pengantar perpajakan topik bahasan pengadilan pajak dr. sumiharti , ak , m.si
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENGANTAR PERPAJAKAN topik bahasan PENGADILAN PAJAK Dr. Sumiharti , Ak , M.Si. DASAR PEMBENTUKAN PENGADILAN PAJAK. * Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 (1) dan Pasal 20 (1). * UU. No. 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2009. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT

PENGANTAR PERPAJAKANtopik bahasan
PENGADILAN PAJAK
Dr. Sumiharti, Ak, M.Si

DASAR PEMBENTUKAN PENGADILAN PAJAK
* Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 (1) dan Pasal 20 (1)
* UU. No. 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2009

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK1. Kompetensi Absolut
PENGADILAN PAJAK adalah badan peradilan pajak yang mempunyai tugas memeriksa dan memutus sengketa pajak berupa :
a. Banding terhadap keputusan pejabat berwenang;
b. Gugatan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan di bidang penagihan.

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK2. Sifat Putusan
Putusan PENGADILAN PAJAK mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dengan kepala putusan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK3. Upaya Hukum
Pengajuan banding atau gugatan ke PENGADILAN PAJAK merupakan upaya hukum terakhir bagi pembayar pajak dan putusannya tidak dapat digugat ke peradilan umum atau Peradilan Tata Usaha Negara.

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK4. Kompetensi Relatif
Dengan Undang-undang ini untuk pertama kali dibentuk PENGADILAN PAJAK yang berkedudukan di ibukota negara, dan dengan kuasa Undang-undang ini dapat dibentuk lagi PENGADILAN PAJAK yang tingkatnya sama di ibukota negara dan tempat lain yang pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Presiden.

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK5. Pembinaan
Pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan PENGADILAN PAJAK dilakukan oleh Departemen Keuangan.

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK6. Jangka Waktu Penyelesaian
SengketaUntuk memberikan pelayanan yang baik dan kepastian hukum, kepada pemohon banding atau penggugat, serta pemeriksaan sampai dengan pelaksanaan putusan PENGADILAN PAJAK ditetapkan jangka waktunya. Apabila putusan ditetapkan, banding atau gugatan dikabulkan, sedangkan apabila syarat-syarat formal pengajuan banding atau gugatan tidak dipenuhi, banding atau gugatan tidak dapat diterima.

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK7. Syarat Banding: Salah satu
persyaratan formal pengajuan banding adalah jumlah pajak yang disengketakan dalam keputusan yang dibanding tidak harus dilunasi dulu, dan apabila banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kepada pemohon banding diberikan imbalan bunga sebesar 2% sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan atas kelebihan pembayaran pajak.

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK8. Syarat Gugatan
Salah satu syarat gugatan adalah melunasi biaya pendaftaran
9. Syarat AnggotaAnggota PENGADILAN PAJAK adalah tenaga professional, yaitu sarjana yang mempunyai keahlian di bidang perpajakan yang dalam melaksanakan persidangan dibantu oleh Sekretaris Sidang

ARAH DAN TUJUAN PEMBENTUKAN PENGADILAN
PAJAK10. Hukum Acara
Pemeriksaan dengan acara cepat dapat dilakukan oleh Majelis atau oleh anggota Tunggal.11. Pemeriksaan
Berdasarkan pada sifat kerahasiaan perpajakan, pemeriksaan oleh PENGADILAN PAJAK dilakukan dalam sidang tertutup.12. Pelaksanaan Putusan
Putusan PENGADILAN PAJAK langsung dapat dilaksanakan tanpa memerlukan lagi keputusan pejabat yang berwenang, kecuali undang-undang mengatur lain.

KEDUDUKANPENGADILAN PAJAK adalah badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam UU No. 6/1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16/2009 (pasal 2)

TEMPAT KEDUDUKANPasal 3
UNTUK PERTAMA KALI PENGADILAN PAJAK DIBENTUK DIIBUKOTA NEGARA
Apabila dipandang perlu PENGADILAN PAJAK ygtingkatannya sama dapat dibentuk di ibukota negara dan ditempat lain
Pelaksanaan pembentukan diatur dengankeputusan Presiden

SIDANG PENGADILAN PAJAK
[Pasal 4]
DI TEMPAT KEDUDUKAN
DI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH
HUKUMNYA

SUSUNAN PENGADILAN PAJAK
( Pasal 6 dan 7 )
PIMPINAN
ANGGOTA
SEKRETARIS
KETUA
SATU ATAULEBIH WAKIL
KETUA

SYARAT-SYARAT MENJADI HAKIM
a. Warga Negara Indonesia Berumur Sekurang-kurangnya 45 Tahun.
b. Bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.c. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945.d. Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI,
termasuk organisasi masanya atau bukan seseorang yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam Gerakan Kontra Revolusioner G.30.S/PKI” atau organisasi terlarang lainnya.
e. Mempunyai keahlian dibidang perpajakan dan berijazah sarjana hukum atau sarjana lain.
f. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela.
g. Tidak pernah melakukan tindak pidana perpajakan.

