pengaruh diameter pipa ventury.pdf

Upload: refa-alaydrus

Post on 03-Mar-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PENELITIAN

    PENGARUH DIAMETER PIPA VENTURI TERHADAP TEKANAN

    PADA MESIN VACUUM FRYING

    Oleh

    AGUS SUDIBYO, S.Pd., M.T.

    UNIVERSITAS GAJAYANA

    FAKULTAS TEKNIK

    POGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    2010

  • 2LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANLAPORAN PENELITIAN

    1. Judul Penelitian : Pengaruh Diameter Pipa Venturi Terhadap Tekananpada Mesin Vacuum Frying.

    2. Bidang Ilmu : Teknik Mesin3. Ketua Peneliti :

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Agus Sudibyo, S.Pd., MTb. Jenis Kelamin : Laki-Lakic. Golongan/Pangkat : -d. Jabatan Fungsional : -e. Fakultas/Program Studi : Teknik / Teknik Mesin

    4. Jumlah Tim Peneliti : 1 (satu)5. Lokasi/Daerah Penelitian : Malang6. Jangka Waktu Peneliatn : 2 bulan7. Biaya yang dibelanjakan : Rp. 4.850.000,00; (Empat Juta Delapan Ratus Lima

    Puluh Ribu Rupiah)

    Malang, Nopember 2010

    Ketua Peneliti

    Agus Sudibyo, S.P.d, M.T.

  • 3KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telaha melimpahkanrahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini..

    Peneliti menyadari sepenuhnya bahwasannya Laporan Penelitian ini tidak dapatterselesaikan dengan baik tanpa bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karenaitu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Dr. Rosidi, SE., Ak., selaku Rektor Universitas Gajayana Malang.2. Dr. Ernani Hadiyati, SE., MS., selaku Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat

    Universitas Gajayana Malang.3. Bapak Ir. Erfan Ahmad Dahlan, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

    Gajayana Gajayana Malang.4. Para Dosen Fakultas Teknik yang telah ikut berpartisipasi.5. Istri dan anak tercinta yang dengan tulus, penuh kesabaran dan kasih saying

    memberikan kesempatan, doa dan semangat sehingga bias menyelesaikan Laporan

    Penelitian ini.

    Semoga Allah SWT membalas dengan rahmat dan Karunia yang tak terhingga kepadasemua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan selama ini.

    Peneliti menyadari sepenuhnya bahwasannya laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,namun penulis berharap apa yang telah dihasilkan ini dapat memberikan manfaat bagi kitasemua.

    Malang, Nopember 2010

    Penulis

  • 4ABSTRAK

    ANALISA PENGARUH DIAMETER PIPA VENTURI TERHADAP TEKANAN

    PADA MESIN VACUUM FRYING

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diameter pipa venturi terhadap tekananvacuum pada mesin vacuum frying. Sesuai dengan teori yang telah di teliti oleh penelitipendahulu yaitu antara lain : Penelitian Budianto,2007 menunjukan bahwa semakin kecil sudutnozzle maka tekanan hampa dan kecepatan aliran semakin rendah,dan dalam LukmanLudwimarta,2007 menunjukan bahwa semakin kecil sudut nozzle maka waktu yang dibutuhkansemakin pendek untuk mencapai tekanan yang sama, sedangkan penelitian Nuzulul Fadli, 2007menunjukan bahwa semakin kecil sudut nozzle menyebabkan kecepatan air semakin kecilsehingga waktu pengorengan akan menjadi lebih lama. Dari beberapa penelitian terdahulu hanyamembahas tentang perubahan sudut nozzle serta pengaruhnya,maka pada kesempatan ini kamimeneliti pengaruh diameter pipa venturi. Hal ini kami teliti karena sesuai dengan prinsip kerjamesin vacuum yang menggunakan teori persamaan Bernoullidimana dijelaskan tekanan suatufluida pada dua titik dipengaruhi oleh kecepatan di masing-masing titik tersebut, sedangkankecepatan suatu fluida di titik tersebut dipengaruhi oleh luasan penampang dari pipa tempatfluida tersebut mengalir. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada perubahan diameterventuri dimana variasi diameter yang digunakan adalah 8mm, 8.5mm, 9mm, 9.5mm, 10mm,10.5mm, 11mm, 11.5mm, 12mm, 12.5mm, serta 13mm.

    Dari 20 kali pengamatan yang dilakukan terhadap percobaan perubahan diameter venturimesin vacuum fryingdapat diketahui bahwa pada diameter 8 mm rata-rata tekanan vacuum yangdihasilkan adalah -60,29 CmHg. Semakin dibesarkan diameternya maka tekanan vacuum yangdihasilkan mengalami kenaikan pula hingga puncaknya adalah pada diameter 10,5 mm yangmencapai tekanan vacuum rata-rata yaitu -68,93 CmHg. Setelah melewati diameter 10,5 mm, dandiperbesar lagi diameternya maka tekanan vacuum yang dihasilkan kembali mengalamipenurunan. Pada diameter 13 mm dimana diameter tersebut adalah diameter maksimal yangmampu kami teliti rata-rata menghasilkan tekanan vacuum sebesar -61,86 CmHg.

    Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh signifikan terhadap perubahan diameterventuri terhadap tekanan vacuum padamesin vacuum frying. Namun perubahan ini tidak berartisemakin besar diameter venturi maka semakin besar pula tekanan vacuum yang dihasilkan,melainkan terjadi pengerucutan grafik mulai dari diameter kecil menuju besar hingga didapatdiameter paling ideal yang dapat menghasilkan tekanan vacuum paling tinggi mendekati nilaiideal tekanan

    Kata Kunci :Nozzle, Pengaruh diameter venturi untuk mencapai tekanan vacuum.

  • 5DAFTAR ISI

    LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANi

    KATA PENGANTAR

    ABSTRAK

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang . 11.2 Rumusan Masalah ..... 21.3 Batasan Masalah .... 21.4 Tujuan Penelitian... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .. 42.2 Teori Tekanan .............................. 42.3 Jenis jenis Aliran ... 6

    2.3.1 Aliran laminar dan turbulen ...... 62.3.2 Aliran mantap dan aliran tak mantap ..... 72.3.3 Aliran fluida ideal dan riil .. 7

    2.4.Persamaan Kontinuitas. .... 72.5 Persamaan Bernoulli ................................................................ 82.6 Nozle ....... 112.7 Venturimeter .... 12

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Metode Penelitian . 133.2 Bahan Yang Digunakan .... 133.3 Alat Yang Digunakan ... 133.4 Tempat Penelitian .. 143.5 Variabel Penelitian .... 143.6 Hipotesa .... 153.7 Kerangka Penelitian ... 153.8 Diagram Alir Penelitian . 163.9 Metode Pengumpulan Data 16

