pengadilan tinggi medan · informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional...
TRANSCRIPT
Hal 1 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
P U T U S A N
Nomor : 431 / PID.SUS / 2016 / PT.MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara pidana dalam pengadilan tingkat banding, telah
menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara
terdakwa :
Nama Lengkap : HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN.
Tempat Lahir : Horsik.
Umur / Tanggal Lahir : 37 tahun / 01 Agustus 1978.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jalan Rajamin Purba No. 539 Perdagangan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.
Agama : Kristen.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Pendidikan : -
Terdakwa tidak ditahan; Terdakwa dipersidangan didampingi Penasehat Hukum Dame
Pandiangan, SH.MH. Mangembang Pandiangan, SH. Rosmawari, SH.MH. dan
Tanjaya Sidauruk SH berrdasarkan Surat Kuasa tanggal 29 Februari 2016
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan
serta turunan putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 32 /
Pid.Sus / 2016 / PN.Sim, tanggal 14 Juli 2016 dalam perkara terdakwa
tersebut diatas;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 2 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum No Reg.Perk :PDM-181 / Siant / N.2.24 / Eu.3 / II / 2015 tanggal
28 Januari 2016 terdakwa didakwa sebagai berikut :
Bahwa ia terdakwa HERDY HASIOLAN PANDIANGAN pada hari
Senin tanggal 16 Maret 2015 sekira pukul 11.30 Wib atau setidak-
tidaknya pada waktu lain dalam bulan Maret tahun 2015 bertempat di
Toko Trya di Jalan Rajamin Purba No. 539 Desa Perdagangan
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Simalungun yang berwenang mengadili dan memeriksa perkara
ini, “Yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”, perbuatan mana yang dilakukan terdakwa
dengan cara sebagai berikut :
Bermula pada hari Senin tanggal 12 Mei 2015 sekira pukul 11.30
Wib, Petugas Balai Besar POM di Medan melakukan pemeriksaan
pada Toko Obat TRYA di Jalan Rajamin Purba No. 539 Desa
Perdagangan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, milik
terdakwa HERDY HASIOLAN PANDIANGAN menemukan 66
(enam puluh enam) jenis obat Keras Daftar (G) yang dilarang
diperjual-belikan di sarana toko obat, saat dilakukan pemeriksaan
terdakwa tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukan praktik kefarmasian .
Terdakwa memperoleh obat-obat tersebut dari Salesman
Freelance yang datang menawarkan Obat Keras ke toko obat milik
terdakwa tersebut tidak dikenal dengan salesman tersebut dan
tidak tahu dari perusahaan farmasi mana, bahwa Toko Obat TRYA
sudah ada beberapa kali diperiksa oleh Petugas BBPOM di Medan
atau Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun dan sudah pernah
diberi tahu oleh Petugas untuk tidak menjual obat keras, tetapi
terdakwa masih menjual obat keras tersebut karena banyak
konsumen / pasien yang datang mencarinya ke Toko Obat TRYA
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 3 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
. Saat ini terdakwa sedang mengurus izin pendirian Apotek ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun agar nantinya bisa legal
/ resmi dapat memperjual-belikan obat keras .
Berdasarkan keterangan saksi ahli DENNY S. PURBA, S.Si,Apt
menyatakan bahwa terdakwa HERDY HASIOLAN PANDIANGAN pemilik 66 (enam puluh enam) jenis Obat Keras Daftar (G) yang
disita oleg Petugas Balai Besar POM di Medan dari Toko Obat
TRYA Jalan Rajamin Purba No. 539 Perdagangan Kecamatan
Bandar Kabupaten Simalungun tidak memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukan praktik kefarmasian ;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 198 Jo Pasal 108 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Menimbang, bahwa berdasarkan surat tuntutan Jaksa Penuntut
Umum tertanggal 11 Mei 2016 No Reg.Perk :PDM-181 / Siant / N.2.24 /
Eu.3 / II / 2015 terdakwa telah dituntut sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa HERDY HASIOLAN PANDIANGAN terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
”Yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktik kefarmasian yang meliputi perbuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan” melanggar Pasal 198 Jo. Pasal 108 UU R.I
No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dalan surat dakwaan Jaksa
Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa HERDY HASIOLAN
PANDIANGAN dengan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) subsidair selama 8 (delapan) bulan kurungan;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
No. Nama Barang Jumlah Keterangan
1. Cefadroxil 500 mg 7 (tujuh) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 2. Floxigra 500 mg 3 (tiga) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 3. Etaflox 500 mg 3 (tiga) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 4. Grafalin 4 mg 4 (empat) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 4 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
5. Vasea 6 (enam) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
6. Grazeo 20 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
7. Omeric 300 mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 8. Alvita 4 (empat) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
9. Roverton 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
10. Dexa M 0,75 mg 7 (tujuh) box @ 500 tablet Obat Keras Daftar (G) 11. Ciprofloxacin 500 mg 2 (dua) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 12. Trodeb 9 (sembilan) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
13. Erya Forte 2 (dua) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 14. Omeprazole 20 mg 8 (delapan) box @ 30
capsul Obat Keras Daftar (G)
15. Cetrizine Hcl 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 16. Dexamethasone 0,5
mg 1 (satu) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)
17. Ampicillin 500 mg 10 (sepuluh) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
18. Voltadex 50 mgl 17 (tujuh belas) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G))
19. Methylprednisolon 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 20. Acyclovir 400 mg 4 (empat) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
21. Acyclovir 200 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 22. Omeretik 20 mg 5 (lima) box @ 100 capsul Obat Keras Daftar (G) 23. Dextamec 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 24. Pronicy 6 (enam) box @ 100
caplet Obat Keras Daftar (G)
25. Asam Mefenamat 500 mg
2 (dua) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G)
26. Tramadol 50 mg 1 (satu) box @ 50 capsul Obat Keras Daftar (G) 27. Scandexon 2 (dua) box @ 500 tablet Obat Keras Daftar (G) 28. Muzoral 1 (satu) box @ 50 tablet Obat Keras Daftar (G) 29. Irgapan 100mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 30. Dexymox Forte 4 (empat) box @ 100
caplet Obat Keras Daftar (G)
31. Dextem Plus 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
32. Yusimox 500 mg 4 (empat) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
33. Spasminal 1 (satu) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 34. Trodex 9 (sembilan) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
35 Piroxicam 20 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 36. Metformin 500 mg 4 (empat) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
37. Altran 500 mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 38. Lansoprazole 30 mg 7 (tujuh) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 39. Selmatic 20 mg 10 (sepuluh) strip @ 10
caplet Obat Keras Daftar (G)
40. Vibramox 500 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 5 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
41. Allofar 300 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
42. Norvon 10 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 43. Samrox 20 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 44. Mefinal 250 mg 4 (empat) box @ 100
capsul Obat Keras Daftar (G)
45. Moxigra 500 mg 5 (lima) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 46. Kemoramin 150 mg 10 (sepuluh) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
47. Dexa M 0,75 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
48. Eltazon 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)) 49. Piroxicam 10 mg 8 (delapan) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
50. Antalgin 13 (tiga belas) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
51. Captropil 25 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 52. Amplodipine 10 mg 8 (delapan) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
53. Neuralgin 12(dua belas) strip @ 10 tablet
Obat Keras Daftar (G)
54. Ketokonazole 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 55. Metronidazole 500
mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)
56. Irgapan 200 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 57. Lokev 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 58. Omegtrim Syrup 12 (dua belas) botol Obat Keras Daftar (G) 59. Zultrop Syrup 16 (enam belas) botol Obat Keras Daftar (G) 60. Pharmoxil Syrup 12 (dua belas) botol Obat Keras Daftar (G) 61. Transbroncho Syrup 6 (enam) botol Obat Keras Daftar (G) 62. Synalten Cream 10 (sepuluh) tube Obat Keras Daftar (G) 63. Gentamicin Cream 4 (empat) box Obat Keras Daftar (G) 64. Citrizine 5 (lima) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 65. Amoxicillin 500 mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 66. Pikhang Shuang 340 (tiga ratus empat
puluh) tube Obat Keras Daftar (G)
Agar barang bukti tersebut dirampas untuk dimusnahkan;
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.3.000,- (tiga ribu rupiah);
Menimbang, bahwa berdasarkan atas tuntutan tersebut,
Pengadilan Negeri Simalungun telah menjatuhkan putusan yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN, telah
terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “Tidak Memiliki Keahlian dan Kewenangan Untuk Melakukan
Praktik Kefarmasian Yang Meliputi Pengadaan dan Penyimpanan Obat”;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 6 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa HERDY HASIHOLAN
PANDIANGAN, dengan pidana denda sebesar Rp.30.000.000,- (Tiga Puluh Juta Rupiah), dengan ketentuan apabila pidana denda
tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 4 (empat) bulan;
3. Menetapkan barang bukti :
No. Nama Barang Jumlah Keterangan
1. Cefadroxil 500 mg 7 (tujuh) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
2. Floxigra 500 mg 3 (tiga) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
3. Etaflox 500 mg 3 (tiga) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
4. Grafalin 4 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
5. Vasea 6 (enam) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
6. Grazeo 20 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
7. Omeric 300 mg 2 (dua) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
8. Alvita 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
9. Roverton 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
10. Dexa M 0,75 mg 7 (tujuh) box @ 500 tablet
Obat Keras Daftar (G)
11. Ciprofloxacin 500 mg
2 (dua) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
12. Trodeb 9 (sembilan) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
13. Erya Forte 2 (dua) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
14. Omeprazole 20 mg 8 (delapan) box @ 30 capsul
Obat Keras Daftar (G)
15. Cetrizine Hcl 2 (dua) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
16. Dexamethasone 0,5 mg
1 (satu) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
17. Ampicillin 500 mg 10 (sepuluh) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
18. Voltadex 50 mgl 17 (tujuh belas) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G))
19. Methylprednisolon 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
20. Acyclovir 400 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
21. Acyclovir 200 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
22. Omeretik 20 mg 5 (lima) box @ 100 capsul
Obat Keras Daftar (G)
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 7 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
23. Dextamec 2 (dua) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
24. Pronicy 6 (enam) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
25. Asam Mefenamat 500 mg
2 (dua) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
26. Tramadol 50 mg 1 (satu) box @ 50 capsul
Obat Keras Daftar (G)
27. Scandexon 2 (dua) box @ 500 tablet
Obat Keras Daftar (G)
28. Muzoral 1 (satu) box @ 50 tablet Obat Keras Daftar (G) 29. Irgapan 100mg 2 (dua) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
30. Dexymox Forte 4 (empat) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
31. Dextem Plus 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
32. Yusimox 500 mg 4 (empat) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
33. Spasminal 1 (satu) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
34. Trodex 9 (sembilan) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
35 Piroxicam 20 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
36. Metformin 500 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
37. Altran 500 mg 2 (dua) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
38. Lansoprazole 30 mg 7 (tujuh) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
39. Selmatic 20 mg 10 (sepuluh) strip @ 10 caplet
Obat Keras Daftar (G)
40. Vibramox 500 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
41. Allofar 300 mg 4 (empat) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
42. Norvon 10 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
43. Samrox 20 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
44. Mefinal 250 mg 4 (empat) box @ 100 capsul
Obat Keras Daftar (G)
45. Moxigra 500 mg 5 (lima) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
46. Kemoramin 150 mg 10 (sepuluh) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
47. Dexa M 0,75 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
48. Eltazon 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G))
49. Piroxicam 10 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
50. Antalgin 13 (tiga belas) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 8 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
51. Captropil 25 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
52. Amplodipine 10 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
53. Neuralgin 12(dua belas) strip @ 10 tablet
Obat Keras Daftar (G)
54. Ketokonazole 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
55. Metronidazole 500 mg
3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
56. Irgapan 200 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
57. Lokev 2 (dua) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
58. Omegtrim Syrup 12 (dua belas) botol Obat Keras Daftar (G) 59. Zultrop Syrup 16 (enam belas) botol Obat Keras Daftar (G) 60. Pharmoxil Syrup 12 (dua belas) botol Obat Keras Daftar (G) 61. Transbroncho Syrup 6 (enam) botol Obat Keras Daftar (G) 62. Synalten Cream 10 (sepuluh) tube Obat Keras Daftar (G) 63. Gentamicin Cream 4 (empat) box Obat Keras Daftar (G) 64. Citrizine 5 (lima) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
65. Amoxicillin 500 mg 2 (dua) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G)
66. Pikhang Shuang 340 (tiga ratus empat puluh) tube
Obat Keras Daftar (G)
Dirampas untuk dimusnahkan;
4. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.3.000,-
(tiga ribu rupiah)
Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Penasehat
Hukum Terdakwa telah menyatakan minta Banding dihadapan Panitera
Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 18 Juli 2016 sebagaimana
ternyata dari akta permintaan Banding Nomor: 32 / Akta Pid.Sus / 2016 /
PN.Sim dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan
cara seksama kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 18 Juli
2016 ;
Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding
tersebut terdakwa telah mengajukan Memori Banding tanggal 21
September 2016 dan memori banding tersebut telah pula diberitahukan
dengan cara seksama kepada Jaksa Penuntut Umum melalui surat
Pengadilan Tinggi Medan pada tanggal 21 September 2016, yang pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 9 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Terdakwa / Pembanding tidak dapat menerima Putusan
Hakim Majelis / Pengadilan Negeri Simalungun No. 32 / Pid-Sus / 2016
/ PN-Sim. tanggal 14 Juli 2016 tersebut, dan Terdakwa / Pembanding
sangat keberatan atas alasan-alasan dan atau pertimbangan hukum
Hakim Majelis / Pengadilan Negeri Simalungun dalam putusan
tersebut, sehingga Terdakwa / Pembanding melalui Penasihat
Hukumnya mengajukan Pernyataan Banding di kepaniteraan
Pengadilan Negeri Simalungun pada hari senin tanggal 18 Juli 2016
waktu yang ditentukan dalam hukum acara pidana, dan karena itu
Permohonan Banding ini patut dinyatakan dapat diterima secara formil.
Bahwa Hakim Majelis / Pengadilan Negeri Simalungun telah
menjatuhkan Putusan No. 32 / Pid-Sus / 2016 / PN-Sim tanggal 14 Juli
2016 berdasarkan atas Tuntutan Penuntut Umum yang diajukan pada
tanggal 11 Mei 2016.
Bahwa Penuntut Umum berkesimpulan dalam Surat Tuntutannya
tanggal 11 Mei 2016 yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana melanggar pasal 198 jo. pasal 108 U.U. R.I.
