penerapan undang-undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang

65
1 PENERAPAN UNDANG-UNDANG PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG PERDAGANGAN ORANG

Upload: nara

Post on 20-Mar-2016

142 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG. Perdagangan Orang di Indonesia Tahun 1999 – 2005. Sumber: Badan ReserseKriminal MabeS POLRI (2006). Data 30 kasus perdagangan orang pada tahun 2005, tersebar di 11 propinsi: - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

11

PENERAPAN UNDANG-UNDANGPENERAPAN UNDANG-UNDANGNOMOR 21 TAHUN 2007NOMOR 21 TAHUN 2007

TENTANGTENTANGPEMBERANTASAN TINDAK PEMBERANTASAN TINDAK

PIDANAPIDANAPERDAGANGAN ORANGPERDAGANGAN ORANG

Page 2: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

22

Perdagangan Orang di Indonesia Perdagangan Orang di Indonesia Tahun 1999 – 2005Tahun 1999 – 2005

No. Tahun Jumlah Kasus Dilimpahkan ke

Kejaksaan

Persen

1 1999 173 134 77,46

2 2000 24 16 66,67

3 2001 179 129 72,02

4 2002 155 90 58,06

5 2003 125 67 53,60

6 2004 43 23 53,48

7 2005 30 8 26,66

Sumber: Badan ReserseKriminal MabeS POLRI (2006).

Page 3: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

33

Data 30 kasus perdagangan orang pada tahun 2005, tersebar di 11 propinsi: Sumatera Utara (1), Kepulauan Riau (2), Sumatera Selatan (3), Lampung (2), DKI Jakarta (7, tertinggi), Jawa Barat (1), Jawa Timur (6), Kalimantan Barat (4), Sulawesi Tengah (1), Sulawesi Selatan (2), dan Papua (1)

Dari 30 kasus tercatat 58 orang korban, yang terdiri dari 40 perempuan dewasa, 3 perempuan dibawah umur, 10 anak-anak dan 5 bayi. Sedangkan pelakunya berjumlah 42 orang penjahat.Berdasarkan catatan Bareskrim Mabes POLRI, dari 30 kasus 8 kasus telah diajukan kejaksaan, 6 kasus dalam penyidikan, dan 16 kasus dalam tingkat penyelidikan.(Sumber Bareskrim Mabes Polri 2006)

Page 4: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

44

Data Pemulangan Korban Perdagangan Orang Tahun 2005-2006Data Pemulangan Korban Perdagangan Orang Tahun 2005-2006No. Daerah Asal Korban Keterangan Korban

1 Nanggroe Aceh Darussalam 12 Jenis Kelamin

2 Sumatera Utara 33 Laki-laki 93

3 Sumatera Barat 1 Perempuan 547

4 Jambi 3 Kelompok Usia

5 Riau 2 Bayi 15

6 Kepulaian Riau 4 Anak-anak 155

7 Sumatera Selatan 6 Dewasa 470

8 Bengkulu 1 Negara Asal

9 Lampung 27 Tanah Air 142

10 Banten 3 Malaysia 470

11 DKI Jakarta 19 Singapore 9

12 Jawa Barat 148 Hongkong 3

13 Jawa Tengah 35 Taiwan 2

14 Jawa Timur 59 Japan 7

15 Kalimantan Barat 192 Saudi Arabia 7

16 Kalimantan Timur 1

Sumber: IOM, 2006.

17 Sulawesi Utara 1

18 Sulawase Selatan 8

19 Sulawesi Tenggara 2

20 Nusa Tenggara Barat 49

21 Nusa Tenggara Timur 33

22 Maluku 1

Total 640

Page 5: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

55

Pusat Pelayanan Terpadu di IndoensiaPusat Pelayanan Terpadu di Indoensia

Sumber Bareskrim Mabes POLRI, 2006 ; Depkes, 2006.Sumber Bareskrim Mabes POLRI, 2006 ; Depkes, 2006.

Kepolisian daerah Rumah Sakit Umum/Kepolisian

Naggroe Aceh Darussalam RS Bhayangkara Aceh

Sumatera Utara RS Bhayangkara Medan

Sumatera Barat RS Bhayangkara Padang, RS Bhayangkara Tebing Tinggi

Jambi RS Bhayangkara Jambi

Riau RS Bhayangkara Pekanbaru, RS Bhayangkara DumaiSumatera Selatan RS Bhayangkara Palembang, RS Bhayangkara Lampung

DKI Jakarta RS Cipto Mangunkusumo, RS Polpus Sukantu, Kramatjati; RS Brimob Kelapadua Dua, Cimanggis

Jawa Barat RS Hasan Sadikin, Bandung, RS Bhayangkara Sartika Asih, Bandung ; RS Secapa, Sukabumi

Jawa Tengah RSU Karyadi, Semarang ; RS Bhayangkara Semarang ; RS Akademi kepolisian, Semarang ; RS Bhayangkara Surakarta

Jawa Timur RS Bhayangkara HS Mertoyoso, Surabaya ; RS Bhayangkara KediriRS Bhayangakara Nganjuk ; RS Bhayangkara Tulungagung ; RS Bhayangkara Lumajang ; RS Gasum, Porong

Bali RS Bhayangakara Trijata, Denpasar

Kalimantan Barat RS Bhayangkara Pontianak

Kalimantan Tengah RS Bhayangkara Palangkaraya

Kalimantan Timur RS Bhayangkara Balikpapan

Sulawesi Utara RS Bhayangkara Manado

Sulawesi Tengah RS Bhayangkara Palu

Sulawesi Selatan Rs Bhayangkara Andi Mappa Odang, Makassar

Sulawesi tenggara RS Bhayangakara Kendari

Nusa Tenggara Barat RS Bhayangakara Mataram

Nusa Tenggara Timur RS Bhayangakara Kupang

Maluku RS Bhayangakara Ambon

Maluku Utara RS Bhayangakara Ternate

Papua RS Bhayangakara Papua, Jayapura

Page 6: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

66

Penyebaran Penyebaran Ruang Ruang

Pelayanan Pelayanan KhususKhusus

Sumber: Bareskrim Mabes Polri, 2006

No. Kepolisian Daerah RPK

1 Nanggroe Aceh Darussalam 6

2 Sumatera Utara 16

3 Sumatera Barat 5

4 Jambi 5

5 Riau 2

6 Sumatera Selatan 10

7 Bengkulu 1

8 Lampung 7

9 DKI Jakarta 10

10 Jawa Barat 29

11 Jawa Tengah 34

12 DI Yogyakarta 3

13 Jawa Timur 44

14 Kalimantan Barat 4

15 Kalimantan Tengah 1

16 Kalimantan Selatan 1

17 Kalimantan Timur 10

18 Sulawesi utara 8

19 Sulawesi Tengah 1

20 Sulawesi Selatan 6

21 Sulawesi Tenggara 1

22 Bali 9

23 Nusa Tenggara Barat 7

24 Nusa Tenggara Timur 14

25 Papua 1

Page 7: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

77

Kelompok RentanKelompok Rentan

Kelompok yang rentan menjadi korban perdagangan orang:Kelompok yang rentan menjadi korban perdagangan orang: mereka yang berasal dari keluarga miskin di desa/ kotamereka yang berasal dari keluarga miskin di desa/ kota Anak-anak putus sekolahAnak-anak putus sekolah Anak-anak korban KDRTAnak-anak korban KDRT Buruh migranBuruh migran Anak jalananAnak jalanan Janda cerai karena pernikahan diniJanda cerai karena pernikahan dini BayiBayi

Page 8: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

88

Modus Operandi Modus Operandi PenipuanPenipuan Bujuk rayuBujuk rayu Jeratan utangJeratan utang Jeratan JasaJeratan Jasa Adopsi ilegalAdopsi ilegal Duta budaya/ seni-entertainmentDuta budaya/ seni-entertainment Penculikan, pemalsuan identitasPenculikan, pemalsuan identitas

Page 9: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

99

Cara Kerja Trafficker/ PelakuCara Kerja Trafficker/ Pelaku Agen/ calo merekrut korbanAgen/ calo merekrut korban Kerjasama antar trafficker (Malaysia & Medan)Kerjasama antar trafficker (Malaysia & Medan) Memanfaatkan kondisi darurat (bencana alam/ daerah Memanfaatkan kondisi darurat (bencana alam/ daerah

konflik)konflik) Tindakan lanjutan hasil recruitmen korban/ calon Tindakan lanjutan hasil recruitmen korban/ calon

korban dibawa ke daerah tujuan melalui daerah korban dibawa ke daerah tujuan melalui daerah transit melalui transportasi darat, laut atau udaratransit melalui transportasi darat, laut atau udara

Dokumen-dokumen palsuDokumen-dokumen palsu Para pelaku: kalangan dekat/ keluarga, orang tua, Para pelaku: kalangan dekat/ keluarga, orang tua,

suami, paman, agen, germo, calo, perusahaan suami, paman, agen, germo, calo, perusahaan perekrut.perekrut.

Page 10: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1010

Ancaman Dari PelakuAncaman Dari Pelaku Jeratan utang, korban menjadi sangat Jeratan utang, korban menjadi sangat

tergantung kepada majikantergantung kepada majikan Menahan gaji, pasport, visa, dokumen penting Menahan gaji, pasport, visa, dokumen penting

lainnyalainnya Ancaman kekerasan fisik dan atau psikisAncaman kekerasan fisik dan atau psikis Pemutusan hubungan kerja, dsb.Pemutusan hubungan kerja, dsb.

Page 11: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1111

Akar MasalahAkar Masalah Kemiskinan dan rendahnya pendidikanKemiskinan dan rendahnya pendidikan Diskriminasi genderDiskriminasi gender BudayaBudaya Lemahnya sistem hukum dan penegakannyaLemahnya sistem hukum dan penegakannya Putus sekolahPutus sekolah Globalisasi (mudahnya akses informasi)Globalisasi (mudahnya akses informasi) Kondisi konflik dan bencanaKondisi konflik dan bencana Keluarga tidak harmonisKeluarga tidak harmonis

Page 12: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1212

UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2007 UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG

PEMBERANTASAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1.Diundangkan tanggal 19 April 20072.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720

Page 13: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1313

• Perdagangan orang telah meluas dalam bentuk Perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang jaringan kejahatan yang terorganisasiterorganisasi dan dan tidak tidak terorganisasiterorganisasi, baik bersifat , baik bersifat antar negaraantar negara maupun maupun dalam negeridalam negeri..

• Perdagangan orang menjadi ancaman bagi :Perdagangan orang menjadi ancaman bagi :- Masyarakat- Masyarakat- Bangsa dan Negara, serta- Bangsa dan Negara, serta- Norma – norma kehidupan yang dilandasi - Norma – norma kehidupan yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia.penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Page 14: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1414

Langkah-langkah Pemberantasan TPPOLangkah-langkah Pemberantasan TPPODidasarkan pada nilai-nilai luhur, komitmen Didasarkan pada nilai-nilai luhur, komitmen nasional dan internasional, untuk melakukan nasional dan internasional, untuk melakukan upaya :upaya :- Pencegahan sejak dini ;- Pencegahan sejak dini ;- Penindakan terhadap pelaku ;- Penindakan terhadap pelaku ;- Perlindungan korban TPPO, dan- Perlindungan korban TPPO, dan- Peningkatan kerjasama.- Peningkatan kerjasama.

Page 15: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1515

SISTEMATIKASISTEMATIKAUNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

BAB I : KETENTUAN UMUMBAB II : TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGBAB III : TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TPPOBAB IV : PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILANBAB V : PERLINDUNDANG SAKSI DAN KORBANBAB VI : PENCEGAHANBAB VII : KERJA SAMA INTERNASIONAL DAN PERAN SERTA MASYARAKATBAB VIII: KETENTUAN PERALIHANBAB IX : KETENTUAN PENUTUP

Page 16: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1616

Perdagangan Orang, khususnya perempuan dan anak, merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar hak asasi manusia, sehingga harus diberantas.

Page 17: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1717

Ketentuan mengenai larangan perdagangan orang pada dasarnya telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 297 KUHP menentukan mengenai larangan perdagangan wanita dan anak laki-laki belum dewasa dan mengkualifikasikan tindakan tersebut sebagai kejahatan.

Pasal 83 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menentukan larangan memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual.

Namun, ketentuan KUHP dan Undang-Undang Perlindungan Anak tersebut tidak merumuskan pengertian perdagangan orang yang tegas secara hukum.

Di samping itu, Pasal 297 KUHP memberikan sanksi yang terlalu ringan dan tidak sepadan dengan dampak yang diderita korban akibat kejahatan perdagangan orang. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang khusus tentang tindak pidana perdagangan orang yang mampu menyediakan landasan hukum materiil dan formil sekaligus. Untuk tujuan tersebut, undang-undang khusus ini mengantisipasi dan menjerat semua jenis tindakan dalam proses, cara, atau semua bentuk eksploitasi yang mungkin terjadi dalam praktik perdagangan orang, baik yang dilakukan antarwilayah dalam negeri maupun secara antarnegara, dan baik oleh pelaku perorangan maupun korporasi.

Page 18: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

1818

Ps 1 bt 1 Ps 1 bt 1 adalah tindakanadalah tindakan::

1.1. perekrutan, perekrutan, 2.2. pengangkutan, pengangkutan, 3.3. penampungan, penampungan, 4.4. pengiriman, pengiriman, 5.5. pemindahan, atau pemindahan, atau 6.6. penerimaan seseorang penerimaan seseorang dengan dengan cara : cara : 1.1. ancaman kekerasanancaman kekerasan2.2. penggunaan kekerasan, penggunaan kekerasan, 3.3. penculikan, penculikan, 4.4. penyekapan, penyekapan, 5.5. pemalsuan, pemalsuan, 6.6. penipuan, penipuan, 7.7. penyalahgunaan kekuasaan atau penyalahgunaan kekuasaan atau 8.8. penyalahgunaan posisi rentan, penyalahgunaan posisi rentan, 9.9. penjeratan utang atau penjeratan utang atau 10.10. memberi bayaran atau manfaat, memberi bayaran atau manfaat,

sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atassehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara,

untuk tujuan eksploitasi atauuntuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi mengakibatkan orang tereksploitasi

PERDAGANGAN ORANGPERDAGANGAN ORANG

Page 19: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

mengutip dari pwr pnt Bapmengutip dari pwr pnt Bapak Haryono SH. MHak Haryono SH. MH

1919

Alur Elemen TPPOAlur Elemen TPPO

Proses Pemindahan(movement)

Caranya (means)PenipuanPemaksaanPenyekapanPenculikanPenyalahgunaan kekuasaan dll

Untuk tujuan eksploitasi dan semacamnya termasuk praktik yang serupa perbudakan

Page 20: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2020

TINDAK PIDANA TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPERDAGANGAN ORANG

Ps.1 bt.2 Ps.1 bt.2 Tppo adalah :Tppo adalah :- Setiap tindakan atau rangkaian tindakan atau Setiap tindakan atau rangkaian tindakan atau

serangkaian tindakan.serangkaian tindakan.- Yang memenuhi unsur-unsur tindak pidanaYang memenuhi unsur-unsur tindak pidana- Yang ditentukan dalam undang-undang ini. Yang ditentukan dalam undang-undang ini. (UU 21 Th 2007)(UU 21 Th 2007)

Page 21: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2121

PEREKRUTANPEREKRUTAN

ps 1 bt 9ps 1 bt 9adalah tindakan yang meliputiadalah tindakan yang meliputi::

1.1. mengajak, mengajak, 2.2. mengumpulkan, mengumpulkan, 3.3. membawa, atau membawa, atau 4.4. memisahkan memisahkan

seseorang dari keluarga atauseseorang dari keluarga atau k komunitasnya.omunitasnya.

Page 22: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2222

EKSPLOITASIEKSPLOITASI

ps 1 bt 7ps 1 bt 7adalah tindakanadalah tindakan::

1.1. dengan atau tanpa persetujuan korban dengan atau tanpa persetujuan korban 2.2. yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, 3.3. kerja atau pelayanan paksa, kerja atau pelayanan paksa, 4.4. perbudakan atau perbudakan atau 5.5. praktik serupa perbudakan, praktik serupa perbudakan, 6.6. penindasan, penindasan, 7.7. pemerasan, pemerasan, 8.8. pemanfaatan fisik, pemanfaatan fisik, 9.9. seksual, seksual, 10.10. organ reproduksi, atau organ reproduksi, atau 11.11. secara melawan hukum secara melawan hukum 12.12. memindahkan atau mentransplantasi organ dan/ataumemindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau13.13. jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga ataujaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau14.14. kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik

materiil maupun immateriil.materiil maupun immateriil.

Page 23: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2323

EKSPLOITASI SEKSUALEKSPLOITASI SEKSUAL

psl 1 bt 8 psl 1 bt 8 adalah segala bentuk adalah segala bentuk ::

1.1. pemanfaatan organ tubuh seksual ataupemanfaatan organ tubuh seksual atau2.2. organ tubuh lainorgan tubuh lain dari korban dari korban 3.3. untuk mendapatkan keuntungan, untuk mendapatkan keuntungan, 4.4. termasuk tetapi tidak terbatas pada termasuk tetapi tidak terbatas pada

a.a. semua kegiatan pelacuran dansemua kegiatan pelacuran danb.b. percabulan. percabulan.

Page 24: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2424

PERBUDAKANPERBUDAKAN(Penjelasan Umum UU PTPPO)(Penjelasan Umum UU PTPPO)

PerbudakanPerbudakan adalah kondisi seseorang di bawah adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. kepemilikan orang lain.

Praktik serupa Praktik serupa perbudakanperbudakan adalah tindakan adalah tindakan menempatkan seseorang dalam kekuasaan orang lain menempatkan seseorang dalam kekuasaan orang lain sehingga orang tersebut tidak mampu menolak suatu sehingga orang tersebut tidak mampu menolak suatu pekerjaan yang secara melawan hukum diperintahkan pekerjaan yang secara melawan hukum diperintahkan oleh orang lain itu kepadanya, walaupun orang oleh orang lain itu kepadanya, walaupun orang tersebut tidak menghendakinya. tersebut tidak menghendakinya.

Page 25: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2525

PURBUDAKANPURBUDAKAN(UU 26 Th 2000, tentang Pengadilan HAM)(UU 26 Th 2000, tentang Pengadilan HAM)

Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksudkan dalam Ps.7 huruf b adalah jumlah satu dimaksudkan dalam Ps.7 huruf b adalah jumlah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari Serangan yang meluas atau sistematik yang Serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukkan diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukkan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa :secara langsung terhadap penduduk sipil berupa :- Pembunuhan- Pembunuhan - Pemusnahan- Pemusnahan- Perbudakan- Perbudakan - Dst - Dst

Page 26: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2626

PENJELASAN Ps.9 Huruf CPENJELASAN Ps.9 Huruf CUU Pengadilan HAMUU Pengadilan HAM

Yang dimaksud dengan Perbudakan Yang dimaksud dengan Perbudakan dalam ketentuan ini termasuk dalam ketentuan ini termasuk perdagangan manusia, khususnya perdagangan manusia, khususnya perdagangan wanita dan anakperdagangan wanita dan anak

Page 27: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2727

JERATAN UTANGJERATAN UTANGps 1 bt 15ps 1 bt 15 adalah perbuatanadalah perbuatan:: 1.1. menempatkan orang menempatkan orang 2.2. dalam status atau keadaan dalam status atau keadaan 3.3. menjaminkan atau menjaminkan atau 4.4. terpaksa menjaminkan terpaksa menjaminkan

a.a. dirinya atau dirinya atau b.b. keluarganya atau keluarganya atau c.c. orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, atau orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, atau d.d. jasa pribadinya jasa pribadinya

5.5. sebagai bentuk pelunasan utang.sebagai bentuk pelunasan utang.

