pengambilan keputusan dalam organisasi
DESCRIPTION
ManagementTRANSCRIPT
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Model Rasional, Rasionalitas Terbatas dan Intuisi
Rasional dikarakteristikan dengan mengambil pilihan yang konsisten, memaksimalkan
nilai dalam batasan-batasan spesifik. Kebanyakan orang pasti akan mengambil keputusan yang
rasional. Keputusan ini mengikuti enam langkah model pengambilan keputusan rasional , yaitu ;
1. Definisi masalah, 2. Identifikasi kriteria keputusan, 3. Alokasikan bobot pada kriteria itu, 4.
Kembangkanlah alternatif-alternatif, 5. Evaluasilah alternatif-alternatif tersebut, 6. Pilihlah
alternatif terbaik. Model pengambilan keputusan rasional sendiri adalah sebuah model
pengambilan keputusan yang menjelaskan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk
memaksimalkan hasil. Model ini mengasumsikan bahwa pengambil keputusan memiliki
informasi yang komplet, mampu mengidentifikasi semua opsi yang relevan dengan tidak bias,
dan memilih opsi dengan utilitas tertinggi.
Kemampuan terbatas kita dalam memproses informasi membuat tidak mungkin untuk
mengasimilasikan semua informasi yang diperlukan untuk optimalisasi. Hal ini disebut dengan
Rasionalitas Terbatas yang mana sebuah proses pengambilan keputusan dengan membangun
model yang disederhanakan yang mengeluarkan fitur-fitur esensial dari masalah tanpa
menangkap semua kompleksitasnya. Rasionalitas terbatas bekerja dengan mencari kriteria dan
alternatif-alternatif yang dirasa “cukup baik” yang memenuhi level kinerja yang dapat diterima.
Jadi solusinya mewakili sebuah pilihan yang memuaskan-yang pertama dapat diterima yang kita
temui-dibandingkan yang optimal.
Cara paling tidak rasional dalam pengambilan keputusan adalah dengan cara
pengambilan keputusan intuitif dimana sebuah proses tanpa sadar yang diciptakan dari
pengalaman yang diperoleh. Namun, tidak semua intuisi tidak rasional, tidak juga ia selalu
melawan analisis rasional. Keduanya bias saling melengkapi satu sama lain untuk mengambil
keputusan yang lebih baik.
Bias dan Kesalahan Umum dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan terkadang terjadi bias dan kesalahan sistematis merusak
penilaian mereka. Ada beberapa bias yang bias terjadi dalam pengambilan keputusan,
diantaranya :
1. Bias terlalu percaya diri
Riset menunjukan bahhwa kita cenderung terlalu percaya diri dengan kemampuan kita dan
kemampuan orang lain. Ketika kita diberi pertanyaan-pertanyaan tertentu kita pasti cenderung
percaya dan optimis bahwa jawaban yang kita berikan benar. Nyatanya kebenaran dari jawaban
kita rata-rata hanya sekitar 50%. Kecenderungan untuk terlalu percaya diri akan ide-ide mereka
mungkin menyebabkan tidak direncanakannya bagaimana menghindari masalah-masalah yang
muncul.
2. Bias Jangkar
Bias jangkar adalah kecendurungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan
dengan informasi selanjutnya secara adekuat. Intinya memberi penekanan yang tidak seimbang
pada informasi pertama yang diterima. Bias ini sering terjadi dalam beberapa kegiatan negosiasi.
3. Bias Konfirmasi
Merupakan kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan-pilihan masa
lampau dan untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau. Contohnya
dalam mengumpulkan informasi secara selektif yang mana informasi-informasi yang tidak sesuai
dengan penilaian masa lampau akan diabaikan.
4. Bias Ketersediaan
Merupakan kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap tersedia
bagi mereka. Informasi yang telah tersedia dan pengalaman langsung dengan informasi yang
sama khususnya sangat berdampak pada pengambilan keputusan kita.
5. Eskalasi Komitmen
Bias lainnya yang mengganggu keputusan adalah kecenderungan untuk mengeskalasi komitmen.
Eskalasi komitmen sendiri adalah komitmen yang meningkat pada sebuah keputusan sebelumnya
meskipun adanya informasi negatif. Bias ini merujuk pada bertahannya seseorang dengan
keputusannya meskipun ada bukti yang jelas bahwa itu salah.
6. Kesalahan Acak
Merupakan kecenderungan untuk percaya bahwa dapaat memprediksi hasil dari peristiwa acak.
Keputusan yang didasarkan pada kejadian acak dapat mencacatkan kita ketika mereka
memengaruhi penilaian kita atau membiaskan keputusan utama kita.
7. Aversi Resiko
Merupakan kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti dari jumlah yang menengah
daripada hasil yang lebih berisiko meskipun hasil itu memiliki ekspetasi lebih tinggi. Orang-
orang akan lebih mungkin terlibat dalam perilaku mencari risiko untuk hasil-hasil negatif, dan
perilaku menghindari risiko untuk hasil positif.
8. Bias Retrospeksi
Merupakan kecenderungan yang salah dalam mempercayai bahwa dapat memprediksi secara
akurat. Setelah hasil dari suatu peristiwa sebenarnya diketahui, seseorang tadinya akan dapat
memprediksinya secara akurat. Bias ini mengurangi kemampuan untuk belajar dari masa lalu dan
membuat kita berpikir bahwa kita memprediksi lebih baik dari yang sebenarnya dan dapat
membuat kita percaya diri meskipun salah.