pengaruh latihan nafas dalam terhadap perubahan tekanan...

14
PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KECAMATAN KARAS KABUPATEN MAGETAN Naskah Publikasi Oleh: ERVAN KUSUMA PUTRA J 210.090.014 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: duongnhu

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP PERUBAHAN

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH

KECAMATAN KARAS KABUPATEN MAGETAN

Naskah Publikasi

Oleh:

ERVAN KUSUMA PUTRA

J 210.090.014

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol
Page 3: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

1

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN

DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KECAMATAN

KARAS KABUPATEN MAGETAN

Ervan Kusuma Putra *

Arif Widodo, A. Kep., M. Kes **

Kartinah, S. Kep., ***

Abstrak

Hipertensi merupakan suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup

banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada terapi nonfarmakologi salah satu strategi

untuk menurunkan tekanan darah adalah latihan nafas dalam. Latihan nafas dalam

merupakan relaksasi jiwa dan tubuh yang bisa ditambahkan dalam berbagai rutinitas guna

mendapatkan efek relaks. Tujuan penelitian ini adalah apakah ada pengaruh latihan nafas

dalam terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan.

Penelitian ini menggunakan Quasi Experiment Design dengan rancangan

penelitian Control Time Series Design, dimana dalam penelitian ini menggunakan dua

kelompok yang terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel

penelitian ini berjumlah 80 responden, dimana 40 responden menjadi kelompok

eksperimen dan 40 responden menjadi kelompok kontrol. Teknik pengolahan data

menggunakan teknik analisis uji Wilcoxon Test dan uji Mann-Whitney Test, dimana Hο

ditolak jika nilai p-value ≤ 0,05.

Penelitian ini menunjukan bahwa tekanan darah siastolik dan diastolik pada

kelompok eksperimen menunjukan penurunan yang signifikan saat sebelum dan sesudah

mendapat latihan nafas dalam, dimana p-value sistolik=0,000 dan p-value

diastolik=0,000. Sedangkan perbandingan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

saat post test terdapat perbandingan dimana pada kelompok eksperimen tekanan darahnya

mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol dengan p-value

sistolik=0,003 dan p-value diastolik=0,000. Kesimpulannya terdapt perbedaaan tekanan

darah pada penderita hipertensi sesudah melakukan latihan nafas dalam.

Kata kunci : tekanan darah, hipertensi, latihan nafas dalam.

Page 4: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

2

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

INFLUENCE OF DEEP BREATHING EXERCISES TO CHANGES IN

BLOOD PRESSURE IN PATIENTS WITH HYPERTENSION IN THE KARAS

REGION DISTRICT MAGETAN

Ervan Kusuma Putra *

Arif Widodo, A. Kep., M. Kes **

Kartinah, S. Kep., ***

Abstract

Hypertension is a disorder of the circulatory system, which is quite a lot of

disturbing public health. At one nonpharmacological therapy strategies for lowering

blood pressure is in the breathing exercises. A relaxation breathing exercise in soul and

body that can be added in a variety of routines in order to get a relaxing effect. The

purpose of this study is whether there is influence of deep breathing exercises to changes

in blood pressure in patients with hypertension in the Karas Region District Magetan.

This study uses a Quasi Experiment Design with study design Control Time Series

Design, which in this study using two groups were divided into experimental group and

control group. Sample size was 80 respondents, 40 respondents to the eksperiment and 40

respondents to the control group. Data processing techniques using analytical techniques

Test Wilcoxon test and Mann-Whitney test, where Hο rejected if p-value ≤ 0.05.

This study shows that siastolik and diastolic blood pressure in the experimental

group showed a significant decrease in the time before and after a workout gets a deep

breath, where the p-value = 0.000 systolic and diastolic p-value = 0.000. While the

comparison of the experimental group and the control group at post-test comparisons

which are in the experimental group than the blood pressure decreased blood pressure in

the control group with p-value = 0.003 systolic and diastolic p-value = 0.000. In

conclusion can differences in blood pressure in hypertensive patients after doing deep

breathing exercises.

Keywords: blood pressure, hypertension, deep breathing exercises.