No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dengan alasan Bahwa
Terdakwa telah melakukan praktek kefarmasian yang meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional, dan terdakwa
melakukan jual-beli obat di toko obat trya milik terdakwa di jalan rajamin
purba no. 539 desa perdagangan kecamatan bandar kabupaten
simalungun pada hari senin tanggal 12 mei 2015 sekira pukul 11.30
wib.”
Bahwa Penuntut Umum telah mengajukan Surat tuntutan tanggal
11 Mei 2016 dengan amar sebagai berikut :
MENUNTUT
1. Menyatakan terdakwa HERDY HASIOLAN PANDIANGAN terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 10 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisonal harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahliaan dan kewenangan sesuai dengan
keterntuan peraturan perundang-undangan “ melanggar pasal 198
jo. pasal 108 U.U R.I. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam
Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa HERDY HASIOLAN
PANDIANGAN dengan pidana denda sebesar Rp. 50. 000.000,- (
lima puluh juta rupiah ) subsidair selama 8 ( delapan ) bulan
kurungan ;
3. Menetapkan barang bukti berupa 66 ( enam puluh enam ) jenis
obat daftar G sebagaimana terlampir dalam berkas perkara
Dirampas untuk dimusnahkan ;
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.3.000,- (tiga ribu rupiah).
Bahwa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Simalungun telah
mengajukan Terdakwa / Pembanding ke persidangan perkara pidana
pada Pengadilan Negeri Simalungun dengan dakwaan tunggal yang
pada pokoknya berbunyi sebagai berikut :
Bahwa Ia terdakwa HERDY HASIOLAN PANDIANGAN pada
hari senin tanggal 16 Maret 2015 sekira pukul 11.30 Wib. Atau setidak-
tidaknya pada waktu lain dalam bulan Maret tahun 2015 bertempat di
Toko Trya di Jalan Rajamin Purba No. 539 Desa Perdagangan
Kecamatan Banda r Kabupaten Simalungun atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang masih termasuk dalamdaerah hukum Pengadilan
Negeri Simalungun yang berwenang mengadili dan memeriksa perkara
ini, yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktek kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendaliaan
mutu sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional, harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 11 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, perbuatan
mana yang dilakukan terakwa dengan cara sebagai berikut :
Bermula pada hari senin tanggal 12 Mei 2015 sekira pukul
11.30 Wib. Petugas Balai Besar POM di Medan melakukan
pemeriksaan pada Toko Obat Trya di Jalan Rajamin Purba No. 539
Desa Perdagangan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, milik
Terdakwa Herdy Hasiolan Pandiangan, menemukan 66 ( enam puluh
enam ) jenis obat keras daftar ( G ) yang dilarang diperjualbelikan
disarana toko obat, saat dilakukan pemeriksaan terdakwa tidak memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukan praktek kefarmasian.
Terdakwa memperoleh obat-obat tersebut dari salesman
freelance yang datang menawarkan obat keras ke Toko Obat milik
terdakwa tersebut, tidak dikenal dengan salesman tersebut dan tidak
tahu dari perusahaan farmasi mana, bahwa toko obat Trya sudah ada
beberapa kali diperiksa oleh Petugas BPOM di Medan atau Dinas
Kesehatan Kabupaten Simalungun dan sudah pernah diberitahu oleh
petugas untuk tidak menjual obat keras, tetapi terdakwa masih menjual
obat keras tersebut karena banyak konsumen / pasien yang datang
mencarinya ke Toko Obat Trya. Saat ini terdakwa sedang mengurus ijin
pendirian Apotek ke Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun agar
nantinya bisa legal / resmi dapat memperjualbelikan obat keras.
Berdasarkan keterangan saksi ahli DENNY S. PURBA,
S.SI.APT. menyatakan bahwa Terdakwa HERDY HASIOLAN
PANDIANGAN pemilik 66 ( enam puluh enam ) jenis obat keras daftar
(G) yang disita oleh Petugas Balai Besar POM di Medan dari Toko Obat
Trya Jalan Rajamin Purba No. 539 Perdagangan Kecamatan Bandar
Kabupaten Simalungun tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukan praktek kefarmasian.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 198 jo. pasal 108 UU.RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
Bahwa Atas adanya Dakwaan Penuntut umum terhadap
Terdakwa tersebut, maka Penuntut Umum telah mengajukan Alat Bukti
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 12 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Saksi-saksi dan Barang Bukti untuk membuktikan Dakwaannya, dan
Terdakwa juga mengajukan Saksi-saksi yang meringankan ( a de
charge getuige) dan alat bukti surat untuk membantah Dakwaan
Penuntut Umum terhadap Terdakwa.
Bahwa Saksi-saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum dan
Terdakwa tersebut memberikan keterangan di depan persidangan pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
I. KETERANGAN SAKSI-SAKSI
1. Saksi RONNY SILITONGA, menerangkan pada pokoknya sebagai
berikut :
a. Saksi adalah seorang petugas pramubakti di BPOM Medan
b. Bahwa saksi bertugas sebagai pengemudi mobil ketika Petugas
BPOM Medan mau melakukan pemeriksaan ke Toko Obat di
Perdagangan Kabupaten Simalungun.
c. Bahwa Saksi datang ke Toko Obat Trya di Perdagangan
Kabupaten Simalungun pada hari senin tanggal 16 Maret 2016
bersama Saksi Urupan Sirait, saksi Hayani dan saksi Fitriani.
d. Bahwa Saksi tidak ikut melakukan pemeriksaan obat-obatan di
dalam Toko Obat Trya milik Terdakwa pada hari senin tanggal
16 Maret 2015.
e. Bahwa saksi hanya ikut membantu mengangkat kardus-kardus
tempat obat-obatan yang diambil oleh Petugas BPOM Medan.
f. Bahwa saksi tidak tahu darimana obat-obatan milik Terdakwa
diambil oleh Petugas BPOM Medan.
g. Bahwa Obat-obatan yang diperlihatkan di persidangan benar
sebagai obat-obatan yang diambil oleh Petugas BPOM Medan
dari Toko Trya milik Terdakwa.
2. Saksi HAYANI, S.H. menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
a. bahwa saksi adalah PNS di BPOM Medan, dan saksi juga
bertugas sebagai PENYIDIK PNS PADA BPOM MEDAN.
b. Bahwa saksi benar ikut pergi ke Kota Perdagangan Kabupaten
Simalungun bersama Saksi Urupan Sirait dan Saksi Fitriani
Hutasuhut untuk melakukan pemeriksaan ke beberapa Toko
Obat yang ada di Kota Perdagangan Kabupaten Simalungun.
c. Bahwa setelah Petugas BPOM Medan tiba di Kota Perdagangan
Kabupaten Simalungun, maka Saksi dan Petugas BPOM Medan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 13 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
lainnya melakukan pemeriksaan pertama ke Toko Obat Trya
Perdagangan milik Terdakwa.
d. Bahwa Petugas BPOM Medan tidak ada menemukan Obat-obat
daftar G dalam Rak atau Lemari obat di dalam Toko Obat Trya
milik Terdakwa.
e. Bahwa kemudian Saksi dan Petugas BPOM Medan lainnya
berbagi tugas untuk melanjutkan pemeriksaan di Toko Obat
Trya.
f. Bahwa Saksi Urupan Sirait melanjutkan pemeriksaan di Toko
Obat Trya milik Terdakwa, tetapi Saksi melakukan pemeriksaan
di Toko Obat yang ada disebelah kiri Toko Obat Trya.
g. Bahwa saksi tidak ikut mengumpulkan obat-obatan daftar G
yang diambil dari rumah tempat tinggal Terdakwa.
h. Bahwa Saksi hanya menandatangani berita acara penyitaan
obat-obatan daftar G yang diambil dari rumah terdakwa.
i. Bahwa saksi tidak ada membaca Surat Perintah Penyitaan yang
ditandatangani kepala BPOM Medan untuk Penyitaan obat-obat
daftar G dari Rumah Terdakwa.
j. Bahwa saksi tidak melihat isi kardus tempat obat-obatan yang
diambil dari Rumah Terdakwa, karena Ketika Saksi masuk
kembali ke Toko Obat Trya ternyata Kardus-kardus tempat obat
sudah dilakban atau diplester tertutup dan saksi hanya
menandatangani berita acara.
k. Bahwa kemudian saksi menyatakan dengan tegas di
persidangan bahwa saksi mencabut sebagian keterangan saksi
yang ada dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik BPOM Medan
tanggal 17 April 2015.
l. Bahwa Saksi dan Petugas BPOM Medan tidak ada memeriksa
Surat Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) rumah milik Terdakwa
pada saat Petugas BPOM Medan melakukan pemeriksaan di
Rumah milik Terdakwa, sehingga Saksi tidak tahu batas
bangunan rumah terdakwa dengan Toko Obat Trya.
m. Bahwa Warga Masyarakat dan atau Kepala Lingkungan atau
Perangkat Kelurahan setempat tidak ada menyaksikan
penggeledahan dan penyitaan yang dilakukan oleh Petugas
BPOM Medan atas Obat-obatan milik Terdakwa pada hari senin
tanggal 16 Maret 2015.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 14 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
n. Bahwa Terdakwa tidak dalam keadaan sedang menjual Obat-
obat daftar G ketika Petugas BPOM Medan melakukan
penyitaan atas obat-obatan daftar G dari Rumah Terdakwa pada
hari senin tanggal 16 Maret 2015.
3. Saksi WAHIDIN NASUTION, menerangkan pada pokoknya sebagai
berikut :
a. Bahwa saksi telah bertugas sebagai asisten apoteker di Toka
Obat Trya milik Terdakwa selama 12 ( dua belas ) tahun.
b. Bahwa Saksi mempunyai ijin praktek yang sah sebagai tenaga
kefarmasian.
c. Bahwa Saksi tidak berada di Toko Obat Trya milik Terdakwa
ketika Petugas BPOM Medan melakukan pemeriksaan ke Toko
Obat Trya pada hari senin tanggal 16 Maret 2015.
d. Bahwa Toko Obat Trya milik terdakwa tidak ada menjual Obat-
obat keras daftar G.
e. Bahwa Obat-obatan Daftar G yang diperlihatkan di persidangan
tidak ada dijual di toko Obat Trya milik Terdakwa, tetapi Saksi
tahu bahwa Obat-obatan tersebut adalah Obat-obatan yang
digunakan di tempat praktek pengobatan Bidan Asriati Simbolon
( isteri terdakwa ).
f. Bahwa Obat-obatan daftar G yang diperlihatkan di persidangan
adalah obat yang legal dipakai dan dapat dibeli secara bebas di
Apotek tanpa resep dokter.
g. Bahwa Obat anti gatal merek PHIKANG SUANG tidak ada dijual
di Toko Obat Trya milik Terdakwa.
h. Bahwa Rumah Terdakwa bertolak belakang dengan Toko Obat
Trya, dan Saksi jarang masuk ke dalam rumah terdakwa
maupun ke ruang praktek pengobatan isteri terdakwa.
4. Saksi FITRIANI, S.Farm.Apt. menerangkan pada pokoknya sebagai
berikut :
a. Bahwa Saksi adalah PNS dan Penyidik PNS pada BPOM
Medan.
b. Bahwa saksi benar ikut melakukan pemeriksaan ke Toko Obat
Trya milik terdakwa di Kota Perdagangan Kabupaten
Simalungun pada hari senin tanggal 16 Maret 2016.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 15 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
c. Bahwa Saksi benar ada membuat Berita Acara Pemeriksaan (
BAP ) atas nama saksi HAYANI, S.H. dan saksi membuat
keterangan dalam BAP sesuai keterangan saksi Hayani, S.H.
d. Bahwa Saksi TIDAK TAHU MENGAPA SAKSI HAYANI, SH.
MENCABUT KETERANGANNYA YANG TERCANTUM DALAM
BAP YANG DIBUAT OLEH SAKSI.
e. Bahwa Saksi Hayani, S.H. benar tidak ikut mengumpulkan obat-
obatan yang diambil dari Rumah Terdakwa, tetapi Saksi Hayani,
S.H. ada menandatangani berita acara penyitaan obat-obatan.
f. Bahwa Saksi ikut memeriksa semua obat-obatan yang ada di
lemari obat atau etalese obat di Toko Obat Trya milik Terdakwa,
dan Saks serta Petugas BPOM Medan TIDAK ADA
MENEMUKAN OBAT DAFTAR G DI LEMARI OBAT ATAU
ETALASE OBAT DI TOKO OBAT TRYA MILIK TERDAKWA.
g. Bahwa semua obat-obat daftar G yang disita dalam perkara ini
ditemukan di rumah terdakwa yang berada di belakang Toko
Obat Trya.
h. Bahwa obat-obat daftar G itu ada tersimpan dalam lemari dan
ada dalam kardus yang yang terletak di atas lantai rumah milik
terdakwa.
i. Bahwa obat-obat daftar G yang disita dalam perkara ini tidak ada
yang sedang diperjual-belikan di Toko Obat Trya ketika saksi
dan petugas BPOM Medan lainnya sedang melakukan
pemeriksaan.
j. Bahwa Obat-obat Daftar G disita dari Rumah Terdakwa karena
Petugas BPOM Medan menganggap Rumah terdakwa sebagai
Gudang Penyimpanan Obat Toko Trya.
k. Bahwa di rumah milik terdakwa benar ada tempat praktek
pengobatan.
l. Bahwa Saksi tidak ada meminta data kepada Terdakwa tentang
sampai mana bangunan yang menjadi Toko Obat Trya.
m. Bahwa saksi sebagai Penyidik PNS BPOM Medan TIDAK
MENGETAHUI TELAH ADA PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI YANG MENYATAKAN KETENTUAN PASAL 108
U.U R.I. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan DINYATAKAN
TIDAK MENGIKAT DAN BERTENTANGAN DENGAN UUD
1945.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 16 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
5. Saksi URUPAN SIRAIT, S.H. menerangkan pada pokoknya sebagai
berikut
a. Bahwa Saksi adalah PNS dan Penyidik PNS pada BPOM
Medan.
b. Bahwa selama ini Petugas BPOM Medan hanya melakukan
pemeriksaan biasa atau pemeriksaan berkala, tetapi ada
laporan masyarakat bahwa ada penjualan obat daftar G di
Toko-toko Obat yang ada di Kecamatan Perdagangan
Kabupaten Simalungun, sehingga Kepala BPOM Medan
memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan ke setiap toko
obat.
c. Bahwa salah satu Toko Obat yang diperiksa adalah Toko Obat
Trya milik Terdakwa.
d. Bahwa saksi benar melakukan pemeriksaan ke Toko Obat Trya
milik terdakwa di Kota Perdagangan Kabupaten Simalungun
pada hari senin tanggal 16 Maret 2016.
e. Bahwa Saksi memeriksa semua obat-obatan yang ada di
lemari obat atau etalese obat di Toko Obat Trya milik Terdakwa,
dan Saksi serta Petugas BPOM Medan TIDAK ADA
MENEMUKAN OBAT DAFTAR G DI LEMARI OBAT ATAU
ETALASE OBAT DI TOKO OBAT TRYA MILIK TERDAKWA.
f. Bahwa semua obat-obat daftar G yang disita dalam perkara ini
ditemukan di rumah terdakwa yang berada di belakang Toko
Obat Trya.
g. Bahwa obat-obat daftar G itu ada tersimpan dalam lemari dan
ada dalam kardus yang yang terletak di atas lantai rumah milik
terdakwa.
h. Bahwa obat-obat daftar G yang disita dalam perkara ini tidak
ada sedang diperjual-belikan di Toko Obat Trya ketika saksi dan
petugas BPOM Medan lainnya sedang melakukan pemeriksaan
di Toko Obat Trya milik terdakwa.
i. Bahwa Obat-obat Daftar G tersebut disita dari Rumah
Terdakwa karena Petugas BPOM Medan menganggap Rumah
terdakwa sebagai Gudang Penyimpanan Obat Toko Trya.
j. Bahwa di rumah milik terdakwa benar ada tempat praktek
pengobatan.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 17 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
k. Bahwa Saksi tidak ada meminta data kepada Terdakwa tentang
sampai dimana batas bangunan yang menjadi Toko Obat Trya
dengan rumah terdakwa.
l. Bahwa saksi sebagai Penyidik PNS BPOM Medan TIDAK
MENGETAHUI TELAH ADA PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI YANG MENYATAKAN KETENTUAN PASAL 108
U.U R.I. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan DINYATAKAN
TIDAK MENGIKAT DAN BERTENTANGAN DENGAN UUD
1945.
m. Bahwa Saksi TIDAK TAHU MENGAPA SAKSI HAYANI, SH.
