pengaruh bauran pemasaran ritel terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan centro kuta-bali

167
PENGARUH BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN CENTRO, KUTA-BALI Oleh : DEAN VICKY WICAKSANA NIM : 0406205002

Upload: babay84

Post on 28-Jul-2015

350 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

PENGARUH BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

CENTRO, KUTA-BALI

Oleh :

DEAN VICKY WICAKSANANIM : 0406205002

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2007

Page 2: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

PENGARUH BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAPKEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN CENTRO

KUTA-BALI

Oleh :

DEAN VICKY WICAKSANANIM : 040 620 5002

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi

Universitas UdayanaDenpasar

2007

Page 3: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetuji oleh

Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 6 Oktober 2007

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Dra Alit Suryani, MKes. …………………

2. Sekretaris : Ni Ketut Seminari, SE.,MSi …………………

Anggota : Dr. I.G.W. Murjana Yasa, SE.,MSi …………………

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

Dr. Ida Bagus Panji Sedana.,SE., Msi Dra. Alit Suryani.,Mkes.NIP : 131 570 578 NIP : 131 411 636

Page 4: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Judul : Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Centro, Kuta-Bali.

Nama : Dean Vicky WicaksanaNIM : 040 620 5002

ABSTRAK

Konsep tentang bauran pemasaran, kepuasan dan loyalitas pelanggan saling berhubungan satu dengan lainnya. Jika loyalitas dapat ditunjukkan melalui suatu pola pembelian ulang, maka tindakan tersebut tentunya didahului dengan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi atas nilai yang timbul dari kinerja bauran pemasaran yang diterapkan. Konsep tersebut digunakan secara luas untuk semua bidang usaha, tidak terkecuali bisnis ritel, yang mengalami perkembangan yang signifikan terutama untuk jenis bisnis ritel modern. Penelitian ini menganalisis pola hubungan antara bauran pemasaran ritel, yang diterangkan melalui variabel merchandising, basic principles, dan services terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali. Melalui penelitian ini akan diterangkan pola hubungan langsung dan tidak langsung antara variabel-variabel yang ada dalam model analisis jalur (path analysis). Responden penelitian ditetapkan sebanyak 130 responden yang diambil dengan metode purposive dan accidental sampling. Data yang diperoleh, diolah menggunakan software SPSS 15. Hasil analisis menunjukkan bahwa : Bauran pemasaran ritel modern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, besarnya pengaruh secara simultan adalah 59,3 persen dan besaran pengaruh parsial untuk variabel merchandising, basic principles, dan services berturut-turut adalah 12,1 persen, 32,9 persen, dan 52,5persen. Bauran pemasaran ritel modern juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, besarnya pengaruh secara simultan adalah 51 persen dan besaran pengaruh parsial untuk variabel merchandising, basic principles, dan services berturut-turut adalah 20,6 persen, 23,3 persen, dan 19,6 persen. Variabel dominan dari bauran pemasaran ritel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah variabel services, sedangkan variabel dominan dari bauran pemasaran ritel yang mempengaruhi loyalitas adalah basic principles. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kepuasan pelanggan dapat menjadi variabel penghubung positif antara bauran pemasaran ritel dan loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali.

Page 5: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................... iHALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iiKATA PENGANTAR ............................................................... iiiABSTRAK ............................................................... ivDAFTAR ISI ............................................................... vDAFTAR TABEL ............................................................... viiDAFTAR GAMBAR ............................................................... viiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 11.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian……..….……………………….. 8

1.2.1 Tujuan penelitian.................................................................... 81.2.2 Kegunaan penelitian............................................................... 8

1.3 Sistematika Penyajian………………………………....…….......... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori………………………………………………........ 11 2.1.1 Konsep kepuasan pelanggan (customer satisfaction)............ 112.1.2 Loyalitas pelanggan.............................................................. 132.1.3 Bauran pemasaran ritel......................................................... 162.1.4 Konsep retailing……………............................................... 352.1.5 Ritel modern........................................................................ 362.1.6 Teori hubungan antar variabel........... ................................. 38

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya……...……….…….... 392.3 Rumusan Hipotesis......................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian……………………………………….…......... 453.2 Obyek Penelitian……………………………………….............. 453.3 Identifikasi Variabel………………………………………….... 453.4 Definisi Operasional Variabel………………………………... 473.5 Jenis Data dan Sumber Data………………..………………….. 53

3.5.1 Jenis data ........................................................................... 533.5.2 Sumber data ....................................................................... 54

3.6 Responden Penelitian…….......................................................... 553.6.1 Populasi............................................................................... 55

Page 6: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

3.6.2 Sampel................................................................................. 553.7 Metode Pengumpulan Data…………………………………..… 563.8 Teknik Analisis Data……………………………………............ 57

3.8.1 Uji validitas model.............................................................. 593.8.2 Persyaratan pada analisis jalur…………............................ 603.8.3 Diagram jalur sebagai model kausal.................................... 613.8.5 Langkah-langkah analisis jalur............................................ 62

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Centro...........................…………………….. 664.2 Struktur organisasi Centro............................................................ 674.3 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................ 67

4.3.1 Pengujian instrumen penelitian............................................ 674.3.2 Pengujian model.................................................................. 684.3.3 Interpretasi model................................................................ 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan……………………………………………....…....….. 865.2 Saran………………………………………........………………. 87

DAFTAR RUJUKANLampiran

Page 7: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.2 Summary dan Koefisien Jalur Substruktur 1.................................. 71

4.3 Summary dan Koefisien Jalur Substruktur 2.................................. 72

Page 8: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Model Jalur Hubungan Variabel Merchandising, Basic Principles, Services, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan................................................................. 61

4.1 Model Jalur Hubungan Variabel Merchandising, Basic Principles, Services, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan................................................................. 69

4.2 Penggambaran Asumsi Model........................................................ 70

4.3 Pengaruh Antar Variabel Dalam Model......................................... 75

4.4 Validasi Model…………………………………………………… 77

Page 9: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Kuesioner…………………………………………………… 1

2. Pangsa Pasar Gerai Ritel……………………………………. 4

3. Jumlah Ritel Modern pada 8 Kabupaten dan 1 Kota ……….. 5Propinsi Bali s/d Th. 2005

4. Store Operations – Centro DSM Bali Organization Structure 7

5. Kuisioner uji validitas……………………………………….. 8

6. Data Kuisioner Uji Validitas………………………………… 9

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………... 11

8. Tabulasi Data Kuisioner……………………………………… 12

9. Model Summary dan Coeficients Substructure ………………. 17

10. Karakteristik Responden……………………………………… 19

Page 10: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdagangan eceran (bisnis ritel) pada pasar modern di Indonesia mengalami

pertumbuhan dan persaingan yang pesat. Saat ini terdapat sekitar 62 perusahaan

ritel dengan sekitar 2700 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia (www.

republika.co.id/Koran_detail.asp). Semakin kompetitifnya persaingan

mengakibatkan pentingya arti kepuasan pelanggan. Menurut Barsky (1992),

kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini

dikarenakan dengan memuaskan konsumen, organisasi dapat meningkatkan

tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.

Dalam perspektif konsumen, kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai relatif

(relative value) terhadap konsumen (Kotler dan Amstrong, 2001). Nilai bagi

pelanggan ini dapat diciptakan melalui atribut-atribut pemasaran perusahaan yang

dapat menjadi unsur-unsur stimuli bagi perusahaan untuk mempengaruhi

konsumen dalam pembelian. Stimuli adalah setiap bentuk fisik atau komunikasi

verbal yang dapat mempengaruhi perilaku. Salah satu bentuk stimuli yang dapat

mempengaruhi konsumen dan merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan adalah stimuli pemasaran yaitu melalui unsur-unsur strategi marketing

mix (Assael, 1992; Zeithaml dan Bitner, 2001).

Page 11: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Pengaruh pengaplikasian bauran pemasaran dalam menciptakan kepuasan

pelanggan semakin diperkuat oleh beberapa penelitian tentang kepuasan

pelanggan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hatane Semuel

(2006), yang meneliti tentang pengaruh ekspektasi pelanggan dan aplikasi bauran

pemasaran ritel terhadap loyalitas dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel

intervening. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa aplikasi bauran pemasaran

ritel yang diaplikasikan oleh toko modern berpengaruh langsung secara positif

terhadap kepuasan pelanggan toko modern. Variabel bauran pemasaran ritel yang

dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan ritel modern adalah merchandising,

basic principles, dan services. Ketiga variabel tersebut mengacu pada satu poros

yaitu kepuasan pelanggan (Triyono, 2006)

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini meneliti tentang

aplikasi bauran pemasaran ritel melalui variabel merchandising, basic principles,

dan services, dalam kaitannya untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas

pelanggan dengan parameter merchandising (Semuel, 2006) seperti : (1)

pengadaan merchandise; (2) kelengkapan produk; (3) pemberian diskon; (4)

penataan layout produk, parameter basic principles (Semuel, 2006) seperti : (1)

kesesuaian harga; (2) lokasi; (3) advertising, parameter services (Semuel, 2006)

seperti : (1) fasilitas pendukung; (2) parkir yang nyaman; (3) respon pramuniaga;

(4) area berbelanja yang bersih; (5) tempratur area belanja; (6) papan petunjuk;

dan (7) kecepatan pembayaran di kasir.

Kepuasan pelanggan atas berbagai atribut yang telah disebutkan sebelumnya

sangat tergantung pada tingkat harapan pelanggan. Pelanggan dengan tingkat

Page 12: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

harapan yang tinggi akan sulit dipuaskan, demikian sebaliknya pelanggan dengan

tingkat harapan yang rendah akan lebih mudah dipuaskan. Kepuasan pelanggan

menurut Richard A. Spreng et.al (1996); Kotler (2000); Zeithaml, Berry dan

Parasuraman (1990) menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan adalah

respon pelanggan terhadap evaluasi kesesuaian yang dirasakan antara harapan

dengan kinerja aktual yang dirasakan.

Variabel utama yang menentukan kepuasan pelanggan, yaitu expectations

dan perceived performance. Apabila perceived performance melebihi

expectations maka pelanggan akan puas, tetapi apabila sebaliknya maka

pelanggan akan merasa tidak puas.

Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan, jika kinerja

berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas, jika kinerja melebihi harapan,

pelanggan amat puas atau senang. Kepuasan tinggi atau kesenangan menciptakan

kelekatan emosional terhadap merek, bukan hanya preferensi rasional. Hasilnya

adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi. Kepuasan tidak akan pernah berhenti

pada satu titik. Kepuasan bergerak dinamis mengikuti tingkat kualitas produk/jasa

dan layanannya dengan harapan-harapan yang berkembang di benak konsumen.

Dalam beberapa penelitian tentang kepuasan konsumen, ditemukan bahwa

kepuasan overall adalah suatu evaluasi global yang terdiri atas kepuasan atas

komponen-komponen atribut dari suatu barang atau jasa (Mittal, Ross. And

Baldasare 2001) atau proses (Rust, Zahorik, and Keiningham 1995). Penelitian

lainnya dari Czepiel, Resenberg, and Akerele (1974) and Westbrook (1981),

Page 13: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

mengemukakan bahwa kepuasan atas suatu organisasi merupakan suatu

akumulasi, dari sikap yang dihasilkan dari kepuasan terhadap komponen-

komponen spesifik, seperti orang dan produk. Sebagai contoh, Westbrook (1981)

menunjukkan bahwa kepuasan terhadap pengecer dibangun dari suatu akumulasi

dari evaluasi secara tersendiri terhadap tenaga penjual, lingkungan toko, produk,

dan faktor lainnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka variabel kepuasan pelanggan

diwakili oleh 6 parameter (Semuel, 2006), yaitu : (1) daya tahan produk; (2)

kemampuan pramuniaga menangani keluhan; (3) interaksi pegawai yang ramah;

(4) ketepatan waktu buka tutup gerai; (5) harapan umum pelanggan; dan (6)

kepuasan overall.

Kepuasan konsumen yang menciptakan loyalitas pelanggan merupakan

faktor penting dalam kesuksesan perdagangan ritel dan kemampuan toko untuk

bertahan. Pada era pasar modern saat ini, loyalitas dapat ditentukan langsung oleh

ekspektasi pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan, atau juga oleh

aplikasi bauran pemasaran ritel yang ditetapkan (Omar 1999; Chang dan Tu,

2005).

Variabel laten loyal merupakan bentuk dari perilaku konsumen, khususnya

sebagai variabel yang menjelaskan tentang niat atau minat untuk berbuat di masa

datang (behavior intention). Pengukuran terhadap variabel loyalitas (loyal) ini

dilakukan dengan pendekatan sikap dan perilaku. Pengukuran sikap (attitudinal

measurements), dilakukan terhadap konsistensi pembelian dan pembelian ulang.

Page 14: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Seperti yang dikemukan oleh Morgan dan Hunt, (1998) ; Hennig-Thurau and

Klee, (1997) ; Moorman, Zaltman, and Deshpande, dalam Seyhmus baloglu,

(2002) bahwa konstruk kunci dari relationship marketing adalah hubungan antara

kepercayaan dengan komitmen. Komitmen konsumen untuk tetap berhubungan

dengan perusahaan karena adanya keyakinan atau kepercayaan kepada perusahaan

sehingga akan melakukan pembelian ulang. Loyalitas terhadap produk/jasa

perusahaan (merek) didefinisikan sebagai sikap menyenangi (favorable) terhadap

sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap

merek itu sepanjang waktu. Kedua pengukuran tersebut merupakan hasil dari

proses psychological or emotional attachment. Di sisi lain, Gale, (1997)

mengatakan bahwa tingkat loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh persepsi

konsumen terhadap nilai yang ditawarkan oleh perusahaan. Hasil dari sebuah

evaluasi konsumen individual, terhadap suatu produk atau jasa dapat memenuhi

harapannya atau mampu memuaskannya, maka di masa datang akan terjadi

pembelian ulang.

Menurut Parasuraman, et.al. (1998) bahwa pelanggan membentuk suatu

harapan terhadap nilai dan bertindak, berdasarkan hal itu. Pelanggan

memperhitungkan atau mengevaluasi penawaran mana yang akan memberikan

nilai tertinggi. Penawaran yang memenuhi harapan nilai pelanggan mempengaruhi

kepuasan dan kemungkinan pelanggan membeli kembali.

Pengukuran perilaku (behavioral measurements) merupakan hasil dari

proses psychology. Perilaku konsumen yang merasa puas atas kinerja perusahaan

akan menyampaikan rasa puasnya itu kepada orang lain (disebut sebagai pengaruh

Page 15: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

dari mulut kemulut atau worth of mouth communication). Menurut Morgan and

Hunt (1994) dalam Seyhmus Baloglu, (2002) bahwa outcomes dari loyalitas

diukur melalui voluntary partnership, yaitu cooperation and word-of-mouth

recommenddation. Selanjutnya menurut Anderson and Narus dalam Seyhmus

Baloglu, 2002, bahwa Kooperasi didefinisikan sebagai niat untuk mencapai tujuan

bersama dan juga keinginan konsumen untuk membantu perusahaan. Sedangkan

rekomendasi termasuk juga promosi perusahaan, membuat cerita-cerita positif,

dan berbisnis dengan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengukuran terhadap variabel

loyalitas dalam penelitian ini, menggunakan 6 (enam) parameter (Paliati, 2004)

yaitu : (1) pembelian ulang; (2) rekomendasi kepada orang lain; (3) menceritakan

hal-hal positif; (4) berkunjung lebih lama; (5) menjalin hubungan bisnis; dan (6)

membayar lebih mahal.

Penelitian tentang kepuasan dan loyalitas pelanggan ritel modern menarik

untuk diteliti mengingat semakin banyaknya perusahan ritel modern baru yang

beroperasi di Indonesia. Menurut survey yang dilakukan AC Nielsen, dari tahun

2000-2003 terjadi peningkatan pangsa pasar usaha ritel di Indonesia, dalam empat

tahun tersebut gerai ritel modern berkembang dalam persentase yang cukup

signifikan, dapat dilihat pada lampiran 2.

