pengaruh konsumsi kopi pada penyakit … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit...

18
EVIDENCE-BASED CASE REPORT PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT PERLEMAKAN HATI NON ALKOHOLIK Disusun Oleh: Yaldiera Utami (1106140956) Program Pendidikan Dokter Spesialis Divisi Hepatologi - Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Jakarta, Desember 2013

Upload: buithien

Post on 02-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

EVIDENCE-BASED CASE REPORT

PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT

PERLEMAKAN HATI NON ALKOHOLIK

Disusun Oleh:

Yaldiera Utami (1106140956)

Program Pendidikan Dokter Spesialis

Divisi Hepatologi - Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo

Jakarta, Desember 2013

Page 2: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit perlemakan hati non alkoholik (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD) merupakan

penyebab tersering terjadinya gangguan fungsi hati. Kejadian NAFLD pada populasi umum di

negara-negara maju diperkirakan berkisar antara 25-30% dan sangat tinggi pada populasi dengan

kondisi metabolik penyerta seperti obesitas, DM tipe 2, dan dislipidemia.1 Secara histologi,

penyakit ini dikelompokkan menjadi perlemakan hati non alkoholik (non-alcoholic fatty

liver/NAFLD) dan steatohepatitis non alkoholik (non-alcoholic steatohepatitis/NASH). NAFLD

didefinisikan sebagai adanya steatosis hati tanpa jejas hepatoselular, sedangkan NASH adalah

steatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2

Penyebab terjadinya gangguan fungsi hati tersebut masih belum jelas. Namun suatu hipotesis

yang dikenal sebagai the two-hit hypothesis mencoba menjelaskan mengenai mekanisme

terjadinya NAFLD dan NASH. Pada awalnya terjadi penumpukan lemak pada sel hati akibat

kondisi metabolik penyerta seperti obesitas, DM tipe 2, dan dislipidemia. Pada kondisi tersebut,

terjadi peningkatan oksidasi dan esterifikasi lemak di sel hati. Saat stres oksidatif yang terjadi

melebihi kemampuan perlawanan antioksidan, maka terjadilah inflamasi progresif yang dapat

berkembang menjadi fibrosis hati bahkan keganasan sel hati.1 (Gambar 1)

Gambar 1. Patogenesis terjadinya inflamasi dan fibrosis pada NAFLD dan NASH

Page 3: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Modifikasi gaya hidup terutama penurunan berat badan dan pengaturan diet telah

direkomendasikan sebagai tatalaksana untuk NAFLD. Adanya peningkatan aktifitas fisik

berhubungan dengan penurunan lemak perut, lemak intrahepatik, dan peningkatan sensitivitas

insulin. Sedangkan komposisi diet juga merupakan faktor penting dalam menentukan

keberhasilan terapi pada pasien dengan NAFLD. 1,2,3

Hasil studi sebelumnya telah membuktikan bahwa konsumsi kopi pada pasien dengan penyakit

hati kronik dapat mengurangi risiko terjadinya sirosis dan menurunkan insidensi kanker hati

tanpa melihat penyebabnya. Dengan semakin meningkatnya angka kejadian NAFLD saat ini,

maka beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti efek konsumsi kopi terhadap derajat

keparahan NAFLD. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kopi dan salah satu

komponen dasarnya selain kafein, dapat menurunkan prevalensi NAFLD dan inflamasi pada

NASH. Beberapa mekanisme yang dianggap mendasari efek hepatoprotektif tersebut meliputi

antioksidan, anti-inflamasi dan anti-fibrosis, sedangkan efek kemopreventif terhadap zat

hepatokarsinogenesis masih dipertimbangkan.2,3

Makalah ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa penelitian yang mendukung efek

hepatoprotektif kopi pada pasien dengan NAFLD.

