pengadilan tinggi medan - pt-medan.go.id filehak dari pujiatik sesuai dengan surat penyerahan/ganti...
TRANSCRIPT
Halaman 1 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
P U T U S A N
Nomor 262/PDT/2016/ PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara gugatan antara:
TUAN NASIP yang ditulis juga dengan NASIB, pekerjaan Petani, beralamat di
Dusun VI, Desa Mekar Baru, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu
Bara, Sumatera Utara, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Tri
Purnowidodo, S.H., dan kawan-kawan, para Advokat pada Kantor
Hukum Widodo, Rito Komis & Rekan, beralamat di Jalan Pangeran
Diponegoro Nomor 191 Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera
Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Desember 2015,
selanjutnya disebut Pembanding semula Penggugat.
Melawan:
TUAN SUPARMAN, pekerjaan Petani, bertempat tinggal Dusun VIII, Desa
Sei Balai, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, dalam hal ini
memberikan kuasa kepada Riadi, S.H., Advokat pada Kantor Riadi,
S.H. & Rekan, beralamat di Jalan Cut Nyak Dhien Nomor 5 A Kisaran
dan Jl. Asahan KM. 4 Nomor 19, Kecamatan Siantar, Kabupaten
Simalungun, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Januari
2016, selanjutnya disebut Terbanding semula Tergugat.
Pengadilan Tinggi Tersebut
Setelah membaca:
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor
262/PDT/2016/PT MDN tanggal 29 Agustus 2016 tentang Penunjukan
Majelis Hakim.
2. Berkas perkara yang bersangkutan.
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 29
Desember 2015 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Kisaran pada tanggal 29 Desember 2015 dalam Register Nomor
63/Pdt.G/2015/PN Kis, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 2 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
1. Bahwa Penggugata dalah pemilik sebidang tanah persawahan seluas+
4.093 m2 (lebih kurang empat ribu sembilan puluh tiga meter persegi)
yang terletak setempat dengan Dusun VIII, Desa Sei Balai, Kecamatan
Sei Balai (dahulu Kecamatan Tanjung Tiram), Kabupaten Batu Bara
(dahulu Kabupaten Asahan) dengan batas-batas dan ukuran, sebagai
berikut:
- Sebelah Utara dengan jalan dusun ............... 45,50 meter.
- Sebelah Timur dengan parit ................. 79 meter.
- Sebelah Selatan dengan parit ................. 47 meter.
- Sebelah Barat dengan Suparman ................. 98 meter.
2. Bahwa pada mulanya bidang tanah persawahan sebagaimana dimaksud
pada angka 1 di atas diperoleh Penggugat dengan cara penggantirugian
hak dari Pujiatik sesuai dengan Surat Penyerahan/Ganti Rugi, bertanggal
9 November 1990 yang diketahui Pelaksana Tugas Kepala Desa Sei
Balai, dan Camat Tanjung Tiram.
3. Bahwa kemudian bidang tanah sebagaimana dimaksud pada angka 1 di
atas Penggugat alihkan kepemilikannya dengan cara penggantirugian
hak kepada Misnan sesuai dengan Surat Penyerahan/Ganti Rugi,
bertanggal 2 April 2001, yang diketahui oleh Kepala Desa Sei Balai
dengan Register Nomor: 590/15/GR-SB/2001, tanggal 2 April 2001, dan
Camat Sei Balai dengan Register Nomor: 590/13/GR/SB/2001, tanggal
30 Mei 2001.
4. Bahwa berselang setahun kemudian, bidang tanah persawahan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas kembali menjadi milik
Penggugat karena Penggugat telah melakukan penggantirugian hak dari
Misnan sesuai dengan Surat Penyerahan/Ganti Rugi, bertanggal 28 Mei
2002.
5. Bahwa sejak menjadi milik Penggugat hingga dialihkan kepemilikannya
kepada Misnan tersebut (selama lebih kurang sepuluh tahun) Penggugat
secara terus menerus menguasai dan mengusahai bidang tanah
persawahan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas dengan cara
bercocok tanam padi tanpa ada teguran, keberatan, tuntutan dan/atau
gugatan dari pihak mana pun, termasuk dan tidak terkecuali dari
Tergugat.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 3 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
6. Bahwa demikian pula halnya ketika bidang tanah persawahan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas menjadi milik Misnan
selama setahun, yang bersangkutan telah pula bercocok tanam padi dan
tidak pernah mendapat teguran, keberatan, tuntutan dan/atau gugatan
dari pihak mana pun, termasuk dan tidak terkecuali dari Tergugat.
7. Bahwa setelah kembali beralih menjadi milik Penggugat terhitung sejak
tanggal 28 Mei 2002 hingga akhir bulan November 2015 (selama lebih
dari tiga belas tahun) Penggugat secara terus menerus menguasai dan
mengusahai bidang tanah persawahan sebagaimana dimaksud pada
angka 1 di atas dengan cara bercocok tanam padi tanpa pernah
mendapat teguran, keberatan, tuntutan dan/atau gugatan dari pihak
mana pun, termasuk dan tidak terkecuali dari Tergugat.
8. Bahwa dengan demikian Penggugat telah menguasai dan mengusahai
bidang tanah persawahan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas
selama 23 (dua puluh tiga) tahun dengan bercocok tanam padi di atasnya
tanpa pernah mendapat teguran, keberatan, tuntutan dan/atau gugatan
dari pihak mana pun, termasuk dan tidak terkecuali dari Tergugat.
9. Bahwa saat ini penguasaan dan pengusahaan Penggugat atas bidang
tanah persawahan miliknya sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas
terganggu karena adanya tindakan-tindakan yang dilakukan Tergugat.
10. Bahwa dalam bulan Desember 2015 (setelah lebih dari dua puluh tiga
tahun Penggugat menjadi pemilik bidang tanah persawahan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas) Tergugat mengajukan
keberatan kepada Penggugat dan meminta Penggugat untuk tidak lagi
menguasai dan mengusahai bidang tanah persawahan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 di atas karena menurut Tergugat bidang tanah
tersebut adalah kepunyaannya berdasarkan Surat Keterangan Tanah
atas nama Tergugat yang diterbitkan Kepala Desa Sei Balai dengan
Register Nomor: 580/311/VIII/1987, tanggal 10 Agustus 1987, dan
diketahui Camat Tanjung Tiram dengan Register Nomor:
A.15/ST/TT/1987, tanggal 12 Agustus 1987.
11. Bahwa namun Penggugat menolak keberatan dan permintaan Tergugat
sebagaimana dimaksud pada angka 10 di atas karena Surat Keterangan
Tanah atas nama Tergugat tersebut memiliki banyak perbedaan dengan
surat-surat keterangan tanah sejenis yang waktu penerbitannya
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 4 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
berdekatan dengan Surat Keterangan Tanah atas nama Tergugat, yang
mana perbedaan-perbedaan tersebut sangat prinsipil dan mencolok
antara lain namun tidak terbatas pada: kode penomoran surat, ukuran
huruf (letter) ketikan, tahun penerbitan kertas meterai dan cap stempel
dinas jabatan.
12. Bahwa selain alasan sebagaimana dimaksud pada angka 11 di atas
penolakan Penggugat atas keberatan dan permintaan Tergugat tersebut
juga dikarenakan keberatan dan permintaan Tergugat tersebut tidak
dapat diterima oleh logika akal sehat (common sense), andai kata
memang benar-quad non-Tergugat merupakan pemilik yang sah atas
bidang tanah persawahan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas
berdasarkan Surat Keterangan Tanah, bertanggal 10 Agustus 1987
sebagaimana dimaksud pada angka 10 di atas mengapa Tergugat baru
mengajukan keberatan setelah bidang tanah terperkara dikuasai dan
diusahai oleh orang lain lebih dari 23 (dua puluh tiga tahun) lamanya
sedangkan rumah tempat tinggal Tergugat berdampingan dengan bidang
tanah persawahan yang menjadi objek terperkara a quo.
13. Bahwa atas penolakan Penggugat sebagaimana dimaksud pada angka
11 dan angka 12 di atas, Tergugat bukannya mengajukan gugatan
terhadap Penggugat ke Pengadilan tetapi malah melakukan tindakan-
tindakan main hakim sendiri.
14. Bahwa pada pertengahan Desember 2015 Tergugat tanpa izin dan
persetujuan Penggugat telah menanami belasan batang tanaman kelapa
sawit pada sisi batas sebelah timur dan sebelah selatan bidang tanah
persawahan milik Penggugat sebagaimana dimaksud pada angka 1 di
atas.
15. Bahwa bukan sekedar itu saja, dalam rentang waktu yang hampir
berdekatan setelah penanaman kelapa sawit tersebut Tergugat tanpa izin
dan persetujuan Penggugat telah pula melakukan penyemaian bibit padi
di atas bidang tanah persawahan milik Penggugat sebagaimana
dimaksud pada angka 1 di atas, dan melarang Penggugat untuk bercocok
tanam atau melakukan pengusahaan atas bidang tanah persawahan milik
Penggugat sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas.
16. Bahwa tindakan-tindakan Tergugat sebagaimana dimaksud pada angka
14 dan angka 15 di atas sangat nyata dan terang merupakan bentuk
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 5 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) sehingga oleh karena
itu sangat berdasarkan hukum dan keadilan jika Tergugat atau siapa saja
yang mendapat izin/persetujuan darinya dihukum untuk membongkar
tanaman kelapa sawit dan bibit padi yang telah disemaikan atau
ditanamnya secara melawan hukum tersebut, dan selanjutnya
mengembalikan bidang tanah persawahan yang menjadi objek terperkara
a quo kepada Penggugat dalam keadaan kosong seperti semula tanpa
dibebani dengan hak tanggungan, hak gadai, hak sewa maupun hak-hak
lain yang memberatinya terhitung sejak adanya putusan dalam perkara
ini.
17. Bahwa demi menjamin dipatuhinya tuntutan pengosongan dan
pengembalian bidang tanah persawahan terperkara sebagaimana
dimaksud pada angka 16 di atas, maka sangat wajar dan berdasarkan
kemanfaatan jika Tergugat dihukum membayar uang paksa (dwangsom)
kepada Penggugat sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk
setiap harinya apabila Tergugat atau siapa saja yang mendapat
izin/persetujuan darinya lalai untuk mengosongkan dan mengembalikan
tanah terperkara, terhitung sejak adanya putusan hukum dalam perkara a
quo.
18. Bahwa perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat tersebut
telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat, baik materil maupun moril.
19. Bahwa kerugian materil yang diderita oleh Penggugat akibat perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat adalah sebesar Rp
130.000.000,00 (seratus tiga puluh juta rupiah) dengan perincian,
sebagai berikut:
- Hilangnya keuntungan Penggugat akibat tidak dapat bercocok tanam
padi terhitung sejak musim tanam akhir tahun 2015 sampai dengan
adanya putusan hukum yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) yang diperkirakan sebanyak 6 (enam) kali musim tanam,
dengan keuntungan setiap musimnya sebesar Rp20.000.000,00 (dua
puluh juta rupiah) sehingga dengan demikian Penggugat mengalami
kehilangan keuntungan sebesar Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh
juta rupiah).
- Kerugian yang timbul akibat Penggugat harus mengeluarkan biaya
sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk menjalankan
dan mempertahankan haknya atas tanah terperkara a quo.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 6 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
20. Bahwa sedangkan kerugian moril yang diderita oleh Penggugat adalah
karena munculnya kekhawatiran pada diri Penggugat mengenai
keselamatan dan keutuhan bidang tanah yang menjadi objek perkara a
quo sehingga mengganggu kenyamanan dan ketenangan jiwa serta
pikiran Penggugat, yang mana sesungguhnya kerugian moril tersebut
tidak dapat dinilai dengan materi namun karena hukum mengharuskan
adanya pengajuan tuntutan ganti kerugian moril yang bersifat konkrit dan
dapat diukur dengan nilai materil, maka Penggugat dalam perkara a quo
menuntut ganti kerugian moril sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah).
21. Bahwa oleh karena kerugian materil dan moril tersebut diakibatkan
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat, maka sangat
memenuhi rasa keadilan jika Tergugat dihukum untuk membayar ganti
kerugian secara tunai dan seketika kepada Penggugat sebesar
Rp380.000.000,00 (tiga ratus delapan puluh juta rupiah) terhitung sejak
adanya putusan hukum dalam perkara a quo.
22. Bahwa demi terpenuhinya tuntutan ganti kerugian dan uang paksa
(dwangsom) dalam perkara a quo sehingga tidak menjadi hampa begitu
saja (illusoir), maka sangat tidak berlebihan apabila Penggugat memohon
agar kiranya yang mulia Majelis Hakim berkenan untuk meletakkan sita
jaminan (conservatoirbeslag) terhadap harta-harta Tergugat, baik benda
bergerak maupun tidak bergerak (yang jenis dan spesifikasinya akan
diuraikan secara khusus oleh Penggugat dalam permohonan sita
nantinya).
23. Bahwa Penggugat memiliki kekhawatiran bahwa Tergugat maupun
orang-orang suruhannya akan menanami bibit padinya tersebut atau
bercocok tanam padi di atas bidang tanah persawahan milik Penggugat
sebagaimana dimaksud angka 1 di atas yang saat ini menjadi objek
terperkara a quo karena saat ini persawahan-persawahan di seputaran
daerah Desa Sei Balai akan memasuki musim tanam padi.
24. Bahwa guna menghindari dilakukannya penanaman bibit padi oleh
Tergugat di atas bidang tanah persawahan yang menjadi objek
terperkara a quo yang mana hal tersebut akan semakin merugikan
Penggugat dan berpotensi menimbulkan permasalahan baru dalam
penyelesaian perkara ini, maka sangat berdasarkan hukum dan keadilan
jika yang mulia Majelis Hakim berkenan menjatuhkan putusan provisionil
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 7 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
sebelum putusan pokok perkara yang memerintahkan Tergugat maupun
orang-orang suruhannya untuk tidak melakukan penanaman bibit padi di
atas tanah terperkara sampai adanya putusan hukum dalam perkara ini.
25. Bahwa oleh karena bukti yang dijadikan dasar diajukannya gugatan a quo
merupakan bukti kepemilikan yang sah dan diakui menurut hukum, maka
sangat patut dan wajar jika putusan atas perkara ini dinyatakan dapat
dijalankan secara serta merta dan terlebih dahulu (uit voorbaar
bijvorraad) walaupun ada perlawanan, banding maupun kasasi.
26. Bahwa oleh karena Tergugat merupakan pihak yang dikalahkan dalam
perkara ini, maka sangat berdasarkan hukum jika Tergugat dihukum
untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.
Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan di atas maka
dengan segala hormat dan kerendahan hati, Penggugat memohon kepada
yang mulia Ketua Pengadilan Negeri Kisaran berkenan untuk menunjuk yang
mulia Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara a quo,
yang untuk selanjutnya akan memanggil para pihak berperkara pada suatu
hari persidangan yang ditetapkan untuk itu, dan kemudian menjatuhkan
putusan hukum atas gugatan Penggugat, yang amar lengkapnya berbunyi,
sebagai berikut:
Dalam Provisi:
- Memerintahkan Tergugat maupun orang-orang suruhannya untuk tidak
melakukan penanaman atau bercocok tanam padi di atas bidang tanah
persawahan yang menjadi objek terperkara a quosampai adanya putusan
hukum dalam perkara ini.
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menguatkan putusan provisionil dalam perkara ini.
3. Menyatakan sita jaminan yang diletakkan dalam perkara ini adalah sah
dan berharga.
4. Menyatakan Surat Keterangan Tanah atas nama Tergugat yang
diterbitkan Kepala Desa Sei Balai dengan Register Nomor:
580/311/VIII/1987, tanggal 10 Agustus 1987, dan diketahui Camat
Tanjung Tiram dengan Register Nomor: A.15/ST/TT/1987, tanggal 12
Agustus 1987 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat untuk
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 8 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
dijadikan bukti kepemilikan atas bidang tanah persawahan yang menjadi
objek terperkara a quo.
5. Menyatakan demi hukum bahwa sebidang tanah persawahan seluas +
4.093 m2 (empat ribu sembilan puluh tiga meter persegi) yang terletak
setempat dengan Dusun VIII, Desa Sei Balai, Kecamatan Sei Balai
(dahulu Kecamatan Tanjung Tiram), Kabupaten Batu Bara (dahulu
Kabupaten Asahan) dengan batas-batas dan ukuran, sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan jalan dusun ............... 45,50 meter.
Sebelah Timur dengan parit ................. 79 meter.
Sebelah Selatan dengan parit ................. 47 meter.
Sebelah Barat dengan Suparman ................. 98 meter.
adalah sah milik Penggugat.
6. Menyatakan bahwa perbuatan Tergugat yang telah melakukan
penyemaian bibit padi, penanaman kelapa sawit dan/atau bentuk-bentuk
penguasaan fisik lainnya di atas bidang tanah persawahan milik
Penggugat tanpa izin/persetujuan dari Penggugat merupakan perbuatan
melawan hukum (onrechmatige daad).
7. Menghukum Tergugat untuk membongkar tanaman kelapa sawit
dan/atau bibit padi yang telah disemai atau ditanamnya di atas bidang
tanah persawahan milik Penggugat tersebut, terhitung sejak adanya
putusan dalam perkara ini.
8. Menghukum Tergugat maupun siapa saja yang memperoleh
izin/persetujuan darinya, untuk dan mengembalikan bidang tanah
persawahan seluas + 4.093 m2 (lebih kurang empat ribu sembilan puluh
tiga meter persegi) tersebut kepada Penggugat dalam keadaan baik
seperti semula tanpa dibebani dengan hak tanggungan, hak gadai, hak
sewa maupun hak-hak lain yang memberatinya terhitung sejak adanya
putusan dalam perkara ini.
9. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada
Penggugat sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk setiap
harinya apabila Tergugat maupun siapa saja yang memperoleh
izin/persetujuan darinya lalai untuk mengosongkan dan mengembalikan
bidang tanah persawahan tersebut kepada Penggugat dalam keadaan
baik seperti semula, terhitung sejak adanya putusan dalam perkara ini.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 9 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
10. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian secara tunai dan
seketika kepada Penggugat sebesar Rp380.000.000,00 (tiga ratus
delapan puluh juta rupiah) terhitung sejak adanya putusan hukum dalam
perkara ini.
11. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan secara serta
merta dan terlebih dahulu (uit voorbaar bijvorraad) walaupun ada
perlawanan, banding maupun kasasi.
12. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka dalam peradilan
yang baik (naar goede justitie recht doen), mohon untuk menjatuhkan
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat
memberikan jawaban yang pada pokoknya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
- Bahwa dalam gugatan Penggugat secara jelas menyebutkan memperoleh
tanah objek sengketa dari Pujiatik pada tahun 1999 dan dasar kepemilikan
Pujiatik atas tanah objek sengketa adalah tidak ada, dan menurut catatan
di Kantor Desa Sei Balai tidak pernah tercatat sebagai penduduk Desa Sei
Balai, dan oleh karena Penggugat memperoleh tanah sengketa dari
Pujiatik maka seharusnya Penggugat melibatkan Pujiatik sebagai pihak
ketiga dalam perkara ini, sebagaimana dimaksud dalam Yusrisprudensi
Mahkamah Agung tanggal 30 September 1972 No. 938 K/Sip/1971.
- Bahwa dalam gugatan Penggugat secara jelas juga telah menyebutkan
telah mengalihkan kepemilikan atas objek sengketa kepada Mesnan dan
membeli kembali dengan di bawah tangan seharusnya juga disertakan
sebagai pihak ketiga dalam perkara ini, sebagaimana dimaksud dalam
Yusrisprudensi Mahkamah Agung tanggal 5 Maret 1975 No. 1035
K/Sip/1973.
- Bahwa Kepala Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai yang atas permintaan
Penggugat telah menerbitkan kepemilikan atas nama Penggugat
seharusnya juga disertakan sebagai pihak dalam perkara ini oleh
Penggugat, oleh karena akibat ketidak cermatan oknum Kepala Desa di
dalam mempetakan wilayah desanya menyebabkan sengketa ini. Maka
atas dalil eksepsi ini Tergugat mohon kepada yang terhormat Bapak Ketua
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 10 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Majelis Hakim dalam perkara ini untuk mempertimbangkannya untuk
menerima eksepsi ini.
Dalam Pokok Perkara:
Dalam Konvensi:
Bahwa Tergugat menyangkal semua dalil-dalil yang dikemukakan
dalam surat gugatan Penggugat kecuali apa yang diakui secara tegas-tegas.
1. Bahwa adalah tidak benar Penggugat memiliki tanah seluas 4093 m2
seperti tersebut di dalam surat gugatan Penggugat pada point 1, oleh
karena objek tanah sengketa yang sekarang ini adalah milik sah Tergugat
berdasarkan Surat Keterangan Nomor: 580/311/VIII/1987 yang
merupakan tanah warisan dari orang tua kandungnya dengan total luas
94 x 84 m2 yang terletak di Dusun VIII, Desa Sei Balai, dahulu
Kecamatan T. Tiram, sekarang oleh karena pemekaran menjadi
Kecamatan Sei Balai.
2. Bahwa adalah benar Pujiatik menjual tanah objek sengketa milik
Tergugat kepada Penggugat tanpa sepengetahuan Tergugat, dan oleh
karena tanah objek sengketa tidak pernah Tergugat jual baik kepada
Pujiatik maupun Penggugat, maka seharusnya yang paling dicari oleh
Penggugat adalah Pujiatik karena telah menjual tanah yang bukan
haknya, dan seharusnya Penggugat kan tahu Pujiatik menjual tanah
sengketa apa dasar kepemilikannya.
3. Bahwa memang benar objek sengketa pernah Penggugat jual kepada
Mesnan selama kurang lebih satu tahun, akan tetapi tidak dijelaskan oleh
Penggugat kenapa Mesnan kemudian meminta secara paksa untuk
dikembalikan uang pembelian tanah sengketa dari Penggugat oleh
karena Mesnan sangat tahu betul dan berbicara langsung dengan
Tergugat dimana Mesnan menyatakan objek sengketa adalah milik
Tergugat, dan meragukan kepemilikan tanah sengketa tas nama
Penggugat yang diperolehnya dari Pujiatik, dan karena merasa malu
Mesnan peralihan surat tanah atas namanya kepada Nasip/Penggugat
tidak dilakukan dihadapan Kepala Desa, maka fakta hukumnya adalah
surat tanah objek sengketa adalah atas nama Mesnan, yang menurut
Tergugat adalah cacat hukum.
4. Bahwa atas pengusahaan tanah sengketa oleh Nasip dan Mesnan
memang tidak ditegur oleh Tergugat, oleh karena sepengetahuan
Tergugat tanah objek sengketa sekitar tahun 1990 an pernah digadaikan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 11 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
sebesar tiga juta rupiah kepada sdr. Kasman alias Sakerah yang juga
merupakan penduduk Dusun VIII, Desa Sei Balai dengan catatan
Kasman alias Sakerah bisa mengusahai objek sengketa dan apabila
Tergugat bisa mengembalikan uang gadaian tersebut di atas maka objek
sengketa kembali lagi kepada Tergugat, tetapi sampai dengan berpindah
tempat tinggal Kasman alias Sakerah ke daerah Pekan Baru, Tergugat
belum mampu mengembalikan uang gadaian kepada Kasman maka
Tergugat beranggapan Penggugatlah yang meneruskan atas hak gadai
yang mungkin didapat dari Kasman alias Sakerah. Dan Tergugat
mengetahui tanah objek sengketa itu dibuatkan surat atas nama
Penggugat, ketika aparat Desa Sei Balai bersama dengan Penggugat
akan melakukan pengukuran atas objek sengketa sekitar tahun 2013
Tergugat melarangnya, tetapi Penggugat mengeluarkan pernyataan
tanah sengketa adalah miliknya yang diperoleh dari Pujiatik, dan
Tergugat sangat terkejut tanah sengketa miliknya telah dijual oleh Pujiatik
kepada Penggugat tanpa seizin dan sepengetahuan Tergugat, oleh
karena sepengetahuan warga penduduk Dusun VIII, Desa Sei Balai,
Pujiatik tidak pernah memiliki tanah di Desa Sei Balai.
