pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan … · 2020. 6. 17. · trisnayanti, 2020. pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PASIEN DI RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE
KABUPATEN TAKALAR
Disusun dan diusulkan oleh :
TRISNAYANTI
Nomor Stambuk: 105610 5233 15
PROGRAM STUDI ILMU ADINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PASIEN DI RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE
KABUPATEN TAKALAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrsi Negara
Disusun dan Diusulkan Oleh :
TRISNAYANTI
Nomor Stambuk: 105610 5233 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Trisnayanti
Nomor Stambuk : 105610 5233 15
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 20 Januari 2020
Yang Menyatakan,
Trisnayanti
ABSTRAK
Trisnayanti, 2020. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. (Dibimbing oleh
Lukman Hakim dan Nurbiah Tahir).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden tentang
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan penelitian
kuantitatif dengan tipe penelitian survey. Teknik sampel yang digunakan adalah
simple random sampling dengan pengukuran instrumen penelitian yaitu; skala
likerts. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik
deskriptif dan teknik analisis regresi sederhana dengan bantun aplikasi softwere
SPSS version 26.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle di
Kabupaten Takalar dengan menggunakan Model Persamaan Regresi Sederhana
maka dapat diinterpretasikan bahwa nilai koefisien regresi (b) nilainya sebesar
15.254 yang menyatakan bahwa variabel independen atau Kualitas Pelayanan (X)
berpengaruh positif atau kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen atau
Kepuasan Pasien (Y). Berdasarkan hasil t hitung > t tabel (15.254> 1,675) atau
signifikan (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari < 0,05 berarti Ha diterima. Hal ini
berarti Ha kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasn pasien di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar, dan juga
berdasarkan dari perhitungan t hitung dengan t tabel yang menggambarkan bahwa
t hitung lebih besar dari t tabel sehingga variabel X dapat dikatakan berpengaruh
terhadap variabel Y. Nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,715 yang artinya
71,5%. Dari besar pengaruh variabel independen atau Kualitas Pelayanan (X)
terhadap variabel dependen Kepuasan Pasien (Y) juga ditunjukkan oleh nilai
Adjusted R Square sebesar 0,506 artinya 50,6% besar pengaruh variabel
independen atau gaya Kualitas pelayanan (X) terhadap variabel dependen atau
Kepuasan pasien (Y) di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten
Takalar.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh
makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi
kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman.
Dengan keyakinan ini sehinga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiayah Makassar.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Nurbiah
Tahir, S.Sos.,M.AP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Nasrulhaq, S.Sos.,MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Adminstrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh
perkuliahan.
5. Pihak RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar yang telah banyak
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan selama penelitian
berlangsung.
6. Saudara(i)ku anak Ilmu Administrasi Negara angkatan 2015 yang sama-sama
berjuang dalam meraih cita-cita serta semua pihak yang telah membantu dan
mendukung terselesaikannya skripsi ini..
7. Secara khusus dan istimewah penulis menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada kedua orang tua saya, ayahanda Sangkala Naba, S.Sos. dan bunda
Nurhayati yang telah mendidik dan membimbing saya dari kecil hingga dewasa
dan selalu memberikan pengajaran yang sangat berharga.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
penulis sangat diharapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 20 Januari 2020
Peneliti,
Trisnayanti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian. .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian. ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ...................................................................................... 7
1. Konsep Pelayanan Publik ................................................................. 7
2. Konsep Kualitas ............................................................................... 10
3. Konsep Kualitas Pelayanan Kesehatan ............................................ 12
4. Konsep Kepuasan Pasien ................................................................. 17
B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 21
C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 24
D. Definisi Operasional ............................................................................. 25
E. Hipotesis ............................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 28
B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 29
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 32
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................. 35
B. Deskripsi Responden ............................................................................ 39
C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 118
B. Saran ......................................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Krakteristik Jawaban Responden ........................................................ 33
Tabel 4.1 Krakteristik Responden Berdasarkan Umur ....................................... 39
Tabel 4.2 Krakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .............................. 40
Tabel 4.3 Krakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan ...................... 41
Tabel 4.4 Krakteristik Responden Berdasarkan Jaminan Kesehatan .................. 41
Tabel 4.5 Karakteristik Tingkat Keahlian dalam Pelayanan Kepada Pasien ...... 43
Tabel 4.6 Karateristik Keterampilan dalam Pelayanan Kepada Pasien .............. 45
Tabel 4.7 Karateristik Keramahan dan Kesopanan Petugas Pelayanan .............. 46
Tabel 4.8 Indikator Kinerja Tenaga Dokter ........................................................ 48
Tabel 4.9 Karakteristik Tingkat Keahlian dalam Pelayanan Kepada Pasien ...... 50
Tabel 4.10 Karateristik Keterampilan dalam Pelayanan Kepada Pasien ............ 51
Tabel 4.11 Karateristik Keramahan dan Kesopanan Petugas Pelayanan ............ 52
Tabel 4.12 Indikator Kinerja Tenaga Perawat .................................................... 55
Tabel 4.13 Karateristik Penyediaan Sarana dan Prasarana Memadai ................. 57
Tabel 4.14 Karateristik Keadaan Rumah Sakit Selalu Bersih............................. 58
Tabel 4.15 Indikator Kondisi Fisik ..................................................................... 60
Tabel 4.16 Karakteristik Makanan yang diberikan kepada Pasien Bergizi ........ 62
Tabel 4.17 Karakteristik Pola Makanan Diberikan Secara Teratur .................... 64
Tabel 4.18 Indikator Makanan dan Menu ........................................................... 66
Tabel 4.19 Karateristik Kemudahan Pelayanan .................................................. 68
Tabel 4.20 Karateristik Kesederhanaan Alur Pelayanan..................................... 69
Tabel 4.21 Indikator Administrasi Pelayanan ..................................................... 71
Tabel 4.22 Karakteristik Sesuai Biaya yang Dibayarkan dengan Biaya yang
Telah Ditetapkan ..............................................................................73
Tabel 4.23 Karateristik Kemudahan Akses Biaya Pelayanan ............................. 75
Tabel 4.24 Indikator Pembiayaan ....................................................................... 77
Tabel 4.25 Variabel Kualitas Pelayanan ............................................................ 79
Tabel 4.26 Karateristik Menyediakan Kotak Saran ............................................ 83
Tabel 4.27 Karakteristik Menelpon Langsung Pihak Rumah Sakit atau Melalui
Media Sosial ..................................................................................... 84
Tabel 4.28 Indikator Keluhan dan Saran ............................................................ 87
Tabel 4.29 Karateristik Memberikan Hak dan Kewajiban Yang Sama .............. 88
Tabel 4.30 Tidak Sewenang-Wenang Dalam Pelayanan .................................... 90
Tabel 4.31 Indikator Ghost Shopping ................................................................. 92
Tabel 4.32 Karakteristik Standar Operasional Prosedur (SOP) Rumah Sakit ... 94
Tabel 4.33 Karateristik Sikap Petugas Menunjukkan Kegagalan dalam
Pelayanan ......................................................................................... 96
Tabel 4.34 Indikator Lost Customer ................................................................... 97
Tabel 4.35 Karateristik Mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 100
Tabel 4.36 Karateristik Pelayanan Tidak Membeda-Bedakan Antara Status
Sosial Ataupun Golongan................................................................. 101
Tabel 4.37 Indikator Survey Kepuasan Pelanggan ............................................. 103
Tabel 4.38Variabel Kepuasan Pasien (Y) ........................................................... 106
Tabel 4.39 Ringkasan Hasil Uji Validitas ........................................................... 110
Tabel 4.40 Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Kualitas pelayanan (X) ................... 111
Tabel 4.41 Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Kepuasan Pasien (Y) ...................... 112
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi
masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin
meningkat pula tuntutan masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal ini menuntut
penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang lebih baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat
penyembuhan penyakit tetapi juga mencakup pelayanan yang bersifat
pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan
kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan (Anonim, 2004).
Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru
pelayanan kesehatan mensyaratkan rumah sakit memberikan pelayanan
berkualitas sesuai kebutuhan dan keinginan pasien dengan tetap mengacu pada
kode etik profesi dan medis. Dalam perkembangan teknologi yang pesat dan
persaingan yang semakin ketat, maka rumah sakit dituntut untuk melakukan
peningkatan kualitas pelayanannya.
Kualitas pelayanan terhadap pasien juga dibahas dalam Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, dimana pada Bab I Ketentuan Umum
pada pasal 1 angka 6 yang berbunyi : setiap oramg yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Berdasarkan undang-undang
yang disebutkan tadi dapat digambarkan bahwa kualitas pelayanan terhadap
pasien memang sangat penting.
Kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting karena dengan
pelayanan yang baik maka kepuasan pasien juga akan berdampak positif bagi
Rumah Sakit. Memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik, bukanlah
sesuatu yang mudah bagi pengelola rumah sakit karena pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit menyangkut kualitas hidup para pasiennya sehingga
bila terjadi kesalahan dalam tindakan medis dapat berdampak buruk bagi
pasien. Dampak tersebut dapat berupa sakit pasien bertambah parah, kecacatan
bahkan kematian (Jacobalis, 1995).
Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga
penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan pelanggan/konsumen dengan
memberikan pelayanan terbaik. Para konsumen akan mencari produk berupa
barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang
terbaik kepadanya (Assauri, 2003). Masalah utama sebagai sebuah lembaga
jasa pelayanan kesehatan adalah semakin banyaknya pesaing. Oleh karena itu,
rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan konsumen dengan
meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan konsumennya meningkat.
Pihak rumah sakit perlu secara cermat menentukan kebutuhan konsumen
sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan atas
pelayanan yang diberikan (John, 1992).
Mutu pelayanan yang rendah akan mengakibatkan ketidak puasan pasien
yang berakibat munculnya berbagai keluhan. Keluhan yang terjadi diakibatkan
karena ketidak sesuaian antara harapan pasien dan kenyataan yang dialaminya,
sehingga terjadi kekecewaan terhadap pasien.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Valentina Anissa Febriani
Mahasiswa Universitas Diponegoro Fakultas Ekonomika dan Bisnis tentang
“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen (Studi
pada Pasien Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo”
tahun 2012. Fokus penelitiannya yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi tingkat kepuasan para pasien RSCM dengan metode
penelitian pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan sampel menggunakan
accidental sampling dan analisis yang digunakan adalah regrisi linear berganda.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kelima hipotesis dapat diterima.
Hasil ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara wujud
fisik, kehandalan dalam menangani konsumen, daya tanggap, jaminan yang
diberikan dan empati terhadap kepuasan konsumen.
RSUD Padjonga Dg. Ngalle adalah Rumah Sakit Umum Daerah type C
yang terletak di Pusat Kota Takalar, milik pemerintah Kabupaten Takalar. di
dirikan pada tahun 1981, merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas
Kesehatan yang dipimpin oleh seorang Direktur yang secara teknis
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan secara operasional
kepada Daerah TK II Kab. Takalar. RSUD Padjonga Dg. Ngalle telah berupaya
keras dalam mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat tanpa
melupakan kualitas pelayanan. Namun, beberapa keluhan-keluhan yang
disampaikan pasien maupun keluarga pasien RSUD Padjonga Dg. Ngalle,
seperti pasien yang masuk di bagian UGD yang harus diberi pertolongan
secepatnya, namun petugas agak lambat dalam pemberian pelayanan. Selain itu
beberapa toilet dan WC belum berfungsi dengan baik, sehingga mengakibatkan
belum ada rasa aman dan nyaman bagi pasien rawat inap.
Pada tahun 2016 sampai April tahun 2018 jumlah kunjungan pasien
terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga kualitas pelayanan rumah sakit dan
kinerja perawat juga perlu ditingkatkan. Menurut data Rekam Medis RSUD
Padjonga Dg. Ngalle bahwa jumlah kunjungan rawat inap tahun 2016 sebanyak
17.254orang, tahun 2017 sebanyak 16.637orang, dan tahun 2018 pada bulan
januari sampai april sebanyak 5.016 orang. Serta jumlah pasien rawat jalan
tahun 2016 sebanyak 72.997 orang, tahun 2017 sebanyak 83.343 orang, dan
tahun 2018 pada bulan januari sampai april sebanyak 30.216 orang (Rekam
Medis RSUD Padjonga Dg. Ngalle, 2018).
Besarnya kunjungan pasien setiap tahunnya menjadi peranan penting
bagi pihak RSUD Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar memberikan
pelayanan pengobatan kepada semua pasien dengan baik dan adil. Namun
pelayanan yang diberikan berbanding terbalik dengan tingkat kepuasan pasien
dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Ternyata, masih ada diskriminasi
pelayanan dalam layanan kesehatan di RSUD Syeh Yusuf Kabupaten Gowa.
Keluhan yang sama disampaikan oleh salah seorang pasien rawat inap ruang
perawatan bangsal yang pada bulan September 2017 bahwa pada ruang
perawatan tersebut tidak ada air, sehingga pasien meminta untuk dipindahkan
keruangan yang lain, namun pada ruangan perawatan tersebut justru
sebaliknya, air mengalir secara terus menerus, ternyata kran air sudah tidak
berfungsi dengan baik.
Berdasarkan masalah yang ada di RSUD Padjongan Dg. Ngalle dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, maka perlu dilakukan penelitian untuk
memberikan solusi yang tepat agar kepuasan pasien di RSUD tersebut dapat
meningkat dan memberikan respon positif yang baik. Melalui pemaparan latar
belakang masalah penelitian yang telah peneliti kemukakan, maka judul
penelitian ini adalah “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pasien RSUD Padjonga Dg. Ngalle di Kabupaten Takalar”.
B. Rumusan Masalah
Di dalam penelitian, masalah dapat didefinisikan sebagai pertanyaan-
pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui kegiatan penelitian. Dari
fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian dapat
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan yang di
BLUD RSUD Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar?
2. Bagaimana tanggapan responden terhadap kepuasan pasien di BLUD RSUD
Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar?
3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien di BLUD
RSUD Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan yang telah diuraikan pada rumusan masalah diatas, maka
adapun tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan yang di
BLUD RSUD Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar.
2. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kepuasan pasien di BLUD
RSUD Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar.
3. Untuk mengetahui kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan
pasien di BLUD RSUD Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori–teori yang
mengenai kualitas pelayanan, kepuasan pasien, dan untuk mengungkapkan
faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan pasien serta dapat dimanfaatkan
untuk penelitian selanjutnya, khususnya di bidang yang sesuai.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pemerintah daerah khususnya bagi BLUD RSUD Padjonga Dg.Ngalle di
Kabupaten Takalar, berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan
rawat inap yang diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada
hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Karenanya Birokrasi publik
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik
dan profesional (Irsan, 2012).
Menurut Moenir (2001), Pelayanan publik adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor
material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Tujuan pelayanan publik adalah
mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan
oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai
pilihannya dan cara mengaksesnya yang direnecanakan dan disediakan oleh
pemerintah. Berkaitan dengan layanan publik yang profesional sesuai dengan
tuntutan masyarakat, menurut Thoha (Widodo, 2001) Pelayanan publik yang
profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas
dan responsibilitas dan pemberi layanan (aparatur pemerintah) dengan ciri
sebagai berikut:
a. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan
sasaran.
b. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan
secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
c. Kejelasan dan kepastian (transparan) mengandung akan arti adanya
kejelasan dan kepastian mengenai : Prosedur/tata cara pelayanan ;
Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan
administrative ; Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan ; Rincian biaya/tarif
pelayanan dan tata cara pembayarannya ; Jadwal waktu penyelesaian
pelayanan.
d. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan satuan
kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian,
rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
e. Efisiensi, mengandung arti :
1) Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung
dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan
keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan.
2) Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses
pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya
kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang
terkait.
f. Ketepatan, waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan
masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan
g. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa
yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani.
h. Adaptif, cepat menyelesaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan,
keinginan dan aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami
tumbuh kembang.
Lebih lanjut Thoha (Widodo, 2001) mengatakan, secara teoritis
sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa
memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayanan masyarakat (public service
function), fungsi pembangunan (development function) dan fungsi
perlindungan (protection function) Sementara menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No./KEP/25//M.PAN/2/2004 Pelayanan
publik adalah segala kegiatan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan public sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dari pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pelayanan publik adalah suatu proses kegiatan yang menjadi tugas pokok atau
tanggung jawab para aparatur pemerintah negara ataupun daerah guna
memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat baik berupa
pelayanan administratif ataupun pelayanan jasa demi tercapainya tujuan negara
yakni kesejahteraan masyarakatnya.
2. Konsep Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah “excellent service” yang
secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik
atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki
instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian
pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban
aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. (Bintaro, 2014).
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat
memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan
focus kepada pelanggan. Pelayanan prima dalam sector publik didasarkan pada
aksioma “pelayanan adalah pemberdayaan”. Pelayanan pada sector bisnis
berorientasi profit, sedangkan pelayanan prima pada sector publik berjutuan
memenuhi kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Bagi perusahaan, pelayanan prima bertujuan terhadap kelangsungan
hidup perusahaan. Apabila pelayanan yang diberikan tidak memuaskan
tentu saja mengecewakan pelanggannya. (Bintaro, 2014).
Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas
pelayanan pemerintah kepada sebagai pelanggan dan sebagai acuan
pengembangan penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan
atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang
bentuk, alas an, waktu, tempat, dan proses pelayanan yang pelayanan prima
adalah sebagai berikut:
a. Rasa memiliki terhadap instansi.
b. Rasa kebanggan terhadap pekerjaan.
c. Loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan.
d. Ingin menjaga martabat dan nama baik instansi.
Untuk perusahaan profit, tentu saja pelayan prima ini merupakan hal
terpenting, karena kelangsungan hidup perusahaan tentu saja dipengaruhi oleh
pelayanan prima yang diberikan oleh perusahan tersbut. Jika perusahaan
tidak dapat memberikan kepuasaan kepada pelanggan tetentu saja pelanggan
akan berpaling kepada perusahaan lain. oleh karena itu, beberapa
perusahaan melakukan bebrapa hal dalam peningkatan kualitas
pelayanannya. Dispilin dalam bekerjapun merupakan salah satu faktor
penunjang dalam memberikan pelayanan.
Pelayanan Prima, adalah pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat/pengguna jasa (customer) minimal sesuai dengan standar seingga
orang yang dilayani merasa puas, gembira, atau senang. Pelayanan prima
adalah kegiatan untuk memberikan nilai tambah agar dapat memenuhi atau
melampui harapan pelanggan. Pelayanan prima merupakan terjemahan atau
melampaui harapan. Pelayanan prima merupakan terjemahan dari “Excellent
Service”, yang berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik.
Letinen, mengemukakan bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung dengan manusia atau mesin secara fisik,
untuk menyediakan kepuasaan konsumen. Gumehsoson, menyatakan bahwa
pelayanan adalah sesuatu yang dapat diperjualbelikan dan bahkan
tidak dihilangkan. (Bintaro, 2014).
Untuk melaksanakan tugas sebagai abdi Negara atau abdi masyarakat
tentunya didasari pada pelayanan yang mengacu pada kepuasaan
pelanggan/masyarakat (customer satisfaction) yang dilayani. Definisi
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah mebandingkan kinerja
(hasil) yang dirasakan dengan harapannya, dengan diasumsikan bahwa kalau
kinerja di bawah harapan, pelanggan akan merasa kecewa, kalau knierja sesuai
harapan, pelanggan akan merasa puas, dan kalau kinerja melebihi harapan,
pelanggan akan sangat puas. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama
pelayanan prima. Setiap aparatur pelayanan berkewajiban untuk berupaya
memuasakan pelanggannya. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila
aparatur pelayanan mengetahui siapa pelanggannya, maka aparatur pelayanan
akan dapat mengdefinisikan apa keinginan pelanggan. Dengan demikian
maka harapan masyarakat terhadap pelayanan: ialah; maikn lama maikn baik
(better), makin lama maikn cepat (faster), makin lama makin diperbaharui
(never), makin lama makin murah (cheaper), dan makin lama makin
sederhana (more simple). (Bintaro, 2014).
3. Konsep Kualitas
Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang
berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuian dengan
persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan
berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan
pelanggan, melakukan segala sesuatu yang membahagiakan. Dalam persepektif
TQM (Total Quality Management) kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu
tidak hanya aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses,
lingkungan dan manusia.
Hal ini jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan oleh Goeth dan
Davis yang dikutip Tjiptono (2000), bahwa kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sebaliknya, menurut
Lukman (1999), definisi kualitas bervariasi dari yang kontroversional hingga
kepada yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas biasanya
menggambarkan karakteristik langsung suatu produk, seperti: (1) ferformansi
(performance); (2) keandalan (reliability); (3) mudah dalam penggunaan (ease
of use); (4) estetika (esthetics), dan sebagainya. Oleh karena itu, kualitas pada
prinsipnya adalah untuk menjaga janji pelanggan agar pihak yang dilayani
merasa puas dan diungkapkan.
Ibrahim (1997), mendeskripsikan kualitas dari pengamatan produsen
yang dirangkum sebagai berikut: “kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis
yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit. Strategi ini
menggunakan seluruh kemampuan sumber daya manajemen, modal, teknologi,
peralatan, material, sistem dan manusia perusahaan untuk menghasilkan barang
atau jasa bernilai tambah bagi manfaat masyarakat serta memberikan
keuntungan kepada para pemegang saham”.
Sedangkan The American Society for Quality Control dalam Aviliani dan
Wilfidrus (1997), mendefinisikan kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan
karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau yang bersifat laten.
Gilmore (1974), mengartikan bahwa kualitas sebagai derajat sejauh mana
produk memenuhi suatu desain atau spesifikasi ketat akhir-akhir ini menuntut
sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan
konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan
akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya.
Berdasarkan beberapa pengertian kualitas di atas dapat diartikan bahwa
kualitas hidup kerja harus merupakan suatu pola pikir (mindset), yang dapat
menterjemahkan tuntutan dan kebutuhan pasar konsumen dalam suatu proses
manajemen dan proses produksi barang atau jasa terus menerus tanpa hentinya
sehingga memenuhi persepsi kualitas pasar konsumen tersebut.