Page 4: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

BAB II

ILUSTRASI KASUS

Pasien laki-laki berusia 41 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati memberat sejak 1 bulan

SMRS. Keluhan awalnya dirasakan hilang timbul di perut sebelah kiri atas disertai rasa sesak

napas. Perut dirasakan begah dan sering kembung. Pasien berobat ke poliklinik gastroenterologi

dan dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, EKG, EGD, dan USG Abdomen. Dari hasil

gambaran USG Abdomen didapatkan gambaran fatty liver sehingga pasien dikonsulkan ke

poliklinik hepatologi. Dari anamnesis diketahui tidak terdapat riwayat sakit kuning sebelumnya,

konsumsi alkohol, transfusi, IVDU, promiskuitas ataupun tato. Terdapat riwayat merokok namun

sudah berhenti 1 bulan yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan, kompos mentis, dan

hemodinamik stabil. Berdasarkan hasil penghitungan berat badan 79 kg dengan tinggi badan 165

cm didapatkan IMT 29 kg/m2 yang tergolong pada kategori obesitas. Hasil pemeriksaan fisik

lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium darah, elektrokardiogram, dan rontgen

thoraks dalam batas normal. Pemeriksaan serologi virus hepatitis didapatkan hasil nonreaktif.

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan penunjang tersebut, pasien didiagnosis sebagai

fatty liver dan mendapat terapi vitamin E 1x400 mg serta disarankan untuk menurunkan berat

badan. Pasien juga disarankan untuk USG abdomen evaluasi tiap 6 bulan.

Page 5: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

BAB III

METODE DAN HASIL

3.1. Masalah Klinis

Pada kasus tersebut, apakah dapat disarankan konsumsi kopi sebagai bagian dari

penatalaksanaan non farmakologis NAFLD?

3.2. Metode Penelusuran

Prosedur pencarian literatur untuk menjawab masalah klinis tersebut adalah dengan menyusuri

pustaka secara on-line dengan menggunakan instrumen pencari PubMed, Cohrane Central

Register of Controlled Trials databases dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan adalah:

“coffee” AND “non-alcoholic fatty liver disease” OR “NAFLD” OR “non-alcoholic

steatohepatitis” OR “NASH” OR “fatty liver” dengan menggunakan batasan publikasi bahasa

Inggris antara tahun 2008-2013.

Pada penelusuran awal didapatkan 14 artikel. Kriteria inklusi meliputi jenis publikasi (studi

observasional, studi kohort, studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan dengan

masalah klinis, dan subjek penelitian (manusia). Berdasarkan kriteria inklusi tersebut didapatkan

5 artikel yang terdiri dari 2 studi cross-sectional dan 3 studi case-control. (Tabel 1)

Penulis Judul Desain

Anty et al.

(2012) – France

Regular coffee but not espresso drinking is

protective against fibrosis in a cohort mainly

composed of morbidly obese European women with

NAFLD undergoing bariatric surgery

Cross sectional

Molloy et al.

(2012) - USA

Association of Coffee and Caffeine Consumption

With Fatty Liver Disease, Nonalcoholic

Steatohepatitis, and Degree of Hepatic Fibrosis

Cross sectional

Catalano et al.

(2010) - Italy

Protective Role of Coffee in Non-alcoholic Fatty

Liver Disease (NAFLD)

Case-control

Page 6: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Birerdinc et al.

(2011) – USA

Caffeine is protective in patients with non-alcoholic

fatty liver diseases

Case-control

Gutierrez-Grobe et al.

(2012) - Mexico

High coffee intake is associated with lower grade

nonalcoholic fatty liver disease: the role of

peripheral antioxidant activity

Case-control

Tabel 1. Studi yang membahas hubungan konsumsi kopi dengan NAFLD

3.3. Telaah Kritis

Dalam melakukan telaah kritis terhadap artikel yang terpilih, dilakukan penilaian terhadap

validitas, hasil, dan kemamputerapan hasil studi tersebut.

Penilaian Anty et al.

(2012)

Molloy et al.

(2012)

Did the study address a clearly focused issue? Yes Yes

Did the authors use an appropriate method to answer their

question?

Yes Yes

Were the subjects recruited in an acceptable way Yes No

Were the measures accurately measured to reduce bias? Yes Yes

Were the data collected in a way that addressed the

research issue?

Yes Yes

Did the study have enough participants to minimize the

play of chance?

