pengambilan keputusan dalam organisasi

5
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Model Rasional, Rasionalitas Terbatas dan Intuisi Rasional dikarakteristikan dengan mengambil pilihan yang konsisten, memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan spesifik. Kebanyakan orang pasti akan mengambil keputusan yang rasional. Keputusan ini mengikuti enam langkah model pengambilan keputusan rasional , yaitu ; 1. Definisi masalah, 2. Identifikasi kriteria keputusan, 3. Alokasikan bobot pada kriteria itu, 4. Kembangkanlah alternatif-alternatif, 5. Evaluasilah alternatif- alternatif tersebut, 6. Pilihlah alternatif terbaik. Model pengambilan keputusan rasional sendiri adalah sebuah model pengambilan keputusan yang menjelaskan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk memaksimalkan hasil. Model ini mengasumsikan bahwa pengambil keputusan memiliki informasi yang komplet, mampu mengidentifikasi semua opsi yang relevan dengan tidak bias, dan memilih opsi dengan utilitas tertinggi. Kemampuan terbatas kita dalam memproses informasi membuat tidak mungkin untuk mengasimilasikan semua informasi yang diperlukan untuk optimalisasi. Hal ini disebut dengan Rasionalitas Terbatas yang mana sebuah proses pengambilan keputusan dengan membangun model yang disederhanakan yang mengeluarkan fitur-fitur esensial dari masalah tanpa menangkap semua kompleksitasnya. Rasionalitas terbatas bekerja dengan

Upload: nandabanget

Post on 10-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Management

TRANSCRIPT

Page 1: Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Model Rasional, Rasionalitas Terbatas dan Intuisi

Rasional dikarakteristikan dengan mengambil pilihan yang konsisten, memaksimalkan

nilai dalam batasan-batasan spesifik. Kebanyakan orang pasti akan mengambil keputusan yang

rasional. Keputusan ini mengikuti enam langkah model pengambilan keputusan rasional , yaitu ;

1. Definisi masalah, 2. Identifikasi kriteria keputusan, 3. Alokasikan bobot pada kriteria itu, 4.

Kembangkanlah alternatif-alternatif, 5. Evaluasilah alternatif-alternatif tersebut, 6. Pilihlah

alternatif terbaik. Model pengambilan keputusan rasional sendiri adalah sebuah model

pengambilan keputusan yang menjelaskan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk

memaksimalkan hasil. Model ini mengasumsikan bahwa pengambil keputusan memiliki

informasi yang komplet, mampu mengidentifikasi semua opsi yang relevan dengan tidak bias,

dan memilih opsi dengan utilitas tertinggi.

Kemampuan terbatas kita dalam memproses informasi membuat tidak mungkin untuk

mengasimilasikan semua informasi yang diperlukan untuk optimalisasi. Hal ini disebut dengan

Rasionalitas Terbatas yang mana sebuah proses pengambilan keputusan dengan membangun

model yang disederhanakan yang mengeluarkan fitur-fitur esensial dari masalah tanpa

menangkap semua kompleksitasnya. Rasionalitas terbatas bekerja dengan mencari kriteria dan

alternatif-alternatif yang dirasa “cukup baik” yang memenuhi level kinerja yang dapat diterima.

Jadi solusinya mewakili sebuah pilihan yang memuaskan-yang pertama dapat diterima yang kita

temui-dibandingkan yang optimal.

Cara paling tidak rasional dalam pengambilan keputusan adalah dengan cara

pengambilan keputusan intuitif dimana sebuah proses tanpa sadar yang diciptakan dari

pengalaman yang diperoleh. Namun, tidak semua intuisi tidak rasional, tidak juga ia selalu

melawan analisis rasional. Keduanya bias saling melengkapi satu sama lain untuk mengambil

keputusan yang lebih baik.

Bias dan Kesalahan Umum dalam Pengambilan Keputusan

Page 2: Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Dalam pengambilan keputusan terkadang terjadi bias dan kesalahan sistematis merusak

penilaian mereka. Ada beberapa bias yang bias terjadi dalam pengambilan keputusan,

diantaranya :

1. Bias terlalu percaya diri

Riset menunjukan bahhwa kita cenderung terlalu percaya diri dengan kemampuan kita dan

kemampuan orang lain. Ketika kita diberi pertanyaan-pertanyaan tertentu kita pasti cenderung

percaya dan optimis bahwa jawaban yang kita berikan benar. Nyatanya kebenaran dari jawaban

kita rata-rata hanya sekitar 50%. Kecenderungan untuk terlalu percaya diri akan ide-ide mereka

mungkin menyebabkan tidak direncanakannya bagaimana menghindari masalah-masalah yang

muncul.

2. Bias Jangkar

Bias jangkar adalah kecendurungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan

dengan informasi selanjutnya secara adekuat. Intinya memberi penekanan yang tidak seimbang

pada informasi pertama yang diterima. Bias ini sering terjadi dalam beberapa kegiatan negosiasi.

3. Bias Konfirmasi

Merupakan kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan-pilihan masa

lampau dan untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau. Contohnya

dalam mengumpulkan informasi secara selektif yang mana informasi-informasi yang tidak sesuai

dengan penilaian masa lampau akan diabaikan.

4. Bias Ketersediaan

Merupakan kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap tersedia

bagi mereka. Informasi yang telah tersedia dan pengalaman langsung dengan informasi yang

sama khususnya sangat berdampak pada pengambilan keputusan kita.

5. Eskalasi Komitmen

Bias lainnya yang mengganggu keputusan adalah kecenderungan untuk mengeskalasi komitmen.

Eskalasi komitmen sendiri adalah komitmen yang meningkat pada sebuah keputusan sebelumnya

Page 3: Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

meskipun adanya informasi negatif. Bias ini merujuk pada bertahannya seseorang dengan

keputusannya meskipun ada bukti yang jelas bahwa itu salah.

6. Kesalahan Acak

Merupakan kecenderungan untuk percaya bahwa dapaat memprediksi hasil dari peristiwa acak.

Keputusan yang didasarkan pada kejadian acak dapat mencacatkan kita ketika mereka

memengaruhi penilaian kita atau membiaskan keputusan utama kita.

7. Aversi Resiko

Merupakan kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti dari jumlah yang menengah

daripada hasil yang lebih berisiko meskipun hasil itu memiliki ekspetasi lebih tinggi. Orang-

orang akan lebih mungkin terlibat dalam perilaku mencari risiko untuk hasil-hasil negatif, dan

perilaku menghindari risiko untuk hasil positif.

8. Bias Retrospeksi

Merupakan kecenderungan yang salah dalam mempercayai bahwa dapat memprediksi secara

akurat. Setelah hasil dari suatu peristiwa sebenarnya diketahui, seseorang tadinya akan dapat

memprediksinya secara akurat. Bias ini mengurangi kemampuan untuk belajar dari masa lalu dan

membuat kita berpikir bahwa kita memprediksi lebih baik dari yang sebenarnya dan dapat

membuat kita percaya diri meskipun salah.