pengaruh etnosentrisme terhadap komunikasi antarbudaya...

12
29 BAB V PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP PERTUKARAN PESAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA YANG SALING BERBEDA LATAR BELAKANG BUDAYANYA Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berupa data yang sudah diseleksi sedemikian rupa serta menganalisanya dengan konsep - konsep yang sudah dipaparkan di bab sebelumnya untuk menjawab tujuan pertama dari penelitian ini. Penyajian bab ini sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yakni secara deskriptif dalam memaparkan data - data yang ada. Pertukaran pesan dititik beratkan pada pertukaran simbol yang bermakna yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latarbelakang budayanya, khususnya dalam 3 kasus yang sudah diteliti oleh penulis. Pertukaran simbol yang dimaksud dapat berupa kata - kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan maupun tertulis dan komunikasi non verbal yang disampaikan dalam interaksi antar dua orang yang berbeda latarbelakang budayanya. 5.I. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI tahun 2012 1 Penulis terjun langsung ke lapangan untuk mecermati pertukaran pesan dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi selama kegiatan PBSI tahun 2012 yang terselenggara dari tanggal 14 April 2012 sampai 28 April 2012. Kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan dalam rangka Pekan Olahraga Mahasiswa. Dalam jadwal kegiatan yang terlampir dapat dicermati bahwa kegiatan PSBI terselenggara dari tanggal 26 April - 28 April 2012. Kegiatan ini diselenggarakan di lapangan basket UKSW dan 1 Dalam kasus ini, semua narasumber menggunakan nama samaran, sesuai dengan persetujuan dari penulis dengan narasumber

Upload: truongthuan

Post on 12-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

29

BAB V

PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP PERTUKARAN PESAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA UNIVERSITAS

KRISTEN SATYA WACANA YANG SALING BERBEDA LATAR BELAKANG BUDAYANYA

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berupa data yang

sudah diseleksi sedemikian rupa serta menganalisanya dengan konsep - konsep

yang sudah dipaparkan di bab sebelumnya untuk menjawab tujuan pertama dari

penelitian ini. Penyajian bab ini sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan

oleh penulis yakni secara deskriptif dalam memaparkan data - data yang ada.

Pertukaran pesan dititik beratkan pada pertukaran simbol yang bermakna

yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latarbelakang budayanya, khususnya

dalam 3 kasus yang sudah diteliti oleh penulis. Pertukaran simbol yang dimaksud

dapat berupa kata - kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan maupun

tertulis dan komunikasi non verbal yang disampaikan dalam interaksi antar dua

orang yang berbeda latarbelakang budayanya.

5.I. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam

Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI tahun

20121

Penulis terjun langsung ke lapangan untuk mecermati pertukaran

pesan dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi selama kegiatan PBSI

tahun 2012 yang terselenggara dari tanggal 14 April 2012 sampai 28 April

2012. Kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan dalam rangka

Pekan Olahraga Mahasiswa. Dalam jadwal kegiatan yang terlampir dapat

dicermati bahwa kegiatan PSBI terselenggara dari tanggal 26 April - 28

April 2012. Kegiatan ini diselenggarakan di lapangan basket UKSW dan

1 Dalam kasus ini, semua narasumber menggunakan nama samaran, sesuai dengan persetujuan dari penulis dengan narasumber

Page 2: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

30

Balairung UKSW. Terdapat beberapa stand setiap etnis yang mengikuti

kegiatan ini dengan hiasan sesuai ciri khas dari masing - masing etnis serta

memamerkan makanan khas dari etnis tersebut dan ada satu panggung

untuk menampilkan tari - tarian dari setiap etnis.

