pengaruh faktor sosiodemografi, … · pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan...

111
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013 TESIS Oleh TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Upload: tranduong

Post on 09-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA

TAHUN 2013

TESIS

Oleh

TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

THE INFLUENCE OF THE FACTORS OF SOCIO-DEMOGRAPHY, SOCIO-ECONOMY, AND NEEDS ON COMMUNITY BEHAVIOR IN

SEARCHING FOR MEDICATION AT MEDAN KOTA SUBDISTRICT, IN 2013

THESIS

By

TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN

2013

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA

TAHUN 2013

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013

Nama Mahasiswa : Tiomarni Lumban Gaol Nomor Induk Mahasiswa : 117032160 Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (Drs. Tukiman, M.K.M) Ketua Anggota

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

Tanggal Lulus: 02 Juli 2013

Telah diuji pada Tanggal : 02 Juli 2013 PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M

2. dr. Heldy BZ, M.P.H 3. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA

TAHUN 2013

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperolah gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Juli 2013 Tiomarni Lumban Gaol

117032160/IKM

ABSTRAK

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah belum sepenuhnya sesuai dengan faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Medan Kota ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang beragam sehingga perlu dikaji pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan terhadap 138 orang kepala keluarga sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik mengunakan uji regresi logistik ganda pada α = 5%.

Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Faktor kebutuhan paling dominan memengaruhi pencarian pengobatan dengan nilai signifikan 0,000 dan nilai regresi logistik 8,564.

Disarankan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan serta sosialisasi program kesehatan, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. Tenaga kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kata Kunci : Sosiodemografi, Sosioekonomi, Kebutuhan, Pencarian Pengobatan

ABSTRACT

One of the attempts to achieve the highest public health standard is by performing health services. However, health service program performed by the government is still not adequately in line with the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs. Varied the health service facilities are found in Medan Kota Sub district therefore, it is necessary to study the search for medication by people.

The aim the research was to know the influence of the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs on the behavior of searching for medication in Medan Kota Sub district. The samples consisted 0f 138 families, and the data were gathered by using questionnaires and analyzed statistically by using multiple logistic regression tests at α=5%.

The result of the research showed that socio-demography (age, sex, education, knowledge, and attitude), socio-economy (occupation and income), and public needs had influence to the search medication at Medan Kota Sub district. The need factor had the most dominant influence on to the search medication to the search medication with significance value of 0,000 and logistic regression value of 8,564.

It is recommended that knowledge and the change in attitude about disease and the search for medication by people should be increased through counseling and socialization of health program so that people who are sick will attempt to search for medication. It also recommended that to health officer should make health service in health facilities which are line with public needs.

Keywords: Socio-Demography, Socio-Economy, Needs, Searching for Medication

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan

dan karuniaNya, penulisan tesis ini dapat di selesaikan dengan baik. Penyusunan tesis

ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Medan.

Penulis menyadari begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan

kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya kepada :

1. Prof Dr. dr Syahril Pasaribu, D.T.M&H., M.Sc.(CTM)., Sp.A,(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat sekaligus sebagai dosen

penguji tesis

5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan

Drs. Tukiman, M.K.M, Anggota Komisi Pembimbing.

6. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku Dosen Penguji Tesis.

7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Camat Medan Kota beserta seluruh staf yang telah mengizinkan dilakukan

penelitian di wilayahnya.

9. Seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia

memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

10. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini

11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku

Terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Pardamean

Manurung dan anak-anakku tersayang Raja Manurung, Yossie Agustina Manurung,

Partio Wenna Manurung, Titian Asnita Manurung serta seluruh keluarga yang telah

memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan penelitian dan

pendidikan S2 ini.

Medan, Juli 2013

Tiomarni Lumban Gaol 117032160/IKM

RIWAYAT HIDUP

Tiomarni Lumban Gaol lahir di Medan tanggal 12 Oktober 1962. Anak dari

pasangan bapak Alm. M. Lumban Gaol dan Ibu E. Banjarnahor. Penulis anak

pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD St. Antonius Medan selesai tahun

1974, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Medan selesai tahun

1977, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 5 Medan selesai

tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada Akademi Keperawatan

Universitas Darma Agung Medan selesai tahun 1985, Akta III di IKIP Medan selesai

tahun 1995, S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Medan selesai tahun 2001. Pendidikan S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara sampai saat ini.

Mulai bekerja tahun 1986-1999 sebagai staf pengajar di Sekolah Perawat

Kesehatan Herna Medan, tahun 2000-sekarang sebagai staf pengajar di Akademi

Keperawatan RSU Herna Medan.

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ................................................................................................................ i ABSTRACT ............................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Permasalahan ...................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8 1.4 Hipotesis.............................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan ......................................................... 9 2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ....................................... 11 2.3 Perilaku ............................................................................................... 14

2.3.1 Pengertian Perilaku .................................................................. 14 2.3.2 Domain Perilaku ....................................................................... 15 2.3.3 Perilaku Kesehatan ................................................................... 18

2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan ....................................... 19 2.5 Landasan Teori ................................................................................... 23 2.6 Kerangka Konsep .............................................................................. 23

BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 24 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 24 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 24

3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 24 3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 24

3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 24 3.3.1 Populasi.................................................................................... 24 3.3.2 Sampel ..................................................................................... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26 3.4.1 Data Primer .............................................................................. 26 3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 26 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 27

3.5 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.................................. 27

3.6 Metode Pengukuran ........................................................................... 28 3.7 Metode Analisis Data ......................................................................... 29

BAB 4. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 31 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota ...................................... 31 4.2 Analisis Univariat ............................................................................... 31

4.2.1 Sosiodemografi Responden .................................................... 31 4.2.2 Sosioekonomi Responden ....................................................... 37 4.2.3 Kebutuhan Responden ............................................................. 39 4.2.4 Pencarian Pengobatan .............................................................. 40

4.3 Analisis Bivariat ................................................................................. 45 4.4 Analisis Multivariat ............................................................................ 47

BAB 5. PEMBAHASAN ....................................................................................... 48 5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan

di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 48 5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan

di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 54 5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan

di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 56

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 67 6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 67 6.2 Saran .................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69 LAMPIRAN ............................................................................................................ 72

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Distribusi Jumlah KK dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................................... 25

3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ......................................................... 29

4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................................................. 32

4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 32

4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................................................. 32

4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................... 33

4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................ 35

4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .................. 37

4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 37

4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 38

4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 38

4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................ 39

4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 40

4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................................................................................... 40

4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................... 41

4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 41

4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ......................... 42

4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .................... 42

4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika Tidak Sembuh di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ........................................................ 43

4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................ 44

4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ....................................................... 45

4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ....................................................... 46

4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................ 46

4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................................................. 47

4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan...................................................................... 48

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................... 23

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ........................................................................................... 72 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 77 3. Hasil Uji Univariat ............................................................................................... 80 4. Hasil Uji Bivariat ................................................................................................. 88 5. Hasil Uji Multivariat ............................................................................................ 91 6. Master Data Penelitian......................................................................................... 92 7. Surat Izin Penelitian ............................................................................................ 95 8. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................................................... 96

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut,

pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan (Depkes

RI, 2009).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan

kesehatan. Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan

penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun

masyarakat. Dalam Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

pemerintah Indonesia mencantumkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal, oleh karena itu pemerintah

mempunyai tanggung jawab untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan

kesehatan (Depkes RI, 2009).

Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok

atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian

pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi

(Ilyas, 2003). Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan

jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis, metode serta

peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia di sarana pelayanan kesehatan juga

semakin beragam.

Menurut Notoatmodjo (2007), pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait

dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan.

Respons tersebut antara lain : (1) tindakan mengobati sendiri, (2) mencari pengobatan

ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional, (3) mencari pengobatan dengan membeli

obat-obat ke warung-warung obat, (4) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas

modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta,

yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit,

(5) mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh

dokter praktek.

Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan

kesehatan digolongkan oleh beberapa ahli dalam beberapa model, salah satu dari

model tersebut adalah "model pemanfaatan pelayanan kesehatan". Di dalam model

pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization) menurut Dever (1984) dikemukakan

bahwa faktor yang memengaruhi pemanfaatan atau penggunaan pelayanan kesehatan,

adalah (1). fakor sosio kultural, meliputi norma dan nilai yang ada di masyarakat, dan

teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan; (2) faktor organisasi, meliputi

ketersediaan sumber daya, keterjangkauan lokasi, dan keterjangkauan sosial; (3)

faktor interaksi konsumen-provider, faktor yang berhubungan dengan konsumen

meliputi kebutuhan yang dirasakan, dipengaruhi: faktor sosio demografi, faktor sosio

psikologis, dan faktor epidemiologis penyakit; selain itu ada faktor lain yang

berhubungan dengan provider

Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, terdiri dari kebutuhan yang

dirasakan oleh konsumen (felt need) dan kebutuhan yang diukur menurut pendapat

provider (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan menurut konsumen dipengaruhi

oleh faktor sosio demografi dan faktor sosio psikologis. Kebutuhan yang dirasakan

terhadap pelayanan kesehatan, merupakan penjumlahan dari kebutuhan fisiologis dan

psikologis individu terhadap suatu pelayanan kesehatan. Felt need timbul bila

individu menginginkan pelayanan kesehatan dan berhubungan dengan persepsi

individu terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan yang dirasakan membuat individu

mengambil keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan atau tidak. Ekspresi dari

felt need terhadap pelayanan kesehatan adalah merupakan penggunaan atau

pemanfaatan dari pelayanan kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka

banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan

masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi

oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya

merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut.

Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi

barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan untuk menggunakan pelayanan

kesehatan dan tidak inginnya menggunakan pelayanan kesehatan yang ada

(Tjiptoherijanto, 2008).

Menurut Sutojo (2004), dalam mengkaji kebutuhan pelayanan kesehatan

masyarakat menghendaki agar status kesehatannya dapat lebih optimal. Untuk itu

masyarakat sering melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan ia

gunakan serta dikaitkan dengan faktor demografi serta faktor sosioekonomi yang

menunjukkan kemampuannya dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Penelitian Setyawan (2007) yang menyatakan ada hubungan antara sikap dan

minat masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan modern, selain

itu pencarian pengobatan juga berkaitan dengan faktor-faktor pendukung antara lain

biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana pengobatan, kondisi

waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan dan situasi di sarana

pengobatan serta konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut

WHO (1999) salah satu faktor yang menyebabkan. seseorang berperilaku dalam hal

pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber dana yang dimiliki

antara lain kesempatan dan kemampuan membayar.

Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pencarian pengobatan seperti

penelitian Wicaksono (2005) tentang faktor–faktor yang memengaruhi penentuan

pemilihan pengobatan pada penduduk Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis

Kotamadya Yogyakarta menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh pada

penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan dan status ekonomi

Penelitian Hendrawan (2005) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku dalam pencarian pengobatan di Kabupaten Serang menyatakan bahwa

terdapat hubungan faktor kepercayaan terhadap pengobatan dengan pemilihan upaya

pengobatan. Demikian juga penelitian Assegaf, dkk (2010) yang dimuat pada jurnal

MKM Vol.05 No.01 Desember 2010 menyimpulkan bahwa pilihan pencarian

pengobatan oleh ibu untuk anaknya yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut

di wilayah kerja Puskesmas Bakunase berturut-turut adalah terbanyak memilih

pengobatan medis (berobat ke sarana pelayanan kesehatan) sebesar 69,23%,

selanjutnya pengobatan sendiri sebesar 23,08% dan masih ada ibu yang memilih

pengobatan tradisional (berobat ke dukun) sebesar 7,69%. Jenis penggunaan sarana

pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bakunase adalah Puskesmas/Pustu

sebesar 50,85%, Rumah Sakit sebesar 13,56%, dan dokter/bidan praktek sebesar

35,59%.

Hasil Penelitian Tinendung (2011) tentang pola pencarian pengobatan pada

masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten

Dairi Sumatera Utara menyimpulkan secara umum pola pencarian pengobatan yang

paling dominan digunakan masyarakat adalah dengan melakukan pengobatan sendiri.

Pola pengobatan sendiri menjadi dominan dikarenakan umumnya masyarakat

memiliki pengetahuan dan tekhnik khusus dalam meramu obat yang sesuai terhadap

penyakitnya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar.

Melihat potensi besar dan manfaat yang luar biasa ini, melalui dinas Kesehatan

maupun dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan bantuan masyarakat setempat

diharapkan dapat melestarikan tekhnik tersebut dengan merangkumnya dalam bentuk

buku, sehingga dapat menambah pustaka bangsa dan dapat dikembangkan maupun

diwariskan pada masyakat yang lain.

Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat dipengaruhi oleh jumlah dan

jenis sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitarnya. Oleh karena itu pada

wilayah yang banyak tersedia sarana pelayanan kesehatan seperti : puskesmas, rumah

sakit pemerintah dan swasta, balai pengobatan serta praktek dokter, maka pilihan

masyarakat semakin beragam untuk melakukan pencarian pengobatan.

Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang

terdapat cukup banyak sarana pelayanan kesehatan. Menurut Profil Kecamatan

Medan Kota (2011) bahwa di wilayah tersebut terdapat 17 unit sarana pelayanan

kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai

pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak. Dengan keragaman sarana

pelayanan kesehatan yang ada memungkinkan masyarakat di Kecamatan Medan Kota

memiliki banyak pilihan untuk mencari pengobatan dalam penyembuhan penyakit

yang dideritanya.

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada Januari 2013 terhadap

10 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota ditemukan bahwa sebanyak 6 orang

(60%) mencari pengobatan ke rumah sakit swasta, 3 orang (30%) mencari

pengobatan balai pengobatan, sedangkan yang mencari pengobatan ke puskesmas

hanya 1 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan variasi

perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat Kecamatan Medan Kota.

Permasalahan pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan

Kota jika dikaji dari aspek konsep sehat-sakit sebenarnya sudah baik, karena

masyarakat sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan pada saat menderita

sakit. Namun dalam kajian ini peneliti mencoba untuk merumuskan permasalahan

tentang variasi pencarian pengobatan ditinjau dari faktor sosiodemografi, sosio

ekonomi dan kebutuhan. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi perilaku pencarian

pengobatan tersebut akan dikaji mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan

yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007).

Berdasarkan uraian di atas serta didukung penelitian-penelitian sebelumnya,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat dalam

pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota, sehingga dapat diketahui

pelayanan kesehatan yang dikehandaki masyarakat saat ini, serta dapat dibuat suatu

pengelompokan atau pola pencarian pengobatan oleh masyarakat berdasarkan faktor

sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosio

ekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan)

masyarakat. Konsep mengkaji pencarian pengobatan akan lebih jelas apabila

dilakukan pada wilayah yang terdapat sarana pelayanan kesehatan yang beragam dan

hal ini dapat diwakili oleh Kecamatan Medan Kota yang terdapat 17 unit sarana

pelayanan kesehatan.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian

adalah : bagaimana pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan

masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun

2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan

kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan

Kota tahun 2013.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan

masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun

2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam

merumuskan kebijakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2. Hasil penelitian ini dijadikan perbandingan dan referensi pada penelitian

selanjutnya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan

Menurut Levey dan Loomba dalam Ilyas (2003), yang dimaksud dengan

pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian

pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo

(1993), perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok

atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian

pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi

(Ilyas, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), respons seseorang apabila sakit adalah

sebagai berikut:

a. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action). Dengan alasan

antara lain : (a) bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan

atau kerja mereka sehari-hari, (b) bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau

gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan

bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya,

(c) fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petugas kesehatan

kurang ramah kepada pasien, (d) takut disuntik dokter dan karena biaya mahal.

b. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti telah

diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat

tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan

pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan

kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan.

c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional

remedy), seperti dukun.

d. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat (chemist

shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.

e. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah

atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai

pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.

f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan oleh

dokter praktek (private medicine).

Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2007), ada tiga faktor-faktor

penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu : (1) mudahnya menggunakan

pelayanan kesehatan yang tersedia, (2) adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap

pelayanan kesehatan yang ada dan (3) adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Andersen dalam Notoatmodjo (2007) mendeskripsikan model sistem

kesehatan merupakan suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai

model perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan (behaviour model of health service

utilization). Andersen mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan

pelayanan kesehatan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :

1. Karakteristik predisposisi (Predisposing Characteristics)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu

mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda

yang disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam tiga

kelompok :

a. Ciri-ciri demografi, seperti : jenis kelamin, umur, dan status perkawinan.

b. Struktur sosial, seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama, dan

sebagainya.

c. Kepercayaan kesehatan (health belief), seperti pengetahuan dan sikap serta

keyakinan penyembuhan penyakit.

2. Karakteristik kemampuan (Enabling Characteristics)

Karakteristik kemampuan adalah sebagai keadaan atau kondisi yang membuat

seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya

terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu :

a. Sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam

asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang

informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

b. Sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada,

jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk

terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Menurut

Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat

pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin bertambah.

3. Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics)

Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung

berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen dalam

Notoatmodjo (2007) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan

pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari

kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :

a. Penilaian individu (perceived need), merupakan penilaian keadaan kesehatan yang

paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya

rasa sakit yang diderita.

b. Penilaian klinik (evaluated need), merupakan penilaian beratnya penyakit dari

dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan

penentuan diagnosis penyakit oleh dokter (Ilyas, 2003)

Menurut Dever (1984) faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan

pelayanan kesehatan adalah :

a. Faktor Sosiokultural yang terdiri dari : (1) norma dan nilai sosial yang ada di

masyarakat, dan (2) teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.

b. Faktor Organisasi yang terdiri dari : (1) ketersediaan sumber daya. Yaitu sumber

daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat mempengaruhi

penggunaan pelayanan kesehatan. (2) keterjangkauan lokasi. Keterjangkauan

lokasi berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan

tempat diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan.

(3) keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas

kesehatan terhadap konsumen. (4) karakteristik struktur organisasi formal dan

cara pemberian pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai

struktur organisasi yang formal misalnya rumah sakit.

c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan

(1) Faktor yang berhubungan dengan konsumen

Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen

berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan pelayanan

kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh : (a) faktor sosiodemografi, yaitu

umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga dan status sosial

ekonomi, (b) faktor sosio psikologis, yaitu persepsi sakit, gejala sakit, dan

keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter, (c) faktor epidemiologis,

yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko.

(2) Faktor yang berhubungan dengan petugas kesehatan yang terdiri dari :

(a) faktor ekonomi, yaitu adanya barang substitusi, serta adanya keterbatasan

pengetahuan konsumen tentang penyakit yang dideritanya, (b) karakteristik

dari petugas kesehatan yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian

petugas dan fasilitas yang dipunyai pelayanan kesehatan tersebut.

2.3 Perilaku

2.3.1 Pengertian Perilaku

Pengertian perilaku menurut Sarwono (2002) adalah sesuatu yang

dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata.

Sedangkan menurut Morgan perilaku tidak seperti pikiran atau perasaan, perilaku

adalah sesuatu konkrit yang bisa diobservasi, direkam maupun dipelajari.

Walgito (2003) mendefinisikan perilaku dan aktivitas ke dalam pengertian yang

luas, yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (innert

behavior), demikian pula aktifitas-aktifitas tersebut disamping aktifitas motoris, juga

termasuk aktifitas emosional dan kognitif.

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons,

maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

2.3.2 Domain Perilaku

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu

di dalam tiga domain (ranah/kawasan), yang terdiri dari ranah pengetahuan

(knowlegde), ranah sikap (attitude), dan ranah tindakan (practice).

a. Pengetahuan (Knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang

tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan

terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman

langsung atau orang lain yang sampai kepada seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

1. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat,

kondisi fisik.

2. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.

3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode

dalam pembelajaran.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan menjadi salah satu

faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap

kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan puskesmas, maka kemungkinan

masyarakat akan menggunakan fasilitas kesehatan juga akan berubah seiring dengan

pengetahuan seperti apa yang diketahuinya.

Di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi oleh

perilakunya yang terbentuk dari pengetahuannya. Seseorang cenderung untuk

bersikap tidak menggunakan jasa pelayanan kesehatan disebabkan karena adanya

kepercayaan dan keyakinan bahwa jasa pelayanan kesehatan tidak dapat

menyembuhkan penyakitnya, demikian juga sebaliknya.

b. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau

ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari

orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau

menyebabkan kita menolaknya (Wahid, 2007).

Allport dalam Anwar (1997) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Adapun ciri-ciri sikap menurut Azwar (2009) adalah sebagai berikut :

1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan

seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap

objek atau stimulus.

2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference) merupakan faktor

penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada

pertimbangan-pertimbangan individu.

3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap

positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan

kebutuhan dari pada individu tersebut.

4. Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam memengaruhi pola pikir seseorang

untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu.

Perbedaan pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit

dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lain juga disebabkan sikap atau persepsi dan

konsep masyarakat sendiri tentang sakit (Azwar, 2009). Persepsi sakit merupakan

pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra. Setiap orang mempunyai persepsi

yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama. Green (1980) dalam

Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa persepsi berhubungan dengan motivasi

individu untuk melakukan kegiatan, bila persepsi seseorang telah benar tentang sakit

maka ia cenderung memanfaatkan pelayanan kesehtan bila mengalami sakit.

c. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas

dan faktor dukungan (support) (Notoatmodjo, 2007).

2.3.3 Perilaku Kesehatan

Menurut sebagian psikolog perilaku manusia berasal dari dorongan yang

ada dalam diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha untuk

memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan dengan adanya dorongan

tersebut menimbulkan seseorang melakukan sebuah tindakan atau perilaku khusus

yang mengarah pada tujuan (Foster dan Anderson, 2005).

Perilaku kesehatan yaitu suatu respons seseorang (organisme) terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Dari definisi tersebut kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan

terkait dengan : Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari

penyakit, Perilaku peningkatan kesehatan dan Perilaku gizi (makanan dan minuman).

Menurut Karl dan Cobb yang dikutip oleh Foster dan Anderson (2005)

membuat perbedaan di antara tiga tipe yang berkaitan dengan perilaku kesehatan,

yaitu :

1. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang

meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendektesinya

dalam tahap asimptomatik.

2. Perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa

sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan untuk menemukan

pengobatan mandiri yang tepat.

3. Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan

kesejahteraan oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit,

hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.

2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan

Need terhadap pelayanan kesehatan dapat didasari kepada pengertian tentang

merit goods. Margolis (1982) dalam Tjiptoherijanto (2008) mengatakan merit goods

ini adalah setiap bentuk pengeluaran masyarakat yang nampaknya secara umum dapat

dipahami akan tetapi sulit untuk diperhitungkan dengan menggunakan teori

permintaan yang biasa. Diargumentasikan bahwa need terhadap pelayanan kesehatan

merupakan fungsi dari need terhadap kesehatannya sendiri, dengan didasari oleh

pengalaman masa lalunya.

Pembahasan mengenai need yang perlu digaris bawahi adalah bahwa tidak

seluruh need akan dapat dipenuhi, dengan demikian akan terdapat sebuah ranking

need dalam pengertian ceteris paribus. Kita akan lebih memilih satu need untuk

dipenuhi dibanding need yang lain, bila need yang dipilih tadi akan memberikan

manfaat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipilih tetapi

kemungkinan untuk memenuhi suatu need merupakan fungsi dari biaya dan manfaat

yang terkandung dibelakangnya yaitu biaya dan manfaat yang lebih besar. Need

bukan merupakan sesuatu yang absolut maupun terbatas. Need adalah sesuatu yang

dinamis dan cenderung untuk terus tumbuh bersama dengan berjalannya waktu dan

dalam kasus ini pertumbuhan need tersebut akan bisa dilihat merupakan sebagian dari

perkembangan penawaran fasilitas pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008).

Konsep need merangkum beberapa penilaian efektifitas, potensi untuk

mempertimbangkan berbagai cara untuk memenuhi need (dengan segala akibat yang

ditimbulkannya) dan pengakuan akan adanya keterbatasan sumber daya serta dapat

juga merupakan bentuk dasar bagi alokasi sumber daya. Pada umumnya akan lebih

baik untuk memasukkan sekaligus need ketika melakukan pengujian beroperasinya

suatu pelayanan kesehatan tertentu. Mengingat need dapat memberikan dasar yang

cukup bagi pengambilan keputusan yang tepat. Alokasi sumber daya sektor kesehatan

tetap kurang efisien tanpa adanya beberapa koreksi yang menyangkut, pertama

penyatuan kesepakatan tentang benefits value yang sering masih berbeda antara satu

orang dan yang kedua menyangkut informasi yang benar tentang segi biayanya.

Bidang social policy pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya,

masyarakat sering dikatakan berada dalam keadaan membutuhkan (in need), namun

seringkali apa yang dimaksud dengan need tidak jelas. Spek dan Bradshaw dalam

Tjiptoherijanto (2008), telah mencoba untuk membuat suatu kerangka pikir tentang

siapakah yang sebenarnya mengatakan (melakukan), tentang apa (bagi) siapa.

Formula Spek melibatkan tiga kelompok yaitu masyarakat, ahli medis, dan

perorangan untuk menjawab pertanyaan : ”Apakah seseorang itu sakit?” dan ”apakah

seseorang itu sedang membutuhkan pelayanan umum?”. Dan pertanyaan ketiga

mengenai : ”Apakah seseorang itu meminta pelayanan umum?”. Bradshaw

mengatakan ada empat definisi yang berbeda mengenai need yang lazim digunakan

oleh peneliti dan praktisi social policy, yaitu :

a. Normative Need terjadi manakala masyarakat memiliki standar pelayanan

kesehatan yang berada di bawah definisi desirable oleh para ahli. (standar

desirable disini bisa saja bervariasi antara satu ahli dengan yang lain).

b. Felt Need terjadi manakala masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan, hal ini

berkaitan dengan persepsi perorangan tentang pelayanan kesehatan, sehingga

dengan jelas akan berbeda dengan persepsi orang lainnya.

c. Expressed Need adalah need yang dirasakan tadi kemudian dikonversikan ke

dalam permintaan. Misalnya mencari pelayanan kesehatan ke dokter puskesmas

(permintaan disini tidak harus selalu seperti apa yang didefinisikan oleh para

ekonom yang mencakup persoalan wiilingness to pay dan ability to pay terhadap

pelayanan kesehatan).

d. Comparative Need terjadi manakala satu kelompok orang di masyarakat dengan

status kesehatan tertentu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sedangkan

kelompok yang lain dengan status kesehatan yang identik itu ternyata

mendapatkan pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008).

Kebutuhan seseorang terhadap pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang

subjektif, karena merupakan wujud dari masalah-masalah kesehatan yang ada di

masyarakat yang tercermin dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk

menentukan perkembangan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat mengacu

pada perkembangan pola penyakit di masyarakat.

Adapun tuntutan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, oleh karena itu

pemenuhan terhadap tuntutan kesehatan sedikit pengaruhnya terhadap perubahan

derajat kesehatan, karena sifatnya yang subjektif, maka tuntutan terhadap kesehatan

sangat dipengaruhi oleh status sosial masyarakat itu sendiri.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka

banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan

masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi

oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya

merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut

(Jefkins, 2002).

Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan

mengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan yang disertai

kemampuan untuk membeli barang dan jasa dan keinginan yang tidak disertai

kemampuan untuk membeli barang dan jasa (Tjiptoherijanto, 2008).

Pelayanan kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat

membutuhkannya. Namun kenyataannya masyarakat baru mau mencari pengobatan

atau pelayanan kesehatan setelah benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Hal ini

bukan berarti mereka harus mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan

modern (puskesmas dan sebagainya) tetapi juga ke fasilitas pengobatan tradisional

(dukun dan sebagainya) yang kadang-kadang menjadi pilihan masyarakat yang

pertama. Itulah sebab rendahnya penggunaan puskesmas atau tidak digunakannya

fasilitas-fasilitas pengobatan modern seperti puskesmas dengan ruang rawat inap

(Depkes RI, 2004).

2.5 Landasan Teori

Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Kota

sebagai fokus penelitian ini mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan yang

dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007) yang secara

umum mencakup seluruh aspek, maka dalam penelitian ini difokuskan pada aspek

sosio demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap),

sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) serta kebutuhan (kebutuhan yang

dirasakan).

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Sosiodemografi - Umur - Jenis Kelamin - Pendidikan - Pengetahuan - Sikap

Sosioekonomi - Pekerjaan - Penghasilan

Perilaku pencarian Pengobatan

Kebutuhan yang dirasakan (sakit ringan, sedang atau berat)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

survey dengan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian untuk

mengetahui pengaruh variabel independen (sosiodemografi, sosioekonomi dan

kebutuhan) terhadap variabel terikat (perilaku pencarian pengobatan) pada saat yang

bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota, dengan pertimbangan di

wilayah tersebut ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang bervariasi untuk dipilih

masyarakat, yaitu 17 unit sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas,

6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan

ibu dan anak.

Pelaksanaan penelitian selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2013

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di

Kecamatan Medan Kota sebanyak 20.728 KK berdasarkan Profil Kecamatan Medan

Kota Tahun 2012.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah Kepala Keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan Medan

Kota. Besar sampel (sample size) ditentukan menggunakan rumus penentuan besar

sampel uji hipotesis data proporsi satu populasi dengan rumus sebagai berikut:

n = 2

2

dQP

Keterangan: n : Besar sampel minimal yang diperlukan α : Taraf kemaknaan 10% (1,96) P : Proporsi di populasi yang sakit (10%) berdasarkan data kesakitan

penduduk tahun 2012. Q : 1 - 0,10 = 0,90 d : Limit dari error atau presisi absolut (5%)

Berdasarkan perhitungan didapatkan besar sampel 138 KK. Besar sampel di

ditentukan secara proporsional pada 12 kelurahan di Kecamatan Medan Kota yaitu:

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kelurahan Jumlah KK Besar Sampel 1 Pasar Baru 1.043/20.728 x138 7 2 Pusat Pasar 1.240/20.728 x138 8 3 Sei Rengas I 1.745/20.728 x138 12 4 Mesjid 929/20.728 x138 6 5 Pandau Hulu I 1.310/20.728 x138 9 6 Kota Matsum III 1.859/20.728 x138 12 7 Pasar Merah Barat 1.545/20.728 x138 10 8 Teladan Timur 2.570/20.728 x138 17 9 Teladan Barat 1.396/20.728 x138 9 10 Sitirejo I 2.270/20.728 x138 15 11 Sudirejo I 2.770/20.728 x138 18 12 Sudirejo II 2.052/20.728 x138 14 Jumlah 20.728 138

Kriteria KK yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah :

a. Kepala Keluarga yang berdomisili di wilayah Kecamatan Medan Kota.

b. Pernah mengalami sakit dalam 1 bulan terakhir dan memanfaatkan salah satu

sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Medan Kota

c. Bersedia menjadi responden dan mampu berkomunikasi dengan jelas.

Cara pengambilan sampel untuk setiap kelurahan disesuaikan dengan kriteria

yang telah ditetapkan (sampel bersyarat), misalnya untuk Kelurahan Pasar Baru,

diambil 7 KK dari 1.043 KK yang ada, caranya adalah: peneliti mencari sampel pada

setiap lingkungan, sehingga diperoleh sampel yang menyebar dan mewakili setiap

lingkungan untuk masing-masing kelurahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung

dengan berpedoman atau menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden tentang pribadi atau hal-hal yang perlu diketahui. Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

yang terdapat di kuesioner secara lisan pada responden. Dalam penelitian ini

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner semi terbuka dengan pilihan jawaban dan

alasan.

3.4.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder berupa data jumlah penduduk Kecamatan

Medan Kota, serta data tentang gambaran umum wilayah penelitian serta data lainnya

yang berguna untuk mendukung pembahasan data primer.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan

reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba pada 30 orang

penduduk di Kecamatan Medan Kota yang tidak terpilih menjadi sampel penelitian.

Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan

kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kuesioner

yang telah dipersiapkan, dengan melihat nilai koefisien korelasi item pertanyaan

dengan total nilai pertanyaan pada setiap variabel (corrected item total correlation).

Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai corrected item total

> nilai r tabel (0,361) pada α =5%.

Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan

tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner

yang telah dipersiapkan dengan formula cronbach alpha. Item pertanyaan dalam

kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha > 0,6 (Arikunto, 2006).

Hasil uji coba kuesioner terhadap 30 orang untuk menguji validitas dan

reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan/pernyataan untuk variabel

pengetahuan, sikap, kebutuhan dan pencarian pengobatan diperoleh nilai corrected

item total > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,6 sehingga dapat disimpulkan

bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel (Lampiran-2).

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah pengertian variabel secara operasional dan

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

a. Sosiodemografi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi

penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial kependudukan. Sosiodemografi

ini diukur melalui indikator : (a) umur, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan,

(d) pengetahuan dan (e) sikap.

b. Sosioekonomi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi

penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial ekonoomi. Sosioekonomi ini

diukur melalui indikator : (a) pekerjaan dan (b) penghasilan.

c. Kebutuhan adalah gangguan kesehatan atau penyakit yang dirasakan oleh

penduduk di Kecamatan Medan Kota sehingga membutuhkan pengobatan.

Kebutuhan ini diukur melalui indikator kebutuhan dengan indikator penyakit yang

ringan sakit sakit sedang dan sakit berat atau parah.

d. Perilaku pencarian pengobatan adalah sarana pelayanan kesehatan yang dipilih

penduduk di Kecamatan Medan Kota yang sakit sebagai tempat mendapatkan

pengobatan penyakit yang dideritanya. Jika pencarian pengobatan ke : puskesmas,

rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter akan dinyatakan sebagai perilaku

pencarian pengobatan yang baik, sedangkan jika tidak berobat atau mencari

pengobatan ke alternatif dinyatakan pencarian pengobatan tidak baik.

3.6 Metode Pengukuran

Pengukuran variabel penelitian menggunakan skala ordinal disesuaikan

dengan jenis masing-masing variabel penelitian.

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Pertanyaan

Skor Pilihan Jawaban Kategori Skala

Ukur Sosiodemografi 23-42 tahun

43-61 tahun Laki-laki Perempuan Tinggi =2 Rendah =1 Benar = 2 Salah = 1 Tidak tahu =1

Baik (41-50)

Sedang (29-40)

Kurang (17-28)

Ordinal

a. Umur b. Jenis Kelamin c. Pendidikan

1 1

1

d. Pengetahuan

8

e. Sikap 8 Sangat Setuju=4 Setuju =3 Tidak setuju =2 Sangat Tidak Setuju=1

Sosioekonomi a.Pekerjaan b.Penghasilan

1

1

Bekerja = 2 Tidak bekerja= 1 >UMK =2 ≤UMK =1

Baik (4)

Sedang (3)

Kurang (2)

Ordinal

Kebutuhan 3 Ya = 2 Tidak = 1

Tinggi (6) Sedang (5) Rendah (3-4)

Ordinal

Perilaku Pencarian Pengobatan

3 Baik = 2 Tidak baik = 1

Baik (5-6) Tidak baik (3-4)

Ordinal

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan meliputi tahapan analisis univariat yaitu

analisis untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing masing variabel, dimana

hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan dengan cara

menghitung jawaban menggunakan komputer. Setiap item yang dijawab diberi nilai

sesuai dengan kategori yang telah ditentukan

Kemudian analisis bivariat dengan tabulasi silang yang betujuan untuk

menganalisis hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel

dependen menggunakan uji chi square.

Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic

regression test) karena variabel terikat yaitu perilaku pencarian pengobatan

dikategorikan dalam 2 kelompok (baik dan tidak baik). Uji regresi logistik dilakukan

untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan

persamaan sebagai berikut: (Hastono, 2001).

Logit P (Y) = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ

Dimana

Y = Perilaku pencarian pengobatan

b0 = Konstanta

b1 – b3 = Koefisien Regresi

X1 = Sosiodemografi

X2 = Sosioekonomi

X3 = Kebutuhan

µ = Error of Term

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota

Kecamatan Medan Kota memiliki luas wilayahnya 5,98 km², secara

administratif terbagi atas 12 kelurahan dan 146 lingkungan. Kecamatan Medan Kota

mempunyai penduduknya berjumlah 72.580 jiwa dengan karakteristik yang beragam,

dilihat dari suku bangsa, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan.

Sebagai wilayah yang terletak di pusat Kota Medan, kecamatan ini

merupakan daerah perdagangan dan jasa, hal ini ditandai dengan adanya 7 unit pasar

tradisional, 5 unit pasar modern (plaza atau mall) dan 128 unit toko grosir.

Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Medan Kota 45 unit

SD/sederajat, 26 unit SMP/sederajat, 33 unit SMA/sederajat dan beberapa perguruan

tinggi. Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan Kota antara lain 17 unit

terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan

umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak.

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Sosiodemografi Responden

Sosiodemografi responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan, seperti diuraikan berikut ini

Tabel 4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Umur Jumlah (Orang) % 1 23 - 42 Tahun 112 81,2 2 43 - 62 Tahun 26 18,8 Jumlah 138 100,0

Pengelompokan umur responden berdasarkan umur paling rendah dan umur

paling tinggi, yaitu 23 tahun sampai 61 tahun. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui

responden berumur 23-42 tahun sebanyak 112 orang (81,2%) sedangkan yang

berumur 43-62 tahun sebanyak 26 orang (18,83%).

Tabel 4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) % 1 Laki-laki 125 90,6 2 Perempuan 13 9,4 Jumlah 138 100,0

Jenis kelamin responden berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa paling

banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 125 orang (90,6%) sedangkan responden

dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (9,4%).

Tabel 4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah (Orang) % 1 SD 15 10,9 2 SMP 34 24,6 3 SMA 51 37,0 4 Diploma 28 20,3 5 Sarjana 10 7,.2 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling

banyak adalah SMA yaitu sebanyak 51 orang (37,0%) sedangkan responden dengan

tingkat pendidikan Sarjana merupakan persentase paling sedikit yaitu 10 orang

(7,2%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden dikategorikan rendah sebanyak

100 orang (72,5%) dan pendidikan tinggi 38 orang (27,5%).

Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam

penelitian ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Pengetahuan Benar Salah Tidak

Tahu Jumlah

n % n % n % n % 1 Jika menderita sakit tetapi tidak bertindak

atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

58 42.0 79 57.2 1 0.7 138 100,0

2 Jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan.

64 46.4 71 51.4 3 2.2 138 100,0

3 Jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

59 42.8 74 53.6 5 3.6 138 100,0

4 Jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

68 49.3 69 50.0 1 0.7 138 100,0

5 Jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan 70 50.7 64 46.4 4 2.9 138 100,0

Tabel 4.4 (Lanjutan)

No Pengetahuan Benar Salah Tidak

Tahu Jumlah

n % n % n % n % 6 Jika menderita sakit kemudian berobat

ke puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

82 59.4 53 38.4 3 2.2 138 100,0

7 Jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

72 52.2 65 47.1 1 0.7 138 100,0

8 Jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

73 52.9 62 44.9 3 2.2 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang menyatakan salah

jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa

merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 79 orang (57,2%),.

Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian melakukan

pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 71

orang (51,4%). Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian

berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku

pencarian pengobatan sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan

salah jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan

salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 69 orang (50,0%). Responden

yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan

merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 70 orang (50,7%).

Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke

puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 82 orang

(59,4%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat

ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 72

orang (52,2%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian

berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

sebanyak 73 orang (52,9%).

Sikap responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian

ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Sikap

SS S TS STS Jumlah

n % n % n % n % n % 1 Tidak bertindak atau tidak

melakukan kegiatan pada saat menderita sakit

0 0.0 0 0.0 53 38.4 85 61.6 138 100,0

2 Melakukan pengobatan sendiri pada saat menderita akit 0 0.0 0 0.0 83 60.1 55 39.9 138 100,0

3 Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit

2 1.4 2 1.4 84 60.9 50 36.2 138 100,0

4 Membeli obat-obat ke warung obat saat menderita sakit 20 14.5 74 53.6 26 18.8 18 13.0 138 100,0

5 Mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita sakit

39 28.3 80 58.0 12 8.7 7 5.1 138 100,0

6 Mencari pengobatan ke puskesmas saat menderita sakit 66 47.8 30 21.7 34 24.6 8 5.8 138 100,0

7 Mencari pengobatan ke rumah sakit saat menderita sakit 71 51.4 50 36.2 14 10.1 3 2.2 138 100,0

Tabel 4.5 (Lanjutan)

No Sikap SS S TS STS Jumlah

n % n % n % n % n %8 Mencari pengobatan ke

praktek dokter saat menderita sakit

71 51.4 48 34.8 12 8.7 7 5.1 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat

tidak setuju jika tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa jika menderita

sakit sebanyak 85 orang (61,6%),. Responden yang menyatakan tidak setuju

melakukan pengobatan sendiri pada saat menderita sakit sebanyak 83 orang

(60,1%). Responden yang menyatakan tidak setuju mencari pengobatan ke fasilitas-

fasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit sebanyak 84 orang (60,9%).

Responden yang menyatakan setuju membeli obat-obat ke warung obat saat

menderita sakit sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan setuju

mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita sakit sebanyak 80 orang

(58,0%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke

puskesmas saat menderita sakit sebanyak 66 orang (47,8%). Responden yang

menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke rumah sakit saat menderita sakit

sebanyak 71 orang (51,4%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari

pengobatan ke praktek dokter saat menderita sakit sebanyak 71 orang (51,4%).

Secara keseluruhan faktor sosiodemografi responden dilakukan penjumlahan

skor pendidikan, pengetahuan dan sikap sebagaimana telah ditentukan dalam aspek

pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kategori Sosiodemografi Jumlah (Orang) % 1 Baik 8 5,8 2 Sedang 114 82,6 3 Kurang 16 11,6 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa kategori sosiodemografi responden

tentang pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 114 orang

(82,6%) sedangkan paling sedikit kategori baik yaitu 8 orang (5,8%).

4.2.2 Sosioekonomi Responden

Sosioekonomi responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam

penelitian ini meliputi faktor pekerjaan dan penghasilan sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Pekerjaan Jumlah (Orang) % 1 PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan 5 3.6 2 Pegawai Swasta 25 18.1 3 Petani 4 2.9 4 Buruh 28 20.3 5 Wiraswasta/ Pedagang 56 40.6 6 Tidak bekerja 20 14.5 Jumlah 138 100,0

Jenis pekerjaan responden berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa paling

banyak adalah wiraswasta/pedagang yaitu sebanyak 56 orang (40,6%) sedangkan

responden dengan jenis pekerjaan paling sedikit adalah PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan

sebanyak 5 orang (3,6%). Dengan demikian dapat dikategorikan responden yang

bekerja sebanyak 118 orang (85,5%) sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 20

orang (14,5%).

Tabel 4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Penghasilan Jumlah (Orang) % 1 ≤ UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) 63 45,7 2 > UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) 75 54,3 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa tingkat penghasilan responden paling

banyak adalah > Upah Minimum Kota Medan (Rp. 1.650.000) yaitu sebanyak 75

orang (54,3%) sedangkan responden dengan tingkat penghasilan ≤ UM Kota Medan

sebanyak 63 orang (45,7%).

Secara keseluruhan faktor sosioekonomi responden dilakukan penjumlahan

skor pekerjaan dan penghasilan sebagaimana telah ditentukan dalam aspek

pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kategori Sosioekonomi Jumlah (Orang) % 1 Baik 57 41,4 2 Sedang 79 57,2 3 Kurang 2 1,4 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa kategori sosioekonomi responden

dalam pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 79 orang

(57,2%) sedangkan paling sedikit kategori kurang yaitu 2 orang (1,4%).

4.2.3 Kebutuhan Responden

Kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam

penelitian ini meliputi 3 pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kebutuhan Ya Tidak Jumlah n % n % n %

1 Menderita sakit yang ringan sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan

46 33.3 92 66.7 138 100,0

2 Menderita sakit yang sedang sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan

82 59.4 56 40.6 138 100,0

3 Menderita sakit yang berat sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan

117 84.8 21 15.2 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa responden menyatakan mencari

pengobatan jika menderita sakit yang ringan sebanyak 46 orang (33,3%), responden

menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang sedang sebanyak 82 orang

(59,4%), responden menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang berat

sebanyak 117 orang (84,8%),

Secara keseluruhan faktor kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan

dikategorikan :

a. Tinggi : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit ringan, sedang

maupun berat

b. Sedang : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit sedang maupun

berat

c. Rendah : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit berat atau parah

Hasil pengkategorian kebutuhan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di

atas sebagai berikut

Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kategori Kebutuhan Jumlah (Orang) % 1 Tinggi 23 16,6 2 Sedang 63 45,7 3 Rendah 52 37,7 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa kategori kebutuhan responden dalam

pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 63 orang (45,7%)

sedangkan paling sedikit kategori tinggi yaitu 23 orang (16,6%).

4.2.4 Pencarian Pengobatan

Pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Jenis Penyakit Jumlah (Orang) % 1 Batuk 40 29.0 2 Diare 37 26.8 3 Demam 19 13.8 4 Influenza 31 22.5 5 Sakit kulit/Tulang/Sendi 11 8.0 Jumlah 138 100,0

Jenis penyakit yang paling banyak diderita responden berdasarkan Tabel 4.12

adalah batuk yaitu sebanyak 40 orang (29,0%) sedangkan jenis penyakit paling

sedikit yang diderita responden penyakit kulit/tulang/sendi sebanyak 11 orang

(8,0%).

Tabel 4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Lama Menderita Sakit Jumlah (Orang) % 1 1-3 hari 68 49,3 2 > 3 hari 70 50,7 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa responden yang mencari pengobatan

setelah menderita sakit lebih dari 3 hari sebanyak 70 orang (49,3%) sedangkan

responden yang mencari pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 1-3 hari

sebanyak 68 orang (50,7%).

Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Cara Pencarian Pengobatan Jumlah (Orang) % 1 Dibiarkan saja 7 5.1 2 Pengobatan alternatif 9 6.5 3 Puskesmas 5 3.6 4 Rumah sakit 44 31.9 5 Balai pengobatan 16 11.6 6 Praktek dokter 33 23.9 7 Beli obat sendiri 24 17.4 Jumlah 138 100,0

Cara pencarian pengobatan untuk mengupayakan penyembuhan penyakit yang

diderita responden yang paling banyak mencari pengobatan ke rumah sakit

berdasarkan Tabel 4.14 adalah ke rumah sakit yaitu sebanyak 44 orang (31,9%)

sedangkan pencarian pengobatan ke puskesmas hanya 5 orang (3,6%).

Tabel 4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Anjuran Kunjungan Ulang Jumlah (Orang) % 1 Ya 58 42,0 2 Tidak 80 58,0 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa responden yang saat berobat ke

sarana kesehatan dan dianjurkan melakukan kunjungan ulang sebanyak 58 orang

(42,0%) sedangkan responden yang tidak dianjurkan melakukan kunjungan ulang

sebanyak 80 orang (58,0%).

Tabel 4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kepatuhan Kunjungan Ulang Jumlah (Orang) % 1 Ya 46 33,3 2 Tidak 92 66,7 Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa responden yang melaksanakan

anjuran kunjungan ulang sebanyak 46 orang (33,3%) sedangkan responden yang tidak

melaksanakan anjuran melakukan kunjungan ulang sebanyak 92 orang (66,7%).

Tabel 4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika tidak Sembuh di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Mencari

Pengobatan jika Tidak Sembuh

Jumlah (Orang) %

Tempat Pengobatan sebelumnya

1 Pengobatan alternatif 20 14.5

a. tidak berobat : 4 orang b. beli obat sendiri: 7 orang c. praktek dokter : 9 orang

2 Puskesmas 15 10.9 a. tidak berobat : 3 orang b. beli obat sendiri : 7 orang c. puskemas : 5 orang

3 Rumah sakit 49 35.5 a. beli obat sendiri: 7 orang b. rumah sakit : 42 orang

4 Balai pengobatan 29 21.0

a. beli obat sendiri : 10 orang b. praktek dokter : 1 0rang c. balai pengobatan : 16 orang

5 Praktek dokter 23 16.7 Praktek dokter : 23 orang

6 Berobat ke Luar Negeri 2 1.4 Rumah sakit : 2 orang

Jumlah 138 100,0

Responden yang melakukan pencarian pengobatan jika setelah berobat ke

suatu sarana pelayanan kesehatan namun tidak sembuh berdasarkan Tabel 4.17 paling

banyak ke rumah sakit yaitu sebanyak 49 orang (35,5%) yaitu responden yang

sebelumnya membeli obat sendiri sebanyak 7 orang dan rumah sakit 42 orang.

Responden yang melakukan pencarian pengobatan ke luar negeri hanya 2 orang

(1,4%) yang sebelumnya berobat ke rumah sakit.

Pencarian pengobatan ke luar negeri sebagai pilihan jika tidak sembuh setelah

berobat ke rumah sakit di Kecamatan Medan Kota merupakan gambaran kebutuhan

pelayanan kesehatan pada penduduk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

Secara keseluruhan pencarian pengobatan yang dilakukan responden

dikategorikan baik jika melakukan pencarian pengobatan ke : puskesmas, rumah

sakit, balai pengobatan dan praktek dokter, sedangkan kategori tidak baik jika tidak

berobat atau mencari pengobatan ke alternatif sebagai berikut.

Tabel 4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kategori Pencarian Pengobatan Jumlah (Orang) % 1 Baik (puskesmas, rumah sakit, balai

pengobatan, praktek dokter atau beli obat sendiri)

94 68,1

2 Tidak Baik (tidak berobat dan alternatif) 44 31,9

Jumlah 138 100,0 Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa kategori pencarian pengobatan

terbanyak adalah kategori baik yaitu 94 orang (68,1%) sedangkan paling sedikit

kategori tidak baik yaitu 44 orang (31,9%).

Responden yang melakukan pencarian pengobatan yang baik (ke puskesmas,

rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter) atau pencarian pengobatan tidak

baik jika tidak berobat atau mencari pengobatan ke alternatif terkait dengan tingkat

kebutuhan berdasarkan tingkat keparahan (ringan, sedang dan berat) penyakit yang

dirasakan responden, seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

Pencarian Pengobatan

Penyakit Ringan Sedang Berat

n % n % n % Dibiarkan saja 7 100.0 0 0.0 0 0.0 Alternatif 1 11.1 4 44.4 4 44.4 Puskesmas 0 0.0 5 100.0 0 0.0 Rumah sakit 2 4.5 17 38.6 25 56.8 Balai pengobatan 1 6.3 4 25.0 11 68.8 Praktek dokter 3 9.1 24 72.7 6 18.2 Beli obat sendiri 9 37.5 9 37.5 6 25.0

Berdasarkan Tabel 4.19 diketahui bahwa responden yang menderita sakit

ringan lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan dengan cara membeli

obat sendiri yaitu 9 orang (37,5%). Responden yang menderita sakit sedang lebih

banyak yang melakukan pencarian pengobatan ke praktek dokter yaitu 24 orang

(72,7%), sedangkan responden responden yang menderita sakit berat atau parah lebih

banyak yang melakukan pencarian pengobatan ke rumah sakit yaitu 25 orang

(56,8%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis hubungan variabel sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan

dengan variabel pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan uji

chi square sebagai berikut.

Tabel 4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

Pencarian Pengobatan Chi

Square Sosiodemografi Baik Tidak Baik Total n % n % n %

Baik 8 100,0 0 0,0 8 100,0 Sedang 79 69,3 35 30,7 114 100,0 p=0,016 Kurang 7 43,8 9 56,3 16 100,0

Berdasarkan Tabel 4.20 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan

Kota yang mempunyai faktor sosiodemografi kategori baik seluruhnya mencari

pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor

sosiodemografi kategori kurang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan

kategori tidak baik.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,015 < 0,05 menunjukkan ada

hubungan antara faktor sosiodemografi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan

Medan Kota.

Tabel 4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

Pencarian Pengobatan Chi

Square Sosioekonomi Baik Tidak Baik Total n % n % n %

Baik 46 80,7 11 19,3 57 100,0 Sedang 48 60,8 31 39,2 79 100,0 p=0,006 Kurang 0 0,0 2 100,0 2 100,0

Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan

Kota yang mempunyai faktor sosioekonomi kategori baik lebih banyak mencari

pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor

sosioekonomi kategori kurang seluruhnya melakukan pencarian pengobatan kategori

tidak baik.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,006 < 0,05 menunjukkan ada

hubungan antara faktor sosioekonomi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan

Medan Kota.

Tabel 4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

Pencarian Pengobatan Chi

Square Kebutuhan Baik Tidak Baik Total n % n % n %

Tinggi 21 91.3 2 8.7 23 100,0 Sedang 53 84.1 10 15.9 63 100,0 p=0,000 Rendah 20 38.5 32 61.5 52 100,0

Berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan

Kota yang mempunyai faktor kebutuhan kategori baik lebih banyak mencari

pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor

kebutuhan kategori kurang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan

kategori tidak baik.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan ada

hubungan antara faktor kebutuhan dengan pencarian pengobatan di Kecamatan

Medan Kota.

4.4 Analisis Multivariat (Uji Regresi)

Analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

(sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan) terhadap variabel terikat (pencarian

pengobatan) di Kecamatan Medan Kota menggunakan uji regresi logistik ganda

sehingga siketahui pengaruh secara parsial atau masing-masing variabel bebas

maupun secara bersama-sama. Hasil analisis regresi logistik ganda dapat dilihat pada

tabel 4.23 berikut.

Tabel 4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan

Variabel Independen Signifikansi(p)

Nilai Exp B (OR)

Sosiodemografi 0,001 7,690 Sosioekonomi 0,010 3,387 Kebutuhan 0,000 8,564

Hasil analisis multivariat dengan regersi logistik ganda ditemukan bahwa

variabel sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan berpengaruh signifikan dan

positif terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota.

Nilai regresi Exp B (odds ratio) menunjukkan peluang masyarakat di

Kecamatan Medan Kota melakukan pencarian pengobatan untuk variabel

sosiodemografi sebesar 7,690 variabel sosioekonomi sebesar 3,387 dan variabel

kebutuhan sebesar 8,564. Dilihat dari setiap variabel maka diketahui faktor kebutuhan

merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi pencarian pengobatan. Dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa masyarakat di Kecamatan Medan Kota akan

mencari pengobatan jika adanya kebutuhan.

Variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan pencarian

pengobatan di Kecamatan Medan Kota sebesar 45,0% seperti yang ditunjukkan nilai

Negelkerke R Square = 0,450 (lampiran 5), selebihnya dijelaskan faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

BAB 5

PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan

Medan Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai

faktor sosiodemografi (pendidikan, pengetahuan dan sikap) pada kategori sedang

sebanayak 114 orang (82,6%), persentase ini lebih besar dibandingkan responden

dengan faktor sosiodemografi kategori baik maupun kurang. Hasil analisis pencarian

pengobatan menurut kategori sosiodemografi diperoleh p = 0,015 < 0,05, yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor sosiodemografi

dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota.

Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 7,690 pada analisis multivariat, artinya bahwa

kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor sosiodemografi yang

baik lebih besar 7 sampai 8 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan baik

dibandingkan masyarakat yang faktor sosiodemografinya kurang.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa penduduk Kecamatan Medan Kota

yang mempunyai sosiodemografi yang baik, yaitu tingkat pendidikan tinggi (Diploma

dan Sarjana), pengetahuan yang baik tentang kesehatan serta mempunyai sikap yang

positif tentang kesehatan mencari pengobatan dengan kategori baik pada saat

menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan, yaitu dengan cara berobat ke

pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit balai pengobatan atau praktek

dokter. Sebaliknya yang mempunyai sosiodemografi yang tidak baik yaitu tingkat

pendidikan rendah (SD, SMP dan SMA), pengetahuan yang tidak baik tentang

kesehatan serta mempunyai sikap yang negatif tentang kesehatan akan mencari

pengobatan pada saat menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan mencari

pengobatan dengan kategori tidak baik, yaitu dengan cara berobat ke pelayanan

alternatif atau di biarkan saja.

Faktor sosiodemografi lain yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut umur

dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang berumur

23-40 tahun sebanyak 81,2%, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berada pada usia produktif, sehingga jika menderita suatu penyakit atau

gangguan kesehatan dapat mengakibatkan tidak mampu bekerja atau beraktifitas

seperti biasanya. Dengan demikian upaya pencarian pengobatan pada responden yang

berusia 23-40 tahun dilakukan dengan segera sehingga tingkat produktifitasnya dalam

bekerja tidak terganggu.

Jenis kelamin responden lebih banyak laki-laki (90,6%), hal ini terkait dengan

sampel penelitian ini didasarkan pada Kepala Keluarga (KK) sehingga proses

wawancara dilakukan kepada kepala rumah keluarga (bapak) pada setiap keluarga.

Namun ditemukan sebanyak 9,4% keluarga yang pada saat dilakukan wawancara,

kepala keluarganya sedang tidak berada di rumah. Proses pencarian pengobatan

dalam suatu keluarga biasanya merupakan keputusan dari kepala keluarga, oleh

karena itu tingkat pemahaman kepala keluarga tentang konsep sehat sakit serta

pengetahuan tentang pentingnya pengobatan untuk setiap gangguan kesehatan yang

diderita anggota keluarga, sangat menentukan pemilihan sarana pelayanan kesehatan

yang mana untuk digunakan oleh keluarga tersebut.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden

cukup bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi dan sebagian besar responden

berpendidikan menengah (SMA). Dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan

secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir. sudut

pandang dan penerimaan klien terhadap tindakan-tindakan pengobatan yang

diterimanya. Dengan latar belakang pendidikan masyarakat yang berbeda ini akan

mempengaruhi sikapnya tentang pencarian pengobatan.

Sesuai penelitian Sugiyanto (2002) di Kabupaten Grobogan ada pengaruh

lemah antara pekerjaan ibu dengan tindakan pertama pengobatan bayi, pengaruh

cukup kuat terjadi antara persepsi penyakit dengan tindakan pengobatan pertama,

persepsi tentang pengobatan modern dengan tindakan pertama pengobatan, dan

pengalaman pengobatan modern dengan tindakan pertama pengobatan. Pengaruh

lemah juga terjadi antara pekerjaan ibu dan persepsi tentang penyakit dengan jenis

obat pertama dimanfaatkan. Pengaruh cukup kuat terjadi antara persepsi pengobatan

modern dan pengalaman pengobatan modern dengan jenis obat yang pertama

dimanfaatkan. Uji regresi logistik menunjukkan pengalaman pengobatan modern

dapat memprediksi jenis pengobatan dan obat yang pertama dimanfaatkan. Untuk

meningkatkan pengobatan pada tenaga kesehatan dan penggunaan obat modern perlu

ada distribusi tenaga kesehatan pada semua desa dengan menyediakan obat yang

memadai. Untuk mengurangi resiko pengobatan tradisional maka perlu ada wadah

koordinasi antara tenaga kesehatan dan pengobatan tradisional.

Sesuai penelitian Sukiswoyo (2005) di Kabupaten Pekalongan menyimpulkan

bahwa hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur,

jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, keparahan sakit, jarak ke pusat layanan

kesehatan dan nasehat kesehatan dengan praktek pencarian pengobatan penderita

suspek malaria.

Penelitian Basir (2006) di Jepara menyimpulkan bahwa dukungan terhadap

orang yang sakit berhubungan dengan minat memanfatkan pelayanan kesehatan,

dengan demikian pihak rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan harus

mempertahankan layanan yang baik dan cocok untuk pasien, melakukan kerja sama

dengan perusahaan dalam rangka pembiayaan pengobatan bagi karyawan perusahaan,

menyediakan dana untuk kegiatan promosi, membuat strategi pemasaran dalam

menghadapi persaingan pasar, berusaha menyediakan teknologi sesuai tuntutan

masyarakat.

Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan kemungkinan dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya pengalaman, serta sarana informasi. Secara

teori bahwa pengetahuan tidak hanya didapat secara formal melainkan juga melalui

pengalaman. Selain itu pengetahuan juga didapat melalui sarana informasi yang

tersedia di rumah, seperti radio dan televisi. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga sehingga penggunaan pancaindra terhadap suatu

informasi sangat penting.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) semakin tinggi pengetahuan

seseorang semakin besar pula kemungkinan seseorang melakukan tindakan yang

berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan cukup tentang pencarian pengobatan. Menurut

Notoatmodjo (2003) perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan sehingga pengetahuan responden

yang terkategori cukup bisa menghentikan perilaku berobat ke pengobatan non medis

bila tidak ada perubahan yang dirasakan.

Selain faktor pengetahuan, pendidikan juga dapat mempengaruhi kepatuhan

seseorang dalam berobat, hal ini dapat dilihat bahwa ada responden yang dianjurkan

melakukan kunjungan ulang saat berobat ke sarana kesehatan, namun responden

tersebut tidak melakukannya. Meskipun belum tentu responden dengan pendidikan

tinggi mempunyai kepatuhan tinggi dalam menjalani pengobatan, akan tetapi dapat

juga responden dengan pendidikan rendah mempunyai kepatuhan yang tinggi dalam

menjalani pengobatan. Hal ini dapat terjadi mengingat bahwa individu adalah sosok

yang unik yang memiliki beranekaragam kepribadian, sifat, budaya, maupun

kepercayaan. Dalam teori disebutkan bahwa kepribadian adalah segala corak

kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya maupun lingkungannya, sehingga

corak dan cara kebiasaannya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas dan

spesifik berbeda dengan orang lain.

Sikap responden tentang pencarian pengobatan juga masih beragam, dimana

masih ditemukan responden yang menyatakan setuju jika dibiarkan saja saat

menderita sakit, sebaliknya masih ada juga responden yang tidak setuju mencari

pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan modern.

Sesuai pendapat Soejoeti (2005) bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan

timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan perilaku seseorang, sehingga seseorang

mau mengadopsi perilaku baru yaitu: (1) kesiapan psikologis ditentukan oleh tingkat

pengetahuan, kepercayaan, (2) adanya tekanan positif dari kelompok atau individu

dan (3) adanya dukungan lingkungan. Dijelaskan juga oleh Green (2000) bahwa

mewujudkan sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau

kondisi yang memungkinkan. Faktor yang mendukung tersebut adalah: 1) faktor

predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi), 2) faktor pendukung (akses

pada pelayanan kesehatan, keterampilan dan adanya referensi), 3) faktor pendorong

terwujud dalam bentuk dukungan keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat. Hasil

penelitian ini sama dengan hasil penelitian Supardi, dkk (2002) yang menyatakan

bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri.

Dharmasari (2007) juga menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan

dengan pengobatan sendiri yang aman, tepat, dan rasional.

Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespons atau

bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi

positif atau negatif. Dengan kata lain sikap perlu penilaian. Ada penilaian positif,

negatif dan netral tanpa reaksi afektif apapun, umpama tertarik kepada seseorang,

benci terhadap suatu iklan, suka makanan tertentu. Ini semua adalah contoh sikap.

Sikap dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman, pendapat umum, dan latar

belakang. Sikap mewarnai pandangan terhadap seseorang terhadap suatu objek,

memengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain. Untuk bersikap harus ada

penilaian sebelumnya. Sikap bisa baik atau tidak baik. Perasaan sering berakar dalam

sikap dan sikap dapat diubah. Sikap biasanya sedikit atau banyak berhubungan

dengan kepercayaan. Dalam beberapa hal sikap merupakan akibat dari suatu

kumpulan kepercayaan (Maramis, 2006)

5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai

faktor sosioekonomi yaitu faktor pekerjaan dan penghasilan, yang bekerja sebanyak

118 orang (85,5%) dan yang penghasilannya > UMK Kota Medan (Rp. 1.650.000)

sebanyak 75 orang (54,3%). Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori

sosioekonomi diperoleh p =0,006 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara faktor sosioekonomi dengan pencarian pengobatan di

Kecamatan Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3,387 pada analisis

multivariat, artinya bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai

faktor sosioekonomi yang baik lebih besar 3 sampai 4 kali untuk melakukan

pencarian pengobatan dengan baik dibandingkan masyarakat yang faktor

sosioekonominya kurang.

Sesuai penelitian Delima (2004) tentang pengobatan balita di Kabupaten

Purwerejo menemukan bahwa keluarga dengan kemampuan rendah cenderung

mencari pengobatan ke pelayanan non nakes. Variabel lain yang berhubungan dengan

perilaku pencarian pengobatan adalah usia balita, tempat tinggal keluarga, biaya

pengobatan dan beratnya gejala penyakit. Usia anak lebih tua dan tempat tinggal anak

di pedesaan lebih memilih ke pelayanan non kesehatan. Biaya pengobatan juga

berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk membawa balita ke pelayanan

kesehatan. Gejala lain dari ISPA, seperti badan panas, bernapas cepat dapat

meningkatkan membawa balita ke pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada kesenjangan antara

pencarian pengobatan pada responden yang sosioekonominya baik dengan yang

sedang dan kurang. Kesenjangan tersebut dapat dilihat dari persentase responden

yang mencari pengobatan ke puskesmas hanya 3,6% sedangkan ke rumah sakit

sebesar 31,9%. Meskipun responden di Kecamatan Medan Kota telah memiliki kartu

Medan Sehat tetapi tidak bersedia untuk berobat ke pelayanan kesehatan pemerintah

(puskesmas).

Sejalan dengan penelitian (Littik, 2008) bahwa meskipun telah memiliki

asuransi, masyarakat lebih memilih untuk mengabaikan keluhan kesehatan yang ada

ataupun mencari pengobatan sendiri dibanding mencari pengobatan ke fasilitas

kesehatan. Hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai kegunaan pelayanan kesehatan, pengobatan dan informasi

lainnya mengenai akibat dari penyakit yang diderita mereka apabila mereka tidak

segera berobat. Selain itu dimungkinkan karena kurangnya sosialisasi pelayanan

kesehatan ke masyarakat agar masyarakat tidak segan untuk berobat di pelayanan

kesehatan tersebut. Alasan lainnya adalah responden belum sempat untuk pergi

berobat ke pelayanan kesehatan dikarenakan mereka harus bekerja, dan apabila

mereka meninggalkan pekerjaannya maka mereka tidak mendapat penghasilan untuk

menghidupi keluarga. Sesuai dengan penelitian (Hediyati, 2001) tindakan yang

dilakukan keluarga pada saat adanya gejala penyakit, ditemukan bahwa individu

cenderung lebih takut terhadap ancaman kehilangan pekerjaan daripada ancaman

penyakit.

Walaupun jaminan kesehatan dapat membantu banyak orang yang

berpenghasilan rendah dalam memperoleh perawatan yang mereka butuhkan, tetapi

ada alasan lain disamping biaya perawatan kesehatan, yaitu adanya celah diantara

kelas sosial dan budaya dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Seseorang yang

berasal dari kelas sosial menengah ke bawah merasa diri mereka lebih rentan untuk

terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelas atas. Sebagai

hasilnya mereka yang berpenghasilan rendah lebih tidak mungkin untuk mencari

pengobatan penyakit.

5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan

Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai

faktor kebutuhan yang dirasakan pada kategori sedang sebanyak 63 orang (45,7%),

persentase ini lebih besar dibandingkan responden dengan faktor kebutuhan kategori

baik maupun kurang. Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori

kebutuhan diperoleh p =0,000 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara faktor kebutuhan dengan pencarian pengobatan di Kecamatan

Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 8,564 pada analisis multivariat, artinya

bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor kebutuhan

baik lebih besar 8 sampai 9 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan baik

dibandingkan masyarakat yang faktor kebutuhannya kurang.

Menurut (Littik, 2008) kebutuhan diukur sebagai gangguan kesehatan atau

kesakitan yang dikeluhkan sendiri oleh individu yang bersangkutan. Status kesehatan

merupakan ukuran yang memadai untuk mengukur kebutuhan kesehatan atau

pemanfaatan ke pelayanan kesehatan. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat

diukur menggunakan penilaian kesehatan individu.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 84,8% responden yang

menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang berat. Berdasarkan

distribusi penyakit yang diderita responden dan keluarga paling banyak adalah batuk

(29,0%). Dalam penelitian ini responden yang tidak membutuhkan ke pelayanan

kesehatan sebagian besar mencari pengobatan dengan membeli obat ke toko obat

(17,4%), bahkan adapula responden yang pergi ke fasilitas pengobatan tradisional

(6,5%) dikarenakan mereka lebih percaya pada pengobatan tradisional daripada harus

berobat ke fasilitas kesehatan modern. Masyarakat yang tidak berobat di puskesmas

dikarenakan beberapa alasan diantaranya adalah sebagian besar responden merasa

tidak sembuh bila berobat di Puskesmas, selain itu adanya pandangan bahwa

responden tidak yakin apabila penyakitnya diobati di Puskesmas. Sedangkan

responden yang menggunakan pelayanan di Puskesmas sebagian besar menyatakan

bahwa alasan mereka kesana karena menggunakan kartu Medan Sehat, dekat dengan

rumah dengan biaya yang relatif murah.

Sesuai penelitian Purwono (2007) di Kabupaten Kulon Progo bahwa variabel

status ekonomi dan kebutuhan akan pengobatan memiliki hubungan yang erat dengan

penentuan pemilihan pengobatan. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel

yang berpengaruh pada penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan, jarak,

status ekonomi dan kebutuhan, yang mana variabel kebutuhan merupakan faktor yang

paling berpengaruh dalam penentuan pemilihan pengobatan.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian

pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok (Kurniawati, 2008).

Kesehatan individu dan status sosial ekonomi adalah determinan utama dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Seseorang dengan status kesehatan yang buruk

akan meningkatkan pemanfaatannya ke pelayanan kesehatan (Gordon et al., 2002).

Individu akan ditindaklanjuti dengan upaya mengatasinya. Upaya tersebut dapat

berupa pengobatan sendiri atau dengan bantuan pengobatan dari pelayanan kesehatan.

Upaya pengobatan sendiri banyak membantu dalam mengatasi keluhan

kesehatan yang ringan, dengan adanya upaya tersebut akan mengurangi beban dari

fasilitas pelayanan kesehatan menangani kasus yang sebenarnya dapat ditangani

sendiri. Masalah kesehatan yang cukup serius sudah seharusnya ditangani secara baik

oleh pihak yang bertanggung jawab yaitu fasilitas pelayanan kesehatan. Penanganan

masalah kesehatan yang terpenuhi dan berkualitas akan meningkatkan derajat

kesehatan suatu masyarakat.

Pola pencarian pertolongan ke fasilitas kesehatan untuk menangani keluhan

kesehatan secara nasional sangat membantu untuk mengetahui sejauh mana

pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan serta kepuasan terhadap pelayanan yang

diberikan. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan

fasilitas kesehatan akan dapat digunakan sebagai informasi dalam menetapkan

strategi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Tanpa informasi yang tepat,

pembangunan kesehatan yang dilaksanakan menjadi tidak baik dan sebagai hasilnya

pembangunan kesehatan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat.

Kebutuhan terhadap pengobatan umumnya dikaitkan dengan kondisi sakit

yang menganggu aktifitas. Penelitian Handayani dkk (2003) menyatakan bahwa

aktivitas pada penduduk sakit dengan upaya pencarian pertolongan pengobatan maka

dapat dilihat bahwa ada kecenderungan yang sama untuk melakukan pengobatan

sendiri baik pada penduduk sakit dengan atau tanpa gangguan aktivitas. Persentase

penduduk sakit tanpa gangguan aktivitas (58,4%) lebih besar dalam upaya pencarian

pengobatan sendiri dibanding penduduk sakit dengan gangguan aktivitas (54,6%).

Sebaliknya pada penduduk sakit yang mencari pengobatan rawat jalan umumnya

lebih banyak dilakukan oleh penduduk sakit yang mengalami gangguan aktivitas

dibanding yang tanpa gangguan aktivitas.

Lamanya terjadi gangguan aktivitas akibat sakit juga menjadi faktor penentu

mencari pengobatan, sesuai penelitian Handayani dkk (2003) bahwa dari lamanya

gangguan aktivitas dapat diasumsikan tingkat keparahan suatu keluhan kesehatan.

Dengan atau tanpa gangguan aktivitas untuk memilih penggunaan obat modern dalam

upaya pengobatan sendiri. Semakin lama gangguan aktivitas, kecenderungan

penggunaan obat modern bahkan menurun sedikit. Namun sebaliknya penggunaan

obat tradisional justru meningkat secara tajam pada gangguan aktivitas yang semakin

lama, demikian pula dengan pengobatan lainnya meskipun peningkatannya landai.

Ada kemungkinan bahwa kecenderungan masyarakat untuk melakukan pengobatan

sendiri dengan obat modern adalah oleh karena ketersediaan obat modern yang

sampai ke pelosok dan dapat dibeli dengan bebas dengan harga terjangkau. Namun

bila dirasa tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, mereka beralih kepada obat

tradisional. Pada upaya rawat jalan juga terjadi peningkatan tajam seiring dengan

semakin lamanya terjadi gangguan aktivitas, namun menurun kembali pada gangguan

lebih dari 14 hari. Hal ini mungkin terjadi karena keluarga pada awalnya menganggap

adanya gangguan aktivitas sebagai tanda beratnya penyakit sehingga harus dibawa ke

fasilitas pengobatan. Persentase responden di Kecamatan Medan Kota yang mencari

pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 3 hari relatif lebih banyak dibandingkan

yang menderita sakit 1-3 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan

penelitian Handayani dkk (2003) bahwa lamanya seseorang menderita sakit yang

menyebabkan tidak dapat beraktifitas menjadi faktor penentu dalam pencarian

pengobatan.

Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak

merasakan sakit (disease but no illness) tentunya tidak akan bertindak apa-apa

terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga

merasakan sakit, maka baru timbul berbagai macam perilaku dan usaha. Penelitian

Suchman dalam Handayani dkk (2003) tentang perilaku kesehatan dalam konteks

sosial budaya cukup memberi harapan, dan menyangkut hubungan yang bersifat

hipotesis antara orientasi kesehatan atau perilaku dengan hubungan sosial atau

struktur kelompok. Model Suchman yang terpenting adalah menyangkut pola sosial

dan perilaku sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan

melakukan perawatan.

Perlu diketahui bahwa hasil yang diperoleh seseorang pada tahap pengenalan

gejala penyakit (seperti juga pada tahap-tahap lainnya), berbeda satu sama lain.

Secara teoritis, setelah tahap pengalaman gejala hingga tahap mengira bahwa dirinya

sakit, terbuka beberapa alternatif yang dapat dipilih seseorang, misalnya menolak

anggapan bahwa dirinya sakit atau mengulur waktu mencari pertolongan medis.

Pada saat orang mengira bahwa dirinya sakit, maka orang akan mencoba

mengurangi atau mengontrol atau mengurangi gejala tersebut melalui pengobatan

sendiri. Sementara itu pihak keluarga dan teman-teman dimintai nasehat, sistem

rujukan awam dapat mempengaruhi seseorang untuk berperan untuk berperan sakit,

sedangkan upaya mendiskusikan gejala itu dengan orang-orang terdekat atau “orang

penting” lainnya bertujuan untuk memperoleh “pengakuan” yang diperlukan agar ia

mendapat kebebasan dari tuntutan dan tanggung jawab sosial tertentu. Selanjutnya,

pada saat berhubungan dengan pihak pelayanan kesehatan, pelaksana tenaga

kesehatan dapat membantu kebutuhan fisik dan psikologis pasien, dengan jalan

memberikan diagnosis dan pengobatan terhadap gejala, atau memberikan pengesahan

(legitimacy) agar pasien dibebaskan dari tuntutan-tuntutan, tanggung jawab dan

kegiatan tertentu. Seperti juga pada tahap-tahap sebelumnya, seseorang bisa

dipercaya dan menerima tindakan atau saran untuk pengobatan, dan bisa juga

menolaknya. Boleh jadi juga ia akan mencari informasi serta pendapat-pendapat dari

sumber pelayanan kesehatan lainnya.

Fenomena pencarian pengobatan yang cukup menarik dan perlu dicermati

dalam penelitian ini adalah ada 14,5% responden yang menyatakan akan mencari

pengobatan alternatif jika tidak sembuh pada pengobatan yang dilakukan

sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan medis

(modern) untuk pengobatan penyakit yang diderita masyarakat akan mengalami

perubahan keyakinan atau kepercayaan jika setelah proses pengobatan tidak

memberikan kesembuhan sebagaimana yang diharapkannya, sehingga ada

kecenderungan masyarakat akan mencoba ke sarana pelayanan kesehatan lain seperti

pelayanan kesehatan tradisional.

Pengobatan alternatif merupakan salah satu usaha pelayanan kesehatan yang

masih banyak digunakan oleh masyarakat ketika kedokteran modern tidak lagi bisa

menyelesaikan masalah kesehatan mereka. Walaupun kadang tidak logis tetapi

banyak fakta yang menunjukkan bahwa pengobatan ini mendatangkan kesembuhan

bagi mereka. Fenomena ini terjadi akibat pengaruh yang kuat dari berbagai faktor

sosial masyarakat terhadap upaya dalam mencari pengobatan, misalnya mahalnya

biaya pengobatan modern, distribusi pelayanan kesehatan yang tidak merata dan tidak

berhasil menyembuhkan. Banyaknya gugatan malpraktik yang terjadi belakangan ini

diduga juga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kedokteran modern.

Kesembuhan yang mereka dapat dari pengobatan alternatif bersifat menetap dan

dirasakan secara pribadi oleh pasien. Secara sadar atau tidak, cara pengobatan ini

telah menggerakkan mekanisme tertentu yang memberikan perasaan pribadi bahwa

ada perbaikan atau kesembuhan yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Bagi ilmu

pelayanan kesehatan unsur ini penting karena menentukan perilaku mencari sehat, di

samping itu pada dasarnya penyembuhan sebagian besar ditentukan oleh proses

penyembuhan diri (self healing), suatu paradigma dalam ilmu kedokteran yang sering

menjadi pusat perhatian para pelaku pengobatan alternatif.

Menurut Susenas (2010) sebesar 32,87% menggunakan obat tradisional

selanjutnya berdasarkan penelitian Nurwening (2012) menyatakan pemanfaatan

pengobatan obat tradisional di Surabaya sebanyak 1.528 pasien. Menurut laporan

Seni Pengobatan Alternatif oleh Walcott (2004) menyebutkan bahwa ada beberapa

faktor berdasar alasan-alasan mengapa seseorang memilih atau tidak memilih suatu

jenis pengobatan. Faktor ini bisa disederhanakan sebagai pengaruh ekonomi,

kepercayaan dan kebudayaan, sosial dan demografi, agama serta geografi dan pribadi.

Perilaku pencarian pengobatan ke pengobatan alternatif radiesthesi medik

dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Kegagalan pada sistem pengobatan modern

seringkali menjadi faktor utama seseorang mengalihkan usaha penyembuhannya ke

pengobatan alternatif. Faktor lain antara lain biaya ke dokter mahal, letak fasilitas

kesehatan yang jauh dan pelayanan yang kurang memuaskan.

Pengaruh kebutuhan terhadap pencarian pengobatan dapat dijelaskan dari teori

equity menurut Sen dalam Permatasari dan Rochmah (2007) yang menyatakan equity

dalam kesehatan menunjukkan bahwa idealnya setiap orang memiliki kesempatan

yang adil untuk memperoleh kesehatan yang sebaik-baiknya dan tidak dirugikan

dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Masyarakat dengan status sosial ekonomi

yang berbeda seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang sama sesuai dengan

kebutuhannya, termasuk akses yang sama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Equity dalam pelayanan kesehatan dijelaskan sebagai persamaan dalam akses

pelayanan kesehatan untuk kebutuhan yang sama, persamaan pemanfaatan untuk

kebutuhan yang sama, dan kualitas pelayanan yang sama untuk semua masyarakat

yang menggunakan. Menurut Braveman (2006) equity dalam pelayanan kesehatan

memerlukan alokasi sumberdaya dan akses ke pelayanan kesehatan yang ditentukan

oleh kebutuhan kesehatan. Equity dapat dibagi menjadi dua yaitu equity horizontal

dan equity vertikal. Equity horizontal artinya orang dengan kebutuhan yang sama

mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Equity

vertikal merupakan alokasi dari sumberdaya yang berbeda untuk level kebutuhan

yang berbeda pula. Persamaan dan kesamaan harus diperlakukan sama dan

ketidaksamaan harus diperlakukan secara proporsional pada ketidaksetaraan mereka.

Pada equity dalam pemberian pelayanan kesehatan, kebutuhan sering dinyatakan

sebagai nilai yang harus relevan, ini berarti bahwa seseorang dengan kebutuhan yang

sama harus mendapatkan perlakuan yang sama (equity horizontal). Equity vertikal

berarti seseorang dengan kebutuhan yang lebih tinggi seharusnya mendapatkan

pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, proporsional dengan kebutuhan mereka.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan

sikap) berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan

Kota. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan

Medan Kota yang mempunyai sosiodemografi yang baik, khususnya

pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan akan berupaya mencari

pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan.

2. Faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) berpengaruh terhadap

pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mempunyai

kemampuan secara sosioekonomi yaitu mempunyai pekerjaan dan

penghasilan diatas upah minimum akan berupaya mencari pengobatan ke

sarana pelayanan kesehatan.

3. Faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan

di Kecamatan Medan Kota (merupakan faktor paling dominan mempengaruhi

pencarian pengobatan). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa

masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mengalami suatu keluhan kesehatan

atau penyakit yang dirasakan perlu diobati akan berupaya mencari pengobatan

ke sarana pelayanan kesehatan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dijadikan

pertimbangan adalah :

1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang

penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan

tentang penyakit serta sosialisasi program kesehatan seperti program Medan

Sehat, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan

berupaya mencari pengobatan.

2. Kepada petugas kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat mencari pengobatan sesuai

dengan penyakit yang dideritanya.

3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis dengan

penelitian ini, diharapkan mengkaji faktor atau variabel yang lebih luas,

misalnya menambahkan variabel tentang faktor kualitas, jarak atau kelengkapan

fasilitas sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, karena secara teori

faktor pemberi pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap masyarakat

dalam pencarian pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, 1994 Behavioral Model of Families Use of Health Services, Center for Health Administration Studies, Research Series 25, the University of Chicago.

Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Assegaf, F; Romeo, P dan Marni, 2010. Studi Perilaku Pencarian Pengobatan oleh Ibu dalam Menangani Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase Kota Kupang Tahun 2010, Jurnal MKM Vol.05 No.01 Desember 2010

Azwar, 2002, Sikap Manusia dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Basir, A, 2006. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Minat Ulang Konsumen Menggunakan Pelayanan Rawat Jalan di Klinik “ABA Medica“ Jepara, Tesis. Universitas Diponegoro Semarang

Braveman, P., 2006. Health Disparities And Health Equity: Concepts and Measurement. Annual Review of Public Health

Delima, 2004. Hubungan kemampuan membayar keluarga dengan perilaku pencarian pengobatan ke pelayanan kesehatan pada Balita ISPA di Kabupaten Purworejo. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Depkes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta

________, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Perkotaan, Jakarta

________, 2009, Perencanaan Program Puskesmas Perawatan, Jakarta

Dever, A, 1984. Epidemiology in Health Services Management, United Stated of America : An Aspen system Corporation.

Dharmasari S. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Aman Tepat Dan Rasional Pada Masyarakat Kota Bandar Lampung Tahun 2003. Tesis. http://www.digilib.ui.ac.id

Dinas Kesehatan Kota Medan, 2011. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2010, Medan.

Gordon, L., Zhao, Z., Cai, R. & Yamada, T., 2002. Equity in Health Care Acces to: Acessing the Urban Health Insurance Reform in China. Social Science & Medicine,

Green, L.W., 1980. Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st edition). California: Mayfield Publishing Company

Handayani L, Siawanto, Ma’ruf NA, Hapsari D, 2003. Pola Pencarian Pengobatan di Indonesia (Analisis Data Susenas 2001). Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan, Badan Litbangkes. Jakarta

Hastono, S.P. 2001. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Hediyati, S., 2001. Analisis Pola Pemanfaatan Kartu Sehat pada Program JPS-BK oleh Keluarga Miskin dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Jakarta Timur Tahun 2001. Depok: Universitas Indonesia

Hendrawan, H, 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Balita dalam Pencarian Pengobatan pada Kasus-Kasus Balita dengan Pneumonia di Kabupaten Serang. Jurnal Media Litbang Kesehatan Volume XV No 3.

Ilyas, Y, 2003. Mengenal Asuransi-Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Jefkins, F. 2003. Public Relations. Jakarta: PT. Gramedia

Kurniawati, I.T., 2008. Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Pemegang Kartu JPK Gakin di Wilayah Puskesmas Kelurahan Srengsreng Sawah Jakarta Selatan. Depok: Universitas Indonesia.

Littik, S., 2008. Hubungan Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan dan Akses Pelayanan Kesehatan di Nusa Tenggara Timur. MKM.

Maramis WF, 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Penerbit Airlangga

Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta

_________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.

Nurwening WS, 2012. Pemanfaatan Poli Obat Tradisional Indonesia di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta

Permatasari NT dan Rochmah TN, 2007. Analisis Vertical Equity Pada Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya

Purwono, H, 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Pemilihan Pengobatan Pada Masyarat Dusun Nabin Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jakarta

Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Setyawan, EF, 2007, Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga di Desa Tirtonarto Kecamatan cawas Kabupaten Klaten (Skripsi) : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.

Soejoeti SZ, 2005. Konsep Sehat, Sakit, dan Penyakit dalam Konteks Sosial, Universitas Airlangga Surabaya

Sugiyanto, 2002. Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Tindakan Pencarian Pengobatan Bayi di Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

Susenas. 2010, Survei Sosial Ekonomi Nasional, Badan Pusat Statistik, Jakarta

Sukiswoyo, 2005. Praktek Pencarian Pengobatan (Care Seeking) Penderita Suspek Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangserang Kabupaten Pekalongan Tahun 2005. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

Supardi, S, Andrajati R, Abdullah NA, 2002. Pengetahuan, Sikap dan Kebutuhan Pengunjung Apotek Terhadap Pelayanan Informasi Obat di Kota Depok. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Volume 13, nomor 4 Oktober 2010

Tinendung, 2011. Pola Pencarian Pengobatan Pada Masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan

Tjiptoherijanto, S, 2008. Ekonomi Kesehatan. Cetakan kedua. PT Rineka Cipta, Jakarta

Wahid. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta

Walcott, E, 2004. Seni Pengobatan Alternatif, Pengetahuan dan Persepsi Program ACICIS Universitas Muhammadiay Malang

KUESIONER Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Responden :..................................................... 1. Nama : …………………………………. 2.Kapan Bapak/Ibu terakhir kali pergi berobat:.......................... I. Sosiodemografi 1. Umur :………………tahun 2. Pendidikan : 1. SD

2. SLTP 3. SLTA 4. Diploma 5. Sarjana

3. Pengetahuan

1. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak

melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

2. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan

sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

3. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas

pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

4. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

5. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

6. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

7. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

8. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

4. Sikap 1. Tidak bertindak atau tidak melakukan pengobatan apa-apa pada saat menderita

sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

2. Tindakan mengobati sendiri pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional pada saat

menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

5. Mencari pengobatan ke balai pengobatan pada saat menderita sakit

a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 6. Mencari pengobatan ke puskesmas pada saat menderita sakit

a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

7. Mencari pengobatan ke rumah sakit pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

8. Mencari pengobatan ke dokter praktek pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

II. Sosioekonomi 1. Pekerjaan

1. Bekerja a. PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan b. Pegawai Swasta c. Petani d. Buruh e. Wiraswasta/ Pedagang

2. Tidak bekerja 2. Penghasilan : Rp………………………… /bulan III. Kebutuhan No. PERTANYAAN JAWABAN 1. Apakah Bapak/Ibu karena menderita sakit yang ringan

sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan? a. Ya b. Tidak

2. Apakah Bapak/Ibu karena menderita sakit yang sedang sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah karena menderita sakit yang berat (parah) sehingga Bapak/Ibu mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan

a. Ya b. Tidak

III. Perilaku Pencarian Pengobatan 1. Bapak, Ibu atau anggota keluarga yang sakit dalam 1 bulan terakhir menderita

penyakit apa? a. Batuk b. Diare c. Demam d. Influenza e. lain-lain, sebutkan………................

2. Berapa lama Bapak, Ibu atau anggota keluarga sakit baru mencari pengobatan?

…………………. hari 3. Bapak, Ibu atau anggota keluarga yang sakit, kemana berobat?

a. Dibiarkan saja b. Pengobatan alternatif c. Puskesmas d. Rumah Sakit e. Balai Pengobatan f. Praktek Dokter g. Lainnya, sebutkan.............................

Apabila responden menjawab No 3 dengan pilihan jawaban c – g, maka dilanjutkan ke pertanyaan No 4 4. Pada saat Bapak/ Ibu atau anggota keluarga pergi berobat ke ………………..,

apakah ada dianjurkan untuk berkunjung kembali (kontrol ulang)? a. Ya b. Tidak

Apabila responden menjawab No 4 dengan pilihan jawaban “tidak” langsung ke pertanyaan No 6 5. Jika dianjurkan melakukan kunjungan ulang (kontrol ulang), apakah Bapak/

Ibu atau anggota keluarga melakukannya ? a. Ya b. Tidak Alasannya……………………………………………............................

6. Apabila setelah Bapak/ Ibu atau anggota keluarga berobat ke ……………………dan ternyata tidak sembuh, kemana selanjutnya mengobatinya? a. Pengobatan alternatif b. Puskesmas c. Rumah Sakit d. Balai Pengobatan e. Praktek Dokter f. Lainnya, sebutkan.............................

Penilaian pencarian pengobatan : a. Baik : apabila pertanyaan No 3 dijawab ”c-f”, pertanyaan No 5 dijawab

”ya” dan pertanyaan No 6 dijawab ”b-e” b. Tidak Baik : apabila pertanyaan No 3 dijawab ”a atau b”, pertanyaan No 5

dijawab ”tidak” dan pertanyaan No 6 dijawab ”a”

a. Pengetahuan Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.941 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

tahu1 10.87 8.809 .792 .933

tahu2 11.00 8.552 .837 .930

tahu3 11.07 8.892 .708 .939

tahu4 10.93 8.547 .857 .929

tahu5 10.90 8.645 .835 .930

tahu6 11.03 8.723 .769 .935

tahu7 11.03 8.792 .743 .937

tahu8 10.90 8.783 .781 .934

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

12.53 11.292 3.360 8

Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

b. Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

sikap1 19.17 20.764 .600 .824

sikap2 19.10 18.507 .705 .808

sikap3 18.97 18.516 .716 .806

sikap4 18.63 20.861 .539 .830

sikap5 18.07 21.375 .463 .839

sikap6 17.90 21.817 .474 .837

sikap7 17.90 20.852 .543 .830

sikap8 18.20 19.131 .587 .826

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

21.13 25.844 5.084 8

c. Kebutuhan Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.801 3 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted butuh1 3.37 .723 .602 .776 butuh2 3.33 .713 .639 .735 butuh3 3.23 .737 .703 .674

Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

4.97 1.482 1.217 3

d. Pencarian Pengobatan Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.880 6 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted pencarian1 7.73 4.754 .599 .875 pencarian2 7.73 4.547 .819 .839 pencarian3 7.80 4.717 .718 .855 pencarian4 7.77 4.875 .638 .867 pencarian5 7.90 4.576 .815 .840 pencarian6 7.57 4.530 .596 .880

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

9.30 6.562 2.562 6

Frequency Table Umurk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 23-42 tahun 112 81.2 81.2 81.2

43-61 tahun 26 18.8 18.8 100.0

Total 138 100.0 100.0

Gender Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 125 90.6 90.6 90.6

Perempuan 13 9.4 9.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 20 14.5 14.5 14.5

Tidak bekerja 118 85.5 85.5 100.0

Total 138 100.0 100.0

Hasil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <= UMK 63 45.7 45.7 45.7

>UMK 75 54.3 54.3 100.0

Total 138 100.0 100.0

Ksosek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 2 1.4 1.4 1.4

Sedang 79 57.2 57.2 58.7

Baik 57 41.3 41.3 100.0

Total 138 100.0 100.0

Lampiran 3: Hasil Uji Univariat

tahu1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 1 .7 .7 .7

salah 79 57.2 57.2 58.0

benar 58 42.0 42.0 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 3 2.2 2.2 2.2

Salah 71 51.4 51.4 53.6

Benar 64 46.4 46.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 5 3.6 3.6 3.6

Salah 74 53.6 53.6 57.2

Benar 59 42.8 42.8 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 1 .7 .7 .7

Salah 69 50.0 50.0 50.7

Benar 68 49.3 49.3 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 4 2.9 2.9 2.9

Salah 64 46.4 46.4 49.3

Benar 70 50.7 50.7 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 3 2.2 2.2 2.2

Salah 53 38.4 38.4 40.6

Benar 82 59.4 59.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 1 .7 .7 .7

Salah 65 47.1 47.1 47.8

Benar 72 52.2 52.2 100.0

Total 138 100.0 100.0

tahu8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tahu 3 2.2 2.2 2.2

Salah 62 44.9 44.9 47.1

Benar 73 52.9 52.9 100.0

Total 138 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 85 61.6 61.6 61.6

Tidak setuju 53 38.4 38.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

sikap2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 55 39.9 39.9 39.9

Tidak setuju 83 60.1 60.1 100.0

Total 138 100.0 100.0

sikap3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 50 36.2 36.2 36.2

Tidak setuju 84 60.9 60.9 97.1

Setuju 2 1.4 1.4 98.6

Sangat setuju 2 1.4 1.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

sikap4 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 18 13.0 13.0 13.0

Tidak setuju 26 18.8 18.8 31.9

Setuju 74 53.6 53.6 85.5

Sangat setuju 20 14.5 14.5 100.0

Total 138 100.0 100.0

sikap5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 7 5.1 5.1 5.1

Tidak setuju 12 8.7 8.7 13.8

Setuju 80 58.0 58.0 71.7

Sangat setuju 39 28.3 28.3 100.0

Sikap1

sikap6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 8 5.8 5.8 5.8

Tidak setuju 34 24.6 24.6 30.4

Setuju 30 21.7 21.7 52.2

Sangat setuju 66 47.8 47.8 100.0

Total 138 100.0 100.0

sikap7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 3 2.2 2.2 2.2

Tidak setuju 14 10.1 10.1 12.3

Setuju 50 36.2 36.2 48.6

Sangat setuju 71 51.4 51.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

sikap8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat tidak setuju 7 5.1 5.1 5.1

Tidak setuju 12 8.7 8.7 13.8

Setuju 48 34.8 34.8 48.6

Sangat setuju 71 51.4 51.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

Ksodem

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 16 11.6 11.6 11.6

Sedang 114 82.6 82.6 94.2

Baik 8 5.8 5.8 100.0

Total 138 100.0 100.0

Butuh 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 92 66.7 66.7 66.7

Ya 46 33.3 33.3 100.0

Total 138 100.0 100.0

butuh2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 56 40.6 40.6 40.6

Ya 82 59.4 59.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

butuh3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 21 15.2 15.2 15.2

Ya 117 84.8 84.8 100.0

Total 138 100.0 100.0

Kbutuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 52 37.7 37.7 37.7

Sedang 63 45.7 45.7 83.3

Baik 23 16.7 16.7 100.0

Total 138 100.0 100.0

pencarian1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Batuk 40 29.0 29.0 29.0

Diare 37 26.8 26.8 55.8

Demam 19 13.8 13.8 69.6

Influenza 31 22.5 22.5 92.0

Sakit Kulit dan

Tulang/Sendi

11 8.0 8.0 100.0

Total 138 100.0 100.0

pencarian2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1-3 hari 68 49.3 49.3 49.3

> 3 hari 70 50.7 50.7 100.0

Total 138 100.0 100.0

pencarian3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dibiarkan saja 7 5.1 5.1 5.1

Pengobatan Alternatif 9 6.5 6.5 11.6

Puskesmas 5 3.6 3.6 15.2

Rumah sakit 44 31.9 31.9 47.1

Balai Pengobatan 16 11.6 11.6 58.7

Praktek Dokter 33 23.9 23.9 82.6

Beli Obat sendiri 24 17.4 17.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

pencarian4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 80 58.0 58.0 58.0

Ya 58 42.0 42.0 100.0

Total 138 100.0 100.0

pencarian5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 92 66.7 66.7 66.7

Ya 46 33.3 33.3 100.0

Total 138 100.0 100.0

pencarian6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pengobatan Alternatif 20 14.5 14.5 14.5

Puskesmas 15 10.9 10.9 25.4

Rumah sakit 49 35.5 35.5 60.9

Balai Pengobatan 29 21.0 21.0 81.9

Praktek Dokter 23 16.7 16.7 98.6

Berobat ke Luar negeri 2 1.4 1.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

Kpencarian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Baik 44 31.9 31.9 31.9

Baik 94 68.1 68.1 100.0

Total 138 100.0 100.0

Crosstabs Sosiodemografi * Pencarian Pengobatan

Crosstab

Kpencarian

Total Tidak Baik Baik

Ksodem Kurang Count 9 7 16

Expected Count 5.1 10.9 16.0

% within Ksodem 56.3% 43.8% 100.0%

Sedang Count 35 79 114

Expected Count 36.3 77.7 114.0

% within Ksodem 30.7% 69.3% 100.0%

Baik Count 0 8 8

Expected Count 2.6 5.4 8.0

% within Ksodem .0% 100.0% 100.0%

Total Count 44 94 138

Expected Count 44.0 94.0 138.0

% within Ksodem 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 8.192a 2 .017

Likelihood Ratio 10.238 2 .006

Linear-by-Linear Association 8.078 1 .004

N of Valid Cases 138

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 2.55.

Lampiran 4: Hasil Uji Bivariat

Sosioekonomi * Pencarian Pengobatan

Kpencarian

Total Tidak Baik Baik

Ksosek Kurang Count 2 0 2

Expected Count .6 1.4 2.0

% within Ksosek 100.0% .0% 100.0%

Sedang Count 31 48 79

Expected Count 25.2 53.8 79.0

% within Ksosek 39.2% 60.8% 100.0%

Baik Count 11 46 57

Expected Count 18.2 38.8 57.0

% within Ksosek 19.3% 80.7% 100.0%

Total Count 44 94 138

Expected Count 44.0 94.0 138.0

% within Ksosek 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 10.399a 2 .006

Likelihood Ratio 11.025 2 .004

Linear-by-Linear Association 8.983 1 .003

N of Valid Cases 138

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .64.

Kebutuhan * Pencarian Pengobatan

Crosstab

Kpencarian

Total Tidak Baik Baik

Kbutuh Kurang Count 32 20 52

Expected Count 16.6 35.4 52.0

% within Kbutuh 61.5% 38.5% 100.0%

Sedang Count 10 53 63

Expected Count 20.1 42.9 63.0

% within Kbutuh 15.9% 84.1% 100.0%

Baik Count 2 21 23

Expected Count 7.3 15.7 23.0

% within Kbutuh 8.7% 91.3% 100.0%

Total Count 44 94 138

Expected Count 44.0 94.0 138.0

% within Kbutuh 31.9% 68.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 34.186a 2 .000

Likelihood Ratio 34.758 2 .000

Linear-by-Linear Association 28.573 1 .000

N of Valid Cases 138

Logistic Regression

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 119.228a .322 .450

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Kpencarian Percentage

Correct Tidak Baik Baik

Step 1 Kpencarian Tidak Baik 27 17 61.4

Baik 11 83 88.3

Overall Percentage 79.7

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Ksodem 2.040 .636 10.296 1 .001 7.690

Ksosek 1.220 .480 6.468 1 .011 3.387

Kbutuh 2.148 .430 24.922 1 .000 8.564

Constant -9.473 2.060 21.147 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: Ksodem, Ksosek, Kbutuh.

Lampiran 5: Hasil Uji Multivariat

Lampiran 6 MASTER DATA PENELITIAN

No Umur JK Kerja Hasil

1 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1 2 3 4 5 6

1 28 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 4 3 2 1 2 1 2 4 1 1 42 24 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 1 6 1 1 33 43 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 4 1 1 24 25 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 1 2 2 2 4 2 2 35 27 1 2 2 4 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 1 1 1 6 1 1 56 38 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 37 36 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 4 2 4 2 1 1 2 4 2 4 2 2 38 31 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 4 1 1 2 2 2 1 4 1 1 59 30 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 4 3 1 1 2 2 1 1 4 1 1 1

10 24 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 4 3 2 1 2 2 4 1 5 1 1 511 28 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 4 2 1 412 38 2 2 2 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2 4 2 2 413 48 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 5 2 4 2 2 414 24 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 2 1 115 23 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 4 2 2 2 1 1 4 1 1 216 32 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 4 3 4 4 1 2 1 1 2 2 1 1 217 30 1 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 1 2 5 1 6 1 2 318 24 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 419 41 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 4 4 4 1 1 2 3 1 4 2 1 420 24 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 4 4 4 4 1 1 2 3 2 4 2 2 421 27 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 4 1 4 1 1 422 23 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3 2 4 3 2 2 2 1 2 4 2 1 423 30 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 1 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 124 57 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3 4 2 2 3 1 2 1 4 1 4 1 1 125 28 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 4 2 2 3 1 1 1 2 2 7 2 2 226 47 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 4 3 3 4 2 1 2 1 2 4 1 1 427 28 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 2 5 1 4 2 1 428 44 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 6 1 1 529 27 2 2 2 5 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 2 1 2 2 2 2 1 1 230 26 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 1 2 2 5 1 7 2 1 331 28 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 4 2 2 2 1 1 3 1 1 232 38 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 3 3 4 4 2 1 2 2 1 6 1 1 133 27 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 3 2 2 2 5 2 6 2 2 434 29 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 6 2 1 435 38 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 2 2 1 2 2 7 2 1 236 32 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 4 4 4 4 4 2 1 2 4 2 7 2 1 437 26 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 438 29 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 4 2 1 439 42 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 4 1 1 2 4 1 7 1 1 340 27 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 1 1 241 32 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 7 2 2 242 34 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 3 4 3 1 2 2 4 1 3 1 1 243 36 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 3 4 1 1 2 4 2 7 1 1 444 38 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 4 3 3 4 1 2 2 4 2 7 2 2 2

Sosioekonomi SosiodemografiKebutuhanPengetahuan PencarianDidik Sikap

45 32 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 4 1 1 446 31 1 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 4 1 1 547 27 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 1 348 43 1 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 2 4 1 1 349 41 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 1 6 2 2 350 35 1 2 2 5 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 4 4 3 4 1 2 2 1 2 5 1 1 551 53 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 3 4 1 1 2 3 2 6 1 1 552 61 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 253 45 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 4 3 4 3 4 1 2 1 1 2 6 2 2 654 32 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 4 1 4 3 3 1 2 2 3 1 7 1 1 555 25 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 4 4 3 1 2 2 3 2 6 1 1 556 46 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 4 4 1 1 2 3 1 7 1 1 457 34 1 1 2 4 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 4 3 4 4 4 1 1 2 3 1 7 1 1 458 51 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 4 2 3 1 2 1 2 2 1 1 5 1 1 559 29 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3 1 1 2 4 1 7 1 1 460 27 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 4 3 4 1 2 2 4 1 6 2 2 461 38 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 4 3 4 1 1 2 1 1 7 2 2 162 34 1 2 1 5 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 4 1 2 2 4 2 6 2 1 463 31 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 3 4 3 4 4 1 2 2 2 2 5 1 1 564 27 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 4 3 4 4 1 1 2 4 2 5 1 1 165 32 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 4 4 3 4 4 1 2 1 4 2 7 1 1 566 36 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 4 3 3 4 4 1 2 2 1 1 6 1 1 367 51 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 3 3 1 2 2 3 2 6 1 1 368 28 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 1 2 2 1 2 6 1 1 369 60 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 4 4 4 1 2 2 1 2 6 2 2 370 28 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 4 4 1 2 2 3 2 6 2 2 371 53 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 1 1 5 1 1 572 34 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1 1 2 4 2 7 1 1 573 31 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 574 28 1 2 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 3 4 1 1 2 5 1 1 2 2 175 53 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 4 4 4 2 1 2 1 1 5 1 1 576 37 1 2 1 5 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 1 1 2 2 2 5 2 2 577 34 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 3 1 2 1 5 1 5 1 1 178 28 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 2 1 6 2 1 379 39 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 4 3 4 2 2 2 1 2 6 1 1 380 26 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 4 1 1 2 4 1 6 1 1 381 39 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 2 4 4 1 1 2 2 2 7 1 1 382 37 1 2 1 5 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 6 2 2 383 26 1 2 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 4 4 4 1 2 1 2 2 6 1 1 384 31 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 4 3 1 2 1 3 2 5 2 2 385 37 1 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 1 2 2 1 2 7 1 1 586 32 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 2 2 1 2 1 5 2 2 587 38 1 2 1 5 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 4 1 2 2 3 2 5 1 1 588 41 1 2 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 4 4 4 1 1 2 4 2 2 2 2 189 45 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 1 2 1 1 2 2 190 26 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 1 1 1 2 2 6 2 2 391 51 1 1 2 4 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 3 2 2 1 4 1 5 2 2 5

92 28 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 1 2 1 3 1 1 2 2 193 35 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 1 3 4 1 2 1 1 1 5 1 1 194 31 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 4 4 3 1 2 2 2 2 6 1 1 395 36 2 2 1 5 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 4 3 2 2 2 4 1 4 1 1 396 51 2 1 2 5 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 297 27 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 3 1 7 1 1 498 38 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 2 4 4 1 1 2 1 1 7 1 1 399 27 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 2 3 3 1 2 2 1 1 4 1 1 3

100 35 1 2 2 5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 1 3101 32 1 2 2 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 4 1 1 2 5 2 6 2 1 1102 38 1 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 4 4 1 1 2 2 1 1 1 1 3103 41 1 2 2 5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 1 2 3 1 4 2 2 1104 34 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 4 4 1 1 2 2 2 1 2 2 1105 36 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3 2 2 1 4 1 1 1 1 3106 28 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3107 27 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 3108 37 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 2 2 1109 32 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 4 2 4 4 1 1 2 4 2 2 2 2 1110 29 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3111 37 1 1 2 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 4 3 2 2 1 2 1 2 6 2 2 3112 40 1 1 2 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 4 2 2 1 2 2 1 6 2 2 3113 27 1 2 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 4 2 4 4 1 2 2 4 2 2 1 1 2114 36 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 3 3 1 1 2 1 1 4 1 1 1115 45 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 4 2 2 1116 41 1 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 4 4 4 2 2 2 4 1 4 2 2 4117 29 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4 2 1 1 5 2 4 2 2 3118 32 1 2 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 1 1 2 1 2 7 2 2 2119 37 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 4 3 3 1 2 2 1 1 4 1 1 3120 31 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 5 1 4 2 2 4121 29 1 2 1 4 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 4 2 3 3 1 1 2 1 2 5 1 1 5122 47 2 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3 1 2 2 5 1 6 2 2 3123 35 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4 1 2 2 1 2 6 1 1 3124 42 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 4 3 2 3 4 2 2 2 3 1 6 2 2 3125 38 2 2 1 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 4 3 4 2 3 2 1 2 1 2 4 1 1 4126 44 1 2 1 3 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 4 1 1 4127 46 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 4 1 1 3128 41 1 1 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 4 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3129 29 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 2 3 3 2 2 1 4 1 3 2 2 3130 32 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 1 2 1 2 4 2 2 3131 37 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 1 1 4 1 1 3132 54 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 3 2 2 2 4 2 4 1 1 6133 43 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 3 4 1 1 2 1 2 4 1 1 3134 28 1 2 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 4 3 2 3 4 1 2 2 4 1 5 1 1 5135 47 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 4 3 2 4 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4136 53 1 2 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 3 2 1 4 1 1 2 3 1 4 1 1 3137 36 1 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 4 4 3 4 2 2 2 2 2 6 1 1 3138 34 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 4 2 3 3 1 2 1 3 1 4 1 1 3