pengantar jurnal

3
Pengantar Jurnal Memasuki usia yang ke 51 thn, imm dalam mengembang amanah muhammadiyah untuk indonesia berkemajuan adalah usia yang sudah cukup tua dalam mengawal agenda keummatan dan kebangsaan dengan harapan tercapai cita-cita luhur perserikatan Muhammadiyah sebagai induknya. IMM telah membuktikan dirinya dalam merespon setiap dinamika sosial yang terjadi di bangsa ini namun, seiring perjalanan imm masih banyak hal yang perlu kita benahi secara bersama demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. IMM sebagai anak kandung dari muhammadiyah mempunyai tugas berat dalam mengembang amanah perserikatan dan amal usaha supaya tetap konsisten dalam garis perjungan ditengah derasnya arus globalisasi saat ini. Imm diharapakan dan dituntut untuk melakukan gerakan pencerahan khususnya ditengah masyarakat kampus yang hampir kehilangan “orientasi” akibat degradasi moral yang begitu kuat. Kader imm dituntut untuk melakukan analisis kritis terhadap kondisi kekinian dan mampu melibatkan dirinya dalam setiap masalah sosial sehingga keterlibatan IMM menjadi solusi dan pencerah ditengah masyarakat, dengan membumikan trilogi gerakan imm. Kader imm harus bisa survive dalam kondisi apapun demi menjaga diferensiasi sosial yang berakibat pada disintegrasi bangsa yang akan mengancam keutuhan ummat dan bangsa. Kader imm tidak boleh lagi bersikap divensif karena akan membuat dirinya merasa besar di dalam tapi tidak dapat berbuat untuk perbaikan bangsa dan ummat karena terkukung oleh kebekuan berfikir. Kader imm harus terlibat aktif dalam setiap bidang kemasyarakatan, (sosial politik, ekonomi, budaya, dan hukum) karena bangsa ini tidak dapat dikungkung dalam satu aspek saja, indonesia heterogen dengan segala kebihnikaannya. KH. Ahmad Dahlan, telah memprediksi apa yang akan dihadapi generasi penlanjutnya. Makanya beliaw berpesan kepada kita semua:

Upload: muhammad-ramdhan

Post on 17-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Jurnal

Pengantar Jurnal

Memasuki usia yang ke 51 thn, imm dalam mengembang amanah muhammadiyah untuk indonesia berkemajuan adalah usia yang sudah cukup tua dalam mengawal agenda keummatan dan kebangsaan dengan harapan tercapai cita-cita luhur perserikatan Muhammadiyah sebagai induknya. IMM telah membuktikan dirinya dalam merespon setiap dinamika sosial yang terjadi di bangsa ini namun, seiring perjalanan imm masih banyak hal yang perlu kita benahi secara bersama demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. IMM sebagai anak kandung dari muhammadiyah mempunyai tugas berat dalam mengembang amanah perserikatan dan amal usaha supaya tetap konsisten dalam garis perjungan ditengah derasnya arus globalisasi saat ini. Imm diharapakan dan dituntut untuk melakukan gerakan pencerahan khususnya ditengah masyarakat kampus yang hampir kehilangan “orientasi” akibat degradasi moral yang begitu kuat.

Kader imm dituntut untuk melakukan analisis kritis terhadap kondisi kekinian dan mampu melibatkan dirinya dalam setiap masalah sosial sehingga keterlibatan IMM menjadi solusi dan pencerah ditengah masyarakat, dengan membumikan trilogi gerakan imm. Kader imm harus bisa survive dalam kondisi apapun demi menjaga diferensiasi sosial yang berakibat pada disintegrasi bangsa yang akan mengancam keutuhan ummat dan bangsa. Kader imm tidak boleh lagi bersikap divensif karena akan membuat dirinya merasa besar di dalam tapi tidak dapat berbuat untuk perbaikan bangsa dan ummat karena terkukung oleh kebekuan berfikir. Kader imm harus terlibat aktif dalam setiap bidang kemasyarakatan, (sosial politik, ekonomi, budaya, dan hukum) karena bangsa ini tidak dapat dikungkung dalam satu aspek saja, indonesia heterogen dengan segala kebihnikaannya.

KH. Ahmad Dahlan, telah memprediksi apa yang akan dihadapi generasi penlanjutnya. Makanya beliaw berpesan kepada kita semua: “silahkan jadi apa saja tapi kembali ke muhammadiyah” orientasi hidup dan kehidupan tidak boleh kehilangan identitas karena kita berangkat dari satu idelogi yang telah dibangun oleh foudding father (KH. AHMAD DAHLAN) demi indonesia berkemajuan.

Jurnal Paradigma: yang dipelopori oleh bidang keilmuan akan menjadi corong intelektual bagi para kader imm dalam menyerap ilmu pengetahuan maupun dalam menumpahkan ide dan gagasan kader tentang keummatan dan kebangsaan. Semoga jurnal ini dapat memberikan inspirasi bagi kita semua anak-anak muhammadiyah dalam membangun paradigma holistik demi tercerahkannya ummat sekarang, dan di masa ayang akan datang.

Diskursus atau litarasi (membaca dan menulis) tidak boleh padam karena tumpulnya naluri intelektual, harus tetap diasa, ditenpa dan digelorakan agar supaya kita tidak kembali ke zaman “pra-sejarah” yang belum mengenal tulisan dan tidak dapat membaca. Kader imm mesti mengembangkan budaya literisi demi menjaga kebodohan zaman.

Page 2: Pengantar Jurnal

Jurnal Paradigma ini akan menjadi bacaan dan refrensi bagi para kader imm khususnya di sulawesi selatan dalam megkonstruk gerakan keilmuan di tengah kampus dan masyarakat secara luas.

DPD IMM SulSelbar melalui bidang ke-Ilmuan, berharap dapat memberikan yang terbaik untuk kader-kader imm dimanapun berada dapat mengembang ideologi muhammadiyah dan menularkannya kepada generasi selanjutnya agar tampuk sejarah tidak terputus ditangan kita. Kader imm semoga menajadi bagian dari sejarah perjuangan agar kelak kita dapat menjawab dihadapan Sang Kholiq, bahwa kita pernah bejuang untuk ummat dan bangsa.

”Kalau kalian bukan bagian dari solusi, maka kalian bagian dari masalah”

Billahi fii sabilill haq fastabiqul khaerat,.

Makassar, 22 Maret 2015

A H M A DKetua Umum DPD IMM Sulselbar