Page 5: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

3

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Pendahuluan

Hipertensi dapat didefinisikan

dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastolik diatas 90

mmHg. Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke,

dan gagal ginjal. Disebut sebagai “

pembunuh diam – diam “ karena orang

dengan hipertensi sering tidak

menampakan gejala

( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

Penyakit ini menjadi salah satu

masalah kesehatan utama di Indonesia

maupun dunia sebab diperkirakan

sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi

terutama terjadi di Negara berkembang,

pada tahun 2025 diperkirakan dari

jumlah total 639 kasus di tahun 2000

jumlah ini diperkirakan meningkat

menjadi 1,15 miliar kasusu di tahun

2025. Sedangkan hipertensi di

Indonesia menunjukan bahwa di daerah

pedesaan masih banyak penderita

hipertensi yang belum terjangkau oleh

layanan kesehatan dikarenakan tidak

adanya keluhan dari sebagian besar

penderita. (Ardiansyah, 2012). Karena

angka prevalensi hipertensi di

Indonesia yang semakin tinggi maka

perlu adanya penanggulan, diantaranya

terapi farmakologi dan

nonfarmakologi.

penelitian oleh Nurhayati, (2011)

tentang Perbedaan Tekanan Darah

Sebelum dan Sesudah Pemberian

Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing

Pada pasien Hipertensi Di Wilayah

Puskesmas Kerobokan Semarang.

Desain penelitian ini adalah pre–

experiment design dengan jenis one

group pretest – posttest design. Jumlah

sampel 18 responden dengan teknik

simple random sampling. Penelitian ini

menggunakan uji Wilcoxon Signed

Rank Test dengan nilai p < 0,05 yang

berarti ada perbedaan yang signifikan

antara tekanan darah sebelum dan

sesudah pemberian teknik relaksasi

imajinasi terbimbing pada pasien

hipertensi di wilayah Puskesmas

Krobokan Semarang.

Dalam konsep keperawatan,

penurunan tekanan darah pada

hipertensi dapat menggunakan

penatalaksanaan dengan penerapan

non farmakologi, salah satunya teknik

nafas dalam. Menurut ( Audah,

2011 ) bernafas dengan cara dan

pengendalian yang baik mampu

memberikan relaksasi serta mengurangi

stress. Latihan nafas dalam merupakan

suatu bentuk terapi nonfarmakologi,

yang dalam hal ini perawat

mengajarkan kepada klien bagaimana

cara melakukan napas dalam, napas

lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana

menghembuskan napas secara

perlahan, Selain dapat menurunkan

intensitas nyeri, teknik relaksasi napas

dalam juga dapat meningkatkan

ventilasi paru dan meningkatkan

oksigenasi darah (Niken, 2010).

Peneliti telah melakukan survei

data yang bersumber dari hasil

registrasi penduduk di kabupaten

magetan, dimana penderita hipertensi

berjumlah 42.917 penderita. Hasil

survey pendahuluan di Puskesmas

Karas Kabupaten Magetan pada tahun

2010 sebesar 454 orang (44%), pada

tahun 2011 sebesar 532 orang (49%),

dan pada tahun 2012 sebesar 615 orang

(52%). Dari hasil survey diatas

menunjukan peningkatan jumlah

penderita hipertensi dikarenakan

banyak dari penderita yang tidak rutin

dalam pengobatan hipertensi.

Dari uraian diatas peneliti

tertarik untuk meneliti Pengaruh

Latihan Nafas Dalam Terhadap

Page 6: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

4

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Perubahan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi Di Wilayah

Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

Tinjauan Pustaka

Secara umum hipertensi

merupakan tekanan darah tinggi yang

bersifat abnormal dan seseorang

dianggap mengalami hipertensi apabila

tekanan darahnya melebihi140/90

mmHg ( Ardiansyah, 2012 ).

Mekanisme yang mengontrol

kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor pada

medula di otak. Dari pusat vasomotor

ini bermula jaras saraf simpatis, yang

berlanjut ke bawah ke korda spinalis

dan keluar dari kolumna medula

spinalis ke ganglia simpatis di toraks

dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor di hantarkan dalam bentuk

implus yang bergerak ke bawah

melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin,

yang akan merangsang serabut saraf

pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan melepaskannya

norepinefrin mengakibatkan kontriksi

pembuluh darah. Berbagai faktor

seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsangan vasokontriktor.

Individu dengan hipertensi sangat

sensitif terhadap norepinefrin,

meskipun tidak di ketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi

(Brunner & Suddart, 2001).

