pengaruh faktor efesiensi usaha, risiko keuangan ... · kemampuan penyaluran kredit bank komersial...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH FAKTOR EFESIENSI USAHA, RISIKO KEUANGAN, KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN SKALA BANK TERHADAP KEMAMPUAN PENYALURAN KREDIT BANK KOMERSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: NOVENTY EKA SARIE F 1307557 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyennhu

Post on 11-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  i

PENGARUH FAKTOR EFESIENSI USAHA, RISIKO KEUANGAN,

KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN SKALA BANK TERHADAP

KEMAMPUAN PENYALURAN KREDIT BANK KOMERSIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

NOVENTY EKA SARIE

F 1307557

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul "PENGARUH FAKTOR EFESIENSI USAHA, RISIKO

KEUANGAN, KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN SKALA BANK

TERHADAP KEMAMPUAN PENYALURAN KREDIT BANK

KOMERSIAL" telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi guna

melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Januari 2011

Tim Penguji Skripsi

1. Dra. Evi Gantyowati, M.Si., Ak. NIP. 19651001 199412 2 001

2. Drs. Sri Hanagana, M.Si., Ak. NIP. 19661125 199402 1 001

3. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA. NIP. 19660925 199203 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  iv

MOTTO

‘Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya

Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada

pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang

(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon

yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah

timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja)

hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas

cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia

kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,

dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.’

(Q.S. Ar-Rum : 30)

Mencari ilmu itu tidak kenal usia dan tempat. Tirulah butir padi, semakin

berisi semakin merunduk. Amalkanlah apa yang kau punya meskipun hanya

seujung kuku, karena dari yang seujung kuku akan berkembang menjadi

seluas lautan.

(David L. Weatherford)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  v

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan teruntuk:

Allah SWT Yang tercinta Ayahanda dan Ibunda sebagai tanda baktiku yang tulus Yang tersayang adikku Sahabat-sahabatku yang memberikan motivasi dan semangat

Almamater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh faktor efesiensi usaha, risiko

keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank terhadap kemampuan

penyaluran kredit bank komersial”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tersusun berkat

bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada.

1. Bapak Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr. Sp. KJ (K)., selaku Rektor

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dra. Falikhatun, M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi S1 Non

Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak Dr. Payamta, M.Si., Ak. CPA, selaku pembimbing skripsi yang telah

dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada

penulis hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  vii

6. Staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak ,ibu dan adikku Destya, terima kasih atas doa, kasih sayang yang tulus.

8. Tante Titik, om Yono, om Inung dan om Narso terima kasih sudah

memberikanku semangat dan doa serta kasih sayang walaupun sebagai

pengganti orang tuaku di Solo.

9. Keluarga besar kos SANVINA, Laras, Ifatal Milah, Mala, Mayang, Novi,

Tyas dan Friska terima kasih telah membantu hingga skripsiku selesai.

10. Teman-teman seperjuangan akuntansi non reg angkatan 2007 Nyun2, mbk

Devina, mbk Sari, Tata, mbk Ulfa, Hanggas, Rita, Tika, Cipta, Novita terima

kasih atas kebersamaannya selama ini dan sahabatku Anna, Shinta, Ninik dan

Risna (sahabatku D3 UI) dan Mas Iyok terima kasih telah membantu hingga

skripsiku selesai.

11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, November 2010

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

MOTTO ..................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR. ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL. ..................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii

ABSTRAK ................................................................................................................. xiv

ABSTRACT. .............................................................................................................. .xv

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  ix

1. Pengertian Bank ....................................................................................... 12

2. Penyaluran Kredit .................................................................................... 16

3. Efesiensi Usaha ........................................................................................ 20

4. Risiko Keuangan ...................................................................................... 24

5. Kepercayaan Masyarakat ......................................................................... 26

6. Skala Bank………. .................................................................................. 26

B. Kerangka Konsep Pemikiran. ........................................................................ 27

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis. ..................................... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................................ 38

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. ..................................... 39

C. Data Metode Pengumpulan Data. .................................................................. 40

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya. ....................................................... 41

E. Metode Analisis Data. .................................................................................... 48

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data ................................................................................ 51

B. Analisis Statistik Deskriptif. .......................................................................... 52

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ............................................................ 54

1. Pengujian hipotesis .................................................................................. 54

2. Pembahasan .. ........................................................................................... 57

V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 66

B. Keterbatasan ................................................................................................... 67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  x

C. Saran ............................................................................................................ 67

D. Rekomendasi .................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 69

LAMPIRAN ............................................................................................................... 73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian. ................................................................. 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kriteria Pengambilan Sampel. ................................................................... 51

Tabel 2 Descriptive Statistics. ................................................................................. 52

Tabel 3 Uji Fit Model. ............................................................................................. 54

Tabel 4 Uji R Square ............................................................................................... 55

Tabel 5 Uji Omnibus ............................................................................................... 56

Tabel 6 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Logistik. ............................................... 57

Tabel 7 Uji Ha.1. ..................................................................................................... 58

Tabel 8 Uji Ha.2.. .................................................................................................... 61

Tabel 9 Uji Ha.3.. .................................................................................................... 63

Tabel 10 Uji Ha.4.. .................................................................................................... 64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Sampel Bank. .............................................................................. 73

Lampiran 2. Data Penelitian. ...................................................................................... 76

Lampiran 3. Regresi Logistik. .................................................................................... 89

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR EFESIENSI USAHA, RISIKO KEUANGAN, KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN SKALA BANK TERHADAP

KEMAMPUAN PENYALURAN KREDIT BANK KOMERSIAL

NOVENTY EKA SARIE F 1307557

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh pengaruh faktor efesiensi usaha, risiko keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial.

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank komersial yang terdaftar di Bank Indonesia. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,044, NIM berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,026, ICR tidak berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,053, DSR tidak berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,311, Liqudity Risk berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,012, Credit Risk berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,033,Capital Risk berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,011, kepercayaan masyarakat berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,032, dan Skala bank berpengaruh terhadap LDR, hal ini dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,032.

Kata kunci: LDR,BOPO,NIM,ICR,DSR,Liqudity Risk,Credit Risk,Capital Risk, Kepercayaan masyarakat,Skala bank.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

THE EFFECT OF FACTORS INFLUENCE THE EFFICIENCY OF OPERATIONS, FINANCIAL RISK, PUBLIC TRUST AND THE SCALE

OF BANK LENDING CAPABILITY OF COMMERCIAL BANKS.

NOVENTY EKA SARIE F 1307557

This research aims to examine the effect of factors influence the efficiency

of operations, financial risk, public trust and the scale of bank lending capability of commercial banks.

The population in this research is the commercial banks at Bank Indonesia. The sampling method used purposive sampling during 2005 to 2008. The data analysis was done using a logistic regression.

The result of research shows that BOPO effect on LDR (significance 0.044), NIM effect on LDR (significance 0.026),ICR do not affect on (significance 0.053), DSR do not affect on LDR (significance 0.311), Risk Liqudity effect on LDR (significance 0.012), Credit Risk effect on LDR (significance 0.033), Risk Capital effect on LDR (significance 0.011), DPK effect on LDR (significance 0.032), and the bank scale effect on LDR (significance 0.032). Keywords: LDR, BOPO ,NIM ,ICR ,DSR ,Liqudity Risk,Credit Risk,Capital Risk,

Kepercayaan masyarakat, bank scale.

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

BAB I

PENDAHULUAN

Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang

dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Krisis moneter membawa dampak bagi industri perbankan sehingga

banyak bank yang mengalami kesulitan likuiditas, kredit yang disalurkan

macet. Akibatnya banyak bank yang tidak sehat sehingga harus masuk Badan

Penyehatan dan Perbankan Nasional (BPPN) yang dibentuk oleh Pemerintah

dan pada akhirnya harus dilikuidasi karena sudah tidak bisa diselamatkan.

Sebenarnya ada alternatif lain yang dapat dilakukan agar bank-bank yang

mengalami krisis tidak dilikuidasi yaitu dengan cara merger dengan bank-

bank yang masih beroperasi dengan baik (Kusmargiani, 2006).

Bank Indonesia mencatat bahwa kredit perbankan mulai membaik lagi

seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian, penyaluran kredit mulai

lancar dan terjadi kenaikan kredit bank umum yang ditandai dengan kenaikan

rasio LDR bank umum. Sepanjang 2004-2008, pada saat terjadi kondisi yang

membaik itu, namun ditengah kondisi yang membaik ini LDR mengalami

penurunan pada tahun 2007, disamping itu rasio LDR Bank Umum ini masih

dibawah ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut informasi

yang dipublikasikan okezone.com pada tanggal 2 Februari 2010, Bank

Indonesia (BI) mencatat terdapat 13 bank yang ditutup oleh BI pada tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

2004-2008. Bank-bank tersebut, adalah Bank Asiatic yang ditutup pada 2004,

Bank Dagang Bali ditutup pada 2004, Bank Global yang ditutup pada 2005.

Adapun khusus pasca krisis di 2008, terdapat satu bank umum yang ditutup

yaitu Bank IFI dan sembilan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sementara itu

satu-satunya bank yang diselamatkan dan mengundang kontroversi adalah

Bank Century. Bank Indonesia mencatat bahwa rendahnya pertumbuhan dana

di tengah lebih tingginya pertumbuhan kredit menyebabkan likuiditas

perbankan akan ketat. Ketatnya likuiditas perbankan mengakibatkan

tergerusnya pendapatan bunga perbankan. Hal ini disebabkan suku bunga

dana yang sulit meningkat terkait dengan kesepakatan dengan BI (14 bank

besar sepakat untuk mematok suku bunga deposito sama dengan suku bunga

LPS), sebaliknya suku bunga kredit diharapkan oleh regulator untuk bisa

turun.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April

2004 tentang Sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum menetapkan

bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan.

Adapun yang menjadi tolok ukur dasar penilaian kesehatan bank umum

adalah penilaian faktor CAMELS yaitu permodalan (capital), kualitas aset

(asset quality), manajemen (management), rentabilitas (Earnings), likuiditas

(liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk).

Di negara-negara seperti Indonesia, peranan bank cenderung lebih

penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber

pembiayaan untuk kredit investasi kecil, menengah, dan besar, tetapi juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

mampu mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan

(Alamsyah, 2005). Hal ini disebabkan oleh bank lebih superior dibandingkan

dengan lembaga keuangan lainnya dalam menghadapi informasi yang

asimetris dan mahalnya biaya dalam melakukan fungsi intermediasinya

(Stiglitz dan Greenwald dalam Wiwin, 2007).

