pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan...
TRANSCRIPT
PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT PENGAJUAN
PEMBIAYAAN MUDHARABAH
DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh :
NOR MALITASARI
NIM : 092503054
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
iii
iv
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bahwa ini :
Nama : NOR MALITASARI
NIM : 092503054
Judul Tugas Akhir : PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT
PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI
BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya serahkan ini
benar - benar merupakan hasil karya sendiri kecuali kutipan – kutipan dan
ringkasan – ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya.
Semarang, 8 Mei 2012
Deklarator
Nor Malitasari
v
ABSTRAK
“PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT PENGAJUAN
PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT WALISONGO”
Nor Malitasari, Nim.092503054, program Diploma D3 perbankan syariah
IAIN Walisongo Semarang. Masalah yang dibahas dalam tugas akhir adalah
bagaimana bagi hasil berpengaruh terhadap minat pengajuan pembiayaan pada
BMT Walisongo Papandayan Semarang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh bagi hasil terhadap
minat pengajuan pembiayaan di BMT Walisongo Papandayan Semarang.Dalam
sistem keuangan syariah dan BMT,modal bagi hasil berlaku untuk akad peyertaan
usaha atau kerjasama usaha (partnership, project, financing participation).Dalam
bagi hasil ini ada dua pihak yang saling berhubungan pihak pertama
financier,yaitu yang meyediakandana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
dengan maksud untuk menghasilkan laba (profit). Pihak kedua sepenuhnnya
menjalankan peran usaha.Jika perhitungan hasil:untuk mengetahui hasil yang
diterima oleh bank nasabah,maka digunakan rumus sebagai berikut:S= P+A
Dimana:S=Setoran nasabah BMT Syariah, P=Profit (Keuntungan yang
dihitungankan dalam setoran kebank tersebut. A=Angsuran atau cicilan pokok
pmundharabah.
vi
MOTTO
Kita tidak akan pernah mendahului nasib
Untuk menjadi pembohong yang baik, harus mempunyai daya
ingat yang sangat baik
Tidak ada yang mudah bagi orang yang tidak berkemauan
vii
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana yang melekat dalam menggapai cita - cita, takkan berarti
apa - apa tanpa kehadiran mereka, kupersembahkan karya ini untukmu :
Bapak dan ibuku, yang selalu mendo’akan agar cita - citaku
tercapai dan selalu mendorong semangatku hingga aku lulus.
Mbak Ana, Adikku (Dewi Ardila dan Sicha Anindita Bahar)
yang selalu menantikan kesuksesanku.
Seseorang yang selalu memberi semangat untuk keberhasilanku
yang saat ini lagi mencari ilmu di magelang.
Mas aries yang memberikan motivasi untuk pembuatan tugas
akhirku.
Adik - Adikku yang aku sayangi Ifah, Jihan, Athar, Rio, Andra
yang memberikan support pembuatan tugas akhirku.
Shobat - sobatku yang aku banggakan. Mbak Dewi, Putri, Nila,
Fasih, Silmi, Mia, Ana, Foe, Alim, Urwah, Nurul, Susi yang
selalu membantu aku dalam pembuatan Tugas Akhir.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhi robbil’alamin, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini
tepat pada waktunya sekalipun dalam bentuk yang cukup sederhana guna
memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya pada
Program Diploma III Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mencoba menganalisis pengaruh
bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan.Dukungan penelitian ini berasal
dari hasil pendidikan formal yang penulis peroleh selama duduk di bangku kuliah,
bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing kesempatan dan fasilitas yang
diberi pihak manajemen BMT Walisongo serta literatur – literature sebagai
penunjang yang penulis rangkai dalam satu bentuk judul:” Pengaruh Bagi Hasil
Terhadap Minat Pembiayaan Mudharabah Di BMT Walisongo Papandayan
Semarang”.
Terwujudnya tugas akhir ini tidak lepas bantuan, bimbingan motivasi semua
pihak, oleh karena itu ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang yang telah memberikan fasilitas perkuliahan yang
memadai.
2. Bapak Yusuf, SE, Ibu Ita Kurniasari, Ibu Sri Wahyuni, dan Bapak
Jamaludin, SE, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
ix
praktek kerja lapangan dan penelitian pada BMT Walisongo Papandayan
dan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran.
3. Bapak dan Ibu, Adik dengan segala kasih, sayang, perhatian serta dukungan
dan Motivasinya hingga penulis mampu menyelesaikan studi tepat waktu.
4. Ibu Nur Hidayati Setyani, SH, MH yang telah mengarahkan, membimbing
serta member petunjuk dan fasilitas sampai terselesainya tugas akhi rini.
Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang di miliki dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, sehingga masih ditemui banyak kekurangan dan
ketidak kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat menantikan kritik dan saran
dari pembaca .Namun sekecil apapun karya ini, penulis berharap hasil tugas akhir
ini akan bermanfaat bagi pembaca dan memberi masukan untuk membantu
meningkatkan pengaruh bagi hasil terhadap minat pembiayaan mudharabah di
BMT Walisongo Papandayan Semarang dengan memperhatikan variable
pendukung yang mempengaruhi minat nasabah dalam pengajuan pembiayaan.
