pengaruh karakteristik pengurus, pengendalian...
TRANSCRIPT
PENGARUH KARAKTERISTIK PENGURUS,
PENGENDALIAN INTERNAL, DAN SENSE OF BELONGING
TERHADAP KEMAKMURAN MASJID DENGAN SISTEM
MANAJEMEN KEUANGAN MASJID SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
FACHRIZA FAYYAD FAUZAN
11150820000012
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
ii
PENGARUH KARAKTERISTIK PENGURUS, PENGENDALIAN
INTERNAL, DAN SENSE OF BELONGING TERHADAP KEMAKMURAN
MASJID DENGAN SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN MASJID
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Fachriza Fayyad Fauzan
NIM: 11150820000012
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Nur Wachidah Yulianti SE., M.S.Ak
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2019M
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fachriza Fayyad Fauzan
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Maret 1997
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Jl. Dr. Setiabudi No. 05, RT01/RW08
Pamulang Timur, Pamulang
Tangerang Selatan, Banten 15417
5. Telepon : 0815-8626-0415
6. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 1 Pamulang Timur 2003-2009
2. MTsN 1 Tangerang Selatan 2009-2012
3. MAN 4 Jakarta 2012-2015
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2020
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Basket MTsN 1 Tangerang Selatan 2012
2. Panitia Galaksi 2016
IV. PELATIHAN DAN WORKSHOP
1. Pelatihan Zahir 2017
2. Company Visit dan Workshop anti-Korupsi 2017
3. Workshop Audit 2018
V. LATAR BELAKANG
1. Ayah : Aji Zaenul Alam
2. Ibu : Rizkiyah
3. Ayah Tiri : Komaruddin
4. Posisi : Anak Pertama dari Tiga Bersaudara
vii
THE INFLUENCE OF CARETAKER CHARACTERISTIC,
INTERNAL CONTROL, AND SENSE OF BELONGING
TOWARD PROSPERITY OF MOSQUE WITH FINANCIAL
MANAGEMENT SYSTEM OF MOSQUE AS INTERVENING
VARIABEL
ABSTRACT
The purpose of this study is to find the effect of caretaker characteristic, internal
control, and sense of belonging toward financial management system of mosque
and prosperity of mosque. This research was conducted on the individual mosque
caretaker or Mosque Prosperity Council (DKM) who understand the financial,
planned program and activity on the mosque of South Tangerang city.
This research was using samples as many eighty six respondents from fifty two
mosque. The data analysis method that used was Partial Least Square (PLS) with
the help of data analysis tool SmartPLS 3.0.
The result of this research showed that caretaker characteristic and internal control
has significant effect to financial management system of mosque while sense of
belonging has no effect to financial management system of mosque. Internal control
and sense of belonging has significant effect to prosperity of mosque while
caretaker characteristic and financial management system of mosque has no effect
to prosperity of mosque. Variabel financial management system of mosque has no
intervening effect toward the relation between caretaker characteristic to mosque
prosperity (H8), internal control to mosque prosperity (H9) and sense of belonging
(H10) towards prosperity of mosque.
viii
PENGARUH KARAKTERISTIK PENGURUS,
PENGENDALIAN INTERNAL, DAN SENSE OF BELONGING
TERHADAP KEMAKMURAN MASJID DENGAN SISTEM
MANAJEMEN KEUANGAN MASJID SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu menemukan pengaruh dari karakteristik pengurus,
pengendalian internal dan sense of belonging terhadap sistem manajemen keuangan
masjid dan kemakmuran masjid. Penelitian ini dilakukan terhadap pengurus atau
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang mengerti tentang keuangan, rencana
program dan kegiatan dari masjid yang ada di kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 86 responden dari 52 masjid. Analisis
data yang digunakan yaitu Partial Least Square (PLS) dengan bantuan aplikasi
SmartPLS 3.0.
Hasil dari peneltian ini menunjukkan bahwa karakteristik pengurus dan
pengendalian internal memiliki pengaruh signifikan terhadap sistem manajemen
keuangan masjid sedangkan sense of belonging tidak memiliki pengaruh terhadap
sistem manajemen keuangan masjid. Pengendalian internal dan sense of belonging
memiliki pengaruh terhadap kemakmuran masjid sedangkan karakteristik pengurus
dan sistem manajemen keuangan masjid tidak memiliki pengaruh terhadap
kemakmuran masjid. Variabel sistem manajemen keuangan masjid tidak memiliki
pengaruh intervening terhadap hubungan antara karakteristik pengurus terhadap
kemakmuran masjid (H8), pengendalian internal terhadap kemakmuran masjid (H9),
dan sense of belonging terhadap kemakmuran masjid (H10).
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada saya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Karakteristik Pengurus, Pengendalian Internal, dan Sense
of Belonging terhadap Kemakmuran Masjid dengan Sistem Manajemen
Keuangan Masjid sebagai Variabel Intervening. Shalawat serta salam senantiasa
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya
menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang tua penulis Bapak Komaruddin dan Ibu Rizkiyah Am.Keb yang
telah memberikan doa yang tidak pernah berhenti kepada penulis.
2. Untuk Ayah kandung saya Bapak Aji Zaenul Alam yang tak lupa untuk
memberikan doa kepada penulis.
3. Kedua adik penulis yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
4. Teman-teman seperjuangan di kelas Akuntansi A maupun B yang selalu
memberikan semangat, doa dan masukan kepada peneliti dalam penyusunan
skripsi.
5. Teman-teman “3 idiot” Gagah dan Mujib serta partner penulis Pradipta Anisa
Virgiawati yang menjadi teman sharing dalam penyusunan skripsi.
6. Teman-teman grup “Family Gathering” Ihya, Sidik, Adi, Diki, Utari, dan Lina
yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
x
7. Kepada Bapak Dr. Amilin S.E, Ak., M.Si. selaku dosen Metodologi Penelitian
yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan waktunya dalam membantu
saya menyusun skripsi.
8. Kepada Ibu Fitri Damayanti SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu peneliti selama masa studi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepada Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak., CA dan Ibu Nur Wachidah Yulianti SE.,
M.S.Ak selaku dosen pembimbing I dan II yang telah bersedia untuk
membimbing, berdiskusi dan memberikan motivasi kepada penulis.
Terimakasih atas semua saran yang telah diberikan selama proses penulisan
skripsi sampai terlaksananya siding skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun jauh dari sempurna karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik dari
berbagai pihak.
Jakarta, September 2019
(Fachriza)
xi
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitan ...................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ...................................................................................... 12
1. Teori Motivasi ..................................................................................... 12
2. Karakteristik Pengurus ........................................................................ 13
3. Sense of Belonging............................................................................... 15
4. Pengendalian Internal .......................................................................... 16
5. Sistem Manajemen Keuangan ............................................................. 19
xii
6. Kemakmuran Masjid ........................................................................... 23
B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 25
C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 33
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 41
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 41
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43
D. Operasionalisasi Variabel .......................................................................... 44
1. Karakteristik Pengurus ........................................................................ 44
2. Pengendalian Internal .......................................................................... 44
3. Sense of Belonging ............................................................................. 44
4. Sistem Manajemen Keuangan Masjid ................................................. 45
5. Kemakmuran Masjid ........................................................................... 45
E. Metode Analisis Data ................................................................................ 48
1. Uji Model Pengukuran (Outer Model) ................................................... 49
a. Uji Validitas Konvergen (Convergent Validity) .............................. 49
b. Discriminant Validity ....................................................................... 50
c. Uji Reliabilitas ................................................................................. 50
2. Uji Model Struktural atau Inner Model.................................................. 51
a. R-Square .......................................................................................... 51
b. Q-Square .......................................................................................... 52
c. Goodness of Fit (GoF) ..................................................................... 52
d. Uji Hipotesis .................................................................................... 53
3. Uji Efek Intervening............................................................................... 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 56
1. 1.Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 56
2. 2.Karakteristik Profil Responden dan Tempat Penelitian ................... 57
a. Deskripsi responden berdasarkan usia ........................................... 57
b. Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan.................................. 58
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 59
xiii
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Waktu Menjadi Pengurus
....................................................................................................... 60
e. Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Usia Masjid .......................... 60
f. Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Luas Masjid ......................... 61
B. Hasil Uji Instrument Penelitian ................................................................. 62
1. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model ............................... 62
a. Hasil Convergent Validity ............................................................. 62
b. Hasil Discriminant Validity ........................................................... 66
c. Hasil uji Reliability ........................................................................ 68
2. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model ...................................... 70
a. Hasil R-Square ............................................................................... 70
b. Hasil Q-Square .............................................................................. 72
c. Hasil Goodness of Fit (GoF) ......................................................... 73
d. Hasil Uji Hipotesis......................................................................... 74
3. Hasil Uji Efek Intervening ................................................................... 76
C. Pembahasan ............................................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 90
B. Implikasi Penelitian ................................................................................... 91
C. Keterbatasan .............................................................................................. 92
D. Saran .......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 99
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sebaran Masjid tiap Provinsi ................................................................ 1
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 26
Tabel 3.1 Sebaran Masjid di Provinsi Banten .................................................... 42
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ................................................................... 46
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian....................................................................... 56
Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................. 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi ......................... 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Waktu Menjadi
Pengurus ............................................................................................. 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Usia Masjid ............... 61
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Luas Masjid ............... 61
Tabel 4.8 Outer Loading .................................................................................... 62
Tabel 4.9 Outer Loading Modifikasi .................................................................. 64
Tabel 4.10 Cross Loading .................................................................................... 66
Tabel 4.11 Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha .................................... 69
Tabel 4.12 Nilai R-Square .................................................................................... 71
Tabel 4.13 Tabel Average Variance Extracted (AVE) ......................................... 73
Tabel 4.14 Path Coefficients (Mean, STDEV, P-Value) secara direct ................. 75
Tabel 4.15 Path Coefficients (Mean, STDEV, P-Value) secara indirect .............. 78
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Hipotesis................................................................... 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 40
Gambar 3.1 Model Intervening ......................................................................... 55
Gambar 4.1 Bentuk Model Awal ....................................................................... 64
Gambar 4.2 Model Setelah Modifikasi.............................................................. 66
Gambar 4.3 Grafik Composite Reliability ......................................................... 69
Gambar 4.4 Grafik Cronbach’s Alpha ............................................................... 70
Gambar 4.5 Grafik R-Square ............................................................................. 71
Gambar 4.6 Model Setelah Bootstrapping ........................................................ 74
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 100
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian .................................................................... 108
Lampiran 3 Daftar Identitas Responden, Data Masjid dan Jawaban Responden ..
...................................................................................................... 115
Lampiran 4 Hasil Output Pengujian Data........................................................ 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masjid bagi umat Islam memiliki makna yang besar dalam kehidupan,
baik makna fisik maupun makna spiritual. Kata masjid sendiri berasal dari
kata sajadah-yasjuduh-sujudan-masdjidan yang artinya patuh, taat, tunduk
atau tempat sujud. Kata masjid juga banyak disinggung di dalam Al-Qur’an
dan Hadits (Fokkus Babinrohis Pusat, 2004, hal.4). Dalam situs
www.nu.or.id mengatakan bahwa masjid merupakan bangunan tempat
shalat kaum muslim.
Masjid yang bermakna tunduk dan patuh memiliki arti bahwa segala
aktivitas yang dilakukan di dalam masjid mengandung kepatuhan dan
bernilai ibadah di mata Allah Swt. dan hal itu juga dipertegas didalam Al-
Qur’an surat Al-Jin ayat 18 yang artinya:
“Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, karena janganlah
menyembah selain Allah sesuatu pun.” (QS. Al-Jin: 18)
Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai sarana
umat Islam untuk merayakan hari-hari peringatan seperti maulid atau isra’
mi’raj, tempat pembayaran zakat, tempat pengajian dan diskusi tentang
agama Islam, dan banyak lagi kegiatan yang berhubungan dengan ke-
islaman.
Di Indonesia sendiri masjid bukan merupakan hal yang asing atau baru.
Masjid di Indonesia sudah tersebar dimana-mana karena mayoritas
masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Berikut adalah sebaran masjid
tiap provinsi berdasarkan situs simas.kemenag.go.id:
Tabel 1.1
Sebaran Masjid tiap Provinsi
Provinsi Jumlah
Masjid Persentase
Banten 5442 2.1427%
Aceh 4083 1.6076%
Sumatra Utara 9683 3.8125%
Bersambung pada halaman selanjutnya
2
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Sebaran Masjid tiap Provinsi
Provinsi Jumlah
Masjid Persentase
Sumatra Barat 4514 1.7773%
Riau 6384 2.5136%
Jambi 3984 1.5686%
Sumatra Selatan 7629 3.0037%
Bengkulu 2919 1.1493%
Lampung 10318 4.0625%
Kep. Bangka Belitung 930 0.3662%
Kep. Riau 1783 0.7020%
D.K.I Jakarta 3056 1.2032%
Jawa Barat 51539 20.2923%
Jawa Tengah 45330 17.8477%
D.I Yogyakarta 8000 3.1498%
Jawa Timur 43305 17.0504%
Bali 244 0.0961%
Nusa Tenggara Barat 4635 1.8249%
Nusa Tenggara Timur 763 0.3004%
Kalimantan Barat 3819 1.5036%
Kalimantan Tengah 2086 0.8213%
Kalimantan Selatan 2696 1.0615%
Kalimantan Timur 2788 1.0977%
Sulawesi Utara 896 0.3528%
Sulawesi Tengah 3650 1.4371%
Sulawesi Selatan 12856 5.0618%
Sulawesi Tenggara 2669 1.0509%
Gorontalo 2260 0.8898%
Sulawesi Barat 2486 0.9788%
Maluku 1094 0.4307%
Maluku Utara 1071 0.4217%
Papua 314 0.1236%
Papua Barat 162 0.0638%
Kalimantan Utara 595 0.2343%
TOTAL 253983 100.0000%
sumber: simas.kemenag.go.id diakses pada 12 Agustus 2019
Dapat disimpulkan berdasarkan tabel 1.1 mengenai sebaran masjid tiap
provinsi di Indonesia, masjid paling banyak ada di 3 provinsi di Indonesia
yaitu provinsi Jawa Barat sebanyak 51.539 masjid atau 20,2923%, Jawa
3
Tengah sebanyak 45.330 masjid atau 17,8477% dan Jawa Timur sebanyak
45.305 masjid atau 17,0504%. Jumlah masjid paling sedikit di 3 provinsi
yaitu Papua Barat berjumlah 162 masjid atau 0,0638%, Bali 244 masjid atau
0,0961%, dan Papua 314 masjid atau 0,1236%.
Dalam bahasan mengenai masjid, tidak akan jauh mengenai bagaimana
masjid tersebut dikelola karena masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah
melainkan juga menjalankan kegiatan-kegiatan lain seperti perayaan hari
besar islam, kegiatan muamalah lainnya yang dapat memberikan manfaat
untuk sekitar. Dalam penelitian Abd. Rahman et. al, (2015) mengatakan
bahwa kinerja masjid yang baik ialah masjid yang dapat memanfaatkan
sumber daya dengan efisien dan mampu memperoleh output yang baik.
Output yang dimaksud adalah adanya aktivitas atau program yang mumpuni
seperti jumlah jamaah yang shalat, acara keagamaan, pendidikan
keagamaan dan keilmuan, bakti sosial dan layanan masyarakat. Masjid
dalam praktiknya adalah bagaimana masjid tersebut dikelola oleh beberapa
individu yang tergabung menjadi pengurus atau Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) mengelola sumber berupa dana dan tenaga untuk
mewujudkan program atau aktivitas yang akan berguna bagi kemaslahatan
masyarakat yang bisa disebut upaya dalam memakmurkan masjid sama
seperti halnya sebuah perusahaan yang para karyawan dan atasan dari
perusahaan tersebut ingin mewujudkan output atau kinerja yang baik.
Dalam penelitian Abdullah dan Aini (2017) mengatakan bahwa
kemakmuran masjid bisa dicapai jika terdapat sumber yang memadai baik
sumber dana maupun sumber daya manusia serta manajemen yang baik dari
pengurus masjidnya.
Kemakmuran dalam KBBI berasal dari kata ‘makmur’ yang berarti
serba kecukupan, tidak kekurangan, dan banyak hasil. Dalam penelitian
Abdullah dan Aini (2017) indigenous mosque (masjid lokal) merupakan
institusi penting dalam membangun peradaban manusia. Masjid memainkan
peran penting sebagai pusat dari perkembangan ilmu, ekonomi, sebaran
informasi dan aktivitas sosial masyarakat lokal. Meskipun hal tersebut
4
diwujudkan dengan pengelolaan yang baik dan efisien yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Masjid tidak harus hanya sebatas
tempat untuk beribadah tetapi juga harus dibarengi dengan adanya program
dan kegiatan yang bervariasi.
Jika dilihat dengan seksama atau kita sendiri yang merasakan terkadang
ada masjid yang megah bangunannya tetapi jamaah yang shalat atau
kegiatan masjidnya sedikit. Adapula yang fisik masjidnya kecil, tetapi
kegiatan masjidnya banyak dan jamaah masjidnya cenderung ramai. Terjadi
permasalahan bahwa kemakmuran masjid tidak dilihat dari segi fisik
bangunannya, melainkan dilihat dari segi aktifitas dan hal-hal secara non-
material.
Di dalam Al-Qur’an disinggung soal kemakmuran masjid pada surah
At-Taubah ayat 18 yang berbunyi:
Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Menurut Subianto (2008, hal. 20) terdapat 7 kata kunci dari ayat di atas,
yaitu:
1. Memakmurkan masjid-masjid Allah
2. Orang-orang yang beriman kepada Allah
3. Orang-orang yang beriman kepada hari kemudian (hari akhir)
4. Mendirikan shalat
5. Menunaikan zakat
6. Tidak takut kepada siapapun selain Allah
7. Golongan yang memperoleh petunjuk
5
Maknanya adalah, mereka yang memakmurkan masjid akan diberi
petunjuk oleh Allah Swt., yaitu mereka yang beriman kepada Allah serta
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun
selain Allah (yang biasanya dimaknai sebagai ammar ma’ruf nahi munkar).
Mengorganisasikan sebuah masjid, diperlukan kesungguhan dan
profesionalitas yang diselaraskan dengan fungsi masjid. Fungsi masjid
sendiri yaitu tempat untuk melakukan ibadah, tempat untuk melakukan
kegiatan pendidikan keagamaan, tempat untuk bermusyawarah kaum
muslimin, tempat konsultasi kaum muslimin, tempat kegiatan remaja islam,
tempat penyelenggaraan pernikahan dan tempat pengelolaan shadaqah,
infaq, dan zakat. Untuk mendukung aktifitas sesuai dengan fungsinya,
diperlukan dana yang cukup. Dana sebagai faktor utama pendukung
kegiatan selain faktor sumber daya manusia. Salah satunya adalah
bagaimana kita bisa mengelola dana tersebut dengan efektif (Fokkus
Babinrohis Pusat, 2004, Hal. 153).
Pengelolaan dana termasuk dalam bagaimana sistem manajemen
keuangan masjid yang dikelola oleh pengurus masjid. Dalam Mohamed
Adil et. al, (2013) mengatakan bahwa sistem manajemen keuangan masjid
yang baik ialah yang dimana terdapat praktik penganggaran serta
akuntabilitas dalam manajemen keuangannya, serta diperlukannya
pengendalian terkait dana masjid yang akan dikelola dalam menjalankan
kegiatan-kegiatannya
Dalam mengatur dana masjid, diperlukan pengurus yang mampu
mengatur sistem keuangan masjid, kemampuan ini diperlukan untuk
mengelola sumber dana yang didapatkan untuk masjid yang nantinya dana
tersebut akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
Menurut penelitian Sulaiman et. al, (2008) sistem manajemen
keuangan masjid dalam menyelenggarakan kegiatannya tidak terdapat
akuntabilitas dan tanggung jawab sesuai dengan akuntansi. Sama seperti
penelitian Mohamed et. al, (2014) terdapat permasalahan soal akuntabilitas
dan pengendalian internal pada sistem manajemen keuangan masjid yaitu
6
pada bagian penerimaan dan pengeluaran dana. Diperlukan penerapan
pengendalian seperti pembagian tugas, pengecekan fisik, pencatatan
transaksi dan otorisasi. Dengan menghilangkan kelemahan atau masalah
yang bisa di temukan, diharapkan dapat meningkatkan pengendalian pada
sumber dana, penguatan akuntabilitas, peningkatan pada kualitas pelaporan
keuangan dan hubungan dengan para penyumbang dana.
Pada Juli 2018 Terdapat kasus penggelapan dana masjid yang terjadi di
Surabaya. Menurut sindonews.com pelaku merupakan bendahara masjid
Al-Ghuroba Pakuwon Mall dan menggelapkan dana sebesar Rp. 266 juta.
Hal tersebut ditemukan setelah pengecekan kembali pada rekening koran
tabungan masjid dan ditemukan adanya pengeluaran sebesar Rp.
266.400.000 yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut
dilakukan pelaku dengan cara memanipulasi pencatatan dana infak dengan
mengurangi nominal dari Rp. 1 juta sampai dengan Rp. 24 juta. Sangat
disayangkan jika seorang pengurus yang diberikan kepercayaan oleh
masyarakat untuk mengelola dan menjaga dana masjid agar dapat
digunakan dengan sebaik mungkin tetapi justru digunakan untuk kebutuhan
pribadi.
Kasus tersebut merupakan akibat dari adanya celah pada pengendalian
internal masjid yang bersangkutan serta kurangnya akuntabilitas dari
pengurus masjidnya itu sendiri. Perlunya suatu pengawasan dalam
pencatatan yang dilakukan oleh pengurus masjid agar tidak terjadi
penggelapan yang dapat merugikan baik masjid tersebut dan juga
masyarakat yang telat memberikan kepercayaan serta bantuan dana.
Adanya penggelapan dana masjid yang terjadi tidak terlepas dari
bagaimana karakteristik pengurus masjidnya sendiri. Kebanyakan masjid
masih menggunakan sistem kepengurusan yang tradisional serta pemilihan
pengurus yang masih menggunakan sistem memberi kepercayaan kepada
seorang individu untuk menjadi pengurus atau DKM masjid tersebut.
Kebanyakan kontributor dalam kegiatan masjid didominasi oleh ketua,
sekretaris dan bendahara. Maka dari itu diperlukan pengambil keputusan
7
yang baik dari para pengurus dalam menjalankan kegiatan masjidnya
(Jazeel, 2013). Hal tersebut merupakan bagian pentingnya memperhatikan
karakteristik pengurus masjid agar pengurus masjid mampu menjalankan
sistem manajemen keuangan serta pengendalian internal yang baik dalam
masjid.
Menurut Rahman (2013) dalam Gaffar et. al, (2017) Karakteristik dari
individu mencakup sifat-sifat berupa kemampuan dan keterampilan, latar
belakang keluarga, sosial pengalaman, umur, jenis kelamin dan lainnya
yang mencerminkan sifat demografis tertentu serta karakteristik yang
bersifat psikologis seperti sikap, kepribadian dan motivasi. Karakterisik
pengurus masjid menurut Muslim (2004) Berhasil atau gagalnya
pengelolaan suatu masjid, sangat bergantung pada kepengurusan yang
dibentuk dan sistem yang diterapkan dalam manajemen dan organisasinya.
Menurut Ayub (1997, hal. 21) pengurus masjid ialah seseorang yang
memfungsikan dirinya untuk masjid dan berperan aktif. Pengurus masjid
dipilih secara demokratis, mereka mampu mengemban amanah jamaah,
melaksanakan tugasnya dengan baik serta membuat laporan
pertanggungjawaban secara berkala.
Karakteristik pengurus masjid yang baik diharapkan menciptakan suatu
sistem keuangan masjid yang berintegrasi dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta dapat meningkatkan kemakmuran masjid.
Kemudian Pengurus masjid juga harus membentuk pengendalian internal
untuk para pengurus lainnya, dimana pengurus masjid menciptakan suatu
bentuk organisasi yang baik agar pengelolaan keuangan dari masjid dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan yang diharapkan. Menurut penelitian Sanusi
et. al, (2015) pemakaian dana dan pengendalian internal memiliki hubungan
yang signifikan terhadap manajemen keuangan masjid. Hal ini juga
didukung oleh penelitian Sulaiman et. al, (2008) bahwa penerapan
pengendalian internal yang baik memberikan keyakinan kepada publik
(jamaah) bahwasanya dana yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
8
Pengurus masjid yang mengabdikan dirinya untuk memakmurkan
masjid perlu diketahui seberapa besar tingkat Sense of belongingnya (rasa
memilikinya). Sense of belonging menurut Najafi (2012) diukur oleh alasan
seseorang terhadap hubungan dan ketertarikan dengan suatu tempat,
pengetahuan mereka tentang tempat tersebut, perasaan mereka pada suatu
tempat, deskripsi dari suatu tempat, pikiran dan kepercayaan yang
berhubungan pada suatu tempat, perasaan nyaman akan tempat tersebut,
kepuasan, pendapat dan pengaruh akan suatu tempat. Hal ini sama seperti
penyataan Hagerty dan Patusky (1992) dalam Liu et. al, (2018) yang
menyatakan bahwa sense of belonging adalah perasaan seorang individu
yang merasa melekat atau mempunyai hubungan terhadap suatu sistem atau
lingkungan.
Jika dilihat dari berbagai perspektif yang dibahas, bahwa ada banyak
faktor yang mempengaruhi kemakmuran masjid. Antara lain masih
banyaknya masjid yang belum bisa memanfaatkan dana,
pertanggungjawaban dari kepengurusan masjid masih harus dipertanyakan,
adanya kasus penggelapan dana masjid yang disebabkan lemahnya
pengendalian internal masjid, praktik manajemen keuangan yang masih
tradisional serta perlu mencari tahu sense of belonging dalam diri seorang
pengurus masjid. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Pengurus, Pengendalian
Internal Keuangan, dan Sense of Belonging terhadap Sistem
Manajemen Keuangan dalam Memakmurkan Masjid”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan yang telah dijabarkan, maka terdapat masalah yang akan
diteliti adalah tentang permasalahan yang ada pada kemakmuran masjid:
1. Masih banyak masjid yang tidak dapat memaksimalkan sumber daya
baik sumber dana maupun sumber daya manusia.