Patofisiologi hipertensi terjadi

pada saat bersamaan dimana sistem

saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagi respon rangsang emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokontriksi. Medula adrenal

memsekresi epineprin, yang

menyebabkan vasokontriksi. Konteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid

lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokontriktor pembuluh

darah. Vasokontriktor merangsang

pembentukkan angiostensin I yang

kemudian di ubah menjadi angiostensin

II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi

natrium dan air oleh tubulus ginjal,

meyebabkan peningkatan volume

intravaskuler. Semua faktor tersebut

cenderung mencetuskan hipertensi

(Brunner & Suddarth, 2002).

Dalam konsep keperawatan,

penurunan tekanan darah pada

hipertensi dapat menggunakan

penatalaksanaan dengan penerapan

non farmakologi, salah satunya teknik

nafas dalam. Menurut ( Audah, 2011 )

bernafas dengan cara dan pengendalian

yang baik mampu memberikan

relaksasi serta mengurangi stress.

Mekanisme relaksasi nafas

dalam pada sistem pernafasan berupa

suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi

pernafasan dengan frekuensi pernafasn

6-10 kali permenit sehingga terjadi

peningkatan pereganggan

kardiopulmonari.stimulus pereganggan

di arkus aorta dan sinus karotis

diterima dan diteruskan oleh saraf

vagus ke meduls oblongata (pusat

regulasi kardiovaskuler), selanjutnya

merespon terjadinya peningkatan reflek

baroreseptor. Implus aferen dari

baroreseptor mencapai pusat jantung

yang akan merangsang aktivitas saraf

parasimpatis dan menghambat pusat

simpatis (kardioakselerator), sehingga

menyebabkan vasodilatsi sistemik,

penurunan denyut dan daya kontrkasi

jantung. Sistem parasimpatis yang

Page 7: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

5

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

berjalan ke SA node melalui saraf

vagus melepaskan neurotransmitter

asetilkolin yang menghambat

kecepatan depolarisasi SA node,

sehingga terjadi penurunan kecepatan

denyut jantung. Perangsangan system

saraf parasimpatis ke bagian-bagian

miokardium lainnya mengakibatkan

penurunan kontraktilitas, volume

sekuncup, curah jantung yang

menghasilkan suatu efek inotropik

negative. Keadaan tersebut

mengakibatkan penurunan volume

sekuncup dan curah jantung, pada otot

rangka beberapa serabut vasomotor

mengeluarkan asetilkolin yang

menyebabkan dilatasi pembuluh darah.

Akibat penurunan curah jantung,

kontraksi otot serat-serat jantung dan

volume darah membuat tekanan darah

menjadi menurun. (Muttaqin,2009).

Metodelogi Penelitian

Rancangan penelitian ini

menggunakan Quasi Experiment

Design dengan rancangan penelitian

Control Time Series Design, dimana

dalam penelitian ini menggunakan dua

kelompok yang terbagi dalam

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Dalam penelitian ini kedua

kelompok dilakukan pretest dan setelah

diberikan perlakuan pada kelompok

eksperimen akan dilakukan posstest

pada kedua kelompok. Sampel

penelitian ini berjumlah 80 responden,

dimana 40 responden menjadi

kelompoeksperimen dan 40 responden

menjadi kelompok kontrol.

(Notoatmodjo, 2010).

Dalam melakukan penelitian ini

pneliti mendatangi rumah responden

satu persatu sampai jumlah responden

terpenuhi, Peneliti melakukan kontrak

waktu dengan responden yang terpilih

kemudian mengisi lembar persetujuan

menjadi responden sebagai pernyataan

persediaan menjadi responden selama

penelitian.

Peneliti melakukan penelitin

pada kelompok eksperimen terlebih

dahulu, peneliti melakukan pretest

pada responden klompok eksperimen

sebanyak 3 tahap, yang setiap tahapnya

terdapat rentang waktu 15 menit.

Setelah dilakukan pretest kelompok

eksperimen diberikan latihan nafas

dalam selama 15 menit dalam 24 jam.

Setelah 24 jam penenlitiakan

melakukan posttest dalam 4 tahap,

yang setiaptahapnya terdapat rentang

waktu 15 menit.

Pada kelompok kontrol

dilakukan setelah kelompok

eksperimen selesai penenlitian, dalam

pengambilan data sama persisi dengan

kelompok eksperimen, yang

membedakannya adalah pada

kelompok control tidak terdapat latihan

nafas dalam.

Hasil Penelitian

A. Data Umum

1. Jenis Kelamin

Tabel 1

Distribusi Frekuensi

Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Penderita Hipertensi

Jenis

Kelamin

eksperimen kontrol

Jmh % Jmh %

Pria 15 37,5 17 42,5

Wanita 25 62.5 23 57,5

Jumlah 80 100 80 100

Berdasarkan tabel 1

menunjukan bahwa kelompok

eksperimen terdapat 25

responden wanita (62,5%).

Page 8: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

6

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Sedangkan pada kelompok

kontrol terdapat 23 responden

wanita (57,5%).

2. Usia

Tabel 2

Distribusi Frekuensi

Berdasarkan Usia Pada

Penderita Hipertensi

Rentang

Usia

eksperimen Control

Jmh % Jmh %

≤49 29 72,5 29 72,5

50 – 59 8 20 9 22,5

≥ 60 3 7,5 2 2

Jumlah 80 100 80 100

Berdasarkan tabel 2

menunjukan kelompok

eksperimen responden yang

berusia ≤49 terdapat 29

responden (72,5%). Sedangkan

pada kelompok kontrol

responden yang berusia ≤49

juga terdapat 29 responden

(72,5%).

3. Pekerjaan

Tabel 3

Distribusi Frekuensi

Berdasarkan Pekerjaan Pada

Penderita Hipertensi

Bekerja eksperimen kontrol

Jmlh % Jmlh %

Ya 34 85 32 80

Tidak 6 15 8 20

Jumlah 80 100 80 100

Berdasarkan tabel 3

menunjukan bahwa kelompok

eksperimen yang memiliki

pekerjaan terdapat 34

responden (85%). Sedangkan

pada kelompok kontrol yang

memiliki pekerjaaan terdapat 32

responden (80%).

4. Riwayat Keluarga Hipertensi

Tabel 4

Distribusi Frekuensi

Berdasarkan Riwayat Keluarga

Hipertensi

Riwayat

Keluarga

Hipertensi

eksperimen Control

Jmh % Jmh %

Ya 26 65 23 57,5

Tidak 14 35 17 42,5

Jumlah 80 100 80 100

Berdasarkan tabel 4

menunjukan bahwa kelompok

eksperimen yang memiliki

riwayat keluarga hipertensi

sebanyak 26 responden (65%).

Sedangkan pada kelompok

kontrol yang memiliki riwayat

keluarga hipertensi sebanyak 23

responden (57,5%).

. Data Khusus

1. Perbandingan Tekanan

Darah Pada Penderita

Hipertensi Pada Kelompok

Eksperimen dan kelompok

kontrol

a. Tekanan Darah Sistolik

Tabel 5

Tekanan Darah Sistolik

Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Tekanan Darah

Sistolik Mean

p-

value Z

eks sebelum 144,10

0,000 -5.458 setelah 140,03

krl

pretest 144,03 0,457 -745

posttest 144,18

Page 9: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

7

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Berdasar tabel 5 pada

kelompok eksperimen nilai

Z -5.458 dan p-value 0,000.

terdapat penurunan rata-rata

tekanan darah sistolik

pretest dan postte,. karena

nilai p-value 0,000 ≤ 0,05.

Sedangkan kelompok

kontrol nilai Z -5.024 dan p-

value 0,000. terdapat

penurunan yang tidak

terlalu signifikan pada

tekanan darah sistolik

pretest dan posttes.

b. Tekanan Darah Diastolik

Tabel 6

Tekanan Darah Diastolik

Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Berdasar tabel 6 nilai Z -

5.526 dan p-value 0,000.

terdapat penurunan rata-rata

tekanan darah diastolik

pretest dan posttes. karena

nilai p-value 0,000 ≤ 0,05.

Sedangkan pada kelompok

kontrol nilai Z -5.024 dan p-

value 0,000. terdapat

peningkatan rata-rata

tekanan darah diastolik

pretest dan posttes.

2. Perbandingan Tekanan

Darah Pada Penderita

Hipertensi Pada Kelompok

Eksperimen dan kelompok

kontrol saat posstest

Tabel 7

Tekanan Darah Kelompok

Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Berdasar tabel 4.7 Pada tekanan

darah sistolik kedua kelompok

nilai p-value 0,003 dan nilai Z -

3,007. Sedangkan tekanan

darah diastolik pada kedua

kelompok p-value 0,000 dan

nilai Z -5,497. Maka terdapat

adanya perbedaaan signifikan

antara tekanan darah kelompok

eksperimen yang mendapat

perlakuan dan kelompok

kontrol yang tidak mendapat

perlakuan karena nilai p-value

≤ 0.05.

Pembahasan

1. Jenis kelamin

Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada tabel 1,

menunjukan sebagian besar

responden berjenis kelamin wanita.

Hal ini sesuai dengan Ana, (2010)

yang mengatakan jika wanita

rentan terkena penyakit hipertensi

karena rata-rata berat badan wanita

lebih besar dari pada pria, selain

itu wanita juga memiliki aktifitas

Tekanan Darah

Diastolik Mean

p-

value Z

eks sebelum 91,10

0,000 -5.526 setelah 83,78

krl

pretest 85,08 0,000 -5,024

posttest 89,05

Tekanan

Darah

Mean p-

value

Z

Sistolik eks 140,03 0,003 -3.007

Sistolik krl 144,18

Diastolik eks 83,78 0,000 -5.497

Diasstolik krl 89,05

Page 10: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

8

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

fisik yang lebih sedikit

dibandingkan dengan pria.

2. Usia

Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada tabel 2,

menunjukan sebagian besar

responden berusia ≤49 tahuin.

Menrut Azizah, (2007) seseorang

yang diatas usia 30 tahun sudah

mengidap hipertensi yang

dikarenakan pola hidup yang

berubah yang jarang melakukan

kegiatan olah raga yang

dikarenakan pekerjaanya dan pola

makan yang sekarang sering

mengkonsumsi makanan cepat saji

yang dimana makanan tersebut

banyak mengandung monosodium

glutamate (MSG).

3. Pekerjaan

Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada tabel 3,

menunjukan sebagian besar

responden memiliki pekerjaan. Hal

ini menunjukan bahwa sebagian

besar responden memiliki

pekerjaan dan setiap pekerjan pasti

akan memicu terjadinya stress

karena aktivitas kerja yang tinggi

dan besarnya dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Stress pada

pekerjaan cenderung menyebabkan

tekanan darah meningkat karena

menurut Faisal, (2012) pada

keadaan stress didapatkan

peningkatan kadar katekolamine,

kartisol, vasopressin, endorphin

dan aldosteron, yang mungkin

sebagian menjelaskan peningkatan

tekanan darah.

4. Riwayat Keluarga Hiprtensi

Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada tabel 4,

menunjukan sebagian besar

responden memiliki riwayat

keluargahipertensi. Menurut Aggie

C & Herbert B, (2006) dalam

penelitian menunjukan jika 25%

kasus hipertensi mempunyai dasar

genetis, jika ada dari orang tua

atau saudara menderita penyakit

hipertensi, maka peluang

menderita hipertensi semakin

besar.

5. Perbandingan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Pada

Kelompok Eksperimen dan

kelompok kontrol

a. Kelompok Eksperimen

Berdasarkan hasil penelitian

pada tabel 5 menunjukkan

tekanan darah sisitolik sebelum

dan sesudah diberikan

perlakuan selama 24 jam yang

berasal dari 40 responden

didapatkan hasil nilai Z -5.458

dan p-value 0,000. Serta pada

tabel 6 menunjukkan tekanan

darah diastolik sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan

selama 24 jam yang berasal dari

40 responden didapatkan hasil

nilai Z -5.526 dan p-value

0,000. Maka dapat disimpulkan

ada penurunan tekanan darah

yang signifikan sebelum dan

sesudah dilakukannya terapi

nafas dalam.

Berdasarkan observasi

pada penderita hipretensi

setelah dilakukan terapi nafas

dalam didapatkan rasa sakit

pada bagian kepala belakang

Page 11: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

9

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

berkurang dan keadaan umum

responden tampak lebih rileks.

Menurut Martha, (2012) sebuah

studi pada 41 orang lanjut usia

menunjukkan bahwa mereka

yang melakukan teknik

relaksasi dapat menurunkan

tekanan darah mereka, dan

penemuan tersebut

dipresentasikan pada

Konferensi Tahunan ke-62

American Heart Association

(2008).

b. Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil penelitian

pada tabel 7 menunjukkan

tekanan darah sisitolik sesudah

24 jam tanpa adanya latihan

nafas dalam yang berasal dari

40 responden didapatkan hasil

nilai Z -745 dan p-value 0,457

hal ini menunjukan tidak

adanya perubahan yang berarti..

Serta pada tabel 8

menunjukkan tekanan darah

diastolik sesudah 24 jam yang

berasal dari 40 responden

didapatkan hasil nilai Z -5.024

dan p-value 0,000. Maka dapat

disimpulkan hasil penelitiannya

menyatakan tidak ada

perubahan yang signifikan

terhadap tekanan darah pretest

dan posttest sesudah 24 jam

tanpa adanya latihan nafas

dalam pada penderita hipertensi

pada kelompok kontrol.

Beberapa responden

kelompok kontrol mengalami

peningkatan darah dari

pengukuran sebelumnya,

kemungkinan penderita

mengalami peningkatan

ketegangan secara fisik maupun

psikis yang mempengaruhi

tekanan darahnya. Menurut

Hayens (2006) dalam Sudiarto

(2007) tekanan darah diastolik

terkait dengan sirkulasi koroner,

jika arteri koroner mengalami

aterosklerosis akan

mempengaruhi peningkatan

tekanan darah diastolik,

Menurut Martha, (2012)

seseorang yang berada dalam

lingkungan atau kondisi stressor

tinggi sangat memungkinkan

terjadinya peningkatan tekanan

darah. Ada juga beberapa

responden dari kelompok

kontrol yang mengalami

penurunan tekanan darah

walaupun tidak terlalu

signifikan, kemungkinan

penderita mengalami reaksi di

dalam sistem tubuhnya yang

meningkatkan aktivitas

baroreseptor dan mempengaruhi

tekanan darahnya.

(Gardner,2007)

1. Perbandingan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi Pada

Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol Saat Posttest

Berdasarkan hasil penelitian

pada tabel 9 menunjukkan tekanan

darah sisitolik sesudah diberikan

perlakuan selama 24 jam yang

berasal dari 40 responden

kelompok eksperimen dan 40

kelompok kontrol didapatkan hasil

nilai Z -3.007 dan p-value 0,003.

Serta pada tabel 10 menunjukkan

tekanan darah diastolik sesudah

diberikan perlakuan selama 24 jam

yang berasal dari 40 responden

kelompok eksperimen dan 40

kelompok kontol didapatkan hasil

nilai Z -5.497 dan p-value 0,000.

Page 12: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

10

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Maka dapat disimpulkan hasil

penelitiannya menyatakan ada

penurunan tekanan darah yang

signifikan sesudah dilakukannya

terapi nafas dalam selama 24 jam

pada penderita hipertensi kelompok

eksperimen dibandingkan hasil dari

posttes pada kelompok kontrol

yang tidak mrndapat latihan nafas

dalam.

Menurut Damayanti, (2013)

salah satu obat yang biasa dipakai

dalam pengontrolan hipertensi

adalah melalui proses latihan

releksasi, karena dengan relaksasi

dapat memperlebar pembuluh

darah. Menurut Medical Shocker,

(2012) dalam kondisi rileks

metabolisme tubuh berjalan lambat

sehingga siklus pernafasan menjadi

lebih rendah sekitar tiga sampai

empat kali per menit serta dapat

menurunkan tekanan darah dan

kontraksi jantung. Perbedaan

tersebut terjadi karena adanya

mekanisme kontrol system saraf

pernafasan yang mempengaruhi

kecepatan detak jantung dan

perubahan tekanan darah yang

menyesuaikan agar sebanding

dengan kecepatan pernafasan yang

terjadi pada kelompok eksperimen,

sedangkan pada kelompok kontrol

tidak ditemukan hal itu karena pada

kelompok kontrol tidak

mendapatkan terapi nafas dalam.

Simpulan

Penelitian yang dilakukan di

Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten

Magetan. Dengan jumlah responden

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Responden penderita hipertensi

yang paling banyak berjenis

kelamin wanita.

2. Responden penderita hipertensi

yang paling banyak yaitu berusia

≤49 tahun.

3. Responden penderita hipertensi

yang paling banyak adalah yang

memiliki pekerjaan.

