penerapan think pair share pada pembelajaran tematik untuk self-efficacy siswa kelas...
TRANSCRIPT
Penerapan Think Pair Share Pada Pembelajaran Tematik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OlehNovia Siti Fauziyah
NIM.1113018300031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Novia Siti Fauziyah NIM. 1113018300031: “Penerapan Think Pair Share padaPembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-EfficacySiswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang”
Berdasarkan masalah mengenai rendahnya hasil belajar dan self-efficacysiswa, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang PenerapanThink Pair Share pada Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajardan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dan self-efficacy padapembelajaran tematik melalui penerapan strategi pembelajaran Think Pair Sharepada siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Jenis penelitian yangdigunakan yaitu kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas, yangdilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDMuhammadiyah 12 Pamulang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaituobservasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secaradeskriptif kualitatif dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakanpembelajaran dilaksanakan dan dikembengkan selama proses pembelajaran.Keabsahan data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini yaitu 1) terdapatpeningkatan hasil belajar siswa dengan indikator siswa yang mendapat nilai >Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran tematik dari kondisi awalyaitu 64% menjadi 90%. 2) terdapat peningkatan self- efficacy dilihat dari self-efficacy akademik, self- efficacy sosial dan self- efficacy emosional sebesar 10%dari kondisi awal yaitu 80% menjadi 90%.
Kata kunci: Hasil belajar, Self-efficacy, Think Pair Share
v
ABSTRACT
Novia Siti Fauziyah NIM. 1113018300031: "The Application of Think Pair
Share on Thematic Learning to Improve Learning Outcomes and Self-Efficacy
of 4th Grade Students of Muhammadiyah Elementary School 12 Pamulang"
Based on the problem of low learning outcome and student self-efficacy, the writerconducted the research on The Application of Think Pair Share on ThematicLearning to Improve Learning Outcomes and Self-Efficacy of Grade IV Students ofMuhammadiyah Elementary School 12 Pamulang. This study aims to describe theimprovement of learning outcomes and self-efficacy on thematic learning throughthe implementation of Think Pair Share learning strategy in fourth grade studentsat Muhammadiyah Elementary School 12 Pamulang. This research used qualitativeresearch with classroom action design, which was implemented in two cycles. Thesubject of this research was Grade IV Students of Muhammadiyah ElementarySchool 12 Pamulang. The data collection techniques used observations, tests, fieldnotes, and documentations. The data analysis was done on qualitative descriptivemethod with the groove. The groove method was the data analysed since learningaction is implemented and developed during the learning process. The Validity ofthe data obtained in this research using triangulation of sources. The results of thisresearch are 1) There is an improvement of student learning outcomes with studentindicators that got value > the Minimum of Completeness Criteria (KKM) onthematic learning from the initial conditions that is 64% to 90%; 2) There is anincrease in self- efficacy seen from academic self- efficacy, social self- efficacy andemotional self- efficacy by 10% from primary conditions that is 80% to 90%.
Key Words: learning results, Self-efficacy, Think Pair Share
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Think Pair Share pada Pembelajaran
Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa Kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang” dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa,
bimbingan, arahan dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyediakan berbagai fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi serta arahan kepada
penulis.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., Sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi serta arahan
kepada penulis.
4. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi., Dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi dan semangat serta bimbingan selama masa
perkuliah ini. Semoga semua yang telah Ibu berikan dibalas dengan
keberkahan dari Allah SWT.
vii
5. Dr. Fidrayani, M.Pd., M.Si., Dosen pembimbing skripsi yang selalu
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membimbing berbagi
pengetahuan serta memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan
skripsi ini. Semoga semua yang telah Ibu berikan dibalas dengan keberkahan
dari Allah SWT.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama proses perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Iswandi, S.Ag selaku Kepala SD Muhammadiyah 12 Pamulang yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
dalam rangka menyelesaikan skripsi di sekolah yang dipimpin tersebut. Ummu
Hafidah, S.Pd selaku guru kelas IV Sharid SD Muhammadiyah 12 Pamulang
yang telah membantu, membimbing, dan berbagi pengetahuannya kepada
penulis selama proses penelitian berlangsung.
8. Ibu dan ayah tercinta, yang telah memberikan dukungan berupa materil dan
moril kepada penulis, yang selalu mendoakan penulis selama hidupnya,
khususnya selama penyelesaian skripsi ini. Adik-adikku tersayang yang telah
memberikan dukungan semangat dan motivasi untuk berjuang bersama di
tahun perjuangan ini.
9. Terimakasih kepada teman-teman latanza angkatan 2013, khususnya Tia
Martha Lailatushalihah, my roommate, teman bermimpi dan berjuang, serta
Teman-teman PGMI angkatan 2013, khususnya kelas A yang telah berjuang
bersama sejak awal hingga saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Teman-teman POSTAR, khususnya elemen karawitan yang selalu memberikan
motivasi serta semangat kepada penulis selama proses penulisan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
viii
Penulis menyadari bahwa terbanyak dapat keterbatasan dalam hal
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman sehingga dalam penulisan skripsi ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan
kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi. Akhir kata, harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 20 Juni 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................. 7
1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7
2. Pembatasan Masalah .................................................................... 7
3. Rumudan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................ 8
1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8
2. Kegunaan Penelitian..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 10
A. Hasil Belajar.................................................................................... 10
1. Pengertian Hasil Belajar.............................................................. 10
2. Prosedur Penilaian Hasil Belajar................................................. 113. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................... 14
B. Self-Efficacy ..................................................................................... 17
1. Pengertian dan Perkembangan Self-Efficacy pada Anak ........... 17
2. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Efficacy ................................. 19
3. Klasifikasi Self-Efficacy .............................................................. 22
4. Dimensi Self-Efficacy.................................................................. 25
C. Think, Pair and Share ...................................................................... 26
1. Pengertian Think Pair Share ....................................................... 26
2. Think Pair Share sebagai Pembelajaran Kooperatif ................... 26
3. Langkah Think Pair Share ......................................................... 29
x
4. Kelebihan dan Kekurangan Think Pair Share ............................ 30
D. Penerapan Think Pair Share dalam Pembelajaran Tematik ............ 31
1. Pengertian Pembelajaran Tematik............................................... 31
2. Prinsip Pembelajaran Tematik .................................................... 33
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik........................................... 34
4. Sintaks Pembelajaran Tematik dengan Strategi Think Pair Share..................................................................................................... 35
D. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 37
E. Kerangka Berpikir............................................................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 40
B. Metode Penelitian............................................................................. 40
C. Subyek Penelitian ........................................................................... 42D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................................... 43E. Tahap Intervensi Tindakan .............................................................. 43
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................... 46
G. Data dan Sumber Data ..................................................................... 48
H. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 49
I. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 51
J. Triangulasi ........................................................................................ 52
K. Teknik Analisis Data ....................................................................... 53
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan............................................ 54
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................. 56
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ....................................... 56
B. Deskripsi dan Analisis Data ............................................................ 60
C. Pembahasan ..................................................................................... 82
BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN .................................. 87
A. Simpulan.......................................................................................... 87
B. Implementasi ................................................................................... 87
C. Saran ................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 89
LAMPIRAN......................................................................................................... 92
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan pelaksanaan tindakan .................................................... 44
Tabel 4.1 Data siswa tahun ajaran 2016/2017 ................................................. 56
Tabel 4.2 Jadwal pelajaran tematik kelas IV ................................................... 57
Tabel 4.3 Hasil ulangan harian ........................................................................ 58
Tabel 4.4 Pretest self-efficacy .......................................................................... 59
Tabel 4.5 Kategori hasil observasi aktifitas guru siklus I ................................ 65
Tabel 4.6 Kategori hasil observasi kooperatifitas siswa siklus I ..................... 65
Tabel 4.7 Hasil belajar siklus I ........................................................................ 67
Tabel 4.8 Kategori hasil observasi aktifitas guru siklus II............................... 75
Tabel 4.9 Kategori hasil observasi kooperatifitas siswa siklus II .................... 76
Tabel 4.10 Hasil belajar siklus II ....................................................................... 78
Tabel 4.11 Posttest self-efficacy ........................................................................ 79
Tabel 4.12 Rekapitulasi hasil penghitungan rata-rata persentase hasil belajar.. 84
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka berpikir ........................................................................... 39
Bagan 3.1 Desain PTK Kemmis & Mc Taggart .............................................. 41
Bagan 3.2 Alur siklus penelitian tindakan kelas ............................................... 42
Bagan 3.3 Komponen penelitian model interaktif ............................................ 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi dan Surat ................................................. 92
1. Lembar uji referensi .................................................................. 92
2. Surat permohonan pembimbing skripsi ..................................... 96
3. Surat bimbingan skripsi ............................................................ 97
4. Surat pengjuan validator instrumen ......................................... 98
5. Surat izin penelitian .................................................................. 99
6. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian .................... 100
Lampiran 2 Instrumen Penelitian .................................................................. 101
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ............................. 101
2. Lembar kerja siswa ................................................................. 166
3. Lembar observasi kegiatan siswa ............................................ 181
4. Lembar observasi kegiatan guru ............................................. 183
5. SEQ-C Peter Muris .................................................................. 185
6. SEQ-C Peter Muris yang telah diterjemahkan......................... 187
7. Lembar penilaian self-efficacy diri sendiri .............................. 189
8. Lembar penilaian self-efficacy teman sebaya ......................... 191
9. Hasil uji soal ............................................................................ 193
Lampiran 3 Data Hasil Penelitian .................................................................. 207
1. Hasil belajar siswa .................................................................. 207
2. Hasil observasi observasi kegiatan guru ................................. 239
3. Hasil observasi observasi kegiatan siswa ............................... 244
4. Hasil penilaian self-efficacy diri sendiri ................................. 248
5. Hasil penilaian self-efficacy teman sebaya ............................. 254
Lampiran 4 Dokumentasi dan Biografi Singkat ........................................... 260
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat
penting bagi peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang memiliki
peradaban maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan dengan
suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan.
Peningkatan mutu atau kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui
lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan wadah bagi anak
untuk menggali ilmu pengetahuan yang dapat dilakukan dengan proses
pembelajaran, dalam peroses pembelajaran ada banyak sekali faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar. Salah satu contohnya adalah motivasi
belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat akan
membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam
hasil belajar siswa tersebut. Namun, dalam kenyataannya banyak siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerti pelajaran yang
mereka hadapi, selain itu ada pula siswa yang acuh tak acuh selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini tentunya mengakibatkan peroses
pembelajaran yang dilakukan belum sesuai dengan yang diharapkan. Selain
itu hasil belajar yang rendah dapat berdampak pada keyakinan diri atau self-
efficacy siswa.
Hasil belajar merupakan perubahan berbagai yang terjadi pada
seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran, baik itu aspek
pengetahuan, sikap ataupun keterampilan. Pengetahuan dimiliki melalui
aktifitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, menevaluasi,
dan mencipta. Pada tingkat sekolah dasar pengetahuan siswa dimiliki melaui
aktifitas mengetahui, memahami, dan menerapkan. Hasil belajar merupakan
2
acuan untuk melihat keberhasilan pembelajaran. Setelah melakukan
kegiatan pembelajaran setiap orang pasti mengharapkan hasil belajar yang
baik. Sehingga, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap self-efficacy siswa.
Self-efficacy adalah keyakinan yang kuat yang didasarkan pada evaluasi kita
dari berbagai sumber informasi tentang kemampuan kita. 1 Dengan kata lain
self-efficacy adalah suatu keyakinan pada kemampuan diri sendiri yang
dimiliki seseorang. Self-efficacy memiliki peran yang sangat penting, karena
efikasi berfungsi untuk mengatur keadaan emosional dan reaksi emosional.
Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah atau tugas yang sulit, self-
efficacy yang dimiliki orang tersebut akan menentukan bagaimana orang itu
akan bertindak. Orang yang memiliki keyakinan yang tinggi akan
kemampuannya akan selalu berusaha menyelesaikan permasalahannya
karena mereka memiliki komitmen yang kuat dan pantang menyerah.
Orang-orang yang meragukan kemampuan mereka, akan menghindar
dari tugas-tugas sulit yang mereka pandang sebagai ancaman pribadi.
Mereka memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen lemah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh mereka. Ketika dihadapkan
dengan tugas yang sulit, mereka fokus pada kekurangan mereka, pada
rintangan yang akan mereka hadapi dan segala macam kemungkinan hasil
yang buruk. Mereka tidak berpikir bagaimana cara untuk berhasil
melakukan hal tersebut. Mereka mengendurkan upaya mereka dan cepat
menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat untuk memulihkan
rasa keberhasilan setelah merasakan kegagalan atau kemunduran, karena
mereka menganggap puas dengan hasil kerjanya yang tidak maksimal
sebagai kekurangan. Mereka tidak menginginkan kegagalan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal karena mereka takut kehilangan
kepercayaan pada kemampuan mereka. Mereka akan menjadi individu yang
mudah stres dan depresi.
1 Albert Bandura, “Self-efficacy”, Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4, 1994.(https://www.uky.edu/~ueshe2/Bandura). h.2
3
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi:2
نفسا إال وسعھا لھا ما كسبت وعلیھا ما ٱكتسبت... ال یكلف ٱ
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai degan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebijakan) yang diusahaknnya
dan ia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…”. (QS. Al-
Baqarah:286)
Pada ayat di atas menunjukkan bahwa Allah akan memberi cobaan
kepada umatnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Oleh
karena itu, pada saat kita mengalami sebuah kegagalan kita tidak boleh
putus asa, kita harus berusaha lebih keras lagi untuk memperbaiki kegagalan
tersebut dan meyakinkan diri kita bahwa kita bisa melakukan hal tersebut
dengan baik.
Untuk dapat bangkit dari kegagalan seseorang memerlukan self-
efficacy yang tinggi. Self-efficacy merupakan suatu keyakinan yang pada
diri seseorang terhadap kemampuannya dalam melakukan suatu hal.
Menurut Bandura tinggi rendahnya self-efficacy seseorang dipengaruhi
oleh empat hal, yaitu: Pertama, pengalaman keberhasilan pada tugas
sebelumnya; Kedua, melihat orang lain berhasil melakukan suatu tugas;
Ketiga, dorongan dari orang lain yang menyemangati kita (motivasi atau
pujian); Keempat, tingkat stimulasi fisiologis.3
Pada usia anak 10 tahun sudah mulai berada padatingkat berpikir
oprasional kongkret, mereka bermain secara berkelompok, anak tidak hanya
bermain berinteraksi dengan keluarganya, mereka mulai memperluas self-
efficacy dengan pengaruh teman sebaya. Anak yang memiliki banyak
pengalaman akan menjadi model efficacy dalam berpikir dan bertindak.
Selain teman sebaya, sekolah memiliki peran penting dalam pengembangan
2 Al-Qur’an, (Bandung: Syaamil Quran, 2009) Q.S. Al-Baqarah/2: 2863 Howard S. Friedman, Miriam W. Schustack., Keprinadian, (Jakarta: Erlangga,2008) h. 272
4
self-efficacy. Selain orang tua yang bertanggung jawab untuk membimbing
anak belajar dan meningkatkan self-efficacy di rumah, guru juga ikut
bertanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan
self-efficacy anak di sekolah, karena sekolah merupakan tempat di mana
anak-anak mengembangkan kompetensi kognitif dan memperoleh
pengetahuan serta keterampilan pemecahan masalah, hal ini penting agar
kelak anak dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat yang lebih
besar. Dalam kegiatan di sekolah guru memiliki peran yang sangat penting.
Guru sebagai pendidik memiliki peran sebagai fasilitator dan juga motivator
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan
di kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang, hasil belajar siswa pada
pembelajaran Tematik untuk pelajaran Bahasa Indonesia, 86% siswa telah
mendapat nilai diatas nilai KKM dan 14% siswa mendapat nilai dibawah
nilai KKM. Pada pelajaran PKn, 49% siswa telah mendapat nilai diatas nilai
KKM dan 51% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran
IPS, 69% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 31% siswa
mendapat nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran IPA, 57% siswa telah
mendapat nilai diatas nilai KKM dan 43% siswa mendapat nilai dibawah
nilai KKM. Sedangkan pada pembelajaran Matematika, 60% siswa telah
mendapat nilai diatas nilai KKM dan 40% siswa mendapat nilai dibawah
nilai KKM. Dari data tersebut, maka rata-rata presentase siswa yang telah
mendapat nilai diatas KKM sebesar 63% dan rata-rata persentase siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM sebesar 37%. Selain itu terlihat kurang
yakinnya siswa dalam mengemukakan pendapat, siswa terkadang masih
ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru, kurang yakin terhadap
kemampuan yang dimilikinya serta enggan untuk tampil di depan kelas, dan
dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang
memperhatikan guru. Selain itu, pada hasil wawancara dengan beberapa
siswa, mereka menyatakan mereka merasa malu untuk tampil di depan kelas
5
dan takut salah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
hasil belajar siswa masih dibawah KKM dan siswa masih memiliki self-
efficacy yang rendah.
Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala. Kendala yang pertama
adalah masih rendahnya pengetahuan siswa dan kurangnya kesadaran siswa
terhadap pentingnya belajar. Dalam kegiatan pembelajaran masih adanya
siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti menggambar atau
mengobrol.
Kendala kedua adalah kurangnya pengalaman siswa dalam
melakukan suatu kegiatan tertentu sehingga siswa belum terbiasa dan belum
merasakan bahwa dia bisa melakukan kegiatan tersebut. Dalam kegiatan
belajar pemberian pengalaman yang berkesan kepada siswa merupakan hal
yang penting, dari pengalaman siswa dapat belajar mengenai suatu hal
dengan baik karena siswa mengalami sendiri apa yang ia pelajari.
Kendala ketiga adalah jarangnya guru menggunakan metode atau
model pembelajaran yang mengondisikan siswa untuk aktif memberikan
pendapat serta tampil di depan kelas. Model, metode, strategi dan yang
lainnya memiliki peran yang sangat penting, yaitu membantu guru dalam
membuat kegiatan pembelajaran agar lebih optimal. Banyak sekali model,
metode atau strategi pembelajaran yang pada langkah kegiatannya
mengondisikan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan menjadikan guru sebagai fasilitator. Sehingga, jika siswa berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar yang lebih berkesan.
Berdasarkan permasalahan di atas maka dibutuhkan solusi untuk
mengatasi hal tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan
model, metode atau strategi pembelajaran yang tepat, yang mampu
membuat seluruh siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu
6
alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan di
atas adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan strategi
Think Pair Share, karena pada kegiatan pembelajaran, Think Pair Share
memiliki tiga tahap kegiatan dalam pengaplikasiannya. Tahap yang pertama
yaitu Think (berpikir), pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk
berpikir tentang suatu hal secara mandiri, kedua Pair (berpasangan), pada
tahap ini siswa secara berpasangan diberi kesempatan untuk mendiskusikan
apa yang telah mereka pikirkan sebelumnya, dan tahap yang ketiga Share
(berbagi), pada tahap terakhir ini, siswa secara berpasangan membagi hasil
bekerja samanya kepada teman-temannya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuspa May linda dengan judul
“Penerapan Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPS”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
Cooperative Learning tipe Think Pair Share pada pembelajaran IPS kelas
IV SD Negeri 2 Sabah Balau Lampung Selatan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas
siswa pada siklus I (57,59), siklus II (66,24) dan siklus III (78,65).
Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I (53,85%), siklus II (61,54%),
dan siklus III (80,77%).4
Penggunaan Think Pair Share dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak
hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru tetapi siswa ikut
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga nantinya siswa
mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih memahami
pelajaran, menambah pengetahuan serta mendapatkan pengalaman dalam
berdiskusi seperti cara mengemukakan pendapat, mempertahankan
4 Yuspa May Linda, Asmaul Khair, A. Sudirman, Penerapan Think Pair Share untukMeningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS, Universitas Lampung,2013.(http://download.portalgaruda.org/article.php)
7
pendapat sendiri, menghargai pendapat orang lain serta mempresentasikan
hasil diskusi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu adanya suatu
tindakan melalui penelitian pendidikan. Dalam hal ini maka diangkat satu
topik sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu: “Meningkatkan
Hasil Belajar dan Self-Efficacy Siswa pada Pembelajaran Tematik dengan
Menggunakan Think Pair Share”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
a. 37% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.
b. Adanya siswa yang masih memilih-milih teman.
c. Adanya siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri pada
kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Masih terdapat siswa yang masih ragu dalam mengemukakan
pendapat dan menjawap pertanyaan dari gu
e. Kurangnya aktivitas yang memotivasi siswa untuk yakin terhadap
kemampunya.
f. Guru jarang menggunakan model, metode atau strategi
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pembatasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini adalah Penggunaan Think Pair
Share pada pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar
berupa pengetahuan (kognitif) dan self-efficacy siswa kelas IV Sharid
SD Muhammadiyah 12 Pamulang.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas maka perumusan
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut “Bagaimana penggunaan
8
Think Pair Share pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12
Pamulang?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di
atas, peneliti merumuskan tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui penerapan Think Pair Share pada pembelajaran tematik
dapat meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang.
b. Mengetahui adanya pengaruh penerapan Think Pair Share pada
pembelajaran tematik dalam meningkatkan hasil belajar dan self-
efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang
pengaruh penerapan Think Pair Share pada pembelajaran
tematik dapat meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa
kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang
b. Penggunaan Secara Praktis
1) Bagi peneliti
Untuk menambah pengalaman serta wawasan baik dalam
bidang penulisan maupun penelitian.
2) Bagi guru
Dapat memberikan informasi tentang penggunaan strategi
pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik
dalam meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa.
9
3) Bagi siswa
Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa lebih termotivasi
dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil
belajar dan self-efficacy secara maksimal.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil belajar
1. Pengertian hasil belajar
Belajar adalah kegiatan yang pada proses kegiatannya melibatkan
aspek kognitif yang menghasilkan perubahan pada kemampuan
berpikir, aspek afektif menghasilkan perubahan kemampuan merasakan,
dan aspek psikomotorik yang menghasilkan perubahan pada
keterampilan. Proses belajar merupakan proses yang unik dan
kompleks, karena hasil belajar hanya dapat dirasakan oleh orang yang
belajar, bukan pada orang lain. Belajar dilakukan untuk mengusahakan
adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan
perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.1
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Agus Suprijono
menjelaskan dalam bukunya yang berjudul cooperative learning bahwa
hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.2 Sedangkan
Kunandar menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau
kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang
dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar
mengajar.3
Berdasarkan pengertian mengenai hasil belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau
kemampuan pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar, yang
1Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) h. 452Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2015), h. 53Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013), (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 3, h. 62
11
dapat diamati yaitu berupa pengetahuan atau pemahaman, sikap dan
keterampilan.
2. Prosedur penilaiaan hasil belajar
Kegiatan guru setelah melakukan kegiatan proses belajar mengajar
adalah adalah mekukan penilaian hasil belajar untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Sistem penilaian yang
digunakan pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian
autentik adalah kegiatan menilai peserta didik mulai dari proses
belajaran dam sampai dengan hasil belajar berupa sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang disesuaikan dengan Stardar Kompetensi (SK)
atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). 4
a. Penilaian hasil belajar pengetahuan
Pada ranah pengetahuan atau kognitif terdapat enam jenjang
proses berpikir, yaitu menghapal, memahami menerapkan,
menganalisis, mengsisntesis dan mengevaluasi.5 Dalam menilai
kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan :
1) Tes tulis, tes tulis dapat terdiri dari soal pilihan ganda, isisan,
jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian.
Instrument yang dapat digunakan dalam penilaian pengetahuan
dengan tes tulis adalah lembar soal tes tulis. 6
2) Tes lisan, adalah tes yang digunakan untuk mengukur tinggkat
pencapaian kompetemsi, terutama pengetahuan (kognitif)
dimana guru memberikan pertanyaan secara verbal dan langsung
ditanggapi oleh siswa secara verbal. Instrument yang dapat
digunakan pada tes lisan adalah lembar tes lisan yang berisi
pertanyaan, dan pedoman penskoran.7
4Ibid, h. 355Ibid, h. 1656Ibid, h. 1737Ibid, h. 225
12
3) Proyek atau penugasan, instrument penugasan atau proyek
adalah lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta
didik dalam waktu tertentu. 8
b. Penilaian hasil belajar sikap
Penilaian kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan
guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari
peserta didk yang meliputi aspek menerima atau memerhatikan,
merespon atau menggapi, menilai atau menghargai, mengorganisasi
atau mengelola dan berkarakter. 9 Guru dapat melakukan penilaian
kompetensi sikap dengan cara:
1) Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan
indra, baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan
menggnakan pedoman atau lembar observasi. 10
2) penilaian diri sendiri merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi
sikap, baik sikap spiritual ataupun sikap sosial. Instrument yang
digunakan berupa lembar penilaian diri sendiri. 11
3) penilaian antar teman, teknik penilaian yang digunakan untuk
mengukur pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual
ataupun sikap sosial, dengan cara meminta peserta didik untuk
menilai satu sama lain. Instrument yang digunakan adalah
lembar penilaian antar teman dalam bentuk angket atau
kuesioner. 12
8Ibid, h. 2319Ibid, h. 10310Ibid, h. 12111Ibid, h. 13412Ibid, h. 144
13
4) Jurnal adalah catatan pendidik di dalam dan diluar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Instrument yang digunakan dapat berupa buku catatan
harian. 13
5) Wawancara adalah teknik penilaian dengan cara guru
melakukan tana jawab dengan peserta didik yang pertanyaanya
berkaitan dengan sikap atau perilaku peserta didik. Instrument
yang digunakan adalah panduan atau pedoman wawancara atau
lembar wawancara yang daftar pertanyan. 14
c. Penilaian hasil belajar keterampilan
Keterampilan atau psikomotorik adalah ranah yang berkaitan
dengan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik atau
keterampilan merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan
afektif. Dalam ranah keterampilan terdapat lima jenjang proses
berpikir, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan
naturalusasi. 15 Guru menilai kompetensi keterampilan melalui
penilaian berupa:
1) Kinerja atau unjuk kerja adalah adalah penilaian tindakan atau
tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk
kepentingan pengumpulan informasi tentang bentuk-bentuk
perilaku atau keterampilan yang diharapkan munculdalam diri
peserta didik. Untuk mengamati penilaian unjuk kerja dapat
menggunakan alat atau instrument lembar pengamatan atau
observasi dengan daftar cek dan skala penilaian. 16
13Ibid, h. 15114Ibid, h. 15815Ibid, h. 25516Ibid, h. 263
14
2) Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang meliputi pengumpulan, pengorganisasian,
pengevaluasian dan penyajian data yang harus diselesaikan
peserta didik dalam waktu tertentu. Instrumen penilaian proyek
bisa berupa lembar daftar cek dan skala penilaian. 17
3) Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan ang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
Instrumen penilaian portofolio bisa berupa lembar penilaian
portofolio. 18
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Pada proses belajar peserta didik sangat ditentukan dari berbagai
hal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain
sebagai berikut:
a. Faktor dari dalam diri siswa (Internal)
1) Aspek Jasmaniah
Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan
jasmani dari individu siswa, kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu
jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat
lelah, kurang bersemangat dan mudah pusing atau terkantuk.