2. Pengendalian internal yang dipraktikkan oleh pengurus masjid belum
maksimal.
9
3. Sistem manajemen keuangan masjid belum diaplikasikan secara efektif
dan efisien.
4. Tidak adanya standard atau pedoman dalam penunjukkan seorang
pengurus masjid.
C. Pembatasan Masalah
1. Menguji Karakterisik Pengurus, Pengendalian Internal Keuangan,
Sense of Belonging serta Sistem Manajemen Keuangan Masjid dalam
mempengaruhi Kemakmuran Masjid.
Karakteristik pengurus yang dimaksud ialah suatu kompetensi
yang dimiliki oleh individu pengurus seperti pendidikan terakhir,
pengalaman, umur ataupun pekerjaan. Menurut Jazeel (2015)
karakteristik pengurus seperti tingkat pendidikan dan pengalaman akan
berpengaruh pada kemampuan individu dalam melakukan manajemen
terhadap masjid.
Pengendalian internal yang dimaksud disini adalah bagaimana
sebuah manajemen masjid menerapkan pengendalian internal dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya seperti dilakukannya
pengawasan, pengecekkan kembali pencatatan, rolling tugas, dan
penerapan akuntabilitas pelaporan keuangan terhadap para jamaah
(Mohamed et. al, 2014).
Sense of belonging yang dimaksud adalah rasa memiliki atau
merasa terhubung terhadap suatu lingkungan atau sistem (Hagerty dan
Patusky, 1992 dalam Liu et. al, 2018). Sense of belonging diukur
berdasarkan 3 aspek yaitu rasa memiliki terhadap sesuatu, merasa
terhubung secara sosial terhadap sesuatu dan merasa menjadi bagian
dari sesuatu.
Sistem manajemen keuangan masjid yang dimaksud disini
adalah suatu sistem manajemen yang diterapkan oleh pengurus masjid
dalam mengelola keuangannya yang nantinya sumber yang dikelola
akan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan masjid. Menurut Mohamed
Adil et. al, (2013) sistem manajemen keuangan yang baik ialah yang
10
memiliki praktik penganggaran, akuntabilitas serta pelaporan keuangan
yang baik.
Kemakmuran masjid yang dimaksud adalah kumpulan kegiatan
atau program yang dijalankan oleh suatu masjid yang hasilnya
diharapkan bermanfaat dan dapat memberdayakan umat secara kontinu.
2. Penelitian hanya dibatasi pada masjid yang ada di Tangerang Selatan
Banyaknya jumlah masjid yang ada di Indonesia, membuat
peneliti memilih kota Tangerang Selatan sebagai domisili penelitian
karena jumlah populasi yang banyak dan diharapkan sampel yang
didapatkan tidak jauh dari jumlah populasi. Sehingga hasil penelitian
terhindar dari kesalahan dalam generalisasi.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah karakteristik pengurus, pengendalian internal, sense of
belonging secara parsial berpengaruh terhadap sistem manajemen
keuangan?
2. Apakah karakteristik pengurus, pengendalian internal, sense of
belonging secara parsial berpengaruh terhadap kemakmuran masjid?
3. Apakah sistem manajemen keuangan masjid berpengaruh terhadap
kemakmuran masjid?
4. Apakah karakteristik pengurus, pengendalian internal, sense of
belonging secara parsial berpengaruh terhadap kemakmuran masjid
melalui sistem manajemen keuangan masjid?
E. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis apakah karakteristik pengurus, pengendalian internal,
sense of belonging memiliki pengaruh terhadap sistem manajemen
keuangan masjid.
2. Menganalisis apakah karakteristik pengurus, pengendalian internal,
sense of belonging memiliki pengaruh terhadap kemakmuran masjid.
3. Menganalisis apakah sistem manajemen keuangan masjid memiliki
pengaruh terhadap kemakmuran masjid
11
4. Menganalisis apakah sistem manajemen keuangan masjid dapat menjadi
variabel intervening terhadap hubungan kausalitas secara parsial pada
karakteristik pengurus, pengendalian internal, dan sense of belonging
terhadap kemakmuran masjid.
F. Manfaat Penelitan
1. Terhadap DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)
a. Untuk memberikan saran dan masukkan tentang bagaimana sistem
manajemen keuangan masjid yang baik dan tidak terlalu rumit yang
dapat diterapkan oleh masjid agar tercipta transparansi dan
akuntabilitas pada pelaporan keuangan masjid.
b. Memberi masukkan mengenai bagaimana karakteristik pengurus
yang baik yang diharapkan dapat memberikan kinerja yang
maksimal dalam mencapai tujuan masjid.
c. Memberikan saran mengenai bagaimana menerapkan pengendalian
internal pada masjid agar terhindar dari hal-hal seperti penggelapan
dana dan kesalahan pencatatan
d. Untuk memberi wawasan tentang arti kemakmuran masjid yang
sebenarnya. Agar pengurus dapat memberikan keyakinan kepada
jamaah sekitar masjid dan menjadikan jamaah lebih dekat serta lebih
mencintai masjid.
2. Terhadap Masyarakat Muslim
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan untuk
mengevaluasi diri, apakah jamaah atau masyarakat sudah berperan dan
membantu dalam pengembangan masjid yang ada dilingkungannya, ikut
serta dalam memberi respon terhadap manajemen keuangan.
3. Kepada Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Menambah wawasan tentang pentingnya memberikan perhatian
terhadap manajemen keuangan masjid serta wawasan tentang
bagaimana penerapan pengendalian internal pada masjid.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Motivasi
Teori motivasi menurut Maslow dalam Sipatu (2013) pada dasarnya
menyatakan bahwa seseorang berperilaku tertentu didorong oleh
berbagai macam kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhinya.
Maslow menggolongkan kebutuhan atau keinginan manusia menjadi
lima macam yang tersusun dalam suatu tingkatan. Lima macam
kebutuhan tersebut yaitu:
1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs), yang
dimanifestasikan dalam hal kebutuhan akan sandang, pangan, papan
dan kebutuhan lain yang bersifat fisiologis, misalnya kebutuhan
bebas akan rasa sakit.
2) Kebutuhan akan rasa aman (safety and security needs), misalnya
seperti kebutuhan akan perlindungan dari segala ancaman baik dari
luar masjid ataupun dari dalam masjid atau oknum pengurus
(ancaman internal) serta kebutuhan akan keamanan jiwa individu
dan harta baik individu maupun harta masjid.
3) Kebutuhan sosial dan rasa memiliki (social and belongingness).
Yang termasuk dalam kebutuhan ini yaitu kebutuhan akan hubungan
sosial dalam kelompok atau lingkungan, afiliasi, interaksi, merasa
dicintai dan mencintai sesuatu. Terdapat 4 klasifikasi tentang
keinginan atau kebutuhan yang diinginkan manusia sebagai
makhluk sosial:
a) Kebutuhan akan perasaan diterima dalam sebuah lingkungan
atau merasa memiliki dalam sebuah lingkungan atau tempat
(sense of belonging)
b) Kebutuhan akan perasaan untuk terus maju
c) Kebutuhan akan perasaan ikut serta dalam sesuatu (sense of
participation
13
d) Kebutuhan akan perasaan ingin dianggap penting dalam sebuah
lingkungan sosial (sense of importance)
4) Kebutuhan akan suatu penghargaan atau prestige (esteem needs),
yaitu keinginan untuk dihargai oleh seseorang.
5) Kebutuhan untuk mempertinggi kapasitas kerja (self actualization),
yaitu kebutuhan untuk memenuhi keinginan diri sendiri dengan
memanfaatkan kemampuan, keterampilan dan potensi.
Sedangkan motivasi menurut Robbin (2001) dalam Subyantoro
(2009) didefinisikan sebagai suatu proses yang menghasilkan suatu
entitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sesuatu.
Sedangkan menurut Vroom (1964) dalam Subyantoro (2009)
mendefinisikan bahwa motivasi mengarah pada keputusan mengenai
seberapa besar usaha yang akan dilakukan dalam suatu tugas tertentu.
2. Karakteristik Pengurus
1) Karakteristik Individu
Dalam KBBI karakteristik adalah sesuatu sifat atau watak tertentu
yang dimiliki oleh individu atau entitas lain. Karakteristik individu
merupakan hal yang mencakup beberapa sifat dasar yang melekat pada
individu tertentu. Rahman (2013) dalam Gaffar et. al, (2017)
menyatakan bahwa karakteristik individu mencakup sifat-sifat berupa
keterampilan dan kemampuan (skill and competence); latar belakang
individu baik seperti umur, bangsa, jenis kelamin atau yang lainnya
yang menggambarkan sifat demografis tertentu; serta karakteristik yang
bersifat psikologis seperti sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.
Menurut Gibson et. al, (2011) dalam Gaffar et. al, (2017) juga
mengatakan bahwa terdapat variabel yang melekat dalam diri individu
yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu: kemampuan dan keterampilan
mental atau fisik, demografis seperti umur, jenis kelamin, asal usul, dan
latar belakang seperti keluarga, tingkat sosial serta variabel psikologis
individu.
14
Karakteristik individu menurut Subyantoro (2009) yaitu setiap
individu memiliki pandangan, tujuan, kebutuhan serta kemampuan yang
berbeda. Perbedaan tersebut dapat terjadi dalam sebuah organisasi yang
dapat mempengaruhi kinerja, kepuasan terhadap sesuatu atau interaksi
dengan yang lain meskipun dalam organisasi atau lingkungan yang
sama.
2) Karakteristik Pengurus Masjid
Dalam Fokkus Babinrohis Pusat (2004, hal.85-86) kepengurusan
masjid pada umumnya berpusat pada seorang ulama/tokoh masyarakat
setempat. Seorang ulama/tokoh tersebut menjalankan peran rangkap
sebagai imam, sekaligus khatib, amil, penyelenggara jenazah, dan lain-
lain. Dengan demikian organisasi di dalam masjid tidak dapat dijalankan
sesuai prinsip-prinsip organisasi.
Organisasi masjid biasa disebut dengan, “Badan
Pengurus/Pengelola Masjid” atau “Ta’mir Masjid”. Hadirnya
kelembagaan yang definitif ini setidaknya menepis anggapan
masyarakat bahwa masjid hanya dipergunakan untuk ibadah shalat.
Peran seorang pengurus masjid bukanlah hal yang ringan, melainkan
memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, seperti halnya
seorang CEO terhadap perusahaan. Setiap individu yang terlibat dalam
kepengurusan masjid dituntut memliki sikap dan kemampuan
manajerial yang tinggi serta keikhlasan untuk rela mengorbankan waktu
dan tenaganya. Sebagai orang yang dipillih dan dipercaya jamaah,
diharapkan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung
jawab. Tanggung jawab seorang pengurus masjid tidak hanya secara
habluminannas, tetapi juga habluminallah.
Menurut penelitian Puhad bin Alim & Siti Roddiah (2010) bahwa
pandangan jamaah terhadap pengurus masjid dilihat dari kemampuan
manajerial dan pengetahuannya, amanah, bertanggung jawab dan
memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. tetapi juga tidak menutup
kemungkinan bahwa peran masyarakat juga berpengaruh. Pendapat
15
Abdul Hamid Othman (2000:19) dalam (Alim & Abdullah, 2010),
menyatakan bahwa kepengurusan yang baik dan pelaksanaan kegiatan
masjid bergantung pada sokongan masyarakat sekitar.
Menurut Siren dan Md Yusoff (2011) dalam Mohamed Adil et. al,
(2013) Pengurus masjid bertugas pada bagaimana mengatur dana amal
seperti dana sadaqah, waqaf, pemakaman dan properti-properti tertentu
dengan izin dari pengurus itu sendiri. Menurut Wahab (2008) dalam
Mohamed Adil et. al, (2013) pengurus masjid pada masa sekarang tidak
seperti tahun 1980-an. Dimana pengurus hanya menjalankan program
dan mengurus fasilitas masjid, di masa sekarang, pengurusan masjid
lebih kompleks dan memerlukan kepengurusan dengan waktu penuh
(full-time staff). Diperlukan kemampuan dalam mengatur keuangan agar
memberikan kualitas dalam pengelolaan dana masjid. Menurut
Abdullah dan Aini (2017) Masjid juga seharusnya memiliki fungsi yang
luas tidak hanya untuk ibadah shalat, melainkan juga menjadi pusat
ekonomi, sosial dan politik. Dalam diri seorang pengurus masjid juga
sangat diperlukan pendidikan yang baik tentang keuangan dan agama
agar pengurus memiliki keterampilan mengatur keuangan yang dimana
pengurus dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan serta
memaksimalkan nilai dari masjid (Jazeel, 2013). Karena terdapat
banyak perbedaan dalam diri seorang pengurus masjid baik itu
perbedaan dalam motivasi diri, keinginan ataupun perbedaan latar
belakang, yang akan sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut
berusaha untuk mencapai tujuan dari organisasi tempat ia bekerja.
3. Sense of Belonging
Sense of belonging adalah perasaan seolah berada di rumah, yaitu
kondisi di mana seseorang merasa dirinya diinginkan, dihormati,
dihargai, dicintai, diterima dan nyaman menjadi bagian dari anggota di
dalamnya. Sense of belonging diartikan juga sebagai sikap individu yang
berpartisipasi dalam kelompok dan memiliki dukungan, memiliki
perasaan bersama, merasa diikutsertakan dan merasakan kecocokan,
16
memiliki kontribusi aktif dalam kelompok serta merasa didengarkan di
lingkungannya (The Early Years Learning Framework - Professional
Learning Program, 2011).
Hagerty dan Patusky dalam Kamalie (2016) mengemukakan bahwa
sense of belonging merupakan konsep kesehatan mental yang unik yang
berbeda dari konsep lain yang sering dibahas seperti kesepian,
keterasingan, dan dukungan sosial. Baumeister dan Leary dalam
Kamalie (2016) mengemukakan juga bahwa sense of belonging ditandai
dengan adanya kebutuhan untuk berhubungan secara teratur dan adanya
persepsi bahwa hubungan antar individu memiliki stabilitas, afeksi, dan
berkelanjutan. Hagerty dan Patusky (1992) dalam Liu et. al, (2018)
menyatakan bahwa sense of belonging didefinisikan sebagai suatu
pengalaman dari personal involvement dalam suatu sistem atau
lingkungan yang dimana membuat seseorang merasa dan berpikir
bahwa dirinya menjadi bagian dari sistem atau lingkungan tersebut.
4. Pengendalian Internal
Pada tahun 1949 laporan khusus yang berjudul “Kontrol Internal--
Elemen-elemen Sistem yang Terkoordinasi dan Pentingnya Kontrol
bagi Manajemen dan Akuntan Independen,” oleh Komite Prosedur
Audit Lembaga Amerika untuk Akuntan Publik Bersertifikat (American
Institute of Certified Public Accountants—AICPA Committee on
Auditing Procedure) memperluas definisi control internal menjadi
(Sawyer, Dittenhofer, & Scheiner, 2005, p. 57):
“Kontrol Internal berisi rencana organisasi dan semua metode yang
terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di
perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan
keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan
endorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah
ditetapkan.”
Konrath (2002:205) dalam Sari (2012) mengutip AICPA
Profesional Standards, mendefinisikan pengendalian intern sebagai
berikut :
17
“The process effected by an entity’s board of directors,
management, and other personel designed to provide reasonable
assurance regarding the achievement of objectives in the following
categories :
a) Operations Controls – relating to the effective and efficiency
use of the entity’s resources;
b) Financial reporting controls – relating to the preparation of
reliable published financial statement ; and
c) Compliance control – relating to the entity’s compliance
with applicable laws and regulations”.
Menurut Sulaiman et al, (2008) dalam Sanusi et. al, (2015) Sistem
pengendalian internal didefinisikan sebagai kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan untuk memastikan keamanan pada aset organisasi atau
perusahaan dan keandalan pelaporan keuangan. Menerapkan sistem
pengendalian internal yang tepat akan membantu operasi organisasi
menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem pengendalian internal yang
tepat memastikan bahwa manajer organisasi akan memanfaatkan
sumber daya keuangan dengan cara yang akan melindungi kepentingan
donor dan/atau kontributor.
Menurut Sanusi et. al, (2015) pengendalian internal mencakup
kebijakan dan prosedur pengendalian seperti pelaksanaan penarikan
dana dan akun hibah, bank dan uang tunai, pembelian, pembayaran dan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan keuangan.
Menurut Mohamed et. al, (2014) pengendalian internal adalah suatu
sistem kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset dari suatu
organisasi, penyusunan laporan keuangan yang andal, kepatuhan
terhadap hukum dan ketetapan serta mencapai efektifitas operasi.
Pengendalian internal pada perusahaan non-profit memiliki
karakteristik yang berbeda, tantangannya adalah pada mekanisme
akuntabilitasnya. Kurangnya kepemilikan dan tidak adanya motif
mencari untung (profit oriented) pada organisasi berbasis religiusitas
membuat organisasi ini lebih dependen dari lingkungan luar untuk
mengatur sumber dana yang akan dioperasikan.
18
Pengendalian internal tidak hanya berhubungan pada akuntansi dan
pelaporan, pengendalian internal juga berhubungan pada bagaimana
proses suatu organisasi baik secara eksternal maupun internal, termasuk
prosedur untuk 1) mengendalikan penerimaan dana dan pengeluaran
yang dilakukan oleh organisasi, 2) menyiapkan pelaporan keuangan
yang baik dan tepat waktu kepada para dewan perusahaan atau atasan,
3) melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan, 4)
mengevaluasi pegawai dan juga program yang dijalankan, 5) menjaga
catatan persediaan asli dan aset pribadi serta keberadaannya dan 6)
pelaksanaan kebijakan personil dan konflik kepentingan (Cuomo 2005,
dalam Masrek et. al, 2014).
Pengendalian Internal Masjid
Organisasi non-profit memiliki beberapa karakteristik yang
membedakan mereka dengan organisasi profit atau bisnis, yang dapat
dikatakan pengembangan mekanisme akuntabilitas akan menjadi suatu
tantangan dalam organisasi non-profit terutama masjid. Kurangnya
kepemilikan dan tidak adanya motif mencari keuntungan dalam
organisasi berbasis agama membuat organisasi ini lebih bergantung
pada lingkungan sekitar dalam untuk menunjang sumber dana untuk
operasional (Mohamed Intan Salwani et. al, 2014). Menurut Afifuddin
dan Siti-Nabiha (2012) dalam Mohamed Intan Salwani et. al, (2014)
mengatakan bahwa organisasi berbasis keagamaan tidak memiliki
mekanisme pengendalian yang tersedia untuk menjaga sumber dana
mereka dan kurangnya informasi kepada para anggota tentang keadaan
keuangan dan usaha untuk meningkatkan pemasukan dana.
Sulaiman et. al, (2008) dalam Mohamed Intan Salwani et. al, (2014)
menemukan adanya penggelapan dana masjid terjadi karena kurangnya
akuntabilitas dan komitmen terhadap akuntansi biasanya karena adanya
penyalahgunaan kekuasaan atas penggunaan dan juga penerimaan dana.
Menurut W. A. Morehead (2007) dalam Masrek et. al, (2014) Penerapan
pengendalian internal dan pengawasan yang efektif dapat memberikan
19
keyakinan apakah suatu organisasi keagamaan seperti masjid dapat
mencapai tujuannya, seperti memberikan layanan masyarakat secara
professional bersamaan dengan penggunaan sumber daya secara efisien
dan meminimalisir adanya kecurangan serta kesalahan dalam
manajemen.
5. Sistem Manajemen Keuangan
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu
sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah
departemen-departemen internal, seperti persediaan barang mentah,
produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan,
personalia, serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang
saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis
dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan
kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan. Banyak
keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai
kegiatan yang harus dijalankan mereka. Meskipun demikian, kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama,
yaitu kegiatan menggunakan dana dan mencari pendanaan. Dua
kegiatan utama (fungsi) tersebut disebut sebagai fungsi manajemen
keuangan (Husnan, 2014).
Sistem Manajemen Keuangan Masjid
Manajemen keuangan masjid menurut Ayub et. al, (1997) terbagi
menjadi tiga bagian utama yaitu anggaran masjid, sumber dana masjid,
dan laporan keuangan masjid. Hal ini tidak jauh berbeda dengan
manajemen keuangan perusahaan secara umum menurut Ross et. al,
(2008) dalam Haq dan Dewi, (2013) sistem manajemen keuangan
perusahaan terdiri dari tiga bagian utama yaitu capital budgeting
(penganggaran), capital structure (sumber dana dalam menjalankan
operasi perusahaan), dan working capital management (pengelolaan
20
pemanfaatan sumber daya perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan untuk mencapai tujuannya).
Sistematika manajemen keuangan masjid menurut Fokkus
Babinrohis (2004, Hal 153-178) diuraikan sebagai berikut:
1) Sumber dana
a) Donatur tetap dan donatur tidak tetap
Keuangan masjid bisa diperoleh dari para donatur, baik
tetap maupun tidak tetap. Donatur tetap misalnya, masjid dalam
lingkungan kantor pemerintahan memperoleh dana tetap dari
pimpinan kantor atau kepala daerahnya. Donatur tidak tetap
seperti halnya masyarakat biasa yang mendonasikan rezekinya
secara simultan atau terus menerus.
b) Kotak Amal
Di masjid biasanya disediakan kotak amal, baik yang
diedarkan maupun yang bersifat tetap dipasang di depan pintu
atau di dalam masjid. Kotak amal yang bergerak umumnya
dilakukan pada shalat jum’at dan pada hari-hari besar Islam
tertentu. Kondisi kotak amal yang bergerak akan sangat
bergantung dari kondisi ekonomi dan kesadaran jamaah untuk
beramal jariyah.
c) Shadaqah, Infaq dan Zakat
Shadaqah, Infaq dan Zakat sampai saat ini belum
dikelola secara efektif. Potensi infaq dan shadaqah masih belum
dimanfaatkan secara optimal. Masjid sebenarnya bertindak
sebagai penyalur zakat, infaq dan shadaqah. Pengurus masjid
seharusnya mengetahui kondisi umat dan jamaah masjid, siapa
saja yang digolongkan mampu (muzakki) dan siapa yang harus
dibantu (mustahiq).
d) Sumbangan Pemerintah dan Swasta
Pemerintah melalui Presiden atau Departemen Agama
juga memiliki anggaran untuk membantu masjid yang ada.
21
Seperti halnya memberikan bantuan untuk masjid yang besar
seperti masjid Istiqlal dan masjid besar lainnya.
e) Sumber dana Lain
Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga melalui sponsor
untuk kegiatan masjid seperti bazar, seminar, kursus, dan lain-
lain. Apabila masjid telah menjadi lembaga yang solid, tidak
mustahil nantinya untuk kebutuhan pembiayaannya masjid dapat
mengeluarkan bond atau obligasi dan instrument keuangan
lainnya.
2) Pengumpulan dana
a) Dengan publikasi melalui media massa maupun media
elektronik
b) Bekerja sama dengan pihak lain
c) Penawaran program seperti: pengajian, bazar, festival, les
privat/pendidikan.
d) Merancang usaha bisnis, seperti Umrah & Haji, mini market dan
catering.
e) Penyewaan alat-alat pesta, seperti kursi, tenda, dan lain-lain.
f) Penyewaan mobil jenazah.
3) Pemanfaatan dana
a) Kebutuhan internal meliputi: honor untuk petugas atau marbot
masjid dan imam, biaya alat tulis dan perlengkapan, biaya listrik,
air dan telepon
b) Kebutuhan eksternal meliputi: honor khatib shalat jum’at atau
hari-hari besar, biaya pendidikan, biaya penyelenggaraan hari-
hari besar Islam, pengembangan ekonomi umat dan bantuan
kemanusiaan.
c) Biaya pendukung meliputi: biaya publikasi, brosur, bulletin dan
lain-lain.
4) Kebijakan pengelolaan keuangan
22
Dalam rangka tertib administrasi, sudah selayaknya setiap
kegiatan masjid yang memerlukan dana harus dicatat dan
diadministrasikan dengan baik, sebagaimana firman Allah Swt.
dalam surat Al-Baqarah: 282
Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika
yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
23
jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Diharapkan pencatatan segala penerimaan dan pengeluaran uang
masjid dilaksanakan secara sistematis. Sehingga dapat dijadikan alat
kendali dan pengawasan keuangan masjid, yang selanjutnya menjadi
acuan dalam membuat laporan keuangan yang nantinya
dipublikasikan kepada jamaah.
5) Laporan Keuangan
Laporan keuangan institusi masjid adalah nirlaba. Dalam
penyusunan laporan keuangan, diharapkan berprinsip Amanah,
Mishdaqiyah (sesuai fakta), Dziqqoh (dapat dipercaya), Tauqit
(berkala), adil dan netral, serta Tibyan (Transparan).
Manajemen keuangan masjid menurut Haq & Dewi (2013) secara
umum termasuk dalam aktivitas idarah (aktivitas pengelolaan masjid).
Menurut Mohamed Adil et. al, (2013) menyatakan bahwa manajemen
masjid memerlukan adanya pengetahuan dari para pengurus masjid atau
DKM tentang bagaimana menyiapkan perencanaan anggaran,
pengawasan keuangan serta pengendalian internal untuk meningkatkan
kualitas manajemen keuangan serta membantu dalam meningkatkan
efektifitas serta mengurangi kesalahan dalam administrasi.
6. Kemakmuran Masjid
1) Pengertian Masjid
Masjid berarti tempat sujud yang dimaksudkan sebagai tempat
shalat. Kata masjid berasal dari bahasa Arab yaitu sujjudan, fi’il
madinya sajada yang berarti sujud. Sedangkan isim makannya
adalah masjidan, atau dalam bahasa Indonesia menjadi masjid.