4. Responden penderita hipertensi

yang paling banyak adalah yang

memiliki riwayat keluarga

hipertensi.

5. Terdapat penurunan tekanan darah

yang signifikan setelah

mendapatkan terapi nafas dalam

pada penderita hipertensi.

6. Pada penelitian ini diperoleh bukti

bahwa terapi nafas dalam dapat

menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

Saran

1. Responden

Diharapkan setelah adanya

penelitian ini responden mau

mempraktikan latihan nafas dalam

ini secara teratur sehingga

penderita hipertensi terhindar dari

tekanan darah yang semakin

meninggi.

2. Profesi Keperawatan

Diharapkan pada profesi

keperawatan dapat memberikan

informasi tentang latihan nafas

dalam untuk menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi

baik dengan cara penyuluhan

ataupun pengadaan seminar

kesehatan.

3. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan

penelitian lebih lanjut tentang lama

pemberian latihan nafas dalam

terhadap penurunan tekanan darah

dengan variabel yang lebih

dikembangkan

Page 13: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

11

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Daftar Pustaka

Aggie C & Herbert B. (2006).

Menurunkan Tekanan Darah.

(Nirmala Devi,

Penerjemah.).Jakarta: Bhuana

Ilmu Populer

Ana, (2010), Banyak Kasus Hipertensi

Tidak Terdiagnosa

http://anateablog.blogspot.com/

2010/03/penyakit-darah-tinggi-

hipertensi (diakses pada

tanggal 10 September 2013,

pada pukul 20:15 WIB)

Ardiansyah, Muhamad, (2012),

Medikal Bedah Untuk

Mahasiswa, Yogyakarta: Diva

Pers

Audah, Faizah, (2011), Dahsyatnya

Tekmik Pernafasan,

Yogyakarta: Interprebook

Brunner & Suddarth, (2002), Buku

ajar keperawatan medical

bedah. (Kuncara, Hartono

Andry, Monica Ester & Yasmin

Asih: Penerjemah). Jakarta:

EGC

Damayanti, D, (2013), Sembuh Total

Diabetes Asam Urat Hipertensi

Tanpa Obat, Yogyakarta:

Pinang Merah Publisher

Faisal, M, Idrus, (2012), Hubungan

Stress dan Hipertensi, http://www.artikelkedokteran.c

om/291/hubungan-stress-dan-

hipertensi.html (diakses pada

tanggal 11 september 2013,

pada pukul 21:15 WIB)

Gardner, F Samual, (2007), Smart

Treatment for High Blood

Preassure : Panduan Sehat

Mengatasi Tekanan Darah,

Jakarta: Prestasi Pustaka

Martha, Karina, (2012), Panduan

Cerdas Mengatasi Hipertensi,

Yogyakarta: Araska

Muttaqin, Arif, (2009), Asuhan

Keperawatan Klien Dengan

Gangguan Sistem

Kardiovaskuler, Jakarta:

Salemba Medika

Niken, (2010), Teknik Relaksasi

Nafas Dalam,

http://rentalhikari.wordpress.co

m/2010/03/23/teknik-relaksasi-

nafas-dalam/ (diakses pada

tanggal 10 September 2012,

pada pukul 18:45 WIB)

Notoatmodjo, Soekidjo, (2010),

Metodologi Penelitian

Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta

Nurhayati, Ismonah & Wulandari,

(2011), Perbedaan Tekanan

Darah Sebelum dan Sesudah

Pemberian Teknik Relaksasi

Imajinasi Terbimbing Pada

pasien Hipertensi Di Wilayah

Puskesmas Kerobokan

semarang: Jurnal. Stikes

Tlogorejo

Sudiarto, (2007), Pengaruh Terapi

Relaksasi Meditasi Terhadap

Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia Dengan

Hipertensi Di Wilayah Binaan

Rumah Sakit Emanuel Klampok

Banjarnegara, Purwokerto:

Skripsi. Universitas Jendral

Soedirman

Page 14: Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan ...eprints.ums.ac.id/27136/13/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · mengalami penurunan sedangkan tekanan darah pada kelompok kontrol

12

Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

* Mahasiswa S1 keparawatan

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

** Dosen S1 keparawatan

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

*** Dosen S1 keparawatan

Universitas Muhammadiyah

Surakarta