 Valid
K3 0,546 0,361 Valid
K4 0,515 0,361 Valid
K5 0,463 0,361 Valid
K6 0,538 0,361 Valid
K7 0,629 0,361 Valid
89
Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
K8 0,434 0,361 Valid
Sumber: Data primer diolah (2019)
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel kinerja UMKM
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan
berdasarkan kriteria dimana rhitung lebih besar dibandingkan
rtable pada penelitian ini sebesar 0,361 hal tersebut menunjukan
bahwa masing-masing pernyataan pada variabel kinerja
UMKM dapat diandalkan dan layak dalam penelitian.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel dan konstruk. Kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47).
Kemudian data yang diperoleh di analisis dengan teknis tertentu yaitu
Alpha Cronbach. Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas
jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6 (Wiratna, 2014:197).
a. Variabel literasi keuangan
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Literasi Keuangan
Variabel Cronbach’s
Alpa N of item Keterangan
Literasi
Keuangan 0,790 14 Reliabel
Sumber: Data primer diolah (2019)
90
Berdasarkan pada table 4.13 menunjukan nilai Cronbach’s
Alpa atas variabel literasi keuangan sebesar 0,790. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s
Alpa lebih besar dari 0,60.
b. Variabel inklusi keuangan
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Inklusi Keuangan
Variabel Cronbach’s
Alpa N of item Keterangan
Inklusi
Keuangan 0,731 9 Reliabel
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan pada table 4.14 menunjukan nilai Cronbach’s
Alpa atas variabel inklusi keuangan sebesar 0,731. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s
Alpa lebih besar dari 0,60.
c. Variabel kinerja UMKM
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Kinerja UMKM
Variabel Cronbach’s
Alpa N of item Keterangan
Kinerja UMKM 0,639 8 Reliabel
Sumber: Data primer diolah (2019)
91
Berdasarkan pada table 4.15 menunjukan nilai Cronbach’s
Alpa atas variabel kinerja UMKM sebesar 0,639. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s
Alpa lebih besar dari 0,60.
4.4 Analisis Deskriptif dan Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan
dan Inklusi Keuangan
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menganalisa data
berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap
masing-masing indikator pengukur variabel. Analisis deskriptif pada
penelitian ini yaitu:
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistics
LITERASI KEUANGAN
INKLUSI KEUANGAN KINERJA
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0 Mean 57.74 37.44 32.65
Std. Deviation 4.089 2.830 2.743
Minimum 48 28 25
Maximum 66 44 39
Sum 5774 3744 3265
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan pada tabel 4.16 variabel literasi keuangan memiliki
jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner
sebesar 48, jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner sebesar 66, rata-rata jawaban responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner sebesar 57,74 dan standar deviasi sebesar 4,089.
92
Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil
keseluruhan pada variabel literasi keuangan rata-rata responden
menjawab 57,74 atau sebesar 58 persen dari tiga pertanyaan indikator
yaitu pengetahuan keuangan, perilaku keuangan dan sikap keuangan.
Dapat diketahui bahwa pelaku UMKM di Provinsi DKI Jakarta termasuk
dalam kategori rendah yaitu <60 persen.
Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan, perilaku dan sikap
keuangan merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat literasi
keuangan. Tiga pertanyaan indikator dalam literasi keuangan dapat
menjadi modal yang kuat untuk membantu pelaku UMKM dalam
mengatasi resiko yang mungkin terjadi dalam proses pengelolaan dan
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kinerja UMKM.
Variabel inklusi keuangan memiliki jawaban minimum responden
yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 28, jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 44, rata-rata
jawaban responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar
37,44 dan standar deviasi sebesar 2,830.
Hasil analisis pada penelitian ini adalah berdasarkan hasil
keseluruhan pada variabel inklusi keuangan rata-rata responden
menjawab 37,44 atau sebesar 37 persen dari dua pertanyaan indikator
yaitu akses keuangan dan kesejahteraan. Dapat diketahui bahwa pelaku
UMKM di Provinsi DKI Jakarta termasuk dalam kategori rendah yaitu
<60 persen.
93
Hal ini menunjukan bahwa akses keuangan dan kesejahteraan
merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat inklusi keuangan.
Fasilitas lembaga dan kemudahan dalam mengakses layanan keuangan
sangat diperlukan dalam pengembangan kinerja UMKM sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan UMKM itu sendiri.
Variabel kinerja memiliki jawaban minimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 25, jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar 39, rata-rata
jawaban responden yang didapat dari penyebaran kuesioner sebesar
32,65 dan standar deviasi sebesar 2,743.
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Gambar hasil uji normalitas.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan P-Plot
Sumber: Data primer diolah (2019)
94
Berdasarkan gambar 4.1 grafik P-Plot diatas terlihat bahwa sebaran
data selalu mengikuti dan mendekati garis diagonalnya, maka dapat
dikatakan bahwa penelitian ini memiliki penyebaran dan distribusi
normal. Untuk lebih memastikan hasil uji normalitas maka dilakukan
uji Kolmogrov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100 Normal Parameters
a,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.51934758 Most Extreme Differences Absolute .061
Positive .051 Negative -.061
Test Statistic .061 Asymp. Sig. (2-tailed) .200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji Kolmogrov-Smirnov, terlihat
bahwa Asymp. Sig pada penelitian ini diperoleh 0,200 lebih besar dari
ketentuan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov dengan nilai >0,05. Hal
tersebut menunjukan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi
secara normal, hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya. Maka data
tersebut layak digunakan sebagai penelitian.
4.5.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas digunakan untuk mendeteksi adanya problem
multiko dengan melihat besarnya Variance Invelantions Factor (VIF)
dan tolerance. Jika VIF >10 hal ini berarti terjadi korelasi antar variabel
95
independen dan sebaliknya jika nilai VIF <10 hal ini berarti tidak
terjadi korelasi antar variabel.
Table 4.18
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant) 15.225
4.126 3.690 .000
LITERASI KEUANGAN
.154 .070 .230 2.205 .030 .800 1.250
INKLUSI KEUANGAN
.228 .101 .235 2.251 .027 .800 1.250
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.18 terlihat nilai Tolerance mendekati angka 1
dan nilai Variance Invelantions Factor (VIF) disekitar angka 1 untuk
setiap variabel yang ditunjukan dengan torerance literasi keuangan dan
inklusi keuangan sebesar 0,800 dan VIF untuk literasi keuangan dan
inklusi keuangan sebesar 1,250. Suatu model regresi dikatakan bebas
dari problem multiko apabila memiliki nilai VIP <10. Sesuai dengan
hasil tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat ada
96
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED serta menggunakan uji Spearman Heteroskedastisitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.2 grafik scatterplot menunjukan bahwa data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi sehingga model regresi layak digunakan untuk
mempre-diksi kinerja UMKM berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya yaitu literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Selanjutnya mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas juga
dapat dilihat dengan melakukan uji spearman yang dijelaskan pada
tabel sebagai berikut:
97
Tabel 4.19
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Spearman
Correlations
LITERASI KEUANGAN
INKLUSI KEUANGAN KINERJA
Spearman's rho
LITERASI KEUANGAN
Correlation Coefficient
1.000 .436** .324
**
Sig. (2-tailed) . .000 .001
N 100 100 100
INKLUSI KEUANGAN
Correlation Coefficient
.436** 1.000 .311
**
Sig. (2-tailed) .000 . .002
N 100 100 100
KINERJA Correlation Coefficient
.324** .311
** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .002 .
N 100 100 100
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.19 hasil uji spearman diperoleh angka korelasi
sebesar 0,324 dan 0,311 yang artinya tingkat korelasi antara variabel
literasi keuangan dengan kinerja UMKM dan variabel inklusi keuangan
dengan kinerja UMKM adalah memiliki hubungan cukup.