Sebagai lembaga keuangan, bank berfungsi sebagai perantara

keuangan atau financial intermediary dari dua pihak, yakni pihak yang

kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan

uang masyarakat (dana pihak ketiga). Kemudian uang tersebut dikembalikan

lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan pengenaan suku bunga

tertentu. Besarnya kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank

(Kasmir, 2004). Kredit yang disalurkan kepada masyarakat memiliki arti

penting baik bagi masyarakat maupun bagi bank itu sendiri, masyarakat yang

membutuhkan dana segar memperoleh dana untuk modal usaha, bagi bank

tersebut memperoleh pendapatan bunga, dan bagi perekonomian secara

keseluruhan, akan mengerakkan roda perekonomian Penyaluran kredit

merupakan fungsi utama dari bank dan merupakan sumber pendapatan yang

utama pada umumnya. Menurut Retnadi (2007) bahwa LDR dapat digunakan

sebagai indikator utama untuk mengukur kemampuan sebuah bank dalam

menyalurkan kredit (fungsi intermediasi). LDR adalah rasio keuangan

perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR

merupakan perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank

dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2001). Dengan kata lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

LDR digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan

dalam bentuk kredit.

Perbankan Indonesia diharapkan dapat kembali meningkatkan

perannya sebagai lembaga intermediasi secara optimal dengan momentum

recovery dari krisis finansial. Banyak kalangan, khususnya kalangan dunia

usaha dan pemerintah mengharapkan kontribusi perbankan yang lebih besar

dalam menggerakkan perekonomian (Basar dan Ihsan, 2010).

Fungsi kredit bagi masyarakat, antara lain dapat menjadi motivator

dan dinamisator kegiatan perdagangan dan perekonomian, memperluas

lapangan kerja bagi masyarakat, memperlancar arus barang dan arus uang,

meningkatkan produktivitas yang ada, meningkatkan kegairahan berusaha

masyarakat, memperbesar modal kerja perusahaan. Sedangkan fungsi kredit

bagi bank sendiri, antara lain untuk memperoleh pendapatan bunga dari

kredit, memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada,

melaksanakan kegiatan operasional bank, memenuhi permintaan kredit dari

masyarakat, menambah modal kerja perusahaan, memperlancar lalu lintas

pembayaran dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (

Malayu dalam nandadipa, 2010).

Semakin besarnya jumlah kredit yang diberikan, maka akan

membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh

bank yang bersangkutan. LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah

dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat

yang digunakan. Rasio LDR harus dijaga agar tetap sesuai dengan aturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

serta batas toleransi yang berlaku. Menurut Agus Sartono (2001), Loan to

deposit Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa bahwa suatu bank

meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau menjadi tidak likuid (illiquid).

LDR yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas

dana untuk dipinjamkan. LDR rendah disebabkan perbankan menaruh

dananya pada instrumen keuangan seperti SUN (Surat Utang Negara), dan

SBI (Sertifikat Bank Indonesia), serta meningkatnya kredit macet. Bank

Indonesia telah menetapkan standar untuk LDR yaitu berkisar antara 75 %

sampai dengan 80%.

Analisis efisiensi dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menggunakan semua asset bank secara efisien. Tingkat

efisiensi bank menggambarkan kemampuan manajemen bank tersebut dalam

mengelola seluruh sumber daya milik bank tersebut. Semakin efisien usaha

suatu bank semakin besar kemampuan bank tersebut memperoleh keuntungan

(Quirin, 1998). Efisiensi usaha bank dapat diukur dengan menggunakan rasio

BOPO, NIM, ICR dan DSR. Dalam penelitian Amelia dan Herdaningtyas

(2005), Payamta (2009) menunjukkan bahwa efesiensi usaha merupakan

faktor pembeda yang signifikan menentukan tingkat kesehatan bank. Bank

yang efesien memberikan sinyal positif terhadap kesehatan bank tersebut.

Risiko keuangan yang diteliti oleh Payamta (2009) menunjukkan

bahwa risiko keuangan bank besar masa kini merupakan sinyal negatif yang

berguna untuk memprediksi tingkat kesehatan bank. Risiko keuangan bannk

dapat diukur dengan menggunakan liquidity risk, credit risk dan capital risk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Semakin besar risiko keuangan bank merupakan sinyal negatif terhadap

tingkat kesehatan bank tersebut dimasa depan.

Kepercayaan masyarakat dalam penelitian ini biasanya dalam

penelitian lain disebut dengan dana pihak ketiga, dana pihak ketiga ini

dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan operasinya. Menurut

Meydianawathi, L. G (2007) yang menginvestigasi penawaran kredit

investasi dan modal kerja bank umum secara parsial dan serempak kepada

sektor UMKM di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK,

berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan

kredit modal kerja bank umum kepada sektor UMKM di Indonesia.

Dendawijaya (2003) mendefinisikan dana pihak ketiga adalah dana berupa

simpanan dari masyarakat. Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga

ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi

bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan dana pihak

ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada akhirnya LDR

juga akan meningkat.

Skala bank yang diteliti Payamta (2009) menggunakan skala bank

sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian Payamta (2009) bahwa variabel

skala bank tidak cukup kuat untuk menjelaskan adanya perbedaan hasil

prediksi tingkat kesehatan bank. Menurut Januarti, I. (2002) bahwa semakin

besar bank akan mempunyai kekuatan pasar yang lebih besar dibandingkan

bank yang memiliki skala kecil maka kemungkinan bangkrut akan menjadi

rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Penelitian ini mengacu dari penelitian yang dilakukan Meydianawathi,

L. G (2007) yang menginvestigasi penawaran kredit investasi dan modal

kerja bank umum secara parsial dan serempak kepada sektor UMKM di

Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah ordinary least square,

dilanjutkan dengan uji signifikansi secara parsial dan serempak melalui uji t

dan uji F. Hasil penelitian yang dilakukan Meydianawathi, L. G (2007) dalam

kurun waktu Januari 2002 - Pebruari 2006 memperoleh simpulan sebagai

berikut. Pertama, pulihnya kepercayaan terhadap sistem perbankan dengan

adanya program penjaminan pemerintah telah mendorong kenaikan Dana

Pihak Ketiga (DPK). Selain itu, program rekapitalisasi perbankan mampu

mengatasi permasalahan modal dan rentabilitas bank (yang tercermin dalam

rasio CAR dan ROA) serta non performing loan (NPLs) yang berhasil

ditekan telah meningkatkan kemampuan bank umum dalam menyalurkan

kredit investasi dan modal kerja kepada sektor UMKM di Indonesia. Kedua,

secara serempak variabel DPK, ROA, CAR, dan NPLs berpengaruh nyata

dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja

bank umum kepada sektor UMKM di Indonesia. Ketiga, secara parsial

variabel DPK, ROA, dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penawaran kredit investasi dan modal kerja bank umum kepada sektor

UMKM di Indonesia. Sebaliknya, NPLs berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap penawaran kredit investasi dan modal kerja bank umum kepada

sektor ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

sebagai berikut ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi, L. G (2007)

menggunakan periode penelitian tahun 2002-2006 sedangkan penelitian

ini menggunakan periode penelitian tahun 2005-2008.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi, L. G (2007)

menggunakan metode analisis ordinary least square, dilanjutkan dengan

uji signifikansi secara parsial dan serempak melalui uji t dan uji F

sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi

logistik.

3. Penelitian ini memasukkan variabel baru yaitu efesiensi usaha dan risiko

keuangan yang mengacu pada Amilia dan Hendraningtyas (2005) dan

Payamta (2009) sedangkan skala bank mengacu pada Januarti, I. (2002).

Bank umum dipilih untuk ditelaah, dikarenakan bank umum

merupakan entitas ekonomi yang sangat rentan terhadap krisis ekonomi

global dan krisis perbankan merupakan salah satu penyebab dari krisis

ekonomi di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab utama Indonesia

belum keluar dari krisis.Selain itu bank umum mendominasi sistem finansial

di Indonesia sehingga menarik perhatian bagi para investor maupun

masyarakat umum. Bank Umum terdiri atas 6 kategori yakni, bank persero,

bank umum swasta devisa, bank umum swasta non-devisa, bank

pembangunan daerah, bank campuran, dan bank asing. Namun yang menjadi

fokus yakni hanyalah pada bank persero dan bank umum swasta devisa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

dikarenakan kedua kategori bank ini, yakni bank persero dan bank umum

swasta devisa memiliki proporsi penyaluran kredit yang besar dalam Bank

Umum.

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan penyaluran kredit

mempunyai hubungan dengan efesiensi usaha, risiko keuangan kepercayaan

masyarakat dan skala bank. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” PENGARUH

FAKTOR EFESIENSI USAHA, RISIKO KEUANGAN, KEPERCAYAAN

MASYARAKAT DAN SKALA BANK TERHADAP KEMAMPUAN

PENYALURAN KREDIT BANK KOMERSIAL.”

B. Perumusan Masalah

Mengacu pada uraian di atas dapat diuraikan beberapa rumusan

masalah berikut ini.

1. Apakah efesiensi usaha dinyatakan dalam BOPO, NIM, DSR dan ICR

mempengaruhi kemampuan penyaluran kredit bank komersial?

2. Apakah keuangan usaha dinyatakan dalam Liquidty risk, Credit risk dan

Capital risk mempengaruhi kemampuan penyaluran kredit bank

komersial?

3. Apakah kepercayaan masyarakat mempengaruhi kemampuan penyaluran

kredit bank komersial?

4. Apakah skala bank mempengaruhi kemampuan penyaluran kredit bank

komersial?

C. Tujuan Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Berdasarkan perumusan diatas, maka tujuan penelitian ini dapat

dirumuskan berikut ini.

1. Untuk memperoleh bukti empiris dan menjelaskan pengaruh efesiensi

usaha BOPO, NIM, DSR dan ICR terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial.

2. Untuk memperoleh bukti empiris dan menjelaskan pengaruh risiko

keuangan Liquidty risk, Credit risk dan Capital risk terhadap kemampuan

penyaluran kredit bank komersial.

3. Untuk memperoleh bukti empiris dan menjelaskan kepercayaan

masyarakat terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial.

4. Untuk memperoleh bukti empiris dan menjelaskan skala bank terhadap

kemampuan penyaluran kredit bank komersial.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

banyak pihak sebagai berikut ini.

1. Bagi pemakai laporan keuangan

Penelitian ini diharapkan agar pemakai laporan keuangan bank pada

umumnya (analis keuangan, kreditor, investor, auditor, deposan, dan

pemakai potensial lainnya) yang mempunyai keterbatasan akses informasi

atas laporan keuangan bank, bahwa faktor efesiensi usaha, risiko

keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial.

2. Bagi regulator dan Bank Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi regulator dan Bank

Indonesia yang berguna untuk menilai dan mengevaluasi setiap kebijakan

yang berkaitan dengan penilaian kinerja bank umum. Hasil penelitian ini

dapat dijadikan masukan bagi upaya penyempurnaan kebijakan

pengawasan dalam bidang perbankan di masa depan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian terdahulu dan dapat

digunakan sebagai sarana belajar guna menambah wawasan dan

pengetahuan yang lebih luas sehubungan dengan kemampuan bank dalam

menyalurkan kredit serta dapat juga digunakan sebagai acuan referensi

bagi penelitian selanjutnya.

Dari beberapa uraian tersebut, jelas bahwa penelitian ini penting untuk

dilakukan. Diharapkan dari hasil penelitian tersebut akan dapat memperkaya

hasil-hasil temuan penelitian sebelumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II ini akan menjelaskan landasan teori, kerangka konsep

penelitian dan penelitian terdahulu.

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank

Bank merupakan badan usaha dimana kegiatan usahanya, yakni

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat yang

membutuhkannya. Menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah.

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka menungkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Jika mengacu pada definisi bank seperti diatas, maka usaha utama bank

adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber

dana bank. Begitu juga dari sisi penyaluran dana, hendaknya bank tidak

semata-mata memperoleh keuntungan saja, tetapi juga kegiatan bank tersebut

harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat dan bank

umum merupakan salah satu jenis bank yang diatur dalam UU RI No.10

Tahun 1998 tentang Perbankan. Menurut Siamat (2003) bank umum memiliki

fungsi pokok, yakni menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang

lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, menyediakan uang dengan,

12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat, dan menawarkan

jasa-jasa keuangan lain. Dalam menjalankan fungsi-fungsinya, sebuah bank

membutuhkan dana oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk

memperoleh dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar.

Menurut Malayu dalam Nandadipa, 2010 bahwa dana bank ini digolongkan

sebagai berikut ini.

1. Loanable Funds, yaitu dana-dana yang selain digunakan untuk kredit

juga digunakan sebagai secondary reserves dan surat-surat berharga.

2. Unloanable Funds, yaitu dana-dana yang semata-mata yang hanya dapaat

digunakan sebagai primary reserves.

3. Equity Funds, yaitu dana-dana yang dapat dialokasikan terhadap aktiva

tetap inventaris dan penyertaan.

Dana bank ini hanya berasal dari dua sumber saja, yaitu dana sendiri

dan dana asing.

1. Dana sendiri (dana intern), yaitu dana yang bersumber dari dalam bank,

seperti setoran modal atau penjualan saham, pemupukan cadangan, laba

yng ditahan dan lain-lain, dana ini sifatnya tetap.

2. Dana asing (dana ekstern), yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga

seperti deposito, giro, call money dan lain-lain. Dana ini sifatnya

sementara atau harus dikembalikan.

Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank, semakin besar peluang

bagi bank tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatannya dalam mencapai

tujuannya. Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah luput dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

masalah kredit. Menurut UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah

dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dimana memberikan

kredit merupakan salah satu kegiatan usaha bank umum.

Bank di Indonesia saat ini terdiri dari berbagai macam jenis seiring

dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman ini mendorong kepada

semakin berkembangnya pola sisi kehidupan manusia, sehingga

memunculkan berbagai jenis bank untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurut Kasmir jenis-jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai

segi.

1. Dilihat dari segi fungsinya.

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang

Perbankan maka jenis perbankan terdiri dari.

a) Bank Umum, di dalam Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang

Perbankan dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa “ Bank Umum

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), di dalam Undang-Undang No.10 tahun

1998 tentang Perbankan dalam pasal 1 angka 4 menyebutkan bahwa

“Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

2. Dilihat dari kepemilikannya

Hal ini berarti siapakah pemilik dari bank tersebut, hal ini dapat dilihat

dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang

bersangkutan sebagai berikut ini.

a) Bank milik pemerintah, dalam hal ini bisa berarti pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, yaitu bank yang akte pendirian dan modalnya

dimiliki oleh pemerintah sehingga keuntungannya dimiki oleh

pemerintah, contoh Bank Milik Pemerintah Pusat: Bank Negara

Indonesia 46 (BNI 46), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan

Negara (BTN), dan lain-lain.

b) Bank Milik Swasta Nasional, yaitu bank yang akte pendirian dan

modalnya dimiliki oleh swasta sehingga keuntungannya dimiliki oleh

swasta pula, contoh : Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Niaga,

Bank Lippo, Bank Muamalat, dan lain-lain.

c) Bank Milik Koperasi, saham ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan

hukum koperasi, contoh Bank Umum Koperasi Indonesia.

d) Bank Milik Asing, ini adalah cabang dari bank yang berasal dari luar

negeri baik milik pemerintah asing maupun swasta asing, sehingga

kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing/luar negeri, contoh : ABN

Amro Bank, Bank of Tokyo, City Bank, dan lainlain.

e) Bank Milik Campuran, bank yang sahamnya dimiliki oleh swasta

nasional dan pihak asing. Kepemilikan saham mayoritas oleh Warga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Negara Indonesia, contoh : Ing Bank, Inter Pacifik Bank, Mitsubishi

Buana Bank, dan lain-lain.

3. Dilihat dari segi status

Status disini menunjukkan ukuran kemampuan bank untuk

melayani masyarakat baik dilihat dari segi jumlah produk, modal maupun

kualitas pelayanannya. Status bank yang dimaksud adalah.

a. Bank Devisa, yaitu bank yang melayani transaksi ke luar negeri, yang

berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, seperti

transfer ke luar negeri, dan lain-lain. Persyaratan untuk, menjadi bank

devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank Non Devisa, yaitu bank yang hanya melayani transaksi yang

masih dalam batas-batas negara dan tidak mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi ke luar negeri

2. Penyaluran Kredit

Penyaluran kredit yang merupakan fungsi intermediasi bank yang

biasanya diukur dengan Loan to Deposit Ratio (Retnadi, 2007). Menurut

Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010, Loan to Deposit Ratio adalah

rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta

asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit yang diberikan terhadap

dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah

dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. LDR adalah suatu

pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan

pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa

suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid

(illiquid).

LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan

dengan aspek likuiditas. LDR merupakan perbandingan antara seluruh jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya,

2001). Dengan kata lain, LDR digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak

ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Rasio ini dapat dirumuskan

sebagai berikut (SE BI No.3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001).

Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta

menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan

operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai

uatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Menurut

Dendawijaya (2001 : 118), bahwa rasio LDR adalah rasio antara jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Dana yang

diterima Bank ini akan berpengaruh terhadap banyaknya kredit yang

diberikan, sehingga pada ujungnya akan berpengaruh pula terhadap besar

Loan to Deposit Ratio = %100ketigapihak dana Total

kredit Total×

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

kecilnya rasio LDR ini. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29

Mei 1993, termasuk dalam dana yang diterima bank adalah berikut ini.

1. KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) (jika ada).

2. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.

3. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan,

tidak termasuk pinjaman subordinasi.

4. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari

tiga bulan.

5. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih

dari tiga bulan.

6. Modal pinjaman.

7. Modal inti.

Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa bank meminjamkan seluruh

dananya atau relatif tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan

bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk

dipinjamkan. Oleh karena itu, rasio ini juga dapat untuk memberi isyarat

apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami ekspansi atau sebaliknya

dibatasi. Jika bank mempunyai LDR yang terlalu kecil maka bank akan

kesulitan untuk menutup simpanan nasabah dengan jumlah kredit yang ada,

sehingga bank akan dibebani dengan bunga simpanan yang besar sementara

bunga dari pinjaman yang telah diterima oleh bank terlalu sedikit. Jika bank

mempunyai LDR yang sangat tinggi, maka bank akan mempunyai risiko

tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi pada titik tertentu bank akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

mengalami kerugian (Susilo, 2000). Oleh karenanya Bank Indonesia telah

menetapkan standar untuk LDR yaitu berkisar antara 75 % sampai dengan

80%. Dengan demikian jika bank mempunyai LDR terlalu rendah atau terlalu

tinggi maka bank akan sulit untuk meningkatkan labanya.

Bank merupakan suatu lembaga kepercayaan masyarakat, sehingga

menjadi suatu kewajiban bagi bank untuk tetap menjaga kepercayaan

maasyarakat tingkat keehatan bank tersebut, yang dimana dapat ditempuh

dengan memlihara tingkat likuiditas guna memenuhi kewajibannya kepada

pihak penghimpun dana untuk operasional bank berasal dari masyarakat luas

dan juga dari pemegang saham bank. Atas dana yang dihimpun dari

masyarakat (Giro, Tabungan, Deposito berjangka) maupun pihak lainnya,

maka bank akan mengeluarkan biaya dana sedangkan dana yang berasal dari

pemegang saham bank tidak perlu mengeluarkan biaya dana. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa dalam menghimpun dana perlu

dipertimbangkan resiko keseimbangan antara penyaluran kredit dan dana dari

pihak ketiga diantaranya (Imam Rusyamsi dalam Nasiruddin,2005).

1. Risiko kecukupan modal

2. Risiko kredit

3. Risiko suku bunga

Dana yang dihimpun oleh bank memiliki karakteristik yang beragam

baiki itu menurut jangka waktu, biaya, dan sumber dana lainnya

(Dendawijaya, 2003) .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

1. Pool of Funds, dalam teori ini dana yang diperoleh bank diperlakukan

sebagai dana tunggal yang tidak memperhatikan sifat masing-masing

komponen pembentuk dana. Dana tunggal ini kemungkinan dialokasikan

untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan strategi penggunaan dana.

2. Asset Allocation, dalam teori ini dana diperlakukan sesuai dengan

karakteristik komponen pembentuk dana.

Untuk memelihara agar tingkat likuiditas agar dapat memenuh

kewajibannya kepada semua pihak diterapkan dengan tiga teori yakni

(Suyatno dalam Nasiruddin,2005).

1. Commercial Loan Theory, liuiditas bank akan dapat terjamin apabila

aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek

yang bersifat self liquidating.

2. Asset shiftability Theory, likuiditas akan dapat dipelihara apabila asset

bank dapat dengan cepat dirubah dalam bentuk asset lain yang lebih

liquid sesuai dengan kebutuhan bank, seperti surat berharga.

3. Doctrine of Anticipated inconme theory, likuiditas dapat dipelihara

meskipun bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila pembayaran

pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan baik daan betul-betul

disesuaikan dengan pendapatan dari debiturnya.

3. Efesiensi usaha

Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan

sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

juga berarti rasio antara input dan output atau biaya dan keuntungan (

Mulyadi, 1989 : 63). Efesiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas

(Mardiasmo, 2004). Pengukuran efesiensi dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan.

Indikator efesiensi menggambarkan hubungan antara masukkan sumber daya

oleh unit organisasi (misalkan staf upah dan biaya administrasi) dan keluaran

yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentan konversi

yang mungkin menjadi keluaran (yaitu efesiensi dari proses internal).

Efisiensi dalam pekerjaan adalah perbandingan terbalik antara kerja dengan

hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi

berikut ini.

1. segi hasil

Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila dengan usaha tertentu dapat

memberikan hasil maksimal, baik mengenai mutu maupun jumlah satuan.

2. segi usaha.

Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila suatu hasil tertentu dapat

dicapai dengan usaha yang minimal. Pengertian usaha dapat dilihat dari

lima unsur yaitu pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda termasuk uang.

Efesiensi usaha merupakan derajat (tingkat) sejauh mana tujuan-tujuan

yang telah disepakati bank telah dicapai (Hanel, 2005: 270). Analisis efisiensi

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan

semua asset bank secara efisien. Tingkat efisiensi bank menggambarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

kemampuan manajemen bank tersebut dalam mengelola seluruh sumber daya

milik bank tersebut. Semakin efisien usaha suatu bank semakin besar

kemampuan bank tersebut memperoleh keuntungan (Quirin, 1998). Efisiensi

usaha bank dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut.

a. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BO/PO)

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini

dihitung dari jumlah biaya umum dan administrasi dan biaya gaji dan

tunjangan terhadap jumlah dari pendapatan/beban bunga bersih dan

pendapatan operasional lainnya, termasuk laba/rugi selisih kurs (Bank

Mandiri, 2003 dalam Setiawan 2007) Sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia, biaya operasional sebuah bank terdiri atas biaya bunga dan

seluruh biaya operasional lainnya. Sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia, rasio BOPO dikatakan mempunyai tingkat efisiensi baik apabila

BOPO < 95% dan dikatakan buruk apabila BOPO > 96%.

b. NIM (Net Interest Margin)

NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih

terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari

pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Aktiva produktif yang

diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest

bearing assets) (Payamta,2009). Menurut Amilia dan Hendraningtyas

(2005) bahwa NIM dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

menghasilkan pendapatan bunga bersih maka semakin besar NIM maka

meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil.

Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 7/2/PBI/2005 tentang

Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang dimaksud dengan aktiva

produktif adalah penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan,

dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan

akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual

kembali, (reverse repurchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan,

transaksi rekening administratif serta bentuk penyediaan dana lainnya yang

dapat dipersamakan dengan itu. Oleh karenanya bank wajib menjaga selalu

kualitas aktiva produktifnya dan melaporkan perkembangannya ke Bank

Indonesia secara berkala.

Selain menjaga kualitas aktiva produktifnya, untuk menjaga posisi

NIM perlu memperhatikan perubahan suku bunga. Dalam mencapai

keuntungan yang maksimal selalu ada risiko yang sepadan, semakin tinggi

keuntungannya semakin besar risiko yang dihadapi. Yang dalam

perbankan sangat dipengaruhi oleh besarnya suku bunga (interest rate).

Peningkatan keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku bunga

sering disebut NIM (Net Interest Margin), yaitu selisih pendapatan bunga

dengan biaya bunga (Januarti. I, 2002).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

c. ICR (Interest Cost to Total Cost)

Biaya bunga adalah biaya yang paling besar diantara biaya-biaya

lainnya dalam perusahaan perbankan. Jika rasio ini semakin kecil maka

pengelolaan beban bunga bank semakin efisien (Payamta, 2009). Jika

pengelolaan bunga bank semakin efisien maka akan memperoleh laba

yang semakin tinggi.

d. DSR (Debt Service Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menutup biaya bunga

dengan pendapatan bunga yang dihasilkan selama periode tertentu.

Semakin besar rasio ini maka semakin efisien kegiatan operasional suatu

bank (Payamta, 2009).

4. Risiko keuangan

Risiko bank yang terukur berdasarkan informasi laporan keuangan

adalah risiko keuangan. Risiko keuangan menunjukkan tingkat relatif atas

konsekuensi pengambilan keputusan manajemen dalam berbagai dimensi

keuangan yang berhubungan dengan pengembalian (keuntungan) yang

diharapkan dari keputusan tersebut (Sukarno, 2005). Rasio risiko usaha bank

yaitu rasio yang mengukur tingkat risiko yang dihadapi perbankan. Risiko

keuangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan indikator

kegagalan atau kesehatan bank. Fah dan Nassir (2010) mengungkapkan

bahwa hubungan antara risiko-risiko yang menyebabkan kegagalan suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

bank sangat penting bagi investor yang melakukan kegiatan trade off atau jual

beli di pasar modal.

Menurut Hempel, et al. (1994); Hadad, dkk (2004); Sukarno (2005); Payamta

(2009) risiko keuangan bank dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio

berikut ini.

a. Liquidity Risk

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/25/2009, risiko likuiditas

adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban

yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset

likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu

aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Tujuan dari rasio ini adalah untuk

mengukur kemungkinan pihak bank gagal untuk memenuhi kewajiban

kepada deposan.

b. Credit Risk

Risiko kredit adalah suatu resiko kerugian yang disebabkan oleh

ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran

utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/25/2009, risiko kredit adalah

risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi

kewajiban kepada bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan bank menyanggah adanya kredit bermasalah oleh

debiturnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

c. Capital Risk (Assets Risk)

Rasio ini merupakan perbandingan antara ekuitas terhadap risk

asset. Risk Asset bank meliputi total aktiva dikurangi dengan kas, giro

BI dan surat berharga pemerintah. Tujuannya, untuk mengukur

kemampuan bank menyanggah risiko kegagalan bank membayarkan

pengembalian simpanan nasabah dengan modal sendiri.

5. Kepercayaan masyarakat

Kepercayaan masyarakat dalam penelitian ini dinyatakan dengan dana

pihak ketiga. Dana pihak ketiga sangat dibutuhkan bank untuk menjalankan

operasinya. Menurut Meydianawathi, L. G (2007) menunjukkan bahwa dana

pihak ketiga berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran kredit

investasi dan kredit modal kerja bank umum kepada sektor UMKM di

Indonesia. Dendawijaya (2003) mendefinisikan dana pihak ketiga adalah

dana berupa simpanan dari masyarakat. Bank dapat memanfaatkan dana dari

pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan

pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan

dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada

akhirnya LDR juga akan meningkat.

6. Skala bank

Skala bank merupakan besaran yang menunjukkan ukuran perusahaan.

Dalam penelitian Payamta (2009) bahwa variabel skala bank tidak cukup kuat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

untuk menjelaskan adanya perbedaan hasil prediksi tingkat kesehatan bank.

Menurut Januarti, I. (2002) bahwa semakin besar bank akan mempunyai

kekuatan pasar yang lebih besar dibandingkan bank yang memiliki skala kecil

maka kemungkinan bangkrut akan menjadi rendah.

B. Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan akan melaporkan posisi keuangan pada satu titik

waktu tertentu maupun selama satu periode di masa lalu. Dari sudut pandang

seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis

laporan keuangan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan

keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi

masa depan dan untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan

meningkatkan kinerja perusahaan dimasa mendatang (Brimingham dan

Houston, 2006).

Penelitian ini, dilakukan guna menguji pengaruh pengaruh faktor

efesiensi usaha, risiko keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank

terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial. Variabel independen

yang digunakan adalah faktor efesiensi usaha, risiko keuangan, kepercayaan

masyarakat dan skala bank. Variabel dependen yang digunakan adalah

kemampuan penyaluran kredit bank komersial. Kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran.

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh efesiensi

usaha, risiko keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank terhadap

kemampuan penyaluran kredit.

1. Pengaruh Efesiensi usaha terhadap kemampuan penyaluran kredit bank

komersial.

Dalam penelitian Quirin (1998) menyatakan bahwa teori sinyal

fundamental terdapat efesiensi usaha yaitu perusahaan yang efesien dalam

usahanya atau memberikan layanan jasanya akan mampu memenangkan

persaingan dan berpotensi untuk memberikan kesejahteraan kepada para

pemegang saham lebih baik. Bank merupakan perusahaan jasa dalam bidang

keuangan. Efesiensi usaha suatu bank menggambarkan efesiensi dalam

memberikan pelayanan jasa-jasa perbankan. Efesiensi usaha bank merupakan

signal (tanda) positif bagi para investor. Semakin efesiensi usaha suatu bank

Ha.4

Ha.3

Ha.1 

Ha.2Kemampuan penyaluran kredit bank

komersial

Skala bank

Risiko keuangan a. Liquidity Risk b. Credit Risk c. Capital Risk

Kepercayaan masyarakat

Efesiensi usaha a. BOPO b. NIM c. ICR d. DSR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

berpotensi berkembang dengan baik, dapat mmemberikan nilai tambah besar

kepada pemegang saham dan kemampuan meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut teknik CAMEL aspek efesiensi dinilai dengan rasio berikut ini.

a) Biaya operasional/pendapatan opersional (BOPO).

BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan

operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank

dalam rangka menjalankan aktivitas usaha utamanya seperti biaya bunga,

biaya pemasaran, biaya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya.

Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan

yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan

pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin

efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya (Payamta,2009).

Menurut Amilia dan Hendraningtyas (2005) bahwa BOPO dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan dan mengendalikan biaya

operasional terhadap operasionalnya maka semakin kecil BOPO berarti

semakin efesiensi biaya operasional yang dikeluarkan bank yang

bersangkutan sehingga memungkinkan suatu bak dalam kondisi

bermasalah semakin kecil.

b) Net interst margin (NIM).

NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih

terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari

pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Aktiva produktif yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest

bearing assets) (Payamta,2009).

Menurut Amilia dan Hendraningtyas (2005) bahwa NIM dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola

aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih maka

semmakin besar NIM maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva

produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil. Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor

7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang dimaksud

dengan aktiva produktif adalah penyediaan dana bank untuk memperoleh

penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar

bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji

dijual kembali, (reverse repurchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan,

transaksi rekening administratif serta bentuk penyediaan dana lainnya yang

dapat dipersamakan dengan itu. Oleh karennya bank wajib menjaga selalu

kualitas aktiva produktifnya dan melaporkan perkembangannya ke Bank

Indonesia secara berkala. Selain menjaga kualitas aktiva produktifnya, untuk

menjaga posisi NIM perlu memperhatikan perubahan suku bunga. Dalam

mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada risiko yang sepadan,

semakin tinggi keuntungannya semakin besar risiko yang dihadapi. Yang

dalam perbankan sangat dipengaruhi oleh besarnya suku bunga (interest

rate). Peningkatan keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

bunga sering disebut NIM (Net Interest Margin), yaitu selisih pendapatan

bunga dengan biaya bunga (Indira Januarti, 2002).

c) Rasio Interest Cost to Total Cost (ICR).

Rasio ini menunjukkan efektivitas pengelolaan beban bunga bank. ICR

merupakan perbandingan antara jumlah biaya bunga dibagi dengan jumlah

total biaya dalam periode yang sama (Payamta,2009).

d) Debt Service ratio (DSR).

Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menutup biaya bunga

dengan pendapatan bunga yang dihasilkan dalam periode tertentu. DSR

merupakan perbandingan jumlah pendapatan bunga dibagi dengan jumlah

biaya bunga dalam suatu periode yang sama (Payamta,2009).

Atas hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat ditarik hipotesis pertama

sebagai berikut ini.

Ha.1 : Efesiensi Usaha berpengaruh terhadap kemampuan

penyaluran kredit bank komersial.

2. Pengaruh Risiko keuangan terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial.

Risiko keuangan merupakan salah satu jenis risiko usaha bank yang

terukur bedasarkan informasi laporan keuangan. Resiko keuangan

menunjukkan tingkat relatif atas konsekuensi pengambilan keputusan

manajemen dalam berbagai dimensi keuangan yang berhubungan dengan

pengembalian (keuntungan) yang diharapkan dari keputusan tersebut. Risiko

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

yang dihadapi bank semakin besar jika tingkat keuntungan yang diharapkan

semakin besar pula (Hempel,dkk,1994). Semakin besar risiko keuangan

merupakan sinyal negatif terhadap kinerja bank. Risiko usaha bank sangat

beragam dan tidak semua risiko terukur dalam bentuk informasi keuangan.

Jenis risiko keuangan dapat meliputi.

a. Liquidity Risk

Liquidity risk yaitu rasio antara (Likuid asset-Sort term Borrowing)

dibagi dengan total deposit. Rasio ini mengukur kemungkinan timbulnya

risiko bank tidak mampu memenihi kewajiban kepada deposannya

(Payamta, 2009).

b. Credit Risk

Credit risk merupakan risiko kredit bermasalah terhadap total kredit

diberikan. Rasio ini mengukur kemungkinan terjadinya risiko kegagalan

suatu bank yang disebabkan oleh karena timbulnya kredit bermasalah

atau kredit macet (Payamta, 2009).

c. Capital Risk

Capital risk merupakan rasio antara ekuitas terhadap aktiva bank yang

berisiko atau risk asset. Risk asset bank meliputi total asset dikurangi

dengan kas, giro BI dan surat berharga pemerintah (Payamta, 2009).

Hasil kajian literatur sebelumya, Meyer dan Piefer (1970) serta

Wimboh,dkk.(1995) menemukan tingkat efesiensi berpengaruh terhadap

kegagalan suatu bank dan risiko yang besar memberikan pengaruh positif

terhadap kegagalan bank. Bank yang tidak efesien mempunyai risiko besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

untuk bankrut. Sinkey (2002) memberikaan acuan bahwa risiko usaha bank

dapat diukur dengan variabelitas ROE.

Ada fenomena kredit bermasalah yang cukup besar dan negatif spread

pada suatu bank merupakan salah satu cermin adanya risiko tinggi yang

dihadapi bank tersebut. Risiko bank semakin tinggi jika bank belum mampu

memenuhi standar pemenuhan modal minimumnya. Adanya dorongan dari

Bank Indonesia agar bank-bank melakukan merger dan akuisisi dengan bank

lain adalah logis. Jika suatu bank telah dimerger atau diakuiisisi dengan bank

lain, maka struktur permodal bank semakin kuat dan risiko usahanya semakin

berkurang.

Dari sudut pandang teori keagenan , konflik antara debitur dengan

kreditur akan selalu terjadi. Pada dasarnya, kreditur tidak akan pernah

memperdulikan kepentingan bank sebagai kreditur. Debitur akan selalu

memanfaatkan peluang bagaimana mencari keuntungan sebesar-besarnya dari

hubungannya dengan kreditor (bank). Debitur tidak segan-segan melakukan

pelanggaran atas sebagian ataupun seluruh ketentuan perkreditan yang

ditetapkan bank. Akibatnya risiko kredit yang ditanggung debitur semakin

besar, kredit menjadi tidak lancar. Kasus-kasus adanya kredit macet dalam

perbankan nasional adalah contoh konkrit dari risiko yang dihadapi bank saat

ini (Retnadi,2006:113). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat

ditarik hipotesis kedua sebagai berikut ini.

Ha.2: Risiko keuangan berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran

kredit bank komersial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

3. Pengaruh Kepercayaan Masyarakat terhadap kemampuan penyaluran

kredit bank komersial.

Falsafah yang melandasi kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari

masyarakat atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam

operasinya harus selalu menjaga kinerjanya sebagai fungsi dari nilai

perusahaan, karena apabila kinerja sebuah perusahaan meningkat, maka nilai

keusahaannya akan semakin tinggi (Mulyono 1995:18).

Menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan baik

untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Karena bagi sebuah bank, dana

merupakan darah dan persoalan paling utama, sehingga tanpa dana, bank

tidak dapat berfungsi sama sekali.

Berdasarkan pengalaman di lapangan atau bukti-bukti empiris, dana

bank yang berasal dari modal sendiri dan cadangan modal hanya sebesar 7%

sampai dengan 8% dari total aktiva bank. Dana–dana yang dihimpun dari

masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh

bank yang bisa mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang

dikelola oleh bank. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya

disimpan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan (Grahacendikia, 2009)

Pada pasal 1 butir 5 UU No. 10/1998 disebutkan bahwa yang dimaksud

dengan simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada

bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

dengan itu. Dana-dana utama yang dihimpun oleh sektor perbankan adalah

sebagai berikut.

a. Tabungan (saving deposit)

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan

itu. Dana tabungan biasanya dimiliki oleh masyarakat dengan kegiatan

bisnis relatif kecil, bahkan tidak ada.

b. Deposito berjangka (time deposit)

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

penyimpan dengan bank. Dana yang berasal dari deposito adalah dana

termahal yang harus ditanggung bank. Dana dari simpanan berjangka

pada umumnya dihimpun dari pengusaha menengah dan masyarakat dari

golongan menengah atas yang bukan bisnis.

c. Giro (demand deposit)

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

pemindahbukuan. Dana giro umumnya digunakan oleh pengusaha

dengan likuiditas tinggi sehingga pergerakan dananya amat cepat.

Memiliki rekening giro untuk pengusaha merupakan kebutuhan mutlak

demi kelancaran bisnis dan urusan pembayaran.

d. Sertifikat deposito (certificate of deposit)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang

sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

Menurut Meydianawathi, L. G (2007) bahwa DPK berpengaruh nyata

dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja

yang disalurkan bank umum kepada sektor UMKM di Indonesia. Selain dari

empat macam bentuk simpanan dana pihak ketiga tersebut yaitu giro,

deposito dan tabungan, masih terdapat beberapa macam dana pihak ketiga

lainnya yang diterima bank. Akan tetapi, dana-dana ini sebagian besar

berbentuk dana sementara yang sukar disusun perencanaannya karena bersifat

sementara.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat ditarik hipotesis ketiga

sebagai berikut ini.

Ha.3 : Kepercayaan Masyarakat berpengaruh terhadap kemampuan

penyaluran kredit bank komersial.

4. Pengaruh Skala bank terhadap kemampuan penyaluran kredit.

Dalam penelitian payamta (2009) bahwa variabel skala bank tidak cukup

kuat untuk menjelaskan adanya perbedaan hasil prediksi tingkat kesehatan

bank. Skala bank diukur dengan jumlah bank sesuai dengan kriteria

Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

Tujuan utama keberadaan API adalah menciptakan industri perbankan

nasional yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem

keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

satu program penguatan struktur perbankan nasional adalah memperkuat

permodalan bank. Menurut Januarti, I. (2002) bahwa semakin besar bank

akan mempunyai kekuatan pasar yang lebih besar dibandingkan bank yang

memiliki skala kecil maka kemungkinan bangkrut akan menjadi rendah.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat ditarik hipotesis keempat

sebagai berikut ini.

Ha.4: Skala bank berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III akan menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data,

pengukuran variabel, dan metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian

ini.

A. Desain Penelitian.

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis karena penelitian ini

menggunakan hipotesis yang hipotesisnya sudah dapat ditentukan di awal

penelitian (Hartono, 2001: 40). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara faktor efesiensi usaha, risiko keuangan, kepercayaan

masyarakat dan skala bank terhadap kemampuan penyaluran kredit bank

komersial. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kausal yaitu penelitian

yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel

yang lainnya, yang mempengaruhi adalah variabel independen dan yang

dipengaruhi adalah variabel dependen (Hartono, 2004: 44), dimana sebagai

variabel independen efesiensi usaha, risiko keuangan, kepercayaan

masyarakat dan skala bank terhadap kemampuan penyaluran kredit sebagai

variabel dependen.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah bank karena sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bank yang terdaftar dalam Bank

Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan

38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

sebagai satu kesatuan, sehingga study setting dalam penelitian ini adalah

lingkungan riil atau field setting (Hartono, 2004: 54). Sedangkan berdasarkan

waktu penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian pooled data yaitu

pengumpulan data penelitian melibatkan banyak waktu tertentu dengan

banyak sampel (Hartono, 2004: 55).

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.

1. Populasi.

Populasi mengacu pada sekelompok orang, kejadian (event), atau

sesuatu yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan investigasi

(Sekaran, 2006:121). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua bank umum nasional di Indonesia. Sehingga peneliti tidak dapat

memanipulasi data yang digunakan dalam penelitian ini, karena data yang di

ambil dari bank tersebut telah diterbitkan ke publik. Berdasarkan sumber dari

Bank Indonesia terdapat 126 unit bank masih beroperasi di Indonesia sampai

dengan posisi akhir tahun 2008. Dari tahun ke tahun terjadi perubahan jumlah

bank yang dikarenakan dicabut izin usahanya dan penggabungan usaha

(merger) antara bank. Pada tahun 2005 terdapat 131 unit bank yang

beroperasi, tahun 2006 dan 2007 terdapat 130 unit bank yang beroperasi,

maka populasi dari penelitian ini 517 unit bank.

2. Sampel.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sample terdiri atas sejumlah

anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006:123). Sampel yang diambil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

adalah bank umum yang ada di Indonesia kecuali Bank Perkreditan Rakyat

(BPR).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu sampel yang sengaja ditentukan berdasarkan kriteria tertentu

yang telah ditentukan oleh peneliti untuk mendapatkan sampel yang

representatif. Sampel yang diambil dari seluruh bank umum yang ada di

Indonesia, kecuali Bank Perkreditan Rakyat. Kriteria yang digunakan dalam

penentuan sampel adalah seperti berikut ini.

1) Bank Umum masih beroperasi sampai dengan akhir periode amatan

(tanggal 31 Desember 2008).

2) Bank tersebut mempunyai laporan keuangan publikasi tahunan lengkap

selama kurun waktu amatan dan publikasikan dalam web site Bank

Indonesia.

3) Bank tersebut menyajikan informasi tentang rasio publikasi standar Bank

Indonesia secara lengkap selama kurun waktu amatan dan publikasikan

dalam web site Bank Indonesia.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah

data yang dibuat atau dikumpulkan oleh pihak luar (Sekaran, 2006: 211).

Alasan menggunakan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini

mudah untuk diperoleh dan memiliki waktu yang lebih luas. Data sekunder

tersebut berupa laporan keuangan dari bank Indonesia yang terdaftar pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Bank Indonesia (BI) tahun 2005-2008 yang telah dipublikasikan yang sumber

utamanya dari website resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.com dan Laporan

Pengawasan Perbankan (LPP) yang tersedia di Bank Indonesia tahun 2005-

2008.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya.

Variabel adalah sesuatu yang memiliki variasi nilai (Sularso, 2003:

17). Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen yang diproksikan dengan kemampuan penyaluran kredit sedangkan

variabel independen diwakili oleh efesiensi usaha, risiko keuangan,

kepercayaan masyarakat dan skala bank. Definisi operasional variabel-

variabel dalam penelitian ini adalah berikut ini.

1. Variabel Dependen.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan penyaluran

kredit yang diproksikan dengan LDR. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.

12/19/PBI/2010, Loan to Deposit Ratio adalah rasio kredit yang diberikan

kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit

kepada bank lain. Kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang

mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak

termasuk dana antar Bank. LDR menggambarkan kemampuan bank

membayar kembali penarikan-penarikan yang dilakukan oleh nasabah dan

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan

likuiditas bank. Kemampuan penyaluran kredit dapat pula digunakan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

menilai strategi manajemen suatu bank, manajemen bank yang konservatif

cenderung memiliki kemampuan penyaluran kredit yang relatif rendah, begitu

pula sebaliknya. Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank

dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana

pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas

bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit

kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan,

simpanan berjangka dan sertifikat deposito. Rasio ini dapat dirumuskan

sebagai berikut (SE BI No.3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001).

Berdasarkan hasil dari LDR akan didummy dengan menghitung selisih

LDR yaitu LDR tahun sesudahnya dikurangi dengan LDR tahun

bersangkutan. Hasil dari LDR menggunakan dummy dimana (0) untuk LDR

yang positif, (1) untuk LDR yang negatif.

2. Variabel Independen

1) Efesiensi usaha

Analisis efisiensi usaha dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menggunakan semua aset bank secara efisien. Semakin

Loan to Deposit Ratio = %100ketigapihak dana Total

kredit Total×  

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

efesien usaha suatu bank merupakan sinyal positif. Menurut teknik CAMEL

aspek efesiensi dinilai dengan indikator berikut ini.

a) Biaya operasional/pendapatan opersional (BOPO).

Rasio ini menggambarkan tingkat efesiensi usaha bank dalam

menghasilkan pendapatan operasonalnya. Rasio ini digunakan karena

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional sangatlah penting untuk keefisienan

usahanya sehingga dapat memperoleh laba yang diharapkan (Almilia dan

Herdiningtyas, 2005). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya

operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecilPendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan

bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan

sebagai berikut (SE BI No.3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001).

b) Net interst margin (NIM).

Rasio ini mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan

pendapatan bunga bersih dari fungsi intermediasinya. Menurut Januarti, I

(2002) menyatakan bahwa NIM adalah pendapatan bunga bersih adalah

100%lOperasiona Pendapatan

lOperasiona BiayaBOPO ×=  

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

selisih antara jumlah pendapatan yang diterima bank setelah dikurangi

dengan biaya bunga yang dibayarkan oleh bank tersebut dalam periode

yang sama (interest spread). Bobot NIM sebesar 10%. Nilai NIM terbaik

sebesar 6%, yang diperoleh dari NIM rata-rata perbankan. NIM ini

dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001).

c) Rasio Interest Cost to Total Cost (ICR).

Menurut Payamta (2009) rasio ini berguna untuk mengetahui

tingkat efisiensi dalam pengelolaan beban bunga pada suatu bank. Bagi

perusahaan perbankan, biaya yang paling besar adalah biaya bunga.

Semakin besar biaya bunga maka keuntungan yang dihasilkan akan

semakin sedikit. Keuntungan yang dihasilkan suatu bank mempengaruhi

investor dalam pengambilan keputusan investasi (Ulupui, 2006).

Rumusnya menurut Payamta (2009) adalah sebagai berikut ini.

d) Debt Service ratio (DSR).

DSR merupakan perbandingan jumlah pendapatan bunga dibagi

dengan jumlah biaya bunga dalam suatu periode yang sama (Payamta,

2009). Dalam kegiatan operasional suatu bank pendapatan bunga adalah

pendapatan utama dan beban bunga adalah beban yang paling utama. Jika

bank dapat memperoleh pendapatan lebih besar dibanding beban yang

%100produktif Aktiva rata-Rata

bersih bunga PendapatanNIM ×=  

%100periodesatu dalam Biaya Totalperiodesatu dalam Bunga BiayaICR ×=  

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

dikeluarkan maka semakin efisien kegiatan operasional suatu bank. Rasio

ini dirumuskan sebagai berikut (Payamta, 2009).

2) Risiko keuangan

Resiko keuangan menunjukkan tingkat relatif atas konsekuensi

pengambilan keputusan manajemen dalam berbagai dimensi keuangan yang

berhubungan dengan pengembalian (keuntungan) yang diharapkan dari

keputusan tersebut. Risiko yang dihadapi bank semakin besar jika tingkat

keuntungan yang diharapkan semakin besar pula (Hempel,dkk,1994).

Semakin besar risiko keuangan merupakan sinyal negatif terhadap kinerja

bank. Risiko usaha bank sangat beragam dan tidak semua risiko terukur

dalam bentuk informasi keuangan. Jenis risiko keuangan dapat meliputi

a. Liquidity Risk

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

menyanggah resiko kemungkinan kegagalan bank memenuhi kewajiban

kepada para deposan (Abdullah, 2003:128). Rasio Liquidity Risk adalah rasio

antara (Likuid asset-Sort term Borrowing) dibagi dengan total deposit.

Payamta (2009) rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut.

b. Credit Risk

%100periodesatu pada Bunga Biaya

periodesatu pada Bunga PendapatanDSR ×=  

%100Deposit Total

×=ngrm Borrowiet-Sort TeLikuid AssRiskLiquidity  

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemungkinan terjadinya resiko

kegagalan suatu bank yang disebabkan oleh karena timbulnya kredit

bermasalah atau kredit macet (Hempel, et.al, 1994). Sukarno (2005)

mengungkapkan bahwa risiko kredit pada suatu bank berdampak terhadap

kesehatan suatu bank. Semakin besar risiko kredit yang dimiliki suatu bank

maka semakin besar kemungkinan kegagalan suatu bank. Rumusnya adalah

sebagai berikut (Hempel, et al., 1994).

Credit Risk = x 100%

c. Capital Risk

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

menyanggah risiko kegagalan pengembalian simpanan yang segera

dibayarkan kepada debitur melalui pinjaman modal (Abdullah, 2003:128).

Menurut Hadad, dkk (2004), rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Capital Risk = x 100%

3) Kepercayaan masyarakat

Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana pada

bank karena masyarakat banyak memperoleh informasi tentang permasalahan

yang terdapat pada bank-bank yang ada. Misalnya, banyak bank yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

kesulitan likuidasi, banyak berita tentang kredit macet, banyak bank yang

ditutup dan masih banyak lagi. Kepercayaan masyarakat atau dana pihak

ketiga biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana yang berhasil

dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas (Kasmir dalam

Meydianawathi, 2007). Dalam UU Perbankan No. 10, Tahun 1998 dana yang

dihimpun bank umum dari masyarakat tersebut biasanya berbentuk simpanan

giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan

deposito (time deposit). Kepercayaan masyarakat diharapkan berkorelasi

positif dengan penyaluran kredit.

4) Skala bank

Skala bank menggambarkan besar kecilnya suatu bank. Skala bank

menggunakan dummy dimana (0) untuk bank yang memiliki modal diatas

100 Miliar, (1) untuk bank yang memiliki modal dibawah 100 Miliar.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik digunakan untuk mendekripsikan variabel-variabel dalam

penelitian ini. Alat yang digunakan adaah rata-rata (mean), minimum,

maksimum dan standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data

yang menjadi sampel penelitian. Pengolahan data dengan mengunakan

SPSS release 17.00.

2. Uji Hipotesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan

menggunakan regresi logistik (logistic regression) yang variabel bebasnya

merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Teknik

analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas data pada variabel

bebasnya. Dalam logistic regression selain mengabaikan uji normalitas

juga tidak mensyaratkan uji heterokedastisitas. Logistic regression dipakai

apabila asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi

(Ghozali, 2005:211). Model yang akan digunakan dalam penelitian ini

disajikan sebagai berikut ini.

LDR= α + β1 BOPO + β2 NIM + β3 ICR + β4 DSR + β5 LR + β6 CRR + β7 CPR + β8 KM + β9SKALA + Є

Keterangan: LDR = Loan to Deposit Ratio

α = Konstanta

BOPO = Biaya operasional/pendapatan opersional

NIM = Net interst margin

ICR = Interest Cost to Total Cost

DSR = Debt Service ratio

LR = Liquidity Risk

CRR = Credit Risk

CPR = Capital Risk

KM = Kepercayaan masyarakat

SKALA = Skala bank

β1-9 = Koefisien masing-masing variabel

Є = Kesalahan Residual

Data yang dikumpulkan dalam penelitian diolah kemudian di analisis

untuk pengujian hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menilai Model Fit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Penilaian model fit berguna untuk mengetahui apakah model

yang dihipotesiskan fit dengan data. Penilaian model fit dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan Hosmer dan Lemeshow’s

Goodness of fit. Apabila nilai signifikansi (p-value) di atas 0.05

berarti model telah fit dengan data yang digunakan (Ghozali, 2005).

b) Negelkerke R Square

Negelkerke R Square merupakan pengujian yang digunakan

untuk menjelaskan kemampuan model dalam menjelaskan variabel

independennya. Negelkerke R Square ini dapat diinterpretasikan

seperti halnya nilai Adjusted R 2 (Adj R 2 ) pada regresi berganda

(Ghozali, 2005).

c) Omnibus test

Omnibust test merupakan pengujian yang bertujuan melihat

pengaruh secara umum variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengujian ini dapat disamakan dengan nilai F regresi pada

pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda.

d) Nilai t regresi

Nilai t regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Pada pengujian

menggunakan regresi logistik, t regresi dapat dilihat pada tabel

variabel in equation. Apabila nilai p-value lebih kecil dari 0.05 hal

tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel

independen terhadap variabel dependen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai pengumpulan data, analisis statistik

diskriptif dan pengujian hipotesis dan pembahasan hasil pengujian yang telah

dilakukan selama penelitian. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi logistik dengan bantuan program SPSS release 17.

A. Hasil Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor efesiensi

usaha, risiko keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank terhadap

kemampuan penyaluran kredit bank komersial yang terdaftar pada Bank

Indonesia (BI) periode 2005-2008. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian berikut ini.

Tabel 1

Kriteria Pengambilan Sampel

Jumlah bank yang terdaftar di Bank Indonesia (2005-2008) 517

Jumlah bank yang dicabut izin usahanya dan Merger (10)

Data laporan keuangan tidak lengkap (64)

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 443

Sumber: website Bank Indonesia

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel tahun 2005 sampai

dengan tahun 2008 sejumlah 443 Langkah selanjutnya adalah melakukan

pengumpulan data. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan.

51

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi logistik

dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Perhitungan statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui

karakteristik dari sample penelitian yang digunakan atau dianalisis lebih lanjut.

Perhitungan yang dilakukan meliputi jumlah sample, standar deviasi, nilai

minimum dan nilai maximum. Pengolahan data dengan mengunakan program

SPSS for windows versi 17.0.

Tabel 2 Descriptive Statistics

Variabel

N

Minimum

Maximum

Mean

Std.

Deviation BOPO 443 0,58 230,12 81,0255 21,54707 NIM 443 -3,43 87,98 4,9231 9,60636 ICR 443 0,09 645,68 12,0994 51,97503 DSR 443 0,00 30,19 2,5174 2,01247Liquidity Risk 443 0,00 38,11 1,6808 3,74115 Credit Risk 443 0,00 32,57 3,4334 3,72931 Capital Risk 443 -0,21 33,24 1,3512 2,94618 Kepercayaan masyarakat 443 13386 235802393 8095492,94 21724986,11 Skala Bank 443 0,00 1,00 0,73 0,444 LDR Valid N (listwise)

443 443

0,00 1,00 0,50 0,501

Sumber : Hasil pengolahan data

Variabel efesiensi usaha dalam penelitian ini terdiri dari empat proksi

yaitu BOPO, NIM, ICR dan DSR. Variabel BOPO memiliki nilai minimum pada

bank Deutsche bank sebesar 0,58 dengan nilai maksimum pada bank Capital

Indonesia Sebesar 230,12. Nilai rata-rata BOPO sebesar 81,0255 dengan standar

deviasi sebesar 21,54707. Variabel NIM memiliki nilai mínimum pada bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Multicolar sebesar -3,43 dengan nilai maksimum pada Bank Kesejahteraan

Ekonomi sebesar 87,98. Nilai rata-rata NIM sebesar 4,9231 dengan standar

deviasi sebesar 9,60636. Variabel ICR memiliki nilai minimum pada bank Bank

Chinatrust Indonesia 0,09 dengan nilai maksimum pada Bank of China sebesar

645,68. Nilai rata-rata ICR sebesar 12,0994 dengan standar deviasi sebesar

51,97503. Variabel DSR memiliki nilai minimum pada bank Multicolar sebesar

0,00 dengan nilai maksimum pada Bank Chinatrust Indonesia 30,19. Nilai rata-

rata DSR sebesar 2,5174 dengan standar deviasi sebesar 2,01247.

Variabel risiko keuangan dalam penelitian ini terdiri dari tiga proksi

yaitu Liquidity Risk (LR), Credit Risk (CRR), Capital Risk (CPR). Variabel

Liquidity Risk (LR) memiliki nilai minimum pada bank Multicolar sebesar 0,00

dengan nilai maksimum pada Bank of America sebesar 38,11. Nilai rata-rata

Liquidity Risk (LR) sebesar 1,6808 dengan standar deviasi sebesar 3,74115.

Variabel Credit Risk (CRR) memiliki nilai mínimum pada bank Ekspor

Indonesia sebesar 0,00 dengan nilai maksimum pada Bank Swaguna 32,57. Nilai

rata-rata Credit Risk (CRR) sebesar 3,4334 dengan standar deviasi sebesar

3,72931. Variable Capital Risk (CPR) memiliki nilai minimum pada Bank of

China sebesar -0,21 dengan nilai maksimum pada Liman International Bank

sebesar 33,24. Nilai rata-rata Capital Risk (CPR) sebesar 1,3512 dengan standar

deviasi sebesar 2,94618.

Variabel kepercayaan masyarakat memiliki nilai mínimum pada Bank

Alfindo Sejahtera sebesar Rp 13386 dengan nilai maksimum pada Bank Mandiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Rp 235802393 . Nilai rata-rata kepercayaan masyarakat sebesar 8095492,94

dengan standar deviasi sebesar 21724986,11.

Variabel dummy skala bank memiliki nilai minimum sebesar 0 dengan

nilai maksimum 1. Nilai rata-rata dummy skala bank sebesar 0,73 dengan

standar deviasi sebesar 0,444.

Variabel dummy kemampuan penyaluran kredit memiliki nilai

minimum sebesar 0 dengan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata dummy

kemampuan penyaluran kredit sebesar 0,50 dengan standar deviasi sebesar

0,501.

C. Pengujian Hipotesis dan pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor efesiensi usaha,

risiko keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank terhadap

kemampuan penyaluran kredit bank komersial. Uji hipotesis dalam penelitian

ini meliputi beberapa tahap berikut ini.

1. Pengujian hipotesis

a. Uji fit Model

Pengujian ini bertujuan untuk menilai tingkat kecocokan model

penelitian dengan data yang digunakan. Hasil uji fit model tersaji pada

tabel berikut ini.

Tabel 3 Uji Fit Model

Hosmer and Lemeshow Test

Chi-square df Sig. 7,028 8 0,534

Sumber : Hasil pengolahan data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Berdasar tabel di atas diketahui bahwa uji Hosmer dan

Lemeshow’s Goodness of fit menunjukkan nilai Chi-square sebesar

7,028 dengan signifikansi sebesar 0,534. Pengujian memberikan hasil

signifikansi di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model

telah cocok (fit) antara model penelitian dengan data yang digunakan.

Nilai signifikansi yang diperoleh jauh lebih besar dari 0,05, maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak (diterima) yang berarti tidak terdapat

perbedaan yang nyata antara model dengan nilai-nilai observasinya

sehingga model dapat memprediksi hasil observasi dengan baik. Hal

ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis

selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi

yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

b. Negelkerke R Square

Hasil pengujian untuk Negelkerke R Square tersaji pada tebel

berikut ini.

Tabel 4 Uji R Square

Nagelkerke R Square

-2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

560,527 0,114 0,152 Sumber: Hasil pengolahan data

Cox-Snell R2 dan Nagelkerke R memiliki analogi sama dengan

nilai R-square pada regresi linier. Berdasarkan tabel di atas diketahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

bahwa nilai Negelkerke R Square sebesar 0,152. Hal tersebut berarti

15,2% perubahan LDR dipengaruhi oleh faktor efesiensi usaha, risiko

keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank.

c. Omnibus Test

Hasil uji Omnibus Test tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 5

Omnibus Test Chi-square

df

Sig

Step 1 Step 53,581 9 0,000 Block 53,581 9 0,000 Modal 53,581 9 0,000

Sumber : Hasil pengolahan data

Omnibus Test dapat dianalogikan seperti nilai F pada

pengujian regresi linier. Hasil Omnibus test diperoleh koefisien Chi-

square sebesar 53,581 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat

disimpulkan bahwa faktor efesiensi usaha, risiko keuangan,

kepercayaan masyarakat dan skala bank berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kemampuan penyaluran kredit.

d. Nilai t regresi

Nilai t regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai p-value lebih

kecil dari 0.05 hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

2. Pembahasan

Setelah dilakukan uji hipotesis maka dilakukan analisis regresi

logistik. Regresi logistik dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab

rumusan masalah yaitu menguji apakah efesiensi usaha (BOPO, NIM,

ICR, DSR), risiko keuangan (credit risk, liquidity risk, capital risk)

kepercayaan masyarakat dan skala bank berpengaruh terhadap

kemampuan penyaluran kredit bank komersial.

Ringkasan hasil analisis regresi logistik ditunjukkan pada tabel 6

dibawah ini. Tabel tersebut menampilkan variabel independen mana saja

yang berpengaruh beserta koefisien pada variabel tersebut. Kemudian

penjelasan dari tabel ringkasan akan dijelaskan selanjutnya secara

terperinci pada tiap aspek dan variabel pengukurnya.

Tabel 6 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Logistik

Variabel Koefisien Sig. Keterangan BOPO 0,011 0,044 signifikan NIM 0,030 0,026 signifikan Liquidity risk -0,114 0,012 signifikan Credit risk -0,065 0,033 signifikan Capital risk -0,140 0,011 signifikan

Kepercayaan Masyarakat 0,000 0,032 signifikan Skala bank 0,524 0,032 signifikan

Sumber: Hasil pengelolahan data

a. Pengaruh efesiensi usaha terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial.

Hasil pengujian hipotesis Ha.1 yang menyebutkan “efisiensi usaha

berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial”,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

didukung. Ha.1 tersebut ditunjukkan dengan didukungnya BOPO dan

NIM berpengaruh signifikan terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank bank komersial. Hasil pengujian statistik terlihat pada tabel 7

dibawah ini.

Tabel 7

Uji Ha.1 Variabel Koefisien Sig.

BOPO 0,011 0,044 NIM 0,030 0,026 ICR 0,009 0,053 DSR 0,065 0,311

Secara statistik signifikan pada tingkat 5% Sumber: data statistik, diolah

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh

terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial dengan tingkat

signifikan sebesar 0,044 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian

sebesar 5%. Koefisien pada rasio ini positif artinya semakin besar rasio

BOPO maka semakin rendah efesiensi usaha suatu bank maka bank

semakin rendah untuk menyalurkan kreditnya.

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa NIM berpengaruh

terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial dengan tingkat

signifikan sebesar 0,026 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian

sebesar 5%. Koefisien pada rasio ini positif artinya semakin besar rasio

NIM maka semakin besar kemampuan bank dalam menyalurkan

kreditnya. Hal ini dapat dijelaskan jika NIM meningkat maka pendapatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

bunga bersih meningkat tersebut dapat digunakan atau disalurkan sebagai

kredit mengakibatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit tinggi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa ICR tidak berpengaruh

terhadap kemampuan penyaluran kredit bank bank komersial dengan

tingkat signifikansi 0,053 lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian

5%. Koefisien ICR positif artinya semakin besar rasio ICR maka semakin

besar 0,053 lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. ICR

merupakan perbandingan antara beban bunga terhadap total bunga pada

periode yang sama. Umumnya beban bunga adalah beban yang paling

besar dari total beban. Jika rasio ini semakin besar maka pengelolaan

beban bunga bank semakin efisien.

Hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS 17

for windows menunjukkan bahwa DSR tidak berpengaruh kemampuan

penyaluran kredit bank komersial dengan tingkat signifikansi 0,311 lebih

besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. Koefisien pada rasio ini

positif artinya semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan

penyaluran kredit bank komersial. koefisien pada rasio ini positif karena

rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menutup biaya bunga dengan

pendapatan bunga yang dihasilkan selama periode tertentu. DSR semakin

rendah maka semakin efesien sehingga semakin banyak selisih antara

pendapatan bunga dengan biaya bunga sehingga semakin besar

kemungkinan untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit sehingga

LDR naik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Bank yang opreasionalnya efesien cenderung untuk menyalurkan

kreditnya. Tingkat efesiensi usaha diukur dengan rasio BOPO, NIM, ICR

dan DSR. Penelitian ini mendukung temuan penelitian sebelumnya yang

dilakukan Amelia dan Herdiningtyas (2005) dan Payamta (2009).

Efesiensi usaha mendukung teori sinyal fundamental yang merupakan

faktor penting dalam pengelolaan kegiatan bank. penyaluran kredit bank

ditandai dengan adanya tingkat efesiensi yang tinggi. Bank yang efesien

mempunyai perputaran aktiva tinggi. Jika aktiva bank berputar secara

cepat maka resiko keuangan terkendali. Apabila bank mampu beroperasi

secara efesien dan mampu menghasilkan pendapatan operasional serta

dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, maka bank akan

mampu meningkatkan tingkat efesiensinya.

b. Pengaruh risiko keuangan terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial.

Hasil pengujian hipotesis Ha.2 yang menyebutkan “risiko keuangan

berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial”,

didukung. Hal tersebut ditunjukkan dengan liquidity risk ,credit risk dan

capital risk berpengaruh signifikan terhadap kemampuan penyaluran

kredit bank komersial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi logistik dapat

dilihat pada tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8

Uji Ha.2 Variabel Koefisien Sig.

Liquidity risk -0,114 0,012 Credit risk -0,065 0,033 Capital risk -0,140 0,011

Secara statistik signifikan pada tingkat 5% Sumber: hasil pengelolahan data

Hasil pengujian menunjukkan bahwa liquidity risk berpengaruh

negatif terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial dengan

tingkat signifikansi 0,012 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian

5%. Koefisien yang negatif menunjukkan jika liquidity risk meningkat

maka bank akan semakin rendah menyalurkan kredit tersebut. Hal ini

dapat dijelaskan bahwa rasio liquidity risk mengindenfikasikan bahwa

liquidity risk baik karena perusahaan mempunyai aktiva lancar untuk

menjamin terbayarnya deposito tetapi jumlah asset yang disalurkan

meningkat mengindikasikan bahwa jumlah asset yang disalurkan kepada

kredit rendah sehingga rasio LDR rendah.

Hasil pengujian dengan menggunakan analisis logistik

menunjukkan bahwa Credit Risk berpengaruh negatif signifikan terhadap

kemampuan penyaluran kredit bank komersial dengan tingkat

signifikansi 0,033 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%.

Koefisien yang negatif menunjukkan jika credit risk meningkat maka

bank akan semakin rendah menyalurkan kredit tersebut. Hal ini dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

dijelaskan bahwa rasio credit risk mengindenfikasikan bahwa perusahaan

mempunyai keinginan untuk tidak menerima pengembalian kredit yang

diberikan mengakibatkan bank mengalami penurunan asset sehingga

kemungkinan bank untuk memberikan kredit lebih rendah sehingga LDR

menurun maka credit risk signifikan terhadap LDR.

Hasil pengujian ini menunjukkan capital risk berpengaruh negatif

terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial tingkat

signifikansi 0,011 lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%.

Koefisien pada rasio ini negatif artinya semakin kecil rasio ini maka

semakin besar kemampuan penyaluran kredit bank komersial. Hal ini

dapat dijelaskan bahwa rasio capital risk mengindenfikasikan bahwa

resiko perusahaan rendah karena mempunyai modal sendiri yang cukup

untuk menutup kewajiban sehingga perusahaan mempunyai ketersediaan

asset yang cukup dalam pemberian kredit semakin besar kepada

masyarakat.

Risiko keuangan yang dihadapi bank semakin besar jika tingkat

keuntungan yang diharapkan semakin besar pula (Hempal, dkk, 1994).

Tingkat risiko keuangan dengan rasio liquidity Risk, credit risk dan

capital risik yang diujikan terbukti signifikan dengan tingkat signifikansi

5%. Penelitian ini mendukung temuan penelitian sebelumnya yang

dilakukan Amelia dan Herdiningtyas (2005) dan Payamta (2009). Jika

bank mempunyai risiko keuangan tinggi, biasanya diimbangi dengan

harapan pengembalian investasi atau tingkat profitabilitas yang semakin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

tinggi pula. Oleh karena itu, risiko keuangan yang tinggi tetapi tetap

terkendali akan berpengaruh terhadap penyaluran kredit bank.

Sebaliknya, jika risiko keuangan yang tinggi tetapi tidak terkendali maka

akibatnya dapat terpuruk.

c. Pengaruh kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan penyaluran

kredit bank komersial.

Hasil pengujian hipotesis Ha.3 yang menyebutkan kepercayaan

masyarakat berpengaruh positif terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial”, didukung. Hasil pengujian dengan menggunakan

analisis regresi logistik dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9

Uji Ha.3 Variabel Koefisien Sig.

Kepercayaan Masyarakat 0,000 0,032 Secara statistik signifikan pada tingkat 5% Sumber: hasil pengelolahan data

Hasil pengujian hipotesis Ha.3 yang menyebutkan “kepercayaan

masyarakat dapat digunakan sebagai sinyal dalam memprediksi

penyaluran kredit bank”. Hasil pengujian pengaruh kepercayaan

masyarakat terhadap kemampuan penyaluran kredit bank diperoleh hasil

nilai signifikansi sebesar 0,032 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi

penelitian sebesar 5% (0,05).

Bank yang tingkat kepercayaannya tinggi cenderung untuk

menyalurkan kredit yang tinggi. Penelitian ini mendukung temuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

penelitian sebelumnya yang dilakukan Meydianawathi, L. G (2007).

Koefisien yang positif menunjukkan jika kepercayaan masyarakat

meningkat maka bank akan semakin besar untuk menyalurkan kredit

tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat

berpengaruh terhadap LDR karena semakin banyak masyarakat yang

percaya kepada bank maka bank akan meningkatkan penyaluran kredit.

d. Pengaruh skala bank terhadap kemampuan penyaluran kredit bank

komersial.

Hasil pengujian hipotesis Ha.4 yang menyebutkan “skala bank

berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran kredit bank komersial”,

didukung. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi logistik

dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10

Uji Ha.2 Variabel Koefisien Sig.

skala 0,000 0,032 Secara statistik signifikan pada tingkat 5% Sumber: hasil pengelolahan data

Hasil pengujian hipotesis Ha.4 yang menyebutkan “skala bank

dapat digunakan sebagai sinyal dalam memprediksi penyaluran kredit

bank”. Hasil pengujian pengaruh skala bank terhadap kemampuan

penyaluran kredit bank diperoleh hasil nilai signifikansi sebesar 0,032

yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian sebesar 5% (0,05).

Bank yang memiliki skala tinggi cenderung untuk menyalurkan

kreditnya Penelitian ini mendukung temuan penelitian sebelumnya yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

dilakukan Januarti, I. (2002). Koefisien yang positif menunjukkan jika

skala bank meningkat maka bank akan semakin besar untuk menyalurkan

kredit tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bank yang beskala

besar atau modal yang besar kemungkinan bisa menyalurkan kredit lebih

besar dibandingkan dengan bank yang skala kecil karena bank yang besar

atau memiliki modal besar maka SDM yang bagus sehingga

memungkinkan semakin besar bank menyalurkan kreditnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, saran,

keterbatasan dan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efesiensi usaha, rasio

keuangan, kepercayaan masyarakat dan skala bank terhadap kemampuan

penyaluran kredit bank komersial periode tahun 2005-2008.

Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan berikut ini.

1. Efesiensi usaha berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran kredit

kredit bank. Hal ini ditunjukkan ada dua rasio BOPO dan NIM

berpengaruh positif terhadap terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial sedangkan ICR dan DSR tidak berpengaruh terhadap

kemampuan penyaluran kredit bank komersial. Bank yang efesien

memberikan sinyal positif terhadap penyaluran kredit bank. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian Amelia dan Herdiningtyas

(2005) dan Payamta (2009).

2. Risiko keuangan yang dinyatakan dalam liquidity risk credit risk dan

capital risk berpengaruh negatif terhadap kemampuan penyaluran kredit

bank komersial. Semakin besar risiko keuangan bank memberikan sinyal

negatif terhadap penyaluran kredit bank. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian Amelia dan Herdiningtyas (2005) dan Payamta (2009).

66 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

3. Kepercayaan masyarakat berpengaruh terhadap kemampuan penyaluran

kredit bank komersial. Hasil ini mendukung hasil penelitian

Meydianawathi, L. G. (2007).

4. Skala bank berpengaruh signifikan terhadap kemampuan penyaluran

kredit bank komersial. Hasil ini mendukung hasil penelitian Januarti, I.

(2002).

B. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian

adalah berikut ini.

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengukuran variabel yang

hanya didasarkan dari laporan keuangan publikasi. Meskipun laporan

keuangan publikasi dari satu sumber diharapkan dapat dipercaya.

2. Jumlah sampel bank dalam tiap tahun berubah yang disebabkan oleh

banyak bank yang dicabut izinya dan penggabungan usaha dengan bank

lain atau merger, maka jumlah sampel yang diambil setiap tahun tidak

sama.

C. Saran

Beberapa saran dalam penelitian ini adalah berikut ini.

1. Diperlukan adanya perbaikan dalam hal publikasi laporan keuangan

bank, agar informasi lebih transparan. Adanya laporan keuangan yang

valid dapat mendorong tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap

bank sehingga kemampuan penyaluran kredit dapat meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

2. Diperlukan penjelasan mengenai bank yang melakukan merger atau

bangkrut karena untuk memudahkan investor dalam melihat bank yang

masih sehat dan dapat melakukan penyaluran kredit.

D. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya berikut ini.

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya Memperluas sampel penelitian

dengan jangka waktu amatan lebih panjang lagi. Dengan pengamatan

yang lebih panjang waktunya diharapkan data menjadi lebih proposional.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel karakteristik

bank lainnya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat

penyaluran kredit yang dilakukan bank seperti jenis bank.