pengaruh kualitas penyajian laporan keuangan daerah …digilib.unila.ac.id/57353/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
(SKRIPSI)
Oleh
TIAS RUSMITA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
http://www.kvisoft.com/pdf-merger/
-
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Oleh
TIAS RUSMITA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Penyajian
Laporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Data yang diperoleh berupa data primer dari 10 SKPD di Kabupaten Lampung
Selatan. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 76 responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan menggunakan metode
Purposive Sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan Statistical
Package for Social Science (SPSS) 23.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Penyajian Laporan
Keuangan Daerah berpengaruh positif terhadap Transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah berpengaruh
positif terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Kata Kunci : Kualitas Penyajian Laporan Keuangan, Transparansi, Akuntabilitas.
-
ABSTRACT
THE EFFECT OF QUALITY OF REGIONAL FINANCIAL STATEMENT
PRESENTATION FOR TRANSPARENCY AND ACCOUNTABILITY IN
FINANCIAL MANAGEMENT LAMPUNG SELATAN
By
TIAS RUSMITA
The purpose of this study is to find out the effect of Quality of Regional Financial
Statement Presentation for Transparency and Accountability in Financial
Management.
The data is taken was primary data from 10 SKPD in the Lampung Selatan
district. The total sample of questionnaires were 76 respondents. The data was
collected by sharing questionnaires through Purposive Sampling Methode.
Meanwhile, the technical analysist of data uses Statistical Package for Sosial
Science (SPSS) 23.
The result show that the quality of the presentation of regional financial
statements has a positive effect on transparency in financial management and the
quality of the presentation of regional financial statements has a positive effect on
accountability in financial management.
Keywords : the Quality of Financial Statement Presentation, Transparency,
Accountability.
-
PENGARUH KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH
TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
TIAS RUSMITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Budi Daya, 15 April 1996 sebagai putri kedua dari tiga
bersaudara, buah hati dari pasangan Suparji dan Rusmini. Adik dari Nurwahyuni,
Kakak dari Bayu Bagus Pamungkas.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Dharma Wanita
pada tahun 2002. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di
Sekolah Dasar Negeri 1 Budi Daya pada tahun 2008, penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 3 Sidomulyo pada tahun 2011, dan kemudian menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda
pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
-
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Suparji dan Ibunda Rusmini.
Terimakasih kepada ibu dan ayah yang selalu memberikan doa yang tiada henti
untuk Tias, nasihat yang bermanfaat, kekuatan dalam segala kondisi, dan selalu
memberikan dukungan untuk Tias. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
perlindungan di dunia maupun di akhirat untuk ibu dan ayah.
Kakak-Adikku tersayang, Nurwahyuni dan Bayu Bagus Pamungkas.
Terimakasih atas segala keceriaan, canda tawa, kasih sayang, pengertian dan
dukungannya selama ini.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
-
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu berharap.”
(Q.S. Al- Insyirah: 6-8)
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut
untuk kebaikan dirinya sendiri”
(Q.S. Al-Ankabut Ayat 6)
“Tidak penting seberapa lambat anda melaju, selagi anda tidak berhenti”
(Tias Rusmita)
-
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah Terhadap
Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah pada
Kabupaten Lampung Selatan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. Selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
-
4. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing
Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran, nasihat
dan segala bantuan yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi
ini. Terima kasih banyak Ibu.
5. Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt. Selaku pembimbing dua atas
kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., CA., CPA. Selaku Dosen
Penguji Utama yang telah memberikan saran-saran yang membangun
mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis
menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah
memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama penulis menempuh
pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta; Ayahanda Suparji dan Ibunda tersayang
Rusmini untuk segala bentuk pengorbanan, perjuangan, kasih sayang,
support, sabar dan didikan, serta doanya. Semoga kalian sehat selalu.
-
11. Kakakku yang tersayang Nurwahyuni dan Adikku yang tersayang Bayu
Bagus Pamungkas. Terimakasih untuk segala support-nya.
12. Keponakanku tersayang dan tercinta Aji dan Lita yang selalu mewarnai
hari-hari ku.
13. Saudaraku tersayang Tyas, Yohana, Budi, dan Agus. Terimakasih untuk
doa, canda tawa dan support-nya yang kalian berikan selama ini.
14. Temanku Hana, Dara, Friska, Gusti, Yulia, Revi, Santika, Yesi.
Terimakasih sudah menjadi teman dan sahabat kapanpun kubutuhkan..
Semoga silaturahmi kita, keluarga kita tetap terjalin sampai kapanpun.
Sukses selalu untuk kita semua.
15. Sahabatku Hananty Anantya Putri dan Dara Pratama Aditya. Terimakasih
sudah menjadi apapun yang kubutuhkan, selalu mewarnai hari-hari ku dan
segala support-nya.
16. Teman-temanku Akuntansi 2014 , Santika, Hana, Dara, Revi, Yesi, Yulia,
Gusti, Friska, Ribka, Deka, Gea, Eva, Katrin, Nanda, Murtika, Agesy,
Vita, Cella, Indah, Reyhan, Haikal, Ari, Ferry, Gede, Wayan, Caven,
Renardi, Irfan H, Irfan R, Ginanda, Gema, Rizki. Terimakasih telah
memberikan semangat dan dukungannya.
17. Rheo yang selalu memberi nasihat dan support kepada penulis selama ini.
18. Teman seperjuangan skripsi Yulia Ningsih, Meryza Purnama dan Linda
Lestari.
