pengaruh dewan komisaris, komisaris independen,...

12
Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 1 PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013 - 2016 Ramiyati Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Jln. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Kepulauan Riau 29115 Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2016.Teknik pengambilan sampel padapenelitian ini menggunakan purposive sampling.Metode analisa data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Adapun jumlah observasi pada penelitian ini berjumlah 32 data dengan jumlah sampel terdapat 8 perusahaan dengan tahun pengamatan selama 4 tahun. Hasil ini menjelaskan secara bersama-sama (simultan) variabel Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusionalberpengaruh dan signifikan terhadapReturn On Asset (ROA) yang ditunjukan dengan nilai F hitung sebesar 5.153 lebih besar dari F tabel 2.590(5.153 > 2.590) dan nilai signifikan 0.002 b lebih kecil dari nilai signifikan 0.05 (0.002 b >0.05). Sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukan Komisaris Independen (KI) menunjukan nilai t hitung sebesar 2.741 > 2.059dengan nilai signifikan 0.011 < 0.05, Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukan nilai t hitung sebesar 3.183 > 2.059dengan nilai signifikan0.004 > 0.05, Kepemilikan Institusional (KIN) menunjukan nilai t hitung sebesar 3.123 < 2.059dengan nilai signifikan0.004 > 0.05. Hasil ini menjelaskan bahwa variabel Komisaris Independen (KI), Kepemilikan Manajerial (KM) dan Kepemilikan Institusional (KIN) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Kata kunci : Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Return On Asset (ROA). PENDAHULUAN Latar Belakang Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan untuk menentukan arah kinerja perusahaan.Pembahasan mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di

Upload: dangngoc

Post on 10-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 1

PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE

AUDIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA

PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013 - 2016

Ramiyati

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

Jln. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Kepulauan Riau 29115

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris

Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional

Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2016.Teknik pengambilan sampel

padapenelitian ini menggunakan purposive sampling.Metode analisa data yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Adapun jumlah observasi pada

penelitian ini berjumlah 32 data dengan jumlah sampel terdapat 8 perusahaan dengan

tahun pengamatan selama 4 tahun.

Hasil ini menjelaskan secara bersama-sama (simultan) variabel Dewan Komisaris,

Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusionalberpengaruh dan signifikan terhadapReturn On Asset (ROA) yang

ditunjukan dengan nilai F hitung sebesar 5.153 lebih besar dari F tabel 2.590(5.153 >

2.590) dan nilai signifikan 0.002blebih kecil dari nilai signifikan 0.05 (0.002

b>0.05).

Sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukan Komisaris Independen (KI)

menunjukan nilai t hitung sebesar 2.741 > 2.059dengan nilai signifikan 0.011 < 0.05,

Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukan nilai t hitung sebesar 3.183 > 2.059dengan

nilai signifikan0.004 > 0.05, Kepemilikan Institusional (KIN) menunjukan nilai t hitung

sebesar 3.123 < 2.059dengan nilai signifikan0.004 > 0.05. Hasil ini menjelaskan bahwa

variabel Komisaris Independen (KI), Kepemilikan Manajerial (KM) dan Kepemilikan

Institusional (KIN) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Kata kunci : Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Return On Asset (ROA).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan untuk menentukan arah

kinerja perusahaan.Pembahasan mengenai corporate governance mulai mengemuka,

khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang

berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di

Page 2: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 2

Indonesia disebabkan karena lemahnya CorporateGovernance yang diterapkan

dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintahmaupun investor

mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek

CorporateGovernance.

Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan.

Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik

dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi

manajer. Struktur kepemilikan saham dalam perusahaan go public umumnya

meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, serta kepemilikan saham

oleh individual atau publik.

Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio dalam analisis laporan keuangan

perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Asset

(ROA). Retusn On Aset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba,

sehingga apabila nilai ROA semakin tinggi maka dapat dikatakan semakin bagus

pula tingkat kinerja suatu perusahaan (Syamsudin (2009) dalam Putra dan Nuzula

(2017).

Muhammad Iman Taufiq (2017) meneliti tentang Pengaruh Struktur Kepemilikan

TerhadapProfitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-

2015, menyatakan bahwa kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan

terhadapProfitabilitas (ROA), Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap

Profitabilitas (ROA).

Agung Santoso Putra dan Nila Firdausi Nuzulla (2017) meneliti tentang

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Profitabilitas(Studi Pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2013-2015), menyatakan

bahwa secara simultan variabel proporsi dewan komisaris independen, komite audit,

kepemilikan manajeril, dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan

terhadap ROA namun tidak terhadap ROE.Proporsi dewan komisaris independen,

Komite audit, dan Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap ROE dan ROA. Kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ROE dan ROA.

Helfina Rimardhani, R. Rustam Hidayat dan Dwiatmanto(2016) meneliti tentang

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas

Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-

2014), menyatakan bahwa Kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,

dewan direksi, dan komite audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Kepemilikan

institusional secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Dewan

komisaris independen secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Komite

audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin menjadikan

hubungan antara Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit,

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Retusn On Asset (ROA)yang

akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Dewan Komisaris,

Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Page 3: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 3

Institusional Terhadap Return On Asset (ROA)Pada Perusahaan Food and

Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ”.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)pada

perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

tahun 2013 – 2016 ?

2. Apakah Komisaris Independenberpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ?

3. Apakah Komite Audit berpengaruhterhadap Return On Asset (ROA)pada

perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

tahun 2013 – 2016 ?

4. Apakah Kepemilikan Manajerialberpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016?

5. Apakah Kepemilikan Institusionalberpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ?

6. Apakah Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap Return On Asset

(ROA) pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016 ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016.

2. Untuk mengetahui Komisaris Independen berpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016.

3. Untuk mengetahuiKomite Audit berpengaruhterhadap Return On Asset

(ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016.

4. Untuk mengetahui Kepemilikan Manajerialberpengaruh terhadap Return On

Asset (ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013 – 2016.

5. Untuk mengetahui Kepemilikan Institusionalberpengaruh terhadap Return On

Asset (ROA)pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa

EfekIndonesia periode tahun 2013 – 2016.

Page 4: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 4

6. Untuk mengetahui Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit,

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap

Return On Asset (ROA) pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2016.

KAJIAN PUSTAKA,

KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi menjelaskan adanya hubungan kontraktual antara manajer (agent)

dengan pemilik perusahaan (principal), dimana pemilik perusahaan memberikan

tanggung jawab kepada manajer dalam pengambilan keputusan. Pemisahan antara

pemilik perusahaan dengan manajer tentu akan menimbulkan masalah karena masing-

masing pihak ingin memaksimalkan kepentingannya. Adanya teori keagenan

diharapkan dapat memberikan kepercayaan pada investor bahwa investor akan

menerima return sesuai dengan dana yang telah diinvestasikan.

Pemilik perusahaan dan manajer mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.

Dimana pemilik perusahaan seharusnya memperoleh informasi untuk mengukur kinerja

manajemen namun belum disajikan seluruhnya, sedangkan manajer lebih paham mengenai

prospek perusahaan untuk kedepannya. Oleh karena itu, dalam satu perusahaan ada dua

kepentingan yang bertentangan, yakni kepentingan memaksimalkan keuntungan pemilik

perusahaan dan kepentingan memaksimalkan keuantungan manajer.

Tinjauan Pustaka

A. Profitabilitas Menurut Fahmi (2012:135) rasio profitabilitas ini mengukur efektifitas manajemen

secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungan nya dengan penjualan maupun investasi.Semakin baik

rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya

perolehan keuntugan perusahaan.Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio

dalam analisis laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang

digunakan adalah Return On Asset (ROA). Return On Aset (ROA) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba, sehingga apabila nilai ROA semakin

tinggi maka dapat dikatakan semakin bagus pula tingkat kinerja suatu perusahaan

(Syamsudin (2009) dalam Putra dan Nuzula (2017).

B. Dewan Komisaris

Dalam teori keagenan dinyatakan bahwa konflik kepentingan dan asimetri

informasi yang muncul dapat dikurangi dengan mekanisme pengawasan yang tepat

untuk menyelaraskan kepentingan antara principal dan agent.Di dalam corporate

governance dikenal dewan komisaris. Dewan komisaris bertanggung jawab

mengawasi proses pelaporan keuangan dan menilai kualitas tata kelola perusahaan.

Dewan komisaris memainkan peran penting dalam memonitor dan mengawasi

manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).Dewan komisaris adalah sebuah dewan

Page 5: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 5

yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada

direktur Perseroan Terbatas (PT). Di Indonesia dewan komisaris ditunjuk oleh

RUPS dan di dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dijabarkan

fungsi, wewenang, dan tanggung jawab dari dewan komisaris (Rini dan Gozhali,

2012).

C. Komisaris Independen

Dewan komisaris independen merupakan pihak yang tidak diperkenankan memiliki

hubungan apapun yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan. Pembentukan dewan

komisaris independen diharapkan akan melindungi pemegang saham. Setidaknya

jumlah komisaris independen dalam perusahaan adalah 30% dari seluruh anggota

komisaris. Komisaris independen diukur dari presentase jumlah anggota komisaris dari

luar perusahaan dari seluruh jumlah dewan komisaris (Ujiyantho dan Pramuka,

2007:10) dalam Rimardhani, dkk (2016).

D. Komite Audit

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih

besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus

(Rini dan Ghozali, 2012).Menurut Undang-Undang No.19 tahun 2003 pasal 70 tentang

Badan Usaha Milik Negara mengatakan bahwa komisaris BUMN wajib membentuk

komite audit yang bertugas untuk menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang

dilakukan oleh satuan pengawasan internal maupun auditor eksternal.

E. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah suatu kondisi dimana

manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain

manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di

perusahaan. Laporan keuangan menunjukkan keadaan ini dipresentasikan oleh besarnya

persentase kepemilikan oleh manajer.Tersedianya informasi mengenai hal ini terdapat

pada catatan atas laporan keuangan yang harus menyertakan informasi ini (Sugiarto,

2011) dalam (Taufiq, 2017).

F. Kepemilikan Isntitusional

Kepemilikan institusional merupakan proporsi saham perusahaan yang dimiliki

oleh institusi atau lembaga, seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi atau

institusi lainnya. Kepemilikan institusional berperan sebagai monitoring agent yang

melakukan pengawasan optimal terhadap perilaku manajemen di dalam menjalankan

perannya mengelola perusahaan (Sugiarto, 2011) dalam Taufiq (2017).Jensen dan

Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan salah satu

alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Semakin tinggi tingkat

kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh

pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency conflict yang terjadi di dalam

perusahaan akan semakin berkurang dan nilai perusahaan akan semakin meningkat.

Page 6: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 6

Kerangka Pemikiran

H6

Hipotesis

Berdasarkan beberapa penelitian yang dipaparkan sebeumnya, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

H1 = Diduga dewan komisaris berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

H2 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). H3 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

H4 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

H5 = Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

H6=Diduga dewan komisaris, komisaris independen, komite audit, kepemilikan

manajerial, dan kepemilikan isntitusionalberpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA).

METODE PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan food and

beverageyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Ruang lingkup

dalam penelitian ini mengenai pengaruh dewan komisaris, komisaris independen,

komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap Return On

Assets (ROA).

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan kuantitatif dimana penelitian yang datanya dinyatakan

dalam angka dan analisis dengan teknik statistik.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan

kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.Populasi bisa berupa subyek maupun obyek penelitian.

Populasi bukan sekedar jumlah pada subyek dan obyek yang dipelajari, tetapi meliputi

Dewan Komisaris (H1)

Komisaris Independen( H2 )

Komite Audit (H3 )

Kepemilikan Manajerial (H4 )

Return On Asset (ROA) ( Y )

Kepemilikan Institusional (H5)

Page 7: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 7

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek, Sangaji dan

Sopiah (2010: 185). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan food and beverage yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi.Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling, dimana sampel perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu,

Sangadji dan Sopiah (2010: 186). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih

sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan food and beverage yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013 – 2016.

2. Telah menerbitkan laporan keuangan lengkap yang berakhir 31 Desember dan

dipublikasikan berturut-turut selama tahun pengamatan.

3. Perusahaan yang mempublikasikan dewan komisaris, komisaris independen, dan

komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan isntitusional secara

berturut – turut selama tahun penelitian.

4. Perusahaan yang mengalami laba positif secara berturut – turut selama tahun

penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Hipotesis

Uji Statistik T

Menurut Ghozali (2013:84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat

kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah

variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel

dengan ketentuan:

a. Jika thitung< ttabel atau - thitung > -ttabel maka H0 tidak dapat ditolak dan H1 tidak

dapat diterima untuk α =5% (tidak Berpengaruh),

b. Jika thitung> ttabel atau - thitung < -ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima untuk α

=5% (Berpengaruh).

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

- Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima

- Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak

Hasil pengujian diperoleh dari test signifikan dengan program SPSS 21. Hasil

pengujian t dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Page 8: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 8

Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.396 .393 -1.009 .322

DK .019 .011 .274 1.678 .105

KI 2.339 .853 .533 2.741 .011

KA -.219 .120 -.284 -1.822 .080

KM .352 .111 .552 3.183 .004

KIN .337 .108 .588 3.123 .004

a. Dependent Variable: ROA

Hasil dari pengujian uji statistik t dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengaruh Dewan Komisaris (DK) terhadap Return On Asset diketahui bahwa

koefisien beta bernilai positif 0.019 dengan nilai thitung 1.678 dan signifiansi 0.105.

Karena thitung >ttabel (1.678 < 2.059) dan sig 0.105 > 0.05 (df = n – k – 1 = 32 – 6 – 1

= 25), maka dari hasil pengujian H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa

variabel Dewan Komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return On

Asset. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) ditolak.

2. Pengaruh Komisaris Independen (KI) terhadap Return On Asset diketahui bahwa

koefisien beta bernilai positif 2.339 dengan nilai thitung sebesar 2.741 dan sig 0.011.

Karena thitung > ttabel (2.741 > 2.059) dan sig 0.011 < 0.05 (df=n - k - 1= 32 - 6 - 1 =

25), maka dari hasil pengujian H2 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa

variabel komisaris independentsecara parsial berpengaruh terhadap Return On Asset.

Dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima.

3. Pengaruh Komite Audit (KA) terhadap Return On Asset diketahui bahwa koefisien

beta bernilai negatif (-0.219) dengan nilai -thitung sebesar -1.822 dan sig 0.080.

Karena -thitung >-ttabel (-1.822> -2.059) dan sig 0.080 > 0.05 (df = n - k - 1 = 32 - 6 - 1

= 25), maka dari hasil pengujian H3 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa

variabel Komite Audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.

Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak.

4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM) terhadap Return On Asset diketahui bahwa

koefisien beta bernilai posotif (0.352) dengan nilai thitung sebesar 3.183 dan sig

0.004. Karena thitung>ttabel (3.183> 2.059) dan sig 0.004 < 0.05 (df=n – k – 1= 32 – 6

– 1=25), maka dari hasil pengujian H4 diterima dan H0 ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Return

On Asset.Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima.

5. Pengaruh Kepemilikan Institusional (KIN) terhadap Return On Asset diketahui

bahwa koefisien beta bernilai positif (0.337) dengan nilai thitung sebesar 3.123 dan sig

0.004. Karena thitung > ttabel (3.123< 2.059) dan sig 0.004 < 0.05 (df = n - k - 1 = 32 -

Page 9: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 9

6 - 1 = 25), maka dari hasil pengujian H5 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti

bahwa variabel Kepemilikan Institusional secara parsial berpengaruh terhadap

Return On Asset. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) diterima.

Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas secara bersama-sama

terhadap variable tergantung dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf

signifikansi α = 5%. Penyelesaian uji F dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for

window, adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression .287 5 .057 5.153 .002b

Residual .289 26 .011

Total .576 31

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), KIN, KA, DK, KM, KI

Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 5.153 dan

Ftabel sebesar 2.590 dengan signifikansi 0.002b. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

Fhitung > Ftabel (5.153 > 2.590) dengan signifikansi 0.002b< 0.05 yang menunjukkan

bahwa Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan

Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Return On Asset.

Pembahasan

Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Return On Asset

Dewan komisaris merupakan inti dari corporate governanceyang ditugaskan untuk

menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola

perusahaan serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara dewan komisaris dan return on asset. Apabila dilihat dari arah

hubungannya, koefisien regresi dengan arah yang positif menjelaskan bahwa semakin

tinggi jumlah dewan komisaris suatu perusahaan maka akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Dewan komisaris sebagai salah satu mekanisme good corporate

governance bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan dan menilai

kualitas tata kelola perusahaan. Semakin tinggi jumlah dewan komisaris maka dapat

meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan perusahaan dan mengurangi

konflik keagenan yang terjadi diantara principal dan agent sehingga kinerja perusahaan

dapat meningkat.Kinerja perusahaan yang meningkat ditandai dengan meningkatnya

profitabilitas dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditha Nathania

Aditha (2014) yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap

Return On Asset.

Page 10: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 10

Pengaruh Komisaris Independent Terhadap Return On Asset Dewan komisaris independen dapat meningkatkan fungsi pengawasan pada

perusahaan. Dewan komisaris independen merupakan komisaris yang tidak ada

hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi maupun pemegang saham

(Rachmad, 2012). Adanya dewan komisaris independen dalam perusahaan dapat

mengurangi masalah keagenan dan mencegah terjadinya perilaku oportunistik.

Puspitasari dan Ernawati (2010) yang menyatakan bahwa, dewan komisaris dengan

lebih banyak anggota independen cenderung akan memberikan pemantauan yang lebih

baik terhadap kebijakan-kebijakan manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan

(ROA).

Berdasarkan hasil ini maka dapat dikatakan bahwa Komisaris Independent

berpengaruh terhadap return on asset. Terdapat pengaruh dijelaskan, semakin besar

proporsi komisaris independent yang berasal dari luar perusahaan dengan keahlian dan

pengalaman yang beragam, akan memungkinkan menyebabkan kenaikan kemampuan

komisaris independent dalam melakukan pengawasan karena muncul masalah

koordinasi, komunikasi dan pembuatan keputusan. Selain itu, peran dari komisaris

independen yang seharusnya bersikap independen dengan mengesampingkan

kepentingan pribadi atau manajemen dan bertindak hanya untuk kepentingan

perusahaan belum terlaksana dengan baik.Perusahaan hanya sekedar memenuhi

kepatuhan tanpa mengoptimalkan peran dewan komisaris independen sebagai pengawas

kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Helfina

Rimardhani,R. Rustam Hidayat dan Dwiatmanto(2016), yang menyatakan bahwa

Komisaris Independent berpengaruh terhadap Return On Asset.

Pengaruh Komite Audit terhadap Return On Asset

Dewan komisaris membutuhkan komite audit untuk membatu melakukan

pengawasan dala pengelolaan perusahaan. Komite audit bertanggungjawab mengawasi

proses pelaporan keuangan. Komite audit juga menghubungkan para pemegang saham

dan komisaris dengan manajemen dalam usaha menangani pengendalian.Komite audit

merupakan komite penunjang dewan komisaris yang bertugas membantu dewan

komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal

perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal

dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil

audit dilaksanakan oleh manajemen (KNKG, 2006) dalam Raja (2016).

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa Komite Audit tidak

berpengaruh terhadap Return On Asset. Artinya bahwa Tinggi atau rendahnya jumlah

komite audit dalam suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

perusahaan. Jumlah komite audit tidak dapat menjamin keefektifan kinerja komite audit

dalam melakukan pengawasan terhadap profitabilitas perusahaan. pembentukan komite

audit dalam suatu perusahaan hanya atas dasar untuk pemenuhan regulasi dan kurang

optimalnya komite audit dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian pada

manajeman perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desy Helena

Lumban Raja (2016), Agung Santoso Putra dan Nila Firdausi Nuzulla (2017) dan

Page 11: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 11

Helfina Rimardhani,R. Rustam Hidayat dan Dwiatmanto(2016) yang menyatakan

bahwa Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Return On Asset

Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah suatu kondisi dimana

manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain

manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di

perusahaan.Kepemilikan manajer akan saham perusahaan dipandang dapat

menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham diluar

manajemen sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang

manajer adalah juga sebagai seorang pemilik (Jensen & Meckling, 1976).

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa Kepemilikan

Manajerial berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini menjelaskan meningkatnya

proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial maka semakin kecil

peluang terjadinya konflik, karena jika pemilik bertindak sebagai pengelola perusahaan

maka dalam pengambilan keputusan akan sangat berhati-hati agar tidak merugikan

perusahaan, dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan (ROA).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan Candradewi

dan Ida Bagus Panji Sedana (2016), yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial

berpengaruh terhadap Return On Asset.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Return On Asset

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional

merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict.

Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat

pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency

conflict yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang dan nilai perusahaan

akan semakin meningkat.Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham

perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki

arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh

institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa Kepemilikan

Institusional berpengaruh terhadap Return On Asset. Kepemilikan manajerial mewakili

suatu sumber kekuatan yang dapat digunakan untuk mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal guna mengantisipasi tindakan manajer yang tidak sesuai

dengan yang diharapkan oleh pemilik.Hasil ini juga menyatakan kepemilikan saham

oleh institusi berpengaruh signifikan dengan ROA menjelaskan bahwa kepemilikan oleh

pihak institusi akan meningkatkan pegawasan terhadap entitas bisnis tersebut. Karena

pihak institusi memiliki kepentingan besar terhadap investasinya. Dengan demikian

maka akan terjadi peningkatan atas pengendalian terhadap kebijakan-kebijakan

manajeman yang nantinya meningkatkan kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Nila

Firdausi Nuzulla (2017), Desy Helena Lumban Raja (2016) , yang menyatakan bahwa

Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Return On Asset.

Page 12: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, …repository.umrah.ac.id/1860/1/ramiyati-110462201247-fe-2018.pdf · Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan

Jurnal Akuntansi FE UMRAH Page 12

Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan

Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Return On Asset

Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 5.153 dan

Ftabel sebesar 2.590 dengan signifikansi 0.002b. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

Fhitung > Ftabel (5.153 > 2.590) dengan signifikansi 0.002b< 0.05 yang menunjukkan

bahwa Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan

Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Return On Asset.Berdasarkan perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.401 atau

40.1%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 40.1% Return On Asset dapat dijelaskan

oleh Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial

dan Kepemilikan Institusional. Sedangkan sisanya sebesar 59.9% Return On Asset dapat

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dewan Komisaristidak berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada

perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-

2016.

2. Komisaris Independent berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada

perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-

2016.

3. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada perusahaan

Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-2016.

4. Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada

perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-

2016.

5. Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Return On Asset pada pada

perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2013-

2016.

6. Dewan Komisaris, Komisaris Independent, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial

dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaru terhadap Return On

Asset pada pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun2013-2016.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih

panjang, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian

yang dilakukan.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel-variabel penelitian yang lain.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat analisis yang berbeda dengan

penelitian sebelumnya.