pengaruh kecerdasan emosional dan · pdf filepengaruh kecerdasan emosional dan ... pengumpulan...
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KESIAPAN BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS X MIA SMA N 1 PRAMBANAN SLEMAN
PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Ririn Meilita Mardisiwi
NIM : 121424049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KESIAPAN BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS X MIA SMA N 1 PRAMBANAN SLEMAN
PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Ririn Meilita Mardisiwi
NIM : 121424049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini untuk :
Alloh SWT yang selalu ada mendampingi di setiap langkah dan usahaku
Kedua orang tuaku Bapak Mardadi dan Ibu Suci Rahayu yang selalu memberikan
cinta, kasih sayang, perhatian dan doa
Keluarga besar yang ada di ponorogo yang selalu mendukung dan mendoakan
Sahabat-sahabatku pendidikan fisika 2012 yang telah memberikan semangat,
dorongan, motivasi, dan pengalaman yang luar biasa
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Kualitas bukanlah suatu kebetulan, kualitas selalu berasal dari usaha yang cerdas”. (John Ruskin)
“(yaitu)orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal”. ( Q.S Al- Hahl 42)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Ririn Meilita Mardisiwi. 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Kesiapan Belajar terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA SMA N 1
Prambanan Sleman pada Materi Optika Geometri. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini yaitu 1) mengetahui pengaruh kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman
pada materi optika geometri, 2) mengetahui pengaruh kesiapan belajar terhadap
hasil siswa fisika siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi
optika geometri, 3) mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kesiapan
belajar siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika
geometri.
Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA
3, dan X MIA 4 SMA N 1 Prambanan Sleman tahun ajaran 2015/2016.
Pengumpulan data menggunakan angket kecerdasan emosional, angket kesiapan
belajar, tes hasil belajar fisika siswa dan wawancara. Analisa data menggunakan
korelasi pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak ada pengaruh antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1
Prambanan Sleman pada materi optika geometri, 2) Tidak ada pengaruh antara
kesiapan belajar dengan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1
Prambanan Sleman pada materi optika geometri, 3) Ada pengaruh antara
kecerdasan emosional dengan kesiapan belajar siswa kelas X MIA SMA N 1
Prambanan Sleman pada materi optika geometri.
Kata kunci: korelasi, kecerdasan emosional, kesiapan belajar, hasil belajar fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Ririn Meilita Mardisiwi. 2016. The Effect of Emotional Intelligence and
Learning Readiness on Student’s Learning Outcomes in Physics Grade X MIA
of SMA N 1 Prambanan Sleman in Geometry Optics Material. A Thesis,
Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural
Sciences Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
The purposes of this research are: 1) to find out the effect of emotional
intelligence on students learning outcomes in Physics grade X MIA of SMA N 1
Prambanan Sleman in geometry optics material, 2) to find out the effect of
learning readiness on students learning outcomes in Physics grade X MIA of SMA
N 1 Prambanan Sleman in geometry optics material, 3) to find out the effect of
emotional intelligence on students learning readiness grade X MIA of SMA N 1
Prambanan Sleman in geometry optics material.
The subjects of this research were students grade X MIA 1, X MIA 2, X
MIA 3, and X MIA 4 of SMA N 1 Prambanan Sleman academic year 2015/2016.
To collect the data, the researcher used questionnaires on emotional intelligence
and learning readiness, student’s test results in Pysics and interview. The data
were analyzed by using Pearson Correlation.
The results of the research were: 1) There was no effect between emotional
intelligence and students learning outcomes in Physics grade X MIA of SMA N 1
Prambanan Sleman in geometry optics material, 2) There was no effect between
learning readiness and students learning outcomes in Physics grade X MIA of
SMA N 1 Prambanan Sleman in geometry optics material, 3) There was an effect
between emotional intelligence and students learning readiness grade X MIA of
SMA N 1 Prambanan Sleman in geometry optics material.
Keywords: correlation, emotional intelligence, learning readiness, learning
outcomes of Physics.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Alloh SWT, berkah limpahan
rahmat dan karunianya yang luar biasa, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kesiapan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman Pada Materi
Optika Geometri”.
Skripsi ini diselesaikan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini,
tidak lepas dari bimbingan, dukungan, peran serta doa dari pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Alloh SWT yang selalu memberikan rahmat, berkat serta hidayahnya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika.
5. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Segenap dosen dan karyawan program studi pendidikan fisika yang
dengan tulus dan sabar membagikan ilmu dan membimbing penulis.
7. Bapak Kepala Sekolah SMA N 1 Prambanan Sleman Drs. Tri Sugiharto,
yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Sugiarto S.Pd selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 1
Prambanan Sleman, atas bantuannya selama proses penelitian
berlangsung.
9. Siswa kelas X MIA 1, 2, 3, dan 4 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman atas
kerjasama dan partisipasi dalam penelitian yang telah dilakukan.
10. Kedua orang tua yang penulis cintai dan banggakan, Bapak Mardadi dan
Ibu Suci Rahayu yang senantiasa mendoakan, mendukung, memberikan
motivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat tercinta Adventa Eklesiawati, Regina Risa Dewi, Selpa
Wiwit K, Rahman Bangun Suprayogi dan Sri Mulyani Arum Sari yang
telah membantu, memberikan dukungan, motivasi dan saran kepada
penulis selama menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Fisika 2012 yang telah
memberikan semangat, dukungan, dan pengalaman luar biasa kepada
penulis.
13. Teman-teman kos Griya Amada: Ria, Yanti, Rita, yang sudah telah
membantu peneliti sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang
berkepentingan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi
HALAMAN LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................ 8
A. Kecerdasan Emosional ...................................................................... 8
B. Kesiapan Belajar ............................................................................... 16
C. Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 22
D. Penelitian Yang Relevan ................................................................... 33
E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 34
F. Hipotesis ............................................................................................ 37
G. Materi Optika Geometri .................................................................... 37
H. Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa ................................................................................................. 58
I. Hubungan Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa .. 59
J. Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Kesiapan Belajar
Siswa ................................................................................................. 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 62
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 62
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................... 62
C. Sampel ............................................................................................... 63
D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 63
E. Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 83
F. Metode Analisis Data ........................................................................ 83
G. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................ 90
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 93
A. Data ................................................................................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Analisis Data ..................................................................................... 101
C. Pembahasan ....................................................................................... 124
D. Keterbatasan penelitian ..................................................................... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 132
A. Kesimpulan ....................................................................................... 132
B. Saran .................................................................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 134
LAMPIRAN .................................................................................................. 137
LAMPIRAN A .............................................................................................. 138
LAMPIRAN B .............................................................................................. 142
LAMPIRAN C .............................................................................................. 171
LAMPIRAN D .............................................................................................. 235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ............................................ 64
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Emosional ................................... 66
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kesiapan Belajar ............................................. 67
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara ............................................... 68
Tabel 3.5 Tes Berdasarkan Kriteria Belajar Pada Materi Optika
Geometri ...................................................................................... 74
Tabel 3.6 Skor Untuk Pernyataan Positif Dan Negatif
( Angket Kecerdasan Emosional)............................................... 84
Tabel 3.7 Skor Untuk Pernyataan Positif Dan Negatif
( Angket Kesiapan Belajar) ........................................................ 85
Tabel 3.8 Kategorisasi Kecerdasan Emosional .......................................... 86
Tabel 3.9 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Belajar ...................................... 87
Tabel 4.1 Proses Pelaksanaa Penelitian ..................................................... 93
Tabel 4.2 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan Belajar
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 1 Pada Materi Optika
Geometri ...................................................................................... 97
Tabel 4.3 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan Belajar
Dan HasilBelajar Siswa Kelas X MIA2 Pada Materi Optika
Geometri ...................................................................................... 98
Tabel 4.4 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 3 Pada Materi Optika
Geometri ...................................................................................... 99
Tabel 4.5 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan Belajar
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 4 Pada Materi Optika
Geometri ...................................................................................... 100
Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 1 ........ 102
Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar Kelas X MIA 1 .................. 102
Tabel 4.8 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi Kelas X MIA 1 .......... 103
Tabel 4.9 Tabel Korelasi Antar Variabel Untuk Kelas X MIA 1 ............... 104
Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 2 ....... 106
Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar Kelas X MIA 2 ................. 107
Tabel 4.12 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi Kelas X MIA 2 .......... 107
Tabel 4.13 Tabel Korelasi Antar Variabel Untuk Kelas X MIA 2 .............. 108
Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 3 ....... 111
Tabel 4.15 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar Kelas X MIA 3 ................. 111
Tabel 4.16 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi Kelas X MIA 3 .......... 112
Tabel 4.17 Tabel Korelasi Antar Variabel Untuk Kelas X MIA 3 .............. 113
Tabel 4.18 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 4 ...... 115
Tabel 4.19 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar Kelas X MIA 4 ................ 116
Tabel 4.20 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi Kelas X MIA 4 ......... 117
Tabel 4.21 Tabel Korelasi Antar Variabel Untuk Kelas X MIA 4 .............. 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.20 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi Untuk Semua Kelas
X MIA ..................................................................................... 121
Tabel 4.21 Tabel Korelasi Antar Variabel Untuk Semua Siswa Kelas
X MIA ...................................................................................... 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. BUKTI ADMINISTRATIF PENELITIAN .................. 138
Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian Dari Kampus ........................................ 139
Lampiran A.2 Surat Izin Penelitian Dari BAPPEDA ................................... 140
Lampiran A.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................... 141
LAMPIRAN B. INSTRUMEN PENELITIAN ........................................ 142
Lampiran B.1 Lembar Validasi Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Emosional... 143
Lampiran B.2 Lembar Validasi Kisi-Kisi Angket Kesiapan Belajar ............ 146
Lampiran B.3 Angket Kecerdasan Emosional ............................................. 149
Lampiran B.4 Angket Kesiapan Belajar ...................................................... 152
Lampiran B.5 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Materi Optika Geometri 154
Lampiran B.6 Soal Tes Hasil Belajar Materi Optika Geometri ................... 165
LAMPIRAN C. DATA PENELITIAN ...................................................... 171
Lampiran C.1 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 1 .. 172
Lampiran C.2 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 2 .. 174
Lampiran C.3 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 3 .. 176
Lampiran C.4 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 4 .. 177
Lampiran C.5 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 1............ 179
Lampiran C.6 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 2............ 181
Lampiran C.7 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 3............ 183
Lampiran C.8 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 4............ 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran C.9 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 1 .................................................................... 186
Lampiran C.10 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 2 .................................................................... 188
Lampiran C.11 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 3 ..................................................................... 190
Lampiran C.12 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 4 .................................................................... 191
Lampiran C.13 Deskripsi Hasil Wawancara ................................................. 193
Lampiran C.14 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 1 ................... 226
Lampiran C.15 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 2 ................... 228
Lampiran C.16 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 3 ................... 230
Lampiran C.17 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 4 ................... 232
Lampiran C.18 Daftar Hadir Tes Wawancara............................................... 234
LAMPIRAN D DOKUMENTASI PENELITIAN ................................... 235
Lampiran D.1 Contoh Angket Pekerjaan Siswa Kecerdasan Emosional ..... 236
Lampiran D.2 Contoh Angket Pekerjaan Siswa Kesiapan Belajar .............. 240
Lampiran D.3 Contoh Tes Hasil Belajar Siswa ........................................... 244
Lampiran D.4 Dokumentasi Pengambilan Data........................................... 256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melakukan
aktivitas belajar dan mengajar. Dalam aktivitas belajar mengajar ini terdapat
interaksi yang terjalin yaitu guru dan murid. Kedua aktivitas ini merupakan
aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Penentuan
aktivitas belajar mengajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dan komponen
yang mendukung. Keberhasilan aktivitas ini dapat diukur melalui kegiatan
evaluasi yang merupakan penentu hasil belajar siswa.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa itu terbagi
menjadi dua (Muhibbin syah, 2013: 145) yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal diantaranya yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan. Sedangkan dilihat dari segi faktor eksternal yaitu
faktor keluarga, sekolah dan lingkungan. Salah satu faktor yang berpengaruh
yaitu intelegensi atau tingkat kecerdasan. Tingkat kecerdasan setiap manusia
berbeda-beda. Sehingga hasil yang didapatkan juga berbeda-beda. Tingkat
kecerdasan itu memiliki tiga komponen yaitu kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual. Ketiga tingkat kecerdasan ini harus berjalan
seimbang satu sama lainnya. Faktor diatas merupakan salah satu faktor
keberhasilan prestasi siswa. Dari ketiga tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kecerdasan tersebut, salah satu tingkat kecerdasan yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu kecerdasan emosional. Hal ini dapat dilihat pada kondisi
setiap siswa yang berbeda-beda terutama dalam menghadapi masalah. Siswa
dalam kesehariannya pasti rentang terhadap masalah, baik masalah yang
datang dari luar maupun dari dalam. Dalam masalah-masalah itulah yang
hampir secara keseluruhan mempengaruhi emosi dan pikiran seseorang. Siswa
merupakan salah satu subjek yang paling gampang putus asa ketika
menghadapi masalah. Siswa yang memiliki masalah, pasti memiliki masalah
dengan emosinya. Siswa belum tentu mampu mengendalikan emosinya
dengan baik, sehingga menyebabkan pengaruh terhadap hasil belajarnya.
Siswa yang mampu mengendalikan emosinya berarti siswa itu memiliki
kecerdasan emosional yang baik. Sehingga ketika dihadapkan pada situasi
sekolah, siswa akan lebih siap untuk menghadapi kegiatan pembelajaran
dengan baik. Siswa yang memiliki kesiapan tersendiri, ketika sedang
menghadapi pembelajaran di sekolah, maka siswa tersebut akan mampu
memahami pelajaran yang sedang diajarkan. Namun setiap siswa memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda. Hal inilah yang membuat siswa memiliki
kesiapan terhadap pembelajaran yang bervariasi.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan yaitu kelas X MIA 1,X MIA
2, X MIA 3, X MIA 4 di SMA N 1 Prambanan Sleman, sebagian besar hasil
belajar fisika siswa tidak memenuhi KKM. Sebagian besar siswa, nilainya
masih dibawah KKM yaitu 75. Hal ini diketahui dari hasil rekap nilai guru
fisika yang menyatakan bahwa hampir 70% hasil belajar siswanya masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
rendah yaitu dibawah KKM. Berdasarkan fakta itu, kemungkinan yang
mempengaruhi hasil belajarnya yaitu mengenai pengendalian emosi pada diri
siswa dan kesiapan belajarnya. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari
pembahasan diatas banyak faktor yang mempengaruhinya, disini peneliti akan
melihat dari segi integelensi dan kesiapan siswa. Segi intelegensi tidak dilihat
dari kecerdasan intelektualnya, melainkan dilihat dari segi kecerdasan
emosioanal. Selain kecerdasan emosional, peneliti juga akan meneliti dari segi
kesiapan belajar siswa. Peneliti tertarik untuk meneliti hal itu dikarenakan
faktor kecerdasan emosional yang memiliki pengaruh besar pada hasil belajar
siswa. Seperti yang dikatakan oleh Goleman yaitu kecerdasan umum semata-
mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup seseorang sebanyak 20%
saja, sedang 80% lainnya adalah apa yang disebut dengan kecerdasan
emosional. Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka
siswa tersebut akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi pula. Seseorang
yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi, memiliki kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri, memiliki daya tahan untuk menghadapi rintangan,
tidak memiliki rasa cepat puas, mengatur suasana hati, memiliki rasa empati
dan mengendalikan emosinya sehingga mampu mengendalikan kecemasan
yang ada pada dirinya agar tidak menganggu kemampuan berpikir. Sedangkan
untuk kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap
untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi
(Slameto, 2013:113).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam proses belajar, kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan
dalam belajar tersebut. Oleh karena itu upaya belajar akan lebih berhasil jika
dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan atau kesiapan individu.
Karena kematangan atau kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah minat
dan kebutuhan anak. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah
kemungkinan faktor kecerdasan emosional dan kesiapan belajar
mempengaruhi hasil belajar fisika siswa di SMA N 1 Prambanan Sleman.
Sehingga penelitian yang dilakukan yaitu dengan judul PENGARUH
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIA SMA N 1
PRAMBANAN SLEMAN PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar fisika
siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika
geometri?
2. Bagaimana pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar fisika siswa
kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri?
3. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kesiapan belajar
siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika
geometri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Agar pengkajian masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka
diperlukan suatu batasan masalah. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1, 2, 3, dan 4 yang ada di
SMA N 1 Prambanan Sleman. Penelitian ini dilakukan untuk semua kelas
X yang terdiri dari 4 kelas yaitu X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, dan X
MIA 4 dengan jumlah total siswa 112.
2. Objek penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Materi pokok
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah optika
geometri. Kompetensi Dasarnya yaitu 3.9 Menganalisis cara kerja alat
optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh
cermin dan lensa dan 4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik
dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin
dan lensa.
b. Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional yang diukur dalam penelitian ini diberikan
pada saat mengikuti pembelajaran pada materi optika geometri.
Kecerdasan emosional ini mencakup mengenali emosi diri sendiri,
mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Pengukuran
kecerdasan emosional dilakukan dengan menggunakan angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Kesiapan belajar
Kesiapan belajar yang diukur pada penelitian ini yaitu kesiapan
belajar siswa saat mengikuti pembelajaran pada materi optika
geometri. Kesiapan belajar siswa mencakup kondisi fisik, kondisi
mental, kondisi emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
serta keterampilan dan pengetahuan. Pengukuran kesiapan belajar
dilakukan dengan menggunakan angket.
d. Hasil belajar fisika
Hasil belajar yang digunakan peneliti yaitu aspek kognitif. Aspek
kognitif diukur dari pemberian tes tulis pada akhir setelah materi
optika geometri selesai.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi
optika geometri.
2. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil siswa fisika
siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika
geometri.
3. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kesiapan
belajar siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi
optika geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebagai
calon pendidik terutama mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa
a. Siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan intelegensinya.
b. Siswa memiliki kesiapan yang matang dalam proses belajar.
c. Siswa termotivasi untuk lebih giat belajar.
3. Bagi guru
a. Sebagai tambahan referensi guru terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Guru dapat lebih memperhatikan mengenai kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar siswa.
c. Sebagai pengetahuan guru untuk menghadapi kondisi siswa yang
berbeda-beda dan tidak selalu sama, terutama dalam kemampuan
intelegensi dan kesiapan belajar.
4. Bagi sekolah
a. Adanya strategi untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar
yang disesuaikan dengan kondisi siswa.
b. Adanya kemauan untuk memberikan fasilitas-fasilitas belajar yang
memadai demi mewujudkan siswa yang tidak hanya berprestasi
dibidang akademis melainkan juga non-akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecerdasan Emosional
1. Emosi
a. Pengertian emosi
Dalam kehidupan sehari-hari kata emosi bukan menjadi kata
yang asing lagi bagi manusia. Kata emosi sering dilontarkan bahkan
dialami oleh sebagian besar manusia. Sebagian manusia sering
beranggapan bahwa emosi merupakan perasaan marah, jengkel, kasar
terhadap situasi tertentu. Kata „emosi‟ berasal dari bahasa latin
„emovere‟ yang artinya „ bergerak ke luar‟. Menurut Surya (2013:71)
maksud setiap emosi adalah untuk menggerakkan individu untuk
menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya, serta menghindari
sesuatu yang merugikan dan pencabutan kebutuhan. Namun ada
beberapa ahli yang berpendapat mengenai definisi emosi. Menurut
Goleman, 1999 (Dalam Khodijah, 2014:137) Emosi merupakan suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Sedangkan menurut William James (Dalam Khodijah,
2014:137) emosi merupakan keadaan budi rohani yang menampakkan
dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Banyak
pengertian-pengertian emosi yang diutarakan oleh beberapa ahli.
Namun telah disepakati bahwa keadaan emosi adalah suatu reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam
serta diikuti dengan perasaan yang kuat.
b. Fungsi emosi
Emosi tidak lagi dipandang sebagai penghambat dalam
kehidupan, melainkan sebagai sumber kecerdasan, kepekaan, berperan
menghidupkan perkembangan dan penalaran yang baik. Namun fungsi
emosi tidak hanya itu saja, melainkan ada beberapa fungsi emosi
lainnya yaitu (Khodijah, 2014:138):
1) Sebagai energizer yaitu pembangkit energi yang memberikan
kegairahan dalam hidup.
2) Sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Emosi memberikan
kekuatan pada manusia untuk membela dan mempertahankan diri
terhadap gangguan atau rintangan.
3) Sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu bagaimana keadaan
orang-orang yang berada di sekitar, terutama orang-orang terdekat
yang dicintai dan disayangi, sehingga dapat memahami dan
melakukan sesuatu tepat dengan kondisi tersebut.
2. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Pada masa lalu hingga sekarang kecerdasan sering diartikan
sebagai suatu keunggulan intelektual dan diyakini sebagai sumber
keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan.
Kecerdasan tidak hanya terbatas pada keunggulan intelektual akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tetapi ada aspek non-intelektual yaitu emosi, sosial dan spiritual.
Menurut Goleman 1995 ( Dalam Surya, 2013:76) menyebutkan bahwa
kecerdasan emosional sebagai sumber keunggulan seseorang. Goleman
mengembangkan konsep emosi sebagai suatu sumber daya internal
dalam diri seseorang yang mendorong untuk berperilaku dalam rangka
untuk memperoleh kelangsungan hidup. Pada manusia, emosi itu
dikembangkan dengan menggunakan kekuatan akalnya sehingga
menghasilkan perilaku yang berupa pikiran emosional disamping
pikiran rasional. Dengan masuknya unsur kecerdasan dalam kawasan
individu, maka perilakunya akan lebih terkendali. Sebaliknya jika
kehidupan emosi yang kurang disertai aspek kecerdasan hanya akan
menghasilkan perilaku yang dikendalikan oleh hawa nafsu. Dengan
konsep ini kecerdasan emosional merupakan keterpaduan antara unsur
emosi dan rasio dalam keseluruhan perilaku individu yang akan
mengendalikannya ke arah yang lebih bermakna dalam kelangsungan
hidupnya. Dalam pendidikan, kecerdasan emosional mempunyai
peranan yang besar dalam mencapai hasil pendidikan secara lebih
bermakna. Hal ini mengandung makna bahwa kecerdasan intelektual
saja belum memberikan jaminan penuh bagi pencapaian kesuksesan
dalam pendidikan, akan tetapi perlu didukung oleh kecerdasan
emosioanal. Goleman juga mengatakan bahwa kecerdasan umum
semata-mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup seseorang
sebanyak 20% saja, sedang 80% lainnya adalah apa yang disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dengan kecerdasan emosional. Bila tidak ditunjang dengan pengolahan
emosi yang sehat, kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang
yang sukses hidupnya di massa yang akan datang (Goleman, 1999
dalam Khodijah, 2013:145). Dengan kecerdasan emosional yang
tinggi, seseorang akan mampu mengendalikan potensi intelektualnya
dalam pendidikan sehingga terwujud dalam sukses yang bermakna.
Menurut Savoley dan Mayer ( Dalam Mujib dan Mudzakir ,2002
Dalam Khodijah, 2013:145) kecerdasan emosional adalah kemampuan
mengenali emosi diri sendiri ,mengelola dan mengekspresikan emosi
diri sendiri dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain
dan membina hubungan dengan orang lain. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang dalam mengenali, mengelola, memotivasi emosinya secara
sehat terutama dalam berhubungan dengan orang lain.
b. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional
Menurut Mustaqim (2001:154) menggambarkan beberapa ciri
kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang yaitu:
1) Kesadaran diri
Kesadaran diri memiliki kemampuan untuk mengenali emosi
sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri, dan percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Pengaturan diri
Pengaturan diri meliputi mengendalikan diri yaitu mengelola emosi
dan desakan hati yang merusak, sifat dapat dipercaya: memelihara
norma kejujuran dan integritas, kehati-hatian bertanggungjawab
atas kinerja pribadi, adaptabilitas keluwesan dalam menghadapi
perubahan, dan inovasi: mudah menerima dan terbuka terhadap
gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi baru.
3) Motivasi
Menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan
menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan
bertindak secara efektif. Kecenderungan emosi yang mengantar
pencapaian sasaran yaitu dorongan prestasi, komitmen:
kemampuan menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok, inisiatif:
kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, optimisme: kegigihan
dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan
kegagalan.
4) Empati
Empati merupakan kemampuan yang dapat merasakan apa yang
sedang dirasakan orang lain atau kesadaran terhadap perasaan,
kebutuhan dan kepeentingan orang lain. Kemampuan ini meliputi
a) memahami orang lain, b) merasakan perkembangan kebutuhan
orang lain, c) mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi
kebutuhan orang lain, d) menumbuhkan peluang melalui pergaulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan orang lain, e) mampu membaca arus emosi sebuah
kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
5) Keterampilan sosial
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang
lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial.
Dalam berinteraksi dengan orang lain keterampilan ini dapat
dipergunakan untuk mempengaruhi dan memimpin,
bermusyarawah, dan menyelesaikan perselisihan serta untuk
bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Menurut Salovey ( Dalam Goleman, 1996: 58) ciri-ciri kecerdasan
emosional yang terdapat pada seseorang yaitu:
1) Mengenali emosi diri
Kesadaran diri merupakan mengenali perasaan sewaktu perasaan
itu terjadi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke
waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan
pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan diri
yang sesungguhnya membuat diri sendiri berada dalam kekuasaan
perasaan. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam
mengenali emosi diri diantaranya yaitu perbaikan dalam mengenali
dan merasakan emosinya sendiri, lebih mampu memahami
penyebab perasaan yang timbul, dan mengenali perbedaan
perasaan dengan tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Mengelola emosi diri
Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas
adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang–
orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi ini akan
terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara
mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat
dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupannya. Menurut
Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam mengelola emosi diri
diantaranya yaitu toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan
pengelolaan amarah, lebih mampu mengungkapkan amarah dengan
tepat, berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri, perasaan
yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, dan
lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa.
3) Memotivasi diri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang
sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, memotivasi
diri, menguasai diri sendiri dan berkreasi. Menurut Goleman
(1996:404) yang termasuk ke dalam memotivasi diri diantaranya
yaitu lebih bertanggung jawab, lebih mampu memusatkan
perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian, lebih
menguasai diri dan nilai-nilai pada tes prestasi meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4) Mengenali emosi orang lain
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri
emosional merupakan keterampilan bergaul. Orang yang empatik
lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi
yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki
orang lain. Menurut Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam
mengenali emosi orang lain diantaranya yaitu lebih mampu
menerima sudut pandang orang lain, memperbaiki empati dan
kepekaan terhadap perasaan orang lain, dan lebih baik dalam
mendengarkan orang lain.
5) Membina hubungan
Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan
mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang memiliki
keterampilan ini akan sukses dalam bidang apa saja yang
mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Menurut
Goleman (1996:404) yang termasuk ke dalam membina hubungan
orang lain diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan
menganalisa dan memahami hubungan, lebih baik dalam
menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan, lebih
baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan,
lebih tegas dan terampil dalam komunikasi, mudah bergaul,
menaruh perhatian dan tenggang rasa, suka berbagi rasa, bekerja
sama dan suka menolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman, 1999( Dalam Ifham dan Helmi, 2002:96 ) ada
dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu faktor
internal dan eksternal.
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri
individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang.
Otak emosional dipengaruhi oleh keadaan amigdala, neokorteks,
sistem limbik, lobus prefrontal dan hal-hal lain yang berada pada
otak emosional.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah sikap.
Pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan,
secara kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau
sebaliknya juga dapat bersifat langsung yaitu melalui perantara
misalnya media massa baik cetak maupun elektronik.
B. Kesiapan Belajar
1. Pengertian Kesiapan
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu
situasi. (Slameto, 2013:113)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalam proses belajar, kesiapan ini timbul dari dalam diri seseorang
dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan sesuatu. Kesiapan sangat menentukan
keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu upaya belajar akan
lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan
individu, karena kematangan atau kesiapan ini erat hubungannya dengan
masalah minat dan kebutuhan anak dalam belajar. Menurut Slameto
(2013:59) kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena
jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik.
Menurut Thorndike (Dalam Surya, 2013:135 ) salah satu hukum
pembelajaran yaitu hukum kesiapan. Hukum Kesiapan menyatakan bahwa
hubungan antara rangsangan dengan perilaku akan menjadi lebih kokoh
apabila disertai dengan kesiapan. Sedangkan Thorndike (Dalam Slameto,
2013:114) juga menyatakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar
berikutnya. Pengertian kesiapan juga didefinisikan oleh Nasution
(2010:179) bahwa kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi kegiatan belajar
itu sendiri. Tanpa adanya kesiapan belajar, maka kegiatan belajar tidak
dapat berjalan. Kondisi belajar itu terdiri atas perhatian, motivasi, dan
perkembangan kesiapan.
Kesiapan merupakan tingkatan tertentu, dimana seseorang individu
(dari setiap usia) siap untuk melakukan pembelajaran bahan tertentu. ( EM
Lewit, LS Baker - The future of children, 1995). Kesiapan akan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang akan dan sedang dia
lakukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi yang
dipersiapkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan dimana siswa mampu
memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
2. Prinsip-Prinsip Kesiapan
Menurut Slameto (2013:115) prinsip-prinsip kesiapan yaitu semua
aspek perkembangan saling pengaruh mempengaruhi, kematangan jasmani
dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman,
pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan, dan kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam
periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
3. Aspek-Aspek Kesiapan
Aspek kesiapan dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Kematangan
Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan
belum berarti apabila anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-
menerus. Sehingga perlu latihan-latihan dan pelajaran. Siswa yang
sudah matang belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum
belajar. Belajarnya akan lebih berhasil apabila siswa sudah matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Kecerdasan
Perkembangan kecerdasan menurut Jean Piaget (Dalam Susanto,
2013:115) yaitu sebagai berikut:
1) Sensori motor periode (0-2 tahun)
Anak pada usia ini banyak bereaksi reflek. Reflek hasil reaksi itu
belom terkoordinasikan. Terjadi perkembangan perbuatan sensori-
motor dari yang sederhana ke yang relatif lebih kompleks.
