pengaruh kompetensi aparatur terhadap kualitas …...pengaruh kompetensi aparatur terhadap kualitas...

59
PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Survey pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat) THE INFLUENCE OF APARATUR COMPETENCY TO THE QUALITY OF FINANCIAL STATEMENT AND THE IMPLICATIONS OF GOVERNMENT ACCOUNTABILITY PERFORMANCE (Survey at the Goverment of Kabupaten Bandung Barat) Seminar Proposal Oleh: Dwianti Radikha Putri 21115205 4AK5 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2019

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

(Survey pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat)

THE INFLUENCE OF APARATUR COMPETENCY TO THE QUALITY OF

FINANCIAL STATEMENT AND THE IMPLICATIONS OF GOVERNMENT

ACCOUNTABILITY PERFORMANCE

(Survey at the Goverment of Kabupaten Bandung Barat)

Seminar Proposal

Oleh: Dwianti Radikha Putri

21115205

4AK5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2019

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah.............................................................. 9

1.3 Rumusan Masalah ................................................................. 10

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................. 10

1.5.1 Maksud Penelitian ..................................................... 10

1.5.2 Tujuan Penelitian ....................................................... 10

1.5 Kegunaan Penelitian ............................................................. 11

1.5.1 Kegunaan Praktis ....................................................... 11

1.5.2 Kegunaan Akademis .................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka ..................................................................... 12

2.1.1 Kompetensi Aparatur ............................................... 12

2.1.1.1 Definisi Sistem Pengendalian internal ....... 12

2.1.1.2 Indikator Kompetensi Aparatur ................. 13

2.1.2 Kualitas Laporan Keuangan ..................................... 14

2.1.2.1 Definisi Kualitas Laporan Keuangan ......... 15

2.1.2.2 Komponen Laporan Keuangan ................ 15

2.1.2.3 Indikator Laporan Keuangan ................... 16

2.1.3 Akuntabilitas Kinerja .............................................. 20

2.1.3.1 Definisi Akuntabilitas Kinerja .................. 21

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2.1.3.2 Indikator Akuntabilitas Kinerja ................. 22

2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................... 23

2.2.1 Pengaruh Kompetensi Aparatur Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan .................................... 23

2.2.1 Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Terhadap

Akuntabilitas Kinerja ............................................... 24

2.3 Hipotesis Penelitian .......................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ............................................................. 27

3.2 Operasionalisasi Variabel ................................................. 29

3.3 Sumber Data dan Teknik Pegumpulan Data .................... 32

3.3.1 Sumber Data ........................................................... 32

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................... 32

3.4 Populasi, Sampel, Tempat dan Waktu Penelitian ............ 34

3.4.1 Populasi .................................................................. 34

3.4.2 Penarikan Sampel ................................................... 36

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................ 37

3.5 Metode Pengujian Data ..................................................... 38

3.5.1 Uji Validitas ........................................................... 39

3.5.2 Uji Reliabilitas ....................................................... 40

3.6 Metode Analisis Data ........................................................ 41

3.6.1 Analisis Data Deskriptif ......................................... 41

3.6.2 Analisis Data Verifikatif ........................................ 43

3.7 Uji Hipotesis ..................................................................... 50

3.7.1 Pengujian Hipotesis ................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 52

LAMPIRAN ............................................................................................... 56

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis (skripsi) saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di UNIKOM maupun di

perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku

Bandung, April 2019

Dwianti Radikha Putri

NIM. 21115205

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, peneliti dan pihak perusahaan tempat

penelitian menyetujui:

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalti

Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan penelitian”.

Bandung, April 2019

Peneliti

Dwianti Radikha Putri

NIM. 21115205

OPD Kabupaten Bandung Barat

Perwakilan OPD KBB

Nip.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., CA

NIP : 4127.34.03.007

Catatan:

Kecuali BAB I, BAB IV, dan BAB V serta lampiran tidak untuk di-online-kan,

dengan alasan file-file di atas merupakan data hasil kerja peneliti selama

penyusunan Skripsi.

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki

kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan mendorong pemerintah

untuk senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungan nya yaitu dengan berupaya

memberikan pelayanan terbaik pada pemerintah tersebut, kinerja instansi

pemerintah kini lebih banyak menjadi sorotan karena masyarakat sering memonitor

setiap perencanaan pemerintah dalam suatu periode, masyarakat mulai

mempertanyakan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh

instansi pemerintah (Istiqomatunnisa, 2017).

Sementara itu konteks pelayanan publik adalah melayani kebutuhan yang

berkaitan dengan kepentingan publik, pelayanan publik adalah melayani secara

keseluruhan aspek pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk

dipenuhi sesuai dengan kebutuhannya, pelayanan publik menjadi suatu sistem yang

dibangun dalam pemerintahan untuk memenuhi kepentingan rakyat, dalam

pemberian pelayanan menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk

menyediakan secara akuntabel dan optimal (Hayat, 2017:22).

Dalam Inpres Nomor 7 tahun 1999 dinyatakan bahwa akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggung jawabkan keberhasilan pelaksanaan misi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

secara periodik. Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut untuk

memiliki akuntabilitas yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan

mendorong pemerintah untuk senantiasa tanggap terhadap lingkungannya, dengan

berupaya memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan berkualitas,

disamping itu pemerintah daerah juga dituntut untuk melakukan pembagian ugas

yang baik pada pemerintahan yang ada di lingkungan daerah tersebut.

Menurut Ihyaul Ulum (2009:41) akuntabilitas merupakan suatu kewajiban

seseorang yang diberikan kepercayaan dalam mengelola sumber daya publik dan

mampu mempertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan pengungkapan

tersebut, pemerintah harus mau serta mampu menjadi subyek pemberi informasi.

Informasi tersebut terdiri atas aktivitas keuangan dan kinerja yang diperlukan

secara akurat, tepat waktu, relevan, dapat dipercaya dan konsisten. Pemberian

informasi dan pengungkapan kinerja dilakukan dalam rangka pemenuhan hak-hak

masyarakat yang berupa hak untuk mendapatkan informasi, hak diberi penjelasan,

hak untuk diperhatikan pendapatnya, serta hak menuntut pertanggungjawaban.

Berdasarkan PP No 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Sistem Akuntabilitas Kinerja merupakan integrasi dari sistem

perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan yang selaras dengan

pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Dalam hal ini, setiap organisasi

diwajibkan mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta

kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Produk akhir dari SAKIP adalah

LAKIP. LAKIP yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh suatu instansi

pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Fenomena terkait akuntabilitas kinerja pada Kabupaten Bandung Barat

yaitu Pemerintah Kab. Bandung Barat belum bisa mendapatkan nilai “A” dari

“rapor” atas kinerja yang diberikan KEMENPAN (RB). Pertahun 2018, Pemerintah

Kabupaten Bandung Barat hanya mendapatkan nilai “B”. Hasil ini naik dari

sebelum nya yang pada tahun 2017 hanya mendapatkan nilai “CC” pada penilaian

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) nya.

