pengapian elektronik 1

9
Sistem Pengapian Elektronik Perbandingan Rangkaian Pengapian Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin ada pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektr sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memb impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada unti pengendali pengapia elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai si pembangkit sinyal. Gambar 10 : Perbandingan rangkaian. Keuntungan sistem pengapian elektronik. - Tidak menggunakan kontak poin. - Tidak memerlukan perawatan kontak poin. - Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian. - Saat pengapian lebih tepat. - Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan gas buang. Pembangkit Pulsa sistim pengapian elektronik Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor. a) Pembangkit pulsa. b) Pembangkit eek !all. c) Sensor optik. 1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa) Konstruksi. Sensor penghimpun magnet "#agnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan i permanen. #agnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. Carakerja Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet$ tegangan listrik terbentuk lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini di mikrokomputer. Gambar 11 konstruksi Sensor posisi poros engkol Sensor posisi poros engkol "%P$ %rankshat position) adalah salah satu contoh dari magnet. Sensor %P mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor %P biasanya di tempatkan pada blok engine. %incin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol Ton&olan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa Saat cincin pulsa berputar$ ton&olan se&a&ar dengan u&ung sensor posisi poros engko logam tersebut memotong medan magnet. 'angguan terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh (%U.Penghimpun magnet yang digunakan pada sistem pengendali elektronik mencakup - Sensor posisi poros engkol. - Sensor kecepatan kendaraan. - Penghimpun saat pengapian.

Upload: agus-wahyu-indrajid

Post on 05-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MOBIL

TRANSCRIPT

Sistem Pengapian ElektronikPerbandingan Rangkaian Pengapian

Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada unti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.Gambar 10 : Perbandingan rangkaian.Keuntungan sistem pengapian elektronik.- Tidak menggunakan kontak poin.- Tidak memerlukan perawatan kontak poin.- Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian.- Saat pengapian lebih tepat.- Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.Pembangkit Pulsa sistim pengapian elektronikAda beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor.a) Pembangkit pulsa.b) Pembangkit efek Hall.c) Sensor optik.1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa)Konstruksi.Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.Carakerja

Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.Gambar 11 konstruksi Sensor posisi poros engkolSensor posisi poros engkol (CP, Crankshaft position) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsaSaat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang digunakan pada sistem pengendali elektronik mencakup:- Sensor posisi poros engkol.- Sensor kecepatan kendaraan.- Penghimpun saat pengapian.Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan frekwensinya juga meningkat. CPU memantau frekwensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.

Gambar 12. bentuk geelombang pembangkit pulsa

Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.Gambar 13 perubahan rancangan pembangkit pulsa2. Pembangkit efek hallDasar Kerja efek HallEfek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879.Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut Tegangan Hall. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.

Gambar 14 tidak ada magnet tidak ada efek hallGambar 15 Kemagnetan 90 tegangan hall munculBentuk gelombang output sensor Hall disebut gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90 akan di mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah Ada atau Tidak Ada.

Gambar 16 prinsip kerja sensor kecepatan dan sinyal keluarannyaSensor, yang ditempatkan pada distributor, digunakan untuk menetukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor.