MENCABUT KETERANGANNYA YANG TERCANTUM DALAM
BAP YANG DIBUAT OLEH PENYIDIK BPOM Medan.
n. Bahwa Saksi Hayani, S.H. benar tidak ikut mengumpulkan obat-
obatan yang diambil dari Rumah Terdakwa, tetapi Saksi Hayani,
S.H. ada menandatangani berita acara penyitaan obat-obatan
yang diambil dari Rumah terdakwa.
o. Bahwa Saksi Hayani, S.H. bersama Petugas BPOM Medan
lainnya yang bernama Ramses, benar melakukan pemeriksaan
di Toko Obat LAMHOT FARMASI, yaitu Toko Obat yang
bersebelahan dengan Toko Obat Trya milik Terdakwa.
p. Bahwa Kepala Desa setempat atau Petugas RT / RW atau
kepala lingkungan tidak ada turut menyaksikan ketika Petugas
BPOM Medan melakukan penggeledahan toko obat Trya dan
Rumah terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret 2016.
q. Bahwa Kepala Desa setempat atau Petugas RT / RW atau
kepala lingkungan tidak ada turut menyaksikan ketika Petugas
BPOM Medan melakukan penyitaan atas obat-obatan daftar G
dari Rumah terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret 2016.
6. Saksi DENNY S.PURBA, S.Si.Apt. menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut :
a. Bahwa Saksi adalah PNS di BPOM Medan dengan jabatan
sebagai PFM Ahli Madya.
b. Bahwa Saksi ditugaskan oleh Kepala BPOM Medan menjadi
Saksi Ahli dalam Perkara Terdakwa yang disangka melakukan
tindakan mengedarkan sediaan farmasi berupa obat keras daftar
G tanpa amemiliki keahlian dan kewewnangan di Toko Obat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 18 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Trya Jalan Rajamin Purba No. 359 Perdagangan Kecamatan
Bandar Kabupaten Simalungun Privinsi Sumatera Utara.
c. Bahwa Saksi benar pernah memberikan keterangan kepada
Penyidik PPNS di BPOM Medan.
d. Bahwa Saksi tidak melihat Petugas BPOM Medan melakukan
penyitaan atas Obat daftar G dari Terdakwa.
e. Bahwa Penyidik BPOM Medan benar meminta pendapat dari
saksi tentang apakah obat yang disita petugas BPOM Medan
tersebut termasuk kategori obat keras daftar G atau tidak.
f. Bahwa Saksi benar melakukan pemeriksaan atas obat yang
disita petugas BPOM Medan tersebut.
g. Bahwa Saksi hanya melakukan pemeriksaan atas luar atas obat
yang disita petugas BPOM Medan tersebut, dan saksi tidak
melakukan pemeriksaan tentang isi dan kandungan obat-obatan
tersebut.
h. Bahwa saksi tidak ada melakukan uji klinis di laboratorium atas
obat-obat yang disita petugas BPOM Medan tersebut.
i. Bahwa sesuai pengamatan saksi bahwa obat yang disita
petugas BPOM Medan tersebut termasuk kategori obat keras
daftar G karena Pada bungkus atau kotak pembungkus obat-
obat tersebut tertera LOGO MERAH BERTULIS HURUF “ K .“
j. Bahwa sesuai peraturan perundang-undangan tentang “Obat”
maka obat yang termasuk kategori obat keras daftar G harus
diberi logo lingkaran merah dan bertulis huruf K.
k. Bahwa obat yang termasuk kategori obat keras daftar G yang
berlogo lingkaran merah dan bertulis huruf K hanya dapat
diedarkan di Toko Obat yang ada tenaga Apothekernya.
l. Bahwa Saksi tidak mengetahui telah ada putusan Mahkamah
Konstitusi yang menyatakan ketentuan pasal 108 U.U R.I. No.
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan tidak mengikat
dan bertentangan dengan UUD 1945.
II. KETERANGAN SAKSI YANG MERINGANKAN ( A DE CHARGE
GETUIGE ) :
Bahwa Terdakwa mengajukan 3 ( tiga ) orang saksi yang
meringankan ( a de charge ) yaitu :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 19 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
1. Saksi DELIMA AMBARITA, jenis kelamin : perempuan, umur : 48
tahun, disumpah, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
a. Bahwa saksi dan anak-anak saksi sering berobat ke tempat
praktek pengobatan isteri terdakwa yang berada di rumah
terdakwa di belakang Toko Obat Trya milik Terdakwa.
b. Bahwa Saksi tidak mengetahui kedatangan petugas BPOM
Medan datang ke Toko Obat Trya milik terdakwa pada tahun
2015 yang lalu dan mengambil obat-obat dari rumah terdakwa
c. Bahwa saksi mengetahui adanya petugas mengambil obat-obat
dari rumah terdakwa karena Isteri Terdakwa memberitahukan
kepada saksi.
d. Bahwa Saksi sering menderita alergi gatal-gatal karena bekerja
di sawah sehingga Saksi sering meminta tolong kepada
Terdakwa membeli obat gatal-gatal Merek Pikhang Shuang,
karena obat itu sangat manjur untuk mengobati penyakit alergi
gatal-gatal di tubuh. Saksi.
e. Bahwa Saksi tidak pernah lagi mendapat obat gatal-gatal Merek
Pikhang Shuang tersebut setelah Petugas mengambil Obat-obat
dari Rumah tempat praktek pengobatan isteri Terdakwa.
2. Saksi FITRI SIANTURI, jenis kelamin : perempuan, umur : 44 tahun,
disumpah, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
a. Bahwa Saksi pernah bertugas sebagai penjaga Toko Obat Trya
milik Terdakwa selama beberapa tahun, dan Saksi berhenti
sebagai Penjaga Toko Obat Trya milik Terdakwa pada tahun
2014.
b. Bahwa walaupun saksi tidak bekerja lagi sebagai penjaga Toko
Obat Trya namun Saksi masih sering datang ke rumah
Terdakwa dan ke Toko Obat Trya.
c. Bahwa Saksi tidak melihat Petugas BPOM Medan datang ke
Toko Obat Trya pada bulan Maret 2015 yang lalu.
d. Bahwa Terdakwa tidak pernah menjual obat-obatan Daftar G di
Toko Obat Trya milik Terdakwa hingga sampai sekarang.
e. Bahwa Isteri Terdakwa benar seorang bidan dan dia buka
praktek pengobatan di Rumah milik Terdakwa yang berada
bertolak belakang dengan Toko Obat Trya milik Terdakwa.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 20 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
f. Bahwa Saksi tahu obat-obat yang masuk ketegori daftar G
hanya ada di tempat praktek isteri terdakwa dan obat semacam
itu diberikan apabila ada orang yang sakit datang berobat.
g. Bahwa banyak orang yang datang berobat ke tempat praktek
isteri terdakwa setiap hari.
3. Saksi FITRIAH, jenis kelamin : perempuan, umur : 22 tahun,
disumpah, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
a. Bahwa Saksi bekerja sebaga Penjaga Toko Obat Trya milik
Terdakwa sejak tahun 2014 hingga sampai sekarang.
b. Bahwa Saksi sedang berada di Toko Obat Trya ketika Petugas
BPOM Medan datang melakukan pemeriksaan ke Toko Obat
Trya Perdagangan pada hari senin tanggal 16 Maret 2016.
c. Bahwa Para Petugas BPOM Medan memeriksa semua lemari
penyimpanan obat di Toko Obat Trya dan Mereka tidak ada
menemukan Obat-obatan yang masuk kategori daftar G.
d. Bahwa kemudian Para Petugas BPOM Medan memasuki rumah
kediaman Terdakwa yang berada di belakang Toko Obat Trya.
e. Bahwa Petugas BPOM Medan memasuki ruang praktek
pengobatan isteri Terdakwa dan kemudian Para Petugas BPOM
Medan mengambil obat-obatan yang ada dalam lemari di kamar
praktek isteri Terdakwa dan yang disimpan dalam kamar di
rumah terdakwa.
f. Bahwa Petugas BPOM Medan membawa semua obat-obatan
yang diambil dari ruang praktek isteri Terdakwa.
g. Bahwa obat-obatan yang diperlihatkan kepada saksi di
persidangan adalah benar obat-obatan yang diambil Petugas
BPOM Medan dari ruangan praktek isteri terdakwa yang berada
di rumah terdakwa.
h. Bahwa obat-obatan yang ada di ruang praktek isteri Terdakwa
hanya digunakan untuk pengobatan orang yang datang berobat
ke tempat praktek isteri terdakwa.
i. Bahwa Obat-obatan yang masuk kategori daftar G tidak ada
dijual di Toko Obat Trya milik Terdakwa.
j. Bahwa saksi tidak tahu darimana Terdakwa membeli obat-
obatan daftar G yang ada di ruang praktek isteri terdakwa.
k. Bahwa isteri terdakwa benar sebagai Bidan dan bekerja di
Puskesmas di Perdagangan Kabupaten Simalungun.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 21 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
l. Bahwa Isteri Terdakwa membuka praktek pengobatan pada pagi
hari sebelum pergi bekerja dan kemudian pada sore hari setelah
pulang bekerja dari Puskesmas.
m. Bahwa banyak orang datang berobat ke tempat praktek isteri
terdakwa setiap harinya.
n. Bahwa saksi melihat Petugas BPOM Medan benar ada
membuat catatan tertulis daftar obat-obatan yang diambil dari
rumah terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret 2015.
III. KETERANGAN TERDAKWA :
Bahwa Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN, pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Terdakwa benar sebagai pemilik Toko Obat Trya
Perdagangan Kabupaten Simalungun.
2. Bahwa Terdakwa memilik Surat Ijin yang resmi untuk menjual
Obat Bebas Terbatas dari Pemerintah Kabupaten Simalungun.
3. Bahwa Toko Obat Trya mempunyai seorang Asisten Apoteker
yang bernama Wahidin Nasution sebagai Penanggungjawab
kefarmasian.
4. Bahwa Terdakwa tidak ada menjual obat-obatan yang masuk
kategori obat daftar G di Toko Obat Trya milik Terdakwa.
5. Bahwa Terdakwa benar ada membeli Obat daftar G untuk
digunakan di tempat praktek pengobatan isteri terdakwa yang
membuka praktek pelayanan kesehatan di rumah terdakwa
yang berada di belakang Toko Obat Trya.
6. Bahwa Terdakwa membeli obat-obatan daftar G tersebut dari
agen freelance pharmasi yang datang ke toko obat Trya, tetapi
Terdakwa tidak mengenalnya dan tidak mengetahui dimana
alamatnya.
7. Bahwa Petugas BPOM Medan benar datang melakukan
pemeriksaan dan penggeledahan ke Toko Obat Trya milik
Terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret 2015.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 22 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
8. Bahwa Petugas BPOM Medan tidak ada menemukan obat-
obatan yang masuk kategori daftar G dalam Toko Obat Trya
milik Terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret 2015.
9. Bahwa setelah Petugas BPOM Medan menggeledah Toko
Obat Trya milik Terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret
2015, maka Kemudian Para Petugas BPOM Medan memasuki
rumah milik Terdakwa dan ruang praktek pengobatan isteri
Terdakwa.
10. Bahwa Petugas BPOM Medan mengambil obat-obatan yang
masuk kategori daftar G dari rumah milik terdakwa dan dari
lemari obat yang ada dalam ruangan praktek isteri Terdakwa
pada hari senin tanggal 16 Maret 2015.
11. Bahwa Terdakwa telah menjelaskan kepada Para Petugas
BPOM Medan bahwa obat-obatan yang masuk daftar G
tersebut adalah Obat-obatan untuk orang yang sakit yang
datang berobat ke tempat praktek isteri Terdakwa, tetapi Para
Petugas BPOM Medan tidak mengindahkannya dan Para
Petugas BPOM Medan tetap mengambil dan membawa Obat-
obatan tersebut.
12. Bahwa Obat-obatan yang diperlihatkan di persidangan adalah
benar obat-obatan yang diambil Oleh Para Petugas BPOM
Medan dari rumah terdakwa dan dari ruangan praktek
pengobatan isteri terdakwa pada hari senin tanggal 16 Maret
2015.
13. Bahwa Terdakwa adalah seseorang lulusan Akademi
Keperawatan dan isteri Terdakwa adalah seorang bidan
berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
14. Bahwa Isteri Terdakwa mempunyai ijin yang sah untuk
membuka praktek pengobatan di rumah dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Simalungun.
15. Bahwa obat Phikang Suang adalah obat anti gatal dan
digunakan untuk keperluan keluarga terdakwa dan tidak untuk
diperjualbelikan di Toko Obat Trya.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 23 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
16. Bahwa saksi Delima Ambarita benar ada menyuruh saksi
membeli obat merek Pikhang Shuang untuk dipakai sendiri
sebagai obat anti gatal.
17. Bahwa Obat-obatan yang masuk Daftar G yang diambil dan
disita oleh Para Petugas BPOM Medan dari Rumah dan ruang
praktek Isteri Terdakwa adalah obat yang sah diperjualbelikan
dan obat-obatan tersebut bebas dibeli di Apotik-apotik oleh
setiap orang tanpa harus ada resep dokter.
IV. BARANG BUKTI :
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan adalah Obat-
obatan daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis sebagaimana
disebutkan dalam surat dakwaan
penuntut umum.
V. ALAT BUKTI SURAT DARI TERDAKWA
Bahwa Terdakwa mengajukan Alat Bukti Surat di persidangan
sebagai berikut :
1. Bukti T- 1 adalah Surat Izin Toko Obat Nomor : 440.05.3 / SITO
/ 2981 / XII / 2015, tanggal 03 Desember 2015 sebagai
Perpanjangan Izin Usaha Toko Obat Trya yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan Bahwa
Toko Obat Trya adalah Toko Obat yang berijin resmi.
2. Bukti T- 2 adalah Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian
Nomor : 19540704 / SIKTTK-1209 / 2015 / 1007 tanggal 02
Desember 2015 atas nama WAHIDIN NASUTION yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Simalungun untuk menjadi tenaga teknis kefarmasian di Toko
Obat Trya.
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan bahwa Toko
Obat Trya mempunyai Tenaga Teknis Kefarmasian yang resmi.
3. Bukti T- 3 adalah Surat Izin Gangguan HO Nomor : 188.45 / 503
/ 434 / HO / BPPT / 2015 tanggal 22 April 2015 yang
dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Ijin Terpadu
Kabupaten Simalungun untuk dan atas nama Herdy Hasiholan
Pandiangan selaku Pengusaha Toko Obat Trya.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 24 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan Toko Obat
Trya telah mendapat rekomendasi resmi tentang Kelayakan
Usaha dari segi kemanan lingkungan dan tempat usaha.
4. Bukti T- 4 adalah Surat Izin Usaha Perdagagangan Nomor : 503
/ 147 / K / BPPT / IV / 2015 tanggal 22 April 2015 atas nama
Perusahaan Toko Obat Trya yang dikeluarkan oleh Kepala
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Simalungun.
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan bahwa Toko
Obat Trya telah mempunyai izin usaha resmi dari Pemerintah
Republik Indonesia.
5. Bukti T- 5 adalah Surat Tanda Daftar Perusahaan Nomor :
02.15.5.86.00181 tanggal 22 April 2016 yang oleh Kepala
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Simalungun.
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan bahwa Toko
Obat Trya telah terdaftar sebagai Perusahaan di bidang
Kefarmasian.
6. Bukti T- 6 adalah Surat Keterangan Nomor : 052 / MTKPSU-SK
/ 1 / 2016 tanggal 25 Januari 2016 atas nama Herdy Hasiholan
Pandiangan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Herdy Hasiholan Pandiangan telah amendapat Rekomendasi
yang resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
untuk memperpanjang Surat Ijin Praktik di bidang kesehatan.
7. Bukti T- 7 adalah Ijazah Akademi Keperawatan Nomor : 019 /
1999 tanggal 23 Agustus 1999 atas nama Herdy Hasiholan
Pandiangan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Bahwa Surat Bukti ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Herdy Hasiholan Pandiangan adalah seorang yang
berpendidikan di bidang kesehatan.
8. Bukti T- 8 adalah Surat Keputusan Direksi PT. Horas Insani
Abadi Pematangsiantar Nomor : 004 / HIA / SK / 2002 tanggal
01 Pebruari 2002 yang dikeluarkan oleh Direksi PT. Horas
Insani Abadi Pematangsiantar tentang Pengangkatan Herdy
Hasiholan Pandiangan sebagai Tenaga Perawat Kesehatan di
Rumah Sakit Horas Insani.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 25 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Herdy Hasiholan Pandiangan telah mempunyai pengalaman
sebagai pelayan kesehatan masyarakat.
9. Bukti T- 9 adalah Surat Izin Praktik ( SIP) Bidan Nomor :
440.04.3 / SIPB / 431 / II / 2015 tanggal 09 Pebruari 2015 atas
nama ASRIATI SIMBOLON ( ISTERI DARI HERDY
HASIHOLAN PANDIANGAN ) yang dikeluarkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun tentang Izin
Membuka dan menjalankan Praktik Bidan dan Pelayanan
Kesehatan bagi Masyarakat.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Asriati Simbolon selaku Isteri dari Herdy Hasiholan Simbolon
telah mendapat ijin resmi dari Pemerintah Kabupaten
Simalungun untuk membuka dan menjalankan praktik bidan dan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan berhak memberi
obat-obat yang dibutuhkan oleh orang yang sakit untuk
pertolongan pertama sesuai dengan Keputusan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia Nomor : 12 / PUU-VIII / 2010
tanggal 27 Juni 2011.
10. Bukti T- 10 adalah Foto Kopy Ijazah Keperawatan Nomor :
155109 tanggal 1 Juli 1986 atas nama ASRIATI SIMBOLON
yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Asriati Simbolon adalah Tenaga Keperawatan Kesehatan yang
berijazah resmi.
11. Bukti T- 11 adalah Foto Kopy Sertifikat Nomor :
DL.02.02.10.2771 tanggal 7 Oktober 1995 atas nama ASRIATI
SIMBOLON yang dikeluarkan oleh Panitia Pelaksana
Pendidikan dan Latihan Kerja Pelayanan Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Pusat Medan.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Asriati Simbolon telah menjalani Pendidikan dibidang
Pelayanan Kesehatan Jiwa.
12. Bukti T- 12 adalah Foto Kopy Ijazah Program Pendidikan Bidan
Nomor : 071212 tanggal 3 September 1997 atas nama
ASRIATI SIMBOLON yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia .
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 26 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Asriati Simbolon telah menjalani Pendidikan Kebidanan yang
resmi.
13. Bukti T- 13 adalah Foto Kopy Sertifikat Program Pendidikan
Bidan Desa Nomor : 030502 tanggal 4 Oktober 1997 atas
nama ASRIATI SIMBOLON yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia c.q. Kantor Wilayah Departemen
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Asriati Simbolon telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pra
Tugas menjalankan pelayanan kesehatan sebagai Bidan Desa.
14. Bukti T- 14 adalah Foto Kopy Sertifikat Pelatihan Pemasangan
dan Pencabutan IUD bagi Bidan Se Sumatera Utara tanggal 31
Agustus 2001 atas nama ASRIATI SIMBOLON yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional Kota Medan dan P2KB Kota Medan Provinsi Sumatera
Utara.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Asriati Simbolon telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
pelayanan kesehatan di bidang Program Keluarga Berencana.
15. Bukti T- 15 adalah Surat Tanda Registrasi Bidan Nomor : 02
02 3 2 2 12- 0634854 tanggal 97 Juni 2013 atas nama
ASRIATI SIMBOLON ( isteri dari HERDY HASIHOLAN
PANDIANGAN ) yang dikeluarkan oleh Ketua Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tentang Kompetensi membuka dan menjalankan
Praktik Bidan dan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
ASRIATI SIMBOLON (isteri dari HERDY HASIHOLAN
PANDIANGAN ) berwenang menjalankan praktik pelayanan
kesehatan dan memberikan obat bagi masyarakat.
16. Bukti T- 16 adalah Surat Keputusan Nomor : 821.12 / 5989 /
2008 tanggal 23 Desember 2008 yang dikeluarkan oleh Bupati
Simalungun tentang Pengangkatan ASRIATI SIMBOLON (isteri
dari HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN ) sebagai Pegawai
Negeri Sipil di bidang kesehatan.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
ASRIATI SIMBOLON ( isteri dari HERDY HASIHOLAN
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 27 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
PANDIANGAN ) telah menjadi Pegawai Negeri Sipil di bidang
Kesehatan pada Pemerintah Kabupaten Simalungun.
17. Bukti T- 17 adalah Kutipan Akta Perkawinan Nomor : 477.2 /
650 / 2007 tanggal 05 Oktober 2007 yang dikeluarkan oleh
Kepala Lantor Catatan Sipil Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera tentang Pencatatan Perkawinan antara HERDY
HASIHOLAN PANDIANGAN deng33an ASRIATI SIMBOLON.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN dengan ASRIATI
SIMBOLON adalah benar berkedudukan sebagai suami-isteri
yang sah.
18. Bukti T- 18 adalah Foto Bangunan Toko Obat Trya menghadap
Jalan Rajamin Purba Kelurahan Perdagangan III Kecamatan
Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara dan
Foto Bangunan Rumah milik Terdakwa menghadap Jalan
Cengkeh Kelurahan Perdagangan III Kecamatan Bandar
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
Bahwa Alat Bukti Surat ini diajukan untuk membuktikan bahwa
Bangunan Toko Obat Trya milik HERDY HASIHOLAN
PANDIANGAN terpisah dari bangunan Rumah milik Terdakwa
yang menjadi tempat praktek pengobatan Bidan ASRIATI
SIMBOLON ( isteri terdakwa ).
19. Bukti T- 19 adalah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 12 /
PUU-VIII / 2010 tanggal 27 Juni 2011, yang berbunyi sebagai
berikut :
Menyatakan :
----- Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian;
----- Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) sepanjang kalimat, “...
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan ”bertentangan dengan UUD 1945
sepanjang tidak dimaknai bahwa tenaga kesehatan tersebut
adalah tenaga kefarmasian, dan dalam hal tidak ada tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu dapat melakukan
praktik kefarmasian secara terbatas, antara lain, dokter dan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 28 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
/ atau dokter gigi, bidan,dan perawat yang melakukan
tugasnya dalam keadaan darurat yang mengancam
keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis segera
untuk menyelamatkan pasien ;
----- Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) sepanjang kalimat, “...
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan” adalah tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa tenaga
kesehatan tersebut adalah tenaga kefarmasian dan dalam
hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
tertentu dapatmelakukan praktik kefarmasian secara
terbatas, antara lain, dokter dan / atau dokter gigi, bidan,
danperawat yang melakukan tugasnya dalam keadaan
darurat yang mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan
tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien ;
----- Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 ;
---- Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat ;
----- Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan
selebihnya ;
----- Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara
Republik Indonesia sebagaimana mestinya ;
VI. TENTANG ALASAN KEBERATAN TERDAKWA / PEMBANDING
ATAS PUTUSAN HAKIM MAJELIS PERSIDANGAN /
PENGADILAN NEGERI SIMALUNGUN.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 29 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Hakim Majelis Persidangan / Pengadilan Negeri
Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara pidana atas
nama Terdakwa / Pembanding, telah memutus perkara pidana ini
dengan amar putusan : “Menyatakan terdakwa HERDY HASIOLAN
PANDIANGAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “ tidak memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukan praktik kefarmasian yang meliputi penyimpanan
obat “ dengan alasan-alasan dan atau pertimbangan hukum pada
pokoknya sebagai berikut :
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dakwaan tunggal melanggar Pasal 198 jo Pasal
108 UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dengan unsur-
unsur sebagai berikut :
1. Setiap Orang;
2. Yang Tidak Memiliki Keahlian dan Kewenangan Untuk
Melakukan Praktik Kefarmasian yang meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan :
Ad.1. Unsur Setiap Orang;
Menimbang, bahwa Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, tidak memberikan defenisi yang tegas terhadap apa yang menjadi pengertian dari “setiap orang” dalam unsur ini;
Menimbang, bahwa secara umumnya dalam berbagai peraturan
perundang-undangan, menyebutkan istilah “barang siapa” untuk
menyatakan orang atau subjek hukum selaku pelaku yang dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan tersebut, akan tetapi dalam
berbagai peraturan perundang-undangan terkini, lazim menggunakan
istilah “setiap orang” sebagai pengganti dari istilah “barang siapa”,
meskipun sebenarnya pada hakekatnya maksud dan tujuannya adalah
sama untuk menyatakan orang atau badan hukum sebagai subjek
pelaku yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan tersebut,
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 30 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
sehingga Majelis Hakim memandang sama pengertian dari “barang
siapa” dengan pengertian “setiap orang”;
Menimbang, bahwa barang siapa diartikan siapa saja yang harus
dijadikan terdakwa / dader atau setiap orang sebagai subjek hukum
(pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta
pertanggungjawaban dalam segala tindakannya, dengan demikian
haruslah dimaknai bahwa pengertian “setiap orang” dalam unsur ini
adalah siapa saja yang harus dijadikan terdakwa / dader atau setiap
orang sebagai subjek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya;
Menimbang, bahwa selaku subjek hukum dalam hal ini, semata
hanya menunjukan siapa saja yang dapat diajukan sebagai pelaku
tindak pidana dan yang menjadi terdakwa dalam perkara yang
didakwakan, namun mengenai terbuktinya perbuatan yang didakwakan
dan dapat dipidananya pelaku sebagai terdakwa akan dipertimbangkan
lebih lanjut dalam putusan ini;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan setiap orang ataupun
barang siapa, ada beberapa pendapat menyangkut hal tersebut. Ada
yang berpendapat apabila tegas-tegas disebutkan dalam rumusan
tindak pidana, maka unsur Barang Siapa haruslah dibuktikan terlebih
dahulu, disisi lain ada yang berpendapat meskipun tidak secara tegas
dalam rumusan tindak pidana unsur barang siapa tetap harus
dibuktikan. Terlepas dari kedua pendapat tersebut, dalam praktek yang
berlaku selama ini Barang Siapa diuraikan dalam setiap Putusan dan
dipertimbangkan sebagai unsur;
Menimbang, bahwa Prof. Wirjono Prodjodikoro berpendapat
bahwa Barang Siapa haruslah yang menampakkan daya berfikir
sebagai syarat bagi Subjek tindak pidana, untuk itu hanya orang yang
sehat jiwanya yang dapat dipertanggungjawabkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas
dengan diperkuat oleh fakta-fakta hukum yang diperoleh selama
persidangan dimana Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN
telah memberikan keterangan membenarkan identitas dirinya bahwa ia
Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN, demikian pula para
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 31 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Saksi telah membenarkannya sebagai orang yang diajukan
kepersidangan dan telah didakwa dipersidangan;
Menimbang, bahwa subjek hukum yang diajukan sebagai
terdakwa dipersidangan ini adalah juga orang yang sama yang telah
membenarkan identitasnya yang telah diperiksa oleh Penyidik dari
BPOM Medan sebagaimana dalam Berita Acara Penyidik tertanggal 11
Mei 2015 atas diri terdakwa;
Menimbang, bahwa dari jawaban-jawaban atas pertanyaan yang
diajukan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa selama persidangan
Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN sehat jasmani dan
rohani sehingga dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya, maka
Subyek Hukum yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah Terdakwa
HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN;
Menimbang, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam
persidangan bahwa terdakwa adalah subyek hukum yang identitasnya
telah sesuai dengan yang tercantum dalam surat dakwaan penuntut
umum dan terdakwa membenarkan bahwa ia adalah orang yang
dimaksudkan dalam dakwaan penuntut umum tersebut;
Menimbang, bahwa terdakwa merupakan Warga Negara
Indonesia yang diduga melakukan tindak pidana di Indonesia sehingga
selaku subjek hukum kepadanya dapat diberlakukan hukum pidana
Indonesia yang sekarang sedang dituduhkan kepadanya;
Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut, Majelis Hakim
berkesimpulan bahwa unsur setiap orang dalam hal ini telah terpenuhi
dalam diri terdakwa;
Ad.2. Yang Tidak Memiliki Keahlian dan Kewenangan Untuk Melakukan
Praktik Kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 32 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Menimbang, bahwa untuk terpenuhinya unsur ini, maka pelaku
dalam perkara ini haruslah melakukan perbuatannya dengan tidak
memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan praktik
kefarmasian, sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 Undang-Undang
RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
Menimbang, bahwa dalam pasal 108 Undang-Undang RI No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan, dijelaskan bahwa praktik kefarmasiaan
yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menimbang, bahwa apakah terdakwa telah terpenuhi melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam unsur ini, akan dinilai dari
fakta hukum dan segala keadaan yang ditemukan dalam persidangan;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dalam persidangan
yaitu:
- Bahwa, saksi Fitriani S.Farm. Apt, saksi Urupan Sirait dan saksi
Hayani yang bertugas sebagai staf di Seksi Penyidikan, Bidang
Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar POM di Medan,
berdasarkan surat perintah tugas dari Kepala Balai Besar POM di
Medan No. PY. 09.82.834.03.15.3123 tanggal 13 Maret 2015, telah
melakukan pemeriksaan ke Toko Obat Berizin Trya Jalan Rajamin
Purba No. 539 Perdagangan Kecamatan Bandar Kabupaten
Simalungun;
- Bahwa, Toko Obat Berizin Trya Jalan Rajamin Purba No. 539
Perdagangan Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun adalah
milik dari terdakwa;
- Bahwa, pada saat dilakukan pemeriksaan disaksikan oleh yang
berada di Toko Obat tersebut adalah terdakwa dan karyawannya,
Saksi Fitriah;
- Bahwa, pada saat para saksi melakukan pemeriksaan di Toko Obat
tersebut, para saksi menemukan sediaan farmasi berupa obat keras
daftar G yang disimpan di ruangan tempat penyimpanan obat yaitu
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 33 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
dibagian belakang Toko Obat Trya yang juga sebagai tempat
praktek Bidan yaitu istri terdakwa;
- Bahwa, daftar barang-barang yang ditemukan ditempat terdakwa, yaitu :
No. Nama Barang Jumlah Keterangan
1. Cefadroxil 500 mg 7 (tujuh) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 2. Floxigra 500 mg 3 (tiga) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 3. Etaflox 500 mg 3 (tiga) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 4. Grafalin 4 mg 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 5. Vasea 6 (enam) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 6. Grazeo 20 mg 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 7. Omeric 300 mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 8. Alvita 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 9. Roverton 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)
10. Dexa M 0,75 mg 7 (tujuh) box @ 500 tablet Obat Keras Daftar (G) 11. Ciprofloxacin 500 mg 2 (dua) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 12. Trodeb 9 (sembilan) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
13. Erya Forte 2 (dua) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 14. Omeprazole 20 mg 8 (delapan) box @ 30 capsul Obat Keras Daftar (G) 15. Cetrizine Hcl 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 16. Dexamethasone 0,5
mg 1 (satu) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)
17. Ampicillin 500 mg 10 (sepuluh) box @ 100 caplet
Obat Keras Daftar (G)
18. Voltadex 50 mgl 17 (tujuh belas) box @ 100 tablet
Obat Keras Daftar (G))
19. Methylprednisolon 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 20. Acyclovir 400 mg 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 21. Acyclovir 200 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 22. Omeretik 20 mg 5 (lima) box @ 100 capsul Obat Keras Daftar (G) 23. Dextamec 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 24. Pronicy 6 (enam) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 25. Asam Mefenamat
500 mg 2 (dua) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G)
26. Tramadol 50 mg 1 (satu) box @ 50 capsul Obat Keras Daftar (G) 27. Scandexon 2 (dua) box @ 500 tablet Obat Keras Daftar (G) 28. Muzoral 1 (satu) box @ 50 tablet Obat Keras Daftar (G) 29. Irgapan 100mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 30. Dexymox Forte 4 (empat) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 31. Dextem Plus 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 32. Yusimox 500 mg 4 (empat) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 33. Spasminal 1 (satu) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 34. Trodex 9 (sembilan) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
35 Piroxicam 20 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 36. Metformin 500 mg 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 37. Altran 500 mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 38. Lansoprazole 30 mg 7 (tujuh) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 39. Selmatic 20 mg 10 (sepuluh) strip @ 10 Obat Keras Daftar (G)
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 34 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
caplet 40. Vibramox 500 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 41. Allofar 300 mg 4 (empat) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 42. Norvon 10 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 43. Samrox 20 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 44. Mefinal 250 mg 4 (empat) box @ 100 capsul Obat Keras Daftar (G) 45. Moxigra 500 mg 5 (lima) box @ 100 caplet Obat Keras Daftar (G) 46. Kemoramin 150 mg 10 (sepuluh) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
47. Dexa M 0,75 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 48. Eltazon 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)) 49. Piroxicam 10 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 50. Antalgin 13 (tiga belas) box @ 100
tablet Obat Keras Daftar (G)
51. Captropil 25 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 52. Amplodipine 10 mg 8 (delapan) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 53. Neuralgin 12(dua belas) strip @ 10
tablet Obat Keras Daftar (G)
54. Ketokonazole 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 55. Metronidazole 500
mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G)
56. Irgapan 200 mg 3 (tiga) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 57. Lokev 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 58. Omegtrim Syrup 12 (dua belas) botol Obat Keras Daftar (G) 59. Zultrop Syrup 16 (enam belas) botol Obat Keras Daftar (G) 60. Pharmoxil Syrup 12 (dua belas) botol Obat Keras Daftar (G) 61. Transbroncho Syrup 6 (enam) botol Obat Keras Daftar (G) 62. Synalten Cream 10 (sepuluh) tube Obat Keras Daftar (G) 63. Gentamicin Cream 4 (empat) box Obat Keras Daftar (G) 64. Citrizine 5 (lima) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 65. Amoxicillin 500 mg 2 (dua) box @ 100 tablet Obat Keras Daftar (G) 66. Pikhang Shuang 340 (tiga ratus empat puluh)
tube Obat Keras Daftar (G)
Bahwa, berdasarkan pemeriksaan fisik kepada barang bukti yang
ditunjukan dalam persidangan, dalam kemasan obat tersebut
ditemukan tulisan harus dengan resep dokter dan pada bungkus
luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar
merah yang didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi;
- Bahwa, seluruh obat tersebut adalah obat yang terdakwa peroleh
dengan membeli dari salesman freelance yang tidak diketahui
terdakwa dari perusahaan mana dan tidak ada faktur bon pembeliannya;
- Bahwa, di toko obat milik terdakwa tersebut, terdapat asisten
apoteker;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 35 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
- Bahwa terdakwa membeli obat-obat keras daftar G tersebut diatas
untuk membantu persediaan obat bagi istri terdakwa yang
merupakan seorang bidan dan membuka praktek bidan dibagian
belakang Toko Obat Trya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut dan
dihubungkan dengan pendapat ahli bahwa obat keras daftar G adalah
obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada
bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan
dasar merah yang didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis
tepi;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dan pendapat ahli
tersebut diatas, Majelis Hakim dapat menyimpulkan bahwa seluruh obat
yang ditemukan di belakang toko obat Trya milik terdakwa tersebut
adalah termasuk kedalam golongan obat keras daftar G dan terdakwa
memperoleh obat-obat tersebut ataupun melakukan pengadaan obat-
obat keras daftar G tersebut dengan cara terdakwa membeli dari
salesman freelance yang tidak diketahui dari perusahaan mana dan
terdakwa juga tidak dapat memperlihatkan faktur bon pembelian asal
obat-obatan keras daftar G tersebut ;
Menimbang, bahwa terdakwa dipersidangan juga terbukti
sebagai orang yang bukan merupakan tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk melakukan kegiatan farmasi atas
obat-obatan daftar G sebagaimana yang maksudkan oleh unsur ini,
karena terdakwa yang juga sekaligus pemilik dari Toko Obat berizin
Trya tidak mempunyai keahlian dan kewenangan untuk sebagai orang
yang membeli obat-obatan keras daftar G yang diperuntukkan sebagai
persediaan obat bagi istri terdakwa yang notabene adalah seorang
bidan yang mempunyai ijin praktek;
Menimbang, bahwa dari rangkaian fakta hukum tersebut diatas,
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa seluruh obat yang ditemukan di
bagian belakang Toko Obat Berizin Trya berada dalam keadaan
disimpan oleh terdakwa sebagai persediaan obat yang sebelumnya telah dibeli oleh terdakwa;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 36 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Menimbang, bahwa apabila dari bagian belakang Toko Obat
Berizin Trya tempat penyimpanan Toko Obat Berizin Trya milik dari
terdakwa tersebut, telah ditemukan sebanyak 66 (enam puluh enam)
obat termasuk kedalam golongan obat keras daftar G, padahal tempat
tersebut hanyalah toko obat dengan seorang asisten apoteker yang
mengawasi penerimaan dan pendistribusian obatnya, maka perbuatan
terdakwa tersebut menjadi bertentangan dengan keahlian dan
kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan bagi terdakwa yang memiliki Toko Obat Berizin;
Menimbang, bahwa berdasarkan segala uraian pertimbangan
tersebut, maka Majelis Hakim menyimpulkan bahwa terdakwa telah
melakukan pengadaan dan menyimpan obat padahal tidak sesuai
dengan keahlian dan kewenangannya, sehingga unsur kedua dalam hal ini telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa oleh karena seluruh unsur dari dakwaan
Penuntut Umum telah terpenuhi, sehingga perbuatan yang dimaksud
dalam dakwaan Penuntut Umum haruslah dinyatakan telah terbukti dilakukan oleh terdakwa;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur pidana yang
didakwakan dalam dakwaan dari Penuntut Umum telah terpenuhi dalam
perbuatan terdakwa, maka perbuatan terdakwa tersebut haruslah
dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan
kepadanya yang kwalifikasinya akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pengamatan selama
pemeriksaan di persidangan, terdakwa pada waktu melakukan tindak
pidana sebagaimana didakwakan kepadanya telah dewasa dan dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani, serta sepanjang pemeriksaan
Majelis Hakim tidak ditemukan adanya alasan pembenar maupun
alasan pemaaf pada diri terdakwa yang dapat menghapuskan sifat
melawan hukum perbuatannya dan kesalahan terdakwa, maka
terdakwa harus mempertanggungjawabkan tindak pidana yang telah dilakukannya ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 37 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
dan perbuatannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepadanya,
maka kepada terdakwa tersebut haruslah dijatuhkan pidana sebagaimana ditentukan dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut
diatas adalah juga sekaligus sebagai pertimbangan atas nota
pembelaan ataupun pledooi terdakwa / penasehat hukum terdakwa dan surat-surat yang diajukan terdakwa / penasehat hukum terdakwa;
Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 198 Undang-Undang
RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, juga telah mengatur tentang
ancaman pidana berupa pidana denda, sehingga berdasarkan
perbuatan yang telah dilakukan oleh terdakwa, Majelis Hakim menilai
bahwa pidana denda dalam amar putusan dibawah ini sudah adil untuk dijatuhkan kepada terdakwa;
Menimbang, bahwa dalam hal terdakwa tidak mampu untuk
membayar denda yang yang telah ditentukan tersebut, maka akan
diganti dengan pidana kurungan yang lamanya akan ditentukan dalam amar putusan ini.
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang telah diajukan
oleh Penuntut Umum, oleh karena merupakan barang yang disimpan
oleh terdakwa dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, maka seluruh barang bukti tersebut juga haruslah
dirampas untuk dimusnahkan;
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
dan dijatuhi pidana, maka berdasarkan ketentuan Pasal 197 ayat (1)
huruf “i” dan Pasal 222 ayat (1) KUHAP, kepada terdakwa harus pula
dibebani untuk membayar biaya perkara yang jumlahnya seperti disebutkan dalam diktum putusan ini ;
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana terhadap
terdakwa, maka perlu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan dalam diri dan perbuatan terdakwa sebagai berikut:
Hal-hal yang memberatkan:
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 38 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Perbuatan terdakwa dapat membahayakan masyarakat.
Hal-hal yang meringankan:
Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya;
Terdakwa belum pernah dihukum;
Terdakwa menyesal atas perbuatannya dan berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi;
Terdakwa melakukan perbuatannya tersebut hanya untuk
membantu istri terdakwa;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim yang merupakan tumpuan
terakhir penegakan keadilan adalah makhuk TUHAN YANG MAHA
ESA, yang sangat lemah dihadapan TUHAN, sehingga untuk
memberikan putusan yang seadil-adilnya baik menurut hukum, moril,
sosial maupun adil menurut terdakwa dan keluarganya, adil menurut
masyarakat maupun adil menurut penuntut umum adalah bukan
pekerjaan yang mudah, karena keadilan itu sendiri bersifat abstrak dan pada hakekatnya hanya Tuhan-lah yang dapat berbuat seadil-adilnya;
Menimbang, bahwa namun demikian berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim telah berusaha agar
putusan ini dapat dirasakan seadil-adilnya dengan harapan agar
terdakwa menyadari perbuatannya sebagai perbuatan yang salah
menurut hukum sehingga diharapkan kelak tidak mengulangi lagi
perbuatannya yang salah, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
amar putusan di bawah ini sudah selayaknya dijatuhkan kepada terdakwa;
Bahwa Terdakwa / Pembanding tidak dapat menerima dan
keberatan atas Putusan dan Pertimbangan hukum Hakim Majelis
Persidangan / Pengadilan Negeri Simalungun yang menyatakan bahwa
terdakwa / Pembanding HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “
tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan praktik
kefarmasian yang meliputi penyimpanan obat “ sebagaimana diatur
dan diancam hukuman dalam pasal 198 jo. pasal 108 U.U. R.I. No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Bahwa Terdakwa / Pembanding tidak dapat menerima dan
keberatan atas Putusan dan Pertimbangan hukum Hakim Majelis
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 39 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Persidangan / Pengadilan Negeri Simalungun tersebut karena
Putusan dan Pertimbangan Hukum Hakim Majelis Persidangan /
Pengadilan Negeri Simalungun tersebut tidak tepat menurut hukum dan
atau salah menarapkan hukum dan atau tidak menarapkan hukum
sebagaimana mestinya dan tidak berdasarkan hasil pembuktian di
persidangan, dengan alasan-alasan sebagai berikut :
A. KAJIAN HUKUM ( legal analyses) ATAS PUTUSAN HAKIM
MAJELIS PERSIDANGAN / PENGADILAN NEGERI
SIMALUNGUN BERDASARKAN ASPEK HUKUM FORMIL
Bahwa Putusan Hakim Majelis Persidangan / Pengadilan
Negeri Simalungun, telah melanggar hukum acara pidana, karena
Hakim Majelis Persidangan / Pengadilan Negeri Simalungun tidak
mempertimbangkan dan atau tidak mengadili “bantahan“ terdakwa /
pembanding atas adanya cacat hukum secara formil dalam surat
dakwaan penuntut umum dalam perkara ini, dan adanya cacat
hukum secara formil dalam proses penyidikan perkara ini.
Bahwa Terdakwa / Pembanding telah mengemukakan dalam
Nota Pembelaan ( pledooi ) bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum terhadap Terdakwa mengandung cacat hukum secara formil,
karena Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi
ketentuan Pasal 143 AYAT (2) huruf a dan b KUHAP sehingga
Surat Dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa harus
dinyatakan batal demi hukum, dan tindakan penggeledahan serta
penyitaan yang dilakukan oleh penyidik bpom medan tidak
dilakukan menurut ketentuan hukum acara pidana ( kuhap ),
sehingga proses penyidikan dalam perkara terdakwa harus
dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum.
Bahwa Bantahan dan atau keberatan Terdakwa /
Pembanding atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut,
ternyata Hakim Majelis Persidangan / Pengadilan Negeri
Simalungun, tidak mempertimbangkan dan atau tidak mengadili
“bantahan dan keberatan“ terdakwa / pembanding tersebut dalam
putusan perkara aequo.
Bahwa surat dakwaan penuntut umum dan tindakan
penggeledahan serta penyitaan yang dilakukan oleh penyidik BPOM
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 40 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Medan dalam perkara ini mengandung cacat hukum secara formil
dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Bahwa Surat Dakwaan Penuntut umum dalam perkara ini
mengandung cacat hukum secara formil, karena surat dakwaan
tidak memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf a dan b
KUHAP dengan alasan sebagai berikut :
a. Bahwa Penuntut umum telah salah dan atau keliru
mencantumkan atau menyebutkan Nama Terdakwa dalam
Surat Dakwaannya, sehingga Nama Terdakwa yang
diajukan ke persidangan tidak sesuai dengan Nama
Terdakwa yang disebutkan dalam Surat Dakwaan.
Bahwa Penuntut Umum menyatakan dalam Surat
Dakwaannya sebagai Terdakwa adalah orang yang
bernama “HERDY HASIOLAN PANDIANGAN” pada hal
Penuntut Umum mengajukan ke persidangan sebagai
Terdakwa adalah Orang yang bernama HERDY HASIOLAN
PANDIANGAAN, sehingga Nama Terdakwa dalam Surat
Dakwaan tidak sesuai dengan Nama Terdakwa yang
diajukan ke persidangan.
b. Bahwa Uraian Isi ( materi ) Dakwaan Penuntut Umum
terhadap terdakwa tidak jelas atau kabur ( obscuur libel )
karena Penuntut Umum tidak menguraikan secara cermat
dan jelas dan terinci secara khusus dalam surat dakwaan
tentang Apa bentuk perbuatan atau tindakan yang
dilakukan terdakwa yang bertentangan dengan ketentuan
pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
karena dalam pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan terdapat beberapa unsur (element)
bentuk perbuatan yang dilarang dilakukan tanpa hak atau
tanpa wewenang, dan unsur tindak pidana ( delict ) yang
terdapat dalam pasal 108 pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan tersebut adalah bersifat
“alternative” dan bukan bersifat “Kumulatif“ sehingga apabila
seseorang didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dan diatur dalam pasal 108 U.U. R.I. No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan tersebut, maka
seharusnya Penuntut umum menguraikan secara cermat
dan jelas dalam uraian surat dakwaan tentang unsur
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 41 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
(element) dari tindak pidana (delict) yang dilanggar oleh
terdakwa, dan penuntut umum tidak boleh menyebutkan
semua unsur tindak pidana itu dilakukan oleh terdakwa
secara kumulasi (gabungan), karena hal itu akan
menimbulkan ketidak jelasan atau kekaburan tentang
perbuatan terdakwa yang dianggap melanggar hukum, dan
juga mempersulit terdakwa untuk melakukan pembelaan diri
serta mempersulit pembuktian di persidangan.
c. Bahwa waktu terjadinya tindak pidana ( Tempus Delicti )
juga tidak cermat dan atau tidak jelas disebutkan dalam
surat dakwaan, karena pada Kata-kata Awal atau
Pembukaan dakwaan disebutkan bahwa Tindak Pidana
terjadinya pada hari senin tanggal 16 Maret 2015 sekira
pukul 11.30 Wib. Tetapi ternyata dalam uraian tentang cara
terjadinya (modus operandi) peristiwa atau tindak pidana
disebutkan bahwa Tindak Pidana terjadi pada hari senin
tanggal 12 Mei 2015 sekira pukul 11.30 WIB. Sehingga
dalam Surat Dakwaan Penuntut umum terhadap terdakwa
terdapat 2 (dua ) Waktu terjadinya Tindak pidana, padahal
dalam Dakwaan Penuntut umum disebutkan hanya terjadi
satu peristiwa atau tindak pidana.
Bahwa berdasarkan alasan tersebut, maka Surat
Dakwaan Penuntut umum dalam perkara ini tidak
memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf a dan huruf b
KUHAP ( Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) yang berbunyi
sebagai berikut : “Penuntut Umum membuat Surat Dakwaan
yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi :
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan tersangka,
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan
waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
2. Bahwa Penggeledahan dan Penyitaan yang dilakukan oleh
Penyidik dalam perkara ini mengandung cacat hukum secara
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 42 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
formil, karena penggeledahan dan penyitaan tidak memenuhi
ketentuan pasal 33 ayat (1) dan pasal 38 ayat (1) jo. pasal 40
KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana), dengan alasan sebagai berikut :
A. Bahwa Saksi HAYANI, S.H. DAN saksi FITRIANI, S.H. serta
saksi URUPAN SIRAIT, S.H. ( masing-masing Petugas BPOM
Medan) telah menerangkan di Persidangan bahwa Para saksi
telah melakukan Penggeledahan dan penyitaan obat-obat daftar
“G” yang dijadikan barang bukti dalam perkara ini dari rumah
terdakwa atau tempat praktek pengobatan isteri terdakwa dan
bukan diambil dan disita dari toko obat Trya milik terdakwa, dan
para saksi menyita obat-obat daftar g itu bukan pada saat
terdakwa sedang tertangkap tangan (Heterdaad ) melakukan
penjualan atas obat-obat daftar G tersebut.
Bahwa sesuai Keterangan Saksi HAYANI, S.H. dan saksi
FITRIANI, S.H. SERTA saksi URUPAN SIRAIT, S.H. tersebut,
maka Saksi HAYANI, S.H. dan SAKSI FIRIANI, S.H. serta saksi
URUPAN SIRAIT, S.H. telah terbukti melakukan
Penggeledahan dan Penyitaan Obat-obat daftar G dari Rumah
Terdakwa dan dari ruangan praktek pengobatan isteri Terdakwa
bukan dalam keadaan Terdakwa sedang tertangkap tangan
melakukan penjualan obat daftar G tersebut di Toko Obat Trya
milik Terdakwa.
Bahwa Saksi HAYANI, S.H. dan saksi FIRIANI, S.H. serta
saksi URUPAN SIRAIT, S.H. telah melakukan penggeledahan
dan Penyitaan atas obat-obat daftar G dari rumah dan tempat
praktek pengobatan isteri Terdakwa pada hari senin tanggal 16
Maret 2015, sedangkan Ijin Penyitaan dari Ketua Pengadilan
Negeri Simalungun baru diperoleh oleh Penyidik BPOM Medan
pada 1 April 2015 sesuai penetapan Nomor : 166 / Pen-Pid /
2015 / PN-Sim. tanggal 1 April 2015, Sehingga Saksi HAYANI,
S.H. dan saksi FIRIANI, S.H. serta saksi URUPAN SIRAIT, S.H.
telah melakukan penggeledahan dan Penyitaan atas obat-obat
daftar G dari rumah terdakwa dan tempat praktek pengobatan
isteri Terdakwa tanpa ada ijin penggeledahan dan penyitaan
yang sah terlebih dahulu dari Ketua Pengadilan Negeri
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 43 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Simalungun, sehingga penggeledahan dan Penyitaan atas obat-
obat daftar G dari rumah terdakwa dan tempat praktek
pengobatan isteri Terdakwa tidak sesuai dengan ketentuan
pasal 33 ayat (1) dan pasal 38 ayat (1) jo. pasal 40 KUHAP (
UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana), yang berbunyi sebagai berikut:
a. Pasal 33 ayat (1) “dengan surat izin ketua pengadilan
negeri setempat, penyidik dalam melakukan penyidikan
dapat mengadakan penggeledahan rumah yang
diperlukan.”
b. Pasal 38 ayat (1) : “Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh
penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri
setempat.”
c. Pasal 40 : “dalam hal tertangkap tangan, penyidik dapat
menyita benda dan alat yang ternyata atau patut diduga
telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau
benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti.
Bahwa sesuai ketentuan pasal 40 KUHAP tersebut, maka
Suatu Penggeledahan dan Penyitaan atas sesuatu barang bukti
dalam Suatu Perkara Tindak Pidana hanya dapat dilakukan
tanpa ada ijin penyitaan terlebih dahulu dari ketua pengadilan
negeri dalam keadaan terdakwa sedang tertangkap tangan (
Heeterdaad ) melakukan tindak pidana. ( vide : pasal 40
KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana)
Bahwa berdasarkan alasan hukum tersebut, maka Tindakan
penggeledahan dan Penyitaan yang dilakukan oleh Penyidik
BPOM Medan atas obat-obat daftar G dari rumah terdakwa dan
tempat praktek pengobatan isteri Terdakwa pada hari senin
tanggal 16 Maret 2015 tersebut tidak sah dan batal demi
hukum.
B. Bahwa Tindakan Penyidik BPOM Medan melakukan Penyitaan
terhadap Obat-obatan daftar G dari Rumah atau tempat praktek
isteri Terdakwa juga telah melanggar ketentuan pasal 39 ayat
(1) KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana), karena Obat-obatan daftar G itu
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 44 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
tidak digunakan untuk melakukan kejahatan dan atau obat-
obatan daftar G tersebut tidak berasal dari Hasil Kejahatan dan
atau Obat-obatan Daftar G tersebut bukan Obat-obat yang
dilarang untuk diedarkan atau digunakan.
Bahwa ketentuan pasal 39 ayat (1) KUHAP berbunyi
sebagai berikut : yang dapat dikenakan penyitaan adalah :
a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh
atau sebahagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau
sebagai hasil dari tindak pidana.
b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya.
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi
penyidikan tindak pidana.
d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan
tindak pidana.
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan
tindak pidana yang dilakukan.
3. Bahwa Putusan Hakim Majelis Persidangan / Pengadilan Negeri
Simalungu dan Dakwaan Penuntut Umum telah bertentangan
dengan ketentuan pasal 1 ayat (1) KUH.Pidana, karena Penuntut
Umum mengajukan Terdakwa ke persidangan peradilan pidana di
Pengadilan Negeri Simalungun dengan Peraturan yang sudah
dinyatakan tidak berlaku atau tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat lagi.
Bahwa terdakwa telah didakwa melakukan tindak pidana
sebagaimana diatur dan diancam dengan hukuman dalam pasal
198 jo. pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
pada hal ketentuan pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan tersebut telah tidak berlaku dan tidak mengikat lagi,
karena Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia telah memutuskan
dan menyatakan ketentuan pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan bertentangan dengan UUD 1945 dan
ketentuan pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
lagi.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 45 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia Nomor : 12 / PUU-VIII / 2010 tanggal 27 Juni 2011 disebutkan sebagai berikut :
Menyatakan :
----- Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk sebagian;
----- Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) sepanjang kalimat, “... harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
”bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai
bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga kefarmasian,
dan dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
tertentu dapat melakukan praktik kefarmasian secara terbatas,
antara lain, dokter dan / atau dokter gigi, bidan,dan perawat yang
melakukan tugasnya dalam keadaan darurat yang mengancam
keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien ;
----- Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) sepanjang kalimat, “... harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan”
adalah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
tidak dimaknai bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga
kefarmasian dan dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan tertentu dapatmelakukan praktik kefarmasian secara
terbatas, antara lain, dokter dan / atau dokter gigi, bidan,
danperawat yang melakukan tugasnya dalam keadaan darurat
yang mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien ;
----- Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 46 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ;
---- Penjelasan Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat ;
----- Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya
----- Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya ;
Bahwa Terdakwa telah menerangkan di persidangan bahwa
Obat-obat daftar G yang diambil oleh Petugas BPOM Medan
tersebut adalah Obat persediaan praktek pengobatan yang
diselenggarakan oleh Isteri Terdakwa yang bernama ASRIATI
SIMBOLON yang menjalankan praktek pengobatan secara sah di
Rumah Terdakwa yang berada di belakang Toko Obat TRYA
berdasarkan Ijin Praktek Pengobatan Surat Izin Praktik ( SIP) Bidan
Nomor : 440.04.3 / SIPB / 431 / II / 2015 tanggal 09 Pebruari 2015
atas nama ASRIATI SIMBOLON ( isteri dari HERDY HASIHOLAN
PANDIANGAN ) yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Simalungun tentang Izin Membuka dan menjalankan
Praktik Bidan dan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat. (vide :
Bukti Surat T-9 ).
Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia Nomor : 12 / PUU-VIII / 2010 tanggal 27 Juni 2011
terssebut, maka ASRIATI SIMBOLON dan terdakwa selaku perawat
kesehatan berhak dan berwenang menggunakan dan menyimpan
obat-obat yang disita oleh petugas BPOM medan tersebut untuk
pengobatan orang yang sakit yang membutuhkan pertolongan
pertama.
4. Bahwa Surat Tuntutan dari Penuntut Umum terhadap terdakwa juga
mempunyai cacat hukum secara formil, karena Penuntut Umum
tidak mencantumkan dan tidak menguraikan Keterangan dari Para
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 47 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Saksi yang meringankan (a de charge getuige) dalam Surat
tuntutan, sehingga Penuntut Umum dianggap tidak melakukan
penuntutan secara adil (unfair trial) terhadap terdakwa.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut, maka
Dakwaan dan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa tidak
sah menurut hukum karena Proses penegakan hukum dalam perkara ini
telah bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Acara
Pidana ( KUHAP ), sehingga Dakwaan dan Tuntutan Jaksa Penuntut
Umum terhadap Terdakwa harus dinyatakan batal demi hukum dan atau
dinyatakan tidak dapat diterima.
bahwa atas adanya keberatan dan bantahan terdakwa atas cacat
hukum surat dakwaan dan surat tuntutan penuntut umum terhadap
terdakwa / pembanding tersebut, maka seharusnya hakim majelis
persidangan / pengadilan negeri Simalungun “mempertimbangkan dan
mengadili” keberatan terdakwa / pembanding tersebut dalam putusan,
tetapi ternyata hakim majelis persidangan / pengadilan negeri
simalungun tidak mempertimbangkan dan tidak mengadili “keberatan
dan bantahan “ yang diajukan oleh terdakwa / pembanding tersebut
dalam putusan perkara ini, maka hakim majelis persidangan /
pengadilan negeri simalungun telah salah menarapkan hukum acara
pidana dan atau tidak melaksanakan peradilan sebagaimana mestinya
dalam mengadili perkara ini, sehingga putusan hakim majelis
persidangan / pengadilan negeri simalungun dalam perkara ini patut
dibatalkan.
B. KAJIAN HUKUM ( LEGAL ANALYSES) ATAS PUTUSAN HAKIM
MAJELIS PERSIDANGAN / PENGADILAN NEGERI
SIMALUNGUAN DALAM PERKARA INI BERDASARKAN ASPEK
HUKUM MATERIL
1. TENTANG FAKTA HUKUM
Bahwa sesuai dengan hasil pembuktian di persidangan
berdasarkan keterangan para saksi dan terdakwa dan berdasarkan
barang bukti serta berdasarkan Saksi-saksi yang meringankan dan
Alat bukti tertulis yang diajukan oleh Terdakwa di persidangan, telah
terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 48 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
1. Bahwa Petugas atau Penyidik BPOM Medan telah melakukan
Pemeriksaan atas Penjualan dan Pengedaran obat daftar G
terhadap Toko obat “TRYA” milik Terdakwa di Perdagangan
Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera
Utara pada hari senin tanggal 16 Maret 2015.
2. Bahwa Petugas atau Penyidik BPOM Medan tidak ada
menemukan obat daftar g di dalam lemari atau etalase
penyimpanan obat di toko obat trya milik terdakwa. (vide :
berita acara persidangan atas keterangan saksi urupan sirait
dan saksi hayani serta keterangan saksi fitriah dan terdakwa).
3. Bahwa petugas atau penyidik BPOM medan telah melakukan
penggeledahan di dalam rumah dan ruang praktek bidan
ASRIATI SIMBOLON ( isteri terdakwa ) yang berada di
belakang toko obat Trya milik terdakwa.
4. Bahwa petugas atau penyidik BPOM medan telah melakukan
pengambilan dan penyitaan obat daftar G sebanyak 66 ( enam
puluh enam ) jenis dari dalam rumah dan ruang praktek bidan
ASRIATI SIMBOLON ( isteri terdakwa ) yang berada di
belakang toko obat Trya milik terdakwa.
5. Bahwa Petugas atau Penyidik BPOM Medan telah melakukan
Penggeledahan di dalam Rumah dan Ruang praktek Bidan
Asriati Simbolon (isteri Terdakwa) tanpa ada Ijin Penggeledahan
terlebih dahulu dari Ketua Pengadilan Negeri Simalungun.
6. Bahwa Petugas atau Penyidik BPOM Medan telah melakukan
Penyitaan atas sebanyak 66 (enam puluh enam ) jenis Obat
daftar G dari dalam Rumah dan Ruang praktek Bidan Asriati
Simbolon (isteri Terdakwa ) tanpa ada Ijin Penyitaan terlebih
dahulu dari Ketua Pengadilan Negeri Simalungun.
7. Bahwa Penyidik BPOM Medan telah melakukan penyidikan
dalam perkara pidana ini bertentangan dengan putusan
mahkamah konstitusi republik indonesia nomor : 12 / puu-viii /
2010 tanggal 27 juni 2011 yang telah menyatakan ketentuan
pasal 108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
bertentangan dengan UUD 1945 dan ketentuan pasal 108 U.U.
R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan tersebut tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat.
8. Bahwa Terdakwa tidak terbukti ada memproduksi atau
menyimpan atau menjual atau mengedarkan Obat Daftar G
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 49 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis tersebut dalam Toko
Obat TRYA milik Terdakwa.
9. Bahwa Obat Daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis
yang disita oleh Penyidik BPOM Medan adalah Obat-obat
persediaan Bidan Asriati Simbolon ( isteri Terdakwa ) yang
membuka Prkatek Pengobatan di Rumah Terdakwa yang
berada bertolak belakang dengan Toko Obat Trya milik
Terdakwa.
10. Bahwa Bidan Asriati Simbolon membuka praktek pengobatan
umum berdasarkan ijin praktek yang sah yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera
utara berdasarkan Ijin Praktek Pengobatan Surat Izin Praktik (
SIP) Bidan Nomor : 440.04.3 / SIPB / 431 / II / 2015 tanggal 09
Pebruari 2015.
2. TENTANG KAJIAN HUKUM ( LEGAL ANALYSIS ) SECARA
NORMATIF TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIMALUNGUN DALAM PERKARA INI.
Bahwa sesuai Tuntutan Penuntut umum dan putusan hakim
majelis persidangan / pengadilan negeri Simalungun dalam perkara
pidana ini bahwa Terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana sebagaimana
diatur dan diancam dengan hukuman dalam pasal 198 jo. pasal
108 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan berdasarkan Hasil Pembuktian yang terungkap di persidangan.
Bahwa ketentuan pasal 198 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan mempunyai unsur delict sebagai berikut : 1.
Setiap orang, 2. Tidak memiliki keahliaan dan kewenangan, 3.
Melakukan praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 108.
Bahwa pasal 108 ayat ( 1 ) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan berbunyi sebagai berikut : “praktek kefarmasian
yang meliputi pembuatan termasuk pengendaliaan mutu sediaan
farmasi, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional, harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 50 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bahwa dalam memori penjelasan pasal 108 ayat (1) U.U. R.I.
No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan berbunyi sebagai berikut :
“yang dimaksud dengan “tenaga kesehatan” dalam ketentuan ini
adalah tenaga kefarmasian sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya. Dalam Hal tidak ada tenaga kefarmasiaan, tenaga
kesehatan tertentu dapat melakukan praktek kefarmasian secara
terbatas, misalnya antara lain dokter dan / atau dokter gigi, bidan
dan perawat, yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bahwa Terdakwa / Pembanding tidak ada melakukan
perbuatan atau tindakan yang memenuhi Unsur Delict dari pasal
198 U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yaitu unsur
delict sebagai berikut : 1. Setiap orang, 2. Tidak memiliki keahliaan
dan kewenangan, 3. Melakukan praktek kefarmasian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 108, dengan alasan-alasan sebagai berikut :
Ad.1. Tentang unsur “ setiap orang.”
Bahwa sesuai keterangan saksi-saksi dan Keterangan Terdakwa di
persidangan bahwa Terdakwa benar dirinya bernama HERDY
HASIHOLAN PANDIANGAN DAN bukan bernama “ HERDY
HASIOLAN PANDIANGAN sebagaimana disebutkan dalam Surat
Dakwaan Penuntut Umum yang ditujukan terhadap terdakwa,
sehingga berdasarkan fakta hukum tersebut maka unsur setiap
orang tidak dipenuhi oleh terdakwa, karena terdakwa bukan orang yand disebut dalam surat dakwaan.
Ad.2. Tentang unsur tidak memiliki keahliaan dan kewenangan
melakukan praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud
dalam pasal 108 ayat (1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Bahwa sesuai keterangan terdakwa dan alat bukti surat Bukti T-7
berupa ijajah yang dimiliki oleh Terdakwa ( Ijazah Akademi
Keperawatan Nomor : 019 / 1999 tanggal 23 Agustus 1999 atas
nama Herdy Hasiholan Pandiangan yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia ) telah terbukti bahwa
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 51 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Terdakwa adalah lulusan Program Ahli Madya III Bidang
Keperawatan kesehatan.
Bahwa sesuai Bukti T- 8 yaitu Surat Keputusan Direksi PT. Horas
Insani Abadi Pematangsiantar Nomor : 004 / HIA / SK / 2002
tanggal 01 Pebruari 2002 yang dikeluarkan oleh Direksi PT. Horas
Insani Abadi Pematangsiantar tentang Pengangkatan Herdy
Hasiholan Pandiangan sebagai Tenaga Perawat Kesehatan di
Rumah Sakit Horas Insani, telah terbukti bahwa Herdy Hasiholan
Pandiangan telah mempunyai pengalaman sebagai pelayan kesehatan masyarakat.
Bahwa berdasarkan alat bukti Surat T-7 dan Bukti surat T-8 telah
terbukti bahwa Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN
adalah seorang tenaga kesehatan atau seorang Perawat Kesehatan
berijajah yang mempunyai keahlian dan kewenangan melakukan
praktek kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud dalam
memori penjelasan pasal 108 ayat (1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut, maka Terdakwa telah
terbukti memiliki kehaliaan dan kewenangan melakukan praktek
kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat (1) U.U.
R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, sehingga unsur tidak
memiliki keahliaan dan kewenangan melakukan praktek
kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat (1) U.U.
R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.
Ad. 3. Tentang unsur Melakukan praktek kefarmasian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 108 ayat (1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Bahwa Saksi HAYANI, S.H. dan saksi FITRIANI, S.H. serta Saksi
URUPAN SIRAIT, S.H. yaitu Petugas BPOM Medan menerangkan
di Persidangan bahwa Para Saksi tidak ada menemukan obat daftar
G dalam Toko Obat Trya milik Terdakwa, tetapi Obat-obat daftar G
yang disita menjadi barang bukti sebanyak 66 (enam puluh enam)
jenis dalam perkara ini diambil dari dalam rumah milik terdakwa
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 52 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
yang berada di belakang Toko Obat Trya ketika para saksi
melakukan Pemeriksaan terhadap Toko Obat Trya dan Rumah
Kediaman milik Terdakwa. (vide : BAP persidangan atas kedua
orang saksi tersebut dan atas keterangan saksi FITRIAH yaitu petugas penjaga Toko Obat Trya milik Terdakwa / Pembanding ).
Bahwa Saksi HAYANI, S.H. dan saksi FITRIANI, S.H. serta Saksi
URUPAN SIRAIT, S.H. yaitu Petugas BPOM Medan menerangkan
di Persidangan bahwa Para Saksi tidak menemukan Terdakwa
sedang melakukan penjualan Obat Daftar G sebanyak sebanyak 66
(enam puluh enam ) jenis tersebut ketika Para Saksi melakukan
Pemeriksaan terhadap Toko Obat Trya dan Rumah Kediaman milik
Terdakwa.
Bahwa Saksi HAYANI, S.H. dan saksi FITRIANI, S.H. serta Saksi
URUPAN SIRAIT, S.H. yaitu Petugas BPOM Medan menerangkan
di Persidangan bahwa Terdakwa tidak ada melakukan pembuatan
atau pengadaan atau pendistribusian atau pelayanan obat atas
resep dokter dan atau melakukan pengembangan bahan Obat
Daftar G sebanyak sebanyak 66 (enam puluh enam) jenis daftar G
tersebut ketika Para Saksi melakukan Pemeriksaan terhadap Toko Obat Trya dan Rumah Kediaman milik Terdakwa.
Bahwa berdasarkan alasan hukum di atas maka unsur “Melakukan
praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat
(1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan” tidak
terpenuhi ada dilakukan oleh Terdakwa HERDY HASIHOLAN
PANDIANGAN sebagaimana Penuntut Umum dakwakan dalam Surat Dakwaannya.
Ad.4. Secara melawan hukum,
Bahwa Jurisprudensi Pengadilan Pidana (HOGE RAAD dan
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ) menganut
pendirian bahwa dalam setiap Delict (Tindak Pidana) selalu
dianggap tercantum sifat melawan hukum ( wederechtelijkheijd)
walaupun Sifat melawan hukum itu tidak dicantumkan secara tegas dalam delict (tindak pidana ).
Bahwa dalam Kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) tidak
ada dijelaskan apa yang dimaksud dengan perkataan “Secara
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 53 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
melawan hukum” tetapi pengertian “secara melawan hukum” itu ada
dalam Jurisprudensi HOGE RAAD (H.R) Belanda pada tanggal 31
Januari 1919 dalam Arrest LINDENBAUM – COHAN, dan Putusan
OSTERMANN ( Osterman Arrest – H.R. tanggal 20 Nopember 1924.
Bahwa sesuai Putusan Hoge Raad Belanda tgl. 31 Januari 1919
disebutkan bahwa Pengertian Perbuatan melawan hukum
(onrechtmatige daad atau wederechtelijkheid) adalah sebagai berikut :
1. Perbuatan yang bertentangan dengan Undang-undang atau
hukum.
2. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan,
3. Perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan yang terdapat
dalam masyarakat atau terhadap barang orang lain,
4. Perbuatan yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban orang yang berbuat atau tidak berbuat
Bahwa Hoge Raad Belanda mempertimbangkan dalam Putusan
Perkara OSTERMANN (Osterman Arrest – H.R. tanggal 20
Nopember 1924 ) sebagai berikut : yang diartikan dengan
perbuatan melanggar hukum, yaitu tidak hanya suatu perbuatan
atau kelalaian yang melanggar hak orang lain, tetapi juga suatu
perbuatan atau kelalaian yang bertentangan dengan “kewajiban”
yang didasarkan atas hukum ( rechtsplicht).
Bahwa selanjutnya unsur Perbuatan melawan hukum tersebut akan
dikaji atau dibahas apakah Terdakwa ada melakukan salah satu
bentuk perbuatan melawan hukum seperti tersebut di atas terhadap
Pembelian dan atau kepemilikan atas 66 (enam puluh enam ) jenis
Obat-obat daftar G yang disita sebagai barang bukti dalam perkara ini.
Bahwa sesuai keterangan Terdakwa / Pembanding dan Para Saksi
yang meringankan di persidangan bahwa Obat-obat daftar G
sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis yang disita sebagai barang
bukti dalam perkara ini bukan untuk dijual atau diedarkan di toko
obat trya milik terdakwa, tetapi obat-obat itu adalah persedian obat
di tempat praktek bidan asriati simbolon (isteri terdakwa) yang
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 54 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
membuka praktek pelayanan kesehatan atau pengobatan kepada
masyarakat di rumah kediaman terdakwa yang kebetulan bertolak
belakang dengan toko obat trya milik terdakwa. (vide : Foto
Rumah dan Toko Obat Trya milik Terdakwa yang diajukan sebagai Alat Bukti dalam Perkara ini ).
Bahwa Terdakwa dan Asriati Simbolon ( isteri terdakwa ) adalah
Tenaga Kesehatan yang mempunyai ijajah yang sah sebagai
Tenaga Perawat Kesehatan dan berwenang melakukan pelayanan
kesehatan dan atau pengobatan dalam keadaan tertentu, sehingga
Terdakwa dan Asriati Simbolon berhak menggunakan Obat-obat
daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis yang disita sebagai
barang bukti dalam perkara ini untuk mengobati Pasien atau orang
yang sakit yang datang berobat ke tempat praktek pengobatan Asriati Simbolon ( isteri Terdakwa ).
Bahwa Terdakwa dan atau Isteri Terdakwa sebagai Tenaga
Kesehatan yang mempunyai ijin praktek yang sah dan mempunyai
kewenangan melakukan pelayanan kesehatan, wajib memberikan
pertolongan pertama kepada orang yang sakit dengan
memberikan obat-obat seperti obat-obat yang disita oleh Petuga s
BPOM Medan dari Rumah terdakwa sebagai pertolongan pertama
sesuai ketentuan pasal 59 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan yang berbunyi sebagai
berikut : “tenaga kesehatan yang menjalankan praktek pada fasilitas
pelayanan kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama
kepada penerima pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat
darurat dan / atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.”
Bahwa sesuai ketentuan pasal 59 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan tersebut, maka
Terdakwa dan atau Isteri Terdakwa memerlukan Obat-obat daftar G
sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis yang disita sebagai barang
bukti dalam perkara ini untuk mengobati Pasien atau orang yang
sakit yang datang berobat ke tempat praktek pengobatan Asriati
Simbolon ( isteri Terdakwa ) karena Obat-obat tersebut adalah obat
primer (obat utama) dalam pertolongan pertama kepada Orang-orang yang sakit.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 55 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Bahwa Dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 59 ayat ( 1)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
tersebut, maka Terdakwa dan isteri Terdakwa ( Asriati Simbolon )
tidak mungkin dapat mengobati orang yang sakit tanpa
menggunakan obat-obat daftar G seperti yang disita oleh petugas
BPOM medan tersebut, karena obat-obat tersebut merupakan obat
primer (utama) yang diperlukan dalam pertolongan pertama bagi orang yang sakit pada umumnya.
Bahwa terdakwa dan Asriati Simbolon ( isteri terdakwa ) tidak
mungkin mengobati orang yang sakit sesuai keahlian dan
kewenangannya hanya dengan memakai “air liur“ saja, tetapi orang
yang sakit harus diobati dengan obat medis seperti obat yang disita oleh petugas BPOM medan dari rumah terdakwa.
Bahwa lagi pula Obat daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam )
jenis yang disita sebagai barang bukti dalam perkara ini adalah jenis
obat yang bebas dibeli di apotek tanpa resep dokter, sehingga
Obat-obat tersebut bukan obat terlarang untuk dipakai.
Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut, maka Terdakwa tidak
terbukti melakukan Perbuatan yang bertentangan dengan Undang-
Undang atau Hukum, atau bertentangan dengan kesusilaan dan
kepatutan atau melakukan perbuatan yang melanggar hak orang
lain atau melakukan perbuatan atau kelalaian yang bertentangan
dengan kewajiban hukumnya Terdakwa, sehingga unsur melawan hukum tidak terbukti ada dilakukan oleh terdakwa.
3. TENTANG PERISTIWA HUKUM YANG TERJADI MENURUT
HUKUM
Bahwa berdasarkan Keterangan Saksi-saksi dalam berkas
perkara (saksi Verbalisan ) dan Keterangan Terdakwa serta
Keterangan Para Saksi yang meringankan di persidangan, telah
terbukti bahwa Terdakwa telah membeli Obat-obat daftar G
sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis yang menjadi barang bukti
dalam perkara ini dari pedagang farmasi keliling ( freelance ) yang
datang ke tempat kediaman Terdakwa.
Bahwa Terdakwa telah membeli Obat-obat daftar G sebanyak
66 (enam puluh enam) jenis yang menjadi barang bukti dalam
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 56 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
perkara ini dari pedagang farmasi keliling ( freelance ) untuk
persediaan obat-obatan di tempat praktek pelayanan kesehatan
Isteri Terdakwa yang bernama ASRIATI SIMBOLON di Rumah
kediaman Terdakwa yang berada di belakang Toko Obat Trya milik
Terdakwa.
Bahwa Terdakwa telah menerangkan secara tegas kepada Para
Petugas BPOM Medan yang melakukan penggeledahan dan
penyitaan atas Obat-obat daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam)
jenis yang menjadi barang bukti dalam perkara ini bahwa Obat-obat
daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis yang menjadi
barang bukti dalam perkara ini adalah obat persedian untuk praktek
isteri terdakwa, tetapi Para Petugas BPOM Medan (Saksi HAYANI,
S.H. dan saksi FITRIANI, S.H. serta Saksi URUPAN SIRAIT, S.H.)
tidak menggubrisnya atau tidak mengindahkannya dan para saksi
tersebut tetap mengambil paksa obat-obat tersebut.
bahwa berdasarkan fakta tersebut, maka Saksi HAYANI, S.H.
dan saksi FITRIANI, S.H. serta Saksi URUPAN SIRAIT, S.H. sebenarnya telah melakukan perampasan atas Obat-obat daftar G
sebanyak 66 ( enam puluh enam ) jenis yang menjadi barang bukti
dalam perkara ini karena obat-obat tersebut adalah milik isteri
terdakwa.
Bahwa sesuai dengan fakta hukum tersebut, maka Peristiwa
Hukum yang terjadi adalah Terdakwa merupakan konsumen atau
pemakai atau pengguna atas Obat-obat daftar G sebanyak 66 (
enam puluh enam) jenis yang menjadi barang bukti dalam perkara
ini, dan oleh karena itu terdakwa tidak dapat dituntut secara hukum
pidana melanggar ketentuan pasal 198 JO. pasal 108 ayat (1) U.U.
R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan akibat kepemilikan atas
Obat-obat daftar G sebanyak 66 ( enam puluh enam) jenis yang
menjadi barang bukti dalam perkara ini, karena ketentuan pasal 198
jo. pasal 108 ayat (1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan tidak berlaku kepada para konsumen atau pemakai atau
pengguna obat-obat daftar G.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan hukum
tersebut, maka Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 57 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana
melanggar ketentuan pasal 198 jo. pasal 108 ayat (1) U.U. R.I. No.
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan sebagaimana didakwakan
Penuntut Umum dalam Surat dakwaannya.
Bahwa sesuai dengan alasan-alasan hukum di atas, maka
Putusan Hakim Majelis Persidangan / Pengadilan Negeri
Simalungun dalam perkara ini, telah terbukti telah salah
menarapkan hukum dan atau tidak menarapkan hukum
sebagaimana mestinya serta tidak melaksanakan peradilan
sebagaimana mestinya, sehingga Putusan Hakim Majelis
Persidangan / Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 32 / Pid-
Sus / 2016 / PN-Sim. Tanggal 14 Juli 2016 tersebut patut
dibatalkan.
Berdasarkan alasan-alasan hukum dan kesimpulan tersebut di
atas, maka kami Penasihat Hukum dan atau Terdakwa memohon
dengan berdasarkan pada ketentuan pasal 198 jo. pasal 108 ayat
(1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Undang-
undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) serta ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, doktrin hukum, dan rasa keadilan agar sudilah kiranya
Majelis Hakim Persidangan / Pengadilan Tinggi Medan yang
memeriksa dan mengadili perkara ini di tingkat banding berkenaan
untuk memeriksa dan mengadili perkara ini secara seksama serta
memutus perkara ini dengan seadil-adilnya dengan amar putusan sebagai berikut :
M E N G A D I L I
1. Menerima Permohonan Banding dari Terdakwa / Pembanding ;
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor :
32 / Pid-Sus / 2016 / PN-Sim. Tanggal 14 Juli 2016 yang dimohonkan banding ;
DAN MENGADILI SENDIRI
1. Menyatakan Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana melanggar ketentuan pasal 198 jo. pasal 108 ayat
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 58 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
(1) U.U. R.I. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
sebagaimana didakwakan penuntut umum dalam Surat
dakwaan ;
2. Membebaskan Terdakwa HERDY HASIHOLAN PANDIANGAN
oleh karena itu dari dakwaan maupun dari Tuntutan Penuntut
Umum ;
3. Memulihkan Hak Terdakwa dalam Kedudukan dan Kemampuan
serta Harkat dan martabatnya;
4. Menyatakan Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan Penuntut
Umum terhadap Terdakwa tidak sah dan batal demi hukum ;
5. Menyatakan barang bukti berupa : 66 ( enam puluh enam ) jenis
Obat-obat daftar G yang disita sebagai barang bukti dalam
perkara ini sebagaimana disebutkan dalam surat dakwaan
penuntut umum dikembalikan kepada Terdakwa ;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
Demikian Memori Banding ini dibuat serta diajukna, dan
selanjutnya Kami Penasihat Hukum dan atau Terdakwa memohon
agar sudilah kiranya Bapak Ketua / Hakim Majelis Persidangan
Pengadilan Tinggi Medan menerima dan mengabulkan permohonan banding dan alasan-alasan Banding ini seluruhnya.
Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Jaksa Penuntut
Umum juga menyatakan minta Banding dihadapan Panitera Pengadilan
Negeri Simalungun pada tanggal 18 Juli 2016 sebagaimana ternyata
dari akta permintaan Banding Nomor: 32 / Akta Pid.Sus / 2016 / PN.Sim
dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara
seksama kepada terdakwa melalui Penasehat Hukumnya pada tanggal
20 Juli 2016 ;
Membaca surat Panitera Pengadilan Negeri Simalungun
Nomor:W2U.16 / 3242 / HN.01.10 / VIII / 2016 tertanggal 2 Agustus
2016 telah memberi kesempatan kepada Terdakwa dan Jaksa Penuntut
Umum untuk mempelajari berkas perkara terhitung sejak tanggal 3
Agustus 2016 sampai dengan tanggal 11 Agustus 2016 sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi ;
Menimbang, bahwa permitaan akan pemeriksaan dalam tingkat
banding oleh terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum telah diajukan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 59 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
dalam tenggang waktu dan cara serta syarat-syarat yang ditentukan
Undang-Undang maka permintaan banding tersebut dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Terdakwa dalam memori bandingnya pada
pokoknya mengemukakan bahwa Terdakwa tidak terbukti bersalah
melakukan perbuatan sebagaimana didakwakan kepadanya, karena
Terdakwa hanyalah sebagai pemakai obat saja ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memperhatikan
dengan seksama memori banding dari Terdakwa ternyata hanya
merupakan ulangan dari pembelaannya dan tidak merupakan hal-hal
yang baru, hal itu semua telah dipertimbangkan dengan seksama oleh
hakim tingkat pertama dalam putusannya dan pertimbangan hakim
tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan sebagai
pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini
dalam tingkat banding ;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari
dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh
Terdakwa yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik,
Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Simalungun
berikut surat yang timbul dipersidangan berhubungan dengan perkara
ini dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 32
/ Pid.Sus / 2016 / PN.Sim., tanggal 14 Juli 2016 serta memori banding,
Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa pertimbangan hukum majelis
hakim tingkat pertama yang mendasari putusannya mengenai telah
terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan terdakwa dan
hukuman pidana yang dijatuhkan telah tepat dan benar, oleh karenanya
Pengadilan Tinggi dapat menyetujuinya dan mengambil alih
pertimbangan hakim tingkat pertama tersebut sebagai pertimbangan
hukum Pengadilan Tinggi sendiri dalam memeriksa dan memutus
perkara ini dalam tingkat banding, dengan tambahan pertimbangan
bahwa penguasaan, pengadaan maupun penyimpanan obat dipandang
perlu lebih ditingkatkan agar masyarakat terhindar dari penyalahgunaan akan distribusi obat oleh yang tidak berkompeten ;
Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan
Hakim Tingkat Pertama, maka Pengadilan Tinggi memutus,
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 32 /
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 60 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
Pid.Sus / 2016 / PN.Sim., tanggal 14 Juli 2016 yang dimohonkan
banding;
Menimbang, bahwa karena tidak ada alasan utuk menahan Terdakwa, maka ditetapkan Terdakwa tetap tidak ditahan;
Menimbang, bahwa karena Terdakwa dijatuhi pidana, maka
kepadanya dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan ;
Mengingat Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan kehakiman, Undang-undang Nomor 2 tahun 1986 UU jo
No.49 tahun 2009 tentang Peradilan Umum dalam pasal 198 Jo Pasal
108 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan-ketentuan hukum lain yang berhubungan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I
• Menerima permintan banding dari Penasehat Hukum Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Siantar ;
• Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 32 / Pid.Sus / 2016 / PN.Sim. tanggal 14 Juli 2016 yang dimintakan banding ;
• Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam dua
tingkat pengadilan, sedangkan ditingkat banding sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Kamis, tanggal 15
September 2016, oleh kami DHARMA E DAMANIK, SH.MH. sebagai
Ketua Majelis, BINSAR SIREGAR, SH.MH. dan PERDANA
GINTING,SH. masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan
penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, tanggal 23 Agustus
2016, Nomor 431 / PID.SUS / 2016 / PT.MDN., untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada
hari Senin, 3 Oktober 2016 diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan didampingi hakim-
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
Hal 61 dari 61 halaman. Putusan No : 431/Pid.Sus/2016/PT.Mdn
hakim anggota, dibantu MARTHIN A.P. SINAGA ,SH Panitera
Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, tanpa dihadiri Jaksa
Penuntut Umum maupun Terdakwa ;
Hakim Anggota ; Hakim Ketua ;
Ttd Ttd
BINSAR SIREGAR, SH.MH. DHARMA E DAMANIK, SH.MH.
Ttd
PERDANA GINTING, SH.
Panitera Pengganti ;
Ttd
MARTHIN A.P. SINAGA, SH
un tuk Sa l inan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN