pengaruh labelisasi halal, harga, promosi...

20
1 PENGARUH LABELISASI HALAL, HARGA, PROMOSI PENJUALAN, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK KOSMETIK HALAL (Studi Kasus Mahasiswi Prodi Manajemen Angkatan 2014 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji) Tuti Sri Rahayu, Winata Wira, Firmansyah Kusasi [email protected] Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal oleh mahasiswi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Prodi Manajemen Angkatan 2014 2016 Fakultas Ekonomi UMRAH. Adapun jumlah populasi dari penelitian ini adalah 155 orang dengan metode rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah 112 orang sebagai sample dengan teknik stratified sampling (Strata Sampel). Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar 2,092 dengan tingkat signifikansinya 0,039. (2) Harga berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar - 0,284 dengan tingkat signifikansi 0.777. (3) Promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar - 0,108 dengan tingkat signifikansi 0.914. (4) Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar 12,639 dengan tingkat signifikansinya 0,000. (5) Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai F- hitung sebesar 79,891 > nilai F-tabel sebesar 2,46 dan taraf signifikansi 0,000. (4) Besar pengaruh Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image terhadap terhadap keputusan pembelian (Adjusted R 2 ) adalah sebesar 74,0%. Kata Kunci: Labelisasi Halal, Harga, Promosi Penjualan, Brand Image, dan Keputusan Pembelian

Upload: buihanh

Post on 20-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH LABELISASI HALAL, HARGA, PROMOSI PENJUALAN,

DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN PADA PRODUK KOSMETIK HALAL

(Studi Kasus Mahasiswi Prodi Manajemen Angkatan 2014 – 2016 Fakultas

Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji)

Tuti Sri Rahayu, Winata Wira, Firmansyah Kusasi

[email protected]

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal, harga,

promosi penjualan, dan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen

pada produk kosmetik halal oleh mahasiswi. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswi Prodi Manajemen Angkatan 2014 – 2016 Fakultas Ekonomi UMRAH.

Adapun jumlah populasi dari penelitian ini adalah 155 orang dengan metode

rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah 112 orang sebagai sample dengan teknik

stratified sampling (Strata Sampel). Hasil penelitian menemukan bahwa: (1)

Labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yang

diperoleh dari nilai t-hitung sebesar 2,092 dengan tingkat signifikansinya 0,039.

(2) Harga berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, yang

diperoleh dari nilai t-hitung sebesar - 0,284 dengan tingkat signifikansi 0.777. (3)

Promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian,

yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar - 0,108 dengan tingkat signifikansi

0.914. (4) Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian,

yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar 12,639 dengan tingkat signifikansinya

0,000. (5) Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image secara

simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai F-

hitung sebesar 79,891 > nilai F-tabel sebesar 2,46 dan taraf signifikansi 0,000. (4)

Besar pengaruh Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image

terhadap terhadap keputusan pembelian (Adjusted R2) adalah sebesar 74,0%.

Kata Kunci: Labelisasi Halal, Harga, Promosi Penjualan, Brand Image, dan

Keputusan Pembelian

2

PENDAHULUAN

Masyarakat dunia saat ini telah menyadari pentingnya produk berlabel

halal. Tidak hanya cenderung sebagai kebutuhan bagi masyarakat muslim saja,

namun negara bermayoritas masyarakat non-muslim pun ikut mengkonsumsinya.

Berdasarkan perhitungan Kementerian Perindustrian (2016), permintaan produk

makanan halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen dalam

enam tahun ke depan, yaitu dari USD 1,1 trilliun pada tahun 2013

menjadi USD 1,6 triliun tahun 2018. Melihat prospek yang tinggi ini, banyak

perusahaan-perusahaan produk makanan di berbagai negara seperti Indo Cina

(Laos, Vietnam, Kamboja), Australia hingga Amerika Serikat memanfaatkannya

sebagai peluang bisnis yang baik untuk dikembangkan. Bahkan negara-negara

seperti Malaysia, Turki, Jepang, Singapura, Korea Selatan, sampai ke negara-

negara Eropa yang penduduknya bermayoritas non-muslim pun mengapresiasikan

dengan mendirikan industri halal yang sekarang cukup berkembang. Tidak hanya

terbatas pada produk makanan saja, industri halal di berbagai negara termasuk

Indonesia sebenarnya juga mencakup produk-produk lain seperti produk kosmetik

(sumber: www.kemenperin.go.id). Pertumbuhan pasar industri kosmetik itu sendiri

di Indonesia rata-rata telah mencapai 9,67% per tahun dalam enam tahun terakhir

(2009-2015) (sumber: sigmaresearch.co.id).

Yang lebih menariknya lagi, penelitian yang dilakukan Sigma Research

tahun 2017 kepada 1200 perempuan Indonesia dengan segmen usia 15-55 tahun

telah menunjukkan 58,3% responden berkepentingan membeli kosmetik dikarena

faktor halal (sumber: id.linkedin.com). Dari jumlah persentase tersebut, terlihat

3

bahwa permintaan konsumen terhadap produk kosmetik berlabel halal tergolong

tinggi. Tingginya permintaan tersebut, diselingi dengan semakin meningkatnya

komposisi wanita kelas menengah Indonesia yang berhijab dan ingin menjadi

wanita shalihah. Dikarenakan motivasi untuk menjadi wanita shalihah, kesadaran

wanita muslimah Indonesia untuk menggunakan kosmetik berlabel halal juga

semakin meningkat.

Penelitian yang dilakukan Sigma Research juga menunjukkan bahwa

dalam memilih kosmetik, 51,5% responden dipengaruhi oleh faktor harga

(sumber: id.linkedin.com). Bagi konsumen, harga menentukan kualitas produk.

Tinggi atau rendahnya harga suatu produk akan mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen, konsumen akan merasa senang membeli produk apabila

harga produk sesuai dengan manfaat yang didapatkan serta sesuai dengan

kemampuan membeli konsumen. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan

perihal harga, perusahaan harus cerdas memperhitungkan agar harga jual produk

kosmetik halal memiliki harga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan daya

beli konsumen untuk masing-masing pangsa pasar yang hendak ditujunya.

Selain itu, semakin banyaknya peminat pada produk kosmetik, pasti akan

banyak memunculkan pesaing-pesaing lainnya. Akibatnya, akan memicu

terjadinya persaingan kompetitif. Untuk menghadapi ketatnya persaingan,

perusahaan tidak cukup hanya menghadirkan produk-produk yang memiliki

keunikan serta nilai kreativitas saja. Tetapi, perusahaan juga harus memiliki

strategi-strategi pemasaran yang tepat untuk menarik konsumen melakukan

pembelian. Salah satunya dapat melalui promosi penjualan, seperti potongan

4

harga dimana harga produk lebih murah dari harga biasanya, adanya tawaran

pungujian gratis, tawaran hadiah, dan adanya penawaran insentif lainnya.

Semakin terkenalnya kosmetik halal saat ini, sebagai produk kosmetik

yang mengerti akan kebutuhan dan keinginan konsumen serta sebagai produk

terpercaya bagi konsumen khususnya konsumen muslim, menimbulkan citra

positif konsumen terhadap kosmetik halal. Dengan tertanamnya brand image yang

positif di benak konsumen terhadap produk kosmetik halal, dapat menarik

keinginan dan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Tetapi,

tantangan yang cukup berat yang harus dihadapi setiap industri kosmetik halal di

Indonesia adalah tetap menjaga citra positif kosmetik halal di mata konsumen.

Ditengah maraknya persaingan industri kosmetik dan merambahnya produk

kosmetik produksi luar negeri dipasar Indonesia, produk industri kosmetik halal

harus mampu menghadirkan berbagai produk-produk kosmetik halal yang

berkualitas tinggi dan tidak kalah dengan produk kosmetik buatan luar negeri.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH LABELISASI

HALAL, HARGA, PROMOSI PENJUALAN, DAN BRAND IMAGE

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK

KOSMETIK HALAL”.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian

konsumen pada produk kosmetik halal

5

2) Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen

pada produk kosmetik halal

3) Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan

pembelian konsumen pada produk kosmetik halal

4) Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian

konsumen pada produk kosmetik halal

5) Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal, harga, promosi penjualan, brand

image terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal

Kajian Pustaka

Labelisasi Halal

Menurut Iranita (2013), Labelisasi halal adalah perizinan pemasangan kata

“HALAL” pada kemasan produk dan proses pemasangan dilakukan atas izin dari

Badan POM berdasarkan hasil pemeriksaan dan rekomendasi MUI dalam bentuk

Sertikat Halal MUI. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika

Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), merupakan sebuah lembaga yang

dibentuk oleh MUI yang bertugas menjalankan fungsi MUI untuk melindungi

konsumen muslim dalam mengkonsumsi makanan, minuman, obat-obatan

maupun kosmetika (sumber: www.halalmui.org).

Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Setiyaningrum, dkk, 2015 : 128),

harga merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk suatu produk atau suatu

jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang

diberikan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan (benefit) atas

kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Secara historis, harga

menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan seorang pembeli. Dan harga

6

juga merupakan salah satu elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar dan

tingkat keuntungan perusahaan.

Promosi Penjualan

Menurut Hermawan (2012 : 128), promosi penjualan (sales promotion)

adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat

diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan

jumlah barang yang akan dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan,

perusahaan dapat menarik pelanggan baru, memengaruhi pelanggannya untuk

mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang

aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa

rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan

pengecer.

Brand Image

Citra merek berkenaan dengan persepsi konsumen terhadap sebuah merek.

Tujuan upaya strategik mengelola citra merek adalah memastikan bahwa

konsumen memiliki asosiasi kuat dan positif dalam benaknya mengenai merek

perusahaan. Elemen citra merek terdiri atas: (1) persepsi, karena konsumen

mempersepsikan konsumen; (2) kognisi, karena merek dievaluasi secara kognitif;

dan (3) sikap, karena konsumen membentuk sikapnya terhadap suatu merek

setelah mempersepsikan dan mengevaluasi merek bersangkutan (Tjiptono, 2016 :

149).

7

Kerangka Pemikiran

Gambar I

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

pada produk kosmetik halal

H2 : Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk

kosmetik halal

H3 : Promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

pada produk kosmetik halal

H4 : Brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada

produk kosmetik halal

H5 : Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image berpengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal

8

BAHAN DAN METODE

Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif.

Untuk mengukur kecenderungan, prediksi hubungan antarvariabel, komparasi

hasil dengan perbandingan kelompok, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk

data-data statistik, maka dapat menggunakan data berupa angka yang diperoleh

dari hasil suatu pengukuran, observasi, dan membilang yang dapat dianalisis

menggunakan metode statistik atau dapat disebut sebagai data kuantitatif (Riadi,

2016 : 48).

Populasi dan Sampel Menurut Bungin (dalam Siregar, 2013 : 30), populasi penelitian

merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup

dan sebagainya. Selain itu, kata populasi itu sendiri amat popular digunakan untuk

menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Mahasiswi aktif Prodi Manajemen angkatan 2014 –

2016 FE UMRAH yang menggunakan kosmetik halal. Sedangkan sampel

menurut Siregar (2013 : 30) menyatakan bahwa sampel adalah suatu prosedur

pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan

dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu

populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Stratified Sampling (Strata Sampel). Menurut Siregar (2013 : 31), stratified

sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki

9

strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri.

Pengambilan jumlah responden pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin :

Rumus Slovin:

Keterangan:

n : Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi

𝑒 : Error tolerance, batas tingkat kesalahan maksimum yang ditoleransikan

5%

Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini sebesar 112 responden dari kalangan mahasiswi manajemen

angkatan 2014-2016.

Metode Analisis

Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,

2016 : 52).

Uji Reliabilitas

Ghozali (2016 : 47) berpendapat bahwa reliabilitas adalah suatu alat yang

berfungsi sebagai pengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Reliabel atau handal tidaknya suatu kuesioner ditentukan

n = 𝑁

1+𝑁𝑒²

155

1 + 155(0,05)2 = 112 responden

10

dari jawaban seseorang terhadap pernyataan yang terdapat pada kuesioner apakah

bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Ghozali (2016 : 154) berpendapat bahwa untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal,

dapat dilakukan melalui suatu pengujian yang dapat disebut sebagai uji

normalitas. Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak.

Uji Multikolonieritas

Ghozali (2016 : 52) mengatakan bahwa model regresi yang baik adalah

yang tidak mengakibatkan terjadinya korelasi antar variabel independen. Maka

dari itu, untuk menemukan ada tidaknya korelasi antar variabel independen perlu

dilakukan suatu pengujian yang biasanya disebut sebagai uji multikolonieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2016 : 134), memberikan solusi untuk mendeteksi keberadaan

heteroskedastisitas yaitu dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya yang telah di-studentized.

Analisis Regresi Linear Berganda Metode regresi berganda memiliki variabel bebas (independent) dengan

jumlah lebih dari satu variabel yang dapat mempengaruhi satu variabel tak bebas

(dependent). Berikut rumus regresi linier berganda :

𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃𝟑𝑿𝟑 … . +𝒃𝒏𝑿𝒏 + 𝒆

11

Pengujian Hipotesis

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2016 : 97), Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh satu

variabel bebas/independen secara individual terhadap variabel terikat/dependen.

Uji Signifikan Keseluruhan Dari Regresi Sampel (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh seluruh

variabel independen secara simultan, serentak, atau bersamaan terhadap variabel

dependen.

Koefisien determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

HASIL

Uji Asumsi Klasik

Uji Validitas dan reliabilitas

Berdasarkan uji validitas menunjukkan bahwa indikator labelisasi halal

memperoleh nilai r hitung diatas nilai r tabel (0,186). Maka dapat disimpulkan

semua indikator memenuhi kriteria valid. Begitu juga dengan nilai r untuk

indikator harga, promosi penjualan, brand image, dan keputusan pembelian

memperoleh nilai r hitung diatas nilai r tabel (r hitung > r tabel), maka dapat

disimpulkan semua indikator valid.

Berdasarkan uji reliabilitas menunjukkan bahwa labelisasi halal memperoleh

Cronbach’s Alpha sebesar 0,808; harga sebesar 0,624; promosi penjualan sebesar

0,957; brand image sebesar 0,924; dan keputusan pembelian sebesar 0,916.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pernyataan pada kuesioner ini

bersifat reliabel atau handal karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

12

Uji Normalitas

Sumber : Data Primer Diolah, 2018 Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Gambar II Hasil Uji Normalitas (Histogram) Gambar III Hasil Uji Normalitas (P-Plot)

Dari gambar II tampak bahwa grafik histogram menunjukkan pola

distribusi normal dan berbentuk simetris tidak menceng (skewness) ke kanan

ataupun ke kiri. Begitu juga dari terlihat pada gambar III bahwa grafik normal

probability plots menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal. Jadi, dapat disimpulkan model regresi memenuhi

asumsi normalitas residual. Untuk lebih meyakinkan maka kita dapat

menggunakan uji statistik non-parametik Kolomogorov-smirnov diolah melalui

SPSS 22:

13

Tabel I

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 112

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation 2.86118150

Most Extreme

Differences

Absolute .071

Positive .040

Negative -.071

Test Statistic .071

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian normalitas

kolomogorov-smirnov diperoleh nilai Asymp. Sig. sebesar 0,200 yang mana nilai

Asymp. Sig. > 0,05; yang artinya data residual berdistribusi normal.

Uji Multikolonieritas Tabel II

Hasil Uji Multikolonieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Labelisasi_Halal .604 1.657

Harga .924 1.083

Promosi_Penjualan .889 1.125

Brand_Image .608 1.644

Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018

Dari tabel II diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan

multikolonieritas pada variabel labelisasi halal diperoleh nilai tolerance sebesar

14

0,604 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,657 < 10. Pada variabel harga diperoleh nilai

tolerance sebesar 0,924 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,083 < 10. Pada variabel

promosi penjualan diperoleh nilai tolerance sebesar 0,889 > 0,10 dan nilai VIF

sebesar 1,125 < 10. Selanjutnya pada variabel brand image diperoleh nilai

tolerance sebesar 0,608 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,644 < 10. Dari hasil

perhitungan multikolonieritas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi korelasi atau tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam

model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas yang diolah melalui SPSS 22:

Gambar IV Hasil uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Dari Gambar IV Uji heteroskedastisitas mengunakan Grafik scatterplot,

terlihat titik-titik menyebar secara acak (Random) dan tidak membentuk pola

tertentu, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Agar lebih meyakinkan keakuratan hasil dapat menggunakan uji glejser. Berikut

hasil uji Glejser Heteroskedastisitas yang diolah melalui SPSS 22:

15

Tabel III

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas

Model T Sig.

1 (Constant) 3.842 .000

Labelisasi_Halal -1.034 .303

Harga -.457 .649

Promosi_Penjualan -.993 .323

Brand_Image -.690 .492

Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Dari Tabel III, Uji glejser heteroskedastisitas terlihat bahwa nilai

Signifikansi setiap variabel independen menunjukan nilai diatas 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa metode regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda Tabel IV

Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .397 2.906 .137 .892

Labelisasi_Halal .252 .120 .130 2.092 .039

Harga -.050 .177 -.014 -.284 .777

Promosi_Penjualan -.002 .016 -.006 -.108 .914

Brand_Image .672 .053 .785 12.639 .000

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018

Dari output uji regresi linier berganda diatas, maka diperoleh persamaan

sebagai berikut:

Y = 0,397 + 0,252X1 ˗ 0,50X2 - 0,002X3 + 0,672X4 + e

16

Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel V

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .397 2.906 .137 .892

Labelisasi_Halal .252 .120 .130 2.092 .039

Harga -.050 .177 -.014 -.284 .777

Promosi_Penjualan -.002 .016 -.006 -.108 .914

Brand_Image .672 .053 .785 12.639 .000

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis uji t yang dilakukan dapat dilihat

bahwa terdapat dua variabel bebas yang berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel terikat, yaitu harga dan promosi penjualan, dengan signifikansi > 0,05

dan nilai t-hitung < t-tabel, maka secara parsial harga dan promosi penjualan

berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan terdapat

dua variabel bebas yang berpengaruh signifikansi < 0,05 dan nilai t-hitung > t-

tabel, sehingga labelisasi halal dan brand image berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian.

17

Uji Signifikan Keseluruhan dari Regresi Sample (Uji Statistik F) Tabel VI

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2713.877 4 678.469 79.891 .000b

Residual 908.686 107 8.492

Total 3622.563 111

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

b. Predictors: (Constant), Brand_Image, Harga, Promosi_Penjualan,

Labelisasi_Halal Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018

Dari hasil perbandingan, diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 79,891 > 2,46;

maka dari hasil pengujian uji F tersebut, diperoleh bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya bahwa labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand

image berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan

pembelian.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel VII

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .866a .749 .740 2.914

Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018

Dari tampilan output diatas model summary besarnya adjusted R2

adalah

0,740; hal ini berarti 74,0% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh

variasi dari ke empat variabel independen labelisasi halal, harga, promosi

penjualan, dan brand image. Sedangkan sisanya 26,0% (100% - 74,0% = 26,0%)

dari faktor lain yang tidak diteliti.

18

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji menggunakan SPSS 22, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Variabel labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.

2) Variabel harga berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap keputusan

pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.

3) Variabel promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.

4) Variabel labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.

5) Variabel labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen pada produk kosmetik halal.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diperoleh, maka

diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) Diharapkan industri kosmetik halal adalah mengaplikasikan atau menerapkan

labelisasi halal pada setiap produk kosmetik, sebagai salah satu bentuk

informasi mengenai kehalalan suatu produk kosmetik kepada konsumen.

Dengan maksud untuk meningkatkan keyakinan konsumen akan keamanan

produk kosmetik yang dipasarkan.

2) Diharapkan industri kosmetik dapat menghadirkan produk-produk kosmetik

dengan harga yang dapat dijangkau semua kalangan termasuk kalangan

19

mahasiswi, agar mahasiswi juga tertarik untuk membeli dan menggunakan

produk kosmetik halal.

3) Diharapkan industri kosmetik diharapkan dapat menemukan dan menetapkan

program promosi yang sesuai untuk kalangan mahasiswi agar mahasiswi

tertarik untuk membeli dan menggunakan produk kosmetik halal.

4) Penting bagi industri kosmetik untuk memperhatikan faktor kehalalan,

kesehatan, memperhatikan kualitas suatu merek, serta menyediakan layanan-

layanan yang dapat memuaskan konsumen hingga menjadi loyal guna

menjaga citra merek suatu produk.

5) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan dan mengembangkan

variabel-variabel lainnya yang dapat memberikan kontribusi terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.

20

Daftar Pustaka

Hermawan, Agus, (2012), Komunikasi Pemasaran, Universitas Negeri Malang:

Penerbit Erlangga.

Iranita, (2013), Pengaruh Labelisasi Halal Produk Kemasan Terhadap Keputusan

Pembelian pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unversitas Maritim Raja

Ali Haji, Tanjungpinang : Unversitas Maritim Raja Ali Haji.

Riadi, Edi, (2016), Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS),

Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Setiyaningrum, Ari, dkk, (2015), Prinsip-Prinsip Pemasaran Plus Tren Terkini,

Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Siregar, Syofian, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta : Kencana.

Tjiptono, Fandy, (2016), Pemasaran Esensi & Aplikasi, Yogyakarta : Penerbit

ANDI.

Internet :

Siaran Pers Kawasan Industri Halal Prospek Ekspor ke Timur Tengah,

http://www.kemenperin.go.id/artikel/16135/Kawasan-Industri-Halal-

Prospek-Ekspor-ke-Timur-Tengah, diakses 25 Maret 2018.

Trend dan Perilaku Pasar Kosmetik Indonesia Tahun 2017,

http://sigmaresearch.co.id/tren-dan-perilaku-pasar-kosmetik-indonesia-

tahun-2017/, diakses pada tanggal 25 Maret 2018.