pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah...

124
i PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH MELALUI KEPUASAN NASABAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh IKA KURNIA NOVIANTIKA NIM 63010150017 PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

    LOYALITAS NASABAH MELALUI KEPUASAN

    NASABAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI

    BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    IKA KURNIA NOVIANTIKA

    NIM 63010150017

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak memberi

    manfaat bagi orang lain” (HR. Bukhari Muslim)

    “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah : 5)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan

    inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang. Shalawat serta salam selalu

    tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    1. Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada kedua orang tuaku, bapak

    Mujadid dan ibu Tri Handayani yang telah memberikan doa dan

    dukungannya.

    2. Adik saya Azaria Selly Rosyidah dan keluarga besar saya yang selalu

    membantu dan memberikan semangat serta doanya.

    3. Terimakasih yang tak terhingga kepada dosen-dosen saya, terutama bagi

    pembimbing saya yang tak pernah lelah dan selalu sabar memberi bimbingan

    serta arahan.

    4. Terimakasih kepada saudara ku Muhammad Amirudin yang tidak pernah

    lelah dalam memberikan bantuan dalam bentuk tenaga ataupun yang lainnya.

    5. Teman-teman angkatan 2015 khususnya yang membantu proses

    terselesaikannya skripsi ini.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat,

    taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul : “PENGARUH

    KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH

    MELALUI KEPUASAN NASABAH SEBAGAI VARIABEL

    INTERVENING DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA”

    dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada

    Nabi Muhammad SAW.

    Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    dalam ilmu perbankan syariah. Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak

    yang memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan baik secara moral maupun

    spiritual, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis

    Islam.

    3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku ketua Program Studi S1-Perbankan

    Syariah.

    4. Bapak Dr. Abdul Aziz NP, S.Ag., M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi

    yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama proses

    pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir.

  • x

    5. Bapak Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang

    telah memberikan arahan selama kuliah di IAIN Salatiga.

    6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada

    penulis selama perkuliahan.

    7. Orang tua saya Bapak Mujadid dan Ibu Tri Handayani yang telah

    memberikan doa dan dukungan.

    8. Adik saya Azaria Selly Rosyidah yang senantiasa membantu dan memberikan

    doanya.

    9. Saudara saya Muhammad Amirudin yang senantiasa memberikan bantuannya

    dan memberikan semangat.

    10. Teman-teman S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Salatiga angkatan 2015 serta semua pihak yang secara langsung

    maupun tidak langsung membantu penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

    sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik & saran yang bersifat

    membangun dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    penulis maupun bagi pembaca.

    Salatiga, 17 Juli 2019

    Penulis

    Ika Kurnia Noviantika

  • xi

    ABSTRAK

    Noviantika, Ika Kurnia. 2019. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas

    Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening di

    BPR Syariah Dana Amanah Surakarta. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam, Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

    Pembimbing: Dr.H Abdul Aziz NP, M.M

    The purpose of this research was to determine the effect of service quality

    on customer loyalty through customer satisfaction as an intervening variable in

    BPR Syariah Dana Amanah Surakarta. Quantitative methods are used in this

    research. Data is collected through a questionnaire to customers of BPR Syariah

    Dana Amanah Surakarta. The sample used in this research were 94 respondents

    with accidental sampling. The data obtained is then processed using SPSS

    analysis tool version 23. This analysis includes validity test, reliability test, classic

    assumption test, t statistical test, f statistical test, determination coefficient, and

    path analysis test.

    Based on the results of the t test shows that service quality has a positive

    and significant effect on customer satisfaction, customer satisfaction has a

    positive and significant effect on customer loyalty, and service quality does not

    affect customer loyalty. While the path analysis test states that customer

    satisfaction can mediate the relationship of service quality with customer loyalty.

    Keywords: Service Quality, Customer Loyalty, Customer Satisfaction

  • xii

    DAFTAR ISI

    SKRIPSI ................................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. v

    DECLARATION ................................................................................... vi

    MOTTO ................................................................................................. vii

    PERSEMBAHAN .................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

    ABSTRAK ............................................................................................. xi

    DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8

    1. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

    Kepuasan Nasabah? ............................................................. 8

    2. Bagaimana pengaruh Kepuasan pelanggan terhadap

    Loyalitas Nasabah? ............................................................. 8

    3. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

    Loyalitas Nasabah? .............................................................. 8

  • xiii

    4. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

    Loyalitas Nasabah melalui Kepuasan Nasabah

    sebagai Variabel Intervening ............................................... 8

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

    1. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan

    Nasabah ................................................................................ 9

    2. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas

    Nasabah ............................................................................... 9

    3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas

    Nasabah ............................................................................... 9

    4. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas

    Nasabah melalui Kepuasan Nasabah sebagai Variabel

    Intervening. ......................................................................... 9

    D. Kegunaan penelitian ................................................................... 9

    E. Sitematika Penulisan ................................................................. 9

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 11

    A. Telaah Pustaka ............................................................................. 11

    B. Kerangka Teori ........................................................................... 17

    1. Teori Loyalitas .................................................................... 17

    2. Kepuasa Nasabah. ............................................................... 17

    3. Definisi Jasa ......................................................................... 22

    4. Kualitas Layanan .................................................................. 24

    5. Loyalitas .............................................................................. 29

    C. Kerangka Penelitian .................................................................... 33

    D. Hipotesis ..................................................................................... 33

    BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 37

    A. Jenis Penelitian ............................................................................ 37

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 37

    C. Populasi dan Sampel ................................................................... 37

  • xiv

    D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39

    1. Sumber dan Jenis Data ......................................................... 39

    2. Alat Pengumpul Data ........................................................... 39

    E. Skala Pengukuran ........................................................................ 40

    F. Definisi Konsep dan Operasional ............................................... 40

    G. Instrumen Penelitian.................................................................... 43

    H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 45

    I. Alat Analisis ................................................................................ 50

    BAB IV ANALISIS DATA .................................................................... 52

    A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 52

    1. Visi dan Misi BPRS Dana Amanah ..................................... 52

    B. Identitas Responden .................................................................... 53

    1. Profil Responden Bedasarkan Usia ...................................... 53

    2. Profil Responden Bedasarkan Jenis Kelamin....................... 54

    3. Profil Responden Bedasarkan Lama menjadi nasabah ........ 55

    4. Profil Responden Bedasarkan Penghasilan .......................... 55

    C. Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 57

    1. Uji Reliabilitas...................................................................... 57

    2. Uji Validitas ........................................................................ 58

    3. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 59

    4. Uji Statistik .......................................................................... 62

    5. Analisa Jalur ......................................................................... 66

    D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 69

    BAB V PENUTUP .................................................................................. 73

    A. Kesimpulan ................................................................................. 73

    B. Saran ............................................................................................ 74

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Research Gap .......................................................................... 15

    Tabel 3.1 Variabel dan indikator penelitian ............................................ 43

    Tabel 4.1 Usia Nasabah........................................................................... 53

    Tabel 4.2 Jenis kelamin Nasabah ............................................................ 54

    Tabel 4.3 Lama jadi Nasabah .................................................................. 55

    Tabel 4.4 Pengasilan responden .............................................................. 56

    Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 57

    Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ................................................................... 58

    Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................... 60

    Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 61

    Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 62

    Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 63

    Tabel 4.11 Hasil Uji signifikasi simultan ( Uji F) ................................... 64

    Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial ( Uji T ) 1 ................................................. 65

    Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial ( Uji T ) 2 ................................................. 65

    Tabel 4.14 Hasil Uji Kualitas pelayanan ................................................ 67

    Tabel 4.15 Hasil Uji Kualitas pelayanan................................................. 67

    Tabel 4.16 Hasil Uji Kualitas pelayanan................................................. 67

    Tabel 4.17 Hasil Uji Kualitas pelayanan................................................. 68

    Tabel 4.18 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis Penelitian ........................... 72

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 34

    Gambar 4.1 Model Analisis jalur ( Path analysis) .................................. 67

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dilansir dari perkembangan ekonomi syariah (www.islampos.com)

    perkembangan ekonomi Islam akhir-akhir ini begitu pesat, baik dalam bentuk

    kajian akademis di Perguruan Tinggi maupun secara praktik operasional.

    Dalam bentuk kajian, ekonomi Islam telah di kembangkan di berbagai

    Universitas, baik di negara-negara muslim juga negara barat. Hal ini

    menunjukkan bahwa ekonomi Islam berkembang dan menjadi pusat kajian

    dunia, terutama dalam mengembangkan kegiatan dunia usaha yang semakin

    global dan kompleks.