SYARAT-SYARAT MENJADI HAKIM
Syarat khusus Pasal 13 ayat(1), bukan merupakan :1. Pelaksana putusan PENGADILAN PAJAK;2. Wali, pengampu, atau pejabat yang
berkaitan;3. Penasehat hukum4. Konsultan Pajak;5. Akuntan publik;6. Pengusaha.7. Jabatan lain yang diatur lebih lanjut oleh
Peraturan Pemerintah

PENGANGKATAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN HAKIM
(Pasal 9 & 10)
HAKIM Diangkat Oleh Presiden Dari Daftar Nama
Calon Yang Diusulkan Oleh Menteri KETUA DAN WAKIL KETUA Diangkat Oleh Presiden Dari Para Hakim
Berdasarkan Usul Menteri MASA JABATAN: Ketua, Wakil Ketua, Dan Hakim Selama 5
(Lima) Tahun MASA JABATAN Dimaksud Dapat Diperpanjang
1 (Satu) Kali Masa Jabatan

SUMPAH DAN JABATAN(Pasal 11)
Bunyi sumpah jabatan ditentukan Ketua dan Wakil Ketua
mengucapkan sumpah dihadapan ketua MA
Anggota diambil sumpah oleh Ketua
Catatan : Sekretaris tidak mengucapkan sumpah

TUGAS KETUA(Pasal 12)
PEMBINAAN
Meningkatkan profesionalisme
petunjuk
PENGAWASAN
• Pelaksanaan tugas• Perilaku wakil ketua,
sekretaris
• petunjuk • teguran• Peringatan• Penyampaian usul untuk
pengenaan sanksi

JABATAN YANG TIDAK BOLEH DIRANGKAP OLEH HAKIM
(Pasal 13)
a. Pelaksana putusan PENGADILAN PAJAKb. Wali, pengampu, atau pejabat yang
berkaitan degan suatu sengketa pajak yang akan atau sedang dipeiksa olehnya;
c. Penasehat hukum;d. Konsultan pajak;e. Akuntan publikf. Pengusahag. Jabatan lain yang diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Pemerintah

PEMBERHENTIANKETUA, WAKIL KETUA, HAKIM DARI
JABATANNYADENGAN HORMAT
pasal 14
Oleh Presidena. Berakhir masa
jabatannyab. Meninggal dunia
a. Permintaan Sendirib. Sakit jasmani atau rohani terus
menerusc. Telah berumur 65(enam puluh lima)
tahund. Ternyata lalai atau tidak cakap
dalam menjalankn tugas

PEMBERHENTIANKETUA, WAKIL KETUA, HAKIM DARI
JABATANNYATIDAK DENGAN HORMAT
Pasal 15a. Dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan;
b. melakukan perbuatan tercela;c. Mengabaikan kewajiban dalam
menjalankan tugas;d. Melanggar sumpah atau janji jabatan,
atau;e. * menjadi pelaksana putusan
PENGADILAN PAJAK; * wali, pengampu;
* penasehat hukum;* konsultan pajak;* akuntan publik;* pengusaha.

PEMBELAAN DIRI(Pasal 16)
Usul Pemberhentian Dengan Hormat Sebagaimana
Dimaksud Dalam Pasal 14 Ayat (1)
Huruf D
Usul Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat Sebagaimana
Dimaksud Dalam Pasal 15 Huruf
B,c,d,e
Diajukan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan secukupnya untuk membela diri dihadapan
majelis kehormatan PENGADILAN PAJAK

PEMBEBASTUGASAN(Pasal 18)
KETUA, WAKIL KETUA, DAN HAKIM sebelum diberhentikan tidak dengan
hormat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dapat dibebastugaskan dari
jabatannya oleh Menteri Atas Usul Majelis Kehormatan Pengadilan Pajak
terhadap usul pembebastugasan tersebut, berlaku juga ketentuan
kesempatan membela diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

KETUA, WAKIL KETUA, ATAU HAKIM
Dapat Dibebastugaskan oleh Menteri(Pasal 19)
Dalam Hal :• dikeluarkan perintah penangkapan yang diikuti penahanan
• dituntut di muka pengadilan dalam perkara pidana tanpa di tahan
Dapat dikembalikan ke jabatan semula
Apabila dalam
pemeriksaan atau tuntutan
pidana tersebut
tidak terbukti (Pasal 20)

KETUA, WAKIL KETUA, ATAU HAKIM PENGADILAN PAJAK
DITANGKAP DAN/ATAU DITAHAN(PASAL 21)
hanya atas perintah JAKSA AGUNG setelah mendapat
persetujuan MENTERI KEUANGANKECUALI
a. Tertangkap tangan.b. Berdasarkan bukti
permulaan yang cukup disangka melakukan pidana kejahatan yang diancam pidana mati atau tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara
Paling lambat 2 x 24 jam dilaporkan
pada Menteri Keuangan

PASAL 22
Ketentuan Mengenai
Tatacara pembebastugasan
pemberhentian dengan hormat/tidak
hormatHak-hak Ketua, Wakil Ketua, Anggota yang
dibebas tugaskan/diberhentik
an
DIATUR DENGAN PP

SEKRETARIS(Pasal 23)
Memimpin Sekretariat Dengan Tugas Pelayan Di Bidang
AdministrasiPenyelesaian
Sengketa Pajak
UMUM
Dibantu Wakil
Sekretaris
Khusus untuk penyelesaian sengketa pajak dibantu pula oleh
satu atau lebih Sekretaris Pengganti

SUMPAH(Pasal 24)
SEKRETARIS, WAKIL SEKRETARIS DAN SEKRETARIS PENGGANTI
SEBELUM MEMANGKU JABATAN
DIAMBIL SUMPAH/ JANJI OLEH KETUA
Persyaratan Sekretaris, Wakil Sekretaris, Sekretaris Pengganti
(Pasal 25)
1. Pegawai Departemen Keuangan RI2. Mempunyai keahlian di bidang
perpajakan3. Sarjana Hukum atau sarjana lain

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK
Tugas Dan Tanggung Jawab Serta Susunan
Organisasi Sekretariat Pengadilan Pajak (Pasal
26)
Ditetapkan Dengan Keputusan Presiden
Tata Kerja Sekretariat
Pengadilan Pajak (Pasal 27)
Ditetapkan Oleh Ketua

TUGAS DAN WEWENANG PENGADILAN PAJAK1. Memeriksa Dan Memutuskan Sengketa
Pajak (Pasal 28 (1))
2.Mengawasi Kuasa Hukum Yang Memberikan Bantuan Hukum Kepada
Pihak-pihak Yang Bersengketa(Pasal 29)
3. Memanggil Atau Meminta Data Atau Keterangan Dari Pihak Ketiga
(Pasal 30)
Tugas Dan Wewenang Pengadilan Pajak Berada Di Luar Tugas Dan Wewenang :
- Peradilan Umum Dan- Peradilan Tata Usaha Negara
(Pasl 28 (2))

HUKUM ACARA
1. Kuasa Hukum (Pasal 31)2. Banding (Pasal 32 s/d Pasal 37)3. Gugatan (Pasal 38 s/d Pasal 42)4. Persiapan Persidangan (Pasal 43 s/d Pasal
47)5. Pemeriksaan dengan Acara Biasa (Pasal 48
s/d Pasal 67)6. Pemeriksaan dengan Acara Cepat (Pasal 64
s/d Pasal 67)7. Pembuktian (Pasal 68 s/d Pasal 75)8. Putusan (Pasal 76 s/d Pasal 86)9. Pelaksanaan Putusan (Pasal 87 s/d Pasal 89)
MENGATUR MENGENAI

KUASA HUKUMPihak yang
bersengketa dapat didampingi oleh satu
atau lebih kuasa hukum dengan kuasa
tertulis(Pasal 31(2))
Syarat-syarat Kuasa Hukum
(Pasal 31 (2))
• WNI• Mempunyai keahlian di
bidang perpajakan; dan• Syarat lain yang ditetapkan
Ketua
Syarat tersebut tidak diperlukan dalam hal yang mewakili adalah keluarga sedarah atau semenda sampai derajat kedua, pengurus, pegawai, atau
pengampu(Pasal 31 (3))

BANDING
• Diajukan dalam Bahasa Indonesia kepada PENGADILAN PAJAK yang daerah hukumnya meliputi wilayah kerja pejabat yang menerbitkan keputusan banding.• Sesuai jangka waktu yang ditetapkan UU
atau dalam hal jangka waktu tidak di atur UU yang bersangkutan, maka diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal terima keputusan• Jangka waktu tidak mengikat, karena
keadaan di luar kekuasan pemohon banding.
Pasal 32

BANDINGPasal 33
• Satu surat banding atas satu keputusan• Disertai alasan yang jelas dan
mencantumkan tanggal di terima keputusan yang di banding• Dilampirkan salinan surat keputusan yang dibanding
Pasal 34Dalam hal banding diajukan
terhadap besarnya jumlah pajak yang terutang, banding hanya dapat diajukan apabila jumlah pajak yang terutang telah dibayar lunas (sudah dibatalkan oleh UU KUP)

BANDING DIAJUKAN SENDIRI OLEH PEMBAYAR PAJAK, AHLI WARISNYA, SEORANG PENGURUS ATAU KUASA HUKUM
Pasal 35
Apabila Selama Proses, Yang Bersangkutan
Meninggal Dunia Atau Pailit
Apabila Selama Proses Terjadi Penggabungan, Peleburan, Pemecahan Atau Pemekaran Usaha
Atau Likuidasi
Dapat Dilanjutkan Ahli Warisnya, Kuasa
Hukum Dari Ahli Waris Atau Pengapmunya
Dapat Dilanjutkan Oleh Yang Menerima
Pertanggungjawaban

Pasal 36
Pemohon Banding Dapat Melengkapi Bandingnya Untuk Memenuhi Ketentuan Yang Berlaku
Sepanjang Masih Dalam Jangka Waktu Pasal 32 (2))

PENCABUTAN BANDING(Pasal 37)
Banding Dapat Dicabut Sebelum Sidang dg Penetapan Ketua Setelah Sidang, Pencabutan Banding
Dihapus Dari Daftar Sengketa Melalui Pemeriksaan Dengan Acara Cepat
Kalau Banding dicabut tdk dapat diajukan lagi

GUGATANSYARAT-SYARAT PENGAJUAN GUGATAN
1. Diajukan dalam bahasa Indonesia kepada PENGADILAN PAJAK yang daerah hukumnya meliputi wilayah kerja pejabat yang menerbitkan keputusan (Pasal 38 ayat (1)).
2. Diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal diterima keputusan yang digugat (Pasal 38 ayat (1)).
3. Diajukan sendiri oleh penggugat disertai alasan yang jelas, dicantumkan tanggal keputusan yang digugat dan dilampiri salinan dokumen ybs. (Pasal 39 ayat (1).
4. Apabila penggugat meninggal dunia, gugatan dilanjutkan oleh ahli waris, kuasa hukum dari ahli waris, atau pengampunya dalam hal pailit (Pasal 39 ayat (2)).
5. Melunasi biaya pendaftaran Rp 1.000.000,00 sebelum gugatan diajukan dan melampirkan bukti setoran pada surat gugatan (Pasal 41 ayat (1) dan Pasal 42).

GUGATAN (Lanjutan….)
Terdapat keadaan diluar kekuasaan (force majeur)
Pasal 38 ayat (2))
• Jangka waktu 14 hari tidak mengikat dan dapat diperpanjang,
• Perpanjangan jangka waktu adalah 14 hari sejak berakhirnya force majeur.

