penerapan teori

13
Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 29 Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika Piping Sugiharti, S.Pd.*) *) Guru SMP BPK PENABUR Cimahi, Juara I Lomba Karya Tulis HUT ke-55 BPK PENABUR Kategori Guru SMP/SLTA Penelitian Abstrak nak-anak memiliki kecerdasan yang beragam (Multiple Intelligences), dimana kecerdasan dalam bidang angka atau logika (Logical- Mathematical Intelligence) hanyalah merupakan sebagian kecil dari berbagai kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak. Fisika sebagai salah satu ilmu dalam bidang sains merupakan salah satu mata pelajaran yang biasanya dipelajari melalui pendekatan secara matematis sehingga seringkali ‘ditakuti’ dan cenderung ‘tidak disukai’ anak-anak karena pada umumnya anak-anak- yang memiliki kecerdasan Logical Mathematical sajalah yang ‘menikmati fisika’. Belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi lebih jauh anak didik diharapkan mampu memahami konsep yang terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam parameter-parameter atau simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta menyelesaikannya secara matematis. Tidak jarang hal inilah yang menyebabkan ketidaksenangan anak didik terhadap mata pelajaran ini menjadi semakin besar. Dalam tulisan ini akan diterapkan sebuah metode mengajar yang kreatif dan aplikatif berdasarkan Multiple Intelligence yang dimiliki anak-anak agar anakanak yang tidak memiliki kecerdasan logis-matematis dapat ikut ‘menikmati fisika’. Metode ini tidak hanya sederhana, tetapi sangat efektif dalam menciptakan kreativitas dan aktivitas anak didik. Dari hasil penerapan metode ini diperoleh kenyataan bahwa kesenangan anak didik terhadap mata pelajaran fisika meningkat. Melalui metode ini pula anak-anak minimal tidak lagi ‘takut’ menghadapi pelajaran fisika karena ternyata fisika pun dapat dipelajari dengan cara-cara yang menyenangkan sesuai dengan talenta yang dimilikinya Kata kunci : Keragaman kecerdasan, metode mengajar, siswa Abstract Children have multiple intelligence of which logical mathematical is only one of them. Physics is one of the subjects in the field of science using mathematical A 30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005 Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika approach. This approach often makes the children afraid of and reluctant to studying Psysics. They are of the opinion that the students with logical mathematical intelligence will succesfully study the subject. This opinion is definitely not true because Physics is not simply mathematics. This article introduces a

Upload: dei-al-faroby

Post on 25-Jun-2015

277 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan teori

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 29Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Penerapan Teori Multiple Intelligencedalam Pembelajaran FisikaPiping Sugiharti, S.Pd.*)

*) Guru SMP BPK PENABUR Cimahi, Juara I Lomba Karya Tulis HUT ke-55 BPK PENABUR KategoriGuru SMP/SLTAPenelitian

Abstraknak-anak memiliki kecerdasan yang beragam (Multiple Intelligences),dimana kecerdasan dalam bidang angka atau logika (Logical-Mathematical Intelligence) hanyalah merupakan sebagian kecil dariberbagai kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak.Fisika sebagai salah satu ilmu dalam bidang sains merupakan salah satu matapelajaran yang biasanya dipelajari melalui pendekatan secara matematissehingga seringkali ‘ditakuti’ dan cenderung ‘tidak disukai’ anak-anak karenapada umumnya anak-anak- yang memiliki kecerdasan Logical Mathematicalsajalah yang ‘menikmati fisika’. Belajar fisika bukan hanya sekedar tahumatematika, tetapi lebih jauh anak didik diharapkan mampu memahami konsepyang terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam parameter-parameteratau simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta menyelesaikannyasecara matematis. Tidak jarang hal inilah yang menyebabkan ketidaksenangananak didik terhadap mata pelajaran ini menjadi semakin besar.Dalam tulisan ini akan diterapkan sebuah metode mengajar yang kreatif danaplikatif berdasarkan Multiple Intelligence yang dimiliki anak-anak agar anakanakyang tidak memiliki kecerdasan logis-matematis dapat ikut ‘menikmatifisika’. Metode ini tidak hanya sederhana, tetapi sangat efektif dalammenciptakan kreativitas dan aktivitas anak didik. Dari hasil penerapan metodeini diperoleh kenyataan bahwa kesenangan anak didik terhadap mata pelajaranfisika meningkat. Melalui metode ini pula anak-anak minimal tidak lagi ‘takut’menghadapi pelajaran fisika karena ternyata fisika pun dapat dipelajari dengancara-cara yang menyenangkan sesuai dengan talenta yang dimilikinyaKata kunci : Keragaman kecerdasan, metode mengajar, siswaAbstractChildren have multiple intelligence of which logical mathematical is only oneof them. Physics is one of the subjects in the field of science using mathematical