(Taufik, 2011, hal. 1)
24
2) Kemakmuran
Pengertian Kemakmuran menurut (KBBI) berasal dari kata
makmur yang artinya sebagai berikut.
a) banyak hasil;
b) banyak penduduk dan sejahtera;
c) serba kecukupan;
d) tidak kekurangan;
3) Kinerja
Kinerja dalam KBBI merupakan sesuatu yang ingin dicapai,
prestasi yang ingin diperlihatkan atau kemampuan kerja. Menurut
Hasibuan dalam Gaffar et. al, (2017) kinerja adalah suatu hasil kerja
(output) yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepada individu yang didasarkan atas
keterampilan, insiatif, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Dalam Solechan dan Setiawati (2009) Kinerja merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dengan
cara membandingkan kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan
dalam suatu periode tertentu.
4) Kemakmuran Masjid
Tolak ukur kemakmuran masjid adalah bukan hanya pada
besarnya fisik bangunan masjidnya, melainkan bagaimana masjid
tersebut memberdayakan umat disekitarnya (Farida, 2014). Tidak
hanya dari segi agama, tapi juga masjid dapat menjadi penyokong
kebutuhan masyarakat akan hal ilmu pengetahuan umum, kegiatan
budaya, dan lain-lain.
Dalam Alim dan Abdullah (2010), kemakmuran masjid
didapatkan dari kualitas program dan aktivitas masjid yang
diselenggarakan, Kepengurusan masjid yang baik dan didukung
oleh masyarakat sekitar, dan Pengurus masjid melaksanakan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan jamaah atau umatnya.
25
Dalam hal ini, masjid bukan hanya sebagai tempat untuk
melaksanakan shalat dan kegiatan agama lainnya, masjid yang baik
adalah masjid yang menjadi pusat peradaban bagi masyarakat
sekitarnya (Abdullah dan Aini, 2017).
Kemakmuran masjid merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
para pihak yang mengelola masjid. Dalam penelitian Abd. Rahman
(2015) output yang baik dari suatu masjid dapat dilihat dari
bagaimana jumlah jamaah yang hadir, kegiatan keagamaan,
kegiatan keilmuan, bakti sosial dan layanan masyarakat lainnya.
Selaras dengan penjelasan pada penelitian Hasan (2008) dan
Utaberta et. al, (2010) dalam Abdullah dan Aini (2017) masjid yang
makmur biasanya memiliki kegiatan-kegiatan yang biasanya
dilakukan oleh masjid-masjid lainnya seperti pengajian, perayaan
hari besar islam dan lain sebagainya. Diperlukan pula inisiatif para
pengurus masjid untuk mengumpulkan anak-anak, remaja ataupun
orang dewasa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang disukai
oleh mereka seperti olahraga, pelatihan bela diri atau yang lainnya
yang dapat mengajak masyarakat sekitar untuk tetap hadir ke masjid.
B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan
dengan penelitian ini, dapat dilihat dalam tabel.
26
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1
Intan Salwani
Mohamed,
Noor Hidayah
Ab Aziz,
Mohamad
Noorman
Masrek, dan
Norzaidi Mohd
Daud. (2014)
189-194
Mosque Fund
Management:
Issues on
Accountability
and Internal
Controls
Pembahasan
tentang variabel
praktik manajemen
keuangan masjid
dan pengendalian
internal.
Penelitian bersifat
kualitatif dan
Analitis
Deskriptif.
Variabel
akuntabilitas
Akuntabilitas
pengelolaan keuangan
masjid pada dasarnya
umat muslim sudah
memiliki pengawasan
dari Allah Swt pada
pengelolaan keuangan
masjid. Dan
pengendalian internal,
pencairan dana,
pencatatan dan pelaporan
pemasukan dana
berpengaruh pada praktik
pengelolaan keuangan
masjid.
2
Zuraidah Mohd
Sanusi, Razana
Juhaida Johari,
Jamaliah Said,
Takiah
Iskandar
(2015) 156-162
The Effects of
Internal
Control
System,
Financial
Management
and
Accountability
of NPOs: The
Perspective of
Mosques in
Malaysia
Terdapat variabel
pengendalian
internal dan
variabel praktik
manajemen
keuangan.
Penelitian bersifat
kuantitatif.
Terdapat variabel
partisipasi
anggaran dan
penggunaan dana.
Analisis data
menggunakan
Regresi berganda.
Penggunaan dana dan
sistem pengendalian
internal berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen pengelolaan
keuangan masjid dan
partisipasi anggaran dan
akuntabilitas tidak
berpengaruh signifkan
terhadap manajemen
pengelolaan keuangan
masjid.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
3
Mohammad
Noorman
Masrek, Intan
Salwani
Mohamed,
Norzaidi Mohd
Daud,
Roshayani
Arshad, and
Normah Omar
(2014) 255-258
Internal
Financial
Controls
Practices of
District
Mosques in
Central Region
of Malaysia
Terdapat variabel
pengendalian
internal.
Penelitian bersifat
kualitatif. Hanya
sebatas
membahas praktik
pengendalian
internal di Masjid.
Pengendalian internal
pada praktik yang
dilakukan di masjid-
masjid perlu perhatian
khusus pada bagian
penerimaan serta
pengeluaran dana karena
tidak adanya pemisahan
tugas.
4
Charlotte A.
Carrie Miss
(2017)
Relationship
Between Sense
of Belonging
and Academic
Achievement:
Effect of
Involvement in
a Sports Team
Variabel Sense of
Belonging dan
Variabel Kinerja
Akademik siswa
(disamakan dengan
kinerja masjid atau
kemakmuran
masjid), penelitian
bersifat kuantitatif.
Analisis data
menggunakan
regresi berganda
dan sense of
belonging score.
Sense of belonging tidak
memiliki pengaruh
terhadap academic
performance.
5
Ahmad Puhad
bin Alim & Siti
Roddiah binti
Abdullah
(2010)
Audit
Pengurusan
Masjid: Kajian
di Daerah Pasir
Puteh Kelantan
Pembahasan
tentang variabel
karakteristik
pengurus.
Indikator yang
diukur merupakan
karakteristik
individu secara
psikologis.
Penelitian bersifat
kualitatif.
Tingginya kualitas
kepengurusan masjid
tidak lepas dari
dukungan masyarakat
setempat
Bersambung pada halaman selanjutnya.
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
6
M.I.M. Jazeel.
(2013) 25-35
Managing
Islamic
Organization:
Some
Preliminary
Findings From
the Mosques in
Sri Lanka
Terdapat variabel
karakteristik
pengurus yang
dilihat dari sifat
demografisnya
(keterampilan,
kemampuan dan
latar belakang
individu).
Penelitian bersifat
kualitatif dan
penelitian hanya
berfokus pada
manajemen
organisasi
pengurus masjid.
Temuan menunjukkan
bahwa semua masjid di
pimpin oleh
kepengurusan yang
dipercaya dan dipilih
langsung oleh jamaah,
dan tradisi setempat
sangat mendominasi
pemilihan kepala
pengurus dan struktur
organisasi masjid
tersebut.
7
Mohamed
Azam
Mohamed
Adil, Zuraidah
Mohd-Sanusi,
Noor Azaliah
Jaafar,
Mohammad
Mahyuddin
Khalid, Asmah
Abd Aziz.
(2013) 23-29
Financial
Management
Practices of
Mosques in
Malaysia
Terdapat variabel
pengendalian
internal dan
variabel praktik
manajemen
keuangan.
Penelitian bersifat
kuantitatif.
Terdapat variabel
penggunaan dana,
akuntabilitas,
partisipasi
anggaran, dan
pengetahuan.
Menggunakan
skala likert.
Pengurus masjid
bertanggung jawab
kepada sistem
pengendalian internal
yang memberikan
keyakinan kepada
jamaah atas uang yang
dikelola oleh masjid.
Partisipasi anggaran dan
akuntabilitas dari
manajemen keuangan
masjid terbukti sangat
signifikan dampaknya.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
8
Muhammad
Akhyar Adnan
(2013) 133-154
The Financial
Management
Practices of
the Mosques in
The Special
Region of
Yogyakarta
Province,
Indonesia
Terdapat
pembahasan
mengenai variabel
manajemen
keuangan masjid
dan karakteristik
pengurus.
Penelitian bersifat
kualitatif.
Penelitian hanya
sebatas
menganalisa
manajemen
keuangan masjid
yang
dipraktikkan.
Manajemen masjid
secara umum sangat
memperhatikan
bagaimana mengatur
keuangannya, terdapat
praktik yang baik dari
bagaimana pencatatan
serta pelaporan
keuangannya. Tetapi
perlu ditinjau kembali
format dan isi dari
pelaporannya agar
tercapai keseragaman,
ketepatan waktu dan
konsep lain dalam
akuntansi secara umum.
9
Christine
Petrovits,
Catherine
Shakespeare,
Aimee Shih
(2011) 325-
357.
The Causes
and
Consequences
of Internal
Control
Problems in
Nonprofit
Organizations
Terdapat variabel
pengendalian
internal. Penelitian
bersifat kuantitatif.
Sumber data
sekunder yaitu
data keuangan
dari perusahaan
non-profit
oriented.
Terdapat variabel
dukungan publik
dan kontribusi
pemerintah.
Lemahnya pengendalian
internal yang ada pada
NPO (non-profit
organization) secara
negatif berpengaruh
dengan dukungan publik
dan kontribusi
pemerintah yang
diterima.
10
Sri Wulandari,
Tjiptohadi
Sawarjuwono,
Sri Iswati.
(2018)
Optimising
Fund
Management of
Mosque Cash
for Economic
Empowerment
of People
Terdapat
pembahasan
mengenai variabel
manajemen
keuangan masjid.
Penelitian bersifat
kualitatif, data
bersumber dari
data sekunder
yaitu literatur.
Manajemen masjid
dalam pengelolaan
dananya hanya berfokus
pada pembangunan fisik,
dan tidak menumpuk
dana masjid. Dana
masjid lebih baik
digunakan untuk hal
yang lebih produktif
untuk umat dan
meningkatkan
kesejahteraan umat.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
11
Muhd Fauzi
bin Abd.
Rahman,
Nor’azam
Mastuki, dan
Sharifah
Norzehan Syed
Yusof (2015)
26-35
Performance
Measurement
Model of
Mosques
Terdapat variabel
yeng memiliki
makna sama dengan
variabel
kemakmuran masjid
yaitu kinerja masjid.
Menggunakan alat
ukur variabel yang
sama yaitu: jumlah
jamaah, kegiatan
keagamaan,
kegiatan keilmuan,
kegiatan amal
jariyah dan layanan
masyarakat.
Penelitian bersifat
kuantitatif.
Penelitian hanya
berfokus pada
untuk mencari
tahu model
dalam mengukur
kinerja masjid
dengan faktor
yang
mempengaruhi
yaitu variabel
sumber daya dan
proses.
Semakin tinggi tingkat
jamaah yang ada di
masjid tersebut,
menggambarkan
performa masjidnya baik.
12
Muhammad
Yusuf Marlon
Abdullah,
Zulkefli Hj
Aini. (2017) 1-
9
The Efficiency
Model of
Mosque
Management
for the
Indigenous
Community in
Selangor
Terdapat
pembahasan
mengenai variabel
karakteristik
pengurus,
manajemen
keuangan dan
kemakmuran
masjid.
Penelitian
bersifat
kuantitatif dan
kualitatif.
Analisis data
menggunakan
analisis statistik
deskripsi dari
data yang
terkumpul.
Organisasi dakwah dan
masyarakat lokal
Malaysia diharapkan
mampu bersinergi untuk
meningkatkan efisiensi
dalam mengelola masjid.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
13
Qian Liu, Zhen
Shaoo, Weiguo
Fan. (2018)
209-223
The Impact of
Users’ Sense of
Belonging on
Social Media
Habit
formation:
Empirical
Evidence from
Social
Networking
and
Microblogging
Websites in
China
Terdapat Variabel
sense of belonging.
Penelitian bersifat
kuantitatif.
Menggunakan
analisis partial
least square.
Terdapat variabel
kebiasaan
pemakaian,
frekuensi perilaku
masa lalu dan
perilaku
berkelanjutan.
Sense of belonging
memiliki dampak positif
pada kebiasaan
penggunaan media sosial
dan juga sense of
belonging tidak
memberikan pengaruh
moderating terhadap
hubungan variabel antara
frekuensi perilaku masa
lalu dengan kebiasaan
penggunaan sosial
media.
14
Nur Azlina, Ira
Amelia. (2014)
32-42
Pengaruh Good
Governance
dan
Pengendalian
Intern
Terhadap
Kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Pelalawan
Terdapat variabel
pengendalian
internal dan
variabel kinerja
pemerintahan.
(disamakan dengan
kemakmuran
masjid)
Terdapat variabel
good governance.
Penelitian
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Pengendalian internal
berpengaruh terhadap
kinerja pemerintah
daerah. Semakin efektif
pengendalian intern yang
dilaksanakan, maka
semakin baik kinerjanya.
15
Iklima
Humaira,
Endra Murti
Sagoro (2018)
96-110
Pengaruh
Pengetahuan
Keuangan,
Sikap
Keuangan, dan
Kepribadian
terhadap
Perilaku
Manajemen
Keuangan pada
Pelaku UMKM
Sentra
Kerajinan
Batik
Kabupaten
Bantul
Terdapat variabel
kepribadian
(disamakan dengan
karakteristik
pengurus) dan
variabel perilaku
manajemen
keuangan.
Penelitian bersifat
kuantitatif.
terdapat variabel
pengetahuan
keuangan dan
sikap keuangan.
Analisis data
menggunakan
regresi berganda.
Kepribadian memiliki
pengaruh signifikan
terhadap perilaku
manajemen keuangan.
hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi
kepribadian maka
perilaku manajemen
keuangan juga semakin
baik.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
16
Jhon Fiesgrald
Wungow,
Linda Lambey,
Winston
Pontoh. (2016)
174-188
Pengaruh
Tingkat
Pendidikan,
Masa Kerja,
Pelatihan dan
Jabatan
Terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Kabupaten
Minahasa
Selatan
Terdapat variabel
tingkat pendidikan
dan masa kerja
yang merupakan
aspek dari
karakteristik
pengurus.
Penelitian bersifat
kuantitatif.
Terdapat variabel
pelatihan, jabatan
dan kualitas
laporan keuangan.
Penelitian
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Penelitian
ditujukan untuk
organisasi
pemerintahan.
Tingkat pendidikan dan
masa kerja secara parsial
berpengaruh terhadap
kualitas laporan
keuangan pemerintah
kabupaten minahasa
selatan.
17
Indar Dewi
Gaffar,
Thamrin
Abduh,
Munawar
Yantahin.
(2017) 13-25
Pengaruh
Karakteristik
Individu
Terhadap
Kinerja
Karyawan pada
PT Sumber
Alfaria Trijaya
di Makassar
Terdapat variabel
karakteristik
individu dan
variabel kinerja
pegawai
(disamakan dengan
kemakmuran
masjid). Penelitian
bersifat kuantitatif.
Analisis data
menggunakan
regresi berganda.
Variabel
karakteristik
individu diukur
melalui sifat
psikologis
individu seperti
kemampuan,
kepribadian dan
kepuasan kerja.
Variabel karakteristik
individu (kemampuan,
kepribadian dan
kepuasan kerja)
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
karyawan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Persamaan
18
Eka Jas
Oktavia Sari,
Taufeni Taufik,
Mudrika
Alamsyah
Hasan. (2016)
380-393
Pengaruh
Partisipasi
Anggaran,
Akuntabilitas
Publik,
Desentralisasi,
dan Sistem
Pengendalian
Intern terhadap
Kinerja
Manajerial
Pemerintah
Daerah
Terdapat variabel
pengendalian
internal, kinerja
dan partisipasi
anggaran (salah
satu aspek dalam
sistem manajemen
keuangan masjid).
Penelitian bersifat
kuantitatif.
Analisis data
menggunakan
regresi berganda.
Terdapat variabel
akuntabilitas
publik dan
desentralisasi.
Objek penelitian
yaitu organisasi
pemerintahan.
Partisipasi anggaran
berpengaruh terhadap
kinerja manajerial
pemerintah daerah dan
sistem pengendalian
internal juga memiliki
pengaruh terhadap
kinerja manajerial
pemerintah daerah.
Sumber: diolah dari berbagai referensi.
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Karakteristik Pengurus terhadap Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Adnan (2013) ia menyatakan
bahwa praktik manajemen keuangan yang baik diperlukan adanya
keterampilan yang dilatih kepada para pengurus masjid agar manajemen
keuangan masjid yang konsisten merata untuk seluruh masjid.
Dalam Jazeel (2013) Karakteristik seorang pengurus masjid dapat
diukur dari aspek seperti umur, tingkat pendidikan, profesi selain
menjadi pengurus serta pengalaman, Jazeel (2013) juga
mengungkapkan bahwa kemungkinan tingkat pendidikan seorang
pengurus serta karakteristik secara umum dapat berdampak pada
bagaimana seorang pengurus mengatur manajemen dari masjid. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Humaira dan Sagoro (2018) menyatakan
variabel kepribadian berpengaruh terhadap variabel perilaku
34
manajemen keuangan. semakin baik kepribadian seseorang maka
semakin baik pula perilaku manajemen keuangannya. Kepribadian
memiliki kesamaan dengan karakteristik karena indikator yang
digunakan yaitu karakteristik pada aspek psikologis, keterampilan dan
kompetensi, terdapat aspek lain dalam karakteristik yaitu aspek yang
bersifat demografits (umur, tingkat pendidikan, pengalaman dan
profesi) yang diduga dapat mempengaruhi manajemen keuangan.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H1: Karakteristik Pengurus berpengaruh positif terhadap Sistem
Manajemen Keuangan Masjid
2. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
Pengendalian internal merupakan permasalahan yang penting pada
manajemen keuangan masjid, pada penelitian yang dilakukan oleh
Mohamed et. al, (2014) mengungkapkan bahwa diperlukannya
perhatian lebih pada bagian penerimaan dan pengeluaran dan penekanan
agar pengendalian internal yang dilakukan pada manajemen keuangan
masjid mencapai titik yang dapat diterima sehingga mampu meyakinkan
para stakeholder (penyumbang dana) tentang pemanfaatan uang yang
disumbangkan. Dalam penelitian Sanusi et. al, (2015) pengendalian
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen keuangan masjid,
karena pengendalian internal perlu diterapkan sebagai penjamin apakah
dana yang dikelola sudah di manfaatkan dengan efektif dan efisien.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah
H2: Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Sistem
Manajemen Keuangan Masjid
3. Pengaruh Sense of Belonging terhadap Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
Sense of belonging yang dijabarkan oleh Maslow adalah perasaan
memiliki terhadap sesuatu baik itu sebuah barang ataupun lingkungan.
Dalam penelitian Liu et. al, (2018) mengatakan bahwa sense of
35
belonging menjadi faktor pemicu seorang individu untuk terus
berinteraksi dengan sesuatu yang merasa ia miliki.
Sense of belonging memiliki pengaruh terhadap usage habit
(kebiasaan penggunaan) pada media sosial (Liu et. al, 2018). Semakin
tinggi sense of belonging seseorang maka semakin tinggi pula
penggunaan sosial media. Hal ini dapat disimpulkan jika sense of
belonging dapat memicu seorang individu untuk berinteraksi dengan
sesuatu yang ia merasa miliki, maka ia akan berusaha untuk terus
melakukan prosedur yang harus dilakukan dalam sistem manajemen
keuangan.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H3: Sense of Belonging berpengaruh positif terhadap Sistem
Manajemen Keuangan Masjid
4. Pengaruh Karakteristik Pengurus terhadap Kemakmuran Masjid
Menurut Fokkus Babinrohis Pusat (2004) pengurus masjid ialah
seorang ulama atau tokoh lingkungan masjid yang tugasnya merangkap
sebagai Imam, Khatib, Muadzin dan Kepala DKM yang nantinya
diharapkan dapat mengatur kinerja masjid dengan baik.
Menurut Gaffar et. al, (2017) menyatakan bahwa karakteristik
individu (kemampuan, kepribadian dan kepuasan kerja) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Karakteristik pengurus (individu)
diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja dari sesuatu baik itu individu
itu sendiri ataupun sebuah entitas. Kinerja merupakan tolak ukur untuk
mengetahui kualitas dari individu maupun sebuah entitas dan
kemakmuran masjid merupakan suatu tolak ukur yang digunakan untuk
mengukur apakah kualitas dari entitas tersebut baik atau tidak.
Dari penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H4: Karakteristik Pengurus berpengaruh positif terhadap Kemakmuran
Masjid
5. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kemakmuran Masjid
36
Dalam penelitian Azlina (2014) menyatakan bahwa pengendalian
internal secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
kabupaten pelalawan. Semakin baik dan efektif pengendalian internal
yang dilaksanakan, maka kinerja pemerintah juga akan semakin baik.
Tingkat pengendalian internal yang baik dari suatu organisasi masjid
akan sangat mempengaruhi bagaimana masjid mencapai tujuannya yaitu
kemakmuran masjid (masjid yang berkinerja dengan baik).
Dari penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H5: Pengendalian Internal Berpengaruh positif terhadap Kemakmuran
Masjid
6. Pengaruh Sense of Belonging terhadap Kemakmuran Masjid
Sense of belonging dalam literatur internasional merupakan suatu
derajat dimana seseorang merasa secara sosial berkoneksi pada sesuatu
(Cueto et. al, 2010). Dalam Abd Rahman (2015) kinerja atau
kemakmuran masjid dapat dipengaruhi oleh sumber daya yaitu pengurus
masjid, dana dan fasilitas masjid. Dalam penelitian Carrie (2017)
menyatakan sense of belonging tidak memiliki pengaruh terhadap
prestasi akademik individu dikarenakan penelitian dilakukan terhadap
siswa tahun pertama yang belum memiliki sense of belonging yang
cukup terhadap lingkungannya. Sedangkan menurut Freeman et. al,
(2007) dalam Carrie (2017) menyatakan bahwa tingginya sense of
belonging dapat mempengaruhi motivasi individu dalam meningkatkan
prestasi akadaemiknya. Sense of belonging menurut Liu et. al, (2018)
mengatakan bahwa sense of belonging memberikan dorongan terhadap
kebiasaan untuk menggunakan sosial media. Sense of belonging diduga
dapat memberikan dorongan atau dapat memberikan motivasi kepada
pengurus masjid untuk memberikan kinerja yang baik agar kemakmuran
masjid tercapai.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H6: Sense of Belonging berpengaruh positif terhadap Kemakmuran
Masjid
37
7. Pengaruh Sistem Manajemen Keuangan Masjid terhadap
Kemakmuran Masjid
Abd Rahman (2015) menyatakan dalam penelitiannya yaitu sebuah
kerangka penilaian kinerja masjid yang menyatakan bahwa output dari
masjid (jumlah jamaah, kegiatan pendidikan, amal jariyah, pendidikan,
kegiatan agama, dan perayaan hari besar islam) dipengaruhi oleh proses
(proses manajerial). Indikator kinerja yang baik dari sebuah masjid
dapat diukur dari bagaimana pengeluaran masjid atas kegiatan, fasilitas
serta layanan masyarakat yang dilakukan masjid telah dikelola secara
efisien.
Dalam penelitian Oktavia Sari et. al, (2016) mengatakan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial pemerintah daerah. Partisipasi anggaran
dalam penelitian ini merupakan salah satu aspek dalam sistem
manajemen keuangan masjid dan kinerja manajerial memiliki kesamaan
dengan kemakmuran masjid dikarenakan kemakmuran masjid
merupakan sebuah prestasi atau tingkat keberhasilan yang ingin dicapai
oleh individu atau kelompok. Hal ini dapat membentuk kesimpulan
bahwa sistem manajemen keuangan masjid dapat berpengaruh terhadap
kemakmuran masjid.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H7: Sistem Manajemen Keuangan Masjid berpengaruh positif terhadap
Kemakmuran Masjid
8. Pengaruh Profil Pengurus, Pengendalian Internal Keuangan, Sense
of Belonging terhadap Kemakmuran Masjid melalui Sistem
Manajemen Keuangan Masjid
Menurut Orsat Cempaka Putih (2004) dan Ayub et. al, (1996) dalam
Haq dan Dewi (2013) manajemen keuangan memiliki tiga bagian yaitu
anggaran, sumber dana dan laporan keuangan. Manajemen keuangan
yang baik ialah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
38
Kinerja merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari seorang individu
atau sebuah organisasi dan kemakmuran masjid juga merupakan tujuan
yang ingin dicapai para pengurus masjid. Menurut Abd. Rahman (2015)
indikator kinerja dari sebuah masjid dapat dilihat dari aspek kuantitatif
seperti jumlah jamaah, kegiatan keagamaan, kegiatan keilmuan, bakti
sosial dan layanan masyarakat. Dalam Abdullah dan Aini (2017)
menyatakan bahwa kemakmuran masjid dilihat dari bagaimana masjid
tersebut berupaya untuk membuat masyarakat sekitar untuk turut hadir
dalam kegiatan yang diadakan oleh masjid tersebut baik dari sebuah
program atau kegiatan keagamaan seperti hari-hari besar islam ataupun
kegiatan-kegiatan olahraga.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanusi et. al, (2015)
menunjukkan bahwa pengendalian internal memiliki pengaruh
signifikan terhadap praktik manajemen keuangan. Dalam penelitian
Azlina (2014) menyatakan bahwa pengendalian internal memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Kinerja
merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh individu atau organisasi
sama halnya dengan kemakmuran masjid, karena kemakmuran masjid
merupakan tolak ukur untuk mengetahui bagaimana kinerja dari masjid.
Pada penelitian Gaffar (2017) menunjukkan bahwa karakteristik
individu memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Kemudian hasil penelitian dari Humaira dan Sagoro (2018) menyatakan
bahwa kepribadian memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku
manajemen keuangan.
