pengaruh big five personality, intensi anti korupsi...

118
PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERHADAP PROKRASTINASI PEGAWAI KELURAHAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Ulfa Hannani NIM : 1111070000033 Oleh : Fauzi 1112070000073 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Upload: nguyenthuy

Post on 15-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI

KORUPSI DAN IKHLAS TERHADAP PROKRASTINASI

PEGAWAI KELURAHAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Ulfa Hannani

NIM : 1111070000033

Oleh :

Fauzi

1112070000073

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah
Page 3: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi yang berjudul "PENGARUH BIG FIW PERSONALfTY, INTENSIANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juli 2017. Slaipsi ini telatr diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas

Psikologi.

Jakarta,l4 Juli 2017

Sidang Munaqasyah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Abdul Rahman Shaleh. M.SiNIP.19720823 199903 1 002

Anggota

S. Evaneeline l.Suaidv. M.Si. PsiNIP. 19750127 200710 2 002

Drs, Akhmad Baidun. M.SiNrP. 196408t4 200112 1 001

n\l ,TW/u'I

Liany Luzvinda. M.SiNIP. 19780216200710 2 001

lil

NrP. 196806141

Page 4: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

PERNYATAANI

Yang bertanda tangan dibawah ini:NamaNIM

:Favzi:1112070000073

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH BIG FIVEPERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERHADAPPROKRASTINASI PEGAWAI KELURAHAN adalah benar merupakan karyasaya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapunkutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumberkutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan prosos yang semestinyasesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi inisebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pemyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Fauzi'NIM :1112070000073

t;tl

fIr

IV

Page 5: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

v

MOTTO

“Barangsiapa yang menyulitkan

(orang lain) maka Allah akan

mempersulitnya pada hari

kiamat”(HR. Al-Bukhari no 7152)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan sebagai

sebuah bukti cinta kasih untuk orang tua,

keluarga saya, sahabat saya beserta orang-

orang yang selalu mendukung saya dalam

menyelesaikan karya ini.

Page 6: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Juli 2017

C) Fauzi

D) Pengaruh Big Five Personality, Intensi Anti Korupsi dan Ikhlas Terhadap

Prokrastinasi Pegawai Kelurahan di Bogor

E) xiv + 75 Halaman + 29 Lampiran

F) PNS pada hakekatnya adalah sebagai tulang punggung pemerintahan

dalam melaksanakan pembangunan nasional. Prokrastinasi pada pegawai

tentunya dapat mengurangi kinerja sebab pada dasarnya PNS diharapkan

mampu melaksanakan tugas dengan disiplin dan profesional. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh big five personality, intensi anti

korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi pegawai kelurahan di Bogor.

Hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan big five personality, intensi anti korupsi dan ikhlas terhadap

prokrastinasi pegawai kelurahan di bogor.

Pada penelitian ini sampel berjumlah 155 pegawai dari jumlah

keseluruhan 659 pegawai kelurahan di Bogor yang diambil dengan teknik

non probability sampling. Penulis menggunakan alat ukur baku yang

terdiri dari Tuckman Procrastination Scale (TPS), The Big Five Inventory

(BFI), Intensi Anti Korupsi dan Ikhlas. Uji validitas alat ukur

menggunakan teknik Comfirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis data

menggunakan teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

siginifikan dimensi conscienstiousness dan neuroticism pada variabel Big

Five Personality terhadap prokrastinasi. Hasil uji hipotesis minor yang

menguji tiga variabel big five, yaitu openness to experience, extraversion

dan agreeableness tidak terdapat pengaruh terhadap prokrastinasi.

Kemudian, hasil uji hipotesis minor yang menguji intensi anti korupsi

tidak terdapat pengaruh terhadap prokrastinasi. Lalu, hasil uji hipotesis

minor yang menguji variabel ikhlas tidak terdapat pengaruh terhadap

prokrastinasi.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji

kembali dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya, dengan

menambah variabel lain yang terkait dengan prokrastinasi kerja yang dapat

dianalisis sebagai IV yang mungkin memiliki pengaruh besar terhadap

prokrastinasi kerja.

G) Bahan bacaan: 32 jurnal, 8 buku, 10 artikel, 8 skripsi.

Page 7: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2017

C) Fauzi

D) The influence of big five personality, anti corruption intention and ikhlas

against procrastination of urban village employees in Bogor

E) XIV + 75 pages + 29 appendix

F) PNS is essentially the backbone of the government in implementing

national development. Procrastination to employees certainly can reduce

performance because basically civil servants are expected to perform tasks

with discipline and professional. This study aims to determine the

influence of big five personality, intentions of anti-corruption and ikhlas to

the procrastination of urban village employees in Bogor. Major hypothesis

in this research is there is significant influence big five personality,

intention of anti corruption and ikhlas to procrastinate urban village

employee in bogor.

In this study the sample was 155 employees from the total 659

urban village employee in Bogor taken with non probability sampling

technique. The author uses a standard measuring instrument consisting of

Tuckman Procrastination Scale (TPS), The Big Five Inventory (BFI), Anti

Corruption Intention and Ikhlas. Test the validity of the measuring

instrument using the technique Comfirmatory Factor Analysis (CFA).

Data analysis using multiple regression analysis technique.

The results showed that there was a significant influence on the

dimensions of conscienstiousness and neuroticism on Big Five Personality

variables on procrastination. The results of a minor hypothesis test that

tested the three big five variables, namely openness to experience,

extraversion and agreeableness no effect on procrastination. Then, the

results of a minor hypothesis testing that examines the intention of anti-

corruption there is no effect on procrastination. Then, the results of a

minor hypothesis test that examines the ikhlas variables there is no effect

on procrastination.

The authors hope the implications of the results of this study can be

reviewed and developed in subsequent research. For example, by adding

another variable related to work procrastination that can be analyzed as IV

that may have a major influence on job procrastination

G) Reference: 32 Journal, 8 books, 10 articles, 8 essay

Page 8: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT karena

berkat kekuasaan-Nya, rahmat, karunia, dan Anugrah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi

besar Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga serta pengikutnya hingga akhir

zaman. Allahumma shalli ‘ala saiyidinaa Muhammad wa’ala alisaiyidina

Muhammad.

Skripsi ini bukan hanya hasil karya penulis seorang diri, karena banyak

pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, izinkan

penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih penulis yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh wakil dekan dan jajaran dekanat lainnya

yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka menciptakan

lulusan berkualitas.

2. Ibu Liany Luzvinda, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang dengan

penuh kesabaran telah memberikan waktu, ilmu, semangat, saran, dan kritik

yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih atas ilmu yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan.

3. Bapak Dr. Abdurahman Shaleh, M.Si , selaku dosen pembimbing akademik

yang selalu memberi semangat kepada penulis dan selalu menanyakan

perkembangan dari pembuatan skripsi penulis.

4. Seluruh Pegawai Negeri Sipil Kelurahan di Bogor yang telah membantu

meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner serta dukungannya kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga terwujud gelar Sarjana

Psikologi, terimakasih.

5. Papah penulis, Papah Zulkifli Djahidin. Terimakasih atas segala doa,

dukungan moral dan materil, kasih sayang yang tulus, pengorbanan dan ilmu

hidup yang telah diberikan.

6. Mamah penulis, Almarhumah Mamah Lilis Suryani. Terimakasih atas

limpahan kasih sayang semasa hidupnya meskipun tak sempat melihat dan

mendampingi penulis, rasa rindu dan sayang adalah sebab penulis ingin terus

menjadi yang terbaik.

7. Adik-adik penulis, Faisal, Fikri dan keluarga besar yang berada di Bogor dan

Padang, terimakasih atas perhatian, kasih sayang, dukungan moril dan materil

yang tiada hentinya diberikan kepada penulis, mudah – mudahan dengan

selesainya skripsi ini menjadi salah satu kado terbaik atas perjuangan kalian

selama ini membesarkan penulis hingga menjadi seperti saat sekarang ini.

8. Sahabat semasa kuliah, anya, dea, yuni, rara, meitha, kresna, sucipto

vanhouten, abay, satrio. Terimakasih untuk semangat, canda tawa, serta doa

dan dukungan kepada penulis.

Page 9: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

ix

9. Teman-teman psikologi 2012, khususnya kelas B. Terima kasih atas

kebersamaan, cerita dan pembelajaran selama ini. Semoga kita semua sukses

selalu.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan, dukungan,

dan do’anya kepada saya, dibalas Allah dengan kebaikan yang berlimpah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga

penelitian ini memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Jakarta, 14 Juli 2017

Penulis

Page 10: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................ iv

MOTTO ................................................................................................................ v

ABSTRAK. ........................................................................................................... vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL. ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1-11

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 9

1.2.1 Batasan masalah ......................................................................... 9

1.2.2 Rumusan masalah ....................................................................... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 11

1.3.1 Tujuan penelitian ........................................................................ 11

1.3.2 Manfaat penelitian ...................................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 12-36

2.1 Prokrastinasi ......................................................................................... 12

2.1.1 Pengertian prokrastinasi .............................................................. 12

2.1.2 Dimensi prokrastinasi.................................................................. 13

2.1.3 Faktor-faktor prokrastinasi .......................................................... 15

2.1.4 Pengukuran prokrastinasi ............................................................ 17

2.2 Big Five Personality ............................................................................. 18

2.2.1 Pengertian Big Five Personality.................................................. 18

2.2.2 Dimensi Big Five ......................................................................... 20

2.2.3 Pengukuran Big Five. .................................................................. 23

2.3 Intensi Anti Korupsi ............................................................................. 25

2.3.1 Pengertian Intensi Anti Korupsi .................................................. 25

2.3.2 Dimensi Intensi Anti Korupsi ..................................................... 27

2.3.3 Pengukuran Intensi Anti Korupsi ................................................ 28

2.4 Ikhlas .................................................................................................... 29

2.4.1 Pengertian ikhlas ......................................................................... 29

2.4.2 Indikator dan Pengukuran ikhlas ................................................ 31

2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................ 32

2.6 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 35

Page 11: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

xi

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 37-58 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 37

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 37

3.2.1 Prokrastinasi ............................................................................... 37

3.2.2 Big Five Personality ................................................................... 38

3.2.3 Intensi Anti Korupsi ................................................................... 39

3.2.4 Ikhlas .......................................................................................... 39

3.3 Pengumpulan Data ............................................................................... 39

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 40

3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................ 43

3.4.1 Uji Validitas Prokrastinasi kerja. ............................................... 44

3.4.2 Uji Validitas Big Five Personality ............................................. 46

3.4.4.1 Uji Validitas Openness .................................................... 46

3.4.4.2 Uji Validitas Conscienstiousness .................................... 47

3.4.4.3 Uji Validitas Extraversion ............................................... 48

3.4.4.4 Uji Validitas Agreeableness ............................................ 50

3.4.4.5 Uji Validitas Neuroticism ................................................ 51

3.4.3 Uji Validitas Intensi Anti Korupsi. ............................................ 52

3.4.4 Uji Validitas Ikhlas..................................................................... 53

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 54

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 56

3.6.1 Persiapan Penelitian ................................................................... 57

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 57

3.6.3 Pengolahan Data ......................................................................... 57

BAB 4 HASIL PENELITIAN. ............................................................................ 59-69

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian. ................................................... 59

4.2 Analisis Deskriptif. .............................................................................. 59

4.3 Kategorisasi Skor Variabel. ................................................................. 61

4.4 Uji Hipotesis. ....................................................................................... 64

4.4.1 Uji Hipotesis Mayor .................................................................. 64

4.4.2 Uji Hipotesis Minor ................................................................... 65

4.4.3 Analisis Proporsi Varians .......................................................... 67

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. ............................................ 70-75

5.1 Kesimpulan. ......................................................................................... 70

5.2 Diskusi. ................................................................................................ 70

5.3 Saran. .................................................................................................... 74

5.3.1 Saran Metodologis. ..................................................................... 74

5.3.2 Saran Praktis. .............................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76

LAMPIRAN .......................................................................................................... 79

Page 12: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 The Big Five Factors of Personality .................................................. 23

Tabel 2.2 Blueprint intensi anti korupsi Nihayah et.al (2015) ........................... 27

Tabel 3.1 Nilai skor jawaban model skala likert. ............................................... 39

Tabel 3.2 Blueprint Prokrastinasi Kerja. ............................................................ 40

Tabel 3.3 Blueprint Big Five Personality. ......................................................... 40

Tabel 3.4 Blueprint Intensi Anti Korupsi. .......................................................... 41

Tabel 3.5 Blueprint Ikhlas .................................................................................. 41

Tabel 3.6 Muatan faktor item untuk prokrastinasi kerja. ................................... 44

Tabel 3.7 Muatan faktor item untuk opennes to experience. ............................. 46

Tabel 3.8 Muatan faktor item untuk consciensciousness. .................................. 47

Tabel 3.9 Muatan faktor item untuk extraversion. ............................................. 48

Tabel 3.10 Muatan faktor item untuk agreeableness ........................................... 49

Tabel 3.11 Muatan faktor item untuk nueroticism. .............................................. 50

Tabel 3.12 Muatan faktor item untuk intensi anti korupsi ................................... 52

Tabel 3.13 Muatan faktor item untuk ikhlas. ....................................................... 53

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ................................ 59

Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian. ............................................... 60

Tabel 4.3 Norma skor kategorisasi. ................................................................... 61

Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel. ................................................................. 62

Tabel 4.5 Hasil regresi R-Square. ...................................................................... 64

Tabel 4.6 Hasil regresi Anova ............................................................................65

Tabel 4.7 Hasil koefisien regresi. ....................................................................... 66

Tabel 4.8 Hasil analisis proporsi varians. .......................................................... 68

Page 13: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir .................................................................... 35

Page 14: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian ........................................................................ 79

Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram ................................................................ 89

Lampiran 3 Output Regresi ................................................................................. 102

Page 15: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era yang modern ini, individu dalam setiap organisasi dituntut untuk bekerja

dengan baik dan mampu memberikan kontribusi yang nyata. Agar organisasi tidak

tertinggal dalam persaingan, peningkatan kualitas sumber daya manusia pun tentu

menjadi syarat wajib yang harus dipenuhi. Setiap organisasi atau instansi pada

dasarnya mengharapkan para pegawainya mampu melaksanakan tugas dengan

efektif, efisien, produktif dan profesional. Tujuannya tak lain agar organisasi

memiliki sumber daya yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan pelayanan

yang terbaik, tidak terkecuali organisasi pemerintah (Noviandri, 2013). Dilihat

dari fungsinya sebagai penyelenggara seluruh proses pelaksana pembangunan,

pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat

(Azzaniar, 2009). Meski bukan satu-satunya faktor penentu, tidak dapat

dipungkiri maju mundurnya negeri ini tergantung pada kinerja Pegawai Negeri

Sipil (PNS), mulai dari sistem pemerintahan tertinggi sampai tingkat terendah

(Noviandri, 2013).

PNS bisa dikatakan dasar dari sistem pemerintahan. Musanef (dalam

Novita, 2009) mengungkapkan bahwa keberadaan PNS pada hakekatnya sebagai

tulang punggung pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional

sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur Negara khususnya Pegawai Negeri

sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

Page 16: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

2

Tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 08 Tahun 1974 Tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian bahwa kepegawaian yakni para pegawai yang berkedudukan

sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan

tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai dituntut untuk memiliki

etos kerja dan disiplin waktu yang tinggi dalam rangka melaksanakan tugas

pemerintahan (Noviandri, 2013).

Kelurahan merupakan unit pemerintahan yang paling dekat dengan

masyarakat. Sebagai organisasi yang paling dekat dan berhubungan langsung

dengan masyarakat, kelurahan bisa dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan

pembangunan kota, dimana kelurahan terlibat langsung dalam perencanaan,

pengendalian pembangunan dan pelayanan masyarakat (Somba, 2012). Salah satu

fungsinya yakni melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya (Rumasa, 2014). Beberapa jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh

masyarakat dalam hal ini adalah antara lain Kartu Tanda Penduduk, Kartu

Keluarga, Surat Nikah, dan masih banyak lagi. Salah satu misi kelurahan di kota

Bogor yakni mengoptimalkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam

mewujudkan segala sesuatunya efektif, efisien dan transparan (kotabogor.go.id).

Misi di atas tentu sangat diharapkan terlaksana dengan baik untuk memberikan

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Pada dasarnya pemerintah telah melakukan berbagai upaya agar

menghasilkan pelayanan yang lebih cepat, tepat, tidak diskriminatif dan

transparan, selain itu pemerintah juga menyusun rancangan undang-undang

Page 17: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

3

tentang pelayanan publik yang isinya memuat standar pelayanan minimum.

Namun upaya-upaya yang telah ditempuh nampak kurang optimal, banyaknya

keluhan yang datang dari masyarakat tentang kinerja kulurahan terutama

menyangkut masalah yang berhubungan dengan pelayanan. Seringkali masyarakat

yang pernah berhadapan dengan birokrasi di negara ini, umumnya pernah

merasakan lambatnya pelayanan PNS. Menurut Burhanudin (2011) keluhan yang

kerap terjadi misalnya menunda waktu pelayanan yang semestinya diberikan

kepada masyarakat dengan segara, tanpa ada alasan yang jelas dan ketika

dipertanyakan, maka jawaban yang sering ditemui, harus mengikuti prosedur atau

yang lebih anehnya adalah ketiadaan staf atau atasan.

Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi pada tahun 2012 memperkirakan 40 persen dari 4,7 juta PNS

di Indonesia memiliki kinerja buruk dan akan diminta menjalani pensiun dini

(www.tempo.co). Burhanudin (2011) menyatakan bahwa salah satu bentuk dari

kinerja buruk ialah perilaku menunda-nunda pekerjaan atau dalam ilmu psikologi

disebut prokrastinasi. Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi kerja merupakan jenis

penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan

tugas pekerjaan. Perilaku prokrastinasi yang marak dijumpai antara lain datang

terlambat, pulang lebih awal, membolos, malas bekerja atau menunda-nunda

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (Noviandri, 2013). Perilaku di atas

menunjukan bahwa banyak pegawai yang melakukan prokrastinasi dalam bekerja.

Dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

sudah dijelaskan kewajiban PNS yaitu memberikan pelayanan sebaik-baiknya

Page 18: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

4

kepada masyarakat. Perilaku prokrastinasi ini tentu membuat kinerja pegawai

menjadi lamban dan memiliki produktifitas yang rendah. Melakukan prokrastinasi

sama halnya membuang banyak waktu dengan percuma. Tugas pekerja menjadi

terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal (Ferrari,

1995).

Perilaku prokrastinasi pada diri individu tidak muncul begitu saja, terdapat

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prokrastinasi. Faktor internal yang

banyak menjadi penyebab prokrastinasi dari beberapa penelitian diantaranya

yakni tipe kepribadian. Ferrari (1995) menyatakan bahwa prokrastinasi sebagai

suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah

perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang

melibatkan komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait

yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Piers Steel, Thomas

Brothen, Catherine Wambach (2001), menunjukan adanya korelasi antara

kepribadian dengan prokrastinasi. Kepribadian merupakan satu bentuk trait yang

relatif permanen, atau karakteristik yang mengukur konsistensi perilaku

seseorang. Lebih khususnya, kepribadian terdiri dari trait atau watak yang memicu

perbedaan tingkah laku individu, konsistensi tingkah laku sepanjang waktu, dan

konsistensi tingkah laku dalam berbagai situasi (Feist & Feist, 2002)

Sehubungan dengan pengertian di atas, salah satu tipe kepribadian big five

yaitu tipe conscientiousness. Faktor kepribadian tipe conscientiousness pada

individu menunjukkan ciri-ciri yang berkaitan dengan suatu pemahaman yang

Page 19: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

5

kuat akan tujuan, kewajiban, dan kelebihan-kelebihan secara umum akan

berprestasi lebih baik daripada individu-individu yang tidak demikian. Sebaliknya

tipe conscientiousness yang dimiliki rendah membuat individu tidak memiliki

tujuan, tidak dapat diandalkan, pemalas, tidak peduli, lemah, lalai, lemah dalam

kemauan, dan suka bersenang-senang, sehingga ada kecenderungan dalam diri

individu melakukan penundaan dalam kerja. Individu dengan kepribadian tipe

conscientiousness dan melakukan penundaan dalam bekerja berdampak pada

kepercayaan diri rendah (Eerde, 2003).

Selain kepribadian, adanya faktor keinginan mendapatkan keuntungan atau

tindak korupsi. Pengalaman penulis dalam proses membuat KTP bisa menjadi

contoh kasus, prosedur pembuatan KTP yang seharusnya hanya berlangsung

beberapa hari, ternyata mendapat penundaan hampir selama 2 bulan dengan alasan

mesin cetaknya rusak. Namun ketika diberi “pelicin”, dalam hitungan menit KTP

telah selesai. Berdasarkan kasus di atas, bisa dilihat bahwa adanya indikasi

terjadinya prokrastinasi karena mengharapkan imbalan atau suap dari masyarakat.

Burhanudin (2011) berpendapat bahwa kasus lambatnya birokrasi kerap kali

terjadi, sehingga sampai hari ini dianggap sesuatu yang wajar dalam masyarakat,

sehingga ketika ada masyarakat yang menghadapi fenomena seperti ini, biasanya

kemudian mencari solusi lain dengan cara memberi “pelicin” untuk mendapatkan

pelayanan yang lebih cepat.

Dalam Pasal 419 KUHP yang dimaksud penerimaan suap PNS yakni

menerima hadiah atau janji padahal diketahuinya bahwa hadiah atau janji itu

diberikan untuk menggerakkannya supaya melakukan atau tidak melakukan

Page 20: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

6

sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Menurut

Charles Osifo (2012), suap merupakan bagian dari korupsi. Suap dipandang

sebagai upaya ilegal untuk mempengaruhi PNS, otoritas politik / partai, dan

pemegang jabatan publik dan swasta lainnya dalam rangka untuk mendapatkan

beberapa keuntungan.

Menurut Nihayah (2015) intensi anti korupsi yakni merujuk pada intensi

individu untuk menghindari korupsi. Fishbein dan Ajzen dalam (Nihayah, 2015)

mengemukakan bahwa intensi merupakan representasi kognitif dari kesiapan

individu untuk menerapkan perilaku tertentu dan dipandang sebagai anteseden

paling dekat dengan perilaku. Intensi memainkan peran penting dalam

mengarahkan tindakan tertentu yang diinginkan oleh individu. Dalam hal ini

individu yang memiliki intensi atau niat untuk menghindari korupsi yang bisa

mengarahkannya agar tidak merusak perilaku untuk memperkaya dirinya sendiri,

orang lain, atau korporasi, baik secara melawan hukum maupun dengan

menyalahgunakan kewenangan.

Walapun perilaku korupsi dilarang dan ilegal, namun mengacu pada data

Global Corruption Barometer (GCB) tahun 2013 sebanyak 71% responden

mengatakan mengeluarkan “uang pelicin” agar dapat mengakses pelayanan

publik. Empat latar belakang utama pembayaran uang pelicin yakni: 11% sebagai

satu-satunya cara mendapatkan pelayanan; 71% mempercepat pengurusan; 6%

untuk mendapatkan pelayanan lebih murah; dan 13% sebagai hadiah atau ucapan

terima kasih (KPK, 2015). Padahal, sudah banyak peraturan yang melarang PNS

untuk menerima suap atau berbagai hal yang berhubungan dengan korupsi.

Page 21: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

7

Tujuannya agar pegawai negeri, pejabat atau penyelenggara negara tidak terbiasa

menerima pemberian yang nantinya dikhawatirkan dapat mendorong melakukan

sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban dan tugasnya.

Setiap pegawai akan menampilkan kinerja yang berbeda-beda tergantung

apa yang memotivasi dan menjadi tujuan pegawai dalam bekerja. Berdasarkan

sudut pandang teori kebutuhan Abraham Maslow, pada diri pegawai yang merasa

kekurangan dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi kerja

yang paling besar yakni untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, sebab kebutuhan

fisiologis ialah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak yang harus dipenuhi

paling utama oleh manusia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya

(Iskandar, 2016). Sementara itu, korupsi yang berupa suap atau imbalan bisa

dianggap sebagai reward dari hasil kerja para pegawai. Penelitian dari Febrianti,

Musadieq dan Prasetya (2014) menyatakan bahwa reward berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai atau karyawan. Apabila tujuannya demi meraih suatu

keuntungan maka semangat untuk bekerja tidak akan muncul ketika tahu tak akan

mendapatkannya dan terkesan malas-malasan dalam bekerja.

Faktor penyebab prokrastinasi lainnya yakni ikhlas. Ikhlas dimaknai

sebagai bentuk ketulusan dalam melakukan suatu perbuatan kepada orang lain

(Chizanah & Hadjam, 2011). Menanamkan sikap ikhlas dalam hidup dan bekerja

merupakan hal yang harus selalu diupayakan. Bekerja merupakan salah satu

aktivitas mulia dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Sikap ikhlas

yang kuat di dalam melaksanakan kerja bisa dinilai sebagai ibadah.

Page 22: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

8

Individu yang ikhlas dapat dikatakan sebagai individu yang religius-

spiritual. Individu yang religius, sebagaimana diungkapkan oleh Emmons, Barrett,

dan Schnitker (2008), yakni individu yang prososial karena mudah berempati,

jujur, adil, dan menunjukkan penghargaan pada norma prososial. Individu yang

telah menganut orientasi religius sebagai tujuan hidup, memiliki motif religius

yang kuat dan mencoba menginternalisasi nilai agama ke dalam hidupnya.

Dengan demikian, individu yang memiliki orientasi religius akan menjalankan

perilaku sesuai dengan kepercayaan yang telah diinternalisasi, termasuk

menghindari perilaku yang dianggap bertentangan dengan nilai agama seperti

perilaku menunda pekerjaan yang nantinya akan merugikan orang lain.

Penelitian yang dilakukan Chizanah dan Hadjam (2011) terkait konstruk

ikhlas dengan metode hermeneutika menunjukkan bahwa ikhlas merupakan suatu

kondisi mental yang berkaitan dengan proses berideologi sebagai hamba Tuhan.

Konsep diri sebagai hamba Tuhan merupakan aspek terpenting dalam ikhlas yang

menunjukkan bahwa ikhlas merupakan konstruk yang bernuansa spiritual.

Spiritualitas sendiri memiliki peranan penting dalam pengembangan kesehatan

mental (Chizanah, 2011).

Berdasarkan penjelasan di atas, ikhlas menunjuk pada perilaku yang

cenderung bersifat positif, sementara prokrastinasi seperti yang dijelaskan Tice

dan Baumeister (1997) lebih cenderung bersifat negatif seperti rasa khawatir,

depresi dan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak melakukan

prokrastinasi. Tingkat stres yang lebih tinggi dan persepsi kesehatan yang lebih

buruk dimiliki oleh pegawai yang suka menunda pekerjaan. Pendapat Tice &

Page 23: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

9

Baumeister juga didukung oleh Steel (2007) yang menyatakan bahwa selain akan

mengurangi kinerja, prokrastinasi juga akan mempengaruhi pula materi dan

psikologis individu.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh dari Big Five

Personality, intensi anti korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi pegawai

kelurahan di Bogor.

1.2 Batasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Pokok permasalahan yang diteliti yakni pengaruh big five personality, intensi anti

korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi pegawai kelurahan. Berikut adalah

definisi dari setiap variabel dalam penelitian ini

1. Prokrastinasi adalah penundaan mulai mengerjakan atau menyelesaikan tugas

yang disengaja (Tuckman, 1991).

2. Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam

psikologi untuk melihat kepribadian manusia yang telah dibentuk melalui trait

yang tesusun dalam 5 dimensi, yaitu, opennes to experience,

conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neurocitism (John &

Soto, 2009).

3. Intensi anti korupsi adalah intensi individu untuk menghindari korupsi.

Korupsi adalah ketika individu menggunakan wewenang dan jabatan untuk

kepentingan pribadi dan merugikan kepentingan umum (Nihayah, Wahyuni &

Andriani, 2015).

Page 24: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

10

4. Ikhlas adalah sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata

demi memperoleh keridhaan Allah, bekerja sebagai bagian dari ibadah, bebas

dari pamrih dan ria serta selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah

(Sari, Frinaldi & Syamsir, 2015).

1.2.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan Big Five Personality, intensi anti

korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan openness to experience pada

variabel Big Five Personality terhadap prokrastinasi?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan conscientiousness pada variabel

Big Five Personality terhadap prokrastinasi?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan extraversion pada variabel Big

Five Personality terhadap prokrastinasi?

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan agreeableness pada variabel Big

Five Personality terhadap prokrastinasi?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan neurocitism pada variabel Big Five

Personality terhadap prokrastinasi?

7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan intensi anti korupsi terhadap

prokrastinasi?

8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan ikhlas terhadap prokrastinasi?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Page 25: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

11

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Big Five Personality, intensi anti

korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi kerja pegawai kelurahan di Bogor.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan

keilmuan baik dari aspek teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan prokrastinasi, khususnya

bagi psikologi industri dan organisasi agar dapat lebih memahami kondisi

penyebab prokrastinasi di kelurahan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

untuk dapat mengurangi perilaku menunda-nunda pekerjaan demi memberikan

pelayanan yang optimal kepada masyarakat karena prokrastinasi kerja ini bisa

menyebabkan turunnya kualitas sumber daya manusia.

Page 26: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Prokrastinasi

2.1.1 Pengertian Prokrastinasi

Menurut Ruti Gafni dan Nitza Geri (2010) prokrastinasi adalah penangguhan

tindakan atau tugas ke waktu berikutnya, atau bahkan sampai tak terhingga. Kata

prokrastinasi sendiri berasal dari kata latin procrastinatus: pro yaitu “maju” dan

crastinus yang berarti “besok”. Jadi dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih

suka melakukan tugasnya besok. Individu yang melakukan prokratinasi disebut

sebagai prokrastinator. Prokratinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan

yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaanya dapat menghasilkan

dampak buruk.

Silver dalam (Ghufron & Rini, 2010) menyatakan, individu yang melakukan

prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindar atau tidak mau tahu dengan

tugas yang dihadapi. Akan tetapi, individu hanya menunda untuk mengerjakannya

sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan

akan menyebabkan individu gagal menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi dapat diukur dan diamati dengan ciri-

ciri prokrastinasi meliputi penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan

tugas. Selain itu adanya keterlambatan dalam mengerjakan tugas dan kesenjangan

waktu antara rencana dan kinerja actual. Prokrastinator lebih memilih melakukan

aktivitas yang lebih menyenangkan daripada bekerja.

Page 27: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

13

Sementara menurut Tuckman (1991) prokrastinasi adalah penundaan mulai

mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang disengaja. Prokrastinator sebetulnya

tahu bahwa tugasnya harus diselesaikan, namun individu lebih memilih untuk

menunda pekerjaannya. Individu enggan menyelesaikan atau bahkan memulai

pekerjaannya. Dalam penelitian ini prokrastinasi adalah penundaan mulai

mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang disengaja, sebagaimana

dikemukakan oleh Tuckman (1991).

2.1.2. Dimensi prokrastinasi

Ferarri (1995) mempunyai empat dimensi prokrastinasi, yaitu:

1. Perceived time, individu yang cenderung prokrastinasi adalah individu yang

gagal menepati deadline. Pegawai berorientasi pada masa sekarang dan tidak

mempertimbangkan masa mendatang. Prokrastinator tahu bahwa tugas yang

dihadapinya harus segera diselesaikan, tetapi memilih menunda-nunda untuk

mengerjakannya atau menunda menyelesaikannya jika sudah memulai

pekerjaannya tersebut. Hal ini mengakibatkan individu tersebut gagal

memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas.

2. Intention-action. Celah antara keinginan dan tindakan Perbedaan antara

keinginan dengan tindakan senyatanya ini terwujud pada kegagalan pegawai

dalam mengerjakan pekerjaan walaupun pegawai tersebut punya keinginan

untuk mengerjakannya. Ini terkait pula dengan kesenjangan waktu antara

rencana dan kinerja aktual. Prokrastinator mempunyai kesulitan untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu. Pegawai mungkin telah

merencanakan untuk mulai mengerjakan tugasnya pada waktu yang telah

Page 28: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

14

ditentukan sendiri, akan tetapi saat waktunya sudah tiba pegawai tidak juga

melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga

menyebabkan keterlambatan atau bahkan kegagalan dalam menyelesaikan

tugas secara memadai.

3. Emotional distress, adanya perasaan cemas saat melakukan prokrastinasi.

Perilaku menunda-nunda akan membawa perasaan tidak nyaman pada

pelakunya, konsekuensi negatif yang ditimbulkan memicu kecemasan dalam

diri pelaku prokrastinasi. Pada mulanya pegawai tenang karena merasa waktu

yang tersedia masih banyak, tanpa terasa waktu sudah hampir habis, ini

menjadikan pegawai merasa cemas karena belum menyelesaikan tugas.

4. Perceived ability, atau keyakinan terhadap kemampuan diri. Walaupun

prokrastinasi tidak berhubungan dengan kemampuan kognitif individu,

namun keragu-raguan terhadap kemampuan diri sendiri dapat menyebabkan

individu melakukan prokrastinasi. Hal ini ditambah dengan rasa takut akan

gagal menyebabkan individu menyalahkan diri sendiri sebagai yang tidak

mampu, untuk menghindari munculnya dua perasaan tersebut maka individu

dapat menghindari tugas di kantor karena takut akan pengalaman kegagalan.

Sedangkan Tuckman (1991) prokrastinasi dapat diukur dengan 3 dimensi

utama. Dimensi tersebut, yaitu :

1. Perceived Time adalah gagal menepati deadline. Individu yang berorientasi

pada masa sekarang dan tidak mempertimbangkan masa mendatang.

Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan,

Page 29: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

15

tetapi individu lebih memilih menunda-nunda untuk mengerjakan tugas dan

mengulur waktu untuk menyelesaikan tugas.

2. Task Avoidance adalah penghindaran tugas. Individu apabila diberikan tugas

akan selalu menghindari tugas yang dianggap sulit untuk dikerjakan dan tugas

yang dianggap tidak menyenangkan.

3. Blaming Other adalah menyalahkan orang lain. Individu menganggap orang

lain yang menyebabkan suatu pekerjaan menjadi sulit. Individu yang

melakukan prokrastinasi biasanya cenderung akan menyalahkan kejadian

eksternal atau orang lain dan mencari alasan untuk melakukan prokrastinasi.

Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan dimensi prokrastinasi dari

Tuckman (1991) yang mencakup Perceived Time (gagal menepati deadline), Task

Avoidance (penghindaran dari tugas), dan Blaming Others (menyalahkan orang

lain) sebagai acuan pada penelitian.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi

Empat faktor utama yang mendukung perilaku prokrastinasi menurut Piers (2007)

antara lain sebagai berikut:

1. Karakteristik tugas, yang mungkin mengindikasikan penyebab dari

prokrastinasi. Karakteristik tugas terdiri atas waktu pemberian rewards dan

punishment; dan task aversiveness. Waktu pemberian rewards dan

punishment, Samuel Johnson (Piers, 2007) berpendapat bahwa kedekatan

jasmani (temporal proximity) sebagai penyebab alami prokrastinasi.

Prokrastinasi akan menurun ketika tugas semakin dekat (temporal proximity).

Samuel mengatakan, kecemasan yang paling besar saat-saat terakhir

Page 30: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

16

menimbulkan kesan yang kuat. Sehingga ketika individu tahu tidak

mengerjakan tugas tepat waktu akan di berikan punishments maka individu

akan lebih cemas dan segera menyelesaikan tugas.

Task aversiveness, maksudnya yaitu mengacu pada tindakan yang tidak

menyenangkan. Ketika sekali berusaha untuk menghindari stimulus yang

tidak menyenangkan dan konsekuensinya semakin situasi menjadi aversif

(tidak menyenangkan), semakin besar individu untuk menjauhi tugas. Banyak

hal yang membuat individu menunda mengerjakan tugas, ketika suatu tugas

dirasa tidak menyenangkan individu cenderung menghindari tugas itu.

2. Perbedaan individual, percobaan untuk menentukan hubungan antara

prokrastinasi dengan perbedaan individual sudah banyak. Para peneliti

membagi perbedaan individual ke dalam lima (5) tipe kepribadian, yaitu:

opennes to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan

neuroticism. Tipe kepribadian conscientiousness merupakan prediktor negatif

terkuat terhadap perilaku prokrastinasi. Komponen impulsiveness dari tipe

kepribadian extraversion juga dipercaya memainkan peran dalam perilaku

prokrastinasi. Dari studi literatur yang dilakukan beberapa peneliti,

disimpulkan bahwa neuroticism adalah sumber utama prokrastinasi. Peneliti

juga berpendapat bahwa individu yang melakukan prokrastinasi pada tugas

karena individu penuh tekanan (aversif) dan individu yang sering merasakan

pengalaman stress akan melakukan prokrastinasi lebih banyak. Piers (2007)

menemukan hasil korelasi yang lemah antara neuroticism dan prokrastinasi.

Page 31: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

17

3. Demografi. Munculnya perilaku prokrastinasi di populasi tidak hanya

disebabkan oleh sifat-sifat kepribadian saja. Informasi lain juga dapat diambil

dari tiga moderator demografi yaitu : umur, jenis kelamin dan tahun (lamanya

waktu).

4. Akibat. Untuk tingkat individu yang mementingkan diri sendiri, gagal untuk

mengatur diri sendiri berkaitan dengan keperluannya secara keseluruhan

berkurang, baik dari segi suasana hati dan kinerja (prestasi yang rendah).

Suasana hati individu dapat memburuk sebagai akibat dari munculnya rasa

penyesalan yang dialami individu setelah melakukan prokrastinasi. Dampak

yang muncul jika individu melakukan prokrastinasi yaitu dapat munculnya

kekhawatiran berlebihan terhadap tugasnya. Sedangkan pada kinerja, jika

individu melakukan prokrastinasi maka konsekuensi yang ditampilkan yaitu

kinerja atau prestasi yang rendah.

2.1.4 Pengukuran Prokastinasi Kerja

Tuckman (1991) menyatakan bahwa ketidakmampuan individu untuk tidak

melakukan prokrastinasi dapat menimbulkan berbagai masalah. Didasarkan hal

tersebut Tuckman membuat alat ukur yang dibuat tahun 1991 bernama Tuckman

Procrastination Scale (TPS) untuk menilai tendensi prokrastinasi untuk

menyelesaikan tugas dengan menilai kemampuan kontrol diri dan self regulation

individu dalam penyelesaian tugas yang terdiri dari 35 item.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur prokrastinasi dari

Tuckman (1991). Alat ukur terdiri dari 35 item yang dibagi menjadi tiga bagian,

Page 32: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

18

yaitu 14 item untuk mengukur Perceived Time, 16 item untuk mengukur Task

Avoidance, dan 5 item untuk mengukur blaming others.

2.2 Big-Five Personality

2.2.1 Pengertian Big Five Personality

Laura A. King (2010) yang mendefinisikan kepribadian sebagai suatu pola

pikiran, emosi dan perilaku yang bertahan dan berbeda yang menjelaskan cara

individu beradaptasi dengan dunia. Setiap individu memiliki kecenderungan

perilaku yang dilakukan terus menerus secara konsisten dalam menghadapi suatu

situasi sehingga menjadi ciri khas pribadi individu. Kepribadian dipahami sebagai

individu yang unik dimana setiap individu memiliki sikap dan perilaku yang

berbeda-beda dalam suatu situasi

King dan Pervin, (2005) mendefinisikan kepribadian sebagai karakteristik

individu yang mana perasaan, pikiran, dan tindakannya cenderung menetap.

Kepribadian memiliki sifat menetap, yang artinya jika individu dihadapkan dalam

suatu situasi yang sama akan memunculkan sikap yang sama pula walaupun di

tempat yang berbeda. Setiap individu yang memiliki sifat yang stabil dan relatif

menetap atau berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi sesuatu

dan digunakan untuk beradaptasi di lingkungan sehingga akan menjadi ciri khas

individu.

Kemudian, Feist dan Feist (2009) juga mendefinisikan kepribadian sebagai

sebuah pola dari sifat yang relatif menetap dan berkarakteristik unik, dimana

memberikan konsistensi dan individualitas pada perilaku individu. Setiap individu

memiliki karakteristik yang berbeda yang menjadi ciri khas dari individu tersebut.

Page 33: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

19

Walaupun individu satu dan lainnya secara umum memiliki sifat yang sama tapi

ada karakteristik yang berbeda dalam situasi yang sama.

Dari definisi kepribadian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian

adalah sebuah pola pikir, perasaan dan tindakan atau seperangkat sifat

psikologikal yang ada didalam diri individu yang berkarakteristik unik dan relatif

menetap yang dapat mempengaruhi interaksi individu dengan individu lain dalam

beradaptasi dengan lingkungan.

Five Factors Model adalah organisasi trait kepribadian, dan sifat-sifat pada

gilirannya “dimensi perbedaan individu dalam kecenderungan untuk

menunjukkan pola-pola konsisten dari pikiran, perasaan, dan tindakan” (McCrae

& Costa, 1990). Big Five Personality merupakan kepribadian dengan pendekatan

trait yang didukung oleh penelitian mendalam dan menghasilkan bahwa

kepribadian dapat dilihat dalam lima dimensi. Kelima dimensi ini muncul dari

penelitian faktor analisis melalui berbagai tes dan skala kepribadian (Pervin,

Cervone, & John, 2005). Big memiliki arti bahwa setiap faktor menggolongkan

traits yang lebih spesifik dari jumlah yang besar.

Sejarah Big Five Personality berawal dari Friske sebagai orang yang pertama

menemukannya, tetapi belum bisa mengidentifikasi struktur secara tepat,

selanjutnya pada tahun 1961 Tupes dan Christal menguji struktur yang disebut

five factor models yang terdiri dari surgency atau extraversion, agreeableness,

conscientiousness, emotional stability dan culture. Struktur ini kemudian di

replikasi oleh Norman pada tahun 1963 dengan nama Big Five Personality. Big

Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk

Page 34: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

20

melihat kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor.

Singkatan OCEAN dalam arti bahwa O = Openness (keterbukaan), C =

Conscientiousness (hati nurani), E = Extroversion (extrovert), A = Agreeableness

(keramahan) dan N = Neuroticism (neurotisme).

Dalam penelitian ini Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang

digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia yang telah

dibentuk melalui trait yang tesusun dalam 5 dimensi, yaitu, openness,

conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neurocitism, sebagaimana

dikemukakan oleh John dan Soto (2009).

2.2.2 Dimensi Big Five Personality

Trait merupakan suatu pola tingkah laku yang relatif menetap secara terus

menerus dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan. Trait-trait

dalam 5 dimensi dari Big Five Personality meliputi openness to experience,

conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism.

1. Openness to Experience

Menurut Feist dan Feist (2010), openness membedakan antara individu yang

memilih keragaman dengan individu yang mempunyai suatu kebutuhan atas akhir

yang sempurna, serta yang nyaman dengan asosiasi individu terhadap hal-hal dan

individu yang tidak asing. Individu yang tinggi openness juga cenderung

mempertanyakan nilai tradisional, sementara individu yang rendah

keterbukaannya cenderung mendukung nilai tradisional dan memelihara gaya

hidup yang konstan. Individu yang tinggi openness biasanya kreatif, imajinatif,

penuh rasa penasaran, terbuka, inovatif dan cenderung memiliki minat seni.

Page 35: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

21

Sebaliknya, individu yang rendah keterbukaannya terhadap pengalaman biasanya

konvensional, rendah hati, konservatif, dan tidak terlalu penasaran terhadap

sesuatu. Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi openness to

experience yaitu inovatif dan memiliki minat seni berdasarkan teori yang

digunakan John dan Soto (2009).

2. Conscientiousness

Menurut Feist dan Feist (2010), Conscientiousness mendeskripsikan individu

yang teratur, terkontrol, terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan

memiliki disiplin diri. Secara umum, individu yang mempunyai skor

conscientiousness yang tinggi biasanya pekerja keras, berhati-hati, tepat waktu,

teratur, disiplin dan mampu bertahan. Sebaliknya, individu yang mempunyai skor

conscientiousness yang rendah cenderung tidak teratur, ceroboh, pemalas, serta

tidak memiliki tujuan dan lebih mungkin menyerah saat mulai menemui kesulitan

dalam mengerjakan sesuatu. Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi

conscientiousness yaitu teratur dan disiplin berdasarkan teori yang digunakan

John dan Soto (2009).

3. Extraversion

Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian. Extraversion

dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Dalam berinteraksi, dirinya juga

akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Menurut Friedman (2006),

individu yang tinggi pada dimensi ini cenderung penuh semangat, antusias,

dominan, ramah, dan asertif. Sebaliknya, individu yang rendah pada dimensi ini

cenderung pemalu, tidak percaya diri, sensitif, dan pendiam. Kemudian,

Page 36: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

22

Cloninger (2013) mengemukakan bahwa dalam peergroup juga dianggap sebagai

individu yang ramah, fun-loving, affectionate, dan talkative. Extraversion adalah

faktor kepribadian yang memiliki tipe sociability, cheerfulness dan aktif.

Indikator yang digunakan untuk mengukur extraversion yaitu asertif dan penuh

semangat berdasarkan teori yang digunakan John dan Soto (2009).

4. Agreeableness

Menurut Feist dan Feist (2010), agreeableness sering disebut social adaptability

atau likability yang mengidentifikasikan individu yang ramah, altruisme atau

senang membantu orang lain, memiliki kepribadian yang selalu mengalah,

menghindari konflik, memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain dan

cenderung tidak keras kepala. Dimensi agreeableness membedakan antara

individu yang berhati lembut dengan yang kejam. Menurut Friedman (2006),

orang yang tinggi pada dimensi agreeableness ini cenderung ramah, kooperatif,

mudah percaya, dan hangat. Individu yang rendah pada dimensi ini cenderung

dingin, konfrontatif dan kejam. Indikator yang digunakan untuk mengukur

agreeableness yaitu altruisme dan tidak keras kepala berdasarkan teori yang

digunakan John dan Soto (2009).

5. Neuroticism

Neuroticism menggambarkan stabilitas emosi dengan cakupan-cakupan perasaan

negatif. Menurut Feist dan Feist (2010), individu yang memiliki skor tinggi

neuroticism cenderung penuh kecemasan, temperamental, mengasihani diri

sendiri, sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional, dan rentan terhadap

gangguan yang berhubungan dengan stress. Lalu, individu yang memiliki skor

Page 37: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

23

rendah pada neuroticism cenderung tenang, tidak temperamental, puas terhadap

dirinya sendiri, dan tidak emosional. Indikator yang digunakan untuk mengukur

dimensi neuroticism yaitu mudah depresi dan mudah cemas berdasarkan teori

yang digunakan John dan Soto (2009).

Tabel 2.1 The Big Five Factors of Personality

Karakteristik Skor Tinggi Skala Trait Karakteristik Skor Rendah

Ingin tahu, minat luas,

kreatif,original, imajinatif,

untraditional.

Openness to experience (O)

Gambaran keluasan, kedalaman

dan kompleksitas mental individu

dan pengalamannya.

Konvensional, sederhana,

minat sempit, tidak artistik,

tidak analitis.

Teratur, pekerja keras, dapat

diandalkan, disiplin, tepat waktu,

rapi, dan hati-hati.

Conscientiousness (C)

Mendiskripsikan perilaku yang

diarahkan pada tugas; dan tujuan

dan kontrol dorongan secara

sosial.

Tanpa tujuan, tidak dapat

diandalkan, malas, ceroboh,

lalai, mudah menyerah,

hedonistic.

Mudah menyesuaikan diri

denganlingkungan sosial, aktif,

talkative, orientasi kepada

hubungan sesama, optimis, fun-

loving, affectionate.

Extraversion (E)

Mengukur kuantitas dan

intensitas dari interaksi

interpersonal, tingkatan aktifitas,

kebutuhan akan dorongan, dan

kapasitas kesenangan.

Tidak ramah, bersahaja, suka

menyendiri, orientasi kepada

tugas, pendiam, sinis.

Lembut hati, dapat dipercaya,

penolong, pemaaf, penurut.

Agreeableness (A)

Mengukur kualitas dari apa yang

dilakukan dengan orang lain dan

apa yang dilakukan terhadap

orang lain.

Klinis, kasar, curiga, tidak

kooperatif, pendendam,

bengis, manipulatif dan

pemarah.

Cemas, gugup, emosional, merasa

tidak aman, merasa tidak mampu,

mudah panik.

Neuroticism (N)

Menggambarkan stabilitas

emosional dengan cakupan-

cakupan perasaan negatif yang

kuat termasuk kecemasan,

kesedihan, irritability, dan

nervous tension.

Tenang, santai, merasa aman,

puas terhadap dirinya, tidak

emosional, dan tabah.

Sumber: Friedman, 2006

2.2.3 Pengukuran Tipe Kepribadian Big Five

NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae

dengan menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur Big Five

Personality. Alat ini bersifat self-report yang artinya penilaian terhadap

kepribadian yang dilakukan oleh responden itu sendiri dan berisi beberapa

pertanyaan mengenai dimensi kepribadian responden. Menurut De Raad dan

Perugini, NEO-PI-R merupakan revisi dari NEO-PI (neuroticism- extraversion-

Page 38: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

24

openness personality Inventory) yang dikembangkan untuk mengukur tiga dari

lima ciri-ciri kepribadian. De Raad dan Perugini juga menambahkan bahwa NEO-

PI-R dibedakan pada masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut

dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik (Johnsson,

2009). Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item.

Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga

memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda.

Penerapan NEO-PI-R cukup fleksibel karena dapat digunakan baik dalam

populasi masyarakat, klinis serta dalam psikologi industri dan organisasi

(Johnson, 2009).

The Big Five Inventory (BFI) yang telah dikembangkan oleh Oliver P.

John, pada dasarnya The Big Five Inventory ini adalah perkembangan dari NEO-

PIR. Menurut John dan Soto (2009), BFI meneliti kepribadian pada tingkat yang

lebih spesifik dan membantu menuju pemahaman yang komprehensif tentang

struktur kepribadian. Tes ini terdiri dari 44 item pertanyaan dengan 10 facet skala

pada kelima dimensi kepribadian. Tes ini memberikan skor untuk lima besar

macam-macam kepribadian.

Dari uraian pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian

ini untuk mengukur Big Five Personality akan menggunakan alat ukur The Big

Five Inventory (BFI) yang telah dikembangkan oleh John dan Soto (2009) karena

alat ukur tersebut lebih spesifik dalam menjelaskan Big Five Personality dan

sesuai apabila digunakan untuk penelitian ini.

Page 39: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

25

2.3 Intensi Anti Korupsi

2.3.1 Pengertian Intensi Anti Korupsi

Menurut Nihayah et.al (2015) intensi anti korupsi adalah intensi individu

untuk menghindari korupsi. Korupsi sendiri adalah ketika individu menggunakan

wewenang dan jabatan untuk kepentingan pribadi dan merugikan kepentingan

umum. Jadi intensi anti korupsi yakni mengindari segala perilaku yang

menggunakan wewenang dan jabatan untuk kepentingan pribadi serta merugikan

orang lain.

Definisi korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (2015), korupsi adalah

perilaku yang melibatkan penyalahgunaan jabatan publik atau kekuasaan untuk

keuntungan pribadi. Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,

kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

kesucian. Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan

merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu

yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi

atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena

pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau

golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

Pengertian korupsi menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin corruptio atau

corruptus. Selanjutnya dikatakan bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere,

suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal

istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis) dan corruptie/korruptie

Page 40: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

26

(Belanda). Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,

kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

kesucian.

Menurut Transparency International korupsi adalah perilaku pejabat publik,

politikus, pegawai negeri, yang secara tidak wajar memperkaya diri atau

memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya dengan menyalahgunakan

kekuasaan publik yang dipercayakan (Hernowo, 2008). Jika dilihat definisi

tersebut, ada tiga unsur penting dari pengertian korupsi. Pertama, penyalahgunaan

kekuasaan. Kedua, adanya keuntungan materi atau akses bisnis dari kekuasaan

yang dipercayakan baik sektor publik ataupun sektor swasta. Ketiga,

mementingkan kepentingan pribadi (tidak hanya untuk pribadi orang yang

menyalahgunakan kekuasaan tetapi juga anggota keluarga ataupun teman –

temannya). Seperti yang diketahui bahwa korupsi biasanya perilaku yang

melibatkan penyalahgunaan pejabat publik atau kekuasaan untuk keuntungan

pribadi.

Menurut Nihayah et.al (2015) ada tiga jenis korupsi yakni yang pertama

adalah licik, licik jenis korupsi yang sengaja memberikan suap untuk

mendapatkan keputusan yang menguntungkan bagi si penyuap dan orang yang

disuap. Selanjutnya yang kedua adalah sistem pemalsuan, yakni menggunakan

otoritas individu untuk keuntungan pribadi, berlindung pada legitimasi dan

kekuasaan. Kemudian yang ketiga adalah sistem provokasi, lebih dikenal dengan

istilah korupsi konspirasi atau kolusi, yang memberi peluang bagi mitra untuk

Page 41: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

27

mengeksplorasi peluang yang berkaitan dengan perlindungan hukum, peraturan

dan kekuatan yang dapat membawa keuntungan atau kelompok pribadi.

Pada penelitian ini definisi intensi anti korupsi adalah intensi individu untuk

menghindari korupsi. Korupsi adalah ketika individu menggunakan wewenang

dan jabatan untuk kepentingan pribadi dan merugikan kepentingan umum seperti

yang diungkapkan Nihayah et.al (2015).

2.3.2 Dimensi Intensi Anti Korupsi

Menurut penelitian yang dilakukan Nihayah et.al (2015), dimensi intensi anti

korupsi terdiri dari 6 dimensi. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan 3

dimensi yang sesuai dengan penelitian ini yakni anti-bribe, anti-grativication dan

anti-fraud.

Tabel 2.2 Blueprint Intensi Anti Korupsi Nihayah et.al (2015)

Dimensi Item

Anti-bribe In the line of duty I never expect and will not accept any giving from others

Anti-grativication If someone give me a gift after I finished my job, I will not accept it

Anti-fraud Using office stuff for my personal benefit is something that will decrease my self

dignity

Anti-mark up I never thinking to exaggerate price in office procurement

Anti-black mail I usually giving a gift to others to avoid difficulty

Anti-nepotism Objectivity and profesionality are very important to be implemented in work

1. Anti-Bribery.

Suap dipandang sebagai upaya ilegal untuk mempengaruhi PNS, otoritas politik /

partai, dan pemegang jabatan publik dan swasta lainnya dalam rangka untuk

mendapatkan beberapa kenikmatan atau keuntungan (Charles Osifo, 2012).

Kenikmatan atau keuntungan yang diharapkan antara lain seperti mengharapkan

imbalan dari masyarakat setelah menyelesaikan tugas.

Page 42: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

28

2. Anti-gratifikasi.

Dalam Pedoman Pengendalian Gratifikasi konteks Pasal 12B, tujuan dari

gratifikasi yang dianggap suap dari sudut pandang pemberi adalah untuk

mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang dengan mengharapkan

pegawai negeri/penyelenggara negara akan melakukan sesuatu yang bertentangan

dengan kewenangannya, demi kepentingan si pemberi tersebut (KPK, 2015). Pada

pasal 12 B tersebut terlihat bahwa gratifikasi adalah awal dari terjadinya tindak

pidana suap. Antara gratifikasi dan suap ada kecenderungan kesamaan dan beda

yang amat tipis. Keduanya punya motif menjadikan jabatan, kekuasaan, dan

wewenang sebagai motif dari pemberian hadiah (gratifikasi). Ketika gratifikasi

adalah awal dari suap, maka suap adalah pemicu dari korupsi (KPK, 2015).

3. Anti-penipuan (Fraud)

Fraud adalah suatu perbuatan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan

oleh orang dari dalam atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk

memperkaya atau mendapatkan keuntungan diri sendiri, orang lain, atau badan

hukum lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain

(Karyono, 2002). Menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi

merupakan contoh sederhana dari fraud.

2.3.3 Skala Pengukuran Intensi Anti Korupsi

Penelitian Nihayah et.al (2015), skala penelitian intensi anti korupsi terdiri dari 6

dimensi. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan 3 dimensi yakni anti-

bribe, anti-grativication dan anti-fraud, sementara 3 dimensi lainnya tidak sesuai

dengan penelitian yang akan dilakukan. Penulis mengembangkan alat ukur

Page 43: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

29

sebelumnya dikarenakan jumlah item yang terlalu sedikit yakni hanya 3 item yang

kemudian menjadi 6 item.

2.4 Ikhlas

2.4.1 Pengertian Ikhlas

Sari et.al (2015) mengungkapkan ikhlas adalah sikap murni dalam tingkah laku

dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah, bekerja sebagai

bagian dari ibadah, bebas dari pamrih dan ria serta selalu bersyukur atas nikmat

yang diberikan Allah. Bekerja untuk mencari ridho Allah SWT yakni selalu

bekerja semata-mata karena Allah serta diniatkan untuk mencari ridho Allah.

Selalu berusaha meningkatkan kualitas pekerjaan karena menganggap pekerjan

merupakan ibadah. Bekerja tidak memamerkan status dan kedudukan kepada

orang lain, bebas pamrih dan ria. Bekerja tidak dilakukan karena ingin pujian,

penghargaan dan rasa ingin dihormati. Selalu bersyukur atas nikmat yang

diberikan Allah.

Menurut Goddar dalam (Chizanah & Hadjam, 2011) ikhlas secara umum

dimaknai sebagai sebuah ketulusan dalam memberi pertolongan, kerelaan, dan

penerimaan. Padanan kata dalam bahasa Inggris sincerity, genuine, dan letting go.

Letting go merupakan konsep yang diperkenalkan oleh Corey (2005) yang

merujuk pada proses melepaskan segala bentuk perasaan negatif yang menyertai

suatu peristiwa. Menelisik lebih dalam ke akar katanya, ikhlas berasal dari kata

kholasho (Bahasa Arab) yang berarti murni. Menurut Qalami dalam (Chizanah &

Hadjam, 2011) ikhlas dalam konteks ini dimaknai sebagai niat yang murni

Page 44: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

30

semata-mata mengharap penerimaan dari Tuhan dalam melakukan suatu

perbuatan, tanpa menyekutukan Tuhan dengan yang lain.

Penjelasan secara etimologis di atas menyiratkan tiga hal, pertama ikhlas

dimaknai sebagai bentuk ketulusan dalam melakukan suatu perbuatan bagi orang

lain. Perilaku tulus dalam menolong merupakan karakteristik dari perilaku

altruisme. Ini mengindikasikan adanya keterkaitan antara ikhlas dengan altruisme.

Altruisme merupakan bentuk perilaku spesifik dari perilaku yang menguntungkan

orang lain tanpa adanya ekspektasi untuk memperoleh keuntungan pribadi (Crisp

& Turner, 2007 ; dalam Chizanah & Hadjam, 2011).

Kedua, ikhlas dimaknai sebagai bentuk kerelaan, penerimaan atas situasi

yang dihadapi. Hal ini memiliki kemiripan dengan konsep letting go yang

dicetuskan Corey (2005). Letting go merupakan cara untuk melepaskan prilaku

yang mengganggu hubungan sosial individu (Fortunas, 2003), yang berhubungan

dengan proses melepaskan emosi (Bedell, 2002 ; dalam Chizanah & Hadjam,

2011).

Ketiga, ikhlas merupakan suatu kondisi di mana individu yang ikhlas

adalah individu yang telah memiliki satu konsep hidup yang berorientasikan

hanya kepada Tuhan. Dalam kesehariannya, individu tidak dapat dipaksa atau

ditekan oleh pihak atau situasi tertentu. Individu itu juga tidak lagi merasakan

ketergantungan atau kebutuhan yang besar terhadap kebutuhan dasar manusia. Hal

ini sejalan dengan metaneeds Maslow (1954, dalam 1970) yang menyatakan

adanya tingkatan di atas kebutuhan dasar manusia. Individu yang berhasil

mencapai tingkat tertinggi dalam hierarkhi kebutuhan adalah individu yang

Page 45: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

31

memiliki aktualisasi diri. Individu ini memiliki beberapa karakteristik penting,

salah satunya adalah otonomi atau selfdirected.

Mujib (2007) menganjurkan bahwa keikhlasan individu seyogyanya

dilihat dari sejauhmana membersihkan tingkah lakunya dari segala campuran

yang mengotorinya, seperti keinginan hawa nafsu dari pujian, sanjungan, harta

benda, dan motif-motif lain yang tidak diridhoi Tuhan. Dengan kata lain

karyawan yang membersihkan diri dari segala perilaku yang dapat mengotori diri

dan imannya untuk menjauhi segala yang tidak dirihoi oleh Allah. Dimana hal

tersebut dapat membantu karyawan dalam melakukan kegiatannya sesuai dengan

ajaran agama dan melakukannya dengan baik dan ikhlas.

Dalam penelitian ini ikhlas adalah sikap murni dalam tingkah laku dan

perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah, bekerja sebagai

bagian dari ibadah, bebas dari pamrih dan ria serta selalu bersyukur atas nikmat

yang diberikan Allah, sebagaimana dikemukakan oleh Sari et.al (2015).

2.4.2 Indikator dan Pengukuran Ikhlas

Indikator ikhlas menurut Sari et.al (2015) adalah sikap murni dalam

tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah,

bekerja sebagai bagian dari ibadah, bebas dari pamrih dan ria serta selalu

bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Bekerja untuk mencari ridho Allah

SWT yakni selalu bekerja semata-mata karena Allah serta diniatkan untuk

mencari ridho Allah. Selalu berusaha meningkatkan kualitas pekerjaan karena

menganggap pekerjan merupakan ibadah. Bekerja tidak memamerkan status dan

kedudukan kepada orang lain, bebas pamrih dan ria. Bekerja tidak dilakukan

Page 46: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

32

karena ingin pujian, penghargaan dan rasa ingin dihormati. Selalu bersyukur atas

nikmat yang diberikan Allah.

Terdapat penelitian mengenai pengaruh pemahaman penilaian agama

Islam yang dilakukan oleh Sari et.al (2015). Penelitian tersebut menggunakan

variabel pemahaman nilai agama yang salah satunya adalah variabel ikhlas.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Populasi

penelitiannya adalah PNS yang beragama Islam di Kabupaten Pasaman Barat.

Sampel dari penelitian tersebut berjumlah 370 orang dengan menggunakan teknik

pengumpulan data berupa angket dan istrumen penelitiannya adalah skala Likert.

Penulis memutuskan untuk menggunakan cara yang sama dalam meneliti

variabel ikhlas seperti yang dilakukan oleh Sari et.al (2015) dengan menggunakan

metode item pertanyaan berupa angket dan skala Likert.

2.5 Kerangka Berpikir

Pegawai Negeri Sipil adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat

menentukan suksesnya suatu program pemerintahan. PNS juga bisa disebut

sebagai human capital, yang artinya PNS adalah modal terpenting untuk

menghasilkan nilai tambah untuk pemerintahan. Fungsi dan peran karyawan

selalu bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan efisien melalui cara

kerja yang efektif. Namun apabila banyak PNS yang melakukan prokrastinasi

tentu akan mempengaruhi kinerja dan pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan sehingga akan sulit untuk bekerja dengan efektif.

Faktor internal penyebab prokrastinasi antara lain adalah kepribadian.

Penelitian yang dilakukan oleh Piers Steel, Thomas Brothen, Catherine Wambach

Page 47: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

33

(2001), menunjukan adanya korelasi antara kepribadian dengan prokrastinasi.

Menurut McCrae (1991), openness to experience adalah dimensi yang luas dan

umum yang terlihat dari kepekaan artistik, kedalaman perasaan, fleksibilitas

perilaku, rasa ingin tahu dan sikap yang tidak konvensional. Pada penelitian Steel,

openness to experience tidak memiliki hubungan langsung dengan prokrastinasi.

Berdasarkan dimensi Conscientiousness, penundaan adalah perwakilan

konseptual dari kesadaran yang rendah dan kegagalan self-regulatory. Akibatnya,

ia harus menunjukkan asosiasi yang kuat dengan variabel-variabel ini. Menururt

Johnson dan Bloom (1995) semua aspek conscientiousness berbanding terbalik

dengan prokrastinasi dan disiplin diri menjadi prediktor terkuat

Sementara itu, extraversion tidak menunjukan hasil yang signifikan

terhadap prokrastinasi sebab keterbukaan biasanya digambarkan dengan

bersosialisasi, optimis, keluar, energik, ekspresif, menarik, dan impulsif (Brand,

1997; Guilford, 1977). Biasanya, impulsif menunjukkan spontanitas dan

kecenderungan untuk bertindak atas keinginan dan kecenderungan. Pada dimensi

agreeableness, menurut literatur klinis (Burka & Yuen, 1983; Knaus, 1979),

pemberontakan, permusuhan, dan disagreeableness dianggap motivasi utama

untuk penundaan. Hal ini menandakan bahwa agreeableness juga tidak

menunjukan hubungan langsung dengan prokrastinasi.

Pada penelitian Steel (2007) menunjukan pengaruh yang siginifikan

neuroticism terhadap prokrastinasi namun dengan presentase yang cukup rendah.

Steel juga berpendapat bahwa jika individu yang mengalami stres akan lebih

rentan melakukan prokrastinasi dalam pekerjaan. Selain stres, ketakutan akan

Page 48: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

34

kegagalan, perfeksionisme, kesadaran diri dan kecemasan juga memiliki

hubungan langsung terhadap prokrastinasi. Sementara menurut penelitian Watson

(2011) menunjukan neuroticism adalah kontributor yang kuat menunda pekerjaan.

Merujuk pada penelitian Febrianti (2014), reward (dalam kasus ini adalah

suap dan gratifikasi) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Pegawai

akan menunjukan kinerja sesuai dengan motivasinya, apabila motivasinya semata

untuk mendapatkan reward, maka pegawai tersebut akan memotivasi dirinya

untuk meningkatkan kinerja demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Hal ini

menunjukan bahwa adanya indikasi terjadinya prokrastinasi karena perilaku

korupsi.

Ikhlas adalah bentuk ketulusan dalam melakukan suatu perbuatan kepada

orang lain. Apabila dilihat dari perilakunya, prokrastinasi cenderung menunjukan

perilaku yang negatif berbeda dengan ikhlas yang lebih menunjukan perilaku yang

positif. Ikhlas adalah konstruk yang bernuansa spiritual karena individu yang

ikhlas adalah individu yang memiliki satu konsep hidup yang berorientasikan

hanya kepada Tuhan. Spiritualitas sendiri memiliki peranan penting dalam

pengembangan kesehatan mental (Chizanah & Hadjam, 2011). Sari et.al (2015)

mengungkapkan ikhlas adalah sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan,

semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah, bekerja sebagai bagian dari

ibadah, bebas dari pamrih dan ria serta selalu bersyukur atas nikmat yang

diberikan Allah. Bekerja untuk mencari ridho Allah SWT yakni selalu bekerja

semata-mata karena Allah serta diniatkan untuk mencari ridho Allah. Selalu

berusaha meningkatkan kualitas pekerjaan karena menganggap pekerjan

Page 49: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

35

Intensi Anti Korupsi

merupakan ibadah. Bekerja tidak memamerkan status dan kedudukan kepada

orang lain, bebas pamrih dan ria. Bekerja tidak dilakukan karena ingin pujian,

penghargaan dan rasa ingin dihormati. Selalu bersyukur atas nikmat yang

diberikan Allah. Penelitian ini ingin mencari hubungan antara ikhlas dengan

prokrastinasi, apakah individu yang ikhlas akan memiliki prilaku prokrastinasi

yang tinggi atau justru sebaliknya.

Dengan demikian, kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:

Big Five Personality:

Openness to experience

Conscientiousness

Extraversion

Agreeableness

Neurocitism

Gambar 2.1 Kerangka berfikir

2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Hipotesis mayor

Ha : Ada pengaruh yang signifikan Big Five Personality (openness to experience,

Prokrastinasi

Ikhlas

Page 50: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

36

conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neurocitism), intensi anti

korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi.

2.5.2 Hipotesis minor

Ha1:Ada pengaruh yang signifikan openness to experience pada variabel Big Five

Personality terhadap prokrastinasi.

Ha2:Ada pengaruh yang signifikan conscientiousness pada variabel Big Five

Personality terhadap prokrastinasi.

Ha3:Ada pengaruh yang signifikan extraversion pada variabel Big Five

Personality terhadap prokrastinasi.

Ha4:Ada pengaruh yang signifikan agreeableness pada variabel Big Five

Personality terhadap prokrastinasi.

Ha5:Ada pengaruh yang signifikan neurocitism pada variabel Big Five Personality

terhadap prokrastinasi.

