pengantar akuntansi keperilakuan

12
Pengantar Akuntansi keperilakuan – tinjauan umum Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut. Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school) , yaitu : 1. Pengendalian manajemen (management control) 2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing) 3. Desain sistem informasi (information system design) 4. Riset audit (audit research) 5. Sosiologi organisasional (organizational sociology) Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubunga untuk memotivasi orang- orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi

Upload: adityahrc

Post on 12-Aug-2015

189 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Akuntansi Keperilakuan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Akuntansi keperilakuan

Pengantar Akuntansi keperilakuan – tinjauan umum

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan

oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut

adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan

sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari

pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi

akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai

internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal

dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu

rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal

sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka

lakukan dalam organisasi tersebut. 

Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran

(school) , yaitu :

1. Pengendalian manajemen (management control)

2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)

3. Desain sistem informasi (information system design)

4. Riset audit (audit research)

5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)

Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di

dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses

perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling

berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal

perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen

khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan

bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset

atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara

periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :

1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang

ingin diperkenankan

Page 2: Pengantar Akuntansi keperilakuan

2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset

3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui

sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan

Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi

secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan

menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi

dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan

hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan

teknik berikut ini :

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja

perusahaan

2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap

perencanaan strategis

3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan

implementasi kebijakan perusahaan

Akuntansi Konvensional

Merupakan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang

relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai

internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan

melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang

beberapa diantaranya adalah :

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermafaat bagi

investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.

2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan

sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tgersebut

3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba

4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam melunasi utang-utangnya

Page 3: Pengantar Akuntansi keperilakuan

5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan

perusahaan

6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam

memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.

Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai

komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki

sasaran, input output, dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.

Akuntansi adalah Sistem 

Sistem informasi yang baru dapat juga menimbulkan hubungan kerja yang baru diantara

karyawan yang ada, perubahan pekerjaan, bahkan mungkin perubahan struktur organisasi.

Dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menent penting yang

menentukan efektukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jackson (1986)

mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan

sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu : 

1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan

perusahaan.

2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem.

3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek teknisnya.

4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang

akan diperoleh dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal tersebut.

5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan

yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari

kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya ada pada semua tahap

yang dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan,

analisis, perancangan, implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan

pemakai ini, Ives dan Olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam

pengembangan sistem informasi, yaitu :

Page 4: Pengantar Akuntansi keperilakuan

1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement)

2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvement)

3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)

4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control)

5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)

6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by strong control)

Keterlibatan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem 

Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasia. Kandungan proses perencanaan strategis a. Integrasi Sistem a. Pengendalian rencana implementasi

b. Kegunaan rencanab. Tingkat rincian rencana proyek

b. Keterbatasan sumber daya

c. Keterpaduan dalam rencana c. Integrasi hardware c. Pencapaian tujuan perencanaan

d. Pengkoordinasian tindakan perencanaan d. Perencanaan proyek  

Akuntansi adalah Informasi

    Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu informasi. Perusahaan harus berupaya untuk

mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh

manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi

secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan

oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan kompetitif. Agar proyek

pengembangan sistem informasi tidak sia-sia, perlu dipahami tahapan-tahapan dalam

pengembangan sistem tersebut seperti yang diutarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995), yaitu :

1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-

solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem

2. Perancangan sistem yaitu proses menspesifikan rincian solusi yang dipilih oleh

proses analisis sistem

3. Implementasi sistem yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan

metode baru atau revisi ke dalam operasi

Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat menyediakan

atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab

akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai

Page 5: Pengantar Akuntansi keperilakuan

fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada pihak-

pihak yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut.

Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan

dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan

proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non

akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970).

Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:

1.Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.

2.Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,

karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,

manajer, investor, maupun Wajib Pajak.

3.Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan

pertimbangan dalam pembuatan keputusan

Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk

menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil

riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak

pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah menggali

pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya

disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada

akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada

tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan

Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada

akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi

akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang

mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang membantu

membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan

riset yang diikuti.

Page 6: Pengantar Akuntansi keperilakuan

Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin

meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan, sementara artikel

selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam

kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya.

Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai

oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi

menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini. Berbagai variabel perilaku yang

terus dipelajari oleh para akuntan terkait dengan akuntansi dapat dilihat pada gambar dibawah

ini,

Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior science),

teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam

organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak

diragukan lagi.

Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat

sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk.

Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan

diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah

harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.

Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi

manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk

menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku

manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa

menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi

Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic

approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena

Page 7: Pengantar Akuntansi keperilakuan

pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang

selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi

(contingency approach).

Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan

mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan

penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang

mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1.Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal

lainnya.

2.Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses

produksi, produk masal, dan lainnya.

3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio

konsentrasi, dan ukuran perusahaan.

4.Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.

5.Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi,

budaya organisasi dan lainnya

Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian

lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan

persepsi atas manfaat sistem akuntansi. 

Pengambilan KeputusanFokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan

keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan

keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan.

Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori normatif, sedangkan model

deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan berdasarkan

fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk

pengambilan keputusan? Informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.

Page 8: Pengantar Akuntansi keperilakuan

Daftar Pustaka

Binberg, G. Jacob, dan Jeffrey F. Shields, 1989, "Three Decades of

Behavioral Accounting Research: A Search for Order, " Behavioral

Research in Accounting, Vol. 1, hal. 23-74.

Jackson, I. F., 1986, "Corporate Information Management," New Jersey:

Prentice-hall.

Ives, B., dan Olson, M. H., 1984, "Use involvement and MIS Success: A

Review of Research," Management Science, Vol. 30, hal. 386-603.

Bodnar dan Hopwood, 1995, Accounting Information Systems, Edisi ke-6,

New Jersey: Prentice-Hall.

Hofstede dan Kinerd, 1970, "A Strategy for Behavioral Research," The

Accounting Review, Januari, hal. 38-54.

Steadry, 1960, "Budgets Control and Cost Behavior," Prentice-Hall.

Englewood Cliffs N.J.

Benston, G., 1963, "The Role of The Firm's Accounting System for

Motivation," The Accounting Review, April, hal. 374-354.

Churcil, N., dan W. Cooper, 1965, "A Fields Study of Audit Internaling,"

The Accounting Review, Oktober, hal. 767-781.

Mock , T., 1969, "Comparative Value of Information Structures," Journal of

Accounting Research, Suplemen, hal. 124-159.

……………., 1973, "The Value of Budget Information," The Accounting

Revief, Juli, hal. 520-534.

Barefield , R., 1972, "The Effect of Aggregation on Decision Making

Success: A Laboratory Study," Journal of Accounting Research, Musim

Gugur, hal. 229-242.

Page 9: Pengantar Akuntansi keperilakuan

Magee, R., dan J. Dickhould, 1978, "Effects of Compensation Plans on

Heuristic in Cost Variance Investigation," Journal of Accounting Research,

Musim Gugur, hal. 292-314.

Benbasat, I., dan A. S. Dexter, 1982. "Individual Differences in The Use of

Decision Support Aids," Journal of Accounting Research, Musim Semi, hal

1-11.

Ashton, A. H., 1992, "Experience and Error Frequency Knowledge as

Potential Determinants of Audit Expertise," The Accounting Review 66

(April), hal. 218-239

Libby, 1975, " Accounting Ratios and Prediction of Failure: Some

Behavioral Evidence," Journal of Accounting Research, Musim Semi, hal.

150-161

Hidayati, Ataina, 2002, "Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan

Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi," JAAI, Vol. 6 No.2,

Desember.

Argyris , C., 1952, "The Impact of Budgets on People," New York, The

Controllership Foundation.

Hopwood , Anthony, 1972, "An Empirical Study of The Role of Accounting

Data in Performance Evaluation," The Accounting Review 40 (Juli), hal.

485-495.

Otley , D. T., 1978, "Budget Use and Managerial Performance," Journal of

Accounting Research, hal 122-149.

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, "Akuntansi Keperilakuan,"

Salemba Empat.