pengalaman penga w as - prioritaspendidikan.org€¦ · b. pengalaman guru dalam memfasilitasi p...

20
C

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran

PENGALAMAN

PENGAWAS DALAM MENDAMPINGI

GURU DI KELAS

agian ini berisi pengalaman pengawas dalam membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran. BMelalui pendampingan, pengembangan kolegialitas,

dan kemitraan yang setara dengan guru, tugas kepengawasan menjadi sangat efektif. Guru merasa terbantu dengan model pendampingan yang dilakukan pengawas.

C

Page 2: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran

PENGALAMAN

PENGAWAS DALAM MENDAMPINGI

GURU DI KELAS

agian ini berisi pengalaman pengawas dalam membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran. BMelalui pendampingan, pengembangan kolegialitas,

dan kemitraan yang setara dengan guru, tugas kepengawasan menjadi sangat efektif. Guru merasa terbantu dengan model pendampingan yang dilakukan pengawas.

C

Page 3: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 82

Ada Pengawas,

Siapa Takut?Ada Pengawas,

Siapa Takut?

B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Aktif

Pengalaman Para Pengawas Sekolah di Jawa Tengah

Guru seringkali gugup, jika harus berhadapan dengan seorang pengawas. Kehadiran Pengawas saat melakukan supervisi di sekolah kadang dianggap “bencana”. Bagaimana mau melakukan perubahan di kelas jika kehadiran pengawas menjadi begitu menakutkan? Akan tetapi, ada yang berubah sejak Pengawas terlibat dalam Program DBE3. Sebut saja pegalaman Hj. Endang Ratnawati, M.Pd., pengawas asal kabupaten Grobogan. Ia membina sejumlah sekolah dan dua di antaranya adalah sekolah mitra DBE3.

“Kalau dulu, pengawas ditakuti untuk dimintai pendapat, kini pengawas sudah dekat dengan guru. Bahkan guru-guru sudah proakti f meminta Dr. Nuning Hidayah Sunani M.Hum, pengawas sekolah pengawas seperti kami untuk mengunjungi dan Kabupaten Karanganyar juga memiliki kesan yang sama. mengamati pembelajaran mereka," katanya. Untuk itu, ia akan memperluas program pelatihan

pengawas kepada pengawas lain di daerahnya. “Bersama Menurut Ibu Endang ada empat hal penting yang perlu dengan Kepala Disdikpora Kabupaten Karanganyar, dilakukan pengawas dalam pendampingan program kami menggagas upaya peningkatan peran dan kapasitas DBE3. “Pertama, melakukan pendampingan ke guru pengawas di tingkat, TK, SD, SMA dan SMK. Untuk dan kepala sekolah. Kedua, memberi motivasi kepada Pengawas tingkat SMP, hal ini sudah dilakukan dan guru dan kepala sekolah agara mereka tetap hasilnya sangat efektif dalam membantu peningkatan semangat meski Program DBE3 sudah berakhir. kualitas pembelajaran di kelas,” katanya. Ketiga, melakukan penguatan materi yang sudah dilatihkan oleh DBE3. Keempat, mengontrol Menurut Bu Nuning, pengawas tidak sebatas mengawasi pelaksanaan atau implementasi Program DBE3. perubahan di kelas dan mengunjungi sekolah. Lebih dari

itu pengawas turut pula melakukan penguatan dan Pengawas memiliki peran yang strategis untuk menggagas replikasi bagi sekolah-sekolah yang menindaklanjuti peningkatan kualitas pendidikan memerlukan pendampingan. Ada pengawas, siapa seperti yang dilakukan DBE3. Usai mendapatkan takut...pelatihan dari DBE3, pengawas melakukan penguatan materi kepada guru dan kepala sekolah. Hal ini dialami Dra. Dwi Dayaning Rahayu, Pengawas asal Kabupaten Grobogan. “Kuncinya, saya membangun kolegialitas dalam pelaksanaan supervisi sehingga guru tidak merasa digurui,” paparnya.

Bu Nuning saat mendiskusikan hasil pembelajaran yang dilakukan secara team teaching dengan guru.

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran 83

ebagai seorang pengawas yang juga aktif menjadi fasilitator daerah DBE 3, Drs. SAbdul Latif, M.Si menemukan metode

pengawasan yang efektif bagi seorang pengawas. ”Pengalaman melaksanakan pendampingan dalam program DBE3 telah membantu saya sebagai pengawas menemukan bentuk supervisi yang tepat. Pendampingan merupakan cara yang efektif membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran,” tukas Pak Latif.

Saat di sekolah pengawas terkadang menampilkan aksi pamer otoritas strukturalnya di depan guru dan kepala sekolah. Menurutnya hal itu harus diubah karena dapat menimbulkan situasi yang kaku saat pengawas melaksanakan HASIL DAN DAMPAK PRAKTIK tugasnya. Pengawas harus menjadi fasilitator, YANG BAIKmenjadi mitra sejajar guru dalam membangun Pak Latif menggarisbawahi bahwa peran pembelajaran berkualitas. pengawas sebagai pendamping sangat membantu

kepala sekolah dan guru dalam mewujudkan STRATEGI DAN INISIATIF YANG pengajaran profesional dan pembelajaran DILAKUKAN bermakna. Pada akhirnya hal ini akan berdampak lMembantu guru dalam menyiapkan pada peningkatan kualitas pendidikan. Dampak

perencanaan pembelajaran. yng dapat dilihat dari model pendampingan yang lTerlibat aktif sebagai team teaching dengan dilakukannya di antaranya:

guru saat melakukan pengawasan. lmendapat tempat di hati guru karena merasa lBelajar bersama guru untuk mempraktikkan dibantu dan tidak mencari kesalahan.

inovasi baru dalam pembelajaran di kelas. lpembelajaran dapat dijaga standar kualitasnya lMenjadi motivator, pendengar dan penanya bersama guru.

yang baik, serta pemberi solusi yang arif dalam lguru berani menerapkan inovasi dengan membantu guru menyelesaikan permasalahan pendampingan pengawas.yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

lTidak menyalahkan guru secara langsung, tetapi meminta guru merefleksikan kelebihan dan kekurangannya dalam memfasilitasi pembelajaran.

B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Aktif

Menjadi Pendamping dan Mitra yang SejajarMenjadi Pendamping dan Mitra yang SejajarDrs. Abdul Latif, M.Si, Pengawas Sekolah, Sidrap, Sulawesi Selatan

Pendampingan pengawas dalam pembelajaran, sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 4: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 82

Ada Pengawas,

Siapa Takut?Ada Pengawas,

Siapa Takut?

B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Aktif

Pengalaman Para Pengawas Sekolah di Jawa Tengah

Guru seringkali gugup, jika harus berhadapan dengan seorang pengawas. Kehadiran Pengawas saat melakukan supervisi di sekolah kadang dianggap “bencana”. Bagaimana mau melakukan perubahan di kelas jika kehadiran pengawas menjadi begitu menakutkan? Akan tetapi, ada yang berubah sejak Pengawas terlibat dalam Program DBE3. Sebut saja pegalaman Hj. Endang Ratnawati, M.Pd., pengawas asal kabupaten Grobogan. Ia membina sejumlah sekolah dan dua di antaranya adalah sekolah mitra DBE3.

“Kalau dulu, pengawas ditakuti untuk dimintai pendapat, kini pengawas sudah dekat dengan guru. Bahkan guru-guru sudah proakti f meminta Dr. Nuning Hidayah Sunani M.Hum, pengawas sekolah pengawas seperti kami untuk mengunjungi dan Kabupaten Karanganyar juga memiliki kesan yang sama. mengamati pembelajaran mereka," katanya. Untuk itu, ia akan memperluas program pelatihan

pengawas kepada pengawas lain di daerahnya. “Bersama Menurut Ibu Endang ada empat hal penting yang perlu dengan Kepala Disdikpora Kabupaten Karanganyar, dilakukan pengawas dalam pendampingan program kami menggagas upaya peningkatan peran dan kapasitas DBE3. “Pertama, melakukan pendampingan ke guru pengawas di tingkat, TK, SD, SMA dan SMK. Untuk dan kepala sekolah. Kedua, memberi motivasi kepada Pengawas tingkat SMP, hal ini sudah dilakukan dan guru dan kepala sekolah agara mereka tetap hasilnya sangat efektif dalam membantu peningkatan semangat meski Program DBE3 sudah berakhir. kualitas pembelajaran di kelas,” katanya. Ketiga, melakukan penguatan materi yang sudah dilatihkan oleh DBE3. Keempat, mengontrol Menurut Bu Nuning, pengawas tidak sebatas mengawasi pelaksanaan atau implementasi Program DBE3. perubahan di kelas dan mengunjungi sekolah. Lebih dari

itu pengawas turut pula melakukan penguatan dan Pengawas memiliki peran yang strategis untuk menggagas replikasi bagi sekolah-sekolah yang menindaklanjuti peningkatan kualitas pendidikan memerlukan pendampingan. Ada pengawas, siapa seperti yang dilakukan DBE3. Usai mendapatkan takut...pelatihan dari DBE3, pengawas melakukan penguatan materi kepada guru dan kepala sekolah. Hal ini dialami Dra. Dwi Dayaning Rahayu, Pengawas asal Kabupaten Grobogan. “Kuncinya, saya membangun kolegialitas dalam pelaksanaan supervisi sehingga guru tidak merasa digurui,” paparnya.