19. Seluruh teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 28 Maret 2019
Penulis,
Tias Rusmita
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 11
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ............................................ 11
2.1.2 Penggunaan Informasi Keuangan ............................................. 12
2.1.3 Konsep Laporan Keuangan ...................................................... 14
2.1.4 Konsep Kualitas Penyajian Laporan Keuangan ........................ 16
2.1.5 Konsep Transparansi Pengelolaan Keuangan…….. ................. 21
2.1.6 Konsep Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan .......................... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 32
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 36
2.4 Pengembangan Hipotesis ................................................................ 37
2.4.1 Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah ........... 37
2.4.2 Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah .......... 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 40
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel ..................................................... 40
3.3 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
-
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .................. 42
3.5.1 Variabel Penelitian .................................................................... 42
3.6 Analisis Data ................................................................................... 45
3.6.1 Analisis Deskriptif .................................................................... 45
3.6.2 Uji Kualitas Data ....................................................................... 45
3.6.2.1 Uji Validitas ....................................................................... 45
3.6.2.2 Uji Reliabilitas ................................................................... 45
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 46
3.6.3.1 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 46
3.6.4 Uji Hipotesis ............................................................................. 47
3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) .......................................... 48
3.6.4.2 Uji Statistik F ..................................................................... 48
3.6.4.3 Uji Statistik t ...................................................................... 48
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi data ................................................................................ 49
4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ........................................................ 53
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 61
4.3.1 Uji Validitas .............................................................................. 61
4.3.2 Uji Reliabilitas ........................................................................... 62
4.4 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 63
4.4.1 Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 63
4.5 Uji Hipotesis .................................................................................. 65
4.5.1 Regresi Linear Sederhana .......................................................... 65
4.5.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²) .................................. 67
4.5.3 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) ...................................... 69
4.5.4 Uji Statistik t .............................................................................. 71
4.6 Pembahasan .................................................................................. 73
.. 4.6.1 Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah ........... 73
.. 4.6.2 Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah .......... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 78
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 79
5.3 Saran ........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu ..................................................................... 32
Tabel 3.1: Tabulasi Definisi Operasional Variabel ........................................ 43
Tabel 4.1: Hasil Analisis Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ............ 50
Tabel 4.2: Hasil Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 50
Tabel 4.3: Hasil Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................. 51
Tabel 4.4: Hasil Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 51
Tabel 4.5: Hasil Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan ............................. 52
Tabel 4.6: Hasil Deskriptif Variabel Kualitas Penyajian Laporan Keuangan 53
Tabel 4.7: Hasil Persentase Pilihan Responden Terhadap Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan ....................................................... 53
Tabel 4.8: Hasil Deskriptif Variabel Transparansi Pengelolaan Keuangan ... 56
Tabel 4.9: Hasil Persentase Pilihan Responden Terhadap Variabel
Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah ............................... 56
Tabel 4.10: Hasil Deskriptif Variabel Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan 58
Tabel 4.11: Hasil Persentase Pilihan Responden Terhadap Variabel
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah ............................ 58
Tabel 4.12: Hasil Uji Validitas ...................................................................... 61
Tabel 4.13: Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 63
Tabel 4.14: Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan dengan Transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah ........................................................................ 65
Tabel 4.15: Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan dengan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah ........................................................................ 66
Tabel 4.16: Hasil Uji Koefisien Determinasi Antara Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan dengan Transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah ........................................................................ 67
Tabel 4.17: Hasil Uji Koefisien Determinasi Antara Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan dengan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah ........................................................................ 68
Tabel 4.18: Hasil Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) Antara Variabel
Kualitas Penyajian Laporan Keuangan dengan Transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah .................................................... 69
Tabel 4.19: Hasil Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) Antara Variabel
Kualitas Penyajian Laporan Keuangan dengan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah .................................................... 70
-
Tabel 4.20: Hasil Uji Statistik t Antara Variabel Kualitas Penyajian Laporan
Keuangan dengan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah 71
Tabel 4.21: Hasil Uji Statistik t Antara Variabel Kualitas Penyajian Laporan
Keuangan dengan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah 72
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran .................................................................. 36
Gambar 4.1: Uji Heteroskedastisitas Antara Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan dengan Transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah ...................................................................... 64
Gambar 4.2: Uji Heteroskedastisitas Antara Variabel Kualitas
Penyajian Laporan Keuangan dengan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah ...................................................................... 64
-
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... L-1
2. Kuesioner Penelitian .................................................................................. L-2
3. Statistik Deskriptif ..................................................................................... L-3
4. Hasil Jawaban Responden .......................................................................... L-4
5. Frekuensi Jawaban Responden .................................................................. L-5
6. Uji Kualitas Data ........................................................................................ L-6
7. Uji Regresi Linear Sederhana .................................................................... L-7
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Transparansi dan akuntabilitas keuangan publik di Indonesia merupakan isu
yang semakin mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini.
Perhatian terhadap peningkatan transparansi di Indonesia berkembang dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008
tentang keterbukaan informasi publik yang mengatur seluruh jajaran pejabat
publik menjadi lebih transparan, tanggung jawab dan berorientasi pada
pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Pemerintah harus mampu
menyediakan semua informasi keuangan yang relevan secara jujur dan
terbuka kepada publik karena kegiatan pemerintah adalah dalam rangka
melaksanakan amanat rakyat Informasi keuangan yang dilaporkan oleh
pemerintah daerah menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas.
Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus
dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Yuliani, 2017).
Salah satu prasyarat untuk dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara (pusat dan daerah) adalah dengan melakukan
reformasi dalam penyajian laporan keuangan. Pemerintah harus mampu
-
2
menyediakan laporan keuangan secara relevan, andal, dapat dipahami dan
dapat dibandingkan serta mempublikasikannya kepada publik. Dengan
adanya reformasi dibidang pengelolaan keuangan yang mengarahkan untuk
mengimplementasikan good governance maka pemerintah daerah tidak dapat
lagi menutup-nutupi kondisi keuangannya dari publik. Konsep good
governance menuntut adanya transparansi yang dilakukan oleh pemerintah
daerah. Upaya transparansi ini bisa dilakukan melalui pelaksanaan akuntansi
dan pembuatan laporan keuangan.
Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-
kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD
dan masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan daerah pada akhirnya
akan menciptakan horizontal accountability antara pemerintah daerah dengan
masyarakatnya sehingga tercipta pemerintahan daerah yang bersih, efektif,
efisien, akuntabel dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan
masyarakat.
Transparansi dan akuntabilitas merupakan elemen yang berbeda namun
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mewujudkan
akuntabilitas diperlukan transparansi. Jika akuntabilitas keuangan daerah
tidak disertai dengan transparansi maka keuangan daerah tersebut bisa jadi
sebuah manipulasi atau kebohongan dan bahkan hanya karangan tidak sesuai
dengan yang sebenarnya dan masyarakat tidak mendapatkan informasi yang
semestinya.
-
3
Laporan keuangan yang mengandung informasi yang relevan dan memenuhi
kebutuhan pengguna, melainkan laporan keuangan yang secara langsung
tersedia dan dapat diakses oleh pengguna laporan keuangan. Selain melalui
penyajian laporan keuangan, untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas publik yang terjamin maka diperlukan suatu penyajian informasi
keuangan. Akuntabilitas dapat dikatakan efektif apabila informasi terkait
dalam laporan keuangan tersebut mudah diakses oleh publik. Dimana
masyarakat sebagai pihak yang memberi amanah kepada pemerintah berhak
untuk memperoleh informasi keuangan sebagai bentuk akuntabilitas
(Fauziyah, 2017).
