pengaruh dosis pupuk kandang dan …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/129/1/skripsi sugiarto.pdf6....

83
PENGARUH TERHADAP PER SEKOL H DOSIS PUPUK KANDANG DAN P RTUMBUHAN DAN HASIL KEDE (Glycine max L.) (Proposal ) Oleh SUGIARTO NPM 11110037 LAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPE DHARMA WACANA METRO 2015 PUPUK K ELAI HITAM ER)

Upload: vunhu

Post on 12-Jul-2019

242 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PENGARUHTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM

SEKOLAH TINGGI

RUH DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK KRTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM

(Glycine max L.)

(Proposal )

Oleh

SUGIARTO

NPM 11110037

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO

2015

DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK KRTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM

PERTANIAN (STIPER)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SEKOLAH TINGGI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM (Glycine max

Oleh :

SUGIARTONPM : 11110037

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIANPada

Jurusan Agroteknologi

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO

2015

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK K TERHADAP cine max L.)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

PERTANIAN (STIPER)

ABSTRAK

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM(Glycine max L.)

OlehSUGIARTO

Upayapeningkatanproduksikedelaidapatditempuhdengantigapendekatan, yaitu :peningkatanproduktivitas, peningkatanintensitastanam, danperluasan areal tanam. Upayapeningkatanproduktivitasdapatdilakukanmelaluiperbaikanvarietas, perbaikanteknikbudidaya, danmenekankehilanganhasilmelaluiperbaikansistempanendanpascapanen.Salah satu upaya peningkatan produktivitas kedelai adalah dengan perbaikan kondisi lahan melalui penambahan pupuk kandang disertai dengan penambahan pupuk kallium karena pemupukan merupakan sarana vital untuk meningkatkan produksi benih kedelai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) dosispupukkandang yang tepatuntukpertumbuhandanhasiltanamankedelaihitam (Glycine max L.), 2) dosispupuk K yang tepatuntukpertumbuhandanhasiltanamankedelaihitam (Glycine max L.), 3) Interaksiantaradosispupukkandangdanpupuk Kterhadappertumbuhandanhasiltanamankedelaihitam (Glycine max L.).

Penelitiandilaksanakan di kebunpercobaan yang terletak di DesaRejomulyo, KecamatanMetro Selatan, Kota MetropadabulanApril – Juni 2015.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang disusun secara Faktorial dengan dua faktor.Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : pupuk kandang 10 ton/ha (p1),pupuk kandang 20 ton/ha (p2),pupuk kandang 30 ton/ha (p3) dan sebagai faktor kedua adalah pupuk K (K) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: 50 kg/haKCl (k1), 100 kg/ha KCl (k2) dan 150 kg/haKCl (k3). Kombinasi perlakuan yaitu p1k1, p1k2, p1k3, p2k1, p2k2, p2k3, p3k1,p3k2, p3k3. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Sebelumnya dilakukan uji kehomogenan ragam perlakuan dengan uji Barttlet dan ketakaditifan data dengan uji Tuckey.

Hasil penelitian menunjukkanbahwa :1)Pemberianpupukkandangmemberikanpengaruhterhadappertumbuhandanhasiltanamankedelaihitamdalamhaljumlahcabang per tanaman, berat 100 biji, ILD, beratbiji per tanaman, danhasil per hektarkecualipadatinggitanaman, jumlahbunga per tanaman, LTT, LAB danpersentasepolongisi per tanaman. 2)

Pemberianpupukkaliumtidakmemberikanpengaruhterhadappertumbuhandanhasiltanamankedelaihitamdalamhaltinggitanaman, jumlahcabang per tanaman, jumlahbunga per tanaman, berat 100 biji, ILD, LTT, LAB, persentasepolongisi per tanamankecualipadaberatbiji per tanamandanhasil per hektar. 3) Tidakterdapatinteraksiantarapemberianpupukkandangdanpupukkaliumterhadappertumbuhandanhasiltanamankedelaihitam.

Sugiarto

Judul Proposal : PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM (Glycine max L.)

Nama Mahasiwa : Sugiarto

No. Pokok Mahasiswa : 11110037

Jurusan : Agroteknologi

Program studi : Agroteknologi

MENYETUJUI :

1. Komisi Pembimbing

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Ir. Etik Puji Handayani, MSi Ir. Rakhmiati, MTA NIP. 196803171994032003 NIP. 196304081989032001

2. Ketua Jurusan Agroteknologi

Ir. Syafiuddin, MPNIP. 196303091989031003

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, Msi. .…………………….

Penguji Utama : Prof. Dr. Ir. Maryati, MP. ……………………..

Anggota : Ir. Rakhmiati, MTA. ……………….……

2. Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro

Ir. Rakhmiati, MTA.NIP. 196304081989032001

Tanggal lulus ujian: 12 Desember 2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Giriklopomulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten

Lampung Timur pada tanggal 17 Agustus 1968. Penulis merupakan anak kelima

dari pasangan Almarhum Bapak Karyani dan Ibu Sapen.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1984 di SD N 2

Giriklopomulyo Kecamatan Sekampung Lampung Timur, selanjutnya

meneruskan pendidikan di SMP Muhammadiyah Sekampung yang lulus pada

tahun 1987. Pendidikan SLTA penulis ditempuh di SPP SNAKMA Negeri Sakti

dan selesai pada tahun 1990.

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Pertanian

(STIPER) Dharma Wacana Metro pada Jurusan/Program Studi Agroteknologi.

MOTTO:

Memulai dengan penuh keyakinan

Menjalankan dengan penuh keikhlasan

Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan.

(Sugiarto)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan hasil karyaku ini untuk

Ibundaku terkasih,

Istriku tercinta dan

Anak-anakku tersayang.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehahirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Pupuk K Terhadap

pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine soja).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

kepada:

1. Ir. Rakhmiati, MTA. sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER)

Dharma Wacana Metro dan sebagai dosen pembimbing skripsi atas

bimbingan, nasehat dan dukungannya selama ini.

2. Dr. Ir. Etik Puji Handayani, MSi. Sebagai Pembantu Ketua III dan sebagai

dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, nasehat dan dukungannya

selama ini.

3. Prof. Dr. Ir. Maryati, MP. sebagai dosen penguji atas saran-sarannya yang

bermanfaat dalam penyusunan dan perbaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang selalu

memberikan dukungan dan ilmu yang telah diberikan.

5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 atas saran, bantuan dan

kebersamaannya selama kuliah serta bantuan dan keceriaan dalam

penelitian.

6. Semua pihak yang telah berperan selama penelitian berlangsung. Semoga

hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk

menyempurnakan skripsi-skripsi selanjutnya.

Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan dan penulis berharap ada penelitian lebih lanjut tentang pupuk

kandang dan pupuk kalium berbagai dosis.

Metro, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ........................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ......................................................... 4

1.4 Hipotesis ...................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

2.1 Deskripsi Tanaman Kedelai Hitam .............................................. 8

2.2 Syarat Tumbuh Kedelai Hitam .................................................... 12

2.3 Pupuk Kandang ……..................................………………......... 12

2.4 Pupuk Kalium .............................................................................. 15

III. BAHAN DAN METODE ................................................................ 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 18

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ........................................................... 18

3.3 Metode Penelitian ........................................................................ 18

3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 19

3.4.1 Persiapa Lahan .................................................................... 193.4.2 Penanaman ........................................................................ 203.4.3 Pemeliharaan ..................................................................... 203.4.4 Pemanenan .......................................................................... 20

3.5 Peubah Yang Diamati .................................................................. 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 24

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 24

4.2 Pembahasan ................................................................................. 31

Halaman

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 35

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 35

5.2 Saran ............................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 36

LAMPIRAN ................................................................................................. 40

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tinggi tanaman kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandangdan pupuk kalium berbagai dosis ..................................................... 24

2. Jumlah cabang per tanaman kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis............... 25

3. Jumlah bunga per tanaman kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis .............. 26

4. Berat 100 biji kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis.......................................................... 26

5. Indeks luas daun kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis..................................................... 27

6. Laju tumbuh per tanaman kedelai hitam akibat aplikasi pupukkandang dan pupuk kalium berbagai dosis....................................... 28

7. Laju asimilasi bersih kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium ......................................................................... 28

8. Berat biji per tanaman kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium.......................................................................... 29

9. Persentase polong isi per tanaman kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium................................................... 30

10. Hasil per petak kedelai hitam akibat aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium.......................................................................... 30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tata Letak Percobaan ........................................................................... 41

2. Tata Letak Tanaman ............................................................................. 42

3. Metode Pengukuran Luas Daun ........................................................... 43

4. Hasil rekapitulasi analisis ragam semua peubah yang diamati............... 46

5. Data pengamatan tinggi tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium..................................................................... 47

6. Analisis ragam tinggi tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium...................................................................... 47

7. Data pengamatan jumlah cabang per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium ........................................... 48

8. Analisis ragam jumlah cabang per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium............................................. 48

9. Data pengamatan jumlah bunga per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium ........................................... 49

10. Analisis ragam jumlah bunga per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium............................................. 49

11. Data pengamatan berat 100 biji pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium ..................................................................... 50

12. Analisis ragam berat 100 biji pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium .................................................................... 50

13. Data pengamatan indeks luas daun umur 14 -21 HST pada perlakuanaplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium.............................................. 51

14. Analisis ragam indeks luas daun 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium............................................................ 51

15. Data pengamatan laju pertumbuhan tanaman 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi Pupuk kandang dan pupuk kalium............................. 52

16. Analisis ragam laju pertumbuhan tanaman 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium.............................................. 52

17. Data pengamatan laju asimilasi 14 -21 HST bersih pada perlakuan Aplikasi Pupuk kandang dan pupuk kalium............................................ 53

18. Analisis ragam laju asimilasi bersih 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium........................................................... 53

19. Data pengamatan laju asimilasi bersih 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium (Transformasi log x)......................... 54

20. Analisis ragam laju asimilasi bersih 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium (Transformasi log x)......................... 54

21. Data pengamatan berat biji per tanaman pada perlakuan aplikasiPupuk kandang dan pupuk kalium........................................................... 55

22. Analisis ragam berat biji per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium........................................................... 55

23. Data pengamatan persentase polong isi per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium.............................................. 56

24. Analisis ragam persentase polong isi per tanaman pada perlakuanaplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium............................................. 56

25. Data pengamatan hasil per petak pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium....................................................................... 57

26. Analisis ragam hasil per petak pada perlakuanaplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium...................................................................... 57

27. Lampiran gambar..................................................................................... 58

I. PENDAHULUAN

1.1Latarbelakangdan Masalah

Tanaman kedelai (Glycine max L.) merupakan sumber protein nabati utama bagi

sebagian besar penduduk Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan salah satu

konsumen kedelai terbesar di dunia. Setidaknya 2,4 juta ton kedelai per tahun

dikonsumsi masyarakat Indonesia (BPS Indonesia, 2014). Pemerintah kembali

menggalakkan penanaman kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi. Penyediaan varietas unggul

memegang peranan yang sangat penting disamping penerapan teknologi budidaya.