2) Aspek Psikologis
Aspek psikologis juga berpengaruh pada proses belajar
seseorang. Muhibbin Syah menyatakan bahwa aspek psikologi
yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar siswa
17Ibid, h. 28618Ibid, h. 293
15
adalah tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan
motivasi.19 Sedangkan menurut Slameto aspek psikologi yang
dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar siswa
diantaranya meliputi intelegensi, perhatian dan bakat. 20
a) Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada
yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun
siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi belum tentu
berhasil dalam belajarnya.
b) Perhatian
Ghazali menerangkan bahwa perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata
tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Seseorang yang berbakat
dalam hal menghitung tentu akan lebih cepat dalam
menghitung dari pada seseorang yang tidak berbakat
menghitung. Dengan kata lain jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia akan lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
19 Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet 19, h.131
20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),Cet.5, h. 58
16
Ketiga Hal tersebut bisa sangat mempengaruhi proses dan
juga hasil belajar seseorang.
b. Faktor luar siswa (Eksternal)
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar
dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: keluarga, faktor
sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.21
1) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan
minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara
orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar
anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak
membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang
sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan
anak, juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain,
orang tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak
pada setiap hari. Suasana rumah juga harus mendukung anak
dalam belajar, kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu
dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan
mudah membentuk konsentrasinya terhadap materi yang
dihadapi. Jadi faktor dari dalam keluarga meliputi hubungan
antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan
ekonomi keluarga.
2) Sekolah
Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar,
kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber
belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan
temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai
21 Ibid, h. 60
17
kegiatan kokurikuler. Pengetahuan dan pengalaman yang
diberikan melalui sekolah harus dilakukan dengan proses
mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan pendidikan
dengan tetap memperhatikan kondisi anak didiknya. Dengan
demikian, anak tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak
membosankan dalam proses pembelajaran.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan
teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan
tempat tinggal. Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila
diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di
dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar
anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat belajar
berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang tua perlu
memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan sekolah.
Sebab kegiatan yang berlebih akan menurunkan semangatnya
dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor
dari diri siswa dan dari luar siswa saling berkaitan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Jika faktor-faktor tersebut
tidak mendukung akan mengakibatkan kurang atau hilangnya
minat belajar. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa
disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
B. Self-Efficacy
1. Pengertian dan Perkembangan Self-Efficacy pada Anak
Bandura menyatakan bahwa self-efficacy adalah ekspektasi-
keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh seseorang mampu
melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu. Bandura
menggambarkan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang bahwa
18
dirinya dapat menunjukkan perilaku tertentu dengan sukses.22
Sedangkan Ormrod dalam buku yang berjudul Psikologi Pendidikan
mengemukakan bahwa self-efficacy secara umum dapat diartikan
sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuannya sendiri untuk
menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu.23
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy
adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri dalam
mengerjakan sesuatu.
Self-efficacy memiliki sifat domain specific, maksudnya
seseorang memiliki tingkat self-efficacy yang berbeda untuk pekerjaan
yang berbeda. Contohnya Andi mungkin memiliki self-efficacy yang
tinggi untuk pelajaran IPS, tetapi memiliki self-efficacy yang rendah
pada pelajaran Matematika.24 Perkembangan self-efficacy pada anak
usia 4-6 tahun memiliki self-efficacy yang cukup tinggi, mereka cukup
yakin dengan kemampuan mereka dalam melakukan berbagai tugas dan
dalam kenyataannya mereka menaksir terlalu tinggi terhadap apa yang
dapat mereka lakukan. Sedangkan pada anak usia SD, self-efficacy
mereka mulai menurun, hal ini disebabkan karena anak usia SD lebih
mampu mengingat keberhasilan dan kegagalan mereka di masa
sebelumnya, mereka juga telah dapat membandingkan bagaimana
performa mereka dengan teman sebayanya. Sebagian akibat dari
perubahan ini, mereka menjadi kurang yakin terhadap apa yang dapat
mereka lakukan dan apa yang tidak.25 Sehingga anak pada usia SD
membutuhkan bantuan agar mereka berhasil dalam berbagai tugas untuk
meningkatkan self-efficacy karena tinggi rendahnya self-efficacy
seseorang tentunya sangat berpengaruh terhadap tindakan yang akan
seseorang ambil pada saat menghadapi sesuatu. Bandura juga
22 Howard S. Friedman, Miriam W. Schustack,. Kepribadian, (Jakarta: Erlangga, 2008). h.283
23 Jeanne Ellis Ormrod. Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2008.h.2024 Opcit. h.27225Opcit.h.20
19
menerangkan bahwa self-efficacy menentukan apakah seseorang akan
menunjukkan perilaku tertentu sekuat apa seseorang dapat bertahan saat
menghadapi kesulitan atau kegagalan, dan bagaimana kesuksesan atau
kegagalan dalam satu tugas tertentu mempengaruhi perilaku seseorang
di masa depan.26
2. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Efficacy
Bandura (1986) menjelaskan bahwa self-efficacy individu
didasarkan pada empat hal, yaitu27
a. Performance accomplishment (Pengalaman akan kesuksesan)
Suatu hal yang pernah kita alami sendiri akan memberikan
kesan yang berbeda dari pada kita mendengarkan apa yang orang
lain sampaikan. Pengalaman seseorang melakukan suatu hal dan hal
tersebut berhasil tentunya itu menjadi kekuatan tersendiri bagi
dirinya ketika orang tersebut diminta untuk melakukan yang sama,
pastinya orang tersebut akan sangat yakin bahwa dia bisa melakukan
hal tersebut, karena kesuksesan yang dia alami sebelumnya
meningkatkan self-efficacy pada dirinya. Beda halnya dengan pada
saat seseorang melakukan suatu hal dan orang tersebut gagal dalam
melakukan hal itu, serta mengalami kegagalan secara berulang,
maka pada saat orang tersebut diminta untuk melakukan hal sama
akan ada keraguan dalam diri orang tersebut bahwa hal tersebut akan
berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan dapat menurunkan
self-efficacy, terutama jika kegagalan ini terjadi pada seseorang yang
memiliki self-efficacy yang belum benar-benar terbentuk secara
kuat.
Penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share pada
pembelajaran tematik memeberikan kesempatan kepada siswa untuk
26 Opcit.h.28327 Albert Bandura. “self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”,
Psychological Review. Vol. 84, No.2, 1977. h.195-200(http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf )
20
berpikir sendiri, berdiskusi secara berpasangan dan berbagi hasil
diskkusinya denga teman-temannya yang lain, dengan langkah
pembelajaran tersebut, diharapkan anak mendapatkan pengalam
keberhasilan dalam kegiatan belajar, seperti memecahakan masalah,
menjawab pertanyaan guru, mengemukakan dan mempertahankan
pendapat, menyangga pendapat orang lain, dan mempresentasikan
hasil pemikirannya. Dengan mendapatkan pengalaman keberhasilan
setelah melakukan hal-hal tersebut, diharapkan siswa memiliki
keyakian yang tinggi terhadap kemampuannya, sehingga self-
efficacy siswa tersebut meningkat.
b. Vicarious experience (pengalaman individu lain)
Seseorang tidak bergantung pada pengalamannya sendiri
tentang kegagalan dan kesuksesan sebagai sumber self-efficacy nya.
Self-efficacy juga dipengaruhi oleh pengalaman orang lain.
Pengamatan seseorang terhadap pengalaman orang lain yang
berhasil dalam bidang tertentu akan meningkatkan self-efficacy
seseorang tersebut pada bidang yang sama. Orang tersebut akan
melakukan persuasi terhadap dirinya dengan mengatakan jika orang
lain dapat melakukannya dengan sukses, maka saya juga memiliki
kemampuan untuk melakukannya dengan baik.
Pada kegiatan pembelajaran tidak semua siswa terlibat aktif
adalam kegiatan pemebelajaran beberapa siswa kurang yakin
dengan kemampuannya terutama siswa yang belum pernah mencoba
atau memiliki pengalaman dalam hal tertentu seperti memecahakan
masalah, menjawab pertanyaan guru, mengemukakan dan
mempertahankan pendapat, menyangga pendapat orang lain, dan
mempresentasikan hasil pemikirannya. Penerapan strategi
pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik
memeberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri,
berdiskusi secara berpasangan dan berbagi hasil diskkusinya denga
teman-temannya yang lain, dengan langkah pembelajaran tersebut,
21
diharapkan anak yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
dan belum mau mencoba bisa melihat teman-temannya berhasil
dalam melakukan hal-hal tersebut, sehingga siswa yang belum mau
atau belum yakin untuk mencoba mendapatkan dorongan dan
memiliki pemikiran jika orang lain dapat melakukan hal tersebut
dengan sukses, maka dia juga memiliki kemampuan untuk
melakukan hal yang sama dengan baik. Dengan demikian,
diharapkan siswa tersebut memiliki kayakinan untuk mencoba
melakuakn hal yang sama dengan apa yang telah temannya lakukan
dan mendapatkan pengalaman keberhasilannya sendiri, sehingga
self-efficacynya meningkat.
c. Verbal persuasion (persuasi verbal)
Selain pengalaman kesuksesan dan pengalaman orang lain,
persuasi verbal juga dapat meningkatkan self-efficacy seseorang,
yaitu dengan memberikan nasihat, motivasi dan pujian. Pada saat
ada seseorang mengalami kegagalan, mungkin self-efficacy orang
tersebut akan menurun dan ragu untuk melakukan hal yang sama
lagi. Oleh karena itu, kita perlu memberikan motivasi agar self-
efficacy orang tersebut tidak menurun, atau memberikan pujian
ketika seseorang melakukan sesuatu dan berhasil dalam hal tersebut,
maka hal itu dapat memperkuat self-efficacy orang tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa terlibat aktif
dan mengikuti kegiatan pemebelajaran pembelajaran dengan baik.
Oleh karena itu guru bisa memberikan motivasi kepada siswa agar
siswa mau ikut berperan dalam kegiatan pembelajran dengan baik.
Ketika seorang siswa berhasil melakukan suatu kegiatan guru
memberikan pujian atas keberhasilannya, sehingga ia merasa usaha
yang dilakukanya dihargai dan dan tertarik untuk melakukannya
dengan lebih baik lagi.
22
d. Emotional arousal (keadaan fisiologis)
Penilaian seseorang akan kemampuannya dalam mengerjakan
suatu tugas sebagian dipengaruhi oleh keadaan fisiologis. Gejolak
emosi dan keadaan fisiologis yang dialami individu memberikan
suatu isyarat terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan sehingga
situasi yang menekan cenderung dihindari. Informasi dari keadaan
fisik seperti jantung berdebar, keringat dingin, dan gemetar menjadi
isyarat bagi individu bahwa situasi yang dihadapinya berada di atas
kemampuannya, baik kemampuan kognitif, afektif atau
psikomotorik.
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Ketika
seseorang diberikan tugas diatas kemampiuan atau tugas yang belum
pernah mereka lakukan sebelumnya sehingga keadaan fisiologis
orang tersebut memberikan suatu isyarat terjadinya suatu hal yang
tidak diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa
terbiasa untuk melakuan hal tertentu, seperti menjawab pertanyaan
yang diajukan guru, mengerjakan soal latihan di depan kelas,
mempresentasikan hasil diskusi, menyampaikan pendapat dan lain
sebagainya. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran Think Pair
Share, siswa akan ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Sehingga, siswa yang belum pernah melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut memiliki kesempatan untuk melakukannya dan
mendapatkan pengalaman baru, baik itu pengalaman dalam
mengendalikan emosi atau keadaan fisiologis ataupun pengalaman
dalam melakukan kegiatan tersebut.
3. Klasifikasi Self-Efficacy
Berdasarkan tingkatannya self-efficacy dapat dibedakan menjadi
2, yaitu:
23
a. Self-efficacy Tinggi
Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi biasanya
lebih memilih untuk terlibat langsung dalam mengerjakan suatu
tugas meskipun tugas tersebut sulit. Semakin sulit suatu tugas yang
dihadapinya, dia semakin tertantang untuk menyelesaikan tugas
tersebut dan menganggap masalah adalah hal yang harus dihadapi
bukan untuk dihindari. Selain itu, individu yang memiliki self-
efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari
kurangnya kerja keras, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga
mereka akan belajar dan berusaha lebih keras lagi untuk mencapai
tujuan mereka.
Individu yang memiliki self-efficacy tinggi juga mampu
menangani masalah yang mereka hadapi secara efektif, menganggap
masalah sebagai tantangan yang harus dihadapi bukan untuk
dihindari, gigih dalam usaha dan dalam menyelesaikan masalah,
percaya pada kemampuan yang dimilikinya, cepat bangkit dari
kegagalan dan suka mencari situasi yang baru.28
Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki self-
efficacy tinggi selalu tertantang dan tertarik ketika dihadapkan pada
sesuatu yang baru, ketika dihadapkan pada soal-saol latihan yang
sulit mereka akan berusaha untuk mendapatkan jawabannya. Siswa
yang memiliki self-efficacy tinggi dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik, karena ketika mengalami kegagalan
dalam melakukan suatu hal, seperti mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan mereka akan terpacu untuk lebih giat belajar.
b. Self-efficacy Rendah
Individu yang memiliki self-efficacy rendah adalah individu
yang ragu akan kemampuan dirinya sendiri, mereka biasanya akan
28 Albert Bandura, “Self-efficacy”, Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4, 1994.(https://www.uky.edu/~ueshe2/Bandura) h.2
24
menghindari tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut dianggap
sebagai ancaman bagi mereka. Individu seperti ini biasanya
memiliki aspirasi yang rendah serta komitmen yang rendah dalam
mencapai tujuan yang mereka pilih. Saat menghadapi tugas yang
sulit biasanya mereka sibuk memikirkan kekurangan-kekurangan
mereka, gangguan yang mereka hadapi dan hal yang dapat
merugikan mereka, sehingga mereka lebih memilih untuk
menghindari tugas tersebut.
Individu yang memiliki self-efficacy rendah biasanya ketika
mengalami kegagalan mereka lama dalam membenahi atau
mendapatkan kembali self-efficacynya, menghindari masalah yang
sulit, mudah menyerah, ragu terhadap kemampuan yang
dimilikinya, tidak suka dengan situasi yang baru dan memiliki
komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan yang telah mereka
tetapkan.29
Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki self-
efficacy rendah selalu menghindar ketika diberi tertantang dan
kurang tertarik ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru, karena
mereka kurang yakin dalam melakukan hal tersebut. ketika
dihadapkan pada soal-saol latihan yang sulit mereka mudah
menyerah untuk mendapatkan jawabannya. Selain itu, mereka juga
enggan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru,
mengerjakan soal latihan di depan kelas, mempresentasikan hasil
diskusi, menyampaikan pendapat dan lain sebagainya, karena
mereka tidak yakin dengan kemampuannya.
29 Ibid. h.2
25
4. Dimensi Self-Efficacy
Self-efficacy memiliki tiga dimensi untuk menentukan self-
efficacy seseorang, yaitu :30
a. Magnitude/Level (tingkat)
Self-efficacy individu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda
dalam tingkat kesulitan tugas. Individu memiliki self-efficacy yang
tinggi pada tugas yang mudah dan sederhana, atau juga pada tugas-
tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi yang tinggi.
Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung memilih
tugas yang tingkat kesukarannya sesuai dengan kemampuannya.
b. Generality (keluasan)
Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap
bidang atau tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan dirinya
memiliki self-efficacy pada aktivitas yang luas, atau terbatas pada
fungsi domain tertentu saja. Individu dengan self-efficacy yang
tinggi akan mampu menguasai beberapa bidang sekaligus untuk
menyelesaikan suatu tugas. Individu yang memiliki self-efficacy
yang rendah hanya menguasai sedikit bidang yang diperlukan dalam
menyelesaikan suatu tugas.
c. Strength (kekuatan)
Dimensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat
kekuatan atau kemantapan individu terhadap keyakinannya. Self-
efficacy menunjukkan bahwa tindaka n yang dilakukan individu
akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan
individu. Self-efficacy menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang
keras, bahkan ketika menemui hambatan sekalipun.
30 Albert Bandura. “self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”,Psychological Review. Vol. 84, No.2, 1977. h.194(http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf )
26
C. Think, Pair and Share
1. Pengertian Think Pair Share
Think Pair Share (TPS) merupakan teknik pembelajaran dalam
pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Frank
Lyman pada tahun 1981. Think Pair Share merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa.31 beberapa pendapat mengartikan Think Pair Share
sebagai berikut:
a. “TPS (Think-Pair-Share) which is a cooperative learning strategy
where students think about their responses for a problem given by
instructor then discuss their individual solutions in pairs and share
those solutions with the class”.32
b. Think Pair Share adalah strategi yang memberikan siswa lebih
banyak waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu
sama lain.33
Think Pair Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara
eksplisit untuk memberikan siswa banyak waktu untuk berpikir,
menjawab dan saling membantu satu sama lain. Berdasarkan pengertian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa Think Pair Share adalah strategi
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir mandiri, berpikir berpasangan dan membagi hasil
pemikirannya, baik kepada kelompok atau kepada seluruh kelas.
2. Think Pair Share sebagai Pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar
31 Febrian Widya Kusuma, Mimin Nur Aisyah, Implementasi Model PembelajaranKooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari TahunAjaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X, No. 2, 2012.(http://jurnal.uny.ac.id/index.php/jpaku/article/view/912)
32 Sunita M. Dol, “TPS (Think-Pair-Share) : An Active Learning Strategy to Teach Theory ofComputation Course”, International journal of Education Research and Technologi. Vol. 5 [4],2014. (http://Sougra.com/ijert/ijertdec2014/10.pdf)
33 Suprihatiningrum Jamil, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h.134
27
konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget dan Vygotsky. Dari
hasil penelitian Piaget dalam (Ratna, 1988: 181) yang pertama,
dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.34
Piaget dan Vygotsky mengemukakan adanya hakikat sosial dari sebuah
proses belajar Piaget menekankan pada kegiatan internal individu
terhadap objek yang dihadapinya dan pengalaman yang dimiliki orang
tersebut. Sedangkan Vygotsky menekankan pada interaksi sosial dan
melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosialnya.
Berdasarkan hal tersebut, para konstruktivis menekankan pentingnya
interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar,
dan siswa diberikan kesempatan secara aktif untuk mengungkapkan
sesuatu yang dipikirkannya kepada temannya.
Abdulhak (2001: 19-20) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan melalui Sharing
antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama
antara peserta didik itu sendiri.35 Tom V. Savage (1987: 25)
mengemukakan bahwa cooperative learning merupakan satu
pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.36
Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian pembelajaran kooperatif
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah bentuk pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok kecil
yang mengondisikan untuk saling berinteraksi agar dapat meningkatkan
pemahaman mengenai suatu materi yang sedang dipelajari. Selain itu
pembelajaran kooperatif juga merupakan pembelajaran yang
memposisikan siswa sebagai subjek belajar dan guru sebagai fasilitator
dan motivator. Oleh karena itu, pada pembelajaran kooperatif siswa
diberikan kesempatan untuk belajar mengomunikasikan hasil
pemikirannya, menghargai pendapat orang lain, serta memperoleh
34Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.17335 Ibid h.17436Ibid. h.175
28
pengalaman secara langsung dengan menemukan serta menerapkan ide-
ide mereka sendiri.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tujuan diantaranya:37
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki latar
belakang berbeda.
c. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, yaitu dengan berbagi
tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing
teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat dan
bekerja sama dalam kelompok.
Beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan
prestasi belajar yang rendah, Linda Lungren (1994: 120) dalam
(Ibarahim, dkk., 2000:18) yaitu: a) meningkatkan alokasi waktu pada
tugas; b) rasa harga diri menjadi lebih tinggi; c) memperbaiki sikap
terhadap IPA dan sekolah; d) memperbaiki kehadiran; e) angka putus
sekolah menjadi rendah; f) Penerimaan terhadap perbedaan individu
menjadi lebih besar; g) perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; h)
konflik antar pribadi berkurang; i) Sikap apatis berkurang; j)
pemahaman yang lebih mendalam; k) meningkatkan motivasi lebih
besar; l) hasil belajar lebih tinggi; m) retensi lebih lama; n)
meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. 38
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri atau karakteristik sebagai
berikut:39
a. Siswa belajar dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar;
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang dan rendah;
37Ibid. h.17538 Ibid. h.175-17639 Ibid. h.176
29
c. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, dan jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu
(Ibrahim, dkk. 2000: 6).
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa belajar bukan hanya
kegiatan membaca, menulis dan mendengarkan penjelasan guru, tetapi
belajar juga merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan untuk
mencoba, mengalami, serta mengomunikasikan apa yang mereka
rasakan dari materi yang dipelajari sehingga memberikan pengalaman
yang bermakna bagi siswa yang melakukannya. Pembelajaran
kooperatif memiliki berbagai macan model dan strategi pembelajaran
diantaranya adalah Numbered Head Together (NHT), Cooperative
Script (CS), Student Teams Achievement Divisions (STAD), Think Pair
Share (TPS), jigsaw, snow ball, Teams Game Tournament (TGT),40
3. Langkah Think Pair Share
Langkah-langkah Think Pair Share diantaranya yaitu:41
a. Thinking (Berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa
menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa
membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan
bagian berpikir.
b. Pairing ( Berpasangan)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama
waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu
pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu
40 Suprihatiningrum Jamil, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h.20241 Ibid.h.208-209
30
masalah khusus yang diidentifikasikan. Secara normal guru
memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
c. Sharing ( Berbagi )
Pada langkah akhir, guru meminta pasang-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini
efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan
melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan.
Dalam buku yang ditulis oleh Miftahul Huda dijelaskan langkah-
langkah Think Pair Share sebagai berikut:42
a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Guru memberikan
tugas pada setiap kelompok.
b. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas
tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.
c. Kelompok membentuk anggotanya berpasangan. Setiap pasangan
mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.
d. Setiap pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok untuk
menshare hasil diskusinya.
4. Kelebihan dan Kekurangan Think Pair Share
Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan. Begitu pula dengan strategi pembelajaran Think Pair
Share. Adapun kelebihan dan kekurangan Think Pair Share (Aris
Shoimin, 2014) adalah sebagai berikut:43
a. Kelebihan Think Pair Share.
1) Think Pair Share mudah diterapkan dalam setiap jenjang
pendidikan dan dalam setiap kesempatan.
42 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustka pelajar,2014) h.206-207
43 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) h. 211-212
31
2) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas
respon siswa.
3) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep
dalam mata pelajaran.
4) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pembelajaran
selama diskusi.
5) Siswa dapat belajar dari siswa lain.
6) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan
untuk berbagi atau menyampaikan idenya.
b. Kekurangan Think Pair Share.
1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu untuk dimonitor.
2) Lebih sedikit ide yang muncul.
3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.
D. Penerapan Think Pair Share dalam Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada
pembentukan karakter dengan menerapkan pembelajaran tematik.
Depdiknas menyatakan bahwa pembelajaran tematik pada dasarnya
merupakan bagian dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta didik. Sri Endang Utami dalam
jurnalnya yang berjudul Penerapan Srategi Pembelajaran Tematik untuk
Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar menyatakan bahwa
temanatik integrative adalah pembeljaran yang menggunakan tema
dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. 44 Sedangkan Majid menyatakan
44 Sri Endang Utami, “Penerapan Strategi Pembelajaran Tematik untuk MeningkatkanKreativitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Paradigma, vol.2, no.1, 2015,(http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/paradigma/article)
32
bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia
nyata di sekeliling siswa dan dalam kemampuan, serta perkembangan
anak. 45
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai pelajaran
ke dalam satu tema yang disesuaikan dengan perkembangan siswa. Isi
atau muatan materi pembelajaran tematik dihubungkan dengan
pengalaman siswa secara langsung sehingga pembelajaran lebih
kontekstual dengan dunia nyata siswa. Aliran konstruktivisme
memandang pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil
konstruksi siswa melalui interaksi dengan objek, fenomena,
pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan diperoleh bukan berdasar
pada pentransferan ilmu semata oleh guru melainkan usaha sadar dari
siswa dalam menginterpretasikan sendiri pengetahuan atau konsep yang
diperoleh. Oleh karena itu, konstruktivisme tidak berfokus pada hasil
akhir yang ditunjukkan, melainkan menitikberatkan pada proses yang
secara terus menerus berkelanjutan. 46
Berdasarkan pengertian pembelajaran, tematik dan pembelajaran
tematik di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan
yang terencana yang mengondisikan seseorang untuk bisa belajar
dengan baik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran, dan tematik
adalah pokok pikiran atau gagasan. Maka jika diartikan secara
keseluruhan pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan yang terencana
yang menggunakan objek nyata yang sebagai pokok bahasan untuk
45 Sa’dun Akbar,dkk, Implementasi Pembelajaran Temtik di Sekolah Dasar (Bandung:PTRemaja Rosdakarya, 2016) h.17
46 Unga Utari I Nyoman Sudana Degeng, Sa’dun Akbar, “Pembelajaran Tematik BerebasisaKearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)", JurnalTeori dan Peraktis Pembelajaran IPS,Vol. 1. No. 1,.2016.(http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips) h. 41
33
mengondisikan seseorang untuk bisa belajar dengan baik agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Prinsip Pembelajaran Tematik
Prinsip pembelajaran tematik berdasarkan materi sosialisi
kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud adalah sebagai
berikut:47
a. Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Memilih materi dari beberapa muatan yang saling terkait sehingga
dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
c. Tidak bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku.
d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan pengetahuan awal.
e. Materi yang dipadukan tidak dipaksakan, artinya materi yang tidak
mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Kurniawan (2014) menjelaskan sembilan prinsip utama
pembelajaran tematik yaitu: (a) berpusat pada anak; (b) pengalaman
langsung; (c) pemisahan mata pelajaran tidak jelas; (d) penyajian
beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran; (e) fleksibel;
(f) bermakna dan utuh; (g) mempertimbangkan waktu dan ketersediaan
sumber; (h) tema terdekat dengan anak; (i) pencapaian kompetensi dasar
bukan tema.48
47 Opcit . h.18-1948 Unga Utari, I Nyoman Sudana Degeng, Sa’dun Akbar, “Pembelajaran Tematik Berebasisa
Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)", JurnalTeori dan Peraktis Pembelajaran IPS,Vol. 1. No. 1,.2016.(http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips) h. 41-42
34
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di SD, dalam materi sosialisi
kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud, karakteristik
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:49
a. Berpusat pada siswa.