Selama penulis mengamati acara PSBI tahun 2012 ini ada beberapa

hal yang dicermati yakni bagaimana ketika suatu etnis melakukan

pertunjukan tari - tariannya, penonton yang merupakan etnis tersebut

merasa bangga dan ikut bergabung, namun penonton yang merupakan

etnis lain sibuk dengan etnisnya masing - masing, kesibukan yang

dilakukan seperti mengobrol dengan etnisnya, foto - foto bersama, dan

sebagainya. Bentuknya tidak berbaur melainkan kumpul dengan etnis

masing - masing di stand mereka. Dalam acara terakhir yang merupakan

puncak acara ada penampilan dari band - band gabungan etnis terdapat

sedikit kericuhan. Hal ini diakibatkan oleh mahasiswa dari beberapa etnis

yang masuk kelapangan basket berbau akohol atau sudah meminum

minuman keras di luar tempat kegiatan. Ketika band etnis Poso dan Papua

menunjukan kebolehannya, teman - teman dari etnis Poso yang sedang

mabuk menaiki panggung dan menari - nari diatas panggung. Awalnya

aksi ini didiamkan, namun selang beberapa menit melihat beberapa orang

tersebut melepaskan baju dan melompat - lompat diatas panggung,

akhirnya satpam atau petugas keamananpun menertibkan satu - persatu

penonton yang sedang mabuk dari atas panggung. Tidak berhenti disana,

setelah turun dari panggung masih terjadi perdebatan antara satpam dan

salah seorang dari etnis tersebut. Perdebatan ini mulai mereda ketika

Pembantu Rektor 3 datang dan menenangkan suasana.

Simbol yang ditemukan oleh penulis ketika mencermati tingkah

laku atau bahasa tubuh dari etnis Poso yang menari - nari diatas panggung

dengan kondisi mabuk, yakni ; meloncat - loncat, sambil menggeleng -

gelengkan kepala dan beberapa ada yang melepas baju, ada pula yang

melakukan atraksi melompat dari atas panggung ke bawah panggung.

Page 3: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

31

Tidak sedikit penonton dari suku lainnya yang juga meminum minuman

akohol dalam acara ini, namun mereka tidak melakukan hal tersebut.

Setelah ditelusuri dan penulis wawancarai secara tidak langsung dari

beberapa orang dari suku lainnya yang pada saat tersebut melihat kejadian

tersebut, salah satunya sebut saja Sonson yang menyampaikan

pendapatnya :

"kampungan sekali itu mereka diatas begitu, kalau kami minum ya hanya untuk senang - senang tapi tahu batasan dan bisa kontrol, tidak seperti mereka yang malah membuat onar".

Setelah kejadian tersebut reda, penulis mewawancarai pula salah

seorang yang sedang mabuk dari suku Poso atau pelaku utamanya sebut

saja Tintin mengatakan :

"asyiikkk pak broo, ini khan acara mahasiswa, yaa wajarlah kalau kami turut bahagia dan merayakannya".

Dari kejadian ini dapat dikatakan bahwa sekelompok etnis Poso

ingin merayakan kegembiraannya dengan menari - menari girang diatas

panggung, namun gerak - gerik atau bahasa tubuh mereka ditanggap oleh

suku lainnya kampungan atau pembuat onar.

Sesuai dengan konsep yang sudah dipaparkan bahwa etnosentrisme

adalah "paham" di mana para penganut suatu kebudayaan atau suatu

kelompok suku bangsa merasa lebih superior daripada kelompok lain

diluar mereka. Hal ini dapat membangkitkan sikap "kami" dan "mereka",

serta kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku

dalam kultur sendiri sebagai lebih baik, lebih logis, dan lebih wajar

daripada dalam kultur lain. Dalam pertukaran pesan yang dalam acara

PBSI, khususnya penulis menekankan kejadian pada hari terakhir, dimana

apa yang dilakukan oleh etnis Poso dirasa benar serta itu bentuk keluapan

dari kegembiraan dan wajar untuk dilakukan. Sedangkan etnis lain yang

melihat kejadian tersebut merasa terganggu dan melontarkan bahwa pesan

yang disampaikan melalui gerak - gerik etnis tersebut cenderung arogan

Page 4: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

32

dan kampungan dengan menari sambil melompat - lompat dan membuka

bajunya diatas panggung. Ketika penulis mendekat dengan etnis Ambon

yang ikut menonton kegiatan tersebut, salah seorang sebut saja Yoyo

mengatakan :

"kalau kami mau mabuk ya memang buat senang - senang dan bagi kami mereka itu tidak mabuk, hanya begaya saja, karena kalau bagi kami mabuk itu harus sudah tepar itu baru benar namanya mabuk".

Setiap etnis mempunyai pandangan atau makna tersendiri tentang

mabuk dan semuanya itu diukur melalui kebiasaan atau ukuran dari etnis

mereka masing - masing. Tanpa sadar tingkahlaku dan apa yang mereka

persepsikan tidak lepas dari pengaruh etnosentrisme. Dimana etnis Poso

yang menari - nari sambil meloncat - loncat dan membuka bajunya diatas

panggung mengungkapkan superior dari etnis mereka. Sedangkan

penerima pesan yakni etnis lainnya yang memaknai simbol dari perilaku

etnis Poso diatas panggung, menangkap pesan tersebut dengan pandangan

dunia, nilai - nilai, kepercayaan, dan perilaku dari etnis mereka sendiri.

Tanpa disadari bahwa sikap "kami" dan "mereka" muncul dari komunikasi

antarbudaya yang telah dicermati oleh penulis dalam acara PSBI 2012.

5.2. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam

Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW dalam kalangan Kost

KFC Putri2

Berawal dari status facebook (FB) yang saling menyindir pada

tanggal 29 Maret 2012 yang diterbitkan oleh beberapa orang mahasiswi

UKSW yang tinggal disatu atap yakni di kost putri KFC. Nyindir -

menyindir sudah dilakukan selama dua hari, bermula dari satu kelompok

yang merasa tidak suka dengan keadaan kost yang ribut, menuangkan

kekesalannya melalui status FB dan kelompok yang merasa tersindir tidak

2 Narasumber pada kasus ini menggunakan nama samaran, sesuai persetujuan penulis dengan narasumber, bahwa penulis tidak akan mempublikasikan identitas dari narasumber

Page 5: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

33

terima dengan cara penyampaian kelompok tersebut melalui media sosial.

Dari pengakuan salah satu narasumber pada tanggal 1 April 2012 pukul 11

malam akhirnya mereka berdua bertemu. Pertama diawali dengan

komunikasi yang baik dengan kata maaf dari salah seorang kelompok yang

mengkritik melalui media sosial, namun satu orang lainnya sebut saja

Nunun tidak terima dan mengeluarkan kata :

“jangan kalian kira saya anak baru di kos ini terus kalian bisa sesuka hati

disini”.

Sejak perkataan tersebut keluar, perdebatan diantara dua kubupun

tidak terhenti, bahkan membawa suku dari masing - masing kelompok.

Nunun mengatakan

"ini adalah tanah Jawa, kalian cuma pendatang, jadi ya harus ikut aturan

main disini".

Suasana yang berbau emosi akhirnya membuat salah seorang,

sebut saja Susi menampar Nunun dan merekapun mulai berkelahi. Setelah

dilerai akhirnya berhenti, namun Nunun mengatakan :

“what your f*ucking mouth!!! Pergi lo semua dari sini, jadi pendatang gak

tau diri !!!"

Mendengar kalimat ini salah satu teman Susi sebut saja Finy

menghantam dan menendang Nunun. Diperlukan waktu kurang lebih 5

menit untuk melerai Finy yang sedang mengamuk. Setelah mendapat

pukulan dan tendangan yang keras akhirnya Nunun diam dan teman -

teman yang lainnya sepakat untuk menghapus status - status FB yang

berkaitan dengan kejadian ini, dan beberapa hari kemudian Nunun pindah

dari kost putri KFC.

Ketika penulis mewawancarai salah seorang sebut saja Finy yang

melakukan pemukulan tersebut, ia mengatakan bahwa

Page 6: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

34

"ini kost sudah dari dulu memang kondisinya ribut, bahkan di lantai 3 juga sering ribut, jangan dikira kami takut, kami gak salah kow, jelas - jelas dia tidak bisa diajak kompromi".

Pendapat ini berbeda dengan lawannya yang menganggap bahwa

ini tanah Jawa dan seharusnya para pendatang atau yang bukan etnis Jawa

harus bisa mengikuti aturan atau budaya yang ada di Jawa. Nunun

menegaskan hal tersebut melalui pernyataannya :

"saya sebenarnya anak baru dan angkatan 2011, tapi saya tidak takut

dengan mereka, karena saya tahu saya benar bahwa ini tanah Jawa dan

seharusnya mereka bisa memahami bagaimana budaya Jawa itu, masak ya

tinggal di tanah Jawa tidak ada sopan santun".

Sopan santun yang dimaksud adalah perilaku dari teman - teman

Susi dan Finy dimana mereka cenderung ribut atau berteriak - teriak di

kost putri KFC.

Kelompok Susi dan Finy terdiri dari berbagai etnis , namun yang

mendominasi adalah etnis Minahasa. Mereka merasa bahwa mereka ribut

itu sudah biasa dan tidak terima dengan anak baru yang baru datang dan

sudah menyindir - nyindir melalui media online. Susi menyampaikan

pendapatnya :

"Masak tidak bisa dibicarakan secara langsung, padahal ya sering bertemu dan kamar juga bersebelahan".

