pengadilan negeri klas ib bogorpn-bogor.go.id/attachments/article/98/lakip pengadilan... ·...

51
PENGADILAN NEGERI KLAS IB BOGOR JL. Pengadilan No. 10 Bogor,Telp/Fax(0251) 8323121 8323190 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2012 SATUAN KERJA : PENGADILAN NEGERI BOGOR ( 097687 )

Upload: doananh

Post on 02-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

 

 

                PENGADILAN NEGERI KLAS IB BOGOR                         

JL. Pengadilan No. 10 Bogor,Telp/Fax(0251) 8323121 ‐8323190 

2013

LAPORAN 

AKUNTABILITAS KINERJA 

INSTANSI PEMERINTAH  TAHUN ANGGARAN 2012 

SATUAN KERJA : PENGADILAN NEGERI BOGOR ( 097687 ) 

 

PENGADILAN NEGERI BOGOR

   

7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Intensitas tantangan dunia peradilan ke depan cenderung

semakin meningkat dan komplek. Dampak dari perkembangan

teknologi informasi dan tingginya tuntutan masyarakat untuk

mendapatkan akses keadilan merupakan tantangan tersendiri bagi

lembaga peradilan dalam merumuskan kebijakan umum peradilan.

Di tengah berbagai tantangan itu, Pengadilan Negeri Bogor sangat

menyadari bahwa perubahan, penyesuaian dan pembaruan yang

sedang dan akan dilakukan harus tetap berorientasi kepada

kepentingan publik untuk mendapatkan pelayanan hukum yang

prima dan berkeadilan serta dapat dijangkau oleh segala lapisan

masyarakat khususnya warga kota Bogor dan seluruh warga

pencari keadilan secara umum.

Untuk tercapainya pelayanan hukum yang berkeadilan itu

dibutuhkan kemandirian lembaga peradilan, baik secara struktur

kelembagaan maupun proses peradilan, didukung oleh Sumber

Daya Manusia (SDM) penyelenggara pelayanan hukum yang

profesional, berwawasan ke depan dan memiliki integritas moral

yang tinggi, dan tersedianya kualitas dan kuantitas prasarana dan

sarana penyelenggara pelayanan hukum yang representatif, serta

peningkatan kapabilitas penatakelolaan peradilan sesuai dengan

PENGADILAN NEGERI BOGOR

   

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

tuntutan manajemen modern dalam horizon keterbukaan informasi

(transparency), akuntabilitas, dan pencitraan publik.

Salah satu bentuk pembenahan dan wujud respon

Pengadilan Negeri Bogor dalam menjawab tantanggan perubahan

ke arah yang lebih baik adalah menciptakan kinerja yang

akuntabel, sesuai dengan TAP-MPR No. XI/MPR/1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN dan Inpres

No. 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP). Untuk itu Pengadilan Negeri Bogor sebagai

salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan

Umum di bawah Mahkamah Agung RI telah menyiapkan Laporan

Akuntabilitas Kinerja tahun 2012 sebagai bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja kegiatan dan pencapaian

sasaran tahun 2013 dalam rangka pencapaian tujuan dan visi

Pengadilan Negeri Bogor pada khususnya dan visi Mahkamah

Agung pada umumnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pengadilan Negeri Bogor

berpedoman pada perencanaan strategis yang dalam

pendekatannya dilakukan melalui pencermatan lingkungan

strategis, baik internal maupun eksternal sedangkan dalam

mewujudkan visi, tujuan dan sasarannya, Pengadilan Negeri Bogor

telah merumuskan langkah-langkah strategis berbentuk misi,

kebijakan, program dan kegiatan yang tersusun secara lebih

sistemik, lebih terukur dan tepat sasaran.

PENGADILAN NEGERI BOGOR

   

9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Pengadilan Negeri Bogor sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan

Kehakiman Undang-undang Nomor: 14 Tahun 1985 tentang

Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan

Undang-Undang Nomor : 5 tahun 2004 dan Undang-Undang

Nomor: 2 Tahun 2006 tentang Peradilan Umum sebagaimana telah

diubah dengan undang-undang Nomor:8 Tahun 2004 dan Undang-

Undang Nomor:49 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Pengadilan

Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, mengadili dan

memutus/, menyelesaikan perkara pidana dan perdata .

Di samping tugas pokok dimaksud di atas, Pengadilan Negeri

Bogor mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut :

1. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa,

mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan Negeri dalam tingkat pertama (vide :

Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan,

dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah

jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi

peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan,

PENGADILAN NEGERI BOGOR

   

10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

kepegawaian, dan pembangunan. (vide: Pasal 53 ayat (3)

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah

diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan Undang-undang

Nomor 50 Tahun 2009 jo. KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat

atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera,

Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti

di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan

seksama dan sewajarnya (vide: Pasal 53 ayat (1) dan (2)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah

diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan Undang-undang

Nomor 50 Tahun 2009) dan terhadap pelaksanaan administrasi

umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide: KMA Nomor

KMA/080/VIII/2006).

4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat

tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah

hukumnya apabila diminta. (vide: Pasal 52 ayat (1) Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah diubah

dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50

Tahun 2009).

5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi

peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum

(kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan) (vide:

KMA Nomor KMA/080/VIII/2006 tanggal 24 Agustus 2006 jo.

