pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan ... · pengaruh latihan relaksasi progresif...

59
PENGARUH LAT PENURUN R Untuk Me P TIHAN RELAKSASI PROGRESIF NAN INSOMNIA KLIEN DI RUAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI emenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperaw Oleh : SRIYONO ST 13070 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 F TERHADAP NG SENA watan

Upload: lynguyet

Post on 25-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAPPENURUNAN INSOMNIA KLIEN DI RUANG SENA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAHSURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

SRIYONO

ST 13070

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAPPENURUNAN INSOMNIA KLIEN DI RUANG SENA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAHSURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

SRIYONO

ST 13070

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAPPENURUNAN INSOMNIA KLIEN DI RUANG SENA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAHSURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

SRIYONO

ST 13070

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 3: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 4: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 5: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 6: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….... i

LEMBAR PENGESAHAN ….……………………………………………... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....…………………………………………………………….. vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

ABSTRAK INDONESIA........................................................................................

ABSTRAK INGGRIS…………………………………………………………….

xi

xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ..............…………………….. 1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………. 3

1.3.Tujuan Penelitian ……………………………………... 3

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Relaksasi Progresif .......................................................

2.2. Insomnia …………………..........……………..............

6

14

2.3 Keaslian Penelitian......... ……………..............…….... 22

2.4Kerangka Teori ……………………………….............. 24

Page 7: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

a. Kerangka Konsep …………………………................. 25

b. Hipotesis ………………………………………............ 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ……………………....................…... 26

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................

27

28

3.3.Variabel,Definisi Operasional,Skala Pengukuran .........

3.4.Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ................

28

29

3.5.Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data ……........... 30

3.7 EtikaPenelitian .............................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian .............................................................. 49

4.2. Pembahasan ................................................................... 50

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Umur .............................................................................

5.2. Pendidikan .....................................................................

5.3. Insomnia Sebelum Relaksasi Progresif .........................

53

54

55

BAB VI PENUTUP

6.1. Simpulan ........................................................................ 69

6.2. Saran .............................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gerakan pertama mengepalkan tangan ........................................... 7

Gambar 2.2 Gerakan kedua menekuk kedua lengan ke belakang ...................... 7

Gambar 2.3 Gerakan otot-otot biceps.................................................................. 8

Gambar 2.4 Gerakan otot-otot bahu .................................................................... 8

Gambar 2.5 Gerakan otot dahi dan otot mata ..................................................... 9

Gambar 2.6 Gerakan untuk rahang ..................................................................... 9

Gambar 2.7 Gerakan untuk mulut ....................................................................... 10

Gambar 2.8 Gerakan untuk melatih leher belakang ............................................ 10

Gambar 2.9 Gerakan untuk melatih leher depan ................................................ 11

Gambar 2.10 Gerakan untuk melatih otot punggung .......................................... 12

Gambar 2.11 Gerakan untuk melatih otot dada .................................................. 12

Gambar 2.12 Gerakan untuk melatih otot perut .................................................. 13

Gambar 2.13 Gerakan untuk melatih otot paha .................................................. 13

Gambar 2.14Kerangka Teori ...............……………………….……………..... 24

Gambar2.15KerangkaKonsep .......................................................................... 25

Page 9: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian 23

Tabel 3.1 Variabel,Definisi Operasional,Skala Pengukuran 28

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur 49

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan 50

Tabel 4.3 Distribusi Responden Sebelum Relaksasi Progresif 50

Tabel 4.4 Distribusi Responden Sesudah Relaksasi Progresif 51

Tabel 4.5 Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Insomnia Klien 52

Page 10: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul

1 F04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

2 F07 Pengajuan Ijin Penelitian

3 Surat Keterangan Balasan Studi Pendahuluan

4 Surat Keterangan Balasan Peneltian

5 Jadwal Penelitian

6 Surat Permohonan Menjadi Responden

7 Lembar Persetujuan Respoden

8 Lembar Kuesioner

9 Standar Operasional Prosedur Teknik Relaksasi

Progresif

10 Tabulasi Data

11 Analisa Data

Page 11: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Sriyono

PengaruhLatihanRelaksasiProgresifTerhadapPenurunan Insomnia Klien

Di RuangSenaRumahSakitJiwa Daerah Surakarta

Abstrak

Individu yang dirawat di rumah sakit sering mengalami gangguan pemenuhantidur dan dapat mengalami masalah fisik maupun mental.Tindakan keperawatanyang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur adalah relaksasi progresif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan relaksasi progresifterhadap penurunan insomnia klien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami gangguantidur di Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Teknik samplingmenggunakan total sampling dengan jumlah sampel 20 pasien yang mengalamigangguan tidur. .Penelitian ini menggunakan metode Pre ExperimentalDesigndengan pendekatan One Group Pretest - Posttest Design. Analisa datamenggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruhyang signifikan antara latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomniaklien ( p value 0,000 ).

Kesimpulan dalam penelitian ini tingkat insomnia responden terbanyaksebelum dilakukan latihan relaksasi progresif adalah insomnia berat,tingkatinsomnia responden sesudah dilakukan latihan relaksasi progresif terbanyakadalah insomnia ringan.

Kata Kunci : Relaksasi Progresif, Insomnia, Penurunan Insomnia.Daftar Pustaka : 15 (2004 - 2014 )

Page 12: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Sriyono

Effect of Progressive Relaxation Exercise on Clients’ Insomnia Decrease atSena Roomat Local Psychiatric Hospital of Surakarta

ABSTRACT

Individuals who are hospitalized frequently have disorders of fulfillment of sleepand can experience physical and mental problems. A nursing intervention that canbe done to overcome a sleep disorder is progressive relaxation. The objective ofthis research is to investigate the effect of progressive relaxation exercises on theclients’ insomnia decrease atSena Room of Local Psychiatric Hospital ofSurakarta.

This research used the pre-experimental design with the one group pretest-posttest approach. The population was all of the patients experiencing a sleepdisorder at Sena Room of local Psychiatric Hospital of Surakarta. The samples ofresearch consisted of 20 patients who experienced the sleep disorder. They weretaken by using the total sampling technique. The data of research were analyzedby using the paired t-test. The result of research showsthat there was a significanteffectof the progressive relaxation exercise onthe clients’ insomnia decrease asindicated by the p-value = 0.000. Thus,prior to the treatment with the progressiverelaxation, most of the respondents had a severe level of insomnia, and followingthe treatment, most of the respondents had a mild level of insomnia.

Keywords : Progressive relaxation, insomnia, insomnia decrease.References : 15 (2004 - 2014)

Page 13: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur sebagai salah satu bagian dari kebutuhan fisiologis merupakan

kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua manusia untuk dapat berfungsi

secara optimal baik yang sehat maupun yang sakit. Namun dalam keadaan

sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu karena nyeri atau gangguan

yang dirasakan. Tidur penting untuk kesejahteraan fisik dan mental,

mencegah kelelahan fisik dan mental. Seseorang yang sedang sakit apabila

mengalami kurang tidur dapat memperpanjang waktu pemulihan dari sakit

(Prihardjo, 2006). Bila seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan tidur

yang cukup akan mengalami masalah fisik dan mental, diantaranya; perasaan

capek, kurang konsentrasi, daya ingat berkurang, kurang mampu mengambil

keputusan, mudah tersinggung dan tidak relaks, mual, pusing serta

meningkatkan resiko kecelakaan (WHO, 2008). Individu yang dirawat di

rumah sakit sering mengalami gangguan pemenuhan tidur, baik yang berupa

kesulitan untuk memulai tidur, sering terjaga sewaktu tidur maupun bangun

terlalu dini (Prihardjo, 2006).

Tidur sebagai kebutuhan dasar manusia sangat dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor yang berakibat timbulnya gangguan pemenuhan tidur

pada seseorang, ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi tidur, yaitu : faktor

fisik, psikologis, gaya hidup, dan lingkungan(Prihardjo, 2006). Kurang tidur,

Page 14: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari, gangguan tidur dialami oleh

pasien jiwa, salah satu penyebabnya stress, rasa khawatir, cemas, adanya

gangguan fisik / organik dan mereka yang menderita gangguan mental

emosional (Sugiwati, 2011).

Ada kaitan antara gangguan istirahat-tidur dengan hospitalisasi.

Hospitalisasi atau dirawat di rumah sakit terbukti dapat menyebabkan

gangguan istirahat-tidur, ketidakmampuan klien mendapatkan posisi yang

nyaman dan rasa nyeri merupakan penyebab terserang gangguan istirahat-

tidur sebagai efek hospitalisasi. Penyebab lain adalah takut terhadap tes

diagnostik dan tindakan pembedahan yang akan diberikan pada klien serta

benturan masalah pekerjaan dan keluarga (Marta, 2007).

Prinsip penanganan insomnia yaitu mengoptimalkan pola tidur yang

sehat. Terapi insomnia dapat dilakukan dengan pendekatan nonfarmakologi

ataupun pendekatan farmakologi (Liya, 2008).Fokus utama dari pengobatan

insomnia harus diarahkan pada identifikasi faktor penyebab. Setelah faktor

penyebab teridentifikasi maka penting untuk mengontrol dan mengelola

masalah yang mendasarinya. Tindakan keperawatan yang diberikan pada

pasien jiwa dengan gangguan tidur adalah dengan latihan relaksasi progresif

sebagai salah satu tehnik relaksasi otot yang mampu mengatasi keluhan

anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, nyeri leher dan pinggang, tekanan

darah tinggi, fobi ringan dan gagap (Marta, 2007).

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan

Desember 2014 jumlah pasien gangguan jiwa di ruang SenaRumah Sakit Jiwa

Page 15: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Daerah Surakarta65 orang.Dari jumlah pasien tersebut yang mengalami

gangguan tidur di Ruang Senasejumlah 20 orang (klien),karena tidak

dapatmemulai tidur di malam hari, terbangun di tengah malam, karena gaduh

ada pasien baru, pasien baru dengan kondisi ruangan yang berbeda dengan

lingkungan rumah sebelum sakit.

Uraian diatas memberi gambaran kepada peneliti bahwa klien yang

dirawat dirumah sakit jiwa, ada kecenderungan mengalamigangguan istirahat

tidur. Peneliti ingin meneliti pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap

penurunaninsomnia di ruangSena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Insomnia menyebabkan perasaan capek, kurang konsentrasi, daya

ingat berkurang, kurang mampu mengambil keputusan, mudah tersinggung

dan tidak relaks, mual, pusing dan perlu penanganan lebih lanjut yaitu dengan

latihan relaksasi progresif.Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

“Adakah pengaruh latihan relaksasi progresif terhadappenurunan insomnia

klien di ruangSena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan

relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia.

1.3.2 Tujuan Khusus

Page 16: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

1.3.2.1 Mengetahuiinsomnia sebelum dilakukan latihan relaksasi

progresif.

1.3.2.2 Mengetahuiinsomnia setelah dilakukan latihan relaksasi

progresif.

1.3.2.3 Menganalisapengaruh latihan relaksasi progresif terhadap

penurunaninsomnia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi rumah sakit/masyarakat

Sebagai masukan untuk memberi pelayanan asuhan

keperawatan pada klien dengan insomnia dan sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan di RSJD Surakarta

dengan pemberian teknik relaksasi progresif.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Sebagai masukan proses kegiatan belajar mengajar dalam

meningkatkan asuhan keperawatan khususnya dalam masalah

pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur penderita insomnia.Sehingga

peserta didik dapat mengimplementasikan Asuhan Keperawatan yang

tepat dan komprehensif.

1.4.3 Bagi peneliti lain

Sebagai acuan penelitian untuk meneliti dengan metode

kualitatif sehingga dapat memperoleh data yang lebih dalam tentang

penyebab insomnia.

Page 17: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Sebagai bekal dikemudian hari dalam menerapkan pelayanan

asuhan keperawatan khususnya dalam masalah pemenuhan kebutuhan

istirahat-tidur bagi penderita insomnia.

Page 18: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Relaksasi Progresif

Relaksasi adalah suatu proses pembebasan diri dari segala macam

bentuk ketegangan pikiran senetral mungkin atau tidak memikirkan apapun

(Hakim, 2004). Kaitan antara relaksasi dan pemenuhan kebutuhan istirahat

tidur sangat erat, karena istirahat dan tidur tergantung dari relaksasi otot.

Untuk itu perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik,

disamping istirahat tidur juga dipengaruhi anxietas (Marta, 2007). Untuk

mendapatkan hasil yang optimal dalam relaksasi, ada tiga hal yang harus

diperhatikan, yaitu : posisi yang nyaman, pikiran yang beristirahat dan

lingkungan yang nyaman atau tenang (Mija, 2005).

Langkah awal yang dilakukan adalah sebuah ruang (dapat tertutup atau

terbuka) yang memungkinkan udara bebas keluar masuk sangat dianjurkan

dalam latihan relaksasi. Kursi yang dapat fleksibel naik dan turun lebih

diutamakan daripada tempat tidur sehingga dapat diletakkan di tempat-tempat

yang diinginkan.

Berikut dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan

mengenai otot-otot yang dilatih (Neila, 2012):

2.1.1 Gerakan pertamaditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan

dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.

Klien diminta membuat kepalan ini semakin kuat (gambar 2.1), sambil

Page 19: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan

dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks selama 10 detik.

Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat

membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks

yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gambar 2.1 Gerakan pertama mengepalkan tangan.

2.1.2 Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian

belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke

belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian

belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-

langit (gambar 2.2).

Gambar 2.2 Gerakan kedua menekuk kedua lengan ke belakang.

Page 20: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

2.1.3 Gerakan ketigaadalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps

adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan (lihat

gambar 2.3). Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan

sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke

pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.

Gambar 2.3 Gerakan otot-otot biceps.

2.1.4 Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi

untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan

cara mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan

dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus gerakan ini adalah

kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.

Gambar 2.4 Gerakan otot-otot bahu.

Page 21: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

2.1.5 Gerakan kelima sampai ke delapanadalah gerakan-gerakan yang

ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang

dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk

dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai

otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput. Gerakan yang ditujukan untuk

mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata

sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang

mengendalikan gerakan mata.

Gambar 2.5 Gerakan otot dahi dan otot mata

2.1.6 Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang

dialami oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti

dengan menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot

rahang.

Gambar 2.6 Gerakan untuk rahang

Page 22: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

2.1.7 Gerakan kedelapan ini dilakukan untuk mengendurkan otot-otot

sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan

dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 2.7 Gerakan untuk mulut

2.1.8 Gerakan kesembilan dan gerakan kesepuluh ditujukan untuk

merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang. Gerakan

diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher

bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat

beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada

permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat

merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

Gambar 2.8 Gerakan untuk melatih leher belakang

Page 23: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

2.1.9 Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher

bagian depan. Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke

muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya.

Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.

Gambar 2.9 Gerakan untuk melatih leher depan

2.1.10 Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung.

Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari

sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan

dada sehingga tampak seperti pada gambar 6. Kondisi tegang

dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks,

letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot

menjadi lemas.

Gambar 2.10 Gerakan untuk melatih otot punggung

Page 24: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

2.1.11 Gerakan keduabelas, dilakukan untuk melemaskan otot-otot dada.

Pada gerakan ini, klien diminta untuk menarik nafas panjang untuk

mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini

ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian

dada kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien

dapat bernafas normal dengan lega. Sebagaimana dengan gerakan

yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan

perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.

Gambar 2.11 Gerakan untuk melatih otot dada

2.1.12 Gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih otot-otot perut.

Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam,

kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dan keras.

Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti

gerakan awal untuk perut ini.

Page 25: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Gambar 2.12 Gerakan untuk melatih otot perut

2.1.13 Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha,

dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga

otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci

lutut, sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis.

Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi

tegang selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap

gerakan dilakukan masing-masing dua kali.

Gambar 2.13 Gerakan untuk melatih otot paha.

Page 26: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

2.2 Insomnia

2.2.1 Definisi

Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan

tidur. Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering, dapat

bersifat sementara maupun persisten (Yundini, 2006). Insomnia

didefinisikan oleh Goldenson, dalam The Encyclopedia of Human

Behaviour, sebagai a temporer or chronic loss of sleep, kehilangan

tidur secara temporer atau kronis. WHO mendefinisikan insomnia

sebagai suatu kondisi ketidakpuasan seseorang dalam hal kuantitas atau

kualitas tidurnya dan berlangsung selama beberapa waktu (Sutrisno,

2007).

Kurangnya waktu tidur dari kriteria normal, sebaiknya tidak

digunakan dalam mendiagnosa insomnia karena beberapa individu

mempunyai jam tidur yang sedikit tetapi tidak mempunyai keluhan

insomnia, dan sering disebut short sleeper. Sebaliknya ada orang yang

merasa kurang tidur, padahal jumlah jam tidurnya masih dalam batas

normal sehingga memerlukan tidur lebih lama. Orang yang

membutuhkan waktu tidur lebih dari 8 jam disebut long sleeper

(Yundini, 2006).

Penderita insomnia pada dasarnya hanya punya dua keluhan

utama, dimana seseorang sulit masuk tidur, dan sulit mempertahankan

tidur. Insomnia dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

seseorang sulit masuk tidur, atau kesulitan mempertahankan tidur

Page 27: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

dalam kurun waktu tertentu sehingga menimbulkan penderitaan atau

gangguan dalam berbagai fungsi sosial, pekerjaan ataupun fungsi-

fungsi kehidupan lainnya (Erry, 2004).