Diketahui nilai signifikasi atau Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05 atau
0,01 maka artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel literasi
keuangan dengan kinerja UMKM. Dan nilai signifikasi atau Sig. (2-
tailed) 0,002 < 0,05 atau 0,01 maka artinya ada hubungan yang
signifikan antara inklusi keuangan dengan kinerja UMKM.
4.6 Hasil Uji Hipotesis
4.6.1 Hasil Uji Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi berganda
digunakan sebagai alat analisis statistic karena penelitian ini dirancang
98
untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang
digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.
Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.225 4.126 3.690 .000
LITERASI KEUANGAN .154 .070 .230 2.205 .030
INKLUSI KEUANGAN .228 .101 .235 2.251 .027
a. Dependent Variable: KINERJA
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diperoleh persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Y= + 0,154X1 + 0,228X2 + e
Keterangan:
Y = Kinerja
X1 = Literasi Keuangan
X2 = Inklusi Keuangan
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika konstanta sebesar 15,225 artinya jika literasi keuangan (X1)
dan inklusi keuangan (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja
UMKM (Y) nilainya adalah 15,225
2. Koefisien regresi variabel literasi keuangan (X1) sebesar 0,154
artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan literasi
keuangan mengalami kenaikan 1 persen maka kinerja UMKM
99
(Y) akan mengalami kenaikan besar 0,154. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara literasi keuangan
dengan kinerja UMKM, semakin naik literasi keuangan maka
semakin meningkat kinerja UMKM.
3. Koefisien regresi variabel inklusi keuangan (X2) sebesar 0,228
artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan inklusi
keuangan mengalami kenaikan 1 persen maka kinerja UMKM
(Y) akan mengalami kenaikan besar 0,228. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara inklusi keuangan
dengan kinerja UMKM, semakin naik inklusi keuangan maka
semakin meningkat kinerja UMKM.
4.6.2 Hasil Uji Statistik t
Uji t merupakan pengujian yang melakukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Jika nilai
probabilitynya lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak (Ghozali, 2011:98). Jika nilai thitung lebih besar
dari ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika thitung lebih
kecil dari ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
100
Tabel 4.21
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant) 15.225
4.126 3.690 .000
LITERASI KEUANGAN
.154 .070 .230 2.205 .030 .800 1.250
INKLUSI KEUANGAN
.228 .101 .235 2.251 .027 .800 1.250
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diperoleh hipotesis uji t sebagai berikut:
Hipotesis 1 : Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Kinerja
UMKM
H0 : Jika thitung lebih kecil dari ttabel tmaka tidak terdapat pengaruh
antara variabel literasi keuangan terhadap variabel kinerja
UMKM secara parsial.
Ha : Jika thitung lebih besar dari ttabel maka terdapat pengaruh antara
variabel literasi keuangan terhadap variabel kinerja UMKM
secara parsial.
Pada tabel 4.21 nilai thitung pada variabel literasi keuangan sebesar
2,205 dengan profitabilitas 0,030 lebih kecil dari 0,05. Ttabel dengan
signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df) untuk df=n-2 atau
100-2= 98 maka ttabel adalah 1,9845. Hasilnya adalah thitung (2,205) >
ttabel (1,9845). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga variabel literasi keuangan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja UMKM karena tingkat signifikansi yang dimiliki
101
variabel literasi keuangan lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini
membuktikan bahwa dengan adanya pengetahuan, perilaku dan sikap
keuangan yang dimiliki pelaku UMKM akan meningkatkan kinerja
dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang keuangan dasar,
menyusun semua anggaran dan planning yang akan dilaksanakan dan
juga meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
sehingga berhati-hati dalam mengambil kredit ataupun hutang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sanistasya (2019),
Sari (2019), Yanti (2019), Widiyati (2019), Dewi (2018), Suryani
(2017) dan Eniola (2016) menyatakan bahwa variabel literasi keuangan
berpengaruh positif terhadap variabel kinerja UMKM. Dengan adanya
pengetahuan tentang keuangan yang dimiliki oleh pelaku bisnis akan
membantu UMKM meningkatkan kinerja dalam bentuk mengatur
perencanaan keuangan sehingga dapat memaksimalkan nilai waktu dari
uang dan dapat meningkatkan efesiensi kerja dan nilai tambah pada
barang atau jasa yang ditawarkan. Selain itu pelaku usaha yang literate
akan mengoptimalkan kinerja bisnis dengan hati-hati sehingga memiliki
kemampuan dan pengetahuan keuangan yang baik sehingga akan
membuat mudah untuk mengelola bisnisnya. Selain itu literasi juga
membantu pemilik usaha dalam memperoleh pengetahuan keuangan
dan keterampilan yang diperlukan bagi pelaku usaha
102
Hipotesis 2 : Pengaruh Inklusi Keuangan terhadap Kinerja
UMKM
H0 : Jika thitung lebih kecil dari ttabel maka tidak terdapat pengaruh
antara variabel inklusi keuangan terhadap variabel kinerja
UMKM secara parsial
Ha : Jika thitung lebih besar dari ttabel maka terdapat pengaruh antara
variabel inklusi keuangan terhadap variabel kinerja UMKM
secara parsial
Pada tabel 4.21 nilai thitung pada variabel inklusi keuangan sebesar
2,251 dengan profitabilitas 0,027 lebih kecil dari 0,05. Ttabel dengan
signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df) untuk df=n-2 atau
100-2= 98 maka ttabel adalah 1,9845. Hasilnya adalah thitung (2,251) >
ttabel (1,9845). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga variabel inklusi keuangan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja UMKM karena tingkat signifikansi yang dimiliki
inklusi keuangan lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini menunjukan
bahwa dengan kemudahan menggunakan dan mendapatkan layanan dan
akses keuangan akan mempermudah pelaku UMKM untuk
meningkatkan kinerja usaha sehingga tingkat kesejahteraan para pelaku
UMKM juga akan meningkat secara beriringan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya Bire
(2019) Sanistasya (2019), Yanti (2019), Bongomin (2017), Riwayati
(2017), Sajuyigbe dan Agarwai (2016) yang menyatakan bahwa
103
variabel inklusi keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM.
Inklusi keuangan dapat diandalkan dalam mendorong perubahan
perilaku agar semakin meningkatkan kinerja UMKM. Selain itu inklusi
juga akan merubah pola pikir pelaku usaha tentang cara melihat uang
dan laba, dengan pola pikir tersebut maka akan merubah pelaku
ekonomi menjadi responsive. Penggunaan fasilitas lembaga keuangan
bank dan non bank dapat membantu keberhasilan UMKM untuk
bersaing dalam ekonomi global sehingga dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta memberikan
manfaat bagi pelaku usaha yang masih tergolong unbanked. Dengan
akses yang luas terhadap lembaga keuangan merupakan hal penting
untuk meningkatkan kinerja sehingga mengurangi kesenjangan
ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM.
4.6.3 Hasil Uji Statistik F
Pengujian uji F untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh
variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2011:98)
Tabel 4.22
Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 116.386 2 58.193 8.983 .000b
Residual 628.364 97 6.478
Total 744.750 99
a. Dependent Variable: KINERJA b. Predictors: (Constant), INKLUSI KEUANGAN, LITERASI KEUANGAN
Sumber: Data primer diolah (2019)
104
Berdasarkan tabel 4.22 hasil uji statistik F menunjukan bahwa nilai
fhitung sebesar 8,983 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dikatakan
bahwa literasi keuangan dan inklusi keuangan berpengaruh terhadap
kinerja UMKM.