KMA Nomor: 145/KMA/SK/VII/2007 tanggal 29 Agustus 2007)

PENGADILAN NEGERI BOGOR

   

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

6. Fungsi Lainnya :

Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan

sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi

masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi

informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua

Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2010, tanggal 5

Januari 2011 tentang Pelayanan Informasi di Pengadilan.

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Negeri Bogor adalah sebagai

berikut:

Ikhtisar Eksekutif,

Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam rencana strategis dan sejauh mana tujuan dan

sasaran tersebut dapat dicapai, serta kendala-kendala yang

dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan dan antisipasi

penanganannya. Disebutkan langkah-langkah apa yang dilakukan

untukmengatasi kendala tersebut.

Bab I Pendahuluan,

Menjelaskan secara ringkas tentang instansi serta uraian

singkat gambaran umum tugas pokok dan fungsi PengadilanNegeri

Bogor , struktur organisasi, deskripsi wilayah hukum, dan

sistematika penulisan).

PENGADILAN NEGERI BOGOR

   

12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 2012,

Menjelaskan rencana strategis Pengadilan Negeri Bogor mulai

dari visi, misi, tujuan dan sasaran serta kebijakan dan program

Pengadilan Negeri Bogor ; rencana kinerja menjelaskan rencana

kinerja pada tahun 2012 terutama kegiatan-kegiatan dalam

mencapai sasaran sesuai dengan program pada tahun tersebut dan

indikator keberhasilan pencapaiannya; serta Penetapan Kinerja

Tahun 2012. Pada awal bab ini disajikan gambaran secara singkat

sasaran yang ingin dicapai pada tahun yang bersangkutan serta

bagaimana kaitannya dengan visi dan misi Pengadilan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja,

Menyajikan uraian hasil pengukuran pencapaian sasaran dan

pencapaian kinerja kegiatan, termasuk analisis tentang capaian

indicator kinerja efisiensi, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas

kinerja, yang memuat penjelasan keberhasilan dan kegagalan serta

kendala yang dihadapi berikut langkah antisipasi yang diambil.

Bab IV Penutup,

Mengemukakan tinjauan secara umum tentang Kesimpulan dan

saran-saran.

Bab V Lampiran,

Memuat tentang keberadaan susunan organisasi, Indikator Kinerja

Utama, Rencana Kinerja Tahun 2012, Penetapan Kinerja Tahun

2012, SK Tim Penyusun LAKIP 2012.

 1 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

A. PERENCANAAN STRATEGIS PENGADILAN NEGERI BOGOR 2010 – 2014

Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas

serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja dalam

pelaksanaan pelayanan hukum yang diselaraskan dengan arah

kebijakan dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Badan

Peradilan Indonesia yang termuat dalam Cetak Biru ( Blue Print )

Pembaharuan Peradilan Republik Indonesia 2010-2035, telah

dirumuskan Rencana Strategis Pengadilan Negeri Bogor tahun

2010-2014 sebagai penjabaran atas visi dan misi Mahkamah

Agung yang akan menjadi arah dan tujuan bagi setiap

pengembangan program dan kegiatan dalam konteks

kewenangan Pengadilan Negeri Bogor.

Perumusan rencana strategis dimaksudkan untuk menjadi

pedoman dan arah proses pembaruan yang dilakukan

Pengadilan Negeri Bogor agar terlaksana secara lebih terstruktur,

lebih terukur dan tepat sasaran. Oleh sebab itu renstra ini harus

dapat dipakai sebagai landasan dalam merumuskan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan keputusan

operasional dalam pencapaian sasaran, tujuan, dan visi yang

telah ditetapkan. Renstra ini memadukan prinsip-prinsip

 2 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

perhatian pada jangka panjang, pengintegrasian tujuan dan

sasaran dalam hierarki yang jelas, kesadaran akan pentingnya

disiplin dan konsistensi komitmen bersama dalam

melaksanakannya, serta perspektif eksternal yang bersifat

adaptif terhadap perubahan lingkungan. Dengan cara ini,

diharapkan akan mampu mendorong para pegawai untuk lebih

berperan aktif, serta mengambil tindakan antisipatif ketika

merespon berbagai perubahan yang bergerak cepat dan dinamis,

baik yang bersifat internal maupun eksternal.

1.1. KONDISI UMUM

Intensitas tantangan dunia peradilan ke depan cenderung

semakin meningkat dan komplek. Dampak dari perkembangan

teknologi informasi dan tingginya tuntutan masyarakat untuk

mendapatkan akses keadilan merupakan tantangan tersendiri

bagi lembaga peradilan dalam merumuskan kebijakan umum

peradilan. Di tengah berbagai tantangan itu, Pengadilan Negeri

Bogor sangat menyadari bahwa perubahan, penyesuaian dan

pembaruan yang sedang dan akan dilakukan harus tetap

berorientasi kepada kepentingan publik untuk mendapatkan

pelayanan hukum yang prima dan berkeadilan serta dapat

dijangkau oleh segala lapisan masyarakat khususnya warga kota

Bogor dan seluruh warga pencari keadilan secara umum.

 3 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Untuk tercapainya pelayanan hukum yang berkeadilan itu

dibutuhkan kemandirian lembaga peradilan, baik secara struktur

kelembagaan maupun proses peradilan, didukung oleh Sumber

Daya Manusia (SDM) penyelenggara pelayanan hukum yang

profesional, berwawasan ke depan dan memiliki integritas moral

yang tinggi, dan tersedianya kualitas dan kuantitas prasarana

dan sarana penyelenggara pelayanan hukum yang representatif,

serta peningkatan kapabilitas penatakelolaan peradilan sesuai

dengan tuntutan manajemen modern dalam horizon keterbukaan

informasi (transparency), akuntabilitas, dan pencitraan publik.