2.2.2 Penggolongan Insomnia

WHO menggolongkan insomnia ke dalam golongan Disorder of

Initiating and Maintining Sleeps (DIMS), dan membagi insomnia

menjadi tiga golongan besar sebagai berikut (Erry, 2004) :

a. Transient insomnia

Penderita transient insomnia biasanya termasuk orang yang tidur

secara normal, tetapi dikarenakan suatu stres yang berlangsung

dalam waktu yang tidak terlalu lama, misalnya perjalanan jauh

dengan kapal terbang yang melampaui zona waktu, maka

hospitalisasi mereka menjadi tidak bisa tidur.

b. Short term insomnia

Penderita short term insomnia mengalami stres situasional, misalnya

kehilangan atau kematian seseorang yang dekat, perubahan

pekerjaan dan penyakit fisik. Biasanya penderita insomnia

golongan ini diderita tiga minggu dan akan pulih seperti biasa.

c. Long term insomnia

Long term insomnia adalah insomnia kronik. Insomnia ini dapat

berlangsung dalam waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun

dan perlu diobati dengan teknik tertentu atau dengan obat-obatan

yang sesuai dengan gangguan utama yang diderita pasien.

Page 28: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Menurut Bastman (2005) insomnia terbagi menjadi dua macam,

yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder.

a. Insomnia Primer

Orang-orang yang termasuk golongan insomnia primer tercakup

dalam kelompok yang khas. Mereka tidak neurotik dan tampak

sehat, prinsipnya mereka tidak bisa menikmati tidurnya meski

mereka sampai mendengkur. Insomnia primer dapat ditegakkan bila

tidak berhubungan dengan gangguan mental organik. Pada umumnya

insomnia primer mempunyai masa latensi tidur yang panjang,

efisiensi tidur yang rendah dan tipe ini sangat jarang.

b. Insomnia Sekunder

Jenis insomnia ini banyak dijumpai pada para penderita kelainan

jiwa seperti psikoneurotik. Penderita psikoneurotik mempunyai

keluhan insomnia, tidurnya terganggu oleh banyak mimpi yang

berlangsung dari saat mulai tidur sampai bangun. Pola mimpi

mereka hampir sama, misalnya berjumpa dengan orang yang sudah

meninggal, jatuh dari tempat yang tinggi, dikejar-kejar orang jahat

dan binatang yang mengerikan. Oleh karena tidur mereka sering

disertai mimpi yang seram (pavor nocturnes), maka pada keesokan

harinya pada waktu bangun tidur, mereka akan merasakan keletihan

dan kebugaran tubuhnya berkurang. Insomnia sekunder ini

merupakan suatu keadaan insomnia yang berhubungan dengan

gangguan mental atau faktor-faktor organik secara bermakna.

Page 29: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Sedangkan menurut Erry (2004) ada tiga tipe gangguan insomnia,

yaitu :

a. Tidak dapat masuk atau sulit tidur, disebut juga insomnia inisial

dimana pada keadaan ini sering dijumpai pada orang-orang muda

yang mengalami anxietas (kecemasan), berlangsung selama 1 – 3

jam. Kemudian pada akhirnya tidur kan terjadi.

b. Terbangun tengah malam beberapa kali, orang-orang ini dapat

masuk tidur dengan mudah, tetapi setelah 2 – 3 jam akan terbangun

dan tidur kembali, dan kejadian ini dapat terjadi berulang kali.

c. Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini, disebut juga insomnia

terminal, yang mana orang-orang ini dapat tidur dengan mudah dan

cukup nyenyak, akan tetapi pada saat pagi buta sudah terbangun, dan

tidak dapat tidur lagi. Biasanya hal ini terjadi pada orang-orang yang

mengalami depresi.

2.2.3 Penyebab Insomnia

Menurut Laniwaty (2006), tidak semua insomnia didasari oleh

adanya suatu kondisi psikopatologik, namun insomnia dapat pula

disebabkan karena kondisi atau penyakit fisik dan karena faktor

ekstrinsik seperti suara atau bunyi, suhu udara, tinggi suatu daerah,

penggunaan bahan-bahan yang mengandung stimulansia susunan saraf

pusat.

a. Suara atau bunyi: biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara

atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. Bukan

Page 30: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

intensitasnya tetapi makna dan suara itu. Misalnya seorang yang

takut diserang atau dirampok, pada malam hari ia terbangun berkali-

kali hanya karena suara yang halus sekalipun. Bila intensitas

rangsang cukup tinggi maka Arousal Promoting System akan

membangunkan kita.

b. Suhu udara: kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara

yang menyenangkan bagi dirinya. Bila suhu udara rendah ia

memakai selimut, bila suhu tinggi ia memakai pakaian tipis.

Insomnia sering dijumpai didaerah tropik.

c. Tinggi suatu daerah: Insomnia merupakan gejala yang sering

dijumpai pada mountain sickness, terjadi pada pendaki gunung yang

lebih dan 3500 meter di atas permukaan laut. Hipoksia hipobanik

dapat mempengaruhi Sleep Promoting System secara langsung.

Nafas yang lebih cepat juga merupakan tambahan rangsang terhadap

Arousal Promoting System.

d. Penggunaan bahan-bahan yang mengandung stimulansia susunan

saraf pusat. Insomnia dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan

seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang mengandung

nikotin dan obat-obat pengurus badan yang mengandung amfetamin

atau yang sejenis.

e. Penyakit jasmani tertentu: misalnya arteriosklerosis, tumor otak,

demensia presenil, tirotoksikosis, Sindrom Cushing, demam,

kehamilan normal trimester ketiga, rasa nyeri, diabetes melitus,

Page 31: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

ulkus duodeni, artritis reumatika, cacing kremi pada anak,

tuberkulosis paru yang berat, penyakit jantung koroner tertentu.

f. Penyakit psikiatrik: beberapa penyakit psikiatrik ditandai dengan

adanya insomnia seperti pada gangguan afektif, gangguan neurotik,

beberapa gangguan kepribadian, gangguan stres pasca-trauma dan

lain-lain.

2.2.4 Tanda dan gejala insomnia

Tanda dan gejala penderita insomnia menurut Christopher

(2007), penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di

malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur

pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari

waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis,

pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau

mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di

masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa

tertidur.

Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang

memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang

dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini

dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami

insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang

dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit

diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya

Page 32: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur

akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah

dicapai dalam lingkungan yang asing (Christopher, 2007).

2.2.5 Penanganan Insomnia

Prinsip penanganan insomnia (Daniel, 2009) selain KIE yaitu

mengoptimalkan pola tidur yang sehat. Terapi insomnia dapat

dilakukan dengan pendekatan nonfarmakologi ataupun pendekatan

farmakologi. Fokus utama dari pengobatan insomnia harus diarahkan

pada identifikasi faktor penyebab. Setelah faktor penyebab

teridentifikasi maka penting untuk mengontrol dan mengelola masalah

yang mendasarinya. Identifikasi faktor penyebab yaitu dengan

mengoptimalkan penanganan gangguan medis, psikiatri serta

penanganan nyeri, menangani gangguan tidur primer, dan

penyalahgunaan obat-obatan, jika mungkin dilakukan, mengurangi atau

menghentikan obat-obatan yang diketahui memiliki efek yang

mempengaruhi fungsi tidur, pada kebanyakan kasus, insomnia kronis

dapat disembuhkan jika penyebab medis atau psikiatri di evaluasi dan

diobati dengan benar (Liya, 2011)

Penanganan terapi non farmakologi (Daniel, 2009) terdiri dari

cognitive and behavioral therapy meliputi: sleep hygine, sleep

restriction atau pembatasan tidur, relaxation therapy atau terapi

relaksasi dan stimulus control therapy.

Page 33: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Sleep hygine adalah salah satu komponen terapi perilaku untuk

insomnia. Beberapa langkah sederhana dapat diambil untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur pasien. Langkah-langkah ini

meliputi : mencuci muka, sikat gigi, buang air kecil sebelum tidur, tidur

sebanyak yang dibutuhkan, berolahraga secara rutin minimal 20 menit

sehari, idealnya 4-5 jam sebelum waktu tidur, hindari memaksa diri

untuk tidur, hindari caffeine, alkohol, dan nikotin 6 jam sebelum tidur,

hindari kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan tidur kecuali

hanya untuk sex dan tidur.

Sleep Restriction dengan membatasi waktu di tempat tidur hanya

untuk tidur sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur. Terapi ini

disebut pembatasan tidur. Hal ini dicapai dengan rata-rata waktu di

tempat tidur dihabiskan hanya untuk tidur. Pasien dipaksa untuk bangun

pada waktu yang ditentukan walaupun pasien masih merasa mengantuk.

Ini mungkin membantu tidur pasien yang lebih baik pada malam

berikutnya karena kurang tidur dari malam sebelumnya. Sleep

restriction ini didasarkan atas pemikiran bahwa waktu yang terjaga di

tempat tidur adalah kontraproduktif sehingga mendorong siklus

insomnia. Maka tujuannya adalah untuk menigkatkan efisiensi tidur

sampai setidaknya 85%. Awalnya pasien disarankan ke tempat tidur

hanya pada saat tidur. Kemudian mereka diijinkan untuk meningkatkan

waktu terjaga di tempat tidur 15 – 20 menit permalam setiap minggu,

Page 34: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

asalkan efisiensi tidur melebihi 90%. Waktu di tempat tidur berkurang

sebesar 15 - 20 menit jika efisiensi tidur dibawah 90%.

Relaxation therapy meliputi relaksasi otot progresif, latihan

pernafasan dalam serta meditasi. Relaksasi otot progresif melatih pasien

untuk mengenenali dan mengendalikan ketegangan dengan melakukan

serangkaian latihan , pada latihan perrnafasan dalam maka pasien

diminta untuk menghirup dan menghembuskan nafas dalam perlahan-

lahan.

Stimulus control therapy terdiri dari beberapa langkah sederhana

yang dapat membantu pasien dengan gejala insomnia, dengan pergi ke

tempat tidur saat merasa mengantuk, hindari menonton TV, membaca,

makan di tempat tidur. tempat tidur hanya digunakan untuk tidur dan

aktivitas seksual. jika tidak tertidur 30 menit setelah berbaring, bangun

dan pergi ke ruangan lain dan melanjutkan teknik relaksasi, mengatur

jam alarm untuk bangun pada waktu tertentu setiap pagi, bahkan pada

akhir pekan, hindari bangun kesiangan, hindari tidur siang panjang di

siang hari.

2.3 Keaslian Penelitian

Penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

dengan judul Pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan

insomnia klien di Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang

pernah dilakukan yang dapat peneliti identifikasi diantaranya :

Page 35: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Nessma

Putri

Austaryani

Pengaruh Terapi

Relaksasi Otot

Progresif

Terhadap

Perubahan

Tingkat

Insomnia Pada

Lansia Di

Posyandu

Lansia Desa

Gonilan,

Kartasura

Quasi

Eksperimental

Dengan

Rancangan

Pre Test –

Post Test

Design

Hasil Uji Wilcoxon

Signed Rank Test

Insomnia Kelompok

Kontrol Diperoleh

Nilai Z-Hitung

Sebesar 0,000

Dengan Nilai P-

Value 1,000 Sehingga

Tidak Terdapat

Perbedaan Rerata

Yang Signifikan

Insomnia Pre Test

Dan Post Test Pada

Kelompok Kontrol.

2. Erviana

Kustanti

Pengaruh

Teknik

Relaksasi

Terhadap

Perubahan

Status Mental

pretest-postest

with control

group

Perbedaan setelah

diberi teknik relaksasi

pada kelompok

perlakuan sangat baik

dan berpengaruh

sangat signifikan.

Page 36: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Klien

Skizofrenia

Di Rumah Sakit

Jiwa Daerah

Surakarta

Sedangkan pada

kelompok kontrol

tidak ada pengaruh

yang cukup

signifikan dengan

dilihat dari nilai

z=0,474 dengan

p=0,645 (untuk pre

test) dan nilai z=-

3,105 dengan

p=0,001 (untuk

post test).

3. Ani

Kuswati

Pengaruh Senam

Lansia terhadap

Penurunan Skala

Insomnia pada

Lansia Di Panti

Wredha

Dewanata

Cilacap

Quasi

eksperimental.

pretest-

posttest

without

control group.

Ada pengaruh yang

bermakna senam

bugar

lansia terhadap

penurunan skala

insomnia di Panti

Wredha Dewanata

Cilacap dengan

p value : 0.0001

2.4 Kerangka Teori

Page 37: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Gambar 2.14 Kerangka Teori

(Laniwaty, 2006. Christoper, 2007. Daniel, 2009. Marta, 2007)

2.5 Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Relaksasi Progresif Insomnia

Etiologi insomnia:- Suara/bunyi- Suhu Udara- Tinggi suatu daerah- Penggunaan bahan-

bahan stimulansiasusunan saraf pusat.

- Penyakit fisik- Penyakit psikiatrik

Insomnia

Penatalaksanaan:1. Farmakologi

- obat tidur2. Non farmakologi

- sleep hygine- sleep restriction- relaxation

therapy (terapirelaksasi)

- stimulus controltherapy.

Tanda/gejala insomnia:- perasaan capek- kurang konsentrasi- daya ingat berkurang- kurang mampu

mengambil keputusan- mudah tersinggung

dan tidak relaks- mual- pusing- resiko kecelakaan

Etiologi insomnia:- Suara/bunyi- Suhu Udara- Tinggi suatu daerah- Penggunaan bahan-

bahan stimulansiasusunan saraf pusat.

- Penyakit fisik- Penyakit psikiatrik

Page 38: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Gambar 2.15 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2014).

Ha : Ada pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia

klien di Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Ho : Tidak ada pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan

insomnia klien di Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Page 39: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 40: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 41: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 42: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 43: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 44: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 45: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 46: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta
Page 47: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada sub bab ini disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Ruang Sena

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 14 April

2015. Responden dalam penelitian ini sejumlah 20 orang.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstural yang didasarkan dalam

hasil analisis univariat dan bivariat.

4.1. Karakteristik Responden

4.1.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Rumah SakitJiwa Daerah Surakarta Juli 2015 (n= 20)

Umur Jumlah Persentase (%)

17 – 25 tahun 1 5

26 – 35 tahun 4 20

36 – 45 tahun 10 50

46 – 55 tahun 5 25

Jumlah 20 100

Tabel 4.1. menunjukkan responden terbanyak berumur 36 – 45 tahun

sejumlah10 orang (50%), sedangkan yang paling sedikit berumur 17 – 25

tahun sejumlah 1 orang (5%).

Page 48: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

4.1.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Rumah SakitJiwa Daerah Surakarta Juli 2015 (n= 20)

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 3 15

SLTP 12 60

SLTA 5 25

Jumlah 20 100

Tabel 4.2. menunjukkan tingkat pendidikan responden terbanyak

adalah SLTP sejumlah12 orang atau sebesar 60%, dan paling sedikit SD

sejumlah3 orang atau sebesar 15%.

4.2. Tingkat Insomnia Sebelum Relaksasi Progresif

4.2.1. Distribusi responden berdasarkan tingkat insomniasebelum relaksasi

progresif.

Tabel 4.3. Distribusi Responden (n=20) sebelum relaksasi progresifdi RumahSakit Jiwa Daerah Surakarta Juli 2015 (n= 20)

Insomnia Jumlah Persentase (%)

Ringan 0 0

Berat 18 90

Sangat Berat 2 10

Jumlah 20 100

Tabel 4.3. menunjukkan responden yang memiliki tingkat insomnia dengan kategori

berat sejumlah 18 orang atau sebesar 90%, responden yang memiliki tingkat insomnia

berat sekali sejumlah 2 orang atau sebesar 10%.

Page 49: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

4.3 Tingkat Insomnia Sesudah Relaksasi Progresif.

Tabel 4.4. Distribusi Responden tingkat insomniasesudah relaksasiprogresifdi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Juli 2015 (n= 20)

Insomnia Frekuensi Persentase (%)

Ringan 15 75

Berat 5 25

Sangat Berat 0 0

Jumlah 20 100

Tabel 4.4. menunjukkan responden yang memiliki tingkat insomnia

dengan kategori ringan sejumlah 15 orang atau sebesar 75%, responden yang

memiliki tingkat insomnia berat sejumlah 5 orang atau sebesar 25%.

4.4 Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Insomnia Klien

Tabel 4.5. Pengaruh Relaksasi Progresif terhadap Insomnia Kliendi RumahSakit Jiwa Daerah Surakarta Juli 2015 (n= 20)

Variabel Mean Uji t berpasangan

Terapi Relaksasi

Insomnia

33,15

26,700,000

Berdasarkan tabel 4.5.menunjukkan hasil uji t berpasangan dengan

nilai p 0,000 kurang dari ( < p 0,005 ). Dengan demikian terdapat perbedaan

yang signifikan pada tingkat insomnia sebelum dan sesudah pemberian

latihan relaksasi progresif.

Page 50: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

BAB V

PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dilakukan

pembahasan lebih lanjut, yang titik tolaknya menginterpretasikan data hasil

penelitian tersebut kemudian dibandingkan dengan teori penelitian.

5.1. Karakteristik Responden

5.1.1 Umur

Menurut Depkes (2009), umur dikategorikan menjadi: masa balita (0 – 5

tahun), masa kanak-kanak (5 – 11 tahun), masa remaja awal (12 – 16 tahun),

masa remaja akhir (17 – 25 tahun), masa dewasa awal (26 – 35 tahun), masa

dewasa akhir (36 – 45 tahun), masa lansia awal ( 46 – 55 tahun), masa lansia

akhir (56 – 65 tahun), dan masa manula (65 tahun keatas).

Karakteristik pada pasien yang mendapatkan terapi relaksasi progresif

untuk menurunkan tingkat insomnia menurut umur. Pada umur 46 – 55 tahun

sejumlah 10%, untuk umur 17 – 25 tahun sejumlah 1 orang (5 %), untuk umur

26 – 35 tahun sejumlah 30 %.

Pada usia 46 – 55 tahun ini prosentase insomnia lebih besar, karena kalau

dilihat dari teori bahwa insomniadiakibatkankarena perubahan pola tidur yang

disebabkan oleh penurunan kemampuan fisik terkait oleh kemampuan organ

dalam tubuh seperti jantung paru-paru dan ginjal. Penurunan tersebut

mengakibatkan daya tahan tubuh dan kekebalan turut berpengaruh. Penyebab

insomnia terjadi sebagai efek samping penyakit lain, seperti nyeri sendi,

osteoporosis, payah jantung, parkinson, atau depresi. Insomnia dapat

Page 51: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

diakibatkan oleh stress situasional seperti masalah keluarga, kerja atau

sekolah, jet lag, penyakit, atau kehilangan orang yang dicintai. Insomnia

dapat terjadi berulang tetapi diantara episode tersebut klien dapat tidur

dengan baik. Namun, kasus insomnia temporer akibat situasi stres dapat

menyebabkan kesulitan kronik untuk mendapatkan tidur yang cukup,

mungkin disebabkan oleh kekhawatiran dan kecemasan yang terjadi untuk

mendapatkan tidur yang adekuat tersebut (Asmadi. 2008).

5.1.2 Pendidikan

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan responden terbanyak adalah

SLTP sejumlah12 orang atau sebesar 60%.Semakin tingginya pendidikan

seorang pasienmaka semakin tinggi pula keinginan, harapan, dan kepercayaan

dari pasien ataukeluarga pasien terhadap segala penanganan medis yang

dilakukan oleh tim medisdemi keselamatan dan kesembuhan pasien tersebut.

Pendidikan merupakan proses penyampaian informasi kepada

seseorang untuk mendapatkan perubahan perilaku. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan semakin kritis, logis dan sistematis cara

berpikirnya. Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

seseorang. Secara umum seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang

yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Pendidikan merupakan indikator

yang menunjukkan kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaan

yang menjadi tanggung jawabnya (Hasibuan, 2008).

Page 52: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang tersebut sangat

mempengaruhi pengetahuan tentang gangguan tidur yang umumnya dianggap

biasa oleh masyarakat dan bagaimana cara mengatasinya.Pasien dengan

pendidikan rendah cenderung kurang memahami makna serta informasi-

informasi yang diberikan terhadap terapi relaksasi yang akan dilakukan pada

pasien tersebut (Hasibuan, 2008).

5.2. Tingkat Insomnia Sebelum Relaksasi Progresif

Hasil penelitian menunjukkan tingkatinsomniarespondensebelum terapi

relaksasi paling banyak kategori berat18 orang (90%).

Salah satu cara untuk mengatasi insomnia adalah dengan metode

relaksasi. Relaksasi adalah salah satu teknik di dalam terapi perilaku yang

pertama kali dikenalkan oleh Jacobson, seorang psikolog dari Chicago yang

mengembangkan metode fisiologis melawan ketegangan dan kecemasan.

Teknik ini disebutnya relaksasi progresif yaitu teknik untuk mengurangi

ketegangan otot.

Jacobson berpendapat bahwa semua bentuk ketegangan termasuk

ketegangan mental didasarkan pada kontraksi otot. Jika seseorang dapat

diajarkan untuk merelaksasikan otot mereka, maka mereka benar-benar

relaks.

Latihan relaksasi dapat digunakan untuk memasuki kondisi tidur karena

dengan mengendorkan otot secara sengaja akan membentuk suasana tenang

dan santai. Suasana ini diperlukan untuk mencapai kondisi gelombang alpha

Page 53: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

yaitu suatu keadaan yang diperlukan seseorang untuk memasuki fase tidur

awal.

5.3. Tingkat Insomnia Sesudah Relaksasi Progresif

Hasil penelitian menunjukkan tingkatinsomniarespondensesudah terapi

relaksasi paling banyak kategori ringan sejumlah15 orang (75%).

Dikatakan terpenuhi kebutuhan istirahat tidurnya bila seseorang mampu

untuk tidur nyenyak baik secara kualitas maupun secara kuantitas disebut

juga tidur paradoks. Ciri-cirinya adalah tidur menyegarkan, tidur tanpa

mimpi, terjadi penurunan tonus vaskuler perifer, penurunan kecepatan

pernapasan, penurunan tekanan darah 10-30% sehingga mampu mendorong,

menopang, dan mempertahankan tidur (Marta, 2007).

Dasar teori relaksasi adalah sebagai berikut: pada sistem saraf manusia

terdapat sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Fungsi sistem saraf pusat

adalah mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki, misalnya gerakan

tangan, kaki, leher, jari-jari, dan sebagainya. Sistem saraf otonom berfungsi

mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis, misalnya fungsi digestif,

proses kardiovaskuler, gairah seksual, dan sebagainya(Asmadi. 2008).

Sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis dan sistem saraf

parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan. Sistem saraf simpatis bekerja

meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh, memacu

meningkatnya detak jantung dan pernafasan, menurunkan temperatur kulit

dan daya hantar kulit, serta akan menghambat proses digestif dan seksual.

Page 54: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

Sistem saraf parasimpatis menstimulasi turunnya semua fungsi yang

dinaikkan oleh sistem saraf simpatis (Asmadi. 2008).

Selama sistem-sistem tersebut befungsi normal dalam keseimbangan,

bertambahnya akfivitas Sistem yang satu akan menghambat atau menaikan

efek sistem yang lain. Pada waktu individu mengalami ketegangan dan

kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf simpatis, sedangkan pada waktu

relaksasi yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatis, dengan demikian

relaksasi dapat menekan rasa tegang dan rasa cemas dengan cara resiprok,

sehingga timbul counter conditioning dan penghilangan. Apabila individu

melakukan relaksasi ketika ia mengalami ketegangan atau kecemasan, maka

reaksi-reaksi fisiologis yang dirasakan individu akan berkurang, sehingga

akan merasa rileks. Apabila kondisi fisiknya sudah rileks, maka kondisi

psikisnya juga tenang (Yundini, 2006).