Menurut Hagerty dan Patusky (1992) dalam Liu et. al, (2018) sense
of belonging merupakan suatu perasaan yang ada dalam individu tentang
keterkaitan dirinya terhadap suatu sistem ataupun lingkungan. Pada
penelitian Liu et. al, (2018) menunjukkan bahwa sense of belonging
memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasan penggunaan media
sosial. Sense of belonging menjadi sebuah rasa afeksi terhadap sesuatu
yang dimiliki individu sehingga individu tersebut lebih intens dalam
39
menggunakan sesuatu. Pernyataan Freeman et. al, (2007) dalam Carrie
(2017) menyatakan bahwa sense of belonging berpengaruh terhadap
prestasi akademis seorang individu. Sense of belonging diduga dapat
menjadi faktor yang mendorong atau memotivasi seorang invidu untuk
berusaha mengejar sesuatu yang merasa ia miliki dan berusaha untuk
melakukan suatu prosedur dengan efektif dan efisien.
Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah.
H8: Profil Pengurus berpengaruh positif terhadap Kemakmuran Masjid
melalui Sistem Manajemen Keuangan Masjid
H9: Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Kemakmuran
Masjid melalui Sistem Manajemen Keuangan Masjid
H10: Sense of Belonging berpengaruh positif terhadap Kemakmuran
Masjid melalui Sistem Manajemen Keuangan Masjid
40
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Sense of Belonging (x3)
Pengendalian Internal
Keuangan (x2)
Karakteristik Pengurus (x1)
Kemakmuran
Masjid (y)
Sistem Manajemen
Keuangan Masjid (z)
Dalam literatur disebutkan bahwa masjid
makmur adalah masjid yang memiliki bentuk
fisik yang bagus.
Pada penelitian terdahulu, dikatakan
bahwa masjid yang makmur ialah masjid
yang memiliki kegiatan atau program
yang aktif dan bervariasi serta bermanfaat
bagi masyarakat.
GAP
PENGARUH KARAKTERISTIK PENGURUS, PENGENDALIAN INTERNAL
KEUANGAN, DAN SENSE OF BELONGING TERHADAP SISTEM MANAJEMEN
KEUANGAN MASJID DALAM MEMAKMURKAN MASJID
Basis Teori: Teori Motivasi Maslow
Metode Analisis: Metode Analisis Jalur menggunakan SmartPLS 3.0
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang
pengukurannya menggunakan data primer. Metode kuantitatif diperoleh
dari penyebaran kuesioner untuk pengurus masjid atau Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
hubungan sebab-akibat (kausalitas) yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel independen yaitu karakteristik pengurus, pengendalian
internal dan sense of belonging terhadap variabel dependen yaitu
kemakmuran masjid dengan variabel intervening sistem manajemen
keuangan masjid. Agar penelitian ini lebih fokus, maka ruang lingkup
penelitian difokuskan pada Masjid yang berada di Kota Tangerang Selatan.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Setelah peneliti menentukan ruang lingkup penelitian, peneliti
selanjutnya akan menentukan populasi yang akan diuji. Populasi adalah
keseluruhan dari suatu kelompok orang, kejadian, atau suatu hal dan
minat yang ingin diteliti, sedangkan sampel adalah subkelompok atau
sebagian dari populasi (Sekaran, 2011, hal.121). Dengan mempelajari
dan meneliti sampel, peneliti diharapkan akan mampu menarik
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian
(Sekaran,2011, hal.123). Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus
masjid atau DKM masjid yang ada di kota Tangerang Selatan dengan
estimasi jika per masjid terdapat 6 pengurus dan terdapat 95 masjid di
kota Tangerang Selatan Masjid maka jumlah pengurus masjid sekitar
570 pengurus atau DKM. Untuk menentukan jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin (Supriyanto dan Iswandiri, 2017) sebagai
berikut:
42
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑛(𝑒2)
n: Jumlah Sampel
N: Jumlah Populasi = 570
e: Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance)
Dalam rumus Slovin terdapat ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin
adalah antara 10-20 % dari populasi penelitian. Dalam penelitian ini
menggunakan nilai e sebesar 0,1 (10%), maka hasil dari perhitungannya
yaitu sebesar 85,07 sampel yang dapat mewakili jumlah populasi
kemudian disesuaikan oleh peneliti menjadi 86 responden.
2. Metode Pengambilan Sampel
Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pemilihan sampel Convenience Sampling, menurut Sekaran
(2006, hal. 136) mengatakan bahwa metode sampling ini merupakan
pengumpulan informasi atau data dari anggota populasi yang dengan
ssenang hati bersedia untuk memberikan informasinya. Penggunaan
metode sampling ini sering dipakai pada penelitian eksploratif dan
merupakan metode yang baik untuk memperoleh data secara cepat dan
efisien.
Penelitian dilaksanakan di Provinsi Banten tepatnya di Kota
Tangerang Selatan, berikut adalah sebaran masjid di Provinsi Banten.
Tabel 3.1
Sebaran Masjid di Provinsi Banten
Kota/Kabupaten Jumlah Masjid
Kota Tangerang Selatan 95
Kab. Lebak 947
Kab. Pandeglang 381
Kab. Serang 1.806
Kab. Tangerang 780
Bersambung pada halaman selanjutnya
43
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Sebaran Masjid di Provinsi Banten
Kota/Kabupaten Jumlah Masjid
Kab. Cilegon 244
Kota Serang 567
Kota Tangerang 622
TOTAL 5.442
Sumber: simas.kemenag.go.id diakses pada 12 Agustus 2019
Dapat diketahui jumlah masjid terbanyak yaitu pada Kabupaten
Serang dengan jumlah 1.806 masjid sedangkan paling sedikit di Kota
Tangerang Selatan dengan jumlah 95 masjid. Alasan mengapa domisili
penelitian di Kota Tangerang Selatan karena jumlah populasi yang
sedikit yang dimana nantinya dapat mengurangi kesalahan dalam
menggeneralisasi hasil dari penelitian karena jumlah sampel akan lebih
mendekati jumlah populasi (Sekaran, 2006 hal. 158).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah data primer. Dalam memperoleh data-data yang akan diteliti,
penelitian ini menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian
lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini
melalui literatur, jurnal, skripsi, ebook, dan hal lain bersifat kepustakaan
yang berkaitan dengan penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan.
Peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer).
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisikan
pertanyaan dan atau pernyataan yang terstruktrur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari responden yaitu pengurus masjid atau
DKM.
44
D. Operasionalisasi Variabel
1. Karakteristik Pengurus (𝑿𝟏)
Karakteristik pengurus maksudnya adalah kemampuan dari
pengurus masjid dalam mengelola masjid agar sesuai dengan yang
sudah di atur didalam al-Qur’an dan As-sunnah. Dalam penelitian ini,
variabel karakteristik pengurus diukur berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan oleh Jazzel (2013) kemudian disesuaikan dengan topik
penelitian, dimana semua pernyataan diukur dengan menggunakan skala
iinterval, 1 sampai 5. Jawaban yang didapatkan dibuat skor, yaitu: nilai
(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5)
sangat setuju.
2. Pengendalian Internal ( 𝑿𝟐)
Menurut Rai (2011, hal. 283) Sistem pengendalian internal adalah
kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan
yang memadai bagi manajemen bahwa organisasi mencapai tujuan dan
sasarannya. Dalam penelitian ini, variabel pengendalian internal diukur
berdasarkan penelitian Sanusi et. al, (2015) kemudian disesuaikan
dengan topik penelitian, dimana semua pernyataan diukur dengan
menggunakan skala interval, 1 sampai 5. Jawaban yang didapatkan
dibuat skor, yaitu: nilai (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang,
(4) sering, dan (5) selalu.
3. Sense of Belonging (𝑿𝟑)
Sense of belonging dianggap sebagai suatu sikap motivasi seseorang
tentang perasaan memiliki terhadap sebuah benda atau tempat. Dalam
penelitian ini, variabel sense of belonging ini diukur berdasarkan
penelitian Liu et. al, (2018) yang menyinggung tentang hubungan sense
of belonging terhadap media sosial tetapi kemudian disesuaikan dengan
topik penelitian, dimana semua pernyataan diukur dengan menggunakan
skala interval, 1 sampai 5. Jawaban yang didapatkan dibuat skor, yaitu:
nilai (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, dan (5)
selalu.
45
4. Sistem Manajemen Keuangan Masjid (Z)
Sistem manajemen keuangan masjid mengelola dana masuk dan
dana keluar, kemudian dana tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan
keagamaan ataupun yang lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan tidak
semata-mata berhubungan dengan keislaman tetapi juga kegiatan yang
masih tergolong kegiatan positif dan sesuai syariat. Variabel ini diukur
dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan sendiri
berdasarkan jurnal penelitian Sri Wulandari et. al, (2018) dan Haq dan
Dewi (2013) disesuaikan dengan topik penelitian, dimana semua
pernyataan diukur dengan menggunakan skala interval, 1 sampai 5.
Jawaban yang didapatkan dibuat skor, yaitu: nilai (1) tidak pernah, (2)
jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, dan (5) selalu.
5. Kemakmuran Masjid (Y)
Kemakmuran Masjid yang dimaksud adalah kemakmuran secara
menyeluruh, yaitu kemakmuran yang juga diperuntukkan untuk jamaah
di lingkungan sekitar masjid. Dalam penelitian Abd Rahman (2015)
output yang diperoleh dari masjid adalah kemakmuran masjid yang
dijabarkan menjadi lima aspek yaitu (1) jumlah jama’ah, (2)
terlaksananya acara keagamaan, (3) adanya kajian ilmu agama dan
umum, (4) amal jariyah, dan (5) layanan masyarakat. Kemudian dari 5
aspek tersebut dibuatkan pernyataan yang berhubungan dengan topik
penelitian, dimana semua pernyataan diukur dengan menggunakan skala
interval, 1 sampai 5. Jawaban yang didapatkan dibuat skor, yaitu: nilai
(1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, dan (5)
selalu.
46
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Karakteristik
Pengurus
berdasarkan
jurnal
penelitian
M.I.M. Jazeel.
(2013)
1. Tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja pengurus 1.1
Interval
2. Profesi utama mempengaruhi kinerja pengurus 1.2
3. Umur pengurus mempengaruhi kinerja 1.3
4. Pengalaman mempengaruhi kinerja 1.4
5. Tingkat pendidikan mempengaruhi decision making 1.5
6. Umur pengurus mempengaruhi decision making 1.6
7. Pengalaman mempengaruhi decision making 1.7
Pengendalian
Internal
berdasarkan
jurnal
Zuraidah
Mohd Sanusi,
Razana
Juhaida Johari,
Jamaliah Said,
Takiah
Iskandar
(2015)
1. Memastikan kembali pencatatan dana keluar 2.1
Interval
2. Ketua DKM mengawasi pencatatan dana keluar 2.2
3. Memastikan kembali pencatatan dana masuk 2.3
4. Ketua DKM mengawasi pencatatan dana masuk 2.4
5. Pemisahan pencatatan dana fisik dengan saldo bank 2.5
6. Keamanan dan pengawasan dana fisik masjid 2.6
7. Rolling atau pembagian tugas pada pengurus yang
bertanggung jawab atas dana fisik masjid 2.7
8. Pengurus mengadakan rapat evaluasi dana masjid 2.8
9. Pengurus menyampaikan laporan keuangan kepada
masyarakat 2.9
Sense of
Belonging
berdasarkan
jurnal Qian
Liu, Zhen
Shao, dan
Weiguo Fan.
(2018)
1. Rasa memiliki dan bertanggung jawab 3.1
Interval
2. Terlibat secara langsung kegiatan pemeliharaan
masjid
3.2
3. Pengurus mengajak masyarakat hadir ke masjid 3.3
4. Merasa nyaman dan tenteram 3.4
5. Merasa menjadi bagian dari masjid 3.5
Bersambung pada halaman selanjutnya.
47
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Sistem
Manajemen
Keuangan
Masjid
berdasarkan
jurnal Sri
Wulandari,
Tjiptohadi
Sawarjuwono,
dan Sri Iswati.
(2018)
1. Klasifikasi pencatatan dana masuk 4.1
Interval
2. Klasifikasi pencatatan dana keluar 4.2
3. Perencanaan Anggaran 4.3
4. Penyusunan timeline kegiatan 4.4
5. Menetapkan periode pencatatan dan pembukuan 4.5
Kemakmuran
Masjid
Berdasarkan
Jurnal Muhd
Fauzi bin Abd.
Rahman,
Nor’azam
Mastuki, dan
Sharifah
Norzehan Syed
Yusof. (2015)
1. Jumlah jamaah ketika shalat 5 waktu 5.1
Interval
2. Perayaan hari-hari besar islam 5.2
3. Mengadakan acara dakwah ustadz 5.3
4. Pengadaan perpustakaan mini berisi literatur
keagamaan dan atau ilmu umum 5.4
5. Kegiatan kajian ilmu sesudah shalat wajib 5.5
6a. Kompetisi keagamaan 5.6a
6b. Kompetisi olahraga, seni dan keilmuan 5.6b
7. Pengadaan kegiatan bakti sosial 5.7
8a. Pengadaan pemberdayaan ekonomi seperti
koperasi, BMT, dsb. 5.8a
8b. Pemberdayaan pendidikan seperti TPQ, TPA, dsb. 5.8b
9. Pengadaan layanan kesehatan 5.9
10. Pengadaan layanan untuk musafir 5.10
48
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS merupakan teknik analisis
data dengan menggunakan software smartPLS 3, PLS merupakan metode
analisis yang powerfull (Ghozali, 2015:5), karena data tidak harus
terdistribusi normal secara multivariate dan ukuran sampel tidak harus
besar. PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan
SEM yang berbasis kovarian menjadi berbasis varian dan mengubah
orientasi analisis dari menguji model kausalitas (model yang dikembangkan
berdasarkan teori) ke model prediksi komponen.
Teknik PLS adalah prediksi yang mengasumsikan bahwa semua
ukuran varian adalah varian yang berguna untuk dijelaskan. PLS juga dapat
digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.
PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang telah dibentuk dengan
indikator reflektif dan formatif.
Dalam Ghozali (2015:7) tujuan PLS adalah membantu peneliti
untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Model
formalnya adalah mendefinisikan variabel laten secara linear aggregates
dari indikator-indikatornya. Weight estimates menciptakan komponen skor
variabel laten yang didapatkan berdasarkan bagaimana inner model (model
pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan outer model (model
pengukuran yaitu hubungan indikator dengan konstruknya) dispesifikasi
yang hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.
Estimasi parameter yang dilalui PLS dikelompokkan ke dalam tiga
kategori. Kategori pertama adalah weight estimate, digunakan untuk
menghitung skor variabel laten. Kategori kedua adalah untuk merefleksikan
estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antara variabel laten
dan estimasi loading (loading estimate) antara variabel laten dengan
indikatornya. Kategori ketiga adalah berkaitan dengan rata-rata dan lokasi
parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk
memperoleh ketiga estimasi ini, PLS memanfaatkan proses tiga tahap dan
49
tiap tahap menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight
estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner dan outer model,
tahap ketiga menghasilkan estimasi rata-rata dan lokasi (Ghozali, 2015).
1. Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2018:19) menyatakan bahwa analisis data
menggunakan statistik deskriptif yang akan menggambarkan atau
mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari frekuensi pada identitas
responden (umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan lama waktu
menjadi pengurus) dan data masjid (usia masjid dan luas masjid).
2. Uji Model Pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran (Outer model) adalah pengukuran yang
digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen
penelitian kemudian mengukur apa yang harusnya diukur (Cooper dan
Schindler, 2006 dalam Hartono dan Abdilah, 2016:58). Outer model
juga berguna untuk mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator
berhubungan dengan variabel latennya. Konsep dan model penelitian
tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan
kausal jika belum melewati proses purifikasi (penyaringan) dalam
model pengukuran (Hartono dan Abdilah, 2016:58). Pada PLS, uji
konstruk dilakukan dengan beberapa pengujian, yaitu Convergent
Validity dan Discriminant Validity. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengukur konsistensi dari alat ukur dalam mengukur konsistensi
responden dalam menjawab instrumen yang ada. Instrumen dikatakan
andal apabila jawaban responden stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dengan PLS menggunakan metode composite reliability dan
cronbach’s alpha (Hartono dan Abdilah, 2016:62).
a. Uji Convergent Validity
Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:74) validitas
konvergen memiliki prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest
50
variabel) dari suatu konstruk harus berkorelasi tinggi. Indikator
refleksif dari uji validitas konvergen dapat dilihat dari nilai loading
factor untuk tiap indikator konstruk. Rule of thumb dari nilai loading
factor untuk penelitian yang bersifat confirmatory adalah 0,7 dan
nilai loading factor 0,5 – 0,6 untuk penelitian yang bersifat
exploratory serta nilai average variant extracted (AVE) harus lebih
besar dari 0,5. Namun untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan suatu skala pengukuran, nilai loading factor 0,5 –
0,6 masih dianggap cukup.
b. Uji Discriminant Validity
Discriminant Validity dinilai berdasarkan nilai cross loading
pengukuran dengan konstruk. Nilai cross loading yang diuji dari
discriminant validity dengan indikator refleksif harus > 0,7. Cara
lain untuk menguji discriminant validity adalah dengan
membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk
dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model, discriminant
validity yang baik adalah yang menunjukkan akar dari kuadrat AVE
untuk tiap konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam
model. Pengujian tersebut dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih
konservatif dibanding dengan composite reliability. Nilai AVE yang
direkomendasikan yaitu > 0,5 yang berarti 50% atau lebih varians
dari indikator dapat dijelaskan (Fornell dan Larcker, 1981 dalam
Ghozali, 2015:75).
c. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2015:75) uji reliabilitas bertujuan untuk
membuktikan akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam
mengukur konstruk. Untuk mengukur suatu konstruk dapat
dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu Composite reliability
dan Cronbach’s Alpha. Cronbach’s alpha digunakan untuk
mengukur batas bawah nilai reliabilitas dari suatu konstruk.
51
Sedangkan, Composite reliability digunakan untuk mengukur nilai
sebenarnya dari reliabilitas suatu konstruk dan lebih baik dalam
mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury et. al,
2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2014:62). Konstruk dapat
dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika mempunyai Cronbach’s
alpha > 0,6 dan Composite reliability > 0,7.
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Inner model (inner relation, structural model dan
substantive theory) berguna untuk memberi gambaran hubungan
antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model
struktural dievaluasi dengan melihat nilai R-square untuk konstruk
dependen, Predictive sample reuse (yang dikembangkan oleh Stone
(1974) dan Geisser (1975) digunakan untuk menguji predictive
relevance dan uji t serta signifikan dari koefisien parameter jalur
struktural.
a. R-Square
Dalam menilai model structural PLS dimulai dengan
meninjau R-square untuk setiap variabel laten dependennya
sebagai patokan dalam menilai kekuatan prediksi dari model
struktural. Interpretasi PLS sama dengan interpretasi pada
regresi. Perubahan nilai pada R-square dapat digunakan untuk
menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap
variabel laten dependen apakah memiliki pengaruh yang
substantive (Ghozali, 2015:78). Menurut Hair et. al, (2011)
dalam Ghozali (2015:81) nilai R-Square 0,75, 0,5, dan 0,25
dapat dijadikan kesimpulan apakah model kuat, moderat dan
lemah, dari hasil R-square mempresentasikan jumlah varians
dari konstruk yang dijelaskan oleh model sedangkan menurut
Chin (1998) nilai R-Square 0,67, 0,33, dan 0,19 juga
menunjukkan kategori model kuat, moderat dan lemah.
52
b. Q-Square
Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-
square > 0 menunjukkan bahwa model memiliki predictive
relevance, sebaliknya apabila nilai Q-square < 0 maka model
menunjukkan kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998
dalam Ghozali, 2015:79). Q-square memiliki besasran nilai
dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana jika semakin mendekati 1,
berarti model semakin baik. Besaran nilai Q2 ini setara dengan
koefisien determinasi todal pada path analysis (analisis jalur)
(Mindra Jaya dan Sumertajaya, 2008). Nilai Q-square 0,2, 0,15,
dan 0,35 dapat disimpulkan bahwasannya nilai predictive
relevance lemah, moderate (menengah) dan kuat. Perhitungan
Q-square dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1- (1-R12) (1-R2
2)….(1-Rp)
Dimana nilai R12, R2
2, …. Rp2 adalah nilai R-square variabel
independen.
c. Goodness of Fit (GoF)
GoF untuk overall fit index dapat menggunakan kriteria
dari goodness of fit index (GoF Index) yang dikembangkan oleh
Tenenhaus et al (2014) dalam Ghozali (2015:82). Indeks ini
digunakan untuk mengevaluasi model pengukuran, model
struktural dan disamping itu juga menyediakan pengukuran
sederhana untuk keseluruhan prediksi model. Nilai GoF index
diperoleh dari average communalities dikalikan dengan nilai R2
model.
Berikut adalah formula dari GoF index:
GoF = √𝐶𝑜𝑚̅̅ ̅̅ ̅̅ × 𝑅2̅̅̅̅
• 𝐶𝑜𝑚̅̅ ̅̅ ̅̅ adalah average communalities
• 𝑅2̅̅̅̅ adalah rata-rata model R2
53
Nilai communality yang direkomendasikan oleh Fornel
dan Larcker (1981) adalah 0,5. Nilai R-square adalah 0,02
(Kecil), 0,13 (Menengah) dan 0,26 (Besar) (Cohen, 1988) dalam
Ghozali (2015:83).
Maka jika dihitung antara √𝐶𝑜𝑚̅̅ ̅̅ ̅̅ × 𝑅2̅̅̅̅ maka akan
mendapatkan nilai dari GoF index:
• GoF index kecil = √0.5̅̅ ̅̅ × 0,02̅̅ ̅̅ ̅̅ = 0,10
• GoF index menengah = √0.5̅̅ ̅̅ × 0,13̅̅ ̅̅ ̅̅ = 0,25
• GoF index besar = √0.5̅̅ ̅̅ × 0,26̅̅ ̅̅ ̅̅ = 0,36
Com bergaris atas adalah average communalitites (nilai rata-rata
dari jumlah nilai AVE tiap variabel) dan R2 bergaris atas
merupakan rata-rata model R2.
d. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, terdapat variable intervening,
dimana teknik analisis regresi berganda tidak dapat
menyelesaikannya. Teknik analisis yang akan digunakan ialah
teknik analisis jalur (path analysis). Analisis jalur dapat
digunakan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung
suatu variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali
2015:243). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan
bantuan aplikasi SmartPLS 3.0.
Dalam melakukan analisis penelitian untuk memecahkan
permasalahan statistik tidak terlepas dari suatu standard yang
harus ditaati agar kesimpulan yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Dasar yang digunakan untuk penguian
hipotesis ini ialah nilai yang ada pada path coefficient untuk
menguji model struktural. Diagram jalur yang dihasilkan
memberikan hubungan kausalitas antar variabel secara eksplisit.
Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas
54
hubungan kausal variabel yang bergerak ke kiri. Setiap nilai
menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2018:250).
Nilai dari t-statistik dibandingkan dengan nilai t-tabel yang
ditentukan dalam penelitian yang diketahui df = (n-2) dan
signifikansi sebesar 0,05.
Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam pengujian
besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh path coefficient pada
setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel
karakteristik pengurus (X1), pengendalian internal (X2), sense of
belonging (X3), sistem manajemen keuangan masjid
(Intervening) dan kemakmuran masjid (Y).
4. Uji Efek Intervening
Dalam penelitian ini, terdapat variabel intervening yaitu
sistem manajemen keuangan masjid. Variabel dapat dikatakan
intervening jika variabel tersebut dapat mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen (Baron dan
Kenny, 1986 dalam Ghozali 2018).
Efek intervening menunjukkan korelasi antara variabel
independen dan variabel dependen melalui mediator atau
penghubung (intervening). Pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen tidak secara langsung terjadi akan tetapi melalui
proses tranformasi yang diwakili oleh variabel intervening (Baron
dan Kenny, 1986 dalam Hartono dan Abdillah, 2016)
Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan
pengujian yang dikembangkan oleh Sobel (1982) yang dikenal
dengan Sobel test (uji Sobel). Terdapat cara yang dapat dilakukan
dengan uji sobel (Herlina dan Diputra , 2018):
1) Melakukan pengujian secara tidak langsung variabel X ke
variabel Y lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y
lewat M dihitung dengan mengalikan jalur X ke M (a) dengan
55
jalur M ke Y (b) atau ab. Jadi, koefisien ab = c-c’, dimana c
adalah pengaruh variabel X terhadap Y tanpa kontrol M,
sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh variabel X terhadap Y
setelah mengontrol M (Gambar 3.1).
Gambar 3.1
Model Intervening
Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,
besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect
effect) Sab dihitung dengan rumus berikut:
Sab = √𝑏2𝑆𝑎2 + 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
1) Melakukan pengujian untuk mengetahui nilai signifikan
indirect effect, maka diperlukan perhitungan nilai t dari
koefisien ab dengan rumus:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel yaitu 1,9897
untuk signifikan 0,05 (5%). Jika nilai t hitung ≥ dari nilai t-
tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh intervening.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Variabel Intervening
c
a b
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap masjid dan pengurus masjid atau
dewan kemakmuran masjid (DKM) yang aktif dalam kegiatan-kegiatan
masjid yang berkenaan dengan keuangan dan sistem pengendalian yang
ada di dalam masjid dan masjid yang diteliti berada di wilayah
Tangerang Selatan. Masjid dan pengurus masjid atau DKM tersebar di
Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pondok Aren, dan Kecamatan Setu.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan menyebar kuesioner penelitian secara langsung dengan
mendatangi masjid-masjid yang ada di wilayah Tangerang Selatan.
Proses perizinan, penyebaran dan pengembalian kuesioner ini
dilaksanakan mulai tanggal 16 Januari sampai dengan 20 Mei 2019
kemudian dilanjutkan sampai dengan 6 Agustus 2019 karena banyaknya
data yang tidak valid ketika diolah. Gambaran mengenai data sampel
disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang
disebar 183 100,00%
2. Kuesioner yang tidak
kembali/tidak terisi 25 13,66%
3.