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun
pihak eksternal. Pemerintah melakukan pertanggungjawaban atas laporan
keuangan karena pemerintah dikenal sebagai pelaku ekonomi yang besar
dalam mengelola keuangan demi pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat. Dengan demikian laporan keuangan digunakan oleh pemerintah
untuk memenuhi ekspektasi masyarakat untuk mengungkapkan posisi
keuangan dan kinerjanya dalam memberikan jasa pada publik. Akan tetapi
pemerintah kurang efisien terhadap transparansi kepada masyarakat
melainkan laporan keuangan tersebut hanya dipublikasikan dalam lingkungan
pemerintah saja, padahal masyarakat berperan penting terhadap keterbukaan
laporan kinerja pemerintah. Selain itu, otonomi daerah masih dipahami secara
sempit sehingga hanya pemerintah daerah yang aktif, sedangkan peran serta
masyarakat luas belum terkena dampaknya. Dalam mencapai kepuasan
-
4
masyarakat, maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah
adalah menerbitkan laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah untuk
menjaga akuntabilitas dan transparansi (Grosso dan Gregg, 2011). Apabila
pemerintah tidak akuntabel dan transparan, maka akan menimbulkan dampak
negatif kepada masyarakat, seperti kurangnya kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah.
Penyajian informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan
transparansi dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas (Nordiawan, 2010).
Semakin baik penyajian laporan keuangan pemerintah daerah maka akan
berimplikasi terhadap peningkatan terwujudnya akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah. Ketidakmampuan laporan keuangan dalam melaksanakan
penggunaan informasi keuangan, tidak saja disebabkan karena laporan
tahunan yang tidak memuat semua informasi relevan yang dibutuhkan para
pengguna, akan tetapi juga karena laporan tersebut tidak dapat secara
langsung tersedia dan aksesibel pada para pengguna potensial.
Transparansi dan akuntabilitas yang efektif tergantung kepada akses publik
terhadap laporan keuangan yang dapat dibaca dan dipahami. Semakin mudah
masyarakat mengakses laporan keuangan maka akan tercipta transparansi
pengelolaan keuangan daerah. Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini
diberikan oleh media seperti surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi,
website/internet, dan forum yang memberikan perhatian langsung atau
peranan yang mendorong akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat
(Fikrian, 2017). Semakin baik penyajian laporan keuangan pemerintah daerah
-
5
dan mudah diakses oleh publik maka akan berdampak terhadap peningkatan
terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah,
sebaliknya jika penyajian laporan keuangan yang tidak lengkap dan tidak
aksesibel dapat menurunkan kualitas dari akuntabilitas keuangan daerah.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi transparansi dan akuntabilitas keuangan
pemerintah daerah. Salah satunya adalah kualitas laporan keuangan. Kualitas
pelaporan keuangan dimaksud dapat meningkatkan kredibilitasnya dan pada
gilirannya akan dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan pemerintahan daerah. Selain kualitas laporan keuangan, penyajian
laporan keuangan juga dapat mempengaruhi transparansi dan akuntabilitas.
Penyajian laporan keuangan oleh pemerintah pusat dan daerah dimaksudkan
untuk mewujudkan good governance. Pemberlakuan otonomi daerah dari
pemerintah pusat ke daerah kemudian menjadikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas sebagai prasyarat perwujudan good governance.
Berdasarkan UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 3 ayat (1)
mengenai ketentuan pengelolaan keuangan negara dinyatakan bahwa pada
prinsipnya pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah (pusat dan daerah)
harus dikelola secara tata tertib pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan. Ketentuan pengelolaan keuangan negara
sebagaimana dimaksud adalah mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan,
penguasaan, penggunaan, pengawasan dan pertanggungjawaban
(Akuntabilitas pengelolaan keuangan).
-
6
Dalam pengelolaan keuangan harus mengacu kepada Peraturan Pemerintah
No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri
No. 13 tahun 2006 yang telah diperbaharui dengan Permendagri No. 59 tahun
2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, mulai dari penyusunan
anggaran, pelaksanaan anggaran sampai pertanggungjawaban penggunaan
anggaran daerah. Sedangkan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah
harus mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang
standar akuntansi pemerintah, komponen penyajian laporan keuangan
menurut PP No. 24 tahun 2005 terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Kemudian
direvisi menjadi PP No. 71 tahun 2010 yaitu penyajian laporan keuangan
terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan atas Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam menyajikan
laporan keuangan pemerintah daerah harus bisa menyusun laporan keuangan
sesuai standar akuntansi yang diterima umum dan memenuhi unsur-unsur
karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami.
Penyusunan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi
yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa
keterbukaan (openness) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya
publik. Pengelolaan keuangan daerah mencakup aktivitas; perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi (PP No. 58
tahun 2005).
-
7
Penyusunan laporan keuangan pemerintah pemerintah harus mengacu pada
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah, Permendagri Nomor 13 tahun 2006 dan PP Nomor 58 tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang akuntabel dan transparan,
pemerintah daerah wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban
berupa laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Pengelolaan keuangan pemeritah daerah harus dilakukan
berdasarkan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Government) yaitu
pengelolaan keuangan yang dilakukan secara transparan dan akuntabel. Hal
tersebut dapat terwujud jika entitas pemerintah daerah dapat menciptakan,
mengoperasikan serta memelihara sistem pengendalian yang memadai.
