pengaruh elemen peneduh terhadap penerimaan...

12
Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto 1 PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN KALOR PADA RUMAH SUSUN DI KOTA MALANG Putri Herlia Pramitasari Dosen Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Suryo Tri Harjanto Dosen Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ABSTRAKSI Strategi teknologi surya pasif melalui kontrol elemen peneduh (shading device) pada selubung bangunan rumah susun umum belum optimum menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk mewujudkan desain hunian vertikal hemat energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elemen peneduh pada selubung bangunan rumah susun terhadap penerimaan kalor berupa radiasi matahari secara langsung dan konfigurasinya yang efektif mengurangi rambatan kalor menuju ruang dalam bangunan. Metode eksperimental diterapkan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi lapangan dan analisis data melalui simulasi software Autodesk Ecotect Analysis 2011. Hasil penelitian didapatkan bahwa penurunan niai rata- rata radiasi matahari langsung pada fasad berkaitan dengan kedalaman elemen peneduh yang dibutuhkan. Semakin tinggi posisi sudut datang matahari saat pagi dan sore hari, maka dibutuhkan kedalaman elemen peneduh lebih kecil. Sementara itu, fasad yang membutuhkan elemen peneduh adalah fasad yang terpapar radiasi matahari secara langsung terutama pada saat pagi dan sore hari berkaitan dengan aktivitas dalam ruang. Pada studi kasus rumah susun di Kota Malang ini, didapatkan bahwa fasad hasil rekomendasi, yaitu jenis elemen peneduh horizontal louvres screen dengan kedalaman 1.29-1.38 meter mengalami penurunan radiasi matahari cukup signifikan, yaitu senilai 11.33-45.82 Wh dengan orientasi fasad menghadap barat daya. Kata Kunci: rumah susun, elemen peneduh, kalor PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan permasalahan, latar-belakang permasalahan, studi literatur dan tujuan penelitian. Menjelaskan permasalahan umum dan latar-belakang permasalahan tersebut. Jumlah halaman harus berjumlah genap, minimal 10 (sepuluh) halaman dan maksimal 16 (enam belas) halaman. Jumlah anggota penulis maksimal 3 (tiga) anggota. Adapun jenis huruf, spasi, jarak paragraf, margin harus sesuai dengan template pada bab pendahuluan ini.

Upload: dangdang

Post on 13-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto

1

PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN KALOR PADA RUMAH SUSUN DI KOTA MALANG

Putri Herlia Pramitasari

Dosen Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Suryo Tri Harjanto Dosen Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

ABSTRAKSI

Strategi teknologi surya pasif melalui kontrol elemen peneduh (shading device) pada selubung bangunan rumah susun umum belum optimum menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk mewujudkan desain hunian vertikal hemat energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elemen peneduh pada selubung bangunan rumah susun terhadap penerimaan kalor berupa radiasi matahari secara langsung dan konfigurasinya yang efektif mengurangi rambatan kalor menuju ruang dalam bangunan. Metode eksperimental diterapkan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi lapangan dan analisis data melalui simulasi software Autodesk Ecotect Analysis 2011. Hasil penelitian didapatkan bahwa penurunan niai rata-rata radiasi matahari langsung pada fasad berkaitan dengan kedalaman elemen peneduh yang dibutuhkan. Semakin tinggi posisi sudut datang matahari saat pagi dan sore hari, maka dibutuhkan kedalaman elemen peneduh lebih kecil. Sementara itu, fasad yang membutuhkan elemen peneduh adalah fasad yang terpapar radiasi matahari secara langsung terutama pada saat pagi dan sore hari berkaitan dengan aktivitas dalam ruang. Pada studi kasus rumah susun di Kota Malang ini, didapatkan bahwa fasad hasil rekomendasi, yaitu jenis elemen peneduh horizontal louvres screen dengan kedalaman 1.29-1.38 meter mengalami penurunan radiasi matahari cukup signifikan, yaitu senilai 11.33-45.82 Wh dengan orientasi fasad menghadap barat daya.

Kata Kunci: rumah susun, elemen peneduh, kalor

PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan permasalahan, latar-belakang permasalahan, studi literatur dan tujuan penelitian. Menjelaskan permasalahan umum dan latar-belakang permasalahan tersebut. Jumlah halaman harus berjumlah genap, minimal 10 (sepuluh) halaman dan maksimal 16 (enam belas) halaman. Jumlah anggota penulis maksimal 3 (tiga) anggota. Adapun jenis huruf, spasi, jarak paragraf, margin harus sesuai dengan template pada bab pendahuluan ini.

Page 2: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal

2

Arahan kebijakan pemerintah Kota Malang sesuai dengan pemanfaatan ruang berdasar RTRW Kota Malang tahun 2010-2030, dijelaskan bahwa pembangunan rumah susun sederhana vertikal akan menjadi prioritas utama pada beberapa tahun mendatang, khususnya untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat kalangan menengah ke bawah. Kebijakan ini diberlakukan seiring dengan pesatnya peningkatan populasi penduduk di Kota Malang, namun tidak diimbangi dengan kebutuhan hunian yang layak di tengah keterbatasan lahan.

Kebijakan persyaratan teknis untuk perencanaan dan pembangunan rumah susun berdasar Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun Kota Malang Tahun 2013 juga dijelaskan bahwa diperlukan desain hunian yang hemat energi.

Oleh karena itu, diperlukan strategi desain rumah susun sederhana vertikal yang efisien energi. Strategi desain tersebut salah satunya dapat diwujudkan melalui desain teknologi surya pasif (elemen peneduh) pada selubung bangunan. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kenyamanan termal dalam ruang dan tingkat operasional energi bangunan. Penelitian kali ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh elemen peneduh terhadap penerimaan kalor berupa radiasi matahari langsung dan menentukan konfigurasi yang paling optimum untuk mengurangi rambatan kalor menuju ruang dalam dengan mengambil objek studi rumah susun sederhana vertikal di Kota Malang.

TINJAUAN PUSTAKA

Konservasi Energi Selubung Bangunan

Pengertian konservasi energi menurut SNI 03-6389-2000 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung, yaitu upaya efisiensi energi untuk kebutuhan tertentu agar tidak terjadi pemborosan energi. Sementara pengertian selubung bangunan, yaitu elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut.

Langkah-langkah konservasi energi pada bangunan disebutkan oleh Szokolay (2004), salah satunya melalui pemberian elemen peneduh (shading). Hal ini juga dipertegas oleh Jones, D. L. dalam Yeang, K. (1999) bahwa solar control/shading merupakan strategi pasif sebagai upaya konservasi energi.

Selubung bangunan di daerah beriklim tropis lembab mengalami banyak permasalahan terhadap radiasi matahari secara langsung, baik pada bangunan bertingkat rendah, medium, maupun bangunan tinggi (Ling, C. S., et al: 2007). Oleh karena itu, diperlukan strategi desain untuk mengurangi

Page 3: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto

3

dan mencegah rambatan kalor berupa radiasi matahari langsung melalui selubung bangunan. Upaya tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui pemberian elemen peneduh atau lapisan eksternal selubung bangunan untuk meningkatkan kenyamanan termal dalam ruang, mengingat perolehan radiasi matahari terbesar diterima oleh selubung bangunan (Littlefair, 2000 dalam Flor, F. J. S., et al, 2005).

Elemen Peneduh Bangunan

Lechner (2007) menjelaskan bahwa titik balik matahari tertinggi terjadi pada 21 Juni dan titik balik terendah terjadi pada 21 Desember. Posisi matahari terhadap bangunan akan membentuk sudut vertikal dan horizontal. Geometri shading akan terbentuk melalui dua sudut bayangan, yaitu sudut bayangan vertikal (vertical shadow angle/ VSA) dan sudut bayangan horizontal (horizontal shadow angle/ HSA). HSA merupakan sudut horizontal matahari terhadap orientasi dinding. HAS dan VSA ini digunakan sebagai dasar perhitungan ukuran elemen peneduh.

Besaran radiasi matahari untuk bidang vertikal di Indonesia berdasar SNI 03-6389-2000, secara berurut mulai nilai tertinggi hingga terendah, yaitu orientasi Barat, Barat Laut, Barat Daya, Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, dan Selatan.

Salah satu strategi shading (peneduh) oleh Ossen, D. R., et al. (2005) dapat dilakukan melalui penerapan external shading devices (horizontal, vertical, egg-crate). Egan (1975) dalam Talarosha (2005) menjabarkan

beberapa jenis elemen peneduh, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jenis Elemen Peneduh

No. Tipe Elemen

Peneduh Efektivitas

Penggunaan Model

Shading Coefficient

1. Cantilever (overhang)

Bidang bangunan menghadap Utara-Selatan

0,25

2. Louver overhang horizontal

Bidang bangunan menghadap Utara-Selatan

0,20

3. Panels (awning)

Bidang bangunan menghadap Timur-Barat

0,15

4. Horizontal louvre screen

0,6-0,1

Page 4: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal

4

No. Tipe Elemen

Peneduh Efektivitas

Penggunaan Model

Shading Coefficient

5. Egg crate (kombinasi

elemen horizontal dan vertikal)

Bidang bangunan menghadap Timur-Barat

0,1

6. Vertical louvre (bisa diputar arahnya)

Bidang bangunan menghadap Timur-Barat

0,3 (permanen) 0,15-0,10 (movable)

Sumber: Egan (1975) dalam Talarosha (2005)

Optimasi desain elemen peneduh pada selubung bangunan didasarkan atas penelitian lain dengan mengambil sub-topik penelitian serupa, sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 1.

Pemetaan Penelitian dengan Tema Efisiensi Energi

No. Peneliti Topik

Penelitian

Sub-topik/ Fokus

Penelitian

Metode Penelitian

Objek Penelitian

1. Cheung, C.K., Fuller, R.J., dan Luther, M.B. (2005)

Strategi kontrol energi

Optimasi desain pasif selubung bangunan

Model digital

Apartemen bertingkat tinggi di daerah beriklim tropis lembab

2. Knowles, R. L. (2003)

Teknologi surya pasif pada selubung bangunan

Model fisik dan model digital

-

3. Ossen, D. R., Ahmad, M. H., dan Madros, N. H. (2005)

Model efisiensi energi

Optimasi desain elemen peneduh horizontal pada selubung bangunan

Model digital (eQUEST-3)

Bangunan perkantoran tipikal bertingkat tinggi di iklim tropis

4. Zatibayani, P. N., Nugroho, A. M., dan Santosa, H. (2015)

Optimasi desain elemen peneduh pada selubung bangunan

Model digital (Ecotect Analysis 2011)

Gedung kuliah berlantai 9

Berdasar telaah penelitian di atas dan melihat prospek pembangunan hunian secara vertikal sesuai RTRW Kota Malang tahun 2010-2030, serta penerapan konsep desain rumah susun hemat energi sebagaimana tertuang dalam Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun Kota Malang Tahun 2013, maka arah penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 5: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto

5

Penentuan objek studi rumah susun di Kota Malang didasarkan atas klasifikasi rumah susun sesuai Dokumen Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun Kota Malang Tahun 2013, dimana dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Klasifikasi Rumah Susun

No. Klasifikasi

Rumah Susun Area Perencanaan Kawasan

Arahan Pengembangan

1. Rumah susun umum

Malang Tenggara (Buring) dan Malang Timur (Kecamatan Kedungkandang)

a. Rumah susun sederhana sewa

b. Rumah susun sederhana milik

2. Rumah susun khusus

Malang Utara, Malang Timur (Kecamatan Kedungkandang)

Rumah susun pendidikan (asrama mahasiswa)

3. Rumah susun komersial

Malang Tenggara (Kecamatan Sukun), Malang Barat, Malang Utara

Apartemen dan kondominium

Sumber: Dokumen Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah Susun Kota Malang Tahun, 2013

Rumah susun umum, khususnya rumah susun sederhana sewa untuk kebutuhan hunian masyarakat berpendapatan rendah dipilih sebagai objek studi karena sesuai dengan arahan pengembangan kebijakan RTRW Kota Malang tahun 2010-2030, dimana terletak di kawasan Malang Tenggara (Buring) dan Malang Timur (Kecamatan Kedungkandang).

METODE PENELITIAN

Secara umum, penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan model digital. Metode pengumpulan data dilakukan melalui

Gambar 1

Diagram pemetaan penelitian

Page 6: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal

6

pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan melalui observasi lapangan pada objek rumah susun yang ditentukan, dan pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa jurnal ilmiah, buku teks, SNI, peraturan pemerintah, dan dokumen salinan gambar kerja objek bangunan yang diteliti. Data mengenai kondisi iklim dasar, radiasi matahari diperoleh dari software Autodesk Ecotect Analysis 2011.

Pada tahap observasi lapangan, diperoleh data mengenai orientasi bangunan, orientasi dinding, luas bangunan, jumlah lantai, rasio bukaan, kondisi eksisting selubung, termasuk jenis elemen peneduh eksisting. Data tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui permasalahan pada tiap-tiap objek bangunan. Setelah mendapatkan objek bangunan yang akan diteliti, selanjutnya objek akan dianalisis dengan menggunakan simulasi Ecotect, untuk mengetahui intensitas radiasi matahari pada permukaan bangunan.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Variabel tetap : luas permukaan selubung (m2), ukuran jendela (m), posisi jendela, rentang waktu pengkondisian (tanggal dan jam), jenis pengkondisian pada Ecotect

2. Variabel bebas : radiasi matahari (Watt.hour/m2), sudut datang matahari (VSA dan HSA)

3. Variabel terikat : ukuran peneduh (kedalaman dan panjang) (m)

Analisis menggunakan Ecotect bertujuan untuk mengetahui intensitas

radiasi matahari langsung pada tiap-tiap selubung pada tanggal 21 Maret, 21 Juni, 21 September, dan 21 Desember, pada rentang waktu yang telah ditentukan. Hasil simulasi pada selubung bangunan eksisting menghasilkan kontur radiasi matahari langsung dan nilai intensitas radiasi rata-rata per jam pada masing-masing selubung di tiap tanggal. Dari hasil analisis Ecotect juga didapat data HSA (horizontal shadow angle) dan VSA (vertical shadow angle) yang akan digunakan untuk menghitung ukuran peneduh. Ukuran peneduh dihitung pada masing-masing orientasi selubung di tiap tanggal untuk mendapatkan ukuran maksimum yang dapat menaungi bukaan. Jenis peneduh dipilih berdasarkan efektifitas peneduh dan nilai koefisien peneduh.

Setelah mendapatkan hasil rekomendasi desain dan ukuran peneduh, kemudian dilakukan simulasi pada selubung dengan hasil rekomendasi peneduh. Simulasi tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas rekomendasi peneduh dalam mengurangi intensitas radiasi matahari langsung pada selubung bangunan.

Page 7: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek penelitian terletak pada Rusunawa Buring 1, Kecamatan Kedungkandang, Malang.

Bentuk geometri bangunan berupa persegi panjang dengan orientasi tiap massa memanjang menghadap Timur-Barat dan Utara-Selatan dengan jumlah lantai bangunan sebanyak lima lantai.

Berikut hasil simulasi fasad eksisting dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 2

Lokasi penelitian

Gambar 3

Fasad Rusunawa Buring 1, Malang

Page 8: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal

8

Beberapa paragraf awal dan berikutnya menjelaskan tinjauan pustaka yang berisi perkembangan pengetahuan terkini (state of the art), keterkaitan penelitiannya dengan penelitian lain, studi literatur yang secara langsung terkait dengan permasalahan yang diangkat. Paragraf terakhir dari bagian Tinjauan Pustaka berisi deskripsi tujuan penelitian, dan detail permasalahan. Adapun jenis huruf, spasi, jarak paragraf, margin harus sesuai dengan template pada bab Tinjauan Pustaka ini.

Dari gambar tata massa dapat dianalisis yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi bangunan pada massa A fasad sisi Utara dan Selatan serta massa B fasad sisi Timur dan Barat adalah selasar atau koridor dan fungsi servis, sehingga diasumsikan tidak memerlukan elemen peneduh.

2. Pada massa A fasad sisi Barat dan massa B fasad sisi Utara, diasumsikan tidak memerlukan elemen peneduh karena cukup terlindungi dari radiasi matahari dari blok massa B. Berdasar hasil simulasi eksisting juga didapatkan bahwa fasad bagian belakang tiap massa bangunan menunjukkan perolehan radiasi matahari langsung terendah.

3. Massa B fasad sisi Selatan (mengarah Barat Daya) memerlukan elemen peneduh karena berdasar hasil simulasi eksisting menunjukkan hasil perolehan radiasi matahari tinggi (257.28 Wh), sehingga berpotensi menimbulkan efek silau terutama saat sore hari dan meningkatkan temperatur udara di dalam ruangan, dimana posisi sudut datang matahari rendah.

Gambar 3

Fasad Rusunawa Buring 1, Malang

Page 9: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto

9

4. Elemen peneduh juga akan diterapkan pada massa A fasad sisi Timur (mengarah Tenggara) karena terpapar radiasi matahari langsung, terutama saat pagi hari yang diasumsikan bahwa penghuni ruangan mulai beraktivitas di dalam ruangan.

Dari hasil simulasi fasad eksisting menggunakan Ecotect dan analisis tersebut, tahap selanjutnya adalah menentukan nilai VSA di tiap sisi fasad yang akan diterapkan elemen peneduh, yaitu:

Tabel 3.

Nilai VSA

Fasad Tanggal VSA (˚)

A

Timur

21/03 26.2

21/06 17.2

21/09 22.1

21/12 25.0

B

Selatan

21/03 46.9

21/06 89.5

21/09 42.4

21/12 29.1

Nilai VSA tersebut, digunakan untuk menghitung ukuran elemen peneduh, hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.

Ukuran Elemen Peneduh

Massa Sisi

Fasad

Ukuran Shading J1

(m)

Ukuran Shading J2

(m)

Ukuran Shading J3

(m)

Kedalaman Lebar Kedalaman Lebar Kedalaman Lebar

A Timur 0.12 0.80 0.11 0.75 0.12 0.77

B Selatan 1.38 0.80 1.29 0.75 1.38 0.77

Dari referensi dan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa jenis elemen peneduh yang paling efektif untuk mereduksi radiasi matahari terutama dari arah Timur dan Selatan adalah horizontal louvres screen. Kemiringan sirip horizontal louvres screen yang diterapkan adalah sebesar 30˚, karena sudut datang matahari (VSA) yang paling rendah adalah 29.1˚.

Page 10: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal

10

Horizontal louvres screen digunakan pada tiap jendela untuk mereduksi radiasi matahari pada fasad, yang selanjutnya disebut fasad rekomendasi. Fasad rekomendasi tersebut selanjutnya dianalisis penerimaan radiasi matahari pada Ecotect. Dari hasil analisis tersebut diketahui nilai rata-rata radiasi yang diterima fasad dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4

Horizontal Louvres Screen sebagai Elemen Peneduh Rekomendasi

Gambar 5

Hasil Analisis Fasad Rekomendasi

Gambar 6

Penurunan NIlai Rata-rata Radiasi Matahari Langsung pada tiap Massa

Page 11: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Pengaruh Elemen Peneduh pada Rumah Susun | Putri Herlia Pramitasari | Suryo Tri Harjanto

11

Dari diagram tersebut diketahui bahwa:

1. Pada massa A fasad sisi Timur (mengarah Tenggara), nilai rata-rata radiasi matahari mengalami penurunan tidak terlalu signifikan, berkisar 14.03-21.98 Wh. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan kedalaman elemen peneduh yang kecil, yaitu berkisar 0.11-0.12 meter. Hal ini bisa terjadi disebabkan posisi sudut datang matahari saat pagi dan sore hari lebih tinggi dibanding massa B fasad sisi Selatan (mengarah Barat Daya), sehingga kedalaman elemen peneduh lebih kecil.

2. Pada massa B fasad sisi Selatan (mengarah Barat Daya), nilai rata-rata radiasi matahari mengalami penurunan yang cukup signifikan, berkisar 11.33-45.82 Wh. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan kedalaman elemen peneduh yang cukup besar, yaitu berkisar 1.29-1.38 meter. Hal ini bisa terjadi disebabkan posisi sudut datang matahari saat pagi dan sore hari lebih rendah dibanding massa A fasad sisi Timur (mengarah Tenggara), sehingga kedalaman elemen peneduh lebih besar agar tidak menimbulkan efek silau dan kenaikan temperatur udara dalam ruang terutama saaat sore hari.

3. Penurunan nilai rata-rata radiasi matahari cukup signifikan berada di tanggal 21 Juni saat matahari berada di posisi paling tinggi terhadap bumi, 21 Maret dan 21 September saat posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa, sehingga ketika fasad diberi elemen peneduh, maka akan sangat terlindungi dari sudut radiasi matahari.

KESIMPULAN

Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Fasad yang membutuhkan elemen peneduh adalah fasad yang terpapar radiasi matahari secara langsung terutama pada saat pagi dan sore hari, berkaitan dengan aktivitas di dalam ruangan.

2. Tata massa mempengaruhi penerimaan radiasi matahari pada fasad bangunan. Fasad yang menghadap Barat, tetapi terhalang oleh massa yang lain, akan menerima radiasi matahari langsung yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak terhalang massa.

3. Penurunan nilai rata-rata radiasi matahari langsung pada fasad berkaitan dengan kedalaman elemen peneduh yang dibutuhkan.

4. Semakin tinggi posisi sudut datang matahari saat pagi dan sore hari, maka dibutuhkan kedalaman elemen peneduh lebih kecil, sementara semakin rendah posisi sudut datang matahari saat pagi dan sore hari, maka dibutuhkan kedalaman elemen peneduh yang lebih besar agar tidak berpotensi efek silau dan kenaikan temperatur udara dalam ruang.

5. Pada studi kasus ini, fasad hasil rekomendasi berupa penerapan jenis elemen peneduh horizontal louvres screen dengan kedalaman 1.29-1.38 meter mengalami penurunan radiasi matahari cukup signifikan

Page 12: PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN …lppm.itn.ac.id/webmin/assets/uploads/lj/LJ201701190034.pdf · menerapkan prinsip desain yang nyaman termal sebagai strategi untuk

Spectra Nomor ...... Volume......Bulan tahu: hal-hal

12

adalah fasad sisi Selatan (mengarah Barat Daya) massa B, yaitu senilai 11.33-45.82 Wh.

DAFTAR PUSTAKA

Cheung, C. K., Fuller, R. J., dan Luther, M.B. (2005) : Energy-Efficient Envelope Design for High-Rise Apartments, Energy and Buildings, 37, 37–48.

Dokumen Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah Kota Malang Tahun 2013. Rumah Susun Kota Malang.

Flor, F. J. S., et al. (2005) : Solar Radiation Calculation Methodology For Building Exterior Surfaces, Solar Energy, 79, 513-522.

Knowles, R. L. (2003) : The Solar Envelope: Its Meaning for Energy and Buildings, Energy and Buildings, 35, 15–25.

Lechner, Norbert. 2007. Heating, Cooling, Lighting: Design Methods for Architects. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Ling, C. S., Ahmad, M. H., dan Ossen, D. R. (2007) : The Effect og Geometric Shape and Building Orientation on Minimising Solar Insolation on High-Rise Buildings in Hot Humid Climate, Journal of Construction in Developing Countries, 12 (1), 27-38.

Ossen, D. R., Ahmad, M. D., dan Madros, N. H. (2005) : Optimum Overhang Geometry for Building Energy Saving in Tropical Climates, Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 4 (2), 563-570.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010-2030.

SNI 03-6389-2000. Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung.

Szokolay, S. V. (2004) : Introduction to Architectural Science the Basis of Sustainable Design, Architectural Press, Oxford, 17.

Talarosha, Basaria. 2005. Menciptakan Kenyamanan Termal dalam bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri. 6(3): 148-158.

Yeang, K. 1999. The Green Skyscraper-The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings. Germany: Prestel Verlag.

Zatibayani, P. N., Nugroho, A. M., Santosa, H. (2015) : Pengaruh Shading Devices terhadap Penerimaan Radiasi Matahari Langsung pada Selubung Gedung Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Brawijaya Malang, 3 (4), 1-8.