2) Preoperational periode (2-7 tahun)
Pada usia ini anak sudah dapat mempelajari nama-nama dari objek
yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa, dan ditandai
dengan memperoleh pengetahuan, kecakapan yang didapat belum
tetap. Kurang cakap memikirkan tentang apa yang sedang
dipikirkan, dan memandang dunia berdasarkan pengalamannya
sendiri.
3) Concrete operation (7-11 tahun)
Pikiran anak sudah bisa stabil pada usia ini. Anak mulai dapat
berpikir lebih dulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari
perbuatan yang yang akan dilakukannya.
4) Formal operation(lebih dari 11 tahun)
Kecakapan anak tidak lagi tidak lagi terbatas pada objek-objek
yang kongkret, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan,
dapat mengorganisasikan situasi, dapat berpikir yang logis,
memecahkan masalah, dan berpikir secara ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar:
Menurut Slameto (2013:114) kondisi kesiapan mencakup tiga aspek yaitu
a. Kondisi fisik, mental dan emosional
Kondisi fisik adalah kesiapan tubuh jasmani seseorang untuk
mengikuti kegiatan belajar. Kondisi fisik erat dengan kesehatan tubuh
seseorang. Sehingga seseorang harus bisa menjaga kondisi fisiknya,
misalnya menjaga pola makan, olahraga, waktu tidur. Kondisi mental
adalah keadaan siswa yang berhubungan dengan kecerdasan siswa.
Misalnya kecakapan siswa dalam menyampaikan pendapat, memiliki
rasa percaya diri. Kondisi emosional adalah kondiri seseorang untuk
dapat mengatur emosinya dalam menghadapi masalah. Misalnya
mampu mengontrol emosi ketika ada masalah.
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi pada
saat itu juga atau rasa membutuhkan terhadap materi yang diajarkan.
Motif merupakan suatu daya penggerak atau pendorong. Motif sangat
erat kaitannya dengan tujuan. Di dalam menentukan tujuan dapat
disadari atau tidak, akan untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat dan
yang menjadi penyebab untuk berbuat itu adalah motif. Hubungan
antara kebutuhan, motif, tujuan dengan kesiapan (Slameto, 2013:114)
adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak
adanya dorongan untuk berusaha
3) Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif
4) Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan.
Kebutuhan yang disadari mendorong usaha seseorang untuk siap
berbuat sesuatu. Sehingga jelas kebutuhan ada hubungannya dengan
kesiapan.
c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari
Keterampilan dan pengetahuan merupakan kemahiran,
kemampuan serta pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi
yang telah diajarkan. Keterampilan ini misalnya kemahiran siswa
dalam melakukan atau membuat sebuah alat peraga maupun sesatu
yang memang dibuat oleh siswa itu sendiri. Sedangkan pengetahuan
misalnya pemahaman mengenai materi yang telah diajarkan.
Selanjutnya menurut Djamarah dan Aswan, 2006 (Dalam Kadek
Sri E.P, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar
meliputi:
a. Kesiapan fisik
Kesiapan fisik berkaitan erat dengan kesehatan yang akan
berpengaruh pada hasil belajar dan penyesuaian sosial individu.
Individu yang kurang sehat mungkin kurangnya vitamin, badanya
kurang energi untuk belajar. Hal ini dapat mempengaruhi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kelancaran proses belajar. Begitupun sebaliknya jika badan tidak
sakit. Hal ini akan memudahkan untuk belajar karena tidak ada
gangguan dari kondisi fisiknya.
b. Kesiapan Psikis
Kesiapan psikis berkaitan dengan kecerdasan, daya ingat tinggi,
kebutuhan yang terpuaskan, ada hasrat atau motivasi untuk belajar,
dapat berkonsentrasi, dan ada perhatian.
c. Kesiapan Materiil
Individu dalam mempelajari materi tentunya harus mempunyai
bahan yang dapat dipelajari atau dikerjakan. Bahan belajar itu bisa
didapatkan dari buku bacaan, buku paket dari sekolah, buku
catatan dan masih banyak lagi bahan untuk belajar. Dengan di
dukung dengan berbagai sumber bacaan maka akan memberikan
pengetahuan dan akan membantu siswa dalam merespon atas
pertanyaan-pertanyaan dari guru terkait dengan pelajaran.
C. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Belajar
Istilah belajar bukanlah merupakan istilah yang baru dan sudah
banyak dikenal secara luas, terutama dalam dunia pendidikan. Belajar
seakan menjadi kebutuhan sehari-hari yang wajib dilakukannya. Namun
istilah belajar, ada ahli-ahli yang memiliki pemahaman dan definisi yang
berbeda mengenai belajar. Oleh karena itu, disini terdapat beberapa
pendapat mengenai belajar menurut para ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut Gage, 1984 (Dalam Ratna 1989: 11) belajar dapat
definisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat penting atau fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Proses belajar
ini berhasil atau tidaknya tergantung pada proses belajar yang dialami oleh
siswa baik ketika berada disekolah atau di lingkungan rumah. Beberapa
pendapat menurut para ahli mengenai pengertian belajar yaitu:
Menurut Hintzman, 1978 (Dalam Muhibbin Syah, 2013:65) Dalam
bukunya the phychology of learning and memory berpendapat bahwa:
‘’Learning is a change in organism due to experience which can
affect the organism’s behavior’’.
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme,
manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi menurut hintzman
perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat
dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
2. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu perubahan perilaku tertentu. Selama proses belajar ini,
nantinya akan mendapatkan suatu hasil yang dinamakan sebagi hasil
belajar. Berdasarkan konsep mengenai konsep belajar diatas, maka dapat
dipahami mengenai hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Hawawi (Dalam K. Brahim, 2007:39, dalam Susanto,
2013:5) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.
Menurut Sudijarto (Dalam Khodijah, 2014:189) hasil belajar
adalah tingkat pernyataan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan.
Jadi hasil belajar secara sederhana merupakan kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu
sendiri merupakan suatu usaha seseorang untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku. Hal ini juga dapat dijelaskan ketika proses
pembelajaran, guru tentu menetapkan suatu tujuan pembelajaran. Anak
yang berhasil dalam belajar merupakan anak yang mampu mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru tersebut.
3. Hasil Belajar Fisika Siswa
Fisika adalah bagian dari ilmu IPA yang memiliki tiga hakikat yaitu
fisika sebagai proses, produk dan sikap (Sutrisno, 2006 : 20).
Setiap mata pelajaran selalu mengandung tiga aspek yaitu aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dalam mata pelajaran fisika ada tiga
aspek yaitu a. sebagai produk, yaitu pengetahuan yang meliputi
pemahaman fakta, konsep, hukum dan prinsip, rumus dan teori b. sebagai
proses, yaitu kemampuan proses yang meliputi fenomena, dugaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pengamatan, pegukuran, penyelidikan dan publikasi. c. sebagai sikap,
yaitu kemampaun yang dimiliki seorang peneliti berupa rasa ingin tahu,
peduli, tanggungjawab, jujur terbuka, dan bekerja sama ( Sutrisno, 2006:3-
9). Namun pada penelitian yang dilakukan ini lebih menekankan pada
fisika sebagai produk yaitu melihat dari sisi pemahaman siswa terhadap
pemahaman fakta, konsep, hukum dan prinsip, rumus dan teori yang biasa
disebut dengan istilah aspek kognitif dari materi.
4. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Aspek kognitif merupakan aspek mengenai
pemahaman konsep, aspek psikomorik merupakan aspek mengenai
keterampilan proses, sedangkan aspek afektif merupakan aspek mengenai
sikap siswa.
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti kemampuan
mengingat dan memecahkan masalah.
Aspek kognitif menurut Bloom (Dalam Sanjaya, 2011:126)
terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan tingkatan aspek kognitif yang paling
rendah. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengingat informasi yang sudah dipelajarinya. Pengetahuan
mengingat fakta sangat bermanfaat dan penting untuk mencapai
tujuan-tujuan yang lebih tinggi berikutnya.
2) Pemahaman
Pemahanan yang lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan.
Pemahanan bukan hanya sekedar mengingat fakta, menerangkan,
menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu
konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa pemahaman
terjemahan, pemaham menafsirkan. Pemahaman konsep menurut
Bloom 1979: 89 (Dalam Susanto, 2013:6) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman ini menjelaskan bahwa seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran
yang telah diberikan oleh guru. Untuk mengukur hasil belajar
siswa berupa pemahaman, maka guru dapat melakukan evalusi
produk. Evaluasi produk ini dapat dilaksanakan dengan
mengadakan berbagai macam tes, baik tes lisan maupun tulis.
3) Aplikasi
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan
suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-
rumus, hukum, konsep ke dalam situasi baru yang konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4) Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu
bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta
hubungan antarbagian bahan itu. Analisis juga merupakan tujuan
pembelajaran yang kompleks yang hanya mungkin dipahami dan
dikuasai siswa yang telah dapat menguasai kemampuan
memahami dan menerapkan.
5) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke
dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan
tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai
informasi yang tersedia.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam aspek kognitif.
Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian
terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dan juga
kemampuan untuk memberikan keputusan dengan berbagai
pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif ini merupakan aspek yang berkenaan dengan sikap,
nilai-nilai dan apresiasi. Seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu
terhadap sesuatu objek manakala telah memiliki kemampuan kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tingkat tinggi. Menurut Krathwohl dkk, 1964 (Dalam Sanjaya,
2011:131) Aspek afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu:
1) Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang
terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah. Hal ini juga
ditunjukkan dengan kerelaan untuk menerima yang pada akhirnya
mereka memiliki kemauan untuk mengarahkan segala perhatiannya
terhadap objek tersebut.
2) Merespon
Merespon atau menanggapi merupakan kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti
diskusi dan kemauan untuk membantu orang lain.
3) Menghargai
Menghargai merupakan kemampuan untuk memberi penilaian atau
kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Misalnya
yaitu menerima adanya kebebasan atau persamaan hak antara laki-
laki dan perempuan.
4) Mengorganisasi atau mengatur diri
Mengorganisasi atau mengatur diri merupakan pengembangan nilai
ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antarnilai
dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5) Karakterisasi hidup atau pola hidup
Karakterisasi hidup atau pola hidup merupakan pengadaan sintesi
dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam,
sehingga nilai-nilai yang dibangunnya dijadikan pandangan hidup
serta pedoman dalam bertindak.
c. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik merupakan aspek yang berkenaan dengan
kemampuan keterampilan seseorang. Keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah pada pembangunan kemampuan mental,
fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang
lebih tinggi dalam diri siswa (Usman dan Setiawati 1993:77, Dalam
Susanto, 2013:9). Dalam keterampilan proses ini, juga dikembangkan
sikap-sikap yang dikehendaki seperti kreativitas, kerja sama,
tanggungjawab, dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang studi
yang bersangkutan. Ada enam aspek keterampilan proses yaitu
observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunikasikan, memberikan
penjelasan terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.
(Indrawati 1993:3, Dalam Susanto, 2013:9).
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi
tiga macam yakni (Slameto, 2013: 54):
a. Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) yakni faktor
jasmaniah, psikologis dan kelelahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor berjalannya proses
belajar. Kesehatan yang terganggu, akan mengakibatkan
proses belajar pun juga akan terganggu.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuhnya. Siswa yang
cacat belajarnya akan terganggu. Jika seperti ini butuh
lembaga pendidikan yang khusus.
2) Faktor psikologis
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat, mengetahui
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif
dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi, maka hasil
belajarnyapun juga tinggi.
b) Perhatian
Menurut Ghazali (Dalam Slameto, 2013:56) perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-
mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang akan
dipelajarinya. Hal ini dikarenakan jika siswa tidak memiliki
perhatian khusus pada bahan tersebut, maka yang terjadi
dalam siswa yaitu kebosanan, sehingga akan kesulitan
belajar.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini
baru akan terealisasi menjadi kenyataan apabila setelah
melakukan kegiatan belajar.
d) Motif
Motif merupakan suatu daya penggerak atau pendorong.
Motif sangat erat kaitannya dengan tujuan. Di dalam
menentukan tujuan dapat disadari atau tidak, akan untuk
mencapai tujuan itu perlu berbuat dan yang menjadi
penyebab untuk berbuat itu adalah motif.
e) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru.
f) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
reaksi. Siswa yang pada dirinya sudah ada kesiapan belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
maka hasil belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang dibagi menjadi dua yaitu:
a) Kelelahan jasmani
Kelelahan jasmani terlihat dengan lelah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
b) Kelelahan rohani
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu itu akan hilang.
b. Faktor Ekstern (faktor dari luar diri siswa) : yakni faktor keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarganya
yaitu berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena siswa dalam
masyarakat. Adapaun kegiatan siswa yang ada pada masyarakat
yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
D. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kajian beberapa penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya terhadap pengaruh kecerdasan
emosional, kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa. Diantaranya yaitu:
Anisa, Sukarmin dan Yohanes ( 2013) yang berjudul „‟Peran
Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika
Siswa Kelas X SMA N 1 Pati‟‟, hasil penelitiannya menunjukkan ada peran
kesiapan belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa. Penelitian yang serupa
juga dilakukan oleh Dwi W (2005) dengan judul “Pengaruh Kesiapan Belajar,
Motivasi Belajar Dan Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA AL. Asror Gunung Pati
Tahun Pelajaran 2004/2005‟‟ hasil penelitiannya yaitu ada pengaruh antara
kesiapan belajar, Motivasi Belajar Dan Pengulangan Materi Pelajaran
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA AL.
Asror Gunung Pati Tahun Pelajaran 2004/2005‟‟. Sehingga dari dua penelitian
itu dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar memiliki pengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hasil belajar siswa. Kemudian, penelitian yang dilakukan Arum yang berjudul
“Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa mata
pelajaran seni budata SMP‟‟, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi
yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Amalia (2004) yang berjudul
„‟Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada
Siswa Kelas II SMA Lab School Jakarta Timur‟‟ hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
E. Kerangka Berpikir
Hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut bisa berasal dari dalam maupun luar dari diri siswa. Contoh
faktor dari dalam yaitu kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan, serta kesehatan, sedangkan faktor dari luar yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar dari siswa kelas X
MIA SMA N 1 Prambanan Sleman masih rendah. Hampir 70% siswa yang
belum tuntas setelah mengerjakan tes. Rendahnya hasil belajar siswa ini
kemungkinan ada faktor-faktor yang mempengaruhi siswa baik faktor dari
luar maupun dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Anisa dkk (2013) dan
Dwi (2005) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh kesiapan belajar
terhadap hasil belajar serta penelitian yang dilakukan oleh Arum dan Amalia
(2004) mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
siswa. Oleh karena itu peneliti mencoba memadukan antara kecerdasan
emosional, kesiapan belajar, dan hasil belajar siswa. Peneliti menerapkan
penelitian itu untuk kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman.
Peneliti ingin lebih mengutamakan dari segi faktor intelegensi yaitu
kecerdasan emosional dan kesiapan belajar siswa. Hal ini terkait menurut
pernyataan dari Goleman kecerdasan umum semata-mata hanya dapat
memprediksi kesuksesan hidup seseorang sebanyak 20% saja, sedang 80%
lainnya adalah apa yang disebut dengan kecerdasan emosional. Dengan
kecerdasan emosional yang tinggi, seseorang akan mampu mengendalikan
potensi intelektualnya dalam pendidikan sehingga terwujud dalam sukses yang
bermakna. Sedangkan Menurut Slameto (2013:59) kesiapan itu perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya
sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Menurut Slameto
(2013:114) menyatakan bahwa kondisi emosional juga mempengaruhi
kesiapan untuk berbuat sesuatu, hal ini karena ada hubungan dengan motif dan
itu akan berpengaruh pada kesiapan untuk belajar siswa.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dituangkan dalam
bagan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Observasi
Kelas X MIA
Kelas X MIA
1,2,3,4 SMA N
1 Prambanan
Hasil Observasi:
1. Siswa belum siap secara
sepenuhnya ketika mengikuti
pembelajaran
2. Siswa ramai sendiri
3. Melamun
4. Hampir 70% Hasil Belajar
Siswa masih rendah
Kecerdasan Emosional (X1),
indikator:
1. Mengenali emosi diri
sendiri,
2. Mengelola emosi diri
sendiri,
3. Memotivasi diri sendiri,
4. Mengenali emosi orang
lain
5. Membina hubungan
dengan orang lain.
Kesiapan Belajar Siswa (X2),
indikator:
1. Kondisi Fisik
2. Kondisi Mental
3. Kondisi Emosional
4. Kebutuhan-kebutuhan,
motif dan tujuan
5. Keterampilan dan
Pengetahuan
Hasil Belajar (Y1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar fisika siswa
kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri.
2. Adanya pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar fisika siswa
kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri.
3. Adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap kesiapan belajar siswa
kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri.
G. Materi Tentang Optika Geometri
Materi optika geometri dalam kompetensi dasar 3.9 Menganalisis cara
kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh
cermin dan lensa dan 4.9 menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan
menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa. Secara
umum materi yang dipelajari dalam bab optika geometri yaitu:
Pemantulan Cahaya
1. Jenis dan Hukum Pemantulan Cahaya
a. Jenis pemantulan
Pada gambar (1) ditunjukkan bahwa sinar sejajar yang mengenai
cermin dipantulkan sebagai berkas sinar sejajar. Pemantulan pada
permukaan halus seperti cermin disebut dengan pemantulan teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar (1) Gambar (2)
Adapun gambar (2) ditunjukkan bahwa sinar sejajar yang mengenai
permukaan kasar yang tidak rata akan dipantulkan ke segala arah.
Pemantulan pada permukaan kasar seperti itu disebut pemantulan baur
atau difus.
b. Hukum pemantulan
Hukum pemantulan adalah sebagai berikut
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu
titik dan terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
2. Cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang
datar.
a. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Sebuah benda AB dengan tinggi h terletak pada jarak s di depan
cermin datar. Bayangan dengan tinggi terbentuk pada jarak
di belakang cermin.
i = r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Rumus untuk menghitung perbesaran bayangan (M) yang dibentuk
oleh cermin datar sebagai berikut:
M =
=
Panjang minimum cermin datar agar seluruh bayangan benda terlihat
dalam cermin adalah setengah dari tinggi benda.
b. Sifat bayangan pada cermin datar
1) Maya ( tidak ditangkap layar) dan sama besar dengan benda
2) Tegak dan berlawanan arah terhadap benda
3) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
3. Cermin lengkung
Cermin lengkung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang
lengkung. Cermin lengkung dibedakan menjadi dua yaitu cermin cekung
dan cermin cembung.
a. Cermin cekung (konkaf)
Cermin cekung mempunyai sinar-sinar istimewa sebagai berikut
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin akan
dipantulkan melalui titik fokus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Sinar datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
3) Sinar datang melalui titik pusat elengkungan cermin R
dipantulkan kembali melalui titik pusat lengkung tersebut.
Cermin cekung digunakan untuk berbagai kebutuhan. Pada
proyektor film atau senter, cermin cekung berguna untuk
menyejajarkan berkas cahaya yang berasal dari lampu.
b. Cermin cembung ( konveks)
Cermin cembung mempunyai sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
1) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan seolah-
oleh dari titik fokus F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2) Sinar datang menuju titik fokus F akan dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama
3) Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin R
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan
tersebut.
Cermin cembung memiliki banyak manfaat , misalnya pada kaca spion
memungkinkan untuk memandang daerah yang lebih luas daripada
melihat langsung dengan mata.
c. Persamaan umum cermin lengkung
1
𝑓 =
1
𝑠 +
1
𝑠
f = 1
2 R
M =
=
𝑠
𝑠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keterangan:
s = jarak benda ke cermin ( m)
= jarak bayangan ke cermin ( m)
f = jarak fokus (m)
R = pusat kelengkungan cermin (m)
M = Perbesaran bayangan
h = tinggi benda (m)
= tinggi bayangan (m)
Perjanjian tanda untuk cermin lengkung:
s, = (+) jika benda/bayangan di depan cermin (nyata)
s, = (-) jika benda/bayangan di belakang cermin
(maya)
f , R = (+) untuk cermin cekung
f , R = (-) untuk cermin cembung
Pembiasan cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya ketika
cahaya mengenai bidang batas antara dua medium. Hukum yang mengatur
peristiwa pembiasan ini adalah hukum I dan II snellius yang berbunyi
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1. Hukum I Snellius : sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar.
2. Hukum II Snellius : jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat sinar dibelokkan mendekati garis normal dan
begitu pula sebaliknya.
Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
1 = indeks bias medium 1
2 = indeks bias medium 2
1 = sudut datang dalam medium 1
2 = sudut bias dalam medium 2
21 = indeks bias medium 2 terhadap 1
Berikut rumus-rumus yang terkait pembiasan cahaya.
1). Cepat rambat dan indeks bias
𝑛1 sin 𝜃1 = 𝑛2 sin 𝜃2
sin𝜃1
sin𝜃2 =
𝑛2
𝑛1 = 𝑛21
𝑣1 𝑛1 = 𝑣2 𝑛2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2). Panjang gelombang dan indeks bias
1. Pembiasan pada prisma
Pada prisma berlaku sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh
perpanjangan cahaya yang masuk ke dalam prisma dengan cahaya
yang meninggalkannya. Deviasi minimum berlaku:
a. > 15˚
= sudut pembias prisma
b. < 15˚
Deviasi minimum terjadi jika = 2 atau 2 = 1
2. Pembiasan pada bidang lengkung
Pembiasan pada bidang lengkung berlaku persamaan sebagai berikut.
Keterangan :
1= indeks bias medium sinar datang
𝜆1 𝑛1 = 𝜆2 𝑛2
𝑛1 sin ( 𝛿𝑚+ 𝛽
2) = 𝑛2 sin (
𝛽
2)
𝛿𝑚= ( 𝑛2
𝑛1 – 1)𝛽
𝑛1
𝑠 +
𝑛1
𝑠 = 𝑛2− 𝑛1
𝑅
M =
=
𝑠
𝑠.𝑛1
𝑛2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2= indeks bias bidang lengkung
s = jarak benda
= jarak bayangan
R = jari-jari kelengkungan
3. Pembiasan pada kaca plan paralel
Keterangan:
t = pergeseran sinar
d = tebal kaca plan paralel
Lensa
Lensa adalah benda transparan yang salah satu atau kedua
permukaannya memiliki bidang lengkung. Berkas cahaya yang masuk
lensa akan dibiaskan.
1. Lensa konvergen (lensa cembung)
Lensa konvergen bersifat mengumpulkan berkas sinar sejajar. Lensa
konvergen memiliki bagian tengah lebih daripada tebalnya. Lensa ini
disebut juga lensa cembung, lensa konveks, atau lensa positif.
Lensa cembung mempunyai sinar-sinar istimewa sebagai berikut.
t = 𝑑 sin( 𝑖−𝑟)
cos𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui fokus aktif (
1)
b. Sinar datang melalui titik fokus pasif ( 2) dibiaskan sejajar sumbu
utama.
c. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa
pembiasan.
2. Lensa divergen (lensa cekung)
Lensa divergen bersifat memancarkan berkas sinar sejajar. Lensa ini
memiliki bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian tepinya. Lensa
divergen disebut juga lensa cekung, lensa konkaf, atau lensa negatif.
Lensa cekung mempunyai sinar-sinar istimewa sebagai berikur:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal
dari fokus aktif ( 1)
b. Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif ( 2)
dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa dibiaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Persamaan pada lensa
Hubungan antara jarak benda dengan bayangan yang berlaku pada
lensa, dirumuskan dengan:
Adapun perbesaran bayangan (M) pada lensa dirumuskan sebagai
berikut.
Keterangan:
s = jarak benda ke pusat lensa (m)
= jarak bayangan ke pusat lensa (m)
f = jarak fokus (m)
f (+) = untuk lensa cembung
f (-) = untuk lensa cekung
1
𝑠 +
1
𝑠 = 1
𝑓
M =
=
𝑠
𝑠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4. Daya lensa (kekuatan lensa)
Karakteristik lensa dinyatakan dalam daya. Semakin besar daya sebuah
lensa, maka semakin dekat posisi bayangan ke lensa yang berasal dari
benda yang sangat jauh.
Daya lensa dirumuskan P = 1
( f dalam satuan m). Jika terdiri dari
beberapa lensa, maka P ditentukan dengan:
5. Hubungan antara kelengkungan dan jarak fokus lensa
Apabila ada dua buah lensa dengan kelengkungan permukaan masing-
masing 1 dan 2 dengan indeks bias lensa 1 dan 2, maka jarak
fokus memenuhi hubungan sebagai berikut.
Alat Optik
Alat optik merupakan benda yang menggunakan cermin, lensa atau
gabungan keduanya untuk melihat benda agar lebih jelas. Alat optik
memanfaatkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya.
1. Mata
Mata merupakan alat optik alami yang mempunyai lensa cembung.
Pengaturan ketebalan lensa mata mengakibatkan perubahan panjang
1
𝑓𝑔𝑎𝑏 =
1
𝑓1 +
1
𝑓2 + ....... 𝑃𝑔𝑎𝑏 = 𝑃1 + 𝑃2
1
𝑓 = (
𝑛2
𝑛1− 1)(
1
𝑅1 +
1
𝑅2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
fokus lensa sehingga mata dapat melihat benda yang dekat maupun
jauh dengan jelas.
Bagian bagian mata dapat dilihat pada keterangan gambar berikut:
Bagian-bagian mata dan fungsinya:
a. Kornea
Kornea merupakan selaput tipis yang sangat kuat. Fungsi kornea
adalah melindungi mata bagian dalam dari pengaruh luar.
b. Iris
Iris adalah selaput bola mata yang membentuk celah lingkaran.
Fungsi iris adalah memberi warna pada mata. Sehingga mata
manusia ada yang berwarna hitam, biru, hijau, atau cokelat.
c. Pupil
Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris. Fungsi pupil
adalah mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Ketika
iris mengendur, pupil akan membesar sehingga cahaya yang
masuk ke mata lebih banyak.
d. Lensa mata
Lensa mata adalah berupa lensa cembung yang kenyal dan kuat.
Fungsi lensa mata adalah membiaskan cahaya yang masuk ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mata. Bayangan yang dihasilkan yaitu bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil.
e. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang terletak di
bagian belakang mata. Fungsi retina adalah menangkap bayangan
yang dibentuk oleh lensa mata.
Poin penting yang terkait dengan mata sebagai alat optik dijelaskan
sebagai berikut:
a. Daya akomodasi
Daya akomodasi merupakan kemampuan otot mata ntuk
mengubah kecembungan lensa mata.
Agar terlihat dengan jelas, objek harus terletak pada daerah
penglihatan mata yaitu daerah antara titik dekat dan titik jauh
mata.
1) Titik dekat (PP) merupakan jarak terdekat yang dapat dilihat
dengan jelas oleh mata berakomodasi maksimum, untuk mata
normal berjarak 25 cm.
2) Titik jauh (PR) merupakan jarak terjauh yang dapat dilihat
dengan jelas oleh mata tanpa berakomodasi. Pada jarak ini
lensa mata dalam keadaan paling pipih . Jarak PR di titik tak
hingga ( )untuk mata normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Mata normal
Mata normal dapat melihat dengan jelas mulai dari jarak sekitar 25
cm sampai jarak tak hingga.
c. Cacat mata
1) Miopi
Mata rabun jauh (miopi) tidak dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang letaknya jauh. Miopi disebabkan bayangan
benda jatuh di depan retina. Keadaan mata ini memiliki titik
dekat yang lebih pendek dari PP( < 25 cm) dan titik jauhnya
lebih pendek dari PR. Untuk dapat melihat dengan mata
normal maka diperlukankacamata berlensa cekung dengan
kekuatan lensa:
2) Hipermetropi
Mata rabun dekat (hipermetropi) tidak dapat melihat dengan
jelas benda-benda yang letaknya dekat. Hal ini disebabkan
bayangan benda jatuh di belakang retina. Keadaan mata ini
memiliki titik dekat yang lebih panjang dari PP ( > 25
cm).Untuk dapat melihat dengan mata normal diperlukan
kacamata berlensa cembung dengan kekuatan lensa:
P = − 1
𝑃𝑅 dioptri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3) Presbiopi
Rabun mata tua (presbiopi) merupakan kondisi mata yang daya
akomodasinya lemah, sehingga menyebabkan titik dekatnya
jauh dari mata normal dan titik jauhnya lebih pendek dari mata
normal. Untuk dapat melihat dengan mata normal diperlukan
kacamata berlensa rangkap (bifokal).
4) Astigmatisme
Mata astigmatisme merupakan kondisi mata karena tidak
ratanya korneo mata, sehingga cahaya sejajar yang datang
tidak dapat difokuskan ke satu titik. Cacat mata ini dapat
ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa silindris.
2. Kamera
Kamera merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti mata.
