pengantar ilmu pendidikan

12
TUGAS PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN Masa Depan Pendidikan Islam di Tengah Kompleksitas Tantangan Modernitas (Prof.Dr.H.Faisal Ismail, MA) DI SUSUN OLEH : NAMA : ERIKA RISTIYANI NIM : 1110016200017 PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

Upload: erika-ristiyani

Post on 02-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Masa Depan Pendidikan Islam di Tengah Kompleksitas Tantangan Modernitas

TRANSCRIPT

TUGAS PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

Masa Depan Pendidikan Islam di Tengah Kompleksitas Tantangan Modernitas

(Prof.Dr.H.Faisal Ismail, MA)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ERIKA RISTIYANI

NIM

: 1110016200017

PRODI: PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010Islam, Perguruan Tinggi dan Pengembangan Tradisi Akademik

Yang dimaksud dengan tradisi akademik adalah suatu tatanan iklim, budaya, sikap, perilaku dan kegiatan yang ditradisikan dan ditumbuhkan di perguruan tinggi atau universitas untuk secara kreatif-inovatif hendak mengembangkan mental ilmiah dan program akademis.

Bentuk-bentuk akademis tersebut bisa berupa berbagai kegiatan pembelajaran, pendidikan, penelitian, kajian, studi, pelatihan, diskusi, seminar, symposium, loka karya, semi loka, penataran, penulisan karya-karya ilmiah di begbagai jurnal atau dalam bentuk buku dan berbagai kegiatan akademis lainnya. Dalam tulisan ini, pembicaraan tentang tradisi akademik lebih banyak dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosen/staf pengajar di perguruan tinggi atau universitas.Dalam sebuah ceramahnya yang menarik di Institute of Islamic Studies, Universitas McGill, Montreal (Kanada), beberapa tahun yang lalu, Dr. Muchtar Buchori, salah seorang sarjana pendidikan senior Indonesia, mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan penelitian dikalangan para dosen di universitas-universitas Indonesia kurang berkembang secara maksimal dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosen/staf pengajar di universitas-universitas Barat.

Tiga Kendala

Paling tidak, ada tiga kendala penting yang menyebabkan program kegiatan-kegiatan penelitian kurang terpacu di perguruan tinggi di seluruh Indonesia,

Kurang tersedianya dana yang layak dan memadai bagi para dosen (staf pengajar) untuk secara konsisten melakukan kegiatan-kegiatan penelitian di bidang studi yang menjadi minat dan focus perhatian mereka masing-masing. Ada banyak dosen/staf pengajar yang setiap harinya terlalu sibuk dengan tumpukan urusan-urusan perkantoran atau pekerjaan-pekerjaan rutin administratif yang menguras waktu, tenaga dan pikiran mereka sehingga mereka kurang atau tidak sempat lagi melakukan kegiatan penelitian secara intensif, ekstensif dan serius.

Banyak dosen/staf pengajar atau tenaga-tenaga peneliti yang kerena keahlian mereka dalam bidang tertentu digunakan oleh berbagai institusi atau instansi sehingga mereka menjadi sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan administratif dan urusan-urusan perkantoran.Belajar dari Tradisi Akademik Universitas-universitas Barat

Di lingkungan universitas-universitas barat, aktivitas-aktivitas penelitian sudah merupakan salah satu elemen dari program dantradisi akademik yang sangat penting dan penuh kompetitif di kalangan staf pengajar. Para staf pengajar di universitas-universitas barat berlomba-lomba untuk melakukan penelitian, dan hasil-hasil penelitian itu mereka publikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah atau diterbitkan dalam bentuk buku. Tradisi akademik yang baik, iklim ilmiah yang bagus, perpustakaan yang lengkap dan suasana kampus yang bebas kreatif telah menjadi seperangkat factor yang memotivasi mereka untuk terus menulis, meneliti, berkarier dan berkarya secara maksimal dan berkesinambungan.Ide-ide dan gagasan-gagasan mereka yang bernas dan brilian sering menjadi acuan para sarjana di negara-negara berkembang, termasuk para sarjana Islam Indonesia. Gairah menulis, meneliti dan berkarya di kalangan dosen di universitas-universitas barat sudah menjadi pilar-pilar tradisi akademik yang sangat mengakar dan sangat kompetitif.

Faktor Pendorong Penelitian di Barat

Ada beberapa faktor penting yang mendorong dan menyebabkan maraknya program kegiatan-kegiatan penelitian,

Adanya motivasi dan mental ilmiah yang sangat kuat di kalangan para dosen/staf pengajar yang dipacu oleh tradisi akademik yang baik di universitas-universitas barat Gaji para dosen/staf pengajar yang memadai sehingga mereka tidak lagi perlu nyambi dengan mengajar di beberapa perguruan tinggi lain untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka tiap bulannya. Karya-karya penelitian di kalangan para dosen di seluruh universitas barat sangat diperlukan dan benar-benar dipersyaratkan untuk menentukan jenjang kepangkatan akademis mereka berikutnya Tersedianya sumber-sumber dana secara memadai yang diperoleh oleh para dosen/staf pengajar dari berbagai yayasan di barat. Tersedianya fasilitas-fasilitas lain yang ada di berbagai perpustakaan universitas-universitas barat yang menggunakan sistem katalog dan sistem komputerisasi yang canggih sehingga sangat memudahkan para pemakai perpustakaan tersebut.Tradisi Akademik Universitas Islam

Lahirnya para ilmuan, pakar dan sarjana Muslim Arab seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Al-Khwarizmi, Jabir Ibnu Hayyan dan Ibnu Khaldun yang mengarang buku berjilid-jilid adalah tidak terlepas dari sistem pendidikan dan tradisi akademik yang berkembang baik di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam di Baghdad, Cordova dan kota-kota penting pada masa keemasan peradaban Muslim Arab.Dewasa ini, sudah saatnya universitas-universitas Islam di Indonesia pada khususnya dan universitas-universitas Islam di dunia Islam pada umumnya untuk secara bersungguh-sungguh melakukan rekonstruksi tradisi akademik agar iklim dan budaya ilmiah bisa terbangun kembali. Hanya dengan cara ini para mahasiswa, para ilmuan dan sarjana Muslim dapat meraih kembali tradisi akademik yanghilang itu dan, pada gilirannya, para mahasiswa, ilmuan dan sarjana Muslim akan memiliki kembali posisi terhormat di tengah kancah percaturan ilmiah di dunia internasional.

Perguruan Tinggi Islam, Cuti Akademik, dan Intensifikasi Penelitian Agama

Ada tiga tugas utama dan fungsi pokok yang dilaksanakan oleh suatu perguruan tinggi atau universitas, yaitu fungsi dibidang pendidikan, fungsi penelitian dan fungsi pengabdian kepada masyarakat.

Memacu Kegiatan Penelitian

Sebenarnya, kendala utama dalam melakukan berbagaiprogram penelitian bagi para dosen atau staf pengajar pada perguruan tinggi atau universitas pada masa sekarang ini tidak lagi selalu terletak sepenuhnya pada masalah pencarian dan perolehan biaya atau dana yang layak dan memadai.

Dewasa ini banyak yayasan dan lembaga di tanah air kita yang begitu bermurah hati mengalokasikan sejumlah dana dan memberikan sejumlah bantuan finansial yang memadai kepada para dosen dan staf pengajar perguruan tinggi atau para peneliti pada umumnya untuk melakukan berbagai kegiatan penelitian sesuai dengan bidang kajian dan disiplin ilmu mereka masing-masing.