5.4. Pengaruh Relaksasi Progresif terhadap Penurunan Insomnia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan

relaksasi progresif terhadappenurunan insomnia klien.Dokter Archibald

mengemukakan bahwa relaksasi penting sebagai bahan untuk membangun

penenang alamiah didalam otak, untuk menolak kekhawatiran atau

kemungkinan panic, mencegah penyakit stres, meningkatkan kebutuhan

istirahat tidur.

Relaksasi sebagai pengobatan telah ada sekitar ribuan tahun yang lalu

kadang-kadang digunakan untuk mengobati penyakit. Tetapi belum lama ini

relaksasi diabaikan oleh ilmu kedokteran sekarang ini telah diakui sebagai

Page 55: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

sumber yang kuat untuk mengobati pikiran dan tubuh yang rusak karena stres

sehingga kebutuhan istirahat tidur terganggu. Relaksasi itu baik untuk segala

sesuatu dan tidak ada pengecualian (Hart, 2008).

Hasil ini sesuai pendapat dari Pratiwi (2006), usaha untuk mencegah

penyakit adalah dengan mengelola stresor yang datang, pengelolaan tersebut

berhubungan dengan bagaimana individu memelihara kesehatannya.

Pemeliharaan kesehatan merupakan fungsi otak utama, bagian tengah otak

ketika ada stressor akan menstimulasi proses biokimia otak dan respon

relaksasi adalah usaha tubuh untuk mengembalikan dalam keadaan seimbang.

Teknik relaksasi akan mengembalikan proses mental, fisik dan emosi serta

menurunkan gangguan insomnia.

Page 56: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

BAB VI

PENUTUP

Dalambabiniakandibahasmengenaikesimpulandan saran

berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan yang diperoleh.

6.1. Simpulan

1. Tingkat insomnia responden sebelum dilakukan latihan relaksasi

progresif terbanyak adalah insomnia berat sejumlah 18 orang (90 %)

2. Tingkat insomnia responden sesudah dilakukan latihan relaksasi

progresif terbanyak adalah insomnia ringan sejumlah 15 orang (75 %)

3. Ada pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan

insomnia dengan p value 0,000

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa hal

yang perlu direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya yang terkait

dengan topik penelitian ini :

6.2.1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Pemberian latihan relaksasi progresif dijadikan alternatif pemilihan

tindakan keperawatan pada klien dengan insomnia dan diberlakukan

secara institusional dalam bentuk prosedur kerja tetap, untuk itu perlu

diadakan pelatihan tentang relaksasi progresif atau pengiriman

Page 57: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

perawat dalam rangka mengikuti pelatihan tentang relaksasi progresif

untuk semua perawat.

6.2.2. Bagi profesi keperawatan

Kepada rekan praktisi keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta jangan ragu untuk mulai mengembangkan praktek klinik

keperawatan profesional dengan lebih mengutamakan intervensi

keperawatan mandiri yang dalam hal ini mampu memberikan relaksasi

progresif sebagai alternatif tindakan keperawatan pada klien yang

mengalami gangguan istirahat tidur.

6.2.3. Bagi penelitian yang akan datang

Akan lebih baik jika diteliti pada pasien bedah dan penyakit dalam

dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dengan variabel lain yang

mempengaruhi insomnia, tempat penelitian yang berbeda dan

karakteristik responden yang lain.

6.2.4 Bagi Pasien

Pasien dapat melaksanakan latihan relaksasi progresif sebelum tidur

untuk mengembalikan proses mental,fisik,emosi dan menurunkan

gangguan insomnia.

Page 58: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

DAFTAR PUSTAKA

Bastman. 2005. Arti Tidur Dalam Kehidupan Sehari–hari, dalam KumpulanMakalah Insomnia. Jakarta:IDAAJI

Davis, Marta(2007)The Relaxation & Stress Reduction Workbook BahasaIndonesia ; Achiryani S Hamid dan Budi Anna Keliat, Jakarta ; EGC.

Depkes RI, (2009), Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Departemen KesehatanRepublik Indonesia.

Erry(2004)Apakah Waktu tidur Anda Telah Cukup? Avaliable from:http://www.hanyawanita.com/health_sex/health/artikel2.html. Diaksestanggal 12 Desember 2014.

Hakim Thursan (2004)Mengatasi Gangguan Mental dan Fisik. Jakarta : PuspaSuara.

Hasibuan, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hastono (2007)Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM. UI

Iwan(2009)Skala Insomnia (KSPBJ Insomnia Rating Scale).http://www.sleepnet.com. Diakses 4 Desember 2014; 10.00 WIB

Liya Rosdiana Sholehah (2011) Penanganan Insomnia, Bagian/SMF PsikiatriFakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat SanglahDenpasar

Mija. (2005)Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Indonesia: Asih Yasmin,Jakarta : EGC.

Neila (2012) Langkah-langkah relaksasi otot progresif.http://www.psikologizone.com/langkah-langkah-relaksasi-otot-progresif/06511533

Prihardjo R., (2006)Perawatan Nyeri ; Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien.Jakarta : EGC

Sri Sugiwati. (2011)Gangguan Pola Tidur 2-11 hari pasca Operasi (JurnalKeperawatan Indonesia vol 7). Jakarta : FKUI.

Sugiyono (2014)Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Page 59: PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN ... · pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan insomnia klien di ruang sena rumah sakit jiwa daerah surakarta

WHO. (2008)Mental Disorder in Primary Care ; Sleep Problem, Devision ofMental Health and Prevention of Substance Abuse

Yundini(2006)Gangguan Tidur Psikosomatis. Avaliablefrom:http://www.mailarchive.com/[email protected]/msg00328html. (diakses 15Desember 2014)