Kuesioner yang tidak
dapat diolah/tidak terisi
lengkap
72 39,35%
4. Jumlah seluruh kueioner
yang dapat diolah 86 46,99%
Sumber: Data primer yang diolah
57
Kuesioner yang disebar berjumlah 183 buah dan jumlah
kuesioner yang kembali adalah sebesar 158 kuesioner. Kuesioner yang
tidak kembali sebanyak 25 buah atau 13,66%. Hal ini disebabkan karena
waktu penyebaran kuesioner yang memakan waktu yang lama dan
kondisi responden yang sulit ditemui atau tidak memiliki ketersediaan
waktu untuk mengisi kuesioner. Kuesioner yang dapat diolah sebanyak
86 atau 46,99% dan terdapat 72 kuesioner atau 39,35% yang tidak dapat
diolah karena masalah validitas data, seluruh kuesioner yang kembali
kepada peneliti diisi sesuai dengan petunjuk pengisian.
2. Karakteristik Profil Responden dan Tempat Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah pengurus masjid atau DKM
di Tangerang Selatan yang aktif dalam kegiatan serta mengerti tentang
proses pencatatan keuangan masjid sehingga diharapkan mampu
memberikan informasi yang relevan mengenai pengendalian internal,
sistem manajemen keuangan dan rasa memiliki dari tiap personal
pengurus masjid atau DKM. Berikut adalah deskripsi mengenai identitas
responden yang terdiri dari dan mengenai data masjid yang terdiri dari
usia, pekerjaan, tingkat Pendidikan, dan lama menjadi pengurus.
a. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.2 berikut menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-29
30-39
40-49
50-59
>60
Total
11
4
24
34
13
86
12,8
4,7
27,9
39,5
15,1
100,0
12,8
4,7
27,9
39,5
15,1
100,0
12,8
17,8
45,3
84,9
100,0
Sumber: Data primer yang diolah
58
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden berusia
20-29 tahun berjumlah 11 orang atau 12,8%. Responden berumur
30-39 tahun berjumlah 4 orang atau 4,7%. Responden berumur 40-
49 tahun berjumlah 24 orang atau 27,9%. Kemudian responden
berumur diatas 60 tahun berjumlah 13 orang atau 15,1%. Dan
sebagian besar responden yaitu yang berumur 50-59 tahun
berjumlah 34 orang atau 39,5%. Hal ini dikarenakan saat melakukan
penyebaran kuesioner, peneliti lebih sering bertemu responden
berumur 50-59 tahun yang bersedia untuk mengisi kuesioner.
b. Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Wiraswasta
Pensiunan
Pengusaha
PNS
Lainnya
-Mahasiswa
-Pengurus Masjid
-Dosen
Total
48
15
4
7
12
7
4
1
86
55,8
17,4
4,7
8,1
14,0
8,1
4,7
1,2
100,0
55,8
17,4
4,7
8,1
14,0
8,1
4,7
1,2
100,0
55,8
73,3
77,9
86,0
94,1
98,8
100,0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden selain menjadi pengurus masjid juga bekerja sebagai
wiraswasta yaitu berjumlah 48 orang atau 55,8%. Sisanya dengan
jumlah 15 responden atau 17,9% adalah pensiunan. Responden
dengan pekerjaan sebagai pengusaha berjumlah 4 responden atau
4,7%. Responden dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil
(PNS) dengan jumlah 7 responden atau 8,1%. Serta 18 responden
59
memilih lainnya atau profesi yang tidak terdapat pada opsi yaitu 12
responden atau 14,0% dengan rincian 7 atau 8,1% responden adalah
mahasiswa, 4 atau 4,7% responden adalah pengurus masjid tetap, 1
responden atau 1,2% adalah dosen. Hal ini dikarenakan responden
dengan pekerjaan sebagai Wiraswasta lebih banyak bertemu dan
bersedia untuk mengisi kuesioner.
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan umur.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden tingkat Pendidikan terakhirnya adalah Strata Satu (S1)
dengan jumlah 43 orang atau 50,0%. Sedangkan sisanya dengan
jumlah 28 responden atau 32,6% berpendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Kemudian 11 responden atau 12,8% berpendidikan
Diploma Tiga (D3). Responden berpendidikan Strata Dua (S2)
berjumlah 4 orang atau 4,7% dan 0 orang responden atau 0,0%
berpendidikan Strata Tiga (S3). Hal ini dikarenakan responden
berpendidikan Strata S1 lebih banyak bertemu dan bersedia mengisi
kuesioner.
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA
D3
S1
S2
S3
Total
28
11
43
4
0,0
86
32,6
12,8
50,0
4,7
0,0
100,0
32,6
12,8
50,0
4,7
0,0
100,0
32,6
45,3
95,3
100,0
60
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Waktu Menjadi
Pengurus
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan lama waktu menjadi pengurus.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Waktu
Menjadi Pengurus
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian
responden yang lama waktu menjadi pengurus 6-10 tahun
berjumlah 27 orang atau 31,4%. Sisanya responden yang lama
waktu menjadi pengurus 1-5 tahun berjumlah 21 atau 24,4%.
Responden yang lama waktu menjadi pengurus 11-15 tahun
berjumlah 20 orang atau 23,3%. Kemudian responden yang lama
waktu menjadi pengurus >15 tahun berjumlah 14 orang atau
16,3%. Dan responden yang lama waktu menjadi pengurus <1
tahun berjumlah 4 atau 4,7%. Hal ini dikarenakan responden
dengan lama waktu kepengurusan 6-10 tahun lebih banyak
bersedia untuk mengisi kuesioner.
e. Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Usia Masjid
Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskripsi terhadap
tempat penelitian berdasarkan usia masjid.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
>15 tahun
Total
4
21
27
20
14
86
4,7
24,4
31,4
23,3
16,3
100,0
4,7
24,4
31,4
23,3
16,3
100,0
4,7
29,1
60,5
83,7
100,0
61
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Usia Masjid
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <10 tahun
11-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
Total
1
14
20
9
8
52
1,9
26,9
38,5
17,3
15,4
100,0
1,9
26,9
38,5
17,3
15,4
100,0
1,9
28,8
67,3
84,6
100,0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar
masjid yang usianya 21-30 tahun berjumlah 20 masjid atau
38,5%. Sisanya dengan jumlah 14 masjid atau 26,9% berusia 11-
20 tahun. Masjid yang berusia 31-40 tahun berjumlah 9 masjid
atau 17,3%. Kemudian terdapat 8 masjid atau 15,4% berusia >40
tahun dan terdapat 1 masjid atau 1,9% yang berusia <10 tahun.
f. Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Luas Masjid
Tabel 4.7 berikut menyajikan hasil uji deskripsi terhadap
tempat penelitian berdasarkan luas masjid.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Data Masjid Berdasarkan Luas
Masjid
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Kecil (< 150 m2)
Kecil (150 – 350 m2)
Sedang (351 – 500 m2)
Besar (501 – 1000 m2)
Sangat Besar(> 1000 m2)
Total
0
12
9
11
20
52
0,0
23,1
17,3
21,2
38,5
100,0
0,0
23,1
17,3
21,2
38,5
100,0
0,0
23,1
40,4
61,5
100,0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian masjid
memiliki luas masjid kategori sangat besar berjumlah 20 masjid atau
38,5%. Sisanya yaitu kategori masjid besar berjumlah 11 masjid atau
62
21,2%. Kategori masjid sedang berjumlah 9 masjid atau 17,3%.
Kemudian 12 masjid atau 23,1% kategori masjid kecil dan tidak
terdapat masjid yang termasuk kategori masjid sangat kecil.
B. Hasil Uji Instrument Penelitian
1. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model
Terdapat barometer di dalam penggunaan teknik analisis data
dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,
Discriminant Validity, dan Reliability.
a. Hasil Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran reflektif indikator
dinilai berdasarkan pada korelasi antara item score atau component
score yang di estimasi dengan software SmartPLS. Ukuran reflektif
individual dikatakan tinggi jika korelasinya lebih tinggi dari 0,70
dengan konstruk yang diukur. Namun menurut Chin (1998) dalam
Ghozali (2015:74) untuk penelitian tingkat awal dari suatu
pengembangan skala pengukuran, nilai loading 0,50 sampai 0,60
dianggap cukup memadai. Dalam penelitian ini akan menggunakan
batas loading factor 0,50.
Tabel 4.8
Outer Loading
KP PI SoB SMKM KM
KP1 0,570
KP2 0,685
KP3 0,418
KP4 0,583
KP5 0,595
KP6 0,636
KP7 0,634
PI1 0,599
PI2 0,561
PI3 0,590
PI4 0,679
PI5 0,050
Bersambung pada halaman selanjutnya
63
Tabel 4.8
Outer Loading (Lanjutan)
KP PI SoB SMKM KM
PI6 0,332
PI7 0,574
PI8 0,249
PI9 0,721
SoB1 0,776
SoB2 0,007
SoB3 0,529
SoB4 0,735
SoB5 0,769
SMKM1 0,553
SMKM2 0,726
SMKM3 0,628
SMKM4 0,741
SMKM5 0,572
KM1 0,542
KM2 0,581
KM3 0,569
KM4 0,536
KM5 0,693
KM6a 0,683
KM6b 0,617
KM7 0,584
KM8a 0,548
KM8b 0,184
KM9 0,675
KM10 0,085
Sumber: Data primer yang diolah
64
Gambar 4.1
Bentuk Model Awal
Hasil pengelolaan data menggunakan SmartPLS dilihat dari
tabel 4.9 nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan
variabel yang pada awalnya nilainya belum memenuhi Convergent
Validity terdapat tujuh indikator dengan nilai loading factor kurang
dari 0,50 yaitu KP3, PI5, PI6, PI8, SoB2, KM8a dan KM10. Untuk
itu indikator tersebut harus dikeluarkan dari model.
Tabel 4.9
Outer Loading Modifikasi
Bersambung di halaman selanjutnya
KP PI SoB SMKM KM
KP1 0,570
KP2 0,681
KP4 0,588
KP5 0,609
KP6 0,626
KP7 0,694
PI1
0,646
PI2
0,563
PI3
0,611
65
Tabel 4.9 (Lanjutan)
Outer Loading Modifikasi
Sumber: Data primer yang diolah
KP PI SoB SMKM KM
PI4
0,675
PI7 0,577
PI9 0,746
SoB1 0,773
SoB3 0,537
SoB4 0,740
SoB5 0,767
SMKM1 0,536
SMKM2 0,717
SMKM3 0,643
SMKM4 0,738
SMKM5 0,578
KM1 0,551
KM2 0,582
KM3 0,568
KM4 0,533
KM5 0,681
KM6a 0,689
KM6b 0,606
KM7 0,599
KM8a 0,538
KM9 0,686
66
Gambar 4.2
Model Setelah Modifikasi
b. Hasil Discriminant Validity
Discriminant Validity dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa
setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan
variabel yang lain. Model yang memiliki Discriminant Validity yang
baik ialah yang setiap nilai loading-nya memiliki nilai paling besar
dengan nilai loading variabel laten lainnya. hasil pengujian
Discriminant Validity diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.10
Cross Loading
KP PI SoB SMKM KM
KP1 0,570 -0,035 -0,114 -0,235 -0,11
KP2 0,681 -0,031 -0,163 -0,189 -0,194
KP4 0,588 -0,167 -0,271 -0,201 -0,231
KP5 0,609 -0,255 -0,067 -0,245 -0,204
Bersambung di halaman selanjutnya.
67
Tabel 4.10 (Lanjutan)
Cross Loading
KP PI SoB SMKM KM
KP6 0,626 -0,220 -0,186 -0,101 -0,251
KP7 0,694 -0,183 -0,262 -0,261 -0,337
PI1 -0,103 0,646 0,370 0,076 0,389
PI2 -0,221 0,563 0,292 0,158 0,357
PI3 -0,097 0,611 0,250 0,411 0,360
PI4 -0,205 0,675 0,447 0,302 0,434
PI7 -0,028 0,577 0,132 0,196 0,422
PI9 -0,270 0,746 0,374 0,335 0,463
SoB1 -0,254 0,366 0,773 0,243 0,341
SoB3 -0,217 0,231 0,537 0,232 0,305
SoB4 -0,190 0,309 0,740 0,279 0,246
SoB5 -0,175 0,441 0,767 0,262 0,467
SMKM1 -0,168 0,168 0,264 0,536 0,144
SMKM2 -0,188 0,215 0,089 0,717 0,319
SMKM3 -0,275 0,301 0,255 0,643 0,353
SMKM4 -0,267 0,363 0,279 0,738 0,314
SMKM5 -0,137 0,217 0,278 0,578 0,200
KM1 -0,271 0,262 0,224 0,189 0,551
KM2 -0,312 0,411 0,377 0,292 0,582
KM3 -0,255 0,324 0,274 0,236 0,568
KM4 -0,192 0,370 0,457 0,242 0,533
KM5 -0,289 0,401 0,318 0,493 0,681
KM6a -0,103 0,468 0,268 0,092 0,689
KM6b -0,332 0,271 0,173 0,250 0,606
KM7 -0,270 0,469 0,327 0,248 0,599
KM8a -0,121 0,259 0,128 0,338 0,538
KM9 -0,094 0,499 0,335 0,200 0,686
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa konstruk dari variabel
karakteristik pengurus lebih tinggi terhadap indikatornya (KP1,
KP2, KP4, KP5, KP6, KP7) dibandingkan dengan konstruk lainnya
terhadap indikator KP1, KP2, KP4, KP5, KP6, dan KP7 sehingga
variabel karakteristik pengurus memiliki Discriminant Validity yang
baik.
Konstruk dari variabel pengendalian internal lebih tinggi
terhadap indikatornya (PI1, PI2, PI3, PI4, PI7, PI9) dibandingkan
68
dengan konstruk lainnya terhadap indikator PI1, PI2, PI3, PI4, PI7,
dan PI8 sehingga variabel pengendalian internal memiliki
Discriminant Validity yang baik.
Selanjutnya untuk konstruk dari variabel sense of belonging
lebih tinggi terhadap indikatornya (SoB1, SoB3, SoB4, SoB5)
dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator SoB1,
SoB3, SoB4, dan SoB5 sehingga variabel sense of belonging
memiliki Discriminant Validity yang baik.
Kemudian konstruk dari variabel sistem manajemen keuangan
masjid lebih tinggi terhadap indikatornya (SMKM1, SMKM2,
SMKM3, SMKM4, SMKM5) dibandingkan dengan konstruk
lainnya terhadap indikator SMKM1, SMKM2, SMKM3, SMKM4,
dan SMKM5 sehingga variabel sistem manajemen keuangan masjid
memiliki Discriminant Validity yang baik.
Konstruk dari variabel kemakmuran masjid lebih tinggi terhadap
indikatornya (KM1, KM2, KM3, KM4, KM5, KM6a, KM6b, KM7,
KM8a, KM9) dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap
indikator KM1, KM2, KM3, KM4, KM5, KM6a, KM6b, KM7,
KM8a, dan KM9 sehingga variabel kemakmuran masjid memiliki
Discriminant Validity yang baik.
Nilai loading factor dari masing-masing variabel laten sudah
memiliki nilai loading factor yang baik yaitu memiliki nilai lebih
besar dibandingkan dengan nilai loading factor variabel laten
lainnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel laten
sudah memiliki Discriminant Validity yang baik dimana konstruk
laten memprediksi indikator di blok lainnya.
c. Hasil uji Reliability
Kriteria dari reliabilitas dapat dilihat dari nilai Composite
Reliability dan Cronbach’s Alpha dari masing-masing konstruk.
Konstruk yang dapat dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang baik
69
apabila mempunyai nilai Composite Reliability diatas 0,70 dan
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60
Tabel 4.11
Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Composite
Reliability
Cronbach's
Alpha
Karakteristik Pengurus 0,797 0,699
Pengendalian Internal 0,804 0,709
Sense of Belonging 0,800 0,666
Sistem Manajemen
Keuangan Masjid 0,780 0,654
Kemakmuran Masjid 0,852 0,808
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3
Grafik Composite Reliability
Berdasarkan tabel 4.12 Composite Reliability variabel
karakteristik pengurus sebesar 0,797, variabel pengendalian internal
sebesar 0,804, variabel sense of belonging sebesar 0,800, variabel
sistem manajemen keuangan masjid sebesar 0,780 dan variabel
kemakmuran masjid sebesar 0,852 yang artinya semua variabel
memiliki nilai Composite Reliability di atas 0,70 dan dapat
disimpulkan bahwa semua konstruk memenuhi kriteria reliabilitas.
70
Gambar 4.4
Grafik Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha variabel karakteristik pengurus sebesar
0,699, variabel pengendalian internal sebesar 0,709, variabel sense
of belonging sebesar 0,666, variabel sistem manajemen keuangan
masjid sebesar 0,654 dan variabel kemakmuran masjid sebesar
0,808 yang artinya dapat dikatakan bahwa semua variabel sudah
memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60 yang artinya tingkat
konsistensi jawaban responden dalam setiap konstruk memiliki
reliabilitas yang baik.
2. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model
Pengujian inner model atau structural model (model struktural)
dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antar konstruk nilai
signifikan dan R-Square dari model penelitian. Model struktural
dievaluasi dengan menggunakan R-Square untuk konstruk dependen, uji
t, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.
a. Hasil R-Square
Menilai model dengan PLS diawali dengan melihat nilai dari
R-Square setiap variabel laten dependen. Uji Goodness of fit model
71
adalah hasil estimasi nilai dari R-Square dengan menggunakan
SmartPLS.
Tabel 4.12
Nilai R-Square
R-Square
Sistem Manajemen Keuangan Masjid 0,243
Kemakmuran Masjid 0,492
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.5
Grafik R-Square
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya, yaitu variabel sistem manajemen
keuangan masjid yang dipengaruhi oleh variabel karakteristik
pengurus, pengendalian internal, dan sense of belonging serta
variabel kemakmuran masjid yang dipengaruhi variabel sistem
manajemen keuangan masjid.
Tabel 4.13 menyajikan nilai R-Square dari variabel sistem
manajemen keuangan masjid sebesar 0,243 dan untuk variabel
kemakmuran masjid sebesar 0,492. Hasil tersebut menunjukkan
72
bahwa variabel karakteristik pengurus, pengendalian internal dan
sense of belonging secara simultan mampu menjelaskan variabel
sistem manajemen keuangan masjid sebesar 24,3% sisanya sebesar
75,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dihipotesiskan dalam
model misalnya seperti akuntabilitas. Hasil selanjutnya untuk
variabel karakteristik pengurus, pengendalian internal, sense of
belonging dan sistem manajemen keuangan masjid mampu
menjelaskan variabel kemakmuran masjid sebesar 49,2% sisanya
sebesar 50,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dihipotesiskan dalam model. Merujuk pada Rule of Thumb menurut
Chin (1998) dalam Ghozali (2015:81) nilai R-Square ini termasuk
dalam kategori moderat menuju kuat.
b. Hasil Q-Square
Q-Square dilakukan untuk menimbang seberapa baik nilai
obrservasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi dari
parameternya. Sebuah model dianggap mempunyai nilai predictive
relevance yang relevan (baik) jika nilai Q-Square lebih besar dari 0
(nol). Besaran nilai pada Q-Square memiliki rentang 0<Q2<1,
model semakin baik jika nilai Q-Square mendekati 1. Nilai Q-
Square diperoleh dari:
Q2 = 1 – (1 – R12)(1 – R2
2)
= 1 – [1 – (0,2432)][1 – (0,4922)]
= 1 – [1 – (0,0590)][1 – (0,2421)]
= 1 – (0,9410)(0,7579)
= 1 – 0,7132
Q2 = 0,2868
Hasil dari perhitungan Q-Square pada penelitian ini adalah
0,2868 yang artinya 28,68% variabel independen dan intervening ini
layak untuk menjelaskan variabel dependen yaitu kemakmuran
masjid.
73
c. Hasil Goodness of Fit (GoF)
Evaluasi model dengan melihat GoF merupakan langkah
terakhir. Evaluasi goodness of fit model ini dilakukan untuk
purifikasi (pemurnian) dan refinement terhadap uji validitas dan
reliabilitas konstruk berdasarkan pada tingkat abstraksi dengan
menilai convergent validity dan discriminant validity serta evaluasi
goodness of fit (Ghozali, 2015:49) sehingga GoF digunakan untuk
melakukan validasi performa gabungan antara inner model dan
outer model. Nilai GoF terbentang antara 1-0 dengan interpretasi
nilai adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,25 (GoF Moderat) dan 0,36 (GoF
Besar) (Ghozali, 2015:83). Nilai GoF diperoleh dari:
GoF = √𝐶𝑜𝑚̅̅ ̅̅ ̅̅ × 𝑅2̅̅̅̅
𝑅2̅̅̅̅ = Nilai rata-rata R-Square variabel dependen yaitu
0,243+0,492/2 = 0,3675
𝐶𝑜𝑚̅̅ ̅̅ ̅̅ = Nilai rata-rata AVE (Average Variant Extracted) berasal dari
tabel berikut:
Tabel 4.13
Average Variance Extracted (AVE) untuk perhitungan GoF
Average Variance Extracted
(AVE)
Karakteristik Pengurus (KP) 0,397
Pengendalian Internal (PI) 0,409
Sense of Belonging (SoB) 0,505
Sistem Manajemen
Keuangan Masjid (SMKM) 0,419
Kemakmuran Masjid (KM) 0,367
Nilai rata-rata AVE 0,4194
= √(0,4194)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ × (0,3675)̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅
= √0,1541
GoF = 0,3926
Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai 0,3926 lebih besar dari 0,36. Dengan demikian dapat
74
dikatakan bahwa model penelitian ini memiliki kemampuan yang
tinggi dalam menjelaskan data empiris.
d. Hasil Uji Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian hipotesis pada SmartPLS 3.0,
data terlebih dahulu dilakukan bootstrapping dengan bertujuan
untuk mencari tahu nilai t-statistik, p-value (signifikansi) dan
arahnya melalui tabel path coefficient.
Gambar 4.6
Model Setelah Bootstrapping
Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat signifikansi
pengaruh antara suatu konstruk dengan konstruk lainnya dengan
melihat koefisien parameter dan nilai t-statistik (Ghozali, 2015:80).
Hal yang mendasar yang digunakan dalam melakukan pengujian
hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output path coefficient
untuk menguji model struktural. hasil hipotesis yang diajukan dapat
dilihat dari nilai t-statistik. Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-
tabel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 1,9886 dimana
75
diketahui nilai dari df = 84 (jumlah sampel 86 – 2) dan α sebesar
0,05 (two tailed). Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis
yang diajukan adalah ± 1,9886, yaitu apabila nilai dari t-statistik
berada pada rentang -1,9886 sampai dengan 1,9886 maka
hipotesisnya ditolak atau menerima hipotesis nol (H0). Berikut
adalah tabel path coefficient yang menampilkan hubungan
kausalitas antara variabel independent terhadap variabel dependen
secara langsung (direct)
Tabel 4.14
Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Value) secara direct
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
KP -> SMKM -0,219 -0,240 0,105 2,091 0,037
PI -> SMKM 0,278 0,293 0,125 2,213 0,027
SoB -> SMKM 0,158 0,186 0,113 1,397 0,163
KP -> KM -0,160 -0,185 0,097 1,651 0,099
PI -> KM 0,456 0,450 0,100 4,542 0,000
SoB -> KM 0,181 0,184 0,081 2,244 0,025
SMKM -> KM 0,126 0,133 0,147 0,859 0,391
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.14 menyajikan bahwa pengaruh KP
(karakteristik pengurus) terhadap SMKM (sistem manajemen
keuangan masjid) sebesar -0,219 dan signifikan pada 0,05 (2,091 >
1,9886). Pengaruh PI (pengendalian internal) terhadap SMKM
sebesar 0,278 dan signifikan pada 0,05 (2,213 > 1,9886). Pengaruh
SoB (sense of belonging) terhadap SMKM sebesar 0,158 dan tidak
signifikan pada 0,05 (1,397 < 1,9886). Pengaruh KP terhadap KM
(kemakmuran masjid) sebesar -0,160 dan tidak signifikan pada 0,05
(1,651 < 1,9886). Pengaruh PI terhadap KM sebesar 0,456 dan
signifikan pada 0,05 (4,542 > 1,9886). Pengaruh SoB terhadap KM
sebesar 0,181 dan signifikan terhadap 0,05 (2,244 > 1,9886).
Pengaruh SMKM terhadap KM sebesar 0,126 dan tidak signifikan
terhadap 0,05 (0,859 < 1,9886).
76
3. Hasil Uji Efek Intervening
a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Karakteristik Pengurus
Terhadap Kemakmuran Masjid melalui Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
1) Tahap awal dalam prosedur pengujian intervening yaitu
melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M ini
dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur
M → Y (b) atau ab dengan rumus:
Sab = √𝑏2𝑆𝑎2 + 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
= √0,1262. 0,1052 + −0,2192. 0,1472 + 0,1052. 0,1472
= √(0,0159.0,0110) + (0,0480.0,0216) + (0,0110.0,0216)
= √0,0001750329 + 0,00103638925 + 0,000238239225
= √0,00144966138
=0,038074419
2) Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t
dari koefisien ab dengan rumus:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = −0,219.0,126
0,0381
t = -0,7247
Hasil pengujian melalui uji sobel (sobel test) diketahui bahwa
dengan t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu -0,7247 < 1,9886.
Sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh intervening
variabel sistem manajemen keuangan masjid pada hubungan
tidak langsung variabel karakteristik pengurus terhadap
kemakmuran masjid.
