penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Sekolah Minggu Gereja Kristen adalah
kegiatan pembelajaran Agama Kristen
untuk anak-anak dari balita hingga kelas 6 tingkat sekolah dasar.
Dalam kegiatan sekolah minggu ini masih belum menggunakan
media khusus sekolah minggu yang beragam. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kualitas kegiatan sekolah minggu dan menarik minat
anak-anak untuk lebih aktif dan rajin datang ke sekolah minggu,
dibuatlah media pembelajaran untuk kegiatan sekolah minggu.
Media ini berfungsi sebagai cerita, alat peraga, gambar dan buku
panduan dan semua media tersebut bertujuan untuk menyampaikan
materi sekolah minggu. Perancangan media pembelajaran disertai
dengan media infomasi untuk memberitahukan tentang keberadaan
media pembelajaran baru ini. Karena keterbatasan waktu maka
perancangan media komunikasi visual ini belum pernah dipraktekkan
di kelas Sekolah Minggu Gereja Kristen , maka karya perancangan
ini belum dijamin keefektifannya dan belum tentu benar-benar sesuai
dengan kebutuhan anak-anak sekolah minggu. Meskipun demikian,
karena perancangan media komunikasi visual ini telah dirancang
melalui metode dan prosedur yang nalar dan ilmiah maka diduga
Penerapan Teori Belajar Skiner 1
secara teoritis media tersebut efektif. Media ini sangat berguna bagi
pendidikan Agama Kristen untuk anak-anak. Seperti yang dikatakan
bahwa perancangan ini masih mempunyai keterbatasan, sehingga
diharapkan perancangan media pembelajaran untuk kegiatan
sekolah minggu dapat disempurnakan dan lebih dikembangkan.
Namun yang menjadi permasalahan yang ditemukan pada saat ini
adalah lokasi pelayanan anak sekolah minggu dari penulis terletak
jauh dari pusat kota atau boleh dikatankan terletak di daerah
terpencil yaitu didesa Moutong tengah kecamatan Moutong yang
menurut letak geografisnya sangat jauh dari pusat kota sehingga
media pembelajaran yang akan digunakan sebagai alat peraga sukar
didapat. Yang menjadi permasalahan lain, di banyak gereja sekolah
minggu anak itu tidak mendapat perhatian. kalau guru sekolah
minggu contohnya diangkat boleh siapa saja. di antaranya adalah
orang yang kurang tahu soal mendidik anak atau belum pernah
punya anak atau masa anak-anaknya sendiri tidak bahagia. masa
anak adalah ketika menyerap pikiran yang akan terus diingat sampai
dewasa. sekolah minggu seperti itu tidak mustahil akan membuat
anak sekolah minggunya bodoh saudara.kalau acara di sekolah
minggu hanya menyanyi,mendengarkan cerita alkitab yang seperti
dongeng ceritera khayalan, kolekte dan juga mengejar hadiah untuk
natal. utamanya anak jadi makin besar percaya tidak bisa
membedakan antara cerita alkitab dan cerita khayal.ada guru-guru
Penerapan Teori Belajar Skiner 2
juga menakut-nakuti anak dengan neraka atau cerita yang ditambahi
misalnya ada anak nakal pada adiknya lalu diusir bapaknya. itulah
cerita ismael diusir nabi abraham menurut guru sekolah minggu.
anak-anak itu butuh bermain bukan Cuma duduk mendengarkan dan
ditakuti. guru sekolah minggu sering cerita tentang daud anak kecil
membunuh goliat raksasa, nabi dimakan ikan, cerita samson yang
kuat dirayu delilah, nabi moses membelah laut atau yesus
memberkati anak-anak. cerita itu memakai gambar lucu padahal
isinya kalau tidak diberi dengan pas bisa membuat anak takut orang
dewasa yang seperti kejam suka mengusir, tuhan suka menghukum
atau perempuan suka menipu.anak-anak bisa besar menjadi takut-
takut karena sekolah minggu yang keliru saudara! anak-anak zaman
sekarang banyak stres karena sekolah yang suka menghukum.
padahal juga banyak tugas dan sekolah mengatur semua seperti
seragam,mainan, pelajaran. sekolah minggu maksudnya seperti
gereja untuk anak-anak. tapi dalam gereja saja ada banyak
pertengkaran pengaruhnya lalu ke sekolah minggu. apa lalu yang
diajarkan guru sekolah minggu seperti seperti itu kalau demikian?
tidak lain seperti omongan buah jatuh tidak jauh dari pohon atau
sama saja!!saudara sekolah minggu sudah mestinya diasuh oleh
mereka yang bukan cuma punya rindu pelayanan tapi juga yang mau
menjadi guru yang artinya mereka mestinya tahu dulu apa itu dunia
pendidikan terutama pendidikan di indnesia ini.kalau saudara
Penerapan Teori Belajar Skiner 3
sekarang guru sekolah minggu atau mengurusi hal sekolah minggu
kita mesti lebih serius dalam hal ini karena bagaimana pendidikan
yang diatur sudah emakai program kurikulum dari resmi saja masih
hasilnya amburadul apalagi yang hanya modalnya rindu melayani
atau malah cuma cari kesempatan. saudara kita memang tahu
banyak gereja juga tidak peduli dengan sekolah minggu. ini apalagi
lebih parah lagi karena mereka nanti kalau anak-anak itu sudah
remaja muda dan dewasa dan akhirnya keliru tahu soal ajaran gereja
sendiri atau malah pindah jadi agama islam atau budaha atau
atheisme maka merka baru mengeluh. padahal itu salah mereka
sendiri bagaimana juga saudara. mengajari anak di sekolah minggu
sesuai usianya itu harus. banyak anak yang sekarang mereka malah
diajari menyanyi lagu-lagu orang dewasa yang artinua juga pastinya
mereka tidak mengerti. ini bukan hanya di lagu duniawi tapi juga di
lagu gereja, itu contoh kecil saja saudara. banyak penulis di sini juga
sepertinya begitu, mereka lebih suka debat-debat soal ajaran gereja
atau sebagainya dan hanya sedikit sekali yang bicara soal anak-
anak. coba dilihat siapa tahu orang-orang yang ngawur itu juga
akibat waktu sekolah minggu saja sudah salah diajarinya. lucu sekali
kan saudara kalau sampai sekarang sudah tua dan dewasa juga
masih tidak sadar. apa mau diteruskan sampai tuhan yesus
datang???seperti judul di atas sekolah minggu bikin anak bodoh
karena yang besarnya juga bodoh. jadi siapa mau tanggung jawab!
Penerapan Teori Belajar Skiner 4
Sesuai dengan latar belakang permasalahan diatas maka penulis
ingin membuat suatu kajian dengan judul : PENERAPAN TEORI
BELAJAR SKINNER OPERANT CONDITIONINGBAGI
PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH MINGGU GEREJA
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hasil Penerapan Teori Belajar Skinner Operant
ConditioningBagi Pembelajaran Anak Sekolah Minggu Gereja.
1.3 TUJUAN
Setelah melakukan pengkajian terhadap teori yang ada,
diharapakan dapat mengetahui tentang :
1. Penerapan Teori Belajar Skinner Operant ConditioningBagi
Pembelajaran Anak Sekolah Minggu Gereja
2. Pembelajaran anak sekolah minggu gereja
3. Teori Belajar Skinner Operant Conditioning.
Penerapan Teori Belajar Skiner 5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 MEMAHAMI PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH MINGGU
2.1.1 SEJARAH SINGKAT ANAK SEKOLAH MINGGU
Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di
tengah-tengah mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak
kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti
anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku,
ia menyambut Aku.” (Luk.18:2-5, TB-LAI.).
Robert Raikes, seorang wartawan, anak pemilik perusahaan koran
di Inggris suatu kali prihatin melihat keadaan kaum muda
gelandangan di kotanya, Gloucester. Hidup mereka setiap hari diisi
dengan berbuat kejahatan. Hal tersebut tidak saja membuat hidup
mereka menjadi sia-sia, namun juga meresahkan warga kota
karena banyaknya kejahatan yang dilakukan kaum muda.
Robert yakin bahwa pendidikan akan mengubah keadaan yang
buruk itu. Oleh karena itu pada tahun 1780, ia membuka kelas
pertamanya. Di hari Minggu itu, ia mengumpulkan anak-anak
gelandangan yang nakal itu dan mengajarkan mereka membaca
Penerapan Teori Belajar Skiner 6
dan menulis, sopan santun dan pelajaran agama. Hasilnya
memang baik. Angka kejahatan menurun drastis. Anak-anak itu
sangat menantikan hari minggu. Mereka sangat senang dengan
pendidikan yang diadakan oleh Robert Raikes itu.
Pada tahun 1872 mulailah digunakan International Uniform
Lessons (Bahan Alkitab untuk Sekolah Minggu yang
diseragamkan), namun sekolah minggu masih belum digarap
secara profesional, tujuannya hanya untuk memenangkan jiwa!
Baru pada akhir abad-19 sampai awal abad-20, muncul kesadaran
untuk menangani Sekolah Minggu secara lebih profesional. Ilmu
pendidikan mulai diterapkan. Pada 1922 berdiri International
Sunday School Council of Religious Education, yang pada tahun
1924 berubah nama menjadi International Council of Religious
Education. Dengan berdirinya lembaga itu, Sekolah Minggu
menjadi lebih maju dengan teori pendidikan modern yang melihat
pendidikan yang berpusat kepada anak, dan bukan kepada guru.
Pada tahun 1930, muncul juga kesadaran bahwa keluarga ikut
berperan serta dalam penyelanggaraan sekolah minggu.
Kedekatan orang tua dan anak (baik dari segi waktu maupun
kualitas) akan memberi hasil pembinaan yang baik.
Memahami sejarah sekolah minggu yang demikian, kita dapat
menangkap beberapa hal berikut:
Penerapan Teori Belajar Skiner 7
1. Gereja dipanggil secara nyata untuk membawa damai
sejahtera Allah
2. Gereja dipanggil bukan hanya mengajarkan Alkitab kepada
anak-anak, tetapi juga menumbuhkembangkan seluruh
(totalitas) diri anak. Artinya, pembinaan yang menyeluruh
(holistik) tidak sekedar pengetahuan Alkitab, dan hidup
percaya kepada Kristus, tetapi juga mendidik mengajarkan,
cara hidup dan kasih Yesus, kesopanan, tata susila
bermasyarakat bagi seluruh kehidupan anak.
3. Dalam menjawab persoalan dan tantangan kekinian yang
dihadapinya, gereja mesti mengupayakan sekolah minggu
yang sesuai dengan konteks, yang mampu menjawab
tantangan jaman, dan yang membumi.
2.1.2METODE PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH MINGGU.
1. TANYA-JAWAB
Menurut Anda, metode apa yang paling efektif di dalam
meningkatkan partisipasi di dalam kelas Anda? Apa yang dapat
Anda lakukan untuk tetap menjaga proses pengajaran tetap
berlangsung, sekaligus juga mengundang tanggapan dari kelas
Anda?
Dari metode yang kita pelajari sejauh ini, kita telah membahas
banyak hal yang telah digunakan Yesus tapi kita belum sampai
Penerapan Teori Belajar Skiner 8
pada satu metode yang paling sering digunakan Yesus.Di
dalam Injil Sipnotik, ada sekitar 1.500 ayat yang berisi
perkataan Yesus--yang ditujukan pada sekelompok orang
maupun pribadi. Di dalam ayat-ayat itu, Yesus melontarkan
lebih dari 200 pertanyaan. Itu artinya, rata-rata satu pertanyaan
untuk setiap delapan ayat.Salah satu alat paling efektif yang
digunakan Yesus di dalam mengajar adalah memberi
pertanyaan pada pendengar-Nya. Kadang-kadang pertanyaan
itu bersifat retoris, kadangkala jelas, kadangkala
membingungkan. Dia adalah ahlinya dalam membuat
pertanyaan yang baik dan Dia sering menggunakannya.
Sebuah pertanyaan adalah alat mengajar yang hebat dan
produktif karena memaksa pendengar untuk melibatkan diri
dalam proses pembelajaran, mengevaluasi apa yang mereka
dengar dan biasanya merumuskan opini untuk diri mereka
sendiri
Lihatlah beberapa pertanyaan Yesus yang mendalam. Ada yang
dilontarkan kepada pengikut-Nya, ada yang diajukan kepada
pengkritik-Nya. Beberapa di antaranya untuk mencerahkan,
sedangkan yang lain untuk menegur.
2. DISKUSI
Selama ini berkembang pemahaman bahwa pembelajaran
hanya bisa terjadi ketika guru atau pengajar yang berbicara.
Penerapan Teori Belajar Skiner 9
Padahal sesungguhnya tidaklah demikian. Kita telah belajar
bahwa dengan melontarkan pertanyaan yang tepat, kita bisa
mengajar tanpa banyak berbicara. Cara lain untuk melakukan
ini adalah dengan metode diskusi.
Pada dasarnya, sebagai metode pengajaran, diskusi dapat
dibagi menjadi tiga kategori. Ketiga-tiganya sudah sangat
umum.
Diskusi Terarah, dimana pengajar dengan tujuan tertentu
di dalam pikirannya berusaha mengarahkan murid-murid
dalam perjalanan interaktif ke arah kebenaran. (contoh,
seorang ayah yang memimpin diskusi bersama anak-
anaknya di meja makan tentang perlunya mematuhi orang
tua ketika keluarga itu pergi berbelanja).
Diskusi Terpandu dimana pengajar mendorong kelompok
untuk mengenali kebenaran ketika mereka bersama-sama
mencarinya dalam isi, perikop atau topik tertentu.
(Contohnya ketika dua orang bersahabat bersama-sama
mempelajari Alkitab, membuat komitmen menempatkan
firman Tuhan sebagai otoritas yang sejati dan bertekad
untuk melaksanakannya).
Diskusi Acak, dimana ada kebebasan total dalam
berdiskusi dan tidak ada panduan atau arahan sama sekali.
Soal penemuan dan pengenalan kebenaran semata-mata
Penerapan Teori Belajar Skiner 10
berkaitan dengan kesepakatan umum (hal ini kadangkala
ditemui dalam kelompok kecil yang membahas masalah
tertentu. Setiap orang membagikan "kearifan" pribadi dan
tujuannya bukanlah mencari kebenaran, melainkan untuk
mengekspresikan diri).
3. DRAMA
Bayangkanlah situasi ini : dua orang guru akan
mengajarkan dosa yang dibuat Daud bersama Betsyeba.
Seorang guru memilih metode ceramah. Guru yang lain memilih
berperan sebagai Daud. Dia lalu mencurahkan isi hatinya
sebagai Daud secara monolog( bahan diambil dari 1 Samuel
dan Mazmur). Coba tebak siapa yang lebih berpeluang menarik
perhatian?
Drama adalah salah satu metode pengajaran yang sangat
berguna untuk menangkap perhatian, mengaduk-aduk emosi,
memaparkan suatu masalah dan menyadarkan adanya
kebutuhan tertentu. Tapi ingat , tujuannya bukanlah untuk
membuat presentasi yang dramatis, melainkan menggunakan
drama untuk menjangkau pendengar kita.
Yang dimaksud dengan drama, termasuk pula: akting, main
peran, pantomim, interaksi spontan dan pertunjukkan drama
secara penuh. Elemen-elemen drama ini pernah dipakai Yesus
ketika menghadapi orang yang gagap-tuli (Mrk. 7:31-35).
Penerapan Teori Belajar Skiner 11
Bukankah Yesus harus membuat bahasa isyarat seperti
pantomim ketika Dia berusaha berkomunikasi dengan orang
yang tidak bisa bicara dan tidak bisa mendengar?
4. PROYEK/PENUGASAN
Di dalam pelayanan-Nya, Yesus berupaya mengajar dan
melatih sekelompok orang untuk melaksanakan Amanat Agung.
Mula-mula , Yesus menjelaskan apa yang harus dikerjakan para
murid. Setelah itu, Dia memberi teladan bagaimana
mengerjakannya. Kemudian Dia memberi tugas (proyek) untuk
mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari dari Dia. Ini yang
disebut proyek. Proyek adalah kesempatan dimana
pembelajaran terjadi melalui pengerjaan tugas.
Pengajaran yang sejati perlu diterjemahkan secara nyata dalam
kehidupan pendengarnya; tanpa itu, pengajar hanya sekadar
menghibur atau mengganggu pendengarnya. Proyek akan
membantu pendengarnya dengan cara praktis menerapkan
kebenaran itu, dengan membawa mereka dari sekadar
mendengar apa yang dikatakan menjadi mengalaminya secara
langsung.
Penerapan Teori Belajar Skiner 12
2.2MEMAHAMI TEORI BELAJAR SKINNER OPERANT
CONDITIONING
2.2.1 Latar Belakang Teori Skinner
B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai
tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung
(directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui
proses operant conditioning.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari
guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill)
dan latihan (exercise). Manajemen kelas menurut Skinner adalah
berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification)
antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi
imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu
proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif)
yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang
kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan
dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam
pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus
tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan
adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang
Penerapan Teori Belajar Skiner 13
dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung
mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa
maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen
adalah penguat positifnya.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium,
Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang
disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung
makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat
dialiri listrik.Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha
keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-
kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol,
makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara
bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus,
proses ini disebut shaping.Berdasarkan berbagai percobaannya
pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur
terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement).
Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan
stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan
positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan
terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan
negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.
Penerapan Teori Belajar Skiner 14
Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen,
kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala
untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan
negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
2.2.2 BEBERAPA PRINSIP BELAJAR SKINNER
Beberapa Prinsip Belajar Skinner antara lain:
Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika
salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas
sendiri.
Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun
ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya
hukuman.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan
sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal
variable rasio reinforcer.
Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Penerapan Teori Belajar Skiner 15
2.2.3 PROSEDUR TEORI SKINNER
Prosedur Teori Skinner adalah sebagai berikut :
Mempelajari keadaan kelas berkaitan dengan prilaku siswa.
Membuat daftar penguat positif.
Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari
serta jenis penguatnya.
Membuat program pembelajaran berisi urutan prilagu yang
dikehendaki, penguatan,waktu mempelajari prilaku, dan
evaluasi.
2.2.4 TEKNIK – TEKNIK PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI
OPERAN CONDITIONING
Teknik – teknik pembelajaran berdasarkan teori Operan
Conditioning :
1. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan
menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku
positif akan diperkuat dan perilaku negative akan dikurangi.
2. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku
yang lebih disukai oleh siswa. Perilaku yang kena hukuman dan
kegiatan luar sekolah dapat dijadikan penguat.
3. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku serta jenis
penguatannya.
Penerapan Teori Belajar Skiner 16
4. Keempat, membuat program pembelajaran. Program
pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki,
penguatan, waktu mempelajari perilaku dan ebaluasi. Dalam
melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku
dan penguatan yang berhasil dan tidak berhasil.
2.2.5 APLIKASI TEORI SKINNER DALAM PEMBELAJARAN
Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran meliputi :
Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara
organis.
Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika
salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
Materi pelajaran digunakan sistem modul.
Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk
mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin
meningkat mencapai tujuan.
Penerapan Teori Belajar Skiner 17
Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku
operan.
Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan
secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap
anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat
sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat,
administrasi kompleks.
2.2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI SKINNER
A. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap
anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya
sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan
akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
B. Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat
membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah
kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan
belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery
learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Penerapan Teori Belajar Skiner 18
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah
penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk
mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik
adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari
perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan
hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan,
cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi
didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara
di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata
pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai
dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu
kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi
yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang
bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga
Penerapan Teori Belajar Skiner 19
BAB III
KESIMPULAN
1. Sekolah Minggu Gereja Kristen adalah kegiatan pembelajaran Agama
Kristen untuk anak-anak dari balita hingga kelas 6 tingkat sekolah
dasar. Dalam kegiatan sekolah minggu ini masih belum menggunakan
media khusus sekolah minggu yang beragam. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kualitas kegiatan sekolah minggu dan menarik minat
anak-anak untuk lebih aktif dan rajin datang ke sekolah minggu,
dibuatlah media pembelajaran untuk kegiatan sekolah minggu.
2. Memahami sejarah sekolah minggu yang ada, kita dapat menangkap
beberapa hal berikut:
Gereja dipanggil secara nyata untuk membawa damai sejahtera
Allah.
Gereja dipanggil bukan hanya mengajarkan Alkitab kepada anak-
anak, tetapi juga menumbuhkembangkan seluruh (totalitas) diri
anak. Artinya, pembinaan yang menyeluruh (holistik) tidak sekedar
pengetahuan Alkitab, dan hidup percaya kepada Kristus, tetapi
juga mendidik mengajarkan, cara hidup dan kasih Yesus,
kesopanan, tata susila bermasyarakat bagi seluruh kehidupan
anak.
Dalam menjawab persoalan dan tantangan kekinian yang
dihadapinya, gereja mesti mengupayakan sekolah minggu yang
Penerapan Teori Belajar Skiner 20
sesuai dengan konteks, yang mampu menjawab tantangan jaman,
dan yang membumi.
3. Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses
penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau
menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan
dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian
Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu
4. Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak
didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman.
Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik
sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
5. Teori Belajar Skinner Operant Conditioning sangat tepat untuk
diterapakan Bagi Pembelajaran Anak Sekolah Minggu Gereja, karena
pada memebelajaran ini dapat membuat para pembelajar lebih baik
terpusat pada anak didik.
Penerapan Teori Belajar Skiner 21
DAFTAR PUSTAKA
Dakir. 1993. Dasar –dasar psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Dimyati,Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka
Cipta.2009.
Hawadi, Reni Akbar. Psikologi Perkembangan Anak:Mengenal sifat, bakat
dan kemampuan anak. Jakarta:Grasindo. 2001
http://www.sabdaspace.org/sekolah_minggu_bikin_anak_bodoh
http://sabda.org/pepak/node/6697
http://www.gurusekolahminggu.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=67:metode&catid=31:arti
kell&Itemid=56
http://www.gkihalimun.org/kegiatan-pembangunan-jemaat/artikel-bina-
iman/sekolahminggudangurusekolahminggu
Kadarmanto, Ruth S. Tuntunlah ke Jalan yang Benar: Panduan Mengajar
Anak diJemaat. Jakarta:STTJ dan BPK-GM. 2004
Lie, Paulus. Mereformasi Sekolah Minggu. Yogyakarta:Andi Offset. 2003
Lie, Paulus. Teknik Kreatif dan terpadu dalam mengajar Sekolah Minggu.
Yogyakarta: AndiOffset. 2003
Lie, Paulus. Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif. Yogyakarta:Andi
Offset. 1997
Skinner, B.F. 2002. Operant Conditioning. B. F. Skinner Foundation. All
Rights Reserved,
Soekamto, Toeti. 1986. Teori belajar dalam sistem instruksional. Makalah
disampaikan pada pelatihan sistem instruksional di Pustekkom
Penerapan Teori Belajar Skiner 22
Penerapan Teori Belajar Skiner 23