Salah satu bentuk pembenahan dan wujud respon

Pengadilan Negeri Bogor dalam menjawab tantanggan

perubahan ke arah yang lebih baik adalah menciptakan kinerja

yang akuntabel, sesuai dengan TAP-MPR No. XI/MPR/1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN

dan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Untuk itu Pengadilan

Negeri Bogor sebagai salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman di lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah

Agung RI telah menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun

2012 sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja

kegiatan dan pencapaian sasaran tahun 2013 dalam rangka

pencapaian tujuan dan visi Pengadilan Negeri Bogor pada

khususnya dan visi Mahkamah Agung pada umumnya.

 4 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Dalam melaksanakan tugasnya, Pengadilan Negeri Bogor

berpedoman pada perencanaan strategis yang dalam

pendekatannya dilakukan melalui pencermatan lingkungan

strategis, baik internal maupun eksternal sedangkan dalam

mewujudkan visi, tujuan dan sasarannya, Pengadilan Negeri

Bogor telah merumuskan langkah-langkah strategis berbentuk

misi, kebijakan, program dan kegiatan yang tersusun secara

lebih sistemik, lebih terukur dan tepat sasaran.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

A. Kekuatan (Strength)

Kekuatan Pengadilan Negeri Bogor mencakup hal-hal yang

memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan

sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian,

mencakup:

1. Merupakan voorvost (kawal depan) di wilayah propinsi

Jawa Barat, khususnya Kota Bogor.

2. Merupakan pengambil keputusan dalam pertimbangan

karier (promosi dan mutasi) pegawai dalam lingkup

Pengadilan Negeri Bogor.

3. Adanya undang undang yang mengatur kewenangan

Pengadilan Negeri Bogor selaku Pengadilan Tingkat

Pertama.

 5 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

B. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Negeri Bogor

dirinci dalam beberpa aspek:

1. Aspek Proses Peradilan

Putusan Pengadilan Negeri Bogor belum dapat diunduh/

diakses cepat oleh masyarakat

Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat

mengukur kepuasan masyarakat pencari keadilan di

wilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Pengadilan Negeri Bogor belum mempunyai

kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai

kebutuhan Pengadilan

Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan

kapasitas dan kemampuan kerja yang dibutuhkan pada

Pengadilan Negeri Bogor

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum diterapkannya evaluasi penilaian kinerja

Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang

berbasis teknologi informasi

 6 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

Belum ada sistem manajemen perkara berbasis

teknologi informasi

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Anggaran yang diterima Pengadilan Negeri Bogor dari

pusat belum sesuai dengan kebutuhan dan rencana

yang diajukan

C. Peluang (Opportunities)

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan

Negeri Bogor untuk melakukan perbaikan ditinjau dari

beberapa aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

Adanya website Pengadilan Negeri Bogor yang

memberikan informasi kepada masyarakat tentang alur

proses berperkara.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Adanya tunjangan kinerja/ remunerasi sebagai motivasi

dalam peningkatan kinerja.

Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang

dilaksanakan Pengadilan Negeri Bogor maupun

 7 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara

berkala baik untuk internal maupun eksternal ke

pengadilan negeri sewilayah hukum Pengadilan Negeri

Bogor.

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan

diwilayah hukum Pengadilan Tinggi Jawa Barat

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di

Pengadilan Negeri Bogor berupa internet, website

Pengadilan Negeri Bogor (pn-bogor.go.id).

D. Tantangan yang dihadapi (Threats)

Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Negeri

Bogor yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik

untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang

diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

 8 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan

pengguna jasa pengadilan

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Personil di Pengadilan Negeri Bogor belum seluruhnya

menguasai visi dan misi Pengadilan Negeri Bogor serta

visi dan misis Mahkamah Agung.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum adanya sistem reward & punishment untuk

mengontrol kinerja aparat peradilan.

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

Adanya proses penyelesaian perkara tepat waktu,

cepat, sederhana dan biaya ringan

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana tidak sesuai

dengan kebutuhan

B. VISI DAN MISI PENGADILAN NEGERI BOGOR

1. VISI

Rencana Strategis Pengadilan Negeri Bogor Tahun 2010 – 2014

merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja

 9 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara

sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian,

pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan

perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta

sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri

Bogor diselaraskan dengan arah kebijakan dan program

Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan Rencana

Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025

dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 –

2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam

pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai

visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2014.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan

masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya

tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Bogor.

Visi Pengadilan Negeri Bogor mengacu pada Visi Mahkamah

Agung RI adalah sebagai berikut :

“MEWUJUDKAN PENGADILAN NEGERI BOGOR YANG

AGUNG”

 10 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan

sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat

terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Negeri Bogor, adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan

dan transparasi.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan

dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan

efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan

yang efektif dan efisien

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan

ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi

Pengadilan Negeri Bogor

 11 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Bogor

adalah sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi

2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Bogor dapat

memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu

sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

lima tahun kedepan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,

sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Bogor

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

D. INDIKATOR KINERJA UTAMA

 12 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas

keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan.