Ha6:Ada pengaruh yang signifikan intensi anti korupsi terhadap prokrastinasi.

Ha7:Ada pengaruh yang signifikan ikhlas terhadap prokrastinasi.

Page 51: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

37

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi pegawai kelurahan di Bogor

dengan jumlah yakni 659 pegawai (kotabogor.go.id per 2016). Sampel pada

penelitian ini berjumlah 155 responden dari jumlah total pengisian kuisioner

sebanyak 165 pegawai, 10 sisanya tidak kembali kepada penulis. Pada penelitian

ini, penulis menggunakan teknik convenience sampling yang merupakan salah

satu teknik nonprobability sampling. Adapun pengumpulan data dilakukan

dengan kuisioner angket kertas.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yang akan diteliti, yaitu prokrastinasi kerja, Big Five

Personality (openness to experience, conscientiousness, extraversion,

agreeableness, neuroticism), intensi anti korupsi dan ikhlas. Variabel dependen

(terikat) dalam penelitian ini yaitu prokrastinasi kerja, sedangkan variabel

openness to experiences, conscientiousness, extraversion, agreeableness,

neuroticism, intensi anti korupsi dan ikhlas merupakan variabel independen

(bebas).

Berikut adalah penjelasan dari definisi operasional masing-masing variabel:

3.2.1 Prokrastinasi Kerja

Prokrastinasi adalah penundaan mulai mengerjakan atau menyelesaikan tugas

yang disengaja (Tuckman, 1991). Prokrastinasi dapat diukur dengan 3 dimensi

Page 52: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

38

yaitu Perceived Time (gagal menepati deadline), Task Avoidance (penghindaran

dari tugas), dan Blaming Others (menyalahkan orang lain).

1. Perceived Time adalah gagal menepati deadline. Individu yang berorientasi

pada masa sekarang dan tidak mempertimbangkan masa mendatang.

Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan,

tetapi pegawai tersebut lebih memilih menunda-nunda untuk mengerjakan

tugas dan mengulur waktu untuk menyelesaikan tugas.

2. Task Avoidance adalah penghindaran tugas. Individu apabila diberikan tugas

akan selalu menghindari tugas yang dianggap sulit untuk dikerjakan dan tugas

yang dianggap tidak menyenangkan.

3. Blaming Others adalah menyalahkan orang lain. Individu menganggap orang

lain yang menyebabkan suatu pekerjaan menjadi sulit. Individu yang

melakukan prokrastinasi biasanya cenderung akan menyalahkan kejadian

eksternal atau orang lain dan mencari alasan untuk melakukan prokrastinasi.

3.2.2 Big Five Personality

Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi

untuk melihat kepribadian manusia yang telah dibentuk melalui trait yang tesusun

dalam 5 dimensi, yaitu, openness to experience, conscientiousness, extraversion,

agreeableness dan neurocitism (John & Soto, 2009).

1. Opennes to experience adalah gambaran kemampuan individu dalam

memunculkan inovasi ide baru dalam pekerjaannya dan memiliki minat seni

yang mampu menciptakan karya yang baik dalam pekerjaan.

Page 53: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

39

2. Conscientiousness adalah mampu bersikap disiplin dalam bekerja dan

kemampuan individu dalam mengorganisir pekerjaan dengan teratur.

3. Extroversion adalah kemampuan individu memiliki semangat yang tinggi dan

asertif.

4. Agreeableness adalah memiliki gambaran kemampuan individu yang

cenderung tidak keras kepala dan altruisme.

5. Neuroticism adalah memiliki kemampuan mengendalikan rasa depresi yang

dialami dan kemampuan individu dalam mengatasi rasa cemas yang muncul

di dalam dirinya.

3.2.3 Intensi Anti Korupsi

Intensi anti korupsi adalah intensi individu untuk menghindari korupsi. Korupsi

adalah ketika individu menggunakan wewenang dan jabatan untuk kepentingan

pribadi dan merugikan kepentingan umum (Nihayah et.al, 2015).

3.2.4 Ikhlas

Ikhlas adalah sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi

memperoleh keridhaan Allah, bekerja sebagai bagian dari ibadah, bebas dari

pamrih dan ria serta selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah (Sari et.al,

2015).

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dibuat dalam bentuk skala Likert yang meiliki empat

pilihan jawaban untuk skala prokrastinasi kerja, Big Five Personality, intensi anti

Page 54: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

40

korupsi dan ikhlas yaitu sangat sering (SS), sering (S), jarang (J), dan tidak pernah

(TP).

Satu dari pilihan jawaban yang masing-masing jawaban menunjukkan

kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan oleh

subjek. Model skala Likert ini terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan

pernyataan negatif (unfavorable). Untuk perhitungan skor pada tiap pilihan

jawaban adalah sebagi berikut:

Tabel 3.1 Nilai skor jawaban skala model Likert

Pernyataan Sangat Sering

(SS) Sering (S) Jarang (J) Tidak Pernah (TP)

Favorable 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner dengan menggunakan model likert. Biodata responden yang berisi

pertanyaan mengenai inisial, jenis kelamin dan usia. Adapun skala yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Alat Ukur Prokastinasi Kerja

Prokrastinasi kerja dalam penelitian ini diambil dari teori Tuckman (1991), yaitu

Tuckman Procrastination Scale (TPS). Adapun dimensi yang dapat diukur dan

diamati melalui ciri-ciri sebagai berikut: perceived time (gagal menepati

deadline), task avoidance (penghindaran dari tugas), blaming others

(menyalahkan orang lain). Variabel prokrastinasi kerja diperoleh dengan

menyebarkan alat ukur skala prokrastinasi kerja dari jumlah item 35 butir yang

Page 55: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

41

terbagi atas 24 butir pernyataan favorable dan 11 butir pernyataan unfavorable.

Berdasarkan ketiga dimensi di atas, maka dibentuk kerangka skala dalam bentuk

blueprint sebagai berikut :

Tabel 3.2 Blueprint Prokrastinasi Kerja

Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

Perceived

Time

-Menunda mengerjakan tugas 1,2,3,4,5,6,7

14 -Mengulur waktu dalam

menyelesaikan tugas

8,10,12,14 5,9,11,13

Task

Avoidance

-Menghindari tugas karena

dianggap tidak menyenangkan

15,17,19,21 16,18,20,23

16 -Menganggap suatu pekerjaan

sulit untuk dikerjakan

22,24,25,27,30 26,28,29

Blaming

Others

-Menganggap orang lain yang

menyebabkan suatu pekerjaan

menjadi sulit

31,32,33,34

5

-Mencari alasan lain untuk

melakukan prokrastinasi

35

Total 35

2. Alat Ukur Big Five Personality

Alat ukur Big Five Personality yang digunakan dalam penelitian ini adalah The

Big Five Inventory telah dikembangkan oleh Oliver P. John. Tes ini terdiri dari 44

item pertanyaan dengan 10 facet skala pada kelima dimensi kepribadian

Tabel 3.3 Blueprint Big Five Personality

No. Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Fav Unfav

1. Openness to

experience

- Inovatif 5,10,15,20,25

30,40,44

35,41 10

- Memiliki minat seni

2. Conscientiousness - Teratur 3,13,28,33,38 8,18,23,43 9

- Disiplin

3. Extraversion - Asertif 1,11,16,26,36 6,21,31 8

- Penuh semangat

4. Agreeableness - Altruisme 7,17,22,32,42 2,12,27,37 9

-Tidak keras kepala

5. Neuroticism - Mudah depresi 4,14,19,29,39 9,24,34 8

- Mudah cemas

Jumlah

44

Page 56: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

42

3. Alat Ukur Intensi Anti Korupsi

Peneliti menggunkan alat ukur yang berasal dari penelitian Nihayah et.al (2015)

karena alat ukur ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yang

mengamati intensi anti korupsi pada pegawai. Dalam penelitian ini peneliti

mengembangkan alat ukur sebelumnya dikarenakan jumlah item yang terlalu

sedikit yakni hanya 3 item yang kemudian menjadi 6 item.

Table 3.4 Blueprint Intensi Anti Korupsi

No Dimensi Item Jumlah

Fav Unfav

1 Anti Bribery 1, 4

2

2 Anti Gratification 2 6 2

3 Anti Fraud 5 3 2

Total 6

4. Alat Ukur Ikhlas

Skala ini adalah skala yang peneliti adaptasi dari skala ikhlas yang digunakan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari, Frinaldi, dan Syamsir (2015).

Penelitian Sari menggunakan variabel pemahaman nilai agama yang salah satunya

adalah variabel ikhlas. Teknik pengumpulan data berupa angket dan istrumen

penelitiannya adalah skala Likert.

Table 3.5 Blueprint Ikhlas

No Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

1 Bekerja untuk mencari ridho Allah SWT 1,2 2

2 Bekerja sebagai bagian dari ibadah. 3 1

3 Bekerja bebas dari kepentingan pribadi, pamrih

dan ria

4,5 2

4 Bekerja tidak dilakukan karena ingin pujian,

penghargaan dan rasa ingin dihormati

6 7,8 3

5 Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan

Allah

9,1 2

Total 10

Page 57: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

43

3.4 Uji Validitas Konstruk

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)

dengan bantuan software Lisrel 8.70. Adapun langkah-langkah untuk

mendapatkan kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2013), yaitu :

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat Chi-Square yang

dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (P > 0.05) berarti semua item

hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square signifikan (P <

0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji

sesuai dengan langkah kedua berikut ini.

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P < 0.05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang ingin

diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu

konstruk/multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengkuran dibebaskan

untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit, maka model

terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai

koefisien positif.

4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk

mendapatkan faktor skornya. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0

Page 58: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

44

dengan ketentuan tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang

dieliminasi.

Terdapat kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2013), yaitu :

1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur,

dengan menggunakan t-test. Melihat signifikan tidaknya item tersebut

mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item.

Perbandingannya adalah jika t > 1.96 maka item tersebut tidak akan didrop dan

sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring

dengan favorable (pada skala model likert 1-5), maka nilai koefisien muatan

faktor harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item favorable, namun

muatan faktor item bernilai negatif, maka item tersebut akan didrop dan

sebaliknya.

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka

item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa

yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain (multidimensi).

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Prokrastinasi Kerja

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk prokrastinasi kerja

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 2375.18 ,df = 560, P-value =

0.00000, skor RMSEA = 0.145 Dari hasil tersebut nilai P-value = 0,00000< 0.05

sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.

Setelah melakukan seratus dua belas kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square =

Page 59: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

45

616.01 , df = 448, P-value = 0.0000, skor RMSEA = 0.049, dengan P-value> 0.05

yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada

konstruk prokrastinasi kerja ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu

prokrastinasi kerja.

Tabel 3.6 Muatan faktor item Prokrastinasi Kerja

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.66 0.08 8.40

2 0.69 0.08 8.94

3 0.67 0.08 8.64

4 0.64 0.08 8.38

5 0.40 0.08 4.93

6 0.81 0.07 11.31

7 0.81 0.07 11.31

8 0.69 0.08 8.94

9 0.26 0.09 3.08

10 0.19 0.08 2.23

11 -0.27 0.09 -3.11

12 0.33 0.09 3.75

13 0.14 0.09 1.63

14 0.64 0.08 8.33

15 0.68 0.08 8.99

16 -0.19 0.08 -2.28

17 0.36 0.08 4.36

18 -0.33 0.09 -3.79

19 0.64 0.08 8.16

20 0.13 0.08 1.59

21 0.55 0.09 6.24

22 0.36 0.08 4.30

23 0.37 0.08 4.61

24 0.75 0.07 10.08

25 0.75 0.08 9.62

26 0.44 0.08 5.32

27 0.11 0.08 1.31

28 -0.52 0.08 -6.54

29 -0.23 0.09 -2.59

30 0.73 0.07 9.80

31 0.65 0.08 8.33

32 0.58 0.08 7.24

33 0.37 0.08 4.52

34 0.52 0.09 5.99

35 0.35 0.08 4.15

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Page 60: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

46

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk prokrastinasi kerja dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.6.

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien

dari tiga puluh lima item konstruk prokrastinasi kerja, dapat dilihat bahwa dua

puluh tujuh item memiliki T-value>1.96 dan delapan item memiliki T-value <

1.96. Kemudian pada delapan item yang memiliki nilai T-value<1.96 juga

memiliki koefisien bermuatan negatif yang artinya item 11, item 13, item 16, item

18, item 20, item 27, item 28 dan item 29 harus di-drop pada konstruk

prokrastinasi kerja.

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Big-Five Personality

3.4.2.1. Uji Validitas Konstruk Openness to experience

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk openness to

experience diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 339.10, df = 35, P-

value = 0.00000, skor RMSEA = 0.238. Dari hasil tersebut nilai P-value =

0.00000 < 0.05 sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya,

dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item

untuk berkorelasi. Setelah melakukan enam belas kali modifikasi, diperoleh nilai

Chi-Square = 25.93, df = 19, P-value = 0.13218, skor RMSEA = 0.049, dengan P-

value> 0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item yang ada

pada konstruk Big Five Personality ini hanya mengukur openness to experience.

Page 61: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

47

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk openness to experience dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap

item. Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3. 7

Tabel 3.7 Muatan faktor item openness to experience

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.32 0.07 4.41

2 0.34 0.07 4.85

3 0.39 0.08 4.61

4 0.65 0.08 8.21

5 0.42 0.08 5.36

6 0.73 0.07 9.74

7 0.07 0.06 1.08

8 0.07 0.08 8.25

9 -0.59 0.07 -8.24

10 1.01 0.08 12.23

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari sepuluh item konstruk openness to experience, dapat dilihat bahwa

delapan item memiliki T-value>1.96 dan dua item memiliki T-value < 1.96.

Kemudian dua item yang memiliki nilai T-value<1.96 yang artinya item 7 dan

item 9 harus di drop pada konstruk openness to experience.

3.4.2.2.Uji Validitas Konstruk Conscientiousness

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk conscientiousness

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 177.85, df = 27, P-value = 0.00000,

skor RMSEA = 0.190. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05 sehingga

dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah

Page 62: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

48

melakukan delapan kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 20.40, df = 19,

P-value = 0.37096, skor RMSEA = 0.022, dengan P-value> 0.05 yang artinya,

model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk Big Five

Personality ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu conscientiousness.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk conscientiousness dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Muatan faktor item conscientiousness

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.55 0.08 7.00

2 0.20 0.09 2.32

3 0.44 0.08 5.25

4 0.37 0.08 4.38

5 0.44 0.08 5.33

6 0.84 0.07 11.59

7 0.40 0.08 4.72

8 0.77 0.07 10.39

9 0.46 0.08 5.65

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari sembilan konstruk conscientiousness, dapat dilihat bahwa sembilan

item memiliki T-value>1.96 dan nol item memiliki T-value < 1.96. Maka tidak

ada item yang di drop pada kontruk conscientiousness.

3.4.2.3.Uji Validitas Konstruk Extraversion

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk extraversion

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 139.49, df = 20, P-value =

Page 63: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

49

0.00000, skor RMSEA = 0.197. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05

sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.

Setelah melakukan delapan kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 12.94, df

= 11, P-value = 0.29730, skor RMSEA = 0.034, dengan P-value> 0.05 yang

artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk

Big Five Personality ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu extraversion.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari konstruk

extraversion dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-

value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor pada

tabel 3.9

Tabel 3.9 Muatan faktor item extraversion

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.56 0.07 7.43

2 0.68 0.08 8.61

3 0.72 0.08 9.00

4 0.34 0.08 4.13

5 0.92 0.09 10.68

6 0.45 0.08 5.96

7 0.46 0.08 5.71

8 0.70 0.08 8.75

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari

delapan item konstruk extraversion, dapat dilihat bahwa delapan item memiliki T-

value>1.96 dan nol item memiliki T-value < 1.96. Maka tidak ada item yang di

drop pada kontruk extraversion.

Page 64: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

50

3.4.2.4.Uji Validitas Konstruk Agreeableness

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk agreeableness

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 176.89, df = 27, P-value =

0.00000, skor RMSEA = 0.190. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05

sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.

Setelah melakukan delapan kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 14.23, df

= 18, P-value = 0.71411, skor RMSEA = 0.000, dengan P-value> 0.05 yang

artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk

Big Five Personality ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu agreeableness.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk agreeableness dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Muatan faktor item agreeableness

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.26 0.09 2.96

2 0.50 0.07 6.77

3 0.42 0.10 4.01

4 1.04 0.08 12.66

5 0.49 0.08 6.44

6 0.50 0.11 4.66

7 0.27 0.07 3.83

8 0.39 0.07 5.30

9 0.60 0.08 7.90

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Page 65: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

51

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien

dari delapan item konstruk agreeableness, dapat dilihat bahwa sembilan item

memiliki T-value>1.96 dan nol item memiliki T-value < 1.96. Maka tidak ada

item yang di drop pada kontruk extraversion.

3.4.2.5. Uji Validitas Konstruk Neuroticism

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk neuroticism

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 101.44, df = 20, P-value =

0.00000, skor RMSEA = 0.163. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05

sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.

Setelah melakukan delapan kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 17.00, df

= 13, P-value = 0.19922, skor RMSEA = 0.045, dengan P-value> 0.05 yang

artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk

Big Five Personality ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu neuroticism.

Tabel 3.11 Muatan faktor item neuroticism

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.61 0.08 8.00

2 0.45 0.09 4.80

3 0.62 0.08 8.18

4 0.67 0.08 8.88

5 -0.22 0.10 -2.30

6 0.66 0.08 8.26

7 0.54 0.08 6.93

8 0.69 0.08 8.58

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk neuroticism dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-

Page 66: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

52

value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor pada

tabel 3.11

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien

dari delapan item konstruk neuroticism, dapat dilihat bahwa tujuh item memiliki

T-value>1.96 dan satu item memiliki T-value < 1.96. Kemudian satu yang

memiliki nilai T-value<1.96 juga memiliki koefisien bermuatan negatif yang

artinya item 5 harus di drop pada konstruk neuroticism.

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Intensi Anti Korupsi

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk intensi anti-korupsi

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 84.44, df = 9, P-value = 0.00000,

skor RMSEA = 0.233. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05 sehingga

dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah

melakukan tiga kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 6.91, df = 6, P-value

= 0.32879, skor RMSEA = 0.031, dengan P-value> 0.05 yang artinya, model ini

sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk intensi anti korupsi

ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu intensi anti korupsi.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk intensi anti korupsi dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.12

Page 67: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

53

Tabel 3.12 Muatan faktor item intensi anti korupsi

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.41 0.10 4.26

2 0.36 0.09 4.04

3 -0.43 0.10 -4.38

4 0.80 0.16 5.03

5 1.14 0.18 6.40

6 -0.38 0.09 -4.15

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien

dari enam item konstruk intensi anti korupsi, dapat dilihat bahwa empat item

memiliki T-value>1.96 dan dua item memiliki T-value < 1.96. Kemudian dua

yang memiliki nilai T-value<1.96 juga memiliki koefisien bermuatan negatif yang

artinya item 3 dan item 6 harus di drop pada konstruk intensi anti korupsi.

3.4.4. Uji Validitas Konstruk Ikhlas

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk ikhlas diperoleh

skor perhitungan awal Chi-Square = 380.31, df = 35, P-value = 0.00000, skor

RMSEA = 0.253. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05 sehingga

dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, dilakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah

melakukan delapan belas kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 20.47, df =

17, P-value = 0.25091, skor RMSEA = 0.036, dengan P-value> 0.05 yang artinya,

model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk ikhlas ini

hanya mengukur satu faktor saja, yaitu ikhlas.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk ikhlas dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-

Page 68: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

54

value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor pada

tabel 3.13

Tabel 3.13 Muatan faktor item ikhlas

No Item Koefisien St. Error T-Value (>1.96) Sig

1 0.71 0.08 8.98

2 0.88 0.07 13.03

3 0.78 0.07 11.09

4 0.37 0.08 4.60

5 0.52 0.12 4.50

6 0.46 0.08 5.97

7 0.36 0.08 4.72

8 0.51 0.08 6.63

9 0.79 0.07 11.20

10 0.47 0.08 6.04

Keterangan: tanda = signifikan (t>1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien

dari sepuluh item konstruk ikhlas, kesepuluh item memiliki T-value>1.96. Maka

tidak ada item yang di drop pada kontruk ikhlas.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini

yaitu analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Teknik analisis

regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan

ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari independent variable (IV),

yaitu Big Five Personality, intensi anti korupsi dan ikhlas terhadap dependent

variable (DV) yaitu prokrastinasi kerja.

Teknik regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan

untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y)

Page 69: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

55

Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3+ b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e

dengan lebih dari satu variabel bebas (independent; prediktor; X). Dalam

penelitian ini, IV sebanyak tujuh variabel, sedangkan DV sebanyak satu variabel

sehingga susunan persamaan regresi penelitian adalah:

Jika dituliskan variabelnya, maka:

Y = prokrastinasi kerja

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

x1 = openness to experience

x2 = counciensness

x3 = extraversion

x4 = agreeableness

x5 =neuroticism

x6 = intensi anti korupsi

x7 = ikhlas

e = residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam factor score. Dalam hal ini,

factor score adalah faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS

dengan menggunakan item yang valid. Tujuan dari factor score adalah agar

koefisien regresi tidak mengalami atenuasi atau underestimated (koefisien regresi

yang terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).

Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians kepuasan

penghuni yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diukur

dengan rumus R², dimana:

Adapun jika R² signifikan (P<0.05) maka proporsi varians Y yang dipengaruhi

oleh ketujuh faktor (openness to experience, counciensness, extraversion,

Page 70: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

56

agreeableness, neuroticism, intensi anti korupsi dan ikhlas) secara keseluruhan

adalah signifikan.

Jika telah terbukti signifikan, maka peneliti akan menguji variabel mana

dari kesebelas variabel independen tersebut yang signifikan. Dalam hal ini peneliti

menguji signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Jika memiliki

skor t > 1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan signifikan,

sebaliknya jika t< 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan (dalam

taraf signifikansi 0.05 atau 5%).

Dalam regresi analisis berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu:

1. R² yang menunjukkan proporsi varians dari variabel dependen yang bisa

dijelaskan oleh variabel independen.

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari

variabel independen yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi

tentang beberapa nilai Y jika nilai variabel independen diketahui.

Sumbangan varian dari masing-masing aspek variable independen yaitu openness

to experience, counciensness, extraversion, agreeableness, neuroticism, intensi

anti korupsi dan ikhlas dalam memengaruhi prokrastinasi kerja.

3.6. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

Page 71: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

57

3.6.1 Persiapan Penelitian

1. Penelitian ini dimulai dengan pengamatan terhadap fenomena dan berita

terkini yang terjadi di masyarakat, kemudian peneliti memilih permasalahan

yang ingin diteliti.

2. Peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap fenomena yang ditemukan.

3. Melaporkan hasil studi pendahuluan untuk menentukan variabel dependent

kepada dosen pembimbing.

4. Peneliti melakukan analisis jurnal dengan membuat matriks jurnal, analisis

jurnal dilakukan dengan jurnal yang dikaji dari jurnal yang dimuat di dalam

negeri, dan luar negeri. Kemudian, peneliti melaporkan hasil analisis jurnal

kepada dosen pembimbing untuk menentukan variabel independent.

5. Setelah mendapatkan seluruh variabel yang ingin diteliti, peneliti melakukan

studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan variabel

penelitian.

3.6.2 Pelaksanaan penelitian

Dalam tahap ini, penulis menentukan jumlah subjek penelitian, melakukan

pengumpulan data dengan memberikan alat ukur yang telah dipersiapkan kepada

subjek penelitian.

3.6.3 Pengolahan data

1. Peneliti memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala yang

telah diisi oleh subjek penelitian.

2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat

tabel data.

Page 72: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

58

3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik.

4. Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

Page 73: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

59

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pegawai kelurahan di Bogor yang berjumlah

155 orang. Gambaran umum subjek penelitian digambarkan berdasarkan ciri-ciri

demografi yaitu jenis kelamin.

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan jenis kelamin

Deskripsi Jumlah Presentase

Jenis Kelamin

laki-laki 101 65%

Perempuan 54 35%

Total 155 100%

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa subjek penelitian laki-laki jumlahnya

lebih banyak dari pada perempuan yaitu 101 orang atau 65% sedangkan subjek

penelitian perempuan berjumlah 54 orang atau 35%.

4.2 Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini, skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor yang

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran yang

merupakan hasil proses konversi raw score, skor ini disebut true score. Proses ini

dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antara skor hasil

penelitian variabel-variabel yang diteliti.

Dengan demikian, raw score pada setiap variabel harus diletakan pada

skala yang sama. Untuk memperoleh deskripsi statistik, dihitung item-item yang

valid dan positif, sehingga didapatkan faktor skor. Jadi, penghitungan skor faktor

Page 74: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

60

ini tidak menunjukan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung

true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang

bermuatan positif dan signifikan.

T-Score= (skor faktor x 10) + 50

Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi true score, nilai

baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Hal

tersebut berlaku juga untuk semua variabel pada penelitan ini. Skor tersebut

disajikan dalam tabel 4.2:

Tabel 4.2

Deskripsi statistik variabel penelitian

Descriptive Statistik N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Prokrastinasi 155 28.28 81.40 50.0000 9.62810

Openness 155 23.54 75.12 50.0000 8.94192

Conscientiousness 155 20.16 78.58 50.0000 8.68611

Extraversion 155 27.46 70.33 50.0000 9.26448

Agreeableness 155 21.71 69.41 50.0000 8.72125

Neuroticism 155 26.21 71.88 50.0000 8.81382

Intensi_AntiKorupsi 155 19.94 69.26 50.0000 9.44875

Ikhlas 155 29.43 72.82 50.0000 8.42919

Valid N (listwise) 155

Dari tabel 4.2 dapat diketahui skor terendah dari prokrastinasi 28.28 dan

skor tertinggi 81.40. Selanjutnya, skor openness to experience terendah 23.54dan

skor tertinggi 75.12. Selanjutnya, skor conscientiousness terendah 20.16 dan skor

tertinggi 78.58. Skor extraversion terendah 27.46 dan skor tertinggi 70.33. Skor

agreeableness terendah 21.71 dan skor tertinggi 69.41. Skor neuroticism terendah

26.21 dan skor tertinggi 71.88. Skor intensi anti korupsi terendah 19.94 dan skor

tertinggi 69.26. Skor ikhlas terendah 29.43 dan skor tertinggi 72.82.

Berdasarkan hasil analisis statistika deskriptif variable penelitian yang telah

dijelaskan diatas, dapat terlihat bahwa yang memiliki sebaran data yang paling

Page 75: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

61

besar adalah dimensi conscientiousness, dimana rentangan nilai maksimum dan

minimumnya sebesar 58.42. Hal ini membuktikan bahwa jawaban subjek terhadap

skala dimensi conscientiousness cenderung beragam. Sedangkan, variabel yang

memiliki sebaran data paling kecil adalah dimensi extraversion, dimana rentangan

nilai maksimum dan minimumnya sebesar 42.87. Hal ini membuktikan bahwa

jawaban subjek pada skala dimensi extraversion hampir seragam.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan subjek kedalam

kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variabel yang diukur apakah

subjek tergolong kelompok dengan skor rendah atau skor tinggi. Pada penelitian

ini, peneliti membagi klasifikasi prokrastinasi, openness to experience,

conscientiousness, extraversion, agreeableness, neuroticism, intensi anti korupsi

dan ikhlas menjadi dua skor, yaitu skor rendah dan tinggi.

Kategorisasi didapat berdasarkan rumus pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Norma Skor Kategorisasi

Rumus Kategorisasi Kategorisasi Rumus

Rendah X<M

Tinggi X>M

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan

dikategorikan sebagai rendah dan tinggi.

Page 76: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

62

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Persentase

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Prokrastinasi Kerja 76 79 49 51

Openness 81 74 52 48

Conscientiousness 78 77 50 50

Extraversion 67 88 43 57

Agreeableness 68 87 44 56

Neuroticism 82 73 53 47

Intensi Anti Korupsi 70 85 45 55

Ikhlas 62 93 40 60

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa skor

pada variabel prokrastinasi kerja sebanyak 49% pada kategori rendah dan 51%

pada kategori tinggi. Dengan demikian, hasil dari sebaran variabel prokrastinasi

berada pada kategori tinggi. Kemudian, ditemukan bahwa hanya 52% dari total

responden mengalami openness to experience dalam bekerja yang tergolong

rendah, sementara 48% responden mengalami openness to experience dalam

bekerja yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat openness to experience yang paling dominan

berada pada kategori rendah. Sedangkan untuk variabel conscientiousness

ditemukan bahwa 50% dari total responden mengalami conscientiousness dalam

bekerja yang tergolong tinggi, sementara sisanya 50% responden mengalami

conscientiousness dalam bekerja yang tergolong rendah. Dapat disimpulkan

bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat conscientiousness adalah

seimbang.

Selanjutnya, ditemukan bahwa 43% dari total responden mengalami

extraversion dalam bekerja yang tergolong rendah, sementara 57% responden

Page 77: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

63

mengalami extraversion dalam bekerja yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan

bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat extraversion dalam

bekerja yang paling dominan berada pada kategori tinggi. Variabel berikutnya,

ditemukan bahwa 44% dari total responden mengalami agreeableness dalam

bekerja yang tergolong rendah, sementara 56% responden mengalami

agreeableness dalam bekerja yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan bahwa

dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat agreeableness dalam bekerja

yang paling dominan berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, ditemukan bahwa 53% dari total responden mengalami

neuroticism yang tergolong rendah, sementara 47% responden mengalami

neuroticism yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat neuroticism yang paling dominan berada pada

kategori rendah. Variabel berikutnya, ditemukan bahwa 45% dari total responden

intensi anti korupsi dalam bekerja yang tergolong rendah, sementara 55%

responden intensi anti korupsi dalam bekerja yang tergolong tinggi. Dapat

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat intensi anti

korupsi dalam bekerja yang paling dominan berada pada kategori tinggi.

Kemudian yang terakhir, ditemukan bahwa 40% dari total responden mengalami

ikhlas dalam bekerja yang tergolong rendah, sementara 60% responden

mengalami ikhlas dalam bekerja yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan bahwa

dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat ikhlas dalam bekerja yang paling

dominan berada pada kategori tinggi

Page 78: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

64

4.4 Hasil Uji Hipotesis

4.4.1 Uji hipotesis mayor

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 20.

Seperti yang sudah disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang

dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)

varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable, kedua

apakah secara keseluruhan independent variable berpengaruh signifikan terhadap

dependent variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing independent variable.

Langkah pertama penelitian melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent

variable. Selanjutnya untuk tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil regresi R Square

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .730a .534 .511 6.72995 .534 24.028 7 147 .000

a.Predictors:(Constant), IKHLAS, EXTRAVERSION, INTENSI_ANTIKORUPSI, OPENNESS, NEUROTICISM,

AGREEABLENESS, CONSCIENSTIOUSNESS

Berdasarkan tabel 4.5, perolehan R square sebesar 0,534 atau 53,4%.

Artinya, proporsi varians dari prokrastinasi kerja yang dijelaskan oleh, openness

to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, neuroticism,

intensi anti korupsi dan ikhlas adalah sebesar 53,4%, sisanya 46,6% dijelaskan

variabel lain selain dalam penelitian ini.

Page 79: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

65

Langkah kedua penelitian menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap prokrastinasi kerja. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.6 berikut :

Tabel 4.6 Hasil Regresi Anova

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 7617.877 7 1088.268 24.028 .000b

Residual 6657.961 147 45.292

Total 14275.838 154

a. Predictors: (Constant), IKHLAS, EXTRAVERSION, INTENSI_ANTIKORUPSI, OPENNESS,

NEUROTICISM, AGREEABLENESS, CONSCIENSTIOUSNESS

b. Dependent Variable: PROKRASTINASI

Jika dilihat dari kolom ke enam dari kiri (Sig.) pada tabel 4.6 dapat

diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil (p<0,05). Maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independent variable

terhadap dependent variable ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan

openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness,

neuroticism, intensi anti korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi kerja.

4.4.2 Uji hipotesis minor

Uji hipotesis ini merupakan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis minor.

Hasilnya dapat dilihat sebagai pada tabel 4.7 berikut :

Berdasarkan pada tabel 4.7, dapat disimpulkan persamaan regresinya sebagai

berikut :

Prokrastinasi kerja = 61.553+ 0.083 openness to experience - 0.530

conscientiousness* + 0.086 extraversion - 0.136

agreeableness + 0.262 neuroticism* + 0.129 intensi anti

korupsi – 0.125 ikhlas

Page 80: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

66

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 61.553 7.873

7.818 .000

OPENNESS .083 .067 .077 1.236 .218

CONSCIENSTIOUSNESS -.530 .079 -.478 -6.710 .000*

EXTRAVERSION .086 .065 .082 1.321 .189

AGREEABLENESS -.136 .074 -.123 -1.825 .070

NEUROTICISM .262 .074 .240 3.532 .001*

INTENSI_ANTIKORUPSI .129 .066 .113 1.957 .052

IKHLAS -.125 .077 -.122 -1.623 .107

a. Dependent Variable: PROKRASTINASI

Keterangan :Tanda (*) = Variabel Signifikan

Begitu juga dengan hasil uji hipotesis minor dapat dilihat berdasarkan tabel

4.9, dengan rincian sebagai berikut :

1. Variabel openness to experience memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.083 dengan nilai p=0.218 (p>0.05) dengan demikian secara positif variabel

openness to experience memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

prokrastinasi kerja.

2. Variabel conscientiousness memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.530

dengan nilai p=0,000 (p<0.05) dengan demikian secara negatif variabel

conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi

kerja. Arah yang negatif menunjukkan bahwa semakin rendah skor

conscientiousness maka semakin tinggi skor prokrastinasi kerja.

3. Variabel extraversion memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.086 dengan nilai p=0.189 (p>0.05) dengan demikian secara positif variabel

Page 81: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

67

extraversion memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap prokrastinasi

kerja.

4. Variabel agreeableness memiliki nilai koefisien regresi sebesar

-0.136 dengan nilai p=0.070 (p>0.05), dengan demikian secara negatif

variabel agreeableness memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

prokrastinasi kerja.

5. Variabel neuroticism memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.262 dengan

nilai p=0.001 (p<0.05) dengan demikian secara positif variabel neuroticism

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi kerja. Arah yang

positif menunjukkan bahwa semakin tinggi skor neuroticism maka semakin

tinggi skor prokrastinasi kerja.

6. Variabel intensi anti korupsi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.129

dengan nilai p=0.052 (p>0.05) dengan demikian secara positif variabel

intensi anti korupsi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

prokrastinasi kerja.

7. Variabel ikhlas memiliki nilai koefisien regresi sebesar

-0.125 dengan nilai p=0.107 (p<0.05) dengan demikian secara negatif

variabel ikhlas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

prokrastinasi kerja.

4.4.3 Analisis Proporsi Varians

Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat signifikan tidaknya penambahan

(incremented) proporsi varian dari tiap independent variable. Independent

Page 82: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

68

variable tersebut dianalisis secara satu per satu. Pada tabel 4.8 akan dipaparkan

besarnya proporsi varians pada kesiapan kerja.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Proporsi Varians

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df

2

Sig. F

Change

1 .002a .000 -.007 9.65949 .000 .001 1 153 .979

2 .651b .424 .416 7.35675 .424 111.771 1 152 .000*

3 .653c .426 .415 7.36617 .002 .611 1 151 .436

4 .684d .468 .454 7.11709 .042 11.754 1 150 .001*

5 .718e .515 .499 6.81360 .048 14.660 1 149 .000*

6 .725f .525 .506 6.76704 .010 3.057 1 148 .082

7 . 730g .534 .511 6.72995 .008 2.636 1 147 .107

Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS, EXTRAVERSION, AGREEABLENESS,

NEUROTICISM, INTENSI_ANTIKORUPSI, IKHLAS

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut :

1. Variabel openness to experience memberikan sumbangan sebesar 0 %

terhadap varians prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change = 0.979 (p < 0,05).

2. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 42.4% terhadap

varians prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0.000 (p<0,05)

3. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap varians

prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0.436 (p<0,05).

Page 83: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

69

4. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 4.2% terhadap

varians prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0.001 (p<0,05).

5. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 4.8% terhadap varians

prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai

sig F Change = 0.000 (p<0,05).

6. Variabel intensi anti korupsi memberikan sumbangan sebesar 1% terhadap

varians prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik karena nilai sig F Change = 0.082 (p < 0,05).

7. Variabel ikhlas memberikan sumbangan sebesar 0.8% terhadap varians

prokrastinasi kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0.107 (p < 0,05).

Page 84: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

70

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan, variabel big

five personality (openness to experience, conscienstiousness, extraversion,

agreeablenes dan neuroticism), intensi anti korupsi dan ikhlas memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi. Dengan demikian, hipotesis

mayor diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan Big Five Personality,

intensi anti korupsi dan ikhlas terhadap prokrastinasi.

Berdasarkan kategorisasi skor Big Five Personality dua dimensi memiliki

skor yang tinggi yaitu pada dimensi extraversion dan agreeableness yang artinya

pegawai yang cenderung mudah menyesuaikan diri, aktif, optimis, dapat

dipercaya, penolong dan pemaaf berada pada intensitas yang tinggi. Sedangkan,

jika dilihat dari skor kategorisasi prokrastinasi kerja dapat disimpulkan bahwa

tingkat prokrastinasi kerja pegawai kelurahan di Bogor cenderung tinggi.

Presentase prokrastinasi kerja hampir berimbang yakni sebanyak 49% ada pada

kategori rendah dan 51% ada pada kategori tinggi artinya lebih dari setengah

responden pegawai kelurahan di bogor mengalami prokrastinasi kerja yang tinggi.

5.2 Diskusi

Penelitian ini merupakan sebuah usaha untuk menjawab masalah yang telah

dirumuskan, khususnya untuk melihat prokrastinasi kerja PNS di kelurahan. Hasil

analisis regresi secara keseluruhan pada penelitian mendapatkan bukti bahwa

Page 85: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

71

adanya pengaruh dari Big Five Personality, intensi anti korupsi serta ikhlas

terhadap prokrastinasi kerja.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa conscienstiousness secara

signifikan berpengaruh negatif terhadap prokrastinasi kerja. Hasil di atas

menunjukan, semakin tinggi pegawai mengalami conscienstiousness dalam

bekerja maka akan semakin rendah tingkat prokrastinasi kerja, begitupun

sebaliknya. Menurut penelitian Steel (2001), tipe kepribadian conscienstiousness

merupakan prediktor negatif terkuat terhadap perilaku prokrastinasi. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa conscienstiousness secara

signifikan berpengaruh negatif terhadap prokrastinasi kerja.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Watson (2001) yang

menyatakan conscienstiousness berpengaruh secara signifikan terhadap

prokrastinasi. Individu yang mempunyai skor rendah conscienstiousness

mempunyai karakteristik yang malas, ceroboh dan mudah menyerah, sehingga

ketika individu mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas, individu lebih

mudah menyerah untuk menyelesaikannya dan lebih memilih menunda

pekerjaannya. Costa, McCrae dan Dye (1991) mengungkapkan bahwa individu

yang rendah dalam aspek-aspek tertentu dari conscienstiousness rentan terhadap

prokrastinasi.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian dimensi neuroticism dari variabel

Big Five Personality, memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan

yang positif. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai neuroticism individu

dalam melakukan tugas atau pekerjaannya dapat disimpulkan bahwa pegawai

Page 86: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

72

tersebut memiliki prokrastinasi yang tinggi pula. Begitupun sebaliknya, semakin

rendah tingkat neuroticism pegawai yang artinya pegawai dapat mengendalikan

tingkat stress, depresi dan sifat-sifat neuroticism lainnya dalam melakukan tugas

atau pekerjaannya dapat disimpulkan pegawai memiliki prokrastinasi yang

rendah.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan beberapa peneliti termasuk

penelitian Steel (2001) dan Watson (2001), disimpulkan bahwa neuoroticism

merupakan salah satu sumber utama dari prokrastinasi. Karakteristik neuoroticism

skor tinggi menurut Friedman (2006) yakni individu yang mudah cemas, depresi

dan merasa tidak mampu. Pegawai yang menderita perasaan rendah diri percaya

bahwa kegagalan untuk tampil sesuai standar menunjukkan ketidakmampuannya

sebagai pribadi. Untuk melindungi harga diri, individu akan cacat sendiri dengan

menunda-nunda untuk memberi alasan eksternal kepada diri sendiri, sebuah `out ',

jika individu gagal menepati deadline (Ferrari, 1991).

Dalam penelitian yang dilakukan juga terdapat variabel-variabel yang tidak

terbukti memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi kerja. Variabel pertama yang

tidak memiliki pengaruh yang signifikat yakni openness to experience. Berbagai

penelitian sebelumnya, seperti penelitian Watson (2001) mengenai pengaruh

prokrastinasi dengan big five personality memang tidak menunjukan hubungan

yang signifikan antar variabel prokrastinasi dengan openness to experience. Hal

ini bisa diakibatkan individu yang tinggi openness to experience biasanya kreatif,

terbuka dan inovatif. Pegawai bisa memecahkan masalah pekerjaan karena sifat

Page 87: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

73

kreatif dan inovatif membantu pegawai ketika menghadapi kesulitan, sehingga

meminimalisir perilaku menunda-nunda pekerjaan.

Extraversion dan agreeableness dalam penelitian ini juga tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi. Berdasarkan tabel kategorisasi

skor variabel, presentase extraversion pada pegawai sebesar 57%, artinya bahwa

mayoritas pegawai mempunyai skor extraversion yang tinggi. Individu yang

tinggi pada dimensi extraversion cenderung penuh semangat, sehingga individu

akan bekerja dengan semangat hingga menyelesaikan tugas. Sebaliknya, individu

yang rendah pada dimensi extraversion cenderung pemalu dan tidak percaya diri

akan kemampuan yang dimilikinya sehingga akan menghambat individu dalam

menyelesaikan tugas dan lebih memilih menunda pekerjaannya.

Sedangkan dimensi agreeableness tidak signifikan dengan arah hubungan

negatif. Hasil diatas sama dengan hasil penelitian McCrae (1991), Steel (2001)

dan Watson (2001) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan tabel kategorisasi skor variabel, presentase agreeableness pada

pegawai sebesar 56%, artinya mayoritas pegawai mempunyai skor agreeableness

yang tinggi.

Variabel intensi anti korupsi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

dengan arah hubungan positif terhadap prokrastinasi kerja. Hasil dari penelitian

ini tidak mendapatkan dukungan dari penelitian sebelumnya karena belum adanya

penelitian sebelumnya yang mengukur hubungan antara niat anti korupsi dengan

prokrastiasi secara langsung. Tidak berpengaruhnya variabel intensi anti korupsi

Page 88: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

74

bisa saja diakibatkan karena hanya memiliki 6 item pertanyaan sehingga item

kurang representatif terhadap variabel yang akan diuji.

Sedangkan variabel ikhlas tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan

arah hubungan negatif terhadap prokrastinasi kerja. Sama halnya dengan variabel

intensi anti korupsi, belum adanya penelitian sebelumnya yang mengukur variabel

ikhlas dengan prokrastinasi kerja membuat hasil penelitian ini tidak mendapatkan

masukan dari penelitian sebelumnya. Tidak berpengaruhnya variabel ikhlas bisa

saja diakibatkan karena responden faking good, responden memilih ikhlas karena

tahu akan dinilai sebagai individu yang ikhlas.

5.3 Saran

Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat berbagai keterbatasan pada penelitian ini.

Maka untuk perkembangan skripsi selanjutnya peneliti perlu memberikan saran

sebagai pertimbangan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait

dengan penelitian serupa. Saran tersebut berupa saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran metodologis

Bagi peneliti yang tertarik dan berminat pada permasalahan yang sama,

disarankan untuk :

1. Pada penelitian ini, intensi anti korupsi dan ikhlas tidak berpengaruh secara

signifikan. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat

menambahkan variabel lain selain variabel yang telah diteliti agar lebih luas

dalam gambaran penelitiannya. Seperti variabel motivasi kerja untuk melihat

seberapa besar motivasi kerja dapat memberikan pengaruh pada prokrastinasi

kerja pegawai kelurahan di Bogor.

Page 89: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

75

2. Penyebab tidak berpengaruhnya intensi anti korupsi terhadap prokrastinasi

bisa dikarenakan item-item pertanyaan yang kurang valid. Oleh karena itu

pada penelitian intensi anti korupsi dan ikhlas selanjutnya, baiknya memang

dilakukan pengembangan alat ukur penelitian agar lebih bisa

merepresentasikan intensi anti korupsi dan ikhlas yang diinginkan.

5.3.2 Saran praktis

1. Berdasarkan tabel kategorisasi skor variabel, tingkat prokrastinasi pegawai

kelurahan cukup tinggi. Oleh karena itu pegawai harus memiliki tanggung

jawab terhadap tugas-tugasnya.

2. Kedisiplinan berpengaruh negatif terhadap prokrastinasi kerja, oleh karena itu

pegawai sebaiknya meningkatkan kedisiplinan untuk mengurangi

prokrastinasi kerja.

3. Penelitian ini menunjukan bahwa kecemasan berpengaruh positif terhadap

prokrastinasi. Oleh karena itu, pada saat penyeleksian pegawai dibutuhkan tes

psikologi untuk mengetahui tingkat kecemasan calon pegawai. Sehingga

pimpinan bisa menentukan suatu kebijakan dan membuat suasana kerja

menjadi nyaman agar pegawai terhindar dari kecemasan saat bekerja.

Page 90: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

76

DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, H. (2011). Penyakit prokrastinasi (menunda pekerjaan). Diunduh

pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 13.00 dari

http://www.kompasiana.com

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. PT Raja Grafindo perseda. Jakarta

Chizanah, L. & Hadjam, M (2011). Validitas Konstruk Ikhlas: Analisis Faktor

Eksploratori terhadap Instrumen Skala Ikhlas. Jurnal Psikologi Universitas

Gadjah Mada, 38, 199-214

Cloninger, Susan. (2013). Theories of personality: understanding persons. New

Jersey: Pearson.

Costa, Paul T. & McCrae, R.R. (1990). Personality disorder and the five factor

model of personality. Journal of Personality Disorder.

Febrianti, S., Musadieq, M.A., & Prasetya, A. (2014). Pengaruh reward dan

punishment terhadap motivasi kerja serta dampaknya terhadap kinerja.

Administrasibisnis.studenjournal.ub.ac.id, 12, 1-9

Feist, Jess dan Feist, Gregory. (2010). Teori kepribadian. Buku 2. Jakarta:

Salemba Humanika

Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2006). Personality: Classic theories and

modern research. Boston: Pearson/Allyn and Bacon.

Ferrari, J. R., Johnson, J. L.,& McCown, W. G. (1995). Procrastination and task

avoidance: Theory, research, and treatment. Springer Science and Business

Media. New York.

Gafni, R & Geri, N. (2010). Time Management: Procrastination Tendency in

Individual and Collaborative Tasks. The Open University of Israel

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori-teori psikologi cetakan I. Ar

Ruzz Media Group. Yogyakarta

Hamzah, A. (2004). KUHP & KUHAP. Jakarta: PT Rineka Cipta

Iskandar (2016). Implementasi teori hirarki kebutuhan abraham maslow terhadap

peningkatan kinerja pustakawan. Journal of UIN Sunan Kalijaga, 4(1), 24-

34.

John, O. Robins, R & Pervin, P. (2008). Handbook of personality: theory and

research. The Guilford Press. New York

Karyono (2002). Fraud auditing. Journal the WinnERS, 3(2), 150-160

Page 91: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

77

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, (2012). Pendidikan anti korupsi

untuk perguruan tinggi. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

RI, 1-167

Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Pengantar gratifikasi. Jakarta: KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi Anti Corruption Learning Center. (2015).

Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Jakarta: KPK ACLC

Larsen, R.J., Buss, David M. (2002). Personality psychology: Domain of

knowledge about human nature. New York: McGraw Hill.

Laura, King. (2010). Psikologi umum. Jakarta: Salemba Humanika.

Lembaga Negara Republik Indonesia, (1999). Undang-undang Republik

Indonesia nomor 43 tahun 1999. Jakarta. Lembaga Negara Republik

Indonesia

Lembaga Negara Republik Indonesia (2010). Peraturan pemerintah Republik

Indonesia nomor 53 tahun 2010. Jakarta. Lembaga Negara Republik

Indonesia

Megawati, N.I. (2009). Hubungan antara menejemen diri dengan prokrastinasi

kerja pada pegawai negeri sipil. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Nihayah, Z., Adriani, Y. & Wahyuni, Z. (2015). The relationship between

religious orientation, moral integrity, personality, organizational climate

and anti corruption intentions in Indonesia. International Journal of Social

Science and Humanity, 5, 1-5.

Noviandri (2013). Hubungan prokrastinasi dengan kinerja tenaga administrasi

(studi korelasional terhadap pegawai negeri sipil di fakultas ilmu

pendidikan UPI). Journal of UPI

Osifo, C. (2012). Combating bribery as an issue of different dimensions.

University of Vaasa, 1-28.

Pervin, L. A., & John, O. P. (2001). Personality: Theory and research (8th ed.).

New York: Wiley.

Pervin, L.A., Cervone, D., John, O.P. (2005). Personality: Theory and research.

Hoboken. NJ: Wiley.

Sari, J., Frinaldi, A., & Syamsir (2015). Pengaruh pemahaman nilai agama islam

terhadap budaya kerja pegawai negeri sipil di kabupaten Pasaman Barat.

Jurnal FIS Universitas Negeri Padang, 14, 196-205.

Page 92: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

78

Soto, C.J & John, O.P. (2009). Ten facet scales for the big five inventory:

convergence with NEO PI-R facets, self-peer agreement and discriminant

validity. Journal of Research in Personality. Elsevier Inc

Steel, P. Brothen, T & Wambach, C (2001). Procrastination and personality,

performance, and mood. University of Minnesota. Vol. 30, 95-106.

Steel, P. (2004). The nature of procrastination. Canada: University of Calgary.

Steel, P. (2007). The Nature Of Procrastination : A meta-analytic and theoretical

review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin.

Vol. 133, No.1

Tice, Dianne M & Baumeister, Roy F. (1997). Longitudinal study of

procrastination, performance, stress, and health: The costs and benefits of

dawdling. Vol. 8, 454-458.

Tuckman, B.W. (1990). Measuring procrastination attitudinally and behaviorally.

Paper presented of American Educational Research Association. Boston

Page 93: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

79

LAMPIRAN

Lampiran 1

Informed Consent

Kuisioner Penelitian

Kuisioner Penelitian

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya Fauzi, Mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Saya sedang melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir (skripsi)

yang berkaitan dengan prokrastinasi kerja. Berkenaan dengan hal

tersebut, saya meminta kesediaan waktu saudara untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

Segala informasi yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Dalam menjawab kuisioner

ini, tidak ada jawaban benar atau salah. Anda dimohon untuk mengisi

kuisioner ini sesuai dengan keadaan diri sendiri.

Atas perhatian dan bantuan kesediaan waktunya, saya ucapkan terima

kasih .

Hormat saya,

Peneliti

Page 94: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

80

PERNYATAAN KESEDIAAN

NAMA/INISIAL :

USIA :

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI / PEREMPUAN

Saya, yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :

1. Bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (Mahasiswa

Fak. Psikologi UIN Jakarta).

2. Saya bersedia memberikan data sesuai dengan keadaan diri sendiri

3. Saya mengharapkan agar data dalam kuisioner ini dijamin kerahasiaannya dan

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

Jakarta, Desember 2016

PETUNJUK PENGISIAN

Kuisioner ini berisi pernyataan, tidak ada jawaban benar atau salah. Sebelum mengisi

pernyataan tersebut, baca dan pahamilah terlebih dahulu, kemudia berikan tanda

checklist (v) pada salah satu dari keempat kolom disamping kanan pernyataan.

Contoh :

Jika jawaban “Sering” yang menggambarkan diri

No Pernyataan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Saya orang yang penuh semangat v

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa :

Saya sering menjadi seseorang yang penuh semangat.

Page 95: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

81

Skala I (BF)

Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Bapak/Ibu diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri bapak/ibu,

dengan cara memberi tanda checklist (v) pada salah satu kolom pilihan jawaban

yang tersedia.

No Pernyataan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Saya aktif berbicara

2 Saya suka mencari kesalahan orang lain

3 Saya mengerjakan tugas secara menyeluruh

4 Saya mudah depresi

5 Saya orang yang inovatif

6 Saya orang yang suka menyendiri

7 Saya suka membantu dan tidak

mementingkan diri sendiri

8 Saya cenderung ceroboh

9 Saya mampu menghadapi stress

10 Saya penasaran terhadap banyak hal

11 Saya orang yang penuh semangat

12 Saya bisa untuk tidak perduli dengan orang

lain

13 Saya pekerja yang dapat diandalkan

14 Saya mudah tegang

15 Saya orang yang detail dan kritis terhadap

sesuatu

Page 96: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

82

16 Saya orang yang antusias

17 Saya orang yang pemaaf

18 Saya cenderung tidak teratur

19 Saya mudah merasa khawatir

20 Saya memiliki imajinasi yang aktif

21 Saya cenderung pendiam

22 Saya mudah percaya dengan orang lain

23 Saya cenderung pemalas

24 Saya orang yang tidak mudah marah

25 Saya mudah menciptakan ide baru

26 Saya pribadi yang tegas

27 Saya orang yang dingin dan menyendiri

28 Saya tekun mengerjakan tugas sampai

selesai

29 Saya orang yang moody

30 Saya menyukai hal-hal yang memiliki nilai

seni yang tinggi

31 Saya malu mengutarakan pendapat

32 Saya orang yang baik dan perhatian kepada

semua orang

33 Saya melakukan hal-hal secara efisien

34 Saya orang yang tetap tenang pada situasi

yang tegang

35 Saya menyukai pekerjaan yang sifatnya

Page 97: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

83

rutin

36 Saya mudah bergaul

37 Saya terkadang kasar kepada banyak orang

38 Saya suka membuat rencana dan

menjalankannya sampai selesai

39 Saya mudah merasa gugup

40 Saya tipe orang yang spontan dan banyak

ide

41 Saya mempunyai minat artistik

42 Saya senang bekerjasama dengan orang lain

43 Saya mudah teralihkan

44 Saya tertarik dalam bidang seni, musik atau

literatur

Skala II (Ikhlas)

Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Bapak/Ibu diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri bapak/ibu,

dengan cara memberi tanda checklist (v) pada salah satu kolom pilihan jawaban

yang tersedia.

No Pernyataan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Selalu bekerja semata-mata karena Allah

2 Bekerja diniatkan untuk mencari ridha

Allah

3 Saya selalu berusaha meningkatkan kualitas

pekerjaan karena menganggap pekerjan

tersebut merupakan ibadah

Page 98: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

84

4 Bekerja tidak memamerkan status dan

kedudukan kepada orang lain

5 Tidak pernah merasa bangga karena telah

berbuat baik ketika bekerja

6 Bekerja tidak pernah memiliki maksud

tersembunyi untuk memperoleh

kepentingan pribadi

7 Selama ini bekerja karena ingin dipuji orang

lain

8 Bekerja karena ingin mendapatkan

penghargaan dan rasa ingin dihormati orang

lain

9 Menganggap pekerjaan merupakan bagian

dari nikmat yang diberikan Allah

10 Selalu bersyukur atas setiap kali

menyelesaikan suatu pekerjaan

Skala III (Intensi Anti Korupsi)

Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Bapak/Ibu diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri bapak/ibu,

dengan cara memberi tanda checklist (v) pada salah satu kolom pilihan jawaban

yang tersedia.

No Pernyataan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Saya tidak pernah mengharapkan imbalan

dari masyarakat

2 Ketika seseorang memberi sesuatu setelah

saya menyelesaikan tugas, maka saya tidak

akan menerimanya

3 Saya menggunakan peralatan kantor untuk

kepentingan pribadi

Page 99: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

85

Skala IV (PK)

Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Bapak/Ibu diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut menggambarkan diri bapak/ibu,

dengan cara memberi tanda checklist (v) pada salah satu kolom pilihan jawaban

yang tersedia.

No Pernyataan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Saya menunda menyelesaikan tugas,

meskipun tugas tersebut penting

2 Saya menunda memulai pekerjaan yang

tidak ingin saya lakukan

3 Ketika saya punya batas waktu untuk

menyelesaikan tugas, saya menunggu

sampai menit terakhir

4 Saya ragu-ragu pada saat memulai kegitan

baru

5 Saya menepati janji dengan tepat waktu

6 Saya terus meningkatkan kebiasaan

menunda tugas

7 Saya seorang pembuang waktu yang tidak

dapat diatasi

8 Sekarang saya membuang waktu dan saya

tidak bisa berbuat apa-apa untuk

4 Saya tidak pernah menerima imbalan dari

masyarakat

5 Menggunakan fasilitas/peralatan kantor

untuk kepentingan pribadi adalah hal yang

memalukan untuk saya

6 Saya akan senang menerima pemberian dari

masyarakat

Page 100: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

86

mengatasinya

9 Setiap kali saya membuat jadwal kegiatan,

saya dapat menjalankannya

10 Saya berharap bisa menemukan cara mudah

agar dapat memulai mengerjakan tugas

11 Ketika saya mempunya masalah dengan

tugas, biasanya itu kesalahan saya

12 Meskipun saya benci diri saya sendiri jika

saya tidak memulai suatu pekerjaan

13 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang

penting dengan waktu luang yang saya

miliki

14 Saya terjebak disituasi netral meskipun saya

tahu betapa pentingnya untuk memulai

15 Saya menunda membuat keputusan yang

nampaknya sulit

16 Saya harus mengerjakan tugas, bahkan pada

tugas yang tidak menyenangkan

17 Saya menghindarai melakukan pekerjaan

yang saya anggap mendatangkan hasil yang

buruk

18 Saya meluangkan semua waktu yang

diperlukan bahkan untuk kegiatan yang

membosankan, seperti bekerja

19 Ketika saya lelah degan pekerjaan yang

tidak menyenangkan, saya berhenti

20 Saya percaya bahwa apapun yang terjadi,

seseorang harus tetap berusaha

Page 101: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

87

21 Ketika mendapatkan pekerjaan yang saya

anggap kurang penting, saya berhenti

22 Saya percaya bahwa hal yang tidak saya

sukai sebaiknya tidak ada

23 Saya dapat mengatur diri sendiri dalam

melakukan segala aktifitas

24 Bekerja dapat membuat saya bosan

25 Ketika suatu pekerjaan menjadi terlalu sulit

untuk diselesaikan, saya percaya untuk

menunda mengerjakannya

26 Ketika saya selesai dengan pekerjaan, saya

akan memeriksanya kembali

27 Saya mencari cara mudah untuk

menyelesaikan tugas yang sulit

28 Saya kurang dapat memecahkan masalah

29 Meletakkan sesuatu sampai besok bukan

cara saya melakukannya

30 Saya merasa pekerjaan membuat saya ingin

keluar

31 Saya berhasil menemukan alasan untuk

tidak melakukan sesuatu

32 Saya menganggap orang lain lah yang

membuat saya melakukan hal-hal yang tidak

baik dan hal yang sulit menjadi lebih sulit

33 Saya merasa bahwa saya berhak agar orang

lain dapat memperlakukan saya dengan baik

34 Saya percaya bahwa orang lain tidak berhak

untuk memberikan saya batas waktu

Page 102: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

88

(deadline)

35 Ketika saya mempunya masalah dengan

tugas, biasanya itu karena kesalahan saya

Page 103: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

89

Lampiran 2

Uji Validitas

Prokrastinasi Kerja

Syntax Prokrastinasi Kerja

UJI VALIDITAS PROKRASTINASI DA NI=35 NO=155 MA=PM LA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 PM SY FI=P.COR MO NX=35 NK=1 LX=FR TD=SY LK PROKRASTINASI FR LX 1 LX 2 LX 3 LX 4 LX 5 LX 6 LX 7 LX 8 LX 9 FR LX 10 LX 11 LX 12 LX 13 LX 14 LX 15 LX 16 LX 17 FR LX 18 LX 19 LX 20 LX 21 LX 22 LX 23 LX 24 LX 25 FR LX 26 LX 27 LX 28 LX 29 LX 30 LX 31 LX 32 LX 33 FR LX 34 LX 35 FR TD 23 16 TD 27 10 TD 14 13 TD 26 17 TD 35 11 FR TD 2 1 TD 34 2 TD 13 5 TD 17 1 TD 33 22 TD 27 9 FR TD 15 1 TD 19 1 TD 28 23 TD 26 5 TD 5 4 TD 30 24 FR TD 26 20 TD 28 27 TD 23 9 TD 27 23 TD 32 3 TD 34 32 FR TD 29 21 TD 21 19 TD 12 3 TD 20 16 TD 23 20 TD 13 10 FR TD 28 2 TD 14 11 TD 18 14 TD 3 2 TD 33 31 TD 33 12 FR TD 22 12 TD 17 11 TD 21 20 TD 34 20 TD 32 7 TD 29 26 FR TD 30 26 TD 30 15 TD 30 10 TD 25 14 TD 22 17 TD 31 27 FR TD 35 27 TD 33 4 TD 26 25 TD 25 19 TD 20 12 TD 31 14 FR TD 22 13 TD 34 24 TD 34 28 TD 22 9 TD 33 32 TD 25 18 FR TD 25 12 TD 34 33 TD 12 6 TD 34 17 TD 7 1 TD 13 8 FR TD 16 14 TD 34 23 TD 9 3 TD 9 2 TD 27 16 TD 27 20 FR TD 20 10 TD 19 10 TD 10 5 TD 13 12 TD 30 18 TD 18 4 FR TD 34 25 TD 32 21 TD 8 7 TD 13 11 TD 34 13 TD 14 1 FR TD 15 11 TD 25 5 TD 29 14 TD 27 8 TD 29 22 TD 29 12 FR TD 23 11 TD 23 14 TD 21 14 TD 21 11 TD 29 11 TD 16 11 FR TD 34 16 TD 34 10 TD 18 16 TD 21 8 TD 35 23 TD 31 22 FR TD 33 24 TD 27 25 TD 30 28 TD 35 16 TD 21 1 TD 28 21 FR TD 28 11 TD 33 20 TD 21 4 TD 22 5 TD 25 21 PD OU SS TV MI

Page 104: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

90

Path Diagram Prokrastinasi Kerja (Belum Fit)

Page 105: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

91

Path Diagram Prokrastinasi Kerja (Fit)

Page 106: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

92

Openness To Experience

Syntax Openness To Experience

UJI VALIDITAS OPENNESS DA NI=10 NO=155 MA=PM LA O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 PM SY FI=O.COR MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY LK OPENNESS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 8 5 TD 2 1 TD 5 1 TD 10 8 TD 8 6 FR TD 4 2 TD 10 4 TD 10 3 TD 9 6 TD 8 1 FR TD 5 4 TD 5 3 TD 5 2 TD 4 3 TD 7 3 FR TD 7 6 PD OU SS TV MI

Path Diagram Openness To Experience (Belum Fit)

Page 107: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

93

Path Diagram Openness to experience (Fit)

Counscienstiousness

UJI VALIDITAS CONSCIENTIOUSNESS DA NI=9 NO=155 MA=PM LA C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 PM SY FI=C.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY LK CONSCIENTIOUSNESS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 5 2 TD 4 2 TD 9 2 TD 3 1 TD 8 7 FR TD 9 5 TD 6 2 TD 9 3 PD OU SS TV MI

Page 108: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

94

Path Diagram Counscienstiousness (Belum Fit)

Path Diagram Counscienstiousness (Fit)

Page 109: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

95

Extraversion

UJI VALIDITAS EXTRAVERSION DA NI=8 NO=155 MA=PM LA E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 PM SY FI=E.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK EXTRAVERSION FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 5 2 TD 4 3 TD 5 3 TD 8 4 TD 8 5 FR TD 7 3 TD 7 6 TD 2 1 TD 6 1 PD OU SS TV MI

Path Diagram Extraversion (Belum Fit)

Page 110: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

96

Path Diagram Extraversion (Fit)

Agreeableness

UJI VALIDITAS AGREEABLENESS DA NI=9 NO=155 MA=PM LA A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 PM SY FI=A.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY LK AGREEABLENESS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 8 1 TD 5 3 TD 7 2 TD 9 7 TD 4 1 FR TD 6 4 TD 6 5 TD 4 3 TD 9 2 PD OU SS TV MI

Page 111: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

97

Path Diagram Agreeableness (Belum Fit)

Path Diagram Agreeableness (Fit)

Page 112: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

98

Neuroticism

UJI VALIDITAS NEUROTICISM DA NI=8 NO=155 MA=PM LA N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 PM SY FI=N.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK NEUROTICISM FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 8 2 TD 6 2 TD 3 1 TD 5 4 TD 8 5 FR TD 7 1 TD 5 2 PD OU SS TV MI

Path Diagram Neuroticism (Belum Fit)

Page 113: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

99

Path Diagram Neuroticism (Fit)

Intensi Anti Korupai

UJI VALIDITAS INTENSI ANTI_KORUPSI DA NI=6 NO=155 MA=PM LA AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 PM SY FI=AK.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK ANTI KORUPSI FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 FR TD 2 1 TD 6 3 TD 5 4 PD OU SS TV MI

Page 114: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

100

Path Diagram Intensi Anti Korupsi (Belum Fit)

Path Diagram Intensi Anti Korupsi (Fit)

Page 115: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

101

Ikhlas

UJI VALIDITAS IKHLAS DA NI=10 NO=155 MA=PM LA I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 PM SY FI=I.COR MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY LK IKHLAS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 2 1 TD 8 7 TD 6 5 TD 10 9 TD 5 3 FR TD 8 3 TD 5 2 TD 9 1 TD 10 3 TD 9 5 FR TD 5 1 TD 6 4 TD 9 8 TD 10 7 TD 3 1 FR TD 10 4 TD 5 4 TD 4 3 PD OU SS TV MI

Path Diagram Ikhlas (Belum Fit)

Page 116: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

102

Path Diagram Ikhlas (Fit)

Lampiran 3

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .730a .534 .511 6.72995 .534 24.028 7 147 .000

a. Predictors: (Constant), IKHLAS, EXTRAVERSION, INTENSI_ANTKORUPSI, OPENNESS,

NEUROTICISM, AGREEABLENESS, CONSCIENSTIOUSNESS

Page 117: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

103

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7617.877 7 1088.268 24.028 .000a

Residual 6657.961 147 45.292

Total 14275.838 154

a. Predictors: (Constant), IKHLAS, EXTRAVERSION, INTENSI_ANTIKORUPSI, OPENNESS,

NEUROTICISM, AGREEABLENESS, CONSCIENSTIOUSNESS

b. Dependent Variable: PROKRASTINASI

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 61.553 7.873 7.818 .000

OPENNESS .083 .067 .077 1.236 .218

CONSCIENSTIOUSNESS -.530 .079 -.478 -6.710 .000

EXTRAVERSION .086 .065 .082 1.321 .189

AGREEABLENESS -.136 .074 -.123 -1.825 .070

NEUROTICISM .262 .074 .240 3.532 .001

INTENSI ANTIKORUPSI .129 .066 .113 1.957 .052

IKHLAS -.125 .077 -.122 -1.623 .107

a. Dependent Variable: PROKRASTINASI

Page 118: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY, INTENSI ANTI KORUPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38319/1/FAUZI... · ANTI KORUPSI DAN IKHLAS TERIIADAP PROKRASTINASI" telah

104

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .002a .000 -.007 9.65949 .000 .001 1 153 .979

2 .651b .424 .416 7.35675 .424 111.771 1 152 .000

3 .653c .426 .415 7.36617 .002 .611 1 151 .436

4 .684d .468 .454 7.11709 .042 11.754 1 150 .001

5 .718e .515 .499 6.81360 .048 14.660 1 149 .000

6 .725f .525 .506 6.76704 .010 3.057 1 148 .082

7 .730g .534 .511 6.72995 .008 2.636 1 147 .107

a. Predictors: (Constant), OPENNESS

b. Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS

c. Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS, EXTRAVERSION

d. Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS, EXTRAVERSION,

AGREEABLENESS

e. Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS, EXTRAVERSION,

AGREEABLENESS, NEUROTICISM

f. Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS, EXTRAVERSION,

AGREEABLENESS, NEUROTICISM, INTENSI_ANTIKORUPSI

g. Predictors: (Constant), OPENNESS, CONSCIENSTIOUSNESS, EXTRAVERSION,

AGREEABLENESS, NEUROTICISM, INTENSI_ANTIKORUPSI, IKHLAS