Pada pembelajaran ini memerankan siswa sebagai subjek belajar
yang utama. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
b. Memberikan pengalaman langsung.
Pada proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan hal dan masalah
yang nyata yang ada dan terjadi di sekitar siswa.
c. Pemilihan mata pelajaran tidak begitu jelas.
Pada pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-
tema yang dikaitkan dengan kehidupan siswa dan hal-hal di sekitar
siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai muatan.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran secara terpadu.
Materi yang dipadukan memiliki kesesuaian dengan tema yang ada.
e. Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes, yaitu mengaitkan mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain berdasarkan
kesesuaian isi, serta mengaitkannya dengan kehidupan dan
lingkungan tempat tinggal siswa.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan dengan metode yang
mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan proses
yang menyenangkan.
49Opcit. h.19-20
35
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1)
pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatan-
kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak
dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga prestasi belajar dapat
bertahan lebih lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan
berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis
sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa,
seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.50
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik. Pada kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik, pengetahuan yang didapat dari
pembelajaran dan pembuktian yang dapat dibuktikan dengan metode
ilmiah. Pendekatan saintifik memiliki tahapan pembelajaran mulai dari
mengamati (observing), menanyakan (questioning), melakukan
percobaan (experimenting), mengumpulkan dan menghubungkan
informasi (collecting and associating), dan mengomunikasikan
(communicating).51
4. Sintaks pembelajaran tematik dengan strategi Think Pair Sharea. Guru mengecek kehadiran siswa (absensi)
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Guru melakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelum
memulai pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa.
50 I. W. Jiwa, N. Dantes, A.A.I.N. Marhaeni, “Pengaruh Implementasi Pembelajaran TematikTerhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Siswa Kelas IV Gugus Empat diKecamatan Gianyar”, jurnal penelitian dan evaluasi pendidikan, vol.3, 2013.(http://pasca.undika.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article)
51Wachyu Sundayana, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014)h.28-29
36
d. Dengan pendekatan saintifik siswa mengamati video atau gambar
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari yang diberikan oleh
guru .
e. Siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat atau bertanya
setelah mengamati video atau gambar yang diberikan oleh guru.
(mengomunikasikan, menanya)
f. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (secara heterogen), setiap
kelompok beranggotakan 6 siswa. Tujuan kegiatan ini untuk
mengeksplorasi pengetahuan siswa tentang video atau gambar yang
yang telah mereka amati
g. Melalui model pembelajaran Think Pair Share siswa diminta untuk
menganalisis
Think: siswa menuliskan hasil pemikirannya sendiri pada lembar
kerja yang telah disediakan. (menganalisis)
Pair: siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman
dalam kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil
diskusi mereka pada lembar kerja yang telah disediakan.
(mencoba, mengomunikasikan)
Share: setiap pasangan dalam kelompok mengemukakan hasil
pemikiran dan hasil diskusi secara berpasangan. (mencoba,
mengomunikasikan)
h. Setelah diberikan waktu selama 10-15 menit setiap kelompok siswa
maju satu per satu di depan kelas untuk mengomunikasikan hasil
pembahasan yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Kelompok
yang lain mendengarkan pemaparan pembahasan yang dilakukan
oleh kelompok yang didepan kemudian memberikan tanggapan
untuk kelompok yang didepan.
i. Siswa didampingi guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar
mengajar.
j. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan
dan tulisan terhadap keberhasilan siswa
37
k. Guru dengan siswa atau siswa sendiri membuat rangkuman/
simpulan dari materi pada pertemuan hari ini
l. Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan siswa dalam
pembelajaran.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Ratri Nugrahani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan
Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa
kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Danurejan Yogyakarta”. Pada hasil
penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antar self-efficacy dengan kemandirian belajar siswa. hal ini
dibuktikan dengan harga rhitung 0,678 lebih besar daripada rtabel 0,158.
Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar seseorang,
semakin tinggi pula kemandirian belajarnya. Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara self-efficacy dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan kemandirian belajar siswa. Dibuktikan dengan
harga R= 0,651 dan p=0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal itu
menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy dan motivasi belajar
seseorang, semakin tinggi pula kemandirian belajarnya.52
2. Abdurrahman Hi. Usman (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
(Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking
Ability at Stain Ternate) pada penelitian tersebut menunjukkan adanya
peningkatan pada kemampuan berbicara (bahasa Inggris) siswa setelah
siklus kedua. Pada siklus pertama rata-rata nilai siswa adalah 74,81.
Pada siklus pertama ini peneliti berpikir bahwa penerapan strategi Tink
Pair Share tidak berhasil. Setelah peneliti memperbaiki rencana
pembelajaran pada siklus kedua, sehingga terjadi peningkatan nilai rata-
52 Ratri Nugrahani, Hubungan Self-efficacy dan Motivasi Belajar dengan KemandirianBelajar Siswa kelas V SD Negri Se-Kecamatan Danurejan Yogyakarta, Universitas NegriYogyakarta, 2013.Tidak dipublikasikan. (http://eprints.uny.ac.id/16002/1/skripsi%2520RATRI)
38
rata siswa menjadi 81,68. Hal ini menunjukkan bahwa Tink-Pair-Share
dapat meningkatkan kemampuan berbicara (bahasa Inggris) siswa.53
3. Unuy Nurhasanah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Think Pair Share”.
Pada hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada siklus I
peningkatan yang diraih siswa pada perolehan nilai pretest dan posttest
untuk kategori rendah yaitu 72.22% sedangkan untuk kategori rendah
yaitu 27.78%. Sedangkan pada siklus II peningkatan yang diraih siswa
kategori sedang yaitu 50% dan untuk kategori tinggi meningkat menjadi
50%.54
Berdasarkan penelitian terdahulu terbukti bahwa self-efficacy dan
motivasi memiliki pengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. selain itu,
penggunaan strategi Tink Pair Share juga dapat meningkatkan kemampuan
kognitif serta keterampilan siswa. Oleh sebab itu, diharapkan penggunaan
Tink Pair Share tidak hanya dapat mempengaruhi kognitif serta
keterampilan saja tetapi juga dapat berpengaruh terhadap karakter siswa
terutama untuk meningkatkan self-efficacy siswa agar siswa menjadi
individu yang yakin pada dirinya sendiri atas kemampuan yang dimilikinya,
baik itu kemampuan kognitif, afektif ataupun psikomotorik.
F. Kerangka berpikir
Suatu pendekatan, model atau strategi pembelajaran memberikan dua
pengaruh yaitu instructional effect (hasil utama pengajaran) dan nurturant
effect (hasil pengiring pengajaran). Strategi pembelajaran Think Pair Share
adalah salah satu strategi pembelajaran model kooperatif yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memiliki pendapat atau hasil pemikiran
sendiri terhadap suatu hal yang diperkuat dengan kegiatan diskusi secara
53 Abdurrahman Hi. Usman, “Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’Speaking Ebility at Stain Ternate”, Journal of Education and Practice, Vol. 6, No. 10. 2015.(http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1081679.pdf)
54Unuy Nurhasanah, Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Tink Pair Share,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan (http://repository.uinjkt.ac.id)
39
Bagan 2.1Kerangka Berpikir
berpasangan dan kemudian membagi hasil diskusi mereka dengan teman-
temannya yang lain. Dalam penerapannya strategi pembelajaran Think Pair
Share memiliki tiga langkah pokok yang harus dilaksanakan. Ketiga
langkah tersebut adalah: 1) Think, pada tahap ini siswa diberikan
kesempatan untuk berpikir tentang suatu hal secara mandiri 2) Pair, pada
tahap ini siswa secara berpasangan diberi kesempatan untuk mendiskusikan
apa yang telah mereka pikirkan sebelumnya 3) Share, pada tahap terakhir
ini, siswa secara berpasangan membagi hasil bekerja samanya kepada
teman-temannya. Berdasarkan tiga langkah tersebut siswa tidak hanya
dituntut untuk mendengarkan, mencatat, atau menghafal materi pelajaran.
Tujuan Strategi pembelajaran Think Pair Share adalah meningkatkan
penguasaan akademik, membantu siswa menumbuhkan berpikir kritis, dan
mengajarkan keterampilan sosial.
Strategi pembelajaran Think Pair Share sangat cocok jika diterapkan
pada pembelajaran tematik. Mengingat karakteristik dalam pembelajaran
tematik diantaranya yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman
langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep
dari berbagai muatan, bersifat fleksibel dan menggunakan prinsip sambil
bermain. Karakteristik dalam pembelajaran tematik tersebut cocok dengan
karakteristik Strategi pembelajaran Think Pair Share yang melibatkan siswa
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan
pengalaman langsung dari kegiatan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu,
penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share dalam proses
pembelajaran di kelas diharapkan akan sangat berpengaruh terhadap
tercapainya tujuan pembelajaran tematik, terutama dalam upaya
meningkatkan hasil belajar yang berupa pengetahuan dan self-efficacy.
Penerapan Think pairshare
Self-efficacy(Nurturant effect)
Pembelajaran Tematik
Hasil belajar(Instructional effect)
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SD Muhammadiyah 12 Pamulang.
Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak tahap persiapan sampai tahap
penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan kurang lebih
selama 6 bulan dari bulan Januari sampai bulan Juni.
Waktu penelitian dilaksanakan selama semester genap tahun ajaran
2016/2017 pada bulan Februari sampai April. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang tahun ajaran
2016/2017, sementara guru kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang
sebagai patner kolaborasi serta sekaligus sebagai triangulasi sumber data.
Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran tematik yang
telah disepakati dengan guru di kelas tersebut.
B. Metode penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan didefinisikan sebagai
penyelidikan sistematis yang dilakukan oleh para guru, administrator,
konselor atau orang lain dengan suatu kepentingan tertentu dalam proses
mengajar dan belajar atau lingkungan dengan tujuan mengumpulkan
informasi tentang bagaimana sekolah mereka beroprasi, bagaimana mereka
mengajar dan bagaimana siswa mereka belajar.1 Penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
Implementasi penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa model yang
dikemukakan oleh para ahli. Pada penelitian ini model PTK yang akan
digunakan adalah model Kemmis dan Mc.Taggart. Pertimbangan yang
mendasari penelitian metode ini, karena langkah-langkah penelitian cukup
1 Craig A. Mertler, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2014 ) h.4
41
sederhana, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti. PTK
model Kemmis dan Mc.Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat tahap
dalam tiap siklus, yaitu perencanaan tindakan dalam bentuk pembelajaran
dan sekaligus observasi, analisis dan refleksi yang dapat diulang sebagai
siklus. Refleksi dalam rangka memecahkan masalah. Adapun model dan
penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:2
Bagan 3.1
Desain PTK Kemmis & Mc Taggart (Adaptasi Depdikanas, 1999)
Berdasarkan desain PTK Kemmis & Mc Taggart di atas, maka
dibuatlah rancangan alur siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
2 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2014) h.27
Plan
Act & Observe
Reflect
Revised Plan
Act & Observe
ReflectNext
42
Bagan 3.1
Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pada pelaksanaannya penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilakukan
secara kolaboratif antara guru kelas IV dengan peneliti dalam upaya
meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy pada pembelajaran tematik
dengan menggunakan strategi pembelajran Think Pair Share. Hasil
penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap
perbaikan atau peningkatan kegiatan pembelajaran di kelas.
C. Subyek penelitian
Subyek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV
SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Dipilihnya siswa kelas IV sebagai
subyek penelitian karena siswa kelas IV merupakan kelas yang siswanya
rata-rata berusia 9-10 tahun. Dimana pada usia ini mereka sudah bisa
menulis dan membaca. Selain itu, mereka mulai bisa merekontruksi pikiran
Perencanaantindakan 1
Pengamatantindakan 1
Dilanjutkan kesiklus berikutnya
Pelaksanaantindakan 1
Refleksi 1
Permasalahan
Permasalahanbaru hasilrefleksi 1
Perencanaantindakan 2
Pelaksanaantindakan 2
Pengamatantindakan 2Refleksi 2
Permasalahanbaru hasilrefleksi 2
Siklus I
Siklus II
43
dan mulai beranjak dewasa. Sehingga diharapkan pelaksanaan
pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan apa yang telah direncanakan
oleh peneliti dan wali kelas IV.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagia
perencana dan dan pelaksana. Sebagai perencana, sebelumnya peneliti telah
melakukan kegiatan obeservasi pada pelaksanaan proses pembelajran
tematik di kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Sebagai pelaksana
dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang, peneliti bertindak sebagai guru. Selain
mengajarkan materi peneliti juga membuat dan merancang pembelajaran
serta mengevalusi jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM). Sementar itu,
peran guru kelas adalah sebagi observer yang mengamati seluruh kegiatan
aktifitas guru (peneliti) dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
E. Tahap Intervensi Tindakan
Tahap penelitaian tindakan ini diawali dengan dilakukannya
penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama yang
berupa siklus. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi
pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data
yang diperoleh masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan
kembali pada tindakan III, dan seterusnya. Prosedur utama dalam penelitian
ini dapat diuraikan sebagi berikut:
1. Perencanaan tindakan
Dalam merencanakan tindakan, peneliti dan guru kelas IV
berkomunikasi dalam merancangnya, adapun yang hendak dirancang
secara bersama adalah perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Skenario pembelajaran dalam bentuk RPP
b. Instrumen penilaian/evaluasi
c. Instrument observasi tindakan
44
d. Membuat media/alat pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan
Tindakan dilakukan minimal dalam dua siklus kegiatan. Masing-masing
siklus terdiri dari 2X pertemuan, kegaiatan pembelajaran yang
dilakukan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share yang
dilakukan pada pembelajaran tematik yang menggunakan pendekatan
saintifik yang memiliki tahapan pembelajran mulai dari mengamati,
menanya, mencoba, menalar dam mengomunikasikan. Pelaksanaan
tindakan yang akan dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut:
Table 3.1
Rancangan Pelaksaan Tindakan
Kegiatan guru Kegiatan siswaa. Guru mengawali pembelajaran
dengan berdo’a danmemeriksa daftar hadir siswa.
b. Guru melakukan apersepsic. Guru menjelaskan
pembelajaran Think PairShare
d. Guru membagi siswa kedalambeberapa kelompok.
e. Guru menjelaskan materi padapelajaran Tematik
f. Guru meminta siswa untukmembaca teks cerita ataumengamati gambar.
g. Guru meminta siswamenuliskan pendapatnyatentang cerita yang telahmereka baca atau gambar yangtelah mereka amati padalembar kerja yang telahdibagikan.
h. Guru meminta siswa untukmendiskusikan hasilpemikiranya secaraberpasangan dengan temankelompoknya.
a. Siswa berdo’a untukmengawali kegiatan belajar.
b. Siswa melakukan apersepsidengan menjawab pertanyaanguru.
c. Siswa menyimak penjelasantentang pembelajaran ThinkPair Share
d. Siswa duduk secaraberkelompok.
e. Siswa menyimak materi padapelajaran Tematik
f. Siswa membaca teks ceritaatau mengamati gambar.
g. T: siswa menuliskanpendapatnya tentang ceritayang telah mereka baca ataugambar yang telah merekaamati pada lembar kerja yangtelah dibagikan.
h. P: siswa mendiskusikan hasilpemikirannya secaraberpasangan dengan temankelompoknya.
i. S: setiap pasanganmenyampaikan hasil diskusi
45
i. Guru meminta setiap pasanganuntuk menyampaikan hasildiskusi setiap pasangankepada semua anggotakelompok.
j. Guru menjelaskan lebih dalammengenai cerita atau gambaryang mereka amati.
k. Guru mengajak siswa untukmelakukan percobaan.
l. Guru meminta siswa untukmembuat kesimpulan darihasil percobaan.
m.Guru memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya.
setiap pasangan kepada semuaanggota kelompok.
j. Siswa menyimak penjelasanguru.
k. Siswa melakukan percobaan.l. siswa membuat kesimpulan
dari hasil percobaan.m. Siswa mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang telahdipelajari.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran
berjalan, utamanya saat pembelajaran dengan strategi Think Pair Share
terlaksana. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam observasi ini
meliputi: a) jumlah siswa yang menjawab pertanyaan atau maju
melakukan presentasi, b) siswa yang melakukan kegiatan lain selama
proses pembelajaran berlangsung, c) siswa yang telah menguasai materi
pelajaran, dan d) siswa yang masih membutuhkan bimbingan dalam
pelajaran.
4. Refleksi
Guru menganalisis proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan sehingga dapat diketahui sejumlah sejauh mana tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Think Pair Share, dalam hal ini meningkatkan hasil
belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12
Pamulang. Refleksi yang dilakukan pada siklus I menjadi acuan untuk
melaksanakan tindakan dalam siklus II. Hanya saja, Pada Siklus II
tindakan yang dilakukan merupakan revisi atau perbaikan pelaksanaan
pembelajaran sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran dan lebih
yakin akan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal
46
ini strategi pembelajaran Think Pair Share diharapkan berhasil
meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penerapan strategi pembelajaran Think Pair Share dianggap telah
berhasil apabila dapat meningkatkan beberapa kriteria berikut, yaitu:
peningkatan pada hasil belajar siswa, peningkatan pada self-efficacy siswa,
aktifitas belajar siswa, dan keterlaksanaan proses pembelajaran dengan
diterapkannya strategi pembelajaran Think Pair Share. Adapun indikator
keberhasilan yang diterapkan pada kriteria-kriteria tersebut adalah :
1. Untuk hasil belajar dianggap telah berhasil apabila apabila perolehan
rata-rata persentase hasil belajar siswa dalam pelajaran tematik
mencapai >75% . selain itu, hasil belajar pada penelitian ini juga
dianggap telah berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) mencapai >75% . Nilai KKM
pelajaran tematik yang ditetapkan di sekolah untuk Bahasa Indonesia
dan IPS sebesar 72. Sedangkan untuk Matematika, PKN dan IPA
sebesar 70. Dengan indikator hasil belajar sebagai berikut:
Siklus 1 Pertemuan 1
Bahasa Indonesia
a. Menjelaskan tokoh dan penokohan dari sebuah teks cerita fiksi.
b. Menyebutkan tokoh utama dan tokoh pembentu dari teks cerita fiksi.
c. Menuliskan pesanmoral dari teks cerita fiksi.
IPA
a. Menjelaskan pengertian gaya dan gerak.
b. Menyebutkan hubungan gaya dan gerak pada kehidupan sehari-hari.
c. Menunjukan contoh hubngan gaya dan gerak dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Membandingkan perubahan karet dan plastisin ketika diberikan
gaya.
47
Siklus 1 Pertemuan 2
Bahasa Indonesia
a. Menjelaskan tokoh dan penokohan dari sebuah teks cerita fiksi.
b. Menyebutkan tokoh utama dan tokoh pembentu dari teks cerita fiksi.
c. Menuliskan pesanmoral dari teks cerita fiksi.
IPA
e. Menjelaskan pengertian gaya dan gerak.
f. Menyebutkan hubungan gaya dan gerak pada kehidupan sehari-hari.
g. Menunjukan contoh hubngan gaya dan gerak dalam kehidupan
sehari-hari.
Siklus 2 Pertemuan 1
IPA
a. Menjelaskan pengertian umber energi alternatif.
b. Menyebutkan karakteristik sumber senergi alternatif.
c. Menyebutkan contoh sumber energi alternatif.
IPS
a. Menjelaskan pengertian sumber daya alam .
b. Mengidentifikasi sumber daya alam berdasarkan sifat dan
tempatnya.
c. Menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dan tidak dapat diperbaharui.
d. Menyebutkan contoh sumber daya alam di darat dan di perairan.
Siklus 2 Pertemuan 2
Bahasa Indonesia
a. Menjelaskan pengertian wawancara dan narasumber.
b. Membuat pertanyaan untuk wawancara.
c. Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah dalam kegiatan
wawancara
48
PKn
a. Menjelaskan pengertian hak.
b. Menjelaskan pengertian kewajiban.
c. Mengidentifikasi contoh hak dan kewajiban terhadap lingkungan
sekitar.
d. Meunjukan akibat dari tidak melaksanakan kewajiban terhadap
lingkungan.
2. Untuk self-efficacy siswa dianggap telah berhasil apabila hasil
perhitungan skor angket penilaian diri sendiri dan penilaian teman
sebaya telah mencapai >75% dari skor total yang telah ditetapkan, dan
jumlah siswa yang memiliki kategori self-efficacy tinggi mencapai
>75%.
3. Untuk aktifitas belajar siswa dianggap telah berhasil apabila hasil
perhitungan skor observasi aktifitas belajar siswa telah mencapai >75%
dari skor total yang telah ditetapkan.
4. Untuk keterlaksanaan proses pembelajaran dengan diterapkannya
strategi pembelajaran Think Pair Share dianggap telah berhasil apabila
hasil perhitungan skor observasi aktifitas mengajar guru telah mencapai
>75% dari skor total yang telah ditetapkan.
G. Data dan Sumber Data
Sumber data diperoleh dari SD Muhammadiyah 12 Pamulang kelas
IV dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas selama proses
pembelajaran berlangsung dan peningkatan self-efficacy siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Think Pair Share. Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini
bersumber pada dua jenis data, yaitu data kualitatif pada penelitian ini,
berupa seluruh aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang akan diukur dengan lembar observasi dan self-efficacy
siswa yang diukur dengan lembar penilaian diri sendiri dan penilaian teman
49
sebaya. Selain itu, pengumpulan dan analisis data akan diperkuat dengan
data lain yang berbentuk dokumentasi dan data kuantitatif pada penelitian
ini berupa hasil belajar pada setiap siklus.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama yang
bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Dalam penelitian ini
peneliti juga akan dibantu oleh guru kelas IV sebagai kolaborator dan
observer yang bekerja sama dengan peneliti dalam hal penyusunan
rancangan pembelajaran, melakukan refleksi, menentukan tindakan pada
siklus selanjutnya dan mengamati proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi Think Pair Share dengan RPP yang telah diperbaiki.
Selain itu, untuk mendapatkan data Instrumen pengumpulan data yanga
akan digunakan adalah:
1. Lembar kerja siswa dan lembar Tes
Instrument berupa lembar kerja siswa (LKS) dan lembar tes berisi
kegiatan yang dilakukan dalam pemebelajaran dan soal-soal latihan
siswa dalam bentuk uraian. Pada saat penelitian LKS digunakan untuk
membantu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengukur pengetahuan
siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan strategi pembelajaran
Think Pair Share. LKS ini akan dikerjakan secara individu dan
kelompok pada setiap pertemuan. Lembar tes akan dilampirkan pada
LKS yang akan diisi oleh siswa di akhir pembelajaran pada setiap
pertemuan secara individu.
Menurut Purwanto tes adalah alat ukur pengumpulan data yang
mendorong peserta memberikan keterampilan, inteligensi, kemampuan
atau bakat secara maksimal.3 Soal tes pada penelitian ini digunakan
untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari materi pada
subtema tertentu. Dalam menggunakan metode tes, peneliti
3 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) h. 45
50
menggunakan instrument berupa soal-soal tes. Soal tes terdiri dari
banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis
indikator dari setiap mata pelajaran.
2. Lembar Observasi
Pada penelitian ini lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk
dapat mengetahui dan dan mengamati proses pembelajaran dan aktifitas
guru dan kooperatifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi disusun sesuai dengan langkah-langkah dalam
strategi pembelajaran Think Pair Share. Lembar observasi ini terdiri
dari butir-butir pernyataan yang akan dinilai berdasarkan skala
penilaian yang berfungsi untuk menentukan kedudukan objek penelitian
pada tingkat tertentu pada skala yang didasarkan pada karakteristik yang
sudah ditentukan. Angka angka yang menggambarkan karakteristik
tersebut adalah 5: Sangat Baik(SB), 4: Baik (B), 3: Cukup Baik (CB),
2 : Kurang Baik (KB), dan 1: Tidak Baik (TB). Pada kolom skor akan
dicantumkan inisial dari setiap karakteristik sehingga pencatatan
dilakukan dengan memberi tanda chek-list pada inisial kriteria yang
disesuaikan antara butir pernyataan dengan kejadian yang muncul.
3. Lembar Penilaian Diri Sendiri dan Teman Sebaya
Lembar penilaian diri sendiri dan teman sebaya digunakan untuk
melihat. Untuk mengukur self-efficacy yang akan digunakan peneliti
adalah Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C) yang di
kembangkan oleh Peter Muris, kuesioner ini memiliki validitas dan
reliabilitas sebesar 0,88. SEQ-C digunakan Peter Muris pada
penelitiannya yang berjudul A brief Questionnaire for measuring self-
efficacy in youths, yang telah diterjemahkan dilembaga pusat bahasa
UIN Syarif Hidayatullah dan telah dilakukan perubahan pada redaksi
kata. Pada jurnal yang berjudul Journal of Psychopatology an behavioal
51
Assesment, Peter Muris menyatakan dalam A brief Questionnaire for
measuring self-efficacy in youths sebagai berikut:4
Penilaian self-efficacy pada anak-anak dan remaja umumnya
terbatas pada skala dewasa yang memiliki telah diadaptasi untuk
digunakan dengan anak-anak (misalnya, Comunian,1989) dan langkah-
langkah yang memanfaatkan self-efficacy berfungsi di area tertentu
seperti matematika (Junge & Dretzke,1995), merokok (Lawrance &
Rubinson, 1986), diabetes (Havermans & Eiser, 1991), dan hubungan
pertemanan (Connoly, 1989). Bandura et al. (1999) mengembangkan
sebuah langkah untuk menilai tingkat self-efficacy umum pada anak.
Skala dibagi pada tiga bidang utama self-efficacy: self-efficacy
sosial yang berhubungan dengan kemampuan anak-anak untuk
menghadapi tantangan sosial; self-efficacy akademik yang mengacu
pada kemampuan yang dirasakan anak-anak untuk menguasai secara
urusan akademis; dan self-efficacy emosional karena stres termasuk ke
dalam studi gangguan afektif.
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengambil data-data yang
akan mendukung kegiatan. Dokumentasi yang akan dikumpulkan
meliputi perangkat pembelajaran seperti RPP dan LKS, Nilai tes siswa,
data hasil penilaian self-efficacy siswa, data hasil observasi dan daftar
nama siswa. Dokumentasi ini dibuat untuk melengkapi kejadian-
kejadian penting yang terjadi dalam proses pembelajaran.
I. Teknik pengumpulan data
Cara-cara atau teknik peneliti dalam mengumpulkan data adalah
dengan cara:
1. Observasi atau pengamatan, Nasution (1986) menyatakan bahwa
observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan, dengan
4 Muris Peter, “A brief Questionnaire for measuring self-efficacy in youths”, Journal ofPsychopatology an behavioal Assesment, Vol.23, No.3, 2001. http://link.springer.com/article
52
melakukan observasi dapat diketahu fakta-fakta mengenai dunia nyata.5
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan terhadap tingkah
laku siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
strategi pembelajaran Think Pair Share. Apa yang terjadi di lapangan
dari awal sampai akhir ditulis oleh peneliti sebagai bekal dalam
pengumpulan data.
2. Wawancara, dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara
secara terstruktur dan tidak terstruktur kepada siswa guru kelas IV SD
Muhammadiyah 12, untuk melihat ada tidaknya peningkatan pada self-
efficacy siswa.
3. Tes, pada penelitian ini peneliti menggunakan tes dengan soal yang
memiliki tingkat kesukaran yang berbeda untuk melihat sejauh mana
pemahaman siswa terhadap suatu materi serta jauh mana usaha siswa
dalam menyelesaikannya. Dalam hal ini, peneliti melakukan evaluasi
atau tes hanya untuk subtema yang telah dipelajari. Tes dilaksanakan
setelah pokok bahasan selesai dipelajari, dan bentuk tes adalah berupa
pilihan ganda dan uraian.
4. Studi dokumenter, Studi dokumenter lebih menekankan pada
dokumentasi, yakni barang-barang tertulis. Di dalam penelitian ini,
peneliti melaksanakan dokumentasi, yakni dengan cara menyelidiki
benda-benda tertulis yang ada di kelas dan mendokumentasikan
kegiatan belajar siswa selama penelitian.
J. Triangulasi
Pada penelitian ini untuk memeriksa keabsahan data penelitian,
peneliti akan menggunakan teknik triangulasi. Dalam buku Sugiono yang
berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Triangulasi
adalah teknik pengujian kreabilitas data sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan cara dan waktu yang berbeda. Ada 3 macam
5 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualtatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015)h.226
53
triangulasi yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu triangulasi
sumber, triangulasi teknik dan waktu.6 Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan triangulasi pemeriksaan data dengan sumber lainnya. Untuk
mendapatkan data yang objektif, shahih, dan validitasnya dapat
dipertanggung jawabkan, maka peneliti akan menggunakan teknik
kepercayaan studi, yaitu:
1. Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara
berbeda, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dengan
melakukan observasi siswa dan memeriksa catatan siswa.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda dengan untuk mengetahui hal
yang sama, untuk memperoleh data tentang self-efficacy siswa yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan belajar siswa dengan
menggunakan Think Pair Share dan melihat hasil observasi kolaborator
(guru kelas IV ).
3. Memeriksa kembali data yang telah terkumpul baik tentang
kejanggalan, keaslian ataupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Teknik analisis data
Penelitian ini menggunakan metode model Interaktif, langkah-
langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiono, 2015: 246-
253), adalah sebagai berikut:7
1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian
dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi dengan
menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk
menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data
berikutnya.
6 Ibid, h.173-174.
7Ibid. h.246-253
54
pengumpulan
data
penyajian
data
Kesimpulan-kesimpulan
Penarikan/Verifikasi
Reduksi data
2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,
transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan
pada waktu pengumpulan data.
3. Penyajian data, yaitu dalam penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan
sejenisnya.
4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus
mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di
lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-akibat.
Bagan 3.2
Komponen Penelitian Model Interaktif
L. Pengembangan perencanaan tindakan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan pada setiap siklusnya. Adapun
siklus penelitian yang akan dirancang dan direncanakan dalam 2 siklus.
Apabila pada siklus pertama ada kekurangan atau tidak berhasil, maka
55
pelaksanaan siklus dua ditujukan untuk perbaikan proses dan hasil
pembelajaran. Namun, apabila pada siklus pertama proses pembelajaran
dan penelitian yang dilakukan sudah berhasil, maka pelaksanaan siklus
kedua ditujukan untuk peningkatan proses dan hasil pembelajaran.
Pelaksanaan siklus III akan dilaksanakan apabila ternyata dari dua siklus
yang telah dilakukan sebelumnya belum memenuhi kriteria ketuntasan
belajar secara umum, yaitu >75% siswa harus mendapat nilai di atas atau
sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan perolehan perolehan
persentase Self-efficacy siswa dengan kategori tinggi mencapai >80%.
56
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian
1. Profil sekolah singkat
SD Muhammadiyah 12 Pamulang merupakan salah satu sekolah
dasar yang terletak di Jl. Surya Kencana no. 29 Pamulang Barat,
Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Saat ini, kepala SD
Muhammadiyah 12 Pamulang dijabat oleh Bapak Iswandi.
SD Muhammadiyah 12 Pamulang memiliki 30 ruang kelas dan
dilengkapi dengan ruang lab komputer, ruang lab bahasa,ruang
perpustakaan sekolah, masjid, lapangan, serta sanitari yang baik.
Adapun jumlah siswa di sekolah ini yaitu sebanyak 972 siswa dengan
jumlah siswa laki-laki sebanyak 547 siswa dan siswa perempuan
sebanyak 425 siswa. Berikut data siswa berdasarkan tahun pelajaran
2016/2017.
Tabel 4.1Data Siswa Tahun Ajaran 2016/2017
Kelas Laki-laki Perempuan JumlahSiswa
JumlahRombel
I 98 63 161 5II 97 64 161 5III 98 68 166 5IV 76 85 161 5V 97 79 176 6VI 81 66 147 5
Jumlah 547 425 972 31
SD Muhammadiyah 12 Pamulang melaksanakan program
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas 2, 3 dan 6 dan
kurikulum 2013 pada kelas 1, 4, dan 5. Waktu penyelenggaraan
pembelajaran di pagi hari, yakni dimulai pukul 07.00–14.00 pada hari
Senin s.d. Jum’at. Pengajar SD Muhammadiyah 12 Pamulang adalah
para pendidik professional berdedikasi, masing-masing dengan
pengalaman masa kerja (mengajar) yang cukup lama. Guru termasuk
57
kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah ini
berjumlah 63 orang, yang terdiri dari 50 orang guru swasta dan 13 orang
guru PNS.
2. Kegiatan pra penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan pra penelitian di kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang. Hal pertama yang dilakukan yakni
peneliti mengajukan permohonan izin untuk melakukan observasi dan
menggali informasi secara mendalam dengan guru kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang Hal ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran Tematik di kelas
IV serta masalah-masalah yang dihadapi. Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) pada pembelajaran Tematik untuk Matematika 70, Bahasa
Indonesia 72, IPS 72, PKn 70 dan IPA 70. Adapun jadwal pelajaran
Tematik yang berlangsung pada kelas tersebut yakni sebagai berikut.
Tabel 4.2
Jadwal Pelajaran Tematik Kelas IV
Hari Waktu Jam ke-
Senin 08.00 – 09.30
10.00 – 11.10
3 dan 4
7 dan 8
Rabu 10.00 – 12.25 5 dan 8
Kamis 10.00 – 12.25 5 dan 8
Jumat 07.00 – 0830 1 dan 2
Dalam perbincangan yang telah dilakukan dengan guru kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang, terungkap bahwa:
a. Untuk kelas IV di SD Muhammadiyah 12 Pamulang terdapat 5 kelas
dengan jumlah siswa pada kelas progresif 28 dan kelas regular 35
siswa.
58
b. Beberapa permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran tematik
yakni kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan masih kurang,
rasa ingin tahu siswa, penggunaan metode pembelajaran yang belum
sesuai dengan kebutuhan, dan kurangnya keyakinan siswa terhadap
kemampuan mereka.
c. KKM pada pembelajaran tematik untuk Bahasa Indonesia dan IPS
adalah 72. Sedangkan untuk Matematika, PKn dan IPA adalah 70.
Pada kegiatan pra penelitian mengambil data untuk nilai pengetahuan
siswa dari hasil ulangan siswa pada tema 5. Dari data hasil ulangan
diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Ulangan Harian
Tema 5
Bahasa
Indonesia
PKn IPS IPA Matematika
<KKM >KKM <KKM >KKM <KKM >KKM <KKM >KKM <KKM >KKM
5 30 17 18 11 24 15 20 14 21
14% 85% 51% 49% 31% 69% 43% 57% 40% 60%
Hasil perhitungan nilai ulangan harian diperoleh nilai tara-rata kelas
untuk Bahasa Indonesia adalah 90,42 dengan nilai KKM 72, 30 orang
siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 5 orang siswa
mendapat nilai di bawah nilai KKM. Jika dipersen tasekan maka 86%
siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 14% siswa mendapat
nilai dibawah nilai KKM. Pada pelajaran PKn diperoleh nilai rata-rata
kelas sebesar 68 dengan nilai KKM 70, 18 orang siswa telah mendapat
nilai diatas nilai KKM dan 17 orang siswa mendapat nilai di bawah nilai
KKM. Jika dipersentasekan maka 49% siswa telah mendapat nilai diatas
nilai KKM dan 51% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Nilai
rata-rata kelas pada pelajaran IPS didapatkan adalah 74 dengan nilai
KKM 72. Pada pelajaran IPS 24 orang siswa telah mendapat nilai diatas
59
nilai KKM dan 11 orang siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Jika
dipersentasekan maka 69% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM
dan 31% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata kelas
pada pelajaran IPA adalah 75 dengan nilai KKM 70, Pada pelajaran
IPA 20 orang siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 15 orang
siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Jika dipersentasekan maka
57% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan 43% siswa
mendapat nilai dibawah nilai KKM. Nilai rata-rata kelas pada pelajaran
Matematika adalah 68 dengan nilai KKM 70. Pada pelajaran
Matematika 21 orang siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM dan
14 orang siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Jika
dipersentasekan maka 60% siswa telah mendapat nilai diatas nilai KKM
dan 40% siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM. Dari data tersebut,
maka rata-rata presentase siswa yang telah mendapat nilai diatas KKM
sebesar 63% dan rata-rata persentase siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM sebesar 37%. Sedangkan untuk nilai self-efficacy
diambil dengan melakukan pretest self-efficacy dengan instrumen
berupa lembar angket. Dari data hasil pretest self-efficacy diperoleh
sebagai berikut.
Tabel 4.4
pretest self-efficacy
KategoriJumlah
siswapersentase
Self-efficacy rendah : 0-40 - -
Self-efficacy sedang : 41-80 7 20%
Self-efficacy tinggi : 81-120 28 80%
Berdasarkan hasil pretest self-efficacy menunjukkan bahwa 80% siswa
telah memiliki Self-efficacy tinggi dan 20% siswa memiliki Self-efficacy
sedang.
60
B. Deskripsi dan Analisis Data
Penelitian tindakan kelas telah dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang dalam dua siklus. Tiap siklusnya terdiri atas
dua pertemuan. Hal-hal yang dibahas dalam hasil penelitian yaitu hasil
belajar siswa, hasil pengamatan aktifitas belajar siswa, dan kegiatan guru.
1. Analisis Data penelitian Siklus I
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data pelaksanaan
tindakan kelas pada siklus I. Siklus satu ini terdiri dari 2 kali pertemuan.
Deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I, mencakup hasil belajar
siswa, aktifitas guru, aktifitas siswa dan self-efficacy siswa.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dimulai dengan mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan
didapat bahwa pada sekolah yang akan diteliti memiliki
permasalahan pada self-efficacy siswa yang masih rendah. Siswa
kurang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya baik itu kognitf,
afektif ataupun psikomotorik. Dari permasalahan tersebut peneliti
merancang desain pembelajaran yang dapat meningkatkan self-
efficacy siswa.
Desain pembelajaran yang dirancang meliputi rencana
pembelajaran yang menerapkan penggunaan model pembelajaran
kooperatif strategi Think pair share, lembar observasi, catatan
lapangan, dan instrument tes soal uraian. Pembelajaran siklus I
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang berlangsung 4x35 menit.
Rangkaian kegiatannya tersusun dalam dalam perangkat
pembelajaran yaitu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang pada pelaksanaannya seluruhnya dilakukan di dalam kelas.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru berusaha menerapkan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
61
strategi Think Pair Share yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan ini
dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
Pertemuan I (Selasa, 04 April 2017)
Kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan I adalah
membagi siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-
6 orang siswa. Setelah siswa duduk secara berkelompok, siswa
menyimak pertanyaan mengenai materi yang telah mereka pelajari
sebelumnya dan tema dan subtema yang akan dipelajari hari ini.
pembelajaran diawali dengan pertanyaan “Dari manakah daerah asal
tempat tinggal kalian?” untuk mengondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan keunikan yang dapat
ditemukan di Sumatera Barat diantaranya Jam Gadang, Jembatan
Akar dan cerita rakyat Malin Kundang. Siswa membaca teks cerita
Malin Kundang yang terdapat pada buku Tematik siswa. Setelah
selesai membaca cerita Malin Kundang, siswa mengisi LKS yang
telah dibagikan untuk menentukan tokoh, sifat tokoh dan pesan
moral dari cerita rakyat Malin Kundang dan mendiskusikan hasil
pemikirannya dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan
menuliskan hasil diskusi mereka. Setelah berdiskusi setiap pasangan
membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok
mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan
berbagi. Setiap kelompok menentukan satu orang perwakilan dari
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang
telah mereka lakukan. Guru mengawasi jalanya kegiatan.
Guru menjelaskan tentang kegiatan di pelabuhan untuk
mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi gaya, yaitu
pengaruh gaya terhadap gerak. Setelah guru menjelaskan materi
tentang gaya, siswa diajak untuk melakukan percobaan tentang
62
pengaruh gaya terhadap gerak dengan bermain bowling botol untuk
melihat perbedaan ketika bola dilempar dengan dorongan yang kuat
dan dengan dorongan yang lemah dan menuliskan hasil percobannya
pada LKS. Setiap kelompok mengirimkan satu orang perwakilan
dari kelompoknya yang sebelumnya belum melakukan presentasi
untuk menyampaikan hasil percobaan mereka. Siswa menyimak
kesimpulan hasil presentasi dari percobaan yang disampaikan guru.
Siswa mengerjakan soal latihan yang telah disediakan Siswa
mengumpulkan LKS yang telah diisi. Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase
hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan
tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan
persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan siswa adalah
sebagai berikut:
Aktifitas guru pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %∑ skor maksimum ideal
= 42 x 100%
50
= 84%
Kooperatifitas siswa pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 35 x 100%
50
= 70%
63
Pertemuan II (Kamis, 06 April 2017)
Kegiatan awal yang dilakukan adalah membagi siswa ke dalam
6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa. Setelah
siswa duduk secara berkelompok, siswa menyimak pertanyaan
mengenai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya dan tema
dan subtema yang akan dipelajari hari ini. Pembelajaran diawali
dengan pertanyaan “Apa yang telah dipelajari sebelumnya?” untuk
mengondisikan siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan keunikan yang dapat
ditemukan di Kalimantan Barat salah satunya yaitu cerita rakyat
Batu Menangis. Siswa membaca teks cerita Batu Menangis yang
terdapat pada buku Tematik siswa. Setelah selesai membaca cerita
Batu Menangis, siswa mengisi LKS yang telah dibagikan untuk
menentukan menentukan tokoh, sifat tokoh, pesan moral, tokoh
antagonis dan protagonis dari cerita rakyat Batu Menangis.
Kemudian, siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman
kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi
mereka. Setelah berdiskusi setiap pasangan membagi hasil
diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan
menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Setiap
kelompok menunjuk satu orang perwakilan dari kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah mereka
lakukan. Guru mengawasi jalanya kegiatan.
Setelah melakukan presentasi tokoh, sifat tokoh, pesan moral
dan tokoh antagonis dan protagonis dari cerita rakyat Batu
Menangis. Guru mengajukan pertanyaan “Apakah masih ingat apa
yang dimaksud dengan gaya?” siswa diminta untuk membaca teks
tentang pengaruh gaya terhadap benda. Kemudian siswa ajak untuk
melakukan percobaan tentang pengaruh gaya terhadap benda
dengan media lilin mainan (plastisin) dan karet gelang untuk melihat
perbedaan lilin mainan dan karet ketika diberikan gaya dan
64
menuliskan hasil percobaannya pada LKS. Setiap kelompok
mengirimkan satu orang perwakilan dari kelompoknya yang
sebelumnya belum melakukan presentasi untuk menyampaikan hasil
percobaan mereka. Guru menyimpulkan hasil presentasi dari
percobaan yang telah dilakukan siswa. Siswa mengerjakan soal
latihan yang telah disediakan. Siswa mengumpulkan LKS yang telah
diisi. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase
hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan
tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan
persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan kooperatifitas
siswa adalah sebagai berikut:
Aktifitas guru pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 44 x 100%
50
= 88%
Kooperatifitas siswa pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 39 x 100%
50
= 78%
Dari persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan
rata-rata persentase aktifitas guru siklus I sebesar 86%. Persentase
telah diinterpretasikan dan berada pada kategori baik. Adapun
65
penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai
berikut.
Tabel 4.5
Kategori Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
Persentase Kategori90% < A < 100% Sangat Baik75% < B < 90% Baik55% < C < 75% Cukup Baik40% < D < 55% Kurang Baik0% < E < 40% Sangat Kurang Baik
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar
selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti
berlangsung sesuai dengan tahapan dan tujuan pembelajaran. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Tematik
dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan baik. Dari persentase kooperatifitas siswa
pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase koopertifitas
siswa siklus I sebesar 74%. Persentase telah diinterpretasikan dan
berada pada kategori cukup baik. Adapun penentuan interpretasi
hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai berikut.
Tabel 4.6
Kategori Hasil Observasi Kooperatifitas Siswa Siklus I
Persentase Kategori90% < A < 100% Sangat Baik75% < B < 90% Baik55% < C < 75% Cukup Baik40% < D < 55% Kurang Baik0% < E < 40% Sangat Kurang Baik
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa
selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi
pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan cukup
baik.
66
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa.
Observasi kegiatan siswa dilakukan oleh guru dengan mengisi
lembar kooperatifitas siswa selama proses pembelajaran yang
dituangkan dalam instrument observasi siswa.
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
atau keberhasilan kegiatan belajar mengajar selama proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai
dengan tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Think Pair Share. Dalam penelitian ini, guru kelas IV
berperan sebagai observer.
Kegiatan awal yaitu guru membagi siswa kedalam 6
kelompok. Ketika pembagian kelompok, siswa rebut karena
perpindahan tempat duduk dan menolak untuk satu kelompok
dengan orang-orang tertentu sehingga memakan waktu cukup lama.
Kegiatan apersepsi sudah terlaksana sesuai dengan materi dan
mendapat respon yang baik dari siswa. Namun, pada kegiatan
membaca terlihat masih ada siswa mengobrol dan menggambar.
Kegiatan berpikir secara individu telah terlaksana dengan
baik. Namun, pada kegiatan berpasangan dan berbagi belum
berjalan dengan baik karena masih terlihat siswa yang tidak
melakukan diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan
kegiatannya sendiri. Pengerjaan lembar Think Pair Share kurang
berjalan dengan baik karena siswa masih kurang memahami
kegiatan Think Pair Share. Ketika diminta untuk presentasi siswa
terlihat sangat antusias untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Namun, ketika mereka sudah di depan kelas untuk beberapa siswa
meminta temannya untuk menggantikannya melakukan presentasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu ditingkatkannya self-
efficacy siswa.
67
Dari hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa didapatkan
persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan rata-rata
persentase aktifitas guru siklus I sebesar 86%. Hasil tersebut
membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar selama proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai
dengan tahapan dan tujuan pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan menggunakan
strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan
baik. Sedangkan rata-rata persentase kooperatifitas siswa pertemuan
1 dan 2 pada siklus I sebesar 74%. Hasil tersebut membuktikan
bahwa kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran tematik
dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan cukup baik.
d. Hasil belajar siswa
Pengambilan hasil belajar siswa diperoleh dari tes siklus I
setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan strategi Think Pair Share. Berdasar latihan pada
pertemuan 1 dan 2 diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siklus I
Tema 8 Subtema 2
KeteranganMata pelajaranBahasa Indonesia IPA< KKM >KKM < KKM < KKM
Pertemuan 1Jumlah siswa 11 20 3 27Persentase 36% 64% 6,5% 93,5%Nilai rata-rata 77,47 90,80Persentase ketuntasan 64% 93,5%Klasikal Belum tuntasPertemuan 2Jumlah siswa 3 29 16 16Persentase 10% 90% 50% 50%Nilai rata-rata 90.31 69.53Persentase ketuntasan 90% 50%Klasikal Belum tuntas
68
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata untuk Bahasa
Indonesia adalah 77,74 dan untuk IPA adalah 90,80. Sedangkan
pada pertemuan 2 nilai rata-rata Bahasa Indonesia adalah 90,31 dan
untuk IPA adalah 69,63. Sesuai indikator keberhasilan bahwa siswa
dinyatakan tuntas belajar, jika siswa memperoleh nilai > nilai KKM.
Jika kurang dari nilai KKM maka siswa tersebut dikatakan belum
tuntas.
Hasil belajar pada tabel di atas dapat dikatakan belum berhasil.
Karena belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu
ketuntasan belajar siswa secara klasikan minimal 75%. Pada
pertemuan 2 ada 16 siswa yang belum mencapai ketuntasan pada
pelajaran IPA. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
e. Refleksi
Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi
Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran tematik siklus 1 belum
menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan bagi peneliti.
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat diketahui
perolehan sebagai berikut:
1) Hasil belajar
Perolehan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa nilai
rata-rata pada pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 77,74
dan untuk IPA adalah 90,80. dan ketuntasan belajar klasikalnya
pertemuan 1 untuk Bahasa Indonesia 64% dan IPA 93,5%.
Sedangkan pada nilai rata-rata pada pertemuan I untuk Bahasa
Indonesia adalah 90,31 dan untuk IPA adalah 69,53 dengan
ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 2 untuk Bahasa
Indonesia 90% dan IPA 50%. Nilai ketuntasan minimal (KKM)
untuk IPA adalah 70 dan untuk Bahasa Indonesia adalah 72.
69
Perolehan hasil belajar belum memenuhi kriteria ketentuan
klasikal yakni 75%.
Pada pertemuan 2 ada 16 siswa yang belum memenuhi
nilai KKM pada pelajaran 2. Hambatan-hambatan yang terjadi
pada siklus 1 yaitu kurangnya ketelitian siswa dalam
mengejakan tes, kurang mampunya peneliti dalam menguasai
kelas dan kurang terkontrolnya kegiatan diskusi siswa.
2) Self-efficacy
Berdasarkan kegiatan pengamatan pada proses
pembelajaran tematik dengan strategi pembelajaran Think Pair
Share terlihat beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan
seperti pada aspek self-efficacy sosial yaitu masih adanya siswa
yang pilih-pilih teman. Hal ini terlihat dari adanya siswa
menolak kelompok dengan orang-orang tertentu dan tidak mau
melakukan diskusi dengan orang tertentu. Pada aspek self-
efficacy akademik yaitu pada kegiatan membaca terlihat masih
ada siswa mengobrol dan menggambar, pada kegiatan
berpasangan dan berbagi belum berjalan dengan baik karena
masih terlihat siswa yang tidak melakukan diskusi dengan
pasangannya dan asyik dengan kegiatannya sendiri. Sedangkan
Pada aspek self-efficacy emosional adanya siswa yang masih
belum yakin dengan kemampuannya dan belum bisa
mengendalikan rasa gugup. Hal ini terlihat ketika siswa diminta
untuk presentasi siswa terlihat sangat antusias untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Namun, ketika mereka
sudah di depan kelas untuk presentasi beberapa siswa meminta
temannya untuk menggantikannya melakukan presentasi.
3) Aktifitas guru
Dari hasil observasi aktifitas guru pada kegiatan proses
pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif dengan
70
strategi Think Pair Share, menunjukkan bahwa aktifitas guru
ada pada kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase
aktifitas guru pada pertemuan 1 sebesar 84% dan pada
pertemuan 2 sebesar 88%. Dari kedua pertemuan tersebut di
dapatkan rata-rata sebesar 85%. Jika dilihat dari indikator
keberhasilan yaitu >75%, maka hasil aktifitas guru bisa
dikatakan berhasil.
4) Kooperatifitas siswaDari hasil observasi kooperatifitas siswa setelah
diterapkannya model kooperatif dengan strategi Think Pair
Share, siswa terlihat sangat antusias dalam pembelajaran
perolehan yang mengukur kegiatan belajar siswa selama
pembelajaran menunjukkan persentase hasil observasi
kooperatifitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 70% dan pada
pertemuan 2 sebesar 78%. Dari kedua pertemuan tersebut di
dapatkan rata-rata sebesar 74%. Jika dilihat dari indikator
keberhasilan yaitu >75%, maka hasil kooperatifitas siswa bisa
dikatakan belum berhasil.
Hambatan yang terjadi pada pembelajaran 1 dan 2
diantaranya terjadi kebingungan pada siswa dalam penerapan
strategi Think Pair Share, beberapa siswa menolak untuk
bekerja sama dengan teman kelompoknya, dan kurang telitinya
siswa dalam mengerjakan soal latihan.
Paparan di atas menunjukkan kekurangan pada siklus I
baik dilihat dari hasil belajar ataupun aktifitas guru dan
kooperatifitas siswa. Hasil refleksi pada siklus I ini akan menjadi
landasan untuk melanjutkan ke siklus II dengan perbaikan-
perbaikan kemampuan dari peneliti agar siklus II dapat berjalan
lebih baik.
71
f. Evaluasi
Kegiatan pembelajaran pada siklus I masih belum memenuhi
indikator keberhasilan yang meliputi hasil belajar siswa, aktifitas
guru dan kooperatifitas siswa serta self- efficacy. Sehingga perlu
ditingkatkan di siklus II. Kekurangan yang terjadi pada siklus I
seperti, siswa kurang teliti dan kurang konsentrasi. Selain itu kurang
kondusifnya suasana kelas saat pembagian kelompok dan saat pair
dan share dikarenakan guru belum menguasai kelas dan belum
mampu mengarahkan siswa. Selain itu, karena strategi Think Pair
Share dilakukan pertama kali jadi, siswa kebingungan dan butuh
waktu untuk penyesuaian.
2. Analisis Data penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II merupakan tahapan
perbaikan dari siklus I, perbaikan dimulai dengan menyiapkan
rencana pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan strategi Think Pair Share, tapi lebih dioptimalkan
lagi dan adanya ketua dalam setiap kelompok yang bertugas untuk
memastikan seluruh teman kelompoknya mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru berusaha menerapkan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
strategi Think Pair Share yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan ini
dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
72
Pertemuan I (Rabu, 19 April 2017)
Kegiatan awal yang dilakukan pada siklus II adalah membagi
siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang
siswa. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk
menjadi ketua yang bertugas untuk memastikan anggota
kelompoknya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
Setelah siswa duduk secara berkelompok, siswa menyimak
pertanyaan mengenai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya
dan tema serta subtema yang akan dipelajari hari ini. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan mengamati gambar siswa diminta
untuk menuliskan manakah sumber energi air yang dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik pada LKS yang telah
disediakan. Kemudian, siswa mendiskusikan hasil pemikirannya
dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan
hasil diskusi mereka. Setelah berdiskusi, setiap pasangan membagi
hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan
menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi.
Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan
berbagi yang telah mereka lakukan. Beberapa siswa terlihat sangat
antusias untuk mempresentasikan hasil berbagi kelompoknya.
Setelah melakukan presentasi, siswa menyimak penjelasan
guru tentang sumber daya alam. Kemudian, siswa membaca teks
tentang sember daya alam dan menyebutkan contoh sumber daya
alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Siswa
mengisi kolom dan menentukan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui pada LKS. Kemudian,
siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman
kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan hasil diskusi
mereka. Setelah berdiskusi, setiap pasangan membagi hasil
diskusinya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan
73
menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi. Setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan berbagi yang telah
mereka lakukan. Siswa terlihat sangat antusias untuk
mempresentasikan hasil berbagi kelompoknya.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase
hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan
tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan
persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan kooperatifitas
siswa adalah sebagai berikut:
Aktifitas guru pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 43 x 100%
50
= 86%
Kooperatifitas siswa pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 38 x 100%
50
= 76%
Pertemuan II (Kamis, 20 April 2017)
Kegiatan awal yang dilakukan pada siklus I adalah membagi
siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang
siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa setiap kelompok
menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi ketua yang
74
bertugass untuk memastikan anggota kelompoknya mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik. Setelah siswa duduk secara
berkelompok, siswa menyimak pertanyaan mengenai materi yang
telah mereka pelajari sebelumnya dan tema serta subtema yang akan
dipelajari hari ini. Pembelajaran dimulai dengan membaca teks
tentang wawancara. Kemudian menyimak penjelasan guru dan
membuat pertanyaan untuk kegiatan wawancara dengan topik
lingkungan pada LKS yang telah dibagikan. Siswa melakukan
kegiatan wawancara dengan teman kelompoknya secara
berpasangan. Setelah melakukan kegiatan wawancara siswa
membuat kesimpulan dari hasil kegiatan wawancara yang telah
mereka lakukan. Setiap pasangan membagi kesimpulan hasil
wawancaranya dengan pasangan lain di kelompok mereka dan
menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan berbagi.
Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan.
Guru mengajukan pertanyaan tentang hak dan kewajiban,
siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa
membaca teks tentang hak dan kewajiban yang terdapat pada buku
siswa. Setelah itu, siswa diminta untuk mengamati gambar pada
LKS dan memberikan pendapatnya mengenai hak dan kewajiban
pada gambar tersebut. Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya
dengan teman kelompoknya secara berpasangan dan menuliskan
hasil diskusi mereka. Setiap pasangan diberikan kesempatan untuk
membagi hasil diskusinya dengan pasangan lain di kelompok
mereka dan menuliskan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan
berbagi. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil
kegiatan berbagi yang telah mereka lakukan.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
75
berlangsung dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase
hasil observasi yang telah dilakukan observer dengan memberikan
tanda check-list pada setiap pernyataan. Adapun perolehan
persentase yang didapat untuk aktifitas guru dan kooperatifitas
siswa adalah sebagai berikut:
Aktifitas guru pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 46 x 100%
50
= 92%
Kooperatifitas siswa pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 42 x 100%
50
= 84%
Dari persentase aktifitas guru pertemuan 1 dan 2 didapatkan
rata-rata persentase aktifitas guru siklus II sebesar 89%. Persentase
telah diinterpretasikan dan berada pada kategori baik. Adapun
penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh yakni sebagai
berikut.
Tabel 4.8
Kategori Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II
Persentase Kategori90% < A < 100% Sangat Baik75% < B < 90% Baik55% < C < 75% Cukup Baik40% < D < 55% Kurang Baik0% < E < 40% Sangat Kurang Baik
76
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar
selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti
berlangsung sesuai dengan tahapan dan tujuan pembelajaran. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan baik.
Dari persentase kooperatifitas siswa pertemuan 1 dan 2
didapatkan rata-rata persentase kooperatifitas siswa siklus II sebesar
80%. Persentase telah diinterpretasikan dan berada pada kategori
baik. Adapun penentuan interpretasi hasil persentase yang diperoleh
yakni sebagai berikut.
Tabel 4.9
Kategori Hasil Observasi Kooperatifitas Siswa Siklus II
Persentase Kategori90% < A < 100% Sangat Baik75% < B < 90% Baik55% < C < 75% Cukup Baik40% < D < 55% Kurang Baik0% < E < 40% Sangat Kurang Baik
Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa
selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi
pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan baik.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa.
Observasi kegiatan siswa dilakukan oleh guru dengan mengisi
lembar aktifitas siswa selama proses pembelajaran yang dituangkan
dalam instrument observasi siswa.
77
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
atau keberhasilan kegiatan belajar mengajar selama proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti berlangsung sesuai
dengan tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Think Pair Share. Dalam penelitian ini, guru kelas IV
berperan sebagai observer.
Kegiatan awal yaitu guru membagi siswa ke dalam 6
kelompok dan menentukan ketua pada setiap kelompok. Ketika
pembagian kelompok, siswa ribut karena perpindahan tempat duduk
dan menolak untuk satu kelompok dengan orang-orang tertentu
sehingga memakan waktu cukup lama. Kegiatan apersepsi sudah
terlaksana sesuai dengan materi dan mendapat respon yang baik dari
siswa. Namun, pada kegiatan membaca terlihat masih ada siswa
mengobrol dan menggambar.
Kegiatan berpikir secara individu telah terlaksana dengan baik.
Namun, pada kegiatan berpasangan dan berbagi belum berjalan
dengan baik karena masih terlihat siswa yang tidak melakukan
diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan kegiatannya sendiri.
Beberapa ketua kelompok yang seharusnya mengontrol dan
memastikan anggota kelompoknya melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik malah memberikan contoh yang kurang
baik seperti mengobrol atau yang lainnya. Pengerjaan lembar Think
Pair Share berjalan dengan baik karena siswa mulai memahami
tahapan kegiatan Think Pair Share. Ketika diminta untuk presentasi
siswa terlihat sangat antusias untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share telah
berlangsung dengan baik. Dari persentase aktifitas guru pertemuan
1 dan 2 didapatkan rata-rata persentase aktifitas guru siklus II
sebesar 89%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar
78
mengajar selama proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
peneliti berlangsung sesuai dengan tahapan dan tujuan
pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran
Think Pair Share telah berlangsung dengan baik. Sedangkan rata-
rata persentase kooperatifitas siswa pertemuan 1 dan 2 pada siklus
II sebesar 80%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan belajar
siswa selama proses pembelajaran tematik dengan menggunakan
strategi pembelajaran Think Pair Share telah berlangsung dengan
baik.
d. Hasil belajar siswa
Pengambilan hasil belajar siswa diperoleh dari tes siklus II
setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan strategi Think Pair Share. Berdasar latihan pada
pertemuan 1 dan 2 diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.10
Hasil Belajar Siklus II
Tema 8 Subtema 2Keterangan Mata pelajaran
< KKM >KKM < KKM < KKMPertemuan 1 IPS IPAJumlah siswa 2 30 8 24Persentase 6% 94% 25% 75%Nilai rata-rata 89,73 74.53Persentase ketuntasan 94% 75%Klasikal TuntasPertemuan 2 Bahasa Indonesia PKNJumlah siswa 1 33 2 32Persentase 3% 97% 6% 94%Nilai rata-rata 94,41 92,94Persentase ketuntasan 97% 94%Klasikal Tuntas
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 nilai rata-rata untuk IPS
79
adalah 89,73 dan untuk IPA adalah 74.53. Sedangkan pada
pertemuan 2 nilai rata-rata Bahasa Indonesia adalah 94,41 dan untuk
IPA adalah 92,94. Sesuai indikator keberhasilan bahwa siswa
dinyatakan tuntas belajar, jika siswa memperoleh nilai > nilai KKM.
Jika kurang dari nilai KKM maka siswa tersebut dikatakan belum
tuntas.
Hasil belajar pada tabel diatas dapat dikatakan berhasil.
Karena telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu
ketuntasan belajar siswa secara klasikan >75% siswa mendapatkan
nilai diatas atau > Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan dinyatakan
berhasil. Peneliti melakukan posttest untuk melihat ada tidaknya
peningkatan pada self-efficacy dengan melakukan posttest self-
efficacy yang dilakukan dengan instrumen berupa lembar angket.
Dari data hasil posttest self-Efficacy diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.11
posttest self-efficacy
KategoriJumlah
siswaPersentase
Self-efficacy rendah : 0-40 - -
Self-efficacy sedang : 41-80 3 10%
Self-efficacy tinggi : 81-120 29 90%
Berdasarkan hasil posttest self-efficacy menunjukkan bahwa
90% siswa telah memiliki Self-efficacy tinggi dan 10% siswa
memiliki Self-efficacy sedang.
e. Refleksi
Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi
Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran tematik siklus 1 belum
80
menunjukkan adanya keberhasilan yang memuaskan bagi peneliti.
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat diketahui
perolehan sebagai berikut:
1) Hasil belajar
Perolehan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa nilai
rata-rata pada pertemuan I untuk IPS adalah 89,73 dan untuk IPA
adalah 74,53. Persentase ketuntasan belajar klasikalnya
pertemuan 1 untuk IPS 94% dan IPA 74,53%. Sedangkan pada
pertemuan 2 nilai rata-rata untuk Bahasa Indonesia adalah 94,41
dan untuk PKN adalah 92,94. Persentase ketuntasan belajar
klasikal pertemuan 2 untuk Bahasa Indonesia 90% dan IPA 50%.
Nilai ketuntasan minimal (KKM) untuk IPA dan PKn adalah 70
sedangkan untuk Bahasa Indonesia dan IPS adalah 72. Perolehan
hasil belajar telah memenuhi kriteria ketentuan klasikal yakni
75%.
Kegiatan guru ditunjukkan dengan nilai persentase yang
diperoleh peneliti yaitu 86% pada pertemuan 1 dan 88% pada
pertemuan 2 sehingga didapat rata-rata nilai persentase aktifitas
guru pada siklus II adalah 87%. Hambatan-hambatan yang
terjadi pada siklus II yaitu kurangnya ketelitian siswa dalam
mengejakan tes, kurang mampunya peneliti dalam menguasai
kelas dan kurang terkontrolnya kegiatan diskusi dan adanya
siswa yang masih asyik dengan kegiatannya sendiri.
2) Self-efficacy
Dari hasil posttest self-efficacy yang dilakukan dengan
instrumen berupa lembar angket. Diperoleh hasil posttest self-
Efficacy siswa dengan persentase siswa dengan kategori self-
Efficacy tinggi adalah 90%, siswa dengan kategori self-Efficacy
sedang adalah 10%, sengankan siswa dengan kategori self-
Efficacy rendah adalah 0%. Berdasarkan data tersebut dapat
81
dinyatakan bahwa ada peningkatan sebesar 10% dari hasil tes
sebelumnya sebesar 80% menjadi 90%.
3) Aktifitas Guru
Dari hasil observasi aktifitas guru pada kegiatan proses
pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif dengan
strategi Think Pair Share, menunjukkan bahwa aktifitas guru
ada pada kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase
aktifitas guru pada pertemuan 1 sebesar 86% dan pada
pertemuan 2 sebesar 92%. Dari kedua pertemuan tersebut di
dapatkan rata-rata sebesar 89%. Jika dilihat dari indikator
keberhasilan yaitu >75%, maka hasil aktifitas guru bisa
dikatakan berhasil.
4) Kooperatifitas Siswa
Dari hasil observasi kooperatifitas siswa setelah
diterapkannya model kooperatif dengan strategi Think Pair
Share, siswa terlihat sangat antusias dalam pembelajaran
perolehan yang mengukur kegiatan siswa selama pembelajaran
menunjukkan persentase hasil observasi kooperatifitas siswa
pada pertemuan 1 sebesar 76% dan pada pertemuan 2 sebesar
84%. Dari kedua pertemuan tersebut di dapatkan rata-rata
sebesar 80%. Jika dilihat dari indikator keberhasilan yaitu >75%,
maka hasil aktifitas siswa bisa dikatakan berhasil.
Hambatan yang terjadi pada pembelajaran 1 dan 2
diantaranya adanya ketua yang bertugass untuk mengawasi dan
memastikan temannya untuk mengikuti pembelajaran dengan
baik malah memberikan contoh yang kurang baik, beberapa
siswa menolak untuk bekerja sama dengan teman kelompoknya,
dan kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal latihan.
Paparan di atas menunjukkan bahwa pada siklus II baik
dilihat dari hasil belajar ataupun kooperatifitas siswa dan guru
telah menunjukkan peningkatan dan telah mencapai indikator
82
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan
hasil refleksi pada siklus II ini penelitian dianggap cukup sampai
siklus II.
C. Pembahasan
1. Peningkatan hasil belajar
Pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran
Think Pair Share merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa ikut
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memiliki pemahaman sendiri terhadap
sesuatu namun terbuka untuk menerima saran dan pendapat dari orang
lain sehingga dapat memperkuat pengetahuan yang mereka dapatkan.
Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Pair Share ini
telah dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaannya. Merujuk
pada penelitian yang telah dilakuakan oleh Abdurrahman Hi. Usman
(2015) dalam penelitiannya yang berjudul (Using the Tink-Pair-Share
Strategy to Improve Students’ Speaking Ability at Stain Ternate) pada
penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan
berbicara (bahasa Inggris) siswa setelah siklus kedua. 1 Sedangkan pada
Unuy Nurhasanah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Think Pair Share”.
Pada hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada siklus I
peningkatan yang diraih siswa pada perolehan nilai pretest dan posttest
untuk kategori rendah yaitu 72,22% sedangkan untuk kategori rendah
yaitu 27,78%. Sedangkan pada siklus II peningkatan yang diraih siswa
kategori sedang yaitu 50% dan untuk kategori tinggi meningkat menjadi
50%.2 Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
1 Abdurrahman Hi. Usman, “Using the Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’Speaking Ebility at Stain Ternate”, Journal of Education and Practice, Vol. 6, No. 10. 2015.(http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1081679.pdf)
2Unuy Nurhasanah, Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Tink Pair Share,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan (http://repository.uinjkt.ac.id)
83
Think Pair Share dapat meningkatkan hasi belajar dan ketermpilan
berbicara.
Berdasarkan perolehan data dari kegiatan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh hasil bahwa skor hasil belajar siswa pada siklus I
belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan rata-rata
persentase hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 74% Sedangkan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan adalah >75%. Hal ini disebabkan oleh
belum terbiasanya siswa dengan proses pembelajaran melalui strategi
pembelajaran Think Pair Share dan siswa kurang teliti dalam mengerjakan
soal-soal latihan. Selain itu, adanya siswa yang melakukan kegiatan lain saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, penyebab lain belum berhasilnya
kegiatan pembelajaran pada siklus I ini adalah kurangnya kemampuan guru
dalam menguasai kelas. Meskipun, dari hasil observasi kegiatan guru
diperoleh rata-rata persentase kegiatan aktifitas guru sebesar 85% dan
termasuk kedalam kategori baik.
Pada hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II menunjukkan
bahwa kegiatan siswa belum mencapai indikator ketuntasan yang telah
ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh masih terdapatnya siswa yang tidak
melakukan diskusi secara berpasangan, adanya siswa yang memilih-milih
teman kelompok, beberapa siswa kurang mendengarkan instruksi guru, dan
beberapa siswa enggan untuk menyampaikan hasil pemikirannya kepada
temannya yang lain sehingga kegiatan pembelajaran kurang berjalan dengan
baik. Rata-rata persentase yang diperoleh untuk kegiatan siswa pada siklus
I adalah 74% yang menunjukkan kegiatan siswa ada pada kategori cukup
baik. Proses pembelajaran yang mencakup kegiatan guru dan kegiatan siswa
tersebut tentu memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, pada siklus II telah dilakukan perbaikan pada setiap tahapan
pembelajarannya yang tercantum dalam Rancangan Perencanaan
Pembelajaran (RPP).
Setelah dilakukannya tindakan siklus II data yang diperoleh dari rata-
rata persentase hasil belajar siswa pada siklus II adalah 90%. Perolehan
84
persentase tersebut jelas telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu >75%. Peningkatan yang terjadi sebesar 16% dari
perolehan rata-rata sebelumnya yaitu 74%. Terjadinya peningkatan hasil
belajar ini diiringi dengan adanya perbaikan pada peroses pembelajaran baik
pada aspek guru ataupun siswa. Berdasarkan hasil kegiatan observasi
kegiatan guru pada siklus II memperoleh rata-rata persentase sebesar 89%,
terjadi peningkatan sebesar 4% perolehan rata-rata sebelumnya yaitu 85%.
Pada hasil observasi kooperatifitas siswa siklus II menunjukkan
bahwa kegiatan siswa rata-rata persentase kegiatan siswa adalah 80%.
Perolehan persentase tersebut jelas telah mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan yaitu >75%. Peningkatan yang terjadi sebesar 6,5%
dari perolehan rata-rata sebelumnya yaitu 74%.
Berdasarkan hasil pembahasan yang sebagaimana telah dijelaskan di
atas, maka hasil dari analisis data hasil belajar siswa dan hasil rata-rata
persentase siswa yang tuntas belajar pada setiap siklusnya disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Rata-Rata Persentase Hasil Belajar
Data Pertemuan 1 Pertemuan 2Siklus I
Mata pelajaran Bahasa Indonesia IPA Bahasa Indonesia IPANilai rata-rata 77,47 90,80 90,31 69,53Persentaseketuntasan
64% 93.5% 90% 50%
Keterangan Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntasKeputusan Belum Tuntas
Siklus IIMata pelajaran IPS IPA Bahasa Indonesia PKNNilai rata-rata 89,73 74,53 94,41 92,94Persentaseketuntasan
94% 75% 97% 94%
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas TuntasKeputusan Tuntas
2. Peningkatan self-efficacy
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratri
Nugarahani terbukti bahwa self-efficacy dan motivasi memiliki pengaruh
85
terhadap kemandirian belajar siswa. Sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Abdurrahman Hi. Usman dan Unuy Nurhasanah, penerapan
strategi pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar
dan keterampilan berbicara siswa. Selain meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan berbicara siswa. Oleh sebab itu, penggunaan Tink Pair Share
tidak hanya dapat mempengaruhi kognitif serta keterampilan saja tetapi juga
dapat berpengaruh terhadap karakter siswa terutama untuk meningkatkan
self-efficacy siswa agar siswa menjadi individu yang yakin pada dirinya
sendiri atas kemampuan yang dimilikinya. Persentase hasil pretest self-
efficacy siswa sebesar 80%. Namun, pada proses pembelajaran tematik
dengan strategi pembelajaran Think Pair Share terlihat beberapa aspek yang
masih perlu ditingkatkan dengan diberikan arahan dan pengalaman, seperti
pada aspek self-efficacy sosial yaitu masih adanya siswa yang pilih-pilih
teman, pada aspek self-efficacy akademik yaitu pada kegiatan membaca
terlihat masih ada siswa mengobrol dan menggambar, pada kegiatan
berpasangan dan berbagi belum berjalan dengan baik karena masih terlihat
siswa yang tidak melakukan diskusi dengan pasangannya dan asyik dengan
kegiatannya sendiri. Sedangkan Pada aspek self-efficacy emosional adanya
siswa yang masih belum yakin dengan kemampuannya dan belum bisa
mengendalikan rasa gugup.
Setelah diberikannya arahan dan pengalaman pada proses
pembelajaran tematik dengan strategi pembelajaran Think Pair Share, maka
dilakukan posttest self-efficacy siswa. Persentase hasil posttest self-efficacy
siswa menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10% dari hasil tes awal
yaitu sebesar 80% menjadi 90%.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagai mana telah
diuraikan di atas, maka target yang ditetapkan pada penelitian ini tercapai,
yaitu > 80% siswa memiliki self-efficacy dengan ketegori tinggi, > 75%
siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar, rata-rata kooperatifitas siswa
termasuk kedalam kategori baik dan rata-rata aktifitas guru dalam
menggunakan strategi pembelajaran Think Pair Share termasuk kedalam
86
kategori baik. Atas dasar hasil tersebut maka terdapat peningkatan hasil
belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang
pada pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran
Think Pair Share. Oleh sebab itu, peneliti mengambil keputusan bahwa
kegiatan penelitian ini dihentikan.
87
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKAS DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penerapan
strategi pembelajaran Think Pair Share pada pembelajaran tematik untuk
meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 12 Pamulang menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analis data pada Siklus I nilai rata-rata pada
pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 77,74 dan untuk IPA adalah
90,80. Persentase ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 1 untuk Bahasa
Indonesia 64% dan IPA 93,5%. Sedangkan pada nilai rata-rata pada
pertemuan I untuk Bahasa Indonesia adalah 90,31 dan untuk IPA adalah
69,53 dengan ketuntasan belajar klasikalnya pertemuan 2 untuk Bahasa
Indonesia 90% dan IPA 50%. Maka dapat disimpulkan rata-rata persentase
ketuntasan siswa pada silus I adalah 74%.
Pada Siklus II nilai rata-rata pertemuan I untuk IPS adalah 89,73 dan
untuk IPA adalah 74,53. Persentase ketuntasan belajar klasikalnya
pertemuan 1 untuk IPS 94% dan IPA 74,53%. Sedangkan pada pertemuan
2 nilai rata-rata untuk Bahasa Indonesia adalah 94,41 dan untuk PKn adalah
92,94. Persentase ketuntasan belajar klasikal pertemuan 2 untuk Bahasa
Indonesia 97% dan Pkn 94%. Maka terjadi peningkatan sebesar 16% dari
rata–rata persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I 74% menjadi 90%
pada siklus II. Selain itu pada Self- Efficacy juga mengalami peningkatan
sebesar 10% dari persentase pretest sebesar 80% menjadi 90%.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkesimpulan bahwa
hasil belajar dan self-efficacy siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan
strategi pembelajaran Think Pair Share. Maka implikasi yang pertama
adalah penerapan dan pengembangan strategi pembelajaran secara
88
sistematis dan praktis. Kedua, pengelolaan kelas pada kegiatan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Pair Share harus
dilakukan dengan baik agar seluruh kegiatan siswa dapat terkontrol. Ketiga,
pemberian instruksi pada pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think
Pair Share harus dilakukan dengan jelas, agar siswa tidak mengalami
kebingungan dalam kegiatan belajar dengan langkah-langkah Think Pair
Share. Keempat, penggunaan strategi pembelajaran Think Pair Share pada
pembelajaran tematik dengan tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan
self-efficacy siswa.
C. Saran
Berdasarkan penelitian ini beberapa saran yang perlu dipertimbangkan
dalam proses pembelajaran tematik dalam menggunakan strategi
pembelajaran Think Pair Share adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru yang ingin meningkatkan hasil belajar dan self-efficacy siswa,
sebaiknya mulai menerapkan strategi pembelajaran Think Pair Share.
Karena tujuan yang yang dingin dicapai dari strategi pembelajaran Think
Pair Share adalah siswa pengetahuan yang mendalam dengan berpikir
secara mandiri dan kelompok sehingga siswa memiliki keyakinan
terhadap kemampuannya.
2. Perencanaan pembelajaran harus cukup matang, karena penerapan
strategi pembelajaran Think Pair Share membutuhkan pengelolaan
kelas yang cukup baik, terutama dalam hal diskusi, baik diskusi.
3. Manajemen waktu yang baik juga patut dipertimbangkan dalam
menerapkan strategi pembelajaran Think Pair Share terutama dalam
kegiatan diskusi.
4. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dapat dilakukan
penelitian lanjutan, baik mengenai penerapan strategi pembelajaran
Think Pair Share, maupun mengenai hasil belajar dan self- efficacy.
Sehingga turut memperkuat pembuktian teori-teori mengenai tiga
variabel tersebut.
89
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Sa’dun, dkk. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016.
Al-Qur’an, (Bandung: Syaamil Quran, 2009) Q.S. Al-Baqarah/2: 286
Bandura Albert. “self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”.Psychological Review. Vol. 84. No.2. 1977.http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf [diakses pada:Sabtu, 17 Desember 2016]
____________. “Self-efficacy”. Encyclopedia of Human Behavior. Vol. 4, 1994.https://www.uky.edu/~ueshe2/Bandura. [diakses pada: Minggu, 01 Januari2017]
Dol Sunita M. “TPS (Think-Pair-Share) : An Active Learning Strategy to TeachTheory of Computation Course”. International journal of EducationResearch and Technologi. Vol. 5 [4 2014.http://Sougra.com/ijert/ijertdec2014/10.pdf [diakses pada: Kamis, 22Desember 2016]
Huda Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustkapelajar. 2014.
Jiwa I. W, N. Dantes, A.A.I.N. Marhaeni. “Pengaruh Implementasi PembelajaranTematik Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar padaSiswa Kelas IV Gugus Empat di Kecamatan Gianyar”. jurnal penelitian danevaluasi pendidikan. vol.3, 2013. http://pasca.undika.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article [diakses pada: sabtu, 31 Desember2016]
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik BerdasarkanKurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers. 2014.