Lensa positif pada kamera berfungsi seperti lensa mata, diafragma
seperti pupil, dan film seperti retina. Prinsip kerja kamera yaitu lensa
cembung pada kamera berfungsi untuk membiaskan sinar dari benda
sehingga bayangan jatuh di film sebagai layar. Benda yang dipotret
P = 4 − 1
𝑃𝑃 dioptri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
ditempatkan pada jarak lebih besar dari 2F di depan lensa. Bayangan
yang terbentuk pada film kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
3. Lup
Lup sering juga disebut dengan kaca pembesar, yaitu digunakan untuk
melihat benda yang kecil sehingga terlihat besar. Lup terdiri dari
sebuah lensa cembung. Benda yang diamati ditempatkan di antara titik
fokus dan lensa. Bayangan akhir yang terbentuk yaitu bayangan maya
yang diperbesar.
a. Mata tak berakomodasi
Pada saat mata dalam keadaan tidak berakomodasi (mata rileks) ,
benda yang terletak di titik fokus lensa sehingga bayangan benda
terletak pada jarak tak terhingga.
M = 𝑆𝑛
𝑓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Mata berakomodasi maksimum
Bayangan benda pada mata berakomodasi maksimum yaitu maya,
tegak, diperbesar dan terletak tepat pada titik dekat mata ( = ).
Keterangan :
M = perbesaran bayangan
= titik dekat mata
= jarak fokus lensa
= jarak benda ke lensa
= jarak bayangan ke lensa
4. Mikroskop
Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa objektif (lensa
yang dekat dengan objek) dan lensa okuler (lensa yang dekat dengan
mata). Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara
F dan 2F, sehingga terbentuk bayangan nyata yang diperbesar.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap sebagai benda
oleh lensa okuler. Bayangan oleh lensa objektif ini harus terletak di
antara fokus okuler dan lensa okuler agar terbentuk bayangan maya
yang diperbesar.
a. Mata tak berakomodasi
M = 𝑆𝑛
𝑓 + 1
𝑀𝑜𝑏 = 𝑠 𝑜𝑏
𝑠𝑜𝑏
𝑀𝑜𝑘 = 𝑠𝑛
𝑓𝑜𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Mata berakomodasi maksimum
c. Perbesaran bayangan akhir
Perbesaran pada bayangan akhir merupakan hasil total perbesaran
dua buah lensa
Keterangan:
d = 𝑠 𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘
𝑀𝑜𝑏 = 𝑠 𝑜𝑏
𝑠𝑜𝑏 𝑀𝑜𝑘 =
𝑠𝑛
𝑓𝑜𝑘 + 1
d = 𝑠 𝑜𝑏 + 𝑠𝑜𝑘
M = 𝑀𝑜𝑏 + 𝑀𝑜𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
M = perbesaran bayangan akhir/total
= perbesaran bayangan pada lensa objektif
= perbesaran bayangan pada lensa okuler
= panjang mikroskop
= jarak benda ke lensa objektif
= jarak bayangan ke lensa objektif
= jarak benda ke lensa okuler
= jarak bayangan ke lensa okuler
= jarak fokus pada lensa objektif
= jarak fokus pada lensa okuler
= titik dekat mata = 25 cm
5. Teropong
Teropong atau teleskop adalah instrumen pengamatan yang berfungsi
mengumpulkan radiasi elegtromagnetik dan sekaligus membrntuk citra
dari benda yang diamati. Telskop merupakan alat paling penting dalam
pengamatan astronomi. Jenis teleskop yang dipakai untuk maksud
bukan astronomi antara lain adalah transit, monokuler, binokuler, lensa
kamera, dan keker.
a. Teropong bias
Prinsip kerja teropong bias yaitu sinar datang dari benda yang jauh
merupakan sinar-sinar paralel, dan membentuk bayangan objektif
pada titik fokus objektif. Bayangan ini selanjutnya berfungsi
sebagai objek bagi lensa okuler. Lensa okuler diatur sedemikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
rupa seingga bayangan berada di antara lensa okuler dan titik
fokusnya agar terbentuk bayangan maya, terbalik, dan diperbesar.
1) Mata tidak berakomodasi
Pada saat mata tidak berakomodasi , bayangan oleh lensa
okuler terletak pada titik tak hingga, sehingga bayangan oleh
lensa objektif berada pada titik fokus lensa okuler. Persamaan
pembentuk bayangan pada saat mata tidak berakomodasi
dirumuskan sebagai berikut:
2) Mata berakomodasi maksimum
Persamaan pembentukan bayangan pada mata berakomodasi
maksimum sebagai berikut:
d = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘 M = 𝑓𝑜𝑏
𝑓𝑜𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Keterangan:
d = panjang teropong bias
M = perbesaran bayangan akhir
Contoh alat optik yang termasuk teropong bias adalah teropong
bintang, teropong bumi, teropong panggung, dan teropong
binokuler.
b. Teropong pantul
Teropong pantul menggunakan cermin cekung sebagai perangkat
untuk pembentukan bayangan, walaupun kadang-kadang
menggunakan cermin datar dan cermin okuler.
Kelebihan penggunaan cermin untuk pembentukan bayangan pada
teropong pantul dibandingkan dengan penggunaan lensa pada
teropong bias adalah cermin lebih mudah dibuat, lebih murah, dan
tidak mengalami abrasi kromatik(penguraian warna).
H. Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
Selama ini, kajian mengenai tentang belajar kurang memerhatikan
pengaruh emosi terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Padahal emosi sebagai sumber kecerdasan, kepekaan, berperan menghidupkan
perkembangan dan penalaran yang baik. Setiap siswa memiliki keadaan emosi
d = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘 M = 𝑓𝑜𝑏
𝑠𝑜𝑘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
yang berbeda-beda. Dan emosi ini akan berpengaruh pada proses dan hasil
belajar siswa. Sehingga siswa harus mampu mengenali, mengelola,
mengekspresikan emosi tersebut supaya memberikan dampak yang poistif
terhadap hasil belajarnya. Berhubungan dengan emosi, maka siswa harus
memiliki kecerdasan terkait dengan keadaan emosinya. Kecerdasan ini yang
disebut dengan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan
kemampuan untuk mengenali, mengelola, mengekspresikan dan memotivasi
emosi diri sendiri serta membina hubungan baik dengan orang lain. Siswa
harus bisa mengendalikan emosinya ketika dalam proses pembelajaran. Hal itu
dikarenakan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga siswa harus
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Terkait dengan kecerdasan
emosional, ada hasil penelitian (Aunurrahman, 2012:86) yang menunjukkan
bahwa keterampilan mengolah kecerdasan emosional akan mampu membuat
siswa bersemangat tinggi dalam belajar, atau untuk disukai teman-temannya,
juga akan membantunya dua puluh tahun kemudian ketika masuk dunia kerja.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka hasil belajar siswa
pun akan tinggi pula. Hal ini karena siswa mampu menngendalikan emosi
ataupun hal lain yang menurutnya tidak sesuai jika dirasakan pada kondisi
tertentu. Sehingga siswa lebih fokus pada satu tujuan tanpa memikirkan
emosinya.
I. Hubungan Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Kesiapan belajar merupakan suatu kondisi keseluruhan siswa yang akan
membuatnya mampu menerima respon/jawaban di dalam cara tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
terhadap suatu situasi (Slameto, 2013:113). Kesiapan ini terjadi ketika
kegiatan belajar ini belum berlangsung atau sebagai pendahuluan kegiatan
belajar. Seseorang yang siap belajar berarti orang tersebut sudah siap dan
mampu untuk mengikuti segala kegiatan yang akan dilakukannya. Kesiapan
belajar siswa yang tinggi akan membuat siswa siap untuk memberikan
respon/jawaban di dalam pembelajaran atau siap menerima pelajaran dengan
baik. Siswa yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi, maka akan memiliki
hasil belajar yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2013:58)
yang menyebutkan bahwa kesiapan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar,
dimana siswa yang memiliki kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
Penelitian kesiapan belajar juga dilakukan oleh Rice-Speraman, 2010 (Dalam
Anisa dkk, 2013) yang menyebutkan bahwa pelajar yang memiliki kesiapan
belajar yang tinggi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan
dapat mengembangkan kecakapan yang dimilikinya.
J. Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Kesiapan Belajar
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri sendiri
,mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat, memotivasi
diri sendiri, mengenali orag lain dan membina hubungan dengan orang lain.
Dengan demikian kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam
mengelola emosinya secara sehat terutama dalam berhubungan dengan orang
lain. Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, menandakan
bahwa siswa dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Hal ini dapat
dihubungkan dengan kesiapan belajarnya yaitu siswa yang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mengendalikan emosinya, akan memiliki kesiapan yang matang untuk
mengikuti pelajaran dengan baik. Menurut Slameto (2013:114) menyatakan
bahwa kondisi emosional juga mempengaruhi kesiapan untuk berbuat sesuatu,
hal ini karena ada hubungan dengan motif dan itu akan berpengaruh pada
kesiapan untuk belajar siswa. Sehingga siswa yang memiliki kecerdasan
emosional dan kesiapan belajar yang baik akan mendapatkan prestasi yang
baik pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan merupakan desain penelitian gabungan
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu berupa korelasi. Korelasi
ini digunakan untuk meneliti pengaruh kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan
Sleman pada materi optika geometri semester genap tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian kualitatif yaitu wawancara untuk memperkuat data kuantitatif dari
angket kecerdasan emosional dan kesiapan belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian:
Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu SMA N 1
Prambanan yang berada di Madubaru, Madurejo, Prambanan, Sleman
55572.
2. Waktu Penelitian:
Waktu untuk penelitian yaitu pada pertengahan bulan April- Awal Mei
2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
C. Sampel
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas X MIA SMA N 1
Prambanan. Adapun pembagian kelas dan jumlah siswanya sebagi berikut.
X MIA 1 = 32 siswa, MIA 2 = 32 siswa, MIA 3 = 24 siswa , MIA 4
dengan jumlah siswa= 24 siswa. Jumlah sampel yang digunakan yaitu
sama dengan jumlah populasi kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman
yaitu dengan jumlah 112 siswa.
2. Objek Penelitian Sampel
Objek penelitian yang dilakukan adalah kecerdasan emosional siswa,
kesiapan belajar siswa, dan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N
1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket, wawancara,
dokumentasi, observasi.( Suparno, 2014:53).
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
mengambil data kualitatif dan kuantitatif. Jenis data, cara pengambilan data,
serta sumber data diuraikan pada tabel 3.1 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 3.1 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data Alat pengambilan
data
Sumber data Cara analisis
data
1. Kecerdasan
Emosional
Angket dan
Wawancara
Siswa Kelas
X MIA SMA
N 1
Prambanan
Sleman.
Analisis
Kualitatif dan
Kuantitatif 2. Kesiapan
Belajar
Angket dan
Wawancara
3. Hasil
Belajar
Fisika
Tes
1. Angket atau kuesioner
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar
pertanyaan yang disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan
penelitian. Dilihat dari subjek yang mengisi angket dibedakan menjadi dua
jenis yaitu( Khodijah, 2014:30):
a. Angket langsung
Angket ini dikirim langsung kepada orang yang ingin dimintai
pendapat, keyakinannya dan diminta menceritakan tentang keadaan
dirinya sendiri.
b. Angket tidak langsung
Angket tidak langsung, yang dikirim kepada seseorang untuk diminta
menceritakan keadaan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Selain itu menurut Hadi,2000 ( Dalam Khodijah, 2014:31) angket
dibagi berdasarkan jenis penyusunan itemnya, terbagi menjadi dua
yaitu:
a. Angket tipe isian
Angket tipe isian yaitu angket yang berisikan item-item yang
diajukan dalam bentuk pertanyaan atau permintaan komentar
terhadap suatu kejadian atau keadaan. Jenis angket ini dibagi
menjadi dua yaitu:
1) Angket bentuk terbuka
Dimana responden secara bebas memberikan jawabannya
2) Angket tertutup
Pada angket tertutup ini, hanya memberikan ruang yang
sangat terbatas bagi responden dalam memberikan
jawabannya.
b. Angket tipe pilihan
Angket tipe pilihan yaitu angket yang hanya meminta
responden untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari
alternatif-alternatif jawaban yang disediakan.
Pada penelitian ini angket yang digunakan yaitu angket tipe
pilihan. Jenis angket ada 2 yaitu angket kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar. Angket kecerdasan emosional terdiri dari 30
pernyataan yang mengandung 5 indikator yaitu mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dan membina hubungan dengan orang lain. Tiap-tiap indikator
diwakili oleh 6 pernyataan yaitu 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan
negatif. Respon untuk tiap-tiap indikator terdiri dari 4 kategori
jawaban, dimana siswa harus memilih satu jawaban sesuai dengan
keadaaannya. Untuk angket kesiapan belajar terdiri dari 30 pernyataan
yang mengandung 5 indikator yaitu kondisi fisik, kondisi mental,
kondisi emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan serta
keterampilan dan pengetahuan. Tiap-tiap indikator diwakili oleh 6
pernyataan yaitu 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Respon
untuk tiap-tiap indikator terdiri dari 4 kategori jawaban, dimana siswa
harus memilih satu jawaban sesuai dengan keadaaannya. Pada tabel
3.2 digambarkan kisi-kisi angket kecerdasan emosional. Dan pada
tabel 3.3 digambarkan kisi-kisi angket kesiapan belajar siswa.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Emosional
No Indikator
Bentuk Pernyataan
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1 Mengenali emosi diri 1,11,21 9, 15,26
2 Mengelola emosi diri 2,16,27 3,20,30
3 Memotivasi diri 4,12,22 14,24,28
4 Mengenali emosi orang lain 10,19,29 5,6,25
5 Membina hubungan baik
dengan orang lain
7,13,23 8, 17, 18
Jumlah Pernyataan 15 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kesiapan Belajar
No Indikator
Bentuk Pernyataan
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1 Kondisi fisik 1,11,27 9, 15,26
2 Kondisi mental 2,12,21 3,10,28
3 Kondisi emosional 4,16,22 14,20,24
4 Kebutuhan –kebutuhan, motif
dan tujuan
13,19,30 6,8,18
5 Ketermpilan dan Pengetahuan 7,23,29 5, 17, 25
Jumlah Pernyataan 15 15
2. Wawancara
Wawancara merupakan semacam kuisioner lisan, suatu dialog yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
(Suparno, 2014:61)
Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara terpimpin,
dimana sudah ditentukan daftar pertanyaan yang lengkap sesuai
kebutuhan. Wawancara ini digunakan untuk memperkuat hasil angket
untuk kecerdasan emosional dan kesiapan belajar siswa. Sehingga isi
pertanyaan wawancara yaitu isi yang disesuaikan pada angket kecerdasan
emosional dan kesiapan belajar siswa. Hasil dari wawancara kemudian
dianalisa secara kualitatif. Pada tabel 3.4 digambarkan pertanyaan-
pertanyaan untuk wawancara kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara
Kategori Indikator Pertanyaan
Kecerdasan
Emosional
a. Mengenali
emosi diri
1. Bagaimana sikap anda ketika
anda sedang menghadapi
suatu permasalahan?
2. Bagaimana perasaan anda
ketika, mendapatkan nilai
ulangan yang jelek?
Kemudian apa yang akan
anda lakukan?
3. Bagaimana anda bisa
mengenali sesuatu itu bisa
berdampak baik/berguna
untuk saya atau tidak?
b. Mengelola
emosi diri
4. Bagaimana anda belajar
dirumah setiap hari?
5. Apa yang biasa anda lakukan
ketika guru sedang
menjelaskan materi?
6. Suatu ketika ada teman anda
yang tidak suka pada anda
dan dia mengejek anda di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kategori Indikator Pertanyaan
depan teman apa yang akan
anda lakukan?
c. Memotiva
si diri
7. Apa yang anda lakukan
ketika anda sudah berada
pada situasi yang sulit?
8. Apa yang anda lakukan
ketika teman anda
mendapatkan juara kelas,
padahal anda sudah berpikir
bahwa anda yang akan
mendapatkan juara itu?
9. Apa cita- cita anda dan
upaya apa yang akan
lakukan untuk dapat
meraihnya?
d. Mengenal
emosi
orang lain
10. Apa yang anda akan lakukan
jika ada teman anda
membutuhkan bantuan,
sedangkan anda harus
menyelesaikan tugas anda
yang harus dikumpulkan saat
itu juga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kategori Indikator Pertanyaan
11. Apa yang anda lakukan
ketika teman/ orang lain
sedang menceritakan keluh
kesahnya kepada anda?
12. Apa yang biasa anda lakukan
ketika orang lain sedang
berbicara?
e. Membina
hubungan
dengan
orang lain
13. Organisasi apa yang pernah
anda ikuti? Mengapa anda
memilih mengikuti
organisasi itu?
14. Bagaimana cara anda bisa
berkomunikasi dengan baik
dengan teman?
15. Apa yang sering anda
lakukan ketika dalam sebuha
forum diskusi?
Kategori Indikator Pertanyaan
Kesiapan
Belajar
a. Kondisi
fisik
1. Apakah anda termasuk orang
yang gampang sakit?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kategori Indikator Pertanyaan
2. Apa yang anda lakukan
untuk menjaga kesehatan
anda?
3. Jika anda sedang sakit , dan
anda besok akan ada
ulangan, apa yang akan anda
lakukan?
b. Kondisi
mental
4. Apa yang akan lakukan bila
ada materi fisika yang belum
paham?
5. Ketika guru memberikan
kesempatan untuk
berpendapat, apa yang anda
lakukan?
6. Apakah anda percaya pada
kemampuan anda, bahwa
anda akan berhasil dalam
belajar? Mengapa?
c. Kondisi
emosional
7. Apa yang anda lakukan
sebelum mengikuti pelajaran
fisika?
8. Ketika ulangan, dan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kategori Indikator Pertanyaan
saat itu anda sudah tidak
dapat menjawab lagi, apa
yang kamu lakukan?
9. Apa yang anda lakukan
ketika guru sedang
menjelaskan materi?
d. Kebutuha
n-
kebutuhan
,motif dan
tujuan
10. Menurut anda seberapa
penting fisika menurut anda?
Apa yang sudah anda
lakukan untuk mendapatkan
nilai fisika yang baik?
11. Referensi apa saja yang
biasa kamu cari, untuk lebih
memahami fisika?
12. Apa yang anda lakukan
untuk mendapatkan nilai
fisika yang memuaskan?
e. Keterampi
lan dan
pengetahu
an
13. Menurut anda apakah anda
sudah berhasil dalam
memahami fisika?
14. Setelah materi fisika sudah
selesai, apa yang anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kategori Indikator Pertanyaan
lakukan?
15. Bisakah anda memberikan
contoh penerapan fisika
dalam kehidupan sehari-
hari?
3. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar merupakan salah satu instrumen untuk
mengumpulkan data hasil belajar siswa. Tes tulis ini dilakukan pada akhir
pembelajaran. Tes tulis yang diberikan berupa pilihan ganda. Menurut
beberapa ahli bentuk tes yang paling berguna dan luwes ialah bentuk tes
butir pilihan ganda (Hill, 1977 dalam Sri 2002:424). Peserta tes memilih
salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pilihan itu dinyatakan
dengan sangat sederhana yaitu dengan memberi tanda dalam bentuk tanda
silang.
Pada penelitian ini bentuk tesnya yaitu pilihan ganda. Tes ini
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi optika
geometri. Jumlah soalnya ada 20. Hal ini disesuaikan dengan aturan dari
guru kelas yang menggunakan pilihan ganda untuk tes. Pada tabel 3.5
digambarkan kisi-kisi materi dan aspek soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3.5 Tes Berdasarkan Kriteria Hasil Belajar Pada
Materi Optika Geometri
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
3.9 Menganalisis
cara kerja alat optik
menggunakan sifat
pencerminan dan
pembiasan cahaya
oleh cermin dan
lensa
Pengetahuan 1. Suatu cermin
menghasilkan bayangan
yang memiliki sifat
maya, tegak, dan sama
besar. Jenis cermin
tersebut adalah......
a. cermin positif
b. cermin negatif
c. cermin datar
d. cermin cekung
e. cermin cembung
12. Cacat mata yang
disebabkan oleh
bayangan benda yang
jatuh di depan retina
adalah .....
a. Astigmatisme
b. Presbiopi
c. Rabun dekat
d. Rabun jauh
e. Emetropi
13. Bayangan benda yang
dibentuk oleh lensa
okuler pada teropong
bias adalah .....
a. Nyata, terbalik,
diperbesar
b. Nyata, terbalik,
diperkecil
c. Nyata, tegak,
diperbesar
d. Maya, terbalik,
diperkecil
e. Maya, terbalik,
diperbesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
15. Daya akomodasi mata
adalah ......
a. Kemampuan
mata untuk
mengubah
kecembungan
lensa mata
b. Kemampuan mata
untuk membentuk
bayangan
c. Kemampuan mata
untuk menangkap
bayangan yang
dibentuk oleh
lensa
d. Kemampuan mata
untuk dapat
bergeser ke depan
dan ke belakang
e. Kemampuan
manusia untuk
melihat
Pemahaman 2. Berikut ini yang
termasuk salah satu sinar
istimewa pada cermin
cembung adalah.....
a. Sinar datang
sejajar dengan
sumbu utama
akan
dipantulkan
melalui titik
pusat
kelengkungan R
b. Sinar datang
sejajar dengan
sumbu utama
akan
dipantulkan
melalui titik
fokus F
c. Sinar datang
melalui titik
fokus F akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
dipantulkan
sejajar dengan
sumbu utama
d. Sinar datang
menuju titik
fokus F akan
dipantulkan
sejajar dengan
sumbu utama
e. Sinar datang
menuju titik
fokus akan
dipantulkan
seolah olah
berasal dari titik
fokus
9. Pernyataan di bawah ini
yang termasuk sinar
istimewa lensa cembung
adalah.....
a. Sinar datang
melalui titik pusat
optik O dibiaskan
sejajar dengan
sumbu utama.
b. Sinar datang
sejajar sumbu
utama dibiaskan
melalui fokus
aktif ( )
c. Sinar datang
sejajar sumbu
utama dibiaskan
melalui fokus
aktif ( 2)
d. Sinar datang
sejajar sumbu
utama dibiaskan
seolah-olah
berasal dari fokus
aktif ( 1)
e. Sinar datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
seakan-akan
menuju ke titik
fokus pasif( 2)
dibiaskan sejajar
sumbu utama
Analisis 3. Sebuah benda diletakkan
di depan cermin cekung
yang mempunyai jarak
fokus 15 cm. Agar
bayangan yang terbentuk
3 kali lebih besar, maka
jarak benda yang harus
diletakkan di depan
cermin adalah....
a. 10 cm
b. 15 cm
c. 20 cm
d. 25 cm
e. 30 cm
5. Jika jarak fokus suatu
cermin cembung adalah
10 cm, letak bayangan
yang terbentuk jika jarak
benda 15 cm di depan
cermin adalah....
a. 30 cm di depan
cermin
b. 30 cm di
belakang cermin
c. 6 cm di depan
cermin
d. 6 cm dibelakang
cermin
e. 15 cm di depan
cermin
Analisis 6. Seberkas sinar cahaya
melalui sejenis larutan
menuju ke udara ( =1)
dengan sudut sinar
datang adalah 45˚dan
sudut bias dalam udara
adalah 60˚. Indeks bias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
larutan ( ) adalah .......
a. 1
2
b. √
c. √
d. √
3
e. √3
√2
7. Cepat rambat cahaya di
dalam air 2,25 x 1 m/s
dan mempunyai indeks
bias 1,33 mengalami
pembiasan pada kaca
yang memiliki cepat
rambat 2,00 x 1 m/s
,Maka indeks bias pada
kaca adalah .....
a. 0,84
b. 1,18
c. 1,49
d. 2,66
e. 3,38
8. Berkas sinar merambat di
udara (n=1) dengan
panjang gelombang
cahaya di udara yaitu 62
x 1 − m menuju
permukaan air dengan
indeks bias 1,33. Panjang
gelombang cahaya saat di
air adalah .......
a. 46,6 x − m
b. 58,9 1 − m
c. 62 x 1 − m
d. 72 x 1 − m
e. 82,4 x 1 − m
Analisis 9. Sebuah lensa cembung
memiliki jarak fokus 60
cm. Jika bayangan nyata
yang dihasilkan 3x besar
benda, maka posisi benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
terhadap lensa adalah
......
a. 20 cm
b. 30cm
c. 40cm
d. 60 cm
e. 80 cm
10. Sebuah benda dengan
tinggi 0,15 m berada
pada jarak 60 cm dari
lensa cekung dengan
jarak fokus 40 cm.
Tinggi bayangan benda
adalah ..........
a. 6 cm
b. 7,5 cm
c. 15 cm
d. 20 cm
e. 30 cm
Analisis 14. Seorang penderita rabun
dekat(hipermetropi)
dengan titik dekat 80
cm, ingin membaca pada
jarak baca normal (25
cm). Kekuatan kacamata
yang dapat digunakan
agar dapat melihat pada
jarak normal madalah
......
a. + 1,25 dioptri
b. -1,25 dioptri
c. +2,75 dioptri
d. – 2,75 dioptri
e. +3,5 dioptri
16. Perbesaran bayangan
yang dibentuk oleh lup
pada mata tak
berakomodasi yaitu 4
kali, dan memiliki
kekuatan 10 dioptri. Titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
dekat yang digunakan
pengamat adalah .....
a. 36 cm
b. 37 cm
c. 38 cm
d. 39 cm
e. 40 cm 17. Teropong bintang pada
mata tak berakomodasi
memiliki perbesaran 10
x. Jika jarak fokus
objektifnya 50 cm, maka
panjang teropong bintang
tersebut adalah ..........
a. 55 cm b. 50 cm
c. 5,5 cm
d. 550 cm
e. 500 cm
18. Jarak objektif dan okuler
pada mikroskop untuk
mata tak berakomodasi
seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
Objektif Okuler
10 cm 5 cm
Fob Fok
d = 35 cm
Besar perbesaran total yang
dihasilkan adalah .......
a. 12 kali
b. 10 kali c. 8 kali
d. 6 kali
e. 4 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
20. Jarak bayangan benda
adalah 33,75 cm dari
permukaan air. Jika
indeks bias air 4
3 dan
indeks bias udara 1,
maka jarak benda pada
dasar bejana yang berisi
air adalah .....
a. 50,5 cm
b. 45 cm
c. 42, 8 cm
d. 25,31 cm
e. 22,5 cm
Sintesis 4. Jarak fokus sebuah
cermin cekung yaitu 15
cm, jika benda berada
pada jarak 20 cm di
depan cermin, maka
gambar dibawah ini yang
merupakan uraian
pembentukan bayangan
dari benda tersebut
adalah .....
a.
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
c.
d.
e.
Aplikasi
19. Astigmatisme merupakan
kondisi mata karena tidak
ratanya kornea mata,
sehingga cahaya sejajar
yang datang tidak dapat
difokuskan ke satu titik.
Dibawah ini yang
merupakan kacamata
yang dapat digunakan
untuk menolong cacat
mata ini adalah .......
a. Kacamata
berlensa cekung
b. Kacamata
berlensa cembung
c. Kacamata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kompetensi Dasar Aspek
Kognitif
Contoh soal
berlensa rangkap
d. Kacamata
berlensa silindris
e. Kacamata
berlensa positif
E. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan mengukur atau menentukan apakah suatu tes itu
sungguh mengukur apa yang mau diukur sesuai dengan tujuan. (Suparno,
2014:65)
Menurut Sri (2002:403) validitas merupakan ciri yang amat penting,
yang seharusnya dimiliki oleh setiap tes yang digunakan untk berbagai tujuan.
Validitas menunjuk pada penyesuaian alat pengukur dengan tujuan yang
hendak diukur, kepenuhartian, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti
berdasarkan data yang dikumpulkan. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila
betul –betul mengukur apa yang akan diukur. Validitas untuk penelitian ini
yaitu dilakukan oleh beberapa ahli yaitu guru pendamping, dosen pembimbing
dan salah satu dosen prodi pendidikan fisika.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
a. Angket Kecerdasan Emosional
Data yang diperolah melalui angket dianalisis dengan tahap-tahap
sebagai berikut. Angket yang telah disi oleh siswa dikategorikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif. Kemudian masing-
masing jawaban yang telah diisikan siswa diberikan skor. Penetapan
skor untuk pernyataan positif dan negatif seperti pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Skor untuk pernyataan positif dan negatif
Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR JR TP
Pernyataan positif 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4
Jika ada pernyataan yang tidak diisi siswa, maka akan diberi skor 0.
Skor yang diperoleh siswa kemudian dijumlahkan dan skor ini
sebagai skor kecerdasan emosional siswa.
Untuk setiap siswa didapatkan:
1) Skor minimal = 1 x 30 = 30
2) Skor maksimal = 4 x 30 = 120
b. Analisis Angket Kesiapan Belajar Siswa
Data yang diperolah melalui angket dianalisis dengan tahap-
tahap sebagai berikut. Angket yang telah disii oleh siswa dikategorikan
dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif. Kemudian masing-
masing jawaban yang telah diisikan siswa diberikan skor. Penetapan
skor untuk pernyataan positif dan negatif seperti pada tabel 3.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 3.7 Skor untuk pernyataan positif dan negatif
Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR JR TP
Pernyataan positif 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4
Jika ada pernyataan yang tidak diisi siswa, maka akan diberi skor 0.
Skor yang diperoleh siswa kemudian dijumlahkan dan skor ini
sebagai skor kesiapan belajar fisika siswa.
Untuk setiap siswa didapatkan:
1) Skor minimal = 1 x 30 = 30
2) Skor maksimal = 4 x 30 = 120
c. Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosional dan Kesiapan Belajar
Untuk melihat tingkat kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar maka skor-skor yang diperoleh siswa dikategorisasikan. Hal ini
juga bertujuan untuk menentukan sampel yang akan diwawancarai.
Angket kecerdasan emosional berisi 30 pernyataan yang terdiri
dari empat pilihan jawaban.
1) Skor untuk setiap siswa
Skor minimal = 1 x 30 = 30
Skor maksimal = 4 x 30 = 120
Range = 120- 30 = 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2) Pembagian interval
Range dibagi dalam 5 kategori, maka lebar interval =
90 : 5 = 18
Skor yang diperoleh dari angket kecerdasan emosional dibagi
menjadi 5 kategori yang tercantum dalam tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kategorisasi Tingkat Kecerdasan
Emosional
No Interval Skor Kecerdasan
Emosional
Kategori
1. 102 – 120 Sangat Tinggi
2. 84 – 101 Tinggi
3. 66 – 83 Cukup
4. 48 – 65 Rendah
5. 30 – 47 Sangat Rendah
Pada angket kesiapan belajar juga berisi 30 pernyataan yang
terdiri dari empat pilihan jawaban.
1) Skor untuk setiap siswa
Skor minimal = 1 x 30 = 30
Skor maksimal = 4 x 30 = 120
Range = 120- 30 = 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2) Pembagian interval
Range dibagi dalam 5 kategori, maka lebar interval
90 : 5 = 18
Skor yang diperoleh dari angket kesiapan belajar
dibagi menjadi 5 kategori yang tercantum dalam
tabel 3.9
Tabel 3.9 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Belajar
No Interval Skor Kesiapan
Belajar
Kategori
1. 102 – 120 Sangat Tinggi
2. 84 – 101 Tinggi
3. 66 – 83 Cukup
4. 48 – 65 Rendah
5. 30 – 47 Sangat Rendah
d. Analisis Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar siswa diperoleh dari tes mengenai materi optika
geometri. Bentuk tesnya yaitu pilihan ganda yang berjumlah 20. Skor
total adalah jumlah seluruh skor dari jawaban yang benar. Karena
bentuk tesnya yaitu pilihan ganda, maka jika jawaban salah maka
nilainya yaitu 0. Setiap nomer diberi skor 5. Jumlah skor total jawaban
benar = 100. Apabila nilai kurang dari ˂ 75 siswa dikatakan belum
tuntas belajar. Skor yang diperoleh siswa merupakan skor yang
digunakan untuk skor hasil belajar fisika pada materi optika geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Uji korelasi
Dalam penelitian ini untuk mencari korelasi kecerdasan
emosional, kesiapan belajar siswa dan hasil belajar fisika siswa
dianalisa menggunakan statistik yaitu korelasi. Pada penelitian ini
menentukan korelasi kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
fisika siswa, korelasi kesiapan belajar terhadap hasil belajar fisika
siswa, dan korelasi kecerdasan emosional dan kesiapan belajar
terhadap hasil belajar siswa. Korelasi yang digunakan yaitu korelasi
pearson. Korelasi diukur dengan koefisien korelasi. Rumusan untuk
data asli adalah sebagai berikut:( Suparno, 2011:59)
= ∑ −(∑ )(∑ )
√[ ∑ 2−(∑ )
2][ ∑
2−(∑ )2]
Keterangan:
= Koefisien validitas item
∑ = jumlah skor dalam sebaran x
∑ = jumlah skor dalam sebaran y
∑ = jumlah hasil skor x dan y yang
berpasangan
∑ 2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam
sebaran x
∑ 2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam
sebaran y
= Banyaknya subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Setelah mengetahui koefisien korelasi sampel, maka untuk
mengetahui korelasi/pengaruhnya yatu menggunakan langkah-langkah
korelasi pearson yaitu ( Suparno, 2014):
1) Ho : = 0 (hipotesa nol)
2) Hi : 0 (hipotesa alternatif)
3) Significant level = 0,05
4) Df = Derajat kebebasan = N-2 (N = jumlah sampel)
5) (koefisien critikal) dicari dari tabel korelasi.
Dan daerah injeksi.
6) Menghitung koefisien korelasi dengan rumus
perhitungan
7) Kesimpulan: jika (koefisien korelasi
perhitungan) jatuh dalam daerah rejeksi, maka
hipotesa nol ditolak. Bila tidak , maka diterima. Atau
bila | | | | maka signifikan artinya ada
korelasi antara kedua variabel.
Namun pada penelitian yang dilakukan pengolahan data dibantu
dengan menggunakan program Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) 17.
2. Analisis Kualitatif
a. Analisis Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hasil dari wawancara dianalisa menggunakan analisa kualitatif
yaitu berupa deskripsi hasil wawancara. Deskripsi hasil wawancara
dari keseluruhan wawancara dibuat transkip, kemudian menganalisis
isi atau konten wawancara dengan mencari kata-kata atau kalimat yang
sering muncul dari jawaban siswa yang diwawancarai.
G. Prosedur Penelitian
Data kecerdasan emosional dan kesiapan belajar siswa diperoleh dengan
menggunakan skor dari pengisian angket. Sedangkan untuk hasil belajar fisika
siswa menggunakan skor hasil dari tes pada materi optika geometri. Selain
angket dan tes, instrumen yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara ini
digunakan untuk memperkuat hasil dari pengisian angket dan memperoleh
informasi yang lebih lengkap mengenai siswa yang bersangkutan.
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, perlu disusun beberapa
langkah untuk melakukan penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini,
terdiri dari 2 tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum
melakukan penelitian. Adapun ada beberapa langkah yang ditempuh.
Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
a. Peneliti menghubungi pihak sekolah SMA N 1 Prambanan Sleman
untuk meminta penjelasan mengenai prosedur perizinan melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b. Peneliti meminta surat pengantar untuk melalukan penelitian dari
Universitas Sanata Dharma melalui Sekretariat JPMIPA untuk
BAPPEDA.
c. Peneliti menyerahkan surat pengantar dari BAPPEDA dan Kampus
Universitas Sanata Dharma kepada pihak sekolah SMA N 1
Prambanan Sleman.
d. Peneliti melakukan konfirmasi dengan guru mata pelajaran fisika
untuk menentukan kelas yang akan digunakan untuk sampel dan
waktu pelaksanaan pengambilan data.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data merupakan tahap yang paling utama,
untuk peneliti melakukan penelitian di SMA N 1 Prambanan Sleman.
Tahap Pengumpulan data dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Pengambilan Data Angket
1) Peneliti masuk kelas, memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan penelitian kepada siswa.
2) Peneliti membagikan lembar angket kepada siswa.
3) Peneliti menjelaskan prosedur pengisian angket.
4) Peneliti memberi skor pada lembar angket yang telah diisi oleh
siswa. Skor hasil angket merupakan skor dari kecerdasan
emosional dan kesiapan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b. Pengambilan Data Wawancara
1) Peneliti memilih sampel dari hasil skor angket kecerdasan
emosional dan kesiapan belajar. Masing-masing diambil 10
sampel untuk kecerdasan emosional dan 10 sampel untuk
kesiapan belajar.
2) Peneliti meminta siswa yang akan diwawancarai untuk
menemui peneliti dan peneliti menjelaskan tujuan wawancara
dan prosedur jalannya wawancara kepada siswa.
3) Peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan
pertanyaan yang telah disiapkan dan beberapa pertanyaan
disesuaikan dengan kondisi jawaban siswa yang diwawancarai.
4) Peneliti merekam jalannya wawancara.
5) Rekaman wawancara kemudian dideskripsikan dan hasil
deskripsi wawancara digunakan untuk mendukung lembar
angket yang telah diisi oleh siswa.
c. Pengambilan Data Tes
1) Peneliti memberikan tes kepada siswa kelas X MIA 1,2,3, dan
4 SMA N 1 Prambanan Sleman sesuai dengan hari yang telah
ditentukan.
2) Peneliti menjelaskan prosedur jalannya tes.
3) Hasil tes dikoreksi dan menjumlahkan hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dengan cara
mengkorelasikan antara kecerdasan emosional dan kesiapan belajar
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan
Sleman. Pelaksanaan dilakukan terhadap siswa kelas X MIA 1, X MIA
2, X MIA 3, dan X MIA 4. Kelas X MIA 1 dengan jumlah siswa 32
orang, kelas X MIA 2 dengan jumlah siswa 32 orang, kelas X MIA 3
dengan jumlah siswa 24 orang dan kelas X MIA 4 dengan jumlah
siswa 24 orang. Tabel 4.1 adalah jadwal observasi dan pelaksanaan
pengambilan data yang dilakukan di SMA N 1 Prambanan Sleman.
Tabel 4.1 Proses Pelaksanaan Penelitian
No Hari /Tanggal Pukul Kegiatan
1. Senin, 23 Februari
2016
09.00 –
10.00
Pengantaran Surat
Melakukan Observasi dari
BAPPEDA ke sekolah
2. Kamis, 25 Februari
2016
10.15-
11.00
Perkenalan dan Observasi
di kelas X MIA 4
3. Sabtu, 27 Februari
2016
07.00-
08.30
Perkenalan dan Observasi
di kelas X MIA 1
4. Senin, 12 April
2016
08.00 –
09.00
Pengantaran Surat
Melakukan Penelitian dari
BAPPEDA ke Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan
5. Kamis, 14 April
2016
08.30 –
09.00
Menyebarkan angket
kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk
kelas X MIA 2
6. Sabtu, 16 April
2016
07.00-
07.30
Menyebarkan angket
kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk
kelas X MIA 1
7. Selasa, 19 April
2016
07.00-
07.30
08.30-
09.00
Menyebarkan angket
kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk
kelas X MIA 3
Menyebarkan angket
kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk
kelas X MIA 4
8. Senin, 25 April
2016
07.00-
08.00
Wawancara perwakilan
siswa kelas X MIA 1
9. Selasa, 26 April
2016
07.00-
08.00
08.30-
09.30
10.15-
11.15
Wawancara perwakilan
siswa kelas X MIA 3
Wawancara perwakilan
siswa kelas X MIA 4
Wawancara perwakilan
siswa kelas X MIA 2
10. Sabtu, 30 April
2016
07.00-
08.00
Wawancara perwakilan
siswa kelas X MIA 1
11. Selasa, 10 Mei
2016
07.00-
08.00
08.30 –
09.30
10.15-
11.15
Pemberian Tes materi
optika geometri kelas X
MIA 3
Pemberian Tes materi
optika geometri kelas X
MIA 4
Pemberian Tes materi
optika geometri kelas X
MIA 2
12. Sabtu, 14 Mei
2016
07.00-
08.00
Pemberian Tes materi
optika geometri kelas X
MIA 1
13. Selasa, 17 Mei
2016
11.30-
13.00
Pemberian rekap nilai tes
kepada bapak guru kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan
14. Sabtu, 21 Mei
2016
07.00-
08.00
09.30-
10.00
Pemberian Tes susulan
materi optika geometri
kelas X MIA 1 (2 orang)
Pengambilan surat telah
melakukan penelitian.
Penelitian ini membutuhkan waktu 4 bulan yang dimulai
dari permohonan izin penelitian dari BAPPEDA untuk ke sekolah.
Dari BAPPEDA memberikan izin melakukan observasi selama 1
bulan yaitu dimulai pada tanggal 22 Februari sampai 22 Maret
2016. Observasi hanya dapat dilakukan di kelas X MIA 1 dan X
MIA 4, hal ini dikarenakan untuk minggu selanjutnya sekolah akan
mengadakan ujian sekolah dan UTS. Observasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan siswa melalui
pengamatan indera saja. Kemudian peneliti meminta surat lagi dari
BAPPEDA untuk melakukan penelitian di sekolah yang
bersangkutan. Selengkapnya dapat dilihat di lampiran A.2.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 14 April 2016
yaitu dengan memberikan angket kepada siswa kelas X MIA 2.
Lembar angket dapat dilihat pada lampiran B.3 dan lampiran B.4.
Peneliti mengawalinya dengan perkenalan dan menjelaskan tujuan
pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti juga menjelaskan cara
pengisian angket. Pengerjaan angket ini hanya dibatasi waktu 30
menit, sehingga setelah pengisian angket selesai, siswa bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
melanjutkan pelajaran fisika. Dilanjutkan pada tanggal 16 April
2016, pemberian angket untuk kelas X MIA 1 dan pada saat itu ada
satu siswi yang tidak masuk. Pada tanggal 19 april 2016 pemberian
angket diberikan kepada kelas X MIA 3 dan X MIA 4, namun pada
saat itu terdapat siswa di kelas X MIA 4 yang tidak masuk.
Sehingga kedua siswa yang tidak masuk, diberikan angket susulan.
Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah skor dari angket
sudah dijumlahkan. Skor yang diperoleh siswa dapat menentukan
siswa yang akan dijadikan subjek untuk wawancara. Wawancara
pertama dilakukan pada kelas X MIA 1 yaitu pada tanggal 25 April
2016. Pada tanggal 26 April 2016 dilakukan wawancara untuk
perwakilan dari kelas X MIA 2,3 dan 4. Waktu yang dibutuhkan
untuk mewawancarai siswa yaitu kurang lebih 10 menit. Kemudian
setelah wawancara selesai, pada tanggal 10 Mei 2016 dilakukan tes
untuk kelas X MIA 2,3, dan 4 untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada materi optika geometri. Sebelum pengerjaan tes, peneliti
menjelaskan prosedur pengerjaan dan batas waktu pengerjaan yaitu
60 menit untuk 20 soal. Pada tanggal 14 Mei 2016 pemberian tes
kepada kelas X MIA 1, namun pada saat tes terdapat dua siswa
yang izin, sehingga dilakukan tes susulan pada tanggal 21 Mei
2016. Soal tes dapat dilihat pada lampiran B.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2. Deskripsi Data
Pada tabel dituliskan data mentah skor siswa dari hasil
angket mengenai kecerdasan emosional, kesiapan belajar, dan tes
hasil belajar siswa pada materi optika geometri.
Tabel 4.2 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional,
Kesiapan Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 1
Pada Materi Optika Geometri
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
1. S1 84 89 55
2. S2 100 92 65
3. S3 98 95 75
4. S4 102 95 70
5. S5 98 76 75
6. S6 98 90 85
7. S7 72 73 55
8. S8 94 90 70
9. S9 90 88 55
10. S10 90 79 80
11. S11 94 89 75
12. S12 84 84 70
13. S13 97 91 70
14. S14 81 71 70
15. S15 79 76 45
16. S16 107 95 75
17. S17 87 91 65
18. S18 93 79 70
19. S19 89 86 75
20. S20 101 94 65
21. S21 89 93 75
22. S22 90 96 80
23. S23 104 100 70
24. S24 87 85 70
25. S25 82 67 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 4.3 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan
Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 2 Pada Materi
Optika Geometri
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
1. S1 79 78 75
2. S2 82 76 45
3. S3 83 73 65
4. S4 90 89 60
5. S5 85 73 60
6. S6 106 98 70
7. S7 97 86 60
8. S8 85 76 65
9. S9 94 78 50
10. S10 99 92 70
11. S11 80 82 60
12. S12 79 78 75
13. S13 86 79 45
14. S14 86 79 45
15. S15 101 89 65
16. S16 80 81 60
17. S17 96 86 75
18. S18 87 81 55
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
26. S26 101 105 75
27. S27 93 85 60
28. S28 89 97 70
29. S29 99 80 75
30. S30 89 85 70
31. S31 95 90 75
32. S32 89 73 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
19. S19 103 95 35
20. S20 84 78 75
21. S21 100 84 75
22. S22 84 75 45
23. S23 90 89 55
24. S24 85 81 70
25. S25 93 91 40
26. S26 97 92 60
27. S27 87 67 55
28. S28 98 83 45
29. S29 93 96 70
30. S30 101 99 45
31. S31 89 82 55
32. S32 96 91 45
Tabel 4.4 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan
Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 3 Pada Materi
Optika Geometri
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
1. S1 96 81 45
2. S2 98 83 60
3. S3 97 86 45
4. S4 82 95 35
5. S5 97 70 45
6. S6 87 70 45
7. S7 92 86 40
8. S8 96 102 45
9 S9 98 97 60
10. S10 98 93 30
11. S11 103 90 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
12. S12 102 98 50
13. S13 98 90 40
14. S14 98 81 35
15. S15 94 87 50
16. S16 92 84 50
17. S17 84 79 35
18. S18 88 82 50
19. S19 84 89 50
20. S20 96 93 60
21. S21 87 84 45
22. S22 94 80 45
23. S23 85 81 35
24. S24 85 79 45
Tabel 4.5 Rangkuman Skor Kecerdasan Emosional, Kesiapan
Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 4 Pada Materi
Optika Geometri
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
1. S1 88 92 85
2. S2 92 78 70
3. S3 82 94 70
4. S4 94 83 70
5. S5 91 93 65
6. S6 101 102 60
7. S7 89 86 45
8. S8 73 70 30
9. S9 93 91 75
10. S10 92 84 65
11. S11 104 104 60
12. S12 86 85 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Nama
Skor
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil Belajar
pada Materi
Optika
Geometri
13. S13 91 80 60
14. S14 93 84 60
15. S15 101 103 65
16. S16 84 91 35
17. S17 100 98 60
18. S18 101 105 40
19. S19 79 82 55
20. S20 92 97 50
21. S21 77 76 60
22. S22 89 89 65
23. S23 96 90 35
24. S24 85 81 70
B. Analisis Data
1. Untuk Kelas X MIA 1
a. Tingkat Kecerdasan Emosional dan Kesiapan Belajar Kelas X
MIA 1
Berdasarkan kategorisasi yang sesuai pada BAB III, diperoleh
hasil kategorisasi skor kecerdasan emosional dan kesiapan belajar
untuk semua kelas X MIA 1, seperti pada tabel 4.6 dan 4.7. Data
hasil skor kecerdasan emosional dapat dilihat pada lampiran C.1
dan untuk kesiapan belajar pada lampiran C.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional
Kelas X MIA 1
No Interval Skor
Kecerdasan
Emosional
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120 Sangat
Tinggi
3 9,375
2. 84 - 101 Tinggi 25 78,125
3. 66 – 83 Cukup 4 12,5
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47 Sangat
Rendah
0 0
Total 32 100
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dijelaskan bahwa ada tiga kategori
dari hasil pengisian angket kecerdasan emosional yaitu kategori
sangat tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategori kecerdasan
emosional siswa yang sangat tinggi yaitu 9,375 %, tinggi yaitu
78,125%, dan cukup yaitu 12,5%.
` Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar Kelas X MIA 1
No Interval Skor
KesiapanBelajar
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120 Sangat
Tinggi
1 3,125
2. 84 – 101 Tinggi 22 68,75
3. 66 – 83 Cukup 9 28,125
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47 Sangat
Rendah
0 0
Total 32 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa ada tiga kategori
dari hasil pengisian angket kesiapan belajar yaitu kategori sangat
tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategori kecerdasan emosional siswa
yang sangat tinggi yaitu 3,125 %, tinggi yaitu 68,75%, dan cukup
yaitu 28,125%.
Rangkuman mean dan standar deviasi dari kecerdasan
emosional, kesiapan belajar dan hasil belajar materi optika geometri
siswa kelas X MIA 1 bisa dilihat pada tabel 4.8. Data hasil belajar
siswa kelas X MIA 1 dapat dilihat pada lampiran C.9.
Tabel 4.8 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi Kelas X
MIA 1
Dari hasil perhitungan statistik untuk variabel kecerdasan
emosional, harga mean yaitu 92,03 termasuk dalam kategori tinggi.
Untuk variabel kesiapan belajar harga mean yaitu 86,84 termasuk
dalam kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar pada materi optika
geometri rata-ratanya 69,53, artinya belum mencapai KKM yaitu 75.
b. Uji Korelasi Kecerdasan Emosional Dan Kesiapan Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA I Pada Materi Optika Geometri.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kecerdasan Emosional 92.03 7.872 32
Kesiapan Belajar 86.84 9.038 32
Hasil Belajar 69.53 8.266 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Untuk melihat korelasi antara variabel-variabel dalam tabel 4.8
dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS 17. Berdasarkan
hasil pengujian diperoleh tabel korelasi seperti table 4.9.
Tabel 4.9 Tabel Korelasi antar variabel untuk kelas X
MIA 1.
Dari tabel 4,9 didapatkan:
1) Nilai korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,479 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 32-2 = 30.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) yaitu 0,449 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,01. Dari
data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) > ( ) yaitu 0,479 >
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil
Belajar
Kecerdasan
Emosional
Pearson Correlation 1 .633** .479
**
Sig. (2-tailed) .000 .006
N 32 32 32
Kesiapan
Belajar
Pearson Correlation .633** 1 .243
Sig. (2-tailed) .000 .180
N 32 32 32
Hasil Belajar Pearson Correlation .479** .243 1
Sig. (2-tailed) .006 .180
N 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
0,449 maka signifikan. Hal ini berarti bahwa ada korelasi antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar.
2) Nilai korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,243 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 32-2 = 30.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) yaitu 0,349 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05. Dari
data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu 0,243 <
0,349, maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa tidak ada
korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar.
3) Pada tabel 4.9 terdapat tanda (**) pada bagian bawah tabel yang
artinya koefisian signifikan dengan α = 0,01. Tanda (**) terdapat
pada variabel kecerdasan emosional dan kesiapan belajar,
sehingga jika dianalisa maka memiliki koefisien korelasi
perhitungan ( ) yaitu 0,633 dan nilai koefisien critical ( )
dilihat dari tabel korelasi yaitu dengan melihat df = N – 2, pada
penelitian ini df = 32-2 = 30. Sehingga nilai koefisien critical (
) 0,449 (Anas, 2009:402).. Taraf signifikansi (α) yang
dipakai adalah 0,01. Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( )
> ( ) yaitu 0,633 > 0, 449, maka signifikan. Hal ini berarti
bahwa ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan kesiapan
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Untuk Kelas X MIA 2
a. Tingkat Kecerdasan Emosional dan Kesiapan Belajar Kelas X
MIA 2
Berdasarkan kategorisasi yang sesuai pada BAB III,
diperoleh hasil kategorisasi skor kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk semua kelas X MIA 2, seperti pada tabel
4.10 dan 4.11. Data hasil skor kecerdasan emosional dapat dilihat
pada lampiran C.2 dan untuk kesiapan belajar pada lampiran
C.6.
Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional
Kelas X MIA 2.
No Interval Skor
Kecerdasan
Emosional
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120 Sangat
Tinggi
2 6,25
2. 84 - 101 Tinggi 24 75
3. 66 – 83 Cukup 6 18,75
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47 Sangat
Rendah
0 0
Total 32 100
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa ada tiga
kategori dari hasil pengisian angket kecerdasan emosional yaitu
kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategorisasi
kecerdasan emosional siswa yang sangat tinggi yaitu 6,25 %,
tinggi yaitu 75%, dan cukup yaitu 18,75%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar
Kelas X MIA 2
No Interval Skor
Kesiapan
Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120 Sangat
Tinggi
0 0
2. 84 – 101 Tinggi 14 43,75
3. 66 – 83 Cukup 18 56,25
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47 Sangat
Rendah
0 0
Total 32 100
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa ada dua
kategori dari hasil pengisian angket kesiapan belajar yaitu
kategori tinggi dan cukup. Untuk kategori kecerdasan emosional
siswa yang tinggi yaitu 43,75%, dan cukup yaitu 56,25%.
Rangkuman mean dan standar deviasi dari kecerdasan
emosional, kesiapan belajar dan hasil belajar materi optika
geometri siswa kelas X MIA 2 dapat dilihat pada tabel 4.12. Data
hasil belajar siswa kelas X MIA 2 dapat dilihat pada lampiran
C.10.
Tabel 4.12 Rangkuman Mean Dan Satandar Deviasi
Kelas X MIA 2.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kecerdasan Emosional 90.44 7.771 32
Kesiapan Belajar 83.66 7.954 32
Hasil Belajar 58.44 11.807 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dari hasil perhitungan statistik untuk variabel kecerdasan
emosional harga mean yaitu 90,44 termasuk dalam kategori
tinggi. Untuk variabel kesiapan belajar harga mean yaitu 83,66
termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar pada
materi optika geometri rata-ratanya 58,44 artinya belum
mencapai KKM yaitu 75.
b. Uji Korelasi Kecerdasan Emosional Dan Kesiapan Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA I Pada Materi Optika
Geometri.
Untuk melihat korelasi antara variabel-variabel dalam tabel
4.12 dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS 17.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh tabel korelasi seperti tabel
4.13.
Tabel 4.13 Tabel Korelasi antar variabel untuk kelas
X MIA 2.
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil
Belajar
Kecerdasan
Emosional
Pearson
Correlation
1 .753** -.124
Sig. (2-tailed) .000 .498
N 32 32 32
Kesiapan
Belajar
Pearson
Correlation
.753** 1 -.068
Sig. (2-tailed) .000 .713
N 32 32 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
D
Dari Tabel 4.13 didapatkan :
1) Nilai korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil
belajar didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu –
0,124 dan nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel
korelasi yaitu dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini
df = 32-2 = 30. Sehingga nilai koefisien critical ( ) yaitu
0,349 (Anas, 2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai
adalah 0,05. Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < (
) yaitu -0,124 < 0,349 maka tidak signifikan. Hal ini
berarti bahwa tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional
dengan hasil belajar.
2) Nilai korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu -0,068 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 32-2 = 30.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) 0,349 (Anas,
2009:402).. Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05.
Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu-
0,068 < 0,349, maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
Hasil
Belajar
Pearson
Correlation
-.124 -.068 1
Sig. (2-tailed) .498 .713
N 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tidak ada korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil
belajar.
3) Pada tabel 4.13 terdapat tanda (**) pada bagian bawah tabel
yang artinya koefisian signifikan dengan α = 0,01. Tanda (**)
terdapat pada variabel kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar, sehingga jika dianalisa maka memiliki koefisien
korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,753 dan nilai koefisien
critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu dengan melihat
df = N – 2, pada penelitian ini df = 32-2 = 30. Sehingga nilai
koefisien critical ( ) 0,449 (Anas, 2009:402).. Taraf
signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,01. Dari data diatas
diperoleh bahwa nilai ( ) > ( ) yaitu 0,753 > 0, 449,
maka signifikan. Hal ini berarti bahwa ada korelasi antara
kecerdasan emosional dengan kesiapan belajar.
3. Untuk Kelas X MIA 3
a. Tingkat Kecerdasan Emosional dan Kesiapan Belajar Kelas X
MIA 3
Berdasarkan kategorisasi yang sesuai pada BAB III,
diperoleh hasil kategorisasi skor kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk semua kelas X MIA 3, seperti pada tabel
4.14 dan 4.15. Data hasil skor kecerdasan emosional dapat dilihat
pada lampiran C.3 dan untuk kesiapan belajar pada lampiran
C.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional
Kelas X MIA 3.
No Interval Skor
Kecerdasan
Emosional
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120 Sangat
Tinggi
2 8,33
2. 84 - 101 Tinggi 21 87,5
3. 66 – 83 Cukup 1 4,16
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47 Sangat
Rendah
0 0
Total 24 100
Berdasarkan tabel 4.14, dapat dijelaskan bahwa ada tiga
kategori dari hasil pengisian angket kecerdasan emosional yaitu
kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategori
kecerdasan emosional siswa yang sangat tinggi yaitu 8,33 %,
tinggi yaitu 87,5%, dan cukup yaitu 4,16%.
Tabel 4.15 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar
Kelas X MIA 3
No Interval
Skor
Kesiapan
Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120
Sangat
Tinggi
1 4,167
2. 84 – 101 Tinggi 13 54,167
3. 66 – 83 Cukup 10 41,167
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47
Sangat
Rendah
0 0
Total 24 100
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Berdasarkan tabel 4.15, dapat dijelaskan bahwa ada tiga
kategori dari hasil pengisian angket kesiapan belajar yaitu
kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategori
kesiapan belajar siswa yang sangat tinggi yaitu 4,167 %, tinggi
yaitu 54,167%, dan cukup yaitu 41,167%.
Rangkuman mean dan standar deviasi dari kecerdasan
emosional, kesiapan belajar dan hasil belajar materi optika
geometri siswa kelas X MIA 3 dapat dilihat pada tabel 4.16.
Data hasil belajar siswa kelas X MIA 3 dapat dilihat pada
lampiran C.11.
Tabel 4.16 Rangkuman Mean Dan Standar Deviasi
Kelas X MIA 3.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kecerdasan
Emosional
92.96 6.175 24
Kesiapan
Belajar
85.83 8.063 24
Hasil Belajar 44.79 8.272 24
Dari hasil perhitungan statistik untuk variabel kecerdasan
emosional harga mean yaitu 92,96 termasuk dalam kategori
tinggi. Untuk variabel kesiapan belajar harga mean yaitu 85,83
termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
materi optika geometri rata-ratanya 44,79, artinya belum
mencapai KKM yaitu 75.
b. Uji Korelasi Kecerdasan Emosional Dan Kesiapan Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 3 Pada Materi
Optika Geometri.
Untuk melihat korelasi antara variabel-variabel dalam tabel
4.16 dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS 17.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh tabel korelasi seperti tabel
4.17.
Tabel 4.17 Tabel Korelasi Antar Variabel Untuk
Kelas X MIA 3.
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil
Belajar
Kecerdasan
Emosional
Pearson
Correlation
1 .319 .174
Sig. (2-tailed) .128 .415
N 24 24 24
Kesiapan
Belajar
Pearson
Correlation
.319 1 .123
Sig. (2-tailed) .128 .566
N 24 24 24
Hasil
Belajar
Pearson
Correlation
.174 .123 1
Sig. (2-tailed) .415 .566
N 24 24 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dari tabel 4.17 didapatkan:
1) Nilai korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil
belajar didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu
0,174 dan nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel
korelasi yaitu dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini
df = 24-2 = 22. Sehingga nilai koefisien critical ( ) yaitu
0,404 (Anas, 2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai
adalah 0,05. Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < (
) yaitu 0,174 < 0,404 maka tidak signifikan. Hal ini
berarti bahwa tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional
dengan hasil belajar.
2) Nilai korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,123 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 24-2 = 22.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) 0,404 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05.
Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu
0,123 < 0,404, maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
tidak ada korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil
belajar.
3) Nilai kecerdasan emosional dan kesiapan belajar, didapati
memiliki koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,319 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 24-2 = 22.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) 0,404 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05.
Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu
0,319 < 0,404, maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan
kesiapan belajar.
4. Untuk Kelas X MIA 4
a. Tingkat Kecerdasan Emosional dan Kesiapan Belajar Kelas X
MIA 4
Berdasarkan kategorisasi yang sesuai pada BAB III,
diperolah hasil kategorisasi skor kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar untuk semua kelas X MIA 4, seperti pada tabel
4.18 dan 4.19 . Data hasil skor kecerdasan emosional dapat dilihat
pada lampiran C.4 dan untuk kesiapan belajar pada lampiran C.8.
Tabel 4.18 Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional
Kelas X MIA 4.
No Interval Skor
Kecerdasan
Emosional
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120 Sangat
Tinggi
1 4,167
2. 84 - 101 Tinggi 19 79,167
3. 66 – 83 Cukup 4 16,67
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47 Sangat 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No Interval Skor
Kecerdasan
Emosional
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
Rendah
Total 24 100
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dijelaskan bahwa ada tiga
kategori dari hasil pengisian angket kecerdasan emosional yaitu
kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategori
kecerdasan emosional siswa yang sangat tinggi yaitu 4,167 %,
tinggi yaitu 79,167%, dan cukup yaitu 16,67%.
Tabel 4.19 Kategorisasi Skor Kesiapan Belajar
Kelas X MIA 4
No Interval Skor
Kesiapan
Belajar
Kategori Frekuensi Prosentase
(%)
1. 102 – 120
Sangat
Tinggi
4 16,67
2. 84 – 101 Tinggi 13 54,167
3. 66 – 83 Cukup 7 29,167
4. 48 – 65 Rendah 0 0
5. 30 – 47
Sangat
Rendah
0 0
Total 24 100
Berdasarkan tabel 4.19, dapat dijelaskan bahwa ada tiga
kategori dari hasil pengisian angket kesiapan belajar yaitu kategori
sangat tinggi, tinggi dan cukup. Untuk kategori kesiapan belajar
siswa yang sangat tinggi yaitu 16,67 %, tinggi yaitu 54,167%, dan
cukup yaitu 29,167%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rangkuman mean dan standar deviasi dari kecerdasan
emosional, kesiapan belajar dan hasil belajar materi optika
geometri siswa kelas X MIA 4 dapat dilihat pada tabel 4.20. Data
hasil belajar siswa kelas X MIA 4 dapat dilihat pada lampiran
C.12.
Tabel 4.20 Rangkuman mean dan standar deviasi
Kelas X MIA 4.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kecerdasan
Emosional
90.54 7.973 24
Kesiapan
Belajar
89.08 9.339 24
Hasil Belajar 58.54 13.552 24
Dari hasil perhitungan statistik untuk variabel kecerdasan
emosional harga mean yaitu 90,54 termasuk dalam kategori tinggi.
Untuk variabel kesiapan belajar harga mean yaitu 89,08 termasuk
dalam kategori tinggi. Sedangkan hasil belajar pada materi optika
geometri rata-ratanya 58,54, artinya belum mencapai KKM yaitu
75.
b. Uji Korelasi Kecerdasan Emosional Dan Kesiapan Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 4 Pada Materi Optika
Geometri.
Untuk melihat korelasi antara variabel-variabel dalam tabel
4.20 dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh tabel korelasi seperti tabel
4.21.
Tabel 4.21 Tabel Korelasi antar variabel untuk
kelas X MIA 4
Dari tabel 4.21 didapatkan:
1) Nilai korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,148 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 24-2 = 22.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) yaitu 0,404 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05.
Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil
Belajar
Kecerdasan
Emosional
Pearson
Correlation
1 .756** .148
Sig. (2-tailed) .000 .489
N 24 24 24
Kesiapan
Belajar
Pearson
Correlation
.756** 1 .058
Sig. (2-tailed) .000 .789
N 24 24 24
Hasil Belajar Pearson
Correlation
.148 .058 1
Sig. (2-tailed) .489 .789
N 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
0,148 < 0,404 maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil
belajar.
2) Nilai korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,058 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 24-2 = 22.
Sehingga nilai koefisien critical ( ) 0,404 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05.
Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu
0,058 < 0,404, maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
tidak ada korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar.
3) Pada tabel 4.21 terdapat tanda (**) pada bagian bawah tabel
yang artinya koefisian signifikan dengan α = 0,01. Tanda (**)
terdapat pada variabel kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar, sehingga jika dianalisa maka memiliki koefisien
korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,756 dan nilai koefisien
critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu dengan melihat
df = N – 2, pada penelitian ini df = 24-2 = 22. Sehingga
koefisien critical ( ) 0,515 (Anas, 2009:402). Taraf
signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,01. Dari data diatas
diperoleh bahwa nilai ( ) > ( ) yaitu 0,756 > 0,515, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
signifikan. Hal ini berarti bahwa ada korelasi antara kecerdasan
emosional dengan kesiapan belajar.
Berdasarkan hasil analisa korelasi dari keempat kelas maka
dapat disimpulkan bahwa:
a) Untuk X MIA 1 : Ada korelasi antara kecerdasan emosional
dengan hasil belajar fisika siswa, Tidak ada korelasi antara
kesiapan belajar dengan hasil belajar fisika siswa dan ada
korelasi antara kecerdasan emosional dengan kesiapan belajar
siswa.
b) Untuk X MIA 2 : Tidak ada korelasi antara kecerdasan
emosional dengan hasil belajar fisika siswa, Tidak ada
korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar fisika
siswa dan ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan
kesiapan belajar siswa.
c) Untuk X MIA 3 : Tidak ada korelasi antara kecerdasan
emosional dengan hasil belajar fisika siswa, Tidak ada
korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar fisika
siswa dan tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional
dengan kesiapan belajar siswa.
d) Untuk X MIA 4 : Tidak ada korelasi antara kecerdasan
emosional dengan hasil belajar fisika siswa, Tidak ada
korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
siswa dan ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan
kesiapan belajar siswa.
Jika ditinjau dari keseluruhan siawa, maka dapat dilihat pada Tabel
4.22 Rangkuman mean dan standar deviasi untuk semua siswa
kelas X MIA sedangkan pada Tabel 4.23 Korelasi semua variabel
untuk semua siswa kelas X MIA.
Tabel 4.22 Rangkuman mean dan standar deviasi untuk
semua siswa kelas X MIA.
D
Dari hasil perhitungan statistik untuk variabel kecerdasan
emosional untuk semua siswa kelas X MIA harga mean yaitu
91,46 termasuk dalam kategori tinggi. Untuk variabel kesiapan
belajar harga mean yaitu 86,20 termasuk dalam kategori tinggi.
Sedangkan hasil belajar pada materi optika geometri rata-ratanya
58,71, artinya belum mencapai KKM yaitu 75.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kecerdasan
Emosional
91.46 7.504 112
Kesiapan
Belajar
86.20 8.708 112
Hasil Belajar 58.71 13.635 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tabel 4.23 Korelasi Semua Variabel Untuk Semua
Siswa Kelas X MIA
Dari tabel 4.23 didapatkan:
1) Nilai korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil
belajar didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu
0,079 dan nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel
korelasi yaitu dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini
df = 112-2 = 110. Sehingga nilai koefisien critical ( )
yaitu 0,195 (Anas, 2009:402). Taraf signifikansi (α) yang
dipakai adalah 0,05. Dari data diatas diperoleh bahwa nilai
( ) < ( ) yaitu 0,079 < 0,195 maka tidak signifikan. Hal
Correlations
Kecerdasan
Emosional
Kesiapan
Belajar
Hasil
Belajar
Kecerdasan
Emosional
Pearson
Correlation
1 .623** .079
Sig. (2-tailed) .000 .408
N 112 112 112
Kesiapan
Belajar
Pearson
Correlation
.623** 1 .082
Sig. (2-tailed) .000 .391
N 112 112 112
Hasil
Belajar
Pearson
Correlation
.079 .082 1
Sig. (2-tailed) .408 .391
N 112 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
ini berarti bahwa tidak ada korelasi antara kecerdasan
emosional dengan hasil belajar untuk semua siswa kelas X
MIA.
2) Nilai korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar
didapati koefisien korelasi perhitungan ( ) yaitu 0,082 dan
nilai koefisien critical ( ) dilihat dari tabel korelasi yaitu
dengan melihat df = N – 2, pada penelitian ini df = 112-2 =
110. Sehingga nilai koefisien critical ( ) 0,195 (Anas,
2009:402). Taraf signifikansi (α) yang dipakai adalah 0,05.
Dari data diatas diperoleh bahwa nilai ( ) < ( ) yaitu
0,082 < 0, 195, maka tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
tidak ada korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar
untuk semua siswa kelas X MIA.
3) Pada tabel 4.23 terdapat tanda (**) pada bagian bawah tabel
yang artinya koefisian signifikan dengan α = 0,01. Tanda (**)
terdapat pada variabel kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar, sehingga jika dianalisa maka memiliki koefisien
korelasi perhitungan ( ) = 0,623 sedangkan nilai koefisien
critical ( ) untuk df = 110 dan α = 0,01 yaitu 0,254 (
Anas, 2009:402). Sehingga ( ) > ( ) yaitu 0,623 >
0,254 dapat disimpulkan ada korelasi untuk kecerdasan
emosional dengan kesiapan belajar. Namun disini karena
dihubungkan dengan hasil belajar maka keduanya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
memiliki korelasi dengan hasil belajar. Sehingga dari hasil
kedua data pada tabel 4.23 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada korelasi antara kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA
N 1 Prambanan Sleman.
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, diteliti pengaruh kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa dengan mengkorelasikan
kecerdasan emosional dan kesiapan belajar terhadap hasil belajar fisika
siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman. Berdasarkan data yang
telah diperoleh melalui beberapa instrumen, maka salah satu hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.22 yang berupa rangkuman mean dan standar deviasi
dari kecerdasan emosional, kesiapan belajar, dan hasil belajar pada materi
optika geometri untuk semua siswa kelas X MIA. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik, variabel kecerdasan emosional untuk semua siswa
kelas X MIA diperoleh harga mean yaitu 91,46. Untuk variabel kesiapan
belajar semua siswa kelas X MIA diperoleh harga mean yaitu 86,20.
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka untuk semua siswa kelas X
MIA SMA N 1 Prambanan Sleman bisa disimpulkan bahwa tingkat
kecerdasan emosional berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 91,46,
sedangkan untuk tingkat kesiapan belajar berada dalam kategori tinggi juga
yaitu dengan rata-rata 86,20. Namun berdasarkan analisis data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
diperoleh, maka tes hasil belajar pada materi optika geometri untuk semua
kelas rata-rata 58,71. Hal ini tentu jauh dari KKM yaitu 75. Jumlah dari
semua siswa kelas X MIA yang tuntas hanya 19 siswa dari 112.
Untuk uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi pearson secara
perhitungan pada masing-masing kelas menggunakan bantuan program
SPSS 17. Korelasi yang pertama yaitu korelasi antara kecerdasan emosional
dengan hasil belajar untuk kelas X MIA 1, hasilnya menyatakan bahwa ada
korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar. Namun berbeda
dengan kelas X MIA 2,3, dan 4 yang hasilnya menyatakan bahwa tidak ada
korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar. Kemudian untuk
korelasi yang kedua yaitu korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil
belajar pada kelas X MIA 1, hasilnya menyatakan bahwa tidak ada korelasi
antara kesiapan belajar dengan hasil belajar. Hal tersebut juga didapatkan
pada kelas X MIA 2,3 dan 4. Sehingga untuk semua siswa kelas X MIA
SMA N 1 Prambanan Sleman, tidak ada korelasi antara kesiapan belajar
dengan hasil belajar. Korelasi yang ketiga yaitu kecerdasan emosional
dengan kesiapan belajar untuk kelas X MIA 1,2 dan 4 hasilnya menyatakan
ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan kesiapan belajar. Hal ini
tidak berlaku untuk kelas X MIA 3 yang hasilnya menyatakan bahwa tidak
ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan kesiapan belajar. Dengan
kata lain jika ditinjau secara keseluruhan siswa kelas X MIA, bahwa tidak
ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar fisika siswa
kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
tidak ada korelasi antara kesiapan belajar dengan hasil belajar fisika siswa
kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi optika geometri,
akan tetapi ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan kesiapan
belajar siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesa yang berdasarkan
teori. Berdasarkan teori seharusnya ada korelasi antara kecerdasan
emosional dan kesiapan belajar terhadap hasil belajar. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan (Aunurrahman ,2012:86) yang menunjukkan bahwa
keterampilan mengolah kecerdasan emosional akan mampu membuat siswa
bersemangat tinggi dalam belajar, atau untuk disukai teman-temannya, juga
akan membantunya dua puluh tahun kemudian ketika masuk dunia kerja.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi diharapkan hasil belajar
siswa pun akan tinggi pula. Untuk kesiapan belajar juga sesuai dengan
pendapat Slameto (2013:58) yang menyebutkan bahwa kesiapan belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana siswa yang memiliki kesiapan,
maka hasil belajarnya akan lebih baik. Namun terdapat variabel yang saling
berkorelasi yaitu kecerdasan emosional terhadap kesiapan belajar. Hal ini
membuktikan bahwa teori menurut Slameto (2013:114) menyatakan bahwa
kondisi emosional juga mempengaruhi kesiapan untuk berbuat sesuatu, hal
ini karena ada hubungan dengan motif dan itu akan berpengaruh pada
kesiapan untuk belajar siswa. Jadi artinya jika kecerdasan emosional tinggi
maka kesiapan belajarnya juga tinggi, sedangkan jika kecerdasan
emosionalnya rendah maka kesiapannya juga akan rendah. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
ditunjukkan oleh adanya korelasi antara kecerdasan emosional dengan
kesiapan siswa dalam belajar. Namun jika dihubungkan dengan hasil belajar
fisika siswa kelas X MIA pada materi optika geometri, hasilnya tidak ada
korelasi antara kecerdasan emosional dan kesiapan belajar terhadap hasil
belajarnya. Kemungkinan penyebabnya adalah tes hasil belajar hanya
menyangkut pada aspek kognitifnya saja. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi dan siap untuk belajar
belum tentu berhasil dengan baik terhadap hasil belajarnya, apabila hanya
menyangkut aspek kognitif saja.
Faktor-faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi ketidakadanya
hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar, contohnya
kesehatan, intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, motif, kesiapan,
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Disini yang dibahas adalah faktor
intelegensi bagian kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan emosional untuk
siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman termasuk dalam kategori
tinggi. Namun kecerdasan emosional yang tinggi belum tentu hasil
belajarnya juga tinggi.
Dilihat dari segi kecerdasan emosionalnya, dari hasil wawancara (
dapat dilihat pada lampiran C.13) beberapa siswa, siswa yang memiliki
kecerdasan tinggi kebanyakan memiliki jadwal belajar, namun ada beberapa
juga yang tidak memiliki jadwal belajar dan belajarnya sesuai suasana hati
(mood) mereka. Selain itu kecakapan untuk menghadapi situasinya
tergolong mampu untuk menghadapi permasalahan. Contohnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
wawancara siswa cenderung berusaha mengatasi masalah dengan
menceritakan masalahnya dengan orang lain. Adapun pernyataan itu dapat
dibuktikan dari salah satu hasil wawancara siswa yaitu :
Bagaimana sikap anda ketika anda sedang menghadapi suatu permasalahan?
Selalu menceritakan segala masalahnya kepada kedua orang tua dan teman.
Kemudian kemampuan dalam mengelola emosi ketika sedang
pelajaran juga baik yaitu mencatat, mendengarkan, memperhatikan dan jika
belum mengerti siswa mau bertanya baik kepada teman maupun guru.
Berbeda dengan kondisi siswa yang memiliki kecerdasan emosional cukup.
Siswa yang memiliki kecerdasan cukup mereka hanya belajar sesuai dengan
kondisi suasana hatinya, tidak memiliki jadwal belajar, belajar ketika ada
ulangan saja. Dari hasil wawancara mengenai siswa yang memiliki
kecerdasan tinggi dan cukup sebenarnya tidak jauh perbedaannya. Yang
membedakan diantara keduanya hanya pada cara belajar. Sehingga
meskipun siswa memiliki kecerdasan emosional tinggi, jika cara belajarnya
masih sesuai dengan suasana hati mereka, maka hasilnyapun juga akan
berbeda.
Dilihat dari segi kesiapannya, siswa kelas X MIA SMA N 1
Prambanan Sleman memiliki kategori tinggi. Namun hal ini juga tidak
berdampak pada hasil belajarnya. Berdasarkan wawancara dari beberapa
siswa, meskipun mereka memiliki kesiapan belajar, namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Faktor itu antara lain yaitu sebagian siswa
memiliki gangguan kesehatan, memiliki rasa kurang percaya kepada
kemampuannya karena merasa belajarnya tergantung dengan suasana hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
mereka, memiliki perasaan malu dan takut salah ketika memberikan
pendapat. Contoh hasil wawancara siswa yang menunjukkan pernyataan
diatas yaitu:
Apakah anda termasuk orang yang gampang sakit? Iya , memang ada penyakit tulang belakang dan pusing.
Ketika guru memberikan kesempatan untuk berpendapat, apa yang anda lakukan?
Jarang memberikan pendapat, karena punya perasaan malu dan takut salah.
Apakah anda percaya pada kemampuan anda, bahwa anda akan berhasil dalam
belajar? Mengapa?
Ragu-ragu. Karena saya orangnya pemalas dan akan belajar sesuai suasana
hati(mood).
Ada beberapa siswa yang belum bisa mengontrol emosi ketika sedang
menghadapi masalah, kurang konsentrasi dalam belajar yaitu sering ngobrol
ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Selain itu berdasarkan
wawancara, ada siswa yang berpendapat bahwa cara mengajar gurunya yang
kurang bisa memberikan pemahaman dengan baik, dan cara guru mengelola
kelas belum berhasil. Contohnya ketika siswa ramai, guru jarang menegur,
sehingga menciptakan suasana yang cenderung gaduh. Adapun hasil
wawancara yang menunjukkan pernyataan diatas dapat dilihat dibawah ini:
Apa yang anda lakukan ketika guru sedang menjelaskan materi? Mendengarkan, sering ngobrol sama teman dan main HP, karena menurutnya
gurunya kurang bisa mengelola kelas dengan baik contohnya ketika
menjelaskan seperti menjelaskan pada dirinya sendiri, kemudian kalau
suasana kelas ramai tidak ditegur.
Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa meskipun siswa memiliki
kesiapan belajar yang tinggi belum tentu memiliki hasil belajar yang tinggi
pula. Hal itu disebabkan karena faktor-faktor diatas. Selain itu faktor yang
paling dominan yaitu metode pembelajaran dan pengelolaan kelas. Metode
pembelajaran merupakan cara guru untuk memberikan pelajaran dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tidak ada satu metode
yang sesuai dengan anak. Tiap anak memerlukan metode tersendiri yang
sesuai baginya. Oleh karena itu guru yang harus bisa membimbing setiap
anak secara individual hingga ia menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.
Sehingga guru harus berusaha mencari langkah-langkah, metode mengajar,
alat pelajaran, sumber pelajaran yang khusus bagi tiap anak (Nasution,
2005:41). Jadi metode yang digunakan guru juga sangat berpengaruh pada
penguasaan bahan pelajaran pada siswa. Hal ini terbukti dari wawancara,
sebagian dari siswa belum bisa memahami materi fisika seutuhnya. Selain
itu suasana kelas yang cenderung tidak dikontrol oleh guru akan
menimbulkan ketidaknyamanan pada siswa. Hal ini akan berpengaruh pada
pembelajaran. Siswa yang tadinya memiliki kesiapan belajar yang tinggi,
akan terganggu konsentrasinya ketika suasana kelasnya tidak
mendukungnya untuk siap menerima pelajaran. Sehingga hal ini akan
mengganggu konsentrasi siswa, dan dampaknya pada hasil belajar siswa
nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari memiliki kelemahan dalam melakukan penelitian
ini, antara lain sebagai berikut:
1. Tes hasil belajar tidak melalui proses uji coba terlebih dahulu.
Tetapi peneliti sudah menempuh prosedur penyusunan tes hasil
belajar dengan baik dan telah melalui validasi guru, dosen
pembimbing dan salah satu dosen ahli.
2. Instrumen tes hasil belajar siswa hanya mengandalkan pada aspek
kognitifnya saja.
3. Instrumen untuk kecerdasan emosional dan kesiapan belajar hanya
mengandalkan angket dan wawancara siswa yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis pada bab IV, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecerdasan emosional tidak berpengaruh pada hasil belajar fisika
siswa terlihat dari tidak adanya korelasi antara kecerdasan
emosional dengan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1
Prambanan Sleman pada materi optika geometri.
2. Kesiapan belajar tidak berpengaruh pada hasil belajar fisika siswa
terlihat dari tidak adanya korelasi antara kesiapan belajar dengan
hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman
pada materi optika geometri.
3. Kecerdasan emosional berpengaruh pada kesiapan belajar terlihat
dari adanya korelasi antara kecerdasan emosional dengan kesiapan
belajar siswa kelas X MIA SMA N 1 Prambanan Sleman pada materi
optika geometri.
B. SARAN
1. Untuk penelitian selanjutnya, instrumen tes hasil belajar sebaiknya
dilakukan uji coba terlebih dahulu pada kelas yang telah
mendapatkan materi yang digunakan untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
2. Instrumen tes hasil belajar, perlu ditambahkan dengan aspek afektif
dan psikomotorik.
3. Instrumen wawancara mengenai kecerdasan emosional dan kesiapan
belajar bisa ditambahkan dengan wawancara guru atau orang tua
atau penilaian dari teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
DAFTAR PUSTAKA
Amalia. 2004. Hubungan Antara Kecerdasn Emosional Dengan Prestasi
Belajar Pada Siswa Kelas II SMA Lab School Jakarta Timur.
Skrispi. Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Dalam
http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Hubungan+Antara+K
ecerdasn+Emosional+Dengan+Prestasi+Belajar+Pada+Siswa+Kela
s+II+SMA+Lab+School+Jakarta+Timur&btnG= diunduh pada 28
Maret 2016 pukul 10.00 WIB.
Anas, S. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Anisa, Sukarmin dan Yohanes. 2013. Peran Lingkungan Belajar dan
Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X
SMA N 1 Pati: Dalam Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 1. No.1. Hal
136.Dalamhttp://scholar.google.co.id/scholar?q=Peran+Lingkunga
n+Belajar+dan+Kesiapan+Belajar+Terhadap+Prestasi+Belajar+Fis
ika+Siswa+Kelas+X+SMA+N+1+Pati&hl=id&as_sdt=0,5&as_ylo
=2013 diunduh pada 9 Februari 2016 pukul 7.23 WIB.
Arum, dan Suharto. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Seni Budata SMP. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. Dalam
http://scholar.google.co.id/scholar?q=Pengaruh+Kecerdasan+Emos
ional+Terhadap+Prestasi+Belajar+Siswa+Mata+Pelajaran+Seni+B
udata+SMP&hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2005&as_yhi=
diunduh pada 01 Maret 2016 pukul 9.14 WIB.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Cahya, candra, hanik, dkk tim penyusun MIPA 2013. Kreatif Fisika
SMA/MA Kelas X Semester 2. Klaten: Viva Pakarindo.
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarat: PT Rineka Cipta.
Dwi W. 2005. Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar Dan
Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA AL. Asror Gunung
Pati Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. Universitas Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Semarang.Dalamhttp://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=
0,5&as_ylo=2005&q=Pengaruh+Kesiapan+Belajar,+Motivasi+Bel
ajar+Dan+Pengulangan+Materi+Pelajaran+Terhadap+Hasil+Belaj
ar+Mata+Pelajaran+Ekonomi+Pada+Siswa+Kelas+II+MA+AL.+A
sror+Gunung+Pati+Tahun+Pelajaran+2004/2005 diunduh pada 02
Maret 2016 pukul 10.24 WIB.
EM Lewit, LS Baker. 1995. School Readiness. Dalam Jurnal The future of
children. Vol. 5 No.2 Critical Issues for Children and Youths
(Summer - Autumn, 1995), pp. 128-139. Dalam
http://www.jstor.org/stable/1602361?seq=1#page_scan_tab_conten
ts diunduh pada 24 Februari 2016 pukul 10.40 WIB.
Fendi, P. 2007. FISIKA SMA/MA Kelas X. Jakarta:Yudhistira.
Goleman, Daniel. 1996. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum.
Ifham, A dan Helmi, AF. 2002. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan
Kewirausahaan pada mahasiswa. Dalam Jurnal Psikologi. No.2,
89-111. Dalam http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7018/5470.
Diunduh pada 30 Maret 2016 pukul 19.39 WIB.
Kadek Sri E.P, 2011. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar
Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Asked Ibu Mahasiswa
Semester II Di Akbid Mitra Husada Karanganyar. Skripsi. UNS.
Dalamhttp://scholar.google.co.id/scholar?q=Hubungan+Kecerdasa
n+Emosi+dan+Kesiapan+Belajar++Dengan+Prestasi+Belajar+Pad
a+Mata+Kuliah+Asked+Ibu+Mahasiswa+Semester+II+Di+Akbid
+Mitra+Husada+Karanganyar&hl=id&as_sdt=0,5 diunduh pada 13
Februari 2016 pukul 10.13 WIB .
Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhibbin, S. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mustaqim, H. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Ratna. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Sanjaya, W. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sukardi. 2003. METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN Kompetensi
dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suparno, P. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Surya, M. 2013. PSIKOLOGI GURU Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di sekolah dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sutrisno, 2006. FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA. Dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/19580
1071986031SUTRISNO/Pelatihan/LS/FISIKA_DAN_PEMBELAJ
ARANNYA.pdf diunduh pada 14 Juni 2016 pukul 11.19 WIB.
Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sri, E. 2002. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta: PT Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN A
BUKTI ADMINISTRATIF PENELITIAN
Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian Dari Kampus
Lampiran A.2 Surat Izin Penelitian Dari BAPPEDA
Lampiran A.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran A.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran A.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran A.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran B.1 Lembar Validasi Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Emosional
Lampiran B.2 Lembar Validasi Kisi-Kisi Angket Kesiapan Belajar
Lampiran B.3 Angket Kecerdasan Emosional
Lampiran B.4 Angket Kesiapan Belajar
Lampiran B.5 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Materi Optika Geometri
Lampiran B.6 Soal Tes Hasil Belajar Materi Optika Geometri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran B.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran B.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran B.3
ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL
DAN
KESIAPAN BELAJAR SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah setiap pernyataan baik-baik sebelum anda memberikan jawaban.
2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan emosional dan
kesiapan belajar pada materi fisika anda.
3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik anda. Oleh
karena itu, jawablah sesuai keadaan yang sesungguhnya pada diri anda.
4. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan
sesungguhnya pada diri anda pada kolom yang disediakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
SL : Selalu
SR : Sering
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
5. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang anda
pilih adalah benar, asalkan anda menjawabnya dengan jujur. Kerahasiaan
identitas dan jawaban anda dijamin.
6. Selamat mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL
No Pernyataan SL SR JR TP
1. Saya tipe orang yang gampang emosi
2. Saya belajar meskipun tidak ada ulangan
3. Saya membalas kembali ejekan teman yang
diberikan kepada saya
4. Saya tetap berusaha meskipun pada situasi
yang sulit
5. Saya merasa tidak sedih apabila mendengar
musibah yang menimpa teman
6. Saya tidak memperhatikan perasaan orang lain
saat saya berinteraksi dengan mereka
7. Saya menyapa bapak/ibu guru bila bertemu
mereka
8. Saat diskusi kelompok, saya lebih suka diam
daripada ikut berdiskusi
9. Saya merasa tidak kecewa ketika mendapatkan
hasil ulangan yang jelek
10. Saya menghormati pendapat orang lain
11. Saya dapat membedakan sesuatu yang berguna
maupun tidak berguna bagi saya
12. Ketika ada teman yang prestasinya lebih tinggi
dari saya, saya memiliki tekad harus lebih baik
dari padanya
13. Saya senang bergaul dengan siapa saja tanpa
memandang status
14. Saya menunda untuk melakukan sesuatu
15. Saya tidak merasa cemas bila saya tidak belajar
untuk ulangan
16. Saya mengerjakan ulangan sendiri tanpa
menyontek teman
17. Saya kurang bisa berkomunikasi dengan orang
yang baru dikenal
18. Saya enggan membantu teman yang sedang
dalam kesusahan
19. Saya merasa ikut bahagia, apabila teman atau
orang lain bahagia
20. Saya tidak berdoa sebelum melakukan sesuatu
21. Saya kecewa dengan ketidakmampuan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
memahami sesuatu
22. Saya memiliki target belajar yang sudah saya
tetapkan
23. Saya aktif dalam berorganisasi dan kegiatan
sosial
24. Saya berpikir bahwa saya tidak memiliki cita-
cita untuk masa depan
25. Saya tidak bersedia mendengarkan keluh kesah
teman
26. Saya merasa kurang percaya diri dibandingkan
dengan teman lain
27. Ketika di dalam kelas saya berkonsentrasi
mendengarkan penjelasan guru
28. Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
29. Saya memberikan bantuan kepada orang lain
atau teman yang sedang membutuhkan
30. Saat saya marah, saya melampiaskannya
kepada orang lain yang saya jumpai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran B.4
ANGKET KESIAPAN BELAJAR
No Pernyataan SL SR JR TP
1. Saya beristirahat cukup setiap hari
2. Jika ada materi pelajaran fisika yang belum
dipahami, saya bertanya kepada guru
3. Ketika guru fisika menjelaskan materi saya
tidak memberikan pendapat saya
4. Saya merasa tenang karena sebelum belajar
fisika di sekolah, saya menyiapkan peralatan
belajar yang diperlukan
5. Saya tidak mempelajari kembali materi fisika
yang telah diberikan oleh guru
6. Saya tidak mencatat materi fisika yang saya
anggap penting
7. Saya dapat mengerjakan ulangan fisika dengan
baik
8. Saya tidak mau belajar fisika, karena saya
menganggap fisika tidak penting
9. Saya gampang sakit
10. Ketika bapak/ibu guru memberikan
kesempatan untuk bertanya, maka kesempatan
itu saya biarkan, meskipun ada materi yang
belum saya pahami
11. Saya merasa tidak ada gangguan pada indera
pendengaran (telinga) saya
12. Saya memberikan pendapat ketika ada forum
diskusi kelompok
13. Saya belajar fisika secara teratur tidak hanya
ketika akan ulangan fisika saja
14. Saya datang terlambat ke sekolah
15. Saya tidak berusaha menjaga kesehatan
16. Saya mengerjakan soal ulangan sendiri
meskipun tidak ada pengawas
17. Saya tidak mampu menghubungkan materi
fisika dengan kehidupan sehari-hari
18. Saya malu bertanya, apabila kurang jelas
mengenai materinya
19. Jika materi pelajaran fisika belum saya pahami,
saya berusaha mencari buku-buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
diperpustakaan untuk membantu memahami
materi fisika
20. Ketika didalam kelas saya tidak berkonsentrasi
dalam menerima materi fisika dari guru
21. Saya percaya pada kemampuan saya sendiri
bahwa saya akan berhasil dalam belajar
22. Saya berdoa sebelum melakukan segala
aktivitas
23. Saya memahami penjelasan materi fisika oleh
guru
24. Saya tidak mengikuti pelajaran fisika dari awal
hingga akhir
25. Saya tidak mampu mengingat kembali materi
fisika yang telah diajarkan guru
26. Meskipun sedang sakit ringan, saya tetap
malas-malasan untuk belajar
27. Saya merasa tidak mempunyai gangguan pada
indera penglihatan (mata) saya
28. Saya takut salah ketika menjawab pertanyaan
yang diberikan guru
29. Saya mampu menyimpulkan setiap materi
fisika yang diberikan guru
30. Saya belajar fisika, tanpa diperintah orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran B.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran B.6
ULANGAN HARIAN MATERI OPTIKA GEOMETRI
KELAS X MIA
SMA N 1 PRAMBANAN SLEMAN
Nama : Nilai
No Absen :
Kelas :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar!
1. Suatu cermin menghasilkan bayangan yang memiliki sifat maya, tegak,
dan sama besar. Jenis cermin tersebut adalah......
a. cermin positif
b. cermin negatif
c. cermin datar
d. cermin cekung
e. cermin cembung
2. Berikut ini yang termasuk salah satu sinar istimewa pada cermin cembung
adalah.....
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan R
b. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan
melalui titik fokus F
c. Sinar datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar
dengan sumbu utama
d. Sinar datang menuju titik fokus F akan dipantulkan sejajar
dengan sumbu utama
e. Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan seolah olah
berasal dari titik fokus
3. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung yang mempunyai jarak
fokus 15 cm. Agar bayangan yang terbentuk 3 kali lebih besar, maka jarak
benda yang harus diletakkan di depan cermin adalah....
a. 10 cm d. 25 cm
b. 15 cm e. 30 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
c. 20 cm
4. Jarak fokus sebuah cermin cekung yaitu 15 cm, jika benda berada pada
jarak 20 cm di depan cermin, maka gambar dibawah ini yang merupakan
uraian pembentukan bayangan dari benda tersebut adalah .....
a.
b.
c.
d.
e.
5. Jika jarak fokus suatu cermin cembung adalah 10 cm, letak bayangan
yang terbentuk jika jarak benda 15 cm di depan cermin adalah....
a. 30 cm di depan cermin
b. 30 cm di belakang cermin
c. 6 cm di depan cermin
d. 6 cm dibelakang cermin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
e. 15 cm di depan cermin
6. Seberkas sinar cahaya melalui sejenis larutan menuju ke udara ( =1)
dengan sudut sinar datang adalah 45˚dan sudut bias dalam udara adalah
60˚. Indeks bias larutan ( ) adalah .......
a. 1
2 d.
√
3
b. √ e. √2
√3
c. √
2
7. Cepat rambat cahaya di dalam air 2,25 x 1 m/s dan mempunyai indeks
bias 1,33 mengalami pembiasan pada kaca yang memiliki cepat rambat
2,00 x 1 m/s, Maka indeks bias pada kaca adalah .....
a. 0,84 d. 2,66
b. 1,18 e. 2,99
c. 1,49
8. Berkas sinar merambat di udara ( n= 1) dengan panjang gelombang cahaya
di udara yaitu 62 x 1 − m menuju permukaan air dengan indeks bias
1,33. Panjang gelombang cahaya saat di air adalah .......
a. 46,6 x 1 − m d. 72 x 1 − m
b. 58,9 1 − m e. 82,4 x 1 − m
c. 62 x 1 − m
9. Pernyataan di bawah ini yang termasuk sinar istimewa lensa cembung
adalah.....
a. Sinar datang melalui titik pusat optik O dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
b. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui fokus aktif
( 1)
c. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui fokus pasif
( 2)
d. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal
dari fokus aktif ( 1)
e. Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif( 2) dibiaskan
sejajar sumbu utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
10. Sebuah lensa cembung memiliki jarak fokus 60 cm. Jika bayangan nyata
yang dihasilkan 3 kali besar benda, maka posisi benda terhadap lensa
adalah ......
a. 20 cm d. 60 cm
b. 30 cm e. 80 cm
c. 40 cm
11. Sebuah benda dengan tinggi 0,15 m berada pada jarak 60 cm dari lensa
cekung dengan jarak fokus 40 cm. Tinggi bayangan benda adalah ..........
a. 6 cm d. 20 cm
b. 7,5 cm e. 30 cm
c. 15 cm
12. Cacat mata yang disebabkan oleh bayangan benda yang jatuh di depan
retina adalah .....
a. Astigmatisme
b. Presbiopi
c. Rabun dekat
d. Rabun jauh
e. Emetropi
13. Bayangan benda yang dibentuk oleh lensa okuler pada teropong bias
adalah ......
a. Nyata, terbalik, diperbesar
b. Nyata, terbalik, diperkecil
c. Nyata, tegak, diperbesar
d. Maya, terbalik, diperkecil
e. Maya, terbalik, diperbesar
14. Seorang penderita rabun dekat (hipermetropi) dengan titik dekat 80 cm,
ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm). Kekuatan kacamata yang
dapat digunakan agar dapat melihat pada jarak normal adalah ......
a. + 1,25 dioptri d. – 2,75 dioptri
b. -1,25 dioptri e. +3,5 dioptri
c. +2,75 dioptri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
15. Daya akomodasi mata adalah ......
a. Kemampuan mata untuk mengubah kecembungan lensa mata
b. Kemampuan mata untuk membentuk bayangan
c. Kemampuan mata untuk menangkap bayangan yang dibentuk
oleh lensa
d. Kemampuan mata untuk dapat bergeser ke depan dan ke
belakang
e. Kemampuan manusia untuk melihat
16. Perbesaran bayangan yang dibentuk oleh lup pada mata tak berakomodasi
yaitu 4 kali, dan memiliki kekuatan 10 dioptri. Titik dekat yang digunakan
pengamat adalah .....
a. 36 cm d. 39 cm
b. 37 cm e. 40 cm
c. 38 cm
17. Teropong bintang pada mata tak berakomodasi memiliki perbesaran 10
kali. Jika jarak fokus objektifnya 50 cm, maka panjang teropong bintang
tersebut adalah ..........
a. 55 cm d. 550 cm
b. 50 cm e. 500 cm
c. 5,5 cm
18. Jarak objektif dan okuler pada mikroskop untuk mata tak berakomodasi
seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Objektif Okuler
10 cm 5 cm
Fob Fok
d = 35 cm
Besar perbesaran total yang dihasilkan adalah .......
a. 12 kali d. 6 kali
b. 10 kali e. 4 kali
c. 8 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
19. Astigmatisme merupakan kondisi mata karena tidak ratanya kornea mata,
sehingga cahaya sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik.
Dibawah ini yang merupakan kacamata yang dapat digunakan untuk
menolong cacat mata ini adalah .......
a. Kacamata berlensa cekung
b. Kacamata berlensa cembung
c. Kacamata berlensa rangkap
d. Kacamata berlensa silindris
e. Kacamata berlensa positif
20. Jarak bayangan benda dari permukaan air adalah 33,75 cm. Jika indeks
bias air 4
3 dan indeks bias udara 1, maka jarak benda pada dasar bejana
yang berisi air adalah .....
a. 50,5 cm
b. 45 cm
c. 42, 8 cm
d. 25,31 cm
e. 22,5 cm
SELAMAT MENGERJAKAN
„‟GOOD LUCK‟‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
LAMPIRAN C
DATA PENELITIAN
Lampiran C.1 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 1
Lampiran C.2 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 2
Lampiran C.3 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 3
Lampiran C.4 Data Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas X MIA 4
Lampiran C.5 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 1
Lampiran C.6 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 2
Lampiran C.7 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 3
Lampiran C.8 Data Hasil Angket Kesiapan Belajar Kelas X MIA 4
Lampiran C.9 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 1
Lampiran C.10 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 2
Lampiran C.11 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 3
Lampiran C.12 Data Hasil Belajar Fisika Siswa Materi Optika Geometri
Kelas X MIA 4
Lampiran C.13 Deskripsi Hasil Wawancara
Lampiran C.14 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 1
Lampiran C.15 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 2
Lampiran C.16 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 3
Lampiran C.17 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Kelas X MIA 4
Lampiran C.18 Daftar Hadir Tes Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran C.1
DAFTAR SKOR ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL
KELAS X MIA 1 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 84
2 S2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 100
3 S3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 3 98
4 S4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 102
5 S5 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 2 98
6 S6 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 98
7 S7 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 72
8 S8 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 94
9 S9 2 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 90
10 S10 4 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 90
11 S11 2 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 94
12 S12 2 2 3 3 4 3 4 0 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 84
13 S13 2 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 97
14 S14 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 81
15 S15 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 1 4 2 2 3 3 3 79
16 S16 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 107
17 S17 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 87
18 S18 2 2 2 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 3 2 3 4 4 2 2 4 4 4 93
19 S19 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 89
20 S20 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 101
21 S21 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
22 S22 3 3 1 4 4 4 3 2 4 4 2 4 2 2 4 3 3 1 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 1 90
23 S23 3 2 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104
24 S24 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 87
25 S25 3 1 2 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 82
26 S26 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 1 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 101
27 S27 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 1 3 4 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 93
28 S28 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 89
29 S29 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 99
30 S30 4 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 89
31 S31 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 95
32 S32 2 2 2 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 2 2 4 4 3 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran C.2
DAFTAR SKOR KECERDASAN EMOSIONAL
KELAS X MIA 2 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 79
2 S2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 82
3 S3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 83
4 S4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 4 90
5 S5 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 85
6 S6 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 106
7 S7 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 97
8 S8 3 2 3 3 3 3 3 1 2 4 2 4 4 2 3 3 1 4 3 2 4 3 2 4 4 1 3 3 3 3 85
9 S9 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 3 2 4 3 3 2 3 4 4 94
10 S10 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 99
11 S11 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 80
12 S12 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 79
13 S13 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 4 4 3 3 3 2 4 86
14 S14 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 86
15 S15 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 3 3 4 101
16 S16 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 80
17 S17 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 96
18 S18 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 87
19 S19 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 2 3 4 4 4 3 3 4 4 103
20 S20 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 S21 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 0 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 100
22 S22 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 84
23 S23 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 2 2 3 3 4 90
24 S24 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 85
25 S25 2 3 3 4 3 4 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 2 4 2 4 4 2 4 3 3 4 93
26 S26 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 4 4 4 4 3 3 4 3 97
27 S27 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 87
28 S28 2 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 98
29 S29 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 93
30 S30 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 0 3 3 101
31 S31 2 2 3 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 2 1 3 3 3 4 2 2 4 3 1 3 3 4 4 89
32 S32 1 2 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran C.3
DAFTAR SKOR KECERDASAN EMOSIONAL
KELAS X MIA 3 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 2 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 1 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 96
2 S2 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 98
3 S3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 4 4 97
4 S4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 82
5 S5 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 97
6 S6 3 1 4 2 3 4 3 4 4 3 2 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 4 4 2 2 3 3 3 87
7 S7 2 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 4 92
8 S8 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 1 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 96
9 S9 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 98
10 S10 2 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 3 98
11 S11 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 103
12 S12 2 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 102
13 S13 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 98
14 S14 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 98
15 S15 2 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 94
16 S16 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 2 2 3 4 1 3 3 4 4 3 92
17 S17 2 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3 84
18 S18 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 3 2 3 4 4 88
19 S19 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 84
20 S20 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 S21 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 87
22 S22 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 94
23 S23 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 4 85
24 S24 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 1 4 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 85
Lampiran C.4
DAFTAR SKOR KECERDASAN EMOSIONAL
KELAS X MIA 4 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor Item nomer Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 88
2 S2 2 2 2 3 3 4 4 4 1 3 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 92
3 S3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 1 2 3 3 2 2 1 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 82
4 S4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 94
5 S5 2 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 2 3 4 91
6 S6 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 101
7 S7 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 0 3 4 3 4 3 2 4 3 2 4 2 1 3 4 3 3 3 3 4 89
8 S8 3 3 1 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 4 1 2 2 3 73
9 S9 3 2 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 2 3 4 3 93
10 S10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 92
11 S11 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 104
12 S12 4 3 2 4 3 3 2 4 3 0 4 4 4 2 1 2 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
No
Subjek
Skor Item nomer Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
13 S13 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 2 2 4 4 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 1 91
14 S14 2 3 1 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 0 4 4 3 3 3 3 3 93
15 S15 2 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 101
16 S16 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 84
17 S17 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 100
18 S18 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 2 101
19 S19 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 4 3 2 4 3 1 2 3 3 3 4 2 4 0 2 3 3 3 2 79
20 S20 3 4 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 4 1 2 2 2 1 4 1 4 4 4 4 4 2 4 92
21 S21 2 1 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 77
22 S22 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 89
23 S23 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 96
24 S24 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran C.5
DAFTAR SKOR ANGKET KESIAPAN BELAJAR
KELAS X MIA 1 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 89
2 S2 3 2 2 4 2 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 92
3 S3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 95
4 S4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 95
5 S5 2 1 2 1 2 4 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 4 4 2 4 3 4 4 1 3 2 76
6 S6 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 90
7 S7 3 2 2 2 2 3 2 4 3 1 3 1 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 1 2 73
8 S8 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 2 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 90
9 S9 3 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 2 1 1 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 88
10 S10 3 2 3 3 3 2 2 4 1 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3 79
11 S11 2 2 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 4 3 2 2 2 89
12 S12 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 84
13 S13 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 91
14 S14 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 71
15 S15 3 2 2 2 3 4 2 4 3 1 4 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 76
16 S16 4 2 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 95
17 S17 4 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 3 0 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 91
18 S18 3 2 2 4 2 4 2 4 3 2 4 2 2 2 4 2 3 2 2 3 4 3 2 4 3 2 1 2 2 2 79
19 S19 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 86
20 S20 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 94
21 S21 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
22 S22 3 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 96
23 S23 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 100
24 S24 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 85
25 S25 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 67
26 S26 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 105
27 S27 2 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 85
28 S28 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 2 3 97
29 S29 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 2 4 1 2 3 2 2 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 2 80
30 S30 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 1 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 4 2 2 2 85
31 S31 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 90
32 S32 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 2 1 1 2 2 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran C.6
DAFTAR SKOR KESIAPAN BELAJAR
KELAS X MIA 2 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 1 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 2 78
2 S2 4 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 2 2 76
3 S3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 73
4 S4 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 2 2 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 2 2 2 89
5 S5 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 2 2 73
6 S6 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 1 3 2 4 98
7 S7 2 2 2 3 3 4 2 4 2 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 86
8 S8 3 2 2 3 2 4 2 4 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 4 3 3 2 1 3 3 76
9 S9 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 2 4 2 2 4 78
10 S10 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 2 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 92
11 S11 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 4 4 3 2 2 1 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 82
12 S12 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 1 2 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 2 78
13 S13 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3 1 1 4 2 2 4 2 3 4 2 2 3 79
14 S14 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3 1 1 4 2 2 4 2 3 4 2 2 3 79
15 S15 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 89
16 S16 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 3 3 4 81
17 S17 4 2 2 2 3 4 2 4 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 4 4 3 4 3 2 3 1 3 4 86
18 S18 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 81
19 S19 2 2 3 2 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 95
20 S20 4 2 2 3 2 3 3 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 S21 2 3 2 3 3 3 3 3 1 4 2 4 2 2 4 2 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 1 2 3 3 84
22 S22 4 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 75
23 S23 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 2 2 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 2 2 2 89
24 S24 4 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 1 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 81
25 S25 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 1 2 3 4 4 4 4 1 3 2 4 4 2 4 3 3 1 2 4 4 91
26 S26 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 2 3 4 4 3 3 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 92
27 S27 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 67
28 S28 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 83
29 S29 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 96
30 S30 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 1 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 99
31 S31 2 1 3 2 4 3 3 4 4 1 4 4 3 2 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 82
32 S32 2 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran C.7
DAFTAR SKOR KESIAPAN BELAJAR
KELAS X MIA 3 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 2 2 2 1 3 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 2 1 1 3 3 4 2 4 4 4 3 2 1 2 81
2 S2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 4 2 2 4 4 2 4 3 1 3 4 3 2 4 3 2 4 2 2 2 83
3 S3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 3 1 3 3 4 2 3 3 4 3 2 2 1 86
4 S4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 2 2 3 95
5 S5 2 2 2 2 2 3 2 4 1 3 2 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 4 2 3 3 3 1 2 2 3 70
6 S6 1 1 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 4 3 2 3 2 1 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 1 70
7 S7 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 1 3 3 2 86
8 S8 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 3 4 102
9 S9 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 4 97
10 S10 3 2 3 4 4 2 2 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 3 1 4 4 4 2 2 4 93
11 S11 4 2 3 2 3 4 2 4 4 2 3 2 3 4 4 2 3 3 1 4 2 4 2 4 3 4 4 3 2 3 90
12 S12 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 98
13 S13 3 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 1 4 2 3 2 4 4 4 3 2 2 4 90
14 S14 2 1 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 4 3 2 4 2 3 4 2 2 3 81
15 S15 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 1 3 2 4 3 2 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3 87
16 S16 3 2 3 1 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 1 3 3 2 2 4 4 2 2 2 1 2 84
17 S17 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 1 79
18 S18 3 2 3 1 3 4 2 4 3 3 2 3 2 4 4 2 4 3 1 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 4 82
19 S19 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 2 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 89
20 S20 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 1 3 3 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 S21 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 84
22 S22 3 2 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 2 4 4 2 3 2 1 3 3 4 3 4 2 2 3 2 2 2 80
23 S23 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 81
24 S24 3 2 3 2 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 3 4 2 1 2 2 79
Lampiran C.8
DAFTAR SKOR KESIAPAN BELAJAR
KELAS X MIA 4 SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor Item nomer Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S1 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 1 4 2 2 3 4 4 4 4 2 2 3 92
2 S2 4 2 2 2 2 4 2 4 3 2 4 3 2 4 4 2 2 2 1 3 3 3 2 4 2 4 1 2 2 1 78
3 S3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 94
4 S4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 2 4 4 2 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 1 2 2 2 83
5 S5 2 2 3 3 3 4 1 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 93
6 S6 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 102
7 S7 4 2 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 86
8 S8 4 2 2 2 2 1 1 4 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 1 1 4 3 2 3 2 1 3 4 2 1 70
9 S9 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 91
10 S10 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 84
11 S11 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
No
Subjek
Skor Item nomer Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
12 S12 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 1 2 4 85
13 S13 3 2 2 3 2 4 2 4 2 2 4 3 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 2 2 80
14 S14 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 84
15 S15 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 103
16 S16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 91
17 S17 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 98
18 S18 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 105
19 S19 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 1 2 2 2 82
20 S20 3 2 2 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 97
21 S21 2 2 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 76
22 S22 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 89
23 S23 4 2 2 2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 2 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 1 2 2 90
24 S24 3 2 2 3 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran C.9
DATA HASIL BELAJAR KELAS X MIA 1
SMA N 1 Prambanan Sleman
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 5 5 5 5 0 0 0 0 0 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 0 55
2 S2 5 5 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 65
3 S3 5 5 0 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 75
4 S4 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
5 S5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
6 S6 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
7 S7 5 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 5 55
8 S8 5 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
9 S9 5 5 5 5 0 0 0 0 0 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 0 55
10 S10 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 80
11 S11 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 75
12 S12 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
13 S13 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 70
14 S14 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 70
15 S15 5 5 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 0 0 5 0 0 0 5 0 45
16 S16 5 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 75
17 S17 5 5 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 65
18 S18 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 70
19 S19 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 75
20 S20 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 0 0 5 5 0 5 5 5 65
21 S21 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 0 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 S22 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 80
23 S23 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
24 S24 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
25 S25 5 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
26 S26 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 0 75
27 S27 5 5 0 5 0 0 5 5 0 0 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 60
28 S28 5 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
29 S29 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 75
30 S30 5 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
31 S31 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 75
32 S32 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 70
Rata-rata
69,53125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran C.10
DATA HASIL BELAJAR KELAS X MIA 2
SMA N 1 Prambanan Sleman Materi Optika Geometri
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 75
2 S2 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 0 45
3 S3 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 0 65
4 S4 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 60
5 S5 5 5 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 60
6 S6 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 70
7 S7 5 5 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 60
8 S8 5 5 5 0 0 0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 65
9 S9 5 0 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 0 0 5 5 0 0 5 5 50
10 S10 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 70
11 S11 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 0 0 5 5 60
12 S12 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 75
13 S13 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 0 45
14 S14 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 0 45
15 S15 5 0 5 5 0 0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 65
16 S16 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 0 0 5 5 60
17 S17 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 75
18 S18 0 0 5 5 0 0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 0 55
19 S19 5 0 0 5 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 5 0 35
20 S20 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 75
21 S21 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 0 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 S22 5 5 0 0 0 0 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 0 0 5 0 45
23 S23 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 0 55
24 S24 5 0 5 5 5 0 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 70
25 S25 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 5 5 5 0 0 5 5 40
26 S26 5 0 5 5 5 0 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 70
27 S27 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 0 55
28 S28 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 0 45
29 S29 5 0 5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 70
30 S30 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 0 5 0 0 5 5 0 0 5 0 45
31 S31 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 0 55
32 S32 5 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5 5 0 5 5 5 45
Rata-rata
58,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran C.11
DATA HASIL BELAJAR KELAS X MIA 3
SMA N 1 Prambanan Sleman Materi Optika Geometri
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 5 0 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5 5 5 0 5 0 0 5 5 45
2 S2 5 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 60
3 S3 5 0 0 5 0 0 0 0 5 5 0 5 0 0 0 5 5 0 5 5 45
4 S4 5 0 0 5 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 35
5 S5 5 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 45
6 S6 5 0 0 5 0 0 0 0 5 5 0 5 0 0 0 5 5 0 5 5 45
7 S7 5 0 0 5 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 5 0 5 5 40
8 S8 5 0 5 5 0 0 5 0 0 0 0 5 0 5 5 5 0 0 5 0 45
9 S9 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 0 5 5 0 0 0 5 60
10 S10 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 5 5 0 30
11 S11 5 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5 0 0 5 5 5 35
12 S12 5 0 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 5 5 5 0 5 5 50
13 S13 5 0 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5 5 0 0 5 0 0 5 5 40
14 S14 5 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 5 5 0 35
15 S15 5 0 0 5 0 0 0 0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 0 5 5 50
16 S16 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 50
17 S17 5 0 0 5 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5 5 5 0 0 5 35
18 S18 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 50
19 S19 5 0 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 0 0 5 50
20 S20 5 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 60
21 S21 5 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5 5 5 0 5 5 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
No
Subjek
Skor Item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 S22 5 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 0 5 5 5 45
23 S23 5 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5 0 0 5 5 5 35
24 S24 0 5 0 5 0 0 5 5 5 0 5 0 0 0 0 5 0 5 5 0 45
Rata-rata
44,79167
Lampiran C.12
DATA HASIL BELAJAR KELAS X MIA 4
SMA N 1 Prambanan Sleman Materi Optika Geometri
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 85
2 S2 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 70
3 S3 5 5 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 70
4 S4 5 5 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 70
5 S5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 65
6 S6 5 0 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 60
7 S7 5 0 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 5 5 0 5 5 0 45
8 S8 5 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5 5 0 0 30
9 S9 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 75
10 S10 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 0 5 5 0 0 0 5 5 65
11 S11 5 5 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
No
Subjek
Skor item nomer
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
12 S12 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 0 0 5 55
13 S13 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 60
14 S14 5 5 5 5 0 0 5 0 0 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 0 60
15 S15 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 0 0 5 0 65
16 S16 5 0 0 5 5 0 0 5 0 0 0 5 5 0 0 0 0 5 0 0 35
17 S17 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 0 0 5 0 60
18 S18 5 0 0 5 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 5 5 5 0 5 0 40
19 S19 5 0 5 5 0 0 5 0 0 5 0 5 5 5 5 0 5 0 5 0 55
20 S20 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 5 5 0 5 5 0 50
21 S21 5 0 0 5 0 0 5 0 5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 60
22 S22 5 5 5 0 0 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 65
23 S23 5 0 0 0 0 0 5 5 0 0 0 5 0 0 5 5 0 0 5 0 35
24 S24 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 0 0 5 5 70
Rata-rata
58,54167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran C.13
DESKRIPSI HASIL WAWANCARA SISWA
KELAS X SMA N 1 Prambanan Sleman
No Katergori Subjek Deskripsi Hasil Wawancara Kesimpulan
1. Kecerdasan
Emosional
Tinggi
Amalia Amalia termasuk Tipe orang yang tidak gampang
emosian ketika menghadapi masalah, kemudian
dicari penyebab permasalahannya dan curhat sama
teman. Pendapat dari teman yang sekiranya sesuai
bisa membantu untuk menyelesaikan masalahnya.
Kemudian ketika mendapatkan nilai ulangan yang
jelak perasaannya sedih. Kalau mendapat nilai jelek
yang dilakukan yaitu review kesalahan yang terjadi
misalnya masih salah pada soal mengenai materi
tertentu, maka yang dilakukan yaitu lebih memahami
materi dan membuat ringkasan pada materi yang
sekiranya kurang bisa dipahami. Ketika ingin
mengetahui sesuatau berdampak buruk atau tidak
baginya yang dilakukan yaitu dipikir terlebih dahulu
apakah itu berdampak baik atau tidak sebelum
melakukan sesuatu. Kemudian cara amalia belajar
Malam minggu meringkas materi, untuk hari lainnya
belajar materi dan mengerjakan soal dan mempunyai
jadwal belajar, ketika guru sedang menjelaskan
mencatat dan mendengarkan. Amalia ketika ada
teman yang mengejek dan memfitnahnya yang
dilakukan yaitu diam saja, ketika ada fitnah
Siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi,
ketika menghadapi masalah maka banyak yang
menceritakan dan meminta pendapat/ solusi atas
masalahnya kepada teman atau orang tua. Ketika
mendapatkan nilai yang jelek mereka kebanyakan
sedih dan kecewa, dan yang dilakukannya yaitu
membuat komiten untuk meningkatkan belajarnya,
review kesalahan, bertanya kepada teman maupun
guru. Ketika ingin mengetahui sesuatu berdampak
buruk atau tidak baginya yang dilakukan yaitu dipikir
terlebih dahulu dan dilihat dari segi kegunaan apakah
itu berdampak baik atau tidak sebelum melakukan
sesuatu. Cara mereka belajar yaitu meringkas materi,
untuk hari lainnya belajar materi dan mengerjakan
soal dan mempunyai jadwal belajar. Kemudian ada
yang lebih banyak nulis dan belajar sendiri dirumah,
namun beberapa masih dengan suasana hati dalam
belajar dan tidak punya jadwal belajar. Ketika guru
sedang menjelaskan yang dilakukannya yaitu
mencatat, mendengarkan, memperhatikan dan jika
belum bertanya baik sama teman maupun guru.
Ketika ada teman yang tidak suka dan mengejek
maka yang dilakukan mereka kebanyakan diam saja
dan kalau memang sudah keterlaluan maka adanya
klarifikasi kebenaran dan minta bimbingan BK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
menghampiri yang dia lakukan yaitu pasrah karena
suatu saat Alloh pasti akan memberikan kebenaran
itu. Pada keadaan yang sulit yang lakukannya nangis,
kemudian memikirkan apa yang akan dilakukan dan
cerita sama sahabat dan kedua orang tua. Amalian
tipe orang yang gampang pasrah ketika dia tidak
mendapatkan juara kelas karena menurutnya sudah
memang jalannya kemampuannya sampai segitu dan
punya tekad untuk lebih baik lagi. Cita- citanya yaitu
ingin menjadi guru biologi, belajar biologi dan
nengumpulkan materi dari SMP dijadikan satu
dengan ringkasan SMA. Yang dilakukannya ketika
ada teman yang memita bantuan dan saat itu lagi
kerja tugas yaitu mengerjakan tugas terlebih dahulu
baru membantu teman. Kemudian yang dilakukannya
ketika da teman curhat yaitu menanyakan
masalahnya, dan memberikan solusi, dan selalu
mendengarkan meskipun tidak paham dan
menghargai, tidak pernah maen HP atau sibuk sendiri
ketika ada teman mengajak ngobrol. Organisasi yang
diikuti yaitu rohis dan Irmas. Menurutnya organisasi
penting karena buat berinteraksi dengan orang lain
sehingga bisa toleransi dan tidak egois dengan orang
lain. Dan untuk menjaga komunikasinya dengan
oranglain yaitu kalau mau ngomong dipikir dulu
takutnya menyakiti dan menanggapi pembicaraan
sesuai dengan kondisi supaya tidak ada salah paham.
Yang dilakukannya ketika forum diskusi, ketika ada
Kemudian ketika pada situasi yang sulit maka yang
dilakukannya yaitu ada yang nangis kemudian cerita
sama teman atau orang tua, selalu berusaha dan
berdoa. Ketika ada teman yang mendapat juara kelas
maka yang dilakukan yaitu memberikan selamat,
mensyukuri segala kemampuannya dan tetap
berusaha menjadi lebih baik. Mereka memiliki cita-
cita masing-masing dan mereka sudah mulai
mempersiapkan semuanya sejak sekarang salah
satunya yaitu belajar dan berdoa. Yang dilakukannya
ketika ada teman yang memita bantuan dan saat itu
lagi kerja tugas kebanyakan mengerjakan tugas
terlebih dahulu kemudian jika sudah selesai maka
baru membantu temannya. Kemudian yang
dilakukannya ketika da teman curhat yaitu
menanyakan masalahnya, dan memberikan solusi
selagi mampu. Ketika orang lain sedang mengajak
berbicara yang dilakukan yaitu mendengarkan,
menanggapi apa yang sedang dibicarakan, dan tidak
main sendiri. Kebanyakan dari mereka mengikuti
organisasi karena menurut mereka organisasi itu
penting untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain,
menambah sikap toleransi, bertanggung jawab, dan
menyalurkan bakat maupun prestasi. Untuk menjalin
komunikasi dengan baik antar sesama teman maka
ngomong dipikir dulu takutnya menyakiti, sopan
santun menanggapi pembicaraan sesuai dengan
kondisi supaya tidak ada salah paham, menghargai
apa yang dibicarakan. Ketika dalam forum diskusi
yang dilakukan yaitu memberikan pendapatnya dan
menghargai keputusan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
permasalahan menanyakan pendapat kepada teman-
teman dan memberikan usul dan menentukan kira-
kira yang baik yang mana, dan menghargai apa yang
sudah menjadi kesepakatan bersama.
2. Dita Dita termasuk orang yang memikirkan segala
masalahnya dengan kepala dingin, dan ketika
masalah itu tidak bisa dihadapi maka yang dilakukan
yaitu sharing dan meminta pendapat dari teman,
namun tetap menghadapi sendiri. Ketika
mendapatkan ulangan yang jelak Dita merasa kecewa
dan sedih, karena sudah belajar maksimal namun
hasilnya tetap jelek, kemudian yang dilakukan
belajarnya ditingkatkan, ngak mikirin masalah
apapun, dan jauh-jauh hari sebelum ulangan bikin
catatan. Untuk mengetahui yang dilakukannya bisa
berdampak baik/buruk yaitu dipikir terlebih dahulu
apakah itu berdampak baik atau tidak. Dita selalu
belajar sendiri dan sudah punya jadwal. Kalau ada PR
hari ini maka sorenya dikerjakan, dan malamnya
digunakan untuk mempelajari materi yang akan
diajarkan esoknya. Ketika guru sedang menjelaskan
yang dilakukannya mendengarkan dan jika belum
paham tanya teman maupun bapak/ibu guru.
Kemudian yang Dita lakukan ketika ada teman yang
meminta bantuan dan dia lagi ada tugas yaitu
mengerjakan tugas dulu, dan untuk masalah bantuan
itu tergantung jika memang masalahnya serius maka
dibantu dulu masalah pelajaran bisa dilanjutin nanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
dan memberikan penjelasan kepada bapak/ibu
gurunya. Ketika ada teman yang mendapatkan juara,
Dita memberikan selamat, dan menyadari diri bahwa
mungkin belajarnya masih kurang. Cita- citanya yaitu
ingin menjadi dokter tetapi orang tua menyuruh
dipertambangan dan disitu masih ada kebingungan
mengenai cita-citanya. Kemudian kalau ada teman
mengejek/ memfitnahnya yang dilakukan yaitu diam
saja, tapi kalau memang keterlaluan maka ya ngak
terima dan berusaha mengklarifikasi yang
sebenarnya. Dita selalu mendengarkan dan membantu
memberikan solusi dan dinasehati ketika dan teman
yang curhat. Dan menanggapi obrolan, namun pernah
main HP ketika ada obrolan, karena ngak mau bikin
teman kesel karena takut juga berdampak buruk bagi
diri sendiri. Dita Pernah ikut OSIS,PMR, tari,
pramuka. Menurutnya organisasi itu penting, karena
untuk menyalurkan bakat dan mencari prestasi. Dan
untuk menjaga komunikasi yang dilakukannya
berusaha mendengarkan, kalau mereka tanya
dijawab. Ketika ada forum diskusi, Dita ikut ngasih
ide dan juga memberikan pendapatnya ketika jika
suatu ketika hasilnya tidak sesuai dengan tujuan
dalam diskusi.
3. Galang Ketika ada masalah yang dilakukan Galang yaitu
menghadapi dengan santai dan masalah itu harus
diselesaikan dengan bimbingan orang tua. Ketika ada
nilai ulangannya yang jelek perasaanya susah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
sedih dan akan selalu berdoa, belajar denga rajin, dan
belajar kelompok jika ada yang belom paham
ditanyakan kepada guru. Yang dilakukannya untuk
mengetahui yang dilakukannya berdampak baik/tidak
yaitu menurutnya sulit sebenarnya membedakan
antara yang berguna atau tidak,namun Galang selalu
memikirkan dengan matang-matang dulu, karena
kalau langsung melakukan malah takut salah. Cara
Galang belajar yaitu masih mut-mutan, belajar yang
sering dilakukan yaitu yang sains. Ketika guru sedang
menjelaskan, Galang masih sering bercanda, ketika
materinya sudah paham dan terkadang main HP atau
bercanda dengan teman, namun ketika materinya
belum paham maka tetap memperhatikan. Galang
tipe orang yang santai ketika ada teman
mengejeknya, dia biasa-biasa saja menghadapi, kalau
pakai kekerasan maka berusaha ngalah, dan kalau
difitnah maka dikonsultasikan sama BK. Pada situasi
yang sulit contohnya sebagai seorang pelajar ketika
sudah tidak bisa menjawab suatu persoalan dalam
tugas maka yang dilakukan yaitu meminta bantuan
teman maupun menanyakan kepada guru yang
bersangkutan. Kemudian ketika ada teman yang
mendapat juara kelas, Galang merasa biasa-biasa
saja, karena menurutnya sudah keputusan guru jadi
intinya pasrah. Setiap orang pasti menginginkan
mendapatkan juara, namun menurutnya mendapatka
juara atau tidak bukan masalah. Cita- citanya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
ingin menjadi guru atau dosen. Yang dipersiapkan
yaitu belajar, berdoa, meminta bimbingan dai kedua
orang tua dan memita bimbingan dari bapak ibu guru.
Kalau ada teman yang meminta bantuan dan saat itu
dia lagi kerja tugas yaitu membantunya sesuai
kemampuan terlebih dahulu. Galang menanggapi
dengan serius dan mengasih saran/komentar jika ada
teman curhat. Yang dilakukannya ketika diajak
berbicara orang yaitu mengajaknya bicara dan jika
bertanya dijawab sebisanya, dan jarang ketika sedang
ngobrol sama orang lain kemudian main HP sendiri.
Organisasi yang diikuti yaitu organisasi yaitu wakil
kesenian, osis, perpustakaan masjid. Organisasi itu
penting karena supaya lebih bertanggung jawab. Cara
dia berkomunikasi baik dengan oranglain yaitu ketika
mau berbicara dipikir dulu, kemudian dalam
berbicara menggunakan bahasa yang sopan santun,
dan menjaga perasaan orang lain. Dalam sebuah
forum diskusi Galang aering memberikan pendapat,
dan didiskusikan bersama dengan teman, tidak
memaksakan kehendak dijelaskan yang benar
gimana, kalau sudah jelas maka teman itu akan bisa
menerima.
4. Intan Ketika ada masalah yang dilakukan Intan yaitu cerita
sama orang tua, dan kalau sudah diberi saran
dilakukan namun jika saran itu dirasa kurang sesuai
dengan kondisinya saat itu, maka menceritakannya
kepada teman dekat. Ketika mendapatkan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
ulangan yang jelek, Intan merasa sedih, dan untuk
memperbaikinya mencari dulu mana yang sekiranya
susah kemudian tanya kakak tingkat dan jika tidak
bisa maka tanya kepada guru. Untuk mengetahui
sesuatu berdampak baik/ buruk yang dilakukannya
melihat dari kegunaannya. Contohnya saja bermain
dan belajar, maka yang dipikirkan adalah
kegunaannya yang bermakna untuk besok/ masa
depan. Cara belajarnya lebih banyak nulis dan belajar
sendiri dirumah, namun bila habis sekolah belajar
dengan teman dan memiliki jadwal belajar. Ketika
guru menjelaskan yang dilakukannya menulis apa
yang dijelaskan oleh guru, dan jika ada penekanan-
penekanan mengenai materi, maka yang dilakukan
menuliskannya dalam sebuah memo dan jarang
bermain hp (hp dimatiin) dan didukung oleh teman
sebangku yang juga fokus dalam belajar. Yang
dilakukan Intan ketika ada teman mengejeknya
terserah yang mengejek, karena menurutnya jika
teman yang mendengarkan itu percaya, maka suatu
saat akan tau mengenai kebenarannya bila Intan
bukan seperti itu. Kemudian jika timbul fitnah maka
yang dilakukan dibilangin teman-temannya bahwa itu
tidak benar, jika temnan lain tidak percaya maka ya
sudah dibiarkan saja. Kemudian ketika pada situasi
sulit Intan selalu berdoa dan berusaha. Apabila ada
teman yang mendapat juara, Intan tetap belajar terus,
dan menyadari kemampuannya memang sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
segitu, jika masih bisa ditingkatkan maka akan
berusaha meningkatkan. Cita-citanya yaitu menjadi
seorang akuntan. Yang dilakukan yaitu belajar di
bidang akuntansi lebih dalam. Mengerjakan tugas
dulu, jika sudah selesai baru membantu teman.
Ketika ada teman yang curhat ditanggapi dan jika
tidak bisa memberi saran maka yang dilakukannya
yaitu memberi nasehat supaya menceritakannya juga
kepada orangtua maupun saudara dan selalu
mendengarkan dan menghargai orang yang sedang
berbicara sama Intan, dan tidak pernah main HP
sendiri ketika ada orang lain sedang berbicara.
Organisasi yang diikuti rohis dan kumpulan pemuda-
pemudi. Organisasi ini penting menurut Intan karena
untuk meningkatkan jiwa sosial kepada sesama. Cara
menjaga komunikasi dengan orang lain yaitu
dikondisikan dengan suasana. Contohnya Kalau
bercanda juga diajak bercanda, dan jika suasana
hatinya tidak memungkinkan untuk diajak bercanda
ya jangan diajak bercanda. Dalam forum diskusi
Intan, sering memberikan pendapat, untuk
mengetahui apakah pendapatnya itu sesuai atau tidak.
Jika suatu ketika pendapatnya ini sudah sesuai
dengan tujuan, namun teman2 kurang setuju maka
yang dilakukan yaitu memberitahu dampaknya apa
yang terjadi jika menngunakan pendapat teman2 dan
apa yang terjadi jika menggunakan pendapatnya.
5. Monica Ketika dan masalah yang dilakukan Monica yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
menanyakan sama orang tua atau orang terdekat.
Apabila ulangannya jelek perasaannya sedih apalagi
nilai teman-temannya bagus kemudian yang
dilakukan yaitu membuat komitmen untuk tiap hari
belajar. Dipikir-pikir maka dia mengetahui mana
yang berdampak baik/buruk buat dirinya. Cara
Monica Belajar yaitu belajar sendiri dan tidak punya
jadwal, dan belajarnya mut-mutan. Ketika guru
sedang menjelaskan Monica selalu mendengarkan,
dan jika belom paham malah tanya ke teman bukan
guru. Monica selalu diam aja dan membiarkan
apabila ada teman yang mengejeknya. Namun jika
timbul fitnah maka yang dilakukannya marah, tapi
kalau teman yang mengejek ngotot maka dibiarin aja.
Pada situasi sulit yang dilakukan Monica, contohnya
sebagai seorang pelajar ketika sudah tidak bisa
menjawab suatu persoalan dalam tugas maka dia
akan putus asa, dan tidak berusaha untuk bertanya.
Dan ketika ada teman yang mendapat juara kelas
menurut monica tidak apa-apa kan suatu saat
mungkin bisa dan ada usaha untuk menjadi lebih
baik lagi. Cita- citanya yaitu ingin menjadi ahli gizi.
Yang dilakukan untuk dapat meraihnya yaitu belajar.
Apabila ada teman yang meminta bantuan dan saat
itu dia lagi ada tugas yaitu didiamin aja, dan
menyuruh untuk meminta bantuan kepada orang lain,
dan jika nantinya tugas sudah selesai maka mau
membantu selagi bisa. Memberikan solusi selagi bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
yang dilakukan Monica ketika ada teman curhat dan
mendengarkan ketika diajak ngomong sama
siapapun, dan sering main HP jika dirasa yang
diomongin temannya tidak penting. Organisasi yang
diikuti kalau di sekolah belom ada, namun kalau
diluar rumah yaitu di gereja dan karang taruna.
Organisasi itu penting karena teman-teman juga ikut
dan sesuai dengan keinginan sendiri. Cara menjaga
komunikasi dengan orang lain menghargai apa yang
dibicarakan. Dan jika pada saat forum diskusi
kadang-kadang Monica memberikan pendapat,
namun ada saatnya tidak memberikan pendapat
karena teman sekelompoknya debat sendir-sendiri,
dan nanti masalah keputusan ya mengikuti aja apa
yang telah menjadi keputusan.
6. Kecerdasan
Emosional
Rendah
Dinda Dinda ketika ada masalah selalu menceritakan segala
masalahnya kepada kedua orang tua dan teman.
Ketika mendapatkan nilai ulangan yang jelek,
tergantung sama materinya, kalau materinya sulit
tidak masalah mendapatkan nilai jelek, namun bila
materinya mudah dan nilainya jelek perasaannya
menjadi sedih. Dan setelah mengetahui itu, Dinda
akan tetap belajar dari teman maupun guru les. Untuk
mengetahui apakah sesuatu itu berdampak baik/buruk
yang dilakukan Dinda yaitu dipikir terlebih dahulu
apakah itu berdampak baik atau tidak dan kemudian
juga meminta pendapat sama orang lain. Cara belajar
Dinda tidak memiliki jadwal untuk belajar rutin,
Mereka ketika ada masalah maka yang biasa lakukan
yaitu menceritakannya kepada kedua orang tua atau
teman namun ada juga yang menanggapi masalah
dengan santai dan juga ada yang tergantung sama
masalah yang dihadapi, jika masalah memakai
kekerasan fisik yang dilakukan juga membalas
dengan fisik. Ketika mendapat nilai yang jelek yang
dilakukan yaitu tergantung sama materinya juga jika
materinya gampang dan dapat nilai jelek ya pasti
sedih, ada juga yang menanggapinya dengan biasa
dan yang akan dilakukan yaitu meningkatkan
belajarnya, mengikuti les dan ada yang menyerah dan
akan mengikuti remedi. Yang dilakukan untuk
mengetahui sesuatu bisa berdampak baik atau tidak
yaitu dipikir terlebih dahulu dan meminta pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Belajar kalau tidak malas, dan jam belajar sekitar 1-2
jam saja. Ketika guru sedang menjelaskan materi
yang dilakukannya tetap memperhatikan meskipun
tidak paham, namun ada saatnya tidak
memperhatikan yaitu ngobrol sama temen atau main
HP. Dinda, apabila ada teman yang mengejeknya
akan menerima selagi apa yang dikatakan temannya
memang benar, namun jika itu merupakan fitnah,
maka yang bersangkutan disuruh untuk
membenarkannya. Mengatasi ketika berada pada
situasi yang sulit. contohnya sebagai seorang pelajar
ketika sudah tidak bisa menjawab suatu persoalan
dalam ulangan, maka yang dilakukannya yaitu tidak
menjawab pertanyaan itu. Tetap memberikan selamat
kepada teman yang mendapatkan juara kelas dan
mempunyai tekad supaya bisa menjadi juara kelas.
Cita- citanya yaitu ingin mejadi apoteker, dan saat ini
yang dilakukannya yaitu belajar terutama
berhubungan dengan sains/ipa. Ketika ada teman
yang meminta bantuan dan saat itu Dinda masih kerja
tugas maka yang dilakukannya akan membantu
teman selagi waktunya tidak terlalu lama, jika lama
maka memutuskan untuk membantunya nanti setelah
mengerjakan tugas. Memberikan solusi selagi mampu
ketika ada teman yang curhat dan selalu
mendengarkan orang yang sedang diajak berbicara.
Organisasi yang diikuti yaitu organisasi di desa,
untuk organisasi disekolah tidak ada yang diikuti.
sama orang lain ,namun ada yang melakukan sesuatu
tanpa dipikir terlebih dahulu. Cara mereka belajar
yaitu mut mutan, tidak memiliki jadwal belajar , dan
belajar kalau hanya ada ulangan saja. Yang dilakukan
ketika guru sedang menjelaskan kebanyakan tetap
memperhatikan namun masih banyak yang sering
ngobrol atau main HP dan juga tergantung
penyampaian gurunya dan ketika belum paham
jarang bertanya. Ketika ada teman yang mengejeknya
yang dilakukan yaitu akan menerima selagi apa yang
dikatakan temannya memang benar, membiarkan
temannya mengejek dan tidak ada teguran dan
dibicarakan baik-baik. Ketika sudah berada pada
situasi sulit yang dilakukan contohnya sebagai
seorang pelajar ketika mengerjakan ulangan yang
dilakukannya tidak menjawabnya, ada uang tanya
sama teman, dan dibuat santai. Ketika da teman yang
mendapat juara kelas Tetap memberikan selamat, dan
mempunyai tekad supaya bisa menjadi juara kelas,
namun ada yang tetap mensyukuri kemampuannya
dan tidak ada tekad untuk memperbaiki. Mereka
memiliki cita-cita masing-masing dan yang sudah
dipersiapkan yaitu belajar, mempersiapkan mental,
namun ada beberapa yang belum memikirkan apa
yang menjadi cita-citanya. Ketika ada teman yang
meminta bantuan dan saat itu masih kerja tugas maka
yang dilakukannya akan membantu teman selagi
waktunya tidak terlalu lama, namun ada beberapa
yang memilih untuk membantu teman dulu, masalah
tugas belakangan. Ketika ada teman yang curhat
maka yang biasa dilakukan yaitu memberikan solusi
selagi mampu namun ada juga yang diam saja. Yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Organisasi menurutnya penting karena untuk melatih
diri untuk pandai berbicara di depan orang banyak
dan melatih kepercayaan diri. Dalam komunikasi
supaya tetap berjalan lancar dan tiada salah paham
maka dalam komunikasi itu harus disertai candaan
supaya tidak terlalu serius. Ketika ada forum diskusi
Dinda mengerjakan dengan kelompokknya, jika tidak
tau maka yang dilakukan yaitu bertanya kepada
teman. Namun ketika diskusi, jarang memberikan
pendapatnya. Dan jika suatu ketika jika dalam diskusi
itu dirasa pendapatnya tidak sesuai dengan tujuan,
maka dijelaskan supaya mendapatkan titik temu.
dilakukan ketika sedang diajak berbicara dengan
orang yaitu selalu mendengarkan orang yang sedang
diajak berbicara, tergantung sama yang diajak
berbicara. Kebanyakan dari mereka mengikuti
organisasi namun ada juga yang tidak mengikuti
organisasi sama sekali, menurut mereka organisasi itu
penting Karena untuk melatih diri untuk pandai
berbicara di depan orang banyak dan melatih
kepercayaan diri, dan bersosialisasi dengan orang
banyak, namun ada juga yang karena paksaan orang
tua. Dalam komunikasi supaya tetap berjalan lancar
dan tiada salah paham maka dalam komunikasi itu
harus disertai candaan supaya tidak terlalu serius,
membicarakan apa yang menjadi pusat perhatian,
mengetahui karakteristiknya dan hati-hati kalau
berbicara. Ketika ada di forum diskusi yang
dilakukannya yaitu jarang bahkan tidak pernah
memberikan pendapat namun masih dering main HP
sendiri, dan juga tergantung sama kelompokknya jika
perempuan biasanya yang lebih aktif perempuan, tapi
jika kelompokknya cowok semua yang dilakukannya
yaitu berusaha untuk aktif.
7. Arif Arif tipe orang yang pendiam, namun ada saatnya
ketika ada masalah bertanya sama teman.
Perasaannya sedih dan akan berusaha untuk lebih giat
belajar lagi ketika mendapatkan ulangan yang jelek.
Dipikir terlebih dahulu mana yang sekiranya baik
maupun buruk kemudian baru melakukan merupakan
cara Arif untuk menentukan sesuatu berdampak
baik/buruk. Cara belajarnya selalu belajar sendiri.
Ketika guru sedang menjelaskan materi, Arif selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
melihat penjelasan di papan tulis, dan ketika belom
paham jarang bertanya. Arif membiarkan temannya
mengejek dan tidak ada teguran.
Contohnya sebagai seorang pelajar ketika sudah tidak
bisa menjawab suatu persoalan kalau dirumah
dikerjakan jika di sekolah tanya teman. Apabila ada
teman yang mendapat juara Arif tetap diam saja,
namun masih punya keinginan untuk menjadi lebih
baik. Belom berpikiran untuk mempunyai cita-cita.
Apabila ada teman yang meminta bantuan dan saat
itu Arif sedang mengerjakan tugas yang dilakukannya
yaitu akan tetap mengerjakan tugasnya dan tidak
menghiraukan teman yang meminta bantuan. Dan
jika nanti tugasnya sudah selesai baru bisa membantu
teman. Arif akan diam tidak memberikan solusi
maupun pendapatnya ketika ada teman yang curhat
namun selalu mendengarkan orang yang sedang
diajak berbicara. Tidak ada organisasi yang diikuti
baik diluar sekolah maupun di dalam sekolah. Dalam
komunikasi supaya tetap berjalan lancar dan tiada
salah paham maka yang dilakukannya yaitu selalu
menjalin membicarakan apa yang sedang menjadi
fokus pusat perhatian, dan jarang ngobrol sama teman
lain. Tidak pernah memberikan pendapatnya ketika
ada forum diskusi, dan selalu menuruti apapun yang
sudah menjadi keputusan kelompok.
8. Fajar Dalam menghadapi permasalahan yang dilakukan
Fajar yaitu santai tidak serius banget karena kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
serius masalah itu menjadi susah, dan terkadang
menyelesaikan sendiri jika ada teman yang bisa
membantu maka juga pernah untuk menceritakannya
kepada orang lain. Ketika mendapat nilai ulangan
yang jelek Fajar menanggapinya dengan biasa saja,
yang dilakukan yaitu mengikuti remedi. Dan
menurutnya kalau belajar trus membuat bosan
sehingga kalau nilainya jelek lebih baik mengikuti
remedi. Yang dilakukan Fajar untuk menilai sesuatu
itu berdampak baik/buruk yaitu dipikir terlebih
dahulu apakah itu berdampak baik atau tidak dan
selalu melihat situasi dan kondisi. Kemudian cara
belajarnya tergantung sama kondisi tubuh, jika
kondisi tubuh tidak memungkinkan belajar ya tidak
belajar. Namun meskipun sehatpun belajarnya masih
malas-malasan, belajar sesuai dengan suasana hati.
Ketika guru sedang menjelaskan materi yang menurut
Fajar tergantung situasi, jikalau sedang sakit maka
yang dilakukan yaitu tidak mendengarkan malah
asyik maen hp sendiri. Namun jika kondisi badan
sehat tetap memperhatikan meskipun ngantuk, dan
lebih sering ngobrol sama teman. Apablia ada teman
mengejek maka dibiarkan saja, karena itu merupakan
hal yang biasa menurutnya. Selalu dibuat santai dan
tenang tidak serius,, karena kalau serius situasinya
akan semakin sulit merupakan cara fajar ketika sudah
berada pada situasi yang sulit. Ketika ada teman yang
mendapat juara kelas maka fajar tetap memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
selamat, dan tidak ada tekad untuk menjadi lebih baik
karena harus mensyukuri atas kemampuan yang
dimiliknya, jika dapat nilai baik disyukuri enggak
juga disyukuri. Cita- citanya yaitu ingin menjadi
seorang bos, dan memiliki pegawai yang baik. Dan
yang dilakukannya saat ini dalam menyelesaikannya
apapun masalah itu dengan santai. Apabila ada teman
yang meminta bantuan dan saat itu sedang
mengerjakan tugas, maka Fajar akan membantu
teman terlebih dahulu, masalah tugas belakangan.
Seolah-olah pasrah kalau nanti mendapatkan nilai
yang jelek ngak apa-apa kan masih ada remedi dan
selalu mendengarkan dan Memberikan solusi selagi
mampu. Bisa membagi, jadi ketika ada orang yang
sedang ngobrol biasanya yang dilakukan yaitu main
hp ataupun yang lainnya namun tetap mendengarkan
apa yang sedang dibicarakan.
Organisasi yang diikuti yaitu saka bayangkara dan
rohis. Menurutnya penting karena untuk
bersosialisasi dengan orang lain. Dalam komunikasi
supaya tetap berjalan lancar dan tiada salah paham
maka dalam komunikasi itu harus disertai candaan
dan tidak terlalu serius.
Kemudian ketika dalam sebuah forum diskusi yang
dilakukan fajar yaitu menurutnya tergantung
kelompokknya jika perempuan biasanya yang lebih
aktif perempuan, tapi jika kelompokknya cowok
semua yang dilakukannya yaitu berusaha untuk aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
9. Salsabila Diam saja, dan sering curhat sama orang tua dan
teman merupakan tipe dari Salsabila. Ketika
mendapatkan nilai ulangan yang jelek Salsabila akan
menceritakan kepada kedua orang tua supaya
diikutkan bimbel supaya mendapatkan nilai yang
lebih bagus lagi. Untuk mengetahui bahwa sesuatu itu
bisa berdampak baik/buruk yang dilakukanya yaitu
menceritakannya kepada kedua orang tua untuk
mencari solusi yang terbaik, namun jika sarannya
tidak sesuai dengan yang diinginkan terkadang masih
ngeyel. Salsabila jadwal belajarnya tidak teratur,
kadang-kadang belajarnya, karena banyak kegiatan
diluar. Ketika guru sedang menjelaskan tetap
mendengarkan dan memperhatikan namun kadang-
kadang main hp sendiri. Kemudian apabila ada teman
yang mengejek Salsabila membalasnya dan jika tetap
saja mengejek maka yang dilakukan yaitu minta
pendapat kepada kedua orang tua untuk mencari
solusi. Selalu bertanya kepada guru. Ketika ada
teman yang mendapat juara kelas dia akan
membiarkannya dan tetap belajar untuk mendapatkan
yang terbaik. Cita- citanya yaitu masuk fakultas
kehutanan karena suka dengan alam, yang sudah
dipersiapkan yaitu mental.
Apabila ada teman yang meminta bantuan dan saat
itu salsabila sedang mengerjakan tugas maka yan
dilakukannya mengerjakan tugas terlebih dahulu
kemudian membantu teman yang meminta bantuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Teman curhat yan dilakukan slasabila yaitu selagi
bisa membantu ya dibantu kalau tidak ya tidak
dibantu. Mendengarkan dan jika meminta komentar
maka ya diberi komentar, namun terkadang sering
main HP.
Organisasi yang diikuti yaitu dirumah yaitu karang
taruna. Mengikuti organisasi karena disuruh oleh
orang tua bukan kemauan sendiri. Supaya
komunikasi dengan teman dapat berjalan lancar yaitu
berhati-hati dalam ngobrol, berbicaranya ngak terlalu
serius dan tidak terlalu bercanda. Ketika dalam forum
diskusi, salsabila memberikan usul, jika teman tidak
menyetujui maka yang dilakukannya hanya diam.
Namun jika suatu ketika menurutnya pendapatnya
dieyel oleh teman maka juga ngeyel.
10. Tama Tama ketika menghadapi masalah menurutnya
tergantung sama masalah yang dihadapi, jika masalah
memakai kekerasan fisik yang dilakukan juga
membalas dengan fisik, jika halus maka dengan cara
yang halus pula. Namun juga sering menceritakan
masalahnya kepada orang lain untuk membantu
menyelesaikan masalah. Ketika mendapat nilai yang
jelek menurut Tama tergantung, jika pelajaran yang
diketahui trus nilainya jelek maka sedih, namun jika
pelajarannya dirasa sulit dan mendapatkan nilai jelek
biasa aja, dan akan berusaha untuk meningkatkannya.
Untuk menentukan sesuatu bisa berdampak
baik/buruk Tama melakukannya dengan dipikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
terlebih dahulu apakah itu berdampak baik atau tidak
dan selalu melihat situasi dan kondisi. Namun pernah
melakukan sesuai tanpa memikirkan akibatnya.
Belajar ketika ada ulangan aja. Ketika guru
menjelaskan menurut Tama tergantung penyampaian
gurunya. Dan sering main hp dan ngobrol sama
teman lain. Apabila ada teman yang mengejek, yang
dilakukan Tama yaitu dibicarakan berdua, diomongin
masalahnya dan itu juga tergantung sama mood jika
moodnya lagi jelek maka biasanya memakai
kekerasan. Contohnya sebagai pelajar yaitu ketika
dalam mengerjakan tugas dan sudah tidak bisa
menjawab lagi yaitu tanya temen yang bisa kalau
ngak bisa maka yang dilakukan tidak meneruskan
mengerjakan. Apabila ada teman yang mendapat
juara kelas, Tama tetap memberikan selamat, dan
menurutnya tetap disyukuri aza karena percuma kalau
mendapatkan nilai bagus namun sikapnya tidak
bagus. Cita- citanya masih dipikirkan karena masih
bingung. Ketika teman meminta bantuan dan saat itu
dia sedang mengerjakan tugas maka yang
dilakukannya yaitu akan membantu teman terlebih
dahulu, masalah tugas belakangan. Selalu
mendengarkan dan Memberikan solusi selagi mampu
ketika teman curhat. Yang dilakukan Tama ketika
berbicara dengan orang, tergantung sama orang yang
ngajak ngobrol, jika asyik orangnya maka tetap
memperhatikan jika tidak maka yang dilakukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
sering main HP. Organisasi yang diikuti yaitu karang
taruna. Menurutnya tergantung sama organisasinya
jika jelek ya buat apa diikuti kalau baik ya harus
diikuti karena itu akan memberikan dampak baik
untuk diri. Supaya komunikasi tetap terjaga yang
dilakukan yaitu mengetahui karakteristik temennya,
contohnya kalau karakternya tidak bisa dikerasin
maka yang dilakukan yo hati-hati dalam berbicara.
Dalam forum diskusi, Tama memberikan pendapat
kepada teman lain, dan teman itu yang
menyampaikan kepada teman kelompoknya, namun
biasanya juga masih sering main HP sendiri.
No Katergori Subjek Deskripsi Hasil Wawancara Kesimpulan
1. Kesiapan
Belajar
Tinggi
Berlin Berlin merupakan tipe orang yang jarang sakit. Untuk
menjaga kesehatannya Berlin tidur teratur,
olahraganya cukup, dan makannya teratur. Jika
sedang sakit dan besok akan ada ulangan maka yang
dilakukannya yaitu kalau masih kuat sekolah ya
sekolah dan tergantung sakitnya, kalau misalnya
sudah lemes banget ngak belajar namun buat
istirahat. Ketika ada materi fisika yang belom paham
maka biasanya berlin mencari referensi buku, tanya
kepada teman serta latihan soal. Berlin juga Tipe
orang pendiam namun ketika pengen mengetahui
yang pastinya, maka baru memberikan pendapat.
Namun Percaya akan kemampuannya bahwa akan
Untuk kondisi fisik mereka, Mereka termasuk orang
yang jarang sakit. Kemudian yang anda lakukan
untuk menjaga kesehatan mereka yang biasa lakukan
yaitu Tidur teratur, olahraganya cukup, makannya
teratur, namun masih ada yang jarang olahraga. Jika
sedang sakit , dan besok akan ada ulangan, maka
yang akan dilakukan yaitu tergantung sama sakitnya
kalau sakitnya berat maka tidak belajar, dan jika
masih bisa belajar ya tetap belajar. Kemudian yang
akan lakukan bila ada materi fisika yang belum
paham yaitu Cari referensi buku atau internet , tanya
kepada teman dan guru. Ketika guru memberikan
kesempatan untuk berpendapat, yang dilakukan dari
sebagian mereka yaitu jarang memberikan
pendapatnya karena da perasaan takut dan malu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
berhasil dalam belajar karena harus percaya pada
kemampuan diri. Yang dilakukan sebelum mengikuti
pelajaran fisika yaitu Mengulang pelajaran yang lalu,
dan menyiapkan materi yang akan dipelajari
selanjutnya. Ketika ulangan, dan pada saat itu anda
sudah tidak dapat menjawab lagi, yang Berlin
lakukan main logika aza. Jadi kalau tau rumusnya
tinggal memasukkan. Ketika guru menjelaskan
materi yaitu memperhatikan tapi pas lagi mutnya
jelek ya diam, mencoret-coret buku, maupun ngobrol
sama teman. Fisika menurutnya kurang penting
Pentingan matematika. Usaha yang dilakukan berlin
supaya dapat nilai baik yaitu belajar yang maksimal,
latihan soal, hafalin rumus. Referensi yang biasa di
cari yaitu perputakaan, internet jarang , punya
kenalan KKN jurusan fisika. Untuk mendapatkan
nilai fisika yang memuaskan belajarnya ditambah
lagi dan sering latihan soal. Lebih sering tanya teman
ketika belom paham. Berlin belom paham pelajaran
fisika. Yang akan dilakukan yaitu belajar dan
mengganggap fisika itu pelajaran yang enak. Dan
setelah pembelajaran fisika telah selesai maka berlin
membacanya lagi karena menurutnya fisika seperti
matematika jadi perlu latihan soal yang banyak.
Contohnya Berlin juga dapat menyebutkan contoh
penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari yaitu
spion yang menggunakan cermin cembung.
namun ada juga yang memberikan pendapat jika
belum jelas materinya. Sebagian dari mereka percaya
pada kemampuan karena untuk menggapai cita-cita
harus percaya pada kemampuannya. Yang mereka
lakukan sebelum mengikuti pelajaran fisika yaitu
belajar Mengulangi pelajaran yang lalu, dan
menyiapkan materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Ketika ulangan, dan pada saat itu sudah tidak dapat
menjawab lagi, maka yang dilakukan yaitu
Main Logika aza, mencoba mengerjakan sendiri,
tanya teman namun ada yang jarang nyontek. Yang
dilakukan ketika guru sedang menjelaskan materi
yaitu selalu mendengarkan, memperhatikan, dan
mencatat. Menurut mereka seberapa penting fisika
menurunya yaitu ada beberapa yang menjawab
penting kerena berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Yang sudah mereka lakukan untuk
mendapatkan nilai fisika yang baik yaitu Belajar yang
maksimal , latihan soal, hafalin rumus, selalu
berusaha dan berdoa. Referensi yang biasa digunakan
untuk lebih memahami fisika yaitu internet ,LKS ,
buku paket namun fasilitas di perpustakaan jarang
digunakan. Yang dilakukan untuk mendapatkan nilai
fisika yang memuaskan? belajarnya ditambah lagi
dan sering latihan soal, dan lebih memahami materi.
Menurut sebagian dari mereka ternyata belum dapat
memahami materi fisika, karena ada beberapa yang
masih malas untuk belajar. Yang akan dilakukan
yaitu belajar dan mengganggap fisika itu pelajaran
yang enak dan terus berusaha.
Setelah pembelajaran fisika selesai, apa yang biasa
dilakukan mereka yaitu? meringkas, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
mengerjakan PR, dan diulangi lagi materi yang
dibahas sebelumya. Mereka juga dapat memberikan
contoh penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari
Bisakah anda memberikan contoh penerapan fisika
dalam kehidupan sehari-hari? Spion yang
menggunakan cermin cembung, penerapan dalam
mengukur panjang dan massa, gaya gesek antara roda
dengan aspal, Jembatan ponton di laut, dan solusi
supaya kapal selam tidak tenggelam di air.
2. Beta Beta tipe orang yang jarang sakit. Yang dilakukan
untuk menjaga kesehatan yaitu ngak terlalu
kecapekan, ngak telat makan, dan olahraga lari setiap
minggu. Jika sakit dan besok ada ulangan maka yang
dilakukan Beta yaitu kalau sakitnya berat ngak
berangkat dan sebaliknya. Ketika sakit ngak belajar
(tergantung sakitnya). Ketika belom memahami
pelajaran fisika maka Beta akan membaca buku dan
minta diajarin bapak ( guru SMP). Beta selalu diam
karena takut salah, ketika guru memberikan
kesempatan untuk memberikan pendapat. Beta yakin
akan kemampuannya. Yang dilakukannya sebelum
mengikuti pelajaran fisika yaitu membuka LKS dan
belajar materi sebelumnya. Ketika ulangan dan posisi
sudah tidak bisa menjawab lagi maka yang dilakukan
Beta yaitu tanya teman contohnya tanya rumus tapi
menghitung sendiri. Ketika guru menjelaskan materi
Beta selalu mendengarkan, dan sering ngobrol sama
teman dan main HP, karena bosan sehingga ngak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
memerhatikan. Menurutnya fisika penting. Tapi
dilihat dari segi keadaannya apakah mampu atau
tidak, kalau mampu berarti menurutnya penting.
Supaya nilai yang baik mencari soal-soal yang lain
dan mengerjakan. Referensi yang biasa dicari untuk
lebih memahami fisika yaitu soal-soal dan mencari di
internet dan fasilitas Perpus jarang digunakannya.
Namun Beta untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan, dia selalu belajar mengerjakan soal-soal.
Menurutnya dia belum semua memahami fisika yaitu
sekitar setengah dan tergantung sama materinya.
Setelah pembelajaran fisika selesai, yang dilakukan
Beta yaitu malam dibuka lagi meskipun ngak lama-
lama. Beta juga dapat memberikan penerapan fisika
dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada Hukum
Newton yang menerapkan prinsip pada catut dan
grobak.
3. Norvianti Norvianti merupakan tipe orang yang tidak gampang
sakit. Dan untuk menjaga kesehatanya Norvianti
selalu tidur yang cukup, namun jarang olahraga. Jika
suatu ketika sakit dan besok ada ulangan yang
dilakukannya yaitu dilihat sakitnya , jika ngak bisa
berangkat ya izin dan juga ketika sakit ngak belajar
karena ngak bisa konsentrasi. Ketika belum paham
materi fisika Norvianti lebih sering tanya sama teman
dan tanya ke guru. Namun ketika diberi kesempatan
untuk berpendapat Dia belom pernah, dan mau
mencoba. Norvianti tetap percaya pada kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
yang dimilikinya karena menurutnya setiap orang
punya kelebihan masing-masing. Sebelum mengikuti
pelajaran fisika yang dilakukan yaitu berdoa, dan
sebelumnya juga mempelajari materi-materi yang
diberikan. Ketika ulangan dan sudah tidak bisa
menjawab lagi yang biasa dilakukan yaitu kalau tidak
bisa mencari cara sendiri dan jarang nyontek.
Norvianti selalu memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan dan jarang ngobrol dan main HP
Menurutnya fisika itu penting karena orang IPA jadi
harus paham fisika. Kemudian yang dilakukan untuk
mendapat nilai yang baik yaitu mempelajari terus
mateti sampai paham, dan lumayan mengerjakan
latihan dan referensi yang biasa digunakan yaitu
LKS, internet dan Buku paket namun ke perpus
masih jarang. Dan untuk mendapatkan nilai fisika
yang lebih memuaskan yang dilakukan yaitu
mencoba soal-soal baru dan trus belajar. Norvianti
juga belom berhasil memahami materi fisika, karena
sering males belajar sehingga ngak maksimal
belajarnya. Dan biasanya setelah pembelajaran fisika
selesai yang dilakukan Norvianti yaitu kalau ada
waktu dipelajari lagi, tapi hanya mengerjakan PR.
Contoh penerapan fisika yang dijelaskan Norvianti
yaitu penerapan dalam mengukur panjang dan massa.
4. Nur
Azizah
Nur Azizah merupakan tipe orang yang jarang sakit
kalau ngak capek. Untuk menjaga kesehatannya yan
dilakukan yaitu makan teratur, olahraga teratur, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
ngak capek2, istirahat cukup. Ketika besok ulangan
namun saa ini sakit yang dilakukan Nur yaitu minum
obat dan istirahat. Kalau ngak sakit banget tetap
belajar. Kalau belum bisa memahami fisika dia lebih
sering cari- cari di internet dan dicoba lagi, tanya
teman dan guru. Ketika guru memberikan
kesempaatn pendapat Nur memberikan pendapatnya
apabila materinya belum jelas. Dia juga percaya pada
kemampuannya karena kalau ngak percaya
belajarnya malah jadi kendor. Sebelum mengikuti
pelajarn fisika malamnya kalau lagi longgar buka-
buka dulu untuk dipelajari. Tergantung materinya
kalau gampang ya dipelajari, kalau sulit males untuk
membuka. Ketika ulangan dan sudah tidak bisa
menjawab Nur selalu berdoa supaya bisa jawab dan
tanya teman. Nur juga selalu mendengarkan,
memperhatikan dan mencatat, jarang main HP ketika
guru memberikan penjelasan. Baginya fisika itu
penting karena sebagai penerapan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan yang dilakukannya untuk mendapat
nilai fisika yang baik yaitu belajar sungguh –sungguh
dan mengerjakan banyak soal dan tanya teman.
Referensi yang biasa dicari internet dan buku – buku
yang dipunyai namun fasilitas perpustakaan masih
jarang digunakan. Dan untuk mendapatkan nilai
fisika yang selalu memuaskan yang dilakukannya
latihan soal. Menurutnya pemahaman tentang fisika
untuk semua materi belum memahami, masih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
yang belum paham. Ketika pembelajaran fisika sudah
selesai biasa yang dilakukan yaitu materi yang belum
jelas dirumah dipelajari lagi, dan kalau udah jelas
ditinggalin, kadang baca soal dan dikerjakan. Contoh
penerapan fisika yang Nur berikan yaitu gaya gesek
antara roda motor dan jalan, pengereman sepeda.
5. Rizky Rizky tipe orang yang jarang sakit. Untuk menjaga
kesehatannya yang dilakukan yaitu makan teratur dan
istirahat cukup. Ketika sakit dan besoknya akan ada
ulangan maka yang dilakuakn Risky minum obat trus
isirahat kemudian belajar. Jika ada materi fisika yang
belum dipahami tanya sama teman dan kadang tanya
pak guru. Namun Rizky juga jarang memberikan
pendapatnya jika guru memberikan kesempatan
untuk berpendapat. Rizky juga sangat percaya akan
kemampuan yang dimilikinya karena kan cita-citanya
pengen sukses ya berarti ya harus percaya pada
kemampuannya. Sebelum mengikuti pelajaran fisika
dia selalu belajar materinya. Jika ada ulangan dan
sudah tidak bisa menjawab maka pasrah dan tidak
menyontek. Kemudian tetap memperhatikan
penjelasannya ketika guru sedang mejelaskan materi.
Menurutnya fisika sangat penting, karena
berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari.
Yang dilakukannya untuk mendapatkan nilai fisika
yang baik belajar trus, berusaha dan berdoa.
Referensi yang biasa digunakan yaitu internet, LKS,
buku paket, PPT, namun failitas di perpustakaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
jarang digunakan. Supaya nilai fisikanya memuaskan
maka Rizky mencari materi sebanyak-banyaknya,
berlatih dan mencoba trus. Menurutnya dia belom
bisa sepenuhnya memahami fisika namun berusaha
memahami. Yang dilakukan ketika pembelajaran
fisika selesai yaitu meringkas, dan mengerjakan PR,
dan diulangi lagi materi yang dibahas sebelumya.
Contoh penerapan fisika sehari-hari yang diberikan
Rizky yaitu Jembatan ponton di laut, dan solusi
supaya kapal selam tidak tenggelam di air.
6. Kesiapan
Belajar
Rendah
Alya Alya termasuk orang yang gampang sakit Iya ,karena
memang ada penyakit ( maag kronis dan anemia).
Untuk menjaga kesehatannya Alya selalu mengatur
pola makan, dan istirahat yang cukup. Ketika sakit
dan besok ada ulangan yang dilakukannya yaitu tidak
memaksakan belajar, karena lebih penting
kesehatannya dulu yaitu dengan istirahat. Apabila
belum memahami materi fisika Alya mengikuti les.
Karena masalah kesehatan, maka berbicara dan
beraktifitasnya dibatasi, sehingga daripada
kesehatannya memburuk lebih baik diam dulu ketika
guru memberikan kesempatan untuk berpendapat.
Alya agak ragu-ragu akan kemampuan dirinya bahwa
dia akan berhasil dalam belajar. Hal ini dikarenakan
masalah kesehatan, jadi kemampuan untuk belajarnya
menurun dan hasilnyapun juga menurun. Sebelum
mengikuti pelajaran fisika biasanya yang dilakukan
kalau malam mengikuti les untuk mempelajari fisika
buat besok. Jika pada situasi ulangan dan suda tidak
mampu menjawab maka Alya akan berdoa dan
ngawur, karena daripada menyontek lebih baik
Untuk kondisi fisik mereka, Mereka termasuk orang
yang gampang sakit( sebagian mempunyai penyakit)
namuan ada beberapa yang jarang sakit. Kemudian
yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan mereka
yang biasa lakukan yaitu istirahat yang cukup,
makannya teratur, namun olahraga jarang. Jika
sedang sakit , dan besok akan ada ulangan, maka
yang akan dilakukan yaitu tergantung sama sakitnya
kalau sakitnya berat maka tidak belajar, dan jika
masih bisa belajar ya tetap belajar, kemudian ada
yang tidak belajar, namun ada yang tetap belajar
semampunya. Kemudian yang akan lakukan bila ada
materi fisika yang belum paham yaitu mengikuti les,
membaca materi terus-menerus dan tanya teman.
Ketika guru memberikan kesempatan untuk
berpendapat, yang dilakukan dari sebagian mereka
yaitu jarang memberikan pendapatnya karena ada
perasaan takut dan malu. Sebagian dari mereka
kurang percaya pada kemampuan karena masih mut-
mutan belajarnya dan masih belum memahami
materi sepenuhnya, namun ada yang masih tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
dijawab ngawur. Alya juga selalu memperhatikan
ketika guru sedang menjelaskan materi, pernah maen
HP karena ngantuk pengaruh faktor jam terakhir.
Menurutnya fisika itu penting karena sangat
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan juga
pengaruh kelas yang dipilih yaitu IPA maka harus
memahami fisika juga, maka dari itu untuk
mendapatkan nilai fisika yang baik yang Alya
lakukan yaitu les, belajar sendiri, lebih
memperhatikan, dan searching tutorial cara
mengerjakan soal fisika. Referensi lain yang biasa
digunakan yaitu internet (google, youtube), dan buku
paket yang beli sendiri. Hal yang dilakukan untuk
mendapatkan nilai fisika yang memuaskan yaitu
koreksi diri ketika mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan, dan sering menanyakan kepada teman.
Menurutnya dia juga belum berhasil dalam
memahami fisika karena masih banyak materi fisika
yang belom bisa dipahami. Setelah pembelajaran
fisika selesai yang Alya lakukan yaitu jika mau
belajar fisika ya belajar jika tidak ya tidak belajar,
tergantung mut. Contoh penerapan fisika dalam
kehidupan sehari-hari yang diberikan yaitu
penggunaan lensa cekung atau cembung dalam
kacamata dapat membantu orang yang menderita
penyakit mata.
optimis. Yang mereka lakukan sebelum mengikuti
pelajaran fisika yaitu belajar malam mengikuti les
untuk mempelajari fisika buat besok dan belajar jika
ada PR saja. Ketika ulangan, dan pada saat itu sudah
tidak dapat menjawab lagi, maka yang dilakukan
yaitu menyontek atau tanya sama teman namun ada
sebagian kecil yang pasrah. Yang dilakukan ketika
guru sedang menjelaskan materi yaitu selalu
mendengarkan, namun masih sering main HP atau
ngobrol sama teman. Menurut mereka seberapa
penting fisika menurutnya yaitu ada beberapa yang
menjawab penting kerena berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari dan juga yang menganggap
fisika itu tidak penting karena memang tidak suka
fisika. Yang sudah mereka lakukan untuk
mendapatkan nilai fisika yang baik yaitu mengikuti
les, belajar sendiri, dan belajarnya ditngkatkan.
Referensi yang biasa digunakan untuk lebih
memahami fisika yaitu internet , buku paket, namun
fasilitas di perpustakaan jarang digunakan. Yang
dilakukan untuk mendapatkan nilai fisika yang
memuaskan? Koreksi diri dan tetap belajar trus.
Menurut sebagian dari mereka ternyata belum dapat
memahami materi fisika, karena belum paham materi
fisika dan juga pengaruh guru, suasana kelas juga
berpengaruh. Ketika pembelajaran fisika selesai Putri
kadang membuka dan akan dibuka setiap ganti
jadwal baru. Setelah pembelajaran fisika selesai, apa
yang biasa dilakukan mereka yaitu ? tergantung sama
mutnya jika mau belajar akan belajar, jika tidak maka
tidak akan belajar dan juga masih banyak yang
dibiarkan saja, dan akan dibuka ketika akan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
pelajara fisika. Bisakah anda memberikan contoh
penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari?
penggunaan lensa cekung atau cembung dalam
kacamata dapat membantu orang yang menderita
penyakit mata, pengereman, dan katrol.
7. Aprilia Aprilia juga termasuk orang yang gampang sakit, hal
ini karena memang ada penyakit tulang belakang dan
pusing. Cara untuk menjaga kesehatannya berusaha
makan meskipun perutnya menolak, dan ngak boleh
olahraga karena pengaruh penyakit yang diderita.
Ketika sakit dan kondisi besok ada ulangan maka
tidak belajar dan cuma mainin HP. Yang dilakukan
Aprilia ketika belum memahami materi fisika yaitu
kadang-kadang tanya sama guru dan tidak bertanya
kepada teman, karena ada perasaan takut diejek
ketika mau bertanya. Dan kadang-kadang
berpendapat kepada guru, jika pas suka sama
materinya. Aprilia memiliki keraguan akan
kemampuannya, karena kadang percaya kadang
enggak, tergantung sama pelajaran juga apabila
pelajarannya disukai maka kepercayaan itu ada
namun jika pelajaran itu tidak disukai maka timbul
ketidakpercayaan diri. Yang dilakukan sebelum
mengikuti pelajaran fisika berdoa, dan kadang-
kadang mempelajari materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya. Ketika ulangan dan posisi
udah ngak bisa mengerjakan maka yang dilakukan
mengawutnya / dikerjain apa adanya dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
bertanya kepada teman. Aprilia kadang main HP,
tiduran dan main sama teman ketika guru sedang
menjelaskan. Menurutnya fisika itu nggak penting.
Namun untuk mendapatkan nilai fisika yang
memuaskan belajar dari catatan yang ditulisya
dengan menggunakan bolpoin warna sehingga
membantu untuk belajar. Tidak ada referensi lain
untuk belajar namun terkadang menggunakan
internet jika ada tugas aja.yang dilakukan untuk
mendapatkan nilai fisika yang memuaskan yaitu tetap
belajar. Dan setelah pembelajaran selesai Aprilia
membiarkan bukunya karena menurutnya pengaruh
kesehatan juga, kesehatannya tidak memungkinkan
untuk belajar. Contoh penerapan fisika dalam
kehidupan sehari-hari yang diberikan Aprilia yaitu
katrol yang digunakan di sumur dan pengereman
motor.
8. Deva Deva merupakan tipe orang yang ngak sering sakit.
Untuk menjaga kesehatannya Deva selalu makan
teratur, tidurnya cukup namun olahraganya jarang.
Ketika sakit dan besoknya ada ulangan yang
dilakukannya yaitu tergantung sakitnya, jika berat
maka tidak ikut ulangan, namun jika sakitnya ringan
tetap belajar. Jika belum memahami materi fisika
Deva bertanya teman karena daripada guru. Deva
jarang memberikan pendapat, karena malu dan takut
salah ketika guru memberikan kesempatan untuk
berpendapat. Namun Deva kadang percaya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
kemampuannya karena masih susah memahami perlu
penjelasan terlebih dahulu. Yang dilakukannya
sebelum mengikuti pelajaran fisika yaitu jarang
belajar kecuali kalau ada PR. Ketika ada ulangan dan
posisi sudah tidak dapat menjawab lagi maka Deva
kadang tanya sama teman-temannya. Mendengarkan
ketika guru sedang menjelaskan namun masih sering
ngobrol sama teman dan main HP karena menurutnya
gurunya kurang bisa mengelola kelas dengan baik.
Menurutnya fisika penting, karena fisika itu bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian
yang sudah Deva lakukan untuk mendapatkan nilai
fisika yang baik belajar. Referensi yang biasa
digunakan yaitu nyari di internet dan jarang ke
perpustakaan. Untuk lebih bisa mendapatkan nilai
ulangan fisika yang memuaskan lagi Deva selalu
belajar, berdoa. Namun Deva belum memahami
materi fisika sepenuhnya, jika dipresentasenya sekitar
50-60%. Ketika pembelajaran fisika udah selesai
yang dilakukan Deva yaitu membiarkannya dan akan
belajar ketika besoknya ada pelajaran fisika. contoh
penerapan fisika sehari-hari yang dijelaskan Deva
yaitu pengguanna termometer dan gaya gesek yang
terjadi ketika pengereman.
9. Narendra Narendra termasuk orang yang jarang sakit untuk
menjaga kesehatnnya biasa yang dilakukan adalah
istirahat cukup, makan teratur, olahraga seminggu
sekali. Ketika sakit dan besok ada ulangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
dilakukan Narendra yaitu istirahat, namun tetap
belajar tapi semampunya. Jika ada materi fisika yang
belum paham, dia akan bertanya kepada teman,
namun kalau guru jarang. Narendra masih sering
diam ketika guru memberikan kesempatan untuk
berpendapat, karena sering gugup ,ada perasaan malu
dan takut salah. Namun disisi lain Narendra tetap
optimis akan kemampuannya, meskipun terkadang
masih tidak percaya pada kemampuannya. Yang
dilakukannya sebelum mengikuti pelajaran fisika
yaitu menyiapkan buku dan mengecek ada PR atau
tidak, dan belajar jika ada PR. Ketika ulangan dan
sudah tidak dapat menjawab lagi Narendra masih
sering tanya sama teman. Kemudian dia masih sering
mendengarkan, namun masih sering ngobrol sama
teman dan jarang main HP ketika guru sedang
menjelaskan materi. Menurutnya fisika ngak penting,
karena tidak terlalu minat sama fisika. Yang sudah
dilakukan untuk mendapatkan nilai fisika yang baik
yaitu belajar kelompok sama teman, namun kalau ada
teman dia belajar. Referensi yang biasa digunakan
nyari di internet dan tidak pernah menggunakan
fasilitas perpustakaan. Usahanya untuk mendapatkan
nilai fisika yang memuaskan yaitu tetap belajar, dan
mengerjakan latihan soal. Menurutnya dia belum
sepenuhnya dapat memahami materi fisika, dan jika
dipresentasekan sekitar 35% karena Narendra paling
lemah di fisika. Ketika pembelajaran fisika sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
selesai maka bukunya hanya dibiarkan saja dan
belajar ketika ada ulangan aza. Contoh penerapan
fisika dalam kehidupan sehari-hari yang dijelaskan
Narendra yaitu lensa yang digunakan untuk
kacamata.
10. Putri Putri termasuk orang yang jarang banget sakit. Untuk
menjaga kesehatannya Putri selalu makan teratur,
Istirahat cukup, minum 8 gelas sehari namun
olahraganya jarang. Ketika sakit ngak belajar, dan
ketika besoknya dan ulangan jika sakit maka ikut
ulangan susulan. Ketika belum memahami materi
fisika Putri akan membaca terus materi dan tanya
sama teman, hanya sekali bertanya ke pak guru. Putri
juga jarang memberikan pendapat, karena malu dan
takut salah menjawab. Dia juga ragu-ragu akan
kemampuan pada dirinya karena orangnya pemales
dan mut-mutan. Yang dilakukannya sebelum
mengikuti pelajaran fisika yaitu menyiapkan buku
dan melihat ada PR atau ngak dan jarang belajar
materi selanjutnya. Putri akan nyontek dan kadang
pasrah tidak mengerjakan ketika ulangan dan sudah
tidak bisa mengerjakan. Namun dia akan berusaha
mendengarkan ketika guru menjelaskan, meskipun
masih sering ngobrol sama teman dan sering main
HP. Menurutnya fisika itu penting, karena buat UN.
Usaha yang dilakukan untuk mendapat nilai yang
baik Putri akan belajar dan kalau ada ulangan belajar
ditingkatkan. Referensi yang biasa digunakan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
soal latihan dan catatan dari sekolah lain dan tidak
pernah ke perpus atau searching di internet. Dan yang
dilakukan untuk mendapatkan nilai yang memuaskan
yaitu tetap belajar trus. Menurutnya dia belum
sepenuhnya paham akan materi fisika. Karena guru,
suasana kelas juga berpengaruh. Ketika pembelajaran
fisika selesai Putri kadang membuka dan akan dibuka
setiap ganti jadwal baru. Setelah pembelajaran fisika
selesai, apa yang anda lakukan yaitu Kadang setiap
ganti jadwal baru dibuka lagi. Contoh penerapan
fisika dalam kehidupan sehari-hari yang
dijelaskannya yaitu mengenai prinsip kerja katrol
yang biasanya digunakan di sumur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Lampiran C.14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Lampiran C.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Lampiran C.16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Lampiran C.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Lampiran C.18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran D.1 Contoh Angket Pekerjaan Siswa Kecerdasan Emosional
Lampiran D.2 Contoh Angket Pekerjaan Siswa Kesiapan Belajar
Lampiran D.3 Contoh Tes Hasil Belajar Siswa
Lampiran D.4 Dokumentasi Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Lampiran D.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Lampiran D.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Lampiran D.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
Lampiran D.4
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA
Gambar 1. Gambar 2.
Observasi Awal Kelas Pengisian Angket oleh Siswa
Gambar 3. Gambar 4.
Pengisian Angket oleh Siswa Wawancara Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
Gambar 5. Gambar 6.
Wawancara Siswa Pengisian Tes
Gambar 7.
Pengisian Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI