pengamatan jpo bambu kuning

18
JEMBATAN PENYEBRANGAN ORANG (JPO) Oleh : Intan Okta Sari 1425011019 Oki Endrata Wijaya 1425011021

Upload: oki-endrata-wijaya

Post on 15-Jan-2017

438 views

Category:

Engineering


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengamatan jpo bambu kuning

JEMBATAN PENYEBRANGAN ORANG (JPO)

Oleh :

Intan Okta Sari 1425011019 Oki Endrata Wijaya 1425011021

Page 2: Pengamatan jpo bambu kuning

PENDAHULUAN

Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kakI untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalulintas kendaraan dipisah secara fisik.

Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat pemberhentian bis (seperti busway BRT di Indonesia), untuk memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu. Langkah lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi penderita cacat adalah dengan menggunakantangga berjalan ataupun dengan menggunakan lift seperti yang digunakan pada salah satu akses JPO menuju tempat perhentian bus di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.

Page 3: Pengamatan jpo bambu kuning

Desain JPO

Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.

Variabel-variabel yang memengaruhi penggunaan JPO Kepadatan lalu lintas lebar jalur lokasi aksesibilitas pagar di sekitar trotoar penegakan hukum terhadap pelanggar larangan menyeberang

di jalan kendaraan bila sudah memeiliki JPO

Page 4: Pengamatan jpo bambu kuning

Konsep Jembatan Penyeberangan

Menurut John J. Fruin (1971) dalam perencanaan fasilitas bagi pejalan kaki, termasuk fasilitas penyeberangan haruslah memperhatikan tujuh sasaran utama yaitu:

keselamatan (safety), keamanan (security), kemudahan (convenience), kelancaran(continuity), kenyamanan (comfort), keterpaduan sistem (system coherence dayatarik (attractiveness).

Page 5: Pengamatan jpo bambu kuning

Menurut O’Flaherty (1997) faktor -faktor yang mempengaruhi penggunaan fasilitas penyeberangan tidak sebidang, diurutkan berdasarkan yang terpenting menurut pejalan kaki adalah:

1. Jarak (directness of route)2. Kemudahan ( ease of negotiation)3. Estetik (interest of specific features)4. Pertimbangan lingkungan ( general

environmental appeal )5. Keselamatan (safety)

Page 6: Pengamatan jpo bambu kuning

Di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan, Bagian Keenam disebutkan mengenai Hak danKewajiban Pejalan Kaki dalam Berlalu Lintas.

Pasal 131 :

1. Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupatrotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

2. Pejalan Kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang Jalan ditempat penyeberangan.

3. Dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Pejalan Kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih denganmemperhatikan keselamatan dirinya.Pasal 1321

Page 7: Pengamatan jpo bambu kuning

Kombinasi JPO dengan perbelanjaan

Salah satu pendekatan lain yang digunakan dikawasan perbelanjaan yang ramai adalah dengan mengkombinasikan JPO dengan pertokoan/perbelanjaan seperti:

JPO yang menhubungkan Pondok Indah Mall I dengan Pondok Indah Mall II

JPO di Pasar Tanah Abang JPO di Pusat Perbelanjaan Mangga Dua Jakarta JPO di Pasar Baru Jakarta JPO di Pusat Perbelanjaan Elektronik Glodok JPO di Pasar Cikunir JPO di Kings Plaza Bandung JPO di Bambu Kuning Bandar Lampung

Page 8: Pengamatan jpo bambu kuning

PERMASALAHAN

Bertambahnya volume kendaraan menyebabkan kepadatan dijalan

pejalan kaki kesulitan untuk menyeberang jalan terutama pada jam-jam sibuk

Page 9: Pengamatan jpo bambu kuning

LOKASI PENELITIAN Untuk menjawab permasalahan tersebut

kami mencoba mengadakan penelitian, Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jembatan penyeberangan orang di jalan kartini (Pasar bambu Kuning)

Subjek yang diteliti adalah pejalan kaki yang menyeberang jalan.

Page 10: Pengamatan jpo bambu kuning

Gambar lokasi jembatan penyebrangan :

Page 11: Pengamatan jpo bambu kuning

Gambar bagian-bagian jembatan penyebrangan

Page 12: Pengamatan jpo bambu kuning

Gambar bagian-bagian jembatan penyebrangan

Page 13: Pengamatan jpo bambu kuning

Metode Penelitian Teknik pengumpulan data yang

dilakukan menggunakan: Observasi dan Wawancara.

Sedangkan alat pengumpulan data adalah Lembar Observasi dan Lembar Wawancara. Adapun data observasi atau pengamatan dihitung prosentasenya dengan rumus:Prosentase = A/B x 100%

Page 14: Pengamatan jpo bambu kuning

Lanjutan Keterangan :

A = Jumlah pejalan kaki yang menyeberang menggunakan

jembatan penyeberanganB = Jumlah pejalan kaki seluruhnya yang menyeberang

jalan.

Hasil prosentase ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi :

0 – 20% untuk kategori Sangat tidak efektif21 – 40% untuk kategori Tidak efektif41 – 60% untuk kategori Cukup efektif61 – 80% untuk kategori efektif81 – 100% untuk kategori Sangat efektif

Page 15: Pengamatan jpo bambu kuning

Lanjutan

Wawancara diajukan dua pertanyaan untuk pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyeberangan ketika menyeberang jalan yaitu :

Apa alasan Anda tidak menggunakan jembatan penyeberangan ketika meyeberangan jalan ?

Page 16: Pengamatan jpo bambu kuning

Pertanyaan Total Jawaban

Lebih cepat 1

Cepat Capek 4

Ikut – ikutan 3

Tidak ada yang melarang 1

Takut Ketinggian 1

HASIL WAWANCARA :

Page 17: Pengamatan jpo bambu kuning

KESIMPULAN

dari hasil survei wawancara kepada pengguna JPO mereka memilih jembatan penyebrangan karena lebih aman kalau menyebrang tdk takut ketabrak kendaraan dijalan

lebih cepat tdk harus menunggu menyetop mobil – motor yang lewat

ada juga yg tdk mau menggunakan JPO karena lebar efektif yang berkurang akibat adanya halangan yang terdapat di sisi kiri kanan sepanjang jalur pejalan kaki di akibatkan karena banyaknya pengemis yg sering nongkrong disana, ada juga yg beralasan takut ketinggian.

Page 18: Pengamatan jpo bambu kuning

TERIMA KASIH