PENCABUTAN GUGATAN(Pasal 40)
DIAJUKAN SURAT PERNYATAAN PENCABUTAN KEPADA PENGADILAN PAJAK
Gugatan Dapat Dicabut Sebelum Sidang dg Penetapan Ketua Setelah Sidang, Pencabutan Gugatan Dihapus
Dari Daftar Sengketa Melalui Pemeriksaan Dengan Acara Cepat
Kalau Gugatan dicabut tdk dapat diajukan lagiDIHAPUS DARI DAFTAR SENGKETA MELALUI PEMERIKSAAN
DENGAN ACARA CEPAT

PROSEDUR PERMINTAAN SURAT URAIAN BANDING, SURAT
TANGGAPAN, DAN SURAT BANTAHANPENGADILAN PAJAK
meminta surat uraian banding atau surat tanggapan dalam
jangka waktu 14 hari sejak tanggal terima surat banding atau
gugatan (Pasal 43 (1))
Terdapat surat/ dokumen susulan,
jangka waktu 14 hari dihitung sejak tanggal
diterima surat/dokumen susulan tersebut.
(Pasal 43 (2))
Terbanding atau tergugat menyerahkan surat uraian banding atau surat tanggapan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim permintaan surat uraian banding
atau surat tanggapan. (Pasal 44 (1))

PROSEDUR PERMINTAAN SURAT URAIAN BANDING, SURAT
TANGGAPAN, DAN SURAT BANTAHAN (Lanjutan……)
Apabila terbanding tidak membuat surat uraian banding, tergugat tidak membuat
surat tanggapan, dan pemohon banding/penggugat tidak membuat surat
tanggapan dan pemohon banding/penggugat tidak membuat surat
bantahan,pemeriksa banding atau gugatan tetap dilanjutkan. (Pasal 44 (4)) Pemohon banding/penggugat dapat
memberitahukan kepada Ketua untuk hadir dalam persidangan guna
memberikan keterangan secara lisan. (Pasal 45)

PENUNJUKAN MAJELIS ATAU HAKIM TUNGGAL UNTUK MENYELESAIKAN
SENGKETA PAJAK(Pasal 46)
UNTUK KEPERLUAN PEMERIKSAAN,KETUA
MENUNJUK
MAJELIS(TERDIRI DARI 3 HAKIM HAKIM TUNGGAL
Salah Seorang Hakim Ditunjuk Oleh Ketua Sebagai Ketua Sidang
Apabila Terdapat Lebih Dari Satu Sengketa Pajak Untuk Tahun Pajak Yang Sama Oleh
Pemohon Banding Yang Sama, Ketua Menunjuk Majelis Atau Hakim Tunggal Yang Sama (Pasal 46
(3))
BERSIDANG PADA HARI YANG DITENTUKAN DAN MEMBERITAHUKAN KEPADA PIHAK YANG BERSENGKETA
(Pasal 46 (4))

PENUNJUKAN MAJELIS ATAU HAKIM TUNGGAL UNTUK MENYELESAIKAN
SENGKETA PAJAK(Pasal 46)
SUDAH MULAI BERSIDANG DALAM JANGKA WAKTU 6 BULAN SEJAK
TANGGAL DITERIMA SURAT BANDING ATAU SURAT GUGATAN
(Pasal 47)
UNTUK KEPERLUAN PEMERIKSAAN,KETUA
MENUNJUK
MAJELIS(TERDIRI DARI 3 HAKIM

KETUA MEMBUKA SIDANG DAN MENYATAKAN TERTUTUP UNTUK UMUM;
(Pasal 49 (2))
DILAKUKAN OLEH MAJELIS
(Pasal 48)
PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA
APABILA BANDING ATAU GUGATAN TIDAK LENGKAP DAN/ATAU TIDAK JELAS SEPANJANG BUKAN KARENA :
BANDING DIAJUKAN TIDAK DALAM BAHASA INDONESIA (Ps 32(1)). SURAT KEPUTUSAN TIDAK DIAJUKAN DALAM SATU SURAT BANDING (Pasal 33 (1)) UTANG PAJAK BELUM/TIDAK DIBAYAR LUNAS (Pasal 34) GUGATAN DIAJUKAN TIDAK DALAM BAHASA INDONESIA (Ps 3 (1)) TIDAK MELUNASI BIAYA PENDAFTARAN (Pasal 41 (1))
SEBELUM PEMERIKSAAN POKOK SENGKETA DIMULAI, MAJELIS MELAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK KELENGKAPAN DAN/ATAU KEJELASAN BANDING ATAU GUGATAN
(Pasal 49 (2))
KELENGKAPAN ATAU KEJELASAN DAPAT DIBERIKAN DALAM PERSIDANGAN
(Pasal 49 (3))

PENGUNDURAN HAKIM SIDANG ATAU SEKRETARIS SIDANG DARI SUATU
PERSIDANGAN(Pasal 50)
Anggota Sidang atau Sekretaris Sidang terikat hubungan sedarah atau semenda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami atau isteri meskipun telah bercerai, dengan salah satu Anggota Sidang atau Sekretaris Sidang pada Majelis yang sama atau dengan pemohon banding atau penggugat atau kuasa hukum.
(Pasal 50 (1&2))
Berkepentingan langsung atau tidak langsung atas suatu
sengketa yang ditanganinya.
(Pasal 51 (1)) Dapat dilakukan atas permintaan salah satu atau pihak-pihak yang
bersengketa.(Pasal 51 (2))
Apabila terdapat keraguan atau
perbedaan pendapat, Ketua berwenang
menetapkan pengunduran diri
(Pasal 51 (3))

PENGUNDURAN HAKIM SIDANG ATAU SEKRETARIS SIDANG DARI SUATU
PERSIDANGAN Lanjutan…(Pasal 50)
Apabila tidak diganti atau tidak mengudurkan diri sedangkan sengketa telah diputus ,
putusan tidak sah.
Ketua memerintahkan sengketa dimaksud segera disidang kembali dengan susunan Majelis dan/atau Sekretaris Sidang yang berbeda, kecuali putusan dimaksud telah
melampaui jangka waktu 1 tahun.(Pasal 50 (3) dan Pasal 51 (4))
Dalam hal diketahui sebelum jangka waktu 1 tahun, sengketa disidangkan kembali dalam
jangka waktu 3 bulan sejak diketahuinya hubungan/kepentingan dimaksud.
(Pasal 50 (4) & Pasal 51 (5))

Ketua Sidang Memanggil Terbanding Atau Tergugat Dan Dapat Memanggil Pemohon
Banding Atau Penggugat Untuk Memberikanketerangan Lisan.
(Pasal 52 (1))
Dalam Hal Pemohon Banding Atau Penggugat Memberitahukan Akan Hadir Dalam Persidangan, Ketua Sidang Memberitahukan Tanggal Dan Hari
Sidang(Pasal 52 (2))
Ketua Sidang Menjelaskan Masalah Yang Disengketakan
(Pasal 53 (1))
Pemohon Banding Atau Penggugat, Apabila Dipandang Perlu, Dapat Diminta Hadir Oleh Ketua
Sidang Untuk Memberikan Keterangan(Pasal 53 (3))

PEMANGGILAN SAKSI
Ketua Sidang Dapat Memerintahkan Saksi Untuk Didengar Keterangannya Atas Permintaan Salah Satu Pihak Yang Bersengketa Atau Karena Jabatan. (Pasal 54 (1))
Saksi Wajib Datang Sendiri Di Persidangan. (Pasal 54 (2))
Apabila Saksi Tidak Datang Dan Majelis Dapat Memnutuskan Tanpa Keterangan Saksi, Ketua Sidang Melanjutkan Persidangan. (Pasal 54 (4)).
Ketua Sidang Dapat Meminta Bantuan Polisi Dalam Hal Saksi Tidak Datang Tanpa Alasan Yang Dapat Dipertanggungjawabkan Dan Majelis Tidak Dapat Memutus. (Pasal 55(1))
Ketua Sidang Menanyakan Identitas Saksi. (Pasal 55 (2))
Saksi Sebelum Memberi Keterangan, Wajib Mengucapkan Sumpah Atau Janji Menurut Agama/ Kepercayaannya. (Pasal 55 (3)).

Pasal 56Ayat (1)Tidak boleh didengar
keterangannya sebagai saksi :
a. Keluarga sedarah/semenda menurut garis keturunan lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.
b. Isteri atau suami dari pemohon banding atau penggugat meskipun telah bercerai.
c. Anak yang belum berusia 17 tahun.
d. Orang sakit ingatan
Ayat (2)Apabila dipandang perlu, Ketua Sidang dapat meminta pihak yang tersebut pada ayat (1) huruf a,b dan c untuk memberikan keterangan (tanpa disumpah).
Pasal 57Pihak sebagaimana dimaksud dalam asal 56 ayat (2) dapat menolak untuk memberikan keterangan

Pasal 58Untuk keperluan persidangan,
kewajiban merahasiakan segala sesuatu sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan ditiadakan.
Khusus untuk Bank, kewajiban merahasiakan ditiadakan (atas perintah
tertulis Menteri Keuangan) sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perbankan yang berlaku

Pasal 59 Ayat (1)
Pertanyaan kepada saksi oleh slah satu pihak disampaikan melalui
Ketua Sidang
Pasal 35
Bila pertanyaan dimaksud menurut pertimbangan Ketua Sidang tidak ada kaitannya
dengan sengketa, pertanyaan tersebut ditolak.

Pasal 60Apabila pemohon banding/ penggugat/
saksi tidak paham bahasa Indonesia,Ketua Sidang menunjuk ahli
alih bahasa
Sebelum melaksanakan tugas ahli alih bahasa tersebut harus diambil sumpah/janji menurut agama/
kepercayaannya
Saksi dalam sengketa pajak tidak boleh ditunjuk sebagai saksi ahli alih bahasa

Pasal 61Ayat (1)
Apabila pemohon banding/penggugat/saksi ternyata
bisu dan/atau tuli, tidak dapat menulis, Ketua Sidang meunjuk orang
yang pandai bergaul dengannya sebagai ahli alih bahasaAyat (2)
Sebelum melaksanakan tugas, ahli alih bahasa tersebut harus diambil
sumpah/janji menurut agama/kepercayaannya
Ayat (3)Apabila pemohon
banding/penggugat/saksi bisu/tuli tetapi dapat menulis,
pertanyaan/teguran/jawaban dibacakan oleh Sekretaris Sidang

Pasal 62Saksi :- Diambil sumpah atau
janji- Didengar keterangannya
Ayat (1)Dipersidangan,dengan dihadiri
oleh terbanding atau tergugat
Ayat (2)Dipersidangan, tanpa
dihadiri oleh terbandingan/tergugat
tidak datang tanpa alasan yang dapat
dipertanggung-jawabkan
Ayat (3)Dapat dilakukan ditempat tinggal saksi dan tanpa
dihadiri oleh terbanding/ tergugat
bila saksi tidak dapat hadir
dipersidangan karena halangan yang dibenarkan
oleh hukum

Pasal 63
Ayat (1)Tidak dapat diselesaikan pada suatu hari, pemeriksaan dilanjutkan pada hari persidangan berikutnya yang ditetapkan
Ayat (2)Hari persidangan berikutnya berikutnya diberitahukan kepada terbanding/tergugat dan dapat diberitahukan kepada pemohon banding/penggugat
Ayat (3)Dapat dilanjutkan meskipun terbanding/tergugat tidak hadir pada persidangan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan meski telah dipanggil secara patut
Ayat (4)Dapat dilaksanakan oleh PENGADILAN PAJAK yang daerah hukumnya meliputi wilayah tempat tinggal saksi, apabila saksi tidak bertempat tinggal di daerah hukm PENGADILAN PAJAK yang memeriksa dan memutus sengketa pajak
Persidangan Sengketa Pajak

Pasal 64Pemeriksaan dengan
Acara Cepat
Dapat dilaksanaka
n
Majelis Anggota Tunggal

Pasal 65Ayat (1)Pemeriksaan dengan acaraCepat dilakukan terhadap:a. Sengketa pajak tertentub. Tidak diputus dala
waktu 12 bulanc. Tidak dipenuhi salah
satu ketentuan Pasal 85 ayat (1)[hal-hal yang harus dimuat dalam putusan PENGADILAN PAJAK], atau terjadi salah tulis/salah hitung dalam putusan PENGADILAN PAJAK
d. Pencabutan bandinge. Pencabutan gugatanf. Sengketa yang bukan
merupakan wewenang PENGADILAN PAJAK
Ayat (2)a. Tidak memenuhi syarat
formal :• Pasal 32 (1): penggunaan
Bahasa Indonesia (untuk banding)
• Pasal 32 (2): jangka waktu banding
• Pasal 33 (1): satu surat banding untuk satu keputusan
• Pasal 34: utang pajak harus lunas
• Pasal 38 (1): penggunaan Bahasa Indonesia (untuk gugatan)
• Pasal 41 (1): pelunasan biaya pendaftaran
Perubahan besarnya jumlah pajak yang disengketakan ditetapkan oleh Menteri keuangan
Ayat (3)
b. Banding dengan jumlah pajak yang disengketakan tidak lebih dari Rp 1.000.000,00
Ayat (2)

Pasal 66Pemeriksaan dengan cara cepat terhadap sengketa pajak sebagaimana dimaksud dalam :Pasal 65 (1) huruf:
c. tidak dipenuhinya salah satu ketentuan Pasal 85 (1) atau terjadinya salah tulis/salah hitung dalam putusan PENGADILAN PAJAK.
d. pencabutan banding e. pencabutan gugatanf. sengketa yang bukan wewenang PENGADILAN PAJAK
Pasal 65 (2) huruf:a. sengketa pajak tertentu yang tidak memenuhi syarat
formal
b. banding dengan jumlah pajak yang disengketakan tidak melebihi Rp 1.000.000,00
Dilakukan tanpa surat uraian banding atau surat tanggapan dan tanpa surat bantahan

Pasal 67Semua ketentuan
mengenai pemeriksaan dengan acara biasa
Berlaku juga
untuk
Pemeriksaan dengan acara cepat

Pasal 68
Ayat (1)Alat bukti dapat berupa
a. Surat atau tulisanb. Pengakuan para pihakc. Keterangan saksid. Keterangan ahlie. Pengetahuan anggota
Keadaan yang telah diketahui oleh umum tidak perlu dibuktikan
Ayat (2)

Alat bukti: Surat atau tulisan
{Pasal 68 (1) huruf a}
Pasal 68
A. Surat keputusan atau surat ketetapan yang diterbitkan oleh pejabat berwenang
B. Surat-surat lain atau tulisan yang ada kaitannya dengan banding atau gugatan

Pasal 70
Alat bukti:Pengakuan para pihak {Pasal 68 (1) huruf b}
Tidak dapat ditarik kembali kecuali berdasarkan alasan
yang kuat dan dapat diterima oleh anggota sidang

Pasal 71
Alat bukti:Keterangan Saksi
(Pasal 68 (1) huruf c)
Dianggap sebagai alat bukti bila keterangan tersebut berkenaan dengan hal yang dialami, dilihat atau didengar
sendiri oleh saksi.

ALAT BUKTI:KETERANGAN AHLI
(Pasal 68 (1) huruf d)
PASAL 72Ayat (1)
Keterangan ahli adalah pendapat orang yang diberikan dibawah sumpah dalam persidangan
tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman dan pengetahuaanya
Ayat (2)Seseorang yang tidak boleh didengar sebagai saksi
sebagaimana dimaksud Pasal 56 (1) tidak boleh memberikan keterangan ahli
PASAL 73
Ayat (1)Atas permintaan pihak yang bersengketa atau karena jabatan, Ketua Sidang atau Anggota Tunggal dapat menunjuk seseorang atau beberapa saksi ahli.
Ayat (2)Seorang saksi ahli dalam memberikan keterangannya secara lisan atau tertulis dikuatkan sumpah/janji mengenai hal sebenarnya menurut pengalaman dan pengetahuannya.

Pasal 74
Alat bukti pengetahuan Anggota (Pasal 68 (1) huruf e)
Hal yang oleh Anggota Sidang diketahui dan diyakini kebenarannya

Pasal 75Anggota Sidang menentukan:* Apa yang harus dibuktikan* Beban pembuktian beserta penilaian pembuktian
Untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang-kurangnya dua
alat bukti

PUTUSAN PENGADILAN PAJAKPasal 76
1. BERDASARKAN HASIL PENILAIAN PEMBUKTIAN;2. BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN YANG BERSANGKUTAN;DAN3. BERDASARKAN KEYAKINAN HAKIM SIDANG
DALAM HAL PEMERIKSAANDILAKUKAN OLEH MAJELIS
PUTUSAN DIAMBIL BERDASARKAN MUSYAWARAH YANG DIPIMPIN OLEH KETUA SIDANG DAN APABILA TIDAK DAPAT DICAPAI
KESEPAKATAN, PUTUSAN DIAMBIL DENGAN SUARA TERBANYAK
MERUPAKAN PUTUSAN AKHIR DAN BERSIFAT TETAP
BUKAN MERUPAKAN PUTUSAN TATA USAHA NEGARA
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN(Pasal 77 & 78)

PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
DAPAT BERUPA(Pasal 79)
a. Menolak;b. Mengabulkan Sebagian Atau
Seluruhnyac. Menambah Pajak Yang Harus
Dibayard. Tidak Dapat Diterimae. Membetulkan Kesalahan Tulis
Dan/Atau Kesalahan Hitung
TIDAK DAPAT LAGI DIAJUKAN BANDING ATAU GUGATAN

PUTUSAN PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA
(Pasal 80)
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 12 BULAN SEJAK BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
APABILA TIDAK DIPUTUS DALAM JANGKA WAKTU
TERSEBUT
DALAM JANGKA WAKTU 3O HARI SEJAK JANGKA
WAKTU 12 BULAN DILAMPAUI
MELALUI PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT
PUTUSAN BERUPA MENGABULKAN SELURUHNYA
HAKIM SIDANG YANG LALAI TIDAK
MENGAMBIL PUTUSAN DALAM JANGKA WAKTU
TERSEBUT. SEHINGGAMENGAKIBATK
AN DIKABULKAN SELURUHNYA DAPAT DIKENAKAN SANKSI
PASAL 14 (1)

PUTUSAN PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT
(Pasal 81)
TERHADAP KEKELIRUAN (Pasal 65 (1)c) BERUPA MEMBETULKAN KESALAHAN TULIS DAN/ATAU
KESALAHAN HITUNG
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK KEKELIRUAN TERSEBUT. DIKETAHUI
ATAU SEJAK PERMOHONAN SALAH SATU PIHAK DITERIMA
TERHADAP SENGKETA PAJAK TERTENTU (Pasal 65 (2) a), BERUPA TIDAK DAPAT DITERIMA
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU:a. 30 HARI SEJAK BATAS WAKTU PENGAJUAN
BANDING ATAU GUGATAN DILAMPAUI .b. 30 HARI SEJAK BANDING ATAU GUGATAN
DITERIMA DALAM HAL DIAJUKAN SETELAH BATAS WAKTU PENGAJUAN DILAMPUI.

TERHADAP BANDING YANG DICABUT (Pasal 65 (1)d) DAN GUGATAN YANG DICABUT (Pasal 65(1)e).
BERUPA TIDAK DAPAT DITERIMA
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK SURAT PERNYATAAN PENCABUTAN
BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
TERHADAP SENGKETA BERDASARKAN PERTIMBANGAN HUKUM BUKAN WEWENANG
PENGADILAN PAJAK (Pasal 65(1)f), BERUPA TIDAK DAPAT DITERIMA
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK SURAT BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
PEMOHON BANDING ATAU PENGGUGAT DAPAT MENGAJUKAN GUGATAN KEPADA PERADILAN
YANG BERWENANG

PASAL 82
TERHADAP BANDING DENGAN JUMLAH PAJAK YANG DISENGKETAKAN TIDAK
MELEBIHI Rp 1.000.000,00(Pasal 65 (1)b)
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 6 BULAN SEJAK SURAT BANDING
DITERIMA

PASAL 83APABILA SETELAH LEWAT JANGKA WAKTU
PASAL 80 (2), PASAL 81, PASAL 82, BELUM DIAMBIL PUTUSAN
PUTUSAN YANG AKAN DIAMBIL ADALAH:
A. MENGABULKAN SELURUH PERMOHONAN
B. TIDAK DAPAT DITERIMA
C. MEMBETULKAN KESALAHAN TULIS DAN/ATAU KESALAHAN HITUNG
SENGKETA PAJAK PASAL 80 (2) DAN PASAL
82
SENGKETA PAJAK PASAL 81 (1,3 &4))
KEKELIRUAN PASAL 81 (2)

PENGUCAPAN PUTUSAN PENGADILAN PAJAK (Pasal 84)
HARUS DENGAN SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
APABILA TIDAK DIUCAPKAN DALAM SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
PUTUSAN TIDAK SAH DAN TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
HARUS DIUCAPKAN KEMBALI DALAM SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM

Pasal 85PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
HARUS MEMUAT:a. Kepala putusan berbunyi “DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
b. Nama, tempat tinggal atau tempat kediaman, dan/ atau identitas lainnya dari pemohon banding atau penggugat
c. Nama jabatan dan lamat terbanding atau tergugat;d. Hari, tanggal diterima banding atau gugatan
SENGKETA PAJAK PASAL 65 (1)b,c,d,e,f,
dan PASAL 65(2)a
TIDAK DIPERLUKAN DALAM HAL PUTUSAN
PENGADILAN PAJAK DIAMBIL TERHADAP
PASAL 85 (2)
e. Ringkasan banding atau gugatan, dan ringkasan surat uraian banding atau surat tanggapan, atau surat bantahan, yang jelas;
f. Pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal yang terjadi dala persidangan selama sengketa itu diperiksa;
g. Alasan hukum yang menjadi dasar putusan;h. Amar putusan tentang sengketa;i. Hari, tanggal putusan nama Anggota Sidang yang
memutus, nama Sekretaris Sidang, dan keterangan hadir atau tidak hadirnya para pihak

PENANDATANGAN PUTUSAN PASAL 85 (3)
SEKRETARIS SIDANG
HAKIM SIDANG YANG MEMUTUS
PUTUSAN HARUS DITANDATANGANI
PASAL 85 (4)Apabila Ketua Sidang Atau Hakim
Tunggal Yang Menydangkan Berhalangan Menandatangani
DITANDATANGANI KETUA PASAL 85 (5)
APABILA HAKIM SIDANG BERHALANGAN MENANDATANGANI
DITANDATANGANI KETUA SIDANG

BERITA ACARA SIDANGDIBUAT OLEH SEKRETARIS SIDANG
PADA SETIAP PEMERIKSAAN
MEMUAT SEGALA SESUATU YANG TERJADI DALAM PERSIDANGAN
DITANDATANGANI OLEH KETUA SIDANG ATAU HAKIM TUGGAL DAN SEKRETARIS
SIDANG
APABILA SALAH SATU DARI MEREKA BERHALANGAN, HAL ITU DINYATAKAN
DALAM BERITA ACARA SIDANGApabila Ketua Sidang Atau
Hakim Tunggal Dan Sekretaris Sidang
Berhalangan Menadatangani BERITA ACARA SIDANG
DITANDATANGANI OLEH KETUA

PASAL 89
PARA PIHAK
SALINAN PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
Dikirim Dengan Surat Oleh Sekretaris Dalam Jangka Waktu 30 Hari Sejak Tanggal Putusan Pengadilan Pajak
Diucapkan
Putusan Pengadilan Pajak Harus
Dilaksanakan Oleh Pejabat Yang
Berwenang Dalam Jangka Waktu 30
Hari Sejak Tanggal Diterima Putusan
Dikenakan Sanksi Sesuai Ketentuan Kepegawaian Yang
Berlaku
Pejabat Yang Tidak Melaksanakan Putusan Pengadilan Pajak Dalam Jangka Waktu Tertentu

KETENTUAN LAIN-LAIN(Pasal 90)
KETENTUAN TENTANG TUNJANGAN DAN LAIN-LAIN BAGI KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGOTA DITETAPKAN
DENGAN KEPUTUSAN MENTERI

PEMERIKSAAN PENINJAUAN KEMBALI (PK) (Pasal 89)
(1)Permohonan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (3) hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak.
(2)Permohonan peninjauan kembali tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan Pengadilan Pajak.
(3)Permohonan peninjauan kembali dapat dicabut sebelum diputus, dan dalam hal sudah dicabut permohonan peninjauan kembali tersebut tidak dapat diajukan lagi.

Pasal 90Hukum acara yang berlaku pada
pemeriksaan PK adalah hukum acara PK kembali sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung: kecuali yang diatur secara khusus dalam UU ini.

ALASAN PENINJAUAN KEMBALIPasal 91
Permohonan PK hanya dapat diajukan berdasarkan alasan-alasan sebagai
berikut :a. Apabila putusan PP didasarkan pada
suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu;
b. Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila diketahui pada tahap persidangan di PP akan menghasilkan putusan yang berbeda

ALASAN PENINJAUAN KEMBALIPasal 91
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut, kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan huruf c;
d. Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab- sebabnya; atau
e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata- nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perUUan yang berlaku.

PASAL 92(1)Pengajuan permohonan PK berdasarkan
alasan dalam Pasal 91 huruf a dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan Hakim pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap.
(2)Pengajuan permohonanPK berdasarkan alasan dalam Pasal 91 huruf b dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak ditemukan surat-surat bukti, yang hari dan tanggal ditemukannya harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.
(3)Pengajuan permohonan PK berdasarkan alasan dalam Pasal 91 huruf c, huruf d, dan huruf e dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.

PASAL 93(1) Mahkamah Agung memeriksa dan
memutus permohonanPK dengan ketentuan :
a. dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan PK diterima oleh Mahkamah Agung telah mengambil putusan, dalam hal PP mengambil putusan melalui pemeriksaan acara biasa;
b. dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan PK diterima oleh Mahkamah Agung telah mengambil putusan, dalam hal PK mengambil putusan melalui pemeriksaan acara cepat.
(2) Putusan atas permohonan PK sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

KETENTUAN PERALIHAN(Pasal 91)
BANDING YANG DIAJUKAN KE MPP ATAU LEMBAGA BEA CUKAI SEBELUM TGL 1 JANUARI 1998 YANG BELUM DIPUTUS
DIPERLAKUKAN SEBAGAI BANDING YANG DIAJUKAN KE PENGADILAN
PAJAK
HARUS DIPUTUS DALAM JANGKA WAKTU 36 BULAN SEJAK BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG PENGADILAN PAJAK

KETENTUAN PERALIHAN(Pasal 91)
GUGATAN TERHADAP PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN YANG
TELAH DIAJUKAN KE PERADILAN UMUM ATAU PERADILAN TATA USAHA NEGARA
SEBELUM 1 JANUARI 1998
DIPERIKSA DAN DIPUTUS OLEH PERADILAN DIMAKSUD