    3.9.1 Prosedur pengujian . 163.9.2 Pengamatan pengujian 17

    3.10 Analisa Statistik . 17

  • 63.10.1 Analisa varian .. 173.10.2 Analisa regresi . 20

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Data Hasil Penelitian .................................................................. 204.2Data Penelitian ........................................................................... 204.3 Data Teoritis .............................................................................. 42

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan .... 465.2 Saran .. 46

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47

  • 7BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, dimana tanpa makanan manusia akan

    mati. Berbagai bahan makanan yang telah disediakan oleh alam ini ada yang dapat dikonsumsi

    langsung oleh manusia, tetapi ada juga yang memerlukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat

    dikonsumsi. Namun pada waktu dewasa ini, orang sudah mulai mencari cara pengolahan

    alternatif beberapa bahan makanan karena karena muncul kebosanan terhadap makanan pokok

    yang sehari-hari selalu dikonsumsi. Misalnya buah apel, sehari-hari orang dapat langsung

    mengkonsumsi buah tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu, namun sekarang orang mulai

    memproduksi keripik dari buah apel sebagai makanan alternatif. Dari sinilah akhirnya para

    ilmuwan menyikapi keinginan-keinginan manusia dengan berusaha menciptakan alat-alat

    pengolahan bahan makanan salah satunya yaitu suatu alat yang dipakai sebagai penggoreng

    keripik buah sehingga prosesnya menjadi lebih muda dan singkat yang biasa kita kenal dengan

    namavacuum frying atau alat penggoreng hampa udara.

    Dalam penggorengan konvensional, metodenya digoreng dengan suhu yang tinggi tanpa

    adanya tekanan vacuum sehingga tidak mampu digunakan untuk menggoreng dengan baik,

    karena buah-buahan maupun sayuran pada saat digoreng memerlukan suhu yang rendah, akan

    tetapi apabila menggunakan suhu rendah dalam penggorengan konvensional, buah tidak akan

    menjadi keripik dan rusak.

    Saat ini metode penggorengan dengan metode hampa udara dikenal dengan istilah

    vacuum frying. Cara ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain hasilnya bagus sehingga

    produk olahannya akan lebih menarik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kinerja tekanan

  • 8hampa udara dalam mesin vacuum frying dalam memperoleh hasil yang maksimal, antara lain

    adalah spesifikasi pompa, debit aliran air, aliran fluida, diameter nosel, diameter venture, jarak

    nosel dengan venturi, dan lain sebagainya. Dari uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis

    ingin membahas Pengaruh Diameter Throat Ventury pada Mesin Vacuum Frying Terhadap

    Tekanan Pada Mesin Vacuum Frying.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka rumusan permasalahan yang akan kami bahas

    adalah :

    1. Bagaimana pengaruh perubahan diameter throat venturi terhadap tekanan pada mesin

    vacuum frying?

    2. Berapakah diameter throat ventury yang dapat menghasilkan tekanan vacuum 70 cmHg

    untuk penggunaan diameter pipa vacuum 5/8.

    1.3 Batasan Masalah

    Untuk memberi batasan pembahasan permasalahan ini serta agar tidak menimbulkan

    perbedaan pemahaman maka perlu adanya batasan masalah antara lain sbagai berikut :

    1. Pada percobaan ini menggunakan beberapa variasi diameter nosel pipa venturi.

    2. Debit aliran adalah tetap sesuai dengan spesifikasi pompa air yang kami gunakan yaitu

    pompa Interdab XHM/5B dengan debit 600 L / menit.

    3. Menggunakan venturi pompa double jet.

    4. Waktu pelaksanaan percobaan adalah sama pada setiap perubahan diameter venturi.

    5. Pipa vacuum yang digunakan adalah pipa stainless dengan diameter 5/8.

  • 91.4 Tujuan PenelitianBerdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang telah kami buat diatas,

    maka tujuan penelitian ini adalah kami berusaha untuk mengetahui pengaruh perubahan diameter

    throat venturi terhadap tekanan pada mesin vacuum frying sehingga kita bisa mendapatkan

    diameter throat paling sesuai untuk mencapai tekanan vacuum yang maksimal (-70 cmHg)

    setelah dilaksanakan berbagai macam percobaan perubahan diameter.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

    Penelitian Budianto,2007 menunjukan bahwa semakin kecil sudut nozzle maka tekanan

    hampa dan kecepatan aliran semakin rendah,dan dalam Lukman Ludwimarta,2007 menunjukan

    bahwa semakin kecil sudut nozzle maka waktu yang dibutuhkan semakin pendek untuk

    mencapai tekanan yang sama.dalam penelitian Iyan Sofyan,2004 bahwa produk kripik buah

    dipengaruhi oleh interaksi antara ketebalan kripik dan suhu pengorengan, sedangkan penelitian

    Nuzulul Fadli, 2007 menunjukan bahwa semakin kecil sudut nozzle menyebabkan kecepatan air

    semakin kecil sehingga waktu pengorengan akan menjadi lebih lama.

    2.2 Teori tekanan

    Tekanan fluida dipancarkan dengan kekuatan sama ke semua

    arah dan bekerja tegak lurus pada suatu bidang. Dalam bidang datar

    yang sama kekuatan tekan dalam suatu cairan sama (RanaldV.Giles,

    1984). Tekanan dinyatakan sebagai gaya dibagi oleh luas. Untuk

    keadaan-keadaan dimana gaya (F) terdistribusi merata diatas suatu

    luas (A), maka:

    P = ........................................................................................(2.1)

    dimana :

    P = Tekanan ( N/m2 )

    F

    A

  • 11

    F = Gaya ( N )A= Luas ( m2 )

    Ketika fluida berada dalam keadaan tenang, fluida memberikan gaya yang tegak lurus ke

    seluruh permukaan kontaknya. Misalnya air yang berada di dalam gelas; setiap bagian air

    tersebut memberikan gaya dengan arah tegak lurus terhadap dinding gelas. jadi setiap bagian air

    memberikan gaya tegak lurus terhadap setiap satuan luas dari wadah yang ditempatinya, dalam

    hal ini gelas. Demikian juga air dalam bak mandi atau Air kolam renang. Ini merupakan salah

    satu sifat penting dari fluida statis atau fluida yang sedang diam. Gaya per satuan luas ini dikenal

    dengan istilah tekanan.

    Hukum III Newton mengatakan bahwa jika ada gaya aksi maka akan ada gaya reaksi

    yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Ketika fluida memberikan gaya aksi terhadap

    permukaan, di mana arah gaya tidak tegak lurus, maka permukaan akan memberikan gaya reaksi

    yang arahnya juga tidak tegak lurus. Hal ini akan menyebabkan fluida mengalir. Tapi

    kenyataannya fluida tetap diam. Jadi kesimpulannya, pada fluida diam, arah gaya selalu tegak

    lurus permukaan wadah yang ditempatinya.

    Perbedaan tekanan pada dua titik, pada ketinggian yang berbeda dalam suatu fluida

    adalah:

    p2 - p1= g(h2 h1) (2.2)

    dimana :

    g = satuan berat cairan (N/m3)h1 dan h2 = perbedaan ketinggian (m)

    Untuk mengetahui perbedaan tekanan antara dua titik menggunakan manometer

    diferensial.

  • 12

    Gambar 2.1. Manometer Diferensial (Sudarja, 2002)

    Dari gambar (a) :

    pA + h11 = pB + h22 + h33

    pA - pB = h22 + h33 - h11 .......................................................................... (2.3)

    Dari gambar (b) :

    pA + h11 + h33 = pB + h22

    pA - pB = h22 - h11 - h33 ........................................................................... (2.4)

    2.3 Jenis-jenis Aliran

    2.3.1 Aliran laminer dan turbulen

    Pada aliran laminer partikel fluida bergerak pada lintasan yang halus (smooth) berbentuk

    lapisan-lapisan dimana satu lapis fluida bergerak secara smooth diatas lapisan yang lain. Dalam

    aliran laminer pengaruh viskositas akan meredam kecenderungan adanya turbulensi (Sudarja,

    2002).

    Aliran turbulen merupakan hal yang paling banyak kita jumpai dalam bidang teknik.

    Pada aliran turbulen partikel fluida bergerak dalam lintasan yang tidak teratur yang

    menyebabkan terjadinya pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang

  • 13

    lain. Pada aliran turbulen, tegangan geser yang timbul akan relatif lebih besar dari pada aliran

    laminer, sehingga kerugiannyapun juga lebih besar. Suatu aliran termasuk aliran laminer atau

    turbulen, tergantung bilangan Reynoldnya.

    vdvdRe= = (2.5)

    dimana :

    v = kecepatan rata-rata (m/s)d = diameter dalam pipa (m) = viskositas kinematik (m2/s) = viskositas dinamis (Ns/m2) = kerapatan (kg/m3)Re < 2000 : aliran laminerRe = 2000 s/d4000 : transisi, cenderung berubah menjadi turbulen.Re > 4000 : aliran turbulen penuh

    2.3.2 Aliran mantap (steady flow) dan aliran tak mantap (unsteady flow)

    Aliran mantap yaitu apabila jumlah fluida yang mengalir per satuan waktu adalah

    konstan. Aliran tak mantap yaitu apabila jumlah fluida yang mengalir per satuan waktu adalah

    tidak konstan atau berubah.

    2.3.3 Aliran fluida ideal dan riil

    Fluida ideal adalah fluida tanpa gesekan (frictionless), sehingga proses alirannya tanpa

    kerugian (lossfree). Pengasumsian suatu fluida sebagai fluida ideal dimaksudkan untuk

    membantu menganalisis kondisi aliran. Sedangkan fluida riil adalah fluida dengan gesekan,

    sehingga alirannya mengalami kerugian.

    2.4 Persamaam Kontinuitas

    Untuk aliran mantap, massa fluida yang melalui semua bagian dalam aliran fluida per

    satuan waktu adalah sama. Persamaannya adalah (Ranald V.Giles, 1984) :

  • 14

    1A1v1 = 2A2v2 ....................................................................................... (2.6)

    Untuk fluida inkomkompresibel dan bila 1 = 2 maka persamaan tersebut menjadi :

    A1v1 = A2v2 atau Q1 = Q2.......................................................................... (2.7)

    dimana :

    A1 = luas penampang bagian satu (m2)A2 = luas penampang bagian dua (m2)v1 = kecepatan rata-rata penampang bagian satu (m/s)v2 = kecepatan rata-rata penampang bagian dua (m/s)Q = laju aliran volume (m3/s) = kerapatan (kg/m3)

    2.5 Persamaan Bernoulli

    Persamaan ini merupakan salah satu yang tertua dalam mekanika fluida dan asumsi yang

    digunakan dalam menurunkannya sangat banyak, tetapi persamaan tersebut dapat secara efektif

    untuk menganalisis suatu aliran (Bruce R. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi,

    2004). Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

    p + v2+ z = konstan .(2.8)

    atau

    konstan .....(2.9)

    atau

    konstan ...(2.10)pv2 + + z = 2g

    pv2 + + gz = 2

  • 15

    dimana :

    v = kecepatan rata-rata (m/s)p = tekanan (N/m2) = kerapatan (kg/m3)z = ketinggian (m) = berat jenis (N/m3)g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

    Persamaan Bernoulli untuk dua titik :

    p1+ v12+ z1= p2+ v22+ z2................. (2.11)

    atau

    P1 v12P2 v22 + + z1 = + + z2 ...(2.12) 2g 2g

    dimana :

    v1= kecepatan rata-rata di titik satu (m/s)v2= kecepatan rata-rata di titik dua (m/s)p1 = tekanan di titik satu (N/m2)p2 = tekanan di titik dua (N/m2)= kerapatan (kg/m3) = berat jenis (N/m3)z1 = elevasi di titik satu (m)z2= elevasi di titik dua (m)

    Untuk menggunakan persamaan Bernoulli, kita harus mengingat asumsi-asumsi (1) fluidanya

    ideal, (2) alirannya mantap/steady flow, (3) alirannya tak mampu mampat. Persamaan Bernoulli

    dapat diterapkan hanya sepanjang sebuah garis-arus. Bila alirannya horisontal (z1 = z2), maka

    persamaan Bernoulli menjadi :

    .................................................................................. (2.13)

    dimana :

    v1 = kecepatan rata-rata di titik satu (m/s)

    P + v12 = P + v22

  • 16

    v2 = kecepatan rata-rata di titik dua (m/s)p1 = tekanan di titik satu (N/m2)p2 = tekanan di titik dua (N/m2)= kerapatan (kg/m3)

    Efek ketidakhorisontalan aliran dapat disatukan dengan mudah dengan menyertakan perubahan

    ketinggian (z1z2) kedalam persamaan. Kombinasi dari persamaan kontinuitas (2.7) dengan

    persamaan Bernoulli (2.9) menghasilkan persamaan laju aliran teoritis:

    ...(2.14)

    dimana :

    Q = laju aliran (m3/s)A1 = luas penampang bagian satu (m2)A2 = luas penampang bagian dua (m2) = kerapatan (kg/m3)

    p1-p2 = p = perbedaan tekanan (P= v22-v122g )Catatan: A2< A1

    Hasil dari laju aliran teoritis ini akan lebih besar daripada laju aliran yang terukur sebenarnya, ini

    karena berbagai perbedaan antara dunia nyata dengan asumsi-asumsi yang digunakan dalam

    penurunan/penggunaan persamaan Bernoulli. Perbedaan ini dapat mencapai 1 40 % (Bruce R.

    Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, 2004).

    ( 1 - )Q = A22 ( p1 p2 )

    A2A1

    2

  • 17

    2.6 Nozzle

    Nozzle berfungsi merubah energi fluida yang mengalir menjadi energikinetik. Pada

    proses perubahan tersebut juga akan terjadi perubahan tekanan sintetis dan pada bagian dimana

    terdapat kecepatan yang sangat besar akan terjadi hisapan. Pengisapan uap air atau udara

    dilakukan dengan menyemprotkan fluida penggerak berkecepatan tinggi (jet) dalam ruang

    penghisap. Sedangkan kompresi campuran uap penggerak dan uap air atau udara dilakukan

    dengan cara melewatkan campuran tersebut pada sebuah venturi.

    Luas penampang nosel dalam (A1) dan luas penampang luar nosel (A2) yaitu dalam perhitungan

    sebagai berikut :

    A1 = d12 .(2.15)

    4

    A2 = d22 .(2.16)

    4

    Dimana :

    d1 = Diameter besar noseld2 = Diameter kecil nosel

    Kecepatan aliran nozzle dalam (V1) dan kecepatan aliran luar nozzle (V2) yaitu dalam

    perhitungan sebagai berikut :

    Gambar 2.2 Tabung venturi

  • 18

    Qv1 = m/dt... (2.17)

    A1

    Qv2 = m/dt... (2.18)

    A2

    dimana :

    Q = debit alirv1 = kecepatan aliran di dalam nozzle ( m/s )v2 = kecepatan aliran di luar nozzle ( m/s )

    2.7 Venturimeter

    Venturimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran dalam pipa.

    Alat ini terdiri dari : (1) bagian hulu, yang berukuran sama dengan pipa. Pada bagian ini

    dipasang manometer diferensial. (2) bagian kerucut konvergen. (3) bagian leher yang berbentuk

    silinder dengan ukuran diameter lebih kecil dari diameter hulu. Pada bagian ini juga dipasang

    manometer diferensial. (4) bagian kerucut divergen yang secara berangsur-angsur berukuran

    sama dengan bagian hulu atau sama dengan pipa (Sudarja, 2002).

    Keterangan gambar :

    D1 = diameter hulu venturiD2= diameter throat (leher venturi)l1= panjang hulu venturil2= panjang bagian konvergenl3= panjang throat (leher venturi)l4 = panjang bagian divergen

    Gambar 2.3. Venturimeter

  • 19

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian eksperimental sebenarnya dengan model

    rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap satu arah dengan satu

    control perlakuan.

    Dalam penelitian ini melibatkan satu variabelbebas berupa perubahan diameter venturi

    dan satu variable terikat yaitu tekanan vacuum yang dihasilkan dan diukur dengan manometer,

    dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh diameter ventury terhadap tekanan pada mesin

    vacuum frying. Untuk waktu pengujian tiap perubahan venturi adalah sama.

    3.2 Bahan yang digunakan

    Pada penelitian ini menggunakan pipa ventury dengan sudut standart600dan diameter

    standard ventury 8 mm yang divariasikan mejadi beberapa diameter percobaan antara lain ; 8,5

    mm, 9 mm, 9,5 mm, 10 mm, 10,5 mm, 11 mm, 11,5 mm, 12 mm, 12,5 mm, 13 mm.

    3.3 Alat yang digunakan

    Peralatan yang digunakan pada waktu penelitian yaitu :

    a. Mesin vacuum frying

    Alat penggorengan ini merupakan alat yang akan diuji bagaimana pengaruh perubahan

    diameter venturi terhadap tekanan dengan variabel waktu pengujian tetap. Adapun gambar alat

    yang digunakan adalah :

  • 20

    b. Stopwatch

    Digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan selama proses penggorengan

    berlangsung.

    c. Manometer vacuum

    Digunakan untuk mengukur tekanan vacuum pada tabung.

    d. Protactor

    Digunakan untuk mengukur diameter venturi.

    3.4 Tempat Penelitian

    Lokasi penelitian dilaksanakan di Workshop Delta Indo Machine, Jl. Kanjuruhan Asri

    No. 31 Malang.

    3.5 VariabelPenelitian

    Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

    a. Variabelbebas, yaitu perubahan diameter venturi yang divariasikan

    1

    2

    4

    3

    5

    Keterangan :

    1. Pompa water jet2. Bak penampungan air3. Tabung penggorengan4. Manometer5. Venturi

    Gambar 3.1Vacuum Frying

  • 21

    b. Variabel terikat, yaitu tekanan vacuum yang dihasilkan pada setiap perubahan diameter

    venturi.

    3.6 Hipotesa

    Terjadinya perubahan diameter venturi pada mesin vacuum frying akan mempengaruhi

    pencapaian tekanan vacuum pada mesin penggorengan hampa udara sehingga kualitas keripik

    hasil penggorengan alat ini lebih maksimal.

    3.7 Kerangka penelitian

    Menyimpulkan hasil analisasebagai hasil dari percobaan

    Selesai

    Data Tekanan

    Hubungan perubahan diameterventury terhadap pencapaian tekanan

    vacuum

    Menganalisa data hasilpercobaan dengan analisa

    variasi

    Pengujian variasi diameter ventury8 mm, 8,5 mm, 9 mm, 9,5 mm, 10 mm, 10,5 mm,

    11 mm, 11,5 mm, 12 mm, 12,5 mm, 13 mm

    Mulai

    Persiapan alat ukur dan spesimen

    Gambar 3.2 Kerangka Penelitian

  • 22

    3.8 Diagram alir penelitian

    3.9 Metode Pengumpulan Data

    Penelitian ini dilakukan dengan beberapa variasi diameter ventury yang digunakan pada

    mesin vacuum frying yang sama. Pengujian dilakukan untuk masing-masing diameter ventury

    yang datanya dicatat sebagai data hasil pengujian.

    3.9.1 Prosedur Pengujian

    Prosedur pengujian diameter ventury sebagai berikut :

    PersiapanPenelitian

    P

    Persiapan alat dan benda uji

    Diameter ventury dengan varisi ; 8 mm, 8,5 mm , 9 mm, 9,5 mm,10 mm, 10,5 mm, 11 mm, 11,5 mm, 12 mm, 12,5 mm, 13 mm

    PengukuranTekanan denganmenggunakan manometer vacuum

    Data HasilPengujian

    Analisa dan Pembahasan

    Kesimpulan

    Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian

  • 23

    a. Persiapan alat dan bahan.

    b. Pengisian air pada bak penempung air

    c. Pemasangan pipa ventury pada pompa dengan beberapa perubahan diameter

    d. Penyalaan aliran listrik.

    e. Pengamatan proses tekanan yang dihasilkan berdasar variasi diameter pipa venturi.

    f. Pencatatan data pengujian.

    g. Pengulangan langkah berdasar jumlah diameter pipa ventury yang dirubah.

    3.9.2Pengamatan Pengujian

    Setelah mekanisme kerja alat telah sesuai dengan yang diharapkan, maka hal-hal yang

    diamati saat pengujian adalah tekanan vacuum dengan menggunakan manometer vacuum.

    3.10 Analisa Statistik

    3.10.1 Analisa Varian

    Dari analisa varian satu arah ini akan diketahui ada tidaknya pengaruh diameterventury

    yang panjangnya 8 mm, 8.5 mm, 9 mm, 9.5 mm, 10 mm, 10.5 mm, 11 mm, 11.5 mm, 12 mm,

    12.5 mm, 13 mm terhadap perubahan tekanan pada mesin vacuum frying.

    Tekanan rata-rata dari diameter ventury yang divariasi dianggap 1,2,3,4,5, sedang

    tekanan rata-rata yang standart digunakan sekarang ini dianggap 0 sebagai control, maka

    hipotesa penelitian ini bisa ditulis :

    H0 ; 0 = 1 = 2= 3 = 4 = 5 (tidak ada perbedaan)

    H0 ; 0 1 2 3 4 5 (ada perbedaan)

    Semua kondisi perlakuan dianggap sama, sehingga perhitungan analisa variannya dengan

    k perlakuan +1 kontrol.

  • 24

    Pengamatan ditabelkan sebagai berikut :

    WaktuVariasi Diameter Ventury

    I II III IV V J

    Pengamatan

    Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1JY21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y2JY31 Y32 Y33 Y34 Y35 Y3JY41 Y42 Y43 Y44 Y45 Y4JY51 Y52 Y53 Y54 Y55 Y5JYn1 Yn2 Yn3 Yn4 Yn5 YnJ

    Jumlah Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1J

    Nilai rata-rata Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 YJ

    Berdasarkan data-data yang ditabelkan dapat dihitung :

    Nilai rata-rata sampel dari perlakuan I

    Yi = 1 (3.1)Rata-rata berdasarkan pengamatan seluruh sampel :

    Y = 1 = 1 niYi(3.2)Dengan

    n = .(3.3)Jumlah kuadran galat dalam populasi

    JKG = (Yn Yi)2 (3.4)

    Harga jumlah kuadran perlakuan antara populasi

  • 25

    JKP = (Yn Y)2 .(3.5)Harga = ( )( ) (3.6)Untuk uji analisis varian kita buat table analisis varian satu arah sebagai berikut :

    Sumber Varian db JK KT

    Perlakuan

    Galat

    k-1

    n-k

    = = = 1= =

    Total n-1 = Kemudian dihitung nilai kritis= (2 / )(3.7)Dimana := Nilai rata-rata dari perlakuan ke I= Nilai rata-rata kontrol

    = Kuadran tengah galat= Jumlah pengamatan tiap kelompokPengujian adanya pengaruh perubahan diameter ventury adalah dengan cara

    membandingkan dangan , maka :

    1. Jika | |> berarti ditolak, ini menyatakan bahwa ada perbedaan yangberarti antara perlakuan ke I dengan control rata-rata.

    2. Jika | |< berarti diterima, ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaanyang berarti antara perlakuan ke I dengan control rata-rata.

  • 26

    Untuk membandingkan ukuran variasi pada masing-masing perlakuan menggunakan koefisien

    variasi (KV) yang dinyatakan dalam persen, yang dinyatakan secara matematika sebagai :

    = 100% . . (3.8)3.10.2 Analisa Regresi

    Analisa regresi merupakan teknik statistik yang berguna untuk meramalkan/menafsirkan

    hubungan antara variable bebas dengan variable terikat dari data yang ada.

  • 27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data hasil penelitian

    Data hasil penelitian dipaparkan berdasarkan variabel bebasnya berupa diameter ventury dan

    variabel terikatnya berupa perubahan tekanan.

    4.2 Data penelitian

    Dalam hasil pengukuran tekanan dari perubahan diameter venturydiperoleh data dengan

    table sebagai berikut :

    Tabel 4.1 Tekanan vacuum yang dicapai variasi diameter ventury 8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm,

    10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm dengan jumlah pengamatan 20 kali.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    1

    tekan

    an

    -60.2 -62 -63.5 -64.8 -66.5 -68.1 -67.3 -67.2 -66.1 -65.6 -63.22 -60.9 -61.3 -63.4 -63.5 -65.3 -69.6 -68.2 -67.3 -66.3 -64.3 -633 -61.4 -62.7 -62.2 -63.3 -65.4 -69.3 -66.5 -65.7 -64.7 -63.2 -62.74 -60.1 -61.2 -62.3 -64.1 -65.2 -68.2 -67.1 -65.5 -65.6 -63.5 -625 -61 -62.6 -63.1 -64.6 -66.7 -69.7 -67.3 -66 -65.9 -64.7 -63.96 -61.05 -62.1 -64.8 -65.9 -67.4 -69.8 -68.9 -66 -65.2 -63.1 -62.67 -60.8 -61.09 -62.7 -63.2 -65.8 -68.3 -66.5 -65.4 -64.3 -63.4 -62.18 -60.3 -62.1 -63.1 -64.8 -65.1 -68.8 -67.3 -65.3 -65.6 -63.5 -61.59 -60.2 -62.05 -63 -65.5 -66.2 -68.05 -67.6 -65.7 -64.1 -63.2 -6210 -60.7 -61.3 -62.1 -65.1 -67.7 -69.4 -68.4 -66.2 -65.7 -63.6 -62.411 -58.9 -61.2 -62.5 -63.3 -65.2 -68.9 -67.7 -65.8 -64.9 -63.5 -61.612 -59.8 -62.6 -63.2 -65.2 -67.5 -69.7 -68.1 -66.1 -65.4 -64.6 -63.313 -59 -60.1 -62.7 -63.4 -65.2 -68.8 -66.1 -65.7 -64.2 -63.8 -61.214 -60.1 -61.2 -62.2 -64.3 -65.1 -68.5 -67 -66.1 -65.6 -63.4 -61.515 -60.2 -61 -62.3 -64.6 -66.1 -68.6 -67.5 -66.3 -65.1 -63.2 -60.216 -59.7 -60.1 -62.5 -63.1 -65.2 -68.9 -67.6 -65.5 -64.8 -62.6 -60.517 -60.3 -61 -62.1 -62.6 -64.3 -68.6 -67.1 -66.6 -64.5 -62.5 -60.818 -60.1 -62.2 -63.2 -65.1 -67.1 -69.9 -67.3 -65.6 -63.2 -61.1 -61.119 -60.7 -61.1 -62.4 -64.6 -65.4 -68.2 -67.2 -66.4 -63.1 -62.5 -61.320 -60.3 -61.9 -62.2 -63.5 -65.5 -69.3 -67.4 -66 -65.6 -63.4 -60.2

    Sumber : Hasil Data Penelitian

  • 28

    Tabel 4.2Percobaan 1 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury 8mm,

    8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.2 diperoleh hasil percobaan 1 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.1Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 1)

    -60.2-62

    -63.5-64.8

    -66.5-68.1

    -67.3 -67.2-66.1 -65.6

    -63.2

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 1 diameter terhadap tekanan

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    1 tekanan -60.2 -62 -63.5 -64.8 -66.5 -68.1 -67.3 -67.2 -66.1 -65.6 -63.2

  • 29

    Tabel 4.3Percobaan 2 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    2 Tekanan -60.9 -61.3 -63.4 -63.5 -65.3 -69.6 -68.2 -67.3 -66.3 -64.3 -63Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.3 diperoleh hasil percobaan 1 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.2Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 2)

    -60.9 -61.3-63.4 -63.5

    -65.3

    -69.6-68.2

    -67.3-66.3

    -64.3-63

    -72-70-68-66-64-62-60-58-56

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 2 diameter terhadap tekanan

  • 30

    Tabel 4.4Percobaan 3 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    3 tekanan -61.4 -62.7 -62.2 -63.3 -65.4 -69.3 -66.5 -65.7 -64.7 -63.2 -62.7Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.4 diperoleh hasil percobaan 3 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.3Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 3)

    -61.4-62.7 -62.2 -63.3

    -65.4

    -69.3

    -66.5-65.7

    -64.7-63.2 -62.7

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 3 diameter terhadap tekanan

  • 31

    Tabel 4.5Percobaan 4 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    4 tekanan -60.1 -61.2 -62.3 -64.1 -65.2 -68.2 -67.1 -65.5 -65.6 -63.5 -62Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.5 diperoleh hasil percobaan 4 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.4Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 4)

    -60.2-62

    -63.5-64.8

    -66.5-68.1

    -67.3 -67.2-66.1 -65.6

    -63.2

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 4 diameter terhadap tekanan

  • 32

    Tabel 4.6Percobaan 5 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    5 tekanan -61 -62.6 -63.1 -64.6 -66.7 -69.7 -67.3 -66 -65.9 -64.7 -63.9Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.6 diperoleh hasil percobaan 5 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.5Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 5)

    -61-62.6 -63.1

    -64.6-66.7

    -69.7

    -67.3-66 -65.9

    -64.7-63.9

    -72-70-68-66-64-62-60-58-56

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 5 diameter terhadap tekanan

  • 33

    Tabel 4.7Percobaan 6 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    6 tekanan -61.05 -62.1 -64.8 -65.9 -67.4 -69.8 -68.9 -66 -65.2 -63.1 -62.6Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.7 diperoleh hasil percobaan 6 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.6Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 6)

    -61.05-62.1

    -64.8-65.9

    -67.4

    -69.8-68.9

    -66 -65.2-63.1-62.6

    -72-70-68-66-64-62-60-58-56

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 6 diameter terhadap tekanan

  • 34

    Tabel 4.8Percobaan 7 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    7 tekanan -60.8 -61.09 -62.7 -63.2 -65.8 -68.3 -66.5 -65.4 -64.3 -63.4 -62.1Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.8 diperoleh hasil percobaan 7 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.7Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 7)

    -60.8 -61.09-62.7 -63.2

    -65.8

    -68.3-66.5

    -65.4-64.3

    -63.4-62.1

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 7 diameter terhadap tekanan

  • 35

    Tabel 4.9Percobaan 8 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    8 tekanan -60.3 -62.1 -63.1 -64.8 -65.1 -68.8 -67.3 -65.3 -65.6 -63.5 -61.5Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.9 diperoleh hasil percobaan 8 pengukuran perubahan diameter venturiterhadap

    tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.8Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 8)

    -60.3-62.1

    -63.1-64.8 -65.1

    -68.8-67.3

    -65.3 -65.6

    -63.5

    -61.5

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 8 diameter terhadap tekanan

  • 36

    Tabel 4.10Percobaan 9 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    9 tekanan -60.2 -62.05 -63 -65.5 -66.2 -68.05 -67.6 -65.7 -64.1 -63.2 -62Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.10 diperoleh hasil percobaan 9 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.9Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 9)

    -60.2-62.05

    -63

    -65.5 -66.2-68.05 -67.6

    -65.7-64.1

    -63.2-62

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 9 diameter terhadap tekanan

  • 37

    Tabel 4.11Percobaan 10 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    10 tekanan -60.7 -61.3 -62.1 -65.1 -67.7 -69.4 -68.4 -66.2 -65.7 -63.6 -62.4Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.11 diperoleh hasil percobaan 10 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.10Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 10)

    -60.7 -61.3 -62.1

    -65.1

    -67.7-69.4

    -68.4-66.2 -65.7

    -63.6-62.4

    -72-70-68-66-64-62-60-58-56

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 10 diameter terhadap tekanan

  • 38

    Tabel 4.12Percobaan 11 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    11 tekanan -58.9 -61.2 -62.5 -63.3 -65.2 -68.9 -67.7 -65.8 -64.9 -63.5 -61.6Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.12 diperoleh hasil percobaan 11 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.11Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 11)

    -58.9-61.2

    -62.5 -63.3-65.2

    -68.9-67.7

    -65.8 -64.9-63.5

    -61.6

    -70-68-66-64-62-60-58-56-54-52

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 11 diameter terhadap tekanan

  • 39

    Tabel 4.13Percobaan 12 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    12 tekanan -59.8 -62.6 -63.2 -65.2 -67.5 -69.7 -68.1 -66.1 -65.4 -64.6 -63.3Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.13 diperoleh hasil percobaan 12 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.12Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 12)

    -59.8

    -62.6 -63.2-65.2

    -67.5-69.7

    -68.1-66.1 -65.4

    -64.6-63.3

    -72-70-68-66-64-62-60-58-56-54

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 12 diameter terhadap tekanan

  • 40

    Tabel 4.14Percobaan 13 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    13 tekanan -59 -60.1 -62.7 -63.4 -65.2 -68.8 -66.1 -65.7 -64.2 -63.8 -61.2Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.14 diperoleh hasil percobaan 13 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.13Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 13)

    -59-60.1

    -62.7 -63.4-65.2

    -68.8

    -66.1 -65.7-64.2 -63.8

    -61.2

    -70-68-66-64-62-60-58-56-54

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 13 diameter terhadap tekanan

  • 41

    Tabel 4.15Percobaan 14 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    14 tekanan -60.1 -61.2 -62.2 -64.3 -65.1 -68.5 -67 -66.1 -65.6 -63.4 -61.5Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.15 diperoleh hasil percobaan 14 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.14Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 14)

    -60.1-61.2

    -62.2-64.3 -65.1

    -68.5-67

    -66.1 -65.6-63.4

    -61.5

    -70-68-66-64-62-60-58-56-54

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 14 diameter terhadap tekanan

  • 42

    Tabel 4.16Percobaan 15 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    15 tekanan -60.2 -61 -62.3 -64.6 -66.1 -68.6 -67.5 -66.3 -65.1 -63.2 -60.2Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.16 diperoleh hasil percobaan 15 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.15Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 15)

    -60.2-61

    -62.3

    -64.6-66.1

    -68.6-67.5

    -66.3-65.1

    -63.2

    -60.2

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 15 diameter terhadap tekanan

  • 43

    Tabel 4.17Percobaan 16 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    16 tekanan -59.7 -60.1 -62.5 -63.1 -65.2 -68.9 -67.6 -65.5 -64.8 -62.6 -60.5Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.17 diperoleh hasil percobaan 16 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.16Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 16)

    -59.7 -60.1

    -62.5 -63.1-65.2

    -68.9-67.6

    -65.5 -64.8-62.6

    -60.5

    -70-68-66-64-62-60-58-56-54

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 16 diameter terhadap tekanan

  • 44

    Tabel 4.18Percobaan 17 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    17 tekanan -60.3 -61 -62.1 -62.6 -64.3 -68.6 -67.1 -66.6 -64.5 -62.5 -60.8Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.18 diperoleh hasil percobaan 17 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.17Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 17)

    -60.3 -61-62.1 -62.6

    -64.3

    -68.6-67.1 -66.6

    -64.5

    -62.5-60.8

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 17 diameter terhadap tekanan

  • 45

    Tabel 4.19Percobaan 18 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    18 tekanan -60.1 -62.2 -63.2 -65.1 -67.1 -69.9 -67.3 -65.6 -63.2 -61.1 -61.1Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.19 diperoleh hasil percobaan 18 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.18Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 18)

    -60.1-62.2

    -63.2-65.1

    -67.1

    -69.9

    -67.3-65.6

    -63.2-61.1-61.1

    -72-70-68-66-64-62-60-58-56-54

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 18 diameter terhadap tekanan

  • 46

    Tabel 4.20Percobaan 19 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    19 tekanan -60.7 -61.1 -62.4 -64.6 -65.4 -68.2 -67.2 -66.4 -63.1 -62.5 -61.3Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.20 diperoleh hasil percobaan 19 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.19Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 19)

    -60.7 -61.1-62.4

    -64.6-65.4

    -68.2-67.2

    -66.4

    -63.1 -62.5-61.3

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -568 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 19 diameter terhadap tekanan

  • 47

    Tabel 4.21Percobaan 20 tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury

    8mm, 8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm.

    pengamatan diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    20 tekanan -60.3 -61.9 -62.2 -63.5 -65.5 -69.3 -67.4 -66 -65.6 -63.4 -60.2Sumber : Hasil Data Penelitian

    Dari Tabel 4.21 diperoleh hasil percobaan 20 pengukuran perubahan diameter

    venturiterhadap tekanan adalah sebagai berikut :

    Gambar 4.20Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan

    (percobaan 20)

    -60.3-61.9 -62.2

    -63.5-65.5

    -69.3-67.4

    -66 -65.6-63.4

    -60.2

    -70-68-66-64-62-60-58-56-54

    8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    na

    n (C

    mH

    g)

    Diameter Venturi (mm)

    Percobaan 20 diameter terhadap tekanan

  • 48

    Dari Gambar 4.1 sampai dengan gambar 4.20 dapat diketahui bahwa dengan dirubahnya

    diameterventuri menjadi lebih besar maka terjadi perubahan tekanan yang makin besar. Pada

    setiap grafik percobaan terjadi pola kenaikan serta penurunan grafik yang hampir sama. Hal

    ini disebabkan adanya pengaruh perubahan luas penampang venturi, menurut persamaan

    bernoulli dikatakan bahwa dimana makin luas sebuah penampang venturi makin besar

    tekanannya.Akan tetapi tekanan dengan diameter di atas 10,5 kembali terjadi penurunan.

    Tabel 4.22Tekanan vacuumratarata yang dicapai dengan variasi diameter ventury 8mm,

    8,5mm, 9mm, 9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm dengan jumlah

    pengamatan 20 kali.

    Diameter 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    TekananRata-rata -60.29 -61.54 -62.78 -64.23 -65.90 -68.93 -67.41 -66.02 -65.00 -63.44 -61.86

    Sumber : Hasil Data Penelitian

    Gambar 4.21Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan rata-rata.

    -60.29-61.54

    -62.78-64.23

    -65.90

    -68.93-67.41

    -66.02-65.00

    -63.44-61.86

    -70.00

    -68.00

    -66.00

    -64.00

    -62.00

    -60.00

    -58.00

    -56.00

    -54.008 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Teka

    nan

    vac

    uum

    ra

    ta2

    ( Cm

    Hg)

    Diameter Venturi ( mm)

    Hubungan variasi diameter venturiterhadap pencapaian tekanan rata-rata

  • 49

    Dari gambar grafik 4.1 sampai dengan 4.20, serta grafik rata-rata pada gambar 4.21 dapat

    kita lihat bahwa dari 20 kali percobaan yang dilaksanakan, semua perubahan atau variasi

    diameter venturi yang dilakukan memiliki pola perubahan yang sama. Pada awal memakai

    diameter 8 mm pencapaian tekanan pada mesin vacuum adalah rata-rata mencapai -60,29 CmHg.

    Semakin diperbesar diameter venturimaka tekanan vacuum yang dihasilkan akan semakin besar

    pula. Namun hal ini tidak berlaku setelah dilaksanakan pengujian menggunakan diameter

    venturi11 mm. Hal ini dikarenakan diameter maksimum yang mampu memberikan kecepatan

    aliran fluida paling besar ada pada diameter 10,5 mm, sedangkan setelah 11 mm atau lebih besar

    maka terjadi loss free sehinggasetelah menggunakan diameter 11 mm hingga 13 mm, tekanan

    vacuum yang dihasilkan kembali menurun. Jadi tekanan optimal rata-rata dari 20 kali percobaan

    yang telah dilaksanakan dicapai pada saat merubah diameter venturi menjadi 10,5 mm dengan

    pencapaian tekanan vacuum yaitu rata-rata -68,93 CmHg.

    4.3 Data Teoritis

    Berdasarkan Kombinasi dari persamaan kontinuitas (2.7) dengan persamaan Bernoulli

    (2.9) menghasilkan persamaan laju aliran teoritis:

    Dimana :P= v22-v122gQ = laju aliran (m3/s)

    ( 1 - )Q = A22 ( p1 p2 )

    A2A1

    2

  • 50

    A1 = luas penampang bagian satu (m2)A2 = luas penampang bagian dua (m2) = kerapatan (kg/m3)p1-p2 = p = perbedaan tekanan

    Maka dari persamaan-persamaan diatas didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :

    Tabel 4.23Tekanan vacuum yang dicapai dengan variasi diameter ventury 8mm, 8,5mm, 9mm,

    9,5mm, 10mm, 10,5mm, 11mm, 11,5mm, 12mm, 12,5mm, 13mm secara teoritis.

    Sumber : Hasil Data Perhitungan

    Dari tabel 4.23 diatas dapat diperoleh grafik hubungan antara perubahan diameter terhadap

    tekanan vacuum sebagai berikut :

    d2 d3 A2 A3 V1 V2 V3 air udara

    V2/3

    Tekanan Vacuum

    P air Pudara

    0.008 0.02308 5.02E-05 0.000418 18.84 199.04 23.91 1000 1.293 -83570 -2590 -80980 -0.8098 bar -61.54 CmHg

    0.0085 0.02308 5.67E-05 0.000418 18.84 176.32 23.91 1000 1.293 -83947 -2017 -81930 -0.8193 bar -62.27 CmHg

    0.009 0.02308 6.36E-05 0.000418 18.84 157.27 23.91 1000 1.293 -85126 -1856 -83270 -0.8327 bar -63.29 CmHg

    0.0095 0.02308 7.08E-05 0.000418 18.84 141.15 23.91 1000 1.293 -86912 -1782 -85130 -0.8513 bar -64.70 CmHg

    0.01 0.02308 7.85E-05 0.000418 18.84 127.39 23.91 1000 1.293 -87963 -1633 -86330 -0.8633 bar -65.61 CmHg

    0.0105 0.02308 8.65E-05 0.000418 18.84 115.55 23.91 1000 1.293 -92257 -1497 -90760 -0.9076 bar -68.98 CmHg

    0.011 0.02308 9.5E-05 0.000418 18.84 105.28 23.91 1000 1.293 -88700 -1590 -87110 -0.8711 bar -66.20 CmHg

    0.0115 0.02308 0.000104 0.000418 18.84 96.32 23.91 1000 1.293 -86044 -1754 -84290 -0.8429 bar -64.06 CmHg

    0.012 0.02308 0.000113 0.000418 18.84 88.46 23.91 1000 1.293 -84300 -1890 -82410 -0.8241 bar -62.63 CmHg

    0.0125 0.02308 0.000123 0.000418 18.84 81.53 23.91 1000 1.293 -83385 -2115 -81270 -0.8127 bar -61.77 CmHg

    0.013 0.02308 0.000133 0.000418 18.84 75.38 23.91 1000 1.293 -81919 -2309 -79610 -0.7961 bar -60.50 CmHg

  • 51

    Gambar 4.21Grafik hubungan antara variasi perubahan diameter venturiterhadap tekanan rata-rata.

    Dari grafik 4.21 diatas dapat diketahui hubungan antara pengamatan percobaan rata-rata

    dengan perhitungan teoritis memiliki pola perubahan tekanan terhadap diameter yang hampir

    sama. Adanya perbedaan tekanan yang muncul antara percobaan yang dilakukan dengan

    perhitungan teoritis disebabkan karena banyak faktor yang mempengarui. Faktor-faktor tersebut

    antara lain terjadinya friction antara fluida, terjadi gelembung udara, kerja pompa yang tidak

    -61.54-62.27

    -63.29

    -64.7-65.61

    -68.98

    -66.2

    -64.04

    -62.63-61.77

    -60.5-60.29-61.54

    -62.78

    -64.23

    -65.90

    -68.93

    -67.41

    -66.02-65.00

    -63.44

    -61.86

    -70

    -68

    -66

    -64

    -62

    -60

    -58

    -56

    -548 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13

    Diagram perbandingan antara nilai tekanan rata2 pengamatan dan nilai teoritis

    teoritis nilai pengamatan rata2

  • 52

    maksimal, arus listrik yang digunakan tidak stabil, serta hal-hal yang lain yang belum bisa kami

    antisipasi.

    Tabel 4.4 Tabel Analisa Varian

    SumberVarian db JK KT F hitung

    Perlakuan 10 13,767,063 1,376,706 4,119,258.34Galat 209 70 0.33

    Total 219 13,767,133

    S2 = 0.33

    d8 = 601.20

    d8.5 = 413.52

    d9 = 229.06

    d9.5 = 12.13

    d10 = -237.71

    d10.5 = -692.14

    d11 = -463.61

    d11.5 = -256.41

    d12 = -103.06

    d12.5 = 130.32

    d13 = 366.70

    Dari tabeldengan tingkat keyakinan 5% dapat dibaca bahwa harga ( , , , ) =2.41937.Karena harga d dan d , dand dan d9.5 dan d12.5 dan d13lebih besar maka dapatdikatakan adanya pengaruh diameter venturyterhadap pencapaian tekanan yang sama, sedangkan

  • 53

    harga , , , dan lebih kecil maka dapat dikatakan belum/tidak adanya pengaruhdiameter venturypencapaian tekanan vacuum.

  • 54

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Kesimpulan

    Dari uraian dan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Dari pengamatan sebanyak 20 kali dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

    perubahan diameter terhadap tekanan vacuum pada mesin vacuum frying. Hal ini nampak

    pada setiap dilaksanakan perubahan diameter mulai 8 mm, 8.5 mm, 9 mm, 9.5 mm, 10

    mm, 10.5 mm, 11 mm, 11.5 mm, 12 mm, 12.5 mm, 13 mm terjadi pola perubahan

    tekanan vacuum yang hampir sama pada setiap percobaannya.

    2. Dengan terjadinya perbedaan tekanan vacuum dari tiap-tiap variasi diameter ventury

    dapat disimpulkan bahwa diameter ventury sebesar 10,5 mm merupakan diameter yang

    ideal untuk mencapai tekanan optimal sebesar -70 cm Hg.

    5.2. Saran

    Dengan mengacu kepada hasil penelitian yang telah kami lakukan maka kami menyarankan

    untuk peneliti-peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh diameter ventury terhadap tekanan

    vacuumdengan merubah debit pompa serta merubah jenis fluida yang digunakan.

  • 55

    DAFTAR PUSTAKA

    Giles, Ranald V., 1984, Mekanika Fluida dan Hidaulika, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.

    Lukman Ludwimarta; 2007, Analisis Pengaruh Perubahan Sudut Nosel Terhadap WaktuUntuk Mencapai Tekanan Yang Sama Pada Mesin Penggoreng Hampa Udara ( VacuumFrying ), Skripsi, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Mesin, ITN, Malang

    Munson, Bruce R., Young, Donald F., Okiishi, Theodore H., 2004, Mekanika Fluida, Jilid I,Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga.

    Nuzulul Fadli; 2007, Analisis Pengaruh Perubahan Sudut Nosel Terhadap HasilPenggorengan Buah Nanas Pada Mesin Penggoreng Hampa Udara (Vacuum Frying),Skripsi, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Mesin, ITN, Malang

    Orianto, M dan Pratikno, 1989, Mekanika Fluida I, BPFE, Yogyakarta

    Raldi Artono Koestoer, 2002, Perpindahan Kalor Edisi Pertama,Jakarta : Penerbit SalembaTeknika

    Sudarja, Mekanika Fluida Dasar, Bahan Kuliah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,Yogyakarta: UMY.

    Sudjana, 1996, Metoda Statistika Edisi Ke-6, Bandung : Penerbit Tarsito Bandung

    Victor L. Streeter, E Benjamin Wylie., 1992, Mekanika Fluida Jilid I Jakarta : PenerbitErlangga