A30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

approach. This approach often makes the children afraid of and reluctant tostudying Psysics. They are of the opinion that the students with logicalmathematical intelligence will succesfully study the subject. This opinion is definitelynot true because Physics is not simply mathematics. This article introduces amethod of teaching and learning Psysics which will motivate the children to learnand enjoy the lesson very much. The method developed from multiple intelligencewill change the children’s image of Physics as a monster to be a fun.PendahuluanFisika menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa yang terjadi dialam, teknik dan lingkungan di sekitar kita. Menurut Duxes (1996:4) dalamproses tersebut ditemukan sejumlah aturan atau hukum-hukum di alam yangdapat menerangkan gejala alam tersebut secara logis dan rasional. Prosesmenguraikan dan menganalisis tersebut didasarkan pada penerapan strukturlogika sebab akibat (kausalitas). Pada gilirannya proses menguraikan danmenganalisis tersebut bertujuan untuk memahami gejala alam. Maksud

Page 2: Penerapan teori

memahami di sini adalah dapat menyesuaikan gambaran dalam jiwa manusiadengan pengalaman fisis.Lebih lanjut memahami gejala alam fisika diperlukan untuk perkembanganpembangunan bagi kesejahteraan manusia. Dengan demikian sangatdibutuhkan proses penerusan pemahaman konsep-konsep fisika. Didaktikfisika merupakan wahana dalam upaya meneruskan pengetahuan tentangfisika. Dalam didaktik fisika diuraikan bagaimana cara memahami pengetahuanfisika yang sudah tersusun dalam rumpun ilmu fisika yang kita kenal sekarang.Agar terselenggara proses penerusan pengetahuan fisika diperlukansejumlah metode ataupun pendekatan yang mampu mengantarkan siswa padatahap penguasaan konsep-konsep fisika tersebut sehingga pada akhirnyamasalah tentang fisika dapat dipecahkan.Menurut Bloom (1979:99) kemampuan pemahaman konsep adalah halpenting dalam kemampuan intelektual yang selalu ditekankan di sekolah danPerguruan Tinggi. Kemampuan pemahaman konsep suatu materi subjekmerupakan hal terpenting dalam pengembangan intelektual.Dalam pembelajaran fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakansyarat mutlak dalam mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya denganpenguasaan konsep fisika seluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan, baikpermasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupunpermasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di sekolah. Hal inimenunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan tetapi lebihmenuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut.Sangat disayangkan mata pelajaran fisika pada umumnya justru dikenalJurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 31Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

sebagai mata pelajaran yang “ditakuti” dan tidak disukai murid-murid.Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar mereka dimanamereka menemukan kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran ‘berat’dan serius yang tidak jauh dari persoalan konsep, pemahaman konsep,penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan matematis hinggakegiatan praktikum yang menuntut mereka melakukan segala sesuatunyadengan sangat teliti dan cenderung “membosankan”. Akibatnya tujuanpembelajaran yang diharapkan, menjadi sulit dicapai. Hal ini terlihat darirendahnya nilai rata-rata mata pelajaran sains (khususnya fisika) dari tahunke tahun.Mata pelajaran fisika juga menjadi momok bagi para siswa karenahubungannya erat dengan matematika. Kemampuan matematis siswa yanglemah secara otomatis akan mengalami kesulitan dalam memahami fisika,karena sebagian besar penyelesaian soal-soal fisika dilakukan melaluipendekatan secara matematis. Artinya, siswa yang memiliki kecerdasan dalambidang angka atau logika (Logical-Mathematical Intelligence) saja yang dapatmemahami pelajaran fisika dengan baik. Padahal tidak semua siswa memilikikemampuan yang cukup dalam bidang matematika.Melalui tulisan ini akan dijabarkan secara singkat bagaimana penulissebagai guru mata pelajaran fisika di SMP BPK PENABUR Cimahi menerapkansuatu metode pembelajaran fisika yang didasarkan pada keragamankecerdasan (Multiple Intelligence) yang dimiliki siswa agar siswa yang tidakmemiliki kecerdasan logis matematis dapat mempelajari fisika berdasarkanragam kecerdasan yang dimilikinya. Sehingga diharapkan semua siswa dapatikut ‘menikmati’ fisika.Keragaman Kecerdasan dan Metode MembelajarkanMenurut T. Amstrong (2004) dalam bukunya “Kamu Itu Lebih Cerdas DaripadaYang Kamu Duga” (You’re Smarter Than You Think), anak-anak memilikiMultiple Intelligence. Dalam buku tersebut dikatakan sedikitnya ada 8 macam

