pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi...
TRANSCRIPT
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI
DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS
AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Oleh:
ALFA YUNITA 106082002564
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/1431 H
i
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT,
KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS
KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ALFA YUNITA 106082002564
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/1431 H
ii
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS
KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Alfa Yunita NIM 106082002564
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM NIP. 19570617 198503 1 002 NIP. 19720516 200901 1 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/1431 H
iii
Hari ini Selasa Tanggal Delapan Belas Mei Dua Ribu Sepuluh dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Alfa Yunita NIM: 106082002564 dengan judul Skripsi
“PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI, DAN
INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDITOR ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER” (Studi Empiris Auditor
Eksternal di KAP Jakarta).
Jakarta, 18 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Penguji II Penguji III
Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si Penguji I
iv
Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Satu Juni Dua Ribu Sepuluh dilakukan Ujian
Skripsi atas nama Alfa Yunita NIM: 106082002564 dengan judul Skripsi
“PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI, DAN
INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDITOR ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER” (Studi Empiris Auditor
Eksternal di KAP Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
Prof. Dr. Azzam Jasin Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Alfa Yunita
2. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 18 Juni 1989
3. Alamat : Kp. rawa lele Jl. Damai Rt 02/06 No. 38
Jombang, Ciputat
Tangerang Selatan, Banten 15414
4. Telepon : (021) 92290414/08567616141
II. PENDIDIKAN
1. SDN Jombang Tengah 1 Tahun 1994-2000
2. SLTPN 03 Ciputat Tahun 2000-2003
3. SMK YUPPENTEK 6 Ciledug Tahun 2003-2006
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006-2010
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Rasman
2. Ibu : Pujiati
3. Saudara Kandung : Rizki Ari Prabowo
5. Alamat : Kp. rawa lele Jl. Damai Rt 02/06 No. 38
Jombang, Ciputat
Tangerang Selatan, Banten 15414
4. Telepon : (021) 99510536/081510569404
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) koordinator Depertemen data dan
informasi tahun 2007-2008.
2. Progam Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA), BEMJ Akuntansi
divisi komsumsi tahun 2007.
3. Progam Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA), BEM FEIS
koordinator divisi kesekretariatan tahun 2008.
4. Progam Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA), BEM FEIS
koordinator divisi mentor tahun 2009.
vii
INFLUENCE OF INVOLVEMENT OF THE AUDIT COMMITTEE, COMPETENCE, AUDITOR INDEPENDENCE AND AUDIT QUALITY ON
THE COMPUTER-BASED INFORMATION SYSTEM (Empirical Study of the External Auditor in Public Accounting Firm Jakarta)
By: Alfa Yunita
ABSTRACT
This research to analyze the effect of audit committee involvement, competence and independence of the auditor toward audit the quality of computer-based information systems. This research was conducted in Jakarta. Respondents in this research are auditors who work at Public Accounting Firm (KAP). Determination of samples was done by using a convenience sampling method. Questionnaire distributed amounted to 90 but only 60 are returned and can be used. Analyzing the data for hypothesis testing was done by multiple regression.
The results indicated that the competence and independence of auditors significantly influence the quality of the audit of computer based information systems. But variable involvement of the audit committee does not significantly influence the quality of the audit of computer based information systems. Further this, based on adjusted R Square is known that the independent variables influence the quality of the audit of computer based information system is 63.9%. Keywords: Quality audit of computer based information systems, audit committee
involvement, competence and independence of auditors.
viii
PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor Eksternal di KAP Jakarta)
Oleh: Alfa Yunita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 90 tetapi hanya 60 yang kembali dan dapat digunakan. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda.
Hasil penelitian mengindikasi bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Tetapi variabel keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Selanjutnya berdasarkan Adjusted R Square dapat diketahui bahwa pengaruh variabel independen terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer 63,9%. Kata kunci: Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT, KOMPETENSI
DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (Studi Empiris Auditor
Eksternal di KAP Jakarta).
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua (Rasman dan Pujiati) yang telah memberikan semangat serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis serta adik ku tercinta (Rizki Ari
Prabowo) yang selalu menyemangatiku.
3. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu, mamberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini..
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Annisa Tahta Putri, Ayu Wulandari
Hananingrum, Anneu Dwi Muliani, Anggie Nirmalani, Ahmad Ramdan,
Ahmad Kosasih, Dita Justiana, Dini Karta Ulfanie, Atina Eka Putri, Fitri
Akbariah serta sahabat-sahabat yang namanya tidak bisa disebutkan satu
persatu.
10. Teman-teman terbaikku akuntansi B: Dilaz Ariyanti, Diva Anzani, Diana
Febilia, Annisa Fitri, Endah Nilam, Chaerunnisa, Aprilliana, Eneng Fitri, dan
lain-lain.
11. Teman-teman terbaikku audit B: Herti, Istihayu, Mega, Intan, dan semuanya
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
12. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi
Perpajakan angkatan 2006 yang telah memberikan dukungannya selama ini
kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 21 Juni 2010
(Alfa Yunita)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ............................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ........................................................................... iv
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... v
Abstract ................................................................................................................ vii
Abstrak ................................................................................................................ viii
Kata Pengantar ..................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................... xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xvi
Daftar Gambar ...................................................................................................... xviii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Auditing dan Sistem Informasi ............................................ 11
1. Pengertian Auditing ................................................................... 11
2. Jenis Audit ................................................................................ 14
xii
B. Sistem Pengolahan Data Elektronik .................................................. 16
1. Pengolahan Data Elektronik (PDE) ............................................ 16
2. Komponen Sistem PDE ............................................................. 17
3. Pengendalian Internal pada Sistem PDE .................................... 21
4. Menentukan Resiko Pengendalian PDE ..................................... 22
5. Perbedaan antara PDE dan PDM ............................................... 24
C. Audit Sistem Informasi .................................................................... 25
1. Pengertian Audit Sistem Informasi ............................................ 25
2. Tujuan Audit Sistem Informasi .................................................. 25
3. Proses Audit Sistem Informasi ................................................... 27
4. Standar Audit Sistem Informasi ................................................. 29
D. Kualitas Audit .................................................................................. 29
E. Keterlibatan Komite Audit ............................................................... 33
F. Kompetensi Auditor ......................................................................... 37
G. Independensi Auditor ....................................................................... 40
H. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................................. 42
I. Keterkaitan variabel ......................................................................... 45
J. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 48
K. Perumusan Hipotesis ........................................................................ 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 50
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 50
1. Populasi dan Sampel ................................................................. 50
xiii
2. Metode Penetuan Sampel .......................................................... 51
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 51
1. Data Primer ............................................................................... 51
2. Data Sekunder ........................................................................... 52
D. Operasional Variabel dan Pengukurannya ........................................ 53
1. Variabel Independen .................................................................. 53
2. Variabel Dependen .................................................................... 55
3. Operasional Variabel ................................................................. 55
E. Metode Analisis Data ....................................................................... 58
1. Uji Kualitas Data ....................................................................... 58
a. Uji Validitas ....................................................................... 58
b. Uji Reliabilitas .................................................................... 59
2. Tahap Persiapan Data ................................................................ 59
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 60
a. Uji Multikolinieritas ........................................................... 60
b. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 61
c. Uji Normalitas .................................................................... 61
4. Uji Hipotesis ............................................................................. 62
a. Analisis Regresi Berganda .................................................. 62
b. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 62
c. Uji Statistik t .............................................................. 63
d. Uji Statistik Fisher (F) ........................................................ 64
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 65
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 65
2. Karakteristik responden ............................................................. 67
B. Penemuan ......................................................................................... 71
1. Uji Kualitas Data ....................................................................... 71
a. Uji Validitas ....................................................................... 71
b. Uji Reliabilitas .................................................................... 74
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 77
a. Uji Multikolinieritas ........................................................... 77
b. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 78
c. Uji Normalitas .................................................................... 79
3. Uji Hipotesis ............................................................................. 82
a. Analisis Regresi Berganda .................................................. 82
b. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 82
c. Uji Statistik t ...................................................................... 84
d. Uji Statistik F ..................................................................... 86
C. Pembahasan ..................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ...................................................................................... 91
B. Implikasi .......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 42
Tabel 3.1 Operasional Variabel 55
Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuesioner 66
Tabel 4.2 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner 66
Tabel 4.3 Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin 68
Tabel 4.4 Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 69
Tabel 4.5 Karakteristik responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja 70
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer 72
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keterlibatan Komite Audit 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor 73
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Independensi Auditor 73
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Keterlibatan Komite Audit 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Auditor 75
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Independensi Auditor 76
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas ualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer 76
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas 78
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Regresi 82
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi 83
xvi
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t 84
Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F 86
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Komite Audit 34
Gambar 2.2 Model Penelitian 48
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot 79
Gambar 4.2 Grafik P-Plot 80
Gambar 4.3 Grafik Histogram 81
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 96
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 97
Lampiran 3 Daftar Jawaban Responden 98
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 99
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik 100
Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Berganda 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas
dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2009). Profesi akuntan publik
bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang
andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka
auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar
audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar
umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar
umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang
auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal
pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan
audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan
keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.
2
Saat ini pun perkembangan sistem informasi berbasis komputer
mengalami perubahan yang pesat dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini
didukung dengan semakin banyaknya perusahaan yang telah mengubah
sistem akuntansi manual menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE).
Kondisi perusahaan yang telah beralih dari sistem akuntansi manual
menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), menuntut auditor untuk
melakukan perubahan pada prosedur dan tehnik yang digunakan dalam
melakukan tugas auditnya. Dampak perubahan teknologi informasi bagi
seorang auditor yang dikemukakan oleh Murphy dan Parker (1989) dalam
Wibowo dan Hardiningsih (2003), menyatakan bahwa terdapat perubahan
tradisi berkurangnya bukti tertulis dimana auditor harus memahami akses
rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi dan organisasi serta memahami
bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan. Namun perubahan-
perubahan yang mendasar akibat kemajuan teknologi juga dapat
menyebabkan kesalahan-kesalahan baik tindak kecurangan maupun kelalaian
dalam bentuk yang baru.
Oleh karena itu perlu adanya pencegahan terhadap segala bentuk
kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi berbasis komputer
tersebut. Dalam hal ini, auditor harus memahami dan dapat menilai serta
menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan audit sistem
informasi berbasis komputer.
Namun untuk melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer
tentunya seorang auditor sistem informasi harus memenuhi standar kualitas
3
audit sistem informasi. Karena bagaimana pun juga peran auditor peran
auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini atas kewajaran
dan kelayakan kegiatan operasional suatu perusahaan dan lembaga ekonomi
lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan
demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi Kantor Akuntan
Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikannya.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan
jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya
mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang
tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai
dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhwatiran akan
merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap
laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik.
Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai
kepada eksternal auditor salah satunya dialami oleh Enron, cukup
membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam.
Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan merosotnya
kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang salah satunya
ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang
terkena kasus.
Keterlibatan Komite Audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas
audit. Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum
4
optimalnya peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak
perusahaan di negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya
semakin diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada
entitas bisnis kita berupa pemusatan kontrol atau pengendalian kepemilikan
perusahaan di tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok
dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam
melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama
berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan
kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
Kalbers & Fogarty (1993) dalam Fitriasari (2006) menyebutkan tiga
faktor yang mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan
tugasnya yaitu 1) kewenangan formal dan tertulis, 2) kerjasama manajemen
dan 3) kualitas/kompetensi anggota komite audit. Selain itu, Effendi (2005)
dalam Fitriasari (2006) juga menambahkan masalah komunikasi dengan
komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak lain sebagai
aspek yang penting dalam keberhasilan kerja komite audit. Dengan
kewenangan, independensi, kompetensi dan komunikasi melalui pertemuan
yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan fungsi dan peran dari
komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit.
Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan
5
dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas
pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji
tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa
“Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi.”
Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.
Berkenaan dengan hal tersebut, Trotter (1986) dalam Christina (2007)
mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan
keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan
sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat
Bedard (1986) dalam Christina (2007) mengartikan kompetensi sebagai
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas
yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.
Adapun Kusharyanti (2003) mengatakan bahwa untuk melakukan
tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan
khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta
memahami industri klien. Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka
akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja
tetapi juga harus independen dalam pengauditan.
Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Masyarakat
tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat tidak akan
meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain, keberadaan
6
auditor ditentukan oleh independensinya (Supriyono, 1988) dalam (Christina,
2007).
Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.” Standar ini
mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah
dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan untuk memihak. Auditor harus
melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen
dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang
meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan.
Berdasarkan Standar Profesional akuntan Publik (SPAP, 2001), audit
yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi
ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup
mutu profesional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat
menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut
melaksanakan pekerjaannya secara profesional.
Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar
mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit
dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya.
Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh
7
mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang
diberikannya.
Kualitas pelaksanaan audit itu sendiri mengacu pada standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (SPAP, 2001). Sutton
(1993) dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2004), mengatakan bahwa kualitas
audit selalu ditinjau dari pihak auditor dan pengguna jasa akuntan publik.
Pada penelitian kali ini, peneliti belum menemukan pada penelitian
sebelumnya mengenai keterlibatan komite audit, kompetensi, dan
independensi auditor yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Oleh karena itu, peneliti mengacu pada
penelitian-penelitian sebelumnya.
Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis
faktor-faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Christina (2007), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh
kompetensi dan independensi. Hal penelitian tersebut menyimpulkan
kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit pada beberapa KAP di Jawa Tengah.
Alim (2007), menyatakan bahwa kompetensi dan independensi
auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit walaupun
interaksi kompetensi dan etika auditor tidak bepengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Penelitian ini dilakukan di beberapa KAP Jawa Timur.
8
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya. Karena pada penelitian sebelumnya
kompetensi dan independensi auditor mempunyai pengaruh yang positif baik
secara parsial maupun secara simultan terhadap kualitas audit secara umum.
Jadi sekarang peneliti ingin meneliti kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer (Pengolahan Data Elektronik) dengan menambahkan
variabel independen (bebas) yaitu keterlibatan komite audit.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa
kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun
berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan
Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi
Berbasis Komputer”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya,
maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah faktor keterlibatan komite audit dapat mempengaruhi kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer?
2. Apakah faktor kompetensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer?
3. Apakah faktor independensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer?
9
4. Apakah secara bersama-sama faktor keterlibatan komite audit,
kompetensi dan independensi auditor secara signifikan mempengaruhi
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti
empiris mengenai:
1. Pengaruh faktor keterlibatan komite audit auditor terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer.
2. Pengaruh faktor kompetensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer.
3. Pengaruh faktor independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer.
4. Pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, diantaranya:
1. Bagi Auditor Eksternal dan Kantor Akuntan Publik
Akuntan publik diharapkan dapat meningkatkan kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer yang didasarkan pada
keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor.
10
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat diharapkan dapat meningkatkan sistem
informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan, sehingga laporan keuangan disajikan secara tepat.
3. Bagi Peneliti
Mendapatkan gambaran tentang pengaruh keterlibatan komite
audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer.
4. Bagi Mahasiswa dan Pembaca
a. Diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan
konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika.
b. Memberikan informasi dan gambaran mengenai kualitas audit sistem
informasi berbasis komputer serta salah satu sarana bahan bacaan
dan pengembangan ilmu pengetahuan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Auditing dan Sistem Informasi
1. Pengertian Auditing
Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam
memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan
perusahaan klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari
kesalahan atau menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya
sangat memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan.
Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai
kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia (Agoes, 2007).
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi adalah
merupakan suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan
mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab
dari pihak lainnya.
Disamping itu auditing juga merupakan salah satu bentuk jasa
assurance (Agoes, 2007). Sebagai Ilmu pengetahuan, pengertian auditing
sendiri telah dirumuskan oleh beberapa akademisi. Stamp dan Moonitz
(1978) dalam Suharli (2000), mendefinisikan:
12
“An Audit is an independent, objective and expert of a set of financial statements of an entity along with all necessary suporting evidence. It is conducted with a view to expressing an informed and credible opinion, in a written report as to wether the financial position and progress of the entity/fairly, and in accordance with generally accepted accounting principles.” Definisi ini dapat diartikan: audit adalah pengujian yang
independen, objektif dan mahir atas seperangkat laporan keuangan dari
suatu perusahaan beserta dengan semua bukti penting yang mendukung.
Hal ini diarahkan dengan maksud untuk menyatakan pendapat yang
berguna dan dapat dipercaya dalam bentuk laporan tertulis. Laporan
keuangan menggambarkam posisi keuangan kemajuan dari suatu
perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Arens et. al. (2010) melihat audit dari pelaksana yang
digambarkan sebagai pihak yang kompeten dan independen. Mereka
mengungkapkan:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Dari berbagai definisi diatas, terdapat beberapa karakteristik
dalam pengertian auditing yaitu:
a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan
Dalam proses pemeriksaan, harus ditetapkan kriteriakriteria
informasi yang diperlukan dan informasi tersebut dapat diverifikasi
kebenarannya untuk dijadikan bukti audit yang kompeten.
13
b. Entitas Ekonomi (Economy Entity)
Proses pemeriksaan harus jelas dalam hal penetapan kesatuan
ekonomi dan periode waktu yang diaudit. Kesatuan ekonomi ini
sesuai dengan Entity Theory dalam Ilmu Akuntansi yang
menguraikan posisi keuangan suatu perusahaan terpisah secara tegas
dengan posisi keuangan pemilik perusahaan tersebut.
c. Aktivitas Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bahan Bukti
Proses pemeriksaan selalu mencakup aktivitas
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang dianggap kompeten
dan relevan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan.
Diawali dari penentuan jumlah bukti yang diperlukan sampai pada
proses evaluasi atau penilaian kelayakan informasi dalam pencapaian
sasaran kegiatan audit.
d. Independensi dan Kompetisi Auditor Pelaksana
Auditor pelaksana harus mempunyai pengetahuan audit yang
cukup. Pengetahuan (knowledge) itu penting untuk dapat memahami
relevansi dan keandalan informasi yang diperoleh. Selanjutnya
informasi tersebut menjadi bukti yang kompeten dalam penentuan
opini audit. Agar opini publik tidak biasa maka pihak auditor
dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari kepentingan
manapun. Independensi adalah syarat utama agar laporan audit
objektif.
14
e. Pelaporan Audit
Hasil aktivitas pemeriksaan adalah pelaporan pemeriksaan
itu. Laporan audit berupa komunikasi dan ekspresi auditor terhadap
objek yang diaudit agar laporan atau ekspresi auditor tadi dapat
dimengerti maka laporan itu harus mampu dipahami oleh
penggunanya. Artinya laporan ini mampu menyampaikan tingkat
kesesuaian antara informasi yang diperoleh dan diperiksa dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2. Jenis Audit
Agoes (2007) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum
dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu :
a. Pemeriksaan Operasional/Manajemen (Operasional Audit)
Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan
atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu
organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya.
Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit
operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi
manajemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi
manajemen.
b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui
apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas berwenang
15
sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance Audit
biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah menetapkan
prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini
tidak untuk dipublikasikan tetapi untuk intern manajemen.
c. Audit atas Laporan Keuangan (Financial audit)
Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi
kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara
keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan
secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat
diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu.
Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar akuntansi yang
berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang berterima umum. Hasil
audit atas laporan keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified
Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse
Opinion.
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit
dibagi 4 jenis yaitu:
a. Auditor Ekstern
Auditor ekstern/independen bekerja untuk kantor akuntan
publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit.
Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
16
b. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.
Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen
perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas auditor internal
biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance
audit.
c. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan
wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang
berlaku.
d. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran
informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan.
Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi,
efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang
milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan
yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh
pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
B. Sistem Pengolahan Data Elektronik
1. Pengolahan Data Elektronik (PDE)
Pada saat ini perkembangan teknologi telah berkembang dengan
pesat, sehingga menyebabkan dunia usaha beralih dari penggunaan
17
pengolahan data manual ke sistem baru yang semakin meninggalkan
ketergantungannya terhadap penggunaan tenaga kerja manusia, yaitu
dengan menggunakan pengolahan data terkomputerisasi.
Menurut Jogiyanto (2001) dalam Ismail (2005), pengertian PDE
adalah:
PDE adalah manipulasi data ke dalam bentuk informasi yang berarti berupa suatu informasi dengan menggunakan suatu alat elektronik yaitu komputer. Berdasarkan dari pendapat tersebut mengenai sistem
pengendalian data elektronik, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sistem pengolahan data elektronik merupakan sistem pemrosesan data
melalui penggunaan komputer yaitu diawali dengan mengolah data,
memproses data, dan menghasilkan data yang dibutuhkan.
2. Komponen Sistem PDE
Azhar (2001) dalam Ismail (2005) menyebutkan komponen
sistem PDE, sebagai berikut:
a. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras adalah komponen fisik yang digunakan
dalam sistem. Konfigurasi utama dalam perangkat keras ini adalah
Central Processing Unit (CPU) yang terdiri dari unit pengontrol,
unit penyimpanan internal. Selain CPU, ada juga perangkat untuk
input dan output.
Hardware berupa peralatan fisik dari sebuah sistem
komputer, peralatan ini terdiri atas 3 jenis, yaitu:
18
1) Perangkat masukan (Input device)
Perangkat masukan berfungsi untuk memasukkan data, baik
berupa teks, foto, maupun gambar ke dalam komputer. Contoh
perangkat input misalnya keyboard, mouse, light-pen, scanner,
dan sebagainya.
2) Perangkat pengolah data (Processor)
Perangkat pengolah data dipergunakan untuk mengolah data.
Pengolah data meliputi unit pengolah pusat (CPU) dan juga
mikroprosesor.
3) Perangkat keluaran (Output device)
Perangkat keluaran dipergunakan untuk menampung dan
menghasilkan data yang dikeluarkan, misalnya monitor dan
printer.
b. Perangkat Lunak (Software)
Komponen ini terdiri dari program-program dan penggerak
yang memfasilitasi pemrograman dan pengoperasian komputer.
Perangkat lunak yang berkaitan dengan pekerjaan auditor adalah
program sistem dan aplikasi.
Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan:
1) Tingkatan program aplikasi (application program misal:
Microsoft Office)
Suatu subkelas perangkat lunak komputer yang
memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk
19
melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya
dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang
mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak
secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk
mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna.
2) Tingkatan sistem operasi (operating system misal: Microsoft
Windows)
Perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan
kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi
dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti
program-program pengolah kata dan browser web.
3) Tingkatan bahasa pemrograman
Teknik komando/instruksi standar untuk memerintah
komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu set aturan
sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan
program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang
programmer dapat menentukan secara persis data mana yang
akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan
disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang
akan diambil dalam berbagai situasi.
4) Program Bantu (Utility)
Perangkat Lunak merupakan perangkat lunak yang
berfungsi sebagai aplikasi pembantu dalam kegiatan yang ada
20
hubungannya dengan komputer, misalnya memformat disket,
mengopi data, mengkompres file, dan lain-lain.
c. Metode Pemrosesan Data
Metode pengolahan data berhubungan dengan cara data
dimasukkan ke dalam dan diproses ke komputer.
Macam-macam metode pemrosesan data, sebagai berikut:
1) Batch Input and Processing.
Pada metode ini dokumen dasar dibuat secara manual,
dikumpulkan untuk suatu periode tertentu baik harian,
mingguan, maupun bulanan. Dokumen dikumpulkan dan
diproses ke dalam media yang dapat dibaca komputer dan masih
merupakan transaction file.
2) On Line Input With Batch Processing
Dalam metode ini transaksi tidak dikumpulkan terlebih
dahulu. Setiap transaksi langsung dimasukkan ke terminal.
Sedangkan dokumen dasar dapat digunakan sebagai dasar
pemasukkan data. Transaksi disimpan secara on-line dan
diproses dalam master file pada periode interval yang sudah
ditentukan. Media yang sering digunakan adalah magnetic disk.
3) On Line Input With A Real Time Processing
Dalam metode ini transaksi dimasukkan secara sendiri-
sendiri ke terminal dan master file langsung berubah pada saat
21
transaksi itu dimasukkan. Magnetic disk merupakan media yang
digunakan sebagai Secondary Storage.
3. Pengendalian Internal pada Sistem PDE
Menurut Weber (1999) dalam Gondodiyoto dan Hendarti (2007)
macam-macam pengendalian internal yang terdapat pada sistem
pengolahan data elektronik, sebagai berikut:
a. Pengendalian Umum
Pengendalian umum meliputi: (1) Pengendalian organisasi
dan operasi, (2) Pengendalian pengendalian perangkat keras dan
sistem perangkat lunak, (3) Pengendalian akses, (4) Pengendalian
data dan prosedur.
Pengendalian atas pengolahan komputer, yang dapat
membantu pencapaian tujuan pengendalian intern secara keseluruhan
mencakup baik prosedur manual maupun prosedur yang didesain
dalam program komputer.
Prosedur pengendalian manual dan komputer terdiri atas
pengendalian yang menyeluruh berdampak terhadap lingkungan
PDE (pengendalian umum PDE), dan pengendalian khusus atas
aplikasi akuntansi (pengendalian aplikasi PDE).
Tujuan Pengendalian Umum (General Control) PDE adalah
untuk membuat kerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas
PDE, dan untuk memberikan tingkat keyakinan memadai bahwa
tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai.
22
b. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi meliputi: (1) Pengendalian input, (2)
Otorisasi, (3) Konversi data input, (4) Koreksi kesalahan, (5)
Pengendalian pengolahan, (6) Pengendalian output.
Tujuan Pengendalian Aplikasi (Application Control) PDE
adalah untuk menetapkan prosedur pengendalian khusus atas aplikasi
akuntansi dan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat serta diolah seluruhnya
dengan cermat dan tepat waktu.
4. Menentukan Resiko Pengendalian PDE
Gondodiyoto dan Hendarti (2007) menyebutkan macam-macam
resiko pengendalian PDE, sebagai berikut:
a. Audit Disekitar Komputer (Auditing Around the Computer)
Dalam pendekatan audit disekitar komputer, auditor dapat
melangkah kepada perumusan pendapat dengan hanya menelaah
struktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan
prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara yang sama seperti
dalam sistem bukan PDE.
Keunggulan metode audit disekitar komputer adalah: 1)
sederhana, dan 2) auditor yang memiliki pengetahuan minimal di
bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan
audit. Kelemahannya adalah jika lingkungan berubah, maka
kemungkinan sistem itupun akan berubah, sehingga auditor tidak
23
dapat menilai/menelaah sistem yang baik. Dalam hal ini auditor
harus waspada atas kemampuan sistem itu dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
b. Auditing Melalui Komputer (Auditing Through the Computer)
Tiga cara yang dapat digunakan oleh auditor dalam
melaksanakan prosedur audit dengan menggunakan komputer:
1) Memroses data pengujian auditor pada sistem komputer klien
sebagai bagian dari pengujian pengendalian.
2) Menguji pembukuan yang diselenggarakan komputer sebagai
sarana untuk melakukan verifikasi atas laporan keuangan klien.
3) Menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas audit yang
terpisah dari catatan klien.
Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah: (1)
auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam
melakukan pengujian terhadap sistem komputer, (2) auditor akan
merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya, dan (3)
auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk
menghadapi perubahan lingkungan. Karena pendekatan ini demikian
kompleksnya, maka kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan
biaya yang besar dan tenaga ahli yang terampil.
c. Audit dengan Komputer (Auditing With the Computer)
Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara
audit dengan bantuan komputer, yang sangat bermanfaat selama
24
pengujian substantif atas file dan record perusahaan. Software audit
yang digunakan merupakan program komputer yang digunakan oleh
auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record
dan file perusahaan.
Kelemahan utama program komputer yang digeneralisasi
adalah biaya pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan
pengolahan relatif kurang efisien.
5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan Data Manual
Perbedaan antara pengolahan dengan komputer dan pengolahan
secara manual yang berpengaruh terhadap Sistem Pengendalian Internal
(Ismail, 2005):
a. Sistem PDE bisa menghasilkan alur transaksi yang tersedia untuk
tujuan audit hanya untuk jangka waktu yang pendek.
b. Dalam sistem komputer hanya terdapat sedikit bukti dokumen yang
dihasilkan dari prosedur pengendalian dibandingkan dengan sistem
manual.
c. Informasi dalam sistem manual bisa dilihat secara nyata, sebaliknya
file dalam sistem PDE hanya bisa dilihat oleh mesin dan tidak bisa
dibaca manusia tanpa bantuan komputer.
d. Laporan akuntansi yang dihasilkan komputer biasanya lebih tepat
waktu sehingga manajemen bisa memperoleh alat bantu yang efektif
dalam melakukan supervisi dan review atas operasi perusahaan.
25
C. Audit Sistem Informasi
1. Pengertian Audit Sistem Informasi
Pengertian audit sistem informasi, menurut Sasongko (2007):
“Sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi”. Sedangkan menurut Ron Weber (1999) dalam Gandodiyoto dan
Hendarti (2007):
“EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence to determine whether is computer system safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectively, and consumers resources effeciently.” Berdasarkan dari kedua pengertian Audit Sistem Informasi di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi merupakan
bagian dari suatu kegiatan audit laporan keuangan yang sistem
akuntansinya berbasis komputer, khususnya dalam pengujian
pengendalian apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau
dalam audit subtantif apakah data/file yang ada pada sistem
komputerisasi sudah benar.
2. Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan Audit Sistem Informasi menurut Gondodiyoto dan
Hendarti (2007), terbagi menjadi 5 (lima) tahap, yaitu:
26
a. Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras
(hardware), perngakat lunak (software), sumber daya manusia, file
data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik
agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian
pengamanan asset merupakan suatu hal yang sangat penting, yang
harus dipenuhi oleh perusahaan.
b. Menjaga Integritas Data
Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem
informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti:
kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak
terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil
atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat menderita
kerugian.
c. Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan
penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem
informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan user.
d. Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika waktu
komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai. Jika cara
kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen
27
harus mengevaluasi apakah efisiensi masih memadai atau harus
menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan
efisiensi jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user
dengan sumber daya informasi yang minimal.
e. Ekonomis
Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi yang
lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). Efisiensi berarti
sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan
ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.
3. Proses Audit Sistem Informasi
Auditing merupakan sebuah proses penilaian dan pengujian yang
dilaksanakan secara matematis oleh mereka yang memiliki keahlian dan
independen terhadap bukti-bukti mengenai kegiatan ekonomi suatu badan
usaha (Gondodiyoto dan Hendarti, 2007). Berdasarkan dari definisi
tersebut, maka proses dari audit sistem informasi dapat digambarkan
sebagai berikut:
a. Perencanaan Proses Pelaksanaan Audit
Dalam hal ini pelaksanaan audit menjadi lebih rumit untuk
auditing sistem informasi, karena sebagian besar pengolahan data
menggunakan sistem komputerisasi, yang secara fisik tidak dapat
dilihat pelaksanaannya. Rencana pemeriksaan dalam pelaksanaan
audit terkait dengan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan
pemeriksaan tersebut.
28
b. Mengumpulkan, Mengklasifikasi, dan Memeriksa Bukti
Tujuan auditing adalah untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian antara aktivitas ekonomi sebuah badan usaha
terhadap ketentuan yang telah ditetapkan. Guna menilai tingkat
kesesuaian tersebut, seorang auditor harus memperoleh bukti-bukti
yaitu segenap informasi yang bisa diperoleh dari bermacam cara
seperti: kesaksian lisan, pernyataan tertulis dari pihak ketiga, hasil
pengematan auditor itu sendiri, serta sumber-sumber lain yang
dimungkinkan dan dibenarkan.
c. Penilaian Kesesuaian dengan Ketentuan yang Berlaku
Dalam audit sistem informasi, seorang auditor tidak dapat
melihat secara fisik tahap demi tahap kegiatan pengelolaan data,
apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena semua tahap
tersebut terselenggara melalui program komputer serta menggunakan
file-file data yang tidak bisa dibaca secara fisik. Selain itu ada
kemungkinan program yang dipakai tidak sesuai dengan catatan
dokumentasinya, sehingga agak sulit menemukan ketidakpastian
antara program yang dipakai dengan program yang dibuat
berdasarkan ketentuan.
d. Membuat Laporan Hasil Audit
Membuat laporan hasil audit merupakan tahap terakhir dalam
proses auditing. Kemudian laporan hasil audit yang telah dibuat
tersebut diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait. Namun dalam
29
audit sistem informasi, pembuatan laporan hasil audit menjadi sangat
rumit, karena istilah-istilah tersebut tidak dijumpai dalam audit
konvensial.
4. Standar Audit Sistem Informasi
Standar audit sistem infornasi disusun oleh informasi System
Audit and Control Assosiation (ISACA). Alasan perlunya standar audit
sistem informasi menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2007), yaitu:
a. Audit sistem informasi memerlukan standar karena audit sistem
informasi memiliki ciri-ciri khas dan untuk dapat melaksanakan
tugas itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam
audit.
b. Salah satu tujuan ISACA ialah melakukan globalisasi (menduniakan)
standar audit sistem informasi, oleh karena itu pengembangan dan
distribusi standar audit sistem informasi adalah merupakan salah satu
kontribusi penting ISACA kepada komunitas/profesi audit sistem
informasi.
D. Kualitas Audit
Saat ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan dipengaruhi oleh
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Kualitas
jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali
terdapat kesalahan dalam menentukan sifat kualitasnya (Parasuraman, 1985)
dalam (Nurchasanah dan Rahmanti, 2004). Berdasarkan pengertian tersebut
terlihat dengan jelas bahwa kualitas audit tidak bisa diukur. Hal ini terbukti
30
dengan banyak penelitian yang menggunakan dimensi kualitas jasa dengan
cara yang berbeda-beda.
Kualitas audit terkait dengan mutu audit. Kualitas dipengaruhi oleh
kemampuan auditor dalam melakukan proses audit sehingga dapat diketahui
bagaimana kualitas auditnya. Kualitas audit terkait dengan kemampuan
auditor dalam menyelesaikan proses audit dan kemampuan untuk
memperoleh hasil yang baik dari proses auditnya.
Hasil penelitian Alim (2007) membuktikan bahwa kompetensi
berpengaruh signifikan terhadapa kualitas audit. Penelitian Alim juga
menemukan bukti bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan
dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.
Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada
kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan
salah saji tergantung pada independensi auditor. Kualitas audit ini sangat
penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004), terdapat delapan
faktor penentu kualitas audit, yaitu:
31
1. Pengalaman melakukan audit
Pengalaman melakukan audit menjadi pertimbangan bahwa
auditor tersebut berkualitas. Karena pengalaman auditor dapat menentuka
kualitas audit melalui pengetahuan dan keunggulan-keunggulan yang
diperoleh dari pengalamannya melakukan audit.
2. Memahami industri klien
SPAP (2008), menyatakan bahwa dalam melaksanakan audit atas
laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis
yang cukup (terutama bisnis klien) untuk memungkinkan auditor
mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi dan praktek, yang
menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas
laporan keuangan, laporan pemeriksaan atau laporan audit. Pernyataan
SPAP tersebut menyiratkan bahwa auditor yang memahami auditor yang
memahami industri klien dapat menjadi sumber kualitas audit.
3. Responsif atas kebutuhan klien
Dalam hal ini seorang auditor harus memperhatikan kebutuhan
kliennya, seperti kebutuhan waktu dan dana.
4. Taat pada standar umum
Auditor harus mempunyai keahlian dan kecermatan agar dapat
mendeteksi kesalahan yang material serta melaporkan apa yang
ditemukannya. Seperti yang dinyatakan dalam SPAP (2008), seorang
auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup,
independensi dalam sikap mental, dan mengunakan kemahiran
32
profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai syarat dari mutu
pelaksanaan audit.
5. Keterlibatan pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Dalam hal ini keterlibatan pimpinan KAP dapat menaikkan
kinerja dan komitmen organisasi, sehingga kualitas jasa yang dihasilkan
juga meningkat.
6. Keterlibatan komite audit
Agar fungsi tersebut terlaksana dengan baik maka komite audit
harus bekerja secara efektif sehingga dapat menambah kualitas audit.
7. Independensi anggota tim audit
Seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang
berkualitas jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara
profesional. Berdasarkan SPAP, audit yang dilaksanakan auditor agar
dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi standar pengauditan. Standar
pengauditan mencakup mutu profesional auditor, independensi,
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit, dan penyusunan
laporan audit. Jadi independensi salah satu standar pengauditan yang
harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan auditor berkualitas.
8. Komunikasi tim audit dan manajemen klien
SPAP (2008), menyatakan bahwa selama melakukan audit atas
laporan keuangan, auditor perlu membangun hubungan kerja yang
bersifat kostruktif dengan manajemen untuk mewujudkan audit yang
efektif dan efisien dapat. Oleh karena itu hubungan kerja yang baik
33
dengan manajemen harus dibangun sehingga audit yang efektif dan
efisien dapat terwujud dan dengan begitu kualitas audit pun dapat
meningkat.
E. Keterlibatan Komite Audit
Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi
untuk mengaudit operasi dan keadaan. Komite audit adalah suatu badan yang
dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara
independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen (Supriyono, 1998)
dalam Susian dan Arleen (2009).
Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena
komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam
pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh
manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas
laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia
untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.
Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara
langsung kualitas sistem informasi perusahaan (Teoh dan Wong, 1993) dalam
(Suaryana, 2008).
34
Gambar 2.1 Struktur Organisai Komite Audit
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor
proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan. Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi
yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah
sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam
pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan,
manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal (Bradbury et al., 2004)
dalam (Suaryana, 2008). Adanya komunikasi formal antara komite audit,
auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal
dan eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit internal dan eksternal yang
baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian
meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan (Anderson et al.,
2003) dalam (Suaryana, 2008).
Dewan Komisaris
Supervisi
Dewan Direksi
Satuan Pengawas Intern
Komite Audit
35
Keterlibatan komite audit dan auditor independen yang berkualitas
dapat mengurangi tindakan oportunistik manajemen. Tindakan manajemen
melalui metode akuntansi yang ditentukan sendiri (akrual) memberikan
peluang perusahaan mengatur laba yang dilaporkan untuk tujuan tertentu.
Untuk mengurangi tindakan manajemen laba dibutuhkan pihak independen,
yaitu komite audit dan auditor eksternal yang berkualitas yang mampu
memonitor tindakan manajemen.
Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai
masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi
dan pengendalian intern. Tujuan pembentukan komite audit adalah:
1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan
sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.
2. Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai.
3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di
bidang keuangan dan implikasi hukumnya.
4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.
Fleming (2002) pada Sugiartha (2008) menjelaskan bahwa komite
audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja auditor eksternal
dan internal. Subur (2003) dalam Sugiartha (2008) berpendapat bahwa komite
audit berfungsi untuk memperkuat peran auditor eksternal dengan
menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk dapat mengemukakan
pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif.
36
Salah satu cara auditor mempertahankan independensinya adalah
dengan membentuk komite audit (Supriyono, 1998) dalam Susiana dan
Arleen (2009). Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak
keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan
integritas laporan keuangan yang dihasilkan.
Suatu perusahaan dalam penentuan KAP yang akan melakukan audit
atas laporan keuangan perusahaan. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian
Mayangsari (2003) yang membuktikan bahwa KAP yang mempunyai
spesialisasi dalam suatu industri juga berpengaruh terhadap Earnings
Response Coefficients. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) berukuran besar,
melihat hasil bahwa pengaruh ukuran KAP tidak terlalu kuat terhadap
Earnings Response Coefficients maka modal klien dan rekan/anggota yang
banyak hendaklah digunakan untuk meningkatkan citra sebagai KAP yang
berkualitas dimata investor. Karena hal tersebut merupakan salah satu atribut
kualitas audit seperti yang dikemukakan oleh Carcello et al. (1992) dalam
Riyatno (2007), sehingga opini yang dikeluarkan terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan benar-benar menggambarkan kondisi perusahaan yang
sebenarnya dan informasi tersebut dipercaya oleh investor karena berasal dari
KAP yang berkualitas dan kredibel. Agar fungsi tersebut terlaksana dengan
baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga dapat
menambah kualitas audit.
37
F. Kompetensi Auditor
Kompetensi adalah aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang
memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga
merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan
dengan pekerjaan tidak rutin (Mayangsari, 2003). Dalam literatur psikologi,
pengetahuan spesifik dan lama bekerja sebagai faktor penting untuk
meningkatkan kompetensi. Ukuran kompetensi tidak cukup hanya
pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam
pembuatan keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki
sejumlah unsur lain selain pengalaman (Ashton, 1991) dalam Alim (2007).
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2008)
menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor,
sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2008)
menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan
seksama.
Trotter (1986) dalam Christina (2007) mendefinisikan bahwa seorang
yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan
pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah
membuat kesalahan.
38
Adapun Bedard (1986) dalam Sri Lastanti (2005) mengartikan
keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman
yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan
seksama.
Adapun kompetensi menurut Kusharyanti (2003) dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan
Kantor Akuntan Publik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan dibahas
lebih mendetail berikut ini dalam Christina (2007):
1. Kompetensi Auditor Individual.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor,
antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas
pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan
khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan
industri klien. Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan
audit.
2. Kompetensi Audit Tim.
Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika
pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan
semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari
auditor junior, auditor senior, manajer dan partner. Kerjasama yang baik
39
antar anggota tim, profesionalime, persistensi, skeptisisme, proses
kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman
industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi.
Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan
ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit.
3. Kompetensi dari Sudut Pandang KAP.
KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi
karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang
besar sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga
mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien.
Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang
lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor
ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian audit
daripada KAP kecil.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kompetensi dapat dilihat
melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan
kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah
subjek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung
dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk
menghasilkan audit yang berkualitas.
40
G. Indenpedensi Auditor
Mautz dan Sharaf (1961) dalam Alim (2007) menyatakan bahwa
auditor memilliki tanggung jawab kepada klien, masyarakat, kolega, dan diri
sendiri demi kelajuntan profesi dan jasa yang diberikan.
Independensi merupakan suatu standar audit yang penting, karena
opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak
independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan
tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993) dalam (Alim, 2007).
Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam
menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik
akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di
Indonesia. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektifitas
dalam melaksanakan tugasnya, dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pritensi
dan harus independen, sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi
tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan
pribadinya.
Berdasarkan SPAP, audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan
berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. standar
pengauditan mencakup mutu profesional (professional qualities) auditor,
independensi, pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan
audit dan penyusunan laporan audit. Jadi, independensi merupakan salah satu
41
standar pengauditan yang harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan
auditor berkualitas.
Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan
publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik
perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan
kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2003).
Dalam Kode Etik Akuntan Publik disebutkan bahwa independensi
adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak
mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang
bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Berkaitan dengan hal
itu terdapat 4 (empat) hal yang mengganggu independensi akuntan publik,
yaitu: (1) Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan
klien. (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri. (3) Berfungsi
sebagai manajemen atau karyawan dari klien. (4) Bertindak sebagai penasihat
(advocate) dari klien. Akuntan publik akan terganggu independensinya jika
memiliki hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau karyawan dengan
kliennya.
Penelitian mengenai independensi sudah cukup banyak dilakukan baik
itu dalam negeri maupun luar negeri. Menurut Lavin (1976) dalam Christina
(2007) meneliti 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi independensi akuntan
publik, yaitu : (1) Ikatan keuangan dan hubungan usaha dengan klien. (2)
42
Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada klien. (3) Lamanya hubungan
antara akuntan publik dengan klien.
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel dan
Metode Hasil Penelitian
1. Nurchasanah dan Rahmanti (2004)
“Analisis Faktor-Faktor Penentu Kualitas Audit”
Independen: Pengalaman melakukan audit, Memahami industri klien, Responsif atas kebuthan klien, Taat pada standar umum, Keterlibatan pimpinan KAP, Keterlibatan komite audit, Independensi anggota tim audit, Komunikasi tim audit dan manajemen klien Dependen: Kualitas Audit Metode: Regresi linier berganda
Menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman audit dan faktor keterlibatan KAP dengan kualitas audit.
2. Eunike Christina Elfarini (2007)
“Pengaruh kompetensi dan Independensi Aditor terhadap Kualitas Audit”
Independen: Kompetensi dan independensi auditor Dependen: Kualitas audit Metode: Regresi linier berganda
Menemukan adanya pengaruh yang signifikan secara parsial dan simultan antara kompetensi dan independensi auditor dengan kualitas audit.
3. Liliek Purwanti, Trisni Hapsari, M. Nizarul Alim (2007)
“Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap
Independen: Kompetensi dan independensi auditor Dependen: Kualitas audit dan etika
Kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit
43
Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi”
auditor Metode: Regresi moderate Two Way Interactions
walaupun interaksi kompetensi dan etika auditor tidak bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
4. Susiana dan Arleen Herawaty (2009)
Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Lapoan Keuangan
Independen: Corporate governance dan Kualitas audit Dependen: Intergritas laporan keuangan Metode: Regresi linier berganda
Mekanisme corporate governance yang diukur dengan keberadaan komite audit dalam perusahaan, keberadaan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
5. Yulius Jogi Christiawan (2003)
Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris
Independen: Kompetensi dan independensi akuntan publik
Kompetensi akuntan publik memberikan refleksi bahwa profesi akuntan publik tidak menarik dan tergeser oleh profesi lain. Sedangkan independensi memberikan refleksi, bahwa dalam mengambil keputusan di bidang auditnya, akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya.
6. Debby Fitriasari (2007)
Pengaruh Aktivitas dan Financial Literacy
Independen: Aktifitas dan financial literacy komite audit
Efektivitas komite audit yang diukur dengan indeks komite audit
44
Komite Audit terhadap Jenis Manajemen Laba
Dependen: Jenis manajemen laba
mamberikan hasil bahwa efektifitas komite audit terbukti tidak bisa membuat manajemen laba yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efisien. Karena kurangnnya independensi dan kewenangan formal maupun tertulis oleh komite audit.
7. I Putu Sugiartha Sanjaya (2008)
Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba
Independen: Auditor eksternal, komite audit, dan manajemen laba Dependen: KAP big four dan non big four Metode: ANOVA
Keberadaan komite yang memnuhi syarat ternyata memperburuk kinerja auditor berkualitas. Ini ditunjukkan bahwa manajemen labaa antara perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four tidak berbeda dengan non big four.
8. Agung Suaryana (2008)
Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba
Independen: Komite audit Dependen: Kualitas Laba Metode: FSCM dan CRSM
Bahwa pasar menilai laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualitas yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite audit.
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
45
Dari penelitian-penelitian terdahulu ini peneliti menambahkan
variabel lain yaitu keterlibatan komite audit yang bepengaruh terhadap
kualitas audit, serta peneliti akan meneliti kualitas audit bukan secara umum
saja tetapi secara sistem informasi berbasis komputer (Pengolahan Data
Elektronik).
I. Keterkaitan Antar Variabel
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang
relevan, tidak berdasar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2005). Dengan kata lain rumusan hipotesis
merupakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
karena masih perlu dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
1. Keterlibatan Komite Audit terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer
Komite audit bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi
kinerja auditor eksternal dan internal (Fleming, 2002) dalam (Sugiartha,
2008). Komite audit juga berfungsi untuk memperkuat peran auditor
eksternal dengan menciptakan saluran komunikasi yang efektif untuk
dapat mengemukakan pokok-pokok persoalan yang penting secara efektif
(Subur, 2003) dalam (Sugiartha, 2008). Agar fungsi tersebut terlaksana
dengan baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga
dapat menambah kualitas audit.
Hasil penelitian yang dilakukan Supriyono (1998) dalam Susiana
dan Arleen (2009) menunjukkan bahwa komite audit merupakan badan
46
yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan.
Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien
yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa
terhadap manajemen.
Ha1 :Faktor keterlibatan komite audit berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
2. Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer
Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan
pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara
objektif, cermat dan seksama (Mayangsari, 2003). Auditor harus
melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam
proses auditnya sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk
menghasilkan audit yang berkualitas.
Menurut Kusharyanti (2003), kompetensi dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim
dan Kantor Akuntan Publik (KAP).
Sedangkan, Christiawan (2003) dalam kompetensi dan
independensi akuntan publik: refleksi hasil penelitian empiris,
memperoleh kesimpulan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 (dua) hal
yaitu kompetensi dan independensi.
47
Ha2 :Faktor kompetensi auditor berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
3. Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer
Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor
dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada
kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang
berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan
objektifitas dalam melaksanakan tugasnya, dengan bertindak jujur, tegas,
tanpa pritensi dan harus independen, sehingga dia dapat bertindak adil,
tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk
memenuhi kepentingan pribadinya.
Hasil penelitian Christiawan (2003) independen berarti akuntan
publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan
memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur
tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga
kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
pekerjaan akuntan publik.
Ha3 :Faktor Independensi auditor berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
48
4. Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis komputer
Penelitian dilakukan menggunakan tiga variabel sebagai ukuran
dari kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Variabel
pertama adalah keterlibatan komite audit. Variabel kedua adalah
kompetensi auditor. Variabel ketiga adalah independensi auditor.
Ha4 :Faktor keterlibatan komite audit, kompetensi auditor dan
independensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
J. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengkaji pengaruh keterlibatan komite audit (X1),
kompetensi auditor (X2) dan independensi auditor (X3) terhadap kualitas
audit berbasis komputer (Y). Maka model hubungan antar variabel untuk
penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Gambar 2.2 Model Penelitian
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
Keterlibatan Komite Audit
Kompetensi Auditor
Independensi Auditor
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer
49
K. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari
hasil penelitian, maka hipotesis yang diajukan untuk diuji secara empiris
dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Keterlibatan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer
Ha2 : Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer
Ha3 : Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer
Ha4 : Keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti ini dirancang untuk menguji pengaruh variabel independen
yaitu keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor
terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Sasaran dalam penelitian ini adalah auditor yang terdiri dari: Partner,
Manager, Supervisor, Senior dan Junior Auditor. Dengan kriteria pendidikan
minimal S1 Akuntansi, auditor yang bekerja pada KAP yang bekerja di
wilayah Jakarta. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi
tersebut terdapat banyak kantor akuntan publik, mudah dijangkau, memiliki
kondisi sosial ekonomi yang relatif sama serta diharapkan dengan
menggunakan daerah tersebut sebagai lokasi penelitian, penulis dapat
memperoleh jumlah responden yang lebih banyak, sehingga kekuatan
generalisasinya lebih tinggi.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau
hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor independen yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang berada di wilayah Jakarta.
51
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah
kantor-kantor akuntan publik yang berada di Jakarta Utara, Jakarta Barat,
Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
2. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
convenience sampling yaitu memilih sampel dari elemen populasi yang
datanya mudah diperoleh peneliti. Metode ini digunakan karena elemen
populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas
sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling
cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2002).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam membahas dan meneliti masalah dibutuhkan data dan
informasi yang disusun dan dianalisis, sehingga memperoleh gambaran yang
jelas. Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah
menggunakan data primer dan data sekunder, berikut ini menjelaskan
mengenai penggunaan kedua metode tersebut, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber ahli (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam tentang obyek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran/alat pengambilan data langsung
pada subyek sebagai informasi yang dicari. Dalam penelitian ini, data
52
dikumpulkan melalui daftar pertanyaan kepada pihak yang berhubungan
langsung dengan masalah penelitian.
Untuk memperoleh data yang sebenarnya kuesioner dibagikan
secara langsung kepada responden, yaitu dengan mendatangi tempat
responden di kantor akuntan publik. Sebelum penyebaran kuesioner
dilakukan terlebih dahulu peneliti melakukan tryout kuesioner. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat
dipahami oleh responden dan dapat menangkap maksud dari pernyataan
yang diberikan.
Kuesioner ini terdiri dari data umum seperti (nama KAP, usia,
jenis kelamin, pendidikan formal, lama masa bekerja, kedudukan di KAP)
serta data khusus dalam bentuk soal-soal pernyataan tentang kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer, keterlibatan komite audit,
kompetensi dan independensi auditor. Dikarenakan pada penelitian
sebelumnya tidak ada kuesioner mengenai kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer dan keterlibatan komite audit, maka peneliti
membuat sendiri pernyataan-pernyataan mengenai kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer tersebut dengan mengacu kepada
buku sumber Audit Sistem Informasi Pendekatan Konsep (Gondodiyoto,
2007) dan keterlibatan komite audit.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
53
dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data sekunder
ini diperlukan sebagai landasan teori yang dikumpulkan dengan cara
membaca literatur. Hal ini meliputi penelaahan buku, artikel, majalah,
koran, jurnal penelitian yang relevan, dan lain-lain yang menunjang
penyusunan skripsi ini.
D. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang
disusun dalam tinjauan pustaka, maka operasional variabel dalam penelitian
ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen
adalah keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor.
Sedangkan variabel dependen adalah kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer.
1. Variabel Independen
Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain, terdiri atas:
a. Keterlibatan Komite Audit
Komite audit merupakan wakil pemilik (pemegang saham)
yang berada diluar fungsi manajemen. Mereka bertugas melakukan
pengawasan terhadap kinerja manajemen. Bagaimana mereka
melakukan tanggung jawab tersebut, akan memiliki dampak yang
besar terhadap lingkungan pengendalian.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang
terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang
54
berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak
Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
b. Kompetensi auditor
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada
individu. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan
manajemen atas kompetensi seseorang yang akan diberi
tanggungjawab untuk melakukan pekerjaan tertentu. Hal tersebut
diterapkan kedalam bentuk persyaratan keterampilan dan
pengetahuan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang
terdiri dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang
berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak
Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
c. Independensi Auditor
Independensi merupakan salah satu komponen etika yang
harus dijaga oleh akuntan publik. Independensi berarti bahwa auditor
harus jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak kepentingan
siapapun, karena ia melakukan pekerjaannya untuk kepentingan
umum. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya pada
manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan
pihak lain yang meletakkan kepercayaan pada pekerjaan auditor
tersebut.
55
Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori
yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1993) dalam Alim (2007).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri
dari 5 (lima) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang berkaitan
dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak Setuju, 3)
Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
a. Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang
terdiri dari 10 (sepuluh) item dengan 5 (lima) poin skala likert yang
berkaitan dengan lima pilihan, yaitu: 1) Sangat Tidak Stuju, 2) Tidak
Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, dan 5) Sangat Setuju.
3. Operasional Variabel
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Jenis Variabel Operasional Variabel Skala
Pengukuran Keterlibatan
Komite Audit
Independen Angota komite audit memberikan rekomendasi tentang pengangkatan dan atau penggantian auditor eksternal.
Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditor dan biaya audit (fee) untuk auditor eksternal.
Meneliti laporan auditor yang sudah dibuat dan manajemen letters
Ordinal
56
(laporan evaluasi tentang pengawasan internal) yang dibuat oleh auditor eksternal.
Mengawasi kinerja auditor eksternal dan memastikan bahwa auditor bekerja sesuai dengan standar profesional yang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengan kompetensi dan independensi.
Menilai ruang lingkup dan perencanaan auditor eksternal.
Kompetensi
Independen Prosedur audit, pengetahuan dan pengalaman auditor dapat mempengaruhi opini audit yang telah dibuat.
KAP menyelenggarakan program untuk memperoleh personel berkemampuan dengan prestasi akademik dan perguruan tinggi yang mapan.
Pengalaman auditor mempengaruhi pengetahuan auditor untuk mempengaruhi kekeliruan atau kesalahan.
Pendidikan profesional auditor dapat berkesinambungan untuk meningkatkan jasa audit.
Auditor berusaha mendapatkan data yang relevan sebelum melakukan pekerjaan audit.
Ordinal
Independensi Auditor
Independen Penyusunan program audit bebas dari campur tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa.
Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih.
Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari kepentingan pribadi auditor.
Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak
Ordinal
57
manajemen klien. Manajemen klien memberikan
kebebasan kepada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun objek yang akan diperiksa.
Kualitas audit atas
sistem informasi berbasis
komputer
Dependen Audit SI selalu mengacu pada standar auditing profesional dalam segala aspek pekerjaan audit.
Audit SI perlu menjaga sikap independensi dalam tingkah laku dan tindakan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit.
Auditor SI mempunyai pengetahuan yang memadai tentang struktur pengendalian internal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE).
Penugasan diberikan pada auditor sesuai dengan keahlian teknis dan pengalaman audit yang pernah dijalankannya.
Jika auditor tidak memiliki kompetensi untuk pemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sistem informasi memerlukan dukungan tenaga ahli.
Dengan digunakannya tehnik audit berbasis komputer, maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit.
Penyusunan prosedur audit Sistem Informasi diperlukan untuk memperlancarkan tugas pemeriksaan.
Sistem analisis dan programmer sebaiknya berada dalam pengawasan dan tanggung jawab kepala bagian aplikasi.
Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas, antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, dan fungsi pelaksanaan operasional sistem komputerisasi.
Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanya mekanisme
Ordinal
58
untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut.
Sumber: Alim (2007) dan Philip Kotler (1997)
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan di penelitian inii adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 16.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
keterlibatan komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), independensi auditor
(X3), dan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y).
1. Uji Kualitas Data
Sebelum data diolah untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan pengujian instrumen penelitian dengan uji validitas dan
reliabilitas untuk melihat apakah data yang diperoleh dari responden
dapat menggambarkan secara tepat konsep yang diuji. Artinya, suatu
penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang
reliable dan valid. Sedangkan, kualitas data penelitian ditentukan oleh
kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.
a. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen
tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain,
instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002). Suatu
instrumen penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
59
1) Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid
2) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid
Dalam mengukur validitas ini, peneliti akan menggunakan SPSS
versi 16.0.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2009). Jadi jika hasil tersebut tidak sama, maka perangkat
ukur tersebut tidak reliabel. Dalam mengukur reliabilitas ini, peneliti
menggunakan SPSS versi 16.0.
Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha
dengan nilai sebesar 0,6. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS
akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel (handal) jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari
0,6 (Ghozali, 2009).
2. Tahap Persiapan Data
Peneliti melakukan beberapa persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data dan interpretasi hasilnya (Indriantoro dan Supomo,
2002), yaitu:
a. Tahap Pengeditan (Editing)
60
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian
yang diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses
pemberian kode dan pemrosesan data dengan tehnik statistik.
Kegiatan ini bertujuan untuk memastika data yang diperoleh adalah
bersih dan lengkap, yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten.
b. Tahap Pemberian Kode (Coding)
Data coding merupakan suatu proses penyusunan secara
sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk
yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.
Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data
khususnya pada saat memasukkan data.
c. Tahap Pemrosesan Data (Data Processing)
Memproses datanya dengan melakukan entry data dari
lembaran kuesioner isian ke dalam komputer. Biasanya yang sering
digunakan dalam pemrosesan data yaitu menggunakan Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas:
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2009). Jika terjadi kemiripan antarvariabel independen
61
dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang
sangat kuat antar suatu variabel independen dengan variabel
independen yang lain.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
suatu pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Model regresi yang
baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Pada gambar scatterplot, jika titik-titik menyebar secara
merata di atas dan di bawah atau sekitar angka 0, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Sedangkan jika titik-titik data membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit atau mengumpul di
satu titik, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Analisis grafik adalah salah satu cara
termudah untuk melihat normalitas data dengan cara
membandingkan antara data observesi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal probability plot. Peneliti menggunakan
SPSS versi 16.0.
Deteksi normalitas dapat dilihat dengan Kurva Normal P-
Plot. Dengan dasar pengambilan keputusan adalah jika data
62
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi mengikuti asumsi normalitas. Sedangkan jika
data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2009).
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana
dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikansi lebih besar dari 0,05
maka Ho ditolak.
a. Analisis Regresi Berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin
mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan
melalui tiga variabel independen. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh antara tiga variabel bebas (X1, X2, X3) dengan
variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier. Nilai
koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan SPSS versi
16.0.
b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Untuk mengetahui besar atau kecilnya berpengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien
determinasi. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤
63
1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendeteksi 1) berarti variabel bebas
dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil
berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas (Ghozali, 2009).
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi
dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar
penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas
maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti
R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009).
Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R-Square pada saat
mengevaluasi model regresi linier berganda.
c. Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yaitu antara keterlibatan komite audit, kompetensi
dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer.
Dari persamaan regresi yang di dapatkan, akan dilakukan
pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien variabel keterlibatan
64
komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), independensi auditor
(X3) memberikan pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y), untuk itu
dilakukan uji parsial (Uji t). Pengujian ini dilakukan dengan uji
signifikansi: alpha = 0,05.
Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 (Ghozali,
2009):
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima
d. Uji Statistik Fisher (F)
Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama-sama variabel independen (keterlibatan komite audit,
kompetensi dan independensi auditor) terhadap variabel dependen
(kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer). Dengan
syarat jika probabilitas memenuhi taraf signifikansi lebih kecil dari
0,05 atau dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F
tabel pada tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2009).
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta. Auditor yang dilibatkan meliputi Partner,
Manajer, Supervisor, Auditor Senior dan Auditor Junior.
Data penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan
dengan mengirimkan 90 kuesioner penelitian secara langsung kepada
responden. Dalam penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode convenience sampling. Convenience sampling adalah istilah umum
yang mencakup variansi luasnya prosedur pemilihan responden. Metode
ini digunakan karena elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel
adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih
sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Pengiriman kuesioner dilakukan pada awal bulan April sampai
dengan pertengahan Mei 2010. Kantor akuntan publik yang telah diberi
kuesioner sebanyak 18 KAP yang berasa di wilayah Jakarta dengan peta
distribusi sebagai berikut:
66
Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuesioner
No. Nama KAP Kuesioner
Dikirim Kuesioner Diterima
1. Nugroho dan Rekan 10 5 2. Basyirudin & Wildan 5 4 3. Kosasih & Tjahjo 8 5 4. Daniel Kodirun 3 3 5. Drs. Adenan 4 4 6. Drs. Djamrud Abdullah 5 5 7. Drs. Eddy Kaslim 4 4 9. Drs. Usman & Rekan 5 3 10. Eddy Prakarsa Permana & Siddharta 8 3 11. Hasnil., M. Yasin & Rekan 5 5 12. Heliantono & Rekan 5 3 13. Noor Salim 5 5 14. Weddie 5 3 15. Haryono, Junianto 5 3 16. Tedy Chandra, BAP 5 5 17. Syarief Basyier &Rekan 3 3 18. Herman, Dody, Tanumi Hardja &
Rekan 5 3
Jumlah 90 66 Sumber: Data primer diolah
Adapun gambaran mengenai total pengiriman dan pengambilan
kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang dikirim 90 100% Kuesioner yang kembali 66 73% Kuesioner yang tidak dapat digunakan 6 7% Kuesioner yang tidak dikembalikan 60 67% Sumber: Data primer diolah
Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah
disebar adalah sebanyak 90 kuesioner atau 100%. Jumlah kuesioner yang
dikembalikan adalah 66 buah atau 73%. Sewaktu pemasukan data,
67
sebanyak 6 buah atau 7% kuesioner dari responden yang tidak dapat
digunakan dalam penelitian ini, karena adanya data yang tidak diisi secara
lengkap. Sehingga jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 60
kuesioner dengan tingkat pengembalian responden 67%. Kuesioner tidak
kembali sebanyak 24 buah, disebabkan karena waktu penelitian yang
diambil oleh peneliti bertepatan dengan waktu penugasan auditor,
sehingga ketika menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada
di kantor akuntan publik melainkan di luar kota berdasarkan tempat klien
yang mereka audit. Oleh karena itu, para auditor eksternal tidak sempat
untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik digunakan untuk memberikan gambaran atau
informasi mengenai data identitas responden. Responden dalam penelitian
ini adalah akuntan publik (auditor eksternal) yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta. Berikut ini menjelaskan
identitas responden ditinjau dari kategori jenis kelamin, jabatan tempat
responden bekerja, pendidikan terakhir dan lama pengalaman bekerja.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Posisi atau Jabatan di Kantor Akuntan Publik (KAP)
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dan posisinya di kantor akuntan publik dapat dilihat pada
tabel 4.3.
68
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Posisi di
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Keterangan Posisi Jumlah Junior Senior Supervisor Manager Partner a. Pria 17 8 2 4 2 33 b. Wanita 15 7 3 - 2 27
Jumlah 60 Sumber: Data primer diolah
Karakteristik responden auditor eksternal berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
auditor yang berjenis kelamin pria berjumlah 33 orang, dimana 17
orang menjabat sebagai auditor junior, 8 orang menjabat sebagai
auditor senior, 2 orang menjabat sebagai supervisor, 4 orang menjabat
sebagai manajer, dan 2 orang menjabat sebagai partner. Sedangkan
auditor yang berjenis kelamin wanita sebanyak 27 orang yang terdiri
atas 15 orang menjabat auditor junior, 7 orang menjabat auditor
senior, 3 orang menjabat supervisor, dan 2 orang menjabat partner.
Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut dapat terlihat
jelas bahwa mayoritas responden auditor eksternal adalah berjenis
kelamin pria, yaitu sebanyak 33 orang yang rata-rata mendominasi
seluruh jabatan di kantor akuntan publik. Sedangkan 27 orang berjenis
kelamin wanita, yang hanya menjabat sebagai auditor junior, auditor
senior, supervisor, dan partner.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan
pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.4.
69
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Keterangan Pendidikan Jumlah D3 S1 S2 S3 Jabatan:
a. Auditor Junior 2 32 4 - 38 b. Auditor Senior - 5 7 - 12 c. Supervisor - 4 2 - 6 d. Manager - 1 1 - 2 e. Partner - - 2 - 2 Jumlah 2 42 16 - 60
Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa auditor eksternal mayoritas
memiliki latar belakang pendidikan S1, yaitu sebanyak 42 orang, yang
terdiri atas 32 orang auditor junior, 5 orang auditor senior, 4 orang
supervisor, dan 1 orang manajer. Sedangkan yang berlatarbelakang
pendidikan D3 sebanyak 2 orang. Sisanya adalah yang berlatar
belakang pendidikan S2 sebanyak 16 orang. Pada tabel tersebut
terlihat dengan jelas bahwa tidak terdapat responden auditor eksternal
yang berlatar belakang pendidikan S3.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan
pengalaman bekerja dapat dilihat pada tabel 4.5.
70
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman bekerja
Keterangan Pengalaman Kerja Jumlah < 3thn 3-5 thn 5-10thn 10thn a. Auditor Junior 23 5 - - 28 b. Auditor Senior 3 11 - - 14 c. Supervisor 3 4 1 - 8 d. Manager - - 3 3 6 e. Partner - - 3 1 4
Jumlah 29 20 7 4 60 Sumber: Data primer diolah
Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja
kurang dari 3 tahun sebanyak 29 orang, yang terdiri atas 23 auditor
junior, 3 auditor senior, dan 3 supervisor. Pengalaman kerja selama
lebih dari tiga sampai lima tahun sebanyak 20 orang, yang terdiri dari
5 auditor junior, 11 auditor senior, dan 4 supervisor. Sedangkan yang
memiliki pengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 7 orang auditor
eksternal, yang terdiri atas 1 supervisor, 3 manajer, dan 3 partner.
Auditor eksternal yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun
berjumlah 4 orang, yang terdiri atas 3 manajer dan 1 partner.
Pengalaman kerja auditor didominasi oleh auditor yang memiliki
pengalaman kerja kurang dari tiga tahun, yaitu 48% atau sebanyak 29
orang dari 60 orang auditor eksternal. Hal ini disebabkan mayoritas
responden adalah auditor junior.
71
B. Penemuan
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atau data primer ini, maka
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pada penelitian ini, dilakukan
tryout atau pra survey terhadap 15 responden sebelum kuesioner diberikan
kepada 60 responden, dengan 25 butir pertanyaan untuk menguji validitas
serta reliabilitas dari seluruh pertanyaan tersebut.
a. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana
variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan r
tabel dengan r hitung (Corrected Item-Total Correlation), dengan
kriteria sebagai berikut:
Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka item valid
Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka item tidak valid
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
Corrected item-Total Correlation antara r hitung dengan r tabel
(Ghozali, 2009). Untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel atau responden (Ghozali, 2009). Pada kasus ini
jumlah sampel (n) = 60, maka besarnya df = 60 – 2 = 58. Dengan
alpha = 0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,254. Berikut adalah hasil
pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS versi 16.00.
72
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Item Corrected Item – Total Correlation (r hitung)
r tabel Kriteria
KA1 0,604 0,254 Valid KA2 0,564 0,254 Valid KA3 0,622 0,254 Valid KA4 0,552 0,254 Valid KA5 0,357 0,254 Valid KA6 0,611 0,254 Valid KA7 0,867 0,254 Valid KA8 0,585 0,254 Valid KA9 0,680 0,254 Valid KA10 0,610 0,254 Valid
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, memperlihatkan
semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer (KA1, KA2, KA3, KA4, KA5, KA6, KA7, KA8, KA9, dan
KA10) adalah valid.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas
Keterlibatan Komite Audit
Item Corrected Item – Total Correlation (r hitung)
r table Kriteria
KM1 0,656 0,254 Valid KM2 0,635 0,254 Valid KM3 0,504 0,254 Valid KM4 0,444 0,254 Valid KM5 0,713 0,254 Valid
Sumber: Data primer diolah
73
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel
keterlibatan komite audit, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar
dari r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
keterlibatan komite audit (KM1, KM2, KM3, KM4, dan KM5) adalah
valid.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Kompetensi Auditor
Item Corrected Item – Total Correlation (r hitung)
r table Kriteria
KP1 0,464 0,254 Valid KP2 0,647 0,254 Valid KP3 0,576 0,254 Valid KP4 0,710 0,254 Valid KP5 0,728 0,254 Valid
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel
kompetensi auditor, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r
tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan kompetensi
auditor (KP1, KP2, KP3, KP4, dan KP5) adalah valid.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas
Independensi Auditor Item Corrected Item – Total
Correlation (r hitung) r table Kriteria
ID1 0,716 0,254 Valid ID2 0,694 0,254 Valid ID3 0,546 0,254 Valid ID4 0,624 0,254 Valid ID5 0,578 0,254 Valid
Sumber: Data primer diolah
74
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel
independensi auditor, memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari
r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
independensi auditor (ID1, ID2, ID3, ID4, dan ID5) adalah valid.
b. Uji Reliabilitas
Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah untuk mengetahui
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan butir-butir di dalam kuesioner. Suatu instrumen
dapat dikatakan reliabel (handal) bila memiliki nilai Conbrach’s
Alpha lebih dari 0,6 (Ghozali, 2009). Untuk uji reliabilitas, dilakukan
dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s, dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika nilai Alpha Cronbach’s > 0,6 maka suatu konstruk dikatakan
reliabel.
Jika nilai Alpha Cronbach’s < 0,6 maka suatu konstruk dikatakan
tidak reliabel.
Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
75
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Keterlibatan Komite Audit
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel keterlibatan
komite audit diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,801. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,6 (0,801 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan
bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel keterlibatan
komite audit adalah reliabel.
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Auditor
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kompetensi
auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,832. Nilai tersebut
lebih besar dari 0,6 (0,832 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.803 .801 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.819 .832 5
76
jawaban responden terhadap pernyataan variabel kompetensi auditor
adalah reliabel.
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Independensi Auditor
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel
independensi auditor diperoleh nilai Cornbach’s Alpha sebesar 0,832.
Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 (0,832 > 0,6) sehingga dapat
disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel
independensi auditor adalah reliabel.
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.869 .881 10
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer diperoleh nilai
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.830 .832 5
77
Cronbach’s Alpha sebesar 0,881. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6
(0,881 > 0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden
terhadap pernyataan variabel kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer adalah reliabel.
Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang digunakan akan
memperoleh data yang konsisten dan jika pertanyaan tersebut diajukan
lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang
pertama. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan dalam
setiap variabel adalah reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinieritas, uji
heteroskedstisitas dan uji normalitas. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan program SPSS for Windows version 16.00 diperoleh sebagai
berikut:
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2009).
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10
dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas (Ghozali, 2009). Berdasarkan hasil
pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
78
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.625 2.957 3.593 .001 KeterlibatanKomiteAudit -.096 .167 -.060 -.575 .568 .566 1.766
KompetensiAuditor .773 .172 .463 4.496 .000 .578 1.731
IndependensiAuditor .800 .197 .473 4.063 .000 .452 2.214 a. Dependent Variable: KualitasAudit Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa masing-
masing variabel memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1. Dengan demikian tidak terdapat
multikolinieritas diantara ketiga variabel independen tersebut.
Sehingga model regresi berganda terbebas dari asumsi klasik statistik
dan dapat digunakan dalam penelitian.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2009). Pada Gambar 4.1 dibawah ini, menunjukkan Grafik Uji
Scatterplot.
79
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer diolah
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik dari data
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
c. Uji Normalitas
Untuk lebih memperjelas tentang selebaran data dalam
penelitian ini maka disajikan dalam grafik histogram dan grafik
80
normal P-Plot. Dimana dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali
(2009) yaitu:
Jika sumbu menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan Normal Probability Plot of Residual pada
Gambar 4.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya
81
mengikuti arah garis diagonal. Dengan dmikian, gambar P-Plot
tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.3
Grafik Histogram Sumber: Data primer diolah
Jika dilihat dari histogram, terlihat bahwa sebaran data residual
secara umum berada di dalam kurva yang berbentuk lonceng, dimana
pola distribusinya tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai
karena memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009).
82
3. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data, peneliti ini menggunakan metode analisis
regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana dasar
pengambilan keputusan adalah apabila signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
Ha ditolak (Ghozali, 2009).
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel-variabel bebas (X1,X2,X3) dengan
variabel terikat (Y). Tabel 4.14 dibawah ini merupakan hasil uji
regresi berganda.
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.625 2.957 3.593 .001 KeterlibatanKomiteAudit -.096 .167 -.060 -.575 .568 .566 1.766
KompetensiAuditor .773 .172 .463 4.496 .000 .578 1.731
IndependensiAuditor .800 .197 .473 4.063 .000 .452 2.214 a. Dependent Variable: KualitasAudit Sumber: Data primer diolah
b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk melihat
presentase variabel independen dan variabel dependen serta melihat
seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
83
besar kemampuan variabel independen (keterlibatan komite audit,
kompetensi, dan independensi auditor) menjelaskan variabel dependen
(kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer). Hasil yang
digunakan adalah nilai Adjusted R Square dalam uji koefisien
determinasi karena penelitian ini menggunakan lebih dari 2 (dua)
variabel independen.
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .810a .657 .639 2.94541 a. Predictors: (Constant), inde, kompe, komit b. Dependent Variable: kuali Sumber: Data primer diolah Pada tabel Model Summary, didapat nilai koefisien korelasi R
sebesar 0,810 dengan koefisien determinasi R2 sebesar 0,639 atau
(63,9%), hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel independen
terhadap variabel independen adalah kuat yaitu 0,810 dan angka
adjusted R square sebesar 63,9%, menandakan bahwa variabel
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dijelaskan oleh
variabel keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi
auditor, sedangkan sisanya sebesar (100% - 63,9%) = 36,1%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam analisa
regresi ini, misalnya: komunikasi tim audit dan manajemen klien serta
memahami industri klien.
84
c. Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yaitu antara keterlibatan komite audit, kompetensi
dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer.
Dari persamaan regresi yang di dapatkan, akan dilakukan
pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien variabel keterlibatan
komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), independensi auditor (X3)
memberikan pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y), untuk itu dilakukan
uji parsial (Uji t). Pengujian ini dilakukan dengan uji signifikansi:
alpha = 0,05.
Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 (Ghozali, 2009):
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima
Tabel 4.17 Hasil Uji statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.625 2.957 3.593 .001 KeterlibatanKomiteAudit -.096 .167 -.060 -.575 .568 .566 1.766
KompetensiAuditor .773 .172 .463 4.496 .000 .578 1.731
IndependensiAuditor .800 .197 .473 4.063 .000 .452 2.214 a. Dependent Variable: KualitasAudit
Sumber: Data primer diolah
85
Berikut adalah pengujiannya:
1. Menguji signifikansi koefisien β1 Keterlibatan Komite Audit pada
model regresi:
Ha: Keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Hasil pengujian untuk variabel keterlibatan komite audit
terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0,568 atau
probabilitas diatas 0,05 (0,568 > 0,05). Dengan demikian Ha
ditolak, sehingga keterlibatan komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
2. Menguji signifikansi koefisien β2 Kompetensi Auditor pada model
regresi:
Ha: Kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Hasil pengujian untuk variabel kompetensi auditor terlihat
bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0,000 atau
probabilitas diatas 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan demikian Ha
diterima, sehingga kompetensi auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
3. Menguji signifikansi koefisien β3 Independensi Auditor pada
model regresi:
86
Ha: Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Hasil pengujian untuk variabel independensi auditor
terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0,000 atau
probabilitas diatas 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan demikian Ha
diterima, sehingga independensi auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
d. Uji Statistik F
Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji hipotesis
secara keseluruhan atau simultan variabel independen apakah ada atau
tidaknya pengaruh linear dalam hipotesis terhadap variabel dependen.
Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 930.108 3 310.036 35.737 .000a
Residual 485.825 56 8.675 Total 1415.933 59
a. Predictors: (Constant), IndependensiAuditor, KompetensiAuditor, KeterlibatanKomiteAudit
b. Dependent Variable: KualitasAudit Sumber: Data primer diolah
Dalam tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F
yang dapat dipergunakan untuk memprediksi kontribusi aspek-aspek
variabel independen terhadap kualitas audit atas sistem informasi
berbasis komputer. Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar
35,737. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 =
87
56, didapat nilai Ftabel = 2,78. Karena nilai Fhitung > nilai Ftabel (35,737
> 2,78) maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen
yaitu keterlibatan komite audit (X1), kompetensi auditor (X2), dan
independensi auditor (X3) secara bersamaan dengan signifikan
memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer (Y). Dengan demikian maka
dapat disimpulkan Ha4 diterima.
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rinci mengenai
hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh keterlibatan komite audit terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Komite audit yang
sangat diperlukan oleh suatu organisasi bisnis dikarenakan dapat
mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran
laporan keuangan yang akan meningkatkan kualitas audit.
Keterlibatan komite audit yang diukur dari kerjasama manajemen
dan kualitas/kompetensi anggota komite audit Tetapi ternyata terdapat
masalah komunikasi yang tidak efektif dengan komisaris, direksi, auditor
internal dan eksternal serta pihak lain sebagai aspek yang penting dalam
meningkatkan kualitas audit.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Sugiartha (2008) yang
menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak meningkatkan kualitas
88
audit karena adanya masalah independensi komite audit dan
kemampuan/keahlian yang dimiliki komite audit. Begitu juga dengan hasil
penelitian Fitriasari (2006) yang menunjukkan bahwa efektivitas komite
audit dari sisi input dan prosesnya tidak bisa terbukti dapat meningkatkan
kualitas audit. Hal ini kemungkinan karena kurangnya independensi dan
kewenangan formal maupun tertulis komite audit.
2. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini menunjukkan bahwa
jenjang jabatan, lama pengalaman bekerja dibidang audit, dan tingkat
pendidikan memang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Dalam melaksanakan audit, akuntan
publik harus bertindak sebagai orang yang ahli di bidang akuntansi dan
auditing. Sehingga dapat disimpulkan kompetensi auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Liliek
Purwanti, Trisni Hapsari, M. Nizarul Alim (2007) yang menunjukkan
bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit walaupun interaksi kompetensi dan etika auditor
tidak bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
89
3. Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini menunjukkan bahwa
auditor yang independen cenderung meningkatkan kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dibandingkan auditor yang tidak
independen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi yang
dimiliki oleh auditor bepengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Christina
(2007) yang menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh
yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi tingkat kompetensi
dan independensi seorang auditor maka akan semakin tinggi pula tingkat
kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut.
Hal ini berkaitan dengan sikap auditor, semakin independen sikap
seorang audit maka akan sangat mempengaruhi kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer. Karena dengan bersikap independen itu,
maka auditor tidak dapat dipengaruhi maupun terperngaruh oleh apapun
atau siapapun serta dalam kondisi apapun sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
90
4. Pengaruh keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu
Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja
perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review sistem
pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan,
dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam
Christiawan (2002) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2
hal yaitu kompetensi dan independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh
langsung terhadap kualitas audit.
Hasil uji F menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi
auditor secara bersama-sama berpengaruh terhdap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterlibatan komite
audit, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Berdasarkan hasil pengujian data yang
telah dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda, dapat disusun
suatu kesimpulan mengenai hasil uji hipotesis sebagai berikut:
1. Keterlibatan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini konsisten dengan
penelitian Sugiartha (2008) dan penelitian Fitriasari (2006).
2. Kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Liliek Purwanti, Trisni Hapsari, M. Nizarul Alim
(2007).
3. Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer. Hal ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Christina (2007).
4. Keterlibatan komite audit, kompetensi, dan independensi auditor
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kualitas audit atas sistem
informasi berbasis komputer.
92
B. Implikasi
Auditor harus memiliki pengetahuan dan pengalaman akan
meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer karena
pengetahuan dan pengalaman yang terbukti cukup berkontribusi dalam
membentuk kompetensi auditor dalam meningkatkan kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer.
Sikap auditor harus independen karena semakin independen sikap
seorang auditor maka akan sangat mempengaruhi penilaian auditor terhadap
peningkatan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Peneliti juga hanya menerapkan metode survei melalui kuesioner,
peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung, sehingga
kesimpulan yang diambil hannya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
penggunaan instrumen secara tertulis.
Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mencakup populasi yang
lebih luas lagi. Sehingga hasilnya dapat digeneralisasi untuk auditor di
seluruh Indonesia. Dan diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
jumlah responden yang lebih banyak dan cara penyebaran kuesioner yang
lebih baik agar mendapat hasil yang lebih akurat.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya, terdapat faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer, misalnya: komunikasi tim audit dan manajemen kllien serta
memahami industri klien.
93
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing jilid I & jilid II (pemeriksaan akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2007.
Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, dan Lilik Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi.” Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar. 2007.
Arens, Alvin A., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. “Auditing and Assurance Services an Integrated Aproach”, 13th edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall International, 2010.
Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No. 2 (Nov) Hal. 79-92. 2003.
Christina, Eunike Elfarini. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah).” Universitas Negeri Semarang. 2007.
Fitriasari, Debby. “Pengaruh Aktivitas dan Financial Literacy Komite Audit terhadap Jenis Manajemen Laba”. Universitas Indonesia. 2007.
Gondodiyoto, Sanyoto, dan Henny Hendarti. “Audit Sistem Informasi Lanjutan”. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2007.
Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS”. Semarang: BP Undip. 2009.
Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarih Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007.
IAI. “ Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. “Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama”. BPFE. Yogyakarta: 2002.
94
Ismail, Dimas. “Manfaat Pengolahan Data Elektronik (PDE) Penjualan atas Pengendalian Penjualan”. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2005
Kusharyanti. “Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). 2003.
Mayangsari, Sekar. “Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapat audit: Sebuah kuasieksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1 (Januari). 2003.
Mulyadi. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. “Analisis faktor-faktor penentu kualitas audit”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60. 2004.
Riyatno. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Earnings Response Coefficients”. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5, No.2, Oktober 2007, Hal 148 – 162. 2007.
Sasongko, Budi. Diakses tanggal: 11 Februari 2010, dari http://budi.perbanas.ac.id/2007/09/audit-sistem-informasi-at-a-glance/
Saifuddin. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa)”. Semarang: Tesis Undip. (Tidak dipublikasikan). 2004.
Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97
Sugiyono. “Metode Penelitian Administrasi”. Bandung: CV. Alfabeta. 2005.
Sugiartha, I Putu Sanjaya. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 11, No. 1, Januari 2008. Hal.97-116. 2008.
95
Suharli, M. “Audit Finansial, Audit Manajemen, dan Sistem Pengendalian Intern”. Skripsi Sarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Tidak Dipublikasikan). Jakarta. 2000.
Suryana, Agung. “Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba”. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 6, No.3, November 2008. 2008
Susiana dan Arleen Herawaty. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Trisakti School of Management. 2009.
Wibowo dan Hardiningsih. “Pengaruh Faktor Personality dan Profesional Commitment terhadap Keahlian Komputer Audit”. Diakses tanggal: 6 Februari 2010, dari http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/jurnal-bisnis-dan-ekonomi-maret-2003-4412.html. 2003.
KUESIONER
“PENGARUH KETERLIBATAN KOMITE AUDIT,
KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS
KOMPUTER” (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kuliah Strata Satu (S1)
Disusun Oleh:
ALFA YUNITA 106082002564
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Kepada Yth, Auditor Eksternal di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh
Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”, maka perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan yang terangkum dalam kuesioner.
Sebagai informasi yang menyusun kuesioner ini adalah:
Nama : Alfa Yunita NIM : 106082002564 Angkatan : 2006 Fakultas/jurusan : Ekonomi/Akuntansi (S1) Telp/HP : (021) 93101077/ 0856 7616141 Dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu merelakan waktunya
sejenak untuk menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Informasi yang saya peroleh dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan kesimpulan mengenai apakah terdapat perbedaan keterlibatan komite audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.
Sehubungan dengan terbatasnya waktu, saya mohon kuesioner ini dikembalikan paling lambat satu minggu setelah kuesioner ini diterima atau dengan menghubungi peneliti. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. DR. Abdul Hamid, MS Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM
Peneliti
Alfa Yunita
IDENTITAS RESPONDEN
Pada bagian ini anda diminta untuk mengisi identitas respondenmengenai nama,
nama KAP, dan usia pada pertanyaan no. 1, 2, dan 3. Untuk pertanyaan no.4 s.d 7
harap memilih salah satu dengan memberi tanda silang (X).
1. Nama KAP :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Pendidikan Formal :
a. D3
b. Sedang menempuh S1
c. Lulus S1
d. Sedang menempuh S2
e. Lulus S2
f. S3
5. Lama masa bekerja sebagai auditor:
a. < 3 tahun
b. 3 – 5 tahun
c. 5 – 10 tahun
d. > 10 tahun
6. Kedudukan di KAP sebagai:
a. Junior Auditor
b. Senior Auditor
c. Supervisor Auditor
d. Partner
e. Manajer
Kuesioner mengenai Keterlibatan Komite Audit, Kompetensi dan Independensi
auditor, atas Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer.
Petunjuk pengisian:
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dimohon untuk mengisi kuesioner dengan cara memberi
tanda check list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
TB : Tidak Berpendapat
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
No. Pernyataan STS TS TB S SS 1. Auditor sistem informasi selalu mengacu
pada standar auditing profesional dalam segala aspek pekerjaan audit.
1 2 3 4 5
2. Auditor sistem informasi perlu menjaga sikap independensi dalam tingkah laku dan tindakan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam audit.
1 2 3 4 5
3. Auditor sistem informasi mempunyai pengetahuan yan memadai tentang struktur pengendalian internal sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE).
1 2 3 4 5
4. Penugasan diberikan pada auditor sesuai dengan keahlian teknis dan pengalaman audit yang pernah dijalankannya.
1 2 3 4 5
5. Jika auditor tidak memiliki kompetensi untuk pemeriksaan bidang tertentu, maka auditor sistem informasi memerlukan dukungan tenaga ahli.
1 2 3 4 5
6. Dengan digunakannya tehnik audit berbasis komputer, maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit.
1 2 3 4 5
7. Penyusunan prosedur audit Sistem Informasi diperlukan untuk memperlancarkan tugas pemeriksaan.
1 2 3 4 5
8. Sistem analisis dan programmer sebaiknya 1 2 3 4 5
berada dalam pengawasan dan tanggung jawab kepala bagian aplikasi.
9. Diperlukan kejelasan tentang pemisahan tugas, antara fungsi otorisasi, fungsi akuntabilitas, dan fungsi pelaksanaan operasional sistem komputerisasi.
1 2 3 4 5
10. Jika terjadi kesalahan di media input, perlu adanya mekanisme untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut.
1 2 3 4 5
Keterlibatan Komite Audit
No Pernyataan STS TS TB S SS 1. Angota komite audit memberikan
rekomendasi tentang pengangkatan dan atau penggantian auditor.
1 2 3 4 5
2. Anggota komite audit meneliti surat pengangkatan auditor dan biaya audit (fee) untuk auditor.
1 2 3 4 5
3. Meneliti laporan auditor yang sudah dibuat dan manajemen letters (laporan evaluasi tentang pengawasan internal) yang dibuat oleh auditor.
1 2 3 4 5
4. Mengawasi kinerja auditor dan memastikan bahwa auditor bekerja sesuai dengan standar profesional yang bersangkutan, khususnya dalam hubungan dengan kompetensi dan independensi.
1 2 3 4 5
5. Menilai ruang lingkup dan perencanaan auditor. 1 2 3 4 5
Kompetensi Auditor
No Pernyataan STS TS TB S SS 1. Prosedur audit, pengetahuan dan pengalaman
auditor dapat mempengaruhi opini audit yang telah dibuat.
1 2 3 4 5
2. KAP menyelenggarakan program untuk memperoleh personel berkemampuan dengan prestasi akademik dan perguruan tinggi yang mapan.
1 2 3 4 5
3. Pengalaman auditor mempengaruhi pengetahuan auditor untuk mempengaruhi kekeliruan atau kesalahan.
1 2 3 4 5
4. Pendidikan profesional auditor dapat berkesinambungan untuk meningkatkan jasa 1 2 3 4 5
audit. 5. Auditor berusaha mendapatkan data yang
relevan sebelum melakukan pekerjaan audit. 1 2 3 4 5
Independensi Auditor
No Pernyataan STS TS TB S SS 1. Penyusunan program audit bebas dari campur
tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa.
1 2 3 4 5
2. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih.
1 2 3 4 5
3. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari kepentingan pribadi auditor. 1 2 3 4 5
4. Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak manajemen klien.
1 2 3 4 5
5. Manajemen klien memberikan kebebasan kepada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun objek yang akan diperiksa.
1 2 3 4 5
KM1 KM2 KM3 KM4 KM5TOTAL KP1 KP2 KP3 KP4 KP5TOTAL ID1 ID2 ID3 ID4 ID5 TOTALKA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10TOTAL1 1 1 5 5 5 17 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 502 3 3 4 4 4 18 4 4 3 4 4 19 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 403 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 394 3 3 4 5 3 18 4 4 3 4 5 20 4 5 3 4 5 21 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 455 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 4 4 3 3 3 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 406 2 3 4 4 3 16 4 3 5 5 4 21 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 447 3 3 4 2 3 15 4 3 4 4 5 20 4 3 2 4 4 17 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 418 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 389 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3810 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3711 5 5 5 4 4 23 2 5 5 5 5 22 4 4 5 5 5 23 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 4312 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3813 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 4 16 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4014 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 10 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2315 2 2 2 1 2 9 1 1 2 2 2 8 1 1 2 2 2 8 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1716 4 3 4 3 4 18 4 4 5 4 4 21 4 5 5 4 5 23 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4217 4 3 5 4 4 20 4 5 4 5 5 23 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4818 4 4 4 4 4 20 4 5 5 4 4 22 5 4 4 5 5 23 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4419 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4020 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4021 4 3 3 4 4 18 3 4 4 4 3 18 4 3 3 4 3 17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3922 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3923 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4024 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 4 3 5 5 3 3 4 4 4 5 4025 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 4 3 5 5 3 3 4 4 4 5 4026 4 4 4 4 5 21 4 5 5 5 5 24 5 5 5 4 5 24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4727 4 3 5 4 5 21 4 5 4 5 4 22 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4628 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 22 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4129 3 3 4 4 3 17 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 3830 3 2 4 3 2 14 3 5 4 5 5 22 2 2 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
RESPKETERLIBATAN KOMITE AUDIT KOMPETENSI AUDITOR INDEPENDENSI AUDITOR KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS
KOMPUTER
31 2 3 3 4 2 14 4 3 4 4 4 19 4 3 4 3 4 18 4 4 3 2 3 5 4 3 5 4 3732 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 4 21 4 4 5 4 4 21 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4433 4 3 4 5 5 21 5 4 4 4 4 21 4 4 5 3 4 20 3 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4134 2 2 3 4 3 14 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4035 2 2 3 3 2 12 3 3 4 4 4 18 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4036 2 2 3 3 2 12 3 3 4 4 4 18 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4037 2 2 3 3 3 13 3 3 4 4 4 18 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4038 2 2 3 3 2 12 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4039 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4540 4 4 4 4 4 20 4 3 3 4 4 18 4 4 4 4 5 21 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4141 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3942 4 4 4 4 5 21 5 5 5 5 4 24 5 4 5 4 4 22 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4343 4 3 3 4 3 17 5 3 4 4 4 20 4 3 4 4 3 18 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3844 4 4 4 5 5 22 5 5 5 3 5 23 4 4 5 5 1 19 4 4 5 5 3 5 5 4 4 5 4445 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3946 4 2 4 4 2 16 4 4 2 4 4 18 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4047 2 2 4 4 4 16 4 4 2 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3848 4 4 3 3 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3949 4 4 3 4 4 19 3 4 4 3 4 18 4 4 3 4 4 19 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4450 4 4 4 3 4 19 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4151 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 5 23 4 4 4 5 5 22 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 3852 3 4 4 5 4 20 4 3 5 4 5 21 4 3 5 4 3 19 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4053 4 5 4 4 5 22 3 4 2 3 2 14 5 4 5 5 5 24 3 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4054 4 3 4 5 4 20 5 5 4 5 5 24 5 5 5 5 5 25 3 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4255 3 3 4 4 4 18 4 5 5 5 5 24 4 3 4 4 4 19 5 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4056 5 4 4 4 3 20 5 4 4 3 4 20 4 3 4 4 4 19 4 3 2 4 2 4 2 5 3 2 3157 4 3 4 4 3 18 5 5 4 5 5 24 4 5 3 4 5 21 2 4 3 3 5 4 3 2 4 4 3458 3 4 5 3 3 18 4 4 5 4 4 21 4 4 3 3 3 17 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4359 2 4 3 4 3 16 4 5 5 5 4 23 4 3 4 4 4 19 5 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4360 3 3 4 3 3 16 4 5 4 5 4 22 4 3 2 4 4 17 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 41
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Keterlibatan Komite Audit (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.803 .801 5
2. Kompetensi Auditor (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.819 .832 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KM1 14.5667 5.741 .656 .597 .742
KM2 14.6500 5.926 .635 .602 .749
KM3 14.2333 7.199 .504 .313 .791
KM4 14.2333 6.826 .444 .282 .807
KM5 14.3833 5.664 .713 .530 .722
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KP1 16.2000 5.824 .464 .243 .835
KP2 16.0000 5.525 .647 .473 .772
KP3 15.9500 5.709 .576 .390 .794
KP4 15.8667 5.914 .710 .579 .761
KP5 15.8500 5.825 .728 .562 .755
3. Independensi Auditor (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.830 .832 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ID1 15.6667 5.412 .716 .564 .771
ID2 15.9333 5.114 .694 .556 .777
ID3 15.6500 5.791 .546 .329 .820
ID4 15.6500 5.994 .624 .410 .800
ID5 15.6333 5.728 .578 .363 .811
4. Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.869 .881 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KA1 36.0500 20.218 .604 .647 .855
KA2 36.0167 20.118 .564 .421 .858
KA3 36.0500 19.642 .622 .637 .853
KA4 36.0167 20.186 .552 .542 .858
KA5 36.2167 19.664 .357 .180 .886
KA6 36.0167 20.017 .611 .613 .854
KA7 35.9500 17.981 .867 .842 .832
KA8 36.0167 19.712 .585 .561 .856
KA9 35.9667 20.338 .680 .624 .852
KA10 36.0000 19.356 .610 .637 .854
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.625 2.957 3.593 .001
KeterlibatanKomiteAudit -.096 .167 -.060 -.575 .568 .566 1.766
KompetensiAuditor .773 .172 .463 4.496 .000 .578 1.731
IndependensiAuditor .800 .197 .473 4.063 .000 .452 2.214
a. Dependent Variable: KualitasAudit
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
3. Hasil Uji Normalitas
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 IndependensiAu
ditor,
KompetensiAudit
or,
KeterlibatanKomi
teAudita
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KualitasAudit
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.625 2.957 3.593 .001
KeterlibatanKomiteAudit -.096 .167 -.060 -.575 .568 .566 1.766
KompetensiAuditor .773 .172 .463 4.496 .000 .578 1.731
IndependensiAuditor .800 .197 .473 4.063 .000 .452 2.214
a. Dependent Variable: KualitasAudit
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .810a .657 .639 2.94541
a. Predictors: (Constant), IndependensiAuditor, KompetensiAuditor,
KeterlibatanKomiteAudit
b. Dependent Variable: KualitasAudit
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 930.108 3 310.036 35.737 .000a
Residual 485.825 56 8.675
Total 1415.933 59
a. Predictors: (Constant), IndependensiAuditor, KompetensiAuditor,
KeterlibatanKomiteAudit
b. Dependent Variable: KualitasAudit