penerapan strategi pembelajaran think talk write...
TRANSCRIPT
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS NARASI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGSEM II NO 172
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
YULIA FATMAWATI
A 510 090 115
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
iii
3
ABSTRAK
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS NARASI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGASEM II NO 172
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.
Yulia Fatmawati A 510090115. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas menulis narasi
siswa kelas V SD Negeri Karangasem II No 172 Surakarta tahun ajaran
2012/2013 dalam pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan strategi
pembelajaran think talk write dengan menggunkan media gambar berseri. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah guru
kelas dan siswa kelas V SD Negeri Karangasem II No 172 Surakarta yang
berjumlah 43 siswa ( 28 putra 15 putri). Objek penelitian ini adalah strategi
pembelajaran Think Talk Write dan media gambar berseri. Sumber data yang
digunakan yaitu: tempat dan peristiwa, informan, dan dokumen. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan (observasi), wawancara,
tes/pemberian tugas menulis dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi
tahap: identifikasi masalah, analisis masalah, penyusunan rencana tindakan,
implementasi tindakan, dan penyusunan laporan. Pelaksanaan penelitian dimulai
dari survei awal, siklus I sampai siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap,
yakni (1) perencanaaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi tindakan
dan (4) analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai
pengajar dan guru kelas sebagai pengamat. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kreativitas menulis narasi. Terlihat dari
meningkatnya kreativitas yang dimiliki siswa selama pembelajaran yakni: 1)
keutuhan meningkat sebesar sebanyak 19 siswa atau sebesar 44,19% dari 20
siswa atau sebesar 46,51% menjadi 39 siswa atau sebesar 90,70%, 2) kepaduan
mengalami peningkatan sebanyak 34 siswa atau sebesar 79,07% dari 4 siswa
atau sebesar 9,30% menjadi 38 siswa atau sebesar 88,37%, 3) ejaan dan tanda
baca meningkat sebanyak 34 siswa atau sebesar 79,07% dari 2 siswa atau 4,65%
menjadi 36 siswa atau sebesar 83,72%. Peningkatan hasil menulis narasi dalam
pembelajaaran meningkat sebanyak 35 siswa atau sebesar 81,40% dari 8 siswa
atau sebesar 18,60% menjadi 43 siswa atau sebesar 100%. Hal ini membuktikan
bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran think talk write mampu
meningkatkan kreativitas menulis narasi selama pembelajaran dan sekaligus
meningkatkan hasil menulis siswa.
Kata kunci: Strategi pembelajaran think talk write, media gambar seri, kreativitas
menulis narasi.
4
A. Pendahuluan
Pembelajaran keterampilan menulis pada jenjang sekolah dasar merupakan
langkah awal menuju tingkat lanjut ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Kemampuan menulis ini diajarkan di SD kelas I sampai kelas VI. Melalui tahap
menulis diharapkan dapat membangun keterampilan menulis lebih baik lagi, tetapi
pada kenyataannya kemampuan menulis siswa masih rendah dengan kegiatan
berbahasa lainnya.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan tanggal 4 Januari 2013
pada guru kelas dan siswa kelas V SD Negeri Karangasem II menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa kurang kreatif dalam menulis narasi, dikarenakan pada saat
pembelajaran menulis narasi umumnya guru menyampaikan teori menulis dan
kurang memberi kesempatan menulis kepada siswa. Fenomena ini menjadikan
siswa kurang termotivasi dan kreatif dalam menulis narasi. Akibatnya siswa
sedikit demi sedikit akan merasakan kesulitan dalam mengolah kosakata dan
menungkan gagasan serta ide dalam bentuk tulisan.
Alasan mengapa strategi pembelajaran think talk write sangat berarti
dalam menciptakan pembelajaran menulis narasi, karena pada saat guru ingin
mencapai tujuan pembelajaran dalam strategi think talk write ini guru bisa
menyampaikan materi dengan mebuat siswa lebih berinteraksi dengan teman
untuk berfikir, berbiacara dan menulis gagasan yang telah dibicarakan
sebelumnya. Hal ini dapat membuat siswa dengan mudah memahami materi-
materi pembelajaran tersebut karena disajikan lebih konkret.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam peneliti mengangkat judul
“Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
media gambar berseri untuk meningkatkan kreativitas menulis narasi pada siswa
kelas V SD Negeri Karangasem II No 172 Surakarta Tahun ajaran 2012/2013”
5
Menurut Huinker dan Laughin ( dalam Martinis Yamin, 2008:84) strategi
pembelajaran pada dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara dan menulis.
Alur kemajuan TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog
dengan dirinya temannya setelah proses membaca selanjutnya berbicara dan
membagi ide dengan temannya sebelum menulis.
Think Talk Write dikembangkan dari pendekatan kooperatif sehingga
suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok hiterogen antar 3-
5 orang siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan
kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian
mengungkapkannya melalui tulisan. Tahapan pembelajaran yang dilakukannya
adalah:
1. Pikir (Think)
Aktivitas berpikir siswa dapat dilihat ketika dalam pembelajaran
terdapat kegiatan yang memancing siswa untuk memikirkan sebuah
permasalahan baik dengan cara guru atau siswa melakukan demonstrasi,
membaca buku paket, atau artikel yang berkaitan dengan pokok bahasan.
2. Bicara (Talk)
Siswa melakukan komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi
kelompok membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan
sehingga diperoleh solusi kelompok untuk didiskusikan kembali dalam diskusi
kelas
3. Menulis (Write)
Tahap terakhir adalah menulis (write), siswa menuliskan hasil diskusi
pada lembar kerja siswa.
Langkah-langkah penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW):
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 3-5 orang secara heterogen.
2. Guru membagi teks bacaan berupa Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) memuat
soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya.
6
3. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan dan hal-hal yang
diketahuinya secara individual. (Think)
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi
catatan (Talk)
5. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman kedalam
tulisan narasi. (Write)
Gambar chart berseri (flipchart) sebenarnya sama dengan chart tunggal,
perbedaannya adalah pada chart berseri serangkaian beberapa lembar gambar
merupakan satu komponen/ kesatuan informasi yang disajikan secara berurutan
dengan cara ditumpuk atau dibendel menjadi satu. Media flipchart bisa diisi pesan
dalam bentuk huruf, gambar diagram, dan angka.
Supriadi (dalam Yeni R, 2010: 13) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Menurut Yuyun dalam Muslich, Masnur (2010: 131) menggolongkan
indikator kreativitas menulis narasi, antara lain: Keutuhan, siswa dikatakan kreatif
jika telah menceritakan gambar secara urut atau kronologis berdasarkan
rangkaian gambar sehingga menjadi karangan yang utuh. 2) kepaduan, siswa
dikatakan kreatif jika telah menghubungkan antar kalimat dengan kata
sambung/pengulangan kata kunci atau rujukan yang sesuai. 3) ejaan dan tanda
baca, siswa dikatakan kreatif jika pada karangannya tidak terdapat kesalahan
struktur kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca.
Lado (dalam Isah, 2006: 97) mengemukakan menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut.
Karangan narasi (berasal dari narration= bercerita) adalah suatu bentuk
tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan merangkaikan tindak-tanduk,
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. (Finoza, Lamuddin, 2001: 194).
7
B. Metode penelitian
Sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah
Sekolah Dasar Negeri Karangasem II Surakarta, ini dilaksanakan pada awal
semester genap (Dua) awal januari sekitar tanggal 4 sampai 15 Januari 2013.
Jenis penelitian ini yang dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
menjadi subyek adalah Guru dan siswa kelas V SD N Karangasem II
Surakarta dengan jumlah siswa 43 siswa, 28 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan.
Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes, wawancara
dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Rubino Rubiyanto (2011: 68) observasi adalah cara
mengumpulkan data dengan jalan langsung terhadap objek yang diteliti.
Observasi penelitian ini menggunakan observasi partisipasif, dalam
penelitian ini peneliti berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Observasi ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kreativitas
menulis narasi dengan menerapkan strategi pembelajaran think talk write
dan media gambar berseri.
2. Dokumentasi
Menurut Riduwan (2012:31) mengemukakan bahwa dokumentasi
ditujukan untuk memperoleh data langsung dari temapat penelitian,
meliputi adalah buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter.
8
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
data mengenai silabus Bahasa Indonesia kelas V SD, daftar nama siswa
kelas V SD Negeri Karangasem II Surakarta, daftar tes kognitif Bahasa
Indonesia, dan foto-foto siswa kelas V saat menerima tindakan.
3. Wawancara
Sedangkan menurut sukardi (dalam Rubino Rubiyanto, 2011: 67)
adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawa secara langsung
berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab
secara lisan pula.
Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh informasi yang
lebih mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan penelitian ini.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan
membuat lembar wawancara terlebih dahulu.
4. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok
Tes digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa
berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes. Dari tes ini akan
diketahui sejauh mana siswa telah kreatif dalam menungkan gagasannya
dalam bentuk tulisan narasi. Pemberian tes dapat dilakukan empat kali
disetiap pertemuannya selama pelaksanaan tindakan.
Dalam validitas data peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber
dan triangulasi tekhnik. Triangulasi sumber mempunyai arti bahwa untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Dalam penelitian ini triangulasi sumber data adalah hasil observasi guru dan
9
siswa kelas V SD Negeri Karangasem II pada saat berlangsung. Data tersebut
digabungkan untuk diketahui kevalidannya. Trianglasi teknik mempunyai arti
bahwa peneliti menggunakn teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Misalnya peneliti
menggunakan metode tes, observasi, dokumentasi dan wawancara untuk
mengumpulkan data dari sumber yang sama lalu dibandingkan untuk
mengetahui kevalidannya.
Analisis data Penelitian Tindakan Kelas menurut model Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2010: 92) dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok
memfokuskan pada hal-hal penting mencari tema dan pola serta
membuang yang dianggap tidak perlu.
2. Display data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian
data (display data). Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah
dipahami.
3. Mengambil kesimpulan lalu diverifikasi
Pengambilan kesimpulan dari proses reduksi data dan display,
sehingga data dapat disimpulkan, pengambilan kesimpulan harus teruji
kebenarannya dengan data lapangan atau dengan merefleksi kembali.
Setelah itu penyusunan kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai hasil
laporan.
10
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada perencanaan sebelum tindakan peneliti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I maupun siklus II sesuai dengan
materi untuk dua kali pertemuan, media pembelajaran, evaluasi, refleksi dan
menyiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan tindakan siklus I sesuai RPP dilaksanakan dua kali
pertemuan pertama pada hari Senin 7 Januari 2013, pukul 09.30 – 11.00 WIB.
Pertemuan kedua pada hari Jumat 11 Januari 2013, pukul 08.00 – 09.15 WIB.
Pelaksanaan tindakan siklus II sesuai RPP dilaksanakan dua kali pertemuan,
pertemuan pertama pada hari Senin 14 Januari 2013, pukul 09.30 – 11.00
WIB. Pertemuan kedua pada hari Selasa, 15 Januari 2013, pukul 09.30 –
11.00 WIB. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas menulis narasi pada
siswa peneliti menggunakan strategi pembelajaran think talk write dengan
media gambar berseri, peneliti membuat gambar berseri yang setiap
kelompok berbeda dan membuat kliping karangan narasi. Siswa dibagikan
gambar berseri untuk diurutkan sesuai urutannya setelah itu siswa membuat
kerangka karangan dengan melihat gambar berseri dan kerangka karangan
tersebut dikembangkan menjadi karangan yang utuh.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II melalui
penerapan strategi pembelajaran think talk write dengan menggunakan media
gambar berseri yang dilaksanakan di SD Negeri Karangasem II Surakarta
dapat meningkatkan kreativitas menulis narasi yang berdampak pada
peningkatan hasil menulis narasi siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
peningkatan kreativitas menulis narasi siswa dari prasiklus, siklus I, sampai
siklus II.
Berdasarkan hasil menulis narasi pada siklus I diketahui bahwa
tindakan yang dilakukan peneliti berupa panerapan strategi think talk write
dengan menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan hasil
11
menulis narasi dibandingkan hasil prasiklus tetapi meningkat tetapi
belummencapai KKM. Maka dari itu peneliti bermaksud untuk melanjutkan
ke siklus II dengan kegiatan yang sama namun mendesain kelas dengan
materi yang sama dengan siklus selanjutnya.
Indikator kreativitas menulis narasi meliputi: (1) keutuhan, (2)
kepaduan. (3) ejaan dan tanda baca. Aspek keutuhan pada karangan sebelum
tindakan (prasiklus) yaitu 20 siswa yang kreatif atau sebesar 46,51%. Pada
siklus I pertemuan 1 meningkat menjadi 23 siswa yang kreatif atau sebesar
53,49%. Pada siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 25 siswa tau 58,14%.
Setelah dilakukan tindak lanjut pada siklus I kreativitas menulis narasi
mengalami peningkatan. Pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 28
siswa atau 65,12%, dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 39
siswa atau 90,70%.
Aspek kepaduan pada sebelum tindakan yaitu 4 siswa atau sebesar
9,30%. Pada siklus I pertemuan 1 meningkat menjadi 21 siswa atau 48,84%.
