pengaruh capital adequacy ratio (car), non...

133
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : Ainnisa Nurul Safitri NIM : 11140810000128 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2018 M

Upload: buianh

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING

FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA

OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),

DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS

BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

Ainnisa Nurul Safitri

NIM : 11140810000128

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2018 M

i

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

v

DATA RIWAYAT HIDUP

(Ciriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Ainnisa Nurul Safitri

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 20 Febuari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Perum Ciomas Permai Jl. Harmoni VI Blok B9 No

26 RT 03 RW 14 desa Ciapus Kec Ciomas Kab

Bogor

No. Telp : 08568582310/0895635062313

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

2001-2007 : SDN Panaragan 1 Kota Bogor

2007-2010 : SMP Negeri 6 Kota Bogor

2010-2013 : SMA Negeri 1 Ciomas Kab. Bogor

2013-2016 : Program Profesional Teknologi Informasi

Perbankan Syariah CEP-CCIT Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

2014-2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen

Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Informal

2016 : Pelatihan Asuransi Syariah Bumi Putera

Pelatihan Asuransi Jiwa AAJI

Pelatihan Asuransi Syariah AASI

vi

2016 : Pelatihan Pelayanan Prima di Hotel Butik Sahira,

Bogor

Pengalaman Organisasi

2007-2010 : Anggota dan Ketua 2 Paskibraka SMPN 6 Kota

Bogor

Anggota Bandung Karate Club SMPN 6 Kota

Bogor

2012-2013 : Anggota Majelis Permusyawarahan Kelas (MPK)

SMAN 1 Ciomas Kab. Bogor

2015 : Panitia Ekonomi Ekspo Bagian Keseketariatan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy

Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana

Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan

purposive sampling berdasarkan laporan keuangan / laporan tahunan (annual

report) Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2012-2016. Ada 12

Bank Umum Syariah yang menjadi sampel pada penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan metode analisis data panel.

Berdasarkan hasil regresi data panel dari penelitian ini menunjukan bahwa

secara simultan variabel dependen (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel

independen yang terdiri dari CAR, NPF, FDR, BOPO, dan DPK. Secara parsial

variabel CAR dan DPK berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. NPF dan

FDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel BOPO

tidak berpengaruh terhadap ROA.

Kata Kunci: ROA, CAR, NPF, FDR, BOPO, DPK

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Operating Cost

to Operating Income (BOPO), and Third Party Fund (DPK) to Profitability of

Sharia Commercial Bank Indonesia is proxied by Return On Assets (ROA). This

research uses purposive sampling based on financial report / annual report

(annual report) of Sharia Commercial Bank in Indonesia during period 2012-

2016.

Based on the results of panel data regression from this study showed that

simultaneously the dependent variable (ROA) can be explained by the

independent variable consisting of CAR, NPF, FDR, BOPO, and DPK. Partially,

the CAR and DPK variables have a significant positive effect on ROA. NPF and

FDR have a significant negative effect on ROA. While the BOPO variable has no

effect on ROA.

Keyword: ROA, CAR, NPF, FDR, BOPO, DPK

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Alhamdulilahi Robbil „Alamin, segala puji dan syukur yang hanya milik

Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan nikmat-Nya yang

tiada terkira kepada hambanya. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH CAPITAL

ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF),

FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA OPERASIONAL

TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN DANA

PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016” dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas

kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini

banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun

materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:

1. Allah SWT yang Maha Rahmat, Maha Rahim, Maha Penolong setiap hamba-

Nya. Yang telah melimpahkan segala karunia-Nya, Rahmat-Nya, serta ilmu

pengetahuan yang tidak terhingga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

ini.

2. Kedua orang tua, Ayah Ujang Sukarta, Mamah Sri Wahyuni dan Adik-Adik

penulis Widya Nurul Fadilah dan Muhammad Fahmi Hidayat yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang,

cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas dan sabar. Mereka

x

adalah motivasi serta semangat terbesar penulis dalam mengerjakan dan

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih yah, mah, wia dan ami.

3. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikiran serta kesabarannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada

penulis dan juga atas ilmu, saran, arahan, nasihat yang sangat berharga selama

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB.

5. Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik

FEB.

6. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum FEB

7. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan FEB.

8. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.

9. Ibu Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

10. Ibu Muniaty Aisyah S.T,. MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

11. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu

yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

12. Seluruh staff karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

selama menempuh masa studi.

13. Ibu Umiyati, SE.I, M.SI dan Bapak Amir Syarifuddin, SH., MM, selaku

penguji ujian komprehensif.

14. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM, selaku penguji skripsi.

15. Raden Diki Zulkarnaen, selaku kekasih penulis yang selalu sabar memberikan

dukungan dan selalu mendoakan agar penulis dapat segera menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih Ki, sudah selalu memberikan dukungan dan motivasi

dengan cara bagaimana pun kepada penulis.

16. Sahabat-Sahabat “GB” Lisda Nurus’saadah, Ria Oktavia Indah Pratami, dan

Budianti Anggradini Ayuningtyas yang senantiasa menyemangati penulis.

xi

Terimakasih Da, Ri, Yas, teruntuk Lisda yang menjadi saksi hingga pagi

menemani penulis, Ria yang memotivasi walupun terhalang jarak dan Tyas

yang sama-sama memberikan semangat kepada penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

17. Sahabat-Sahabat “CIPER” Ai Leli Fitriani, Annisa Nurul Wahidah, dan Putri

Restu Hermawati yang sudah memberikan dorongan dan motivasi kepada

penulis. Terutama teruntuk Unis yang sudah dianggap sebagai Kaka sendiri,

terimakasih sudah menemani penulis dari balita hingga sekarang.

18. Sahabat-Sahabat “ISNINA” Maratun Muslimah, Maya Fatma Andina, Eddyta

Putri, Risky Eriana Sari, Mega Silviayu, dan Amalia Azatil yang sudah

memotivasi dan memberikan dukungan kepada penulis.

19. Sabahat-Sabahat “HERO” Tia Istania Putri, Nitya Pratiwi, Ria Oktavia,

Herlin Andriyanti dam Eliefta Putri yang telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis.

20. Sahabat-Sahabat “CALDS” Lita Marina, Selvya Pebriani, Dwi Putri, dan

Chelvya Budiaman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada

penulis.

21. Teman bertukar pikiran dan yang selalu membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, Elok Berliana Haryanti dan Maratun Muslimah.

22. Teman-teman seperjuangan selama di CCIT-FTUI dan Manajemen Informasi

Perbankan Syariah angkatan 2014 terutama kelas MIPS A teimakasih atas

segala bantuan, motivasi, dan ilmunya selama perkuliahan hingga tahap

skripsi.

23. Teman-Teman KKN Bring Change, Adam, Tia, Inne, Dita, Cholis, Nidham,

Suandi, Fikri, Farah dan Ghalib terimakasih pengalaman dan kerjasamanya

hingga memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

24. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah

dipertemukan dengan kalian semua. Terimakasih banyak atas motivasi dan

bantuan yang telah diberikan selama ini kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

xii

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini.

Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridha-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, 9 Maret 2018

Penulis,

(Ainnisa Nurul Safitri)

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................................iv

DATA RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................................... vii

ABSTRACT .............................................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xviii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 13

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 14

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 15

BAB II ..................................................................................................................................... 17

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 17

A. Landasan Teori ........................................................................................................... 17

1. Perbankan ................................................................................................................ 17

2. Perbankan Syariah ................................................................................................. 22

3. Rasio Keuangan ...................................................................................................... 36

xiv

4. Return On Asset (ROA) ........................................................................................... 38

5. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................................... 39

6. Non Performing Financing (NPF) .......................................................................... 41

7. Financing to Deposit Ratio (FDR) .......................................................................... 41

8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ........................ 43

9. Dana Pihak Ketiga (DPK) ...................................................................................... 44

B. Hubungan Antar Variabel ......................................................................................... 46

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................................. 49

D. Kerangka Pemikiran .................................................................................................. 53

E. Hipotesis ....................................................................................................................... 55

BAB III .................................................................................................................................... 57

METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................................................... 57

A. Ruang Lingkup Penelitan ........................................................................................... 57

B. Metode Penentuan Data ............................................................................................. 58

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 59

D. Metode Analisis Data .................................................................................................. 61

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................................ 72

BAB IV .................................................................................................................................... 76

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 76

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................................... 76

1. Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 76

B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................................... 79

1. Analisa Deskriptif ................................................................................................... 80

2. Hasil Uji Analisis Panel Data ................................................................................. 81

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................... 86

4. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................................................................. 90

xv

5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................................................... 94

6. Uji Koefisien Determinasi (R²) ............................................................................... 95

C. Interpretasi Hasil Penelitian ...................................................................................... 97

BAB V ................................................................................................................................... 102

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 102

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 102

B. Saran .......................................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 104

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 108

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 3

Tabel 1. 2 Rata-Rata Rasio Keuangan BUS Periode 2012-2016 .......................... 10

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 49

Tabel 3. 1 Purposive Sampling ............................................................................. 58

Tabel 3. 2 Sample Bank Umum Syariah ............................................................... 59

Tabel 3. 3 Definisi Operasional ............................................................................ 73

Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 80

Tabel 4. 2 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 88

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perkembangan ROA Bank Umum Syariah Periode 2012-2016 ........ 7

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 54

Gambar 4. 9 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model ............................. 82

Gambar 4. 10 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model ................................ 83

Gambar 4. 11 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model ............................ 83

Gambar 4. 12 Hasil Uji Chow ............................................................................... 85

Gambar 4. 13 Hasil Uji Hausman ......................................................................... 86

Gambar 4. 14 Hasil Uji Normalitas....................................................................... 87

Gambar 4. 16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 89

Gambar 4. 17 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 90

Gambar 4. 18 Hasil Uji t ....................................................................................... 91

Gambar 4. 19 Hasil Uji F ...................................................................................... 95

Gambar 4. 20 Hasil Uji Adjusted R Square........................................................... 96

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: rata-rata data Variabel Penelitian ................................................... 108

Lampiran 2 Data Sampel Penelitian .................................................................... 108

Lampiran 3 Data variabel yang diolah ................................................................ 109

Lampiran 4 Hasil Olah Data ............................................................................... 111

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia yang sudah modern dan berkembang ini, peran bank

sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir

semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian,

perkebunan, jasa dan lain sebagainya sangat membutuhkan bank sebagai

mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Semua sektor usaha maupun

individu saat ini dan masa yang akan datang tidak lepas dari sektor

perbankan, karena perbankan merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan

aktivitas keuangan dalam menjalankan suatu usaha. Peran bank bagi

masyarakat individu, maupun dalam dunia bisnis sangat penting bahkan pada

suatu negara, karena bank adalah salah satu lembaga yang berperan dan

berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara.

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut ke mayarakat serta memberi jasa bank

lainnya (Kasmir, 2015: 12). Pengertian bank menurut Undang-Undang RI

Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2

Bank juga mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan

(financial intermediatery), dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga

yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) (Wahyudi, 2013:209).

Bank merupakan industri yang kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan

dari masyarakat (Ikatan Bank Indonesia, 2014:202). Oleh karena itu, bank

harus selalu menjaga kepercayaan masyarakat dengan cara menjaga serta

meningkatkan kinerja bank, karena penurunan kinerja bank juga

mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat sangat

diperlukan karena sala satu modal usaha bank didapatkan dari Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang dimana DPK yaitu dana dari masyarakat. Jika bank tidak

memiliki cukup dana, maka bank akan kesulitan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya.

Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terbagi menjadi dua

macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang

berdasarkan prinsip syariah (Thamrin dan Tantri, 2014:213). Munculnya bank

syariah di Indonesia diawali pada tahun 1990-an, seiring dengan adanya

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang perbankan, tetapi saat itu

hanya bank muamalat yang menetapkan perbankan berbasis syariah (Sadi

2015:29) dan perkenbangan bank syariah di Indonesia semakin

berkembangan belakangan ini.

3

Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dengan

definisi itu, Perbankan Syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit

Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (Hasan,

2009:4-5). Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas BUS dan BPRS

(Pasal 1 angka 7 UU Perbankan Syariah). Dengan definisi itu, berarti Bank

Syariah meliputi BUS dan BPRS dan UUS tidak termasuk di dalamnya

(Hasan, 2009:5).

Eksitensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat

sejak adanya UU No 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang

memberikan landasan operasional yang lebih jelas bagi bank syariah.

Perkembangan jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia yang terdiri

dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank

Perkreditan Rakyat (BPRS) ditunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 1. 1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia

Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016 2017*

Bank Umum Syariah

(BUS)

11 11 12 12 12 13

Kantor BUS 1.745 1.998 2.163 1.990 1.807 1.849

Unit Usaha Syariah

(UUS)

24 23 22 22 22 21

Kantor UUS 517 590 320 311 322 336

Bank Perkreditan

Rakyat Syariah (BPRS)

158 163 163 163 165 167

4

Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016 2017*

Kantor BPRS 401 402 439 446 453 456

*: Sampai bulan Juni 2017

(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK sampai Juni 2017)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, tampak bahwa perkembangan

kelembagaan perbankan syariah semakin meningkat sejak dikeluarkannya UU

No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dimana pada tahun 1992, hanya ada

satu Bank Syariah yang beroperasi dan merupakan Bank Syariah pertama di

Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia dan 9 BPRS lainnya.

Perkembangan kelembagaan bank syariah menunjukan bahwa dilakukannya

amandemen UU No. 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 tahun 1998 direspon

dengan baik oleh pelaku industri perbankan dengan adanya penambahan 1

BUS dan 1 UUS, serta 69 BPRS pada tahun 1999. Sehingga, hingga bulan

Juni tahun 2017 jumlah BUS yang beroperasi menjadi 13, diikuti oleh 21

UUS, dan 167 BPRS.

Peningkatan eksistensi bank syariah di Indonesia juga didorong oleh

tingginya minat masyarakat untuk menempatkan dananya di Bank Syariah.

Selain itu,kinerja perbankan syariah menunjukan peningkatan yang signifikan

(LPPS, 2010). Peranan perbankan syariah dalam aktifitas ekonomi di

Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional (Banoon dan

Malik, 2007). Peran dan fungsi perbankan syariah sangat penting dalam

perkembangan bank syariah di Indonesia, maka perlu ditingkatkan kinerja

bank syariah agar tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat.

Kinerja merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan, karena bisnis

5

perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu menunjukan

kredibilitasnya sehingga akan semakin banyak masyarakat yang

menggunakan jasa perbankan dalam bertransaksi, salah satunya melalui

peningkatan profitabilitas (Kasmir, 2010). Profitabilitas merupakan salah satu

indikator yang untuk mengukur kinerja perusahaan (Suryani, 2011), karena

kemampuan perusaan menghasilkan laba dapat menjadi tolak ukur kinerja

perusahaan. Selain itu, pada bank syariah hubungan bank dengan nasabah

bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan kemitraan (partnership)

antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) atau disebut juga penyandang

dana (shohibul maal) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) atau

disebut juga pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank

syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para

pemegang saham tetapi berpengaruh pula terhadap hasil yang dapat diberikan

kepada nasabah penyimpan dana. Dan itulah sebabnya profitabilitas pada

Bank Syariah sangat penting (Pratiwi, 2012).

Kinerja keuangan suatu bank juga mencerminkan tingkat kesehatan

bank tersebut. Dalam surat edaran BI No. 9/24/DPbs disebutkkan penilaian

tingkat kesehatan bank dipenngaruhi oleh faktor CAMELS (Capital, Asset,

Quality, Management, Earnings, Liquidity, and Sensitivity to Market Risk).

Aspek Capital meliputi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

atau Capital Adequancy Ratio (CAR), aspek Asset Quality meliputi Non

Performing Financing (NPF), aspek Earning meliputi Return On Equity

(ROE) dan Return On Asset (ROA), dan Operational Efficiency Ratio

6

(BOPO), dan aspek Liquidity meliputi Financing to Deposit Ratio (FDR)

(Pratiwi, 2012).

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur

kinerja suatu bank (Sofyan, 2002), karena kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dapat menjadi tolok ukur kinerja perusahaan (Misbach,

2015). Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen

berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinaman dan investasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari

kinerja yang ditunjukan oleh beberapa indikator (Nasser & Aryati, 2000).

Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA).

Profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) karena dapat

memperhitungkan kemampuan manejemen bank dalam mengelola aktiva

yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu

bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset

(Dendawijaya, 2009:118).

7

Gambar 1. 1 Perkembangan ROA Bank Umum Syariah Periode 2012-2016

(Sumber: Laporan Keuangan pada Masing-Masing Website BUS dan Website

Bank Indonesia Periode 2012-2016 (Data Diolah))

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa ratra-rata ROA pada Bank

Umum Syariah (BUS) tahun 2012 hingga 2016 berfluktuatif dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2012 sampai 2014 tingkat ROA menurun dari 1,4% hingga

0,7%. Tetapi mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015 dan 2016

menjadi 1,6% di tahun 2016. Tingkat ROA yang berfluktuatrif ini

mempengaruhi kinerja BUS itu sendiri. Karena tingkat ROA digunakan

manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk

menghasilkan income.

Capital Adequency Ratio (CAR) yang merupakan indikator permodalan

yang dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya

dengan tingkat risiko bank. Kecakupan modal berkaitan dengan penyediaan

modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin

timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar dana

berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) atau masyarakat (Sinungan, 200: 162).

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2012 2013 2014 2015 2016

ROA

ROA

8

Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak

meningkatnya kepercayaan masyarakat pada bank, dan akhirnya dapat

meningkatkan ROA. Manajemen bank perlu meningkatkan nilai CAR sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) minimal 8% karena dengan modal

yang cukup, bank dapat melakukan ekpansi usaha dengan lebih aman dalam

rangka meningkatkan profitabilitasnya (Yuliani, 2007: 33).

Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR) dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA berkaitan dengan adanya

pertentangan kepentingan (conflict of interest) antara likuiditas dengan

profitabilitas. Bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan

memperbesar cadangan kas, maka bank tidak akan memakai seluruh loanable

funds yang ada karena sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangaan

tunai (cash reserve), ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan

berkurang. Sebaliknya jika bank ingin mempertinggi profitabilitas, maka

dengan cash reserve untuk likuiditas terpakai oleh bisnis bank, sehingga

posisi likuiditas akan turun (Sinungan, 2000:98). Jika rasio ini meningkat

dalam batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam

bentuk pembiayaan, sehingga akan meningkatkan laba bank, dengan asumsi

bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang efektif. Dengan

meningkatkan laba, maka ROA juga akan meningkat, karena laba merupakan

komponen yang membentuk ROA (Ponco, 2008).

Kualitas aktiva dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing

Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas karena

9

mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan

kualitas pembiayana bank syariah semakin buruk. Tingkat kesehatan

pembiayaan NPF ikut mempengaruhi pencapaian laba bank. Pengelolaan

pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan

sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah (Suhada, 2009).

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.

BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank

dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Teori yang ada

menjelaskan bahwa hubungan antara BOPO dan ROA adalah berbanding

terbalik. (Stiawan, 2009:8). Semakin tinggi rasio BOPO, kinerja bank akan

semakin menurun. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat rasio

BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut (Riyadi, 2006).

Jika tingkat BOPO meningkat maka bank tersebut menjalankan

operasionalnya tidak efisein, sehingga menyebabkan ROA menjadi menurun

karena biaya operasional menjadi tinggi (Ramadhan, 2013). BOPO diukur

secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Melalui rasio ini

diukur apakah manajeemen bank telah menggunakan semua faktor

poduksinya dengan efektif dan efissien. BOPO merupakan perbandingan

antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (Ponco, 2008: 6).

Dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) adalah dana yang berasal dari

masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank

dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki

10

oleh bank (Hasanudin, 2010:26). Semakin meningkat pangsa pasar dana

pihak ketiga semakin meningkatan kredit yang diberikan (Irianti, 2013). Total

dana pihak ketiga yaitu yang berasal dana masyarakat dalam arti masyarakat

sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan,

dan lain-lain, baik dalam mata uang rupiah atau valuta asing (Nurul dan Ririh,

2016).

Semakin tinggi profitabilitas bank syariah maka semakin baik pula

kinerja bank tersebut. Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai

macam variabel yang diambil dari laporan keuangan bank syariah. Laporan

keuangan tersebut menghasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat

membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja bank

syariah. Tabel dibawah ini menyajikan perkembangan rata-rata rasio

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2012-2016

Tabel 1. 2 Rata-Rata Rasio Keuangan BUS Periode 2012-2016

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

ROA (%) 1,40 1,04 0,66 0,81 1,77

CAR (%) 19,49 16,58 18,17 18,45 19,20

NPF (%) 19,25 17,00 4,13 4,78 4,82

FDR(%) 90,48 93,95 90,44 92,53 90,52

BOPO(%) 84,36 88,64 98,95 96,68 99,32

DPK (Milyar

Rupiah)

11.914 14.363 16.698 16.993 18.204

(Sumber: Laporan Keuangan pada Website Masing-Masing Bank Umum

Syariah Periode 2012-2016 dan Laporan Keuangan pada Website Bank

Indonesia (Data Diolah))

Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata ROA, CAR, NPF,

FDR, BOPO dan DPK BUS pada tahun 2012 hingga 2016 berfluktuatif. Pada

11

tahun 2014 tingkat NPF mengalami penurunan yang cukup signifkan dari

17,00% pada tahun 2013 menjadi 4,13% pada tahun 2014. Dan penurunan

NPF justru dibarengi dengan penurunan tingkat ROA sebesar 0,38%,

sedangkan hubungan NPF dan ROA yaitu berbanding terbalik. Selain itu

terdapat beberapa perbedaan dengan teori yang menyatakan hubungan CAR,

NPF, FDR, BOPO, dan DPK terhadap ROA. Pada tahun 2013 ketika ROA

mengalami penurunan sebesar 0,36%, NPF juga mengalami penurunan

sebesar 2,25%. Kemudian pada tahun 2014 ketika rasio ROA mengalami

penurunan kembali sebesar 0,38%, rasio FDR justru mengalami penurunan

pula sebesar 2,91%. Begitupula pada tahun 2015 ketika rasio ROA mulai

mengalami kenaikan kembali sebesar 0,15%, rasio NPF dan FDR juga

mengalami kenaikan. Rasio NPF naik sebesar 0,65% dan FDR naik sebesar

2,09%. Dan pada tahun 2016 terjadi hal yang sama dimana kenaikan ROA

sebesar 0,96% justru dibarengi oleh kenaikan NPF dan BOPO, NPF naik

sebesar 0,04% dan BOPO naik sebesar 2,64%.

Selain itu penelitian ini mengacu pada penenelitian-penelitian

sebelumnya dengan berbagai hasil yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian

terdahulu terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas

bank, namun tidak konsisten hasilnya. CAR yang diteliti oleh Mokogow dan

Fuady (2015), Yulihapsari dkk (2017), Mahmudah dan (2016) menunjukan

pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum

Syariah. Sedangkan menurut Lemiyana dan Litriani (2016) menyatakan

bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) BUS.

12

NPF yang diteliti oleh Mahmudah dan Harjanti (2016), menunjukan

pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangkan

menurut Yulihapsari dkk (2017), Lemiyana dan Litriani (2016), Mahmudah

dan Harjati (2016) NPF menunjukan pengaruh negatif terhadap profitabilitas

(ROA) BUS.

FDR yang diteliti oleh Qorifah (2016) menunjukan pengaruh positif

signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangnya FDR yang diteliti

oleh Lemiyana dan Litriani (2016), Mulati dan Khoiruddin (2015),

Mahmudah dan Harjati (2016), (2014), dan menuunjukan pengaruh negatif

terhadap profitabilitas (ROA) BUS.

BOPO yang diteliti oleh Simatupang dan Franzlay (2016) menunjukan

pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangnya

BOPO yang diteliti oleh Mokogow dan Fuady (2015), Yulihapsari,

Rahmatika, dan Waskito (2017), dan Lemiyana dan Litriani (2016)

menuunjukan pengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) BUS.

DPK yang diteliti oleh Anggreni dan Suardhika (2014) menunjukan

pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangnkan

menurut Mulati dan Khoiruddin (2015) DPK menunjukan pengaruh negatif

terhadap profitabilitas (ROA).

Bedasarkan pada teori gap yang sudah ada pasa penelitian terdahulu dan

banyaknya hasil penelitian terdahulu yang tidak sesuai dengan teori yang ada,

atau bahkan adanya fenomena-fenomena yang mempengaruhi profitabilitas.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti lebih lanjut adalah

13

variabel-variabel para peneliti terdahulu yang hasilnya tidak konsisten dan

dipilih berdasarkan pada adanya research gap dan adanya suatu

pengembangan model dari penelitian terdahulu.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan data-data diatas yang

memberikan hasil yang berbeda atas penelitian yang satu dengan yang

lainnya (research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam. Objek penelitian

sendiriadalah Bank Umum Syariah, paling tidak Bank Umum Syariah ini

dapat dijadikan tolak ukur dalam membaca kinerja keuangan terutama tingkat

profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Adapun tahun penelitian adalah

periode 2012-2016 dengan pertimbangan tahun tersebut merupakan 5 tahun

terakhir pada saat penelitian dilakukan. Sehingga peneliti tertarik untuk

meneliti rasio keuangan dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank

Umum Syariah, maka penelitian ini mengangkat judul “PENGARUH

CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING

FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA

OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL

(BOPO), DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP

PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang ada pada uraian latar belakang

diatas, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

14

1. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?

4. Apakah terdapat pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah

di Indonesia?

5. Apakah terdapat pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?

6. Apakah terdapat pengaruh variabel Capital Adequency Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak

Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?

C. Tujuan Penulisan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Adapun tujuanya yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.

15

3. Untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah

di Indonesia.

5. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap

profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.

6. Untuk menganalisis pengaruh variabel Capital Adequency Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana

Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait, seperti:

1. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam

menilai laporan keuangan bank syariah dalam mengevaluasi tingkat

profitabilitas bank. Selain itu juga, dapat digunakan untuk menjadi acuan

atau landasan dalam memutuskan kebijakan keuangan (financing) untuk

membuat keputusan demi meningkatkan kesehatan bank.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan

informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

16

3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa

perbankan syariah.

4. Bagi akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan

di bidang ekomoni perbankan syariah, sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan terkait variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah. Dan hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pengaruh variabel-variabel atau rasio keuangan yang terkait terhadap

tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan

Bank adalah salah satu dari lembaga keuangan di Indonesia. Definisi

lembaga keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia No 792 Tahun 1990 yaitu lembaga keuangan adalah

semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa

penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk

membiayai investasi perusahaan. Menurut Undang-Undang No 10 Tahun

1998 tentang Perbankan, mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat, dalam bentu kredit atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Ismail,

2010:3).

Para ahli dalam bidang perbankan memberi definisi yang berdeda-

beda mengenai bank, namun demikian berbagai definisi tersebut

mempunyai tujuan yang sama. Untuk memudahkan dalam mengartikan

definisi tersebut, berikut beberapa pengertian bank menurut beberapa ahli:

Kasmir (2008:1): “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kembali dana tersebut ke masyarakat derta memberikan jasa lainnya”.

18

Lukman Dendawijaya (2003: 25): “Bank adalah suatu jenis lembaga

keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan

pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,

bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai

perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.

Malayu S.P Hasibuan (2008:2): “Bank adalah lembaga keuangan,

penciptaan uang, pengumpulan dana dan penyaluran kredit, pelaksana lalu

lintas pembayaran, stabilisator monoter serta dinamisatir pertumbuhan

perekonomian”.

Peran utama bank dalam sebagai lembaga intermediasi keuangan

(Financial intermediary) adalah mengalihkan dana dari pihak yang

kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di

samping jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu, bank berfungsi

sebagai lembaga intermediasi keuangan atau perantara keuangan, maka

dalam hal ini faktor “kepercayaan” dari masyarakat atau nasabah

merupakan faktor utama dalam menjalalankan bisnis perbankan (Martono,

2010:19).

Pengertian penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpulkan

atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam

bentuk simpnan giro, tabungan, dan deposit. Sedangkan pengertian

penyaluran dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat

simpanan giro, tabungan dan deposit ke masyarakat dalam bentuk

pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasatkan prinsip konvensional atau

19

pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah (Kasmir. 2004:

12).

a. Fungsi Perbankan

Menurut Pasal 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan menjelaskan bahawa fungsi perbankan Indonesia adalah

menghimpun dana dan kemudian menyalurkan dana ke masyarakat.

Fungsi tersebut dikenal sebagai intermediasi keuangan (financing

intermediary). Menurut Riyadi (2006) fungsi perbankan lebih spesifik

sebagai berikut: (Riyadi, 2006:67)

1) Fungsi Pembangunan (Development)

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat

menunjang pertumbuhan perekonomia negara. Jika sistem dan

perbankan baik, maka perbankan akan bermanfaat bagi

pembangunan Indonesia.

2) Fungsi Pelayanan (Service)

Pelayanan di sini adalah memberikan semua kegiatan

keuangan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh nasabah, sehingga

nasabah memperoleh kemudahan dalam melakukan kegiatan

transaksi keuangannya.

3) Fungsi Transmisi

Fungsi transmisi merupkan kegiatan perbankan yang

berkaitan dengan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

dengan menciptakan instrumen keuangan yang disebut dengan

20

uang giral. Uang giral adalah jenis simpanan dana di bank yang

dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan jenis

simpanan uang tersebut umumnya dikenal dengan tabungan giro.

b. Jenis-Jenis Bank

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari bebagai

segi anatra lain: (Kasmir, 2004:21)

1) Dilihat dari segi jenisnya:

Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan

terdiri dari:

a) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memebrikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Dilihat dari segi kepemilikannya:

a) Bank Milik Pemerintah, merupakan bank yang akte pendirian

maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh

keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b) Bank Milik Swasta Nasional, merupakan bank yang seluru

atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte

21

pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian

keuntungan diambil oleh swasta pula. Dalam bank swasta

milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh

badan usaha yang berbentuk koperasi.

c) Bank Milik Asing, merupakan cabang dari bank yang ada

diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah

suatu negara.

d) Bank Milik Campuran, merupakan bank yang kepemilikan

sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.

Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang

oleh warga negara Indonesia.

3) Dilihat dari segi statusnya:

a) Bank Devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan

transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata

uang asing secara keseluruhan.

b) Bank Non-Devisa, merupakan bank yang belum mempunyai

izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa,

sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya

bank devisa.

4) Dilihat dari segi cara menentukan harga:

a) Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang beroperasi di Indonesia berdasarkan

prinsip konvesnional. Ciri khas prinsip konvensional antara

22

lain menetapkan bunga sebagai harga jual untuk produk

simpanan maupun pinjaman. Selain itu bank yang

berdassarkan prinsip konvensional menetapkan biaya-biaya

dalam nominal atau presentase tertentu seperti biaya

administrasi, sewa, atau biaya lainnya

b) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah, bank yang menerapkan

aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam amat bank dengan

pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau

pembiayaan usaha atau mencari keuntungan bagi bank

berdasarkan prinsip syariah.

2. Perbankan Syariah

Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi,

yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa

pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan

yang di lakukan dengan akad yang sesuai syariah telah mmenjadi bagian

dari tradisi umat islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktir-praktik

seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan

konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang,

telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW (Karim, 2004:18).

Menurut Pasal 1 ayat UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut

tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

23

usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannnya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya

disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum

Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit

yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit

kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi

sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit

syariah (Bank Indonesia)..

Bank syariah adalah sistem perbankan dalam Ekonomi Islam

didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian.

Disini artinya siapa yang ingin mendapatkan hasil dari tabungannya, juga

harus bersedia mengambil risiko. Bank-bank syariah dikembangkan

berdasarkan prinsip yang tidak membolehkan pemisahan anatara hal yang

temporal (keduniaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan

kepada syariah sebagai dasar dari semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini

tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi transaksi bisnis pun harus sesuai

dengan ajaran syariah (Stiawan, 2009: 15).

24

a. Prinsip Perbankan Syariah

Menurut Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

tentang Perbankan, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga

yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

Lembaga yang berwenang di sini adalah Dewan Pengawas Syariah

(DPS) yang bersifat independen yang merupakan kepanjangan tangan

dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

DPS ditempatkan pada bank yang melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah dengan tugas yang diatur oleh DSN-MUI.

Adapaun prinsip perbankan sebagai berikut (Aziz, 2006: 4):

1) Larangan riba dan bunga

Larangan ini dimulai dari adanya pelarangan yang tegas

terhadap riba. Tidak diragukan lagi bahwa apa yang diharamkan

oleh al-Qur’an maupun al-hadits adalah riba. Al-Qur’an

mengharamkannya dalam Qs.2:275.

Allah berfirman:

25

Artinya:

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian

itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang

yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), maka banginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya

(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),

maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

didalamnya.

2) Keadilan sosial, persamaan, dan hak milik

Keadilan sosial dalam pandangan Islam menuntut penmilik

dana dan pengguna dana untuk berbagi atas keuntungan,

demikian juga bila terjadi kerugian. Islam memberikan panduan

bahwa proes akumulasi kekayaan dan distribusi ekonomi

terbentuk secara fair dan benar.

3) Uang sebagai modal “potensial”

Dalam pandangan islam uang mmerupakan modal

“potensial”. Ia akan menjadi modal nyata ketika uang tersebut

bekerjasama dan bergabung dengan sumber daya lain untuk

26

melakukan suatu aktivitas produktif. Islam mengakui nilai

kontribusi uang, ketika ia bertindak sebagai modal yang

digunakan untuk aktivitas usaha.

4) Larangan perilaku spekulatif

Sistem keuangan Islam tidak menghendaki penimbunan

(hoarding) dan melarang transaksi yang mengandung

ketidakpastian perjualan, dan beresiko ekstrim.

5) Kesucian akad (kontrak)

Islam menegakan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak)

dan keterbukaan informasi sebagai tugas suci. Hal ini

dimaksudkan untuk mengurangi resiko dari informasi asimetrik

dan moral.

6) Aktivitas yang disetujui syariah

Hanya aktivitas bisnis yang tidak melangggar ketentuan-

ketentuan syariah yang memenuhi perssyaratan untuk investasi.

Sebagai contoh, investasi bisnis yang berkaitan dengan minuman

keras, perjudian, dan barang haram yang dilarang oleh Islam.

Adapun prinsip-prinsip bank syariah menurut Nadratuzzaman

(2006) antara lain:

1) Prinsip Al-Ta‟awun yaitu prinsip untuk saling membantu dan

bekerja sama anatara anggota masyarakat dalam kebaikan

27

2) Prinsip menghindari Al Ikhtina yaitu dana berhenti, membiarkan

uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang

bermanfaat bagi masyarakat umum.

b. Fungsi Perbankan Syariah

Adapun fungsi dari bank syariah menurut Sofyan S. Harahap

(2005) anatara lain sebagai berikut:

1) Manajer Investasi

Salah satu fungsi bank yang penting adalah sebagai manajer

investasi, maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer

investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya

pendapatan (bagi hasil) yang diterima sangat tergantung pada

keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah.

Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah diharapkan

mendapatkan hasil yang mempunyai implikasi langsung kepada

pemilik dana. Jika investasi yang dilakukan bank syariah

mengalami pembayaran yang tidak lancar, bahkan sampai macet,

bisa mengakibatkan pendapatan yang diperoleh kecil dan

pendapatan pemilik dana menjadi kecil pula.

2) Investor

Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis dan pola

investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut meliputi

akad Murabahah, Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Salam,

memperdgangkan produk dan investasi atau memperdagangkan

28

saham yang dapat diperjual belikan, keuntungan dibagikan setelah

bank menerima bagan keuntungan yang sudah disepakati sebelum

pelaksanaan akad.

3) Jasa Keuangan

Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa

keuangan, misalnya memberi jasa kliring, transfer, inkaso,

pembayaran gaji, jasa untuk memperoleh imbalan atas dasar

sewa, dan sebaganya. Hanya saja yang sangat diperhatikan adalah

prinsip syariah tidak boleh dilanggar.

4) Fungsi Sosial

Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank Islam

memberi pelayanan sosial apakah melalui Qard (Pinjaman

kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-

prinsip Islam. Disamping itu konsep perbanakan syariah

mengharuskan bank-bank Islam untuk memainkan peran penting

didalam pengembangan sumber daya manusianya dan

memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial.

c. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Bank syariah menawarkan produk dan jasa perbankan sesuai

dengan syariah Islam. Sebelum dipasarkan, produk atau jasa tersebut

harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewan Pengawas Syariah yang

menetapkan apakah produk atau jasa tersebut memenuhi prinsip

syariah atau tidak.

29

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah

dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu (Karim: 2014: 97):

1) Produk Penyaluran Dana (Financing)

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis

besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori

yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu (Karim,

2014: 97):

a) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli (Ba‟i)

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni

sebagai berikut:

(1) Pembiayaan Murabahah

Murabahah (al-bai‟ bi tsaman ajil) lebih dikenal

sebagai murabahah beral dari kata ribhu (keuntungan),

adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah

keuntungan. Bank bertindak sebagai penjual, sementara

nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli

bank ditambah dari pemasok ditambah keuntungan

(margin) (Karim, 2014: 98).

(2) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli di mana barang

yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang

diserahkan secara tangguh sementara pembayaran

30

dilakukan tunai. Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon,

namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan

waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti

(Karim, 2014: 99).

(3) Pembiayaan Istisha‟

Istishna‟ menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna‟ pembayaran dapat dilakukan oleh bank

beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna‟ dalam

bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan

manufaktur dan konstruksi (Karim, 2014: 100).

b) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)

Prinsip ijarah dilandasakan adanya perpindahan

manfaat. Jadi, pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan

prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek

transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya

adalah jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual

barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu, dapat

perbankan syariah dikenal ijarah muntahiyah bittamlik (sewa

yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa

dan harga jual disepakati diawal perjanjian (Karim, 2014:

101).

31

c) Pembiayaan dengan prinsip bagi-hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas

prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut:

(1) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah

musyarakah (syirkah atau syarikah). Transaksi

musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka

miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang

melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka secara

bersama-sama memaduka seluruh bentuk sumber daya

baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (Karim,

2014: 102).

(2) Pembiayaan Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang

populer dalam pprosuk perbankan syariah yaitu

mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerja sama

antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shoibul

al-maal) mempercayai sejumlah modal kepada pengelola

(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagiann

keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam

padua kontribusi 100% modal kas dari shaibul al-maal

dan keahlian dari mudharib (Karim, 2014: 103).

32

d) Pembiayaan dengan akad pelengkap

Akad pelengkap ini tidak ditunjukan untuk mencari

keuntungan, tapi ditunjukan untuk mempermudah

pelaksanaan pembiayaan. Meskpun tidak ditujukan untuk

mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan

untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk melaksanakan akad ini (Karim, 2014: 105).

(1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu

supplier mendapatkan modal tunai agar dapat

melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti-biaya

atas jasa pemindahan piutang (Karim, 2014: 105).

(2) Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan

jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam

memberikan pembiayaan (Karim, 2014: 106).

(3) Qardh

Qard adalah pinjaman uang (Karim, 2014: 106).

(4) Wakalah (Perwakilan)

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila

nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili

dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti

33

melakukan L/C, inkaso, dan transfer uang (Karim, 2014:

107).

(5) Kafalah (Garansi Bank)

Garansi bank dapat diberikan untuk menjamin

pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat

mensyaratkan nasabah untuk menempatkkan sejumlah

dana untuk fasilitas ini sebagai rahn (Karim, 2014: 107).

2) Produk Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro,

tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang

diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip

Wadi‟ah dan Mudharabah.

a) Prinsip Wadi‟ah

Prinsip yang diterapkan adalah wadi‟ah yad dhamanah

yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi‟ah

dhamanah berbeda dengan wadi‟ah amanah. Dalam wadi‟ah

amanah, pada prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan

oleh yang dititipi. Sementara dalam wadi‟ah dhamanah, pihak

yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta

titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.

Karena wadi‟ah yang diterapkan dalam prosuk giro perbankan

ini juga disifati dengan yad dhamanah, implikasi hukumnya

sama dengan qard, di mana nasabah bertindak sebagai yang

34

meminjam uang, dan bank bertindak sebagai yang dipinjami

(Karim, 2014: 107-108).

b) Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan

atau depossan bertindak sebagai shaibul maal (pemilik modal)

dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut

digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah.

Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan

mudhharabah kedua. Hasil usaha akan dibagi hasilkan

berdasarkan nisbah yang disepakati. Berdasarkan kewenangan

yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip

mudharabah terbagi dua yaitu (Karim, 2014: 108):

(1) Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account)

Dalam mudharabah mutlaqah tidak ada pembatasan

bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Bank

memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan untuk

menyalurkan dana ke bisnis manapun yang diperkirakan

menguntungkan Investment Account (Karim, 2014: 109).

(2) Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment

Account)

Dalam mudharabah ini nasabah yang menentukan

bisnis apa yang harus dikelola oleh bank.

35

3) Produk Jasa

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries

(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)

dengan pihak yang kelebihan dana (suplus unit), bank syariah

dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada

nasabah dengan mendapat imbalan berupada sewa atau

keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain Sharf (jual beli

valuta asing) dan Ijarah (sewa) (Karim, 2014: 112).

d. Penilaian Kesehatan Perbankan Syariah

Penilaian kesehatan perbankan syariah dilakukan berdasarkan

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip

Syariah yang berlaku mulai 24 Januari 2007. Dari hasil penjelasan

Deputi Gubernur Bank Indonesia menjelaskan bahwa penerapan ini

dilakukan dengan memperkirakan produk dan jasa perbankan syariah

ke depan kian beragam dan kompleks, sehingga eksposir risiko yang

dihadapi juga semakin meningkat. Meningkatnya eksposir risiko

tersebut akan mengubah profil risiko bank syariah, yang pada

gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank tersebut.

Dalam penilaian tingkat kesehatan, bank syariah telah memasukkan

risiko yang melekat pada aktivitas bank (inherent risk), yang

merupakan bagian dari proses penilaian manajemen risiko.

36

3. Rasio Keuangan

Rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara paling umum

digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Rasio keuangan

bank menggambarkan hubungan matematis anatar suatu jumlah dengan

jumlah lainnya (Dendawijaya, 2003: 58). Jenis rasio yang digunakan

dalam suatu bank diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio profabilitas/rentabilitas, rasio resiko usaha bank, dan rasio efisiensi

usaha (Martono, 2010: 81).

a. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini

bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan

laba selama periode tertentu. Semakinn tinggi rasio profitabilitas yang

dimiliki menggambarkan bank tersebut berhasil meningkatkan

pendapatan dan meminimalisir biaya operasional yang dikeluarkan.

Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu

perusahaan yang notabene profit motif (Mawardi, 2004:15).

Profitabilitas biasanya diukur mengunakan rasio perbandingan.

Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan

kinerja profitabilitas bank adalah Return On Equity (ROE) dan Return

On Assets (ROA) (Pratiwi, 2012).

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia

lebih mementingkan penilaian bearnya ROA dan tidak memasukan

unsur ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan

37

pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu

bank yang diukur aset yang dananya sebagian besar dari dana

simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2003).

Selain ROA dan ROE, untuk menghitung profitabilitas

digunakan pula rasio Gross Profit Margin (GPM) dan Net Profit

Margin (Martono, 2010).

b. Rasio Likuiditas

Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank alam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapet

memenuhi kewajiban hutang-hutangnya. Dapat membayar kembali

semua depositnya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang

diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas dapat diukur

melalui Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Loan to

Assetss Ratio (Martono, 2010).

c. Rasio Solvabilitas (Capital)

Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban

jangka panjangnya atau kemampuan bank dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Rasio permodalan

sering juga disebut rasio solvabilitas yang dapat dihitung dengan rasio

kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) (Martono,

2010).

38

d. Rasio Resiko Usaha Bank

Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko,

begitu pula resiko yang dihadapinya. Resiko-resiko ini dapat dikut

secara kuantitatif melalui rasio Deposit Risk Ratio dan Interest Rate

Risk Ratio (Martono, 2010).

e. Rasio Efisiensi Usaha

Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah

menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna, maka

secara kuantitatif tingkat efissiensi yang telah dicapai oleh manajemen

bank yang bersangkutan juga dapat diukur melalui rasio Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Laverage

Multiplier Ratio, Asset Utilazation Ratio dan Operating Ratio

(Martono, 2010).

4. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mampu mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Jika ROA

suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi

pengamanan aset. Laba yang tinggi membuat bank mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk

menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh

kesempatan menyalurkan dana dengan lebih luas (Wuri, 2011:55).

39

Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan,

semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari

segi penggunaan asset (Dendawijaya 2003: 120). Dengan kata lain, ROA

merupakan ukuran kinerja keuangan efektifitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

Menurut Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001,

rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak

terhadap total asset (total aktiva). Seperti yang dituangkan dalam rumus

berikut:

5. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang

menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan

pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Bank indonesia menetapkan CAR

yang dimiliki oleh bank minimal 8%. Apabila ketentuan CAR tidak

terpenuhi, maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan akan

mengurangi kemampuan ekspansi penyaluran dana (Herman, 2012:18).

Return On Asset = Laba Sebelum Pajak X 100%

Total Asset

40

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk

menutup penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank

disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya 2003:123).

CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2003:122).

Dalam menelaah CAR bank syariah, terlebih dahulu harus

dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat dibagi atas (Arifin,

2009):

a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/kewajiban atau hutang

(wadiah atau qard dan sejenisnya).

b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing

Investment Account).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31

Mei 2004, CAR merupakan perbandingan antara modal dengan Aktiva

Tertimbang Menurut Resiko (ATMR):

Capital Adequacy Ratio = Modal X 100%

ATMR

41

6. Non Performing Financing (NPF)

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing Loan (NPL) atau

Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri

dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin

NPL diperuntukan untuk bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah

(Meydianawathi, 2007:138).

NPF adalah jumlah kredit bermasalah dan kemungkinan tidak dapat

ditagih. Semakin besar NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut

(Stiawan, 2009:7). NPF mencerminkan resiko pembiayaan, semakin tinggi

rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal

7 Desember 2007, Non Performing Financing (NPF) dihitung dengan

membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah dengan total pembiayan

yang dimiliki oleh bank. Menurut Bank Indonesia pembiayaan bermasalah

dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yakni kurang lancar,

diragukan, dan macet.

7. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio seluruh jumlah kredit

yang diberikan dengan dana yang diterima bank (Ibid:116). Fungsi utama

bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financing

Non Performing Financing = Pembiayaan Bermasalah X 100%

Total Pembiayaan

42

intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukan oleh FDR. FDR

adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana

yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2009:82). FDR menggambarkan

kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan

likuiditas bank. Hal ini dikarenakan penyaluran kredit merupakan salah

satu tujuan dari penghimpunan dana bank, yang sekaligus memberikan

kontribusi pendapatan terbesar bagi bank. Semakin banyak kredit yang

disalurkan, maka semakin illiqiud suatu bank. Karena seluruh dana yang

berhasil dihimpun telah disalurkan dalam bentuk kredit, sehingga tidak

terdapat dana untuk dipinjamkan lagi atau untuk diinvestasikan (Angelita,

2016).

Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan dalam Surat

Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 batas FDR

berada pada tigkat 85%-100%. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI

memperlakukan peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 yang berisi

ketentuan standar FDR pada tingkat 78%-100%.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP

tanggal 31 Mei 2004, FDR dihitung dengan membandingkan jumlah kredit

dengan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Financing to Deposit Ratio = Jumlah Kredit X 100%

Dana Pihak Ketiga

43

8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut kamus keuangan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan

efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan

satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari

laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio biaya

operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakuan kegiatan operasi (Ibid:

120).

Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengandalkan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional (Ponco, 2008: 22). Rasio

BOPO menunjukan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya,

terutama kredit, dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di

Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil

BOPO menunjukan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas

usahanya (Wibowo, 2013: 4).

Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah

dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati

angka 100%, maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam

menjalankan operasinya (Ponco, 2008:23).

44

Menurut Bank Indonesia dalam lampiran Surat Edaran (SE) No.

3/30/DPNP berikut adalah rumus untuk menghitung BOPO:

9. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan

RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan

oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana

dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang berasal dari masyarakat

luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional

suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu

membiayai operasionalnya dari sumber dana ini (Kasmir, 2008:64).

Menghimpun dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat

merupakan kegiatan pokok perbankan. Pengertian menghimpun dana

berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari

masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.

Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksanakan oleh bank melalui

berbagai starategi agar masyarakat tertarik dan ingin menginvestasikan

dananya melalui lembaga keuangan bank (Martono, 2010: 24).

Biaya Operasional terhadap: Beban Operasional X 100%

Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional

45

Terdapat 3 macam sumber dana langsung dari masyarakat yaitu:

rekening tabungan (saving deposit), rekening simpanan berjangka (time

deposit), dan rekening giro (demand deposit). Selain itu terdapat pula

sumber dana lain yang bersifat tidak langsung atau berupa pengendapan

dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa bank (fee based

income) (Arthesa, 2006:63).

Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan

agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-

masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu

pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh

dapat berupa keuntungan dari bunga dan kemudahan atau keamanan

uangnya (Kasmir, 2004: 48).

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan

operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu

membiayai operasionalnya. Dari sumber dana ini. Menurut UU Perbankan

No. 10 tahun 1998 sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap ssaat

dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan

bank.

46

c. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

B. Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka diatas maka

dibentuk kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

1. Hubungan CAR dengan ROA

Pemodalan menunjukan kemampuan bank untuk mengawasi serta

mengontrol risiko yang terjadi, yang bisa mempengaruhi besarnya modal

bank (Prastiyaningtyas, 2010 dikutip dalam Anggareni dan Suardhika,

2014). Bank apabila mempunyai modal yang memadai maka dapat

melakukan kegiatan operasionalnya dengan efisiensi, dan akan

memberikan keuntungan pada bank tersebut. Hasil penelitian Mokoagow

dan Waskito (2015), Yulihapsari, dkk (2017), Mahmudah dan Harjanti

(2016), Simatupang dan Franzlay (2016), Anggareni dan Suardhika

(2014) dan Diknawati (2014) menunjukan bahwa CAR berpengaruh

positif terhadap ROA. Ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat

CAR maka akan meningkatkan tingkat ROA pula.

DPK = Giro + Tabungan + Deposito

47

2. Hubungan NPF dengan ROA

Fungsi bank dalam melakukan pemberian kredit maka akan

mempunyai risiko yaitu, berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau

yang biasa disebut dengan resiko kredit. Kredit bermasalah dapat diukur

dari kolektibilitasnya (Anggareni dan Suardhika, 2014). Non Performing

Financing (NPF) adalah pembiayaan yang bermasalah yang terdiri dari

pembiayaan yang berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet

(Kamus Bank Indonesia). NPF yang tinggi akan memperbesar biaya,

sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Hubungan FDR dengan

ROA. Hasil penelitian yang dilakukan Yulihapsari, dkk (2017),

Simatupang dan Franzlay (2016), dan Anggraeni dan Suardhika (2014)

menunjukan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Dan dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat NPF maka akan membuat ROA

semakin rendah begitu juga sebaliknya.

3. Hubungan FDR dengan ROA

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu jumlah pendanaan

yang dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan selama waktu tertentu dari hasil hasil penghimpunan

dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi

semakin rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan. Hal ini

disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayan

menjadi semakin besar (Sinungan, 2000 dikutip dalam Mahmudah dan

Harjanti, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muliawati dan

48

Khoiruddin (2015), Mahmudah dan Harjanti (2016), dan Diknawati

(2014) menunjukan bahwa FDR berpengaruh negartif terhadap ROA. Itu

menunjukan bahwa semakin besar tingkat FDR maka semakin rendah

tingkat ROA, dan begitu sebaliknya.

4. Hubungan BOPO dengan ROA

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

melakukan kegiatan operasionya (Dendawijaya, 2009: 119-120). Bank

Indonesia meminta menurunkan BOPO menjadi 80% karena semakin

rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank

tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada

di perusahaan (Lemiyana dan Litriani (2016). Penelitian yang dilakukan

Mokoagow dan Waskito (2015), Yulihapsari, dkk (2017), Lemiyana dan

Litriani (2016), Muliawati dan Khoiruddin (2015), dan Diknawati (2014)

menunjukan bawah rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA,

yang artinya semakin besar rasio BOPO maka semakin kecil tingkat

ROA dan begitu pula sebaliknya.

5. Hubungan DPK dengan ROA

Dana masyarakat (DPK) adalah dana yang berasal dari masyarakat,

baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan

menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh

bank (Hasanudin, 2010:26). Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga maka

semakin tinggi juga profitabilitas suatu bank dengan asumsi penyaluran

49

kredit bank lancar dan pembiayaan tidak mengalami masalah (Muliawati

dan Khoiruddin (2015). Pada penelitian yang dilakukan Anggaeni dan

Suardhika (2014) menunjukan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap

ROA dan ini membuktikan bahwa semakin besar tingkat DPK maka

semakin besar pula tingkat ROA.

C. Penelitian Terdahulu

Berbagai macam penelitian telah banyak dilakukan. Penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat digunakan sebagai dasar teori

dan penguat dalam pembentukan hipotesis penelitian. Selain itu penelitian

terdahulu dimaksudkan pula untuk menggali informasi tentang ruang

penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu

yang telah diringkas dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

1 Sri Windarti

Mokoagow

dan Misbach

Fuady

(Jurnal LP3M

STIEBBANK

Yogyakarta,

Vol 6, No. 1,

Juli 2015)

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

ROA (Y)

CAR (X1)

KAP (X2)

BOPO (X3)

FDR (X4)

GWM (X5)

CAR

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap ROA

KAP

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

BOPO

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

FDR

50

No Peneliti Judul Variabel Hasil

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap ROA

GWM positif

tidak

signifikan

terhadap ROA

2 Wahyu Dwi

Yulihapsari,

Dien Noviany

Rahmatika dan

Jaka Waskito

(Univ.

Pancasakti

Tegal

MULTIPLIER

-Vol. I No. 2

Mei 2017)

Analisis

Pengaruh Non

Performing

Financing

(NPF), Capital

Adequacy Ratio

(CAR),

Financing to

Deposito Ratio

(FDR), dan

BOPO terhadap

Profitabilitas

ROA (Y)

NPF (X1)

CAR (X2)

FDR (X3)

BOPO (X4)

NPF

berpengaruh

negatif tidak

signifkan

terhadap ROA

CAR

berpengaruh

signifikan

positif

terhadap ROA

FDR

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap ROA

BOPO

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

3 Lemiyana dan

Erdah Litriani

(I-Economic

Vol. 2, No. 1

Juli 2016)

Pengaruh NPF,

FDR, BOPO

terhadap Return

On Asset (ROA)

Pada Bank

Umum Syariah

ROA (Y)

NPF (X1)

FDR (X2)

BOPO (X3)

CAR (X4)

NPF dan

FDR

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap ROA

BOPO

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

CAR

berpengaruh

negatif tidak

signifikan

terhadap ROA

51

No Peneliti Judul Variabel Hasil

4 Sri Muliawati

dan Moh.

Khoiruddin

(Manajement

Analysis

Journal 4(1)

(2015)

Manajemen,

Fakultas

Ekonomi,

Univ. Negeri

Semarang)

Faktor-Faktor

Penentu

Profitabilitas

Bank Syariah di

Indonesia

ROA (Y)

DPK (X1)

NPF (X2)

FDR (X3)

BOPO (X4)

SWBI (X5)

DPK dan

FDR

berpengaruh

negatif tidak

signifikan

terhadap ROA

NPF dan

SWBI

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap ROA

BOPO

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

5 Nurul

Mahmudah

dan Ririh Sri

Harjanti

(2016)

(SENIT 2016,

ISBN: 978-

602-74355-0-

6, Politeknik

Harapan

Bersama

Tegal)

Analisis Capital

Adequacy Ratio,

Financing to

Deposit Ratio,

Non Performing

Financing, dan

Dana Pihak

Ketiga Terhadap

Tingkat

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah Periode

2011-2013

ROA (Y)

CAR (X1)

NPF (X2)

FDR (X3)

DPK (X4)

CAR

berpengaruh

terhadap ROA

FDR tidak

berpengaruh

terhadap ROA

NPF

tidakberpengar

uh terhadap

ROA

DPK tidak

berpengaruh

terhadap ROA

6 Nurul Qorifah

(Jakarta.

Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah.

2016)

Pengaruh Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO), Non

Performing

Financing

(NPF),

Financing to

Deposit Ratio

(FDR) dan

Sertifikat Bank

Indonesia

Syariah (SBIS)

Terhadap Return

ROA (Y)

BOPO (X1)

NPF (X2)

FDR (X3)

SBIS (X4)

BOPO

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

NPF

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap ROA

FDR

berpengaruh

positif

signifikan

52

No Peneliti Judul Variabel Hasil

On Assets

(ROA) (Studi

Kasus pada

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

Periose 2010-

2014)

terhadap ROA

SBIS

berpengaruh

negatif tidak

ssignifikan

terhadap ROA

7 Apriani

Simatupang

dan Denis

Franzlay

(Jurnal

Administrasi

Kantoe. Vol.4.

No.2,

Desember

2016, 466-485.

P-ISSN: 2337-

6694. E-ISSN:

2527-9769)

Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Non

Performing

Financing

(NPF), Efisiensi

Operasional

(BOPO) dan

Financing to

Deposit Ratio

(FDR) Terhadap

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

ROA (Y)

CAR (X1)

NPF (X2)

BOPO (X3)

FDR (X4)

CAR

berpengaruh

signifikan

terhadap ROA

NPF

berpengaruh

tidak

signifikan

terhadap ROA

BOPO

berpengaruh

signifikan

terhadap ROA

FDR

berpengaruh

signifikan

terhadap ROA

8 Made Ria

Anggreni dan I

Made Sadha

Suardhika

(E-Jurnal

Akuntansi

Universitas

Udayana. Bali.

Indonesia. 9.1

(2014): 27-38.

ISSN:

23028556)

Pengaruh Dana

Pihak Ketiga,

Kecukupan

Modal, Risiko

Kredit dan Suku

Bunga Kredit

pada

Profitabilitas

ROA (Y)

DPK (X1)

CAR (X2)

Suku Bunga

(X3)

NPL (X4)

DPK

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap ROA

CAR

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap ROA

Suku

Bunga

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

NPL

berpengaruh

negatif

signifikan

53

No Peneliti Judul Variabel Hasil

terhadap ROA

9 Didin Ambris

Diknawati

Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi

Perbanas

Surabaya

(2014)

Analisis

Pengaruh CAR,

NPF, FDR, dan

BOPO terhadap

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah

ROA (Y)

CAR (X1)

NPF (X2)

FDR (X3)

BOPO (X4)

CAR

berpengaruh

positif

signifkan

terhadap

Profitabilitas

(ROA).

NPF

berpengaruh

positif

signifkan

terhadap

Profitabilitas

(ROA).

FDR

berpengaruh

negatif

signifkan

terhadap

Profitabilitas

(ROA).

BOPO

berpengaruh

negatif

signifkan

terhadap

Profitabilitas

(ROA).

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematik dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat

disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif dan atau gabungan

54

keduanya (Hamid, 2010). Berdasarkan teori, penelitian-penelitian terdahulu,

dan hubungan antar variabel, dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

55

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

dapat dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis

kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol (Hamid, 2010: 16).

Hipotesis statistik atau hipotesis nol adalah hipotesis yang bertujuan

untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang selanjutnya

akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Karena hipotesis ini menggunakan

alat-alat statistik maka disebut hipotesis statistik dan dalam hipotesis ini

penelitian akan membuat dugaan-dugaan yang berhati-hati dimana menurut

peneliti tidak terjadi hubungan atau pengaruh yang berarti dan dugaan ini

akan dibuktikan atas dugaan tersebut (Hamid, 2010:16).

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis yang telah dijelaskan

sebelumnya, hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Capital Adequacy Ratio

(CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Non Performing

Financing (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA)

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Financing to Deposit

Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA)

56

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Dana Pihak Ketiga

(DPK) terhadap Profitabilitas (ROA)

H6: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana

Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas (ROA)

57

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan

pada pengujian teori melalui variabel-variabel penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Jenis penelitian ini

merupakan studi kausal dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh dari satu

atau lebih faktor dalam menyebabkan suatu masalah. Jenis data yang

digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder. Penelitian ini bersifat

kuantitatif artinya semua informasi atau data diwujudkan dalam bentuk

angka, analisis berdasarkan angka dengan menggunakan analisis rasio

(Mokoagow dan Fuady, 2015: 43).

Objek penelitian pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di

Indonesia periode tahun 2012-2016. Penelitian ini termasuk ke dalam

kelompok data time series dengan melihat dari dimensi waktu yang

digunakan selama periode penelitian yaitu lima tahun, dari tahun 2012 hingga

2016. Penelitian ini ingin mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

mempengaruhi variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return On

Assets (ROA).

58

B. Metode Penentuan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang

sudah terdaftar pada Bank Indonesia, terdiri dari 13 Bank Umum Syariah.

Dalam penelitian ini merode penentuan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Noor, 2011: 155). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai

berikut:

1. Bank Umum Syariah yang sudah mem-publish rasio keuangannya pada

tahun 2012 hingga 2016.

2. Bank Umum Syariah yang laporan keuangan nya sudah teraudit BI.

3. Bank Umum Syariah yang sudah memiliki kantor kas serta outlet yang

sudah tersebar di Indonesia.

4. Bank Umum Syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun.

5. Bank Umum Syariah yang sudah memenuhi ketentuan dari variabel

terkait.

Tabel 3. 1 Purposive Sampling

No Keterangan Jumlah

Sampel

Penelitian

1 Populasi Bank Umum Syariah Periode 2012-2016 13

2 Bank Umum Syariah yang sudah mem-publish laporan

keuangan dan teraudit oleh Bank Indonesia

13

3 Bank Umum Syariah yang sudah memiliki kantor kas

serta outlet yang sudah tersebar di Indonesia.

13

4 Bank Umum Syariah yang sudah berdiri selama

kurang lebih 5 tahun

12

5 Bank Umum Syariah yang sudah memenuhi ketentuan

dari variabel terkait

12

Jumlah Sampel Penelitian 12

59

Berdasarkan purposive sampling tersebut, tercatat ada 12 sampel yang

digunakan dalam penelitian ini, sehingga data yang di observasi berjumlah 60

data. Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3. 2 Sample Bank Umum Syariah

No Nama Bank

1 Bank Muamalat Indonesia

2 Bank Syariah Mandiri

3 Bank BRI Syariah

4 Bank BNI Syariah

5 BCA Syariah

6 Bank Mega Syariah

7 Bank Panin Syariah

8 Bank Bukopin Syariah

9 Bank Victoria Syariah

10 Bank BJB Syariah

11 Bank Aceh Syariah

12 Bank MayBank Syariah

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting

yang menjadi pertimbangan dalam metode penentuan pengumpulan data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

yang diperoleh dan dibuat oleh pihak lain yang dikumpulkan dalam kurun

waktu tertentu dari suatu sampel. Pengumpulan data adalah prosedur

sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam

memperoleh data-data pada penelitian ini, digunakan:

60

1. Data sekunder (secondary data)

Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh atau

dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang

diterbitkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi lain (Angelita,

2016). Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan

bank tahunan periode 2012-2016 dan data tersebut berasal dari situs bank

masing-masing. Dan jenis data yang diambil berdasarkan cross section

(beberapa variabel) dan time series (berdasarkan waktu), menggunakan

deretan waktu

Pada penelitian ini penulis tidak menyertakan Bank Tabungan

Pensiun negara (BTPN) Syariah sebagai objek sampel penelitian karena

tidak memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel. Pada BTPN Syariah

tidak memenuhi kriteria kerena umur bank kurang dari 5 tahun, BTPN

Syariah baru berdiri tahun 2014.

2. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan juga perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian. Penulis juga mengambil data

dari buku-buku perpustakaan, seperti teori-teori yang berhubungan dan

mendukung dalam analisis penelitian ini.

3. Penelitian Lapangan (Field Research)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yang didokumentasikan dari Laporan Keuangan Bank Umum

61

Syariah periode 2012-2016. Sumber data diperoleh dari website masing-

masing Bank Umum Syartiah, www.bi.go.id, laporan keuangan, Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), dan Statistik Perbankan Syariah tahun 2011-2015.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang

dalam perhitungan menggunakan metode statistik yang dibantu dengan

program pengolah data statistik, yaitu Eviews 9. Metode-metode yang

digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji regresi data panel, uji asumsi

klasik, uji signifikansi simultan (uji statistik f), koefisien determinasi R², uji

signifikansi parameter individual (uji statistik t).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah analisis paling sederhana dalam statistik

(Winarno, 2015:28). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan

skewness (Gozali, 2016:19).

2. Analisis Regresi Data Panel

Regresi panel data adalah data yang dikumpulkan dari beberapa

objek dengan beberapa waktu. Nama lain dari data panel adalah pool

data, kombinasi data time series dan cross section, micropanel data,

longlitudinal data, analyis even history, dan analyis cohort. Dengan

62

demikian dapat disimpulkan bahwa regresi panel data atau pool data

adalah regresi yang merupakan kombinasi dari data time series dan cross

section. Panel data memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan alat

uji lainnya, yaitu panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih

tinggi, panel data mampu memberikan data yang lebih informatif, lebih

bervariasi, serta memiliki tingkat kolinearitas yang rendah, mampu

mempelajari model perilaku yang lebih kompleks (Gujarati dan

Suliyanto, 2011). Pengelolahan data dalam penelitian ini menggunakan

Eviews 9 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Selain itu dalam penelitian ini juga

menggunakan Microsoft Excel 2012 untuk mempermudah pengelolaan

data seperti pembuatan garfik, tabel, dan lain-lain.

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel

dapat dilakukan memalui tiga pendekatan antara lain:

a. Common Effect

Metode ini dilakukan dengan menggabungkan atau

mengkombinasikan data timeseries dan crosssection dengan metode

OLS (Ordinary Least Square). Metode ini tidak memperhatikan

adanya perbedaan individu maupun waktu, dimana intersep dan

slope dianggap sama untuk setiap individu. Dengan

menggambungkan data, maka kita tidak dapat melihat perbedaan

baik antar individu, serta terlihat pula bahwa baik intercept maupun

slope tidak beruah baik antara individu maupun antar waktu

63

(Nachrowi dan Usman, 2006:312) Metode common effect merupakan

teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan

yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis

regresi dianggap berlaku pada semua obyek pada semua waktu

(Winarno, 2015:914).

b. Fixed Effect

Model ini mengasumsikan adanya perbedaan intercept, dimana

intercept hanya bervariasi terhadap individu sedangkan terhadap

waktu adalah konstan. Disamping itu, metode ini mengasumsikan

bahwa slope antar individu dan waktu adalah konstan. Adapun yang

dimaksud dengan efek tetap adalah setiap individu memiliki

konstanta yang tetap untuk berbagai periode atau waktu, demikian

juga slope yang tetap untuk setiap waktu. Dengan metode ini,

perbedaan antar individu dapat diketahui melalui perbedaan nilai

intercept. Metode efek tetap mengestimasi data panel dengan OLS

dengan menggunakan variabel dummy (Nachrowi dan Usman,

2006:313).

c. Random Effect

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel

gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu. Pada model random effect perbedaan intersep diakomodasi

oleh error term masing-masing perusahaan. Keuntungan

menggunakan model random effect yakni menghilangkan

64

heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error Component

Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS))

(Nachrowi dan Usman, 2006:315).

3. Tahapan Analisis Data

Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk

pengelolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat

dilakukan, antara lain:

a. Uji Chow

Uji chow adalah teknk uji yang digunakan untuk

membandingkan apakah model yang digunakan Common Effect

Model atau Fixed Effect Model. Uji ini juga untuk menguji stabilitas

parameter jika data yang digunakan adalah data uraian waktu

(Yuwono, 2005:115). Dalam uji chow hipotesisnya adalah sebagai

berikut:

H0: Common Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Pengujian uji chow menggunakan software Eviews 9 yaitu

dengan menggunakan uji likehood ratio, lalu yang menjadi

penolakan dalam hipotesis diatas adalah dengan membandingkan

nilai F-hitung dengan F-tabel, atau membandingkan profitabilitasnya

dengan α = 5% (0,05). Perbandingan yang dimaksud apabila nilai F-

hitung pada uji chow lebih besar dari F-tabel, atau nilai profitabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka H0 (Common Effect) ditolak, artinya

65

model yang lebih tepat adalah Fixed Effect, sebaliknya jika nilai F-

hitung lebih kecil dari F-tabel atau nilai probabilitasnya lebih besar

dari 0,05 maka H0 (Common Effect) diterima, artinya model yang

lebih tepat adalah common effect.

b. Uji Hausman

Uji hausman dilakukan untuk menentukan manakah model

yang paling tepat digunakan anatara model fixed effect atau model

random effect (Nachrowi dan Usman, 2006). Dalam uji hausman

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Pada dasarnya uji hausman ini digunakan untuk melihat

konsistensi pendugaan dengan OLS. Mengingat Model Efek

Random (MER) diduga dengan menggunakan metode tersebut, maka

dalam pemodelan data panel, uji tersebut dapat digunakan untuk

melihat kelayakan penggunaan model panel (Nachrowi dan Usman,

2006:318). Pengujian hausman menggunakan software Eviews 9,

lalu yang menjadi dasar penolakan dalam hipotesis diatas adalah

dengan memperhatikan nilai probabilitas Cross-section random. Jika

nikainya lebih dari 0,05 maka H0 diterima atau dengan kata lain

model yang terpilih adalah Random Effect Model, tetapi jika nilai

probabilitas Cross-section random kurang dari 0,05 maka H0 ditolak,

66

atau dengan kata lainn model yang terpilih adalah Fixed Effect

Model.

4. Uji Dasar Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini sehingga

tidak menimbulkan bias dalam analisis data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil (Ghozali, 2016:154).

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah

normalitas yaitu menggunakan uji Jarque-Bera (JB). Hipotesis nol

uji ini menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal.

Jika nilai statistik JB ini tidak signifikan atau nilai probabilitas dari

statistik JB lebih besar dari tingkat signifikasi α=5% maka kita

menerima hipotesiss nol bahwa residual mempunyai distribusi

normal (Widarjono, 2010:113).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

67

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal

adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2016:103). Multikolinieritas

bisa dideteksi dengan melihat korelasi linier antar variabel

independen di dalam regresi. Sebagai aturan, jika koefisien korelasi

cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka diduga ada multikolonieriass

dalam model. Sebaliknya jika korelasi kurang dari 0,85 maka diduga

model mangandung unsur multikolonieritas (Widarjono, 2010:60).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak

konstan. Masalah heterosskedastisitas dengan demikian lebih sering

muncul pada data cross section daripada data time series

(Widarjono, 2010:67). Uji heterosskedasitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada

tidaknya heterosskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji

White dengan menggunakan software Eviews 9, yaitu uji white

menggunakan residual kuadrat sebagai variabel indpenden, dan

variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah

ada ditambah dengan kuadrat variabel independen, dan ditambah lagi

dengan perkalian dua variabel independen (Winarno, 2015:5.17).

68

Untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas

melalui uji white dengan melihat nilai probabilitasnya, jika nilai

probabilitasnya lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05 (α=5%)

sehingga seignifikan, artinya kita akan menolak hipotesis nol atau

menerima hipotesis alternatif. Jika kita menolak hipotesis nol tidak

ada heteroskedastisitas berarti model mengandung masalah

heteroskedastisitas (Widarjono, 2010:73).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan

satu dengan observasi dengan variabel gangguan observasi lain

(Widarjono, 2010:78). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelsi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

panjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Dalam penelitian ini

untuk melakukan uji autokorelasi yaitu menggunakan metode

Breusch-Godfrey.

Nama lain dari Breusch-Godfrey ini adalah Uji Lagrange

Multiplier (Penggandaan Lagrange) (Winarno, 2015:5.33). untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian

Breusch-Godfrey dengan memperhatikan nilai Prob-F. Apabila nilai

Prob-F lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 (α=5%), maka uji

69

hipotesiss H0 diteima yang aretinya tidak terjadi autokorelasi.

Sebaliknya, apabila nilai Prpb-F lebih kecil dari tingkat signifikasi

0,05 (α=5%), maka dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi

(Winarno, 2015:5.33).

5. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

analisis regrsi berganda yang digunakan untuk memberikan gambaran

yang jelas mengenai pengaruh variabel-variabel independen (lebih dari

satu) yang digunakan terhadap variabel independen baik secara parsial

maupun secara simultan, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen. Dibawah merupakan

persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini:

ROAit = β0 + β1 CARit + β2 NPFit + β3 FDRit + β4 BOPOit + β5

DPKit + ε

Keterangan:

ROA : Profitabilitas (Return On Assets)

i : Bank Umum Syariah Sampel

t : Periode Tahun

β0 : Konstanta

β1 – β5 : Koefisien Regresi

ε : Error

CAR : Capital Adequacy Ratio

NPF : Non Performing Financing

70

FDR : Financing to Deposit Ratio

BOPO : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

DPK : Dana Pihak Ketiga

Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui

analisis data:

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen (Widarjono, 2010:19). Uji F

pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel

independen secara berssama-sama mempengaruhi variabel dependen

maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%). Jika nilai

probabilitas F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependen, dengan kata lai

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen, dan sebaliknuya (Ghozali, 2011).

b. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan

menggunakan rumus uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk

menguji ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Uji t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

71

individual dalam menerangkan variasi variabel independen

(Ghozali,2011).

Untuk menguji apakah hipotesis ini digunakan statistik t

dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas 0,05 (α=5%) lebih kecil atau sama dengan

nilai probabilitas signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak,

artinya tidak signifikan.

2) Jika nilai probabilitas 0,05 (α=5%) lebih besar atau sama dengan

nilai probabilitas signifikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya signifikan.

c. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya adalah mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai R² adalah diantara 0 dan 1. Jika nilai R²

berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel

dependen, dan sebaliknya jika nilai R² semakin mendekati 0 maka

semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen (Ghozali, 2011).

Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur seberapa

baik garis regresi sesuai dengan data akhirnya (goodness of fit).

Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel

dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen didalam

garis regresi. Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik

72

garus regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya. Semakin

mendekati angka nol, maka mempunyai regresi yang kurang baik

(Widarjono, 2010:17).

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

jenis variabel, yaitu:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat yaitu

variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel

bebas/variabel independen. Besarnya perubahan pada variabel dependen

tergantung dari besarnya variabel bebas atau independen. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah aspek Profitabilitas yang diukur

dengan Return On Asset (ROA).

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya

atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak Ketiga

(DPK).

Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan

sebagai berikut:

73

Tabel 3. 3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Referensi

1 Return

On

Assets

(ROA)

Kemampuan

Bank dalam

menghasilkan

laba dari

pengelolaan

aset yang

dimiliki.

Laba Sebelum Pajak X100%

Total Asset

PBI (2012)

Surat

Edaran BI

No.3/30DP

NP tanggal

14

Desember

2001

2 Capital

Adequacy

Ratio

(CAR)

Rasio

permodalan

yang

menunjukan

kemampuan

bank dalam

menyediakan

dana untuk

keperluan

pengembanga

n usaha dan

menampung

risiko

kerugian

dana yang

diakibatkan

oleh kegiatan

operasi bank.

Modal X 100%

ATMR

Herman

(2012:18)

Surat

Edaran

Bank

Indonesia

No.

6/23/DPNP

tanggal 31

Mei 2004

3 Non

Performi

ng

Finanaci

ng (NPF)

Kredit

bermasalah

yang terdiri

dari kredit

yang

berklasifikasi

kurang

lancar,

diragukan

dan macet.

Dihitung

Pembiayaan BermasalahX100%

Total Pembiayaan

Meydianaw

atthi

(2007:138)

Surat

Edaran

Bank

Indonesia

Nomor

9/29/DPbs

tanggal 7

Desember

74

No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Referensi

dengan

membanding

kan jumlah

pembiayaan

bermasalah

dengan total

pembiayan

yang dimiliki

oleh bank

2007

4 Financin

g to

Deposit

Ratio

(FDR)

Rasio seluruh

jumlah kredit

yang

diberikan

dengan dana

yang diterima

bank

Jumlah Kredit X 100%

Dana Pihak Ketiga

Ibid (116)

Surat

Edaran

Bank

Indonesia

Nomor

6/23/DPNP

tanggal 31

Mei 2004

5 Biaya

Operasio

nal

terhadap

Pendapat

an

Operasio

nal

(BOPO)

Perbandingan

antara biaya

operasional

dan

pendapatan

operasional.

Rasio biaya

operasional

digunakan

untuk

mengukur

tingkat

efisiensi dan

kemampuan

bank dalam

melakuan

kegiatan

operasi

Beban Operasiona X 100%

Pendapatan Operasional

Ibid: 120

Surat

Edaran (SE)

No.

3/30/DPNP

6 Dana

Pihak

Ketiga

Dana yang

dipercayakan

oleh

DPK = Giro + Tab + Dep UU

Perbankan

RI No. 10

75

No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Referensi

(DPK) masyarakat

kepada bank

berdasarkan

perjanjian

penyimpanan

dana dalam

bentuk giro,

deposito,

sertifikat

deposito,

tabungan,

dan atau

bentuk

lainnya yang

dipersamakan

dengan itu.

tahun 1998

76

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Perkembangan industri perbankan syariah di Dunia saat ini sudah

mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang

memberikan cukup pengaruh dalam lingkungan perbankan secara global.

Keberadaan perbankan syariah di Indonesia sendiri dimulai pada saat

penerbitan undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana

undang-undang menjadi pendorong hadirnya sistem perbankan berbasis

syariah. Dalam perkembangannya, undang-undang tersebut akhirnya

diganti kedalam undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang menerangkan

bahwa sistem perbankan syariah lebih jelas dibandingkan undang-undang

sebelumnya. Berbagai kebijakan tersebut tidak hanya menyangkut

perluasan jumlah kantor dan operasi Bank syariah dalam meningkatkan

sisi penawaran maupun sisi permintaannya. Perkembangan yang pesat

tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberikan

izin kepada Bank konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah

(UUS). Sejak saat itu kantor dan operasi Bank syariah mulai tumbuh

dimana-mana.

Di Indonesia, bank Islam pertama yaitu bank Mu’amalat Indonesia

(BMI) baru bisa didirikan pada tahun 1992, sedangkan pemikiran

77

mengenai hal ini sudah terjadi sejak dasawarsa ’70-an. Walaupun

perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara

Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang

(Karim, 2007:25).

Perkembangan bank syariah di Indonesia semakin baik. Seiring

berkembangnya bank syariah di Indonesia tentunya harus di imbangi oleh

sumber daya insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Salah satu faktor yang menghambat perkembangan bank

syariah di Indonesia adalah masih banyaknya institusi syariah yang

melibatkan sumber daya insani yang tidak memiliki pengalaman akademis

maupun praktis dalam Islamic Banking. Kondisi ini cukup signifikan

mempengaruhi produktifitas dan profesionalisme perbankan syariah itu

sendiri. Oleh karena itu, ada baiknya perbankan syariah atau pemerintah

memberikan perhatian lebih agar dapat mencetak sumber daya insani yang

mampu mengamalkan ekonomi syariah disemua lini agar perbankan

syariah di Indonesia menjadi lebih baik.

Pekembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu

perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan/ keuangan yang

sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah (Ikatan Bankir Indonesia,

2014:3). Semakin pesatnya perkembangan Bank syariah tersebut,

menjadikan Bank syariah sebagai media/wadah bagi masyarakat luas untuk

membantu dalam pemenuhan kebutuhnnya terutama dalam permodalan.

78

Penduduk Indonesia sebagian besar merupakan golongan ekonomi

menengah kebawah, sekstensi lembaga keuangan yang bisa menyentuh

lapisan inilah yang perlu dikembangkan agar kualitas kehidupan

masyarakat mengalami perkembangan yang lebih baik lagi. Bank syariah

sendiri pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi

Islam terutama dalam bidang keuangan.

Populitas pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS)

yang sudah terdaftar di Bank Indonesia dalam periode pengamatan yaitu

tahun 2012 hingga tahun 2016. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan

pertimbangan pribadi dari peneliti yang berdasarkan pada kriteria-kriteria

yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya, maka Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah Bank Central Asia (BCA) Syariah,

Bank Muamalat, Bank Bukopin Syariah, Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Nasional Indonesia (BNI) Syariah,

Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM),

Bank Victoria Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Aceh Syariah, dan Bank

MayBank Syariah.

Variabel dari penelitian ini adalah Retun On Asset (ROA), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Profitabilitas pada penelitian ini

79

diukur dengan ROA yang merupakan variabel dependen (variabel terikat)

untuk mengetahui kinerja aset yang dimiliki bank syariah dalam

memperoleh laba. CAR, NPF, FDR, BOPO, dan DPK merupakan variabel

independen (variabel bebas).

B. Analisis dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data

sekunder dengan menggunakan metode Regresi Data Panel, yaitu

menggabungkan antara Cross Section dan Time Series yang berbentuk

tahunan mulai dari periode 2012 hingga 2016. Dalam penelitian ini penulis

akan memaparkan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang mana sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap tingkat

Profiabilitas yang digambarkan oleh Return On Asset (ROA) sebagai variabel

dependen (variabel terikat) Bank Umum Syariah.

Alat pengelolaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perangkat lunak (software) komputer Eviews 9 dan juga Microsoft Excel 2010

untuk memaksimalkan perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-

variabel yang diteliti, dengan metode analisis secara ekomentrik. Adapun

hasil dan analisis dari uji yang sudah dilakukan, yakni:

80

1. Analisa Deskriptif

Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif

ROA

(%)

CAR

(%)

NPF

(%)

FDR

(%)

BOPO

(%)

DPK

(Nom/

Jutaan

Rupiah)

Mean 0,78000 18,3795 3,64800 91,5860 4,52360 1.704.354

Median 0,85000 16,2695 3,20000 91,9850 4,51500 5.661.833

Maximum 3,80000 36,7820 17,9000 105,660 4,96000 6.995.000

Minimum -810,000 11,1020 0,10000 73,7800 3,86000 646.324

Std. Dev. 1,73346 6,14577 3,13845 7,07843 0,15170 2.148.856

Observatio

ns 60 60 60 60 60 60

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Bedasarkan tabel 4.1 diatas, nilai Observations menunjukan

banyaknya data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 60 data yang

merupakan jumlah sampel data selama periode penelitian 2012 hingga

2016.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai minimum ROA

sebesar -8,1% yang dimiliki oleh bank Victoria Syariah pada tahun 2012,

hal ini menunjukan bahwa bank belum maksimal dalam menghasilkan

laba sehingga mengalami kerugian karena nilai ROA negatif.

Nilai minimum NPF sebesar 0.1% pada bank BCA Syariah tahun

2012, hal ini menunjukan bahwa bank dapat meminimalisir pembiayaan

bermassalah yang terjadi. Sebaliknya, nilai maksimum NPF yang

dimiliki oleh bank BJB Syariah pada tahun 2016 sebesar 17,9%, hal ini

81

menunjakan bahwa pembiayaan bermasalah yang ada pada bank cukup

tinggi.

Nilai minimum FDR dimiliki oleh bank Victoria Syariah pada

tahun 2012 sebesar 73,78%, ini menunjuakn bahwa tingkat likuiditas

bank yang baik karena bank akan mampu memenuhi kewajiban kepada

pemilik Dana Pihak Ketiga. Nilai maksimum FDR dimiliki bank Panin

Syariah pada tahun 2012 sebesar 105,6%, hal ini menunjukan tingkat

likuiditas bank yang kurang sehat. Nilai rata-rata FDR dimiliki oleh bank

BCA Syariah pada tahun 2015 sebesar 91,58%, menunjukan bahwa rasio

FDR memiliki kriteria cukup sehat dengan ketentuan OJK yaitu 85%

sampai 100% dibawah ketentuan kriteria sehat OJK sebesar 75% sampai

85%.

Nilai minimum BOPO sebesar 3,86% yang dimiliki oleh bank

Panin Syariah pada tahun 2012 hal ini menunjukan bank telah efisien

dalam menekan beban operasional dan meningkatkan pendapatan

operasionalnya. Dan nilai maksimum BOPO adalah 4,96% yang dimiliki

oleh bank Victoria Syariah pada tahun 2014, hal ini menunjukan bank

belum efisien dalam menekan beban operasional dan meningkatkan

pendapatan operasionalnya.

2. Hasil Uji Analisis Panel Data

Terdapat beberap pendekatan atau metode yang bisa digunakan

dalam mengestimasi model regresi data panel yakni dengan pendekatan

82

Common Effect (CE) Model, Fixes Effect (FE) Model dan Random Effect

(RE) Model.

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel

pada penelitian ini dengan menggunakan model Common Effect atau

Pooled Least Square dengan menggunakan pendekatan Chow Test.

Sebelum menerapkan metode yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan

pemilihan terhadap pendekatan yang akan digunakan. Berikut adalah

pendekatan yang dilakukan:

a) Common Effect Model

Gambar 4. 1 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares

Date: 03/06/18 Time: 23:58

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.060447 0.027805 2.173953 0.0351

NPF -0.543686 0.065362 -8.318013 0.0000

FDR -0.045627 0.022865 -1.995465 0.0522

BOPO -1.531592 1.117778 -1.370212 0.1776

DPK 4.30E-08 9.42E-09 4.567014 0.0000

C 12.02606 5.715708 2.104038 0.0411 R-squared 0.628344 Mean dependent var 0.780000

Adjusted R-squared 0.586111 S.D. dependent var 1.733464

S.E. of regression 1.115211 Akaike info criterion 3.168131

Sum squared resid 54.72259 Schwarz criterion 3.397573

Log likelihood -73.20327 Hannan-Quinn criter. 3.255504

F-statistic 14.87783 Durbin-Watson stat 1.239101

Prob(F-statistic) 0.000000

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

83

b) Fixed Effect Model

Gambar 4. 2 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/08/18 Time: 16:17

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CAR 0.066756 0.027446 2.432242 0.0196

NPF -0.493209 0.068856 -7.162917 0.0000

FDR -0.052798 0.022719 -2.323913 0.0253

BOPO -0.103913 1.284658 -0.080888 0.9359

DPK 4.00E-08 9.35E-09 4.279376 0.0001

C 5.976030 6.383876 0.936113 0.3548 Effects Specification Period fixed (dummy variables) R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000

Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464

S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281

Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685

Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903

F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443

Prob(F-statistic) 0.000000

(Sumber: Eviews 9 (data diolah)

c) Radom Effect Model

Gambar 4. 3 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/07/18 Time: 00:00

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 50

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CAR 0.048138 0.024635 1.954021 0.0571

NPF -0.604850 0.053285 -11.35126 0.0000

FDR -0.038605 0.017231 -2.240510 0.0302

BOPO -1.558621 0.882562 -1.766020 0.0843

84

DPK 4.52E-08 8.78E-09 5.149973 0.0000

C 11.91778 4.481344 2.659421 0.0109 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.351266 0.1606

Idiosyncratic random 0.803022 0.8394 Weighted Statistics

R-squared 0.664504 Mean 2dependent var 0.5576

09

Adjusted R-squared 0.626379 S.D. dependent var 1.6468

79

S.E. of regression 1.006647 Sum squared resid 44.586

87

F-statistic 17.42982 Durbin-Watson stat 1.3510

90

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics

R-squared 0.613858 Mean dependent var 0.7800

00

Sum squared resid 56.85560 Durbin-Watson stat 1.0595

41

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Setelah melihat hasil dari Common Effect, Fixed Effect, dan

Random Effect Model, diperoleh tahap selanjutnya yaitu melakukan uji

untuk menentukan model estimasi mana yang lebih tepat. Maka

digunakan Uji Likehood ratio atau Uji Chow.

a) Chow Test

Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan Fixed Effect

atau Common Effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi

data panel (Agus Widarjono, 2009: 238-239). Hipotesis dalam uji

chow adalah:

H0: Common Effect Model

H1: Fixed Effect Model

85

Hasil pengujian Uji Chow pada penelitian ini dengan

menggunakan software Eview 9 ialah:

Gambar 4. 4 Hasil Uji Chow

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Berdasarkan gambar diatas, dapat terlihat bahwa nilai

profabilitas cross section F adalah 0,0001 atau < 0,5%, maka H0

diolak, dan menerima H1, yang berarti penelitian ini menggunakan

pendekatan fixed effect.

b) Uji Hausman

Uji hausman adalah pengujian untuk menentukan antara fixed

effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam

mengestimasi data panel. Hipotesis uji hausman dalam penelitian ini

adalah:

H0: Fixed Effect

H1: Random Effect

Hasil dari uji hausman dapat dilihat pada gambar berikut:

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 5.540183 (9,35) 0.0001

Cross-section Chi-square 44.283712 9 0.0000

86

Gambar 4. 5 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 30.143577 5 0.0000

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Berdasarkan hasil output diatas menunjukan bahwa nilai

probabilitas 0,0000 untuk cross section random. Dengan kata lain

nilai probabilitas pada tabel diatas lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak. Sehingga model yang lebih sesuai digunakan dalam

penelitian ini adalah Fixed Effect Model.

3. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,

apakah sebaran data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji

normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,

2016:154).

87

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah

normalitas yaitu menggunakan uji Jarque-Bera (JB). Hipotesis nol

uji ini menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal.

Jika nilai statistik JB ini tidak signifikan atau nilai probabilitas dari

statistik JB lebih besar dari tingkat signifikasi α=5% maka kita

menerima hipotesis nol bahwa residual mempunyai distribusi normal

(Widarjono, 2010:113). Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 4. 6 Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Series: Standardized Residuals

Sample 2012 2016

Observations 50

Mean 2.44e-17

Median -0.049436

Maximum 1.777219

Minimum -1.718815

Std. Dev. 0.678678

Skewness 0.400053

Kurtosis 3.613199

Jarque-Bera 2.117049

Probability 0.346967

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Bedasarkan gambar 4.14 diatas, menunjukan bahwa setelah

dilakukan uji normalitas data dengan software eviews 9, maka semua

variabel pada pengjian model ini menunjukan bahwa penelitian

diatas berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan

normalitas dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari Jarque Bera

pada penelitian sebesar 2,117049 dengan profitabilitas 0,346967 >

dari 0,05, yang berarti residual bersifat normal. Oleh karena itu,

88

penelitian ini bersifat berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan

perssyaratan normalitas dapat dipenuhi.

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multkolinearitas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsialantar variabel

independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara

variabel independen, dapat diputuskan apakah data terkena

multikolinearitas atau tidak, yaitu dengan menguji koefsien korelasi

antara variabel independen. Hasil pengujian multikolinearitas

menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Hasil Uji Multikolinearitas

CAR NPF FDR BOPO DPK

CAR 1 0,2219 -0,843 -0,2463 -0,563

NPF 0,2219 1 0.0810 -0,1383 0,5537

FDR -0,843 0,0810 1 -0,2241 0,1453

BOPO -0,2463 -0,1383 -0,224 1 0,1383

DPK -0,563 0,5537 0,1453 0,1383 1

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas, bahwa tidak ada variabel

yang memiliki nilai korelasi diatas 0,85%. Dengan demikian dapat

disimpulkan model regresi yang dipakai tidak terdapat masalah

multikolinearitas dengan kata lain dalam penelitian ini tidak terdapat

korelasi diantara variabel bebasnya.

89

c) Uji Heteroskedestisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Metode

yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada

penelitian ini adalah uji White. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari

probabilitas Obs*R square, apabila probabilitas Obs*R-square uji

white lebih kecil dari 0,5, maka terdapat masalah heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Gambar diatas menunjukan bahwa nilai profitabilitas dari

Obs*R-squared sebesar 22,74775 dan nilai probabilitas Chi-Square

adalah 0,6985 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0,05, karena nilai

probabilitas Chi-Square lebih besar dari α= 5% maka H0 diterima

dan menolak H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini

tidak ada masalah heterokedastisitas.

90

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat hubungan antara

residual satu dengan observasi dengan residual observasi lainnya.

Gambar 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Dari gambar diatas dapat diketahui nilai Prob-F sebesar

mempunyai probabilitas sebesar 0,3972 dimana hal tersebut lebih

besar dari nilai signifikan sebesar 0,05 berarti dapat disimpulkan

bahwa model ini terbebas dari masalah autokorelasi.

4. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkatsignifikansi 0,05. Apabila probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen.

Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung >

t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t

tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen

tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil pengujian hipotesis

dengan uji t adalah sebagai berikut:

91

Gambar 4. 9 Hasil Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.066756 0.027446 2.432242 0.0196

NPF -0.493209 0.068856 -7.162917 0.0000

FDR -0.052798 0.022719 -2.323913 0.0253

BOPO -0.103913 1.284658 -0.080888 0.9359

DPK 4.00E-08 9.35E-09 4.279376 0.0001

C 5.976030 6.383876 0.936113 0.3548

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikasi pengaruh Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap tingkat

profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2012-2016 yang diproksikan

dengan Return On Asset (ROA).

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh

Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap tingkat profitabilitas pada

Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel diatas,

terlihat bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan hubungan

positif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat nilai t hitung

(t-statistik) CAR sebesar 2,432242 > nilai t tabel sebesar 2,015368

dengan probabilitas 0,0196 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang

berarti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) variabel berpengaruh

92

positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum

Syariah.

b. Non Performing Financing (NPF)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh

Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat profitabilitas

pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel

diatas, terlihat bahwa Non Performing Financing (NPF) menunjukan

hubungan negatif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat

nilai t hitung (t-statistik) NPF sebesar -7,162917 < nilai t tabel

sebesar 2,015368 dengan probabilitas 0,0000 yang berati < dari nilai

α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti bahwa Non Performing Financing (NPF) variabel

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas

Bank Umum Syariah.

c. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap tingkat profitabilitas

pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel

diatas, terlihat bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukan

hubungan negatif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat

nilai t hitung (t-statistik) FDR sebesar -2,323913 < nilai t tabel

sebesar 2,015368 dengan probabilitas 0,0253 yang berati < dari nilai

α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

93

yang berarti bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) variabel

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas

Bank Umum Syariah.

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode

2012-2016. Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukan hubungan

negatif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat nilai t hitung

(t-statistik) BOPO sebesar -0,080888 < nilai t tabel sebesar 2,015368

dengan probabilitas 0,9359 yang berati > dari nilai α= 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti

bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

variabel berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat

profitabilitas Bank Umum Syariah.

e. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikasi pengaruh

Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap tingkat profitabilitas pada Bank

Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel diatas, terlihat

bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukan hubungan positif

terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat nilai t hitung (t-

statistik) DPK sebesar 4.279376 > nilai t tabel sebesar 2,015368

94

dengan probabilitas 0,0001 yang berati < dari nilai α= 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) variabel berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.

5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak

Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji

pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya,

jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini akan masuk

dalam kategori tidak cocok atau not fit.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel.

Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan

bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel

dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan

dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang

mempengaruhi variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis secara

simultan menggunakan uji F:

95

Gambar 4. 10 Hasil Uji F

R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000

Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464

S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281

Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685

Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903

F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443

Prob(F-statistic) 0.000000

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Berdasarkan gambar diatas, hasil F-statistic sebesar 9,405651

dengan tingkat signifikansi 0,00000. Karena tingkat signifikansi < 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas

Bank Umum Syariah periode 2012-2016 yang diproksikan dengan

Return On Asset (ROA), atau dengan kata lain model penelitian ini layak

untuk digunakan (goodness of fit terpenuhi)

6. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi atau R Square (R²) merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi

koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien

determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel

bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan

satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan

96

meningkatkan nilai R² meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable terikatnya. Untuk

mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi

yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R²adj). Berikut adalah hasil

uji Adjusted R Square:

Gambar 4. 11 Hasil Uji Adjusted R Square

R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000

Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464 S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281 Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685 Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903 F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443 Prob(F-statistic) 0.000000

(Sumber: Eviews 9 (data diolah))

Dari gambar diatas, model Fixed Effect dapat dilihat bahwa nilai

Adjusted R-Square yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar

0,606902 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen

yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam

menjelaskan variabel dependen yaitu tingkat profitabilitas Bank Umum

Syariah periode 2012-2016 yang diproksikan dengan Return On Asset

(ROA) adalah sebesar 60,6902% sisanya sebesar 39,3098% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

97

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk

mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas yang diproksikan dengan Return

On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan

uji chow yaitu uji untuk menentukan model yang lebih cocok antara Common

Effect, Fixed Effect, atau Random Effect maka model yang terpilih adalah

model estimasi Fixed Effect. Berdasarkan model estimasi yang terpilih, maka

persamaan regresi yang terbentuk adalah :

ROA = βo + β1CAR + β2NPF + β3FDR + β5DPK + ε

ROA = 5,976030 + 0,066756 – 0,493209 – 0,052798 + 4,00008 + ε

Berikut ini adalah hasil uji signifikasi dan analisis hipotesis hubungan

setiap variabel independen yang signifikan dengan variabel Return On Asset

(ROA):

a. Konstanta

Berdasarkan persamaan regresi data panel diatas diperoleh

konstanta nilai pengungkapan Return On Asset (ROA) sebesar 5,976030

hal ini mengindikasikan bahwa jika keempat variabel independen yang

terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) bernilai

98

= 0 maka nilai variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai

5,976030%.

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji

hipotesis dan signifikansi variable Capital Adequacy Ratio (CAR),

keputusan yang diambil adalah H1 yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR),

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada

Bank Umum Syariah periode 2012-2016 Nilai koefisien pada variabel

Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,066756 Nilai koefisien dari

variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), memiliki tanda positif, hal ini

dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel Capital Adequacy Ratio

(CAR) mengalami kenaikan sebesar satu poin maka menyebabkan

peningkatan pada nilai Return On Asset (ROA) sebesar 0,066756 %

dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Hal ini

memungkinkan karena pada perusahaan dengan Capital Adequacy Ratio

(CAR) besar lebih memungkinkan dalam mengungkapkan Return On

Asset (ROA). Hasil penelitian mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR)

mempunyai pengaruh yang signifikan dengan penelitian sebelumnya

yaitu Mokogow dan Fuady (2015), Yulihapsari dkk (2017), dan

Mahmudah dan Harjanti (2016) yang dapat membuktikan Capital

Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). Penelitian ini dapat membuktikan bahwa

99

perusahaan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) berukuran besar pasti

memiliki profitabilitas yang tinggi.

c. Non Performing Financing (NPF)

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji

hipotesis dan signifikansi variable Non Performing Financing (NPF),

keputusan yang diambil adalah H2 diterima yaitu Non Performing

Financing (NPF), berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

(ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Nilai koefisien

pada variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar – 0,493209 Nilai

koefisien dari variabel Non Performing Financing (NPF), memiliki tanda

negatif, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel Non

Performing Financing (NPF) mengalami kenaikan sebesar satu poin

maka menyebabkan penurunan pada nilai Return On Asset (ROA)

sebesar 0,493209 % dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap

konstan. Hasil penelitian mengenai Non Performing Financing (NPF)

mempunyai pengaruh yang signifikan dengan penelitian sebelumnya

yaitu Anggaraeni dan Suardhika (2014) yang dapat membuktikan Non

Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini dapat membuktikan

bahwa perusahaan dengan Non Performing Financing (NPF) berukuran

besar pasti memiliki profitabilitas yang rendah.

100

d. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji

hipotesis dan signifikansi variabel Financing to Deposit Ratio (FDR),

keputusan yang diambil adalah H3 diterima yaitu Financing to Deposit

Ratio (FDR), berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)

pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Nilai koefisien pada

variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar -0,052798. Nilai

koefisien dari variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki tanda

negatif, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel Financing to

Deposit Ratio (FDR) mengalami kenaikan sebesar satu poin maka

menyebabkan penurunan pada nilai Return On Asset (ROA) sebesar

0,052798% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Hasil

penelitian mengenai Financing to Deposit Ratio (FDR) sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Diknawati (2014) yang mempunyai pengaruh

negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini dapat

membuktikan bahwa perusahaan dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR) berukuran besar pasti memiliki profitabilitas yang rendah.

e. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji

hipotesis dan signifikansi variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), keputusan

yang diambil adalah H5 diterima yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK),

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada

Bank Umum Syariah periode 2012-2016 Nilai koefisien pada variabel

101

Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 4,00008 Nilai koefisien dari variabel

Dana Pihak Ketiga (DPK), memiliki tanda positif, hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa, jika variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)

mengalami kenaikan sebesar satu poin maka menyebabkan peningkatan

pada nilai Return On Asset (ROA) sebesar 4,00008 % dengan asumsi

bahwa variabel lain dianggap konstan. Hal ini memungkinkan karena

pada perusahaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) besar lebih

memungkinkan dalam mengungkapkan Return On Asset (ROA). Hasil

penelitian mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh

yang signifikan dengan penelitian sebelumnya yaitu Anggreni dan

Suardhika (2014) yang dapat membuktikan Dana Pihak Ketiga (DPK)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Penelitian ini dapat membuktikan bahwa perusahaan dengan Dana Pihak

Ketiga (DPK) berukuran besar pasti memiliki profitabilitas yang tinggi.

f. Variabel yang Paling Dominan Mempengaruhi Tingkat Prifitabilitas

Bank Umum Syariah

Variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel

dependen dapat dilihat pada tabel uji t diatas yaitu variabel Dana Pihak

Ketiga (DPK). Dimana koefisien Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar

4,30008. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini,

variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel

dependen (ROA) adalah Dana Pihak Ketiga (DPK).

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan

melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil regresi ditemukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (Return On

Asset) Bank Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.

2. Hasil regresi ditemukan bahwa Non Performing Financing (NPF)

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank

Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.

3. Hasil regresi ditemukan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR)

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank

Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.

4. Hasil regresi ditemukan bahwa Biaya Operasional terhadap pendapatan

Operasional (BOPO) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Return

On Asset) Bank Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.

5. Hasil regresi ditemukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank

Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.

103

6. Hasil regresi ditemukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak

Ketiga (DPK) berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas

(Return On Asset) Bank Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat diantaranya:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel yang

digunakan, sehingga diharapkan dapat lebih menggambarkan kondisi

perbankan syariah di Indonesia saat ini.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel

independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi Profitabilitas Bank

Umum Syariah di Indonesia.

3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan cara

melakukan uji dan menggunakan metode yang lebih lengkap dan juga

akurat sehingga memperoleh kesimpulan yang lebih valid.

4. Bank Umum Syariah disarankan agar dapat meningkatkan ROA, maka

bank harus lebih selektif dalam mengeluarkan biaya operasional BOPO

agar ROA dapat meningkat

104

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin. “Bank dan Lembaga Keuangan”, Cetakan Pertama, PT Raja

Gradindo Persada, Jakarta, 2010.

Anggraeni, Made Ria., dan Suardhika, I Made Sadha. “Pengaruh Dana Pihak

Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga Kredit pada

Profitabilitas”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9.1, 2014

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Edisi Revisi,

Dahlan, Siamat. “Manajemen Perbankan”, Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta, 2000.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,

Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta, 2005.

Diknawati, Didin Ambris. “Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, Dan BOPO

Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”, Jurnal Ilmiah STIE Perbanas

Surabaya, 2014.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19

Edisi 5”. Badan Penerbit University Diponogoro, Semarang, 2011.

Hamid, Abdul, ”Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Jakarta, 2010

Hanafi, Mahmuh,. dan Halim, Abdul. “Analisis Laporan Keuangan”,

AMPYKPN, Yogyakarta, 2003

Hasibuan, Malayu S.P., “Dasar – Dasar Perbankan”, PT Bumi Aksara, Jakarta,

2009

Ihsan, Dwi Nur’aini. “Manajemen Treasury Bank Syariah”, UIN PRESS, Jakarta,

2015.

Ikatan Bankir Indonesia, “Memahami Bisnis Bank Syariah”, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta ,2014.

Imam, Wahyudi dkk, ”Manajemen Risiko Bank Islam”, Salemba Empat, Jakarta,

2013.

Indriantoro, Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1999.

105

Karim, Adiwarman A..“Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3”, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Kasmir. “Pemasaran Bank”, Prenada Media, Jakarta, 2004.

Kasmir. ”Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi keenam, PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta, 2005

Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012

Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”. Rajawali Pers, Jakarta, 2012.

Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Prenadamedia Group, Jakarta, 2016.

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Muamalat,

diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bankmuamalat.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BRI Syariah,

diakses tanggal 10 April 2017, dari: https://www.brisyariah.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: https://www.syariahmandiri.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Mega Syariah,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.megasyariah.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Panin Syariah,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: https://www.paninbanksyariah.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Bukopin,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.syariahbukopin.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BCA Syariah,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.bcasyariah.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Aceh Syariah,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.bankaceh.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BNI Syariah,

diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bnisyariah.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank MayBank,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.maybanksyariah.co.id

106

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BJB Syariah,

diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.bjbsyariah.co.id

Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Victoria Syariah,

diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bankvictoriasyariahh.co.id

Lemiyana., dan Litriani, Erdah. “Pengaruh NPF, FDR, BOPO Terhadap Return

On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah”. I-Economic Vol. 2, No. 1,

2016

Mahmudah, Nurul., dan Harjanti, Ririh Sri. “Analisis Capital Adequacy Ratio,

Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Dana Pihak

Ketiga terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-

2013”, SENIT, 2016.

Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, EKONOSIA Fakultas Ekonomi

UII, Yogyakarta, 2010.

Mokoagow, Sri Windarti., dan Fuady, Misbach. “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Vol. 6,

No. 1, LP3M STIEBBANK, Yogyakarta, 2015.

Muliawati, Sri., dan Khoiruddin, Moh. “Faktor-Faktor Penentu Profitabilitas

Bank Syariah di Indonesia”, Management Analysis Journal 4 (1), 2015.

Nachrowi, D Nachrowi. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonomitrika untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2005.

Nachrowi, Djalal, Hardius Usman. “Penggunaan Teknik Ekonometrik”, Edisi

Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah yang berlaku mulai 24

Januari 2007

Qorifah, Nuzul. “Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Reurn On Asset (ROA)

(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014)”,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 2016.

QS AL-Baqarah ayat 275

Riyadi, Slamet. “Banking Assets And Liability Management”, Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

107

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005

Simatupang, Apriani dan Franzlay, Denis. “Capital Adequacy Ratio(CAR), Non

Performing Financing (NPF), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Financing

to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di

Indonesia”. Jurnal Administrasi Kantor Vol. 4, No. 2. 2016.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tentang Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank

Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7 Desember 2007

Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP

Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 792 Tahun 1990

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (12) tentang Perbankan,

Undang-Undang N0. 10 Tahun 2010 tentang perbankan

Undang-Undang No. 21 Pasal 1 Angka 1 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.

Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN. Edisi 4. 2015.

Wiroso. “Produk Perbankan Syariah Dilengkapi UU Perbankan Syariah dan

Kodefikasi Produk Bank Indonesia”. LPFE Usakti, Jakarta, 2009.

Yulihapsari, Wahyu Dwi, dkk. “Analisis Pengaruh Non Performing Financing

(NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR),

dan BOPO terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Bank Victoria

Syariah Periode 2011-2016)”, Multiplier, Vol.1 No.2, 2017

108

LAMPIRAN

Lampiran 1: rata-rata data Variabel Penelitian

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

ROA (%) 1,40 1,04 0,66 0,81 1,77

CAR (%) 19,49 16,58 18,17 18,45 19,20

NPF (%) 19,25 17,00 4,13 4,78 4,82

FDR(%) 90,48 93,95 90,44 92,53 90,52

BOPO(%) 84,36 88,64 98,95 96,68 99,32

DPK (Milyar Rupiah) 11.914 14.363 16.698 16.993 18.204

Lampiran 2 Data Sampel Penelitian

No Kode Nama Bank Umum Syariah

1 BMU Bank Muamalat

2 BRI Bank BRI Syariah

3 BNI Bank BNI Syariah

4 BSM Bank Syariah Mandiri

5 BCA BCA Syariah

6 BBU Bank Bukopin Syariah

7 BME Bank Mega Syariah

8 BJB Bank BJB Syariah

9 BPS Bank Panin Syariah

10 BVS Bank Victoria Syariah

11 BAC Bank Aceh Syariah

12 BMS Bank MayBank Syariah

109

Lampiran 3 Data variabel yang diolah

No Tahun Bank ROA CAR NPF FDR BOPO DPK

1 2012

BMU

1,163 11,569 2,09 94,15 84,47 34.903.840

2 2013 1,195 17,269 4,69 99,99 93,86 41.791.040

3 2014 0,155 14,148 6,55 84,14 97,33 51.206.270

4 2015 0,19 13,638 7,11 90,3 97,36 45.077.650

5 2016 0,209 12,739 3,83 95,13 97,76 41.920.000

6 2012

BRI

0,98 11,351 3 103,07 91,31 11.753.604

7 2013 1,057 14,492 4,06 102,7 90,42 14.068.324

8 2014 0,076 12,888 4,6 93,9 99,77 16.573.572

9 2015 0,698 13,936 4,86 84,16 93,79 19.427.460

10 2016 0,862 20,63 2,09 81,42 91,33 21.038.321

11 2012

BNI

1,294 19,065 2,02 84,99 88,79 8.947.729

12 2013 1,221 16,228 1,86 97,86 88,11 11.422.190

13 2014 1,129 18,428 1,86 92,6 89,8 16.246.405

14 2015 1,337 15,483 2,53 91,94 89,63 19.322.755

15 2016 1,318 14,92 2,94 84,57 87,67 24.232.000

16 2012

BSM

2,023 13,824 2,82 94,4 73 47.409.000

17 2013 1,382 14,101 4,32 89,37 86,46 56.460.000

18 2014 0,164 14,761 6,84 82,13 98,49 59.821.000

19 2015 0,532 12,851 6,06 81,99 94,78 62.113.000

20 2016 0,551 14,008 4,92 79,19 94,12 69.950.000

21 2012

BCA

0,684 31,469 0,1 79,9 91,4 1.260.700

22 2013 0,821 22,353 0,1 83,5 90,2 1.703.000

23 2014 0,584 29,571 0,1 91,2 92,9 2.338.700

24 2015 0,733 34,328 0,7 91,4 92,5 3.255.100

25 2016 0,986 36,782 0,5 90,1 92,2 1.261.700

26 2012 BBU

0,673 12,78 4,59 91,98 91,59 2850783

27 2013 0,627 11,102 4,27 100,29 92,29 3.272.262

110

28 2014 0,247 15,854 4,07 92,89 96,77 3.994.957

29 2015 0,698 16,311 2,99 90,56 91,99 4.756.303

30 2016 0,681 16,999 3,17 88,18 91,76 5.442.609

31 2012

BME

3,022 13,507 2,67 88,88 77,28 7.108.754

32 2013 2,19 12,993 2,985 93,37 86,09 7.736.248

33 2014 0,331 19,26 3,89 93,61 97,61 5.881.056

34 2015 0,301 18,723 4,26 98,49 99,51 4.354.545

35 2016 2,4 23,526 3,3 95,24 88,16 4.973.126

36 2012

BJB

9,535 21,088 6,619 87,99 110,340 4.707.098

37 2013 0,864 17,987 8,427 97,4 85,760 4.563.559

38 2014 0,563 15,784 5,840 84,02 91,010 4.707.098

39 2015 0,248 22,815 6,930 104,75 98,780 4.563.559

40 2016 7,337 18,255 17,910 98,73 122,770 5.118.972

41 2012

BPS

2,193 32,201 0,2 105,66 47,6 1.223.290

42 2013 0,72 20,834 1,02 90,4 81,31 2.870.310

43 2014 1,542 25,69 0,53 94,04 82,58 5.076.082

44 2015 1,056 20,297 2,63 96,43 89,29 5.929.057

45 2016 1,66 18,174 2,26 91,99 96,17 68.099.008

46 2012

BVS

1,43 28,08 3,19 73,78 87,9 646324

47 2013 0,372 18,396 3,71 84,65 91,95 1015791

48 2014 1,738 15,273 7,1 95,91 143,31 1.132.086

49 2015 2,319 16,136 9,8 95,29 119,19 1.128.908

50 2016 1,716 15,979 7,31 100,67 131,34 1.204.681

51 2012

BAC

0,68 17,82 3,30 90,00 71,51 10.672.335

52 2013 0,82 22,91 2,78 86,80 70,72 11.749.481

53 2014 0,58 23,28 2,58 92,38 73,32 12.030.241

54 2015 0,73 18,59 2,30 84,05 76,07 14.151.718

55 2016 0,99 19,16 1,39 84,59 83,05 14.429.246

56 2012 BMS

2,72 63,89 2,49 197,70 53,77 137.407

57 2013 2,57 59,41 2,69 152,87 67,79 205.648

111

58 2014 3,13 52,13 5,04 157,77 69,62 170.720

59 2015 22,45 38,40 35,15 110,54 192,60 174.900

60 2016 10,75 55,06 43,99 134,73 160,28 714.720

Lampiran 4 Hasil Olah Data

1. Statistik Deskriptif

ROA CAR NPF FDR BOPO DPK

Mean 0.780000 18.37952 3.648000 91.58600 4.523600 17043541

Median 0.850000 16.26950 3.200000 91.98500 4.515000 5661833.

Maximum 3.800000 36.78200 17.90000 105.6600 4.960000 69950000

Minimum -8.100000 11.10200 0.100000 73.78000 3.860000 646324.0

Std. Dev. 1.733464 6.145777 3.138454 7.078435 0.151708 21488566

Skewness -2.778142 1.367968 1.992233 -0.190808 -0.857699 1.352985

Kurtosis 15.30874 4.232376 9.741187 2.648449 10.28234 3.225571

Jarque-Bera 379.9526 18.75853 127.7491 0.560872 116.6147 15.36073

Probability 0.000000 0.000084 0.000000 0.755454 0.000000 0.000462

Sum 39.00000 918.9760 182.4000 4579.300 226.1800 8.52E+08

Sum Sq. Dev. 147.2400 1850.758 482.6448 2455.108 1.127752 2.26E+16

Observations 60 60 60 60 60 60

2. Common Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/06/18 Time: 23:58

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.060447 0.027805 2.173953 0.0351

NPF -0.543686 0.065362 -8.318013 0.0000

FDR -0.045627 0.022865 -1.995465 0.0522

112

BOPO -1.531592 1.117778 -1.370212 0.1776

DPK 4.30E-08 9.42E-09 4.567014 0.0000

C 12.02606 5.715708 2.104038 0.0411

R-squared 0.628344 Mean dependent var 0.780000

Adjusted R-squared 0.586111 S.D. dependent var 1.733464

S.E. of regression 1.115211 Akaike info criterion 3.168131

Sum squared resid 54.72259 Schwarz criterion 3.397573

Log likelihood -73.20327 Hannan-Quinn criter. 3.255504

F-statistic 14.87783 Durbin-Watson stat 1.239101

Prob(F-statistic) 0.000000

3. Fixed Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/08/18 Time: 16:17

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.066756 0.027446 2.432242 0.0196

NPF -0.493209 0.068856 -7.162917 0.0000

FDR -0.052798 0.022719 -2.323913 0.0253

BOPO -0.103913 1.284658 -0.080888 0.9359

DPK 4.00E-08 9.35E-09 4.279376 0.0001

C 5.976030 6.383876 0.936113 0.3548

Effects Specification

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000

Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464

S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281

Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685

Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903

F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443

Prob(F-statistic) 0.000000

4. Random Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/07/18 Time: 00:00

Sample: 2012 2016

113

Periods included: 5

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 50

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.048138 0.024635 1.954021 0.0571

NPF -0.604850 0.053285 -11.35126 0.0000

FDR -0.038605 0.017231 -2.240510 0.0302

BOPO -1.558621 0.882562 -1.766020 0.0843

DPK 4.52E-08 8.78E-09 5.149973 0.0000

C 11.91778 4.481344 2.659421 0.0109

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.351266 0.1606

Idiosyncratic random 0.803022 0.8394

Weighted Statistics

R-squared 0.664504 Mean dependent var

0.5576

09

Adjusted R-squared 0.626379 S.D. dependent var

1.6468

79

S.E. of regression 1.006647 Sum squared resid

44.586

87

F-statistic 17.42982 Durbin-Watson stat

1.3510

90

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.613858 Mean dependent var

0.7800

00

Sum squared resid 56.85560 Durbin-Watson stat

1.0595

41

5. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.540183 (9,35) 0.0001

Cross-section Chi-square 44.283712 9 0.0000

114

6. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 30.143577 5 0.0000