Tanaman kedelai merupakan tumbuhan serbaguna karena akar tanaman memiliki

bintil akar pengikat nitrogen bebas, bijinya memiliki kadar protein yang tinggi,

biomassa tanaman dapat digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.

Tanaman kedelai mampu tumbuh baik pada tanah dengan draenase dan aerasi

yang baik. Untuk dapat tumbuh subur, tanaman kedelai memerlukan tanah yang

subur, gembur, serta kaya bahan organik. Pada akar tanaman kedelai terdapat

bintil-bintil akar yang berkoloni dengan bakteri Rhizobium japonicum yang

terbentuk dalam akar dan dapat mengikat N bersimbiosis dengan tanaman

(Adisarwanto, 2008).

Upaya peningkatan produksi kedelai dapat ditempuh dengan tiga pendekatan,

yaitu : 1) peningkatan produktivitas, 2) peningkatan intensitas tanam, dan 3)

2

perluasan areal tanam. Upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui

perbaikan varietas, perbaikan teknik budidaya, dan menekan kehilangan hasil

melalui perbaikan sistem panen dan pasca panen. Salah satu upaya peningkatan

produktivitas dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi lahan dengan pemupukan

berimbang dan terpadu. Pupuk merupakan sarana vital untuk meningkatkan

produksi benih kedelai (Anonim, 2012).

Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi

ketersediaan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan

adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.

Pemupukan dapat dilakukan dengan mengunakan pupuk organik dan pupuk

anorganik (Agromedia 2007).

Pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang potensial karena

ketersedianya tidak terbatas. Kompos sudah sering digunakan sebagai sumber

bahan organik dalam budidaya tanaman dan telah diketahui sangat berpengaruh

dalam perrtumbuhan tanaman (Nogueira de Andrade dkk. 2007). Bahan organik

sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Bahan organik tanah

sangat penting untuk meningkatkan produksi tanaman, memperbaiki ekosistem

tanah, dan sangat vital untuk penyediaan dan penyimpanan C dan N (Landha dkk.

2011).

Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk

kimia. Menurut Novizan (2005), pukan adalah pupuk yang berasal dari kotoran

hewan yang tercampur dengan sisa makanan dan urin yang didalamnya

3

mengandung unsur hara N, P, dan K yang dapat digunakan untuk memperbaiki

kesuburan tanah.

Pupuk kandang mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap tetapi

jumlah tiap unsur hara tersebut rendah, sedangkan bahan organiknya tinggi. Salah

satu pupuk kandang yang bisa digunakan adalah pupuk kandang sapi. Pupuk

kandang sapi adalah sumber potensial ketersediaan kalium karena kandungan

kalium di dalam pupuk kandang sapi mencapai 90% yang berasal dari pakan,

terutama jerami padi (Nahudi, 2010).

Selain menggunakan pupuk kandang, pemupukan dapat dilakukan juga

denganpemberian pupuk anorganik yaitu pupuk kalium. Kalium merupakan salah

satu unsur hara yang diduga dapat meningkatkan pertumbuhan bintil akar,

aktifitas nitrogenase, dan enzim-enzim penyokong nitrogenase. Selain itu

pemberian unsur hara yang banyak mengandung unsur K telah terbukti

merupakan cara yang efisien untuk melawan cekaman Na pada beberapa tanaman

(AgriSupportOnline, 2000).

Unsur K merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan dalam jumlah

yang yang besar. Pada tanaman kedelaikalium berfungsi dapat menambah

ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu dan meningkatkan sistem

perakaran, kalium cenderung menghalangi efek rebah (lodging) tanaman dan

melawan efek buruk yang disebabkan oleh terlalu banyaknya nitrogen

(Soegiman, 1982 dalam Rukmi, 2009).

4

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Dosis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhandan hasil tanaman kedelai

hitam (Glycine soja).

2. Dosis pupuk Kyang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai

hitam(Glycine soja).

3. Interaksi antara dosis pupuk kandang dan pupuk Kterhadap pertumbuhan dan

hasiltanaman kedelai hitam(Glycine soja).

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis

Tanaman kedelai sangat responsif terhadap pemupukan. Pemupukan merupakan

salah satu usaha penambahan unsur-unsur hara makro dan mikro yang esensial

bagi tanaman untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal.

Jenis dan kuantitas unsur hara yang diaplikasikan akan tergantung pada status hara

tanah dan kebutuhan hara tanaman yang dibudidayakan. Ketidakseimbangan

status hara tanah dapat menyebabkan tanaman menjadi stres sehingga

mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat.

Ketidakseimbangan status hara tanah juga dapat mengakibatkan penurunan

kualitas dan kuantitas hasil bagi tanaman yang dibudidayakan (Lakitan,2001).

Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik ataupun pupuk

anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk

hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

pengurai dan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Pupuk anorganik

5

merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan

kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi (Novizan, 2005).

Penggunaan pupuk kandang dapat menghemat penggunan pupuk N, P dan K

dalam tanah, juga dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Penggunaan pupuk

kandang sebaiknya dipadukan dengan penggunaan sumber hara anorganik sesuai

kebutuhan. Penggunaan pupuk kandang bagi tanah secara kimiawi memberikan

keuntungan menambah unsur hara terutama NPK. Secara biologi penambahan

pupuk kandang dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah

(Simanungkalit, dkk., 2006). Pupuk kandang juga berfungsi meningkatkan daya

pegang tanah terhadap pupuk yang diberikan dan meningkatkan kapasitas tukar

kation (KTK) tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga

ketersediaan unsur hara di dalam tanah meningkat juga (Karama, 1990).

Berdasarkan hasil penelitian Kastono (2005), pemberian pupuk kandang 30 ton/ha

memberikan hasil kedelai tertinggi yaitu 1,53 ton/ha.Sedangkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kuntyastuti dkk.(2004) dalam Margiati (2014)bahwa

pemberian 10 ton/ha pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh terhadap tinggi

tanaman dan komponen hasil kedelai. Tinggi tanaman pada perlakuan kontrol

mencapai 37 cm dengan pemberian kotoran ayam 10 ton/ha meningkat menjadi 49

cm. Tanaman menghasilkan polong isi 15 buah per tanaman pada perlakuan

kontrol, pemberian kotoran sapi 5-10 ton/ha menghasilkan polong isi 21-25 buah

per tanaman. Polong isi terbanyak diperoleh pada pemberian 10 ton/ha kotoran

sapi.

6

Hasil penelitian Sarawa dkk. (2014) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

kandang 20 ton/ha memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan

tanaman kedelai.

Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,

akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata,

atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini

menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur (Anonim, 2012)

Menurut Ispandi dan munip (2004), hara kalium sangat penting dalam

pembentukan polong dan pengisian biji, disamping sangat penting dalam proses

metabolisme tanaman. Pada lahan kering alfisol pemupukan 100 kg KCl

meningkatkan hasil secara nyata daripada pemupukan dengan 50 kg KCl/ha

sehingga takaran pemupukan 100 kg KCl/ha adalah takaran yang optimal untuk

kacang tanah.

Berdasarkan hasil penelitian Pujiasmanto dkk. (2010), menunjukkan bahwa

perlakuan dosis pupuk kalium meningkatkan luas daun dan brangkasan kering.

Dosis pupuk kalium yang dapat meningkatkan luas daun adalah

25 kg/ha, sedangkan pada berat brangkasan kering adalah 50 kg/ha.

Hasil penelitian Dedi (2006), menunjukkan bahwa pemberian K nyata

meningkatkan hasil biji kering kedelai di lokasi Tanjung Gusti dimana hasil

tanaman meningkat dari 0,81 menjadi 1,99 ton/ha akibat pemberian 100 kg K/ha

atau terjadi peningkatan sekitar 146%. Sedangkan hasil penelitian penelitian

Rukmi (2009), pemberian pupuk K berpengaruh terhadap jumlah cabang per

tanaman, berat biji kedelai per tanaman, dan bobot biji per hektar. Dosis kalium

7

terbaik adalah pada dosis 150 kg KCl/ha atau 1,2 gr/tanaman. Dengan pemberian

pupuk KCl 150 kg/ha mampu memberikan hasil 1,8 ton/ha.

1.4 Hipotesis

1. Dosis pupuk kandangyang berbeda memberikan pertumbuhan dan hasil yang

berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam(Glycine

soja).

2. Dosis pupuk Kyang berbedamemberikan pertumbuhan dan hasil yang

berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam(Glycine

soja).

3. Terdapat interaksi antara dosis pupuk kandang dan pupuk K terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam(Glycine soja).

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kedelai Hitam

Menurut Tjitrosoepomoe, (2004) kedelai hitam diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Phylum : Spermatophyta

Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Polypetales

Famili : Leguminoceae

Genus : Glycine

Species : Glycine soja

Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari dua jenis yaitu Glycine max

(disebut kedelai putih yang bijinya berwarna kuning, agak putih atau hijau) dan

Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). Glycine soja merupakan tanaman asli

asia tropis di Asia Tenggara (Adisarwanto, 2008).

Tanaman kedelai hitam tumbuh tegak, berbentuk semak dan merupakan tanaman

semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya yaitu

akar, daun, batang, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal (Adisarwanto,

2008).

9

Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil.

Calon akar tersebut kemudian tumbu dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan

kotiledone yang terdiri atas dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat

pertumbuhan hipokotil yang cepat (Adisarwanto, 2008).

Batang tanaman kedelai bercabang, hipokotil pada proses perkecambahan

merupakan bagian batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledone. Hipokotil

dan dua keping kotiledone yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos ke

permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada di atas kotiledone

disebut epokotil (Gardner, 1991).

Cabang akan muncul di batang tanaman, jumlah cabang tergantung dari varietas

dan kondisi tanah. Jumlah batang bisa menjadi banyak bila penanaman

dirapatkan dari 250.00 tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar (Pitojo,

2003).

Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia

kotiledone yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua

helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves). Umumnya bentuk

daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk

daun tersebut dipengaruhi faktor genetik (Gardner, 1991).

Daun tanaman kedelai berselang-seling, beranak daun tiga, licin atau berbulu,

tangkai daun panjang terutama untuk daun yang berada di bagian bawah anak

daun, anak daun berbentuk bundar telur sampai bentuk lanset, pinggir daun rata,

pangkalnya membulat, ujungnya lancip sampai tumpul. Umumnya daun

10

mempunyai bulu dengan warna cerah. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan

lebar 0,0025 mm (Lakitan, 2001).

Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai mempunyai dua stadia

tumbuh yaitu stadia vegetatif dan stadia generatif. Stadia vegetatif dimulai saat

tanaman berkecambah sampai pada saat berbunga. Stadia generatif dimulai dari

fase pembentukan bunga sampai dengan pemasakan biji (Gardner, 1991).

Tanaman kedelai termasuk tanaman yang peka terhadap perbedaan panjang hari,

khususnya pada fase pembungaan. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu.

Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama

rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam 2 – 2

bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Bunga

pertama yang terbentuk umumnya pada buku ke lima, ke enam atau pada buku

yang paling tinggi. Warna bunga yang umum pada berbagai varietas kedelai

hanya dua, yaitu putih dan ungu (Pitojo, 2003)

Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7 – 10 hari setelah munculnya

bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm, jumlah polong yang terbentuk

pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam antara 1 – 10 buah dalam setiap

kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50

buah. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat

seteah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi

maksimal pada masa awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh

perubahan warna polong dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak

(Pitojo, 2003).

11

Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2 – 3 biji dengan ukuran bervariasi,

mulai dari kecil (7 – 9 gr/biji), sedang (10 – 13 gr/biji), dan besar (> 13 gr/biji).

Bentuk biji bervariasi tergantung pada varietas tanaman yaitu bulat, agak pipih,

dan bulat telur. Sebagian besar biji kedelai berbentuk bulat telur. Biji kedelai

terbagi menjadi dua bagian utama yaitu kulit biji dan janin (embrio). Pada kulit

biji terdapat bagian yang disebut pusar (hilum) yang berwarna coklat, hitam, atau

putih. Pada ujung hilum terdapat mikrofil, berupa lubang kecil yang terbentuk

pada proses pembentuk biji. Warna kulit biji bervariasi mulai ddari kuning, hijau,

coklat, hitam atau kombinasi campuran dari warna-warna tersebut. Biji kedelai

tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah proses pembijian selesai, biji

kedelai dapat langsung ditanam. Kadar air biji kedelai harus berkisar 12 – 13 %

(Pitojo, 2003).

Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen (N2) di atmosfer melalui kativitas

bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhyzobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di

dalam akar yang diberi nama nodul atau bintil akar. Kemampuan memfiksasi N2

ini akan bertambah seiring bertambahnya umur tanaman tetapi maksimal hanya

sampai akhir masa berbunga atau mulai pembentukan biji. Setelah masa

pembentukan biji, kemampuan bintil akar memfiksasi N2 akan menurun

bersamaan dengan semakin banyaknya bintil akar yang tua dan luruh (Cahyadi,

2007).

12

2.2Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Hitam

Tanaman kedelai mampu tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat

drainase dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama

masa pertumbuhan. Kedelai dapat tumbuh pada jenis tanah Alluvial, Regosol,

Grumosol, Latososl, Andosol, Podsolik Merah Kuning (PMK), dan tanah yang

mengandung pasir kuarsa. Tanah yang digunakan perlu diberi pupuk organik atau

kompos, fosfat dan pengapuran dalam jumlah yang cukup. Pada dasarnya kedelai

menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah tetapi air tetap tersedia.

Toleransi keasaman tanah bagi kedelai adalah pH 5,8 – 7,0. Pada pH kurang dari

5,5 pertumbuhan tanaman terhambat karena terjadi keracunan alumunium

(Adisarwanto, 2008).

Temperatur terbaik untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah 25 – 27 oC dengan

penyinaran penuh (minimal 10 jam/hari). Tanaman kedelai menghendaki curah

hujan optimal antara 100 – 200 mm/bulan dengan kelembaban rata 50%.

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 900 meter dari permukaan

laut namun akan tumbuh optimal pada ketinggian 650 meter dari permukaan laut

(Adisarwanto, 2008).

2.3Pupuk Kandang

Pupuk kandang yaitu pupukorganik yang berasaldari kotoran hewan yang berupa

kotoran kambing, sapi dan ayam. Kandunganunsurharanya yang

lengkapsepertiNatriun (Na), Fosfor (P), danKalium (K)

membuatpupukkandangcocokdigunakanuntuk media tanam. Unsur –

13

unsurtersebutpentinguntukpertumbuhandanperkembangantanaman.Pupukkandang

yang akandigunakansebagai media tanamharus yang sudahmatangdansteril. Hal

ituditandaidenganwarnapupuk yang hitampekat.Pemilihanpupukkandang yang

sudahmatangbertujuanuntukmencegahmunculnyabakteriataucendawan yang

dapatmerusaktanaman(Widowati, 2010).

Pupuk kandang merupakan salah satu contoh pupuk organik yang dapat

digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, yang berasal darikandang ternak,

baik berupak kotoran padat yang bercampur sisa makanan maupun air kencing

(urine) sehingga kualitas pupuk kandang beragam tergantung pada jenis, umur

serta kesehatan ternak, jenis dan kadar serta jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis

pekerjaan dan lamanya ternak bekerja, lama dan kondisi penyimpanan pupuk itu

sendiri (Sirait, 2005).

Pupuk kandang juga berfungsi untuk merangsang granulasi, memperbaiki aerasi d

mengurangi plastisitas tanah. Bahan organik juga berpengaruh langsung terhadap

fisiologi tanaman seperti meningkatkan kegiatan respirasi yang merangsang

peningkatan serapan hara sehingga akan meningkatkan pertumbuhan tanaman

(Novizan, 2005).

Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk

kandang sapi dapat memberikan beberapa manfaat yaitu menyediakan unsur hara

makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan

struktur tanah, meningkatkan porositas, aerase dan komposisi mikroorganisme

tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, daya serap air lebih lama pada

tanah. Tingginya kadar c dalam pupuk kandang sapi menghambat penggunaan

14

langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.

Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan

N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman

utama akan kekurangan N. Kandungan hara dalam pupuk kandang sapi yaitu :

85% kadar air, 0,40% N, 0,20% P2O5, 0,10% K2O(Lingga dan Marsono, 2007).

Menurut Mowidu (2001), pemberian 20 – 30 ton bahan organik berpengaruh

nyata dalam meningkatkan porositas total, jumlah pori berguna, jumlah pori

penyimpan lengas dan kemantapan agregat serta menurunkan kerapatan zarahm

kerapatan bongkah dan permeabilitas. Sugito dkk. (1995), mengatakan pemberian

pupuk kandang sebanyak 75 ton/ha per tahun selama 6 tahun berturut-turut dapat

meningkatkan 4 % porositas tanah, 14,5 % volume udara tanah pada keadaan

kapasitas lapang, dan 33,3 % bahan organik menurunkan kepadatan tanah

sebanyak 3 %.

Pupuk kandang sebagai salah satu jenis bahan organik yang mengandung unsur

hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalim, kalsium,

magnesium, sulfur maupun sejumlah kecil unsur mikro. Susunan rata-rata untuk

pupuk kandang segar sekitar 1,50% N, 0,40% P, 0,40% K atau dalam satu ton

pupuk kandang terdapat 15 kg N, 4 kg P dan 4 kg K. Pemberian pupuk kandang

akan mengakibatkan tanaman kedelai hitam semakin rimbun, hijau dan segar serta

bulu semakin lebat seiring dengan peningkatan pupuk kandang yang diberikan

(Anwar, 2000).

Hasil penelitian La Ode Samuli dkk. (2012) , bahwa pupuk kandang kotoran sapi

berpengaruh lebih baik terhadap jumlah cabang produktif, jumlah polong, jumlah

15

polong hampa, bobot 100 biji kering dan produksi (ton/ha). Pupuk kandang

kotoran sapi dengan dosis 10 ton/ha memberikan produksi rata-rata 2,14 ton/ha .

2.6Pupuk Kalium

Kalium merupakan unsur hara setelah nitrogen dan fosfor. Kalium diserap

tanaman dalam jumlah mendekati atau bahkan kadang melebihi jumlah nitrogen.

Jika kalium di dalam tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman maka

tanaman akan menderita kekurangan kalium dan produksi tanaman berkurang

(Novizan, 2005).

Fungsi utama kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium

juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah agar tidak

mudah gugur. Kalium juga merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam

menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga dan Marsono, 2007).

Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Di dalam tanah, ion tersebut bersifat

sangat dinamis hingga mudah tercuci pada tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah.

Dari ketiga unsur hara makro yang diserap oleh tanaman (N,P,K), kalium yang

jumlahnya paling melimpah di permukaan bumi (Novizan, 2005).

Kalium didalam tanaman berfungsi dalam proses pembentukan gula dan pati,

translokasi gula, aktifitas enzim dan pergerakan stomata. Peningkatan bobot dan

kandungan gula pada tongkol dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan proses

fotosintesis pada tanaman dan meningkatkan translokasi fotosintat ke bagian

tongkol. Selain itu unsur K juga mempunyai peranan dalam mengatur tata air di

16

dalam sel dan transfer kation melewati membran. Tanaman yang kekurangan

unsur hara ini menunjukkan gejala pada daun bawah ujungnya menguning dan

mati, kemudian menjalar ke bagian pinggir daun Meskipun kekurangan K masih

mampu berbuah, tetapi tongkol yang dihasilkannya kecil dan ujungnya meruncing

(Haris dan Krestiani, 2005).

Menurut Sutedjo (2010), Kalium memiliki peranan penting bagi tanaman, yaitu:

(1) K berfungsi dalam metabolisme Karbohidrat, berarti berperan dalam

pembentukan pati, pemecahan dan translokasi pati tersebut, (2) K berfungsi dalam

metabolisme Nitrogen dan sinthesa protein, (3) dapat menetralisasi asam-asam

organik yang penting bagi proses fisiologi, (4) mengawasi dan mengatur berbagai

aktivitas unsur mineral, (5) mengaktifkan berbagai enzim (invertase, peptase,

diatase, dan katalase), (6) mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik, (7)

mengatur pergerakan stomata dan hal yang berhubungan dengan air atau

mempertahankan turgor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesa dan

proses-proses lainya agar dapat berlangsung dengan baik, (8) menambah resistensi

tanaman, (9) K berpengaruh atas pyrovic kinase pada beberapa tanaman.

Tanaman yang kahat K mempunyai daun-daun muda berwarna hijau tuan batang

kecil, dan buku pendek. Daun-daun tuanya nekrosis pada bagian pinggir dan

ujung daun, serta kriting tegak atau nekrisis di daerah antar tulang daun. Buahnya

gugur pada saat masak awal, rasa buah tidak nyata karena kurang masam, masak

buah tidak merata, jumlah buah sedikit, dan organ penyimpan memiliki bobot

rendah. Pada tanaman padi dan jagung, kekahatan K menyebabkan batang

menjadi lebih kecil, lemah dan mudah rebah. Di samping itu, tanaman yang kahat

17

K lebih peka terhadap serangan hama dan penyakit serta perubahan cuaca yang

ekstrim, seperti terjadinya “frost”. Karena K bersifat mobile di dalam tanaman,

gejala kekahatan K pertama kali muncul pada bagian tanaman yang tua

(Munawar, 2011).

Pupukkaliumtermasukpupuktunggal yang

banyakdigunkanuntukmemberikanzathara K padatanah.Pupuk K yang

masihdigunakansampaisaatiniadalahkaliumsulfatdankaliumklorida.Kaliumklorida

di pasaranlebihdikenaldengansebutanKCl. PemakaianpupukKCllebihterbatas,

halinidisebabkanKClmengandungklorida yang

dapatberpengaruhnegatifpadatanaman (MarsonodanLingga, 2013).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 TempatdanWaktuPenelitian

Penelitiandilaksanakan di KebunPercobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

DesaRejomulyoKecamatan Metro Selatan Kota Metro denganketinggiantempat 60

mdpldanjenistanahPodzolikMerahKuningpadabulanJuni – September 2015.

3.2 BahandanAlatPenelitian

Bahan yang digunakandalampenelitianiniadalah bibit kedelai hitam varietas lokal,

pupuk kandang sapi, pupukKCl, urea, dan SP-36, pestisida Gaucho.Peralatan

yang digunakandalampenelitianiniadalahtraktor, cangkul, sabit, tugal, penggaris,

timbangan, meteran, dan alat tulis.

3.3 MetodePenelitian

MetodepenelitianmenggunakanRancanganAcakKelompokLengkap

(RAKL)berpola faktorialdengan 3 ulangan.Sebagaifaktor pertama adalahdosis

pupuk kandang(P) yang terdiridari 3 taraf, yaitu :pupuk kandang 10 ton/ha

(p1),pupuk kandang 20 ton/ha (p2),pupuk kandang 30 ton/ha (p3) dansebagai

faktor keduaadalahpupuk K(K) yangterdiridaritigataraf, yaitu: 50 kg/haKCl (k1),

100 kg/ha KCl (k2) dan150 kg/haKCl (k3). Kombinasiperlakuanyaitup1k1,

p1k2,p1k3, p2k1, p2k2, p2k3, p3k1, p3k2, p3k3masing-masingdiulangsebanyak 3 kali

19

sehinggadiperoleh 27 petakpenelitian. Luaspetakpercobaanadalah2m x 2m,

jaraktanam 20 cm x 40 cm, jarak antarulangan0,5 meter danjarakantarpetak1

meter.

Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan membandingkan F-hitung dan F-

tabel pada taraf 5%, sebelumnya dilakukan uji homogenitas ragam (Uji Bartlett)

dan uji ketidak-aditifan data (Uji Tuckey)dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%.

3.4 PelaksanaanPenelitian

3.4.1 PersiapanLahan

Sebelum pengolahan tanah terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan dari

gulma yang ada. Setelah lahan bersih selanjutnya dilakukan pembajakan dengan

traktor untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkahan dan membalik lapisan

tanah. Tanah digemburkan menjadi struktur yang remah sekaligus membersihkan

sisa-sisa perakaran gulma kemudian dibuat petak percobaan.

Petak percobaan dibuat dengan ukuran 2 m x 2 m, jarak antar plot dalam ulangan

adalah 0,5 m dan jarak antar ulangan 1m sebanyak 27

plot.Setelahitupetakandiberiperlakuan

pupukkandangsapidengancaraditebarmeratapadasetiappetakandengandosisp110

ton/ha atau4 kg/petak, p220 ton/ha atau 8 kg/petak dan p3 30 ton/ha atau 12

kg/petak.

20

3.4.2 Penanaman

Lubangtanamdibuatdenganmenggunakantugalkayudengankedalamantanam5cm.Se

tiaplubangtanamdiisi2 (dua)

butirbenihkedelaihitamkemudianditutupdengantanah.Jaraktanam yang

digunakanadalah 20 cm x 40 cm dengan populasitanamansebanyak 50

tanaman/petak percobaan.Pemberian pupuk kalium diberikan bersamaan dengan

penanaman,dosis pupuk kalium sesuai perlakuan yaitu : k1 50 kg/ha = 0,4

gr/tanaman, k2 100 kg/ha = 0,8 gr/tanaman, dan k3150 kg/ha = 1,2 gr/tanaman.

3.4.3 Pemeliharaan

Pemeliharan pada tanaman kedelai hitam meliputi kegiatan : penyiangan,

pemupukan dan penyiraman.penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2

minggu setelah tanam dan pada saat tanaman selesai berbunga, yaitu saat tanaman

berumur 6 minggu setelah tanam.

Pemupukandilakukandenganmenggunakan, pupuk Urea, dan SP 36. Pupuk urea

dengan dosis 50 kg/ha = 0,4 gr/tanaman dan SP-36 dengan dosis 100 kg/ha = 0,8

gr/tanaman diberikan 25 hari setelah tanam.

Pengairan dilakukan dengan menyiram tanaman satu kali sehari.

3.4.4 Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 70 hari setelah tanam, yaitu

setelah tanaman masak dengan tanda-tanda daun telah rontok dan batang agak

mengering.

21

3.5 Peubah Yang Diamati

Pengamatandilakukanterhadappertumbuhandankomponenhasil.Pengamatandilaku

kanpadasetiaptanamancontoh yang sudahditentukansejaktanamanberumur 14

hari.Dari setiappetakpercobaandipilih10tanamansecaraacakuntukdijadikansampel

(tanamancontoh).Data yang diperolehkemudiandirata-rata.Variabel yang

diamatimeliputi:

1) Tinggitanaman (cm)

Tinggitanamandiukurdarileherakarhinggatitiktumbuhtertinggimenggunakanm

eteran, dinyatakan dengan satuan sentimeter

(cm).Pengukurandimulaipadasaattanamanberumur 2 minggusetelahtanam

(MST) dengan interval 2 minggu.

2) Jumlahcabang per tanaman

Jumlahcabang per tanaman diukur dengan menghitung jumlah cabang per

tanaman dimulaisaattanamanberumur 2 minggusetelahtanam (MST) dengan

interval 2 minggu.

3) Jumlah bunga per tanaman (buah)

Menghitung jumlah bungaper tanaman dari setiap tanaman sampel dalam

satuan buah.

4) Berat 100 butir biji (gram)

Berat butir biji dihitungdengancaramenimbang100 butir

bijikedelaihitampadasetiappetak percobaan.

22

5) Indek luas daun 14 – 21 HST (ILD)

Indeks luas daun rata-rata (ILD) Dihitung dengan mengunakan rumus :

ILD = ( LA2+ LA1)/2x .1/pa

Keterangan : LA1 = Luasdaunpengamatan14HST.LA2 = Luasdaunpengamatan21HST.

Pa = Jarak tanam 20 cm x 40 cm

Luasdaundiukurdenganmenggunakanmetode image scanner dan software

Irfan view.

6) Laju pertumbuhan tanaman 14 - 21 HST/ LPT (gram/cm2/hari)

Menunjukan akumulasi bobot tanaman persatuan luas tanah dalam satuan

waktu rata-rata mulai dari periode 14HST sampai dengan 21 HST.

Keterangan : Pa = Jarak tanam 20 cm x 40 cmW1 = Bobotkeringtanamansampelpadaumur14 HSTW2 = Bobotkeringtanamansampelpadaumur21 HSTT2 – T1 = Selisihwaktupengamatanke-2 danke-1.

7) Laju Asimilasi Bersih 14 – 21 HST / LAB (gram/cm2/hari)

LAB dihitung dengan menggunakan rumus:

ln LA2- ln LA1

LAB = ( W2-W1)/(T2-T1) x LA2-LA1

Keterangan : W1 = Bobotkeringtanamansampelumur14HST.W2 = Bobotkeringtanamansampelumur21HST.T2-T1 = Selisihwaktupengamatanke-2 danke-1.

LA1 = Luasdaunpengamatan14HST.LA2 = Luasdaunpengamatan21HST.

12

121

TT

WWx

PaLTT

23

8) Berat biji per tanaman (gram)

Berat biji per tanaman dihitung dengan cara menimbang seluruh jumlah biji

yang ada pada setiap tanaman sampel.

9) Persentase polong isi per tanaman (%)

Persentase polong isi per tanaman dihitung dengan cara menghitung semua

jumlah polong per tanaman, kemudian menghitung jumlah polong yang berisi

lalu dihitung dalam persen.

10) Hasil per hektar (ton/ha)

Hasil per hektar dihitung dengan cara mengkonfersikan hasil per petak panen

kedalam hektar, menggunakan rumus :

Hasil/hektar = 10.000 m2 x Hasil per petak panen1 x 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tinggi Tanaman (cm)

Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium

serta interkasi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman (Lampiran 5) .

Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis (42 HST).

Pupuk KandangPupuk Kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha--------------------------cm--------------------------

10 ton/ha 44,37 45,97 45,03 45,1220 ton/ha 45,20 44,40 45,87 45,1530 ton/ha 41,87 47,57 48,37 45,93Rata-rata 43,81 45,98 46,42

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman tidak dipengaruhi

oleh pemberian pupuk kandang dan kalium berbagai dosis.

4.1.2 Jumlah Cabang per Tanaman (buah)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berpengaruh

nyata terhadap jumlah cabang per tanaman (buah), sedangkan pupuk kalium dan

interkasi antara keduanya tidak berpengaruh nyata (Lampiran 7 ).

25

Tabel 2. Jumlah cabang per tanaman kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis (42 HST).

Pupuk KandangPupuk Kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha------------------------buah----------------------------

10 ton/ha 6,00 6,53 7,07 6,53 A20 ton/ha 7,13 7,37 7,30 7,27 B30 ton/ha 7,77 7,43 7,63 7,61 BRata-rata 6,97 a 7,11 a 7,33 a

BNT P = 0,36 BNT K = 0,36Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNT 5%

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang memberikan

perbedaan jumlah cabang per tanaman. Jumlah cabang per tanaman yang diberi

pupuk kandang 20 ton/ha tidak berbeda dengan pupuk kandang 30 ton/ha, tetapi

lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang 10 ton/ha. Jumlah cabang per

tanaman yang diberi pupuk kandang 20 ton/ha dan 30 ton/ha meningkat 11,33 %

dan 16,54 %. Sedangkan pupuk kalium berbagai dosis tidak mempengaruhi rata-

rata jumlah cabang per tanaman kedelai hitam.

4.1.3 Jumlah Bunga per Tanaman (buah)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan pupuk

kalium serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

bunga per tanaman kedelai hitam (Lampiran 9).

26

Tabel 3. Jumlah bunga per tanaman kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis (42 HST).

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha-----------------------------buah--------------------------

10 ton/ha 43,00 43,95 47,10 44,6820 ton/ha 50,30 41,85 44,50 45,5530 ton/ha 50,10 42,90 51,00 48,00Rata-rata 47,80 42,90 47,53

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata jumlah bunga per tanaman tidak

dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang dan kalium berbagai dosis.

4.1.4 Berat 100 Biji (gram)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berpengaruh

nyata terhadap berat 100 biji tanaman kedelai hitam, sedangkan pemberian pupuk

kalium dan interkasi antara keduanya tidak berpengaruh nyata (Lampiran 11).

Tabel 4. Berat 100 biji kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagi dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha-----------------------------gram---------------------

10 ton/ha 7,20 7,47 8,20 7,62 A20 ton/ha 8,40 9,40 9,33 9,04 B30 ton/ha 7,47 8,47 8,40 8,11 ARata-rata 7,69 a 8,45 a 8,64 a

BNT P = 0,83 BNT K = 0,83Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNT 5%

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang mempengaruhi

berat 100 biji tanaman kedelai hitam. Berat 100 biji yang diberi pupuk kandang

10 ton/ha tidak berbeda dengan pupuk kandang 30 ton/ha, sedangkan pupuk

kandang 20 ton/ha meningkat 18,63 % dibandingkan yang diberi pupuk kandang

27

10 ton/ha dan 11,47 % dibandingkan dengan aplikasi pupuk kandang 30 ton/ha

Sedangkan perlakuan pupuk kalium berbagai dosis tidak mempengaruhi rata-rata

berat 100 biji tanaman kedelai hitam.

4.1.5 Indeks Luas Daun 14 – 21 HST (ILD)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berpengaruh

nyata terhadap indeks luas daun umur 14 – 21 HST, sedangkan pemberian pupuk

kalium dan interkasi antara keduanya tidak berpengaruh nyata (Lampiran 17).

Tabel 5. Indeks luas daun kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha10 ton/ha 0,30 0,32 0,25 0,29 A20 ton/ha 0,26 0,30 0,30 0,29 A30 ton/ha 0,35 0,31 0,33 0,33 BRata-rata 0,30 a 0,31 a 0,29 a

BNT P = 0,03 BNT K = 0,03Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNT 5%

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang mempengaruhi

indeks luas daun. indeks luas daun yang diberi pupuk kandang 10 ton/ha tidak

berbeda dengan pupuk kandang 20 ton/ha. Pupuk kandang 30 ton/ha meningkat

13,79 % dibandingkan yang diberi pupuk kandang 10 ton/ha dan 20 ton/ha.

Sedangkan perlakuan pupuk kalium berbagai dosis tidak mempengaruhi rata-rata

indeks luas daun tanaman kedelai hitam.

28

4.1.6 Laju Pertumbuhan Tanaman 14 – 21 HST / LPT (gram/cm2/hari)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang, pupuk

kalium dan interkasi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap Laju

pertumbuhan tanaman/LPT (Lampiran 14) .

Tabel 6. Laju pertumbuhan tanaman kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha--------------------gram/cm2/hari--------------------

10 ton/ha 1,33 0,97 1,00 1,1020 ton/ha 1,43 1,33 1,13 1,3030 ton/ha 1,20 1,27 1,47 1,31Rata-rata 1,32 1,19 1,20

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa rata-rata laju tumbuh pertanaman tidak

dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang dan kalium berbagai dosis.

4.1.7 Laju Asimilasi Bersih 14 – 21 HST / LAB (gram/cm2/hari)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang, pupuk

kalium dan interkasi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap Laju Asimilasi

Bersih/LAB (Lampiran 23).

Tabel 8. Laju asimilasi bersih kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha---------------------gram/cm2/hari------------------

10 ton/ha 5,00 3,33 4,67 4,3320 ton/ha 7,00 5,33 4,33 5,5530 ton/ha 4,00 4,67 5,67 4,78Rata-rata 5,33 4,44 4,89

29

Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa rata-rata laju tumbuh pertanaman tidak

dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang dan kalium berbagai dosis.

4.1.8 Berat Biji per Tanaman (gram)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan pupuk

kalim berpengaruh nyata terhadap berat biji per tanaman kedelai hitam, sedangkan

interkasi antara keduanya tidak berpengaruh nyata (Lampiran 25) .

Tabel 8. Berat biji per tanaman kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha--------------------------gram-----------------------

10 ton/ha 4,80 5,14 5,91 5,28 A20 ton/ha 5,89 5,92 6,10 5,97 B30 ton/ha 6,23 5,75 6,81 6,26 BRata-rata 5,64 a 5,60 a 6,27 b

BNT P = 0,51 BNT K = 0,51Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa dari ketiga perlakuan pupuk kandang terlihat

adanya perbedaan berat 100 biji. Berat 100 biji dengan pupuk kandang 20 ton/ha

tidak berbeda dengan pupuk kandang 30 ton/ha. Berat 100 biji dengan pupuk

kandang 20 ton/ha dan 30 ton/ha meningkat 13,07 % dan 18,94 % dibandingkan

pupuk kandang 10 ton/ha. Pengaruh pupuk K baru terlihat pada dosis 150 kg/ha,

dengan pemupukan K 150 kg/ha meningkatkan berat 100 biji terberat 11,17 % dan

dibandingkan dengan pemupukan K 50 kg/ha.

30

4.1.9 Persentase Polong Isi per Tanaman (%)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang, pupuk

kalium dan interkasi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap persentase

polong isi per tanaman (Lampiran 27) .

Tabel 9. Persentase polong isi per tanaman kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha------------------------%-------------------------

10 ton/ha 82,10 81,01 82,97 82,0320 ton/ha 79,70 79,47 79,21 79,4630 ton/ha 84,31 80,17 82,40 82,29Rata-rata 82,04 80,22 81,53

4.1.10 Hasil per Hektar (ton)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan pupuk

kalium berpengaruh nyata terhadap hasil per hektar (ton), sedangkan interkasi

antara keduanya tidak berpengaruh nyata (Lampiran 29)

Tabel 10. Hasil per hektar kedelai hitam akibat pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis

Pupuk KandangPupuk kalium Rata-rata

50 kg/ha 100 kg/ha 150 kg/ha-----------------------ton-------------------------

10 ton/ha 0,72 0,76 0,90 0,79 A20 ton/ha 0,86 0,89 0,91 0,89 B30 ton/ha 0,93 0,87 1,02 0,94 BRata-rata 0,84 a 0,84 a 0,94 b

BNT P = 0,08 BNT K = 0,08Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

31

Uji BNT tabel 10 menunjukkan bahwa dari ketiga perlakuan pupuk kandang

terlihat adanya perbedaan hasil per petak. Hasil per petak dengan pupuk kandang

20 ton/ha tidak berbeda dengan pupuk kandang 30 ton/ha. Pupuk kandang 20

ton/ha dan 30 ton/ha meningkat 12,65 % dan 18,98 % dibandingkan dengan

pupuk kandang 10 ton/ha. Pupuk kalium 150 ton/ha memberikan hasil per petak

lebih tinggi 11,90 % dan dibandingkan aplikasi pupuk kalium 50 ton/ha dan 100

ton/ha.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berbagai dosis

berpengaruh terhadap jumlah cabang per tanaman, berat 100 biji, indeks luas

daun, berat biji per tanaman dan hasil per petak, tetapi tidak berpengaruh pada

tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, laju tumbuh tanaman, laju asimilasi

bersih, dan persentase polong isi per tanaman. Pemberian pupuk kandang dengan

dosis 20 ton/ha dan 30 ton /ha meningkatkan jumlah cabang per tanaman 11,22 %,

berat biji per tanaman 13,07 %, berat 100 biji 18,63 % dan hasil per petak 12,65

% lebih tinggi dari pada pemberian pupuk kandang 10 ton/ha. Ikmal (2009),

menyatakan bahwa semakin tinggi pemberian pupuk kandang sapi yang diberikan

akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil sampai titik optimum dan semakin

menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman setelah melewati titik optimum.

Pemberian pupuk kandang dengan dosis 30 ton/ha menghasilkan indeks luas daun

13,79 % lebih dari pada pemberian pupuk kandang 10 dan 20 ton/ha. Hal ini

disebabkan oleh produksi asimilat yang tinggi di dalam daun. Hasil penelitian

32

Sumadi (2010) yang menyatakan bahwa tingginya indeks luas daun pada umur 21,

28, dan 35 hst, yaitu mencapai nilai tertinggi pada dosis pupuk kandang kotoran

sapi 30 ton/ha. Nilai indeks luas daun yang tinggi tersebut disebabkan oleh

tingginya nilai luas daun dan jumlah daun per tanaman. Daun yang semakin

banyak dan semakin luas dapat menerima dan menangkap radiasi matahari yang

lebih banyak untuk kebutuhan proses fotosintesis di daun, sehingga produksi

asimilat menjadi lebih tinggi. Sesuai dengan pendapat Gardner dkk. (1991) yang

menyatakan bahwa meningkatnya indeks luas daun sampai batas tertentu akan

meningkatkan efisiensi intersepsi cahaya persatuan luas dan meningkatkan

aktivitas fotosintesis tanaman, kemudian diikuti oleh akumulasi bahan kering

yang lebih besar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah cabang per tanaman yang lebih

banyak didapatkan pada tanaman yang dipupuk kandang sapi sebanyak 20 ton/ha

dari pada yang diberi 10 ton/ha. Hal ini disebabkan ketersediaan pupuk kandang

sapi di dalam tanah mencukupi, telah diketahui bahwa pupuk kandang sapi

memiliki sejumlah unsur hara N, P, K, sehingga fungsi N untuk merangsang

pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun, unsur N

juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam

proses fotosintesis. Sedangkan unsur hara P berfungsi untuk merangsang

pertumbuhan akar. Unsur hara K berfungsi untuk membantu pembentukan protein

dan karbohidrat serta berperan juga dalam menjaga turgor tanaman dan

membukanya stomata (Miyasaka dkk., 2002). Penambahan pupuk kandang 20

ton/ha meningkatkan berat biji per tanaman, berat 100 biji dan hasil per petak

panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang 10

33

ton/ha. Hal ini diduga karena berat biji per tanaman dan berat 100 biji sangat

dipengaruhi oleh unsur hara N, P dak K yang terkandung dalam pupuk kotoran

sapi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang sapi

mengandung unsur nitrogen 1.40%, fosfor 0.80% - 1.00% dan kalium 0.40% serta

berbagai hara mikro (Musnamar, 2003). Dengan kandungan hara seperti ini,

pupuk kandang sapi digolongkan mempunyai unsur hara N, P dan K yang tinggi

sehingga dapat diserap tanaman dalam jumlah yang cukup. Pemberian pupuk

kandang 30 ton/ha cenderung sama dengan dosis 10 ton/ha bahkan terdapat

indikasi menurunkan hasil berat 100 biji tanaman kedelai hitam. Hal ini

menunkukkan titik optimum dosis pupuk kandang yaitu 20 ton/ha, sehingga

dengan dosis 30 ton/ha maka hasilnya menjjadi menurun. Ikmal (2009),

menyatakan bahwa semakin tinggi pemberian pupuk kandang sapi yang diberikan

akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil sampai titik optimum dan semakin

menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman setelah melewati titik optimum. Hal

ini sejalan dengan hasil penelitian Safuan (2012), bahwa pemberian bahan organik

(pupuk kandang kotoran sapi) dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan produksi

tanaman kedelai dalam hal berat 100 biji.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium berbagai dosis

tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah

bunga per tanaman, berat 100 biji, indeks luas daun, laju tumbuh pertanaman, laju

asimilasi bersih dan persentase polong isi per tanaman, kecuali berat biji per

tanaman dan hasil per hektar.

34

Pada penelitian ini pemberian pupuk kalium 150 kg/ha meningkatkan berat biji

per tanaman dan hasil per petak. Sejalan dengan penelitian Rukmi (2009), yang

melaporkan bahwa pemberian pupuk K berpengaruh terhadap jumlah cabang per

tanaman, berat biji kedelai per tanaman, dan bobot biji per hektar. Dosis kalium

terbaik adalah pada dosis 150 kg KCl/ha atau 0,9 gr/tanaman. Dengan pemberian

pupuk KCl 150 kg/ha mampu memberikan hasil 0,94 ton/ha. Pemberian pupuk K

berpengaruh dalam meningkatkan K-dd. Hal ini dikarenakan pemberikan pupuk

kalium yang diberikan mengalami ionisasi setelah bereaksi dengan air sehingga

meningkatkan konsentrasi K dalam larutan tanah berarti bahwa semakin tinggi

dosis pupuk kalium yang diberikan maka K-dd semakin meningkat (Hasibuan,

2006)

Interaksi antara pupuk kandang dan pupuk kalium berbagai dosis tidak

berpengaruh terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini diduga bahwa antara

pemberian pupuk kandang dan pupuk K tidak saling mempengaruhi satu sama

lain. Sutedjo dan Kartosapoetra (2005), menyatakan bahwa bila salah satu faktor

lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain maka faktor lain tersebut akan tertutupi,

dan masing-masing faktor mempunyai sifat yang jauh berpengaruh pengaruhnya

dan sifat kerjanya, maka akan menghasilkan hubungan yang berpengaruh dalam

mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemberian pupuk kandang meningkatkan jumlah cabang per tanaman, berat

100 biji, indeks luas daun, berat biji per tanaman, dan hasil per hektar.

2. Pemberian pupuk kalium meningkatkan berat biji per tanaman dan hasil per

hektar.

3. Tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk kandang dan pupuk kalium

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan untuk menggunakan pupuk

kandang 20 ton/ha karena sudah mampu meningkatkan pertumbuhan dan

hasil tanaman kedelai hitam terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Agri Support Online. 2000. Effects of Abiotic Stress on Plants. Melbourne.Australia. http:// www.liv.ac.uk/sd21/stress/ salt.html. Diakses pada tanggal7 Desember 2015.

Agromedia. 2007. PanduanLengkap Budi DayaKedelai. AgromediaPustakaJakarta. 28 hal

Anonim. 2012. Kedelai. http://id.wikipedia.org/wiki/kedelai. Diakses tanggal 16 Oktober 2015.

Anwar, E. K. 2000. Kompos Pupuk Organik dan Pupuk Hayati Organik fertilizerand Biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumber daya lahan Pertanian BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian.http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/. Diakses pada 12 Nopember 2015

Adisarwanto, T. 2008. Kedelai, Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif. Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Pusat data dansisteminformasipertaniansekretariatjendralkementrianpertanian.http://pusdatin.setjen.deptan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Statistik_Konsumsi_2012. pdf. Diakses 20 september 2014

Cahyadi, W. 2007. Kedelai : Khasiat dan Tekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Dedi. N. 2006. Respon Tanaman Kedelai Terhadap Mikoriza Vesikular Abuskular (MVA) Populasi Asli dan Kalium Pada Musim Kemarau di Kawulu. Tasikmalaya. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran.

Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya). UI Press. Jakarta.

Haris S, Adri.,dan Veronica Krestiani. 2005. StudiPemupukanKaliumTerhadapPertumbuhan Dan HasilJagungManis (Zea mays saccharataSturt.) Varietas Super Bee.JurnalIlmiahISSN : 1979-6870.

Hasibuan, B.E. 2006.PupukdanPemupukan.USU Press Medan, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ikmal Tawakal. 2009. Respon Pertumbuhan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7591/1/09E00572.pdfDiakses Pada 2 Desember 2015

Ispandi, A. dan A. Munip.2004. EfektifitasPupuk PK danFrekuensiPemberianPupuk K dalamMeningkatkanSerapan Hara danProduksiKacang Tanah di LahanKeringAlfisols.Jurnal.IlmuPertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 11-24. DiaksespadaSabtu, 7 Drsember 2015

Karama, A.S., A.R. Marzuki, dan I. Manwan. 1990. PenggunaanPupukOrganikPadaTanamanPangan. ProsidingLokakaryaNasionalEfisiensiPenggunaanPupuk V. PusatPenelitian Tanah danAgroklimat, Bogor.hlm. 397-423

Kastono, D. 2005.TanggapanPertumbuhandanHasilKedelaiHitamTerhadapPenggunaanPupukOrganikdanBiopestisidaGulma Siam (Chromolaenaodorata).JurnalIlmuPertanian Vol. 12 No.2 Hal 103-116.

Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.

Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 89 hal.

La Ode Samuli . 2012. ProduksiKedelai (Glycine max L. Merrill) PadaBerbagaiDosisBokashiKotoranSapi.http://faperta.uho.ac.id/berkala_gronomi/Fulltext/2012/BPA0102145.pdf Diakses pada 7 Desember 2015

Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Margiati. S. 2014. TakaranBeberapaBahanOrganikTerhadapPertumbuhan Dan ProduksiTanamanKedelai (Glycine Max (L..) Merrill) pada Tanah Ultisolhttp://www.pur-plso-unsri.org/dokumen/29p_sri-margiati_revisi%201.pdfDiakses pada 7 Desember 2015.

Marsono dan Lingga, P. 2013. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasinya. Penebar Swadaya, Jakarta.

Miyasaka, S. C., R. T. Hamasaki and Ramon, S. 2002. Nutrient Deficiencies and Excesses in Taro. University of Hawai’i.Manoa.pp. 14.

Mowidu.(2001). PerananBahanOrganikdanLempungTerhadapAgregasidanAgihanUkuranPoriPadaEntisol (TesisPascaSarjana).UniversitasGadjahMada, Yogyakarta.

Munawar, A. 2011.Kesuburan Tanah danNutrisiTanaman.IPB press. Bogor

Musnamar, E.I. 2003.PupukOrganikCairdanPadat, Pembuatan, Aplikasi.PenebarSwadaya, Jakarta.

Nahudi, Nur. 2010. Pupuk Kotoran Sapi : Atasi Kekurangan Kalium pada Kedelai. Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. Jawa Timur.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Pitojo, S. 2003. Benih Kedelai. Kanisius. Jakarta.

Pujiasmanto, dkk. 2010. UjiPemberianLegindanPupuk K TerhadapPertumbuhanTanaman KEDELAI (Glycine max (L.)Merrill) PadaKondisiCekamanNaCl.http://eprints.uns.ac.id/11287/1/Publikasi_Jurnal15.pdf Diakses pada 8 Desember 2015.

Rukmi. 2009. Pengaruh Pemupukan Kalium dan Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus. Kudus.

Safuan, 2012.PengaruhBahanOrganikTerhadapPertumbuhandanProduksiTanamanKedelai.TesisProgranStudiAgronomi Program PascaSarjanaUniversitasHaluoleo.Kendari.

Sarawa, Makmur Jaya Arma, danMaskiMattola. 2014. PertumbuhanTanamanKedelai (Glycine max L. Merr) PadaBerbagai Interval PenyiramandanTakaranPupukKandang. JurnalAgroteknologi Vol. 4 No. 2..http://faperta.uho.ac.id/agroteknos/Daftar_Jurnal/2014. Diakses pada 12 Nopember 2015. Hal 78 -86.

Sirait, J. 2005. Pertumbuhandanserapan nitrogen rumputpadanaungandanpemupukan yang berbeda. Thesis.SekolahPascasarjanaInstitutPertanian Bogor. Bogor.

Sugito, Y., Nuraini, Y., &Nihyati, E. 1995.Sistempertanianorganik. Malang: FakultasPertanianUniversitasBrawijaya.

Sumadi. 2010.Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas KacangTanah (Arachishypogaea L.) Di Lahan Kering. Thesis. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf Diakses pada 17 Nopember 2015. 180 hal.

Sutejo, M.M. 2010. Pupuk dan Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta.

SutedjodanKartasapoetra AG. 2005. PengantarIlmu Tanah. PenerbitRinekaCipta. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Widowati. 2010.PupukKandang, PupukOrganikdanpupukhayati.BalaibesarPenelitiandanPengembanganSumberDayaLahanPertanian, Bogor.

Lampiran 1. Tata Letak Percobaan I II III 1 m 2m

0,5 m U

S

2,4 m

Keterangan:

P1 = pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk KCl 50kg/haP2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk KCl 100 kg/haP3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk KCl 150 kg/ha

I : Ulangan 1II : Ulangan 2III : Ulangan 3

p1k1p2k2p1k1

p2k2p1k3p3k3

p2k3p3k2p2k2

p1k3p2k1 p1k2

p1k3 p1k1 p2k1

p3k2 p2k3 p3k2

p3k1p2k1p2k3

p1k2 p3k1 p3k3

p3k1 p3k3 p1k2

Lampiran 2: Tata Letak Tanaman

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

Keterangan :

1. Jarak tanam 20 cm x 40 cm2. Jumlah tanaman sebanyak 50 tanaman3. X = Tanaman sampel4. X = tanaman sampel desdruktif 14 hst5. X = tanaman sampel desdruktif 21 hst6. = petak panen 1m x 1m

2m

2m

Lampiran 3. Metode pengukuran luas daun

Penampang daun memiliki bentuk yang kompleks dan sulit untuk mengukur

luasnya. Metode berikut ini merupakan salah satu pendekata

luas penampang daun dengan menggunakan alat bantu image scanner dan

software IrfanView.

1. Scan daun dengan menggunakan alat image scanner.

Inch) yang dipakai pada waktu melakukan scanning.

bawah ini, angka DPI yang digunakan adalah 72 DPI, kemudian disimpan

dengan nama "leaf.jpg".

2. Jalankan program IrfanView dan buka file "leaf.jpg".

3. Pilih menu Image Kemudian Pilih "2 Colors (black/white)".

Lampiran 3. Metode pengukuran luas daun

Penampang daun memiliki bentuk yang kompleks dan sulit untuk mengukur

luasnya. Metode berikut ini merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur

luas penampang daun dengan menggunakan alat bantu image scanner dan

Scan daun dengan menggunakan alat image scanner. Catat angka DPI

yang dipakai pada waktu melakukan scanning. Untuk contoh daun di

bawah ini, angka DPI yang digunakan adalah 72 DPI, kemudian disimpan

dengan nama "leaf.jpg".

Jalankan program IrfanView dan buka file "leaf.jpg".

Pilih menu Image - Decrease Color Depth...Pilih "2 Colors (black/white)".

Penampang daun memiliki bentuk yang kompleks dan sulit untuk mengukur

n untuk mengukur

luas penampang daun dengan menggunakan alat bantu image scanner dan

atat angka DPI (Dot Per

Untuk contoh daun di

bawah ini, angka DPI yang digunakan adalah 72 DPI, kemudian disimpan

4. Gambar bunga akan berubah menjadi berwarna hitam-putih.

5. Pilih menu Image “Increase Color Depth” agar kita bisa menggunakan fasilitas Histogram.

Pilih "16 Colors (4BPP)".

6. Pilih menu Image “Histogram”

7. Arahkan kursor ke sisi kiri Histogram sehingga Index menunjukkan angka 0

dan Pixels akan menunjukkan jumlah pixel warna hitam di gambar yang

tengah ditampilkan. Catat angka ini (dalam contoh kali ini jumlah pixel warna

hitam adalah 111701)

8. Untuk menghitung luas daun dalam satuan cm2, gunakan rumus berikut :

Luas= pixel x 6,305DPI2Dalam contoh daun ini, luas penampangnya adalah:

Luas = 111701 x 6,30572 = 135,86 cm

Sumber : Nugroho dan Yuliasmara, Pusat Penelitian Kakao dan Kopi Indonesia. Jember.

Lampiran 4. Hasil rekapitulasi analisis ragam semua peubah yang diamati

Sumber Keragaman

F-hitung variabel yang diamati

F-tabeldb

Tinggi tanaman

(cm)

Jumlah cabang

per tanaman (buah)

Jumlah bunga

per tanaman (buah)

Berat 100 biji (gram)

ILD (gram/c

m2)

Laju tumbuh

pertanaman (gram/cm2/

hari)

Laju asimilasi

bersih (gr/cm2/hari)

Berat biji per

tanaman(gram)

Persentase polong isi/tanaman

Hasil per

hektar (ton)

Kelompok 2 2,2384 ns 0,8946 ns 2,6637 ns 0,4178 ns 0,1240ns 0,2368 ns 1,4813 ns 8,2354 * 0,6454 ns 6,7256 * 3,630

Perlakuan 8 0,6386 ns 7,0877* 1,7574 ns 2,6532* 1,2402 ns 0,7944 ns 1,4660 ns 3,9843 * 0,7588 ns 3,1278 * 2,590

Pupuk kandang (p) 2 0,1124 ns 20,8495* 3,5482 ns 6,7582* 1,0562 ns 1,1243 ns 1,4675 ns 8,8335 * 1,7567 ns 6,7487 * 3,630

Pupuk Kalium (k) 2 1,0400 ns 2,3472 ns 1,6975 ns 3,2877ns 0,6496ns 0,5023 ns 0,9847 ns 4,8936 * 0,6365 ns 4,2143 * 3,630

Interaksi (dxj) 4 0,7010 ns 2,5770 ns 0,8919 ns 0,2834ns 1,4775ns 0,7755 ns 1,7059ns 1,1050 ns 0,3209 ns 0,7741ns 3,010

Kh^2 tabel 15,50 15,50 15,50 15,50 15,50 15,50 15,50 15,50 15,50 15,50

Kh^ terkoreksi 6,20 3,40 14,20 8,70 4,90 7,60 9,70 0,90 4,86 6,90

Lampiran 5. Data pengamatan tinggi tanaman umur 42 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

--------------------cm--------------------p1k1 46,10 42,50 44,50 133,10 44,37p1k2 46,80 43,70 47,40 137,90 45,97p1k3 40,10 43,60 51,40 135,10 45,03p2k1 47,20 46,10 42,30 135,60 45,20p2k2 41,90 49,30 42,00 133,20 44,40p2k3 39,60 43,20 54,80 137,60 45,87p3k1 36,20 45,30 44,10 125,60 41,87p3k2 45,60 50,70 46,40 142,70 47,57p3k3 45,20 47,70 52,20 145,10 48,37

Jumlah 388,70 412,10 425,10 1225,90 408,63Rata-rata 43,19 45,79 47,23 136,21 45,40

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 6,20 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 6. Analisis ragam tinggi tanaman umur 42 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

KuadratTengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 75,611542 37,8058 2,2384 ns 3,630Perlakuan 8 86,285156 10,7856 0,6386ns 2,590Pupuk kandang (p) 2 3,795573 1,8978 0,1124 ns 3,630Pupuk kalium (k) 2 35,128906 17,5645 1,0400ns 3,630Interaksi (d x j) 4 47,360676 11,8402 0,7010ns 3,010Acak 16 270,228302 16,8893Non-aditif 1 0,183479 0,1835 0,0102ns 4,540Sisa 15 270,044823 18,0030Total 26 432,1250 KK = 9,05%

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 7. Data pengamatan jumlah cabang per tanaman umur 42 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

--------------------buah--------------------p1k1 6,40 5,90 5,70 18,00 6,00p1k2 7,20 6,30 6,10 19,60 6,53p1k3 6,80 7,30 7,10 21,20 7,07p2k1 7,40 6,80 7,00 21,40 7,13p2k2 7,70 7,60 6,00 22,10 7,37p2k3 7,20 7,20 7,50 21,90 7,30p3k1 7,90 8,00 7,40 23,30 7,77p3k2 7,10 7,50 7,70 22,30 7,43p3k3 7,40 7,90 7,60 22,90 7,63

Jumlah 65,10 64,50 63,10 192,70 64,23Rata-rata 7,23 7,17 7,01 21,41 7,14

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 3,40 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 8. Analisis ragam jumlah cabang per tanaman umur 42 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,234009 0,1170 0,8946 ns 3,630Perlakuan 8 7,416300 0,9270 7,0877* 2,590Pupuk kandang (p) 2 5,454061 2,7270 20,8495* 3,630Pupuk kalium (k) 2 0,614000 0,3070 2,3472ns 3,630Interaksi (d x j) 4 1,348239 0,3371 2,5770ns 3,010Acak 16 2,092733 0,1308Non-aditif 1 0,197354 0,1974 1,5619ns 4,540Sisa 15 1,895379 0,1264Total 26 9,7430 KK = 5,07%

Keterangan : ns : Non signifikan * : Signifikan

KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 9. Data pengamatan jumlah bunga per tanaman umr 42 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

--------------------buah--------------------p1k1 41,00 45,90 42,10 129,00 43,00p1k2 37,90 45,90 48,00 131,80 43,95p1k3 44,60 44,40 49,80 138,80 47,10p2k1 38,90 51,70 48,90 139,50 50,30p2k2 42,30 42,80 40,90 126,00 41,85p2k3 40,10 43,80 45,20 129,10 44,50p3k1 52,20 54,40 45,80 152,40 50,10p3k2 48,30 48,20 37,60 134,10 42,90p3k3 48,80 56,00 46,00 150,80 51,00

Jumlah 394,10 433,10 404,30 837,40 410,50Rata-rata 43,79 48,12 44,92 93,04 45,61

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 14,20 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 10. Analisis ragam jumlah bunga per tanaman umur 42 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 90,904083 45,4520 2,6637 ns 3,630Perlakuan 8 239,902344 29,9878 1,7574ns 2,590Pupuk kandang (p) 2 121,091583 60,5458 3,5482 ns 3,630Pupuk kalium (k) 2 57,931858 28,9659 1,6975ns 3,630Interaksi (d x j) 4 60,878902 15,2197 0,8919ns 3,010Acak 16 273,017792 17,0636Non-aditif 1 8,505703 8,5057 0,4823ns 4,540Sisa 15 264,512089 17,6341Total 26 603,8242 KK = 9,06%

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 11. Data pengamatan berat 100 biji pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

--------------------gram--------------------p1k1 7,20 7,40 7,00 21,60 7,20p1k2 7,60 7,60 7,20 22,40 7,47p1k3 8,20 9,40 7,00 24,60 8,20p2k1 9,40 8,20 7,60 25,20 8,40p2k2 9,50 9,20 9,40 28,20 9,40p2k3 8,40 10,20 9,40 28,00 9,33p3k1 7,00 8,20 7,20 22,40 7,47p3k2 7,20 8,60 9,60 25,40 8,47p3k3 8,80 7,40 9,00 25,20 8,40

Jumlah 73,40 76,20 73,40 223,00 74,33Rata-rata 8,16 8,47 8,16 24,78 8,26

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 8,70 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 12. Analisis ragam berat 100 biji pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,581041 0,2905 0,4178 ns 3,630Perlakuan 8 14,758830 1,8449 2,653* 2,590Pupuk kandang (p) 2 9,398533 4,6993 6,7582* 3,630Pupuk kalium (k) 2 4,572144 2,2861 3,2877ns 3,630Interaksi (d x j) 4 0,788154 0,1970 0,2834ns 3,010Acak 16 11,125461 0,6953Non-aditif 1 0,050855 0,0509 0,0689ns 4,540Sisa 15 11,074606 0,7383Total 26 KK = 10,09%

Keterangan : ns : Non signifikan * : Signifikan

KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 13. Data pengamatan indeks luas daun 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

p1k1 0,29 0,28 0,33 0,90 0,30p1k2 0,29 0,33 0,35 0,97 0,32p1k3 0,22 0,31 0,22 0,75 0,25p2k1 0,25 0,25 0,29 0,78 0,26p2k2 0,30 0,29 0,31 0,91 0,30p2k3 0,29 0,29 0,33 0,90 0,30p3k1 0,36 0,38 0,31 1,05 0,35p3k2 0,30 0,30 0,34 0,93 0,31p3k3 0,34 0,34 0,31 0,99 0,33

Jumlah 2,63 2,76 2,78 8,17 2,72Rata-rata 0,29 0,31 0,31 0,91 0,30

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 4,90 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 14. Analisis ragam indeks luas daun 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,001474 0,0007 0,8549 ns 3,630Perlakuan 8 0,023563 0,0029 3,4167 * 2,590Pupuk kandang (p) 2 0,010163 0,0051 5,8946 * 3,630Pupuk kalium (k) 2 0,001430 0,0007 0,8294 ns 3,630Interaksi (d x j) 4 0,011970 0,0030 2,9713 ns 3,010Acak 16 0,013793 0,0009Non-aditif 1 0,000875 0,0009 1,0157 ns 4,540Sisa 15 0,012918 0,0009Total 26 0,0388 KK = 9,67%

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 15. Data pengamatan laju pertumbuhan tanaman 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

---------------gram/cm/hari---------------p1k1 1,30 1,60 1,10 4,00 1,33p1k2 0,90 1,10 0,90 2,90 0,97p1k3 1,40 0,50 1,10 3,00 1,00p2k1 1,60 1,30 1,40 4,30 1,43p2k2 1,30 1,40 1,30 4,00 1,33p2k3 0,70 1,60 1,10 3,40 1,13p3k1 0,90 1,30 1,40 3,60 1,20p3k2 1,40 1,30 1,10 3,80 1,27p3k3 2,00 1,10 1,30 4,40 1,47

Jumlah 11,50 11,20 10,70 33,40 11,13Rata-rata 1,28 1,24 1,19 3,71 1,24

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/hadicodding = 10000

X2 terkoreksi = 9,90 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 16. Analisis ragam laju pertumbuh tanaman umur 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,036304 0,0182 0,1781ns 3,630Perlakuan 8 0,756297 0,0945 0,9278ns 2,590Pupuk kandang (p) 2 0,254077 0,1270 1,2467ns 3,630Pupuk kalium (k) 2 0,098519 0,0493 0,4834ns 3,630Interaksi (d x j) 4 0,403700 0,1009 0,9905ns 3,010Acak 16 1,630361 0,1090Non-aditif 1 0,081895 0,0819 0,7933ns 4,540Sisa 15 1,548466 0,1032Total 26 2,4230 KK = 25,80%

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 17. Data pengamatan laju asimilasi bersih umur 14 -21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

----------------gram/cm2/hari--------------p1k1 4,00 7,00 4,00 15,00 5,00p1k2 3,00 4,00 3,00 10,00 3,33p1k3 8,00 2,00 4,00 14,00 4,67p2k1 8,00 6,00 7,00 21,00 7,00p2k2 5,00 6,00 5,00 16,00 5,33p2k3 3,00 6,00 4,00 13,00 4,33p3k1 3,00 4,00 5,00 12,00 4,00p3k2 5,00 5,00 4,00 14,00 4,67p3k3 7,00 4,00 6,00 17,00 5,67

Jumlah 46,00 44,00 42,00 132,00 44,00Rata-rata 5,11 4,89 4,67 14,67 4,89

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/hadicodding = 10000

X2 terkoreksi = 8,80 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 18. Analisis ragam laju asimilasi bersih umur 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

Db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,8884909 0,4445 0,1818 ns 3,630Perlakuan 8 26,666687 3,3333 1,3636 ns 2,590Pupuk kandang (p) 2 6,888909 3,4445 1,4091 ns 3,630Pupuk kalium (k) 2 3,555576 1,7778 0,7273 ns 3,630Interaksi (d x j) 4 16,222202 4,0566 1,6591 ns 3,010Acak 16 39,111092 2,4444Non-aditif 1 0,950694 0,9507 0,3737ns 4,540Sisa 15 36,160398 2,5440Total 26 66,6667 KK = 31,98%

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 19. Data pengamatan laju asimilasi bersih umur 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium (Transformasi log x)

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

----------------grm/cm2/hari---------------p1k1 2,12 2,73 2,12 6,97 2,32p1k2 1,87 2,12 1,87 5,86 1,95p1k3 2,91 1,58 2,12 6,61 2,20p2k1 2,91 2,55 2,74 8,20 2,73p2k2 2,34 2,55 2,34 7,23 2,41p2k3 1,87 2,55 2,12 6,54 2,18p3k1 1,87 2,12 2,34 6,33 2,11p3k2 2,34 2,34 2,12 6,80 2,27p3k3 2,74 2,12 2,55 7,41 2,47

Jumlah 20,97 20,66 20,32 61,95 20,65Rata-rata 2,33 2,30 2,26 6,88 2,29

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

Lampiran 20. Analisis ragam laju asimilasi bersih umur 14 – 21 HST pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium (Transformasi log x)

Sumber Keragaman

Db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,024155 0,012077 0,1045 ns 3,630Perlakuan 8 1,230067 0,153758 1,3301 ns 2,590Pupuk kandang (p) 2 0,356227 0,178113 1,5407 ns 3,630Pupuk kalium (k) 2 0,145289 0,072645 0,6284 ns 3,630Interaksi (d x j) 4 0,728551 0,182138 1,5755ns 3,010Acak 16 1,849645 0,115603Total 26 3,103867 KK = 14,81 %

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 21. Data pengamatan berat biji per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

-------------------gram--------------------p1k1 4,46 5,30 4,64 14,40 4,80p1k2 4,22 5,62 5,58 15,42 5,14p1k3 5,90 6,36 5,46 17,72 5,91p2k1 4,78 6,88 6,00 17,66 5,89p2k2 6,22 5,98 5,56 17,76 5,92p2k3 5,08 6,80 6,42 18,30 6,10p3k1 6,24 7,06 5,40 18,70 6,23p3k2 5,68 6,28 5,30 17,26 5,75p3k3 6.78 7,26 6,38 20,42 6,81

Jumlah 49,36 57,54 50,74 157,64 52,55Rata-rata 5,48 6,39 5,64 17,52 5,84

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 0,9 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 22. Analisis ragam berat biji per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 4,261549 2,1308 8,2354* 3,630Perlakuan 8 8,246928 1,0309 3,9843* 2,590Pupuk kandang (p) 2 4,571011 2,2855 8,8335* 3,630Pupuk kalium (k) 2 2,532274 1,2661 4,8936* 3,630Interaksi (d x j) 4 1,143643 0,2661 1,1050ns 3,010Acak 16 4,139716 0,2587Non-aditif 1 0,000016 0,0000 0,0001ns 4,540Sisa 15 4,139700 0,2760Total 26 16,6482 KK = 8,71%

Keterangan : ns : Non signifikan * : Signifikan

KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 23. Data pengamatan persentase polong isi per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

-------------------%--------------------p1k1 81,87 83,12 81,31 246,30 82,10p1k2 76,51 82,18 84,33 243,02 81,01p1k3 84,86 81,10 82,96 248,91 82,97p2k1 71,19 84,20 83,71 239,10 79,70p2k2 78,90 82,04 77,47 238,41 79,47p2k3 78,49 78,97 80,17 237,64 79,21p3k1 86,75 83,99 82,20 252,94 84,31p3k2 8380 79,22 77,47 240,50 80,17p3k3 81,85 85,99 79,37 247,20 82,40

Jumlah 724,22 740,80 728,99 2194,01 731,34Rata-rata 80,47 82,31 81,00 243,78 81,26

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 13,10 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 24. Analisis ragam persentase polong isi per tanaman pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 16,187500 8,0938 0,6454ns 3,630Perlakuan 8 76,125000 9,5156 0,7588ns 2,590Pupuk kandang (p) 2 44,062500 22,0313 1,7567 ns 3,630Pupuk kalium (k) 2 15,965278 7,9826 0,6365ns 3,630Interaksi (d x j) 4 16,097221 4,0243 0,3209ns 3,010Acak 16 200,656250 12,5410Non-aditif 1 13,363492 13,3635 1,0703ns 4,540Sisa 15 187,292758 12,4862Total 26 292,9688 KK = 4,36%

Keterangan : ns : Non signifikan KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 25. Data pengamatan hasil per petak pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Perlakuan ULANGAN Jumlah Rata-rataI II III

--------------------ton/ha-------------------p1k1 0,66 0,78 0,73 2,17 0,72p1k2 0,63 0,84 0,81 2,28 0,76p1k3 0,91 0,96 0,82 2,69 0,90p2k1 0,63 1,05 0,90 2,59 0,86p2k2 0,93 0,91 0,84 2,68 0,89p2k3 0,76 1,02 0,96 2,74 0,91p3k1 0,94 1,05 0,81 2,81 0,94p3k2 0,88 0,96 0,78 2,62 0,87p3k3 1,02 1,08 0,97 3,07 1,02

Jumlah 7,36 8,66 7,62 23,64 7,88Rata-rata 0,82 0,96 0,85 2,63 0,88

Keterangan :p1 = Pupuk kandang 10 ton/ha k1 = Pupuk kalium 50 kg/hap2 = Pupuk kandang 20 ton/ha k2 = Pupuk kalium 100 kg/hap3 = Pupuk kandang 30 ton/ha k3 = Pupuk kalium 150 kg/ha

X2 terkoreksi = 6,90 < 15,5 (data homogen)

Lampiran 26. Analisis ragam hasil per petak pada perlakuan aplikasi pupuk kandang dan pupuk kalium

Sumber Keragaman

db Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F-hit F-tab 0,05

Kelompok 2 0,103434 0,0517 6,7256* 3,630Perlakuan 8 0,192413 0,0241 3,1278* 2,590Pupuk kandang (p) 2 0,103790 0,0519 6,7487* 3,630Pupuk kalium (k) 2 0,064812 0,0324 4,2142* 3,630Interaksi (d x j) 4 0,023810 0,0060 0,7741ns 3,010Acak 16 0,123034 0,0077Non-aditif 1 0,000593 0,0006 0,0727ns 4,540Sisa 15 0,122441 0,0082Total 26 0,4189 KK = 10,02%

Keterangan : ns : Non signifikan * : Signifikan

KK : Koefisien Keragaman

Lampiran 27. Foto Kegiatan

Gambar 1. Pembuatan petak tanam

Gambar 2. Perataan tanah

Gambar 2. Penimbangan pupuk kandang

Gambar 3. Penimbangan pupuk kalium

Gambar 4. Penanaman

Gambar 4. Penanaman

Gambar 6. Pengukuran tinggi tanaman

Gambar 7. Pembumbunan

Gambar 8. Penyiraman

Gambar 9. Pengamatan jumlah cabang per tanaman

Gambar 10. Penghitungan luas daun

Gambar 11. Penimbangan berat kering tanaman

Gambar 12. Penghitungan jumlah polong dan persentase polong bernas

Gambar 13. Pemanenan

Gambar 14. Penjemuran polong

Gambar 15. Pembersihan biji kedelai hitam

Gambar 16. Menghitung 100 butir biji kedelai hitam

Gambar 17. Penimbangan bobot 100 biji dan berat biji per tanaman