Semarang, 11 Mei 2012
Penulis
Nor Malitasari
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
PENGESAHAN ...................................................................................... iii
DEKLARASI .......................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuandan Manfaat Penelitian ............................................ 4
D. Metode Penelitian ................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan ........................................................... 7
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT HUDATAMA
SEMARANG
A. Sejarah BMT Walisongo Papandayan Semarang................. 9
B. Visi, Misi, Motto, Tujuan .................................................... 9
C. Sasaran Yang Hendak Dicapai ............................................ 11
xi
D. Manajemen Dan Personalia ................................................. 11
E. Produk Simpanan ................................................................ 13
F. Produk Pembiayaan ............................................................. 14
G. Bidang Garap ....................................................................... 16
H. Baitul Maal Walisongo ........................................................ 18
I. Tugas – Tugas Pengelola ..................................................... 20
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Mudharabah ....................................................... 26
B. Landasan Syariah ............................................................... 27
C. Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Nasabah .................. 32
D. Penetapan Minimal Profil Margin ....................................... 34
E. Perhitungan Pembiayaan Mudharabah …………………… 35
F. Ketentuan Hukum Pembiayaan …………………………... 37
BAB IV PENUTUP
A. Penutup ................................................................................. 38
B. Kesimpulan ………………………………………………. 39
C. Saran……………………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara naluriah, setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup
tersebut, manusia akan selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain.
Dari hubungan tersebut, maka timbul interaksi serta pembagian tugas dan
peran dalam kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan taraf hidup
masing - masing sehingga dalam jangka panjang diharapkan dapat terjadi
pemerataan kesejahteraan lingkungan maupun masyarakat.
Untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, dimungkinkan terjadi
kerjasama saling menguntungkan dimana satu pihak berperan sebagai
penyedia dana (pemodal) dan pihak lain sebagai pelaku usaha (pengusaha).
Seiring dengan perkembangan masyarakat dan dilatar belakangi oleh
keinginan untuk menghindari dampak negatif bunga dalam kegiatan
ekonominya. Sebagai alternatif lain dalam menikmati jasa - jasa perbankan
yang dirasakannya lebih sesuai, maka berkembang suatu sistem yang
menerapkan metode bagi hasil dalam berinvestasi. Metode bagi hasil ini di
rasa lebih logis dan fair bagi semua pihak sehingga diharapkan dapat
2
meningkatkan taraf hidup serta mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.1
Kemakmuran bukan hanya untuk golongan tertentu saja, akan tetapi
yang diharapkan adalah makmur yang disertai adanya keadilan dan
pemerataan. Penyebaran yang merata dari pembangunan ekonomi indonesia
diwujudkan melalui kebijaksanaan perkreditan dengan koperasi sebagai
sasarannya. Koperasi di era globalisasi mengalami perkembangan bahkan
sampai ke pelosok pedesaan, hal ini disebabkan karena koperasi
berlandaskan pada ekonomi kerakyatan yang menyentuh lapisan masyarakat
paling bawah. Salah satu bentuk lembaga keuangan yang berlegal formal
koperasi adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang saat ini
persebarannya telah merata dan sedang banyak dikembangkan.
Adapun Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), lembaga yang juga
menerapkan metode bagi hasil dalam operasionalisasinya adalah salah satu
lembaga yang diharapkan dapat berperan dalam pemerataan kesejahteraan
terutama untuk ekonomi menengah ke bawah. Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) semakin tumbuh dan berkembang karena memberikan peluang bagi
masyarakat untuk mendapat dana dalam membantu memecahkan masalah
keuangan dan paling tidak mengganti peran rentenir yang sebelumnya
banyak meminjamkan uang kepada masyarakat khususnya pedesaan.
1 Edy wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia
indah, 2005, hal.2.
3
Sejalan dengan laju perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
dan lembaga keuangan lain maka, banyak lembaga yang saling berlomba
untuk meningkatkan kualitas pelayanan diantaranya dalam hal
profesionalisme petugas yang menyangkut kemampuan petugas dalam
melayani dan memberikan informasi yang tepat, serta memberikan bagi
hasil yang bersaing termasuk memberikan keringanan bagi hasil apabila
mulunasi pinjaman sebelum jatuh tempo pinjamannya. Begitu pula yang
dilakukan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Walisongo Papandayan yang
berdiri di kecamatan Semarang, kabupaten Semarang.
Mengingat semakin ketatnya persaingan baik dari sesama BMT
maupun dari lembaga keuangan lain, maka di perlukan daya tarik tersendiri
untuk menarik nasabah terhadap Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Walisongo Papandayan Semarang.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT
PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT WALISONGO
PAPANDAYAN SEMARANG”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut, dalam penelitian
ini rumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh bagi hasil terhadap
minat pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Walisongo Papandayan
Semarang.
4
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar
Ahli Madya dalam ilmu Perbankan Syari’ah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan mudharabah
terhadap nasabah di BMT Walisongo Papandayan Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Peneliti di harapkan dapat lebih memahami dan membandingkan
antara teori yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan dan
praktek yang terjadi di lapangan sesungguhnya.
b. Baitul Maal Wat Tamwil
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
masukan dalam peningkatkan pelayanan terutama pada layanan
pembiayaan sehingga kepuasan serta kepercayaan nasabah dan calon
nasabah semakin meningkat.
c. Program D3 Perbankan Syari’ah
Merupakan bahan referensi dan tambahan informasi khusususnya
bagi mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir yang berkaitan
dengan implikasi pembiayaan dalam lembaga keuangan
.
5
E. Kerangka Teori
Dalam pembuatan tugas akhir ini kami mengambil buku refensi untuk
memperkuat hasil penelitian kami dilapangan yang berhubungan dengan
judul TA yang penulis teliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis
menitik beratkan pada “Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Pembiayaan
Mudharabah Di BMT Walisongo Papandayan Semarang”. Mudharabah
secara teknis, al – mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama ( shahibul maal ) menyediakan seluruh ( 100%
) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola
harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
F. Metode Penelitian
1. Tipe penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang
bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat - sifat suatu
individu, kelompok tertentu, atatu mentukan frekuensi penyebaran
suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Teknik analisis
yang di gunakan adalah analisis kuantitatif tujuan untuk dapat
6
mengetahui beberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat serta arah hubungan yang terjadi.
2. Sumber data
a. Sumber data primer
Adalah data yang relevan dengan pemecahan masalah, data
yang diambil dari sumber utama atau dikumpulkan langsung oleh
peneliti. Data primer yang dibutuhkan meliputu data tentang
pengaruh bagi hasil terhadap minat pembiayaan mudharabah
diBMT Walisongo..
b. Data sekunder
Adalah Data yang mendukung pembahasan dan diperoleh
dari orang lain baik berupa laporan-laporan, buku-buku,
film,televisi,interrnet atau surat kabar. Data ini meliputi sejarah
berdirinya, bidang usaha BMT Walisongo Papandayan Semarang.
Metode Pengumpulan Data
a. Interview (wawancara) adalah salah satu teknik pengumpulan data
yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan
dengan yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara kepada beberapa karyawan di BMT Walisongo
Papandayan Semarang.
b. Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan menggunakan dokumen – dokumen yang ada di
7
perusahaan. Dalam hal ini penulis menggunakan brosur dan modul
dari BMT Walisongo Papandayan Semarang.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Gambaran Umum
Bab ini menjelaskan mengenai Profil BMT Walisongo Papandayan
Semarang, produk - produk, struktur organisasi.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai pengaruh bagi hasil terhadap minat
pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT walisongo papandayan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dan saran - saran sebagai bahan pertimbangan untuk lembaga keuangan
maupun penelitian yang akan datang.
8
BAB II
GAMBARAN UMUM BMT WALISONGO SEMARANG
A. Sejarah BMT Walisongo Papandayan Semarang
Koppontren “Walisongo” merupakan lembaga keuangan syari’ah yang
didirikan oleh anggota jama’ah pengajian yayasan “Walisongo” Semarang
pada tanggal 24 April 1999, yang dibentuk dalam upaya memberdayakaan
ummat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan
serta kegiatan - kegiatan lain yang berdampak pada meningkatnya ekonomi
masyarakat ataupun anggota dan mitra yang di bina menuju arah yang lebih
baik, lebih aman, dan lebih adil.
B. Visi, Misi, Motto, Tujuan
1. Visi
Menciptakan Koppontren “Walisongo” sebagai wadah bagi ummat
dengan sumber daya yang yang profesional sehingga tercipta jaringan
usaha yang islami.
9
2. Misi
Menciptakan mata rantai di koperasi pondok pesantren “Walisongo”
sehingga menjadi pusat kegiatan pelayanan bagi anggota.1
3. Motto
“Meningkatkan ekonomi Ummat”.
4. Tujuan
a. Sosial
1) Menciptakan jaringan yang terbentuk sebagai anggota koperasi
Walisongo Papandayan Semarang sehingga meningkatkan fungsi
dari setiap kelebihan yang dimiliki oleh para anggota.
2) Mempedulikan lingkungan terutama para anggota dalam rangka
memaksimalkan fungsi Baitul Maal di BMT Walisongo
Papandayan Semarang dengan memberikan sumbangan kepada
kegiatan yang bersifat sosial.
b. Ekonomis
a) Membantu pengusaha kecil sehinggga dapat berkembang dan
selalu dalam binaan.
b) Menumbuhkan usaha kecil sehingga dapat meningkatkan
menjadi usaha menengah.
c) Membentuk dan membina usaha dalam kapasitas membina
kemampuan ekonomi ummat islam.
1 Profil BMT Walisongo papandayan Semarang
10
C. Sasaran Yang Hendak Dicapai
1. Sasaran Binaan
a. Sasaran yang akan dicapai dalam pembiayaan adalah pengusaha
kecil dengan ketentuan asset antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp.
20.000.000.000.- dengan melihat kemungkinan pembinaan untuk
lebih dikembangkan.
b. Sektor usaha yang akan dibina meliputi: Bidang jasa, dagang,
industri.
2. Sasaran Funding
a. Untuk meningkatkan asset diperlukan pendanaan yang akan
diusahakan dengan penggalangan kepada individu, lembaga -
lembaga pendonor, BUMN, Instansi pemerintah.
D. Manajemen Dan Personalia
Koperasi BMT Walisongo dikelola dengan arahan manajemen
professional, yang secara periodik dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pengambilan keputusan operasional disesuaikan dengan sistem prosedur
yang telah ditentukan2. Begitu pula dengan pembiayaan dan penggalangan
dana. Oprasional Koperasi BMT Walisongo dilakukan dengan sistem
komputer sehingga akan memberikan pelayanan yang lebih akurat baik segi
kecepatan, performa dan ketelitian dalam penyajian kepada para mitra.
Koperasi BMT Walisongo dikelola 20 karyawan yang bekerja sesuai dengan
2 Wawancara yuni sri wahyuni tanggal 29 april 2012
11
jadwal yang telah ditentukan mulai hari Senin sampai dengan Sabtu.
Adapun tingkatan pendidikan mulai dari tingkat SLTA sampai dengan SI.
1. Susunan Manajemen 3
a. Dewan Pengawasan : 1) H. Rianto Djaelani
2) Hj. Agus Sumadi
3) Hj. Roesgiyanto
b. Pengurus
1. Ketua : Hj. Endang Ardiningsih
2. Wakil Ketua I : Hj. Woerjansih Moeljono
3. Wakil Ketua II : Hj Sidik Sardjono
4. Sekretaris : Hj. Soepinah Soewahyo
5. Wakil sekretaris : Dra. Diana Repelita Darajati
6. Bendahara : Hj. Yati Rochyati
7. Wakil bendahara : Hj. Mujiati Hartomo
c. Pengelola
1. Manajer Pusat : Jusuf , SE
2. Manajer Cabang : 1) Puji Sri Rejeki
2) Yuni Astuti
3) Heri Herdiana
3. Keuangan : Herni Damayanti
4. Administrasi : Hanik Maria
3 Brosur BMT Walisongo papandayan Semarang
12
5. Manajer Baitul Maal : Jamaludin, SE
6. Teller : 1) Sri Wahyuni
2) Agung Lestari
3) Murniasih
7. Pembiayaan : 1) Achmad Cholik
2) Samsudin Aji
3) Rosidin
8. Adm. Pembiayaan : 1) Ita Kurniasari
2) Mulyani Sri W
9. Marketing : 1) Wahyu Anggoro
2) Mustakim
3) Subkhan
4) Rudi Fiyanto
5) Hasanudin.
E. Produk Simpanan
a. Sirela ( simpanan Sukarela )
Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan penyetorannya
dapat dilakukan setiap saat. Bagi hasil diberikan setiap bulan atas saldo
rata-rata harian dan langsung menambahkan simpanan.
b. Sirela Junior ( Simpanan Sukarela Junior )
Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan penyetorannya
dapat dilakukan setiap saat, tetapi diperuntukkan bagi nasabah yang
13
masih dibawah 12 tahun, dengan tujuan membelajarkan menyimpan
bagi usia dini, Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan atas saldo
rata-rata harian dan langsung menambahkan simpanan tersebut.
c. Sisuqur ( Simpanan Qurban )
Adalah produk simpanan yang merujuk pada konsep Wadiah
Tujuan pokok simpanan ini adalah mempersiapkan nasabah untuk
berQurban pada saat idul Qurban, sehingga simpanan hanya dapat
diambil pada saat yang telah ditentukan.
d. Sisuka ( Simpanan Sukarela Berjangka )
Adalah produk simpanan dengan jangka waktu 3 bulan , 6 bulan
dan 12 bulan.
e. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
Merupakan dana modal atas keanggotaan koperasi. Penempatan
dana ini memiliki akad musyarakah ( Akad Penyertaan) yang berlaku
atasnya segala ketentuan dan resiko penempatan modal pada koperasi.
F. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Mudharabah (MDA)
Akad kerjasama permodalan usaha dimana koperasi Walisongo
Papandayan Semarang sebagai pemilik modal (sahibul maal)
menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi -
koperasi lain atau anggotanya sebagai pengusaha (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan pembagian keuntungan
14
dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan (nisbah), dan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal sepanjang bukan merupakan kelalaian
penerima pembiayaan.
b. Pembiayaan Musyarakah (MSA)
Akad kerjasama permodalan usaha antara koperasi Walisongo
Papandayan Semarang dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai
pemilik modal pada usaha tertentu, untuk menggabungkan modal dan
melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah
pembagian hasil sesuai kesepakatan para pihak, sedangkan kerugian di
tanggung secara proposional sesuai dengan kontribusi modal.
c. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA)
Pembiayaan yang digunakan untuk pembelian barang dengan
kesepakatan bersama sesuai dengan yang dibutuhkan anggota. Barang
akan dibayar tunai oleh BMT sedangkan peminjam akan mengangsur
ke BMT dengan jumlah bagi hasil dan waktu yang disepakati bersama.
d. Pembiayaan Murabahah (MBA)
Tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyertakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual atau
koperasi Walisongo dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi –
koperasi lain dan atau anggotanya) dan atas transaksi jual beli tersebut
yang mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka
15
waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin
keuntungan yang disepakati dimuka sesuai akad.
G. Bidang Garap
Bidang garap BMT “Walisongo adalah pengembangan usaha kecil
mengacu pada proses pembangunan ekonomi kerakyatan pengembangan
usaha kecil ini :
1. Pemberian Pembiayaan (Kredit)
Pemberian pembiayaan dengan sistem binaan dan diutamakan
usaha kecil dengan kapasitas usaha berkisar antara asset Rp. 500.000,-
s/d Rp. 50.000.000,-.
Pemberian pembiayaan disertai agunan yang merupakan jaminan
meskipun nilai jual agunan tidak diutamakan.
Penekanan lebih diarahkan pada jumlah pembiayaan yang diberikan
dengan batasan yang sudah ditentukan.
Penekanan bidang garap :
a. Perdagangan
b. Industri
c. Jasa
16
d. Konsumtif
Dengan demikian pengembangan usaha kecil mulai memberikan
pembiayaan ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi para
pengusaha binaan BMT “Walisongo” yang kesulitan memperoleh
tambahan modal sendiri atau berhadapan dengan kesulitan - kesulitan
administrasi perbankan dan besarnya bunga pinjaman dari pihak lain.
Dengan demikian pengembangan usaha kecil melalui pemberian
pembiayaan ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi para
pengusaha binaan BMT “Walisongo” yang kesulitan memperoleh
tambahan modal sendiri atau berhadapan dengan kesulitan - kesulitan
administrasi perbankan dan besarnya bunga pinjaman dari pihak lain.
Dengan diberikannya pinjaman dana maka diharapkan dapat
meningkatkan investasi mereka atau meningkatkan volume usaha
mereka.
2. Memberi Konsultasi Usaha dan Manajemen
Untuk meningkatkan usaha para binaan, BMT “Walisongo”
melakukan konsultasi usaha dan manajemen, konsultasi ini berupaya
untuk memberikan jalan keluar bagi problem - problem mereka dalam
menjalankan usaha khususnya meliputi persoalan manajemen dan
keuangan. Kegiatan ini disamping sebagai sarana pembinaan juga
sebagai media monitoring atas pemberian pembiayaan sehingga akan
terkontrol dengan efektif.
17
3. Pengerahan Dana
Sebagai lembaga yang membina usaha tersebut kelangsungan
pendanaan BMT Walisongo berupaya memacu mitranya untuk
menabung. Tujuan utamanya konsep ini adalah agar perilaku para
mitranya terhadap keuangan juga akan tercapai pula pula proses
revolving fund di antara para mitranya.
H. BAITUL MAAL WALISONGO
Baitul Maal Walisongo Semarang (BMWS) secara managerial mulai
operasional pada tanggal 1 April 2010, dengan tujuan dapat sejajar dengan
kinerja Baitul Tamwil dan melaksanakan keputusan RAKER BMT Jawa
Tengah tahun 2010 di Bandungan yang dilaksanakan pada 23 - 25
Desember 2009.
1. Penggalangan dana melalui :
a. Zakat
b. Infaq
c. Shodaqah
d. Wakaf
2. Penyaluran dana melalui :
a. Peduli Pendidikan Ummat
b. Peduli Kesehatan Ummat
18
c. Peduli Ekonomi Ummat
d. Peduli Syiar Ummat
e. Peduli Bencana
3. Produk Modal Baitut Tamwil :
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Pokok Khusus
d. Modal Penyertaan (Dalam Perencanaan)
e. Wakaf
4. Produk Pembiayaan Baitut Tamwil
a. Pembiayaan Mudharabah (MDA)
b. Pembiayaan Musyarakah (MSA)
c. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA)
d. Pembiayaan Murabahah (MBA)
19
KANTOR LAYANAN
Kantor Pusat :
Jl. Papandayan No. 772 Semarang
Telp : 8511255
Kantor Cabang :
Jl. Tambak Lorok Raya RT 4 / 14
Telp : 3522827
Jl. Muktiharjo Raya No, 5
Telp : 658254
Langkah BMT Walisongo Semarang Menyongsong Era 2020
Haluan yang telah diterapkan “penghimpunan BMT Indonesia”
merupakan pedoman langkah BMT Walisongo Semarang yaitu :
1. Pertama : Menjadi lembaga keuangan syari’ah yang kredible.
2. Kedua : Sesuai dengan visi yang telah ditetapkan maka BMT
Walisongo akan dipersiapkan untuk bisa memberikan seluruh layanan
jasa keuangan syari’ah kepada masyarakat dan menjadi motor
penggerak untuk tegaknya pola syari’ah dalam kehidupan masyarakat.
3. Ketiga : Pada tingkatan modal dan wilayah maka BMT Walisongo
Semarang mempunyai target wilayah kerja Kota / Kabupaten dengan
modal sebesar Rp 10 Milyar.
20
4. Keempat : Menabung 500 keluarga utama yang merupakan anggota
komunitas hasil binaan. Keluarga utama merupakan keluarga yang
dibina. Meliputi, keimanan, sosial, pendidikan, kesehatan dan
ekonomi.
5. Kelima : Sistem pengaturan dan pengawasan terpadu.
6. Keenam : Penguatan ekonomi rakyat, memberi pembiayaan pada
1,000 UKM dengan pola binaan.
7. Ketujuh : Langkah yang telah ditetapkan akan dijalankan dengan
menjaga identitas BMT sebagai berikut :
a. Lembaga Dakwah
b. Lembaga Keuangan Mikro
c. Lembaga Perusahaan
d. Lembaga Berbasis Syari’ah
I. Tugas – Tugas Pengelola
a. Pengelola
1) Manajer
Fungsi Manajer yaitu :
a) Memimpin organisasi dan mengelola keuangan Baitul Maal
wa Tamwil (BMT). Melakukan evaluasi dan memutuskan
permihonan pembiayaan melalui mekanisme / forum komite
pembiayaan.
21
b) Melakukan pengendalian / pembinaan terhadap
pengembalian pembiayaan.
c) Menandatangani berbagai berkas / dokumen transaksi
keuangan BMT.
d) Menyiapkan laporan keuangan koperasi secara berkala
(bulanan, triwulan, dan tahunan).
Tugas Manajer yaitu :
a) Membina dan menjaga hubungan baik atau hubungan
kerjasama secara positif dengan Lembaga terkait baik
instansi Pemerintah maupun Swasta.
b) Memberikan arahan dan bimbingan terhadap staf
dibawahnya berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi
di lapangan.
c) Menjaga agar BMT dapat mencapai target kuantitatif dan
kualitatif serta mampu memberikan tingkat pelayanan yang
tinggi dengan tetap menjaga segala resiko.
d) Mengembangkan kemampuan diri maupun staf dibawahnya
melalui progam pelatihan dan pengembangan yang
terencana.
2) Kabag Pembiayaan
Fungsi Kabag Pembiayaan yaitu untuk tercapainya produk
- produk BMT baik funding maupun lending sesuai dengan
target kinerja yang telah ditentukan.
22
Tugas Kabag Pembiayaan :
a) Melaksanakan tugas khusus yang diberikan manajer.
b) Mengembangkan kemampuan diri melalui training intern
maupun ekstern.
c) Memecahkan keluhan - keluhan dari nasabah.
d) Melakukan proses pembiayaan sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku.
e) Melakukan survey terhadap calon penerima pembiayaan,
menyangkut kelayakan usaha, jaminan dan lain - lain.
3) Kabag Operasional
Fungsi Kabag Operasional yaitu :
a) Memimpin kegiatan BMT pada bagian Tata Usaha sesuai
dengan garis kebijakan yang digariskan oleh Manajemen
BMT.
b) Melakukan koordinasi seluruh staf operasional BMT.
c) Melaksanakan sistem dan prosedur akuntansi/pembukuan
yang efisien dan efektif.
Tugas Kabag Operasional :
a) Menyusun budget (Rencana Anggaran) bulanan, triwulan,
dan tahunan perusahaan.
b) Membuat laporan realisasi budget.
c) Membuat laporan realisasi rekonsiliasi.
d) Mengatur cash flow.
23
e) Mengadministrasikan jaminan.
f) Melakukan pembayaran angsuran kepada pihak ketiga dan
asuransi.
g) Membantu bagian pembiayaan mencetak akad pembiayaan.
h) Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan, dan
tahunan perusahaan.
i) Menghitung bagi hasil seluruh simpanan anggota (calon
anggota).
j) Menilai prestasi kerja bagian tata usaha dan mengatur
kerumah tanggaan.
k) Mengintegrasikan / konsolidasi neraca.
4) Administrasi
Fungsi bagian administrasi yaitu melakukan
pendokumentasian (pengarsipan) dan bertanggung jawab atas
kelengkapan data bukti transaksi untuk kebenaran pencatatan
transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi syari’ah yang berlaku.
Tujuan Bagian Administrasi :
a) Melakukan tugas - tugas yang diberikan Manajer.
b) Memonitor pengadaan alat tulis kantor, barang - barang
percetakan dan peralatan kantor lainnya.
c) Membuat laporan asset KJKS.
d) Melakukan proses pencairan pembiayaan.
e) Mencatat addendum pembiayaan.
24
f) Membuat analisis laporan keuangan Neraca atau Laba Rugi
untuk dilaporkan kepada Manajer KJKS.
5) Teller
Fungsi teller yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada
nasabah baik penabung ataupun peminjam.
Tugas Teller yaitu :
a) Memberikan pelayanan kepada nasabah baik penarikan
maupun penyetoran (simpanan maupun pembiayaan).
b) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari.
c) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai baik
pembiayaan ataupun simpanan yang telah disetujui oleh
Manajer.
d) Menghitung uang tunai dan staf pemasaran lending
(kolektor angsuran), maupun staf pemasaran funding
(simpanan).
e) Membuat laporan transaksi harian.
f) Mengirim dan menyerahkan laporan transaksi ke bagian
administrasi dan keuangan.
g) Mencatat data pembiayaan yang disetujui maupun yang
tidak disetujui.
6) Marketing
Fungsi marketing yaitu mempromosikan dan menawarkan
produk - produk pembiayaan KJKS BMT Hudatama Semarang,
25
baik di BMT maupun terjun langsung ke lapangan. Bagian
marketing ini juga membawahi jangkar yaitu petugas lapangan
yang melaksanakan sistem jemput bola, dimana petugas
mendatangi langsung nasabah untuk meminta angsuran yang
telah jatuh tempo atau sibuk dan tidak bisa datang langsung ke
BMT.
Tugas Petugas Lapangan:
a) Membuat terobosan mencari sumber - sumber dana
alternatif.
b) Membuat / mengevaluasi produk - produk BMT agar sesuai
dengan kebutuhan pasar.
c) Menyusun strategi sosialisasi, promosi, untuk meningkatkan
penjualan produk.
d) Melakukan survei terhadap calon penerima pembiayaan.
e) Menagih angsuran yang terlambat bayar.
26
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.1 Secara teknis,
al - mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama ( shahibul maal ) menyediakan seluruh ( 100% ) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudharabah di bagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan
karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.2
B. Landasan Syariah Mudharabah
Secara umum, landasan dasar syariah al - mudharabah lebih
mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat -
ayat dan hadits berikut ini.
1 Muhammad Rawas Qal’aji mu’jam lughat al- fuqaha ( Beirut : Darun – Nafs, 1985)
2 Ahmad asy syarbasyi, al mujam al- iqtisad al- islami ( Beirut: Dar Alamil kutup, 1987)
27
1. Al – Qur’an
Artinya :
28
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang
yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa
saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al –
Muzzammil : 20)
29
Artinya :
apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung. (Q.S. Al – Jumu’ah : 10)
2. Hadits
عن صا لح بن صهيب عن أبيه قال رسىل اهلل صلي اهلل عليه و سلم ثالث فيهن
البركة البيع إلى أجل والمقا رضة وأخال ط البر با لشعير للبيت ال للبيع
Artinya
Dari Shalih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga
hal yang di dalamnya terdapat keterbakatan : jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”. (HR
Ibnu Majah no. 2280, kitab at – Tijarah)
C. Jenis- jenis al mudharabah
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis : mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah3.
a. sMudharabah Muthlaqah
Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah
bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang
3 Ibid
30
cukupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha,
waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafus
saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syita
(lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi
kekuasaan sangat besar.
b. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah
restricted mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari
mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam
memasuki jenis dunia usaha.
D. Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan
Al mudharabah biasanya diterapkan pada produk - produk
pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al- mudharabah
diterapkan pada :
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya;
depostio biasa;
31
b. Deposito spesial ( special investment ), dimana dana yang dititipkan
nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya mudharabah saja atau
ijarah saja4.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:
a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;
b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana
sumber dana khusus dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan oleh
shahibul maal.
E. Manfaat al- mudharabah
a. Manfaat al- mudharabah
1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat.
2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan /
hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami
negative spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow
/ arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Bank akan lebih selektif dan hati- hati (prudent) mencari usaha
yang benar- benar halal, aman, dan menguntungkan karena
4 Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani, 2001
32
keuntungan yang konkret dan benar- benar terjadi itulah yang
akan dibagikan.
5) Prinsip bagi hasil dalam al - mudharabah/ al - musyarakah ini
berbeda dengan perinsip bunga tetap dimana bank akan menagih
penerima pembiayaan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi
krisis ekonomi.
b. Risiko al - mudharabah
Risiko yang terdapat dalam al - mudharabah, terutama pada
penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Di antaranya :
1) Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti
yang disebut dalam kontrak;
2) Lalai dan kesalahan yang disengaja;
3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak
jujur:
Secara umum aplikasi perbankan al – mudharabah dapat digambarkan
dalam sekema berikut ini.
F. Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Nasabah
Pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan
mudharabah sebelum mengajukan pembiayaan nasabah terlebih dahulu
menemukan permasalahan yang dihadapi yaitu masalah yang berkaitan
dengan keuangan baik untuk kebutuhan modal kerja, investasi maupun yang
bersifat konsumtif. Dari masalah tersebut nasabah mencari informasi –
informasi bagaimana pemenuhan tersebut Setelah memperoleh informasi,
33
nasabah mulai mempertimbangkan berbagai alternatif dengan
memperhatikan faktor – faktor pendukung yang ada. Tahap berikutnya
nasabah mulai membuat keputusan, misalnya nasabah memutuskan untuk
pengajuan pembiayaan pada lembaga keuangan dengan nominal dan jangka
waktu pembiayaan tertentu. Setelah keputusan pengajuan pembiayaan dan
pencairan pembiayaan oleh lembaga keuangan terjadi, nasabah akan
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya.5 Pada tahap ini dapat
diketahui apakah keputusan yang telah dibuat tepat atau tidak serta apakah
pembiayaan tersebut memberi manfaat serta dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh nasabah.
1) Minat pengajuan pembiayaan
Keputusan nasabah ( konsumen ) dapat di pengaruhi oleh dua faktor
berikut:
a. Sikap orang lain
b. Situasi yang tidak teratisipasi
Selain itu keputusan juga mempertimbangkan kebutuhan,
ketersediaan, harga / biaya, serta fasilitas yang diberikan.
2) Minat pengajuan pembiayaan, dalam penelitian ini indikatornya antara
lain:
a. Pengajuan pembiayaan sesuai kebutuhan
b. Mempertimbangkan pelayanan dan bagi hasil
c. Proses pencairan yang cepat
5 Wawancara dengan mbak ita kurniasari tgl14 mei 2012 jam 9.30
34
d. Pembiayaan yang diterima bermanfaat
e. Ketidak efektifan model pembiayaan bagi hasil
3) Cara pengajuan pembiayaan mudharabah
a. Mengisi formulir yang lengkap
b. Foto copy suami, istri
c. Foto copy KK
d. Foto copy rekening listrik
e. PAM, Agunan terus nunggu persetujuan dari BMT Walisongo
G. Penetapan minimal Profit margin
Ada kalanya mudharib lebih mementingkan volume penjualan yang
besar dengan mengorbankan tingkat profit marginya. Bila ia melakukan
bisnis tersebut dengan modalnya sendiri, tentu hal itu sah – sah saja. Namun
bila ia melakukan bisnis tersebut dengan modal orang lain, dalam bentuk
mudharabah ini dapat menzalimi pemilik dana. Untuk mengindari proses
penzaliman kepada pemilik dana, maka pemilik dana dapat menerima syarat
minimal tingkat profit margin dari setiap barang / jasa yang dijual oleh
mudharib yang dibiayai oleh oleh modal pemilik dana. Kontrak bagi hasil
dalam islam disebut mudharabah merupakan hubungan kontrak antara dua
pihak, yang diatur oleh syari’ah, dengan mengombinasikan profit dari
proyek yang dijalankan dengan cara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
35
H. Pehitungan pembiayaan Mudharabah
PIHAK I telah setuju untuk memberikan pembiayaan / pinjaman kepada
PIHAK II sebesar Rp 7.000.000 ( tujuh juta rupiah ) yang akan digunakan
untuk: RENOVASI RUMAH
Jangka waktu atau lamanya pembiayaan atau pinjaman yang diberi oleh
PIHAK I kepada PIHAK II sebesar tersebut dari PASAL I perjanjian ini
telah disepakati oleh PIHAK I dan PIHAK II dengan ketentuan sebagai
berikut: - Jangka waktu 24 Bulan April Tanggal pembiayaan 25 April 2012
Dengan demikian PIHAK II harus mengembalikan pembiayaan / pinjaman
sebesar tersebut dalam PASAL I perjanjian ini dengan angsuran setiap bulan
dan kembali sepenuhnya pada saat jatuh tempo tanggal 25 April 2014
Pengrmbalian / pembayaran pinjaman sebesar tersebut dalam PASAL 3
perjanjian ini oleh PIHAK II akan dilakukan dengan cara diangsur kepada
PIHAK I dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran akan dilakukan selama 24 kali, dalam waktu 24 Bulan
b. Pembayaran angsuran 1 dilakukan pada tanggal 25 Mei 2012 dan
angsuran berikutnya dilakukan setiap Bulan pada tanggal yang telah
disepakati pada jam kerja dikantor PIHAK I
c. Besar pembiayaan angsuran setiap bulan sebesar Rp 440.000
Sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 25 April 2014 dengan perincian
sebagai berikut:
a. Angsuran pokok = pinjaman / plafon : jangka waktu
b. Bagi hasil = 1,75 sampai 2% x plafon pinjaman
36
c. Cadangan Resiko = 1% dari plafon / disesuaikan dengan nasabah.6
I. Pengertian pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh
LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. Dalam
pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal ( pemilik dana ) membiayai
100% kebutuhan suatu proyek ( usaha ), sedangkan pengusaha ( bersama
nasabah ) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha. Jangka waktu
usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan Pengusaha).
Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati
bersama dan sesuai dengan Syari’ah dan LKS tidak ikut serta dalam
manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak atau melakukan
pembinaan dan pengawasan.
J. Rukun dan Syarat pembiayaan
a. Penyidiaan dana ( shahibul maal )
b. Pengelola ( mudharib ) harus cakap hukum
c. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak ( akad ).
K. Ketentuan Hukum Pembiayaan
Mudharabah boleh dibatasi pada priode tertentu. Kontrak tidak
boleh dikaitkan ( mu’allaq ) kejadian dimasa depan yang belum tentu
terjadi. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
6 ibid
37
dasarnya akad ini bersifat amanah ( yad al – amanah ) , kecuali akibat dari
kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan. Jika salah satu
pihak tidak memenuhi kewajibanya atau tidak terjadi perselisihan di antara
kedua belah pihak, maka perselesaiannya dilakukan melalui badan Arbitrase
Syari’ah setelah tdak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.7 Aktivitas
usaha Baitul Maal wat Tamwil dalam perannya sebagai pendukung kegiatan
ekonomi kecil meliputi:
a) Jasa Keuangan kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT
yaitu menghipun dana dan penyaluran melalui kegiatan dari usaha
anggota. BMT dapat disamakan dengan sistem perbankan atau
lembaga keuangan lain menjalankan kegiatannya dengan syariat islam,
hal ini dapat dilihat layanan yang sama dengan yang ada dalam
perbankan.
b) Bentuk penyaluran dana BMT. Sektor riil berbeda dengan sektor jasa
keuangan yang berjangka waktu tertentu, pernyaluran dana dengan
sektor riil bersifat permanen atau jangka panjang dan terdapat unsur
kepemilikan di dalamnya.
c) Sosial ( Zakat, Infaq, Shadaqah ). Kegiatan usaha sektor ini adalah
pengelolaan dana dari zakat, infaq, shodaqah baik yang berasal dari
penyumbang tetap maupun dana yang berhasil dihimpun oleh BMT dari
masyarakat.8
7 Kuat Ismanto, S., HI., M. Ag, Asuransi Syari’ah: Celeban Timur UH Yogyakarta, 2009, hlm.285
8 Ibid
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan
mudharabah sebelum mengajukan pembiayaan nasabah terlebih dahulu
menemukan permasalahan yang dihadapi yaitu masalah yang berkaitan
dengan keuangan baik untuk kebutuhan modal kerja, investasi maupun yang
bersifat konsumtif. Dari masalah tersebut nasabah mencari informasi –
informasi bagaimana pemenuhan tersebut Setelah memperoleh informasi,
nasabah mulai mempertimbangkan berbagai alternatif dengan
memperhatikan faktor – faktor pendukung yang ada. Tahap berikutnya
nasabah mulai membuat keputusan, misalnya nasabah memutuskan untuk
pengajuan pembiayaan pada lembaga keuangan dengan nominal dan jangka
waktu pembiayaan tertentu. Setelah keputusan pengajuan pembiayaan dan
pencairan pembiayaan oleh lembaga keuangan terjadi, nasabah akan
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini dapat
diketahui apakah keputusan yang telah dibuat tepat atau tidak serta apakah
pembiayaan tersebut memberi manfaat serta dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh nasabah.
39
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka peneliti dapat mengajukan
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat.
1. BMT Walisongo diharapkan bisa menyesuaikan bagi hasil dan para
pesaingnya baik sesama BMT maupun dengan lembaga keuangan lain.
2. Untuk lebih meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan maka BMT
Walisongo Papandayan perlu memperhatikan factor bagi hasil karena
berdasarkan hasil penelitiaan,kedua faktor tersebut berpengaruh secara
siknifikan terhadap minat pengajuan pembiayaan.
3. Bagi peneliti berikutnya agar meneliti faktor - faktor lain yang dapat
mempengaruhi minat nasabah dalam pengajuan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani, 2001
Brosur BMT Walisongo Papandayan Semarang
Ismanto, Kuat, Asuransi Syariah, Celeban Timur UH Yogyakarta, 2009
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII
pres, 2000
Profil BMT Walisongo Papandayan Semarang
Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah,
Bogor: Ghalia Indah, 2005