4. Konsep Kualitas Pelayanan Kesehatan
Kualitas layanan merupakan pelayanan terbaik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau lembaga yang memberi kepuasan bagi pelanggan
atau masyarakat dan pada gilirannya kepuasan itu akan menciptakan loyalitas
pelanggan atau masyarakat kepada seseorang/ kelompok/lembaga yang
memberikan pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan sebagai spesifikasi dari
pelayanan publik itu sendiri menurut Levey dan Loomba (Azwar, 1996),
adalah : ”Setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, dan atau pun masyarakat”.
Menurut Lukman (1999), pelayanan adalah kegiatan-kegiatan yang tidak
jelas, namun menyediakan kepuasan konsumen dan atau pemakai industri serta
tidak terikat pada penjualan suatu produk atau pelayanan lainnya. Lebih lanjut
dikatakan bahwa pelayanan adalah suatu urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung dengan orang-orang atau mesin secara fisik dan
menyediakan kepuasan konsumen.
Kualitas pelayanan yang baik mutlak diberikan oleh suatu usaha jasa.
Dengan munculnya perusahaan pesaing baru akan mengakibatkan persaingan
yang ketat dalam memperoleh konsumen maupun mempertahankan pelanggan.
Konsumen yang jeli tentu akan memilih produk dan jasa yang merupakan
kualitas baik. Kualitas merupakan strategi bisnis dasar yang menyediakan
barang dan jasa untuk memuaskan secara nyata pelanggan internal dan
eksternal dengan memenuhi harapan-harapan tertentu secara eksplisit maupun
implisit.
Pelayanan kesehatan yang baik menurut Azwar (1996), harus memenuhi
syarat-syarat pokok sebagai berikut:
a. Tersedia dan berkesinambungan, artinya jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya
dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar, artinya tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.
c. Mudah dicapai, untuk mewujudkan pelayanan yang baik, pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, sehingga tidak terjadi
konsentrasi sarana kesehatan yang tidak merata.
d. Mudah dijangkau, artinya harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Berkualitas, yaitu yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, menurut Utama (2005), indikatorpelayanan kesehatan yang
dapatmenjadi prioritas menentukan kepuasan pasien, diantaranya adalah seperti
berikut:
a. Kinerja tenaga dokter, adalah prilaku atau penampilan dokter rumah sakit
dalam proses pelayanan kesehatan pada pasien, yang meliputi ukuran:
layanan medis, layanan nonmedis, tingkat kunjungan, sikap, dan
penyampaian informasi.
b. Kinerja tenaga perawat, adalah perilaku atau penampilan tenaga perawat
rumah sakit dalam proses pemberian pelayanan kesehatan pada pasien, yang
meliputi ukuran: layanan medis, layanan nonmedis, sikap, penyampaian
informasi, dan tingkat kunjungan.
c. Kondisi fisik, adalah keadaan sarana rumah sakit dalam bentuk fisik seperti
kamar rawat inap, jendela, pengaturan suhu, tempat tidur, kasur dan sprei.
d. Makanan dan menu, adalah kualitas jenis atau bahan yang dimakan atau
dikonsumsi pasien setiap harinya, seperti nasi, sayuran, ikan, daging, buah-
buahan, dan minuman. Menu makanan adalah pola pengaturan jenis
makanan yang dikonsumsi oleh pasien.
e. Sistem administrasi pelayanan, adalah proses pengaturan atau pengelolaan
pasien dirumah sakit yang harus diikuti oleh pasien (rujukan dan biasa),
mulai dari kegiatan pendaftaran sampai pase rawat inap.
f. Pembiayaan, adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada rumah
sakit selaras pelayanan yang diterima oleh pasien, seperti biaya dokter, obat-
obatan, makan, dan kamar.
Hal senada juga disampaikan oleh Jacobalis (2001), bahwa pelayanan
kesehatan yang baik harus memenuhi syarat-syarat, ”tersedia dan terjangkau,
tepat kebutuhan, tepat sumber daya, tepat standar profesi/etika profesi, wajar
dan aman, kualitas memuaskan bagi pasien yang dilayani”. Menurut Schulz R.
Dkk (2003), pelayanan medis yang baik adalah pelayanan medis yang
memenuhi syarat-syarat :
a. Didasari oleh praktek medis yang rasional dan didasari oleh ilmu
kedokteran.
b. Mengutamakan pencegahan.
c. Terjadinya kerja sama antara masyarakat dengan ilmuwan medis.
d. Mengobati seseorang sebagai keseluruhan.
e. Memelihara kerjasama antara dokter dengan pasien.
f. Berkoordinasi dengan pekerja sosial.
g. Mengkoordinasikan semua jenis pelayanan medis.
h. Mengaplikasikan pelayanan modern dari ilmu kedokteran yang dibutuhkan
masyarakat.
Untuk melihat pelayanan itu berkualitas dan memenuhi keinginan
pelanggan atau masyarakat, ada beberapa cara-cara untuk menilainya, antara
lain dengan sistem keluhan dan saran, survei kepuasan pelanggan, serta
pengamatan pada kepuasan pelanggan. Dengan demikian fokus pada
kebutuhan/keinginan masyarakat diartikan sebagai orientasi pemerintah
terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat atas layanan yang diinginkan
masyarakat.
Kualitas pelayanan kesehatan bersifat multidimensional, yaitu kualitas
menurut pemakai jasa layanan kesehatan (pasien, dan keluarga), dan kualitas
menurut penyelenggara pelayanan kesehatan (dokter, perawat dan petugas
lainnya).
Pengertian kualitas atau kualitas pelayanan kesehatan secara umum dapat
disebutkan sebagai berikut (Azwar, 1996), Yang dimaksud dengan kualitas
pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada
setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer) dimensi
kualitas layanan kesehatan menurut Azwar (1996), sebagai berikut: ”Kualitas
pelayanan kesehatan lebih terkait pada ketanggapan petugas memenuhi
kebutuhan pasien, kelancaran berkomunikasi antara petugas dengan pasien,
keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan atau
kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien”. Petugas dimaksud
adalah tenaga medis/dokter dan paramedis serta tenaga pendukung yang
bertugas memberikan pelayanan kepada pasien yang dirawat harus mengikuti
kode etik yang telah ada.
Kualitas pelayanan rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan
ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit
sebagai suatu sistem. Kualitas asuhan kesehatan adalah derajat dipenuhinya
standar profesi yang baik dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil akhir
seperti yang diharapkan yang menyangkut asuhan, diagnosa, tindakan, dan
pemecahan masalah teknis. Pemahaman konsep tentang kualitas pelayanan
terikat dengan faktor kepuasan pasien walaupun puasnya pasien itu tidak selalu
sama dengan pelayanan berkualitas (Sumarwanto, 1994). Umumnya kualitas
pelayanan medis di rumah sakit sangat tergantung pada individu dokter, dan
diluar kewenangan direksi rumah sakit untuk mengaturnya (Rijanto, 1994).
Variabel input dalam proses mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan adalah:
a. Faktor manusia: pemberi jasa layanan langsung (administrator dan
professional tidak langsung (pemilik ).
b. Faktor sarana: bangunan dan peralatan rumah sakit.
c. Faktor manajemen: prosedur pelayanan yang dipergunakan rumah sakit.
Dengan demikian kualitas pelayanan kesehatan yang baik pada dasarnya
apabila pelayanan tersebut tersedia dan terjangkau, tepat kebutuhan, tepat
tujuan, tepat sumber dayanya, tepat standart profesi, wajar dan aman,
memuaskan bagi pasien yang dilayani.
5. Konsep Kepuasan Pasien
Menurut Oliver (dalam Barnes, 2003), ”kepuasan adalah tanggapan
pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan”, sedangkan Kotler (2000)
mengemukakan bahwa tingkat kepuasan adalah: “Satisfaction is a person’s
feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product’s
percieved performance (or outcome) in relation to his or her expectations.”
Artinya, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil)
suatu produk dan harapan-harapan Sukar untuk mengukur tingkat kepuasan
pasien, karena menyangkut perilaku yang sifatnya sangat subyektif. Kepuasan
seseorang terhadap suatu obyek bervariasi mulai dari tingkat sangat puas, puas,
cukup puas, kurang puas, sangat tidak puas.
Dengan pelayanan yang sama untuk kasus yang sama bisa terjadi tingkat
kepuasan yang dirasakan pasien akan berbeda-beda. Hal ini tergantung dari
latar belakang pasien itu sendiri, karakteristik individu yang sudah ada sebelum
timbulnya penyakit yang disebut dengan predisposing factor. Faktor-faktor
tersebut antara lain : pangkat, tingkat ekonomi, kedudukan sosial, pendidikan,
latar belakang sosial budaya, sifat umum kesukuan, jenis kelamin, sikap mental
dan kepribadian seseorang (Anderson, 2009).
Bila pasien atau konsumen merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan dalam arti sesuai dengan apa yang diharapkan, besar kemungkinan
konsumen ini akan kembali pada kesempatan lain yang lebih penting lagi
pasien atau konsumen akan menceritakan pada teman-temannya tentang
kepuasan yang diterimanya. Untuk itu rumah sakit perlu selalu menjaga
hubungan dengan penderita-penderita yang telah menggunakan jasa pelayanan
rumah sakit.
Kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan merupakan
perbandingan antara layanan yang diterima dengan layanan yang diharapkan.
Bila hasilnya mendekati satu maka masyarakat akan puas, begitu juga
sebaliknya bila harganya jauh lebih kecil dari satu maka masyarakat semakin
tidak puas. Idealnya adalah melebihi satu yang berarti bahwa jasa layanan yang
diberikan melebihi harapan, atau ada harapan yang tidak diduga (antisipasi)
yang dipuaskan. Bila hal ini tercapai maka masyarakat akan sangat puas
terhadap layanan yang diterima Secara teoritis, definisi di atas dapatlah
diartikan, bahwa semakin tinggi selisih antara kebutuhan pelayanan kesehatan
yang berkualitas sesuai keinginan pasien dengan pelayanan yang telah
diterimanya, maka akan terjadi rasa ketidakpuasan pasien. Asumsi teoritis di
atas selaras pendapat Gibson (2007), yang dapat disimpulkan bahwa kepuasan
seseorang (pekerja, pasien atau pelanggan) berarti terpenuhinya kebutuhan
yang diinginkan yang diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu,
pekerjaan, dan memperoleh perlakuan tertentu atau memperoleh sesuatu sesuai
kebutuhan yang diinginkan.
Istilah kepuasan dipakai untuk menganalisis atau mengevaluasi hasil,
membandingkan kebutuhan yang diinginkan yang ditetapkan individu dengan
kebutuhan yang telah diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas dapatlah
disimpulkan bahwa berbagai kegiatan dan prasarana kegiatan pelayanan
kesehatan yang mencerminkan kualitas rumah sakit merupakan determinan
utama dari kepuasan pasien. Pasien akan memberikan penilaian (reaksi afeksi)
terhadap berbagai kegiatan pelayanan kesehatan yang diterimanya maupun
terhadap sarana dan prasarana kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap kondisi rumah sakit (kualitas baik atau
buruk) merupakan gambaran kualitas rumah sakit seutuhnya berdasarkan
pengalaman subjektif individu pasien.
Menurut Kotler, (2007) ada 4 metode untuk mengukur kepuasan pasien,
yaitu :
a. Sistem Keluhan dan Saran
Saran dan keluhan dari setiap pasien sangat diperlukan. Ini bisa
menjadi materi anda untuk mengevaluasi bagaimana cara kerja rumah sakit.
Anda dapat meletakkan sebuah kotak saran di lokasi yang strategis seperti
tempat resepsionis atau kasir. Sehingga pelanggan dapat lebih mudah
menemukan kotak saran tersebut. Selain itu keluhan dan saran juga bisa
ditampung melalui telepon langsung ke rumah sakit atau melalui akun
media sosial perusahaan. Seperti facebook, twitter, instagram, dll.
b. Ghost Shopping
Ghost Shopping adalah salah satu cara untuk memperoleh gambaran
kepuasan pasien dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk menjadi atau bersikap sebagai pelanggan potensial produk
perusahaan dan juga pesaing perusahaan. Peran ghost shopping sangat
berguna. Sebab mereka bisa memberi anda laporan tentang kelebihan dan
kelemahan perusahaan anda dan pesaing anda. Selain itu, mereka juga bisa
menjelaskan bagaimana pesaing anda bertindak dalam melayani konsumen.
Sehingga perusahaan dapat mengevaluasi kinerja perusahaannya dan
mengambil sisi kelebihan dari perusahaan lain.
c. Lost Customer Analysis
Metode ini dilakukan dengan cara menghubungi langsung pelanggan
yang telah berhenti berlangganan dengan perusahaan anda atau sudah
beralih ke produk lain. Sehingga anda bisa mendengar dengan jelas apa
alasan mereka sehingga mereka tidak lagi berbelanja dengan anda.
d. Survei Kepuasan Pelanggan
Banyak perusahaan yang sudah melakukan cara ini. Melalui survei
perusahaan akan mengetahui tanggapan dan timbal balik secara langsung
dari pelanggan dan memberikan tanda baik kepada pelanggan bahwa
perusahaan senantiasa memperhatikan pelanggannya. Ini juga memberikan
keuntungan bagi perusahaan untuk memahami apa yang diinginkan oleh
pelanggannnya.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Harapan, kebutuhan, emosional dan kinerja pelayanan kesehatan bagi
pasien merupakan bagian dari kepuasan pasien yang diyakini mempunyai
peranan yang besar dalam menentukan kualitas jasa pelayanan kesehatan. Pada
dasarnya ada hubungan yang erat antara pentuan kualitas pelayanan kesehatan
dan kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah sejauh mana anggapan kinerja
pelayanan kesehatan rumah sakit memenuhi harapan, kebutuhan dari hasil
kinerja yang menimbulkan reaksi emosional pada diri pasien, bila kualitas
pelayanan kesehatan yang diterima tidak sesusai dengan kebutuhan pasirn dan
juga jauh dari harapan maka pasien akan kecewa, sebaliknya bila yang diterima
sama atau lebih dari kebutuhan dan harapanya maka pasien akan puas. Kinerja
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan melebihi harapan, pasien akan
merasa sangat puas, gembira atau senang
Pelayanan rumah sakit terdiri dari pelayanan internal dan eksternal.
Pelayanan internal berkaitan dengan pelayanan eksternal Tjiptono (2000)
menguraikan bahwa kualitas pelayanan akan mendorong terwujudnya tingkat
kepuasan penerima jasa kualitas tersebut.
Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini adalah :
a. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Hakiki (2010), Mahasiswa Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa Serang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
Provinsi Banten” Tahun 2010. Focus penelitiannya yaitu untuk mengetahui
kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan pasien di RSUD Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak dengan metode penelitian pendekatan kuantitatif asosiatif,
teknik pengumpulan sampel menggunakan incidental sampling dan analisa
data dengan rumus product moment. Hasil dari penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
kepuasan pasien.
b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2012), Mahasiswa
Universitas Diponegoro Fakultas Ekonomika dan Bisnis tentang “Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen (Studi pada
Pasien Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo”
tahun 2012. Focus penelitiannya yaitu untuk menganalisis faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan para pasien RSCM dengan
metode penelitian pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan sampel
menggunakan accidental sampling dan analisis yang digunakan adalah
regrisi linear berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kelima
hipotesis dapat diterima. Hasil ini adalah terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara wujud fisik, kehandalan dalam menangani konsumen, daya
tanggap, jaminan yang diberikan dan empati terhadap kepuasan konsumen.
c. Hasl penelitian yang dilakukan oleh Nova (2010), Mahasisawa Universitas
Sebelas Maret Surakarta Fakultas Ekonomi tentang “Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta” tahun 2010. Fokus penelitiannya yaitu untuk
mengetahui tingkat kesesuaian antara harapan pasien rawat inap terhadap
kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta dan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
dengan metode penelitian pendekatan kuantitatif desain survey dengan
teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik proportional random
sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa semua variabel dari
dimensi kualitas pelayanan (keandalan, ketanggapan, keyakinan,
keberwujudan dan empati) secara bersama-sama memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Surakarta. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
alternatif (Ha) dapat diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan BLUD RSUD H.
Padjonga Dg.Ngalle Terhadap Kepuasan Pasien di Kabupaten Takalar”
penelitian ini akan menganalisis variabel X “Kualitas Pelayanan BLUD RSUD
H. Padjonga Dg.Ngalle” terhadap variabel Y “Kepuasan Pasien”.
Variabel X “Kualitas Pelayanan BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle”
akan dianalisis menggunakan indikator kualitas pelayanan menurut Utama
(2005), yaitu kinerja tenaga dokter, kinerja tenaga perawat, kondisi fisik rumah
sakit, makanan dan menu pasien, sistem administrasi pelayanan, pembiayaan
dan rekam medis. Variabel Y “Kepuasan Pasien” akan dianalisis menggunakan
indikator kepuasan pasien menurut Kotler (2007), Keluhan dan Saran, Ghost
shopping, Lost customer analysis, survey kepuasan pelanggan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi BLUD
RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle dalam memberikan pelayanan kepada pasien
agar mendapatkan respon positif dari pasien di BLUD RSUD H. Padjonga
Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar. Uraian yang telah dikemukakan, mendasari
lahirnya karangka pikir penelitian seperti pada Gambar 2.5:
Bagan Karangka Pikir
Gambar 2.1: Kerangka Pikir
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar
Variabel Y
Kepuasan Pasien
(Kotler, 2007) :
1. Keluhan dan Saran
2. Ghost Shopping
3. Lost Customer
4. Survey Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pasien di BLUD RSUD
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar
Variabel X
Kualitas Pelayanan
(Utama, 2005) :
1. Kinerja tenaga dokter
2. Kinerja tenaga perawat
3. Kondisi fisik rumah sakit
4. Makanan dan menu pasien
5. System administrasi pelayanan
6. Pembiayaan
D. Definisi Operasional
Berdasarkan pokok permasalahan yang akan diajukan, maka penulis
membuat penjelasan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian, sebagai berikut :
1. Variabel X “Kualitas Pelayanan BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar” :
a. Kinerja tenaga dokter yaitu untuk menilai kualitas pelayanan yang
diberikan dari rumah sakit salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
kinerja yang diberikan oleh Dokter dari rumah sakit tersebut apakah
pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di
rumah sakit.
b. Kinerja tenaga perawat yaitu tidak jauh beda dengan kinerja dokter
karena Dokter dan Perawat merupakan hal yang paling penting dari
kualitas pelayanan. Perawat juga harus memberikan pelayanan yang
sesuai dengan SOP yang berlaku di rumah sakit.
c. Kondisi fisik rumah sakit juga merupakan salah satu indicator penilaian
kualitas pelayanan rumah sakit karena dengan kondisi yang baik akan
memberikan kenyamanan pada pasien pada saat melakukan perawatan di
rumah sakit. Seperti kondisi bangunan yang baik, bersih, tenang dan
sebagainya.
d. Makanan dan menu pasien juga harus diperhatikan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Makanan dan menu pasien yang bersih dan
sehat akan membuat pasien merasa senang.
e. Sistem administrasi pelayanan juga merupakan salah satu indicator
pernilian kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit karena
dengan sistem administrasi yang baik maka pasien akan merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan.
f. Pembiayaan yaitu sejumlah uang yang harus dibayar oleh pasien seperti
biaya obat, penginapan, dokter dan lainnya harus jelas dan transparansi
kepada pasien dari awal pasien masuk di rumah sakit.
2. Variabel Y “Kepuasan Pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar”
a. System keluhan dan saran yaitu pihak rumah sakit tidak membatasi
kepada pasien untuk menyampaikan keluhan dan saran selama berada di
rumah sakit. Misalnya dengan menyediakan Menyediakan kotak saran
Atau Menelpon langsung pihak rumah sakit atau melalui media social.
b. Ghost Shoping merupakan suatu cara untuk melihat kinerja terutama
sumberdaya manusia dalam memberikan hak dan kewajiban yang sama
dalam pelayanan dan tidak sewenang-wenang dalam pelayanan
c. Lost Customer analysis yaitu menghubungi pasien ketika mengetahui
pasien tidak lagi menggunakan jasa yang diberikan atau memilih rumah
sakit karena Standar Operasional Prosedur (SOP) di rumah sakit tidak sesuai
dan Sikap petugas menunjukkan kegagalan dalam pelayanan.
a. Survey kepuasan pelanggan yaitu dengan melakukan survey hal tersebut
akan memudahkan rumah sakit dalam meningkatkan kuaitas pelayanan
yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan pelayanan tidak
membeda-bedakan antara status sosial ataupun golongan.
E. Hipotesis
Bedasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka hipotesis
dalam penelitian ini, adalah:
1. Hipotesis Nol (H0):
Tidak ada pengaruh antara el kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien
BLUD RSUD H. Padjoanga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien BLUD
RSUD H. Padjoanga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan. Setelah
seminar proposal dilaksanakan. adapun lokasi penelitian yaitu pada BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle di Kabupaten Takalar dengan pertimbangan
masih memiliki sejumlah pasien yang kurang puas terhadap pelayanan yang
diberikan, oleh karena itu Rumah Sakit ini sangat perlu disurvei dan dijadikan
sebagai lokasi penelitian.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena pada
penelitian kuantitatif ada dua variabel yang diteliti dan pada penelitian ini
terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel X “Kualitas Pelayanan
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar” dan variabel Y
“Kepuasan Pasien BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar”
Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Alasan
peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena pada penelitian deskriptif
mencari data dari sampel populasi kemudian penelitian di analisis sesuai
dengan metode yang digunakan. Begitupun pada penelitian ini peneliti akan
membagikan kuesioner kepada pasien untuk mengetahui kualitas pelayanan
yang diberikan oleh BLUD RSUD H. Padjoanga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian yaitu pasien pasien BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar. Jumlah populasi yang digunakan pada penelitian
yaitu jumlah pasien pada tahun 2019 berdasarkan data pasien BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar, pasien rawat jalan sebesar 7.174
orang dan rawat inap sebesar 1.322 orang jadi total keseluruhan jumlah pasien
di tahun 2019 adalah 8.496 orang. Dikarenakan jumlah populasi yang begitu
besar, maka peneliti memutuskan untuk mengambil sampel menggunakan
rumus Taro Yamane:
Teknik Sampel
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (diambil 10% (0,1))
maka,
n = 8496 = 98,7 dibulatkan menjadi 98
(8496 (0,1)2
+ 1)
Berdasarkan rumus yang telah digunakan, maka sampel penelitian ini
berjumlah 98 orang yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian sekaligus
menjadi responden penelitian dibagikan kuesioner. Teknik penentuan
pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random sampling,
yaitu melakukan pengambilan data secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan menggunakan
kuesioner (angket) menggunakan bentuk checklist. guna membantu responden
di BLUD RSUD H. Padjoanga Dg. Ngalle untuk menjawab dan mengisi
kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check (√) pada
tempat yang telah disediakan.
Peneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini, satu
kuesioner untuk memperoleh data terkait Kualitas Pelayanan (variabel X) dan
satu kuesioner untuk memperoleh data terkait Kepuasan Pasien (variabel Y).
Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada pegawai atau responden yang
berada di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar Guna
mempermudah proses pembuatan kuesioner maka terlebih dahulu peneliti
membuat kisi-kisi instrumen penelitian (lihat Lampiran).
Kuesioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data
kuantitatif. Skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi pegawai atau responden di BLUD RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle Kabupaten Takalar tentang variabel X “Kualitas Pelayanan” dan
variabel Y “Kepuasan Pasien” dengan menggunakan 5 (lima) pilihan jawaban
pada setiap item pertanyaan atau pernyataan yang dibuat oleh peneliti yang
akan dibagikan kepada responden, yaitu:
1. Sangat Setuju : diberi skor 5
2. Setuju (S) : diberi skor 4
3. Ragu-Ragu (RR) : diberi skor 3
4. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan
reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. Uji validitas dilakukan untuk
menguji keakuratan/ kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas
dilakukan untuk menguji kehandalan/ konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti
akan melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan software SPSS
version 26.0. Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung
dengan nilai rtabel Product Moment (lihat Lampiran). Jika nilai rhitung ≥ rtabel
maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula
sebaliknya. Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0.05.
Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan
software SPSS version 26.0. Pengujian realibilitas cukup dengan
membandingkan ralpha atau angka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha
atau angka cronbach alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner
dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data, yaitu:
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data kuesioner yang telah terkumpul dari jawaban responden pada BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
(generalisasi).
Teknik analisis statistik deskriptif yang akan digunakan dalam
penelitian ini berupa tabel, perhitungan modus, median, mean (pengukuran
tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata
dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%). Penentuan persentase
dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel
menggunakan rumus perhitungan persentase:
% =
x 100%
Keterangan rumus:
n = Skor yang diperoleh
N = Skor ideal
% = Persentase
Data yang sudah dipersentasekan lalu ditafsirkan dengan kalimat-
kalimat yang bersifat kualitatif, dimana hasil persentase itu dapat
digolongkan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1. Kriteria Jawaban Responden
Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif
80% - 100%
60% - <80%
40% - <60%
20% - < 40%
0% - < 20%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Tidak Baik
(Arikunto, 2010)
2. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran
pengaruh variabel Kualitas Pelayanan terhadap variabel Kepuasan Pasien
pada RSUD Padjoanga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar Digunakan pula
untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk
membuat perkiraan (prediction). Adapun rumus persamaan regresi
sederhana yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
Ý = a + b X
Keterangan rumus:
Ý= variabel Kualitas Pelayanan BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kab.
Takalar
X= variabel Kepuasan Pasien BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kab.
Takalar
a= konstanta
b= koefisien regresi
Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan
software SPSS version 26.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula
untuk melakukan uji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar
pengambilan keputusannya, adalah:
Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
1. RSUD Padjongan Dg. Ngalle Takalar
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Padjonga Daeng Ngalle adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Type C yang terletak di Pusat kota
Takalar, milik Pemerintah Kab. Takalar. Di dirikan pada Tahun 1981.
merupakan Unit Pelaksana Tehnis daerah yang dipimpin oleh
seorang Direktur.
RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle berubah salah satu unsur
organisasi perangkat daerah dengan disahkannya peraturan
daerah tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Padjonga Daeng Ngalle dengan
Perda ini maka rumah sakit menjadi unsur Lembaga Tehnik Daerah
(LTD) dalam bidang Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Padjonga Daeng Ngalle dan bertanggung Jawab
langsung kepada Kepala Daerah TK II Kab. Takalar.
Pada Tanggal 21 Agustus 2003 berubah Status dari Type D Ke
Type C, dengan SK MenKes RI No. 119/MenKes/SK/XIII. 2003. RSUD
H Padjonga Dg Ngalle Takalar ditetapkan Gubernur Sulsel, H Syahrul
YL sebagai terbaik II unit pelayanan publik tingkat Sulsel. Hal itu
sesuai penilaian dalam rangka citra pelayanan prima 2008 dan
penetapan RSUD H Padjonga Dg Ngalle sebagai pelayanan terbaik
tersebut tertuang dalam keputusan Gubernur Sulsel No
2398/VI/tahun 2008 tertanggal 16 Juni 2008.
Pada tanggal 01 januari 2015 RSUD H.Padjonga Daeng Ngalle
dengan tipe C dengan status menjadi BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah) dengan keputusan Bupati Takalar No.306 Tahun 2013
tentang penerapan PPK BLUD H.Padjonga Daeng Ngalle Takalar.
2. Visi dan Misi Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan
VISI :
Mewujudkan RSUD H PADJONGA DAENG NGALLE menjadi Rumah Sakit
dengan Pelayanan Kesehatan Terbaik Dikelasnya Tahun 2022.
MISI :
1. Memberikan pelayanan kesehatan spesialistik berkualitas dan terjangkau.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang maju, unggul, sejahtera dan bermartabat
3. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar rumah sakit
MOTTO :
“Kepercayaan Anda Adalah Semangat Kerja Kami”
3. Data Demografis Kabupaten Takalar
RSUD Takalar terletak kurang lebih 40 Km dari Ibu Kota Propinsi
Sulawesi Selatan,Makassar dan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan
Kabupaten Je’neponto. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Takalar adalah
merupakan bagian integral dari pembangunan yang dilaksanakan pemerintah
Kabupaten Takalar tentunya dituntut kemampuannya dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat bukan saja yang
berdomisili di Kabupaten Takalar, tetapi juga memberikan pelayanan bagi
masyarakat yang berdomilisi didaerah lain.
4. Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Padjonga Daeng Ngalle sekarang ini
telah memiliki SDM (Personal) yang memadai untuk memberikan pelayanan
dirumah sakit dan telah ada standarisasi pelayanan kesehatan yang
meningkatkan kinerja rumah sakit. Adapun sumber daya manusia yang dimiliki
RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle yang lebih jelasnya seperti pada tabel
berikut :
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH
1. Dokter Umum
PNS 12 Orang
PTT 1 Orang
PTT Daerah 6 Orang
Sukarela 5 Orang
2. Dokter Gigi 5 Orang
3. Dokter Ahli / Spesialis
1. Bedah Subspesialis
(Kerjasama FK Unhas)
2. Bedah Umum
3. Asisten Bedah Umum (Residen)
1
1
Orang
Orang
4. Anak 1 Orang
5. Penyakit Dalam 1 Orang
6. Kebidanan & Kandungan
7. Asisten Kebidanan & Kandungan
1
1
Orang
Orang
8. T.H.T 2 Orang
9. Radiologi 2 Orang
10. Mata 1 Orang
11. Saraf 1 Orang
12. Anasthesi 1 Orang
13. Patologi Klinik 1 Orang
14. Kulit dan Kelamin 2 Orang
4. S1. Kesehatan Masyarakat
PNS 4 Orang
Kontrak 4 Orang
Sukarela 5 Orang
5. S1. Keperawatan
PNS 1 Orang
Sukarela 6 Orang
6. D3 Keperawatan
PNS 20 Orang
Kontrak 50 Orang
Sukarela 53 Orang
7. SPK
PNS 31 Orang
Kontrak 31 Orang
Sukarela 26 Orang
8. D3 Kebidanan
PNS 3 Orang
Kontrak 1 Orang
Sukarela 8 Orang
9. D1. Kebidanan 9 Orang
10. Apoteker
PNS 3 Orang
Sukarela 1 Orang
11. S1. Farmasi
PNS 1 Orang
Kontrak 2 Orang
Sukarela 2 Orang
12. Asisten Apoteker
PNS 5 Orang
Sukarela 1 Orang
13. D3 Fisioterapi
PNS 4 Orang
Kontrak 1 Orang
14. D3 Analis Kesehatan
PNS 1 Orang
Kontrak 1 Orang
15. SMAK
PNS 4 Orang
Kontrak 1 Orang
16. D3. Sanitasi
PNS 2 Orang
Kontrak 1 Orang
Sukarela 4 Orang
17. Hiperkes
PNS 2 Orang
Kontrak 2 Orang
Sukarela 3 Orang
18. D1. SPPH 1 Orang
19. D3 GIGI
Sukarela 2 Orang
20. SPRG 4 Orang
21. D3. Apikes
PNS 3 Orang
Kontrak 1 Orang
Sukarela 2 Orang
22. S1. Gizi
Sukarela 1 Orang
23. D3. Gizi
PNS 8 Orang
Kontrak 2 Orang
Sukarela 2 Orang
24. D3. ATEM
PNS 3 Orang
Kontrak 5 Orang
Sukarela 6 Orang
24. D3. ATRO
PNS 4 Orang
Kontrak 4 Orang
Sukarela 4 Orang
25. S1. Administrasi
PNS 3 Orang
Kontrak 5 Orang
Sukarela 4 Orang
26. D1
Sukarela 2 Orang
27. SMA
PNS 7 Orang
Kontrak 20 Orang
Sukarela 29 Orang
28. SLTP
PNS 1 Orang
Kontrak 11 Orang
29. SD
Kontrak 13 Orang
Sumber : Data Kepegawaian RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle
5. Sarana dan prasarana
RSUD Takalar menyadari bahwa faktor lain yang tak kalah pentingnya
dalam meningkatkan pelayanan sehingga dapat memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat adalah meningkatkan sarana dan prasarana sehingga sumber daya
manusia yang ada di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dapat
bekerja secara optimal. Sedangkan Sarana dan Prasarana yang dimiliki RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut: (1).
Gedung berlantai dua 2 unit (2). Gedung unit bedah 1 unit (3). Gedung icu/iccu
(6TT) 1 unit (4). Gedung farmasi (apotik umum & askes) 1 unit (5). UGD
bedah 1 unit (6). UGD non bedah 1 unit (7). UGD kebidanan 1 unit (8).
Gedung poliklinik meliputi: a. poli umum 1 unit b. Poli bedah 1 umum c. Poli
interna 1 unit d. Poli kebidanan & kandungan 1 unit e. Poli anak 1 unit f. Poli
gigi 1 unit g. Poli THT 1 unit h. Poli mata 1 unit i. Poli kulit & kelamin 1 unit j.
Poli saraf 1 unit (9). Unit fisioterapi 1 unit (10). Gedung perawatan umum 1
unit (11). Gedung perawatan kebidanan 1 unit (12). Gedung perawataan VIP
10 unit (13). Instalasi gizi (dapur) 1 unit (14). Asrama perawat 2 unit (15).
Kamar jenazah 2 unit (16). Rumah dinas kepala rumah sakit 1 unit (17).
Rumah dinas dokter spesialis 4 dasar 4 unit (18). Gedung ISPRS 1 unit (19).
Musollah 1 unit (20). Gedung pembakaran limbah medik 1 unit (21). Mobil
ambulance 4 unit.
6. Struktur Birokrasi
a. Rumah Sakit Umum Daerah Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar
dipimpin oleh seorang Direktur. Dalam menjalankan tugasnya seorang
direktur dibantu Satu Kepala Bagian Tata Usaha dan tiga orang Kepala
Bidang
b. Bagian Tata Usaha membawahi Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian
Umum dan Perencanaan dan Evapor. Sub Bagian Keuangan bertanggung
jawab atas Penata Usaha Keuangan, Bendahara, Kasir, Asuransi Kesehatan.
Sementara Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Pelaporan bertanggung
jawab terhadap Evapor, Kepegawaian. Diklat dan Kemitraan, Perlengkapan,
Humas dan Marketing, Tata Usaha dan Rumah Sakit.
c. Ketiga Bidang itu meliputi:Bidang Pelayanan Medis, Bidang Keperawatan,
dan Bidang Penunjang, Bidang Pelayanan Medis dibantu Seksi Pelayanan
Medis dan Seksi Pelayanan Non Medis. Seksi Pelayanan Medis
bertanggung jawab atas Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan
Instalasi Gawat Darurat. Sementara Seksi Pelayanan Non Medis
bertanggung jawab unit-unit Non Medis seperti Rekam Medis, Pendaftaran
Rawat Jalan, Pendaftaran Rawat Inap, Promosi Kesehatan dan Pusat
Informasi.
d. Bidang Keperawatan membantu Seksi Rawat Jalan dan Rawat Inap dan
Seksi Asuhan Keperawatan Meski tidak membaw'ahi langsung tetapi
Bidang Keperawatan tetap berhubungan dengan Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Farmasi,
Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi dan Instalasi Gizi.
e. Bidang Penunjang membawahi Seksi Penunjang Medis dan Seksi
Penunjang Non Medis, Seksi Penunjang Medis meliputi Instalasi Farmasi,
Instalasi Laaboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Gizi. Seksi
Penunjanng Non Medis meliputi IPSRS dari Kcsling Laundry dan SIRS.
B. Deskripsi Data Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar dengan Responden penelitian adalah pasien BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar sebanyak 99 orang dengan rincian
responden seperti dibawah ini.
1) Karateristik Responden Berdasarkan Umur
Karateristik responden berdasarkan umur dapat dilihat sesuai dengan
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Karateristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)
1. 5 – 16 Tahun 12 12,3 %
2. 17 – 22 Tahun 23 23,5 %
3. 23 - 27 tahun 16 16,4 %
4. 28 – 32 tahun 9 9,2%
5. 33 – 50 Tahun 38 38,8%
Jumlah 98 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa frekuensi karateristik
responden berdasarkan umur pasien yang terendah berada pada umur 28
sampai 32 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase 9,2%. Sedangkan
frekuensi tertinggi terdapat pada umur pasien 33 sampai 50 tahun sebayak 38
orang dengan persentase 38,8%.
2) Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karateristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat sesuai
dengan tabel 4.2.
Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Tinkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 9 9,3 %
2. TK 4 4%
3. SD 10 10,2 %
4. SMP 22 22,4 %
5. SMA 33 33,7 %
6. DIII 5 5,2 %
7. S1 13 13,2 %
8. S2 2 2%
Jumlah 98 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa frekuensi karateristik
responden berdasarkan pendidikan yang terendah berada pada pendidikan
terakhir S2 sebanyak 2 orang dengan persentase 2%. Sedangkan responden
dengan frekuensi tertinggi berada pada pendidikan terakhir SMA sebanyak 33
orang dengan persentase 33,7%.
3) Karaterisktik Responden Berdasarkan Lama Perawatan Pasien
Karateristik responden berdasarkan lama perawatan pasien dapat dilihat
sesuai dengan tabel 4.3.
Tabel 4.3
Karateristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan
No Lama Perawatan Pasien Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1. 1 – 3 hari 56 57,2 %
2 4 – 7 hari 20 20,4 %
3. 8 – 12 hari 8 8,2 %
4. > 13 hari 14 14,3 %
Jumlah 98 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi karateristik
responden berdasarkan lama perawatan pasien yang terendah berada pada
jumlah lama perwatan pasien selama 8 sampai 12 hari sebanyak 8 orang
dengan persentase 8,2%. Sedangkan responden dengan frekuensi tertinggi
berada lama hari perawatan pasien 1 sampai 3 hari sebanyak 56 orang dengan
persentase 57,2 %.
4) Karateristik Responden Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Karateristik responden berdasarkan jaminan kesehatandapat dilihat sesuai
dengan tabel 4.4.
Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Jaminan Kesehatan
No Jaminan Kesehatan Frekuensi (orang) Persentase (%)
1. Umum 9 9,2 %
2. Kartu Indonesia Sehat (KIS) 23 23,4 %
3. BPJS Kesehatan (Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosil)
55 56,2 %
4. Askes (Asuransi Kesehatan) 11 11,2%
Jumlah 98 100 %
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa frekuensi karateristik
responden berdasarkan jaminan kesehatan yang digunakan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar yang terendah berada umum sebanyak
9 orang dengan persentase 9,2%. Sedangkan jaminan kesehatan yang
digunakan dengan tertinggi berada pada jaminan kesehatan BPJS Kesehatan
sebanyak 55 orang dengan persentase 56,2%.
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif Tanggapan Responden Tentang Kualitas
Pelayanan di BULD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
Berdasarkan pengukuran variabel Kualitas Pelayanan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar mengacu pada teori menurut Utama
(2005), menyebutkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan adalah yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak
dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Maka untuk mengetahui kualitas pelayanan dilakukan dengan hasil data
pengolahan kualtas pelayanan dengan menggunakan 6 (enam) indikator
instrumen tersebut.
a. Kinerja Tenaga Dokter
Kinerja tenaga dokter dalam memberikan pelayanan harus ditetapkan
dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan
perilaku dibutuhkan. Kinerja tenaga dokter dalam memberikan pelayanan
mengacu pada yaitu; tingkat keahlian dalam pelayanan kepada pasien,
keterampilan dalam pelayanan kepada pasien, keramahan dan kesopanan
petugas pelayanan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan
puluh delapan) responden terhadap kompetensi petugas pemberi pelayanan di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dapat dilihat pada
tabel 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8 sebagai berikut ini.
Tabel 4.5
Karakteristik Tingkat Keahlian dalam Pelayanan Kepada Pasien
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 42 42,8
Setuju (S) 45 45,9
Ragu-Ragu (RR) 7 7,2
Tidak Setuju (TS) 3 3,1
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.5 tentang karateristik sub indikator tingkat keahlian
dalam pelayanan kepada pasien pada indikator Kinerja tenaga dokter sebagai
pemberi pelayanan dalam variabel kualitas pelayanan dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh item pernyataan sangat setuju sebesar 45 (empat puluh lima) orang
dengan perentase 45,9% responden. Selain itu, penilaian terendah penilaian
sangat tidak setuju sebesar 1% atau1 (satu) responden.
Sub Indikator tingkat keahlian dalam pelayanan kesehatan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa
memiliki penilaian Sangat Baik sebesar 88,7% responden atau sebesar 87
(delapan puluh tujuh) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis
indikator kinerja tenaga dokter sangat setuju sebesar 42,8% responden dan
setuju 45,9% responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keahlian dalam pelayanan
yang ada dirumah sakit tersebut dengan penilaian sangat baik. Pelayanan
Kinerja tenaga dokter yang diberikan sesuai dengan tingkat kompetensi
ketenagaan. Hal ini, senada dengan pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa
kinerja tenaga dokter sebagai pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan dalam pelayanan publik.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa sebagian besar tenaga medis di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar ditempatkan sesuai
keahlian. Namun, masih ada petugas pelayanan kesehatan yang ditempatkan
tidak sesuai keahlian yang dimilki dengan posisi ketenagaan yang dibutuhkan.
Sehingga perlu peninjauan kembali terhadap posisi jabatan setiap tenaga ahli
yang ditempatkan bagi setiap posisi jabatan tenaga medis, tenaga administrasi
dan struktural yang sudah daiatur sebelumnya pada profil BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Sehingga pelayanan kesehatan dan
pelayanan administrasi yang diberikan dapat memberikan mutu pelayanan bagi
pasien yang melakukan pengobatan ataupun perawatan di rumah sakit tersebut
selanjutnya.
Tabel 4.6
Karateristik Keterampilan dalam Pelayanan Kepada Pasien
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 34 34,6
Setuju (S) 50 51,1
Ragu-Ragu (RR) 11 11,3
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.6 tentang karateristik sub indikator keterampilan
dalam pelayanan kepada pasien pada indikator kinerja tenaga dokter sebagai
pemberi pelayanan dalam variabel kualitass pelayanan dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluhdelapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dengan jumlah responden sebesar
50 (lima puluh) orang dengan perentase 51,1% responden. Selain itu, penilaian
terendah dari karateristik keterampilan dalam pelayanan kepada masyarakat
diperoleh oleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 1 (satu) orang dengan
perentase 1% responden.
Sub Indikator keterampilan dalam pelayanan kesehatan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki
penilaian Sangat Baik sebesar 85,7% responden atau sebesar 84 (delapan puluh
empat) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator kinerja
tenaga dokter sebesar 42,8% responden sangat setuju dan 45,9% responden
setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan dalam pelayanan yang
ada dirumah sakit tersebut dengan penilaian sangat baik. Pelayanan tenaga
medis yang diberikan sesuai dengan tingkat kinerja teanga. Hal ini, senada
dengan pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa kinerja tenaga dokter sebagai
pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan dalam pelayanan
publik.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kinerja tenaga dokter di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar masih ada petugas pelayanan
kesehatan yang ditempatkan tidak sesuai keahlian yang dimiliki dengan posisi
ketenagaan yang dibutuhkan. Sehingga perlu penempatan posisi jabatan tenaga
medis berdasarkan setiap keahlian dan disiplin ilmu dimiliki di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar guna memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada semua pasien.
Tabel 4.7
Karateristik Keramahan dan Kesopanan Petugas Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 46 46,9
Setuju (S) 35 35,7
Ragu-Ragu (RR) 8 8,2
Tidak Setuju (TS) 5 5,1
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 4,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.7 tentang karateristik sub indikator keramahan dan
kesopanan petugas pelayanan pada indikator kinerja tenaga dokter sebagai
pemberi pelayanan dalam variabel kualitas pelayanan dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju sebesar 46,9% atau 46 (empat
puluh tiga) responden. Selain itu, penilaian terendah penilaian sangat tidak
setuju sebesar 4,1% atau 4 (empat) responden.
Sub Indikator keramahan dan kesopanan tenaga medis di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki
penilaian Sangat Baik sebesar 85,7% responden atau sebesar 84 (delapan puluh
empat) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator kinerja
tenaga dokter sebesar 46,9% responden sangat setuju dan setuju sebesar 35,7%
responden.
Hasil penelitian menunjukkan keramahan dan kesopanan tenaga medis
dalam pemberian pelayanan kepada pasien sangat baik dengan menggunakan
tutur kata yang ramah dan sopan santun saat melakukan pemeriksaan. Hal ini
senada menurut Anjaryani (2009) kualitas pelayanan merupakan anggapan
menyeluruh yang berkaitan dengan keutamaan pelayanan.
Berdasarkan hasil observasi sub indikator keramahan dan kesopanan
tenaga medis menunjukkan bahwa pasien dalam kualkitas pelayanan dengan
keramahan dan kesopanan yang diberikan oleh kinerja tenaga dokter. Ketika
pasien berkualitas dalam pelayanan dengan keramahan dan kesopanan petugas
maka petugas harus terus meningkatkan perilaku tersebut guna memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis data pada tiga pernyataan dari tiga sub
indikator dalam Indikator Kinerja tenaga dokter sebagai pemberi pelayanan
pada variabel Kualitas Pelayanan disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8
Indikator Kinerja Tenaga Dokter
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Tingkat keahlian dalam
pelayanan kepada masyarakat 42,8 45,9 7,2 3,1 1 100
Keterampilan dalam
pelayanan kepada masyarakat 34,6 51,1 11,3 2 1 100
Keramahan dan kesopanan
petugas pelayanan 46,9 35,7 8,2 5,1 4,1 100
Rata-Rata (%) 41,3 43,1 10 3,6 2,1 100
Jumlah 41 42 10 3 2 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data tabel 4.8 maka Kualitas Pelayanan dengan dimensi
Kinerja tenaga dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar mendapat penilaian dari responden
paling tinggi sebesar 43,1% atau 42 (empat puluh dua) responden dengan
penilaian Sangat Setuju (SS) sedangkan penilaian terendah sebesar 2,1% atau 2
(dua) responden dengan nilai Sangat Tidak Setuju (STS).
Indikator Kinerja tenaga dokter sebagai pelayanan dibidang kesehatan di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan
bahwa memiliki penilaian Sangat Baik sebesar 84,4% atau 83 (delapan puluh
tiga) responden. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator
Kinerja Tenaga dokter sebagai pemberi pelayanan sebesar 41,3% responden
sangat setuju ditambah 43,1% responden setuju.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa kinerja tenaga
dokter sebagai pemberi pelayanan yang ada dirumah sakit tersebut dengan
penilaian sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat menerima pelayanan kesehatan dengan keramahan dan kesopanan
petugas kesehatan serta adanya kesesuaian keahlian petugas pelayan kesehatan
yang diberikan dalam melayani. Hal ini, senada dengan pendapat Sedermayanti
(2010:89) bahwa kinerja tenaga dokter sebagai pemberi pelayanan harus
ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan,
sikap dan perilaku yang dibutuhkan dalam pelayanan publik. Namun, masih
ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan penilaian pelayanan kurang
baik. Penilaian tersebut dipengaruhi oleh sub indikator keramahan dan
kesopanan petugas pelayanan serta keterampilan petugas pelayanan yang
perlu terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penerima
layanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar terus
berkualitas.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kinerja tenaga dokter sebagai pemberi
pelayanan bagi tenaga medis diatur berdasarkan dengan penempatan keahlian
masing-masing dalam perawatan dan pengobatan pasien. Masih ada
penempatan tenaga kerja di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Sehingga perlu melakukan
pembenahan pegawai sesuai dengan dispilin ilmu yang dimiliki setiap tenaga
medis dan pegawai adminitrasi dalam pelayanan kepada pasien.
b. Kinerja Tenaga Perawat
Kinerja tenaga perawat dalam memberikan pelayanan harus ditetapkan
dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan
perilaku dibutuhkan. Kinerja tenaga perawat dalam memberikan pelayanan
mengacu pada yaitu; tingkat keahlian dalam pelayanan kepada pasien,
keterampilan dalam pelayanan kepada pasien, keramahan dan kesopanan
petugas pelayanan. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan
puluh delapan) responden terhadap kompetensi petugas pemberi pelayanan di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dapat dilihat pada
tabel 4.9, 4.10, 4.11 dan 4.12 sebagai berikut ini.
Tabel 4.9
Karakteristik Tingkat Keahlian dalam Pelayanan Kepada Pasien
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 42 42,8
Setuju (S) 45 45,9
Ragu-Ragu (RR) 7 7,2
Tidak Setuju (TS) 3 3,1
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.9 tentang karateristik sub indikator tingkat keahlian
dalam pelayanan kepada pasien pada indikator kinerja tenaga perawat sebagai
pemberi pelayanan dalam variabel kualitas pelayanan dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju sebesar 45 (empat puluh lima)
orang dengan perentase 45,9% responden. Selain itu, penilaian terendah
penilaian sangat tidak setuju sebesar 1% atau1 (satu) responden.
Sub Indikator tingkat keahlian dalam pelayanan kesehatan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa
memiliki penilaian Sangat Baik sebesar 88,7% responden atau sebesar 87
(delapan puluh tujuh) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis
indikator kinerja tenaga perawat sangat setuju sebesar 42,8% responden dan
setuju 45,9% responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keahlian dalam pelayanan
yang ada dirumah sakit tersebut dengan penilaian sangat baik. Pelayanan
Kinerja tenaga perawat yang diberikan sesuai dengan tingkat kompetensi
ketenagaan. Hal ini, senada dengan pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa
kinerja tenaga perawat sebagai pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan
tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku
yang dibutuhkan dalam pelayanan publik.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa sebagian besar tenaga medis di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar ditempatkan sesuai
keahlian. Namun, masih ada petugas pelayanan kesehatan yang ditempatkan
tidak sesuai keahlian yang dimilki dengan posisi ketenagaan yang dibutuhkan.
Sehingga perlu peninjauan kembali terhadap posisi jabatan setiap tenaga ahli
yang ditempatkan bagi setiap posisi jabatan tenaga medis, tenaga administrasi
dan struktural yang sudah daiatur sebelumnya pada profil BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Sehingga pelayanan kesehatan dan
pelayanan administrasi yang diberikan dapat memberikan mutu pelayanan bagi
pasien yang melakukan pengobatan ataupun perawatan di rumah sakit tersebut
selanjutnya.
Tabel 4.10
Karateristik Keterampilan dalam Pelayanan Kepada Pasien
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 34 34,6
Setuju (S) 50 51,1
Ragu-Ragu (RR) 11 11,3
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.10 tentang karateristik sub indikator keterampilan
dalam pelayanan kepada pasien pada indikator kinerja tenaga perawat sebagai
pemberi pelayanan dalam variabel kualitass pelayanan dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dengan jumlah responden sebesar
50 (lima puluh) orang dengan perentase 51,1% responden. Selain itu, penilaian
terendah dari karateristik keterampilan dalam pelayanan kepada masyarakat
diperoleh oleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 1 (satu) orang dengan
perentase 1% responden.
Sub Indikator keterampilan dalam pelayanan kesehatan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki
penilaian Sangat Baik sebesar 85,7% responden atau sebesar 84 (delapan puluh
empat) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator produk
pelayanan sebesar 42,8% responden sangat setuju dan 45,9% responden setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan dalam pelayanan yang
ada dirumah sakit tersebut dengan penilaian sangat baik. Pelayanan tenaga
medis yang diberikan sesuai dengan tingkat kinerja teanga. Hal ini, senada
dengan pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa kinerja tenaga perawat
sebagai pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan
dalam pelayanan publik.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kinerja tenaga perawat di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar masih ada petugas pelayanan
kesehatan yang ditempatkan tidak sesuai keahlian yang dimilki dengan posisi
ketenagaan yang dibutuhkan. Sehingga perlu penempatan posisi jabatan tenaga
medis berdasarkan setiap keahlian dandisiplin ilmu dimiliki di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar guna memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada semua pasien.
Tabel 4.11
Karateristik Keramahan dan Kesopanan Petugas Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 46 46,9
Setuju (S) 35 35,7
Ragu-Ragu (RR) 8 8,2
Tidak Setuju (TS) 5 5,1
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 4,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.11 tentang karateristik sub indikator keramahan dan
kesopanan petugas pelayanan pada indikator kinerja tenaga dokter sebagai
pemberi pelayanan dalam variabel kualitas pelayanan dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluhdelapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju sebesar 46,9% atau 46 (empat
puluh tiga) responden. Selain itu, penilaian terendah penilaian sangat tidak
setuju sebesar 4,1% atau 4 (empat) responden.
Sub Indikator keramahan dan kesopanan tenaga medis di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki
penilaian Sangat Baik sebesar 85,7% responden atau sebesar 84 (delapan puluh
empat) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator produk
pelayanan sebesar 46,9% responden sangat setuju dan setuju sebesar 35,7%
responden.
Hasil penelitian menunjukkan keramahan dan kesopanan tenaga medis
dalam pemberian pelayanan kepada pasien sangat baik dengan menggunakan
tutur kata yang ramah dan sopan santun saat melakukan pemeriksaan. Hal ini
senada menurut Anjaryani (2009) kualitas pelayanan merupakan anggapan
menyeluruh yang berkaitan dengan keutamaan pelayanan.
Berdasarkan hasil observasi sub indikator keramahan dan kesopanan
tenaga medis menunjukkan bahwa pasien dalam kualkitas pelayanan dengan
keramahan dan kesopanan yang diberikan oleh kinerja tenaga perawat. Ketika
pasien berkualitas dalam pelayanan dengan keramahan dan kesopanan petugas
maka petugas harus terus meningkatkan perilaku tersebut guna memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis data pada tiga pernyataan dari tiga sub
indikator dalam Indikator Kinerja tenaga perawat sebagai pemberi pelayanan
pada variabel Kualitas Pelayanan disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12
Indikator Kinerja Tenaga Perawat
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Tingkat keahlian dalam
pelayanan kepada masyarakat 42,8 45,9 7,2 3,1 1 100
Keterampilan dalam
pelayanan kepada masyarakat 34,6 51,1 11,3 2 1 100
Keramahan dan kesopanan
petugas pelayanan 46,9 35,7 8,2 5,1 4,1 100
Rata-Rata (%) 41,3 43,1 10 3,6 2,1 100
Jumlah 41 42 10 3 2 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data tabel 4.12 maka Kualitas Pelayanan dengan dimensi
Kinerja tenaga perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar mendapat penilaian dari responden
paling tinggi sebesar 43,1% atau 42 (empat puluh dua) responden dengan
penilaian Sangat Setuju (SS) sedangkan penilaian terendah sebesar 2,1%atau 2
(dua) responden dengan nilai Sangat Tidak Setuju (STS).
Indikator Kinerja tenaga perawat sebagai pelayanan dibidang kesehatan
di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan
bahwa memiliki penilaian Sangat Baik sebesar 84,4% atau 83 (delapan puluh
tiga) responden. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator
Kinerja Tenaga perawat sebagai pemberi pelayanan sebesar 41,3% responden
sangat setuju ditambah 43,1% responden setuju.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa kinerja tenaga
perawat sebagai pemberi pelayanan yang ada dirumah sakit tersebut dengan
penilaian sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat menerima pelayanan kesehatan dengan keramahan dan kesopanan
petugas kesehatan serta adanya kesesuaian keahlian petugas pelayan kesehatan
yang diberikan dalam melayani. Hal ini, senada dengan pendapat Sedermayanti
(2010:89) bahwa kinerja tenaga perawat sebagai pemberi pelayanan harus
ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan,
sikap dan perilaku yang dibutuhkan dalam pelayanan publik. Namun, masih
ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan penilaian pelayanan kurang
baik. Penilaian tersebut dipengaruhi oleh sub indikator keramahan dan
kesopanan petugas pelayanan serta keterampilan petugas pelayanan yang
perlu terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penerima
layanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar terus
berkualitas.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kinerja tenaga perawat sebagai pemberi
pelayanan bagi tenaga medis diatur berdasarkan dengan penempatan keahlian
masing-masing dalam perawatan dan pengobatan pasien. Masih ada
penempatan tenaga kerja di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Sehingga perlu melakukan
pembenahan pegawai sesuai dengan dispilin ilmu yang dimiliki setiap tenaga
medis dan pegawai adminitrasi dalam pelayanan kepada pasien.
c. Kondisi Fisik
Kondisi fisik adalah penyediaan pelayanan yang memadai dalam
penunjang pelayanan kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar. Kondisi fisik mengacu pada yaitu; penyediaan sarana dan
prasarana memadai dan keadaan rumah sakit selalu bersih. Untuk
mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan puluh delapan) orang
terhadap kondisi fisik rumah sakit dalam pelayanan dapat dilihat dalam
pengolahan data pada tabel 4.13, 4.14 dan 4.15 sebagai berikut.
Tabel 4.13
Karateristik Penyediaan Sarana dan Prasarana Memadai
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 32 32,6
Setuju (S) 46 46,9
Ragu-Ragu (RR) 13 13,3
Tidak Setuju (TS) 4 4,1
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.13 tentang karateristik sub indikator penyediaan
sarana dan prasarana memadai pada indikator kondisi fisik dalam variabel
kualitas pelayanan dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh
delapan) orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan setuju
dengan jumlah responden sebesar 46 (empat puluh enam) orang dengan
perentase 46,9% responden. Selain itu, penilaian terendah dari karateristik sub
indikator penyediaan sarana dan prasarana memadai diperoleh oleh penilaian
sangat tidak setuju sebesar 3 (tiga) orang dengan perentase 3,1% responden.
Pada sub indikator penyediaan sarana dan prasarana memadai bahwa
berada pada tingkat penilaian Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 79,5
% responden atau sebesar 81 (delapan puluh satu) orang. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 32,6% responden dan Setuju
sebesar 46,9% responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisk dalam pelayanan
kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada
pada kategori baik. Hal ini karena pasien memperoleh pelayanan yang sesuai
dengan hasil pelayanan yang diberikan dengan yang ditetapkan. Sesuai dengan
pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa kondisi fisik dalam pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pelayanan publik.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kondisi fisik sebagai penunjang pelayanan
kesehatan telah disediakan dalam proses pelayanan kesehatan. Adapun sarana
dan prasarana fasilitas keehatan yang telah disediakan yaitu; instalasi gawat
darurat (IGD), ruang rawat jalan (IRJ), instalasi rawat inap (IRNA) dan
instalasi penunjang seperti; instalasi kamar operasi, laboratorium, Bank Darah
Rumah Sakit (BDRS), apotik, rekam medis, kantor, musollah, tempat parkir,
pos pengamanan dan keamananan, cleaning service, instalasi gizi, pelayanan
jenazah, instalasi laundry, instalasi radiologi, instalasi rehabilitas medik/
fisiotemerapi, ruang media centre, dan ambulance. Sarana dan prasarana yang
disediakan sebagai fasilitas dan penunjang pelayanan kesehatan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
Tabel 4.14
Karateristik Keadaan Rumah Sakit Selalu Bersih
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 33 33,7
Setuju (S) 48 48,9
Ragu-Ragu (RR) 16 16,4
Tidak Setuju (TS) 1 1
Sangat Tidak Setuju (STS) - -
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.14 tentang karateristik sub indikator keadaan rumah
sakit selalu bersih pada indikator kondisi fisik dalam variabel kualitas
pelayanan dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan)
orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan setuju dengan jumlah
responden sebesar 48 (empat puluh delapan) orang dengan perentase 48,9%
responden. Selain itu, penilaian terendah dari karateristik sub indikator keadaan
rumah sakit selalu bersih diperoleh penilaian tidak setuju sebesar 1 (satu)
orang dengan perentase 1% responden.
Pada sub indikator penyediaan sarana dan prasarana memadai bahwa
berada pada tingkat penilaian Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 79,5
% responden atau sebesar 81 (delapan puluh satu) orang. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 32,6% responden dan Setuju
sebesar 46,9% responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik dalam pelayanan
kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada
pada kategori baik. Hal ini karena masyarakat memperoleh pelayanan yang
sesuai dengan hasil pelayanan yang diberikan dengan yang ditetapkan. Sesuai
dengan pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa kondisi fisik dalam pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pelayanan publik.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa penyediaan sarana dan prasarana penunjang
pelayanan kesehatan dalam keadaan selalu bersih. Pada setiap instalasi
pelayanan mulai dari poli klinik rawat jalan, instalasi rawat inap, kamar
operasi, ruang fisoterapi, kamar jenazah, laboratorium, instalasi gawat darurat,
instalasi gizi, dan kantor administrasi telah disediakan alat pemadam kebakaran
(APAR) dalam mengantisipasi ancaman bahaya kebakaran. Selain itu, pada
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar disediakan
pengamanan dengan adanya petugas keamanan setiap gerbang dari gerbang
masuk sampai gerbang keluar dan sudah menggunakan sistem parkir otomatis.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan dari dua sub indikator
dalam Indikator kondisi fisk pada variabel kualitas pelayanan disajikan pada
tabel 4.15 sebagai berikut.
Tabel 4.15
Indikator Kondisi Fisik
ITEM-ITEM
INSTRUMEN
SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Penyediaan sarana dan
prasarana memadai 32,6 46,9 13,3 4,1 3,1 100
Keadaan rumah sakit selalu
bersih 33,7 48,9 16,4 1 0 100
Rata-Rata (%) 33,2 47,9 14,8 2,5 2 100
Jumlah 32 47 14 3 2 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data hasil analisis deskriptif tabel 4.15 maka kualitas
pelayanan dengan dimensi kondisi fisik pelayanan kesehatan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar mendapat penilaian responden
paling tinggi Setuju (S) sebesar 47,9% atau 47 (empat puluh tujuh) responden
dengan penilaian sedangkan penilaian yang terendah Sangat Tidak Setuju
(STS) sebesar 2%atau 2 (dua) responden.
Indikator kondisik fisik rumah sakit dalam pelayanan kesehatan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa
memiliki penilaian Sangat Baik sebesar 81,1% responden atau sebesar 79
orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator produk
pelayanan sebesar 33,2% responden sangat setuju dan 47,9% responden
setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik rumah sakit dalam
pelayanan yang ada dirumah sakit tersebut dengan penilaian sangat baik. Hal
ini berarti masyarakat memperoleh sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai dan keadaan selalu bersih di rumah sakit ini. Hal ini, senada dengan
pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. Namun, masih
ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan penilaian pelayanan kurang
baik. Penilaian tersebut dipengaruhi oleh sub indikator penyediaan sarana dan
prasarana yang harus memadai dan keadaan selalu bersih sehingga mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat penerima layanan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kondisi fisik sebagai penunjang pelayanan
kesehatan telah disediakan dalam proses pelayanan kesehatan. Dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit harus terus meningkatkan
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai bagi kebutuhan
pasien. Diatur dalam peraturan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang kewajiban
rumah sakit pasal 1 (e) bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban menyediakan
sarana dan prasarana bagi masyarakat tidak mampu atau miskin. Serta pada
pasal 1 (f) bahwa kewajiban rumah sakit adalah melaksanakan fungsi sosial
antara lain memberikan fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan kepada pasien
tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka dan ambulance
gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi
misi kemanusiaan.
d. Makanan Dan Menu
Makanan dan menu dalam penelitian ini merupakan indikator dari
Kualitas pelayanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar menunjukkan bahwa dalam pemberian pelayanan harus sesuai dengan
hak dan kewajiban yang sama kepada seluruh pasien yang melakukan
pengobatan. Maka, untuk mengetahui indikator makanan dan menu akan
diukur melalui sub indikator dalam 2 (dua) pernyataan dalam penelitian ini
yaitu; Makanan yang diberikan kepada pasien bergizi dan Pola makanan
diberikan secara teratur. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98
(sembilan puluh delapan) orang terhadap dimensi makanan dan menu dapat
dilihat dalam pengolahan data pada tabel 4.16, 4.17 dan 4.18 sebagai berikut.
Tabel 4.16
Karakteristik Makanan yang diberikan kepada Pasien Bergizi
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 44 44,9
Setuju (S) 44 44.9
Ragu-Ragu (RR) 7 7,2
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.16 tentang karateristik sub indikator Makanan yang
diberikan kepada pasien bergizi pada indikator makanan dan menu dengan
responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian
tertinggi diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dan setuju dengan
jumlah responden sebesar 44 (empat puluh empat) orang dengan perentase
44,9% responden. Selain itu, penilaian terendah dari memberikan hak dan
kewajiban yang samadiperoleh oleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 1
(satu) orang dengan perentase 1% responden.
Pada sub Indikator Makanan bergizi yang diberikan kepada pasien
menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik dengan
penilaian masyarakat sebesar 89,8% responden atau sebesar 88 (delapan puluh
delapan) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju
sebesar 44,9% responden dan Setuju dan 44,9% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa Makanan bergizi
yang diberikan kepada pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar berada pada tingkat penilaian sangat baik. Pasien penerima
makanan bergizi yang diberikan kepada pasien, pelayanan yang diberikan
sesuai dengan kewajiban pembayaran pasien berdasarkan jaminan kesehatan
yang diajukan dalam pengobatan pasien. Sesuai pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 15 Pasal 1 ayat 1 Tahun 2014 bahwa “setiap penyelenggara pelayanan
publik wajib menetapkan dan menerapkan standar pelayanan publik untuk
setiap jenis pelayanan. Standar Pelayanan merupakan tolok ukur bagi
penyelenggara pelayanan yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti pada sub indikator
Makanan bergizi yang diberikan kepada pasien di BLUD RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa hak pasien memporeh
pelayanan kesahatan yang berkualitas, namun pemberian fasilitas pelayan yang
memadai yang diberikan sesuai dengan kewajiban pasien dalam pembayaran
jaminan kesehatan yang dilakukan pada saat pendaftaran administrasi.
Tabel 4.17
Karakteristik Pola Makanan Diberikan Secara Teratur
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 37 37,8
Setuju (S) 46 46,9
Ragu-Ragu (RR) 10 10,3
Tidak Setuju (TS) 4 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.17 tentang karateristik sub indikator pola makanan
diberikan secara teratur pada indikator makanan dan menu dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dengan jumlah responden sebesar
46 (empat puluh enam) orang dengan peresentase 46,9% responden. Selain itu,
penilaian terendah dari karateristik pola makanan diberikan secara teratur di
peroleh oleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 1 (satu) orang dengan
peresentase 1% responden.
