pengaruh good corpotare governance terhadap nilai
TRANSCRIPT
ii
PENGARUH GOOD CORPOTARE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PT MAKASSAR RAYA MOTOR
SKRIPSI
HASNAWATI ARFAH 105730535613
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
iii
PENGARUH GOOD CORPOTARE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PT MAKASSAR RAYA MOTOR
SKRIPSI
Oleh HASNAWATI ARFAH
105730535613
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan
Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2019
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti“
Persembahan
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tuaku yang senang tiasa membimbingku dan
mendoakan disetiap perjalanan hidupku.
2. Teman-teman kelas AK 15 E yang selalu memberikan motivasi,
semangat dan bantuan.
3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu dan memberikan
pelayanan yang baik selama masa perkuliahan.
v
vi
vii
viii
ABSTRAK
Hasnawati Arfah, Tahun 2019. Pengaruh Good Governance Terhadap Nilai Perusahan Pada PT Makassar Raya Motor, Skripsi program Studi Akuntansi Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Aris Pasigai, dan pembimbing II Muchriana Muchran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada PT Makassar Raya Motor. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner terhadap 30 responden. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada PT Makassar Raya Motor. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel Good Corporate Governance berpengaruh signifikan dan positif terhadap Nilai Perusahaan Pada PT Mkassar Raya Motor. Kata Kunci : Good corporate Governance, Nilai Perusahaan
ix
ABSRACT
Hasnawati Arfah, 2019. The Effect of Good Governance on Company Values at PT Makassar Raya Motor, Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by supervisor I Aris Pasigai, and supervisor II Muchriana Muchran. This study aims to determine the effect of Good Corporate Governance on Company Value at PT Makassar Raya Motor. The research design used is quantitative. Sampling using a questionnaire against 30 respondents. The purpose of this study is to determine the effect of Good Corporate Governance on Company Value at PT Makassar Raya Motor. Based on these results it can be concluded that the Good Corporate Governance variable has a significant and positive effect on Company Value at PT Mkassar Raya Motor. Keywords: Good corporate Governance, Company Value
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Rahmat Allah SWT, Segala Puji dan
Syukur Penulis Haturkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat
dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi Penelitian yang berjudul “Pengaruh good corporate governance terhadap
nilai perusahaan pada Pt. raya Makassar raya motor. Penulisan skripsi Penelitian
ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan guna
memperoleh gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih
jauh dari sempurna. Karena itu, Penulis sangat mengharapkan masukan demi
kesempurnaan skripsi penelitian ini.
Dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi penelitian ini, penulis telah
banyak menerima masukan, bimbingan, dan dukungan dari setiap pihak baik
bantuan dari segi moril maupun dari segi materil kepada penulis. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibunda dan Ayahanda tersayang atas doa dan nasehat-nasehat serta
dukungan yang tiada henti diberikan kepada Ananda.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar
xi
5. Bapak Aris Pasigai SE., MM selaku Pembimbing I dan Ibu Muchriana
Muchran ,S.E.,M.Si., Ak., CA selaku Pembimbing II terima kasih atas
bimbingan dan nasehat-nasehatnya selama dalam pemeriksaan Proposal
Penelitian ini.
6. Segenap Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, Khususnya dosen-dosen Jurusan Akuntansi,
yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama dalam proses
perkuliahan
7. Buat seluruh teman-teman kelas AK 15. E dan seluruh mahasiswa
angkatan 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan tak pernah berhenti
mendoakan agar diberi kemudahan dan keberhasilan kepada penulis
9. Sahabat-sahabatku sekalian di makassar yang banyak memberikan
dukungannya selama ini
10. Teman-teman Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan motivasi dan
dukungannya selama ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
semoga Allah SWT menerima dan membalas amal perbuatan baik dari semua
pihak yang telah mambantu dan berpartisipasi dalam penulisan Proposal
Penelitian ini dan semoga Proposal Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini belum begitu sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam menyempurnakan
dan memperbaiki Proposal Penelitian ini untuk bertujuan kedepan. Semoga
xii
skripsi penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi kita semua. Aamiin…
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat
Makassar, 16 September i 2019
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi ditahun 1997 merupakan awal mula Corporate
Governance banyak dibicarakan dan mulai diterapkan di Asia, krisis yang
melanda sebagian besar wilayah dunia juga Negara negara di Asia Timur
termasuk Indonesia dikarenakan masalah fundamental yang ada didalamstruktur
ekonomi tiap Negara. Selain dari pihak eksternal, terjadinya krisis juga
disebabkan olehaspek internal seperti kurangnya pengawasan didalam
kelembagaan dan juga keputusan investasiyang kurang tepat (Harahap, 2003).
Seperti yang disebutkan Daniri, 2005 bahwa terjadinya krisis ekonomi
dikarenakan lemahnya penerapan prinsip Corporate Governance. Pendapat lain
dikatakan oleh Herwidayatmo (2000) dan Muntoro (2006) menduga bahwa salah
satu dari penyebab krisis yang terjadi di Indonesia yaitu karena kurangnya
pengawasan yang dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya
menjadi tanggung jawab dari Dewan Komisaris.
Penerapan GCG juga merupakan suatu tuntutan agar persaingan global
yang semakin keras tidak sampai menindas banyak perusahaan yang ada.
Karena, pada dasarnya prinsip-prinsip dasar dari GCG mempunyai tujuan agar
kinerja suatu perusahaan memiliki kemajuan yang lebih condong kepada
serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur dengan kinerja, pertumbuhan,
struktur pembiayan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan juga
stakeholders yang dapat menjadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji
corporate governance disuatu perusahaan dengan memenuhi transparansi dan
akuntabilitas didalam pengambilan keputusan yang sistematis dapat digunakan
1
2
sebagai dasar dari pengukuran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.
Seperti hasil riset dari The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)
pada tahun 2002 ditemukan bahwa yang menjadi alasan utama dari perusahaan
untuk menerapkan GCG adalah kepatuhan terhadap peraturan, karena
perusahaan yakin bahwa implementasi GCG adalah bentuk lain dari penegakan
etika bisnis dan etika kerja yang dijadikan komitmen perusahaan sejak dulu, dan
implementasi dari GCG ini memiliki hubungan dengan peningkatan citra dari
perusahaan. Sehingga, perusahaan yang mempraktikan GCG akan mengalami
perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan.
Selain itu ada kewajiban dari bank untuk melakukan penelitian sendiri
(Self Assessment) mengenai tingkat kesehatan dari bank dengan menggunakan
pendekatan Risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR) baik secara individual
maupun secara konsolidasi yang diantaranya mencangkup penilaian faktor Good
Corporate Governance (GCG) seperti yang dimaksud dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5184), Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance untuk
Bank Umum.
Good Corporate Govarnance adalah suatu konsep yang menyangkut
struktur perseroan, pembagian tugas, pembagian kewenangan, dan pembagian
beban tanggung jawab dari masing-masing unsur yang membentuk unsur
perseroan, dan mekanisme yang harus di tempuh oleh masing-masing unsur
tersebut.
3
Perubahan era yang terjadi pada abad 21 dewasa ini, penerapan Good
Corporate Governance (GCG) telah menjadi hal yang mendesak untuk semua
organisasi, baik dalam skala besar maupun menengah. Dalam hal ini, tidak
dapat dibedakan antara perusahaan besar atau menengah sekalipun memiliki
sebuah konsep GCG, meskipun dalam pelakasanaannya akan berbeda-beda.
Penerapan GCG ini sendiri berkaitan dengan penyaluran atau distribusi dari
kekuatan dan tanggung jawab, serta konsekuensi dan akuntabilitas pada
performance atau pencapaian organisasi.
Steger dan Aman, membedakan antara governance dari beberapa tipe
organisasi yang berbeda, sepeerti keanggotaan dengan organisasi yang
terpusat, dan perusahaan publik dengan pribadi.
Dalam penerapan Good Corporate Govarnance, tidak terlepas dari
budaya organisasi yang berlaku di dalam organisasi itu sendiri. Budaya menurut
Schein (2010:5) adalah fenomena dinamis dalam kondisi “di sini dan saat ini” dan
sebuah latar belakang struktur paksaan yang berpengaruh pada kelompok
melalui beberapa metode. Budaya sendiri terus-menerus diterapkan dan
diciptakan oleh perilaku kelompok itu sendiri. Greertz (dalam driskil & Brendton
2010:8) berpendapat pada budaya organisasi terdiri dari jaringan yang signifikan
yang terus dipintal oleh organisasi itu sendiri, serta dibangun melalui adanya
interaksi.
Setiap organisasi memiliki cara yang berbeda-beda dan unik dari apa
yang mereka lakukan. Hal ini sama halnya dengan budaya nasional maupun
mayarakat, yang memiliki hal-hal unik, seperti bahasa, benda-benda peninggalan
sejarah, nilai-nilai, ataupun perayaan-perayaan, pahlawan-pahlawan, sejarah,
4
dan norma-norma, dan setiap organisasi juga memiliki hal unik, yang berbeda-
beda pula.
Permasalahan GCG mulai muncul dipermukaan sejak munculnya kasus
Enron dan KAP Arthur Andersen:
1. Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang
seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan
bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut
awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya
dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan
KAP Arthur Andersen. dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen.
Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-
duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan
hutang milyaran dolar sedangkan KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan
keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut,
juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana
mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
Kejatuhan perusahaan raksasa multinasional pada awal tahun 2000an
menyadarkan masyarakat bisnis dan pemerintah bahwa corporate governance di
negara mereka perlu di reformasi. Dua negara yang paling serius menangani
imbas skandal perusahaan –perusahaan publik di dunia itu adalah Inggris dan
Amerika Serikat. Hal itu disebabkan karena pasar modal di kedua negara itu
merupakan motor perkembangan ekonomi mereka.
5
Tujuan utama dari Good Corporate Governance adalah untuk
menciptakan sistem sumber daya dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan
perusahaan (Nur ainy, Nurcahyo, A & B 2013). Good Corporate Governance
yang baik harus memberikan insentif yang tepat bagi dewan dan manajemen
untuk mengejar tujuan-tujuan bagi kepentingan perusahaan dan pemegang
sahamnya seta memfasilitasi pengawasan yang efektif (OECD, 2004).
Dalam hal ini good corporate governance berkaitan dengan nilai suatu
perusahaan, dilihat dari beberapa aspek maupun prinsip yang dimiliki oleh good
corporate governance merujuk kepada hal-hal yang digunakan untuk menilai
atau menentukan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan,
yang sering kaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat
nilai perusahaan juga tinggi. Perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan
nilai perusahaan. Sedangkan tujuan bisnisnya adalah untuk memberikan nilai
dan insentif bagi para pemegang sahamnya (Mohamed, 2003 dalam
Purwaningsih, 2014).
Menurut Soliha dan Taswan (2002) dalam Anggitasari (2012) nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Tetapi dalam realitasnya tidak semua perusahaan menginginkan harga
saham yang tinggi/mahal, karena apabila harga saham tinggi/mahal maka daya
beli saham tersebut akan menurun. Harga saham harus seoptimal mungkin,
artinya harga saham tidak terlalu mahal namun juga tidak perlu rendah/murah.
Karena harga saham yang terlalu murah akan berdampak buruk bagi citra
perusahaan di mata investor. Harga saham yang optimal dapat dicapai memalui
penarikan kesimpulan dari serangkaian pengalaman perusahaan dalam menjual
6
saham di bursa efek. Apabila pasar sangat tertarik/menginginkan saham yang
diperdagangkan, maka perusahaan bisa menaikkan harga sahamnya dan
sebaliknya, apabila respon pasar kurang baik akan saham yang diperdagangkan
maka perusahaan bisa menurunkan sahamnya.
Menurut Hanafi (2013), nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan
menciptakan aliran kas yang positif, dengan memperhatikan tiga dimensi yaitu
jumlah aliran kas (magnitude), waktu (timing) dan risiko. Aliran kas yang besar,
diterima lebih awal dan mempunyai resiko yang rendah, mempunyai nilai yang
lebih tinggi.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun
berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin rendah harga
saham maka nilai perusahaan juga rendah atau kinerja perusahaan kurang baik.
Nilai perusahaan di ukur dengan price to book value (PBV) yaitu rasio yang
mengukur nilai perusahaan dengan membandingkan harga saham per lembar
saham.
Menurut Febrina (2010) nilai perusahaan adalah nilai yang berkembang
untuk pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dalam harga pasar
sahamnya. Nilai perusahaan sesuai dengan Rika dan Islahudin (2008:7)
didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai perusahaan dapat memberikan kekayaan
pemegang saham secara maksimal jika harga saham meningkat. Semakin tinggi
harga saham akan menghasilkan kekayaan pada pemegang saham.
Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak
7
kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan likuiditas perusahaan, yaitu
perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang
diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka
investor akan menilai perusahaan dengan rendah.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan, akan ada konflik antara
kepentingan manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) sering disebut
agency problem. Tidak jarang bahwa manajer perusahaan memiliki tujuan yang
berbeda dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan
dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Minat yang berbeda
antara manajer dan pemegang saham telah mengakibatkan konflik yang biasa
disebut dengan konflik keagenan. Hal tersebut terjadi karena manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak
menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer
tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan
penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham
sehingga menurunkan nilai perusahaan Wien Ika Permanasari (2010:1).
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada
beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.
Tujuan perusahaan terdiri dari :
1. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang
sebesar-besarnya.
2. Ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham
3. Memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga
sahamnya.
8
Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya,
haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya
keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati
sahamnya oleh investor. Sehingga, dengan demikian profitabilitas dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh good corporate governance terhadap nilai
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka
tujuan dari penelitian adalah:
1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh good corporate governance
terhadap nilai perusahaan?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak antara lain:
1. Bagi Penulis, meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang
akuntansi keuangan yang sesuai dengan teori yang telah diperoleh
9
dalam masa perkuliahan dan mewujudkannya dalam bentuk tugas akhir
atau skripsi.
2. Bagi Penulis lain, sebagai bahan referensi dan informasi pendukung
yang digunakan dalam penelitian selanjutnya agar dapat melakukan
penelitian lebih luas mengenai bidang akuntansi keuangan.
3. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat memberikan sumbang saran serta
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya
yang berkaitan dengan good corporate governance dan nilai
perusahaan.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Good Corporate Govarnance (GCG)
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Govarnance adalah suatu sistem yang dipergunakan
untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. GCG
megatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan
terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para pemegang saham, dewan
pengurus, para manager, dan semua anggota stakeholders non pemegang
saham. GCG juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus
diperhatikan dewan pengurus board of directurs dan direksi dalam
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan perusahaan.
Dengan pembagian tugas, hak kewajiban serta ketentuan dan prosedur
pengambilan keputusan, perusahaan mempunyai pegangan bag aimana
menentukan sasaran usaha (corporate objectivities) dan strategi untuk
mencapai sasaran tersebut. Pembagian tugas, hak dan kewajiban di atas juga
berfungsi sebgai pedoman bagaimana mengevaluasi kinerja Board of
directors dan manajemen perusahaan.
Bank Dunia (World Bank) mendefenisikan good cororate governance
sebagai kumpulan hokum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi,
yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfunsi
secara efesien guna menghasilkan nilai ekonomi jagka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar
secara keseluruhan (Effendi, 2009).
10
11
2. Tujuan Good Corporate Govarnance
Tujuan good corporate governance mempunyai lima tujuan (Jatmiko,
2014), yaitu :
1. Melindungi hak dan kewajiban kepentingan pemegang saham,
maksudnya penyalahgunaan jabatan seperti CEO (Chief Executive
Officer) dan Board of Directors perusahaan besar akan merugikan
stakeholders.
2. Melindungi hak dan kepentingn para anggota stakeholders non-
pemegang saham.
3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
4. Mmeningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus (board of
directors) dan manajemen perusahaan.
5. Meningkatkan mutu hubungan board of directors dengan manajemen
senipr perusahaan
12
.
3. Manfaat penerapan Good Corporate Govarnance bagi perusahaan
Menurut Effendi (2009), ada empat manfaat yang diperoleh perusahaan
yang menerapkan GCG antara lain:
a. Meningkatkan reputasi manajemen (reputation management). Reputasi
merupakan hal yang yang kritikal bagi kesuksesan perusahaan. Reputasi
yang positif perlu dibangun dan dikelola oleh perusahaan secara serius.
b. Mempermudah dalam mengelolah profil risiko (risk profile) dan
manajemen resiko (risk management).
c. Meningkatkan kreativitas dan inovasi terutama pada karyawan level
bawah. Perusahaan dapat berkembang dengan pesat, apabila pada
karyawan memiliki ide-ide kreatif dan inovasi yang tinggi yang dapat
diaplikasikan untuk kemajuan perusahaan.
d. Meningkatkan efisiensi operasional. Perusahaan yang menerapkan
GCG akan berfokus pada tujuan utama, sehingga dapat melakukan
perbaikan langsung pada berbagai bidang operasional yang berdampak
pada penghematan biaya (cost reduction).
4. Prinsip-Prinsip dalam Good Corporate Governance (GCG)
Undang-undang No 40 Tahun 2007 oleh Kementerian Hukum dan HAM
Republik Indonesia tentang perseroan terbatas dan tata kelola perseroan
yang baik (Good Corporate Govarnance) dalam mnjalankan perusahaan, dan
dalam Keputusan Menteri BUMN Tahun (GCC) 2002 tentang prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) harus mencerminkan pada hal-hal
sebagai berikut:
13
a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perudang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi.
c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
d. Pertanggung Jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraaan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Effendi (2008), perusahaan yang mengimplementasikan Good
Corporate Govarnance pada akhirnya dapat ditinggalkan oleh investor, kurang
dihargai maasyarakat, dan dapat dikenakan sanksi apabila berdasarkan hasil
penilaian, perusahaan tersebut terbukti melanggar hukum. Perusahaan ini
akan kehilangan peluang (opportunity) untuk dapat melanjutkan kegiatan
usahanya dengan lancar (going concern). Namun sebaliknya, perusahaan
yang telah mengimplementasikan Good Corporate Governance dapat
menciptakan nilai (value creation) bagi masyarakat, pemasok, distributor,
pemerintah dan ternyata lebih diminati para investor sehingga berdampak
langsung bagi kelangsungan usaha perusahaan tersebut.
14
5. Tahap-tahap Penerapan GCG di Indonesia
Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam
menerapkan GCG menggunakan pentahapan berikut (Chinn, 2000)
a. Tahap persiapan
1) Awareness building; membangun kesadaran akan pentingnya
GCG dan membangun komitmen bersama dalam penerapannya.
Upaya ini dapat dilakukan dengan memakai tenaga ahli
independen dari luar melalui seminar, lokakarya, dan diskusi
kelompok.
2) GCG Assessment; mengukur/memetakan kesiapan perusahaan
saat ini dalam penerapan GCG. Langkah ini penting untuk
menentukan infrastuktur dan struktur perusahaan/organisasi yang
dibutuhkan untuk keseuksesan penerapan GCG.
3) Manual building; Penyusunan manual dapat dibantu oleh tenaga
ahli independen dari luar perusahaan/organisasi. Manual dapat
dibedakan menjadi manual untuk organ-organ perusahaan dan
manual untuk keseluruhan anggota perusahaan/organisasi.
Secara umum harus mencakup : Kebijakan GCG
perusahaan/organisasi, Pedoman GCG bagi organ-organ
perusahaan/organisasi, Pedoman perilaku, Audit commitee
charter, Kebijakan disclosure dan transparansi, Kebijakan dan
kerangka manajemen risiko, Roadmap implementasi.
15
b. Tahap implementasi
Perusahaan memiliki GCG manual, langkah selanjutnya adalah
memulai implementasi di perusahaan. Tahap ini terdiri atas 3 langkah
utama yakni:
1) Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh
perusahaan berbagai aspek yang terkait dengan implementasi
GCG khususnya mengenai pedoman penerapan GCG. Upaya
sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk
untuk itu, langsung berada di bawah pengawasan direktur utama
atau salah satu direktur yang ditunjuk sebagai GCG champion di
perusahaan.
2) Implementasi, yaitu kegiatan yang dilakukan sejalan dengan
pedoman GCG yang ada, berdasar roadmap yang telah disusun.
Implementasi harus bersifat top down approach yang melibatkan
dewan komisaris dan direksi perusahaan. Implementasi
hendaknya mencakup pula upaya manajemen perubahan (change
management) guna mengawal proses perubahan yang ditimbulkan
oleh implementasi GCG.
3) Internalisasi, yaitu tahap jangka panjang dalam implementasi.
Internalisasi mencakup upayaupaya untuk memperkenalkan GCG
di dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai
peraturan perusahaan. Dengan upaya ini dapat dipastikan bahwa
penerapan GCG bukan sekedar dipermukaan atau sekedar suatu
kepatuhan yang bersifat superficial, tetapi benarbenar tercermin
dalam seluruh aktivitas perusahaan.
16
c. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang dilakukan secara teratur dari
waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas GCG yang
telah dilakukan. Tahap ini bisa dibantu oleh pihak independen untuk
melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang telah
dilaksanakan. Banyak perusahaan konsultan yang dapat memberikan
jasa audit dan scoring tersebut. Evaluasi dalam bentuk assessment,
audit atau scoring juga dapat dilakukan secara mandatory seperti yang
diterapkan dalam lingkungan BUMN. Evaluasi ini membantu
perusahaan/organisasi dalam memetakankembali kondisi, situasi, dan
pencapaian perusahaan/organisasi dalam implementasi GCG dalam
rangka upaya perbaikan di masa depan, termasuk upaya-upaya
perbaikan berdasarkan rekomendasi dari tim penilai/scoring
pelaksanaan GCG seperti point diatas.
6. Pengukuran Good Corporate Governance
Di negara Eropa pengukuran implementasi corporate governance,
variabel yang digunakan adalah Deminor’s Corporate Governance Rating
yang terdiri dari 300 kriteria yang dikelompokkan menjadi 4 bagianyaitu Hak
dan Kewajiban Pemegang Saham, Range pertahanan Takeover,
Pengungkapan Corporate Governance, dan Struktur dan Fungsi Dewan
(Bauer, dkk, 2003 dalam Agustina, 2013).
17
B. Nilai Perusahaan
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa cara
pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara social
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan terakhir yang berlawanan. Nilai
memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu
mengenai hal-hal benar, baik, atau diinginkan.
Sedangkan perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua factor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di
pemerintah da nada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di
pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan
usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah
secara resmi.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun
berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin rendah harga
saham maka nilai perusahaan juga rendah atau kinerja perusahaan kurang baik.
Nilai perusahaan di ukur dengan price to book value (PBV) yaitu rasio yang
mengukur nilai perusahaan dengan membandingkan harga saham per lembar
saham.
Menurut Febrina (2010) nilai perusahaan adalah nilai yang berkembang
untuk pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dalam harga pasar
sahamnya. Nilai perusahaan sesuai dengan Rika dan Islahudin (2008:7)
didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai perusahaan dapat memberikan kekayaan
18
pemegang saham secara maksimal jika harga saham meningkat. Semakin tinggi
harga saham akan menghasilkan kekayaan pada pemegang saham.
Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak
kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan likuiditas perusahaan, yaitu
perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang
diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tdak baik maka
investor akan menilai perusahaan dengan rendah.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan, akan ada konflik antara
kepentingan manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) sering disebut
agency problem. Tidak jarang bahwa manajer perusahaan memiliki tujuan yang
berbeda dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan
dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Minat yang berbeda
antara manajer dan pemegang saham telah mengakibatkan konflik yang biasa
disebut dengan konflik keagenan. Hal tersebut terjadi karena manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak
menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer
tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan
penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham
sehingga menurunkan nilai perusahaan Wien Ika Permanasari (2010:1).
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada
beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.
Tujuan perusahaan terdiri dari :
19
1. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang
sebesar-besarnya.
2. Ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.
3. Memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga
sahamnya.
Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya,
haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya
keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati
sahamnya oleh investor. Sehingga, dengan demikian profitabilitas dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
C. Penelitian Terdahulu
Menururt Belia Dinar Nurfaza, Tieka Trikartika Gustyana SE, M.M,
Aldila Iradianty SE, M.M (2014), dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap nilai perusahaan yang menunjukkan hasil
bahwa secara uji parsial dan simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Menurut Ramadhan Sukma Perdana, Raharja (2014), dalam
penelitiannya mengenai analisis good corporate governance terhadap nilai
perusahaan yang menunjukkan hasil bahwa kinerja perusahaan yang baik
dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan dibutuhkan sebuah mekanisme
20
corporate governance. Dalam penerapan good corporate governance terdapat
beberapa mekanisme yaitu kepemilikan manajerial, kepimilikan institusional,
komite audit, komisaris independen, dan auditor eksternal. Mekanisme corporate
governance ini akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan, sehingga
melalui pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih baik.
Menurut Ni Ketut Karlina Prastutif, I Gusti Ayu Nyoman Budiasih (2015),
dalam penelitiannya mengenai pengaruh good corporate governance pada nilai
perusahaan dengan moderasi corporate social responbilty yang menunjukkan
hasil menemukan variabel kepemilikan institusional dan komite audit
berpengaruh negatif pada nilai perusahaan. Sedangkan variabel kepemilikan
manajerial dan proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh pada nilai
perusahaan. Pengungkapan corporate social responsibility tidak mampu
memoderasi pengaruh good corporate governance pada nilai perusahaan.
Menurut Khika Indira Putri, Gde Ary Wirajaya (2017), dalam
penelitiannya mengenai pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan
dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi yang
menunjukkan hasil bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif pada nilai
perusahaan, Good Corporate Governance memperlemah pengaruh kinerja
keuangan pada nilai perusahaan.
D. Kerangka Konsep
Kerangka penelitian merupakan alur yang menggambarkan proses
berpikir yang dituangkan dalam bentuk hubungan antar variabel yang diteliti dan
cara pengukurannya serta hasil penelitian yang diharapkan. Kerangka penelitian
21
menjelaskan alasan pemilihan suatu variabel penelitian dan bagaimana
hubungan antar variabel penelitian yang dikembangkan dalam model penelitian
yang akan diteliti (Darwis dkk, 2012:12).
Penelitian ini ingin mengetahui apakah pengaruh good corporate
governance terhadap nilai perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan
manfaat dengan meningkatnya kinerjanya. Berdasarkan uraian-uraian yang
ditulis sebelumnya, dan permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian dapat
dirumuskan menjadi kerangka pikiran sebagai berikut.
Gambar 1.1 Kerangka Konsep
E. Hipotesis
H1 = Di duga ada pengaruh signifikan antara good corporate
governance terhadap nilai perusahaan.
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE (X1)
NILAI
PERUSAHAAN
(Y)
22
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2017)
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu.
Menurut (Sugiyono, 2017) Deskriptif adalah metode yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada PT Makassar Raya Motor yang
berlokasi di Jalan Dr. Sam Ratulangi, sedangkan waktu penelitian yang
direncanakan dalam penelitian ini mulai dari bulan April hingga Mei 2019.
C. Definisi Oprasional Variabel
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai.
Secara Konseptual, variabel dibagi menjadi empat bagian yaitu variabel
independen (variabel bebas), variabel dependen (terikat), moderating variable,
dan intervening variable (Kuncoro, 2013), Penelitian ini menggunakan empat
variabel bebas (variabel independen) dan satu variabel terikat (variabel
dependen).
22
23
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel Bebas (variabel independen) dalam penelitian ini adalah good
corporate governance adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses
dan mekanisme penataan perusahaan berlandaskan peraturan dan
perundangg-undangan dan etika berusaha. Dengan beberapa indikator yaitu
sebagai berikut:
a. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil
dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian
Suatu keadaan yang mana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perudang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi.
c. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
d. Pertanggung Jawaban
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
e. Kewajaran
24
Keadilan dan kesetaraaan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Nilai
perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelolah sumber daya pada akhir tahun berjalan yang
tercermin pada harga saham perusahaan. Dengan beberapa pengukuran
yaitu :
a. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang
yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar
laba yang dilaporkan ( Brigham dan Houstan, 2006:110).
b. Price to book Value (PBV)
Price to book value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan apaakh
harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau
undervalued (di bawah) nilai saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto,
2001).
c. Tobins Q
Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah
dengan metode Tobins Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai
pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan
(Weston dan Copeland, 2001).
25
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
Data primer
Merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber-sumber
pertama baik dari individu maupun dari kelompok atau sumber data yang
lansung memberikan data pada pengumpul data. 9 Sumber data primer di PT.
Makassar Raya Motor meliputi; Karyawan Data primer diperoleh peneliti dari
penelitian lapangan (field research) melalui prosedur dan teknik pengambilan
data melalui wawancara (Interview), observasi dan dokumentasi.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lain atau bisa dikatakan sumber yang
tidak lansung memberikan data pada pengumpul data. 10 Data tersebut
meliputi buku-buku, arsip, dokumentasi dan literatur yang berkaitan dengan
tujuan penelitian.
E. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada
PT. Makassar Raya Motor sebanyak 30 orang.
26
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi data yang baik dan tepat dengan asumsi
agar sasaran penulisan dapat dicapai, maka penelitian ini menggunakan dua
metode pengumpulan data yaitu :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat jawaban-jawaban. Kuesioner
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber
data. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber
data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya maupun tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data
yang diperlukan. data tentang Pengaruh Good Corporate Govarnance
Terhadap Nilai Perusahaan PT. Makassar Raya Motor.
G. Teknik Analisis
Teknik analisis data (Pengolahan data) merupakan kegiatan yang cukup
penting dalam keseluruhan proses penelitian. Dengan pengolahan data dapat
diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan sehingga hasil
penelitian akan segera diketahui. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik
inferensial yang bertujuan untuk mengkaji variabel penelitian.
27
1. Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif merupakan teknik analisis data yang
bertujuan untuk mendeskripsikan kedua variabel dengan menggunakan
analisis rata-rata (mean) serta standar deviasi.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas.
2. Uji normalitas
Menurut (Ghosali, 2011), uji normalitas bertujuan apakah dalam model
regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas)
mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang
lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu
dengan melihat Normal Probability Plot. Model Regresi yang baik adalah data
distribusi normal atau mendekati normal,untuk mendeteksi normalitas dapat
dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik.
3. Uji multikolonieritas
Menurut (Ghosali, 2011) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF
masing - masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.
4. Uji Heteroskedastisitas
28
Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada
model regresi terjadi ketidaksamaan residual antara pengamatan satu
danpengamatan lainnya.Model regresi yang baik adalah tidak
terdapatheteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot (ZPR ED) dengan
residualnya (SRESID) dapat dideteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
(Ghosali, 2011), Polatertentu yang timbul teratur menunjukkan terjadi
heteroskedastisitas pada modelregresi penelitian. Untuk memperkuat uji
scatterplot terdapat cara lain yaitudengan pengujian statistik uji park. Apabila
variabel independen memiliki tingkat signifikasinya melebihi 0,05 maka
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
5. Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji
parsial (Uji t) yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruhgood corporate governance mempengaruhi nilai perusahaan.
Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk
menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan
derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k
adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
Jika thitung>ttabel (n-k-1) maka H1 diterima
Jika thitung<ttabel (n-k-1) maka H1 ditolak
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
PT.Makassar Raya Motor yang berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi
No. 08-10 Lantai 11. Didirikan dengan akte nomor 09 tanggal 28 April
1986. Oleh notaries Hasan Zaini, SH. Dan berlokasi pertama kali di
jalan Ahmad Yani No.15 Makassar. Perusahaan tersebut bergerak di
bidang perdagangan umum.
Berdasarkan keluarnya akte pendirian perusahaan, maka PT.
Makassar Raya Motor berhak mendirikan atau menjalankan usahanya
sebagai perdagangan umum, khususnya penjualan kendaraan, suku
cadang, dan perawatan kendaran merek Daihatsu. Adapun kekuatan
hokum yang memperkuat keberadaan PT. Makassar Raya Motor
adalah sebagai berikut :
a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Kantor Pelayanan
Administrasi Perizinan Pemerintah Kota Makassar nomor :
503/5628/TDPPT-B/01/BPTPM
b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Kantor Pelayanan
Perizinan Pemerintah Kota Makassar dengan nomor
503/15359/SIUPB-B/01/BPTPM
c. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Kantor Pelayanan
Administrasi Perizinan Pemerintah Kota Makassar dengan nomor :
503/20665/IG-B/01-BPTPM
29
30
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari Direktorat Jenderal Pajak
dengan nomor : 01.412.203.0-812.000
e. Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia
(ARDIN) Tahun 2007
Adapun nama-nama owner dari perseroan ini :
1. H. Ir. Halim Kalla, sebagai Direktur Utama
2. H. M. Natsir Kalla, SE, MM. sebagai Direktur Organisasi
3. Ir. Hj. Farida Kalla, sebagai Komisaris Utama
Ketiga pengusaha tersebut telah sepakat mendirikan perusahaan
tersebut atas dasar kerjasama. Selama berdirinya PT. Makassar Raya
Motor, telah banyak membantu dan menyalurkan perdagangan mobil
ke cabang/perwakilan. Dengan demikian perusahaan ini mempunyai
tanggung jawab yang cukup berat, karena harus mempeertahankan
harga jual kepada konsumen sesuai dengan harga yang dikeluarkan
kantor pusat (Direktur).
Dengan kerjasama yang baik antara pimpinan dan segenap karyawan
dapat berjalan dengan baik yang ditandai dengan meluasnya
pemasaran baik di dalam Area Sulawesi Selatan, tengah maupun
Tenggara.
2. Visi Dan Misi
Visi yaitu :
Menjadi Raja Daihatsu Se Sulawesi
Misi yaitu :
31
a. Meningkatkan kontribusi pendapatan perusahaan, karyawan serta
berperan aktif dalam pengembangan daerah dimana cabang kami
berada,
b. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang professional
c. Memberikan keuntungan yang maksimal bagi pihak-pihak yang
terlibat
d. Memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pelanggan.
3. Struktur Organisasi PT Makassar Raya Motor
Gambar 1.2
Struktur Organisasi
32
Ho
rma
t ka
mi ,
Fahru
l
Fajrin
M.Y
asin
F
irm
an
M.Idris
Sudirm
an
LU
WU
K
PO
SO
BA
U-B
AU
SO
PP
EN
GB
ULU
KU
MB
AS
engkang
Arifin S
.H
arm
inA
rifin
M.Idris
Seno W
Sudarm
ansyah
PA
LU
KE
ND
AR
IP
AR
E P
AR
EB
ON
EK
OLA
KA
PA
LO
PO
PA
JA
KP
EM
BU
KU
AN
KA
SIR
Yusliana
Pra
tiw
iO
pu K
inna A
Logis
tik
AD
HG
.S.O
Suhard
iman
Sri U
lfana
Gunard
i sale
h
SE
RV
ICE
PA
RTS
Sum
ary
ono
Sura
chm
an
MA
NA
GE
R P
EM
AS
AR
AN
MA
N.
AD
M.U
MU
M/P
ER
SM
AN
.KE
UA
NG
AN
MA
N.
AF
TE
R S
ALE
S
Halm
i B
urh
anuddin
Ali S
eppo
Sofy
an M
Ronny R
antu
ng
INT.A
UD
IT
A.A
rifu
ddin
SE
KR
ETA
RIS
ED
P /
IT
Abd.
Rahm
an
Sherly F
.
DIR
EK
TU
R O
PE
RA
SIO
NA
L
H.M
. N
ats
ir K
alla
P
T. M
AK
AS
SA
R R
AY
A M
OT
OR
Jan
uari 2018 s
/d D
ese
mb
er 2
018
DIR
EK
TU
R U
TA
MA
Halim
Kalla
SE
KR
ETA
RIS
33
B. Analisis Deskriptif karakteristik Responden
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
koesioner kepada 30 responden yang berhubungan dengan tiap-tiap variabel
yang di teliti. Berikut ini akan dideskripsikan identitas responden meliputi jenis
kelamin, umur, dan pendidikan. Pengungkapan identitas responden semata
dimaksudkan untuk menggambarkan berbagai karakteristik responden yang
setempat terjaring dalam penelitian ini.
1. Jenis kelamin
Tabel 2.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 13 43,2%
2 Wanita 17 56,8%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pegawai PT
Makassar raya motor untuk jenis kelamin laki- laki yaitu sebanyak 13 pegawai
dari 17 responden atau 43.2%, sementara untuk jenis kelamin wanita
sebanyak 25 pegawai atau 56.8% dari total responden.
34
2. Umur
Tabel 2.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Persentase
1 20-30 8 29.55%
2 31-40 14 40.90%
3 >50 8 29.55%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa Karakter usia
responden di PT Makassar Raya motor yang berusia 20-30 tahun yaitu
sebanyak 8 pegawai dari 30 responden atau 29.55%, responden umur 31-40
tahun sebanyak 14 pegawai atau 40.90%, dan responden umur >50
sebanyak 8 pegawai atau 29.55%. Komposisi tersebut memberikan
gambaran bahwa dari karakteristik umur, sampel- sampel penelitian cukup
mewakili populasi.
3. Pendidikan
Tabel 2.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SLTA 6 13.64%
35
2 DIII 5 11.36%
3 S1 10 65.91%
4 S2 4 9.09%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa Karakter pendidikan
responden di PT. Makassar Raya Motor dengan pendidikan terakhir SLTA
sebanyak 6 pegawai atau 13.64%, responden dengan pendidikan terakhir
DIII sebanyak 5 pegawai atau 11.36%, responden dengan pendidikan
terakhir S1 sebanyak 10 pegawai atau 65.91%, dan responden dengan
pendidikan terakhir S2 sebanyak 4 pegawai atau 9.09%. Komposisi tersebut
memberikan gambaran bahwa dari karakteristik umur, sampel- sampel
penelitian cukup mewakili populasi.
C. Analisis Data Deskriptif Variabel
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 responden
melalui penyebaran koesioner. Untuk mendapatkan kecendrungan jawaban
responden terhadap jawaban masing-masing variabel akan didasarkan pada
lampiran.
1. Deskripsi Variabel Good Corporate Governance
Good corporate governance adalah suatu tata kelola di dalam
perusahaan yang meliputi beberapa indikator mengenai kewajaran,
36
transparansi, akuntabilitas, kemandirian, pertanggung jawaban. Berikut ini
distribusi frekuensi 19 jawaban variabel good corporate governance pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.4
Tanggapan Responden Mengenai Good Corporate Governance
NO Pernyataan Skor
Jumlah
SB B C B SB
1 X.1 - - 4 5 21 30
2 X.2 - 1 3 13 13 30
3 X.3 - 1 4 13 12 30
4 X.4 - 1 4 13 12 30
5 X.5 - 2 9 12 7 30
6 X.6 - 2 10 14 4 30
7 X.7 - 1 7 1 6 30
8 X.8 - 1 8 13 8 30
9 X.10 - - 6 13 11 30
10 X.11 - 1 2 8 19 30
11 X.12 - 1 3 14 12 30
12 X.13 - - 4 17 9 30
13 X.14 - 1 7 11 11 30
14 X.15 - 2 4 12 10 30
15 X.16 - 1 4 8 17 30
17 X.17 - 1 3 9 17 30
18 X.18 - 1 15 6 8 30
19 X.19 - 1 10 12 7 30
37
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Berdasarkan tabel diatas, dimana pernyataan X.1 dapat diperoleh secara
lengkap, Berdasarkan pernyataan tersebut, responden menjawab Sangat Baik
(SB) yakni sebanyak 21 responden, Baik (B) sebanyak 5 responden, jawaban
Cukup (C) sebanyak 4 responden, jawaban buruk (BR) tidak ada, dan jawaban
sangat buruk (SB) juga tidak ada
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan memiliki situs jaringan
(website) yang dapat di akses via internet. Responden menjawab Sangat Baik
SB) yakni sebanyak 13 responden, Baik (B) sebanyak 13 responden, Cukup (C)
sebanyak 3 responden, jawaban Buruk (BR) sebanyak 1 responden,dan jawaban
sangat buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya website perusahaan menampilkan
analisis data yang bermanfaat sebagai sumber prediksi peramalan operasional
dan finansial perusahaan. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni
sebanyak 12 responden, jawaban Buruk (B) 13 responden, jawaban cukup (C)
sebanyak 4 responden, jawaban Buruk (BR) sebanak 1 responden, dan untuk
jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya website perusahaan menggunakan
minimal dua bahasa (Inggris dan Indonesia) serta memiliki sub bagian hubungan
dengan investor. Responden menjawab Sanngat Baik (SB) yakni sebanyak 12
responden, jawaban Baik (B) sebanyak 13 responden, jawaban Cukup (C)
sebanyak 4 responden, Buruk (BR) 1 responden dan Sangat Buruk (SB) tidak
ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan memiliki bagian yang
khusus dalam menerangkan tentang model corporate governance dan atau
38
praktik GCG saat ini. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni sebanyak 7
responden, jawaban Baik (B) sebanyak 12 responden, jawaban Cukup (C)
sebanyak 9 responden, jawaban Buruk (BR) sebanyak 2 responden, dan
jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan upaya perusahaan baik melalui websitenya maupun melalui AR
menyediakan sub bagian yang menjelaskan rencana investasinya di masa
depan. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni sebanyak 4 responden,
jawaban Baik (B) sebanyak 14 responden, jawaban Cukup (C) sebanyak 10
responden, jawaban Buruk (BR) sebanyak 2 responden, dan untuk jawaban
Sanagat Buruk(SB) tidak ada.
Tanggapan rersponden mengenai perusahaan atau sub bagian yang
menerangkan adanya sistem reward dan punishment serta compensation plan
terhadap eksekutif perusahaan. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni
sebanyak 6 responden, jawaban Baik (B) sebanyak 16 responden, Cukup (C)
sebanyak 7 responden, Buruk (BR) 1 responden, dan untuk Sangat Buruk (SB)
tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan atau sub bagian yang
mengungkapkan tentang persentase kepemilikan manajerial yang merupakan
bagian dari rencana kompensasi dan reward terhadap manajemen. Responden
menjaab Sangat Baik (SB) yakni sebanyak 8 responden, jawaban Baik (B)
sebanyak 13 responden, jawaban Cukup (C) 8 responden, Buruk (BR) sebanyak
1 responden, dan jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan yang menjelaskan
hubungan kekerabatan yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris dengan
eksekutif perusahaan maupun dengan pemegang pengendali. Responden
39
menjawab Sangat Baik (SB) yakni sebanyak 11 responden, jawaban Baik (B)
sebanyak 13 responden, Cukup (C) sebanyak 8 responden, Buruk (BR) 1
responden, dan untuk Sangat Buurk (BR) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan yang mengungkapkan
jabatan terdahulu dari anggota komisaris. Responden menjawab Sangat Baik
(SB) yakni sebanyak 19 responden, Baik (B) sebanyak 8 responden, Cukup (C)
sebanyak 2 responden, Buruk (BR) sebanyak 1 responden, Sangat Buruk (SB)
tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan yang menjelaskan
indenpendensi masing-masing anggota komte audit, komite nominasi, maupun
komite remunerasi. Responden menjawab Sangat Baik (SB) sebanyak 12
responden, jawaban Baik (B) sebanyak 14 responden, Cukup (C) sebanyak 3
responden, Buruk (BR) sebanyak 1 responden, jawaban Sangat Buruk (SB) tidak
ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan atau sub bagian yang
mengungkapkan jumlah dan persentase komisaris independen dimana
jumlahnya paling sedikit ½ dari jumlah anggota. Responden menjawab Sangat
Baik (SB) yakni sebanyak 9 responden, Baik (B) sebanyak 17 responden, Cukup
(C) sebanyak 4 responden, Buruk (BR) tidak ada dan jawaban Sangat Buruk
(SB) juga tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya pertimbangan pertanggungjawaban
sosial. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni sebanyak 11 responden,
Baik (B) sebanyak 11 responden, Cukup (C) sebanyak 7 responden, Buruk (BR)
sebayak 1 responden, dan untuk jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
40
Tanggapan responden mengenai upaya menjadi professional dan mematuhi
etika. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni sebanyak 10 responden,
Baik (B) sebanyak 12 responden, Cukup sebanyak 4 responden, Buurk (BR)
sebanyak 2 responden, jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya menjadikan lingkungan bisnis yang
bersih. Responden menjawab Sangat Baik (SB) 17 responden, jawaban Baik (B)
sebanyak 8 responden, Cukup (C) sebanyak 4 responden, Buruk (BR) sebanyak
1 responden, dan untuk jawaban Sangat Buurk tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan mengungkapkan
persentase kepemilikan silang. Respnden menjawab Sangat BAIK (SB) yakni
sebanyak 17 orang responden, Baik (B) sebanyak 9 responden, Cukup (C)
sebanyak 3 responden, Buruk (BR) sebanyak 1 responden, dan Sangat Buurk
(SB) tidak ada.
2. Deskriptif variabel Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan,
yang sering kaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Perusahaan memiliki tujuan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan tujuan bisnisnya
adalah untuk
41
Tabel 2.5
Tanggapan responden mengenai nilai perusahaan
NO Pernyataan Skor
Jumlah
SB B C B SB
1 Y.1 - 1 5 14 10 30
2 Y.2 - 2 7 12 9 30
3 Y.3 - 1 7 15 7 30
4 Y.4 - 1 13 12 4 30
5 Y.5 - 1 12 10 7 30
6 Y.6 - 1 13 10 6 30
Berdasarkan tabel diatas, dimana pernyataan Y.1 dapat diperoleh
secara lengkap, Berdasarkan pernyataan tersebut Responden menjawab
Sangat Baik (SB) sebanyak 10 resonden, jawaban Baik (B) sebanyak 14
responden, Cukup (C) sebanyak 5 responden, Buruk (BR) sebanyak 1
responden, dan Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai respon pasar saham
menghargai kinerja perusahaan. Responden menjawab Sangat Baik (SB)
yakni sebanyak 9 orang, jawaban Baik (B) sebanyak 12 responden,
Cukup (C) sebanyak 7 responden, Buruk (B) sebanyak 2 responden 1
responden, dan Sangat Buruk (BR) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai perusahaan mengukur
perubahan kemampuan laba. Responden menjawab Sangat Baik (SB)
42
yakni sebanyak 7 responden, jawaban Baik (B) sebanyak 15 responden,
Cukup (C) sebanyak 7 orang, Buruk (BR) sebanyak 1 responden, dan
Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya perusahaan dalam
meningkatkan penjualan. Responden menjawab Sangat Baik (SB)
sebanyak 4 responden, jawaban Baik (B) sebanyak 12 responden, Cukup
(C) sebanyak 7 responden, Buruk (BR) sebanyak 1 responden, dan untuk
jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya menciptakan nilai
perusahaan yang baik. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni
sebanyak 7 responden, Baik (B) sebanyak 10 responden, Cukup (C)
sebanyak 12 responden, Buruk (B) sebanyak 1 responden, dan untuk
jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
Tanggapan responden mengenai upaya meningkatkan nilai
perusahaan setiap tahun. Responden menjawab Sangat Baik (SB) yakni
sebanyak 6 responden, Baik (B) sebanyak 10 responden, Cukup (C)
sebanyak 13 responden, Buruk sebanyak 1 responden, dan untuk
jawaban Sangat Buruk (SB) tidak ada.
D. HASIL ANALISA DATA
1. Uji Normalitas
43
Tabel 2.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
2,45561207
Most Extreme
Differences
Absolute ,142
Positive ,142
Negative -,081
Test Statistic ,142
Asymp. Sig. (2-tailed) ,125c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Berdasarkan table 4.3, hasil uji normalitas diketahui nilai signfikan 0,125 >
0,05. Maka Dapat disimpulkan bahwa nilai residiul berdistribusi normal
sehingga uji normalitas terpenuhi.
2. Uji Multikolonieritas
Tabel 2.7
Uji Multikolonieritas
Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan
GCG 1,000 1,000
Sumber : Hasil Olah Data 2019
Berdasarkan table 4. Dapat diketahui semua nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance juga < 10 berarti tidak terjadi multikoloniearitas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa uji multikolonieritas terpenuhi.
44
3. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 2.8
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar diatas angka dan dibawah 0 pada angka Y, sehingga dapat
dikatakan Uji heterokedastisitas terpenuhi.
4. Uji Hipotesis
Tabel 2.9
Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constan
t)
-3,782 4,895
-,773 ,446
X ,356 ,065 ,720 5,488 ,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Olah Data 2019
45
Uji merupakan pengujian untuk menunjukan signiikan pengaruh secara
ndividu variabel-variabel bebas yang ada didalam model terhadap variabel
terikat, aoabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh tsignifikan
terhadap variabel terikat.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Good corporate governance megatur pembagian tugas, hak dan
kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan,
termasuk para dewan pengurus, para manager, dan semua anggota. Sehingga
secara teori gcg dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji t menunjukkan bahwa good corporate governance berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan pada PT Makassar Raya Motor. Maka dapat
disimpulkan hipotesis dapat diterima. Hal ini menunjukkan keberadaan good
corporate governance sangat penting dalam meningkatkan nilai perusahaan,
sebab tanpa adanya good corporate governance akan mengancam nilai
perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ramadhan Sukma Perdana, Raharja (2014), dalam penelitiannya mengenai
analisis good corporate governance terhadap nilai perusahaan yang
menunjukkan hasil bahwa kinerja perusahaan yang baik dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan dibutuhkan sebuah mekanisme corporate
governance. Dalam penerapan good corporate governance terdapat beberapa
mekanisme yaitu kepemilikan manajerial, kepimilikan institusional, komite audit,
komisaris independen, dan auditor eksternal. Mekanisme corporate governance
ini akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan, sehingga melalui
pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih baik.
46
Penelitian ini menemukan adanya pengaruh variabel good corporate
governance (X1) jadi dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembasahan yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang
bermanfaat untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdaasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai
pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan pada PT
Makassar Raya Motor maka dapat diberikan kesimpulan bahwa, good
corporate governance sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan
sehingga penggunaan ataupun penerapan gcg terhadap semua perusahaan
baik untuk meningkatkan nilai perusahaan.
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan yakni pentingnya memerhatikan
dan memilih dengan teliti penerapan good corporate terhadap setiap
perusahaan demi meningkatkan nilai perusahaan.
47
48
Daftar Pustaka
Ghosali, I. (2011). In Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS . Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
H, K. I. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governamce Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Universitas Udiyana, Vol 21 n0 1, 1-28.
Hapsari, A. A. (2018). Pengaruh Good Corporate Govornance GCG dan Corporate social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 1 No 1, 211-222.
Kuncoro. (2013). In Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4. Jakarta: PT. Erlangga.
Nurfaza, B. D. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. e- Proceeding of Management, 2261.
Prastuti, N. K. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Pada Perusahaan Dengan Moderasi Corporate scial Responsibilty. Jurnal Akuntasi Univeritas Udayana.
Raharja, R. S. (2014). Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Of Acconting, 3 No 3, 1-13.
Sugiyono. (2017). In Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Ghosali, I. (2011). In Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Kuncoro. (2013). In Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4. Jakarta: PT. Erlangga.
Nurfaza, B. D. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. e- Proceeding of Management, 2261.
Sugiyono. (2017). In Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
49
LAMPIRAN
lampiran 1
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Perihal : Permohonan Pengisian Koesioner
Yth. Bapak/ Ibu Responden
Di Tempat
Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan
waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini dalam rangka Penelitian saya yang
berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan
pada PT. Makassar Raya Motor”. Konstribusi yang Bapak/Ibu berikan akan
sangat bermanfaat bagi Penelitian, Pemerintah , Maupun pengembangan ilmu
Akuntansi Pemerintahan dan Keuangan Daerah.
Koesioner ini terdiri atas jumlah pertanyaan. Perlu bapak ibu ketahui
bahwa keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu
dalam menjawab koesioner. Bapak/ Ibu diminta untuk menjawab semua
pertanyaan secara terbuka, jujur, dan apaadanya. Jawaban tidak akan
mempengaruhi penilaian atas kinerja maupun karir Bapak/Ibu dan tidak ada
jawaban yang bernilai benar atau salah, Sesuai kode etik pnelitian, Jawaban
bapak ibu akan saya jaga kerahasiaannya.
Akhir kata, Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dan kesediaan Bapak/ Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam
pengisian Kuosioner ini. Waasalamualaikum wr.wb
50
Kuosioner Peneitian
Identitas Responden
Nama Bapak/Ibu :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Usia :
Pendidikan Terakhir :
SMA Magister (S2)
Diploma (D3) Lainnya….
Sarjana (S1)
Lama Bekerja :
1-5 Tahun 6-10 Tahun > 10 Tahun
Isilah Kuosioner dibawah ini sesuai dengan keadaan ditempat anda bekerja :
1. Good Corporate Governance (GCG)
NO
PERNYATAAN
Sangat
Buruk
Buruk Cukup
Baik
Baik Sangat
Baik
1 2 3 4 5
Transparansi (Transparency)
1 Upaya perusahaan memiliki
situs jaringan (website) yang
dapat di akses via internet ?
2 Upaya website perusahaan
memiliki dokumen-dokumen
51
terkait corporate governance,
peraturan tentang dewan
direksi, penjelasan mengenai
model GCG
3 Upaya website perusahaan
menampilkan analisa data
yang bermanfaat sebagai
sumber prediksi/ peramalan
operasional dan finansial
perusahaan
4 Upaya website perusahaan
menggunakan minimal dua
bahasa (Inggris dan
Indonesia) serta memiliki sub
bagian hubungan dengan
investor
Akuntabilitas (Accountability)
5 Upaya perusahaan memiliki
bagian yang khusus
menerangkan tentang model
corporate governance dan
atau praktik GCG saat ini
6 Upaya perusahaan baik
52
melalui websitenya maupun
melalui AR menyediakan sub
bagian yang menjelaskan
rencana investasinya di masa
Depan
7 Upaya perusahaan atau sub
bagian yang menerangkan
adanya sistem reward dan
punishment serta
compensation plan terhadap
eksekutif perusahaan
8 Upaya perusahaan atau sub
bagian yang mengungkapkan
tentang persentase
kepemilikan manajerial yang
merupakan bagian dari
rencana kompensasi dan
reward terhadap manajemen
Kemandirian (Indenpendency)
9 Upaya perusahaan yang
menjelaskan hubungan
kekerabatan yang dimiliki oleh
anggota dewan komisaris
53
dengan eksekutif perusahaan
maupun dengan pemegang
saham pengendali
10 Upaya perusahaan yang
mengungkapkan jabatan
terdahulu dari anggota dewan
komisaris
11 Upaya perusahaan yang
menjelaskan independensi
masing-masing anggota
komite audit, komite nominasi,
maupun komite remunerasi
12 Upaya perusahaan atau sub
bagian yang mengungkapkan
jumlah dan persentase
komisaris independen,dimana
jumlahnya paling sedikit 1/2
dari jumlah anggota
Pertanggungjawaban (Responsibility)
13 Upaya mempertimbangkan
pertanggungjawaban sosial
14 Upaya menjadi professional
54
dan mematuhi etika.
15 Upaya menjadikan lingkungan
bisnis yang bersih
Kewajaran (Fairness)
16 Upayaperusahaan
mengungkapkan persentase
kepemilikan silang
17 Upaya perusahaan
mengungkapkan pemegang
saham
18 Upaya perusahaan terbuka
dengan pemegang saham
19 Upaya perusahaan
mengungkapkan hak suara
untuk tiap kelas sahamnya
55
2. Nilai Perusahaan
Lampiran 2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,45561207
Most Extreme Differences Absolute ,142
Positive ,142
NO
PERTANYAAN
Sangat
Buruk
Buruk Cukup
Baik
Baik Sangat
Baik
1 2 3 4 5
Price Earning Ratio (PER)
1 Upaya perusahaan mengukur
perbandingan keuntungan
2 Respon pasar saham
menghargai kinerja
perusahaan
3 Upaya perusahaan mengukur
perubahan kemampun laba
Price to Book Value (PBV)
4 Upaya dalam meningkatkan
nilai perusahaan
5 Upaya menciptakan nilai
perusahaan yang baik
Tobin’s Q
6 Upaya membandingkan nilai
pasar dengan nilai buku
56
Negative -,081
Test Statistic ,142
Asymp. Sig. (2-tailed) ,125c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Lampiran 3 UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constan
t)
11,676 2,763
4,226 ,000
Good
Cororate
Governa
nce
-,132 ,037 -,563 -3,603 ,001 1,000 1,000
a. Dependent Variable: RES2
57
Lampiran 4
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Lampiran 5
UJI T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Consta
nt)
-3,782 4,895
-,773 ,446
X ,356 ,065 ,720 5,488 ,000
a. Dependent Variable: Y
58
Lampiran 6
Tabel kuesioner good corporate governance
X1X2
X3X4
X5X6
X7X8
X9X1
0X1
1X1
2X1
3X1
4X1
5X1
6X1
7X1
8X1
9
15
55
33
45
55
54
44
45
53
43
81
25
44
44
53
43
53
43
55
53
45
78
35
44
43
54
33
55
53
34
45
34
76
45
44
44
54
44
54
44
55
43
43
79
55
44
44
44
34
44
55
54
43
33
76
65
54
45
33
44
34
55
45
43
34
77
75
55
55
44
34
54
44
55
44
44
83
85
55
55
44
43
45
45
55
33
44
82
95
44
55
44
44
54
45
54
33
44
80
105
55
43
43
34
45
44
55
43
33
76
115
45
44
44
44
54
45
55
44
44
82
125
55
55
55
45
55
55
55
45
55
93
133
43
43
34
45
55
54
44
33
33
72
145
33
43
33
35
55
33
33
33
55
70
153
33
33
33
33
33
43
33
33
33
58
165
55
54
44
55
55
55
55
55
55
92
175
55
44
34
44
45
45
55
33
33
78
183
22
22
22
23
22
22
22
22
22
40
195
44
54
33
44
44
44
45
54
44
78
204
44
43
33
34
44
44
44
33
33
68
214
44
45
34
33
55
44
55
24
55
78
224
44
55
55
55
53
34
44
55
44
83
235
55
55
44
55
55
33
55
44
44
85
245
55
54
44
44
55
54
43
35
54
83
254
44
44
45
54
44
33
55
44
44
78
265
55
54
45
55
44
44
55
53
34
84
275
54
43
35
55
54
45
44
45
55
84
284
44
43
44
45
54
45
54
45
54
81
293
33
34
34
44
55
55
54
43
35
75
305
55
54
44
55
54
44
35
45
44
84
RESP
ONDE
N
JUMLA
H
59
Lampiran 7
Tabel Nilai Perusahaan
JUMLAH
NILAI PERUSAHAAN
JUMLAH Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
1 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 4 4 4 24
3 2 2 2 2 2 2 12
4 4 4 4 4 5 3 24
5 5 5 5 5 5 5 30
6 4 2 3 3 3 3 18
7 3 3 3 3 3 3 18
8 3 3 3 3 3 3 18
9 5 5 5 5 5 5 30
10 4 4 5 4 4 3 24
11 4 4 4 4 4 4 24
12 3 4 5 3 3 3 21
13 4 4 5 3 3 4 23
14 3 3 4 3 4 4 21
15 5 5 4 4 4 3 25
16 4 4 5 4 3 5 25
17 4 3 4 3 5 4 23
18 5 3 4 4 5 4 25
19 4 4 3 4 5 4 24
20 5 3 4 3 3 3 21
21 4 4 3 5 4 3 23
22 4 4 3 3 3 4 21
23 5 5 4 3 3 5 25
24 4 5 5 4 4 3 25
25 5 5 4 3 4 3 24
26 4 4 3 3 3 3 20
27 5 5 4 4 3 3 24
28 3 3 4 5 4 5 24
29 5 5 4 3 3 4 24
30 5 5 4 4 5 5 28
60
Lampiran 8
Literatur Mapping
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
1. Belia Dinar
Nurfaza1 ,
Tieka
Trikartika
Gustyana,
S.E.,M.M2
, Aldila
Iradianty
S.E.,M.M
PENGARUH GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE
TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN (Studi
Pada Sektor Perbankan
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
secara uji parsial dan
simultan kepemilikan
manajerial, kepemilikan
institusional dan
komisaris independen
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
2. Khika
Indira Putri
H K1 I,
Gde Ary
Wirajaya2
1
PENGARUH KINERJA
KEUANGAN PADA
NILAI PERUSAHAAN
DENGAN GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kinerja keuangan
berpengaruh positif
pada nilai perusahaan.
Good Corporate
Governance
memperlemah
pengaruh kinerja
keuangan pada nilai
perusahaan.
61
3. Ramadhan
Sukma
Perdana,
Raharja
ANALISIS PENGARUH
CORPORATE
GOVERNANCE
TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
n kinerja perusahaan
yang baik dalam
rangka meningkatkan
nilai perusahaan
dibutuhkan sebuah
mekanisme corporate
governance. Dalam
penerapan good
corporate governance
terdapat beberapa
mekanisme yaitu
kepemilikan manajerial,
kepimilikan
institusional, komite
audit, komisaris
independen, dan
auditor eksternal.
Mekanisme corporate
governance ini akan
meningkatkan
pengawasan bagi
perusahaan, sehingga
melalui pengawasan
tersebut diharapkan
kinerja perusahaan
62
akan lebih baik.
4. Desi
Irayanti 1,
Altje L.
Tumbel2
ANALISIS KINERJA
KEUANGAN
PENGARUHNYA
TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA
INDUSTRI MAKANAN
DAN MINUMAN DI BEI
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
baik secara simultan
maupun parsial deb to
equity ratio, earning per
share dan net profit
margin berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Debt to
equity ratio, earning per
share dan net profit
margin memiliki
pengaruh serta
memberikan kontribusi
yang cukup besar
terhadap nilai
perusahaan pada
subsektor makanan
dan minuman di BEI
maka manajemen
perusahaan makanan
dan minuman
sebaiknya
memperhatikan nilai-
63
nilai debt to equity ratio,
earning per share dan
net profit margin yang
akan berpengaruh
pada nilai perusahaan.
5. Ni Ketut
Karlina
Prastuti1, I
Gusti Ayu
Nyoman
Budiasih2
PENGARUH GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE PADA
NILAI PERUSAHAAN
DENGAN MODERASI
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
Hasil penelitian ini
menemukan variabel
kepemilikan
institusional dan komite
audit berpengaruh
negatif pada nilai
perusahaan.
Sedangkan variabel
kepemilikan manajerial
dan proporsi dewan
komisaris tidak
berpengaruh pada nilai
perusahaan.
Pengungkapan
corporate social
responsibility tidak
mampu memoderasi
pengaruh good
corporate governance
pada nilai perusahaan.
64
Kata Kunci: GCG, nilai
perusahaan, corporate
social responsibility