Kusuma Febrian Widya, Mimin Nur Aisyah. “Implementasi Model PembelajaranKooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan AkuntansiIndonesia. Vol. X. No. 2. 2012.http://jurnal.uny.ac.id/index.php/jpaku/article/view/912 [diakses pada:Sabtu, 31 Desember 2016]
90
Linda Yuspa May. Asmaul Khair. A. Sudirman. Penerapan Think Pair Share untukMeningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS. Universitas Lampung. 2013.http://download.portalgaruda.org/article.php [diakses pada: Sabtu, 31Desember 2016]
Majid Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Mertler Craig A. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. 2014.
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),Cet 19
Muris Peter. “A brief Questionnaire for measuring self-efficacy in youths”. Journalof Psychopatology an behavioal Assesment. Vol.23. No.3. 2001.http://link.springer.com/article [diakses pada: Selasa, 03 Januari 2017]
__________. Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C). 2001.http://strinetogether.org/sites/default/files [diakses pada: Selasa, 03 Januari2017]
Nurhasanah Unuy, Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Pendekatan Tink PairShare, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan.http://repository.uinjkt.ac.id. [diakses pada: Selasa, 27 Desember 2017]
Ormrod Jeanne Ellis. Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2008.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2016.
Ratri Nugrahani. 2013. Hubungan Self-efficacy dan Motivasi Belajar denganKemandirian Belajar Siswa kelas V SD Negri Se-Kecamatan DanurejanYogyakarta. Universitas Negri Yogyakarta. 2013. Tidak dipublikasikan.http://eprints.uny.ac.id/16002/1/skripsi%2520RATRI [diakses pada: Sabtu,17 Desember 2016]
Schustac Miriam W, Howard S. Friedman. Kepribadian. Jakarta: Erlangga. 2008.
Shoimin Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2014.
91
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta. 2010.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualtatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.2015.
Sundayana Wachyu. Pembelajaran Berbasis Tema. Jakarta: Erlangga. 2014.
Suprihatiningrum Jamil. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media. 2016.
Suprijono Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:Pustaka Belajar. 2015.
Usman Abdurrahman Hi. Journal of Education and Practice. Vol. 6. No. 10.“Usingthe Tink-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking Ebility at StainTernate”. 2015. http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1081679.pdf [diaksespada: Selasa, 25 Desember 2016]
Utami Sri Endang. “Penerapan Strategi Pembelajaran Tematik untuk MeningkatkanKreativitas dan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Paradigma. vol.2. no.1. 2015.http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/paradigma/article [diakses pada:Minggu, 01 Januari 2017]
Utari Unga. I Nyoman Sudana Degeng, Sa’dun Akbar, “Pembelajaran TematikBerebasisa Kearifan Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi MasyarakatEkonomi Asean (MEA)". Jurnal Teori dan Peraktis Pembelajaran IPS. Vol.1. No. 1. 2016. http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips [diakses pada:Sabtu, 31 Desember 2016]
92
93
94
95
96
1. Surat permohonan pembembing skripsi
97
2. Surat bimbingan skripsi
98
3. Surat pengajuan validator instrument
99
4. Surat permohonan izin penelitian
100
5. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian
101
Lampiran 2 Instrumen penelitian
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester : IV (Empat)/ Genap
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 2. Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : ke-1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)):
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
102
B. KOMPETENSI DASAR (KD):
Bahasa Indonesia
1.12 Meyakini bahwa perilaku gemar membaca sebagian cerminan dari iman.
2.12 Menunjukan sikap gemar membaca.
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
secara lisan, tulisan, dan visual.
IPA
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan sekitar.
4.6 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
C. INDIKATOR:
Bahasa Indonesia
1.12.1 Bertambah keimanannya dengan membaca .
2.12.1 Menunjukan perilaku gemar membaca dengan bertambahnya pengetahuan.
3.9.1 Mengetahui tokoh dan penokohan dari sebuah teks fiksi
103
4.9.1 Menceritakan kembali sifat para tokoh dari sebuah teks fiksi secara lisan
ataupun tulisan.
IPA
1.1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.
3.4.1 Mengetahui hubungan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
4.4.1 Menulis laporan hasil percobaan tentang hubungan gaya dan gerak setelah
D. MATERI PEMBELAJARAN:
1. Mengidentifikasi tokoh dalam cerita rakyat.
2. Hubungan gaya dengan gerak.
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekatan : Saintifik
2. Setrategi : Think Pair Share
3. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR:
- Buku siswa tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
- Buku Guru tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
- Bupena tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KegiatanDekripsi Kegiatan Alokasi
WaktuGuru Siswa
104
Pendahuluan 1. Guru mengucapakan
salam
2. Guru mengajak semua
siswa berdoa untuk
mengawali kegiatan
pembelajaran.
3. Guru mengecek kesiapan
dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk
disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
4. Menginformasikan tema
pelajaran yang akan
dipelajari ya itu “Daerah
Tempat Tinggalku”
Subtema “Keunikan
Daerah Tempat
Tinggalku”
1. Siswa menjawab
salam
2. Siswa dan guru
berdoa bersama
3. Siswa menyimak dan
mengikuti permintaan
guru
15 menit
Inti 1. Guru mengawali
pembelajaran dengan
bertanya mengenai materi
yang telah dipelajari
sebelumya.
2. Guru mengkonfirmasi
jawaban-jawaban siswa,
kemudian memberikan
pertanyaan yang berkaitan
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru.
(menalar)
2. Siswa menyimak
penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan
yang di ajukan
45 menit
105
dengan materi yang akan
disampaikan.
3. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok.
4. Guru meminta siswa
untuk membaca teks
cerita.
5. Guru meminta siswa
menuliskan pendapatnya
tokoh, sifat tokoh dan
pesan tentang teks cerita
yang telah mereka baca
pada lembar kerja yang
telah dibagikan.
6. Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
hasil pemiki-ranya secara
berpasangan dengan
teman kelompoknya.
7. Guru meminta setiap
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusi setiap pasangan
kepada semua anggota
kelompok.
8. Guru meminta siswa
untuk mengamati sebuah
3. Siswa duduk
berdasarkan kelompok
yang telah ditentukan
4. Siswa membaca teks
cerita malin Kundang.
(mencoba) (menalar)
5. T: siswa menuliskan
pendapatnya mengenai
tokoh, sifat tokoh dan
pesan dari teks cerita
yang telah mereka baca.
(menalar, berpikir)
6. P: siswa berdiskusi
secara berpasangan
mengenai hasil
pemikiran masing-
masing. (mencoba,
berdiskusi)
7. S: setiap pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya kepada
semua anggota
kelompok.
(mengomunikasikan)
8. Siswa mengamati
gambar yang di minta
oleh guru. (mengamati)
9. Siswa mencoba
mengomunikasikan
106
gambar yang berkaitan
dengan materi gaya.
9. Guru meminta seorang
siswa untuk
menyampaikan pen-
dapatnya mengenai
gambar di amati.
10. Guru menjelaskan lebih
dalam mengenai gaya.
11. Guru mengajak siswa
untuk melakukan
percobaan gaya dengan
bermain bowling botol.
12. Guru meminta siswa
untuk membuat
kesimpulan dari hasil
percobaan.
13. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
14. Guru memita siswa
membuat kesimpulan dari
materi yang baru saja
dipelajari.
pendapatnya mengenai
gambar yang ia amati.
(mengonunikasikan)
10. Siswa menyimak
penjelasan yang
disampaikan oleh guru.
(menalar)
11. Siswa melakukan
percobaan gaya dengan
bermain bowling botol
secara berkelompok.
(mencoba)
12. Siswa membuat
kesimpulan percobaan
secara berkelompok.
13. Siswa bertanya materi
yang belum mereka
pahami. (mencoba
bertanya)
14. Siswa membuat
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
pada pertemuan ini.
Penutup 1. Guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan hasil
belajar pada pertemuan
hari ini.
1. Siswa memnyimak dan
ikut memberikan
kesim-pulan dari
pembelajaran hari ini
10 menit
107
2. Guru memberi reward
kepada siswa yang aktif
dengan memberikan tepuk
tangan.
3. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk memberikan
pendapatnya mengenai
pelajaran hari ini.
4. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai pembelajaran
hari ini.
5. Untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran,
guru mengajak siswa
untuk berdoa
2. Memberikan tepuk
tangan kepada siswa
yang telah aktif dalam
pembelajaran
3. Siswa memberikan
pendapatnya mengenai
pembellajaran hari ini.
4. Siswa mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai pembelajaran
hari ini
5. Siswa ikut berdoa
untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini.
H. PENILAIAN
1. Penilaian sikap
Teknik Penilaian : Observasi.
Instrumen : Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan
Teknik penilaian : Tes tulis.
Intrumen : Soal tes tulis. (terlampir)
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
108
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain
KD :
Bahasa Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi.
IPA
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan
sekitar.
3. Penilaian keterampilan
Teknik Penilaian : Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi
kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya
terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik
yang berhasil dalam pengayaan).
J. REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia
dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan
soal yang sejenis.
109
Pamulang, ....... April 2017
Guru kelas IV
____________________
110
Lampiran 1
Materi
Teks cerita
Malin Kundang
Malin kundang adalah seorang pemuda yang gagah. Ia hanya tinggal berdua
dengan ibunya. Mereka berdua amat miskin. Suatu ketika, ia tertarik untuk merantau ke
daerah lain. Ia berkeinginan untuk ikut dengan seorang pemilik kapal besar. Keinginannya
untuk dapat merubah nasibnya tak dapat dihalang-halangi. Ibunya sendiri amat sedih
ditinggalkan malin kundang. Akan tetapi, malin berjanji suatu saat akan pulang dan
menjemput ibunya.
Setiap hari sang ibu melihat ke pantai dan berharap kelak putranya akan pulang
kembali ke rumah. Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tak terasa bertahun-tahun
sudah Ibu Malin Kundang menanti kedatangannya. Tubuh sang Ibu kini sudah tua dan
renta. Ia sering sakit-sakitan. Sekalipun demikian, sang Ibu tidak pernah lupa untuk
singgah ketepian pantai, bertanya kepada para pelaut yang ia temui tentang keberadaan
putranya.
Sampai suatu ketika, ia mendengar kabar bahwa ada sebuah kapal besar yang
datang berlabuh. Terseok-seok ibu Malin Kundang menghampiri kerumunan orang yang
sedang mengagumi keindahan kapal tersebut. Tak lama kemudian, muncullah sosok laki-
laki gagah dan tampan disertai istrinya yang cantik jelita. Semua orang terpesona,
termasuk Ibu Malin Kundang yang segera mengenali bahwa laki-laki itu adalah Malin
Kundang, putranya yang lama tak pulang.
Dengan penuh kegembiraan, Ibu Malin berlari menerobos dan berhasil memeluk
putranya dengan erat. Seraya terisak, sang Ibu bertanya mengapa malin tak pernah
memberi kabar kepadanya. Malin Kundang terteguh saat melihat wajah ibunya. Ia
sebenarnya merasa sangat bahagia telah berjumpa kembali demngan sang ibu, namun, ia
meraasa malu saat mendapati ibunya telah renta, bungkuk, dengan pakaian yang
compang-camping.
111
Malin Kundang tidak mau mengakui dan menuduh ibunya telah berdusta. Malin
berkata bahwa ia sama sekali bukanlah anak sang ibu. Malin juga menjelaskan kepada
istrinya bahwa Ibu yang kini ada di hadapan mereka hanyalah pengemis biasa.
Mendengar semua itu, hati sang Ibu merasa amat sedih dan marah. Putra yang telah
ia nantikan kedatangannya justru bersikap sangat buruk. Tak tahan dengan semua itu, sang
Ibu mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Tuhan agar Tuhan membalas
perlakuan buruk Malin dengan mengubahnya menjadi batu.
Doa sang Ibu didengar oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kapal Malin Kundang
terhantam badai. Kapalnya terombang-ambing. Ombak menghantam kapal tanpa ampun.
Dalam peristiwa itu, Malin Kundang yang tersadar segera bersujud memohon ampun.
Namun apa hendak dikata, semuanya sudah terlambat. Malin Kundangpun berubah
menjadi batu. Kapalnyapun hancur berkeping-keping.
Hubungan gaya dengan gerak
Gaya adalah suatu tarukan atau dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu
benda. Gaya dapat menyebabkan perubahan gerak atau perubahan kecepatan.
Contoh gaya:
Gaya Tarik : lokomotif kereta apai menerik gerbong, sapi yang menarik pedati,
orang yang mengambil air dengan timba.
Gaya dorong : orang yang mendorong mobil yang mogok, orang yang
mendorong meja.
112
Lampiran 2
Soal latihan
1. Siapakah tokoh-tokoh utama dalam cerita rakyat Malin Kundang?
2. Bagaimana sifat tokoh-tokoh utama pada dalam cerita rakyat Malin Kundang?
3. Apa pesan moral dari cerita rakyat Malin Kundang?
4. Tentukan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita rakyat Malin
Kundang?
5. Tulislah 2 peristiwa yang melibatkan Gaya Tarik!
6. Tulislah 2 peristiwa yang melibatkan Gaya Dorong!
113
Lampiran 3
PENILAIAN
PENILAIAN SIKAP
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
No. Nama
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Men
ghar
gai
ajar
an a
gam
a
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Perc
aya
diri
kerj
asam
a
Ber
tang
gung
jaw
ab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
Keterangan
4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati
3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati
2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati
1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati
Cara konversi skor ke skala 1-4
114
PENILAIAN PENGETAHUAN
Soal dan jawaban
Rubrik Penilaian Pengetahuan
Nomor
soal
Jenis
soalSoal Jawaban
Skor
maksimal
1-6 Uraian
1. Siapakah tokoh-tokoh
utama dalam cerita rakyat
Malin Kundang?
2. Bagaimana sifat tokoh-
tokoh utama pada dalam
cerita rakyat Malin
Kundang?
3. Apa pesan moral dari
cerita rakyat Malin
Kundang?
4. Tentukan tokoh utama dan
tokoh tambahan pada
cerita rakyat Malin
Kundang?
5. Tulislah 3 peristiwa yang
melinbatkan Gaya Tarik!
6. Tulislah 3 peristiwa yang
melinbatkan Gaya
Dorong!
1. Malin Kundang dan Ibunya.
(2)
2. Malin Kundang: gagah,
memiliki tekad yang kuat dan
durhaka.
Ibu: baik, penyayang dan
lemah (2)
3. Kata tidak boleh durhaka
kepada orang tua kita. (2)
4. Tokoh utama: Malinkundang,
Ibu Malin Kundang.
Tokoh pembentu: nelayan,
istri Malin Kundang(3)
5. Kuda menarik kereta, orang
yang mengambil air dengan
timba, sapi ang menarik
pedati orang yang membuka
pintu. (3)
6. Orang yang mendorong
meja, orang yang
mendorong mobil mogok,
orang yang menutup pintu.
(3)
15
115
Cara penghitungan nilai :
Skor diperoleh
15
PENILAIAN KETERAMPILAN
Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Isi danPengetahuan:
Kesimpulanyang ditulismerep-resentasikanisi,menunjukkanpengetahuanpenulis yangmenyeluruhatas materi
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikan in-formasi singkatyang berguna bagipembaca, sertadisajikan denganmenarik.
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikaninformasi singkatyang berguna bagipembaca
Sebagian besarkesimpulandibuat denganbaik dan dapatmemberikaninformasi sing-kat yangberguna bagipembaca
Hanya sebagiankecil kesimpulandibuat denganbaik, lengkap dandapat memberi-kan informasisingkat yang ber-guna bagi pem-baca
Penggunaanbahasa Indone-sia yang baikdan benar :
BahasaIndonesia yangbaik dan benardigunakandalampenulisanringkasan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisien danmenarik dalamkeseluruhan penu-lisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisiendalam keseluru-han penulisan
Bahasa Indone-sia yang baikdan benardigunakandengan sangatefisien dalamsebagian besarpenulisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan sangatefisien dalamsebagian kecilpenulisan
KeterampilanPenulisan:
Kesimpulandibuat dengan
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis dan
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis dan
Sebagian besarhasil penulisankesimpulanyang sistematisdan benar
Hanya sebagiankecil hasilpenulisankesimpulan yangsistematis dan
X 100 = nilai akhir
116
benar,sistematis danjelas, yangmenunjukkanketerampilanpenulisan yangbaik
benar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangsangat baik, diatas rata-rata kelas
benar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangbaik
menunjukkanketerampilanpenulisan yangterusberkembang
benar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangmasih perlu terusditingkatkan
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
No Nama
Aspek yang dinilai
Isi dan
pengetahuan
Penggunaan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
Keterampilan
penulisan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Kriteria :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
117
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester : IV (Empat)/ Genap
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 2. Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : ke-2 (dua)
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)):
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD):
Bahasa Indonesia
1.12 Meyakini bahwa perilaku gemar membaca sebagian cerminan dari iman.
2.12 Menunjukan sikap gemar membaca.
118
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
secara lisan, tulisan, dan visual.
IPA
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan sekitar.
4.6 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
C. INDIKATOR:
Bahasa Indonesia
1.12.1 Bertambah keimanannya dengan membaca .
2.12.1 Menunjukan perilaku gemar membaca dengan bertambahnya pengetahuan.
3.9.1 Mengetahui tokoh dan penokohan dari sebuah teks fiksi
4.9.1 Menceritakan kembali sifat para tokoh dari sebuah teks fiksi secara lisan
ataupun tulisan.
119
IPA
1.1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.
3.4.1 Mengetahui hubungan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
4.4.1 Menulis laporan hasil percobaan tentang hubungan gaya dan gerak setelah
D. MATERI PEMBELAJARAN:
1. Mengidentifikasi tokoh dalam cerita rakyat.
2. Pengaruh gaya terhadap benda.
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekatan : Saintifik
2. Setrategi : Think Pair Share
3. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR:
- Buku siswa tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
- Buku Guru tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
- Bupena tema Daerah Tempat Tinggalku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KegiatanDekripsi Kegiatan Alokasi
WaktuGuru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapakan
salam
1. Siswa menjawab salam
2. Siswa dan guru berdoa
bersama
15 menit
120
2. Guru mengajak semua
siswa berdoa untuk
mengawali kegiatan
pembelajaran.
3. Guru mengecek kesiapan
dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk
disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema
pelajaran yang akan
dipelajari ya itu “Daerah
Tempat Tinggalku”
Subtema “Keunikan
Daerah Tempat
Tinggalku”
3. Siswa menyimak dan
mengikuti permintaan
guru
Inti 1. Guru mengawali
pembelajaran dengan
bertanya mengenai materi
yang telah dipelajari
sebelumya.
2. Guru mengkonfirmasi
jawaban-jawaban siswa,
kemudian memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan.
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru.
(menalar)
2. Siswa menyimak
penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan
yang di ajukan
3. Siswa duduk
berdasarkan kelompok
yang telah ditentukan
45 menit
121
3. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok.
4. Guru meminta siswa
untuk membaca teks
cerita.
5. Guru meminta siswa
menuliskan pendapatnya
tokoh, sifat tokoh dan
pesan tentang teks cerita
yang telah mereka baca
pada lembar kerja yang
telah dibagikan.
6. Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
hasil pemiki-ranya secara
berpasangan dengan
teman kelompoknya.
7. Guru meminta setiap
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusi setiap pasangan
kepada semua anggota
kelompok.
8. Guru meminta siswa
untuk mengamati sebuah
gambar yang berkaitan
dengan materi gaya.
4. Siswa membaca teks
cerita Batu Menagis.
(mencoba) (menalar)
5. T: siswa menuliskan
pendapatnya mengenai
tokoh, sifat tokoh dan
pesan dari teks cerita
yang telah mereka
baca. (menalar,
berpikir)
6. P: siswa berdiskusi
secara berpasangan
mengenai hasil
pemikiran masing-
masing. (mencoba,
berdiskusi)
7. S: setiap pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya kepada
semua anggota
kelompok.
(mengomunikasikan)
8. Siswa mengamati
gambar yang di minta
oleh guru.
(mengamati)
9. Siswa mencoba
mengomunikasikan
pendapatnya mengenai
122
9. Guru meminta seorang
siswa untuk
menyampaikan pen-
dapatnya mengenai
gambar di amati.
10. Guru menjelaskan
lebih dalam mengenai
Gaya.
11. Guru mengajak
siswa untuk melakukan
percobaan pengaruh gaya
terhadap benda.
12. Guru meminta siswa
untuk membuat
kesimpulan dari hasil
percobaan.
13. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
14. Guru memita siswa
membuat kesimpulan dari
materi yang baru saja
dipelajari.
gambar yang ia amati.
(mengonunikasikan)
10. Siswa menyimak
penjelasan yang
disampaikan oleh
guru. (menalar)
11. Siswa melakukan
percobaan pengaruh
gaya terhadap benda
secara berkelompok.
(mencoba)
12. Siswa membuat
kesimpulan percobaan
secara berkelompok.
13. Siswa bertanya materi
yang belum mereka
pahami. (mencoba
bertanya)
14. Siswa membuat
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
pada pertemuan ini.
Penutup 1. Guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan
hasil belajar pada
pertemuan hari ini.
1. Siswa memnyimak
dan ikut memberikan
kesim-pulan dari
pembelajaran hari ini
10 menit
123
2. Guru memberi reward
kepada siswa yang aktif
dengan memberikan
tepuk tangan.
3. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk memberikan
pendapatnya mengenai
pelajaran hari ini.
4. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai pembelajaran
hari ini.
5. Untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran,
guru mengajak siswa
untuk berdoa
2. Memberikan tepuk
tangan kepada siswa
yang telah aktif dalam
pembelajaran
3. Siswa memberikan
pendapatnya
mengenai
pembelajaran hari ini.
4. Siswa mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai
pembelajaran hari ini
5. Siswa ikut berdoa
untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini.
H. PENILAIAN
1. Penilaian sikap
Teknik Penilaian : Observasi.
Instrumen : Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan
Teknik penilaian : Tes tulis.
Intrumen : Soal tes tulis. (terlampir)
124
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain
KD :
Bahasa Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks fiksi.
IPA
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada pristiwi di lingkungan
sekitar.
3. Penilaian keterampilan
Teknik Penilaian : Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi
kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya
terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik
yang berhasil dalam pengayaan).
J. REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia
dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan
soal yang sejenis.
125
Pamulang, …… April 2017
Guru kelas IV
____________________
126
Lampiran 1
Materi
Teks cerita
Batu Menangis
Di sebuah bukit nan jauh dari desa, di daerah Kalimantan Barat, hiduplah seorang
ibu yang miskin dengan anak perempuannya. Anak perempuanya itu amat sangat cantik.
Akan tetapi, ia memiliki perilaku yang amat buruk. Ia amat pemelas dan tidak pernah
membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Setiap hari kerjanya hanya
bersolek dan mengagumi kecantikannya saja. Selain malas, anak perempuan itu pun amat
manja. Segala permintaannya harus dituruti ia tidak pernah memmedulikan ibunya yang
harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ibunya juga
harus menuruti apa yang ia inginkan.
Suatu hari, anak perempuan dan ibunya ini turun ke desa untuk belanja. Letak
pasar di desa yang akan mereka kunjungi amat jauh sehingga mereka harus berjalan kaki.
Anak perempuan itu berjalan di depan ibunya. Dia berlenggang dengan mengenakan baju
yang bagus dan bersolek agar dikagumi oleh orang-orang yanag melihatnya. Ibunya
sendiri berjalan dibelakang seraya membawa keranjang. Pakaian sang ibu dekil dan lusuh.
Tak seorang pun yang mereka temui diperjalanan mengetahui bahwa mereka adalah ibu
dan anak.
Saat mereka memasuki desa, semua orang memandangi mereka. Mereka terpesona
dengan kecantikaan si anak perempuan. Akan tetapi mereka betanya-tanya tentang
sispakah yang mengikuti anak perempuan itu. “gadis yang cantik, apakah ia ibumu?”
Tanya seorang warga desa. “bukan”, jawab si anak perempuan, “ia adalah pembantuku.”
Begitulah jawaban si anak setiap kali ditanya oleh para warga yang bertemu dengan
mereka.
Sang ibu yang mendengar jawaban yang sama dari putrinya merasa amat terluka
dan sedih. Ia pun berdoa kepada tuhan agar menegur anak perempuannya yang tega
enyakitinya selama ini. Tuhan mendengar doa sang ibu. Perlahan-lahan, tubuh si anak
127
berubah menjadi batu. Dimulai dari kaki kemudian naik ke atas. Melihatnya, si anak
perempuan yang durhaka ini berteriak-teriak memohon ampun kepada ibunya.
“Oh, Ibu, ampuni aku Ibu! Ampuni aku, Ibu!” Si anak terus menerus meratap
sambil menangis, akan tetapi, semua sudah telah terlambat. Seluruh tubuhnya telah
membatu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa dari kedua matanya
ia masih menitikkan air mata seperti sedang menangis. Sejak itulah batu yang berasal dari
anak perempuan itu disebut batu menangis.
Pengaruh Gaya Terhadap Benda
1. Gaya menyebabkan benda diam menjadi bergerak
2. Gaya menyebabkan benda bergerak menjadi diam
3. Gaya menyebabkan benda berubah arah
4. Gaya menyebabkan benda bergerak lebih cepat
5. Gaya merubah bentuk benda
128
Lampiran 2
Soal latihan
1. Siapakah tokoh-tokoh dalam cerita rakyat Batu Menangis?
2. Bagaimana sifat tokoh-tokoh pada dalam cerita rakyat Batu Menangis?
3. Apa pesan moral dari cerita rakyat Batu Menangis?
4. Tentukan tokoh antagonis dan tokoh protagonis pada cerita rakyat Batu
Menangis?
5. Dari daerah manakah cerita rakyat Batu Menangis berasal?
6. Tulislah 5 pengaruh Gaya terhadap benda contonya!
129
Lampiran 3
PENILAIAN
PENILAIAN SIKAP
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
No. Nama
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Men
ghar
gai
ajar
an a
gam
a
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Perc
aya
diri
kerj
asam
a
Ber
tang
gung
jaw
ab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
….
Keterangan
4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati
3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati
2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati
1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati
Cara konversi skor ke skala 1-
130
PENILAIAN PENGETAHUAN
Soal dan jawaban
Rubrik Penilaian Pengetahuan
Nomor
soal
Jenis
soalSoal Jawaban
Skor
maksimal
1-6 Uraian
1.Siapakah tokoh-tokoh utama
dalam cerita rakyat Batu
Menangis?
2.Bagaimana sifat tokoh-
tokoh utama pada dalam
cerita rakyat Batu
Menangis?
3.Apa pesan moral dari cerita
rakyat Batu Menangis?
4.Tentukan tokoh utama dan
tokoh tambahan pada cerita
rakyat Batu Menangis?
5.Dari daerah manakah cerita
rakyat Batu Menangis
berasal?
6.Tulislah 5 pengaruh Gaya
terhadap benda contonya!
1. Anak perempuan dan Ibunya.
(1)
2. Anak perempuan: malas,
manja dan durhaka.
Ibu: baik, penyayang dan
lemah (3)
3. Kata tidak boleh durhaka
kepada orang tua kita. (2)
4. Tokoh utama:anak
perempuan dan Ibunya
Tokoh pembentu: warga desa
(3)
5. Cerita batu menangis
berasal dari daerah
Kalimantan Barat. (1)
6. -Gaya menyebabkan benda
diam menjadi bergerak.
Contohnya: mendorong
meja
-Gaya menyebabkan benda
bergerak menjadi diam.
Contohnya: mengerem
sepeda
15
131
-Gaya menyebabkan benda
berubah arah. Contohnya:
memantulkan bola basket
-Gaya menyebabkan benda
bergerak lebih cepat.
Contohnya: mengayuh
sepeda
-Gaya merubah bentuk
benda. Contohnya:
membuat bentuk darililin
mainan, meremas kertas
(10)
Cara penghitungan nilai :
Skor diperoleh
15
PENILAIAN KETERAMPILAN
Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
X 100 = nilai akhir
132
Isi danPengetahuan:
Kesimpulanyang ditulismerep-resentasikanisi,menunjukkanpengetahuanpenulis yangmenyeluruhatas materi
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikan in-formasi singkatyang berguna bagipembaca, sertadisajikan denganmenarik.
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikaninformasi singkatyang berguna bagipembaca
Sebagian besarkesimpulandibuat denganbaik dan dapatmemberikaninformasi sing-kat yangberguna bagipembaca
Hanya sebagiankecil kesimpulandibuat denganbaik, lengkap dandapat memberi-kan informasisingkat yang ber-guna bagi pem-baca
Penggunaanbahasa Indone-sia yang baikdan benar :
BahasaIndonesia yangbaik dan benardigunakandalampenulisanringkasan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisien danmenarik dalamkeseluruhan penu-lisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisiendalam keseluru-han penulisan
Bahasa Indone-sia yang baikdan benardigunakandengan sangatefisien dalamsebagian besarpenulisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan sangatefisien dalamsebagian kecilpenulisan
KeterampilanPenulisan:
Kesimpulandibuat denganbenar,sistematis danjelas, yangmenunjukkanketerampilanpenulisan yangbaik
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangsangat baik, diatas rata-rata kelas
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangbaik
Sebagian besarhasil penulisankesimpulanyang sistematisdan benarmenunjukkanketerampilanpenulisan yangterusberkembang
Hanya sebagiankecil hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangmasih perlu terusditingkatkan
133
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
No Nama
Aspek yang dinilai
Isi dan
pengetahuan
Penggunaan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
Keterampilan
penulisan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Kriteria :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
134
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester : IV (Empat)/ Genap
Tema : 9. Kayaknya Negriku
Subtema : 1. Kekayaan Sumber Energi di Indonesia
Pembelajaran : ke-1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)):
5. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD):
IPA
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
135
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.5 Mengidentifikasi berbagi sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber
energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan
nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang
berbagai perubahan bentuk energi.
IPS
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan berdiskusi.
3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemandaatan sumberdaya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.
4.1 Menyajikan haasil identifikasi karakteristik ruang dan pemandaatan
sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten
sampai tingkat provinsi.
136
C. INDIKATOR:
IPA
1.1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.
3.5.1 Mengetahui berbagai sumber energi altenatif.
4.5.1 Membuat laporan pengamatan perubahan energi.
IPS
1.3.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.3.1 Berteman dengan tidak memandang suku, agama, dan ras.
3.1.1 Mengetahui sumber daya alam di indonesia
3.1.3 Memahami akibat dari perbutuan hewan liar
4.1.1 Menuliskan sumber
D. MATERI PEMBELAJARAN:
1. Sumber daya alam
2. Energi alternatif
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN:
3. Pendekatan : Saintifik
4. Setrategi : Think Pair Share
5. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
137
F. SUMBER BELAJAR:
- Buku siswa tema Daerah Kayaknya Negriku kelas 4
- Buku Guru tema Daerah Kayaknya Negriku kelas 4
- Bupena tema Daerah Kayaknya Negriku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KegiatanDekripsi Kegiatan Alokasi
WaktuGuru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapakan
salam
2. Guru mengajak semua
siswa berdoa untuk
mengawali kegiatan
pembelajaran.
3. Guru mengecek kesiapan
dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk
disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
4. Menginformasikan tema
pelajaran yang akan
dipelajari yaitu
“Kayaknya Negriku”
Subtema “Kekayaan
Sumber Energi di
Indonesia”
1. Siswa menjawab
salam.
2. Siswa dan guru berdoa
bersama.
3. Siswa menyimak dan
mengikuti permintaan
guru.
15 menit
138
Inti 1. Guru mengawali
pembelajaran dengan
bertanya mengenai materi
yang telah dipelajari
sebelumya.
2. Guru mengkonfirmasi
jawaban-jawaban siswa,
kemudian memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan.
3. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok.
4. Guru meminta siswa
untuk mengmati gambar.
5. Guru meminta siswa
untuk menuliskan
manakah sumber energi
air yang dapat
dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik.
6. Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
hasil pemiki-ranya secara
berpasangan dengan
teman kelompoknya.
7. Guru meminta setiap
pasangan untuk
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru.
(menalar)
2. Siswa menyimak
penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan
yang di ajukan.
3. Siswa duduk
berdasarkan kelompok
yang telah ditentukan
4. Siswa
mengamatigambar
yang telah disediakan
oleh guru. (mencoba)
(menalar)
5. T: siswa menuliskan
pendapatnya mengenai
sumber energi air yang
dapat dimanfaatkan
untuk membangkitkan
listrik. (menalar,
berpikir)
6. P: siswa berdiskusi
secara berpasangan
mengenai hasil
pemikiran masing-
masing. (mencoba,
berdiskusi)
45 menit
139
menyampaikan hasil
diskusi setiap pasangan
kepada semua anggota
kelompok.
8. Guru meminta siswa
untuk membaca teks
tentang sember daya
alam.
9. Guru meminta siswa
untuk menentukan mana
sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dan
tidak dapat diperbaharui.
10. Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
hasil pemikiranya secara
berpasangan dengan
teman kelompoknya.
11. Guru meminta setiap
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusi setiap pasangan
kepada semua anggota
kelompok.
12. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
13. Guru memita siswa
membuat kesimpulan dari
7. S: setiap pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya kepada
semua anggota
kelompok.
(mengomunikasikan)
8. Siswa membaca teks
tentang sumber daya
alam. (membaca)
9. T: siswa menuliskan
pendapatnya mengenai
sumber daya alam
yang dapat
diperbaharui dan tidak
dapat diperbaharui.
(menalar, berpikir)
10. P: siswa berdiskusi
secara berpasangan
mengenai hasil
pemikiran masing-
masing. (mencoba,
berdiskusi)
11. S: setiap pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya kepada
semua anggota
kelompok.
(mengomunikasikan)
140
materi yang baru saja
dipelajari.
12. Siswa bertanya materi
yang belum mereka
pahami. (mencoba
bertanya)
13. Siswa membuat
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
pada pertemuan ini.
Penutup 1. Guru dan siswa
bersama-sama
menyimpulkan hasil
belajar pada pertemuan
hari ini.
2. Guru memberi reward
kepada siswa yang aktif
dengan memberikan
tepuk tangan.
3. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
memberikan
pendapatnya mengenai
pelajaran hari ini.
4. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai pembelajaran
hari ini.
1. Siswa memnyimak dan
ikut memberikan
kesim-pulan dari
pembelajaran hari ini
2. Memberikan tepuk
tangan kepada siswa
yang telah aktif dalam
pembelajaran
3. Siswa memberikan
pendapatnya mengenai
pembelajaran hari ini.
4. Siswa mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai pembelajaran
hari ini
5. Siswa ikut berdoa untuk
mengakhiri
pembelajaran hari ini.
10 menit
141
5. Untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran,
guru mengajak siswa
untuk berdoa
H. PENILAIAN
1. Penilaian sikap
Teknik Penilaian : Observasi.
Instrumen : Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan
Teknik penilaian : Tes tulis.
Intrumen : Soal tes tulis. (terlampir)
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain
KD :
IPA
3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemandaatan sumberdaya
alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten
sampai tingkat provinsi
IPS
3.5 Mengidentifikasi berbagi sumber energi, perubahan bentuk energi,
dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan
bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penilaian keterampilan
142
Teknik Penilaian : Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi
kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya
terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik
yang berhasil dalam pengayaan).
J. REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia
dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan
soal yang sejenis.
Pamulang, ....... April 2017
Guru kelas IV
____________________
143
Lampiran 1
Materi
Sumber Energi Alternatif
Energi merupakan kemampuan untuk lakukan usaha. Sumber energi yang biasa digunakan
oleh manusia adalah bahan bakar minyak (BBM). Namun ketersediaan bahan bakar
tersebut sudah menipis sehingga dibutuhkan sumber energi alternatif. Sumber energi yang
dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif harus ramah ligkungan. Contoh sumber
energi alternatif adalah matahari, angin, panas bumi, limbah sisa tanaman pertania, dan
kotoran ternak.
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam dan dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. SDA dikelompokan menjadi dua, yaitu
berdasarkam lokasi dan sifatnya. Memurut lokasinya SDA dikelompokan menjadi 2, yaitu
SDA daratan dan perairan. Berdasarkan sifatnya SDA dikelompokan menjadi 2, yaitu
SDA dapat diperbaharui dan tidakdapat diperbaharui.
144
Lampiran 2
Soal latihan
1. Apa yang dimaksud dengan energi?
2. Apa sumber energi alternatif berupa energi panas?
3. Apa ciri dari sumber energi alternatif?
4. Apa sajakah sumber energi alternatif yang dapat menggerakan turbin pada
pembangkit listrik?
5. Tulislah 3 contoh sumber energi alternatif!
6. Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam (SDA)?
7. Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibedakan menjadi 2, sebutkan!
8. Berdasarkan sifatnya sumber daya alam dibedakan menjadi 2, sebutkan!
9. Tulislah masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam di darat dan di
perairan!
10. Tuliskan masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui!
145
Lampiran 3
PENILAIAN
PENILAIAN SIKAP
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
No. Nama
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Men
ghar
gai
ajar
an a
gam
a
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Perc
aya
diri
kerj
asam
a
Ber
tang
gung
jaw
ab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
Keterangan
4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati
3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati
2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati
1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati
Cara konversi skor ke skala 1-
146
PENILAIAN PENGETAHUAN
Soal dan jawaban
Rubrik Penilaian Pengetahuan
Nomor
soal
Jenis
soalSoal Jawaban
Skor
maksimal
1-6 Uraian
1. Apa yang dimaksud
dengan energi?
2. Apa sumber energi
alternatif berupa energi
panas?
3. Apa ciri dari sumber
energi alternatif?
4. Apa sajakah sumber
energi alternatif yang
dapat menggerakan turbin
pada pembangkit listrik?
5. Tulislah 3 contoh sumber
energi alternatif?
6. Apa yang dimaksud
dengan sumber daya alam
(SDA)?
7. Berdasarkan lokasinya
sumber daya alam
dibedakan menjadi 2,
sebutkan!
8. Berdasarkan sifatnya
sumber daya alam
dibedakan menjadi 2,
sebutkan!
1. Energi merupakan kemampuan
untuk lakukan usaha. (2)
2. Matahari. (2)
3. Harus ramah lingkungan (2)
4. Arus air , uap dan angin. (3)
5. Matahari, angin, panas bumi,
limbah sisa tanaman pertania,
dan kotoran ternak. (3)
6. Sumber daya alam (SDA)
adalah segala sesuatu yang
berasal dari alam dan
dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. (3)
7. Sumber daya alam darat dan
perairan.
8. sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui
9. SDA darat: sayuran dan kayu
SDA perairan: Ikan dan rumput
laut
10. SDA dapat diperbaharui:
sayuran, ikan, dan binatang
ternak
15
147
9. Tulislah masing-masing 2
contoh untuk sumber daya
alam di darat dan di
perairan!
10. Tuliskan masing-masing
2 contoh untuk sumber
daya alam yang dapat
diperbaharui dan tidak
dapat diperbaharui!
SDA tidak dapat diperbaharui:
minyak bumi dan batu bara.
Cara penghitungan nilai :
Skor diperoleh
15
X 100 = nilai akhir
148
PENILAIAN KETERAMPILAN
Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Isi danPengetahuan:
Kesimpulanyang ditulismerep-resentasikanisi,menunjukkanpengetahuanpenulis yangmenyeluruhatas materi
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikan in-formasi singkatyang berguna bagipembaca, sertadisajikan denganmenarik.
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikaninformasi singkatyang berguna bagipembaca
Sebagian besarkesimpulandibuat denganbaik dan dapatmemberikaninformasi sing-kat yangberguna bagipembaca
Hanya sebagiankecil kesimpulandibuat denganbaik, lengkap dandapat memberi-kan informasisingkat yang ber-guna bagi pem-baca
Penggunaanbahasa Indone-sia yang baikdan benar :
BahasaIndonesia yangbaik dan benardigunakandalampenulisanringkasan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisien danmenarik dalamkeseluruhan penu-lisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisiendalam keseluru-han penulisan
Bahasa Indone-sia yang baikdan benardigunakandengan sangatefisien dalamsebagian besarpenulisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan sangatefisien dalamsebagian kecilpenulisan
KeterampilanPenulisan:
Kesimpulandibuat denganbenar,sistematis danjelas, yangmenunjukkanketerampilan
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangsangat baik, diatas rata-rata kelas
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangbaik
Sebagian besarhasil penulisankesimpulanyang sistematisdan benarmenunjukkanketerampilanpenulisan yangterusberkembang
Hanya sebagiankecil hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangmasih perlu terusditingkatkan
149
penulisan yangbaik
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
No Nama
Aspek yang dinilai
Isi dan
pengetahuan
Penggunaan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
Keterampilan
penulisan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Kriteria :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
150
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islam Muhammadiyah 12 Pamulang
Kelas/Semester : IV (Empat)/ Genap
Tema : 9. Kayaknya Negriku
Subtema : 1. Kekayaan Sumber Energi di Indonesia
Pembelajaran : ke-2 (Dua)
Alokasi Waktu : 4x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)):
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD):
Bahasa Indonesia
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional,
perkembangan teknologi sosial serta prmasalahan sosial
151
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar
pertanyaan.
4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
dalam bntuk teks tulis.
PKn
1.1 Menghargai kebhineka tunggal ikaan dan keberagaman agama suku, bangsa,
pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, upacara adat, sosial,
dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar
2.3 Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar
3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di
rumah, sekolah dan masyarakat
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat
C. INDIKATOR:
Bahasa Indonesia
1.2.1 Memiliki rasa syukur sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam.
2.4.1 Memiliki rasa peduli lingkungan dan sumber daya alam melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia.
3.3.1 Mengetahui langkah-langkah dalam melakukan wawancara
4.3.1 Membuat pertanyaan untuk kegiatan wawancara .
4.3.2 Menyajikan hasil wawancar dalam bentuk laporan tertulis.
152
PKn
1.1.1 Menghargai perbedaan agama, suku, bahasan, adat di lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitar.
2.3.1 Memiliki sikap peduli terhadap lingkungan di sekitar.
3.2.1 Mengidentifikasi hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekitar.
4.2.1 Menganalisis sikap yang harus dilakukan dalam menjaga kelestarian
lingkungan sekitar.
D. MATERI PEMBELAJARAN:
1. Langkah melakukan wawancara
2. Hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekitar
E. PENDEKATAN, SETRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN:
1. Pendekatan : Saintifik
2. Setrategi : Think Pair Share
3. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR:
- Buku siswa tema Daerah Kayanya Negriku kelas 4
- Buku Guru tema Daerah Kayanya Negriku kelas 4
- Bupena tema Daerah Kayanya Negriku kelas 4
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KegiatanDekripsi Kegiatan Alokasi
WaktuGuru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapakan
salam
2. Guru mengajak semua
siswa berdoa untuk
1.Siswa menjawab salam
2.Siswa dan guru berdoa
bersama
15 menit
153
mengawali kegiatan
pembelajaran.
3. Guru mengecek kesiapan
dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk
disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
4. Menginformasikan tema
pelajaran yang akan
dipelajari ya itu
“Kayanya Negriku”
Subtema “Kekayaan
Sumber Energi di
Indonesia”
3.Siswa menyimak dan
mengikuti permintaan
guru
Inti 1. Guru mengawali
pembelajaran dengan
bertanya mengenai
materi yang telah
dipelajari sebelumya.
2. Guru mengkonfirmasi
jawaban-jawaban siswa,
kemudian memberikan
pertanyaan yang
berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan.
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru.
(menalar)
2. Siswa menyimak
penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3. Siswa duduk
berdasarkan kelompok
yang telah ditentukan.
4. Siswa membaca teks
bacaan mengenai materi
45 menit
154
3. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok.
4. Guru meminta siswa
untuk membaca teks
bacaan mengenai materi
tentang wawancara.
5. Guru meminta siswa
membuat pertanyaan
untuk wawancara dengan
topik lingkungan sekolah
6. Guru memberikan
kepada siswa untuk
mencoba melakukan
kegiatan wawancara
secara berpasangan
dengan teman
kelompoknya.
7. Guru meminta siswa
untuk membuat
kesimpulan dari hasil
wawancara.
8. Guru meminta siswa
untuk mempresentasikan
kesimpulan dari hasil
wawancara yang telah
mereka lakukan.
tentang wawancara.
(mencoba) (menalar)
5. T: siswa menuliskan
pendapatnya pertanyaan
untuk wawancara
dengan topik lingkungan
sekolah (menalar,
berpikir)
6. P: siswa mencoba
melakukan kegiatan
wawancara secara
berpasangan dengan
teman kelompoknya.
(mencoba)
7. Siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan
wawacara (menalar,
mencoba)
8. S: siswa
mempresentasikan
kesimpulan dari hasil
wawancata yang telah
mereka lakukan
(mengomunikasikan)
9. Siswa menyimak apa
yang disampaikan oleh
guru.
155
9. Guru menjelaskan
tentang hak dan
kewajiban.
10. Guru meminta siswa
untuk mengamati gambar
pada lembar karja siswa.
11. Guru meminta siswa
untuk memberikan
pendapatnya mengenai
hak dan kewajiban kita
terhadap gambar terdenut
dan menuliskanya di
lembar kerja siswa
12. Guru memberikan
kesempatan kapeda siswa
untuk berdiskusi
mengenai pendapat
mereka masing-masing
secara berpasangan
13. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan
hasil diskusinya
14. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
15. Guru memita siswa
membuat kesimpulan
10. Siswa mengamati
gambar yang diminta
oleh guru. (mengamati)
11. T: Siswa menuliskan
pendapatnya
mengenai gambar
tersebut. (mencoba,
menalar)
12. P: siswa berdiskusi
secara berpasangan
mengenai hasil
pemikiran masing-
masing. (mencoba,
berdiskusi)
(mengonunikasikan)
13. S: setiap pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya kepada
semua anggota
kelompok.
(mengomunikasikan)
14. Siswa bertanya materi
yang belum mereka
pahami. (mencoba
bertanya)
15. Siswa membuat
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
pada pertemuan ini.
156
dari materi yang baru saja
dipelajari.
Penutup 1. Guru dan siswa bersama-
sama menyimpulkan
hasil belajar pada
pertemuan hari ini.
2. Guru memberi reward
kepada siswa yang aktif
dengan memberikan
tepuk tangan.
3. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk memberikan
pendapatnya mengenai
pelajaran hari ini.
4. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai pembelajaran
hari ini.
5. Untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran,
guru mengajak siswa
untuk berdoa
1. Siswa memnyimak dan
ikut memberikan
kesim-pulan dari
pembelajaran hari ini.
2. Memberikan tepuk
tangan kepada siswa
yang telah aktif dalam
pembelajaran.
3. Siswa memberikan
pendapatnya mengenai
pembellajaran hari ini.
4. Siswa mengumpulkan
hasil tulisan mereka
mengenai
pembelajaran hari ini
5. Siswa ikut berdoa
untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini.
10 menit
H. PENILAIAN
1. Penilaian sikap
Teknik Penilaian : Observasi.
157
Instrumen : Lembar Penilaian Observasi. (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan
Teknik penilaian : Tes tulis.
Intrumen : Soal tes tulis. (terlampir)
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain
KD :
Bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara
menggunakan daftar pertanyaan.
PKN
3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat
3. Penilaian keterampilan
Teknik Penilaian : Penilaian Portofolio
Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Portofolio. (terlampir)
I. PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi
kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia dan pengaruhnya
terhadap alam.(Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik
yang berhasil dalam pengayaan).
158
J. REMEDIAL
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi tentang kebutuhan dan jenis-jenis kebutuhan serta perilaku manusia
dan pengaruhnya terhadap alam.. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan
soal yang sejenis.
Pamulang, ....... April 2017
Guru kelas IV
____________________
159
Lampiran 1
Materi
Wawancara
Wawancara adalah kegiatan Tanya jawab anatara penanya dan pemebri informasai
(narasumber). Bebrapa langkah dalam melakukan wawancara:
1. Focus kepada hal yang ingin ditanyakan (menentukan topik wawancara)
2. Membuat daftar wawancara
3. Menentukan narasumber
4. Melakuakn wawancara
5. Mencatat hal-hal penting seputar jawaban
6. Membuat kesimpulan hasil wawancara
Hak dan Kewajiban
Hak adalah segala sesuatu yang layak kita terima setelah melakukan kewajiban.
Kewajiban adalah seala sesuatu yang harus kita kerjakan
160
Lampiran 2
Soal latihan
1. Apa yang dimaksud dengan wawancara?
2. Apa yang dimaksud dengan narasumber?
3. Tuliskan 6 langkah dalam melakukan wawancara!
4. Apa yang dimaksud dengan hak?
5. Apa yang dimaksud dengan kewajiban?
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Isilah table berikut berdasarkan gambar diatas!
Jenis lingkungan Pantai Taman bermain
Hak yang kita peroleh
Kewajiban kita terhadap
lingkungan
Akibat tidak
melkasanakan kewajiban
161
Lampiran 3
PENILAIAN
PENILAIAN SIKAP
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL
No. Nama
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Men
ghar
gai
ajar
an a
gam
a
Men
syuk
uri
karu
nia
tuha
n
Perc
aya
diri
kerj
asam
a
Ber
tang
gung
jaw
ab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
Keterangan
4 = Sangat baik / Mbd=Membudaya= jika sesuai dengan sikap yang sedang diamati
3 = Baik / MB=Mulai Berkembang= jika kurang sesuai dengan sikap yang diamati
2 = Cukup / MT=Mulai Terlihat= jika cukup sesuai dengan sikap yang diamati
1 = Kurang / BT=Belum Terlihat= jika tidak sesuai dengan sikap yang diamati
Cara konversi skor ke skala 1-
162
PENILAIAN PENGETAHUAN
Soal dan jawaban
Rubrik Penilaian Pengetahuan
Nomor
soal
Jenis
soalSoal Jawaban
Skor
maksimal
1-6 Uraian
1. Apa yang dimaksud
dengan wawancara?
2. Apa yang dimaksud
dengan narasumber?
3. Tuliskan 6 langkah
dalam melakukan
wawancara!
4. Apa yang dimaksud
negan hak?
5. Apa yang dimaksud
dengan kewajiban?
6. Sebutkan hak,
kewajiban dan akibat
tidak melaksanakan
kewajiban terhadap
lingkungn taman
bermain dan pantai?
1. Wawancara adalah kegiatan Tanya jawab
untuk antara penenya dan pemberi
informasi. (2)
2. Narasumber adalah orang yang
memberikan informasi (2)
3. Menemtukan topik, membuat daftar
pertanyaan, menentukan narasumber,
mencatat hal-hal penting seputar
jawanban dan membuat kesimpulan hasil
wawancara . (6)
4. Hak adalah seseuatu yang kita peroleh
setelah melaksanakan kewajiban. (2)
5. Kewajiban adalah sesuatu yang harus kita
kerjakan. (2)
6. Taman bermain:
Hak: kita bisa bermain
Kewajiban: menjaga kebersihan taman
bermain
Akibat tidak melaksanakan kewajiban:
taman menjadi kotor dan tidak nyaman
Pantai:
Hak: kita bisa bermain dipantai
menikmati keindahan pantai
Kewajiban: menjaga kebersihan pantai
Akibat tidak melaksanakan
20
163
Akibat tidak melaksanakan kewajiban:
pantai menjadi kotor dan tidak nyaman
untuk di kunjungi. (6)
Cara penghitungan nilai :
Skor diperoleh
20
X 100 = nilai akhir
164
PENILAIAN KETERAMPILAN
Rubrik Penilaian Portofolio Membuat Kesimpulan
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Isi danPengetahuan:
Kesimpulanyang ditulismerep-resentasikanisi,menunjukkanpengetahuanpenulis yangmenyeluruhatas materi
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikan in-formasi singkatyang berguna bagipembaca, sertadisajikan denganmenarik.
Keseluruhankesimpulan dibuatdengan baik,lengkap dan dapatmemberikaninformasi singkatyang berguna bagipembaca
Sebagian besarkesimpulandibuat denganbaik dan dapatmemberikaninformasi sing-kat yangberguna bagipembaca
Hanya sebagiankecil kesimpulandibuat denganbaik, lengkap dandapat memberi-kan informasisingkat yang ber-guna bagi pem-baca
Penggunaanbahasa Indone-sia yang baikdan benar :
BahasaIndonesia yangbaik dan benardigunakandalampenulisanringkasan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisien danmenarik dalamkeseluruhan penu-lisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan efisiendalam keseluru-han penulisan
Bahasa Indone-sia yang baikdan benardigunakandengan sangatefisien dalamsebagian besarpenulisan
Bahasa Indonesiayang baik danbenar digunakandengan sangatefisien dalamsebagian kecilpenulisan
KeterampilanPenulisan:
Kesimpulandibuat denganbenar,sistematis danjelas, yangmenunjukkanketerampilan
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangsangat baik, diatas rata-rata kelas
Keseluruhan hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangbaik
Sebagian besarhasil penulisankesimpulanyang sistematisdan benarmenunjukkanketerampilanpenulisan yangterusberkembang
Hanya sebagiankecil hasilpenulisankesimpulan yangsistematis danbenar menunjuk-kan keterampilanpenulisan yangmasih perlu terusditingkatkan
165
penulisan yangbaik
Lembar Penilaian Keterampilan Membuat Laporan hasil Wawancara
No Nama
Aspek yang dinilai
Isi dan
pengetahuan
Penggunaan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
Keterampilan
penulisan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Kriteria :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Cara konversi skor ke skala 1-4
166
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa
(siklus I pertemuan 1)
167
168
169
Lembar kerja siswa
(siklus I pertemuan 2)
Nama: Tanggal:
Kelas:
Mari membaca cerita!
Bacalah cerita rakyat Batu Menagis pada buku Tematik halaman 45-46
Mari berpikir!
Siapa sajakah tokoh dalam cerita Batu Menagis dan bagimanasifatnya?
Apa pesan moral yang terdapat pada cerita tersebut?
Mari berdiskusi!
Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai tokoh dan sifatmya serta pesanmoral pada cerita Malin Kundang dengan temanmu secar berpasangan!
170
Mari berbagi!
Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengantemanmu!
Mari mengamati!
Amatilah gambar pada buku Tematik halaman 48!
Mari memcoba!
Lakukanlah percobaan gaya untuk melihat pengaruh gaya terhadap gerakbenda dengan memantulkan bola bekel!
Mari menulis!
Tulislah hasil percobaan yang telah kalian lakukan!
Mari mengomunikasikan!
Presentasikanlah hasil percobaan kelompokmu kepada teman-teman kelasmu!
Apa perbedaan arah gerak benda sebelum dan setelah dipantulkan ?
Mengapa bola yang dijatuhkan dapat memantul?
gaya apakah yang yang terdapat pada bola tersebut?
Apa kesimpulan dari percobaan di atas?
171
Mari berlatih!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yangtepat!
1. Siapakah tokoh-tokoh dalam cerita rakyat Batu Menangis?
_______________________________________________
_______________________________________________
2. Bagaimana sifat tokoh-tokoh utama pada dalam cerita rakyat Batu
Menagis?
_______________________________________________
_______________________________________________
3. Apa pesan moral dari cerita rakyat Batu Menagis?
_______________________________________________
_______________________________________________
4. Tentukan tokoh antagonis dan tokoh protagonist pada cerita rakyat
Batu Menagis?
_______________________________________________
_______________________________________________
5. Dari daerah manakah asal cerita Batu Menagis?
_______________________________________________
6. Tulislah 5 pengaruh Gaya terhadap benda contonya!
_______________________________________________
_______________________________________________
172
Lembar kerja siswa
(siklus II pertemuan 1)
Nama: Tanggal:
Kelas:
Mari mengamati!
Amatilah gambar pada Bupena halaman 88!
Mari berpikir!
Menurutmu, manakah sumber energi air yang dapat dimanfaatkan untukmembangkitkan listrik? Jelaskan!
Mari berdiskusi!
Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai tokoh dan sifatmya serta pesanmoral pada cerita Malin Kundang dengan temanmu secar berpasangan!
Mari berbagi!
173
Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengantemanmu!
Mari membaca!
Bacalah teks tentang sumberdaya alam pada Bupena halaman 89!
Mari berpikir dan memcoba!
Kelompokanlah kedalam sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan tidakdapat diperbaharui, dan berikan alasannya !
SDA dapat diperbaharui SDA tidak dapat diperbaharuiSDA Alasan SDA Alasan
Jagung-Biodesel-Minyak tanah-Batubara-Avtur-Minyak jarak –Kambing-Alumunium
174
Mari berdiskusi!
Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai SDA yang dapat diperbaharuidan tidak dapat diperbaharui dengan temanmu secar berpasangan!
Mari berbagi!
Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengantemanmu!
Mari berlatih!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yangtepat!
1. Apa yang dimaksud dengan energi?
_______________________________________________
_______________________________________________
2. Apa sumber energi alternatif berupa energi panas?
_______________________________________________
3. Apa ciri dari sumber energi alternatif?
_______________________________________________
175
4. Apa sajakah sumber energi alternatif yang dapat menggerakan
turbin pada pembangkit listrik??
_______________________________________________
5. Tulislah 3 contoh sumber energi alternatif!
_______________________________________________
6. Tulislah 3 contoh sumber energi alternatif!
_______________________________________________
_______________________________________________
7. Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibedakan menjadi 2,
sebutkan!
_______________________________________________
8. Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibedakan menjadi 2,
sebutkan!
_______________________________________________
_______________________________________________
9. Tulislah masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam di darat
dan di perairan!
_______________________________________________
_______________________________________________
10. Tuliskan masing-masing 2 contoh untuk sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui!
_______________________________________________
_______________________________________________
176
Lembar kerja siswa
(siklus II pertemuan 2)
Nama: Tanggal:
Kelas:
Mari mengamati!
Amatilah gambar pada Bupena halaman 90!
Mari berpikir!
buatlah 3 pertanyaan untuk kegiatan wawanvcara dengan topik kebersihanlingkungan!
177
Mari mencoba!
lakukanlah wawancara dengan temanmu secara berpasangan denganpertanyan yang rtelah kamu buat!
Mari menulis!
tulislah kesimpulan dari hasil wawancara yang telah kalian lakukan!
Mari berbagi!
Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengantemanmu!
Mari membaca!
Bacalah teks tentang sumberdaya alam pada Bupena halaman 91!
Narasumber:
Hasil wawancara:
178
Mari berpikir dan memcoba!
Isilah tanel di bawah ini!
Jenis lingkungan Sekolah
Hak yang kita peroleh
Kewajiban kita terhadap
lingkungan
Akibat tidak melkasanakan
kewajiban
Mari berdiskusi!
Diskusikanlah hasil pemikiranmu mengenai hak dan kewajiban terhadaplingkungan sekolah dengan temanmu secar berpasangan!
Mari berbagi!
Berbagilah dengan teman kelompokmu mengenai hasil diskusi dengantemanmu!
Mari berlatih!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yangtepat!
1. Apa yang dimaksud dengan wawancara?
_______________________________________________
_______________________________________________
2. Apa yang dimaksud dengan narasumber?
179
_______________________________________________
3. Tuliskan 6 langkah dalam melakukan wawancara!
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
4. Apa yang dimaksud dengan hak?
_______________________________________________
5. Apa yang dimaksud dengan kewajiban?
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Isilah table berikut berdasarkan gambar diatas!
Jenis lingkungan Pantai Taman bermain
Hak yang kita peroleh
Kewajiban kita
terhadap lingkungan
180
Akibat tidak
melkasanakan
kewajiban
181
3. Lembar observasi kegiatan guru
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU**pembelajaran dilakukan oleh peneliti di dalam kelas
Hari/Tanggal :Tempat Observasi :Materi Pembelajaran :Pertemuan ke- :
Petunjuk Pengisian :Daftar pengamatan pembelajaran berikut ini disusun berdasarkan langkah-langkahpembelajaran dengan setrategi Think Pair ShareBeri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan Anda!SB : Sangat Baik = 5B : Baik = 4CB : Cukup Baik = 3KB : Kurang Baik = 2TB : Tidak Baik = 1
No. Aspek yang diamatiPenilaian
SB B CB KB TB1 Pendahuluan
a. Guru mengajak semua siswaberdo’a sebelum memulaipembelajaran.
b. Guru melakukan komunikasitentang kehadiran siswa.
c. Guru memberikan apersepsikepada siswa.
d. Guru menyampaikan tujuanpembelajaran bahasa Indonesiahari ini.
2 Kegiatan Intia. Guru membentuk kelompok
yang anggotanya berjumlah 4-6orang siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan kesempatankepada siswa untuk berpikirsecara mandiri.
c. Guru memberikan kesempatan
182
kepadasa siswa bekerja samasecara berpasangan dalamkelompok untuk saling bertukarpikiran mengenai hasilpemikirannya masing-masing
d. Guru meminta siswamempresentasikan ataumembacakan hasil diskusiberpasangan atau kelompok
3 Kegiatan Penutupa. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya danmengemukakan pendapatnyamengenai materi yang telahdipelajari.
b. Guru bersama siswamenyimpulkan hasilpembelajaran pada pertemuanhari ini.
Observer
___________________
183
4. Lembar observasi kegiatan siswa
LEMBAR OBSERVASI KOOPERATIVITAS SISWA
Hari/Tanggal :Tempat Observasi :Materi Pembelajaran :Pertemuan ke- :
Petunjuk Pengisian :Daftar pengamatan pembelajaran berikut ini disusun berdasarkan langkah-langkahpembelajaran dengan strategi Think Pair ShareBeri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatan Anda!SB : Sangat BaikB : BaikCB : Cukup BaikKB : Kurang BaikTB : Tidak Baik
No. Aspek yang diamatiPenilaian
SB B CB KB TB1 Pendahuluan
a. Siswa berdo’a sebelummemulai pembelajaran.
b. Siswa melakukan komunikasitentang kehadiran temansejawat.
c. Siswa menyimak apersepsiyang diberikan guru kepadasiswa.
d. Siswa menyimak tujuanpembelajaran bahasa Indonesiahari ini yang disampaikan olehguru.
2 Kegiatan Intia. Siswa berkelompok secara
heterogen dengan anggotakelompok 4-6 orang.
b. Siswa berpikir secara mandirimateri yang dipelajari.
184
c. siswa bekerja sama secaraberpasangan dalam kelompokuntuk saling bertukar pikiranmengenai hasil pemikirannyamasing-masing
d. siswa mempresentasikan ataumembacakan hasil diskusiberpasangan atau kelompok.
3 Kegiatan Penutupa. Siswa mengajukan pertanyaan
dan mengemukakanpendapatnya mengenai materiyang telah dipelajari.
b. Siswa menyimpulkan hasilpembelajaran pada pertemuanhari ini bersama dengan guru.
Observer
_________________
185
5. SEQ-C Peter Muris
186
187
6. SEQ-C Peter Muris yang telah diterjemahkan
188
189
7. Lembar penilaian self-efficacy diri sendiri
LEMBAR PENILAIAN SELF-EFFICACY DIRI SENDIRI
Nama :
Petunjuk Pengisian :
Beri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan penilaian terhadap dirisendiri!
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
CB : Cukup Baik
KB : Kurang Baik
TB : Tidak Baik
NO PERTANYAAN SB B CB KB TB
1. ketika mengalami kesulitan dalamtugas sekolah saya memintabantuan guru dengan baik
2. Saya yakin dengan pendapat sayameskipun teman saya tidak setujudengan pendapat saya
3. Ketika saya sedih, saya berusahaumtuk kembali ceria dengan baik
4. Saya lebih memilih belajar ketikaada teman yang mengajak bermain
5. Saya dapat mengatasi rasa takutdengan baik
6. Saya berteman dengan siapa sajadengan baik
7. Saya belajar dengan baik untukulangan
8. Saya tergolong anak yang mudahbergaul
190
9. Saya dapat mengatasi rasa gugupdengan baik
10. Saya menyelesaikan pekerjaanrumah dengan baik setiap hari
11. Saya bekerja sama dalammengerjakan tugas dengan baik
12. Saya bisa mengendalikan perasaansaya dengan baik
13 Saya memperhatikan dengan baikketika belajar di kelas
14. Saya menegur orang yangmelakukan hal yang tidak saya suka
15. Jika saya sedih saya dapat kembaliceria dalam waktu yang tidak lama
16. Saya memahami semua matapelajaran di sekilah dengan baik
17. Saya dapat menyampaikan hal lucukepada teman-teman saya denganbaik
18. Saya dapat memberitahu teman sayaketika saya merasa kurang baik
19. Saya membuat orang tua sayabangga dengan prestasi saya
20. Saya menjalin pertemanan dengananak-anak lain dengan baik
21. Saya berhasil dalam membuangpikiran yang tidak menyenangkan
22. Saya belajar dengan baik untukulangan
23. Saya menghindari pertengkarandengan siapa saja
24. Saya tidak takut dengan sesuatuyang belum pasti terjadi
191
8. Lembar penilaian self-efficacy teman sebaya
LEMBAR PENILAIAN SELF-EFFICACY ANTAR TEMAN
Nama :…………………….
Nama Teman :…………………….
Petunjuk Pengisian :
Beri tanda check-list (√) pada nilai yang sesuai dengan pengamatanmu terhadapteman sebangkumu !
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
CB : Cukup Baik
KB : Kurang Baik
TB : Tidak Baik
NO PERTANYAAN SB B CB KB TB
1. Meminta bantuan dari guru denganbaik ketika mengalami kesulitan dalamtugas-tugas sekolah
2. Menyampaikan pendapat dengan baikmeskipun teman yang lain tidak setujudengan pendapatnya
3. Menghibur diri sendiri dengan baikketika menghadapi kejadian yang tidakmenyenangkan
4. Belajar dengan baik ketika ada hal yangmenarik untuk lakukan pada waktu yangsama
5. Mengatasi rasa takut dengan baik
6. Menjadi teman yang baik untuk anaklain
7. Mempelajari dengan baik materi untukulangan
8. Bercerita dengan baik kepada temanyang yang tidak akrab
192
9. Mengatasi rasa gugup dengan baik
10. Menyelesaikan pekerjaan rumah denganbaik setiap hari
11. Mengerjakan tugas bersama teman kelasdengan baik
12. Mengontrol perasaan dengan baik
13 Memperhatikan dengan baik ketikabelajar di kelas
14. Memberitahu orang lain dengan baikketika mereka melakukan hal yang tidakdi sukanya
15. Dapat menghibur dirinya sendiri denganbaik
16. Memahami semua mata pelajaran disekolah dengan baik
17. Menyampaikan hal lucu kepada teman-teman yang lain dengan baik
18. Memberitahu teman yang lain denganbaik ketika dia merasa kurang baik
19. Berhasil membuat orang tuanya puasdengan tugas sekolah saya
20. Menjalin pertemanan dengan anak-anaklain dengan baik
21. Berhasil dalam membuang pikiranyang tidak menyenangkan
22. Berusaha dengan baik dalam ulangan
23. Dapat menghindari pertengkarandengan baik dengan anak lain
24. Tidak mengkhawatirkan sesuatu yangmungkin terjadi
193
9. Hasil Uji Soal
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
Lampiran 3 Data hasil penelitian
1. Hasil Belajar siswa
Pengisian LKS Siklus I pertemuan 1
208
209
210
211
212
213
Siklus I pertemuan 2
214
215
216
217
218
219
siklus II pertemuan 1
220
221
222
223
224
225
226
227
Siklus II Pertrmuan 2
228
229
230
231
232
233
234
235
Data nilai pengetahuan hasil belajar siswa
PENILAIAN PENGETAHUAN
No Nama
Siklus 1Pertemuan 1 Pertemuan 2
B. Indo IPARata-rata
B. Indo IPARata-rata
1 Ajar 90 100 95 95 50 72.52 Andien 60 100 80 - - -3 Aryo - - - 95 100 97.54 Bagas 75 60 67.5 90 95 92.55 Cantika 55 100 77.5 75 50 62.56 Danta 100 100 100 95 100 97.57 Devin 80 75 77.5 60 30 458 Dimas 80 90 85 90 30 609 Dzaki 60 70 62.5 90 20 5510 Endhita 90 100 95 100 100 10011 Faiq 65 100 77.5 90 60 7512 Ibna 90 100 95 100 50 7513 Kaila 80 90 85 95 90 92.514 Kanza 90 100 95 100 100 10015 Keisha - - - - - -16 Atal 100 80 90 90 50 7017 Fayedz 100 90 95 70 70 7018 Faiz 80 90 85 70 70 7019 Raihan 60 100 80 95 60 77.520 Nabil 60 90 75 95 90 92.521 Nadin - - - 100 100 10022 Naila 70 100 85 95 100 97.523 Racka 50 90 70 90 50 7024 Rasya 90 90 90 90 50 7025 Fathin 65 100 82.5 - - -26 Sarah 70 80 75 85 80 82.527 Audry 70 90 80 95 90 92.528 Zara 85 90 87.5 85 30 57.529 Syaqila 90 90 90 100 50 7530 Syeril 60 90 75 100 60 8031 Dara 70 80 75 80 50 6532 Ara - - - 95 100 97.533 Haura 100 90 95 100 100 10034 Filza 100 100 100 95 90 92.535 Kiki 75 90 82.5 85 60 72.5
Rata-rata 77,74 90.80 84.03 90.31 69.53 79.92
236
Persentase nilai pengetahuan hasil belajar siswa siklus I
Tema 8 Subtema 2
KeteranganMata pelajaranBahasa Indonesia IPA< KKM >KKM < KKM < KKM
Pertemuan 1Jumlah siswa 11 20 3 27Persentase 36% 64% 6,5% 93,5%Nilai rata-rata 77,47 90,80Persentase ketuntasan 64% 93,5%Klasikal Belum tuntasPertemuan 2Jumlah siswa 3 29 16 16Persentase 10% 90% 50% 50%Nilai rata-rata 90.31 69.53Persentase ketuntasan 90% 50%Klasikal Belum tuntas
237
PENILAIAN PENGETAHUAN
No Nama
Siklus 2Pertemuan 1 Pertemuan 2
IPA IPSRata-rata
B. Indo PKNRata-rata
1 Ajar 90 75 82.5 95 90 92.52 Andien 75 80 77.5 90 100 953 Aryo 60 75 67.5 90 80 854 Bagas 85 85 85 100 95 97.55 Cantika - - - 70 100 856 Danta - - - 100 100 1007 Devin 80 100 90 100 100 1008 Dimas 50 75 57.5 80 95 87.59 Dzaki - - - - - -10 Endhita 55 100 77.5 100 95 97.511 Faiq 30 80 55 85 65 7512 Ibna 90 100 95 100 100 10013 Kaila 95 95 95 100 100 10014 Kanza 95 100 97.5 100 100 10015 Keisha 95 100 97.5 100 100 10016 Atal 70 75 72.5 90 100 9517 Fayedz 50 90 70 100 90 9518 Faiz 70 85 77.5 85 95 9019 Raihan 70 100 85 100 85 92.520 Nabil 70 100 85 100 80 9021 Nadin 95 100 97.5 100 100 10022 Naila 70 100 85 95 100 97.523 Racka 40 85 62.5 85 70 77.524 Rasya 90 80 85 80 90 8525 Fathin 70 100 85 100 100 10026 Sarah 75 85 80 100 75 87.527 Audry 95 100 97.5 100 100 10028 Zara 45 70 57.5 90 75 82.529 Syaqila 25 40 32.5 100 90 9530 Syeril 95 100 97.5 90 90 9031 Dara 80 100 90 100 100 10032 Ara 75 95 85 100 100 10033 Haura 100 90 95 90 100 9534 Filza 100 100 100 100 100 10035 Kiki 100 100 100 95 100 97.5
Rata-rata 74.53 89.37 81.79 94.41 92.94 93.67
238
Persentase nilai pengetahuan hasil belajar siklus II
Tema 8 Subtema 2Keterangan Mata pelajaran
< KKM >KKM < KKM < KKMPertemuan 1 IPS IPAJumlah siswa 2 30 8 24Persentase 6% 94% 25% 75%Nilai rata-rata 89,73 74.53Persentase ketuntasan 94% 75%Klasikal TuntasPertemuan 2 Bahasa Indonesia PKNJumlah siswa 1 33 2 32Persentase 3% 97% 6% 94%Nilai rata-rata 94,41 92,94Persentase ketuntasan 97% 94%Klasikal Tuntas
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Rata-Rata Persentase Hasil Belajar
Data Pertemuan 1 Pertemuan 2Siklus I
Mata pelajaran BahasaIndonesia
IPA BahasaIndonesia
IPA
Nilai rata-rata 77,47 90,80 90,31 69,53Persentaseketuntasan
64% 93.5% 90% 50%
Keterangan Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntasKeputusan Belum Tuntas
Siklus IIMata pelajaran IPS IPA Bahasa
IndonesiaPKN
Nilai rata-rata 89,73 74,53 94,41 92,94Persentaseketuntasan
94% 75% 97% 94%
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas TuntasKeputusan Tuntas
239
2. Hasil observasi observasi aktifitas guru
240
241
Rekapitilasi hasil observasi aktifitas guru
SB : Sangat Baik = 5
B : Baik = 4
CB : Cukup Baik = 3
KB : Kurang Baik = 2
TB : Tidak Baik = 1
No. Aspek yang diamatiSiklus/Pertemuan
I/1 I/2 II/1 II/21 Pendahuluan
a. Guru mengajak semua siswa berdo’asebelum memulai pembelajaran.
5 5 5 5
b. Guru melakukan komunikasi tentangkehadiran siswa.
4 4 5 5
c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa. 4 4 4 4d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini.4 4 4 4
2 Kegiatan Intia. Guru membentuk kelompok yang
anggotanya berjumlah 4-6 orang siswasecara heterogen.
5 5 45
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswauntuk berpikir secara mandiri.
4 4 4 5
c. Guru memberikan kesempatan kepadasasiswa bekerja sama secara berpasangandalam kelompok untuk saling bertukarpikiran mengenai hasil pemikirannyamasing-masing
4 4 4 4
d. Guru meminta siswa mempresentasikan ataumembacakan hasil diskusi berpasangan ataukelompok
4 5 4 5
3 Kegiatan Penutupa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengemukakanpendapatnya mengenai materi yang telahdipelajari.
3 4 4 4
b. Guru bersama siswa menyimpulkan hasilpembelajaran pada pertemuan hari ini.
5 5 5 5
Jumlah 42 44 43 46Jumlah maksimal 50
242
Persentase hasil observasi aktifitas guru
SIKLUS I
Aktifitas guru pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %∑ skor maksimum ideal
= 42 x 100%
50
= 84%
Aktifitas guru pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 44 x 100%
50
= 88%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa siklus I
∑ = 84%+88% = 148% = 86%
2 2
SIKLUS II
Aktifitas guru pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 43 x 100%
50
= 86%
243
Aktifitas guru pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 46 x 100%
50
= 92%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas guru siklus II
∑ = 86%+92% = 178% = 89%
2 2
244
3. Hasil observasi observasi kegiatan siswa
245
246
Rekapitilasi hasil observasi aktifitas siswaSB : Sangat Baik = 5B : Baik = 4CB : Cukup Baik = 3KB : Kurang Baik = 2TB : Tidak Baik = 1
No. Aspek yang diamatiSB B CB KB
1 Pendahuluana. Siswa berdo’a sebelum memulai
pembelajaran.4 5 5 5
b. Siswa melakukan komunikasi tentangkehadiran teman sejawat.
4 4 4 4
c. Siswa menyimak apersepsi yang diberikanguru kepada siswa.
5 5 4 5
d. Siswa menyimak tujuan pembelajaranbahasa Indonesia hari ini yang disampaikanoleh guru.
3 3 4 4
2 Kegiatan Intia. Siswa berkelompok secara heterogen dengan
anggota kelompok 4-6 orang.4 5 4 4
b. Siswa berpikir secara mandiri materi yangdipelajari.
3 4 4 5
c. siswa bekerja sama secara berpasangandalam kelompok untuk saling bertukarpikiran mengenai hasil pemikirannyamasing-masing
3 3 3 4
d. siswa mempresentasikan atau membacakanhasil diskusi berpasangan atau kelompok.
3 4 4 4
3 Kegiatan Penutupa. Siswa mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapatnya mengenaimateri yang telah dipelajari.
3 3 3 3
b. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaranpada pertemuan hari ini bersama denganguru.
3 3 3 4
Skor 35 39 38 42Skor maksimal 50
Persentase hasil observasi aktifitas siswaSIKLUS I
Aktifitas siswa pertemuan 1
247
P = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 35 x 100%
50
= 70%
Aktifitas siswa pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 39 x 100%
50
= 78%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa siklus I
∑ = 70%+78% = 148% = 74%
2 2
SIKLUS II
Aktifitas siswa pertemuan 1
P = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 38 x 100%
50
= 76%
Aktifitas siswa pertemuan 2
p = ∑ skor total dari observer x 100 %
∑ skor maksimum ideal
= 42 x 100%
50
= 84%
Rata-rata persentase hasil observasi aktifitas siswa siklus II
∑ = 76%+84% = 160% = 80%
2
248
4. Hasil penilaian self-efficacy diri sendiri
249
250
251
252
253
254
5. Hasil penilaian self-efficacy teman sebaya
255
256
257
258
259
260
Kegiatan membaca Thing, kegiatan berpikir secara mandiri
Pair, kegiatan berdiskusi secara berpasangan Share, kegiatan berbagi hasil diskusi berpasangandengan pasangan lain di kelompok
Melakukan percobaan dan mengamatipengaruh gaya terhadap gerak benda
Mengajukan pertanyaan mengenai materi yangsedang dipelajari
Lampiran 4 Dokumentasi
261
Menuliskan hasil percobaan dan pengamatanyang telah dilakukan
Mencoba melakukan kegiatan wawancarasecara berpasangan
Mengomunikasikan hasil percobaan danpengamatan kepada teman yang lain di kelas
Mengomunikasikan hasil percobaan danpengamatan kepada teman yang lain di kelas
Mengomunikasikan laporan hasil wawancarakepada teman yang lain di depan kelas
Mengerjakan soal latihan secara mandiri
163
BIOGRAFI SINGKAT
Novia Siti Fauziyah lahir pada 08 Oktober 1995 di Cianjur.
Putri pertama dari 5 bersaudara ini menempuh pendidikan
dasar di MI. Sirujul Athfal I dari tahun 2001-2007. Lulus dari
sana, ia melanjutkan pendidikannya di MTs. Tanwiriyyah di
tahun 2007-2010, lalu meneruskan ke MA. Tanwiriyyah
ditahun 2010-2013. Setelah menyelesaikan pendidikannya
di MA. Tanwiriyyah ia melanjutkan pendidikannya di UIN
Syarif Hidatyatullah Jakarta, mengambil jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Dalam jenjang perkuliahannya ia mengikuti
beberapa organisasi kampus diantaranya pojok seni Tarbiyah (POSTAR). Postar merupakan
organisasi difakultas Tarbiyah yang mewadahi aahasiswa Tarbiyah yang meiliki bakat dan
ketertarikan pada bidang seni. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai ketua Bidang Seniora
di Himpunan Mahasiswa jurusan (HMJ) PGMI pada tahun 2016.