Pada sub Indikator pola makanan diberikan secara teratur menunjukkan
bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik dengan penilaian masyarakat
sebesar 84,7% responden atau sebesar 83 (delapan puluh tiga) orang. Penilaian
tersebut diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 37,8% responden
dan Setuju dan 46,9% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa pola makanan
diberikan secara teratur di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar berada pada tingkat penilaian sangat baik. Masyarakat penerima
layanan memperoleh pola makanan yang diberikan secara teratur, pelayanan
yang diberikan sesuai alur pelayanan kesehatan berdasarkan SOP di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesi Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 29 ayat 1(a) bahwa
setiap rumah sakit memiliki kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti pada sub indikator pola
makanan yang diberikan secara teratur di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan
kepada pasien tidak dibedakan antara pasien umum atau pasien dengan jaminan
kesehatan dengan fasilitas yang sama yang dibayarkan sesuai pilihan pasien.
Berdasarkan hasil analisis data pada dua pernyataan dalam Indikator
Makanan dan menu pada variabel kualitas pelayanan disajikan pada tabel 4.18
sebagai berikut.
Tabel 4.18
Indikator Makanan dan Menu
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Makanan yang diberiakan 44,9 44,9 7,2 2 1 100
kepada pasien bergizi
Pola makanan diberikana
secara teraturs 37,8 46,9 10,3 4 1 100
Rata-Rata (%) 41,3 45,9 8,9 3,4 1,2 100
Jumlah 39 45 8 5 1 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data tabel 4.18 hasil analisis deskriptif kualitas pelayanan
dengan dimensi makanan dan menu mendapat penilaian tertinggi sebesar
45,9% atau 38 (tiga puluh delapan) responden dengan penilaian Setuju (S)
sedangkan penilaian terendah sebesar 1% atau 1 (satu) responden dengan
penilaian Sangat Tidak Setuju (STS). Indikator Makanan dan menu dalam
pemberian pelayanan kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki penilaian Sangat Baik
sebesar 87,2% responden atau sebesar 84 orang. Penilaian tersebut diperoleh
dari hasil analisis indikator makanan dan menu penilain Sangat Setuju sebesar
41,3% responden dan Setuju 45,9% responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator makanan dan menu dalam
variabel kualitas pelayanan berada pada tingkat penilaian sangat baik. pasien
penerima pelayanan kesehatan memperoleh makanan bergizi yang diberikan
kepada seluruh pasien yang melakukan pengobatan di rumah sakit tersebut
sesuai dengan standar pelayanan prima yang ditetapkan. Hal ini selaras dengan
pendapat Sulastana (2017) bahwa tidak adanya kepentingan individu adalah
agar ada keadilan dan efisiensi pelayanan. Pemberian perlakuan yang sama
terhadap semua orang sehingga mendorong demokrasi dalam sistem
administrasi.
Selain itu, dari hasil analisis deskriptif penelitian di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar pada indikator Makanan dan menu
dapat ditemukan bahwa pemberian makanan bergizi kepada pasien sesuai
dengan pola makanan yang teratur. Hal ini karena saat pengamatan di lokasi
penelitian ditemukan adanya pemeriksaan di setiap poliklinik dan ruang
perawatan yang memperoleh makanan sesuai dengan kebutuhan penyakit
pasien. Pasien di berikan pelayanan sesuai dengan keluhan pasien yang sesuai
dengan Peraturan UU Nomor 44 Tahun 2009 pasal 29 dan 30 Ayat 1 (b)
tentang kewajiban rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standar rumah sakit.
e. Sistem Administrasi Pelayanan
Sistem administrasi pelayanan adalah kemudahan tahapan pelayanan
yang diberikan kepada pasien dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kab. Takalar yang mengacu pada dua
sub indikator yaitu; kemudahan pelayanan dan kesederhanaan alur pelayanan.
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan puluh delapan) orang
terhadap dimensi prosedur pelayanan dapat dilihat dalam pengolahan data pada
tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.19
Karateristik Kemudahan Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 26 26,5
Setuju (S) 53 54,1
Ragu-Ragu (RR) 15 15,3
Tidak Setuju (TS) - -
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 4,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.19 tentang karateristik sub indikator kemudahan
pelayanan pada indikator sistem administrasi pelayanan dalam variabel kualitas
pelayanan dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan)
orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan setuju dengan jumlah
responden sebesar 53 (lima puluh tiga) orang dengan perentase 54,1%
responden. Selain itu, penilaian terendah dari karateristik kemudahan
pelayanan diperoleh oleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 4 (empat) orang
dengan perentase 4,1% responden.
Pada sub Indikator kemudahan pelayanan menunjukkan bahwa berada
pada tingkat penilaian Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 80,6%
responden atau sebesar 79 (tujuh puluh sembilan) orang. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 26,5% responden dan Setuju
sebesar 54,1% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa kemudahan
pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut berada pada tingkat penilaian baik.
Hal ini, selaras dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Pasal 1 ayat 1Tahun
2014 bahwa “setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan dan
menerapkan standar pelayanan publik untuk setiap jenis pelayanan. Sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur”.
Senada dengan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar tentang sistem administrasi pelayanan yang
diberikan bahwa alur pelayanan yang diberikan di rumah sakit bahwa
masyarakat memperoleh pelayanan yang mudah dalam alur pelayanan yang
diberikan. Alur pelayanan sudah ada di setiap instalasi rawat jalan disetiap
poliklinik namun alur pelayanan yang disediakan masih belum berfungsi secara
baik. Hal ini karena masyarakat sebagian besar kurang memperhatikan alur
pelayanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Alur pelayanan yang
diberikan mulai dari pendaftaran sebagai pasien, pengobatan, penebusan obat
hingga pengaduan pelayanan masih membutuhkan arahan dari tenaga medis
dalam penyampaian informasi secara jelas.
Tabel 4.20
Karateristik Kesederhanaan Alur Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 26 26,5
Setuju (S) 46 46,9
Ragu-Ragu (RR) 15 15,3
Tidak Setuju (TS) 8 8,2
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.20 tentang karateristik sub indikator kesederhanaan
alur pelayanan pada indikator system administrasi dalam variabel kualitas
pelayanan dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan)
orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan setuju dengan jumlah
responden sebesar 46 (empat puluh enam) orang dengan peresentase 46,9%
responden. Selain itu, penilaian terendah dari karateristik kesederhanaan alur
pelayanan diperoleh oleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 3 (tiga) orang
dengan peresentase 3% responden.
Pada sub Indikator kemudahan pelayanan menunjukkan bahwa berada
pada tingkat penilaian Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 80,6%
responden atau sebesar 79 (tujuh puluh sembilan) orang. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 26,5% responden dan Setuju
sebesar 54,1% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa kesederhanaan
alur pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut berada pada tingkat penilaian
baik. Hal ini, selaras dengan menurut Dwiyanto (2012:137) bahwa
pengembangan standarisasi prosedur dan rutinitas birokrasi ditunjukkan untuk
menyederhanakan pelayanan yang kompleks dan memiliki turbulensi yang
tinggi sehingga dapat dikelola dengan mudah oleh aparatur birokrasi.
Senada dengan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar tentang kesederhanaan alur pelayanan yang
diberikan bahwa alur pelayanan yang diberikan di rumah sakit bahwa
masyarakat memperoleh pelayanan sederhana dalam alur pelayanan yang
diberikan. Alur pelayanan sudah ada di setiap instalasi rawat jalan disetiap
poliklinik namun alur pelayanan yang disediakan masih belum berfungsi secara
baik. Hal ini karena masyarakat sebagian besar kurang memperhatikan alur
pelayanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Alur pelayanan yang
diberikan mulai dari pendaftaran sebagai pasien, pengobatan, penebusan obat
hingga pengaduan pelayanan masih membutuhkan arahan dari tenaga medis
dalam penyampaian informasi secara jelas.
Berdasarkan hasil analisis data pada dua pernyataan dalam Indikator
system administrasi peayaan pada variabel kualitas pelayanan disajikan pada
tabel 4.21 sebagai berikut.
Tabel 4.21
Indikator Administrasi Pelayanan
ITEM-ITEM
INSTRUMEN
SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Kemudahan pelayanan 26,5 54,1 15,3 0 4,1 100
Kesederhanaan alur
pelayanan 26,5 46,9 15,3 8,2 3 100
Rata-Rata (%) 26,5 50,2 15,3 4,1 3,5 100
Jumlah 26 49 15 4 4 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data hasil analisis deskriptif tabel 4.21 maka Kualitas
pelayanan dengan dimensi sistem administrasi pelayanan kesehatan mendapat
penilaian rata-rata dari responden paling tinggi sebesar 50,2% atau 49 (empat
puluhsembilan) responden dengan penilaian Setuju (S) sedangkan penilaian
rata-rata yang terendah sebesar 3,5% atau 4 (empat) responden dengan
penilaian Sangat Tidak Setuju (STS).
Indikator sistem administrasi pelayanan dalam pemberian pelayanan
kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar
menunjukkan bahwa memiliki penilaian Baik sebesar 76,7% responden atau
sebesar 75 orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator
system administrasi pelayanan sebesar 26,5% responden sangat setuju dan
50,2% responden setuju.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa sistem
administrasi pelayanan di rumah sakit tersebut berada pada tingkat penilaian
baik. Hal ini, selaras dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Pasal 1 ayat 1
Tahun 2014 bahwa “setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan
dan menerapkan standar pelayanan publik untuk setiap jenis pelayanan.
Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur”.
Berdasarkan hasil observasi penelitian di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar ditemukan bahwa sistem administrasi pelayanan
adalah kemudahan alur pelayanan yang diberikan secara sederhana kepada
masyarakat penerima layanan. Hal ini karena masih ada masyarakat yang
kurang mengetahui prosedur pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah
sakit ini. Sehingga peran penting pihak rumah sakit memberikan secara detail
informasi yang lebih jelas tentang prosedur pelayanan kesehatan yang
diberikan.
f. Pembiayaan
Biaya pelayanan merupakan rincian biaya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar. Rincian biaya pelayanan sudah ditetapkan berdasarkan jaminan
perawatan yang digunakan masyarakat penerima layanan kesehatan. Untuk
mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan puluh delapan) responden
terhadap biaya pelayanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar dapat dilihat dalam pengolahan data pada tabel 4.22,4.23 dan 4.24
sebagai berikut.
Tabel 4.22
Karakteristik Sesuai Biaya yang Dibayarkan dengan
Biaya yang Telah Ditetapkan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 31 31,6
Setuju (S) 51 52,1
Ragu-Ragu (RR) 13 13,3
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.22 tentang karateristik sub indikator sesuai biaya
yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan pada indikator
pembiayaan dalam variabel kualitas pelayanan dengan responden penelitian
sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi diperoleh
oleh item pernyataan setuju dengan jumlah responden sebesar 51 (lima puluh
satu) orang dengan perentase 52,1% responden. Selain itu, penilaian terendah
dengan penilaian sangat tidak setuju sebesar 1% atau 1 (satu) orang.
Pada sub indikator sesuai biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaianSangat Baik
dengan penilaian masyarakat sebesar 83,7 % responden atau sebesar 82
(delapan puluh dua) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis
Sangat Setuju sebesar 31,6% responden dan Setuju sebesar 52,1% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa sesuai biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan di BLUD RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada pada tingkat penilaian sangat baik. Hal
ini, selaras dengan menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 bahwa
pelayanan publik adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk berhak atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa sesuai biaya yang dibayarkan dengan biaya
yang telah ditetapkan adalah pengobatan kepada pasien dari berbagai golongan
masyarakat di Kabupaten Takalar. Pasien yang memperoleh pelayanan
kesehatan tidak dibedakan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Namun,
pasiaen menerima fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan jaminan
kesehatan yang diajukan. Adapun jenis jaminan kesehatan yang digunakan
pada pelayanan kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar ada 4 (empat) yaitu; Umum, Kartu Indonesia Sehat (KIS), BPJS
Kesehatan dan Askes.
Tabel 4.23
Karateristik Kemudahan Akses Biaya Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 27 27,5
Setuju (S) 49 50
Ragu-Ragu (RR) 18 18,4
Tidak Setuju (TS) 1 1
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.23 tentang karateristik sub indikator Kemudahan
Akses Biaya Pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan pada indikator
pembiayaan dalam variabel kualitas pelayanan dengan responden penelitian
sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi diperoleh item
pernyataan setuju dengan jumlah sebesar 50% atau 49 (empat puluh sembilan)
responden. Selain itu, penilaian terendah diperoleh dari penilaian tidak setuju
sebesar 1% atau 1 (satu) responden.
Pada sub indikator kemudahan akses biaya pelayanan yang diberikan
menunjukkan bahwa ketentuan hasil pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan
berada pada tingkat penilaian Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 77,5
% responden atau sebesar 76 (tujuh puluh enam) orang. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 27,5% responden dan Setuju
sebesar 50% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa kemudahan akses
biaya pelayanan sesuai dengan yang ditetapkandi BLUD RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada pada tingkat penilaian baik. Hasil
pelayanan yang diberikan sesuai dengan pedoman pelayanan kesehatan
berdasarkan Standar Operasional Prosedur di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar. Senada menurut Rahmayanti (2010: 89) bahwa
standar pelayanan merupakan ukuran wajib ditaati yang digunakan dalam
penyelenggara pelayanan publik oleh pelayan dan penerima layanan.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kemudahan akses biaya pelayanan yang
diberikan telah berhasil memperoleh sertifikat Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut
oleh Tim Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2019 untuk 12
jenis pelayanan, yaitu: pelayanan administrasi, pelayanan rekam medis,
pelayanan kamar operasi, pelayanan laboratorium, pelayanan laboratorium,
pelayanan radiologi, pelayanan perinatologi resiko tinggi, pelayanan
pengendalian penyakit infeksi, pelayanan farmasi, pelayanan kesehatan dan
keselamatan kerja. Pada tahun 2019 ini ke 12 jenis pelayanan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar masih dilaksanakan dengan baik.
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar telah menyedikan
fasilitas pelayanan kesehatan, baik saran maupun prasarana, memenuhi sumber
daya dengan berbagai profesi yang dibutuhkan dan bantuan peralatan cangih
dalam membantu proses pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis data pada pernyataan dari dua sub indikator
dalam Indikator pembiayaan pada variabel kualitas pelayanan disajikan pada
tabel 4.24 sebagai berikut.
Tabel 4.24
Indikator Pembiayaan
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Sesuai biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah
ditetapkan.
31,6 52,1 13,3 2 1 100
Kemudahan akses biaya
pelayanan 27,5 50 18,4 1 3,1 100
Rata-Rata (%) 29,5 51 15,9 1,5 2 100
Jumlah 29 50 16 1 2 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data hasil analisis deskriptif tabel 4.24 diatas terhadap
kualitas pelayanan dimensi pembuiayaan kesehatan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar mendapat penilaian responden paling
tinggi sebesar 51% atau 50 (lima puluh) responden dengan penilaian Setuju
(S) sedangkan penilaian yang terendah sebesar 2% atau 2 (dua) responden
dengan penilaian Tidak Setuju (TS).
Indikator Pembiyaan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki penilaian baik sebesar
80,5% responden atau sebesar 79 orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil
analisis indikator pembiyaan sebesar 32% responden sangat setuju dan 50,5%
responden setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelayanan yang ada pada
tingkat penilaian sangat baik. Hal ini berarti, masyarakat memperoleh
pelayanan yang sesuai dengan jaminan kesehatan yang digunakan ataupun
biaya yang ditetapkan bagi umum serta masyarakat mudah memperoleh
informasi tentang biaya pelayanan yang diberikan. Hal ini, selaras dengan
pendapat Zeithaml (Mustafa, 2012: 51) bahwa kualitas pelayanan dikatakan
baik, apabila memenuhi atau melebihi harapan konsumen dari layanan tersebut.
Namun, masih ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan penilaian
kurang baik. Hal ini dipengaruhi oleh masih ada sebagaian kecil masyarakat
yang memperoleh akses informasi biaya pelayanan kesehatan dan tidak
memperoleh kesesuian biaya pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan jaminan kesehatan yang diajukan pada proses
pelayanan kesehatan. Adapun jenis jaminan kesehatan yang digunakan pada
pelayanan kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar ada 4 (empat) yaitu; umum, Kartu Indonesia Sehat (KIS), BPJS
Kesehatan dan Askes. Masyarakat penerima layanan kesehatan terkendala oleh
kurangnya akses informasi yang jelas terhadap biaya kesehatan yang perlu
dibayarkan oleh setiap jenis pengobatan pasien yang dilakukan. Dari uraian
penelitian indikator pembiyaan kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar masih perlu ditingkatakan pada variabel Kualitas
Pelayanan agar penilaian masyarakat bisa terus meningkat.
Hasil analisis deskriptif statistik penelitian dalam dimensi Kualitas
Pelayanan dengan mengacu pada 6 (enam) indikator utama dengan
instrumennya masing-masing. Maka, selanjutnya menyatukan nilai rata-rata
dari variabel kualitas pelayanan dalam penelitian ini dapat diperoleh hasil akhir
dari Kualitas Pelayanan kesehatan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar. Maka adapun hasil analisis kualitas pelayanan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dilihat pada tabel 4.25
sebagai berikut:
Tabel 4.25
Variabel Kualitas Pelayanan
DIMENSI PENELITIAN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%) JUMLAH
Kinerja tenaga dokter 41,3 43,1 10 3,6 2,1 100
Kinerja tenaga perawat 41,3 43,1 10 3,6 2,1 100
Kondisi fisik 33,2 47,9 14,8 2,5 2 100
Makanan dan menu 41,3 45,9 8,9 3,4 1,2 100
System administrasi
pelayanan
26,5 50,2 15,3 4,1 3,5 100
Pembiayaan 29,5 51 15,9 1,5 2 100
Rata-rata (%) 39,1 46,8 9,8 2,7 1,5 100
Jumlah 37 44 10 6 1 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data pada tabel 4.25 hasil penelitian pada dimensi kualitas
pelayanan dengan pengukuran 6 (enam) indikator yaitu; kinerja tenaga dokter,
kinerja tenaga perawat, kondisi fisik, makanan dan menu, sistem administrasi
pelayanan, dan pembiyaan maka penilaian hasil analisis variabel Kualitas
Pelayanan dalam pelayanan publik di rumah sakit tersebut mendapat penilaian
rata-rata yang tertinggi sebesar 46,8% atau 44 (empat puluh empat) responden
dengan penilaian setuju (S) sedangkan penilaian rata-rata yang terendah
sebesar 1,5% atau 1 (satu) responden dengan penilaian sangat tidak setuju
(STS).
Kualitas pelayanan dalam pelayanan kesehatan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa responden
menilai sangat baik dalam layanan kesehatan yang diberikan dengan penilaian
sebesar 85,9% atau sebesar 81 orang. Hal ini diperoleh dari hasil penilaian
sangat setuju sebesar 39,1% daitambah penilaian setuju 46,8%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layanan kesehatan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berdasarkan Kualitas
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil tanggapan 98 resonden penelitian
menunjukan bahwa kualitas pelayanan dengan tingkat penilaian baik. Pada
variabel kualitas pelayanan yang memiliki indikator yang tertinggi adalah
Sistem administrasi pelayanan berada pada tingkat penilaian sangat baik.
Sedangkan yang cukup rendah pada indikator kualitas pelayanan merupakan
pembiyaan yang masih berada pada tingkat penilaian baik. Hal ini berarti
bahwa pelayanan dengan variabel kualitas pelayanan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar memiliki kategori baik.
Hasil penelitian variabel kualitas pelayanan dari 98 responden diperoleh
skor perolehan sebanyak 5555 dari 14 (empat belas) pernyataan didapatkan
pada enam indikator Adapun skor tetinggi dari setiap item pernyataan diberi
skor 5. Untuk mengetahui skor maximum variabel kualitas pelayanan (X)
adalah sebagai berikut.
Skor Maximum Skor tertinggi item pernyataan N Item Pernyataan
5 98 14
6860
Berdasarkan hasil penelitian kualitas pelayanan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar adapun jumlah skor hasil perolehan
dalam pengumpulan data kusioner penelitian diperoleh 5555. Maka dengan
demikian tanggapan 98 responden terhadap kualitas pelayanan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar yaitu :
Skor Perolehan 100% = 5555 100% = 80,9 %
Skor Maksimum 6860
Jadi, kualitas pelayanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar sebesar 80,9% dari kriteria yang ditetapkan mengacu pada
ke enam indikator penilaian. Apabila di interpretasikan maka nilai 80,9 %
berada pada penilaian impersonal. Sedangkan nilai 5555 termasuk dalam
kategori interval baik. Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut.
0 20 40 60 80,9 100
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
0 1.372 2.744 4.116 5.488 6.860
SKB KB CB B SB
Keterangan:
Sangat Kurang Baik (SKB) = 1 = 1 98 14 = 1372
Kurang Baik (KB) = 2 = 2 98 14 = 2744
Cukup Baik (CB) = 3 = 3 98 14 = 4116
Baik (B) = 4 = 4 98 14 = 5488
Sangat Baik (SB) = 5 = 5 98 14 = 6860
Berdasarkan hasil observasi ke-enam indikator kualitas pelayanan yaitu;
kinerja tenaga dokter, kinerja tenaga perawat, kondisi fisik, makanan dan
menu, sistem administrasi pelayanan, dan pembiyaan ditemukan bahwa
kualitas pelayanan yang diberikan masih perlu ditingkatkan. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dengan sangat berkualitas maka pihak
tenaga medis harus terus berupaya memberikan pelayanan yang baik kepada
seluruh pasien. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada unsur diskriminasi ataupun
memihak dalam pemberian pelayanan kesehatan karena adanya hubungan
kekerabatan atau kekeluargaan. Perlu konsistensi dalam pelayanan kepada
selruh pasien dan keseragaman tindakan tenaga medis dalam melayani harus
sesuai dengan Standar Operasioanal Prosedur yang mampu diketahui oleh
semua pasien.
2. Hasil Analisis Deskriptif Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan
Pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
Kepuasan pasien merupakan variabel terpenting dalam menentukan
kulitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat yang dilayani
seperti halnya di bidang kesehatan pada BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar. Analisis Kepuasan pasien dapat dinilai dengan mengacu
pada teori menurut Kotler (2007) terdapat 4 (empat) indikator penilaian yaitu;
Keluhan dan Saran, Ghost shopping, Lost customer dan survey kepuasan
pelanggan. Teori tersebut diuji dengan memberikan kepada 98 (Sembilan puluh
depalan) responden penelitian di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar.