Pada siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 23 siswa atau 53,49%. Setelah
dilakukan tindak lanjut pada siklus I kepaduan menulis narasi dalam
pembelajaran siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 29 siswa yang kreatif
atau 67, 44%. Pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 38 siswa atau
88,37%.
Aspek kreatif terhadap ejaan dan tanda baca pada karangan sebelum
tindakan terdapat 2 siswa atau 4,65%. Pada siklus I pertemuan 1 meningkat
menjadi 18 siswa atau 41, 86%. Pada siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi
22 siswa atau 51,16%. Setelah dilakukan tindak lanjut pada siklus I kepaduan
terhadap ejaan dan tanda bacadalam siklus II mengalami peningkkatan. Pada
siklus II pertemuan1 yaitu 29 siswa atau 67,44% dan pada siklus II pertemuan
2 yaitu 36 siswa atau 83,72%.
Selain kreativitas menulis, hasil menulis siswa juga mengalami
peningkatan, nilai menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Karangasem II
12
Surakarta dengan menerapkan strategi pembelajaran Think talk Write dengan
menggunakan media gambar berseri, sebelum tindak (prasiklus) yaitu sebesar
18,60% atau sebanyak 8 siswa yang mencapai KKM. Pada siklus I pertemuan
1 meningkat menjadi 20 siswa atau sebesar 46,51%, pada siklus I pertemuan
2 meningkat menjadi 22 siswa atau 51,16%. Setelah dilakukan tindak lanjut
pada siklus I terhadap hasil menulis narasi siswa siklus II juga mngalami
peningkatan dari siklus II pertemuan 1 siswa yang nilainya melebihi KKM
sebanyak 29 siswa atau sebesar 67,44%, pada siklus II pertemuan 1 terdapat
siswa yang melebihi KKM sebanyak 43 siswa atau sebesar 100%.
D. SIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kreativitas mengurutkan gambar berseri secara utuh dari prasiklus sampai
siklus II mengalami peningkatan berturut-turut, yakni 20 siswa atau
46,51% , 23 siswa atau sebesar 53,49%, 25 siswa atau sebesar 53,49%, 28
siswa atau sebesar 65,12%, sebanyak 39 siswa atau sebesar 90,70%. Hal
ini diindikatori siswa memberikan respon saat mengurutkan gambar
berseri mengalami peningkatan sebanyak 19 siswa atau sebesar 44,19%.
2. Kreativitas dalam memadukan kata antar kalimat dihubungkan dengan
kata sambung/ pengulangan kata yang sesuai mengalami peningkatan
berturut-turut dari prasiklus sampai siklus II, yakni 4 siswa atau sebesar
9,30%, 21 siswa atau sebesar 48,84%, 23 siswa atau sebesar 53,49%, 29
siswa atau sebesar 67,44%, 38 siswa atau sebesar 88,37%. Pada
kreativitas kepaduan meningkat sebanyak 34 siswa atau sebesar 79,07%.
3. Kreativitas dalam menggunakan ejaan dan tanda baca pada karangan. Hal
ini diindikatori tidak terdapat kesalahan struktur kalimat, penggunaan
ejaan dan tanda baca dari pengamatan yang belum kreatif dalam
menggunakan ejaan dan tanda baca pada karangan mengalami peningkatan
berturut-turut, yakni 2 siswa atau 4,65%, 18 siswa atau sebesar 41,86%, 22
siswa atau sebesar 51,16%, 28 siswa atau sebesar 65,12%, 36 siswa atau
13
sebesar 83,72%. Pada indikator kreativitas ini mengalami peningkatan
sebanyak 34 siswa atau sebesar 79,07%.
4. Siswa yang mencapai ketuntasan hasil menulis narasi dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia menulis karangan narasi menggunakan media gambar
berseri dan strategi Think Talk Write mengalami peningkatan berturut-turut
yakni: 8 siswa atau sebesar 18,60%, 20 siswa atau 46,51%, 22 siswa atau
sebesar 51,16%, 29 siswa atau sebesar 67,44%, 43 siswa atau sebesar
100%. Hasil menulis narasi meningkat sebesar 81,40% dari 18,60%
menjadi 100%. Ini artinya jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari
atau sama dengan 70 dalam tes yang dilaksanakan pada akhir
pembelajaran secara individu bertambah 30 siswa dari 35 menjadi 43
siswa.
5. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Finoza, Lamuddin. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
Media.
Cahyani, Isah dkk. 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI
PRESS.
Martinis Yamin dan Bansu I Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan
Kemampuan Indivisual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Muslich, Masnur. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yeni Rachmawati & Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak. Jakarta: Kencana Media Group