Yes Yes

How are the results presented and what is the main result? Consumption

of regular

coffee is an

independent

factor for liver

fibrosis

Coffee caffeine

consumption

associated with

a significant

reduction in

risk of fibrosis

among NASH

patients

Page 7: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Was the data analysis sufficiently rigorous? Yes Yes

Is there a clear statement of findings? Yes Yes

Can the results be applied to the local population? No Yes

How valuable is the research? + ++

Tabel 2. Checklist telaah kritis untuk studi cross-sectional

Penilaian Catalano et al.

(2010)

Birerdinc et al.

(2011)

Gutierrez-

Grobe et al.

(2012)

Did the study address a clearly focused

question/issue?

Yes Yes Yes

Is the research method (study design)

appropriate for answering the research

question?

Yes Yes Yes

Were there enough subjects

(employess, teams, divisions,

organizations) in the study to establish

that the findings did not occur by

chance?

Yes Yes Yes

Was the selection of cases and controls

based on external, objective, and

validated criteria?

Yes Yes Yes

Were both groups comparable at the

start of the study?

Yes Yes Yes

Were objective and unbiased outcome

criteria used?

Yes Yes Yes

Is there data-dredging? Yes Yes Yes

Are the objective and validated

measurement methods used to measure

Yes Can’t tell Yes

Page 8: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

the outcome? If not, was the outcome

assessed by someone who was unaware

of the group assignment (i.e was the

assessor blinded?)

Is the size effect practically relevant? Yes Yes Yes

How precise is the estimate of the

effect? Were confidence intervals

given?

Yes Yes Yes

Could there be confounding factors that

haven’t been accounted for?

Yes Yes No

Can the results be applied to your

organization?

Yes Yes Yes

Tabel 3. Checklist telaah kritis untuk studi case-control

Page 9: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

BAB IV

DISKUSI

Berdasarkan hasil studi-studi tersebut diketahui bahwa konsumsi kopi memiliki efek positif

terhadap pasien dengan penyakit perlemakan hati non alkoholik.

Studi oleh Anty et al. membahas mengenai pengaruh kopi dan minuman berkafein lainnya

terhadap fibrosis hati pada pasien obesitas. Sejumlah 195 wanita dengan kategori obesitas

mengikuti penelitian tersebut dengan mengisi kuesioner spesifik yang mengevaluasi berbagai

jenis kopi (regular maupun espresso), minuman berkafein, dan coklat yang mereka konsumsi.

Seluruh subjek juga menjalani biopsi hati yang dianalisis menggunakan NASH Clinical Research

Network Scoring System. Berdasarkan hasil studi diketahui bahwa kafein sebagian besar berasal

dari minuman yang mengandung kopi (77.5%). Kopi jenis regular dan espresso dikonsumsi oleh

30.8% dan 50.2% subjek. Jumlah total konsumsi kopi antara subjek dengan atau tanpa NASH

berjumlah sama. Meskipun demikian, konsumsi kopi regular lebih sedikit pada subjek dengan

fibrosis yang signifikan (F> 2).

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, diketahui bahwa konsumsi kopi regular merupakan

faktor protektif independen untuk fibrosis hati. Konsumsi kopi jenis espresso lebih tinggi pada

pasien dengan level HDL rendah, trigliserida tinggi, dan sindrom metabolik. Oleh karena itu

diperkirakan bahwa terdapat komponen spesifik lain dari kopi jenis regular selain kafein yang

bersifat menurunkan risiko fibrosis hati pada pasien obesitas. Efek tersebut tidak didapatkan dari

kopi jenis espresso.4

Page 10: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Kopi terdiri atas lebih dari seratus komponen penyusun. Tiga komponen utamanya berupa kafein,

diterpenes (cafestol dan kahweol), dan asam klorogenik. Kafein menyebabkan modifikasi jalur

sinyal TGFβ dengan cara meningkatkan kadar SMAD, yang dapat menurunkan transkripsi

CTGF, salah satu stimulator utama terjadinya fibrosis hati. Meskipun demikian, efek

sitoprotektif antioksidan kopi dapat secara tidak langsung diakibatkan oleh UGT1A (UDP

glucuronosyltransferases), dan dapat terjadi secara independen akibat kafein, cafestol, dan

kahweol.

Page 11: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Jenis persiapan yang digunakan dalam membuat kopi juga berpengaruh terhadap komposisi akhir

dari minuman kopi. Kopi regular tidak mengandung cafestol atau kahweol, dan karena espresso

dipersiapkan menggunakan air mendidih, maka dapat merubah beberapa komponennya. Filtrasi

yang digunakan oleh kopi regular lebih baik dalam mempertahankan kandungan asam

klorogenik dibandingkan dengan metode barista pada espresso.

Hipotesis lain menyebutkan bahwa sukrosa yang digunakan pada espresso memiliki pengaruh

terhadap obesitas, sindrom metabolik, DM tipe 2, dan perlemakan hati pada tikus percobaan.

Namun pada studi ini tidak dinilai jumlah gula yang dikonsumsi bersama kopi. Meskipun

demikian, perlu diketahui bahwa konsentrasi gula pada espresso hampir sama dengan konsentrasi

pada minuman bersoda, yaitu sejenis sirup jagung kaya fruktosa yang diketahui memiliki

hubungan erat dengan kejadian obesitas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konsumsi

kopi regular berhubungan dengan tingkat fibrosis yang lebih rendah karena ditemukan adanya

beberapa komponen kopi yang memiliki efek antifibrosis. Konsumsi kopi tersebut dianjurkan

namun tanpa penambahan gula karena dapat mengurangi efek positif kopi.4

Studi oleh Molloy et al. bertujuan untuk mencari hubungan antara konsumsi kopi dengan

prevalensi dan derajat keparahan NAFLD. Sejumlah 306 subjek mengisi kuesioner mengenai

jenis minuman berkafein dan jumlah yang diminum. Kuesioner ini kemudian dikaitkan dengan 4

kelompok yang terdiri atas kontrol, not NASH, NASH derajat 0-1, dan NASH derajat 2-4.

Pembagian kelompok tersebut dilakukan berdasarkan USG Abdomen yang dilanjutkan dengan

biopsi hati apabila ditemukan adanya steatosis. Dari hasil studi diketahui bahwa terdapat

perbedaan bermakna antara jumlah kopi yang dikonsumsi subjek not NASH dengan NASH

derajat 0-1 (p= 0.05) dan antara NASH derajat 0-1 dengan NASH derajat 2-4 (p=0.016). Hasil

analisis korelasi juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara konsumsi kopi

dengan fibrosis hati (r= -0.215; p=0.035). Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa konsumsi

kopi dapat menurunkan risiko fibrosis pada pasien NASH. Meskipun demikian, belum diketahui

secara jelas berapa jumlah takaran kopi yang harus dikonsumsi untuk menimbulkan efek

tersebut.2

Page 12: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan
Page 13: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Studi oleh Catalano et al. meneliti hubungan antara kopi dengan fatty liver, yang dinilai

menggunakan skor BLS (bright liver score) dan mengkaitkannya dengan indeks massa tubuh dan

resistensi insulin. Studi ini dilakukan pada 310 subjek dengan 157 subjek NAFLD dan 153

subjek kontrol. Dari hasil studi diketahui bahwa kejadian fatty liver lebih tinggi pada subjek

yang tidak mengonsumsi kopi. Skor BLS tinggi berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin

tinggi, level kolesterol HDL rendah, usia tua, dan hipertensi. Sedangkan skor BLS rendah

berhubungan dengan konsumsi kopi.6

Page 14: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Studi oleh Birerdinc et al. membahas mengenai efek dari perilaku diet pasien dengan NAFLD.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data dari 4 siklus berkelanjutan NHANES berupa

kuesioner yang berisi 62 jenis komponen nutrisi. Hasil studi menunjukkan bahwa dari 62 jenis

komponen nutrisi, 38% signifikan dengan konsumsi kafein menjadi yang paling tinggi pada grup

kontrol. Analisis multivariate menggunakan demografi, parameter klinis, serta komponen nutrisi

menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor yang berhubungan dengan NAFLD yaitu ras Afrika-

Amerika, jenis kelamin pria, obesitas, konsumsi kafein, serta konsumsi air mineral.7

Page 15: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

Studi oleh Gutierrez-Grobe et al. meneliti mengenai efek antioksidan kopi dengan cara

mengukur enzim antioksidan dan petanda peroksidasi lipid pada pasien dengan NAFLD.

