pengaruh kepemilikan institusional, komisaris …eprints.ums.ac.id/82012/11/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS
INDEPENDEN, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN GO PUBLIC
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
I pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
RIZKA AGIL RUSTIYANA
B 100 160 125
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS INDEPENDEN,
DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2018.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan Institusional,
Komisaris Independen, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Go Public
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018 yang diukur menggunakan
Price Book Value (PBV). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yang
menggunakan Studi kasus pada perusahaan manufaktur yaitu sektor industri barang
konsumsi dan industri dasar dan kimia. Populasi penelitian ini adalah 77 perusahaan,
sampel berjumlah 25, dan jumlah data berjumlah 50. Dalam penelitian ini menggunakan
uji regresi linier berganda, analisis uji asumsi klasik, uji ketetapan model penduga, dan
uji hipotesis (uji t). Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel
komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Kata Kunci : Good Corporate Governance, Nilai Perusahaan, Kepemilikan
Institusional, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial.
Abstract
The purpose of this study is to examine the effect of Institutional ownership, Independent
Commissioners, and Managerial Ownership on the value of Go Public Companies listed
on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2018 period measured using Price Book
Value (PBV). This study uses a purposive sampling method, which uses case studies in
manufacturing companies, namely the consumer goods industry sector and basic and
chemical industries. The population of this study was 77 companies, the sample amounted
to 25, and the amount of data amounted to 50. In this study using multiple linear
regression test, analysis of the classical assumption test, test the determination of the
estimating model, and hypothesis testing (t test). The results of this study indicate that the
variable of institutional ownership has a negative and significant effect on firm value. The
independent commissioner variable has a positive and significant effect on firm value.
Managerial ownership variable has a negative and significant effect on firm value.
Keywords : Good Corporate Governance, Company Value, Institutional Ownership,
Independent Commissioners, Managerial Ownership.
1. PENDAHULUAN
Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan laba yang
maksimal dan mensejahterakan para stakeholder dan shareholder sehingga tercapainya
nilai perusahaan. Menurut Wedayanthi dan Darmayanti, (2016) menyatakan bahwa
yang termasuk dalam stakeholder perusahaan adalah kreditor, konsumen, pemegang
saham, pemerintah dan masyarakat untuk itu perusahaan harus lebih meningkatkan
kinerja dengan tujuan mencapai nilai tambah. Sedangkan shareholder memiliki
kepentingan pada perusahaan terhadap ekuitas, atas dasar voting power seperti
kepentingan ekonomi bagi pelanggan maupun pemasok. Tujuan perusahaan ada dua
yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Dalam jangka panjang perusahaan harus
memaksimalkan nilai perusahaannya, sedangkan dalam jangka pendek perusahaan
harus memperoleh keuntungan.
Menurut Lumoly, Murni, dan Untu, (2018) nilai perusahaan adalah kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang terbentuk karena adanya
permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat
terhadap kinerja perusahaan. Nilai perusahaan terbentuk dari harga saham yang di
pengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar modal. Pada perusahaan manufaktur
maupun perusahaan lainnya nilai perusahaan merupakan faktor yang sangatlah penting.
Alasannya karena nilai perusahaan dapat mempengaruhi presepsi para investor untuk
bergabung dalam perusahaan tersebut.
Menurut Pratama, Idawati, dan Sumartini, (2018) selain bagi para investor, nilai
perusahaan juga berpengaruh terhadap seorang manajer. Jika ia mampu meningkatkan
nilai perusahaannya maka manajer tersebut menunjukkan kinerja yang baik. Selain itu
secara tidak langsung manajer telah mampu dalam meningkatkan tujuan perusahaannya.
Dalam penelitian ini nilai perusahaan diproksikan melalui Price Book Value (PBV).
Pada rasio Price Book Value (PBV) digunakan untuk menganalisis book value secara
lengkap, selain itu investor juga bisa membandingkan secara langsung book value dari
suatu saham dengan market value.
Good Corporate Governance (GCG) memiliki peran dalam perbaikan ekonomi
Negara Indonesia, dimana perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik maka akan
terlihat pertumbuhannya ke arah yang positif. Dalam rangka penerapan tata kelola
perusahaan yang baik Good Corporate Governance (GCG), telah ditetapkan Keputusan
Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang praktek
Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Konsep Good Corporate Governance (GCG) pada awalnya di perkenalkan oleh
pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) dalam rangka pemulihan
ekonomi pasca krisis.
2. METODE
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur pada
sektor industri barang konsumsi dan sektor industri dasar dan kimia yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2018 yang memiliki laporan keuangan
dengan lengkap dan telah dipublikasikan yaitu berjumlah 77. Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 25 perusahaan, sehingga jumlah data yaitu 50. Menurut Indriantoro dan
Bambang Supomo (2014: 117) sampel yang akurat adalah sejauh mana statistik sampel
dapat digunakan untuk mengestimasi parameter populasi dengan tepat.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik purposive sampling
yaitu data yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan agar
sesuai dengan penelitian. Kriteria tersebut yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a) Perusahaan manufaktur yang meliputi pada sektor industri barang konsumsi
dan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
b) Perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri barang konsumsi dan
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
secara berturut-turut pada periode 2017-2018.
c) Perusahan manufaktur yang meliputi sektor industri barang konsumsi dan
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2017-2018 yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel dalam
penelitian ini.
Variabel dalam penelitian ini yaitu 1 variabel dependen dan 3 variabel
independen yaitu:
a) Variabel Dependen (Y)
Nilai perusahaan merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
seberapa pentingnya suatu perusahaan di mata pelanggan melalui harga
saham yang tecermin dari tujuan operasional perusahaan. Dalam penelitian
yang dilakukan ini nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Value
(PBV). Menurut Listiyowati dan Indarti, (2019) PBV yaitu perbandingan
antara market value dengan book value yang dirumuskan sebagai berikut :
PBV = 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 (1)
b) Variabel Independen (X)
1) Kepemilikan Institusional.
Menurut Handayani (2009) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki pengertian yaitu proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh suatu institusi pada akhir tahun yang kemudian diukur dalam
presentase saham yang dimiliki oleh investor institusional dalam sebuah
perusahaan.. Menurut Iqbal, (2018) kepemilikan institusional dapat diukur
dengan cara, sebagai berikut :
KI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑋100% (2)
2) Komisaris Independen.
Menurut Widyati dan Ketintang (2013) mengemukakan komisaris
independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi atau
berhubungan dengan anggota komisaris dan pemegang saham pengendali,
selain itu juga terbebas dari hubungan bisnis manapun yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak semata-mata demi
kepentingan sebuah perusahaan. Menurut Iqbal (2018) komisaris
independen dapat diukur dengan cara sebagai berikut :
KOI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑋100 (3)
3) Kepemilikan Manajerial.
Peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer dapat
menyebabkan menurunnya kecenderungan manajer untuk melakukan
tindakan yang berlebihan. Kepemilikan manajerial dapat membantu dalam
menselaraskan perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang
saham yang lain. Menurut Sari Dewi dan Nugrahanti, (2014) kepemilikan
manajerial dapat diukur dengan cara sebagai berikut :
KM = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟𝑥 100% (4)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis regresi linier berganda digunakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas atau independen yaitu kepemilikan institusional (X₁),
komisaris independen (X₂), dan kepemilikan manajerial (X₃) terhadap variabel terikat
atau dependen yaitu nilai perusahaan (Y).
Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
LnY = -5,448 - 0,041 LnX₁ + 2,724 LnX₂ - 0,040 LnX₃ + e
Tabel 1.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Parameter Koefisien Beta t Sig
Regresi
(Konstanta) -5,448 -2,151 ,037
Ln_Kepemilikan -,041 -,814 -4,405 ,000
Institusional
Ln_Komisaris 2,724 ,481 3,847 ,000
Independen
Ln_Kepemilikan -,040 -,679 -3,852 ,000
manajerial
F-statistik = 9,184
Signifikan F = ,000b
R-Square = ,375
Keterangan
*Signifikan a = 1%
**Signifikan a = 5%
***Signifikan a = 10%
Sumber: data sekunder diolah, 2019 (lihat lampiran 8).
3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil regresi linier yang diperoleh dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
3.1.1 Nilai konstanta (a) sebesar -5,448 yang artinya adalah jika kepemilikan
institusional (X₁), komisaris independen (X₂), dan kepemilikan
manajerial (X₃) sama dengan nol, maka nilai perusahaan (Y) akan turun
sebesar -5,448 satuan.
3.1.2 Nilai koefisien regresi (b₁) variabel kepemilikan institusional (X₁)
menunjukkan hasil negatif yaitu -0,041 yang artinya apabila
kepemilikan institusional (X₁) semakin besar maka nilai perusahaan
akan semakin menurun dengan asumsi variabel komisaris independen
(X₂) dan kepemilikan manajerial (X₃) dianggap tetap atau dapat
dikatakan kepemilikan institusional (X₁) naik sebesar 1 satuan maka
nilai perusahaan akan turun sebesar 0,041 satuan.
3.1.3 Nilai koefisien regresi (b₂) variabel komisaris independen (X₂)
menunjukkan hasil positif yaitu 2,724 yang artinya apabila komisaris
independen (X₂) semakin besar maka nilai perusahaan akan semakin
meningkat dengan asumsi variabel kepemilikan institusional (X₁) dan
kepemilikan manajerial (X₃) dianggap tetap atau dapat dikatakan
komisaris independen naik sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan
naik sebesar 2,724 satuan.
3.1.4 Nilai koefisien (b3) variabel kepemilikan manajerial (X₃),
menunjukkan hasil negatif yaitu -0,040 yang artinya apabila
kepemilikan manajerial (X₃) semakin besar maka nilai perusahaan akan
semakin menurun dengan asumsi variabel kepemilikan institusional
(X₁) dan komisaris independen (X₂) dianggap tetap atau dapat dikatakan
kepemilikan manajerial naik sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan
akan turun sebesar 0,040 satuan.
3.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
3.2.1 Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan p-
value 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa “kepemilikan institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan”, tidak terbukti kebenarannya.
Nilai koefisien regresi kepemilikan institusional bertanda negatif yang
berarti semakin meningkat kepemilikan institusional maka dapat
menurunkan nilai perusahaan.Hal ini disebabkan karena besarnya
kepemilikan institusional tidak selalu sama setiap tahunnya sehingga
adanya jumlah pemegang saham institusional yang besar tidak efektif
dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Selain itu juga
dapat disebabkan karena kepemilikan institusional merupakan pemilik
sementara yang terfokus pada laba sekarang, jadi apabila laba sekarang
dirasa tidak memberikan keuntungan maka pihak institusi akan menarik
sahamnya. Kemudian hal ini dapat menyebabkan menurunnya
kepercayaan masyarakat sehingga nilai perusahaan menurun.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Pratama, Idawati, dan Sumartini, (2018), yang menyatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3.2.2 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan p-
value 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa “komisaris independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan”, terbukti kebenarannya. Nilai
koefisien regresi komisaris independen bertanda positif yang berarti
semakin meningkat komisaris independen maka meningkatkan nilai
perusahaan. Hal ini diakibatkan karena adanya komisaris independen
dapat mengurangi kecurangan yang terjadi dalam pelaporan dan
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengawasan serta
mengupayakan dalam meningkatkan kualitas dari laporan keuangan.
Adanya pengawasan yang baik oleh komisaris independen akan
meminimalisir tindakan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
dalam pelaporan keuangan. Dengan itu maka kualitas laporan keuangan
juga akan menjadi semakin baik dan menyebabkan investor percaya
untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Selain itu juga
akan berdampak pada harga saham di perusahaan akan lebih tinggi dan
nilai perusahaan semakin meningkat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh Iqbal,
(2018), yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3.2.3 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahan
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan p-
value 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya hipotesis ketiga yang
menyatakan “kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan”, tidak terbukti kebenarannya. Nilai koefisien regresi
kepemilikan manajerial bertanda negatif yang berarti semakin
meningkat kepemilikan manajerial maka akan menurunkan nilai
perusahaan. Hal ini dapat disesuaikan dengan melihat data sekunder
yang mana kepemilikan manajerial ada yang konstan setiap tahunnya,
namun ada juga yang belum stabil, bahkan mengalami penurunan dan
peningkatan.
Pada saat kepemilikan manajerial berada pada kondisi mengalami
peningkatan tetapi tidak mempengaruhi nilai perusahaan, hal ini
diakibatkan oleh kepemilikan manajerial masih kurang seratus persen
sehingga kinerja dari manajemen belum optimal dan belum mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Faktor lain juga dapat disebabkan
karena semakin tinggi jumlah manajemen maka akan semakin banyak
juga manajer yang lebih mementingkan urusan pribadinya
dibandingkan perusahaan, hal ini juga dapat memicu terjadinya agency
conflict yang dapat menurunkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Praidy Antari dan I Made Dana, (2013), yang menyatakan bawa
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisis tersebut penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Adanya pengaruh antara kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai p-
value bahwa Ho ditolak, namun dari hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan tidak terbukti
kebenarannya, karena dalam penelitian ini kepemilikan
institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2017-2018.
4.1.2 Adanya pengaruh antara komisaris independen terhadap
nilai perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai p-value
bahwa Ho ditolak, artinya hipotesis kedua diterima yang
menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2018.
4.1.3 Adanya pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan. hal ini dapat dibuktikan dari nilai p-value
bahwa Ho ditolak, namun dari hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan tidak terbukti
kebenarannya, karena dalam penelitian ini kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2017--2018.
4.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini seperti berikut :
4.2.1 Penelitian ini memiliki keterbatasan pada variabel
independen yang diteliti yaitu kepemilikan institusional,
komisaris independen, dan kepemilikan manajerial.
4.2.2 Dari perusahaan yang awalnya terdapat 104 populasi
penelitian namun hanya 50 perusahaan saja yang memenuhi
kriteria dan dapat digunakan sebagai sampel penelitian.
4.2.3 Penelitian ini hanya menggunakan rentang waktu yang
terbilang masih terlalu singkat yaitu 2 tahun (2017-2018).
4.3 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut :
4.3.1 Bagi perusahaan diharapkan mampu meningkatkan nilai
perusahaan pada setiap tahunnya, agar persepsi investor
terhadap prospek kinerja perusahaan diwaktu yang akan datang
dapat dijalin dengan baik.
4.3.2 Bagi peneliti selanjutnya yaitu disarankan untuk
menambah variabel yang diteliti tidak hanya kepemilikan
institusional, komisaris independen, dan kepemilikan
manajerial saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
4.3.3 Periode waktu yang digunkaan dalam penelitian ini sangat
terbatas, sehingga untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk
menambah periode waktu penelitian yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Azheri, Busyra, 2011, Corporate Social Responbility : Dari Voluntary Menjadi
Mandatory, edisi pertama jilid 1, Jakarta, Rajawali Pers.
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi
VI cetakan ketiga belas, Jakarta, PT Rineka Cipta.
Arlita, Rizki, Hamid Bone, and Agus Iwan Kesuma. (2019), “Pengaruh good Corporate
Governance dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba.” Jurnal FEB
Unmul. http://dx.doi.org/10.29264/jakt.v16i2.6113 .
Chiu, Junmao, Chin-Ho Chen, Chung-Chieh Cheng, and Shih-Chang Hung. (2019),
“Knowledge Capital, CEO Power, and Firm Value: Evidence from the IT
Industry.” The North American Journal of Economics and Finance, August,
101012. https://doi.org/10.1016/j.najef.2019.101012.
Dewi, Laurensia Chintia, and Yeterina Widi Nugrahanti. n.d. (2014), “Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun 2011-2013)",
https://doi.org/10.24002/kinerja.v18i1.518,Vol. 18, No. 1 :64-80.
Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi pertama jilid
pertama, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gusnita, Ella, and Lidya Martha. (2019), “Analisis Struktur Modal dalam Memoderasi
pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan di Indonesia.” Preprint. INA-Rxiv.
https://doi.org/10.31227/osf.io/ueqkz.
Handayani, Ratih. n.d. (2009), “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan." Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 11, No. 3, Hal. 189-207.
Hartono, Rudi. (2017), “Pelaksanaan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada BUMN (Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara IV)." Jurnal
Mercatoria 9 (2): 86, https://doi.org/10.31289/mercatoria.v9i2.432.
I Gede Surya Pratama, Ida Ayu Agung Idawati, dan Ade Ruly Sumartini. (2018),
"Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Keputusan Pendanaan dan Nilai Perusahaan." Jurnal Widya Manajemen Vol. 1,
No. 1, November 2018.” n.d., 20.
Indriantoro, Nur. dan Bambang Supomo, 2014, Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen, edisi pertama cetakan keenam, Yogyakarta, BPFE-
Yogyakarta.
Iqbal, Muhamad. (2018), “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Perencanaan Pajak sebagai
Variabel Moderating." Jurnal Media Studi Ekonomi, Vol.21: 9.
Kurniawan, 2014, Metode Riset untuk Ekonomi & Bisnis Teori, Konsep, dan Praktik
(Dilengkapi Perhitungan Pengolahan Data dengan IBM SPSS 22.0) edisi
pertama, Bandung, Alfabeta Bandung
Listiyowati, Listiyowati, and Iin Indarti. (2019), “Analisis Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Kontruksi yang Terdaftar di BEI
Tahun 2014-2017).” Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora 4 (2): 1–16.
https://doi.org/10.29303/jseh.v4i2.8.
Lumoly, S, S Murni, and V N Untu. (2018), “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan,
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Logam dan
Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal EMBA, Vol. 6, No.
3, pp. 1108-1117..
Mardiyati, Umi, Qothrunnada Qothrunnada, and Destria Kurnianti. (2018), “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Struktur Aktiva,Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Sektor
Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-
2016." JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia 9 (1): 105–24.
https://doi.org/10.21009/JRMSI.009.1.08.
Mariani, Desy. (2018), “Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure, Intellectual
Capital Disclosure, dan Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Pemoderasi (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012 – 2016).” Jurnal Intellectual Capital , Vol. 7, No. 20, Hal.
119-138.
Nuringsih, Kartika. (2005), “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-
1996.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, pp. 103-123.
Poluan, Stevi Jimry, and Arya Aditya Wicaksono. (2019), “Pengaruh Pengungkapan
Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Badan Usaha Milik
Negara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Perioda 2013-2017.” JIM UPB
(Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas Putera Batam) 7 (2): 228.
https://doi.org/10.33884/jimupb.v7i2.1238.
Rivandi, Muhammad. (2018), “Pengaruh Intellectual Capital Disclosure, Kinerja
Keuangan, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan.” Jurnal
Pundi, Vol. 02, No. 01, pp. 41-54.. https://doi.org/10.31575/jp.v2i1.61.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, cetakan keduabelas, Bandung, Alfabeta
Bandung
Sukirni, Dwi. (2012), "Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Teradap Nilai Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010."
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.pp/aaj Vol. 2:2
.
Tannady, Hendy, and Wahyu Eka Munardi. (2015), “Dengan Uji Hipotesis Analysis Of
Variance (Anova) (Studi Kasus: Gerbang TOL Ancol Timur, Jakarta Utara)."
Journal of Industrial Engineering, Vol. 8, No. 1, pp. 26-54. Wedayanthi, Komang
Krisna, and Ni Putu Ayu Darmayanti. n.d. (2016), “Pengaruh Economic Value
Added, Komposisi Dewan Komisaris Independen, dan Return On Assets
Terhadap Nilai Perusahaan." E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6, pp. 3647-
3676.
Widyati, Maria Fransisca, and Kampus Ketintang. n.d. (2013), “Pengaruh Dewan Direksi,
Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Kinerja Keuangan." Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No.
1, pp. 234-249.
Wiyono, 2011, Merancang Penelitian Bisnis, edisi pertama jilid 1, Yogyakarta, STIM
YKPN Yogyakarta.