pengantar filsafat (filsafat dan ilmu)

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembimbing ke filsafat tak akan lengkap tanpa sepatah kata tentang perkembangan filsafat sepanjang saejarah. Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan pemikiran filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Jadi awas : sejarah filsafat itu belumlah ”filsafat” , sejarah filsafat hanyalah ”sejarahnya”!. Apabila sejarah filsafat dianggap satu satunya pengantar, bahkan satu-satunya filsafat, itu kami anggap kurang tepat. Lagi pula dilihat dari sudut didaktik, pembimbing yang melulu ”historis” saja kami anggap kurang pada tempatnya karena banyaknya aliran- aliran dan pendapat-pendapat yang sering bertentangan satu sama lain. Hal itu dengan mudah dapat menimbulkan salah faham dan menghasilkan kekecawaan belaka. Akan tetapi jika pengantar historis itu diberikan di samping pengantar sistematis maka ia akan sangat besar faedahnya. Searing kali persoalan- persoalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat perkembangan sejarahnya. Ahli-ahli besar seperti Aristoteles, Thomas Aquino, Immanuel Kant itu hanya dapat dimengerti dari aliran-aliran yang mendahului mereka. Aliran yang satu biasanya merupakan reaksi 1

Upload: yusuf

Post on 02-Dec-2015

676 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembimbing ke filsafat tak akan lengkap tanpa sepatah kata tentang

perkembangan filsafat sepanjang saejarah.

Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan

pemikiran filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Jadi awas : sejarah

filsafat itu belumlah ”filsafat” , sejarah filsafat hanyalah ”sejarahnya”!.

Apabila sejarah filsafat dianggap satu satunya pengantar, bahkan satu-

satunya filsafat, itu kami anggap kurang tepat. Lagi pula dilihat dari sudut

didaktik, pembimbing yang melulu ”historis” saja kami anggap kurang pada

tempatnya karena banyaknya aliran-aliran dan pendapat-pendapat yang sering

bertentangan satu sama lain. Hal itu dengan mudah dapat menimbulkan salah

faham dan menghasilkan kekecawaan belaka.

Akan tetapi jika pengantar historis itu diberikan di samping pengantar

sistematis maka ia akan sangat besar faedahnya. Searing kali persoalan-persoalan

filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat perkembangan sejarahnya. Ahli-ahli

besar seperti Aristoteles, Thomas Aquino, Immanuel Kant itu hanya dapat

dimengerti dari aliran-aliran yang mendahului mereka. Aliran yang satu biasanya

merupakan reaksi atau syntesis dari aliran lain. Dan dari seluruh perjalanan

pemikiran fisafat itu menjadi kentara juga persoalan-persoalan manakah yang

saelalu tampil kembali bagi setiap kurun masa, bagi setiap bangsa dan setiap

orang. Oleh karena sejarah filsafat itu merupakan mata kuliah tersendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan filsafat ilmu.

2. Apa deskripsi dari wilayah, objek, metode kajian filsafat ilmu pada zaman

Yunani.

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan filsafat ilmu.

2. Untuk mengetahui deskripsi dari wilayah, objek, metode kajian filsafat ilmu

pada zaman Yunani.

1

Page 2: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

BAB II

I S I

A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Ilmu

Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam

sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir

manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola

pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena

alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena

alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namun,

ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai

aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas. Perubahan

pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana

karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan

dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam

menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga lama dijadikan objek penelitian dan

pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat,

yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode

perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban

baru umat manusia. Sejarah filsafat ilmu pada zaman Yunani terjadi dalam dua

periode yaitu pada zaman Yunani Kuno dan zaman Yunani Klasik. Orang-orang

Yunani sebelum abad VI SM, masih menganut pemikiran mitosentris yang

menggunakan mitos guna menjelaskan fenomena alam. Dimana segala sesuatu

itu harus diterima sabagai suatu kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi.