Sebanyak 57 subjek dengan NAFLD dan 73 subjek sebagai kontrol dilibatkan dalam studi ini.

Metode studi meliputi pengisian kuesioner untuk mengetahui jumlah konsumsi kopi masing-

masing subjek serta pemeriksaan USG abdomen untuk menentukan diagnosis NAFLD.

Berdasarkan hasil studi ini diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antara jumlah

konsumsi kopi pasien NAFLD dibandingkan dengan subjek kontrol (p<0.05). Namun tidak

ditemukan adanya perbedaan antara substansi antioksidan yang diteliti.8

Page 16: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan
Page 17: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

BAB V

KESIMPULAN

Dengan semakin meningkatnya angka kejadian NAFLD saat ini, maka beberapa penelitian telah

dilakukan untuk meneliti efek konsumsi kopi terhadap NAFLD. Melalui makalah ini telah

dilakukan telaah kritis terhadap beberapa penelitian yang mendukung efek hepatoprotektif kopi

pada pasien dengan NAFLD. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kopi

memiliki efek hepatoprotektif terhadap pasien dengan NAFLD sehingga dapat dijadikan salah

satu tatalaksana nonfarmakologis dalam menangani pasien NAFLD. Namun belum diketahui

secara jelas mengenai mekanisme, komponen, dan jumlah takaran kopi yang dapat menyebabkan

efek hepatoprotektif tersebut.

Pada pasien ini dapat disarankan untuk mengonsumsi kopi sebagai salah satu terapi non

farmakologis untuk menurunkan risiko fibrosis hati. Namun karena belum diketahui jumlah

takaran yang diperlukan, dapat disarankan konsumsi sebanyak 2-3 cangkir/hari dengan tetap

melanjutkan evaluasi USG abdomen secara berkala.

Page 18: PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA PENYAKIT … filesteatosis hati dan inflamasi berupa jejas hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.1,2 ... studi case-control, RCT, meta-analisis), berhubungan

DAFTAR PUSTAKA

1. Attar, Bashar M., and David H. Van Thiel. "Current Concepts and Management

Approaches in Nonalcoholic Fatty Liver Disease." The Scientific World Journal 2013

(2013).

2. Chen, Shaohua, et al. "Coffee and Non‐Alcoholic Fatty Liver Disease: Brewing evidence

for hepatoprotection?." Journal of gastroenterology and hepatology (2013).

3. Carvalhana, Sofia, Mariana Verdelho Machado, and Helena Cortez-Pinto. "Improving

dietary patterns in patients with nonalcoholic fatty liver disease." Current Opinion in

Clinical Nutrition & Metabolic Care 15.5 (2012): 468-473.

4. Anty R, Marjoux S, Iannelli A, et al. Regular coffee but not espresso drinking is

protective against fibrosis in a cohort mainly composed of morbidly obese European

women with NAFLD undergoing bariatric surgery. J Hepatol 2012; 57: 1090–6.

5. Molloy JW, Calcagno CJ, Williams CD, et al. Association of coffee and caffeine

consumption with fatty liver disease, nonalcoholic steatohepatitis, and degree of hepatic

fibrosis. Hepatology 2012; 55:429–36.

6. Catalano D, Martines GF, Tonzuso A, et al. Protective role of coffee in nonalcoholic fatty

liver disease (NAFLD). Dig Dis Sci 2010; 55: 3200–6.

7. Birerdinc A, Stepanova M, Pawloski L, Younossi ZM. Caffeine is protective in patients

with non-alcoholic fatty liver disease. Aliment Pharmacol Ther 2012; 35: 76–82.

8. Guti_errez-Grobe Y, Ch_avez-Tapia N, S_anchez-Valle V, et al. High coffee intake is

associated with lower grade nonalcoholic fatty liver disease: the role of peripheral

antioxidant activity. Ann Hepatol 2012; 11: 350–5.