pengaruh karakteristik komite audit, leverage, dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, LEVERAGE, DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI PASAR MELALUI
PENGUNGKAPAN SUKARELA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Annisa Aulia
NIM: 11150820000005
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, LEVERAGE, DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI PASAR MELALUI
PENGUNGKAPAN SUKARELA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2017)
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini 25 Juli 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Annisa Aulia
2. NIM : 11150820000005
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Leverage,
Ukuran Perusahaan kepada Reaksi Pasar dengan
Pengungkapan Sukarela sebagai Variabel
Intervening
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 25 Juli 2019
1. Yessi Fitri, S.E., M.Si.Ak. (__________________)
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua Penguji
2. Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak (__________________)
NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli
3. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, CPA (__________________)
NIP. 19620502 199303 1 003 Pembimbing I
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Annisa Aulia
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 22 Agustus 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Perempatan Rawabogo,
Kampung Mengker, Desa Sirnagalih
RT/RW 006/003 Kecamatan
Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
5. Telepon : 08589373
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. RA Nurul Huda Tahun 2002 – 2003
2. SDN Jonggol 2 Tahun 2003 – 2009
3. MTsN 4 Bogor Tahun 2009 – 2012
4. MAN 3 Bogor Tahun 2012 – 2015
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Tahun 2015 – 2019
Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Moch. Cece Subandi
2. Ibu : Titin Jubaedi
3. Anak ke- : Kedua dari dua bersaudara
vii
THE EFFECT OF CHARACTERISTICS OF AUDIT COMMITEES,
LEVERAGE, AND FIRM SIZE ON MARKET REACTIONS THROUGH
VOLUNTARY DISCLOSURE AS INTERVENING VARIABLES
(STUDY ON BUMN COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE 2013-2017)
ABSTRACT
This study examines the effect of audit committee characteristics, leverage,
and firm size on market reactions through voluntary disclosure as an intervening
variable. Data is obtained from the website of the Indonesia Stock Exchange (IDX).
The number of samples in this study were 20 State-Owned Enterprises listed on the
Indonesia Stock Exchange in the range of 2013-2017. The method of determining
the sample used in this study was purposive sampling, while the data processing
method used by researchers was Structural Equation Modeling (SEM) using
SmartPLS 3.0.
The results of this study indicate that the characteristics of the audit
committee have no effect on the extent of voluntary disclosure, the characteristics
of the audit committee have no effect on stock market reactions at +1 after the
issuance of financial statements and have a significant negative effect on stock
reactions at +3 after the issuance of financial statements. Leverage does not affect
the extent of voluntary disclosure and does not affect stock reactions. Company size
does not affect the extent of voluntary disclosure and does not affect stock reactions.
The extent of voluntary disclosure does not have an effect as an intervening variable
between the characteristics of the audit committee, leverage, and firm size against
market reactions.
Keyword: audit commitees, leverage, firm size, market reaction, voluntary
disclosure
viii
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, LEVERAGE, DAN
UKURAN TERHADAP REAKSI PASAR MELALUI PENGUNGKAPAN
SUKARELA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2017)
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik komite audit, leverage, dan
ukuran perusahaan terhadap reaksi pasar melalui pengungkapan sukarela sebagai
variabel intervening. Data diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jumlah yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 perusahaan Badan
Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentang tahun
2013-2017. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti
adalah Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan SmartPLS 3.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik komite audit tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela, karakteristik komite audit tidak
berpengaruh terhadap reaksi pasar saham pada +1 setelah penerbitan laporan
keuangan dan berpengaruh negatif signifikan terhadap reaksi saham pada +3 setelah
penerbitan laporan keuangan. Leverage tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela dan tidak berpengaruh terhadap reaksi saham. Ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dan tidak
berpengaruh terhadap reaksi saham. Luas pengungkapan sukarela tidak memiliki
pengaruh sebagai variabel intervening antara karakeristik komite audit, leverage,
dan ukuran perusahaan terhadap reaksi pasar.
Kata Kunci: komite audit, leverage, ukuran perusahaan, reaksi pasar,
pengungkapan sukarela
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Memberi dan Maha Mengetahui,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Komite Audit, Leverage,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Saham Melalui Pengungkapan
Sukarela sebagai Variabel Intervening” tanpa mengalami hambatan. Shalawat
serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan alam, Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi cahaya dan sebaik-baiknya suri tauladan
dalam kehidupan ummat manusia.
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat-syarat wisuda di
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat menyadari betul bahwa tanpa bantuan semua pihak-pihak yang
terkait dan membantu pembuatan skripsi ini tidak akan rampung dengan baik. Maka
dari itu penulis ingin mengucapkan ucapan terimakasih yang mendalam kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada:
1. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Mochammad Cece Subandi dan Ibu Titin
Jubaedi atas untaian doa yang tak pernah putus, hembusan semangat yang tak
pernah padam, serta setiap bulir keringat yang mereka keluarkan demi melihat
putri sulungnya menjadi seorang sarjana. Terimakasih atas didikan, doa, saran
dan segala nasihatnya selama penulis menjalani masa studi S1 ini.
x
2. Adikku tersayang, Jasmine Raffani, terimakasih telah menjadi angin segar bagi
penulis, yang selalu menunggu kepulangan kakak semata wayangnya di setiap
akhir pekan.
3. Keluarga besarku, bibi-bibiku, khususnya bi Novianti yang telah menemani
penulis sejak awal menginjakkan kaki di UIN, menjadi teman sekamar di kost
dan menjadi pendengar dan penyemangat yang sangat baik selama ini.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, Ak., CA., BKP., CRMP., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE,. M.Si,. Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Fitri Damayanti SE., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs Abdul Hamid Cebba., MBA, Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas segala saran yang
Bapak berikan selama penulisan skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas segala pelajaran dan pelayanan yang penulis dapatkan
selama masa studi.
9. Teman-teman Akuntansi A 2015, terima kasih atas segala kebersamaan dan
canda tawanya selama ini.
10. Sahabat seperjuanganku, Defarika Apriani, terima kasih atas segala yang
diberikan, nasihat, semangat, dan inspirasi yang tak henti penulis dapatkan sejak
semester satu. Laras Fuji Utami, terima kasih telah menjadi pendengar yang
xi
baik, menjadi teman yang selalu siap menemani penulis selama melaksanakan
studi ini. Annisa Aprilia P, terima kasih atas semua kebersamaan dan pelajaran
yang diberikan selama ini. Tanpa kalian bertiga, belum tentu saya bisa melewati
masa studi ini dengan baik, sekali lagi, terima kasih.
11. Muhammad Ili Tohirli, terima kasih atas segala hal yang diberikan sejak tahun
2013 hingga detik ini. Terima kasih atas setiap semangat dan doa-doanya yang
tidak pernah padam.
12. Teman seperjuanganku untuk sidang bulan Juli, Jilan dan Afi. Terimakasih atas
semua yang diberikan hingga bisa sampai ke titik ini.
13. Teman sekamarku, Dita, atas segala semangat dan perhatian yang diberikan
kepada penulis selama menjalani semester akhir ini.
14. Moci dan kucing-kucingku yang lain, terimakasih banyak atas semua kepolosan
dan kelembutan yang selalu berhasil mengusir lelah penulis selama ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga semua kebaikan kalian semua
dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Maka
dari itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juli 2019
Annisa Aulia
xii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKIRPSI ........................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 8
C. Batasan Masalah .................................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
A. Tinjauan Literatur .............................................................................................. 13
1. Teori Agensi ...................................................................................... 13
2. Teori Sinyal........................................................................................ 16
xiii
3. Good Corporate Governance ............................................................ 17
4. Komite Audit ..................................................................................... 19
5. Leverage............................................................................................. 20
6. Debt to Equity Ratio (DER)............................................................... 25
7. Ukuran Perusahaan ............................................................................ 26
8. Pengungkapan Laporan Keuangan .................................................... 26
9. Pengungkapan Sukarela ..................................................................... 28
10. Efisiensi Pasar Modal ........................................................................ 29
11. Return Saham ..................................................................................... 30
12. Abnormal Return ............................................................................... 31
B. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................... 32
C. Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ........................... 38
D. Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................................
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 51
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 51
1. Populasi dan Sampel ........................................................................ 51
2. Metode Pengambilan Sampel .......................................................... 51
3. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 52
C. Metode Analisis Data ....................................................................................... 53
1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 55
2. Uji Outer Model ............................................................................... 55
3. Uji Inner Model ............................................................................... 56
4. Uji Efek Intervening ........................................................................ 57
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................................................. 58
1. Karakteristik Komite Audit ............................................................. 58
xiv
2. Leverage ........................................................................................... 59
3. Ukuran Perusahaan .......................................................................... 60
4. Pengungkapan Sukarela ................................................................... 61
5. Reaksi Pasar ..................................................................................... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 65
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .................................................................. 67
1. Hasil Uji Deskriptif ............................................................................ 67
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model .............................. 68
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model .................................... 76
4. Hasil Uji Efek Intevening Model Penelitian I ................................... 84
5. Hasil Uji Efek Intervening Model Penelitian II ................................. 87
C. Pembahasan ........................................................................................................ 90
1. Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan Sukarela ............... 90
2. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela ...................... 91
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela ...... 93
4. Pengaruh Komite Audit terhadap Reaksi Pasar ................................. 94
5. Pengaruh Leverage terhadap Reaksi Pasar ........................................ 95
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Pasar ........................ 97
7. Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Reaksi Pasar ................ 98
8. Pengaruh Komite Audit terhadap Reaksi Pasar dengan Pengungkapan
Sukarela sebagai Variabel Intervening .............................................. 99
9. Pengaruh Leverage terhadap Reaksi Pasar dengan Pengungkapan
Sukarela sebagai Variabel Intervening ............................................ 100
10. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Pasar dengan
Pengungkapan Sukarela sebagai Variabel Intervening .................... 100
BAB V PENUTUP ............................................................................................................
xv
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 102
B. Implikasi Penelitian ........................................................................................ 105
C. Keterbatasan ..................................................................................................... 105
D. Saran ................................................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 107
LAMPIRAN................................................................................................................. 112
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Kasus Kegagalan Investasi di Indonesia 2
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 33
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 63
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria 66
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan 66
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif 67
Tabel 4.4 Outer Loading 70
Tabel 4.5 Outer Loading Modifikasi 71
Tabel 4.6 Nilai Discriminant Validity (Cross Loading) 72
Tabel 4.7 Hasil Composite Reliability 74
Tabel 4.8 Hasil Cronbach Alpha 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Indikator Average Variance Extracted (AVE) 76
Tabel 4.10 Nilai R-Square 79
Tabel 4.11 Nilai Koefisien Determinasi Q-Square 81
Tabel 4.12 Pengujian Path Coeffisien dan t-statistik 81
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Komite Audit terhadap Pengungkapan
Sukarela
90
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Komite Audit terhadap Pengungkapan
Sukarela
92
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Leverage terhadap Pengungkapan
Sukarela
93
Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Leverage terhadap Reaksi Pasar 94
xvii
Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Ukuran Perusahaan terhadap
Pengungkapan Sukarela
96
Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi
Pasar
97
Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis Pengungkapan Sukarela terhadap Reaksi
Pasar
98
Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 100
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Investor menurut KSEI 1
Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian 49
Gambar 3.1 Model Penelitian 54
Gambar 4.1 Output Model Uji Indikator dengan PLS-algorithm pada
Model Penelitian I
69
Gambar 4.2 Output Model Uji Indikator dengan PLS-algorithm pada
Model Penelitian II
69
Gambar 4.3 Output Model PLS-algorithm Model Penelitian I 77
Gambar 4.4 Output Model PLS-algorithm Model Penelitian II 77
Gambar 4.5 Output Bootstraping Model Penelitian I 78
Gambar 4.6 Output Bootstraping Model Penelitian I 78
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Data Indeks Pengungkapan Sukarela 113
Lampiran II Data Sampel Perusahaan 116
Lampiran III Tanggal Penerbitan Laporan Tahunan Perusahaan BUMN
di BEI Tahun 2013-2017
118
Lampiran IV Data Karakteristik Komite Audit 124
Lampiran V Data Leverage 130
Lampiran VI Data Ukuran Perusahaan 136
Lampiran VII Data Luas Pengungkapan Sukarela Perusahaan 142
Lampiran
VIII
Data Cummulative Abnormal Return 148
Lampiran IX Hasil Pengujian Menggunakan SmartPLS 3.0 168
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Investasi merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia di bidang ekonomi
yang terjadi di sektor keuangan maupun sektor riil (Paramadina, 2015). Rahman
(2008) menerangkan bahwa pasar modal merupakan tempat dimana instrumen
keuangan yang bersifat jangka panjang diperjualbelikan. Keberadaan pasar modal
menjadi tolak ukur dalam maju atau tidaknya pergerakan perekonomian dalam
suatu negara.
Gambar 1.1
Grafik Jumlah Investor menurut KSEI
Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia (2018)
Jumlah investor pasar modal di Indonesia sepanjang tahun 2018
berdasarkan Kustodian Sentral Efek Indonesia yang dilihat dari single investor
identification (SID) mengalami peningkatan sebesar 44% atau mencapai 1,61 juta
yang terkonsolidasi atas investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga
negara dan efek yang lainnya. Dari jumlah tersebut apabila dilihat dari sisi sebaran
investor, sebanyak 73,5% berasal dari Pulau Jawa dengan total aset 95,96%.
Dewasa ini, pasar modal menjadi salah satu sarana yang mengalami perkembangan
21
sangat pesat. Jika mengingat pada tahun 2011, KSEI mencatat bahwa hanya
terdapat kurang dari 0,5% penduduk yang menjadi investor atau sekitar 344.000
investor, dan tentunya dengan jumlah yang minim tersebut dapat mengakibatkan
ketergantungan yang sangat tinggi pada bursa domestik kepada bursa asing.
Dengan semakin meningkatnya jumlah investor, tentunya harus dibarengi
dengan meningkatnya strategi yang digunakan oleh para investor dan calon investor
agar tidak mengalami kegagalan dalam investasi karena kurangnya informasi dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Berikut ini merupakan
beberapa kasus kegagalan investasi:
Tabel 1.1
Kasus Kegagalan Investasi
No Nama
Perusahaan
Tahun Kasus
1 Antaboga Delta
Sekuritas (ADS)
2008 Investasi bodong yang dilakukan oleh
Antaboga Delta Sekuritas dengan menjual
reksa dana yang mendapat izin Bapepam.
2 Signature Capital
Indonesia (SCI)
2008 Perusahaan merepokan saham dan waran
milik nasabah tanpa sepengetahuan nasabah
dengan kerugian Rp. 101,69 Miliar.
3 PT Sarijaya
Permana Sekuritas
(SPS)
2009 Penggelapan dana nasabah yang dilakukan
oleh komisaris utama Herman Ramli sebesar
hamper Rp. 235 miliar.
4 PT Sekawan
Intipratama Tbk
2015 Terdapat gagal bayar transaksi repo dan
transaksi manipulative dengan kerugian
mencapai Rp 300 – Rp 400 miliar.
5 AAA Sekuritas 2017 Melakukan penggelapan dan repo fiktif
dengan aset dasar obligasi.
Sumber: Data diolah (2019)
Menurut Rahman (2008), informasi merupakan kebutuhan utama bagi
investor yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang terpenting bagi investor. Laporan keuangan
merupakan suatu media yang dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari suatu
perusahaan. Dalam sebuah laporan keuangan, terkandung berbagai jenis informasi
22
yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahan. Pemakai
informasi akuntansi itu sendiri umumnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu
pemakai internal dan pemakai eksternal. Menurut Umar dalam Rahman (2008)
menyatakan bahwa semakin cepat pasar bereaksi terhadap suatu informasi maka
semakin meningkat efisiensi pasar tersebut.
Secara tidak langsung, laporan keuangan merupakan alat komunikasi antara
pihak internal dengan pihak eksternal. Setiap informasi yang disampaikan oleh
perusahaan akan menjadi suatu pertimbangan yang berguna bagi para
penggunanya. Apabila merujuk pada signalling theory, pihak internal perusahaan
atau manajer harus memberikan informasi mengenai perusahaannya secara sukarela
guna membantu investor dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan
oleh perusahaan dapat berupa bad news atau good news (Godfrey, 2010). Setiap
pengungkapan informasi tersebut memiliki dampak bagi pasar apabila informasi
yang diungkapkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi. Salah satu informasi yang
dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan adalah
pengungkapan informasi secara sukarela.
Deloitte pada tahun 2014 menyatakan bahwa tingkat kepercayaan investor
atas suatu perusahaan memiliki korelasi dengan reputasi perusahaan tersebut di
dalam bursa saham. Beberapa penelitian biasanya memproksikan reaksi pasar
dengan abnormal return saham (Cahyo, 2017). Investor dan kreditur sangat berhati-
hati dalam menginvestasikan modalnya guna meminimalisir setiap kemungkinan
resiko yang akan terjadi. Biasanya, investor akan melakukan penilaian terkait
kualitas pengungkapan informasi, kinerja perusahaan selama tahun berjalan, serta
informasi-informasi lainnya secara transparan.
23
Transparansi dalam laporan keuangan harus mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya. Terdapat dua jenis pengungkapan dalam laporan keuangan
berdasarkan sifatnya yaitu pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan
pengungkapan yang didasarkan pada standar (mandatory disclosure). Menurut
Sihombing el al., (2017), pengungkapan sukarela terdiri dari butir-butir
pengungkapan yang dilaksanakan secara sukarela tanpa adanya peraturan yang
mengikat. Diperlukan pertimbangan cost and benefit dari pihak manajemen dalam
mengungkapkan informasi secara sukarela. Palepu dalam Sutomo (2004)
menyatakan pengungkapan sukarela dapat meningkatkan kredibilitas pelaporan
keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami strategi
perusahaan. Pengungkapan ini diharapkan dapat membantu investor dalam
memahami resiko investasi.
Perusahaan yang memiliki track record yang baik serta bersih dari fraud
akan meningkatkan kepercayaan atau trustwhorty dari investor sebagai pihak
ketiga. Seperti yang dikatakan oleh Farber (2005), pengungkapan kecurangan yang
terjadi di dalam suatu perusahaan dapat menyebabkan adanya resiko menurunnya
tingkat kepercayaan investor. Investor dapat melihat red flag yang menjadi pertanda
khusus atas pengungkapan kecurangan yang terdapat di dalam laporan keuangan.
Di Indonesia sendiri, terkait pengungkapan informasi diatur dalam
ketentuan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-431/BL/2012 mengenai Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten dan Perusahaan Publik. Semakin banyak informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangannya mengindikasikan sinyal
positif bagi para investor bahwa pihak-pihak yang tergabung dalam komite audit
24
telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mengawasi jalannya operasi
manajerial yang memungkinkan ada celah untuk merugikan para pemegang saham.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dari pengungkapan
suatu laporan keuangan diantaranya leverage, tingkat profitabilitas, likuiditas,
saham, dan umur perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling (1976), perusahaan
dengan leverage yang tinggi mengandung biaya pengawasan atau monitoring cost
yang tinggi pula. Perusahaan dengan biaya pengawasan yang tinggi dapat lebih
komprehensif dalam menyediakan informasi laporan keuangan. Semakin tinggi
tingkat leverage, semakin tinggi pula biaya keagenan yang dikeluarkan oleh
perusahaan sehingga semakin meningkat pula kemungkinan transfer kemakmuran
dari kreditur jangka panjang kepada pemegang saham (Kartika, 2009). Leverage
juga memiliki pengaruh langsung terhadap abnormal return saham. Leverage
berfungsi mengukur sejauh mana perusahaan telah dibelanjai oleh pihak kreditur
atau sejauh mana aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dibiayai oleh utang.
Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi proporsi pendanaan perusahaan
yang berasal dari utang. Selain leverage, ukuran perusahaan juga memiliki peranan
penting dalam menentukan luas pengungkapan sukarela. Dengan ukuran
perusahaan, kita dapat mengklasifikasikan suatu perusahaan tersebut termasuk
perusahaan berskala besar atau berskala kecil. Perusahaan berskala besar cenderung
lebih membutuhkan modal yang lebih besar, semakin mudah memasuki bursa efek
dan mendapatkan penilaian kredit yang tinggi (Putri et al., 2017). Semakin besar
perusahaan, kebijakan pengungkapan perusahaan pun akan ikut meningkat. Hal
tersebut disebabkan karena adanya permintaan publik mengenai informasi yang
lebih berkualitas. Selain itu, investor juga cenderung lebih percaya dengan
25
perusahaan yang berukuran besar. Hal tersebut dikarenakan para investor percaya
bahwa aset dan penjualannya akan jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan
dengan ukuran kecil dan juga dapat menghasilkan laba yang lebih besar dan
meningkatkan aliran uang sehingga dapat mendongkrak return yang diterima oleh
investor.
Dengan masalah diatas, penulis merasa ada hal yang harus dikaji lebih
lanjut, yaitu pengaruh karakteristik komite audit, leverage, ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan sukarela dan pengaruhnya terhadap reaksi pasar.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Uswatun (2017) menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiguna (2011)
menyimpulkan leverage memiliki pengaruh negatif dan ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Penelitian yang dilakukan
oleh Mujiyono dan Nany (2010) menyimpulkan bahwa leverage terhadap
pengungkapan sukarela berpengaruh negatif namun tidak terlalu signifikan, ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela dan karakteristik
komite audit berpengaruh negatif namun tidak terlalu signifikan. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Alfraih dan Almutawa (2017) menyimpulkan bahwa
komponen dalam corporate governance memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Rouf dan Akhtaruddin (2018) menyimpulkan bahwa dua dari
komponen komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
26
Apabila dilihat dari beberapa hasil penelitian di atas, terlihat masih terdapat
beberapa perbedaan terkait hasil pengujian, proksi yang digunakan serta perbedaan
objek penelitian. Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi alasan peneliti mengambil
topik ini. Selain itu, peneliti ingin membahas dan menguji lebih jauh pengaruh
antara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi luas pengungkapan terhadap
pengungkapan sukarela serta dampaknya terhadap reaksi pasar saham. Penelitian
ini merupakan replikasi atau pengembangan dari penelitian Mujiyono dan Nany
(2010). Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sampel yang digunakan, tahun sampel yang digunakan dalam penelitian Mujiyono
dan Nany (2010) merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2002, sedangkan penelitian ini menggunakan data sampel perusahaan
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang tahun 2013-2017.
Selain perbedaan data sampel, yang membedakan dengan penelitian sebelumnya
yaitu penggunaan variabel pengungkapan sukarela menjadi variabel intervening.
Penelitian ini juga tidak memasukan saham publik sebagai variabel independen.
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu perusahaan
dalam melakukan pengungkapan sukarela, serta dapat membantu investor untuk
memahami setiap red flags yang terdapat di dalam Laporan Keuangan. Berdasarkan
hal tersebut penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
Karakteristik Komite Audit, Leverage, Ukuran Perusahaan terhadap
Pengungkapan Sukarela dan Dampaknya pada Reaksi Pasar (Studi pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2017)”.
27
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut ini merupakan
identifikasi masalah yang hendak diteliti terkait permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan tindakan pengungkapan sukarela dan reaksi pasar:
1. Komite audit belum menjalankan tugasnya dengan baik.
2. Investor tidak mendapatkan informasi yang memadai sebelum melakukan
investasi.
3. Terdapat perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.
4. Terdapat asimetri informasi.
5. Perusahaan tidak melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunannya.
6. Perusahaan tidak terbuka dalam menyampaikan informasi kepada para
pemegang kepentingan.
7. Pengungkapan kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan dapat menurunkan
minat dan kepercayaan investor untuk melakukan investasi.
8. Kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan dapat menurunkan reputasi
perusahaan di lingkaran pasar saham.
9. Komite audit belum sepenuhnya ikut andil dalam membantu pengungkapan
sukarela perusahaan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah atas, berikut ini merupakan pembatasan
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Menguji Pengaruh dari Karakteristik Komite Audit, Leverage, Ukuran
Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela
28
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan suatu
laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut diantaranya tingkat likuiditas,
profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan menjadi hal yang sangat
mempengaruhi seberapa luas pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu efektifitas komite audit juga memiliki pengaruh dalam
menentukan luas pengungkapan dalam laporan keuangan yang dikeluarkan
perusahaan. Penelitian ini hanya terfokus untuk meneliti pengaruh karakteristik
komite audit, leverage dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sukarela.
2. Menguji Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Reaksi Pasar.
Yang dimaksud dari reaksi pasar di dalam penelitian ini merupakan reaksi
investor atas pengungkapan sukarela yang dapat mempengaruhi reputasi
perusahaan dan tingkat kepercayaan investor. Pasar modal merupakan salah satu
instrument dalam dunia perekonomian yang sangat sensitif. Salah satu hal yang
paling mempengaruhi reaksi di pasar modal adalah informasi yang diungkapkan
oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Informasi yang diungkap tersebut dapat
menjadi sinyal positif maupun sinyal negatif yang dapat mempengaruhi keputusan
yang akan diambil oleh para pemegang saham. Reaksi pasar dalam beberapa
penelitian diproksikan sebagai abnormal return saham.
3. Menguji Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap Reaksi Pasar.
Tidak hanya berpengaruh kepada luas pengungkapan sukarela, efektivitas
komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan pun memiliki pengaruh terhadap
reaksi pasar dalam mengambil keputusan. Semakin efektif komite audit di dalam
perusahaan, investor akan semakin meningkatkan kepercayaannya, leverage dan
29
ukuran perusahaan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan
berinvestasi di dalam perusahaan tersebut..
4. Hanya pada Perusahaan BUMN yang Listing di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2017.
Dari sekian banyak perusahaan yang ada di Indonesia, peneliti hanya
berfokus pada perusahaan BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2017 saja yang telah dipilih melalui beberapa karakteristik yang ditentukan oleh
peneliti.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela di perusahaan?
2. Apakah pengungkapan sukarela memiliki pengaruh positif terhadap reaksi
pasar?
3. Apakah karakteristik komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh terhadap reaksi pasar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh karakteristik komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap
luas pengungkapan sukarela.
2. Pengaruh pengungkapan sukarela terhadap reaksi saham.
30
3. Pengaruh karakteristik komite audit, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap
reaksi pasar.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi untuk menambah
ilmu terkait dengan karakteristik komite audit, leverage, ukuran
perusahaan, pengungkapan sukarela serta reaksi pasar saham.
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang akan
melanjutkan lebih dalam penelitian dengan topik ini.
c. Penulis, sebagai saran untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh karakteristik komite audit, leverage, ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan sukarela serta dampaknya kepada reaksi pasar.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi komite audit, agar lebih memahami mengenai pentingnya melakukan
pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi dan menambah wawasan
pengungkapan sukarela dan reaksi pasar dalam menerima informasi laporan
keuangan.
c. Perusahaan, sebagai sarana informasi dan acuan dalam melakukan
pengungkapan sukarela di dalam laporan keuangan untuk meningkatkan
kepercayaan investor
31
d. Investor, sebagai pengetahuan dan alat untuk meninjau untuk mendapatkan
bukti empiris mengenai calon investee serta dapat memahami setiap red
flags yang terdapat di dalam laporan keuangan.
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Godfrey (2010), teori keagenan merupakan teori yang membahas
mengenai hubungan antara dua pihak yaitu pihak pertama sebagai principal dan
pihak kedua sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa dalam
teori ini agar hubungan kontraktual antara principal dan agen dapat berjalan lancar,
pemilik akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada manajer.
Seorang agen ditunjuk oleh prinsipal dengan diberi mandat untuk melaksanakan
kepentingan sesuai yang diinginkan oleh pihak prinsipal. Terkadang dalam
hubungan prinsipal-agen ini terjadi suatu conflict of interest atau persinggungan
kepentingan dimana pihak agen lebih mementingkan kepentingannya sendiri
daripada kepentingan perusahaan. Sudah seharusnya pihak agen melakukan
kegiatan sesuai dengan keinginan prinsipal yang telah mempercayakan sumber
modalnya kepada perusahaan. Terkadang terdapat keadaan dimana agen menuntut
lebih kepada prinsipal.
Dalam teori ini terdapat dua kubu yang berperan yaitu principal dan agent.
Teori ini berfokus dalam menjelaskan hubungan kepercayaan yang terjadi diantara
keduannya. Teori ini mengatur mengenai prinsipal sebagai pihak pertama yang
memiliki sumber daya yang mempercayakannya kepada pihak kedua yaitu yang
bertugas mengelolanya. Di dalam perusahaan biasanya yang berperan sebagai
prinsipal adalah pemegang saham dan yang berperan sebagai agen adalah manajer
(Godfrey, 2010).
33
Hubungan prinsipal-agen ini terjalin ketika prinsipal membuat suatu
kontrak dengan pihak agen dengan harapan agen dapat melaksanakan perintah
sesuai dengan yang diharapkan oleh prinsipal atau dengan kata lain terdapat
pendelegasian wewenang dari prinsipal kepada agen. Hubungan antara prinsipal-
agen ini dapat memicu timbulnya kesenjangan informasi atau asymmetrical
information yang disebabkan oleh percikan-percikan perbedaan kepentingan antara
pihak prinsipal dan agen, oleh karena itu dibutuhkan dua hal yang dapat mengurangi
kesenjangan informasi, yaitu kontrak perjanjian yang jelas antara prinsipal dan
agen. Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
a. Adverse selection, yaitu para jajaran manajemen dan pihak-pihak yang
memeliki pengetahuan banyak mengenai keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan para pemegang saham ataupun pihak luar lainnya. Para pemegang
saham membutuhkan informasi yang mengandung fakta untuk digunakan dalam
mengambil keputusan tidak didapatkan secara detail dari pihak manajer.
b. Moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pihak manajemen tidak
diketahui oleh pihak pemegang saham dan juga kreditur. Hal tersebut dapat
mengakibatkan manajer dapat melakukan tindakan di luar sepengetahuan pihak
pemegang saham dan pihak luar lainnya yang melanggar kontrak yang tidak
dibenarkan secara etika.
Selain itu, agen dikhawatirkan dapat memiliki kepentingan yang berbeda
dengan keinginan prinsipal, oleh karena itu dibutuhkan peran seorang auditor
eksternal yang akan memastikan bahwa agen telah berkerja sesuai dengan
kepentingan perusahaan.
34
Menurut Godfrey (2010), masalah keagenan merupakan masalah yang
timbul akibat adanya dorongan agen untuk bersikap seolah-olah sedang
mementingkan kepentingan perusahaan. Contohnya adalah seorang manajer yang
telah menggunakan insentif seperti penggunaan mobil perusahaan dengan
mengorbankan kepentingan pemegang saham. Masalah keagenan biasanya
menimbulkan suatu biaya yang disebut biaya agensi atau biaya keagenan. Menurut
Jensen dan Meckeling (1976), terdapat tiga jenis biaya keagenan yaitu:
a. Biaya Monitoring (Monitoring Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
memantau, mengamati dan mengukur perilaku agen sebagai pihak yang
mendapatkan kepercayaan dari prinsipal. Contohnya adalah biaya untuk
membayar auditor eksternal untuk melakukan audit.
b. Biaya Ikatan (Bonding Cost), biaya yang digunakan dalam membuat dan
menyesuaikan mekanisme yang dibuat oleh agen agar mereka memiliki
kepentingan di lini yang sama bersama dengan prinsipal. Biaya ikatan ini
dikeluarkan oleh pihak agen, contohnya manajemen memberikan laporan
keuangan secara berkala untuk menunjukan keunggulan pihak manajemen
dalam melakukan tugasnya.
c. Kerugian Residual (Residual Loss), merupakan kemungkinan bahwa agen akan
membuat keputusan yang tidak sejalan dengan keinginan pihak prinsipal.
Misalnya adalah rekayasa yang dilakukan seorang agen terhadap suatu akun
untuk meningkatkan insentifnya yang dapat mengakibatkan kerugian residual
bagi pihak prinsipal.
35
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal merupakan teori yang menekankan pada seberapa penting
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan
para investor dan pihak lain yang berkepentingan. Tentunya pihak investor sangat
membutuhkan suatu informasi yang lengkap, relevan serta tepat waktu untuk
membantu pengambilan keputusannya di masa mendatang (Godfrey, 2010).
Godfrey (2010) menyatakan bahwa teori ini berpendapat bahwa manajer
secara sukarela memberikan informasi mengenai keadaan perusahaannya untuk
membantu pihak investor untuk pengambilan keputusannya. Sinyal yang diberikan
oleh perusahaan biasanya berupa laporan keuangan. Terdapat dua jenis informasi
yang dapat dikeluarkan oleh manajer yaitu dapat berupa bad news atau good news.
Teori sinyal merupakan sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh pihak
pemegang saham atau investor sebagai sarana pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan menentukan apakah investor dan calon investor tersebut akan
menanamkan sahamnya atau tidak di masa depan. Teori sinyal dapat memberikan
gambaran mengenai prediksi kinerja keuangan di masa depan dan menjadi
pedoman bagi investor untuk mengambil langkah yang tidak berpotensi mengalami
kerugian. Suwardjono (2005) menjelaskan bahwa teori sinyal berakar pada teori
akuntansi pragmatif yang memperhatikan pengaruh informasi terhadap perilaku
para pemakai informasi tersebut. Suatu kejadian dapat dikatakan mengandung
informasi apabila kejadian tersebut mengakibatkan perubahan keyakinan pihak
yang menerima informasi tersebut. Apabila pihak manajemen secara sukarela
mengungkapkan gambaran lingkungan perusahaannya secara transparan maka akan
36
mengurangi resiko turunnya reputasi perusahaan tersebut di kalangan para investor
di pasar saham.
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
menyampaikan sinyalnya kepada pihak eksternal yang berkepentingan. Sinyal itu
dapat berupa sinyal baik ataupun sinyal buruk dan pihak investor akan
menyesuaikan dan mempertimbangkan keputusannya sesuai dengan sinyal yang
diterima tersebut.
3. Good Corporate Governance
Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) mendefinisikan good
corporate governance (GCG) sebagai proses dan struktur yang diterapkan oleh
perusahaan dengan tujuan utama untuk meningkatkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain.
Dalam pelaksanaan GCG terdapat beberapa prinsip dasar yang terkandung
di dalamnya diantaranya adalah transparency, fairness, accountability,
responsibility, dan independency. Berikut ini merupakan penjelasan kelima prinsip
dasar good corporates governance menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance, yaitu:
a. Transparency
Merupakan penyediaan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perusahaan
wajib memberikan informasi yang relevan secara tepat dan jelas kepada pemangku
kepentingan maupun pemegang saham sesuai dengan kebijakan perusahaan yang
berlaku.
37
b. Accountability
Pengelolaan perusahaan yang benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan yang membahas mengenai
struktur dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan.
c. Responsibility
Perusahaan yang melaksanakan prinsip responsibilitas harus dapat
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan serta karyawan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka Panjang seperti penanggulangan limbah,
penyelenggaraan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan pemberian
upah yang sesuai dengan aturan.
d. Independency
Pengelolaan perusahaan secara independen tanpa ada campur tangan
maupun tekanan dari pihak lain saat melakukan pengambilan keputusan yang mana
demi keberlangsungan hidup perusahaan dan melindungi hak-hak pemegang saham
maupun pemangku kepentingan.
e. Fairness
Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Fairness dimaksudkan untuk menjamin perlindungan hak-hak pemegang saham
dan pemangku kepentingan.
38
Violita et al (2016) menjelaskan bahwa GCG memiliki bebarapa manfaat
di antaranya memperlancar proses pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi
dan menciptakan budaya kerja yang bersih dan sehat, dapat mereduksi tindakan
penyalahgunaan wewenang dan otoritas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,
dapat meningkatkan citra dan reputasi perusahaan di mata investor dan dapat
meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang akan membantu
meningkatkan produktivitas operasional perusahaan.
4. Komite Audit
Menurut Egon Zehnder Internasional (2000), komite audit memiliki peran
dalam memberikan pandangan mengenai setiap permasalahan terkait akuntansi,
laporan keuangan dan penjelasannya, dan sistem pengawasan internal serta auditor
independen. Independensi Komite Audit diukur berdasarkan sejauh mana anggota
komite tersebut merangkap dengan satuan pengawas interen perusahaan (Annisa et
al, 2005). Menurut Utama (2004), Komite Audit merupakan salah satu dari
beberapa Dewan Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris. Komite yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris diantaranya adalah Komite Remunerasi, Komite
Nominasi dan Komite Audit. Pembentukan komite tersebut memiliki manfaat untuk
menjalankan fungsi Dewan Komisaris secara lebih rinci. Komite Audit berada
langsung di bawah Dewan Komisaris yang menjembatani pemegang saham,
stakeholder dan Dewan Komisaris dengan kegiatan pengendalian yang dilakukan
oleh pihak manajemen, auditor internal serta akuntan publik.
Komite Audit terdiri dari pihak-pihak yang independen dan tidak terikat
dengan tugas sehari-hari yang dilakukan oleh manajemen yang mengelola
39
perusahaan dan harus memiliki pengalaman dan kecakapan dalam melaksanakan
fungsi pengawasan secara efektif.
Komite Audit memiliki beberapa fungsi dan peranan seperti yang dijelaskan
menurut The Institute of Internal Auditors dalam Internal Auditing and The Audit
Committee yang dikutip oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI) di antaranya:
a. Tanggung jawab dalam laporan keuangan. Tanggung jawab komite audit di
bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan apakah laporan keuangan
yang dibuat oleh pihak manajemen telah menggambarkan keadaan perusahaan
yang sebenarnya mengenai kondisi keuangan, hasil usahanya, dan rencana serta
komitmen jangka panjang.
b. Tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan. Tanggung jawab komite audit
dalam tata kelola perusahaan atau corporate governance adalah untuk
memastikan apakah perusahaan telah menjalankan kegiatannya sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan kegiatan dengan
menjunjung tinggi etika dan melaksanakan pengawasan secara efektif dalam
benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh segenap pegawai
perusahaan.
c. Tanggung jawab dalam pengawasan perusahaan. Tanggung jawab komite audit
dalam pengawasan perusahaan adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
masalah-masalah serta hal-hal yang berpotensi mengandung resiko.
5. Leverage
Pada umumnya, perusahaan memiliki dua sumber modal dalam pemenuhan
kebutuhannya, yaitu dari pemodalan dan utang. Apabila modal saham dan laba
40
ditahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut belum mencukupi maka perusahaan
dapat mencari pendanaan yang berasal dari pihak luar dalam bentuk utang.
Menurut Fahmi dalam Ludijanto, et al., (2014), leverage merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana dan seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh utang. Rasio leverage ini pun menunjukan indikasi tingkat keamanan
dari para pemberi pinjaman (Munawir, 2010). Analisis leverage merupakan analisis
yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos yang menjadi komponen
dalam rasio leverage sehingga dapat diketahui akibat yang timbul dalam laporan
keuangan. Istilah leverage biasanya digunakan untuk menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap
guna memperbesar tingkat return bagi pemilik perusahaan.
Perusahaan yang pendanaannya bersumber dari utang akan memiliki
perbedaan pada pendapatan per lembar saham atau earning per share (EPS) dengan
perusahaan yang pendanaannya tidak bersumber dari utang. Penggunaan utang
yang terlalu tinggi akan menimbulkan bahaya bagi perusahaan, perusahaan akan
terjebak di dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit melepaskan utang tersebut.
Kasmir (2013) menyebutkan beberapa tujuan perusahaan menggunakan
rasio leverage, yaitu:
a. Guna mengetahui posisi perusahaan terhadap utang kepada pihak kreditur.
b. Guna menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap.
c. Guna menilai keseimbangan antara aktiva dan modal.
d. Guna menilai seberapa jauh utang berpengaruh dalam penggunaan dan
pengelolaan aktiva.
41
e. Guna mengukur berapa bagian modal pribadi yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang.
f. Guna menilai berapa banyak dana pinjaman yang akan ditagih kreditur dan
berapa modal sendiri yang dimiliki.
Selain itu, Kasmir (2013) juga menyatakan beberapa manfaat terkait
penggunaan analisis leverage bagi perusahaan, yaitu:
a. Guna menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada
kreditur lain.
b. Menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
c. Menganalisis keseimbangan aktiva tetap dan modal.
d. Menganalisis sejauh mana utang berpengaruh pada penggunaan aktiva
perusahaan.
e. Menganalisis berapa banyak modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan.
Dalam manajemen keuangan biasanya mengenal tiga macam leverage
yaitu:
a. Financial Leverage
Financial leverage biasanya terjadi saat perusahaan menggunakan sumber
pendanaan yang memberikan beban tetap (Lestari dan Nuzula, 2017). Financial
leverage dikatakan menguntungkan atau favorable apabila pendapatan perusahaan
yang diterima dari hasil pendanaan tersebut lebih besar dibandingkan beban tetap
yang harus dibayar. Financial leverage dikatakan tidak menguntungkan atau
unfavorable apabila pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil penggunaan
dana tersebut lebih kecil dari beban yang harus dibayar (Horne dan Wachowicz:
2007).
42
Financial leverage dapat diukur menggunakan Degree of Finacial Leverage
(DFL), dengan formula sebagai berikut:
𝐷𝐹𝐿 =% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑃𝑆
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝐵𝐼𝑇
Sumber: Halim (2015)
b. Operating Leverage
Jenis leverage ini terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang
menghasilkan beban tetap. Operating leverage ini dapat memperbesar keuntungan
dan juga dapat memperbesar kerugiannya (Lestari dan Nuzula, 2017).
Operating Leverage ini diukur dengan menggunakan Degree of Operating
Leverage dengan formula sebagai berikut:
𝐷𝑂𝐿 =% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑃𝑆
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Sumber: Syamsuddin (2011)
c. Combined Leverage
Jenis leverage ini merupakan gabungan dari financial leverage dengan
operational leverage. Leverage ini juga biasanya disebut degan total leverage
(Lestari dan Nuzula, 2017). Combine leverage ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap EPS.
Combine Leverage dapat diukur dengan menggunakan Degree of Combined
Leverage, yang diformulakan sebagai berikut;
𝐷𝐶𝐿 = 𝐷𝑂𝐿 × 𝐷𝐹𝐿
Sumber: Harmono (2014)
43
Menurut Munawir (2007), Syamsuddin (2011), Kasmir (2013), dan Fahmi
(2013), terdapat lima jenis rasio leverage yang biasa digunakan, yaitu:
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio ini digunakan untuk melihat perbandingan utang perusahaan dengan
cara mengukur total utang dengan total aktiva. Rasio ini mengukur seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi DAR maka semakin besar jumlah
pinjaman dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Ludjianto, et al. 2014).
𝐷𝐴𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠× 100%
Sumber: Syamsuddin (2012)
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini digunakan untuk membandingkan sumber modal yang berasal
dari utang jangka panjang dan jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan dan melihat seberapa besar jaminan yang tersedia
untuk kreditur. Semakin rendah DER maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
dalam melunasi seluruh kewajibannya.
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
Sumber: Sartono (2012)
c. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kewajiban jangka panjang
dengan total modal (Ludjianto, et al. 2014). Tujuan dari rasio ini adalah untuk
mengukur berapa bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka
panjang.
44
𝐿𝐷𝐸𝑅 =𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
Sumber: Fahmi (2013)
d. Short Term Debt to Equity Ratio (CDER)
Rasio ini digunakan untuk membandingkan utang lancar dengan modal
sendiri (Ludijanto et al., 2014).
𝐶𝐷𝐸𝑅 =𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
Sumber: Munawir (2007)
e. Time Interest Earned Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan membayar bunga dan
mengukur seberapa jauh laba dapat mengalami penurunan ketika perusahaan tidak
mengalami kesulitan secara finansial.
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑎𝑥 𝑎𝑛𝑑 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
6. Debt to Equity Ratio (DER)
Dari kelima jenis rasio leverage di atas, peneliti hanya fokus menggunakan
rasio DER dikarenakan informasi yang dihasilkan dari rasio ini dapat digunakan
oleh investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan penanaman modal.
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
menganalisis perbandingan modal yang berasal dari pinjaman dengan modal
sendiri. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara membandingkan total seluruh
utang dengan total ekuitas. Rasio ini dapat menggambarkan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya menggunakan modal sendiri yang digunakan sebagai
dana untuk melunasi utang. Rasio ini juga dapat mencerminkan kemampuan
45
perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh utangnya baik jangka panjang
maupun utang lancarnya.
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menentukan apakah perusahaan tersebut berskala
besar atau kecil. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar modal yang
digunakan. Ukuran perusahaan dikatakan sebagai unsur yang penting bagi
perusahaan dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan maka reputasi dan daya
jual perusahaan tersebut semakin tinggi (Maharani dan Budiasih, 2016).
Besar ukuran perusahaan dapat dilihat dari jumlah total aktiva, penjualan
dan kapitalisasi pasarnya. Semakin besar total aktivanya maka dapat menunjang
kegiatan operasionalnya yang meningkat sehingga dapat menghasilkan revenue
yang tinggi bagi perusahaan. Besar perusahaan juga memiliki pengaruh terhadap
luas pengungkapan, semakin besar ukuran perusahaannya maka semakin luas
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar cenderung
memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks sehingga membutuhkan
pengungkapan informasi yang lebih luas sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada pihak ketiga untuk meningkatkan reputasi perusahaan.
8. Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan merupakan
suatu komponen penting dalam menjaga dan meningkatkan tingkat akuntabilitas
publik (Putri et al., 2017). Menurut Hendriksen dan Breda (2000), pengungkapan
didefinisikan sebagai penyerahan dan penyediaan sejumlah informasi yang
dibutuhkan untuk pengoperasian efisiensi pasar modal. Dalam lingkup yang lebih
46
luas, pengungkapan terdiri dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
serta semua informasi tambahan termasuk catatan kaki, subsequent event, laporan
manajemen, dan lain sebagainya.
Pengungkapan memiliki tujuan yaitu untuk menyajikan informasi yang
dibutuhkan dan dianggap perlu sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap para
pengguna laporan keuangan khususnya bagi para investor dan kreditor. Hal tersebut
sesuai dengan rerangka konseptual yang menetapkan kepada siapakah laporan
keuangan atau laporan tahunan tersebut ditujukan.
Suatu pengungkapan dikatan memadai apabila menyiratkan jumlah
pengungkapan minimum yang harus dipenuhi sesuai standar yang berlaku agar
tidak menyesatkan dan relevan. Peraturan mengenai pengungkapan ini diatur dalam
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor
KEP-689/BL/2011 dalam peraturan nomor VIII.G.17 mengenai pedoman akuntansi
perusahaan efek.
Menurut Hendriksen (1997), terdapat tiga konsep mengenai pengungkapan,
yaitu:
a. Adequate disclosere atau pengungkapan cukup. Pengungkapan ini berarti
pengungkapan minimal yang harus ada agar laporan tahunan yang disajikan
tidak menyesatkan dan relevan.
b. Fair disclosure atau pengungkapan wajar. Pengungkapan ini berisi pernyataan
mengenai
c. Full disclosure atau pengungkapan penuh. Pengungkapan ini diartikan sebagai
penyediaan semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan yang
dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
47
Juniarti dan Sentosa (2010) berpendapat bahwa informasi yang
diungkapkan di dalam laporan keuangan dibagi menjadi dua yaitu pengungkapan
wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Pengungkapan wajib merupakan perusahaan yang didasarkan pada ketentuan
pengungkapan minimum yang bersifat wajib serta diatur dalam suatu standar yang
berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan informasi
yang dilakukan secara sukarela oleh pihak internal perusahaan. Setiap perusahaan
memiliki luas pengungkapan sukarela yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini,
penulis hanya fokus meneliti pengungkapan sukarela saja yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu.
9. Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela berdasarkan keputusan ketua Bapepam Nomor
38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 yaitu suatu pengungkapan yang dilakukan
secara sukarela oleh suatu perusahaan tanpa adanya peraturan yang mengikat
seperti pada pengungkapan wajib.
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang bebas dilakukan
oleh manajemen perusahaan untuk memberikan informasi yang relevan untuk
membantu para pemakai laporan tahunan dalam pengambilan keputusan
(Darrough, 2010). Pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh corporate governance.
Semakin bagus kualitas corporate governance-nya makan semakin baik pula
kualitas pengungkapannya.
Semakin banyak informasi yang diungkap oleh suatu entitas maka semakin
kecil kemungkinan terjadinya aismetri informasi dan mengurangi tingkat resiko
investasi bagi para investor di pasar saham. Menurut Goto et al., (2009),
48
pengungkapan penuh dalam laporan tahunan akan berpengaruh pada reaksi pasar
pada tingkat return saham.
10. Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator yang menentukan
kualitas suatu pasar modal. Efisiensi pasar ditentukan oleh seberapa besar pengaruh
informasi yang relevan, yang dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
(Rahman, 2008). Sunariyah (2004) menjelaskan efisiensi pasar modal merupakan
alat guna mengoperasikan gagasan perfect market dengan maksud agar para pelaku
pasar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dalam pengambilan keputusan.
Rahman (2008) menyatakan semakin besar derajat efisiensinya maka
kualitas pasar modal akan semakin membaik. Menurut Handaru dkk (1996),
terdapat dua jenis efisiensi pasar modal yaitu efisiensi internal dan efisiensi
eksternal. Suatu pasar modal dikatakan efisien internal apabila biaya transaksi
dalam perdagangan saham semakin rendah. Efisiensi internal ini dikaitkan dengan
besarnya biaya untuk melakukan pembelian ataupun penjualan saham. Di sisi lain,
efisiensi eksternal ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga saham di pasar
modal terhadap informasi baru.
Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dapat mencerminkan
kondisi perusahaan yang sesungguhnya (Noviant dan Marsono, 2013). Di dalam
laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak luar
dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Godfrey (2010)
menyatakan bahwa manajer sebagai pihak internal perusahaan memiliki kewajiban
untuk menyusun laporan keuangan sebagai bentuk tanggung jawab atas tugasnya
kepada para pemegang saham dan pihak lain yang terkait termasuk kreditur.
49
Sebaliknya pihak eksternal seperti investor, kreditur, pemerintah dan pihak
eksternal lain membutuhkan informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan
untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang sesuai dengan kondisi
perusahaan yang tercermin di dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan yang
baik harus dapat memberikan informas mengenai kondisi perusahaan dan keuangan
perusahaan pada saat tertentu secara wajar. Keterkaitan antara reaksi pasar dan
laporan keuangan ini sejalan dengan maksud dari teori sinyal yang menyebutkan
bahwa informasi laba yang tertuang di dalam laporan keuangan merupakan sinyal
bagi para investor dan calon investor. Sinyal tersebut dapat berupa kabar baik atau
kabar buruk yang akan berdampak pada treatment dan keputusan yang akan diambil
di masa depan. Investor dan calon investor dapat memprediksi laba di masa depan
dengan menggunakan sinyal yang diberikan perusahaan tersebut (Noviant dan
Marsono, 2013).
11. Return Saham
Menurut Noviant dan Marsono (2013), return merupakan tingkat
keuntangan yang dinikmati oleh investor atas penanaman modal yang
dilakukannya. Setiap investasi baik itu investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan atas
investasi yang dilakukannya tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Legiman et al., (2015) mendefinisikan return saham sebagai hasil yang
didapatkan dari investasi. Return Saham terdiri dari dua komponen yaitu current
income atau pendapatan berjalan dan capital gain atau keuntungan selisih harga.
Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang
bersifat periodik (Noviant dan Marsono, 2013). Komponen perhitungan return
50
terdiri atas dua kompoen yaitu capital gain/loss dan deviden. Gain/loss itu sendiri
didapatkan dari selisih antara laba/rugi yang dialami oleh para pemegang yang
diakibatkan karena harga saham lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan
harga saham sebelumnya.
Menurut Sudarsono (2014), return dibedakan menjadi dua yaitu return
realisasi dan return ekspektasi atau return yang diharapkan oleh investor. Return
ekspekstasi merupakan return yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi
yang akan didapatkan pada masa yang akan datang. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi bersarnya return atas suatu investasi diantaranya adalah kualitas dan
reputasi manajemen, struktur pemodalan, utang, tingkat laba yang dicapai dan
faktor-faktor lain. Return saham juga dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan moneter
serta perkembangan sektor industri dan lain-lain (Sudarsono, 2014).
12. Abnormal Return
Dalam beberapa penelitian, abnormal return menjadi proksi yang
digunakan untuk mengukur suatu reputasi perusahaan. Noviant dan Marsono (2013)
mendefinisikan abnormal return sebagai return yang didapatkan oleh investor tidak
sesuai dengan yang diharapkan pada saat awal melakukan investasi. Selisih antara
return yang diharapkan dan return yang didapatkan menjadi abnormal return.
Abnormal return yang didapat bisa positif dan negatif. Selisih return akan menjadi
positif apabila return yang didapatkan lebih besar dibandingkan return yang
diharapkan. Sebaliknya abnormal return akan negatif jika return yang didapatkan
lebih rendah daripada return yang diharapkan. Abnormal return dapat disebabkan
oleh keadian-kejadian tertentu seperti pada saat awal bulan, awal tahun, terdapat
kejadian yang luar biasa, kondisi politik yang tidak stabil dan lain-lain.
51
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
52
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Peneltian
Metode Penelitian
Hasil Penlitian Persamaan Perbedaan
1 Mujiyono dan
Magdalena
Nany (2010)
Pengaruh Leverage,
Saham Publik, Size,
dan Komite Audit
terhadap Luas
Pengungkapan
Sukarela
Variabel karakteristik
komite audit, leverage
dan ukuran perusahaan
sebagai variabel
independen.
Variabel saham
publik, objek dan
sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keberadaan komite audit
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela, kemudian
ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela dan
variabel leverage memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan.
2 Mishari M.
Alfraih
Abdullah M.
Almutawa
(2017)
Voluntary disclosure
and corporate
governance: empirical
evidence from Kuwait
Persamaan penelitian
ini terletak pada
penggunaan variabel
komite audit sebagai
variabel independen
dan penggunaan
variabel pengungkapan
sukarela sebagai
variabel dependen.
Variabel ukuran
pemegang saham,
cross directorship,
peran ganda, dan
non-executive
director on board
serta saham
manajerial sebagai
variabel dependen.
Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa angka
pengungkapan sukarela di Kuwait
pada bursa efek KSE sangat
rendah. Nilai rata-rata
pengungkapan sukarela selama 4
tahun adalah 23%. Secara
keseluruhan yang memiliki komite
audit hanya sekitar 17%.
Keberadaan komite audit tidak
berpengaruh terhadap luas dari
praktek pengungkapn sukarela
oleh perusahaan.
Bersambung pada halaman berikutnya
Tabel 2.1
(Lanjutan)
53
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Peneltian
Metode Penelitian
Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
3 Vera Indrayani
dan Anis Chariri
(2014)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage dan
Likuiditas terhadap
Kelengkapan
Pengungkapan
Sukarela dalam
Laporan Tahunan pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Pada
Tahun 2010-2012
Variabel leverage dan
variabel kelengkapan
pengungkapan sukarela
Variabel
profitabilitas dan
likuiditas sebagai
variabel
independen, objek
penelitian,
menggunakan
SPSS.
Profitabilitas dan leverage (Debt
to Equity Ratio) memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kelengkapan
pengungkapan sukarela pada
perusahaan manufaktur yang go
public di Bursa Efek Indonesia.
Likuiditas (Current Ratio) tidak
memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan sukarela pada
perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Indonesia. 4 Khairiah dan
Fuadi (2017)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Sukarela dalam
Laporan Tahunan
(Studi pada Pebankan
Syariah di Indonesia)
Variabel leverage,
variabel ukuran
perusahaan, dan
variabel pengungkapan
sukarela.
Variabel likuiditas
dan variabel
profitabilitas.
Populasi dan
sampel penelitian,
menggunakan
regresi linear
dengan software
SPSS.
Secara simultan ukuran perusahaan,
likuiditas, leverage dan
profitabilitas berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela pada
perbankan
syariah di Indonesia. Pada hasil
pengujian parsial ukuran perusahaan
dan leverage tidak berpengaruh
terhadap
pengungkapan sukarela pada
perbankan syariah di
Indonesia, likuiditas dan profitabilitas
berpengaruh terhadap pengungkapan
Bersambung pada halaman berikutnya
Tabel 2.1
(Lanjutan)
54
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Peneltian
Metode Penelitian
Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
sukarela pada perbankan syariah di
Indonesia.
5 Guy Dinesh
Fernando, Justin
Giboney,
Richard A
Schenible
(2017)
Voluntary Disclosure
and Market Response
to Earning
Announcements.
Variabel reaksi pasar
dan variabel
pengungkapan
sukarela.
Variebel
pengumuman laba
perusahaan.
Sampel dan
populasi
penelitian,
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengungkapan sukarela
memiliki pengaruh yang negatif
terhadap reaksi pasar yang
ditunjukan oleh nilai abnormal
return saham setelah tanggal
pengumuman earnings
perusahaan.
6 Prince
Acheampong,
Evans Agalega,
Albert Kwabena
Shibu (2014)
The Effect of Financial
Leverage and Market
Size on Stock Returns
on the Ghana Stock
Exchange: Evidence
from Selected Stocks in
the Manufacturing
Sector.
Variabel leverage,
ukuran perusahaan dan
variabel reaksi pasar.
Populasi dan
sampel penelitian.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat
leverage dan ukuran perusahaan
memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap reaksi saham.
7 Jenny
Sihombing,
Sukrisno Agoes,
dan Urip
Santoso (2017)
Studi Empiris terkait
dengan Pengungkapan
Sukarela , Kualitas
Audit, dan Asimetri
Informasi terhadap
Stock Return pada
Perusahaan
Variabel pengungkapan
sukarela dan variabel
reaksi saham.
Variabel kualitas
audit dan asimetri
informasi, lokasi
dan sampel
penelitian.
Penelitian ini memberikan hasil
bahwa pengungkapan sukarela,
kualits audit dan asimetri
informasi secara simultan
memberikan kontribusi sebesar
15,9% terhadap return saham, dan
sisanya dipengaruhi oleh faktor-
Bersambung pada halaman berikutnya
Tabel 2.1
(Lanjutan)
55
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Peneltian
Metode Penelitian
Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
Manufaktur yang
terdaftar Pada Bursa
Efek Indonesia.
faktor lain yang dapat berasal dari
pihak internal maupun pihak
eksternal perusahaan.
8 Pradipta Arya
(2012)
Pengaruh Komite
Audit terhadap
Hubungan Antara
Discretionary
Accruals dan
Cummulative
Abnormal Return.
Variabel komite audit,
ukuran perusahaan dan
variabel reaksi pasar.
Variabel
discretionary
accrual, objek dan
sampel penelitian.
Tidak terdapat pengaruh dari
discretionary accruals perusahaan
yang mencantumkan jumlah
anggota komite audit terhadap
cumulative abnormal return, tidak
terdapat pengaruh dari pencantuman
jumlah anggota komite audit
terhadap cumulative abnormal
return, corporate governance
jumlah anggota komite audit tidak
berpengaruh terhadap hubungan
discretionary accruals dengan
cumulative abnormal return. 9 Yesi Wulandari,
Herry Laksito
(2015)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Luas Pengungkapan
Informasi Sukarela
pada Laporan
Keuangan Tahunan
(Studi Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Variabel leverage dan
variabel luas
pengungkapan
sukarela.
Variabel likuiditas
dan profitabilitas.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh secara parsial dengan
tingkat signifikansi 5%,
Variabel leverage yang
diproksikan dengan DER yang
mempunyai nilai β1 = -0.004;
thitung=
-1.402 dengan signifikansi sebesar
0,165 yang berarti DER memiliki
pengaruh negatif dan
Bersambung pada halaman berikutnya
Tabel 2.1
(Lanjutan)
56
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Peneltian
Metode Penelitian
Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
Efek Indonesia Tahun
2011-2013)
tidak signifikan terhadap
pengungkapan laporan keuangan.
Dengan tidak siginifikannya
pengaruh DER terhadap
pengungkapan mengindikasikan
bahwa pengungkapan laporan
keuangan dengan penjelasannya
tidak menekankan pada informasi
hutang perusahaan. 10 Tony S.
Chendrawan
(2012)
Pengaruh Likuiditas,
Earnings Growth,
Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap
Abnormal Return
Saham Indeks LQ 45
Variabel leverage,
ukuran perusahaan dan
reaksi saham.
Variabel likuiditas,
earnings growth,
populasi dan
sampel penelitian.
Likuiditas, earnings growth,
leverage dan ukuran perusahaan
secara bersama-sama tidak
berpengaruh positf terhadap
abnormal return. Berdasarkan uji t
– statistik diperoleh kesimpulan
bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan masing-masing
variabel yaitu likuiditas, earnings
growth dan ukuran perusahaan
terhadap abnormal return.
Sedangkan uji t-statistik untuk
leverage mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap
abnormal return.
Sumber: Data diolah (2018)
57
C. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Hubungan Antara Karakteristik Komite Audit dengan Pengungkapan
Sukarela
Komite audit memiliki tugas untuk memastikan bahwa setiap prinsip-
prinsip corporate governance telah diterapkan dengan baik. Tjager (2003)
menjelaskan bahwa komite audit merupakan komite yang dibentuk dan
bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Li (2012) menyatakan bahwa komite
audit sebagai komite yang melakukan pengawasan mendapatkan delegasi dari pihak
dewan komisaris utama dalam bertanggung jawab dalam proses pelaporan
keuangan. Dengan tanggung jawab yang besar tersebut, anggota komite audit
harusnya dipilih dari orang-orang yang memiliki profesionalitas dan sesuai dengan
kriteria.
Komite audit merupakan komite yang independen dalam artian tidak
memiliki hubungan ekonomi dan pribadi dengan pihak manajemen sehingga dapat
meningkatkan kadar objektivitas. Apabila menilik pada teori agensi menurut Fama
dan Jensen (1983) dalam Suyono (2018) menyatakan bahwa pengawasan yang baik
dan efektif terkait aktivitas manajerial dipengaruhi oleh para direktur yang
independen. Selain perihal independensi, intensitas rapat yang diselenggarakan
oleh komite audit dalam satu tahun memiliki pengaruh terhadap efektif atau
tidaknya pengawasan yang dilakukan. Semakin sering anggota komite audit
melaksanakan pertemuan akan membuat komite audit lebih efektif dalam mencapai
tugas pengawasannya (Karamanou dan Vafeas, 2005).
Dalam penelitian Suyono (2018), menyatakan bahwa karakteristik komite
audit memiliki pengaruh terhadap proses pengungkapan sukarela dalam
58
perusahaan. Ia menyatakan, semakin banyak anggota komite audit maka semakin
banyak pengalaman dan pendapat-pendapat antar anggota komite sehingga lebih
mudah dalam menghadapi setiap permasalahan yang timbul. Jumlah rapat komite
audit setiap tahunnya juga berpengaruh dalam luas pengungkapan sukarela laporan
keuangan. Semakin banyak intensitas pertemuan anggota komite audit artinya
semakin sering mereka berinteraksi dalam mendiskusikan dan memecahkan
masalah yang dihadapi termasuk informasi mengenai pengungkapan informasi
perusahaan.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H1: Karakteristik komite audit berpengaruh signifikan kepada pengungkapan
sukarela
2. Hubungan Antara Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela
Rasio leverage memiliki manfaat menggambarkan sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh utang dan sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajibannya
tersebut. Dengan adanya pendanaan yang berasal dari utang, mengharuskan
perusahaan harus bertanggung jawab agar kreditur percaya atas pemakaian dan
pengembalian pinjaman tersebut (Putri et al., 2017). Untuk meningkatkan
kepercayaan pihak kreditur, perusahaan harus lebih ekstra dalam melakukan
pengungkapan informasi laporan keuangan agar mendapatkan bayangan mengenai
perilaku perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Dalam Mujiyono dan Nany (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki proporsi utang yang lebih tinggi maka cenderung memiliki biaya agensi
yang tinggi pula. Maka dari itu, semakin tinggi tingkat leverage yang dimiliki oleh
59
perusahaan maka semakin tinggi pula kewajiban perusahaan untuk memenuhi
informasi yang dibutuhkan oleh pemberi pinjaman dan pemegang saham (Meek et
al., 1995).
Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyono dan Nany (2010) menunjukan
hasil bahwa leverage berpengaruh negatif tidak signifikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,320. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa perusahaan yang
memiliki utang yang tinggi akan semakin meningkatkan kepercayaan yang lebih
tinggi pula dan dapat menjadi sinyal bagi investor untuk menanamkan sahamnya di
perusahaan tersebut.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H2: Leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela
3. Hubungan Antara Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela
Prasetya (2011) mengungkapkan bahwa ukuran dari sebuah perusahaan
dapat diukur dengan menggunakn 3 (tiga) indikator yaitu nilai total aset yang dapat
diperoleh dari nilai neraca, besarnya total penjualan bersih yang diperoleh dari
laporan laba rugi, dan nilai kapitalisasi pasar yang diperoleh dari cara mengalikan
jumlah saham yang beredar dengan harga saham.
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin luas scope informasi yang
harus diungkapkan oleh perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan
yang memiliki ukuran yang besar cenderung memiliki kegiatan operasional yang
kompleks yang mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
sedetail mungkin sebagai bentuk pertanggung jawaban karena tingginya tuntutan
publik dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil.
60
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri et al., (2017), menyatakan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula luas pengungkapan
sukarela yang disediakan oleh perusahaan kepada pihak investor dan kreditur.
Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyono dan Nany (2010) pun menunjukan hasil
yang sama dengan penelitian Putri et al., (2017) bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
4. Hubungan Antara Pengungkapan Sukarela terhadap Reaksi Pasar
Menurut teori sinyal, manajer secara sukarela memberikan informasi
mengenai keadaan perusahaannya untuk membantu pihak investor untuk
pengambilan keputusannya. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan biasanya
berupa laporan keuangan. Terdapat dua jenis informasi yang dapat dikeluarkan oleh
manajer yaitu dapat berupa bad news atau good news.
Pelaporan keuangan merupakan sarana komunikasi yang terjadi antara
entitas bisnis dengan pihak eksternal seperti kreditor dan investor. Selain sebagai
bentuk pertanggung jawaban perusahaan kepada publik untuk menjaga transparansi
dan akuntabilitasnya, pelaporan keuangan pun dapat membantu investor dalam
pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan sahamnnya.
Sebelum melakukan investasi, investor biasanya akan berusaha mencari
informasi sedetail mungkin guna meminimalisir kemungkinan adanya resiko
61
investasi. Salah satu sarana yang dapat digunakan investor untuk mendapatkan
informasi adalah dengan menggunakan laporan tahunan. Pengungkapan informasi
dalam laporan tahunan terdiri dari dua macam yaitu pengungkapan sukarela dan
pengungkapan wajib. Pertimbangan manajemen dalam melakukan pengungkapan
sukarela dipengaruhi oleh faktor cost dan beneftitnya.
Laporan keuangan merupakan sinyal yang diberikan perusahaan kepada
pihak investor untuk memberikan gambaran mengenai keadaan sebenarnya yang
terjadi di dalam internal perusahaan. Apabila di dalam laporan keuangan tersebut
terdapat indikasi sinyal yang buruk maka akan mempengaruhi treatment dan
langkah yang akan diambil oleh para pihak eksternal yang memiliki kepentingan
seperti investor dan kreditur. Firth (1978) menyatakan bahwa pengungkapan
kecurangan dapat mengakibatkan penurunan kepercayaan investor yang akan
mengakibatkan reaksi negatif pasar saham terhadap perusahaan tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sihombing et al., (2010),
pengungkapan sukarela berpengaruh positif signifikan terhadap reaksi saham. Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin luas pengungkapan sukarela yang dilakukan
oleh perusahaan, akan semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk
melakukan investasi. Sementara dalam penelitian yang dilakukan oleh Ayu (Tanpa
Tahun) menyatakan hasil bahwa pengungkapan laporan keuangan berpengaruh
negatif terhadap reaksi pasar yang menunjukkan bahwa semakin lengkap
disclosure, return saham yang diharapkan semakin rendah sehingga
mengindikasikan investor sangat sedikit menggunakan informasi yang terdapat
dalam pengungkapan.
62
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H4: Pengungkapan sukarela berpengaruh signifikan kepada reaksi pasar.
5. Hubungan Antara Komite Audit terhadap Reaksi Pasar
Komite audit memiliki peran dalam mengawasi setiap pendapat terkait
resiko yang dihadapi perusahaan (Gantyowati dan Nugroho, 2016). Komite audit
dapat membantu menaikkan tingkat efisiseiensi dan akuntabilitas dari proses
pelaporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan. Laporan keuangan merupakan
sumber utama pengkomunikasian informasi mengenai entitas kepada para
pemegang kepentingan yang berada di luar perusahaan. Apabila komite audit telah
mampu menjalankan tugas pengawasannya secara efektif, maka akan menaikkan
tingkat akuntabilitas dari setiap informasi yang diungkapkan. Selain itu, efektivitas
komite audit dapat mengurangi kemungkinan adanya asimetri informasi antara
manajemen dengan pihak eksternal kerena individu-individu yang berada di dalam
komite audit merupakan pihak yang independen tidak memiliki hubungan dalam
hal pribadi maupun ekonomi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gantyowati dan Nugroho (2016),
menyatakan bahwa keberadaan komite audit tidak memiliki korelasi terhadap reaksi
pasar. Hal tersebut dikarenakan keberadaan komite audit tidak serta merta
meningkatkan fungsi dan tugas yang didelegasikan untuk mengawasi secara efektif.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2012) bahwa
komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat cumulative abnormal return.
Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang mencantumkan informasi anggota
komite audit tidak memiliki pengaruh dalam memberikan sinyal informasi yang
63
lebih. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Indriastuti (2012)
menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap reaksi pasar.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H5: Komite audit berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar
6. Hubungan Antara Leverage terhadap Reaksi Pasar
Informasi yang terkandung dalam leverage berisi sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh utang. Rasio leverage yang digunakan di dalam penelitian ini
mengguynakan debt equity to ratio (DER) yang mencerminkan sejauh mana
perusahaan mampu melunasi kewajibannya. Jika laba suatu entitas mengalami
kenaikan maka permintaan dan penawaran atas saham perusahaan tersebut
mengalami peningkatan sehingga harga saham mengalami kenaikan juga.
Apabila investor telah merasa yakin untuk menanamkan modalnya di dalam
perusahaan tersebut, kelak investor tersebut akan mendapatkan return saham yang
berupa deviden dan capital gain. Reaksi pasar biasanya diproksikan menggunakan
abnormal return saham. Abnormal return saham merupakan selisih antara tingkat
keuntungan yang didapatkan dengan tingkat laba yang diharapkan. Tingkat
keuntungan yang dimaksud merupakan tingkat keuntungan atas kegiatan investasi
dalam bentuk saham yang dikalkulasikan berdasarkan harga saham i pada hari ke-t
dikurangi harga saham i dibagi dengan harga saham i pada tahun ke-t-1 (Jogiyanto,
2003 dalam Chendrawan, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian dari Shidiq (2009) yang menyatakan bahwa
leverage memiliki pengaruh terhadap reaksi pasar. Berbeda dengan Pratiwi dan
64
Putra (2015) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa leverage secara parsial
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap reaksi pasar.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H6: Leverage berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar
7. Hubungan Antara Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Pasar
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang menentukan
semakin peluang di dalam pasar modal. Semakin besar ukuran suatu perusahaan
maka semakin meningkat pula peluang perusahaan tersebut di pasar modal, pun
juga sebaliknya. Investor akan cenderung mempercayai perusahaan dengan ukuran
yang besar dikarenakan semakin banyak bidang operasi yang dilaksanakan dan
terdapat banyak aktivitas dan pendanaan utang di pasar modal global. Ukuran
perusahaan diukur dengan menggunakan besar kecilnya penjualan, jumlah ekuitas
dan juga melalui total aktiva yang dimiliki oleh suatu entitas (Nelvianti, 2009).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Nelvianti, 2009) menyatakan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa investor mengganggap informasi mengenai ukuran
perusahaan tidak cukup dijadikan bahan pertimbangan bagi investor dalam
melakukan pengambilan keputusan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Chendrawan (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengharuh positif tidak signifikan terhadap reaksi pasar. Selanjutnya penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi dan Putra (2015) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap return saham secara parsial
65
sehingga dapat ditarik kesimpulan oleh peneliti terdahulu bahwa semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin meningkatkan return saham.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H7: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar
8. Hubungan Antara Karakteristik Komite Audit, Leverage, dan Ukuran
terhadap Pengungkapan Sukarela dan Dampaknya terhadap Reaksi Pasar
Menurut Utama (2010), Komite Audit merupakan salah satu dari beberapa
Dewan Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris. Komite yang dibentuk oleh
Dewan Komisaris diantaranya adalah Komite Remunerasi, Komite Nominasi dan
Komite Audit. Pembentukan komite tersebut memiliki manfaat untuk menjalankan
fungsi Dewan Komisaris secara lebih rinci. Dalam penelitian Suyono (2018),
menyatakan bahwa anggota komite audit dan jumlah rapat yang dilaksanakan oleh
komite audit selama satu tahun memiliki pengaruh terhadap proses pengungkapan
sukarela dalam perusahaan. Ia menyatakan, semakin banyak anggota komite audit
maka semakin banyak pengalaman dan pendapat-pendapat antar anggota komite
sehingga lebih mudah dalam menghadapi setiap permasalahan yang timbul.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H8: Komite audit yang dimediasi oleh luas pengungkapan sukarela memiliki
pengaruh terhadap reaksi pasar
9. Hubungan Antara Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela dan
Dampaknya terhadap Reaksi Pasar
66
Berdasarkan teori sinyal, manajer harus menyediakan informasi yang
nantinya akan menjadi sinyal baik ataupun sinyal buruk bagi pihak investor.
Kredibilitas dan kualitas dari informasi yang disediakan tersebut ditentukan oleh
sejauh mana komite audit menjalankan tugas yang diamanatkan. Semakin baik
tingkat efektivitas komite audit, semakin luas pula tingkat pengungkapannya dan
investor akan semakin meningkatkan kepercayaannya.
Semakin besar perusahaan, biasanya akan semakin banyak sumber dana
modal yang digunakan oleh perusahaan. Secara umum, perusahaan dapat
mendapatkan modal dengan 2 (dua) cara yaitu berasal dari modal dan dari
pendanaan utang. Menurut Fahmi (2013), leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana dan seberapa besar perusahaan dibiayai
oleh utang. Analis leverage ini dapat mencerminkan bagaimana kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Semakin tinggi tingkat leverage yang
dimiliki suatu entitas dapat meningkatkan luas pengungkapan sukarela karena
besarnya biaya monitoring yang digunakan.
Analisis leverage pun memiliki pengaruh bagi para investor dikarenakan
investor akan lebih mempercayai perusahaan yang memiliki sumber pendanaan
utang yang besar dibandingkan sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
tersebut telah dapat menjaga transparansi dan akuntabilitasnya pada pihak pemberi
pinjaman atau kreditor.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H9: Tingkat leverage yang dimediasi oleh luas pengungkapan sukarela
memiliki pengaruh terhadap reaksi pasar
67
10. Hubungan Antara Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela
dan Dampaknya terhadap Reaksi Pasar
Ukuran perusahaan dikatakan sebagai unsur yang penting bagi perusahaan
dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan maka reputasi dan daya jual
perusahaan tersebut semakin tinggi (Maharani dan Budiasih, 2016). Semakin besar
ukuran suatu perusahaan maka semakin tinggi luas pengungkapan yang harus
dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan publik yang
mengharuskan suatu entitas untuk memberikan informasi-informasi terkait
perusahaan tersebut sebagai berntuk tanggung jawab dan menjaga kredibilitas di
mata para pemegang kepentingan.
Investor akan lebih tertarik berinvestasi di perusahaan yang besar karena
biasanya perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan besar akan cenderung
memiliki aktivitas yang lebih kompleks dan memiliki sumber pendanaan utang
yang cukup besar.
Berdasarkan beberapa argumentasi di atas dan hasil-hasil temuan terdahulu,
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H10: Ukuran perusahaan yang dimediasi oleh luas pengungkapan sukarela
memiliki pengaruh terhadap reaksi pasar
68
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian dari skripsi ini dapat dilihat pada gambar 2.1:
(lanjut ke halaman berikutnya)
Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi luas pengungkapan sukarela
diantaranya efektivitas komite audit,
leverage, dan ukuran perusahaan
Pasar akan sangat bereaksi
terhadap setiap pengungkapan
informasi yang disediakan oleh
entitas
Reputasi perusahaan di mata investor
dipengaruhi oleh efektivitas komite
audit, rasio leverage serta ukuran dari
perusahaan
GAP
Pengaruh Efektivitas Komite Audit, Leverage, Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Pasar
dengan Pengungkapan Sukarela sebagai Variabel Intervening
Basis teori: Teori keagenan dan
teori sinyal
69
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Leverage (X2) Pengungkapan
Sukarela (Y) Reaksi
Pasar (Z)
Model analisis: SEM dengan SmartPLS 3.0
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, implikasi, keterbatasan, saran dan rekomendasi
Komite audit (X1)
Ukuran
Perusahaan (X3)
Leverage (X2) Pengungkapan
Sukarela (Y) Reaksi
Pasar (Z)
Komite audit (X1)
Ukuran
Perusahaan (X3)
CAR+1 CAR+3
(lanjutan)
70
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian ini disusun guna mencari tahu dan menganalisa hubungan antara
karakteristik komite audit, leverage, ukuran perusahaan terhadap reaksi pasar
saham melalui luas pengungkapan sukarela. Penelitian ini menggunakan teori
keagenan dan teori sinyal sebagai landasan teori.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti harus menentukan populasi
apa yang akan diuji. Populasi adalah sekumpulan dari semua kemungkinan orang-
orang, benda-benda, serta hal lain yang menjadi objek penelitian (Suharyadi dan
Purwanto, 2009:7). Populasi dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu
populasi terbatas (finite) dan populasi tidak terbatas (infinite). Sedangkan sampel
merupakan bagian dari populasi yang mendapatkan perhaatian. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013-2017.
2. Metode Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2016:81) mendefinisikan sampel adalah sebagai
berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya
sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk
71
menentukan besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan
estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benarbenar dapat berfungsi atau dapat
menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus
representatif (mewakili).”
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Sugiyono (2016) mendefinisikan bahwa purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Metode ini digunakan karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai
dengan fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah
perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dijadikan
sebagai sampel adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI secara berturut-turut selama periode
tahun 2013-2017
2) Perusahaan BUMN yang melakukan pengungkapan sukarela.
3) Perusahaan mengungkapkan laporan terkait komite audit.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam
penelitian ini menggunakan penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti dalam memperoleh data yang memiliki relevansi dengan masalah yang
hendak diteliti yaitu melalui buku, tesis, jurnal, internet serta pengangkat lain yang
relevan dengan penelitian.
72
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Seluruh data berasal dari laporan keuangan serta laporan tahunan perusahaan-
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2013-2017 yang telah
dipublikasikan lengkap di website Bursa Efek Indonesia (BEI).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
validitas, uji reliabilitas dan analisis SEM menggunakan software Smart-PLS 3.0.
Structural Equation Modelling (SEM) merupakan salah satu metode
penelitian yang lebih unggul dibandingkan metode regresi. Para ahli
mengelompokkan SEM menjadi dua bagian yaitu Covariance Based SEM
(CBSEM) dan Variance Based SEM yang juga disebut dengan partial least square
(PLS). Ada beberapa pilihan software yang dapat digunakan salah satunya adalah
LISREL yang digunakan untuk penelitian CBSEM dan smartPLS yang digunakan
dalam penelitian PLS. Beberapa pihak mengatakan bahwa PLS bukanlah SEM,
namun sebenarnya PLS itu sendiri adalah SEM yang berbasis varians.
Dalam penelitian ini menggunakan dua langkah pendekatan yang
dikemukaan oleh Anderson dan Gerbing (1998) dalam Ghozali (2018). Kedua
langkah tersebut adalah:
1) Menganalisis faktor konfirmatori
2) Menguji model struktural secara menyeluruh
Menurut Hussein (2015), secara umum, penelitian yang menggunakan
metode explanatory research adalah pendekatan yang menggunakan PLS yang
disebabkan adanya pengujian hipotesa. Cara menguji hipotesa dapat dilihat dari
73
nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Dalam pengujian hipotesis menggunakan nilai
statistik maka nilai alpha 5% nilai t-statistik yang digunakan adalah 1,96. Hal
tersebut menyebabkan kriteria penerimaan/penolakan Hipotesa adalah Ha diterima
dan H0 di tolak ketika t-statistik < 1,96. Untuk menolak/menerima Hipotesis
menggunakan probabilitas maka Ha di terima jika nilai p < 0,05.
Gambar 3.1
Model Penelitian
Dari model penelitian di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1) Apakah komite audit, tingkat leverage dan ukuran berpengaruh terhadap
pengungkapan sukarela
2) Apakah komite audit, tingkat leverage dan ukuran berpengaruh terhadap reaksi
pasar
3) Apakah pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap rekasi pasar
4) Apakah komite audit, tingkat leverage dan ukuran yang dimediasi oleh
pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap reaksi pasar
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan di atas maka akan dilakukan
pengukuran outer dan pengukuran inner.
Karakteristik
Komite Audit (X1)
Leverage (X2)
Ukuran
Perusahaan
(X3)
Pengungkapan
Sukarela (Y) Reaksi Saham
(Z)
74
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data
mengenai variabel-variabel penelitian (karakteristik komite audit, leverage, ukuran
perusahaan serta dampaknya pada luas pengungkapan sukarela dan reaksi pasar).
Peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka
rata-rata, median, dan standar deviasi.
2. Uji Measurement Model (Outer Model)
Pengukuran outer model ini merupakan pengukuran yang menspesifikasi
hubungan antar variabel laten dengan indicator-indikatornya. Dalam Hussein
(2015) dinyatakan bahwa outer model ini dilakukan dengan beberapa pengujian
yaitu:
a. Convergent Validity
Dalam suatu model penelitian yang reflektif, suatu indikator di nilai
berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan construct
score. Nilai convergent validity dapat dilihat dari nilai loading faktor pada variabel
laten dengan indikator-indikatornya. Ukuran reflektif dikatakan tinggi apabila
berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Akan tetapi, dengan
semakin berkembangnya penelitian, nilai loading 0,50 sampai 0,60 masih dianggap
valid.
b. Discriminant Validity
Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk
mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan
cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar
dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.
75
c. Reliability
Suatu konstruk dapat dikatakan reliabel apabila data yang memiliki nilai
composite reliability > 0,7. Selain melihat dari composite reliability, dapat juga
dilihat dari Cronbach Alpha. Uji reliabilitas dapat diperkuat dengan Cronbach
Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel apabila nilai diharapkan > 0,6 untuk semua
konstruk.
3. Uji Structural Model (Inner Model)
Menurut Carla (2013), inner model merupakan bagian dari pengujian
hipotesis yang digunakan untuk menguji signifikansi dari variabel laten eksogen
terhadap variabel laten endogen serta nilai dari R2. Evaluasi inner model dapat
dilihat dari beberapa indikator yang meliputi:
a. Koefisien determinasi (R2)
Interpretasi dalam koefisien determinasi sama dengan interpretasi pada
analisis regresi. Menurut Ghozali (2018) dan Latan (2012), nilai R-squares 0.75,
0.50 dan 0.25 berturut-turun menunjukkan model yang kuat, moderat dan lemah.
Dalam PLS, hasil dari PLS R-Square merepresentasikan jumlah variance dari
konstruk yang dijelaskan dalam model.
b. Predictive Relevance (Q2)
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model
juga estimasi parameternya. Nilai R-Square pada variabel dependen yang
dijelaskan di atas digunakan untuk menghitung koefisien determinasi Q-Square.
Suatu penelitian dianggap baik jika nilai Q-Square lebih besar dari 0 (nol). Q-
Square memiliki rentang antara 0<Q2<1. Apabila Q-Square < 0 maka model tidak
76
memiliki predictive relevan yang cukup baik. Q-Square dapat dihitung
menggunakan rumus:
Q2= 1(1-R12) (1-R2
2)…..(1-Rp)
Dimana R12, R2
2…..Rp merupakan R-Square variabel endogen.
4. Uji Efek Intervening
Dalam penelitian ini, luas pengungkapan sukarela di dalam laporan
keuangan berperan sebagai variabel intervening. Variabel intervening merupakan
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara tidak langsung.
Gambar 3.2. Model Intervening
Pengujian efek intervening dapat melalui prosedur yang telah
dikembangkan Sobel (1982) yang dikenal sebagai Sobel test. Cara yang dilakukan
adalah:
1) Menguji hubungan tidak langsung variabel independen (X) ke variabel
dependen (Y) melalui variabel intervening (Z). Untuk menghitung hubungan
tidak langsung ini dengan cara: jalur X ->Z dikali dengan jalur Z->Y, berarti
nilai koefisisen Z-> Y= c-c’, c mengindikasikan pengaruh variabel X ke Y
Variabel
intervening
a b
Variabel
Independen
Variabel
dependen
c
77
tanpa variabel Z. Sedangkan c’ menyatakan koefisien pengaruh dari X ke Y
melalui Z. Oleh karena itu, rumus standard error untuk pengaruh X ke Y
melalui Z atau disebut juga pengaruh tidak langsung, sebagai berikut:
Sab = √ b2 + sa2 + a2sb2 + sa2sb2
2) Melakukan uji untuk mengetahui berapa signifikansi pengaruh tidak langsung
tersebut, maka nilai t diperoleh dari:
t = ab/Sab
Lalu bandingkan t hitung dengan t tabel 1,9883 untuk signifikansi 5%. Suatu
variabel dapat dikatakan memiliki pengaruh intervening apabila nilai t hitung ≥
nilai t tabel.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Berikut ini akan diuraikan mengenai definisidari masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini beserta operasioanl dan cara pengukurannya.
1. Karakteristik Komite Audit
Komite audit merupakan suatu komite yang dibentuk untuk membantu
Dewan Komisaris untuk mengawasi kinerja kegiatan pelaporan keuangan dan
pelaksanaan audit baik itu audit yang dilakukan oleh pihak internal maupun audit
eksternal yang dilakukan oleh akuntan publik (Utama, 2004). Komite Audit terdiri
dari pihak-pihak yang independen dan tidak terikat dengan tugas sehari-hari yang
dilakukan oleh manajemen yang mengelola perusahaan dan harus memiliki
pengalaman dan kecakapan dalam melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif.
. Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris diantaranya adalah Komite
Remunerasi, Komite Nominasi dan Komite Audit. Pembentukan komite tersebut
memiliki manfaat untuk menjalankan fungsi Dewan Komisaris secara lebih rinci.
78
Komite audit yang baik dibentuk oleh beberapa karakteristik yang pertama
adalah memiliki anggota yang independen, memiliki keahlian dalam bidang audit,
akuntansi dan bidang keuangan, serta berapa jumlah pertemuan yang dilakukan
oleh anggota komite audit dalam periode tertentu.
Burua et al (2010), Kamarudin (2014) dan Cahyo (2017), menyatakan
bahwa suatu anggota komite audit dianggap independen atau tidak dapat
dirumuskan dengan:
IND_AC = Jumlah anggota independen
jumlah anggota x 100%
Barua et al (2010), Kamarudin (2014) dan Cahyo (2017) merumuskan
anggota yang memiliki keahlian dan profesionalitas dengan rumus:
EXP_AC = Jumlah anggota ahli keuangan
jumlah anggota x 100%
Kamarudin (2014) dan Cahyo (2017) merumuskan pertemuan rapat anggota
komite audit dapat dikatakan efektif dirumuskan dengan sebagai berikut:
ACT_AC = Jumlah rapat komite audit yang digelar selama satu tahun
2. Leverage
Menurut Fahmi (2013), leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana dan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio
leverage ini pun menunjukan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (Munawir, 2010). Analisis leverage merupakan analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan pos-pos yang menjadi komponen dalam rasio
leverage sehingga dapat diketahui akibat yang timbul dalam laporan keuangan.
Istilah leverage biasanya digunakan untuk menggambarkan kemampuan
79
perusahaan dalam menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap
guna memperbesar tingkat return bagi pemilik perusahaan
Ada beberapa rasio yang digunakan dalam menganalisis tingkat leverage
suatu perusahaan diantaranya menggunakan Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to
Equity Rastio (DER), Long term Debt to Equity Ratio (LDER), Short term Debt to
Equity Ratio dan Time Interest Earned Ratio. Seperti peneliti-peneliti sebelumnya
penulis hanya akan menganalisis tingkat leverage yang diproksikan oleh peneliti
sebelumnya Suhartono (2012), Putri (2017), Mujiyono dan Nany (2010), serta
Chendrawan (2012)
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dikatakan sebagai unsur yang penting bagi perusahaan
dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan maka reputasi dan daya jual
perusahaan tersebut semakin tinggi (Maharani dan Budiasih, 2016).
Besar ukuran perusahaan dapat dilihat dari jumlah total aktiva, penjualan
dan kapitalisasi pasarnya. Semakin besar total aktivanya maka dapat menunjang
kegiatan operasionalnya yang meningkat sehingga dapat menghasilkan revenue
yang tinggi bagi perusahaan. Besar perusahaan juga memiliki pengaruh terhadap
luas pengungkapan, semakin besar ukuran perusahaannya maka semakin luas
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Dalam penelitian sebelumnya, Mujiyono dan Nany (2010), (Pratiwi dan
Putra, 2015), serta (Putri et al., 2017) memproksikan ukuran perusahaan sebagai:
SIZE = Total aset akhir periode
80
4. Pengungkapan Sukarela
Juniarti (2009) berpendapat bahwa informasi yang diungkapkan di dalam
laporan keuangan dibagi menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory
disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan
sukarela merupakan pengungkapan yang bebas dilakukan oleh manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi yang relevan untuk membantu para
pemakai laporan tahunan dalam pengambilan keputusan (Darrough, 1993).
Pengungkapan sukarela berdasarkan keputusan ketua Bapepam Nomor
38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 yaitu suatu pengungkapan yang dilakukan
secara sukarela oleh suatu perusahaan tanpa adanaya peraturan yang mengikat
seperti pada pengungkapan wajib.
Dalam penelitian sebelumnya Putri (2017), Mujiyono dan Nany (2010), dan
Wulandari (2015) pengungkapan sukarela diproksikan sebagai
Indeks = 𝑘
𝑛
Keterangan:
k = jumlah item pengungkapan yang dipenuhi
n = jumlah semua item yang mungkin dipenuhi
5. Reaksi Pasar
Rahman (2008) dalam thesisnya menyatakan bahwa reaksi pasar dari suatu
peristiwa dapat terlihat dari pengujian kandungan informasi yang diterimanya. Jika
peristiwa mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
berita peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga saham yang bersangkutan. Reaksi ini diukur dengan
81
menggunakan abnormal return yang bisa mempengaruhi kebijakan dari perusahaan
berupa publikasi laporan keuangan yang menimbulkan reaksi terhadap pasar modal.
Suatu peristiwa yang terjadi dapat dijadikan informasi dalam penelitian jika
peristiwa tersebut merupakan fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga saham di bursa efek dan atau
merupakan keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan
atas informasi atau fakta tersebut. Peristiwa tersebut dapat berupa peristiwa mikro
yang berasal dari emiten, atau peristiwa makro yang bersifat sosial-politik (Islami
dan Sarwoko, 2012). Suatu penelitian mengatakan suatu informasi akan
memberikan abnormal return kepada investor dan sebaliknya peristiwa tidak
mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada investor
(Jogiyanto, 2000). Suatu sinyal informasi pengumuman publikasi laporan keuangan
dapat mengakibatkan pasar bereaksi tergantung pada informasi yang diterimanya.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Christensen (2010) dan
Cahyo (2017), reaksi pasar dalam merespon fraud yang terjadi di perusahaan dilihat
menggunakan Cummulative Abnormal Return (CAR) dan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan dua jendela yaitu +1 dan +3 setelah publikasi laporan
keuangan untuk melihat seberapa lama dampak yang ditimbulkan setelah
pengungkapan laporan keuangan kepada pasar.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
82
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Pengukuran
Karakteristik
komite audit
Anggota komite
audit bersikap
independen.
Burua et al
(2010),
Kamarudin
(2014) dan Cahyo
(2017)
IND_AC = Jumlah anggota independen
jumlah anggota x
100%
Rasio
Anggota komite
audit memiliki
keahlian di bidang
audit, akuntansi
dan keuangan.
Barua et al
(2010),
Kamarudin
(2014) dan Cahyo
(2017)
EXP_AC = Jumlah anggota ahli keuangan
jumlah anggota
x 100%
Rasio
Jumlah pertemuan
dan rapat yang
dilaksanakan
selama satu
periode.
Kamarudin
(2014) dan Cahyo
(2017)
ACT_AC = Jumlah rapat
komite audit yang digelar
selama satu tahun
Rasio
Leverage Debt to Equity
Ratio.
Suhartono (2011),
Putri (2017),
Mujiyono dan
Nany (2010),
serta Chendrawan
(2012)
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
Rasio
Ukuran
Perusahaan
Total aset atau
aktiva pada saat
akhir periode.
Putri (2017),
Mujiyono dan
Nany (2010),
SIZE = Total aset akhir
periode
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
83
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Pengukuran
serta Pratiwi dan
Putra (2015)
Nominal
Pengungkapan
Sukarela
Perbandingan
antara
pengungkapan
yang dilakukan
dengan
pengungkapan
yang mungkin
dilakukan. Putri
(2017), Mujiyono
dan Nany (2010),
Wulandari (2015)
Indeks = 𝑘
𝑛
Rasio
Reaksi saham Cumulative
Abnormal Return.
Christensen
(2010) dan Cahyo
(2017).
CAR+1, CAR+3
Rasio
Sumber : Data diolah (2019)
84
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Objek dalam penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2013-2017. Perusahaan BUMN yang menjadi objek dalam penelitian ini tidak
mengalami delisting dan telah sesuai dengan kriteria yang telah diterangkan oleh
Penulis di bab sebelumnya.
Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2013 terhitung sebanyak 555 perusahaan, Penulis mengambil sampel berupa
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditentukan menggunakan
metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan sampel menggunakan
kriteria-kriteria tertentu. Data laporan tahunan perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dengan rentang tahun sejak 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses pada alamat website
www.idx.co.id. Selain data laporan tahunan, Penulis juga menggunakan data
sekunder berupa data histori Indeks Harga Saham Gabungan dan data Histori Harga
Saham masing-masing perusahaan yang diakses melalui www.yahoo.finance.com.
dan www.sahamok.com. Dari pertimbangan tersebut didapatkan sampel sebanyak
20 perusahaan. Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
85
Tabel. 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Keterangan Jumlah
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017 yang menerbitkan
laporan keuangan dan laporan tahunan selama lima tahun berturut-
turut, yaitu sejak tahun 2013-2017.
20
Perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan sukarela di dalam
laporan tahunannya.
0
Perusahaan yang tidak menyajikan informasi mengenai komite audit
secara lengkap.
0
Jumlah perusahaan 20
Jumlah tahun penelitian 5
Jumlah sampel total dalam periode penelitian 100
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Berdasarkan table 4.1, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2013-2017 yang sesuai dengan kriteria terdapat 20 perusahaan. Berikut
merupakan daftar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi
sampel dalan penelitian ini.
Tabel 4.2.
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
1 PT. Indofarma Tbk. INAF
2 PT. Kimia Farma Tbk. KAEF
3 PT. Adhi Karya Tbk. ADHI
4 PT. Pembangunan Perumahan Tbk. PTPP
5 PT. Wijaya Karya Tbk. WIKA
6 PT. Waskita Karya Tbk. WSKT
7 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI
8 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI
9 PT. Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN
10 PT. Bank Mandiri Tbk. BMRI
11 PT. Aneka Tambang Tbk ANTM
12 PT. Bukit Asam Tbk. PTBA
13 PT. Timah Tbk. TINS
14 PT. Semen Indonesia Tbk. SMGR
15 PT. Jasa Marga Tbk. JSMR
16 PT. Garuda Indonesia Tbk. GIAA
17 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. TLKM
18 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS
86
19 PT. Krakatau Steel Tbk. KRAS
20 PT. Semen Baturaja Tbk. SMBR
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi karakteristik komite
audit, leverage, ukuran perusahaan, luas pengungkapan sukarela dan reaksi pasar
akan diuji secara deskriptif seperti terlihat dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
IND_AC 100 0,5000 5,0000 1,0025 0,5899
EXP_AC 100 0,2500 1,0000 0,7940 0,2372
ACT_AC 100 3,0000 79,0000 25,2800 15,2362
DER 100 8,0000 1084,4269 244,1751 272,2098
SIZE 100 1248344,000
0
1126248000,
0000
159379323,049
9
287071241,657
5
DISC 100 0,5455 0,8485 0,7176 0,0640
CAR1 100 -0,9467 0,2038 0,0041 0,1099
CAR3 100 -0,9339 0,1631 -0,0006 0,1591
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Tabel 4.3 menunjukkan hasil statistik deskriptif dari masing-masing
variabel penelitian. Dalam table 4.3, hasil analisis dari variabel independensi
komite audit (IND_AC) memiliki nilai minimum sebesar 0,5000, nilai maksimum
sebesar 5,0000 dengan nilai rata-rata sebesar 1,0025 dengan standar deviasi 0,5899.
Variabel keahlian komite audit (EXP_AC) memiliki nilai minimum sebesar 0,2500,
nilai maksimum sebesar 1,0000, dengan nilai rata-rata sebesar 0,7940 dengan
standar deviasi sebesar 0,2372. Variabel jumlah rapat komite audit (ACT_AC)
memiliki nilai minimum sebesar 3,0000 dan nilai maksimum 79,0000, dengan nilai
rata-rata 25,2800 dengan standar deviasi 15,2362. Variabel leverage (DER)
memiliki nilai minimum sebesar 8,0000 dengan nilai maksimum sebesar
87
1084,4269. Variabel leverage memiliki rata-rata sebesar 244,1751 dengan standar
deviasi sebesar 272,2098. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai
minimum sebesar 1248344,00 dengan nilai maksimum sebesar 1126248000,0000,
dengan rata-rata sebesar 159379323,0499 dengan standar deviasi sebesar
287071241,6575. Variabel pengungkapan sukarela (DISC) memiliki nilai
minimum sebesar 0,5455 dengan nilai maksimum sebesar 0,8485, dengan rata-rata
sebesar 0,7176 dengan standar deviasi sebesar 0,0640. Variabel reaksi pasar saham
jendela pertama (CAR1) memiliki nilai minimum sebesar -0,9467 dengan nilai
maksimum sebesar 0,2038, dengan rata-rata sebesar 0,0041 dengan standar deviasi
sebesar 0,1099. Variabel reaksi pasar saham jendela kedua (CAR3) memiliki nilai
minimum sebesar -0,9339 dengan nilai maksimum sebesar 0,2038, dengan rata-rata
sebesar 0,0041 dengan standar deviasi sebesar 0,1099.
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurement Model
Dalam teknik analisis data menggunakan SmartPLS, untuk menilai outer
model terdapat tiga kriteria yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity dan
Reliability. Pengujian outer model dilakukan melalui Partial Least Square (PLS)-
Algorithm menggunakan aplikasi Smart-PLS 3.0 menghasilkan model sebagai
berikut:
88
Gambar 4.1
Output Model Uji Indikator dengan PLS-Algorithm pada Model Penelitian I
Gambar 4.2
Output Model Uji Indikator dengan PLS-Algorithm pada Model Penelitian II
Sumber: Data sekunder yang diolah (2019)
89
a. Hasil Convergent Validity
Pengujian Convergent Validity dapat dilihat dari nilai Loading Factor (LF)
dengan kriteria Loading Factor indikator ≥0,70 dikatakan valid. Akan tetapi, dalam
pengembangan model, nilai Loading Factor sebesar 0,50-0,60 masih dapat diterima
(Chin (1998) dalam Ghozali, 2015). Dalam penelitian ini akan digunakan batas
loading factor 0,50.
Tabel 4.4
Outer Loading
Pengaruh
Hasil Uji
Kriteria Model Penelitian I Model Penelitian II
Loading
Value Status
Loading
Value Status
ACT - Komite
Audit
-0,238 Tidak
Valid
-0,706 Tidak
Valid
>0,5
EXP - Komite
Audit
0,926 Valid 0,430 Valid
IND - Komite Audit 0,590 Valid 0,641 Valid
DER - Leverage 1000 Valid 1000 Valid
SIZE - Ukuran
Perusahaan
1000 Valid 1000 Valid
DESC -
Pengungkapan
Sukarela
1000 Valid 1000 Valid
CAR_1 - Reaksi
Saham
1000 Valid
CAR_3- Reaksi
Saham
1000 Valid
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat dua indikator yang tidak
valid, hal tersebut dikarenakan nilai outer loadings kurang dari 0,50, yaitu indikator
jumlah rapat anggota komte audit (ACT_AC) dengan nilai outer loadingssebesar -
0,138 pada model penelitian I. Pada model penelitian II pun memiliki tingkat
kevalidan yang sama, yaitu untuk indikator jumlah rapat komite audit (ACT_AC)
90
memiliki nilai outer loadings masing-masing kurang dari 0,50 yaitu sebesar -0,706
sehingga indikator tersebut harus dieliminasi dari model.
Dari hasil pengujian convergent validity di atas dapat disimpulkan bahwa
indikator jumlah rapat anggota komite audit (ACT_AC) merupakan indikator yang
tidak valid pada variabel laten komite audit, maka dari itu, indikator-indikator
tersebut harus dikeluarkan dari model.
Tabel 4.5
Outer Loading Modifikasi
Pengaruh
Hasil Uji
Kriteria Model Penelitian I Model Penelitian II
Loading
Value
Status Loading
Value
Status
EXP - Komite Audit 0,926 Valid 0,430 Valid
>0,7
IND – Komite Audit 0,590 Valid 0,642 Valid
DER - Leverage 1000 Valid 1000 Valid
SIZE - Ukuran
Perusahaan
1000 Valid 1000 Valid
DESC -
Pengungkapan
Sukarela
1000 Valid 1000 Valid
CAR_1 - Reaksi
Saham
1000 Valid
CAR_3- Reaksi
Saham
1000 Valid
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
b. Hasil Discriminant Validity
Pengujian Discriminant validity merupakan suatu jenis pengujian yang
dilakukan untuk memastikan bahwa suatu konsep variabel laten telah berbeda
dengan variabel lainnya. Kriteria dari discriminant validity yang baik adalah jika
nilai loading dari masing-masing indikator dalam sebuah variabel laten lebih besar
dengan nilai loading terhadap variabel lainnya. Berikut ini hasil pengujian
discriminant validity dari penelitian ini:
91
Tabel 4.6
Nilai Discriminant Validity (Cross Loading) Indikator Komi
-te
Audit
Lever-
age
Ukuran
Perusah-
aan
Pengung
-kapan
Sukarela
Reaksi
Saham
Stat-
us
Kriteria
Model Penelitian I
Setiap
blok
indikator
memiliki
nilai
loading
lebih
tinggi
dibandin
gkan
dengan
indikator
untuk
variabel
laten
lainnya.
ACT -
Komite
Audit
-
0,138
-
0,108
-0,007 -0,164 -0,047 Valid
EXP -
Komite
Audit
0,926 -
0,098
8
-0,104 0,074 -0,226 Valid
IND -
Komite
Audit
0,590 -
0,027
-0,030 -0,118 -0,019 Valid
DER -
Leverage
-
0,103
1000 0,098 -0,069 0,063 Valid
SIZE -
Ukuran
Perusahaa
n
-
0,096
0,098 1000 -0,218 0,137 Valid
DESC -
Pengungka
pan
Sukarela
0,135 -
0,069
-0,218 1000 -0,110 Valid
CAR_1 -
Reaksi
Saham
-
0,187
0,063 0,137 -0,110 1000 Valid
Model Penelitian II
ACT -
Komite
Audit
-
0,706
-
0,108
-0,007 -0164 -0,021 Valid
EXP -
Komite
Audit
0,430 -
0,123
-0,104 0,074 -0,086 Valid
IND -
Komite
Audit
0,641 -
0,071
-0,03 0,118 0,025 Valid
DER -
Leverage
0,001 1000 0,098 -0,069 -0,005 Valid
SIZE -
Ukuran
Perusahaa
n
-
0,045
0,098 1000 -0,030 0,049 Valid
DESC -
Pengungka
0,207 -
0,069
-0,218 1000 0,170 Valid
92
Indikator Komi
-te
Audit
Lever-
age
Ukuran
Perusah-
aan
Pengung
-kapan
Sukarela
Reaksi
Saham
Stat-
us
Kriteria
pan
Sukarela
CAR_3 -
Reaksi
Saham
0,000 -
0,005
0,170 0,049 1000 Valid
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa konstruk komite audit memiliki nilai yang
lebih tinggi terhadap indikatornya yaitu indikator ACT_AC EXP_AC dan IND_AC
dibandingkan dengan konstruk lainnya kepada indikator ACT_AC, EXP_AC dan
IND_AC sehingga memiliki discriminant validity yang baik.
Konstruk leverage memiliki nilai yang lebih tinggi terhadap indikatornya
dibandingkan dengan konstruk lainnya sehingga konstruk ini memiliki discriminant
validity yang baik. Konstruk ukuran perusahaan memiliki nilai yang lebih tinggi
terhadap indikatornya yaitu SIZE lebih besar dibandingkan dengan konstruk
lainnya sehingga memiliki discriminant validity yang baik. Konstruk
pengungkapan sukarela pun memberikan nilai yang lebih besar bagi indikatornya
dibandingkan dengan konstruk lainnya.
Kemudian untuk konstruk reaksi saham, baik dalam model penelitian I dan
model penelitian II memberikan nilai yang lebih besar terhadap indikatornya
masing-masing yaitu CAR1 dan CAR3 sehingga menunjukkan bahwa konstruk
tersebut memiliki discriminant validity yang baik.
Treatment yang diberikan bagi indikator yang memiliki nilai lebih rendah
dari konstruknya harus dieliminasi dari model penelitian. Sedangkan untuk
konstruk lain yang sudah memiliki nilai yang lebih besar bagi masing-masing
93
indikatornya, hal ini berarti konstruk laten tersebut sudah memiliki discriminant
validity yang baik.
c. Hasil Reliability
Hasil pengujian untuk menentukan tingkat reliabilitas dari masing-masing
konstruk memiliki tiga kriteria yaitu dapat dilihat dari nilai Composite Reliability,
Cronbach Alpha, serta nilai Average Variance Extracted (AVE). suatu konstruk
dapat dikatakan reliable jika nilai dari Cronbach Alpha ≥0,70 dan Composite
Reliability ≥0,60 dan nilai Average Variance Extracted (AVE) ≥0,50. Berikut ini
merupakan hasil dari pengujian reliability:
Tabel 4.7
Hasil Composite Reliability
Pengaruh
Model Penelitian I Model Penelitian
II
Kriteria
Hasil Uji Status Hasil
Uji Status
Komite Audit 0,466 Kurang
Reliabel
0,066 Kurang
reliabel
≥ 0,6 Leverage 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Ukuran Perusahaan 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Pengungkapan
Sukarela
1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Reaksi Saham 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil dari composite reliability,
variabel komite audit memiliki composite reliability sebesar 0,466 pada model
penelitian I dan sebesar 0,066 pada model penelitian II. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel komite audit baik pada model penelitian I dan model
penelitian II memiliki indikator yang kurang baik dalam mengukur variabelnya.
Variabel leverage pada model penelitian I dan II masing-masing sebesar
1000, begitu juga dengan variabel ukuran perusahaan, variabel pengungkapan
sukarela dan variabel reaksi saham memiliki nilai composite reliability sebesar
94
1000 baik pada model penelitian I dan model penelitian II. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa indikator tunggal dapat mengukur variabelnya dengan baik.
Hubungan tersebut diantaranya indikator debt to equity ratio (DER) dengan
variabel Leverage, indikator jumlah asset perusahaan (SIZE) dengan variabel
Ukuran Perusahaan, indikator luas pengungkapan sukarela (DISC) dengan variabel
Pengungkapan Sukarela, Cummulative Abnormal Return Day+1 (CAR1) dengan
variabel reaksi saham dan indikator Cummulative Abnormal Return Day+3 (CAR3)
dengan variabel reaksi saham.
Tabel 4.8
Hasil Cronbach Alpha
Pengaruh
Model Penelitian I Model Penelitian
II
Kriteria
Hasil
Uji Status
Hasil
Uji Status
Komite Audit 0,323 Kurang
reliabel
0,323 Kurang
reliabel
≥ 0,7 Leverage 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Ukuran Perusahaan 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Pengungkapan Sukarela 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Reaksi Saham 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.8 hasil Cronbach alpha di atas, komite audit memiliki
hasil di bawah 0,70 yakni sebesar 0,323 baik pada model penelitian I maupun model
penelitian II sehingga menyatakan bahwa terdapat indikator yang tidak dapat
mengukur variabel dengan baik. Sedangkan variabel lainnya, yaitu variabel
leverage, ukuran perusahaan, pengungkapan sukarela dan reaksi saham memiliki
nilai Cronbach alpha sebesar 1000 baik pada model penelitian I maupun model
penelitian II sehingga menunjukkan bahwa setiap indikatornya dapat mengukur
variabelnya dengan baik.
95
Tabel 4.9
Hasil Uji Indikator Average Variance Extracted (AVE)
Pengaruh Model Penelitian I Model Penelitian
II
Kriteria
Hasil
Uji Status
Hasil
Uji Status
Komite Audit 0,517 Reliabel 0,365 Tidak
Reliabel
≥ 0,5 Leverage 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Ukuran Perusahaan 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Pengungkapan
Sukarela
1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Reaksi Saham 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Dari tabel 4.9 tersebut menunjukkan bahwa terdapat variabel yang tidak
reliabel karena berada dibawah kriteria average varianve extracted (AVE) yaitu
sebesar ≥0,50. Variabel komite audit memiliki nilai AVE 0,365 pada model
penelitian II sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat indikator yang tidak
dapat mengukur variabel komite audit dengan baik.
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model
Setelah melakukan pengujian outer model terhadap konstruk atau variabel
dalam model penelitian, dilanjutkan dengan melakukan pengujian model struktural
atau yang disebut dengan inner model. Pengujian inner model ini dilakukan untuk
melihat hubungan nilai signifikansi dan R-Square masing-masing variabel. Hal
tersebut dapat dilihat dari koefisien jalur yang menggambarkan kekuatan hubungan
antar konstruk yang memperlihatkan apakah tanda atau arah dalam jalur sudah
sesuai dengan teoi yang dihipotesiskan. Nilai signifikansi dari koefisien jalur dapat
dilihat pada uji t yang didapatkan dari proses bootstrapping.
96
Gambar 4.3
Output Model PLS-Algorithm Model Penelitian I
97
Gambar 4.4
Output Model PLS-Algorithm Model Penelitian II
Gambar 4.5
Output Bootstraping Model Penelitian I
Gambar 4.6
Output Bootstraping Model Penelitian II
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
98
a. Hasil R-Square
Ketika melakukan uji model structural, yang pertama dilakukan adalah
dengan melihat nilai R-Square pada masing-masing variabel laten dependen.
Bertikut ini merupakan hasil estimasi R-Square yang diolah menggunakan software
SmartPLS:
Tabel 4.10
Nilai R-Square R Square Model I R Square Model II
Pengungkapan Sukarela 0,052 0,060
Reaksi Saham 0,069 0,039
Sumber: Data sekunder yang diolah (2019)
Pada tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini baik
dalam model penelitian I dan model penelitian II terdapat dua variabel dependen
yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu variabel komite audit, leverage dan
ukuran perusahaan. Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai R-Square untuk
variabel pengungkapan sukarela pada model penelitian I dan model penelitian II
masing-masing sebesar 0,052 dan 0,060. Hal tersebut berarti bahwa variabel komite
audit, leverage, dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan variabel
pengungkapan sukarela sebesar 5,2% dan 6,0% dan sisanya sebesar 94,8% dan
94,0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk di hipotesiskan dalam
model.
Untuk variabel dependen reaksi saham, pada model penelitian I dengan
indikator cumulative abnormal return day+1 (CAR_1) memiliki nilai R-Square
sebesar 0,069, hal tersebut berarti variabel komite audit, leverage dan ukuran
perusahaan mampu menjelaskan variabel reaksi saham pada day+1 sebesar 6,9%
99
dan sisanya sebesar 91,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dihipotesiskan
di dalam model. Sedangkan untuk variabel dependen pada model penelitian II yaitu
variabel reaksi saham yang diproksikan oleh cumulative abnormal return day+3
memiliki nilai R-Square sebesar 0,030 artinya variabel komite audit, leverage dan
ukuran perusahaan mampu menjelaskan variabel reaksi saham day+3 sebesar 3,0%
dan sisanya sebesar 97,0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dihipotesiskan
di dalam model.
b. Hasil Q-Square
Nilai R-Square pada variabel dependen yang dijelaskan di atas digunakan
untuk menghitung koefisien determinasi Q-Square. Suatu penelitian dianggap baik
jika nilai Q-Square lebih besar dari 0 (nol). Q-Square memiliki rentang antara
0<Q2<1. Berikut ini merupakan cara memperoleh nilai Q-Square:
Model Penelitian I:
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R2
2)
= 1 – (1- 0,2704) (1-0,4761)
= 1 – (0,7296) (0,5239)
= 1 – 0,38223744
= 0,61776256
Model Penelitian II:
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R2
2)
= 1 – (1- 0,36) (1-0,1521)
= 1 – (0,64) (0,8479)
= 1 – 0,542656
= 0,457344
100
Tabel 4.11
Nilai Koefisien Determinasi Q-Square
Model Penelitian I Model Penelitian II Kriteria
Q2 Keterangan Q2 Keterangan
0,61776256 predictive
relevance
0,457344 predictive
relevance
0<Q2<1
Sumber: Data sekunder diolah (2019)
Hasil perhitungan Q-Square pada model penelitian I dan model penelitian
II masing-masing sebesar 0,61776256 dan 0,457344 yang berarti bahwa 61% dan
45% variabel independen dan variabel intervening layak dalam menjelaskan
variabel dependennya.
c. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Cara yang digunakan dalam menguji hipotesis
adalah nilai yang tertera dalam hasil pengolahan koefisien jalur dalam menguji
model struktural melalui proses bootstrapping. Hasil hipotesis dilihat dari besarnya
nilai t-statistik yang dibandingkan dengan t-tabel sebesar 1,96. Apabila nilai t-
statistik kurang dari 1,96 maka hipotesis akan ditolak atau menerima hipotesis nol
(H0).
Tabel 4.12
Pengujian Path Coeffisien dan t-statistik
Hubungan
Variabel
Model Penelitian I
Original
Sampel
Std.
Deviation
t-
statistik
P
value Keterangan
KA -> PS 0,070 0,095 0,733 0,464 Tidak
Signifikan
L-> PS 0,040 0,112 0,359 0,719 Tidak
Signifikan
101
UP -> PS -0,207 0,132 1,568 0,118 Tidak
Signifikan
KA -> RS 0,186 0,083 2,231 0,026 Positif,
Signifikan
L -> RS 0,025 0,109 0,232 0,817 Tidak
Signifikan
UP -> RS 0,101 0,134 0,755 0,451 Tidak
Signifikan
PS -> RS -0,068 0,090 0,752 0,452 Tidak
Signifikan
Hubungan
Variabel
Model Penelitian II
Original
Sampel Std.
Deviation
t-
statistik
P
value Keterangan
KA -> PS 0,099 0,095 0,733 0,464 Tidak
Signifikan
L-> PS -0,038 0,112 0,359 0,719 Tidak
Signifikan
UP -> PS -0,207 0,132 1,568 0,118 Tidak
Signifikan
KA -> RS -0,051 0,083 2.231 0,026 Tidak
Signifikan
L -> RS -0,006 0,109 0,232 0,817 Tidak
Signifikan
UP -> RS 0,088 0,134 0,755 0,451 Tidak
Signifikan
PS -> RS 0,195 0,090 0,752 0,452 Tidak
Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 4.12 di atas dalam model penelitian I menunjukkan bahwa pengaruh
KA (Komite Audit) kepada PS (Pengungkapan Sukarela) sebesar 0,070 dan tidak
signifikan pada p value 0,05 dengan t-statistik 0,733<1,96. Pengaruh KA (Komite
Audit terhadap RS (reaksi saham) pada jendela Day+1 berpengaruh sebesar 1,186
dan signifikan pada p-value 0,05 dengan t-statistik 2,231>1,96. Pengaruh L
(leverage) terhadap (pengungkapan sukarela) sebesar -0,040 dan tidak signifikan
pada p-value 0,05 dengan t-statistik 0,359<1,96. Pengaruh variabel L (leverage)
102
terhadap RS (reaksi saham) sebesar 0,025 dan tidak signifikan pada p-value 0,05
dengan t-statistik 0,109<1,96. Pengaruh variabel PU (Pengungkapan Sukarela)
terhadap RS (Reaksi Saham) sebesar -0,068 dan tidak signifikan pada p-value 0,05
dengan t-statistik 0,752<1,96. Pengaruh variabel UP (Ukuran Perusahaan) terhadap
PS (Pengungkapan Sukarela) sebesar -0,207 dan tidak signifikan pada p-value 0,05
dengan t-statistik 0,132<1,96. Pengaruh variabel UP (Ukuran Perusahaan) terhadap
RS (Reaksi Saham) sebesar 0,101 dan tidak signifikan pada p-value 0,05 dengan t-
statistik 0,134<1,96.
Sedangkan hasil path coeffisien untuk model penelitian II menunjukkan
bahwa pengaruh KA (Komite Audit) kepada PS (Pengungkapan Sukarela) sebesar
0,099 dan tidak signifikan pada p value 0,05 dengan t-statistik 0,951<1,96.
Pengaruh KA (Komite Audit terhadap RS (reaksi saham) pada jendela Day+1
berpengaruh negatif sebesar -0,051 dan tidak signifikan pada p-value 0,05 dengan
t-statistik 0,521>1,96. Pengaruh L (leverage) terhadap (pengungkapan sukarela)
sebesar -0,038 dan tidak signifikan pada p-value 0,05 dengan t-statistik 0,354<1,96.
Pengaruh variabel L (leverage) terhadap RS (reaksi saham) sebesar -0,006 dan tidak
signifikan pada p-value 0,05 dengan t-statistik 0,066<1,96. Pengaruh variabel PU
(Pengungkapan Sukarela) terhadap RS (Reaksi Saham) sebesar 0,195 dan tidak
signifikan pada p-value 0,05 dengan t-statistik 1,257<1,96. Pengaruh variabel UP
(Ukuran Perusahaan) terhadap PS (Pengungkapan Sukarela) sebesar -0,207 dan
tidak signifikan pada p-value 0,05 dengan t-statistik 1,545<1,96. Pengaruh variabel
UP (Ukuran Perusahaan) terhadap RS (Reaksi Saham) sebesar 0,088 dan tidak
signifikan pada p-value 0,05 dengan t-statistik 1,064<1,96.
103
4. Hasil Uji Efek Intervening Model Penelitian I
a. Hasil Uji Efek Intervening Komite Audit kepada Reaksi Saham melalui
Pengungkapan Sukarela
1) Dalam melakukan pengujian efek intervening, langkah pertama yang
dilakukan adalah adalah melakukan pengujian tak langsung dari variabel X
ke variabel Y melalui variabel Y. Cara melihat pengaruh tidak langsung
dengan cara mengalikan jalur X->Y (a) dengan jalur Y-Z (b) atau ab dengan
rumus:
Sab = √b2 Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √0,004624 . 0,009025 + 0,0049 . 0,0081 + 0,009025 . 0,0081
=√4,17316E-05 + 0,00003969 + 7,31025E-05
=√0,000154524
=0,012430772
2) Langkah kedua dalam menghitung pengaruh dan signifikansi tidak langsung
dengan menghitung nilai dari koefisien ab dengan rumus:
𝑡 =𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
𝑡 =0,070 . (−0,068)
0,012430772
t = -0,382920698
Hasil pengujian efek intervening dengan Uji Sobel dapat diketahui nilai t-
hitung dengan tingkat signifikansi pada 0,05 yaitu -0,3829<1,96. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening dalam variabel komite
audit, pengungkapan sukarela dan reaksi saham.
104
b. Hasil Uji Efek Intervening Leverage kepada Reaksi Saham melalui
Pengungkapan Sukarela
1) Dalam melakukan pengujian efek intervening, langkah pertama yang
dilakukan adalah adalah melakukan pengujian tak langsung dari variabel X
ke vaariabel Z melalui variabel Y. cara menilhat pengaruh tidak langsung
dengan cara mengalikan jalur X->Y (a) dengan jalur Y->Z (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b2 Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √ 0,004624 . 0,012544 + 0,0016 . 0,0081 + 0,012544 . 0,0081
=√5,80035E-05+0,00001296+0,000101606
=√0,00017257
=0,013136585
2) Langkah kedua dalam menghitung pengaruh dan signifikansi tidak langsung
dengan menghitung nilai dari koefisien ab dengan rumus:
𝑡 =𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
𝑡 =−0,049 . (−0,068)
0.013136585
t = 0,253642792
Hasil pengujian efek intervening dengan Uji Sobel dapat diketahui nilai t-
hitung dengan tingkat signifikansi pada 0,05 yaitu 0,2536<1,96. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening dalam variabel
leverage, pengungkapan sukarela dan reaksi saham.
105
c. Hasil Uji Efek Intervening Ukuran Perusahaan kepada Reaksi Saham
melalui Pengungkapan Sukarela
1) Dalam melakukan pengujian efek intervening, langkah pertama yang
dilakukan adalah adalah melakukan pengujian tak langsung dari variabel X
ke vaariabel Z melalui variabel Y. cara menilhat pengaruh tidak langsung
dengan cara mengalikan jalur X->Y (a) dengan jalur Y->Z (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b2 Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √ 0,004624 . 0,017424 + 0,042849 . 0,0081 + 0,017424 .
0,005776
=√8,05686E-05+0,00034708+0,000141134
=√0,00056878
=0,023849106
2) Langkah kedua dalam menghitung pengaruh dan signifikansi tidak langsung
dengan menghitung nilai dari koefisien ab dengan rumus:
𝑡 =𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
𝑡 =−0,207 . (−0,068)
0,023849106
t = 0,590210793
Hasil pengujian efek intervening dengan Uji Sobel dapat diketahui nilai t-
hitung dengan tingkat signifikansi pada 0,05 yaitu 0,5902<1,96. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening dalam
variabel komite audit, pengungkapan sukarela dan reaksi saham.
106
5. Hasil Uji Efek Intervening Model Penelitian II
a. Hasil Uji Efek Intervening Komite Audit kepada Reaksi Saham melalui
Pengungkapan Sukarela
1) Dalam melakukan pengujian efek intervening, langkah pertama yang
dilakukan adalah adalah melakukan pengujian tak langsung dari variabel X
ke variabel Z melalui variabel Y. cara melihat pengaruh tidak langsung
dengan cara mengalikan jalur X->Y (a) dengan jalur Y->Z (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b2 Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √0,038025 . 0,010816 + 0,009801 . 0,024025 + 0,010816 .
0,024025
=√0,000411278+0,00023547+0,000259855
=√0,000906602
=0,030109829
2) Langkah kedua dalam menghitung pengaruh dan signifikansi tidak langsung
dengan menghitung nilai dari koefisien ab dengan rumus:
𝑡 =𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
𝑡 =0,099 . 0,195
0,030109829
t = 0,641152753
Hasil pengujian efek intervening dengan Uji Sobel dapat diketahui nilai t-
hitung dengan tingkat signifikansi pada 0,05 yaitu 0,6411<1,96. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening dalam variabel komite
audit, pengungkapan sukarela dan reaksi saham.
107
b. Hasil Uji Efek Intervening Leverage kepada Reaksi Saham melalui
Pengungkapan Sukarela
1) Dalam melakukan pengujian efek intervening, langkah pertama yang
dilakukan adalah adalah melakukan pengujian tak langsung dari variabel X
ke vaariabel Z melalui variabel Y. cara menilhat pengaruh tidak langsung
dengan cara mengalikan jalur X->Y (a) dengan jalur Y->Z (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b2 Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √0,038025 . 0,011236 + 0,001444 . 0,024025 + 0,011236 .
0,024025
=√0,000427249+3,46921E-05+0,000269945
=√0,000731886
=0,02705339
2) Langkah kedua dalam menghitung pengaruh dan signifikansi tidak langsung
dengan menghitung nilai dari koefisien ab dengan rumus:
𝑡 =𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
𝑡 =−0,038 . 0,195
0,0161744861
t = -0,273902829
Hasil pengujian efek intervening dengan Uji Sobel dapat diketahui nilai
t-hitung dengan tingkat signifikansi pada 0,05 yaitu -0,2739 <1,96. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening dalam variabel
leverage, pengungkapan sukarela dan reaksi saham.
108
c. Hasil Uji Efek Intervening Ukuran Perusahaan kepada Reaksi Saham
melalui Pengungkapan Sukarela
1) Dalam melakukan pengujian efek intervening, langkah pertama yang
dilakukan adalah adalah melakukan pengujian tak langsung dari variabel X
ke vaariabel Z melalui variabel Y. cara menilhat pengaruh tidak langsung
dengan cara mengalikan jalur X->Y (a) dengan jalur Y->Z (b) atau ab
dengan rumus:
Sab = √b2 Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
= √0,038025 . 0,017956 + 0,042849 . 0,024025 + 0,017956 . 0,024025
=√0,000682777+7,97449E-05+4,94209E-05
=√0,001972079
=0,044408091
2) Langkah kedua dalam menghitung pengaruh dan signifikansi tidak langsung
dengan menghitung nilai dari koefisien ab dengan rumus:
𝑡 =𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
𝑡 =−0,207 . 0,195
0,044408091
t = -0,908955988
Hasil pengujian efek intervening dengan Uji Sobel dapat diketahui nilai t-
hitung dengan tingkat signifikansi pada 0,05 yaitu -0,9089<1,96. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening dalam variabel komite
audit, pengungkapan sukarela dan reaksi saham.
C. Pembahasan
109
1. Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan Sukarela
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam menguji pengaruh variabel
komite audit terhadap pengungkapan sukarela melalui metode bootstrapping
menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,070 dengan nilai t-statistik sebesar
0,733. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-statistiknya lebih rendah
dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti komite audit tidak berpengaruh pada 0,05
terhadap pengungkapan sukarela sehingga tidak sesuai dengan hipotesis pertama
yang dirumuskan sehingga hipotesis pertama (Ha1) ditolak.
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis Komite Audit terhadap Pengungkapan Sukarela
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,070 0,733 0,464 Tidak Signifikan
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,099 0,951 0,342 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Begitupun dengan hasil pengujian hipotesis variabel komite audit terhadap
pengungkapan sukarela pada model penelitian II melalui metode bootstrapping
menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,005 dengan nilai t-statistik sebesar
0,951. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti pada model
penelitian II, komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
sehingga hipotesis pertama (H1) ditolak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Poluan
dan Nugroho (2015), Dharma dan Nugroho (2013), dan Wijaya (2009) yang
menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan
sukarela. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
110
Rafifah dan Ratmono (2015) yang menyatakan bahwa variabel proporsi komite
audit yang memiliki kemampuan dalam akuntansi dan bisnis memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dengan nilai signifikansi
sebesar 0,013. Selain itu, hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mujiyono dan Nany (2010) yang menunjukan pengaruh
negatif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dengan nilai t-statistik
sebesar 0,283. Komite audit memiliki tugas utama dalam pengawasan dan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan memiliki fungsi dalam meningkatkan
kepercayaan pihak-pihak pengguna laporan keuangan terkait dengan kelayakan dan
keobjektivan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu entitas. Akan tetapi,
keberadaan komite audit di dalam entitas tidak menjamin bahwa perusahaan
tersebut telah memiliki laporan keuangan yang baik dengan tingkat pengungkapan
sukarela yang baik pula, hal tersebut dapat disebabkan karena kurangnya keahlian
para anggota komite audit dalam memahami akuntansi dan bisnis sehingga tidak
dapat menghadapi kompleksitas dalam penyusunan laporan keuangan dan juga
disebabkan oleh tidak efisiennya rapat-rapat yang dilakukan oleh komite audit
dalam satu periode pelaporan keuangan.
2. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I yang dilakukan dalam
menguji pengaruh variabel leverage terhadap pengungkapan sukarela melalui
metode bootstrapping menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,040 dengan
nilai t-statistik sebesar 0,359. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-
statistiknya lebih rendah dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti leverage
memiliki tidak berpengaruh pada 0,05 terhadap pengungkapan sukarela sehingga
111
tidak sesuai dengan hipotesis pertama yang dirumuskan sehingga hipotesis kedua
(h2) ditolak.
Tabel 4.15
Hasil Uji Hipotesis Leverage terhadap Pengungkapan Sukarela
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,040 0,359 0,719 Tidak Signifikan
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,038 0,354 0,603 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Begitupun dengan hasil pengujian hipotesis variabel komite audit terhadap
pengungkapan sukarela pada model penelitian II melalui metode bootstrapping
menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar -0,038 dengan nilai t-statistik sebesar
0,354. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti pada model
penelitian II, komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
sehingga hipotesis kedua (H2) ditolak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sudarmadji dan Sularto (2007), Sembiring (2012), dan Khairiah dan Fuadi (2017)
yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan
sukarela laporan keuangan. Penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ramadhani, Ayu (Tanpa Tahun) yang menyatakan bahwa leverage memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela, dimana semakin
tinggi tingkat leverage yang dimiliki oleh perusahaan, maka informasi yang
diungkapkan akan menjadi lebih sedikit karena manajemen hanya akan
menyampaikan informasi yang dapat menjadi sinyal positif bagi investor. Berbeda
dengan Khairiah dan Fuadi (2017) yang menyatakan bahwa perusahaan akan
112
cenderung mengungkapkan kondisi yang menyebabkan perusahaan mencapai
angka utang yang sedang dimiliki kepada publik investor mengetahui kondisi utang
yang dimiliki perusahaan secara lebih detail dan rinci.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I yang dilakukan dalam
menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sukarela
melalui metode bootstrapping menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,207
dengan nilai t-statistik sebesar 1,568. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka
nilai t-statistiknya lebih rendah dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti ukuran
perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat signifikansi 0,05 terhadap
pengungkapan sukarela sehingga tidak sesuai dengan hipotesis ketiga yang
dirumuskan sehingga hipotesis ketiga (H3) ditolak.
Tabel 4.17
Hasil Uji Hipotesis Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,207 1,568 0,118 Tidak Signifikan
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,207 1,545 0,123 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Begitupun dengan hasil pengujian hipotesis variabel leverage terhadap reaksi
saham pada model penelitian II melalui metode bootstrapping menghasilkan nilai
koefisien jalur sebesar -0,207 dengan nilai t-statistik sebesar 1,545. Nilai tersebut
lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti pada model penelitian II, ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela sehingga hipotesis
ketiga (H3) ditolak.
113
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Khairiah dan Fuadi (2017) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela pada tingkat signifikansi 0,05.
Hal tersebut berarti ukuran perusahaan tidak menjadi pengaruh bagi perusahaan
dalam menentukan luas pengungkapan sukarela. Perusahaan yang memiliki total
aset yang tinggi belum tentu melakukan pengungkapan sukarela yang lebih luas
dibandingkan dengan perusahaan dengan total aset yang kecil.
4. Pengaruh Komite Audit terhadap Reaksi Saham
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam menguji pengaruh variabel
komite audit terhadap reaksi saham pada model penelitian I melalui metode
bootstrapping menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,186 dengan nilai t-
statistik sebesar 2,231. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-
statistiknya lebih besar jika dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti komite audit
berpengaruh negatif pada tingkat signifikansi 0,05 terhadap pengungkapan sukarela
sehingga tidak sesuai dengan hipotesis pertama yang dirumuskan sehingga
hipotesis keempat (H4) diterima.
Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis Komite Audit terhadap Reaksi Saham
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,186 2,231 0,026 Positif, Signifikan
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,051 0,521 0,603 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Akan tetapi berbeda dengan hasil pengujian hipotesis variabel komite audit
terhadap reaksi saham pada model penelitian II melalui metode bootstrapping
114
menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar -0,051 dengan nilai t-statistik sebesar
0,521. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti pada model
penelitian II, komite audit tidak berpengaruh terhadap reaksi saham sehingga
hipotesis keempat (H4) diterima.
Dari model penelitian I dan model penelitian II, dapat diketahui bahwa komite
audit memiliki pengaruh terhadap reaksi saham pada jendela CAR+1 dan tidak
berpengaruh pada jendela CAR+3. Untuk hasil model penelitian I sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Indriastuti (2016) yang menyatakan bahwa komite
audit berpengaruh terhadap reaksi pasar. Untuk model penelitian II sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Guntyowati (2012) dan Pradipta (2010)
yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela.
5. Pengaruh Leverage terhadap Reaksi Saham
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I yang dilakukan dalam
menguji pengaruh variabel leverage terhadap reaksi saham melalui metode
bootstrapping menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,025 dengan nilai t-
statistik sebesar 0,232. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-
statistiknya lebih rendah dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti leverage tidak
berpengaruh pada tingkat signifikansi 0,05 terhadap pengungkapan sukarela
sehingga tidak sesuai dengan hipotesis pertama yang dirumuskan sehingga
hipotesis kelima (H5) ditolak.
Tabel 4.16
Hasil Uji Hipotesis Leverage terhadap Reaksi Saham
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,025 0,232 0,817 Tidak Signifikan
115
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,006 0,066 0,948 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Begitupun dengan hasil pengujian hipotesis variabel ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan sukarela pada model penelitian II melalui metode
bootstrapping menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar -0,006 dengan nilai t-
statistik sebesar 0,066. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti
pada model penelitian II, leverage tidak berpengaruh terhadap reaksi saham
sehingga hipotesis kelima (H5) ditolak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Chendrawan, Tony (2012), Pratiwi dan Putra (2015) dan Sulaiman Shidiq (2009)
yang menyatakan pengaruh positif signifikan dalam hubungan antara variabel
leverage terhadap reaksi saham yang diproksikan sebagai abnormal return saham.
Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Permana, Sidiq
(2017) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap reaksi saham
dengan nilai t-statistik sebesar -0,443. Hal ini berarti, informasi mengenai leverage
tidak mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Rasio utang yang semakin tinggi akan menimbulkan resiko yang lebih tinggi
terhadap setiap dana yang diinvestasikan di dalam perusahaan tersebut. Permana,
Sidiq (2017) menyatakan bahwa, dalam kondisi pasar yang baik, kenaikan yang
terjadi dalam rasio utang akan meningkatkan profitabilitas yang diterima
perusahaan, akan tetapi, jika kondisi pasar sedang tidak baik, penambahan utang
akan menurunkan profitabilitas yang diterima oleh perusahaan karena return yang
116
diterima akan lebih kecil dibandingkan sejumlah dana yang dikeluarkan untuk
mendanai bunga utang.
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Pasar
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I yang dilakukan dalam
menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap reaksi saham melalui
metode bootstrapping menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,101 dengan nilai
t-statistik sebesar 0,755. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-
statistiknya lebih rendah dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti ukuran
perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat signifikansi 0,05 terhadap reaksi saham
sehingga tidak sesuai dengan hipotesis keenam yang dirumuskan sehingga
hipotesis keenam (H6) ditolak.
Tabel 4.18
Hasil Uji Hipotesis Ukuran Perusahaan terhadap Reaksi Pasar
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,101 0,755 0,451 Tidak Signifikan
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,088 1,064 0,288 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Begitupun dengan hasil pengujian hipotesis variabel ukuran perusahaan
terhadap reaksi saham pada model penelitian II melalui metode bootstrapping
menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,088 dengan nilai t-statistik sebesar
1,064. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti pada model
penelitian II, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi saham sehingga
hipotesis keenam (H6) ditolak.
117
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nelvianti
(2009) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap reaksi pasar yang diproksikan oleh cumulative abnormal return.
Hal tersebut disebabkan karena investor menganggap bahwa informasi terkait
ukuran perusahaan tidak cukup informatif dalam mengukur kinerja suatu
perusahaan dalam satu periode. Akan tetapi hasil penelitian ini menolak penelitian
yang dilakukan oleh Nurhidayah (2011) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi saham.
7. Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Reaksi Pasar
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I yang dilakukan dalam
menguji pengaruh variabel pengungkapan sukarela terhadap reaksi saham melalui
metode bootstrapping menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,068 dengan
nilai t-statistik sebesar 0,752. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-
statistiknya lebih rendah dibandingkan dengan 1,96. Hal ini berarti ukuran
perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat signifikansi 0,05 terhadap reaksi saham
sehingga tidak sesuai dengan hipotesis ketujuh yang dirumuskan sehingga
hipotesis ketujuh (H7) ditolak.
Tabel 4.19
Hasil Uji Hipotesis Pengungkapan Sukarela terhadap Reaksi Pasar
Model Penelitian I
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
-0,068 0,752 0,452 Tidak Signifikan
Model Penelitian II
Koefisien Parameter t-statistik P value Keterangan
0,195 1,257 0,209 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
118
Begitupun dengan hasil pengujian hipotesis variabel ukuran perusahaan
terhadap reaksi saham pada model penelitian II melalui metode bootstrapping
menghasilkan nilai koefisien jalur sebesar 0,195 dengan nilai t-statistik sebesar
1,257. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,96. Hal ini berarti pada model
penelitian II, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi saham sehingga
hipotesis ketujuh (H7) ditolak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sihombing et al,. (2017) yang menyatakan bahwa pengungkapan sukarela
berpengaruh terhadap reaksi pasar pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil tersebut
berarti perusahaan yang transparan dalam melakukan pengungkapan sukarela akan
membantu investor dalam dalam menentukan keputusan dalam berinvestasi. Akan
tetapi, penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rachmawati (2017) yang menyatakan bahwa luas pengungkapan sukarela tidak
berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar yang diproksikan dengan cumulative
abnormal return. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan luas
pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN di
Bursa Efek Indonesia sehingga masih belum memenuhi kebutuhan investor dalam
memprediksi laba di masa mendatang.
8. Pengaruh Komite Audit kepada Reaksi Saham melalui Pengungkapan
Sukarela
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I dan model penelitian II
yang dilakukan dalam menguji pengaruh variabel komite audit terhadap reaksi
saham dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel intervening menggunakan
metode sobel menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap reaksi
119
pasar melalui pengungkapan sukarela baik pada jendela CAR+1 maupun CAR+3.
Hal ini berarti bahwa hipotesis kedelapan yang dirumuskan sehingga hipotesis
kedelapan (H8) ditolak.
9. Pengaruh Leverage kepada Reaksi Saham melalui Pengungkapan Sukarela
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I dan model penelitian II
yang dilakukan dalam menguji pengaruh variabel komite audit terhadap reaksi
saham dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel intervening menggunakan
metode sobel menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap reaksi
pasar melalui pengungkapan sukarela baik pada jendela CAR+1 maupun CAR+3.
Hal ini berarti bahwa hipotesis kesembilan yang dirumuskan sehingga hipotesis
kesembilan (H9) ditolak.
10. Pengaruh Ukuran Perusahaan kepada Reaksi Saham melalui
Pengungkapan Sukarela
Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I dan model penelitian II
yang dilakukan dalam menguji pengaruh variabel komite audit terhadap reaksi
saham dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel intervening menggunakan
metode sobel menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap reaksi
pasar melalui pengungkapan sukarela baik pada jendela CAR+1 maupun CAR+3.
Hal ini berarti bahwa hipotesis kesepuluh yang dirumuskan sehingga hipotesis
kesepuluh (H10) ditolak.
Tabel 4.20
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis Hasil Pengujian
1 H1 : Komite Audit > Pengungkapan Sukarela Ditolak
2 H2 : Leverage > Pengungkapan Sukarela Ditolak
3 H3 : Ukuran Perusahaan > Pengungkapan
Sukarela
Ditolak
4 H4 : Komite Audit > Reaksi Saham Diterima
120
5 H5 : Leverage > Reaksi Saham Ditolak
6 H6 : Ukuran Perusahaan > Reaksi Saham Ditolak
7 H7 : Pengungkapan Sukarela > Reaksi Saham Ditolak
8 H8 : Komite Audit > Pengungkapan Sukarela
> Reaksi Saham
Ditolak
9 H9 : Leverage > Pengungkapan Sukarela >
Reaksi Saham
Ditolak
10 H10 : Ukuran Perusahaan > Pengungkapan
Sukarela > Reaksi Saham
Ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah (2019)
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari komite audit, leverage,
ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dan dampaknya terhadap
reaksi pasar. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2013-2017. Berdasarkan data sekunder yang telah diolah dan hasil pengujian yang
telah dilakukan terhadap objek masalah dengan menggunakan software SmartPLS
3.0, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan
sukarela baik dalam model penelitian I maupun model penelitian II. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Poluan dan Nugroho
(2015), Dharma dan Nugroho (2013) dan Wijaya (2009) yang menyatakan
bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
2. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela
baik dalam model penelitian I maupun model penelitian II. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Sudarmadji dan Sularto (2007), Sembiring
(2012), dan Khairiah dan Fuadi (2017) yang menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.
3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
sukarela baik dalam model penelitian I maupun model penelitian II. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Khairiah dan
122
Fuadi (2017) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela.
4. Komite audit berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar pada jendela CAR+1
pada model penelitian I, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indriastuti (2012) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap reaksi
pasar. Sedangkan pada model penelitian II, komite audit tidak berpengaruh
terhadap reaksi pasar pada jendela CAR+3. Untuk model penelitian II sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Guntyowati (2012) dan
Pradipta (2010) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela.
5. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi saham baik pada model
penelitian I dan model penelitian II. Penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Permana Shidiq (2017) yang menyatakan bahwa leverage
tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi saham. Akan tetapi, penelitian ini
menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Chendrawan, Tony (2012),
Pratiwi dan Putra (2015) dan Sulaiman, Shidiq (2009).
6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi saham baik
dalam model penelitian I maupun model penelitian II. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nelvianti (2009) yang
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap reaksi pasar yang diproksikan oleh cumulative abnormal
return.
7. Pengungkapan sukarela tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi saham
baik dalam model penelitian I maupun model penelitian II. Hasil penelitian ini
123
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2017) yang
menyatakan bahwa luas pengungkapan sukarela tidak berpengaruh signifikan
terhadap reaksi pasar yang diproksikan dengan cumulative abnormal return.
Akan tetapi, hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh
Sihombing et at (2017).
8. Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I dan model penelitian II yang
dilakukan dalam menguji pengaruh variabel komite audit terhadap reaksi saham
dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel intervening menggunakan
metode sobel menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap
reaksi pasar melalui pengungkapan sukarela baik pada jendela CAR+1 maupun
CAR+3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela tidak
dapat menjadi variabel intervening antara komite audit dan reaksi pasar.
9. Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I dan model penelitian II yang
dilakukan dalam menguji pengaruh variabel leverage terhadap reaksi saham
dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel intervening menggunakan
metode sobel menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap reaksi
pasar melalui pengungkapan sukarela baik pada jendela CAR+1 maupun
CAR+3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela tidak
dapat menjadi variabel intervening antara leverage dan reaksi pasar.
10. Hasil pengujian hipotesis dalam model penelitian I dan model penelitian II yang
dilakukan dalam menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap reaksi
saham dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel intervening
menggunakan metode sobel menunjukkan bahwa ukuran peruahaan tidak
berpengaruh terhadap reaksi pasar melalui pengungkapan sukarela baik pada
124
jendela CAR+1 maupun CAR+3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengungkapan sukarela tidak dapat menjadi variabel intervening antara
pengungkapan sukarela dan reaksi pasar.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa:
1. Komite audit dapat meningkatkan efektivitasnya dengan cara menambah
anggota yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan bisnis, meningkatkan
kinerja anggota komite audit yang independen serta mengefektifkan rapat
komite audit yang dilaksanakan disepanjang periode agar dapat meningkatkan
tingkat kepercayaan investor terkait keandalan dan kelengkapan dari laporan
keuangan.
2. Terdapat banyak jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam
pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Perusahaan dapat memanfaatkan
setiap celah yang dimiliki tersebut dengan memberikan informasi setransparan
mungkin kepada pihak investor.
C. Keterbatasan
1. Objek penelitian yang diambil yaitu perusahaan-perusahaan yang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2013-2018 dengan jenis industri yang berbeda-beda sehingga menimbulkan
perbedaan yang tinggi dalam nilai debt to equity ratio dan total aset perusahaan
sebagai proksi dari variabel leverage dan ukuran perusahaaan.
2. Peneliti hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu komite audit,
leverage dan ukuran perusahaan. Masih banyak variabel independen yang dapat
digunakan seperti tingkat profitabilitas perusahaan dan rasio keuangan lainnya.
125
D. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis masih
sangat minim baik dalam teori dan praktik, oleh karena itu, penulis berharap peneliti
di masa mendatang dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dan lebih
berkualitas dengan beberapa masukan sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya yang hendak meneliti topik serupa, alangkah baiknya
menambah variabel lain di luar penelitian ini seperti variabel profitabilitas dan
variabel asimetri informasi.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan memilih objek penelitian yang memiliki jenis
industri yang sama seperti industri manufaktur agar tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dari setiap data keuangan yang didapatkan.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah lebih banyak literatur yang relevan
dengan topik penelitian.
126
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. “Kronologi Penawaran Produk Antaboga ke Nasabah Bank
Century”. Retrieved From https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-
1048838/kronologi-penawaran-produk-antaboga-ke-nasabah-bank-century
pada 5 Desember 2018.
.______. 2008. “Kronologi Aliran Dana Penipuan Signature Security Indonesia”
Retrieved From https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-
1056641/kronologis-aliran-dana-penipuan-signature pada 5 Desember 2018.
.______. 2009. “Komut Sarijaya Sekuritas diduga Gelapkan Dana Nasabah”.
Retrieved From
https://news.kompas.com/read/2009/01/06/14093925/komut.sarijaya.sekurita
s.diduga.gelapkan.dana.nasabah pada 5 Desember 2015.
.______. 2012. BAPEPAM-LK. “Peraturan Nomor Kep-431/BL/2012”. Retrieved
From http://www.ojk.go.id/ pada 20 November 2018.
.______. 2015. “Langgar Aturan, OJK Cabut Izin Usaha AAA Sekuritas dan IKS”
Retrieved From https://ekbis.sindonews.com/read/1214217/32/langgar-
aturan-ojk-cabut-izin-usaha-aaa-sekuritas-dan-iks-1497603665 pada 5
Desember 2018.
.______. 2017. “OJK beberkan Hasil Pemeriksaan Kasus Siap Pekan Depan”
Retrieved from https://ekbis.sindonews.com/read/1214217/32/langgar-aturan-
ojk-cabut-izin-usaha-aaa-sekuritas-dan-iks-1497603665 pada 5 Desember
2018.
.______. 2018. KSEI. “Berita Pers 21 Tahun KSEI: Inovasi untuk Kenyamanan
Transaksi di Pasar Modal”. Retrieved From http://ksei.co.id/ pada 22 Februari
2019.
Alfraih, M. M., dan Almutawa, A. M. 2017. "Voluntary disclosure and corporate
governance: empirical evidence from Kuwait." International Journal of Law
and Management, 59(2), 217–236. https://doi.org/10.1108/IJLMA-10-2015-
0052
Annisa, S. F., Anugerah, R., dan Nurmayanti, P. 2005. "Pengaruh Karakteristik
Komite Audit terhadap Pengawasan Bank (Studi Kasus Pada Bank
Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia)." Jurnal SOROT, 8(2), 105–119.
Barua, A., Rama, D.V. dan Sharma V. 2010. "Audit committee characteristics and
investment in internal auditing." Journal of Account Public Policy, 29, 503-513.
Brahm Ardhi Noviant, dan Marsono. 2013. "Analisis Reaksi Pasar Dan Risiko
Investasi Antara Perusahaan Perataan Laba Dan Buka Perata Laba." Jurnal
Akuntansi dan Auditing, 9(2), 226–243. https://doi.org/10.1039/c5ra26261e
127
Cahyo, M. N. 2017. "Analisis empiris pengaruh karakteristik komite audit,
karakteristik internal audit, whistleblowing system, pengungkapan
kecurangan terhadap reaksi pasar." Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis
(JDAB), 4(2), 249–270. https://doi.org/10.24815/JDAB.V4I2.7704.
Christensen, T.E., H.Paik, G.D., dan William, C.D. 2010. "Market efficiency and
investor reaction fraud investigation." Journal of Forensic dan Investigative
Accounting, 2(3), 1-30.
Darrough, Masako N. 2010. "Disclosure Policy and Competition : Cournot vs.
Betrand.". 68(3), 534–561.
Gantyowati, E., dan Nugroho, D. A. 2016. "Pengaruh Komisaris Independen dan
Komite Audit Terhadap Manajemen Laba." E-Proceeding of Management,
3(2), 1552–1559.
Ghozali, Imam. 2015. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25”. Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, Br Dahlia. 2009. “Structural Equation Model (SEM)”. Media Informatika
Vol.8, No.3.
Godfrey, J., A. Hodgson, S. Holms , dan A. Tarca. 2010. "Accounting Theory". John
Wiley & Sons: Australia.
Goto, S., Watanabe, M. and Xu, Y. 2009. "Strategic Disclosure and Stock Returns:
Theory and Evidence from US Cross-Listing." The Review of Financial Studies
/v 22 n 4
Fahmi, Irham. 2013. "Analisis Laporan Keuangan". Bandung: Alfabeta.
Halim, A. 2015. "Manajemen Keuangan Bisnis Konsep dan Aplikasinya." Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Harmono, 2014. "Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard". Edisi
Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.
Hendriksen, E.S. and M.F.V. Breda. 2000. "Accounting Theory." 5th Ed. Prentice
Hall
Horne, Van dan Wachowicz. 2007. "Fundamentals of Financial Management,
Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan." Jakarta : Salemba Empat.
Hussein, Ananda Sabil. 2015. "Penelitian Bisnis Dan Manajemen Menggunakan
Partial Least Squares (PLS) Dengan Smart PLS 3.0". Modul Ajar Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unversitas Brawijaya.
Indriastuti, M. 2012. "Pengaruh Prinsip-Prinsip Corporate Governance Terhadap
128
Abnormal Return." Solusi, 89–102.
Islami, L. N., dan Sarwoko, E. 2012. "Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap
Pergantian Menteri Keuangan (Event Study Saham yang Terdaftar di BEI)."
Modernisasi, 8(1), 44–66.
Juniarti, dan Sentosa, A. A. 2010. "Pengaruh Good Corporate Governance,
Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt).” Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 11(2), 88–100.
Kamarudin, K. A., dan Ismail, W. A. W. 2014. "The effect of audit committee
attributes on fraudulent financial reporting. Journal of Modern Accounting
and Auditing" 10(5), 507-514.
Karamanou, I., and Vafeas, N. 2005. "The Association Between Corporate Boards,
Audit Committees, and Management Earnings Forecasts: An Empirical
Analysis." Journal of Accounting Research, 43(3), 453- 486.
Kartika, A. 2009. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Kajian Akuntansi, Vol. 1 No., 29–47.
Kasmir. 2014, "Analisis Laporan Keuangan". Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Legiman, F. M., Tommy, P., dan Untu, V. 2015. "Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Agroindustry Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012." Jurnal EMBA, 3(3), 382–392.
Lestari, Y. A., dan Nuzula, N. F. 2017. "Analisis Pengaruh Financial Leverage dan
Operating Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan." Jurnal
Administrasi Bisnis, 46(1), 1–10.
Ludijanto, S. E., Handayani, S. R., dan Hidayat, R. R. 2014. "Pengaruh Analisis
Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ( Studi pada Perusahaan
Property dan Real Estate yang Listing di BEI Tahun 2010-2012 )." Jurnal
Administrasi Bisnis, 8(1), 1–8.
Maharani, L. G. P., dan Budiasih. 2016. "Pengaruh Ukuran, Umur Perusahaan,
Struktur Kepemilikan, dan Profitabilitas pada Pengungkapan Wajib Laporan
Tahunan." E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14, 34–52.
Mujiyono, M., dan Nany, M. 2010. "Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size dan
Komite Audit terhadap Luas Pengungkapan Sukarela." Jurnal Dinamika
Akuntansi, 2(2), 129–134.
Munawir, 2007. "Analisa Laporan Keuangan," Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Paramadina, D. R. 2015. "Reaksi Pasar Saham terhadap Pengumuman Peluncuran
129
ISSI di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Saham PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk)." E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 150–163.
Pradipta, A. 2012. "Pengaruh Komite Audit terhadap hubungan antara
Discretionary Accruals dan Cumulative Abnormal Return." Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi, 14(2), 95–104.
Prasetya, D. I. 2011. "Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage
danProfitabilitas Terhadap Mandatory Disclosure".
Pratiwi, Ni Putu Trisna Windika, dan Putra, I. W. 2015. "Pengaruh rasio keuangan,
ukuran perusahaan, arus kas aktivitas operasi pada return saham." E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 2(11), 531–546.
Putri, L., Bakri, S. A., dan Bakar, S. W. 2017. "Analisis DOL , DFL dan DCL
Terhadap Profitablitas Perusahaan." Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Sriwijaya, 15(2).
Rahman, H. A. 2008. "Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan
Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2004-
2006." Universitas Diponegoro.
Rouf, M. A., dan Akhtaruddin, M. 2018. "Factors affecting the voluntary
disclosure: a study by using smart PLS-SEM approach." International Journal
of Law and Management, 60(6), 1498–1508. https://doi.org/10.1108/IJLMA-
01-2018-0011
Sartono, Agus. 2012. "Manajemen Keuangan Teori dan Apikasi." Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE
Sihombing, J., Agoes, S., dan Santoso, U. 2017. "Studi Empiris Terkait Dengan
Pengungkapan Sukarela, Kualitas Audit Dan Asimetri Informasi Terhadap
Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia." Jurnal Akuntansi, 21(1), 1. https://doi.org/10.24912/ja.v21i1.140
Sudarsono, B. 2014. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2009 s/d 2014." Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 2(1), 30–
51.
Sugiyono. 2016 "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed
Methods)." Bandung: Alfabeta.
Sunariyah, 2004, "Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat", UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Sutomo, I. 2004. "Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Karakteristik
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Tahunan
130
Perusahaan."
Suyono, E. 2018. "Peran Komite Audit dalam Meningkatkan Kualitas
Pengungkapan Laporan Keuangan : Bukti Empiris di Bursa Efek Negara-
negara Teluk." Jurnal Visioner dan Strategis, 7(1), 7–16.
Syamsuddin, L. 2011. "Manajemen Keuangan Perusahaan." Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Tjager. Et. al. 2003. ”Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi
Komunitas Bisnis Indonesia". Jakarta: PT Prenhallindo.
Uswatun, T. 2017. "Faktor Yang Mempengaruhi Luas Voluntary Disclosure Pada
Perusahaan Yang Terdapat Di Jakarta Islamic Index Tahun 2013-2015".
Utama, M. 2004. "Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Pengungkapan
Informasi." Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 1, 1–20.
Purwanto. 2009. "Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern". Jakarta:
Salemba Empat.
Violita, V., Bisnis, P. M., Manajemen, P. S., Petra, U. K., dan Siwalankerto, J. 2016.
"Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Keluarga
Produsen Kemasan Kertas", 4(2), 108–113.
Wiguna, P. W. 2011. "Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Likuiditas Pada Luas Pengungkapan Sukarela". Journal of Feconomics, 3, 1–
18.
Waridin dan Masrukhin. 2006, “Pengaruh Kerja, Kepuasan Kerja, Bidaya
Organisasi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai”, Ekobis, Vol.7,
No.2.
Yulianti, Sri Handaru. 1996. “Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi.”
Yogyakarta: Andi Offset.
Zehnder, Egon. International. 2000. “Corporate Governance and the Role of the
Board of Directors”.
131
LAMPIRAN-LAMPIRAN
132
LAMPIRAN I
DAFTAR INDEKS PENGUNGKAPAN
SUKARELA
133
DAFTAR INDEKS PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY
DISCLOSURE)
1. Uraian mengenai strategi dan tujuan perusahaan; dapat meliputi strategi dan tujuan
umum, keuangan, pemasaran dan sosial.
2. Uraian mengenai dampak strategi terhadap hasil-hasil pada masa sekarang dan atau
masa yang akan datang.
3. Bagan atau uraian yang menjelaskan pembagian wewenang dan tanggung jawab
dalam organisasi.
4. Informasi mengenai proyeksi jumlah penjualan tahun berikutnya dapat secara
kualitatif atau kuantitatif.
5. Informasi mengenai proyeksi jumlah laba tahun berikutnya, dapat secara kualitatif
atau kuantitatif.
6. Informasi mengenai proyeksi jumah aliran kas tahun berikutnya, dapat secara
kualitatif dan kuantitatif.
7. Uraian mengenai kegiatan investasi atau pengeluaran modl yang telah dan atau akan
dilaksanakan.
8. Uraian mengenai program reset dan pengembangan yang dapat meliputi kebijakan,
lokasi aktivitas, jumlah karyawan dan hasil yang dicapai.
9. Informasi mengenai pesanan-pesanan dari pembeli yang belum dipenuhi dan
kontrak-kontrak penjualan yang akan direalisasikan dimasa yang akan datang.
10. Informasi mengenai analisis pesaing, dapat secara kualitatif atau kuantitatif.
11. Uraian mengenai pemberian kesempatan kerja yang sama ; tanpa memandang suku;
agama dan ras.
12. Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan dalam lingkungan kerja.
13. Uraian mengenai masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam rekruitmen
tenaga kerja.
14. informasi mengenai level atau fisik output dan pemakaian kapasitas yang dicapai
oleh perusahaan pada masa sekarang.
15. uraian mengenai dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan hidup dan
kebijakan yang ditempuh untuk memelihara lingkungan.
16. Informasi mengenai manajemen senior yang dapat meliputi nama, pengalaman ,
dan tanggungjawabnya.
134
17. Uraian mengenai pembagian kebijakan-kebijakan yang ditempuh perusahaan untuk
menjamin kesinambungan manajemen.
18. Ringkasan statistik keuangan yang meliputi rasio-rasio rentabilitas, likuiditas, dan
solfabilitas untuk 5 tahun atau lebih.
19. Laporan yang memusat elemen-elemen laba rugi yang perbandingkan untuk 3 tahun
atau lebih.
20. Laporan yang memusat elemen-elemen neraca yang diperbandingkan untuk 3 tahun
atau lebih.
21. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang dapat meliputi
gaji atau upah, tunjangan dan pemotongan.
22. Informasi mengenai nilai tambah, dapat secara kualitatif atau kuantitatif.
23. Informasi mengenai biaya yang dipisahkan kedalam komponen tetap dan variabel.
24. Mengenai tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan terhadap sebuah proyek.
25. Uraian mengenai dampak inflasi terhadap aktiva perusahaan pada masa sekarang
dan atau masa yang akan datang.
26. Informasi mengenai kemungkinan litigasi oleh pihak lain terhadap perusahaan
dimasa yang akan datang.
27. Informasi mengenai pihak-pihak yang mencoba memperoleh pemilikan subtansial
terhadap saham perusahaan.
28. Informasi harga saham untuk setiap masa tri wulan untuk 3 tahun atau lebih.
29. Informasi mengenai komposisi karyawan.
30. Informasi mengenai sistem komunikasi dan informasi perusahaan.
31. Informasi mengenai kepala audit internal yang dapat meliputi nama, pengalaman,
dan tanggung jawab.
32. Uraian mengenai ringkasan keputusan hasil rapat umum pemegang saham tahunan.
33. Struktur kepemilikan pemegang saham perusahaan.
Sumber: Wulandari (2015)
135
LAMPIRAN II
DATA SAMPEL PERUSAHAAN
136
DATA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
No Sektor Nama Perusahaan Kode
1 Farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk INAF
PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
2 Energi PT. Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS
3 Industri Logam PT. Krakatau Steel Tbk KRAS
4 Konstruksi PT. Wijaya Karya Tbk WIKA
PT. Waskita Karya Tbk WSKT
PT. Adhi Karya Tbk ADHI
PT. Pembangunan Perumahan Tbk PTPP
5 Bank PT. Bank Negara Indonesia Tbk BBNI
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
PT. Bank Tabungan Negara Tbk BBTN
PT. Bank Mandiri Tbk BMRI
6 Pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk ANTM
PT. Timah Tbk TINS
PT. Bukit Asam Tbk PTBA
7 Angkutan PT. Garuda Indonesia Tbk GIAA
PT. Jasa Marga Tbk JSMR
8 Telekomunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
9 Semen PT. Semen Indonesia Tbk SMGR
PT. Semen Baturaja Tbk SMBR
137
LAMPIRAN III
TANGGAL PENERBITAN LAPORAN
TAHUNAN PERUSAHAAN BUMN DI BEI
TAHUN 2013-2017
138
TANGGAL PENERBITAN LAPORAN KEUANGAN BUMN TAHUN 2013 DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nama Perusahaan KODE Tanggal Penerbitan di BEI
PT. Indofarma INAF 08/04/2014
PT. Kimia Farma KAEF 08/04/2014
PT. Adhi Karya ADHI 30/04/2014
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 03/03/2014
PT. Wijaya Karya WIKA 12/03/2014
PT. Waskita Karya WSKT 04/03/2014
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 19/02/2014
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 12/03/2014
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 11/02/2014
PT. Bank Mandiri BMRI 13/02/2014
PT. Aneka Tambang ANTM 02/04/2014
PT. Bukit Asam PTBA 08/04/2014
PT. Timah TINS 16/06/2014
PT. Semen Indonesia SMGR 11/03/2014
PT. Jasa Marga JSMR 24/02/2014
PT. Garuda Indonesia GIAA 19/03/2014
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 14/03/2014
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 13/03/2014
PT. Krakatau Steel KRAS 01/04/2014
PT. Semen Baturaja SMBR 24/04/2014
139
TANGGAL PENERBITAN LAPORAN KEUANGAN BUMN TAHUN 2014 DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nama Perusahaan KODE Tanggal Penerbitan di BEI
PT. Indofarma INAF 17/03/2015
PT. Kimia Farma KAEF 18/03/2015
PT. Adhi Karya ADHI 25/02/2015
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 24/04/2015
PT. Wijaya Karya WIKA 21/04/2015
PT. Waskita Karya WSKT 02/04/2015
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 24/02/2015
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 26/02/2015
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 04/03/2015
PT. Bank Mandiri BMRI 23/02/2015
PT. Aneka Tambang ANTM 09/03/2015
PT. Bukit Asam PTBA 06/03/2015
PT. Timah TINS 07/05/2015
PT. Semen Indonesia SMGR 16/04/2015
PT. Jasa Marga JSMR 24/02/2015
PT. Garuda Indonesia GIAA 27/04/2015
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 26/03/2015
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 16/03/2015
PT. Krakatau Steel KRAS 24/03/2015
PT. Semen Baturaja SMBR 23/04/2015
140
TANGGAL PENERBITAN LAPORAN KEUANGAN BUMN TAHUN 2015 DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nama Perusahaan KODE Tanggal Penerbitan di BEI
PT. Indofarma INAF 27/04/2016
PT. Kimia Farma KAEF 16/03/2016
PT. Adhi Karya ADHI 27/04/2016
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 06/04/2016
PT. Wijaya Karya WIKA 06/04/2016
PT. Waskita Karya WSKT 03/05/2016
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 27/04/2016
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 27/04/2016
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 01/04/2016
PT. Bank Mandiri BMRI 27/04/2016
PT. Aneka Tambang ANTM 27/04/2016
PT. Bukit Asam PTBA 13/05/2016
PT. Timah TINS 04/10/2016
PT. Semen Indonesia SMGR 27/04/2016
PT. Jasa Marga JSMR 08/03/2016
PT. Garuda Indonesia GIAA 13/05/2016
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 30/03/2016
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 18/03/2016
PT. Krakatau Steel KRAS 27/04/2016
PT. Semen Baturaja SMBR 16/03/2016
141
TANGGAL PENERBITAN LAPORAN KEUANGAN BUMN TAHUN 2016 DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nama Perusahaan KODE Tanggal Penerbitan di BEI
PT. Indofarma INAF 02/05/2017
PT. Kimia Farma KAEF 02/05/2017
PT. Adhi Karya ADHI 02/05/2017
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 02/05/2017
PT. Wijaya Karya WIKA 02/05/2017
PT. Waskita Karya WSKT 02/05/2017
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 02/05/2017
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 02/05/2017
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 02/05/2017
PT. Bank Mandiri BMRI 02/05/2017
PT. Aneka Tambang ANTM 02/05/2017
PT. Bukit Asam PTBA 02/05/2017
PT. Timah TINS 02/05/2017
PT. Semen Indonesia SMGR 02/05/2017
PT. Jasa Marga JSMR 02/05/2017
PT. Garuda Indonesia GIAA 02/05/2017
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 02/05/2017
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 02/05/2017
PT. Krakatau Steel KRAS 02/05/2017
PT. Semen Baturaja SMBR 02/05/2017
142
TANGGAL PENERBITAN LAPORAN KEUANGAN BUMN TAHUN 2017 DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nama Perusahaan KODE Tanggal Penerbitan di BEI
PT. Indofarma INAF 07/05/2018
PT. Kimia Farma KAEF 03/05/2018
PT. Adhi Karya ADHI 03/05/2018
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 03/05/2018
PT. Wijaya Karya WIKA 08/05/2018
PT. Waskita Karya WSKT 03/05/2018
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 03/05/2018
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 03/05/2018
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 03/05/2018
PT. Bank Mandiri BMRI 03/05/2018
PT. Aneka Tambang ANTM 03/05/2018
PT. Bukit Asam PTBA 03/05/2018
PT. Timah TINS 03/05/2018
PT. Semen Indonesia SMGR 03/05/2018
PT. Jasa Marga JSMR 03/05/2018
PT. Garuda Indonesia GIAA 03/05/2018
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 03/05/2018
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 03/05/2018
PT. Krakatau Steel KRAS 03/05/2018
PT. Semen Baturaja SMBR 03/05/2018
143
LAMPIRAN IV
EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT
144
DATA EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TAHUN 2013
Nama Perusahaan KODE IND_AC EXP_AC ACT_AC
PT. Indofarma INAF 1 0,5 20
PT. Kimia Farma KAEF 1 1 17
PT. Adhi Karya ADHI 1 1 13
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 1 0,333333 30
PT. Wijaya Karya WIKA 0,6 0,8 16
PT. Waskita Karya WSKT 1 0,25 20
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 1 1 35
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1 1 14
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1 1 13
PT. Bank Mandiri BMRI 0,666667 0,833333 43
PT. Aneka Tambang ANTM 0,714286 0,857143 15
PT. Bukit Asam PTBA 1 0,5 57
PT. Timah TINS 1 1 44
PT. Semen Indonesia SMGR 0,833333 0,833333 12
PT. Jasa Marga JSMR 1 0,666667 79
PT. Garuda Indonesia GIAA 0,75 1 44
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 1 0,833333 30
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 0,714286 0,714286 36
PT. Krakatau Steel KRAS 0,75 0,75 3
PT. Semen Baturaja SMBR 1 0,333333 4
145
DATA EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TAHUN 2014
Nama Perusahaan KODE IND_AC EXP_AC ACT_AC
PT. Indofarma INAF 1 0,666667 16
PT. Kimia Farma KAEF 0,666667 1 16
PT. Adhi Karya ADHI 1 1 11
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 1 0,333333 38
PT. Wijaya Karya WIKA 0,714286 1 18
PT. Waskita Karya WSKT 1 0,75 22
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 1 1 37
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1 1 16
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1 1 20
PT. Bank Mandiri BMRI 1 0,833333 30
PT. Aneka Tambang ANTM 0,857143 0,714286 23
PT. Bukit Asam PTBA 1 0,75 59
PT. Timah TINS 1 1 46
PT. Semen Indonesia SMGR 0,666667 49
PT. Jasa Marga JSMR 1 0,666667 70
PT. Garuda Indonesia GIAA 0,8 1 31
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 1 0,833333 38
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 1 0,8 44
PT. Krakatau Steel KRAS 0,75 1 33
PT. Semen Baturaja SMBR 1 0,333333 4
146
DATA EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TAHUN 2015
Nama Perusahaan KODE IND_AC EXP_AC ACT_AC
PT. Indofarma INAF 1 0,5 18
PT. Kimia Farma KAEF 1 1 12
PT. Adhi Karya ADHI 1 1 10
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 1 0,333333 41
PT. Wijaya Karya WIKA 1 1 16
PT. Waskita Karya WSKT 1 0,75 19
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 1 1 16
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1 1 16
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1 1 11
PT. Bank Mandiri BMRI 0,8 1 23
PT. Aneka Tambang ANTM 0,75 0,75 34
PT. Bukit Asam PTBA 0,75 0,75 39
PT. Timah TINS 0,5 1 61
PT. Semen Indonesia SMGR 0,75 0,75 13
PT. Jasa Marga JSMR 1 0,666667 58
PT. Garuda Indonesia GIAA 1 1 25
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 0,75 0,25 34
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 1 1 38
PT. Krakatau Steel KRAS 1 0,666667 7
PT. Semen Baturaja SMBR 1 0,333333 4
147
DATA EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TAHUN 2016
Nama Perusahaan KODE IND_AC EXP_AC ACT_AC
PT. Indofarma INAF 0,5 0,5 15
PT. Kimia Farma KAEF 1 1 12
PT. Adhi Karya ADHI 1 0,666667 13
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 1 0,333333 16
PT. Wijaya Karya WIKA 1 1 18
PT. Waskita Karya WSKT 1 1 13
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 1 1 26
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1 1 20
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1 1 17
PT. Bank Mandiri BMRI 0,666667 1 16
PT. Aneka Tambang ANTM 1 0,75 30
PT. Bukit Asam PTBA 1 0,666667 35
PT. Timah TINS 0,5 1 39
PT. Semen Indonesia SMGR 0,75 1 21
PT. Jasa Marga JSMR 5 0,8 45
PT. Garuda Indonesia GIAA 1 1 21
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 1 1 32
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 0,75 1 34
PT. Krakatau Steel KRAS 1 0,666667 15
PT. Semen Baturaja SMBR 1 0,333333 4
148
DATA EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TAHUN 2017
Nama Perusahaan KODE IND_AC EXP_AC ACT_AC
PT. Indofarma INAF 1 0,666667 12
PT. Kimia Farma KAEF 1 0,75 13
PT. Adhi Karya ADHI 1 0,8 19
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 1 0,333333 12
PT. Wijaya Karya WIKA 1 0,8 18
PT. Waskita Karya WSKT 1 0,666667 29
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 1 0,6 23
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1 1 15
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1 1 11
PT. Bank Mandiri BMRI 1 0,5 23
PT. Aneka Tambang ANTM 1 0,8 31
PT. Bukit Asam PTBA 0,75 0,5 30
PT. Timah TINS 1 1 15
PT. Semen Indonesia SMGR 0,75 1 42
PT. Jasa Marga JSMR 5 0,5 42
PT. Garuda Indonesia GIAA 0,8 1 16
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 1 1 23
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 1 1 37
PT. Krakatau Steel KRAS 1 1 10
PT. Semen Baturaja SMBR 1 0,333333 4
149
LAMPIRAN V
DATA LEVERAGE
150
DATA LEVERAGE PERUSAHAAN TAHUN 2013
(Debt to Equity Ratio dalam %)
Nama Perusahaan KODE DER %
PT. Indofarma INAF 119,28
PT. Kimia Farma KAEF 52,00
PT. Adhi Karya ADHI 110,00
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 538,41
PT. Wijaya Karya WIKA 290,00
PT. Waskita Karya WSKT 269,00
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 710,00
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 686,81
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1035,01
PT. Bank Mandiri BMRI 725,65
PT. Aneka Tambang ANTM 70,91
PT. Bukit Asam PTBA 54,60
PT. Timah TINS 57,00
PT. Semen Indonesia SMGR 19,60
PT. Jasa Marga JSMR 175,41
PT. Garuda Indonesia GIAA 92,00
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 93,10
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 37,62
PT. Krakatau Steel KRAS 126,00
PT. Semen Baturaja SMBR 9,90
151
DATA LEVERAGE PERUSAHAAN TAHUN 2014
(Debt to Equity Ratio dalam %)
Nama Perusahaan KODE DER %
PT. Indofarma INAF 110,88
PT. Kimia Farma KAEF 64,00
PT. Adhi Karya ADHI 126,00
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 524,39
PT. Wijaya Karya WIKA 226,00
PT. Waskita Karya WSKT 34,00
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 582,67
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 720,82
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1084,43
PT. Bank Mandiri BMRI 715,53
PT. Aneka Tambang ANTM 85,00
PT. Bukit Asam PTBA 74,32
PT. Timah TINS 119,00
PT. Semen Indonesia SMGR 16,30
PT. Jasa Marga JSMR 189,09
PT. Garuda Indonesia GIAA 133,00
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 87,80
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 64,00
PT. Krakatau Steel KRAS 194,00
PT. Semen Baturaja SMBR 8
152
DATA LEVERAGE PERUSAHAAN TAHUN 2015
(Debt to Equity Ratio dalam %)
Nama Perusahaan KODE DER %
PT. Indofarma INAF 158,76
PT. Kimia Farma KAEF 67,00
PT. Adhi Karya ADHI 64,00
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 272,88
PT. Wijaya Karya WIKA 260,00
PT. Waskita Karya WSKT 86,00
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 548,40
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 676,49
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1075,29
PT. Bank Mandiri BMRI 661,61
PT. Aneka Tambang ANTM 65,73
PT. Bukit Asam PTBA 81,90
PT. Timah TINS 73,00
PT. Semen Indonesia SMGR 14,58
PT. Jasa Marga JSMR 196,92
PT. Garuda Indonesia GIAA 143,00
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 96,80
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 90,00
PT. Krakatau Steel KRAS 107,00
PT. Semen Baturaja SMBR 11
153
DATA LEVERAGE PERUSAHAAN TAHUN 2016
(Debt to Equity Ratio dalam %)
Nama Perusahaan KODE DER %
PT. Indofarma INAF 139,97
PT. Kimia Farma KAEF 103,00
PT. Adhi Karya ADHI 80,00
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 189,62
PT. Wijaya Karya WIKA 146,00
PT. Waskita Karya WSKT 150,00
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 576,00
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 583,62
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 955,69
PT. Bank Mandiri BMRI 504,74
PT. Aneka Tambang ANTM 62,87
PT. Bukit Asam PTBA 76,04
PT. Timah TINS 64,00
PT. Semen Indonesia SMGR 20,48
PT. Jasa Marga JSMR 227,44
PT. Garuda Indonesia GIAA 168,00
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 82,40
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 91,56
PT. Krakatau Steel KRAS 113,00
PT. Semen Baturaja SMBR 40
154
DATA LEVERAGE PERUSAHAAN TAHUN 2017
(Debt to Equity Ratio dalam %)
Nama Perusahaan KODE DER %
PT. Indofarma INAF 191,55
PT. Kimia Farma KAEF 136,00
PT. Adhi Karya ADHI 144,00
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 193,35
PT. Wijaya Karya WIKA 212,00
PT. Waskita Karya WSKT 193,00
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 603,00
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 573,00
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 1033,71
PT. Bank Mandiri BMRI 522,35
PT. Aneka Tambang ANTM 62,32
PT. Bukit Asam PTBA 59,33
PT. Timah TINS 60,00
PT. Semen Indonesia SMGR 32,92
PT. Jasa Marga JSMR 330,89
PT. Garuda Indonesia GIAA 183,00
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 86,60
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 75,07
PT. Krakatau Steel KRAS 122,00
PT. Semen Baturaja SMBR 48
155
LAMPIRAN VI
DATA UKURAN PERUSAHAAN
156
DATA UKURAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN TAHUN 2013
(SIZE: Total Aset Perusahaan)
Nama Perusahaan KODE SIZE
PT. Indofarma INAF 1.294.511
PT. Kimia Farma KAEF 2.514.724
PT. Adhi Karya ADHI 9.720.961
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 12.392.826
PT. Wijaya Karya WIKA 12.594.962
PT. Waskita Karya WSKT 8.788.303
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 386.654.815
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1.126.248.000
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 131.169.730
PT. Bank Mandiri BMRI 733.099.762
PT. Aneka Tambang ANTM 21.865.117
PT. Bukit Asam PTBA 11.673.932
PT. Timah TINS 8.244.019
PT. Semen Indonesia SMGR 30.833.103
PT. Jasa Marga JSMR 28.366.345
PT. Garuda Indonesia GIAA 36.721.065
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 127.951.000
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 52.358.088
PT. Krakatau Steel KRAS 28.554.048
PT. Semen Baturaja SMBR 2.711.416
Dalam jutaan rupiah
157
DATA UKURAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN TAHUN 2014
(SIZE: Total Aset Perusahaan)
Nama Perusahaan KODE SIZE
PT. Indofarma INAF 1.248.344
PT. Kimia Farma KAEF 3.194.664
PT. Adhi Karya ADHI 10.458.881
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 14.579.155
PT. Wijaya Karya WIKA 15.915.161
PT. Waskita Karya WSKT 12.542.041
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 416.573.708
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 1.003.644.000
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 144.575.961
PT. Bank Mandiri BMRI 855.039.673
PT. Aneka Tambang ANTM 22.044.202
PT. Bukit Asam PTBA 14.860.611
PT. Timah TINS 9.752.477
PT. Semen Indonesia SMGR 34.331.675
PT. Jasa Marga JSMR 31.860.000
PT. Garuda Indonesia GIAA 37.356.948
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 141.822.000
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 68.274.804
PT. Krakatau Steel KRAS 20.621.088
PT. Semen Baturaja SMBR 2.926.360
Dalam jutaan rupiah
158
DATA UKURAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN TAHUN 2015
(SIZE: Total Aset Perusahaan)
Nama Perusahaan KODE SIZE
PT. Indofarma INAF 1.533.709
PT. Kimia Farma KAEF 3.434.879
PT. Adhi Karya ADHI 16.761.064
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 19.148.036
PT. Wijaya Karya WIKA 19.666.450
PT. Waskita Karya WSKT 30.309.110
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 508.595.288
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 878.426.000
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 171.807.592
PT. Bank Mandiri BMRI 910.063.409
PT. Aneka Tambang ANTM 30.356.850
PT. Bukit Asam PTBA 16.894.043
PT. Timah TINS 9.279.683
PT. Semen Indonesia SMGR 38.153.119
PT. Jasa Marga JSMR 36.725.000
PT. Garuda Indonesia GIAA 45.889.978
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 583.146.978
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 84.435.286
PT. Krakatau Steel KRAS 48.127.872
PT. Semen Baturaja SMBR 3.268.667
Dalam jutaan rupiah
159
DATA UKURAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN TAHUN 2016
(SIZE: Total Aset Perusahaan)
Nama Perusahaan KODE SIZE
PT. Indofarma INAF 1.381.633
PT. Kimia Farma KAEF 4.612.562
PT. Adhi Karya ADHI 20.037.690
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 31.215.671
PT. Wijaya Karya WIKA 31.355.204
PT. Waskita Karya WSKT 61.433.010
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 603.031.880
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 801.984.000
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 214.168.479
PT. Bank Mandiri BMRI 1.038.706.009
PT. Aneka Tambang ANTM 29.981.540
PT. Bukit Asam PTBA 18.576.774
PT. Timah TINS 9.548.631
PT. Semen Indonesia SMGR 44.226.896
PT. Jasa Marga JSMR 53.500.000
PT. Garuda Indonesia GIAA 50.457.181
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 179.611.000
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 92.261.052
PT. Krakatau Steel KRAS 28.309.986
PT. Semen Baturaja SMBR 4.368.877
Dalam jutaan rupiah
160
DATA UKURAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN TAHUN 2017
(SIZE: Total Aset Perusahaan)
Nama Perusahaan KODE SIZE
PT. Indofarma INAF 1.529.875
PT. Kimia Farma KAEF 6.096.149
PT. Adhi Karya ADHI 28.332.948
PT. Pembangunan Perumahan PTPP 41.782.781
PT. Wijaya Karya WIKA 45.683.774
PT. Waskita Karya WSKT 97.895.760
PT. Bank Negara Indonesia BBNI 709.330.084
PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI 626.101.000
PT. Bank Tabungan Negara BBTN 261.365.267
PT. Bank Mandiri BMRI 1.124.700.847
PT. Aneka Tambang ANTM 30.014.270
PT. Bukit Asam PTBA 21.987.482
PT. Timah TINS 11.876.309
PT. Semen Indonesia SMGR 48.963.503
PT. Jasa Marga JSMR 79.193.000
PT. Garuda Indonesia GIAA 49.528.686
PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM 198.484.000
PT. Perusahaan Gas Negara PGAS 85.687.231
PT. Krakatau Steel KRAS 54.149.434
PT. Semen Baturaja SMBR 5.060.337
Dalam jutaan rupiah
161
LAMPIRAN VII
DATA LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA
PERUSAHAAN
162
DATA CHECKLIST PENGUNGKAPAN SUKARELA
TAHUN 2013
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total DISC
INAF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 0,757576
KAEF 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 21 0,636364
ADHI 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18 0,545455
PTPP 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 24 0,727273
WIKA 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 0,666667
WSKT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 27 0,818182
BBNI 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 21 0,636364
BBRI 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
BBTN 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
BMRI 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 21 0,636364
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
PTBA 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
TINS 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 21 0,636364
SMGR 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 0,666667
JSMR 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 22 0,666667
GIAA 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 21 0,636364
TLKM 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 0,69697
PGAS 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 21 0,636364
KRAS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 0,666667
SMBR 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 19 0,575758
163
DATA CHECKLIST PENGUNGKAPAN SUKARELA
TAHUN 2014
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total DISC
INAF
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 25 0,757576
KAEF
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
ADHI
1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
PTPP
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
WIKA
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
WSKT
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
BBNI
1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21 0,636364
BBRI
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 24 0,727273
BBTN
1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 0,848485
BMRI
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 27 0,818182
ANTM
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 26 0,787879
PTBA
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 20 0,606061
TINS
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
SMGR
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 0,666667
JSMR
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 23 0,69697
GIAA
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 28 0,848485
TLKM
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
PGAS
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
KRAS
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 0,666667
SMBR
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
164
DATA CHECKLIST PENGUNGKAPAN SUKARELA
TAHUN 2015
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total DISC
INAF
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
KAEF
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
ADHI
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 22 0,666667
PTPP
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 0,727273
WIKA
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
WSKT
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 0,727273
BBNI
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
BBRI
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
BBTN
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
BMRI
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
ANTM
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
PTBA
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
TINS
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 0,727273
SMGR
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 20 0,606061
JSMR
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 23 0,69697
GIAA
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
TLKM
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
PGAS
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 20 0,606061
KRAS
1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 21 0,636364
SMBR
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
165
DATA CHECKLIST PENGUNGKAPAN SUKARELA
TAHUN 2016
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total DISC
INAF
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
KAEF
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
ADHI
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 22 0,666667
PTPP
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 0,727273
WIKA
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
WSKT
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 0,727273
BBNI
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
BBRI
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
BBTN
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
BMRI
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
ANTM
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
PTBA
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
TINS
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 24 0,727273
SMGR
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 20 0,606061
JSMR
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 23 0,69697
GIAA
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
TLKM
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
PGAS
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 20 0,606061
KRAS
1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 21 0,636364
SMBR
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
166
DATA CHECKLIST PENGUNGKAPAN SUKARELA
TAHUN 2017
KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total DISC
INAF
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
KAEF
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
ADHI
1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 20 0,606061
PTPP
1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
WIKA
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 23 0,69697
WSKT
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
BBNI
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
BBRI
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
BBTN
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
BMRI
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
ANTM
1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 24 0,727273
PTBA
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
TINS
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
SMGR
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 25 0,757576
JSMR
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 27 0,818182
GIAA
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
TLKM
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 25 0,757576
PGAS
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23 0,69697
KRAS
1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 21 0,636364
SMBR
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 26 0,787879
167
LAMPIRAN VIII
DATA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN
168
Tahapan Perhitungan Cummulative Abnormal Return
No Tahapan
Cummulative
Return
Perhitungan
Abnormal
Rumus
Perhitungan
Keterangan
1 Actual Return Rit = 𝑃𝑖𝑡−𝑃𝑖𝑡𝑥
𝑃𝑖𝑡𝑥 Rit : Actual return
saham I pada hati
t
Pit : Harga saham
i pada hari t
Pitx : Harga
saham I pada hari
t-x hari
2 Ecpected
menggunakan
model adjusted
model
Return
market Eit : =
𝑃𝑀𝑖𝑡−𝑃𝑀𝑖𝑡𝑥
𝑃𝑀𝑖𝑡𝑥 Eit : Expected
Return
PMit : Harga
indeks saham I
pada hari t
PMitx : Harga
indeks saham I
pada hari t-x hari
3 Abnormal Return Abnormal ARit = Rit - Ritx ARit = Abnormal
return saham I
pada hari t
4 Cummulative
Return Day+1
Abnormal CAR_1 = AR(h-
0)+AR(h+1)
CAR_1:
Cummulative
abnormal return
day+1
CAR_1 :
Cummulative
abnormal return
day+3
5 Cummulative
Return Day+3
Abnormal CAR_3 = AR(h-
0)+AR(h+1)
+AR(h+2)
+AR(h+3)
AR(h-0) :
abnormal return
saham i pada hari
0 atau hari
publikasi laporan
AR(h-1) :
abnormal return
saham i pada hari
ke 1 setelah hari
publikasi laporan
AR(h-2) :
abnormal return
saham i pada hari
ke 2 setelah hari
publikasi laporan
169
No Tahapan
Cummulative
Return
Perhitungan
Abnormal
Rumus
Perhitungan
Keterangan
AR(h-3) :
abnormal return
saham i pada hari
ke 3 setelah hari
publikasi laporan
Sumber: McKinley (1997), Christensen et al. (2010), Budiyanto et al. (2016), dan
Cahyo dan Sulhani (2017)
170
DATA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN 2013
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
INAF 0 195 195 0 4.921,4040 4.870,2050 0,010512699 -0,010512699 0,02112 -0,04546
1 195 195 0 4.765,7290 4.921,4040 -0,031632233 0,031632233
2 195 185 -0,051282051 4.816,5760 4.765,7290 0,010669302 -0,061951353
3 185 186 0,005405405 4.864,8840 4.816,5760 0,010029531 -0,004624126
KAEF 0 859,41 864,21 0,005585227 4.921,4040 4.870,2050 0,010512699 -0,004927472 0,037813 -0,03234
1 864,21 873,81 0,011108411 4.765,7290 4.921,4040 -0,031632233 0,042740645
2 873,81 873,81 0 4.816,5760 4.765,7290 0,010669302 -0,010669302
3 873,81 830,6 -0,049450109 4.864,8840 4.816,5760 0,010029531 -0,059479641
ADHI 0 2472,82 2435,98 -0,014897971 4.840,1460 4.819,6810 0,004246132 -0,019144102 -0,00695 -0,01953
1 2435,98 2464,98 0,01190486 4.838,7600 4.840,1460 -0,000286355 0,012191215
2 2464,98 2444,14 -0,00845443 4.842,5030 4.838,7600 0,000773545 -0,009227975
3 2444,14 2431,9 -0,005007896 4.834,4680 4.842,5030 -0,001659266 -0,003348631
PTPP 0 1249,98 1263,33 0,010680171 4.584,2050 4.620,2160 -0,007794224 0,018474395 0,078129 0,09549
1 1263,33 1343,4 0,063380114 4.601,2840 4.584,2050 0,003725619 0,059654496
2 1343,4 1365,64 0,01655501 4.659,1720 4.601,2840 0,012580836 0,003974174
3 1365,64 1392,33 0,01954395 4.687,8570 4.659,1720 0,006156673 0,013387277
WIKA 0 1950,59 1912,09 -0,019737618 4.726,1670 4.684,3850 0,008919421 -0,028657038 -0,04078 0,056257
1 1912,09 1950,59 0,020135035 4.878,6430 4.726,1670 0,032262085 -0,012127049
2 1950,59 2130,25 0,092105466 4.876,1880 4.878,6430 -0,000503214 0,092608679
3 2130,25 2108,86 -0,010041075 4.805,6120 4.876,1880 -0,014473601 0,004432526
WSKT 0 600,86 619,07 0,030306561 4601,284 4.584,2050 0,003725619 0,026580942 0,02135 0,066718
1 619,07 623,62 0,007349734 4.659,1720 4601,284 0,012580836 -0,005231102
2 623,62 655,49 0,051104839 4.687,8570 4.659,1720 0,006156673 0,044948166
3 655,49 655,49 0 4.685,8900 4.687,8570 -0,000419595 0,000419595
171
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
BBNI 0 3660,59 3677,04 0,004493811 4.592,6510 4.556,1910 0,008002298 -0,003508487 0,001991 0,031611
1 3677,04 3701,72 0,00671192 4.598,2210 4.592,6510 0,001212807 0,005499113
2 3701,72 3886,81 0,050001081 4.646,1530 4.598,2210 0,010424031 0,039577049
3 3886,81 3829,22 -0,014816778 4.623,5740 4.646,1530 -0,004859719 -0,009957058
BBRI 0 999,1 990,97 -0,008137324 4.726,1670 4.684,3850 0,008919421 -0,017056744 -0,03019 0,060217
1 990,97 1009,93 0,019132769 4.878,6430 4.726,1670 0,032262085 -0,013129316
2 1009,93 1115,52 0,104551801 4.876,1880 4.878,6430 -0,000503214 0,105055014
3 1115,52 1083,03 -0,02912543 4.805,6120 4.876,1880 -0,014473601 -0,014651829
BBTN 0 896,69 905,66 0,010003457 4.470,1900 4.450,7480 0,004368255 0,005635203 0,019606 0,026879
1 905,66 923,60 0,019808758 4.496,2860 4.470,1900 0,005837783 0,013970975
2 923,60 914,63 -0,009711997 4.491,6600 4.496,2860 -0,001028849 -0,008683147
3 914,63 932,56 0,019603556 4.508,0440 4.491,6600 0,003647649 0,015955906
BMRI 0 3545,66 3555,54 0,002786505 4.491,6600 4.496,2860 -0,001028849 0,003815354 0,002946 0,022335
1 3555,54 3565,42 0,002778762 4.508,0440 4.491,6600 0,003647649 -0,000868887
2 3565,42 3124,80 -0,123581514 4.555,3680 4.508,0440 0,010497679 -0,134079193
3 3124,80 3604,92 0,153648233 4.556,1910 4.555,3680 0,000180666 0,153467568
ANTM 0 92,04 91,33 -0,007714037 4.870,2050 4.873,9340 -0,00076509 -0,006948947 -0,00198 -0,03478
1 91,33 92,18 0,009306909 4.891,3200 4.870,2050 0,004335546 0,004971363
2 92,18 90,65 -0,016554567 4.857,9438 4.891,3200 -0,006823557 -0,00973101
3 90,65 89,74 -0,010082291 4.921,0390 4.857,9438 0,012988047 -0,023070337
PTBA 0 811,74 811,74 0 4.921,4040 4.870,2050 0,010512699 -0,010512699 0,02112 0,03266
1 811,74 811,74 0 4.765,7290 4.921,4040 -0,031632233 0,031632233
2 811,74 805,27 -0,007970532 4.816,5760 4.765,7290 0,010669302 -0,018639834
3 805,27 837,65 0,040210116 4.864,8840 4.816,5760 0,010029531 0,030180585
TINS 0 1290,08 1285,38 -0,003643185 4.885,4590 4.926,6630 -0,00836347 0,004720285 0,014445 -0,02011
1 1285,38 1304,21 0,014649364 4909,517 4.885,4590 0,004924409 0,009724955
172
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
2 1304,21 1271,25 -0,025272004 4.887,8600 4909,517 -0,004411228 -0,020860776
3 1271,25 1247,71 -0,018517207 4.864,2730 4.887,8600 -0,004825629 -0,013691578
SMGR 0 13322,83 13453,44 0,009803473 4.704,2140 4.677,2460 0,005765786 0,004037687 -0,01278 0,003986
1 13453,44 13170,44 -0,021035512 4.684,3850 4.704,2140 -0,004215157 -0,016820355
2 13170,44 13148,67 -0,001652944 4.726,1670 4.684,3850 0,008919421 -0,010572365
3 13148,67 13932,37 0,059602986 4.878,6430 4.726,1670 0,032262085 0,027340902
JSMR 0 5091,38 5045,1 -0,009089873 4.646,1530 4.623,5740 0,004883452 -0,013973325 -0,02867 -0,0676
1 5045,1 5021,95 -0,004588611 4.623,5740 4.577,2910 0,010111439 -0,01470005
2 5021,95 4859,95 -0,032258386 4.577,2910 4532,72 0,009833169 -0,042091554
3 4859,95 4836,81 -0,004761366 4532,72 4.568,9400 -0,007927441 0,003166075
GIAA 0 479,08 480,07 0,002066461 4.821,4570 4.805,6120 0,003297187 -0,001230726 0,015924 0,021852
1 480,07 476,11 -0,008248797 4.698,9730 4.821,4570 -0,025403939 0,017155142
2 476,11 456,27 -0,041671042 4.700,2150 4.698,9730 0,000264313 -0,041935355
3 456,27 480,07 0,052162097 4.720,4200 4.700,2150 0,00429874 0,047863357
TLKM 0 1797,76 1871,64 0,041095586 4.878,6430 4.726,1670 0,032262085 0,008833501 -0,00382 0,012201
1 1871,64 1847,01 -0,013159582 4.876,1880 4.878,6430 -0,000503214 -0,012656368
2 1847,01 1814,18 -0,017774674 4.805,6120 4.876,1880 -0,014473601 -0,003301073
3 1814,18 1855,22 0,022621791 4.821,4570 4.805,6120 0,003297187 0,019324604
PGAS 0 4256,61 4418,75 0,038091345 4.726,1670 4.684,3850 0,008919421 0,029171924 0,016232 0,012365
1 4418,75 4504,13 0,019322207 4.878,6430 4.726,1670 0,032262085 -0,012939878
2 4504,13 4525,48 0,004740094 4.876,1880 4.878,6430 -0,000503214 0,005243308
3 4525,48 4418,75 -0,023584239 4.805,6120 4.876,1880 -0,014473601 -0,009110637
KRAS 0 486,92 491,65 0,009714121 4.873,9340 4.768,2770 0,022158318 -0,012444197 -0,0213 -0,0091
1 491,65 486,92 -0,009620665 4.870,2050 4.873,9340 -0,00076509 -0,008855575
2 486,92 486,92 0 4.891,3200 4.870,2050 0,004335546 -0,004335546
3 486,92 491,65 0,009714121 4.857,9440 4.891,3200 -0,006823516 0,016537637
173
DATA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN 2014
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
INAF 0 295 295 0 5.439,1530 5.435,2710 0,000714224 -0,00071 -0,00271 0,068219
1 295 293 -0,006779661 5.413,1510 5.439,1530 -0,004780524 -0,002
2 293 386 0,317406143 5.453,8540 5.413,1510 0,00751928 0,309887
3 386 293 -0,240932642 5.443,0650 5.453,8540 -0,001978234 -0,23895
KAEF 0 1310,19 1305,28 -0,003747548 5.413,1510 5.443,0650 -0,005495801 0,001748 -0,02081 -0,02537
1 1305,28 1285,65 -0,015038919 5.453,8540 5.413,1510 0,00751928 -0,02256
2 1285,65 1275,84 -0,007630382 5.443,0650 5.453,8540 -0,001978234 -0,00565
3 1275,84 1275,83 -7,83797E-06 5.437,0980 5.443,0650 -0,001096257 0,001088
ADHI 0 2831,77 2807,29 -0,00864477 5.445,1080 5.417,3140 0,005130587 -0,01378 -0,01493 -0,02995
1 2807,29 2807,29 0 5.451,4220 5.445,1080 0,001159573 -0,00116
2 2807,29 2807,29 0 5.450,2940 5.451,4220 -0,000206918 0,000207
3 2807,29 2778,73 -0,010173513 5.477,8310 5.450,2940 0,005052388 -0,01523
PTPP 0 3632,09 3632,09 0 5.435,3550 5.436,2090 -0,000157095 0,000157 -0,0159 0,026512
1 3632,09 3446,87 -0,050995432 5.245,4460 5.435,3550 -0,034939576 -0,01606
2 3446,87 3501,08 0,015727312 5.242,1570 5.245,4460 -0,00062702 0,016354
3 3501,08 3501,08 0 5.105,5630 5.242,1570 -0,026056831 0,026057
WIKA 0 3131,63 3149,2 0,005610497 5.435,3550 5.436,2090 -0,000157095 0,005768 0,002963 0,052343
1 3149,2 3140,42 -0,00278801 5.435,4460 5.435,3550 1,67422E-05 -0,0028
2 3140,42 3119,76 -0,006578738 5.245,1570 5.435,4460 -0,035008903 0,02843
3 3119,76 3102,09 -0,005663897 5.105,5630 5.245,1570 -0,026613884 0,02095
WSKT 0 1650,78 1572,16 -0,047625971 5.464,3990 5.466,8670 -0,000451447 -0,04717 -0,06474 -0,05386
1 1572,16 1549,04 -0,014705882 5.480,0310 5.464,3990 0,002860699 -0,01757
2 1549,04 1581,42 0,020903269 5.523,2900 5.480,0310 0,007893933 0,013009
3 1581,42 1567,54 -0,008776922 5.486,5840 5.523,2900 -0,006645677 -0,00213
174
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
BBNI 0 6050,95 6094,63 0,007218701 5.417,3140 5.403,2770 0,002597868 0,004621 -0,00051 0,020838
1 6094,63 6094,63 0 5.445,1080 5.417,3140 0,005130587 -0,00513
2 6094,63 6050,95 -0,007166965 5.451,4220 5.445,1080 0,001159573 -0,00833
3 6050,95 6007,26 -0,007220354 5.250,2940 5.451,4220 -0,036894594 0,029674
BBRI 0 1610,76 1613,87 0,001930766 5.451,4220 5.445,1080 0,001159573 0,000771 -0,00482 -0,00925
1 1613,87 1604,52 -0,005793527 5.450,2940 5.451,4220 -0,000206918 -0,00559
2 1604,52 1613,87 0,005827288 5.477,8310 5.450,2940 0,005052388 0,000775
3 1613,87 1604,52 -0,005793527 5.474,6190 5.477,8310 -0,000586363 -0,00521
BBTN 0 1034,44 1057,64 0,022427594 5.448,0590 5.474,6190 -0,004851479 0,027279 0,039901 0,010608
1 1057,64 1071,55 0,013151923 5.450,9470 5.448,0590 0,000530097 0,012622
2 1071,55 1071,55 0 5.514,7870 5.450,9470 0,011711726 -0,01171
3 1071,55 1039,08 -0,030301899 5.444,6340 5.514,7870 -0,01272089 -0,01758
BMRI 0 5143,51 5058,31 -0,016564564 5.400,1040 5.403,2770 -0,000587236 -0,01598 -0,01339 -0,00712
1 5058,31 5058,31 0 5.403,2770 5.417,3140 -0,002591136 0,002591
2 5058,31 5068,96 0,002105446 5.417,3140 5.445,1080 -0,005104398 0,00721
3 5068,96 5058,31 -0,002101023 5.445,1080 5.451,4220 -0,00115823 -0,00094
ANTM 0 838,09 825,52 -0,014998389 5.444,6340 5.514,7870 -0,01272089 -0,00228 -0,01071 -0,00126
1 825,52 821,33 -0,005075589 5.462,9280 5.444,6340 0,003360005 -0,00844
2 821,33 812,95 -0,010202963 5.419,5660 5.462,9280 -0,007937502 -0,00227
3 812,95 825,52 0,015462206 5.439,8320 5.419,5660 0,003739414 0,011723
PTBA 0 1209,34 1220,51 0,009236443 5.514,7870 5.450,9470 0,011711726 -0,00248 -0,00368 -0,05052
1 1220,51 1203,51 -0,013928604 5.444,6340 5.514,7870 -0,01272089 -0,00121
2 1203,51 1184,20 -0,016044736 5.462,9280 5.444,6340 0,003360005 -0,0194
3 1184,20 1142,31 -0,035374092 5.419,5660 5.462,9280 -0,007937502 -0,02744
TINS 0 793,41 787,73 -0,007158972 5.150,4860 5.184,9500 -0,00664693 -0,00051 -0,00614 0,010367
1 787,73 788,57 0,001066355 5182,213 5.150,4860 0,006691407 -0,00563
175
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
2 788,57 788,57 0 5.172,4820 5182,213 -0,006122288 0,006122
3 788,57 798,24 0,012262703 5.205,6120 5.172,4820 0,001881302 0,010381
SMGR 0 11738,96 12253,68 0,043847155 5.420,7330 5.141,5470 0,0543 -0,01045 -0,00283 -0,00876
1 12253,68 12324,24 0,00575827 5.410,6440 5.420,7330 -0,001861187 0,007619
2 12324,24 12297,96 -0,002132383 5.400,8030 5.410,6440 -0,001818822 -0,00031
3 12297,96 12365,03 0,00545375 5.460,5730 5.400,8030 0,011066873 -0,00561
JSMR 0 6701,96 6701,96 0 5.417,3140 5.403,2770 0,002597868 -0,0026 -0,00418 -0,0016
1 6701,96 6725,73 0,003546724 5.445,1080 5.417,3140 0,005130587 -0,00158
2 6725,73 6725,73 0 5.451,4220 5.445,1080 0,001159573 -0,00116
3 6725,73 6749,49 0,003532702 5.450,2940 5.451,4220 -0,000206918 0,00374
GIAA 0 585 575 -0,017094017 5.245,4460 5.435,3550 -0,034939576 0,017846 0,027168 0,082688
1 575 580 0,008695652 5.242,1570 5.245,4460 -0,00062702 0,009323
2 580 585 0,00862069 5.105,5630 5.242,1570 -0,026056831 0,034678
3 585 595 0,017094017 5.086,4250 5.105,5630 -0,00374846 0,020842
TLKM 0 2563,73 2501,41 -0,024308332 5.405,4890 5.368,8000 0,006833743 -0,03114 -0,02594 0,024543
1 2501,41 2501,41 0 5.368,8000 5.396,8540 -0,005198214 0,005198
2 2501,41 2550,37 0,019572961 5.396,8540 5.438,6560 -0,00768609 0,027259
3 2550,37 2572,63 0,008728145 5.438,6560 5.518,6750 -0,014499676 0,023228
PGAS 0 4808,43 4831,54 0,004806143 5.436,4660 5.435,2710 0,00021986 0,004586 0,000517 -0,01577
1 4831,54 4808,43 -0,004783154 5.435,2710 5.439,1530 -0,000713714 -0,00407
2 4808,43 4669,72 -0,028847254 5.439,1530 5.413,1510 0,004803487 -0,03365
3 4669,72 4715,96 0,009902093 5.413,1510 5.453,8540 -0,007463163 0,017365
KRAS 0 416,96 416,01 -0,002278396 5.473,0980 5.443,0650 0,005517663 -0,0078 -0,01668 -0,01609
1 416,01 410,34 -0,01362948 5.447,0980 5.473,0980 -0,004750509 -0,00888
2 410,34 409,39 -0,002315153 5.405,4890 5.447,0980 -0,007638746 0,005324
3 409,39 404,67 -0,011529349 5.368,8000 5.405,4890 -0,00678736 -0,00474
176
DATA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN 2015
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
INAF 0 765 780 0,019607843 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 0,013051 0,031718 0,014678
1 780 795 0,019230769 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 0,018667
2 795 785 -0,012578616 4.838,8500 4.848,3900 -0,001967663 -0,01061
3 785 775 -0,012738854 4.808,3190 4.838,8500 -0,006309557 -0,00643
KAEF 0 1240,3 1275,89 0,028694671 4861,4410 4849,7810 0,002404232 0,02629 0,028263 -0,00264
1 1275,89 1284,77 0,006959848 4885,6880 4861,4410 0,004987616 0,001972
2 1284,77 1265,01 -0,015380185 4885,7080 4885,6880 4,09359E-06 -0,01538
3 1265,01 1245,24 -0,015628335 4885,1630 4885,7080 -0,00011155 -0,01552
ADHI 0 2770,86 2677,86 -0,033563587 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,04012 -0,07529 -0,08555
1 2677,86 2585,19 -0,034605991 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 -0,03517
2 2585,19 2609,58 0,00943451 4.838,5830 4.848,3900 -0,002022733 0,011457
3 2609,58 2536,58 -0,02797385 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,02172
PTPP 0 3420,62 3393,76 -0,007852378 4868,2300 4858,0720 0,002090953 -0,00994 -0,0203 0,008285
1 3393,76 3357,94 -0,010554665 4867,2850 4868,2300 -0,000194116 -0,01036
2 3357,94 3407,19 0,01466673 4846,7040 4867,2850 -0,004228435 0,018895
3 3407,19 3398,23 -0,002629733 4786,9740 4846,7040 -0,012323839 0,009694
WIKA 0 2357,79 2353,34 -0,001887361 4868,2300 4858,0720 0,002090953 -0,00398 -0,01513 0,014811
1 2353,34 2326,65 -0,011341328 4867,2850 4868,2300 -0,000194116 -0,01115
2 2326,65 2357,79 0,01338405 4846,7040 4867,2850 -0,004228435 0,017612
3 2357,79 2357,79 0 4786,9740 4846,7040 -0,012323839 0,012324
WSKT 0 2279,62 2346,95 0,029535624 4812,2640 4808,3190 0,000820453 0,028715 0,071652 0,036454
1 2346,95 2452,76 0,045084045 4822,5950 4812,2640 0,002146807 0,042937
2 2452,76 2366,19 -0,035294933 4749,3150 4822,5950 -0,015195139 -0,0201
3 2366,19 2337,34 -0,012192597 4763,1150 4749,3150 0,002905682 -0,0151
177
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
BBNI 0 4244,29 4207,78 -0,008602145 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,01516 -0,01356 -0,03357
1 4207,78 4216,90 0,002167414 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 0,001604
2 4216,90 4184,96 -0,007574284 4.838,5830 4.848,3900 -0,002022733 -0,00555
3 4184,96 4098,25 -0,020719433 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,01446
BBRI 0 1658,14 1658,14 0 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,00656 0,010031 0,008656
1 1658,14 1686,58 0,017151748 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 0,016588
2 1686,58 1682,52 -0,002407238 4.838,5830 4.848,3900 -0,002022733 -0,00038
3 1682,52 1670,33 -0,007245085 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,00099
BBTN 0 1646,63 1632,48 -0,008593309 4.843,1860 4.845,3710 -0,000450946 -0,00814 -0,01826 -0,00456
1 1632,48 1618,32 -0,008673919 4.850,1760 4.843,1860 0,001443265 -0,01012
2 1618,32 1632,48 0,008749815 4.858,0720 4.850,1760 0,001627982 0,007122
3 1632,48 1646,63 0,008667794 4.868,2300 4.858,0720 0,002090953 0,006577
BMRI 0 88,71 87,72 -0,011159959 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,01772 -0,04815 -0,01859
1 87,72 85,10 -0,029867761 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 -0,03043
2 85,10 84,68 -0,00493537 4.838,8500 4.848,3900 -0,001967663 -0,00297
3 84,68 86,90 0,026216344 4.808,3190 4.838,8500 -0,006309557 0,032526
ANTM 0 703,41 698,43 -0,007079797 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,01364 0,042942 0,071659
1 698,43 738,34 0,057142448 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 0,056579
2 738,34 758,29 0,027020072 4.838,8500 4.848,3900 -0,001967663 0,028988
3 758,29 753,30 -0,006580596 4.808,3190 4.838,8500 -0,006309557 -0,00027
PTBA 0 1056,06 1019,79 -0,03434464 4803,3220 4761,7150 0,008737818 -0,04308 -0,04155 -0,021
1 1019,79 1027,85 0,007903588 4761,7150 4.731,5620 0,006372737 0,001531
2 1027,85 1060,10 0,031376174 4.731,5620 4.729,1560 0,000508759 0,030867
3 1060,10 1048,00 -0,011414018 4.729,1560 4.734,3570 -0,001098565 -0,01032
TINS 0 807,92 798,24 -0,011981384 5.472,3170 5.463,9150 -0,001098565 -0,01088 -0,0378 -0,02976
1 798,24 769,22 -0,036354981 5420,648 5.472,3170 -0,009441887 -0,02691
178
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
2 769,22 769,22 0 5.409,3440 5420,648 -0,00208536 0,002085
3 769,22 769,22 0 5.377,1490 5.409,3440 -0,005951738 0,005952
SMGR 0 9497,74 9313,76 -0,019370924 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,02593 -0,0339 -0,0759
1 9313,76 9244,77 -0,00740732 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 -0,00797
2 9244,77 9106,79 -0,014925196 4.838,5830 4.848,3900 -0,002022733 -0,0129
3 9106,79 8784,83 -0,03535384 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,0291
JSMR 0 5066,25 5090,27 0,004741179 4811,042 4.811,0420 0 0,004741 0,008449 0,042283
1 5090,27 5090,27 0 4.793,2030 4811,042 -0,003707929 0,003708
2 5090,27 5282,35 0,037734737 4.813,7790 4.793,2030 0,004292745 0,033442
3 5282,35 5354,38 0,013635976 4.877,5310 4.813,7790 0,013243649 0,000392
GIAA 0 422 462 0,09478673 4.761,7150 4.803,3220 -0,00866213 0,103449 0,101123 0,096203
1 462 458 -0,008658009 4.731,5620 4.761,7150 -0,006332382 -0,00233
2 458 460 0,004366812 4.729,1560 4.731,5620 -0,0005085 0,004875
3 460 456 -0,008695652 4.734,3570 4.729,1560 0,001099773 -0,0098
TLKM 0 3014,97 3056,09 0,01363861 4.816,6550 4.781,2970 0,007395065 0,006244 -0,0057 0,009785
1 3056,09 3037,82 -0,005978227 4.845,3710 4.816,6550 0,005961814 -0,01194
2 3037,82 3060,66 0,007518549 4.843,1860 4.845,3710 -0,000450946 0,007969
3 3060,66 3088,07 0,008955585 4.850,1760 4.843,1860 0,001443265 0,007512
PGAS 0 2546,01 2484,03 -0,024343974 4.885,7080 4.885,6880 4,09359E-06 -0,02435 -0,00504 -0,00058
1 2484,03 2531,71 0,019194615 4.885,1630 4.885,7080 -0,00011155 0,019306
2 2531,71 2531,71 0 4.856,1070 4.885,1630 -0,005947806 0,005948
3 2531,71 2526,94 -0,001884102 4.854,1760 4.856,1070 -0,000397644 -0,00149
KRAS 0 605,11 600,38 -0,007816761 4.845,6580 4.814,0930 0,006556791 -0,01437 -0,0228 -0,03834
1 600,38 595,66 -0,007861688 4.848,3900 4.845,6580 0,000563804 -0,00843
2 595,66 595,66 0 4.838,8500 4.848,3900 -0,001967663 0,001968
3 595,66 581,47 -0,023822315 4.808,3190 4.838,8500 -0,006309557 -0,01751
179
DATA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN 2016
KODE DAY Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
INAF 0 3240 3220 -0,00617284 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 8,18842E-05 -0,02869 -0,01825
1 3220 3130 -0,027950311 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,028770764
2 3130 3050 -0,025559105 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,027705912
3 3050 3120 0,02295082 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,038145958
KAEF 0 2421,3 2411,01 -0,004249783 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,002004941 -0,01116 0,059467
1 2411,01 2381,25 -0,012343375 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,013163828
2 2381,25 2470,54 0,037497113 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,035350306
3 2470,54 2520,15 0,02008063 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,035275769
ADHI 0 2229,57 2180,24 -0,022125343 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,015870619 -0,01669 0,015399
1 2180,24 2180,24 0,000000000 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,000820453
2 2180,24 2130,92 -0,022621363 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,024768169
3 2130,92 2219,70 0,041662756 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,056857895
PTPP 0 3112,85 2907,29 -0,066035948 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,059781224 -0,10437 -0,03692
1 2907,29 2780,03 -0,043772723 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,044593176
2 2780,03 2642,99 -0,049294432 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,051441239
3 2642,99 2917,08 0,103704516 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,118899655
WIKA 0 2329,25 2280,11 -0,021096920 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,014842196 -0,02428 -0,01476
1 2280,11 2260,46 -0,008618005 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,009438458
2 2260,46 2191,66 -0,030436283 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,032583089
3 2191,66 2250,63 0,026906546 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,042101684
WSKT 0 2335,10 2296,02 -0,016735900 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,010481176 -0,03683 -0,00632
1 2296,02 2237,40 -0,025531136 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,02635159
2 2237,40 2237,40 0,000000000 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,002146807
3 2237,40 2276,48 0,017466702 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,032661841
180
BBNI 0 6197,92 6246,53 0,007842954 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,014097678 0,009385 0,050043
1 6246,53 6222,22 -0,003891761 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,004712214
2 6222,22 6440,97 0,035156263 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,033009456
3 6440,97 6392,36 -0,007547 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,007648139
BBRI 0 2503,5 2532,61 0,011627721 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,017882445 0,068041 0,09638
1 2532,61 2661,72 0,05097903 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 0,050158576
2 2661,72 2702,42 0,015290865 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,013144058
3 2702,42 2702,42 0 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,015195139
BBTN 0 2264,74 2264,74 0 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,006254724 0,005434 0,035968
1 2264,74 2264,74 0 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,000820453
2 2264,74 2313,98 0,02174201 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,019595204
3 2313,98 2304,13 -0,004256735 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,010938404
BMRI 0 5558,91 5547,03 -0,00213711 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,004117614 -0,00527 0,042145
1 5547,03 5499,52 -0,008564944 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,009385397
2 5499,52 5558,91 0,010799124 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,008652318
3 5558,91 5689,91 0,023565771 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,03876091
ANTM 0 693,44 683,46 -0,014392017 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,008137293 -0,03816 -0,07844
1 683,46 663,50 -0,029204343 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,030024796
2 663,50 643,55 -0,030067822 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,032214629
3 643,55 628,58 -0,023261596 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 -0,008066457
PTBA 0 2043,61 2243,92 0,098017724 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,104272447 0,10548 0,046542
1 2243,92 2248,47 0,002027702 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 0,001207248
2 2248,47 2157,62 -0,040405253 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,04255206
3 2157,62 2089,48 -0,031581094 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 -0,016385955
TINS 0 914,35 895 -0,021162575 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,014907851 -0,04276 -0,01859
1 895 870,81 -0,027027933 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,027848386
181
2 870,81 880,49 0,011116087 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,008969281
3 880,49 880,49 0 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,015195139
SMGR 0 8691,44 8666,82 -0,002832672 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,003422052 -0,00592 0,015872
1 8666,82 8592,95 -0,008523311 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,009343764
2 8592,95 8519,09 -0,008595418 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,010742225
3 8519,09 8666,82 0,017341054 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,032536193
JSMR 0 4579,11 4559,37 -0,004310881 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,001943842 -0,00104 0,040038
1 4559,37 4549,5 -0,002164773 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,002985226
2 4549,5 4588,98 0,008677877 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,00653107
3 4588,98 4677,79 0,019352885 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,034548023
GIAA 0 368 358 -0,027173913 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,020919189 -0,0385 -0,04818
1 358 352 -0,016759777 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,01758023
2 352 344 -0,022727273 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,024874079
3 344 344 0 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,015195139
TLKM 0 4103,55 4141,12 0,009155487 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 0,015410211 0,025623 0,045584
1 4141,12 4186,81 0,011033247 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 0,010212794
2 4186,81 4186,81 0 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 -0,002146807
3 4186,81 4215,75 0,006912184 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,022107322
PGAS 0 2317,15 2298,08 -0,008229938 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,001975214 -0,03184 0,002999
1 2298,08 2231,33 -0,029045986 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,029866439
2 2231,33 2307,62 0,034190371 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,032043564
3 2307,62 2279,01 -0,012398055 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 0,002797084
KRAS 0 580 570 -0,017241379 4.808,3190 4.838,5830 -0,006254724 -0,010986656 -0,05567 -0,04229
1 570 545 -0,043859649 4.812,2640 4.808,3190 0,000820453 -0,044680102
2 545 555 0,018348624 4.822,5950 4.812,2640 0,002146807 0,016201817
3 555 545 -0,018018018 4.749,3150 4.822,5950 -0,015195139 -0,002822879
182
DATA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN 2017
KOD
E
DA
Y
Pitx Pit Rit Pmit Pmitx Eit Arit CAR1 CAR3
INAF 0 4.530,000
0
4.540,0000 -
0,002202643
5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,02332961 0,03686841 0,03740892
1 4.540,000
0
4.530,0000 0,002207506 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01353880
2 4.530,000
0
4.540,0000 -
0,002202643
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,01821567
3 4.540,000
0
4.540,0000 0 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,01875619
KAEF 0 2.140,000
0
2.100,0000 0,019047619 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,04457988 0,06552655 0,08313614
1 2.100,000
0
2.080,0000 0,009615385 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,02094668
2 2.080,000
0
2.100,0000 -0,00952381 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,02553684
3 2.100,000
0
2.050,0000 0,024390244 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,04314643
ADHI 0 1.915,000
0
1.820,0000 0,052197802 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,07773006 0,09458621 0,10571704
1 1.820,000
0
1.810,0000 0,005524862 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01685615
2 1.810,000
0
1.790,0000 0,011173184 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,00483985
3 1.790,000
0
1.795,0000 -
0,002785515
5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,01597067
PTPP 0 2.350,000
0
2.220,0000 0,058558559 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,08409081 0,09542211 0,15986817
1 2.220,000
0
2.220,0000 0 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01133129
183
2 2.220,000
0
2.199,0000 0,009549795 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,00646324
3 2.199,000
0
2.090,0000 0,05215311 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,07090930
WIKA 0 1.560,000
0
1.460,0000 0,068493151 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,09402541 0,17105013 -
0,64109970
1 1.460,000
0
1.370,0000 0,065693431 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,07702472
2 1.370,000
0
13.550,000
0
-
0,898892989
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,91490602
3 1.355,000
0
1.250,0000 0,084 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,10275619
WSKT 0 2,1100 1.980,0000 -
0,998934343
5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
-
0,97340209
-
0,94668618
-
0,92743692
1 1.980,000
0
1.950,0000 0,015384615 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,02671591
2 1.950,000
0
1.995,0000 -
0,022556391
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,03856942
3 1.995,000
0
1920,00 0,0390625 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,05781869
BBNI 0 8050 8750,00 -0,08000 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
-
0,05446774
-
0,04881827
-
0,93394299
1 8750,00 8800,00 -
0,005681818
5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,00564947
2 8800,00 87500,00 -
0,899428571
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,91544160
3 8750,00 8650,00 0,011560694 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,03031688
BBRI 0 3230 3150,00 0,025396825 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,05092908 0,10186433 0,09153545
1 3150,00 3030,00 0,03960396 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,05093525
184
2 3030,00 3050,00 -
0,006557377
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,02257041
3 3050,00 3070,00 -
0,006514658
5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,01224153
BBTN 0 3.110 2920,00 0,065068493 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,09060075 0,20381883 0,16308535
1 2920,00 2650,00 0,101886792 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,11321808
2 2650,00 2890,00 -
0,083044983
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,09905801
3 2890,00 2780,00 0,039568345 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,05832453
BMRI 0 7200,00 6850,00 0,051094891 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,07662715 0,12192070 0,09892856
1 6850,00 6625,00 0,033962264 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,04529356
2 6625,00 6800,00 -
0,025735294
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,04174833
3 6800,00 6800,00 0 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,01875619
ANT
M
0 865 840,00 0,029761905 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,05529416 0,07867365 0,13142462
1 840,00 830,00 0,012048193 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,02337948
2 830,00 810,00 0,024691358 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 0,00867833
3 810,00 790,00 0,025316456 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,04407264
PTBA 0 3430 3280,00 0,045731707 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,07126396 0,06169973 0,09197521
1 3280,00 3350,00 -
0,020895522
5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
-
0,00956423
185
2 3350,00 3270,00 0,024464832 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 0,00845180
3 3270,00 3260,00 0,003067485 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,02182367
TINS 0 995 950 0,047368421 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,07290068 0,10573734 0,13592465
1 950 930 0,021505376 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,03283667
2 930 920 0,010869565 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,00514347
3 920 905 0,016574586 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,03533077
SMGR 0 9134,63 8.863,79 0,030555778 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,05608803 0,06741933 0,07317676
1 8.863,79 8.863,79 0 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01133129
2 8.863,79 8986,9 -
0,013698828
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,02971186
3 8986,9 8839,17 0,016713108 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,03546929
JSMR 0 4330 4180 0,035885167 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,06141742 0,08731182 0,11550191
1 4180 4120 0,014563107 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,02589440
2 4120 4180 -
0,014354067
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,03036710
3 4180 4020 0,039800995 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,05855718
GIAA 0 278 274 0,01459854 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,04013080 0,05146209 0,06896559
1 274 274 0 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01133129
186
2 274 272 0,007352941 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,00866009
3 272 270 0,007407407 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,02616359
TLKM 0 3733,4 3607,99 0,034758966 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,06029122 0,07430431 0,07129746
1 3607,99 3598,34 0,002681792 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01401308
2 3598,34 3665,87 -
0,018421275
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,03443431
3 3665,87 3620 0,012671271 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,03142746
PGAS 0 2006,59 1898,39 0,056995665 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,08252792 0,09385921 0,15104152
1 1898,39 1898,39 0 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,01133129
2 1898,39 1890 0,004439153 5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,01157388
3 1890 1800 0,05 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,06875619
KRAS 0 448 416 0,076923077 5.858,732
0
6.012,238
0
-
0,02553226
0,10245533 0,13339447 0,14686764
1 416 408 0,019607843 5.792,345
0
5.858,732
0
-
0,01133129
0,03093913
2 408 418 -
0,023923445
5.885,098
0
5.792,345
0
0,01601303 -
0,03993648
3 418 404 0,034653465 5.774,716
0
5.885,098
0
-
0,01875619
0,05340965
187
LAMPIRAN IX
HASIL UJI DENGAN SMARTPLS 3.0
188
A. Uji Outer Model
1. Hasil Convergent Validity
Tabel Outer Loading
Pengaruh
Hasil Uji
Kriteria Model Penelitian I Model Penelitian II
Loading
Value Status
Loading
Value Status
ACT - Komite
Audit
-0,238 Tidak
Valid
-0,706 Tidak
Valid
>0,5
EXP - Komite
Audit
0,926 Valid 0,430 Valid
IND - Komite Audit 0,590 Valid 0,641 Valid
DER - Leverage 1000 Valid 1000 Valid
SIZE - Ukuran
Perusahaan
1000 Valid 1000 Valid
DESC -
Pengungkapan
Sukarela
1000 Valid 1000 Valid
CAR_1 - Reaksi
Saham
1000 Valid
CAR_3- Reaksi
Saham
1000 Valid
Tabel Outer Loading Modifikasi
Pengaruh
Hasil Uji
Kriteria Model Penelitian I Model Penelitian II
Loading
Value
Status Loading
Value
Status
EXP - Komite Audit 0,926 Valid 0,430 Valid
>0,7
IND – Komite Audit 0,590 Valid 0,642 Valid
DER - Leverage 1000 Valid 1000 Valid
SIZE - Ukuran
Perusahaan
1000 Valid 1000 Valid
DESC -
Pengungkapan
Sukarela
1000 Valid 1000 Valid
CAR_1 - Reaksi
Saham
1000 Valid
CAR_3- Reaksi
Saham
1000 Valid
189
2. Hasil Uji Discriminant Validity
Tabel Cross Loading
Indikator Komi
-te
Audit
Lever-
age
Ukuran
Perusah-
aan
Pengung
-kapan
Sukarela
Reaksi
Saham
Stat-
us
Kriteria
Model Penelitian I
Setiap
blok
indikator
memiliki
nilai
loading
lebih
tinggi
dibandin
gkan
dengan
indikator
untuk
variabel
laten
lainnya.
ACT -
Komite
Audit
-
0,138
-
0,108
-0,007 -0,164 -0,047 Valid
EXP -
Komite
Audit
0,926 -
0,098
8
-0,104 0,074 -0,226 Valid
IND -
Komite
Audit
0,590 -
0,027
-0,030 -0,118 -0,019 Valid
DER -
Leverage
-
0,103
1000 0,098 -0,069 0,063 Valid
SIZE -
Ukuran
Perusahaa
n
-
0,096
0,098 1000 -0,218 0,137 Valid
DESC -
Pengungka
pan
Sukarela
0,135 -
0,069
-0,218 1000 -0,110 Valid
CAR_1 -
Reaksi
Saham
-
0,187
0,063 0,137 -0,110 1000 Valid
Model Penelitian II
ACT -
Komite
Audit
-
0,706
-
0,108
-0,007 -0164 -0,021 Valid
EXP -
Komite
Audit
0,430 -
0,123
-0,104 0,074 -0,086 Valid
IND -
Komite
Audit
0,641 -
0,071
-0,03 0,118 0,025 Valid
DER -
Leverage
0,001 1000 0,098 -0,069 -0,005 Valid
SIZE -
Ukuran
Perusahaa
n
-
0,045
0,098 1000 -0,030 0,049 Valid
190
Indikator Komi
-te
Audit
Lever-
age
Ukuran
Perusah-
aan
Pengung
-kapan
Sukarela
Reaksi
Saham
Stat-
us
Kriteria
DESC -
Pengungka
pan
Sukarela
0,207 -
0,069
-0,218 1000 0,170 Valid
CAR_3 -
Reaksi
Saham
0,000 -
0,005
0,170 0,049 1000 Valid
3. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel Composite Reliability
Pengaruh
Model Penelitian I Model Penelitian
II
Kriteria
Hasil Uji Status Hasil
Uji Status
Komite Audit 0,466 Kurang
Reliabel
0,066 Kurang
reliabel
≥ 0,6 Leverage 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Ukuran Perusahaan 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Pengungkapan
Sukarela
1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Reaksi Saham 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Tabel Cronbach Alpha
Pengaruh
Model Penelitian I Model Penelitian
II
Kriteria
Hasil
Uji Status
Hasil
Uji Status
Komite Audit 0,323 Kurang
reliabel
0,323 Kurang
reliabel
≥ 0,7 Leverage 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Ukuran Perusahaan 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Pengungkapan Sukarela 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Reaksi Saham 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
191
Tabel Average Variance Extracted (AVE)
Pengaruh Model Penelitian I Model Penelitian
II
Kriteria
Hasil
Uji Status
Hasil
Uji Status
Komite Audit 0,517 Reliabel 0,365 Tidak
Reliabel
≥ 0,5 Leverage 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Ukuran Perusahaan 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Pengungkapan
Sukarela
1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
Reaksi Saham 1,000 Reliabel 1,000 Reliabel
192
B. Uji Inner Model
1. Output Model Uji Indikator dengan PLS-Algorithm pada Model
Penelitian I
2. Output Model Uji Indikator dengan PLS-Algorithm pada Model
Penelitian II
193
3. Output Model PLS-Algorithm Model Penelitian I Setelah Modifikasi
4. Output Model PLS-Algorithm Model Penelitian II Setelah Modifikasi
194
5. Output Bootstraping Model Penelitian I
6. Output Bootstraping Model Penelitian II
195
7. Uji Hipotesis
Pengujian Path Coeffisien dan t-statistik
Hubungan
Variabel
Model Penelitian I
KA -> PS 0,070 0,095 0,733 0,464 Tidak
Signifikan
L-> PS 0,040 0,112 0,359 0,719 Tidak
Signifikan
UP -> PS -0,207 0,132 1,568 0,118 Tidak
Signifikan
KA -> RS 0,186 0,083 2,231 0,026 Positif,
Signifikan
L -> RS 0,025 0,109 0,232 0,817 Tidak
Signifikan
UP -> RS 0,101 0,134 0,755 0,451 Tidak
Signifikan
PS -> RS -0,068 0,090 0,752 0,452 Tidak
Signifikan
Hubungan
Variabel
Model Penelitian II
Original
Sampel Std.
Deviation
t-
statistik
P
value Keterangan
KA -> PS 0,099 0,095 0,733 0,464 Tidak
Signifikan
L-> PS -0,038 0,112 0,359 0,719 Tidak
Signifikan
UP -> PS -0,207 0,132 1,568 0,118 Tidak
Signifikan
KA -> RS -0,051 0,083 2.231 0,026 Tidak
Signifikan
L -> RS -0,006 0,109 0,232 0,817 Tidak
Signifikan
UP -> RS 0,088 0,134 0,755 0,451 Tidak
Signifikan
PS -> RS 0,195 0,090 0,752 0,452 Tidak
Signifikan
196
8. Nilai R-Square R Square Model I R Square Model II
Pengungkapan Sukarela 0,052 0,060
Reaksi Saham 0,069 0,039