Hipotesis 3 : Pengaruh Literasi Keuangan dan Keuangan terhadap
Kinerja UMKM
H0 : Jika sig > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh antara variabel
literasi keuangan dan inklusi keuangan terhadap variabel kinerja
UMKM secara simultan
Ha : Jika sig < 0,05 maka terdapat pengaruh antara variabel literasi
keuangan dan inklusi keuangan terhadap variabel kinerja UMKM
secara simultan
Dengan hasil yang telah dijabarkan diatas maka H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga variabel literasi keuangan dan inklusi keuangan
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja UMKM.
Penelitian ini menunjukan bahwa literasi keuangan dan inklusi
keuangan memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja UMKM.
Pengetahuan, perilaku dan sikap keuangan merupakan hal penting bagi
seorang pelaku bisnis. Jika hanya menggunakan akses layanan
keuangan tanpa memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang layanan
tersebut maka pelaku bisnis tersebut belum menggunakan layanan
keuangan semaksimal mungkin. Selain itu literasi juga membangun
105
kepercayaan diri seseorang sehingga pelaku usaha mampu mengambil
tanggung jawab untuk masalah keuangan dan mampu berperan aktif
dalam menggunakan layanan keuangan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan. Dengan meningkatnya kemampuan dalam pengambilan
keputusan dan mudahnya dalam mengakses layanan keuangan
merupakan faktor pendorong dalam meningkatkan kinerja UMKM
tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya Wira
(2019) yang menyatakan bahwa variabel literasi keuangan dan inklusi
keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM.
4.6.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2013:97).
Tabel 4.23
Hasil Koefisien Determinasi R
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .395a .156 .139 2.545
a. Predictors: (Constant), INKLUSI KEUANGAN, LITERASI KEUANGAN
Sumber: Data primer diolah (2019)
106
Berdasarkan tabel 4.23 hasil model summary diatas penelitian ini
memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,139 atau 13,9 persen. Hal
ini menunjukan bahwa variabel kinerja UMKM dapat dijelaskan oleh
variabel literasi keuangan dan inklusi keuangan adalah sebesar 13,9
persen. Sedangkan sisanya sebesar 0,861 atau 86,1 persen dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel lain
diluar variabel yang diteliti dapat menjadi penelitian lanjutan misalnya
variabel financial access dan financial training.
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi keuangan dan inklusi
keuangan terhadap kinerja UMKM Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan
analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan regresi linear berganda,
dapat disumpulkan sebagai berikut:
1. Literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
UMKM Provinsi DKI Jakarta.
2. Inklusi keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
UMKM Provinsi DKI Jakarta.
3. Literasi keuangan dan inklusi keuangan memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM Provinsi DKI Jakarta.
4. Tingkat literasi keuangan UMKM di Provinsi DKI Jakarta sebesar 58
persen yang berarti termasuk dalam kategori rendah karena <60
persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 37 persen yang berarti
termasuk dalam kategori rendah karena <60 persen.
5. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil
koefisien determinan R sebesar 13,9 persen. Hal ini menunjukan
bahwa variabel kinerja UMKM dapat dijelaskan oleh variabel literasi
keuangan dan inklusi keuangan adalah sebesar 13,9 persen.
Sedangkan sisanya sebesar 0,861 atau 86,1 persen dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
108
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas, adapun saran yang
dapat penulis sampaikan sebagai berikut:
1. Bagi Akademis
Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan sebagai
referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai literasi
keuangan dan inklusi keuangan terhadap kinerja UMKM. Penulis
menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menambahkan
variabel-variabel lain agar penelitian ini akan semakin berkembang.
Selain itu penulis mengharapkan para akademisi juga turut serta
dalam mendorong para kelompok UMKM dalam meningkatkan
literasi keuangan dan inklusi keuangan yang masih rendah serta
membantu dalam praktek tata kelola keuangan agar menambah
pengetahuan para pemilik usaha kecil agar lebih tertata di dalam
laporan keuangan sehingga dapat memperbaiki omset para pelaku
bisnis.
2. Bagi pemerintah
Dengan adanya penelitian ini penulis berharap pemerintah sadar
terhadap rendahnya tingkat literasi UMKM di Provinsi DKI Jakarta.
Tugas ini memerlukan peranan penting pemerintah dalam
keberlangsungan dan perkembangan literasi keuangan agar
masyarakat luas bukan hanya mengetahui berbagai jasa keuangan
tetapi juga memahami, terampil dan memiliki keyakinan dalam
109
pengambilan keputusan dalam mengelola keuangan dalam
meningkatkan kesejahteraan keuangan. Contohnya dalam studi ini
masih kurangnya pengetahuan pelaku bisnis usaha mikro yang
memahami manfaat dan fasilitas yang diberikan oleh layanan jasa
keuangan dalam mengembangkan UMKM. Selain itu faktor
kurangnya pembinaan dalam dalam setiap UMKM yang ada
merupakan salah satu faktor masih rendahnya tingkat literasi UMKM
di DKI Jakarta.
Dari segi inklusi keuangan, pemerintah juga sangat berperan
penting dalam keberlangsungan dan perkembangan inklusi keuangan
masyarakat, bukan hanya tentang pengetahuan ragam produk dan jasa
keuangan tetapi juga dalam layanan jasa keuangan, akses terhadap
produk, kenyamanan, serta keterjangkauan dengan perlindungan
konsumen agar usaha yang di jalani oleh UMKM semakin meningkat,
baik dalam pembiayaan modal usaha maupun pendapatan yang
diperoleh.
Dan dari segi kinerja keuangan, pemerintah masih memiliki
pekerjaan rumah untuk membantu penjualan pelaku bisnis yang masih
mengalami kesulitan dalam memasarkan produk atau jasanya.
Sehingga dapat menambah omset penjualan UMKM itu sendiri.
Selain itu jika penjualan produk atau jasa semakin banyak bukan tidak
mungkin dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di
sekitar lingkungan UMKM tersebut.
110
DAFTAR PUSTAKA
Abor, J., & Quartey, P. (2010). Issues in SME Development in Ghana and South
Africa. International Research Journal of Finance and Economics. 1(39).
218-228.
Agarwai, T. (2016). Twin Pillars of Indian Banking: Financial Literacy and
Financial Inclusion. International Journal of Business Economics and
Management Research. 7(11). 5-15.
Aribawa, D. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja dan
Keberlangsungan UMKM di Jawa Tengah. Jurnal Siasat Bisnis. 20(1). 1-
13.
Asra, A., Irawan, P. B., & Purwoto, A. (2015). Metode Penelitian Survei. Bogor:
IN MEDIA.
Bire, A. R., Sauw, H. M., & Maria. (2019). The Effect of Financial Literacy
towards Financial Inclusion through Financial Training. International
Journal of Social Sciences adn Humanities. 3(1). 186-192.
Bongomin, G. O., Munene, J. C., Mpeera, J. N., & Akol, C. M. (2017). Financial
Inclusion in Rural Uganda: The Role of Social Capital and Generational
Values. Journal Banking and Finance. 4(1302866). 1-18.
Center for Financial Inclusion. (2016). Global Microscope 2016: The Enabling
Environment for Financial Inclusion. CFI.