    Perkembangan ekonomi Islam yang meningkat ini juga diiringi

    dengan banyak bermunculannya bank-bank yang berbasis syariah di

    Indonesia, dimana hal tersebut akan membawa atmosfer berbeda dalam dunia

    perbankan. Kemunculan bank syariah dalam jumlah banyak di Indonesia

    dilatarbelakangi dengan adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang

    Perbankan Syariah pasal 1 ayat 7 yang berisi “Bank Syariah adalah Bank

    yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah.”

    Selain karena UU di atas, banyaknya kemunculan perbankan syariah

    disebabkan juga dengan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap

    ekonomi Islam, keinginan umat Islam untuk menghindari riba dalam kegiatan

    http://www.islampos.com/

  • 2

    muamalahnya, dan memperoleh kesejahteraan lahir batin melalui kegiatan

    muamalah yang sesuai dengan perintah agamanya.

    Dilansir dari Ekonomi islam (www.ekonomisyariah.com) disamping

    adanya dukungan pemerintah dan sambutan positif untuk umat Islam yang

    besar, perbankan syariah terbukti secara empiris tetap bertahan dalam kondisi

    krisis ekonomi yang telah memporak porandakan sendi-sendi ekonomi dan

    sosial masyarakat. Krisis keuangan global di satu sisi telah membawa hikmah

    bagi perkembangan perbankan syariah. Masyarakat dunia, para pakar dan

    pengambil kebijakan ekonomi, tidak saja melirik tetapi lebih dari itu mereka

    ingin menerapkan konsep syariah ini secara serius. Apalagi dengan

    pertumbuhan industri yang rata-ratamencapai 60% dalam lima tahun

    belakangan.

    Berdasarkan catatan dari Bank Indonesia (2010: 27) bukti banyak

    bermunculannya bank syariah di Indonesia yaitu bank pemerintah maupun

    swasta yang beroperasi dengan sistem konvensional, membuka bank syariah

    dalam bentuk Badan Usaha Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah

    (UUS). Sampai dengan awal tahun 2011 jumlah bank yang melakukan

    kegiatan usaha syari’ah meningkat seiring dengan munculnya pemain-pemain

    baru, baik dalam bentuk Bank Umum Syari’ah (BUS) maupun Bank

    Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS). BUS yang pada akhir tahun 2009

    berjumlah 6 BUS bertambah 5 BUS dimana 3 BUS merupakan hasil konversi

    Bank Umum Konvensional dan 2 BUS hasil spin off Unit Usaha Syari’ah

    (UUS) sehingga secara keseluruhan jumlah BUS, UUS dan BPRS di awal

    http://www.ekonomisyariah.com/

  • 3

    tahun 2011 ini menjadi 11 BUS, 23 UUS dan 151 BPRS. Sedangkan

    peningkatan jaringan kantor BUS, UUS dan BPRS sampai awal tahun 2011

    meningkat sebanyak 1.796 kantor, peningkatan ini terutama dari pembukaan

    kantor cabang dan kantor cabang pembantu.

    Dilansir dari (http://www.cnnindonesia.com) perkembangan di tahun-

    tahun selanjutnya juga mengalami kenaikan yang lumayan tinggi. Sebenarnya

    LKM non-bank yang berbasis syariah ini sempat mengalami pertumbuhan

    yang pesat pada periode 2003 sampai 2013. Lembaga keuangan mikro non-

    bank yang berbasis syariah seperti Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) bahkan

    sempat tumbuh di kisaran 40-50 persen di periode tersebut. Namun akhirnya

    mengalami penurunan yang signifikan mulai tahun 2014-2015.

    Kemunculan bank syariah dan lembaga keuangan berbasis syariah

    yang begitu banyak menjadikan persaingan sangat ketat. Dalam kondisi

    seperti ini semua lembaga syariah harus siap untuk menghadapinya. Masing-

    masing bank syariah harus berlomba-lomba untuk mendapatkan nasabah

    dengan strategi yang hebat, salah satunya dengan mempertahankan loyalitas

    dari nasabah. Jika nasabah sudah loyal terhadap suatu bank maka dia akan

    melakukan pembelian ulang dalam jangka waktu tertentu. Adapun salah satu

    faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah adalah kualitas pelayanan.

    Kualitas pelayanan pada suatu bank syariah perlu ditingkatkan agar

    pelanggan merasa puas, sehingga nasabah tersebut dapat berlaku loyal.

    Mengingat pentingnya strategi mempertahankan loyalitas dari

    nasabah, maka penelitian ini juga penting dilakukan. Hal ini didukung oleh

    http://www.cnnindonesia.com/

  • 4

    pendapat dari Siti Asiyah (2002) bahwa mempertahankan pelanggan harus

    lebih diutamakan dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru.

    Loyalitas pelanggan berdasarkan kepuasan murni dan terus-menerus

    merupakan salah satu asset terbesar bagi suatu perbankan. Dalam konteks

    pasar retail khususnya perbankan, pertumbuhan pasar yang lambat dan

    tekanan persaingan yang intensif mengharuskan perusahaan mampu

    mempertahankan pelanggan yang sudah ada atau eksis. Pentingnya

    memelihara pelanggan lebih dikarenakan kenyataan bahwa memperoleh atau

    mendapatkan pelanggan baru membutuhkan biaya yang lebih mahal daripada

    mempertahankan pelanggan.

    Pendapat lain yang juga mendukung penelitian ini yaitu hasil survey

    dari Marketing Research Indonesia (2005) tentang personal financial service

    mengindikasikan bahwa perilaku nasabah di Indonesia makin tidak mudah

    ditebak. Mereka sangat puas dengan layanan banknya, tetapi mereka tetap

    ingin pindah jika bank lain memberikan kualitas pelayanan sesuai harapannya

    terlebih lagi apabila nasabah berada pada kelas ekonomi papan atas yang

    makin potensial menjadi nasabah kutu loncat.

    Penelitian ini dilakukan di BPR Syariah Dana Amanah Surakarta.

    BPR Syariah Dana Amanah adalah BPR Syariah ke 2 yang berdiri di kota

    Surakarta, yang diresmikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 23 Mei 2008 M

    atau bertepatan dengan tanggal 17 Jumadil Ula 1429 H. Sebagai upaya

    meningkatkan kemakmuran bersama melalui pengalaman perbankan yang

    sesuai dengan kaidah Syariah Islam. BPRS Dana Amanah Surakarta hadir,

  • 5

    tampil, dan tumbuh sebagai bank untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil

    (UMK). Sektor UMK ini yang mampu menjadikan BPR Syariah berbeda

    pangsa pasarnya dengan Bank Umum/Bank Umum Syariah. BPR Syariah

    terfokus untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil yang menginginkan proses

    mudah, pelayanan cepat, dan persyaratan ringan.

    Berdasarkan wawancara dengan pihak direktur dari BPR Syariah

    Dana Amanah Surakarta salah satu fenomena yang mengharuskan BPR

    Syariah Dana Amanah mengkaji ulang pelayanannya adalah adanya salah

    satu nasabah dari BPR Syariah Dana Amanah Surakarta berpindah ke salah

    satu Bank Umum Syariah. Hal ini tentunya menjadi ancaman yang perlu

    diperhatikan dan jangan sampai terulang kembali, karena mempertahankan

    pelanggan lama merupakan aset terbesar bagi suatu perbankan.

    Maka dari itu manajemen BPR Syariah Dana Amanah Surakarta perlu

    meningkatkan kualitas pelayanan agar nasabah dapat merasa puas dan

    akhirnya dapat berlaku loyal terhadap BPR Syariah Dana Amanah Surakarta.

    Kualitas pelayanan tidak dapat dipungkiri menjadi aspek yang penting untuk

    menuju nasabah yang loyal. Bank yang mempunyai kualitas pelayanan

    (service quality) prima, dapat membangun reputasi dan kepuasan nasabah

    pada bank tersebut. Peningkatan loyalitas nasabah dapat digunakan sebagai

    indikator keberhasilan perkembangan suatu bank syariah.

    Dengan demikian apakah BPR Syariah sudah mampu melampaui

    harapan nasabahnya? Untuk dapat mengetahuinya perhatikan lima dimensi

    yang digunakan nasabah dalam menilai kualitas pelayanan yang digunakan

  • 6

    bank. Menurut Tjiptono (2008:31), yaitu: bukti langsung (tangibles),

    kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance),

    dan perhatian (emphaty).

    Untuk itu BPR Syariah harus memperhatikan kelima dimensi tersebut

    dalam meningkatkan kepuasan nasabah. Mulailah dari hal-hal kecil, misalnya

    dengan memperhatikan keluhan nasabah dan selalu menunjukkan sikap yang

    ramah, senyum, sapa, dan salam. Dengan begitu maka nasabah akan merasa

    senang dan puas, kemudian akan menimbulkan loyalitas terhadap bank.