Untuk menelusuri filsafat Yunani, perlu dijelaskan terlebih dahulu

asal kata filsafat. Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM, di Yunani,

Sophia diberi arti kebijaksanaan; Sophia juga berarti kecakapan. Kata

philosophos mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos (540 –

480 SM). Sementara orang ada yang mengatakan bahwa kata tersaebut mula-

mula dipakai oleh Pythagoras (580 – 500 SM). Namun pendapat yang lebih tepat

adalah pendapat yang mengatakan bahwa Heraklitoslah yang pertama

2

Page 3: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

manggunakan istilah tersebut. Menurutnya, Philosophos (ahli filsafat) harus

mempunyai pengetahuan luas sebagai pengejawantahan dari pada kecintaannya

akan kebenaran dan mulai benar-benar jelas digunakan pada masa kaum Sofis

dan Socrates yang memberi arti philosophein sebagai penguasaan secara

sistematis terhadap pengetahuan teoritis. Philosophia adalah hasil dari perbuatan

yang disebut Philosophein itu, sedangkan philosophos adalah orang yang

melakukan philosophein. Dari kata philosophia itulah nantinya timbul kata-kata

philosophie (Belanda, Jerman, Perancis), philosophy (Inggris). Dalam bahasa

Indonesia disebut filsafat atau falsafat. 1

Mencintai kebenaran/pengethuan adalah awal proses manusia mau

menggnakan daya pikirnya, sehingga dia mempau membedakan mana yang riil

dan mana yang ilusi. Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan

takhayul, tetapi lama kelamaan, terutama setelah mereka mampu membedakan

yang riil dengan yang ilusi, mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan

mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. 2 inilah titik awal manusia menggunakan

rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.

Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan

penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia ala mini. Lalu timbul

pertanyaan dalam pikirannya; dari mana datangnya ala mini, bagaimana

kejadiannya, bagaimana kemajuannya dan kemana tujuannya? Pertanyaan

semacam inilah yang selalu menjadi pertanyaan di kalangan filosof Yunani,

sehingga tidak heran kemudian mereka juga disebut dengan filosof alam karena

perhatian yang begitu besar pada alam. Pada wal filsafat ilmu pada zaman

Yunani terlahir akibat beberapa faktor yaitu :

1. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), menganggap mitos tersebut

sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui/mengerti.

2. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran

Filsafat Yunani.

3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di

Lembah Sungai Nil.

1 Soemardi Soerjabrata, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta, 1970), hlm. 1 – 2. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya, Bina Ilmu, 1991), cet. IX, hlm. 80.2 Encyclopedia Americana-International Edition, (Glorier Incorporated, 1997), vol. 13, hlm. 429.

3

Page 4: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

Pada waktu itu filsafat masih diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang

global dan setelah berkembang sedikit demi sedikit mulailah ilmu pengetahuan

berdiri sendiri. Para filosof ala mini juga disebut filosof pra Sokrates, sedangkan

Sokrates dan setelahnya disebut para filosof pasca Sokrates yang tidak hanya

mengkaji tentang alam, tetapi manusia dan perilakunya.

Filosof alam pertama yang mangkaji tentang asal usul alam adalah

Thales (624 – 546 SM). Ia digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang

mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. ”Apa sebenarnya asal-usul alam

semesta ini?” Pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya.

Namun, yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan

rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan.

B. Wilayah, Objek, Metode Kajian Filsafat Ilmu pada Zaman Yunani

Filsafat mulai di Yunani, pengaruh dari filsafat timur memang ada,

tetapi hanya sedikit. Sifat-sifat filsafat Yunani sangatlah mempengaruhi seluruh

alam pikiran barat. Melepaskan diri dari mythos-mythos dan mencari

pertanggungan jawab yang rasional daripada kenyataan mencari apa yang tetap

dan kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah.

Pada zaman Yunani ini, wilayah, objek serta metode kajian filsafat

ilmu yang dijelaskan oleh masing-masing para pemikir berbeda-beda akan tetapi

secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Pada Zaman Yunani Kuno, para ahli pikir terfokus membahas alam.

Bagaimana asal usul alam? Akan tetapi, mereka mengambil jawaban dari hal

itu hanya dengan berlandaskan akal pikiran (rasional). Di sini akan

dipaparkan bagaimana para . pemikir pada Zaman Yunani Kuno

mendefinisikan serta menjelaskan alam itu sendiri.

Thales (625-545 SM), adalah bapak filsafat karena ia telah

mengajukan pertanyaan yang simple but perfect: What is the nature of the world

stuff? Oleh karena itu dari pertanyaan tersebut, menurutnya arkhe (berupa

air) merupakan prinsip dan dasar pertama dari segala sesuatu.3 Lebih tegas lagi

dia mengatakan: ”Sesungguhnya dalam air ada jiwa pendukung hidup yang

3 Epping, A. Stookum, Th, C & Juntak. 1983. Filsafat Ensie. Bandung: Jemmars. Hlm. 75

4

Page 5: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

di dalam air ada kekuatan tumbuh.” selain itu, dia menyatakan bahwa semua

benda itu berjiwa. Pernyataan ini dia ambil dengan dalil besi berani yang dapat

menarik barang yang ada disekitarnya.4 Walaupun demikian ia tetap berpendapat

bahwa alam ini tidak berdiri sendiri melainkan diciptakan oleh Sang

Pencipta, akan tetapi alam ini diciptakan dari air oleh Sang Kholiq.

Anaximandros (610-547 SM), dia adalah murid dari Thales yang

lebih dahulu meninggal dari sang guru. Dia mengatakan bahwa pendapat Thales

tentang arkhe itu masih memiliki sifat-sifat yang berlawanan sehingga masih

dapat dibedakan. Seperti halnya panas berlawanan dengan dingin. Kemudian di

dalam udara itulah terlaksananya kesatuan antara keduanya (panas x dingin),

dengan kata lain udara sebagai pemersatu di antara panas dan dingin

tergantung bagaiamana cara meniupkan udara tersebut.5 Oleh karena itu,

Anaximandros berpendapat bahwa udara (hawa) adalah substansi pertama

itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya, selain itu udara merupakan

sumber segala kehidupan.6

Pythagoras (572-497 SM), dalam sejarah hidupnya ia pernah

mendirikan perkumpulan agama yang kita kenal Madrasah Phytagoras.

Adapun filsafatnya bersifat religius dan pengikutnya sering dikenal

dengan sebutan Tarakat Phytagoras. Dia menyatakan bahwa ilmu akhlaq

itu adalah jiwa itu sendiri, menurutnya jiwa itu adalah penjelmaan dari

Tuhan yang jatuh ke dunia. Phytagoras juga dikenal dengan filsafat angka-

angkanya, ia mengatakan bahwa angka satu adalah paling sempurna sedangkan

angka nol adalah satu yang berarti kosong. Selain itu, dia juga mengatakan

bahwa bumi itu bulat karena bentuk yang paling sempurna itu adalah bentuk

bulat. 7

Pemikirannya tentang bilangan atau angka selalu ia kaitkan dengan

alam, sebagaimana ia mengatakan bahwa substansi dari semua benda adalah

bilangan dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dari

perbandingan-perbandingan matematis.4 Anhari, Masjkur. 1992. Filsafat ”Sejarah dan Perkembangannya dari Abad ke Abad”. Jakarta; CV. Karya Remaja. hlm. 83 - 845 Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta; Rineka Cipta. hlm. 766 Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. hlm. 487 Anhari, Masjkur. 1992. Filsafat ”Sejarah dan Perkembangannya dari Abad ke Abad”. Jakarta; CV. Karya Remaja. hlm. 96 - 99

5

Page 6: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

Xenophenes (570-480 SM), dia adalah seorang filosof juga

seorang penyair yang berpendapat bahwa: Tuhan hanya satu, dia tidak

serupa dengan manusia karena dia sempurna dan kesempurnaannya itu

adalah tunggal. Dan Tuhan itu bersatu dengan alam karena Dia mengisi seluruh

alam. Selain itu ia berpendapat bahwa matahari dan bintang-bintang adalah uap

yang panas yang bernyala-nyala apabila hari telah malam maka matahari dan

bintang-bintang tersebut musnah, untuk penggantinya terjadilah matahari dan

bintang-bintang bare yang terdiri dari uap.8

Parmenides (540-470 SM), dia adalah seorang ahli pikir

sekaligus politikus. Dia mengatakan bahwa: kebenaran itu ada yaitu

kebenaran yang bulat dan penuh, yang dimaksud di sini adalah Tuhan,

caranya dengan menggunakan akal atau logika. Selain itu, dia juga

menganut faham monotheisme (Yang ada itu satu dan tetap, yang banyak

tidak ada).9 Dalam The Way of truth Parmadines bertanya: Apa standar

kebenaran dan apa ukur realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? la

menjawab: Ukurannya ialah logika yang konsisten. Oleh karena itu,

Parmenides disebut sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat. 10

Pendapat yang dikemukakan oleh Parmenides tentang logika banyak

terdapat kerancuan sehingga banyak para ahli pikir yang menentang

pendapatnya. Akan tetapi Zeno (490-430 SM.), sebagai murid Parmenides,

ia memperlihatkan konsekuensinya terhadap pendapat gurunya tentang

logika. Sebagai contoh: Anak panah yang meluncur dari busurnya, apakah

bergerak atau diam? Kata Zeno, diam. Diam adalah bila suatu benda pada

suatu saat berada pada suatu tempat. Jadi, anak panah itu diam. ini

khas logika, karena logika telah disetujui sebagai alat pengukur

kebenaran. (Warner dalam Ahmad Tafsir, 2003:50).

Heraclitos (540-475), ia menyatakan: "You can not step twice

into the same river for the fresh waters are ever flowing upon yuo "

(Engkau tidak akan terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai

itu selalu mengalir). Menurutnya, alam semesta ini selalu dalam keadaan

8 Ibid., hlm. 87 - 889 Ibid., hlm. 88 - 8910 Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hlm. 49

6

Page 7: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah

menjadi dingin.11 Dari sini dapat dikatakan bahwa kebenaran itu dapat

berubah, mungkin sekarang 2 x 2 = 4 adalah benar dan kemungkinan di tahun-

tahun yang akan datang hal itu tidak dapat dibenarkan.

Heraclitos juga mengemukakan bahwa segala yang ada selalu

berubah, ia mempercayai bahwa asas yang pertama dari alam semesta

adalah api. Api adalah lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai

sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubah sesuatu menjadi abu atau

asap. la juga mengatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan

yang berubah-ubah sehingga realita merupakan sesuatu yang khusus, banyak

dan dinamis.12

Empedocles (490-435 SM), ia adalah seorang penyair retorika,

politikus selain ahli pemikir. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh

kaum Phytagoras dan Parmenides. la mengatakan bahwa alam semesta di

dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru dan tidak ada hal yang

hilang. Karena realitas tersusun dari empat unsur yaitu: api, udara, tanah dan

air. Dan ada unsur yang mengatur perubahan-perubahan pada alam semesta

ini yaitu: cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan dan benci

mengatur ke arah penceraian.13

Anaxagoras (499-420 SM), ia adalah ahli pemikir pertama yang

berdomisili di Athena. Pemikirannya hampir sama dengan apa yang

diungkapkan Empedocles bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari

beberapa unsur dan tidak dapat dibagi-bagi. la juga mengungkapkan bahwa

terbentuknya dunia (kosmos), dari atom-atom yang berbeda bentuknya

yang saling terikat, kemudian digerakkan oleh puting beliung.14

Democritos (460-370 SM), la adalah salah satu ahli pemikir

yang banyak meletakkan dasar ilmu pengetahuan yaitu: Pertama, bahwa

materi sebagai unsur yang terkecil tidak dapat hancur, dengan kata lain

bahwa alam itu kekal yang berubah-ubAh itu adalah susunannya. Kedua,

11 Ibid., hlm. 4912 Salam, Burhanuddin. 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: PT. Bima Aksara, hlm. 3913 Ibid., hlm. 4214 Ibid., hlm. 43

7

Page 8: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

proses bergeraknya segala sesuatu itu abadi. Ketiga, adanya Wet Energi

atau Low of Deminesing (UU gerakan). Keemput, peristiwa itu tidak ada

yang terjadi secara kebetulan, tetapi selalu mengikuti wet.15

b. Pada Zaman Yunani Klasik, kajian filosofisnya mulai

berkembang kepada bagaimana cara mengukur kebenaran serta valid

tidaknya suatu pemikiran. Di bawah ini akan dipaparkan metode-metode

yang digunakan oleh para ahli pemikir di masa Yunani Klasik, mereka itu

adalah:

Kaum Sofis, kaum ini merupakan suatu gerakan akibat adanya

lonjakan peminat terhadap filsafat. Lahirnya kaum ini banyak mendapatkan

kecaman dari para ahli pemikir karena peryataannya yang menyatakan

bahwa pengetahuan yang diperoleh dengan berfikir itu suatu pengetahuan

yang tidak nyata dan cara untuk memperoleh pengetahuan itu hanya

berlandaskan kepada panca indera.16 Akan tetapi, salah satu tokoh dari Kaum

Sofis ini yaitu

Georgias (480-380 SM), menyatakan bahwa bila sesuatu itu ada,

ia tidak akan dapat diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu

sumber ilusi. Akal menurutnya tidak juga mampu menyakinkan kita tentang

alam semesta ini karena kita berfikir sesuai dengan kemauan, idea kita, yang

kita terapkan pada fenomena.17 Dari pernyataan Gorgias ini dapat disimpulkan

bahwa akal dan panca indera, tidak dapat dijadikan rujukan dalam mencari

ilmu pengetahuan dan ini sangat bertentangan dengan pendapat para ahli

pemikir sebelumnya dan menjadikan sebab timbulnya para pemikir selanjutnya

seperti Socrates, Plato dan Aristoteles.

Socrates (479-399 SM), dahulunya ia adalah Prajurit Athena, karena

ia tidak suka terhadap urusan politik maka ia memfokuskan diri ke arah filsafat.

la sangat tidak setuju dengan pendapat para Kaum Sofis yang menyatakan

kebenaran itu relatif . Ia mengatakan bahwa ada kebenaran yang

obyektif dan cara mendapatkannya yaitu dengan berdialog. Metode ini lebih 15 Anhari, Masjkur. 1992. Filsafat ”Sejarah dan Perkembangannya dari Abad ke Abad”. Jakarta; CV. Karya Remaja. hlm. 9516 Ibid., hlm. 10017 Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hlm. 52

8

Page 9: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

dikenal dengan sebutan dialektika. Dengan metode ini pula Socrates dapat

menemukan dasar pengetahuan tentang metafisika yaitu menemukan induksi

dan menemukan definisi.18 Socrates juga berpendapat bahwa jiwa manusia

bukan hanya nafasnya saja melainkan asas hidup manusia itu juga. Jiwa adalah

intisari manusia, hakikat manusia sebagai pribadi manusia yang bertanggung

jawab, oleh karena itu manusia harus lebih mengutamakan kebahagian jiwanya

daripada kebahagian tubuhnya. Kemudian setiap manusia memiliki arete

(keutamaan), karena dengan itu manusia akan menjadi sempurna, arete itu

sendiri ia artikan sebagai pengetahuan yang benar secara urnum.

Plato (427-347 SM), la adalah salah seorang murid dan sahabat

Socrates yang memperkuat pendapat sang guru. Kalau sang guru menyatakan

satu pertanyaan dijawab dengan satu pertanyaan maka sang murid

mengembangkan konsep adanya bentuk dan persepsi yang lebih dikenal dengan

konsep dualisme. Dimana ide yang ditangkap oleh pikiran (persepsi) lebih

nyata dari objek material (bentuk) yang dilihat indera. 19 Dengan konsep

ini, Plato dapat menjembatani perselisihan pendapat antara .para ahli

filosof sebelumnya yaitu antara Parmenides dan Heraclitos. Selain

konsep ini, Plato juga menyatakan bahwa jiwa dan tubuh itu berbeda,

jiwa adalah suatu yang adikodrati, yang berasal dari dunia idea sehingga bersifat

kekal. Dan jiwa ini memiliki tiga bagian yaitu: Rasional berhubungan

dengan kebijaksanaan, Kehendak atau keberanian berhubungan

dengan kegagahan dan Keinginan atau nafsu berhubungan dengan pengendalian

diri.

Puncak filsafat Plato ada pada filsafatnya tentang negara. Ia

mengatakan rnanusia adalah makhluk sosial dan kodratnya di dalam Negara.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan kehidupan yang baik maka Negara juga

harus baik. Menurut Plato di dalam Negara yang baik itu harus ada tiga

golongan: Pertama, golongan tertinggi (pemerintah, para filsuf). Kedua,

golongan pembantu (para prajurit). Ketiga. golongan rakyat biasa (petani,

pedagang, tukang).20

18 Ibid., hlm. 5519 Sejarah Perkembangan Filsafat. (online) http://id.shvoong.com.20 Anhari, Masjkur. 1992. Filsafat ”Sejarah dan Perkembangannya dari Abad ke Abad”. Jakarta; CV. Karya Remaja. hlm. 112 - 113

9

Page 10: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

Aristoteles (384-322 SM), ia adalah salah satu murid Plato yang

belajar kepada sang guru selama 20 tahun. Pemikiran Aristoteles ini terbagi

menjadi tiga fase: Pertama, fase di akademik (mengikuti pemikiran sang guru

tentang idea). Kedua, fase di Assos (mengkritik pemikiran sang guru tentang

idea). Ketiga, fase terakhir di Athena (ia meninggalkan filsafat

spekulatif menuju filsafat pengalaman).

Pemikiran Aristoteles tentang logika sangatlah menawan. la

menyatakan bahwa berpikir itu harus dengan perantaraan pengertian-

pengertian dan tiap pengertian itu harus berpasangan dengan benda

tertentu. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pengetahuan akan di dapat

dengan dua cara yaitu induksi dan deduksi. Dan salah satu cara berpikir

deduktif yaitu dengan sillogisme, cara berpikir seperti ini memiliki tiga

unsur yaitu dua premis (mayor dan minor) dan satu kesimpulan.21

Di dalam masalah jiwa, Aristoteles melukiskan jiwa sebagai

entelekhia tubuh, dimana jiwa dan tubuh dianggap satu kesatuan. Jiwa yang

melekat pada tubuh memiliki fungsi sebagai penggerak. Jiwa tersebut

memiliki tiga sifat yaitu: Nabatiyah, Huyawaniyah dun Insaniyah.22

Dengan ketiga fungsi ini manusia dapat memilihnya sendiri, tatkala manusia di

dalam kehidupannya lebih dominan mengarah kepada rasio dan dibarengi

dengan rasa atau hati maka jiwa tersebut memiliki sifat insaniyah yang lebih

dari dua sifat yang lain.

21 Ibid., hlm. 114 - 11522 Ibid., hlm. 118 - 119

10

Page 11: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

BAB III

K E S I M P U L A N

Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan

pemikiran filsafat diseluruh bangsa manusia dalam sejarah.

Pada zaman Yunani dahulu, masyarakatnya masih mempercayai hal-hal

yang berbau mistik/dongeng. Masyarakat Yunani tidak mempercayai dengan hal-hal

yang baru karena setiap yang baru akan menimbulkan perselisihan antara pro dan

kontra, dan sekitar abad ke VI SM muncullah para pemikir yang dipelopori oleh

Thazes ( 625 – 545 SM ), mereka menginginkan jawaban yang bisa diterima oleh

akal atas segala misteri yang di alam semesta ini.

Wilayah, objek dan metode kejian fisafat ilmu dibedakan menjadi dua,

yaitu :

a. Zaman Yunani Kuno (Mashab Milotes)

Thales ( 625 – 545 SM )

Anaximandros ( 610 – 547 SM )

Pythagoras ( 572 – 497 SM )

Xenophenes ( 570 – 480 SM )

Parmanides ( 540 – 470 SM )

Heraclitos ( 540 – 475 SM )

Empedocles ( 490 – 435 SM )

Anaxagoras ( 499 – 420 SM )

Democritos ( 460 – 370 SM )

b. Zaman Yunani klasik ( Kaum Sofis )

Gorgias ( 480 – 380 SM )

Socrates ( 479 – 399 SM )

Plato ( 427 – 347 SM )

Aristoteles ( 384 – 322 SM )

11

Page 12: Pengantar Filsafat (Filsafat Dan Ilmu)

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, DR. K, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yayasan Kanisius, Yogyakarta. 1976

Anhari, Masjkur. 1992. Filsafat Sejarah dan Perkembangannya dari Abad ke Abad.

Jakarta: CV. Karya Remaja.

Epping, A. Stoookum, Th, C & Juntak. 1983. Filsafat Ensie. Bandung: Jemmars

Gie, The Liang. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Salam, Burhanuddin. 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: PT.Bima Aksara.

Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

12