Chen, H., & Volpe, R. P. (1998). An Analysis of Personal Financial Literacy
Among Collage Students. Financial Services Review. 7(2). 107-128.
Dewi, W. K., Yurniwati, & Rahman, A. (2018). The Effect of Financial Literacy
and Financial Access to the Performance of SMEs (Small and Medium
Enterprises) in the Trade Sector of Padang City. International Journal of
Progressive Sciences and High Technologies. 10(2). 371-381
Eniola, A. A., & Entebang, H. (2016). Financial Literacy and SME Firm
Performance. International Journal of Research Studies in Management.
5(1). 31-43.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
111
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariative dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Revisit Strategi Nasional Literasi Keuangan
Indonesia. OJK.
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
No. 07/Per/M.KUKM/VII/2015. Rencana Strategis Kementrian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2015-2019.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 76/POJK.07/2016. Peningkatan Literasi
dan Inklusi Keuangan Bagi Konsumen dan/atau Masyarakat.
Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2016. Strategi Nasional Keuangan Inklusif.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta.
Riwayati, H. E. (2017). Financial Inclusion of Business Players in Mediating the
Success of Small and Medium Enterprises in Indonesia. International
Journal of Economics and Financial Issues. 7(4). 623-627.
Sabana, B. M. (2014). Entrepreneur Financial Literacy, Financial Access,
Transaction cost and Performance of Micro Enterprises in Nairoby City
Country Kenya. Thesis School of Business University of Nairobi.
Sajuyigbe, & S, Ademola. (2017). Influence of Financial Inclusion and Social
Inclusion on the Performance of Women-Owned Businesses in Lagos State.
Scholedge International Journal of Management & Development. 4(3). 18-
27.
Sanistasya, P. A., Rahardjo, K., & Iqbal, M. (2019). Pengaruh Literasi Keuangan
dan Inklusi Keuangan Terhadap Kinerja Usaha Kecil di Kalimantan Timur.
Journal Economia. 15(1). 48-59.
Sari, R. Y. (2019). Literasi Keuangan Pelaku Ekonomi UMKM Perempuan di
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Prosiding. 5(1). 38-48.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi dan R&B). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, W. V. (2014). Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
112
Suryani, S., & Ramadhan, S. (2017). Analisis Literasi Keuangan pada Pelaku
Usaha Mikro di Kota Pekanbaru. Journal of Economic, Business and
Accounting. 1(1). 12-22.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008. Mikro Usaha Kecil dan
Menengah.
Widiyati, S., Wijayanto, E., & Prihatiningsih. (2018). Financial Literacy Model at
Micro Small Medium Entreprise (MSMEs). Mimbar. 34(2). 255-264.
Widiyanti, R., Damayanti, R., & Marwanti, F. (2017). Pengaruh Financial
Literacy Terhadap Keberlangsungan Usaha pada UMKM Desa Jatisari.
Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis. 18(2). 153-163.
Yanti, W. I. (2019). Pengaruh Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan Terhadap
Kinerja UMKM di Kecamatan Mayo Utara. Jurnal Manajemen dan Bisnis.
2(12019). 1-10.
Ye, J., & Kalathunga, K. (2019). How Does Financial Literacy Promote
Sustainability in SMEs? A Developing Country Perspective. Journal
Sustainability. 11(2990). 1-21.
113
Sumber dari Internet
Al Hikam, H. A. (2019). OJK Sebut Cuma 60% Orang RI Punya Rekening Bank.
Retrieved from finance.detik.com:
https://finance.detik.com/moneter/d-4522143/ojk-sebut-cuma-60-orang-ri-
punya-rekening-bank
Haryanti, D. M., & Hidayah, I. (n.d.). Potret UMKM Indonesia: Si Kecil yang
Berperan Besar. Retrieved from ukmindonesia.id:
https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/62
Incubator. (2018). Kontribusi UMKM Dalam Roda Perekonomian Indonesia.
Retrieved from umkm-id.com:
https://umkm-id.com/post/kontribusi-umkm-dalam-roda-perekonomian-
indonesia
Laucereno, S. F. (2019). Pertumbuhan Ekonomi 2018 Meleset dari Target Lebih
Tinggi dari 2017. Retrieved from finance.detik.com:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4415746/pertumbuhan-
ekonomi-2018-meleset-dari-target-lebih-tinggi-dari-2017
Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). OJK: Literasi Keuangan di Jakarta Tertinggi.
Retrieved from databoks.katadata.co.id:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/10/ojk-literasi-
keuangan-di-jakarta-tertinggi
Primus, J. (2015). Pesat, Perkembangan UMKM di Jabodetabek. Retrieved from
ekonomi.kompas.com:
https://ekonomi.kompas.com/read/2015/05/04/183044026/Pesat.Perkemban
gan.UMKM.di.Jabodetabek
Wildan, M. (2019). Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019 Terjaga
pada Level 5 Persen. Retrieved from ekonomi.bisnis.com:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191010/9/1157640/bank-dunia-
pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2019-terjaga-pada-level-5-persen
114
LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Kuesioner Penelitian
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN INKLUSI
KEUANGAN TERHADAP KINERJA UMKM
(Studi Kasus Pada UMKM PROVINSI DKI JAKARTA)
Oleh:
Rossy Wulandari
11150810000005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019M
115
Dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) sebagai tugas
akhir studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen Konsentrasi
Keuangan, Semester 9 (sembilan), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dengan ini memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya
lakukan dengan judul “Pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus Pada UMKM Provinsi DKI Jakarta)”.
Dengan ini memohon untuk ketersediaan bapak/ibu/saudara/i agar
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang terlampir.
Ketersediaan bapak/ibu/saudara/i sangat dibutuhkan untuk menentukan
keberhasilan atas penelitian yang sedang dilakukan. Sesuai dengan etika dalam
melakukan penelitian, data yang saya peroleh akan dijaga kerahasiaannya dan
digunakan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Demikianlah surat permohonan pengisian kuesioner ini dibuat. Selain itu,
saya ingin mengucapkan terimakasih atas ketersediaan bapak/ibu/saudara/i karena
telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini
Hormat Saya.
Rossy Wulandari
116
IDENTITAS RESPONDEN
Berikanlah tanda (X) pada kotak bernomor
Sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu/saudara
Jenis kelamin 1 Laki-laki 2 Perempuan
Usia 1 18 - 22 tahun
2 23 - 27 tahun
3 28 - 32 tahun
4 33 - 37 tahun
5 >37 tahun
Tingkat pendidikan 1 SMA/MA
2 Diploma
3 S1
4 S2/S3
Usia bisnis 1 Start-Up
2 1 - 3 tahun
3 4 - 5 tahun
4 Lebih dari 5 tahun
Ukuran usaha 1 Usaha mikro (Jumlah karyawan 10 orang)
2 Usaha kecil (Jumlah Karyawan 30 orang)
3 Usaha menengah (Jumlah karyawan 300 orang)
Posisi di usaha 1 Owner/Pemilik
2 Pengelola/Manajer
Pilihan jenis usaha 1 Retail/eceran
2 Wholesale/agen
3 Manufacturing/mesin
4 Service/jasa
5 Dan lain-lain
Omset perbulan 1 <Rp.25.000.000
1 5 4 3 2
117
2 Rp.25.000.001 - Rp.208.000.000
3 Rp.208.000.001 - Rp.4.016.000.000
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berilah Jawaban Pernyataan Berikut Sesuai dengan Pendapat Anda, dengan cara
memberi tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
LITERASI KEUANGAN
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
Pengetahuan
1 Saya memiliki pengetahuan akuntansi dasar STS TS R S SS
2 Saya memahami manfaat pengelolaan keuangan STS TS R S SS
3 Saya memahami cara mengelola keuangan secara
efektif
STS TS R S SS
4 Saya mengetahui syarat yang diperlukan untuk
mendapatkan pinjaman dari bank
STS TS R S SS
5 Saya mengetahui manfaat dan fasilitas yang
ditawarkan oleh bank
STS TS R S SS
6 Saya dapat menganalisis kinerja keuangan secara
berkala
STS TS R S SS
Perilaku
7 Saya membuat pembukuan kas keluar-masuk perhari STS TS R S SS
8 Saya aktif melakukan bimbingan dan binaan terhadap
karyawan
STS TS R S SS
118
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
9 Saya melakukan budgeting dalam mendukung
planning yang ada
STS TS R S SS
10 Saya melakukan penyusunan anggaran belanja
perbulan
STS TS R S SS
11 Saya berhati-hati dalam mengambil kredit atau hutang STS TS R S SS
Sikap
12 Saya sikap berani mengambil resiko dalam
pengambilan keputusan
STS TS R S SS
13 Saya dapat mengatur strategi untuk meminimalkan
resiko keuangan
STS TS R S SS
14 Saya melakukan target planning kedepan STS TS R S SS
INKLUSI KEUANGAN
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
Akses keuangan
1 Lembaga keuangan berlokasi strategis STS TS R S SS
2 Mengetahui layanan keuangan yang dimiliki bank STS TS R S SS
3 Layanan jasa keuangan mudah untuk di akses STS TS R S SS
4 Saya mampu menggunakan fasilitas lembaga
keuangan untuk memenuhi kebutuhan dan mengelola
keuangan dalam UMKM
STS TS R S SS
5 Saya menggunakan internet dalam mengakses layanan
jasa keuangan
STS TS R S SS
6 Sebaiknya lembaga keuangan membuat panduan tata
cara dalam mengakses layanan keuangannya
STS TS R S SS
Kesejahteraan
7 UMKM merasa terbantu dengan layanan jasa
keuangan
STS TS R S SS
8 Biaya pemeliharaan akun terjangkau STS TS R S SS
9 Produk atau layanan yang disediakan lembaga
keuangan meningkatkan pendapatan
STS TS R S SS
119
KINERJA UMKM
No Pertanyaan Alternatif Jawaban
Probabilitas
1 Meningkatnya penjualan usaha setiap bulan STS TS R S SS
2 Keuntungan usaha setiap bulan fluktuatif STS TS R S SS
Pertumbuhan usaha
3 Adanya peningkatan jumlah konsumen setiap bulan STS TS R S SS
4 Mengembangkan pemasaran produk atau jasa di dalam
negeri
STS TS R S SS
5 Memiliki konsumen dari luar daerah STS TS R S SS
Pertumbuhan jumlah karyawan
6 Relatif calon karyawan yang melamar di sini STS TS R S SS
7 Setiap tahun UMKM ini menambah karyawan karena
pekerjaaan semakin banyak
STS TS R S SS
8 UMKM relatif karyawan dari masyarakat sekitar STS TS R S SS
120
Lampiran 2
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia
Responden dan Posisi di Usaha
USIA_RESPONDEN * POSISI_DI_USAHA * JENIS_KELAMIN Crosstabulation
Count
JENIS_KELAMIN
POSISI_DI_USAHA
Total Pemilik Pengelola
Laki-laki USIA_RESPONDEN 28-32Tahun 3 0 3
33-37Tahun 23 1 24
>37Tahun 19 0 19
Total 45 1 46
Perempuan USIA_RESPONDEN 23-27Tahun 1 0 1
28-32Tahun 8 1 9
33-37Tahun 20 0 20
>37Tahun 24 0 24
Total 53 1 54
Total USIA_RESPONDEN 23-27Tahun 1 0 1
28-32Tahun 11 1 12
33-37Tahun 43 1 44
>37Tahun 43 0 43
Total 98 2 100
Lampiran 3
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan
Posisi di Usaha
TINGKAT_PENDIDIKAN * POSISI_DI_USAHA Crosstabulation
Count
POSISI_DI_USAHA
Total Pemilik Pengelola
TINGKAT_PENDIDIKAN SMA 82 2 84
Diploma 6 0 6
S1 9 0 9
/S3 1 0 1 Total 98 2 100
121
Lampiran 4
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan
Omset Perbulan
TINGKAT_PENDIDIKAN * OMSET_PERBULAN Crosstabulation
Count
OMSET_PERBULAN
Total <Rp.25.000.000 Rp.25.000.001-Rp.208.000.000
TINGKAT_PENDIDIKAN SMA 42 42 84
Diploma 2 4 6
S1 1 8 9
/S3 0 1 1 Total 45 55 100
Lampiran 5
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dan Usia Bisnis
TINGKAT_PENDIDIKAN * USIA_BISNIS Crosstabulation
Count
USIA_BISNIS
Total Start-up 1-
3Tahun 4-
5Tahun >5Tahun
TINGKAT_PENDIDIKAN SMA 2 2 19 61 84
Diploma 0 1 1 4 6
S1 0 0 2 7 9
/S3 0 0 0 1 1 Total 2 3 22 73 100
Lampiran 6
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Bisnis dan Posisi
di Usaha
USIA_BISNIS * PILIHAN_JENIS_USAHA Crosstabulation
Count
PILIHAN_JENIS_USAHA
Total Eceran Agen Jasa
USIA_BISNIS Start-Up 2 0 0 2
1-3Tahun 2 0 1 3
4-5Tahun 10 5 7 22
>5Tahun 54 8 11 73
Total 68 13 19 100
122
Lampiran 7
Cross Tabulasi Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Usaha dan Omset
Perbulan
UKURAN_USAHA * OMSET_PERBULAN Crosstabulation
Count
OMSET_PERBULAN Total
<Rp.25.00
0.000
Rp.25.000.001
-
Rp.208.000.00
0
Rp.208.000.001
-
Rp.4.016.000.00
0
UKURAN_USAHA Usaha
mikro 43 35 0 78
Usaha
kecil 2 20 0 22
Total 45 55 0 100
123
Lampiran 8
Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Literasi Keuangan
NO X1
TOTAL LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 LK11 LK12 LK13 LK14
1 4 5 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 57
2 4 5 3 5 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 55
3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 60
4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 5 60
5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 61
6 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 55
7 3 4 5 4 5 5 4 3 5 4 3 3 4 5 57
8 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 61
9 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 66
10 3 5 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 55
11 5 3 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 5 4 56
12 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 57
13 3 4 3 4 4 5 5 3 3 3 4 3 4 4 52
14 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 57
15 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55
16 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 48
17 5 4 3 4 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 58
18 3 3 4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 3 4 51
19 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 5 4 58
20 4 5 3 5 5 3 5 3 3 3 5 4 4 4 56
21 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 60
22 3 5 5 5 4 4 5 3 3 4 4 3 3 5 56
23 4 5 3 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 63
24 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 62
25 3 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 55
26 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 57
27 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 64
28 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 5 4 4 3 49
29 4 5 3 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 58
30 5 4 3 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 57
31 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 57
32 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 57
33 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 56
34 5 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 55
35 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 5 56
36 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 52
37 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 58
38 4 4 4 5 5 3 5 4 4 3 3 4 5 4 57
124
NO X1
TOTAL LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 LK11 LK12 LK13 LK14
39 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 65
40 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 57
41 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 5 5 5 52
42 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 5 54
43 4 4 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 52
44 3 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 57
45 4 3 5 4 4 5 4 3 5 5 4 4 4 4 58
46 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 3 60
47 5 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 5 56
48 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 61
49 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 64
50 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 55
51 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 4 5 4 4 55
52 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 55
53 4 4 5 4 3 3 4 2 3 4 4 4 5 4 53
54 3 3 3 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 55
55 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 59
56 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 62
57 4 4 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 4 5 60
58 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 64
59 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 64
60 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 58
61 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 62
62 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 56
63 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 56
64 5 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 56
65 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 56
66 3 4 3 5 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 57
67 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 61
68 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 61
69 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 56
70 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 63
71 3 3 5 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 5 55
72 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 64
73 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 62
74 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 65
75 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 65
76 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 62
77 4 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 5 4 3 53
78 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 61
125
NO X1
TOTAL LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 LK11 LK12 LK13 LK14
79 5 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 54
80 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 51
81 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 60
82 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 54
83 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 57
84 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 54
85 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 61
86 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 56
87 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 63
88 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 63
89 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 66
90 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 5 5 4 52
91 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 62
92 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 60
93 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 61
94 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 48
95 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 56
96 4 4 5 4 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 52
97 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 54
98 3 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 3 4 4 57
99 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 60
100 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 62
126
Lampiran 9
Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Inklusi Keuangan
NO X2
TOTAL IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8 IK9
1 4 4 4 4 3 5 5 4 4 37
2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 34
3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 40
4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 39
5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 40
6 4 3 4 3 3 5 5 4 4 35
7 5 4 3 3 4 4 5 4 4 36
8 5 4 4 3 4 4 5 4 4 37
9 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
10 4 5 3 3 5 3 5 3 4 35
11 3 4 5 5 5 3 4 4 5 38
12 5 4 4 4 4 3 4 4 4 36
13 4 3 3 4 4 3 4 5 3 33
14 4 3 4 4 3 3 4 5 4 34
15 5 3 4 4 3 3 4 5 4 35
16 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28
17 4 4 5 4 5 4 5 5 5 41
18 4 4 3 4 4 4 5 3 4 35
19 4 5 4 4 3 3 4 5 5 37
20 4 3 3 3 4 4 5 4 4 34
21 5 5 4 4 4 5 5 3 4 39
22 5 4 4 3 4 5 5 4 3 37
23 3 5 4 5 5 3 5 5 4 39
24 5 5 5 4 5 5 5 4 4 42
25 4 5 3 3 4 4 5 3 3 34
26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
27 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
28 4 3 4 3 4 4 4 4 3 33
29 4 4 4 4 5 5 5 4 4 39
30 4 5 3 4 5 5 5 5 4 40
31 5 5 4 4 4 4 5 4 4 39
32 4 5 4 4 4 3 4 4 4 36
33 4 4 4 4 4 5 5 4 4 38
34 4 4 5 3 3 3 4 4 3 33
35 4 4 4 4 3 4 5 4 4 36
36 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35
37 5 4 4 4 5 5 5 5 4 41
127
NO X2
TOTAL IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8 IK9
38 5 4 4 5 5 5 5 4 4 41
39 4 4 3 5 5 3 4 4 5 37
40 4 5 4 4 4 5 5 4 4 39
41 3 4 4 3 4 4 4 4 4 34
42 5 4 3 4 3 4 4 4 3 34
43 5 5 4 5 5 4 5 4 5 42
44 3 4 4 5 5 4 5 4 5 39
45 4 4 5 5 4 4 5 4 5 40
46 5 5 5 4 5 5 5 4 4 42
47 5 4 4 4 5 4 5 4 4 39
48 4 4 5 4 5 4 4 5 4 39
49 4 4 5 5 5 4 5 4 4 40
50 4 4 4 3 3 3 5 4 4 34
51 4 3 3 3 4 4 4 3 3 31
52 3 4 4 3 4 4 5 5 3 35
53 4 4 4 4 4 3 5 4 5 37
54 4 4 5 3 4 3 5 4 3 35
55 3 4 4 5 4 4 5 4 4 37
56 4 4 4 5 4 4 5 5 4 39
57 4 3 4 4 4 5 5 4 4 37
58 3 4 4 4 4 5 5 4 4 37
59 3 3 3 3 3 5 5 4 3 32
60 5 4 4 4 4 5 5 4 4 39
61 4 4 5 4 5 4 5 4 4 39
62 4 5 4 5 4 4 5 5 4 40
63 4 5 5 4 4 3 4 4 5 38
64 4 4 5 5 4 5 5 5 5 42
65 5 4 5 5 5 4 5 5 4 42
66 4 3 4 5 4 5 5 5 5 40
67 5 4 4 4 4 4 5 5 4 39
68 5 4 3 3 4 5 5 4 5 38
69 4 4 5 4 4 3 4 4 5 37
70 4 3 4 5 5 3 5 4 5 38
71 4 5 4 4 4 3 5 4 5 38
72 4 5 5 4 4 4 5 5 5 41
73 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38
74 3 4 4 4 3 5 5 5 3 36
75 5 5 4 4 5 5 5 4 3 40
76 5 5 5 4 4 5 4 4 3 39
128
NO X2
TOTAL IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8 IK9
77 5 4 4 3 3 4 5 4 5 37
78 5 4 4 3 4 4 5 4 4 37
79 4 4 5 4 4 4 5 5 5 40
80 3 4 5 4 4 3 4 5 5 37
81 4 4 5 5 3 5 5 5 5 41
82 4 3 3 3 4 3 5 4 4 33
83 4 4 4 4 3 3 5 4 5 36
84 4 4 4 4 3 3 5 4 4 35
85 4 4 3 3 4 4 5 5 5 37
86 5 4 3 3 3 5 5 4 4 36
87 5 4 3 4 3 4 5 5 5 38
88 4 3 4 4 3 4 5 5 4 36
89 3 4 4 5 4 4 5 5 4 38
90 4 4 3 3 3 3 4 4 5 33
91 4 4 4 3 3 5 5 4 4 36
92 4 3 4 4 3 5 5 4 4 36
93 4 5 4 4 4 4 5 4 5 39
94 4 4 4 3 4 3 4 4 5 35
95 5 5 5 5 4 3 4 4 5 40
96 5 5 4 5 4 3 4 4 4 38
97 4 4 4 5 5 5 5 4 5 41
98 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38
99 3 4 4 4 4 4 5 4 4 36
100 4 4 5 3 4 4 5 4 4 37
129
Lampiran 10
Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja UMKM
NO X2
TOTAL IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8
1 5 5 5 5 5 5 4 5 39
2 4 5 3 4 4 4 3 4 31
3 5 5 4 4 4 5 5 5 37
4 4 4 5 5 4 4 3 4 33
5 4 4 5 5 3 4 4 4 33
6 4 3 4 4 4 4 3 5 31
7 5 4 5 4 3 4 3 4 32
8 3 5 4 5 4 4 4 5 34
9 3 5 4 5 4 4 3 5 33
10 4 4 3 5 4 3 3 4 30
11 4 4 4 5 5 3 4 5 34
12 4 5 4 5 4 4 3 5 34
13 5 4 3 4 4 3 3 5 31
14 4 3 3 5 3 4 3 5 30
15 3 3 3 4 4 3 3 4 27
16 3 4 4 4 3 4 4 5 31
17 4 4 5 4 3 5 4 5 34
18 3 5 4 4 4 3 3 3 29
19 4 4 5 5 4 4 4 4 34
20 4 5 4 5 3 5 4 5 35
21 4 3 5 5 5 3 4 4 33
22 4 5 4 5 3 4 5 5 35
23 5 4 4 5 4 4 3 5 34
24 4 4 5 4 4 4 3 4 32
25 3 3 3 3 2 4 3 4 25
26 4 4 5 4 4 5 4 4 34
27 4 4 5 5 3 4 3 5 33
28 4 3 5 5 3 4 3 3 30
29 5 5 5 5 5 4 4 4 37
30 5 3 4 5 3 4 4 4 32
31 5 3 4 5 4 4 4 4 33
32 5 4 5 5 4 3 4 4 34
33 5 4 4 5 4 4 3 4 33
34 4 4 3 5 4 4 3 4 31
35 4 4 3 5 5 4 4 4 33
36 4 4 3 4 4 3 3 4 29
37 5 4 4 4 4 3 4 5 33
130
NO X2
TOTAL IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8
38 5 5 4 4 5 3 4 5 35
39 4 4 4 4 4 3 4 5 32
40 4 5 4 4 5 4 4 4 34
41 3 3 4 3 3 3 3 3 25
42 4 4 4 4 3 3 3 3 28
43 5 4 5 4 4 4 3 3 32
44 5 4 4 4 4 3 3 4 31
45 4 4 5 4 4 3 3 3 30
46 5 4 5 4 4 3 4 5 34
47 4 5 4 4 5 4 4 5 35
48 4 5 4 4 5 4 4 5 35
49 4 4 5 4 5 4 4 4 34
50 4 3 3 4 3 4 3 3 27
51 4 3 4 3 3 4 3 3 27
52 4 3 3 4 3 3 3 4 27
53 4 3 4 3 3 3 3 3 26
54 3 4 4 5 4 3 3 3 29
55 5 4 4 5 5 5 5 4 37
56 3 4 4 4 4 4 5 4 32
57 3 4 4 5 4 3 4 5 32
58 4 4 4 4 4 3 4 5 32
59 4 4 4 4 4 3 4 5 32
60 5 4 5 5 4 4 3 5 35
61 4 5 5 4 5 4 3 4 34
62 4 5 4 4 4 5 3 4 33
63 5 5 5 4 4 5 3 3 34
64 4 5 5 4 4 5 4 3 34
65 3 4 4 5 4 3 4 5 32
66 3 4 4 5 5 4 3 4 32
67 5 4 5 5 5 4 3 3 34
68 4 5 5 5 4 4 3 4 34
69 5 5 5 4 5 4 4 4 36
70 4 4 5 5 5 4 4 4 35
71 5 4 5 4 5 5 5 5 38
72 4 3 4 4 4 4 5 4 32
73 4 4 4 5 4 4 3 4 32
74 4 3 5 4 4 4 4 4 32
75 4 3 5 4 4 4 3 5 32
76 4 4 5 4 5 5 5 5 37
131
NO X2
TOTAL IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8
77 4 4 5 4 5 4 4 5 35
78 3 4 4 5 4 4 3 5 32
79 3 4 4 5 5 4 3 4 32
80 5 4 4 5 5 4 3 4 34
81 5 5 4 4 4 4 3 4 33
82 5 4 4 5 5 4 3 3 33
83 4 5 4 5 5 4 3 5 35
84 5 4 4 5 5 4 4 3 34
85 4 5 4 5 5 5 4 4 36
86 4 5 5 5 5 5 3 4 36
87 4 5 5 4 4 5 5 4 36
88 4 5 5 4 4 4 5 3 34
89 4 4 5 4 4 5 5 3 34
90 4 4 5 4 5 5 5 4 36
91 4 4 4 5 5 4 4 3 33
92 5 3 4 5 4 4 3 4 32
93 4 4 5 4 4 5 4 3 33
94 3 4 4 4 4 4 4 3 30
95 4 4 5 5 5 5 4 4 36
96 4 4 5 4 4 3 4 3 31
97 4 3 3 3 3 3 4 4 27
98 4 4 4 5 4 3 4 4 32
99 5 4 5 3 4 4 4 4 33
100 4 4 5 4 5 3 4 4 33
132
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas Variabel Literasi Keuangan
Correlations
LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 LK11 LK12 LK13 LK14 JUMLAH
LK1 Pearson
Correlation
1 .311 .111 .260 .196 .045 .216 .196 .045 .143 .038 .116 .012 -.035 .376*
Sig. (2-
tailed)
.094 .558 .166 .300 .815 .253 .300 .815 .450 .842 .540 .950 .855 .041
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK2 Pearson
Correlation
.311 1 .336 .461* .369* .336 .163 .347 .201 .199 .000 .319 .287 .070 .615**
Sig. (2-
tailed)
.094 .070 .010 .045 .070 .391 .060 .286 .291 1.000 .086 .125 .713 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK3 Pearson
Correlation
.111 .336 1 -.046 .085 .135 .198 .055 .106 -.024 .016 .557** .359 .090 .427*
Sig. (2-
tailed)
.558 .070 .809 .657 .478 .295 .774 .578 .901 .931 .001 .051 .635 .019
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK4 Pearson
Correlation
.260 .461* -.046 1 .624** .152 .351 .160 .508** .179 .304 -.097 .088 .383* .562**
Sig. (2-
tailed)
.166 .010 .809 .000 .424 .057 .397 .004 .343 .102 .610 .644 .037 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK5 Pearson
Correlation
.196 .369* .085 .624** 1 .560** .467** .503** .418* .366* .217 .070 -.113 .365* .685**
Sig. (2-
tailed)
.300 .045 .657 .000 .001 .009 .005 .022 .047 .250 .712 .553 .048 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK6 Pearson
Correlation
.045 .336 .135 .152 .560** 1 .285 .577** .178 .476** .016 .078 .051 .166 .561**
Sig. (2-
tailed)
.815 .070 .478 .424 .001 .127 .001 .347 .008 .931 .683 .788 .381 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK7 Pearson
Correlation
.216 .163 .198 .351 .467** .285 1 .138 .442* .144 .060 .227 .155 .237 .541**
Sig. (2-
tailed)
.253 .391 .295 .057 .009 .127 .466 .014 .448 .754 .228 .413 .207 .002
133
Correlations
LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 LK11 LK12 LK13 LK14 JUMLAH
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK8 Pearson
Correlation
.196 .347 .055 .160 .503** .577** .138 1 .368* .430* .161 .125 .226 .382* .648**
Sig. (2-
tailed)
.300 .060 .774 .397 .005 .001 .466 .045 .018 .394 .510 .231 .037 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK9 Pearson
Correlation
.045 .201 .106 .508** .418* .178 .442* .368* 1 .404* .312 -.169 .128 .437* .582**
Sig. (2-
tailed)
.815 .286 .578 .004 .022 .347 .014 .045 .027 .093 .372 .499 .016 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK10 Pearson
Correlation
.143 .199 -.024 .179 .366* .476** .144 .430* .404* 1 .447* -.011 .013 .112 .535**
Sig. (2-
tailed)
.450 .291 .901 .343 .047 .008 .448 .018 .027 .013 .953 .947 .556 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK11 Pearson
Correlation
.038 .000 .016 .304 .217 .016 .060 .161 .312 .447* 1 -.055 -.044 .317 .364*
Sig. (2-
tailed)
.842 1.000 .931 .102 .250 .931 .754 .394 .093 .013 .774 .818 .087 .048
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK12 Pearson
Correlation
.116 .319 .557** -.097 .070 .078 .227 .125 -.169 -.011 -.055 1 .427* .236 .409*
Sig. (2-
tailed)
.540 .086 .001 .610 .712 .683 .228 .510 .372 .953 .774 .019 .209 .025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK13 Pearson
Correlation
.012 .287 .359 .088 -.113 .051 .155 .226 .128 .013 -.044 .427* 1 .523** .433*
Sig. (2-
tailed)
.950 .125 .051 .644 .553 .788 .413 .231 .499 .947 .818 .019 .003 .017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
LK14 Pearson
Correlation
-.035 .070 .090 .383* .365* .166 .237 .382* .437* .112 .317 .236 .523** 1 .572**
Sig. (2-
tailed)
.855 .713 .635 .037 .048 .381 .207 .037 .016 .556 .087 .209 .003 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
134
Correlations
LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7 LK8 LK9 LK10 LK11 LK12 LK13 LK14 JUMLAH
JUMLAH Pearson
Correlation
.376* .615** .427* .562** .685** .561** .541** .648** .582** .535** .364* .409* .433* .572** 1
Sig. (2-
tailed)
.041 .000 .019 .001 .000 .001 .002 .000 .001 .002 .048 .025 .017 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
135
Lampiran 12
Hasil Uji Validitas Variabel Inklusi Keuangan
Correlations
IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 IK6 IK7 IK8 IK9 JUMLAH
IK1 Pearson Correlation 1 .085 .125 -.080 -.044 .454* .380* .074 .088 .412*
Sig. (2-tailed) .654 .509 .674 .818 .012 .038 .697 .642 .024
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK2 Pearson Correlation .085 1 .100 .340 .438* .257 .374* -.045 .322 .567**
Sig. (2-tailed) .654 .599 .066 .016 .170 .042 .813 .083 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK3 Pearson Correlation .125 .100 1 .523** .242 .252 .095 .335 .532** .618**
Sig. (2-tailed) .509 .599 .003 .199 .179 .616 .070 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK4 Pearson Correlation -.080 .340 .523** 1 .336 .020 .032 .520** .635** .634**
Sig. (2-tailed) .674 .066 .003 .069 .915 .865 .003 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK5 Pearson Correlation -.044 .438* .242 .336 1 .212 .443* .035 .247 .569**
Sig. (2-tailed) .818 .016 .199 .069 .261 .014 .856 .187 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK6 Pearson Correlation .454* .257 .252 .020 .212 1 .702** -.019 .068 .604**
Sig. (2-tailed) .012 .170 .179 .915 .261 .000 .921 .723 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK7 Pearson Correlation .380* .374* .095 .032 .443* .702** 1 -.030 .215 .630**
Sig. (2-tailed) .038 .042 .616 .865 .014 .000 .875 .254 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK8 Pearson Correlation .074 -.045 .335 .520** .035 -.019 -.030 1 .420* .436*
Sig. (2-tailed) .697 .813 .070 .003 .856 .921 .875 .021 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
IK9 Pearson Correlation .088 .322 .532** .635** .247 .068 .215 .420* 1 .659**
Sig. (2-tailed) .642 .083 .002 .000 .187 .723 .254 .021 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
JUMLAH Pearson Correlation .412* .567** .618** .634** .569** .604** .630** .436* .659** 1
Sig. (2-tailed) .024 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .016 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
136
Lampiran 13
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja UMKM
Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 JUMLAH
K1 Pearson
Correlation 1 .061 .257 .221 .228 .254 .202 .129 .546**
Sig. (2-tailed) .748 .170 .241 .226 .175 .284 .497 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K2 Pearson
Correlation .061 1 .084 .184 .295 .303 .318 .269 .606**
Sig. (2-tailed) .748 .661 .331 .114 .104 .087 .151 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K3 Pearson
Correlation .257 .084 1 .287 .159 .383* .274 -.188 .546**
Sig. (2-tailed) .170 .661 .124 .401 .037 .143 .319 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K4 Pearson
Correlation .221 .184 .287 1 .290 -.043 .187 .158 .515**
Sig. (2-tailed) .241 .331 .124 .120 .822 .324 .403 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K5 Pearson
Correlation .228 .295 .159 .290 1 -.248 .094 .035 .463**
Sig. (2-tailed) .226 .114 .401 .120 .187 .622 .855 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K6 Pearson
Correlation .254 .303 .383* -.043 -.248 1 .404* .308 .538**
Sig. (2-tailed) .175 .104 .037 .822 .187 .027 .098 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K7 Pearson
Correlation .202 .318 .274 .187 .094 .404* 1 .269 .629**
Sig. (2-tailed) .284 .087 .143 .324 .622 .027 .151 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
K8 Pearson
Correlation .129 .269 -.188 .158 .035 .308 .269 1 .434*
Sig. (2-tailed) .497 .151 .319 .403 .855 .098 .151 .017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
JUMLAH Pearson
Correlation .546** .606** .546** .515** .463** .538** .629** .434* 1
137
Sig. (2-tailed) .002 .000 .002 .004 .010 .002 .000 .017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
138
Lampiran 14
Output SPSS Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Uji Realiabilitas Variabel Literasi Keuangan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 14
Hasil Uji Realiabilitas Variabel Inklusi Keuangan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.731 9
Hasil Uji Realiabilitas Variabel Kinerja UMKM
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.639 8
139
Lampiran 15
Output SPSS Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistics
LITERASI
KEUANGAN
INKLUSI
KEUANGAN KINERJA
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Mean 57.74 37.44 32.65
Std. Deviation 4.089 2.830 2.743
Minimum 48 28 25
Maximum 66 44 39
Sum 5774 3744 3265
140
Lampiran 16
Output SPSS Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 2.51934758
Most Extreme
Differences
Absolute .061
Positive .051
Negative -.061
Test Statistic .061
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
141
Lampiran 17
Output SPSS Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15.225 4.126 3.690 .000
LITERASI
KEUANGAN .154 .070 .230 2.205 .030 .800 1.250
INKLUSI
KEUANGAN .228 .101 .235 2.251 .027 .800 1.250
a. Dependent Variable: KINERJA
142
Lampiran 18
Output SPSS Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Spearman
Correlations
LITERASI
KEUANGAN
INKLUSI
KEUANGAN KINERJA
Spearman's
rho
LITERASI
KEUANGAN
Correlation
Coefficient 1.000 .436** .324**
Sig. (2-
tailed) . .000 .001
N 100 100 100
INKLUSI
KEUANGAN
Correlation
Coefficient .436** 1.000 .311**
Sig. (2-
tailed) .000 . .002
N 100 100 100
KINERJA Correlation
Coefficient .324** .311** 1.000
Sig. (2-
tailed) .001 .002 .
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
143
Lampiran 19
Output SPSS Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.225 4.126 3.690 .000
LITERASI
KEUANGAN .154 .070 .230 2.205 .030
INKLUSI
KEUANGAN .228 .101 .235 2.251 .027
a. Dependent Variable: KINERJA
144
Lampiran 20
Output SPSS Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15.225 4.126 3.690 .000
LITERASI
KEUANGAN .154 .070 .230 2.205 .030 .800 1.250
INKLUSI
KEUANGAN .228 .101 .235 2.251 .027 .800 1.250
a. Dependent Variable: KINERJA
145
Lampiran 21
Output SPSS Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 116.386 2 58.193 8.983 .000b
Residual 628.364 97 6.478
Total 744.750 99
a. Dependent Variable: KINERJA
b. Predictors: (Constant), INKLUSI KEUANGAN, LITERASI
KEUANGAN
146
Lampiran 22
Output SPSS Hasil Uji Koefesien Determinasi R
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .395a .156 .139 2.545
a. Predictors: (Constant), INKLUSI KEUANGAN, LITERASI
KEUANGAN
147
148