pengaruh adiksi smartphone, fear of missing out...

92
PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT (FoMO) DAN KONFORMITAS TERHADAP PHUBBING Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Putri Metsa Pemayun NIM : 11150700000114 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 18-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF

MISSING OUT (FoMO) DAN KONFORMITAS

TERHADAP PHUBBING

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Putri Metsa Pemayun

NIM : 11150700000114

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

ii

PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT

(FoMO) DAN KONFORMITAS TERHADAP PHUBBING

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Putri Metsa Pemayun

NIM : 11150700000114

Pembimbing

Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 19561223 198303 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 3: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF

MISSING OUT (FoMO) DAN KONFORMITAS TERHADAP PHUBBING”

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Juli 2019. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas

Psikologi.

Jakarta, 26 Juli 2019

Sidang Munaqasyah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si

NIP. 19620724 198903 2 001

Wakil Dekan/

Sekretaris Merangkap Anggota

Bambang Suryadi, Ph.D

NIP. 19700529 200312 1 002

Anggota

Nia Tresniasari, M.Si

NIP. 19841026 200912 2 004

Dr. Natris Idriyani, M.Psi

NIP. 19790723 200710 2 002

LEMBAR

Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 19561223 198303 2 001

Page 4: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Juli 2019

Putri Metsa Pemayun

NIM : 11150700000114

Page 5: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“MORE SPEAK, MORE ACTION”

-UNKNOWN-

”DREAM, BELIEVE AND MAKE IT

HAPPEN”

-AGNEZ MO-

PERSEMBAHAN :

Untuk cinta yang tak lekang oleh waktu,

mama, papa, dan kedua adikku

Page 6: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi (B) Juli 2019 (C) Putri Metsa Pemayun (D) Pengaruh Adiksi Smartphone, Fear of Missing Out (FoMO) dan Konformitas

terhadap Phubbing (E) xv + 77 halaman + 4 lampiran (F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh adiksi smartphone,

fear of missing out (FoMO), konformitas, dan faktor demografi terhadap phubbing. Populasi penelitian ini adalah generasi Y yang memiliki alat komunikasi dan berdomisili di JABODETABEK. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 301 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala instrumen the phubbing scale (PS), smartphone addiction scale-short version (SAS-SV), fear of missing out scale (FoMOS), dan skala konformitas. Uji alat ukur yang digunakan adalah confirmatory factor analysis (CFA). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan multiple regression analysis melalui IBM SPSS statistics 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO), konformitas, dan faktor demografi terhadap phubbing sebesar 0,391 atau 39,1% sisanya 60,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Berdasarkan hasil uji hipotesis masing-masing variabel yang telah dilakukan terdapat satu variabel yang berpengaruh secara signifikan dari adiksi smartphone.

(G) Daftar bacaan : 25 ; buku : 5 + jurnal : 15 + skripsi : 1 + artikel : 4

Page 7: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology

(B) July, 2019 (C) Putri Metsa Pemayun (D) Influence Smartphone Addiction, Fear of Missing Out (FoMO) and Conformity on

Phubbing. (E) xv + 77 pages + 4 appendix (F) This study aims to determine whether there is an influence of smartphone

addiction, fear of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors towards phubbing. The population of this research is generation Y who have communication devices and domiciles in JABODETABEK. The sample in this research is 301 people. Sampling using non-probability sampling techniques. Measuring tool used in this research is the scale of the phubbing scale instrument (PS), smartphone addiction scale-short version (SAS-SV), fear of missing out scale (FoMOS), and scale of conformity. Test the validity of measuring instrument used is the technique of confirmatory factor analysis (CFA). Hypothesis testing in this research using multiple regression analysis through IBM SPSS statistics 20. The results of this research indicate that there is a significant influence on smartphone addiction variables, fear of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors to phubbing of 0,391 or 39,1% of the remaining 60,9% is influenced by other variables. Based on the results of the hypothesis testing of each variable that has been done, there are one variable significant influence on phubbing of smartphone addiction.

(G) Reading material : 25 ; books : 5 + journals : 15 + skripsi : 1 + articles : 4

Page 8: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

kuasa, rahmat, karunia, dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis

limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta sahabat, keluarga, dan

pengikutnya hingga akhir zaman.

Allahumma shalli ‘ala saiyidinaa Muhammad wa’ala alisaiyidina Muhammad.

Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah membantu. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Bapak Bambang Suryadi, Ph.D,

Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, serta jajaran yang telah memfasilitasi mahasiswa dalam rangka

menciptakan lulusan terbaik yang berkualitas.

2. Ibu Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si, dosen pembimbing skripsi. Terima kasih telah

membimbing, mengarahkan, dan memberi saran serta dukungan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis banyak dapat masukan,

motivasi dan wawasan yang berharga.

3. Ibu Solicha, M.Si, dosen pembimbing akademik. Terima kasih telah memberi

arahan dan semangat kepada penulis dengan selalu memberikan saran dan

motivasi dari awal perkuliahan hingga proses penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan wawasan bagi penulis dengan penuh rasa kesabaran.

Page 9: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

ix

5. Para staf Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan kemudahan dan bantuan bagi penulis dalam setiap proses

administrasi perkuliahan.

6. Seluruh pihak di dalam media sosial penulis yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Terima kasih atas

bantuannya, semoga Allah melancarkan segala urusan di dunia maupun akhirat

nanti.

7. Yang penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, tentunya

Mamaku Sari Hardini, Papaku Slamet Supriyadi, Adik-adikku Divo Prabowo

Dwiputra dan Monty Athaya Riadi. Ini adalah salah satu pencapaian yang

dapat penulis berikan untuk kalian. I love u somuch!

8. Dicky Jamalul Insan terima kasih telah menemani, membantu, dan membagi

waktunya mendengarkan keluh kesah penulis serta selalu memberikan

semangat dan saran yang membangun selama penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman hariku, Nur, Indira, Hafizh, Bobby, Cindy, Cita, Disa, Lio,

Nadhifa, Nadia, Nadiva, Niki, Tirta, Yoyo, Vira, Ka Dian, Bang Lutfi, Bang

Jantri, Bang Endi. Terima kasih telah memberikan waktu, cerita, canda tawa,

dan pembelajaran yang sangat berharga.

10. Seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2015, khususnya kelas C, kak Afrizal Fauzan, dan kak Rahmat Dani.

Terima kasih atas segala bantuannya selama ini kepada penulis yang sudah

sabar menolong, meluangkan waktu, membagi ilmu sampai proses

penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

x

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan, dukungan,

dan doanya kepada penulis, dibalas Allah dengan kebaikan yang berlimpah.

Penulis sangat besyukur atas segala bantuan yang diberikan, semoga Allah

selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih terdapat kekurangan yang akan menjadi bahan evaluasi untuk penulis agar

dapat jauh lebih baik lagi. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk perbaikan kedepannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi penulis ataupun orang lain dan pihak yang berkepentingan.

Jakarta, 26 Juli 2019

Penulis

Page 11: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah .......................................................... 7

1.2.1 Batasan masalah ...................................................................... 7

1.2.2 Rumusan masalah .................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 9

1.3.1 Tujuan penelitian ..................................................................... 9

1.3.2 Manfaat penelitian ................................................................... 10

1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................ 10

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 12 2.1 Phubbing ........................................................................................... 12

2.1.1 Definisi phubbing .................................................................... 12

2.1.2 Dimensi-dimensi phubbing ...................................................... 13

2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi phubbing .............................. 14

2.1.4 Pengukuran phubbing .............................................................. 17

2.2 Adiksi Smartphone ............................................................................ 17

2.2.1 Definisi adiksi smartphone ...................................................... 17

2.2.2 Dimensi-dimensi adiksi smartphone ........................................ 19

2.2.3 Pengukuran adiksi smartphone................................................. 19

2.3 Fear Of Missing Out (FoMO) ............................................................ 20

2.3.1 Definisi fear of missing out (FoMO) ........................................ 20

2.3.2 Dimensi-dimensi fear of missing out (FoMO) .......................... 21

2.3.3 Pengukuran fear of missing out (FoMO) .................................. 22

2.4 Konformitas ...................................................................................... 22

2.4.1 Definisi konformitas ................................................................ 22

2.4.2 Dimensi-dimensi konformitas .................................................. 22

2.4.3 Pengukuran konformitas .......................................................... 23

2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................. 23

2.6 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 26

Page 12: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

xii

BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................... 27

3.1 Populasi dan Sampel .......................................................................... 27

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................................... 27

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 29

3.3.1 Skala phubbing ........................................................................ 30

3.3.2 Skala adiksi smartphone .......................................................... 31

3.3.3 Skala fear of missing out (FoMO) ............................................ 32

3.3.4 Skala konformitas .................................................................... 32

3.4 Uji Validitas Konstruk ....................................................................... 33

3.4.1 Uji validitas konstruk phubbing ............................................... 35

3.4.2 Uji validitas adiksi smartphone ................................................ 36

3.4.3 Uji validitas fear of missing out (FoMO) .................................. 37

3.4.4 Uji validitas konformitas .......................................................... 39

3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................... 41

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................ 43

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................. 45

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................... 45

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ............................................... 45

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................. 46

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 48

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian ........................................... 48

4.4.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV terhadap DV ...... 52

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .............................................. 54

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 54

5.2 Diskusi ............................................................................................... 55

5.3 Saran ................................................................................................. 58

5.3.1 Saran teoritis ............................................................................. 58

5.3.2 Saran praktis ............................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

Page 13: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor pengukuran skala............................................................................ 30

Tabel 3.2 Blue print skala phubbing ....................................................................... 31

Tabel 3.3 Blue print skala adiksi smartphone ......................................................... 31

Tabel 3.4 Blue print skala fear of missing out (FoMO) ........................................... 32

Tabel 3.5 Blue print skala konformitas ................................................................... 33

Tabel 3.6 Muatan faktor item untuk phubbing ........................................................ 35

Tabel 3.7 Muatan faktor item untuk adiksi smartphone .......................................... 36

Tabel 3.8 Muatan faktor item untuk relatedness ..................................................... 37

Tabel 3.9 Muatan faktor item untuk self ................................................................. 38

Tabel 3.10 Muatan faktor item untuk pemenuhan (compliance) ............................. 39

Tabel 3.11 Muatan faktor item untuk penerimaan (acceptance) .............................. 40

Tabel 4.1 Deskripsi sampel penelitian berdasarkan data demografis ....................... 45

Tabel 4.2 Tabel analisis deskriptif .......................................................................... 46

Tabel 4.3 Pedoman kategorisasi skor...................................................................... 47

Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel ....................................................................... 47

Tabel 4.5 Model summary analisis regresi .............................................................. 48

Tabel 4.6 Tabel ANOVA ....................................................................................... 49

Tabel 4.7 Koefisien regresi .................................................................................... 50

Tabel 4.8 Model summary proporsi varian tiap IV terhadap DV ............................. 52

Page 14: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 25

Page 15: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ............................................................................ 63

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 64

Lampiran 3 Syntax Lisrel & Path Diagram Output CFA ........................................ 70

Lampiran 4 Output SPSS 20 Analisis Regresi Berganda ........................................ 76

Page 16: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini dibahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin modern membuat teknologi ikut terus

berkembang memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini tentu membawa perubahan

pada diri seseorang khususnya cara berkomunikasi dengan orang lain. Jika era

kesukuan (tribal) orang berkomunikasi secara lisan dan bertatap muka maka pada

era digital ini, orang tidak lagi harus bertemu dengan lawan bicara untuk

menyampaikan pesan karena alat komunikasi seperti smartphone menjadi

perangkat yang mampu mengantarkan pesan tersebut dalam hitungan detik

(Hanika, 2015).

Hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (laman

apjii.or.id, 2018) menunjukkan smartphone menjadi perangkat paling banyak

digunakan pengguna saat mengakses internet daripada komputer atau laptop. Di

area perkotaan (urban) kepemilikan smartphone mencapai 70,96%, sedangkan

penggunaan lainnya hanya mencapai 31,55%.

Smartphone dengan dilengkapi berbagai fitur menambah kemudahan para

penggunanya, seperti berkomunikasi melalui dunia maya (virtual), mencari

hiburan atau informasi, dan berbagi aktivitas sehari-hari melalui jejaring sosial.

Tak jarang dijumpai, seseorang tidak hanya menggunakan smartphone yang

dimiliki untuk mengisi kekosongan, namun berlanjut ketika melakukan dua

Page 17: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

2

percakapan secara bersamaan, yaitu komunikasi secara langsung dan dalam dunia

maya, ketika sedang makan malam bersama atau kegiatan lain menempatkan

smartphone didekatnya untuk berjaga-jaga, dan tidak bisa melewati pertemuan

tanpa memeriksa smartphone terlebih dahulu (Timothy, 2018).

Timothy (laman healtline.com, 2018) menunjukkan bahwa seseorang yang

fokus dengan smartphone yang dimiliki saat bersama orang lain menjadi ancaman

empat kebutuhan dasar yang berdampak pada kesehatan mental, yaitu

belongingness, self-esteem, meaningful existence, dan control karena lawan bicara

merasa ditolak, diasingkan, dan dianggap tidak penting.

Ducharme (laman time.com, 2018) menunjukkan bahwa seseorang yang

memotong pembicaraan lawan bicara untuk melihat smartphone-nya membuat

komunikasi dua arah merasa kurang terhubung, dapat merusak kesehatan mental,

tidak baik untuk siapapun karena lawan bicara merasa sakit hati, dan dapat

merusak reputasi karena dianggap kurang sopan bila dilakukan. Fenomena ini

dikenal dengan phubbing.

Istilah phubbing berasal dari kata “phone” dan “snubbing”. Menurut

Karadag (2015) phubbing adalah perilaku seseorang yang melihat teleponnya saat

percakapan dengan orang lain, berurusan dengan teleponnya dan menghindari

komunikasi antar pribadi.

Hasil penelitian dari Ugur dan Koc (2015) menjelaskan bahwa 349

mahasiswa di Turki, sekitar 95% mengakui mereka menggunakan smartphone dan

melakukan phubbing di kelas setidaknya sekali atau dua kali, dan 32%

melakukannya setiap hari. Mereka juga memperhatikan temannya yang

Page 18: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

3

melakukan phubbing di kelas, 98% responden mengatakan mereka

memperhatikan temannya melakukan phubbing setidaknya sekali atau dua kali

dan 41% mengatakan mereka memperhatikannya setiap hari.

Alto (2016) dilansir dari laman prnewswire.com menunjukkan hasil

Digital Habits Survey 2016 mengenai penggunaan smartphone pada masyarakat

di Amerika bahwa 68% responden merasa perlu memberitahukan seseorang yang

sedang makan malam dengan rekan dalam sebuah perusahaan untuk tidak boleh

melihat pesannya sampai selesai makan. Hanika (2015) menambahkan dengan

melakukan survei pada mahasiswa/i MIKOM UNDIP berjumlah 60 orang

ditemukan bahwa 82% dari keseluruhan responden pernah melakukan phubbing

ketika sedang makan atau kumpul bersama dan 64% atau 40 orang dari jumlah

responden merasa terganggu jika lawan bicara menggunakan smartphone.

Dampak dari phubbing ini menunjukkan tingkat relationship satisfaction

dan kepercayaan lawan bicara menjadi kurang bermakna dan empati akan

berkurang ketika salah satu individu menggunakan smartphone (Przybylski &

Weinstein, 2013; Roberts & David, 2016). Hasil penelitian Wang et al (2017)

pada orang dewasa China yang sudah menikah menunjukkan bahwa partner

phubbing (p-phubbing) memiliki hubungan yang negatif dengan relationship

satisfaction dan memiliki hubungan yang positif dengan depresi. Artinya, jika p-

phubbing memiliki tingkat rasa terabaikan yang tinggi oleh pasangannya maka

akan berdampak pada menurunnya kepuasan terhadap hubungan mereka yang

mengakibatkan p-phubbing mengalami depresi.

Page 19: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

4

Ada banyak faktor yang mungkin memengaruhi phubbing antara lain

adiksi smartphone, adiksi internet, adiksi media sosial, adiksi game, fear of

missing out (FoMO), self-control, dan konformitas. Pada penelitian ini, penulis

memilih tiga faktor, yaitu adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO), dan

konformitas.

Adiksi smartphone menjadi salah satu variabel yang memengaruhi

phubbing pada penelitian sebelumnya. Dalam setiap penelitian, variabel ini

menjadi faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap phubbing dengan

berbagai macam perbedaan diantaranya populasi, sampel, atau budaya.

Hasil penelitian Karadag et al (2015) menunjukkan bahwa adiksi

smartphone memiliki pengaruh positif paling besar terhadap phubbing (γ1 =

0,50). Hal tersebut sejalan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Chotpitayasunondh dan Douglas (2016) bahwa adiksi smartphone secara

signifikan memengaruhi phubbing (β = 0,45, p < 0,001). Hasil penelitian Fauzan

(2018) sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa variabel yang paling besar

pengaruhnya terhadap phubbing adalah adiksi smartphone sebesar 0,51 atau 51%.

Artinya, semakin tinggi seseorang mengalami kecanduan terhadap smartphone

maka akan meningkatkan kecenderungan untuk melakukan phubbing. Dalam hal

ini, adiksi smartphone memengaruhi seseorang untuk melakukan phubbing.

Selain itu, ada variabel lain yang memengaruhi phubbing yaitu fear of

missing out (FoMO) atau rasa takut kehilangan. Fear of missing out (FoMO)

menjadi faktor kedua dalam penelitian ini disebabkan karena variabel ini

Page 20: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

5

membuat seseorang merasakan kecemasan dalam hatinya dan hal ini menjadi

suatu bentuk kepuasan hidup yang akhirnya mendorong untuk melakukan

phubbing.

Penelitian yang dilakukan oleh Chotpitayasunondh dan Douglas (2016)

menunjukkan bahwa variabel FoMO memiliki pengaruh positif terhadap phubbing

melalui adiksi smartphone (β = 0,33, p < 0,001). Artinya, terjadinya phubbing

karena FoMO melemahkan individu dengan membangkitkan rasa tidak aman dan

disebabkan terkait penggunaan smartphone secara terus-menerus (Carbonell,

Oberst, & Beranuy, 2013; Chotpitayasunondh & Dougles. 2016).

Chotpitayasunondh dan Douglas (2016) mengatakan bahwa model dalam

penelitian tersebut membuktikan variabel-variabel seperti fear of missing out

(FoMO), internet addiction, self-control berpengaruh signifikan terhadap

phubbing. Dalam hal ini, fear of missing out (FoMO) memengaruhi seseorang

untuk melakukan phubbing. Pada penelitian ini, penulis ingin membedakan

dengan penelitian sebelumnya yakni memprediksi bahwa fear of missing out

(FoMO) memiliki pengaruh langsung terhadap phubbing tanpa melalui

smartphone.

Variabel yang memengaruhi phubbing lainnya yaitu konformitas.

Penelitian terbaru yang dilakukan Khang et al. (Zhang et al, 2014) menunjukkan

bahwa seseorang menggunakan smartphone-nya untuk mendapatkan identitas dan

menghindari celaan dari teman-teman mereka. Dalam hal ini, faktor konformitas

memungkinkan lawan bicara akan mengikuti seseorang yang melakukan phubbing

untuk diakui keberadaannya. Akan tetapi, jika pengguna smartphone memiliki

Page 21: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

6

tingkat konformitas yang tinggi, kemungkinan besar ia akan menjadi

ketergantungan dengan smartphone-nya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al. (2014) menunjukkan

bahwa konformitas memiliki pengaruh yang positif terhadap adiksi smartphone (β

= 0,145, t = 1,987). Dalam hal ini, konformitas memengaruhi seseorang untuk

melakukan phubbing. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis memprediksi

bahwa konformitas memiliki pengaruh langsung terhadap phubbing tanpa melalui

adiksi smartphone.

Selain dari variabel-variabel yang telah diuraikan di atas, penulis

menggunakan variabel demografi yaitu jenis kelamin. Karadag et al. (2015)

mengatakan bahwa variabel jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan

sebesar 14% terhadap phubbing dengan frekuensi perempuan lebih besar daripada

laki-laki. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chotpitayasunondh &

Douglas (2016) mengatakan bahwa frekuensi perempuan dalam melakukan

phubbing secara signifikan (p = 0,001) lebih besar daripada laki-laki. Dalam hal

ini, jenis kelamin memengaruhi seseorang untuk melakukan phubbing.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis memilih subjek penelitian pada

generasi Y. Millenial Generation atau generasi Y adalah kelompok anak muda

yang berusia belasan tahun hingga awal tiga puluhan, lahir awal 1980 hingga awal

2000 (Horovitz, 2012; Suryadi, 2015). Kunci karakteristik dari generasi Y yaitu

memiliki kecenderungan terhadap teknologi, dimana ada keuntungan dan kerugian

dalam kognitif, emosional, dan akibat dari interaksi sosial (Ruth N. Bolton, et al.,

2012). Selain variabel demografi pada jenis kelamin, dalam hal ini penulis ingin

Page 22: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

7

menggunakan variabel usia untuk memprediksi bahwa usia memiliki pengaruh

langsung terhadap phubbing.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Adiksi

Smartphone, Fear of Missing Out (FoMO) dan Konformitas terhadap Phubbing”.

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki dan supaya

lebih terarah dan fokus, maka penulis membatasi hanya pada variabel yang akan

diteliti yaitu : phubbing, adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO),

konformitas, dan faktor demografi.

Adapun pembatasan masalahnya yaitu :

a. Phubbing yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan teori Karadag

(2015) mengacu pada perilaku seseorang yang melihat teleponnya saat

percakapan dengan orang lain, berurusan dengan teleponnya dan menghindari

komunikasi antarpribadi.

b. Adiksi smartphone yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan teori

Kwon dan Yang (2013) mengacu pada perilaku kecanduan yang memiliki

kemungkinan menjadi masalah sosial yang umum karena itu menandakan

karakteristik kecanduan seperti intoleransi, penarikan diri, kesulitan

melakukan kegiatan sehari-hari, atau gangguan kontrol impuls.

Page 23: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

8

c. Fear of missing out (FoMO) yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai

dengan teori Przybylski et al. (2013) mengacu pada keinginan seseorang untuk

tetap terhubung secara terus menerus dengan apa yang dilakukan orang lain.

d. Konformitas yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan teori Myers

(2012) mengacu pada suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan agar

selaras dengan orang lain.

e. Faktor demografi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis kelamin

dan usia.

1.2.2 Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan adiksi smartphone, fear of missing out

(FoMO), konformitas, dan faktor demografi terhadap phubbing?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan adiksi smartphone terhadap phubbing?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi relatedness dari fear of missing

out (FoMO) terhadap phubbing?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi self dari fear of missing out

(FoMO) terhadap phubbing?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi pemenuhan (compliance) dari

konformitas terhadap phubbing?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi penerimaan (acceptance) dari

konformitas terhadap phubbing?

Page 24: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

9

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi jenis kelamin dari faktor

demografi terhadap phubbing?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi usia dari faktor demografi

terhadap phubbing?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh independent variable

(IV) terhadap dependent variable (DV) dengan menjawab semua rumusan

masalah yang tertera di atas sebagai berikut :

1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan adiksi smartphone,

fear of missing out (FoMO), konformitas, dan faktor demografi terhadap

phubbing.

2. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan adiksi smartphone

terhadap phubbing.

3. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dimensi relatedness

dari fear of missing out (FoMO) terhadap phubbing.

4. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dimensi self dari fear

of missing out (FoMO) terhadap phubbing.

5. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dimensi pemenuhan

(compliance) dari konformitas terhadap phubbing.

6. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dimensi penerimaan

(acceptance) dari konformitas terhadap phubbing.

Page 25: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

10

7. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dimensi jenis kelamin

dari faktor demografi terhadap phubbing.

8. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dimensi usia dari

faktor demografi terhadap phubbing.

