pengaruh konseling terhadap kecemasan dan … · hidup pasien diabetes mellitus di kecamatan...

67
i PENGARUH KONS ELING TERHADAP KECEMAS AN DAN KUALITAS HIDUP PAS IEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan M encapai Derajat M agister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pelayanan Profesi Kedokteran Oleh Wahyu Purwadi Rahmat NIM . S520908012 Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010

Upload: others

Post on 11-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

i

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN KUALITAS

HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS

DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Magister

Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama : Pelayanan Profesi Kedokteran

Oleh

Wahyu Purwadi Rahmat

NIM. S520908012

Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2010

Page 2: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

ii

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN KUALITAS

HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS

DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT

Disusun oleh:

Wahyu Purwadi Rahmat

S520908012

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda tangan

Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Aris Sudyanto, dr., SpKj (K) ………………

………

NIP. 19500131197603100

Pembimbing II Balqis, dr., MSc., CM-FM, AIFM ……………….

………

NIP.196407191999031003

Mengetahui

Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga

Prof., Dr., Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes

NIP. 194803131976101001

Page 3: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

iii

PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN KUALITAS

HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS

DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT

Disusun oleh:

Wahyu Purwadi Rahmat

S520908012

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal …………………………..

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

JabatanNama Tanda tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., K.Kes ……….. ……… NIP. 194803131976101001

Sekretaris Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., MSc., Ph.D ………… ………

NIP. 195510211994121001

Anggota Prof. Dr. Aris Sudyanto, dr., SpKj (K) ..……… ……….

NIP. 19500131197603100

Anggota Balqis, dr., MSc., CM-FM, AIFM ………… ……….

NIP.196407191999031003

Surakarta,……………………...2010

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi

Universitas Sebelas Maret Surakarta Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Drs. Suranto, MSc., Ph.D Prof., Dr., Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., .Kes

NIP. 195708201985031004 NIP. 194803131976101001

Page 4: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

iv

PERNYATAAN

Nama : Wahyu Purwadi Rahmat

NIM : S520908012

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul PENGARUH KONSELING

TERHADAP KECEMASAN DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES

MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT adalah betul-betul karya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh dari tesis

tersebut.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

Wahyu Purwadi Rahmat

Page 5: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas segala karunia-Nya, terutama

kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan Penelitian ini.

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh derajat

Magister pada Program Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan

yang tinggi kepada:

1. Prof. Dr. Muh. Syamsulhadi, dr., SpKJ(K), Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, MSc., Ph.D., Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof., Dr., Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes., Ketua Program Magister

Kedokteran Keluarga.

4. Prof. Dr. Aris Sudyanto, dr., SpKJ(K)., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan penelitian ini, sekaligus

sebagai pemicu ide penelitian ini.

5. dr. Balgis, MSc., CMFM., AIFM., selaku Pembimbing II yang telah dengan sangat

telaten memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi sehingga penelitian ini dapat

tersusun.

6. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., MSc., Ph.D., yang telah banyak memberikan masukan

dan bimbingan untuk tersusunnya penelitian ini.

Page 6: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

vi

7. Seluruh staf pengajar Program Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Istriku: Winahyu, kedua puteriku terkasih: Siwi dan Asti, Ibu, Ayah, dan adik-adikku

yang telah memberikan dorongan, semangat, pengertian, dan doa sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Mbak Indri, Mas Andi, Mas Endri, dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu, yang telah membantu dalam melewati proses pendidikan

maupun penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis

mohon saran dan masukan demi perbaikan serta kesempurnaan. Penulis berharap

penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi praktisi Dokter Keluarga.

Surakatra, Juli 2010

Penulis

Page 7: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini sebagai persembahan untuk:

Ibu dan ayahku: semoga sehat selalu……….

Winahyu, istriku: terima kasih untuk setiamu dan semoga hari selalu indah

bersamamu…….

Kedua belahan jiwaku, S iwi dan Asti: ayah telah meretas sepenggal jalan ilmu,

selanjutnya tugas dan milikmu…….

Page 8: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

viii

DAFTAR ISI

Judul

Lembar Pengesahan ii

Lembar Persetujuan iii

Pernyataan iv

Kata Pengantar v

Persembahan vii

Daftar Isi viii

Daftar Bagan xi

Daftar Tabel xii

Daftar Lampiran xiii

Abstrak xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Konseling

1. Pengertian 6

2. Tujuan Konseling 7

3. Teknik Konseling 10

Page 9: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

ix

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan 14

2. Etiologi 16

3. Kecemasan Pasien Diabetes Mellitus 17

4. Manajemen Kecemasan pada Pasien DM 20

5. Konseling Sebagai Terapi Kecemasan Pasien Diabetes Mellitus 24

C. Kualitas Hidup

1. Pengertian Kualitas Hidup 25

2. Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus 26

D. Kerangka Pemikiran 29

E. Hipotesis 30

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian 31

B. Desain Penelitian 31

C. Populasi Penelitian 31

1. Populasi Penelitian 31

2. Subjek Penelitian 31

3. Rancangan Penelitian dan Teknik Sampling 31

4. Besar Sampel 31

D. Variabel Penelitian 32

1. Variabel Bebas 32

2. Variabel Tergantung 32

Page 10: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

x

3. Variabel Perancu 32

E. Definisi Operasional Variabel 33

1. Kecemasan Sebelum Konseling 33

2. Kualitas Hidup Sebelum Konseling 33

3. Penurunan Kecemasan 34

4. Kecemasan Setelah Konseling 34

5. Kualitas Hidup Setelah Konseling 34

6. Peningkatan Kualitas Hidup 34

7. Konseling 35

F. Alur Penelitian 36

G. Desain Analisis Statistik 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 38

B. Pembahasan 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 49

B. Implikasi 49

C. Saran 50

Halaman Daftar Pustaka 51

Page 11: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xi

Daftar Bagan

Bagan 1 : Kerangka Pemikiran 29

Bagan 2 : Desain Penelitian 31

Page 12: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xii

Daftar Tabel

Tabel 4.1. Karakteristik Demografi 38

Tabel 4.2. Distribusi Kecemasan Awal 39

Tabel 4.3. Distribusi Kualitas Hidup Awal 40

Tabel 4.4. Distribusi Penurunan Kecemasan Setelah Konseling 40

Tabel 4.5. Distribusi Peningkatan Kualitas Hidup Setelah Konseling 41

Tabel 4.6. Distribusi Penurunan Kecemasan Setelah Cross Over Design 41

Tabel 4.7. Distribusi Peningkatan Kualitas Hidup Setelah Cross Over Design 42

Tabel 4.8. Distribusi Kecemasan Setelah Satu Bulan Konseling Dihentikan 43

Tabel 4.9. Distribusi Kualitas Hidup Setelah Satu Bulan Konseling Dihentikan 43

Page 13: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Panduan Konseling Pasien Diabetes Mellitus 55

Lampiran 2. Kuesioner TMAS ( Taylor Minessota Anxiety Scale ) 64

Lampiran 3. Kuesioner Kualitas Hidup 67

Lampiran 4. Catatan Hasil Konseling 71

Lampiran 5. Hasil dan Analisis Penelitian 77

Lampiran 6. Ijin Penelitian 108

Page 14: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xiv

ABSTRAK

Wahyu Purwadi Rahmat, S520908012. 2010. Pengaruh Konseling terhadap Kecemasan

dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus di Kecamatan Kebakkramat. Thesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Latar Belakang : Pasien Diabetes Mellitus cenderung meningkat jumlahnya, dengan

sifat kronik dan menyebabkan banyak komplikasi akan menimbulkan kecemasan dan

menurunkan kualitas hidup penderitanya. Penanganan pasien harus dilakukan secara

komprehensif yang melibatkan pendekatan fisik, psikis, dan sosio-ekonomi. Saat ini penanganan cenderung pada aspek fisik saja, belum melibatkan aspek psikis, utamanya

kecemasan. Idealnya penanganan kecemasan dilakukan psikoterapi. Salah satu

pendekatan psikoterapi yang dilakukan dapat dilakukan dengan konseling. Konseling

akan menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes

Mellitus. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap penurunan kecemasan dan

peningkatan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus.

Metode: Penelitian Eksperimental dengan rancangan Randomized Control Trial, Cross

Over Design. Subjek penelitian yaitu pasien Diabetes Mellitus yang berobat di

Puskesmas Kebakkramat I. Kecemasan pasien diukur dengan menggunakan T-MAS, dan kualitas hidup dengan WHOQOL-BREF. Intervensi berupa konseling yang dilakukan

selama 1 bulan, dibagi menjadi 4-5 sesi pertemuan. Kecemasan dan kualitas hidup

diukur sebelum dan sesudah konseling. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis

dengan uji t tidak berpasangan, menggunakan SPSS-15.

Hasil: Pada kelompok yang mendapat konseling terdapat penurunan tingkat kecemasan yang bermakna (t = -7.569, p < 0.05 ), dan peningkatan kualitas hidup yang bermakna (t

= 4.806, p < 0.05). Setelah dilakukan cross over design pada kelompok yang

mendapatkan konseling terdapat penurunan kecemasan yang bermakna (t = 7.045, p <

0.05), dan terdapat peningkatan kualitas hidup yang bermakna (t = -7.629, p < 0.05).

Setelah satu bulan konseling dihentikan tidak ada perbedaan kecemasan yang bermakna (t =0.047, p = 0.05), dan kualitas hidup tidak ada perbedaan yang bermakna (t = 0.047,

p > 0.05) .

Kesimpulan: Konseling menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup

pasien Diabetes Mellitus. Kecemasan dan kualitas hidup pasien tidak berubah setelah

konseling dihentikan. Kata kunci: Konseling, Kecemasan, Kualitas Hidup, DM.

Page 15: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xv

ABSTRACT

Wahyu Purwadi Rahmat. S520908012, 2010. Counselling Effect on Anxiety and

Quality of Life Diabetes Mellitus Patient in Kebakkramat. Thesis : Post Graduate Program of Sebelas Maret University

Background: Diabetes Mellitus Patients tend to increase in number, with the chronic

nature and causes many complications would cause anxiety and lower quality of life of

sufferers. The handling of patients should be comprehensive approach involving

physical, psychological, and socio-economic. Currently, the tend on the physical aspect only, not involving the psychological aspects, particularly anxiety. Ideally the treatment

of anxiety do psychotherapy. One approach to psychotherapy can be done with

counselling. Counselling will reduce anxiety and improve quality of life of patients with

Diabetes Mellitus.

Objective: To determine the effect of counselling on anxiety reduction and improvement of quality of life of patients with Diabetes Mellitus.

Methods: Experimental study design with randomized Control Trial, Cross Over

Design. Research subjects are patients seeking treatment of Diabetes Mellitus in Primary

Health Care Kebakkramat I. Patient anxiety were measured by using T-MAS, and

quality of life with the WHOQOL-BREF. Counselling interventions conducted during the first month, divided into 4-5 sessions. Anxiety and quality of life were measured

before and after counselling. The collected data were processed and analyzed by

unpaired t test, using SPSS-15.

Results: In the group that received counselling there is a significant decrease in anxiety

level (t = -7.569, p <0.05), and increased quality of life is significant (t = 4.806, p <0.05). After doing a cross over design in the group who received counselling there is a

significant decrease in anxiety (t = 7.045, p <0.05), and there was an increased quality of

life is significant (t = -7.629, p <0.05). After one month suspended counselling no

significant differences in anxiety (t = 0.047, p = 0.05), and quality of life there is no

significant difference (t = 0.047, p> 0.05). Conclusion: Counselling reduce anxiety and improve quality of life of patients with

Diabetes Mellitus. Anxiety and quality of life of patients did not change after the

counselling stopped.

Keywords: Counselling, Anxiety, Quality of Life, DM.

Page 16: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan peradaban dunia, kemajuan teknologi, semakin meningkatnya

kemakmuran, dan pertumbuhan ekonomi yang cepat berpengaruh terhadap kejadian dan

jenis penyakit. Terjadi pergeseran jenis penyakit, pada awalnya jenis penyakit infeksi

yang mendominasi, akan tetapi pada saat ini penyakit yang berkaitan dengan proses

degeneratif dan kelainan metabolik semakin meningkat, walaupun kejadian penyakit

infeksi juga masih tinggi. Hal ini berkaiatan dengan faktor warisan genetik, lingkungan

termasuk polutan, dan pergeseran gaya hidup urban yang tidak sehat misalnya

kurangnya olah raga, kelebihan berat badan, dan pola makan yang tidak sehat (Tuncay,

et all, 2008).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit global dengan jumlah pasien besar

(Nikibakth, et all, 2009), dan diprediksikan akan semakin bertambah, disebabkan karena

pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya usia harapan hidup. Berdasar data

WHO beban global penyakit ini pada tahun 1994 sebesar 110,4 juta, tahun 2000 sebesar

135 juta, tahun 2007 sebesar 240 juta, dan pada tahun 2025 diperkirkan sebesar 366 juta

pasien. Lebih dari 60 persen pasien DM tersebar di Asia, khususnya negara yang cepat

pertumbuhan ekonominya. Di India diperkirakan pasien diabetes akan bertambah dari 40

juta menjadi 70 juta jiwa; di China 39 juta menjadi 59 juta jiwa; di Bangladesh 3,8 juta

menjadi 7,4 juta jiwa. Begitu pula dengan pertambahan pasien DM di Indonesia,

Page 17: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xvii

Filipina, Malaysia, dan Vietnam (PERSI, 2008; Tuncay, et all, 2008; Anonim, 2009;

Tanjung, 2009).

Indonesia menempati urutan ke-4 dunia. Diperkirakan di Indonesia pada tahun 2006

terdapat sebesar 14 juta orang, dan pada tahun 2009 sebesar 21,7 juta orang. Prevalensi

DM di Indonesia berkisar antara 1,5 persen sampai 2,3 persen, di Manado diprediksi

lebih tinggi yaitu 6,1 persen. Prevalensi DM di beberapa kota besar di Indonesia juga

menunjukkan kecenderungan meningkat, Jakarta sebesar 1,7 persen tahun 1982 menjadi

5,7 persen pada 1993. Makasar 1,5 persen pada tahun 1981, menjadi 2,9 persen tahun

1998, dan 12,5 persen tahun 2005. Pada tahun 2005 daerah semi urban Sumatera Barat

sebesar 5,1 persen, Bali berkisar antara 3,9 persen - 7,2 persen (PERSI, 2008; Tanjung,

2009; Tuncay, et all, 2008; Anonim, 2009).

Diabetes Mellitus bersifat yang kronik dan tidak dapat disembuhkan, diasosiasikan

dengan beberapa kondisi dan komplikasi yang serius. Komplikasi yang muncul dapat

berupa komplikasi fisik, psikiologis, sosial, dan ekonomi. Komplikasi fisik yang dapat

ditimbulkan diantaranya adanya pada sistem vaskuler, yang berupa mikroangiopati,

makroangiopati, dan disfungsi sistem imunitas seluler.

Komplikasi psikologis yang muncul diantaranya dapat berupa kecemasan. Gangguan

kecemasan merupakan penyakit penyerta yang sering muncul pada pasien DM.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan prevalensi kecemasan pada pasien DM

terjadi sekitar 19,5 persen (Li, 2008), 32,0 persen (Collins, 2008), 41,7 persen (Mitsonis,

2009), 53,3 persen (Amidah, 2002), 67 persen (Nikibakht, 2009).

Page 18: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xviii

Kecemasan yang terjadi dapat disebabkan karena penyakitnya sendiri yang bersifat

long life diseasses ataupun oleh karena komplikasi lain yang ditimbulkannya.

Kecemasan ini apabila tidak ditangani secara baik maka akan menimbulkan masalah

tersendiri yang akan semakin menyulitkan dalam pengelolaan penyakit DM. Secara

sosial penderita DM akan mengalami beberapa hambatan utamanya berkaitan dengan

pembatasan dalam diet yang ketat dan keterbatasan aktifitas karena komplikasi yang

muncul. Dalam bidang ekonomi, biaya untuk perawatan penyakit dalam jangka panjang

dan rutin merupakan masalah yang menjadi beban tersendiri bagi pasien. Beban tersebut

masih dapat bertambah lagi dengan adanya penurunan produktifitas kerja yang berkaitan

dengan perawatan ataupun akibat penyakitnya. Kondisi tersebut berlangsung kronis dan

bahkan sepanjang hidup pasien, dan hal ini akan menurunkan kualitas hidup pasien DM,

oleh karena itu maka penanganan penyakit ini memerlukan pendekatan yang

komprehensif. Penanganan pasien harus memperhatikan keseimbangan dan keutuhan

aspek fisik, psikis, sosial, dan ekonomi. Akan tetapi pada saat ini penanganan penyakit

ini menunjukkan kecenderunagn lebih terfokus pada pengaturan pola diet, pengaturan

aktifitas fisik, perubahan perilaku, pengobatan yang dilakukan dengan obat -obatan,

kontrol kadar gula darah, dan faktor risiko fisik yang lain saja. Sedangkan pengelolaan

masalah psikologis yang timbul, dalam hal ini yang paling sering muncul adalah

kecemasan, yang idealnya dilakukan penanganan dengan mengkombinasikan

psikoterapetik dan farmakoterapetik, masih belum dilakukan dengan optimal, atau

bahkan belum dilakukan penanganan; sehingga masalah psikologis yang muncul belum

Page 19: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xix

dapat terselesaikan dengan baik (Amidah, 2002; Grigsby, et all, 2002; Mayfield, 1998;

Li, 2008; Anonim, 2009; Mitsonis, et all, 2009).

Penanganan pasien yang menerapkan prinsip kombinasi farmakoterapi dan

psikoterapi tersebut mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang

terlibat, terlepas apakah klinisi adalah seorang dokter psikiatri, seorang dokter keluarga,

atau profesional kesehatan lainnya; diharapkan akan menurunkan kecemasan pada

pasien DM yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup pasiennya.

Kecemasan akan mempengaruhi kemampuan kontrol metabolik pasien DM (Mitsonis, et

all, 2009; Petrak, F.,et all, 2005).

Di Kebakkramat belum pernah dilakukan penelitian tentang apakah ada pengaruh

pemberian konseling terhadap tingkat kecemasan dan kualitas hidup pasien DM.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien DM

di Kebakkramat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien

DM.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap penurunan kecemasan pasien DM.

Page 20: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xx

b. Untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap peningkatan kualitas hidup pasien

DM.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Untuk memberikan informasi dan sumbangan pengetahuan tentang pengaruh

konseling terhadap terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien DM.

2. Manfaat Praktis :

a. Untuk Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan informasi

tentang penerapan konseling dalam praktek sebagai dokter keluarga.

b. Untuk Ilmu Kedokteran Keluarga

Dapat memberikan masukan terhadap dokter keluarga dalam hal penerapan konsep

penanganan pasien secara komprehensif utamanya penanganan pasien dengan DM

yang melibatkan peranan konseling sebagai psikoterapi.

c. Untuk Pasien

Sebagai informasi penanganan kecemasan dengan konseling kepada pasien

Diabetes Mellitus.

d. Untuk Puskesmas Kebakkramat I

Sebagai masukan dalam penyusunan standar terapi pasien dengan DM, sehingga

dapat memberikan terapi yang mencakup aspek fisik dan psikis pasien, utamanya

kecemasan dan kualitas hidupnya.

Page 21: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konseling

1. Pengertian

Konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang digunakan untuk

membantu seorang pasien mengatasi masalah psikologis yang dihadapinya. Kegiatan

konseling merupakan kegiatan profesional yang mencakup kegiatan yang

berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mental. Menurut Rogers (1942),

konseling adalah suatu hubungan yang bebas dan terstruktur yang membiarkan klien

memperoleh pengertian sendiri yang membimbingnya untuk menentukan langkah-

langkah positif kearah orientasi baru. Menurut Blocher (1966), konseling adalah

upaya untuk membantu seseorang agar menyadari reaksi-reaksi pribadi terhadap

pengaruh perilaku dari lingkungan dan membantu seseorang membentuk makna dari

perilakunya. Konseling juga membantu klien membentuk dan memperjelas rangkaian

dari tujuan dan nilai-nilai untuk perilau selanjutnya. Menurut Lewis (1970), konseling

adalah proses dimana seseorang yang mengalami kesulitan dibantu untuk merasakan

dan selanjutnya bertindak dengan cara yang lebih memuaskan dirinya, melalui

interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat yakni konselor. Konselor memberikan

informasi dan reaksi untuk mendorong klien mengembangkan perilaku untuk

berhubungan secara lebih efektif dengan diri sendiri dan lingkungan. Menurut Ivey &

Simek-Downing (1980), konseling adalah upaya untuk memberikan alternatif-

alternatif, membantu klien dalam melepaskan dan merombak pola-pola lama,

Page 22: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxii

memungkinkan melakukan proses pengambilan keputusan dan menemukan

pemecahan-pemecahan yang tepat terhadap masalah. Sedangkan menurut Eisenberg

(1983), konseling adalah menambah kekuatan pada klien untuk menghadapi,

mengikuti aktivitas kearah kunjungan, dan untuk menentukan suatu keputusan.

Konseling membantu klien agar mampu menguasai masalah yang segera dihadapi dan

yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang (Gunarsa, 2007).

Dari berbagai pengertian tersebut konseling dapat diartikan sebagai kegiatan

profesional yang melibatkan konselor (yang memberi konseling) dan konseli (yang

diberi konseling) dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli

dengan melalui proses problem statement, penggalian potensi, pemilihan alternatif

solusi, implementasi solusi, evaluasi , dan terminasi yang dilakukan secara simultan.

2. Tujuan Konseling

Secara umum hakekat konseling bertujuan untuk membantu seseorang

menyelesaikan masalah dengan kemampuan yang dimiliki secara optimal. Dalam

konseling harus dibangun suatu kepercayaan terhadap martabat dan harga diri

seseorang, bahwa ada pengakuan terhadap kebebasan diri seseorang untuk

menentukan nilai keinginannya dan hak seseorang untuk menentukan gaya dan corak

keinginannya sendiri. Dalam konseling, konselor atau terapis akan banyak melakukan

usaha agar klien dapat dibantu untuk melakukan aktualisasi diri. Beberapa hal yang

dapat digunakan untuk mempertegas pengertian konseling:

a. Konseling bukan pemberian informasi walaupun informasi dapat diberikan dalam

konseling.

Page 23: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxiii

b. Konseling bukan pemberian nasihat, sugesti atau rekomendasi.

c. Konseling bukan mempengaruhi sikap, kepercayaan atau perilaku dengan

memaksa, mengatur, atau meyakinkan.

d. Konseling bukan seleksi atau tugas yang harus dilakukan pribadi dalam

menghadapi macam –macam pekerjaan dan aktifitas.

e. Konseling bukan melakukan wawancara walaupun wawancara dapat dilakukan

dalam konseling (Gunarsa, 2007).

Tujuan utama konseling menurut George & Cristiani (1981):

a. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku

Konseling bertujuan untuk membawa pasien agar hidup lebih produktif dan

menikmati kepuasan hidup sesuai dengan pembatasan-pembatasan yang ada dalam

masyarakat.

b. Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu

Kehidupan tidak mungkin terhindar dari persoalan yang setiap kali harus

dihadapi dan karena itu membutuhkan kemampuan, ketrampilan, kemauan dan

kesanggupan untuk menghadapinya. Seseorang dari interaksinya dengan dunia luar

dapat belajar sesuatu, memperoleh sesuatu sebagai cara untuk menghadapi dan

mengatasi masalah. Tergantung dari kemampuan dan ketrampilan dasar yang

dimiliki, apakah dia dapat mengatasi atau tidak. Maka tujuan konseling menurut

George & Cristiani (1981) yaitu: membantu seseorang belajar untuk menghadapi

situasi dan tuntutan baru.

c. Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan

Page 24: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxiv

Dalam batas tertentu konseling mengarahkan seseorang agar dapat membuat

sesuatu keputusan pada saat penting dan benar-benar dibutuhkan. Keputusan yang

diambil harus ditentukan oleh klien sendiri dan dibantu oleh konselor. Konseling

membantu seseorang memperoleh informasi dan kejelasan diluar pengaruh emosi

dan ciri kepribadiannya yang dapat mengganggu pengambilan keputusan. Dengan

konseling klien dibantu memperoleh pemahaman bukan saja mengenai

kemampuan, minat dan kesempatan yang ada, melainkan juga mengenai emosi dan

sikap yang dapat mempengaruhi dalam menentukan pilihan pengambilan

keputusan. Konseling bertujuan membantu seseorang belajar mengenai

keseluruhan dari proses pengambilan keputusan sehingga pada akhirnya ia dapat

melakukan sendiri. Juga bertujuan untuk merangsang seseorang untuk melakukan

penilaian, menentukan, menerima dan bertindak atas dasar pilihannya.

d. Meningkatkan kemampuan hubungan antar perorangan

Seseorang diharapkan mampu membina hubungan yang harmonis dengan

lingkungan sosialnya, mulai dari ketika masih kecil di sekolah, rekan sepekerjaan

atau seprofesi dan dalam keluarga. Maka konseling bertujuan untuk meningkatkan

kualitas kehidupan seseorang sehingga pandangan dan penilaian terhadap diri

sendiri dapat lebih objektif serta meningkatkan ketrampilan dalam penyesuaian diri

agar lebih efektif.

e. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan pasien

Seseorang pada hakekatnya mempunyai kemampuan, namun seringkali ternyata

kemampuan tersebut tidak atau kurang berfungsi, tidak aktual sehingga tidak

Page 25: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxv

mencapai fungsi maksimal. Konseling berupaya memaksimalkan kebebasan

pribadi sesuai dengan kemungkinannya dalam batas-batas yang diperoleh dari

dirinya sendiri atau lingkungan. Konseling berupaya memaksimalkan efektifitas

pribadi dengan mengembangkan penguasaan terhadap lingkungan dan proses-

proses dalam dirinya (Gunarsa, 2007).

3. Teknik Konseling

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa teknik konseling, secara garis besar

terdapat 3 teknik konseling yaitu:

a. Pendekatan Langsung (directive approach)

Pendekatan langsung juga disebut pendekatan terpusat pada konselor, untuk

menunjukkan bahwa pada interaksi ini konselor lebih banyak berperan dalam

menentukan sesuatu. Sedikit banyak proses konseling bersifat klinis dan

melakukan pendekatan dari sudut dinamika–dinamika perkembangan psikis

(psikodinamik) klien dan ada kaitannya dengan orientasi faktor bakat atau ciri

kepribadian dasar yang dimiliki seseorang. Pendekatan langsung dapat dilakukan

pada klien yang mungkin membutuhkan waktu tetapi biasanya tidak lama atau

dapat dilakukan seketika. Tujuaan dari teknik ini untuk membantu orang lain

mengaktualisasikan potensi yang baik yang dimiliki, terutama untuk membantu

klien yang kurang memperoleh pengalaman dari lingkungan untuk memenuhi

tujuan dan keinginannya. Konselor dengan segala pengetahuan dan

kemampuannya memahami keadaan klien dan membantunya mengatasi masalah

dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak menyenangkan. Williamson

Page 26: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxvi

membagi keadaan ini menjadi enam langkah yaitu : (1). Analisis, meliputi

pengumpulan data dari berbagai sumber untuk memahami klien, (2). Sintesis yaitu

mengelompokkan dan meringkas data yang diproleh untuk menentukan kekuatan

yang dimiliki klien dan tanggung jawabnya terhadap kemungkinan apa yang dapat

dilakukan, (3). Diagnosis yaitu menyimpulkan penyebab timbulnya masalah dan

kekhususan-kekhususannya, (4). Prognosis yaitu perkiraan tentang perkembangan

dan implikasi dari diagnosis yang dibuat, (5). Konseling yaitu langkah yang

diambil untuk penyesuaian diri atau cara penyesuaian diri kembali, (6). Kelanjutan

yaitu menilai semua hal yang telah dilakukan konselor terhadap klien dalam

menghadapi masalah dan penilaian efektifitas dari konseling.

Ciri pendekatan ini: (1). Bertumpu pada data yang dikumpulkan oleh konselor,

(2). Bersangkut paut dengan isi intelek, (3). Lebih banyak terpusat pada hal ilmiah,

(4). Terutama berhubungan dengan bidang pendidikan dan jabatan atau jurusan,

(5). Menitikberatkan pada masalah yang dihadapi klien.

b. Pendekatan Tidak Langsung

Pendekatan ini menitikberatkan penerimaan pada klien, pembentukan

suasana positif yang netral, percaya pada kebijaksanaan klien, sikap

membolehkan dan mempergunakan penjelasan-penjelasan dari dunia klien

sebagai teknik utama. Peran konselor atau terapis sebagai pendengar dan

memberikan dorongan. Apabila dalam proses konseling dapat tercipta suasana

hangat dan penuh penerimaan, orang akan menaruh kepercayaan terhadap

konselor dalam ikut memikirkan tentang kehidupan maupun persoalan yang

Page 27: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxvii

dihadapi. Selama memikirkan bersama dan konselor tidak melakukan penilaian,

orang akan merasa bebas untuk memeriksa perasaannya, pikirannya, dan

perilakunya; karena hal ini berhubungan dengan pertumbuhan, perkembangan

dan penyesuaian diri. Melakukan pemeriksaaan terhadap diri sendiri hendaknya

dapat membuat keputusan lebih efektif dan berperilaku lebih produktif.

Konselor bertolak dengan titik pandang bahwa orang pada dasarnya memiliki

kapasitas untuk bekerja efektif dengan semua aspek kehidupan yang disadari.

Konselor bertindak obyektif, tidak emosional karena fungsinya sebagai cermin

yang memantulkan dunia dalam seseorang dengan kehangatan, penerimaan, dan

kepercayaan. Seseorang akan menilai pikiran dan perasaannya sendiri yang

akhirnya berefek pada perilaku. Seseorang akan lebih mudah mengatur kembali

pikiran, perasaan, dan perilakunya sehingga selanjutnya akan dapat berfungsi

lebih tersusun dan terpadu.

Salah satu teknik yang dipakai yaitu Client Centered Therapy. Pada teknik

ini perhatian diarahkan pada pribadi klien, dan bukan pada masalahnya.

Tujuannya bukan untuk memecahkan masalah tetapi membantu seseorang untuk

tumbuh, sehingga dapat mengatasi masalah, baik masalah sekarang maupun

yang akan datang dengan cara yang lebih baik, lebih tepat. Jika seseorang

berhasil mengatasi persoalan dalam suasana yang lebih bebas, lebih

bertanggung jawab, berkurang sikap ragunya, dengan cara yang lebih teratur,

maka pada saat menghadapi masalah baru ia akan dapat mengatasinya dengan

cara yang sama.

Page 28: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxviii

Ciri pendekatan ini: (1). Penekanan pada faktor emosi daripada faktor intelek,

(2). Menekankan hubungan terapeutik itu sendiri sebagai tumbuhnya

pengalaman, (3). Bertumpu pada data yang dikemukakan klien, (4). Bersangkut

paut dengan isi kehidupan emosi, (5). Lebih banyak terpusat pada seni

hubungan antar manusia, (6). Terutama berhubungan dengan hal-hal perorangan

atau kelompok (7). Menitikberatkan pada proses wawancara.

c. Pendekatan Elektik

Elektik merupakan terminologi yang menunjuk pada konseling atau psikoterapi

yang memilih teori yang baik atau berguna dari macam-macam teori, metode dan

pengalaman-pengalaman praktik, untuk dipergunakan bersama-sama dalam

menghadapi klien. Dengan kata lain teknik ini memilih apa yang baik dari macam-

macam sumber, gaya dan sistem, menggunakan macam-macam teknik dan dasar lebih

daripada satu orientasi untuk memenuhi kebutuhan dari suatu kasus, menggunakan

secara sistematik dari macam-macam intervensi yang lebih

luas untuk menghadapi masalah-masalah khusus. Pendekatan elektik tidak hanya

meliputi dua pendekatan yang sering dipakai dalam konseling, yakni pendekatan

langsung dan tidak langsung, namun lebih luas dari itu, yakni pendekatan lain dalam

bidang psikoterapi.

Secara singkat pendekatan ini berciri: (1). Bertumpu pada data yang ditemukan

konselor dan dikemukakan klien, (2). Bersangkut paut dengan isi intelek dan

kehidupan emosi, (3). Melibatkan pendekatan ilmiah atau seni hubungan antar

Page 29: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxix

manusia, (4). Meliputi pendidikan, jabatan, atau jurusan dan bidang perorangan /

sosial (Gunarsa, 2007).

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan yang merujuk

pada rasa khawatir, takut, was-was, yang ditimbulkan oleh pengaruh ancaman atau

gangguan terhadap sesuatu yang belum terjadi dan sangat, mengganggu aktivitas.

Kecemasan merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan

gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf

autonom (SSA). Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak menyenangkan dan

tidak dapat dibenarkan dan sering disertai gejala fisiologis. Kecemasan merupakan

gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi.

Kecemasan adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subjektif

dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan,

kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas

dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Menurut Harold I.

Lief, kecemasan adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak

tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai

dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang

bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak,

jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang

air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. Sedangkan

Page 30: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxx

menurut JJ Groen, kecemasan adalah perasaan tidak senang yang khas yang

disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan

membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau

kelompok biososialnya (Hutagalung, 2007; Tomb,2000).

Sensasi cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut

ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh

gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya.

Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada

setiap orang tidak sama. Kecemasan dapat berwujud sebagai gejala, simptom, atau

juga sebagai kondisi normal (Ashadi, 2009; Hutagalung, 2007; Amidah, 2002).

Gangguan cemas akut maupun kronik merupakan komponen utama bagi hampir

semua gangguan kejiwaan, diperkirakan pasien gangguan cemas mencapai 5 persen

dari jumlah penduduk. Tidak semua orang yang mengalami stresor psikologis akan

mengalami gangguan cemas, akan tetapi tergantung struktur kepribadiannya.

Seseorang akan mengalami gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak

mampu mengatasi stresor yang dihadapinya. Orang dengan kepribadian pencemas

lebih mudah mengalami gangguan cemas (Hawari, 2002; Hutagalung, 2007).

2. Etiologi

Penyebab gangguan kecemasan kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan

interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi,

stres atau trauma yang merupakan stresor munculnya gejala ini. Penyakit kronis,

Diabetes Melitus misalnya, merupakan salah satu pemicu terjadinya kecemasan.

Page 31: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxi

Mekanisme terjadinya kecemasan belum diketahui dengan pasti, tetapi kecemasan

diperantarai oleh suatu sistem kompleks yang melibatkan sistem limbik (amigdala,

hipokampus), thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin (lokus

seruleus), serotonin (nucleus rafe dorsal), dan GABA (reseptor GABA berpasangan

dengan reseptor benzodiasepin) pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini

belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas.

Sistem saraf pusat memegang peranan penting dalan kejadian gejala ini. Sistem saraf

pusat memproduksi beberapa mediator utama dari gejala ini yaitu: norepinephrine dan

serotonin (Ashadi, 2009; Tomb,2000).

Tipe kepribadian pencemas ditandai dengan : (1). Cemas, khawatir, tidak tenang,

ragu dan bimbang, (2). Memandang masa depan dengan rasa was-was, (3). Kurang

percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum, (4). Sering merasa tidak bersalah,

menyalahkan orang lain, (5). Tidak mudah mengalah, (6). Gerakan sering serba salah,

tidak tenang bila duduk, gelisah, (7). Sering mengeluh keluhan somatik, rasa khawatir

berlebihan terhadap penyakit, (8). Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan

masalah, (9). Dalam mengambil keputusan sering bimbang dan ragu, (10). Bila

mengemukakan sesuatu sering diulang-ulang, (11). Kalau sedang emosi sering

bertindak histeris (Hawari, 2002).

Keluhan yang diutarakan seringkali tidak hanya yang sifatnya psikis akan tetapi

juga fisik atau somatik. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan pasien gangguan

kecemasan: (1). Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan

mudah tersinggung, (2). Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, (3).

Page 32: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxii

Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, (4). Gangguan pola tidur,

mimpi-mimpi yang menegangkan, (5). Gangguan konsentrasi dan daya ingat, (6).

Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, tinnitus,

berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan kemih, dan sakit kepala

(Hawari, 2002).

3. Kecemasan Pasien Diabetes Mellitus

Penyakit DM sebagai penyakit kronis yang banyak menimbulkan komplikasi dan

membutuhkan biaya perawatan tinggi yang berkelanjutan. Pasien akan mengalami

gangguan fisik, psikis, sosial, dan menimbulkan beban ekonomi yang berat.

Komplikasi fisik yang dapat ditimbulkan diantaranya adanya pada sistem vaskuler,

yang berupa mikroangiopati dan makroangiopati, dan disfungsi sistem imunitas

selluler. Komplikasi makrovasculer manifestasinya dapat berupa: angina pektoris,

miocard infark, transient iskemic attack, cerebrovaskuler disease, penyakit arterial

perifer, Diabetik cardiomyopati, arteriosklerosis epicardial, hypertension induced left

ventrikuler hypertrophy, dan gagal jantung. Mikrovasculer manifestasinya dapat

berupa: retinopati, neuropati, nefropati, dan kerusakan jaringan kulit yang berakibat

terjadinya ulkus diabetikum. Komplikasi yang lain dapat berupa adanya infeksi

bakteri ataupun jamur. Diabetik Retinopati diawali dengan adanya mikroaneurisma

kapiler retina yang diikuti dengan adanya makuler odem dan neovaskularisasi dengan

atau tanpa kerusakan dan perdarahan retina, yang pada akhirnya dapat menyebabkan

penurunan ketajaman penglihatan bahkan kebutaan. Diabetik Nephropati terjadi

karena penebalan membran glomeruler, ekspansi mesangial, dan sklerosis glomeruler.

Page 33: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxiii

Kondisi ini menyebabkan adanya hipertensi glomeruler dan penurunan Glomerulus

Filtration Rate yang progresif. Komplikasi ini sering asimptomatis sampai terjadi

adanya nephrotik syndrome dan gagal ginjal. Diabetik Neuropati terjadi karena

iskemik dari syaraf yang terjadi karena adanya mikrovaskuler disease, efek langsung

hiperglikemi pada neuron dan karena perubahan metabolik intra selluler. Dapat terjadi

simetrik poly neuropati, yang berupa small and large fiber neuropati, dan neuropati

otonom. Small fiber neuropati ditandai dengan adanya nyeri, kurangnya rasa raba

panas, sensasi dan posisi berkurang. Large fiber neuropati ditandai dengan adanya

kelemahan otot, kehilangan sensasi vibrasi dan posisi, berkurangnya reflex tendon

dalam. Atropi otot kaki yang akan menyebabkan drop food. Neuropati otonom dapat

menyebabkan ortostatik hipotensi, exercise intolerans, takikardi, keringat berlebihan,

disfagia, nausea dan vomitus sebagai gejala dari gastroparesis, konstipasi ataup un

diare, inkontinensia atau retensi urin, inkontinensia fecal, disfungsi ereksi dan

ejakulasi retrogard, dan menurunnya lubrikasi vagina. Kelainan otonom dapat terjadi

pada jantung berupa kelainan hasil rekam elektrokardiografi. Radiculapati, cranial

neuropati, dan mononeuropati dapat terjadi karena infark jaringan syaraf. Apabila

terjadi radiculopati pada syaraf L-2 sampai L-4 akan menyebabkan nyeri, kelemahan,

dan atropi ekstremitas bawah. Apabila terjadi pada pada Syaraf Thoraca l-4 sampai

Thoraca l-12 akan menyebabkan abdominal pain (thoraxic polyradiculopati). Cranial

neuropati nervus III dapat menyebabkan adanya diplopia, ptosis, dan anisokoria.

Apabila mengenai syaraf IV dan VI akan menyebabkan motor palsies (Anonim,

2006).

Page 34: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxiv

Keadaan penyakit dan komplikasi ini berpotensi menimbulkan stresor yang

sifatnya kronis bagi pasiennya. Kondisi komplek ini selain mempengaruhi integritas

fisik juga akan mengancam integritas psikologis pasien. Kondisi psikologis yang

sering muncul pada pasien DM berupa kecemasan. Kecemasan merupakan gejala

yang umum dialami oleh pasien DM selain gangguan kesehatan lain diakibatkan oleh

DM. Penyebab kecemasan diantaranya oleh karena kurangnya manajemen penyakit

yang tepat, biaya perawatan yang tinggi, kendala karena jumlah hari sakit yang

panjang, risiko kematian yang tinggi, konsekuensi dari regimen terapi, dan

komplikasi yang bervariasi dari ringan sampai berat, berhubungan dengan kontrol

kadar gula yang kurang, dan meningkatnya risiko penyakit koroner. Kejadian

kecemasan bervariasi pada individu. Kecemasan terutama dijumpai pada pasien yang

baru didiagnosis penyakit ini. Beberapa faktor yang dapat memproteksi dari

kecemasan diantaranya: Usia tua, penanganan medis yang teratur, jaminan pelayanan

dan pembiayaan kesehatan, terkontrolnya kadar gula darah. Sedangkan jenis kelamin

wanita, pemakaian insulin, status pekerjaan, merokok, dan peminum alkohol

merupakan faktor risiko terjadinya kecemasan pada pasien DM. Type DM, status

perkawinan, dan pendidikan tidak berpengaruh terhadap kecemasan (Collins, et all,

2008; Fisher, et all, 2008; Li, 2008; Tuncay, et all, 2008; Mitsonis, et all, 2009).

Penanganan pasien dengan Diabetes Mellitus harus ditujukan kepada masalah

psikis, fisik, sosial, dan ekonomi. Tenaga Kesehatan harus mempunyai perhatian lebih

pada masalah psikis yang dialami pasien, dengan memberikan terapi suportif yang

dibutuhkan pasien (Li, 2008; Tuncay, et all, 2008).

Page 35: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxv

Untuk menilai derajad kecemasan seseorang dapat digunakan berbagai macam alat

ukur psikometrik yang digunakan, diantaranya dengan menggunakan HRSA

(Hamilton Rating Scale of Anxiety) dan Taylor Minessota Anxiety Scale (TMAS).

4. Manajemen Kecemasan pada Pasien DM

Penatalaksanaan cemas diakukan dengan berbagai pendekatan yang holistik, yaitu

mencakup fisik (somatik), psikologis (psikiatris), psikososial, dan psikoreligius.

Untuk mencegah seseorang jatuh kedalam kecemasan maka kekebalannya perlu

ditingkatkan sehingga mampu menghadapi stressor psikososial yang muncul dengan

cara hidup teratur, serasi, selaras, dan seimbang dalam hubungannnya dengan Tuhan

ataupun dengan sesama dan lingkungannnya. Apabila sudah terjadi masalah

psikologis, dalam hal ini kecemasan, maka penangannya dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu:

a. Penanganan secara fisik

Selain menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan keluhan organ atau sistemik

juga dilakukan upaya pencegahan, dengan tujuan untuk meningkatkan kekebalan

seseorang terhadap stressor yang dihadapi, diantaranya: (1). Makanan berimbang,

(2). Cukup istirahat dan tidur, (3). Olah raga teratur, (4). Mengurangi rokok,

(5). Menghindari minuman keras, (6). Menghindari obesitas, (7). Mengatur

hubungan sosial yang baik, (8). Pengaturan waktu yang bijak, (9). Pemenuhan

kebutuhan spiritual, (10). Pemenuhan kebutuhan rekreasional, (11). Pemenuhan

kebutuhan sosial-ekonomi, (12). Pemenuhan rasa kasih sayang sehingga terbentuk

“securiti feeling” (Hawari, 2002).

Page 36: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxvi

b. Terapi Psikofarmaka

Penanganan masalah psikiatrik yang menggunakan obat-obatan yang berkhasiat

memulihkan gangguan fungsi neurotransmitter di susunan syaraf pusat (sistem

limbik), karena bagian otak tersebut yang mengatur alam pikiran, alam perasaan

dan perilaku atau mengatur fungsi psikis seseorang. Psikofarmaka akan

memutuskan jaringan atau sirkuit psiko-neuro-imunologi, sehingga stresor

psikososial yang dialami seseorang tidak lagi mempengaruhi fungsi kognitif,

afektif, psikomotor dan organ tubuh lainnya. Obat yang termasuk anxiolitik atau

anti cemas diantaranya: (1). Diazepam, (2). Clobazam, (3). Bromazepam,

(4). Lorazepam, (5). Buspiron HCl (6). Meprobramat, (7). Alprazolam,

(8). Chlordiazepoksid HCl, (9). Oxazolam, (10). Hidroxyzine HCl, (11). Kava-

kava rhizome (Hawari, 2002).

Berbagai jenis obat anxiolitik masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan, syarat obat anti cemas yang ideal: (1). Efek terapeutik tinggi dalam

jangka waktu yang singkat, (2). Jangka waktu pemakaian relatif pendek, (3). Efek

samping minimal, (4). Memiliki dosis rendah, (5). Tidak menyebabkan kantuk,

(6). Memperbaiki pola tidur, (7). Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan

dependensi, (8). Memiliki efek perbaikan pada gangguan fisik, (8). Tidak

menyebabkan lemas, (9). Pemakaian dosis tunggal. Tidak ada satupun

psikofarmaka yang ideal, dan keberhasilan psikofarmaka tidak hanya tergantung

pada jenis obat, tetapi juga pada ketepatan dosis, dan ketepatan indikasi, dan

meminimalkan efek samping yang terjadi (Hawari, 2002).

Page 37: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxvii

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan kecemasan

adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapetik dengan

pendekatan suportif dan farmakoterapetik (Hawari, 2002 ; Ashadi, 2009).

c. Konseling sebagai bentuk psikoterapi

Kegiatan psikoterapi pada seorang pasien, semuanya melalui suatu proses yang

disebut dengan konseling. Konseling merupakan suatu bentuk pelaksanaan

psikoterapi pada kecemasan , dibedakan menjadi beberapa tujuan yaitu :

(1). Suportif

Konseling ini bertujuan memberikan dorongan, motivasi, semangat agar

pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan mempunyai keyakinan

diri bahwa dia mampu mengatasi stresor psikologis yang dihadapinya.

(2). Reedukatif

Bertujuan memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila ketidakmampuan

menghadapi stresor psikologi disebabkan faktor psikoedukatif massa lalu.

(3). Rekonstruktif

Bertujuan memperbaiki kembali kepribadian yeng telah mengalami

goncangan psikososial.

(4). Kognitif

Bertujuan memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu berfikir secara rasional,

konsentrasi , dan daya ingat.

(5). Psikodinamik

Page 38: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxviii

Bertujuan untuk menganalisis dan menguraikan proses dinamika kejiwaan

yang menyebabkan seseorang tidak mampu menghadapi stresor psikososial

yang dihadapinya.

(6). Perilaku

Bertujuan untuk memulihkan gangguan perilaku yang maladaptif

(ketidakmampuan beradaptasi), diharapkan pasien akan mampu bderadaptasi

dengan kondisi yang baru, sehingga mampu beradaptasi kembali dan hidup

secara wajar.

(7). Keluarga

Bertujuan memperbaiki hubungan kekeluargaan yang dapat menjadi stresor

psikososial. Diharapkan keluarga akan berfungsi sebagai pendukung bagi

pemulihan atau penyelesaian masalah yang dihadapi pasien.

d. Terapi Psikoreligius

Tingkat keimanan seseorang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya

tahan menghadapi problem kehidupan sebagai stresor paikososial. WHO

menempatkan unsur spiritual sebagai salah satu unsur kesehatan, disamping fisik,

psikis, dan soaial. Seseorang yang religius akan beresiko lebih kecil untuk

menderita masalah psikologis, dan sangat bermanfaat dalam hal kesehatan secara

fisik Menurut Clinebell (1981), bahwa setiap individu manusia mempunya

kebutuhan dasar spiritual. Kebutuhan dasar spiritual ini adalah kebutuhan

kerohanian, keagamaan, dan ke-Tuhan-an. Apabila kebuutuhan dasar spiritual ini

Page 39: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xxxix

tidak terpenuhi maka ketahanan dan kekebalan seseorang akan lemah dalam

menghadapi stresor psikososial (Hawari, 2002).

e. Terapi Psikososial

Bertujuan mengembalikan kemampuan adaptasi sosial pasien.

5. Konseling sebagai terapi kecemasan Pasien Diabetes Mellitus

Psikoterapi yang pada pasien DM dilakukan dengan konseling , yaitu suatu bentuk

khusus dari komunikasi dimana interaksi yang terjadi antara konselor dan konseli

dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi konseli berhubungan

dengan penyakitnya. Dalam konseling konselor mengajak klien untuk mendapatkan

pemecahan masalah oleh dirinya sendiri. Metode konseling dilakukan melalui 6

tahap: (1). Problem Statement, (2). Mencari sumber / potensi yang dimiliki, (3).

Alternatif solusi, (4). Implementasi, (5). Evaluasi, (6). Terminasi.

Konseling bertujuan untuk memperkuat struktur kepribadian (percaya diri),

ketahanan dan kekebalan fisik maupun mental serta kemampuan beradaptasi dan

menyelesaikan stresor psikososial. Konseling yang dilakukan terhadap pasien DM

yaitu konseling yang sifatnya suportif. Sesudah dilakukan konseling jangka pendek

diharapkan pasien akan mampu memahami penyakitnya dengan benar, menyesuaikan

diri dengan penyakitnya, dan akan mengikuti perawatan penyakitnya dengan baik.

Kemampuan tersebut maka akan memberikan hasil yang lebih bagus dalam

pengelolaan penyakitnya, termasuk didalamnya masalah psikologis yang dihadapi

yaitu kecemasan (Hawari, 2002).

C. Kualitas Hidup

Page 40: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xl

1. Pengertian Kualitas Hidup

WHO mendefinisikan kualitas hidup sebaga: persepsi individu terhadap posisinya

dalam kehidupan sesuai dengan sistem budaya dan nilai-nilai tempat mereka hidup

dalam kaitanya dengan kepentingannya, tujuan hidupnya, harapan dan standar yang

ingin dicapainya (WHO, 1996).

Konsep kualitas hidup meliputi beberapa aspek yaitu

a. Kesehatan Fisik

Yang menyangkut kemampuan : (1). Aktifitas sehari-hari, (2). Ketergantungan

pada obat dan alat, (3). Kelemahan dan kekuatan, (4). Mobilitas, (5). Rasa nyeri

dan ketidaknyamanan, (6). Pola tidur dan istirahat, (7). Kemampuan kerja

b. Psikologis

Menyangkut faktor : (1). Penampilan dan body image, (2). Perasaan negatif,

(3). Perasaan positif, (4). Harapan pribadi, (5). Keyakinan spiritual atau pribadi,

(6). Proses pikir belajar, daya ingat dan konsentrasi

c. Hubungan Sosial

Menyangkut faktor : (1). Hubungan personal, (2). Dukungan sosial, (3). Aktifitas

seksual.

d. Aspek Lingkungan

Menyangkut masalah: (1). Kemampuan finansial, (2). Kebebasan, rasa aman

dan keselamatan secara psikis, (3). Ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan

dan sosial, (4). Lingkungan rumah, (5). Kesempatan mendapat informasi baru

dan ketrampilan, (6). Peran serta dalam aktifitas rekreasional, (7). Lingkungan

Page 41: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xli

fisik (polusi, aturan hukum, iklim, dan kebisingan), (8). Transportasi (WHO,

1996).

2. Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus

Pada pasien dengan DM terjadi penurunan kualitas hidup, hal tersebut

disebabkan oleh karena akibat penyakitnya secara fisik, proses pengobatan, dan

komplikasi yang ditimbulkannya. Diabetes dapat menurunkan fungsi fisik oleh

karena adanya komplikasi jangka panjang yang timbul, karena penyakitnya sendiri,

dan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan DM. Gangguan ketajaman

penglihatan, gangguan ginjal, penyakit jantung, gangguan ereksi, nyeri karena

neuropati perifer, risiko amputasi, kerusakan syaraf otonom akan sangat

menurunkan kualitas hidup pasien, karena secara langsung ataupun tidak

langsung akan membatasi aktifitas fisik pasien. Komplikasi jangka pendek yang

disebabkan karena adanya hiperglikemi diantaranya: kelemahan, gangguan tidur,

risiko infeksi dan kehilangan berat tubuh yang tak diinginkan karena pengaturan

pola diet, dan juga terjadinya risiko hipoglikemia. Hal lain disebabkan karena

tuntutan terapi yang sering menyebabkan seorang pasien merasa dibatasi dalam

kehidupannya (Polonsky, 2000; Grandy, 2008).

Penurunan fungsi psikis disebabkan karena adanya kebutuhan perawatan

penyakit yang terus-menerus akan menyebabkan dampak pada mood seorang

pasien dalam jangka panjang atau pendek. Sering terjadi rasa frustasi karena

penyakitnya. Juga sering terjadi adanya perasaan bahwa tidak ada harapan pada

penyakitnya, dan hal ini menyebabkan gangguan secara psikis yang akhirnya

Page 42: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xlii

menurunkan kualitas hidup secara psikis. Secara sosial akan terjadi penurunan

kualitas hidup karena adanya penurunan kualitas dan kuantitas hubungan sosial

pasien termasuk pekerjaan. Dampak ekonomis yang muncul berkaitan dengan

biaya perawatan yang tinggi dan dalam jangka panjang yang berkelanjutan dan

juga terjadinya penurunan produktifitas kerja (Polonsky, 2000; Grigsby,et all,

2002).

Terdapat beberapa instrument pengukuran kualitas hidup EQ-5D (EuroQol-5

Dimensions Questionnaire) yang dikembangkan oleh EuroQol Group. Instrumen

ini meliputi 5 komponen yaitu : mobilitas, perawatan diri, aktivitas biasa, nyeri

atau ketidaknyamanan, dan kecemasan atau depresi. Instrumen lain yaitu

WHOQOL-BREF dari WHO, yang meliputi 4 aspek kualitas hidup, yaitu :

Kesehatan fisik, kesehatan mental, hubungan sosial, dan lingkungan. Instrumen

ini yang cukup valid dan terpercaya. Pada saat ini di Indonesia sudah dilakukan

penyesuaian WHOQOL-BREF dalam versi Indonesia. Sebagai Instrumen

pengukuran kualitras hidup, WHOQOL-BREF Versi Indonesia merupakan salah

satu standard pengukuran kualitas hidup yang sudah teruji reliabilitas dan

validitasnya dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi. (The WHO Quality of

Life Group, 1998; Wulandari, 2004).

Page 43: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xliii

D. Kerangka Pemikiran

Beban Penderit DM

Long life diseasses

Komplikasi

Meningkatnya

kecemasan Dampak

Psikologis

Dampak

Fisik

Page 44: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xliv

Keterangan:

(Bagan1 : Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Efek terapi

Diet yang ketat

Pembatasan

aktifitas sosial

Beban ekonomi

Menurunnya kualitas

hidup

Dampak

Sosial

Dampak

Ekonomi

Menurunnya

kecemasan

Meningkatnya

kualitas hidup

Psikofarmaka

Tidak diteliti

Diteliti

Memperkuat struktur

kepribadian

Ketahanan mental

Kemampuan adaptasi

Penyelesaian masalah

Pemahaman tentang

penyakitnya

Kepatuhan perawatan

Adaptasi dengan

penyakitnya

Keberhasilan

manajemen penyakit

konseling

Page 45: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xlv

Konseling berpengaruh terhadap penurunan kecemasan dan peningkatan kualitas

hidup pasien DM.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

B. Desain Penelitian

Penelitian eksperimental analitik dengan pendekatan Randomized Control Trial, Cross

Over Design.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Penelitian

Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat.

2. Subjek Penelitian

Pasien Diabetes Mellitus yang datang berobat di Puskesmas Kebakkramat.

3. Rancangan Penelitian dan Teknik Sampling

Randomized Control Trial, dengan Cross Over Design. Randomisasi sample

dilakukan dengan memberi nomor urutan responden saat pertama kali datang,

kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan pasien yang akan dijadikan

sampel sampai didapatkan jumlah yang diinginkan, selanjutnya dibagi menjadi dua

kelompok dengan cara acak dengan jumlah yang direncanakan.

4. Besar Sampel

Page 46: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xlvi

Besar Populasi (N) pada penelitian ini ditetapkan berdasar mean jumlah pasien

Diabetes yang berkunjung ke Puskesmas Kebakkramat setiap bulan berkisar antara

35 – 50 orang (rata-rata jumlah 42 orang). Dari jumlah tersebut dihitung besar sampel

dengan rumus: n =

Keterangan

N : Besar Populasi

n : Besar Sampel

d : tingkat kepercayaan yang digunakan (0,05)

Dari rumus tersebut diatas didapatkan besar n = 38, dibagi menjadi 2 kelompok,

sehingga masing-masing kelompok berjumlah 19 ( dibulatkan menjadi 20 sampel).

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas :

a. Kecemasan sebelum konseling

b. Kualitas hidup sebelum konseling

c. Konseling

2. Variabel Tergantung :

a. Kecemasan sesudah konseling

b. Kualitas hidup sesudah konseling

c. Penurunan kecemasan

d. Peningkatan kualitas hidup

3. Variabel perancu

Page 47: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xlvii

a. Komplikasi penyakit

b. Ciri kepribadian

c. Fungsi Keluarga

E. Definisi Operasional Variabel

1. Kecemasan sebelum konseling

Kecemasan sesudah perlakuan yaitu hasil pengukuran kecemasan sebelum

dilakukan konseling. Kecemasan diukur dengan menggunakan Taylor Minessota

Anxiety Scale (TMAS). Alat ukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari

50 butir pertanyaan yang tergolong menjadi dua kategori yaitu : Favourable

(pertanyaan nomor : 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28,

30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49) dan Un favourable

(pertanyaan nomor : 1, 3, 5, 6, 9, 12, 15, 18, 20, 29, 35, 38, 43, 50). Pasien diberikan

kuesioner kemudian diberikan penjelasan bagaimana pengisian kuesioner tersebut.

Apabila kondisi pasien tidak memungkinkan kuesioner akan dibacakan atau dipandu

oleh orang lain yang ditunjuk. Pengukuran dilakukan pada saat awal penelitian dan

saat akhir penelitian. Skor dinilai berdasar jawaban untuk masing-masing

pertanyaan, pada pertanyaan favourable skor 1 apabila menjawab YA, dan skor 0

apabila menjawab TIDAK, untuk pertanyaan Un favourable diberikan skor 0 apabila

menjawab YA, dan skor 1 apabila menjawab TIDAK. Skor akhir yaitu jumlah skor

total. Skor kecemasan dinyatakan dengan angka, rentang nilai 1 – 50. Skala ordinal.

2. Kualitas hidup sebelum konseling

Page 48: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xlviii

Kualitas hidup sebelum konseling yaitu kualitas hidup yang diukur sebelum

dilakukan konseling. Kualitas hidup diukur dengan mengacu Kuesioner World Health

Organization Quality of Life (WHOQO-BREF) yang terdiri dari 26 pertanyaan.

Dengan alasan instrument ini lebih mudah diaplikasikan dan sudah tersedia dalam

versi Indonesia, serta sudah terbukti reliabel dan valid maka instrumen ini yang

dipilih dalam penelitian ini. Pengisian dilakukan oleh pasien sendiri setelah

mendapatkan penjelasan cara pengisian, atau bagi responden yang kondisinya tidak

memungkinkan mengisi sendiri akan dipandu oleh orang lain yang ditunjuk.

Pengukuaran akan dilakukan pada saat sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah

dilakukan perlakuan. Skor dinilai berdasar jawaban y ang diberikan untuk masing-

masing pertanyaan. Skor Kualitas Hidup dinyatakan dengan angka, rentang nilai 26 –

130. Skala ordinal.

3. Penurunan kecemasan

Penurunan kecemasan diukur dengan cara membandingkan kecemasan sebelum

dilakukan konseling dengan kecemasan sesudah dilakukan konseling, diberikan tanda

positif (+) apabila terjadi apabila terjadi peningkatan kecemasan, atau negatif (-)

apabila terjadi penurunan kecemasan.

4. Kecemasan setelah konseling

Kecemasan yang diukur setelah dilakukan konseling selama 1 bulan.

5. Kualitas hidup setelah konseling

Kualitas hidup yang diukur setalah dilakukan konseling satu bulan.

Page 49: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

xlix

6. Peningkatan kualitas hidup

Peningkatan kualitas hidup diukur dengan cara membandingkan kualitas hidup

sebelum konseling dan sesudah konseling, diberikan tanda positif (+) apabila terjadi

peningkatan kualitas hidup, atau negatif (-) apabila terjadi penurunan kualitas hidup.

7. Konseling

Dalam penelitian ini konseling akan diberikan oleh peneliti (Peneliti sebagai

konselor), dan pasien DM berfungsi sebagai konseli. Konseling dilaksanakan sesuai

dengan panduan yang telah tersusun. Panduan konseling mengacu pada teknik khusus

konseling (Akhmad Sudrajad, 2008). Proses konseling akan dilakukan dengan jadwal

terencana setiap satu minggu sekali dengan hari yang disepakati oleh konselor dan

konseli. Pertemuan dilakukan 4 kali dengan lama pertemuan kurang lebih 15 - 60

menit, durasi tergantung pada dinamika konseling yang terjadi. Pada saat awal

konseling dapat membutuhkan waktu yang lebih lama, dan pada pertemuan

berikutnya memungkinkan untuk memakan waktu yang lebih singkat. Konseling

diberikan dalam bentuk perorangan atau kelompok yang jumlah anggotanya

tergantung dengan situasi responden. Materi konseling mencakup bagaimana

pemahaman pasien terhadap penyakitnya, harapan terhadap penyakitnya, perasaan

terhadap penyakitnya, dan upaya yang akan dilakukannya, kemungkinan hambatan

yang dihadapi, dan juga rencana solusi pemecahannya, dan evaluasi rencana solusi

yang sudah ditetapkan . Metode konseling dilakukan melalui 6 tahap: (1). Problem

Statement, (2). Mencari sumber / potensi yang dimiliki, (3). Alternatif solusi, (4).

Implementasi, (5). Evaluasi, (6). Terminasi.

Page 50: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

l

F. Alur Penelitian

(Bagan 2: Desain Penelitian)

Pasien Diabetes yang berkunjung di Puskesmas

Kebakkramat

Pasien DM

Randomisasi

Kelompok

Kontrol

Kelompok

perlakuan

Kecemasan Kualitas hidup Kecemasan Kualitas hidup

Kecemasan Kualitas Hidup Kecemasan Kualitas Hidup

konseling

Sampel

Kecemasan Kualitas Hidup Kualitas Hidup Kecemasan

konseling

Tanpa perlakuan

Tanpa perlakuan

Page 51: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

li

G. DESAIN ANALISIS STATISTIK

Pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup ditunjukkan dengan

adanya beda atau selisih mean kecemasan dan kualtas hidup antara sebelum dan sesudah

konseling, oleh karena itu analisis uji beda dilakukan Uji t tidak berpasangan,

menggunakan program SPSS-15.

Page 52: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian pengaruh konseling terhadap tingkat kecemasan dan

kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus di wilayah Kecamatan Kebakkramat dari bulan

Februari 2010 sampai April 2010. Secara acak didapatkan sampel sebesar 20 orang

untuk kelompok perlakuan dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Semua subjek

penelitian tidak ada yang drop-out sampai akhir penelitian dan diikutkan dalam analisis.

Konseling pada masing-masing kelompok dilakukan selama 1 bulan, dilakukan 4-5

sessi. Analisis data dilakukan dengan uji t tidak berpasangan, dengan program SPSS-15.

Dari penelitian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1. Karakteristik Demografi

Karakteristik Kelompok Perlakuan

Kelompok Kontrol

Analisis

x2 p

Jenis kelamin 0.476 0.490

Laki-laki 6 7

Perempuan 14 13

Pendidikan 0.743 0.946

SD 5 4

SMP 3 4

SMA 3 3

Diploma 6 6

S1 4 3

Lama sakit (tahun) 0.234 0.972

1 5 5

2 6 6

3 5 6

4 4 3

Page 53: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

liii

Sebaran responden menunjukkan jenis kelamin terbanyak perempuan (67,5%),

pendidikan terbanyak diploma (30%), dan lama sakit 2 tahun ( 30%). Setelah dilakukan

analisis statistik terhadap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak terdapat

perbedaan yang bermakna pada sebaran jenis kelamin (x2

= 0.476, p = 0.490), tidak

terdapat perbedaan bermakna sebaran pendidikan (x2

= 0.743, p = 0.946), dan tidak

terdapat perbedaan bermakna sebaran pada lama sakit (x2

= 0.234, p = 0.972).

Tabel 4.2. Distribusi Kecemasan Awal

Kelompok Jumlah Kecemasan Analisis statistik

Mean SD t p

Perlakuan 20 20.60 8.146 -0.431

0.669

Kontrol 20 21.65 7.235

Dari hasil tersebut diatas dapat diketahui mean kecemasan awal pada kelompok

perlakuan 20.60 ± 8.14, dan pada kelompok kontrol 21.65 ± 7.23, dan setelah dilakukan

analisis statistik diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna kecemasan pasien (

t = -0.431, p > 0,05).

Tabel 4.3. Distribusi Kualitas Hidup Awal

Kelompok Jumlah Kualitas Hidup Analisis

statistik

Mean SD t p

Perlakuan 20 86.40 9.40 1.297

0.202 Kontrol 20 82.70 8.62

Page 54: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

liv

Rerata Kualitas hidup awal kelompok perlakuan 86.40 ± 9.40 dan kelompok kontrol

82.70 ± 8.62, dan setelah dilakukan analisis statistik tidak terdapat perbedaan bermakna

kualitas hidup sebelum dilakukan konseling pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol ( t = 1.29, p > 0,05).

Tabel 4.3. Distribusi Penurunan Kecemasan Setelah Konseling

Kelompok Jumlah Kecemasan

Analisis

statistik

Mean SD t p

Perlakuan 20 -5.00 2.07 -7.469

0.000

Kontrol 20 0.25 2.35

Hasil tersebut diatas dapat menunjukkan bahwa mean kecemasan setelah konseling

pada kelompok perlakuan -5.00 ± 2.07 dan kelompok kontrol 0.25 ± 2.35, dan setelah

dilakukan analisis statistik diketahui terdapat perbedaan penurunan yang bermakna

kecemasan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ( t = -7.46, p < 0,05).

Penurunan kecemasan kelompok perlakuan sebesar 24 % dibanding kecemasan awal.

Tabel 4.4. Distribusi Peningkatan Kualitas Hidup Setelah Konseling

Kelompok Jumlah Kualitas Hidup

Analisis

statistik

Mean SD t p

Perlakuan 20 7.05 3.91 4.806

0.000

Kontrol 20 2.40 1.84

Mean peningkatan kualitas hidup setelah dilakukan konseling pada kelompok

perlakuan 7.05 ± 3.91 dan kelompok kontrol 2.40 ± 1.84, dan setelah dilakukan analisis

statistik diketahui terdapat perbedaan bermakna peningkatan kualitas hidup pada

Page 55: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lv

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (t = 4.80, p < 0,05). Peningkatan kualitas

hidup kelompok perlakuan sebesar 8 % dibanding kualitas hidup awal.

Setelah dilakukan cross over design dimana kelompok perlakuan dijadikan sebagai

kelompok kontrol dan kelompok kontrol dijadikan sebagai kelompok perlakuan maka

setelah dilakukan analisis statistik didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Penurunan Kecemasan Setelah Cross Over Design

Kelompok Jumlah Kecemasan

Analisis

statistik

Mean SD t p

Kontrol 20 0.3 2.15 7.045

0.000

Perlakuan 20 -5.05 2.62

Terdapat penurunan rerata kecemasan pada kelompok yang mendapat konseling -5.05

± 2.62 dan kelompok yang tidak mendapat konseling 0.30 ± 2.62, dan setelah dilakukan

analisis statistik terdapat perbedaan bermakna penurunan kecemasan antara

kelompok yang mendapat konseling dan yang tidak mendapatkan konseling ( t = 7.04,

p < 0,05). Penurunan kecemasan kelompok perlakuan sebasar 23,3% dibanding

kecemasan awal.

Tabel 4.6. Distribusi Peningkatan Kualitas Hidup setelah Cross Over Design

Kelompok Jumlah Kualitas hidup

Analisis

statistik

Mean SD t p

Kontrol 20 0.00 2.05 -7.629

0.000

Perlakuan 20 5.10 2.17

Page 56: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lvi

Pada kelompok yang mendapatkan konseling rerata peningkatan kualitas hidup

sebesar 5.10 ± 2.17 sedangkan kelompok yang tidak mendapat konseling 0.00 ± 2.05,

dan setelah dilakukan analisis statistik terdapat perbedaan bermakna peningkatan

kualitas hidup antara kelompok yang mendapat konseling dan yang tidak mendapatkan

konseling ( t= -7.62, p< 0,05). Peningkatan kualitas hidup kelompok perlakuan sebesar 6

% dibanding kualitas hidup awal.

Tabel 4.7. Distribusi Kecemasan Setelah Satu Bulan Konseling Dihentikan

Pengukuran Kecemasan Jumlah Kecemasan

Analisis statistik

Mean SD t p

Kecemasan setelah konseling

20 15.60 6.74 0.047 0.963

Kecemasan setelah satu

bulan

20 15.50 6.83

Setelah konseling diakhiri rerata kecemasan sebesar 15.60 ± 6.74 dan setelah satu

bulan berikutnya 15.50 ± 6.83, dan setelah dilakukan analisis statistik tidak terdapat

perbedaan bermakna kecemasan pasien (t = 0.47, p > 0.05).

Tabel 4.8. Distribusi Kualitas Hidup Setelah Satu Bulan Konseling Dihentikan

Pengukuran Kualitas

hidup

Jumlah Kualitas hidup Analisis statistik

Mean SD t p

Kualitas hidup setelah

konseling

20 93.45 7.19 0.047 0.963

Kualitas hidup setelah satu bulan

20 93.35 6.31

Page 57: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lvii

Tidak terdapat perbedan rerata mean kualitas hidup setelah konseling diakhiri (93.45

± 7.19) dan setelah satu bulan berikutnya (93.35 ± 6.31), dan setelah dilakukan analisis

statistik tidak terdapat perbedaan bermakna kualitas hidup pasien (t = 0.04, p > 0.05).

B. PEMBAHASAN

Proses konseling dilakukan dengan mengikuti panduan yang telah disusun. Penelitian

ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner T-MAS untuk mengukur

kecemasan dan WHOQOL-BREF untuk mengukur kualitas hidup pasien. Kedua

kuesioner tersebut telah terbukti reliabel dan valid, sehingga pada penelitian ini tidak

dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas (WHO, 1996, Wulandari, D., 2004).

Berdasar hasil penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

bermakna pada sebaran karakteristik demografi yang meliputi jenis kelamin, pendidikan,

dan lama menderita sakit. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa jenis

kelamin merupakan faktor predisposisi terjadinya kecemasan pada panderita DM, lama

menderita sakit berpengaruh terhadap kecemasan terutama pada pasien yang baru

terdiagnosis sebagai pasien DM (Collins, et all, 2008; Fisher, et all, 2008; Li, 2008;

Tuncay, et all, 2008; Mitsonis, et all, 2009).

Selain sebaran data demografi tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

bermakna mean awal kecemasan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, demikian

juga mean kualitas hidup pasien. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa kondisi awal

distribusi demografi , kecemasan, dan kualitas hidup kedua kelompok sama, dan

diharapkan dengan kondisi ini dapat diketahui pengaruh konseling terhadap kecemasan

dan kualitas hidup tanpa dipengaruhi faktor yang lain.

Page 58: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lviii

Pada kelompok yang mendapatkan konseling yang dilakukan sebanyak 4-5 kali

dengan selang 1 minggu, diketahui terrjadi adanya penurunan kecemasan yang berbeda

bermakna dibanding pada kelompok kontrol, dan hal ini menunjukkan bahwa konseling

berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pasien DM. Pada kelompok perlakuan juga

terjadi peningkatan yang bermakna pada peningkatan kualitas hidup dibandingkan

dengan keompok kontrol, yang menunjukkan bahwa konseling berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas hidup pasien DM. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Bahrodin, yang menyatakan bahwa konseling akan meningkatkan

pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku pasien Diabetes Mellitus yang pada

akhirnya meningkatkan kualitas hidupnya, pengukuran kualitas hidup dilakukan dengan

instrument SIP (Sick Impact Profile), dengan ;ama penelitian selama 6 bulan. Hal ini

sesuai dengan pola yang dilakukan dalam konseling yang dilakukan dengan mengikuti 6

tahap yang meliputi : (1). Problem Statement, (2). Mencari sumber / potensi yang

dimiliki, (3). Alternatif solusi, (4). Implementasi, (5). Evaluasi, (6). Terminasi. Dengan

melalui tahapan tersebut maka seorang pasien Diabetes Mellitus akan diajak oleh

konselor untuk memahami penyakitnya dengan benar, menggali potensi yang dimiliki

untuk mengelola penyakitnya, dan pada akhirnya dapat merencanakan tindakan yang

benar untuk penyakitnya. Pada proses ini pasien akan belajar untuk memahami

masalahnya sendiri sehingga akan dapat lebih bijaksana dalam menghadapi penyakitnya

dan pada akhirnya dapat meminimalkan efek psikologis negatif yang muncul. Mitsonis,

et all, (2009); menyatakan bahwa penatalaksanaan psikologis dalam hal ini konseling,

akan meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus.

Page 59: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lix

Penelitian yang dilakukan oleh Tuncay, et all, (2008); menunjukkan adanya pengaruh

positif pengelolaan masalah psikologis yang dilakukan dengan konseling pada pasien

DM, dimana hal ini akan menurunkan kecemasan pada pasien. Pada penelitian ini

dilakukan konseling yang mencakup pemahaman tentang penyakit, seberapa besar

mereka dapat menerima kondisi sakitnya, keyakinan atau kepercayaan spiritualnya,

rencana yang disusun untuk menghadapi penyakitnya, penggalian hal-hal positif yang

dimiliki, memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia, menggunakan dukungan

psikologis, dan keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Nikibakht, et all, (2009); menunjukkan bahwa

pengendalian kondisi psikologis utamanya kecemasan akan berpengaruh positif terhadap

manajemen pasien Diabetes Mellitus. Dari penelitian yang dilakukan oleh Collins, et all

(2008); juga menunjukkan bahwa manajemen kecemasan pada penderita Diabetes yang

dilakukan dengan baik, yang salah satunya dengan konseling akan meningkatkan

keberhasilan dalam mengontrol kadar gula darah.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa hal yang sering dikeluhkan oleh

pasien yaitu yang berkaitan dengan : (1). Kekhawatiran tentang penyakit dan

komplikasi, (2). Kesulitan dengan masalah diet, (3). Kesulitan dalam hal pembiayaan

pengobatan, (4). Efek samping dari pengobatan .

Sesudah dilakuakn Cross Over Design didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan

yang bermakna kecemasan sebelum dan sesudah konseling, dan kualitas hidup sesudah

mendapat konseling juga meningkat bermakna dibanding sebelum mendapat konseling.

Hal ini menunjukkan bahwa efek konseling terhadap kelompok perlakuan sebelum

Page 60: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lx

Cross Over Design dan Kelompok perlakuan setelah Cross Over Design sama atau pada

kedua kelompok tersebut terjadi penurunan kecemasan dan peningkatan kualitas hidup,

dan dengan adanya Cross Over Design ini maka perlakuan yang diberikan kepada

responden kedua kelompok sama, dan secara etik ataupun medis tidak merugikan

pasien.

Pada kelompok yang mendapatkan konseling sebelumnya setelah diukur selang satu

bulan sejak konseling diakhiri, hasil pengukurann menunjukkan tidak ada perbedaan

kecemasan yang bermakna. Demikian juga tidak ada perbedaan bermakna kualitas hidup

antara sesudah konseling diakhiri dan selang satu bulan berikutnya. Dari hal ini dapat

diketahui bahwa pengaruh konseling masih bertahan setelah satu bulan konseling

diakhiri, hal ini menunjukkan bahwa efek dari konseling yang dilakukan tidak hanya

sesaat pada waktu konseling akan tetapi bertahan sampai beberapa saat setelah

konseling, dan dalam penelitian ini diukur satu bulan kemudian. Untuk mengetahui

berapa lama efek tersebut bertahan perlu dilakukan penelitian dengan design durasi

waktu penilaian yang lebih lama.

Hasil penelitian ini tidak dapat digunakan secara umum, dikarenakan ada beberapa

hal diantaranya : lokasi penelitian di Puskesmas, tanpa melibatkan institusi pelayanan

yang lain, dan hal ini belum dapat menggambarkan populasi pasien DM secara umum.

Panduan konseling belum dibedakan untuk kelompok dan individu, yang idealnya

walaupun secara umum sama, akan tetapi mestinya berbeda dalam setting temp at

ataupun suasana konseling, dan hal ini akan berpengaruh pada proses dan hasil dari

konseling.

Page 61: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxi

Peran konselor dalam proses konseling sangat penting, oleh karena itu seyogyanya

konselor yang akan menangani pasien DM sudah mendapatkan pelatihan khusus dalam

bidang DM dan masalah psikoterapi khususnya konseling bidang kesehatan, sehingga

konseling lebih terarah dan hasilnya optimal.

Walaupun hipotesis penelitian ini terbukti akan tetapi terdapat beberapa keterbatasan

dalam penelitian ini yang akan mempengaruhi hasil dari penelitian, diantaranya:

1. Lokasi hanya di satu jenis tempat pelayanan yaitu di Puskesmas, tidak melibatkan

jenis pelayanan yang lain.

2. Penelitian tidak mengendalikan keungkinan komplikasi yang muncul akibat penyakit

DM, sehingga akibat psikologis yang diakibatkanya tidak dapat dikendalikan.

3. Penelitian tidak mempertimbangkan jenis masalah yang dihadapi pasien

(kekhawatiran tentang penyakit dan komplikasi, kesulitan dengan masalah diet,

kesulitan dalam hal pembiayaan pengobatan, efek samping dari pengobatan) dengan

kemungkinan derajad kecemasan yang terjadi.

Page 62: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat diajukan beberapa kesimpulan:

1. Terdapat perbedaan secara bermakna penurunan kecemasan kelompok yang

mendapatkan konseling dan kelompok yang tidak mendapatkan konseling.

2. Terdapat perbedaan secara bermakna peningkatan kualitas hidup antara kelompok

yang mendapatkan konseling dan kelompok yang tidak mendapatkan konseling.

3. Kecemasan pada kelompok yang mendapat konseling tidak berubah setelah diukur

selang satu bulan sejak konseling dihentikan.

4. Kualitas hidup pada kelompok yang mendapat konseling tidak berubah setelah diukur

selang satu bulan sejak konseling dihentikan.

5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konseling berpengaruh terhadap

penurunan kecemasan dan peningkatan kualitas hidup pada kelompok yang

mendapatkan konseling, dan pengaruh konseling masih tetap ada walaupun konseling

telah diakhiri.

B. Implikasi

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa konseling efektif sebagai terapi untuk

menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan terapi kepada

pasien secara lebih komprehensif utamanya dalam aspek psikologis.

Page 63: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxiii

C. Saran

1. Penanganan pasien Diabetes Mellitus harus komprehensif dengan melibatkan aspek

biopsikososioekonomis.

2. Konseling yang dilakuan selama 4–5 sesi dapat menurunkan kecemasan dan

meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus.

3. Perlu dilakuakan penelitian untuk mengetahui durasi konseling yang paling efektif

untuk pasien Diabetas Mellitus.

4. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui durasi pengaruh konseling terhadap

kecemasan dan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus.

5. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengendalikan faktor komplikasi yang

sudah ada, ciri kepribadian pasien, dan fungsi keluarga.

Page 64: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxiv

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajad, 2008, Teknik Khusus Konseling, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/15/teknik-khusus-konseling/ [ 20

Nopember 2009]

Amidah,Y., 2002, Gangguan Kecemasan pada Pasien Diabetes Mellitus, Dept of Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang,

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-

2002-yun-5778-kecemasan&q=kecemasan pasien diabetes, [26 Nopember

2009].

Anonim, 2009, Diabetes treatment ( Treatment of Diabetes Mellitus ), http://diabetes-

treatment.suite101.com/, [ 26 Nopember 2009 ].

Anonim, 2009, Jumlah Pasien Diabetes di Asia Meningkat, GL Ministry.com - Christian News Information Radio Media, [26 Nopember 2009].

Anonim, 2006 , “ Type 2 Diabetes Mellitus” , dalam The Merc Manual Geriatric:

Section 8. Metabolic and Endocrine Disorders, Chapter 64. Disorders of

Carbohydrate Metabolism, http://www.merck.com/mkgr/mmg/sec8/ch64/ch64a.jsp , [27 Nopember 2009].

Ashadi, 2009, Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi,

http://www.sidenreng.com/?p=30, [01 Nopember 2009] .

Collins,M.M., Corcorant,P., Perry,I.J., 2008, Anxiety and depression symptoms in

patients with diabetes,originnal, Article Psychology,

http://cetuolumne.ucdavis.edu/files/64603.pdf, [02 Nopember 2009].

Fisher, L.; Skaff, M.M.; Mullan, J.T.; Arean, .; Glasgow, R.; 2008, A Longitudinal Study

of Affective and Anxiety Disorders Affect and Diabetes Distress in Adults with

Type 2 Diabetes ,

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2635496&tool=pmcentrez, [6 Nopember 2009].

Grandy. S, 2008, Quality of Life and Depressionof people living with Type 2 Diabetes

Mellitus and those low and High risk for type 2 diabetes: findings the Studyto

help Improve Early Evaluation and Manajement of Risk Faktors Leading to Diabetes (SHIELD), http://www.diabetes.org/diabetes-

Page 65: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxv

research/summaries/grandy-quality-of-life-and-epression.jsp, [26 Nopember

2009].

Grigsby,A.B, Anderson.RJ, Freedland,K.E, Clouse,R.E,Lutsman,P.J, 2002 ,

Prevalence of Anxiety in Adults with Diabetes : A Sistemic Review, Journal

of Psicosomatik Research, Volume 53, Issue 6, 1053-1060

,http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6T8V-47CPD9F-2&_user=10&_origUdi=B6VM1-4VTWCHB-

MS&_fmt=high&_coverDate=12%2F31%2F2002&_rdoc=1&_orig=article&_a

cct=C0000502

21&_version=1&_urlVersion=0&_userid=10&md5=f711f76e431c74c2b8a57ed

aefd3971f , [26 Nopember 2009].

Gunarsa, S.D, 2007, Konseling, dan Psikoterapi, PT BPK GUNUNG MULIA.

Hawari,D, 2002, Manajemen Stress Cemas dan Depresi, Fakultas Kedokteran Indonesia

Hutagalung,EA, 2007, Tatalakaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas ,

Simposium Sehari Kesehatan Jiwa dalam Rangka Menyambut Hari Kesehatan

Jiwa Sedunia,Ikatan Dokter Indonesia Cabang Jakarta Barat, http://www.idijakbar.com/prosiding/gangguan_anxietas.htm, [ 10 Nopember

2009].

Li,C., 2008 , Diabetes and Anxiety in U.S Aduls: Findings From the 2006 Behavioral

Risk Faktor Surviellence Sistem, Atlanta,Diabetic Medicine Volume 25 issue 7 pages 878-881,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18644077?dopt=AbstractPlus, [26

Nopember 2009].

Mayfield.J, 1998, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus : New Criteria

American Family Physician, American family Physician,

http://www.aafp.org/afp/981015ap/mayfield.html, [26Nopember 2009].

Ministry of Community and Sosial Services Ontario,……, The Qualiyty of life Model, http://www.utoronto.ca/qol/concepts.htm ,[26Nopember 2009].

Mitsonis,C, Dimopoulos,N., and Psarra,V., 2009, POI-138 Clinical Implications of

Anxiety in Diabetes : A Clinical Review of The Evidence Base, http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6VM1-

Page 66: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxvi

4VTWCHB-

MS&_user=10&_coverDate=12%2F31%2F2009&_rdoc=1&_fmt=high&_orig

=browse&_sort=d&view=c&_acct=C000050221&_version=1&_urlVersion=0&_userid=10&md5=5eab0fdcb5817ca7e8841280c7a4ad39, [11 Desembar

2009].

Murti, B. 2006, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan , Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Murti, B. 2010, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di

Bidang Kesehatan , Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nikibakht,A., Moayedi, F., Zahre, S., Mahboohi, H., Banaei, S., Khorgoei, T.,

Jahanshahi, K., 2009, Anxiety and depression among Diabetic patients in

Bandarababbas, Southern Iran,AMJ 2009, I, 7, 25–28, Doi

10.4066/AMJ.2009.106, http://www.amj.net.au/index.php?journal=AMJ&page=article&op=view&path

%5DB%=106&path%5DB%5D=259, [27 Desember 200 ].

PERSI, 2008, Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes,

http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&amp;amp;kode=914&amp;amp;tbl=kesling, [13 Nopember 2009].

Petrak,f., Herpertz, S., Albus, C., Hirsch, A., Kulzer, B., Kruse, J., 2005, Psychosocial

Factors and Diabetes Mellitus: Evidence-based Treatment Guidelines, Current Diabetes Reviews, Bentham Science Publishers Ltd.

Polonsky,W.H., 2000, Understanding and Assessing Diabetes-Specific Quality of Life,

Diabetes spectrum,Volume 13 Number, Page 36,

http://journal.diabetes.org/diabetesspectrum/00v13n1/pg36.htm [26 nopember 2009].

Rochmah,W., 2002, Kecepatan dan Kemampuan Ambilan Glukosa Oleh Sel Jaringan

Sasaran pada Usia Lanjut Laki-laki (in vivo),berkala Ilmu Kedokteran Vol. 34,

No.3, www.litbang.depkes.go.id/download/penelusuran/imi/imi2002.pdf , [2

Nopember 20]

Page 67: PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN DAN … · HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

lxvii

Singgih,B., Jim.E,Pandelaki, 2009, Pola Komplikasi Kronik Diabetes Delliotus Tipe II

Pada Lansia di

RSUPManado,http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_140_bunga_rampai_penyakit_dalam.pdf, [26 Nopember 2009].

Tanjung,N., 2009, Indonesia Rangking Empat Diabetes Dunia, Padang Ekspres,

http://www.padang-today.com/?today=news&id=9825, [26 Nopember 2009].

Tedjapranata,M., 2008, Diabetes di Usia Lanjut Memang Berbahaya,Namun Dapat

Dijinakkan, http://gbimawarsaron.com/kesehatan/27-diabetes-mellitus, [26

Nopember 2009].

The WHO Quality of Life Group ( 1998 ), 2006, RCMAR Measurement Tools,

http://www.musc.edu/dfm/RCMAR/WHOQOL.html, [27 Desember 2009]

Tomb,D.A., ......., Buku Saku Psikiatri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Tuncay,T., Musabak,I., Gok,D.E, Kutlu,M., 2008, The Relationship Between

Anxiety,Coping Strategies and Characteristics of Patient with Diabetes ,Health

and Quality of Life Outcomes Volume6,

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2572593&tool=pmc

entrez, [26 Nopember 2009].

WHO, 2004 ,The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF, “

edisi terjemahan oleh Ratna Mardiati,Satya Joewana,Hartati

Koerniadi,Isfandari,Riza Sarasvita”,

http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_whoqol.pdf , [01 Nopember 2009]

WHO, 1996 , WHOQOL-BREF Introducting,Administration,Scoring, and Generic

version of the Assessment, www.who.int/mental_health/media/en/76.pdf , [01

Nopember 2009].

Wulandari,D., 2004, Penentuanm Validitas WHOQOL-100: Dalam Menilai Kualitas

Hidup Pasien Rawat Jalan RSCM ( Versi Indonesia ),

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=111895&lokasi=lokal, [27 Desenber 2009].