Page 3: Penerapan teori

kecerdasan yang salah satu atau beberapa diantaranya dapat dimiliki olehseorang anak, yaitu:1. Kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence)2. Kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence)3. Kecerdasan dalam menggunakan logika (Logical-Mathematical Intelligence)4. Kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-Spatial Intelligence)5. Kecerdasan dalam memahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)6. Kecerdasan dalam memahami sesama (Interpersonal Intelligence)7. Kecerdasan dalam memahami diri sendiri (Intrapersonal Intelligence)8. Kecerdasan dalam memahami alam (Naturalist Intelligence)32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

Dari berbagai macam kecerdasan tersebut, setiap jenis kecerdasan yangada juga memiliki ciri-ciri tertentu. Dari berbagai macam ciri yang ada padaseorang anak dapat diketahui jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak tersebut.Linguistic IntelligenceMenurut buku tersebut, anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjolbiasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi,senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik,pandai mengeja, suka menulis surat atau e-mail, senang membicarakan ideidedengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingatnama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-katatersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan ataupantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya.Kecerdasan dalam bidang ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpanberbagai informasi yang berarti yang berkaitan dengan proses berpikirnya.Musical IntelligenceSeorang anak yang memiliki kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence)biasanya senang menyanyi, senang mendengarkan musik, mampu memainkaninstrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingatmelodi atau nada, mudah mengenali banyak lagu yang berbeda-beda, mampumendengar perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkanbersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir ataumengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suaradisekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya(bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari atau menghentakkan kaki),senang mengarang/menulis lagu-lagu atau rap-nya sendiri dan mudahmengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.Logical Mathematical IntelligenceSeseorang dengan Logical-Mathematical Intelligence yang tinggi biasanyamemiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan,mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri,senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (sepertimenerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angkaangkaserta skor-skor (skor sepak bola, skor games, berapa tingginya gedungtertinggi di dunia, dll), menikmati permainan yang menggunakan strategiseperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan danakibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktudengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukanJurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 33Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik danmereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.Visual-Spatial InteligenceSeorang anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan gambar

Page 4: Penerapan teori

biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ideidenyaatau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah,berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objekdalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu,senang membongkar pasang, senang bekerja dengan bahan-bahan seniseperti kertas, cat, spidol atau crayon, senang menonton film atau video,senang bermain video games, memperhatikan gaya berpakaian, gaya rambut,model mobil, motor atau hal sehari-hari lainnya, senang membaca ataumenggambar peta hanya untuk bersenang-senang, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola duniadisekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengansangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalambentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedangmengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar sertailusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi.Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehinggacenderung kreatif dan imaginatif.Bodily Kinesthetic IntelligenceAnak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh cenderung sukabergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilanfisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang berakting,senang meniru gerak-gerik atau ekspresi teman-temannya, senangberolahraga atau berprestasi dalam bidang olahraga tertentu, terampilmembuat kerajinan atau membangun model-model, luwes dalam menari,berjoget atau berdansa, senang menggunakan gerakan-gerakan untukmembantunya mengingat berbagai hal, mempunyai koordinasi serta kesadaranyang baik terhadap tempo dan senang beristirahat. Anak-anak dengankecerdasan tubuh biasanya lebih mengandalkan kekuatan otot-ototnya.Interpersonal IntelligenceJika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama biasanya iasuka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketikaseseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok sertapercakapan yang hangat dan mengasyikkan, senang membantu sesamanya34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