5. Bahwa oleh karena pada point 5, point 6, point 7 dan point 8 dalam dalil
gugatan Penggugat adalah dalil penguasaan tanpa didasari oleh fakta
hukum yang benar atau dasar memperoleh hak atas tanah sengketa tidak
diperoleh dari orang yang memiliki legalitas menjual maka alasan
Penggugat pada point tersebut harus dikesampingkan, tetapi apabila
Tergugat pernah menjual secara ganti rugi kepada Pujiatik kemudian
Pujiatik menjual kepada Penggugat itu baru benar secara hukumnya.
6. Bahwa memang benar saat ini penguasaan dan pengusahaan atas objek
sengketa sebagaimana dimaksud pada point 9 gugatan Penggugat
diusahai oleh Tergugat dan dasar hukum untuk itu sangat jelas yakni
Surat Keterangan Tanah Nomor: 580/311/VIII/1987 diketahui Camat
Tanjung Tiram Nomor: A.15/ST/TT/1987 tertanggal 12 Agustus 1987.
7. Bahwa Penggugat pada point 11 dalil gugatannya ragu dengan alas hak
yang dimiliki Tergugat, dalil ini adalah tidak benar oleh karena alas hak
Penggugatlah yang justru harus diragukan oleh karena membeli tanah
dari orang yang sama sekali tidak punya tanah dan legalitas kepemilikan.
8. Bahwa alasan Penggugat pada point 12 harus dianggap tidak dapat
dibenarkan, oleh karena bicara hak adalah bicara tentang fakta hukum
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 12 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
dan bukan bicara logika, dan sangat jelas legalitas kepemilikan atas
tanah objek sengketa yang sama sekali tidak terbantahkan.
9. Bahwa alasan Penggugat pada point 13, point 14 dan point 15 adalah
tidak benar, oleh karena objek sengketa memang sangat pantas untuk
diambil alih dari penguasaan Penggugat disebutkan Penggugat
berdasarkan fakta dalam gugatannya telah puluhan tahun mengambil
hasil dari tanah milik Tergugat, hanya bermodalkan alas hak dari orang
yang tidak mempunyai hak atas tanah tetapi Penggugat mau
membelinya.
10. Bahwa dalil Penggugat pada point 16 dan point 17 adalah tidak benar
oleh karena justru Penggugatlah secara nyata melakukan perbuatan
melawan hukum dimana melalui kerja sama yang tidak baik dengan
Pujiatik menerbitkan surat hak atas tanah milik Tergugat tanpa
sepengetahuan Tergugat dan fakta itu terbukti, dalam surat hak
Penggugat atas nama Mesnan sisi sebelah barat disebutkan berbatas
dengan tanah Tergugat sepanjang 98 meter padahal yang benar adalah
84 meter dan dalam surat Penggugat telah mencantumkan nama
Tergugat sebagai saksi batas tetapi Tergugat tidak pernah
menandatangani di dalam surat tersebut sebagai saksi batas, kenapa ini
tidak dilakukan dalam surat hak Penggugat, dan sama sekali tidak ada
dasar hukumnya Penggugat mengajukan uang paksa melalui yang
terhormat Bapak Ketua Majelis Hakim persidangan Pengadilan Negeri
Kisaran oleh karena Penggugat memang tidak memiliki hak satu
jengkalpun atas objek tanah sengketa milik Tergugat, dan yang
seharusnya mengajukan klaim kerugian atas tidak bisa dikuasainya tanah
sengketa milik Tergugat adalah Tergugat dan bukan Penggugat, oleh
karenanya uraian kerugian moril dan materil Penggugat sebagaimana
tersebut pada point 19, point 20 dan point 21 adalah tidak benar dan
harus dikesampingkan.
11. Bahwa dalil Penggugat pada point 22 tentang sita jaminan ini juga tidak
benar, oleh karena objek tanah sengketa milik Tergugat memiliki legalitas
yang jelas dan tidak akan Tergugat alihkan dalam bentuk apapun kepada
siapapun, dan sebenarnya yang merasa hampa adalah Penggugat, oleh
karena selama sekian puluh tahun mengambil hasil dari tanah milik
Tergugat dengan cara melawan hukum sekarang tidak bisa mengusahai,
dan sebaiknya Penggugat mencari tahu keberadaan Pujiatik minta
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 13 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
tanggung jawabnya, karena menurut Tergugat hanya Pujiatiklah yang
harus bertanggung jawab terhadap Penggugat.
12. Bahwa dalil Penggugat pada point 22 adalah juga tidak benar oleh
karena objek tanah sengketa adalah milik Tergugat dan yang sekarang
mengusahai dan menguasai adalah Tergugat jadi siapapun orang lain
yang bekerja dengan mendapatkan upah adalah sah-sah saja dan
Penggugat tidak perlu merasa khawatir dan sangat terlalu maju
Penggugat mengajukan permintaan putusan provisionil kepada Bapak
Ketua Majelis Hakim persidangan dalam perkara ini tanpa alasan dasar
hukum yang jelas, dan tidak akan mungkin secara hukum kepemilikan
atas sebidang tanah yang sama dua kepemilikannya, apabila itu
dilakukan dengan benar secara hukum dan secara administratif.
13. Bahwa dalil Penggugat pada point 25 dan point 26 adalah juga tidak
benar oleh karena bukti yang dijadikan dasar gugatannya adalah dari
orang jelas-jelas tidak punya dasar kepemilikan tanah dan tidak memiliki
tanah di Dusun VIII, Desa Sei Balai yaitu Pujiatik, di sisi lain tanah objek
sengketa milik Tergugat memiliki alas hak yang tidak terbantahkan dan
tidak pernah Tergugat menjual dalam bentuk gadai atau ganti rugi
kepada Pujiatik dan sangat tidak wajar putusan atas perkara ini
dinyatakan dapat dijalankan secara serta merta, dan oleh karena
Penggugat secara fakta hukum tidak memiliki legalitas yang jelas adalah
wajar apabila Penggugatlah yang harus membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini.
Tentang Provisi:
Menolak permohonan provisi Penggugat untuk seluruhnya oleh
karena menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung tanggal 7 Mei 1973 Nomor:
K/Sip/1958 menjelaskan tuntutan provisionil yang mengenai pokok
perkara/bodem geschil tidak dapat diterima.
Dalam Rekonvensi:
Bahwa Tergugat Konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai
Penggugat Dalam Rekonvensi juga mengajukan gugatan terhadap
Penggugat Konvensi dan kedudukannya sekarang Tergugat Dalam
Rekonvensi dengan uraian dalil sebagai berikut:
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 14 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
1. Bahwa seluruh dalil yang telah dikemukakan dalam bagian konvensi
harap dipandang, dikemukakan dan termasuk dalam dalil gugatan
rekonvensi ini.
2. Bahwa Tergugat DR secara fakta hukum bersama-sama dengan Pujiatik,
Mesnan, Kepala Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai telah melakukan
perbuatan melawan hukum yakni dengan menerbitkan surat ganti rugi
pada tahun 1990 secara diam-diam tanpa sepengetahuan Penggugat DR
di atas tanah milik Penggugat DR padahal seharusnya Tergugat DR
mengetahui bahwa di atas objek sengketa alas hak kepemilikannya
adalah atas nama Penggugat DR, dimana berdasarkan surat tersebut
Tergugat DR menguasai dan mengusahai dan mengambil keuntungan
dari tanah milik Penggugat DR yakni dengan cara menanami padi selama
kurang lebih 23 tahun sejak tahun 1990 sampai dengan November 2015.
3. Bahwa akibat penguasaan dan pengusahaan oleh Tergugat DR tersebut
di atas Penggugat DR tidak dapat mengusahai dan mengambil hasil atas
tanah objek sengketa selama kurang lebih 23 tahun lamanya dan hal itu
menimbulkan keruguan yang nyata yang harus ditanggung Penggugat
DR, dan kerugian Penggugat DR adalah apabila tanah seluas kurang
lebih 10 rante/4000 m2 diusahai oleh Penggugat DR dengan cara
menanami padi dalam satu tahun dua kali tanam padi dengan rata-rata
penghasilan dari jual gabah padi dalam dua kali tanam padi dengan rata-
rata penghasilan dari jual gabah padi dalam dua kali panen sebesar
Rp10.000.000,00/sepuluh juta rupiah sejak tahun 1990 dikali 23 tahun
maka kerugian Penggugat DR adalah dua ratus tiga puluh juta rupiah,
yang harus ditanggung oleh Tergugat DR sesuai dengan fakta dalam dalil
gugatan konvensi Tergugat DR/Penggugat DK.
4. Bahwa oleh karena gugatan rekonvensi dari Penggugat DR didasari oleh
bukti-bukti yang sangat jelas yang tidak dapat disangkal secara hukum
oleh Tergugat DR, sehingga putusan ini memenuhi syarat hukum untuk
dinayatakan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan,
banding atau kasasi dari Tergugat DR.
Maka:
Berdasarkan jawaban, eksepsi, sanggahan dan rekonvensi tersebut
di atas Tergugat Konvensi/Penggugat Dalam Rekonvensi mohon kepada
Bapak Ketua Majelis Hakim dalam perkara ini agar berkenan memutuskan
sebagai berikut:
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 15 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Dalam Konvensi:
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya dalam perkara ini.
Dalam Rekonvensi:
1. Menyatakan sah dan berharga surat alas hak atas tanah objek sengketa
milik Penggugat Dalam Rekonvensi.
2. Menyatakan Tergugat Dalam Rekonvensi telah melakukan perbuatan
melawan hukum yakni dengan menerbitkan surat hak di atas tanah objek
sengketa milik Penggugat Dalam Rekonvensi.
3. Menyatakan surat alas hak atas nama Tergugat Dalam rekonvensi
adalah cacat hukum dan tidak sah dan batal demi hukum.
4. Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi untuk membayar kerugian
Penggugat Dalam Rekonvensi selama 23 tahun dikali 10 juta atau sama
dengan dua ratus tiga puluh juta rupiah karena Penggugat tidak bisa
mengusahai dan mengambil keuntungan dari hasil menanam padi.
5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada
bantahan, banding atau kasasi.
Dalam Konvensi Dan Rekonvensi:
- Menghukum Penggugat Dalam Konvensi/Tergugat Dalam Rekonvensi
untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Kisaran telah menjatuhkan putusan Nomor 63/Pdt.G/2015/PN Kis
tanggal 13 Juni 2016 yang amarnya sebagai berikut:
DALAM KONVENSI
Dalam Eksepsi
Menolak eksepsi Tergugat.
Dalam Provisi
Menolak Tuntutan Provisi.
Dalam Pokok Perkara:
Menyatakan Gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi tidak
dapat diterima.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 16 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
DALAM REKONVENSI
Menyatakan Gugatan Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi tidak
dapat diterima.
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk
membayar biaya perkara sejumlah Rp1.176.000,00 (satu juta seratus tujuh
puluh enam ribu rupiah).
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor
8/Akta.Pdt/2016/PN Kis tanggal 23 Juni 2016 yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Negeri Kisaran yang menerangkan bahwa Penggugat telah
menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor
63/Pdt.G/2015/PN Kis tanggal 13 Juni 2016 dan telah diberitahukan kepada
Terbanding semula Tergugat pada tanggal 29 Juni 2016
Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah
mengajukan memori banding tanggal 30 Juni 2016 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal 3 Agustus 2016 dan telah
diserahkan memori banding tersebut kepada Terbanding semula Terggugat
pada tanggal 10 Agustus 2016.
Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Pembanding
semula Penggugat, Terbanding semula Tergugat mengajukan kontra memori
banding tanggal 22 Agustus 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Kisaran tanggal 22 Agustus 2016 dan telah diserahkan kontra memori
banding tersebut kepada Pembanding semula Penggugat pada tanggal 23
Agustus 2016.
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Kisaran dengan Relaas
Pemberitahuan Memeriksa Berkas tanggal 14 Juli 2016, telah
memberitahukan kepada Pembanding semula Penggugat dan tanggal 22 Juli
2016 kepada Terbanding semula Terggugat untuk memeriksa berkas perkara
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran, dalam tenggang waktu 14
(empat belas) hari setelah menerima pemberitahuan ini.
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 17 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh undang-undang oleh
karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima.
Menimbang, bahwa Memori Banding yang diajukan Pembanding
semula Penggugat pada pokoknya didasarkan pada alasan-alasan sebagai
berikut:
I. Tentang Putusan Judex Facti Tidak Didasari atas Pertimbangan
Hukum yang Cukup Sebagaimana Diperintahkan oleh Pasal 25 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman sehingga Putusan a quo Menjadi Kurang Cukup
Pertimbangan (Onvooldoende Gemotiveerd).
1. Bahwa Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan: “Segala putusan
pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut,
memuat pula pasal-pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar
untuk mengadili.”.
2. Bahwa namun keharusan atau kewajiban untuk memuat ketentuan-
ketentuan hukum dalam menyatakan gugatan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding kurang para pihak
berperkara ternyata diabaikan atau tidak dipenuhi oleh judex facti
Pengadilan Negeri Kisaran yang memeriksa, memutus dan
mengadili perkara a quo.
3. Bahwa dalam menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding tersebut judex facti Pengadilan Negeri
Kisaran hanya mendasarkannya pada pendapat atau pertimbangan
sebagai berikut:
“Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama akan
materi gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi tersebut
sebagaimana selengkapnya dalam Surat Gugatannya dan dalam
Repliknya serta maksud dan tujuan gugatannya yaitu hendak
memperoleh Tanah Objek Sengketa yang telah dikuasai Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi dan agar Surat sebagaimana
dalam petitum point-4 yang dipunyai Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum
sedangkan surat tersebut dibuat oleh Kepala Desa dan diketahui
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 18 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
oleh Camat maka menurut penilaian Majelis Hakim bahwa surat
tersebut tidaklah bisa begitu saja dinyatakan Tidak Berkekuatan
Hukum sebelum Pejabat yang membuat surat tersebut didengar
pendapatnya di persidangan tentang keberadaan surat tersebut atau
Pejabat tersebut harus diberi kesempatan untuk mempertahankan
kebenaran Surat tersebut menurut hukum atau Pejabat tersebut
harus ditarik sebagai pihak dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa di pihak lain Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi menguraikan bahwa Tanah Objek sengketa
diperolehnya dari Pujiatik, maka menurut hukum, pihak yang menjual
Tanah tersebut kepada Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi
atau pihak tempat dia memperoleh hak itu haruslah dituntut
mempertanggungjawabkan dan untuk menyerahkan tanah tersebut
kepadanya, sedangkan apabila pihak lain yang langsung dituntut,
maka menjadi tidak jelas maksud dari gugatan oleh karena tidak ada
hubungan hukum dalam perolehan hak.
Menimbang, bahwa dalam gugatannya Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi tidak menarik Pujiatik sebagai
Tergugat.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis
Hakim menilai bahwa gugatan kekurangan pihak sehingga untuk
memberi kesempatan kepada Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi untuk memperbaiki gugatannya maka gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima.” (dikutip dari halaman 28 sampai
halaman 29 Salinan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor:
63/Pdt.G/2016/PN-Kis. yang dimohonkan banding a quo).
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas,
maka tampak sangat nyata dan terang bahwa judex facti Pengadilan
Negeri Kisaran tidak ada memuat ketentuan hukum apa pun, baik
itu yang bersumber dari peraturan perundang-undangan,
yurisprudensi, asas-asas hukum, teori atau pun doktrin hukum
maupun pendapat para sarjana yang dijadikan dasar atau landasan
hukum untuk menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankelijkeverklaard) sebagaimana diperintahkan oleh Pasal 25
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 19 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
5. Bahwa putusan judex facti Pengadilan Negeri Kisaran yang demikian
itu merupakan bentuk putusan yang kurang cukup pertimbangan
(onvooldoende gemotiveerd) yang dalam perkara a quo bukan saja
telah menyebabkan judex facti melakukan kesalahan dalam
penerapan hukum namun juga telah melakukan kekeliruan dalam
penilaian fakta yang ada.
6. Bahwa pertimbangan judex facti Pengadilan Negeri Kisaran yang
pada pokoknya menyatakan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/ Pembanding harus mengikutsertakan atau menarik
PUJIATIK sebagai pihak yang harus digugat dalam pemeriksaan
perkara a quo dengan alasan karena Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding memperoleh tanah terperkara dari
PUJIATIK, sangat nyata dan terang bertentangan dengan asas
hukum acara perdata, yurisprudensi, pendapat sarjana maupun
fakta-fakta sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a. bahwa menurut asas hukum acara perdata, pihak yang diberi
kewenangan untuk menentukan siapa-siapa saja yang akan
digugat diserahkan sepenuhnya kepada penggugat, yang mana
hal ini telah diimplementasikan oleh Mahkamah Agung R.I. dalam
Putusan tanggal 16 Juni 1961, Nomor: 305 K/Sip/1971 dengan
kaidah hukum sebagai berikut: “PT tidak berwenang untuk secara
jabatan tanpa Pemeriksaan Ulangan menempatkan seseorang
yang tidak digugat sebagai salah seorang tergugat, karena
tindakan tersebut bertentangan dengan azas acara perdata yang
memberi wewenang tersebut kepada penggugat untuk
menentukan siapa-siapa yang akan digugatnya.” (Himpunan
Kaidah Hukum Putusan Perkara Dalam Buku Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I. Tahun 1969 – 1997, terbitan Mahkamah
Agung R.I., tahun 1999, halaman 23).
b. bahwa mengenai siapa saja yang dapat digugat, Nyonya Retno
Wulan Sutantio, S.H. dan Iskandar Oeripkartawinata, S.H. dalam
halaman 3 dari bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata
dalam Teori dan Praktek” berpendapat bahwa tergugat adalah
orang yang dirasa telah melanggar hak penggugat.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 20 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
c. bahwa berdasarkan alat bukti surat yang diberi tanda dengan
Produk Bukti P-1 dan Produk Bukti P-2 sampai Produk Bukti P-10
serta keterangan Saksi MISNAN, Saksi SIMAN, Saksi ABDUL
RAZAB dan Saksi SAMAN maka dalam pemeriksaan perkara a
quo telah terungkap fakta, berikut ini:
- PUJIATIK seketika setelah terjadinya peralihan hak atas tanah
terperkara a quo pada tanggal 9 November 1990 telah
menyerahkan objek terperkara a quo kepada Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding sehingga sejak
tanggal 9 Nopvember 1990 tersebut hingga 2 April 2001
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding
menguasai dan mengusahai tanah terperkara tanpa ada
gangguan atau pun gugatan dari pihak mana pun, termasuk dan
tidak terkecuali dari Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi/Terbanding, padahal tanah yang menjadi objek
terperkara berdampingan/bersebelahan letaknya dengan
rumah kediaman atau tempat tinggal Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding.
- Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding tidak
pernah mendapat gangguan atau pun gugatan dari pihak mana
pun, termasuk dan tidak terkecuali dari Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding ketika Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding mengalihkan dan
menyerahkan hak kepemilikan atas objek terperkara a quo
kepada Saksi MISNAN pada tanggal 2 April 2001.
- Saksi MISNAN sejak tanggal 2 April 2001 hingga tanggal 28 Mei
2002 telah menguasai dan mengusahai objek terperkara a quo
tanpa ada gangguan atau pun gugatan dari pihak mana pun,
termasuk dan tidak terkecuali dari Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding, padahal tanah
yang menjadi objek terperkara berdampingan/bersebelahan
letaknya dengan rumah kediaman atau tempat tinggal
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding.
- Saksi MISNAN seketika setelah terjadinya peralihan hak atas
tanah terperkara a quo pada sejak tanggal 2 April 2001 telah
menyerahkan objek terperkara a quo kepada Penggugat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 21 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding sehingga sejak
tanggal 2 April 2002 tersebut hingga bulan November 2015
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding
menguasai dan mengusahai tanah terperkara tanpa ada
gangguan atau pun gugatan dari pihak mana pun, termasuk dan
tidak terkecuali dari Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi/Terbanding, padahal tanah yang menjadi objek
terperkara berdampingan/bersebelahan letaknya dengan
rumah kediaman atau tempat tinggal Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding.
- Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding baru
mengambil alih tanah terperkara a quo secara melawan hukum
pada bulan Desember 2015.
d. bahwa berdasarkan fakta tersebut maka penguasaan dan
pengusahaan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding atas tanah terperkara a quo telah
berlangsung selama 23 (dua puluh tiga) tahun yang dibagi ke
dalam 2 (dua) periode:
- periode pertama selama lebih 10 (sepuluh) tahun terhitung
sejak dibeli oleh Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding dari PUJIATIK hingga dijual oleh
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding
kepada Saksi MISNAN (9 November 1990 – 2 April 2001)
yang mana dalam periode ini Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding tidak pernah mendapat hambatan
dan gangguan dari siapa pun.
- periode kedua selama lebih 13 (tiga belas) tahun terhitung
sejak dibeli kembali oleh Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding dari Saksi MISNAN hingga awal
November 2015 yang mana dalam periode ini Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding tidak pernah
mendapat hambatan dan gangguan dari siapa pun, dan baru
pada pertengahan November 2015 tanah terperkara a quo
dirampas secara melawan hukum oleh Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 22 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
e. bahwa menurut kaidah hukum sebagaimana termaktub dalam
Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 11 November 1975,
Nomor: 1078 K/Sip/1972, yang harus diikutsertakan atau ditarik
sebagai tergugat lain dalam suatu pemeriksaan perkara perdata
adalah pihak yang telah menjual tanah terperkara kepada
tergugat bukan pihak yang telah menjual tanah terperkara
kepada penggugat, yang mana kaidah lengkap dari Putusan
Mahkamah Agung R.I. ini adalah, sebagai berikut:
“bahwa tergugat II pembanding mendalilkan bahwa tanah
sengketa telah dijual kepadanya oleh Paultje Pinontoan dan ia
minta agar Saartje dan Paultje Pinontoan juga dipanggil dalam
perkara ini.
bahwa seharusnya Paultje Pinontoan itu diikutsertakan dalam
perkara, sebagai pihak yang telah menjual tanah tersebut kepada
tergugat pembanding …” (Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah
Agung Republik Indonesia, terbitan Mahkamah Agung R.I.,
cetakan kedua tahun 1993, halaman 280).
f. bahwa menurut M. Yahya Harahap, S.H. dalam buku berjudul
“Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan” terbitan Sinar
Grafika, cetakan keempat tahun 2006, halaman 116 menyatakan:
“Prinsip umum atau ketentuan umum yang diterapkan dalam
kasus sengketa tanah, mengharuskan menarik pihak ketiga
sebagai tergugat, apabila tanah yang disengketakan diperoleh
tergugat dari pihak ketiga.”
g. bahwa Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding
hanya menarik Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi/Terbanding sebagai pihak dalam pemeriksaan
perkara a quo karena memang hanya Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding yang secara fisik
dan kenyataan telah menguasai dan mengusahai tanah
terperkara a quo secara melawan hukum, sesuai dengan kaidah
hukum dalam putusan Mahkamah Agung Nomor: 966
K/Sip/1974, tanggal 12 Februari 1976, yang menyatakan: “Sudah
tepat gugatan untuk menyerahkan/mengosongkan tanah tersebut
ditujukan kepada tergugat asal, Kota Madya Palembang, karena
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 23 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
secara “feitelijk” tergugat asal yang menguasai tanah terperkara”
(Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia, terbitan Mahkamah Agung R.I., cetakan kedua tahun
1993, halaman 281).
7. Bahwa berdasarkan asas acara perdata, yurisprudensi, pendapat
sarjana dan fakta sebagaimana dikemukakan di atas, maka gugatan
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding yang tidak
mengikutsertakan atau menarik PUJIATIK sebagai tergugat dalam
pemeriksaan perkara a quo adalah sudah tepat dan benar menurut
hukum, karena:
- PUJIATIK telah secara sempurna menyerahkan tanah terperkara
a quo kepada Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding, sehingga dengan demikian PUJIATIK
tidak ada melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikan
hak dan kepentingan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding.
- PUJIATIK bukan penjual tanah terperkara a quo kepada Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding tetapi adalah pihak
yang menjual tanah terperkara a quo kepada Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding.
sehingga pertimbangan dan putusan judex facti Pengadilan Negeri
Kisaran yang dimohonkan banding a quo tidak lagi dapat
dipertahankan dan harus dibatalkan.