Pengadilan Negeri Bogor telah menetapkan Indikator Kinerja

Utama berdasarkan SK. Panitera/Sekretaris dapat dilihat

sebagai berikut :

KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA

Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang diselesaikan b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan:

- Perdata - Pidana

d. Persentase perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara

zetting plaat c. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian

masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

 13 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang

ditindaklanjuti.

E. Penetapan Kinerja Tahun 2012

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan

komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk

mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu

satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya

yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain

adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan

kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar

penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan

sasaran Pengadilan Negeri Bogor, menciptakan tolok ukur

kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Penetapan Kinerja Tahun 2012 Pengadilan Negeri

Bogor , sebagai berikut:

NO

KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA

TARGET

 14 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang diselesaikan.

100%

b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

100%

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

100%

d. Persentase perkara yang diselesaikan

100%

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

100%

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

0%

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

90%

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100%

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100%

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak.

100%

d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat

100%

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

100%

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

100%

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zetting plaat

100%

c. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

100%

 15 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

100%

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100%

F. PROGRAM DAN KEGIATAN

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi

Pengadilan Negeri Bogor untuk mewujudkan visi dan misi yang

telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan

Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

merupakan program untuik mencapai sasaran strategis

dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara,

dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan

Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Bogor dalam

pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan

Umum adalah :

1. Penyelesaian Perkara Pidana dan Perdata

2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana dan Perdata

 16 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara

lengkap dan tepat waktu

4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis

yang tepat waktu

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan

putusan perkara

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai

sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini

adalah :

1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial

2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk

3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Mahkamah Agung

 17 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran

strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan

pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana

di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

G. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN NEGERI BOGOR

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran

yang ditetapkan, Pengadilan Negeri Bogor menetapkan arah

dan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam

meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel

dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan

dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat

mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian

perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana,

transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan

untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur

peradilan.

 18 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan

dan strategi peningkatan kinerja :

Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme

promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi

Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan

untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum

yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan

masyarakat.

Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai

bidangnya

Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan

prasarana dan teknologi informasi yang memadai untuk

meningkatkan kinerja.

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,

diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan

mengatur dengan jelas hak dan kewajiban

penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.

Memiliki mekanisme penanganan pengaduan

Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi

untuk pelayanan publik

 19 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Rencana strategis Pengadilan Negeri Bogor tahun 2010-2014

diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang

sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik

yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Renstra

ini merupakan upaya untuk menggambarkan peta

permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan, program yang

ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun

waktu lima tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out

come yang diharapkan.

Rencana stretegis Pengadilan Negeri Bogor harus terus

disempurnakan dari waktu kewaktu. Dengan demikian renstra ini

bersifat terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini

diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan

dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan terhadap

kegiatan yang dikelola.

Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja dilingkungan

Pengadilan Negeri Bogor memiliki pedoman yang dapat

dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran

program selama lima tahun yaitu 2010-2014, sehingga visi dan

misi Pengadilan Negeri Bogor dapat terwujud dengan baik.

 

 20 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Kinerja.

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.

Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,

untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran

 21 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan

yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak

dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan

reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi

dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri

Bogor tahun 2012, dilakukan dengan cara membandingkan

antara target pencapaian indikator kinerja yang telah

ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah

sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara

umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target

kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target

yang belum tercapai dalam tahun 2012 ini. Rincian tingkat

capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut

diuraikan dalam tabel dibawah ini.

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

1. Meningkatnya

penyelesaian

perkara

a. Persentase mediasi

yang diselesaikan.

100%  50% 50%

b. Persentase mediasi

yang menjadi akta

perdamaian

100%  15% 15%

c. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan

100%  100% 100%

 22 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

d. Persentase perkara

yang diselesaikan

100%  93% 93%

e. Persentase perkara

yang diselesaikan dalam

jangka waktu maksimal

6 bulan

100%  86% 86%

f. Persentase perkara

yang diselesaikan dalam

jangka waktu lebih dari

6 bulan

100%  14% 14%

2. Peningkatan

aksepbilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang

tidak mengajukan upaya

hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

100%

100%

100% 

- 35%

- 10%

- 5%

- 35%

- 10%

- 5%

3. Peningkatan

efektifitas

pengelolaan

penyelesaian

perkara

a. Persentase berkas yang

diajukan kasasi dan PK

yang disampaikan

secara lengkap

100%  100% 100%

b. Persentase berkas yang

diregister dan siap

didistribusikan ke

Majelis

100%  100% 100%

c. Persentase

penyampaian

pemberitahuan relaas

putusan tepat waktu,

tempat dan para pihak.

100%  100% 100%

d. Prosentase penyitaan

tepat waktu dan tempat

100%  75% 75%

e. Ratio Majelis Hakim 100%  100% 100%

 23 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

terhadap perkara

4. Peningkatan

aksesibilitas

masyarakat

terhadap

peradilan

(acces to

justice)

a. Persentase perkara

prodeo yang

diselesaikan

100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang

dapat diselesaikan

dengan cara zetting

plaat

-

-

-

c. Persentase (amar)

putusan perkara (yang

menarik perhatian

masyarakat) yang dapat

diakses secara on line

dalam waktu maksimal 1

hari kerja sejak diputus.

100% 90% 90%

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

100% 90% 90%

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

100% 100% 100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 90% 90%

 

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran kinerja Pengadilan Negeri Bogor Tahun

2012 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana

tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang

telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2012, Pengadilan

Negeri Bogor telah melaksanakan seluruh kegiatan yang

menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja

sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :

 24 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

1. SASARAN MENINGKATNYA PENYELESAIAN

PERKARA

Pencapaian sasaran Penyelesaian Perkara pada tahun

2012 sebagai berikut :

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase mediasi yang diselesaikan.

100% 50% 50%

b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

100% 15% 15%

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

100%  100% 100%

d. Persentase perkara yang diselesaikan

100%  93% 93%

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

100%  86% 86%

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

100%  14% 14%

a. Persentase mediasi yang diselesaikan.

Ukuran capaian indikator kinerja Persentase mediasi

yang diselesaikan adalah perbandingan antara perkara

yang masuk dengan perkara yang diproses secara

mediasi.

 25 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Persentase mediasi yang diselesaikan pada tahun

2012 ditargetkan 100% dari jumlah perkara perdata

yang masuk sebanyak 151 (seratus lima puluh satu)

perkara, sedangkan yang dapat diselesiakan melalui

mediasi sebanyak 6 (enam) perkara (4%). Hal ini

dikarenakan perkara perdata yang masuk hanya

sebagian kecil yang dapat diselesaikan secara mediasi.

Adapun hal-hal yang membuat mediasi tidak tercapai,

sebagai berikut:

1. Salah satu pihak tidak menginginkan perdamaian

2. Salah satu pihak ada yang tidak hadir meski sudah

dipanggil secara patut

3. Putusan dengan verstek

Sebagai perbandingan capai akuntabilitas kinerja

persentase mediasi yang diselesaikan, adalah sebagai

berikut:

No Tahun perkara %

1. 2010

2, 2011 71 50%

3. 2012 82 50%

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas adanya

peningkatan akuntabilitas kinerja dari tahun ketahun.

 26 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian.

Ukuran capaian indikator kinerja persentase mediasi

yang menjadi akta perdamaian adalah perbadingan

antara perkara yang dimediasi dengan perkara yg

selesai dengan akta perdamaian.

Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

pada tahun 2012 di targetkan 100% dari jumlah mediasi

yang menjadi akta perdamaian sebanyak 6 (enam)

perkara

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

Ukuran capaian indikator kinerja Persentase Sisa

Perkara yang diselesaikan adalah Perbandingan sisa

perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang

harus diselesaikan.

Persentase sisa perkara Pidana dan perkara Perdata,

yang masing‐masing ditargetkan selesai 100 % pada

tahun 2012, ternyata dapat tercapai 100 %. Hal ini

berarti bahwa sisa perkara pada tahun 2011, yaitu

Pidana sejumlah 45 (empat puluh lima) perkara dan

Perdata sejumlah 70 (tujuh puluh) perkara, seluruhnya

dapat diselesaikan di tahun 2012.

Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2012 yang

mencapai target sebesar 100 % menunjukan bahwa

sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan

 27 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Negeri Bogor telah berjalan dengan baik dan lancar

sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya

yang tidak selesai ditahun berikutnya.

Adapun sebagai perbandingan persentase sisa perkara

yang diselesaikan, sebagai berikut:

No Perkara 2010 2011 2012

1. Pidana 100% 100% 100%

2. Perdata 100% 100% 100%

Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2010 sebanyak

100% perkara dibandingkan dengan sisa perkara yang

diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 100% perkara

adanya peningkatan sebesar 100% Sedang

penyelesaian sisa perkara tahun 2011 dibandingkan

dengan penyelesaian perkara pada tahun 2012 ada

peningkatan sebesar 100%, ini menunjukkan bahwa

adanya peningkatan kinerja pada presentase sisa

perkara yang diselesaikan.

d. Persentase perkara yang diselesaikan.

Persentase perkara Pidana yang diselesaikan tahun

2012 adalah sebesar 100%, yaitu perbandingan

perkara yang diminutasi sebesar 462 perkara dengan

perkara yang diregister sebesar 404 perkara.

 28 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Persentase perkara Pidana yang diselesaikan pada

tahun 2012 ditargetkan 100%, dari total keseluruhan

perkara yang masuk ternyata realisasinya tercapai

93%.

Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 banyak perkara

pidana yang masuk dibulan Desember sehingga tidak

memungkinkan untuk diselesaikan pada tahun 2012.

Hal tersebut menyebabkan adanya sisa perkara yang

harus diselesaikan ditahun berikutnya.

Berikut tabel mengenai keadaan perkara pidana tahun

2012.

Keadaan Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri

Bogor Tahun 2012

No Bulan Masuk Putus Sisa

akhir

1. Januari 47 30 60

2. Pebruari 40 40 62

3. Maret 26 46 46

 29 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

4. April 30 23 49

5. Mei 25 22 52

6. Juni 46 41 57

7. Juli 37 41 53

8. Agsts 42 33 62

9. Sept 19 25 56

10. Okt 42 47 51

11. Nov 28 36 43

12. Des 22 22 43

Jumlah 404 406 43

Adapun sebagai perbandingan persentase perkara

pidana yang diselesaikan, sebagai berikut:

No

Perkara

2010 2011 2012

Masuk putus Masuk putus Masuk putus

1. Pidana 448 459 413 448 404 406

 30 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Perkara pidana yang masuk pada tahun 2010

sebanyak 404 perkara dan diselesaikan sebanyak 459

perkara 91% dibandingkan dengan perkara pidana

yang masuk pada tahun 2011 sebanyak 413 perkara

dan diselesaikan sebanyak 448 perkara 93% berarti

adanya peningkatan penyelesaian perkara pidana

sebesar 2% Sedang penyelesaian perkara pidana

tahun 2011 dibandingkan dengan penyelesaian perkara

pada tahun 2012 ada peningkatan sebesar 10%, ini

menunjukkan bahwa adanya peningkatan akuntabilitas

kinerja pada persentase sisa perkara yang

diselesaikan.

e. Persentase Perkara Yang Diselesaikan Dalam Jangka

Waktu Maksimal 6 (enam) Bulan

Berdasarkan data pada Pengadilan Negeri Bogor terhadap

perkara pidana yang masuk pada tahun 2012 berjumlah 404

perkara dengan sisa perkara tahun 2011 berjumlah 45

perkara sedangkan perkara yang putus sampai dengan

akhir tahun 2012 berjumlah 406 perkara, maka persentase

perkara pidana yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu

maksimal 6 (enam) bulan berjumlah 86%, hal ini

dikarenakan adanya perkara yang masuk pada akhir tahun

sehingga untuk penyelesaiannya menjadi sisa perkara yang

harus diselesaikan pada tahun 2013, sedangkan untuk

perkara perdata yang masuk pada tahun 2012 berjumlah

 31 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

154 perkara dengan sisa perkara tahun 2011 berjumlah 70

perkara sedangkan perkara yang putus sampai dengan

akhir tahun 2012 berjumlah 151 perkara, maka persentase

perkara pidana yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu

maksimal 6 (enam) bulan berjumlah 86%, hal ini

dikarenakan adanya perkara yang masuk pada akhir tahun

sehingga untuk penyelesaiannya menjadi sisa perkara yang

harus diselesaikan pada tahun 2013.

f. Presentase Perkara Yang Diselesaikan Dalam Jangka

Waktu Lebih Dari 6 Bulan

Bahwa berdasarkan data pada Pengadilan Negeri Bogor

terhadap perkara pidana yang masuk pada tahun 2012

berjumlah 404 perkara dengan sisa perkara tahun 2011

berjumlah 45 perkara sedangkan perkara yang putus

sampai dengan akhir tahun 2012 berjumlah 406 perkara,

maka persentase perkara pidana yang dapat diselesaikan

dalam jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan berjumlah

14%, hal ini dikarenakan adanya perkara yang masuk pada

akhir tahun sehingga untuk penyelesaiannya menjadi sisa

perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2013,

sedangkan untuk perkara perdata yang masuk pada tahun

2012 berjumlah 154 perkara dengan sisa perkara tahun

2011 berjumlah 70 perkara sedangkan perkara yang putus

sampai dengan akhir tahun 2012 berjumlah 151 perkara,

maka persentase perkara pidana yang dapat diselesaikan

 32 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

dalam jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan berjumlah

14%, hal ini dikarenakan adanya perkara yang masuk pada

akhir tahun sehingga untuk penyelesaiannya menjadi sisa

perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2013.

2. PENINGKATAN AKSEPBILITAS PUTUSAN HAKIM

Pencapaian sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan

Hakim pada tahun 2012 sebagai berikut :

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

2. Peningkatan

aksepbilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang

tidak mengajukan upaya

hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

100%

100%

100% 

35%

10%

5%

35%

10%

5%

Bahwa berdasarkan data pada table diatas dapat dijabarkan

untuk perkara yang mengajukan upaya hukum terhadap

perkara Pidana sesuai dengan perkara yang masuk

berjumlah 404 perkara dan yang telah diputus berjumlah 406

dengan penyelesaian sisa perkara 2011 berjumlah 45

perkara, dari jumlah perkara yang telah diputus perkara yang

 33 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

diajukan Banding sebanyak 20 perkara (35%), Kasasi

sebanyak 11 perkara (10%) dan PK sebanyak 5 perkara

(5%). Bahwa dari keterangan data tersebut dapat dijelaskan

jumlah perkara yang masuk masih ada Terdakwa maupun

Jaksa Penuntut Umum yang masih belum puas terhadap hasil

putusan Pengadilan dilihat dari data tahun 2011 yang

mengajukan Banding sebanyak 11 perkara, Kasasi 17

perkara dan PK 3 perkara, maka terjadi penurunan terhadap

aksepbilitas putusan hakim pada Pengadilan Negeri Bogor.

3. PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN

PENYELESAIAN PERKARA

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

3. Peningkatan

efektifitas

pengelolaan

penyelesaian

perkara

a. Persentase berkas yang

diajukan kasasi dan PK

yang disampaikan

secara lengkap

100%  100% 100%

b. Persentase berkas yang

diregister dan siap

didistribusikan ke

Majelis

100%  100% 100%

c. Persentase

penyampaian

pemberitahuan relaas

putusan tepat waktu,

tempat dan para pihak.

100%  100% 100%

d. Prosentase penyitaan

tepat waktu dan tempat

100%  75% 75%

 34 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

e. Ratio Majelis Hakim

terhadap perkara

100%  100% 100%

a. Presentase berkas yang diajukan Kasasi dan PK yang

disampaikan secara lengkap

Bahwa semua berkas yang diajukan oleh Pengadilan

Negeri Bogor ke Mahkamah untuk perkara Kasasi dan PK

selalu disampaikan secara lengkap sehingga tidak pernah

ada berkas yang dikembalikan lagi pada Pengadilan

Negeri Bogor dengan catatan tidak lengkap, sehingga

pencapaiannya adalah 100% untuk berkas yang diajukan

Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap.

b. Persentase berkas yang deregister dan siap didistribusikan

ke Majelis Hakim

Bahwa dari semua berkas yang diterima di bagian

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor baik perkara

Pidana maupun perkara Perdata telah deregister dengan

baik dengan menggunakan CTS (case tracking system)

maupun secara manual dalam buku Register yang telah

disediakan untuk perkara-perkara tersebut baik di

Kepaniteraan Perdata maupun Pidana, sehingga setiap

berkas perkara yang masuk dan telah didistribusikan

kepada Majelis Hakim dan sudah deregister berjumlah

100%.

 35 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

c. Presentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan

tepat waktu, tempat dan para pihak

Berdasarkan data tahun 2012 perkara yang telah diputus

adalah untuk perkara perdata berjumlah 154 dan berhasil

diputus berjumlah 151 dan dari semua perkara yang telah

diputus telah diberitahukan kepada para pihak secara tepat

waktu sesuai dengan tempat tujuannya, sehingga

pencapaiannya adalah 100%.

d. Prosentase penyitaan tepat waktu

Dari data yang ada pada Pengadilan Negeri Bogor

mengenai penyitaan baik dari perkara pidana maupun

perdata pencapaiannya hanya 75%, hal ini dikarenakan

beberapa hal, misalnya dalam perkara pidana adanya

kekurangan berkas yang harus dipenuhi oleh penyidik

untuk terkabulnya permohonan penyitaan tersebut, adapun

untuk perkara perdata dikarenakan kurang akuratnya data

yang diberikan oleh para pihak mengenai lokasi objek yang

akan dilakukan sita oleh Jurusita Pengadilan Negeri Bogor

sehingga pencapaiannya pun tidak maksimal dan

terkadang kurang tepat waktu.

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

Bahwa jumlah Hakim pada Pengadilan Negeri Bogor

berjumlah 11 orang yang terdiri dari 5 Majelis Hakim, dari

 36 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

jumlah tersebut dibandingkan dengan perkara yang masuk

dan deregister pada Pengadilan tidak menjadikan over

load beban kerja Hakim untuk memeriksa, menyelesaikan

dan memutuskan perkara tersebut sesuai dengan

schedulle yang telah ditentukan, sehingga pencapaian

ratio Majelis Hakim terhadap perkara adalah 100%.

4. PENINGKATAN AKSESBILITAS MASYARAKAT

TERHADAP PERADILAN (ACCES TO JUSTICE)

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

4. Peningkatan

aksesibilitas

masyarakat

terhadap

peradilan

(acces to

justice)

a. Persentase perkara

prodeo yang

diselesaikan

100% 100% 100%

b. Persentase perkara

yang dapat diselesaikan

dengan cara zetting

plaat

-

-

-

c. Persentase (amar)

putusan perkara (yang

menarik perhatian

masyarakat) yang dapat

diakses secara on line

dalam waktu maksimal 1

hari kerja sejak diputus.

100% 90% 90%

a. Presentase perkara prodeo yang diselesaikan

Bahwa pada tahun 2012 Pengadilan Negeri Bogor

mempunyai jumlah perkara Prodeo sebesar perkara,

 37 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

dari kesemua perkara dapat diselesaikan semua dengan

pencapaian 100%, hal ini dikarenakan bahwa Pengadilan

Negeri Bogor tidak boleh menolak perkara perkara yang

masuk meskipun orang tersebut mampu secara financial

maupun tidak, dan sesuai dengan Tupoksi yang

diamanatkan oleh Mahakamah Agung adalah sebagai

kawal depan.

b. Presentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara

setting plaat

Sehubungan dengan wilayah hukum Pengadilan Negeri

Bogor tidak terlalu jauh yaitu dengan radius yang paling

terjauh adalah berjarak 15 KM, maka Pengadilan Negeri

Bogor tidak memiliki Zetting Plaat, sehingga semua

perkara dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor

disidangkan di Kantor Pengadilan Negeri Bogor.

c. Presentase (amar) putusan perkara (yang menarik

perhatian masyarakat) yang dapat di akses secara on line

dalam waktu maksimal 1 (satu) hari kerja sejak diputus

Bahwa Pengadilan Negeri Bogor telah memiliki portal

informasi dengan alamat www.pn-bogor.go.id, sehingga

setiap hal-hal yang penting dan juga tidak terlepas

mengenai putusan yang menarik perhatian masyarakat

 38 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

selalu di up date, sehingga agar masyarakat khususnya

warga kota Bogor dapat mengakses secara langsung,

sehingga pencapaiannya adalah 100% untuk akses hasil

putusan yang menarik perhatian

5. MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN

PENGADILAN

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

100%  90% 90%

Berdasarkan data permohonan eksekusi yang masuk pada

Pengadilan Negeri Bogor berjumlah , bahwa dari semua

permohonan tersebut tidak semua ditindak lanjuti, hal ini

disebabkan karena para pihak tidak secara langsung

 39 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

mengajukan permohonan eksekusi terhadap perkara

tersebut, sehingga pencapaiannya adalah 90%.

6. MENINGKATNYA KUALITAS PENGAWASAN

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

100% 100% 100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 90% 90%

Bahwa berdasarkan hasil dari pengaduan masyarakat yang

ditindak lanjuti oleh Pengadilan Negeri Bogor telah ditindak

lanjuti semua, sehingga pencapaiannya adalah 100%, begitu

juga presentase hasil temuan pemeriksaan eksternal yang

ditindaklanjuti, telah dilaksanakan akan tetapi belum terealisir

semuaang masih dalam proses, anatara lain penghapusana

BMN dan proses TGR ysehingga pencapaiannya adalah

90%

BAB IV

PENUTUP

 40 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

A. KESIMPULAN

Secara umum dapat disimpulkan bahwa 13 (tiga belas)

sasaran stratejik Pengadilan Negeri Bogor yang telah ditetapkan

dalam Rencana Kinerja Tahun 2012 telah dapat dipenuhi oleh

Pengadilan Negeri Bogor.

Pencapaian seluruh sasaran tersebut menunjukkan adanya

komitmen dari seluruh jajaran Pengadilan Negeri Bogor untuk

berkontribusi nyata dan berperan serta dalam program

pelayanan hukum secara nasional. Keberhasilan dan

ketidakberhasilan capaian kinerja sasaran merupakan proses

pembelajaran dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah yang perlu dicermati guna peningkatan

kinerja di masa mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan melaksanakan program secara optimal melalui

pendekatan efisiensi dana yang tersedia dan perencanaan yang

baik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Bogor

tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

berbagai capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Pengadilan

Negeri Bogor serta sebagai wujud tranparansi dan akuntabilitas

 41 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Pengadilan Negeri Bogor dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya serta kewajiban yang diembannya.

Sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman,

Pengadilan Negeri Bogor telah berupaya untuk mewujudkan

Pengadilan yang bersih dan berwibawa dalam tahun kedua

periode 2010-2014, sebagai pondasi dasar untuk melanjutkan

pencapaian tujuan dan visi pada pada tahun-tahun berikutnya.

Namun disadari juga bahwa upaya tersebut belum seluruhnya

mencapai hasil yang maksimal, namun kami dapat memastikan

apa yang dilakukan telah diusahakan semaksimal mungkin

berjalan pada alur dan jalur yang benar, sesuai dengan

ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. Upaya

berkelanjutan tetap akan dilakukan dalam rangka terpenuhi dan

terujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi Peradilan Umum

sebagaimana diharapkan.

Permasalahan-permasalahan yang timbul ditahun 2012

seperti keterlambatan pelaksanaan kegiatan, kualitas dan

kuantitas SDM, keterbatasan prasarana dan sarana akan

diantisipasi di tahun 2012 dengan mengontrol pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan skedul yang direncanakan, mengirim

SDM untuk mengikuti pelatihan sertifikasi keahlian pengadaan

barang/jasa pemerintah dan membuat unit layanan pengadaan

barang/jasa untuk satker Pengadilan Negeri Bogor.

 42 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

Menyadari sifat ephemiral (keterbatasan dalam berbagai

hal), kami yakin laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan

dalam penyajian prinsip tranparansi dan akuntabilitas seperti

yang diharapkan, namun harapan kami semoga masyarakat atau

pihak yang berkepentingan bisa mendapat gambaran tentang

hasil yang telah dicapai oleh Pengadilan Negeri Bogor dalam

melakukan berbagai kegiatan baik yang berkaitan dengan tugas

dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat

maupun pengelolaan prasarana dan sarana. Mudah-mudahan di

masa datang dengan masukan dari masyarakat atau pihak yang

berkepentingan terhadap LAKIP ini, penyempurnaan akan terus

dilakukan.

B. SARAN-SARAN

1. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan fungsi dan tugas

pokok Peradilan Umum dimasa mendatang, maka dimohon

kiranya Mahkamah Agung RI untuk dapat meningkatkan

anggaran DIPA diantaranya anggaran operasinal Kantor,

anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana Gedung serta

anggaran belanja modal, diantaranya Pengembangan

Pembangunan gedung kantor beserta mebelair dan IT dapat

terealisasi dalam DIPA 2014.

 43 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012  

2. Untuk peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan

para personil/pegawai Peradilan Umum, maka dimohonkan

pada Mahkamah Agung RI c.q Pengadilan Tinggi Jawa Barat

secara terus-menerus dapat mengadakan pelatihan baik

dibidang teknis maunpun non teknis yang lebih khusus

pengembangan di bidang Teknologi Informasi.

3. Dimohonkan pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat dan

Mahkamah Agung RI untuk dapat mempertimbangkan

penambahan tenaga pegawai negeri sipil pada Pengadilan

Negeri Bogor dengan jumlah SDM PNS saat ini dirasakan tidak

seimbang dengan volume perkara dari tahun-ketahun yang

terus mengalami peningkatan , dan pada tahun 2012 ini

perkara yang masuk untuk perkara Pidana berjumlah 404

perkara dan Perkara Perdata 1392 Perkara .

LAMPIRAN

1. STRUKTUR ORGANISASI

2. INDIKATOR KINERJA UTAMA

3. RENCANA KINERJA TAHUN 2012

4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

5. MATRIKS RENCANA STRATEGIS 2010-2014

6. SK TIM PENYUSUN LAKIP 2012

 44 

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012