1.3.2 Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan perkembangan ilmu

pengetahuan dalam wacana keilmuan psikologi mengenai pengaruh adiksi

smartphone, fear of missing out (FoMO), konformitas, dan faktor demografi

terhadap phubbing pada generasi Y. Selain itu, hasil penelitian ini dapat

dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu mendorong minat pembaca yang

berkecimpung di bidang psikologi untuk melakukan penelitian mengenai

phubbing. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pembaca untuk

melakukan tindakan antisipasi terjadinya phubbing.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi yang dibahas,

maka penulis mengemukakannya dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Page 26: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

11

BAB 2 : Landasan teori, mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian.

BAB 3 : Metode penelitian, membahas populasi dan sampel, variabel penelitian

dan definisi operasional, instrumen pengumpulan data, pengujian

validitas konstruk, teknik analisis data, serta prosedur penelitian.

BAB 4 : Hasil penelitian menjelaskan gambaran umum subyek penelitian,

analisis deskriptif variabel penelitian, kategorisasi skor variabel

penelitian, serta hasil uji hipotesis penelitian.

BAB 5 : Kesimpulan, diskusi, dan saran menjelaskan lebih lanjut mengenai hasil

penelitian yang terdiri dari kesimpulan, diskusi, serta saran.

Page 27: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian, yaitu

phubbing, adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO), dan konformitas.

Selanjutnya, dipaparkan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Phubbing

2.1.1 Definisi phubbing

Karadag (2015) menjelaskan bahwa phubbing adalah perilaku seseorang yang

melihat teleponnya saat percakapan dengan orang lain, berurusan dengan

teleponnya, dan menghindari komunikasi antar pribadi. Phubbing juga dapat

diartikan sebagai perilaku seseorang yang mengabaikan orang lain dengan

memusatkan perhatiannya pada telepon atau smartphone (Haigh, 2015;

Chotpitayasunondh, 2016).

Menurut Chotpitayasunondh (2016), phubbing melibatkan penggunaan

smartphone dalam pengaturan sosial dari dua orang atau lebih, dan lebih memilih

berinteraksi dengan smartphone dari pada seseorang yang hadir disekitarnya.

Carvajal (2012) menegaskan bahwa phubbing merupakan perilaku yang perlu

dihentikan untuk menyelamatkan hubungan interpersonal karena seharusnya

teknologi membantu seseorang untuk berkomunikasi, namun kini berdampak

sebaliknya.

Dampak dari phubbing ini menunjukkan tidak terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia untuk memiliki kontrol dan keterikatan ketika seseorang merasakan

bahwa pasangannya tidak ada, mungkin secara fisik bersama, namun tidak

Page 28: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

13

sepenuhnya hadir untuk satu sama lain (Roberts & David, 2016). Przybylski et al

dalam Roberts & David (2016) menunjukkan bahwa tingkat relationship

satisfaction dan kepercayaan lawan bicara menjadi kurang bermakna dan empati

akan berkurang ketika salah satu individu menggunakan smartphone.

Hasil penelitian Wang et al (2017) pada orang dewasa China yang sudah

menikah menunjukkan partner phubbing (p-phubbing) memiliki hubungan yang

negatif dengan relationship satisfaction dan memiliki hubungan yang positif

dengan depresi. Artinya, semakin tinggi p-phubbing merasa terabaikan oleh

pasangannya maka akan berdampak pada menurunnya kepuasan terhadap

hubungan mereka yang mengakibatkan p-phubbing mengalami depresi.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

menggunakan teori phubbing dari Karadag (2015), yang menjelaskan bahwa

phubbing adalah perilaku seseorang yang melihat teleponnya saat percakapan

dengan orang lain, berurusan dengan teleponnya, dan menghindari komunikasi

antar pribadi.

Hal ini tampak seperti bagian dari kehidupan modern yang relatif tidak

berbahaya, namun nyatanya penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa

perilaku ini memungkinkan dapat merusak hubungan dengan lawan bicara yang

berada disekitarnya dengan menghubungkan seseorang pada orang lain yang ada

di dalam dunia maya (virtual). Perilaku ini ditandai dengan dua dimensi, yaitu

gangguan komunikasi dan obsesi terhadap ponsel.

2.1.2 Dimensi-dimensi phubbing

Dimensi-dimensi phubbing menurut Karadag (2015) dibagi menjadi dua yaitu :

Page 29: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

14

1) Gangguan komunikasi

Gangguan komunikasi yang disebabkan oleh individu yang

menggunakan smartphone-nya sebagai faktor yang mengganggu dalam

komunikasi tatap muka.

2) Obsesi terhadap ponsel

Obsesi terhadap ponsel disebabkan karena dorongan akan kebutuhan

menggunakan ponsel yang tinggi secara terus-menerus di lingkungan

yang sedang melakukan komunikasi tatap muka.

2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi phubbing

Menurut Karadag (2015), phubbing dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Adiksi terhadap smartphone

Teknologi yang kini memfasilitasi kehidupan manusia menyebabkan

masalah dalam kehidupan manusia sebagai penggunanya. Di dunia

industri, manusia membutuhkan akses yang lebih cepat ke berbagai jenis

data, interaksi dan komunikasi, yang menyebabkan waktu, persepsi

kebutuhan, dan rasa senang dapat berubah.

Ketidakpuasan manusia untuk lebih banyak teknologi memiliki

konsekuensi seperti penggunaan teknologi yang berlebihan, tingkat

keterlibatan yang tinggi dalam teknologi, dan akhirnya kecanduan

teknologi. Smartphone yang telah dilengkapi dengan fitur komputer

memiliki efek signifikan di antara faktor lain sebagai objek kecanduan.

Page 30: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

15

2. Adiksi terhadap internet

Selain menawarkan banyak kemudahan yang ditawarkan untuk kehidupan

sehari-hari, komputer menyebabkan efek negatif pada manusia dengan

menawarkan variasi dan kenyamanan melakukan berbagai hal di internet

dan bermain game. Perilaku individu yang berlebihan terhadap

penggunaan komputer telah mengarahkan para peneliti untuk menyelidiki

konsep kecanduan komputer.

Berbagai macam penelitian yang telah dilakukan para peneliti

menunjukkan bahwa komputer saja tidak masalah, tetapi itu menyebabkan

masalah karena berbagai macam aplikasi di dalamnya. Bermain game dan

tetap online dalam jangka waktu yang lama menjadi contoh dari kasus ini.

3. Adiksi terhadap media sosial

Media sosial, yang hampir menjadi kecanduan, adalah saluran komunikasi

di mana memiliki keterkaitan interaksi yang sangat kompleks, yang dapat

memiliki dampak besar pada orang-orang. Media sosial, yang mencakup

banyak elemen seperti game, komunikasi, pertukaran informasi, dan

berbagi multimedia, yang mendorong seseorang untuk tetap online,

membawa pengikutnya dari komputer beralih ke smartphone. Media sosial

di komputer membutuhkan pengguna tetap berada di meja, tetapi dengan

smartphone, setiap saat dapat dibawa kemana-mana. Aplikasi yang paling

sering digunakan adalah aplikasi game dan situs media sosial.

Dengan kata lain, media sosial memiliki tempat yang signifikan di

antara objek kecanduan smartphone. Terlepas dari kenyataan bahwa orang

Page 31: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

16

mengakses media sosial melalui ponsel mereka, tetapi media sosial

hanyalah salah satu objek kecanduan dalam ponsel dan bahwa kecanduan

ponsel akan tetap bertahan walaupun media sosial tidak ada.

4. Adiksi terhadap game

Di antara faktor-faktor yang memengaruhi phubbing, kecanduan game

adalah sumber kecanduan lain yang sama pentingnya dengan kecanduan

ponsel. Individu yang tidak memiliki keterampilan manajemen waktu,

menggunakan ponsel untuk melarikan diri dari masalah, dan sebagai alat

relaksasi mental.

Kecanduan game yang mengacu pada game online, video game,

dan computer game, ternyata semuanya memiliki asal-usul yang sama,

mengacu pada bermain computer game, sejauh itu telah memengaruhi

kehidupan sehari-hari maka dianggap sebagai perilaku adiktif. Terlibat

dengan game untuk jangka waktu yang lama, diberi penghargaan bahkan

untuk kemajuan terkecil dalam game, level bervariasi sesuai dengan

kinerja seseorang, merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan

kecanduan game.

5. Selain faktor-faktor di atas, fear of missing out (FoMO) menjadi salah satu

faktor dari dalam diri individu yang memengaruhi phubbing. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Chotpitayasunondh dan Douglas (2013)

mengatakan bahwa variabel-variabel seperti fear of missing out (FoMO),

internet addiction, self-control memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap phubbing.

Page 32: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

17

6. Faktor lain yang berasal dari luar diri individu ialah konformitas. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Khang et al. (Zhang et al, 2014)

menunjukkan bahwa seseorang menggunakan smartphone-nya untuk

mendapatkan identitas dan menghindari celaan dari teman-teman mereka.

2.1.4 Pengukuran phubbing

Pada penelitian ini, penulis mengukur phubbing menggunakan adaptasi

dari alat ukur yang dikembangkan oleh Karadag (2015) yaitu

menggunakan the phubbing scale. Instrumen ini memiliki 10 item dengan

konsistensi internal berupa nilai reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.87

(faktor 1 : lima item) dan 0.85 (faktor 2 : lima item).

2.2 Adiksi Smartphone

2.2.1 Definisi adiksi smartphone

Kwon dan Yang (2013) menjelaskan bahwa adiksi smartphone adalah

kecanduan terhadap smartphone yang memiliki kemungkinan menjadi

masalah sosial karena menandakan beberapa karakteristik kecanduan,

seperti intoleransi, penarikan diri, kesulitan melakukan aktivitas sehari-

hari, dan gangguan kontrol impuls.

Menurut Mok et al (2014), smartphone bisa menimbulkan masalah

ketika digunakan secara berlebihan. Misalnya, penggunaan smartphone

yang berlebihan dapat menyebabkan perilaku maladaptif yang terlihat

pada gangguan kontrol impuls dalam patologis yang dapat mengganggu

sekolah atau bekerja, mengurangi interaksi sosial dalam kehidupan nyata,

mengurangi kemampuan akademik, menyebabkan masalah dalam

Page 33: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

18

hubungan, memengaruhi kesehatan fisik termasuk penglihatan yang kabur

dan nyeri di pergelangan tangan atau belakang leher.

Park & Lee (dalam Gokçearslan et al, 2016) memaparkan bahwa

adiksi smartphone dapat diartikan sebagai penggunaan smartphone yang

berlebihan dan sulit untuk dikendalikan, serta membawa pengaruh meluas

dalam kehidupan lain seseorang dengan cara yang negatif.

Menurut DSM V, adiksi memiliki beberapa kriteria, seperti adanya

keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa untuk menggunakan;

kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakannya, termasuk sejak

mulainya, usaha penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan;

adanya toleransi, berupa peningkatan penggunaan; mengabaikan

menikmati kesenangan atau minat lain, meningkatkan jumlah waktu yang

diperlukan untuk menggunakannya; dan tetap menggunakannya meskipun

ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis menggunakan teori adiksi smartphone dari Kwon dan Yang

(2013), yang menjelaskan bahwa adiksi smartphone adalah kecanduan

terhadap smartphone yang memiliki kemungkinan menjadi masalah sosial

karena menandakan beberapa karakteristik kecanduan, seperti intoleransi,

penarikan diri, kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, dan gangguan

kontrol impuls.

Page 34: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

19

2.2.2 Dimensi-dimensi adiksi smartphone

Dimensi-dimensi adiksi smartphone menurut Kwon dan Yang dibagi menjadi tiga

yaitu :

1) Gangguan kehidupan sehari-hari

Gangguan kehidupan sehari-hari seperti kehilangan pekerjaan yang

direncanakan, mengalami kesulitan konsentrasi di kelas atau saat bekerja,

mengalami sakit kepala atau penglihatan yang kabur, sakit pada

pergelangan tangan atau di bagian leher, dan mengalami gangguan tidur.

2) Penarikan diri

Penarikan diri seperti membuat seseorang menjadi mudah marah, gelisah,

dan tidak bisa menahan diri jika tidak menggunakan smartphone,

menggunakannya secara terus menerus dan tidak bisa lepas, serta menjadi

kesal dan marah ketika terganggu saat menggunakan smartphone.

3) Intoleransi

Intoleransi yang dimaksud adalah intoleransi yang didefiniskan sebagai

seseorang yang selalu berusaha untuk mengontrol penggunaan smartphone

tetapi selalu tidak berhasil dalam melakukannya.

2.2.3 Pengukuran adiksi smartphone

Pada penelitian ini, penulis mengukur adiksi smartphone menggunakan adaptasi

dari alat ukur yang dikembangkan oleh Kwon dan Yang (2013) yaitu

menggunakan smartphone addiction scale-short version (SAS-SV). Instrumen ini

memiliki 10 item dengan nilai rata-rata konsistensi internal reliabilitas cronbach

alpha sebesar 0,911.

Page 35: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

20

2.3 Fear Of Missing Out (FoMO)

2.3.1 Definisi fear of missing out (FoMO)

Przybylski et al (2013) mengatakan bahwa fear of missing out (FoMO) adalah

suatu keadaan dimana seseorang memiliki keinginan untuk memainkan atau hanya

sebatas melihat media sosialnya agar tetap terhubung secara terus-menerus dengan

apa yang dilakukan orang lain dalam dunia maya.

Menurut JWT Marketing Communication dalam Abel et al, (2016), fear of

missing out (FoMO) adalah perasaan tidak nyaman dan terkadang semua yang

sedang dialami oleh seseorang bahwa ia merasa kehilangan informasi atas apa

yang dilakukan rekan-rekannya, kehilangan informasi yang ingin ia ketahui, atau

orang lain memiliki lebih banyak informasi yang lebih baik dari yang ia miliki.

Pada dasarnya FoMO adalah bentuk nyata dari seseorang yang sangat

peduli tentang apa yang dilakukan orang lain dan memikirkan hubungan dengan

perasaan yang ditinggalkan, takut akan apa yang orang lain pikirkan tentang

kehidupan pribadinya (JWT Marketing Communication; Abel et al., 2016).

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

menggunakan teori fear of missing out (FoMO) dari Przybylski et al. (2013), yang

menjelaskan bahwa fear of missing out (FoMO) adalah suatu keadaan dimana

seseorang memiliki keinginan untuk memainkan atau hanya sebatas melihat media

sosialnya agar tetap terhubung secara terus-menerus dengan apa yang dilakukan

orang lain dalam dunia maya.

2.3.2 Dimensi-dimensi fear of missing out (FoMO)

Dimensi-dimensi dari FoMO menurut Prybylski et al. dibagi menjadi dua yaitu :

Page 36: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

21

1) Relatedness

Relatedness (kedekatan atau keinginan untuk berhubungan dengan orang

lain) adalah kebutuhan seseorang untuk merasakan perasaan tergabung,

terhubung, dan kebersamaan dengan orang lain. Kondisi seperti pertalian

yang kuat, hangat, dan peduli dapat memuaskan kebutuhan untuk

pertalian, sehingga individu merasa ingin memiliki kesempatan lebih

dalam berinteraksi dengan orang-orang yang dianggap penting dan terus

mengembangkan kompetensi sosialnya.

2) Self

Kebutuhan psikologis akan self (diri sendiri) berkaitan dengan competence

dan autonomy. Competence didefinisikan sebagai keinginan yang melekat

pada individu untuk merasa efektif dalam berinteraksi dengan

lingkungannya mencerminkan kebutuhan untuk melatih kemampuan dan

mencari tantangan yang optimal. Sementara autonomy didefinisikan

sebagai pengalaman merasakan adanya pilihan, dukungan dan kemauan

yang berkaitan dengan memulai, memelihara, dan mengakhiri keterlibatan

perilaku. Tindakan ini dijalankan dengan diri sendiri tanpa terikat atau

mendapat kontrol dari orang lain (individu adalah inisiator dan sumber

dari perilakunya).

2.3.3 Pengukuran fear of missing out (FoMO)

Pada penelitian ini, penulis mengukur fear of missing out (FoMO)

menggunakan adaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Prybylski et al

dalam Al-Menayes (2016) yaitu menggunakan fear of missing out (FoMO) scale.

Page 37: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

22

Instrumen ini memiliki delapan item dengan nilai rata-rata konsistensi internal

reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,827 (faktor 1 : lima item) dan 0,724 (faktor 2

: tiga item).

2.4 Konformitas

2.4.1 Definisi konformitas

Menurut Cialdini dan Goldstein (2014), konformitas dapat diartikan sebagai

tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan

perilaku orang lain. Myers (2012) mengatakan bahwa konformitas adalah suatu

bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan agar selaras dengan orang lain.

Konformitas tidak hanya sekedar bertindak atau berpikir sesuai dengan

yang dilakukan oleh orang lain yang berbeda dari biasa kita lakukan jika kita

sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh bagaimana mereka bertindak (Myers,

2012).

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

menggunakan teori konformitas dari Myers (2012), yang menjelaskan bahwa

konformitas adalah suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan agar selaras

dengan orang lain.

2.4.2 Dimensi-dimensi konformitas

Dimensi-dimensi konformitas menurut Myers (2012) dibagi menjadi dua yaitu :

1) Pemenuhan (compliance)

Pemenuhan (compliance) adalah konformitas yang termasuk pada

mengikuti suatu harapan atau permintaan yang dilakukan kelompok

sementara di dalam diri tidak menyetujui hal tersebut. Seseorang

Page 38: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

23

mematuhi untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari hukuman

agar diterima atau disukai oleh orang lain.

2) Penerimaan (acceptance)

Penerimaan (acceptance) adalah konformitas yang termasuk pada

melakukan suatu tindakan atau meyakini sesuai dengan tekanan kelompok

yang diterimanya. Pada bentuk acceptance, konformitas terjadi karena

kelompok menyediakan informasi penting untuk menjawab ketika

seseorang tidak tahu harus berbuat apa.

2.4.3 Pengukuran konformitas

Pada penelitian ini, penulis mengukur konformitas menggunakan adaptasi

dari alat ukur yang dikembangkan oleh Myers dalam Fauzan (2018). Instrumen ini

memiliki 10 item dengan nilai rata-rata konsistensi internal reliabilitas cronbach

alpha sebesar 0,642.

2.5 Kerangka Berpikir

Phubbing merupakan perilaku seseorang yang mengabaikan orang lain di

lingkungan sekitarnya dengan lebih fokus pada smartphone yang dimiliki

sehingga orang lain merasa terabaikan. Perilaku ini tentu tidak diharapkan terjadi

ketika sedang bertemu atau berkumpul dengan orang lain karena memiliki

dampak. Adapun dampak dari phubbing, yaitu menurunnya kepuasan dalam

berhubungan dengan orang lain karena merasa terabaikan, kepercayaan orang lain

karena merasa tidak diperhatikan, dan empati orang lain akan berkurang karena

menggunakan smartphone saat berkumpul.

Page 39: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

24

Dalam hal ini ada beberapa faktor yang diduga memengaruhi phubbing

diantaranya adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO), dan konformitas.

Faktor pertama yang memengaruhi phubbing yaitu adiksi smartphone yang

merupakan penggunaan smartphone secara berlebihan tanpa adanya batasan

waktu dan sulit untuk dikendalikan, serta akan membawa efek negatif untuk diri

sendiri. Variabel ini memiliki pengaruh yang besar terhadap phubbing karena

ketika individu sedang bersama orang lain, ia akan tetap memainkan smartphone-

nya dan seakan tak bisa lepas.

Berbagai macam dampak yang muncul dari adiksi smartphone, seperti

mengalami kesulitan untuk meninggalkan smartphone-nya bahkan ketika malam

hari, pemikiran seseorang yang adiksi terhadap smartphone terus menerus tertuju

pada aktivitas berinternet atau penggunaan smartphone lainnya sehingga sulit

untuk fokus terhadap aktivitas yang lebih bermanfaat, dan menyebabkan fokus

seseorang terpaku pada satu hal yang disenangi, misal bermain media sosial atau

game hingga larut malam sehingga waktu tidur terganggu.

Faktor kedua yang diduga memengaruhi phubbing yaitu fear of missing

out (FoMO). Variabel ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap

phubbing dengan menunjukkan perasaan seseorang yang gelisah apabila melihat

orang lain melakukan atau merasakan yang lebih baik dari dirinya sehingga secara

terus menerus mengecek smartphone-nya. Dengan begitu, seseorang dikatakan

memiliki tingkat fear of missing out (FoMO) yang tinggi apabila ia melakukan

phubbing dengan memiliki rasa takut akan tertinggal informasi yang sedang

Page 40: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

25

dilakukan orang lain dalam dunia maya walaupun sedang berkumpul dengan

orang lain secara tatap muka.

Faktor ketiga yang diduga memengaruhi phubbing yaitu konformitas yang

diartikan sebagai perilaku individu yang mengikuti perilaku dan pikiran orang lain

dikarenakan suatu tekanan. Ketika seseorang melakukan phubbing dan orang di

sekitarnya merasa terabaikan, itu bisa membuat lawan bicara ikut untuk

memainkan smartphone mereka.

Penulis menyajikan kerangka teoritis untuk mempermudah memahami

permasalahan yang sedang diteliti dalam bentuk bagan yang menunjukkan

hubungan masing-masing variabel sebagai berikut :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Adiksi Smartphone

Fear Of Missing Out

Relatedness

Self

Konformitas

Penerimaan

(acceptance)

Pemenuhan

(compliance)

PHUBBING

Faktor Demografi

Jenis kelamin

Usia

Page 41: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

26

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dibahas sebelumnya, maka diajukan hipotesis yang

akan diuji secara empiris. Hipotesis tersebut sebagai berikut :

Major : Ada pengaruh signifikan adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO),

konformitas, dan faktor demografi terhadap phubbing.

Minor :

Ha1 : Ada pengaruh signifikan adiksi smartphone terhadap phubbing.

Ha2 : Ada pengaruh signifikan dimensi relatedness dari fear of missing out

(FoMO) terhadap phubbing.

Ha3 : Ada pengaruh signifikan dimensi self dari fear of missing out (FoMO)

terhadap phubbing.

Ha4 : Ada pengaruh signifikan dimensi pemenuhan (compliance) dari

konformitas terhadap phubbing.

Ha5 : Ada pengaruh signifikan dimensi penerimaan (acceptance) dari

konformitas terhadap phubbing.

Ha6 : Ada pengaruh signifikan dimensi jenis kelamin dari faktor demografi

terhadap phubbing.

Ha7 : Ada pengaruh signifikan dimensi usia dari faktor demografi terhadap

phubbing.

Page 42: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

27

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden yang termasuk

generasi Y. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah responden yang lahir

tahun 1980-2000, memiliki alat komunikasi, berdomisili di JABODETABEK, dan

bersedia menjadi subjek penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik non-probability sampling. Pengambilan data menggunakan

kuesioner online (google form) yang di sebar melalui media sosial instagram,

twitter, dan facebook. Jumlah sampel penelitian yang digunakan sebanyak 301

responden.

Akurasi dalam pengambilan data melalui tiga media sosial ini dilakukan

agar responden yang mengisi terbukti memiliki kecenderungan terhadap

perkembangan teknologi yang dibuktikan dengan memiliki alat komunikasi yang

dilengkapi dengan internet, memiliki akun jejaring sosial, mengakses atau login

atas dasar keinginan sendiri dengan berbagai tujuan pribadi.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian ini terdiri atas satu variabel terikat atau dependent variable

(DV) dan tujuh variabel bebas atau independent variable (IV). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah phubbing, sedangkan variabel bebas dalam penelitian

ini adalah dimensi-dimensi adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO),

konformitas, dan faktor demografi.

Page 43: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

28

Setelah penulis menentukan variabel terikat dan variabel bebas, maka

selanjutnya disusun definisi operasional dari variabel-variabel yang kemudian

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Phubbing

Phubbing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku seseorang yang

melihat teleponnya saat percakapan dengan orang lain, berurusan dengan

teleponnya, dan menghindari komunikasi antar pribadi. Variabel ini secara

operasional diukur dengan the phubbing scale, meliputi dimensi gangguan

komunikasi dan obsesi terhadap ponsel.

2. Adiksi smartphone

Adiksi smartphone yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecanduan

terhadap smartphone yang memiliki kemungkinan menjadi masalah sosial karena

menandakan beberapa karakteristik kecanduan, seperti intoleransi, penarikan diri,

kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, dan gangguan kontrol impuls. Variabel

ini secara operasional diukur dengan smartphone addiction scale-short version

(SAS-SV), meliputi dimensi gangguan kehidupan sehari-hari, penarikan diri, dan

intoleransi.

Page 44: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

29

3. Fear of missing out (FoMO)

Fear of missing out (FoMO) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

keadaan dimana seseorang memiliki keinginan untuk memainkan atau hanya

sebatas melihat media sosialnya agar tetap terhubung secara terus-menerus dengan

apa yang dilakukan orang lain dalam dunia maya. Variabel ini secara operasional

diukur dengan fear of missing out (FoMO) scale, meliputi dimensi relatedness

dan self.

4. Konformitas

Konformitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bentuk perubahan

perilaku atau kepercayaan agar selaras dengan orang lain. Variabel ini secara

operasional diukur dengan skala konformitas, meliputi dimensi pemenuhan

(compliance) dan penerimaan (acceptance).

5. Faktor demografi

Faktor demografi yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin

dan usia.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner. Kuesioner adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah

daftar yang berisi suatu rangkaian pernyataan.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala model

Likert, dengan pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), sesuai

(S), dan sangat sesuai (SS).

Page 45: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

30

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang

masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek.

Model skala Likert ini terdiri atas pernyataan yang sesuai dengan indikator

(favorable) dan pernyataan yang tidak sesuai dengan indikator (unfavorable).

Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skor Pengukuran Skala Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sesuai (S) 3 2 Sangat Sesuai (SS) 4 1

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat skala

sebagai berikut :

3.3.1 Skala phubbing

Pada skala ini, penulis menggunakan skala yang digunakan oleh Karadag (2015)

bernama the phubbing scale. Alat ukur terdiri dari 10 item yang dibagi menjadi

dua dimensi, yaitu gangguan komunikasi (lima item) dan obsesi terhadap ponsel

(lima item). Item-item tersebut selanjutnya diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia.

Page 46: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

31

Tabel 3.2

Blue Print Skala Phubbing No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

1. Gangguan komunikasi

-Menatap layar smartphone ketika bersama orang lain

-Sibuk menggunakan smartphone

ketika bersama teman

-Orang lain merasa terganggu

terkait penggunaan smartphone

1, 2, 3, 4, 5 - 5

2. Obsesi

terhadap

ponsel

-Memegang smartphone terus-

menerus

-Merasa ada yang kurang tanpa

smartphone

-Aktivitas sosial berkurang terkait

intensitas penggunaan smartphone

6, 7, 8, 9,

10 - 5

Total 10

3.3.2 Skala adiksi smartphone

Pada skala ini, penulis menggunakan skala yang digunakan oleh Kwon dan Yang

(2013) bernama smartphone addiction scale-short version (SAS-SV). Alat ukur

terdiri dari 10 item yang dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu gangguan kehidupan

sehari-hari (tiga item), penarikan diri (tiga item), dan intoleransi (empat item).

Item-item tersebut selanjutnya diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia.

Tabel 3.3

Blue Print Skala Adiksi Smartphone No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

1. Gangguan

kehidupan

sehari-hari

-Tidak dapat menyelesaikan

pekerjaan

-Mengalami kesulitan konsentrasi

-Adanya gangguan fisik/gangguan

tidur

1, 2, 3 - 3

2. Penarikan

diri

-Tidak bisa menahan diri untuk tidak

menggunakan smartphone

-Merasa gelisah tanpa smartphone

4, 5, 6 - 3

3. Intoleransi -Tidak berhasil mengontrol diri

menggunakan smartphone

-Tidak memiliki batas waktu menggunakan smartphone

7, 8, 9,

10

- 4

Total 10

Page 47: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

32

3.3.3 Skala fear of missing out (FoMO)

Pada skala ini, penulis menggunakan skala yang dikembangkan oleh Prybylski et

al. dalam Al-Menayes (2016) bernama fear of missing out scale (FoMOS). Alat

ukur terdiri dari delapan item yang dibagi menjadi dua dimensi, yaitu relatedness

(lima item) dan self (tiga item). Item-item tersebut selanjutnya diadaptasi dan

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Tabel 3.4

Blue Print Skala Fear of Missing Out (FoMO) No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

1. Relatedness -Rasa ingin

terhubung dengan

orang lain

-Ingin memiliki

kesempatan lebih

untuk berinteraksi

1, 2, 3, 4, 5 - 5

2. Self -Tidak dapat

membaur dengan

orang lain

6, 7, 8 - 3

Total 8

3.3.4 Skala konformitas

Pada skala ini, penulis menggunakan skala konformitas yang dikembangkan oleh

Myers dalam Fauzan (2018). Alat ukur ini terdiri dari 10 item yang dibagi

menjadi dua dimensi, yaitu pemenuhan (compliance) (lima item) dan penerimaan

(acceptance) (lima item).

Page 48: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

33

Tabel 3.5

Blue Print Skala Konformitas No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

1. Pemenuhan

(compliance)

-Mengikuti perilaku kelompok

agar diakui

-Mengikuti kemauan dalam

kelompok agar disukai

1, 2, 3, 4,

5

- 5

2. Penerimaan

(acceptance)

-Mengikuti perilaku kelompok

sesuai dengan kenginan sendiri

-Melakukan tindakan karena

kepercayaan terhadap kelompok

6, 7, 8, 9,

10

- 5

Total 10

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk dari keempat instrumen yang digunakan, yaitu 1) phubbing; 2) adiksi

smartphone; 3) fear of missing out (FoMO); 4) konformitas. Pengujian validitas

konstruk instrumen pengukuran dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

analisis faktor berupa confirmatory factor analysis (CFA). Pengujian analisis CFA

seperti ini dilakukan dengan bantuan software LISREL 8.70. Adapun logika CFA

dilakukan adalah sebagai berikut (Umar, 2016) :

1. Bahwa ada sebuah konsep yang didefinisikan secara operasional sehingga

dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.

Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini

dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga

tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun

subtes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item

yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi

Page 49: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

34

ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data

empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional)

maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ dan matriks S, atau

bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis

nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut

dapat diterima bahwa item ataupun sub tes instrumen hanya mengukur satu

faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test.

Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sebaiknya item yang demikian di drop.

Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan taraf kepercayaan 95%

sehingga item yang dikatakan signifikan adalah item yang memiliki t-

value lebih dari 1,96 (t > 1,96).

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Page 50: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

35

3.4.1 Uji validitas konstruk phubbing

Penulis menguji apakah 10 item dari skala phubbing bersifat unidimensional,

artinya seluruh item benar-benar hanya mengukur phubbing. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 337,74, df = 35, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,170. Setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 35,01, df = 26, P-value = 0,11152, dan RMSEA = 0,034. Artinya model

satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja

yaitu phubbing.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur dan menentukan apakah item tesebut perlu di-

drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap muatan

faktor, jika nilai t > 1,96, maka item tersebut signifikan dan begitu sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item phubbing dapat dilihat dalam tabel 3.6

sebagai berikut :

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item untuk Phubbing No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.62 0.06 10.27 √

Item 2 0.78 0.05 14.49 √

Item 3 0.33 0.06 5.08 √

Item 4 0.76 0.06 13.57 √

Item 5 0.21 0.06 3.32 √ Item 6 0.63 0.06 11.04 √

Item 7 0.30 0.06 4.72 √

Item 8 0.43 0.06 6.89 √

Item 9 0.48 0.06 8.01 √

Item 10 0.51 0.06 8.63 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 51: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

36

Berdasarkan tabel 3.6, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1,96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Artinya, ke-10 item tersebut valid untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan dalam

pengolahan selanjutnya.

3.4.2 Uji validitas adiksi smartphone

Penulis menguji apakah 10 item dari skala adiksi smartphone bersifat

unidimensional, artinya seluruh item benar-benar hanya mengukur adiksi

smartphone. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 214,05, df = 35, P-value = 0,00000,

RMSEA = 0,131. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 34,41, df = 28, P-value = 0,18758, dan

RMSEA = 0,028. Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item

hanya mengukur satu faktor saja yaitu adiksi smartphone. Hasil pengujiannya

terdapat dalam tabel 3.7 sebagai berikut :

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item untuk Adiksi Smartphone No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.43 0.06 7.04 √

Item 2 0.49 0.06 8.23 √

Item 3 0.34 0.06 5.86 √

Item 4 0.71 0.06 12.80 √

Item 5

Item 6

Item 7

Item 8

Item 9

Item 10

0.85

0.68

0.69

0.38

0.61

0.61

0.05

0.05

0.05

0.06

0.05

0.06

16.49

12.72

13.01

6.51

11.17

10.58

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 52: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

37

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1,96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Artinya, ke-10 item tersebut valid untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan dalam

pengolahan selanjutnya.

3.4.3 Uji validitas fear of missing out (FoMO)

a. Dimensi relatedness

Penulis menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel relatedness. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 65,90, df = 5, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,202.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 1,34, df = 3, P-value = 0,71997, dan RMSEA = 0,000. Hasil

pengujiannya terdapat dalam tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item untuk Relatedness No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.81 0.05 14.86 √

Item 2 0.46 0.06 7.96 √

Item 3 0.51 0.06 8.85 √

Item 4 0.92 0.05 17.11 √

Item 5 0.40 0.06 6.84 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1,96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

Page 53: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

38

ada yang negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Artinya, kelima item tersebut valid untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan dalam

pengolahan selanjutnya.

b. Dimensi self

Penulis menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel self. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata langsung fit dengan Chi-

Square = 0,00, df = 0, P-value = 1,00000, RMSEA = 0,000. Hasil pengujiannya

terdapat pada tabel 3.9 sebagai berikut :

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item untuk Self No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 6 0.66 0.06 10.42 √

Item 7 0.62 0.06 10.00 √

Item 8 0.79 0.07 12.18 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1,96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Artinya, ketiga item tersebut valid untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan dalam

pengolahan selanjutnya.

Page 54: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

39

3.4.4 Uji validitas konformitas

a. Dimensi pemenuhan (compliance)

Penulis menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel pemenuhan (compliance). Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit dengan Chi-Square = 79,19, df = 5, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,222.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square = 0,32, df = 2, P-value = 0,85119, dan RMSEA = 0,000. Hasil

pengujiannya terdapat dalam tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item untuk Pemenuhan (Compliance) No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0.34 0.06 5.34 √

Item 2 0.41 0.07 6.01 √

Item 3 0.61 0.06 10.53 √

Item 4 0.85 0.06 14.82 √

Item 5 0.71 0.06 11.93 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1,96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Artinya, kelima item tersebut valid untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan dalam

pengolahan selanjutnya.

Page 55: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

40

b. Dimensi penerimaan (acceptance)

Penulis menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

seluruh item benar-benar hanya mengukur variabel penerimaan (acceptance). Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit dengan Chi-Square = 95,31, df = 5, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,245.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran di beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square = 0,81, df = 2, P-value = 0,66562, dan RMSEA = 0,000. Hasil

pengujiannya terdapat dalam tabel 3.11 sebagai berikut :

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item untuk Penerimaan (Acceptance) No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 6 0.46 0.07 6.79 √

Item 7 0.54 0.07 7.50 √

Item 8 0.39 0.07 5.73 √

Item 9 0.75 0.09 8.14 √

Item 10 0.85 0.09 9.10 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t untuk koefisien seluruh item memenuhi

signifikansi t > 1,96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Artinya, kelima item tersebut valid untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item dapat disertakan dalam

pengolahan selanjutnya.

Page 56: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

41

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam menguji hipotesis penelitian, penulis menggunakan analisis regresi

berganda. Dalam hal ini yang dijadikan DV (variabel yang dianalisis variannya)

adalah phubbing, sedangkan yang dijadikan IV (prediktor) adalah adiksi

smartphone, fear of missing out (FoMO), konformitas, dan faktor demografi.

Setelah melakukan analisis faktor dengan metode confirmatory factor

analysis (CFA), maka didapatkan data variabel yang berupa true-score yang

selanjutnya dijadikan input untuk dianalisis dengan regresi berganda. Karena

dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis statistik, maka

hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil inilah

yang diuji dalam analisis statistik nantinya.

Pada penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dimana terdapat

lebih dari satu variabel bebas untuk memprediksi variabel terikat. Pada penelitian

ini terdapat tujuh variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat

(dependent variable). Adapun persamaan regresi berganda untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

keterangan :

Y = Nilai prediksi Y (phubbing)

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = adiksi smartphone

X2 = relatedness

Page 57: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

42

X3 = self

X4 = pemenuhan (compliance)

X5 = penerimaan (acceptance)

X6 = jenis kelamin

X7 = usia

e = residu

Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu

koefisien determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians

dari DV yang bisa dijelaskan oleh bervariasinya IV secara keseluruhan.

Adapun untuk mendapatkan nilai R2 , digunakan rumus sebagai berikut :

R2 =

Di mana :

R2

= Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan IV

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi

telah diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)

Page 58: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

43

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan

persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data yang dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap awal, penulis membuat proposal penelitian. Proposal penelitian

terdiri dari :

a) variabel terikat dan variabel bebas yang akan diteliti,

b) perumusan masalah,

c) landasan teori yang digunakan,

d) penentuan subjek penelitian,

e) teknik dan metode yang akan digunakan,

f) penentuan alat ukur yang akan digunakan,

g) pembuatan kuesioner.

2. Tahap pelaksanaan

Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian, penulis melakukan

pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner online (google form) yang di sebar melalui media sosial

instagram, twitter, dan facebook. Pengambilan data ini dilaksanakan mulai

tanggal 17-21 April 2019.

3. Tahap pengolahan data

Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan, penulis kemudian

melakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut :

Page 59: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

44

a) Melakukan coding dan scoring atas jawaban skala yang telah di isi

oleh responden

b) Menginput data

c) Melakukan uji validitas dengan teknik confirmatory factor analysis

(CFA) menggunakan program LISREL 8.70.

d) Melakukan analisa data dengan metode analisis regresi berganda

(multiple regression analysis) menggunakan program IBM SPSS

statistics 20.

e) Membuat laporan hasil penelitian sekaligus kesimpulan, diskusi,

dan saran.

Page 60: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

45

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 301 responden yang merupakan generasi Y.

Pada tabel 4.1 terdapat gambaran mengenai sampel penelitian sebagai berikut :

Tabel 4.1

Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Data Demografis Sampel Penelitian Frekuensi Presentase (%)

Jenis Kelamin

Pria

Wanita

Usia

18-21

22-35

112

189

125

176

37,2%

62,8%

41.5%

58,5%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden

pria 112 orang (37,2%) dan responden wanita 189 orang (62,8%), sedangkan

jumlah responden usia 18-21 tahun 125 orang (41,5%) dan responden usia 22-35

tahun 176 orang (58,5%).

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan skor berupa skor faktor. Skor

faktor didapatkan dengan mengubah seluruh skor item pada dimensi yang sama

menjadi satu skor yang disebut factor score pada software SPSS. Tujuan

penggunaan factor score ialah untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan

pengukuran. Factor score kemudian diubah menjadi true score untuk

menghilangkan bilangan negatif.

Untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik deskriptif dari setiap

variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah nilai minimal,

Page 61: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

46

nilai maksimal dan standar deviasi (SD) dari masing-masing variabel. Gambaran

hasil analisis deskriptif dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Tabel Analisis Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Phubbing 301 27.48 76.83 50.0001 8.91451 Adiksi Smartphone 301 28.97 76.88 49.9999 9.22917

Relatedness 301 31.19 68.70 49.9999 9.06969

Self 301 27.11 68.35 49.9996 8.34757

Pemenuhan 301 41.04 84.18 50.0009 8.75695

Penerimaan 301 32.33 75.11 50.0011 8.66645

Valid N (listwise) 301

Berdasarkan data pada tabel 4.2 dilakukan kategorisasi skor variabel

penelitian, dapat diketahui bahwa dependen variabel yaitu phubbing memiliki

skor terendah sebesar 27,48, skor tertinggi sebesar 76,83, dan standar deviasi

sebesar 8,91451. Variabel adiksi smartphone memiliki skor terendah sebesar

28,97, skor tertinggi sebesar 76,88, dan standar deviasi sebesar 9,22917.

Variabel relatedness memiliki skor terendah sebesar 31,19, skor tertinggi

sebesar 68,70, dan standar deviasi sebesar 9,06969. Variabel self memiliki skor

terendah sebesar 27,11, skor tertinggi sebesar 68,35, dan standar deviasi sebesar

8,34757. Variabel pemenuhan (compliance) memiliki skor terendah sebesar

41,04, skor tertinggi sebesar 84,18, dan standar deviasi sebesar 8,75695. Variabel

penerimaan (acceptance) memiliki skor terendah sebesar 32,33, skor tertinggi

sebesar 75,11, dan standar deviasi sebesar 8,66645.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel memiliki tujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari

Page 62: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

47

rendah ke tinggi yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel

penelitian. Norma kategorisasi skor dapat dilihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3

Pedoman Kategorisasi Skor

Kategorisasi Norma

Rendah X < Mean – 1 SD

Sedang Mean – SD ≤ X ≤ Mean + 1 SD

Tinggi X > Mean + 1 SD

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya

dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel phubbing,

gangguan kehidupan sehari-hari, penarikan diri, intoleransi, relatedness, self,

pemenuhan (compliance), dan penerimaan (acceptance) dalam tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Prersentasi

Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi

Phubbing 40 218 43 (13.3%) (72.4%) (14.3%)

Adiksi Smartphone 38 223 40 (12.6%) (74.1%) (13.3%)

Relatedness 43 220 38 (14.3%) (73.1%) (12.6%)

Self 28 239 34 (9.3%) (79.4%) (11.3%)

Pemenuhan 0 271 30 (0.0%) (90.0%) (10.0%)

Penerimaan 35 216 50 (11.6%) (71.8%) (16.6%)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa seluruh variabel berada pada

kategori sedang. Jika dilihat perbandingan antara yang tinggi dan rendah,

kategori phubbing cenderung lebih tinggi dengan frekuensi 43 (14,3%). Kategori

adiksi smartphone cenderung lebih tinggi dengan frekuensi 40 (13,3%). Kategori

relatedness cenderung lebih rendah dengan frekuensi 43 (14,3%). Kategori self

cenderung lebih tinggi dengan frekuensi 34 (11,3%). Kategori pemenuhan

(compliance) cenderung lebih tinggi dengan frekuensi 30 (10,0%). Kategori

penerimaan (acceptance) cenderung lebih tinggi dengan frekuensi 50 (16,6%).

Page 63: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

48

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda (multiple regression analysis) dengan menggunakan software IBM

SPSS 20. Dalam melakukan analisis regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu

melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians DV

yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara

signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing IV.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah

pertama penulis melihat besaran R2

untuk mengetahui berapa persen varian DV

yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel yang berisi R2

dapat dilihat

dalam tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .625a .391 .377 7.03830

a. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan, Jenis

Kelamin, Usia.

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square sebesar 0,391

atau 39,1%. Artinya, proporsi varian dari phubbing yang dijelaskan oleh,

seluruh IV dalam penelitian ini adalah sebesar 39,1%, sedangkan 60,9% lainnya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua penulis menganalisis dampak dari keseluruhan IV

terhadap DV (phubbing). Adapun hasil uji F dalam tabel 4.6 sebagai berikut :

Page 64: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

49

Tabel 4.6

Tabel ANOVA

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 9326.004 7 1332.286 26.894 .000b

Residual 14514.548 293 49.538

Total 23840.552 300

a. Dependent Variable: Phubbing

b. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan,

Jenis Kelamin, Usia.

Pada data dalam tabel 4.6, diketahui bahwa nilai sig. pada kolom paling

kanan adalah sebesar 0,000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai sig. < 0,05,

maka hipotesis nol (nihil) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

dari adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO) (relatedness, self),

konformitas (pemenuhan (compliance), penerimaan (acceptance)), dan faktor

demografi (jenis kelamin, usia) terhadap phubbing ditolak.

Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari adiksi smartphone, fear of

missing out (FoMO) (relatedness, self), konformitas (pemenuhan (compliance),

penerimaan (acceptance)), dan faktor demografi (jenis kelamin, usia) terhadap

phubbing.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, dapat

dilihat melalui kolom sig. Jika sig. < 0,05 maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap phubbing, begitupun sebaliknya. Besarnya koefisien

regresi dari masing-masing independent variable (IV) terhadap dependent variable

(DV) pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Page 65: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

50

Tabel 4.7

Koefisien Regresi Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12.756 5.122 2.491 .013

Adiksi Smartphone .578 .048 .598 12.110 .000*

Relatedness .033 .048 .034 .683 .495

Self .001 .054 .001 .027 .978

Pemenuhan .069 .051 .068 1.342 .181

Penerimaan -.025 .050 -.025 -.505 .614

Jenis Kelamin 1.716 .893 .093 1.921 .056

Usia .072 .108 .031 .666 .506

a. Dependent Variable: Phubbing

Keterangan: signifikan (*)

Pada tabel 4.7 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut :

Phubbing’ = 12,756 + 0,578 (adiksi smartphone) + 0,033 (relatedness) + 0,001

(self) + 0,069 (pemenuhan (compliance)) - 0,025 (penerimaan (acceptance)) +

1,716 (jenis kelamin) + 0,072 (usia).

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa dari tujuh IV

hanya adiksi smartphone yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi

yang diperoleh pada masing-masing IV yaitu :

1. Variabel adiksi smartphone

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,578 dengan signifikansi sebesar

0,000 (sig. < 0,05). Dengan demikian, adiksi smartphone memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap phubbing. Nilai koefisien regresi yang positif

menunjukkan arah hubungan yang positif antara adiksi smartphone dan

phubbing. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan jika adiksi smartphone

seseorang itu tinggi maka phubbing seseorang itu akan tinggi ataupun

sebaliknya.

Page 66: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

51

2. Variabel relatedness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,033 dengan signifikansi sebesar

0,495 (sig. > 0,05). Dengan demikian, relatedness memiliki pengaruh namun

tidak signifikan terhadap phubbing.

3. Variabel self

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,001 dengan signifikansi sebesar

0,978 (sig. > 0,05). Dengan demikian, self memiliki pengaruh namun tidak

signifikan terhadap phubbing.

4. Variabel pemenuhan (compliance)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,069 dengan signifikansi sebesar

0,181 (sig. > 0,05). Dengan demikian, pemenuhan (compliance) memiliki

pengaruh namun tidak signifikan terhadap phubbing.

5. Variabel penerimaan (acceptance)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,025 dengan signifikansi sebesar

0,614 (sig. > 0,05). Dengan demikian, penerimaan (acceptance) memiliki

pengaruh namun tidak signifikan terhadap phubbing.

6. Variabel jenis kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1,716 dengan signifikansi sebesar

0,056 (sig. > 0,05). Dengan demikian, jenis kelamin memiliki pengaruh

namun tidak signifikan terhadap phubbing.

7. Variabel usia

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,072 dengan signifikansi sebesar

0,506 (sig. > 0,05). Dengan demikian, usia memiliki pengaruh namun tidak

Page 67: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

52

signifikan terhadap phubbing.

4.4.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV terhadap DV

Penulis ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing IV

terhadap DV yaitu phubbing. Besarnya proporsi varian terhadap phubbing dapat

dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8

Model Summary Proporsi Varian Tiap IV terhadap DV

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .617a .380 .378 7.02965 .380 183.446 1 299 .000*

2 .618b .382 .377 7.03418 .001 .615 1 298 .433

3 .618c .382 .375 7.04601 .000 .000 1 297 .988

4 .619d .383 .375 7.05023 .001 .645 1 296 .423

5 .619e .383 .373 7.06008 .000 .175 1 295 .676

6 .625f .390 .378 7.03164 .007 3.391 1 294 .067

7 .625g .391 .377 7.03830 .001 .443 1 293 .506

Keterangan: signifikan (*)

Berdasarkan data dalam tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel adiksi smartphone memberikan sumbangan sebesar 0,380 atau 38%

terhadap varian phubbing. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change

= 183,446, df1 = 1, dan df2 = 299 dengan Sig. F Change = 0,000 (Sig. F

Change < 0,05).

2. Variabel relatedness memberikan sumbangan sebesar 0,001 atau 0,1%

terhadap varian phubbing. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Change = ,615, df1 = 1, dan df2 = 298 dengan Sig. F Change = 0,433 (Sig. F

Change > 0,05).

3. Variabel self memberikan sumbangan sebesar 0,000 atau 0% terhadap varian

phubbing. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change = 0,000,

df1 = 1, dan df2 = 297 dengan Sig. F Change = 0,988 (Sig. F Change >

Page 68: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

53

0,05).

4. Variabel pemenuhan (compliance) memberikan sumbangan sebesar 0,001

atau 0,1% terhadap varian phubbing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan F Change = 0,645, df1 = 1, dan df2 = 296 dengan Sig. F Change =

0,423 (Sig. F Change > 0,05).

5. Variabel penerimaan (acceptance) memberikan sumbangan sebesar 0,000

atau 0% terhadap varian phubbing. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan F Change = 0,175, df1 = 1, dan df2 = 295 dengan Sig. F Change =

0,676 (Sig. F Change > 0,05).

6. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0,007 atau 0,7%

terhadap varian phubbing. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Change = 3,391, df1 = 1, dan df2 = 294 dengan Sig. F Change = 0,067 (Sig.

F Change > 0,05).

7. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0,001 atau 0,1% terhadap

varian phubbing. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F Change =

0,443, df1 = 1, dan df2 = 293 dengan Sig. F Change = 0,506 (Sig. F Change

> 0,05).

Page 69: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

54

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh independent variable (IV) terhadap

dependent variable (DV) ditolak. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat

pengaruh yang signifikan dari adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO)

(relatedness, self), dan konformitas (pemenuhan (compliance), penerimaan

(acceptance)), faktor demografi (jenis kelamin, usia) terhadap phubbing.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dari signifikansi masing-masing koefisien

regresi terhadap DV, terdapat satu variabel yang nilai koefisien regresinya

signifikan, yaitu adiksi smartphone. Sedangkan enam variabel lain tidak

berpengaruh signifikan, yaitu relatedness dan self dari fear of missing out

(FoMO), pemenuhan (compliance) dan penerimaan (acceptance) dari

konformitas, serta jenis kelamin dan usia dari faktor demografi.

Page 70: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

55

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

bahwa variabel adiksi smartphone, fear of missing out (FoMO) (relatedness, self),

dan konformitas (pemenuhan (compliance), penerimaan (acceptance)), faktor

demografi (jenis kelamin, usia) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

phubbing dengan nilai kontribusi IV terhadap DV sebesar 0,391 atau 39,1%. Hal

ini menunjukkan bahwa nilai kontribusi adiksi smartphone, fear of missing out

(FoMO), konformitas, dan faktor demografi sebesar 39,1% dan sisanya sebesar

60,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang paling besar pengaruhnya

terhadap phubbing adalah adiksi smartphone. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Karadag (2015) bahwa smartphone memfasilitasi kehidupan

manusia yang menyebabkan masalah dalam kehidupan manusia tersebut, yang

menyebabkan penggunaan teknologi secara berlebihan, tingkat keterlibatan yang

tinggi dan akhirnya mengalami adiksi terhadap smartphone. Seseorang yang

memiliki adiksi terhadap smartphone cenderung melakukan phubbing yang

menunjukkan sikap tidak hormat terhadap seseorang yang sedang berkomunikasi

dengan mereka, mengabaikannya, dan lebih memilih lingkungan virtual daripada

kehidupan nyata.

Variabel lainnya adalah FoMO yang terdiri dari dimensi relatedness dan

self, memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap phubbing. Artinya, pada

Page 71: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

56

penelitian ini pengaruh variabel fear of missing out (FoMO) terhadap phubbing

sangat kecil.

Dalam hal ini, bisa jadi seseorang yang mengalami relatedness tinggi,

memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan phubbing karena berusaha

memenuhi kedekatan atau keinginan untuk berhubungan dengan orang lain yang

berada di sekitarnya. Sedangkan, bisa jadi seseorang yang mengalami relatedness

rendah, memiliki kecenderungan untuk melakukan phubbing karena tidak

terpenuhi kedekatan atau keinginan untuk berhubungan dengan orang lain yang

berada di sekitarnya.

Selain itu, bisa jadi seseorang yang mengalami self tinggi, memiliki

kecenderungan untuk tidak melakukan phubbing karena berusaha memenuhi

keinginan yang melekat pada individu untuk merasa efektif dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Sedangkan, bisa jadi seseorang yang mengalami self

rendah, memiliki kecenderungan untuk melakukan phubbing karena tidak ada

pengalaman merasakan adanya pilihan, dukungan, dan kemauan yang berkaitan

dengan memulai, memelihara, dan mengakhiri keterlibatan perilaku dengan orang

lain.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu dari Abel et al (2016)

yang mengatakan bahwa seseorang melakukan phubbing dikarenakan individu

lebih tertarik untuk membandingkan kehidupan mereka sendiri dengan kehidupan

yang mereka baca melalui posting online dan pengamatan dari gambar di situs

media sosial yang menyebabkan mereka merasa kurang puas dengan kehidupan

dan perilaku mereka. Rasa takut kehilangan informasi ini membuat individu

Page 72: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

57

cenderung menjadi mudah marah, lebih cemas, dan ketidakcakapan untuk

berkomunikasi tatap muka.

Variabel selanjutnya adalah konformitas yang terdiri dari pemenuhan

(compliance) dan penerimaan (acceptance) memiliki pengaruh namun tidak

signifikan terhadap phubbing. Artinya, pada penelitian ini pengaruh variabel

konformitas memengaruhi phubbing sangat kecil. Dalam hal ini, seseorang yang

memiliki konformitas tinggi atau rendah bisa memiliki kecenderungan untuk

melakukan phubbing atau sebaliknya. Hal tersebut bisa jadi lebih dipengaruhi oleh

tingkat adiksi smartphone mereka. Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan dari

Cialdini dan Goldstein (2004) yang menyatakan konformitas adalah tendensi

untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku

orang lain. Konformitas tidak hanya bertindak sesuai dengan tindakan yang

dilakukan orang lain untuk mendapat pengakuan, tetapi juga dipengaruhi oleh

keinginan mereka bertindak seperti orang lain.

Variabel terakhir adalah faktor demografi pada jenis kelamin dan usia.

Variabel jenis kelamin menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh namun tidak

signifikan terhadap phubbing. Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan dari

Karadag et al. (2015) mengatakan bahwa variabel jenis kelamin memberikan

pengaruh yang signifikan sebesar 14% terhadap phubbing dengan frekuensi

perempuan lebih besar daripada laki-laki. Pada variabel usia menunjukkan bahwa

variabel ini juga berpengaruh namun tidak signifikan terhadap phubbing. Hal ini

tidak sejalan dengan pernyataan dari Ruth N. Bolton, et al. (2012) mengatakan

Page 73: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

58

bahwa seseorang yang termasuk dalam usia generasi Y memiliki kecenderungan

terhadap teknologi yang membuat seseorang melakukan phubbing, namun tidak

ada perbedaan dari golongan usia mana yang lebih besar melakukan phubbing.

Berdasarkan diskusi yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini

menjelaskan bagaimana hubungan antar variabel yang memiliki pengaruh

terhadap phubbing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel

yang memengaruhi phubbing memiliki pengaruh 39,1% dari IV, namun 38%

adalah pengaruh dari adiksi smartphone. Berkaitan dengan hal ini dapat dikatakan

bahwa orang-orang yang melakukan phubbing lebih disebabkan karena mereka

teradiksi dengan smartphone. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada

60,1% variabel lain yang memengaruhi phubbing tidak diikutsertakan di dalam

penelitian ini. Penelitian ini sebenarnya bisa dikembangkan untuk penelitian yang

lebih luas dengan melakukan beberapa hal antara lain menganalisis phubbing

berdasarkan data demografis selain jenis kelamin dan usia, sehingga mendapatkan

gambaran responden dengan kualifikasi yang spesifik, menggunakan metode atau

pengambilan data yang lain dengan populasi yang jelas jumlah datanya, dan

meneliti variabel atau faktor lain yang diduga dapat memengaruhi phubbing.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran

yang terbagi menjadi saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

Untuk pengembangan pada penelitian selanjutnya, penulis memberikan saran-

saran sebagai berikut :

Page 74: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

59

1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat memperhatikan faktor-faktor

demografis untuk diteliti lebih lanjut seperti pekerjaan dan status.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat digunakan sampel yang memiliki

populasi yang jelas jumlah datanya dengan menggunakan metode lain atau

pengambilan data berupa kuesioner fisik.

3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti variabel atau faktor lain yang

diduga dapat memengaruhi phubbing lebih kuat antara lain adiksi terhadap

internet, adiksi terhadap media sosial, adiksi terhadap game, dan self

control.

5.3.2 Saran praktis

Untuk dapat mengurangi perilaku phubbing, maka penulis menyarankan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada responden dapat mengikuti aturan teknologi yang

ketat, seperti meletakkan alat komunikasi saat makan bersama atau

pertemuan lain untuk menghindari phubbing.

2. Diharapkan kepada responden dapat melakukan berbagai macam kegiatan

positif yang lebih bermanfaat dan menyenangkan bersama orang lain guna

memperluas sosialisasi dalam kehidupan nyata.

3. Diharapkan kepada responden dapat menjelaskan alasan melakukan

phubbing pada lawan bicara agar tidak tersinggung dan setelah itu

melakukan percakapan yang lebih bermakna.

Page 75: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

60

DAFTAR PUSTAKA

Abel, J.P., Buff, C. L., Burr, S. A. (2016). Social media and the fear of missing

out: scale development and assessment. Journal of Business &

Economics Research, 14, 33-44.

Al-Menayes, J. (2016). The fear of missing out scale: validation of the Arabic

version and correlation with social media addiction. International

Journal of Applied Psychology. 6(2), 41-46.doi:

10.5923/j.ijap.20160602.04.

Alto, P. (2016). Phubbing explained: delvv survey reveals pressures behind

antisocial smartphone behavior. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2018

pukul 21:10 WIB dari https://www.prnewswire.com/news-

releases/phubbing-explained-delvv-survey-reveals-pressures-behind-

antisocial-smartphone-behavior-300301942.html

APJII. (2018). Pengguna & perilaku internet indonesia!: Survey 2018. Diunduh

pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 14:52 WIB dari

https://apjii.or.id/survei

Carvajal (2012). Families and technologies: what about the phubbing in mexico?.

Horyzonty Wychowania, 16 (37), 59-69. doi:

10.17399/HW.2017.163704.

Chotpitayasunondh, V., & Douglas, K. M. (2016). How “phubbing” becomes the

norm: the antacedents and consequences of snubbing via smartphone.

Computer in Human Behavior, 63, 9-18.doi:10.1016/j.chb.2016.05.018

Cialdini, Robert. B. & Noah J. Goldstein. (2004). Social influence: Compliance

and conformity. Arizona State University, Tempe, Arizona 85287-

1104.

Ducharme, Jamie. (2018). „Phubbing‟ is hurting your relationships, here‟s what it

is. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2019 pukul 18:37 WIB dari

https://time.com/5216853/what-is-phubbing/

Fauzan, A., A. (2018). Analisis psikometrik instrumen phubbing dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Skripsi.

Gokçearslan, S., Mumcu, F. K., Haslaman, T., Cevik, Y. D., (2016). Modelling

smartphone addiction: the role of smartphone usage, self-regulation,

general self-efficacy, and cyberloafing in university student. Computer

and Human Behavior, 63, 639-649.doi: 10.1016/j.chb.2016.05.091

Page 76: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

61

Hanika, I., M. (2015). Fenomena phubbing di era milenia (ketergantungan

seseorang pada smartphone terhadap lingkungannya). Jurnal interaksi,

vol.4 no.1: 42-51

Karadag, E., Tosuntas, S. B., Erzen, E., Duru, P., Bostan, N., Sahin, B. M., et al.

(2015). Determinants of phubbing, which is the sum of many virtual

addictions: a structural eqution model. Journal of Behavioral

Addictions, 4(2), 60-74.doi: 10.1556/2006.4.2015.005

Kwon, M., Yang, S., (2013). The smartphone addiction scale: development and

validation of a short version for adolescent. PLOS One, 8 (12), 1-7.doi:

10.1371/journal.pone.008355

Maslim, Rusdi. (2013). Gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5.

Bagian ilmu kedokteran jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta, hal. 38.

Mok, J. Y., et al. (2014). Latent class analysis of internet and smartphone

addiction in college students. Neuropsychiatric Disease and Treatment.

10, 817-828.

Myers, D. G., (2012). Social psychology: tenth edition. New York: Mc Graw Hill

Companies.

Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., Gladwell, V. (2013).

Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out.

Computer in Human Behavior, 29, 1841-1848.

http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2013.02.014

Roberts, J. A., David, M. E. (2016) My life has become a major distraction from

my cell phone: partner phubbing and relationship satisfaction among

romantic partner. Computer in Human Behavior, 54, 134-141.

http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2015.07.058.

Ruth N. Bolton, et al. (2012). Understanding generation Y and their use of social

media: a review and research agenda. Journal of Service Management

Vol. 24 No. 3, 2013 pp. 245-267.

Suryadi, B. (2015). Generasi Y: karakteristik, masalah, dan peran konselor.

Conference Paper, 2.

Timothy J. Legg. (2018). How to identify and manage phubing. Diunduh pada

tanggal 1 Juli 2019 pukul 16:14 WIB dari

https://www.healthline.com/health/phubbing#effects-on-relationships

Ugur, N. G., Koc, T. (2015). Time for digital detox: misuse of mobile technology

and phubbing. Social and Behavioral Science, 195, 1022-1031

Page 77: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

62

Wang, X., Xie, X., Wang, Y., Wang, P., Lei, L. (2017). Partner phubbing and

depression among married chinese adults: the roles of relationship

satisfaction and relationship length. Personality and Individual

Differences, 110, 12-17.doi: 10.1016/j.paid.2017.01.014

Umar, J. (2011). Confirmatory factor analysis: Bahan Ajar Perkuliahan. Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Zhang, K. Z, Chen, C., Lee, M. K., (2014). Understanding the role of motives in

smartphone addiction. Pacific Asia Conference on Information System

(PACIS), 131.

Page 78: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

63

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian

Page 79: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

64

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Informed Consent

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi/siang/sore/malam

Saya mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya

sedang melakukan penelitian untuk penyusunan tugas akhir (skripsi). Saya

meminta kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini

dengan cara mengisi kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan.

Dalam hal ini, tidak ada jawaban benar atau salah. Setiap orang memiliki jawaban

yang berbeda. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri

Saudara/i. Semua jawaban Saudara/i akan dijaga kerahasiaannya dan hanya

dipergunakan untuk keperluan penelitian. Bantuan Saudara/i dalam mengisi

kuesioner ini sangat berarti bagi kelancaran penelitian.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

TTD Partisipan, Hormat Saya,

( ) (Putri Metsa Pemayun)

[email protected]

__________________________________________________________________

Page 80: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

65

Identitas Responden

Nama/Inisial :

Usia (angka saja) :

No. HP (bila bersedia):

Pekerjaan* : Pelajar/mahasiswa / Karyawan negeri / Karyawan swasta /

Mengurus rumah tangga / Wirausaha / Lainnya ..........

Jenis Kelamin* : Pria / Wanita

Status* : Belum menikah / Menikah / Cerai

Domisili* : Jakarta / Bogor / Depok / Tangerang / Bekasi

*Coret yang tidak perlu

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berikut ini terdapat butir pernyataan. Baca dan pahami pernyataan di bawah ini

serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berikan tanda

checklist (✔) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan

keterangan :

KATEGORI KETERANGAN

SS Sangat Sesuai

S Sesuai

TS Tidak Sesuai

STS Sangat Tidak Sesuai

Bila Anda ingin mengubah jawaban, langsung berikan tanda checklist (✔) pada

pilihan jawaban yang baru dan coret (✔) pada jawaban Anda sebelumnya.

Contoh :

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya tetap menatap layar handphone ketika

sedang bersama orang lain

Contoh (jika ingin mengubah jawaban) :

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya tetap menatap layar handphone ketika

sedang bersama orang lain

✔ ✔

Skala 1

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berikan

tanda checklist (✔) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Bila

Anda ingin mengubah jawaban, langsung berikan tanda checklist (✔) pada pilihan

jawaban yang baru dan coret (✔) pada jawaban Anda sebelumnya.

Adapun pernyataan dan pilihan jawaban pada skala ini adalah :

Page 81: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

66

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya tetap menatap layar

handphone ketika sedang

bersama orang lain

2 Ketika bersama teman, saya

sibuk menggunakan handphone

3 Orang-orang memprotes perilaku

saya mengenai penggunaan

handphone

4 Saya sibuk dengan handphone

saya saat sedang bersama teman

5 Saya pikir pasangan saya tidak

merasa kesal ketika saya sibuk

menggunakan handphone

6 Saya selalu memegang

handphone saya meski sedang

bersama orang lain

7 Hal pertama yang saya lakukan

ketika bangun tidur adalah

melihat pesan di handphone

8 Saya merasa ada yang kurang

ketika tidak ada handphone

9 Penggunaan handphone saya

terus meningkat setiap harinya

10 Waktu saya untuk berbagai

aktivitas sosial berkurang karena

handphone

Page 82: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

67

Skala 2

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berikan

tanda checklist (✔) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Bila

Anda ingin mengubah jawaban, langsung berikan tanda checklist (✔) pada pilihan

jawaban yang baru dan coret (✔) pada jawaban Anda sebelumnya.

Adapun pernyataan dan pilihan jawaban pada skala ini adalah :

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya lupa dengan tugas-tugas

karena penggunaan handphone

2 Saya sulit konsentrasi di kelas saat

sedang melakukan tugas/kerja

karena penggunaan handphone

3 Saat menggunakan handphone,

saya suka merasa sakit pada

pergelangan tangan atau leher

bagian belakang

4 Saya tidak bisa tahan tanpa

menggunakan handphone

5 Saya merasa gelisah jika tidak

memegang handphone

6 Saya terbayang-bayang

handphone saya walaupun sedang

tidak menggunakannya

7 Saya terus-menerus menggunakan

hp saya meskipun keseharian saya

terpengaruh oleh handphone

8 Saya terus menerus memeriksa

twitter atau facebook saya agar

tidak tertinggal topik pembicaraan

9 Saya menggunakan handphone

saya lebih dari yang saya

perkirakan

10 Orang-orang di sekitar saya

mengatakan kalau saya terlalu

banyak menggunakan handphone

Page 83: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

68

Skala 3

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berikan

tanda checklist (✔) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Bila

Anda ingin mengubah jawaban, langsung berikan tanda checklist (✔) pada pilihan

jawaban yang baru dan coret (✔) pada jawaban Anda sebelumnya.

Adapun pernyataan dan pilihan jawaban pada skala ini adalah :

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya takut orang lain lebih

memiliki pengalaman berharga

dari saya

2 Saya merasa cemas ketika tidak

mengetahui apa yang teman-teman

saya lakukan

3 Saya merasa gelisah ketika

melihat teman-teman bersenang-

senang tanpa saya

4 Saya takut ketika teman saya

memiliki pengalaman lebih

berharga dari saya

5 Terkadang, saya menghabiskan

waktu terlalu lama untuk

memikirkan yang sedang terjadi

6 Saya merasa sedih ketika

kehilangan informasi tentang

rencana untuk berkumpul bersama

orang terdekat

7 Ketika saya pergi liburan, saya

tetap ingin mengetahui apa yang

teman-teman saya sedang lakukan

8 Ketika saya kehilangan

kesempatan bertemu dengan

teman, saya merasa bimbang

Page 84: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

69

Skala 4

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan di

bawah ini serta pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berikan

tanda checklist (✔) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Bila

Anda ingin mengubah jawaban, langsung berikan tanda checklist (✔) pada pilihan

jawaban yang baru dan coret (✔) pada jawaban Anda sebelumnya.

Adapun pernyataan dan pilihan jawaban pada skala ini adalah :

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya rela melakukan apa saja

sesuai dengan apa yang

diinginkan orang lain agar

diterima di lingkungan

2 Saya ditekan untuk melakukan

hal konyol agar populer

3 Saya merokok ketika saya

bertemu dengan orang yang suka

merokok (perokok) meskipun

sebenarnya saya bukan perokok

4 Saya ikut menghadiri konser

dengan teman-teman daripada

belajar untuk ujian agar tidak

dijauhi teman-teman

5 Saya bolos kuliah untuk pergi

nonton karena ajakan dari teman-

teman

6 Saya berpakaian sesuai dengan

apa yang teman-teman saya suka

7 Saya biasanya mematuhi orang

tua saya

8 Saya biasanya melakukan apa

saja yang teman saya

perintahkan kepada saya

9 Saya mengikuti keinginan orang

tua saya bahkan ketika itu bukan

sesuatu yang ingin saya lakukan

10 Saya jarang melanggar peraturan

Page 85: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

70

Lampiran 3

Syntax Lisrel & Path Diagram Output CFA

a. Phubbing

Page 86: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

71

b. Dimensi Adiksi Smartphone

Page 87: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

72

c. Relatedness

Page 88: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

73

f. Self

Page 89: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

74

g. Pemenuhan (compliance)

Page 90: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

75

h. Penerimaan (acceptance)

Page 91: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

76

Lampiran 4

Output SPSS 20 Analisis Regresi Berganda

Regression

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 ,625a ,391 ,377 7,03830 ,391 26,894 7 293 ,000

a. Predictors: (Constant),Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan,

Jenis Kelamin, Usia

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,617a ,380 ,378 7,02965 ,380 183,446 1 299 ,000

2 ,618b ,382 ,377 7,03418 ,001 ,615 1 298 ,433

3 ,618c ,382 ,375 7,04601 ,000 ,000 1 297 ,988

4 ,619d ,383 ,375 7,05023 ,001 ,645 1 296 ,423

5 ,619e ,383 ,373 7,06008 ,000 ,175 1 295 ,676

6 ,625f ,390 ,378 7,03164 ,007 3,391 1 294 ,067

7 ,625g ,391 ,377 7,03830 ,001 ,443 1 293 ,506

a. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone

b. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness

c. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self

d. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan

e. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan

f. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan,

Jenis Kelamin

g. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan,

Jenis Kelamin, Usia

Page 92: PENGARUH ADIKSI SMARTPHONE, FEAR OF MISSING OUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48122/1/PUTRI … · of missing out (FoMO), conformity, and demographic factors

77

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,756 5,122 2,491 ,013

AS ,578 ,048 ,598 12,110 ,000

RE ,033 ,048 ,034 ,683 ,495

SE ,001 ,054 ,001 ,027 ,978

CO ,069 ,051 ,068 1,342 ,181

AC -,025 ,050 -,025 -,505 ,614

JK 1,716 ,893 ,093 1,921 ,056

US ,072 ,108 ,031 ,666 ,506

a. Dependent Variable: Phubbing

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Phubbing 301 27,48 76,83 50,0001 8,91451

Adiksi Smartphone 301 28,97 76,88 49,9999 9,22917

Relatedness 301 31,19 68,70 49,9999 9,06969

Self 301 27,11 68,35 49,9996 8,34757

Pemenuhan 301 41,04 84,18 50,0009 8,75695

Penerimaan 301 32,33 75,11 50,0011 8,66645

Valid N (listwise) 301

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 9326,004 7 1332,286 26,894 ,000b

Residual 14514,548 293 49,538

Total 23840,552 300

a. Dependent Variable: Phubbing

b. Predictors: (Constant), Adiksi Smartphone, Relatedness, Self, Pemenuhan, Penerimaan,

Jenis Kelamin, Usia