yang sedang bertikai agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orangbaru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan temantemannya,mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya denganmengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanyabersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau terlibatdalam hal-hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar bersamaketimbang sendirian, senang meyakinkan orang tentang sudut pandangnyaterhadap sesuatu, mementingkan soal keadilan serta benar-salah dan senangbersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasaninterpersonal biasanya disukai teman-temannya karena ia mampu berinteraksidengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya.Intrapersonal IntelligenceSeorang anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami diri sendiribiasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, sukamenetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, menjunjung tinggikepercayaan-kepercayaannya seandainya pun kepercayaannya itu tidakpopuler. Ia tidak terlalu mengkhawatirkan apa kata orang dibandingkan dengankebanyakan orang lainnya. Ia juga mengetahui bagaimana perasaannya danmengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untukmerenungkan dalam-dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan

Page 5: Penerapan teori

kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadikemahirannya dan bidang dimana dia tidak terlalu mahir. Ia senang membuatcatatan harian atau membuat jurnal harian, senang menuliskan ide-idenya,kenangan-kenangannya, perasaan-perasaannya atau sejarah pribadinya. Anakseperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senangmemikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti.Naturalist IntelligenceSeorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam biasanya sukabinatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau dilingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan, senang ke taman, kebunbinatang atau menikmati keindahan di aquarium. Selain itu ia juga senangberkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alamdimanapun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yangberbeda-beda, senang memelihara binatang, mempunyai ingatan yang kuattentang detail tempat-tempat yang pernah dia kunjungi serta nama-namahewan, tanaman, orang dan berbagai hal lainnya, banyak bertanya tentangorang, tempat dan hal yang dia lihat di lingkungan atau di alam sehingga diabisa lebih memahaminya. Ia mampu memahami serta mengurus dirinya sendiriJurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 35Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

di situasi atau tempat yang baru dan berbeda. Ia juga sangat memperhatikanlingkungan di sekitarnya (di sekolah atau di rumah). Anak ini biasanya senangmencari tahu tentang sesuatu kemudian mengelompokkannya ke dalamkategori tertentu, misalnya senang mengamati burung, bebatuan ataumencatat jenis mobil yang berbeda-beda. Anak dengan kecerdasan ini biasanyatahu persis kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.Dari berbagai penjelasan yang didapat dari buku inilah penulis memahamibahwa anak-anak memiliki Multiple Intelligence dimana kecerdasan dalambidang angka atau logika hanyalah merupakan sebagian kecil dari berbagaimacam kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak. Dalam bukutersebut juga dikatakan bahwa test IQ bukanlah satu-satunya ukurankecerdasan anak, karena test IQ hanya menekankan pada kecerdasan logikamatematikadan bahasa.Model Pembelajaran Fisika Melalui PermainanBerbekal dari pemahaman yang diuraikan di muka maka penulis terinspirasiuntuk membuat model pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif berdasarkankeragaman kecerdasan yang dimiliki anak agar anak-anak yang tidak memilikikecerdasan dalam bidang angka/logika juga dapat ikut menikmati fisika sesuaidengan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Misalnya anak-anak yang memilikikecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence) dapatmempelajari fisika dengan pantun, puisi dan lain-lain. Anak-anak yang memilikikecerdasan dalam bidang musik (Musical Intelligence) juga dapat mempelajarifisika dengan mengarang lagu-lagu untuk mengingat fakta-fakta dalam fisika.Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-Spatial Intelligence) dapat mempelajari fisika dengan membuat komik/ceritabergambar, lukisan dan lain-lain. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalammemahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence) dapat mempelajari fisikamelalui drama dan tari-tarian.Selain itu menurut Bahrudin, seorang guru sebuah sekolah alternatif diSalatiga Jawa Tengah, ukuran keberhasilan pendidikan pertama-tama adalahbila anak bisa belajar dengan senang. Bila sekolah tidak bisa memberikanrasa nyaman maka keberhasilan anak untuk belajar sudah berkurang sampai50%. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dibangun berdasarkankegembiraan murid dan guru. (Kompas, Rabu 23 Maret 2005).Multiple Intelligence pada dasarnya merupakan pengembangan dari

Page 6: Penerapan teori

kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emotional (EQ) dan kecerdasan spiritual(SQ). Celakanya, pola pemikiran tradisional dalam pendidikan acapkali lebihmenekankan pada kemampuan logika-matematika dan bahasa. Padahal, setiaporang memiliki cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

dihadapinya. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseoranguntuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut ataumembuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. (Handy Susanto,2005).Berdasarkan berbagai kenyataan itulah maka penulis sebagai guru matapelajaran fisika pada SMP BPK PENABUR Cimahi mencoba menerapkan metodemengajar yang kreatif dan aplikatif yang mungkin tidak didapatkan dalamteori-teori belajar yang ada selama ini. Metode yang penulis terapkan di siniadalah metode pengajaran fisika melalui permainan sesuai dengan ragamkecerdasan yang dimiliki oleh para siswa. Dalam metode ini siswa dibagimenjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 – 8 orang dan kepadatiap-tiap kelompok diberikan kebebasan untuk menuangkan ide-idenya. Keempat kelompok tersebut memilih kegiatan membuat: 1) Teka Teki Silang(TTS) dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan fisika, 2) pantuntentang fisika, 3) mengganti syair lagu kesukaan mereka dengan konsepkonsepfisika dan 4) sebuah drama singkat tanpa kata untuk menjelaskansuatu konsep fisika. Dan agar ‘permainan’ menjadi lebih menarik makadiberikan aturan-aturan dan penilaian-penilaian dalam setiap jenis ‘permainan’yang dilakukan.Kelompok yang membuat TTS biasanya membuat kolom-kolom TTS-nyapada sebuah kertas karton besar yang kemudian ditempel di papan tulis danpertanyaan-pertanyaan dibagikan kepada kelompok-kelompok lainnya.Kemudian kelompok-kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk mengisikolom-kolom tersebut secara bergiliran. Untuk setiap pertanyaan yang dijawabbenar akan memperoleh nilai 100 dan jika salah dikurangi 50. Kelompok yangmenjawab salah akan kehilangan giliran menjawab sebanyak 1 kali.Contoh TTS:Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 37Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Mendatar:2. Suatu tarikan atau dorongan4. Kelengkungan permukaan zat cair5. Satuan intensitas cahaya7. Alat ukur kelajuan8. Penurunan tekanan udara secara tiba-tibaMenurun:1. Merupakan ukuran banyaknya materi yang dikandung dalam suatu benda3. Kata lain dari energi3a. Satuan internasional untuk suhu8. Satuan energi9. Kemampuan untuk melakukan usaha10. Orang yang menemukan tekanan atmosferKelompok yang membuat pantun biasanya membuat beberapa buah pantunyang berisi konsep-konsep fisika dan mengandung pertanyaaan-pertanyaanyang harus dijawab oleh kelompok-kelompok yang lainnya. Seperti halnyaTTS pertanyaan-pertanyaan yang dijawab benar akan memperoleh nilai 100dan jika salah dikurangi 50.Contoh pantun:Gadis cantik idaman terunaWajah menarik bercahayaKalau adik bijaksana

Page 7: Penerapan teori

Alat apa pengukur gayaKelompok yang membuat puisi atau lagu-lagu biasanya memperolehpenilaian khusus atas kreativitasnya tersebut. Satu cerita menarik yang penulisdapatkan disini adalah bahwa ada seorang siswa yang selama ini hampirselalu mendapat nilai buruk dalam fisika ternyata mampu membuat puisi danmengubah sebuah syair lagu dengan konsep fisika hanya dalam waktu kurangdari 2 x 45 menit bahkan membacakan dan menyanyikannya sendiri denganpenuh penghayatan! Sungguh luar biasa!Contoh Puisi:Guru PintarUsahamu sangat berhargaEnergimu benar-benar nyataUkuran otakmu melebihi guru fisika yang terkenalGayamu Seperti Bunda-kuMeskipun tekanan udara silih bergantiEngkau masih bisa tinggal di bumi ini38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

Berapa m/s engkau berjalan kaki dari rumah ke sekolahJujur saja dunia ini masih berputarEngkau-pun juga seperti Manometer yang berjalanTolong jangan engkau mengurangi energimuEngkau-pun jangan menghilangkan usahamuSebab usahamu dapat membiayai daya pikiranku yang belum pernahtersimpanMeskipun atmosfir adaWaktu detik demi detik berjalanSelamat menjalankan pekerjaanmuKarena engkau adalah guru fisikakuContoh Lagu:Slow^Fast; #=8; Indonesian; Copy@= Cobalah untuk setia, song by: KrisdayantiBeban dari titik tumpuIntro: Pada zamannya tuas telah digunakan oleh banyak ilmuwanLain untuk memudahkan melakukan suatu pekerjaanTetapi archimedes-lah yang pertama kaliMendemonstrasikan secara matematisReff. Bahwa mulai perbandingan antara kuasa-NyaDiberikan dan beban yang dinaikkan samaDengan kebalikan dari nilai perbandinganAntar jarak kuasa dan beban dari titik tumpuArchimedes bahkan dengan banggaMenyatakan bahwa seandainyaIa dapat berdiriDi suatu tempat yang jaraknya cukupReff. ...Kemudian kelompok yang membuat drama singkat tanpa kata biasanyamenerangkan suatu konsep sederhana tentang fisika dan kelompok-kelompoklainnya memberikan kesimpulan tentang maksud dari drama tersebut dalamselembar kertas. Penilaian tertinggi diberikan kepada kelompok yangpendapatnya paling mendekati kebenaran dari konsep yang disajikan. Penilaiandilakukan oleh kelompok yang bersangkutan dan dibantu oleh guru apabilamemang diperlukan. Contoh drama singkat yang pernah dilakukan antaralain: penjelasan tentang konsep perpindahan kalor secara konduksi, sifatsifatbayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin datar, resultan gaya-gayasegaris dan sejajar, konsep gaya tarik/gaya tolak pada magnet, rotasi planetplanet,

Page 8: Penerapan teori

penerapan hukum Pascal pada pompa sepeda dan lain-lain.Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 39Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Dalam drama singkat yang menjelaskan proses perpindahan kalor secarakonduksi ada 4 – 5 orang siswa yang berdiri berjajar dan berperan sebagaipartikel-partikel logam. Kemudian seorang siswa lainnya berperan sebagai‘api’ yang memberikan ‘panas’nya (panas digantikan oleh sebuah bolaberwarna kuning) pada siswa yang berada paling dekat dengan api kemudiansiswa tersebut memberikan bola itu secara estafet melalui siswa yang beradadi sebelahnya hingga sampai di ujung kemudian diberikan pada siswa terakhiryang berperan sebagai ‘pengamat’. Dalam adegan tersebut terjadi hal-halmenarik ketika siswa yang bertugas sebagai pengamat yang memegang bolakuning tersebut berakting seolah-olah kepanasan. Suasana menjadi riuhdengan sorak sorai dan applaus dari siswa yang lainnya.Dalam drama singkat yang menjelaskan tentang sifat-sifat bayangan padacermin datar ada seorang siswa yang berperan sebagai benda dan siswalainnya berperan sebagai bayangan. Dua orang siswa lainnya memegangsebuah plastik transparan besar yang diumpamakan sebagai cermin datar.Hal yang diamati adalah bahwa jarak bayangan = jarak benda ke cermin,tinggi bayangan = tinggi benda dan bayangan bertukaran sisi-sisinya denganbenda. Yang menarik adalah ketika siswa yang berperan sebagai bendamendekati cermin ternyata siswa yang berperan sebagai bayangan malahbergerak mundur/menjauhi cermin. Hal ini tentu saja membuat sebagian siswaspontan tertawa dan mengatakan bahwa hal tersebut salah. Disinilah guruberperan sebagai sumber informasi yang dapat membantu meluruskankesalahan-kesalahan yang mungkin saja dilakukan. Tetapi dengan metode inisiswa belajar menemukan sendiri masalahnya sekaligus memecahkannya.Banyak sekali hal-hal menarik yang terjadi dalam proses pembelajaranseperti ini. Antusiasme siswa sangat besar dan semua siswa terlihat sangatmenikmati pelajaran ini.Memang dalam metode ini, siswa yang memegang peranan penuh dalamkelas. Mereka yang memilih dan merancang konsep materi dan soal yangakan dibahas dan mereka pula yang memberikan penilaian-penilaian. Hal inisesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan saat ini yaitu KurikulumBerbasis Kompetensi (KBK) dimana dalam kurikulum ini siswa yang menjadisubjek utama dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya berperansebagai fasilitator.Satu hal yang menjadi kendala adalah metode ini tidak dapat digunakandalam setiap jam pelajaran fisika karena bagaimanapun siswa harusmendapatkan pemahaman dan konsep-konsep terlebih dahulu dari guru yangbersangkutan agar tidak terjadi kesalahan konsep dan penyimpangan daritujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal lain yang menjadi kendalaadalah adanya keterbatasan waktu yang ada sementara materi pelajaran40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

yang harus diberikan sedemikian banyaknya. Akan tetapi paling tidak denganadanya metode ini guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lainkepada para siswanya sehingga mereka tidak lagi menganggap bahwapelajaran fisika adalah pelajaran yang membosankan sekaligus menakutkan.Hasil dan DiskusiProses pembelajaran fisika yang didasarkan pada teori Multiple Intelligencemampu mengubah pola pengajaran tradisional (ceramah) menjadi sebuahpengalaman belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini guru harus memilikikepekaan untuk melihat semua hal yang ada dalam lingkungan disekitarnyayang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Siswa ditarikkeluar dari paradigma lama yang menekankan pada teori semata. Siswa diajak

Page 9: Penerapan teori

untuk melihat bahwa teori yang mereka terima dapat mereka temui dan bahkandapat mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata sehingga merekamemperoleh kesan yang mendalam.Dari hasil pengalaman yang penulis dapatkan melalui penerapan teoriMultiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisika khususnya, ada beberapakeunggulan yang penulis rasakan, diantaranya adalah:1. Aktivitas pengajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yangdimiliki oleh siswa sedikit banyak telah memunculkan semangat belajardan rasa percaya diri pada setiap siswa. Siswa digali kreativitasnya agarmereka dapat mempelajari fisika sesuai dengan talenta yang ada padamereka, misalnya melalui lagu, pantun, puisi, drama dan lain-lain.2. Melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam pembelajaran fisikatelah menggugurkan anggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit dan tidakmenyenangkan. Karena melalui teori ini guru memberikan kesempatankepada para siswa untuk mempelajari fisika sesuai dengan ragamkecerdasan yang dimilikinya.3. Melalui teori Multiple intelligence ini pula siswa belajar untuk lebih menggalipotensi yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yangtelah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Selain itu siswa juga belajar untukmenghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, misalnya siswayang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalampelajaran fisika ternyata mampu membuat puisi dan menggubah syairlagu dengan konsep-konsep fisika dengan sangat indah.4. Metode ini juga sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dankreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan gurumaupun antara siswa dengan siswa lainnya. Bahkan interaksi ini lebihdidominasi oleh interaksi antara siswa dengan siswa sedangkan guruhanya bersifat sebagai moderator saja. Tanya jawab antar siswa berjalanJurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 41Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

dengan sangat baik dan setiap penilaian yang diberikan oleh guru maupunsiswa lainnya mampu memacu dirinya untuk lebih menggali konsep-konsepmateri yang diajarkan sehingga menghasilkan rasa keingintahuan danpercaya diri yang tinggi.5. Lebih jauh lagi, melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalampembelajaran fisika diharapkan siswa dapat melihat kenyataan bahwamereka itu “unik”. Tuhan menciptakan jutaan bahkan milyaran manusiadengan keunikan tersendiri. Mereka juga dapat melihat bahwa Tuhansudah menyediakan laboratorium terbesar bagi mereka berupa alamsemesta sehingga dengan kesadaran seperti ini maka kecerdasan spriritual(SQ) mereka juga akan ikut tergali. Oleh karena itu secara keseluruhanmetode ini mampu menciptakan rasa belajar fisika yang menyenangkanyang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan minat dan motivasisiswa pada pelajaran fisika. Indikator terakhir yang diharapkan tentu sajaadalah adanya peningkatan nilai rata-rata kelulusan pada mata pelajaransains umumnya, dan fisika khususnya.Selain berbagai kelebihan, ada juga beberapa kelemahan/kendala yangpenulis temukan dalam menerapkan teori ini, di antaranya adalah:1. Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yangharus diajarkan sangat banyak. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) dikatakan bahwa guru memiliki kewenangan untuk memilih materimateriesensial yang akan diajarkan kepada siswanya, sedangkankenyataannya adalah masih adanya tes bagi siswa (ujian nasional danujian sekolah contohnya), dengan soal-soal yang notabene bukan berasaldari guru yang bersangkutan. Sedang pemahaman tentang materi mana

Page 10: Penerapan teori

yang dianggap esensial dan materi mana yang kurang esensial bagi setiapguru bisa saja berbeda-beda. Akhirnya, mau tidak mau guru harusmengajarkan semua materi yang ada dalam buku paket.2. Penerapan teori Multiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisikamembuat siswa tidak hanya duduk “manis” mendengarkan ceramah dariguru. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari tempat dimana merekaakan belajar. Jadi proses belajar mengajar tidak selalu dilakukan di dalamkelas tetapi bisa di lapangan, ruang laboratorium atau perpustakaan.Adakalanya ketika siswa berada dilapangan untuk mempraktekkan sesuatu,hal tersebut ikut memancing keingintahuan siswa yang sedang belajar dikelas lain sehingga guru-guru yang lain (mungkin) merasa terganggu.3. Penerapan teori Multiple Intelligence dalam ruang kelas jugamemungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas. Adakalanya siswaberteriak atau bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegembiraannyaketika mereka mampu memecahkan suatu masalah. Hal ini juga dapatmenggangu konsentrasi guru dan siswa yang berada di kelas lain.42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

4. Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lamadalam pendidikan. Kebanyakan guru sudah merasa nyaman dengan metodeceramah sehingga mereka enggan untuk mencoba hal-hal yang barukarena dianggap merepotkan.Kesimpulan dan SaranDari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:1. Metode pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif berdasarkan penerapanteori Multiple Intelligence ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan rasasenang para siswa terhadap mata pelajaran fisika oleh karena di dalamnyaternyata diterapkan cara-cara belajar fisika yang menarik dan sangatmenyenangkan sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.2. Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan waktu mengajar yang tersedia(mengingat waktu yang tersedia cukup singkat) maka pada setiap akhirpelajaran hendaknya guru memberitahukan kepada para siswanya materiapa saja yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya sehingga parasiswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu di rumah agar ketika gurumengajar siswa sudah siap.3. Sebagai salah satu ujung tombak dalam dunia pendidikan kiranya paraguru selalu berusaha untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagipara siswa khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Salah satucara sederhana yang dapat diterapkan adalah dengan menciptakan metodepengajaran yang kreatif dan aplikatif sehingga mampu meningkatkanminat dan kreativitas siswa-siswanya. Semoga dengan adanya tulisan inidapat memberikan sedikit masukan bagi perkembangan dunia pendidikandi Indonesia umumnya dan BPK PENABUR khususnya.Daftar PustakaAmstrong, T. (2004). Kamu itu lebih cerdas daripada yang kamu duga (You’resmarter than you think). Batam Centre: InteraksaraDahar, Ratna Wilis, Prof. Dr. M.Sc,. (1996).Teori-teori belajar. Jakarta: ErlanggaDuxes, Herbert. (1996). Kompedium didaktik fisika. Bandung: RemajaRosdakarya———— (2002)Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: DepdikbudKompas, Rabu 23 Maret 2005, hal. 9, kol. 1Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 1. Bogor: YudhistiraPrasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 2. Bogor: YudhistiraPrasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 3. Bogor: YudhistiraSusanto, Handy, S.Psi : Penerapan multiple intelligences dalam sistem

Page 11: Penerapan teori

pembelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, Jakarta, 2005

http://www.bpkpenabur.or.id/files/29-42-Penerapan%20Teori%20Multiple%20Intelligence%20dalam%20Pembelajaran%20Fisika.pdf