77
b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Pengendalian Internal
Terhadap Kemakmuran Masjid melalui Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
1) Tahap awal dalam prosedur pengujian intervening yaitu
melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M ini
dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur
M → Y (b) atau ab dengan rumus:
Sab = √𝑏2𝑆𝑎2 + 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
= √0,1262. 0,1252 + 0,2782. 0,1472 + 0,1252. 0,1472
= √(0,0159.0,0156) + (0,0773.0,0216) + (0,0156.0,0216)
= √0,0002480625 + 0,00167002996 + 0,000337640625
= √0,00225573309
=0,0474945585
2) Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t
dari koefisien ab dengan rumus:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = 0,278.0,126
0,0474945585
t = 0,7375
Hasil pengujian melalui uji sobel diketahui bahwa dengan t-
hitung signifikan pada 0,05 yaitu 0,7375 < 1,9886. Sehingga
dapat disimpulkan tidak ada pengaruh intervening variabel
sistem manajemen keuangan masjid pada hubungan tidak
langsung variabel pengendalian internal terhadap kemakmuran
masjid.
c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Sense of Belonging Terhadap
Kemakmuran Masjid melalui Sistem Manajemen Keuangan
Masjid
78
1) Tahap awal dalam prosedur pengujian intervening yaitu
melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y
lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M ini
dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur
M → Y (b) atau ab dengan rumus:
Sab = √𝑏2𝑆𝑎2 + 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
= √0,1262. 0,1132 + 0,1582. 0,1472 + 0,1132. 0,1472
=√(0,0159.0,0128) + (0,0250.0,0216) + (0,0128.0,0216)
= √0,000202720644 + 0,000539447076 + 0,0002759253
= √0,00101809304
=0,03191
2) Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian untuk mengetahui
signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t
dari koefisien ab dengan rumus:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = 0,158.0,126
0,03191
t = 0,6238
Hasil pengujian melalui uji sobel diketahui bahwa dengan t-
hitung signifikan pada 0,05 yaitu 0,6238 < 1,9886. Sehingga
dapat disimpulkan tidak ada pengaruh intervening variabel
sistem manajemen keuangan masjid pada hubungan tidak
langsung variabel sense of belonging terhadap kemakmuran
masjid.
Tabel 4.15
Path Coefficient untuk Hubungan secara Indirect
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
KP -> KM -0,028 -0,033 0,042 -0,7247 0,507
PI -> KM 0,035 0,042 0,050 0,7375 0,485
SoB -> KM 0,020 0,022 0,035 0,6238 0,570
79
C. Pembahasan
1. Pengaruh Karakteristik Pengurus terhadap Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping
melalui SmartPLS menunjukkan bahwa karakteristik pengurus terhadap
sistem manajemen keuangan masjid menunjukkan nilai path coefficient
sebesar -0,219 dengan nilai dari t-statistik sebesar 2,091. Nilai tersebut
lebih besar dari nilai t-hitung yaitu 1,9886. Hal ini dapat dikatakan
bahwa karakteristik pengurus memiliki pengaruh negatif dan signifikan
pada 0,05 terhadap sistem manajemen keuangan masjid yang berarti
tidak sesuai dengan hipotesis pertama. Hal ini berarti hipotesis pertama
(H1) ditolak.
Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Humaira dan
Sagoro (2018) yang menemukan bahwa kepribadian individu
berpengaruh signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan.
Kepribadian individu yang baik yaitu yang memiliki kepercayaan diri,
keberanian mengambil resiko, berorientasi masa depan dan memiliki
jiwa kepemimpinan yang baik, maka perilaku dalam melaksanakan
manajemen keuangannya juga akan baik. Didukung dengan pernyataan
dalam penelitian yang dilakukan Jazeel (2013) menyatakan bahwa
tingkat pendidikan seorang pengurus masjid baik pendidikan umum
maupun agama dapat mempengaruhi bagaimana pengurus mengatur
sistem manajemen keuangan masjidnya. Tetapi dalam penelitian ini
justru semakin tinggi karakteristik individu maka sistem manajemen
keuangan akan semakin kurang, hal ini mungkin saja terjadi karena
meskipun memiliki tingkat pendidikan, pengalaman, usia atau profesi
yang baik tetapi hal tersebut masih belum memenuhi kualifikasi atau
kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan manajemen keuangan,
menurut Jon Tamkin et. al, (2011) dalam Abdullah dan Aini (2017)
menyatakan bahwa dalam kepengurusan masjid, diperlukan suatu
kompetensi atau kualifikasi yang sesuai dengan suatu posisi tertentu
80
misalnya seperti untuk jabatan bendahara masjid diperlukan seorang
yang memiliki pemahaman terkait manajemen dan akuntansi. Dalam
penelitian Adnan (2013) menyatakan bahwa diperlukan pelatihan
bagaimana pengurus melakukan manajemen keuangannya karena masih
ada beberapa masjid yang belum melakukan manajemen keuangan
dengan efektif dan konsisten. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa
dalam kepengurusan masjid agar sistem manajemen keuangan
masjidnya bagus, diperlukan pemahaman atau pelatihan untuk pengurus
masjid meskipun tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi
diharapkan pelatihan dapat memberikan pemahaman kepada pengurus
masjid mengenai sistem manajemen keuangan masjid.
2. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping
menunjukkan bahwa pengendalian internal terhadap sistem manajemen
keuangan masjid menunjukkan nilai path coefficient sebesar 0,278
dengan nilai t-statistik sebesar 2,213. Nilai tersebut lebih besar dari nilai
t-hitung 1,9886. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengendalian internal
memiliki pengaruh positif dan signifikan pada 0,05 terhadap sistem
manajemen keuangan masjid yang berarti sesuai dengan hipotesis
kedua. Hal ini berarti hipotesis kedua (H2) diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sanusi (2015) yang menemukan bahwa pengendalian internal
berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen keuangan masjid
karena pengendalian internal memainkan peran yang penting untuk
memastikan efektifitas dan efisiensi pada praktik manajemen keuangan
masjid. Menurut Sulaiman (2008) dalam Sanusi (2015) juga
mengatakan bahwa pelaksanaan pengendalian internal yang baik
membuat pengurus masjid harus bertanggung jawab atas uang yang
didonasikan pada masjid tersebut serta pemanfaatan dari uang tersebut.
Hal ini juga didukung dalam pernyataan Mohamed Adil et. al, (2013)
81
bahwa organisasi masjid memerlukan implementasi pengendalian
internal yang lebih baik untuk memastikan bahwa manajemen keuangan
yang berjalan sudah sesuai dengan peraturan dan regulasi yang telah
dibuat. Dalam Abdullah dan Aini (2017) menyatakan bahwa sistem
keuangan yang teratur merupakan alat yang penting dalam membangun
citra dan kredibilitas pengurus masjid. Pengendalian internal yang
diterapkan dalam masjid adalah sebuah upaya untuk memastikan bahwa
pengurus masjid bersungguh-sungguh dalam mengelola dana masjidnya
serta memberikan keyakinan kepada donatur atau masyarakat bahwa
dana yang dikelola telah efektif dan efisien serta bebas dari
penyalahgunaan dan kesalahan. Pengendalian internal yang
diimplementasikan dengan baik juga akan memberikan jaminan bahwa
manajemen keuangan sesuai dengan regulasi atau ketentuan yang telah
dibentuk.
3. Pengaruh Sense of Belonging terhadap Sistem Manajemen
Keuangan Masjid
Hasil dari uji hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa sense of belonging terhadap sistem
manajemen keuangan masjid menunjukkan nilai path coefficient
sebesar 0,158 dengan nilai t-statistik sebesar 1,397. Nilai ini lebih kecil
dari nilai t-hitung 1,9886. Hal ini dapat dikatakan bahwa sense of
belonging tidak memiliki pengaruh secara signifikan pada 0,05 terhadap
sistem manajemen keuangan masjid yang berarti tidak sesuai dengan
hipotesis ketiga. Hal ini dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga (H3)
ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Liu et. al, (2018) yang menunjukkan bahwa Sense of Belonging
memiliki pengaruh terhadap kebiasaan pemakaian dari sosial media.
Seorang individu yang memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap
sosial media dipastikan memiliki kebiasaan pemakaian yang tinggi,
karena sense of belonging merupakan perasaan afeksi dari individu
82
terhadap sesuatu yang menyebabkan dia akan melakukan interaksi
secara terus menerus (dalam jangka panjang). Kaitannya dengan sense
of belonging terhadap sistem manajemen keuangan masjid yaitu sense
of belonging seharusnya dapat membuat seorang individu pengurus
masjid semakin baik dan taat dalam melaksanakan sistem manajemen
keuangannya. Seperti membiasakan untuk melaksanakan
penganggaran, pengklasifikasian akun, penetapan periode pencatatan
dan pelaporan, serta perencanaan kegaitan. Tetapi dalam penelitian ini,
tingkat sense of belonging tidak menjamin sistem manajemen keuangan
yang baik, meskipun memiliki rasa sense of belonging terhadap masjid,
tidak menjadi jaminan pengurus masjid tersebut terdorong untuk
mebiasakan melakukan prosedur dari sistem manajemen keuangan.
menurut Adnan (2013) dan Siraj (2007) manajemen keuangan
memerlukan pelatihan bersifat edukatif karena masih terdapat pengurus
masjid yang tidak terlalu paham dengan manajemen keuangan yang
baik.
4. Pengaruh Karakteristik Pengurus terhadap Kemakmuran Masjid
Hasil dari uji hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa karakteristik pengurus terhadap
kemakmuran masjid menujukkan nilai path coefficient -0,160 dengan
nilai t-statistik sebesar 1,651. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai t-hitung
1,9886. Hal ini dapat dikatakan bahwa karakteristik pengurus tidak
memiliki pengaruh signifikan pada 0,05 terhadap kemakmuran masjid
yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis keempat. Hal ini berarti
hipotesis keempat (H4) ditolak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gaffar (2017) yang menunjukkan bahwa karakteristik
individu pegawai baik secara simultan dan parsial (kemampuan,
kepribadian, dan kepuasan kerja) berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi et. al, (2018) yang menunjukkan bahwa salah satu
83
variabel dari karakteristik dewan komisaris yaitu tingkat pendidikan
dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Meskipun memiliki jenjang pendidikan yang
lumayan tinggi tidak dapat menjamin bahwa kinerja suatu entitas juga
akan baik. Latar belakang pendidikan, usia, pengalaman serta profesi
selain menjadi pengurus masjid tidak dapat mempengaruhi tingkat
kemakmuran masjid. Dalam Abd Rahman (2015) menyatakan bahwa
kinerja masjid yang baik dilihat dari bagaimana sumber daya yang
dimiliki baik itu uang, fasilitas ataupun SDMnya dikelola secara efektif
dan mampu mewujudkan output yang diinginkan. Dalam penelitian ini,
pengurus masjid belum memanfaatkan potensi dirinya secara efektif
meskipun memiliki pendidikan yang tinggi, usia dan profesi yang cukup
matang dan telah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam hal
mengurus masjid. Menurut Joni Tamkin et. al, (2011) dalam Abdullah
dan Aini (2017) menyatakan bahwa diperlukannya tinjauan kembali
pada proses pemilihan pengurus masjid dan disesuaikan dengan
kualifikasi dan keterampilan, contoh seperti perlunya seseorang dengan
latar belakang atau yang mengerti tentang keuangan dan ekonomi untuk
mengisi posisi sebagai bendahara. Pengurus masjid yang baik bukan
hanya dilihat dari karakteristik demografisnya tetapi dilihat dari apakah
pengurus masjid memiliki komitmen, aktif serta mempunyai struktur
organisasi yang sistematis yang mampu membuat perencanaan yang
lebih teratur dan konsisten.
5. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kemakmuran Masjid
Hasil dari pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa pengendalian internal terhadap
kemakmuran masjid memiliki nilai path coefficient sebesar 0,456
dengan nilai t-statistik 4,542. Nilai tersebut lebih besar dari t-hitung
1,9886. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengendalian internal memiliki
pengaruh positif dan signifikan pada 0,05 terhadap kemakmuran masjid
84
yang berarti sesuai dengan hipotesis kelima. Hal ini berarti hipotesis
kelima (H5) diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Azlina (2014) yang menemukan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap kinerja dari suatu perusahaan. Semakin baik dan
efektif suatu pengendalian internal yang dilakukan, maka kinerja dari
suatu instansi akan semakin baik. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Maharani et. al, (2015) yang menunjukkan bahwa
pengendalian internal memiliki pengaruh dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Lingkungan pengendalian yang baik di dalam suatu
organisasi dapat memberikan kontribusi yang positif bagi karyawan
untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian Abd Rahman (2015)
untuk mewujudkan output atau kinerja yang baik sangat dipengaruhi
dari bagaimana sumber daya digunakan secara efisien. Pengurus masjid
merupakan salah satu sumber daya yang akan mempengaruhi kinerja
masjid, maka karakteristik individu dari pengurus masjid merupakan
suatu sumber daya yang bersifat non-material yang dapat
mempengaruhi kemakmuran masjid (kinerja). Pengendalian internal
merupakan hal yang penting untuk memberikan keyakinan tentang
bagaimana dana itu dikelola (Sulaiman, 2008 dalam Sanusi, 2015).
Pengendalian internal yang baik akan memberikan keyakinan kepada
pihak donatur dan masyarakat bahwa pemanfaatan dana dapat
dipertanggungjawabkan serta dana yang disalurkan juga digunakan
untuk kegiatan-kegiatan atau fasilitas yang bermanfaat untuk
kemaslahatan.
6. Pengaruh Sense of Belonging terhadap Kemakmuran Masjid
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa sense of belonging terhadap
kemakmuran masjid memiliki nilai path coefficient sebesar 0,181
dengan nilai t-statistik 2,244. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t-hitung
1,9886. Hal ini dapat dikatakan bahwa sense of belonging memiliki
85
pengaruh positif dan signifikan pada 0,05 terhadap kemakmuran masjid
yang berarti sesuai dengan hipotesis keenam. Hal ini berarti hipotesis
keenam (H6) diterima.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Carrie
(2017) yang menyatakan bahwa sense of belonging tidak memiliki
pengaruh terhadap prestasi akademik pelajar. Tetapi dalam hasil
penelitian yang dilakukan Freeman et. al, (2007) dalam Carrie (2017)
menyatakan hal yang sebaliknya bahwa sense of belonging berpengaruh
terhadap prestasi akademik pelajar, Carrie (2017) menyatakan bahwa
hal tersebut terjadi karena objek yang diteliti merupakan siswa baru
(tahun pertama) yang belum memiliki ketidakpastian dan keterikatan
terhadap tempat ia sedang menuntut ilmu dan performa akademisnya.
Dalam penelitian ini, kebanyakan pengurus masjid merupakan orang
yang telah menjadi pengurus dalam kurun waktu yang cukup lama
dengan rata-rata 6-10 tahun yang keterikatan individu dengan masjidnya
cukup kuat, maka hal itu membuat pengurus masjid mampu
mewujudkan kemakmuran masjid karena telah mengetahui potensi serta
permasalahan yang akan dihadapi.
7. Pengaruh Sistem Manajemen Keuangan Masjid terhadap
Kemakmuran Masjid
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode
bootstrapping menunjukkan bahwa sistem manajemen keuangan masjid
terhadap kemakmuran masjid menunjukkan nilai path coefficient
sebesar 0,126 dengan nilai t-statistik sebesar 0,859. Nilai tersebut lebih
kecil dari t-hitung 1,9886. Hal ini dapat dikatakan bahwa sistem
manajemen keuangan masjid tidak memiliki pengaruh signifikan pada
0,05 terhadap kemakmuran masjid yang berarti tidak sesuai dengan
hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis ketujuh (H7) ditolak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Oktavia Sari et. al, (2016) yang menyatakan bahwa
partisipasi anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
86
manajerial pemda. Suatu entitas yang melakukan perencanaan anggaran
dengan baik dibarengi dengan pengelolaan yang efektif maka kinerjanya
atau outputnya juga akan baik. Dalam penelitian Abdullah dan Aini
(2017) masjid harus memiliki sistem keuangan dengan pencatatan
pemasukan dan pengeluaran dengan lengkap serta pengeluaran yang
berkaitan dengan suatu kegiatan atau pengadaan fasilitas juga harus
sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan. Adanya perencanaan
anggaran juga dapat membuat seluruh perencanaan kegiatan menjadi
lebih terorganisir. Dalam penelitian Adnan (2013) terdapat temuan
bahwa banyak dana masjid yang mengendap, dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa total saldo yang dimiliki masjid berjumlah Rp.
2.023.639.257 yang jika dirata-rata kan dengan masjid yang diteliti
maka akan mendapatkan sekitar Rp. 42.159.151 per masjid (data 2013).
Data dari kementerian agama Yogyakarta tahun 2009 menyebutkan
bahwa terdapat 6401 masjid, sehingga dapat diprediksi bahwa jumlah
dana sekitar Rp. 256 Trilliun. Tahun 2019 berdasarkan data dari
simas.kemenag.go.id masjid yang ada di Yogyakarta berjumlah 8000
masjid yang artinya jika saldo dana per masjid tidak berubah maka
jumlah dana yang tersimpan oleh masjid akan sangat besar yang dimana
dana tersebut mampu membuat kegiatan-kegiatan atau program yang
dapat menyejahterakan masyarakat. Hal ini dapat dikatakan bahwa
meskipun prosedur sistem manajemen keuangan masjid telah dipatuhi,
tetapi masih terdapat pengurus yang belum inisiatif atau belum aktif
untuk mengadakan program atau kegiatan dalam upaya memakmurkan
masjid.
8. Pengaruh Karakteristik Pengurus terhadap Kemakmuran Masjid
melalui Sistem Manajemen Keuangan Masjid
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode sobel test
menunjukkan bahwa karakteristik pengurus tidak mendukung terhadap
kemakmuran masjid yang dihasilkan melalui sistem manajemen
87
keuangan masjid sehingga tidak sesuai dengan hipotesis kedelapan. Hal
ini berarti hipotesis kedelapan (H8) tidak diterima.
Hasil dari hipotesis ini menunjukkan bahwa sistem manajemen
keuangan masjid tidak dapat dijadikan variabel intervening dalam
pengaruh tidak langsung karakteristik pengurus terhadap kemakmuran
masjid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gaffar (2017)
menunjukkan bahwa karakteristik individu (kemampuan, kepribadian
dan kepuasan kerja) secara parsial dan simultan memiliki pengaruh dan
signifikan secara langsung tanpa adanya variabel intervening terhadap
kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa karakteristik pengurus yang
baik tidak menjamin kemakmuran masjid tercapai. Meskipun
karakteristik pengurus yang baik memiliki pengaruh terhadap
bagaimana seorang pengurus menjalankan sistem manajemen keuangan
masjid, tetapi tidak menjamin bahwa kemakmuran masjid dapat tercapai
mengingat fasilitas dan kegiatan penunjang yang diharapkan dapat
menarik masyarakat untuk meramaikan masjid belum bisa dipenuhi oleh
pengurus masjid karena kesadaran masyarakat sendiri untuk turut
mengikuti kegiatan yang diselenggarakan masjid juga rendah. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa karakteristik pengurus tidak dapat
mempengaruhi kemakmuran masjid melalui sistem manajemen
keuangan masjid.
9. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kemakmuran Masjid
melalui Sistem Manajemen Keuangan Masjid
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode sobel test
menunjukkan bahwa pengendalian internal tidak mendukung terhadap
kemakmuran masjid yang dihasilkan melalui sistem manajemen
keuangan masjid sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
kesembilan. Hal ini berarti hipotesis kesembilan (H9) tidak diterima.
Hasil dari uji hipotesis kesembilan ini membuktikan bahwa sistem
manajemen keuangan masjid tidak dapat dijadikan variabel intervening
di dalam pengaruh tidak langsung pengendalian internal terhadap
88
kemakmuran masjid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azlina
(2014) menunjukkan bahwa pengendalian internal memiliki pengaruh
dan signifikan terhadap kemakmuran masjid. Hal ini berarti
pengendalian internal yang dilaksanakan secara efektif dan efisien
memiliki pengaruh secara langsung dan tidak diperlukan adanya sistem
manajemen keuangan yang baik dalam hal mencapai kemakmuran
masjid.
10. Pengaruh Sense of Belonging terhadap Kemakmuran Masjid
melalui Sistem Manajemen Keuangan Masjid
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode sobel test
menunjukkan bahwa sense of belonging tidak mendukung terhadap
kemakmuran masjid yang dihasilkan melalui sistem manajemen
keuangan masjid sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
kesepuluh. Hal ini berarti hipotesis kesepuluh (H10) tidak diterima.
Hasil dari uji hipotesis kesepuluh ini membuktikan bahwa sistem
manajemen keuangan masjid tidak dapat dijadikan variabel intervening
di dalam pengaruh tidak langsung sense of belonging terhdap
kemakmuran masjid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liu et. al,
(2018) yang mengatakan bahwa sense of belonging mempengaruhi
kebiasaan pemakaian sosial media. Kemudian menurut Freeman et. al,
dalam Carrie (2017) juga mengatakan bahwa sense of belonging
memiliki pengaruh terhadap kinerja murid dalam hal akademik. Dalam
penelitian ini sense of belonging dapat mempengaruhi kemakmuran
masjid secara langsung tanpa perlu terlebih dahulu memiliki sistem
manajemen keuangan masjid yang baik. Sense of belonging merupakan
suatu perasaan yang dapat mendorong seorang invididu untuk terus
menerus atau berusaha untuk mencapai sesuatu, sense of belonging
dapat membuat seorang pengurus masjid merasa terdorong untuk
memakmurkan masjid. Kemudian sistem manajamen keuangan masjid
yang baik belum tentu dapat mewujudkan masjid yang makmur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sense of belonging tidak dapat
89
mempengaruhi kemakmuran masjid melalui sistem manajemen
keuangan masjid.
Tabel 4.16
Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis Hasil
Pengujian
1 H1: Karakteristik Pengurus → Sistem Manajemen
Keuangan masjid
Ditolak
2 H2: Pengendalian Internal → Sistem Manajemen Keuangan
Masjid
Diterima
3 H3: Sense of Belonging → Sistem Manajemen Keuangan
Masjid
Ditolak
4 H4: Karakteristik Pengurus → Kemakmuran Masjid Ditolak
5 H5: Pengendalian Internal → Kemakmuran Masjid Diterima
6 H6: Sense of Belonging → Kemakmuran Masjid Diterima
7 H7: Sistem Manajemen Keuangan Masjid → Kemakmuran
Masjid
Ditolak
8 H8: Karakteristik Pengurus Masjid → Sistem Manajemen
Keuangan Masjid → Kemakmuran Masjid
Ditolak
9 H9: Pengendalian Internal → Sistem Manajemen Keuangan
Masjid → Kemakmuran Masjid
Ditolak
10 H10: Sense of Belonging → Sistem Manajemen Keuangan
Masjid → Kemakmuran Masjid
Ditolak
Sumber: Data primer yang diolah
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik pengurus,
pengendalian internal, dan sense of belonging terhadap sistem manajemen
keuangan masjid dalam memakmurkan masjid. Responden dalam penelitian
ini berjumlah 86 pengurus masjid dari 52 masjid yang diteliti yang mengerti
tentang pengelolaan masjid. Berdasarkan prosedur yang dikembangkan oleh
Baron dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2015), maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik pengurus berpengaruh secara signifikan negatif terhadap
sistem manajemen keuangan masjid. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Humaira dan Sagoro (2018) yang
menemukan bahwa karakteristik individu berpengaruh signifikan positif
terhadap perilaku manajemen keuangan.
2. Pengendalian Internal berpengaruh secara signifikan positif terhadap
sistem manajemen keuangan masjid. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Sanusi (2015) yang menemukan bahwa
pengendalian internal berpengaruh secara signifikan terhadap praktik
manajemen keuangan masjid,
3. Sense of belonging tidak memiliki pengaruh terhadap sistem manajemen
keuangan masjid. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Liu et. al, (2018) yang menemukan bahwa sense of
belonging berpengaruh terhadap kebiasaan pemakaian sosial media
yang berarti sense of belonging tidak dapat mempengaruhi pengurus
untuk terbiasa patuh terhadap prosedur sistem manajemen keuangan
masjid.
4. Karakteristik pengurus tidak memiliki pengaruh terhadap kemakmuran
masjid. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Gaffar (2017) yang menemukan bahwa karakteristik individu
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.
91
5. Pengendalian internal memiliki pengaruh secara signifikan positif
terhadap kemakmuran masjid. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Azlina (2014) yang menemukan bahwa
pengendalian internal memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
6. Sense of belonging memiliki pengaruh secara signifikan positif terhadap
kemakmuran masjid. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang
dilakukan oleh Carrie (2017) yang menemukan bahwa sense of
belonging tidak memiliki pengaruh terhadap prestasi akademik pelajar.
7. Sistem manajemen keuangan masjid tidak memiliki pengaruh terhadap
kemakmuran masjid. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Oktavia Sari et. al, (2016) yang menemukan bahwa
partisipasi anggaran (salah satu aspek dalam sistem manajemen
keuangan masjid) berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial
pemda.
8. Sistem manajemen keuangan masjid tidak bisa memediasi hubungan
kausalitas antara karakteristik pengurus terhadap kemakmuran masjid.
Hal ini dijelaskan melalui perhitungan sobel test. Sehingga karakteristik
pengurus terhadap kemakmuran masjid tidak mendukung efek
intervening dari sistem manajemen keuangan masjid.
9. Sistem manajemen keuangan masjid tidak bisa memediasi hubungan
kausalitas antara pengendalian internal terhadap kemakmuran masjid.
Hal ini dijelaskan melalui perhitungan sobel test. Sehingga
pengendalian internal terhadap kemakmuran masjid tidak mendukung
efek intervening dari sistem manajemen keuangan masjid.
10. Sistem manajemen keuangan masjid tidak bisa memediasi hubungan
kausalitas antara sense of belonging terhadap kemakmuran masjid. Hal
ini dijelaskan melalui perhitungan sobel test. Sehingga sense of
belonging terhadap kemakmuran masjid tidak mendukung efek
intervening dari sistem manajemen keuangan masjid.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa:
92
1. Dewan Masjid Indonesia atau Kementerian Agama bekerja sama dengan
IAI ataupun pihak terkait untuk memberikan pelatihan tentang
manajemen keuangan masjid yang baik agar para pengurus masjid
ataupun Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) mengerti tentang
pentingnya pengelolaan keuangan yang terstruktur dan sistematis
sehingga dapat memberikan keyakinan tentang pertanggungjawaban
dana kepada masyarakat ataupun donatur.
2. DKM atau pengurus masjid harus mempertimbangkan ulang tentang
pemilihan kepengurusan masjid, pengurus masjid dipilih berdasarkan
latar belakang yang sesuai dengan posisinya dan mempunyai kualifikasi
yang baik untuk mengelola masjid. Masyarakat juga harus terlibat dan
aktif dalam pemilihan DKM atau pengurus masjid.
3. DKM atau pengurus masjid harus proaktif dalam melakukan kegiatan
dan programnya, DKM atau pengurus harus berkomitmen untuk bisa
merealisasikan tujuan untuk memakmurkan masjid.
C. Keterbatasan
1. Terbatasnya ketersediaan pengurus masjid atau DKM yang berada di
lokasi penelitian sehingga menyulitkan dalam mengumpulkan data.
2. Ruang lingkup penelitian hanya dilakukan di wilayah Tangerang
Selatan sehingga ruang lingkupnya sangat terbatas.
3. Variabel independent dalam penelitian ini hanya terbatas pada
karakteristik pengurus, pengendalian internal dan sense of belonging.
4. Terbatasnya jurnal penelitian terdahulu terhadap beberapa hipotesis
seperti keterkaitan variabel karakteristik pengurus, pengendalian
internal, sense of belonging terhadap kemakmuran masjid dan sistem
manajemen keuangan masjid.
D. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan serta pengalaman penulis baik
secara teoritis maupun praktis masih sangat terbatas. Penelitian dimasa
mendatang diharapkan dapat menyajikan penelitian yang berkualitas
dengan adanya beberapa masukkan mengenai beberapa hal yang
diantaranya:
93
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan referensi dan
literatur yang lebih banyak dan relevan dengan topik penelitian.
2. Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik serupa sebaiknya
melakukan penelitian dengan menambah variabel lain diluar penelitian
ini.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas daerah penelitian dan
tidak berfokus pada satu wilayah saja, sehingga penelitian memiliki
kemampuan generalisasi yang lebih luas.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas sampel penelitian serta
variasi responden penelitian yaitu bukan hanya DKM atau pengurus
masjid melainkan masyarakat sekitar masjid atau jamaah.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman, M. F., Mastuki, N., & Yusof, S. N. (2015). Performance
Measurement Model of Mosques. Procedia Economics and Finance, 26-35.
Abdullah, M. Y., & Aini, Z. H. (2017). The Efficiency Model of Mosque
Management for the Indigenous Community in Selangor. Jurnal Hal Ehwal
Islam dan Warisan Selangor, 1-9.
Adnan, M. A. (2013). The Financial Management Practices of the Mosques in The
Special Region of Yogyakarta Province, Indonesia. Tazkia Islamic Finance
& Business Review, 133-154.
Alim, A. P., & Abdullah, S. R. (2010). Audit Pengurusan Masjid: Kajian di Daerah
Pasir Puteh, Kelantan.
Ayub, M. E., & dkk. (1997). Manajemen Pengelolaan Masjid. Jakarta: Gema Insani
Press.
Azlina, N., & Amelia, I. (2014). Pengaruh Good Governance dan Pengendalian
Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Jurnal
Akuntansi Universitas Jember Vol. 12, 32-42.
Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell, W. G. (2003). Modern Auditing. Jakarta:
Erlangga.
Carrie, C. (2017). Relationship Between Sense of Belonging and Academik
Achievement: Effect of Involvement in a Sports Team. Brescia Psychology
Undergraduate Honours Theses, 1-25.
Cueto, S., Guerrero, G., Sugimaru, C., & M. Zevallos, A. (2010). Sense of
Belonging and Transition to High Schools in Peru. International Journal of
Educational Development, 277-287.
de Moor, E. (., Denollet, J., M, O., & Laceulle. (2017). Social Inhibition, Sense of
Belonging and Vulnerability to Internalizing Problems. Journal of Affective
Disorders, 207-213.
Desoraya, D. P. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Islami dan Komitmen Pengurus
Terhadap Kinerja Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid di Universitas
Pasundan Bandung. Skripsi Universitas Pasundan Bandung.
Dewi, A. S., Sari, D., & Abaharis, H. (2018). Pengaruh Karakteristik Dewan
Komisaris Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Benefita 3, 445-454.
Eren, E., & Vardarlier, P. (2013). Social Media's Role in Developing an Employess
Sense of Belonging in the Work Place as an HRM Strategy. Procedia Social
and Behavioral Sciences, 852-860.
95
Farida, A. (2014). "Islamisasi Sains dan Saintifikasi Islam": Model Manajemen
Pemberdayaan di Masjid Salman ITB Bandung. HARMONI.
Fathoni. (2017, Juli 08). Fungsi Masjid dalam Al-Qur'an Selain untuk Shalat.
Retrieved from Nahdlatul Ulama:
http://www.nu.or.id/post/read/79430/fungsi-masjid-dalam-al-quran-selain-
untuk-shalat
Fathoni. (2018, Juni 22). Memahami Hakikat Fungsi Masjid. Retrieved from NU
Online: http://www.nu.or.id/post/read/92069/memahami-hakikat-fungsi-
masjid
Fokkus Babinrohis Pusat. (2004). Pedoman Manajemen Masjid. Jakarta.
Gaffar, I. D., Abduh, T., & Yantahin, M. (2017). Pengaruh Karakteristik Individu
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sumber Alfaria Trijaya di Makassar.
Jurnal Riset Edisi XVI Vol. 3, 13-25.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Edisi 9. Semarang: Salemba Empat, Universitas Diponegoro.
Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan
Program SmartPLS 3.0 Edisi 2. Semarang: Universitas Diponegoro.
Grobecker, P. A. (2015). A Sense of Belonging and Perceived Stress among
Baccalaureate Nursing Student in Clinical Placements. Nurse Education
Today.
Hakim, L. (2018, Juli 18). SindoNews.com. Retrieved from Gelapkan Uang Masjid,
Subiyanto Divonis 2 Tahun 6 Bulan Penjara:
https://daerah.sindonews.com/read/1322931/23/gelapkan-uang-masjid-
subiyanto-divonis-2-tahun-6-bulan-penjara-1531913811
Haq, J. A., & Dewi, M. K. (2013). Praktik Manajemen Keuangan Masjid dan
Potensi Dana Masjid.
Hartono, J., & Willy, A. (2016). Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square)
Untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Herlina, & Diputra, T. T. (2018). Implementasi Rumus SObel pada Web dengan
Topik Regresi Linier Menggunakan Variabel Intervening. Jurnal
Algoritma, Logika dan Komputasi Vol. 1 No. 1, 19-24.
Humaira, I., & Sagoro, E. M. (2018). Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap
Keuangan, dan Kepribadian terhadap Perilaku Manajemen Keuangan pada
Pelaku UMKM Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul. Jurnal Nominal
/ Vol. VII No. 1, 96-110.
Husnan, S. (2014). Pengertian dan Konsep-Konsep Dasar Keuangan. Repositori
Universitas Terbuka.
Jannah, B. (2010). Kontribusi Pengendalian Intern, Sistem Informasi Akuntansi,
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Perusahaan (Studi Kasus:
96
PT. Pasaraya Manggarai di Jakarta). Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jazeel, M. (2013). Managing Islamic Organization: Some Preliminary Finding from
the Mosques in Sri Lanka. Proceedings of the Third International
Symposium, 25-35.
Kamalie, H. S. (2016). Pengaruh Sense of Belonging Terhadap Kualitas Hidup
Lansia di Panti Wreda. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
KBBI. (n.d.). Retrieved from www.kbbi.web.id: https://kbbi.web.id
Kementerian Agama. (2019, Juni 26). Sistem Informasi Masjid Kementerian
Agama . Retrieved from Sistem Infromasi Masjid:
http://simas.kemenag.go.id/
Liu, Q., Shao, Z., & Weiguo, F. (2018). The Impact of User Sense of Belonging on
Social Media Habit Formation: Empirical Evidence from Social
Networking and Microblogging Websites in China. International Journal
of Information Management, 209-223.
Ma, X. (2010). Sense of Belonging to School: Can Schools make a Difference. The
Journal of Educational Research, 340-349.
Maharani, F. L., Prita DS, S., & Maria W, S. (2015). Pengaruh Pengendalian
Internal terhadap Kinerja Karyawan pada Divisi Pelayanan Medis di Rumah
Sakit Jember Klinik. Jurnal Akuntansi Universitas Jember Vol. 13, 57-69.
Masrek, M. N., Mohamed, I. S., Daud, N. M., Arshad, R., & Omar, N. (2014).
Internal Financial Controls Practices of District Mosques in Central Region
of Malaysia. International Journal of Trade, Economics and Finances, 255-
258.
Mindra Jaya, I. G., & Sumertajaya, I. M. (2008). Permodelan Persamaan Struktural
dengan Partial Least Square. Semnas Matematika dan Pendidikan
Matematika, 118-132.
Mohamed Adil, M. A., Sanusi, Z. M., Jaafar, N. A., Khalid, M. M., & Aziz, A. A.
(2013). Financial Management Practices of Mosques in Malaysia. GJAT,
23-29.
Mokoginta, N., Lambey, L., & Pontoh, W. (2017). Pengaruh Sistem Pengendalian
Intern dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah. Jurnal Riser Akuntansi Going Concern 12, 874-890.
Muhammad, I. S., Aziz, N. H., Masrek, M. N., & Daud, M. N. (2014). Mosque
Fund Management: Issue on Accountability and Internal Controls. Procedia
Social and Behavioral Science, 189-194.
Muslim, A. (2004). Manajemen Pengelolaan Masjid. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu
Agama, 105-114.
Najafi, M. (2012). Place Attachment to Contemporary Public-Funded Mosque in
Malaysia. Malaysia: Universiti Putra Malaysia.
97
Oktavia Sari, E. J., Taufik, T., & Hasan, M. A. (2016). Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Akuntabilitas Publik, Desentralisasi, dan Sistem Pengendalian
Intern terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 380-393.
Petrovits, C., Shakespeare, C., & Shih, A. (2011). The Causes and Consequences
of Internal Control Problems in Nonprofit Organizations. The Accounting
Review, 325-357.
Rai, I. G. (2011). Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Sanusi, Z. M., Johari, R. J., Said, J., & Iskandar, T. (2015). The Effect of Internal
Control System, Financial Management and Accountability of NPOs: The
Perspective of Mosques in Malaysia. Procedia Economics and Finance,
156-162.
Sari, D. (2012). Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Transparansi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Perkembangan Peran Akuntansi dalam
Bisnis yang Profesional, 718-727.
Sarwono, J. (2007). Analisis Jalur untuk Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Sawyer, L. B., Dittenhofer, M. A., & Scheiner, J. H. (2005). Audit Internal. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sesotyaningtyas, M., Pratiwi, W., & Setyono, J. (2015). Transformasi Hunian
dengan Perspektif Spasial dan Tatanan Budaya: Komparasi Permukiman
Kumuh Bang Bua, Thailand dan Kampung Naga, Indonesia. Geoplanning
Journal of Geomatics and Planning, 116-123.
Siraj, S. A., & Sulaiman, M. (2007). The Financial Management Practices of State
Mosques in Peninsular Malaysia. Indonesian Management & Accounting
Research Vol. 6 No. 2, 65-86.
Subianto, A. (2008). Gerakan Memakmurkan Masjid. Jakarta: Yayasan Bermula
dari Kanan.
Subyantoro, A. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan,
Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi
oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman).
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 11, 11-19.
Supriyanto, W., & Iswandiri, R. (2017). Kecenderungan Sivitas Akademika dalam
Memilih Sumber Referensi untuk Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di
Perguruan Tinggi. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol. 12, No.
1, 79-86.
Taufik, T. (2011). Pedoman Pemberdayaan Masjid Dilengkapi Petunjuk Arah
Kiblat. Jakarta: CV ALIKA.
The Early Years Learning Framework - Professional Learning Program. (2011).
Conversations (Online). E-Newsletter No. 17.
98
Wulandari, S., Sawarjuwono, T., & Iswati, S. (2018). Optimising Fund
Management of Mosque Cash for Economic Empowerment of People.
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 258-262.
Wungow, J. F., Lambey, L., & Pontoh, W. (2016). Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Masa Kerja, Pelatihan dan Jabatan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan. Goodwill Vol. 7, 174-188.
99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
100
LAMPIRAN 1
Surat Izin Penelitian
101
102
103
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 2
Kuesioner Penelitian
109
KUESIONER PENELITIAN DATA MASJID
Berikan tanda (×) atau (√)
*wajib diisi
Nama Masjid* :
Usia Masjid* : < 10 tahun
11 - 20 tahun
21 - 30 tahun
31 – 40 tahun
> 40 tahun
Luas Masjid* : Sangat Kecil (< 150 m2)
(Bangunan & Parkir) Kecil (150 – 350 m2)
Sedang (351 – 500 m2)
Besar (501 - 1000 m2)
Sangat Besar (> 1000 m2)
110
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
Berikan tanda (×) atau (√)
Nama:
Usia*: 20-29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
>60 tahun
Pekerjaan*: Wiraswasta
Pensiunan
Pengusaha
PNS
Lainnya_______________ (sebutkan)
Tingkat Pendidikan*: SMA
D3
S1
S2
S3
Lama Menjadi Pengurus*: <1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
>15 tahun
111
Untuk menjawab pertanyaan yang tertera, Bapak/Ibu dimohon untuk memilih salah
satu dari pilihan jawaban atas pernyataan berikut yang menggambarkan kondisi
masjid yang sesungguhnya dengan memberikan tanda (X).
Keterangan: STS : Sangat tidak
setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
1. KARAKTERISTIK PENGURUS MASJID
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Tingginya tingkat pendidikan seorang
pengurus masjid/Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM). mempengaruhi kinerja
DKM.
2 Profesi selain menjadi pengurus
masjid/DKM mempengaruhi kinerja
DKM
3 Umur pengurus masjid/DKM
mempengaruhi kinerja DKM
4 pengalaman sebagai pengurus
masjid/DKM mempengaruhi kinerja
DKM
5 Tingkat pendidikan pengurus masjid
mempengaruhi kualitas pengambilan
keputusan terkait manajemen masjid
6 Umur pengurus masjid mempengaruhi
kualitas pengambilan keputusan terkait
manajemen masjid
7 Pengalaman menjadi pengurus masjid
mempengaruhi kualitas dalam
pengambilan keputusan terkait
manajemen masijd
112
Untuk menjawab pertanyaan yang tertera, Bapak/Ibu dimohon untuk memilih salah
satu dari pilihan jawaban atas pernyataan berikut yang menggambarkan kondisi
masjid yang sesungguhnya dengan memberikan tanda (X).
Keterangan: TP : Tidak Pernah
J : Jarang
KD : Kadang-kadang
Sr : Sering
Se : Selalu
2. PENGENDALIAN INTERNAL
No. Pernyataan TP J KD Sr Se
1 Dana yang keluar telah dicatat dan
dipastikan kembali jumlahnya antara
catatan pengeluaran dengan jumlah saldo
awal
2 Dana yang keluar pencatatannya selalu
diawasi oleh ketua DKM
3 Dana yang masuk telah dicatat dan
dipastikan kembali dengan melihat jumlah
saldo setelah dana masuk dengan saldo
fisik
4 Dana yang masuk pencatatannya diawasi
dan diketahui oleh ketua DKM
5 Saldo kas secara fisik dan saldo di Bank
pencatatannya dipisahkan
6 Dana masjid secara fisik disimpan
ditempat yang aman dan diawasi oleh
pengurus yang dipercaya
7 Pengurus yang bertanggung jawab atas
dana masjid selalu rolling setiap bulannya
8 Setiap akhir bulan atau periode akuntansi,
pengurus mengadakan evaluasi dana
keluar dan dana masuk
9 Pengurus membuat laporan keuangan tiap
minggu/bulan untuk disampaikan kepada
masyarakat ataupun pihak pemberi dana.
3. SENSE OF BELONGING
No. Pernyataan TP J KD Sr Se
1 Saya merasa memiliki dan bertanggung
jawab atas masjid tempat saya beribadah
2 Saya terlibat dalam segala kegiatan pemeliharaan fisik masjid
113
3 Saya secara sengaja mengajak masyarakat
untuk hadir kegiatan masjid
4 Saya merasa nyaman dan tenteram ketika
saya berada di dalam masjid
5 Saya merasa menjadi bagian dari masjid
tempat saya beribadah
4. SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN MASJID
No. Pernyataan TP J KD Sr Se
1 Setiap pencatatan dana masuk, Pengurus
melakukan pengelompokkan sumber
dana sesuai kategorinya
2 Pengurus melakukan pengelompokkan
dana keluar sesuai kategorinya
3 Pengurus menyusun anggaran suatu
kegiatan masjid
4 Pengurus menyusun timeline (jadwal)
terkait kegiatan atau program yang akan
diadakan.
5 Pengurus menetapkan periode pencatatan
dan pembukuan akhir setiap tahunnya
5. KEMAKMURAN MASJID
No. Pernyataan TP J KD Sr Se
1 Jamaah ramai setiap shalat wajib 5 waktu
2 Setiap hari-hari perayaan dalam islam,
masjid mengadakan acara (seperti maulid,
isra mi’raj, nuzulul qur’an, dan hari besar
islam lainnya)
3 Masjid mengadakan acara-acara dakwah
dengan mengundang ustadz
4 Di masjid terdapat perputakaan mini
berisi literatur-literatur (buku-buku)
keagamaan maupun ilmu umum.
5 Setelah shalat (untuk shalat apa saja) ada
kegiatan kajian agama maupun keilmuan
lainnya yang disampaikan ustadz atau
pemuka agama setempat
6 Masjid mengadakan kegiatan kompetisi:
6a. Kompetisi keagamaan antar remaja
masjid atau umum.
114
6b. Kompetisi olahraga, seni dan
keilmuan antar remaja masjid atau umum.
7 Masjid mengadakan kegiatan bakti sosial
untuk membantu fakir miskin, yatim
piatu, dsb.
8 Masjid mengadakan program atau
fasilitas pemberdayaan masyarakat:
8a. pemberdayaan ekonomi seperti
pengadaan Koperasi, BMT, dsb.
8b. pemberdayaan pendidikan seperti
pengadaan TPQ, TPA, dsb.
9 Masjid mendirikan layanan kesehatan
seperti poliklinik, praktik dokter dsb.
10 Masjid memberikan layanan kepada para
musafir yang sedang beristirahat di
masjid.
115
LAMPIRAN 3
Daftar Identitas Responden, Data
Masjid dan Jawaban Responden
116
DATA MASJID
Nomor Nama Masjid Usia Masjid Luas Masjid
1 Darul - Ikhlas 11 - 20 tahun Sedang (351 - 500 m2)
2 Jami' Al - Ishlah > 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
3 Al - Ittihad 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
4 Al - Fajr 11 - 20 tahun Besar (501 - 1000 m2)
5 Jami' Al - Muhajirin 11 - 20 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
6 Darul Arqom 31 - 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
7 Darussalaam 11 - 20 tahun Sedang (351 - 500 m2)
8 Al Mujahidin 31 - 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
9 Al - Muhajirin BPI > 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
10 Jami Al - Huda > 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
11 Al - Munawwarah 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
12 At - Taubah < 10 tahun Sedang (351 - 500 m2)
13 An - Naas 11 - 20 tahun Kecil (150 - 350 m2)
14 Masjid Agung Al -
Jihad > 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
15 Jami' Al - Ittihad 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
16 Taqwa Nandjar 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
17 Fathullah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 21 - 30 tahun Besar (501 - 1000 m2)
18 Jami' At - Thoharoh 31 - 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
19 Jami' Baiturrahim 11 - 20 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
20 Al - Istiqomah > 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
21 At - Taqwa 21 - 30 tahun Sedang (351 - 500 m2)
22 Darul Muhajirin 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
23 Al - Ijtihad Pustekkom
Kemendikbud 21 - 30 tahun Besar (501 - 1000 m2)
24 Jami' Al - Hidayah 31 - 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
25 Masjid Agung Al -
Ikhlash > 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
26 Masjid Raya Bintaro
Jaya 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
27 At - Taqwa Pamulang
Estate 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
28 Al - Ikhwaniyah 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
29 Jami' Nurul Huda 21 - 30 tahun Besar (501 - 1000 m2)
30 Jami' Darusalam 21 - 30 tahun Sedang (351 - 500 m2)
31 Jami' Al - Ikhlas > 40 tahun Kecil (150 - 350 m2)
32 Al Amanah 11 - 20 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
33 At - Taqwa Komp.
Pertamina 11 - 20 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
117
Nomor Nama Masjid Usia Masjid Luas Masjid
34 Nur Asmaul Husna 11 - 20 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
35 Al - Furqon 11 - 20 tahun Sedang (351 - 500 m2)
36 Al - Mujahidin 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
37 Nurul Jihad 21 - 30 tahun Besar (501 - 1000 m2)
38 Jami Nurul Yasin 11 - 20 tahun Kecil (150 - 350 m2)
39 Al - Barokah Ciputat 31 - 40 tahun Kecil (150 - 350 m2)
40 Al - Ihsan > 40 tahun Kecil (150 - 350 m2)
41 Al - Kautsar 31 - 40 tahun Kecil (150 - 350 m2)
42 Al - Mubarokah 11 - 20 tahun Sedang (351 - 500 m2)
43 Al - Mujahadah > 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
44 Nurul Falah 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
45 Al - Barokah Setu 11 - 20 tahun Besar (501 - 1000 m2)
46 Masjid Nurul Muttaqin 11 - 20 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
47 Muthmainnah 31 - 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
48 Nurul Islam 11 - 20 tahun Sedang (351 - 500 m2)
49 Darul Hikmah 31 - 40 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
50 Nurul Iman > 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
51 Taufiqul Huda > 40 tahun Besar (501 - 1000 m2)
52 Vila Inti Persada 21 - 30 tahun Sangat Besar (> 1000 m2)
118
IDENTITAS RESPONDEN
No Nama Usia Pekerjaan Tingkat
Pendidikan
Lama
Menjadi
Pengurus
1 M Munir 50 - 59 tahun Wiraswasta SMA 1 - 5 tahun
4 Yanto Amin 50 - 59 tahun Pengusaha SMA 11 - 15 tahun
6 H. Yustianto Lamuda 50 - 59 tahun Pensiunan S1 1 - 5 tahun
8 M Nasir > 60 tahun Wiraswasta SMA 11 - 15 tahun
9 Purwanto 50 - 59 tahun Pensiunan D3 <1 tahun
12 Nasrudddin 50 - 59 tahun Pensiunan S2 1 - 5 tahun
14 Syahroni 50 - 59 tahun PNS S1 1 - 5 tahun
16 Imam Sutiyono > 60 tahun Pensiunan SMA >15 tahun
19 Virgan Syaftario 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 1 - 5 tahun
21 Abdul Kodir 50 - 59 tahun Wiraswasta SMA >15 tahun
22 Minji 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 1 - 5 tahun
24 Masir 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 11 - 15 tahun
27 H. Muchtar Jurianto 50 - 59 tahun Lainnya (Dosen) S2 6 - 10 tahun
31 Ramzy > 60 tahun Pengusaha S1 >15 tahun
34 H. Muhasim Sy 50 - 59 tahun Wiraswasta D3 <1 tahun
36 M Muti'ur Ridho 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa) S1 1 - 5 tahun
39 Anas Parwis > 60 tahun Pensiunan S2 1 - 5 tahun
42 Muhammad Nasir
Nasruddin 40 - 49 tahun Wiraswasta SMA 11 - 15 tahun
46 Arif Permana 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa) SMA 1 - 5 tahun
50 H. Katimin > 60 tahun Pensiunan S1 11 - 15 tahun
55 Tengku Armizan > 60 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
63 Urip Wijianto 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 >15 tahun
64 A Baihaqi 30 - 39 tahun Wiraswasta S1 1 - 5 tahun
68 Jauhar 20 - 29 tahun Lainnya (Pengurus Masjid) S1 1 - 5 tahun
71 Drs. Junaedi Abyan SH > 60 tahun Pensiunan S1 >15 tahun
76 50 - 59 tahun Lainnya S1 1 - 5 tahun
80 Andyk K 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
87 Rahmat Harahap 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa) SMA 1 - 5 tahun
92 H. Abdul Karim > 60 tahun Pensiunan S1 >15 tahun
96 Nurawi > 60 tahun Pensiunan SMA >15 tahun
99 Wahid S.H 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 >15 tahun
101 Sidik 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa SMA 1 - 5 tahun
104 > 60 tahun Wiraswasta S2 11 - 15 tahun
106 Isman 50 - 59 tahun Lainnya (Pengurus Masjid) SMA 6 - 10 tahun
107 Sukamdi 40 - 49 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
119
No Nama Usia Pekerjaan Tingkat
Pendidikan
Lama
Menjadi
Pengurus
108 Zainul 40 - 49 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
109 H. Saidi > 60 tahun Pensiunan SMA 11 - 15 tahun
110 Himawan 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
111 Junaedi Ali 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 11 - 15 tahun
112 Mukhlis 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
113 Agustiar 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
114 Awang Anwaruddin 50 - 59 tahun PNS S1 11 - 15 tahun
115 Rizki Awal 20 - 29 tahun Wiraswasta S1 1 - 5 tahun
116 Abdul Rozak 50 - 59 tahun PNS S1 11 - 15 tahun
117 M. Ulum 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa) SMA 1 - 5 tahun
118 M. Yasin 40 - 49 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
119 Ahmad Thaha 40 - 49 tahun Wiraswasta SMA 6 - 10 tahun
120 Fadliansyah 20 - 29 tahun Wiraswasta SMA 1 - 5 tahun
121 Komaruddin 40 - 49 tahun Wiraswasta SMA <1 tahun
122 Mufid 40 - 49 tahun Wiraswasta SMA 6 - 10 tahun
123 Haryanto 40 - 49 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
124 Ilham Ilmi 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 11 - 15 tahun
125 H. Kamsari > 60 tahun Pensiunan SMA >15 tahun
126 Deri Wahyudi 40 - 49 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
127 Iwan Supraba 40 - 49 tahun Pengusaha SMA 6 - 10 tahun
128 Yadi Indrawan 40 - 49 tahun PNS S1 11 - 15 tahun
129 Irvan Impiandi 30 - 39 tahun Wiraswasta S1 1 - 5 tahun
130 H. Hidayat 50 - 59 tahun Pensiunan SMA >15 tahun
131 Suyanta 50 - 59 tahun Wiraswasta SMA 11 - 15 tahun
132 Munawir Thaha 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
133 Munadi 50 - 59 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
134 Anwar Awaluddin 30 - 39 tahun Wiraswasta S1 1 - 5 tahun
135 Samlawi 50 - 59 tahun PNS S1 >15 tahun
136 Taufik Hidayat 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa) SMA 1 - 5 tahun
137 Iwan Cahyono 30 - 39 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
138 Ulik Suryana 50 - 59 tahun PNS S1 11 - 15 tahun
139 Hasanuddin 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 >15 tahun
140 Nur Rohman Adi 20 - 29 tahun Wiraswasta D3 1 - 5 tahun
141 Sholehudin 40 - 49 tahun Wiraswasta SMA 11 - 15 tahun
142 Prakoso 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 11 - 15 tahun
143 Al-Ghiffary 20 - 29 tahun Lainnya (Mahasiswa) SMA <1 tahun
144 H. Ariffin 50 - 59 tahun Pensiunan D3 >15 tahun
145 Abdul Ghofur 40 - 49 tahun PNS S1 6 - 10 tahun
120
No Nama Usia Pekerjaan Tingkat
Pendidikan
Lama
Menjadi
Pengurus
146 Novriandi 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
147 Agus Niin 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
148 Wijaya 40 - 49 tahun Lainnya (Pengurus Masjid) SMA 6 - 10 tahun
149 Jamhuri 50 - 59 tahun Pensiunan S1 6 - 10 tahun
150 Surpiyanto 50 - 59 tahun Wiraswasta SMA 11 - 15 tahun
151 H. Ahmad Ali > 60 tahun Pensiunan SMA >15 tahun
152 Baihaqi 40 - 49 tahun Wiraswasta D3 6 - 10 tahun
153 Fuad 40 - 49 tahun Pengusaha SMA 11 - 15 tahun
154 Syahbani 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 11 - 15 tahun
155 M. Ilham 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 11 - 15 tahun
156 Jarkasi Afif 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
157 H. Hamdan Hutasuhut 50 - 59 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
158 Aliudin 40 - 49 tahun Wiraswasta S1 6 - 10 tahun
121
Jawaban Responden Variabel Karakteristik Pengurus
No KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
1 3 2 4 4 5 4 4
4 2 4 4 5 2 4 5
6 5 5 5 5 4 4 4
8 4 1 2 3 4 3 5
9 4 4 2 1 4 4 5
12 5 4 4 3 4 4 5
14 4 5 4 4 4 5 5
16 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 3 4 4 4 3
21 5 2 4 5 5 5 4
22 2 2 3 4 4 2 4
24 4 3 5 4 2 5 5
27 5 5 5 5 4 4 1
31 4 4 4 4 4 2 4
34 5 4 2 4 4 3 4
36 3 3 2 4 4 2 4
39 2 2 2 4 4 4 4
42 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 3 2 4 4 4
50 2 2 2 2 1 1 2
55 4 4 4 4 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4
68 4 4 4 4 4 4 4
71 5 5 4 4 4 3 4
76 4 4 4 4 4 4 4
80 4 4 5 5 3 4 5
87 5 5 4 4 5 5 5
92 4 1 4 2 2 4 4
96 5 2 5 1 4 2 4
99 2 2 5 2 2 2 2
101 2 2 5 2 5 5 1
104 5 5 5 2 5 5 5
106 5 4 4 4 4 4 5
107 4 4 5 5 4 4 4
108 4 4 5 5 4 4 4
109 4 3 4 5 4 4 4
110 4 4 4 4 4 5 5
111 4 4 4 4 5 4 5
122
No KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
112 4 4 4 4 4 5 5
113 5 4 5 5 4 3 4
114 3 4 5 4 4 4 5
115 3 4 4 5 5 4 4
116 4 4 5 5 4 4 5
117 3 3 5 4 4 4 4
118 5 4 4 5 5 4 5
119 4 5 5 5 4 5 5
120 4 3 4 4 4 4 5
121 4 5 5 5 4 5 4
122 4 3 4 3 4 4 4
123 4 5 5 4 4 5 3
124 4 5 5 4 4 5 5
125 3 5 4 4 4 4 4
126 5 4 4 5 4 4 5
127 4 4 3 4 5 4 5
128 4 4 4 4 5 4 5
129 3 3 4 4 4 4 4
130 5 4 5 4 5 4 5
131 5 4 4 4 4 4 5
132 5 4 5 4 5 4 5
133 4 3 4 4 4 3 4
134 5 4 2 4 4 4 5
135 5 5 4 3 5 3 5
136 4 4 4 4 4 4 4
137 4 3 4 5 4 5 4
138 3 5 2 4 4 5 5
139 4 4 4 5 4 5 4
140 4 4 5 5 5 4 5
141 4 4 2 5 4 5 4
142 5 5 4 4 3 3 4
143 5 5 4 4 3 3 5
144 4 4 4 4 3 4 5
145 5 4 4 4 4 3 4
146 4 4 5 3 5 4 5
147 4 4 3 5 4 4 5
148 4 4 3 5 4 4 5
149 5 4 4 4 4 4 4
150 3 4 4 4 3 4 4
151 5 4 4 4 4 4 4
123
No KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7
152 2 4 4 4 5 4 4
153 5 4 4 5 5 4 5
154 4 4 5 4 4 4 5
155 4 5 3 5 4 5 5
156 4 4 5 4 5 4 4
157 4 5 5 5 5 5 5
158 4 4 5 4 4 4 5
124
Jawaban Responden Variabel Pengendalian Internal
No PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7 PI8 PI9
1 5 3 5 3 4 4 2 1 5
4 5 5 5 5 4 4 4 4 5
6 5 5 5 5 4 4 1 4 4
8 5 5 5 5 4 4 1 2 3
9 4 5 4 5 1 5 1 5 5
12 5 5 5 4 5 4 1 2 5
14 5 5 5 5 4 4 1 4 5
16 5 5 5 5 5 5 3 5 5
19 5 5 5 5 5 5 3 4 5
21 4 5 4 5 1 4 1 3 5
22 5 4 5 5 5 5 2 3 4
24 5 4 4 5 1 2 4 4 5
27 5 5 5 5 5 4 2 4 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5
34 5 4 5 4 4 4 5 5 5
36 2 5 5 5 4 5 5 5 5
39 5 5 5 5 5 5 2 5 5
42 5 5 5 5 4 1 5 5 5
46 5 4 4 5 2 3 3 4 4
50 5 5 5 5 4 4 3 5 5
55 5 5 5 5 4 5 4 1 5
63 5 4 5 4 2 4 1 4 4
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 4 5 4 5 4 4 1 5 5
71 5 4 4 5 5 4 2 4 5
76 5 5 5 5 1 5 2 5 5
80 4 4 4 5 5 5 4 5 5
87 4 5 5 4 3 5 3 4 5
92 4 4 4 4 4 4 1 4 5
96 5 5 5 5 4 4 1 4 5
99 4 5 4 5 4 4 1 4 5
101 4 4 4 4 4 4 1 4 5
104 5 5 5 5 4 4 1 5 5
106 4 4 4 5 4 4 2 3 4
107 4 4 4 4 4 3 2 4 5
108 4 4 4 3 4 4 2 4 5
109 5 4 4 4 4 5 2 4 4
110 4 5 4 4 4 5 2 3 4
111 4 4 4 4 4 5 2 4 4
125
No PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7 PI8 PI9
112 3 3 3 3 4 3 2 4 3
113 4 4 4 4 5 4 2 4 4
114 3 5 5 4 4 3 2 3 3
115 5 5 3 5 4 3 1 4 5
116 4 4 4 3 4 4 2 4 5
117 3 4 5 3 4 4 1 4 3
118 4 4 4 3 4 3 1 4 3
119 4 3 5 5 4 4 2 4 5
120 5 4 5 5 5 4 1 4 5
121 4 4 5 4 3 3 3 4 4
122 5 5 5 4 3 4 3 4 5
123 4 4 4 4 5 4 1 4 4
124 4 3 5 5 4 4 1 4 4
125 4 5 4 3 4 4 1 3 5
126 4 4 4 4 4 4 1 4 3
127 4 4 4 4 4 4 1 5 3
128 4 4 4 4 4 4 2 5 4
129 4 4 4 4 4 4 2 3 5
130 4 4 5 4 3 4 2 3 4
131 5 5 4 4 4 4 2 3 5
132 5 5 4 5 5 3 2 3 5
133 4 4 4 4 5 4 1 4 4
134 5 5 4 4 3 4 2 4 5
135 3 4 3 4 4 3 1 4 4
136 3 4 4 4 5 4 2 4 4
137 4 3 5 4 4 4 2 3 4
138 4 3 5 5 4 4 1 5 4
139 4 3 5 3 4 3 2 3 4
140 4 3 3 4 4 4 2 5 3
141 4 3 5 3 4 4 2 3 4
142 5 4 5 4 3 4 3 4 5
143 5 4 5 4 3 4 3 4 5
144 4 4 4 4 4 4 1 4 3
145 4 5 4 4 4 4 1 4 4
146 4 4 5 5 4 4 1 4 4
147 4 4 5 5 5 5 2 3 5
148 4 4 5 4 5 4 2 4 5
149 4 4 4 5 4 4 2 4 4
150 3 5 4 4 4 3 1 4 4
151 3 5 4 4 4 5 1 4 4
126
No PI1 PI2 PI3 PI4 PI5 PI6 PI7 PI8 PI9
152 3 4 4 5 4 4 1 3 5
153 4 4 4 3 4 5 1 4 3
154 4 4 4 3 4 4 2 4 4
155 4 4 5 3 3 4 3 4 4
156 4 4 4 4 4 4 2 5 4
157 4 5 4 5 4 3 1 4 4
158 4 5 5 5 4 4 2 4 4
127
Jawaban Responden Variabel Sense of Belonging
No SoB1 SoB2 SoB3 SoB4 SoB5
1 4 5 3 5 5
4 5 5 4 4 4
6 4 5 5 4 4
8 4 3 3 4 5
9 5 5 4 5 5
12 5 4 5 5 5
14 5 4 4 5 4
16 5 5 5 5 5
19 5 5 5 4 4
21 5 5 5 5 4
22 5 3 5 5 5
24 5 5 4 4 5
27 5 5 5 5 5
31 5 5 5 5 5
34 5 3 4 5 4
36 4 3 4 5 5
39 5 4 4 5 5
42 5 5 5 4 5
46 5 1 3 4 4
50 5 1 5 4 4
55 5 1 5 5 5
63 4 2 5 4 4
64 5 3 2 5 5
68 5 4 5 4 4
71 4 2 4 4 4
76 5 3 3 5 5
80 5 1 4 4 5
87 4 4 2 4 5
92 5 2 3 4 4
96 5 4 5 5 5
99 5 5 5 5 5
101 5 1 5 5 5
104 5 1 4 5 5
106 4 2 3 4 4
107 4 3 3 4 4
108 4 5 3 4 4
109 3 4 3 3 4
110 3 4 3 3 3
111 4 3 4 4 4
128
No SoB1 SoB2 SoB3 SoB4 SoB5
112 3 3 3 2 4
113 4 5 4 4 4
114 4 1 4 4 3
115 5 4 3 4 5
116 4 4 3 4 4
117 5 4 3 4 4
118 4 4 3 5 4
119 3 4 4 5 5
120 4 4 4 4 4
121 4 4 4 4 4
122 3 5 4 4 4
123 4 5 4 5 4
124 5 4 4 4 4
125 4 4 4 4 3
126 4 4 4 5 4
127 5 3 4 5 5
128 4 3 3 4 4
129 3 4 4 4 4
130 4 2 3 3 4
131 5 4 4 4 5
132 5 4 4 4 5
133 5 5 4 5 4
134 5 3 4 4 5
135 5 3 5 4 3
136 4 4 4 4 4
137 4 5 4 4 4
138 5 3 4 4 4
139 4 4 4 4 4
140 4 4 4 4 4
141 4 3 5 4 4
142 5 3 3 4 4
143 5 4 4 4 4
144 5 4 4 5 5
145 3 3 3 3 3
146 4 5 5 4 4
147 4 5 3 5 4
148 4 4 3 5 4
149 4 5 4 4 4
150 5 4 3 4 4
151 5 5 4 4 4
129
No SoB1 SoB2 SoB3 SoB4 SoB5
152 4 4 5 4 4
153 4 4 3 5 4
154 4 4 4 3 5
155 4 4 5 4 4
156 4 4 4 4 4
157 5 4 5 4 4
158 3 3 4 3 4
130
Jawaban Responden Variabel Sistem Manajemen Keuangan Masjid
No SMKM1 SMKM2 SMKM3 SMKM4 SMKM5
1 5 5 4 5 2
4 4 4 5 5 4
6 5 5 5 4 4
8 5 5 4 4 2
9 5 5 4 5 4
12 5 5 5 4 4
14 4 4 5 4 4
16 5 5 5 5 5
19 4 5 5 5 5
21 4 4 5 4 4
22 5 5 4 5 4
24 1 2 5 4 4
27 5 5 4 5 5
31 5 5 5 5 5
34 4 4 5 4 5
36 5 5 5 5 5
39 5 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5
46 4 4 5 5 4
50 5 5 5 5 4
55 3 5 1 5 5
63 5 5 4 4 4
64 5 5 5 5 5
68 5 5 3 5 5
71 1 2 4 3 4
76 5 5 5 5 5
80 5 5 4 5 5
87 5 5 3 4 2
92 5 5 5 5 5
96 5 5 5 5 5
99 5 5 5 5 5
101 4 4 4 4 4
104 5 5 5 5 5
106 5 4 3 3 4
107 4 4 4 4 4
108 4 4 4 4 4
109 4 5 4 4 4
110 4 5 3 5 3
111 4 4 5 4 4
131
No SMKM1 SMKM2 SMKM3 SMKM4 SMKM5
112 4 5 4 5 5
113 3 3 3 4 4
114 4 5 4 4 3
115 3 3 4 4 4
116 4 4 4 4 4
117 4 5 5 3 4
118 4 4 3 4 4
119 5 5 5 5 5
120 5 4 4 4 3
121 4 4 4 3 4
122 5 4 4 3 4
123 4 4 5 3 5
124 4 4 4 5 4
125 4 4 3 5 4
126 4 4 3 4 5
127 5 3 3 4 3
128 4 4 3 4 3
129 5 4 3 4 4
130 3 4 3 4 4
131 5 3 4 4 4
132 5 3 4 4 4
133 4 3 4 5 4
134 5 3 4 4 4
135 4 4 4 4 4
136 4 4 4 4 4
137 4 5 5 5 5
138 4 4 4 5 4
139 4 5 5 5 5
140 4 4 4 3 4
141 4 5 5 5 5
142 4 3 4 4 4
143 4 3 4 4 5
144 5 3 3 4 4
145 4 4 4 4 4
146 4 5 4 4 4
147 5 5 4 5 5
148 5 5 4 5 5
149 5 4 4 4 4
150 5 4 5 4 5
151 5 4 5 4 4
132
No SMKM1 SMKM2 SMKM3 SMKM4 SMKM5
152 4 5 4 4 5
153 4 4 3 4 4
154 5 3 4 4 4
155 4 4 4 3 5
156 5 4 4 4 4
157 4 5 4 4 3
158 4 4 4 5 4
133
Jawaban Responden Variabel Kemakmuran Masjid
No KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6a KM6b KM7 KM8a KM8b KM9 KM10
1 5 5 5 4 1 2 2 5 1 5 1 4
4 5 5 5 1 3 1 1 5 1 5 2 5
6 4 5 5 1 1 1 1 5 2 2 4 4
8 2 5 5 3 1 1 1 4 1 2 1 4
9 5 5 4 4 5 1 1 4 1 4 1 4
12 5 4 5 1 4 5 1 5 2 2 3 4
14 4 4 2 1 3 1 1 4 1 1 3 3
16 5 3 5 5 4 2 2 3 5 4 2 3
19 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 3
21 4 4 4 2 2 2 1 5 1 3 2 5
22 5 3 5 5 5 3 3 4 2 5 5 5
24 5 4 4 5 1 2 1 5 1 1 5 4
27 5 5 4 4 4 5 1 4 4 5 4 2
31 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 1 5
34 5 4 5 1 4 5 4 5 4 5 3 3
36 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 4 4
39 4 5 5 5 5 3 2 5 1 5 1 5
42 4 5 5 2 5 4 4 5 5 5 4 5
46 5 3 4 2 1 1 2 4 4 4 2 5
50 4 5 5 1 4 4 4 5 4 5 3 4
55 5 5 4 3 1 4 1 4 3 1 2 4
63 5 3 5 2 5 5 5 4 2 5 3 4
64 4 5 4 2 4 1 1 4 1 5 1 4
68 4 5 4 5 1 3 1 4 4 5 1 4
71 5 5 5 2 4 5 5 5 4 4 3 3
76 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5
80 3 5 4 1 5 5 1 5 2 4 4 5
87 5 5 5 2 4 5 2 4 2 4 3 3
92 5 5 5 1 4 1 4 5 4 5 1 5
96 4 5 3 1 5 1 5 4 4 5 1 4
99 5 5 5 1 4 1 1 4 1 1 1 5
101 4 5 4 1 2 1 5 4 2 5 2 4
104 4 5 5 1 5 1 5 4 4 4 3 4
106 5 4 5 1 1 2 2 4 3 4 1 4
107 5 4 5 1 1 1 1 3 3 4 1 4
108 4 4 3 1 1 1 1 3 3 3 1 4
109 4 4 3 1 4 1 3 4 4 5 1 4
110 4 3 3 1 4 2 2 3 4 4 1 4
111 4 4 4 1 2 1 3 4 4 5 2 5
134
No KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6a KM6b KM7 KM8a KM8b KM9 KM10
112 5 3 4 1 3 2 2 3 3 4 1 4
113 3 4 3 1 3 1 1 4 3 4 2 3
114 3 4 4 1 2 1 3 3 3 4 1 4
115 4 4 3 2 2 2 1 4 3 5 2 4
116 4 4 3 1 1 1 1 3 3 5 1 4
117 4 4 4 2 4 1 2 4 4 4 2 3
118 4 4 4 1 2 1 1 3 2 3 1 4
119 3 4 4 1 3 1 2 4 3 4 1 4
120 5 4 4 1 3 3 3 4 3 4 1 5
121 3 3 4 2 2 1 1 4 1 4 2 4
122 4 4 4 1 2 2 1 4 1 3 2 5
123 4 4 4 1 1 1 2 4 2 4 2 4
124 3 4 5 1 1 1 1 4 1 5 1 4
125 3 4 5 1 1 2 2 4 1 4 2 4
126 4 3 3 1 2 1 1 3 2 4 1 4
127 4 4 4 2 1 1 1 4 2 4 1 4
128 3 4 4 3 1 1 2 3 2 4 1 4
129 4 4 4 2 2 3 2 4 2 4 2 4
130 3 4 4 1 3 1 1 3 1 4 1 4
131 4 3 5 2 1 2 1 4 2 4 2 5
132 4 4 4 2 1 2 1 4 2 4 2 4
133 3 3 3 2 2 2 2 3 2 5 1 3
134 4 3 5 2 1 2 1 4 2 4 2 5
135 3 4 3 2 2 1 1 3 1 5 1 4
136 4 4 4 2 1 3 2 4 1 4 1 5
137 4 4 4 2 2 1 1 4 2 4 1 3
138 3 4 5 1 1 1 1 4 1 4 1 4
139 4 4 4 2 2 1 1 4 2 4 1 3
140 3 4 3 2 2 2 1 4 2 4 1 4
141 4 4 4 2 2 1 1 5 2 4 1 3
142 4 3 4 1 1 2 1 4 1 4 1 3
143 4 4 4 1 1 2 1 5 1 4 1 3
144 4 4 4 2 1 1 1 4 2 5 1 4
145 4 3 4 1 1 2 1 4 1 5 2 3
146 4 4 5 1 1 2 1 4 2 4 2 4
147 3 4 3 1 1 2 1 4 2 4 2 4
148 3 3 3 1 1 2 1 4 2 4 2 5
149 5 5 4 1 2 2 1 4 2 3 1 5
150 5 4 4 1 1 1 1 4 2 4 2 4
151 5 4 5 1 1 1 1 3 2 5 2 4
135
No KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6a KM6b KM7 KM8a KM8b KM9 KM10
152 4 3 4 1 2 2 2 3 2 4 1 3
153 4 4 4 1 2 1 1 3 2 3 1 5
154 4 4 5 1 3 2 1 4 2 5 1 4
155 3 4 4 2 2 1 1 3 1 5 2 5
156 4 4 4 1 1 1 1 4 1 4 1 3
157 4 4 4 1 2 2 2 4 2 5 2 5
158 4 4 4 2 2 1 1 4 2 4 2 4
136
LAMPIRAN 4
Hasil Output Pengujian Data
137
A. Uji Outer Model
1. Hasil Convergent Validity
Tabel Outer Loading
KP PI SoB SMKM KM
KP1 0,570
KP2 0,681
KP4 0,588
KP5 0,609
KP6 0,626
KP7 0,694
PI1
0,646
PI2
0,563
PI3
0,611
PI4
0,675
PI7 0,577
PI9 0,746
SoB1 0,773
SoB3 0,537
SoB4 0,740
SoB5 0,767
SMKM1 0,536
SMKM2 0,717
SMKM3 0,643
SMKM4 0,738
SMKM5 0,578
KM1 0,551
KM2 0,582
KM3 0,568
KM4 0,533
KM5 0,681
KM6a 0,689
KM6b 0,606
KM7 0,599
KM8a 0,538
KM9 0,686
138
2. Hasil Discriminant Validity
Tabel Cross Loading
KP PI SoB SMKM KM
KP1 0,570 -0,035 -0,114 -0,235 -0,11
KP2 0,681 -0,031 -0,163 -0,189 -0,194
KP4 0,588 -0,167 -0,271 -0,201 -0,231
KP5 0,609 -0,255 -0,067 -0,245 -0,204
KP6 0,626 -0,220 -0,186 -0,101 -0,251
KP7 0,694 -0,183 -0,262 -0,261 -0,337
PI1 -0,103 0,646 0,370 0,076 0,389
PI2 -0,221 0,563 0,292 0,158 0,357
PI3 -0,097 0,611 0,250 0,411 0,360
PI4 -0,205 0,675 0,447 0,302 0,434
PI7 -0,028 0,577 0,132 0,196 0,422
PI9 -0,270 0,746 0,374 0,335 0,463
SoB1 -0,254 0,366 0,773 0,243 0,341
SoB3 -0,217 0,231 0,537 0,232 0,305
SoB4 -0,190 0,309 0,740 0,279 0,246
SoB5 -0,175 0,441 0,767 0,262 0,467
SMKM1 -0,168 0,168 0,264 0,536 0,144
SMKM2 -0,188 0,215 0,089 0,717 0,319
SMKM3 -0,275 0,301 0,255 0,643 0,353
SMKM4 -0,267 0,363 0,279 0,738 0,314
SMKM5 -0,137 0,217 0,278 0,578 0,200
KM1 -0,271 0,262 0,224 0,189 0,551
KM2 -0,312 0,411 0,377 0,292 0,582
KM3 -0,255 0,324 0,274 0,236 0,568
KM4 -0,192 0,370 0,457 0,242 0,533
KM5 -0,289 0,401 0,318 0,493 0,681
KM6a -0,103 0,468 0,268 0,092 0,689
KM6b -0,332 0,271 0,173 0,250 0,606
KM7 -0,270 0,469 0,327 0,248 0,599
KM8a -0,121 0,259 0,128 0,338 0,538
KM9 -0,094 0,499 0,335 0,200 0,686
139
3. Uji Reliabilitas
Tabel Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Composite
Reliability
Cronbach's
Alpha
Karakteristik Pengurus 0,797 0,699
Pengendalian Internal 0,804 0,709
Sense of Belonging 0,800 0,666
Sistem Manajemen
Keuangan Masjid 0,780 0,654
Kemakmuran Masjid 0,852 0,808
Grafik Composite Reliability
Grafik Cronbach’s Alpha
140
B. Uji Inner Model
Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi
141
Gambar Inner Model Sesudah Modifikasi
142
Hasil Bootstrapping
143
1. Uji Hipotesis
Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, P-Value) secara Direct
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T-Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
KP → SMKM -0,219 -0,243 0,107 2,056 0,040
PI → SMKM 0,278 0,292 0,125 2,223 0,027
SoB → SMKM 0,158 0,172 0,117 1,354 0,176
KP → KM -0,160 -0,182 0,100 1,602 0,110
PI → KM 0,456 0,448 0,102 4,450 0,000
SoB → KM 0,181 0,186 0,077 2,369 0,018
SMKM → KM 0,126 0,136 0,149 0,843 0,399
2. Uji Efek Intervening
Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, P-Value) secara
Indirect
3. Evaluasi Model
Tabel R-Square
R-Square
Sistem Manajemen Keuangan Masjid 0,243
Kemakmuran Masjid 0,492
Grafik R-Square
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
KP -> KM -0,028 -0,033 0,042 -0,7247 0,507
PI -> KM 0,035 0,042 0,050 0,7375 0,485
SoB -> KM 0,020 0,022 0,035 0,6238 0,570