Gambar 17: Konstruksi/Tempat Sensor Penghimpun pengapian.Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagaian dasar distributor.Gambar 18: Tutup sudu berputar, Sakelar efek Hall.Tutup sudu berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall.Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekwensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.3. Sensor Posisi Poros Engkol OptikHampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkol optik menggunakan piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran.Contoh:1) 90 untuk engine 4 silinder.2) 60 untuk engine 6 silinder.3) 45 untuk engine V 8 silinder.Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360.Gambar 19: Sensor Posisi Poros engkol Optik.Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU.Gambar 20: Output PulsaSistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST)Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan sistem pemaju saat pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor sistem penyejuk udara.Sistem ini terdiri dari:1) Distributor dengan pembangkit sinyal.2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)3) Sensor Temperatur pendingin engine.4) Sakelar posisi throttle.5) Modul Pengendali Elektronik.6) Coil Pengapian.7) Kabel Tegangan Tinggi.8) Busi.9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter.10)Masukan dari rangkaian kompling kompresor ACGambar 21: Sistem ESTSensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendalian saat pengapian.Alternatif Sistem Pengapiana) Capacitor Discharge Ignition (CDI)CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan sistem pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi.Perbedaan utama dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.Cara KerjaModul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke 400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat enerji yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem.Gambar 22. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam Distributor.Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada sistem pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi. Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian memulai kembali siklus pengapian.- Keunggulan-keunggulana) Sistem CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya.b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pengapian elektronik dan kontak tradisional.- Kelemahan-Kelemahana) Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh pengaian yang dapat diandalkan.b. Sistem Pengapian MagnetoTujuanSistem pengapian magnet berkerja tidak tergantung pada sumber batere dan memberikan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang pembakaran.Penerapan.Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang untuk menggerakkan:(a) Kendaraan kecil.(b) Perangkat daya.(c) Sepeda motor.(d) Kendaraan salju.(e) Pemotong rumput.(f) Mesin gergaji.(g) Engine untuk perahu motor.(h) Mesin pertanian.(i) Engine stasioner KonstruksiGambar 23 konstruksi fly wheel magnet

Sistem magnet ini terdiri dari:(a) Flywheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.Gambar 24: Pelat dudukan Magnet(b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga armatur pengapian (coil), kontak poin dan kapasitor. (Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan. Cara KerjaMedan magnet yang terdapat pada flywheel sejajar dengan inti armatur pengapian. Pada saat flywheel berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.Gambar 25: Kerja magnet saat kontak poin tertutup.Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet.Gambar 26: Kerja magnet saat kontak poin terbukaDalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran arus induksi berhenti, medan magnet kolap dan menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi.CatatanUntuk mendapatkan outpu yang maksimal, sistem magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan bentuk rancangan engine dan penggunaan perangakat pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine.Gambar 27: Unit magnet untuk engine bersilinder banyakc. RangkumanPerbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada unti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.Keuntungan sistem pengapian elektronik.- Tidak menggunakan kontak poin.- Tidak memerlukan perawatan kontak poin.- Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian.- Saat pengapian lebih tepat.- Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor.- Pembangkit pulsa.- Penbangkit efek Hall.- Sensor optik.Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut Tegangan Hall. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan sistem pengapian elktronik yang laian. Sistem ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.

Sistem Pengapian Modern

Pada sistem ini komponen utama tetap menggunakan transistor. Akan tetapi jumlah transistor yang dipakai cukup banyak dan kadang sudah berbentuk IC. Berikut kurang lebih diagramnya

Untuk cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut :Pada sistem ini cara kerjanya hampir mirip dengan CPU PC pada umumnya.Sebagai input ( sensor ) utama adalah : sensor putaran mesin ( Crankshaft Position Sensor / CKP ) dan Camshaft Position sensor ( CMP ) . Sebagai CPU nya adalah ECM ( Engine Contorl Module ).Sedangkan output ( aktuator ) adalah Ignition Coil dan Busi.Ketika kunci kontak posisi ON, ECM menerima inputan bahwa putaran mesin 0 ( nol ) sehingga ECM tidak mengeluarkan arus yang menuju Transistor / Tr ( transistor tetap dalam posisi OFF ).Ketika kunci kontak di posisi START , ECM mendapat inputan dari CKP dan CMP ( CMP menentukan Firing Order dan Ignition Timing ). ECM kemudian menirimkan arus ke Tr sehingga Tr ON. Pada waktu ini Ignition Coil mendapat arus dan terjadi kemagnetan.Seiring dengan putaran mesin , CMP memberikan masukan ke ECM bahwa waktu pengapian sudah tiba. ECM kemudian memutuskan arus yang ke Tr. Proses ini menyebabkan terjadinya Induksi di Ignition Coil dan diteruskan ke busi. Proses ini terus berlangsung dan berulang - ulang.Sistem Pengapian Modern

Pada sistem ini komponen utama tetap menggunakan transistor. Akan tetapi jumlah transistor yang dipakai cukup banyak dan kadang sudah berbentuk IC. Berikut kurang lebih diagramnya

Untuk cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut :Pada sistem ini cara kerjanya hampir mirip dengan CPU PC pada umumnya.Sebagai input ( sensor ) utama adalah : sensor putaran mesin ( Crankshaft Position Sensor / CKP ) dan Camshaft Position sensor ( CMP ) . Sebagai CPU nya adalah ECM ( Engine Contorl Module ).Sedangkan output ( aktuator ) adalah Ignition Coil dan Busi.Ketika kunci kontak posisi ON, ECM menerima inputan bahwa putaran mesin 0 ( nol ) sehingga ECM tidak mengeluarkan arus yang menuju Transistor / Tr ( transistor tetap dalam posisi OFF ).Ketika kunci kontak di posisi START , ECM mendapat inputan dari CKP dan CMP ( CMP menentukan Firing Order dan Ignition Timing ). ECM kemudian menirimkan arus ke Tr sehingga Tr ON. Pada waktu ini Ignition Coil mendapat arus dan terjadi kemagnetan.Seiring dengan putaran mesin , CMP memberikan masukan ke ECM bahwa waktu pengapian sudah tiba. ECM kemudian memutuskan arus yang ke Tr. Proses ini menyebabkan terjadinya Induksi di Ignition Coil dan diteruskan ke busi. Proses ini terus berlangsung dan berulang - ulang.

Pengapian TransistorLabels: Otomotif

Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas mengenai system pengapian transistor. Sistem pengapian ini lebih maju dibandingkan dengan system pengapian dengan Contack Point ( Platina ) dan semi transistor.

Pengapian Semi Transistor

Untuk diagram system pengapian semi transistor kurang lebih sbb

Sistem pengapian ini hasil modifikasi dari sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian semi transistor merupakan sistem pengapian elektronik yang masih menggunakan platina. Namun demikian, fungsi dari platina (breaker point) tidak sama persis seperti pada pengapian konvensional. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputuskan dan dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina cenderung lebih awet (tidak cepat aus) karena tidak langsung menerima beban arus yang besar dari rangkaian primer tersebut. Dalam hal ini platina hanyalah bertugas sebagai switch (saklar) untuk meng-on-kan dan meng-off-kan transistor. Arus listrik yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak arus induksi yang mengalir saat platina membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off disebabkan oleh arus dari rangkaian primer yang menuju ke massa (ground) terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian.

Adapun cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut :Apabila kunci kontak (ignition switch) posisi on dan platina dalam posisi tertutup, maka arus listrik mengalir dari terminal E pada TR1 ke `terminal B. Selanjutnya melalui R1 dan platina, arus mengalir ke massa, sehingga TR1 menjadi ON. Dengan demikian arus dari terminal E TR1 mengalir ke terminal C. Selanjutnya arus mengalir melalui R2 menuju terminal B terus ke terminal E pada TR2 yang diteruskan ke massa. Akibat dari kejadian arus listrik yang mengalir dari B ke E pada TR2 yang diteruskan ke massa tersebut menyebabkan mengalirnya arus listrik dari kunci kontak ke kumparan primer, terminal C, E pada TR2 terus ke massa. Dengan mengalirnya arus pada rangkaian primer tersebut, maka terjadi kemagnetan pada kumparan primer koil pengapian.Apabila platina terbuka maka TR1 akan Off dan TR2 juga akan Off sehingga timbul induksi pada kumparan - kumparan ignition coil yang menyebabkan timbulnya tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Induksi pada kumparan sekunder membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran campuran bahan bakar dan udara.