penganggaran pemerintah pusat

25
PENGANGGARAN PEMERINTAH PUSAT Disusun oleh Kelompok 3 : Hendry Wibowo Yulia Rahmawati Eli Murniasih Adelino Soares

Upload: danny-akbar

Post on 22-Jan-2018

1.971 views

Category:

Economy & Finance


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penganggaran pemerintah pusat

PENGANGGARAN

PEMERINTAH PUSAT

Disusun oleh Kelompok 3 :

Hendry Wibowo

Yulia Rahmawati

Eli Murniasih

Adelino Soares

Page 2: Penganggaran pemerintah pusat

Pendahuluan

Anggaran Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan

kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan

ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta

pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan

bernegara.

APBN Anggaran negara memuat rencana pengeluaran/belanja

dan penerimaan/pembiayaan suatu negara selama

periode tertentu yang tertuang dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

APBN berperan sebagai salah satu instrumen yang dapat

memberikan stimulus pada perekonomian domestik

melalui ekspansi permintaan/konsumsi pemerintah dan

investasi pemerintah, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dan juga dalam rangka menjalankan peran

pemerintah dalam menciptakan kondisi yang kondusif

bagi sektor privat/swasta untuk menggerakkan roda

perekonomian domestik.

Page 3: Penganggaran pemerintah pusat

Pendahuluan

Untuk menjamin proses alokasi yang efisien,

dibutuhkan mekanisme perencanaan

penganggaran yang andal dan tepat untuk

dapat menjadi alat bantu paling efektif

sehingga memberikan hasil yang paling

optimal dari setiap unit sumber daya anggaran

yang digunakan pemerintah.

Page 4: Penganggaran pemerintah pusat

Landasan Hukum

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara;

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP);

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004tentang Penyusunan Rencana Kerja AnggaranKementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) sebagaioperasionalisasi kebijakan penganggaran kinerja;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunandan Penelaahan Rencana Kerja dan AnggaranKementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).

Page 5: Penganggaran pemerintah pusat

Penyusunan Rancangan APBN

PEMERINTAH PUSAT

Pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokokkebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makrotahun anggaran berikutnya kepada DPRselambat-lambatnya bulan Mei tahun berjalan;

Hasil pembahasan kerangka ekonomi makro danpokok-pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusatbersama DPR membahas kebijaksanaan umumdan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagisetiap kementerian negara/lembaga dalampenyusunan usulan anggaran.

Page 6: Penganggaran pemerintah pusat

Penyusunan Rancangan APBN

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

Menyusun Rencana Kerja dan AnggaranKementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) tahunberikutnya berdasarkan prestasi kerja yang akandicapai, disertai dengan perkiraan belanja untuktahun berikutnya setelah tahun anggaran yangsedang disusun

RKA-KL disampaikan kepada DPR untuk dibahasdalam pembicaraan pendahuluan rancanganAPBN. Hasil pembahasan RKA-KL disampaikankepada Menteri Keuangan sebagai bahanpenyusunan rancangan undang-undang tentangAPBN tahun berikutnya.

Page 7: Penganggaran pemerintah pusat

Penyusunan Rancangan APBN

PEMERINTAH PUSAT

Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang (RUU)tentang APBN tahun berikutnya disertai dengan nota keuangan dandokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulanAgustus

DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahanjumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan undang-undang tentang APBN.

Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukanselambat-lambatnya dua bulan sebelum tahun anggaran yangbersangkutan dilaksanakan. APBN yang disetujui oleh DPR terincidalam dengan unit organisasi, fungsi, subfungsi, program, kegiatan,dan jenis belanja. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenaiRUU APBN dilakukan selambat-lambatnya dua bulan sebelumtahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yangdisetujui oleh DPR terinci dalam dengan unit organisasi, fungsi,subfungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.

Page 8: Penganggaran pemerintah pusat

Pendekatan Penyusunan

Anggaran

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21

Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga mengamanatkan tiga

pendekatan yang harus menjadi referensi

pemerintah dalam memformulasikan

perencanan dan mengimplementasikan

kebijakan anggaran.

Page 9: Penganggaran pemerintah pusat

1. Pendekatan Penganggaran

Terpadu (unified budget)

Penyusunan anggaran terpadu dilakukandengan mengintegrasikan seluruh prosesperencanaan dan penganggaran di lingkunganK/L untuk menghasilkan dokumen RKA-K/Ldengan klasifikasi anggaran menurutorganisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasiatau keterpaduan proses perencanaan danpenganggaran dimaksudkan agar tidak terjadiduplikasi dalam penyediaan dana untuk K/Lbaik yang bersifat investasi maupun untukkeperluan biaya operasional.

Page 10: Penganggaran pemerintah pusat

2. Pendekatan Penganggaran

Berbasis Kinerja (performance

based budget)Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)merupakan suatu pendekatan dalam sistempenganggaran yang memperhatikan keterkaitanantara pendanaan dan kinerja yang diharapkan,serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaiankinerja tersebut. Performance Based Budgetingpada dasarnya adalah memperjelas tujuan danindikator kinerja sebagai bagian daripengembangan sistem penganggaran berbasiskinerja. Hal ini akan mendukung perbaikanefisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatansumber daya dan memperkuat prosespengambilan keputusan tentang kebijakan dalamkerangka jangka menengah.

Page 11: Penganggaran pemerintah pusat

3. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka

Menengah (Medium Term Expenditure

Framework)

Pendekatan Kerangka Pengeluaran JangkaMenengah (KPJM) adalah pendekatan penyusunananggaran berdasarkan kebijakan, denganpengambilan keputusan yang menimbulkan implikasianggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu)tahun anggaran. Secara umum penyusunan KPJMyang komprehensif memerlukan suatu tahapanproses penyusunan perencanaan jangka menengahmeliputi:

a. penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi)ekonomi makro untuk jangka menengah;

b. penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal(seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah)jangka menengah;

Page 12: Penganggaran pemerintah pusat

3. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka

Menengah (Medium Term Expenditure

Framework)

c. rencana kerangka anggaran (penerimaan,

pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah

(medium term budget framework), yang

menghasilkan pagu total belanja pemerintah

(resources envelope);

d. pendistribusian total pagu belanja jangka

menengah ke masing-masing K/L (line ministries

ceilings). Indikasi pagu K/L dalam jangka

menengah tersebut merupakan perkiraan batas

tertinggi anggaran belanja dalam jangka

menengah.

Page 13: Penganggaran pemerintah pusat

Proses Penganggaran Pemerintah

Pusat

Proses penganggaran merupakan uraian

mengenai proses dan mekanisme

penganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif

sampai dengan penetapan Pagu Alokasi

Anggaran K/L yang bersifat final. Pagu indikatif

ini merupakan ancar-ancar alokasi anggaran

usulan pemerintah.

Page 14: Penganggaran pemerintah pusat

Proses Penganggaran Pemerintah

Pusat

1. Penetapan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yangmenghasilkan konsep kebijakan RAPBN;

2. Penyusunan kapasitas fiskal (resource envelope) sebagai bahanpenyusunan pagu indikatif dan konsep kebijakan fiskal;

3. Penyusunan pagu indikatif yang kemudian diterbitkan surat edaranbersama Menteri Keuangan dengan Menteri Perencanaan PembangunanNasional/Bappenas; dan

4. Perumusan pokok-pokok kebijakan fiskal, kebijakan ekonomi makro danrencana kerja pemerintah.

5. Penyusunan pagu anggaran yang digunakan sebagai bahan penyusunanNota Keuangan dan RUU RAPBN

6. Penyampaian RAPBN oleh Pemerintah ke DPR, pembahasan RancanganAPBN dan Rancangan Undang-undang APBN

7. Persetujuan DPR setelah Pembahasan RAPBN dan RUU APBNditetapkan menjadi Undang-undang APBN.

8. Setelah UU APBN disahkan oleh DPR, Pemerintah menerbitkan Kepprestentang Rincian Alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.

9. Pemerintah menerbitkan DIPA untuk diserahkan ke masing-masing Satker.

Page 15: Penganggaran pemerintah pusat

Gambar Proses dan Tahapan Penganggaran

Page 16: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

1. Penyusunan Pagu Indikatif

Penyusunan pagu indikatif sebagai bagian dari

penyusunan anggaran belanja K/L merupakan

suatu proses yang menghasilkan keluaran

berupa surat bersama Menteri Keuangan

dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas tentang

Pagu Indikatif dan rancangan awal RKP.

Substansi materi surat ini berisikan Informasi

mengenai indikasi pagu belanja tiap-tiap K/L.

Pagu belanja tersebut masih dirinci lagi dalam

program dan sumber dana.

Page 17: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

2. Penyusunan Pagu Anggaran

Hasil proses tahapan Penyusunan PaguAnggaran K/L (selanjutnya disebut PaguAnggaran) berupa alokasi anggaran untuktiap-tiap bagian anggaran, termasuk BagianAnggaran Bendaharawan Umum Negara(BUN). Dalam perjalanan menuju PaguAnggaran, terdapat proses perencanaanyang berisikan substansi program dankegiatan yang akan dilaksanakan pada tahunt+1.

Page 18: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

3. Alokasi Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga

Output yang dihasilkan dari tahapan ini

adalah ketetapan atas RUU APBN menjadi

UU APBN dan RKAKL. Wujud persetujuan

DPR atas APBN berupa UU APBN.

Selanjutnya persetujuan untuk tiap-tiap

bagian anggaran atau K/L tercantum dalam

Peraturan Presiden tentang rincian APBN

tahun t+1 sebagai cerminan RKA-K/L hasil

pembahasan tiap-tiap K/L dengan mitra

kerjanya di DPR.

Page 19: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

a. Penyusunan Rencana Kerja dan AnggaranKementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L)

RKAKL merupakan dokumen rencana keuangantahunan bagi K/L yang disusun menurut bagiananggaran. Dalam kaitannya dengan pelaksanaanprogram dan kegiatan yang akan dilaksanakan padatahun t+1, RKA- K/L menjadi acuan dalam penyusunanDaftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yangdigunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran. Olehkarena itu, penyusunan RKA-K/L merupakan bagianterpenting dalam penganggaran, karena menentukanefektifitas dan efisiensi pada suatu kegiatan. RKA-K/Ljuga merupakan dokumen tindak lanjut dari dokumenperencanaan, karena dasar dari penyusunan RKA-K/Ladalah dokumen perencanaan, Renja K/L.

Page 20: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

b. Proses Penelaahan RKA-KL

Penelaahan RKA-K/L dikoordinasikan oleh

Menteri Keuangan c.q. Ditjen Anggaran yang

dalam hal ini diwakili oleh Direktorat

Anggaran I, II, dan III. Proses penelaahan

dilakukan secara terintegrasi. Ruang lingkup

dalam melakukan penelaahan dibagi menjadi

2 kriteria, yaitu kriteria administratif dan

kriteria substantif.

Page 21: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

Pada kriteria administrasi, penelaahan mencakup aspekterpenuhinya kelengkapan persyaratan administratif, antaralain: RKA-K/L yang telah diteliti oleh Aparat PengawasIntern Pemerintah K/L (APIP K/L), disertai surat pengantardan surat pernyataan pejabat eselon I atau pejabat lainyang memiliki alokasi anggaran dan sebagai penanggungjawab program serta Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L.Selanjutnya, kriteria substantif bertujuan untuk menelitikesesuaian, relevansi, dan/atau konsistensi dari setiapbagian anggaran RKA-K/L, antara lain terdiri ataspenelaahan terhadap kesesuaian data dalam RKA-K/Ldengan Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran K/L, kesesuaianantara kegiatan, keluaran dan anggarannya, relevansiantara komponen/tahapan dengan keluaran (untuk keluaranyang belum ditetapkan menteri keuangan sebagai SBK),konsistensi pencantuman sasaran kinerja K/L dengan RKP,serta konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3(tiga) tahun ke depan.

Page 22: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

c. Kementerian Keuangan Menghimpun HasilPenelaahan dan Menyusun Nota Keuangan,RAPBN, RUU APBN

Proses penyusunan rancangan APBN dibarengidengan kegiatan penulisan draft Nota Keuangandan RAPBN beserta RUU APBN tahun anggaranyang direncanakan (t+1) secara simultan denganproses pembahasan RKA-K/L. Institusi dilingkungan Kementerian Keuangan yang menjadipemangku kepentingan utama dalam kegiatan iniadalah DJA (untuk penulisan belanja pemerintahpusat), BKF (untuk penulisan asumsi dasar ekonomimakro dan pendapatan), DJPK (untuk penulisantransfer ke daerah dan dana desa), serta DJPU danDJKN (untuk pembiayaan). Bersamaan denganpenyusunan Nota Keuangan dan RAPBN disusunpula Postur RAPBN.

Page 23: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

d.Pembahasan dan Penetapan APBN dan UU

APBN

Pembahasan RAPBN antara Pemerintah

dengan DPR diawali dengan pidato Presiden

menyampaikan RUU APBN tahun anggaran

yang direncanakan beserta nota

keuangannya. Untuk Nota Keuangan dan

RUU APBN, Presiden dijadwalkan

menyampaikan pidato pada pekan ketiga

Agustus dalam rapat Paripurna DPR RI.

Page 24: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

e. Surat Menteri Keuangan Tentang Alokasi Anggaran K/L

hasil Pembahasan DPR

Setelah UU APBN dan RKA-K/L ditetapkan, maka Menteri

Keuangan menerbitkan surat kepada Kementerian

Negara/Lembaga sesuai dengan berita acara hasil

kesepakatan pembahasan RAPBN antara Pemerintah

dengan DPR. Surat ini menjadi dasar alokasi anggaran

untuk Kementerian Negara/Lembaga sebagai batas

tertinggi anggaran pengeluaran yang dialokasikan kepada

Kementerian Negara/Lembaga. Selanjutnya, dilakukan

forum penelaahan RKA-K/L khususnya yang mengalami

perubahan oleh DJA dengan Dit, Anggaran I, II, dan III

sebagai penanggung jawab. Penelaahan ini untuk

memastikan kesesuaian antara RKA-K/L dengan alokasi

anggaran hasil kesepakatan dengan DPR.

Page 25: Penganggaran pemerintah pusat

Tahapan Penganggaran

RKA-K/L hasil penelaahan tersebut, kemudiandihimpun oleh Kementerian Keuangan c.q DJAuntuk dijadikan bahan penyusunan PeraturanPresiden tentang Rincian APBN. Penyusunan danpenetapan Perpres ini paling lambat tanggal 30November tahun berjalan. Berdasarkan PeraturanPresiden yang ditetapkan dan RKA-K/L,Kementerian Negara/Lembaga menyusun dokumenpelaksanaan anggaran (DIPA). Paling lambattanggal 31 Desember, Menteri Keuangan harussudah mengesahkan dokumen pelaksanaananggaran untuk menjadi dasar bagi KementerianNegara/Lembaga melaksanakankegiatan/programnya.