Bu Nuning saat mendiskusikan hasil pembelajaran yang dilakukan secara team teaching dengan guru.

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran 83

ebagai seorang pengawas yang juga aktif menjadi fasilitator daerah DBE 3, Drs. SAbdul Latif, M.Si menemukan metode

pengawasan yang efektif bagi seorang pengawas. ”Pengalaman melaksanakan pendampingan dalam program DBE3 telah membantu saya sebagai pengawas menemukan bentuk supervisi yang tepat. Pendampingan merupakan cara yang efektif membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran,” tukas Pak Latif.

Saat di sekolah pengawas terkadang menampilkan aksi pamer otoritas strukturalnya di depan guru dan kepala sekolah. Menurutnya hal itu harus diubah karena dapat menimbulkan situasi yang kaku saat pengawas melaksanakan HASIL DAN DAMPAK PRAKTIK tugasnya. Pengawas harus menjadi fasilitator, YANG BAIKmenjadi mitra sejajar guru dalam membangun Pak Latif menggarisbawahi bahwa peran pembelajaran berkualitas. pengawas sebagai pendamping sangat membantu

kepala sekolah dan guru dalam mewujudkan STRATEGI DAN INISIATIF YANG pengajaran profesional dan pembelajaran DILAKUKAN bermakna. Pada akhirnya hal ini akan berdampak lMembantu guru dalam menyiapkan pada peningkatan kualitas pendidikan. Dampak

perencanaan pembelajaran. yng dapat dilihat dari model pendampingan yang lTerlibat aktif sebagai team teaching dengan dilakukannya di antaranya:

guru saat melakukan pengawasan. lmendapat tempat di hati guru karena merasa lBelajar bersama guru untuk mempraktikkan dibantu dan tidak mencari kesalahan.

inovasi baru dalam pembelajaran di kelas. lpembelajaran dapat dijaga standar kualitasnya lMenjadi motivator, pendengar dan penanya bersama guru.

yang baik, serta pemberi solusi yang arif dalam lguru berani menerapkan inovasi dengan membantu guru menyelesaikan permasalahan pendampingan pengawas.yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

lTidak menyalahkan guru secara langsung, tetapi meminta guru merefleksikan kelebihan dan kekurangannya dalam memfasilitasi pembelajaran.

B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Aktif

Menjadi Pendamping dan Mitra yang SejajarMenjadi Pendamping dan Mitra yang SejajarDrs. Abdul Latif, M.Si, Pengawas Sekolah, Sidrap, Sulawesi Selatan

Pendampingan pengawas dalam pembelajaran, sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 5: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik:Mendorong Perubahan di Kelas 84

engawas sekolah merupakan mitra strategis sekolah dalam peningkatan mutu, terutama dalam mendampingi Pguru agar mampu menerapkan hasil pelatihan di kelas.

Pelatihan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna (BTL) untuk pengawas yang dilaksanakan DBE3 berhasil membangun komitmen para pengawas dalam membangun kolegialitas dengan guru. Pelatihan ini sekaligus memadukan kemampuan pengawas dan guru dalam menerapkan BTL.

Dalam melaksanakan tugas pendampingannya, pengawas berkolaborasi secara kolegial dengan guru untuk memaksimalkan keberhasilan pembelajaran di kelas. Pada kegiatan supervisi kelas, tampak hubungan yang harmonis antara pengawas dan guru. Dalam kegiatan persiapan pembelajaran, pengawas menjadi teman diskusi guru untuk menguatkan perencanaan. Pengawas juga terlibat aktif dalam memfasilitasi proses pembelajaran, tanpa mengurangi peran guru atau menurunkan wibawa pengawas. Pasca pembelajaran, secara bersama mereka mengavaluasi keberhasilan dan kelemahan yang terjadi untuk ditindaklanjuti.

”Model supervisi dengan pendampingan yang dilakukan secara kolegial membuat pengawas dan guru memiliki tanggungjawab yang sama untuk membimbing siswa berhasil dalam pembelajaran,” urai pak Ulil Azmi pengawas dari Tebing

Kehadiran pengawas kini sangat dinantikan oleh guru. Pada kegiatan supervisi, para pengawas mulai kegiatan persiapan, pelaksanaan pembelajaran, sampai pasca pembelajaran, mereka berkolabolasi untuk mencapai keberhasilan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menciptakan Kolegialitas mulai Awal sampai Akhir

Pengawas juga terlbat dalam proses pembelajaran di kelas, mendampingi guru dan siswa dalam supervisi pembelajaran. Drs. Ulil Azmi pengawas dari Kota Tebing Tinggi ikut bersama siswa mencari binatang dalam praktik IPA di MTs N Lubuk Pakam.

Menciptakan Kolegialitas mulai Awal sampai Akhir

85Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran

elama ini kehadiran pengawas di sekolah, terkadang masih menjadi momok di antara Spara guru. Pendekatan yang dilakukan DBE3

terbukti cukup efektif membuat keberadaan pengawas di sekolah dinantikan oleh para guru. Berikut ini adalah fakta yang ditemukan oleh Drs. Zainal Fuad, pengawas sekolah Kota Binjai Sumatera Utara.

SebelumnyalPengawas hanya menyupervisi guru di dalam

kelas dan kinerja kepala sekolah.lPengawas sering menganggap dirinya sebagai

suvervisor (atasan) bukan sebagai mentoring (pendamping/pembimbing).

Setelah Mendapatkan Pelatihan DBE3lPengawas menempatkan dirinya sebagai mitra bukan sebagai atasan atau

bos dalam melakukan bimbingan dan supervisi di sekolahlMelakukan pembinaan dalam pengelolaan dan administrasi sekolah.lMenjadi mitra guru dan kepala sekolah dalam melakukan inovasi dan

merefleksikan hasil-hasil yang dicapai.lMendampingi guru dalam menyusun dan mengembangkan perangkat

pembelajaran: Pemetaan KD, Program semester, RPP, LK, Media Pembelajaran, Rubrik penilaian, dan refleksi guru yang dapat mendorong siswa aktif dalam belajar. Selain itu, pengawas mendampingi guru dalam proses pembelajaran dan mengevaluasi kelebihan dan kelemahan pembelajaran secara bersama.

Perpustakaan Kelas di MTSN Kudus.

B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Aktif

Mitra Guru dalam Melakukan InovasiDrs. Zainal Fuad, Pengawas Sekolah, Kota Binjai, Sumatera Utara

Pengawas menjadi mitra guru untuk berani melakukan inovasi.

Page 6: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik:Mendorong Perubahan di Kelas 84

engawas sekolah merupakan mitra strategis sekolah dalam peningkatan mutu, terutama dalam mendampingi Pguru agar mampu menerapkan hasil pelatihan di kelas.

Pelatihan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna (BTL) untuk pengawas yang dilaksanakan DBE3 berhasil membangun komitmen para pengawas dalam membangun kolegialitas dengan guru. Pelatihan ini sekaligus memadukan kemampuan pengawas dan guru dalam menerapkan BTL.

Dalam melaksanakan tugas pendampingannya, pengawas berkolaborasi secara kolegial dengan guru untuk memaksimalkan keberhasilan pembelajaran di kelas. Pada kegiatan supervisi kelas, tampak hubungan yang harmonis antara pengawas dan guru. Dalam kegiatan persiapan pembelajaran, pengawas menjadi teman diskusi guru untuk menguatkan perencanaan. Pengawas juga terlibat aktif dalam memfasilitasi proses pembelajaran, tanpa mengurangi peran guru atau menurunkan wibawa pengawas. Pasca pembelajaran, secara bersama mereka mengavaluasi keberhasilan dan kelemahan yang terjadi untuk ditindaklanjuti.

”Model supervisi dengan pendampingan yang dilakukan secara kolegial membuat pengawas dan guru memiliki tanggungjawab yang sama untuk membimbing siswa berhasil dalam pembelajaran,” urai pak Ulil Azmi pengawas dari Tebing

Kehadiran pengawas kini sangat dinantikan oleh guru. Pada kegiatan supervisi, para pengawas mulai kegiatan persiapan, pelaksanaan pembelajaran, sampai pasca pembelajaran, mereka berkolabolasi untuk mencapai keberhasilan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menciptakan Kolegialitas mulai Awal sampai Akhir

Pengawas juga terlbat dalam proses pembelajaran di kelas, mendampingi guru dan siswa dalam supervisi pembelajaran. Drs. Ulil Azmi pengawas dari Kota Tebing Tinggi ikut bersama siswa mencari binatang dalam praktik IPA di MTs N Lubuk Pakam.

Menciptakan Kolegialitas mulai Awal sampai Akhir

85Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran

elama ini kehadiran pengawas di sekolah, terkadang masih menjadi momok di antara Spara guru. Pendekatan yang dilakukan DBE3

terbukti cukup efektif membuat keberadaan pengawas di sekolah dinantikan oleh para guru. Berikut ini adalah fakta yang ditemukan oleh Drs. Zainal Fuad, pengawas sekolah Kota Binjai Sumatera Utara.

SebelumnyalPengawas hanya menyupervisi guru di dalam

kelas dan kinerja kepala sekolah.lPengawas sering menganggap dirinya sebagai

suvervisor (atasan) bukan sebagai mentoring (pendamping/pembimbing).

Setelah Mendapatkan Pelatihan DBE3lPengawas menempatkan dirinya sebagai mitra bukan sebagai atasan atau

bos dalam melakukan bimbingan dan supervisi di sekolahlMelakukan pembinaan dalam pengelolaan dan administrasi sekolah.lMenjadi mitra guru dan kepala sekolah dalam melakukan inovasi dan

merefleksikan hasil-hasil yang dicapai.lMendampingi guru dalam menyusun dan mengembangkan perangkat

pembelajaran: Pemetaan KD, Program semester, RPP, LK, Media Pembelajaran, Rubrik penilaian, dan refleksi guru yang dapat mendorong siswa aktif dalam belajar. Selain itu, pengawas mendampingi guru dalam proses pembelajaran dan mengevaluasi kelebihan dan kelemahan pembelajaran secara bersama.

Perpustakaan Kelas di MTSN Kudus.

B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Aktif

Mitra Guru dalam Melakukan InovasiDrs. Zainal Fuad, Pengawas Sekolah, Kota Binjai, Sumatera Utara

Pengawas menjadi mitra guru untuk berani melakukan inovasi.

Page 7: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

D

uara proses pembelajaran adalah keberhasilan siswa. Bagian ini berisi paparan siswa yang menyuarakan berbagai komentar, kesan, Mdan pesan mengikuti proses pembelajaran. Paparan ini murni

disuarakan oleh siswa. Mulai suara kepuasan, pandangan tentang pembelajaran terbaik, sampai kritik yang menantikan perubahan pembelajaran juga disuarakan oleh siswa

Page 8: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

SUARA ANAKSUARA ANAK

Page 9: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan PembelajaranPraktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 88

D. Suara Anak D. Suara Anak

89

gula pasir dan satu sendok makan urea. Lalu tambahkan juga satu sendok makan asam cuka. Sampai pH nya mencapai 3 atau 4. Kemudian ditambah satu sendok teh asam sitrat dan satu ujung sendok teh mineral. Hasil tersebut kemudian ditunggu sampai mendidih, dan akan diperoleh medium. Medium tersebut dimasukkan ke dalam nampan steril dan dibiarkan sampai dingin lalu ditutup kertas yang sudah disterilkan. Bila medium sudah dingin, maka bibit Acotobacter xylinum dimasukkan ke dalam medium tadi dan ditutup dengan kertas. Lalu dibiarkan hingga 7-8 hari untuk dipanen.

Tahap pengolahan merupakan kelanjutan dari tahap pembiakan. Nata de Coco hasil panen dicuci dan direndam dengan air bersih selama dua sampai tiga hari. Dalam proses ini air rendaman harus sering diganti. Kemudian Nata de coco dipotong-sesuai ukuran yang

ejak Ibu Endang Mujiati, guru IPA di sekolahku dikehendaki, lalu direbus dan dibuang airnya. Nah, menerapkan metode pembelajaran yang penuh jadilah sekarang Nata de Coco yang siap dikonsumsi. Svariasi, suasana belajar di kelas tidak lagi Sekarang pembelajaran IPA menjadi menyenangkan

membosankan. Salah satu yang paling berkesan adalah untuk kami.saat materi tentang bioteknologi. Saat itu guru mengajak kami untuk memproduksi Nata de Coco. Kami tertantang untuk terlibat aktif dalamproses pembuatan Nata de Coco yang ternyata mudah untuk dipraktikkan dan tidak rumit.

Dalam kegiatan praktikum, kami berbagi tugas. Ada yang membawa air kelapa, mempersiapkan nampan steril, botol steril, dan kertas koran. Alat dan bahan seperti: kompor, panci, saringan, sendok, gula, urea, asam cuka, asam sitrat, mineral dan bibit bakteri acetobacter xilynum telah tersedia di laboratorium IPA. Setelah semua bahan dan perlengkapan siap, kami memulai proses produksi.

Proses produksi terbagi dalam dua tahap yaitu tahap pembiakan medium dan tahap pengolahan. Tahap pembiakan medium dimulai dengan merebus 5 liter air kelapa sampai mendidih, kemudian ditambahkan 250 gram

Belajar Bioteknologi untukBekal Hidup KuAngga Subastian, Siswa Kelas IX MTsN Tlasih, Sidoarjo, Jawa Timur

Guruku adalah TemankuRama Arisandi Udhin, Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Pangkajene, Sulawesi Selatan

erenda cita-cita di atas titian juara seakan menjadi pilihannya. Meski usianya masih sangat belia, Rama Arisandi Udhin sangat getol menjajal kemampuannya di bidang Sains dan Matematika. Berbagai Mkompetisi Sains dan Matematika diikutinya, mulai dari tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, hingga

nasional. Beberapa gelar telah diraih siswa kelas IX SMP Negeri 2 Pangkajene ini, seperti juara kompetisi Matematika antar SMP se-Sulsel, Sulbar, dan Sulteng (2008), juara I Olimpiade Sains Matematika Kabupaten Pangkep, dan juara I Olimpiade Sains Matematika SMP tingkat Provinsi Sulsel (2009).

Putra sulung pasangan Udhin dan Rosmini yang lahir 1 Maret 1995 ini tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada Matematika. Pada masa sekolah dasar ia sama sekali tidak suka bidang studi ini. Selain susah dan bikin pusing, Matematika juga membosankan. Namun hal ini sudah berubah 180 derajat. Sekarang Matematika menjadi pelajaran favoritnya. Tiap hari sepulang sekolah ia meluangkan waktu selama 2 jam untuk belajar Matematika. Tidak cukup dengan itu, ia pun ikut bergabung dan aktif dalam kegiatan komunitas Siswa Cinta Matematika Sepada (SCAMS), sebuah kelompok belajar yang dirintis tujuh tahun silam oleh guru Matematikanya, Pak Mansyur Eppe.

Menilik sebab kenapa ia senang Matematika, tidak lepas dari lingkungan belajar di sekolahnya. Guru Matematikanya selalu menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar: diskusi kelompok dan belajar di luar kelas. Latihan dan praktik menjawab soal-soal banyak dilakukan di luar kelas. “Saya senang dengan suasana belajar di sekolah. Guru Matematika mengajar kami dengan santai. Kami bisa bertanya kapan dan di mana saja. Saya lebih merasakan bahwa guruku adalah temanku.” Menukil ungkapan hikmah dari Imam Syafi’i, sebuah proses belajar-mengajar akan berhasil jika guru dan murid sama-sama ikhlas. Guru ikhlas mengajar dan siswa ikhlas diajar. Semoga “guruku adalah temanku” yang dirasakan Sandi adalah keikhlasan yang menyebar ke guru lain di sekolah kita. Rama Arisandi Udhin

Para tamu yang berkunjung ke sekolah, sering disuguhiNata de Coco buatan siswa.

Alat dan bahan untuk pembuatan Nata de Coco.

Guru menjadi sahabat siswa dalam pembelajaran.

Page 10: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan PembelajaranPraktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 88

D. Suara Anak D. Suara Anak

89

gula pasir dan satu sendok makan urea. Lalu tambahkan juga satu sendok makan asam cuka. Sampai pH nya mencapai 3 atau 4. Kemudian ditambah satu sendok teh asam sitrat dan satu ujung sendok teh mineral. Hasil tersebut kemudian ditunggu sampai mendidih, dan akan diperoleh medium. Medium tersebut dimasukkan ke dalam nampan steril dan dibiarkan sampai dingin lalu ditutup kertas yang sudah disterilkan. Bila medium sudah dingin, maka bibit Acotobacter xylinum dimasukkan ke dalam medium tadi dan ditutup dengan kertas. Lalu dibiarkan hingga 7-8 hari untuk dipanen.

Tahap pengolahan merupakan kelanjutan dari tahap pembiakan. Nata de Coco hasil panen dicuci dan direndam dengan air bersih selama dua sampai tiga hari. Dalam proses ini air rendaman harus sering diganti. Kemudian Nata de coco dipotong-sesuai ukuran yang

ejak Ibu Endang Mujiati, guru IPA di sekolahku dikehendaki, lalu direbus dan dibuang airnya. Nah, menerapkan metode pembelajaran yang penuh jadilah sekarang Nata de Coco yang siap dikonsumsi. Svariasi, suasana belajar di kelas tidak lagi Sekarang pembelajaran IPA menjadi menyenangkan

membosankan. Salah satu yang paling berkesan adalah untuk kami.saat materi tentang bioteknologi. Saat itu guru mengajak kami untuk memproduksi Nata de Coco. Kami tertantang untuk terlibat aktif dalamproses pembuatan Nata de Coco yang ternyata mudah untuk dipraktikkan dan tidak rumit.

Dalam kegiatan praktikum, kami berbagi tugas. Ada yang membawa air kelapa, mempersiapkan nampan steril, botol steril, dan kertas koran. Alat dan bahan seperti: kompor, panci, saringan, sendok, gula, urea, asam cuka, asam sitrat, mineral dan bibit bakteri acetobacter xilynum telah tersedia di laboratorium IPA. Setelah semua bahan dan perlengkapan siap, kami memulai proses produksi.

Proses produksi terbagi dalam dua tahap yaitu tahap pembiakan medium dan tahap pengolahan. Tahap pembiakan medium dimulai dengan merebus 5 liter air kelapa sampai mendidih, kemudian ditambahkan 250 gram

Belajar Bioteknologi untukBekal Hidup KuAngga Subastian, Siswa Kelas IX MTsN Tlasih, Sidoarjo, Jawa Timur

Guruku adalah TemankuRama Arisandi Udhin, Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Pangkajene, Sulawesi Selatan

erenda cita-cita di atas titian juara seakan menjadi pilihannya. Meski usianya masih sangat belia, Rama Arisandi Udhin sangat getol menjajal kemampuannya di bidang Sains dan Matematika. Berbagai Mkompetisi Sains dan Matematika diikutinya, mulai dari tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, hingga

nasional. Beberapa gelar telah diraih siswa kelas IX SMP Negeri 2 Pangkajene ini, seperti juara kompetisi Matematika antar SMP se-Sulsel, Sulbar, dan Sulteng (2008), juara I Olimpiade Sains Matematika Kabupaten Pangkep, dan juara I Olimpiade Sains Matematika SMP tingkat Provinsi Sulsel (2009).

Putra sulung pasangan Udhin dan Rosmini yang lahir 1 Maret 1995 ini tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada Matematika. Pada masa sekolah dasar ia sama sekali tidak suka bidang studi ini. Selain susah dan bikin pusing, Matematika juga membosankan. Namun hal ini sudah berubah 180 derajat. Sekarang Matematika menjadi pelajaran favoritnya. Tiap hari sepulang sekolah ia meluangkan waktu selama 2 jam untuk belajar Matematika. Tidak cukup dengan itu, ia pun ikut bergabung dan aktif dalam kegiatan komunitas Siswa Cinta Matematika Sepada (SCAMS), sebuah kelompok belajar yang dirintis tujuh tahun silam oleh guru Matematikanya, Pak Mansyur Eppe.

Menilik sebab kenapa ia senang Matematika, tidak lepas dari lingkungan belajar di sekolahnya. Guru Matematikanya selalu menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar: diskusi kelompok dan belajar di luar kelas. Latihan dan praktik menjawab soal-soal banyak dilakukan di luar kelas. “Saya senang dengan suasana belajar di sekolah. Guru Matematika mengajar kami dengan santai. Kami bisa bertanya kapan dan di mana saja. Saya lebih merasakan bahwa guruku adalah temanku.” Menukil ungkapan hikmah dari Imam Syafi’i, sebuah proses belajar-mengajar akan berhasil jika guru dan murid sama-sama ikhlas. Guru ikhlas mengajar dan siswa ikhlas diajar. Semoga “guruku adalah temanku” yang dirasakan Sandi adalah keikhlasan yang menyebar ke guru lain di sekolah kita. Rama Arisandi Udhin

Para tamu yang berkunjung ke sekolah, sering disuguhiNata de Coco buatan siswa.

Alat dan bahan untuk pembuatan Nata de Coco.

Guru menjadi sahabat siswa dalam pembelajaran.

Page 11: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan PembelajaranPraktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 90 91

Guru FavoritkuGuru Favoritkungkapan kata hati siswa tentang guru yang paling disenangi sepantasnya jadi bahan refleksi guru. Ekspresi itu tentu jadi bahan renungan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan diri guru. Tidakkah Uguru arif dan bijaksana berempati dengan menyimak feedback siswanya? Bukankah guru profesional dan

visioner sepatutnya punya JURNAL REFLEKSI? Saat siswa punya alasan memilih guru favorit, hal itu merupakan kearifan siswa yang memperkaya isi JURNAL REFLEKSI seorang guru. Dalam pandangan siswa, metode mengajar, sikap-mental, motivasi dan empati pada siswa terpaut satu dalam wujud cinta mapel, hormat dan santun terhadap guru. Tipe guru seperti apa yang paling disenangi? Kenapa disukai? Mereka punya alasan. Seperti kata mereka di bawah ini.

itti Maghfirah membimbing, santai saat mengajar tapi mudah Adnan, Kelas IX- dimengerti. Guru yang memberi kami kesempatan SBilingual, SMPN 1 berdiskusi dan juga menghargai karya siswa." Ia

Pangkajene, Sidrap. Hobbi: mencontohkan metode pelajaran yang diterapkan baca buku. Cita-cita: Jadi guru PKN-nya. Astronot. Prestasi: Juara 1 umum sejak kelas 1 hingga kelas 3. Mapel Favorit: Muh. Ardiman, Kelas VIII fisika, bahasa Inggris, dan SMPN 1 Lilirilau, Soppeng. sejarah. Guru favorit: Prestasi: Juara III Umum "Saya paling suka guru sekolah. Mapel favorit: yang punya metode mengajar yang bervariasi, seperti matematika. Guru favorit: belajar kelompok, membimbing, bekerjasama dalam "Saya suka guru yang peduli mengembangkan ide-ide dan karya. Selain itu saya dan selalu mendorong suka guru yang selalu menyenangkan, berteman dan siswa berkarya, dan yang akrab dengan kami, membantu kami jika ada cara mengajarnya sangat masalah," katanya. baik, menyenangkan dan

cepat dimengerti, seperti berdiskusi kelompok,

Vivi Feromida, Kelas m e m b e r i t e k a - t e k i VIII.1, SMPN 4 Dua Pitue. pelajaran."Prestasi: Juara 1 umum sekolah. Mapel favorit: Matematika dan IPS. Guru Saptani Ramdhani. favorit: "Saya suka guru Kelas VIIl-2 SMP Negeri 4 yang bersahabat dengan Baranti, Sidrap. Prestasi: siswa, cara mengajarnya Juara 3 umum sekolah. santai tapi bisa saya Mapel favorit: Bahasa pahami. Penjelasannya Inggris. Guru favorit: "I mudah dimengerti, dan like English. I like my suka memberi tugas English teacher." Cara kelompok serta membuat menga j a rnya se l a l u belajar sambil bermain dan berkreasi." membuat kami aktif. Ada

lembar kerja, media Syamsiah Syamuddin, Kelas m e n a r i k , d i s k u s i IX SMPN 1 Lilirilau, Soppeng. kelompok, ada penilaian Prestasi: Juara 1 Umum hasil karya siswa.”sekolah. Mapel favorit: IPA. Guru favorit: "Saya suka guru yang suka memberi motivasi,

ay a P i n d i S e p r i l l a . Bersekolah di SMP Negeri S11 Binjai dan duduk di

kelas IX-1. Lewat tulisan ini saya hendak membagi proses belajar yang terjadi di sekolah kami.

Sudah 3 tahun saya mengenyam pendidikan di SMPN 11 Binjai. Setahun belakangan banyak perubahan tejadi di sini. Salah satunya adalah proses belajar mengajar. Di sekolah kami, belajar sekarang menjadi menyenangkan.

Dulu tidak seperti itu. Sewaktu saya duduk di kelas VII, kami belajar dengan cara umum. Duduk berbaris . Namun sekarang seiring waktu, cara kami belajar berubah.Sekarang

saat presentasi tiba, kami sukses melakukannya. Saya kami duduk berkelompok, lebih girang minta ampun. Itulah keuntungan dari belajar sering berdiskusi dan kami merasa lebih bebas.berkelompok. Belajar berkelompok juga tidak mudah. Kadang dua atau tiga orang saja yang berkontribusi Saya menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam kelompok. Tapi ini tantangan, kami harus kreatif (IPA). Dari dulu saya sudah suka, tetapi sekarang saya untuk mengatasinya.makin keranjingan dengan pelajaran itu. Yang

membuat saya bisa begitu, karena kami tidak lagi terus menerus belajar teori. Sekarang kami sudah mengadakan praktek di luar kelas. Jadi kami bisa mengetahui langsung apa yang ada di alam.

Bagi saya, mengerjakan soal-soal latihan dari guru secara individu, itu agak susah. Susahnya karena kita bekerja sendiri. Tapi sekarang, karena kami duduk berkelompok, kami bisa menjawab soal bersama-sama. Jadi latihan yang diberikan guru terasa lebih ringan.

S e k a l i k e t i k a , k a m i d i m i n t a mempresentasikan hasil diskusi tentang bioteknologi. Kami bekerja keras membuat presentasi itu sebaik mungkin. Kami membagi-bagi tugas agar gampang. Ketika

Belajar Menyenangkan di SMPN 11 Binjai

D. Suara Anak D. Suara Anak

Page 12: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan PembelajaranPraktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 90 91

Guru FavoritkuGuru Favoritkungkapan kata hati siswa tentang guru yang paling disenangi sepantasnya jadi bahan refleksi guru. Ekspresi itu tentu jadi bahan renungan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan diri guru. Tidakkah Uguru arif dan bijaksana berempati dengan menyimak feedback siswanya? Bukankah guru profesional dan

visioner sepatutnya punya JURNAL REFLEKSI? Saat siswa punya alasan memilih guru favorit, hal itu merupakan kearifan siswa yang memperkaya isi JURNAL REFLEKSI seorang guru. Dalam pandangan siswa, metode mengajar, sikap-mental, motivasi dan empati pada siswa terpaut satu dalam wujud cinta mapel, hormat dan santun terhadap guru. Tipe guru seperti apa yang paling disenangi? Kenapa disukai? Mereka punya alasan. Seperti kata mereka di bawah ini.

itti Maghfirah membimbing, santai saat mengajar tapi mudah Adnan, Kelas IX- dimengerti. Guru yang memberi kami kesempatan SBilingual, SMPN 1 berdiskusi dan juga menghargai karya siswa." Ia

Pangkajene, Sidrap. Hobbi: mencontohkan metode pelajaran yang diterapkan baca buku. Cita-cita: Jadi guru PKN-nya. Astronot. Prestasi: Juara 1 umum sejak kelas 1 hingga kelas 3. Mapel Favorit: Muh. Ardiman, Kelas VIII fisika, bahasa Inggris, dan SMPN 1 Lilirilau, Soppeng. sejarah. Guru favorit: Prestasi: Juara III Umum "Saya paling suka guru sekolah. Mapel favorit: yang punya metode mengajar yang bervariasi, seperti matematika. Guru favorit: belajar kelompok, membimbing, bekerjasama dalam "Saya suka guru yang peduli mengembangkan ide-ide dan karya. Selain itu saya dan selalu mendorong suka guru yang selalu menyenangkan, berteman dan siswa berkarya, dan yang akrab dengan kami, membantu kami jika ada cara mengajarnya sangat masalah," katanya. baik, menyenangkan dan

cepat dimengerti, seperti berdiskusi kelompok,

Vivi Feromida, Kelas m e m b e r i t e k a - t e k i VIII.1, SMPN 4 Dua Pitue. pelajaran."Prestasi: Juara 1 umum sekolah. Mapel favorit: Matematika dan IPS. Guru Saptani Ramdhani. favorit: "Saya suka guru Kelas VIIl-2 SMP Negeri 4 yang bersahabat dengan Baranti, Sidrap. Prestasi: siswa, cara mengajarnya Juara 3 umum sekolah. santai tapi bisa saya Mapel favorit: Bahasa pahami. Penjelasannya Inggris. Guru favorit: "I mudah dimengerti, dan like English. I like my suka memberi tugas English teacher." Cara kelompok serta membuat menga j a rnya se l a l u belajar sambil bermain dan berkreasi." membuat kami aktif. Ada

lembar kerja, media Syamsiah Syamuddin, Kelas m e n a r i k , d i s k u s i IX SMPN 1 Lilirilau, Soppeng. kelompok, ada penilaian Prestasi: Juara 1 Umum hasil karya siswa.”sekolah. Mapel favorit: IPA. Guru favorit: "Saya suka guru yang suka memberi motivasi,

ay a P i n d i S e p r i l l a . Bersekolah di SMP Negeri S11 Binjai dan duduk di

kelas IX-1. Lewat tulisan ini saya hendak membagi proses belajar yang terjadi di sekolah kami.

Sudah 3 tahun saya mengenyam pendidikan di SMPN 11 Binjai. Setahun belakangan banyak perubahan tejadi di sini. Salah satunya adalah proses belajar mengajar. Di sekolah kami, belajar sekarang menjadi menyenangkan.

Dulu tidak seperti itu. Sewaktu saya duduk di kelas VII, kami belajar dengan cara umum. Duduk berbaris . Namun sekarang seiring waktu, cara kami belajar berubah.Sekarang

saat presentasi tiba, kami sukses melakukannya. Saya kami duduk berkelompok, lebih girang minta ampun. Itulah keuntungan dari belajar sering berdiskusi dan kami merasa lebih bebas.berkelompok. Belajar berkelompok juga tidak mudah. Kadang dua atau tiga orang saja yang berkontribusi Saya menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam kelompok. Tapi ini tantangan, kami harus kreatif (IPA). Dari dulu saya sudah suka, tetapi sekarang saya untuk mengatasinya.makin keranjingan dengan pelajaran itu. Yang

membuat saya bisa begitu, karena kami tidak lagi terus menerus belajar teori. Sekarang kami sudah mengadakan praktek di luar kelas. Jadi kami bisa mengetahui langsung apa yang ada di alam.

Bagi saya, mengerjakan soal-soal latihan dari guru secara individu, itu agak susah. Susahnya karena kita bekerja sendiri. Tapi sekarang, karena kami duduk berkelompok, kami bisa menjawab soal bersama-sama. Jadi latihan yang diberikan guru terasa lebih ringan.

S e k a l i k e t i k a , k a m i d i m i n t a mempresentasikan hasil diskusi tentang bioteknologi. Kami bekerja keras membuat presentasi itu sebaik mungkin. Kami membagi-bagi tugas agar gampang. Ketika

Belajar Menyenangkan di SMPN 11 Binjai

D. Suara Anak D. Suara Anak

Page 13: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran92 93

Pembelajaran Menyenangkan di Mata SiswaPembelajaran Menyenangkan di Mata Siswa

anyak perubahan di Bmadrasah yang

sangat bermanfaat bagi saya. Salah satunya adalah kegiatan diskusi. Dengan diskusi, masalah menjadi lebih mudah dipecahkan. Diskusi menjembatani berbagai pendapat yang dapat memperkaya jawaban atas masalah yang dibahas.

Demikian cuplikan testimoni R. Nia Romdona, siswi MTsN Kota Bogor, pada acara District Showcase di Kota Bogor. Dalam presentasi di hadapan para guru, pengawas, karya siswa, dan media/ sumber belajar yang lebih pejabat dari dinas pendidikan dan kementerian kaya.agama itu, Nia tampak penuh percaya diri dalam memberikan uraian ihwal perubahan di Khusus tentang kerja kelompok, Nia menuturkan, madrasahnya sebagai dampak program DBE3. “Kerja kelompok itu menumbuhkan kekompakan

dan menguji keberanian dalam menyampaikan hasil Menurutnya, perubahan nyata meliputi, antara lain: kerja kelompok. Kami tidak hanya paham, tapi juga seting tempat duduk, kerja berkelompok, cara bisa menjelaskan kembali. Dengan kerja kelompok, mengajar guru yang bervariasi, pemajangan hasil mengerjakan tugas jadi lebih efisien juga.”

Nia mengaku senang dengan proses belajar yang dapat menggali potensi dan berharap pendidikan di Indonesia meningkat dan diakui di mata dunia internasional.

D. Suara Anak

iswa dapat merasakan penampilan guru yang nyaman ketika mereka mengajara. Bahkan Umi Nikmatus Salamah, Smereka mampu menilai guru yang berhasil Kelas VIII MTs N Bener,

membawakan materi pelajaran. Ukurannya mudah, Purworejoseperti yang mereka ungkapkan di bawah. Para siswa “Saya senang belajar dengan ini mengomentari cara mengajara guru-gurunya yang bapak dan ibu guru sekarang ini, telah mengikuti pelatihan BTL2. karena terkadang mereka suka

mengajak kami belajar di luar kelas. Selain itu saya dapat membuat media sendiri dan dipajang di dalam kelas.”

Saiful Ardi, Kelas VII MTsN Takalala, Soppeng“Belajar dan bekerja sama Irma Dwi Maulina, dalam kelompok membuat Kelas VIII SMPN 3 saya akrab dengan teman- Colomadu, Karanganyar t emanku . S ay a b i s a “Model belajar yang mengkritik mereka dan diterapkan guru kami m e r e k a j u g a b i s a saat ini cukup menarik, mengkritik saya,” kata yaitu siswa aktif. Dengan Saiful Ardi cara seperti ini, siswa

lebih aktif mengikuti pembelajaran dari guru.

Tidak seperti dahulu. Megawati, Kelas VIII, Pola duduk di kelas juga SMPN 2 Baranti, Sidrap diterapkan lebih variatif Ok! Saya merasa tidak dan tidak membosankan, seperti bis berderet. Satu lagi, seperti belajar, tapi di kelas sudah ada papan pajang. Kami dapat bermain! Tapi, saya memajangkan hasil karya di papan pajang tersebut. paham pelajaranku. Sebagai siswa, kami juga merasa dihargai karena dapat Saya sangat senang menampilkan karya-karya kami. Hal ini membuat kami k a l a u g u r u k u tertarik mengikuti pelajaran. Saat belajar IPA tentang membawa kami untuk batu-batuan, kami tidak hanya mendapatkan gambar

belajar di luar kelas,. karena hal itu bisa membuat saya batu dari buku, tetapi kita bisa mencari dan menemukan cepat paham pelajaran,” ungkap Megawati. batu-batu tersebut di lapangan. Setelah mengumpulkan

jadi satu, batu disusun berdasarkan jenisnya. Saat mengerjakan soal, kami masih ingat jenis-jenis batu telah kami kumpulkan dari lapangan. Cara ini membuat kami bersemangat dan memudahkan kami dalam menjawab soal.”

Dengan Diskusi, Masalah Mudah DipecahkanDengan Diskusi, Masalah Mudah Dipecahkan

D. Suara Anak

R. Nia Romdona, siswi MTsN Kota Bogor, Jawa Barat

Page 14: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran92 93

Pembelajaran Menyenangkan di Mata SiswaPembelajaran Menyenangkan di Mata Siswa

anyak perubahan di Bmadrasah yang

sangat bermanfaat bagi saya. Salah satunya adalah kegiatan diskusi. Dengan diskusi, masalah menjadi lebih mudah dipecahkan. Diskusi menjembatani berbagai pendapat yang dapat memperkaya jawaban atas masalah yang dibahas.

Demikian cuplikan testimoni R. Nia Romdona, siswi MTsN Kota Bogor, pada acara District Showcase di Kota Bogor. Dalam presentasi di hadapan para guru, pengawas, karya siswa, dan media/ sumber belajar yang lebih pejabat dari dinas pendidikan dan kementerian kaya.agama itu, Nia tampak penuh percaya diri dalam memberikan uraian ihwal perubahan di Khusus tentang kerja kelompok, Nia menuturkan, madrasahnya sebagai dampak program DBE3. “Kerja kelompok itu menumbuhkan kekompakan

dan menguji keberanian dalam menyampaikan hasil Menurutnya, perubahan nyata meliputi, antara lain: kerja kelompok. Kami tidak hanya paham, tapi juga seting tempat duduk, kerja berkelompok, cara bisa menjelaskan kembali. Dengan kerja kelompok, mengajar guru yang bervariasi, pemajangan hasil mengerjakan tugas jadi lebih efisien juga.”

Nia mengaku senang dengan proses belajar yang dapat menggali potensi dan berharap pendidikan di Indonesia meningkat dan diakui di mata dunia internasional.

D. Suara Anak

iswa dapat merasakan penampilan guru yang nyaman ketika mereka mengajara. Bahkan Umi Nikmatus Salamah, Smereka mampu menilai guru yang berhasil Kelas VIII MTs N Bener,

membawakan materi pelajaran. Ukurannya mudah, Purworejoseperti yang mereka ungkapkan di bawah. Para siswa “Saya senang belajar dengan ini mengomentari cara mengajara guru-gurunya yang bapak dan ibu guru sekarang ini, telah mengikuti pelatihan BTL2. karena terkadang mereka suka

mengajak kami belajar di luar kelas. Selain itu saya dapat membuat media sendiri dan dipajang di dalam kelas.”

Saiful Ardi, Kelas VII MTsN Takalala, Soppeng“Belajar dan bekerja sama Irma Dwi Maulina, dalam kelompok membuat Kelas VIII SMPN 3 saya akrab dengan teman- Colomadu, Karanganyar t emanku . S ay a b i s a “Model belajar yang mengkritik mereka dan diterapkan guru kami m e r e k a j u g a b i s a saat ini cukup menarik, mengkritik saya,” kata yaitu siswa aktif. Dengan Saiful Ardi cara seperti ini, siswa

lebih aktif mengikuti pembelajaran dari guru.

Tidak seperti dahulu. Megawati, Kelas VIII, Pola duduk di kelas juga SMPN 2 Baranti, Sidrap diterapkan lebih variatif Ok! Saya merasa tidak dan tidak membosankan, seperti bis berderet. Satu lagi, seperti belajar, tapi di kelas sudah ada papan pajang. Kami dapat bermain! Tapi, saya memajangkan hasil karya di papan pajang tersebut. paham pelajaranku. Sebagai siswa, kami juga merasa dihargai karena dapat Saya sangat senang menampilkan karya-karya kami. Hal ini membuat kami k a l a u g u r u k u tertarik mengikuti pelajaran. Saat belajar IPA tentang membawa kami untuk batu-batuan, kami tidak hanya mendapatkan gambar

belajar di luar kelas,. karena hal itu bisa membuat saya batu dari buku, tetapi kita bisa mencari dan menemukan cepat paham pelajaran,” ungkap Megawati. batu-batu tersebut di lapangan. Setelah mengumpulkan

jadi satu, batu disusun berdasarkan jenisnya. Saat mengerjakan soal, kami masih ingat jenis-jenis batu telah kami kumpulkan dari lapangan. Cara ini membuat kami bersemangat dan memudahkan kami dalam menjawab soal.”

Dengan Diskusi, Masalah Mudah DipecahkanDengan Diskusi, Masalah Mudah Dipecahkan

D. Suara Anak

R. Nia Romdona, siswi MTsN Kota Bogor, Jawa Barat

Page 15: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 94

na Zulia Alfi Jannah Nama lengkapku. Aku adalah siswa SMPN 1 Tahunan, Jepara, Jawa ITengah. Itulah perkenalan Ina di hadapan

peserta Lokakarya Best Practices dan Diseminasi. Ia menjadi salah satu narasumber DBE3 dengan mengangkat tema perpustakaan kelas. Peserta tampak terpukau dengan penuturan awalnya itu. Gadis manis yang oleh teman-temannya dijuluki gadis pendiam dan manja itu tidak lagi menunjukkan sifat pendiam dan manjanya di depan para peserta.

“Aku sekarang lebih berani,” kata anak kelas IX itu membandingkan dirinnya dengan waktu di SD. Apa yang dikatakannya itu memang benar. Hal itu tampak ketika Ina mengemukakan pendapatnya di acara pelatihan Toolkit Not One Less di Kabupaten Jepara. berpendapat dan berkreasi, lama-lama aku jadi lebih PD deh,”

tutur Ina. Bukan hanya itu, menurutnya ketika sekolah Bukti lain adalah keberhasilannya dalam memberi kepercayaan penuh kepada siswa kelas VIIa untuk mengelola perpustakaan kelas di sekolahnya. Di mengelola perpustakaan kelas, jiwa kemandiriannya mulai samping itu, Ina juga kerap didaulat menjadi MC terbangun. “Bekal yang sudah sekolahku berikan sangat dalam setiap acara yang diadakan di sekolahnya. berguna bagiku untuk melangkah lebih maju,” kata Ina bangga.

Sebelumnya, seperti diakuinya, ia masih ragu untuk berkreasi dan mengembangkan ide di

Senang Memecahkan Masalahsekolahnya. Ia merasa kurang diberi kesempatan untuk itu. “Pas masuk di SMPN 1 Tahunan ketika

Cerita lain berasal dari seorang siswa MTsN Kudus, Jawa pembelajaran anak-anak selalu didorong untuk Tengah. Gadis manis pemberani ini menyebut dirinya Iza. “Namaku Iza, lengkapnya Ibriza,” kata dia memperkenalkan diri di depan para peserta lokakarya dan desiminasi DBE 3. Perkenalan yang di lanjutkan dengan penuturan pengalamannya itu membuat para peserta terpukau. Problem-based teaching yang diterapkan oleh gurunya mengubah dirinya menjadi siswa yang cerdas dan berani. Kesiapannya untuk berbicara di depan peserta lokakarya merupakan bukti konkret dampak positif pembelajaran yang mendorong siswa aktif, kreatif dan berani.

Aku lebih Berani

Ina ketika mengemukakan pendapat di acara pelatihan toolkit Not One Less di Kabupaten Jepara

Ibriza saat tampil dalam showcase sekolah di Kudus.

D. Suara Anak

95Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran

“Aku punya keberanian karena guru – guruku memberikan banyak kesempatan,” tuturnya kepada staf DBE3 yang sempat menanyainya. Gadis kelahiran Kudus ini juga tak kalah dalam bidang akademis. Di samping menjadi juara kelas, ia pernah menjadi juara dalam Lomba Fisika. Bahkan, dalam lomba kader kesehatan yang diadakan oleh Kabupaten Kudus, ia menyabet gelar Juara I.

Iza dan Ina adalah contoh potret siswa di sekolah mitra DBE3. Masih ada ribuan siswa lainya yang mempunyai cerita senada tentang bagaimana sekolah selalu mendorong dan mengasah mereka untuk menjadi anak yang kreatif dan berani.

Menang Lomba Pidato karena Sering Presentasi

Angga Wiranda, Siswa SMPN 1 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara, berhasil menjuarai lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2010. “Semua ini karena saya terbiasa berbicara di depan kelas. Di sekolah, cara belajar kami agak berbeda. Kami belajar berkelompok dan banyak berdiskusi. Hasil diskusi selalu dipresentasikan di depan kelas. Berbicara di depan kelas itu tidak mudah. Saya harus mampu menjelaskan hasil diskusi dengan baik. Cara menyampaikan juga harus jelas dan percaya diri,” katanya bercerita.

Angga mengaku bahwa gurunya sering mengajak berkompetesi dan melemparkan pertanyaan, kemudian mereka berlomba mengangkat tangan. Jawaban yang benar akan menambah nilai. “Kami senang dengan itu. Dulu kami duduk berbaris. Kami lebih banyak mendengarkan penjelasan guru. Kami jarang berdiskusi. Kami jarang pula mempresentasikan hasil belajar kami. Sekarang kami sudah sering berbicara di depan kelas,” katanya lagi.

Ia sering mewakili kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Karena sering berbicara di depan kelas, ia jadi lebih percaya diri. Ketika ikut lomba pidato, ia sama sekali tidak merasa takut.

D. Suara Anak

Angga Wiranda,

Page 16: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 94

na Zulia Alfi Jannah Nama lengkapku. Aku adalah siswa SMPN 1 Tahunan, Jepara, Jawa ITengah. Itulah perkenalan Ina di hadapan

peserta Lokakarya Best Practices dan Diseminasi. Ia menjadi salah satu narasumber DBE3 dengan mengangkat tema perpustakaan kelas. Peserta tampak terpukau dengan penuturan awalnya itu. Gadis manis yang oleh teman-temannya dijuluki gadis pendiam dan manja itu tidak lagi menunjukkan sifat pendiam dan manjanya di depan para peserta.

“Aku sekarang lebih berani,” kata anak kelas IX itu membandingkan dirinnya dengan waktu di SD. Apa yang dikatakannya itu memang benar. Hal itu tampak ketika Ina mengemukakan pendapatnya di acara pelatihan Toolkit Not One Less di Kabupaten Jepara. berpendapat dan berkreasi, lama-lama aku jadi lebih PD deh,”

tutur Ina. Bukan hanya itu, menurutnya ketika sekolah Bukti lain adalah keberhasilannya dalam memberi kepercayaan penuh kepada siswa kelas VIIa untuk mengelola perpustakaan kelas di sekolahnya. Di mengelola perpustakaan kelas, jiwa kemandiriannya mulai samping itu, Ina juga kerap didaulat menjadi MC terbangun. “Bekal yang sudah sekolahku berikan sangat dalam setiap acara yang diadakan di sekolahnya. berguna bagiku untuk melangkah lebih maju,” kata Ina bangga.

Sebelumnya, seperti diakuinya, ia masih ragu untuk berkreasi dan mengembangkan ide di

Senang Memecahkan Masalahsekolahnya. Ia merasa kurang diberi kesempatan untuk itu. “Pas masuk di SMPN 1 Tahunan ketika

Cerita lain berasal dari seorang siswa MTsN Kudus, Jawa pembelajaran anak-anak selalu didorong untuk Tengah. Gadis manis pemberani ini menyebut dirinya Iza. “Namaku Iza, lengkapnya Ibriza,” kata dia memperkenalkan diri di depan para peserta lokakarya dan desiminasi DBE 3. Perkenalan yang di lanjutkan dengan penuturan pengalamannya itu membuat para peserta terpukau. Problem-based teaching yang diterapkan oleh gurunya mengubah dirinya menjadi siswa yang cerdas dan berani. Kesiapannya untuk berbicara di depan peserta lokakarya merupakan bukti konkret dampak positif pembelajaran yang mendorong siswa aktif, kreatif dan berani.

Aku lebih Berani

Ina ketika mengemukakan pendapat di acara pelatihan toolkit Not One Less di Kabupaten Jepara

Ibriza saat tampil dalam showcase sekolah di Kudus.

D. Suara Anak

95Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran

“Aku punya keberanian karena guru – guruku memberikan banyak kesempatan,” tuturnya kepada staf DBE3 yang sempat menanyainya. Gadis kelahiran Kudus ini juga tak kalah dalam bidang akademis. Di samping menjadi juara kelas, ia pernah menjadi juara dalam Lomba Fisika. Bahkan, dalam lomba kader kesehatan yang diadakan oleh Kabupaten Kudus, ia menyabet gelar Juara I.

Iza dan Ina adalah contoh potret siswa di sekolah mitra DBE3. Masih ada ribuan siswa lainya yang mempunyai cerita senada tentang bagaimana sekolah selalu mendorong dan mengasah mereka untuk menjadi anak yang kreatif dan berani.

Menang Lomba Pidato karena Sering Presentasi

Angga Wiranda, Siswa SMPN 1 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara, berhasil menjuarai lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2010. “Semua ini karena saya terbiasa berbicara di depan kelas. Di sekolah, cara belajar kami agak berbeda. Kami belajar berkelompok dan banyak berdiskusi. Hasil diskusi selalu dipresentasikan di depan kelas. Berbicara di depan kelas itu tidak mudah. Saya harus mampu menjelaskan hasil diskusi dengan baik. Cara menyampaikan juga harus jelas dan percaya diri,” katanya bercerita.

Angga mengaku bahwa gurunya sering mengajak berkompetesi dan melemparkan pertanyaan, kemudian mereka berlomba mengangkat tangan. Jawaban yang benar akan menambah nilai. “Kami senang dengan itu. Dulu kami duduk berbaris. Kami lebih banyak mendengarkan penjelasan guru. Kami jarang berdiskusi. Kami jarang pula mempresentasikan hasil belajar kami. Sekarang kami sudah sering berbicara di depan kelas,” katanya lagi.

Ia sering mewakili kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Karena sering berbicara di depan kelas, ia jadi lebih percaya diri. Ketika ikut lomba pidato, ia sama sekali tidak merasa takut.

D. Suara Anak

Angga Wiranda,

Page 17: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 96

Risma Reskana Gunawan:

Pameran Hasil Karya Siswa Jadi Kegiatan Tahunan Dinas Pendidikan

idak puas district showcase berlangsung sehari saja, Risma siswa kelas VIII SMPN 1 Tellulimpoe Sidrap, Sulawesi Selatan, Tmeminta agar kegiatan seperti ini dilaksanakan oleh dinas

pendidikan setiap tahunnya. “Saya senang seandainya pameran ini bisa berlangsung dua atau tiga hari. Tapi saya lebih senang lagi kalau pameran ini dilaksanakan setiap tahun, khususnya pada saat memperingati hari Pendidikan Nasional. Ini saya usulkan ke dinas pendidikan atau DBE3,” katanya saat diminta pendapatnya tentang kegiatan ini.

Ia menjelaskan manfaat showcase hasil pembelajaran, antara lain: menjadi arena unjuk kompetensi kami, memberikan penghargaan terhadap hasil karya belajar kami, dan sangat memotivasi kami untuk berkarya. “Di kegiatan ini, saya merasa dibuatkan panggung pementasan hasil karya. Lebih enjoy rasanya di sekolah,” imbuhnya.

Bebas Berpendapat

aya adalah pelajar di SMP Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan. Saya masih baru di sekolah ini, tapi izinkan saya menceritakan Spengalaman baru saya di sini.

Ketika saya pindah ke sekolah ini, proses belajar yang berlangsung seperti sekolah umumnya. Namun beberapa minggu kemudian setelah guru kami dilatih DBE3, cara belajar kami berubah. Perubahan pertama yang terasa adalah sistem belajar dari individual menjadi belajar bersama (kelompok). Menurut guru dan kepala sekolah, perubahan itu karena sekolah kami akan menjadi Sekolah Standart Nasional (SSN).

Berdasarkan perubahan itu, saya belajar bahwa belajar secara individual dan kelompok sangat jauh berbeda. Ketika belajar secara individual kami merasa sulit untuk mengutarakan dan menjelaskan pendapat; kami tidak bebas berkata-kata. Tapi setelah sistem berubah, kami bebas mengutarakan pendapat tanpa harus takut dengan penolakan atau perbedaan pendapat.

S. Yuliana

D. Suara Anak

Risma Reskana Gunawan

Page 18: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran97

mam Aifruq punya punya kesan tersendiri dengan SMPN 1 Batang Angkola, Sumatera Utara. Remaja pemuja Argentina di World Cup I2010 ini, begitu menikmati praktik pembelajaran di sekolahnya.

“Aku lebih suka suasana belajar sejak guru-guru di sekolah lebih banyak mengajari siswa dengan praktik,” ungkap Imam. “Dulu guru banyak bicara, sangat membosankan, sekarang tidak lagi!” tambah pelajar pencinta matematika ini.

Sejak menjadi mitra DBE3, SMPN 1 Batangkola banyak berbenah. Guru aktif mempraktikan contextual teaching learning (CTL) dalam mengampuh pembelajaran. Siswa lebih sering belajar di luar kelas; memanfaatkan lingkungan sekolah. Siswa juga didorong berdiskusi dan menemukan sendiri konsep pembelajaran. "Guru di sekolah kami telah banyak berubah," ujar Imam yang lahir 22 November 1996.

SMPN 1 Batang Angkola rajin berinovasi. Demi mendongkrak kemampuan berbahasa Inggris, siswa diperkenalkan dengan konsep “English Session” (ES). ES adalah siswa berpidato bahasa Inggris secara rutin. Kegiatan itu dilaksanakan setiap jadwal upacara.

Menurut Imam, ES bisa membantu siswa untuk lebih baik. Selain membutuhkan keberanian, ES juga menuntut persiapan. Karena relatif baru, banyak siswa yang masih ragu mengajukan diri untuk berpidato. Selama ini masih ditunjuk oleh guru. “Seharusnya siswa lebih terampil dan berani melatih diri,” ujar pria berbintang Sagitarius ini.

D. Suara Anak

Imam Aifruq dan teman-temannya saat tampil dalam kegiatan showcase sekolah di daerahnya. Kegiatan praktik membuatnya dapat menikmati proses pembelajaran.

Menikmati karena Banyak Praktik

Imam Aifruq

Page 19: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran 99

engikuti membantunya.kompetisi Mbukan Cara belajar di sekolah kami memang berbeda.

perkara gampang bagi Hubungan kami dengan guru terasa lebih dekat. saya. Selain banyak pesaing, soal-soal yang disajikan Kami diizinkan untuk menyampaikan pendapat. juga beragam, tidak mudah untuk mengerjakannya. Ruang kelas kami juga tampak berbeda. Banyak Ini benar-benar kompetisi yang ketat. karya kami yang menempel di sekujur dinding kelas.

Situasi belajar kami itu membuat saya lebih nyaman Saya cukup tertolong dalam persiapan karena mempersiapkan diri. Saya pun lebih percaya diri metode pembelajaran yang dijalankan di sekolah. untuk menghadapi kompetisi. Di sekolah kami belajar secara berkelompok. Dalam kelompok kami dibiasakan untuk bertukar pendapat. Perbedaan pendapat hal yang biasa. Kami bisa menerima itu dengan baik.

Hal yang menyenangkan dalam belajar berkolompok, kami bisa berbagi pengetahuan. Soal-soal matematika yang rumit misalnya, bisa kami selesaikan bersama-sama. Jika saya kurang mengerti cara menyelesaikan salah satu soal, saya bisa tertanya kepada kawan saya yang lebih paham. Dia akan membantu saya untuk mengerjakannya. Cara dia menjelaskan juga lebih sederhana dan lebih cepat saya mengerti. Begitu pula sebaliknya, jika saya yang lebih mengerti maka saya akan

Lebih Mudah Mengerjakan SoalLebih Mudah Mengerjakan Soal

D. Suara Anak

Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP Negeri 2 Binjai. Saat menulis cerita ini, saya tengah mempersiapkan diri menghadapi final kompetisi matematika PASIAD se-Indonesia.

Siswa SMPN 2 Binjai membacakan hasil uji coba IPA tentang pesawat sederhana. Lewat presentasi, siswa semakin percaya diri untuk menyatakan pendapatnya. SMPN 2 Binjai juga memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Halaman sekolah yang tidak begitu luas, tidak menjadi halangan bagi sekolah ini untuk mempraktikkan pembelajaran aktif.

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 98

D. Suara Anak

ntuk matahari kami, bapak-ibu kepala sekolah. Selaksa amanat mulia bertumpu di pundak bapak-ibu. Ingin sekali kami Uukirkan prestasi karena kerja keras, ketulusan dan cinta

bapak-ibu kepada kami. Juga, ingin sekali kami maju karena bapak-ibu menghargai pendapat dan kesaksian kami. Karena itu, inilah perhargaan kami. Setahu kami, bapak-ibu sebagai pendidik bertanggung jawab memberi pembelajaran yang baik dan terus melaksanakan program perbaikan pembelajaran.

Sebagai inovator, bapak-ibu melakukan pembaharuan di bidang pembelajaran. Sebagai penyelia, bapak-ibu mengerjakan supervisi di kelas. Sebagai motivator, bapak-ibu memberikan penghargaan dan hukuman kepada kami. Sebagai pemimpin, bapak-ibu mengutamakan kebutuhan siswa.

Harapan-harapan siswa ini terangkum dari diskusi kelompok terarah (focused group discussion) siswa sekolah mitra DBE3. Bahkan mereka mendesak kepala sekolahnya menjawab usulan-usulan mereka.

Dwi Ulfa Junianti, Kelas IXA, Ahmad Suyudi, Kelas IXD, SMPN 2 Pangkep SMPN 1 Ma’rang, Pangkep

Buat kepala sekolahku: Buat Kepala Sekolahku:lAjak semua guru kami menerapkan pelajaran lKiranya tidak ada lagi guru yang suka korupsi

aktif dan kontekstual. waktu.lKami usul, agar guru kami tidak hanya lKiranya membuat tata tertib untuk guru.

berpatokan pada buku teksnya saja sebagai Kalau siswa dihukum, guru juga harus sumber belajar. Akan tetapi, lingkungan dan dihukum.masyarakat juga d i gunakan da l am lKiranya guru menarik cara mengajarnyapembelajaran. lTidak suka marah-marah kalau ditanya,

apalagi kalau dikritik.

Ina Wahyuni, Kelas IXA, MTsN Biringkanaya, Makasar Miftahul, Kelas VIII-D,

SMPN 11 MakasarBuat Kepala Sekolahku:lKiranya mengajak semua guru disiplin Buat Kepala Sekolahku:

mengajar. lMotivasi guru kami agar memperbaiki cara lMeminta guru menerapkan pembelajaran mengajar

aktif, rileks, dan menantang. lIngatkan guru kami agar saat mengajar tidak lKami lebih senang belajar dengan praktik dan banyak berceramah, tapi lebih banyak praktik.

kerja kelompok.

Untuk Kepala Sekolahku

Tercinta

Page 20: PENGALAMAN PENGA W AS - prioritaspendidikan.org€¦ · B. Pengalaman Guru dalam Memfasilitasi P embelajaran Aktif P e n g a la m a n P a ra P e n g a w a s Sek olah di Ja wa T engah

Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran 99

engikuti membantunya.kompetisi Mbukan Cara belajar di sekolah kami memang berbeda.

perkara gampang bagi Hubungan kami dengan guru terasa lebih dekat. saya. Selain banyak pesaing, soal-soal yang disajikan Kami diizinkan untuk menyampaikan pendapat. juga beragam, tidak mudah untuk mengerjakannya. Ruang kelas kami juga tampak berbeda. Banyak Ini benar-benar kompetisi yang ketat. karya kami yang menempel di sekujur dinding kelas.

Situasi belajar kami itu membuat saya lebih nyaman Saya cukup tertolong dalam persiapan karena mempersiapkan diri. Saya pun lebih percaya diri metode pembelajaran yang dijalankan di sekolah. untuk menghadapi kompetisi. Di sekolah kami belajar secara berkelompok. Dalam kelompok kami dibiasakan untuk bertukar pendapat. Perbedaan pendapat hal yang biasa. Kami bisa menerima itu dengan baik.

Hal yang menyenangkan dalam belajar berkolompok, kami bisa berbagi pengetahuan. Soal-soal matematika yang rumit misalnya, bisa kami selesaikan bersama-sama. Jika saya kurang mengerti cara menyelesaikan salah satu soal, saya bisa tertanya kepada kawan saya yang lebih paham. Dia akan membantu saya untuk mengerjakannya. Cara dia menjelaskan juga lebih sederhana dan lebih cepat saya mengerti. Begitu pula sebaliknya, jika saya yang lebih mengerti maka saya akan

Lebih Mudah Mengerjakan SoalLebih Mudah Mengerjakan Soal

D. Suara Anak

Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP Negeri 2 Binjai. Saat menulis cerita ini, saya tengah mempersiapkan diri menghadapi final kompetisi matematika PASIAD se-Indonesia.

Siswa SMPN 2 Binjai membacakan hasil uji coba IPA tentang pesawat sederhana. Lewat presentasi, siswa semakin percaya diri untuk menyatakan pendapatnya. SMPN 2 Binjai juga memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Halaman sekolah yang tidak begitu luas, tidak menjadi halangan bagi sekolah ini untuk mempraktikkan pembelajaran aktif.

Praktik yang Baik: Mendorong Perubahan di Kelas 98

D. Suara Anak

ntuk matahari kami, bapak-ibu kepala sekolah. Selaksa amanat mulia bertumpu di pundak bapak-ibu. Ingin sekali kami Uukirkan prestasi karena kerja keras, ketulusan dan cinta

bapak-ibu kepada kami. Juga, ingin sekali kami maju karena bapak-ibu menghargai pendapat dan kesaksian kami. Karena itu, inilah perhargaan kami. Setahu kami, bapak-ibu sebagai pendidik bertanggung jawab memberi pembelajaran yang baik dan terus melaksanakan program perbaikan pembelajaran.

Sebagai inovator, bapak-ibu melakukan pembaharuan di bidang pembelajaran. Sebagai penyelia, bapak-ibu mengerjakan supervisi di kelas. Sebagai motivator, bapak-ibu memberikan penghargaan dan hukuman kepada kami. Sebagai pemimpin, bapak-ibu mengutamakan kebutuhan siswa.

Harapan-harapan siswa ini terangkum dari diskusi kelompok terarah (focused group discussion) siswa sekolah mitra DBE3. Bahkan mereka mendesak kepala sekolahnya menjawab usulan-usulan mereka.

Dwi Ulfa Junianti, Kelas IXA, Ahmad Suyudi, Kelas IXD, SMPN 2 Pangkep SMPN 1 Ma’rang, Pangkep

Buat kepala sekolahku: Buat Kepala Sekolahku:lAjak semua guru kami menerapkan pelajaran lKiranya tidak ada lagi guru yang suka korupsi

aktif dan kontekstual. waktu.lKami usul, agar guru kami tidak hanya lKiranya membuat tata tertib untuk guru.

berpatokan pada buku teksnya saja sebagai Kalau siswa dihukum, guru juga harus sumber belajar. Akan tetapi, lingkungan dan dihukum.masyarakat juga d i gunakan da l am lKiranya guru menarik cara mengajarnyapembelajaran. lTidak suka marah-marah kalau ditanya,

apalagi kalau dikritik.

Ina Wahyuni, Kelas IXA, MTsN Biringkanaya, Makasar Miftahul, Kelas VIII-D,

SMPN 11 MakasarBuat Kepala Sekolahku:lKiranya mengajak semua guru disiplin Buat Kepala Sekolahku:

mengajar. lMotivasi guru kami agar memperbaiki cara lMeminta guru menerapkan pembelajaran mengajar

aktif, rileks, dan menantang. lIngatkan guru kami agar saat mengajar tidak lKami lebih senang belajar dengan praktik dan banyak berceramah, tapi lebih banyak praktik.

kerja kelompok.

Untuk Kepala Sekolahku

Tercinta