Temannya yang lain sebut saja Ririn beranggapan bahwa

seharusnya Nunun sebagai anak baru bisa bersikap baik dengan berkenalan

terlebih dahulu serta mengenal kondisi kost terlebih dahulu.

Dari kasus diatas dan kronologi kejadian yang diperkuat dengan

pendapat dari masing - masing kelompok dapat dicermati bahwa

pertukaran pesan secara langsung, maupun tidak langsung berujung

pertikaian. Pertukaran pesan yang dititik beratkan pada pertukaran simbol

dalam kasus ini, yakni ; tertulis melalui media sosial, lisan dan dari gerak -

Page 7: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

35

gerik tubuh masing - masing kelompok ketika sedang melakukan

komunikasi antarbudaya. Guna mengetahui lebih detail, maka penulis

menganalisanya dengan membagi menjadi dua, yakni ; 1) Pertukaran

simbol melalui tulisan di media sosial, dimana kelompok Nunun dari etnis

Jawa menyampaikan kekesalannya melalui media sosial, dan ketika hal

tersebut diketahui oleh kelompok Susi dan Finy yang sebagian besar

anggotanya dari etnis Minahasa tersinggung dengan tulisan - tulisan yang

berisi kritikan terhadap kelompoknya. Walaupun sebagian besar dari

tulisan - tulisan status tersebut tidak terekam oleh penulis, karena pada

akhirnya kedua kelompok bersepakat untuk menghapus semua status

tersebut, tetapi penulis mendapatkan keterangan langsung dari para pelaku

komunikasi antarbudaya tersebut. Dimana maksud dari kelompok Nunun

hanya untuk bercerita di media sosial dan mendapatkan perhatian dari

teman - teman facebook-nya. Namun hal ini dianggap berbeda dengan

kelompok Finy yang merasa bahwa sikap ini merupakan simbol dimana

mereka berbicara kepada orang - orang umum untuk menjelek - jelekan

kelompok Susi dan Finy. 2) Pertukaran simbol secara lisan atau langsung,

ketika kedua kelompok tersebut bertemu untuk menyelesaikan

permasalahan. Namun pada faktanya data yang didapat penulis dari

wawancara, permasalahan tersebut tidak selesai melainkan terjadinya

pertikaian dari kedua kelompok. Hal ini disebabkan satu kelompok dengan

kelompok lainnya merasa sama - sama benar dan berbicara dengan

emosional yang tinggi, terlihat dari kalimat - kalimat yang keluar dalam

perdebatan, terlebih sampai pada tamparan dan penonjokan yang terjadi.

Dua pemahaman besar dari masing - masing kelompok, yakni ;

kelompok Nunun merasa bahwa kost putri KFC ini berada di tanah Jawa,

sehingga ia beranggapan seharusnya yang tinggal dikost putri KFC ini bisa

mengikuti budaya Jawa. Seperti misalnya ; tidak ribut, kalem, tenang, dan

sebagainya. Hal ini menjadi penekanan dari kelompok Nunun. Bebeda

dengan kelompok Susi yang menekankan bahwa kost putri KFC dari dulu

Page 8: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

36

memang sudah mempunyai kondisi yang ribut atau ramai. Perdebatan

yang saling merasa benar dengan pandangan mereka masing - masing ini

membuat pertikaian terjadi.

Tanpa disadari pertukaran pesan yang dilakukan dalam

komunikasi antarbudaya secara langsung ini, tidak ada tahap tolenrasi

melainkan semua pihak merasa benar sesuai dengan cara pandang mereka.

Sehingga dalam melakukan pertukaran pesan secara tertulis di media

sosial maupun secara lisan tidak menemukan jalan damai. Hal ini

menegaskan bahwa sikap "kami" dan "mereka" muncul pada kelompok

etnis masing - maisng yang tinggal di kost putri KFC Salatiga. Serta

kecenderungan dari setiap kelompok untuk melihat tingkah laku kelompok

lainnya melalui kacamata kultur dari setiap etnis mereka sendiri.

5.3. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam

Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW dalam Rapat BPMU

UKSW Periode 2011/2012

Ada beberapa macam rapat yang sudah dilakukan oleh BPMU

selama 1 periode tahun 2011 - 2012, yakni ; rapat komisi, rapat

keseluruhaan berupa koordinasi dan ada rapat sidang pleno yang berfungsi

untuk mengambil suatu keputusan. Penulis melakukan pengamatan dan

lebih memperdalam dengan wawancara langsung ketua BPMU UKSW

periode 2011 - 2012. Menurut keterangannya dokumen atau notulensi -

notulensi rapat banyak yang berantakan dalam artian pengarsipan kurang

rapi dikarenakan sekretaris yang tidak pernah menghadiri rapat.

Begitu banyak rapat yang telah dilakukan oleh BPMU UKSW,

namun penulis hanya akan mengambil sebuah rapat pleno atau rapat

pengambilan keputusan oleh BPMU. Salah satu agenda dari rapat pleno

yang dilakukan oleh BPMU UKSW adalah penjatuhan sanksi terhadap

Senat Mahasiswa Universitas (SMU) karena telah menyelenggarakan

Page 9: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

37

kegiatan diluar sepengetahuan BPMU. Seperti yang sudah dikatakan oleh

penulis diawal bahwa pengarsipan atau dokumentasi dari notulensi tidak

ada. Namun ketua BPMU memberikan keterangan perdebatan yang

terjadi;

"Waktu itu perdebatan terjadi memang diantara semua fungsionaris, tapi pada akhirnya mengerucut hanya antara komisi program dan anggran. Komisi anggaran ingin seluruh program SMU di bidang tersebut dibekukan, sementara teman dari komisi program berpikir kalau misalnya dibekukan yang rugi adalah mahasiswa, mhasiswa tidak dpt menikmati program yang sudah terjadwalkan akan berjalan dalam waktu dekat dalam bidang itu. Komisi anggaran tetap bersikeras agar supaya SMU ke depan tidak main - main lagi. Akhirnya kita musyawarah terus, tidak smpai parah sih kak, tapi intinya ada perdebatan, masing - masing mempertahankan pendapatnya, tapi puji Tuhan bisa ditengahi dan sepakat bahwa sanksinya adalah hanya program itu yang dibekukan"

Dalam rapat pleno ini mengalami perdebatan panjang dalam

menentukan bentuk sanksi untuk SMU UKSW, akhirnya terdapat dua

pilihan yakni apakah melakukan pembekuan kegiatan tersebut atau

kegiatan satu bidang secara keseluruhan sesuai dengan penjelasan dari

ketua BPMU diatas. Namun bukan melihat hasil dari rapat tersebut, tetapi

penulis lebih mencermati bagaimana proses komunikasi antarbudaya

dalam rapat tersebut. Keterangan dari ketua BPMU UKSW bahwa rapat

yang berlangsung tidak kondusif, dikarenakan banyak yang berbeda

paham, hal ini ditegaskan melalui pendapatnya :

"Seperti misalnya saya dari Ambon berdebat dengan etnis Batak yang sama - sama mempunyai suara yang keras, membuat teman - teman yang dari etnis Jawa tidak terbiasa dengan keadaan tersebut, dan mereka mengira kami sedang saling marah"

Tidak hanya mewawancarai ketua BPMU UKSW, penulis juga

melakukan wawancara dengan salah seorang anggota BPMU UKSW yang

merupakan peserta rapat pleno tersebut, namun dari etnis yang berbeda

yakni Jawa. Ia mengatakan bahwa paling malas mengikuti rapat pleno

Page 10: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

38

tersebut, karena perdebatan yang tidak ada ujungnya, dan tidak

mencerminkan sebagai seorang mahasiswa yang berbicara diforum tetapi

tidak mempunyai etika, dalam artian dengan melakukan bentak - bentakan

atau berupa gertakan. Sedangkan berbeda dengan pandangan ketua BPMU

UKSW, walaupun rapat tidak berjalan dengan kondusif, paling tidak

perdebatan yang terjadi merupakan suatu bentuk pelajaran dan konflik

dalam rapat itu wajar. Hal ini disampaikan pula oleh salah seorang senior

LK etnis Ambon yang mengatakan bahwa :

"perdebatan atau konflik yang terjadi didalam organisasi itu adalah wajar, dan terkadang konflik tersebut mempercepat pendewasaan dari organisasi tersebut".

Pertukaran pesan dalam komunikasi antarbudaya dalam rapat pleno

BPMU UKSW mempunyai dua pandangan yang berbeda dari masing -

masing etnis. Beberapa orang etnis Jawa cenderung lebih tertarik untuk

diam dan tidak mengikuti perdebatan karena mereka menganggap banyak

hal yang sebenarnya bisa dilakukan dengan diskusi dengan baik dibanding

dengan mengeluarkan gertakan - gertakan dengan nada yang tinggi

membuat para peserta sidang tidak nyaman lagi. Namun berbeda dengan

etnis Ambon, Batak yang terbiasa dengan berbicara dengan nada yang

keras, mereka menganggap hal itu wajar saja.

Berbeda dari kasus - kasus sebelumnya, dimana pertukaran simbol

dan pesan dapat dicermati dengan jelas, sedangkan dalam kasus ini, dalam

pertukaran pesan cenderung lebih susah untuk dicermati. Hal ini

dikarenakan pertukaran simbol tersebut hanya sampai pada taraf

pengambilan sikap tidak ada komunikasi dua arah yang menunjukan

perilaku balik dari etnis Jawa ketika mengikuti rapat pleno tersebut, misal ;

melakukan protes terhadap cara komunikasi dari etnis lainnya, khususnya

etnis Ambon dan Batak yang seringkali berbicara dengan nada keras.

Namun sebagian etnis Jawa cenderung lebih mengambil sikap diam dan

mendengarkan perdebatan tersebut.

Page 11: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

39

Sehingga pertukaran pesan yang terjadi dalam komunikasi

antarbudaya di rapat pleno BPMU UKSW ini disadari atau tidaknya

terdapat pengaruh etnosentrisme dalam menyampaikan dan menerima

simbol - simbol dari etnis lainnya, hal ini dibuktikan dengan beberapa hal,

yakni ; 1) Etnis Ambon dan Batak merasa benar dan sudah baik ketika

melakukan perdebatan dengan nada yang tinggi, 2) Etnis Jawa sebenarnya

merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, namun lebih cenderung

untuk berdiam dan tidak menyampaikan pendapatnya atas ketidak

nyamanan dalam rapat pleno tersebut.

Tiga kasus yang telah diteliti penulis untuk menggambarkan

pengaruh etnosentrisme terhadap pertukaran pesan yang berbeda

budayanya dikalangan mahasiswa UKSW , yakni ;

1) Kasus Pentas Seni dan Budaya UKSW tahun 2012, dimana pertukaran

simbol - simbol terjadi dari gerak - gerik tubuh etnis Poso ketika

sedang mabuk, menari - nari diatas panggung sambil membuka baju

dan meloncat - loncat diacara terakhir PSBI. Dimana hal ini ditonton

oleh berbagai etnis yang hadir dalam acara tersebut dan mempunyai

pandangan masing - masing ketika melihat simbol dari gerak - gerik

kelompok etnis Poso tersebut. Kecenderungan dalam melihat atau

memandang menggunakan kacamata dari etnis masing - masing.

2) Kasus pertukaran pesan mahasiswi UKSW yang tinggal di kost putri

KFC Salatiga, dimana terdapat dua kelompok besar yakni kelompok

Nunun dari etnis Jawa dan kelompok Susi dan Finy yang sebagian

besar anggotanya dari etnis Minahasa. Pertukaran simbol terdapat dua

hal, yaitu ; secara tertulis melalui media sosial dan secara lisan ketika

ingin menyelesaikan masalah. Namun yang terjadi adalah pertikaian

sampai pada tahap perilaku tamparan dan penonjokan. Hal ini terjadi

karena pertukaran pesan tersebut dilakukan tanpa adanya toleransi

Page 12: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2339/6/T1_362008007_BAB V.pdf · ... kata atau kalimat yang disampaikan secara lisan

40

antar kedua etnis, terlebih masing - masing kelompok merasa benar

dengan pendapat dan perilaku mereka.

3) Kasus rapat pleno BPMU UKSW periode 2011 - 2012 dalam

mengambil keputusan sanksi terhadap SMU UKSW, dimana penulis

meneliti proses komunikasi yang terjadi didalam rapat tersebut. Tata

cara berbicara dalam perdebatan mempunyai kesan berbeda dari setiap

etnis yang tergabung dalam anggota BPMU UKSW periode 2011 -

2012. Etnis Ambon dan Batak merasa sudah terbiasa dalam

menyampaikan pendapat dengan menggunakan nada yang tinggi,

berbeda dengan etnis Jawa yang merasa kurang nyaman ketika

perdebatan terjadi dengan mendengarkan suara - suara yang bernada

tinggi tersebut. Namun etnis Jawa cenderung tidak memprotes cara

berkomunikasi dari etnis Ambon dan Batak, tetapi lebih mengambil

sikap untuk diam.