8. Bahwa demikian pula halnya dengan pertimbangan judex facti
Pengadilan Negeri Kisaran yang pada pokoknya menyatakan bahwa
Surat Keterangan Tanah atas nama Tergugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Terbaninng tidaklah bisa begitu saja dinyatakan tidak
berkekuatan hukum sebelum pejabat yang membuat surat tersebut
didengar pendapatnya di persidangan tentang keberadaan surat
tersebut atau pejabat tersebut harus diberi kesempatan untuk
mempertahankan kebenaran surat tersebut menurut hukum atau
pejabat tersebut harus ditarik sebagai pihak dalam perkara ini,
adalah pertimbangan yang bukan saja tidak didasarkan pada
ketentuan-ketentuan hukum sebagaimana diperintahkan oleh Pasal
25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 24 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Kekuasaan Kehakiman namun juga pertimbangan yang sangat
nyata dan terang bertentangan dengan asas acara perdata,
yurisprudensi, pendapat sarjana sebagaimana telah dikemukakan
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding pada
bagian angka 6 di atas sehingga tidak akan diulangi lagi pada bagian
ini, dan selain itu pertimbangan judex facti yang demikian itu
mengabaikan fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan
perkara a quo, yakni:
- dalam gugatan a quo Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding secara gamblang dan tegas telah
meragukan keaslian Surat Keterangan Tanah Register Nomor:
580/311/VIII/1987, tanggal 10 Agustus 1987 atas nama
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding karena
mengandung berbagai kejanggalan mengenai kode surat,
penomoran, tahun penerbitan kertas meterai dan/atau cap
stempel dinas jabatan, dan untuk membuktikan hal tersebut
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding dalam
pemeriksaan perkara a quo mengajukan 3 (tiga) surat
pembanding berupa Surat-surat Keterangan Tanah, bertanggal 7
September 1987 masing-masing atas nama SAMAN, WARDIO,
dan JAPAN yang diberi tanda dengan Produk Bukti P-11, Produk
Bukti P-12 dan Produk Bukti P-13, dan seorang saksi yang
merupakan mantan penjabat Kepala Desa Sei Balai yang
bernama SUKARDI.
- Saksi SUKARDI selaku mantan penjabat Kepala Desa Sei Balai
dengan di bawah sumpah menerangkan bahwa kode surat untuk
surat keterangan tanah adalah 590 bukan 580, dan frase pada
cap stempel dinas jabatan adalah “pemerintah” bukan
“pemerintahan” sedangkan dalam Surat Keterangan Tanah
Register Nomor: 580/311/VIII/1987, tanggal 10 Agustus 1987
atas nama Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/
Terbanding tersebut kode suratnya tertulis 580, dan frase pada
cap stempel dinas jabatan tertulis “pemerintahan” yang mana
keterangan Saksi SUKARDI ini bersesuaian dengan Produk Bukti
P-11 (Surat Keterangan Tanah Register Nomor: 590/73/IX/87,
tanggal 7 September 1987 atas nama SAMAN), Produk Bukti P-
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 25 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
12 (Surat Keterangan Tanah Register Nomor: 590/75/IX/87,
tanggal 7 September 1987 atas nama WARDIO), dan Produk
Bukti P-13 (Surat Keterangan Tanah Register Nomor:
590/317/IX/87, tanggal 7 September 1987 atas nama JAPAN)
yang menunjukkan bahwa kode surat keterangan tanah yang
ditetapkan Desa Sei Balai adalah 590 dan frase pada cap
stempel dinas jabatan adalah “pemerintah”.
- Selain itu andaikata – quad non – Surat Keterangan Tanah
Nomor: 580/311/VIII/1987, bertanggal 10 Agustus 1987 atas
nama Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding
tersebut memang asli atau tidak dipalsukan sama seperti halnya
dengan Surat Keterangan Tanah yang masing-masing bertanggal
7 September 1987 atas nama SAMAN dan WARDIO (Produk
Bukti P-11 dan Produk Bukti P-12), maka semestinya nomor urut
Surat Keterangan Tanah atas nama Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding lebih rendah dari
pada Surat Keterangan Tanah Register Nomor: 590/73/IX/87atas
nama WARDIO (Produk Bukti P-11), dan Surat Keterangan
Tanah Register Nomor: 590/75/IX/87atas nama SAMAN (Produk
Bukti P-12) karena Surat Keterangan Tanah atas nama Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding tertulis tanggal 10
Agustus 1987 sedangkan Produk Bukti P-11 dan Produk P-12
tertulis tanggal 7 September 1987 (bukankah bulan September
itu ada setelah berakhirnya bulan Agustus?).
sehingga dengan pertimbangan dan putusan judex facti Pengadilan
Negeri Kisaran tidak dapat lagi dipertahankan, dan harus dibatalkan.
9. Bahwa oleh karena dalam perkara a quo putusan yang dijatuhkan
judex facti Pengadilan Negeri Kisaran tidak memberikan
pertimbangan yang cukup (onvooldoende gemotiveerd) yang
mengakibatkan kesalahan dalam penerapan hukum, maka sangat
berdasarkan hukum dan keadilan jika putusan judex facti
Pengadilan Negeri Kisaran dibatalkan, yang mana hal ini sesuai
dengan:
a. Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. Nomor:
M.A./Pemb./1154/74, tanggal 25 Nopember 1974, perihal:
Putusan yang Harus Cukup Diberi Pertimbangan Hukum, atau
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 26 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
yang lebih dikenal dengan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I.
Nomor 3 Tahun 1974, yang pada diktum nomor 3 dari Surat
Edaran ini menyatakan: “Dengan tidak/kurang memberikan
pertimbangan/alasan, bahkan apabila alasan-alasan itu kurang
jelas, sukar dapat dimengerti atau pun bertentangan satu sama
lain, maka hal demikian dapat dipandang sebagai suatu kelalaian
dalam acara, (“vormverzuim”) yang dapat mengakibatkan
batalnya putusan Pengadilan ...” (Himpunan Surat Edaran dan
Peraturan Mahkamah Agung R.I. 1951 – 2002, terbitan CV Citra
Mandiri, tahun 2002, halaman 349).
b. Putusan Mahkamah Agung R.I., tanggal 22 Juli 1970 Nomor: 638
K/Sip/1969 yang menyatakan: “Putusan-putusan Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tinggi yang kurang cukup
dipertimbangkan (onvooldoende gemotiveerd) harus dibatalkan.”
(Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia, terbitan Mahkamah Agung R.I., cetakan kedua tahun
1993, halaman 337). dan
c. Putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 18 Oktober 1972 Nomor:
672 K/Sip/1972 yang menyatakan: “Putusan Pengadilan Tinggi
harus dibatalkan karena kurang cukup dipertimbangkan (niet
vooldoende gemotiveerd) dan terdapat ketidaktertiban dalam
beracara (khususnya mengenai surat bukti P.3 s/d 6 yang diduga
palsu).” (Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia, terbitan Mahkamah Agung R.I., cetakan kedua tahun
1993, halaman 338).
II. Tentang Judex Facti Telah Menerapkan Hukum dengan Tidak
Sebagaimana Mestinya karena Menolak Tuntutan Provisionil dengan
Dalih Tidak Terdapat Alasan yang Mendesak dan/atau Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding Membantah Dalil
Gugatan Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi/Pembanding.
1. Bahwa dalam bagian pertimbangan sebagaimana termuat pada
halaman 26 alinea terakhir sampai halaman 27 dari Salinan
Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor: 63/Pdt.G/2016/PN-Kis.
yang dimohonkan banding a quo, judex facti Pengadilan Negeri
Kisaran dalam menolak tuntutan provisi didasarkan pada pendapat,
berikut ini:
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 27 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
“Menimbang, bahwa terhadap tuntutan provisi yang diajukan oleh
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi di atas, menurut Majelis
Hakim tidak dijumpai alasan-alasan yang mendesak untuk terlebih
dahulu dijatuhkan putusan sebelum memerksa pokok perkara dan
berdasarkan bukti-bukti surat yang diajukan di persidangan tidak
ada surat bukti autentik sebagai dasar alas haknya atas objek
sengketa, dan lagi pun Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi
tidak mengakui dalil gugatan melainkan sebaliknya membantah dalil
gugatan …”
2. Bahwa pendapat judex facti Pengadilan Negeri Kisaran yang
demikian itu merupakan bentuk penerapan hukum dengan tidak
sebagaimana mestinya karena jika judex facti menerapkan hukum
dengan memperhatikan secara saksama dan teliti seluruh
keterangan yang diungkapkan oleh para pihak berperkara dalam
surat gugatan maupun jawaban dan gugatan balik (rekonvensi)
serta hasil pengamatan dalam pemeriksaan setempat
(descente/gerechtelijk plaatsoopneming) yang digelar pada hari
Jumat, tanggal 8 April 2016 maka judex facti Pengadilan Negeri
Kisaran pasti akan mengabulkan tuntutan provisionil dalam perkara
a quo dengan didasarkan pada pertimbangan, berikut ini:
a. Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding telah
menguasai dan mengusahai tanah terperkara a quo dengan cara
bercocok tanam padi selama lebih dari 23 (dua puluh tiga) tahun
tanpa pernah dilarang oleh Tergugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Terbanding sedangkan Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding mbertempat tinggal
di sebelah tanah terperkara.
b. Tergugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding dalam
Surat Jawaban dan Gugatan Baliknya secara tegas telah
mengakui adanya penguasaan dan pengusahaan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding atas tanah
terperkara a quo selama lebih dari 23 (dua puluh tiga) tahun dan
tidak pernah dilarang oleh Tergugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Terbanding dengan dalih karena Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding beranggapan
bahwa penguasaan dan pengusahaan Penggugat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 28 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding meneruskan gadai
dari KASMAN alias SAKERAH.
c. Setelah lebih dari 23 (dua puluh tiga) tahun dikuasai dan
diusahai oleh Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Pembanding, tanah terperkara dirampas begitu saja
oleh Tergugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding
tanpa melalui proses hukum yang mana tindakan Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding tersebut merupakan
tindakan main hakim sendiri (eugein rechting) yang dapat
memicu benturan fisik di lapangan.
d. Guna menghindari benturan fisik tersebut maka tuntutan
provisionil yang meminta agar Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi/Terbanding maupun orang-orang suruhannya
diperintahkan untuk tidak melakukan penanaman atau bercocok
tanam padi di atas bidang tanah persawahan yang menjadi objek
terperkara a quo sampai adanya putusan hukum dalam perkara
ini, adalah tuntutan yang dilandasi kebutuhan yang sangat
mendesak demi kebaikan semau pihak, dan bukan merupakan
tuntutan yang menyangkut pokok perkara.
3. Bahwa berdasarkan alasan yang dikemukakan di atas, maka sangat
berdasarkan hukum dan keadilan jika tuntutan provisionil dalam
perkara a quo harus dikabulkan.
Berdasarkan uraian dan alasan-alasan hukum yang telah
dikemukakan di atas serta demi terpenuhinya rasa keadilan dan kepastian
hukum bagi Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding, maka
dengan segala kerendahan hati dimohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk dapat
menerima dan mengabulkan permohonan banding a quo dengan
menjatuhkan putusan yang amar selengkapnya berbunyi, sebagai berikut:
1. Menerima Permohonan Banding yang diajukan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding.
2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor:
63/Pdt.G/2015/PN-Kis., tanggal 13 Juni 2016 yang dimohonkan banding
tersebut.
DENGAN MENGADILI SENDIRI
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 29 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
DALAM KONVENSI
Dalam Provisi
- Mengabulkan tuntutan provisionil yang diajukan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding dalam perkara ini.
- Memerintahkan Tergugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding
maupun orang-orang suruhannya untuk tidak melakukan penanaman atau
bercocok tanam padi di atas bidang tanah persawahan yang menjadi
objek terperkara a quo sampai adanya putusan hukum dalam perkara ini.
Dalam Eksepsi
- Menyatakan eksepsi Tergugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Terbanding tidak beralasan sehingga harus dikesampingkan.
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/
Pembanding untuk sebagian.
2. Menguatkan putusan provisionil dalam perkara ini.
3. Menyatakan Surat Keterangan Tanah atas nama Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding yang (seolah-olah)
diterbitkan Kepala Desa Sei Balai dengan Register Nomor:
580/311/VIII/1987, tanggal 10 Agustus 1987, dan (seolah-olah) diketahui
Camat Tanjung Tiram dengan Register Nomor: A.15/ST/TT/1987, tanggal
12 Agustus 1987 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat untuk
dijadikan bukti kepemilikan atas bidang tanah persawahan yang menjadi
objek terperkara a quo.
