pengaruh calf stretching terhadap penurunan … · sepanjang telapak kaki dari tumit sampai bawah...

14
1 PENGARUH CALF STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI PLANTAR FASCIA PADA PASIEN PLANTAR FASCIITIS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : Rinna Ainul Maghfiroh J 120 161 042 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: phungnhi

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH CALF STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PLANTAR FASCIA PADA PASIEN PLANTAR FASCIITIS DI RSUD DR.

MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

Rinna Ainul Maghfiroh

J 120 161 042

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

ii

iii

1

PENGARUH CALF STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PLANTAR FASCIA PADA PASIEN PLANTAR FASCIITIS DI RSUD DR.

MOEWARDI SURAKARTA

ABSTRAK

Latar Belakang: Plantar fasciitis merupakan kondisi ketika jaringan kuat yang

menyangga lengkungan kaki atau arkus menjadi teriritasi atau radang. Jaringan

kuat yang dimaksud adalah plantar fascia, yaitu jaringan ikat tebal yang

membentang sepanjang telapak kaki dari tumit sampai bawah dari kelima jari-jari

kaki. Salah satu permasalahan yang biasanya timbul karena plantar fasciitis

adalah tightness dan keterbatasan gerak pada calf muscle serta pergelangan kaki

yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada plantar fascia.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui manfaat calf stretching dalam menurunkan

nyeri plantar fascia pada pasien plantar fasciitis.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah quasi experiment, dengan

menggunakan pendekatan Single-Case Research yaitu pendekatan yang bertujuan

untuk mengevaluasi efek suatu perlakuan dengan kasus tunggal atau single-case.

Desain penelitian yang digunakan adalah A-B-A, A pertama diibaratkan A1 yaitu

keadaan awal dimana dilakukan pengukuran nyeri dengan Visual Analogue Scale

(VAS), B adalah perlakuan berupa calf stretching dan A kedua diibaratkan A2

yaitu pengukuran nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) setelah

pemberian calf stretching.

Hasil Penelitian : Pengukuran dengan menggunakan Visual Analogue Scale

(VAS) dan Foot Function Index (FFI) menunjukkan terjadinya penurunan skala

nyeri antara pre-test dan post-test pada kelompok pemberian calf stretching, dan

tidak adanya penurunan skala nyeri pada kelompok non calf stretching.

Kesimpulan: Calf stretching mampu menurunkan nyeri plantar fascia pada

pasien plantar fasciitis.

Kata Kunci: plantar fascia, plantar fasciitis, Visual Analogue Scale, Foot

Function Index, calf stretching.

ABSTRACT

Background: Plantar fasciitis is a condition of a strong tissue is supporting the

arch of the foot becomes irritated or inflamed. This strong tissue is named plantar

fascia, a thick bundle of tissue extending along the soles of the feet from the heel

to the bottom of the five toes. One of the problems that usually arise due to plantar

fasciitis is tightness and limitation of motion in the calf muscle and ankle which

can cause increased pressure on the plantar fascia.

Objective: To determine the benefits of calf stretching in reducing plantar fascia

pain in plantar fasciitis patients.

Research Method: This type of research is quasi experiment, which is using

Single-Case Research approach to evaluate the effect of the treatment with single

2

or case-study. The research design used was ABA, the first A is A1 which is the

initial state where the measurement of pain with Visual Analogue Scale (VAS), B

is the treatment of calf stretching and second A is A2, a measurement of pain

using Visual Analogue Scale (VAS) after giving calf stretching exercise.

Results: A measurement used Visual Analogue Scale (VAS) and Foot Function

Index (FFI) showed a decrease in pain scale between pre-test and post-test in calf

stretching group, and no decrease in pain scale in non-calf stretching group.

Conclusion: Calf stretching can reduce plantar fascia pain in plantar fasciitis

patients.

Keywords: plantar fascia, plantar fasciitis, Visual Analogue Scale, Foot Function

Index, calf stretching.

1. PENDAHULUAN

Berdiri tegak dalam ilmu kesehatan dikenal sebagai posisi anatomi atau

posisi normal tubuh manusia artinya tubuh dan organ tubuh dalam keadaan

rileks menurut kondisinya. Hal ini khususnya banyak dilakukan oleh umat

muslim yang selalu mendirikan sholat lima waktu dalam sehari disertai dengan

sholat sunnah lainnya, yang mana ketika berdiri melibatkan kaki yang menjadi

pusat tumpuan tubuh manusia.

Secara biomekanis, kaki merupakan bagian tubuh yang berfungsi menerima

beban dari seluruh tubuh saat berdiri, berjalan maupun berlari. Karena fungsi

dari kaki adalah pusat tumpuan beban tubuh, maka pada bagian kaki cenderung

mengalami gangguan, salah satunya seperti nyeri pada telapak kaki terutama

bagian dalam atau yang biasa disebut plantar fasciitis.

Plantar fasciitis merupakan kondisi ketika jaringan kuat yang menyangga

lengkungan kaki atau arkus menjadi teriritasi atau radang. Jaringan kuat yang

dimaksud adalah plantar fascia, yaitu jaringan ikat tebal yang membentang

sepanjang telapak kaki dari tumit sampai bawah dari kelima jari-jari kaki.

Jaringan ini lebih tipis dan lemah di bagian tumit dan menjadi lebih tebal dan

kuat di bagian yang mengarah ke lima jari kaki (Cutts et al., 2012).

Plantar fasciitis ini disebabkan karena terjadinya penekanan yang

berlebihan serta terus-menerus pada plantar fascia, biasanya terjadi pada

seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas, tidak pernah melakukan

peregangan atau stretching pada kaki, berdiri untuk waktu yang lama, memiliki

3

arkus yang dalam (high arcs) atau tidak adanya arkus (flat foot), ataupun

seseorang yang mengalami tightness pada otot-otot tungkainya atau calf muscle.

Saat plantar fasciitis terjadi pada orang dewasa, hal ini banyak disebabkan oleh

karena lemahnya kekuatan otot intrinsik dan gaya redam atau shock absorber

yang buruk sehingga mengakibatkan pes planus (flat foot) atau seringnya terjadi

pronasi pada kaki secara berlebihan dan berulang. Demikian pula dengan

individu dengan diabetes melitus yang menderita plantar fasciitis sebagai akibat

perifer neuropati motorik yang menyebabkan atrofi otot dan perubahan struktur

anatomi kaki (pes cavus atau high arch) dan perubahan fungsional saat berjalan

(Roxas, 2005).

Ketika plantar fascia teriritasi maka seseorang akan merasakan nyeri.

Karena adanya nyeri tersebut, sendi ankle akan mengalami gangguan gerak salah

satunya yaitu terbatasnya gerakan dorsifleksi ankle. Dengan seseorang

membatasi gerakan dorsifleksi ankle maka calf muscle (otot gastrocnemius, otot

soleus dan tendon Achilles) juga akan mengalami spasme dan tightness

(Mohseni et al., 2014).

Salah satu metode konservatif yang umum diberikan pada kondisi plantar

fasciitis adalah dengan tindakan fisioterapi yang ada di rumah sakit atau praktek

klinik fisioterapi mandiri. Intervensi fisioterapi yang dapat diberikan yaitu

dengan menggunakan modalitas elektroterapeutis Infrared Rays (IR),

Ultrasound (US), transverse friction massage, strengthening dan stretching

(Higgins, 2012).

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment, dengan menggunakan

pendekatan Single-Case Research yaitu pendekatan yang bertujuan untuk

mengevaluasi efek suatu perlakuan dengan kasus tunggal atau single-case.

Single-case ini terdiri dari beberapa subjek dalam satu kelompok atau subjek

yang diteliti adalah tunggal (n=1) (Latipun, 2010). Desain penelitian yang

digunakan adalah A-B-A, A pertama diibaratkan A1 yaitu keadaan awal dimana

dilakukan pengukuran nyeri yang dirasakan pasien sebelum perlakuan, B adalah

4

perlakuan berupa calf stretching dan A kedua diibaratkan A2 yaitu pengukuran

tingkat nyeri yang dirasakan pasien setelah pemberian calf stretching. Penelitian

dilakukan selama 4 minggu, pelaksanannya di poliklinik Fisioterapi RSUD Dr.

Moewardi Surakarta dengan jumlah responden yaitu 3 orang, yang berupa 2

orang kelompok perlakuan dan 1 orang adalah kelompok kontrol atau non calf

stretching.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 1. Hasil pemeriksaan Visual Analogue Scale (VAS) Ny. D

Gambar 2. Hasil pemeriksaan Visual Analogue Scale (VAS) Ny. N

0

2

4

6

8

10

h1 h3 h5 h7 h11 h13 h15 h17 h19 h21 h23 h25 h27 h28

Visual Analogue Scale (cm)

skala nyeri rata-rata

fase A1 fase treatment fase A2

0

2

4

6

8

h1 h3 h5 h7 h11 h13 h15 h17 h19 h21 h23 h25 h27 h28

Visual Analogue Scale (cm)

skala nyeri rata-rata

fase A1 fase treatment fase A2

5

Gambar 3. Hasil pemeriksaan Visual Analogue Scale (VAS) Ny. W

Tabel 1. Tabel jumlah data Foot Function Index (FFI)

Pemeriksaan Foot Function Index (Ny. D)

Fase

A1

1 2 3 4 5 6

138 138 138 138 138 138

Fase B 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

135 135 131 131 129 129 128 127 127 127 125 125 121 121

Fase

A2

22 23 24 25 26 27

127 127 127 125 125 121

Tabel 2. Tabel jumlah data Foot Function Index (FFI)

Pemeriksaan Foot Function Index (Ny. N)

Fase

A1

1 2 3 4 5 6

68 68 68 68 68 68

Fase B 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

65 65 63 63 63 63 63 60 60 59 59 57 57 57

Fase

A2

22 23 24 25 26 27

55 55 55 55 55 55

0

1

2

3

4

5

6

h1 h3 h5 h7 h11 h13 h15 h17 h19 h21 h23 h25 h27 h28

Visual Analogue Scale (cm)

skala nyeri rata-rata

fase A1 fase treatment fase A2

6

Tabel 3. Tabel jumlah data Foot Function Index (FFI)

Pemeriksaan Foot Function Index (Ny. W)

Fase

A1

1 2 3 4 5 6

61 61 61 61 61 61

Fase B 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61

Fase

A2

22 23 24 25 26 27

61 61 61 61 61 61

3.2 Pembahasan

Pada kelompok perlakuan dengan pemberian calf stretching

didapatkan hasil yaitu terjadi penurunan nyeri pada hari ke 8 sampai hari

ke 21 di fase treatment latihan calf stretching diberikan, fase A1 hari ke 1

sampai 7 belum mengalami penurunan nyeri sama sekali, setelah

dilakukan calf stretching dengan dosis 2-3 kali perhari, sebanyak 14 hari

pada hari ke 8-21 dan selama 2 minggu itu terjadi penurunan skala VAS

dan skor FFI yang berarti terjadi penurunan nyeri plantar fascia, kemudian

pada fase A2 atau post test hari ke 22 sampai hari ke 28 tidak terjadi

penurunan nyeri yang berarti hasil dari latihan calf stretching yang

diberikan dapat bertahan selama 7 hari selama fase A2.

Sedangkan pada subjek non calf stretching didapatkan hasil tidak

terjadi penurunan nyeri sedikitpun dari pengukuran fase A1, fase treatment

sampai pengukuran fase A2 yaitu hari ke 1 sampai hari ke 28.

Plantar fasciitis mempengaruhi pola berjalan yang mana tumpuan

badan menumpu pada sisi kaki atau forefoot (jari-jari kaki) karena nyeri

pada bagian medial calcaneus atau proksimal insersio dari plantar fascia.

Hal ini mengakibatkan pemendekan tendon Achilles dan nyeri pada bagian

medial calcaneus dan kekakuan pada calf muscle. Karena permasalahan

yang muncul maka semua pasien disarankan untuk melakukan active

stretching berupa calf stretching sebanyak 2-3 kali dalam sehari untuk

meningkatkan fleksibilitas ankle, yang mana dengan meningkatnya

7

fleksibilitas calf muscle maka nyeri pada plantar facsia juga akan

berkurang.

Menurut penelitian Shivanna dan Shankar pada tahun 2014, program

latihan stretching merupakan program latihan yang penting untuk

diberikan sebagai treatment rutin pasien plantar fasciitis dan dapat

menurunkan nyeri plantar fascia serta meningkatkan aktivitas fungsional

dikarenakan adanya tightness calf muscle dan kelemahan otot intrinsik

tungkaim (flexor digitorum brevis, abductor hallucis dan medial head dari

quadratus plantae). Meningkatkan fleksibilitas calf muscle adalah bagian

yang penting agar terjadi penurunan nyeri plantar fascia. Teknik calf

stretching bisa digunakan dalam program jangka pendek untuk

menurunkan nyeri plantar fascia dan meningkatkan fleksibilitas calf

muscle. Dosis latihan calf stretching yang biasa digunakan adalah 2-3 kali

perhari, setiap gerakan dapat dilakukan 20-30 detik hitungan dan dapat

diulangi sesuai kemampuan pasien.

Dengan pemberian calf stretching akan memberikan efek berupa

pelepasan jaringan fibrous dan mengurangi iritasi terhadap saraf tipe C dan

A yang memiliki tugas menghantarkan nyeri ke cornu dorsalis medulla

spinalis.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil analisa Single-Case Research dengan ABA

Design dapat diambil kesimpulan bahwa : Calf stretching mampu

menurunkan nyeri plantar fascia pada pasien plantar fasciitis.

4.2 Saran

Berdasarkan penatalaksanaan dan hasil penelitian yang telah

dilakukan maka peneliti memberi saran kepada pasien plantar fasciitis

untuk secara rutin melakukan program latihan calf stretching yang telah

diberikan agar nyeri yang dirasakan karena plantar fasciitis yang diderita

berkurang dan menurun sehingga aktivitas sehari-hari tidak akan

8

terganggu dan untuk peneliti yang lain yang akan melanjutkan penelitian

ini disarankan untuk menggunakan subjek yang lebih banyak dan waktu

yang lebih panjang dan lama dengan metode single-case atau metode

lainnya, karena setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan masing-

masing dan hasilnya dapat dijadikan rujukan dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Crichton, N. 2001. Visual Analogue Scale.http://www.blackwellpublishing.com/

diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Cutts, S., Obi, N., Pasapula, C., & Chan, W. (2012). Plantar fasciitis.Annals of the

Royal College of Surgeons of England, 94(8), 539–542.

https://doi.org/10.1308/003588412X13171221592456

DiGiovanni, B. F., Nawoczenski, D. A., Lintal, M. E., Moore, E. A., Murray, J.

C., Wilding, G. E., & Baumhauer, J. F. (2003). Tissue-specific plantar

fascia-stretching exercise enhances outcomes in patients with chronic heel

pain. A prospective, randomized study.The Journal of Bone and Joint

Surgery. American Volume, 85–A(7), 1270–1277.

https://doi.org/10.1007/BF02703708.

Dillah U, Imron A. 2013. Jurnal Fisioterapi: Auto Stretching Dan Transverse

Friction Lebih Baik Daripada Paraffin Bath Dan Transverse Friction

Terhadap Kemampuan Fungsional Tangan Pada Kasus Trigger Finger.

Universitas Esa Unggul: Vol 13, No.1.

Duff, R. (2010). Plantar Fasciitis and Heel Pain Syndrome.Journal of the

American Chiropractic Association, 47(7), 26–33.

Goff, J. D., & Crawford, R. (2011). Diagnosis and treatment of plantar

fasciitis.American Family Physician, 84(6), 676–682. https://doi.org/d9001

[pii]

Grecco, M., Brech, G., & Greve, J. (2013). One-year treatment follow-up of

plantar fasciitis: radial shockwaves vs. conventional physiotherapy.Clinics,

68(8), 1089–1095. https://doi.org/10.6061/clinics/2013(08)05

Higgins, P. (2012). Effect of Combined Training Program on Gait Parameters

after Bilateral Total Hip Arthroplasty: A Case Study. Journal of Novel

Physiotherapies, 2(7), 8–11. https://doi.org/10.4172/2165-7025.1000120

Javaid, L., Waqas, S., & Asim, H. M. (2017). Tightness of Calf and Hamstring

Musculature among Plantar Fascitis, 11(3), 1103–1105.

Johnston, A. 2008. Stretching Your Calf Muscle : How To Do It And Why ?

Dorset County Hospital: William Avenue, Dorchester.

9

Kevin H, T., Chen, E., Sutton, D., Degregoris, G., Papa, E., & Ciotola, N. A.

(2015). Section Editor : Steven Mandel , MD A Review of the Evaluation and

Treatment of Heel Pain , Part 2, (August), 39–45.

Khan, M., Ali, S. S., & Soomro, R. R. (2014). Role of Tissue Specific Plantar

Fascia Stretching Exercises Versus Myofascial Released Technique in Chronic

Plantar Fasciitis, 91–95.

Kisner C, Colby LA. 2012. Therapeutic Exercise : Foundations And Techniques

(6th Edition). Philadelphia : F.A. Davis Company.

Lim, A. T., How, C. H., & Tan, B. (2016). Management of plantar fasciitis in the

outpatient setting.Singapore Medical Journal, 57(4), 168–171.

https://doi.org/10.11622/smedj.2016069.

Mohseni Mohseni-Bandpei, M. A., Nakhaee, M., Mousavi, M. E., Shakourirad,

A., Safari, M. R., & Vahab Kashani, R. (2014). Application of ultrasound in

the assessment of plantar fascia in patients with plantar fasciitis: A systematic

review.Ultrasound in Medicine and Biology, 40(8), 1737–1754.

https://doi.org/10.1016/j.ultrasmedbio.2014.03.001

Pearson Education, Anatomy of Calf Muscle. 2013. http://www.fitstep.com/2/4-

exercise-library/1-muscle-anatomy/calf-muscle-anatomy.htm. diakses pada

tanggal 27 Oktober 2017.

Peerbooms CJ, Loar VW, Faber F, Schuller HM, van der Hoeven H, Gosens T. Et

al. Use of platelet rich plasma to treat plantar fasciitis. Design of a multicentre

randomized controlled trial. BMC Muskuloskelet Disord 2010; 11: 69-73.

http://dx.doi.org/10.1186/1471-2474-11-69.

Porter, D., Barrill, E., Oneacre, K., & May, B. D. (2002). The effects of duration

and frequency of Achilles tendon stretching on dorsiflexion and outcome in

painful heel syndrome: A randomized, blinded, control study.Foot and Ankle

International, 23(7), 619–624. https://doi.org/10.1177/107110070202300706.

Putz R, Pabst R. 2012. Atlas of Human Anatomy : Sobotta, Vol 2 : Thorax,

Abdomen, Pelvis, Lower Limb. Urban and Fischer : Munich, Germany.

Radford, J. A., Landorf, K. B., Buchbinder, R., & Cook, C. (2007). Effectiveness

of calf muscle stretching for the short-term treatment of plantar heel pain: A

randomised trial.BMC Musculoskeletal Disorders, 8, 1–8.

https://doi.org/10.1186/1471-2474-8-36.

Roxas Mario, N. (2005). Plantar fasciitis: Diagnosis and Therapeutic

Considerations.Alternative Medicine Review, 10(2), 83–93.

Schwartz, E. N., & Su, J. (2014). Plantar fasciitis: a concise review. The

Permanente Journal, 18(1), e105-7. https://doi.org/10.7812/TPP/13-113

10

Shivanna, Shankar, G. (2014). Plantar Fasciitis-Pain after Stretching: An

Assessment Study.Scholars Journal of Applied Medical SciencesOnline) Sch. J.

App. Med. Sci, 2(6C), 3015–3019. Retrieved from www.saspublisher.com

Siburian. 2008. Penyakit Plantar Fasciitis (dalam Soeparman, Waspadji S). Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Sidharta, Priguna. 2010. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Dian Rakyat,

Jakarta.

Tahririan Mohammad Ali, Mehdi Motififard, M. N. T., & Babak Siavashi. (2011).

Plantar Fasciitis.The Journal of the American Medical Association, 306(17),

2017.