Fenomena yang ada menunjukan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah
masih belum seluruhnya memenuhi kriteria akuntabilitas, masih adanya
kelompok yang belum menyampaikan pertanggungjawaban. Mengingat
bahwa akuntabilitas merupakan salah satu unsur perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar
dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan DPRD
terkait dengan kegagalan maupun keberhasilannya sebagai bahan evaluasi
tahun berikutnya. Lemahnya transparansi dan akuntabilitas pada laporan
keuangan pemerintah daerah menjadi salah satu penyebab lemahnya sistem
akuntansi pemerintah daerah. Peran laporan keuangan dalam melaksanakan
transparansi dan akuntabilitas, tidak saja disebabkan karena laporan tahunan
yang tidak memuat semua informasi relevan yang dibutuhkan para pengguna,
akan tetapi juga karena laporan tersebut tidak dapat secara langsung tersedia
-
8
dan aksesibel pada para pengguna potensial. Dampaknya, penyajian laporan
keuangan yang tidak lengkap dan tidak aksesibel kemudian dapat
menurunkan kualitas dari transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK-
RI) LKPD tahun 2013 yang memperoleh opini WTP sebanyak 29,96%, dan
tahun 2014 meningkat menjadi 49,80%. Hal ini menunjukkan bahwa masih
rendahnya transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah yang tidak
sepenuhnya terbuka. Provinsi Lampung pada tahun 2013 memperoleh opini
WDP dan tahun 2014 memperoleh opini WTP-DPP. Pada Kabupaten
Lampung Selatan hanya meraih predikat opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)
Perwakilan Lampung, pada tahun 2013-2015. Predikat tersebut diberikan
berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran (TA) 2015 kepada Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan, Kepala perwakilan berharap Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan didukung oleh DPRD dapat berusaha lebih
keras dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah sehingga
pengelolaan keuangan semakin baik dan akuntabel agar opini laporan
keuangan tahun berikutnya dapat ditingkatkan,
( Sumber: www.bandarlampung.bpk.go.id , 30 Mei 2016).
-
9
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
penulis memilih judul “Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan
Daerah Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah pada Kabupaten Lampung Selatan”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah kualitas penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh
terhadap transparansi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten
Lampung Selatan?
2) Apakah kualitas penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh
terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten
Lampung Selatan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk menemukan bukti empiris pengaruh kualitas penyajian laporan
keuangan SKPD terhadap transparansi pengelolaan keuangan SKPD.
2) Untuk menemukan bukti empiris pengaruh kualitas penyajian laporan
keuangan SKPD terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD.
-
10
1.4. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini yaitu:
1) Bagi Pemda Kabupaten Lampung Selatan sebagai pengguna utama
laporan keuangan agar lebih menyadari pentingnya laporan keuangan dan
mampu menyajikan laporan keuangan yang andal, relevan dan lengkap
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan serta menyediakan akses
yang mudah bagi para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui dan
mendapatkannya terutama bagi para pengguna ekternal, memungkinkan
kontrol dan pengawasan terhadap pengelolaan serta semua sumber daya
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah bisa berjalan dengan baik.
2) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
mendeteksi tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
dan mendorong agar lebih berpartisipasi dalam mengawasi serta
mendorong peningkatan kinerja keuangan daerah Kabupaten Lampung
Selatan.
3) Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
literatur dalam perkembangan ilmu akuntansi berkaitan dengan
pengelolaan laporan keuangan daerah Kabupaten Lampung Selatan.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Halim (2014), konsep keagenan adalah hubungan atau kontrak antara
principal dan agent. Prinsipal memperkerjakan agent untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan principal, namun principal dan agent mempunyai perbedaan
prefensi dan tujuan. Dalam organisasi sektor publik, atasan bertindak sebagai
principal, dan bawahan sebagai agent mereka. Teori keagenan mengasumsikan
bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri sehingga
menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Prinsipal dan agen
sama-sama menginginkan keuntungan sebesar-besarnya. Principal dan agent juga
sama-sama berusaha untuk menghindari risiko.
Berdasarkan agency theory dapat digambarkan bahwa hubungan rakyat dengan
pemerintah dapat dikatakan sebagai hubungan keagenan, yaitu hubungan yang
timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan oleh rakyat (principal) yang
menggunakan pemerintah (agent) untuk menyediakan jasa yang menjadi
kepentingan rakyat. Rakyat mewajibkan pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada
-
12
pemerintah melalui mekanisme pelaporan keuangan secara periodik. Hal ini
bertujuan untuk mengawasi perilaku pemerintah serta menyelaraskan tujuan
rakyat dan pemerintah.
Hubungan antara teori keagenan dengan penelitian ini yaitu pemerintah yang
bertindak sebagai agen yang harus menetapkan strategi tertentu agar dapat
memberikan pelayanan terbaik untuk prinsipal yaitu publik. Dalam mencapai
kepuasan masyarakat sebagai pihak prinsipal, maka salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pemerintah atau pihak agen adalah menerbitkan dan meningkatkan
kualitas laporan keuangan serta laporan kinerja pemerintah yang baik untuk
menjaga akuntabilitas dan transparansi (Nurrizkiana, 2017).
2.1.2. Penggunaan Informasi Keuangan
Menurut (Halim, 2014), pada dasarnya, laporan keuangan disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Adapun secara lebih terperinci, menurut (Halim, 2014) tujuan
menerapkan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan organisasi
pemerintah, meliputi berikut ini:
1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran
kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya keuangan jangka pendek unit
pemerintahan.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi
didalamnya.
-
13
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan
ketentuan lain yang disyaratkan.
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian
tujuan operasional.
5. Memberikan informasi guna mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.
Menurut (Halim, 2014), tujuan spesifik laporan keuangan adalah pelaporan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas pemerintah.
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemerintah.
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi.
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
-
14
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggraan kegiatan pemerintahan.
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang berkualitas
dalam laporan keuangan pemerintah dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
2.1.3. Konsep Laporan Keuangan
Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur
mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas,
hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
-
15
Tujuan laporan keuangan menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP adalah
sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya keuangan.
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Laporan keuangan merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai
konsekuensi konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggung jawaban publik
mensyaratkan organisasi publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai
bukti pertanggung jawaban dan pengelolaan (Mardiasmo, 2014).
-
16
Menurut PP No. 24 Tahun 2005, laporan keuangan merupakan alat
pertanggungjawaban pemerintah terhadap kinerjanya. Menurut Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan
keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan
kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
2.1.4. Konsep Kualitas Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan merupakan pengungkapan atas informasi-informasi
yang terdapat dalam laporan keuangan secara relevan, jujur dan terbuka terhadap
publik. Penyajian laporan keuangan adalah salah satu bentuk pelaksanaan
akuntabilitas pengelolaan keuangan publik. Tuntutan akuntabilitas di sektor
publik terkait dengan perlu dilakukannya transparansi dan pemberi informasi
kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik.
Komponen penyajian laporan keuangan menurut PP No. 24 tahun 2005 terdiri
dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas; dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
-
17
Kemudian direvisi menjadi PP No. 71 tahun 2010 yaitu penyajian laporan
keuangan terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Perubahan atas Saldo Anggaran Lebih;
3. Neraca;
4. Laporan Arus Kas;
5. Laporan Operasional;
6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Tujuan penyajian laporan keuangan daerah adalah memberi informasi keuangan
yang berguna untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial politik dan juga
laporan akuntabilitas itu sendiri. Sedangkan para pengguna laporan keuangan
mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam laporan keuangan itu sendiri.
Oleh karena itu laporan keuangan yang disusun pemerintah harus menyajikan
secara wajar dan mengungkapkan secara lengkap sesuai dengan peraturan yang
ada dan syarat-syarat agar laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi
harapan pengguna (Nurlaili, 2016).
Kualitas penyajian laporan keuangan daerah merupakan faktor penting untuk
menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Berarti
semakin baik penyajian laporan keuangan pemerintah maka akan berimplikasi
terhadap peningkatan terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah. Pelaporan keuangan berkualitas adalah pelaporan keuangan
yang menghasilkan informasi yang berguna bagi pengguna, yaitu informasi yang
memenuhi kualitas karakteristik laporan keuangan (Belkaoui, 2000; Jonas dan
-
18
Blanchett, 2000; McDaniel et al, 2002 dalam Gamayuni, 2018). Apabila informasi
yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria
karakteristik laporan keuangan pemerintah, hal ini berarti pemerintah daerah
mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
daerah. Pemerintah daerah harus bisa menyusun laporan keuangan sesuai standar
akuntansi yang diterima umum dan memenuhi karakteristik kualitatif laporan
keuangan. Penyajian laporan keuangan daerah merupakan penyajian informasi
keuangan pemerintah daerah yang memenuhi 4 karakteristik kualitatif laporan
keuangan yang diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010. Terdapat 4 indikator yang
mempengaruhi penyajian laporan keuangan daerah:
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi
masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat
dihitung dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
(1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
(2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang
akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
-
19
(3) Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
(4) Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
Informasi yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang
termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikatnya atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
(1) Penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
-
20
(2) Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,
hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
(3) Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi
yang dimaksud.
-
21
2.1.5. Konsep Transparansi Pengelolaan Keuangan
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau. Dalam PP No. 71 tahun 2010 menjelaskan bahwa
transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Menurut Mahsun (2016)
transparansi merupakan kondisi adanya keterbukaan secara penuh, juga
merupakan salah satu elemen penopang akuntabilitas. Nordiawan (2010)
menyatakan transparan artinya kemampuan menyajikan informasi yang relevan
secara tepat waktu sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang
berlaku. Sedangkan menurut Mardiasmo (2006) transparansi adalah keterbukaan
pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktifitas
pengelolaan sumber daya publik kepada pihak yang membutuhkan yaitu
masyarakat. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan
informasi lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak–
pihak yang berkepentingan. Transparansi adalah sebuah konsep yang luas
berhubungan dengan ketersediaan informasi (supply side of transparency), dapat
diakses, dan digunakan oleh masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya
(demand side of transparency) (De Araujo dan Tejedo, 2016).
-
22
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Transparansi mengisyaratkan bahwa laporan tahunan
tidak hanya dibuat tetapi juga terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, karena
aktivitas pemerintah adalah dalam rangka menjalankan amanat rakyat. Menurut
Lachheb (2016) Transparansi adalah prasyarat dan penjamin tata pemerintahan
yang baik, ini mengasumsikan bahwa aksesibilitas informasi publik yang baik dan
komunikasi yang lebih efektif. Transparansi ditampilkan sebagai penjamin utama
efektivitas tindakan publik, lingkungan yang transparan memberikan kepercayaan
dan keandalan, sehingga meningkatkan kepercayaan pada badan publik.
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-
hasil yang dicapai (Krina, 2003).
Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan
terhadap suatu informasi seperti peraturan, kebijakan pemerintah dan lainnya yang
dapat diakses oleh publik, dapat diartikan bahwa transparansi dibuat agar
kebebasan arus informasi yang memadai disediakan untuk dipahami dan dapat
diawasi. Transparansi dapat mengurangi ketidakpastian pemerintah dalam
pengambilan kebijakan dan dengan adanya keterbukaan informasi maka publik
dapat ikut serta dalam memberikan aspirasi/suara dalam pengambilan keputusan
meskipun hanya di beberapa komponen saja. Transparansi dapat pula membantu
mengurangi peluang kecurangan seperti korupsi dan lainnya di kalangan
pemerintah karena terlihat semua proses dan hasil dari kegiatan aktivitas yang
dilakukan pemerintah.
-
23
Pemerintah meningkatkan transparansi dengan mengungkapkan lebih banyak
informasi anggaran dan keuangan kepada warga negara, sehingga memberikan
pengawasan pengeluaran publik dan mencegah korupsi dan pemborosan sumber
daya publik (Nadham, 2016). Transparansi memiliki tiga karakteristik,
Mardiasmo (2014) mengemukakan karakteristik tersebut yaitu Informatif
(Informative), Keterbukaan (Openness), Pengungkapan (Disclosure).
Berikut adalah penjelasan dari karakteristik transparansi:
1. Informatif (Informative)
Pemberian arus informasi, berita, penjelasan mekanisme, prosedur, data, fakta
kepada stakeholders yang membutuhkan informasi secara jelas dan akurat.
a. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, serta
untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
b. Memadai
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia mencakup dimuatnya pengungkapan
informatif yang memadai atas hal-hal material.
c. Jelas
Informasi harus jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
d. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan
bagi pengguna yang menerima dan memanfaatkan informasi tersebut.
-
24
e. Dapat Diperbandingkan
Laporan keuangan hendaknya dapat diperbandingkan antar periode
waktu dan dengan instansi yang sejenis.
f. Mudah Diakses
Informasi harus mudah diakses oleh semua pihak.
2. Keterbukaan (Openness)
Keterbukaan informasi publik memberi hak kepada setiap orang untuk
memperoleh informasi dengan mengakses data yang ada di badan publik, dan
menegaskan bahwa setiap informasi publik itu harus bersifat terbuka dan
dapat diakses oleh setiap pengguna informasi.
3. Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan kepada masyarakat atau publik (stakeholders) atas aktifitas
dan kinerja finansial.
a. Kondisi Keuangan
Suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas keuangan organisasi atau
organisasi selama periode atas kurun waktu tertentu.
b. Susunan Pengurus
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda.
c. Bentuk Perencanaan dan Hasil dari Kegiatan
Serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
-
25
2.1.6. Konsep Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Dalam pasal 7 Undang-Undang No.28 Tahun 1999 menjelaskan bahwa yang
dimaksud akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam PP No.71 tahun 2010 menjelaskan bahwa akuntabilitas adalah
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik. Pada dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian
informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja finansial
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Mardiasmo, 2006). Akuntabilitas
merupakan konsep yang kompleks yang lebih sulit mewujudkannya dari pada
memberantas korupsi (Mardiasmo, 2014). Akuntabilitas adalah bentuk kewajiban
untuk bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
melalui media tanggung jawab yang dilakukan secara berkala (Stanbury, 2003
dalam Nurdiono dan Gamayuni, 2018).
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik.
Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik
untuk lebih menekankan pada pertanggungjawaban horizontal bukan hanya
pertanggungjawaban vertikal. Tuntutan yang kemudian muncul adalah perlunya
dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat menggambarkan kinerja lembaga
sektor publik. Menurut Mahsun (2016) akuntabilitas dapat dipahami sebagai
-
26
kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas pelaporan anggaran tidak terlepas
dari sistem akuntabilitas kinerja karyawan. Sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah adalah perintah, instrumen, dan metode pertanggungjawaban
termasuk: 1) perencanaan strategis, 2) pengukuran kinerja, 3) pelaporan kinerja,
dan 4) pemanfaatan informasi untuk perbaikan kinerja secara terus menerus
(Istikhoroh, 2017).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam yaitu:
1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Akuntabilitas vertikal (vertical accountability) merupakan
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi,
misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah
daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan
pemerintah pusat kepada MPR.
2. Akuntabilitas horisontal (horizontal accountability)
Akuntabilitas horisontal (horizontal accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas (Mardiasmo, 2014).
-
27
Selain itu menurut Andrianto (2007) mengidentifikasikan bahwa akuntabilitas
publik terdiri dari lima jenis, yaitu :
1. Policy Accountability,
2. Program Accountability,
3. Performance Accountability,
4. Process Accountability,
5. Probity and Legality Accountability.
Berikut adalah penjelasan dari lima jenis akuntabilitas publik adalah:
1. Policy Accountability, yaitu akuntabilitas atas pilihan-pilihan kebijakan yang
dibuat.
2. Program Accountability, yaitu akuntabilitas atas pencapaian tujuan/hasil dan
efektifitas yang dicapai.
3. Performance Accountability, yaitu akuntabilitas atas pencapaian kegiatan
yang efisien.
4. Process Accountability, yaitu akuntabilitas penggunaan proses, prosedur, atau
ukuran yang layak dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang ditetapkan.
5. Probity and Legality Accountability, yaitu akuntabilitas atas legalitas dan
kejujuran penggunaan dan sesuai anggaran yang disetujui atau ketaatan
terhadap perundang-undangan yang berlaku.
Akuntabilitas sektor publik tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
kecenderungan menguatnya tuntutan akuntabilitas sektor publik tersebut.
Akuntansi sektor publik dituntut dapat menjadi alat perencanaan dan pengendalian
-
28
organisasi sektor publik secara efektif dan efisien, serta memfasilitasi terciptanya
akuntabilitas publik.
Faktor kritis yang membentuk sistem akuntabilitas publik adalah tergantung pada:
1. Bagaimana kemampuan mendefinisikan dan mengendalikan harapan-harapan
yang diselenggarakan (dilakukan) oleh keseluruhan lembaga khusus di dalam
atau di luar organisasi.
2. Derajat kontrol keseluruhan terhadap harapan-harapan yang telah
didefinisikan.
Akuntabilitas keuangan daerah adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah
berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan
jujur melalui media berupa penyajian laporan keuangan yang dapat diakses oleh
berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggapan bahwa publik berhak
mengetahui informasi tersebut. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
merupakan proses pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban, serta pengawasan harus benar-
benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan
DPRD terkait dengan kegagalan maupun keberhasilannya sebagai bahan evaluasi
tahun berikutnya. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah tersebut. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus
dapat menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak
publik yaitu hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk didengar
aspirasinya.
-
29
Beberapa bentuk dimensi pertanggungjawaban publik oleh pemerintah daerah
disampaikan oleh Mardiasmo (2014). Menurutnya terdapat empat dimensi
akuntabilitas publik yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
1. Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum
Akuntabilitas kejujuran (accountability for probity) terkait dengan
penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan
akuntabilitas hukum (legal accountability) terkait dengan jaminan adanya
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
2. Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.
Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik
yang cepat, responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan akuntabilitas proses dapat dilakukan, misalnya dengan
memeriksa ada tidaknya mark up dan pungutan-pungutan lain di luar yang
ditetapkan dan pemborosan yang menyebabkan mahalnya biaya pelayanan
publik dan kelambanan dalam pelayanan.
3. Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan
alternatif program yang memberikan hasil yang optimal.
-
30
4. Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik
pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 dijelaskan bahwa asas umum pengelolaan keuangan daerah adalah
sebagai berikut:
1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
2. Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan
daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan
bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Taat pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
4. Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian hasil
program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil.
-
31
5. Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian keluaran
yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan
terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
6. Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemerolehan
masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang
terendah.
7. Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip
keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
8. Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
9. Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keseimbangan
distribusi kewenangan dan pendanaannya dan atau keseimbangan distribusi
hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
10. Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindakan atau suatu
sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.
11. Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
bahwa keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
-
32
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa transparansi dan akuntabilitas
keuangan daerah adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah berkenaan
dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur
melalui media massa berupa penyajian laporan keuangan yang dapat diakses oleh
berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggapan bahwa publik berhak
mengetahui informasi tersebut.
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Mustofa
(2012)
Pengaruh Penyajian
dan Aksesibilitas
Laporan Keuangan
terhadap
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
Kabupaten
Pemalang
Independen (X)
Penyajian,
Aksesibilitas
Laporan
Keuangan
Dependen (Y)
Akuntabilitas
Penyajian laporan
keuangan berpengaruh
positif terhadap
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Aksesibilitas laporan
keuangan berpengaruh
positif terhadap
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Penyajian dan
aksesibilitas laporan
keuangan berpengaruh
positif terhadap
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
2 Nurlaili
(2016)
Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan
dan Aksesibilitas
Laporan Keuangan
terhadap
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
Kabupaten
Bengkalis
Independen (X)
Penyajian dan
Aksesibilitas
Laporan
Keuangan
Dependen (Y)
Akuntabilitas
Penyajian laporan
keuangan daerah
berpengaruh terhadap
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Aksesibilitas
berpengaruh terhadap
akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
-
33
3 Nurrizkiana
(2017)
Determinan
Transparansi dan
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan Daerah
dan Implikasinya
terhadap
Kepercayaan
Publik Stakeholders
Independen (X)
Transparansi,
Akuntabilitas
dan
Implikasinya
Dependen (Y)
Kepercayaan
Publik
Stakeholders
Penyajian laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
transparansi pengelolaan
keuangan daerah.
Hasil penelitian ini juga
memberikan bukti bahwa
terdapat pengaruh positif
dan signifikan
aksesibilitas laporan
keuangan daerah
terhadap transparansi
pengelolaan keuangan
daerah.
Penyajian laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Aksesibilitas laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Penelitian ini juga
terdapat pengaruh positif
dan signifikan
transparansi pengelolaan
keuangan daerah
terhadap kepercayaan
public-stakeholders.
Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah
terhadap kepercayaan
public-stakeholders.
-
34
4 Fauziyah
(2017)
Pengaruh Penyajian
dan Aksesibilitas
Laporan Keuangan
Daerah terhadap
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Independen (X)
Penyajian dan
Aksesibilitas
Laporan
Keuangan
Dependen (Y)
Akuntabilitas
Penyajian laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
Aksesibilitas laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
5 Fikrian
(2017)
Pengaruh Kualitas
Laporan Keuangan,
Penyajian Laporan
Keuangan dan
Aksesibilitas
Laporan Keuangan
terhadap
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan Daerah
(Studi Empiris Pada
Satuan Kerja
Perangkat Daerah
Kota Pekanbaru)
Independen (X)
Kualitas,
Penyajian, dan
Aksesibilitas
Laporan
Keuangan
Dependen (Y)
Akuntabilitas
Kualitas laporan
keuangan berpengaruh
terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
Penyajian laporan
keuangan berpengaruh
terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
Aksesibilitas laporan
keuangan berpengaruh
terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
6 Sanjaya
(2014)
Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan
dan Aksesibilitas
Laporan Keuangan
Daerah terhadap
Penggunaan
Informasi Keuangan
Daerah
(Studi Pada Satuan
Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten
Buleleng)
Independen (X)
Penyajian dan
Aksesibilitas
Dependen (Y)
Penggunaan
Informasi
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara
penyajian laporan
keuangan daerah
terhadap penggunaan
informasi keuangan.
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara
aksesibilitas laporan
keuangan daerah
terhadap penggunaan
informasi keuangan.
Terdapat pengaruh
signifikan penyajian
laporan keuangan daerah
dan aksesibilitas laporan
keuangan.
-
35
7 Apriliani
(2015)
Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan,
Karakteristik
Kualitatif, dan
Aksesibilitas
terhadap
Transparansi
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
(Studi Pada Satuan
Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten
Klungkung)
Independen (X)
Penyajian,
Karakteristik
Kualitatif dan
Aksesibilitas
Dependen (Y)
Transparansi
Penyajian laporan
keuangan berpengaruh
positif signifikan
terhadap
transparansi laporan
keuangan daerah.
Karakteristik kualitatif
laporan keuangan
berpengaruh signifikan
terhadap transparansi
laporan keuangan daerah.
Aksesibilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
transparansi laporan
keuangan daerah.
Penyajian laporan
keuangan, karakteristik
kualitatif laporan
keuangan dan
aksesibilitas secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap
transparansi laporan
keuangan daerah.
8 Aliyah
(2012)
Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan
Daerah dan
Aksesibilitas
Laporan Keuangan
Daerah terhadap
Transparansi dan
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Kabupaten Jepara
Independen (X)
Penyajian, dan
Aksesibilitas.
Dependen (Y)
Transparansi
dan
Akuntabilitas
Penyajian laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif
terhadap transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
Aksesibilitas laporan
keuangan daerah
berpengaruh positif
terhadap transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah.
Penyajian laporan
keuangan daerah dan
aksesibilitas laporan
keuangan daerah secara
bersama-sama
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
transparansi
dan akuntabilitas
-
36
9 Hasian
(2018)
Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan
Daerah,
Aksesibilitas
Laporan Keuangan
Dan Komitmen
Pimpinan terhadap
Transparansi
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pada SKPD
Kabupaten Keerom
Independen (X)
Penyajian
Laporan
Keuangan,
Aksesibilitas,
dan Komitmen
Pimpinan
Dependen (Y)
Transparansi
Penyajian laporan
keuangan berpengaruh
positif terhadap
transparansi pengelolaan
keuangan daerah.
Aksesibilitas tidak
berpengaruh terhadap
transparansi pengelolaan
keuangan daerah.
Komitmen pimpinan
berpengaruh positif
terhadap transparansi
pengelolaan keuangan
daerah.
10 Chalam
(2017)
Financial
Accountability and
Financial Reporting
in a Decentralized
Environment (A
Case Study of
Tanzanian Local
Government)
Independen (X)
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
Dependen (Y)
Akuntabilitas
Kualitas pelaporan
keuangan membantu
untuk meningkatkan
transparansi dan
akuntabilitas.
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dalam kerangka pikir diatas menjelaskan alur
dalam pengaruh kualitas penyajian laporan keuangan terhadap transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Lampung Selatan.
Kualitas Penyajian Laporan
Keuangan Daerah (X1)
Transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Y1)
Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah (Y2)
-
37
2.4. Hipotesis
2.4.1. Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah terhadap
Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah
Penyajian informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan
transparansi dan nantinya menciptakan akuntabilitas (Nordiawan, 2010). Dengan
demikian, maka semakin baik penyajian laporan keuangan daerah maka semakin
transparan pengelolalaan keuangan daerah. Penyajian laporan keuangan adalah
salah satu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung
adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (openness) pemerintah atas
aktivitas pengelolaan sumber daya publik (Mardiasmo, 2006). Adanya penyajian
laporan keuangan yang baik, yang memenuhi karakteristik kualitatif laporan
keuangan dapat meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
Semakin baik penyajian laporan keuangan tentu akan semakin memperjelas
pelaporan keuangan pemerintah daerah karena semua transaksi keuangan
dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada, disajikan dengan lengkap, jujur dan
tepat waktu maka laporan keuangan akan transparan. Salah satu
pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap publik yaitu dengan menyajikan
laporan keuangan yang disajikan secara transparan melalui media massa maupun
media nirmasa.