Page 28: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2828

UNSUR – UNSUR TPPOUNSUR – UNSUR TPPO

Ps. 2 Ayat (1)Ps. 2 Ayat (1)Setiap orang yang melakukan :Setiap orang yang melakukan :1.1. PerekrutanPerekrutan2.2. PenampunganPenampungan3.3. Pengangkutan Pengangkutan 4.4. PengirimanPengiriman5.5. Pemindahan atauPemindahan atau6.6. Penerimaan SeseorangPenerimaan Seseorang

Page 29: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

2929

Dengan :Dengan :7. Ancaman Kekerasan7. Ancaman Kekerasan8. Penggunaan Kekerasan8. Penggunaan Kekerasan9. Penculikan9. Penculikan10. Penyekapan10. Penyekapan11. Pemalsuan11. Pemalsuan12. Penipuan12. Penipuan13. Penyalahgunaan kekuasaan, atau posisi rentan13. Penyalahgunaan kekuasaan, atau posisi rentan14. Penjeratan Utang, atau14. Penjeratan Utang, atau15. Memberi Bayaran15. Memberi Bayaran16. Manfaat16. Manfaat17. Walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang 17. Walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang

memegang kendali orang lainmemegang kendali orang lain18. Untuk Tujuan mengeksploitasi Orang tersebut di wilayah 18. Untuk Tujuan mengeksploitasi Orang tersebut di wilayah

IndonesiaIndonesia

Page 30: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3030

PEMIDANAANPEMIDANAAN

♣ ♣ dipidana dengan:dipidana dengan: pidana penjarapidana penjara:: minmin 3 3 thth

maxmax 15 15 thth ++

pidana dendapidana denda:: min min Rp120.000.000,00Rp120.000.000,00 maxmax Rp600.000.000,00Rp600.000.000,00

♣ ♣ Merupakan delik formilMerupakan delik formil

kumulatif

Page 31: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3131

Korban Setujui DiperdagangkanKorban Setujui DiperdagangkanPs 26Ps 26 Persetujuan korban perdagangan orang Persetujuan korban perdagangan orang tidak tidak

menghilangkan penuntutanmenghilangkan penuntutan TPPO TPPO

Kehilangan Hak TagihKehilangan Hak TagihPs 27Ps 27Pelaku TPPO kehilangan Hak tagihnya atas:Pelaku TPPO kehilangan Hak tagihnya atas:

Utang atauUtang atau Perjanjian lainnyaPerjanjian lainnya

Jika utang dan perjanjian lainnya tersebut digunakan Jika utang dan perjanjian lainnya tersebut digunakan mengeksploitasimengeksploitasi korban korban

Terhadap korban

Page 32: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3232

Ps. 2 Ayat (2)Ps. 2 Ayat (2)- Jika Perbuatan sebagaimana dimaksud pada Jika Perbuatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mengakibatkan orang tereksploitasi, ayat (1) mengakibatkan orang tereksploitasi, maka pelaku dipidana dengan pidana yang maka pelaku dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1).sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

- Merupakan Delik FormilMerupakan Delik Formil

Page 33: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3333

Bila Denda Tidak DibayarBila Denda Tidak Dibayar

Ps. 25 Ps. 25 Jika terpidana tidak mampu membayar pidana Jika terpidana tidak mampu membayar pidana

denda, maka terpidana dijatuhi :denda, maka terpidana dijatuhi :- Pidana pengganti kurungan maksimal 1 tahun Pidana pengganti kurungan maksimal 1 tahun (Ps. 18 KUHP berbunyi : lamanya hukuman (Ps. 18 KUHP berbunyi : lamanya hukuman

kurungan terendah-rendahnya 1 hari dan kurungan terendah-rendahnya 1 hari dan selama-lamanya 1 tahun.)selama-lamanya 1 tahun.)

Page 34: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3434

…………pemidanaanpemidanaanPs 3 Ps 3 idem ps 2 (1)idem ps 2 (1) pidana pidana min 3 th max 15 th +min 3 th max 15 th + denda denda min 120 jt max 600 jtmin 120 jt max 600 jt

NKRI

dieksploitasi

Ps 5Ps 5 -----------idem---------------------idem----------

NKRIWNI

Ps 4Ps 4 --------- idem -------------------- idem -----------

Pengangkatan anak utk dieksploitasi

WNA/WNI

NKRI

dieksploitasi

Page 35: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3535

Ps 6Ps 6 ------------ idem----------------------- idem-----------

NKRI

Anak dikirim ke dalam Anak dikirim ke luar

Ps 11Ps 11 ---------------idem--------------------------------idem-----------------

Ps 16Ps 16 ----------------idem--------------------------------idem----------------

Ps 10Ps 10 -------------- idem------------------------------- idem-----------------

Ps 12Ps 12 ----------------idem--------------------------------idem----------------

membantumembantu percobaanpercobaan TPPO

merencanakanmerencanakan pemufakatan jahatpemufakatan jahat TPPO

menggunakanmenggunakan memanfaatkan korbanmemanfaatkan korban

PersetubuhanPersetubuhanpencabulanpencabulan

Oleh kelompok terorganisirOleh kelompok terorganisir

dieksploitasi

Page 36: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3636

Pemberatan 1/3Pemberatan 1/3Ps 7Ps 7(1)(1) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalamdalam::

a. a. Pasal 2 ayat (2),Pasal 2 ayat (2), d.d. Pasal 5, danPasal 5, danbb.. Pasal 3, Pasal 3, e. e. Pasal 6 Pasal 6 c. c. Pasal 4, Pasal 4,

mengakibatkan korban menderitamengakibatkan korban menderita::• luka beratluka berat, , • gangguan jiwa berat,gangguan jiwa berat, • penyakit menular lainnya yang membahayakan penyakit menular lainnya yang membahayakan

jiwanya, jiwanya, kehamilan,kehamilan, atau atau terganggu atau hilangnya fungsi reproduksinya, terganggu atau hilangnya fungsi reproduksinya,

♣♣ maka ancaman pidananya ditambah 1/3 (sepertiga)maka ancaman pidananya ditambah 1/3 (sepertiga)

Page 37: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3737

Lanjutan pasal 7… Lanjutan pasal 7…

(2)(2) Jika tindak pidana sebagaimana Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dimaksud dalam dalam

a. a. Pasal 2 ayat (2), Pasal 2 ayat (2), d. d. Pasal 5, dan Pasal 5, dan b. b. Pasal 3, Pasal 3, e. e. Pasal 6 Pasal 6 c. c. Pasal 4, Pasal 4,

mengakibatkan matinya korban,mengakibatkan matinya korban, dipidana: dipidana:♣ ♣ penjara penjara minmin 5 5 thth maxmax penjara seumur hidup penjara seumur hidup

++♣ ♣ denda denda minmin Rp Rp 200200 juta juta max max RpRp 55 milyar milyar

Page 38: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3838

PENYELENGGARA NEGARAPENYELENGGARA NEGARA

Ps 8Ps 8(1)(1) Setiap Setiap penyelenggara negarapenyelenggara negara yang menyalahgunakan yang menyalahgunakan

kekuasaan yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana kekuasaan yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana perdagangan orang sebagaimana di maksud dalaperdagangan orang sebagaimana di maksud dalam: psm: ps 2, 2, ps ps 3, 3, psps 4, 4, ps 5ps 5, , ps 6ps 6

♣♣ pidananya pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) (2)(2) pelaku dapat dikenakan pelaku dapat dikenakan pidana tambahanpidana tambahan::

♣♣ berupa pemberhentian secara tidak dengan berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya.hormat dari jabatannya.

(3) (3) Pidana tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pidana tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan.dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan.

Pemberatan 1/3…. Pemberatan 1/3….

Page 39: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

3939

KORBANNYA ANAK KORBANNYA ANAK

Ps 17Ps 17

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam, ps 2, 3, dan 4 dalam, ps 2, 3, dan 4

dilakukan terhadap anak, dilakukan terhadap anak, maka maka ancaman ancaman pidananya ditambah 1/3 pidananya ditambah 1/3 (sepertiga).(sepertiga).

…..pemberatan pidana + 1/3

Page 40: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4040

ReviktimisasiReviktimisasi

PPasal 18asal 18

Korban yang melakukan tindak pidana Korban yang melakukan tindak pidana karena karena dipaksadipaksa oleh pelaku tindak pidana oleh pelaku tindak pidana perdagangan orang, perdagangan orang, tidak dipidanatidak dipidana..

Page 41: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4141

KELOMPOK TERORGANISASI KELOMPOK TERORGANISASI

Ps. 16Ps. 16 Dalam hal TPPO dilakukan oleh kelompok Dalam hal TPPO dilakukan oleh kelompok

terorganisasi, maka setiap pelaku TPPO dalam terorganisasi, maka setiap pelaku TPPO dalam kelompok terorganisasi tersebut dipidana kelompok terorganisasi tersebut dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud Ps.2 Ditambah dengan 1/3 dimaksud Ps.2 Ditambah dengan 1/3 Lanjutannya. Lanjutannya.

Page 42: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4242

KORPORASIKORPORASIPs. 15Ps. 151.1. TPPO oleh Korprasi, selain pidana penjara & denda TPPO oleh Korprasi, selain pidana penjara & denda

terhadap pengurusnya, Pidana denda terhadap terhadap pengurusnya, Pidana denda terhadap korporasi dengan pemberatan 3 (tiga) kali pidana korporasi dengan pemberatan 3 (tiga) kali pidana denda – Ps.2,3,4,5,6denda – Ps.2,3,4,5,6

2.2. Selain denda pada ayat (1) korporasi dapat dijatuhkan Selain denda pada ayat (1) korporasi dapat dijatuhkan pidana tambahan:pidana tambahan:

a.a. Pencabutan izin usahaPencabutan izin usahab.b. Perampasan kekayaan hasil tindak pidanaPerampasan kekayaan hasil tindak pidanac.c. Pencabutan status badan hukumPencabutan status badan hukumd.d. Pemecatan pengurus Pemecatan pengurus e.e. Pelarangan pada pengurus untuk mendirikan korporasi Pelarangan pada pengurus untuk mendirikan korporasi

dalam bidang yang sama.dalam bidang yang sama.

Page 43: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4343

TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA

PERDAGANGAN ORANGPERDAGANGAN ORANG Pasal 19 Pasal 19 Memeberikan atau memasukkan keterangan palsu pada dokumen Memeberikan atau memasukkan keterangan palsu pada dokumen negara atau dokumen lain, atau memalsukan dokumen negara negara atau dokumen lain, atau memalsukan dokumen negara untuk mempermudah terjadinya TPPO. Di pidana paling singkat untuk mempermudah terjadinya TPPO. Di pidana paling singkat 1 tahun dalan paling lama 7 tahun dan denda paling sedikit 40 1 tahun dalan paling lama 7 tahun dan denda paling sedikit 40 Juta, dan paling banyak 280 Juta.Juta, dan paling banyak 280 Juta.

Pasal 20Pasal 20Setiap orang yang memberikan kesaksian palsu, menyampaikan Setiap orang yang memberikan kesaksian palsu, menyampaikan alat bukti palsu ataualat bukti palsu atau barang bukti palsu, barang bukti palsu, atau mempengaruhi atau mempengaruhi saksi secara melawan hukum di sidang pengadilansaksi secara melawan hukum di sidang pengadilan tindak tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana penjara pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp40.000.000,00pidana denda paling sedikit Rp40.000.000,00 (empat puluh juta (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp280.000.000,00 (dua ratus delapan rupiah) dan paling banyak Rp280.000.000,00 (dua ratus delapan puluh juta rupiah).puluh juta rupiah).

Page 44: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4444

Pasal 21Pasal 21(1) Setiap orang yang (1) Setiap orang yang melakukan penyerangan fisik terhadap saksi atau melakukan penyerangan fisik terhadap saksi atau

petugas di persidanganpetugas di persidangan dalam perkara tindak pidana dalam perkara tindak pidana perdagangan orang, perdagangan orang, dipidana dengan pidana penjara dipidana dengan pidana penjara paling singkat paling singkat 1 (satu) tahun1 (satu) tahun dan dan paling lama paling lama 5 (lima) tahun5 (lima) tahun dan pidana denda dan pidana denda paling sedikit Rp40.000.000,00paling sedikit Rp40.000.000,00 (empat(empat puluh juta rupiah) dan paling puluh juta rupiah) dan paling banyak banyak Rp200.000.000,00Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (dua ratus juta rupiah).

(2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan saksi mengakibatkan saksi atau atau petugas di persidangan luka beratpetugas di persidangan luka berat, maka pelaku dipidana , maka pelaku dipidana dengan pidana dengan pidana penjara paling penjara paling singkat 2 (dua) tahunsingkat 2 (dua) tahun dan dan paling lama paling lama 10 (sepuluh)10 (sepuluh) tahun dan tahun dan pidana denda paling sedikit pidana denda paling sedikit Rp80.000.000,00Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah) dan (delapan puluh juta rupiah) dan paling banyak paling banyak Rp400.000.000,00Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).(empat ratus juta rupiah).

(3) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (3) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan saksi mengakibatkan saksi atau atau petugas di persidangan matipetugas di persidangan mati, maka pelaku dipidana dengan , maka pelaku dipidana dengan pidana penjara pidana penjara paling paling singkat 3 (tiga) tahunsingkat 3 (tiga) tahun dan paling dan paling lama 15 (lima lama 15 (lima belas) tahunbelas) tahun dan dan pidana denda paling sedikit pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak dan paling banyak Rp600.000.000,00Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).(enam ratus juta rupiah).

Page 45: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4545

Ps 43Ps 43 Sesuai UU No. 13/ 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Sesuai UU No. 13/ 2006 tentang Perlindungan Saksi dan

Korban.Korban.Ps 44Ps 44 Saksi/ Korban berhak:Saksi/ Korban berhak:

Memperoleh kerahasiaan identitasMemperoleh kerahasiaan identitas Juga keluarga sampai dengan derajat ke 2Juga keluarga sampai dengan derajat ke 2

Ps 45Ps 45 RPK di kantor polisi disetiap provinsi dan kabupaten RPK di kantor polisi disetiap provinsi dan kabupaten

diatur dengan peraturan KAPOLRIdiatur dengan peraturan KAPOLRI

Perlindungan Saksi & KorbanPerlindungan Saksi & Korban

Page 46: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4646

…….perlindungan saksi & korban.perlindungan saksi & korban

Ps 46Ps 46 Pusat Pelayan Terpadu (PPT) di beberapa Pusat Pelayan Terpadu (PPT) di beberapa

kabupaten/ kotakabupaten/ kota Harus diatur dengan PPHarus diatur dengan PPPs 47Ps 47 Kepolisian RI wajib melindungi Saksi/ korban Kepolisian RI wajib melindungi Saksi/ korban

dari ancaman terhdap diri keluarga korbandari ancaman terhdap diri keluarga korban

Page 47: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4747

REHABILITASIREHABILITASI

ps 1 bt 14ps 1 bt 14 adalah adalah ::

1.1. pemulihan pemulihan 2.2. dari gangguan dari gangguan 3.3. terhadap kondisi terhadap kondisi

a.a. fisik, fisik, b.b. psikispsikis,, dan dan c.c. SosialSosial..

agar dapat melaksanakan perannyaagar dapat melaksanakan perannya kembalikembali secara wajarsecara wajar baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

Page 48: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4848

……...REHABILITASI...REHABILITASI

Penjelasan Ps Penjelasan Ps 5151 a ayat (1)yat (1)::

““rehabilitasi kesehatan”rehabilitasi kesehatan” adalah pemulihan kondisi semula adalah pemulihan kondisi semula baik fisik maupun psikis.baik fisik maupun psikis.

““rehabilitasi sosial”rehabilitasi sosial” adalah pemulihan dari gangguan adalah pemulihan dari gangguan terhadap kondisi mental sosial dan pengembalian terhadap kondisi mental sosial dan pengembalian keberfungsian sosial agar dapat melaksanakan perannya keberfungsian sosial agar dapat melaksanakan perannya kembali secara wajar baik dalam keluarga maupun dalam kembali secara wajar baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. masyarakat.

““reintegrasi sosial”reintegrasi sosial” adalah penyatuan kembali korban tindak adalah penyatuan kembali korban tindak pidana perdagangan orang kepada pihak keluarga atau pidana perdagangan orang kepada pihak keluarga atau pengganti keluarga yang dapat memberikan perlindungan dan pengganti keluarga yang dapat memberikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan bagi korban.pemenuhan kebutuhan bagi korban.

Hak atas Hak atas “pemulangan“pemulangan” harus dilakukan dengan memberi ” harus dilakukan dengan memberi jaminan bahwa korban benar-benar menginginkan pulang, dan jaminan bahwa korban benar-benar menginginkan pulang, dan tidak beresiko bahaya yang lebih besar bagi korban tersebut.tidak beresiko bahaya yang lebih besar bagi korban tersebut.

Page 49: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

4949

RESTITUSIRESTITUSI

ps 1 bt 13ps 1 bt 13 adalahadalah:: 1.1. pembayaran ganti kerugian pembayaran ganti kerugian 2.2. yang dibebankan kepada pelakuyang dibebankan kepada pelaku 3.3. berdasarkan putusan pengadilan yang berdasarkan putusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap berkekuatan hukum tetap 4.4. atas kerugian materiil dan/atau immateriil atas kerugian materiil dan/atau immateriil 5.5. yang diderita korban atau ahli warisnya.yang diderita korban atau ahli warisnya.

Page 50: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5050

……………….RESTITUSI.RESTITUSI

Pasal 48Pasal 48(1)(1) Setiap korban tindak pidana perdagangan orang Setiap korban tindak pidana perdagangan orang

atau ahli warisnya berhak memperoleh restitusiatau ahli warisnya berhak memperoleh restitusi..(2)(2) Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa ganti kerugian atas:berupa ganti kerugian atas: kehilangan kekayaan atau penghasilan;kehilangan kekayaan atau penghasilan; penderitaan;penderitaan; biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau

psikologis; dan/ataupsikologis; dan/atau kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat

perdagangan orang.perdagangan orang.

Page 51: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5151

…………Lanjutan Restitusi (pasal 48)Lanjutan Restitusi (pasal 48)

(3) Restitusi tersebut (3) Restitusi tersebut diberikan dan diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan tentang perkara tindak pidana pengadilan tentang perkara tindak pidana perdagangan orang.perdagangan orang.

(4) Pemberian restitusi sebagaimana (4) Pemberian restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sejak dilaksanakan sejak dijatuhkan dijatuhkan putusan pengadilan tingkat putusan pengadilan tingkat pertama.pertama.

Page 52: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5252

(5) (5) Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayatRestitusi sebagaimana dimaksud pada ayat(4) dapat dititipkan terlebih dahulu(4) dapat dititipkan terlebih dahulu di pengadilan di pengadilan tempat perkara diputus.tempat perkara diputus.

(6) (6) Pemberian restitusi dilakukan dalam Pemberian restitusi dilakukan dalam 14 (empat 14 (empat belas) hari terhitungbelas) hari terhitung sejak diberitahukannya sejak diberitahukannya putusan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(7) (7) Dalam hal Dalam hal pelaku diputus bebaspelaku diputus bebas oleh pengadilan oleh pengadilan tingkat banding atau kasasi, maka hakim tingkat banding atau kasasi, maka hakim memerintahkan dalam putusannya agar memerintahkan dalam putusannya agar uang uang restitusi yang dititipkan dikembalikanrestitusi yang dititipkan dikembalikan kepada yang kepada yang bersangkutan. bersangkutan.

Lanjutan Restitusi (pasal 48….)Lanjutan Restitusi (pasal 48….)

Page 53: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5353

Mekanisme Pengajuan RestitusiMekanisme Pengajuan Restitusipenjelasan ps 48penjelasan ps 48

Pengadilan

Perdata/ gugatan

Penuntut Umum/ Jaksa

Polisi

Perkara pidana/ TPPO

Putusan restitusi disimpan (konsinyasi di PN)

14 hari setelah BHT

Hak Korban mengajukan sendiri gugatan restitusi melalui gugatan perdata

Jaksa memberitahu korban untuk mengajukan restitusi menyampaikan jumlah kerugianbersama tuntutan.

Pengajuan restitusi dilakukan sejak korban lapor ke Polisi, ditangani penyidik bersamaan dengan penanganan perkara TPPO

Ayat 5

Ayat 6

Dictum (3). (4)

Page 54: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5454

Pelaksanaan Pemberian RestitusiPelaksanaan Pemberian Restitusi(PPR)(PPR)

1). Pelaksanaan PPR dilaporkan ke PN1). Pelaksanaan PPR dilaporkan ke PN Yang memutus perkaraYang memutus perkara Disertai dengan tanda bukti PPR tersebutDisertai dengan tanda bukti PPR tersebut

2). Setelah diterima tanda bukti PPR, KPN 2). Setelah diterima tanda bukti PPR, KPN mengumumkan di Papapn Pengumuman mengumumkan di Papapn Pengumuman kantorkantor

3). Salinan Tanda Bukti PPR disampaikan oleh 3). Salinan Tanda Bukti PPR disampaikan oleh Pengadilan kepada Korban/ ahli warisPengadilan kepada Korban/ ahli waris

Page 55: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5555

Tidak Memenuhi Pelaksanaan RestitusiTidak Memenuhi Pelaksanaan Restitusips 50ps 50

PENGADILANSurat

peringatan (2)

Pelaku•Pelaku tidak mau membayar restitusi dalam waktu 14 haru setelah BHT (3)

•Pelaku tidak mampu membayar restitusi (4)

Penuntut Umum

Korban/ ahliwaris

Penyerahan restitusi

Pidana kurungan pengganti max I tahun (4), (ps 18

KUHP)

Page 56: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5656

PENCEGAHANPENCEGAHANPs 56Ps 56Pencegahan tppo Pencegahan tppo bertujuan mencegah sedini mungkinbertujuan mencegah sedini mungkin terjadinya tppoterjadinya tppo

Ps 57Ps 57(1) (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat dan Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat dan

keluarga wajibkeluarga wajib mencegahmencegah terjadinya tppo. terjadinya tppo.(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membuat kebijakan, wajib membuat kebijakan,

program,program, kegiatan,kegiatan, dan dan mengalokasikan anggaranmengalokasikan anggaran untuk untuk melaksanakan melaksanakan pencegahanpencegahan dan dan penangananpenanganan masalah masalah perdagangan orang.perdagangan orang.

Penjelasan Ps 57 ayat (2) :Penjelasan Ps 57 ayat (2) : Yang dimaksud dengan “penanganan” meliputi antara lain :Yang dimaksud dengan “penanganan” meliputi antara lain :Kegiatan pemantauan, penguatan dan peningkatan kemampuan Kegiatan pemantauan, penguatan dan peningkatan kemampuan penegak hukum, dan para pemangku kepentingan lain.penegak hukum, dan para pemangku kepentingan lain.

Page 57: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5757

GUGUS TUGASGUGUS TUGAS

Ps 58Ps 58(1) (1) Untuk melaksanakan pemberantasan tppoUntuk melaksanakan pemberantasan tppo, Pemerintah , Pemerintah

dan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah wajib mengambil langkah-wajib mengambil langkah-langkahlangkah untuk untuk pencegahan dan penanganan tppopencegahan dan penanganan tppo..

(2) Untuk mengefektifkan dan menjamin pelaksanaan (2) Untuk mengefektifkan dan menjamin pelaksanaan langkah-langkah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langkah-langkah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah membentuk gugus tugasPemerintah membentuk gugus tugas yang yang beranggotakan wakil-wakilberanggotakan wakil-wakil dari dari pemerintah, penegak pemerintah, penegak hukum, organisasi masyarakat, lembaga swadaya hukum, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesimasyarakat, organisasi profesi dan peneliti/akademisi.dan peneliti/akademisi.

(3) (3) Pemerintah Daerah membentuk gugus tugasPemerintah Daerah membentuk gugus tugas yang yang beranggotakan wakil-wakil dari beranggotakan wakil-wakil dari pemerintah daerah,pemerintah daerah, penegak hukum, organisasi masyarakat, lembaga swadaya penegak hukum, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, dan peneliti/akademisi.masyarakat, organisasi profesi, dan peneliti/akademisi.

Page 58: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5858

(4)(4) Gugus tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) Gugus tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) merupakan merupakan lembaga koordinatiflembaga koordinatif yang bertugas : yang bertugas :

a. a. mengkoordinasikanmengkoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan tppo; upaya pencegahan dan penanganan tppo;b. melaksanakan b. melaksanakan advookasi, sosialisasi, pelatihanadvookasi, sosialisasi, pelatihan, dan , dan kerja sama;kerja sama;c. c. memantaumemantau perkembangan perkembangan pelaksanaan perlindungan korbanpelaksanaan perlindungan korban meliputi meliputi rehabilitasi, pemulangan dan reintegrasi sosial;rehabilitasi, pemulangan dan reintegrasi sosial;d. d. memantau perkembangan pelaksanaan penegakan hukum; sertamemantau perkembangan pelaksanaan penegakan hukum; sertae. melaksanakane. melaksanakan pelaporan pelaporan dan dan evaluasievaluasi

(5)(5) Gugus tugas Gugus tugas pusat dipimpinpusat dipimpin oleh seorang oleh seorang menteri atau pejabat menteri atau pejabat setingkat menterisetingkat menteri yang ditunjuk berdasarkan yang ditunjuk berdasarkan Peraturan Peraturan Presiden.Presiden.

(6)(6) Guna mengefektifkan dan menjamin pelaksanaan langkah-langkah Guna mengefektifkan dan menjamin pelaksanaan langkah-langkah sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Pemerintah dan Pemerinah sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Pemerintah dan Pemerinah Daerah Daerah wajib mengalokasikan anggaran yang diperlukan.wajib mengalokasikan anggaran yang diperlukan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, susunan pembentukan, susunan organisasi, keanggotaan, anggaran, dan mekanisme kerja organisasi, keanggotaan, anggaran, dan mekanisme kerja gugus tugas pusat dan daerah diatur dengan Peraturan gugus tugas pusat dan daerah diatur dengan Peraturan PresidenPresiden..

Page 59: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

5959

KERJASAMA INTERNASIONALKERJASAMA INTERNASIONAL

Ps 59Ps 59(1) Untuk mengefektifkan pencegahan dan (1) Untuk mengefektifkan pencegahan dan

pemberantasan tppo, pemberantasan tppo, Pemerintah RI wajib Pemerintah RI wajib melaksanakan kerja sama internasionalmelaksanakan kerja sama internasional, , baik yang bersifat baik yang bersifat bilateral, regionalbilateral, regional, , maupun maupun multilateral.multilateral.

(2) Kerjasama (2) Kerjasama dapat dilakukandapat dilakukan dalam bentuk dalam bentuk perjanjian bantuan timbal balik masalah perjanjian bantuan timbal balik masalah pidanapidana dan/atau dan/atau kerjasama tekniskerjasama teknis lainnya. lainnya.

Page 60: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

6060

PERAN MASYARAKATPERAN MASYARAKAT

Ps 60Ps 60(1)(1) Masyarakat Masyarakat berperan berperan membantu upaya membantu upaya

pencegahanpencegahan dan p dan penangananenanganan korban tppo. korban tppo.(2)(2) Peran serta masyarakat diwujudkan Peran serta masyarakat diwujudkan dengan dengan

tindakan memberikan informasitindakan memberikan informasi dan/atau dan/atau melaporkan adanya tppo kepada penegak melaporkan adanya tppo kepada penegak hukum atau pihak berwajib atau hukum atau pihak berwajib atau turut serta turut serta menangani korban tppo.menangani korban tppo.

Page 61: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

6161

Ps 61Ps 61Untuk tujuan pencegahan dan penangan korban tppo, Pemerintah Untuk tujuan pencegahan dan penangan korban tppo, Pemerintah wajib wajib membuka aksesmembuka akses seluas-luasnyaseluas-luasnya bagi peran serta masyarakat, baik bagi peran serta masyarakat, baik nasionalnasional maupun maupun internasional sesuai denganinternasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- ketentuan peraturan perundang-undangan, hukum, dan kebiasaan internasional yang berlaku.undangan, hukum, dan kebiasaan internasional yang berlaku.

Ps 62Ps 62Untuk melaksanakan peran serta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dan Untuk melaksanakan peran serta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dan Pasal 61, masyarakat Pasal 61, masyarakat berhak untuk memperoleh perlindungan hukumberhak untuk memperoleh perlindungan hukum..Penjelasan Pasal 62 yang dimaksud dengan perlindungan hukum dalam Penjelasan Pasal 62 yang dimaksud dengan perlindungan hukum dalam ketentuan iini, berupa perlindungan atas: ketentuan iini, berupa perlindungan atas:

a.a. keamanan pribadi, keamanan pribadi, b.b. kerahasiaan identitas dirikerahasiaan identitas diric.c. Penuntutan hukum sebagai akibat melaporkan secara bertanggung jawab Penuntutan hukum sebagai akibat melaporkan secara bertanggung jawab

tppotppo

Ps 63Ps 63Peran serta masyarakatPeran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dan Pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dan Pasal 61 61 dilaksanakan secara bertanggung jawabdilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan.

Page 62: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

6262

KETENTUAN PERALIHANKETENTUAN PERALIHAN

Ps 64Ps 64Pada saat Undang-Undang ini berlaku, perkara Pada saat Undang-Undang ini berlaku, perkara tppo yang masih dalam proses penyelesaian di tppo yang masih dalam proses penyelesaian di tingkat penyidikan, penuntutan , atau tingkat penyidikan, penuntutan , atau pemeriksaan di sidang pengadilan, tetap pemeriksaan di sidang pengadilan, tetap diperiksa berdasarkan undang-undang yang diperiksa berdasarkan undang-undang yang mengaturnya.mengaturnya.

Page 63: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

6363

KETENTUAN PENUTUPKETENTUAN PENUTUP

Ps 65Ps 65

Pada saat Undang-Undang ini berlaku, makaPada saat Undang-Undang ini berlaku, makaPasal 297Pasal 297 dan dan Pasal 324Pasal 324 dicabut dan dicabut dan dinyatakandinyatakantidak berlaku.tidak berlaku.

Page 64: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

6464

1 (satu) Peraturan Pemerintah /PP ps 46 (2) Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu

2 (dua) Peraturan Presiden /Perpres ps 58 (5) & (7) a. Penunjukkan pimpinan Gugus Tugas Pusat b. Susunan organisasi keanggotaan, anggaran dan mekanisme Gugus Tugas Pusat 1 (satu) Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI. Ps 45 (2)

Pembentukan RPK di Provinsi dan Kabupaten

Ps 66Ps 66

Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Undang-Undang ini harus diterbitkan selambat-Undang-Undang ini harus diterbitkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Undang-Undang lambatnya 6 (enam) bulan setelah Undang-Undang ini berlaku.ini berlaku.

Page 65: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

6565