Maman S Sunjaya selaku Sekertaris Daerah KBB mengatakan bahwa

SAKIP pada PemKab Bandung Barat mengalami peningkatan yakni mendapatkan

nilai B dari asalnya CC, ini menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Bandung Barat

sendiri dan semua itu bisa terwujud atas dukungan semua pihak termasuk

masyarakat Bandung Barat. Terlepas dari itu masih ada beberapa hal yang perlu di

perbaiki seperti memaksimalkan penggunaan teknologi informasi serta peningkatan

kualitas yang menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

evaluasi kinerja aparatur. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai tingkat

akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas hasil terhadap penggunaan anggaran

dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang berorientasi pada hasil. Hasil

evaluasi menunjukkan bahwa Pemkab Bandung Barat memperoleh nilai 64,88 dari

24 indikator komponen yang dinilai mencakup perencanaan kinerja dengan nilai

22,56 pengukuran kinerja nilai 16,56 pelaporan 9,96 evaluasi internal 5,50 capaian

kinerja 10,30. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efesiensi

penggunaan anggaran dibandingkan dengan capain kinerjanya, kualitas

pembangunan budaya, kinerja birokrasi, dan penyelenggaraan pemerintah yang

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

berorientasi pada hasil di Pemkab Bandung Barat sudah sangat baik. (Maman S

Sunjaya, 2018)

SAKIP merupakan penilaian terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah,

SAKIP berjalan selaras dengan Sistem Akuntansi Pemerintah. Salah satu bentuk

pencapaian kinerja yaitu kinerja pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran

pendapatan dan anggaran belanja negara yang sesuai UU Pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN dalam bentuk laporan keuangan. Catatan Atas Laporan

Keuangan pada Laporan Keuangan dapat menjadi dasar informasi penilaian capaian

kinerja. (Jan Hoesada, 2015)

Maka dari itu laporan keuangan yang disajian haruslah berkualitas dan telah

memenuhi karakteristik laporan keuangan. Dadang Suwanda (2013:96)

menyatakan bahwa yang menjadi karakteristik laporan keuangan pemerintah

daerah meliputi: (1) Lengkap, (2) Penyajian jujur, (3) Netralitas, (4) Tepat waktu,

(5) Dapat diverifikasi, (6) Memiliki manfaat prediktif.

Menurut Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah

hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa Opini dari Badan

Pengawas Keuangan (BPK). Ketika BPK memberikan Opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),

artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu entitas pemerintah daerah

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. (As Syifa

Nurillah, Dul Muid, 2014).

Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK semester I Tahun 2018 (IHP

SI) pada hasil pemeriksaan pemerintah daerah Terhadap 542 LKPD (Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah), BPK memberikan Opini WTP (Wajar tanpa

pengecualian) atas 411 entitas, Opini WDP (Wajar dengan pengecualian) atas 113

entitas, Opini TMP (Tidak memberikan Opini) atas 18 entitas. Dalam 5 tahun

terakhir (2013-2017) opini LKPD mengalami perbaikan. Selama periode tersebut,

LKPD yang memperoleh opini WTP naik 30% pada LKPD Tahun 2013 menjadi

76% pada LKPD Tahun 2017. Provinsi Jawa Barat sendiri telah mendapatkan Opini

WTP selama 5 tahun berturut-turut. Hal tersebut dapat diperoleh karena dukungan

Opini WTP yang diberikan Kabupaten/ Kota lainnya yang berada dalam wilayah

Provinsi Jawa Barat.

Pada Provinsi Jawa Barat hanya kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat

dan Kabupaten Subang yang gagal mendapatkan opini WTP. Terdapat beberapa

permasalahan yang berhubungan dengan indikator akuntabilitas yaitu akuntabilitas

financial. Menurut Arman Syifa selaku Kepala BPK Perwakilan Jawa Barat, masih

ditemukannya beberapa permasalahan yang melebihi batas tolerensi atau yang

disebut materialitas, dimana isu pokok yang muncul adalah belum baiknya

pengelolaan asset dalam Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sehingga LKPD

nya mendapatkan opini WDP dari Badan Pemeriksa Keuangan. Selain itu di

temukannya beberapa masalah diantaranya yaitu ditemukannya persoalan

mengenai belanja pemeliharaan yang penyajiannya belum didukung rinciannya,

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

kemudian pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan pembukuan hingga

beban persediaan kesehatan dalam hal ini vaksin yang pecatatanya dan penyajianya

belum didukung dengan daftar rincian. (Arman Syifa, 2018)

Laporan Keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang

atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan Aparatur yang kompeten

untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga pada

entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang

berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang paham dan memiliki kompetensi

dalam bidang akuntansi pemerintahan keuangan daerah bahkan organisasional

tentang pemerintahan (Roviyantie, 2011)

Menurut Narawi dalam Chr. Jimmy L.Gaol (2015:44) menyatakan bahwa

kompetensi aparatur adalah manusia yang bekerja di suatu organisasi (disebut juga

personal tenaga kerja, atau karyawan), yang melaksanakan atau melakukan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan pengetahuan serta dukungan

oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Fenomena yang berhubungan dengan kompetensi aparatur terhadap kualitas

laporan keuangan yaitu Arman Syifa selaku Kepala BPK Perwakilan jawa barat

meminta kepada daerah yang belum mendapatkan Opini WTP untuk menambah

tenaga akuntan karena banyaknya terjadi kesalahan yaitu dalam pembukuan asset.

Menurutnya, Akuntan itu eksak, karena judgement professional jadi misalnya

apabila transaksi atau pembukuan, tidak diperlakukan secara akuntabel mungkin

akan jadi masalah nantinya apabila SDM kurang berkompeten. (Arman Syifa,

2018)

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Selain itu, untuk melahirkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional,

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan penjaringan dan

identifikasi kompetensi para pegawainya melalui sebuah workshop Analisa

Kebutuhan Diklat (AKD) untuk melakukan pemetaan kebutuhan, sehingga bisa

meminimalisir kesenjangan antara kompetensi yang dibutuhkan dengan

kompetensi yang dimiliki aparatur dalam menduduki sebuah jabatan. Menurut Dedi

Junaedi selaku Sekertaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia (BKPSDM) menjelaskan bahwa ada beberapa permasalahan mendasar

sehingga dipandang perlu adanya upaya meningkatkan kompetensi dan

kemampuan para aparatur sebagai pekerja profesional, seperti perkembangan

teknologi yang semakin pesat, tuntutan kompetensi yang sangat tinggi, dan

menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. (Dedi Junaedi,

2018)

Adapun pada beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

menjadi dasar dari penelitian ini, diantaranya dilakukan oleh Ruswanto, dkk

(2017) pada penelitiannya tentang Pengaruh Kompetensi Aparatur, Pemanfaatan

Sistem Informasi Keuangan Dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah dengan hasil penelitian mengemukakan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kompetensi aparatur terhadap

kualitas laporan keuangan yang artinya bahwa kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah akan meningkat seiring dengan meningkatnya kompetensi

aparatur. Hal itu selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Synthia (2017)

pada penelitiannya tentang The effect of Human Resource Competence and

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Application of Regional Financial Accounting System on Quality of Financial

Report dengan hasil penelitianya bahwa kompetensi aparatur berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Sementara itu penelitian yang dilakukan Bambang (2012) menunjukan

bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah berpengaruh secara langsung

terhadap akuntabilitas kinerja, dengan kesimpulan bahwa dalam rangka

menunjukkan akuntabilitas kinerja, maka antara lain diperlukannya akuntabilitas

keuangan yang dapat mengukur dan menilai upaya capaian hasil.

“Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk

mengambil judul “Kompetensi Aparatur Pemerintah terhadap Kualitas Laporan

Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Kinerja”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya,

maka identifikasi masalah yang dapat disimpulkan dan yang akan dibahas dalam

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Telah dilakukannya diklat sebagai upaya peningkatan kompetensi pada Aparatur

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat tapi Kualitas Laporan Keuangan yang

diperoleh belum mendapatkan Opini WTP.

2. Walaupun Kualitas Laporan Keuangan diberi Opini WDP tetapi penilaian

Akuntabilitas Kinerja mengalami peningkatan dari CC menjadi B

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka peneliti

mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah

sebagai berikut:

1. Seberapa besar Kompetensi Aparatur Pemerintah terhadap Kualitas Laporan

Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

2. Seberapa besar Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan dan implikasinya terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini dimaksud untuk

mendapatkan bukti-bukti empiris dilapangan mengenai Kompetensi Aparatur

Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan implikasinya terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

1.4.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk

mempelajari:

1. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Kompetensi Aparatur Pemerintah

terhadap Kualitas Laporan Keuangan

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kualitas Laporan Keuangan terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Praktis

Berdasarkan pengertian diatas, hasil ini diharapkan dapat memberikan saran

atau masukan kepada perusahaan atau instansi sehingga hasil yang diharapkan

dapat digunakan sebagai dasar pemecahan masalah dalam Kualitas Laporan

Keuangan yang berimplikasi pada Akuntabiitas Kinerja Instansi Pemerintah

1.5.2 Kegunaan Akademis

Selain memiliki kegunaan praktis, diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat secara akademis yakni:

1. Bagi pengembangan ilmu akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu akuntansi

khususnya akuntansi pemerintah mengenai kualitas Laporan Keuangan

2. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian lebih

lanjut dalam bidang yang sama, mengenai Kompetensi Aparatur, Kualitas

Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi.

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kompetensi Aparatur

2.1.1.1 Definisi Kompetensi Aparatur

Sebelum mendefinisikan pengertian kompetensi aparatur maka penulis

perlu mengurai terlebih dahulu pengertian perkata, yaitu menurut beberapa ahli

diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Abdullah M. Ma’ruf. (2014:51) pengertian Kompetensi adalah

sebagai berikut:

“Kompetensi merupakan kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang

untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana

kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual

dan kemampuan fisik”.

Menurut Wibowo (2012:324) menyatakan bahwa definisi kompetensi

aparatur adalah Suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang

dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh perilaku dan sikap

kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Menurut Moeheriono (2015:5) menyatakan bahwa Kompetensi Aparatur

adalah sebagai berikut:

“Kompetensi aparatur adalah karakteristik dasar seseorang yang

mengindikasikan cara berfikir, sikap, dan bertindak seseorang serta menarik

kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada

waktu periode tertentu“.

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Menurut Sedarmayanti (2017:236) menyatakan bahwa Kompetensi

Aparatur adalah sebagai berikut:

“Kompetensi aparatur adalah Kompetensi yang merujuk pada pendekatan

perilaku, perilaku tertentu atau tipe dan tingkat perilaku yang berbeda yang

dijadikan parameter untuk mampu melaksanakan pekerjaan secara efektif,

berhasil dan unggul/superior”

Berdasarkan definsi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kompetensi

Aparatur merupakan Kemampuan seseorang dalam mengerjakan tugas nya dengan

dilandasi keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mencapai tujuan

berorganisasi.

2.1.1.2 Indikator Kompetensi Aparatur

Adapun yang menjadi indikator kompetensi aparatur menurut Wibowo

(2012:320) yaitu:

1. Pengetahuan

2. Keterampilan

3. Perilaku

Sedangkan Moeheriono (2015:14) mengemukakan mengenai karakteristik

kompetensi sumber daya manusia yaitu:

1. Watak (traits)

Yaitu yang membuat seseorang mempunyai sikap perilaku atau bagaimanakah

orang tersebut merespon sesuatu dengan cara tertentu, misalnya percaya diri

(self-confidence), kontrol diri (self-control), ketabahan atau daya tahan

(hardiness).

Page 18: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2. Motif (motive)

Sesuatu yang diinginkan seseorang atau secara konsisten dipikirkan dan

diinginkan yang mengakibatkan suatu tindakan atau dasar dari dalam yang

bersangkutan untuk melakukan suatu tindakan.

3. Bawaan (self-concept)

Sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang.

4. Pengetahuan (knowledge)

Informasi yang dimiliki seseorang pada bidang tertentu dan pada area tertentu.

5. Keterampilan atau keahlian (skill),

Kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu, baik secara fisik maupun

mental.

2.1.2 Kualitas Laporan Keuangan

2.1.2.1 Definisi Kualitas Laporan Keuangan

Iman Mulyana (2010:96) menyatakan bahwa:

“Kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan standar, diukur

berbasis kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan.”

Menurut Rosmery Elsye (2016:48) Laporan Keuangan adalah sebagai

berikut:

“Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau

aktivitas tersebut.”

Menurut Mahmudi (2016:2) menyatakan bahwa:

Page 19: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

“Laporan Keuangan Pemerintah Daerah merupakan suatu bentuk

pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada masyarakat dalam

melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dan pembangunan dalam bentuk

program dan kegiatan yang menggambarkan kinerja keuangan dari

organisasi perangkat daerah dan pemerintah daerah secara keseluruhan

dalam melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah

selaku pengelola dana harus mampu menyediakan informasi keuangan yang

diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu dan dapat dipercaya. Selain

itu laporan keuangan tersebut juga perlu dilengkapi dengan pengungkapan

yang memadai mengenai informasi-informasi yang dapat mempengaruhi

keputusan.”

Sedangkan menurut Erlina dkk (2016:21) mengemukakan bahwa Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:

“Kualitas Laporan keuangan pemerintah daerah adalah suatu hasil dari

proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi

(keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah

yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan keputusan

ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya.”

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah daerah adalah hasil dari proses

akuntansi yang terstruktur dan sesuai dengan standar yang berlaku dalam rangka

pertanggungjawaban pemerintah daerah yang nantinya akan digunakan oleh

beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

2.1.2.2 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah

Menurut Kasmir (2012:9) kelima komponen yang terkait atas laporan

keuangan yaitu:

a. Balance Sheet (Neraca)

b. Income Statement (Laporan Laba Rugi)

c. Laporan Perubahan Modal

d. Laporan Arus Kas

e. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Page 20: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Sejak Januari 2015 serentak seluruh entitas pemerintahan di Indonesia mulai

menggunakan standar akuntansi berbasis akrual, yang mengacu pada PP Nomor 71

Tahun 2010 dari mulai pemerintah pusat sampai SKPD mengacu pada peraturan

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) tersebut, komponen laporan keuangan pada

pemerintah adalah:

1) Laporan Realisasi

2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

3) Neraca

4) Laporan Operasional

5) Laporan Arus Kas

6) Laporan PErubahan Ekuitas

7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

2.1.2.3 Indikator Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Erlina, dkk (2016:21) Berdasarkan Laporan keuangan sesuai

dengan SAP yang terkandung dalam Paragraf 32 Lampiran II PP No. 71 Tahun

2010 menyatakan bahwa Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan adalah

ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan

prasayarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemeritah dapat

memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu: relevan, andal, dapat diperbandingkan,

dan dapat dipahami.

a. Relevan

b. Andal

c. Dapat diperbandigkan

d. Dapat dipahami

Laporan keuangan yang berkualitas harus memenuhi unsur-unsur karakteristik

kualitatif laporan keuangan sebagai berikut:

Page 21: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di

dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dengan memprediksi masa depan,

serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Dengan

demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya. Informasi yang relevan:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi

ekspektasi mereka dimasa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan

datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat Waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna

dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin

mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi

yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam

laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam

penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

Page 22: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan

kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.

Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat

diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat

menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk

disajikan.

b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila

pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap

menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan

entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan bila suatu

entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan

Page 23: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah

menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi

yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya

perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas

pemahaman para pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang

memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya

kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Menurut Marja Sinurat (2014:119) mengemukakan karakteristik yang

merupakan persyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah

dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu:

1. Relevan

2. Andal

3. Dapat dibandingkan

4. Dapat dipahami

2.1.3 Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah

2.1.3.1 Definisi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Menurut Abdul Halim (2012:20) akuntabilitas dalam arti luas merupakan

kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan

tindakan seseorang, badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain

Page 24: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban dan

keterangan.

Menurut Rudi M. Harahap (2013:19) menyatakan bahwa Akuntabilitas

Kinerja instansi pemerintah adalah:

“Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban dan menerangkan kinerja atas

pelaksanaan keberhasilan/ kegagalan misi organisasi/ badan hukum/

pimpinan kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk

meminta pertanggungjawaban.”

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:28) mendefinisikan akuntabilitas

kinerja adalah:

“Suatu bentuk keharusan seorang (pimpinan/ pejabat/ pelaksana) untuk

menjamin bahwa tugas dan kewajiban yang diembannya sudah

dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Akuntabilitas dapat dilihat

melalui laporan tertulis yang informatif dan transparan”.

Sedangkan menurut Mahmudi (2013:18) menyatakan bahwa:

“Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban pemegang amanah untuk

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang

memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban

tersebut.”

Berdasarkan pemaparan definisi oleh para ahli diatas, dapat dikatakan

bahwa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah pertanggungjawaban

lembaga publik untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien,

serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang, badan hukum atau pimpinan

organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak dan kewenangan untuk

meminta pertanggungjawaban.

Page 25: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2.1.3.2 Indikator Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Menurut Hopwood dan Tomkins, 1984; Elwood, 1993 dalam Mahmudi

(2013:19) menjelaskan bahwa terdapat 5 komponen:

a. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

b. Akuntabilitas Manajerial

c. Akuntabilitas Program

d. Akuntabilitas Kebijakan

e. Akuntabilitas Finansial

Berikut dibawah ini merupakan penjelasan mengenai dimensi akuntabilitas

publik:

a. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-lembaga

publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang

berlaku. Penggunaan dana publik harus dilakukan secara benar dan telah

mendapatkan otorisasi. Akuntabilitas hukum berkaitan dengan kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam menjalankan

organisasi, sedangkan akuntabilitas kejujuran berkaitan dengan penghindaran

penyalahgunaan jabatan (abuse of power), korupsi dan kolusi. Akuntabilitas

hukum menuntut penegakan hukum (law of enforcement), sedangkan

akuntabilitas kejujuran menuntut adanya praktik organisasi yang sehat tidak

terjadi malpraktik dan maladministrasi.

b. Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas Manajerial adalah pertanggugjawaban lembaga publik untuk

melakukan pengelolaan organisasi secara efisien dan efektif. Inefisiensi

organisasi publik adalah menjadi tanggung jawab lembaga yang bersangkutan

Page 26: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

dan tidak boleh dibebankan kepada klien atau customer-nya. Akuntabilitas

manajerial merupakan akuntabilitas bawahan kepada atasan dalam suatu

organisasi.

c. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program juga berarti bahwa program-program organisasi

hendaknya merupakan program yang bermutu dan mendukung strategi dalam

pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Lembaga publik harus

mempertanggung jawabkan program yang telah dibuat sampai pada pelaksanaan

program.

d. Akuntabilitas Kebijakan

Lembaga-lembaga publik hendaknya dapat mempertanggungjawabkan

kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dampak dimasa

depan. Dalam membuat kebijakan harus dipertimbangkan apa tujuan kebijakan

tersebut, mengapa kebijakan itu dilakukan.

e. Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik

untuk menggunakan dana publik (public money) secara ekonomis, efisien dan

efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana, serta korupsi. Akuntabilitas

finansial ini sangat penting karena menjadi sorotan utama masyarakat.

Akuntabilitas ini mengharuskan lembaga-lembaga publis untuk membuat

laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja finansial organisasi kepada

pihak luar.

Page 27: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kompetensi Aparatur Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

Adapun beberapa teori dari para ahli yang menyatakan bahwa Kompetensi

Aparatur berpengaruh terhadap kualitas Laporan Keuangan yaitu:

Menurut Abdul Hafiz (2014:76) salah satu permasalahan mendasar

penyebab terjadinya LKPD yang tidak mendapatkan opini WTP dari BPK RI, dan

nyata dihadapi banyak instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah adalah

kelangkaan sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi yang memadai untuk

menyelenggarakan administrasi keuangan negara/daerah.

Menurut Bastian (2006:55) berpendapat bahwa pengaruh antara kompetensi

Aparatur dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu;

“Penyiapan dan penyusunan laporan keuangan yang berkualitas

memerlukan aparatur yang menguasai akuntansi pemerintahan, yang

nantinya menjadi faktor kunci dalam menciptakan laporan keuangan yang

berkualitas karena yang menyusun laporan keuangan adalah mereka yang

mengusai SAP. Betapapun bagusnya SAP, jika tanpa didukung aparatur

yang memadai dan sangat membantu proses kebijakan-kebijakan akuntansi

tersebut agar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan akuntansi

yaitu berbasis akrual.”

Hal tersebut sesuai berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Ruswanto, dkk (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompetensi

Aparatur, Pemanfaatan Sistem Informasi Keuangan Dan Peran Internal Audit

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu dengan hasil

bahwa kompetensi aparatur berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan yang artinya bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah daerah akan

meningkat seiring dengan meningkatnya kompetensi aparatur.

Page 28: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2.2.2 Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

Adapun beberapa teori yang menyatakan kualitas Laporan Keuangan

berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja yaitu:

. Menurut Mursyidi (2013:59) menyatakan bahwa untuk mengetahui posisi

akuntabilitas dan kinerja keuangan suatu entitas atau instansi dapat dilihat dalam

laporan keuangannya untuk satu periode atau pada saat tertentu. Untuk menciptakan

akuntabilitas maka laporan keuangan yang disampaikan juga harus berkualitas

Sementara itu, Mahmudi (2016:10) menyatakan bahwa banyak pihak yang

mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah

sebagai dasar pertanggungjawaban dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan

keuangan hanya akan bermanfaat jika laporan keuangan yang dianalis dan disajikan

dengan valid dan dapat diandalkan.

Menurut Indra Bastian (2010:297) mengungkapkan bahwa, hubungan

antara laporan keuangan dengan akuntabilitas kinerja mempunyai hubungan positif

yang menyatakan bahwa dalam rangka menciptakan akuntabilitas kinerja,

pemerintah daerah selaku penanggung jawab sistem pengelolaan keuangan dituntut

untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas aktivitas dan kinerja

finansial kepada stakeholdernya.

Adapun ungkapan dari penelitian terdahulu yang meneliti tentang seberapa

besar pengaruh dari kompetensi aparatur pemerintah terhadap kualitas laporan

keuangan yang dilakukan oleh Santha, dkk (2016) pada penelitiannya tentang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Dan Akuntabilitas

Page 29: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Kinerja Instansi Pemerintah dengan hasil penelitian ini membuktikan adanya

pengaruh pada kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas kinerja instansi,

yang artinya meningkatnya kualitas laporan keuangan diikuti dengan meningkatnya

akuntabilitas kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

negara.

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

2.1 Hipotesis

Setelah adanya kerangka pemikiran, maka diperlukan suatu pengujian

hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Sugiyono (2017:96) mengungkapkan pengertian Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Kompetensi Aparatur

Pemerintah (X)

Wibowo (2012:324)

Moerheriono (2015:5)

Sedarmayanti

(2017:238)

Kualitas Laporan

Keuangan (Y)

Erlina, dkk (2016:21)

Rosmery elsye

(2016:18)

Mahmudi (2016:2)

Akuntabilitas

Kinerja Instansi (Z)

Rudi Harahap

(2013:19)

Mahmudi (2013:18)

V. Wiratna Sujarweni

(2015:28)

Page 30: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka penulis merumuskan

hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari sebuah penelitian sebagai

berikut :

H1: Kompetensi Aparatur Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

H2: Kualitas Laporan Keuangan Terhadaap Akuntabilitas Kinerja

Page 31: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:2) menjelaskan definisi metode penelitian adalah

Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah

data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Tujuan dan

kegunaan penelitian ini yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. dengan pendekatan

kuantitatif sebagai suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang telah dikumpulkan

selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang

diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya,

kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang

berhubungan. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian

sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan

hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai keterkaitan antara Kompetensi

Aparatur, Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja apakah diterima

atau ditolak.

Metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat

uji statistik yaitu Structural Equation Modelling (SEM) – Partial Least Square

Page 32: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(PLS).

Metode verifikatif yang digunakan untuk menguji hipotesis ini dengan

menggunakan alat uji statistik yaitu Analisa Jalur atau Path Analysis.

Pertimbangan dengan menggunakan model ini, karena kemampuannya untuk

mengukur konstruk melalui indikator-indikatornya serta menganalisis variabel

indikator, variabel laten, dan kekeliruan pengukurannya.

Selanjutnya, objek penelitian merupakan sasaran dalam penelitian dengan suatu

tujuan tertentu yang bersifat objektif tentang suatu hal yang diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya sebagai variabel bebas atau

independent variable adalah Kompetensi Aparatur dan Kualitas Laporan

Keuangan, sedangkan variabel terikat atau dependent variable adalah Akuntabilitas

Kinerja.

Adapun definisi dari unit analisis adalah keseluruhan satuan atau unit yang akan

diteliti dalam suatu penelitian. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar

validitas dan reliabilitas penelitian dapat terjaga. Penelitian ini menggunakan OPD

pada Kabupaten Bandung Barat sebagai unit analisis, dalam hal ini SKPD yang

berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat sebanyak 27 SKPD yang dijadikan

unit analisis. Sedangkan unit observasi adalah sumber informasi atau tempat

dimana kita mendapatkan informasi yang dapat mendukung penelitian yang sedang

dilakukan. Dalam penelitian ini unit observasinya yaitu Kepala Dinas sebanyak 27

orang dan Kasubag keuangan sebanyak 27 yang berjumlah 47 orang yang dijadikan

sebagai unit observasinya.

Page 33: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala

dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis

dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian. Operasional variabel

menjelaskan suatu cara yang dapat digunakan untuk mengoperasionalkan konsep

tersebut yang nantinya dapat digunakan lagi oleh penelitian selanjutnya atau untuk

dikembangkan lagi dengan cara yang lebih baik.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel independent, intervening dan dependen yaitu sebagai

berikut:

1. Variabel Independent

Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).

Berdasarkan judul penelitian yang diambil, maka dalam penelitian ini variabel (X)

dan (Y) sebagai variabel bebas.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan judul penelitian yang

diambil, maka dalam penelitian ini variabel (Z) sebagai variabel terikat.

3. Variabel intervening

Variabel intervening (penghubung) adalah variabel yang secara teoritis

Page 34: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi

hubungan yang tidak langsung.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Definisi Indikator Skala Itei

Item

Kompetensi

Aparatur (X)

Kompetensi aparatur

adalah suatu kemampuan

untuk melaksanakan suatu

pekerjaan yang dilandasi

atas keterampilan dan

pengetahuan serta

didukung oleh perilaku

dan sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan

tersebut.

Wibowo (2012:324)

1. Keterampilan

2. Pengetahuan

3. Perilaku

Wibowo (2012:320)

Ordinal

1-3

Kualitas

Laporan

Keuangan

(Y)

Suatu hasil dari proses

pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan

dari transaksi ekonomi

(keuangan) dari entitas

akuntansi yang ada dalam

suatu pemerintah daerah

yang dijadikan sebagai

informasi dalam rangka

pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan

entitas akuntansi dan

pengambilan keputusan

ekonomi oleh pihak-pihak

yang memerlukannya.

Erlina, dkk (2016:21)

1. Dapat dipahami

2. Relevan

3. Keandalan

4. Dapat

diperbanding kan

Erlina, dkk

(2016:21)

Ordinal

4-7

Page 35: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Skala ordinal memberikan informasi

tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu

tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah

dengan sarana peringkat relatif tetentu yang memberikan informasi apakah suatu

objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berupa banyak

kekurangan dan kelebihannya. Variabel-variabel tersebut dapat diukur oleh

Instrument pengukuran dalam bentuk kuiesioner berskala ordinal yang memenuhi

pernyataan-pernyataan tipe rating scale.

Menurut Sugiyono (2017:93) rating scale didefinisikan sebagai berikut:

“Skala rating adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian

ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden

tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tapi

menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu,

Akuntabilitas

Kinerja

Instansi

Pemerintah

(Z)

Akuntabilitas kinerja

adalah kewajiban

pemegang amanah untuk

memberikan

pertanggungjawaban,

menyajikan, melaporkan,

dan mengungkapkan

segala aktivitas dan

kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya kepada

pihak pemberi amanah

(principal) yang memiliki

hak dan kewenangan

untuk meminta

pertanggungjawaban

tersebut

Mahmudi (2013:18)

1. Akuntabilitas

Hukum dan

Kejujuran

2. Akuntabilitas

Manajerial

3. Akuntabilitas

Program

4. Akuntabilitas

Kebijakan

5. Akuntabilitas

Finansial

Mahmudi(2013:19)

Ordinal

8-12

Page 36: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas pengukuran sikap saja tetapi bisa juga

mengukur persepsi responden terhadap fenomena”.

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa rating scale

adalah alat pengumpulan data dari jawaban responden yang dicatat secara

bertingkat. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rating scale karena

dalam tingkatan pengukuran terdapat titik pengukuran, yaitu titik 1 sampai 5 yang

artinya tingkat pengukuran setiap item pernyataan di kuiesioner. Jawaban

responden pada tiap item kuesioner mempunyai nilai dimana nilai 1 dikatakan nilai

yang tidak baik dan nilai untuk titik 5 dikatan nilai yang paling baik.

Tabel 3.2

Rating Scale

Kategori Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Kurang Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2017:98)

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer karena peneliti

mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari

objek pertama yang akan diteliti dengan menyebarkan kuesioner. Data primer

dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden.

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai pada OPD Pemerintah Kabupaten

Bandung Barat.

Page 37: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai

literatur seperti penelitian sebelumnya, dan buku-buku yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Kegunaan literatur ini adalah untuk memperoleh sebanyak

mungkin dasar-dasar teori yang diharapkan akan menunjang data yang akan

dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian secara langsung terhadap

permasalahan yang menjadi objek penelitian dan pengumpulan data dilakukan

melalui beberapa cara antara lain:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk melihat kenyataan yang sebenarnya dari masalah yang ada, maka diperlukan

penelitian lapangan untuk memperoleh data primer secara langsung dari

perusahaan/instansi. Adapun langkah-langkah dalam pengelompokan data primer

dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara

langsung dengan para pegawai yang berwenang dilingkungan perusahaan untuk

mengumpulkan data mengenai objek yang diteliti.

b. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan atau

pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Page 38: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Adapun Kuesioner yang akan di sebar yaitu kepada Kepala Instansi 27 SKPD

sebagai penanggungjawab dan dapat menggambarkan kinerja di masing masing

SKPD dan kepada Kasubag Keuangan sebagai penanggungjawab dalam

penyusunan laporan keuangan dengan bobot nilai kuiesioner sebagai berikut:

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam melaksanakan studi kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh data

sekunder dalam menunjang data primer yang telah didapat dari penelitian lapangan.

Dalam melakukan studi kepustakaan ini, penulis mengumpulkan data dengan

membaca literatur dan buku-buku yang berhubugan dengan masalah yang dibahas.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) mengemukakan pengertian populasi adalah sebagai

berikut:

Page 39: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian diatas, Populasi adalah keseluruhan objek penelitian pada

suatu wilayah tertentu dan memenuhi syarat yang sesuai dengan masalah penelitian.

Maka populasi dalam penelitian ini adalah 27 SKPD dalam lingkungan OPD

Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat yang terdiri dari 54 orang atas Kepala

Instansi SKPD dan Kasubag Keuangan pada tiap - tiap SKPD.

Tabel 3.5

Daftar SKPD Kabupaten Bandung Barat

No Nama SKPD Kepala

DInas

Kasubag

Keuangan

1 Inspektorat Daerah 1 1

2 Badan Perencanaan Pembangunan dan Pengembagan

Daerah

1 1

3 Badan Kepegawaian dan Pengembagan SDM 1 1

4 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 1 1

5 Dinas Pendidikan 1 1

6 Dinas Kesehatan 1 1

7 Dinas Sosial 1 1

8 Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi 1 1

9 Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 1 1

10 Dinas Perumahan dan Pemukiman 1 1

11 Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Satuan Polisi

Pamong Praja

1 1

12 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 1 1

13 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 1 1

14 Dinas Perhubungan 1 1

15 Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik 1 1

16 Dinas Perikanan dan Perternakan 1 1

17 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 1 1

18 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 1 1

19 Dinas Lingkungan Hidup 1 1

20 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1 1

21 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 1 1

22 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1 1

23 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 1 1

24 Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu 1 1

Page 40: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

25 Dinas Pengendalian Kependudukan, Keluarga

Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

1 1

26 Dinas Pelayanan Pajak 1 1

27 Kesbangpol 1 1

Jumlah 27 27

Total Jumlah 54

3.4.2 Penarikan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri, kriteria atau

keadaan tertentu sesuai dengan yang akan diteliti. Atau dapat dikatakan, sampel

sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu

sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.

Menurut Sugiyono (2017:85) pengertian dari sampling jenuh adalah sebagai

berikut:

“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,

atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel”.

Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa sampling jenuh adalah

cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi

sampel.

Penelitian ini menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji persamaan strukturan

berbasis variance. Menurut Imam Ghozali (2013:18), metode Partial Least Square

(PLS) adalah model persamaan strukturan berbasis variance (PLS) mampu

menggambarkan variabel laten (tak terukur langsung) dan dapat diukur

menggunakan indikator-indikator (variable manifest).

Page 41: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Selanjutnya berkaitan dengan digunakannya Structural Equation Model (SEM)

dengan penaksiran PLS (Partial Least Square) untuk menganalisis data penelitian,

maka peneliti menggunakan ketentuan ukuran penarikan sampel minimal dalam

SEM-PLS seperti yang dinyatakan oleh Hair, et al. (2014:20) bahwa untuk

menentukan ukuran sampel minimal dalam SEM-PLS dapat dilakukan dengan 2

(dua) cara, yaitu: Rule of Thumb dan Power Analysis.

1) Dalam rule of thumb ukuran sampel minimal harus sama dengan atau lebih

besar dari:

a) 10 kali jumlah terbanyak dari indikator formatif digunakan untuk

mengukur satu konstruk, atau

b) 10 kali jumlah terbanyak dari jalur struktural diarahkan pada suatu

konstruksi tertentu dalam model structural (Hair et. al 2014:20)

2) Sedangkan menurut power analysis ukuran sampel minimal ditentukan

berdasarkan jumlah terbanyak panah menunjuk pada konstruk dalam model

jalur PLS, pada tingkat signifikasi (α), minimum R² untuk mencapai

statistical power tertentu secara umum digunakan 80% (Hair et.al 2014:20).

Jika menggunakan power analysis, berdasarkan jumlah terbanyak yang

menunjuk pada konstruk adalah 3, maka pada tingkat signifikasi (α)= 0.05

dan minimum R²= 0.25, serta untuk mencapai power analysis 80%

diperlukan untuk sampel minimum.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 54 pegawai yang terdiri dari

Kepala Instansi dan Kasubag Keuangan dari 27 SKPD pada Pemerintah Kabupaten

Bandung Barat.

Page 42: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat yang

beralamat di Jl. Padalarang - Cileunyi No.Km.2, Mekarsari, Ngamprah, Kabupaten

Bandung Barat, Jawa Barat 40552

Tabel 3.6

Waktu Penelitian

A Deskripsi Kegiatan 2019

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

Pra Survei:

a. Persiapan Judul

1 b. Persiapan Teori

c. Pengajuan Judul

d. Mencari Perusahaan

Usulan Penelitian:

a. Penulisan UP

2 b. Bimbingan UP

c. Sidang UP

d. Revisi UP

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

Penyusunan Skripsi:

a. Bimbingan Skripsi

5 b. Sidang Skripsi

c. Revisi Skripsi

d. Pengumpulan Skripsi

3.5 Metode Pengujian Data

Menurut Sugiyono (2015: 207) definisi dari analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya

Page 43: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

dapat diinformasikan kepada orang lain.

Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data dibutuhkan

untuk dapat memudahkan penelitian yang dilakukan agar informasi yang

dikeluarkan dapat dipahami dengan mudah oleh orang lain.

Penelitian ini menggumpulkan data primer dengan menggunakan kuisioner, data

yang diperoleh dari para responden maka perlu dilakukan uji keabsahannya.

Untuk itu menguji kesungguhan jawaban responden diperlukan dua macam

pengujian yaitu test of validity dan test of reability.

3.5.1 Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan

dapat dipakai untuk mengukur akurasi penelitian. Uji validitas instrumen dilakukan

untuk menunjukan keabsahan dari instrumen yang akan dipakai pada penelitian. Uji

validitas menunjukkan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Pengertian validitas

tersebut menunjukan ketepatan dan kesesuaian alat ukur yang digunakan untuk

mengukur variabel. Alat ukur dapat dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan

menjawab secara cermat tentang variabel yang akan diukur. Validitas juga

menunjukkan sejauh mana ketepatan pernyataan dengan apa yang dinyatakan

sesuai dengan koefisien validitas.

Untuk menguji validitas menggunakan korelasi product moment (indeks validitas)

yang dinyatakan oleh Barker et al. (2002:70) yaitu butir pernyataan dinyatakan

valid apabila koefisien korelasi butir pernyataan ≥ 0,30. Pengujian tersebut

menggunakan rumus korelasi pearson yaitu :

Page 44: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji relialibitas dapat digunakan Untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat

pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang

menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan

antara instrumen.

Menurut Sugiyono (2017:21) Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran.

Reliabilitas tinggi menunjukan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi

tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Secara umum untuk mengestimasi

reliabilitas adalah test retest, alternative form, splithalves dan Cronbach’s Alpha

Sumber: Sugiyono (2017:21)

Page 45: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk menguji tingkat keandalan alat ukur

penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menguji keandalan dari alat ukur penelitian

digunakan metode PLS Algorithm dan Bootstrapping (model struktural). Suatu

konstruk dapat diterima jika memilki nilai koefisien >0.7

Uji reliabilitas merupakan salah satu ciri utama instrument pengukuran yang baik.

Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker et al

(2002:70).

Tabel 3.7

Standar Penilaian Reliabilitas

Kategori Nilai

Good 0,80

Acceptable 0,70

Margin 0,60

Poor 0,50

Sumber: Barker et al. (2002:70)

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Deskritif

Penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

Menurut Sugiyono (2017:147) mendefinisikan metode deskriptif adalah sebagai

berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi.”

Tujuan dari metode deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran secara faktual,

sistematis dan akurat mengenai data yang diperoleh dan diolah. Dalam penelitian

Page 46: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Aparatur

terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas

Kinerja.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian deskriptif untuk menganalisa

Kompetensi Aparatur terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya

terhadap Akuntabilitas Kinerja adalah dengan kuesioner ini, data yang diperoleh

kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Langkah-langkah yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

Menurut Umi Narimawati (2010:245) langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima

alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan

peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif

seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,

digunakan rentang kriteria sebagai berikut:

Page 47: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan

memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

No. % Jumlah skor Kriteria

1. 20.00 - 36.00 Sangat Kurang

2. 36.01 - 52.00 Kurang

3. 52.01 - 68.00 Cukup

4. 68.01 - 84.00 Baik

5. 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2010:85)

3.6.2 Analisis Data Verifikatif

Analisis verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik yaitu

dengan uji persamaan strukturan berbasis variance dengan metode alternatif partial

least square (PLS) menggunakan software SmartPLS v.2.0. Metode Partial Leas

Square (PLS) didefinisikan sebagai Model persamaan struktur berbasis variance

(PLS) mampu menggambarkan vaiabel laten (tak terukur langsung) dan diukur

menggunakan indikator-indikator (variable manifest).

Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan alasan bahwa variabel

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel laten (tidak terukur

langsung) yang dapat diukur berdasarkan pada indikator-indikatornya (variable

manifest), serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran

(error). Sehingga penulis dapat menganalisis secara lebih terperinci indikator dari

variabel laten yang merefleksikan nilai terkuat dan nilai terlemah variabel laten

yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.

Page 48: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Partial Leas Square (PLS) menurut Imam Ghozali (2013:18), menyatakan bahwa:

“Partial Leas Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerfull oleh karena

tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel

kecil. Tujuan Partial Leas Square (PLS) adalah untuk membantu peneliti

mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi.”

Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada

perancangan model lemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model

pengukuran refleksi PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat

digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya untuk

pengujian proposisi.

Keunggulan PLS menurut Imam Ghozali (2013:4) antara lain:

1. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator

refleksif dan indikator formatif.

2. Fleksibilitas dari algoritma, dimensi ukuran bukan masalah, dapat menganalisis

dengan indikator yang banyak.

3. Sampel data tidak harus besar.

Adapun cara kerja PLS menurut Imam Ghazali (2013:19) weight estimate untuk

menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner

model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer

model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya)

dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen (keduanya

variabel laten dan indikator diminimumkan).

Adapun langkah-langkah metode Partial Least Square (PLS) yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 49: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

1. Merancang Model Pengukuran (outer model)

Model pengukuran (outer model) adalah model yang menghubungkan variabel

laten dengan variabel manifest. Untuk variabel laten Kompetensi Aparatur terdiri

dari 3 variabel manifest. Untuk Kualitas Laporan terdiri dari 4 manifest dan

Akuntabilitas Kinerja terdiri dari 5 manifest.

2. Merancang Model Struktural (inner model)

Model struktural (inner model) pada penelitian ini terdiri dari satu variabel laten

eksogen Kompetensi Aparatur dan satu variabel intervening yaitu Kualitas Laporan

Keunagan dan satu variabel laten endogen Akuntabilitas Kinerja. Hubungan antara

tiga variabel laten tersebut berbentuk kausal (sebab-akibat) dimana Kompetensi

Aparatur mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan dan mempengaruhi

Akuntabilitas Kinerja. Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation

structural model dan substantive theory, yaitu untuk menggambarkan pengaruh

antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory, dengan model

persamaannya dapat ditulis sperti dibawah ini:

Sumber: Imam Ghozali (2013:22)

Dimana βji dan ϒjb adalah koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen

dan variabel laten eksogen ξ dan ɳ sepanjang range indeks i dan β dan Ϛj adalah

inner residual variabel.

Page 50: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

3. Mengkonstruksi Diagram Jalur

Dalam mengkontruksi diagram jalur, model struktural dan model pengukuran

digabung dalam satu diagram yang sering disebut dengan diagram jalur full model.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga.

Kategori pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor

variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur yang menghubungkan variabel

laten dan antar variabel laten dengan indikatornya. Kategori ketiga adalah berkaitan

dengan means dan lokasi parameter untuk indikator dan variabel laten. Untuk

memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses integrasi tiga tahap dan

setiap tahap integrasi menghasilkan estimasi.

Gambar 3.1

Struktur Analisis Variabel Penelitian Secara keseluruhan

Keterangan:

X = Kompetensi Aparatur

Y = Kualitas Laporan Keuangan

Z = Akuntabilitas Kinerja Instansi

λ = Bobot Faktor Laten Variabel dengan Indikatornya

δ = Kesalahan Pengukuran Indikator Exogenous Latent Variable

Page 51: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

𝛽 = Koefisien Pengaruh Langsung antara Exogenous Latent Variable dan Endogenous

Latent Variable

γ = Koefisien pengaruh.

Tabel 3.9

Lambang Statistik untuk Indikator dan Variabel yang Diteliti Lambang Indikator Lambang Indikator

X.1 Keterampilan

X Kompetensi Aparatur X.2 Pengetahuan

X.3 Perilaku Y.1 Andal

Y

Kualitas

Laporan

Keuangan

Y.2 Relevan Y.3 Dapat Dipahami Y.4 Dapat diperbandingkan

Z.1 Akuntabilitas Hukum dan

Kejujuran

Z

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Z.2 Akuntabilitas Manajerial

Z.3 Akuntailitas Program

Z.4 Akuntabilitas Kebijakan

Z.5 Akuntabilitas Finansial

4. Konversi Diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan

a. Berdasarkan konsep model penelitian pada tahap dua di atas dapat di

formulasikan dalam bentuk matematis. Persamaan yang dibangun dari

diagram alur seperti gambar diatas

Setelah diuraikan model pengukuran dari masing-masing variabel laten, selanjutnya

dijabarkan model struktural (inner model) yang menjabarkan spesifikasi hubungan

antara variabel laten. Sehingga dapat dibentuk dua model struktural antar variabel

laten sebagai berikut:

η1 = β ξ 1 + γ ξ 2 + δ

η2 = β ξ 1 + γ ξ 2 + ζ η1 + ε

Page 52: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Tabel 3.10

Keterangan Simbol Simbol Keterangan Nama

Δ Measurement Error Exogenous Indicator Delta

Ε Measurement Error Endogenous Indicator Epsilon

Ξ Exogenous Latent Variable Ksi

Η Endogenous Latent Variable Eta

Λ Bobot Faktor antara Latent Variable dengan

Indikatornya

Lamda

Γ Koefisien pengaruh langsung antara Exogenous Latent Variable dan Endogenous Latent Variable

Gamma

β Koefisien pengaruh langsung antara Endogenous Latent

Variable dan Endogenous Latent Variable Beta

Ζ Error pada Endogenous Latent Variable Zeta

5. Estimasi

Pada tahap ini nilai γ, β, dan λ yang terdapat pada langkah keempat diestimasi

menggunakan program SmartPLS. Dasar yang digunakan dalam estimasi adalah

resampling dengan Bootestrapping yang dikembangkan oleh Geisser & Stone.

Menurut Imam Ghozali (2013:85) menjelaskan bahwa tahap pertama dalam

estimasi menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua menghasilkan

estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi

means dan parameter lokasi (konstanta).

6. Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit)

Uji kecocokan model pada structural equation modeling melalui pendekatan

Partial Least Square terdiri dari dua jenis, yaitu uji kecocokan model pengukuran

dan uji kecocokan model struktural. Model pengukuran measurement model (Outer

model) dalam dievaluasi dengan convergent validity and discriminan validity.

Convergent validity dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score

dengan construct score yang dihitung dengan PLS.

Page 53: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Menurut Imam Ghozali (2013:110) Ukuran yang digunakan adalah jika korelasi

antara item score/component score dengan construct score angkanya lebih dari 0,7

dikatakan tinggi dan jika angkanya antara 0,4 –0,6 dikatakan cukup. Discriminan

validity melihat bagaimana validitas dari konstruk yang terbentuk dibandingkan

dengan konstruk yang lainnya. Discriminan validity dilihat berdasarkan nilai

Average Variance Extracted (AVE) dimana direkomendasikan nilai AVE lebih

besar dari 0,5.

Selanjutnya pada uji kecocokan model struktural terdapat dua ukuran yang sering

digunakan, yaitu nilai R-square dan nilai statistik t. R-square untuk konstruk

dependen menunjukkan besarnya pengaruh/ketepatan konstruk independen dalam

mempengaruhi konstruk dependen.

Menurut Imam Ghozali (2013:99) Semakin besar nilai R-square berarti semakin

baik model yang dihasilkan. Kemudian nilai statistik t yang besar (lebih besar dari

1,96) juga menunjukkan bahwa model yang dihasilkan semakin baik.

Ketentuan untuk melihat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.11

Kriteria Penilaian Korelasi No Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,000-0,199 Sangat Rendah/Sangat Lemah

2 0,200-0,399 Rendah/Lemah

3 0,400-0,599 Sedang/Moderat

4 0,600-0,799 Kuat/Erat

5 0,800-1,000 Sangat Kuat/Sangat Erat

Setelah model secara keseluruhan dan secara parsial diuji, serta diperoleh model

yang fit dengan data, maka pada tahap berikutnya dilakukan pengujian hipotesis

dengan metode resampling Bootstrap. Metode resampling Bootstrap adalah

membangun data bayangan (pseudo data) dengan menggunakan informasi dari data

Page 54: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

asli dengan tetap memperhatikan sifat-sifat dari data asli tersebut, sehingga data

bayangan akan memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan data asli

3.7 Uji Hipotesis

3.7.1 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang perlu diuji kebenarannya.

Untuk melakukan pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi,

cara ini lebih mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh jumlah populasi

yang ada. Setelah mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil tersebut dapat

digunakan untuk menguji pernyataan mengenai populasi. Seluruh proses tersebut

dikenal dengan pengujian hipotesis.

Terdapat empat hipotesis dalam penelitian ini. Dalam menguji hipotesis penelitian

secara parsial dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

a. Jika thitung ≥ ttabel (1,96), maka H0 ditolak, berarti Ha diterima.

b. Jika thitung ≤ ttabel (1,96), maka H0 diterima, berarti Ha ditolak.

Menghitung nilai thitung dan membandingkan dengan ttabel. Adapun nilai thitung dapat

dicari dengan persamaan sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2017:230)

Keterangan:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟√𝑛 − 2

√1 − 𝑟2

Page 55: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

t : Nilai uji t

n : Jumlah sampel

r : Koefisien korelasi

Hipotesis :

H0 : β = 0 Kompetensi Aparatur tidak berpengaruh terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

H1 : β ≠ 0 Kompetensi Aparatur berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan

H0 : β = 0 Kualitas Laporan Keuangan tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas

Kinerja Instansi

H1: β ≠ 0 Kualitas Laporan Keuangan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja

Instansi

Gambar 3. 2 Daerah Penerimaan dan Peolakan Hipotesisi

Sumber: Sugiono dalam Umi Narimawati(2010:54)

Page 56: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hafiz Tanjung. 2010. Akuntansi Pemerintahan Daerah. Bandung: Alfabeta.

Abdul Halim. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 4. Jakarta: Salemba

As Syifa Nurillah, Dul Muid (2014) Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Sakd), Pemanfaatan

Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Skpd Kota

Depok) Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3 Nomor .2tahun 2014,

Halaman… ISSN (Online): 2337-3806

Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

Bambang Pamungkas (2012) Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan

Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya

Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi. Jurnal Ilmiah Ranggagading.

Volume 12 No 2, Oktober 2012: 82-93

Cahyani, N. M. M., & Utama, I. 2015. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,

Pengendalian Akuntansi Dan Sistem Pelaporan Pada Akuntabilitas Kinerja.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(3), 825-840. ISSN: 2302-8556

Deddi Nordiawan. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat

Erlina, Omar Sakti Rambe, dan Rasdianto. 2016. Akuntansi Keuangan Daerah

Berbasis Akrual. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat

Hadari, Narawi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Harahap Muhammad Rudi. 2013. Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik. Jakarta:

Buletin

Hayat. 2017. Manajemen Pelayanan Publik. Depok: Raja Grafindo

Page 57: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

http://jabarekspres.com/2018/menpan-berikan-nilai-sakip-b/

http://www.ksap.org/sap/laporan-keuangan-dan-laporan-kinerja/

https://bandungraya.net/2018/11/01/tingkatkan-kompetensi-aparatur-untuk-

lahirkan-pegawai-profesional.html

https://juaranews.com/berita/31793/29/01/2018/kemenpan-rb-beri-nilai-b-untuk-

sakip-pemda-kbb

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4045429/kota-bandung-bandung-barat-

dan-subang-gagal-raih-opini-wtp

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4045925/bpk-jabar-sarankan-daerah-

yang-raih-wdp-perbanyak-tenaga-akuntan

Ida Ayu Made Dwiki Paramitha Dan Gayatri. 2016. Pengaruh Ketepatan Sasaran

Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik Dan Sistem

Pelaporan Pada Akuntabilitas Kinerja. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana Vol.16.3. September (2016): 2457-2479 ISSN: 2302-8556

Ihyaul Ulum, 2009. Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta. Penerbit PT.

BumiAksara

Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21

Edisi 27 Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

Imam Mulyana. 2010. Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba

Empat

Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Indra Bastian. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga.

Penerbit. Erlangga:Jakarta.

Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta

Istiqomatunnisa, 2017. Pengaruh Good Governance, Pengendalian Intern Dan

Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Pada

Skpd Kabupaten Siak). Jom Fekon Vol. 4 No.1.

Page 58: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Laura Wahdatul, Sri Rahayu, Vaya Juliana Dillak. 2012. Pengaruh Anggaran

Berbasis Kinerja Dan Sistem Pelaporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bandung. e-Proceeding of

Management: Vol.3, No.2. ISSN: 2355-9357

Ma’ruf Abdullah. 2014. Manajemen Dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta:

Aswaja Pressindo

Mahmudi, 2016. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN, Yogyakarta

Mahmudi. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Press

Moeheriono. 2015. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Edisi Revisi Jakarta:

Rajawali Pers

Muhammad Sandy. 2015. Karakteristik Pekerjaan dan Kinerja Dosen Luar Biasa

UIN Sunan Gunung Djati. Komitmen Organisasi Sebagai Variabel

Moderating. Tesis Universitas Widyatama Bandung.

Mursyidi. 2013. Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. Bandung. PT Revika

Aditama

Nurmalia Hasanah dan Achmad Fauzi. 2016. Akuntansi Pemerintah. Jakarta: IN

MEDIA

PP No 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Rosemary Elyse, Dadang Suwanda dan Umuh Muchidin. 2016. Dasar-Dasar

Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah. Cetakan 1 Ghalia Indonesia, Bogor.

ISBN 978-979-450-709-4

Ruswanto Ngguna, Muliati dan Fadli Moh. Saleh. Pengaruh Kompetensi Aparatur,

Pemanfaatan Sistem Informasi Keuangan Dan Peran Internal Audit

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Palu Jurnal

Katalogis, Volume 5 Nomor 12, Desember 2017 hlm 34-42 ISSN: 2302-2019

Page 59: PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS …...PENGARUH KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Sedarmayanti.2017. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bandung: PT Refika Aditama

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press.

Synthia (2017) The effect of Human Resource Competence and Application of

Regional Financial Accounting System on Quality of Financial Report.

Journal of Applied Accounting and Taxation Article History Vol. 2, No. 1,

March 2017, 68-74 Received July, 2016 e-ISSN: 2548-9925

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja, (Edisi Ketiga). Jakarta: Rajawali Pers