1. Keluhan dan Saran
Keluhan dan saran di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar yang akan diterima adalah pelayanan kesehatan dan pengobatan bagi
masyarakat kabupaten Takalar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) rumah sakit yang mengacu pada dua sub indikator yaitu; Menyediakan
kotak saran dan Menelpon langsung pihak rumah sakit atau melalui media
sosial. Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (Sembilan puluh delapan)
responden terhadap keluhan dan saran dapat dilihat dalam pengolahan data
pada tabel 4.26, 4.27 dan 4.28 sebagaiberikut ini.
Tabel 4.26
Karateristik Menyediakan Kotak Saran
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 34 34,7
Setuju (S) 44 44,9
Ragu-Ragu (RR) 15 15,4
Tidak Setuju (TS) 1 1
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 4,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.26 tentang karateristik sub indikator menyediakan
kotak saran dalam pernyataan pertanggung jawaban petugas kesehatan pada
indikator keluhan dan saran dalam variabel kepuasan pasien dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan setuju dengan jumlah responden sebesar 44
(empat puluh dua) orang dengan perentase 44,9 % responden. Selain itu,
penilaian terendah dari karateristik sub indikator menyediakan kotak saran
dalam pernyataan pertanggung jawaban petugas kesehatan diperoleh oleh
penilaian tidak setuju sebesar 1 (satu) orang dengan perentase 1% responden.
Pada sub indikator menyediakan kotak saran menunjukkan pada
pernyataan pertanggung jawaban petugas kesehatan bahwa berada pada tingkat
penilaian Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 79,6 % responden atau
sebesar 78 (tujuh puluh delapan) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil
analisis Sangat Setuju sebesar 34,7% responden dan Setuju sebesar 44,9%
responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa penyediaan kotak
saran di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada
pada tingkat penilaian baik. Hasil pelayanan yang diberikan sesuai dengan
pedoman pelayanan kesehatan berdasarkan Standar Operasional Prosedur di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Senada menurut
Weber (Mustafa, 2012: 20) ciri dari birokrasi ideal adalah adanya pembagian
pekerjaan, hubungan dan tanggungjawab didefinisikan dengan jelas.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa penyedian kotak saran dalam memberikan
saran pelayanan yang baik bagi seluruh pasien tanpa terkecuali dengan
tersedianya fasilitas penunjang yang memadai bagi kenyamanan pasien.
Meskipun pasien terkadang membeli obat dari luar karena obat yang
dibutuhkan tidak tersedia.
Tabel 4.27
Karakteristik Menelpon Langsung Pihak Rumah Sakit
atau Melalui Media Sosial
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 35 35,7
Setuju (S) 52 53
Ragu-Ragu (RR) 6 6,2
Tidak Setuju (TS) - -
Sangat Tidak Setuju (STS) 5 5,1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.27 tentang karateristik sub indikator hasil Menelpon
langsung pihak rumah sakit atau melalui media sosial pada indikator keluhan
dan saran dalam variabel kepuasan pasien dengan responden penelitian
sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi diperoleh item
pernyataan setuju dengan jumlah responden sebesar 52 (lima puluh dua) orang
dengan perentase 53% responden. Selain itu, penilaian terendah dari
karateristik sub indikator Menelpon langsung pihak rumah sakit atau melalui
media sosial dalam pernyataan pelayanan diperoleh penilaian tidak setuju
sebesar 5 (lima) orang dengan perentase 5,1% responden.
Pada sub indikator Menelpon langsung pihak rumah sakit atau melalui
media sosial menunjukkan pada pernyataan pelayanan bahwa berada pada
tingkat penilaian Sangat Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 88,7 %
responden atau sebesar 87 (delapan puluh tujuh) orang. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju sebesar 35,7% responden dan Setuju
sebesar 53% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa Menelpon
langsung pihak rumah sakit atau melalui media sosial di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada pada tingkat penilaian sangat
baik. Tenaga medis senantiasa mengingatkan pelyanan dengan tepat dan benar.
Senada menurut Weber (Mustafa, 2012: 20) ciri dari birokrasi ideal adalah
adanya pembagian pekerjaan, hubungan dan tanggungjawab didefinisikan
dengan jelas. Selain itu, ada pengaturan tugas pada penyelesaian pekerjaan.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa Menelpon langsung pihak rumah sakit atau
melalui media sosial di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar bahwa paseien selalu diberikan pelayanan yang baik oleh tenaga medis
yang memeriksa pasien dengan keramahan dan sopan santun dalam berbicara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan dan saran di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada pada kategori sangat baik.
Hal ini karena masyarakat memperoleh pelayanan yang sesuai dengan hasil
pelayanan yang diberikan dengan yang ditetapkan. Sesuai dengan pendapat
Sedermayanti (2010:89) bahwa keluhan dan saran adalah hasil pelayanan yang
akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil obervasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien sesuai dengan jenis pelayanan yang diajukan mulai dari pendaftaran,
pengobatan sampai penerimaan obat pada di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar. Pasien dilayani sesuai alur pelayanan dan jadwal
pemberian pelayanan yang sudah disediakan berdasarkan setiap instalasi
pelayanan yang disediakan.
Berdasarkan hasil analisis data dari dua sub indikator dalam Indikator
keluhan dan saran pada variabel kepuasan pasien disajikan pada tabel 4.28
sebagai berikut.
Tabel 4.28
Indikator Keluhan dan Saran
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Menyediakan Kotak Saran 34,7 44,9 15,4 1 4,1 100
Menelpon langsung pihak
rumah sakit atau melalui
media sosial
36,7 45,9 10,2 3,1 4,1 100
Rata-Rata (%) 35,7 47,9 10,6 1,5 4,3 100
Jumlah 35 47 10 2 4 89
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data hasil analisis deskriptif tabel 4.27 maka Kepuasan
pasien dengan dimensi keluhan dan saran di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar mendapat penilaian dari responden paling tinggi
sebesar 47,9% atau 47 (empat puluh tujuh) responden dengan penilaian Setuju
(S) sedangkan penilaian yang terendah sebesar 1,5% atau 2 (dua) responden
dengan penilaian Tidak Setuju (TS).
Indikator keluhan dan saran di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki penilaian Sangat Baik
sebesar 83,6% atau 82 responden. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil
analisis indikator keluhan dan saran sebesar 35,7% responden sangat setuju
dan 47,9% responden setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan dan saran di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada pada kategori sangat baik.
Hal ini karena masyarakat memperoleh pelayanan yang sesuai dengan hasil
pelayanan yang diberikan dengan yang ditetapkan. Sesuai dengan pendapat
Sedermayanti (2010:89) bahwa keluhan dan saran adalah tolak ukur hasil
pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Namun, masih ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan penilaian
pelayanan kurang baik dalam indikator keluhan dan saran. Penilaian tersebut
dipengaruhi oleh sub indikator hasil pelayanan yang diberikan dan kesesuaian
ketentuan hasil pelayanan yang perlu terus ditinggkatkan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
2. Ghost Shopping
Ghost shopping dalam penelitian ini merupakan indikator dari kepuasan
pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar
menunjukkan bahwa pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam
pemberian pelayanan harus sesuai dengan hak dan kewajiban yang sama
kepada seluruh pasien yang melakukan pengobatan. Maka, untuk mengetahui
indikator ghost shopping akan diukur melalui sub indikator dalam 2 (dua)
pernyataan dalam penelitian ini yaitu; Memberikan hak dan kewajiban yang
sama dalam pelayanan dan Tidak sewenang-wenang dalam pelayanan. Untuk
mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan puluh delapan) orang
terhadap dimensi ghost shopping dapat dilihat dalam pengolahan data pada
tabel 4.29, 4.30 dan 4.31 sebagai berikut.
Tabel 4.29
Karateristik Memberikan Hak dan Kewajiban Yang Sama
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 44 44,9
Setuju (S) 44 44.9
Ragu-Ragu (RR) 7 7,2
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.29 tentang karateristik sub indikator memberikan
hak dan kewajiban yang sama pada indikator ghost shopping dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dan setuju dengan jumlah
responden sebesar 44 (empat puluh empat) orang dengan perentase 44,9%
responden. Selain itu, penilaian terendah dari memberikan hak dan kewajiban
yang sama diperoleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 1 (satu) orang
dengan perentase 1% responden.
Pada sub Indikator memberikan hak dan kewajiban yang sama
menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik dengan
penilaian masyarakat sebesar 89,8% responden atau sebesar 88 (delapan puluh
delapan) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju
sebesar 44,9% responden dan Setuju dan 44,9% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwamemberikan hak
dan kewajiban yang sama di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar berada pada tingkat penilaian sangat baik. Masyarakat penerima
layanan memperoleh pelayanan sesuai hak dan kewajiban pasien, pelayanan
yang diberikan sesuai dengan kewajiban pembayaran pasien berdasarkan
jaminan kesehatan yang diajukan dalam pengobatan pasien. Sesuai pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 15 Pasal 1 ayat 1Tahun 2014 bahwa “setiap
penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan dan menerapkan standar
pelayanan publik untuk setiap jenis pelayanan. Standar Pelayanan merupakan
tolok ukur bagi penyelenggara pelayanan yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti pada sub indikator
pemberikan hak dan kewajiban yang sama di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa hak pasien memporeh
pelayanan kesahatan yang berkualitas, namun pemberian fasilitas pelayan yang
memadai yang diberikan sesuai dengan kewajiban pasien dalam pembayaran
jaminan kesehatan yang dilakukan pada saat pendaftaran administrasi.
Tabel 4.30
Tidak Sewenang-Wenang Dalam Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 37 37,8
Setuju (S) 46 46,9
Ragu-Ragu (RR) 10 10,3
Tidak Setuju (TS) 4 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.30 tentang karateristik sub indikator tidak sewenang-
wenang dalam pelayanan pada indikator ghost shopping dengan responden
penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi
diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dengan jumlah responden sebesar
46 (empat puluh enam) orang dengan peresentase 46,9% responden. Selain itu,
penilaian terendah dari karateristik tidak sewenang-wenag dalam pelayanan
diperoleh penilaian sangat tidak setuju sebesar 1 (satu) orang dengan
peresentase 1% responden.
Pada sub Indikator tidak sewenang-wenag dalam pelayanan
menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik dengan
penilaian masyarakat sebesar 84,7% responden atau sebesar 83 (delapan puluh
tiga) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju
sebesar 37,8% responden dan Setuju dan 46,9% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa tidak sewenang-
wenag dalam pelayanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar berada pada tingkat penilaian sangat baik. Pasien penerima layanan
memperoleh pelayanan tidak sewenag-wenag dengan pasien lainnya, pelayanan
yang diberikan sesuai alur pelayanan kesehatan berdasarkan SOP di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesi Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 29 ayat 1(a) bahwa
setiap rumah sakit memiliki kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti pada sub indikator
pemberikan hak dan kewajiban yang sama di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa biaya pelayanan yang
diberikan kepada pasien tidak dibedakan antara pasien umum atau pasien
dengan jaminan kesehatan dengan fasilitas yang sama yang dibayarkan sesuai
pilihan pasien.
Berdasarkan hasil analisis data pada dua pernyataan dalam Indikator
ghost shopping pada variabel kupuasan pasien disajikan pada tabel 4.31
sebagai berikut.
Tabel 4.31
Indikator Ghost Shopping
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Memberikan hak dan
kewajiban yang sama 44,9 44,9 7,2 2 1 100
Tidak sewenang-wenang
dalam pelayanan 37,8 46,9 10,3 4 1 100
Rata-Rata (%) 41,3 45,9 8,9 3,4 1,2 100
Jumlah 41 45 8 3 1 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data tabel 4.31 hasil analisis deskriptif kepuasan pasien
dengan dimensi ghost shopping mendapat penilaian tertinggi sebesar 45,9%
atau 41 (empat puluh satu) responden dengan penilaian Setuju (S) sedangkan
penilaian terendah sebesar 1% atau 1 (satu) responden dengan penilaian Sangat
Tidak Setuju (STS). Indikator ghost shopping dalam di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa memiliki
penilaian Sangat Baik sebesar 87,2% responden atau sebesar 84 orang.
Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis indikator ghost shopping
penilain Sangat Setuju sebesar 41,3% responden dan Setuju 45,9% responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator ghost shopping dalam
variabel kepusan pasien berada pada tingkat penilaian sangat baik. Masyarakat
penerima pelayanan kesehatan memperoleh hak dan kewajiban yang sama
kepada seluruh pasien yang melakukan pengobatan di rumah sakit tersebut
sesuai dengan standar pelayanan prima yang ditetapkan. Hal ini selaras dengan
pendapat Sulastana (2017) bahwa tidak adanya kepentingan individu adalah
agar ada keadilan dan efisiensi pelayanan. Pemberian perlakuan yang sama
terhadap semua orang sehingga mendorong demokrasi dalam sistem
administrasi.
Selain itu, dari hasil analisis deskriptif penelitian di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar pada indikator ghost shopping dapat
ditemukan bahwa pemberian pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan hak dan kewajiban bagi pasien. Hal ini karena saat pengamatan di
lokasi penelitian ditemukan adanya pemeriksaan di setiap poliklinik dan ruang
perawatan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
penyakit pasien. Pasien di berikan pelayanan sesuai dengan keluhan pasien
yang sesuai dengan Peraturan UU Nomor 44 Tahun 2009 pasal 29 dan 30 Ayat
1 (b) tentang kewajiban rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standar rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi peneliti ditemukan bahwa pemberian
fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kemampuan yang diinginkan pasien
dalam memperoleh pelayanan kesehatan baik menggunakan jaminan kesehatan
ataupun memakai biaya umum dengan vasilitas perawatan menggunakan
kamar VIP sampai bangsal. Pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan
kemapuan pelayanan tenaga medis serta menyediakan saranan dan pelayanan
bagi masyarakat miskin. Upaya persamaan pelayanan yang diberikan sesuai
kebutuhan dan keinginan pasien selaku penerima pelayanan kesehatan di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Masih ada sebagian
kecil masyarakat yang menilai kurang baik persamaan pelayanan kesehatan di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Berdasarkan uraian
tersebut maka, indikator ghost shopping diperlukan ditingkatan. Upaya tersebut
dilakukan agar pelayanan semakin meningkat di rumah sakit tersebut.
3. Lost Customer
Lost customer merupakan salah satu indikator kepusan pasien
menunjukkan bahwa Setiap tindakan birokrasi hendaknya mengacu pada
Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan publik. Maka, untuk
mengetahui tindakan lost customer dalam pelayanan kesehatan yang diberikan
akan mengacu pada sub indikator yaitu; Standar Operasional Prosedur (SOP) di
rumah sakit dan Sikap petugas menunjukkan kegagalan dalam pelayanan.
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan puluh delapan)
responden terhadap dimensi lost customer dalam pelayanan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dapat dilihat dalam pengolahan
data pada tabel 4.32, 4.33 dan 4.34 sebagai berikut.
Tabel 4.32
Karakteristik Standar Operasional Prosedur (SOP) Rumah Sakit
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 37 37,8
Setuju (S) 46 46,9
Ragu-Ragu (RR) 11 11,2
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.32 tentang karateristik sub indikator Standar
Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit pada indikator lost customer dalam
melayani dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan)
orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan setuju dengan jumlah
responden sebesar 46 (empat puluh enam) orang dengan perentase 46,9%
responden. Selain itu, penilaian terendah dari karateristik Standar Operasional
Prosedur (SOP) rumah sakit diperoleh penilaian tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebesar 2 (dua) orang dengan perentase 2% responden.
Pada sub Indikator Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit
menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik dengan
penilaian masyarakat sebesar 84,7% responden atau sebesar 84 (delapan puluh
empat) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju
sebesar 37,8% responden dan Setuju sebesar 46,9% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa pelayanan
Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit pada tingkat penilaian sangat
baik. Hal ini senada dengan pendapat Sulastana (2017) bahwa Standar Operasi
Prosedur diaksanakan dengan tidak ada unsur interferensi kepentingan
individu. Tidak adanya kepentingan individu adalah agar ada keadilan dan
efisiensi pelayanan.
Berdasarkan hasil observasi sub indikator Standar Operasional Prosedur
(SOP) rumah sakit ditemukan bahwa pasien penerima pelayanan kesehatan
memperoleh setiap tindakan tenaga medis mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) dalam melakukan pengobatan medis dan pelayanan
administrasidi BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar guna
pada lost customer dalam melayani dalam mempermudah proses pelayanan
publik. Pemberian pelayanan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
memberikan kepusan dalam pelayanan.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa Standar
Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit berada pada tingkat penilaian sangat
baik.
Tabel 4.33
Karateristik Sikap Petugas Menunjukkan Kegagalan dalam Pelayanan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 33 33,6
Setuju (S) 53 54,2
Ragu-Ragu (RR) 7 7,2
Tidak Setuju (TS) 3 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.33 tentang karateristik sub indikator Karateristik
Sikap petugas menunjukkan kegagalan dalam pelayanan pada indikator lost
customer dalam melayani dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan
puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan setuju
dengan jumlah responden sebesar 53 (lima puluh tiga) orang dengan perentase
54,2% responden. Selain itu, penilaian terendah dari karateristik Sikap petugas
menunjukkan kegagalan dalam pelayanan diperoleh penilaian sangat tidak
setuju sebesar 2 (dua) orang dengan perentase 2% responden.
Pada sub Indikator Sikap petugas menunjukkan kegagalan dalam
pelayanan menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik
dengan penilaian masyarakat sebesar 87,8% responden atau sebesar 86
(delapan puluh enam) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis
Sangat Setuju sebesar 33,6% responden dan Setuju sebesar 54,2% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa Sikap petugas
menunjukkan kegagalan dalam pelayanan pada tingkat penilaian sangat baik.
Hal ini senada dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 Pasal 1 bahwa Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
Berdasarkan hasil observasi sub indikator Standar Operasional Prosedur
(SOP) rumah sakit di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar belum jelas dipengaruhi oleh publiksi pelayanan yang diberikan belum
diketahui sepenuhnya oleh masyarakat masih ada yang kurang tahu SOP yang
diterapkan sehingga masyarakat kekurangan informasi tentang keseragaman
pelayanan kesehatan yang diberikan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar.
Berdasarkan hasil analisis data pada dua pernyataan dalam Indikator lost
customer dalam melayani pada variabel kepuasan pasien disajikan pada tabel
4.34 sebagai berikut.
Tabel 4.34
Indikator Lost Customer
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Standar Operasional Prosedur
(SOP) Rumah Sakit 37,8 46,9 11,2 2 2 100
Sikap Petugas Menunjukkan
Kegagalan dalam Pelayanan 33,6 54,2 7,2 3 2 100
Rata-Rata (%) 35,7 48,6 10,5 3,4 1,6 100
Jumlah 35 47 10 4 2 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data tabel 4.34 maka hasil analisis deskriptif kepuasasan
pasien dengan dimensi lost customer dalam melayani mendapat terdapat 2
(dua) pernyataan dengan penilaian responden paling tinggi sebesar 48,6% atau
47 (empat puluh tujuh) responden dengan penilaian Setuju (S) sedangkan
penilaian yang terendah sebesar 1,6% atau 2 (dua) responden dengan nilai
Sangat Tidak Setuju (STS). Indikator lost customer dalam melayani dalam
pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa memiliki penilaian Sangat Baik
sebesar 84,3% responden atau sebesar 82 responden. Penilaian tersebut
diperoleh dari hasil analisis indikator lost customer dalam melayani dengan
hasil penilaian Sangat Setuju sebesar 35,7% responden dan Setuju 48,6%
responden Setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lost customer dalam melayani
berada pada tingkat penilaian sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pasien diberikan perawatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan riwayat penyakit pasien tanpa ada perbedaan dengan pasien
lainnya. Hal ini senada dengan pendapat Dwiyanto (2012:137) bahwa
pengembangan standarisasi prosedur dan rutinitas birokrasi weberian
ditunjukkan untuk menyederhanakan pelayanan yang kompleks dan memiliki
turbulensi yang tinggi sehingga dapat dikelola dengan mudah oleh aparatur
birokrasi. Standarisasi kepuasan pasien yang dimaksud adalah untuk Keluhan
dan Saran, Ghost shopping, Lost customer, survey kepuasan pelanggan.
Adapun masih ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan penilaian
kurang baik. Penilaian tersebut dipengaruhi oleh sub indikator Standar
Operasional Prosedur (SOP) di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar.
Berdasarkan hasil observasi penelitian yang dilakukan di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar ditemukan bahwa lost customer
dalam melayanani belum jelas. Hal ini karena SOP pelayanan belum jelas
dipublikasikan kepada masyarakat penerima layanan. Masyarakat masih
banyak yang belum mengetahui SOP yang diterapkan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Sehingga perlu adanya peningkatan
akses publikasi bagi masyarakat untuk mengetahui SOP dalam pemberian
pelayanan kesehatan yang diberikan. Padahal sudah menjadi kewajiban bagi
setiap rumah sakit milik pemerintah memberikan informasi yang benar, jelas
dan jujur mengenai hak serta kewajiban pasien.
4. Survey Kepuasan Pelanggan
Survei kepuasan pelanggan dalam penelitian ini merupakan indikator
bagian dari kepuasan pasien dalam pelayanan publik di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Maka untuk mengetahui indikator
survey kepuasan pelanggan diukur melalui sub indikator dalam 2 (dua)
pernyataan yakni; Mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
Pelayanan tidak membeda-bedakan antara status sosial ataupun golongan.
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke 98 (sembilan puluh delapan)
responden terhadap dimensi menjaga keadilan dapat dilihat dalam pengolahan
data pada tabel 4.35, 4.36 dan 4.37 sebagai berikut.
Tabel 4.35
Karateristik Mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP)
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 31 31,6
Setuju (S) 52 53,2
Ragu-Ragu (RR) 4 4
Tidak Setuju (TS) 7 7,2
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 4
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.35 tentang karateristik sub indikator Mengacu pada
Standar Operasional Prosedur (SOP) pada indikator survey kepuasan
pelanggan dengan responden penelitian sebanyak 98 (sembilan puluh delapan)
orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh item pernyataan sangat setuju dengan
jumlah responden sebesar 52 (lima puluh dua) orang dengan perentase 53,2%
responden. Selain itu, penilaian terendah dari tidak memihak dalam pelayanan
diperoleh oleh penilaian ragu-ragu dan sangat tidak setuju sebesar 4(empat)
orang dengan perentase 4% responden.
Pada sub Indikator Mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP)
menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik dengan
penilaian masyarakat sebesar 84,8% responden atau sebesar 83 (delapan puluh
tiga) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis Sangat Setuju
sebesar 31,6% responden dan Setuju53,2% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa Mengacu pada
Standar Operasional Prosedur (SOP) di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar berada pada tingkat penilaian sangat baik. Masyarakat
penerima layanan memperoleh pelayanan Mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP), pelayanan yang diberikan sama sesuai kebutuhan pengobatan
pasien. Senada menurut Sulastana(2017) bahwa Standar Operasi Prosedur
diaksanakan dengan tidak ada unsur interferensi kepentingan individu. Tidak
adanya kepentingan individu adalah agar ada keadilan dan efisiensi pelayanan.
Impersonal detachment menyebabkan perlakuan yang sama terhadap semua
orang sehingga mendorong demokrasi dalam sistem administrasi.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti pada sub indikator
Mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa
pelayanan yang diberikan kepada pasien Mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP), pelayanan yang diberikan sesuai dengan nomor antrian mulai
dari pendaftaran, pemeriksaan atau pengobatan dan pengambilan obat di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
Tabel 4.36
Karateristik Pelayanan Tidak Membeda-Bedakan Antara
Status Sosial Ataupun Golongan
Item Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat Setuju (SS) 45 45,9
Setuju (S) 35 35,8
Ragu-Ragu (RR) 14 14,3
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2
Jumlah Total 98 100
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.36 hasil analisis deskriptif tentang karateristik sub
indikator pemberian pelayanan yang tidak membeda-bedakan status sosial
pada indikator survey kepusan pelanggan dengan responden penelitian
sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) orang. Penilaian tertinggi diperoleh oleh
item pernyataan sangat setuju dengan jumlah responden sebesar 45 (empat
puluh lima) orang dengan perentase 45,9 responden. Selain itu, penilaian
terendah dari pemberian pelayanan yang tidak membeda-bedakan diperoleh
oleh penilaian tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 2 (dua) orang dengan
peresentase 2% responden.
Pada sub Indikator pemberian pelayanan yang tidak membeda-bedakan
status sosial menunjukkan bahwa berada pada tingkat penilaian Sangat Baik
dengan penilaian masyarakat sebesar 81,8% responden atau sebesar 80
(delapan puluh) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari Sangat Setuju sebesar
45,9% responden dan Setuju35,8% responden.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pelayanan yang tidak membeda-bedakan status sosial di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada pada tingkat penilaian sangat
baik. Masyarakat penerima layanan memperoleh pelayanan yang tidak dibeda-
bedakan antara status sosial, golongan ataupun jabatan pasien. Sesuai Undang
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik adalah suatu
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
berhak atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti pada sub indikator survey
kepusan pelanggan yang tidak membeda-bedakan status sosial atau golongan
di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan
bahwa pemberian pelayanan yang diberikan sesuai kemampuan pasien
membayar biaya jaminan kesehatan sesuai fasilitas yang diinginkan. Selain itu,
pasien menerima pelayanan kesehatan berdasarkan setiap instalasi dalam alur
pelayanan yang diberikan sesuai dengan nomor antrian pasien.
Berdasarkan hasil analisis data dalam dua sub indikator survey kepuasan
pelanggan pada variabel kepusan pasien disajikan pada tabel 4.37 sebagai
berikut.
Tabel 4.37
Indikator Survey Kepuasan Pelanggan
ITEM-ITEM INSTRUMEN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) 31,6 53,2 4 7,2 4 100
Pelayanan Tidak Membeda-
bedakan Antara Status Sosial
Ataupun Golongan
45,9 35,8 14,3 2 2 100
Rata-Rata (%) 38,7 44,7 10,3 4 2,3 100
Jumlah 38 44 10 4 2 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data tabel 4.37 kepuasan pasien dalam dimensi survey
kepusan pelanggan mendapat penilaian rata-rata dari responden paling tinggi
dengan 44,7% atau 44 (empat puluh empat) responden memberikan penilaian
Setuju (S) dan terendah 2% atau2 (dua) responden memberikan penilaian
Sangat Tidak Setuju (STS). Indikator survey kepusan pelanggan dalam
pemberian pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa berada pada tingkat
Sangat Baik dengan penilaian masyarakat sebesar 83,4% responden atau
sebesar 82 (delapan puluh dua) orang. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil
analisis indikator survey kepusan pelanggan sebesar 38,7% responden Sangat
Setuju dan 44,7% responden Setuju.
Hasil analisis deskriptif penelitian menunjukkan bahwa survey kepusan
pelanggan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar berada
pada tingkat penilaian sangat baik. Masyarakat penerima layanan memperoleh
pelayanan yang tidak dibeda-bedakan antara status sosial, golongan ataupun
jabatan pasien. Hal ini selaras dengan pendapat Weber (Sulastana, 2017)
bahwa dalam pemberian pelayanan harus dihindarkan pada pertimbangan
pribadi atau golongan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan yang
adil bagi semua orang dan persamaan pelayanan administrasi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar pada indikator survey kepusan
pelanggan dapat ditemukan bahwa kepusan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar diterapkan dengan baik dilihat pada pemberian
pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis dan pelayanan administrasi tidak
membeda-bedakan antara status ataupun golongan masyarakat yang menjadi
pasien rawat inap ataupun rawat jalan. Hal ini karena pada saat pendaftaran
sebagai pasien hingga pengobatan dan pengambilan obat bagi pasien dilakukan
berdasarkan nomor antrian yang sesuai dengan kedatangan pasien sehingga
proses pelayanan yang dilakukan dapat tertib, tidak memihak dan tidak
membedakan satu sama lainnya dalam proses pelayanan kesehatan yang
dilakukan. Alur pelayanan yang diberikan di rumah sakit ini disediakan pula
tempat pengaduan pelayanan yang langsung kepada direktur BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Sehingga apabila ada keluhan tentang
pelayanan yang kurang memuaskan bagi pasien dapat segera di tindak lanjuti
perbaikan pelayanannya.
Indikator survey kepusan pelanggan masih ada sebagian kecil masyarakat
yang menganggap bahwa kepusan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar kurang baik. Penilaian tersebut dipengaruhi oleh sub
indikator memihak dalam SOP dalam pelayanan karena pelayanan yang
diberikan ada indikasi hubungan kekerabatan atau kekeluargaan sehingga
berpengaruh dalam pemberian pelayanan yang berkualitas. Berdasarkan uraian
hasil penelitian indikator survey kepuasan pelanggan pada variabel kepusan
pasien maka perlu peninggkatan pemberian pelayanan kesehatan dalam
kepusan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar. Upaya
ini dilakukan agar kepusan semakin meningkat di rumah sakit tersebut.
Hasil analisis deskriptif statistik penelitian di BLUD RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dalam dimensi Kepuasan Pasient. Maka,
selanjutnya menyatukan nilai rata-rata dari ke 4 (empat) indikator tersebut.
Sehingga variabel Kepuasan Pasien dalam penelitian ini dapat diperoleh hasil
akhir dari Kepuasan Masyarakat pada pelayanan kesehatan pada tahun 2019.
Maka hasil analisis Kepuasan Pasien dapat dilihat pada tabel 4.38 sebagai
berikut.
Tabel 4.38
Variabel Kepuasan Pasien (Y)
DIMENSI PENELITIAN SS
(%)
S
(%)
RR
(%)
TS
(%)
STS
(%)
JUMLAH
(%)
Keluhan dan Saran 35,7 47,9 10,6 1,5 4,3 100
Ghost Shopping 41,3 45,9 8,9 3,4 1,2 100
Lost Customer 35,7 48,6 10,5 3,4 1,6 100
Survey Kepuasan
Pelanggan
38,7 44,7 10,3 4 2,3 100
Rata-rata (%) 33,6 45,9 14,3 3,4 2,8 100
Jumlah 32 45 14 4 3 98
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan data pada tabel 4.37 hasil penelitian pada dimensi Kepuasan
Pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar dengan
mengacu pada 4 (empat) indikator yaitu; Keluhan dan Saran, Ghost shopping,
Lost customer, dan survey kepuasan pelanggan maka penilaian hasil analisis
variabel kepuasan pasien dalam pelayanan publik mendapat penilaian tertinggi
setuju (S) sebesar 45,9%atau 45 (empat puluh lima) responden sedangkan
penilaian yang terendah sangat tidak setuju (STS) sebesar 2,8% responden.
Kepuasan pasien dalam pemberian pelayanan kesehatan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa
responden puas dalam pelayanan kesehatan yang diberikan dengan penilaian
sebanyak 79,5% atau sebesar 77 (tujuh puluh tujuh) orang. Penilaian diperoleh
dari hasil penilaian sangat setuju sebesar 33,6% ditambah penilaian setuju
sebesar 45,9%.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat menerima
pelayanan kesehatan dengan indikator kepuasan pasien menunjukkan bahwa
keramahan dan kesopanan petugas kesehatan dalam pelayanan di BLUD
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar serta adanya kesesuaian
keahlian petugas pelayan kesehatan yang diberikan dalam melayani. Hal ini,
senada dengan pendapat Sedermayanti (2010:89) bahwa kompetensi petugas
pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan dalam pelayanan
publik. Namun, masih ada sebagian kecil masyarakat yang memberikan
penilaian pelayanan kurang baik. Penilaian tersebut dipengaruhi oleh sub
indikator keramahan dan kesopanan petugas pelayanan serta keterampilan
petugas pelayanan yang perlu terus ditinggkatkan untuk memenuhi kebutuhan
penerima layanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten
Takalar.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa kepuasan pasien dapat terpenuhi apabila
pelayanan yang diberikan kepada pasien bermutu maka perlu peninggkatan
bagi setiap indikator kepuasan pasien seperti; Keluhan dan Saran, Ghost
shopping, Lost customer, dan survey kepuasan pelanggan. Sehingga perlu
diterapkan aktualisasi pelayanan yang terus ditingkatkan bagi seluruh jenis
pelayanan kesehatan bagi pasien atau masyarakat yang melakukan pengobatan
di rumah sakit tersebut.
Hasil penelitian variabel kepuasan pasien dari 98 diperoleh skor
perolehan sebanyak 6367 dari 8 (delapan) pernyataan didapatkan pada
empatindikator. Adapun skor tetinggi dari setiap item pernyataan diberi skor 5
(lima). Untuk mengetahui skor maximum variabel kepuasan pasien (Y) adalah
sebagai berikut.
Skor Maximum = Skor tertinggi item pernyataan N Item Pernyataan
5 98 8
3920
Berdasarkan hasil penelitian kepuasan pasien di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar adapun jumlah skor hasil
pengumpulan data kusioner penelitian diperoleh 3300. Maka dengan demikian
tanggapan 98 responden terhadap kepuasan pasien di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar yaitu :
Skor Perolehan 100% = 3300 100% = 84,1 %
Skor Maksimum 3920
Jadi, kepuasan pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Kabupaten Takalar sebesar 84,1% dari kriteria yang ditetapkan mengacu pada
ke empat indikator penilaian. Apabila di interpretasikan maka nilai 84,1%
berada pada penilaian puas. Sedangkan nilai 3300 termasuk dalam kategori
interval baik. Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut.
0 20 40 60 84,1 100
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
0 784 1.568 2352 3136 3920
SKB KB CB B SB
Keterangan:
Sangat Kurang Baik (SKB) = 1 = 1 98 8 = 784
Kurang Baik (KB) = 2 = 2 98 8 = 1568
Cukup Baik (CB) = 3 = 3 98 8 = 2352
Baik (B) = 4 = 4 98 8 = 3136
Sangat Baik (SB) = 5 = 5 98 8 = 3920
Berdasarkan hasil observasi ke-empat indikator kepuasan pasien yaitu;
Keluhan dan Saran, Ghost shopping, Lost customer, dan survey kepuasan
pelanggan ditemukan bahwa kepuasan pasien dapat meningkat apabila ke
empat indikator tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat dalam pelayanan kesehatan maka R BLUD RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar harus terus berupaya memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada seluruh pasien. Hal ini dimaksudkan agar
pasien menerima pelayanan yang sesuai dengan prosedur pelayanan yang
berlaku. Pasien menerima pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan waktu
yang ditetapkan, biaya yang diberikan sesuai jenis jaminan kesehatan pasien
dan tidak memberatkan pasien dalam pelayanan karena masalah biaya jaminan
kesehatan yang diberikan pasien. Perlu penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai . Selain itu, perlu peningkatan kompetensi birokrasi
dalam melayani yang ditempatkan harus sesuai penempatan keahlian atau
disiplin ilmu yang diperoleh dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
memuaskan.
3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di BLUD RSUD
H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar.
Sebelum melakukan analisis regresi, keseluruhan data harus melalui uji
validitas dan reliabilitas. Analisis pengujian validitas dan reliabilitas terhadap
instrumen kuesioner dilakukan untuk menjamin bahwa instrumen penelitian
yang digunakan tersebut akurat dan dapat dipercaya, serta dapat diandalkan
apabila digunakan sebagai alat dalam pengumpulan data.
Melakukan pengujian validitas suatu instrumen kuesioner dapat
digunakan metode statistik SPSS. Hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil
bahwa pada umumnya rata-rata instrumen kuesioner sangat valid. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai r Product Moment r tabel lebih besar dari 0.44 (valid).
Ketentuan validitas suatu instrumen telah memenuhi syarat minimal sebesar
0.44 sebagai suatu instrumen yang dianggap valid. Untuk jelasnya, ringkasan
hasil uji validitas dapat dilihat dalam tabel uji validitas.
Tabel 4.39
Ringkasan Hasil Uji Validitas
No.
Instrumen r Hitung
Kualitas Pelayanan
(X)
r Hitung
Kepusan Pasien
(Y)
r Tabel Keputusan
1 0.696 0.774 0.44 Valid
2 0.651 0.597 0.44 Valid
3 0.696 0.774 0.44 Valid
4 0.537 0.551 0.44 Valid
5 0.836 0.732 0.44 Valid
6 0.836 0.558 0.44 Valid
7 0.703 0.590 0.44 Valid
8 0.550 0.707 0.44 Valid
9 0.665 0.774 0.44 Valid
10 0.726 0.597 0.44 Valid
11 0.690 0.774 0.44 Valid
12 0.638 0.551 0.44 Valid
13 0.836 0.732 0.44 Valid
14 0.690 0.558 0.44 Valid
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan tabel 4.39 di atas menunjukkan bahwa keseluruhan
instrumen untuk variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pasien dinyatakan
valid karena hasil uji validitas menunjukkan nilai r hitung > r tabel.
Selanjutnya untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
Koefisien Reliabilitas (Cronbach Alpha). Hasil uji reliabilitas instrumen
kuesioner sebagaimana yang terdapat dalam lampiran dapat disimpulkan dalam
Tabel 4.40 berikut ini:
Tabel 4.40
Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Kualitas pelayanan (X)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.762 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 84.30 146.958 .666 .745
item_2 84.10 147.989 .618 .747
item_3 84.30 146.958 .666 .745
item_4 84.35 151.082 .503 .753
item_5 84.35 146.661 .821 .743
item_6 84.35 146.661 .821 .743
item_7 84.50 146.368 .672 .744
item_8 84.50 151.211 .518 .753
item_9 84.10 150.516 .642 .751
item_10 84.35 145.608 .696 .743
item_11 84.65 144.239 .651 .741
item_12 84.40 153.832 .623 .757
item_13 84.35 146.661 .821 .743
item_14 84.65 144.239 .651 .741
Skor 43.75 39.671 1.000 .912
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Tabel 4.40 diatas, menunjukkan bahwa nilai alpha instrumen penelitian
variabel kualitas pelayanan pada masing-masing variabel lebih besar dari nilai
yang diisyaratkan, yaitu sebesar 0.762 atau lebih besar dari 0.700. Dengan
demikian, keseluruhan instrumen kuesioner dalam penelitian ini adalah reliable
(dapat dipercaya) karena telah memenuhi syarat minimal. Berikut hasil
ringkasan uji reliabilitas variabel kepuasan pasien.
Tabel 4.41
Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Kepuasan Pasien (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.764 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 47.35 38.871 .729 .727
item_2 47.10 40.411 .526 .744
item_3 47.35 38.871 .729 .727
item_4 47.40 41.621 .490 .751
item_5 47.50 38.789 .676 .729
item_6 47.55 41.839 .503 .752
item_7 47.10 41.674 .539 .750
item_8 47.40 39.095 .647 .732
Skor 25.25 11.355 1.000 .818
(Sumber: Data Primer diolah, tahun 2020)
Berdasarkan Tabel 4.41 di atas, menunjukkan bahwa nilai alpha
instrumen penelitian variabel kepuasan pasien pada masing-masing variabel
lebih besar dari nilai yang diisyaratkan, yaitu sebesar 0.764 atau lebih besar
dari 0.700. Dengan demikian, keseluruhan instrumen kuesioner dalam
penelitian ini adalah reliable (dapat dipercaya) karena telah memenuhi syarat
minimal.
Untuk melihat hasil pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar pada
responden yang berjumlah sebanyak 98 orang yang dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 26.0.
Adapun hasil analisis regresi sederhana dapat diperoleh seperti pada tabel
dibawah ini:
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .715a .511 .506 2.96324
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Model summary diatas merupakan tabel untuk memperoleh informasi
mengenai besarnya pengaruh dari variabel X terhadap Variabel Y, pengaruh
tersebut disimbolkan dengan R (korelasi), seperti pada tabel diatas menjelaskan
besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,715 yang artinya 71,5%.
Dari besar pengaruh variabel independen atau Kualitas Pelayanan (X) terhadap
variabel dependen Kepuasan Pasien (Y) juga ditunjukkan oleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0,506 artinya 50,6% besar pengaruh variabel independen atau
gaya Kualitas pelayanan (X) terhadap variabel dependen atau Kepuasan pasien
(Y) di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar. Dari hasil
output tersebut berada pada tingkat baik hal tersebut juga dibuktikan dari
kolom Standard Error, disitu tertera angka 2.96324 jika nilai semakin
mendekati 0 maka semakin akurat data yang diperoleh.
Hal ini berarti jika kualitas pelyanan dilakukan dengan baik maka
kepuasan pasien akan meningkat dengan baik juga. Sedangkan sisanya 49,4%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian atau yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.254 1.864 8.185 .000
Kualitas Pelayanan .325 .032 .715 10.014 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Pasien
Pada tabel Coefficients diatas digunakan untuk mengetahui output dari
variabel yaitu dengan melihat nilai Sig. pada variabel, jika nilai Sig. lebih kecil
dari 0,05 maka kesimpulannya berpengaruh dan dengan membandingkan t
hitung dan t tabel jika t hitung lebih besar dari t tabel maka kesimpulannya
variabel tersebut berpengaruh, semakin kecil maka semakin berpengaruh.
Adapun rumus model persamaan regresi linear sederhana yang digunakan
dalam menentukan besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = 15.254+ 0,325 (0)
Y = 15.254
Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat diinterpretasikan
bahwa nilai koefisien regresi (b) nilainya sebesar 0,7 atau 71% yang
menyatakan bahwa variabel independen atau Kualitas Pelayanan (X)
berpengaruh positif atau kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen atau
Kepuasan Pasien (Y). Berdasarkan hasil t hitung > t tabel (15.254> 1,675) atau
signifikan (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari < 0,05 sehingga berarti Ha
diterima. Hal ini berarti Ha kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasn pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten
Takalar, dan juga berdasarkan dari perhitungan t hitung dengan t tabel yang
menggambarkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel sehingga variabel X
dapat dikatakan berpengaruh terhadap variabel Y.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 880.593 1 880.593 100.286 .000b
Residual 842.958 96 8.781
Total 1723.551 97
a. Dependent Variable: Kepuasan Pasien
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Tabel Anova diatas digunakan untuk mengetahui informasi tentang
berpengaruh tidaknya variabel X terhadap Variabel Y secara simultan
(bersama-sama) dengan cara melihat nilai Sig. 0,05, jika dibawah 0,05 maka
variabel X dapat dikatakan berpengaruh terhadap variabel Y. Begitupun
dengan pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien dapat ditentukan
dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana antara variabel kualitas
pelayanan (X) terhadap variabel kepuasan pegawai (Y) di BLUD RSUD H.
Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar. Pengambilan keputusan dalam uji
regresi linear sederhana mengacu pada dua hal yaitu :
a. Jika nilai signifikan lebih kecil < 0,05 artinya variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y, maka Ha diterima.
b. Jika nilai signifikan lebih besar > 0,05 artinya variabel X tidak berpengaruh
terhadap variabel Y, maka Ha ditolak.
Berdasarkan hasil analisis data statistik tabel 4.43 Anova tersebut
digunakan untuk menentukan model persamaan regresi linear sederhana yang
diketahui bahwa nilai F hitung = 100.286 dengan tingkat signifikan sebesar
0,000 lebih kecil < 0,05 maka variabel kualitas pelayanan (X) kuat
pengaruhnya terhadap variabel kepuasan pasien (Y) dengan demikan dapat
diketahui bahwa Ha diterima dan H0 ditolak karena nilai Sig. lebih kecil dari
0,05.
Pada tabel 4.25 tabel tanggapan responden pada variabel X dan tabel 4.38
tabel tanggapan responden pada Variabel Y dapat dilihat bahwa pengaruh
kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepuasan pasien
BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar dengan perolehan
nilai pada variabel X sebesar 85,9% dengan status penilaian sangat baik dan
perolehan nilai pada vairabel Y sebesar 79,5% dengan status penilaian baik
dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan memang
memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dilapangan kualitas pelayanan
yang dilakukan BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar
dalam meningkatkan kepuasan pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle
di Kabupaten Takalar sudah baik. Sesuai dengan hasil perhitungan dari tabel
4.41 Model Summary dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
sebesar 71,5%. terhadap kepuasan pasien di BLUD RSUD H. Padjonga
Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tanggapan
responden tentang Kualitas Pelayanan di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle di
Kabupaten Takalar menunjukkan sebesar 85,9% berada pada penilaian sangat
baik. Sedangkan hasil penelitian tanggapan responden tentang kepuasan pasien di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle di Kabupaten Takalar bahwa jumlah
sebesar 79,5% berada pada penilaian baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle di
Kabupaten Takalar dengan menggunakan Model Persamaan Regresi Sederhana
maka dapat diinterpretasikan bahwa nilai koefisien regresi (b) nilainya sebesar
15.254 yang menyatakan bahwa variabel independen atau Kualitas Pelayanan (X)
berpengaruh positif atau kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen atau
Kepuasan Pasien (Y). Berdasarkan hasil t hitung > t tabel (15.254> 1,675) atau
signifikan (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari < 0,05 berarti Ha diterima. Hal ini
berarti Ha kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasn pasien di
BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar, dan juga
berdasarkan dari perhitungan t hitung dengan t tabel yang menggambarkan bahwa
t hitung lebih besar dari t tabel sehingga variabel X dapat dikatakan berpengaruh
terhadap variabel Y. Nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,715 yang artinya
71,5%. Dari besar pengaruh variabel independen atau Kualitas Pelayanan (X)
terhadap variabel dependen Kepuasan Pasien (Y) juga ditunjukkan oleh nilai
Adjusted R Square sebesar 0,506 artinya 50,6% besar pengaruh variabel
independen atau gaya Kualitas pelayanan (X) terhadap variabel dependen atau
Kepuasan pasien (Y) di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten
Takalar.
B. Saran
Adapun saran peneliti kepada pemerintah Kabupaten Takalar dan Direktur
BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle yaitu:
1. Meningkatkan Kepuasan Masyarakat dengan pelayanan yang diberikan
diharapkan terus menjaga kepercayaan masyarakat untuk tetap memilih
menggunakan pelayanan kesehatan dengan melakukan peninggkatan prosedur
pelayanan, peninggkatan waktu pemberian pelayanan yang segera dilakukan,
peningkatan kesesuaian biaya yang dibayarkan dengan ditetapkan dan
kemudahan akses biaya pelayanan, peningkatan hasil pelayanan yang diberikan
dan kesesuaian hasil pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana yang harus
memadai dan bebas dari bahaya, keramahan dan kesopanan petugas pelayanan
serta keterampilan petugas pelayanan. Hal ini dapat dilakukan dengan terus
meningkatkan Sumber daya yang dimiliki melalui Pendiklatan, kegiatan-
kegiatan seminar, workshop ataupun kegiatan penunjang keterampilan lainnya.
2. Rekomendasi yang ditawarkan peneliti dalam perningkatan kualitas pelayanan
di BLUD RSUD H. Padjonga Dg.Ngalle Di Kabupaten Takalar yaitu;
a. Menghilangkan pemberian pelayanan yang memihak karena ada indikasi
hubungan kekerabatan atau kekeluargaan.
b. Pemberian pelayanan yang sama yang perlu ditinggkatkan.
c. Peningkatan pemberian pelayanan yang sesuai atau selaras dengan
kebutuhan pasien yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur
Pelayanan, dan perlunya akses informasi bagi masyarakat mengetahui
Standar Operasional Prosedur Pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arikunto , 2010. Prosedur : suatu pendidikan praktek. Jakarta : Rineka cipta
Anderson , L. 2009. Pembelajara, Pengajaran, dan Asesmen. Yokyakarta
Pustaka Pelajar
Assauri, Sofjan. 2003. Customer Service yang Baik Landasan Pencapaian
Customer Satisfaction, Dalam Usahawan, No. 01, XXXII. Jakarta.
Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Barnes. 2003. Secrets Of Customer Relationship Management. Yogyakarta:
ANDI.
Bintoro. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Cetakan 1. Yogyakarta:Gava
Media
Fandy, Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa “Edisi Kedua”. Yogyakarta: Andy
Offset
Gibson, James, L. 2007. Organisasi. Jakarta : Binarupa Aksara
Gilmore, J.V., 1974, The Productive Personality, San Fransisco: Albion
Ibrahim. 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Jacobalis. 2001. Pokok-Pokok Tentang Rumah Sakit di Indonesia dalam
Dinamika Sejarah, Transformasi, Glbalisasi dan Krisis Nasional.
Jakarta: IDI
Jhon J. 1992. Promotion Management. Bostom : Houghton Mifftin
Kotler. 2007. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta: Prenhalindo
Lukman, Sampara. 1999. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN
Press
Mustafa, Delly. 2012. Perilaku Birokrasi Diantara Pelayan dan Dilayani.
Makassar: Fahmis Pustaka.
Moenir, H.A.S. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara
Schulz. R., Dkk. 2003. Hospital Cost in Patients Receiving Prolonged
Mchanical Ventilation. Does Age Have an Impact?. Critical Care
Medicine
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumarwanto. 1994. Standar Perilaku Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk
Menangkap Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yokyakarta : Andi
Offset
Wilfidrus, 1997. Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Kualitas
Pelayanan. Usahawan No.05 Tahun XXVI, Mei.
Widodo, Joko. 2001. Good Governance : Telaah dari Dimensi “Akuntabilitas
dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Suraba: Insan Cendekia
B. Tesis/Jurnal
Hakiki, Bagja. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo
Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Banten: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Irsan. 2012. Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Simpur di Bandar
Lampung”. Bandar Lampung: Tesis Universtias Lampung
Nova, Fitra R. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Inap Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Fakultas Ekonomi
Rijanto, S. 1994. Tantangan Industri Rumah Sakit Indonesia tahun 2020.
Jurnal Kajian Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UI Press
Utama, S. 2005. Memahami Fenomena Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Jurnal
Manajemen Kesehatan.
Anissa, Valentina. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Konsumen (Studi pada Pasien Poliklinik Rawat Jalan) Rumah
Sakit Dr. Cipto Mangungkusumo. Semarang: Universitas Diponegoro.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
C. Sumber Internet
Suparyanto. 2011. Mutu Pelayanan Kesehatan. Diakses dari http://dr-
suparyanto.bogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-
kesehatan.html?m=1. Pada tanggal 25 Desember 2018
Parlin Nainggolan. 2010. Ghost Shopping, Strategi Untuk Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Tehrdap Konsmen. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan//ghost-shopping-
strategi-untuk-meningkatkan-kualitas-pelayanan-terhadap-
konsumen. Pada tanggal 25 Desember 2018
D. Regulasi/Aturan
Anonim. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.
1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No./KEP/25//M.PAN/2/2004 tentang Pelayanan Publik.
Republik Indonesia. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No. Variabel Indikator Sub Indikator
1. Kualitas
Pelayanan
(X)
a. Kinerja tenaga
dokter
1) Tingkat keahlian dalam pelayanan
kepada pasien.
2) Keterampilan dalam pelayanan
kepada pasien.
3) Keramahan dan kesopanan petugas
pelayanan.
b. Kinerja tenaga
perawat
1) Tingkat keahlian dalam pelayanan
kepada pasien.
2) Keterampilan dalam pelayanan
kepada pasien.
3) Keramahan dan kesopanan petugas
pelayanan.
c. Kondisi fisik 1) Penyediaan sarana dan prasarana
memadai
2) Keadaan rumah sakit selalu bersih
d. Makanan dan
menu
1) Makanan yang diberikan kepada
pasien bergizi
2) Pola makanan diberikan secara
teratur
e. Sistem
administrasi
pelayanan
1) Kemudahan pelayanan
2) Kesederhanaan alur pelayanan
f. Pembiayaan 1) Sesuai biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan.
2) Kemudahan akses biaya pelayanan
2. Kepuasan
Pasien (Y)
a. Keluhan dan
Saran
d. Menyediakan kotak saran
e. Menelpon langsung pihak rumah
sakit atau melalui media sosial
b. Ghost
Shopping
1) Memberikan hak dan kewajiban
yang sama dalam pelayanan
2) Tidak sewenang-wenang dalam
pelayanan
a. Lost Customer 1) Standar Operasional Prosedur
(SOP) di rumah sakit tidak sesuai.
2) Sikap petugas menunjukkan
kegagalan dalam pelayanan
b. Survey
Kepuasan
Pelanggan
1) Mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP)
2) Pelayanan tidak membeda-bedakan
antara status sosial ataupun
golongan
Lampiran 2
KUSIONER PENELITIAN
Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Responden yang Terhormat:
Perkenalkan saya Trisnayanti mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Makassar Program Studi Ilmu Administrasi Negara sedang melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien
BULD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle di Kabupaten Takalar”. Dimohon
kesedian Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk membantu penelitian ini dengan mengisi
kusioner yang disediakan. Diharapkan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk memberikan
jawaban yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
terjadi. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara (i) berikan akan dijamin kerahasiaanya
dan tidak akan berpengaruh pada diri Bapak/Ibu/Saudara (i). Penelitian ini
dilakukan semata-mata untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang pelayanan publik.
A. Petunjuk Pengisian Kusioner
Responden dapat memberikan jawaban dengan tanda ceklis ( ) pada salah
satu pilihan jawaban yang tersedia. Hanya satu jawaban yang diajukan untuk
setiap pertanyaan. Pada masing-masing pertanyaan terdapat lima alternative
jawaban yang mengacu pada teknik skala likert; yaitu:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Ragu-Ragu (RR) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
B. Data Responden
Sebelum menjawab pertanyaan atau pernyataan dalam kusioner ini, mohon
Bapak/Ibu/Saudara (i) mengisi data berikut terlebih dahulu. Lingkari jawaban
pilihan Bapak/Ibu/Saudara (i), jawaban yang diberikan akan diperlakukan secara
rahasia.
1. Berapa usia anda saat ini?
a. 18 - 22 tahun c. 28 - 32 tahun
b. 23 - 27 tahun d. 33 tahun
2. Apa pendidikan terakhir anda ?
a. SD c. SMA/SMK
b. SMP d. Lainnya …………..
3. Berapa lama anda dirawat di BULD RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle di
Kabupaten Takalar?
a. 3 hari c. 8 - 12 hari
b. - 7 hari d. hari
4. Apa jaminan perawatan pasien yang digunakan ?
a. Umum c. BPJS Kesehatan
b. KIS d. Askes
Data yang Bapak/Ibu/Saudara (i) berikan dijamin kerahasiaannya sebagai
tanggung jawab peneliti. Oleh karena itu, dimohon mengisi kusioner secara
subyektif dan sebenarnya. Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.
Berikut Ini Tabel Kusioner Pernyataan Responden Pasien di BULD RSUD
H. Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar.
1. Kualitas Pelayanan (X)
No Pernyataan SS
(5)
S
(4)
RR
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Kinerja Tenaga Dokter
1. Tingkat keahlian dalam pelayanan kepada
pasien.
2. Keterampilan dalam pelayanan kepada
pasien.
3. Keramahan dan kesopanan petugas
pelayanan.
Kinerja Tenaga Perawat
4. Tingkat keahlian dalam pelayanan kepada
pasien.
5. Keterampilan dalam pelayanan kepada
pasien.
6. Keramahan dan kesopanan petugas
pelayanan.
Kondisi Fisik Rumah Sakit
7. Penyediaan sarana dan prasarana memadai
8. Keadaan rumah sakit selalu bersih
Makanan Dan Menu Pasien
9. Makanan yang diberikan kepada pasien
bergizi
10. Pola makanan diberikan secara teratur
Sistem Administrasi Pelayanan
11. Kemudahan pelayanan
12. Kesederhanaan alur pelayanan
Pembiayaan
13. Sesuai biaya yang dibayarkan dengan biaya
yang telah ditetapkan.
14. Kemudahan akses biaya pelayanan
2. Kepuasan Pasien (Y)
No Pernyataan SS
(5)
S
(4)
RR
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Keluhan dan Saran
1. Menyediakan kotak saran
2. Menelpon langsung pihak rumah sakit atau
melalui media sosial
Ghost Shopping
3. Memberikan hak dan kewajiban yang sama
dalam pelayanan
4. Tidak sewenang-wenang dalam pelayanan
Lost Customer
5. Standar Operasional Prosedur (SOP) di
rumah sakit tidak sesuai.
6. Sikap petugas menunjukkan kegagalan
dalam pelayanan
Survey Kepuasan Pelanggan
7. Mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP)
8. Pelayanan tidak membeda-bedakan antara
status sosial ataupun golongan
Lampiran 3
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KUAITAS PELAYANAN
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9
item
_10
item
_11
item
_12
item
_13
item
_14 Skor
item_1 Pearson Correlation 1 .600** 1.000
** .309 .438 .438 .417 .269 .512
* .345 .311 .393 .438 .311 .696
**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .185 .053 .053 .067 .251 .021 .136 .182 .086 .053 .182 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_2 Pearson Correlation .600** 1 .600
** -.026 .369 .369 .533
* .138 .277 .187 .636
*
*
.302 .369 .636*
*
.651**
Sig. (2-tailed) .005 .005 .912 .110 .110 .016 .563 .237 .430 .003 .196 .110 .003 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_3 Pearson Correlation 1.000** .600
** 1 .309 .438 .438 .417 .269 .512
* .345 .311 .393 .438 .311 .696
**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .185 .053 .053 .067 .251 .021 .136 .182 .086 .053 .182 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_4 Pearson Correlation .309 -.026 .309 1 .389 .389 .371 .638** .499
* .547
* .149 .495
* .389 .149 .537
*
Sig. (2-tailed) .185 .912 .185 .090 .090 .108 .002 .025 .012 .532 .026 .090 .532 .015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_5 Pearson Correlation .438 .369 .438 .389 1 1.000** .618
** .319 .499
* .788
*
*
.456* .495
* 1.00
0**
.456* .836
**
Sig. (2-tailed) .053 .110 .053 .090 .000 .004 .170 .025 .000 .043 .026 .000 .043 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_6 Pearson Correlation .438 .369 .438 .389 1.000** 1 .618
** .319 .499
* .788
*
*
.456* .495
* 1.00
0**
.456* .836
**
Sig. (2-tailed) .053 .110 .053 .090 .000 .004 .170 .025 .000 .043 .026 .000 .043 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_7 Pearson Correlation .417 .533* .417 .371 .618
** .618
** 1 .516
* .289 .682
*
*
.249 .236 .618*
*
.249 .703**
Sig. (2-tailed) .067 .016 .067 .108 .004 .004 .020 .217 .001 .290 .317 .004 .290 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_8 Pearson Correlation .269 .138 .269 .638** .319 .319 .516
* 1 .186 .628
*
*
.214 .609*
*
.319 .214 .550*
Sig. (2-tailed) .251 .563 .251 .002 .170 .170 .020 .432 .003 .365 .004 .170 .365 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_9 Pearson Correlation .512* .277 .512
* .499
* .499
* .499
* .289 .186 1 .393 .503
* .408 .499
* .503
* .665
**
Sig. (2-tailed) .021 .237 .021 .025 .025 .025 .217 .432 .086 .024 .074 .025 .024 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_10 Pearson Correlation .345 .187 .345 .547* .788
** .788
** .682
** .628
** .393 1 .198 .390 .788
*
*
.198 .726**
Sig. (2-tailed) .136 .430 .136 .012 .000 .000 .001 .003 .086 .403 .089 .000 .403 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_11 Pearson Correlation .311 .636** .311 .149 .456
* .456
* .249 .214 .503
* .198 1 .449
* .456
* 1.00
0**
.690**
Sig. (2-tailed) .182 .003 .182 .532 .043 .043 .290 .365 .024 .403 .047 .043 .000 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_12 Pearson Correlation .393 .302 .393 .495* .495
* .495
* .236 .609
** .408 .390 .449
* 1 .495
* .449
* .638
**
Sig. (2-tailed) .086 .196 .086 .026 .026 .026 .317 .004 .074 .089 .047 .026 .047 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_13 Pearson Correlation .438 .369 .438 .389 1.000** 1.000
** .618
** .319 .499
* .788
*
*
.456* .495
* 1 .456
* .836
**
Sig. (2-tailed) .053 .110 .053 .090 .000 .000 .004 .170 .025 .000 .043 .026 .043 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_14 Pearson Correlation .311 .636** .311 .149 .456
* .456
* .249 .214 .503
* .198 1.00
0**
.449* .456
* 1 .690
**
Sig. (2-tailed) .182 .003 .182 .532 .043 .043 .290 .365 .024 .403 .000 .047 .043 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Skor Pearson Correlation .696** .651
** .696
** .537
* .836
** .836
** .703
** .550
* .665
** .726
*
*
.690*
*
.638*
*
.836*
*
.690*
*
1
Sig. (2-tailed) .001 .002 .001 .015 .000 .000 .001 .012 .001 .000 .001 .002 .000 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KEPUASAN PASIEN
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 Skor
item_1 Pearson Correlation 1 .553* 1.000
** .241 .324 .177 .437 .295 .774
**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .305 .163 .456 .054 .207 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_2 Pearson Correlation .553* 1 .553
* -.112 .533
* .061 .277 .129 .597
**
Sig. (2-tailed) .011 .011 .638 .016 .800 .237 .587 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_3 Pearson Correlation 1.000** .553
* 1 .241 .324 .177 .437 .295 .774
**
Sig. (2-tailed) .000 .011 .305 .163 .456 .054 .207 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_4 Pearson Correlation .241 -.112 .241 1 .263 .579** .417 .504
* .551
*
Sig. (2-tailed) .305 .638 .305 .263 .008 .067 .023 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_5 Pearson Correlation .324 .533* .324 .263 1 .426 .289 .606
** .732
**
Sig. (2-tailed) .163 .016 .163 .263 .061 .217 .005 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_6 Pearson Correlation .177 .061 .177 .579** .426 1 .082 .589
** .558
*
Sig. (2-tailed) .456 .800 .456 .008 .061 .731 .006 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_7 Pearson Correlation .437 .277 .437 .417 .289 .082 1 .321 .590**
Sig. (2-tailed) .054 .237 .054 .067 .217 .731 .168 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_8 Pearson Correlation .295 .129 .295 .504* .606
** .589
** .321 1 .707
**
Sig. (2-tailed) .207 .587 .207 .023 .005 .006 .168 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Skor Pearson Correlation .774** .597
** .774
** .551
* .732
** .558
* .590
** .707
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .012 .000 .010 .006 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kualitas Pelayanan
Item r hitung r tabel sig. (2-tailed) r kritis Keputusan
1 0.696 0.44 0.001 0.05 Valid
2 0.651 0.44 0.002 0.05 Valid
3 0.696 0.44 0.001 0.05 Valid
4 0.537 0.44 0.015 0.05 Valid
5 0.836 0.44 0.000 0.05 Valid
6 0.836 0.44 0.000 0.05 Valid
7 0.703 0.44 0.001 0.05 Valid
8 0.550 0.44 0.012 0.05 Valid
9 0.665 0.44 0.001 0.05 Valid
10 0.726 0.44 0.000 0.05 Valid
11 0.690 0.44 0.001 0.05 Valid
12 0.638 0.44 0.002 0.05 Valid
13 0.836 0.44 0.000 0.05 Valid
14 0.690 0.44 0.001 0.05 Valid
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kepuasan Pasien
Item r hitung r tabel sig. (2-tailed) r kritis Keputusan
1 0.774 0.44 0.000 0.05 Valid
2 0.597 0.44 0.005 0.05 Valid
3 0.774 0.44 0.000 0.05 Valid
4 0.551 0.44 0.012 0.05 Valid
5 0.732 0.44 0.000 0.05 Valid
6 0.558 0.44 0.010 0.05 Valid
7 0.590 0.44 0.006 0.05 Valid
8 0.707 0.44 0.000 0.05 Valid
Keterangan :
Data dikatakan valid jika nilai r hitung (Pearson Correlation) > r tabel
Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data lebih kecil < 0.05
Data dikatakan reliabel jika angka cronbach alpha lebih besar > 0.7
Nilai r tabel untuk 20 orang responden = 0.44 (tabel Nilai-Nilai r Product
Moment)
Kualitas Pelayanan (X)
RESPONDEN JAWABAN
SKOR P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 45
3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 68
4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 61
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
6 4 3 2 1 2 2 5 4 4 4 2 2 3 2 40
7 4 3 2 3 2 1 1 3 3 2 4 3 2 4 37
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
9 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 47
10 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 66
11 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 3 58
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
13 4 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 48
14 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 63
15 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 57
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
17 4 4 3 4 5 4 4 2 3 2 4 5 3 4 51
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
19 1 2 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 40
20 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 58
21 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 50
22 5 4 5 5 5 5 1 1 1 5 5 5 5 5 57
23 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 3 4 4 59
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 58
25 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 46
26 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 61
27 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 51
28 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 46
29 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
31 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 68
32 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 65
33 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 59
34 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 56
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 57
36 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 62
37 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 63
38 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 48
39 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
40 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 60
41 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 60
42 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 60
43 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 68
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
46 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 60
47 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 69
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
49 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 63
50 4 2 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 61
51 3 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4 3 56
52 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 66
53 3 2 4 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 53
54 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 50
55 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 59
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
58 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 54
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
60 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
63 3 2 2 3 1 3 2 4 5 5 5 5 4 5 49
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
66 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52
67 4 2 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 58
68 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 51
69 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 65
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
71 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 65
72 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 49
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
75 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 52
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
77 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 59
78 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
79 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69
80 3 4 3 1 1 4 4 1 1 1 1 3 4 4 35
81 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 58
82 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
84 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52
85 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 3 3 4 5 53
86 3 2 1 2 3 4 4 3 1 1 2 4 2 4 36
87 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 63
88 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 2 43
89 4 4 3 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 53
90 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 44
91 3 4 3 1 2 4 4 1 1 1 1 3 4 4 36
92 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 43
93 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
94 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 65
95 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 45
96 1 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 47
97 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 49
98 3 4 3 1 2 4 4 1 1 3 1 3 4 4 38
TOTAL 391 379 382 393 383 403 391 397 406 400 394 407 421 408 5555
clviii
RIWAYAT HIDUP
TRISNAYANTI lahir di Sangkolirang, tanggal 03
Desember 1996 dari Ayahanda Sangkala Naba, S.Sos
dan ibunda Nurhayati. Penulis merupakan anak kedua
dari lima bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui
penulis mulai Sekolah Dasar di SD Negeri 75 Bentang
Galesong Selatan dan lulus pada tahun 2008, kemudian melanjutkan di
SMP Negeri 3 Galesong Selatan dan Lulus pada tahun 2011, selanjutnya
Penulis melanjutkan Sekolah Tingkat Menengah di Jurusan Teknik
Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Galesong dan lulus tahun 2014. Pada
tahun berikutnya yaitu tahun 2015 penulis lulus Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pasien di RSUD Padjonga Dg. Ngalle Kabupaten Takalar”.