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan apakah

    pelayanan yang diberikan oleh BPR Syariah Dana Amanah sudah sesuai

    dengan yang diharapkan oleh nasabah atau belum, sehingga setelah ini pihak

    bank dapat menentukan langkah agar loyalitas dari nasabah mereka tetap

    terjaga.

    Menurut Danar Fergiawan (2016) Pemasaran tidak hanya sekedar

    menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen, tetapi

    pemasaran pun memperhatikan apakah kebutuhan dan keinginan konsumen

    terpenuhi, apakah konsumen puas terhadap produk tersebut, dan apakah

    konsumen akan melakukan pembelian ulang dan menjadi loyal terhadap

    produk atau merek tersebut.

    Penelitian tentang loyalitas nasabah di Indonesia telah banyak di teliti

    sebelumnya, seperti Huda dan Sri Wahyuni (2012), Deny Irawan dan Edwin

    Japarianto (2013), Woro Mardika dan Naili Farida (2013), Anita Rahmawaty

    (2011), Inka Janita, Suharyono, Juzan Tri Hartanto (2010), Conny Sondakh

  • 7

    (2014). Hasil penelitian menunjukan inkonsistensi hasil, dimana menurut

    Anita Rahmawaty (2011) kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap

    loyalitas nasabah, dikarenakan nasabah lebih mengedepankan komitmen

    untuk menggunakan produk dan jasa perbankan syariah daripada kualitas

    pelayanannya. sedangkan menurut Inka Janita, Suharyono, Andriani

    Kusumawati (2014) kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas

    nasabah. Artinya semakin besar kualitas pelayanan yang diberikan maka akan

    berdampak pada loyalitas nasabah yang semakin meningkat. Inkonsistensi

    hasil penelitian tersebut berpeluang untuk melakukan penelitian kembali

    dengan data, teori dan metode yag berbeda.

    Menurut Husnul Khatimah dan Mudji Rahardjo (2013) menunjukkan

    bahwa tangible, reliability, dan responsiveness tidak memiliki pengaruh

    signifikan terhadap kepuasan nasabah, sedangkan assurance dan empathy

    memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah. Sedangkan

    menurut Woro Mardika dan Naili Farida (2013) kualitas pelayanan

    berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Menurut Huda dan Sri Wahyuni

    (2012) kepuasan nasabah tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah,

    sedangkan menurut Deny Irawan dan Edwin Japarianto (2013) kepuasan

    nasabah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.

    Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah

    Melalui Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening Pada BPR

    Syariah Dana Amanah Surakarta.”

  • 8

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

    permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah?

    2. Bagaimana pengaruh Kepuasan pelanggan terhadap Loyalitas Nasabah?

    3. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah?

    4. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah

    melalui Kepuasan Nasabah sebagai Variabel Intervening?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas

    pelayanan terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah sebagai

    variabel intervening yang meliputi sebagai berikut:

    1. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah

    2. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah

    3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Nasabah

    4. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah melalui

    Kepuasan Nasabah sebagai Variabel Intervening

    D. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-

    pihak yang berkepentingan seperti di bawah ini:

    1. Bagi BPR Syariah Dana Amanah Surakarta, hasil penelitian ini

    diharapkan menambah masukan bagi perusahaan tentang pentingnya

    kualitas pelayanan untuk meningkatkan loyalitas nasabah.

  • 9

    2. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan,

    pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh kualitas pelayanan

    terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah sebagai variabel

    intervening.

    3. Bagi penulis, dapat meningkatkan pengetahuan tentang kualitas

    pelayanan khususnya mengenai pengaruhnya terhadap loyalitas nasabah

    4. Bagi ilmu pengetahuan, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi

    referensi teoritis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

    E. Sistematika Penulisan

    Gambaran mengenai penulisan penelitian ini akan dijelaskan dalam

    bentuk sistematika penelitian sebagai berikut:

    BAB I berisi pendahuluan, dalam bab ini menguraikan mengenai latar

    belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

    dan sistematika penelitian.

    BAB II landasan teori, bab ini berisi ringkasan penelitian terdahulu

    (telaah pusataka), kerangka teori mengenai kualitas pelayanan, dan kepuasan

    nasabah dan loyalitas nasabah. Pada bab ini juga menguraikan mengenai

    kerangka penelitian dan hipotesis.

    BAB III metode penelitian, pada bab ini menguraikan antara lain jenis

    penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik

    pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional,

    instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, dan alat analisis.

  • 10

    BAB IV analisis data, bab ini membahas tentang deskripsi obyek yang

    menjadi bahan untuk diselidiki (deskripsi obyek penelitian), yaitu mengenai

    pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan

    nasabah sebagai variabel intervening, analisis terhadap setiap variabelnya

    serta pengujian hipotesis.

    BAB V penutup, isinya terdiri atas dua hal pokok, yaitu kesimpulan

    yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya serta

    saran-saran yang berisikan penyempurnaan dalam penelitian ini.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Penelitian mengenai kualitas pelayanan sebelumnya telah dilakukan

    oleh beberapa peneliti yang pertama oleh Anita Rahmawaty (2011) dengan

    judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepuasan, Trust dan Komitmen

    Terhadap Loyalitas Nasabah di Bank Syariah Mandiri Kudus”. Tujuannya

    untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan, kepuasan pelanggan, trust, dan

    kepercayaan terhadap loyalitas nasabah baik secara bersama-sama ataupun

    sebagian pada Bank Syariah Mandiri Kudus. Jenis penelitiannya dengan

    metode survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel

    secara langsung dari populasi, sehingga ditemukan hubungan antar variabel-

    variabel dan untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik Regresi linier

    berganda (Ordinary Least Square).

    Teknik analisa yang digunakan adalah penelitian multivariate

    (termasuk yang menggunakan analisis regresi multivariate). Teknik

    pengambilan sampel yaitu dengan metode accidental sampling. Sedangkan

    sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 nasabah dengan hasilnya yaitu

    kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di BSM

    Kudus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji regresi partial dengan nilai t

    hitung sebesar 1.551 pada tingkat p value 0.125 yang berada di atas alpha

    0.05.

  • 12

    Kepuasan secara signifikan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah,

    buktinya yaitu hasil uji regresi parsial dengan nilai t hitung sebesar -2.049

    dan nilai p value 0.044 yang berada di bawah alpha 0.05. Trust (kepercayaan)

    tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah pada Bank Syari’ah Mandiri

    Kudus. Dapat dilihat dari hasil uji regresi partial dengan nilai t hitung 0.556

    dan nilai p value 0.580 yang berada di atas nilai alpha 0.05. Komitmen

    berpengaruh terhadap loyalitas nasabah, dengan bukti hasil uji regresi partial

    dengan nilai t hitung sebesar 13.731 dan nilai p value sebesar 0.000 yang

    berada jauh di bawah alpha 0.05.

    Penelitian selanjutnya dari Inka Janita, Suharyono, Andriani

    Kusumawati (2014) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas

    Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas

    Pelanggan (Studi pada Pelanggan McDonald’s MT.Haryono Malang)”.

    Tujuannya untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan kualitas

    pelayanan terhadap kepuasan nasabah dalam membentuk loyalitas nasabah.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research (penelitian

    penjelasan) dengan pendekatan kuantitatif.

    Teknik pengambilan samplenya adalah purposive sampling dengan

    nasabah sebanyak 116 orang responden yang merupakan pelanggan

    McDonald’s MT.Haryono Malang yang telah membeli dan mengkonsumsi

    produk minimal 2 kali. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner

    yang kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis jalur (path

    analysis). Berdasarkan hasilnya dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

  • 13

    secara langsung terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan

    (Z). Kualitas pelayanan terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

    pelanggan (Z). Kepuasan pelanggan terbukti berpengaruh signifikan terhadap

    loyalitas pelanggan (Y). Kualitas produk terbukti memiliki pengaruh yang

    tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y). Kualitas pelayanan terbukti

    berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y).

    Selanjutnya penelitian dari Woro Mardika dan Naili Farida (2013)

    dengan judul “Pengaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Layanan Terhadap

    Loyalitas Pelanggan, Melalui Kepuasan Pelanggan Pada Pelanggan Bus

    Efisiensi”. Jenis penelitiannya merupakan penelitian penjelasan

    {explanatory). Teknik pengambilan sample yaitu teknik purposive sampling.

    Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini 100 responden. Teknik

    analisis yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM).

    Kesimpulan yang didapat yaitu nilai pelanggan berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas layanan berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kepuasan. Hasil ini membuktikan bahwa,

    semakin baik kualitas layanan yang diberikan PO Efisiensi terhadap

    produknya yakni bus patas efisiensi, maka semakin tinggi kepuasan

    pelanggan terhadap layanan bus efisiensi. Kepuasan pelanggan berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dengan ini membuktikan

    bahwa responden yang merasa puas ketika menggunakan jasa bus efisiensi,

    maka akan memberikan dasar hubungan jangka panjang bagi mereka terhadap

    perusahaan antara lain dilakukan pembelian ulang dan terciptanya kesetiaan

  • 14

    terhadap bus efisiensi, lebih jauh lagi akan terjadi suatu rekomendasi yang

    menguntungkan bagi perusahaan. Nilai pelanggan berpengaruh positif

    terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Kualitas layanan

    berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan

    pelanggan, maka hal ini dapat membuktikan bahwa ketika kualitas layanan

    yang diberikan efisiensi baik maka hal tersebut secara langsung akan

    menciptakan kepuasan pada penumpang yang akhirnya mempengaruhi

    tingkat loyalitas konsumen terhadap jasa.

    Penelitian lain dari Juzan Tri Hartanto (2010) dengan judul “Analisis

    Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan Terhadap Kepuasan Nasabah.”

    Data yang digunakan adalah data primer, diperoleh melalui metode kuesioner.

    Populasinya merupakan seluruh nasabah PD. BPR Bank Yogyakarta tahun

    2010. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental

    sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang. Teknik analisis datanya

    adalah regresi berganda dengan bantuan SPSS. Hasil pengujian menunjukkan

    bahwa empathy memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan

    nasabah. Sedangkan variabel-variabel tangible, reliability, responsiveness,

    dan assurance berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap kepuasan nasabah.

    Kemudian penelitian dari Deny Irawan dan Edwin Japarianto (2013)

    dengan judul “Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Melalui

    Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Pelanggan Restoran Por Kee

    Surabaya”. Metode pengambilan sample adalah Purposive Sampling dengan

    responden sebanyak 184 orang. Analisis data yang digunakan adalah The

  • 15

    Structural Equation Modeling (SEM) dengan hasil yang didapat adalah

    kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan di restoran Por

    Kee Surabaya. Kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan di

    restoran Por Kee Surabaya. Kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap

    loyalitas pelanggan di restoran Por Kee Surabaya.

    Tabel 2.1 Research Gap

    Gap Peneliti dan Tahun Hasil Penelitian

    Judul: Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas dengan Kepuasan

    Nasabah Sebagai Variabel Intervening (Studi pada BPR Syariah Dana

    Amanah Surakarta)

    Research Gap: Terdapat perbedaan hasil penelitian antara kualitas layanan

    terhadap loyalitas dengan kepuasan nasabah sebagai variabel intervening

    Kualitas

    pelayanan

    berpengaruh

    positif terhadap

    kepuasan nasabah

    Inka Janita,

    Suharyono, Andriani

    Kusumawati (2014)

    Kualitas pelayanan

    berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan pelanggan

    Kualitas

    pelayanan tidak

    berpengaruh

    positif terhadap

    kepuasan nasabah

    Husnul Khatimah dan

    Mudji Rahardjo

    (2013)

    Tangible, reliability, dan

    responsiveness yang

    merupakan indikator dari

    kualitas pelayanan tidak

    memiliki pengaruh yang

    signifikan terhadap kepuasan

    pelanggan

    Kepuasan

    pelanggan

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    Loyalitas

    Nasabah

    Woro Mardika dan

    Naili Farida (2013)

    Kepuasan pelanggan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    pelanggan

    Kepuasan

    pelanggan tidak

    berpengaruh

    Huda dan Sri

    Wahyuni (2012)

    Kepuasan tidak memiliki

    pengaruh positif dan

  • 16

    signifikan

    terhadap

    Loyalitas

    Nasabah

    signifikan terhadap loyalitas

    Kualitas

    Pelayanan

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    Loyalitas

    Nasabah

    Inka Janita,

    Suharyono, Andriani

    Kusumawati (2014)

    Kualitas pelayanan

    berpengaruh signifikan

    terhadap loyalitas pelanggan.

    Kualitas

    Pelayanan tidak

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap

    Loyalitas

    Nasabah

    Anita Rahmawaty

    (2011)

    kualitas pelayanan tidak

    berpengaruh terhadap

    loyalitas nasabah

    Kepuasan

    Nasabah dapat

    memediasi

    pengaruh kualitas

    pelayanan

    terhadap loyalitas

    nasabah

    Woro Mardika dan

    Naili Farida (2013)

    Kualitas layanan berpengaruh

    secara positif terhadap

    loyalitas pelanggan melalui

    kepuasan pelanggan

    Kepuasan

    Nasabah tidak

    dapat memediasi

    pengaruh kualitas

    pelayanan

    terhadap loyalitas

    nasabah

    Mei Gawati

    Puspitasari dan

    Mochamad Edris

    (2011)

    Kualitas Layanan tidak

    berpengaruh terhadap

    Loyalitas Pelanggan melalui

    kepuasan pelanggan

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

    yaitu terletak pada objek maupun variabel-variabel penelitian, variabel-

    variabel tersebut ditambahi atau dikurangi dari masing-masing penelitian.

  • 17

    Selain itu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental

    sampling dengan alat analisis SPSS. Objek dalam penelitian ini terletak pada

    BPR Syariah Dana Amanah Surakarta.

    B. Kerangka Teori

    1. Teori Loyalitas

    Loyalitas pelanggan telah meningkat pada tahun tujuh puluhan

    abad 20. Loyalitas telah diidentifikasi dengan pembelian berulang,

    kemudian ketentuan lain dan mulai terlihat lebih luas. Glinkskiene,

    Kvedaraite dan Kvedaras (2010) berpendapat bawa teori loyalitas telah

    lama dilihat sebagai pengulangan dari pembelian merek, produk atau

    layanan tertentu yang digambarkan sebagai tindakan berulang yang

    konstan oleh pembeli. Beberapa tahun terakir, perubahan dalam definisi

    kesetiaan, perdebatan, berkembang tentang keterikatan untuk menandai

    pentingnya kesetiaan, sangat penting bukan hanya tindakan tetapi juga

    alasan psikologis dibalik tindakan ini.

    2. Kepuasan Nasabah

    Tse & Wilton dalam Fandy Tjiptono (2006:349) mendefinisikan

    kepuasan/ ketidakpuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap

    evaluasi ketidaksesuaian (discofirmation) yang dipersepsikan antara

    harapan awal sebelum pembelian (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja

    aktual produk yang dipersepsikan setelah pemakaian atau konsumsi

    produk bersangkutan.

  • 18

    Sedangkan menurut Tjiptono (2008:353), kepuasan konsumen

    adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan dengan

    harapannya. Kepuasan nasabah menurut Kotler (2002) adalah perasaan

    senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara

    kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.

    Susanto (2010) berpendapat bahwa pengertian kepuasan adalah

    tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

    dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Definisi Kepuasan

    merupakan suatu nilai perasaan seseorang apakah memuaskan atau

    mengecewakan yang dihasilkan oleh suatu proses membandingkan

    keberadaan atau penampilan suatu produk diminati terhadap nilai-nilai

    yang diharapkan. Kotler dan Amstrong (1999) menyatakan bahwa

    kepuasan pelanggan (customer satisfication) adalah suatu tingkatan

    dimana perkiraan kinerja produk / jasa sesuai dengan harapan pembeli.

    Menurut Alida (2004) kepuasan dapat diartikan sebagai hasil dari

    penilaian (persepsi) konsumen bahwa produk atau pelayanan telah

    memberikan tingkat kenikmatan di mana tingkat pemenuhan ini bisa lebih

    atau kurang. Adanya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu produk

    atau jasa akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Apabila

    kenyataan sama dengan harapan, maka layanan bisa dikatakan memuaskan.

    Begitu pula dengan nasabah pada suatu bank syariah. Nasabah juga akan

    merasakan puas atas pelayanan yang mereka terima jika pelayanan tersebut

    melebihi dari pelayanan yang mereka harapkan. Apabila nasabah

  • 19

    (pelanggan) puas, maka kemungkinan besar dia akan membeli produk atau

    jasa yang sama.

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    kepuasan adalah perbandingan antara harapan-harapan yang diinginkan

    dengan kenyataan dari hasil kinerja yang dirasakan. Menurut Lupiyoadi

    (2001) terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan

    dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu :

    a. Kualitas produk

    Pelanggan akan senang dan merasa puas apabila produk yang

    mereka gunakan adalah produk yang berkualitas. Dalam hal ini,

    kualitas produk yang baik sangatlah penting dan dapat memberikan

    nilai tambah dari konsumen.

    b. Kualitas pelayanan

    Dalam bidang jasa, pelayanan sangatlah diperhatikan oleh

    pelanggan. Apabila mendapatkan pelayanan yang baik, maka

    pelanggan akan merasa puas, dengan begitu maka kemungkinan

    pelanggan akan kembali membeli produk kita.

    c. Emosional

    Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

    bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk

    dengan merk tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang

  • 20

    lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas produk,

    tetapi dari nilai sosial atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi

    puas terhadap merk tertentu.

    d. Harga

    Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan

    harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

    pelanggannya.

    e. Biaya

    Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk

    mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan.

    Menurut Kotler (1994), ada empat metode yang bisa digunakan untuk

    mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

    a. Sistem keluhan dan saran

    Perusahaan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi

    para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan

    mereka adalah perusahaan yang berorientasi pada pelanggan

    (customer oriented). Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran,

    kartu komentar yang bisa diisi langsung, dan menyediakan saluran

    telepon khusus. Melalui metode ini, perusahaan dapat memperoleh

    informasi atau ide-ide ataupun masukan yang berharga untuk setiap

    masalah yang timbul.

  • 21

    b. Ghost shopping

    Ghost shopping adalah metode dengan cara mempekerjakan

    orang (ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan guna untuk

    mengamati atau menilai cara perusahaan dan pesaingnya menjawab

    pertanyaan-pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan.

    c. Lost customer analysis

    Metode dimana perusahaan berusaha menghubungi para

    pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang beralih

    pemasok. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi penyebab

    terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi

    perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka

    meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

    d. Survei kepuasan pelanggan

    Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan

    pelanggan terhadap kualitas jasa dan produk perusahaan. Ini dapat

    dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh perusahaan kepada para

    pelanggan. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui

    kekurangan dan kelebihan produk dan jasa perusahaan tersebut,

    sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan

    kualitas dan produk tersebut.

  • 22

    C.H. Lovelock dan L.K. Wright, alih bahasa Widyantoro dan tim

    (2005:105) berpendapat bahwa manfaat kepuasan nasabah/pelanggan bagi

    perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Mengisolasi pelanggan dari pesaing

    b. Dapat menciptakan keunggulan yang berkelanjutan

    c. Mengurangi biaya kegagalan

    d. Mendorong pelanggan kembali dan mendorong loyalitas

    e. Meningkatkan/mempromosikan cerita positif dari mulut ke mulut

    f. Menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru

    3. Definisi Jasa

    Mengutip dari Kotler dan Keller (2008) Jasa (service) adalah

    aktifitas atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain

    yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan

    apapun. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik.

    Kotler (1997), jasa (service) merupakan berbagai tindakan atau

    kinerja (performance) yang dapat ditawarkan oleh seseorang atau

    organisasi kepada pihak lain dan bersifat tidak berwujud serta tidak

    berakibat pada kepemilikan terhadap sesuatu.

    Zeithmal & Bitner (2003), jasa dihasilkan melalui suatu proses

    yang telah ditentukan dengan menggunakan atau tidak menggunakan

  • 23

    bantuan fasilitas fisik. Menurut Lovelock (2006:5) mendefinisikan jasa

    sebagai tindakan atau kinerja yang tidak ditawarkan suatu pihak kepada

    pihak lainnya.

    Jasa adalah tindakan atau kinerja yang diberikan satu pihak kepada

    pihak lainnya, walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,

    tetapi kinerjanya tidak nyata, hanya bisa dirasakan dan biasanya tidak

    menghasilkan kepemilikan atas barang tertentu.

    Berry L.L, (1991:24), mengemukakan bahwa ada empat karakteristik

    jasa, yaitu:

    a. Tidak berwujud (intangibility)

    Sifat jasa tidak berwujud (service intangibility) artinya jasa

    tidak dapat dilihat, diraba, dirasakan, dicium atau didengar sebelum

    dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari “tanda”

    dari mutu jasa yang berupa tempat, orang, harga, peralatan, dan materi

    komunikasi yang dapat mereka lihat.

    b. Tidak terpisahkan (inseparibility)

    Jasa tidak terpisahkan (service insenparibility) berarti bahwa

    jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah penyedianya itu

    manusia atau mesin. Karena jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan

    dikonsumsi bersama.

    c. Keanekaragaman (variability)

    Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan

    monstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan

  • 24

    jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut

    dihasilkan.

    d. Tidak tahan lama (perishability)

    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

    disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka

    jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

    4. Kualitas Layanan

    a. Pengertian Kualitas

    Garvin dan Davis (1994) menyatakan bahwa kualitas adalah

    suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

    manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang

    memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

    Crosby (1979:58), menyatakan bahwa kualitas adalah

    conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan

    atau distandarkan. Feigenbaum (1986:7) menyatakan bahwa kualitas

    adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer statisfaction).

    Suatu produk berkualitas apabila dapat memberi kepuasan

    sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang

    diharapkan konsumen atas suatu produk.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah strategi dari

    sebuah instansi dengan berbagai syarat atau standar yang

    menghasilkan produk atau jasa yang dapat memuaskan pelanggan.

  • 25

    b. Pengertian Kualitas Layanan

    Pendapat dari Tjiptono (2007:22) kualitas layanan merupakan

    tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

    keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas

    layanan dipengaruhi oleh dua hal yaitu jasa yang dirasakan (perceived

    service) dan layanan yang diharapkan (expected service). Selanjutnya

    apabila layanan yang diterima atau dirasakan (perceived service)

    sesuai dengan harapan, maka kualitas layanan dipersepsikan baik dan

    memuaskan, tapi apabila melampaui harapan pelanggan maka menjadi

    kualitas layanan yang ideal. Sebaliknya apabila layanan yang diterima

    lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas layanan

    dipersepsikan buruk. Implikasi baik buruknya kualitas suatu layanan

    tergantung kepada kemampuan penyedia layanan memenuhi harapan

    pelanggannya secara konsisten.

    Kotler (1997) mengatakan bahwa kualitas pelayanan harus

    dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi

    pelanggan, persepsi pelanggan tentang kualitas pelayanan ke

    pelanggan merupakan salah satu penentu keberhasilan pemasaran.

    Menurut Inka (2014) Kualitas pelayanan yaitu memberikan

    kesempurnaan pelayanan yang dilakukan oleh penyedia layanan

    dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

    penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas

    pelayanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan serta

  • 26

    dimaksimalkan agar mampu bertahan dan tetap dijadikan pilihan oleh

    pelanggan.

    Zeithaml, et al., (2003) berpendapat bahwa kualitas layanan

    sering kali dikonseptualisasikan sebagai perbandingan harapan dengan

    persepsi kinerja sesungguhnya dari jasa.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah

    strategi dari penyedia layanan untuk dapat memenuhi kebutuhan

    nasabah, dan hanya nasabah yang dapat menilai seperti apakah

    kualitas pelayanan tersebut.

    Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang popular

    dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL

    (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml,

    dan Berry (1996). SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan

    dua faktor utama, yaitu presepsi pelanggan atas layanan yang nyata

    mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya yang

    diharapkan/diinginkan. Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan,

    maka layanan dapat dikatakan memuaskan, sedangkan jika kenyataan

    kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak

    memuaskan.

    Menurut Kotler (1997) mempertahankan pengguna

    jasa/pelanggan agar memperoleh kepuasan dan loyalitas yang tinggi,

    dibutuhkan strategi yang dapat diimplementasikan oleh pihak

    manajemen. Salah satu strategi yang penting adalah memberikan

  • 27

    kualitas pelayanan yang prima. Kualitas jasa harus dimulai dari

    kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.

    Berdasarkan pendapat tersebut berarti kualitas yang baik

    bukanlah dilihat dari sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa,

    melainkan berdasarkan sudut pandang pada persepsi pelanggan.

    Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan

    sehingga pelanggan yang seharusnya menentukan kualitas jasa.

    c. Dimensi Kualitas Pelayanan

    Parasuraman (1998), mengukur kualitas pelayanan

    menggunakan dimensi SERVQUAL, yaitu sebagai berikut :

    1) Tangibles atau bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan

    dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal.

    Penampilan dan kemampuan, sarana dan prasarana, fisik

    perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata

    dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, ini meliputi

    fasilitas fisik (gedung, gudang, fasilitas fisik, dan lainnya),

    teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan), serta

    penampilan pegawainya.

    2) Reliability atau kehandalan, yaitu kemampuan perusahaan untuk

    memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

    terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan, berarti

    kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap

    simpatik dan dengan akurasi tinggi.

  • 28

    3) Responsiveness atau ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk

    membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive)

    dan tepat kepada pelanggan, dengan menyampaikan informasi

    yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu tanpa alasan yang

    jelas, menyebabkan presepsi yang negatif dalam kualitas jasa.

    4) Assurance atau jaminan dan kepastian, yaitu pengetahuan,

    kesopansantunan, dan kemampuan para karyawan perusahaan

    untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan terhadap

    perusahaan.

    5) Empathy, yaitu memberikan perhatian, tulus dan bersifat

    individual atau pribadi kepada pelanggan dengan berupaya

    memahami keinginan pelanggan, dimana suatu perusahaan

    diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang

    pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta

    memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

    5. Loyalitas

    Dharmayanti (2006:37-38) berpendapat bahwa loyalitas adalah

    respon perilaku atau pembelian yang bersifat bias dan terungkap secara

    terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau

    lebih merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi

    proses psikologis. Namun perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda

    dengan perilaku beli ulang, karena loyalitas pelanggan menyertakan aspek

    perasaan di dalamnya.

  • 29

    Menurut Kotler dan Keller (2012:207) loyalitas adalah komitmen

    yang dipegang teguh untuk membeli kembali atau berlangganan produk

    pilihan atau jasa di masa depan meskipun pengaruh situasional dan upaya

    pemasaran memiliki potensi untuk menyebabkan konsumen beralih ke

    produk lain.

    Menurut Tjiptono (2000) loyalitas nasabah adalah komitmen

    pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat

    yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang.

    Menurut Suyuthi (2012), loyalitas nasabah adalah wujud perilaku

    dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara

    terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.

    Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa loyalitas

    pelanggan adalah kesetiaan pelanggan terhadap suatu perusahaan dengan

    cara melakukan pembelian secara terus-menerus dalam jangka yang

    panjang.

    Menurut Mardalis (2005:82) dalam Handayani (2010:8), tahap

    loyalitas pelanggan meliputi :

    a. Loyalitas kognitif

    Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini

    menggunakan informasi keunggulan suatu produk atas produk

    lainnya. Loyalitas kognitif lebih didasarkan pada karakteristik

    fungsional, terutama biaya, manfaat, dan kualitas. Jika ketiga faktor

    tersebut tidak baik, konsumen akan mudah pindah ke produk lain.

  • 30

    Konsumen yang hanya mengaktiftan tahap kognitifnya dapat

    dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap

    perpindahan karena adanya rangsangan pemasaran.

    b. Loyalitas afektif

    Munculnya loyalitas afektif ini, didorong oleh faktor kepuasan

    yang menimbulkan kesukaan dan menjadikan objek sebagai

    preferensi. Kepuasan konsumen berkorelasi tinggi dengan niat

    pembelian ulang di waktu mendatang. Pada loyalitas afektif,

    kerentanan konsumen lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu

    ketidakpuasan dengan merk yang ada, persuasi dari pemasar maupun

    konsumen merk lain, dan upaya mencoba produk lain.

    c. Loyalitas konatif

    Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk

    melakukan sesuatu. Niat merupakan fungsi dari niat sebelumnya (pada

    masa sebelum konsumsi) dan sikap pada masa setelah konsumsi.

    Maka loyalitas konatif merupakan suatu loyalitas yang mencakup

    komitmen mendalam untuk melakukan pembelian.

    d. Loyalitas tindakan

    Aspek konatif atau niat untuk melakukan berkembang menjadi

    perilaku dan tindakan. Niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan

    kondisi yang mengarah pada kesiapan bertindak dan keinginan untuk

    mengatasi hambatan dalam melakukan tindakan.

  • 31

    Griffin (2003:113), menjelaskan bahwa ketika seorang konsumen

    loyal atau setia, dia menunjukkan perilaku pembelian yang cenderung

    dipengaruhi oleh kesadaran penuh dan pertimbangan dalam pembuatan

    keputusan pembelian. Menurut Griffin, indikator dari loyalitas adalah :

    a. Melakukan pembelian ulang secara teratur (makes regular repeat

    purchase)

    Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit

    pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus

    menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. Tingkat

    kepuasan akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali.

    b. Membeli di luar lini produk (purchase across product and service

    lines)

    Membeli di luar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk

    membeli lebih dari produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh

    perusahaan. Pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam

    suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain.

    c. Mereferensikan produk kepada orang lain (refers other)

    Nasabah yang loyal dengan sukarela akan merekomendasikan

    produk kepada teman dan rekan.

    d. Menunjukkan kekebalan akan daya tarik dari pesaing (demonstrates

    an immunity to the full of the competition)

    Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan

    sejenis lainnya.

  • 32

    Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis pun untuk indikator

    loyalitas ini mengacu pada teori oleh Griffin (2003:113), yang mengatakan

    bahwa indikasi seorang konsumen yang loyal itu adalah melakukan

    pembelian ulang, membeli di luar lini produk, merekomendasikan produk

    kepada orang lain, dan tidak terpengaruh oleh produk sejenis dari pesaing.

    C. Kerangka Penelitian

    Kerangka berpikir menurut Widyat dan Amirullah (2002)

    sebagaimana yang dikutip oleh Supriyanto dan Machfudz (2010: 169-170)

    merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

    dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

    penting. Dari hasil analisis terhadap penelitian terdahulu serta tentang teori

    mengenai masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan suatu kerangka

    pemikiran sebagai berikut :

    H1 H2

    H3

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

    Keterangan:

    1. H1 = Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah

    2. H2 = Pengaruh langsung kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah

    3. H3= Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah

    Kualitas

    Pelayanan (X1)

    Loyalitas

    Nasabah (Y)

    Kepuasan

    Nasabah (Z)

  • 33

    4. (H1 X H2) = Pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan terhadap

    loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah sebagai variabel intervening

    5. H3 + (H1 X H2) = Total pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas

    nasabah

    D. Hipotesis

    1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah

    Menurut Cronin dan Taylor (1992) yang dikutip oleh Tjiptono

    (2011:313), salah satu kemungkinan hubungan yang banyak disepakati

    adalah bahwa kepuasan membantu konsumen dalam merevisi persepsinya

    terhadap kualitas jasa. Menurut jurnal Razavi, Safari, Shafie, dan Khoram

    (2012), menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan harus menjadi tujuan

    akhir dari semua perusahaan. Dengan adanya bukti empiris mendukung

    pandangan ini, dengan alasan bahwa kepuasan pelanggan mengurangi

    proses yang bersifat positif, ditambahkan bahwa hubungan antara

    kepuasan pelanggan dan atribut layanan telah terbukti sulit untuk

    diterapkan tetapi dapat di tekankan kepada perusahaan bahwa manfaat dari

    kualitas pelayanan sangat bergantung kepada kepuasan konsumen.

    Selain beberapa pendapat di atas hasil penelitian yang mendukung

    hipotesis ini dilakukan oleh Gusti Ayu Putu Ratih Kusuma Dewi, Ni

    Nyoman Kerti Yasa, dan Putu Gede Sukaatmadja (2014) dengan hasil

    penelitiannya secara simultan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan nasabah pada PT BPR Hoki di Kabupaten Tabanan.

    Penelitian yang lain yaitu oleh Dwi Aryani dan Febrina Rosinta (2010)

  • 34

    yang menyebutkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara

    signifikan terhadap kepuasan nasabah. Berdasarkan uraian di atas, maka

    dapat disajikan hipotesis sebagai berikut :

    H1 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kepuasan nasabah

    2. Pengaruh Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah

    Menurut Aaker dalam Joko Riyadi (1999:58) salah satu faktor yang

    mempengaruhi loyalitas nasabah adalah kepuasan (satisfaction).

    Konsumen akan loyal terhadap suatu produk bila ia mendapatkan

    kepuasan dari produk tersebut. Jadi, apabila konsumen mencoba beberapa

    macam produk dan responnya baik, maka berarti konsumen tersebut puas

    sehingga akan memutuskan membeli produk tersebut secara konsisten

    sepanjang waktu.

    Selain pendapat di atas, ada beberapa penelitian yang hasilnya

    mendukung hipotesis ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anung

    Pramudyo (2012) dengan hasil penelitiannya bahwa kepuasan pelanggan

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah. Penelitian

    yang lain dilakukan oleh David Harianto (2013) dengan hasil bahwa

    kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah.

    Selanjutnya penelitian Nurul Qomariah (2010) dengan hasil variabel

    kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas. Penelitian Dwi Siti T

    dan Lina Aryani (2012) dengan hasil penelitiannya kepuasan berpengaruh

  • 35

    positif dan signifikan terhadap loyalitas. Berdasarkan uraian di atas, maka

    dapat disajikan hipotesis sebagai berikut :

    H3 : Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    loyalitas nasabah

    3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah

    Zafar, Asif, Hunjra, Ahmad (2011) mengatakan bahwa kualitas

    pelayanan juga terkait dengan loyalitas pelanggan, mereka juga

    memberikan bukti-bukti empiris yang kuat yang mendukung fakta bahwa

    kualitas pelayanan meningkatkan niat pelanggan untuk tetap setia terhadap

    perusahaan.

    Selain pendapat di atas, penelitian yang mendukung hipotesis ini

    adalah penelitian yang dilakukan oleh Erfine Kumala Furi dan

    Rahmansyah (2017) dengan hasil penelitiannya secara simultan kualitas

    pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah di PT Adira

    Dinamika Multifinance Tbk. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Jessica

    Novia J (2016) dengan hasil pengujian pada penelitian ini kualitas layanan

    secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas.

    Selanjutnya penelitian dari Anggun Citra Novita, Willem Tumbuan, dan

    Maria Tielung (2016) dengan hasil penelitiannya kualitas pelayanan

    berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan

    terhadap loyalitas nasabah. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

    disajikan hipotesis sebagai berikut :

  • 36

    H2 : Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    loyalitas nasabah

    4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah melalui

    Kepuasan Nasabah sebagai Variabel Intervening

    Menurut Puspitasari (2013) seorang nasabah akan loyal kepada

    bank apabila pelayanan yang diberikan oleh pihak bank tersebut baik,

    seperti karyawan yang ramah, cepat tanggap, dsb. Sehingga nasabah

    merasakan kepuasan dan akan loyal kepada bank tersebut.

    Selain pendapat di atas penelitian lain yang mendukung hipotesis

    ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Woro Mardika dan Naili Farida

    (2013) dengan hasil penelitiannya variabel kualitas layanan secara

    signifikan berpengaruh terhadap loyalitas, dan kualitas layanan

    berpengaruh terhadap loyalitas melalui kepuasan konsumen.

    H4 : Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah melalui

    kepuasan nasabah sebagai variabel intervening.

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menurut Supriyanto &

    Machfudz (2010:201) metode kuantitatif merupakan proses menemukan

    pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan

    keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Jenis penelitian ini

    dikembangkan dalam pendekatan eksplanatif, yaitu menjelaskan hubungan

    dari beberapa variabel bebas dan terikat pada penelitian.

    B. Lokasi dan Waktu

    Penelitian ini dilakukan di BPR Syariah Dana Amanah Surakarta yang

    beralamat di Jl. K.H. Samanhudi No.162 Sondakan, Laweyan, Kota

    Surakarta, Jawa Tengah, Telp. (0271) 725754. Adapun untuk waktu

    penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Sedangkan menurut Bawono (2006:28), populasi merupakan

    keseluruhan wilayah dan subyek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis

    dan ditarik kesimpulan oleh peneliti.

  • 38

    Populasi yang akan dijadikan bahan penelitian adalah nasabah BPR

    Syariah Dana Amanah Surakarta. Berdasarkan wawancara dengan pegawai

    dari BPRS Dana Amanah pada tanggal 12 Maret 2019 untuk saat ini, jumlah

    populasi atau yang menjadi nasabah BPR Syariah Dana Amanah Surakarta

    yaitu kurang lebihnya ada 1600 nasabah.

    2. Sampel

    Menurut Sugiyono (2008:62) sampel adalah sebagian dari populasi,

    terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sampel menurut

    Bawono (2006:28) adalah obyek atau subyek penelitian yang dipilih guna

    mewakili keseluruhan dari populasi. Adapun teknik untuk menentukan

    jumlah sampel, digunakan rumus sebagai berikut:

    Dimana:

    S = jumlah sampel

    P = jumlah populasi

    e = error atau tingkat kesalahan yang diyakini

    Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

  • 39

    Berdasarkan hasil perhitungan diketahui jumlah sampel dalam penelitian

    ini sebanyak 94 orang yang akan dijadikan responden.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan

    oleh peneliti untuk mendapatakan data yang akan dianalisis atau diolah

    untuk menghasilkan suatu kesimpulan menurut Bawono (2006:29).

    Teknik atau cara untuk mendapatkan data untuk penelitian ini adalah :

    1. Sumber dan Jenis Data

    Data yang dipakai daam penelitian ini adalah :

    Data primer

    Purwanto dan Sulistyastuti (2017:20) berpendapat bahwa

    data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari

    lapangan, misalnya melalui wawancaraa, focus group

    discussion, kuesioner, dan observasi.

    2. Alat Pengumpul Data

    Kuesioner atau angket

    Pendapat dari Sugiyono (2016:230) kuesioner atau

    angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

    tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode ini

    digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh kualitas

  • 40

    pelayanan terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah

    sebagai variabe intervening.

    E. Skala pengukuran

    Peneliti menggunakan skala pengukuran interval dalam penelitian

    ini. Menurut Bawono (2006:31), skala interval adalah memberikan

    rangking terhadap responden, yang diranking bisa berupa preferensi,

    perilaku, dan sebagainya. Berikut ini adalah bentuk rentang penilaian

    dalam skala interval yang menunjukkan skor 0-10:

    Murdianingsih (2015:46) berpendapat Skala 1-10 dipilih dengan

    pertimbangan memudahkan responden dalam menentukan kategori sangat

    tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Responden yang akan dipilih dalam

    penelitian ini terbiasa dengan penilaian interval angka 1 sebagai kategori

    rendah, dan 10 sebagai kategori paling tinggi.

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    1. Variabel Bebas (Independent Variable)

    Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

    variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

    adalah kualitas pelayanan.

    Kualitas layanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan

    dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

    Sangat Tidak

    Setuju

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat

    Setuju

  • 41

    pelanggan menurut Tjiptono (2007:22). Kualitas layanan dipengaruhi oleh

    dua hal yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan layanan yang

    diharapkan (expected service). Jasa yang dirasakan oleh nasabah yaitu jasa

    yang diberikan oleh pihak bank dalam melayani nasabah. Dimana jasa

    tersebut sudah disesuaikan dengan standar operasional suatu bank. Bisa

    jadi jasa yang dirasakan kurang dari harapan atau bisa jadi sudah sesuai

    dengan harapan nasabah. Jika jasa yang diharapkan nasabah adalah yang

    memenuhi kriteria keinginan nasabah. Jasa yang diharapkan tentunya

    dapat menutup dari pengorbanan-pengorbanan yang telah nasabah berikan.

    Menurut Parasuraman et al. dalam Purnama (2006: 22) terdapat

    lima dimensi pokok dalam kualitas pelayanan, yaitu sebagai berikut :

    1) Bukti fisik (Tangibles), indikatornya adalah : Bangunan dan interior

    yang bagus dan menarik

    2) Kehandalan (Reliability), indikatornya adalah : Kecepatan dalam

    melayani nasabah

    3) Daya tanggap (Responsiveness), indikatornya adalah : Tanggap

    terhadap keluhan nasabah.

    4) Jaminan (Assurance) indikatornya adalah : Keamanan data nasabah

    terjamin.

    5) Empati (Empathy), indikatornya adalah : Produk dan layanan yang

    menguntungkan

  • 42

    2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

    Pendapat dari Aditya (2008:5) variabel terikat atau variabel

    dependen adalah variabel yang dipengaruh atau yang menjadi akibat

    karena adanya variabel bebas, disebut variabel terikat karena variabel ini

    dipengaruhi oleh variabel independen Dalam penelitian ini yang menjadi

    variabel terikat adalah loyalitas nasabah.

    Menurut Suyuthi (2012), loyalitas nasabah adalah wujud perilaku

    dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara

    terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.

    Menurut Griffin (2013:13), indikator yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    a. Melakukan pembelian ulang

    b. Menggunakan produk secara terus menerus

    c. Merekomendasikan produk kepada orang lain

    d. Tidak beralih ke tempat lain

    e. Mengutamakan produk BPR Syariah

    f. Transaksi selain menabung

    g. Kebiasaan transaksi

    h. Hubungan yang sangat erat antara nasabah dengan pihak BPR Syariah

    i. Nasabah tidak terpengaruh dengan pelayanan dari pihak bank lain

    3. Variabel Intervening (Z)

    Kepuasan nasabah adalah tingkat perasaan senang atau kecewa

    setelah membandingkan antara harapan dan kinerjanya. Menurut

  • 43

    Lupiyoadi (2001), indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Kenyamanan yang dirasakan nasabah pada saat pelayanan diberikan

    b. Sarana dan prasarana memuaskan

    c. Minat untuk selalu menggunakan jasa BPR Syariah

    d. Perasaan puas atas perhatian dan pelayanan yang diberikan oleh

    karyawan

    e. Transaksi tidak berbelit-belit

    G. Instrumen Penelitian

    Sugiyono (2002) mengatakan instrumen penelitian merupakan suatu

    alat yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data terhadap variabel

    penelitian yang dipermasalahkan. Adapun pengumpulan data dalam

    penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner, bertujuan untuk

    mengumpulkan data dari setiap variabel yang diteliti dengan memperhatikan

    konsep dan teori yang sudah ada. Berikut adalah tabel mengenai variabel dan

    indikator penelitian, adapun variabel dan indikator tersebut adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1 Variebel dan Indikator Penelitian

    Variabel

    penelitian

    Indikator Skala

    Pengukuran

    Kualitas

    Pelayanan (X)

    Menurut Parasuraman et al. dalam

    Purnama (2006: 22) terdapat lima

    dimensi pokok dalam kualitas

    pelayanan, yaitu sebagai berikut :

    a. Bukti fisik (Tangibles),

    indikatornya adalah : Bangunan

    dan interior yang bagus dan

    menarik

    b. Kehandalan (Reliability),

    Interval

  • 44

    indikatornya adalah :

    Kecepatan dalam melayani

    nasabah

    c. Daya tanggap (Responsiveness), indikatornya adalah :

    Tanggap terhadap keluhan

    nasabah.

    d. Jaminan (Assurance) indikatornya adalah :

    Keamanan data nasabah

    terjamin.

    e. Empati (Empathy), indikatornya adalah :

    Produk dan layanan yang

    menguntungkan

    Kepuasan

    Nasaba h (Z)

    Menurut Lupiyoadi (2001) : a. Kenyamanan yang dirasakan

    nasabah pada saat pelayanan

    diberikan b. Sarana dan prasarana

    memuaskan c. Minat untuk selalu

    menggunakan jasa BPR Syariah d. Perasaan puas atas peratian dan

    pelayanan yang diberikan ole

    karyawan

    e. Transaksi tidak berbelit-belit

    Interval

    Loyalitas

    Nasabah (Y)

    Menurut Griffin (2013:13) :

    a. Melakukan pembelian ulang b. Menggunakan produk secara

    terus menerus c. Merekomendasikan produk

    kepada orang lain d. Tidak beralih ke tempat lain e. Mengutamakan produk BPR

    Syariah f. Transaksi selain menabung g. Kebiasaan transaksi h. Hubungan yang sangat erat

    antara nasabah dengan pihak

    BPR Syariah

    i. Nasabah tidak terpengaruh

    dengan pelayanan dari pihak

    bank lain

    Interval

  • 45

    H. Uji Instrumen Penelitian

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

    beberapa langkah berikut ini:

    1. Uji Validitas

    Menurut Ghozali (2013: 52) uji validitas digunakan untuk

    mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

    dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

    mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r

    hitung untuk r tiap butir pertanyaan bernilai positif dan lebih besar dari r

    tabel (corrected item-total correlation) maka butir pertanyaan tersebut

    dikatakan valid. Butir pertanyaan dikatakan signifikan dengan dua

    kemungkinan, yaitu:

    a) Jika berbintang satu maka korelasi signifikan pada level 5% (0,05)

    untuk dua sisi.

    b) Jika berbintang dua maka korelasi signifikan pada level 1% (0,01)

    untuk dua sisi.

    2. Uji Realiabilitas

    Menurut Nunanlly (1967) dalam Ghozali (2013: 47) reliabilitas

    adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

    dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan realiabel atau handal jika

    jawaban responden atas pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

    waktu ke waktu. Program SPSS menyediakan fasilitas untuk mengukur

    realiabilitas suatu kuesioner melalui uji statistik, dimana pengambilan

  • 46

    keputusan reliabilitas didasarkan pada nilai Cronbach alpha (a). Suatu

    konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach

    Alpha > 0,70.

    3. Uji Asumsi Klasik

    Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang

    baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan bebas

    dari asumsi klasik statistik baik itu multikolinearitas, heteroskedastisitas,

    maupun linearitas.

    a. Uji Multikoliniearitas

    Multikoliniearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel

    independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear

    yang sempura atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik

    mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas menurut

    Priyatno (2013: 59).

    Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan

    melihat nilai dari Tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor).

    Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF maka semakin

    medekati terjadinya masalah multikolinearitas. Nilai VIF tidak boleh

    lebih besar dari 10, jika lebih besar maka bisa dikatakan ada gejala

    multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih kecil dari 10

    maka tidak ada gejala multikolinearitas.

  • 47

    b. Uji Heteroskedastisitas

    Priyatno (2013:60) berpendapat heteroskedastisitas adalah

    keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada

    model regresi atau bisa dikatakan bahwa terjadi ketidaksamaan nilai

    residual dengan varian setiap variabel independen. Untuk mendeteksi

    ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser,

    dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

    Penilaiannya bisa dilihat pada probabilitas signifikansi di atas nilai

    0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

    menggandung adanya heteroskedastisitas menurut Ghozali (2013).

    c. Uji Normalitas

    Pendapat dari Sunyoto (2009:84) uji normalitas digunakan

    untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y)

    pada persamaan regesi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal

    atau berdistribusi tidak normal. Pada penelitian ini menggunakakan

    metode analisa grafik pada pengujian normalitas data. Kriteria

    penelitiannya bisa dilihat pada normal probability plot adalah jika

    data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal,

    maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    Selain pengujian menggunakan metode grafik bisa digunakan

    pula metode Kolmogrov-smirnov test (K-S). Kriteria pengambilan

    keputusannya yaitu jika signifikasi > 0,005 maka data berdistribusi

    normal, dan jika signifikansi < 0,005, maka tidak berdistribusi normal.

  • 48

    4. Analisis Jalur (Path Analysis)

    Ghozali (2013:249) mengatakan untuk menguji pengaruh variabel

    intervening digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Analisis

    jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda. Analisis

    jalur digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang

    telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri

    tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan juga tidak dapat

    digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan

    kausalitas antar variabel, yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah

    menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat

    digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kasualitas

    imajiner.

    Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur

    yang dikembangkan ole Sobel dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test).

    Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaru tidak

    langsung X ke Y lewat Z. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z

    diitung dengan cara mengalikan jalur X Z (a) dengan jalur M Y (b)

    atau ab. Jadi koefisien ab = (c-c’), dimana c adalah pengaruh X terhadap

    Y tanpa mengontrol Z, sedangkan c’ adalah koefisien pengaru X teradap

    Y setelah mengontrol Z. Rumus :

    Sp2p3 =

    Untuk menguji signifikansi pengaru tidak langsung, maka kita

    perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

  • 49

    t=

    Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nilai t

    itung > nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi.

    Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas

    antar variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan

    hubungan antar variabel. Hubungan langsung terjadi jika satu variabel

    mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang

    memediasi (intervening) hubungan kedua variabel tadi menurut Ghozali

    (2013).

    5. Uji Statistik

    a. Uji Ttest (Uji Secara Individu)

    Menurut Nugroho (2005: 54). uji ttest ini bertujuan untuk

    mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen

    secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini

    pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Cofficients. Untuk

    mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

    variabel dependen dapat dilihat dari tabel Coefficients. Apabila nilai

    signifikansinya pada hasil regresi kurang dari 5% atau 0,005, maka

    variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen

    secara siginifikan, sebaliknya jika lebih besar dari 5% atau 0,005

    maka variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi

    variabel dependen

  • 50

    b. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)

    Uji simultan dengan Ftest ini bertujuan untuk mengetahui

    pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel

    dependen, pendapat dari Nugroho (2005: 53). Hasil Ftest ini pada

    output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil Ftest

    menunjukkan bahwa variabel independen secara bersam-sama

    berpengaruh terhadap variabel dependen jika nilai signifikansi lebih

    kecil dari 0,05.

    c. Uji R2 (Koefisien Determinan)

    Uji R2 (Koefisien Determinan) bertujuan untuk mengetahui

    sejauh mana tingkat hubungan antara variabel independen (X1,2,3...)

    dengan variabel dependen (Y) atau untuk mengetahui sejauh mana

    kontribusi variabel independen memepengaruhi variabel dependen.

    Uji R2

    ini bisa dilihat pada tabel model Summmary dari persamaan

    regresi dengan kriteria sebagai berikut:

    1) Nilai 0 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen.

    2) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai

    dengan 1 atau dapat ditulis 0 ≤ R ≤ 1.

    Nilai 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

    sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen.

  • 51

    I. Alat Analisis

    Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif dengan

    menggunakan program IBM SPSS (Statistical Product and Service Sollution)

    23. IBM SPSS 23 merupakan sebuah program komputer statistic yang

    berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat,

    serta menghasilkan output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.

    Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk

    mengumpulkan data, meringkas, atau menyajikan data kemudian

    menganalisis data menggunakan metode tertentu, dan menginterpretasikan

    hasil dari analisis tersebut.

    Dalam perhitungan statistik, alat yang sering digunakan adalah olah

    data SPSS for windows. Program olah data SPSS for windows ini sangat

    membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil data yang di capai

    juga dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.

  • 52

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Objek Penelitian

    BPR Syariah Dana Amanah adalah BPR Syariah ke 2 berdiri di kota

    Surakarta, yang diresmikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 23 Mei 2008 M

    atau bertepatan dengan tanggal 17 Jumadil Ula 1429 H. Sebagai upaya

    menin