Beberapa dari perusahaan ritel modern tersebut beroperasi di Bali, seperti

Hero Supermarket, Carefour , SOGO, dan Centro. Data nama-nama ritel modern

di Bali telah terlampir pada lampiran 3.

Page 16: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Centro merupakan salah satu ritel modern yang beroperasi di Bali. Terletak

di Discovery Shopping Mall, sehingga memberikan nilai lebih bagi Centro jika

dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Kelengkapan dan keragaman produk

yang ditawarkan, fasilitas-fasilitas pendukung yang baik, dan pelayanan yang

memuaskan membuat Centro menjadi salah satu ritel modern yang sangat

berorientasi pada kepuasan pelanggan dalam menciptakan loyalitas terhadap gerai.

Berdasarkan gambaran yang dikemukakan sebelumnya, maka Centro, Kuta-

Bali dipandang sangat representatif untuk mewakili kelompok ritel modern di

Bali. Usaha Centro sebagai ritel modern yang menjadikan kepuasan dan loyalitas

pelanggannya sebagai tujuan perusahaan melalui pengorganisasian bauran

pemasaran ritel menimbulkan kecendrungan teoritik yang menarik untuk diteliti

dengan pokok permasalahan sebagai berikut :

a) Apakah bauran pemasaran ritel yang terdiri dari variabel merchandising,

basic principles, dan service mempengaruhi kepuasan pelanggan Centro,

Kuta-Bali?

b) Apakah bauran pemasaran ritel yang terdiri dari variabel merchandising,

basic principles, dan services mempengaruhi loyalitas pelanggan Centro,

Kuta-Bali?

c) Apakah bauran pemasaran ritel yang terdiri dari variabel merchandising,

basic principles, dan services mempengaruhi loyalitas pelanggan Centro,

Kuta-Bali melalui variabel kepuasan pelanggan?

Page 17: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.2.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, pokok permasalahan, dan judul

penelitian, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran ritel yang terdiri dari

variabel merchandising, basic principles, dan services terhadap kepuasan

pelanggan Centro, Kuta-Bali.

2) Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran ritel yang terdiri dari

variabel merchandising, basic priciples, dan services terhadap loyalitas

pelanggan Centro, Kuta-Bali.

3) Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran ritel yang terdiri dari

variabel merchandising, basic priciples, dan services terhadap loyalitas

pelanggan Centro, Kuta-Bali melalui variabel kepuasan pelanggan.

1.2.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perguruan tinggi, pengelola

ritel modern, dan pengambil kebijakan publik, dengan kegunaan sebagai berikut.

1) Manfaat teoritis

a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penyusunan

strategi merchandising, basic principles, dan services dalam

menciptakan kepuasan pelanggan.

Page 18: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

b) Mendapat gambaran menyeluruh tentang keterkaitan antara variabel-

variabel tertentu, khususnya antara variabel merchandising, basic

principles, dan services dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

c) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti-peneliti

lainnya yang melakukan penelitian dengan obyek yang sama.

2) Manfaat praktis

a) Dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengidentifikasi

variabel dan indikator penentu merchandising, basic principles, dan

services serta kepuasan dan loyalitas pelanggan dalam sebuah

pengelolaan ritel modern.

b) Dapat menjadi referensi bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan

mengenai strategi bisnis melalui variabel merchandising, basic

principles, dan services dalam menjalankan bisnis ritel modern.

1.3 Sistematika Penyajian

Untuk memberikan gambaran pada skripsi ini, selanjutnya akan diuraikan

sistematika penyajian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan,

tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian.

Page 19: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Bab ini memuat tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah

yang meliputi : kepuasan pelanggan (customer satisfaction),

pengukuran kepuasan, loyalitas pelanggan (customer loyalty),

pengukuran loyalitas, bauran pemasaran ritel, konsep retailing, ritel

modern, hubungan antar variabel, serta penelitian sebelumnya dan

rumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi

variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data,

responden penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat tentang gambaran umum perusahaan, struktur

organisasi perusahaan,dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang

dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan akhir dari penelitian yang menguraikan tentang

kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran.

Page 20: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Telah menjadi suatu kepercayaan umum, khususnya di dunia bisnis, bahwa

kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini

dikarenakan dengan memuaskan konsumen, organisasi dapat meningkatkan tingkat

keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky, 1992).

Karena kepercayaan tersebut, banyak studi dilakukan untuk mengukur kepuasan

konsumen, sehingga banyak definisi diberikan pada istilah " customer satisfaction" atau

kepuasan pelanggan. Dua definisi kepuasan pelanggan yang dianggap cukup mewakili

dikutip di bawah ini.

“The extend to which product's perceived performance matches a buyer's expectation. If the product performance fall short of expectation, the buyer is dissatisfied. If performance matches or exceed expectation, the buyer is satisfied or delighted” (Kotler, 1996). Menurut Tse dan Wilton dalam Fandy Tjiptono (2004) Kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

yang dirasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual

produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat adanya suatu kesamaan makna

bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan atau penilaian emosional

dari pelanggan atas penggunaan suatu produk barang atau jasa dimana harapan

dan kebutuhan mereka terpenuhi. Dengan kata lain, jika konsumen merasa apa

Page 21: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

yang ia peroleh lebih rendah dari yang diharapkannya (negatif diskonfirmasi)

maka konsumen tersebut akan tidak puas. Jika yang diperoleh konsumen melebihi

apa yang ia harapkan (positif diskonfirmasi) maka konsumen akan puas,

sedangkan pada keadaan dimana apa yang diterima sama dengan yang diharapkan,

maka konsumen tersebut akan merasakan tidak puas dan puas (netral).

Pengukuran Kepuasan Konsumen

Kotler (2002) mengatakan bahwa ada beberapa metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu:

1) Sistem keluhan dan saran

Perusahaan meyediakan kotak saran dan keluhan, kartu komentar,

customer hot lines, mempekerjakan petugas pengumpulan pendapat atau

keluhan untuk pelanggan, sehingga pelanggan leluasa meyampaikan

keluhan maupun saran. Sarana informasi ini memungkinkan perusahaan

bertindak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.

2) Survey kepuasan konsumen

Metode survey dilakukan perusahaan melalui kuesioner, telepon, e-mail,

fax atau dengan wawancara langsung, melalui metode ini maka

perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung

dari konsumen. Konsumen akan memberikan pandangan positif bahwa

perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya.

Page 22: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

3) Ghost Shopping

Perusahaan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai

konsumen perusahaan dan pesaing, kemudian mereka melaporkan hasil

yang mereka dapat. Metode ini dapat mengamati kekuatan dan kelemahan

produk serta pelayanan baik perusahaan sendiri maupun perusahaan

pesaing.

4) Lost Customer Analysis

Metode yang terakhir adalah metode lost customer analysis, cara kerja

metode ini adalah dengan menghubungi mantan konsumen untuk

menanyakan alasan mereka berhenti membeli dan pindah ke produk

pesaing sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan perbaikan.

2.1.2 Loyalitas Pelanggan (customer loyalty)

Tingkah laku loyalitas sebenarnya mulai muncul pada era tahun 1970-an,

sesudah suatu periode dimana sebagian besar penelitian membuktikan bahwa

loyalitas adalah suatu pola pembelian ulang (Oliver, 1997). Loyalitas adalah

faktor terpenting dalam menentukan kesuksesan suatu bisnis eceran dan

keberlangsungan toko tersebut, dan tanpa adanya loyalitas dalam bisnis eceran,

maka keunggulan kompetitif yang dimiliki seperti tidak pernah ada dan tidak

sukses (Omar : 1999).

Mowen dan Minor (1998) mendefinisikan loyalitas sebagai kondisi di mana

pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen

Page 23: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa

mendatang. Menurut Uncles dan Laurent (1997) :

“Loyalty conceptualized as a behavioral measure (including exclusive purchase and repeat purchase probability) and an attitudinal measure (including brand preference, liking, commitment, and intention to buy)” Menurut Loudon dan Delta Bitta (1993), “store loyalist refers to the

customer’s inclination to patronize a given store during a specified period of

time”. Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan

pembelian ulang selama jangka waktu tertentu.

Pelanggan yang loyal sangat berarti bagi badan usaha karena biaya untuk

mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada memelihara pelanggan lama

(Peter dan Olson, 2002).

Salah satu model yang paling relevan dalam mengukur loyalitas toko adalah

four stage loyalty model (Oliver, 1997), yang terbagi sebagai berikut :

a) The first stage : cognitive loyalty, loyalitas pada tahap ini berhubungan

langsung dengan informasi yang tersedia dari barang atau jasa dalam harga

dan manfaatnya. Loyalitas pada tahap ini tergolong rendah, sehingga jika

toko lain menawarkan harga yang lebih baik, maka pelanggan akan

berpindah ke toko tersebut untuk berbelanja. Hal ini karena pelanggan

sadar atau peka akan harga dan manfaat produk.

b) The second stage : affective loyalty, misalnya kenyamanan pelayanan,

kebersihan toko, suasana, harga yang kompetitif, kemudahan berbelanja,

dan lain-lain.

Page 24: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

c) The third stage : conative loyalty, loyalitas berhubungan dengan komitmen

dalam pembelian kembali suatu produk spesifik. Pelanggan pada tahap ini

memilih untuk berkomitmen membeli lagi suatu barang atau jasa secara

konsisten di masa mendatang.

d) The fourth stage : action loyalty, merupakan tahap paling akhir dari

loyalitas pelanggan adalah adanya action loyalty, yang termasuk kebiasaan

dan perilaku respon secara rutin. Action atau tindakan dipandang sebagai

suatu hal yang sangat penting dalam menggabungkan tahapan sebelumnya.

Mengukur Loyalitas

Menurut Ahmad Mardalis (2005) loyalitas dapat diukur berdasarkan :

a) Urutan pilihan (choice sequence)

Metode urutan pilihan atau disebut juga pola pembelian ulang ini banyak

dipakai dalam penelitian dengan menggunakan panel-panel agenda harian

pelanggan lainnya, dan lebih terkini lagi, data scanner supermarket.

b) Proporsi pembelian (proportion of purchase)

Berbeda dengan runtutan pilihan, cara ini menguji proporsi pembelian

total dalam sebuah kelompok produk tertentu. Data yang dianalisis berasal

dari panel pelanggan.

c) Preferensi (preference)

Cara ini mengukur loyalitas dengan menggunakan komitmen psikologis

atau pernyataan preferensi. Dalam hal ini, loyalitas dianggap sebagai

“sikap yang positif” terhadap suatu produk tertentu, sering digambarkan

dalam istilah niat untuk membeli.

Page 25: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

d) Komitmen (commitment)

Komitmen lebih terfokus pada komponen emosional atau perasaan.

Komitmen terjadi dari keterkaitan pembelian yang merupakan akibat dari

keterlibatan ego dengan kategori merek (Beatty, Kahle, Homer, 1988).

Keterlibatan ego tersebut terjadi ketika sebuah produk sangat berkaitan

dengan nilai-nilai penting, keperluan, dan konsep diri pelanggan.

Cara pertama dan kedua di atas merupakan pendekatan perilaku

(behavioural approach). Cara ketiga dan keempat termasuk dalam pendekatan

attitudinal (attitudinal approach).

2.1.3 Bauran Pemasaran Ritel

Di dalam bisnis ritel terdapat elemen-elemen yang dapat menjadi suatu

kekuatan dan keunggulan bersaing jika diterapkan dengan baik. Gabungan dari

elemen-elemen tersebut adalah bauran pemasaran ritel (retail marketing mix).

Ma’ruf (2005) menyatakan bauran pemasaran ritel terdiri dari lokasi,

merchandise, pricing, periklanan dan promosi, atmosfer dalam gerai, dan retail

service. Namun, menurut Triyono (2006) terdapat tiga variabel sebagai kunci

kesuksesan sekaligus dapat berperan sebagai bauran pemasaran ritel. Tiga variabel

tersebut adalah merchandising, basic principles, dan services.

1) Merchandising

Merchandise adalah produk-produk yang dijual peritel dalam gerainya,

sedangkan merchandising adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai

dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan, pakaian,

barang

Page 26: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain, atau kombinasi) untuk disediakan

dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran

toko atau perusahaan peritel (Ma’ruf, 2005).

”The merchandising consists of the activities involved in acquiring particuler goods and or services and making them available at the places, time, and prices, and in the quantity that will enable the retailer to reach its goals” (Berman dan Evans dalam Sujana, 2005).

Artinya merchandising terdiri atas aktivitas-aktivitas yang mencakup

pengadaan barang dan jasa tertentu dan membuatnya tersedia pada tempat, waktu,

harga, dan dalam jumlah tertentu sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Alma (2005) menyatakan merchandising adalah perencanaan yang berkenaan

dengan memasarkan barang dan jasa yang tepat pada tempatnya yang tepat, waktu

yang tepat, jumlah yang tepat dan dengan harga yang tepat.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa merchandising

merupakan serangkaian kegiatan pengadaan produk dalam jumlah, waktu, harga

dan tempat yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan peritel.

(1). Manajemen Merchandise

Manajemen merchandise atau pengelolaan merchandise berkaitan dengan

pembelian atau pembelanjaan, penanganan, dan keuangannya. Hal-hal

yang berkenaan dengan manajemen merchandise antara lain (Ma’ruf,

2005) : target pasar, jenis gerai, lokasi dimana gerai berada, value chain,

kemampuan pemasok, biaya, kecenderungan mode produk (product

trend).

Page 27: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(2). Perencanaan Merchandise

a) Peramalan, dengan memperhatikan data-data masa lalu, faktor

siklus hidup produk, faktor musiman.

b) Inovasi, produk ritel harus diciptakan secara inovatif. Pengertian

inovatif adalah hal-hal baru baik dalam cara pakai, fitur baru,

model baru, penggunaan baru, ataupun produk yang sama sekali

baru.

c) Assortment (keragaman) Produk

(a). Wide/lebar, yaitu banyaknya variasi kategori produk yang

dijual.

(b). Deep/dalam, yaitu banyaknya item pilihan dalam masing-

masing kategori produk.

Aspek wide dan deep dapat dijelaskan sebagai berikut :

(a). narrow (sempit) and deep (dalam), yaitu sedikit kategori

produk tapi masing-masing kategori disediakan banyak

pilihan, dilakukan oleh gerai seperti category killer.

(b). wide (lebar) and deep (dalam), yaitu banyak kategori

produk jenis yang masing-masing dengan banyak pilihan,

dilakukan oleh gerai seperti hypermarket.

(c). wide (lebar) and shallow (dangkal), yaitu banyak kategori

produk tapi masing-masing hanya tersedia sedikit pilihan,

dilakukan oleh gerai seperti general discounter.

Page 28: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(d). narrow (sempit) and shallow (dangkal), yaitu sedikit

kategori produk jenis yang masing-masing dengan sedikit

pilihan, dilakukan oleh gerai seperti convenience store dan

minimarket.

(3). Pelaksanaan Manajemen Merchandise

Manajemen merchandise dilaksanakan dengan cara-cara berikut ini

(Ma’ruf, 2005) :

a) mengumpulkan informasi : pihak pertama yang dapat memberi

informasi adalah pelanggan, dengan cara mencatat dan meneliti

keadaan demografi mereka dan perubahannya, gaya hidup, dan

potensi rencana belanja. Sumber lainnya adalah pemasok.

b) memilih dan berhubungan dengan pemasok, yaitu : produsen,

agen/distributor, dan perantara.

c) mengevaluasi : kehandalan, harga dan mutu yang terbaik, waktu,

pelayanan ekstra, informasi, etika, hubungan jangka panjang,

investasi, resiko.

d) mengevaluasi merchandise, ada tiga cara menguji yaitu memeriksa

barangnya langsung, sampling, dan deskripsi.

e) melakukan negosiasi.

f) melakukan pemesanan.

g) menerima dan menyimpan stok merchandise.

h) melakukan pesanan ulang.

i) mengevaluasi ulang.

Page 29: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Triyono (2006) menyatakan bahwa merchandise merupakan senjata inti

pertama yang menekankan pada persediaan, harga, kualitas, dan manfaat produk

bagi konsumen. Prinsip Quick Response (respons cepat) terhadap kebutuhan dan

keinginan pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Prinsip-prinsipnya,

apa yang dibutuhkan pelanggan harus dapat ditangkap dengan baik dan untuk

memenuhinya, harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah nyata. Oleh karena

itu, bagian pembelian harus rajin melihat kompetisi di luar.

2) Basic Principles

Basic principles pada ritel modern terdiri dari empat variabel dasar dalam

pemasaran yaitu: product, price, promotion, place ditambah dengan satu

variabel lagi yaitu people.

(1). Produk (Product)

Produk (Product) menurut Kotler dan Armstrong (2001) adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki,

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan. Swastha dan Irawan (2000) mendifinisikan produk sebagai

suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba,

termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer,

pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Tjiptono (2002)

mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk di perhatikan, dicari, dibeli, digunakan atau

Page 30: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar

yang bersangkutan. Produk di dalam bisnis ritel disebut merchandise

sehingga konsep-konsep dasarnya sama dengan merchandising seperti

yang telah diuraikan sebelumnya.

(2). Harga (Price)

Swastha dan Irawan (2000) menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Kotler

dan Armstrong (2001) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang

yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa tersebut. Tjiptono (2002)

mengemukakan bahwa harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau hak penggunaan suatu barang dan jasa.

Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga

oleh sebuah perusahaan perdagangan ritel, yaitu konsumen, dirinya

sendiri, dan pesaing. Peritel perlu memperhatikan keinginan konsumen

yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh (value

for money), lalu keinginannya untuk mendapatkan laba semaksimal

mungkin, dan faktor penetapan harga oleh pesaing.

Page 31: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Terdapat beberapa implementasi strategi harga (Ma’ruf, 2005) antara lain:

a) Penetapan harga secara customary dan variable

Customary pricing adalah harga yang tetap, tidak akan diubah

untuk periode tertentu. Variable pricing adalah harga yang

ditetapkan secara variatif sesuai dengan fluktuasi tingkat

permintaan konsumen.

b) Penetapan harga ganjil (odd pricing), adalah harga yang ganjil

seperti Rp 99.000, Rp 199.000, Rp 749.000 atau angka lainnya

yang menunjukkan angka yang tidak bulat.

c) Leader pricing, penetapan harga di mana profit margin-nya lebih

rendah daripada tingkat yang biasanya diraih, ini bertujuan

menarik konsumen lebih banyak.

d) Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan

lebih dari satu unit per itemnya.

e) Price lining (harga bertingkat), adalah penetapan harga secara

bertingkat dengan batas bawah dan batas atas tertentu. Ini biasanya

untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga sangat

banyak.

(3). Promosi (Promotion)

Promosi (Promotion) menurut Swastha dan Irawan (2000) promosi atau

persuasi satu arah dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi

kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Alma

Page 32: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(2005) menyatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang

memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang

barang dan jasa.

Swastha dan Irawan (2000) menyatakan bahwa bauran promosi sebagai

kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,

personal selling dan alat-alat promosi yang lain untuk mencapai tujuan

program penjualan. Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan

beberapa elemen promosi yang dikenal dengan promotion mix. Promotion

mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya

adalah iklan, sales promotion, personal selling, dan publisitas.

a) Advertising (periklanan)

Iklan menempati urutan pertama dan berperan prima di antara

semua alat-alat promotion mix bagi peritel besar. Iklan dijalankan

melalui media cetak seperti koran dan majalah, media elektronik

seperti televisi, radio, bioskop dan internet (Ma’ruf, 2005).

b) Sales promotion (promosi penjualan)

Sales promotion adalah program promosi peritel dalam rangka

mendorong terjadinya penjualan atau untuk meningkatkan

penjualan atau dalam rangka mempertahankan minat pelanggan

untuk tetap berbelanja padanya (Ma’ruf, 2005). Jenis-jenis sales

promotion yaitu:

Page 33: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(a). Point of purcase

Display di counter, lantai atau jendela display yang

memungkinkan para peritel mengingatkan para pelanggan

dan menstimulasi belanja impulsif. Kadangkala display

disiapkan oleh pemasok/produsen.

(b).Kontes

Para pelanggan berkompetisi untuk memperebutkan hadiah

yang disediakan dengan memenangkan permainan.

(c). Kupon

Peritel mengiklankan diskon khusus bagi para pembeli yang

memanfaatkan kupon yang diiklankan (biasanya dalam

koran, tapi juga bisa dari tempat yang disediakan dalam

kontes belanja). Para pembeli kemudian membawa kupon itu

untuk dipakai berbelanja di gerai yang bersangkutan dan

mendapatkan diskon.

(d).Frequent shopper program (program pelanggan setia)

Para pelanggan diberi poin atau diskon berdasarkan

banyaknya belanja mereka, yang nantinya poin tersebut dapat

ditukarkan dengan barang.

Page 34: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(e). Hadiah langsung

Hadiah diberikan langsung tanpa menunggu jumlah poin, hal

ini juga berdasarkan pada jumlah belanja.

(f). Sample

Sample adalah contoh produk yang diberikan secara cuma-

cuma yang tujuannya adalah memberikan gambaran baik

dalam manfaat, rupa ataupun bau dari produk yang

dipromosikan.

(g).Demonstrasi

Tujuan dari demonstrasi adalah memberikan gambaran atau

contoh dari produk atau jasa yang dijual.

(h).Referal gifts (hadiah untuk rujukan)

Hadiah yang diberikan kepada pelanggan jika ia membawa

calon pelanggan baru.

(i). Souvenir

Barang-barang souvenir dapat menjadi alat sales promotion

yang menunjukan nama dan logo peritel.

(j). Special events (acara-acara khusus)

Adalah alat sales promotion yang berupa fashion show,

penandatanganan buku oleh pengarang, pameran seni dan

kegiatan dalam liburan.

Page 35: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

c) Public Relations (hubungan masyarakat)

Public Relations adalah komunikasi yang membangun citra positif

bagi peritel di mata publiknya. Publik bagi peritel adalah pemilik

atau pemegang saham, pelanggan, pemerintah, masyarakat luas di

kota, penduduk sekitar, media massa, para opinion leader

khususnya tokoh masyarakat baik yang skala nasional maupun

skala lokal, para karyawan dan keluarga mereka, serikat pekerja

dan para pemasok. (Ma’ruf, 2005). Unsur-unsur dalam public

relations (public relations mix) terdiri atas:

(a). corporate image, yaitu citra perusahaan, hal-hal yang

dilakukan derkenaan dengan komunikasi perusahaan,

membentuk dan mempertahaan citra perusahaan, serta

memecahkan persoalan citra perusahaan jika timbul.

(b).etika dan tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu yang

berkenaan dengan karyawan dan dengan masyarakat.

(c). hal-hal yang terkait dengan produk dan pelayanan adalah

mutu, pujian pihak ketiga, penanganan keluhan dan hubungan

pelanggan (customer relations).

(d).publisitas, berupa konferensi pers, ceramah, media relations,

press release.

(e). sponsorship, menjadi sponsor dalam kegiatan atau event

tertentu.

Page 36: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

d) Personal selling

Personal selling adalah upaya penjualan yang dilakukan oleh para

karyawan di gerai ritel kepada calon pembeli (Ma’ruf, 2005).

Definisi tersebut memperlihatkan bahwa peran karyawan sangat

penting di dalam personal selling. Peran customer-contact

personnel (pramuniaga dan lainnya), yaitu :

(a). selling (penjualan), yaitu untuk produk yang perlu didorong

(push) tingkat penjualannya karena selama beberapa waktu

terakhir kurang banyak penjualannya.

(b).cross-selling, yaitu menawarkan produk yang berbeda, yang

mendukung produk yang dibutuhkan oleh pembeli.

(c). advising, yaitu berperan sebagai penasihat bagi

pelanggannya. Tugas sebagai penasihat adalah memberikan

pandangan tentang produk yang cocok untuk dikonsumsi oleh

customer tersebut.

(4). Lokasi (Place)

Lokasi (place), dapat juga berarti saluran (saluran pemasaran). Kotler

(2002) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian

organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk

menjadikan barang dan jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Namun

dalam hal bisnis ritel, place lebih mengarah pada lokasi pembangunan

usaha ritel.

Page 37: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel

(retail marketing mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih

sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis,

meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang

sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya setting/ambience yang

bagus.

Untuk membuka gerai di suatu lokasi baru, daftar checklist berikut ini

dapat dimanfaatkan untuk mengetahui potensi yang tersedia (Ma’ruf,

2005).

a) Populasi : besarnya populasi, tingkat pendapatan, pekerjaan,

industri setempat, tingkat pengangguran, kepadatan rumah dan

penduduk, usia perumahan, klasifikasi lingkungan/tetangga, tingkat

kepemilikan rumah, gaya hidup, kelompok suku, pola belanja

sekarang, dll.

b) Kemudahan akses : arus pejalan kaki, rute masuk pejalan kaki,

transportasi umum (jenis, biaya, kemudahan, potensi), tingkat

kepemilikan mobil, jaringan jalan (kondisi, kepadatan,

pembatasan), parkir (kapasitas, kemudahan, biaya, potensi), dll.

c) Pesaing : kegiatan ritel sekarang (pesaing langsung, pesaing tidak

langsung, toko utama (achor store), daya tarik lingkungan,

kesesuaian), kondisi ritel (area penjualan, perkiraan perputaran,

analisis produk, area perdagangan, usia gerai, parkir), indeks

Page 38: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

kejenuhan, potensi persaingan (ekspansi gerai,

peremajaan/renovasi gerai, lokasi kosong, dll).

d) Biaya : harga, syarat leasing, persiapan situs gerai, larangan dalam

membangun, kebutuhan renovasi/peremajaan, biaya perawatan,

kebutuhan keamanan, ketersediaan dan penggajian staf, biaya

antaran, biaya/media promosi, dll.

(5). Sumber Daya Manusia (People)

Menurut Triyono (2006) terdapat empat dimensi yang perlu diperhatikan,

antara lain.

a) Pelayanan pelanggan (service), menyangkut standar pelayanan

yang diberikan kepada pelanggan termasuk pengaturan karyawan

untuk memastikan tingkat kesepadanan mereka dengan permintaan

dan tipe pelanggan.

b) Pengetahuan karyawan, berkaitan dengan tingkat pengetahuan

tentang produk dan stok serta pengetahuan tentang melayani yang

baik yang diperlukan oleh karyawan supaya dapat memenuhi

harapan pelanggan.

c) Keterampilan karyawan, yaitu pengetahuan yang dipraktikkan

dalam keseharian kerja. Terampil berkomunikasi, menata produk,

dan menjawab pertanyaan dengan tepat merupakan beberapa hal

yang wajib dikuasai setiap karyawan.

Page 39: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

d) Sikap karyawan meliputi sikap positif terhadap diri sendiri,

pelanggan, pekerjaan, perusahaan, barang dagangan, waktu, dan

sikap positif yang ditunjukkan melalui motivasi yang selalu tinggi.

3) Services

Alma (2004) mengutip dari Zeithaml dan Bitner (2002) menyatakan, “broad definition is one that defines services “include all economic activities whose output is not a physical product or construction, is generally consumed at the time it is produced, and provides added value in form (such as convenience, amusement, timeliness, comfort, or health) that are essentially intangible concerns of its first purchaser”

Artinya : jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk

dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah

(seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud.

“Service are identifitable, intangible activities that are the main object of a transaction designed to provide want-satisfaction to customers. By this definition we exclude supplementari servis that support the sale of good or other services” (Stanton dalam Hurriyati, 2005).

Artinya jasa diidentifikasikan sebagai aktivitas tidak berwujud yang

merupakan objek utama dalam sebuah model transaksi untuk memenuhi

keinginan dan kepuasan konsumen.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah setiap aktivitas

yang ditawarkan oleh suatu pihak yang tidak berwujud dimana di dalam jasa

selalu ada aspek interaksi antara konsumen dengan penyedia pihak jasa. Jasa

merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan kepada konsumen.

Jasa itu tidak berwujud, tidak dapat diraba, dirasakan dan dilihat sehingga

Page 40: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

konsumen tidak dapat memilih jasa artinya konsumen akan sulit sekali untuk

dapat mengevaluasi jasa yang dibeli, dan jasa juga tidak dapat disimpan

Sedangkan pengertian kualitas pelayanan menurut beberapa sumber,

diantaranya adalah Christopher H. Lovelock et.al. (1996) menyatakan kualitas

pelayanan merupakan bentuk pelayanan yang harus disesuaikan dengan harapan

dan kepuasan konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Sedangkan Lovelock dan Wirtz (2004) mengatakan kualitas pelayanan adalah

“customer may evaluate their levels of satisfaction or dissatisfaction and may use

this information to update their perception of service quality ”.

Kualitas harus dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi

konsumen. Hal ini berarti bahwa citra kualitas pelayanan yang baik bukanlah

berdasarkan pada sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan

berdasarkan pada sudut pandang atau persepsi konsumen. Konsumen yang

mengkonsumsi dan menikmati jasa pelayanan perusahaan, seharusnya

menentukan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa.

Memberikan kualitas pelayanan dengan baik merupakan suatu hal yang jarang

dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang sangat berorientasi pada pemberian

kualitas pelayanan yang baik dapat menciptakan reputasi yang baik bagi

perusahaan.

Suatu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul bersaing adalah

memberikan pelayanan dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara

konsisten. Harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya,

pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan

Page 41: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

jasa, kemudian dibandingkannya. Payne (2000) membentuk model kualitas

pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama memberikan kualitas pelayanan

diantaranya adalah :

(1) Kesenjangan antara harapan konsumen dengan

persepsi manajemen

Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat

merasakan atau memahami apa yang diinginkan para konsumen secara

tepat. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu

pelayanan didesain dan pelayanan-pelayanan pendukung/sekunder apa

saja yang dinginkan konsumen.

(2) Kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen

dengan spesifikasi kualitas pelayanan

Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang

diinginkan oleh konsumen, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar

kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa dikarenakan tiga faktor, yaitu

tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas pelayanan,

kekurangan sumber daya atau karena adanya kelebihan permintaan.

(3) Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian

pelayanan. Ada beberapa penyebab terjadinya kesenjangan ini, misalnya

karyawan kurang terlatih, beban kerja melampaui batas, tidak dapat

memenuhi standar yang telah ditetapkan, selain itu mungkin pula

karyawan diharapkan standar-standar yang kadangkala saling

bertentangan satu sama lain.

Page 42: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(4) Kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang

diharapkan Seringkali harapan konsumen dipengaruhi oleh iklan dan

pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan adalah apabila janji

yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi.

(5) Kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang

diharapkan

Kesenjangan ini terjadi apabila konsumen mengukur kinerja/prestasi

perusahan dengan cara yang berlainan atau bisa juga keliru

mempersepsikan kualitas pelayanan tersebut.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2003), kualitas pelayanan mencerminkan

evaluasi persepsi konsumen tentang elemen-elemen jasa (kualitas interaksi,

kualitas lingkungan fisik, dan kualitas hasil), kemudian elemen-elemen jasa

tersebut akan dievaluasi berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yang spesifik,

antara lain : (1) Reliability (kehandalan), yakni kemampuan memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. (2)

Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para

konsumen dan memberikan pelayanan dangan tanggap. (3) Assurance (jaminan),

yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya

yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. (4) Emphaty

meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para konsumen. (5) Tangibles (bukti

langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

Page 43: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Pelayanan adalah aspek yang menjadi jurus ampuh dari tiap pelaku bisnis

ritel. Menurut survei AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa

services adalah pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan (limelight

factor). Kriteria pilihan pelanggan terdiri atas : (1) faktor dasar, yaitu barang yang

lengkap, harga bagus, dan lokasi yang mudah dijangkau, dan (2) faktor penarik

toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan, fasilitas belanja), fasilitas

pendukung (pusat makanan, mainan anak, barang untuk berkebun), dan services

(semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen, terutamanya yang

dilakukan oleh staf toko).

Dalam bisnis ritel, pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya, namun

juga diperlukan pengembangan semua hal di dalam toko baik yang bisa diukur

maupun yang tidak bisa diukur yang dapat memuaskan pelanggan. Perlu

diperhatikan semua aspek mulai dari signed (papan nama) toko, pintu masuk,

keset masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan

toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan

dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan

kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan. Memberikan pengalaman positif

bagi pelanggan melalui semua tampilan toko, tampilan staf, proses kerja, dan

kualitas prima produk akan sangat menggerakkan emosi positif konsumen. Pada

akhirnya ini akan mendukung ikatan kesetiaan mereka pada barang dan atau toko.

Page 44: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

2.1.4 Konsep retailing

Secara harfiah kata ritel atau retail berarti eceran atau perdagangan eceran,

dan peritel/retailer diartikan sebagai pengecer atau pengusaha perdagangan

eceran. Manser dalam Sujana (2005) menyatakan kata retail sebagai ”selling of

goods and or services to the publics” ; atau penjualan barang dan atau jasa kepada

khalayak.

Berman dan Evans dalam Sujana (2005) mendefinisikan kata ritel dalam

kaitan retail management sebagai ”those business activities involved in the sale of

goods and services to consumers for their personal, family, or household use”.

Artinya keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan barang dan jasa

kepada konsumen untuk digunakan oleh mereka sendiri, keluarga, atau rumah

tangganya.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tentang bisnis ritel, yang

patut digaris bawahi antara lain : (1) penjualan kepada end user (konsumen akhir),

dan (2) motivasi pembelian konsumen adalah untuk kepentingan sendiri

(termasuk keluarganya) dan tidak untuk dijual kembali, atau paling tidak lebih

dari separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk kepentingannya

sendiri. Berman dan Evans dalam Sujana (2005) menyebutkan karakteristik-

karakteristik suatu bisnis ritel yang membedakannya dengan entitas bisnis lainnya,

yaitu :

1) small enough quantity, yaitu partai kecil, dalam jumlah secukupnya untuk

dikonsumsi sendiri dalam periode waktu tertentu.

Page 45: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

2) impulse buying, yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam

jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga menimbulkan banyaknya

pilihan dalam proses belanja konsumen.

3) store condition, yaitu kondisi lingkungan dan interior dalam toko.

2.1.5 Ritel modern

Arti modern di sini adalah penataan barang menurut keperluan yang sama

dikelompokkan di bagian yang sama yang dapat dilihat dan diambil langsung oleh

pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya pramuniaga profesional

(Ma’ruf, 2005). Keberadaan bisnis ritel modern ditandai dengan salah satu ciri,

yaitu meningkatnya kebutuhan terhadap aplikasi teknologi sistem informasi.

Seperti misalnya penggunaan aplikasi sistem operasi toko dengan komputer

seperti : Point of Sales (POS), Electronic Data Interchange (EDI), dan EFT

(Electronic Fund Transfer), dimana aplikasi sistem tersebut diharapkan

menunjang peningkatan efisiensi.

Pada tahun 2004, macam-macam ritel modern di Indonesia adalah.

1) Minimarket: terjadi pertumbuhan sebanyak 1.800 buah selama 10 tahun

sampai tahun 2002. luas ruang minimarket adalah antara 50 m2 sampai 200

m2.

2) Convenience store: gerai ini mirip minimarket dalam hal produk yang dijual,

tetapi berbeda dalam hal harga, jam buka, luas ruang, dan lokasi.

Convenience store ada yang buka 24 jam dengan luas antara 200 m2 hingga

Page 46: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

450 m2 dan berlokasi di tempat yang strategis. Sebagian produknya sedikit

lebih mahal daripada yang dijual minimarket.

3) Specialty store: Sebagian masyarakat lebih menyukai berbelanja di toko di

mana pilihan produk tersedia lengkap sehingga tidak harus mencari lagi toko

lain. Keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau

hingga yang premium membuat specialty store unggul. Contoh specialty

store adalah Electronik City dan Automall.

4) Factory outlet.

5) Distro atau distribution outlet.

6) Supermarket: sebanyak 700 buah berdiri dalam kurun waktu 10 tahun

sampai tahun 2002. Supermarket kecil mempunyai luas ruang antara 300 m2

sampai 1.100 m2, sedangkan supermarket besar mempunyai luas antara

1.100 m2 sampai 2.300 m2.

7) Departement store atau toserba (toko serba ada) : gerai jenis ini mempunyai

ukuran luas ruang yang beraneka, mulai dari beberapa ratus m2, hingga

2.000 m2 -3.000 m2.

8) Perkulakan atau gudang rabat (semacam warehouse club).

9) Superstore : mulai 2.300 m2 sampai 4.700m2.

10) Hypermarket : luas ruang diatas 5.000 m2.

11) Pusat belanja yang terdiri atas dua macam : mall dan trade centre. Mall

memuat banyak gerai mulai dari toko (store) biasa sampai supermarket,

departement store, amusement center, dan foodcourt. Trade center mirip

Page 47: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

mall tetapi tidak memiliki ruang publik seluas mall dan biasanya tidak

tersedia departement store dan amusement center.

Istilah pusat perbelanjaan mulai populer digunakan untuk menggantikan

istilah one-stop shopping yang dikenalkan pada dasawarsa 1980-an. Pusat

perbelanjaan adalah sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial lainnya

yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu properti

tunggal (Neo dan Wing, 2005). Sim, 1992 dalam Neo dan Wing (2005)

menyebutkan, sebuah pusat perbelanjaan dipandang sebagai properti komersial

yang memiliki multilantai untuk usaha ritel dan fasilitas pendukungnya : seperti

tempat rekreasi, restoran, hotel, layanan medis, kantor, dan tempat tinggal. Pusat

perbelanjaan menawarkan kenyamanan dengan menyediakan banyak toko di

bawah satu atap. Dengan demikian waktu perjalanan bagi para pembelanja

menjadi semakin pendek. Pusat perbelanjaan memadukan aktivitas belanja dengan

hiburan, karena tersedia tempat untuk belanja, bersosialisasi, berjalan-jalan, dan

makan.

2.1.6 Teori hubungan antar variabel

1) Bauran pemasaran ritel dan kepuasan pelanggan

Zeitaml dan Bitner (2001) mengemukakan hubungan bauran pemasaran dan

kepuasan pelanggan sebagai berikut: “Marketing mix defined as the elements an

organizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer”

Page 48: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Menurut Assael, (1992) Salah satu bentuk stimuli yang dapat mempengaruhi

konsumen dalam memuaskan pelanggan dan merupakan faktor yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan adalah stimuli pemasaran yaitu melalui unsur-unsur

strategi marketing mix

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bauran pemasaran ritel sebagai

aspek yang dapat dikontrol oleh perusahaan berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan.

2) Bauran pemasaran ritel dan loyalitas pelanggan

Pada era pasar modern saat ini, loyalitas dapat ditentukan langsung oleh

ekspektasi pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan, atau juga

aplikasi bauran pemasaran eceran yang ditetapkan (Omar 1999; Chang dan Tu,

2005).

Berdasarkan teori di atas berarti bahwa bauran pemasaran ritel yang

diterapkan perusahaan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang menjadi pedoman dalam penulisan ini adalah :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Hatane Semuel (2006) dengan judul Ekspektasi

Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Moderen

dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Intervening (Studi Kasus pada

Hypermarket Carrefour di Surabaya). Penelitian ini tentang perilaku

pelanggan toko modern untuk melihat pengaruh langsung antara ekspektasi

Page 49: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

pelanggan, aplikasi bauran pemasaran eceran, terhadap loyalitas pelanggan di

Surabaya. Selain itu melihat pengaruh tidak langsung dengan kepuasan

pelanggan sebagai variabel intervening. 400 pelanggan Carrefour Surabaya

diambil sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan alat analisis SEM

(Struktur Equation Modeling). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa : (1)

Ekspektasi pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh toko

modern ternyata berpengaruh langsung secara negatif terhadap kepuasan

pelanggan dan loyalitas pelanggan toko modern. (2) Aplikasi Bauran

pemasaran eceran yang dilakukan oleh toko modern berpengaruh langsung

secara positif terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas toko modern. (3)

Walaupun kedua variabel bebas ekspektasi pelanggan dan bauran pemasaran

eceran secara bersama mempengaruhi loyalitas pelanggan, namun variabel

aplikasi bauran pemasaran mempunyai pengaruh yang lebih dominan. (4)

Kepuasan pelanggan dapat merupakan variabel intervening positif antara

ekspektasi pelanggan dan aplikasi bauran pemasaran eceran terhadap loyalitas

toko modern.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, terletak pada

obyek penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan ekspektasi pelanggan,

aplikasi bauran pemasarean eceran, dan loyalitas toko modern, serta kepuasan

pelanggan pada Hypermarket Carrefour, sedangkan obyek penelitian ini

adalah bauran pemasaran ritel, kepuasan pelangan dan loyalitas pelanggan

pada Centro, Kuta-Bali. Kedua penelitian ini memiliki banyak persamaan

Page 50: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

dalam obyek yang diteliti, baik tentang bauran pemasaran ritel, kepuasan serta

loyalitas pelanggan pada bisnis ritel modern sejenid pusat perbelanjaan.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Li-Wei Mai, University of Westminster,

Westminster Business School, dan Mitchell R. Ness, Newcastle University,

School of Agriculture Food and Rural Development. Dengan judul A

Structural Equatin Model of Customer Satisfaction and Future Purchase of

Mail-Order Speciality Food. Penelitian ini menganalisis pengaruh atribut

kepuasan dengan mail order (speciality food), kepuasan pelanggan secara

keseluruhan, dan kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang dengan

menggunakan Structural Equation Model (SEM). Penelitian ini menggunakan

3052 responden yang berlokasi di United Kingdom (UK) meliputi daerah

Cumbria, Northumberland dan daerah perbatasan Scottish. Penarikan sampel

menggunakan stratified random sampling, dari 3052 responden, hanya 1639

yang dinyatakan valid atau sebanyak 54 persen dari total responden dan

dianggap mewakili pelanggan “mail order” di UK. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh pelayanan dan

fitur produk yang ditawarkan melalui “mail-order”. Dalam penelitian ini juga

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan pelanggan

secara keseluruhan dengan keinginan untuk melakukan pembelian ulang, dan

juga kedua variabel tadi memiliki hubungan yang signifikan dengan delapan

atribut dari kepuasan pelanggan dengan “mail-order”. Hasil penelitian dengan

menggunakan SEM menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk mempercayai

adanya hubungan yang kuat antara atribut kepuasan dengan menggunakan

Page 51: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

“mail-order”, kepuasan secara keseluruhan dan keinginan untuk melakukan

pembelian ulang. Pengukuran terhadap model yang dibangun dapat diterima

dan semua variabel bebas dinyatakan signifikan. Kepuasan penggunaan

transaksi dengan “mail order” memiliki hubungan yang sangat kuat dengan

kepuasan pelanggan secara keseluruhan, kendatipun kepuasan secara

keseluruhan memiliki hubungan yang lebih lemah dengan keinginan untuk

melakukuan pembelian ulang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek

yang diteliti dimana pada penelitian sebelumnya obyek yang diteliti meliputi

kepuasan pelanggan terhadap “mail-order”, kepuasan pelanggan secara

keseluruhan, dan keinginan untuk melakukan pembelian ulang pada

perusahaan makanan di UK. Sedangkan pada penelitian ini obyek yang diteliti

meliputi bauran pemasaran ritel, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan

pada toko di Centro, Kuta-Bali. Perbedaan lain juga terletak pada alat analisis

yang digunakan, pada penelitian sebelumnya alat analisis yang digunakan

adalah Structural Equation Model (SEM), sedangkan penelitian ini

menggunakan Path Analysis. Kedua penelitian memiliki kesamaan dalam

mengangkat kepuasan pelanggan dan loyalitas sebagai isu sentral dalam

penelitian.

3) Penelitian yang dilakukan Robert East, Patricia Harris, Wendy Lomax, dan

Gill Wilson, dari Kingston Business School dan Debra Perkins, dari Purdue

University (1997). Dengan judul First Store Loyalty to US and British

Supermarkets. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kesetiaan

Page 52: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

pelanggan terhadap suatu gerai antara gerai yang berada di UK dang gerai

yang berada di Amerika Serikat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan

mail surveys di UK dan US dengan tujuan untuk menguji tiga teori berbeda

tentang loyalitas terhadap toko, mengidentifikasi faktor yang mempengarui

loyalitas pada toko baik di UK dan di US. Jumlah responden untuk UK adalah

821 responden (53%) dari 1557 kuesioner yang disebar melalui surat,

sementara untuk US jumlah responden mencapai 767 responden. Adapun yang

pengukuran yang dilakukan melaui kesioner meliputi pengukuran terhadap

kesetian pada merek, kesetian pada toko, dan pengukuran lain seperti

frekuensi berbelanja di gerai, alasan berbelanja, respin terhadap harga yang

murah, pelayanan yang diberikan gerai dan aspek demografis yang

mempengaruhi responden. Penelitian inu juga menggunakan CHAID analysis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesetian pada toko baik

untuk UK dan US berkisar diantara 75 persen, di UK orang yang sudah

berkeluarga, pensiunan, dan orang yang berumur 65 tahun ke atas memiliki

tingkat loyalitas yang lebih rendah, hal ini juga terjadi di US namun dengan

penyebaran yang tidak signifikan. Di UK tingkat loyalitas yang lebih tinggi

dimiliki oleh kelompok masyarakat usia sekolah dan rentang umur antara 25-

44 tahun, kecenderungan ini juga terjadi di US namun tidak mencapai

signifikan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek

yang diteliti, dimana penelitian sebelumnya berfokus pada loyalitas terhadap

toko dan melakukan komparasi karakteristik kesetiaan baik di UK dan US,

Page 53: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

sedangkan penelitian ini menggunakan bauran pemasaran ritel, kepuasan dan

loyalitas pelanggan sebagai obyek penelitian. Kedua penelitian ini memiliki

kesamaan dalam hal mengangkat isu sentral tentang kesetiaan pelanggan dan

keduanya meneliti tentang usaha ritel.

2.3 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang relevan maka

dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1) Variabel merchandising berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pelanggan Centro, Kuta-Bali.

2) Variabel basic principles berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pelanggan Centro, Kuta-Bali.

3) Variabel services berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan Centro, Kuta-Bali.

4) Variabel merchandising berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali.

5) Variabel basic principles berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali.

6) Variabel services berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

pelanggan Centro, Kuta-Bali.

7) Variabel kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali.

Page 54: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Centro, Kuta-Bali dengan pertimbangan bahwa

Centro dikategorikan sebagai ritel modern yang telah menerapkan strategi

merchandising, basic principles, dan services dalam mencapai kepuasan dan

loyalitas pelanggan.

3.2 Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah suatu hal atau apa saja yang menjadi perhatian dan

apa saja yang di teliti dalam penelitian (Kamus Bahasa Indonesia, 1994). Obyek

penelitian ini adalah pengaruh bauran pemasaran ritel terhadap kepuasan dan

loyalitas pelanggan.

3.3 Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan, kajian pustaka dan hipotesis yang

digunakan, dalam model kausal penelitian ini dibedakan antara variabel eksogenus

dan variabel endogenus. Variabel eksogenus merupakan variabel bebas atau

independent variabel. Arief Wibowo dalam Sarmanu (2003) mengungkapkan

bahwa variabel eksogenus adalah variabel yang keragamannya tidak dipengaruhi

oleh penyebab di dalam sistem. Variabel ini tidak dapat ditetapkan hubungan

Page 55: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

kausalnya. Variabel ini ditetapkan sebagai variabel pemula yang memberi efek

kepada variabel lain. Di dalam penelitian ini, variabel tersebut adalah

merchandising (X1), basic principles (X2), services (X3). Parameter yang

digunakan merupakan confirmatory yang bersumber dari kuisioner penelitian

sebelumnya (Semuel, 2006).

1) Merchandising terdiri dari 4 (empat) indikator, yaitu : Pengadaan

merchandise (X1.1), Kelengkapan produk (X1..2), Pemberian diskon (X1.3),

dan Penataan layout produk (X1.4).

2) Basic principles terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu : Kesesuaian harga

(X2.1), Lokasi (X2.2) dan Advertising (X2.3).

3) Services terdiri dari 7 (tujuh) indikator, yaitu : Fasilitas pendukung (X3.1);

Parkir yang nyaman (X3.2); Respon pramuniaga (X3.3); Area belanja yang

bersih (X3.4); Tempratur area belanja (X3.5); Papan petunjuk (X3.6); Kecepatan

pembayaran di kasir (X3.7).

Variabel endogenus merupakan variabel tidak bebas, dapat berupa variabel

dependent atau variabel antara. Menurut Arief Wibowo dalam Sarmanu (2003)

variabel endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel

eksogenus dan variabel endogenus lainnya dalam model. Dalam penelitian ini,

variabel endogenus adalah kepuasan pelanggan (Y1) dan loyalitas pelanggan (Y2).

Parameter yang digunakan merupakan confirmatory yang bersumber dari buku

karangan Sigit Triyono (2006) dan kuisioner dari penelitian sebelumnya.

1) Kepuasan pelanggan terdiri dari 6 (enam) indikator, yaitu : Daya tahan

produk (Y2.1); Kemampuan pramuniaga menangani keluhan (Y2.2); Interaksi

Page 56: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

pegawai yang ramah (Y2.3); Ketepatan waktu buka-tutup gerai (Y2.4);

Harapan umum pelanggan (Y2.5); dan Derajat kepuasan overall (Y2.6).

2) Loyalitas pelanggan terdiri dari 6 (enam) indikator yang bersumber pada

penelitian sebelumnya, yaitu : Pembelian ulang (Y2.1); Rekomendasi kepada

orang lain (Y2.2); Menceritakan hal-hal positif (Y2.3); Berkunjung lebih lama

(Y2.4); Menjalin hubungan bisnis (Y2.5); Membayar lebih mahal (Y2.6)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional menurut Bilson Simamora (2004) adalah definisi yang

dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran. Tujuannya

adalah agar pembaca lain juga memiliki pengertian yang sama. Definisi

operasional dibentuk dengan cara mencari indikator empiris konsep. Variabel-

variabel yang diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut.

1) Merchandising (X1)

Terdiri dari aktivitas yang mencakup pengadaan barang atau jasa tertentu

dan membuatnya tersedia pada tempat, waktu, harga, dan dalam jumlah tertentu

sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Variabel merchandising diukur

dengan 4 (empat) item indikator yang menggunakan skala pengukuran yaitu skala

Likert 4 poin yang terdiri pengadaan merchandise; kelengkapan produk;

pemberian diskon; dan penataan layout produk, yang diukur dari skala sangat

rendah sampai skala sangat tinggi.

Page 57: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Persepsi tentang merchandising tersebut diukur berdasarkan indikator-

indikator sebagai berikut.

(1) Pengadaan merchandise (X1.1), merupakan penilaian pelanggan tentang

kesinambungan ketersediaan produk-produk yang dijual di centro, dan

kuantitas barang-barang yang selalu terpajang di etalase.

(2) Kelengkapan produk (X1..2), merupakan merupakan penilaian pelanggan

terhadap ketersediaan model, ukuran dan warna produk atau

merchandise yang ditawarkan centro.

(3) Pemberian diskon (X1.3), merupakan penilaian pelanggan atas adanya

pemberian diskon/potongan harga terhadap produk-produk tertentu

selama jangka waktu tertentu untuk merangsang pembelian.

(4) Penataan layout (X1.4), merupakan penilaian pelanggan tentang tata

letak, display, serta pengelompokan produk.

2) Basic Principles (X2)

Basic principles pada ritel modern maksudnya adalah prinsip dasar dalam

pemasaran yang terdiri dari empat variabel dasar yaitu: product, price,

promotion, place, ditambah dengan people. Variabel basic principles diukur

dengan 3 (tiga) item indikator yang menggunakan skala pengukuran yaitu skala

Likert 4 poin yang terdiri dari kesesuaian harga, lokasi, dan advertising yang

diukur dari skala sangat rendah sampai skala sangat tinggi.

Persepsi tentang basic principles tersebut diukur berdasarkan indikator-

indikator sebagai berikut.

Page 58: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(1) Kesesuaian harga (X2.1), merupakan penilaian pelanggan tentang

kesesuaian harga yang dibebankan kepada produk dengan nilai yang

diterima oleh pelanggan.

(2) Lokasi (X2.3), merupakan penilaian pelanggan tentang lokasi centro,

menyangkut kemudahan akses dan pertimbangan lainnya yang

berhubungan dengan lokasi fisik centro.

(3) Advertising (X2.4), merupakan penilaian pelanggan terhadap usaha

periklanan yang dilakukan centro.

3) Services (X3)

Retail services merupakan pelayanan yang diberikan sebagai tindakan atau

perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan. Variabel services diukur dengan 7 (tujuh) item indikator yang

menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert 4 poin yang terdiri dari fasilitas

pendukung; parkir yang nyaman; respon pramuniaga; area belanja yang bersih;

temperatur area belanja; papan petunjuk; kecepatan pembayaran di kasir yang

diukur dari skala sangat rendah sampai skala sangat tinggi.

Persepsi tentang service tersebut diukur berdasarkan indikator-indikator

sebagai berikut.

(1) Fasilitas pendukung (X3.1), merupakan penilaian pelanggan tentang

fasilitas penunjang dalam berbelanja yang tersedia di centro.

(2) Parkir yang nyaman (X3.2), merupakan penilaian pelanggan mengenai

ketersediaan area parkir yang leluasa, bersih, dan nyaman.

Page 59: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(3) Respon pramuniaga (X3.3), merupakan penilaian pelanggan tentang

pramuniaga dalam hal sikap responsif terhadap keluhan serta keinginan

berbelanja pelanggan centro.

(4) Area belanja yang bersih (X3.4), merupakan penilaian pelanggan tentang

keberadaan area berbelanja yang ada di centro, menyangkut kebersihan

lantai, dan fasilitas yang ada di area berbelanja.

(5) Temperatur area belanja (X3.5), merupakan penilaian pelanggan tentang

suhu di dalam ruangan centro yang mendukung aktivitas berbelanja.

(6) Papan petunjuk (X3.6), merupakan penilaian pelanggan tentang

ketersediaan papan petunjuk yang ada dalam lingkungan centro guna

mempermudah akses ke tempat-tempat terntentu.

(7) Kecepatan pembayaran di kasir (X3.7), merupakan penilaian pelanggan

tentang kecepatan pembayaran di kasir, baik antrian sistem pembayaran

otomatis dan fasilitas lain yang ada hubungannya dengan kecepatan

transaksi pembayaran.

4) Kepuasan Pelanggan (Y1)

Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap

evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (norma

kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya

atau mengalaminya. Variabel kepuasan pelanggan diukur dengan 6 (enam) item

indikator yang menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert 4 poin yang

terdiri dari daya tahan produk; kemampuan pramuniaga menangani keluhan;

interaksi pegawai yang ramah; ketepatan waktu buka dan tutup gerai; derajat

Page 60: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

ekspektasi umum pelanggan; dan derajat kepuasan overall yang diukur dari skala

sangat rendah sampai skala sangat tinggi.

Persepsi tentang kepuasan pelanggan tersebut diukur berdasarkan indikator-

indikator sebagai berikut.

(1) Daya tahan produk (Y1.1), merupakan penilaian pelanggan terhadap

kinerja daya tahan produk yang tersedia di centro

(2) Kemampuan pramuniaga menangani keluhan (Y1.2), merupakan

penilaian pelanggan mengenai kapabilitas pramuniaga dalam melayani

keluhan pelanggan.

(3) Interaksi pegawai yang ramah (Y1.3), merupakan penilaian pelanggan

mengenai kemampuan pramuniaga dalam melayani pelanggan dengan

senyuman dan sikap yang bersahabat.

(4) Ketepatan waktu buka dan tutup gerai (Y1.4), merupakan penilaian

pelanggan mengenai ketepatan waktu buka dan tutup gerai dalam

memberikan jam pelayanan yang optimal.

(5) Ekspektasi umum pelanggan (Y1.5), merupakan harapan pelanggan

sebelum berbelanja di centro, menyangkut fantasi akan produk,

layanan, dan wujud fisik yang akan dirasakan saat berbelanja di centro.

(6) Derajat kepuasan overall (Y1.6), merupakan tingkat kepuasan pelanggan

secara keseluruhan setelah berbelanja di centro, mencakup penilaian

tentang pengalaman yang dialaminya.

Page 61: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

5) Loyalitas

Loyalitas pelanggan menunjukkan kecenderungan pelanggan untuk

menggunakan suatu merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Ini

berarti loyalitas selalu berkaitan dengan preferensi pelanggan dan pembelian

aktual. Variabel loyalitas pelanggan diukur dengan 6 (enam) item indikator yang

menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert 4 poin yang terdiri dari

pembelian ulang, rekomendasi kepada orang lain, menceritakan hal-hal positif,

berkunjung lebih lama, menjalin hubungan bisnis dan membayar lebih mahal

yang diukur dari skala sangat rendah sampai skala sangat tinggi.

Persepsi tentang kepuasan pelanggan tersebut diukur berdasarkan indikator-

indikator sebagai berikut.

(1) Pembelian ulang (Y2.1), merupakan penilaian pelanggan tentang

keinginan untuk melakukan pembelian ulang (repurchase intention)

terhadap produk tertentu yang pernah dibeli di centro.

(2) Rekomendasi kepada orang lain (Y2.2), merupakan penilaian pelanggan

untuk melakukan tindakan mempengaruhi orang lain untuk berbelanja

di centro.

(3) Menceritakan hal-hal positif (Y2.3), merupakan penilaian pelanggan

terhadap tindakannya untuk mengatakan hal-hal positif tentang

pengalaman berbelanjanya di centro.

Page 62: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(4) Berkunjung lebih lama (Y2.4), merupakan penilaian pelanggan tentang

keinginan untuk berkunjung lebih lama dan menghabiskan waktu lebih

banyak saat berkunjung ke centro.

(5) Menjalin hubungan bisnis dengan centro (Y2.5), merupakan penilaian

pelanggan tentang kemungkinannya untuk menjalin hubungan bisnis

dengan centro.

(6) Membayar lebih mahal (Y2.6), merupakan penilaian pelanggan tentang

kemungkinannya membayar lebih mahal dari harga yang dibebankan

kepada suatu produk yang dijual di centro.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis data

Menurut Zikmund dalam Bilson Simamora (2004) data adalah fakta-fakta

atau ukuran suatu fenomena yang terekam. Menurut Sekaran dalam Bilson

Simamora (2004) data adalah informasi mentah (raw information) yang tersedia,

yang diperoleh melalui wawancara, kuesioner, observasi, dan database sekunder.

Menurut sifatnya, data dapat dibedakan menjadi: (1) data kuantitatif adalah

representasi realitas yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka)

Simamora (2004), seperti: persentase perkembangan ritel modern; (2) data

kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka-angka dan tidak dapat diukur,

tetapi keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam bentuk

Page 63: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

uraian kalimat (J.Supranto, 1997), seperti : gambaran umum perusahaan dan

struktur organisasi

3.5.2 Sumber data

1) Data Primer

Menurut Bilson Simamora (2004) data primer adalah data yang belum

tersedia sehingga untuk menjawab salah penelitian, data harus diperoleh dari

sumber aslinya. Data primer pada penelitian ini meliputi jawaban responden

melalui penyebaran kuesioner dan hasil wawancara baik dengan pengunjung

yang datang maupun manajemen Centro.

2) Data Sekunder

Menurut Bilson Simamora (2004) data sekunder adalah data yang sudah

tersedia atau sudah dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya. Data ini

diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel dan

diagram yang diperoleh dari berbagai pihak dan buku-buku yang

berhubungan dengan ritel modern, seperti data mengenai jumlah ritel

modern di Bali.

Page 64: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

3.6 Responden Penelitian

3.6.1 Populasi

Wirawan (2002) menyatakan populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen

(unit atau individu) sejenis yang dapat dibedakan menjadi obyek

penyelidikan/penelitian. Dalam penelitian ini populasi adalah jumlah pengunjung

yang berbelanja ke Centro, Kuta-Bali.

3.6.2 Sampel

Wirawan (2002) menyatakan sampel adalah bagian atau sebagian kecil dari

populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki. Sampel dalam penelitian ini

adalah sebagian kecil pengunjung yang berbelanja ke Centro, Kuta-Bali

ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive dan accidental.

Menurut Sugiyono (2006) purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu, dan accidental sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagi sumber data. Pertimbangan yang digunakan

dalam memilih responden adalah berdasarkan ketentuan bahwa responden dalam

penelitian ini adalah pengunjung Centro, Kuta-Bali yang sudah pernah melakukan

kunjungan minimal tiga kali (3X). Selain itu, pengunjung yang dipilih adalah

pengunjung yang berbelanja dengan umur minimal 17 tahun, dengan

Page 65: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

pertimbangan umur 17 tahun sudah bisa memberikan pendapat dan menjawab

pertanyaan dalam kuesioner.

Jumlah anggota sampel atau besarnya sampel (sampel size) ditetapkan 130

responden dengan pertimbangan teori yang menyatakan :

1) Gay dan Diehl (1992) mengatakan bahwa ukuran sampel untuk kepentingan

korelasional dibutuhkan minimal sebanyak 30 subyek.

2) Uma Sekaran (2003) menyebutkan ukuran sampel sebanyak 30 hingga 500

adalah efektif untuk penelitian yang pengumpulan datanya mengunakan

daftar pertanyaan.

3) Hair (1995) menyatakan bahwa besarnya sampel untuk analisis SEM

disarankan antara 100 hingga 200 dan minimum absolutnya 50.

4) Jonathan Sarwono (2007) menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil

analisis jalur yang maksimal dengan menggunakan SPSS, sebaiknya

digunakan sampel di atas 100.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Menurut J. Supranto (1997), pada dasarnya ada tiga macam metode

pengumpulan data dalam riset yaitu : metode sensus, metode sampling, metode

studi kasus. Di dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

sampling. Data diperoleh dari wakil populasi yang diwakili oleh responden yang

sudah pernah berkunjung dan berbelanja minimal 3x di Centro, Kuta-Bali.

Page 66: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

130 responden diwawancarai melalui kuesioner. Setiap jawaban diselaraskan

dengan dasar teori yang melandasi parameter penelitian. Dalam penelitian ini juga

dilakukan wawancara mendalam yaitu dengan cara tanya jawab secara langsung

dengan responden untuk memperoleh data yang lebih akurat dan lengkap,

terutama menyangkut penjelasan lebih lanjut dari kuesioner yang disebarkan.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

jalur (path analysis) menggunakan program SPSS 15.0 for Windows. Analisis

jalur ini awalnya dikembangkan oleh Sewal Wright yang mengembangkan

metode tersebut sebagai alat untuk mempelajari efek langsung dan efek tidak

langsung dari suatu variabel, dimana beberapa variabel dianggap penyebab

variabel lainnya. Analisis ini merupakan salah satu pilihan dalam rangka

mempelajari ketergantungan sejumlah variabel di dalam model. Analisis ini

merupakan metode yang baik untuk menerangkan apabila terdapat seperangkat

data yang besar untuk dianalisis dan mencari hubungan kausal.

1) Instrumen dan skala pengukuran

Penilaian terhadap variabel yang diidentifikasi tentang pengaruh bauran

pemasaran ritel terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan dilakukan dengan

pernyataan berskala. Dalam kuesioner ini digunakan skala Likert 1-4,

dimana responden diberikan kebebasan untuk menentukan pendapat atau

Page 67: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

opini sesuai dengan yang dialaminya terhadap indikator-indikator pada

kuisioner tersebut.

Skala Likert umumnya menggunakan poin skala dan derajat persetujuan

sangat tidak penting sampai sangat penting. Dalam penelitian ini digunakan

rentang penilaian 1 sampai dengan 4, dimana nilai 1 dikategorikan ukuran

penilaian sangat rendah (SR), nilai 2 menunjukkan ukuran penilaian rendah

(R), nilai 3 menunjukkan ukuran penilaian tinggi (T), nilai 4 menunjukkan

ukuran penilaian sangat tinggi (ST). Skala Likert dengan rentang 1 sampai 4

digunakan dalam penelitian ini dengan alasan untuk menghindari jawaban-

jawaban responden yang ambigu karena adanya pertanyaan ”cukup” atau

”netral” yang timbul dari nilai tengah (misalkan nilai 3 jika menggunakan 5

skala likert)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2006 :

35). Pertanyaan yang diajukan initinya mengukur pengaruh bauran

pemasaran ritel melalui merchandising, basic principles, services terhadap

kepuasan dan loyalitas pelanggan.

2) Validitas dan reliabilitas instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan

yang diajukan kepada responden itu sahih atau tidak. Menurut Singgih

Santoso (2001) suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan atau

pernyataan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket

tersebut.

Page 68: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Syarat minimum nilai r masing-masing pernyataan untuk bisa valid adalah r

≥ 0,3. Apabila kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan atau pernyataan

dikatakan tidak valid. Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, dan

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Husein Umar

(2000) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai

Alpha Cronbach ≥ 0,6. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui butir-

butir pertanyaan, benar-benar dapat dipercaya dan dilakukan uji reliabilitas

alpha cronbach.

3.8.1 Uji validitas model

Terdapat dua indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu

koefisien determinasi total dan theory triming.

1) Koefisien Determinasi Total merupakan total keragaman data.

Ada indikator validitas model yaitu Koefesien Determinasi Total (R2m)

yang interpretasinya sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2)

pada analisis regresi. Untuk menghitung (R2m) berdasarkan :

u= ). ………………………………………………………….(1)

2) Theory Triming

Uji validasi lain adalah uji validasi koefesien jalur ß sama dengan pada uji

regresi yaitu melihat tingkat signifikasi dari uji t (Arief Wibowo dalam

Sermanu, 2003).

Page 69: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Uji validasi koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah

sama dengan regresi, menggunakan level of significant (sig) 0,05

Berdasarkan theory triming, maka jalur-jalur yang non signifikan dibuang,

sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empirik.

3.8.2 Persyaratan pada analisis jalur

Menurut Arief Wibowo (2006) pada analisis jalur ada beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi yaitu:

1) Hubungan antar variabel di dalam model adalah linier artinya perubahan

yang terjadi pada variabel adalah merupakan fungsi perubahan linier dari

variabel lainnya yang bersifat kausal.

2) Variabel yang diamati mempunyai sifat aditif artinya variabel mempunyai

sifat multiplikatif dan eksponensial tidak dapat dipergunakan.

3) Variabel sisa tidak berkorelasi dengan variabel yang sesudahnya (variabel

regresi lainnya).

4) Variabel yang diukur berskala interval atau rasio.

Menurut Solimun (2002) terdapat dua tambahan persyaratan yang harus

dipenuhi yaitu :

1) observed variables diukur tanpa kesalahan (insturmen pengukuran valid dan

reliabel).

2) model yang dianalisis dispesifikasikan atau diidentifikasi dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep yang relevan.

Page 70: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

3.8.3 Diagram jalur sebagai model kausal

Suatu diagram jalur akan sangat membantu di dalam menganalisis dan

menginterpretasikan hubungan yang dihipotesiskan. Oleh karena itu sebelum

jalur tersebut, teori atau hipotesis harus dipersiapkan terlebih dahulu terhadap

model atau diagram jalur, berpikir secara kausal dan menyusun suatu diagram

berarah yang merupakan cerminan proses kausal dan akan mempermudah

penafsiran serta penginterpretasian terhadap hipotesis yang diajukan.

Gambar 3.1 Model Jalur Hubungan Variabel Merchandising, Basic principles, Service, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan

Sumber : Data diolah, 2007

Merchandising (X1)

Basic Principles (X2)

Services (X3) Cust. Loyalty (Y2)

Cust. Satisfaction (Y1)

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

€1

€2

Page 71: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

3.8.4 Langkah-langkah analisis jalur

Menurut Solimun (2005) langkah-langkah dalam analisis jalur adalah

sebagai berikut.

1) Langkah pertama

Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model

berdasarkan konsep teoritis:

(1) Variabel merchandising (M), basic principles (BP), services (S),

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (SAN).

(2) Variabel merchandising (M), basic principles (BP), services (S),

berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (YAL).

(3) Variabel kepuasan pelanggan (SAN) berpengaruh terhadap loyalitas

pelanggan (YAL)

Berdasarkan hubungan-hubungan antar variabel secara teoritis tersebut,

dapat dibuat model dalam bentuk diagram jalur (path). Model tersebut juga dapat

dinyatakan dalam bentuk persamaan atau diagram jalur sehingga ada yang

menamakan sistem persamaan simultan, atau juga ada yang menyebut model

struktural.

Substruktur 1

SAN = α1 M + α2 BP + α3 S + ε1….……………………………………………....……(2)

Page 72: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Substruktur 2

YAL = β1 M + β2 BP + β3 S + γSAN + ε2……………………..………………….(3)

2) Langkah kedua

Adalah pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi analisis jalur.

Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi yaitu hubungan antar variabel

adalah linier dan aditif. Model yang digunakan adalah rekursif yaitu sistem aliran

kausal satu arah, sedangkan model resiprokal atau aliran kausal yang dua arah

(bolak-balik) tidak dapat dianalisis. Model rekursif apabila memenuhi asumsi-

asumsi yaitu antar variabel eksogen saling bebas. Pengaruh kausalitas dari

variabel endogen adalah searah dan tidak ada variabel endogen yang mempunyai

pengaruh resiprok (bolak-balik).Variabel endogen berskala interval atau rasio, dan

didasarkan dari data yang valid dan reliabel (Arief Wibowo dalam Sarmanu,

2003).

3) Langkah Ketiga

Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau

perhitungan koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram path pada

uraian sebelumnya dijelaskan sebagai berikut:

(1) Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel

dibakukan, secara parsial pada masing-masing persamaan. Metode

yang digunakan adalah OLS, yaitu metode kuadrat terkecil biasa. Hal

Page 73: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif. Dari perhitungan ini

diperoleh koefisien path pengaruh langsung.

(2) Di dalam analisis jalur, disamping ada pengaruh langsung juga

terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien ρi

dinamakan koefisien path pengaruh langsung. Sedangkan pengaruh

tidak langsung dan pengaruh total dihitung dengan cara :

a) Pengaruh tidak langsung :

(a) pengaruh langsung SAN ke YAL = ρ7

(b) pengaruh tidak langsung M ke YAL melalui SAN = (H1 x ρ7)

(c) pengaruh tidak langsung BP YAL melalui SAN = (H2 x ρ7)

(d) pengaruh tidak langsung S ke YAL melalui SAN = (H3 x ρ7)

b) Pengaruh total (total effect) yaitu dengan menjumlahkan seluruh

nilai antara pengaruh langsung dan tidak langsung.

4) Langkah Keempat

Langkah keempat di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas

model. Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi atau tidaknya

asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model di dalam

analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory triming.

5) Langkah Kelima

Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah melakukan interpretasi hasil

analisis. Cara melakukan interpretasi model adalah menginterpretasikan hasil atau

nilai parameter yang ada. Koefisien yang tidak signifikan nilainya dianggap tidak

ada, sedangkan nilai parameter yang signifikan bisa dilihat berapa yang

Page 74: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

mempunyai pengaruh langsung dari seberapa besar yang berpengaruh tidak

langsung, Dari nilai koefisien bisa dilihat variabel mana yang mempunyai

pengaruh dominan, mana yang tidak. Arief Wibowo dalam Sarmanu (2003)

menyatakan analisis jalur dapat dimanfaatkan untuk:

(1) menjelaskan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau

permasalahan yang diteliti.

(2) memprediksi nilai variabel tergantung berdasarkan nilai variabel

bebas, yang mana prediksi dengan analisis path ini bersifat kualitatif.

(3) mengidentifikasi faktor determinan, yaitu penentuan variabel bebas

mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel tergantung, dan

juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur)

pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung.

(4) menguji model, menggunakan teori triming, baik untuk uji keejaan

konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

Page 75: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Centro

Centro adalah jaringan department store dari Indonesia. Department store

ini didirikan pada tahun 2003 oleh Suzy Darmawan dan Hutomo Santoso dan

berada di bawah bendera PT. Tozy Sentosa. Saat ini Centro memiliki empat lokasi

yaitu : (1). Plaza Semanggi, Jakarta ; (2) Discovery Shopping Mall, Bali ; (3)

Margo City Square, Depok ; dan (4) Plaza Ambarrukmo, Yogyakarta

(http://id.wikipedia.org/wiki/Centro).

Centro, Bali berlokasi di pusat perbelanjaan Discovery Shopping Mall di

Kuta dan mulai beroperasi pada tanggal 3 Desember 2004. Terletak di pusat

daerah wisata merupakan satu kekuatan Centro dalam menyerap pengunjung.

Pengunjung Centro merupakan penduduk lokal dan para wisatawan baik asing

maupun domestik.

Centro yang merupakan ritel modern berjenis department store atau toko

serba ada, menyediakan produk-produk fashion, jewelry, watch and accessory,

bags and shoes, home accessory. Kepuasan konsumen merupakan tujuan utama

bagi Centro, sehingga selalu menawarkan produk-produk terbaik, fasilitas-fasilitas

pendukung terbaik, serta layanan terbaik.

Page 76: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

4.2 Struktur Organisasi Centro

Struktur organisasi Centro merupakan struktur organisasi garis dan staf.

Organisasi garis dan staf adalah organisasi yang sama seperti organisasi garis,

hanya saja dilengkapi satu atau lebih tenaga staf, yang ahli dalam bidang tertentu

dan tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat atau

pimpinan di dalam organisasi tersebut (Yadnya, 2002). Struktur organisasi lebih

lengkap dari Centro, Kuta-Bali terlampir pada lampiran 4.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Validitas instrumen dinyatakan secara empiris oleh koefesien validitas yang

disebut Corrected item total correlation (r). Instrumen penelitian akan valid jika

nilai alpha Pearson Correlation lebih besar dari 0,3 (α ≥ 0,3). Dari 30 butir

pertanyaan (indikator) yang telah disebar kepada 50 responden, 26 butir

dinyatakan valid dan sisanya tidak valid sehingga dikeluarkan dari instrumen

karena di bawah atau lebih kecil dari 0,3. Indikator-indikator yang telah valid

dapat disebar kepada responden berikutnya.

Berikutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur tingkat keandalan

instrumen penelitian. Instrumen dikatakan reliabel apabila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan response (tanggapan)

yang relatif sama untuk waktu yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk

menguji reliabilitas butir pernyataan/pertanyaan dalam studi ini adalah metode uji

Page 77: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

reliabilitas koefesien variant alpha (Santoso, 2004) dengan program SPSS.

Standar nilai reliabilitas instrumen memiliki nilai r > 0,6. Nilai Cronbach’s alpha

based on standardized items yang dihasilkan sebesar 0,858 > 0,6, sehingga

indikator-indikator tersebut reliabel dan dapat disebar kepada responden. Hasil

pengujian instrumen disertakan pada Lampiran 6.

4.3.2 Pengujian Model

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk menguji pola

hubungan yang mengungkapkan pengaruh variabel atau seperangkat variabel

terhadap variabel lainnya, baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak

langsung. Analisis ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Merancang model berdasarkan teori

Berdasarkan teori yang telah diterangkan sebelumnya dalam landasan teori,

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah merchandising, basic

principles, services, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan, dimana

hubungan antar variabel tersebut dapat disusun dalam suatu kerangka model

hubungan antar variabel yang selanjutnya disebut diagram jalur (path) sebagai

berikut :

Page 78: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Gambar 4.1 Model Jalur Hubungan Variabel Merchandising, Basic principles, Services, Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan

Sumber : Data diolah, 2007

Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan struktural,

sehingga membentuk sistem persamaan berikut.

Y1 = α1 X1 + α2 X2 + α3 X3 + ε1 ...............................................(1)

Y2 = β1X1 + β2X2 + β3X3 +γY1 + ε2............................................(2)

2) Memeriksa asumsi dalam jalur

Untuk pemeriksaan terhadap asumsi ini, dapat dilakukan dengan melihat

susunan model teoritis yang telah dibangun dengan memperlihatkan bentuk

hubungan antar variabel adalah linier, yaitu sistem aliran ke satu arah, dimana

hubungan antara εi saling bebas demikian juga hubungan antara εi dengan

variabel X dan Y saling bebas, dan tidak ada variabel endogen yang mempunyai

pengaruh bolak balik, seperti terlihat pada gambar diagram path berikut :

Merchandising (X1)

Basic Principles (X2)

Services (X3) Cust. Loyalty (Y2)

Cust. Satisfaction (Y1)

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

€1

€2

Page 79: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Gambar 4.2 Penggambaran Asumsi Model

Sumber : Data diolah 2007

Berdasarkan Gambar 4.2 maka hubungan antar variabel adalah linier, yaitu

sistem aliran ke satu arah, dimana hubungan antara εi saling bebas demikian juga

hubungan antara εi dengan variabel X dan Y saling bebas, dan tidak ada variabel

endogen yang mempunyai pengaruh bolak balik (respirokral).

3) Pendugaan parameter atau perhitungan koefisien path

Di dalam analisis jalur ini, pengaruh langsung dinyatakan dengan koefisien

ρi, sedangkan pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dapat dihitung dengan

membuat perhitungan tersendiri. Untuk pendugaan parameter dilakukan dengan

analisis regresi melalui software SPSS 15.0 for Windows. analisis yang dilakukan

meliputi dua substruktur persamaan, yaitu :

Substruktur 1 :

Y1 = α1 X1 + α2 X2 + α3 X3 + ε1

1

1

1

1

1 Merchandising (X1)

Basic Principles (X2)

Services (X3) Cust. Loyalty (Y2)

Cust. Satisfaction (Y1)€1 €1

€1

€1

€1

Page 80: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Dari hasil perhitungan pada pengujian data diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Model Summary dan Coefficients Substruktur 1

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .770a .593 .583 2.02850a Predictors: (Constant), Services, Merchandising, Basic Principles

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error1 (Constant) 2.399 1.166 2.058 .042

Merchandising .158 .076 .121 2.086 .039Basic Principles .527 .105 .329 5.020 .000Services .417 .051 .525 8.130 .000

a Dependent Variable: Cust. Satisfaction

Sumber : Lampiran 9

Substruktur 2 :

Y2 = β1X1 + β2X3 + β3X3 + γY1 ε2

Dari hasil perhitungan pada pengujian data diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 81: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Tabel 4.3 Model Summary dan Coefficients Substruktur 2

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .714(a) .510 .494 2.391a Predictors: (Constant), Cust. Satisfaction, Merchandising, Basic Principles, ServicesCoefficientsa

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

BStd. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) .497 1.397 .356 .723 Merchandising .287 .091 .206 3.161 .002 Basic Principles .399 .135 .233 2.947 .004 Services .166 .075 .196 2.231 .027 Cust.

Satisfaction .334 .105 .312 3.178 .002

a Dependent Variable: Cust. Loyalty

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan perhitungan terhadap substruktur 1 dan 2, maka dapat diketahui

besarnya pengaruh antar variabel yang dikelompokkan menjadi pengaruh

langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total sebagai berikut:

a) Pengaruh langsung (direct effect/DE)

Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE, digunkan formula sebagai

berikut:

Page 82: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

(a) Pengaruh variabel merchandising terhadap kepuasan pelanggan

X1→Y1 = 0,121

(b) Pengaruh variabel basic principles terhadap kepuasan pelanggan

X2→Y1 = 0,329

(c) Pengaruh variabel services terhadap kepuasan pelanggan

X3→Y1 = 0,525

(d) Pengaruh variabel merchandising terhadap loyalitas pelanggan

X1→Y2 = 0,206

(e) Pengaruh variabel basic principles terhadap loyalitas pelanggan

X2→Y2 = 0,233

(f) Pengaruh variabel services terhadap loyalitas pelanggan

X3→Y2 = 0,196

(g) Pengaruh variabel kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan

Y1→Y2 = 0,312

b) Pengaruh tidak langsung (indirect effect/IE)

(a) Pengaruh variabel merchandising terhadap loyalitas melalui kepuasan

X1→Y1→Y2 = (0,121 x 0,312) = 0,037

(b) Pengaruh variabel basic principles terhadap loyalitas melalui kepuasan

X2→Y1→Y2 = (0,329 x 0,312) = 0,103

(c) Pengaruh variabel services terhadap loyalitas melalui kepuasan

X3→Y1→Y2 = (0,525 x 0,312) = 0,164

Page 83: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

c) Pengaruh total (total effect)

Pengaruh total diperoleh dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan

tidak langsung dalam model, dari penjumlahan pengaruh di atas dapat

diketahui besarnya pengaruh total adalah 2,226.

Maka, Persamaan strukturalnya untuk model penelitian ini :

Substruktur 1

Y1 = α1 X1 + α2 X2 + α3 X3 + ε1

Y1 = 0,121 X1 + 0,329 X2 + 0,525 X3

Error term (e1) = 1-R2

= 1-0,593

= 0,638

Substruktur 2

Y2 = β1X1 + β2X3 + β3X3 + γY1 + ε2

Y2 = 0,206 X1 + 0,233 X3 + 0,196 X3+ 0,312Y1

Error term (e1) = 1-R2

= 1-0,510

= 0,7

Page 84: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Pengaruh antar variabel yang ada dalam model penelitian ini dapat disajikan

dalam diagram jalur berikut :

Gambar 4.3 Pengaruh Antar Variabel Dalam Model

Sumber : Data diolah, 2007

4) Pemeriksaan validitas model

Ada dua indikator untuk melakukan pemeriksaan validitas model, yaitu : (a)

koefisien determinasi total dan (b) theory triming dimana hasilnya dapat disajikan

sebagai berikut

a) Hasil koefisien determinasi total:

R²m= 1- (0,638)² (0,7)²

R²m = 0,801

Artinya, keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model adalah sebesar

80,1 persen atau dengan kata lain informasi yang terkandung dalam data

Merchandising (X1)

Basic Principles (X2)

Services (X3) Cust. Loyalty (Y2)

Cust. Satisfaction (Y1)0,121

0,329

0,525

0,206

0,233

0,196

0,312

€1 0,638

€1 0,7

Page 85: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

sebesar 80,1 persen dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu

19,9 persen dijelaskan oleh variabel lain (tidak terdapat dalam model) dan

error.

b) Teori Triming

Pendekatan ini dilakukan dengan membuang jalur-jalur yang non signifikan

agar memperoleh model yang benar-benar didukung oleh data empirik. Uji

validasi pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan

regresi, menggunakan level of significant (sig). sebuah model menghasilkan

bentuk hubungan yang valid, dengan nilai level of significant (sig) < 0,05.

level of significant (sig) masing-masing variabel adalah :

Substruktur 1 : Substruktur 2 :

X1 = 0,039 < 0,05 X1 = 0,002 < 0,05 Y2 = 0.000 < 0,05

X2 = 0.000 < 0,05 X2 = 0,004 < 0,05

X3 = 0,000 < 0,05 X3 = 0,027 < 0,05

Y1 = 0,000 < 0,05 Y1 = 0,002 < 0,05

Page 86: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Gambar 4.4 Validasi Model

Sumber : Data diolah, 2007

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semua jalur-jalur yang

dibangun dalam model konstruk sebelumnya dinyatakan valid dan sahih.

4.3.3 Interpretasi Model

1) Pengaruh merchandising, basic principles, dan services terhadap kepuasan

pelanggan.

Adapun Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel merchandising, basic

principles, dan services terhadap kepuasan pelanggan.

H1: Ada hubungan linear antara variabel merchandising, basic principles, dan

services terhadap kepuasan pelanggan.

0,027 0,000

0,000

0,002

0,039

0,000

0,000

1

1

1

1

1 Merchandising (X1)

Basic Principles (X2)

Services (X3) Cust. Loyalty (Y2)

Cust. Satisfaction (Y1)€1 €1

€1

€1

€1

0,002

0,004

Page 87: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Dengan kriteria uji sebagai berikut :

Jika sig penelitian (f) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (f) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Dengan membandingkan antara taraf signifikansi (sig) penelitian dengan

taraf signifikansi 0,05, dari hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa ada

hubungan linear antara merchandising, basic principles, dan services terhadap

kepuasan pelanggan dengan besaran pengaruh secara simultan 59,3 persen

(koefisien determinasi). Dengan kata lain bahwa penerapan aplikasi

merchandising, basic principles, dan services yang dilakukan centro

berpengaruh positif sebesar 59,3 persen terhadap kepuasan pelanggan, dan

sisanya sebesar 40,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar penerapan

merchandising, basic principles, dan services. Berpengaruh positif disini

berarti bahwa, jika penerapan merchandising, basic principles, dan services

ditingkatkan, maka kepuasan pelanggan juga akan meningkat.

Selain menghitung pengaruh simultan, dapat pula dihitung pengaruh

masing-masing variabel secara parsial sebagai berikut :

a) Hubungan antara merchandising terhadap kepuasan pelanggan.

Hipotesis :

Page 88: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

H0 : Tidak ada hubungan linear antara merchandising terhadap

kepuasan.

H1 : Ada hubungan linear antara nerchandising terhadap kepuasan.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel merchandising sebesar 0,039 < 0,05, sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear

merchandising terhadap kepuasan pelanggan sebesar 12,1 persen.

b) Hubungan antara basic principles terhadap kepuasan pelanggan.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara basic principles terhadap

kepuasan.

H1 : Ada hubungan linear antara basic principles terhadap kepuasan.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel basic principles sebesar 0,000 < 0,05, sehingga H0

Page 89: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear basic

principles terhadap kepuasan pelanggan sebesar 32,9 persen.

c) Hubungan antara services terhadap kepuasan pelanggan.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara services terhadap kepuasan.

H1 : Ada hubungan linear antara services terhadap kepuasan.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel services sebesar 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear services terhadap

kepuasan pelanggan sebesar 52,5 persen.

Berdasarkan pembahasan tersebut, kepuasan pelanggan ritel modern

(centro) ditentukan oleh stimuli seperti aplikasi bauran pemasaran ritel yang

diterapkan oleh perusahaan. Model hubungan ini konsisten dengan teori yang

dikembangkan (Assael, 1992); (Zeithaml dan Bitner, 2001); (Triyono, 2006).

Temuan dalam penelitian ini juga konsisten dengan temuan penelitan yang

dilakukan Hatane Semuel (2006) bahwa aplikasi bauran pemasaran ritel yang

dilakukan oleh toko moderen berpengaruh langsung secara positif terhadap

kepuasan pelanggan. Dari aplikasi bauran pemsaran tersebut, variabel

dominan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan ritel modern (centro)

adalah variabel services.

Page 90: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

2) Pengaruh merchandising, basic principles, services, dan kepuasan pelanggan

terhadap loyalitas pelanggan.

Adapun Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: Tidak ada hubungan linear antara variabel merchandising, basic

principles, services dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan.

H1: Ada hubungan linear antara variabel merchandising, basic principles,

services, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

Dengan kriteria uji sebagai berikut :

Jika sig penelitian (f) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (f) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Dengan membandingkan antara taraf signifikansi (sig) penelitian dengan taraf

signifikansi 0,05, dari hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi sebesar

0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa ada hubungan

linear antara merchandising, basic principles, services dan kepuasan

pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dengan besaran pengaruh secara

simultan 51 persen (koefisien determinasi). Dengan kata lain bahwa

penerapan aplikasi merchandising, basic principles, dan services yang

dilakukan centro berpengaruh positif sebesar 51 persen terhadap loyalitas

pelanggan, dan sisanya sebesar 49 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar

penerapan merchandising, basic principles, dan services. Berpengaruh positif

disini berarti bahwa, jika penerapan merchandising, basic principles, dan

services ditingkatkan, maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat.

Page 91: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Selain menghitung pengaruh simultan, dapat pula dihitung pengaruh

masing-masing variabel secara parsial sebagai berikut :

a) Hubungan antara merchandising terhadap loyalitas pelanggan.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara merchandising terhadap loyalitas.

H1 : Ada hubungan linear antara merchandising terhadap loyalitas.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel merchandising sebesar 0,002 < 0,05, sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear

merchandising terhadap loyalitas pelanggan sebesar 20,6 persen.

b) Hubungan antara basic principles terhadap loyalitas pelanggan.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara basic principles terhadap

loyalitas.

H1 : Ada hubungan linear antara basic principles terhadap loyalitas.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Page 92: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel basic principles sebesar 0,004 < 0,05, sehingga H0

ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear basic

principles terhadap loyalitas pelanggan sebesar 23,3 persen.

c) Hubungan antara services terhadap loyalitas pelanggan.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara services terhadap loyalitas.

H1 : Ada hubungan linear antara services terhadap loyalitas.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel services sebesar 0,027 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear services terhadap

loyalitas pelanggan sebesar 19,6 persen.

d) Hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara kepuasan terhadap loyalitas.

H1 : Ada hubungan linear antara kepuasan terhadap loyalitas.

Kriteria uji :

Jika sig penelitian (t) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

Jika sig penelitian (t) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Page 93: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi penelitian

untuk variabel kepuasan sebesar 0,002 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh linear kepuasan

terhadap loyalitas pelanggan sebesar 31,2 persen.

Berdasarkan pembahasan tersebut, loyalitas pelanggan ritel modern

(centro) dipengaruhi oleh aplikasi bauran pemasaran ritel yang diterapkan oleh

perusahaan. Model hubungan ini konsisten dengan teori yang dikembangkan

(Omar 1999; Chang dan Tu, 2005). Temuan dalam penelitian ini juga

konsisten dengan temuan penelitan yang dilakukan Hatane Semuel (2006)

bahwa aplikasi bauran pemasaran eceran yang dilakukan oleh toko moderen

berpengaruh langsung secara positif terhadap loyalitas pelanggan. Dari

aplikasi bauran pemsaran tersebut, variabel dominan yang mempengaruhi

loyalitas pelanggan ritel modern (centro) adalah variabel basic principles.

3) Pengaruh merchandising, basic principles, dan services terhadap loyalitas

melalui kepuasan pelanggan.

Berdasarkan penghitungan koefisien path diperoleh pengaruh merchandising,

basic principles, dan services terhadap loyalitas melalui kepuasan pelanggan

sebagai berikut :

(a) Pengaruh variabel merchandising terhadap loyalitas melalui kepuasan

X1→Y1→Y2 = (0,121 x 0,312) = 0,037

(b) Pengaruh variabel basic principles terhadap loyalitas melalui kepuasan

X2→Y1→Y2 = (0,329 x 0,312) = 0,103

(c) Pengaruh variabel services terhadap loyalitas melalui kepuasan

Page 94: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

X3→Y1→Y2 = (0,525 x 0,312) = 0,164

Temuan dalam penelitan ini konsisten dengan temuan penelitian yang

dilakukan Hatane Semuel (2006) yang menyatakan bahwa kepusan pelanggan

dapat menjadi variabel penghubung antara aplikasi bauran pemasaran terhadap

loyalitas ritel modern.

Page 95: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan judul penelitian, pokok permasalahan, tujuan penelitian,

rumusan hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan

simpulan dan saran sebagai berikut.

5.1 Simpulan

1) Bauran pemasaran ritel modern yang diterangkan oleh variabel

merchandising, basic principles, dan services berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pelanggan Centro, Kuta-Bali, baik simultan

maupun parsial. Variabel dominan dari bauran pemasaran ritel yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah variabel services.

2) Bauran pemasaran ritel modern yang diterangkan oleh variabel

merchandising, basic principles, dan services berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali, baik simultan

maupun parsial. Variabel dominan dari bauran pemasaran ritel yang

mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah variabel basic principles.

3) Bauran pemasaran ritel modern yang diterangkan oleh variabel

merchandising, basic principles, dan services berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas pelanggan Centro, Kuta-Bali melalui variabel

Page 96: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

kepuasan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan dapat menjadi variabel

penghubung positif antara bauran pemasaran ritel terhadap loyalitas pelangan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1) Dalam meraih kepuasan dan loyalitas pelanggan, aplikasi bauran pemasaran

ritel yang mencakup merchandising, basic principles, dan services harus tetap

menjadi perhatian penting Centro. karena kepuasan dan loyalitas pelanggan

sangat tergantung dari nilai yang dirasakan pelanggan melalui atribut-atribut

pemasaran dan stimuli atau rangsangan pemasaran yang diberikan. Kebijakan

untuk melakukan stimuli tersebut dapat bersumber dari bauran pemasaran ritel

yang diwakili oleh variabel merchandising, basic principles, dan services,

yang dalam aplikasinya dapat diambil dari parameter untuk masing-masing

variabel dalam penelitian ini.

2) Variabel services menjadi variabel yang dominan dalam mempengaruhi

kepuasan pelanggan, oleh karena itu centro dinilai perlu memberikan

perhatian seksama terhadap pemberian layanan kepada para pelanggan secara

keseluruhan, saat pelanggan mulai parkir, berbelanja, melakukan pembayaran,

hingga layanan antar barang. Aspek service atau layanan ini juga sangat erat

kaitannya dengan personel, atau karyawan yang memiliki intensitas hubungan

langsung dengan pelanggan yang tinggi seperti pramuniaga, kasir, dan

karyawan lainnya. Berhubungan dengan hal tersebut maka manajemen centro

juga perlu memberikan edukasi, dan penetapan standar pelayanan oleh

Page 97: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

karyawan agar kualitas pelayanan yang baik tetap terjaga dan kepuasan

pelanggan dapat terealisasi. Pemberian layanan oleh pramuniaga juga tidak

boleh berlebihan untuk menjaga privasi pelanggan saat berbelanja,

pramuniaga hanya dapat berperan sebagai shopping assistant.

3) Variabel basic principles merupakan variabel dengan pengaruh paling

dominan terhadap penciptaan loyalitas pelanggan, hal ini mengakibatkan

perlunya perhatian serius secara berkesinambungan dan jangka panjang

teradap elemen-elemen basic principles yakni unsur-unsur product, price,

place, promotion. Perhatian centro terhadap elemen-elemen ini menjadi tak

tergantikan, centro dirasa terus perlu berinovasi melalui elemen-elemen

tersebut untuk menciptakan loyalitas pelanggan serta mempertahankan

beberapa keunggulan kompetitif yang sudah dimiliki sekarang melalui

elemen-elemen basic principles tadi, seperti lokasi yang sangat strategis, dan

elemen lainnya.

Page 98: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad Mardalis. 2004. Meraih loyalitas pelanggan. Benefit. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Balai Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah. Surakarta.

Alida Paliati. 2004. Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan. analisis. volume 1( 2). Edisi maret.

Asep ST. Sujana. 2005. Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Assael, Henry. 1992. Consumer Behavior and Marketing Action. PWS-KENT Publishing Company.

Baloglu, S., 2002. Dimention of Customer Loyalty. Cernell University. Refereed article.

Barsky, Keki R. 1992. Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty, AMA Management Briefing, New York.

Basu Swastha dan Irawan. 2000. Asas-asas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Beatty S. E., L. R. Kahle, dan P. Homer. 1988. The Involvement Commitment Model: Theory and Implications, Journal of Business Research, Vol. 16, No. 2.

Berman, Berry and Evans, R. Joel. 2007. Retail Management A Strategic Approach. Ten Edition. Pearson Prentice Hall.

Bilson Simamora. 2004. Riset Pemasaran, Falsafah, teori dan aplikasi Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Boyd, Jr. Harper W., Jr. Orville C. Walker, Jean-Claude Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran. Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jilid 2. Edisi Kedua. Jakarta : ERLANGGA.

Buchari Alma. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Bandung: CV. Alfabeta.

___________. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi revisi. Bandung: CV. Alfabeta.

Page 99: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Chang, Chih-Hon and Chia-Yu Tu. 2005. Exploring Store Image, Customer Satisfaction and Customer Loyalty Relationship: Evidence from Taiwanese Hypermarket Industry. The Journal of American Academy of Business, Cambridge Vol.7. Num.2. September.

Christina Widya Utami. 2006. Relationship Effort dan Kualitas Layanan Sebagai Strategi Penguat Relationship Outcomes. Sebuah Tinjauan Konseptual dalam Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jurnal Manajemen Pemasaran, 1 (1), Edisi April.

East, R., Harris, P., Lomax, W., Wilson, G., 1997. First Store Loyalty to US and British Supermarkets. Occasional paper series, Kingston Business School. July

Fandy Tjiptono. 2002. Manajemen Jasa. Edisi II. Yogyakarta : ANDI

Farida Jasfar. 2005. Pentingnya Kualitas Pelayanan dalam Membangun kepercayaan pelanggan dan Keputusan Membeli (Survei pada Ritel Modern di area Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Jurnal Manajemen Pemasaran Jasa, 1(1).

Freddy Rangkuti. 2001. Riset pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi IBII.

Gale. Chernev, A. 1997. The Effect of Common Features on Brand Choice: Moderating Role of Attribute Importance, Journal of Consumer Research, Vol. 23

Gosh, Evijit. 2007. Retail Management. Second edition. New York University.

Hair, J.F., Anderson, RE., Tatham, R.L, Black, W.C. 1995. Multivariate Data Analysis (fourth ed.). New Jersey : Prentice-Hall.

Hatane Semuel. 2006. Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Moderen dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Intervening. (Studi Kasus pada Hypermarket Carrefour di Surabaya). Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(2), Edisi Oktober.

Hendri Ma’ruf. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Husein Umar. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku konsumen. Jilid Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Jakarta Business Center (JBRC).

Page 100: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Imam Ghozali. 2001. Aplikasi : Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip. Semarang.

J. Supranto. 1997. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Jonathan Sarwono. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Penerbit ANDI : Yogyakarta.

Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid I. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

________________. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid II. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Milenium. Jakarta : Prenhalindo.

____________. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta : Prenhalindo.

____________. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Jakarta :PT Indeks Kelompok Gramedia.

Kusmayadi dan Sugiarto Endar. 2000. Metodelogi Pendidikan Dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia.

____________________________.2004. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid I. Jakarta: PT. Indeks.

L.T. Silitonga dan Maskur, M.F. 2005. Menyimak persaingan disektor ritel, Analisa usaha kecil menengah bag.1 dari 2 tulisan, http://www.bisnis.com

Levy and Weitz. 2007. Retail Management. Six edition. Mc Grow. Hill.

Li wei, mai. 2006. A Structural Equation Model of Customer Satisfaction and Future Purchase of Mail-Order Speciality Food. Int. Journal of Business Science and Applied Management, Volume 1.

Loudon, David L and Della Bitta, Albert L. 1993. Consumer Behaviour: Concepts and Application. (Fourth Edition). Singapore

Page 101: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lynda Wee Keng Neo dan Tong Kok Wing. 2005. The 4 Rs of Asian Shopping Centre Management. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Mittal, V., and Wagner .A. Kamakura. 2001. Repurchase Intent, and Repurchase Behavior: Investigating The Moderating Effect Of Customer Characteristics, Journal Of Marketing Research Vol. XXXVIII February.

Mowen, John C.& Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid I. Edisi Kelima. Jakarta : PT Penerbit Erlangga.

Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Statistik Inferensia), untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Keraras Emas: Denpasar.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. BPFE : Yogyakarta.

Oliver, F., Ben Shaw-Ching Liu and D. Sudharshan, 1997. The Relationship Between Culture and Service Quality perceptions, Journal of service research vol. 2 No. 4, May.

Omar, O.E. 1999. Retail Marketing. Harlow. England : Pearson Education.

Parasuraman, V.Z., Berry and Leonard. 1990. A Role Stress Model of Performance and Satisfaction of Industrial Sales Persons. Journal of Marketing.

Peter, J. Paul and Jerry C. Olson. 2002. Consumer Behaviour and Marketing Strategy. Homewood. Illinois: Richard D. Irwin Incorporation.

Ratih Hurriyati. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: CV. Alfabeta.

Sarmanu, H.. 2003. Materi penelitian Structural Equation Modelling (Permodelan Persamaan Structural). Diktat Kuliah Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya.

Sigit Triyono. 2006. Sukses Terpadu Bisnis Ritel Merchandising Sampai Shrinkage. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran (Konsep dan aplikasi dengan SPSS). PT. Elex media komputindo. Jakarta.

Siswanto Sutojo and F. Kleinsteuber. 2002. Strategi Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka.

Page 102: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Solimun. 2005. Structural Equation Modeling. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala.

Solomon, R. Michael. 2002. Consumer Behavior. Sixth edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung : CV Alfabeta.

Dowling G.R. and Uncles M. 1997. “Do Customer Loyalty Programs Really Work ?”. Sloan Management Review, Summer.

Yadnya, I Putu. 2002. Pengantar Manajemen. Diktat Kuliah pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Zeithaml, V.A. and M.J. Bitner. 2001. Services Marketing : Integrating Customer Focus Across the Firm. International Edition. McGraw-Hill, United Stated of America.

www.discoveryshoppingmall.com

www. republika.co.id

www. wikipedia.com

Page 103: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lampiran 1

PENGARUH BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN CENTRO, KUTA-BALI.

KUESIONER

Dengan hormat,

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program S1 Reguler Universitas Udayana yang

sedang mengadakan penelitian tentang pengaruh bauran pemasaran ritel terhadap

kepuasan dan loyalitas pelanggan centro, kuta-bali.

Nama : Dean Vicky wicaksana

NIM : 040 620 5002

Jurusan: Manajemen Pemasaran

Saya bermaksud untuk mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner ini yang

terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut,

saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari agar berkenan mengisi kuesioner ini

dengan lengkap, jujur dan tanpa pengaruh dari pihak manapun. Angket kuesioner ini

semata-mata hanya untuk kepentingan ilmiah, dimana kerahasiaan jawaban yang anda

berikan dijamin sepenuhnya.

Atas kerjasama dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, Agustus 2007

Peneliti

Page 104: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lampiran 1 (lanjutan)Identitas Responden

1. Nama : ……………………………………………….

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : …………………………….tahun

4. Pekerjaan : Pelajar PNS Karyawan swasta Wiraswasta Lainnya:

………………….

5. Pendidikan terakhir: SD SMP SMA Diploma S1 Pascasarjana

6. Status : Menikah Belum Menikah

7. Apakah anda sudah pernah berbelanja lebih dari 3 kali di centro? Ya Tidak

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi atau memberikan tanda rumput pada kolom jawaban yang tersediaMohon evaluasi pengalaman anda berbelanja berdasarkan parameter dibawah ini

ParameterSangat Rendah

Rendah TinggiSangat Tinggi

1 2 3 41. Pengadaan merchandise

2. Kelengkapan produk

3. Pemberian diskon

4. Penataan layout produk

5. Kesesuaian harga

6. Lokasi

7. Advertising

8. Fasilitas pendukung

9. Parkir yang nyaman

10. Respon pramuniaga

11. Area berbelanja yang bersih

12. Tempratur area belanja

13. Papan petunjuk

14. Kecepatan pembayaran di kasir

15. Daya tahan produk

16. Kemampuan pramuniaga menanggapi keluhan

17. Interaksi pegawai yang ramah

18. Ketepatan waktu buka tutup gerai

19. Harapan umum pelanggan

20. Derajat kepuasan overall

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 105: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Berdasarkan pengalaman anda berbelanja di Centro, mohon evaluasi beberapa

tindakan yang akan anda lakukan sebagai tindak lanjut dari pengalaman tadi.

Parameter tindakan

Sangat

rendah

Rendah Tinggi Sangat

Tinggi

1 2 3 4

1. Pembelian ulang

2. Rekomendasi kepada orang lain

3. Menceritakan hal-hal positif

4. Berkinjung lebih lama

5. Menjalin hubungan bisnis

6. Membayar lebih mahal

Terima Kasih

Page 106: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lampiran 2

Pangsa Pasar Gerai Ritel ( Bukan posisi akhir tahun, dalam %)

2000 2001 2002 2003

Hypermarket/Supermarket 16.7 20.5 20.2 21.1

Minimarket 3.4 4.6 4.9 5.1

Pasar Tradisional 79.8 74.9 74.9 73.8

Sumber : AC Nielsen 2003

Page 107: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lampiran 3

Jumlah Ritel Modern Pada 8 Kabupaten dan 1 Kota Propinsi Bali s/d Th. 2005

NO NAMA PERUSAHAAN ALAMAT PERUSAHAAN

KAB. BADUNG

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

PT. TRAGIA GAE

PT. SUPERNOVA INDO PUTRA

PT. SAKA DWI DEWATA

PT. GELAEL KUTA

PT. MATAHARI SUPERMARKET

PT. MATAHARI KUTA SQUARE

HR. SWALAYAN

TIARA GATSU

ABU DEWATA

FARIS

FANTASI

PLAZA BALI

JL. BY PASS NGURAH RAI KOMP. SHOPING CENTRE NUSA DUA BADUNG

JL. RAYA KUTA KEC. KUTA KAB. BADUNG

JL. KARTIKA PLAZA KEC. KUTA. KAB. BADUNG

JL.RAYA KUTA 105 KEC. KUTA KAB. BADUNG

JL. RAYA BAY PASS NGURAH RAI SIMPANG SIUR KEC. KUTA KAB BADUNG

JL. BAKUNG SARI NO. 1 KEC. KUT5A KAB. BADUNG

KOMP. DALUNG PERMAI DESA DALUNG KEC. KUTA KAB. BADUNG

JL. GATOT SUBROTO BARAT KEC. KUTA KAB. BADUNG

JL. RAYA KAPAL NO. 17 KAPAL. MENGWI KAB BADUNG

JL. RAYA MENGWI TANI KEC, MENGWI KAB. BADUNG

JL. RAYA KAPAL MUNGGU KEC. MENGWI KAB. BADUNG

JL. RAYA TUBAN 70X KEC. KUTA KAB. BADUNG

KOTA DENPASAR

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

ROBINSON DENPASAR MALL

RAMAYANA

TRAGIA KERTA WIJAYA

TOKO HR.

TIARA DEWATA

TIARA MONANG MANING

TIARA GROSIR

PT. ALFA RETAI INDO

PT. ALFA RETAIL INDO

MATAHARI DUTA PLAZA

HERO LIBI

FIRMA DARMA

PUSKUD BALI DWIPA

UD JUWITA

SUPER EKONOMI

PT. ALFA RETAIL INDO

MAKRO

PT GELAEL

HARDY”S GROSIR

HARDY’S GROSIR

HARDY’S GROSIR

JL. SUDIRMAN NO. 20 DENPASAR

JL. DIPONOGORO NO. 103 DENPASAR

JL. DIPONOGORO NO. 124 DENPASAR

JL. GUNUNG RINJANI BLOKE3 NO. 1,2,3 DENPASAR

JL. SUTOYO NO. 55 DENPASAR

JL. BATUKARU NO. 102 DENPASAR

JL.COKROAMONOTO NO. 33A DENPASAR

JL. DIPONOGORO NO. 183 DENPASAR

JL. GUNUNG AGUNG DENPASAR

JL. DEWI SARTIKA DENPASAR

JL. TEUKU UMAR 104-110 DENPASAR

JL. HASANUDIN DENPASAR

JL. RAMPAI NO. 3A DENPASAR

JL.WR. SUPRATMAN NO. 85 DENPASAR

JL.GATOT SUBROTO TIMUR DENPASAR

JL. IMAM BONJOL NO. 440 DENPASAR

JL. BAY PASS NGURAH RAI NO. 222X SANUR DENPASAR

JL. BAY PASS NGURAH RAI DENPASAR

JL. DANAU TAMBLINGAN NO. 136 SANUR

JL. TUKAD PAKERISAN 100X DENPASAR

JL. RAYA SESETAN NO. 122 DENPASAR

Page 108: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

KAB. JEMBRANA

1

2

3

4

HARDY’S GROSIR

UD. RAHAYU

SINAR RAHAJENG

TOKO KAWAN

JL. NGURAH RAI NO. 95 NEGARA

JL. NGURAH RAI NO. 40 NEGARA

JL. NGURAH RAI NO. 10 NEGARA

JL. NGURAH RAI NEGARA

KAB. BANGLI

1

2

3

4

WARNA WARNI

TOKO SUDITA

UD. DIANI

BALI BAGUS

JL. NUSANTARA BANGLI

JL. NGURAH RAI BANGLI

JL. NGURAH RAI BANGLI

JL. NGURAH RAI BANGLI

KAB. KLUNGKUNG

1

2

CAHAYA MELATI

TRAGIA SUPERMARKET

JL. PUPUTAN KLUNGKUNG

JL. TERMINAL LAMA SEMARAPURA

KAB. TABANAN

1

2

MIRANDA

WIGUNA MINIMARKET

JL. RAYA KEDIRI TABANANKEC. KEDIRI KAB. TABANAN

JL. RAYA TANAH LOT-DENPASAR KEC. KEDIRI KAB TABANAN

KAB. BULELENG

1 HARDY’S GROSIR JL. NGURAH RAI NO. 50 SINGARAJA

KAB. GIANYAR

1

2

3

4

5

6

7

8

HARDY’S GROSIR

HARDY’S GROSIR

HARUM FAJAR

TINO

MASSAS

MM BINTANG

DELTA DEWATA

HORE-HORE

JL. RAYA BATUBULAN NO. 45X GIANYAR

JL. NGURAH RAI NO. 85 GIANYAR

JL. NGURAH RAI GIANYAR

JL. RAYA UBUD GIANYAR

BR. KALAH DESA PELIATAN KEC. UBUD GIANYAR

JL. RAYA SANGGINGAN CAMPUAN KEC UBUD GIANYAR

JL. RAYA ANDONG UBUD GIANYAR

JL. RAYA PENGOSEKAN UBUD GIANYAR

KAB KARANGASEM

1

2HARDY’S GROSIR

MIKRO

JL. DIPONOGORO NO. 14X AMLAPURA

JL. DIPONOGORO AMLAPURA

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2006

Page 109: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali
Page 110: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lampiran 5

Pelanggan Centro, Kuta-Bali yang terhormat, Saya dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana sedang melaksanakan penelitian tentang bauran pemasaran ritel, kepuasan, dan loyalitas pelanggan. Saya mohon agar Saudara/I berkenan mengisi form di bawah ini.

Keterangan :1: Sangat rendah2: Rendah3: Tinggi4: Sangat tinggi

No. Parameter/Indikator 1 2 3 41. Pengadaan merchandise2. Pemberian sampel gratis3. Display barang4. Kelengkapan produk5. Diskon/potongan harga6. Lokasi7. Advertising8. Fasilitas pendukung9. Parkir yang nyaman

10. Pemberian label harga11. Respon pramuniaga12. Area belanja yang bersih13. Tempratur area belanja14. Papan petunjuk15. Kecepatan pembayaran di kasir16. Daya tahan produk17. Kemampuan pramuniaga menangani keluhan18. Kesesuaian harga19. Interaksi pegawai yang ramah20. Ketepatan waktu buka tutup gerai21. Ekspektasi umum pelanggan terhadap gerai22. Penataan dekorasi ruangan23. Derajat kepuasan total pelanggan24. Penataan layout produk25. Pembelian ulang26. Rekomendasi kepada orang lain27. Menceritakan hal-hal positif28. Berkunjung lebih lama 29. Menjalin hubungan bisnis30. Membayar lebih mahal

Data respondenNama :............................................................................Usia :............................................................................Jenis kelamin : Laki-laki PerempuanPekerjaan :............................................................................Pendidikan terakhir :............................................................................Status : Belum menikah Menikah

Terima Kasih

Page 111: Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Centro Kuta-bali

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10