pengaruh kecerdasan pada anak

46
1 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL ANAK A. Latar Belakang Di era Globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi masyarakat Indonesia agar mampu mengimbangi kemajuan zaman yang sangat pesat. Undang undang No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan meningkatkan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional”. Tujuan dari proses pembelajaran di perguruan tinggi pada umumnya terfokus pada prestasi akademik yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan nilai akademik merupakan salah satu indikator yang mencerminkan kemampuan mahasiswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi berperan pada pemberian informasi yang faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran yang logis dalam menentukan jawaban yang benar atau salah atas suatu permasalahan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lohr dalam sufnawa (2008) menyebutkan bahwa (IQ) hanya 25% berperan terhadap keberhasilan dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Goleman (2000 : 4) berpendapat bahwa Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ). Konsep dan teori tentang kecerdasan emosional memberikan harapan baru kepada dunia pendidikan yang selama ini lebih berorientasi pada IQ

Upload: azhar-eka-pranata

Post on 06-Jul-2015

485 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

IQ selama ini diyakini sebagai satu-satunya hal yang menentukan keberhasilan masa depan anak. Namun hasil penelitian terbaru dalam bidang psikologi anak menunjukkan bahwa kecerdasan emosi juga sama pentingnya dengan IQ dalam menentukan keberhasilan masa depan anak. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa 60 % dari semua mahasiswa di Inggris bukan karena IQ-nya yang rendah, melainkan karena motif prestasinya yang lemah, yang dalam banyak keadaan lebih kuat pengaruhnya terhadap prestasi (Supriadi, 1997: 8). Surya (1979) dalam penelitiannya menghasilkan temuan bahwa faktor-faktor non-intelektual mempunyai kontribusi yang besar terhadap timbulnya gejala berprestasi kurang. Faktor non-intelektual tersebut antara lain sikap dan kebiasaan belajar, motif berprestasi, minat belajar, kekurangmatangan, ketergantungan,pengalaman masa kecil, kualitas hidup keluarga, dan hubungan sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh kecerdasan pada anak

1

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL ANAK

A. Latar Belakang

Di era Globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi

masyarakat Indonesia agar mampu mengimbangi kemajuan zaman yang sangat

pesat. Undang – undang No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa

Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan meningkatkan

martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional”.

Tujuan dari proses pembelajaran di perguruan tinggi pada umumnya

terfokus pada prestasi akademik yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan nilai

akademik merupakan salah satu indikator yang mencerminkan kemampuan

mahasiswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi berperan pada

pemberian informasi yang faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran

yang logis dalam menentukan jawaban yang benar atau salah atas suatu

permasalahan.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lohr dalam sufnawa (2008)

menyebutkan bahwa (IQ) hanya 25% berperan terhadap keberhasilan dan sisanya

ditentukan oleh faktor lain. Goleman (2000 : 4) berpendapat bahwa Kecerdasan

intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah

sumbangan faktor kekuatan – kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan

emosional (EQ). Konsep dan teori tentang kecerdasan emosional memberikan

harapan baru kepada dunia pendidikan yang selama ini lebih berorientasi pada IQ

Page 2: Pengaruh kecerdasan pada anak

2

(Intelligence Quotient) sebagai sesuatu yang bersifat pembawaan, tetap atau tidak

bisa dikembangkan tetapi menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Dengan

mengelola kecerdasan emosional dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya siswa

yang memilki IQ tinggi yang dapat berhasil dalam belajar namun siswa yang

memiliki IQ rendah juga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi pula.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak

dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata

pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling

melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar

siswa di sekolah (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu

mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami

siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa.

Goleman menyatakan bahwa khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki

kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak

beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung

sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan

rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi

sumber masalah. Karena, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan

emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala,

sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka

dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi

sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi.

Page 3: Pengaruh kecerdasan pada anak

3

Proses belajar mengajar di perguruan tinggi dalam berbagai aspeknya

sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional

ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk

mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri,

kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan

mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati

yang relatif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan oranga lain. Hal ini

diperkuat dengan pendapat Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) yang membagi EQ

menjadi lima yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,

memotivasi diri, mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain

(empati).Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam

mencapai tujuan dan cita-citanya.

Kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual masih belum cukup

dalam menentukan kesuksesan seseorang, tetapi juga harus didukung oleh faktor–

faktor lain, diantaranya adalah minat belajar. Seseorang yang memiliki minat

belajar akan memiliki keinginan, perhatian dan cita-cita. Oleh karena itu minat

merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan

baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah

laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan

memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh Nasution

(2007:58) bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Seseorang

yang malas, tidak belajar,dan gagal dalam meraih hasil dan prestasi disebabkan

karena tidak ada minat. IQ selama ini diyakini sebagai satu-satunya hal yang

Page 4: Pengaruh kecerdasan pada anak

4

menentukan keberhasilan masa depan anak. Namun hasil penelitian terbaru dalam

bidang psikologi anak menunjukkan bahwa kecerdasan emosi juga sama pentingnya

dengan IQ dalam menentukan keberhasilan masa depan anak. Pengalaman empiris

menunjukkan bahwa 60 % dari semua mahasiswa di Inggris bukan karena IQ-nya

yang rendah, melainkan karena motif prestasinya yang lemah, yang dalam banyak

keadaan lebih kuat pengaruhnya terhadap prestasi (Supriadi, 1997: 8). Surya (1979)

dalam penelitiannya menghasilkan temuan bahwa faktor-faktor non-intelektual

mempunyai kontribusi yang besar terhadap timbulnya gejala berprestasi kurang.

Faktor non-intelektual tersebut antara lain sikap dan kebiasaan belajar, motif

berprestasi, minat belajar, kekurangmatangan, ketergantungan,pengalaman masa

kecil, kualitas hidup keluarga, dan hubungan sosial

Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari

memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan senang, ada

rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak diminati, dan partisipasi

pada kegiatan. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian yang besar

terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan seseorang tersebut akan

tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Seperti yang diungkapkan

oleh Efendi dan Praja (2004:122) belajar dengan minat akan lebih baik daripada

belajar tanpa minat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Muhibbin Syah (2003:136)

minat besar sekali pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, karna ada daya tarik

baginya.

Berdasarakan pendapat dan teori - teori yang tersebut diatas, maka

disimpulkan bahwa keberhasilan dan kesuksesan seseorang dalam meraih hasil

belajar yang optimal tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual

Page 5: Pengaruh kecerdasan pada anak

5

melainkan ada faktor lain yang mrmiliki pengaruh besar, salah satunya adalah

kecerdasan emosional (EQ) dan minat belajar. Kedua faktor tersebut menurut

Goleman (2000 : 4) dan Lohr dalam sufnawa (2008)s mampu memperkuat

seseorang dalam menggerakkan dan meningkatkan kemampuan – kemampuan

intelegensi yang ada dalam diri seseorang dengan tujuan seseorang tersebut dapat

meraih hasil belajar yang maksimal.

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai aktivitas dari suatu

proses interaksi tindak pengajar dan tindak belajar yang dapat diukur dengan

teknik – teknik penilaian tertentu oleh pendidik. Sudjana (2004 : 22) mengatakan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkatan pengetahuan yang dicapai

seseorang terhadap materi yang diterima ketika mengikuti dan mengerjakan tugas

dan kegiatan pembelajaran.

Program studi pendidikan ekonomi akuntansi mengajarkan mahasiswa

mata perkuliahan mengenai dasar – dasar akuntansi, tujuan akuntansi, hingga

penyusunan laporan keuangan. Pengetahuan tentang dasar – dasar akuntansi

keuangan merupakan langkah awal yang harus dipelajari dan dikuasai oleh

mahasiswa untuk dapat memahami lebih lanjut materi penyusunan laporan

keuangan. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, selain kemampuan

intelektual mahasiswa akuntansi juga harus memliki minat belajar dan mampu

mengendalikan emosional, karena materi pendidikan akuntansi tidak hanya

memfokuskan pada hasil perhitungan semata, namun juga memerlukan

Page 6: Pengaruh kecerdasan pada anak

6

kemampuan logika berpikir, ketekunan dan pengendalian emosi. Hal ini karena

lulusan pendidikan akuntansi akan mampu menyampaikan ilmu yang dimikinya

kepada peserta didik dimasa depan secara maksimal.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Rachman (2011) didapatkan

hasil bahwa kecerdasan emosional dan minat belajar siswa berpengaruh signifikan

terhadap hasil belajar. Kemudian Kristina (2006) yang mendapakan hasil dari

penelitiannya yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan

spiritual (SQ) dan minat belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar siswa. Lianita (2013) dalam skripsinya pengaruh kecerdasan emosional

terhadap hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa kecerdasan emosional

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.

Penelitian racmhan dan kristina menjadikan siswa sebagai objek

penelitiannya, dimana kita ketahui bahwa EQ siswa masih belum bisa diukur

dengan baik dikarenakan sifat siswa yang masih labil dan belum mampu

mengendalikan EQ nya, sehingga hasil penelitian tersebut dirasakan masih belum

baik. Penelitian yang dilakukan oleh Kristina yang menggabungkan EQ dan SQ,

dimana para siswa belum dapat membedakan antara EQ dan SQ sehingga hasil

yang didapat tentu masih belum bisa membuktikan secara baik apakan EQ atau

SQ yang benar-benar berpengaruh terhadap hasil belajar. Penelitian yang hampir

mendekati yaitu penelitian yang dilakukan oleh lianita, akan tetapi penelitian

tersebut hanya menjadikan kecerdasan emosional sebagai variabelnya sedangkan

penelitian yang akan dilakukan saat ini menjadikan kecerdasan emosional dan

Page 7: Pengaruh kecerdasan pada anak

7

minat belajar sebagai variabel, diharapkan keduanya dapat secara bersama – sama

berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

Pada hakekatnya mahasiswa bukan tidak cerdas namun secara emosi

maupun secara keyakinan mereka kurang bisa mengendalikan diri dengan baik

apalagi dalam hal self confidence (kepercayaan pada diri sendiri). Mereka tidak

percaya pada diri sendiri baik dalam proses pembelajaran ataupun ujian, mereka

cenderung lebih lebih suka mengeluh dan banyak bertanya pada saat ujian

maupun pada saat praktek. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh oleh para

mahasiswa yang telah mempelajari dasar – dasar akuntansi keuangan masih

relative rendah. Dari hasil pengamatan sebelumnya hanya 10% mahasiswa yang

mendapat nilai baik. Ini dikarenakan masih banyak mahasiswa yang tidak focus

saat proses pembelajaran dasar – dasar akuntansi keuangan, mereka beralasan

karena adanya perasaaan gelisah yang tidak beralasan, sehingga sering

mengakibatkan mahasiswa tidak memperhatikan dosen saat belajar.

Disamping itu, kemampuan mahasiswa dalam menumbuhkan keinginan

belajar untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi juga masih sangat kurang.

Para mahasiswa juga memilki sifat acuh baik dengan dosen maupun kepada

sesama mahasiswa dan cenderung mengabaikan pendapat sesama mahasiswa.

Kurangnya rasa empati diantara sesama mahasiswa sehingga saat diadakan diskusi

kelas banyak mahasiswa yang tidak menyimak dan cenderung bercerita dengan

mahasiswa lainnya sehingga keaktifan belajar hanya didominasi oleh beberapa

mahasiswa. Adapula mahasiswa yang hanya datang, duduk dan diam dalam kelas

tanpa memilki minat dan semangat belajar mereka cenderung mengabaikan

Page 8: Pengaruh kecerdasan pada anak

8

pelajaran dikarenakan tidak paham akan materi yang diajarkan sehingga mereka

tidak mampu untuk menghadapi kesulitan belajarnya. Selain itu ada juga

mahasiswa yang cenderung menarik diri serta pasif saat pembelajaran dan juga

dalam pergaulan sesama mahasiswa, sehingga saat diadakannya diskusi kelompok

mereka tidak mampu berkomunikasi dengan kelompok diskusi lain penilaian tidak

hanya dari hasil tertulis melainkan nilai dari keaktifan proses belajar dalam kelas.

Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian yang terkait dengan kecerdaan

emosional (EQ) dan minat belajar perlu dilakukan sdengan diharapkan EQ dan

Minat Belajar dapat bersinergi dan saling menunjang mahasiswa untuk

mempertahankan dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Bersinerginya antara

kemampuan intelektual, manajemen emosi dan kemauan serta minat belajar maka

mahasiswa akan lebih dapat memaknai keberhasilan & kestabilan prestasi.

Berdasarkan pada latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dalam penelitian

ini diambil judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar

Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada matari Dasar – dasar Akuntansi

Keuangan di FKIP-UIR Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ada banyak permasalah yang muncul dan

dapat diungkapkan dari Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar Terhadap

Hasil Belajar Mahasiswa pada mata kuliah Dasar – dasar Akuntansi Keuangan di

FKIP-UIR Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari :

1. Tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran hanya

didominasi oleh beberapa orang mahasiswa saja.

Page 9: Pengaruh kecerdasan pada anak

9

2. Kurangnya hubungan sesama mahassiswa sehingga Kerjasama dalam

kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan masih

belum maksimal.

3. Kurangnya perhatian mahasiswa dalam memperhatikan dan menyimak

dosen saat memberikan materi pembelajaran.

4. Kemampuan mahasiswa dalam menumbuhkan keinginan belajar untuk

memperoleh hasil belajar yang tinggi masih sangat kurang.

5. Banyaknya mahasiswa yang hanya datang, duduk dan diam dalam kelas

tanpa memilki semangat belajar mereka cenderung mengabaikan

pelajaran.

6. Kurangnya kepercayaan pada diri sendiri dalam proses pembelajaran

dikelas dan saat ujian.

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam

belajar, maka perlu dilakukan pembatasan masalah untuk tercapainya tujuan

penelitian. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Kecerdasan Emosional (EQ) meliputi mengenali diri, mengelola emosi,

memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan

dengan orang lain

2. Minat Belajar meliputi

3. Hasil belajar mahasiswa yang dipakai adalah Nilai Tes pada Materi

Dasar – dasar Akuntansi yang diujikan pada Mahasiswa Jurusan

Page 10: Pengaruh kecerdasan pada anak

10

Pendidikan Ekonomi Akuntansi semester III Tahun Ajaran 2013/2014

FKIP UIR Pekanbaru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar

terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada matteri Dasar – dasar Akuntansi

Keuangan di FKIP-UIR Pekanbaru Th. 2013/2014 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui “Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar

terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada materi Dasar – dasar Akuntansi Keuangan

di FKIP-UIR Pekanbaru Th. 2013/2014

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan acuan untuk mengembangkan

penelitian yang terkait dengan masalah Kecerdasan Emosional dan Minat

Belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar, sehingga dapat menambah

dan memperluas ilmu yang dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Mahasiswa

Page 11: Pengaruh kecerdasan pada anak

11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

bagi mahasiswa dan dapat memberikan motivasi yang kuat untuk bisa

belajar secara mandiri.

b. Bagi Dosen

Diharapkan penelitian ini mampu menjadi salah satu referensi bagi

dosen agar dapat menyampaikan bahan ajar yang bisa membangkitkan

kecerdasan emosional mahasiswa dan juga menumbuhkan minat belajar

mahasiswa .

c. Bagi Universitas

Menjadi kajian bagi Universitas sebagai salah satu sumber informasi

ilmiah yang terkait pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar

mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa dalam menyerap ilmu

pengetahuan di tingkat pendidikan tinggi serta dapat digunakan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

G. Defenisi Operasional

Definisi Operasional Untuk memperjelas, menyamakan persepsi atas istilah

guna menghindari penafsiran yang berbeda pada variable penelitian, maka dalam

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kecerdasan Emosional (EQ) adalah suatu kemampuan seseorang untuk

memahami diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan perasaannya

untuk dapat memandu pikiran dan tindakannya yang dapat diukur melalui

kemampuassn mengenal diri (kesadaran diri), kemampuan mengelola emosi

Page 12: Pengaruh kecerdasan pada anak

12

(penguasaan diri), kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengendalikan

emosi orang lain, kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).

2. Minat Belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus menerus yang berkaitan dengan perasaan

senang terhadap apa yang telah diperoleh yang dapat diukur melalui

perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan sikap

pengajar yang menarik, sertamanfaat dan fungsi mata pelajaran.

4. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu proses

interaksi tindak pengajar dan tindak belajar yang dapat diukur dengan

teknik – teknik penilaian tertentu oleh pendidik. Dalam hal ini adalah Nilai

Tes pada materi dasar – dasar Akuntansi yang diujikan kepada Mahasiswa

semester III Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi Tahun Ajaran

2013/2014 FKIP UIR Pekanbaru.

Page 13: Pengaruh kecerdasan pada anak

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Belajar

Belajar menurut istilah adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya

mendapatkan kepandaian”. Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh

Slameto (2003) secara psikologis “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri.

Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan maka bermunculan

pula berbagai macam teori tentang belajar. Wasty (2006) mengelompokkan teori

belajar menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Teori Belajar Behavioristik

Yaitu, tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau

penguatan (reinforcement) dari lingkungan.

2. Teori Belajar Kognitif

Yaitu, tingkah laku seseorang didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan

mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.

3. Teori Belajar Humanistik

Teori ini lebih menekankan pada masalah bagaimana tiap-tiap individu

dipengaruhi dan dibimbing oleh pengalaman mereka sendiri.

Page 14: Pengaruh kecerdasan pada anak

14

B. Hasil Belajar

Sudjana (2004 : 22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dua

konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik terpadu

dalam satu kegiatan di antara keduannya itu terjadi interaksi dengan pendidik.

Kemampuan yang dimiliki peserta didik dari proses belajar mengajar saja harus

bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya

intervensi orang lain sebagai pengajar.

Dengan demikian hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari

pengajar. Horwart Kingsley (dalam Sudjana, 2004:22) membagi tiga macam hasil

belajar mengajar:

1. keterampilan dan kebiasaan

2. pengetahuan dan pengarahan

3. sikap dan cita-cita.

Sutrisno (2008:25) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan

gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan

yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban

benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai aktivitas dari suatu proses interaksi

tindak pengajar dan tindak belajar yang dapat diukur dengan teknik – teknik

penilaian tertentu oleh pendidik.

Page 15: Pengaruh kecerdasan pada anak

15

C. Dasar – Dasar Akuntansi

Defenisi akuntansi ditinjau dari sudut pemakai adalah suatu disiplin

yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan

secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi,

informasi yang dihasilakn diperlukan untuk membuat perencanaan yang

efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh pimpinan organisasi.

Sedangkan defenisi akuntansi ditinjau dari proses kegiatan adalah sebagai

proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan

penganalisasian data keuangan suatu organisasi.

Dasar – dasar akuntansi adalah materi yang mempelajari mengenai

tentang konsep dasar penyusunan laporan akuntansi yang mencangkup

ruang lingkup akuntansi serta penjabarannya, fungsi akuntansi sampai

dengan penyusunan pembuatan laporan keuangan. Hakekatnya materi ini

merupakan langkah awal bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari

metode penyususnan laporan keuangan lebih lanjut.

D. Kecedasan Emosional

Definisi keberhasilan hidup tidak hanya dipengaruhi oleh IQ,

pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain di luar

kecerdasan intelektual (IQ) seperti bakat, ketajaman sosial, hubungan sosial,

kematangan emosi dan lain-lain yang harus dikembangkan juga. Kecerdasan yang

dimaksud adalah kecerdasan emosional (EQ) (Melandy dan Aziza, 2006).

Kecerdasan emosional petama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog

bernama Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of

Page 16: Pengaruh kecerdasan pada anak

16

New Hampshire Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang

tampaknya penting bagi keberhasilan.

Salovey dan Mayer (1990) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan

untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan

perasaan secara mendalam sehingga dapat membantu perkembangan emosi dan

intelektual. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kecerdasan emosi menuntut seseorang

untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta

menanggapinya dengan tepat dan menerapkan secara efektif energi emosi dalam

kehidupan sehari-hari.

Goleman (2000 : 4) berpendapat bahwa Kecerdasan intelektual (IQ)

hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan

faktor kekuatan – kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ).

Proses belajar mengajar di perguruan tinggi dalam berbagai aspeknya sangat

berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini

mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk

mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri,

kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan

mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati

yang relatif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan oranga lain. Hal ini

diperkuat dengan pendapat Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) yang membagi EQ

menjadi lima yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,

memotivasi diri, mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain

Page 17: Pengaruh kecerdasan pada anak

17

(empati).Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam

mencapai tujuan dan cita-citanya.

Dari beberapa pendapat yang dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri

sendiri dan orang lain, dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan

dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

1. Komponen Kecerdasan Emosional

Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) membagi kecerdasan emosional

menjasdi lima bagian yaitu tiga komponen berupa kompetensi emosional

(yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,

memotivasi diri) dan dua komponen berupa kompetensi sosial

(mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain

(empati). Lima komponen kecerdasan emosional tersebut adalah sebagai

berikut:

a. kemampuan mengenal diri / Pengenalan Diri (Self Awareness)

Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui

perasaan dalam dirinya dan digunakan untuk membuat keputusan bagi

diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri

dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsur-unsur kesadaran diri,

yaitu:

(1) Kesadaran emosi (emosional awareness), yaitu mengenali

emosinya sendiri dan efeknya

Page 18: Pengaruh kecerdasan pada anak

18

(2) Penilaian diri secara teliti (accurate self awareness), yaitu

mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.

(3) Percaya diri (self confidence), yaitu keyakinan tentang harga diri

dan kemampuan sendiri.

b. Mengelola emosi Pengendalian /s Diri (Self Regulation)

Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri

sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap

kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu

sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi. Unsur-unsur

pengendalian diri, yaitu:

(1) Kendali diri (self-control), yaitu mengelola emosi dan desakan

hati yang merusak.

(2) Sifat dapat dipercaya (trustworthiness), yaitu memelihara norma

kejujuran dan integritas.

(3) Kehati-hatian (conscientiousness), yaitu bertanggung jawab atas

kinerja pribadi.

(4) Adaptabilitas (adaptability), yaitu keluwesan dalam menghadapi

perubahan.

c. Motivasi diri (Motivation)

Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat

dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan

yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara

efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu:

Page 19: Pengaruh kecerdasan pada anak

19

(1) Dorongan prestasi (achievement drive), yaitu dorongan untuk

menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.

(2) Komitmen (commitmen), yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran

kelompok atau lembaga.

(3) Inisiatif (initiative), yaitu kesiapan untuk memanfaatkan

kesempatan.

(4) Optimisme (optimisme), yaitu kegigihan dalam memperjuangkan

sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

d. Berhubungan dengan orang lain (empati(

Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang

lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan

hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan

berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu:

(1) Memahami orang lain (understanding others), yaitu mengindra

perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif

terhadap kepentingan mereka.

(2) Mengembangkan orang lain (developing other), yaitu merasakan

kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan

kemampuan orang lain.

(3) Memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), yaitu

menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-

macam orang.

Page 20: Pengaruh kecerdasan pada anak

20

e. Mengendalikan emosi orang lain / Ketrampilan Sosial (Social Skills)

Ketrampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan

baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi,

memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan

bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur ketrampilan sosial, yaitu:

(1) Pengaruh (influence), yaitu memiliki taktik untuk melakukan

persuasi.

(2) Komunikasi (communication), yaitu mengirim pesan yang jelas dan

meyakinkan.

(3) Manajemen konflik (conflict management), yaitu negoisasi dan

pemecahan silang pendapat.

(4) Kepemimpinan (leadership), yaitu membangitkan inspirasi dan

memandu kelompok dan orang lain.

E. Minat Belajar Mahasiswa

1. Pengertian Minat

. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian yang besar

terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan seseorang tersebut

akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Seperti yang

diungkapkan oleh Efendi dan Praja (2004:122) belajar dengan minat akan

lebih baik daripada belajar tanpa minat.

Sedangkan menurut Bimo Walgito (1981: 38) minat adalah suatu

keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan

disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun

Page 21: Pengaruh kecerdasan pada anak

21

membuktikan lebih lanjut, Minat mempunyai hubungan yang erat dengan

dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan

untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang

yang berminat pada suatu obyek maka akan cenderung merasa senang bila

berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan

memperhatikan perhatian yang besar terhadap obyek. Perhatian yang

diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan

mempelajari obyek tersebut.

Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat

dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang

ada di lingkungan secara berkelompok. Di dalam kelompok tersebut terjadi

suatu interaksi antar siswa yang juga dapat menumbuhkan minat terhadap

kegiatan tersebut.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada seseorang akan suatu obyek atau hal tertentu tidak akan

muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam diri individu. Minat dapat

timbul pada diri seseorang melalui proses yaitu adanya perhatian dan

interaksi dengan lingkungan maka minat tersebut dapat berkembang.

Menurut Crow and Crow yang dikutip (Dimyati Mahmud, 2001:56)

yang menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat

seseorang yaitu: (1) faktor dorongan yang berasal dari dalam (2) faktor

motif social (3) faktor emosional.

Slameto (2010 : 180) menyatakan minat dapat diukur dengan :

Page 22: Pengaruh kecerdasan pada anak

22

a. Memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari

b. Ada rasa suka dan senang

c. Ada rasa keterikatan

d. Lsebih menyukai dari pada yang tidak diminati

e. Dan partisipasi pada kegiatan

F. Keterkaitan antara Variabel

1. Keterkaitan antara Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar Mahasiswa

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lohr dalam sufnawa

(2008) menyebutkan bahwa (IQ) hanya 25% berperan terhadap

keberhasilan dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Goleman (2000 : 4)

berpendapat bahwa Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%

bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan –

kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ). Proses

belajar mengajar di perguruan tinggi dalam berbagai aspeknya sangat

berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa.

Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa

tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan

untuk memotivasi dirinya sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam

menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda

kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang relatif, serta mampu

berempati dan bekerja sama dengan oranga lain. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) yang membagi EQ menjadi

lima yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,

Page 23: Pengaruh kecerdasan pada anak

23

memotivasi diri, mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan

orang lain (empati). Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang

mahasiswa dalam mencapai hasi belajar yang maksimal sehingga dapat

mencapai tujuan dan cita – citanya.

Berdasarkan pendapat yang diuraikan diatas disimpulkan bahwa

mahasiswas yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang baik dapat

mengekspresikan dan menggunakan keterampilan – keterampilan yang

dimilikinya secara baik pula, sehingga mampu untuk mencapai tujuan dan

hasil belajar yang maksimal.

2. Keterkaitan antara Minat Belajar Mahasiswa dan Hasil Belajar

Mahasiswa

Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari

memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan

senang, ada rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak

diminati, dan partisipasi pada kegiatan. Bila seseorang tidak memiliki

minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit

diharapkan seseorang tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik

dari belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Efendi dan Praja

(2004:122) belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa

minat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Muhibbin Syah (2003:136)

minat besar sekali pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, karna ada daya

tarik baginya, dengan daya tarik tersebut maka aktivitas belajar akan

Page 24: Pengaruh kecerdasan pada anak

24

berjalan dengan baik dan terarah sehingga memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

Berdasarakan pendapat dan teori - teori yang tersebut diatas, maka

disimpulkan bahwa salah satu faktor dalam keberhasilan dan kesuksesan

seseorang dalam meraih hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh minat

belajar. Minat belajar diduga mampu memperkuat seseorang dalam

menggerakkan dan meningkatkan kemampuan – kemampuan intelegensi

yang ada dalam diri seseorang dengan tujuan seseorang tersebut dapat

meraih hasil belajar yang maksimal.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Rachman (2011) yang meneliti Pengaruh Kecerdasan emosional dan

minat belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Nuruliman

didapatkan hasil bahwa kecerdasan emosional dan minat belajar siswa

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar.

2. Kristina (2006) dalam skripsinya “Pengaruh Kecerdasan Emosional

(EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Minat belajar Terhadap hasil

Belajar Siswa SMPN 4 Malang, kesimpulan dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual

(SQ) dan minat belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar siswa.

3. Lianita (2013) dalam skripsinya pengaruh kecerdasan emosional

terhadap hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa kecerdasan

emosional berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.

Page 25: Pengaruh kecerdasan pada anak

25

H. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan teori dan latar belakang permasalahan yang akan

diteliti dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Sesuai dengan variable yang dibahas yaitu variabel X dan Y, dimana

variabel X1 dan X2 merupakan variabel bebas, dan variabel Y merupakan variabel

terikat.

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

s

Kecerdasan Emosional /

EQ (X1)

Hasil Belajar

(Y)Minat Belajar

(X2)

Page 26: Pengaruh kecerdasan pada anak

26

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang serta rumusan masalah yang

telah diuraikan peneliti sebelumnya sebagai jawaban sementara dari penelitian ini

dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan

antara kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa

semester III pada materi dasar – dasar akuntansi di FKIP – UIR Pekanbaru T.A

2013/2014

.

Page 27: Pengaruh kecerdasan pada anak

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksplanatif, merupakan

penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan menguji atau

memberikan eksplanasi terhadap hubungan antar variabel melalui pengujian

hipotesis. Penelitian ini nerupakan representasi dari karakteristik dasar dari

penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional

dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada materi dasar – dasar

akuntansi dengan cara mengumpulkan data melalui angket yang menggunakan

indikator – indikator kecerdasan emosional dan minat belajar.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semeter III program studi

pendidikan ekonomi akuntansi FKIP-UIR tahun ajaran 2013/2014 yang akan

dilaksanakan pada bulan desember 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130), populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasipenelitian

Page 28: Pengaruh kecerdasan pada anak

28

adalah seluruh mahasiswa semester III program studi pendidikan ekonomi

akuntansi FKIP-UIR tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 120 orang

yang terdiri dari 4 kelas.

Tabel 3.1 Gambaran Populasi

No Kelas Jumlah Populasi

1 III Akuntansi A 35

2 III Akuntansi B 26

3 III Akuntansi C 33

4 III Akuntansi D 30

Jumlah 124

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari

populasi, sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel

dapat digeneralisasikan pada populasi. Menurut Slovin (1960) formula

untuk menentukan ukuran sampel suatu populasi adalah :

n = N/N(d)2 + 1

keterangan :

n = sampel

N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Page 29: Pengaruh kecerdasan pada anak

29

Jumlah populasi ada 120 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah

5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

N = 124 / 124 (0,05)2 + 1 = 94,65 dibulatkan 95

Tabel 3.2 Penyebaran Sampel

Kelas Proporsi Samper setiap Kelas Jumlah Sampel

A35124 95 27

B26124 95 20

C33124 95 25

D30124 95 23

Total 95

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket yang terdiri dari

variable kecerdasan emosional dan variable minat belajar mahasiswa. Untuk

mengukur variable tersebut digunakan indikator – indikator sebagai berikut :

1. Kecerdasan emosional

Goleman (2002 : 57) membagi EQ menjadi lima yaitu kemampuan

mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi diri, memotivasi diri,

mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain (empati).

Page 30: Pengaruh kecerdasan pada anak

30

2. Minat Belajar

Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari

memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan

senang, ada rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak

diminati, dan partisipasi pada kegiatan.

Dari indikator - indikator yang tersebut diatas disusun pernyataan –

pernyataan dengan menggunakan pola skala likert yang terdiri dari lima kategori

yaitu Sangat Sesuai (SS), Setuju (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai

(STS). Menurut Sugiyono (2008:94) diberikan skor sebagai berikut :

Tabel 3.3 Bobot Item Pertanyaan

Kategori Bobot

Sangat Sesuai (SS) 4

Sesuai (S) 3

Tidak Sesuai (TS) 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1

Page 31: Pengaruh kecerdasan pada anak

31

Tabel 3.4

Kisi – kisi angket Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar mahasiswa

terhadap hasil belajar materi dasar – dasar akuntansi

No. Aspek Kecerdasan Emosional

Pernyataan Jumlah

Positif Negatif

1. Kemampuan untuk mengenali

emosi diri

23, 41, 47,

52, 54, 60

6, 17, 37,

38, 42, 48

12

2. Kemampuan untuk mengelola

emosi diri

2, 22, 27,

50, 51, 56

3, 7, 10, 19,

36, 44

12

Page 32: Pengaruh kecerdasan pada anak

32

3. Kemampuan untuk memotivasi

diri sendiri

11, 13, 18,

24, 53, 58

4, 5, 30, 32,

35, 43

12

4. Kemampuan untuk mengenali

emosi orang lain

9, 15, 20,

21, 49, 55

1, 8, 12, 31,

34, 39

12

5. Kemampuan untuk membina

hubungan

16, 28, 29,

33, 45, 59

14, 25, 26,

40, 46, 57

12

JUMLAH 30 30 60

Sumber : Goleman (2002 : 57)

Tabel 3.5

Kisi – kisi angket Minat Belajar mahasiswa terhadap hasil belajar materi dasar –

dasar akuntansi

No. Aspek Minat Belajar

Pernyataan Jumlah

Positif Negatif

Page 33: Pengaruh kecerdasan pada anak

33

1. Kecendrungan memperhatikan

dan mengenang apa yang

dipelajari

1, 3 dan 4 2 4

2. Rasa suka dan senang 6 dan 8 5 dan 7 4

3. Rasa Ketertarikan 9 dan 10 11, 12 dan

13

5

4. Lebih menyukai dari yang tidak

diminati

14, 16 dan

17

15, 16 dan

19

5

5. Partisipasi pada kegiatan 21 dan 22 18, 20,23

dan 24

5

JUMLAH 12 12 24

Slameto (2010 : 180)

E. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2003:31), variabel penelitian adalah sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

penelitian ini variabelnya antara lain :

a. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah

(X1) : Kecerdasan Emosional (EQ)

Page 34: Pengaruh kecerdasan pada anak

34

Untuk mengukur Kecerdasan emosional (EQ) digunakan angket yang

terdiri dari lima indikator terhadap mahasiswa semester III jurusan

pendidikan ekonomi akuntansi FKIP-UIR

(X2) : Minat Belajar

Untuk mengukur minat belajar digunakan angket yang terdiri dari

lima indikator terhadap mahasiswa semester III jurusan pendidikan

ekonomi akuntansi FKIP-UIR

b. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen adalah

(Y1) : Hasil belajar

Hasil belajar mahasiswa diperoleh dari pemberian test kepada

mahasiswa semester III mengenai materi dasar – dasar akuntansi.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Penggunaan Kuesioner atau Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya pada

responden). Dalam penelitian ini angket yang disebarkan adalah angket

milik dari Solovey (Goleman, 2002 : 57 – 59).s

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan cara langsung

menemui responden dengan memberikan seperangkat angket dan

responden langsung mengisinya. Jenis angket tersebut merupakan angket

tertutup yaitu angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban

Page 35: Pengaruh kecerdasan pada anak

35

lengkap sehingga responden hanya tinggal memilih tanda pada jawaban

yang dipilih.

2. Penggunaan Tes

Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada satu orang atau kelompok.

Penggunaan tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

penguasaan mahasiswa terhadap satu bidang studi yaitu materi dasar –

dasar akuntansi yang telah dipelajari sebelumnya. Tes diberikan berupa

25 butir soal objektif dengan kisaran waktu 15 menit.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda, regresi berganda digunakan untuk mencari data ada tidaknya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut sugiyono (2009:267)

analisis rumus perhitungan regresi berganda yaitu :

Y= a+b1X1+b2X2

Ket : Y = Hasil Belajar

a = Konstanta

b1 & b2 = Koefisien Regresi

X1 = Kecerdasan Emosional

X2 = Minat Belajar

Page 36: Pengaruh kecerdasan pada anak

36

Hasil persamaan regresi berganda tersebut kemudian di analisis dengan

menggunakan uji normalitas, uji multikolineritas, uji F dan analisis koefesien

determinasi berganda.

1. Uji Prasyarat

a. Uji normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

variable independen dan variable dependen dari suatu regresi memiliki

distribusi data yang normal / mendekati normal.

Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho = Data berdistribusi normal

Ha = Data tidak berdistribusi normal

Jika nilai probabilitas (sig) > α, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan

jika nilai probabilitas (sig) < α. Maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dalam penelitian ini taraf signifikan (α) yang digunakan yaitu sebesar

0,05. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan program

SPSS for Windows 16.

b. Uji Multikolinearitas

Page 37: Pengaruh kecerdasan pada anak

37

Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas.

Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak Terdapat Multikolinieritas

Ha : Terdapat Multikolinieritas

Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya gejala multikolinearitas

menurut haryadi surjandi (2011) dapat dilihat dari nilai VIF :

Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas

diantara variable bebas

Jika nilai VIF >10 maka terjadi gejala multikolinearitas diantara

variable bebas

Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan program

SPSS for Windows 16.

c. Uji Linieritas

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara

dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel

dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

Page 38: Pengaruh kecerdasan pada anak

38

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Formula perhitunagnnya yaitu :

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Keterangan :

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X1 dan X2 = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun

penurunan)

2. Uji Regresi Berganda

Page 39: Pengaruh kecerdasan pada anak

39

Uji regresi berganda yaitu suatu alat analisis peramalan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal

antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat.

Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan

minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada materi dasar –

dasar akuntansi

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan minat

belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada materi dasar – dasar

akuntansi

Adapun kaidah pengujian signifikansinya adalah sebagai berikut :

Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai probabilitas Sig (0,05 > Sig),

maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai probabilitas Sig (0,05 < Sig),

maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Uji analisis berganda dapat dihitung dengan computer menggunakan

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows 16.

Page 40: Pengaruh kecerdasan pada anak

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran dan objek penelitian

1. Sejarah singkat FKIP UIR

Kelahiran Fakuktas dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau

(UIR) dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat (khususnya masyarakat di

provinsi Riau) untuk berperan aktif membantu pemerintah dalam

menyelenggarakan pembangunan, khususnya disektor pendidikan tinggi bidang

ilmu kependidikan dan keguruan. Itikad yang mulia ini akhirnya terwujud dan

waktu yang relatif singkat melalui tiga periodesasi upaya yang ditempuh oleh

pihak UIR dan Yayasan dan Lembaga Pendidikan (YLPI) Daerah Riau.

Pertama, pembentukan tim perumus dan mengadakan kelayakan,

kemudian dilanjutkan dengan menyusun proposal. Kegiatan ini diselenggarakan

berdasarkan SK Rektor UIR Nomor 11/UIR/Kpts/82 tanggal 25 Maret 1982.

Upaya periode pertama ini memerlukan waktu sekitar sebulan.

Kedua, pada akhir bulan april 1982 dikirim ke kopertis wilayah 1 di

medan. Sekitar satu bulan setelah pengiriman proposal, kopertis wilayah 1medan

menerbitkan SK izin Operasional Nomor 013/PD/Kop. 1/82, tanggal juni 1982.

Pada periode kedua ini, dwean pimpinan YLPI Daerah Riau mengangkat Dr. Diah

Zainudin, M.ed. sebagai pejabat Dekan dan Drs. Abu Bakar Rambah sebagai

sekretari fakultas. Kemudian dilanjutkan dengan penerimaan mahasiswa pertama

sebanyak 86 0rang.

Page 41: Pengaruh kecerdasan pada anak

41

Ketiga, setelah sekitar dua tahun menyelenggarakan perkuliaahan,

Departemen P dan K RI Nomor 085/0/1984, tanggal 5 Maret 1984. Pada periode

ketiga ini, Dewan Pimpinan YLPI daerah Riau mengangkat Drs. Sudirman A.M,

Dra. Betty Sailun, Drs. Elzaber, dan Drs. Amir Amjad sebagai dosen tetap

pertama di lingkungan FKIP.

Sampai tahun akademis 2012/2013 ini, FKIP UIR mengasuh (1)

pendidikan bahasa dan seni, (2) pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan

alam ( MIPA), (3) pendidikan olahraga dan kesehatan, (4) pendidikan ilmu

pengetahuan sosial, dengan program studi :

1. Pendidikan Bahasa Indonesia (S1)

2. Pendidikan Bahasa Inggris (S1)

3. Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik (Sendratasik)(S1)

4. Pendidikan Matematika (S1)

5. Pendidikan Biologi (S1)

6. Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (S1)

7. Pendidikan Ekonomi Akuntansi (S1)

2. Perkembangan status jurusan dan program study

Jurusan ke pendidikan program studi administrasi pendidikan (s1)

berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P Dan K RI Nomor

085/0/1984, tanggal 5 Maret 1984.

Jurusan pendidikan bahasa dan seni program studi pendidikan bahasa

indonesia (D3) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI

Page 42: Pengaruh kecerdasan pada anak

42

Nomor 085/0/1984, tanggal 5 Maret 1984. Program studi Pendidikan

Bahasa Indonesia (S1) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan

K RI Nomor 0387/0/86, tanggal 22 Mei 1986. Pada tanggal 31 Mei

1990 status program studi pendidikan bahasa indonesia 1 (S1) dinaikan

menjadi di akui berdasarkan SK Mentri P dan K RI No,or 0379/0/1990

Jurusan pendidikan bahasa dan seni program studi pendidikan

sendratasik (S1 dan D3) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri K RI

Nomor 038/0/1986, Tanggal 22 Mei 1986

Jurusan pendidikan dan seni program studi pendidikan sendratasik (S1

dan D3) berstatus terdaftar berdasrkan SK Mentri K RI Nomor

0379/0/1990.

Jurusan pendidikan MIPA program studi pendidikan matematika (S1

dan D3) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI Nomor

0378/0/1984, tanggal 5 maret 1984. Program studi pendidikan bahasa

indonesia (S1) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI

Nomor 0378/0/1986, tanggal 22 Mei 1986. Pada tanggal 31 mei 1990

status program studi pendidikan matematika dinaikan menjadi diakui

berdasarkan SK Mentri P dan K RI Nomor 0379/0/1990

Jurusan MIPA Progam studi pendidikan biologi (S1 dan D3) berstatus

terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI Nomor 0387/0/1986,

tanggal 22 mei 1986.

Jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan program studi pendidikan

Olahraga dan Kesehatan beroperasi dengan status terdaftar, sesuai

Page 43: Pengaruh kecerdasan pada anak

43

dengan SK Mentri P dan K RI Nomor 0387/0/1986, tanggal 22 mai

1986.

Pada tahun akademis 1986/1987, FKIP UIR dipercayakan oleh

pemerintah (LPTK Dirjen Dikti) membuka program Diploma

kependidikan (Diploma 11) dengan program studi pendidikan bahasa

indonesia, pendidikan bahasa inggris, dan pendidikan matematika.

Sampai tahun akademis 1990/1991, program studi pendidikan

matematika.

Jurusan IPS Prodi, pendidika Ekonomi Akuntansi FKIP UIR

mempunyai satu program studi yaitu program studi Pendidikan

Ekonomi Akuntansi . jurusan atau program ini mulai melaksanakan

kegiatan pendidikan dengan menerima mahasiswa baru tahun2005

berdasarkan surat SK Mentri P dan K RI Nomor 1357/D/T/2005 dengan

status TERAKREDITAS C dan telah berjalan selama 7 tahun.

3. Perkembangan fisik dan fasilitas

Sejak berdiri sampai tahun 1985, FKIP UIR memanfaatkan 30 ruang kuliah

dalam menyelenggarakan. Fasilitas 30 ruang kuliah dikampus pusat jalan Prof.

Muhamad Yamin, S.H pekanbaru tersebut, dipergunakan secara dengan fakultas

lain ilingkungan UIR.

Pada tahun 1986, FKIP UIR menyelenggarakan pendidikan pada kampus

baru perhentian marpoyan. Pada kampus baru perhentian marpoyan. Pada kampus

baru ini, FKIP UIR menepati gedung berlantai dua dengan lokal 14 ruang kuliah,

Page 44: Pengaruh kecerdasan pada anak

44

1 ruang staf tata usaha, dan 1 ruang pimpinan fakultas dan staf mengajar. Tiap

ruang kuliah berukuran 8x8 meter, kecuali 2 ruang kuliah yang masing-masing

berukuran 8x16 meter.

Disamping ruang kuliah, FKIP UIR juga memiliki fasilitas olahraga

(seperti lapangan bola kaki, tenis, tenis meja, voli, takraw, dan bulu tangkis),

sarana kesenian (alat musik tradisional dan modren), fasilitas perpustakaan

fakultas dan universitas, dan 3 unit labor universitas.

Untuk melayani transportasi staf pengajar universitas menyediakan 1 unit

mobil perfakultas dan 12 unit bus (kapasitas 25 orang) untuk melayani

transportasi mahasiswa. Universitas juga menyediakan pasilitas peribadatan 2 unit

mushola dan 1 unit mesjid, di samping beberapa fakultas itu, universitas juga

menyediakan klinik kesehatan dan koperasi mahasiswa.

Sementara peda tahun 2012 ini berkembang fisik dan fasilitas FKIP UIR

telah mengalami banyak perubahan, di mana gedung FKIP UIR bertambah

menjadi 3 gedung, yaitu gedung A ,gedung B, dan gedung C. Sementara gedung

D dalam proses pembangunan.

Sedangkan fasilitas yang tersedia di gedung FKIP UIR ini, yaitu ruang

kuliah lantai 4, infokus, ruang seminar, pustaka fakultas dan jurusan, ruang mikro

teaching, laboraturium internet, laboraturium jurusan, saran aolahraga, area parkir,

kantin, free wifi, dan lain-lain.

4. Visi dan Misi

Page 45: Pengaruh kecerdasan pada anak

45

Visi dan Misi Program Studi Pendidikan Ekonomi AkuntansiFakultas

Keguruan danb Ilmu pendidikan Uiversitas Islam Riau.

a. Visi

Mendidik calon pendidik ekonomi akuntansi yang islami, unggulm

kompetitif, ditingkat Nasional Dan regional.

b. Misi

Menjadi calon pendidikekonomi akuntasi yang :

1. Memiliki keunggulan akademik , wawasan, etika dan budi pekerti

yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.

2. Mampu mengembangkan konsep dan teori pendidikan Ekonomi

Akuntansi dalam berbagai kondisi pembelajaran dan menyusun

program pembelajaran ekonomi akuntansi.

3. Mampu melakukan inovasi di bidang pendidikan atau

pembelajaran ekonomi akuntansi di swkolah dan di lembaga

pendidikan lainya.

4. Mampu menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dengan alumni

perguruan lain, baik ditingkat Nasional maupun regional.

Page 46: Pengaruh kecerdasan pada anak

46