pengaruh kelainan enzim g6pd terhadap membran sel.docx

9
Pengaruh Kelainan Enzim Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase Terhadap Membran Sel Reynaldi Sanjaya Iskandar 102013274/C1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat(021- 56942061) [email protected] Pendahuluan Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase (G6PD) adalah suatu enzim yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan sel darah merah selain itu juga enzim ini juga mencegah agar sel darah merah tidak mengalami hemolisis. Kelainan enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan dan perombakan sel darah merah menjadi tidak normal dan mudah pecah atau bersifat hemolitik. Hemolisis ini disebabkan oleh defisiensi G6PD yang dapat terulang menjadi infeksi virus atau bakteri akut dan kelainan metabolisme lainnya. Kelainan enzim ini tentu juga menyebabkan rusaknya membran sel darah merah. 1 Membran sel merupakan bagian sel yang terletak pada bagian terluar. Sebagian besar bagian sel ini dimiliki oleh sel organisme eukariotik. Membran sel merupakan pembatas antara 1

Upload: reynaldisanjaya

Post on 12-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kelainan Enzim G6PD Terhadap Membran Sel.docx

Pengaruh Kelainan Enzim Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase Terhadap Membran Sel

Reynaldi Sanjaya Iskandar

102013274/C1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat(021-56942061)

[email protected]

Pendahuluan

Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase (G6PD) adalah suatu enzim yang berperan dalam proses

pembentukan dan perombakan sel darah merah selain itu juga enzim ini juga mencegah agar sel

darah merah tidak mengalami hemolisis. Kelainan enzim G6PD menyebabkan proses

pembentukan dan perombakan sel darah merah menjadi tidak normal dan mudah pecah atau

bersifat hemolitik. Hemolisis ini disebabkan oleh defisiensi G6PD yang dapat terulang menjadi

infeksi virus atau bakteri akut dan kelainan metabolisme lainnya. Kelainan enzim ini tentu juga

menyebabkan rusaknya membran sel darah merah.1

Membran sel merupakan bagian sel yang terletak pada bagian terluar. Sebagian besar

bagian sel ini dimiliki oleh sel organisme eukariotik. Membran sel merupakan pembatas antara

bagian dalam sel dengan lingkungan luarnya. Fungsinya antara lain melindungi isi sel,

pengatur keluar-masuknya molekul-molekul, dan juga reseptor rangsangan dari luar. Namun

membrane sel ini bukan hanya sekedar penyekat pasif, melainkan memiliki kemampuan memilih

bahan-bahan yang melintasinya atau dapat disebut memiliki sifat selektif permeabel. Oleh karena

itu, penulis menuliskan makalah ini dengan tujuan agar pembaca mengetahui pengaruh kelainan

enzim G6PD. Selain itu juga makalah ini dibuat dengan harapan agar pembaca dapat

mempelajari, menjelaskan dan memahami tentang membrane sel baik secara struktur, fungsi, dan

komposisi.2

1

Page 2: Pengaruh Kelainan Enzim G6PD Terhadap Membran Sel.docx

Struktur Membran Plasma

Gambar 1. Membran Sel2

Membran sel adalah selaput tipis dan halus yang menyelubungi sel dan memisahkan sel

dengan lingkungan sekitarnya. Teori mengenai struktur dasar dari membrane sel adalah teori

mozaik cair yaitu yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Berdasarkan

teori ini menyatakan bahwa membran sel terdiri dari protein yang tersusun seperti mozaik

(tersebar) dan masing-masing tersisip di antara dua lapis fosfolipid. Fosfolipid terdiri dari bagian

kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas

bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepala yang pada bagian

dalam dan luar membran.2,3

2

Page 3: Pengaruh Kelainan Enzim G6PD Terhadap Membran Sel.docx

Komposisi Membran Sel

1. Lipid

Lipid yang menyusun membran terdiri atas fosfolipid (rantai asam lemak, gliserol, fosfat,

dan alkohol) dan kolesterol. Fosfolipid mampu membentuk membran karena struktur

molekulernya. Fosfolipid bersifat amfipatik, yaitu memiliki daerah hidrofobik dan daerah

hidrofilik. Fosfolipid yang tebalnya dua molekul. Bilayer seperti ini dapat menjadi suatu batas

stabil antara dua ruangan aquaeous karena susunan molekulernya melindungi bagian hidrofobik

dan membiarkan bagian hidrofiliknya menyentuh cairan. Protein tersebut sebenarnya terdispersi

dan secara individual disisipkan ke daerah bilayer fosfolipid dengan daerah hidrofobik di dalam

dan daerah hidrofilik menghadap cairan.

2. Protein

Membran merupakan suatu mozaik fluida yang terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat.

Protein menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran. Ada dua protein utama membran

yaitu protein integral dan protein periferal. Protein integral adalah protein transmembran dengan

daerah hidrofobik membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah

hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar, yang

biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik berada pada kedua sisi yang

aqueous. Protein periferal tidak tertanam dalam bilayer lipid melainkan terikat longgar pada

permukaan membran.

3. Karbohidrat

Karbohidrat membran memiliki fungsi untuk mengenali satu jenis sel tetangga, yang

menjadi dasar penolakan terhadap sel asing. Karbohidrat pada membran biasanya berbentuk

oligosakarida. Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid (membentuk

glikolipid) dan sebagian besar terikat secara kovalen dengan protein (membentuk glikoprotein).

Molekul dan lokasi yang beragam pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat berfungsi

sebagai penanda yang membedakan sel yang satu dengan yang lainnya.2,4,5

3

Page 4: Pengaruh Kelainan Enzim G6PD Terhadap Membran Sel.docx

Fungsi Membran Sel

Membran plasma sangat penting unuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran sel

anatara lain mempertahankan isi sel, mengatur lalu lintas molekul-molekul, membran plasma

bersifat selektif permeabel artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membrane dan ada

pula yang tidak, sebagai reseptor (pengenal) molekul-molekul khusus seperti hormone metabolit

dan agnesia khas seperti bakteri dan virus, sebagai tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia

seperti pada membrane mitokondria, kloroplas, reticulum endoplasma dan lain-lain, yang

terakhir adalah sebagai reseptor perubahan lingkungan sel seperti perubahan suhu, intensitas

cahaya, dan lain-lain.1

Pemeriksaan G6PD

  Terjadinya hemolisis ditandai dengan demam yang disertai jaundice (kuning) dan pucat

di seluruh tubuh dan mukosa. Urin juga berubah warna menjadi jingga-kecoklatan, ditemukan

tanda syok (nadi cepat dan lemah, frekuensi pernapasan meningkat), dan tanda kelelahan umum.

Penyakit defisiensi G6PD bersifat genetik dan terkait dengan sifat resesif pada kromosom X.

Biasanya hanya ditemukan pada pria pada masa anak-anak, karena wanita umumnya

menjadi carrier (pembawa) atau mengalami defisiensi ringan. Wanita memiliki dua kromosom

X, maka dari itu gejala defisiensi baru tampak nyata apabila kedua kromosom X-nya bersifat

resesif terhadap gen pembawa defisiensi G6PD. Paling sering ditemukan di Afrika, Mediterania,

dan Asia Tenggara.

Pemeriksaan G6PD merupakan pengukuran konsentrasi G6PD dalam darah. G6PD

adalah suatu enzim yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan sel darah merah

dan pencegahan hemolisis pada eritrosit. Kelainan enzim G6PD menyebabkan proses

pembentukan dan perombakan sel darah merah menjadi tidak normal dan mudah pecah

(hemolitik). Hemolisis yang disebabkan defisiensi G6PD dapat terulang menjadi infeksi virus

atau bakteri akut dan kelainan metabolik seperti asidosis.6

4

Page 5: Pengaruh Kelainan Enzim G6PD Terhadap Membran Sel.docx

Kesimpulan

Kelainan enzim Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase (G6PD) menyebabkan rusaknya

membran sel darah merah dan mengganggu fungsi membran sel darah merah. Sehingga proses

pembentukan dan perombakan sel darah merah menjadi tidak normal, sehingga mudah pecah

atau bersifat hemolitik.

5

Page 6: Pengaruh Kelainan Enzim G6PD Terhadap Membran Sel.docx

Daftar Pustaka

1. Sacher RA, Pherson RM. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi ke-11.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008: 47-53.

2. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2010: 116-28.

3. Slonane E. Anatomi dan fisiologi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2012: 36-42.

4. Meliono I, Hayon YP, Poerbasari AS, Syamtasiah I, Suharto. Logika, filsafat ilmu, dan

pancasila. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI; 2012: 9-15.

5. Wibowo W. Berani menulis artikel. Jakarta: Grassindo; 2003: 48-53.

6. Satyo C, Alfred. Dampak teknologi kedokteran modern terhadap budaya kematian dan

kehidupan. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2008: 16-9.

6