Beban Akademik Terlalu BanyakSalah satu kendala bagi para dosen/staf pengajar dan para peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian adalah beban tugas akademik dosen yang terlalu banyak pada setiap semesternya. Hal ini terkait, antara lain dengan rasio perbandingan jumlah dosen dan jumlah mahasiswa di perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang keadaannya tidak berimbang. Jumlah mahasiswa jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah dosen yang ada pada di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Ada fenomena dan kecenderungan dikalangan sementara universitas dan perguruan tinggi di tanah air kita untuk menerims pendaftaran mahasiswa jauh lebih banyak daripada jumlah tenaga pengajar yang ada karena perguruan tinggi tersebut ingin memperbanyak jumlah penerimaan dana SPP dari para mahasiswa.Alasannya, karena perguruan tinggi tersebut sangat membutuhkan dana yang besar untuk lebih cepat membangundan mengembangkan kampus dengan segala fasilitasnya seperti sarana gedung kantor, ruang-ruang kelas, tempat parkir, laboratorium dan alat-alat praktikum. Jadi alasannya lebih cenderung bersifat praktis-pragmatis dan bukan sepenuhnyabersifat ilmiah-akademis.

Urgensi Cuti Akademik

Dengan beban tugas akademik seperti ini, lantas kapankah para dosen dan staf pengajar di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia bisa menyisihkan waktu nereka untuk meneliti? Secara jujur dapat dikatakan bahwa para dosen tidak mempunyai waktu khusus untuk melakukan program kegiatan penelitian. Sulit rasanya bagi para dosen untuk melakukan penelitian secara serius, intensif dan ekstensif karena waktu mereka benar-benar terkuras oleh beban tugas akademik yang sangat menumpuk.

Program kegiatan penelitian biasanya dilakukan oleh para dosen dan staf pengajar di tengah-tengah rutinitas kesibukan tugas mereka sehari-hari dan biasanya mereka lakukan untuk sekedar memenuhi persyaratan penulisan karya ilmiah agar bisa naik pangkat, dan hasil-hasil penelitiannya tentunya dapat diduga tidak ideal sebagaimana yang diharapkan.

Dugaan ini tidak harus diartikan secara general karena ada pula penelitian-penelitian yang dilakukan secara serius dan mendalam oleh para dosen/staf pengajar tertentu sehingga hasil dan mutu yang bagus.Perguruan Tinggi Islam dan Cuti Akademik

Indonesia, yang dijuluki sebagai kalung zamrud di khatulistiwa merupakan lahan yang sangat empuk dan tak kering-keringnya bagi setiap kegiatan penelitian. Hal ini terkait pula dengan posisi Indonesia, sebagai negara kepulauan, yang menyimpan msteri nuansa-nuansa kemajemukan, keragaman dan pluralitas yang sangat menarik dan mengesankan dalam kehidupan etnis, budaya, tradisi, politik, seni, dan agama yang perlu terus diungkap dan diteliti dari perspektif Islam. Sudah saatnya seluruh perguruan tinggi dan universitas Islam di Indonesia khususnya, baik swasta maupun negeri, membuat suatu pola kebijakan strategis dengan mengeluarkan peraturan cuti akademik bagi para dosen atau staf pengajarnya.

Lama cuti akademik ini bisa berlangsung selama satu semester. Cuti akademik ini dapat diberikan kepada para dosen senior yang telah mengajar selama periode tertentu, dan selama cuti akademik itu para dosen yang bersangkutan dibebaskan dari kegiatan-kegiatan mengajar di kampus. Dengan demikian, mereka akan secara total memfokuskan perhatian mereka pada bidang kegiatan penelitian sampai dengan berakhirnya cuti akademik mereka.Penelitian Agama: Refleksi Kritis

Sejak paruh kedua tahun 1970-an, lembaran sejarah kehidupan keagamaan di Indonesia mengalami babak baru. Agama dianggap sebagai salah satu unsurpenting dalam kehidupan kemasyarakatan di Indonesia, yang karena itu perlu mendapat perhatian dari negara. Sejalan dengan itu, maka kegiatan pengkajian dan penelitian masalah-masalah keagamaan juga mengalami babak perkembangan baru.

Melalui keputusan Menteri Agama No. 18 Tahun 1975, yang merupakan penjabaran dari Keputusan Presiden RI No. 45 Tahun 1974, dalam struktur Organisasi Departemen Agama dibentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Agama (Badan Litbang Agama) sebagai sebuah unit baru. Salah satu tugas utama Badan Litbang Agama ini adalah membantu jajaran pimpinan Departemen Agama untuk menyediakan bahan-bahan telaah, kajian atau studi yang diperlukan bagi pengambilan berbagai kebijakan dan perencanaan Departemen Agama dalam jangka panjang.Sesuai dengan tugas yang diembannya, Badan Litbang Agama adalah apparat pemerintah yang secara institusional melakukan kegiatan sendiri dan mengoordinasikan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan tentang berbagai masalah keagamaan yang dilakukan oleh unit-unit penelitian, khususnya yang berada di bawah naungan Departemen Agama, termasuk dalam lingkungan IAIN (Institut Agama Islam Negeri).Menggagas Pembangunan Perpustakaan Islam Nasional

Perpustakaan Islam Nasional

Sekarang ini perpustakaan-perpustakaan Islam sudah ada di berbagai kota dengan kondisinya masing-masing yang masih kurang dari ideal. Perpustakaan- perpustakaan ini terkkait dengan berbagai institusi pendidikan Islam seperti UIN, IAIN, STAIN, ataupun universitas-universitas Islam swasta yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Namun perpustakaan Islam yang representatif, berwibawa dan bergengsi, berukuran ideal dan berskala nasional belum ada. Untuk itu diharapkan adanya pendirian PIN (Perpustakaan Islam Nasional) dari ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia). Pembangunan PIN ini sejalan dengan salah satu program ICMI, yaitu untuk membangun dan mempromosikan pusat-pusat perpustakaan dan riset, mengembangkan jaringan komunikasi dan sistem informasi yang terkait, dengan tujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyebarluaskan informasi yang bertalian dengan masalah-masalah ilmu pengetahuan, teknologi, sumber daya manusia, social, ekonomi dan kebudayaan.Koleksi Buku dan Referensi

PIN yang kita harapkan pembangunannya dari ICMI ini diharapkan mampu mengoleksi buku-buku Islam dari berbagai disiplin ilmu, mencangkup karya-karya klasik, karya-karya pertengahan, karya-karya modern dan kontemporer. Selain mengupayakan buku-buku dan referensi-referensi dengan cara membeli sendiri, PIN dapat pula mengusahakannya dengan cara meminta kontribusi buku-buku kepada putra-putri(ahli waris) sarjana-sarjana Muslim yang telah meninggal dunia. Dalam hal ini, PIN perlu menghubungi putra-putri dari sarjana-sarjana Muslim yang telah meninggal dunia itu, dan meminta kepada mereka agar koleksi buku-buku orangtua mereka bisa disumbangkan atau di wakafkan kepada PIN.

PIN dapat pula meminta sumbangan buku-buku kepada para mahasiswa Islam, khususnya para anggota ICMI, yang sedang belajar diberbagai universitas Barat atau Timur Tengah. Banyak dari mereka yang tentunya secara sukarela akan menyumbangkan buku-buku kepada PIN sesuai dengan bidang studi mereka masing-masing. Faisal, Masa Depan Pendidikan Islam Di Tengah Kompleksitas. (Pelita : Desember 1990), h. 153.

Ibid, h. 154.

Ibid, h. 155.

Ibid h. 157.

Ibid, h. 161.

Ibid hlm : 165

Ibid hlm : 166

Ibid hlm : 168

Ibid hlm : 170

Ibid hlm : 172

Ibid hlm : 174

Ibid hlm : 185

Ibid hlm : 187