Penelitian Nurrizkiana (2017) yang menyatakan bahwa penyajian laporan
keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi
pengelolaan keuangan daerah, semakin berkualitas penyajian laporan keuangan
daerah maka transparansi pengelolaan keuangan pemerintah daerah semakin
-
38
meningkat. Hal ini sejalan dengan Apriliani (2015) yang menyatakan bahwa
penyajian laporan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi
laporan keuangan daerah, semakin lengkap dan mengikuti SAP suatu laporan
keuangan, maka akan semakin baik transparansinya karena akan menjadi salah
satu penilaian kinerja oleh masyarakat.
Berdasarkan atas dasar dukungan teori dan bukti empiris yang telah diuraikan,
maka hipotesis yang dapat diberikan :
H1 :Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah berpengaruh positif
terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
2.4.2. Pengaruh Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kualitas penyajian laporan keuangan daerah merupakan faktor penting untuk
menciptakan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah daerah harus
bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) dan memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Karakteristik
kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki
(Nordiawan, 2010).
Nordiawan (2010) menegaskan penyajian informasi yang utuh dalam laporan
keuangan akan menciptakan transparansi dan nantinya akan menciptakan
akuntabilitas. Fikrian (2017) menyatakan penyajian laporan keuangan
berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
-
39
Nurrizkiana (2017) menyatakan penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Fauziyah (2017) menyatakan penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh
positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Penyajian laporan
keuangan yang baik, yang memenuhi karakteristik laporan keuangan yang sesuai
dengan SAP, maka dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah.
H2 : Kualitas Penyajian Laporan Keuangan Daerah berpengaruh positif
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Lampung Selatan, sebagai salah
satu entitas pelaporan yang diwajibkan menyajikan laporan keuangan. Kabupaten
Lampung Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai satuan kerja perangkat
daerah Kabupaten Lampung Selatan. Sampel dalam penelitian ini merupakan
kepala badan/dinas/instansi, sekretaris/kepala bidang/kepala bagian, kepala sub
bidang/kepala seksi maupun staf dari masing-masing SKPD yang terlibat dalam
proses-proses pengelolaan keuangan daerah.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dengan
melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling, dimana diambil
dari beberapa SKPD dengan anggaran terbesar pada Kabupaten Lampung Selatan.
-
41
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu jenis data
penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang
atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Tanggapan
yang diberikan oleh responden berupa respon tertulis melalui kuesioner yang
diajukan oleh peneliti. Kuesioner, artinya dengan membagikan daftar pertanyaan
yang berhubungan variabel yang diteliti yaitu karakteristik laporan keuangan,
serta kriteria-kriteria yang berkaitan dengan transparansi dan akuntabilitas laporan
keuangan. Kuesioner diberikan dengan mengantar langsung dan dititipkan kepada
staf di kantor, dengan mengadakan perjanjian pengambilannya setelah waktu yang
dijanjikan tiba.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Penyusunan penulisan ini, penulis
mengambil cara dalam mendapatkan data dan informasi yang ada hubungannya
dengan materi pembahasan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dan digunakan bersifat kuantitatif, terdiri atas data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian dengan memberikan
kuesioner kepada responden untuk memperoleh informasi tentang pengaruh
kualitas penyajian laporan keuangan daerah terhadap transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada Kabupaten Lampung Selatan.
-
42
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2013), yang menjadi variabel
independen dalam penelitian ini adalah kualitas penyajian laporan keuangan
daerah (X1).
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Sugiyono, 2013), yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah
transparansi pengelolaan keuangan daerah (Y1) dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah (Y2).
Variabel instrument pernyataan diukur dengan skala likert 5 point. Menurut
Sugiyono (2013) bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban
akan diberi skor: Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak setuju,
Skor 3 = ragu-ragu, Skor 4 = setuju, Skor 5 = sangat setuju.
-
43
Berikut adalah operasional variabel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Tabulasi Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Item
Variabel
Independen
(X1)
Kualitas
Penyajian
Laporan
Keuangan
Daerah
Nurrizkiana
(2017),
Nordiawan
(2010) dan
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia
Nomor 71
tahun 2010
Kualitas Penyajian
Laporan Keuangan
adalah penyajian
informasi keuangan
pemerintah daerah
yang memenuhi
karakteristik
kualitatif laporan
keuangan. Laporan
keuangan disusun
untuk menyediakan
informasi yang yang
relevan mengenai
posisi keuangan dan
seluruh transaksi
yang dilakukan oleh
suatu entitas
pelaporan (Sumiyati,
2015 dan Fauziyah,
2017).
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami
1. Lengkap 2. Tepat waktu 3. Umpan Balik 4. Prediktif
5. Penyajian jujur 6. Dapat diverifikasi
7. Dapat dibandingkan
dengan laporan
keuangan periode
sebelumnya.
8. Istilah informasi laporan keuangan
disesuaikan
dengan batas
pemahaman para
pengguna.
1
2
3
4
5
6
7
8
Variabel
dependen (Y)
Transparansi
(Y1) dan
Akuntabilitas
(Y2)
Aliyah (2012)
dan Fauziyah
(2017)
Transparansi (Y1)
Memberikan
informasi keuangan
yang terbuka dan
jujur kepada
masyarakat
berdasarkan
pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki
hak untuk
mengetahui secara
terbuka dan
menyeluruh atas
pertanggungjawaban
pemerintah dalam
pengelolaan sumber
daya yang
Transparansi
1. Komunikasi publik oleh
pemerintah.
Transparansi
1. Penyediaan informasi yang
jelas tentang
tanggung jawab.
2. Menyusun suatu mekanisme
pengaduan jika
ada peraturan
yang dilanggar
atau permintaan
untuk membayar
uang suap.
1
2
-
44
dipercayakan
kepadanya dan
ketaatannya pada
peraturan
perundang-undangan
(Nordiawan, 2010).
Akuntabilitas (Y2)
Mempertanggung
jawabkan
pengelolaan sumber
daya serta
pelaksanaan
kebijakan yang
dipercayakan kepada
entitas pelaporan
dalam mencapai
tujuan yang telah
ditetapkan secara
periodik. Kewajiban
pihak pemegang
amanah untuk
memberikan
pertanggungjawaban
,menyajikan
melaporkan dan
meng