4. Menyatakan demi hukum bahwa sebidang tanah persawahan seluas +
3.800 m2 (tiga ribu delapan ratus meter persegi) yang terletak setempat
dengan Dusun VIII, Desa Sei Balai, Kecamatan Sei Balai (dahulu
Kecamatan Tanjung Tiram), Kabupaten Batu Bara (dahulu Kabupaten
Asahan) dengan batas-batas dan ukuran, sebagai berikut:
sebelah utara dengan jalan dusun 45,50
meter.
sebelah timur dengan parit 81,50
meter.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 30 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
sebelah selatan dengan parit 47
meter.
sebelah barat dengan Suparman (Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding)
81,50
meter.
adalah sah milik Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding.
5. Menyatakan bahwa perbuatan Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi/Terbanding yang telah melakukan penyemaian bibit padi,
penanaman kelapa sawit dan/atau bentuk-bentuk penguasaan fisik
lainnya di atas bidang tanah persawahan milik Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Pembanding tanpa izin/persetujuan dari
Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding merupakan
perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad).
6. Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding
untuk membongkar tanaman kelapa sawit dan/atau bibit padi yang telah
disemai atau ditanamnya di atas bidang tanah persawahan milik
Penggugat tersebut, terhitung sejak adanya putusan dalam perkara ini.
7. Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding
maupun siapa saja yang memperoleh izin/persetujuan darinya, untuk dan
mengembalikan bidang tanah persawahan seluas + 3.800 m2 (tiga ribu
delapan ratus meter persegi) tersebut kepada Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding dalam keadaan baik seperti
semula tanpa dibebani dengan hak tanggungan, hak gadai, hak sewa
maupun hak-hak lain yang memberatinya terhitung sejak adanya putusan
dalam perkara ini.
8. Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding untuk
membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding sebesar Rp. 200.000,- (dua
ratus ribu rupiah) untuk setiap harinya apabila Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding maupun siapa saja yang
memperoleh izin/persetujuan darinya lalai untuk mengosongkan dan
mengembalikan bidang tanah persawahan tersebut kepada Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding dalam keadaan baik seperti
semula, terhitung sejak adanya putusan dalam perkara ini.
9. Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding untuk
membayar ganti kerugian secara tunai dan seketika kepada Penggugat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 31 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Pembanding sebesar Rp. Rp.
380.000.000,- (tiga ratus delapan puluh juta rupiah) terhitung sejak
adanya putusan hukum dalam perkara ini.
10. Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding
untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.
DALAM REKONPENSI
- Menolak gugatan rekonpensi yang diajukan oleh Tergugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding dalam perkara ini.
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
- Menghukum Tergugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding untuk
membayar semua ongkos perkara yang timbul dalam pemeriksaan
tingkat pertama dan tingkat banding.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka dalam peradilan
yang baik (naar goede justitie recht doen) mohon untuk menjatuhkan
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa kontra memori banding yang diajukan oleh
Terbanding semula Tergugat, pada pokoknya adalah sebagai berikut:
Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa Terbanding dapat menerima seluruh pertimbangan Hukum
Keputusan a quo, karena menurut Terbanding Keputusan Judex Factie
tingkat Pertama tidaklah salah di dalam menerapkan dan
mempertimbangkan hubungan hukum antara para Terbanding dengan
para Pembanding karena:
2. Bahwa para Terbanding juga dapat menerima seluruh pertimbangan
putusan a quo, karena menurut hemat para Terbanding bahwa Judex
Factie tingkat pertama tidak salah di dalam menerapkan hukum mengenai
prestasi Terbanding dalam melakukan upaya untuk mempertahankan hak-
hak miliknya, yang secara nyata telah dijual tanpa ijin oleh sdri Pujiatik
kepada Pembanding dan dikuasai pula tanpa hak selama kurang lebih 23
tahun, dan keberatan Pembanding tentang pasal 25 ayat 1 UU No. 4
tahun 2004 sebagai salah satu alasan keberatannya tentang seolah-olah
Judex Factie didalam Putusannya tidak memuat dasar hukumnya dalam
perkara a quo, dimana alasan keberatan ini sepatutnya harus ditolak, oleh
karena fakta hukum yang telah menjadi pertimbangan hukum Judex
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 32 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Factie membuktikan gugatan Pembanding seharusnya ditolak dan bukan
tidak dapat diterima.
3. Bahwa adalah telah benar pertimbangan hukum Judex Factie yang
menyatakan setelah mempelajari dengan seksama akan materi gugatan
Penggugat konvensi-Tergugat Rekonvensi tersebut sebagaimana dalam
surat gugatannya dan dalam Repliknya serta maksud dan tujuan
gugatannya yaitu hendak memperoleh tanah objek sengketa yang telah
dikuasai Tergugat Konvensi – Penggugat Rekonvensi dan agar Surat
sebagaimana dalam petitum point 4 yang dipunyai Tergugat Konvensi-
Penggugat Rekonvensi dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum,
sedangkan surat tersebut dibuat oleh Kepala Desa dan diketahui Camat,
maka menurut Majelis Hakim bahwa surat tersebut tidaklah bisa begitu
saja dinyatakan tidak berkekuatan hukum sebelum Pejabat yang
membuat surat tersebut didengar pendapatnya di Persidangan atau
Pejabat tersebut harus ditarik sebagai pihak dalam perkara ini, dan adalah
telah benar pertimbangan yang menyatakan bahwa dipihak lain
Penggugat menguraikan bahwa tanah objek sengketa diperolehnya dari
Pijiatik, maka menurut hukum pihak yang menjual tanah kepada
Penggugat atau pihak tempat dia memperoleh hak itu haruslah dituntut
mempertanggungjawabkan dan untuk menyerahkan tanah tersebut
kepadanya, sedangkan apabila pihak lain yang langsung harus dituntut,
maka menjadi tidak jelas maksud dari gugatan Penggugat oleh karena
tidak ada hubungan hukum dalam perolehan hak.
4. Bahwa keberatan Pembanding pada point 4 dalilnya jelas telah
mengeyampingkan apa yang dimaksud dalam pasal 25 ayat 1 UU No. 4
tahun 2004, oleh karena Judex Factie secara nyata telah menerapkan
hukum dan memberikan pertimbangan hukumnya berdasarkan fakta-
fakta hukum di Persidangan dan dilapangan, baik yang telah diakui dan
diajukan oleh Pembanding sendiri maupun Terbanding.
5. Bahwa keberatan Pembanding sebagaimana diuraikan pada point 5
adalah tidak relevan dan harus dianulir untuk dikesampingkan, oleh
karena secara nyata judex Factie telah memberi petunjuk kepada
Pembanding untuk memperbaiki surat gugatannya, tetapi dengan ke
egoisan dan maunya menang sendiri Pembanding, maka apa-apa yang
telah menjadi fakta hukum dikesampingkan dan selalu berkeinginan kuat
agar Judex Factie memutuskan sesuai keinginan dan kemauan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 33 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Pembanding meskipun harus mengenyampingkan semua Fakta-Fakta
hukum, seharusnya Pembanding banyak memahami apa arti itu
penerapan hukum.
6. Bahwa uraian keberatan Pembanding pada point 6. Huruf A. adalah
sangat tidak tepat dengan menafsirkan Jurisfrudensi M.A. RI tanggal 16
Juni 1961 no. 305. K.Sip.1973, oleh karena Pembanding telah mengakui
dan mengetahui bahwa Pujiatik salah satu orang yang harus
bertanggungjawab kepada Pembanding, masalahnya adalah mengapa
Pembanding mau membeli objek sengketa, padahal Pembanding tahu
dasar kepemilikan pujiatik atas objek sengketa adalah tidak ada, ada apa
dengan Pembanding dan Pujiatik, selanjutnya mengapa Pujiatik harus
disembunyikan oleh Pembanding, maka apabila dikaitkan dengan uraian
Pembanding tentang kaidah Hukum Acara Perdata, maka Pembanding
dengan wewenangnya seharusnya memasukan Pujiatik sebagai salah
satu pihak dalam perkara a quo, bahwa selanjutnya dalam pandangan
nyonya Retno Wulan Sutantio, SH tentang Hukum Acara Perdata dalam
Teori dan Praktik berpendapat Tergugat adalah orang yang dirasa
melanggar hak Penggugat, dalam perkara a quo berdasarkan fakta
hukum yang telah melanggar dan menipu hak-hak Pembanding adalah
Pujiatik, Pejabat sementara Kepala Desa Sei Balai, Camat Sei Balai dan
jelas bukan Terbanding, kemudian menurut Terbanding, Pembanding
adalah orang yang sok pintar tapi aslinya tidak pintar koq mau membeli
tanah dari penjual padahal sipenjual tidak memiliki sedikitpun data tentang
tanah yang dijualnya, ini berarti yang pintar adalah Pujiatik, selanjutnya
cerita puluhan tahun mengarap tanah orang tanpa gangguan tidak serta
merta bisa langsung menjadi miliknya, kemudian cerita Misnan adalah
adalah orang yang bijak oleh karena tahu bahwa tanah yang dibelinya dari
Pembanding adalah pasti bermasalah, oleh karenanya oleh Misnan dijual
kembali kepada Pembanding meskipun tidak dibuat dihadapan Kepala
Desa Sei Balai, dan kenapa Kepala Desa Sei Balai yang sekarang tidak
bersedia mengetahui jual beli antara Misnan dengan Pembanding oleh
karena juga tidak mau menerima masalah akibat perbuatan dari Misnan
dan Pembanding khususnya atas objek tanah sengketa, selanjutnya
keberatan Pembanding pada point 6 huruf e harusnya juga ditolak yakni
apabila dihubungkan dengan Jurisfrudensi MA.RI tanggal 12 April 1977
No. 503.K.Sip.1974 dalam perkara Amri melawan Gho Sie Chaniago
Chandra dalam Putusan itu disebutkan bahwa karena yang merasa
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 34 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
berhak atas tanah sengketa adalah ketiga orang tersebut, maka mereka
semuanya harus diikutsertakan dalam perkara ini, baik sebagai
Penggugat maupun sebagai Tergugat, selanjutnya dalam Putusan MA-RI
tanggal 27 Oktober 1979 No.1004 K.Sip.1974 menyebutkan
Pengikutsertaan pihak ketiga dalam suatu proses Perdata yang sedang
berjalan, ditentukan oleh ada tidaknya permintaan untuk itu dari pihak
atau pihak ketiga di luar perkara yang merasa berkepentingan, itu artinya
jurisprudensi MA-RI yang dimaksudkan oleh Pembanding tidak ada
relevansinya dalam perkara aquo, selain itu dasar pembanding merasa
memiliki atas objek sengketa secara nyata jelas dari pihak ketiga yakni
Pujiatik, Misnan, dimana secara fakta hukum Pujiatik yang seharusnya
paling dicari pertanggungjawabannya oleh Pembanding, makanya harus
diposisikan sebagai Tergugat, selanjutnya juga tidak berkaitan
Jurisprudensi MA-RI No. 966 K.Sip.1974, oleh karena memang Tergugat
asal secara kualitas tidak memiliki dasar kepemilikan atas tanah sengketa,
sementara dalam perkara a quo Pujiatik yang seharusnya
bertanggungjawab dan dasar menjual objek sengketa kepada
pembanding itu apa, mengapa tidak digugat, ini kan aneh secara hukum
acara, akan tetapi apabila legal standing Pujiatik menjual objek sengketa
kepada Pembanding jelas, maka wajar apabila dianya tidak digugat, dan
telah pula menjadi Fakta hukum Misnan telah menjual objek sengketa
kembali kepada Pembanding meskipun dibawah tangan tetapi ada dasar
yang dipunyai Misnan menjual kembali kepada Pembanding, selanjutnya
oleh karena Terbanding lebih memilih menguasai objek sengketa dari
pada menggugat maka Pujiatik tidak digugat, akan tetapi apabila
Terbanding yang mengajukan gugatan, maka Pujiatik pasti akan digugat.
7. Bahwa alasan keberatan Pembanding pada point 7 adalah bukan alasan
juridis hukum beracara oleh karenanya sudah sepatutnya
dikesampingkan, Pembanding telah mengakui Pujiatik telah secara
sempurna menyerahkan tanah sengketa kepada Pembanding, akan tetapi
baru sekarang Pembanding menyadari bahwa Pujiatiklah yang secara
fakta hukum telah merugikan Pembanding oleh karena tanah sengketa
dikuasai dan diusahai oleh Terbanding oleh karena tanah sengketa
memang milik Terbanding dan bukan milik Pujiatik, pertanyaanya adalah
mengapa Pembanding begitu menyembunyikan jati diri Pujiatik, mengapa
seakan-akan Pujiatik telah benar menjual tanah sengketa tetapi tidak
memiliki alas hak kepemilikan atas tanah sengketa yang telah dijualnya
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 35 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
kepada Pembanding, dan orang buta huruf sekalipun tidak akan mau
membeli tanah dari orang yang tidak jelas keberadaanya dan tidak ada
pula dasar kepemilikan atas tanah yang akan dijualnya.
8. Bahwa alasan Pembanding pada point 8 juga tidak perlu untuk
dipertimbangkan, oleh karena selain seakan - akan proses masih dalam
persidangan tingkat I yakni jawab-menjawab, padahal pembanding
harusnya tahu ditingkat banding menjadi pertimbangan bagi Judex Factie
Tingkat Banding adalah tentang apakah Judex Factie Tingkat Pertama
ada kesalahan didalam menerapkan hukumnya, dan secara jelas telah
dipertimbangkan oleh Judex Factie tingkat I, apabila Pembanding merasa
alas hak Terbanding diragukan, maka pejabat yang membuat alas hak
Terbanding harus ditarik sebagai pihak atau didengar keterangannya,
tetapi hal ini tidak dilakukan oleh Pembanding, itu oleh karena
Pembanding memang sok pintar tetapi faktanya tidak, Judex Factie
secara nyata telah memberi petunjuk kepada Pembanding tetapi tidak
dilakukan, Dan hanya Pembanding yang merasa meragukan keabsahan
atau merasa alas hak Terbanding adalah palsu, tetapi hanya omong saja,
oleh karena kalau memang Pembanding pintar Kepala Desa Sei Balai
yang menerbitkan surat keterangan Tanah atas nama Terbanding
tersebut harus dijadikan Tergugat atau sebelum diajukan gugatan
sebaiknya laporkan dulu ke pihak berwajib atas laporan surat palsu,
kemudian tunggu proses Putusan Pidananya seperti apa apakah palsu
atau tidak, baru apabila Putusan Pidana menyatakan Palsu, Pembanding
kan tidak perlu capek-capek mengajukan gugatan Perdata, tetapi
mengapa hal ini tidak dilakukan oleh Pembanding itu karena Pembanding
merasa terlalu pintar, dan secara nyata Pembanding sama sekali tidak
memiliki kualitas sedikitpun untuk menilai pekerjaan Pejabat Desa Sei
Balai pada tanggal 10 Agustus 1987 dan Camat Tanjung Tiram atas
penerbitan surat keterangan Alas Hak atas tanah termasuk tanah
sengketa atas nama Terbanding, apabila kedua Pejabat tersebut tidak
dijadikan sebagai para pihak dalam perkara a quo, selanjutnya mengapa
Pembanding terlalu cepat menvonis tanpa proses Putusan Hukum, surat
keterangan tanah atas nama Terbanding diduga dipalsukan atau
diragukan, dan mengapa hanya penomoran surat didesa saja yang
diragukan, selanjutnya mengapa tentang penomoran surat yang
dikeluarkan oleh Camat Tanjung Tiram atas surat milik Terbanding tidak
dikomentari, tidak diragukan, atau tidak diduga palsu, oleh karenanya
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 36 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
apabila dibandingkan dengan surat yang dimiliki oleh Pembanding sendiri,
atas objek sengketa secara nyata telah terungkap didepan persidangan
dibeli dari Pujiatik yang secara nyata dan terbukti tidak memiliki dasar
kepemilikan atas objek sengketa, artinya apa artinya Pembanding mau
melebarkan areal persawahannya dengan segala cara, tidak peduli siapa
itu Pujiatik, apakah memiliki surat tanah atau tidak, apakah Pujiatik orang
yang jelas keberadaanya atau tidak, Pembanding tidak peduli dan yang
paling nyata Pembanding tidak dapat membuktikan didepan persidangan
sebagai alat bukti alas hak atas objek sengketa sebagai atas nama
Pujiatik yang kemudian telah dijual kepada Pembanding.
9. Bahwa keberatan Pembanding pada point 9 adalah tidak tepat oleh
karena Judex Factie tingkat pertama telah benar dan tidak salah didalam
menerapkan hukumnya, oleh karena selain Judex Factie tidak memiliki
kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dalam perkara a quo,
juga Judex Factie didalam memberi pertimbangan Hukumnya telah
berdasarkan Fakta-Fakta Hukum yang telah terungkap didepan
persidangan dan Lapangan, dan tidak seperti alasan keberatan yang
diuraikan oleh Pembanding seperti tersebut diatas, dan adalah sangat
tidak pantas Pembanding meminjam atau berselimut Putusan MA-RI
sebagai Tameng untuk menutupi kelemahannya didalam mengajukan
surat Gugatannya di Pengadilan Tingkat Pertama, yang menguraikan
alasan bandingnya seolah-olah Judex Factie mengabaikan didalam
penerapan hukumnya dalam perkara a quo.
10. Bahwa juga telah benar pertimbangan hukum Judex Factie tentang
penolakan tuntutan provisi Penggugat asal, karena secara fakta hukum
memang tidak alasan yang berdasarkan hukum atau yang dapat
dipertanggungjawabkan perihal tuntutan provisi sebelum memerika pokok
perkara, selain itu legalitas surat pembanding yang ditandatangani oleh
Penjual-Pujiatik yang nota bene tidak jelas kepemilikannya alias penjual
beritikad buruk dibeli oleh pembanding yang memang tidak beritikad baik,
diatas tanah sengketa yang merupakan bagian dari tanah milik
Terbanding-Tergugat asal, tanpa seijin Terbanding, dan diketahui oleh
pejabat kepala Desa Sei Balai, yang seharusnya tidak punya kewenangan
menandatangani atas perjanjian jual beli atas sebidang tanah, apalagi
jabatannya hanya setahun, artinya nuansa kepentingan sang pejabat
Kepala Desa jelas ada dalam rangka memuluskan keinginan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 37 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Pembanding, masalahnya adalah seandainya sang pejabat kepala desa
pada saat itu cermat, sebelum menandatangani surat tersebut,
seharusnya diteliti surat tersebut, apakah semua saksi sepadan telah
menandatangani apa belum, karena faktanya dalam surat pembanding
hanya sisi sebelah barat saja yang ditandatangi oleh saksi, padahal
dilapangan sisi sebelah barat berbatas dengan jalan Desa dan bukan
langsung dengan tanah saksi yang menandatangani didalam surat
Pembanding, kemudian sisi Timur juga tidak ditandatangani oleh saksi
sepadan, demikian juga dengan sisi sebelah Utara juga tidak
ditandatangani saksi sepadan, kemudian sisi sebelah selatan disebutkan
berbatas dengan tanah Terbanding, tetapi Terbanding tidak pernah tahu
akan surat Pembanding, apalagi menandatangani sebagai saksi sepadan,
pertanyaanya adalah apakah telah benar surat yang dibuat asal-asalan
oleh Pembanding, Pejabat sementara Kepala Desa yang pada saat itu
bernama Sukardi, selanjutnya mengapa Kepala Desa Sei Balai yang
sekarang ini tidak mau membuatkan surat jual beli antara Misnan dengan
Pembanding, mengapa jual belinya dilakukan tidak diketahui oleh Kepala
Desa Sei Balai, itu karena Kepala Desa Sei Balai yang sekarang telah
mengetahui kebenaran bahwa atas objek sengketa adalah sebagai milik
Terbanding yang legal standingnya jelas dan akurat, dan Kepala Desa Sei
Balai yang sekarang adalah orang bijak dan pandai serta tidak mau
berspekulasi, dan dianya tahu menandatangi surat atas tanah, diatas
tanah yang telah memiliki surat adalah perbuatan Pidana.
11. Bahwa alasan 23 tahun mengusahai tanah milik tanah Terbanding yang
seakan-akan miliknya, sama sekali bukan alasan pembenaran bagi
Pembanding bahwa tanah Terbanding untuk menjadi hak milik
Pembanding, apa dasar hukumnya, dimana hal itu diatur, dan seandainya
pun Pembanding mendapatkan secara gadai dari Sakerah, Pembanding
seharusnya juga memberitahu kepada Terbanding sebagai pemilik tanah
tersebut, kenapa hal itu tidak dilakukan oleh Pembanding, kenapa tiba-
tiba ada Pujiatik, kemudian kenapa tiba-tiba Pembanding membeli tanah
objek sengketa dari Pujiati, selanjutnya kenapa jual beli dengan Pujiatik
tidak diberitahu dan diketahui oleh Terbanding, padahal Terbanding tetap
berada diobjek sengketa sampai dengan sekarang atau mengapa
Terbanding ditiadakan pada saat transaksi jual beli yang menurut
Pembanding telah benar itu, oleh karenanya menurut Terbanding, semua
perbuatan yang di awali dengan rencana yang tidak baik, cepat atau
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 38 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
lambat pasti akan menghasilkan yang tidak baik pula, jadi tidak ada
artinya Pembanding menguraikan tentang surat keterangan atas tanah
milik Terbanding yang dibuat oleh Kepala Desa Sei Balai pada tanggal 10
Agustus 1987 yang diketahui Camat Tanjung Tiram tanggal 12 Agustus
1987 untuk minta dibatalkan ke Judex Factie tingkat Banding, selain telah
salah jalan-seharusnya ke Pengadilan Tata Usaha Negara, Pembanding
juga tidak pernah menyertakan kedua pejabat tersebut dalam perkara a
quo, selanjutnya bagaimana pula alas hak milik Pembanding yang dibuat
dibawah tangan tidak diketahui Kepala Desa dan Camat, yang katanya
dibeli dari Misnan, terlalu mudah sekali Pembanding menyatakan tanah
sengketa sebagai miliknya.
12. Bahwa demikianlah semua uraian Kontra Memori Banding, yang dibuat
dan diajukan Terbanding berdasarkan fakta-fakta hukum untuk menepis
semua keberatan Pembanding yang tidak benar dan telah
dituangkannya melalui Memori Banding, serta mohon kepada yang
Terhormat Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Medan, agar memeriksa dan
mempertimbangkan hukumnya serta memutuskan perkara ini yang Amar
Putusannya sebagai berikut:
1 Menolak semua keberatan permohonan Pembanding, yang tertuang
dalam Memori Banding tertanggal 30 Juni 2016,
2 Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran
No.63.Pdt.G.2015.PN-Kis tertanggal 13 Juni 2016 yang diajukan
sebagai alasan Banding oleh Pembanding,
3 Menghukum Pembanding untuk membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini.
Serta mohon Putusan yang seadil-adilnya.
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari dengan
seksama berkas perkara tersebut beserta surat-surat yang terlampir, salinan
resmi putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 63/Pdt.G/2015/PN Kis
tanggal 13 Juni 2016 dan Memori Banding dari Pembanding semula
Terggugat, Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan
pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam perkara tersebut,
dengan pertimbangan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa dalam provisi Majelis Hakim Tingkat Pertama
menolak dengan alasan tidak ada bukti otentik dan gugatan dibantah oleh
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 39 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Tergugat serta tidak ada alasan yang mendesak untuk terlebih dahulu
menjatuhkan putusan sebelum memeriksa pokok perkara.
Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat pertama keliru dalam
menafsirkan Pasal 162 Rbg yang menyatakan “sanggahan-sanggahan yang
dikemukakan oleh pihak tergugat, terkecuali yang mengenai wewenang
hakim, tidak boleh dikemukakan dan dipertimbangkan sendiri-sendiri secara
terpisah melainkan harus dibicarakan dan diputuskan bersama-sama dengan
pokok perkaranya”.
Menimbang, bahwa maksud dari ketentuan Pasal 162 Rbg tersebut
adalah sanggahan atau eksepsi yang diajukan oleh Tergugat yang bukan
mengenai wewenang hakim (kompetensi) tidak boleh diputus tersendiri dalam
putusan sela (sebelum memutus pokok perkara) tetapi harus diputus
bersama dengan pokok perkara dan tetap dipertimbangkan sebagai
sanggahan atau eksepsi.
Menimbang, bahwa pada pokoknya dalam pertimbangan hukum
putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 63/Pdt.G/2015/PN Kis, Majelis
Hakim tingkat pertama dalam eksepsi mempertimbangkan karena eksepsi
Tergugat mengenai gugatan kurang pihak dan tidak mengenai kompetensi
maka harus dipertimbangkan dalam pokok perkara dan Penggugat telah
tepat menempatkan Tergugat karena Tergugat yang melanggar hak subyektif
Penggugat sehingga eksepsi Tergugat ditolak.
Menimbang, bahwa selanjutnya dalam pokok perkara Majelis Hakim
tingkat pertama mempertimbangkan karena tidak mengikutsertakan Pujiatik,
Mesnan, Kepala Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai sebagai pihak,
sehingga gugatan Penggugat kurang pihak dan diyatakan tidak dapat
diterima.
Menimbang, bahwa dalam rekonvensi Majelis Hakim tingkat pertama
mempertimbangkan gugatan Penggugat dalam rekonvensi selain kurang
pihak karena tidak mengikutsertakan Pujiatik, juga karena gugatan konvensi
dinyatakan tidak dapat diterima sedangkan bukti-bukti dari kedua belah pihak
yang berperkara belum dapat dipertimbangkan maka gugatan dalam
rekonvensi harus dinyatakan tidak dapat diterima.
Meimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut di atas ternyata
Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru menafsirkan ketentuan Pasal 162
Rbg dan ketentuan mengenai putusan provisi yang mengakibatkan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 40 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
pertimbangan hukum dalam putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor
63/Pdt.G/2015/PN Kis tanggal 13 Juni 2016 saling bertentangan antara
pertimbangan dalam eksepsi dan dalam pokok perkara. Dengan demikian
maka Majelis Hakim Tingkat Banding memperbaiki pertimbangan putusan
tersebut menjadi sebagai berikut:
DALAM KONVENSI
Dalam Provisi
Menimbang, bahwa dalam provisi Penggugat mohon agar
memerintahkan kepada Tergugat maupun orang-orang suruhannya untuk
tidak melakukan penanaman atau bercocok tanam padi di atas tanah obyek
sengketa sampai ada putusan hukum dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan putusan provisi adalah
putusan sementara yang dijatuhkan oleh Hakim yang mendahului putusan
akhir dan tidak boleh menyangkut pokok perkara .
Menimbang, bahwa putusan provisi dijatuhkan atas permohonan
Penggugat agar dilakukan tindakan sementara yang sangat mendesak untuk
melindungi hak Penggugat yang tidak mengenai pokok perkara, yang perlu
dilakukan sebelum memutus pokok perkara.
Menimbang, bahwa dasar tuntutan provisi dari Penggugat adalah
agar Tergugat maupun orang-orang suruhannya tidak melakukan penanaman
atau bercocok tanam padi di atas tanah obyek sengketa.
Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan di atas, ternyata siapa
pemilik obyek sengketa merupakan pokok perkara yang akan dibuktikan
dalam perkara ini dan tidak diperlukan suatu tindakan yang sangat mendesak
untuk melindungi hak Penggugat sebelum memutus pokok perkara, sehingga
tuntutan provisi dari Penggugat tidak beralasan menurut hukum dan haruslah
ditolak.
Dalam Eksepsi
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya menyatakan gugatan Penggugat kurang pihak
dengan alasan sebagai berikut:
- Bahwa Penggugat membeli tanah obyek sengketa dari Pujiatik maka
seharusnya Pujiatik dijadikan pihak dalam perkara ini.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 41 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
- Bahwa kemudian Penggugat menjual tanah tersebut kepada Mesnan dan
membeli kembali dari Mesnan maka seharusnya Mesnan juga dijadikan
pihak.
- Bahwa Kepala Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai telah menerbitkan
surat kepemilikan atas nama Penggugat maka seharusnya juga dijadikan
pihak dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat bukan mengenai
kompetensi maka sesuai dengan ketentuan Pasal 162 Rbg diputus bersama
dengan pokok perkara.
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1 Surat Penyerahan/Ganti
Rugi Seri B Nomor 00078, Kepala Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai ikut
menandatangani surat tersebut dan bukti TI Surat Keterangan Tanah Nomor
580/311/VIII/1987 tanggal 10 Agustus 1987 juga ditandatangani oleh Kepala
Desa Sei Balai dan Camat Tanjung Tiram.
Menimbang, bahwa dalam petitum gugatan Penggugat nomor
empat, Penggugat mohon agar Surat Keterangan Tanah Nomor
580/311/VIII/1987 tanggal 10 Agustus 1987 (bukti TI) dinyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas oleh karena
Penggugat mohon agar Surat Keterangan Tanah Nomor 580/311/VIII/1987
tanggal 10 Agustus 1987 (bukti TI) dinyatakan tidak mempunyai kekuatan
hukum dan Penggugat mengajukan Surat Penyerahan/Ganti Rugi Seri B
Nomor 00078 (bukti P1) sebagai bukti kepemilikan Penggugat, maka
seharusnya Kepala Desa Sei Balai, Camat Sei Balai dan Camat Tanjung
Tiram dijadikan pihak dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa di samping itu pula Penggugat dapat
mengikutsertakan Pujiatik dan Mesnan sebagai pihak untuk menjadi lebih
jelas tentang asal usul tanah obyek sengketa.
Menimbang, bahwa dengan demikian maka gugatan Penggugat
kurang pihak sehingga eksepsi Tergugat beralasan hukum untuk dikabulkan.
Dalam Pokok Perkara.
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
seperti tersebut di atas.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 42 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat mengenai gugatan
kurang pihak dikabulkan maka gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima.
DALAM REKONVENSI
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat dalam
rekonvensi/Tergugat dalam konvensi adalah seperti tersebut di atas.
Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan gugatan rekonvensi
ini, Majelis Hakim mengutip kembali apa yang sudah dipertimbangkan di
dalam gugatan konvensi, yang karena erat sekali kaitannya dengan gugatan
rekonvensi ini, dianggap berlaku pula untuk mempertimbangkan gugatan
dalam rekonvensi ini, dan dianggap telah termuat pula disini .
Menimbang, bahwa dalam posita gugatan dalam rekonvensi,
Penggugat dalam rekonvensi/Tergugat dalam konvensi menguraikan tentang
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat dalam
rekonvensi/Penggugat dalam konvensi bersama-sama dengan Pujiatik,
Mesnan, Kepala Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai dengan menerbitkan
surat ganti rugi tahun 1990 dan dalam petitum gugatan dalam rekonvensi
nomor tiga mohon agar surat alas hak atas nama Tergugat dalam rekonvensi
dinyatakan cacat hukum, tidak sah dan batal demi hukum.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas ternyata
gugatan dalam rekonvensi juga mengenai peran Pujiatik, Mesnan, Kepala
Desa Sei Balai dan Camat Sei Balai yang telah dipertimbangkan dalam
konvensi mengakibatkan gugatan dalam konvensi kurang pihak dan
dinyatakan tidak dapat diterima.
Menimbang, bahwa dengan demikian maka gugatan dalam
rekonvensi juga kurang pihak dan haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan dalam Konvensi
dinyatakan tidak dapat diterima, dan gugatan dalam rekonvensi juga
dinyatakan tidak dapat diterima, dan ternyata dalam gugatan dalam
rekonvensi biaya perkara adalah nihil, maka cukup beralasan untuk
membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada penggugat dalam
konpensi/tergugat dalam rekonpensi ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 43 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Tingkat banding akan
mempertimbangkan alasan-alasan dalam memori banding yang diajukan oleh
pembanding semula Penggugat.
Menimbang, bahwa mengenai keberatan Pembanding semula
Penggugat dalam memori bandingnya yang pada pokoknya menyatakan
Majelis Hakim Tingkat pertama kurang pertimbangannya dalam menyatakan
gugatan Penggugat kurang pihak karena Penggugat yang berwenang
menentukan siapa-siapa yang akan digugat dan yang digugat oleh
Penggugat adalah orang yang dirasa telah melanggar hak Penggugat,
Majelis Hakim Tingkat Banding mempertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa memang benar adalah hak Penggugat untuk
menentukan siapa-siapa yang akan digugat dan orang yang digugat ada
hubungan hukum serta menurut Penggugat telah melanggar hak Penggugat,
namun demikian yang tidak kalah pentingnya dalam suatu putusan adalah
dapat dieksekusi putusan tersebut.
Menimbang, bahwa suatu putusan dalam perkara perdata hanya
mengikat pihak-pihak dalam perkara tersebut.
Menimbang, bahwa oleh karena putusan dalam perkara perdata
hanya mengikat pihak-pihak dalam perkara tersebut, maka penentuan pihak-
pihak dalam suatu perkara sangat penting karena apabila ada pihak yang
terkait dan tidak dijadikan pihak mengakibatkan putusan tersebut tidak dapat
dieksekusi.
Menimbang, bahwa dalam pertimbangan memperbaiki pertimbangan
Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut di atas, Majelis Hakim Tingkat
Banding telah mempertimbangkan tentang ada pihak-pihak terkait yang perlu
dijadikan pihak dalam perkara ini, sehingga tidak perlu dipertimbangkan lagi
dan keberatan Pembanding semula Penggugat tidak beralasan dan haruslah
dikesampingkan.
Menimbang, bahwa mengenai keberatan tentang Majelis Hakim
Tingkat Pertama telah menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya
dalam menolak tuntutan provisi, menurut pendapat Majelis Hakim Tingkat
Banding, telah dipertimbangkan di atas dalam memperbaiki pertimbangan
putusan Majelis Hakim Tingkat Petama dalam provisi, sehingga tidak perlu
dipertimbangkan lagi.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 44 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
Menimbang, bahwa tentang keberatan Terbanding semula Tergugat
dalam kontra memori banding yang pada pokoknya setuju dengan
pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama, tidak perlu dipertimbangkan
lagi karena Majelis Hakim Tingkat Banding telah mempertimbangkan di atas
dalam pertimbangan memperbaiki putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
maka putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 63/Pdt.G/2015/PN Kis
tanggal 13 Juni 2016 beralasan hukum untuk dibatalkan dan Majelis Hakim
Tingkat Banding mengadili sendiri perkara ini.
Menimbang, bahwa oleh karena putusan tingkat pertama dibatalkan
dan dalam pertimbangan tersebut di atas Pembanding semula Penggugat
berada di pihak yang kalah, maka harus dihukum membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan.
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo Undang-
Undang Nomor 49 Tahun 2009, R.Bg dan peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan.
MENGADILI:
Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat
tersebut.
Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor
63/Pdt.G/2015/PN Kis tanggal 13 Juni 2016, yang dimohonkan banding.
MENGADILI SENDIRI:
DALAM KONVENSI
Dalam Provisi:
- Menolak tuntutan provisi dari Penggugat.
Dalam Eksepsi:
- Mengabulkan Eksepsi Tergugat.
Dalam Pokok Perkara:
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
DALAM REKONVENSI
- Menyatakan gugatan Penggugat dalam rekonvensi/Tergugat dalam
konvensi tidak dapat diterima.
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Halaman 45 dari 45 halaman Putusan Nomor 262/PDT/2016/PT MDN
- Menghukum Penggugat dalam konvensi/Tergugat dalam rekonvensi untuk
membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam
tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh
ribu rupiah).
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Jumat tanggal 7 Oktober 2016 oleh
BENAR KARO–KARO, SH, MH, sebagai Hakim Ketua, dan AGUSTINUS
SILALAHI, SH, MH dan Dr. ALBERTINA HO, SH, MH masing-masing
sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum pada hari ini Kamis tanggal 13 Oktober 2016 oleh Hakim Ketua
dengan dihadiri oleh kedua Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Baik
Sitepu, SH, Panitera Pengganti pada pengadilan tinggi tersebut tanpa dihadiri
oleh kedua belah pihak yang berperkara.
HAKIM ANGGOTA: HAKIM KETUA
AGUSTINUS SILALAHI, SH, MH BENAR KARO-KARO, SH, MH
Dr. ALBERTINA HO, SH, MH
PANITERA PENGGANTI
BAIK SITEPU, SH
Perincian biaya:
1. Materai ……………… Rp. 6.000,00
2. Redaksi…….............. Rp. 5.000,00
3. Pemberkasan ……… Rp. 139.000,00
Jumlah …………….... Rp150.000,00
(seratus lima puluh ribu rupiah).
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN