pengaruh lama pencahayaan
TRANSCRIPT
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKANSEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2012
PendahuluanMasalah utama dalam pengembangan ayam kampung adalah
rendahnya produktifitas
teknik pengaturan lama pemberian cahaya
Semua spesies unggas memberikan respon terhadap reaksi terang-gelap. Cahaya alami dan tiruan keduanya merangsang proses reproduksi unggas (Blakely dan David, 1985).
Tujuan Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui lama waktu pencahayaan
dalam kandang yang memberikan pengaruh terbaik pada produksi dan kualitas ayam kampung
Manfaat
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi khasanah ilmiah maupun penerapannya bagi para petani peternak ayam kampung
TINJAUAN PUSTAKA cahaya yang mengenai mata akan merangsang hipotalamus untuk mensekresikan
Gonadotropin Releasing Rormon (GnRH) ke dalam hipofise anterior. Gonadotropin releasing
hormon berfungsi untuk merangsang pelepasan hormon-hormon yang dibentuk di hipofise
anterior yaitu FSH dan LH.
FSH berfungsi untuk merangsang perkembangan folikel-folikel dalam ovarium dan membantu
perkembangan ovarium. Apabila salah satu folikel sudah masak, maka LH akan dilepaskan
dari hipofise anterior, sehingga menyebabkan terjadinya ovulasi. Hormon-hormon yang
dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen, progesteron dan androgen. Estrogen menyebabkan
peningkatan kadar Ca, protein, lemak, vitamin dan substansi lain di dalam darah yang
diperlukan untuk pembentukan telur. Estrogen juga merangsang peregangan tulang pubis dan
pembesaran vent guna mempersiapkan ayam betina untuk bertelur. Progesteron berperan
terhadap hipotalamus untuk memproduksi LH dari pituitari anterior yang menyebabkan
pelepasan ovum yang sudah masak dari ovarium ke infundibulum.
Lama Pencahayaan
Berbagai teknik pengaturan lama pemberian cahaya dalam satu siklus 24 jam
telah digunakan sebagai upaya untuk memperoleh respons atau performans
yang paling bagus pada unggas. Dari hasil penelitiannya Morris (1994)
menjelaskan bahwa pengaturan 8 jam terang dan 16 jam gelap
menunjukkan produksi telur sebanyak 288-298 butir per ekor/tahun
pada ayam ras. Peningkatan lama pencahayaan 2 jam dari 8 jam ke 10 jam,
merangsang pendewasaan kelamin dan meningkatkan fertilitas.
Lama pencahayaan 8 dan 10 jam menunjukkan kecenderungan
produksi telur yang sama, namun penambahan pencahayaan menurunkan
kecepatan peneluran dan berat telur.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leason dan Summers (1988)
mengatakan bahwa program pencahayaan 14 terang :10 gelap
menunjukkan produksi telur 9% lebih tinggi, akan tetapi kualitas kulit
dan berat telur menurun.
MATERI DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ini dlaksanakan di kandang percobaan instalasi ternak unggas
Jurusan Penyuluhan Peternakan STPP Bogor selama 104 hari
Materi dan Metode
Ternak
Ternak yang digunakan adalah 40 ekor ayam kampung yang berasal dari peternakan ayam kampung di Desa Nagrak berumur 6 bulan dengan berat rata-rata 750 gram, dengan jenis kelamin betina.
Kandang dan Peralatan
Kandang berukuran 40 m2dibagi dalam 4 ruangan dengan masing-masing berukuran10 m2. Diantara setiap ruangan kandang perlakuan dibatasi dengan plastik hitam (gelap). Setiap ruang berisi 8 kandang battery berukuran 25x30x30 cm yang masing-masing diisi satu ekor ayam kampung. Peralatan lain yang digunakan adalah tempat pakan dan minum, timbangan kapastas 2 kg dengan ketelitian 10 g, micrometer kaliper, ember plastik, lampu pijar berwarna merah dan peralatan tulis.
Pakan
Menggunakan pakan layer komersial dengan kandungan Protein Kasar (PK) 17% dan Energi 3000 Kcal, ditambah 5% premix mineral. Pakan diberikan 2 kali sehari dan air minum diberikan ad libitum selama penelitian
Vitamin dan Vaksin
Vitamin yang diberikan adalah vita chicks dan vita stress. Vitamin diberikan untuk menghindari stres saat kedatangan ayam, setelah pemberian vaksin dan dimulainya perlakuan penambahan cahaya
Metode
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Faktor perlakuan yang diujikan adalah lamanya pencahayaan yang terdiri dari empat taraf, sebagai berikut : yaitu cahaya alami atau tanpa penambahan cahaya yaitu 12 jam terang dan 12 jam gelap (12J) dan tiga macam penambahan cahaya buatan setelah matahari terbenam (malam hari) yakni penambahan 2 jam cahaya (14J), penambahan 4 jam cahaya (16J) dan penambahan 12 jam (24J). Setiap perlakuan diulang 10 kali, sehingga jumlah keseluruhan satuan percobaan adalah 40 ekor ayam kampung
40 ekor ayam kampung betina umur 6 bulan ditempatkan secara acak dalam kandang yang dibagi dalam 4 ruangan dengan ukuran 10 m2. Setiap ruang berisi 10 kandang battery individual berukuran 25x30x30 cm. Diantara setiap kandang perlakuan dibatasi dengan plastik hitam (gelap). Sumber cahaya buatan dalam penelitan ini menggunakan lampu pijar berwarna merah
parameter yang diukur adalah untuk mengetahui produksi dan kualitastelur yaitu, Hen Dayly Production (HDP), bobot telur, ukuran panjang
serta lebar telur, tebal kerabang, dan berat kuning telur. Sampel untuk pengukuran telur diambil setiap 7 hari sekali selama perlakuan. Data kuantitatif yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji statistika parametrik dengan analisis ragam (ANOVA).
Pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap ayam kampung diketahui
dengan menggunakan uji F. Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut :
H0 : Perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap ayam kampung
H1 : Perlakuan memberikan pengaruh terhadap ayam kampung
Pengambilan keputusan terhadap uji F adalah sebagai berikut :
Jika F hit ≤ F tabel, maka H0 diterima, Jika F hit ≥ F tabel, maka H1 diterima.
Selanjutnya bila dari uji F tersebut terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan yang diberikan, maka dilakukan uji beda rata-rata
dengan menggunakan uji BNT